SKRIPSI
OLEH:
AMROLLAH
NIM. 20160701040036
i
IMPLEMENTASI KURIKULUM PESANTREN BERBASIS IKTISYAF
DALAM MENINGKATKAN POTENSI BACA KITAB KUNING DI
PONDOK PESANTREN PUNCAK DARUSSALAM POTOAN DAYA
PALENGAAN PAMEKASAN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Agama Islam Negeri Madura
untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Tarbiyah
OLEH:
AMROLLAH
NIM. 20160701040036
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji :
Mengesahkan,
Dekan FakultasTarbiyah IAIN Madura
iv
Dr. H. ATIQULLAH, S.Ag., M.Pd.
NIP: 197305041999031015
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha
Esa maha dari segala maha serta yang mengatur dan menciptakan alam semesta
ini, sehingga atas segala limpahan karunia dan nikmatnya akhirnya proposal
Baginda Nabi Agung, Nabi akhirus zaman, Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam, sehingga penulis dapat
semua pihak yang telah membantu, terutama kepada Dosen Pembimbing yaitu
dimiliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, sudilah kiranya para pembaca, terutama dosen penguji untuk
Penulis.
Amrollah
vi
NIM. 20160701040036
vii
Daftar isi
viii
BAB IVPAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................49
A. Paparan Data..............................................................................................................49
1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Puncak Darussalam......................................49
2. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Puncak Darussalam................................52
3. Waktu/ Jadwal Pelaksanaan Program.....................................................................53
4. Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Menigkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Poton
Daya Palengan Pamekasan...................................................................................54
5. Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan
Daya Palengaan Pamekasan.................................................................................57
6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf
Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren
Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan.....................................61
B.Temuan Penelitian......................................................................................................63
1. Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Menigkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Poton
Daya Palengan Pamekasan...................................................................................63
2. Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan
Daya Palengaan Pamekasan.................................................................................63
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Kurikulum Pesantren
Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok
Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan.....................64
C.Pembahasan................................................................................................................65
1. Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Menigkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Poton
Daya Palengan Pamekasan...................................................................................65
2. Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan
Daya Palengaan Pamekasan.................................................................................68
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Kurikulum Pesantren
Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok
Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan.....................71
BAB V PENUTUP.........................................................................................................74
A.Kesimpulan................................................................................................................74
B.Saran..........................................................................................................................75
Daftar Rujukan...............................................................................................................77
ix
Lampiran-Lampiran.......................................................................................................81
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................96
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Kontek Penelitian
data pelajaran atau bahan ajar yang harus dipelajari oleh siswa/santri. Akan
tetapi kurikulum dalam artian yang luas, yaitu pengalaman belajar yang
yang bisa sekali jadi, maka kurikulum harus bersifat fleksibel, dinamis, dan
Karena itu, tidak ada kurikulum baku, yang ada adalah kurikulum yang selalu
1
Abdurrahman, “Implementasi Managemen Kurikulum Pesantren Berbasis Pendidikan
Karakter”, At-Turas, 2 (Desember 2017), hlm .,280.
2
ElfaTsuroyya, “Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Madrasah Di MAN 3 Sleman
Yogyakarta”, Jurnal Manajemen pendidikan Islam, 2 (November 2017) hlm., 382.
3
Kholis Tohir, “Kurikulum dan Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Salafi Di Kec. Kresek
Kab. Tangerang Provensi Banten” Analytica Islamica, 1 (Januari-juni 2017) hlm., 14.
1
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para ahli secara logis, sistematis, dan
kepemimpinan seorang atau beberapa seorang Kiai dengan ciri khas yang
tumbuh subur ditanah Indonesia jauh hari dari sebelum Indonesia merdeka.
pendidikan yang disusun sendiri, dan pada umumnya bebas dari ketentuan
formal.6
4
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2015), hlm. 13-14.
5
Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren. (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm. 5-6.
6
Ahmad Saifudin, “ Eksistensi Kurikulum Pesantren Dan KebijakanPendidikan”,
JurnalPendidikan Agama Islam, 01 (Mei 2013) hlm., 209.
2
Menurut Nurcholis Madjid mengatakan pesantren/pondokan adalah
pola pertama ialah pesantren yang memiliki unit kegiatan dan elemen berupa
masjid dan rumah kiai. Pesantren ini masih sederhana; kiai mengggunakan
masjid atau rumahnya untuk tempat mengaji, biasanya santri dating dari
dan sistematik. Pesantren pola kedua ini sama dengan pola satu ditambah
adanya pondokan bagi santri. Pesantren pola ketiga sama dengan pola kedua
tetapi ditambah adanya madrasah. Jadi dipesantren pola ketiga ini telah ada
melandasinya.9
7
Muhammad Fathurrahmandkk, Implementasi manajemen peningkatan mutu pendidikan islam,
(Yogyakarta: Teras, 2012), hlm, 235.
8
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
2014), hlm, 193.
9
Husmiaty Hasyim, ”Tranformasi Pendidikan Islam (Kontek Pendidikan Pondok Pesantren)”
Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, 1 (2015) hlm., 58
3
Saat ini pesantren telah mengalami perkembangan luar biasa dengan
variasi yang sangat beragam. Bahkan beberapa pesantren telah muncul sebuah
membangun potensi-potensi santri, tidak hanya segi akhlak, nilai, intelek, dan
mempertahankan ciri khas dan keaslian isi (curriculum content) yang sudah
Ciri umum yang dapat diketahui adalah pesantren memiliki kultur khas
sebuah sub kultur yang bersifat indiosyncratic. Cara pengajiannya pun unik.
sementara para santri mendengarkan sambil memberi catatan pada kitab yang
sedang dibaca. Metode ini disebut bandongan atau layanan kolektif (collective
learning process). Selain itu, para santri juga ditugaskan membaca kitab
kuning, sementara kiai atau ustad yang sudah menyimak sambil mengoreksi
dan mengevaluasi bacaan dan performance seorang santri. Metode ini dikenal
siswa.11
10
Sulthon Masyhud, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm, iv
11
Ibid., hlm, 3.
4
Pendidikan pesantren termasuk jenis pendidikan keagamaan.
yang bersangkutan (UU No. 20/2003: pasal 11 ayat 6). Perarturan Pemerintah
Selain kontribusi pesantren dalam tiap fase sejarah yang luar biasa,
pesantren juga telah membentuk sebuah sub kultur unik dan eksotik yang
keilmuannya. 13
kuning, harapannya semua santri yang mondok setelah lulus bisa membaca
5
hanya itu-itu saja, menggunakan metode klasikal masal, sehingga
sehingga kalau tidak ditunjang dengan metode percepatan maka akan banyak
santri yang tidak bisa baca kitab. Maka dari itu kami berinisiatif mengadakan
program yang sekiranya bisa membuat belajar santri dalam bidang baca kitab
Hal yang membedakan kitab kuning dari yang lainnya adalah metode
maupun bahasa (nahw dan sharf). Sementara itu, pada cara kedua siswa/santri
etika, dan 8. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Kitab-kitab ini
tingkat tinggi. 15
14
Walid Habibi dkk, “Program Akselerasi Baca Kitab Kuning Di majelis Musyawarah
Kutubuddiyah (M2KD) PP .MembaulUlum Bata-Bata Ds. PanaanKec. Palengaan Kab.
Pamekasan”, Jurnal Pendidikan Dan Manajemen Islam, 2 (Desember 2017) hlm., 687.
15
Abd Muin M, “Kitab Kuning Dan Madrasah: Studi Pada Pondok Pesantren Lombok Barat”,
Edukasi, 1 (Januari-April 2014) hlm., 101.
6
Selain standardisasi kajian kitab kuning yang menjadi ciri khas pondok
pada pondok pesantren itu sendiri, seperti tingkatan ula, wustho, maupun
‘ulya atau bahkan pada tingkatan ma’had ‘aly. Tigkatan kitab kuning yang
penentuan standar pada aspek kajian kitab kuning yang diajarkan masih tetap
berada pada lingkup pondok pesantren itu sendiri yang memiliki perbedaan
MajelisTa’lim.17
yang didirikan oleh Kiai Abd Hanan Tibyan yang mana sekarang sudah mulai
berkembang dan pada tahun ketahun santri terus bertambah menjadi sekitar
400 lebih, dengan banyaknya santri yang terus bertambah setiap tahunnya
maka perlunya santri diberikan suatu ilmu yang memadai hingga bisa
16
Mulyana Mudis Taruna, “Standardisasi Penguasaan Kitab kuning Dipondok Pesantren Nurul
Hakim Nusa Tenggara Barat”, Analisa, 1 (Januari-Juni 2012) hlm., 108.
17
Moh. Tasi’ulJabbar, dkk, “Upaya Kiyai Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab
Kuning”, Edudeena, 1 (Februari 2017) hlm. 47-48.
7
kuning yang mana yang telah dijadikan patokan atau sumber utama menggali
ilmu dalam pembelajaran agama islam yang mengkaji tentang tafsir alQur’an
dan hadis dan kitab lainnya, dan di pesantren ini belajarnya lebih domain
melalui kitab kuning klasik. Dan sebagai bekal pada masa pengabdian
pengabdian (Tugasan dalam bahasa madura) selama satu tahun dengan tujuan
pesantren.
Dalam membaca dan memahami kitap kuning tidak lah mudah, seperti
mengatakan bahwa untuk bisa membaca dan memahami kitab kuning tidak
hanya butuh waktu sedikit melainkan butuh jangka waktu panjang terkadang
ada santri rata-rata mondok tiga tahun masih belum bisa baca kitab kuning
apalagi memahami isi dari kitab kuning itu sendiri. 18 Jadi kemungkinan besar
kemampuan santri dalam membaca dan memahami kitab kuning masih minim
metode yang tanpa ada pembaruan yang hanya itu- itu saja seperti metode
bandongan dan sorogan. Maka dari itu Pondok Pesantren Puncak Darussalam
menciptakan salah satu metode baru yang disebut dengan metode iktisyaf.
18
Khoirul Anam, Santri Pondok Pesantren Puncak Darussalam, Wawancara langsung (03 Maret
2020)
8
metode ini sangat membantu dan lebih mudah serta cepat menyerap terhadap
santri dalam belajar memahami baca kitab kuning. Bahkan sebagian lembaga
lain sudah menerapkan metode iktisyaf ini karena dengan metode ini lebih
efektif dan efisien dalam memahami baca kitab kuning Klasik. Dengan
metode iktisyaf dalam pembelajaran kitab kuning klassik ini telah mampu
Pamekasan”.
B. Fokus Penelitian
Berpijak pada latar belakang yang telah dikemukakan penulis maka
rumusan masalah ini perlu untuk dikemukakan pula. Adapun rumusan yang
Iktisyaf?
9
Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan
Pamekasan?
C. Tujuan Pnenelitian
Dalam setiap penelitian tentunya ada tujuan yang ingin dicapai yang
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, sebab tanpa
adanya tujuan tidak mungkin suatu penelitian tersebut akan tercapai terhadap
apa yang akan ditelitinya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Berbasis Iktisyaf.
Palengaan Pamekasan.
D. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian ada dua yaitu; kegunaan ilmiah dan kegunaan
10
Dalam penelitan ini mempunyai dua manfaat atau kegunaan yakni manfaat
atau kegunaan secara teoritis dan manfaat atau kegunaan secara praktis antara
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
berikut:
dan mahasiswi dalam proses pengayaan keilmuan dan dapat dijadikan sebagai
perpustakaan.
Pamekasan.
5. Bagi Peneliti
11
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan
sempurna.
E. Definisi Istilah
baik.
2. Iktisyaf adalah sebuah metode atau salah satu cara dalam memahami kitab
3. Kitab kuning adalah salah satu kitab klassik atau kitab gundul. Istilah kitab
kuning itu sendiri adalah istilah dari tranformasi budaya madura yang
asumsikan bahwa kitab klasik tersebut adalah kitab kuning. Seperti kitab
sebagainya.
12
F. Kajian Penelitian Terdahulu
kajian emperis dan kajian teoritis terhadap permasalahn sebagai dasar untuk
1. Skripsi Binti Fatatin Azizah, pada tahun 2008 dengan judul “Upaya
pembacaan kitab kuning seperti materi amstilati dengan kitab ini para
santri dapat memahami kitab kuning dengan cepat karena sistem atau
nahwu sharrf serta lebih mendalam dipahami dan cepat oleh para santri.
19
Binti Fatatin Azizah, “Upaya Peningkatan Kualitas Membaca Kitab Kuning Melalui
Pembelajaran Bahasa Arab Di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Probolinggo”, (Skripsi Ma,
Universitas Islam Negeri, Probolinggo, 2008)
13
2. Skripsi Wahed, pada tahun 2014 dengan judul “ Efektifitas Cara
meneliti tentang kualitas membaca kitab kuning, Hanya saja metode yang
Berbedaan dari metodenya melalui Bahasa Arab dan Iktisyaf. Metode yang
kebijakan pengasuh/kiai.
20
Wahed, “ Efektifitas Cara Memahami Kitab Kuning....
14
diterapkan di pondok pesantren puncak Darussalam sekaligus pencetus
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
15
serta tolok ukur keberhasilan dan kualitas hasil pendidikan. Oleh karena
materi yang dianggap efektif dan efisien dalam menyampaikan misi dan
yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu
21
Kholid Junaidi, ”Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Di indonesia”, Jurnal Pendidikan
Islam, 01 (Juli-Desesmber 2016), hlm. 104.
16
Tentang kurikulum itu sendiri banyak ahli yang
17
disponsori oleh Departemen Agama dalam sekolah (Madrasah).
22
Ibid., hlm. 105-106.
18
umumnya keilmuan Islam digali dari kitab-kitab klasik, dan
mempersiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati. Dan
2) Fiqh
3) Ushul Fiqh
4) Hadits
23
St. Mau’izatul Hasanah, “Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah Penyelenggara
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Di Kabupaten Barito Kuala”, (Tesis Ma, Institut
Agama Islam Negeri, Antasari, 2012), hlm. 61.
24
Abdurrahman , “Implementasi Manajemen Kurikulum… hlm.,283.
19
5) Tafsir
6) Tauhid
7) Tasawuf
8) Akhlak
9) Sejarah
10) Balaghah25
kurikulum itu?
mata pelajaran
20
8) Menentukan strategi mengajar yang serasi serta mediakan
penilaiannya
dipesantren, ajaran itu adalah apa yang termaktub dalam kitab kitab
26
Sulthon dkk, Manajemen Pondok Pesantren...... hlm 79-81.
27
Wahed, “Efektifitas Cara Memahami Kitab Kuning Melalui Metode Iktisyaf Di SMP Puncak
Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan”, (Skripsi Ma, Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI), Al-Khairat, 2014), hlm. 11.
21
Metode tradisional adalah metode pembelajaran yang
atau dapat juga disebut pula sebagai metode pembelajaran asli (original)
iktisyaf ini terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang
berasal dari kata waktu (bahasa jawa) yang berarti waktu sebab
menyimak apa yang disampaikan oleh kiai atau ustadz serta santri
oleh kiai atau ustadz yang mengulas teks kitab berbahasa arab tanpa
22
ustadz atau mungkin juga santri senior untuk membahas atau
melalui pengajian santri (kitab) tertentu pada seorang kiai atau ustadz
28
Ibid, hlm. 17-19.
23
Sistem yang terapkan didalam metode iktisyaf adalah
secara nahwiyah beserta dalil yang diambil dari kitab imriti, yang
29
Lukman dan fatihkul Amin, “ perkembangan pondok pesantren puncak darussalam tahun 2005-
2013” , Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo, 02 (september 2014), hlm.260.
24
3) Pemahaman nahwu dan sorrof, dimana kiyai atau ustad dalam hal
pesantren. Dari segi materi, secara umum isi kitab kuning yang dijadikan
dan al-Hadits, sedang ajaran yang timbul sebagai hasil penafsiran para
Qur’an dan al-Hadis tersebut. Kedua, kelompok kitab kuning yang tidak
30
Wahed, Efektifitas Memehami Kitab...... hlm. 19.
31
Abdurrahman, “Implementasi Manajemen Kurikulum… hlm,287.
25
Pengertian kitab kuning cukup beragam, di antaranya
tidak berbaris (gundul) dan ditulis oleh ulama/ kyai besar yang
Jadi Pesantren dan kitab kuning adalah dua sisi yang tak
buah pemikiran para ulama salaf yang dimulai sekitar abad ke-9 itu.
26
Kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang diajarkan di pesantren,
2) fiqh;
3) usul fiqh;
4) hadits;
5) tafsir;
6) tauhid;
a) Faktor Pendidik/Guru
35
Muin, “ kitab kuning dan madrasah….hlm.101.
36
tasi’ul jabbar dkk, “Upaya kiyai Dalam.... hlm. 48
27
b) Faktor anak didik
c) Faktor tujuan
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Ibid ,.hlm.48-49.
28
Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan
Pamekasan.
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
2. Bila penelitili ingin mengetahui makna dibalik data yang tampak. Gejala
sosial sering tidak dapat dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan
dilakukan orang.
38
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan Tindakan (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), hlm. 181.
39
Djunaidi Ghony dkk, (Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2014), hlm.
25.
40
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
hlm. 103-104.
29
Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan
Pamekasan.
terjadi sampai saat sekarang atau waktu yang lalu jenis penelitian ini
realita yang ada dalam masyarakat tersebut dengan teori yag berlaku dengan
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti merupakan suatu proses pengamatan yang
atau bersama orang lain merupakan alat untuk mengumpulkan data utama.
30
pengamat dan instrument.43 Kehadiran peneliti bertujuan untuk memperoleh
tujuan penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah di Pondok
dianggap layak oleh peneliti untuk diteliti guna mengetahui bagaimana cara
diresmikan pada tahun 2007, dalam kurun dari waktu kewaktu santri
31
D. Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana data diperoleh dalam
terdapat pada wilayah yang kecil dan terbatas, karena penelitian kualitatif
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), hlm. 14.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, hlm. 216.
46
Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 172.
47
Andi Prastowo, Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 43.
32
dilaksanakan pondok pesantren terutama pengurus bidang Metode Iktisyaf .
ini dengan alasan karena memiliki peran untuk menjalankan program ini
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.
145.
33
potensi perilaku seperti sikap, pendapat jelas tidak dapat diobservasi. 49Ada
tempatnya.
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini karena
peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.50
kitab kuning.
2. Interview (wawancara)
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
49
Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantiatif, hlm. 209.
50
Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 146.
51
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 186.
34
b. Interviwe terpimpin, guide interview, yaitu interviu yang dilakukan
interviwe terpimpin.”52
3. Dokumentasi
penunjang. Metode ini penulis pakai dalam rangka untuk memperoleh data
kepentingan penelitian.
yaitu, bila ada kekurangan data sukar untuk melengkapi karena suatu
peristiwa tidak akan terulang lagi dalam keadaan dan peristiwa yang sama.53
Pamekasan, letak geografis, visi dan misi, sarana dan prasarana, struktur
52
Ibid. 199.
53
Ibid., hlm. 160.
35
organisasi, jadwal kegiatan sehari-hari santri, dan hal-hal lain yang terkait
F. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengklasifkasi data yang dalam hal ini peneliti dapat
dengan dianalisis yang dilakukan saat proses pencarian data dan sesudahnya.
Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 54
deduksi, induksi atau kombinasi keduanya yang biasa disebut reflektif dan
sangat tinggi, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada
polanya yang jelas.56 Namun demikian, teknik analisis data dalam penelitian
36
yang digunakan untuk menyusun dan mengolah data yang terkumpul
yaitu:
1. Reduksi Data
57
Afifuddin &Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian, hlm. 184.
58
Kasiram, Metodelogi Penelitian, hlm. 124.
59
Buna’i,et.al, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2010), hlm. 59.
37
Setelah tahapan-tahapan tersebut dilakukan maka untuk
dalam analisis data kualitatif. Display data atau penyajian data yaitu
dalam bentuk uraian naratif, bagan, tabel, dan lain sejenisnya. Penyajian
data dalam bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang
terjadi.60
3. Kesimpulan / Verifikasi
diperoleh dalam penelitian adalah benar. Ketika peneliti ragu terhadap data
bertujuan untuk validitas data yang telah terkumpul di lapangan dan untuk
38
Jadi analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap
diatas, Yang Pertama Reduksi Data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Demikin data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
mendisplaykan data yang bisa dilakukan bentuk bagan, uraian singkat, tabel
dan sejenisnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Yang Ketiga
sebuah penelitian yang harus dilakukan oleh setiap peneliti. Selain itu,
proses pengecekan ini memiliki manfaat yang sangat besar dalam setiap
39
keabsahan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah
kriteria tertentu. Keabsahan data dapat dilihat dari kredibilitas dan juga dari
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Dan hal itu tidak
yang diperoleh.
2. Ketekunan Pengamatan
aspek yang penting dan yang tidak dalam pengumpulan data serta dapat
61
Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm. 327.
62
Ibid, hlm. 329-330.
40
Didalam langkah ini berarti peneliti hendaknya mengadakan
pengamatan dengan lebih teliti dan lebih rinci terhadap subjek peneliti,
supaya tidak terjadi kesalahan dan peneliti bisa menetapkan aspek mana
3. Triangulasi
temuan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data ini dengan
teori.63
sama. triangulasi dengan metode dan sumber data dapat dicapai melalui
berkaitan.64
63
Ibid, hlm. 330.
64
Ibid.,331.
41
Teknik triangulasi data terdiri empat macam, yaitu triangulasi
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
sama.
pengumpulan data.
42
dengan satu atau lebih teori. Dipihak lainnya, Patton berbemdapat
lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu
dokumentasi.
4. Kecukupan Referensial
65
Ibid., hlm. 330-331.
66
Ibid., hlm. 332.
43
Dalam penelitian ini dari segi kecukupan referensi bisa dikatakan
H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini
c. Mengurus perizinan
67
Kasiram, Metode Penelitian Kualitatif- Kuantitatif, hlm. 281-287.
44
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian
h. Durasi waktu pada tahap pra lapangan ini berkisar dua bulan
(Januari-Februari).
b. Memasuki lapangan.
pola apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
68
Ibid, hlm. 288.
45
kategori data serta menceritakan atau mendeskripsikan data yang
2020). Dengan ini peneliti berharap pada tahap awal sampai akhir tidak
sistematis.
sebagaiberikut:
penelitian.
46
BAB IV
Timur
Alamat : Pamekasan
47
Syamsul Arifin selaku Pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar.
1997.
dan Darussalam itu sendiri di ambil dari kata “Dar” dan assalam”
dasar diantaranya:
1) Kiai/Ustadz
48
tidak jarang pula seorang kiai rela mengorbankan seluruh ilmu,
pesantren.
2) Santri
3) Masjid
4) Asrma/pondok
5) Kitab Kuning
49
Merupakan salah satu cirri khas yang melekat pada
a. Visi:
Subhanahu Wata’ala
dan assunnah.
menghadapi tantangan
wasallam
50
2) Menyelenggarakan pendidikan terpadu antara ilmu agama dan
sains
indonesia dan bahasa inggris, tafsir, fikih, tasawuf, dan baca kitab.
ujian
51
WIB mandi
& b. Arab
Al iktisyaf
Extra santri
20 22.00 – Istirahat -
03.00WIB
matang, teliti, dan cermat. Supaya tujuan dari instansi ataupun pesantren
bisa tercapai dengan baik, terutama bagi santri bisa meningkatkan potensi-
52
merupakan ajaran utama di pondok pesantren Puncak Darussalam potoan
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ustad Ach Muzammil Karim,
meneturkan bahwa:
53
pendidik serta diberikan pelatihan (training of training ) dan
perumusan peserta didik yang layak untuk mengikuti program
iktisyaf.”70
bahwa:
70
Ahc Muzammil Karim, Ketua Pengurus Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (19 Oktober 2020)
71
Habibullah, Ketua Pengurus Iktisyaf juz II Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (19 Oktober 2020)
72
Moh Dakholi, Ketua Sarana Prasarana Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung(21 Oktober 2020)
54
“Untuk mencapai tujuan dari isi dan misi pondok pesantren,
tentu salah satunya tengantung kurikulum yang diterapkan
terutama di pondok pesantren puncak Darussalam ini kurikulum yg
ada yang dirancang sendiri oleh pondok pesantren puncak
Darussalam khusunya kurikulum pesantren berbasis iktisayaf,
sebagaiamana sudah dilakukan suatu perencanaan kurikulum ini
dengan melalui rapat bersama dengan semua pengurus pondok
pesantren tanpa terkecuali yang mana membahas beberapa hal
yaitu mengenai perumusan kurikulum, perumusan tenanga
pendidik, dan rekrutmen peserta didik, Alhamdulillah dengan
perencanan kurikulum berbasis iktisyaf ini sudah berjalan sesuai
dengan yang diperencanakan hingga bisa mencapai tujuan kami yg
diharapkan bersama. Contohnya sudah banyak santri yang sudah
lebih cepet bisa paham dan baca kitab kuning ya karena mengikuti
program metode iktisyaf ini”73
Ustad Habibullah selaku ketua pengurus metode iktisyaf Juz II, beliau
menuturkan bahwa”
55
lomba-lomba kepada santri yang sudah memenuhi target
yang sudah di tentukan pihak pesantren sekaligus wisuda
yang telah lulus Juz II yang diadakan tiap tahun.”74
74
Habibullah, Ketua Pengurus Iktisyaf juz II Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (19 Oktober 2020)
75
Nor Mahmudi, Ustadz/Tutor Iktisyaf, Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (09 November 2020)
56
lulus dalam interview itu maka santri tersebut dirolling atau
dinaikkan ketingkat kelas selanjutnya karena setiap kelas
maksimal 10 santri dan disini ada 7 kelas. Dan tidak cukup
disitu saja santri juga bisa ikut lomba-lomba baca kitab
kuning melalui metode iktisyaf sekaligus wisuda bagi yang
telah lulus Juz II pada setiap tahun sekali.”76
mempercepat baca kitap kuning dengan mudah dan juga memang benar
interview kepada santri tiap bulan serta juga mengadakan program tahunan
Hal yang sama disampaikan oleh santri Jaizal Amir yang masih
mengatakan:
76
Rusydi, Ketua Pengurus Iktisyaf Juz I Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung ( 09 November 2020)
77
Observasi, (18 Oktober 2020)
78
Ahc Wafir. Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah SMP Pondok Pesantren Puncah Darussalam
Potoan Daya Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (10 November 2020)
57
“Dengan adanya pelaksanaan metode iktisyaf dipondok
pesantren puncak Darussalam ini bagi saya lebih mudah
dan cepat mengerti belajar kitab kuning yang mulanya saya
sangat kesulitan belajar kitab kuning meskipun sebelumnya
saya sudah belajar di langgar yang metodenya berbeda
hanya belajar ke kitab kuning langsung seperti jurmiyah
akan tetapi belajar nya mestinya butuh waktu lama untuk
bisa paham dan mengerti baca kitab kuning namun waktu
saat itu saya hanya belajar kurang lebih kurang lebih satu
tahun lebih bulan. Tapi Alhamdulillah ketika ikut program
metode iktisyaf pada saat ini lebih mudah mulai memahami
dan mengerti bisa membaca kitab kuning meskipun tidak
bisa baca secara mendalam. Dalam metode iktisyaf ini
sangat praktis.”79
bahwa memang benar kepasihan santri dalam membaca kitap kuning sangat
cepat bila dibandingkan dengan santri yang lainnya, maka dari itu
Habibullah selaku ketua pengurus metode iktisyaf Juz II, beliau menuturkan
bahwa:
79
Jaizal Amir, Santri Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan,
Wawancara langsung ( 05 Noverber 2020)
80
Observasi, (18 Oktober 2020)
58
kemalasan santri juga menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan kurikulum berbasis iktisyaf”81
pengamatan peneliti bahwa kemalasan santri itu sangat menjadi tolak ukur
81
Habibullah, Ketua Pengurus Iktisyaf juz II Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (19 Oktober 2020)
82
Ahc Muzammil Karim, Ketua Pengurus Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (19 Oktober 2020)
83
Syarifuddin, Ustad/Tutor Iktisyaf Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya
Palengaan Pamekasan, Wawancara langsung (09 November 2020)
59
terlaksananya kurikulum pesantren berbasis iktisyaf. Dan juga yang memjadi
faktor pemhambat yang peneliti amati dari segi sarana dan prasarana yang
minim seperti contoh tidak konsistennya penempatan kelas yang hal ini
B. Temuan Penelitian
1. Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam
Menigkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren
Puncak Darussalam Poton Daya Palengan Pamekasan
Dalam perencanaan kerikulum pesantren Kurikulum Pesantren
84
Observasi, (19 Oktober 2020)
85
Abd Hannan Tibyan, Pengasuh Pondok Pesantren Puncah Darussalam Potoan Daya Palengaan
Pamekasan, Wawancara Langsung, (17 Oktober 2020)
60
b. Mengadakan rapat bersama dengan seluruh pengurus pondok
pesantren.
a. Placement test
wisuda Iktisyaf
berikut:
61
a. Faktor pendukungnya Implementasi Kurikulum Pesantren Berbasis
C. Pembahasan
1. Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam
Menigkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren
Puncak Darussalam Poton Daya Palengan Pamekasan
Kurikulum Pondok Pesantren Puncak Darussallam Potoan Daya
pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Disamping dua fungsi itu kurikulum juga merupakan suatu bidang studi,
yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
62
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi
sebagai berikut:
Tujuan ini tidak lain untuk lebih memudahkan para santri yang
kitab kuning tidaklah mudah hingga butuh waktu yang lama untuk
bisa memhami dan baca kitab kuning, namun dengan adanya metode
pembelajaran IKtiyaf maka santri akan lebih cepat dan mudah untuk
penting yang harus ada dan dirumuskan secara jells dlam sebuah
86
Nana Syaodih Sukadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 174.
63
2). Mewariskan ilmu para ulama yang terdapat didalam kitab
kuning.
Imriti. Dengan kitab iktisyaf ini santri lebih mudah dan lebih cepat
sehingga para santri bisa mudah dan cepat dalam membaca dan
64
Dipesantren ini juga dilakukan training of training
kompetensi pendidik.
dibahas tentang peserta didik atau santri yang layak masuk kegiatan
Alqur’an.
65
Placemen test ini merupakan programt penyeleksian bagi
proses pembelajaran
melibatkan siswa.88
berikut:
1). Maharotul Qiroah dimana pada saat Qiroah ini santri diajak
66
2). Pemaknaan. Dimana dalam langkah ini guru atau tutor
kitab.
67
iktisyaf. Dengan interview ini pihak pesantren juga bisa
pendidikan.92
68
Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan, tentunya tidak
lepas dari factor pendukung dan faktor penghambat. Sebab dari dua
69
Darussalam potoan daya palengaan pamekasan sebagai
berikut:
a. Kemalasan santri
puncak Darussalam.
sebagainya.
70
dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong
93
Muhammad Sholeh Ridho, “Faktor-Faktor Yang Menghambat Keterlaksanaan Kurikulum 2013
Pada Kompetisi Keahlian Teknik Fabrikasi Logam (TFL) di SMK N 1 Seyegan Yogyakarta)’,
Skripsi Ma, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016).
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka pada bab ini peneliti dapat mengambil beberapa point
penting sebagai rangkuman dari hasil temuan penelitian yang secara lebih
pembinaan pada tenaga pendidik Iktisyaf dan peserta didik yang layak
72
Keempat Program tahunan yang diadakan lomba-lomba sekaligus wisuda
Iktisyaf.
B. Saran
Maka di akhir penulisan karya ilmiah ini, penulis akan memberikan beberapa
kebijakan kurikulum.
73
performace pada kedisiplinan terkait pelaksaan semua terkait kurikulum
kedisiplinan yang tinggi serta mencapai Pesantren yang ungul dan maju.
kunci sukses untuk Santri agar kurikulum bisa terlaksana dengan baik.
74
Daftar Rujukan
Cipta, 2008.
Pers, 2014.
Habibi, Walid dan Mat Behri. “Program Akselerasi Baca Kitab Kuning Di
75
Hasanah, St. Mau’izatul. “Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren
2015.
Rosdakarya, 2007.
2012.
76
Muin M, Abd. “Kitab Kuning Dan Madrasah: Studi Pada Pondok
Alfabeta, 2011.
RemajaRosdakarya, 2014.
77
Tohir, Kholis “Kurikulum dan Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren
Al-Khairat, 2014.
78
Lampiran-Lampiran
A. PENDOMAN WAWANCARA
palengaan Pamekasan?
terapkan?
kuning ?
kitab kuning?
79
c. Menurut ustad apakah penerapan kurikulum berbasis iktisyaf sejalan
kitab kuning?
kitab kuning?
kitab kuning?
metode iktisyaf?
iktisyaf?
80
d. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
kitab kuning?
kitab kuning?
metode iktisyaf?
f. Apakah adanya metode iktisyaf ini bisa santri lebih mudah untuk
81
B. KISI-KISI INSTRUMEN
Pamekasan?
3. Apa Saja Faktor Pendukung dan Wawancara Pengasuh/kiai, Ketua
Palengaan Pamekasan?
PEDOMAN OBSERVASI
82
dalam kegiatan iktisyaf Pondok penelitian bahwasanya sudah bisa
C. PEDOMAN DOKUMENTASI
Ada
1. Profil Pondok Pesantren Puncak Ada
83
Palengaan Pamekasan
2. Struktur Organisasi Pondok Ada
Palengaan Pamekasan.
4. Daftar nama santri Ada
5. Data-data tentang Waktu kegiatan Ada
Palengaan Pamekasa
6. Ruang Kegiatan Iktisyaf Ada
7. Hasil dokumentasi berupa foto Ada
D. Dokumentasi Foto
84
2. Foto saat wawancara dengan Ketua Pengurus Pondok Pesantren
SMP
85
5. Foto saat wawancara dengan mahmudi
Ustad Habibullah
86
7. Foto wawancara dengan santri
87
10. Dokumentasi setoran hafalan
88
12. Foto hasil evaluasi metode Iktisyaf (program Bulanan)
89
13. Foto apsensi santri iktisyaf jus 1 & 2
90
14. Foto struktur pengurus pondok pesantren
91
15. Foto program tahunan ( Wisuda Iktisyaf)
RIWAYAT HIDUP
92
Amrollah dilahirkan di Desa Bulangan Haji , Kecamatan Pegantenan, Kabupaten
Pamekasan, jawa Timur pada tanggal 05 Oktober 1996, anak kedua dari pasangan
bapak Alm. Muallim dan Ibu Mariyah. Pendidikan Sekolah Dasar sampai
perguruan tinggi ditempuh diberbagai tempat yang
berbeda. Pendidikan Sekolah Dasar lulus tahun 2009 di
di SDN Bulangan Haji, MTs lulus tahun 2012 di
Sulthan Muhammad , MA lulus tahun 2015 di MA
Darul Ulum Banyu Anyar, dan pendidikan tertingginya
ditempuh di IAIN Madura sejak tahun 2016, pada
Jurusan Tarbiyah, program studi Manajemen Pendidikan Islam, semasa menjadi
mahasiswa pernah aktif di beberapa organisasi diantaranya, Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) MPI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
93