A. DEFINISI AKTIVA
Didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya
tergantung pada hak dan keuntungan dari kepemilikan.
B. KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu:
1.
Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti properti,
pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan
atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
2.
Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha,
dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik,
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument
keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di
masa depan.
3.
Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, aktiva tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
1.
Cara akuisisi (manner of acquisition). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan
cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain.
Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
2.
3.
4.
Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki
umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam
kontrak lease.
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan,
maka biaya hukum dan biaya paten yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian
penurunan niali ini harus didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki
umur hukum selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena
kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan kompetitif
dengan cepat.
2. Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur,
musisi, artistic, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak ekslusif seperti hak
mencetak, mencetak ulang, menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan
itu, dan untuk mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Undang-undang hak cipta tahun
1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50 tahun. Hak cipta
dapat dijual atau secara kontrakual diserahkan kepihak lainya. Biaya hak cipta diukur
sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk
keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama peride
diharapkan menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi sisa
umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.
3. Merek Dagang Dan Nama Dagang
Merek Dagang (seperti lambang busur emas Mcdonald) dan Coca-cola adalah
nama simbol atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk dan jasa.
Semuanya dapat didaftarkan ke Kantor Paten di Amerika untuk memperjelas kepemilikan
atau perlindungan hukum. Merek dagang dan nama dagang yang telah diperbaharui
setelah 20 tahun, yang akan menambah umurnya manjadi tidak terbatas. Jumlah
ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi. Biaya yang
secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan, perluasan, pendaftaran, atau
mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur
manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun dipilih mana yang lebih singkat.
4. Waralaba
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik waralaba
(franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk menjual
produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu,
atau melakukan fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan.
Franchisor, yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang unik
melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek dagang, atau nama
dagang. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchisor
dengan menandatangani perjanjian waralaba.
Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota
dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan
saluran telepon untuk tv kabel atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis. Hak
pengoperasian seperti itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga
pemerintah, yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau ijin.
5.
Perbaikan Leasehold
Lease merupakan hal yang diberikan oleh salah satu pihak kepada pihak kedua
untuk menggunakan suatu properti, pabrik atau peralatan, yang umumnya untuk jangka
waktu tertentu. Dalam keadaan tertentu, lease dikapitalisasi sebagai aktiva oleh pihak
yang menerima hak untuk menggunakan properti, dan pada keadaan lainya, dan pada
keadaan lainya lease tidak dikapitalisasikan adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa
aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak
sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
a. Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan atau dengan kata lain atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan
manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan
datang. Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa,
akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
b. Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah
atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau
sebagai biaya sewa.
E. CONTOH KASUS
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara
menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750.000.000.-. Dalam
perjalanan usahanya PT. Royal Bali Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up
disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan
sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya
diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan:
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud.
Pada saat pembayaran sewa dicatat:
Lease Hold
Rp 750.000.000,-
Kas
Rp 675.000.000,-
Rp 75.000.000,-
Rp 75.000.000,-
Kas
Rp 75.000.000,-
Penjelasan :
a. Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan aktiva tetap tak berwujud (intangible
asset) yaitu berupa hak sewa (leasehold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun,
yang artinya atas biaya sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh
manfaat (menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu
tahun buku, untuk itu transaksi sewa ini diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
b. Persewaan suatu aktiva, merupakan taxable object, yaitu PPh Pasal 4(2), diakui
sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak diakui sekarang maka akan dikoreksi
oleh pihak kantor pajak.
Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya:
Pada saat pembayaran sewa dicatat:
Biaya Sewa
Rp 150.000,-
Kas
Rp 135.000,-
PPh Pasal 23
Rp 15.000,-
PPh Pasal 23
Rp 15.000,-
Kas
Rp15.000,-
Catatan:
Sewa mobil yang biaya harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran
perusahaan sebesar Rp 150.000,- perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu
hari (kurang dari 1 tahun buku). Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana
perusahaan bertindak selaku pemotong.
Pembelian
1.Di kapaitalisasikan
dikapitalisasi tergantung
diidentifikasi secara
2. Diamortisasi selama
tertentu.
biaya organisasi )
40 tahun
2. Aktiva tak berwujud
terjadinya.
diidentifikasi secara
terpisah ( goodwill )
untuk pengkapitalisasian,
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva
tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur
hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Pengurangan nilai suatu aktiva tak berwujud yang seara berkala dibebankan sebgai biaya
disebut amortisasi (amortization). Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan metode garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya,
aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai :
a. Aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau persetujuan,
misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b. Aktiva tidak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada waktu perolehannya tidak ada
petunjuk mengenai usianya yang terbatas, misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka waktu
yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama atau
lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang
termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan
mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Pencatatan
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan
uang sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut :
(D) Hak paten
(K)
Bank
25.000.000
25.000.000
Anggaplah juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini, dengan demikian adalah :
10 % x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah :
(D) Biaya amortisasi
(K)
Hak paten
2.500.000
2.500.000
199 A
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)
10.000.000
Bank
10.000.000
199 B
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)
12.000.000
Bank
12.000.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu
yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti
dengan pos aktiva : Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan .Apabila, kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal
ayat jurnal berikut yang perlu dibuat :
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)
22.000.000
22.000.000
disamakan dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud dan pada umumnya deplesi
dihitung berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai contoh anggaplah sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000.000 untuk
mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi disuatu daerah. Ayat jurnal yang
perlu dibuat yaitu :
(D)Hak penguasaan sumber alam
(K)
1.000.000.000
Bank
1.000.000.000
120.000.000
120.000.000
Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar investasi
/penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak
digunakan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk
fisik. Aktiva ini berupa hak-hak istimewa atau pemilikan posisi yang menguntungkan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tidak berwujud bisa
berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan
aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum
diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian
penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku
aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi
periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.