Anda di halaman 1dari 11

AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

A. DEFINISI AKTIVA
Didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya
tergantung pada hak dan keuntungan dari kepemilikan.
B. KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu:
1.

Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti properti,
pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan
atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.

2.

Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha,
dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik,
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument
keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di
masa depan.

3.

Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, aktiva tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.

Aktiva tetap tidak berwujud mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR
dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak
terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
3. Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah
4.

dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.


Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal, sedangkan
biaya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan aset tidak
berwujud secara internal tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud, kecuali
merupakan bagian dari perolehan aset lain.

C. KLASIFIKASI AKTIVA TAK BERWUJUD


Aktiva tetap tidak berwujud diklasifikasikan sebagai berikut ini:

1.

Cara akuisisi (manner of acquisition). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan
cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain.
Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.

2.

Dapat diidentifikasi (identifiability). Beberapa kativa tak berwujud dapat


diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek
dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya
dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah
goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas
kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.

3.

Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat


diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya,
yang dapat dipertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga. Contohnya dalah
biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara
terpisah (terlepas dari perusahaanya). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang
tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan tidak
dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.

4.

Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki
umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam
kontrak lease.

D. JENIS-JENIS AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD


1. Hak Paten
Hak Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan terdaftar Di
Kantor Hak Paten Amerika Serikat. Hak tersebut membuat pemegangnya dapat
menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-barang, proses, atau kegiatan yang
tercangkup dalam paten tanpa adanya pengaruh atau gangguan dari luar. Pendaftaran
Paten di Kantor Paten tidak menjamin adanya perlindungan. Sebuak paten tidak akan
menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat dimenangkan di pengadilan, jadi
ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk memepertahankan paten dipengadilan harus

dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan,
maka biaya hukum dan biaya paten yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian
penurunan niali ini harus didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki
umur hukum selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena
kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan kompetitif
dengan cepat.
2. Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur,
musisi, artistic, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak ekslusif seperti hak
mencetak, mencetak ulang, menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan
itu, dan untuk mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Undang-undang hak cipta tahun
1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50 tahun. Hak cipta
dapat dijual atau secara kontrakual diserahkan kepihak lainya. Biaya hak cipta diukur
sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk
keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama peride
diharapkan menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi sisa
umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.
3. Merek Dagang Dan Nama Dagang
Merek Dagang (seperti lambang busur emas Mcdonald) dan Coca-cola adalah
nama simbol atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk dan jasa.
Semuanya dapat didaftarkan ke Kantor Paten di Amerika untuk memperjelas kepemilikan
atau perlindungan hukum. Merek dagang dan nama dagang yang telah diperbaharui
setelah 20 tahun, yang akan menambah umurnya manjadi tidak terbatas. Jumlah
ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi. Biaya yang
secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan, perluasan, pendaftaran, atau
mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur
manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun dipilih mana yang lebih singkat.
4. Waralaba
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik waralaba
(franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk menjual
produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu,
atau melakukan fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan.

Franchisor, yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang unik
melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek dagang, atau nama
dagang. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchisor
dengan menandatangani perjanjian waralaba.
Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota
dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan
saluran telepon untuk tv kabel atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis. Hak
pengoperasian seperti itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga
pemerintah, yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau ijin.
5.

Perbaikan Leasehold
Lease merupakan hal yang diberikan oleh salah satu pihak kepada pihak kedua

untuk menggunakan suatu properti, pabrik atau peralatan, yang umumnya untuk jangka
waktu tertentu. Dalam keadaan tertentu, lease dikapitalisasi sebagai aktiva oleh pihak
yang menerima hak untuk menggunakan properti, dan pada keadaan lainya, dan pada
keadaan lainya lease tidak dikapitalisasikan adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa
aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak
sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
a. Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan atau dengan kata lain atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan
manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan
datang. Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa,
akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
b. Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah
atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau
sebagai biaya sewa.
E. CONTOH KASUS
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara
menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750.000.000.-. Dalam
perjalanan usahanya PT. Royal Bali Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up
disewa Rp 150,000/hari.

Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan
sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya
diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan:
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud.
Pada saat pembayaran sewa dicatat:
Lease Hold

Rp 750.000.000,-

Kas

Rp 675.000.000,-

PPh Pasal 4(2)

Rp 75.000.000,-

Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2):


PPh Pasal 4(2)

Rp 75.000.000,-

Kas

Rp 75.000.000,-

Penjelasan :
a. Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan aktiva tetap tak berwujud (intangible
asset) yaitu berupa hak sewa (leasehold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun,
yang artinya atas biaya sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh
manfaat (menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu
tahun buku, untuk itu transaksi sewa ini diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
b. Persewaan suatu aktiva, merupakan taxable object, yaitu PPh Pasal 4(2), diakui
sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak diakui sekarang maka akan dikoreksi
oleh pihak kantor pajak.
Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya:
Pada saat pembayaran sewa dicatat:
Biaya Sewa

Rp 150.000,-

Kas

Rp 135.000,-

PPh Pasal 23

Rp 15.000,-

Pada saat pembayaran PPh Pasal 23 :

PPh Pasal 23

Rp 15.000,-

Kas

Rp15.000,-

Catatan:
Sewa mobil yang biaya harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran
perusahaan sebesar Rp 150.000,- perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu
hari (kurang dari 1 tahun buku). Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana
perusahaan bertindak selaku pemotong.

b. Harga Perolehan Aktiva tidak berwujud


Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan
biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum, dan
setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya
pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang
lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud
Cara Akuisisi
Jenis
1. Aktiva tak

Pembelian
1.Di kapaitalisasikan

Dibuat secara internal


1.Dibebankan atau

berwujud yang dapat

pada biaya akuisisi.

dikapitalisasi tergantung

diidentifikasi secara

2. Diamortisasi selama

pada aktiva tak berwujud

terpisah ( hak paten,

umur hukum atau

tertentu.

merek dagang, dan

estimasi masa manfaat

2. Jika dikapitalisasi, akan

biaya organisasi )

mana yang lebih singkat

di amortisasi sebagai aktiva

dengan umur maksimum

tak berwujud yang dibeli.

40 tahun
2. Aktiva tak berwujud

1. Dibebankan pada saat

yang tidak dapat

terjadinya.

diidentifikasi secara

2. Tidak tersedia pilihan

terpisah ( goodwill )

untuk pengkapitalisasian,

sehingga tidak akan ada


amortisasi

Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.


Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya
yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut hanya
akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang
sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan
paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi
untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya,
sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibeli melalui transaksi
yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.
c. amortisasi
Amortisasi Biaya Aktiva Tak Berwujud
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat
mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi
umur manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan
dengan layak.
7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur
manfaat efektif yang bervariasi.

Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva
tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur
hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Pengurangan nilai suatu aktiva tak berwujud yang seara berkala dibebankan sebgai biaya
disebut amortisasi (amortization). Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan metode garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya,
aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai :
a. Aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau persetujuan,
misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b. Aktiva tidak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada waktu perolehannya tidak ada
petunjuk mengenai usianya yang terbatas, misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka waktu
yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama atau
lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang
termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan
mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Pencatatan
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan
uang sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut :
(D) Hak paten
(K)

Bank

25.000.000
25.000.000

Anggaplah juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini, dengan demikian adalah :
10 % x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah :
(D) Biaya amortisasi
(K)

Hak paten

2.500.000
2.500.000

Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa


suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar Rp.10.000.000
dalam tahun 199 A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199 B .Biaya riset dan pengembangan ini
merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk mencatat transaksi yaitu :

199 A
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)

10.000.000

Bank

10.000.000

199 B
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)

12.000.000

Bank

12.000.000

Apabila riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu
yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti
dengan pos aktiva : Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan .Apabila, kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal
ayat jurnal berikut yang perlu dibuat :
(D) Biaya riset dan pengembangan
(K)

22.000.000

Biaya riset dan pengembangan


belum dialokasikan

22.000.000

Hak Penguasaan Sumber Alam


Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan
eksploitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak eksploitasi sumber-sumber
alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk memperoleh
hak penguasaan sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap dan diamortisasikan.
Seperti halnya aktiva tak berwujud, biaya-biaya sehubungan dengan penguasaan
sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya yang disebabkan oleh tambangnya
sumber tersebut. Pengurangan nilai itu secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi
laba, yang dalam hal sumber-sumber alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat

disamakan dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud dan pada umumnya deplesi
dihitung berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai contoh anggaplah sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000.000 untuk
mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi disuatu daerah. Ayat jurnal yang
perlu dibuat yaitu :
(D)Hak penguasaan sumber alam
(K)

1.000.000.000

Bank

1.000.000.000

Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan


minyak yang diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A perusahaan tersebut
memproduksi 60.000.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebgai berikut :
Tarif deplesi = Rp.500.000.000 x 12 % = Rp. 60.000.000
Biaya deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000
(12% x Rp.1.000.000.000) .Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(D) Biaya deplesi
(K) Hak penguasaan sumber alam

120.000.000
120.000.000

Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar investasi
/penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak
digunakan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk
fisik. Aktiva ini berupa hak-hak istimewa atau pemilikan posisi yang menguntungkan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tidak berwujud bisa
berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.

Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud

Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan
aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum
diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian
penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku
aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi
periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.

Pelepasan Aktiva Tak Berwujud


Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum
diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui dan
dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari
pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah. Contohnya :
mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba ( tetapi bukan biaya organisasi
)

Anda mungkin juga menyukai