Oleh:
Kelompok 8
Febri Nuzul ilmi
010314815158043
Ely Riani
010314815158044
Dzul Karomah
010314815158074
Agung Zazfrullah
010314815158086
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016
telah
memainkan
peran
penting
dalam
keberhasilan
kegiatan
seremonial
atau
upacara
yang
gegap-gempita
untuk
merayakannya.
Tetapi mengapa, bahkan sampai sekarang perencanaan pembangunan
masih saja diliputi oleh semacam aura mmistik dan suatu keyakinan yang kuat
atas keberhasilannya? Itu karena, pada dasarnya perencaan pembangunan secara
terpusat dipercaya oleh kalangan luas sebagai mekanisme kelembagaan dan
organisasional yang penting, dan bahkan satu-satunya, guna mengatasi berbagai
Konsep-Konsep Dasar
Perencanaan ekonomi adalah upaya-upaya yang dilakukan secara sengaja
menerapkan fungsi pasar serta perencanaan negara secara sekaligus. Sistem ini
dicirikan oleh adannya sebuah pengaturan institutional dimana sebagian sumber-
sumber daya produktif dimiliki dan dikelola oleh sektor swasta, sedangkan
sebagian lagi oleh sektor publik alias pemerintah.
Kepemilikan sektor swasta biasanya meliputi empat jenis atau empat bentuk
kepemilikan pribadi yang berbeda, yaitu:
1. Sektor subsisten tradisional.
2. Unit-unit usaha milik individi atau keluarga yang bergerak dalam bidang
penyediaan barang dan jasa secara kecil-kecilan.
3. Perusahaan perusahaan komersial yang berukuran menengah dalam
bidang pertanian, industri, perdagangan, dan pengangkutan.
4. Perusahaan-perusahaan manufaktur besar dengan modal patungan atau
yang seluruh modalnya bersumber dari luar negeri.
Dalam kaitannya dengan pengaturan kelembagaan seperti itu, kita dapat
melihat adanya dua komponen pokok dalam perencanaan pembangunan di negaranegara yang menganut sistem perekonomian campuran. Kedua komponen itu
adalah sebagai baerikut:
1. Keputusan pemerintah yang sengaja menggunakan tabungan domestik dan
dana-dana keuangan dari luar negeri untuk diinvestasikan pada proyekproyek pemerintah
2. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung dapat
merangsang dan dapat mengendalikan kegiatan ekonomi sektor swasta.
pembangunan secara luas itu bertolak dari sejumlah alasan atau logika ekonomi
dan institutional yang bersifat mendasar. Dari sekian banyak logika, kita bisa
menunjuk empat buah diantaranya yang paling dikemukakan sebagai berikut:
Kegagalan Pasar. Pasar-pasar diberbagai negara-negara berkembang
diliputi oleh banyak kelemahan dan kekurangan, baik itu yang menyangkut
asspek-aspek struktural maupun operasionalnya. Alasan Kegagalan Pasar ini
merupakan logika yang paling sering diajukan guna membenarkan peranan
pemerintah yang lebih gencar dalam pengelolaan perekonomian nasional di
banyak negara berkembang. Ada tiga bentuk umum kegagalan pasar yaitu: 1)
pasar tidak berfungsi secara layak atau tidak ada paar sama sekali, 2) pasar yang
ada menyebabkan terjadinya alokasi sumber daya yang tidak efisien, 3) hasil dari
kinerja pasar yang ada tidak sesuai dengan tujuan-tujuan sosial.
Mobilisasi dan Alokasi Sumber Daya. Perekonomian di negara-negar
Dunia Ketiga pada umumnya tidak memiliki banyak sumber-sumber daya
keuangan dan tenaga kerja terampil sehingga mereka jelas tidak bisa menyianyiakan dalam kegiatan usaha yang tidak produktif. Tenaga kerja terampil harus
digunakan di tempat-tempat dimana sumbangan mereka akan maksimal.
Dampak Perilaku atau Psikologis. Seringkali deikemukakan bahwa
suatu pernyataan teinci mengenai tujuan-tujuan ekonomi dan sosial yang ingin
dicapai oleh suatu negara dalam bentuk perencanaan pembangunan yang spesifik
dapat menimbulkan dampak-dampak perilaku atau psikologis terhadap penduduk
dari negara yang bersangkutan.
Bantuan Luar Negeri. Adanya suatu perumusan rencana pembangunan
secara terinci acapkali menjadi syarat yang harus dipenuhi pemerintah dari suatu
negara-negara Dunia Ketiga untuk memperoleh bantuan luar negeri, baik dalam
kerangka bilateral maupun multilateral.
berrvariasi itu dapat dipilah-pilah menjadi ddua kategori dasar yaitu: 1) modelmodel pertumbuhan agregrat, yang meliputi aneka perkiraan makroekonomis
mengenai perubahan variabel-variabel ekonomi pokok yang direncanakan atau
yang dibutuhkan, dan 2) model input-output multisektor dan model ekuilibrium
umum yang dapat dihitung antara lain menentukan dampak dari produksi, sumber
daya, tenaga kerja, dan devisa terhadap serangkaian target permintaan akhir
tertentu dalam kerangka kerja arus produk antarindustri di suatu negara yang
konsisten.
Model Pertumbuhan Agregat: Memproyeksikan Variabel-Variabel Makro
Model perencanaan yang pertama dan paling mendasar yang digunakan di
hampir semua negara-negara berkembang adalah Model Pertumbuhan Agregat.
(11.1)
Dimana K(t) = cadangan modal pada waktu t, sedangkan Y(t) = jumlah output
(GNP) pada waktu t, dan simbol k adalah rasio modal output rata-rata. Kemudian
diasumsikan bahwa suatu bagian yang tetap (s) sari output (Y) selalu ditabung (S),
sehingga rumus menghitungnya sebagai berikut:
I(t) = K(t + 1) K(t) + K(t) = sY = S(t)
(11.2)
Dimana I(t) = investasi bruto pada waktu t dan = bagian dari cadangan modal
yang mengalami depresiasi pada setiap periode. sekarang apabila g merupakan
tingkat pertumbuhan output yang menjadi target, maka:
g=
Y ( t+ 1 )Y (t )
Y (t )
Y (t )
Y (t)
(11.3)
selanjutnya kita dapat menduga bahwa modal pasti tumbuh dalam laju yang
sama, sehingga dapat diketahui bahwa:
K
K
K Y
K
( K /Y ) Y
K
Y
K
(11.4)
Dengan menggunakan persamaan 11-2, sekali lagi kita sampai pada pernyataan
dasar dari model pertumbuhan Harrod-Domar:
sY K
K
g=
s
K
(11.5)
Terakhir, karena pertumbuhan output dapat juga dinyatakan sebagai jumlah
pertumbuhan angkatan kerja (n) dan tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga
kerja (p), maka persamaan 11-5 dapat ditulis ulang untuk kepentingan
perencanaan yang lebih spesifik sebagai berikut:
n+p=
s
K
(11.6)
(11.7)
Dan
s
Dimana
dan
sW
sW W
=I
(11.8)
s
s
s
k(g + ) = ( - W ) ( Y ) + W
(11.9)
dana investasi pemerintah yang selalu terbatas didasarkan pada teknik analisis
mikroekonomi yang dikenal dengan nama Penilaian Proyek.
Konsep-konsep Dasar dan Metodologi. Metodologi penilaian proyek bertumpu
pada teori dan praktek analisis biaya-manfaat sosial. Gagasan dasar analisis
biaya-manfaat itu sendiri sebenarnya sederhana saja. Untuk menentukann harga
atau nilai proyek yang melibatkan pengeluaran pemerintah maka segenap
keuntungan atau kerugian bagi masyarakat secara keseluruhan juga harus
diperhitungkan.
Titik tolak analisis biaya-manfaat sosial adalah bahwa menurut analisis ini
penerimaan aktual bukan merupakan ukuran biaya sosial, demikian juga
pengeluaran aktual pun bukan merupakan ukuran biaya sosial. Praktek analisis
biaya-manfaat didasarkan pada anggapan bahwa perbedaan-perbedaan yang
terjadi dapat diatur dan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah, sehingga
perbedaan antara manfaat dan biaya sosial akan menggambarkan keuntungan
sosial. Perhitungan keuntungan sosial dari suatu investasi meliputi proses tiga
tahap yaitu:
1. Merinci fungsi tujuan yang akan dmaksimalkan
penilaian pribadi dan sosial, keterbatasan mobilisasi sumber daya, dan perlunya
koordinasi investasi. Hal-hal yang semula bisa diharapkan bisa diatasi oleh
perencanaan justru berbalik menjadi bukti lemahnya pelaksanaan secara
aktual.Kasus-kasus kegagalan pasar sangat ditakuti dan di saat itulah peranan aktif
pemerintah diharapkan berlangsung agar dapat mempertemukan perbedaan antara
penilaian pribadi dan penilaian sosial mengenai segala manfaat dan biaya
ekonomis. Beberapa contoh kasus kegagalan pasar yaitu :
a. Kebijakan pemerintah telah meningkatkan tingkat upah diatas upah
bayangan tenaga kerja atau nilai kelangkaan melalui berbagai instrumen
seperti kebijakan upah minimum, penetapan upah berdasarkan tingkat
pendidikan dan penetapan insentif pada tingkat pekerjaan yang lebih tinggi
berdasarkan upah skala internasional. Begitu pula halnya dengan
depresiasi investasi dan penundaan pajak, kurs yang dinilai berlebih,
tingkat proteksi dan kuota yang rendah serta kredit berbunga rendah secara
keseluruhan mengurangi biaya modal swasta jauh dibawah nilai
kelangkaan atau biaya sosialnya. Efek neto dari distorsi harga faktor
sosialnya.
Kecenderungan
membatasi
kesempatan
untuk
untuk
mrncapai
sekian
banyak
tujuan
sekaligus
tanpa
melebarnya
kesenjangan
antara
perumusan
rencana
dengan
tidak
mudah
dikoordinasikan
tanpa
diserta
sinyal-sinyal
Ekonomi Pasar
Prasyarat sosiokultur dan syarat-syarat ekonomi
Untuk menciptakan suatu sistem pasar yang bisa berfungsi dengan baik
diperlukan sejumlah prasyarat sosial, institusional, legal dan kultural yang bersifat
khusus. Nathan Keyfitz dan Robert Dorfman, mendaftarkan hal-hal berikut yang
harus dipenuhi demi terciptanya sistem pasar bebas secara efektif di suatu negara.
a. Hak milik diakui dan dilindungi secara luas, ditunjang dengan adanya aturan
hukum yang jelas dan tegas mengenai segala prosedur yang harus dihormati
dan dilalui siapa saja untuk menciptakan serta mengalihkan hak kepemilikan
tersebut.
b. Adanya hukum perdata yang jelas dan baku, serta lembaga pengadilan yang
bersih dan berwibawa untuk menegakkannya, khususnya hukum yang
berkaitan dengan masalah kontrak dan kebangkrutan.
c. Kebebasan untuk mendirikan perusahaan di semua sektor, kecuali yang akan
menimbulkan banyak eksternalitas, tanpa aneka syarat dan kerumitan perizinan
yang pada umumnya cenderung mempersulit pelaksanaannya.
d. Mata uang yang nilainya stabil dan bisa dipercaya, didukung oleh sistem
pembuatan dan pelaksanaan transfer keuangan yang efisien
e. Jaminan tersedianya informasi bagi setiap segmen, terutama mengenai
karakteristik produk yang tengah atau hendak diperjualbelikan, serta informasi
tentang kondisi mengenai penawaran dan permintaan.
f. Adanya dorongan bagi inovasi.
g. Adanya jaring pengaman sosial berupa kemampuan pihak pemerintah untuk
mempertahankan persediaan barang konsumsi agar senantiasa bisa mencukupi
kebutuhan setiap individu yang tidak beruntung, yakni yang kemampuaannya
terbatas atau terganggu akibat suatu musibah.
h. Adanya instrumen yang andal guna menstabilkan kebijakan fiskal dan moneter
i. Fungsi manajemen oleh pemerintah atas bebagai eksternalisasi baik yang
merugikan maupun yang menguntungkan serta pengadaan barang-barang
publik.
Jadi jelas, bahwa reformasi pasar itu jauh lebih luas dari sekadar
penghapusan distorsi harga, privatisasi BUMN, dan pemberlakuan pasar bebas.
Kegagalan dan kemandekan usaha reformasi ekonomi pasar di negara Eropa
Timur dan Rusia juga di berbagai negara kawasana Afrika dan Asia, pada
dasarnya disebabkan oleh ketiadaan sebagian kecil atau sebagian besar dari faktor
penting tersebut diatas yang merupakan syarat atau prakondisi yang memang
harus dipenuhi.
Washington
tentang
negara
yang
membangun
dan
keterbatasannya
Konsensus yang dirumuskan oleh John Williamson mencerminkan
pendekatan pasar terhadap pembangunan. Konsensus ini mengandung 10 butir,
yaitu :
1. Disiplin fiskal
2. Penetapan kembali prioritas pengeluaran pemerintah untuk kesehatan,
pendidikan dan infrastruktur
3. Reformasi perpajakan, meliputi perluasan dasar pajak dan pemotongan tarif
pajak marjinal
4. Nilai tukar yang bersatu dan kompetitif
5. Mengamankan hak milik
6. Deregulasi
7. Liberalisasi perdagangan
8. Privatisasi
9. Penghapusan hambatan penanaman modal asing langsung
10. Liberalisasi keuangan
Kesepuluh butir yang tercakup dalam konsensus wasington cukup
mengejutkan dilihat dari apa yang termuat maupun dari apa yang tidak termuat.
Tidak ada penyataan mengenai pertumbuhan bersama, yang merupakan kebutuhan
inti bila pembangunan yang bermakna, atau pengurangan ketimpangan
pendapatan, sebagai tujuan akhir sentral itu sendiri selain sebagai sarana untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi.
ketika
perekonomian
terperangkap
dalam
jebakan
kemiskinan,
pemerintah itu sendiri memainkan peran kunci dalam ekuilibrium yang buruk
tersebut.
reformasi
dirancang
sedemikian
rupa
untuk
impor. Salah satu jawabannya mungkin adalah adanya tekanan dan sumber daya
luar yang sangat besar yang dipertaruhkan di Amerika Latin, karena besarnya
bahaya yang terkandung ketidakmampuan negara-negara itu untuk membayar
kepada bank-bank besar.
hanya pada sektor swasta yang dinamis dan sektor publik yang efisien, tetapi juga
pada sektor masyarakat yang aktif. Hanya mengandalkan pada dua sektor pertama
saja belumlah cukup. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau nongovernmental organization (NGO) dalam konteks pembangunan tetapi juga
disebut sebagai organisasi nirlaba, sukarela, independen, masyarakat sipil, atau
organisasi masyarakat.
Sementara pemerintah mengandalkan otoritas untuk mencapai hasil dan
sektor swasta mengandalkan mekanisme pasar untuk menyediakan insentif bagi
terjadinya pertukaran yang saling menguntungkan, para aktor masyarakat sipil
yang bekerja melalui LSM, mengandalkan upaya dan pengaruh independen dan
sukarela untuk mengampanyekan nilai-nilai mereka, mendorong pembangunan
sosial da ekonomi. Gambar 11.1 mencerminkan kisaran aktivitas ini, kembali
menggambarkan kedua dimensi ini.
Sedikitnya ada tujuh jenis keunggulan komparatif organisasional yang
tumpang tindih dan saling memperkuat untuk LSM internasional atau nasional
atau organisasi lokal seperti federasi organisasi yang berbasis masyarakat:
1. Inovasi. LSM dapat memainkan peran penting dalam perancangan dan
implementasi berbagai program yang berfokus pada pemberantasan
kemiskanan dan tujuan pembangunan yang lain.
2. Fleksibilitas
program.
Sebuah
LSM
dapat
menangani
masalah
model-model
maupun
solusi
solusi
untk
masalah
secara umum sebagai bagian dari strategi antikemiskinan sejak tahapan paling
awal pembangunan.
Tata kelola yang baik tentunya tidak saja ditandai dengan ketiadaan korupsi,
namun juga meliputi aspek-aspek yang lebih luas dan mencakup kemampuan
sektor publik untuk mendesain dan mengimplementasikan kebijakan yang efisien
dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan, tanggungjawab
pemerintah dan penghormatan kepada warga negara dan insitusi-institusi
masyarakat, dan mekanisme transfer kekuasaan yang damai sesuai dengan
keinginan masyarakat, serta partisipasi yang luas. Tata kelola yang jujur dan
berkualitas tinggi ditemukan di berbagai negara berpendapatan menengah seperti
Chile, Kosta Rika dan Slovenia pada tahun-tahun terakhir ini.
Negara-negara yang menghindari atau berhasil menangani korupsi pada
tahun-tahun belakangan ini cenderung mendorong persaingan dan meningkatkan
kemudahan untuk memasuki pasar dalam perekonomian, menghindari terpusatnya
kekuasaan di tangan monopolis-monopolis besar yang biasanya menguasai sektor
energi di banyak negara, dan memastikan bahwa perusahaan-perusahaan swasta
bersaing secara sehat; memperbaiki profesionalisme pelayanan masyarakat
dengan meningkatkan gaji dan tunjangan bagi pegawai negeri; membuat
pengeluaran publik transparan, dengan aturan yang jelas dalam belanja dan
anggaran; mengurangi kekebalan hukum dari tokoh-tokoh eksekutif, legislatif dan
yudikatif; menjamin independensi badan peradilan; menegakkan dan mendorong
kebijakan promosi yang transparan dan meritokratis (berdasarkan kemampuan dan
bakat, dan bukan berdasarkan status atau kekayaan); dan menghilangkan
peraturan-peraturan yang tidak efisien dan membuat regulasi yang dibutuhkan
lebih transparan.
Desentralisasi
Desentralisasi sudah lama menjadi tren di negara-negara maju. Amerika
Serikat, Kanada dan Jerman mempunyai kekuasaan yang signifikan pada tingkat
negara bagian dan pemerintah daerah yang tercantum dalam undang-undang. Uni
Eropa secara resmi telah dan sedang melaksanakan prinsip subsidiarity, yang
artinya bahwa keputusan dibuat pada tingkat daerah yang paling sesuai dengan
Partisipasi Pembangunan
Jika tujuan pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan manusia, maka tanpa
tanpa
partisipasi
mempunyai
beberapa
keterbatasan,
namun
prinsip
semu
(pseudo
participation),
yang
meliputi
penenteraman
partisipasi telah dicoba dan ternyata memang diinginkan, namun pembedaan ini
sangat bernilai dan menunjukkan bahwa partisipasi murni masih sangat terbatas.
Negara dan Kebijakan Pembangunan : Observasi Perangkum
Sebagian besar pengamat sependapat bahwa mesin birokrasi di banyak
negara-negara berkembang sudah terlalu mekar. Jumlah kementerian atau
departemen begitu banyak dan tidak jarang masing-masing memiliki kepentingan
sendiri-sendiri yang kemudian mendorong mereka ke dalam konflik, selain itu
juga sudah terlalu banyak BUMN yang tidak efisien, dan terlalu banyak macam
atau bentuk badan-badan yang didirikan. Terlalu banyak korupsi dan terlalu
sedikit inovasi. Selain itu, birokrasi yang kacau serta prosedur dan proses yang
menyusahkan telah banyak melenyapkan aspek-aspek orsinalitas dan fleksibilitas
dalam sistem pemerintahan.
Namun terlepas dari apakah kita merasa suka atau tidak, pemerintahan di
negara-negara
tanggungjawab
berkembang
untuk
memang
menjalankan
harus
diserahi
peranan
aktif
kepercayaan
dalam
dan
pengelolaan