Anda di halaman 1dari 158

KORELASI ANTARA MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DENGAN

KINERJA GURU DI MAN 1 PAMEKASAN

SKRIPSI

Oleh :
DWI MILA SARI
NIM. 20170701042048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
JUNI 2021
KORELASI ANTARA MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DENGAN
KINERJA GURU DI MAN 1 PAMEKASAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Madura
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu

Oleh :
Dwi Mila Sari
NIM. 20170701042048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
JUNI 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul“Korelasi antara Manajerial Kepala Madrasah Dengan

Kinerja Guru Di MAN 1 Pamekasan“yang telah disusun oleh Dwi Mila Sari, telah

diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Pamekasan, 31 Mei 2021

Pembimbing,

Dr. H. Moh Muchlis Solichin, M.Ag


NIP. 19690215 199703 1 005
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan berjudul “Korelasi Antara Manajerial Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru di MAN 1 Pamekasan” yang disusun oleh Dwi Mila Sari ini telah

dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada

tanggal 28 Juni 2021

Dewan Penguji Skripsi:

1. Dr. H. Moh Muchlis Solichin, M.Ag. : Ketua ( )

2. Dr. Siswanto M.Pd.I : Anggota ( )

3. Hilmi Qosim Mubah M.Pd.I : Anggota ( )

Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN MADURA

Dr. H. Atiqullah, M.Pd


NIP. 197305041999031015
ABSTRAK

Dwi, Mila Sari,2021. Korelasi antara Manajerial Kepala Madrasah Dengan


Kinerja Guru Di MAN 1 Pamekasan, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
Madura, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
(MPI), Pembimbing Dr. H. Moh Muchlis Solichin, M.Ag

Kata Kunci: Manajerial Kepala Sekolah, Kinerja Guru


Manajerial kepala madrasah merupakan seperangkat keterampilan yang
dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah untuk mengelola sekolah atau
madrasah dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk
digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Ada tiga
macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seorang manajer dalam
mengelola sumber daya organisasi, yaitu: keterampilan konseptual (conseptual
skill), keterampilan hubungan manusia (human skill), dan keterampilan teknikal
(technical skill).
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan,
dan 2) Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara manajerial kepala
madrasah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut kuantitatif karena data
penelitiannya berupa angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik.
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional.
Penelitian Korelasional (correlational research). jenis penelitian dalam penelitian
ini menggunakan penelitian asosiatif atau hubungan karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
hasil kuisioner, dengan jumlah populasi sebanyak 75 responden.
Hasil penelitian ini yaitu: 1) Berdasarkan tabel correlations, diketahui
nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis (Ho) yang
diajukan ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru di MAN 1
Pamekasan. Sedangkan nilai pearson correlations sebesar 0,982. Artinya
manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru korelasinya sempurna dan arahnya
positif, hal ini dapat diartikan bahwa apabila manajerial kepala sekolah dinaikkan
1, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,982, dan 2) Berdasarkan hasil uji
hipotesis, Berdasarkan tabel model summary, diperoleh koefisien determinasi R
Square 0,965 yang mengandung pengertian bahwa kontribusi atau sumbangan
yang diberikan oleh variabel independen (manajerial kepala sekolah) terhadap
variabel dependen (kinerja guru) adalah sebesar 96,5%. Artinya masih ada
variabel lain sebesar 3,5% yang memiliki hubungan kinerja guru.
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkn kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga

skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja

Guru di MAN 1 Pamekasan” dapat terselesaikan walaupun dalam wujud

penulisan yang sederhana.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan baginda

Rasul Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju akan

keindahan ilmu pengetahuan.

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian skripsi

pada Fakultas Tarbiyah, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut

Agama Islam Negeri Madura.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri Madura.

2. Dr. H. Atiqullah, S.Ag, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Madura yang telah mengizinkan saya

melakukan penelitian di MAN 1 Pamekasan.

3. Dr. H. Ali Nurhadi, S.Pd, M.Pd. selaku Ketua Prodi Manajemen

Pendidikan Islam yang telah setia menjadi mitra belajar penulis.

4. Dr. H. Moh Muchlis Solichin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang

telah sabar dan penuh ketelatenan serta keikhlasannya yang mampu


membangkitkan semangat penulis dalam proses penulisan proposal

skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen IAIN Madura yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis, khususnya Dosen Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam.

6. Bapak No’man Afandi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN 1

Pamekasan beserta segenap guru yang telah banyak membantu serta

meluangkan waktunya memberi izin pada penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Kedua orang tua penulis “Bapak Sibra Molisi dan Ibu Ida Krisna”

kepada beliau berdua penulis menghaturkan salam ta’dzim dan

penghargaan tiada batas dengan kesederhanaan, pengorbanan, doa

serta kesabaran dalam memperjuangkan masa depan penulisa meraih

cita-citanya, walaupun penuh dengan keterbatasan.

8. Saudara penulis Jita Stia Sifrida terimakasih atas doanya sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh kerabat dan sanak family yang telah mendoakan dan

mendukung penulis dalam hal positif.

10. Sahabat-Sahabatku Levya Lusyana Gani,Selvi Dian Permata Sari,

Nur Irfani Sofi Unif terimakasih atas doa dan dukungannya serta

kebersamaannya.
11. Seluruh teman-teman MPI angkatan 2017, KPM desa Taraban serta

teman-teman PMP2 MA Miftahul Ulum Sumber Jati yang tidak bisa

penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya

Pamekasan, 26 Juni 2021

Penulis

Dwi Mila Sari


20170701042048
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................14

C. Tujuan Penelitian........................................................................................14

D. Kegunaan Penelitian...................................................................................15

E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................16

F. Asumsi Penelitian.......................................................................................18

G. Hipotesis Penelitian.....................................................................................19

H. Definisi Istilah.............................................................................................19

I. Kajian Terdahulu.........................................................................................20

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................28

A. Manajerial Kepala Sekolah.........................................................................28


B. Kinerja Guru...............................................................................................51

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................68

A. Rancangan Penelitian..................................................................................68

B. Populasi dan Sampel...................................................................................69

C. Instrumen Penelitian...................................................................................70

D. Pengumpulan Data......................................................................................74

E. Analisis Data...............................................................................................75

BAB IV DESKRIPSI,PEMBUKTIAN HIPOTESIS,DAN PEMBAHASAN. 92

A. Deskripsi Data.............................................................................................92

B. Pembuktian Hipotesis.................................................................................93

C. Pembahasan...............................................................................................105

BAB V PENUTUP..............................................................................................109

A. Kesimpulan...............................................................................................109

B. Saran..........................................................................................................110

DAFTAR RUJUKAN........................................................................................111

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................................116

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................118

RIWAYAT HIDUP............................................................................................144
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Derajat Koefisien Korelasi....................................................86

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Manajerial Kepala Sekolah.....93

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Guru...........................94

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Variabel Manajerial Kepala Sekolah 97

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Variabel Kinerja Guru.......................97

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorof Smirnov.................................98

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Probability Plot...........................................99

Tabel 4.7 Hasil Uji Liniearitas.............................................................................100

Tabel 4.8 Uji Korelasi Pearson............................................................................101

Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi...............................................................102

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Liniear Sederhana.................................................103

Tabel 4.11 Seberapa Besar Korelasi Antara Manajerial Kepala Madrasah dengan

Kinerja Guru di MAN 1 Pamekasan..................................................107


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Judul dan Dosen Pembimbing Skripsi........117

Lampiran 2 : Surat Tugas Penyusunan Skripsi..................................................118

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian.....................................................................119

Lampiran 4 : Surat Selesai Meneliti dari Lembaga...........................................120

Lampiran 5 : Kartu Bimbingan..........................................................................121

Lampiran 6 : Pedoman Kuesioner......................................................................122

Lampiran 7 : Rekap Kuesioner Manajerial Kepala Sekolah.............................130

Lampiran 8 : Rekap Kuesioner Kinerja guru....................................................133

Lampiran 9 : Dokumentasi................................................................................142

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini mempersiapkan sumber daya manusia

berkeunggulan dan bermutu tinggi merupakan tugas yang teramat penting,

peran pendidikan sangat diperlukan, bahkan merupakan kunci utama

keberhasilan pembangunan bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan

sarana strategis untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah

dalam tataran yang lebih global, bahkan pendidikan perlu dimantapkan,

sehingga dapat difungsikan sebagai penelitian, menemukan dan memupuk

bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan mengubah

kesempatan kerja dalam rangka pertumbuhan ekonomi, untuk memenuhi

kebutuhan keterampilan dan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk masa

yang akan datang.0

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan

mendesak yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah dalam menghadapi era

globalisasi dan informasi di berbagai bidang. Harus diakui bahwa masalah yang

dihadapi pendidikan Indonesia pada hakikatnya merupakan masalah kinerja

manajemen. Rendahnya kualitas pendidikan termasuk kinerja organisasi

merupakan hal yang bersumber dari kurang profesionalnya manajer pendidikan.

0
Samsel Arif, dkk, “Hubungan Persepsi Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah, Motivasi
Kerja dengan Kinerja Guru MIN di Kabupaten Lampung Utara”E-Mail:
samsel_mp3@yahoo.co.id, FKIP Unila: Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung meneng, Bandar
Lampung.
2

Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka telah terjadi

perubahan paradigma dalam pengelolaan pendidikan yang antara lain telah

memunculkan suatu model dalam manajemen pendidikan, yaitu school

basedmanagement. Model manajemen ini pada dasarnya memberikan peluang

yang sangat besar (otonomi) kepada madrasah untuk mengelola dirinya sesuai

dengan kondisi yang ada serta memberikan kesempatan kepada masyarakat

(stakeholders) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan

pendidikan.0 Karena pada dasarnya mutu pendidikan itu tidak hanya ditentukan

oleh sekolah sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa

yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung selalu

berkembang seiring dengan kemajuan zaman.

Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan, kemandirian manusia yang

dilakukan oleh perorangan kelompok dan lembaga, oleh karena itu

penyelenggaraan pendidikan harus memberikan kontribusi yang dapat

membangun perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini telah

melahirkan berbagai dampak dan permasalahan-permasalahan terhadap norma-

norma kehidupan yang mengakibatkan perubahan tatanan sosial, politik,

ekonomi, hukum dan pendidikan.0 Pendidikan itu sangatlah penting untuk

mengembangkan potensi peserta didik, terutama untuk kemandirian seseorang,

karena nanti ketika sudah berada di masyarakat maka seseorang peserta didik

yang akan menentukan jalan hidupnya masing-masing, maka dari itu


0
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi (Bandung: PT.
RajaGrafindo Persada, 2009), 11.
0
Abd Rahman,”Korelasi Kompetensi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan Hasil
Pembelajaran Pendidikan Jasmani MI Negeri Kota Banda Aceh”, Jurnal Magister Administrasi
Pendidikan, Volume 3 No. 3 (Agustus, 2015), 2.
3

pendidikan harus bisa memberikan kontribusi terutama di bidang teknologi,

agar nanti peserta didik sudah siap apabila ingin melamar kerja dan bisa

memilih bidang mana yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Pendidikan merupakan hal yang paling penting dan mendasar dalam

kehidupan manusia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

kehidupan manusia pada masa sekarang dan yang akan datang, karena melalui

pendidikan, manusia dapat mengembangkan pola berpikir dan berbagai potensi

yang dimilikinya, serta mempunyai pandangan untuk mewujudkan harapan

kehidupan yang lebih baik.0 Manusia tidak bisa lepas dengan pendidikan, agar

bisa menghasilkan SDM yang lebih baik untuk kedepannya, pendidikan sangat

berpengaruh terhadap proses berkembangnya manusia, mulai dari cara berfikir,

sikap, kemandirian, potensi yang dimiliki, hingga nanti diharapkan bisa

menunjang prekonomiannya sendiri dengan ilmu yang sudah didapatkan di

dunia pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II, pasal 3

tentang Sitem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dijelaskan bahwa pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Ulfiana Ayu Kusumawati. 2016. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
0

Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Gugus MAS Mansyur Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal. Skripsi, Semarang: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang.
4

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.0

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di

bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Mutu pendidikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu di antaranya adalah

manajemen.0

Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para

anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan

suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang

dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling

berkaitan untuk mencapai tujuan.0

Salah satu pendekatan dalam pengelolaan pendidikan adalah manajemen

berbasis sekolah (MBS). MBS memberikan otonomi yang luas bagi sekolah

dalam menatakelola sekolah untuk menentukan keberhasilannya. Menurut

Mulyasa, salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah terciptanya sekolah

yang aman, nyaman dan tertib sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan tenang dan menyenangkan. MBS merupakan suatu konsep inovatif,

0
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan
Pemerintah Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar (Bandung:
Citra Umbara, 2016), 6.
0
Adi Anwar Faisal, “The Influence of Managerial Ability of a Head Master on Elementary
Teachers' Performance in Kotagede Yogyakarta”, Adanfa4@gmail.com. Manajemen Pendidikan.
0
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 103.
5

yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan

tetapi sebaiknya juga dipertimbangkan sebagai langkah nyata yang inovatif dan

strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan.0

Keberhasilan sekolah dalam menciptakan iklim yang kondusif

dipengaruhi dan ditentukan oleh beberapa hal di antaranya peran kepala

madrasah. Dalam hal ini adalah kemampuan kepala madrasah dalam manajerial

atau menatakelola sekolah.0Kepala madrasah harus mempunyai kemampuan

yang profesional dalam melakukan pembinaan kinerja guru untuk

menggerakkan organisasi sekolah. Karena keberhasilan suatu sekolah dalam

meningkatkan prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengajar

guru serta kepemimpinan kepala madrasah.

Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua Gaya

kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan

kompetensi guru, seorang kepala madrasah dapat menerapkan kedua Gaya

kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan

kepribadian dan kepribadian kepala madrasah sebagai pemimpin akan tercermin

dalam sifat-sifat sebagai berikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab;

(4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang

stabil, dan (7) teladan.0

0
Mulyasa, Manajemen.., 27.
0
Asep Kurniawan, “Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Untuk Menciptakan Sekolah Yang Bermutu”, Holistik Vol 12 Nomor 01 (Juni, 2011), 27.
0
Mulyasa, Menjadi.., 88.
6

Dalam mengatasi rendahnya kinerja guru harus menjadi prioritas utama

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada akhirnya ditentukan oleh

kinerja guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar di kelas. Untuk

meningkatkan kinerja guru kepala madrasah mempunyai kemampuan dalam

pembinaan terhadap guru di bawah kepemimpinannya. Melalui pembinaan yang

terprogram dan terus menerus kepala madrasah diharapkan mampu

memperbaiki kinerja guru di bawah kepimpinannya.0

Disadari bahwa dalam kapasitasnya sebagai pemimpin0 (leader) kepala

madrasah berkewajiban untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif. Upaya meningkatkan kinerja

guru merupakan tugas dan kewajiban kepala madrasah yang harus dijalankan

secara efektif guna meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada

peningkatan mutu pendidikan.0

Kinerja atau hasil kerja seorang guru dalam kaitan dengan tugasnya

sebagai pendidik dapat diidentifikasi dalam bentuk motivasi, komitmen dan

tanggung jawabnya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan bagi

kepala madrasah, agar dapat menjalankan peran sebagai pemimpin dituntut

untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 13

0
Nurussalami, “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di
MTsN Tungkop”, Jurnal Ilmiah CIRCUIT Vol. 1 No. 1 (Juli, 2015), 8.
0
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakannya. Semakin banyak sumber kekuasaan yang tersedia bagi pimpinan,
maka semakin besar pula potensi kepemimpinan yang efektif. Lihat Nanang Fattah, Landasan
Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 88.
0
Elda Safitri dkk, “Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di
MIN Rukoh Banda Aceh”, Jurnal Administrasi Pendidikan Volume 3, No. 4 (November, 2015),
25.
7

Tahun 2007 tentang: Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang meliputi: (1)

kompetensi kepribadian; (2) manajerial; (3) kewirausahaan; (4) supervisi; dan

(5) kompetensi sosial.0

Pertama, Kepala madrasah dituntut untuk memiliki kompetensi

kepribadian yaitu, kepala madrasah harus berakhlak mulia, mengembangkan

budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi

komunitas di madrasah, memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin,

memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala

madrasah, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,

mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala

madrasah, memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Kedua, Kepala madrasah sebagai manajerial dituntut dapat menyusun

perencanaan madrasah dalam berbagai tingkatan perencanaan, mengembangkan

organisasi madrasah sesuai dengan kebutuhan, memimpin madrasah dalam

rangka pendayagunaan sumber daya madrasah secara optimal, mengelola

perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi pembelajar yang

efektif, menciptakan budaya dan iklim madrasah yang kondusif dan inovatif

bagi pembelajaran peserta didik, mengelola guru dan staf dalam

rangkapendayagunaan sumber daya manusia, mengelola sarana dan prasarana

madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal, mengelola hubungan

madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber

belajar, dan pembiayaan madrasah, mengelola peserta didik dalam rangka


0
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah
8

penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas

peserta didik, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, mengelola keuangan

madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan

efisien, mengelola ketatausahaan madrasah dalam mendukung pencapaian

tujuan madrasah, mengelola unit layanan khusus madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di madrasah, mengelola

sistem informasi madrasah dalam mendukung penyusunan program dan

pengambilan keputusan, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi

peningkatan pembelajaran dan manajemen madrasah, melakukan monitoring,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan madrasah dengan

prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

Ketiga, kepala madrasah sebagai kewirausahaan dituntut dapat

menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah, bekerja keras

untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi pembelajar yang

efektif, menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah,

bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi

pembelajar yang efektif.

Keempat, kepala madrasah sebagai supervisi dituntut dapat

merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, menindaklanjuti


9

hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

Kelima, kepala madrasah dituntut memiliki kompetensi sosial. Artinya

kepala madrasah dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

madrasah dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan serta

memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Berdasarkan uraian di atas, dilihat dari sisi tanggungjawabnya, kepala

madrasah jelas lebih tinggi dan kompleks masalahnya dibandingkan dengan

tenaga kependidikan lainnya, di tingkat sekolah. Oleh karena itu, baik buruknya

sebuah lembaga pendidikan, sebagian besarnya ditentukan oleh sejauhmana

kepala madrasah dalam satu satuan dan satu jenjang pendidikan mampu

menggerakkan seluruh komponen kependidikan yang tersedia dengan modal

kepemimpinan yang dimilikinya. Semakin dia mampu mendinamisir guru,

maka semakin besar pula peluang dirinya untuk tampil menjadi pemimpin yang

dapat mengelola lembaga pendidikan secara profesional.0

Secara umum “manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung

jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. 0

Menurut Akdon sebagaimana yang dikutip oleh Barkah, kemampuan manajerial

kepala madrasah adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan

tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang

0
Siti Sopiah & Maman Herman, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Budaya
Kerja Guru Terhadap Kompetensi Guru”, Indonesian Journal of Education Volume 2 Number 2
(Desember, 2018), 285.
0
T. Hani Handoko, Manajemen: Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE, 2001), 17.
10

tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.0

Keterampilan manajerial kepala madrasah mencakup tiga sub keterampilan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Wahjosumidjo sebagaimana yang dikutip oleh

Sopiah, menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial

paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan yaitu keterampilan

konsep, keterampilan teknik, dan keterampilan hubungan manusia.”0

Menurut Mulyasa, alasan pentingnya keterampilan manajerial kepala

madrasah yaitu: “Kepala madrasah merupakan manajer yang menempati tiga

jenjang manajer. Kepala madrasah sebagai manajer tingkat atas di lingkup

sekolah, sebagai manajer tingkat menengah di lingkup Dinas Pendidikan, dan

sebagai manajer tingkat bawah di lingkup Kementerian

Pendidikan.”0Keberhasilan suatu lembaga pendidikan memerlukan orang-orang

yang mampu memimpin sekolah atau madrasah dan profesional dalam bidang

kependidikan. Kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu faktor

yang dapat mendorong madrasah tersebut untuk dapat mewujudkan visi, misi,

tujuan dan sasaran melalui program madrasah yang dilaksanakan secara

terencana dan bertahap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan manajerial kepala madrasah adalah seperangkat keterampilan yang

dimiliki oleh kepala madrasah untuk mengelola madrasah dengan

0
Januar Barkah, “Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
dan Iklim Organisasi Di Madrasah”, SOSIO e-KONS Vol.6 No.1 (Februari, 2014), 32.
0
Sopiah.., Pengaruh.., 285.
0
E. Mulyasa, Manajemen.., 96.
11

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan dalam

mencapai tujuan madrasah yang telah ditetapkan.

Kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala madrasah

diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim

sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat

membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, kepala

madrasah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan

menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh

terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula

terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus

diidentifikasi penyebabnya dan kepala madrasah memegang peranan penting,

karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya

dengan penuh semangat. Melalui keterampilan manajerial yang dimiliki, kepala

madrasah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.0

Semua yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang

dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir,

bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang

membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta

didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia

0
Arif.., Hubungan.., 2.
12

menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara

optimal.0

Peran guru di sekolah tidak lepas dari yang namanya kepala madrasah.

Kepala madrasah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro,

yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, 0

sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa

“kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,

administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, dan

pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.0 Pernyataan tersebut

menjadi tugas tuntutan kepala madrasah yang menghendaki dukungan kinerja

yang semakin efektif dan efisien untuk mewujudkan sekolah yang lebih baik

dengan menjalankan fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Fungsi manajemen tersebut

merupakan kemampuan yang harus dimiliki kepala madrasah, kemampuan

manajemen yang dimiliki diharapkan kepala madrasah dapat melaksanakan

kegiatan-kegiatan di sekolah. Kepala madrasah dalam menjalankan fungsi

manajemen membutuhkan keterlibatan warga sekolah terutama guru.

Berdasarkan pеnеlitian yang dilakukan olеh Faisal mengatakan bahwa

ada pengaruh yang signifikan kemampuan manajerial kepala madrasah terhadap


0
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 35.
0
Purwita Sari. 2016. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
SDN Se-Kecamatan Bambanglipuro Bantul. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta.
0
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah
13

kinerja guru, dalam penelitiannya menunjukkan bahwa faktor kemampuan

manajerial memberikan sumbangan efektif sebesar 0,591, dapat diartikan bahwa

59% kinerja guru dipengaruhi oleh kemampuan manajerial kepala madrasah.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di MAN 1

Pamekasan ditemukan beberapa permasalahan di dalam pelaksanaan tugas

kepala madrasah sebagai manajer yang menyebabkan tugas manajerial kepala

madrasah tidak terlaksana dengan optimal. Permasalahan yang terjadi di

antaranya, (1) Perencanaan, kesulitan yang dihadapi kepala madrasah di dalam

membuat perencanaan adalah kepala madrasah kesulitan di dalam menghimpun

pendapat-pendapat dari guru maupun karyawan untuk membuat keputusan

dalam suatu perencanaan karena minimnya budaya inisiatif dari guru maupun

karyawan untuk memberikan pendapatnya. (2) Pengarahan, kesulitan yang

dihadapi adalah kebiasaan-kebiasaan, kemauan dan keterampilan guru belum

sesuai dengan program yang dijalankan kepala madrasah. (3) Pengawasan,

kesulitan yang dihadapi adalah banyaknya beban tugas administratif yang

menjadi tanggung jawab kepala madrasah sehingga menyebabkan kurang

optimalnya fokus pengawasan kepala madrasah terhadap pelaksanaan program

sekolah.

Di samping itu pula pada proses kegiatan pembelajaran masih banyak

guru yang kurang mengotimalkan alat-alat peraga dalam pembelajaran, ini

terbukti dengan masih ada guru yang menyampaikan pembelajarannya dengan

metode ceramah, kurang mengoptimalkan LCD proyektor, belum terdapatnya

alat-alat peraga lainnya, seperti peta, globe peta arah perputaran angin dan lain
14

sebagainya. Semua itu menarik untuk diteliti dan diungkapkan lebih lanjut,

guna memperoleh gambaran tentang korelasi antara manajerial kepala madrasah

dengan kinerja guru.

Dari latar belakang di atas muncul ketertarikan peneliti untuk

melakukan penelitian dengan judul “Korelasi antara Manajerial Kepala

Madrasah Dengan Kinerja Guru Di MAN 1 Pamekasan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, maka

berikut dirumuskan tentang beberapa permasalahan pokok dalam penelitian ini

yaitu:

1. Apakah adakorelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru di

MAN 1 Pamekasan?

2. Seberapa besar korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja

guru di MAN 1 Pamekasan?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya harus jelas diketahui

sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara manajerial kepala madrasah

dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara manajerial kepala madrasah

dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan.


15

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja

guru di MAN 1 Pamekasan, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan teori atau proposisi

untuk memperluas landasan keilmuan dalam ilmu ekonomi Islam

tentang korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja

guru.

b. Menyediakan basis data ilmiah bagi kalangan akademis yang

mengadakan penelitian berikutnya maupun mengadakan riset baru

tentang korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja

guru.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi

penulis tentang korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan

kinerja guru di MAN 1 Pamekasan.

b. Bagi Sekolah
16

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi

semua sekolah dalam wilayah Kabupaten Pamekasan tentang korelasi

antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru di MAN 1

Pamekasan.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi kepada masyarakat dalam bidang manajemen pendidikan,

khususnya korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja

guru di MAN 1 Pamekasan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang

terbagi menjadi 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas yaitu manajerial kepala madrasah (X) sedangkan variabel terikat

yaitu kinerja guru (Y).

Populasi atau subjek dalam penelitian ini adalah kepala madrasah dan

semua guru di MAN 1 Pamekasan. Sedangkan lokasi penelitian dalam

penelitian ini di lakukan di MAN 1 Pamekasan.

Indikator variabel manajerial kepala madrasah (X) dan variabel kinerja

guru (Y) adalah sebagai berikut:

Indikator manajerial kepala madrasah (X), yaitu:

1.Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan

perencanaan
17

2.Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan

3.Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya

sekolah/madrasah secara optimal

4.Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

organisasi pembelajaran yang efektif.

5.Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif

bagi pembelajaran peserta didik.

6.Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal

7.Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal

8.Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah

9.Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11. Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,

transparan, dan efisien.


18

12. Mengelola ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah.

13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan.

15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta

merencanakan tindak lanjutnya.

Indikator kinerja guru (Y), yaitu:

1.Kualitas Pekerjaan

2.Kuantitas Pekerjaan

3.Ketepatan Waktu Kerja

4.Kerjasama dengan Rekan Kerja

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian bisa disebut juga sebagai anggapan dasar atau

postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

peneliti. Anggapan dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum peneliti

melangkah mengumpulkan data. Fungsi anggapan dasar dalam sebuah


19

penelitian adalah: (1) sebagai landasan berpikir dan bertindak dalam

melaksanakan penelitian, (2) untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat

perhatian penelitian, (3) menentukan dan merumuskan hipotesis.0

Berdasarkan kajian teori di atas peneliti dapat berasumsi bahwa tidak

ada korelasi antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja gurudi MAN 1

Pamekasan. Hal itu terlihat dari ditemukan beberapa permasalahan di dalam

pelaksanaan tugas kepala madrasah sebagai manajer yang menyebabkan tugas

manajerial kepala madrasah tidak terlaksana dengan optimal.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.0 Dikatakan sementara,

karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang relevan,

belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan

data. Terdapat dua macam hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Ha: Ada korelasi antara manejerial kepala madrasah dengan kinerja

guru di MAN 1 Pamekasan.

2. Ho : Tidak ada korelasi antara manejerial kepala sekolah dengan

kinerja guru di MAN 1 Pamekasan.

H. Definisi Istilah

0
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah (Pamekasan: STAIN PMK Press, 2009), 12.
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2013). 110
20

Agar pembaca lebih mudah dalam memahami beberapa istilah yang

dipakai dalam penelitian ini perlu kiranya didefinisikan dan dijelaskan istilah-

istilah tersebut agar pembaca memiliki pemahaman sebagaimana yang

dimaksud oleh peneliti. Istilah-istilah tersebut adalah:

1. Manajerial Kepala Madrasah adalah seperangkat keterampilan

yangdimiliki oleh kepala sekolah/madrasah untukmengelola sekolah

atau madrasah dengan memanfaatkan berbagai sumber dayayang

dimiliki untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

bersama.0

2. Kinerja Guru adalah hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar

mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar

pribadi dengan peserta didik.0

Jadi, yang dimaksud dengan korelasi manajerial kepala madrasah

dengan kinerja guru adalah hubungan keterampilan yang dimiliki oleh kepala

madrasah dengan pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan guru untuk

digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama mulai dari

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran

dan membina hubungan antar pribadi dengan peserta didik.


0
Hasan Sodiqin & Diding Nurdin, “Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan
Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Madrasah Aliyah Swasta”, SOSIOHUMANIKA: Jurnal
Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Volume 10 (2) (November, 2017), 167.
0
Muhammad Iqbal Baihaqi, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru di MA Ma’arif Selorejo Blitar”, Konstruktivisme, Vol. 7, No. 2 (Juli,
2015), 98.
21

I. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, posisi peneliti merupakan tindak lanjut

daripenelitian sebelumnya. Penelitian yang berfokus pada korelasi antara

manajerial kepala Madrasah dengan kinerja guru sebenarnya bukanlah suatu

penelitian yang baru, akan tetapi sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya,

sehingga peneliti mencantumkan sebagai salah satu media perbandingan bagi

originalitas penelitian. Beberapa penelitian yang mempunyai basis teori yang

sama yakni korelasi antara manajerial kepala Madrasah dengan kinerja guru di

antaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Ulfiana Ayu Kusumawati di Kecamatan

Rowosari Kabupaten Kendal.0 Jenis penelitian yang digunakan yaitu ex post

facto. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru sekolah dasar di Gugus Mas

Mansyur Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Sampel penelitian dalam

penelitian ini yakni 60 guru menggunakan teknik nonprobality sampling dengan

jenis sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau

kuesioner, dokumentasi dan observasi. Analisis data yang digunakan yaitu uji

prasyarat analisis. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis

korelasi ganda, determinasi dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1)

ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah

terhadap kinerja guru yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah memberikan

sumbangan pengaruh terhadap kinerja sebesar 15,7%; (2) ada pengaruh yang
0
Ulfiana Ayu Kusumawati, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Gugus MAS Mansyur Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal”, Skripsi, Semarang: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
22

signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa motivasi berprestasi memberikan sumbangan pengaruh

terhadap kinerja sebesar 23%; (3) pengaruh kemampuan manajerial kepala

sekolah dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru dengan koefisien determinasi sebesar 26,5%.

Penelitian yang dilakukan oleh Lastony Budi Hartono di Kabupaten

Jepara.0 Populasi dalam penelitian ini adalah Guru pembimbing SMP Negeri se

Kabupaten Jepara yang berjumlah 80 orang, dan yang dijadikan sampel

penelitian sebanyak 74 orang. Sampel tersebut diambil dengan teknik purposif

sampling. Pengumpulan data menggunakan angket tentang kemampuan

manajerial kepala sekolah, supervisi bimbingan konseling dan kinerja guru

pembimbing. Sedangkan analisis data menggunakan korelasi sederhana dan

korelasi ganda. Adapun temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, a)

Ada hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajerial kepala

sekolah dengan kinerja guru pembimbing (r = 0,682, p = 0,000 < 0,050), b) Ada

hubungan positif dan signifikan antara supervisi bimbingan konseling dengan

kinerja guru pembimbing (r = 0,609, p = 0,000 < 0,050), dan c) Ada hubungan

positif dan signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan

supervisi bimbingan konseling secara bersama – sama dengan kinerja guru

pembimbing (R = 0,741, p 0,000 < 0,050).

0
Lastony Budi Hartono, “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
Supervisi Bimbingan Konseling Dengan Kinerja Guru Pembimbing SMP Negeri Se Kabupaten
Jepara”, Tesis, Semarang: Program Pasca Sarjana Program Studi Bimbingan Konseling Universita
Negeri Semarang.
23

Penelitian yang dilakukan oleh Amirzan dan Ilyas di Sigli. 0 Penelitian

ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena-fenomena tentang: Kemampuan

konseptual, kemampuan teknis dan kemampuan hubungan manusiawi yang

dimiliki oleh kepala sekolah, dengan metode deskriptif. Sedangkan untuk

memperoleh data kualitatif ditempuh dengan tehnik wawancara, dokumentasi

dan observasi terhadap subjek penelitian yakni Kepala Dinas , Pengawas

TK/SD dan para Kepala sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Kota Sigli.

Pengolahan atau analisis data dengan tahapan reduksi data, display data,

mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan konseptual kepala sekolah sudah baik, hal ini ditandai dengan

kemampuan Kepala sekolah dalam menetapkan prioritas, sistem perencanaan,

merumuskan program, visi dan misi sekolah. Selanjutnya kemampuan teknis

kepala sekolah dasar juga sudah memadai karena mereka telah mampu

mengimplementasikan berbagai program ke kondisi yang real. demikian pula

kemampuan hubungan manusiawi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah

terlihat ke arah yang semakin baik, karena kenyataan di lapangan membuktikan

para kepala sekolah dasar mampu bekerja sama, mengindentifikasi perbedaan

karakteristik serta telah memotivasi para guru dan staf sekolah agar

bersungguh-sungguh dalam bekerja.

Pernyataan di atas untuk mengantisipasi kesalahpahaman terjadinya

penjiplakan (duplikasi) atau daur ulang. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel

yang disajikan di halaman berikutnya:


0
Amirzan & Ilyas, “Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sekolah Dasar”,
dalam Jurnal Serambi Ilmu, (Volume 20, Nomor 2, 2019), 291-309 dapat diakses pada
http://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-ilmu/article/view/1460.
24

Tabel 1.1

Perbedaan dan persamaan antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian ini

Peneliti dan Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan


Judul
Penelitian
Ulfiana Ayu Hasil penelitian 1. Dalam 1. Penelitian ini
Kusumawati, menunjukkan bahwa; penelitian ini sama-sama
“Pengaruh (1) ada pengaruh yang bukan hanya menggunakan
Kemampuan signifikan antara membahas pendekatan
Manajerial kemampuan tentang kuantitatif
Kepala manajerial kepala pengaruh 2. Penelitian ini
Sekolah dan sekolah terhadap kemampuan sama-sama
Motivasi kinerja guru yaitu manajerial ingin
Berprestasi kemampuan kepala sekolah mengetahui
Terhadap manajerial kepala terhadap kinerja kemampuan
Kinerja Guru sekolah memberikan guru. Tetapi manajerial
Sekolah sumbangan pengaruh juga kepala sekolah
Dasar di terhadap kinerja membahasa terhadap kinerja
Gugus MAS sebesar 15,7%; (2) ada motivasi guru
Mansyur pengaruh yang berprestasi
Kecamatan signifikan antara terhadap kinerja 3. Penelitian ini
Rowosari motivasi berprestasi guru. sama-sama
Kabupaten terhadap kinerja guru. menggunakan
2. Penelitian ini
Kendal” Hasil perhitungan Teknik
menggunakan
menunjukkan bahwa pengumpulan
jenis penelitian data
motivasi berprestasi ex post facto
memberikan menggunakan
sumbangan pengaruh 3. Objek angket atau
terhadap kinerja penelitiannya kuesioner
sebesar 23%; (3) dilakukan pada 4. Objek
pengaruh kemampuan kepala sekolah penelitiannya
manajerial kepala dan guru di sama yaitu
sekolah dan motivasi Sekolah Dasar kepala sekolah
berprestasi 4. Sampel dan guru
mempunyai pengaruh penelitian
positif dan signifikan dalam
terhadap kinerja guru penelitian ini
dengan koefisien yakni 60 guru
determinasi sebesar menggunakan
26,5%. teknik
nonprobality
sampling
25

dengan jenis
sampling jenuh
5. pengujian
hipotesis
menggunakan
analisis korelasi
ganda,
determinasi dan
uji F
Lastony Budi Hasil penelitian ini 1. Dalam 1. Penelitian ini
Hartono, adalah sebagai penelitian ini sama-sama
“Hubungan berikut, a) Ada bukan hanya menggunakan
Antara hubungan positif dan membahas pendekatan
Kemampuan signifikan antara tentang kuantitatif
Manajerial kemampuan pengaruh 2. Penelitian ini
Kepala manajerial kepala kemampuan sama-sama
Sekolah dan sekolah dengan manajerial ingin
Supervisi kinerja guru kepala sekolah mengetahui
Bimbingan pembimbing (r = terhadap kinerja kemampuan
Konseling 0,682, p = 0,000 < guru. Tetapi manajerial
Dengan 0,050), b) Ada juga membahas kepala sekolah
Kinerja Guru hubungan positif dan supervisi terhadap kinerja
Pembimbing signifikan antara bimbingan guru
SMP Negeri supervisi bimbingan konseling
Se konseling dengan terhadap kinerja 3. Penelitian ini
Kabupaten kinerja guru guru. sama-sama
Jepara” pembimbing (r = 2. Penelitian ini menggunakan
0,609, p = 0,000 < Teknik
menggunakan
0,050), dan c) Ada pengumpulan
metode
hubungan positif dan data
deskriptif dan
signifikan antara menggunakan
menggunakan
kemampuan angket atau
pendekatan
manajerial kepala kuesioner
kualitatif
sekolah dan supervisi 4. Objek
bimbingan konseling 3. Objek penelitiannya
secara bersama – sama penelitiannya sama yaitu
dengan kinerja guru dilakukan pada kepala sekolah
pembimbing (R = kepala sekolah dan guru
0,741, p 0,000 < dan guru di
0,050). Sekolah
Menengah
Pertama
4. Sampel
penelitian ini
26

sebanyak 74
orang. Sampel
tersebut diambil
dengan teknik
purposif
sampling.
Amirzan Hasil penelitian 1. Dalam 1. Penelitian ini
&Ilyas, menunjukkan bahwa penelitian ini sama-sama ingin
“Kemampuan kemampuan membahas mengetahui
Manajerial konseptual kepala tentang kemampuan
Kepala sekolah sudah baik, kemampuan manajerial kepala
Sekolah hal ini ditandai dengan manajerial 2. Objek penelitian
dalam kemampuan Kepala kepala sekolah dalam penelitian
Pengelolaan sekolah dalam dalam ini sama-sama
Sekolah menetapkan prioritas, pengelolaan kepala sekolah
Dasar” sistem perencanaan, sekolah dasar
merumuskan program, 2. Penelitian ini
visi dan misi sekolah. menggunakan
Selanjutnya metode
kemampuan teknis deskriptif dan
kepala sekolah dasar menggunakan
juga sudah memadai pendekatan
karena mereka telah kualitatif
mampu
mengimplementasikan 3. Objek
berbagai program ke penelitiannya
kondisi yang real. dilakukan hanya
demikian pula pada kepala
kemampuan hubungan sekolah
manusiawi yang 4. Dalam
dilakukan oleh kepala penelitian ini
sekolah sudah terlihat untuk
ke arah yang semakin memperoleh
baik, karena data dengan
kenyataan di lapangan tehnik
membuktikan para wawancara,
kepala sekolah dasar dokumentasi
mampu bekerja sama, dan observasi
mengindentifikasi
perbedaan 5. Pengolahan
karakteristik serta atau analisis
telah memotivasi para data dengan
guru dan staf sekolah tahapan reduksi
agar bersungguh- data, display
sungguh dalam data,
27

bekerja. mengambil
kesimpulan dan
verifikasi.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

meskipun penelitian yang penulis lakukan ini bukan penelitian yang pertama

dan merupakan penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi

dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian yang telah

ada. Letak perbedaannya, yaitu peneliti ingin mengetahui apakah ada korelasi

atau hubungan antara manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru.

Penelitian ini fokus kepada hubungan kepala madrasah dengan kinerja guru.

Hal itu tidak dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian

sebelumnya lebih luas ketimbang penelitian ini, seperti yang dilakukan Ulfiana

Ayu Kusumawati varaiabelnya lebih luas, bukan hanya membahas pengaruh

kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru. Tetapi juga

membahas motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Begitu juga penelitian

yang dilakukan oleh Lastony Budi Hartono, bukan hanya membahas tentang

pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru. Tetapi

juga membahas supervisi bimbingan konseling terhadap kinerja guru.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Amirzan & Ilyas, menggunakan

pendekatan kualitatif dan pembahasannya hanya membahas tentang

kemampuan manajerial kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah dasar.


28
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajerial Kepala Sekolah

1. Konsep Manajemen

Secara etimologi, kata “manajemen” berasal dari bahasa Inggris

“administration” sebagai “the management of executive affair”.0Dalam

bahasa Perancis, kuno “management” yang memiliki arti seni melaksanakan

dan mengatur. Sementara itu, dalam bahasa Latin, kata manajemen berasal

dari kata manus yang berarti “tangan” dan agere yangberarti melakukan, jika

digabung memiliki arti menangani.0 Jika diambil dari bahasa Italia,

manajemen berasal dari kata magiare yang artinya melatih kuda dalam

melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen tersebut terkandung

dua kegiatan, yaitu kegiatan berpikir (mind) dan kegiatan tingkah laku

(action).0

Secara terminologi, kata manajemen tidak memiliki keseragaman di

antara para ahli. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai definisi

manajemen sebagai berikut:

a. Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya

0
Muhamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.
0
Abdul Aziz, Pengantar Manajemen dan Substansi Administrasi Pendidikan (Surabaya: Pustaka
Radja, 2017), 13
0
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang
Kondusif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 49.

29
30

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.0

b. Menurut Manullang, manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan daripada

sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

terlebih dahulu.0

c. Menurut T. Hani Handoko, manajemen adalah sebagai bekerja dengan

orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai

tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan

personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan

(leading), dan pengawasan (controling).0

d. Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.0

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang memiliki ciri khas yang

meliputi segala tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengarahan,

pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controling) yang bertujuan

untuk menentukan dan mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan

0
James A. F. Stoner, et. al, Manajemen Jilid II: Edisi Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Indeks
Gramedia Group, 2003), 8.
0
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 17.
0
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), 10.
0
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012), 1-2.
31

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber-sumber

lainnya.

2. Konsep Manajerial

Menurut Handoko praktik manajerial adalah kegiatan yang dilakukan

oleh manajer.0 Manajer adalah salah satu unsur organisasi yang bertanggung

jawab atas keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditentukan.

Selanjutnya dikatakan bahwa tanpa manajer dapat dipastikan sebuah

organisasi tidak akan berhasil mencapai tujuan. 0 Sedangkan menurut Stoner

mengatakan bahwa seorang manajer berperan sebagai perencana,

pengorganisasian, pemimpin dan pengendali organisasi.0 Dengan demikian,

manajer merupakan salah satu unsur utama dalam keberhasilan suatu

organisasi.

Dalam sebuah organisasi, seorang manajer dituntut mempunyai

kemampuan manajerial untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam

mencapai tujuan. Kemampuan manajerial merupakan kompetensi yang harus

dimiliki seseorang untuk mendayagunakan sumber daya suatu organisasi

dalam mencapai tujuan. Kemampuan manajerial bersifat praktis operasional

untuk menggerakkan sumber daya organisasi supaya berdaya guna dan

berhasil guna.

Kemampuan manajerial sangat berkaitan erat dengan manajemen

kepemimpinan yang efektif, karena sebenarnya manajemen pada hakekatnya

0
Handoko, Manajemen.., 13.
0
Lastony Budi Hartono, “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Supervisi
Bimbingan Konseling dengan Kinerja Guru Pembimbing SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara”,
(Tesis, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007), 13.
0
James.., Manajemen.., 11.
32

adalah masalah interaksi antara manusia baik secara vertikal maupun

horizontal oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan sebagai perilaku

memotivasi orang lain untuk bekerja ke arah pencapaian tujuan tertentu.

Kepemimpinan yang baik seharusnya dimiliki dan diterapkan oleh semua

jenjang organisasi agar bawahannya dapat bekerja dengan baik dan memiliki

semangat yang tinggi untuk kepentingan organisasi.

3. Konsep Kepemimpinan

Kata "kepemimpinan" terjemahan dari bahasa Inggris "leadership".

Kata ini sering terdengar dalam percakapan orang, dalam pertemuan-

pertemuan, dari radio, televisi dan sebagainya. Dalam bahasa Arab disebut

dengan istilah khilafah, imarah, ziamah atau imamah. Secara etimologi,

kepemimpinan berarti daya memimpin atau kualitas seseorang pemimpin atau

tindakan dalam memimpin itu sendiri. Kepemimpinan berasal dari kata

“pemimpin” yaitu orang yang dikenal oleh dan berusaha mempengaruhi

pengikutnya untuk merealisasikan visinya. Pemimpin pada hakikatnya adalah

seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang

lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah

kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan

dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.0

Menurut Handoko bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan

yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja

mencapai sasaran.0 Sedangkan menurut Stoner kepemimpinan adalah suatu

0
Nanang.., Landasan.., 88.
0
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Erlangga, 2012), 294.
33

proses pengarahan dengan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.0 Sedangkan menurut

Miftah sebagaimana yang dikutip oleh Maghfiroh, kepemimpinan merupakan

kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi

perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan

maupun kelompok.0

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa, kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi perilaku

orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni

mempengaruhi manusia baik secara perorangan maupun secara kelompok.

Kepemimpinan merupakan proses menggerakkan manusia untuk meraih

tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu secara garis besar

kepemimpinan memiliki tiga unsur pokok yaitu, adanya tujuan yang

menggerakkan manusia dan adanya sekelompok orang serta adanya

pemimpin yang mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia.

Ralph M. Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated with

Leadership sebagaimana yang dikutip oleh Asiah, menyatakan bahwa

seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan di antaranya sebagai

berikut:

a. Kapasitas, seperti kecerdasan, kewaspadaan kemampuan berbicara

atau verbal facility, kemampuan menilai.

James.., Manajemen.., 23.


0

Laily Maghfiroh, “Pengaruh Tingkat Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan
0

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru PAI di SMP Bahauddin Ngelom Sidoarjo” (Tesis,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya), 40.
34

b. Prestasi, seperti gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam

olahraga, dan lain-lain.

c. Tanggung jawab, seperti mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri,

agresif, dan punya hasrat untuk unggul.

d. Partisipasi, seperti aktif, memiliki sosiabilitas yang tinggi, mampu

bergaul, suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, dan punya rasa

humor.

e. Status yang meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi,

populer, tenar.0

4. Konsep Kepala Madrasah

Madrasah merupakan organisasi yang kompleks dan unik, organisasi

yang kompleks karena di dalam madrasah terdapat sumber daya-sumber daya

yang saling terkait, sedangkan sebagai organisasi yang unik karena madrasah

menjadi tempat proses kegiatan belajar mengajar dan pembudaya kehidupan

umat manusia. Untuk dapat mencapai tujuan madrasah, diperlukan pemimpin

yang mampu mendayagunakan sumber daya-sumber daya tersebut agar dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, tanpa seorang pemimpin madrasah tidak akan bisa berhasil. Hal

itu sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Gibson bahwa keberhasilan

madrasah banyak ditentukan oleh kapasitas kepala madrasah di samping

adanya guru-guru yang kompeten di sekolah itu. Dengan demikian

Nur Asiah, “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di
0

Madrasah Ibtidaiyah Ad-Dainuriyah Semarang” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo, Semarang, 2011), 16.
35

keberadaan kepala madrasah sangat penting dalam menentukan keberhasilan

madrasah.0

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepala madrasah terdiri dari

dua kata yaitu “kepala” dan “madrasah”. Kata “kepala” dapat diartikan ketua

atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan “madrasah”

adalah sebuah lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. 0

Dengan demikian secara sederhana kepala madrasah dapat kita definisikan

sebagai “sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

suatu madrasah di mana berlangsungnya pembelajaran.

Kepala madrasah merupakan pemimpin tertinggi di madrasah. Pola

kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan

kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan

kepala madrasah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan

pendidikan. Kepala madrasah merupakan pejabat formal di madrasah,

dikarenakan pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang

didasarkan atas peraturan yang berlaku. Untuk diangkat sebagai kepala

sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala

sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

adanya kualifikasi dan kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI No 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala

sekolah/madrasah, di antaranya:

0
Yeni Kandarini, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru di
MAN 1 Konawe Selatan” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari), 14.
0
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), 286.
36

a. Kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-

IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi.

2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah berusia

setinggi-tingginya 56 tahun.

3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-

Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA, dan

4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi guru negeri sipil

(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang

dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

b. Kualifikasi khusus kepala sekolah menengah atas/madrasah aliyah

meliputi:

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga

4) yang ditetapkan Pemerintah.

5. Peran Kepala Madrasah

Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia memiliki wewenang dan

tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan


37

dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.0 Untuk itu kepala sekolah harus

memahami apa yang menjadi tanggung jawabnya sehingga kepala sekolah

dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan perannya.

Dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah yang

dipimpinnya, kepala sekolah memiliki peran–peran yang harus

dijalankannya. Peran kepala sekolah dapat digolongkan menjadi tujuh pokok

yakni sebagai pendidik (educator), sebagai manajer, sebagai administrator,

sebagai supervisor (penyelia), sebagai leader (pemimpin), sebagai inovator,

serta sebagai motivator. Agar lebih jelas, maka peran-peran kepala sekolah

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah Sebagai Educator

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan

dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di

sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus

terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di

sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang

dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi

dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan

kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif

dan efisien.

Dalam melakukan fungsinya sebagai educator kepala sekolah harus

senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan

oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat
0
Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),80.
38

mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam

mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap

pelaksanaan tugasnya. Pengalaman semasa menjadi guru, menjadi wakil

kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat

mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan

pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah

diikutinya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerjanya sebagai educator yang pertama,

mengikutsertakan dalam penatataran untuk menambah wawasan para guru.

Yang ke dua, kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi

hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja kemudian hasilnya

diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Yang

ke tiga, mendorong para guru untuk memulai dan mengahiri pembelajaran

sesuai dengan waktu yang ditentukan hal ini dimaksudkan agar guru dapat

memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.0

Dengan demikian dapat dipahami oleh penulis bahwasannya peran

kepala sekolah sebagai educator ini dalam rangka memberi kesempatan

kepada guru untuk menambah wawasannya melalui kegiatan penataran hal

ini dimaksudkan agar guru dapat meningkatkan kualitas kinerjanya

hususnya ketika proses belajar mengajar. Kemudian bagi peserta didik akan

menjadi motivasi tersendiri untuk meningkatkan rasa semangatnya dalam

belajar karena adanya evaluasi tersebut dalam rangka untuk menilai sejauh

mana peserta didik berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran.


0
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 100.
39

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Manajemen dapat diartikan sebagai proses perencanaan,

mengorganisasi, pengarahan dan pengawasan.0 Dalam rangka melakukan

peran dan fungsinya sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki

strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan. Sehingga

dalam memberdayakannya salah satu tugas yang harus dilakukan kepala

sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan

profesi guru. Dalam hal ini kepala sekolah hendaknya dapat memfasilitasi

dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk dapat

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan

pendidikan dan pelatihan di sekolah atau melalui kegiatan pendidikan

pelatihan di luar sekolah.0

Dengan demikian dapat dipahami oleh penulis bahwasannya peran

kepala sekolah sebagai manajer ini dalam rangka untuk memberi

kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensinya melalui

kegiatan pendidikan hal ini dimaksudkan agar guru menjadi guru yang

profesioanal sehingga ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Dalam melakukan perannya sebagai administrator kepala sekolah

bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran disekolahnya. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugasnya

dengan baik kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu

0
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori dan Praktik (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 2.
0
Mulyasa, Menjadi.., 103.
40

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan perannya sebagai

administrator. Diantara tugas kepala sekolah terkait dengan perannya

sebagai administrator adalah:

1) Membuat perencanaan, perencanaan merupakan salah satu syarat

mutlak yang harus ada sebelum kegiatan dilaksanakan tanpa

perencanaan pelaksanaan kegiatan akan mengalami kesulitan

bahkan kegagalan. Oleh karena itu kepala sekolah harus membuat

rencana tahunan menjelang dimulaianya tahun ajaran baru. Sesuai

dengan ruang lingkup administrasi sekolah rencana tahunan

mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan,

dan perlengkapan.

2) Menyusun organisasi sekolah, kepala sekolah sebagai administrator

perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan

melaksanakan pembagian tugas sesuai dengan wewenangnya kepada

guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi

sekolah yang telah disusun sesuai kesepakatan bersama.

3) Bertindak sebagai koordinator dan pengarah, mengingat

kompleksnya tugas dan pekerjaan yang dilakukan banyak orang hal

ini memberikan sebuah indikasi bahwa kepala sekolah harus

mengkoordinir dan memberi pengarahan yang baik dan

berkelanjutan agar dapat menghindari kemungkinan terjadinya

persaingan yang tidak sehat antar personel sekolah. Sehingga

adanya pengoordinasian yang baik memungkinkan personel bekerja


41

sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapakan.

4) Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, pengelolaan kepegawaian

mencakup penerimaan dan penempatan guru atau pegawai sekolah,

pembagian tugas pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha

kesejahteraan guru dan pegawai sekolah. Agar pekerjaan sekolah

dilakukan dengan senang, bergairah dan berhasil dengan baik maka

dalam membagi tugas pekerjaan personel, kepala sekolah hendaknya

memperhatikan kesesuain antara bebab dan jenis tugas denga

kondisi serta kemampuan pelaksanaannya.0

Dengan demikian dapat dipahami oleh penulis bahwa peran kepala

sekolah sebagai administrator ini bertanggung jawab terhadap kelancaran

dan kemudahan proses pendidikan untuk itu kepala sekolah harus benar-

benar memahami dan menguasai tugasnya sebagai seorang administrator

hal ini dimaksudkan agar pendidikan berjalan sesuai dengan apa yang

dicita-citakan. Tentunya untuk mewujudkannya perlu perencanaan yang

baik tanpa perencanaan yang baik maka untuk mewujudkan cita-cita

pendidikan tidak akan mudah bahkan akan mengalami kegagalan karena

cita-cita yang hendak dicapai akan terkonsep di dalam sebuah perencanaan.

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

0
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), 106.
42

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan

supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk

mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam

pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan

siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui

kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran,

tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya

diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru

dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan

keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan harus disupervisi swara

periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak

maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior

untuk membantu melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah

sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya

kesadaran tenaga kependidikan (guru) dan meningkatnya kinerja dan

keterampilan dalam melaksanakan tugasnya.0

Dengan demikian dapat dipahami oleh penulis bahwa peran kepala

sekolah sebagai supervisor ini dalam rangka untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru.

Sehingga adanya pengawasan yang telah dilakukan oleh seorang supervisor

dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam proses


0
Mulyasa, Menjadi..,115.
43

pembelajaran. Adanya realitas ini kepala sekolah selalu berupaya untuk

mencarikan solusi terbaik agar prose pembelajaran menjadi berkualitas.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus

yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan

professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan0

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat

menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap

peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita

mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi

pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah

dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan

fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dilihat dari

kepribadiannya, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi

sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan

berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah akan tercermin dalam sifat-

sifatnya yaitu jujur. percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil

resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.

Pemahaman terhadap visi dan misi sekolaah akan tercermin dari

kemampuannya untuk mengembangkan visi dan misi sekolah, dan

melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam


0
Wahjosumidjo, Kepemimpinan.., 110.
44

tindakan. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari

kemampuannya untuk mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan

di sekolah dan mengambil keputusan yang bersifat internal dan eksternal

sekolah. Sedangkan kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari

kemampuannya untuk berkomunikasi secara lisan dengan tenaga

kependidikan, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi

secara lisan dengan peserta didik, orang tua dan masyarakat.0

Dengan demikian dapat dipahami oleh penulis bahwasannya peran

kepala sekolah sebagai seorang pemimpin ada kaiatannya dengan

kemampuan dirinya baik kepribadiannya maupun kecakapannya dalam

masalah pendidikan ia bertanggung jawab penuh atas kesuksesan

pendidikannya dan ia akan menjadi suri tauladan bagi sekitarnya karena ia

adalah sosok yang akan menjadi panutan bagi berbagai kalangan.

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator,

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan

yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model

pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan

tercermin dari cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif,

delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan.Kepala

0
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah ,115.
45

sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan

melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.0

Dengan demikian kepala sekolah sebagi inovator tersebut harus bisa

menciptakan sesuatu yang baru dalam rangka untuk menjadikan

pendidikan yang dinamis sesuai dengan perkembangn zaman untuk itu

kepala sekolah harus memiliki cara-cara baru sehingga ia akan menemukan

dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan

peran dan tanggung jawabnya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui

pengaturan lingkungan visik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan

penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar

melalui pengembangan pusat sumber belajar.0

Dengan demikian kepala sekolah harus senantiasa memberikan

motivasi kepada tenaga pendidikannya agar mereka senantiasa semangat

dalam melaksanakan aktifitas pendidikan. Hal ini penting dilakukan karena

funsi dari motivasi akan menumbuhkan rasa semangat yang begitu tinggi

sehingga untuk menciptakan pendidikan yang berkualitaspun akan mudah

tercapai tidaklah lain hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah selaku

motivator dalam pendidikan.,

0
Ibid.
0
Ibid.
46

Mengingat peran kepala sekolah yang multi fungsi dalam hal ini

kepala sekolah merupakan titik sentral bagi keberhasilan pendidikan.

Dalam artian peran dan kedudukan kepala sekolah sangat penting terutama

dalam menciptakan dan mewujudkan cita-cita dan keberhasilan peserta

didik. Selain itu kepala sekolah juga berperan untuk menggerakkan dan

mengelola tenaga kepandidikan lainnya untuk secara bersama-sama

mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan.

6. Manajerial Kepala Madrasah

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,

kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan

tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan

kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan

mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan

yang menunjang program sekolah atau madrasah.0 Kemampuan manajerial

kepala madrasah merupakan seperangkat keterampilan yang dimiliki oleh

kepala madrasah untuk mengelola sekolah atau madrasah dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan dalam

mencapai tujuan madrasah yang telah ditetapkan.

Menurut Payol sebagaimana yang dikutip oleh Faisal mengatakan

bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas kepala madrasah sebagai manajerial

paling tidak diperlukan 3 (tiga) macam bidang keterampilan di antaranya

sebagai berikut:
0
Maliling, “Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto”, EKLEKTIKA, Volume 4 Nomor 1 (April, 2016),
88.
47

a. Kemampuan Teknik

Keterampilan teknik (technical skill) merupakan keterampilan dalam

menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas tertentu. Keterampilan teknikal yang diperlukan

oleh kepala madrasah adalah yang erat kaitannya dengan aplikasi

pengetahuan tentang cara pengelolaan kelas, pengunaan metode

pengajaran, tehnik evaluasi siswa, teknik pembuatan satuan acara

pembelajaran, teknik-teknik pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan, serta teknik yang mengarahkan dan membina para guru di

sekolah atau madrasah.0

b. Kemampuan Hubungan Dengan Manusia

Keterampilan hubungan dengan manusia dalam organisasi pendidikan

merupakan kemampuan kepala madrasah bekerja sama, berkomunikasi

dengan personel sekolah atau madrasah dalam rangka menciptakan

suasana saling percaya terhadap program sekolah dan dapat

memberikan motivasi dalam meningkatkan kinerja guru.

c. Keterampilam Konseptual

Keterampilan Konseptual merupakan kemampuan untuk

mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua kepentingan dan

aktivitas organisasi.0
0
Jamaluddin Iskandar, “Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah”, Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1
(Juni, 2017), 94.
0
Adi.., Pengaruh.., 39.
48

Peranan kepala madrasah sebagai manajer sangat membutuhkan

ketiga macam kemampuan di atas. Agar kepala madrasah dapat secara efektif

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai manajer maka harus memahami

nilai-nilai yang terkandung dalam ketiga kemampuan di atas dan mampu

mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku. Adapun nilai-nilai yang

terkandung dalam ketiga kemampuan di atas adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan teknis, yaitu untuk menguasai pengetahuan tentang

metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melaksanakan kegiatan

khusus dan kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan

sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang

bersifat khusus.

b. Kemampuan manusiawi, yaitu kemampuan untuk memahami perilaku

manusia dan proses kerja sama, kemampuan untuk memahami isi hati,

sikap, dan motif orang lain, kemampuan untuk berkomunikasi secara

jelas dan efektif, sehingga mampu menciptakan kerja sama yang

efektif, kooperatif, praktis, dan diplomatis, dan mampu berperilaku

yang dapat diterima kemampuan untuk menciptakan dan membina

hubungan baik, memahami dan mendorong orang lain sehingga

mereka bekerja secara suka rela, tidak ada paksaan dan lebih produktif

(working with people).

c. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan mental untuk

mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta

kegiatan organisasi. Dengan kata lain, kemampuan konseptual ini


49

terkait dengan kemampuan untuk membuat konsep (working with

ideas) tentang berbagai hal dalam lembaga yang dipimpinnya yaitu

kemampuan berpikir rasional, cakap dalam berbagai macam konsepsi,

mampu menganalisis berbagai kejadian serta mampu memahami

berbagai kecendrungan, mampu mangantisipasi perintah, dan mampu

mengenali dan mamahami macammacam masalah sosial.

Dalam Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah, kemampuan manajerial kepala sekolah meliputi:

a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan

perencanaan

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan

kebutuhan

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber

daya sekolah/madrasah secara optimal

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

organisasi pembelajaran yang efektif.

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan

inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal


50

h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik

j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

k. Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang

akuntabel, transparan, dan efisien.

l. Mengelola ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah.

m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta

merencanakan tindak lanjutnya.0

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan manjerial kepala madrasah adalah kapasitas yang dimiliki oleh

0
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah
51

seorang kepala madrasah dalam mengelola organisasi dan sumber daya yang

ada, guna mencapai tujuan organisasi yang mancakup di antaranya sebagai

berikut:

a. Kemampuan merencanakan dengan indikator yaitu mampu menyusun

dan menerapkan strategi, dan mampu mengefektifkan perancanaan.

b. Kemampuan mengorganisasikan dengan indicator yaitu mampu

melakukan departementalisasi, membagi tanggung jawab dan mampu

mengelola personil.

c. Kemampuan dalam pelaksanaan dengan indikator yaitu mampu

mengambil keputusan, dan mampu menjalin komunikasi.

d. Kemampuan mengadakan pengawasan dengan indicator yaitu mampu

mengelola, dan mampu mengendalikan operasional.

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Kata kinerja adalah singkatan dari Kinetika Energi Kerja yang dalam

bahasa Inggris disebut dengan ”performance” diterjemahkan menjadi kinerja.

Dalam hal ini, kata performance umumnya merujuk pada “job performance”

atau “actual performance” yang artinya suatu prestasi kerja atau prestasi

sebenarnya yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugas-

tugasnya.Kinerja berasal dari kata "kerja" dan diberi sisipan "in" sama seperti

"ganjar" menjadi "ginanjar" dan "kanti" menjadi "kinanti". Jika kerja

diartikan sebagai proses mengubah energi (bahan baku) menjadi nilai, maka

evaluasi kinerja tidak hanya evaluasi produk, melainkan evaluasi keseluruhan


52

proses siklus manajemen.0 Kinerja merupakan hasil atau yang diperoleh dari

sebuah pekerjaan sebagai konstribusi terhadap lembaga pendidikan. Kinerja

merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Secara umum kinerja dapat dimaknai sebagai hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya dan telah disepakati bersama.0

Menurut Rivai, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan

seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan

tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan telah disepakati bersama.0

Sedangkan menurut Arifin menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam suatu organisasi yang sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab dalam upaya mencapai tujuan yang hendak

dicapai.0Guritno dan Waridin sebagaimana yang dikutip oleh Guterres

menyebutkan bahwa kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang

0
Sodiqin, Kemampuan, 92.
0
Tiara Yuli Aldini, “Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru
di Madrasah Tsawiyah Negeri 2 Bandar Lampung” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, Bandar Lampung, 2018), 11.
0
Veithzal Rivai & Ahmad Fawzi Moh Basri, Performance Appraisal Sistem Yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), 14.
0
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesioanal (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
12.
53

dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.0 Sedangkan

menurut Susanto, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang

diperlihatkan atau kemampuan kerja yang diemban, melaksanakan tugas

dengan bidang, dan hasil yang diperoleh dengan baik.0

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa kinerja merupakan suatu prestasi kerja atau hasil kerja di raih oleh

seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapainya dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang

dibebankan atau diterimanya.

2. Pengertian Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam

Kata pendidik berasal dari kata dasar didik, artinya memelihara,

merawat dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan

seperti yang diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan

sebagainya). Selanjutnya dengan menambah awalan pe hingga menjadi

pendidik, yang artinya orang yang mendidik.0 Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia pendidik adalah orang yang mendidik.0 Sedangkan secara

terminologi, pendidik menurut Mohammad Kosim adalah setiap orang yang

berupaya mengembangkan potensi peserta didik menuju terbentuknya

kepribadian utama. Dalam pembicaraan sehari-hari, masyarakat lebih akrab

0
Luis Aparicio Guterres & Wayan Gede Supartha, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Guru”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol 5, No. 3
(2016), 430.
0
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), 27.
0
Ramayulis & Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), 138.
0
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988),
54

memanggil pendidik dengan sebutan guru, khususnya di lembaga pendidikan

formal.0

Sedangkan istilah guru berbeda-beda dalam bahasa asing, antara lain:

sensei (Jepang), teacher (Inggris), der Lehrer (Jerman), ustadz, mudarris,

mu’allim, dan mu-addib (Arab). Istilah-istilah tersebut secara umum

dialamatkan pada orang yang mengajar dan mendidik.0Dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 74 Tahun 2008 tentang

guru dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan menengah.0 Jadi tugas utama guru adalah

mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik agar menjadi

manusia seutuhnya melalui cara mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sehingga

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratif serta bertanggungjawab sehingga tujuan dari

pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.0

Dalam perspektif Islam, seorang guru haruslah bukan hanya sekedar

tenaga pengajar, tetapi sekaligus pendidik. Karena itu, seseorang dapat

0
Mohammad Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), 63.
0
Mohammad Kosim, Pendidikan Guru Agama Pergumulan dan Problema Kebijakan 1948-2011
(Yogyakarta: Pustaka Nusantara, 2012), 11.
0
Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen, Pasal 1 ayat 1. Lihat juga Najib
Sulhan, Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartabat (Surabaya: PT JePe Press Media
Utama, 2011), 1-2.
0
Lihat Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3.
55

menjadi guru bukan hanya karena dia telah memenuhi kualifikasi keilmuan

dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi dia harus terpuji akhlaknya.

Dengan demikian, seorang guru bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu

pengetahuan saja, tetapi lebih penting pula membentuk watak dan pribadi

anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran Islam.0

Mehdi Nakosteen menjelaskan bahwa ada enam tipe guru dalam

pendidikan Islam diantaranya: Mu’allim, mu’addib, mudarris, syaikh, ustadz,

dan imam, belum lagi termasuk guru-guru pribadi dan para muaiyyid (asisten

guru-guru senior). Mu’allim biasanya untuk julukan guru-guru sekolah dasar,

mu’addib arti harfiahnya orang yang beradab atau guru adab yakni guru-guru

sekolah dasar menengah, mudarris0adalah julukan profesional untuk seorang

mu’id atau asisten dan sama dengan asisten professor yang bertugas

membantu mahasiswa menjelaskan hal-hal yang sulit mengenai kuliah yang

diberikan profesornya. Syaikh adalah julukan khusus yang menggambarkan

keunggulan akademis dalam bidang teologis. Imam adalah guru agama

tertinggi.0 Sedangkan kata ustadz di dalam bukunya Nakosteen tidak

memberikan penjelasan tentang julukan dan definisi dari ustadz itu sendiri.

0
Siswanto, Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan (Yogyakarta: SUKA-Press, 2012), 27.
0
Terdapat perbedaan istilah mudarris dalam pandangan Mehdi Nakosteen dengan George Makdisi.
Istilah mudarris menurut Nakosten adalah kedudukannya setingkat dengan asisten profesor (guru
yunior) sedangkan dalam perspektif makdisi, mudarris adalah kedudukannya setingkat professor,
terutama profesor dalam bidang hukum.
0
Mehdi Nakosteen, History of Islamic Origins of Western Education: with an Introduction to
Medieval Muslim Education (Colorado: University of Colorado Press, 1850), 76.
56

Sedangkan menurut Muhaimin, dalam literatur kependidikan Islam,

seorang guru/pendidik biasa disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabbiy,

mursyid, mudarris, dan mu’addib.0

Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini

mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap

profesionalisme dalam mengemban tugasnya. Seseorang dikatakan

profesional, bilamana pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi

terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja,

serta sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki dan

memperbaharui model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan

zamannya,0 yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik

adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya

di masa depan.

Kata mu’allim merupakan bentuk isim fa’il dari ‘allama, yu’allimu,

yang biasa diterjemahkan “mengajar” atau “mengajarkan”. 0 Ini mengandung

makna bahwa guru sebagai mu’allim harus mampu menguasai ilmu dan

mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,

menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya serta berusaha membangkitkan

peserta didik untuk mengamalkannya.0 Allah mengutus rasul-Nya antara lain

agar beliau mengajarkan (ta’lim) kandungan al-Kitab dan al-Hikmah, yakni


0
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi (Jakarta: Rajawali Pres, 2012), 44.
0
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 44.
0
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 163.
0
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum hingga strategi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), 112.
57

kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat dan

menampik madharat. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut

untuk mampu mengajarkan kandungan ilmu pengetahuan dan al-Hikmah atau

kebijakan dan kemahiran melaksanakan ilmu pengetahuan itu dalam

kehidupannya yang bisa mendatangkan manfaat dan berusaha semaksimal

mungkin untuk menjahui madharat.0

Kata murabbi berasal dari kata dasar “rabb”. Tuhan adalah sebagai

Rabb al-‘Alamin dan Rabb al-Nas, yakni yang menciptakan, mengatur, dan

memelihara alam seisinya termasuk manusia.0 Sedangkan istilah murabbi

merupakan bentuk (shighah) al-Ism al-Fail yang berakar dari tiga kata.

Pertama, berasal dari kata raba, yarbu yang artinya zad dan nama

(bertambah dan tumbuh). Kedua, berasal dari kata rabiya, yarba yang

mempunyai makna tumbuh (nasya’) dan menjadi besar (tarara’a). Ketiga,

berasal dari kata rabba yarabbu yang artinya, memperbaiki, menguasai,

memimpin, menjaga, dan memelihara. 0 Manusia sebagai khalifah-Nya diberi

tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar mampu mengkreasi,

mengatur, dan memelihara alam seisinya. Oleh karena itu, tugas guru adalah

orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi,

serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak

menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.0

0
Muhaimin, Pengembangan.., 45.
0
Siswanto, Pendidikan.., 28.
0
Ramayulis.., Filsafat.., 139.
0
Mohammad Muchlis Solichin, Memotret Guru Ideal-Profesional: Harapan, Peluang dan
Tantangan di Tengah Arus Perubahan Sosial (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), 3.
58

Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam thariqah (tasawuf).

Dengan demikian, seorang mursyid (guru) berusaha menularkan penghayatan

(transinternalisasi) akhlak atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik

yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun

dedikasinya yang serba mengharapkan ridha Allah semata. Dalam konteks

pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model atau sentral

identifikasi diri, pusat anutan dan teladan, bahkan dapat menjadi konsultan

bagi peserta didiknya.0

Kata mudarris berasal dari kata “darasa-yadrusu-darsan wa durusun

wa dirasatan” yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus,

menjadikan using, melatih, mempelajari.0 Dengan demikian, sebagai

mudarris, guru harus memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta

memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan

berusaha mencerdaskan, memberantas kebodohan, serta melatih keterampilan

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didiknya.0 Pengetahuan

dan keterampilan seseorang akan cepat usang selaras dengan percepatan

kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan perkembangan

zaman, sehingga guru harus memiliki kepekaan intelektual dan informasi,

serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, agar

tetap up to date dan tidak cepat usang.0

0
Muhaimin, Pengembangan.., 47-49.
0
Ibid.
0
Muhaimin, Rekontruksi.., 112.
0
Siswanto, Pendidikan.., 29.
59

Sedangkan kata mua’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral,

etika, dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin. Kata

peradaban (Indonesia) juga berasal dari kata adab, sehingga guru adalah

orang yang beradab sekaligus memiliki peran fungsi untuk membangun

peradaban (civilization) yang berkualitas di masa depan.0

Dari hasil telaah terhadap istilah-istilah guru yang dikemukakan oleh

Nakosteen dan Muhaimin di atas, menurut hemat penulis, terdapat perbedaan

dan persamaan. Perbedaanya terletak pada penyebutan istilah guru. Menurut

Nakosteen, yakni Mu’allim, mu’addib, mudarris, syaikh, ustadz, dan imam

sedangkan menurut Muhaimin, yakni ustadz, mu’allim, murabbiy, mursyid,

mudarris, dan mu’addib. Di sini terdapat perbedaan antara syaikh dan imam

menurut Nakosten sedangkan murabbiy dan mursyid menurut Muhaimin.

Kalau kita perhatikan definisi yang diberikan oleh Nakosteen lebih

menitikberatkan kepada julukan atau gelar sedangkan definisi yang diberikan

oleh Muhaimin lebih kepada peran dan fungsi guru sebagai pendidik.

Sedangkan persamaannya, bahwa istilah-istilah tersebut secara umum

dialamatkan pada orang yang mengajar dan mendidik. Dengan demikian,

orang-orang yang profesinya mengajar disebut guru, baik guru di sekolah

maupun di luar sekolah.

3. Kinerja Guru

Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang paling strategis.

Andaikata tidak ada kurikulum secara tertulis, serta tidak ada ruang kelas dan
0
Muhaimin, Pengembangan.., 49.
60

sarana prasarana lainnya, namun masih ada guru, maka kegiatan pendidikan

masih dapat berjalan.0 Pekerjaan menjadi guru adalah pekerjaan yang paling

mulia dan paling luhur. Semakin tinggi dan bermanfaat materi ilmu yang

diajarkan, maka yang mengajarkannya juga semakin tinggi derajatnya.0

Begitu pula tinggi rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju mundurnya

tingkat kebudayaan masyarakat tergantung kepada pendidikan dan pengajaran

yang diberikan oleh guru. Makin tinggi pendidikan guru, maka makin tinggi

pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak dan makin

tinggi pula derajat masyarakat.0

Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung

bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang

akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya

manusia yang menjadi perencana, pelaku dan menentu tercapainya tujuan

pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan guru diperlukan iklim

sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di

sekolah antara lain kepala sekolah, guru tenaga administrasi siswa serta

hubungan baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua siswa

atau masyarakat.0

0
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam
(Jakarta: Rajawali Pres, 2012), 299.
0
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 167.
0
Siswanto, Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan (Yogyakarta: SUKA-Press, 2012), 26.
0
Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah dalam Teori Konsep dan
Analisis (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2013), 251.
61

Sebagai pendidik, kedudukan guru sebagaimana disebutkan dalam

Konstitusi Sistem Pendidikan Nasional, berfungsi untuk meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan ikut meningkatkan

mutu pendidikan nasional yang bertujuan berkembangnya peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis

dan bertanggungjawab.0Namun untuk menciptakan peserta didik yang

berkualitas banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu kinerja

guru.

Kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia

pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu

bersaing di era global semakin ketat. Kinerja guru merupakan hasil yang

dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

serta penggunaan waktu.0

Kinerja guru dalam pembelajaran merupakan faktor utama dalam

pencapaian tujuan pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak dalam

dunia pendidikan. Pembelajaran yang berkualitas merupakan cerminan dari

kinerja guru tersebut. Dengan kata lain semakin baik kinerja guru maka

semakin baik juga pembelajaran di dalam kelas. 0 Kinerja guru yang tinggi

salah satunya ditunjukkan dengan profesionalisme guru yang terdiri dari

0
Murip Yahya, Profesi Tenaga Kependidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 25.
0
Sofan.., Peningkatan.., 251.
0
Bayu Hendro Priyono, dkk, “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Guru, dan Lingkungan Kerja
Fisik Terhadap Kinerja Guru SMAN Tanggul 1 Jember”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia,
Vol 4, No. 2 (Desember, 2018), 145.
62

penguasaan empat kompetensi meliputi kompetensi profesional, pedagogis,

kepribadian dan sosial. Untuk itu kinerja memegang peranan penting dalam

pencapaian tujuan pengajaran agar dapat tercapai secara maksimal.

Kinerja Guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas

kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena

guru merupakan pusat yang paling banyak bersinteraksi langsung dengan

siswa dalam proses pendidikan atau pembelajaran di lembaga pendidikan

madrasah.0

Menurut Baihaqi, kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru

dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah atau madrasah dan

bertanggung jawab peserta didik di bawah bimbingannya dengan

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru itu dapat diartikan

sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam

menjalankan tugasnya di sekolah atau madrasah serta menggambarkan

adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam melakukan aktifitas

pembelajaran.0

Sedangkan menurut Awaru, Kinerja guru atau prestasi kerja guru

(performance) adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan.0


0
Yuli Eprianti, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru di SMA
Yadika lubuk linggau”, Menara Ekonomi, Volume III, No. 5 (April, 2017), 69.
0
Baihaqi, Pengaruh , 100.
0
Octamaya Tenri Awaru & Ernawati, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan
Transformasional Terhadap Kinerja Guru di Kabupaten Sinjai”, Ad’ministrare, Vol 2, No. 1
(2015), 32.
63

kinerja Guru dapat diartikan sebagai kemampuan kerja yang dimiliki

seseorang dan kemudian dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai

dengan apa yang diharapkan.0

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan

bahawa kinerja guru merupakan hasil kerja yang ditunjukan oleh guru dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

Indikatorya dapat dilihat dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar

peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik,

pengembangan diri, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian

akademik.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja yang dilakukan oleh

seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Kualitas seorang guru akan sangat menentukan hasil dari pendidikan karena

guru merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa dalam

proses pendidikan atau pembelajaran di sekolah.

Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dengan

faktorfaktor pendukung dan penghambat yang menyebabkan terhambatnya

pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang

diharapkan guru dalam mengajar. Menurut Fachri, ada tiga faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja guru di antaranya adalah sebagai berikut:


0
Syamsul Bahri, “Hubungan Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di
MTS Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba” (Skripsi, UIN Alauddin Makassar, Makassar,
2015), 6.
64

a. Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seorang guru.

b. Faktor psikologi: persepsi, stres kerja, peran, sikap, kepribadian,

motivasi dan kepuasan kerja.

c. Faktor organisasi: sturktur organisasi, desain pekerja, kepemimpinan,

sistem penghargaan.0

Sedangkan menurut Sumarno sebagaimana yang dikutip oleh

Kusumawati mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi

kinerja seseorang, yaitu:

a. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja.

Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan

keterampilan. Kemampuan pekerja dapat memengaruhi kinerja dalam

berbagai cara, misalnya cara dalam pengambilan keputusan, cara

menginterpretasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian

adalah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dipengaruhi oleh

keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan

minat merupakan suatu valensi atau sikap.

b. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seorang pekerja yang

merupakan taraf pengertian dan penerimaan seorang individu atas

tugas yang dibebankan kepadanya. Semakin jelas pengertian pekerja

mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya maka semakin banyak

energi yang dapat dikerahkan untuk kegiatan ke arah tujuan.


0
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi (Bandung: CV Alfabeta, 2012), 35.
65

c. Tingkat motivasi pekerja.

Motivasi adalah daya energi yang mendorong, mengarahkan dan

mempertahankan perilaku sehingga kinerja seseorang dapat lebih

meningkat dengan adanya dorongan dari dalam dirinya yang dimiliki

oleh seseorang tersebut sebagai modal dalam melaksanakan suatu

pekerjaan.0

5. Aspek-Aspek Penilaian Kinerja

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam

melaksanakan pekerjaan. Untuk melakukan penilaian pekerjaan karyawan,

terdapat empat aspek yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pegawai

atau karyawan. Menurut Miner sebagaimana yang dikutip oleh Surana,

aspek-aspek penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Pekerjaan.

Kualitas pekerjaan diartikan sebagai kemampuan karyawan untuk

melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan

organisasi. Kualitas pekerjaan tersebut dapat dicapai apabila karyawan

memiliki beberapa hal yang mendukung di antaranya:

1) Pemahaman dan penguasaan tugas,

2) Keutuhan terhadap instruksiinstruksi dalam pelaksanaan tugas,

3) Kemampuan dalam memecahkan masalah,

4) Ketelitian dalam tugas,

5) Efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam melaksanakan tugas,

Ulfiana Ayu Kusumawati, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi
0

Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Gugus Mas Mansyur Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal”, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2016), 16.
66

6) Ketekunan dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas,

7) Inisiatif,

8) Sikap terhadap tugas,

9) Kemampuan dalam bekerja sendiri,

10) Tanggungjawab,

11) Kepemimpinan,

12) Kecakapan dalam menggunakan peralatan kerja, dan

13) Kemampuan memperbaiki peralatan kerja.

b. Kuantitas Pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan yang dimaksud di sini adalah yang berkaitan

dengan jumlah pekerjaan yang dihasilkan pegawai sesuai dengan yang

diharapkan organisasi. Penilaian terhadap kuantitas tersebut didasarkan

pada kemampuan menyelesaiakan seluruh pekerjaan yang ditugaskan dan

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan melebihi yang ditugaskan.

1) Ketepatan waktu kerja.

Setiap organisasi memiliki batas waktu yang telah ditentukan untuk

mengerjakan suatu pekerjaan. Ketepatan waktu dalam hal ini dilihat

dari ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas, ketepatan waktu

dalam kehadiran, ketepatan waktu dalam istirahat dan pulang kantor,

dan tingkat kehadiran.

2) Kerjasama dengan rekan kerja.


67

Karyawan atau pegawai tidak bekerja sendirian. Sehubungan dengan

itu, setiap karyawan diharapkan memiliki kemampuan untuk

bekerjasama dengan orang lain. Kerjasama dalam hal ini dimaksudkan

di dalam kelompok dan di luar kelompok, kemampuan menjalin

komunikasi dengan atasan, kemampuan memberi bimbingan dan

penjelasan kepada karyawan lain.0

Marius R. Surana, “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, Motivasi Guru,
0

Lingkungan Kerja, dan Komitmen Guru dengan Kinerja Guru SMP di Kabupaten Bantuk”, (Tesis,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010), 33.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam metode penelitian dikenal pendekatan kuantitatif dan

pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian (research approach) merupakan

rencana dan prosedur penelitian yang meliputi langkah-langkah dari asumsi-

asumsi yang luas hingga metode-metode terperinci dalam pengumpulan,

analisis, dan interpretasi data.0Penelitian yang penulis lakukan dalam

penyusunan skripsi ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif. Metode

kuantitatif yaitu metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat

positivisme. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitiannya berupa

angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik.0

Berdasarkan hasil yang ingin dicapai, jenis penelitian dalam penelitian

ini termasuk penelitian dasar (basic research) yaitu, penelitian yang

mempunyai alasan intelektual, dalam rangka memperluas ilmu pengetahuan

manusia tidak untuk membuat atau menciptakan sesuatu.0Sedangkan menurut

tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini menggunakan jenis penelitian

asosiatif atau hubungan karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini

maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

0
John W. Creswell, Research Desain: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 3.
0
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2016), 7.
0
Siregar, Metode, 4.
69

meramalkan dan mengontol suatu gejala.0Asosiatif yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu ada tidaknya korelasi antara manajerial kepala madrasah

dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti

jumlah penduduk.0 Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi,

kebanyakan orang menghubungkannya dengan masalah-masalah

kependudukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia populasi adalah

seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah atau jumlah penghuni,

baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan ruang

tertentu.0 Dalam metode penelitian kata populasi amat populer,

digunakanuntuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang

menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 0

Sedangkan menurut Sugiono, populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

0
Ibid, 7.
0
Syofian, Metode, 30.
0
Departemen, Kamus, 293.
0
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 109.
70

kesimpulannya.0 Populasi dalam penelitian ini adalah kepala madrasah dan

semua guru di MAN 1 Pamekasan sebanyak 75 guru.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.0 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Karena dalam populasi kurang dari

100. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya, mengemukakan bahwa:

“Untuk sekedar sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi.

Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih”.0, maka dalam penelitian ini menggunakan keseluruhan

populasi yaitu sebanyak 75 responden.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut dengan variabel penelitian.0Menurut Sugiyono

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu

variabel yang akan diamati. Instrumen penelitian adalah alat yang berupa

daftar pertanyaan atau soal yang telah dipersiapkan utuk mendapatkan

informasi dari objek yang diteliti.0Sedangkan menurut Siregar, instrumen

penelitian adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memperoleh,


0
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 80.
0
Sugiono, Metode.., 81.
0
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 174.
0
Sugiyono, Metode, 148.
0
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), 102.
71

mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para

responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.0

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner.

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang diketahuinya.0Angket atau kuesioner digunakan untuk

mengukur variabel-variabel yaitu manajerial kepala madrasah dan kinerja

guru di MAN 1 Pamekasan.

Menurut Siregar, ada 2 (dua) jenis kuisioner yang dapat digunakan

dalam proses pengumpulan data yaitu, kuisioner tertutup dan kuisioner

terbuka. Kuisioner tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

kepada responden sudah dalam bentuk pilihan ganda, responden tidak diberi

kesempatan untuk mengeluarkan pendapat. Sedangkan kuisioner terbuka

adalah pertanyaan-pertanyaan yang memberikan keleluasaan kepada

responden untuk memberikan pendapat sesuai dengan keinginannya. 0 Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner

tertutup yang diberikan kepada kepala madrasah dan guru di MAN 1

Pamekasan.

Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam kuisioner ini

menggunakan skala likert dengan skoring jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) =5

2. Setuju (S) =4
0
Siregar, Metode, 45.
0
Arikunto, Prosedur, 194.
0
Siregar, Metode, 21.
72

3. Ragu-Ragu (RR) =3

4. Tidak Setuju (TS) =2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Indikator variabel manajerial kepala madrasah (X) dan variabel kinerja

guru (Y) adalah sebagai berikut:

1.Indikator manajerial kepala madrasah (X), yaitu:

a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan

perencanaan

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan

kebutuhan

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber

daya sekolah/madrasah secara optimal

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

organisasi pembelajaran yang efektif.

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan

inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal

h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah
73

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik

j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

k. Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang

akuntabel, transparan, dan efisien.

l. Mengelola ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah.

m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

q. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta

merencanakan tindak lanjutnya.0

2.Indikator kinerja guru (Y), yaitu:

a. Kualitas Pekerjaan

b. Kuantitas Pekerjaan

c. Ketepatan Waktu Kerja

0
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah
74

d. Kerjasama dengan Rekan Kerja.0

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan

sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang

amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk

pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan.0 Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan.0 Berdasarkan beberapa

definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengumpulan data adalah

suatu proses yang sistematis yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan

sejumlah data yang diperlukan dengan menggunakan pedoman kuisioner atau

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang telah dibuat sebelumnya oleh

peneliti yang diberikan kepada responden.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan cara

membagikan kuesioner kepada para responden yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan

berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditetapkan. Kuesioner merupakan

serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga

pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Kuesioner

0
Marius R. Surana, “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, Motivasi Guru,
Lingkungan Kerja, dan Komitmen Guru dengan Kinerja Guru SMP di Kabupaten Bantuk”, (Tesis,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010), 33.
0
Siregar, Metode, 17.
0
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 153.
75

yang digunakan berisi pernyataan terstruktur dan nantinya responden tinggal

memberi tanda (√) pada jawaban yang dipilih.

Pembagian kuesioner dilakukan dengan cara menyerahkan kuesioner

kepada kepala madrasah dan guru di MAN 1 Pamekasan. Waktu pengisian

dan pengembalian kuesioner ini adalah 2 minggu setelah kuesioner

diserahkan kepada responden. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan

dijemput kembali di MAN 1 Pamekasan. Data yang dianalisis dalam

penelitian ini adalah data kuesioner yang dikembalikan dan telah diisi

lengkap dan benar oleh responden bersangkutan sampai batas waktu yang

yang telah ditentukan.

E. Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi

pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk

mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan statistik.0Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk menguji data yang diperoleh dari hasil jawaban responden

yang diterima melalui kuesioner. Adapun metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu, statistik deskriptif, uji kualitas data, uji persyaratan

analisis, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif
0
Siregar, Metode, 86.
76

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. 0 pada

statistik deskriptif dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel

biasa maupun distribusi frekuensi, grafik maupun batang, diagram

lingkaran, pictogram, penjelasan kelompok melalui modus, median, mean,

dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku. 0 Dalam

Penelitian ini menggunakan tabel statistik deskriptif yang menunjukkan,

nilai rata-rata (mean), median, modus, dan simpangan baku.

2. Uji Kualitas Data

Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui seberapa

besar tingkat konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari

penggunaan instrumen penelitian. Uji kualitas data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji validitas instrumen dan uji reliabelitas instrumen.

a. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid artinya alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.0 Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.0 Validitas

0
Sugiyono, Statistika, 29.
0
Ibid.
0
Sugiyono, Metode, 121.
0
Siregar, Metode, 46.
77

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen, instrumen yang valid memiliki validitas

tinggi. Sebaliknya instrumen yang tidak valid memiliki validitas

rendah.0 Jenis uji validitas ada 4 (empat) yaitu, validitas rupa, validitas

isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk.0

Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk. Uji

validitas kontruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, dengan

menggunakan cara manual (korelasi product moment) dan

menggunakan bantuan SPSS.

Rumus yang digunakan untuk uji validitas kontruk dengan teknik

korelasi product moment, yaitu:

rhitung = n ¿ ¿

Di mana

n = Jumlah responden

X = Skor variabel (jawaban responden)

Y = Skor total dari variabel (jawaban responden).0

Sedangkan uji validitas instrumen dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS versi 24. Dengan dasar pengambilan

keputusan yaitu:

1) Jika koefisien product moment 0,3

2) Jika koefisien korelasi product moment >r-tabel (α ; n−1 ¿.

0
Arikunto, Prosedur, 211.
0
Siregar, Metode, 47.
0
Ibid, 48.
78

3) Nilai Sig. ≤ α.0

Adapun langkah-langkah dalam uji validitas instrumen dengan

bantuan SPSS versi 24 adalah sebagai berikut:

1) Masuk ke program SPSS

2) Klik variabel view pada SPSS data editor

a) Pada kolom name baris pertama ketik responden, pada baris

kedua ketik P1, baris ketiga P2, baris keempat P3, baris

kelima P4, dan seterusnya sesuai dengan banyaknya

pertanyaan. Kemudian pada baris terakhir ketik total.

b) Pada kolom decimal ganti semuanya dengan angka nol

c) Pada kolom label untuk baris pertama kosongkan dan pada

baris kedua ketik jawaban A, baris ketiga ketik jawaban B,

baris keempat ketik jawaban C, baris kelima ketik jawaban D,

dan seterusnya. Lalu kemudian baris terakhir ketik total

jawaban.

d) Pada kolom measure baris pertama klik skala pengukuran

yaitu, klik skala nominal dan dari baris kedua sampai terakhir

klik ordinal.

3) Pengisian Data

a) Klik data view pada SPSS data editor

b) Pada kolom responden masukkan semua responden

c) Pada kolom P1, P2, P3, P4, sampai pertanyaan terakhir,

masukkan semua jawaban responden sesuai dengan kolom


0
Ibid.
79

masing-masing dan untuk kolom total masukkan total

jawaban responden.

4) Pengolahan Data

Klik analyze setelah itu corralate dan pilih bivariate.

5) Pengisian

Dari bivariate correlations

a) Masukkan jawaban P1, P2, P3, P4, sampai jawaban terakhir

dan total ke variables.

b) Correlations coefficient klik pearson

c) Test of significance klik two-tailed

6) Pengisian statistic, klik option

a) Pada statistics, klik means and standard deviations

b) Pada missing values, klik exclude cases pairwise dan klik

continue untuk kembali ke menu sebelumnya. Kemudian klik

ok untuk memproses data.0

b. Uji Reliabelitas Instrumen

Reliabelitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.0Uji reliabelitas instrumen adalah untuk mengetahui sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran

0
Ibid, 50-54.
0
Ghozali, Aplikasi, 45.
80

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur yang sama pula.0

Menurut Siregar, ada 4 (empat) jenis dalam uji reliabelitas

yaitu, test retest (alat sama waktu yang berbeda), equivalen (alat beda

waktu yang sama), gabungan (metode satu dan dua digabung), dan

internal consistency0. Pengujian reliabelitas dengan menggunakan alat

ukur internal consistency ada 2 (dua) macam yaitu, dengan teknik

alpha cronbach dan split half method. Uji reliabelitas instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan internal consistency

dengan teknik alpha cronbach dengan bantuan SPSS, karena skala

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabelitas dengan

menggunakan teknik alpha cronbach yaitu, jika nilai koefisien

reliabelitas (r11) > 0,6, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.

Sebaliknya jika nilai koefisien reliabelitas (r11) < 0,6, maka instrumen

penelitian dikatakan tidak reliabel.0 Adapun langkah-langkah dalam uji

reliabelitas instrumen dengan menggunakan teknik alpha cronbach

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan varians setiap butir pertanyaan

∑ Xi 2−(∑ Xi)2 /n
σi 2=
n

2) Menentukan nilai varians total

0
Siregar, Metode, 55.
0
Ibid, 56.
0
Ibid, 57.
81

∑ X 2−(∑ X )2 /n
σt 2 =
n

3) Menentukan reliabelitas instrumen

k ∑ σb2
r11 = [ ][1 - ]
k−1 σt 2

Di mana:

n = Jumlah sampel

Xi = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

ƩX = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

στ 2 = Varian total

Ʃσb 2 = Jumlah varian butir

k = Jumlah butir pertanyaan

r11 = Koefisien reliabelitas instrumen.0

Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabelitas instrumen

dengan teknik alpha cronbach dengan bantuan SPSS versi 24. Adapun

langkah-langkahnya pengujiannya sebagai berikut:

1) Masuk ke program SPSS

2) Klik variableview pada SPSS data editor

a) Pada kolom name baris pertama ketik responden, pada baris

kedua ketik P1, baris ketiga P2, baris keempat P3, baris

kelima P4, dan seterusnya disesuaikan dengan banyaknya

pertanyaan.

b) Pada kolom decimal ganti semuanya dengan angka nol

0
Ibid, 58.
82

c) Pada kolom label untuk baris pertama kosongkan dan pada

baris kedua ketik jawaban A, baris ketiga ketik jawaban B,

baris keempat ketik jawaban C, baris kelima ketik jawaban D

sampai dengan jawaban terakhir.

3) Pengisian Data

a) Klik data view pada SPSS data editor

b) Pada kolom responden masukkan semua responden

c) Pada kolom P1, P2, P3, P4 sampai pertanyaan terakhir

masukkan semua jawaban responden sesuai dengan kolom

masing-masing.

4) Pengolahan Data

Klik analyze setelah itu scale dan pilih reliability analisis.

5) Pengisian

Dari reliability analysis

a) Masukkan jawaban P1, P2, P3, P4 sampai pertanyaan terakhir

ke item.

b) Model klik alpha

6) Kemudian Klik statistics

Dari descriptives for, beri tanda centang pada item dan scale. Lalu

klik continue untuk kembali ke menu sebelumnya dan klik ok untuk

memproses data.0

3. Uji Persyaratan Analisis

0
Ibid, 78-81.
83

Dalam rangka untuk menentukan uji statistik mana yang akan

digunakan dalam penelitian, maka peneliti perlu melakukan uji persyaratan

analisis terlebih dahulu untuk mengetahui teknik analisis apa yang akan

digunakan, apakah menggunakan uji statistik parametris atau uji statistik

non parametris.0 Penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi

bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk

distribusi normal. Bila tidak berdistribusi normal, maka teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik analisis statistik non parametris. 0 Menurut

Ghozali, ada 4 (empat) uji persyaratan analisis atau uji asumsi klasik yaitu,

uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji normalitas, dan uji linieritas.0

Sedangkan dalam penelitian ini, uji persyaratan analisis yang

digunakan adalah uji normalitas data dan uji liniearitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data merupakan salah satu bagian dari uji

persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita

melakukan analisis yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus

diuji kenormalan distribusinya.Tujuan dari uji normalitas data adalah

untuk mengetahui apakah data itu berdistribusi normal atau

tidak.0Dalam penelitian ini menggunakan dua uji normalitas data yaitu

0
Supardi U.S, Aplikasi Statistika dalam Penelitian: Konsep Statistika yang lebih Komprehensif.
Edisi Revisi. (Jakarta Selatan: Change Publication, 2013), 129.
0
Sugiyono, Statistika, 75.
0
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Edisi 9 (Semarang:
Undip, 2018), 105.
0
Supardi, Aplikasi, 129.
84

Uji Normalitas Data Kolmogorof Smirnov dan Uji Normalitas Data

Probability Plot dengan SPSS.

Dalam penelitian ini menggunakan Uji Normalitas Kolmogorof

Smirnov dengan menggunakan SPPS Versi 24, yang bertujuan untuk

mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas

Kolmogorof Smirnov, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05,

maka nilai residual dianggap berdistribusi normal. Sebaliknya jika

nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka nilai residual dianggap

tidak berdistribusi normal.0

Uji Normalitas Data Probability Plot merupakan uji normalitas

data yang bertujuan untuk menguji apakah nilai residual pada model

regresi berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan

dari uji normalitas data dengan menggunakan Probability Plot, data

dikatakan berdistribusi normal, jika data atau titik menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sebaliknya data

dikatakan tidak berdistribusi normal, jika data atau titik menyebar jauh

dari arah garis atau tidak mengikuti diagonal.0

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas data merupakan syarat dalam uji korelasi dan uji

regresi linier sederhana. Uji linieritas data dalam penelitian ini

0
Ghozali, Aplikasi, 135.
0
Ibid, 138.
85

menggunakan SPSS Versi 24. Uji linieritas bertujuan untuk

mengetahui bentuk hubungan linier atau tidak hubungan antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (X).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas yaitu, jika

nilai sig. deviation from linierity lebih besar dari 0,05, maka terdapat

hubungan yang linier antara manajerial kepala madrasah (X) dengan

kinerja guru (Y). Sebaliknya jika sig. deviation from linierity lebih

kecil dari 0,05, maka tidak ada hubungan yang linier antara manajerial

kepala madrasah (X) kinerja guru(Y).0

4. Uji Hipotesis Asosiatif atau Hubungan

Analisis hubungan (korelasi) adalah suatu bentuk analisis data

dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk

arah hubungan di antara dua variabel atau lebih, dan besarnya pengaruh

yang disebabkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. 0 Terdapat

beberapa bentuk hubungan dalam menganalisis hubungan antar variabel

yaitu, hubungan semetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif.

Dalam judul penelitian ini temasuk dalam hubungan semetris. Hubungan

semetris adalah hubungan yang menyatakan sifat kebersamaan antara dua

variabel atau lebih, tidak menunjukkan hubungan sebab akibat atau saling

mempengaruhi.0

0
Ibid, 148.
0
Siregar, Metode, 250.
0
Ibid.
86

Ada beberapa teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis

hubungan antar variabel di antaranya yaitu, koefisen korelasi, koefesien

determinasi (penentu), dan analisis regresi.

a. Koefisen Korelasi

Koefisien korelasi bilangan yang menyatakan kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan

arah dari kedua variabel.0Arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan

negatif (-). sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya

koefisien korelasi.0

Hubungan positif apabila nilai satu variabel ditingkatkan, maka

akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya apabila satu

variabel diturunkan, maka akan menurunkan variabel yang lain.

Sedangkan hubungan negatif apabila nilai satu variabel dinaikkan

maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan sebaliknya

apabila nilai satu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai

variabel yang lain.0 Koefisien korelasi positif sebesar = 1 dan koefisien

korelasi negatif sebesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0.

Apabila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai

Koefisien Korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna.0

Tabel 3.1
Pedoman Derajat Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0
Ibid, 251.
0
Sugiyono, Statistika, 224.
0
Ibid, 225.
0
Ibid, 226.
87

0,00 - 0,199 Sangat Rendah


0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0, 599 Sedang
0,60 - 0, 799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi dapat dlihat pada rumus di bawah ini:

∑ xy
rxy = √ ∑ x ¿

Di mana:

rxy= Korelasi antara variabel x dengan variabel y.

X = (Xi - Ẋ)

Y = (Yi - Ẏ).0

Pada penelitian ini dalam uji koefisien korelasi menggunakan

bantuan SPSS versi 24. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

koefisien korelasi yaitu, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05

(Sig >α), maka Ho diterima.0 Adapun langkah-langkahnya

pengujiannya sebagai berikut:

1) Masuk ke program SPSS

2) Klik variable view pada SPSS data editor

a) Pada kolom name baris pertama ketik X dan baris kedua

ketik Y.

b) Pada kolom label untuk baris pertama ketik manajerial

kepala madrasah dan baris kedua ketik kinerja guru.


0
Ibid, 228.
0
Siregar, Metode, 261.
88

3) Pengisian Data

Klik data view pada SPSS data editor

a) Pada kolom X masukkan data manajerial kepala madrasah

b) Pada kolom Y masukkan data kinerja guru

4) Pengolahan Data

Klik analyze setelah itu klik correlate dan klik bivariate.

Kemudian pindahkan manajerial kepala madrasah dan kinerja

guru ke variables. Kemudian di correlation coefficients pilih

pearson dan di test of significance pilih two-tailed dan beri

centang pada flag significant correlations. Setelah itu klik ok.0

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah angka yang menyatakan atau

digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang

diberikan oleh sebuah variabel bebas (manajerial kepala madrasah)

terhadap variabel terikat (kinerja guru).0Dalam penentuan koefisien

determinasi adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan : R2 : koefisien korelasi person

c. Analisis Regresi Linier Sederhana

Uji Regresi Linier Sederhana digunakan untuk

Memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen (Y)

apabila nilai variabel independen (X) dimanipulasi/dirubah-rubah atau

0
Ibid, 257-261.
0
Ibid, 252.
89

dinaikturunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk

membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen

dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak.0

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Di mana:

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada perubahan variabel independen . Apabila (+) arah garis naik dan

apabila (-) maka arah garis turun.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.0

Pada penelitian ini dalam uji regresi linier menggunakan

bantuan SPPS versi 24. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam

uji ini yaitu, jika nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan

dari 0,05 (sig ≤α), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara

manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru. Sedangkan jika nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 (sig ≥ α), maka Ho diterima,

0
Sugiyono, Statistik, 260.
0
Ibid, 261.
90

artinya tidak ada pengaruh antara manajerial kepala madrasah dengan

kinerja guru.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai

berikut:

1) Masuk ke program SPSS

2) Klik variable view pada SPSS data editor

a) Pada kolom name baris pertama ketik X dan baris kedua

ketik Y.

b) Pada kolom label untuk baris pertama ketik manajerial kepala

madrasah dan baris kedua ketik kinerja guru.

3) Pengisian data

Klik data view pada SPSS data editor

a) Pada kolom X masukkan data manajerial kepala madrasah

b) Pada kolom Y masukkan data kinerja guru.

4) Pengolahan data

Klik analyze setelah itu klik regression dan klik liniear. Kemudian

pindah manajerial kepala madrasah (X) ke kolom independent dan

pindah kinerja guru (Y) ke kolom dependent. Setelah itu klik ok.0

0
Siregar, Metode, 291-300.
BAB IV

DESKRIPSI, PEMBUKTIAN HIPOTESIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Jungcangcang

Pamekasan 1

b. Status : Reguler

c. Nomor Telp : (0324) 321729

d. Alamat : Jl. Lawangan Daya II Pamekasan

e. Kecamatan : Pademawu

f. Kabupaten : Pamekasan

g. Kode POS : 69323

h. Tahun Berdiri : 1970

i. Waktu belajar : 07.00 – 16.00 WIB

j. Program yang diselenggarakan : IPA dan IPS

2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah

Pondok Pesantren Modern Darus Salam dibawah asuhan K.H.

R.P. MOH. SYAKRANI mendirikan Madrasah Muallimin Darus Salam 6

tahun pada tahun 1966. Madrasah ini berlokasi di lingkungan Pondok

Pesantren Modern Darus Salam, jungcangcang Pamekasan. Madrasah ini

diusulkan kepada pemerintah untuk dinegerikan, dan berdasarkan SK

Menteri Agama Nomor: 70 Tahun 1970 usul itu diterima dan berubah

nama menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri Jungcangcang


92

dengan lokasi sementara menempati gedung MI di lingkungan Pondok

Pesantren Modern Darus Salam.

Pada tahun 1984, Madrasah ini pindah lokasi, menempati gedung

baru yang terdiri atas tiga ruang kelas, satu ruang kantor dan empat

KM/WC, lokasi ini beralamat di Desa Lawangan Daya Kecamatan

Pademawu Kabupaten Pamekasan berdekatan jarak (sekitar 250 meter)

dengan PGAN yang kemudian alih fungsi menjadi MAN Pamekasan.

Beberapa kali nama MAN jungcangcang ini diusulkan untuk

menjadi MAN 1 Pamekasan dengan pertimbangan adanya dampak nama

terhadap kehidupan madrasah baik ditinjau dari segi sosiologis,

poedogogis maupun dari kacamata orang awam. Usul ini kemudian

direspon dengan baik oleh Departemen Agama dan berubahlah nama

MAN jungcangcang menjadi MAN Jungcangcang Pamekasan 1 mualai

tahun 2003. Tanah yang ditempati mempunyai luas 4.682 m2 pada tahun

1984 dan saat ini sudah menjadi 7.192 m2 setelah membeli tanah sekitar

dengan dana swadaya masyarakat.

B. Pembuktian Hipotesis

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Uji

Validitas Pearson Product Moment dengan SPSS Versi 24. Dasar

pengambilan keputusannya, jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05,

maka instrumen yang digunakan dianggap valid. Sebaliknya jika nilai


93

signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka instrumen yang digunakan

dianggap tidak valid.

1) Manajerial Kepala Sekolah (X)

Hasil uji Validitas instrumen variabel manajerial kepala sekolah

dari 16 item pertanyaan ditunjukkan pada tabel pada halaman

selanjutnya.

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Manajerial Kepala Sekolah

No Nilai Kesimpulan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid

7 0,000 Valid

8 0,000 Valid

9 0,000 Valid

10 0,000 Valid

11 0,000 Valid

12 0,000 Valid

13 0,000 Valid

14 0,000 Valid

15 0,000 Valid

16 0,000 Valid
Sumber: Output SPSS versi 24 data primer yang diolah (2021)
94

Berdasarkan hasil uji Validitas instrumen variabel manajerial

kepala sekolah dari 16 item pertanyaan diketahui nilai sig. (2-tailed)

untuk P1= 0,000, P2= 0,000, P3= 0,000, P4= 0,000, P5= 0,000, P6 =

0,000, P7 = 0,000, P8 = 0,000, P9 = 0,000, P10 = 0,000 P11 = 0,000,

P12 = 0,000, P13 = 0,000, P14 = 0,000, P15 = 0,000, dan P16 = 0,000.

karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa 16 butir pertanyaan dari variabel manajerial kepala

sekolah dianggap valid.

2) Variabel Kinerja Guru (Y)

Hasil uji Validitas instrumen variabel kinerja guru dari 30 item

pertanyaan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Guru
No Nilai Kesimpulan
1 0,000 Valid

2 0,000 Valid

3 0,000 Valid

4 0,011 Valid

5 0,000 Valid

6 0,000 Valid

7 0,000 Valid

8 0,000 Valid

9 0,000 Valid

10 0,000 Valid

11 0,000 Valid

12 0,000 Valid
95

13 0,000 Valid

14 0,000 Valid

15 0,000 Valid

16 0,000 Valid

17 0,000 Valid

18 0,000 Valid

19 0,000 Valid
20 0,000 Valid
21 0,000 Valid
22 0,000 Valid
23 0,000 Valid
24 0,000 Valid
25 0,000 Valid
26 0,000 Valid
27 0,000 Valid
28 0,000 Valid
29 0,000 Valid

30 0,000 Valid
Sumber: Output SPSS versi 24 data primer yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil uji Validitas instrumen variabel kinerja guru

dari 30 item pertanyaan diketahui nilai sig. (2-tailed) untuk P1= 0,000,

P2= 0,000, P3= 0,000, P4= 0,011, P5= 0,000, P6 = 0,000, P7 = 0,000, P8

= 0,000, P9 = 0,000, P10 = 0,000, P11 = 0,000, P12 = 0,000, P13 =

0,000, P14 = 0,000, P15 = 0,000, P16 = 0,000, P17 = 0,000, P18 = 0,000,

P19 = 0,000, P20 = 0,000, P21 = 0,000, P22 = 0,000, P23 = 0,000, P24 =

0,000, P25 = 0,000, P26 = 0,000, P27 = 0,000, P28 = 0,000, P29 = 0,000,

dan P30 = 0,000. Karena semua nilai signifikansinya lebih kecil dari
96

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa 30 butir pertanyaan dari variabel

kinerja guru dianggap valid.

b. Uji Reliabelitas Instrumen

Uji reliabelitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Teknik Alpha Cronbach dengan SPSS Versi 24. Dasar

pengambilan keputusannya, jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari

0,6, maka instrumen penelitian yang digunakan dianggap reliabel.

1) Variabel Manajerial Kepala Sekolah (X)

Hasil uji reliabelitas instrumen untuk variabel manajerial kepala

sekolah ditunjukkan pada tabel di halaman selanjutnya.

Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabelitas Instrumen
Variabel Manajerial Kepala Sekolah
No Nilai Kesimpulan
1 0,923 Reliabel
Sumber: Output SPSS versi 24 data primer yang diolah (2021)

Berdasarkan tabeldi atas, diketahui nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,923> 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian

variabel manajerial kepala sekolah dinyatakan reliabel.

2) Variabel Kinerja Guru (Y)

Hasil uji reliabelitas instrumen untuk variabel kinerja guru

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Variabel Kinerja Guru
No Nilai Kesimpulan
1 0,955 Reliabel
Sumber: Output SPSS versi 24 data primer yang diolah (2021)
97

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,955> 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian variabel kinerja guru dinyatakan reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas Kolmogorof Smirnovdan Uji Normalitas Data Probability Plot.

Uji normalitas Kolmogorof Smirnov merupakan bagian dari uji asumsi

klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi

normal atau tidak dengan dasar pengambilan keputusan, jika nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) ¿ 0,05, maka nilai residual dianggap berdistribusi normal.

Hasil dari normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorof Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,84737607

Most Extreme Absolute ,084


Differences
Positive ,081

Negative -,084

Test Statistic ,084


98

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Berdasarkan hasil output di atas diketahui bahwa nilai Asymp.Sig.

(2-tailed) sebesar 0,200> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

residual berdistribusi normal.

Selanjutnya dalam penelitian akan melakukan uji normalitas data

dengan menggunakan uji normalitas data probality plot dengan tujuan

untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji normalitas data probality plot ini yaitu,

data dikatakan berdistribusi normal, jika data atau titik menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sebaliknya data

dikatakan tidak berdistribusi normal, jika data atau titik menyebar jauh dari

arah garis atau tidak mengikuti diagonal.

Hasil dari uji normalitas data propability plotpada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Propability Plot
99

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa,

karena data atau titik menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat

dikatakan data dalam penelitian ini dapat dikatakan berdistribusi normal.

b. Uji Liniearitas

Uji liniearitas merupakan syarat dalam analisis regresi linier sederhana

maupun uji korelasi. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linier, jika nilai sig.Deviation from linearity lebih besar dari 0,05. Hasil uji

linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7
Hasil Uji Liniearitas
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Kinerja Guru Between (Combined) 6917,475 13 532,113 151,25 ,000


* Manajerial Groups
Kepala Linearity 6879,533 1 6879,533 1955,461 ,000
Sekolah
Deviation 37,942 12 3,162 ,899 0,553
from
Linearity
100

Within Groups 214,605 61 3,518

Total 7132,08 74

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Berdasarkan tabel ANOVA table di atas, diketahui bahwa nilai sig.

Deviation from linearity sebesar 0,553¿ 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel manajerial kepala

sekolah dengan variabel kinerja guru.

3. Uji Hipotesis Asosiatif atau Hubungan

a. Uji Koefisien Korelasi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menguji hipotesis yaitu menggunakan Uji Korelasi Pearson dengan SPSS

Versi 24. Uji Korelasi Pearson merupakan angka yang menunjukkan arah

dan kuatnya hubungan antar variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam

bentuk positif (+) dan negatif (-). Sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan

dalam besarnya koefisien korelasi.

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Korelasi Pearson yaitu, jika

nilai signifikansi ¿ 0,05, artinya ada hubungan antara manajerial kepala

sekolah (X) dengan kinerja guru (Y). Jika nilai signifikansi ¿ 0,05, artinya

tidak ada hubungan antara manajerial kepala sekolah (X) dengan kinerja

guru (Y). Hasil uji korelasi pearson dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel di halaman selanjutnya.

Tabel 4.8
Uji Korelasi Pearson
Correlations
101

Manajerial Kepala Kinerja


Sekolah Guru

Manajerial Kepala Pearson 1 ,982**


Sekolah Correlation

Sig. (2-tailed) ,000

N 75 75

Kinerja Guru Pearson ,982** 1


Correlation

Sig. (2-tailed) ,000

N 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Berdasarkan tabel correlations di atas, diketahui nilai sig. (2-tailed)

adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis (Ho) yang diajukan ditolak

dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru di MAN 1

Pamekasan. Sedangkan nilai pearson correlations sebesar 0,982. Artinya

manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru korelasinya atau

hubungannya sempurna dan arahnya positif, hal ini dapat diartikan bahwa

apabila manajerial kepala madrasah ditingkatkan, maka kinerja guru akan

meningkat.

b. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi
102

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson

1 ,982a ,965 ,964 1,85999 2,522


a. Predictors: (Constant), Manajerial Kepala Sekolah

b. Dependent Variable: Kinerja Guru

Berdasarkan tabel model summary di atas, diperoleh koefisien

determinasi R Square 0,965 yang mengandung pengertian bahwa

kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh variabel independen

(manajerial kepala sekolah) terhadap variabel dependen (kinerja guru)

adalah sebesar 96,5%. Artinya masih ada variabel lain sebesar 3,5% yang

memiliki hubungan kinerja guru.

c. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji Regresi Linier Sederhana ini digunakan untuk memprediksikan

seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen apabila nilai variabel

independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik turunkan. Manfaat dari

hasil Analisis Regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan

menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan

variabel independen atau tidak. Hasil dari uji dari regresi ini dapat dilihat

dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Liniear Sederhana
Coefficientsa
103

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7,792 2,887 2,699 ,009

Manajerial Kepala 1,776 ,040 ,982 44,593 ,000


Sekolah
a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 4.10 variabel (X)

secara statistik menunjukkan hasil Sig. 0,000 lebih kecil dari (0,000<

0,05). Nilai thitungsebesar 44,593. Sedangkan t tabel diambil dari tabel t

dengan melihat a sebesar 5% dan data penelitian sebasar 75-1, maka data

sebanyak 74, sehingga dapat diperoleh ttabel sebesar 1,671, artinya thitung >

ttabel (44,593> 1,671), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat

disimpulkan bahwa manajerial kepala sekolah(X) berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru (Y).

Diketahui nilai constant (a) sebesar 7,792 sedangkan nilai

manajerial kepala sekolah (b/koefisien regresi) sebesar 1,776 sehingga

persamaan regresinya dapat ditulis:

Y = a + bx

Y = 7,792 + 1,776x, perumusan ini dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 7,792 mengandung arti bahwa nilai konsisten

variabel kinerja guru adalah sebesar 7,792.


104

2. Koefisien regresi X sebesar 1,776 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 nilai manajerial kepala sekolah, maka nilai kinerja guru

meningkat sebesar 7,792.

C. Pembahasan

1.Korelasi antara Manajerial Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di

MAN 1 Pamekasan.

Pembahasan dalam penelitian ini adalah manajerial kepala

madrasah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara manajerial kepala

madrasah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Kinerja guru

merupakan hasil yang telah dicapai oleh guru berdasarkan standar dan

kriteria yang telah ditetapkan. Kemampuan manajerial kepala madrasah

menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

guru.

Kemampuan manajerial kepala madrasah adalah kemampuan atau

keahlian yang dimiliki seorang pemimpin untuk melaksanakan tugasnya

sehingga terjadi kelancaran dalam pendidikan. Keterampilan manajerial

kepala madrasah tersebut dibagi menjadi 3 keterampilan, yaitu

keterampilan konseptual adalah kemampuan menciptakan konsep-konsep

baru dalam mengatasi masalah; keterampilan hubungan manusiawi atau

humanis adalah kemampuan melakukan komunikasi dengan baik, bergaul

akrab, bisa bekerjasama, menciptakan iklim kerja yang kondusif;


105

keterampilan teknik adalah keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas

langsung di lapangan dalam memecahkan masalah. Kinerja guru dapat

diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya agar tercapainya prestasi yang nampak atau terlihat

sebagai bentuk keberhasilan kerja dan berkaitan juga dengan kepuasan

kerja seseorang.

Sebelumnya penulis telah melakukan uji coba terhadap instrumen

yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan

uji coba, diketahui variabel manajerial kepala madrasah terdiri dari 16

indikator dengan 16 butir instrumen. Uji coba ini dilaksanakan dengan

menggunakan 75 responden, dari hasil uji coba tersebut semua butir

pertanyaan dinyatakan valid. Dengan demikian butir instrumen variabel

manajerial kepala madrasah yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

16 butir pertanyaan.

Variabel kinerja guru terdiri dari 4 indikator dengan 30 butir

instrumen. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan dengan

melibatkan 75 responden, dari hasil uji coba tersebut semua butir

pertanyaan valid. Dengan demikian butir instrumen variabel kinerja guru

yang digunakan dalam penelitain sebanyak 30 butir pertanyaan.

Uji coba reliabilitas menunjukan bahwa instrumen kuesioner

manajerial kepala madrasah dan kinerja guru dapat dikatakan reliabel, hasil

untuk variabel manajerial kepala madrasah sebesar 0,923 dan variabel


106

kinerja guru sebesar 0,955. Dengan demikian hasil analisis uji coba

validitas instrumen dan reliabilitas instrumen variabel manajerial kepala

madrasah dan variabel kinerja guru, semua butir pertanyaan yang telah

diujikan kepada responden telah dinyatakan valid dan reliabel sehingga

dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.

Analisis hasil penelitian yang telah dillaksanakan menunjukan

bahwa ada korelasi positif antara manajerial kepala madrasah dengan

kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Berdasarkan tabel correlations pada

tabel 4.8, diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05,

sehingga hipotesis (Ho) yang diajukan ditolak dan Ha diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara manajerial kepala

sekolah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Sedangkan nilai

pearson correlations sebesar 0,982. Artinya manajerial kepala sekolah

dengan kinerja guru korelasinya sempurna dan arahnya positif, hal ini

dapat diartikan bahwa apabila manajerial kepala sekolah dinaikkan 1, maka

kinerja guru akan meningkat sebesar 0,982.

2.Seberapa Besar Korelasi antara Manajerial Kepala Madrasah dengan

Kinerja Guru di MAN 1 Pamekasan

Tabel 4.11

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,982a ,965 ,964 1,85999


107

a. Predictors: (Constant), Manajerial Kepala Sekolah

Sumber: Output SPSS versi 24, 2021

Berdasarkan tabel model summary di atas, diperoleh koefisien

determinasi R Square 0,965 yang mengandung pengertian bahwa

kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh variabel independen

(manajerial kepala sekolah) terhadap variabel dependen (kinerja guru)

adalah sebesar 96,5%. Artinya masih ada variabel lain sebesar 3,5% yang

memiliki hubungan kinerja guru.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan data dan hasil penelitian serta pembahasan

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.Hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan tabel correlations pada tabel

4.8, diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga

hipotesis (Ho) yang diajukan ditolak dan Ha diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara manajerial kepala

sekolah dengan kinerja guru di MAN 1 Pamekasan. Sedangkan nilai

pearson correlations sebesar 0,982. Artinya manajerial kepala sekolah

dengan kinerja guru korelasinya sempurna dan arahnya positif, hal ini

dapat diartikan bahwa apabila manajerial kepala sekolah dinaikkan 1, maka

kinerja guru akan meningkat sebesar 0,982.

2.Berdasarkan tabel model summary, diperoleh koefisien determinasi R Square

0,965 yang mengandung pengertian bahwa kontribusi atau sumbangan

yang diberikan oleh variabel independen (manajerial kepala sekolah)

terhadap variabel dependen (kinerja guru) adalah sebesar 96,5%. Artinya

masih ada variabel lain sebesar 3,5% yang memiliki hubungan kinerja

guru.
109

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat

kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1.Kepala sekolah hendaknya dapat meningkatkan kemampuan manajerial,

karenajika kemampuan manajerial kepala sekolah dikuasai dengan baik,

maka kinerja gurupun akan meningkat, sehingga akan berdampak bagi

keberhasilan MAN 1 Pamekasan.

2.Dengan terselesainya penelitian ini, diharapkan penulis lebih memperluas

ruang lingkup penelitiannya sehingga dapat menemukan variabel lain yang

mempengaruhi hubungan dengan kinerja guru.

3.Dengan terselesainya penelitian ini, diharapkan untuk peneliti selanjutnya

menambah variabel dan jumlah sampel yang digunakan karena dalam

penelitian ini menggunakan 1 variabel independen, 1 variabel dependen,

dan 75 responden.
DAFTAR RUJUKAN
Aldini, Tiara Yuli. Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah
Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Tsawiyah Negeri 2 Bandar Lampung.
Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Bandar Lampung.
2018.
Algifari. Statistika Induktif: Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi 3. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan. 2013.
Arif, Samsel, dkk. Hubungan Persepsi Keterampilan Manajerial Kepala
Madrasah, Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru MIN di Kabupaten
Lampung Utara. E-Mail: samsel_mp3@yahoo.co.id, FKIP Unila: Jl.
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung meneng, Bandar Lampung. 2017.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010.
Asiah, Nur. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja
Guru di Madrasah Ibtidaiyah Ad-Dainuriyah Semarang. Skripsi, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, Semarang. 2011.
Aziz, Abdul. Pengantar Manajemen dan Substansi Administrasi Pendidikan.
Surabaya: Pustaka Radja. 2017.
Baihaqi, Muhammad Iqbal, dkk. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di MA Ma’arif Selorejo Blitar.
Konstruktivisme, Vol. 7, No. 2. Juli. 2015.
Barkah, Januar. Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Di Madrasah. SOSIO e-KONS Vol.6
No.1. Februari. 2014.
Barnawi dan Mohammad Arifin. Kinerja Guru Profesioanal. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2014.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2010.
Creswell, John W. Research Desain: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,
dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2016.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008.
Eprianti, Yuli. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja
Guru di SMA Yadika lubuk linggau. Menara Ekonomi, Volume III, No. 5.
April. 2017.
111

Faisal, Adi Anwar. The Influence of Managerial Ability of a Head Master on


Elementary Teachers' Performance in Kotagede Yogyakarta.
Adanfa4@gmail.com. Manajemen Pendidikan. 2018.
Fahmi, Irham. Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi. Bandung: CV
Alfabeta. 2012.
Gunawan, Heri. Pendidikan Islam: Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi 9. Semarang: Undip. 2018.
Hadi, Sutrisno. Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Handoko, T. Hani. Manajemen: Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. 2001.
Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta:
PT Bumi Aksara. 2012.
Hartono, Lastony Budi. Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah dan Supervisi Bimbingan Konseling dengan Kinerja Guru
Pembimbing SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara. Tesis, Universitas Negeri
Semarang. 2007.
Hasan Sodiqin & Diding Nurdin. Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan
Kinerja Mengajar Guru dalam Mutu Pendidikan. Jurnal Administrasi
Pendidikan, Vol.XXIII No.2. 2016.
Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Edisi
Keempat. Jakarta: Prenada Media Group. 2015.
Iskandar, Jamaluddin. Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah. Jurnal Idaarah,
Vol. I, No. 1. Juni. 2017.
Kandarini, Yeni.Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah Terhadap
Kinerja Guru di MAN 1 Konawe Selatan. Skripsi, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kendari. 2018.
Kurniawan, Asep. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Untuk Menciptakan Sekolah Yang Bermutu. Holistik Vol 12
Nomor 01. Juni. 2011.
Kosim, Mohammad. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Pena Salsabila. 2013.
Kosim, Mohammad. Pendidikan Guru Agama Pergumulan dan Problema
Kebijakan 1948-2011. Yogyakarta: Pustaka Nusantara. 2012.
Luis Aparicio Guterres & Wayan Gede Supartha. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, Vol 5, No. 3. 2016.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi.Bandung: PT. RajaGrafindo Persada. 2009.
112

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2013.
Mustari, Muhamad. Manajemen Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2014.
Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1988.
Maghfiroh, Laily. Pengaruh Tingkat Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah,
Iklim Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru PAI di SMP
Bahauddin Ngelom Sidoarjo. Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel, Surabaya. 2017.
Maliling. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sekolah di
SMP Negeri Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto. EKLEKTIKA,
Volume 4 Nomor 1, 2016.
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia
Group. 2015.
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pres. 2012.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001.
Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam: dari Paradigma Pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga strategi
Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pres. 2013.
Marius R. Surana. Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah,
Motivasi Guru, Lingkungan Kerja, dan Komitmen Guru dengan Kinerja
Guru SMP di Kabupaten Bantuk. Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
2010.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2014.S, Supardi.
Aplikasi Statistika dalam Penelitian: Konsep Statistika yang lebih
Komprehensif. Edisi Revisi. Jakarta Selatan: Change Publication. 2013.
Nurussalami. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru di MTsN Tungkop. Jurnal Ilmiah CIRCUIT Vol. 1 No. 1.
Juli. 2015.
Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer tentang
Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pres. 2012.
Ulfiana Ayu Kusumawati. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Gugus
MAS Mansyur Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Skripsi,
Semarang: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri
Semarang. 2016.
113

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS


& Peraturan Pemerintah Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Serta Wajib Belajar. Bandung: Citra Umbara. 2016.
Safitri, Elda, dkk. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di MIN Rukoh Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan
Volume 3, No. 4. November. 2015.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Siti Sopiah & Maman Herman. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah dan Budaya Kerja Guru Terhadap Kompetensi Guru. Indonesian
Journal of Education Volume 2 Number 2. Desember. 2018.
Purwita Sari. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru SDN Se-Kecamatan Bambanglipuro Bantul. Skripsi,
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Negeri Yogyakarta. 2016.
Stoner, James A. F, et. al. Manajemen Jilid II: Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Indeks Gramedia Group. 2003.
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2013.
Rahman. Abd. Korelasi Kompetensi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan
Hasil Pembelajaran Pendidikan Jasmani MI Negeri Kota Banda Aceh.
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan, Volume 3 No. 3. 2015.
Ramayulis & Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
2009.
Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartabat. Surabaya: PT
JePe Press Media Utama. 2011.
Siswanto. Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan. Yogyakarta: SUKA-
Press. 2012.
Nokesten, Mehdi. History of Islamic Origins of Western Education: with an
Introduction to Medieval Muslim Education. Colorado: University of
Colorado Press. 1850.
Solichin, Mohammad Muchlis. Memotret Guru Ideal-Profesional: Harapan,
Peluang dan Tantangan di Tengah Arus Perubahan Sosial. Surabaya: Pena
Salsabila. 2013.
Priyono, Bayu Hendro, dkk. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Guru, dan
Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru SMAN Tanggul 1 Jember.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, Vol 4, No. 2. Desember. 2018.
114

Syamsul Bahri. Hubungan Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan


Kinerja Guru di MTS Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba. Skripsi,
UIN Alauddin Makassar. 2015.
Siregar, Sofyan. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group. 2013.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Method. Bandung: Alfabeta.
2018.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Pamekasan: STAIN PMK Press. 2009.
Octamaya Tenri Awaru & Ernawati. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transaksional dan Transformasional Terhadap Kinerja Guru di
Kabupaten Sinjai. Administrare, Vol 2, No. 1. 2015.
Ulfiana Ayu Kusumawati. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Gugus
Mas Mansyur Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang. 2017.
Veithzal Rivai & Ahmad Fawzi Moh Basri. Performance Appraisal Sistem Yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.
Wiyani, Novan Ardy. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan
Kelas yang Kondusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2014.
Yahya, Murip. Profesi Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2013.
115
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini Saya:

Nama : Dwi Mila Sari

NIM : 20170701042028

Fakultas : TARBIYAH

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Skripsi ini baik secara keseluruhan

maupun sebagian adalah hasil penelitian karya saya sendiri, kecuali pada bagian-

bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan skripsi ini merupakan plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan yang dituduhkan kepada saya.

Pamekasan, 26 Juni 2021


Saya yang menyatakan

Dwi Mila Sari


20170701042048
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lembar Persetujuan Judul dan Dosen Pembimbing


119

Lampiran Surat Tugas Penyusunan Skripsi


120

Lampiran Surat Permohonan Izin Penelitian


121

Lampiran Surat Selesai Meneliti Dari Lembaga


122
123

Lampiran Kartu Bimbingan


124

Lampiran Pedoman Kuesioner

A. Informasi Umum

Judul Penelitian: “Korelasi antara Manajerial Kepala Madrasah Terhadap

Kinerja Guru di MAN 1 Pamekasan”

B. Identitas Responden

Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan (Corek yang tidak perlu)

Umur : a. 20-30 Tahun (Corek yang tidak perlu)

b. 31-40 Tahun

c. 41-50 Tahun

d. 51-60 Tahun
Pendidikan : a. SMU (Corek yang tidak perlu)

b. Diploma

c. S1

d. S2

e. Lain-lain
125

Masa Kerja : a. 1-5 Tahun (Corek yang tidak perlu)

b. 6-10 Tahun

c. 11-15 Tahun

d. > 15 Tahun

Manajerial Kepala Madrasah (X)

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Menyusun perencanaan untuk

berbagai tingkatan perencanaan


2 Mengembangkan organisasi sesuai

dengan kebutuhan
3 Memimpin dalam rangka

pendayagunaan sumber daya secara

optimal
4 Mengelola perubahan dan

pengembangan madrasah menuju

organisasi pembelajaran yang efektif.


5 Menciptakan budaya dan iklim

madrasah yang kondusif dan inovatif

bagi pembelajaran peserta didik.


6 Mengelola guru dan staf dalam
126

rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal


7 Mengelola sarana dan prasarana

madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal


8 Mengelola hubungan madrasah dan

masyarakat dalam rangka pencarian

dukungan ide, sumber belajar, dan

pembiayaan madrasah
9 Mengelola peserta didik dalam

rangka penerimaan peserta didik

baru, penempatan dan pengembangan

kapasitas peserta didik


10 Mengelola pengembangan kurikulum

dan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan arah dan tujuan pendidikan

nasional.
11 Mengelola keuangan sesuai dengan

prinsip pengelolaan yang akuntabel,

transparan, dan efisien.


12 Mengelola ketatausahaan dalam

mendukung pencapaian tujuan

madrasah.
13 Mengelola unit layanan khusus dalam

mendukung kegiatan pembelajaran


127

dan kegiatan peserta didik di

madrasah.
14 Mengelola sistem informasi

madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan

pengambilan keputusan.
15 Memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen di

madrasah.
16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan program

kegiatan dengan prosedur yang tepat,

serta merencanakan tindak lanjutnya

Kinerja Guru (Y)

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Dalam bekerja saya berkeinginan

memberikan segala upaya yang ada

untuk membantu sekolah ini menjadi

sukses
2 Dalam menghadapi ujian, saya

berupaya melakukan les tambahan

kepada siswa di luar jam sekolah.


128

3 Saya tidak yakin keberhasilan

mengajar karena bakat ketekunannya

dan menguasai bahan ajar


4 Ketika menghadapi ujian, saya tidak

memberikan les tambahan kepada

siswa di luar jam sekolah


5 Dalam keadaan terpaksa seperti sakit,

saya meminta ijin kepada kepala

sekolah untuk tidak mengajar namun

tetap memberikan tugas untuk

siswanya.
6 Sebagai guru, saya lebih

mementingkan tugas pokok dari pada

urusan pribadi
7 Saya tidak perlu mencurahkan segala

kemampuan untuk mengerjakan tugas

yang diberikan oleh pimpinan.


8 Dalam melaksanakan tugas saya

tidak berusaha untuk mengajar sebaik

mungkin.
9 Saya akan merasa senang apabila

siswa kelak menjadi orang yang

terhormat di masyarakat.
10 Saya memperoleh kesempatan untuk

mengikuti pendidikan dan latihan


129

yang di selenggarakan oleh dinas

sesuai dengan bidangnya.


11 Saya mempunyai semangat kerja

yang tinggi untuk tercapainya tujuan

sekolah yang telah di programkan.


12 Saya tidak ingin melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi.


13 Saya lebih senang tidak memperoleh

kesempatan mengikuti pelatihan yang

diadakan oleh dinas.


14 Penghargaan atas prestasi yang saya

kerjakan, mendorong saya bekerja

lebih berat.
15 Saya bekerja disamping untuk

beribadah, juga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga
16 Saya berusaha meningkatkan karier

dengan cara kuliah lagi walaupun

biaya sendiri.
17 Hasil jerih payah guru dalam

mendidik siswanya, tidak bisa

menghasilkan generasi yang cerdas.


18 Guru yang berprestasi tidak di

promosikan menjadi wakil kepala

sekolah atau di berikan jabatan-


130

jabatan khusus.
19 Saya ada inisiatif dalam melakukan

hal-hal yang terbaik untuk

meningkatkan kualitas kerja.


20 Dalam kegiatan pembelajaran saya

menggunakan alat peraga di dalam

kelas.
21 Saya tidak mempunyai target dalam

mengajar agar siswa berhasil dan

berprestasi.
22 Dalam kegiatan pembelajaran saya

tidak menggunakan alat peraga


23 Saya berusaha bekerja secara mandiri

dalam tugas saya, tanpa

menggantungkan diri pada orang lain.


24 Saya bekerja dengan bantuan orang

lain.
25 Saya tidak membutuhkan bantuan

orang lain dalam mengerjakan tugas-

tugas
26 Saya tidak merepotkan orang lain

dalam bekerja
27 Tugas-tugas yang menantang

membuat saya untuk meningkatkan

kemampuan dalam bekerja


28 Saya bersedia ditugaskan di temapat
131

lain dengan alasan yang kuat.


29 Tugas-tugas berat bagi saya tidak

membuat tantangan untuk maju


30 Saya tidak bersedia di tugaskan di

tempat lain walaupun dengan alasan

yang kuat.
132

Lampiran Rekap Kuisioner Manajerial Kepala Sekolah

Manajerial Kepala Sekolah Total

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P1 P11 P12 P1 P14 P15 P1

0 3 6
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 65

14 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 71

15 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 75

16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 79

17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 79

18 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 72

19 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 76

20 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 74

21 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 77

22 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 71

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 69

24 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 77

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 78

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 64

27 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 71

28 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 73

29 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 71
133

30 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 73

31 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 76

32 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 72

33 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 71

34 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 76

35 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 72

36 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 75

37 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 70

38 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 72

39 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 72

40 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72

41 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 75

42 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

43 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 76

44 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 75

45 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 71

46 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73

47 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 69

48 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 70

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
134

61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 65

62 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 71

63 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 75

64 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 75

65 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 70

66 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 72

67 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 72

68 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72

69 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 75

70 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

71 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 76

72 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 75

73 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 71

74 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73

75 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 69

Lampiran Rekap Kuisioner Kinerja Guru


135

Kinerja Guru Total


No P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 121

14 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 132

15 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 144

16 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 147

17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149

18 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 132

19 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 140

20 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 141

21 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 145

22 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 137

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127

24 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 145

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 147

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 118

27 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 135

28 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 137

29 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 137

30 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 140

31 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 142

32 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 137

33 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 135

34 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 143

35 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 139

36 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 139

37 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 135

38 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 135

39 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 134

40 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 138
136

41 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 142

42 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 122

43 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 144

44 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 140

45 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 132

46 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 140

47 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 130

48 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 131

49 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123

50 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124

51 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150

54 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 147

55 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124

56 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149

57 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 146

58 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

60 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123

61 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125

62 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 133

63 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 142

64 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 139

65 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 135

66 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 135

67 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 134

68 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 138

69 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 142

70 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 122

71 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 144

72 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 140

73 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 132

74 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 140

75 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 130

Descriptive Statistics
137

Mean Std. Deviation N

Jawaban A 4,29 ,458 75

Jawaban B 4,51 ,503 75

Jawaban C 4,47 ,502 75

Jawaban D 4,45 ,501 75

Jawaban E 4,47 ,502 75

Jawaban F 4,49 ,503 75

Jawaban G 4,48 ,503 75

Jawaban H 4,55 ,501 75

Jawaban I 4,49 ,503 75

Jawaban J 4,52 ,529 75

Jawaban K 4,59 ,496 75

Jawaban L 4,60 ,493 75

Jawaban M 4,64 ,483 75

Jawaban N 4,51 ,503 75

Jawaban O 4,61 ,490 75

Jawaban P 4,61 ,490 75

Total Jawaban 72,28 5,429 75

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 75 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 75 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


138

Jawaban A 4,29 ,458 75

Jawaban B 4,51 ,503 75

Jawaban C 4,47 ,502 75

Jawaban D 4,45 ,501 75

Jawaban E 4,47 ,502 75

Jawaban F 4,49 ,503 75

Jawaban G 4,48 ,503 75

Jawaban H 4,55 ,501 75

Jawaban I 4,49 ,503 75

Jawaban J 4,52 ,529 75

Jawaban K 4,59 ,496 75

Jawaban L 4,60 ,493 75

Jawaban M 4,64 ,483 75

Jawaban N 4,51 ,503 75

Jawaban O 4,61 ,490 75

Jawaban P 4,61 ,490 75

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

72,28 29,475 5,429 16

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Jawaban A 4,71 ,458 75

Jawaban B 4,72 ,452 75

Jawaban C 4,71 ,458 75

Jawaban D 4,55 ,501 75

Jawaban E 4,47 ,502 75


139

Jawaban F 4,49 ,503 75

Jawaban G 4,48 ,503 75

Jawaban H 4,55 ,501 75

Jawaban I 4,49 ,503 75

Jawaban J 4,52 ,529 75

Jawaban K 4,59 ,496 75

Jawaban L 4,60 ,493 75

Jawaban M 4,49 ,503 75

Jawaban N 4,52 ,529 75

Jawaban O 4,59 ,496 75

Jawaban P 4,60 ,493 75

Jawaban Q 4,64 ,483 75

Jawaban R 4,51 ,503 75

Jawaban S 4,61 ,490 75

Jawaban T 4,61 ,490 75

Jawaban U 4,29 ,458 75

Jawaban V 4,51 ,503 75

Jawaban W 4,47 ,502 75

Jawaban X 4,45 ,501 75

Jawaban Y 4,47 ,502 75

Jawaban Z 4,49 ,503 75

Jawaban AA 4,48 ,503 75

Jawaban AB 4,55 ,501 75

Jawaban AC 4,49 ,503 75

Jawaban AD 4,52 ,529 75

Total Jawaban 136,16 9,817 75

Case Processing Summary


140

N %

Cases Valid 75 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 75 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Jawaban A 4,71 ,458 75

Jawaban B 4,72 ,452 75

Jawaban C 4,71 ,458 75

Jawaban D 4,55 ,501 75

Jawaban E 4,47 ,502 75

Jawaban F 4,49 ,503 75

Jawaban G 4,48 ,503 75

Jawaban H 4,55 ,501 75

Jawaban I 4,49 ,503 75

Jawaban J 4,52 ,529 75

Jawaban K 4,59 ,496 75

Jawaban L 4,60 ,493 75

Jawaban M 4,49 ,503 75

Jawaban N 4,52 ,529 75

Jawaban O 4,59 ,496 75

Jawaban P 4,60 ,493 75

Jawaban Q 4,64 ,483 75

Jawaban R 4,51 ,503 75

Jawaban S 4,61 ,490 75


141

Jawaban T 4,61 ,490 75

Jawaban U 4,29 ,458 75

Jawaban V 4,51 ,503 75

Jawaban W 4,47 ,502 75

Jawaban X 4,45 ,501 75

Jawaban Y 4,47 ,502 75

Jawaban Z 4,49 ,503 75

Jawaban AA 4,48 ,503 75

Jawaban AB 4,55 ,501 75

Jawaban AC 4,49 ,503 75

Jawaban AD 4,52 ,529 75

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

136,16 96,379 9,817 30

Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Manajerial . Enter
Kepala
Madrasahb

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

b. All requested variables entered.

Model Summaryb
142

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,982a ,965 ,964 1,85999

a. Predictors: (Constant), Manajerial Kepala Madrasah

b. Dependent Variable: Kinerja Guru

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6879,533 1 6879,533 1988,564 ,000b

Residual 252,547 73 3,460

Total 7132,080 74

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

b. Predictors: (Constant), Manajerial Kepala Madrasah

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 7,792 2,887 2,699 ,009

Manajerial Kepala Madrasah 1,776 ,040 ,982 44,593 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 121,4548 149,8706 136,1600 9,64192 75

Residual -3,87062 3,33728 ,00000 1,84738 75

Std. Predicted Value -1,525 1,422 ,000 1,000 75

Std. Residual -2,081 1,794 ,000 ,993 75


143

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Lampiran Dokumentasi
144
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dwi Mila Sari dilahirkan di Pamekasan pada tanggal 20

April 1998. Biasa dipanggil dengan sebutan Mila, anak kedua dari 2 bersaudara,

putri dari pasangan Bapak Sibra Molisi dan Ibu Ida Krisna. Penulis memulai

pendidikan di TK Dharma Bhakti Taraban lulus pada Tahun 2005, kemudian

penulis melanjutkan di SDN Taraban lulus pada tahun 2011, setelah itu penulis

melanjutkan di SMP Negeri 1 Larangan lulus pada tahun 2014, setelah itu penulis

melanjutkan di SMAN 3 Pamekasan lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2017.

Penulis melanjutkkan studi keperguruan tinggi negeri yang ada di Kabupaten

Pamekasan yang sekarang berganti menjadi Institut Agama Islam Negeri Madura

(IAIN) Madura. Karya inilah yang merupakan bentuk fisik sebagai tugas akhir

untuk menjadi Sarjana Strata Satu (S1) Tarbiyah (Manajemen Pendidikan Islam)

di IAIN Madura.
146

Anda mungkin juga menyukai