Anda di halaman 1dari 14

PENGUATAN TATA KELOLA BIAYA PENDIDIKAN

Lukman Huda
20381042013
Manajemen Pendidikan Islam
Institut Agama Islam Negeri Madura
Email: lukmanmoh217@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan suatu hak dasar setiap individu yang harus diakses
secara merata dan adil. Namun, biaya Pendidikan sering kali menjadi
hambatan bagi banyak orang dalam mengakses Pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, penguatan tata kelola biaya Pendidikan menjadi hal yang
penting untuk memastikan akses Pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Tata kelola biaya Pendidikan adalah suatu proses yang penting dalam
mengelola dan mengoptimalkan suatu penggunaan sumber daya keuangan
dalam suatu Pendidikan. Penguatan tata kelola biaya Pendidikan merupakan
suatu langkah-langkah yang diambil untuk membantu peningkatan efisiensi,
transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam pengelolaan biaya
Pendidikan. Dalam rangka mewujudkan suatu penguatan tata kelola biaya
Pendidikan, perlu adanya suatu upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi
Pendidikan, dan masyarakat. Karena dengan adanya penguatan tata kelola
biaya Pendidikan, diharapkan akses Pendidikan yangn dapat adil serta
merata.
Kata Kunci: Penguatan, biaya,Pendidikan.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan sebagai investasi dalam
menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

1
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dipandang sebagai alat vital dalam memajukan dan membuat
suatu bangsa menjadi modern, mempunyai ketangguhan dalam menghadapi
permasalahan kehidupannya. Dalam hal ini pendidikan pun dianggap merupakan
faktor yang dapat menentukan kualitas hidup atau meningkatkan standar hidup
suatu bangsa. Pada awalnya pendidikan masih jarang mendapatkan perhatian dari
para ahli ekonomi, karena a) peranan pendidikan dalam ekonomi nasional dinilai
relatif kecil, b) adanya pola pikir yang memandang kemakmuran merupakan
sesuatu yang bersifat material dan fisik, dan c) hasil dari riset ekonomi diperoleh
bahwa pendidikan merupakan sektor yang paling banyak mengeluarkan biaya pajak
yang cukup besar dari pemerintah.1
Dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan biaya,Biaya
dipergunakan untuk menyediakan gedung sekolah atau kampus dan fasilitas
lainnya, untuk membayar guru atau dosen, menyediakan kurikulum dan pelayanan
lainnya. Salah satunya adalah perguruan tinggi merupakan salah satu jenjang
pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan diantaranya untuk
menghasilkan sumber daya yang memiliki kompetensi dalam bidang manajemen.2
Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan Pendidikan yang dapat
menunjang segala aktivitas Pendidikan baik formal maupun informal. Pembiayaan
menjadi komponen Pendidikan yang mempunyai peran penting atas berjalannya
proses pembelajaran. Penyelenggaraan Pendidikan yang didukung dengan
pembiayaan memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran yang
maksimal.

1
Moh. Jamaluddin Imron, “Manajemen Pembiayaan Sekolah”, Jurnal: Al-Ibrah, Vol. 1 No. 1
(Juni 2016).
2
Mas ditto u, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan Yang Bermutu”, Jurnal:
ANSIRU PAI, Vol. 1 No. 2 (Juli-Des 2017).

2
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Tata Kelola Biaya Pendidikan
Konsep biaya bisa dirujuk dari beberapa pakar, diantaranya Mulyono,
menyatakan biaya adalah suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme
penganggaran. Penentuan biaya akan memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
kegiatan dalam suatu organisasi mencapai tujuannya. Di samping itu Mulyadi,
mengelompokkan konsep biaya dalam arti sempit yaitu sebagai pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Sedangkan dalam arti luas biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi ini
biaya bisa dibagi dalam empat unsur, yakni 1) pengorbanan sumber ekonomi, 2)
diukur dalam satuan uang, 3) yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi,
4) pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.3
Kata biaya dalam pendidikan jika diimplementasikan merupakan sebuah proses
sehingga disebut dengan pembiayaan. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari
kata asli biaya ditambah awalan pe dan akhiran an. Memaknai tentang
biaya pendidikan, dalam alam pikiran manusia tentunya akan mengarah pada
sejumlah barang dan jasa yang diperlukan dalam proses pendidikan itu sendiri. Al
Kadri, menjelaskan biaya pendidikan adalah nilai ekonomi dari input biaya
pendidikan itu juga identik dengan semua pengorbanan yang diperlukan untuk
suatu proses penyelenggaraan Pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk uang
menurut harga pasar yang sedang berlaku menjadi tanggung jawab pemerintah,
(public cost) dan masyarakat dan orang tua peserta didik (private cost). Public cost
adalah biaya pendidikan dari pemerintah, yang secara umum bersumber dari
pajak, pinjaman, dan penerimaan lainnya (hibah) baik dalam dan luar negeri,
sedangkan private cost adalah biaya pendidikan yang dibebankan kepada
individu peserta

3
Mohammad Khusnu Milad, “Penguatan Tata Kelola Transparansi Informasi Publik
Akuntabilitas, dan Efisiensi Keuangan”, Jurnal: Penguatan Tata Kelola, Vol. 3 No. 2 (Oktober
2019)

3
didik dan masyarakat (seperti: biaya sekolah, pembelian buku dan peralatan sekolah
lainnya).4
Konsep dasar tata kelola biaya Pendidikan mengacu pada praktik pengelolaan
dan pengendalian biaya dalam sector Pendidikan. Tujuan dari tata kelola biaya
Pendidikan adalah untuk memastikan penggunaan yang efisien dan efektif dari
sumber daya yang tersedia, sehingga institusi Pendidikan dapat memberikan
layanan Pendidikan yang berkualitas tanpa mengorbankan keberlanjutan finansial.
Berikut ada beberapa konsep dasar dalam tata kelola biaya Pendidikan.5
a. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk
mengambil tindakan di masa yang akan dating diarahkan untuk tercapainya
tujuan- tujuan dengan sarana yang optimal.
Pada sebuah organisasi atau Lembaga apapun bentuk dan namanya, sebelum
melangkah untuk mencapai tujuan, maka terlebih dahulu ada perencanaan.
Perencanaan pada sebuah Lembaga sangat esensial, karena pada kenyataannya,
perencanaan memegang pevranan yang lebih penting dibandingkan dengan
fungsi- fungsi lain. Tanpa ada perencanaan, maka akan sulit mencapai tujuan.
Lankah-langkah dalam perencanaan yaitu Pertama, tahapan menetapkan tujuan
atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan. Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, sebuah lembaga akan menggunakan sumber daya yang
secara tidak efektif. Kedua, merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan
kondisi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
Ketiga, mengidentifikasikan segala kemudahan, kekuatan, kelemahan serta
hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan dalam mencapai
tujuan, oleh karena itu perlu dipahami faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang dapat membantu mencapai tujuan, atau mungkin menimbulkan
masalah. Keempat, mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

4
Arwildayanto Dkk, Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Widya
Padjadjaran, 2017).
5
Aulia Riski, “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia”, Universitas Negeri Padang.

4
mencapai tujuan tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan diartikan sebagai suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan Pembiayaan
Pendidikan ini mencakup kegiatan penting yaitu penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan pengembangan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Perencanaan keuangan sekolah
sedikitnya mencakup dua kegiatan yakni penyusunan anggaran dan
pengembangan rencana anggaran belanja sekolah. Penganggaran merupakan
proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget).6
b. Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan
setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa
diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai
evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.
Setelah perencanaan pembiayaan Pendidikan selesai dan disetujui oleh semua
komponen yang terlibat, dan menghasilkan sebuah Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS), tahapan manajemen selanjutnya yaitu pelaksanaan
pembiayaan pendidikan. Kegiatan pelaksanaan pembiayaan madrasah meliputi
dua kegiatan besar yakni penerimaan dan pengeluaran keuangan
madrasah/sekolah. Kegiatan kedua dari manajemen pembiayaan adalah
pembukuan atau kegiatan pengurusan keuangan. Hal-hal yang perlu dibukukan
dalam keuangan sekolah adalah menyangkut penerimaan dan pengeluaran.
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu
dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan kesepakatan
yang telah disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
Kegiatan yang di lakukan berupa :
a. Penerimaan Biaya Pendidikan
b. Pengeluaran Biaya Pendidikan

6
Rusdiana, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Tresna Bhakti Press, 2019)

5
c. Evaluasi Pembiayaan Pendidikan
Evaluasi pendidikan juga diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas
yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses
tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan terencana, dan dilaksanakan
sesuai dengan prosedur.
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang
dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan
dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:
1. Memfokuskan evaluasi
2. Mendesain evaluasi
3. Mengumpulkan informasi
4. Menganalisis informasi
5. Melaporkan hasil evaluasi
6. Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi.
Evaluasi pembiayaan Pendidikan merupakan alat untuk mengukur dari melihat
hasil rencana yang dicanangkan pada planning. Memberikan imbalan kepada staff
sesuai kinerja yang ditunjukkan, dan merancang serta merencanakan kembali
sambil memperbaiki hal-hal yang belum sempurna. Evaluasi pada administrasi
berarti kegiatan mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi
penggunaan metode dan alat bantu tertentu dalam usaha mencapai tujuan.
Mengamati tingkat efektivitas maksudnya menilai tindakan tindakan atau kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan, apakah telah menghasilkan sesuatu seperti
direncanakan atau sekurang- kurangnya, apakah kegiatan itu telah berjalan di atas
rel yang sebenarnya dan tidak menyimpang dari perencanaan atau tujuan yang telah
ditetapkan. Sedang mengamati tingkat efisiensi maksudnya menilai tindakan
tindakan/ kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan itu apakah merupakan cara yang
terbaik atau paling tidak untuk mencapai hasil yang sebesar besarnya dengan resiko
yang sekecil-kecilnya, yang berarti apakah cara kerja tertentu yang sudah
dipergunakan mampu memberi hasil yang maksimal.
B. Kebijakan dan Prinsip Manajemen Keuangan
Kebijakan manajemen keuangan merujuk pada serangkaian langkah dan
keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk mengelola

6
aspek keuangan mereka. Tujuan utama kebijakan manajemen keuangan adalah
memastikan kesehatan keuangan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan
serta mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.7
Dalam prakteknya, Manajemen Keuangan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk itu, dalam membangun
sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita untuk mengidentifikasi
prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Ada 7 prinsip dari manajemen
keuangan yang harus diperhatikan diantaranya:8
1. Konsistensi (Consistency)
Konsisten dalam hal ini digunakan saat membuat laporan dari satu periode ke
periode selanjutnya. Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus
konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak
boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak
konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat
manipulasi di pengelolaan keuangan. Prinsip konsisten ini harus selalu terapkan
dalam segala kondisi, meskipun terdap perubahan dan juga pembaharuan system
akibat tuntutan perkembangan zaman.
Disaat perubahan terjadi yang mengakibatka perubahan pada sistem
manajemen keuangan ba dari sisi perangkat lunak dan juga operator, dasar da
manajemen keuangan tidak boleh berubah. Disa menerapkan prinsip ini kita
harus menerapka metode keuangan yang sama. Tidakan inkonsiste akan
memberikan akibat yang buruk serta membu masalah yang akan merugikan
perusahaan sendiri.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau merupakan bentuk tanggung jawab
individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana,
peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO
mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk
menjelaskan

7
Wirawan Suryanto Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Bandung: CV. Media Sains
Indonesia, 2021).
8
Dety Mulyanti, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Jurnal: Ilmiah Akuntansi, Vol. 8 No. 2
(Mei-Agustus 2017).

7
semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus
dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang
telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk
mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
Di dalam manajemen keuangan, seorang manajer keuangan memiliki
wewenang dalam mengambil sejumlah keputusan terkait dana perusahaan dan
juga wajib melaporkan pada pihak yang memiliki kepentingan. Semua pihak
yang memiliki kepentingan pada perusahaan berhak mengetahui bagaimana
dana yang ada digunakan. Tidak akuntabel apabila seorang manajer keuangan
gagal dalam menerapkan prinsip ini.
3. Transparansi (Transparency)
Transparansi memiliki arti keterbukaan secara sungguh-sungguh dan
menyeluruh. Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,
menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para
pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan
yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh
pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak
transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
Tranparansi mengenai informasi keuangan dapat menjadi salah satu langkah
dalam meningkatkan nilai perusahaan, karena pihak dari luar perusahaan dapat
mengetahui secara pasti kondisi perusahaan dari sisi keuangan. Selain itu prinsip
transparansi juga membuat perusahaan terhindar dari kecurigaan tindak
koruptif serta pelanggaran - pelanggaran lainnya. Prinsip ini sangat penting
dalam menjaga kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability)
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun
operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan
keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan
sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.

8
Prinsip kelangasungan hidup ini merupakan prinsip yang mengukur
kemampuan dari sebuah perusahaan berjalan dengan menggunakan dana yang
sudah diterima. Prinsip ini harus diterapkan oleh seorang manajer keuangan
agar dapat menjaga perusahaan tetap bertahan di tengah persaingan yang ada.
5. Integritas (Integrity)
Integritas merupakan kemampuan yang mahal. Mnegapa dikatakan demikian
karena integritas tidak akan terbentuk dengan sendirinya. Integritas tebentuk
dari pengalaman, lingkungan yang ada dan juga proses yang berulang-ulang.
Karena integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dilakukan
dengan yang diucapkan.
Integritas yang baik akan berakibat pada meningkatnya kinerja tiap tim dalam
manajemen keuangan. Tiap tim akan saling melengkapi terutama dalam hal
manajemen keuangan baik dari mencari dana, mengolah dana serta melaporkan
penggunaan dana.
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga
harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan
keuangan.
6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan
dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi
resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan system keuangan
yang sesuai dengan organisasi.
Prinsip pengelolaan ini dapat dikatakan sebagai prinsip pelengkap yang penting.
Karena dasar dari perusahaan adalah mengelola dana perusahaan untuk dapat
menjaga keberlangsungan hidup perusahaan serta pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.
Sebagaimana pengelolaan yang baik, seorang manajer keuangan harus dapat
melaksanakan dengan tepat setiap rencana yang sudah di buat,
mengidentifikasi

9
risiko yang ada, mengendalikan sistem keuangan sesuai dengan keadaan
perusahaan saat ini.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan
prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap
akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi.
Prinsip yang terakhir ini merupakan prinsip yang tidak kalah penting di banding
dengan prinsip- prinsip sebelumnya. Seorang manajer keuangan tidak akan bisa
menunjukkan kemampuannya jika tidak adanya bukti nyata dari kinerjanya.
Laporan keuangan merupakan salah satu cara mengukur
kinerja seorang manajer keuangan. Laporan keuangan tiap perusahaan pasi
memiliki perbedaan, namun biarpun berbeda tetap menggunakan standart
akuntasni yang sama. Format baku dari standart akuntasni sudah disahkan oleh
lembaga resmi di Indonesia. Hal ini berlaku agar tiap akuntan dapat memahami
sistem keuangan yang akan di gunakan oleh perusahaan.
C. Implementasi Manajemen Keuangan Yang Efektif
Implementasi atau bisa disebut juga suatu proses perencanaan. Perencanaan
merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi segala kebutuhan organisasi.
Perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan akan dilaksanakan dan
bagaimana melaksanakannya. Perencanaan keuangan adalah merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan Pendidikan dan tercapainya tujuan
Pendidikan di sekolah dengan menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan
untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan anggaran sebagai
penjabaran suatu rencana.9
Implementasi manajemen keuangan yang efektif sangat penting untuk
mencapai tujuan keuangan perusahaan atau organisasi. Berikut adalah beberapa
langkah untuk menerapkan manajemen keuangan yang efektif.

9
Aderina K Harahap, “Implementasi Manajemen Keuangan Sederhana Untuk UMKM Desa Kali
Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan”, Jurnal: Sosio Teknologi Kreatif, Vol. 1 No. 2 (Agustus
2017)

10
1. Perencanaan Keuangan: Buat rencana keuangan yang jelas dan terperinci.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka Panjang, dan buat
rencana tindakan yang spesifik untuk mencapainya.
2. Anggaran: Buat anggaran yang realitas berdasarkan pendapatan dan
pengeluaran yang diharapkan. Tinjau pengeluaran secara berkala dan sesuaikan
anggaran jika diperlukan.
3. Pengendalian Pengeluaran: Lacak dan kendalikan pengeluaran dengan cermat.
Evaluasi setiap pengeluaran dan pastikan bahwa itu sesuai dengan prioritas dan
tujuan keuangan perusahaan.
4. Manajemen Utang: Kelola utang dengan bijaksana. Pahami bunga, jangka
waktu, dan konsekuensi dari setiap utang yang diambil. Selalu berusaha untuk
mengurangi utang dan membayar tepat waktu.
5. Manajemen Kas: Pantau arus kas perusahaan secara teratur. Pastikan bahwa ada
saldo kas yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban keuangan dan
menghadapi kebutuhan mendesak. Buat kebijakan yang jelas tentang
penggunaan kas perusahaan.
6. Investasi Yang Cermat: Jika memungkinkan, cari peluang investasi yang
menguntungkan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Selalu lakukan
riset dan analisis yang mendalam sebelum membuat keputusan investasi.
7. Pelaporan Keuangan: Buat dan tinjau laporan keuangan secara teratur. Laporan
keuangan yang akurat dan terperinci akan membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat. Gunakan software akuntansi yang baik untuk
memudahkan pengelolaan laporan keuangan.
8. Audit Internal: Lakukan audit internal secara berkala untuk memastikan
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur keuangan perusahaan. Audit
internal juga membantu mengidentifikasi risiko keuangan dan memberikan
rekomendasi perbaikan.
9. Tim Keuangan yang Kompeten: Pastikan memiliki tim keuangan yang terampil
dan berpengetahuan luas. Mereka harus memahami prinsip-prinsip dasar
manajemen keuangan dan terus mengikuti perkembangan terbaru di bidang
keuangan.

11
10. Evaluasi dan Penyesuaian: Lakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Identifikasi area yang memerlukan perbaikan dan
lakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.
Implementasi manajemen keuangan yang efektif membutuhkan komitmen
yang kuat dan disiplin dari seluruh organisasi. Dengan menerapkan langkah-
langkah ini, perusahaan dapat mengelola keuangan dengan lebih baik, mengurangi
risiko keuangan, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjangnya.10

10
Jamaluddin Iskandar, “Implementasi Sistem Manajemen Keuangan Pendidikan”, Jurnal:
IDAARAH, Vol. 3 No. 1 (Juni 2019)

12
KESIMPULAN
Tujuan dari tata kelola biaya Pendidikan adalah untuk memastikan penggunaan
yang efisien dan efektif dari sumber daya yang tersedia, sehingga institusi
Pendidikan dapat memberikan layanan Pendidikan yang berkualitas tanpa
mengorbankan keberlanjutan finansial. Berikut ada beberapa konsep dasar dalam
tata kelola biaya Pendidikan:
a.Perencanaan Pembiayaan
Pendidikan. b.Pelaksanaan Pembiayaan
Pendidikan.
c. Evaluasi Pembiayaan Pendidikan.
Kebijakan dan Prinsip Manajemen Keuangan Kebijakan manajemen keuangan
merujuk pada serangkaian langkah dan keputusan yang diambil oleh suatu
perusahaan atau organisasi untuk mengelola aspek keuangan mereka.Untuk itu,
dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik yang mana
diantaranya prinsip tersebut ialah:
1. Konsistensi (Consistency)
2. Akuntabilitas (Accountability)
3. Transparansi (Transparency)
4. Kelangsungan Hidup (Viability)
5. Integritas (Integrity)
6. Pengelolaan (Stewardship)
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)
Implementasi manajemen keuangan yang efektif sangat penting untuk
mencapai tujuan keuangan perusahaan atau organisasi. Perencanaan Keuangan:
Buat rencana keuangan yang jelas dan terperinci. Tentukan tujuan keuangan
jangka pendek dan jangka Panjang, dan buat rencana tindakan yang spesifik untuk
mencapainya. Laporan keuangan yang akurat dan terperinci akan membantu
dalam pengambilan keputusan yang tepat. Tim Keuangan yang Kompeten:
Pastikan memiliki tim keuangan yang terampil dan berpengetahuan luas.
Implementasi manajemen keuangan yang efektif membutuhkan komitmen yang
kuat dan disiplin dari seluruh organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Imron Jamaluddin Moh, “Manajemen Pembiayaan Sekolah”, Jurnal: Al-Ibrah,
Vol. 1 No. 1 (Juni 2016).
U Ditto Mas, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan Yang
Bermutu”, Jurnal: ANSIRU PAI, Vol. 1 No. 2 (Juli-Des 2017).
Milad Khusnu Mohammad, “Penguatan Tata Kelola Transparansi Informasi
Publik Akuntabilitas, dan Efisiensi Keuangan”, Jurnal: Penguatan Tata
Kelola, Vol. 3 No. 2 (Oktober 2019)
Arwildayanto Dkk, Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan,
(Bandung: Widya Padjadjaran, 2017).
Aulia Riski, “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia”, Universitas
Negeri Padang.
Rusdiana, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Tresna Bhakti Press,
2019)
Suryanto Wirawan Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Bandung: CV.
Media Sains Indonesia, 2021).
Mulyanti Dety, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Jurnal: Ilmiah Akuntansi,
Vol. 8 No. 2 (Mei-Agustus 2017).
Harahap K Aderina, “Implementasi Manajemen Keuangan Sederhana Untuk
UMKM Desa Kali Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan”, Jurnal:
Sosio Teknologi Kreatif, Vol. 1 No. 2 (Agustus 2017)
Iskandar Jamaluddin, “Implementasi Sistem Manajemen Keuangan Pendidikan”,
Jurnal: IDAARAH, Vol. 3 No. 1 (Juni 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai