Oleh:
Siti rohma Deni
Nur Hasanah
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Ketua PSQQ
TTD dan Stempel
(NURAMIN.,M.Pd)
ii
DAFTAR ISI
Cover i
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan 5
A. Dampak Perubahan 10
B. Diskusi Keilmuan 14
BAB IV PENUTUP 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sehingga dengan membaca Al-Qur’an secara tartil pun selain
mempermudah dalam membaca akan mempermudah dalam menghafal
ayat ayat Al-Qur’an. Sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang acuh
terhadap kitab Al-Qur’an Yang menjadi pedoman hidupnya sehingga kitab
Al-Qur’an hanya menjadi pajangan atau hiasan di dalam rumahnya saja
tidak untuk dibaca atau dipelajari bahkan untuk menghafal Al-Qur’an
belum ada keinginan karena jarangnya membaca dan mempelajari Al-
Qur’an maka dari itu dalam pembelajaran Al-Qur’an penting sekali untuk
dipelajari sebagaimana telah menjadi mata pelajaran disekolah pada
umumnya guna untuk mengenalkan dan memberikan ilmu pentingnya kita
menjaga dan mempelajari Al’Qur’an melalui pembelajaran membaca Al-
Qur’an, ilmu tajwid, dan sampai kepada isi kandungannya sebagai ilmu
untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.dan dapat menjadi sebuah
kebiasaan masyarakat khususnya umat islam sendiri untuk membiasakan
membaca Al-Qur’an setiap hari meskipun satu ayat. Karena sebaik-baik
hiasan rumah adalah ketika seorang penghuninya melantunkan ayatayat
suci Al-Qur’an dengan bacaan tartil dan sesuai dengan kaidah
tajwidnya.Maka dari itu untuk mempelajari ilmu tajwid perlu adanya
pembelajaran melalui Baca Tulis Al-Qur’an sebagai salah satu upaya
pembelajaran Al-Qur’an yang menitik beratkan pada makhorijul huruf dan
kaidah tajwid sebagai salah satu metode tahsin (memperbagus;
memperindah).
2
Membaca Al-Qur’an sebagai sebuah ibadah haruslah dilaksanakan sesuai
ketentuan. Ketentuan itulah yang terangkum dalam ilmu tajwid (LSPIK,
2016).manfaat penerapan tajwid dan tahsin:
3
tajwid akan mampu menerapkan ilmu tajwidnya untuk memperbaiki
kualitas bacaannya Al-Qur‟an salah satu dalam materi Al-Qur‟an Hadist.
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang ilmu tajwid
diantaranya adalah Daud dkk., (2018) meneliti untuk mengenal pasti
latarbelakang pelajar dan menganalisis tahap keberkesanan responden di
dalam pengajaran dan pembelajaran ilmu tajwid. Pengenalan ilmu tajwhid
melalui perancangan aplikasi multimedia interaktif di pondok pesantren
(Juharna dkk., 2016). Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid Berbasis Android
(Asriyan Ismail & Wardani, 2019), perbedaan bacaan dalam pembelajaran
ilmu tajwid menurut thariq al-syatibi dan ibn al-jazari pada qira‟at „ashim
riwayat hafs (Hanief, 2015). Penggunaan aplikasi digital risalah ilmu
tajwid dalam meningkatkan kemampuan baca alquran (Khairul &
Haramain, 2018). Kajian peneltian di atas telah memberikan pengaruh
terhadap pemahaman dalam ilmu tajwid akan tetapi tidak menggunakan
model pembelajaran scientific. Dengan pengimplementasiaan
pembelajaran tajwid, dengan model pembelajaran guru berharap para
siswa akan lebih aktif dalam mengusai materi yang diberikannya selama
proses pembelajaran berlangsung.
4
yang yang sangat berbeda.Pada saat pertama kali al-Qur’an diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, proses
penyampaian al-Qur’an dilakukan secara langsung oleh Nabi Saw kepada
para sahabat. Dalam proses tersebut, sekaligus terdapat transfer kaidah
bacaan al-Qur’an (yang sekarang dikenal dengan ilmu Tajwid).Namun,
karena pada saat itu wilayah Islam baru berada di Jazirah Arab, dan
penduduknya mafhum dengan bacaan al-Qur’an (yang berbahasa Arab),
belum terdapat dorongan untuk membuat ilmu tentang kaidah membaca
al-Qur’an. Sampai saat Islam tersebar ke daerah di luar Arab, diusulkan
untuk menyusunnya supaya tidak terjadi kesalahan pembacaan al-Qur’an.
B. Tujuan
5
C. Alasan Memilih Dampingan
a. Artikel ilmiah
6
b. Guru dapat membuat dan menggunakan metode tajwid dan tahsin
dalam pembelajaran Al Qur'an.
7
BAB II
METODE PENDAMPINGAN
9
materi.
10
yang diberikan oleh guru.
11
BAB III
A. Dampak Perubahan
NO KRITERIA EFEKTIVITAS
PENILAIAN
(%)
1 85-100 SANGAT BAIK
2 70-84 BAIK
3 55-69 CUKUP
4 40-54 KURANG
10
5 0-39 SANGAT
KURANG
Dari tabel 01 di atas dapat dilihat bahwa para guru memiliki
pendapat yang sangat positif terkait dengan kegiatan pelatihan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa efektivitas pelatihan adalah 89,6 % yang
berarti bahwa kegiatan pelatihan dinilai sangat baik dalam meningkatkan
pengetahuan dan kompetensi guru dalam merancang pembelajaran (RPP)
dan dalam membuat dan menggunakan media board games dalam
pembelajaran Bahasa Arab. Secara lebih detail dapat dilaporkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan dalam menggunakan metode tajwid
dalam pembelajaran, yakni para guru menilai kegiatan pelatihan sangat
efektif meningkatkan pengetahuan mereka dalam menggunakan metode
tajwid dengan nilai efektivitas sebanyak 89% Selanjutnya dalam
merancang pembelajaran (membuat RPP), mereka menilai pelatihan yang
diberikan sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi guru dalam
merancang pembelajaran dengan capaian 85% Dalam hal penilaian
efektivitas kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran, para guru menilai
bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat efektif dalam meningkatkan
kompetensi mereka dalam melaksanakan pembelajaran yang dijaring
dengan capaian 95%
11
Ada dua temuan penting dalam kegiatan pengabdian , yaitu (1)
kompetensi guru yang dilihat dari persiapan pembelajaran yang dinilai
dengan menggunakan format N1 dan keterampilan mengajar yang dinilai
dengan format N2, dan (2) kompetensi siswa dilihat dari hasil belajar
mereka.
1 A 4,6 4,9
2 B 4,3 4,7
3 C 3,9 4,9
RATA-RATA 4,2 4,7
Keterangan:
12
2 B 3,9 4,6
3 C 4,5 4,9
RATA-RATA 4,2 4,7
Keterangan:
Tabel 05. Hasil Belajar santri yang Diajar dengan tajwid dan tahsin
NILAI
NO NAMA SEKOLAH
PRETEST POSTTEST
1 A 75 74
2 B 72 89
3 C 76 83
TOTAL NILAI 233 246
RATA-RATA 74,3 82
Tabel 05 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata
hasil belajar santri setelah diajar dengan menggunakan metode tajwid
dan tahsin . Rata- rata hasil belajar tajwid dan tahsin santri sebelum
13
diajarkan dengan menggunakan metode tahsin adalah 74,3 sedangkan
rata-rata hasil belajar santri setelah diajarkan dengan menggunakan
metode tajwid adalah 82 dengan kategori sangat baik. Hal ini
membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa merupakan dampak
dari adanya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dan
melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan metode tajwid dan
tahsin Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran, khususnya tajwid
dan tahsin dapat digunakan oleh guru untuk memvariasikan pembelajaran
agar dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar mereka.
B. Diskusi Keilmuan
14
pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
15
Jadi gunakan metode yang berbeda untuk tujuan pembelajaran
yang berbeda.Secara singkat, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Misalnya pada strategi discovery learning kita dapat
memakai metode problem solving atau studi kasus. Ada banyak metode
yang kita kenal seperti ceramah, demonstrasi diskusi, simulasi,
laboratorium dan lain-lain. Selanjutnya metode dapat dijabarkan lagi
kedalam teknik pembelajaran misalnya dalam metode brainstorming kita
dapat menggunakan teknik bertanya secara lisan atau dengan teknik
menulis pada kertas yang sudah disediakan. Demikian pula dengan
penggunaan metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, Widyaiswara pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
16
maupun sikap.Dari pengalaman menunjukkan bahwa proses dan hasil
pembelajaran yang menarik dan sukses adalah jika proses pembelajaran
terdapat motivasi internal dan ‘independensi’ dari peserta. Namun, dalam
praktiknya tidak semua peserta dengan kondisi motivasi dan independensi
yang sama. Penggunaan metode yang beragam dapat membantu
membangun motivasi peserta. Ini disebabkan karena orang dewasa
belajar dalam berbagai cara, berbagai bentuk pengajaran dan metode, dan
mereka membutuhkan pelibatan dalam setiap kegiatan proses
pembelajaran. Cara terbaik untuk melibatkan peserta adalah dengan
memberi keragaman dalam metode pembelajaran (Diaz, Pelletier &
Provenzo, 2006).
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Della Indah, and Fitroh Hayati. "Penerapan Metode Tahsin untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah
Menengah Atas. " Jurnal Pendidikan Islam Indonesia 5.1 (2020): 15-
Khamid, Abdul, et al. "Implementasi Pembelajaran Tajwid dan
Ketrampilan Membaca Al-Qur’an dalam Materi Al-Qur’an Hadist."
Attractive: Innovative Education Journal 2.2 (2020): 45-53.
Arsyad, A. (2011). Media Ppembelajaran . Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Yassaei, S. (2012). Using Original Video and Sound Effect to Teach
English.English Teaching Forum , 1, 12-16.
19
LAMPIRAN
Hari : Minggu
20
Lampiran Dokumentasi Kegiatan
Foto 1.0: Rapat membuat program metode tahsin dan tajwid
21