Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2828-285x

Vol.4 No.3, 2022

Kemandirian Ekonomi Pesantren Berbasis Pertanian


Mohammad Iqbal Irfany1*
1
Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University.
*Email: iqbal.irfany@apps.ipb.ac.id

Isu Kunci
• Pesantren dapat berperan dalam pemberdayaan ekonomi berbasis pertanian.
• Dalam menjalankan aktifitas usaha, aspek kekuatan dan peluang yang dimiliki pesantren
lebih tinggi daripada kelemahan dan ancaman.
• Kemandirian ekonomi pesantren tergantung pada aspek kelembagaan, produksi,
sinergitas dengan stakeholder, dan pasar.
• Penguatan bisnis pesantren dilakukan dengan menghasilkan produk yang kompetitif,
pembukaan akses pasar (market place), dan sustainabilitas usaha pesantren dalam SDM,
manajemen, dan lingkungan.

Ringkasan
Pesantren, sebagai institusi pendidikan khas Indonesia, tidak hanya sebagai lembaga pendidikan
dan penyiaran agama, namun bisa ditingkatkan peranannya dalam pemberdayaan ekonomi,
termasuk dalam sektor pertanian. Kemandirian ekonomi pesantren adalah kemampuan pesantren
dalam menjalankan kegiatan ekonomi tanpa bergantung pada pihak eksternal. Berbagai studi
menunjukkan bahwa dalam menjalankan aktifitas usaha, aspek kekuatan dan peluang yang dimiliki
pesantren lebih tinggi daripada kelemahan dan ancaman. Adapun kemandirian ekonomi pesantren
dipengaruhi oleh aspek kelembagaan, produksi, sinergitas dengan stakeholder, dan pasar hasil
pertanian. Dalam hal ini, pesantren harus menghasilkan produk khas yang kompetitif, ditunjang
oleh pembukaan akses pasar, sustainabilitas sumber daya manusia, manajemen, kelembagaan dan
lingkungan.

1
Pendahuluan ekonomi yang inklusif tetapi juga untuk
melahirkan sumber daya insani yang berakhlak
Sebagai negara berpenduduk muslim mulia dan andal dalam bidang ekonomi (Bank
terbesar di dunia menurut World Population Indonesia 2020).
Review (2021), Indonesia memiliki banyak Pemberdayaan ekonomi pesantren
lembaga pendidikan Islam khas Nusantara yaitu adalah serangkaian upaya ekonomi, manajerial,
pondok pesantren. Bahkan dapat dikatakan kelembagaan, dalam motivasi kewirausahan
pesantren merupakan salah satu sistem dalam rangka menunjang kemandirian
pendidikan yang lebih dahulu daripada sistem pesantren dalam ekonomi, yang muaranya akan
berbasis sekolah dan dianggap sebagai produk menunjang tujuan pesantren yang lain sebagai
budaya asli Indonesia (Azra 2005). fasilitator pendidikan, keagamaan, dan sosial
Pesantren secara umum berfungsi (Kementerian Agama RI 2021).
sebagai institusi pendidikan dan dakwah Data Kementerian Agama (2021),
(penyiaran agama). Dalam perkembangannya, mencatat terdapat 30.495 pesantren di
kedua fungsi ini kemudian melebar peranannya Indonesia dengan jumlah santri dan pengajar
termasuk dalam aktifitas pemberdayaan sebanyak 4,3 juta orang dan 474 ribu orang.
masyarakat. Peranan pesantren dalam Angka yang besar ini menunjukkan bahwa
pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan di pesantren bisa dianggap sebagai ‘raksasa tidur’
segala bidang termasuk dalam bidang ekonomi (sleeping giant) pengembangan industri halal
(Nadzir 2015). Hal ini pun ditegaskan dalam UU (ekonomi syariah) baik dari sisi konsumsi
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. maupun produksi. Tidak hanya bagi kemandirian
Selama ini pondok pesantren dilabeli ekonomi pesantren sendiri, pengembangan unit
sebagai lembaga yang operasional ekonominya bisnis pesantren akan berkontribusi dalam
berasal dari syahriah (iuran) santri maupun pemberdayaan masyarakat sekitar. Dengan kata
donasi pihak lain (Bisri dan Rufaidah 2002). lain, pesantren dapat berperan sebagai agen
Penguatan kemandirian ekonomi akan pembangunan.
membebaskan pesantren dari predikat tersebut. Dalam risalah ini, beberapa pesantren
Dengan demikian, pesantren tidak lagi bisa dijadikan percontohan (benchmarking)
menggantungkan pendanaan operasionalnya kemandirian ekonomi melalui unit usaha
kepada pihak lain. Tercapainya kemandirian pesantren yang berbasis pertanian yang
secara ekonomi merupakan tujuan yang dimilikinya.
diharapkan dari pemberdayaan ekonomi
pesantren.
Kemandirian ekonomi pesantren adalah
Pembahasan
kemampuan pesantren dalam menjalankan
operasionalnya tanpa bergantung pihak Pesantren, dari sisi potensi sumberdaya
eksternal. Salah satu tolak ukurnya adalah dan unit usaha yang dimiliknya, merupakan aset
bahwa unit usaha yang dimiliki pesantren potensial dalam pembangunan ekonomi. Unit
tersebut memiliki kontribusi signifikan terhadap usaha pesantren dapat melakukan produksi dan
operasional pendidikan sehingga pesantren pemasaran produk halal nasional. Namun data
tidak terlalu tergantung pada iuran santri atau mencatat hanya 33,4% dari total pesantren di
donasi dari pihak eksternal pesantren (Bank Indonesia yang telah memiliki unit usaha
Indonesia 2015; Irfany 2016). Tujuan (Kementrian Agama 2021). Angka ini
pengembangan kemandirian ekonomi pesantren mencerminkan potensi ekonomi pesantren
tidak hanya untuk mewujudkan pertumbuhan

2
belum sepenuhnya dioptimalisasi oleh sebagian berbasis pertanian dengan menggunakan analisa
besar pesantren di Indonesia. struktur Strength-Weakness-Opportunity-Threat
Kementerian Agama RI merilis data (SWOT) yang diolah dengan Analytic Network
potensi ekonomi pesantren di Indonesia tahun Process (ANP). Hasil studi menunjukkan aspek
2021. Gambar 1 menunjukkan terdapat 10.185 kekuatan (strength) dan aspek peluang
pesantren yang telah memiliki entitas usaha. (opportunity) memiliki skor tertinggi
Adapun bidang usaha yang paling banyak dibandingkan aspek kelemahan (weakness) dan
digarap oleh pesantren adalah Koperasi dan aspek ancaman (threat). Temuan ini diperkuat
UKM sebanyak 1.845 pesantren. Selain itu, jenis dengan nilai kesepakatan (rater agreement)
usaha agribisnis menempati posisi kedua sebagai sebesar 0.4645 yang menunjukkan stakeholder
jenis usaha yang paling banyak dikembangkan kunci pesantren (responden) bersepakat bahwa
oleh pesantren, yaitu sebanyak 1.479 pesantren. kekuatan dan peluang pengelolaan unit usaha
oleh pesantren lebih dominan atau prioritas
2000 dibandingkan kelemahan dan ancamannya.
1800
1600 Analisa lebih mendalam, urutan
1400
1200 kekuatan yang dimiliki pesantren adalah sebagai
1000
800 berikut; i) Terbangunnya kolaborasi pesantren
600 baik dengan para pihak baik internal maupun
400
200 eksternal dalam pengembangan usaha
0
pertanian; ii) Kedalaman pemahaman syariah
yang ditunjang mentalitas dan spiritualitas
unsur-unsur pesantren; iii) Kepemimpinan dan
motivasi kiai dalam pengembangan ekonomi
Gambar 1 Potensi ekonomi pesantren berbasis
pesantren; iv) Kuantitas sumberdaya insani
pertanian di Indonesia (sumber:Kementerian
(santri dan masyarakat sekitar) sebagai modal
Agama 2021).
ekonomi; v) Kesesuaian bidang usaha
(pertanian) dengan potensi sumberdaya
Informasi di atas mengindikasikan irisan
ekonomi setempat; dan vi) inklusifitas pesantren
yang kuat antara pesantren, pertanian, dan
dan kekuatan modal sosial (social capital) dalam
perdesaan, yang tidak bisa dipisahkan satu sama
berinteraksi dengan masyarakat.
lainnya. Tak dapat dipungkiri, salah satu sektor
Adapun urutan aspek kelemahan yang
utama bisnis pesantren adalah pertanian, dan
masih dimiliki pesantren yaitu sebagai berikut; i)
rata-rata pesantren adalah berada di perdesaan
belum optimalnya pengelolaan pemasaran
(Kementerian Agama 2021). Mengembangkan
produk (marketing management); ii) Pergantian
ekonomi ketiganya adalah hal yang bisa dicapai.
pengelola unit usaha sehingga menghambat
Risalah kebijakan ini berupaya merekomendasi-
regenerasi SDM; iii) Kurang memadainya sarana-
kan strategi yang dapat dilakukan dalam
prasarana pendukung unit usaha; iv)
mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren
Profesionalisme manajemen bisnis yang masih
berbasis pertanian berdasarkan beberapa kasus
rendah; v) Permodalan yang masih terbatas, dan
pesantren yang telah diteliti.
vi) Belum memadainya manajemen risiko
Terdapat beberapa studi terkait
pengelolaan unit usaha.
kemandirian ekonomi pesantren berbasis
Dari aspek peluang, urutannya adalah
pertanian. Ramadini et al. (2022a dan 2022b),
sebagai berikut; i) Peluang pesantren sebagai
menganalisa strategi pengembangan unit usaha
produsen dalam menyuplai kebutuhan
pesantren Pesantren Hidayatullah Depok yang
masyarakat (produksi pertanian); ii) Tingginya

3
kepercayaan masyarakat terhadap pesantren oleh mentoring dan pelatihan yang dilakukan
sebagai social capital; ii) Adanya berbagai pengurus Pesantren Al-Ittifaq terhadap
program inisiatif dari pemerintah; dan ix) Gaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam hal
hidup halal (halal lifestyle) di lingkungan ini, satu sisi pembelajaran positif adalah bahwa
pesantren sehingga pesantren hanya Pesantren Al Ittifaq melibatkan masyarakat
memproduksi dan mengkonsumsi yang halal dan sekitar baik sebagai penyedia lahan pertanian
thayyib (baik). dan tenaga kerja, baik sistem sewa atau bagi
Terakhir, terdapat dua ancaman bisnis hasil.
pesantren sebagai berikut. Pertama, semakin Demikian pula hasil penelitian Silvana
ketatnya tingkat kompetisi dengan semakin dan Lubis (2019) untuk kasus Pesantren Al-Ittifaq
banyaknya pesaing usaha baik lokal maupun yang menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi
jaring bisnis nasional. Kedua, semakin tingginya Pesantren dapat diklasifikasi ke dalam 4 aspek
risiko kerugian usaha karena kepastian pasar penting yang sinergis yakni institusi, aspek teknis
(baik pasar input dan pasar hasil) dan risiko (produksi agribisnis), sinergitas dengan
fluktuasi harga (inflasi). pemangku kepentingan, dan aspek pasar. Hasil
Dari Analisa SWOT, dapat disintesakan analisis menunjukkan bahwa aspek pasar
strategi pengembangan unit bisnis pesantren. merupakan aspek yang berpengaruh paling
Urutan strategi yang perlu dilakukan sebagai dominan dalam pengembangan bisnis
berikut; i) peningkatan kualitas SDM misalnya pesantren. Aspek ini diperkuat dengan adanya
melalui training dan mentoring; ii) strategi kerjasama Al Ittifaq dengan jaringan supply chain
marketing secara lebih terintegrasi; iii) produk sayuran, termasuk jaringan ritel modern
peningkatan good governance dan budaya dan adanya Alif Mart (Al Ittifaq Mart). Terakhir,
organisasi secara lebih profesional; iv) empat faktor yang paling berpengaruh untuk
sinkronisasi program ekonomi pesantren dengan masing-masing aspek adalah: kepemimpinan
pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal; v) (mindset wirausaha pertanian) kiai dan
penguatan sinergi antar pesantren dan pengelola pesantren, permodalan, sistem
kerjasama dengan berbagai stakeholder penting; informasi produksi, dukungan permodalan, dan
vi) penguatan literasi dan adopsi teknologi, ketersediaan serta kepastian pasar.
termasuk membangun virtual market; vii)
peningkatan monitoring dan evaluasi unit usaha;
dan viii) penguatan dan perluasan akses Implikasi dan Rekomendasi
permodalan.
Dalam kasus unit bisnis usaha pesantren Pesantren memiliki potensi yang lebih
berbasis pertanian yang lain, Muttaqin (2011) dari memadai untuk dijadikan salah satu basis
melakukan penelitian mengenai kemandirian pemberdayaan ekonomi pertanian. Dalam
ekonomi Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey. rangka meraih kemandirian ekonomi pesantren,
Hasil studi menunjukan bahwa salah satu kunci diperlukan suatu entitas bisnis milik pesantren
keberhasilan program kemandirian ekonomi yang mampu memproduksi dan menjual
pondok pesantren adalah keterlibatan santri produk/jasa yang khas dan memiliki keunggulan
dalam aktifitas usaha ekonomi pesantren yang pasar (one product khas pesantren), dimana hasil
bergerak dalam sektor agribisnis. Di samping itu, usahanya bisa digunakan seluas-luasnya untuk
terdapat hubungan positif antara inspirasi dan kesejahteraan pesantren baik santri, pengurus,
kepemimpinan Kiai serta motivasi spiritual para dan masyarakat sekitar.
santri terhadap kemandirian ekonomi Oleh karena itu, diperlukan strategi
pesantren. Hubungan positif juga ditunjukan pengembangan kapasitas ekonomi pesantren

4
khususnya dalam mencapai identifikasi dan Daftar Pustaka
soliditas dan sustainabilitas produksi pertanian,
kesinambungan operasional produksinya, ter- [BI] Bank Indonesia. 2020. Direktori Program
masuk aspek manajerial dan kelembagaannya. Pengembanan Kemandirian Ekonomi
Pesantren yang ‘unggul’ secara ekonomi Pesantren 2020. Jakarta (ID): Bank
adalah pesantren memiliki entitas bisnis sendiri Indonesia.
yang terpisah dari entitas pelaporannya dengan
bisnis pribadi di pesantren (Irfany 2016; Bank [BI] Bank Indonesia. 2015. Identifikasi Key
Indonesia 2020). Pesantren harus menghasilkan Success Factor Lembaga Pesantren. Jakarta
produk atau jasa yang memiliki keunggulan (ID): Bank Indonesia.
kompetitif, ditunjang oleh market place. Hasil
usaha digunakan untuk kepentingan ekonomi Bisri H, Rufaidah E. 2002. Model Penelitian
pesantren. Di samping itu, sustainabilitas usaha Agama dan Dinamika Sosial. Jakarta (ID),
baik dari sisi SDM, manajemen, kelembagaan, Rajagrafindo Persada.
dan lingkungan perlu terus diperhatikan.
Brodjonegoro B. 2019. Kontribusi Santri dan
Pasar merupakan aspek utama dalam
Pesantren untuk Capai Pembangunan
pengembangan bisnis pesantren. Oleh karena itu
Inklusif dan Tujuan 14 SDGs. Jakarta (ID):
diversifikasi produk dan perluasan jaringan
SDG’s Annual Conference; 2019 Oktober 8.
pemasaran baik secara online maupun offline
dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan Irfany MI. 2016. Pemberdayaan Kemandirian
pasar produk pertanian pesantren. Dari sisi Pesantren. FGD Roadmap Pengembangan
pesantren, pembentukan divisi quality control Kemandirian Ekonomi Pesantren. Bank
untuk memeriksa kualitas produk pertanian yang Indonesia. Jakarta, 9-11 October 2016.
akan dikirim ke pasar sesuai dengan kualitas
yang ditentukan. [Kemenag] Kementerian Agama. 2020.
Dalam meningkatkan kinerja Pangkalan Data Pendidikan Pondok
kelembagaan dan SDM, diperlukan program Pesantren. Jakarta (ID): PDPP.
edukasi dan pelatihan agribisnis. Peranan agro-
sociopreneurships berbasis pesantren sangat [Kemenag] Kementerian Agama. 2020. Data
diperlukan. IPB University, sebagai universitas Statistik Pendidikan Islam Pondok
berbasis pertanian, misalnya telah melakukan Pesantren. Jakarta (ID): EMIS Pendis.
upaya yang baik seperti pengembangan program
santripreneur (wirausahawan santri). Demikian [Kemenag] Kementerian Agama. 2003. Pondok
pula Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta
Timur sudah memiliki program unggulan yaitu (ID): Direktorat Jendral Kelembagaan
One Pesantren One Product (OPOP). Demikian Agama Islam.
pula program Program Pengembangan
[Kementerian PPN/Bappenas] Kementerian
Kemandirian Ekonomi Pesantren (Bank
Perencanaan Pembangunan Nasional
Indonesia), pembentukan Himpunan Ekonomi
Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Bisnis Pesantren (HEBITREN), dan berbagai
Pembangunan Nasional. 2018. Masterplan
progam dan terobosan inovatif sejenis bisa terus
Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.
dilakukan dalam memperkuat dan
Jakarta (ID): Kementerian PPN/Bappenas.
meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.

5
Marlina. 2014. Potensi Pesantren dalam (Studi Kasus Pondok Pesantren Hidayatullah
Pengembangan Ekonomi Syariah. Jurnal Depok). Skripsi. IPB University.
Hukum Islam. 12(1): 117-134.
Ramadini, K.N, N. Hasanah, M.I. Irfany. 2022b.
Mutafarida B, Sariati NP. 2019. Peran Pesantren Strategi Pengembangan Unit Usaha Pondok
dalam Memenuhi Kebutuhan Industri Halal Pesantren. Iqtishodia Journal Ekonomi Islam
LifeStyle. Malang (ID), Proceeding Republika. 27 Mei 2022. (diakses pada 2022
International Conference on Islamic Jun 28). Tersedia pada:
Education (ICIED), 4(1): 109-115; 2019 https://www.republika.id/posts/28388/str
November 6-7. ategi-pengembangan-unit-usaha-pondok-
pesantren
Muttaqin R. 2011. Kemandirian dan
Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren Rimbawan Y. 2012. Pesantren dan Ekonomi:
(Studi Atas Peran Pondok Pesantren Al- Kajian Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Darul Falah Bendo Mungal Krian Sidoarjo
Bandung Terhadap Kemandirian Ekonomi Jawa Timur. Surabaya (ID), Conference
Santri dan Pemberdayaan Ekonomi Proceedings: Annual International
Masyarakat Sekitarnya). Jurnal Ekonomi Conference on Islamic Studies XII; 2012
Syariah Indonesia (JESI).1(2): 91-92 November 5-8.

Nadratuzzaman. 2019. KNKS Mendorong Peran Ryandono MNH. 2018. Peran Pondok Pesantren
Pesantren dalam Industri Halal. Palembang dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi di
(ID), Sharia Economics Forum; 2019 Agustus Jawa Timur pada Abad ke-20. Mozaik
2. Humaniora. 18(2): 189-204.

Nadzir M. 2015. Membangun Pemberdayaan Saaty TL, Vargas LG. 2006. Decision Making with
Ekonomi di Pesantren. Jurnal Economica. the Analytic Network Process: Economic,
6(1): 37-56. Political, Social and Technological
Applications with Benefits, Opportunities,
Nasir MR. 2005. Mencari Tipologi Format Costs and Risks. Pittsburgh (US), Springer.
Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di
Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta (ID): Silvana M, Lubis D. 2021. Faktor yang
Pustaka Pelajar. Memengaruhi Kemandirian Ekonomi
Pesantren (Studi Pesantren Al-Ittifaq
Prasetyo MAM. 2017. Manajemen Unit Usaha Bandung). Jurnal Al-Muzara’ah. 9(2): 129-
Pesantren. HIKMAH: Jurnal Pendidikan 146.
Islam. 6(1): 18-36.
Suwito NS. 2017. Model Pengembangan
Rifa’i M. 2019. Manajemen Ekonomi Mandiri Ekonomi Pondok Pesantren. EDUKASI:
Pondok Pesantren dalam Mewujudkan Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan
Kualitas Layanan Pendidikan. Jurnal Kajian Keagamaan. 6(3): 18-36.
Ekonomi dan Perbankan. 3(1): 30-44.
Usman MI. 2013. Pesantren Sebagai Lembaga
Ramadini, K.N, N. Hasanah, M.I. Irfany. 2022a. Pendidikan Islam (Sejarah Lahir, Sistem
Strategi Pengembangan Unit Usaha Pendidikan, dan Perkembangannya Masa
Pesantren dengan Pendekatan ANP-SWOT Kini). Jurnal Al Hikmah. 14(1): 127-146.

6
[UU RI] Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren.
2019. Bentuk acuan: Pasal 1 Bab 1, Pasal 3
Bab 2 UU (2019).

World Population Review. 2020. Muslim


Population by Country 2020 [Internet].
(diakses pada 2021 Des 23). Tersedia pada:
https://worldpopulationreview.com/count
ry-rankings/muslim-population-by-country

7
Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS), IPB University
Gedung LSI Lantai 1, Jl. Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor - Indonesia 16680
Website: https://dpis.ipb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai