Anda di halaman 1dari 137

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM

MEMPERKUAT MUTU PENDIDIKAN

)Penelitian Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bandung(

LEADERSHIP MANAGEMENT OF MADRASAH IN STRENGTHENING


THE QUALITY OF EDUCATION

)Research at Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bandung (

‫اإلدارة القيادة الرئيسية المدرسة لقوة جودة التعليم‬

‫))البحث في مدرسة المتوسطة الثانية الحكمية باندونج‬

TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Manajemen
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:
Zulfatus Suroyyah
NIM: 2200060033

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
SURAT PERNYATAAN TESIS

Bismillahirahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Zulfatus Suroyyah
Tempat/ Tgl. Lahir : Bandung , 02 Januari 1995
NIM : 2200060033
Jurusan/Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam
Memperkuat Mutu Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam dari Pascasarjana UIN
Sunan Gunung Djati Bandung seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
etika penulisan ilmiah.
Bila dikemudian hari ditemukan seluruh dari tesis ini bukan hasil karya sendiri
atau adanya plagiat dalam tesis ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar
akademik yang saya sandang dan sanksi lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Bandung,
Yang membuat pernyataan

Zulfatus Suroyyah
NIM. 2200060033

ii
ABTRAK
Zulfatus Suroyyah, 2022. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam
Memperkuat Mutu Pendidikan )Penelitian Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kota Bandung(
Faktor rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia
merupakan dampak dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Keprihatinan
itu semakin diperparah dengan kenyataan bahwa lulusan pendidikan di Indonesia
kurang kompetetif serta kalah bersaing dengan negara-negara berkembang
lainnya. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya kesenjangan kualitas pendidikan
di Indonesia yang sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan jumlah
madrasah di Indonesia yang sangat banyak. Indikator kesenjangan itu adalah:
Banyaknya madrasah, minimnya prestasi, lulusan pendidikan terutama di sekolah
berbasis Islam sangatlah rendah sehinga kalah kompetetif, baik dari level regional
maupun nasional. Berbeda dengan keadaaN di MTsN 2 Kota Bandung, yang
mana dalam pengelolaannya di pimpin oleh seorang kepala Madrasah sebagai
motor penggerak kebijakan madrasah dan para guru-guru sebagai pengajar yang
membimbing murid-murid dalam hal pembelajarannya. Keberhasilan pengelolaan
madrasah ini dipimpin oleh kepala madrasah yang dapat dilihat dari segi
pendidikan dan ekstrakulikuler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1)
perencanaan (2) pengorganisasian (3) pelaksanaan (4) pengawasan manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dalam memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2
Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif metode
deskriptif. Adapun untuk pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi, display hingga
verifikasi, dan terakhir data di absahkan melalui triangulasi sumber maupun
triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Perencanaan
berupa pengaturan sumber dana, pengadaan sarana prasarana, pengembangan
kurikulum dan pembinaan personil madrasah. 2. Pengorganisasian yang dilakukan
dengan membuat struktur organisasi, personalia pendukung, pembagian tugas,
membuat roster pelajaran, dan perincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan setiap personil madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan. 3.
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan terdahulu. 4. Pengawasan
meliputi tiga tahapan, yaitu: Pengawasan pendahuluan, pengawasan pelaksanaan
kegiatan dan pengawasan umpan balik.

Kata Kunci : Manajemen, kepemimpinan kepala sekolah ,mutu pendidikan

iii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan Syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan
hidayah, taufik dan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan urusan hamba-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Model
Manajemen Sarana Prasarana dalam Meningkatkan School Branding Di
Madrasah” (Penelitian Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Garut & Mts Darul
Arqam Putra Daerah Garut). Tesis ini penulis susun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
menjadi panutan kita dalam berproses kearah yang lebih baik lagi. Semoga kita
semua mendapat pertolongannya kelak di hari akhir. Dalam penyusunan Tesis ini,
penulis mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, baik bantuan moril
maupun materil, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini, maka patut dan
sewajarnya pada kesempatan ini, penulis untuk menyampaikan ucapan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis
ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2. Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
3. Prof. Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd dan Dr. Dian, M.Ag sebagai Ketua dan Skretaris Prodi
MPI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
4. Dr. Moh. Sulhan, M.Ag dan Dr. Zulli Siregar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I
dan II yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tesis
ini.
5. Kepala Sekolah Madrasah Mts Negeri 2 kota bandung yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian tesis ini.
6. Para Staff Pengelola, Guru-Guru dan Pengajar Pesantren Mts Negeri 2 kota bandung
yang telah membantu penulis dalam penelitian.
7. Seluruh keluarga besar, Ayahanda tercinta H. toto abdul mahin dan Ibunda Tercinta
Hj. Zenab kuraesin yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa tiada
henti, yang selalu bersedia memberikan bantuan, terima kasih tak terhingga dari
anakmu ini yang dengan sayangnya ia selalu menyayangi semua anaknya (kasih
sayang orangtua sepanjang jalan) termasuk jalan penuntasan Tesis ini, semoga
kesayangannya akan diganti kesayangan Ilahi Rabbi yang abadi. Serta keluarga Besar
laki-laki yang selalu support dalam penelitian ini hingga kakak & adik-adik yang
menjadi kekuatan terbesar untuk menyegerakan penyelesaian Tesis ini, semoga kita

iv
mampu menjadi kebanggaan ayah ibu kita, menjadi penyejuk dunia akhirat bagi
mereka.
8. Spesial terima kasih tak terhingga untuk suami tercinta kolibi dan dede utun yang
masih ada dalam kandungan, dengan perjuangan menyelesaikan tesis diusia
kandungan 2 Bulan menjadi pengalaman yang luar biasa untuk peneliti semakin
maju dengan segala rintangan yang ada. Terima kasih atas segala motivasi, bantuan,
arahan, pengorbanan dan kerelaan kehilangan sebagian waktu bersama selama
proses pengerjaan Tesis ini. Teruntuk suami ku, engkau calon Ayah yang hebat, siap
selalu ada ketika istrinya membutuhkan dan teruntuk calon buah hati mamah yang
masih ada dalam kandungan, kuasailah dunia dengan ilmu, jadilah hamba Allah yang
bertaqwa. Semoga barakah dari Allah selalu terlimpah untuk keluarga kecil kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segi isi maupun tata tulis dan penggunaan bahasa. Oleh karena itu dengan
senang hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
guna perbaikan di masa yang akan datang.
Hanya Do’a yang dapat penulis panjatkan kepada hadirat Allah SWT, semoga
usaha ini senantiasa menjadi amal shaleh. Penulis percaya bahwa meski Tesis ini disusun
dengan susah payah bermaksud mencapai hasil optimal, kelemahan dan ke tidak
sinkronan pasti masih terjadi. Semoga Tesis ini ada manfaatnya. Aaamiin.
Sekian dan Terimakasih..

Bandung,
Penulis

Zulfatus Suroyyah
NIM. 2200060033

v
MOTTO
PEDOMAN TRANSLITERASI

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri


pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari
1988, sebagai berikut:
Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif Tidak Tidak


dilambangkan dilambangkan

‫ب‬ Ba’ B Be

‫ت‬ Ta’ T Te

‫ث‬ Sa’ S Es (dengan


titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ha H Ha (dengan
titik di bawah)

‫خ‬ Kha Kh Ka dan Ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Dzal D Zet (dengan


titik di atas)

‫ر‬ Ra R Er

‫ز‬ Zal Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy es dan ye

‫ص‬ Sad S es (dengan


titik di bawah)

‫ض‬ Dad D de (dengan titik di


bawah)

vi
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ط‬ Tha TH te (dengan titik di


bawah)

‫ظ‬ Zha ZH zet (dengan titik di


bawah)

‫ع‬ ‘Ain ...’... Koma terbalik


di atas

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Qi

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L ‘el

‫م‬ Mim M ‘em

‫ن‬ Nun N ‘en

‫ه‬ Ha H Ha

‫و‬ Waw W We

‫ء‬ Hamzah ..’.. Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ye

vii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan UIN


Sunan Gunung Djati Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan Hak yang berlaku di UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Referensi Perpustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai
dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Dokumen ini merupakan hak
milik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagaian atau seluruh Tesis ini haruslah izin
Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

viii
OUTLINE

Judul

Abstrak..................................................................................................................

Pernyataan Keaslian Tesis.....................................................................................

Halaman Persetujuan Pembimbing.......................................................................

Halaman Pengesahan Penguji...............................................................................

Pedoman Transliterasi
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang Penelitian............................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
D. Manfaat Hasil Penelitian..............................................................................
E. Kerangka Penelitian.....................................................................................
F. Hasil Penelitian Terdahulu ..........................................................................
G. Langkah-Langkah Penelitian ......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI.................................
A. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah............................................
1. Manajemen.........................................................................................
a) Pengertian Manajemen..............................................................
b) Fungsi-Fungsi Manajemen........................................................
c) Tingkatan- tingkatan manajemen..............................................
2. Kepemimpinan....................................................................................
a. Pengertian Kepemimpinan........................................................
b. Teori-Teori Kepemimpinan......................................................
c. Tugas Dan Fungsi Kepemimpinan............................................
d. Tipe Kepemimpinan..................................................................
3. Kepala Madrasah................................................................................

ix
a. Pengertian Kepala Madrasah.....................................................
b. Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Madrasah.............................
c. Kompetensi Kepala Madrasah..................................................
B. Peningkatan Mutu Pendidikan.....................................................................
1. Pengertian Mutu Pendidikan Madrasah.......................................................
2. Standar Mutu Pendidikan Madrasah............................................................
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan...........
4. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan..........................................................
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................
A. Pendekatan Dan Metode Penilitian..............................................................
B. Jenis Dan Sumber Penelitian........................................................................
C. Sumber Data.................................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................
E. Tempat Dan Waktu Penelitian.....................................................................
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
A. Temuan Penelitian........................................................................................
1. Gambaran Umum MTsN 2 Kota Bandung..................................................
2. Perencanaan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
3. Pengorganisasian Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat
Mutu Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung...............................................
4. Pelaksanaan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
5. Pengawasan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
B. Pembahasan Dan Diskusi
1. Perencanaan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
2. Pengorganisasian Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat
Mutu Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung...............................................

x
3. Pelaksanaan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
4. Pengawasan Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.........................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
RIWAYAT HIDUP

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu dampak globalisasi dalam dunia pendidikan adalah semakin
menguatnya tuntutan terhadap mutu pendidikan. Hal ini dapat dirasakan di era
globaliasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi dan persaingan
hidup yang semakin ketat dan menuntut lulusan yang kreatif, inovatif dan
produktif yang semuanya dapat dicapai melalui pendidikan yang bermutu.
Sehingga negara yang dapat bersaing secara kompetitif dalam percaturan dunia
global adalah negara dengan pendidikan yang bermutu.
Manajemen merupakan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar lembaga
tersebut efisien dan efektif.1 Manajemen dalam lembaga pendidikan merupakan
aktifitas pekerjaan guna mencapai sebuah tujuan dalam mencapai visi dan misi
karena pada hakekatnya Manajemen sekolah sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan pada suatu pendidikan. Menurut
George R. Terry dalam Sutopo yang menyatakan bahwa fungsi Manajemen
mencakup: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.2
Manajemen yang efektif untuk pengembangan dan merespon dengan cepat
dan tepat segala tuntutan dan kebutuhan perubahan masyarakat, maka peran
seorang pemimpin kepala sekolah harus mengupayakan sistem yang
memberdayakan semua warga agar pemberdayaan sumber daya manusia dapat
dilaksanakan secara optimal. Untuk dapat memberdayakannya, maka kepala
sekolah harus memilki inisiatif dan kreatifitas untuk melakukan upaya-upaya
dalam pemberdayaan stafnya, misalnya dalam menyusun visi, misi, tujuan, dan
strategi yang jelas dan dapat diterima warganya dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Kepemimpinan diartikan dengan kemampuan seseorang untuk menggerakan
semua komponen agar dapat bekerja dengan baik, dan kegiatan itu haruslah
1
H. A. R. Tilar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Hlm:10.
2
Sutopo, Administrasi Manajemen dan Organisasai, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
1999), Hlm:14.

xii
dilakukan oleh seseorang yang mau tampil di depan, dalam hal ini disebut sebagai
pemimpin. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan memerlukan seseorang yang
mampu dan tangguh dalam memimpin sebuah lembaga. Seseorang inilah yang
disebut dengan pemimpin pendidikan atau dalam suatu lembaga pendidikan
formal disebut kepala madrasah.
Ngalim Purwanto berpendapat bahwa Kepala madrasah sebagai pimpinan
mempunyai peranan yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah sebagai pimpinan ialah
membantu para guru mengembangkan kesanggupan mereka secara maksimal dan
menciptakan suasana hidup sekolah yang sehat, mendorong guru-guru, pegawai
tata usaha, murid dan orangtua untuk mempersatukan kehendak pikiran, dan
tindakan dalam kegiatan kerja sama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan
sekolah.3
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kepala madrasah adalah
merupakan manajer yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar di
dalam lembaga pendidikan yang dipimpinya, seoraog kepala madrasah harus
mampu menjadi penggerak, sehingga semua karyawan dapat melakukan pekerjaan
sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Tentunya untuk mengatur semua pekerjaan dan pembagian tugas di dalam
madrasah haruslah betul-betul diperhatikan kepala madrasah, agar semua
karyawan dapat bekerja dengan baik dan tujuan dapat tercapai.
Kepala madrasah harus mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba,
dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan mampu membawa madrasah kepada
sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Ringkasnya, kepala madrasah
mempunyai kesempatan paling banyak untuk mengubah madrasah yang
dipimpinnya. Oleh karena itu manajemen merupakan kunci bagi suksesnya
kepemimpinan.

3
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Sumber Wijaya,1992), Hlm:49-50.

xiii
Kemampuan kepala madrasah dalam menciptakan madrasah yang bermutu
kompetitif harus memiliki kemampuan, kemampuan ini menggambarkan bahwa
kepala madrasah harus memiliki beberapa kekuatan, yaitu: 4
1. Kekuatan teknikal penerapan fungsi-fungsi manajemen;
2. Kekuatan manusia pemanfaatan potensi sekolah;
3. Kekuatan pendidikan dan kepemimpinan;
4. Kekuatan simbolik yaitu interaksi simbolik ataskedudukan professional;
5. Kekuatan budaya sebagai sistem nilai yang berorientasi pada budaya mutu
dan etos kerja yang tinggi.
Fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh kepala madrasah dalam
mencapai mutu pendidikan adalah: Kepala madrasah harus merencanakan
program yang akan dicapai oleh madrasah, sehingga jelas apa tujuan yang akan
dicapai. Kepala madrasah juga harus menjalankan fungsi pengorganisasian,
karena kepala madrasah tidak mungkin mengerjakan segala sesuatu yang
direncanakan dengan sendiri, untuk itu kepala madrasah harus membebankan
tugas kepada semua personil madrasah. Setelah pembagian tugas yang dilakukan
oleh kepala madrasah, seorang kepala madrasah juga harus mampu mengatur
personil madrasah agar menjalankan tugasnya sesuai dengan yang sudah
ditetapkan, di dalam manejemen disebut dengan fungsi pelaksanaan, untuk itu
kepala madrasah harus memiliki kemampuan di dalam memimpin personil
madrasah agar mau bekerja dengan sungguh-sungguh. Tentunya di dalam
menjalankan tugasnya terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, makanya
diperlukan pengawasan, fungsi pengawasan ini bertujuan untuk melihat apakah
yang diprogramkan di awal sudah tercapai atau tidak.
Peranan kepala madrasah berpengaruh dalam mencapai tujuan yang akan
dicapai oleh lembaga pendidikan yang dipimpinya. Tujuan yang sudah
diprogramkan oleh kepala madrasah tidak akan tercapai tanpa dukungan dari
semua personil madrasah, karena untuk menjalankan program pendidikan yang
sudah dirancang oleh kepala madrasah akan melibatkan para guru, pegawai
4
Syaiful. Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Pembuka Ruang
Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah,
(Bandung: Alfabeta, 2009), Hlm:89.

xiv
tatausaha, sebagai karyawan di madrasah tersebut. Maka untuk mewujudkan
tujuan tersebut kepala madrasah harus betul-betul menjalankan tugasnya sebagai
pimpinan madrasah, agar dapat membangkitkan semangat karyawan di dalam
melaksanakan tugasnya, Sehingga mutu pendidikan dapat dicapai.
Mutu pendidikan merupakan salah satu pilar dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang baik. Semua unsur yang ada di madrasah bertanggung jawab
dalam keberhasilan peningkatan mutu pendidikan. Dan tanggung jawab yang
paling besar berada di tangan kepala madrasah.
Berbagai upaya yang harus dipikirkan dan dilaksanakan oleh kepala
madrasah guna meningkatkan kualitas (mutu) pendidikan. Agar peserta didik
begitu juga masyarakat mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan madrasah
tersebut. Karena mutu adalah kondisi yang terkait dengan kepuasan pelanggan
terhadap barang atau jasa yang diberikan oleh produsen. 5 Apabila dikaitkan
dengan pendidikan, mutu pendidikan berarti adalah kemampuan lembaga
pendidikan dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan pelanggan. Dalam hal
ini yang menjadi pelanggan pendidikan adalah peserta didik dan masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu upaya yang sedang
diprioritaskan untuk mencapainya. Komponen peningkatan mutu pendidikan
meliputi: guru, siswa, kurikulum, belajar-mengajar, sarana-prasarana pendidikan,
administrasi, biaya dan lain-lain. Mutu pendidikan tersebut selanjutnya dapat
dikenali melalui tanda-tanda operasional berupa: 1) lulusan yang relevan dengan
masyarakat, 2) nilai akhir belajar peserta didik, 3) persentase lulusan yang dicapai
sekolah, 4) penampilan kemampuam dalam semua komponen pendidikan.
Mengingat madrasah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan
dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan
pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya,
maka madrasah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk
mengupayakan peningkatan mutu pendidikan, hal ini akan dapat dilaksanakan jika
madrasah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk
mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan

5
Dadang Suhardan dkk., Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hlm:295.

xv
kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar
proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan
disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan
peningkatan mutu tersebut.
Pelaksanaan manajemen dengan baik, menjadi landasan kerja dalam
pengawasan dan pengembangan madrasah, artinya jika manajemen madrasah
belum dilaksanakan, maka peningkatan mutu tidak dapat dicapai. Perintah untuk
beraktivitas dengan manajemen yang rapi, sebagaimana isyarat Al-quran surat
As- Shaff/61: 4 berikut:
          

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.
Menurut At-Thabary, ayat di atas dapat diberi makna dengan perlunya
keteguhan jiwa, gigih dan terus menerus dalam beramal. Merencanakan berbagai
aktivitas dengan memperhitungkan berbagai asfek, baik kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan serta beraktivitas dengan terorganisir. 6 Dengan demikian
madrasah perlu menata manajemen pendidikan secara mendiri tetapi masih dalam
kerangka acuan kebijakan nasional dan ditunjang dengan penyediaan input yang
memadai, memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yang
dimilikinya sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Faktor rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia
merupakan dampak dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Keprihatinan
itu semakin diperparah dengan kenyataan bahwa lulusan pendidikan di Indonesi
kurang kompetetif serta kalah bersaing dengan negara-negara berkembang
lainnya. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya kesenjangan kualitas pendidikan
di Indonesia yang sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan jumlah
madrasah di Indonesia yang sangat banyak. Indikator kesenjangan itu adalah:
Banyaknya madrasah, minimnya prestasi, lulusan pendidikan terutama di sekolah
6
Ibn Jarir At-Thabary, Jami' al-Bayan fi Ta'wil Alquran, (Mesir: Musthafa al-Baby al-Halaby,
1968), juz 12, Hlm:81.

xvi
berbasis Islam sangatlah rendah sehinga kalah kompetetif, baik dari level regional
maupun nasional.
Kesenjangan yang serius itu sudah saatnya dibenahi dengan langkah
menerapkan menejemen pendidikan yang baik terutama manajemen yang
dilakukan oleh kepala madrasah dan menejemen pendidikan yang berdasarkan
pada upaya yang tepat untuk mengatasi persoalan mutu pendidikan yang rendah
itu, terutama pada pendidikan Islam pada saat ini, karena pada dasarnya
manajemen kepemimpinan kepala madrasah merupakan upaya sistematis yang
menyangkut efisiensi dan efektivitas dalam pemenfaatan serta pengelolaan
sumber daya pendidikan agar menghasilkan mutu pendidikan yang baik dan
unggul. Kualitas suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen
yang diterapkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di MTsN 2 Kota
Bandung, yang mana dalam pengelolaannya di pimpin oleh seorang kepala
Madrasah sebagai motor penggerak kebijakan madrasah dan para guru-guru
sebagai pengajar yang membimbing murid-murid dalam hal pembelajarannya.
Keberhasilan pengelolaan madrasah ini dipimpin oleh kepala madrasah yang
dapat dilihat dari segi pendidikan dan ekstrakulikuler. Dari segi pendidikan
sekolah MTsN ini telah banyak melahirkan murid yang berprestasi yang mampu
masuk ke sekolah menengah umum negri atau sekolah menengah umum favorit
seperti SMAN 3 Bandung, SMAN 8 Bandung, SMAN 5 Bandung. Banyak juga
yang mendapatkan penghargaan prestasi olimpiade seperti juara 1 olimpiade
fisika, juara 1 olimpiade ipa dan juara 2 olimpiade matematika. Kemudian dari
segi ekstrakulikuler seperti juara 1 dai, juara 1 MTQ, juara 1 LPBBL paskibra
tingkat kota bandung, juara 1 pidato bahasa inggris, bahasa arab dan bahasa
indonesia tingkat kota bandung, juara umum porseni antar MTs tingkat kota
bandung, juara 1 bulu tangkis, juara 1 futsal dll. Selain itu mendapatkan
penghargaan adiwiyata madrasah tingkat jabar tahun 2016 dan penghargaan raksa
prasada prov jabar, dan juara III robotik. MTsN ini Memiliki saran dan prasarana
yang mumpuni dan disertai dengan pembangunan green house serta penghijauan
sekitar.

xvii
Disini penulis tertarik mengenai keberhasilan pengelolaan sekolah yang
dipimpin oleh kepala Madrasah tersebut terapkan, ini dapat ditunjukkan dengan
kemampuan seseorang dalam membaca situasi dan kondisi yang berkaitan dengan
perkembangan anak didiknya. Dari sinilah sangat terlihat rasa tanggung jawabnya
seorang kepala Madrasah yang dibantu para guru-guru untuk mendidik para
muridnya agar berhasil dan mampu bersaing dengan Madarasah lainnya terutama
di sekolah berbasis Islam ini. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih jauh
mengenai Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah di MTsN 2 Kota
Bandung.
Melihat fenomena di atas, MTsN 2 Kota Bandung merupakan objek yang
menarik untuk diteliti mengenai manejemen kepemimpinannya. Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut maka penulis mengajukan judul “Manajemen
Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan )Penelitian Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bandung(”.

B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung?
2. Bagaimana pengorganisasian kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung?
3. Bagaimana pelaksanaan kepemimpinan kepala madrasah dalam memperkuat
mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung?
4. Bagaimana pengawasan kepemimpinan kepala madrasah dalam memperkuat
mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.

xviii
2. Untuk mengetahui pengorganisasian kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui pengawasan kepemimpinan kepala madrasah dalam
memperkuat mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan khazanah
ilmu pengetahuan, khususnya merupakan sumbangan ilmiah tentang
manajemen kepemimpinan kepala madrasah untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada konteks lembaga pendidikan.
b) Manfaat praktis
1. Bagi Lembaga Pendidikan, Memberikan kontribusi pemikiran atas konsep
manajemen kepemimpinan kepala madrasah untuk meningkatkan mutu serta
memberikan masukan kepada kepala madrasah pada lembaga pendidikan
Islam untuk dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses kegiatan
belajar mengajar yang lebih untuk mendapatkan mutu yang diharapkan.
2. Bagi Kepala Madrasah, Dapat digunakan sebagai bantuan untuk
memaksimalkan manajemen kepemimpinan kepala madrasah yang salah
satu tugas pokoknya adalah meningkatkan mutu pendidikan di madrasah
yang dipimpinnya.
3. Bagi Peneliti, sebagai bahan memperluas wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang keahlian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bidang
manajemen pendidikan Islam. Dan penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan rujukan untuk penelitian berikutnya.

E. Hasil Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan peneliti di kemukakan
sebagai berikut:

xix
1. Tesis yang ditulis oleh Yan Setiawati (2017) “Kepemimpinan kepala
sekolah dan manajemen kinerja guru pengaruhnya terhadap mutu
pendidikan di SDIT kecamatan rancaekek kabupaten bandung”.
Penelitiannya difokuskan pada pengaruh kepemimpinan, dan manajmen
kinerja guru terhadap mutu pendidikan. Dengan temuan bahwa:
kepemimpinan Kepala Sekolah dan manajemen Kinerja guru sangat
berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Persamaan dengan tesis ini sama
sama meneliti tentang kepemimpinan kepala sekolah dan variable terikatnya
sama. Akan tetapi memiliki perbedaan pada metode penelitian dan
penelitian ini difokuskan pada penerapan fungsi-fungsi manajemen oleh
kepala madrasah.
2. Penelitian dalam jurnal Dwi Elok Kharismawati (2019), jurnal tentang peran
kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah. Persamaan
dengan tesis ini sama sama meneliti tentang kepala sekolah. Akan tetapi
memiliki perbedaan, pada tesis ini di fokuskan tentang problema dan studi
kasus penerapan kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu
pendidikan sekolah. Sedangkan penelitian ini difokuskan pada penerapan
fungsi-fungsi manajemen oleh kepala madrasah.
3. Penelitian dalam Yenti Setiyowati (2017): jurnal tentang Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan. Persamaan dengan tesis ini sama sama
meneliti tentang manajemen kepemimpinan kepala sekolah. Akan tetapi
memiliki perbedaan pada variabel terikatnya.

F. Kerangka Berpikir
1. Konsep Manajemen
Kata manajemen menurut Muchtar Efendy berasal dari bahasa inggris yakni
dari kata kerja to manage yang bersinonim dengan kata to hand yang berarti
mengurus, to control memeriksa, dan to guide yangberarti memimpin, jadi apabila
dilihat dari etimologi manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin

xx
atau membimbing.7 Malayu S. P. Hasibuan mengartikan manajemen adalah suatu
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.8
Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang dimiliki manusia dalam upaya
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dalam kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, yang dilakukan
secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh anggota secara efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
           
     
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu. (QS. AS-Sajdah : 5)
Dari isi kandungan ayat di atas diketahui swt adalah pengatur alam (Al
Mudabbu/manager) Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah
swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah
Swt. telah dijadikan sebagai khalifah di humi, maka dia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya
ini.
Menurut pendapat George R. Terry dalam Sutopo yang menyatakan bahwa
fungsi manajemen mencakup kegiatan-kegiatan: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.9
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang

7
Mochtar Effendy, Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: PT.
Bhatara Karya, 1986), Hlm:6.
8
Malayu. S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertisn dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara,2001), Hlm:2.
9
Sutopo, Administrasi Manajemen dan Organisasai, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
1999), 14.

xxi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. 10 Berikut ini aktivitas
perencanaan yang dimaksud:
a. Perumusan tujuan yang ingin di capai
b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu
c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlhanya selalu terbatas11
2. Pengorganisasian (organizing)
Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulburt Silalahi, pengorganisasian
adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
kelompok pekerjaan, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara mereka
dan pemberian lingkungan pekerjaan yng sepatutnya. Menurut Robbins, bahwa
kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup, menetapkan
tugas yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana tugas itu
dikelompokkan, siapa pelapor ke siapa, dan dimana keputusan itu diambil.12
3. Penggerakan/pelaksanaan (actuating)
Actuating adalah aktvitas untuk memberikan dorongan, pengarahan, dan
pengaruh terhadap semua anggota kelompok agar mau bekerja secara sadar dan
suka rela dalam rangka mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan
perencanaan dan pola organisasi.
Penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan
dapat bekerja dalam upaya mencapai tujuan. Pada definisi diatas terdapat
penekanan tentang keharusan cara yang tepat digunakan untuk menggerakkan,
yaitu dengan cara memotivasi atau memberi motif-motif bekerja kepada
bawahannya agar mau dan senang melakukan seg segala aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.13
4. Pengawasan/evaluasi (controlling)

10
Sondang P. Siaginan, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 50.
11
Lukman Hakim & Mukhtamar, Dasar-Dasar Manajemen, (Jambi: Timur Laut Aksara, 2018),
Hlm:25.
12
Stephen R. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003),
Hlm:5.
13
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung:
Refika Aditama, 2008), Hlm:21.

xxii
Pengawasan dan evaluasi dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk
mengetahui realisasi pelaku personel dalam organisasi pendidikan dan apakah
tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki,
kemudian apakah perlu tindakan perbaikan. Pada dasarnya ada tiga langkah yang
perlu di tempuh dalam melaksananan pengawasan yaitu: 1) menetapkan alat ukur
suatu standar; 2) mengadakan penilaian dan evaluasi; 3) mengadakan tindakan
perbaikan atau koreksi dan tindak lanjut. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan itu
dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan dalam pelaksanakan pekerjaan,
menilai proses dan hasil kegiatan dan sekaligus melakukan tindakan perbaikan.14
2. Pengertian kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan menurut Burhanuddin adalah suatu kemampuan dan
kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, atau
menggerakan orang-orang lain agar mereka mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuan bersama.15 Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu sekolah. Sebelum membahas mengenai kepemimpinan
sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai pemimpin.
Dalam bukunya Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A16 menyebutkan bahwa
“Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain” seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu
bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-
sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
kelebihan sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak lahir), dan merupakan
kebutuhan dari satu situasi zaman, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan
kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Dia juga
mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahanya dan mampu
menggerakkan bawahan kearah tujuan tertentu.
Kartini Kartono mendefinisikan: “Pemimpin adalah orang yang oleh
organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan
14
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan…, Hlm:106.
15
Burhanuddin, Manajemen Pendidikan: Wacana Proses dan Aplikasinya di Sekolah, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2002), Hlm:134.
16
Veithzal Rivai, Kepemimpina dan Perilaku Organisasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007). Hlm:2.

xxiii
dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi
dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai
sasaran organisasi.17
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa
implikasi, antara lain: Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau
pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau
bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.
Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak
akan ada juga. Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Kepemimpinan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain sehingga mau melakukan suatu tindakan dengan
sukarela untuk mencapai tujuan tertentu.18
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
“kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempangaruhi orang lain agar mau bekerja bersama, melakukan tindakan dan
perbuatan bersama dalam mencapai tujuan bersama”.
Menurut Mulyasa Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui,
menyadari dan memahami tiga hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas
diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu
dan produktivitas sekolah; dan (3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif
untuk mencapai prestasi yang tinggi.19
Indikator-indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif sebagai
berikut:
1. Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk memenuhi
norma-norma pembelajaran dengan disiplin yang tinggi
2. Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah-masalah
kerjanya, dan bersedia memberikan bantuan secara proporsional dan

17
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Rajawali, 2016), Hlm: 10.
18
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), Hlm: 156.
19
E.Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). Hlm:
19.

xxiv
profesional
3. Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin peserta
didik
4. Menunjukkan sikap dan prilaku teladan yang dapat menjadi panutan atau
model bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah
5. Membangun kelompok kerja aktif, kreatif, dan produktif
6. Memberikan ruang pemberdayaan sekolah kepada seluruh warga sekolah
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. 20 Jadi
secara umum “kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan
untuk memimpin segala sumber daya yang ada di sekolah, sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama”.
Kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para guru,
murid, dan warga sekolah untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan
kompetensinya dan bertujuan agar kualitas profesional untuk menjalankan dan
memimpin sumber daya sekolah untuk mau bekerjasama dalam mencapai tujuan
sekolah bersama. 21
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah
“kemampuan yang dimiliki seorang kepala sekolah untuk mempangaruhi semua
komponen sekolah (guru, murid dan staf) agar mau bekerja bersama, melakukan
tindakan bersama dan perbuatan bersama dalam mencapai visi, misi dan tujuan
sekolah”. Kepala sekolah sebagai komponen pendidikan harus mengetahui tugas-
tugas yang harus dilaksanakan.
Menurut Wahjosumidjo tugas-tugas kepala sekolah terdiri dari:22
20

21
Abu-Duhou, Ibtisam, School Based Managements ( Manajemen Berbasis Sekolah), penerjemah
Nuryamin dkk, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2002), Hlm:101.
22
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Hlm: 97.

xxv
a. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas
segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan.
b. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus
mampu menghadapi berbagai persoalan.
c. Cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan
bawahan dengan kepentingan sekolah.
d. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional, Kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fleksibel, serta harus
dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
e. Berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
f. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
g. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit, tidak ada satu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem.
Dalam menjalankan kepemimpinannya kepala sekolah harus mampu
menjalankan kepemimpinannya dan memahami akan fungsi dan perannya sebagai
pemimpin. Fungsi dan peran kepala sekolah harus dijalankan dengan baik agar
visi dan misi serta tujuan sekolah tercapai. Menurut E. Mulyasa ”kepala sekolah
harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer,
administrator dan supervisor (EMAS)”. Dalam perkembangan yang sesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai leader, inovator, motivator dan enterpreneur
disekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru manajemen pendidikan,
kepala sekolah sedikitnya harus mampu befungsi sebagai Edukator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator (EMASLIM).23

23
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya Ofseet,
2009). Hlm: 98.

xxvi
Pendapat Wahjosumidjo bahwa peranan Kepala Sekolah sebagai manajer
adalah: (a) Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c)
Sebagai pengambil keputusan.24
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan mutu sekolah dapat dilakukan
adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. “kepala sekolah sebagai
pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama
meningkatkan mutu sekolah.” Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi profesional disini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi
semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi.
Mutu sekolah sebagai salah satu indikator untuk melihat produktivitas dan
erat hubungannya dengan masalah pengelolaan atau manajemen pada sekolah. Hal
ini dapat dikaitkan dengan pernyataan ”Kepala sekolah adalah pimpinan
pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan lembaga
pendidikan, yaitu sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Dalam hal ini
peranan kepala sekolah harus digerakan sedemikian rupa sesuai dengan perannya
dalam meningkatkan mutu”.25
Sekolah sebagai lembaga sebuah organisasi dalam memperbaiki mutu harus
melihat seluruh aspek komponen sekolah. Sehingga seluruh komponen sekolah
bertanggungjawab terhadap tugas dan fungsinya masing-masing. Pendidikan
nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
3. Mutu Pendidikan
Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk
(hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun
yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses
24
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya
(Jakarta: Rajawali Press, 2005), Hlm:90.
25
Yogi, dkk, Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Di SMP 1 Cilawu Garut, Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Volume 3, No 1, April
2015 (124-133)

xxvii
pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif,
afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru),
sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Menurut Yoseph S. Martines indikator mutu sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sekolah melaksanakan kegiatan sesuai fungsinya sebagai lembaga
pedidikan
2. Sekolah memiliki nilai kelebihan atau keunggulan
3. Terpercaya sebagai sekolah yang baik, yang menghasilkan tamatan yang
bermutu
4. Fasilitas memenuhi standar dan sekolahnya nyaman dan menyenangkan
5. Penampilan fisik dan kegiatan sekolahnya menarik
6. Profil sekolah mengesankan atau favorit
Peningkatan Mutu merupakan alternatif dalam pengelolaan pendidikan yang
lebih menekankan kepada kemandirian dan kreativitas madrasah. Beberapa
indikator yang menunjukkan karakter dari konsep peningkatan mutu ini antara
lain sebagai berikut:
1) Lingkungan madrasah yang aman dan tertib;
2) Madrasah memilki misi dan target mutu yang ingin dicapai;
3) Madrasah memiliki kepemimpinan yang kuat;
4) Adanya harapan yang tinggi dari personel madrasah (kepala madrasah,
guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi;
5) Adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan
IPTEK;
6) Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek
akademik dan administratif,
7) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid atau
masyarakat.26

26
Dikmenum, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah: Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah
(paper kerja) (Jakarta: Depdikbud, 1999), Hlm: 3.

xxviii
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukannya, Southern Regional
Education Board (SREB) mengidentifikasi adanya 13 faktor kritis terkait dengan
keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan prestasi belajar siswa adalah:
1. Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan prestasi belajar
siswa, melalui praktik kurikulum dan pembelajaran yang memungkinkan
terciptanya peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran pada level yang lebih tinggi.
3. Menghargai dan mendorong implementasi praktik pembelajaran yang baik,
sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah, dimana seluruh guru
dan staf dapat memahami dan peduli terhadap siswanya.
5. Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya peningkatan prestasi belajar
siswa dan praktik pendidikan di sekolah maupun di kelas secara terus
menerus.
6. Menjaga agar setiap orang dapat memfokuskan pada prestasi belajar siswa.
7. Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun kolaborasi untuk
kepentingan pendidikan siswa.
8. Memahami proses perubahan dan memiliki kepemimpinan untuk dapat
mengelola dan memfasilitasi perubahan tersebut secara efektif.
9. Memahami bagaimana orang dewasa belajar (baca: guru dan staf) serta
mengetahui bagaimana upaya meningkatkan perubahan yang bermakna
sehingga terbentuk kualitas pengembangan profesi secara berkelanjutan
untuk kepentingan siswa.
10. Memanfaatkan dan mengelola waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran
peningkatan sekolah melalui cara-cara yang inovatif.
11. Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya secara bijak.
12. Mencari dan memperoleh dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat dan
orang tua untuk berbagai agenda peningkatan sekolah.
13. Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk
mengembangkan riset baru dan berbagai praktik pendidikan yang telah

xxix
terbukti.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mutu sekolah
dipengaruhi oleh: (1)Nilai-nilai, visi dan misi; (2) Tatalaksana dan kepemimpinan;
(3) Kurikulum; (4) Pengajaran; (5) Penilaian dan Evaluasi; (6) Sumber daya; (7)
Layanan pendukung pembelajaran; (8) Komunikasi dan Jalinan Hubungan dengan
Pemangku Kepentingan; (9) Kemasyarakatan; dan 10) Peningkatan mutu secara
berkelanjutan; (11) Budaya sekolah; (12) Manajemen; (13) Komunikasi dan
Kolaborasi dengan masyarakat; (14) Sikap Keteladanan, Kejujuran, Keadilan, dan
Etika Profesi; (15) Lingkungan Poleksosbudhuk; (16) Program Instruksional; (17)
Implementasi Kebijakan.
Output dan outcome sekolah menjadi baik tergantung dari bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah dijalankan, sehingga akan membentuk sekolah
menjadi baik. Kepala sekolah berlatar belakang pendidikan, kepribadian, sosial
dan manajerial tinggi merupakan syarat kompetensi. Kepala sekolah yang
kompeten dan komitmen kuat menjadi modal untuk meningkatan mutu
pendidikan sekolah.
Keberhasilan peningkatan Mutu Pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi
oleh peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam kebijakan yang diambilnya,
untuk meningkatkan mutu sekolah diperlukan dukungan kepemimpinan kepala
sekolah dan manajemen sekolah yang efektif. Tercapainya madrasah yang
efektif dan bermutu tidak terlepas dari sumber daya manusia (SDM) yang ada
di dalam lingkungan madrasah. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan,
pemerintah telah melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru,
penyediaan sarana prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi
madrasah, perbaikan manajemen dalam lembaga pendidikan bermutu, maka
kepala madrsah sebagai manajer dalam lembaga pendidikan harus mampu
membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan mengadakan
pengawasan terhadap program dan kegiatan pendidikan.27

27
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Pemberdayaan
Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat dalam Manajemen Sekolah, (Bandung: Alfaeta,
2009), Hlm: 193.

xxx
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
menetapkan standar minimal penyelenggaraan pendidikan dalam 8 kategori yaitu,
standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah

Perencanaan Pengorganisasian Pelaksaan Pengawasan

Mutu Pendidikan

xxxi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI

A. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH


1. Manajemen
a) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur atau
mengelola, mengurus dan mengolah.28 Di dalam kamus bahasa indonesia
manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara aktif untuk mencapai
sebuah sasaran atau pemimpin yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
dan organisasi.29
Ramayulis menyatakan bahwa manajemen adalah al-tadbir yang artinya
pengaturanan. Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara yang artinya
mengatur yang banyak terdapat dalam al-quran seperti firman allah SWT:30
           
     
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu”
Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa allah SWT merupakan pengatur
seluruh alam ini. Akan tetapi, sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia harus
mengatur dan mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya, seperti halnya allah
SWT telah mengatur dan mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya.
Para ahli banyak yang memberikan pengertian tentang manajemen.
Diantaranya adalah sebagai berikut:31
1) Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah seni karena untuk
melakukan pekeijaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
28
Hikmat, Manajemen Pendidikan, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), H. 11.
29
Dendy Sugyono, Dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), H. 870.
30
Sepullah, Manajemen Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia), H.1.
31
Sepullah, Manajemen Pendidikan…, H. 2.

xxxii
2) Menurut Horold Koontz dan Cyiril O’Donnel Manajemen adalah usaha
untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
3) Menurut G. R. Terry Manajemen adalah proses khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan planning, organizing, actuating, dan controlling yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
4) Menurut Hasibuan S.P Manajemen adalah ilmu seni mangatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
5) Menurut James A.F. Stoner Manajemen adalah proses perencanaan
pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yag telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli manajemen
maka penulis menyimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan
yang melalui tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasanan dengan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.

b) Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen banyak diutarakan oleh para pakar manajemen yang
seolah-olah tidak ada batasannya. Akan tetapi, apabila diperhatikan semua
penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut para pakar manajemen
memiliki substansi yang sama, ini dilihat dari tujuan manajemen sebagai ilmu dan
seni. Dengan demikian, tidak perlu mencari kesepakatan diantara para ahli
mengenai hal itu karena secara keseluruhan mereka saling mengisi kekurangannya
masing-masing.
Beberapa ahli manajemen memaparkan fungsi-fungsi manajemen,
diantaranya adalah:32

32
Sepullah, Manajemen Pendidikan…, H. 20.

xxxiii
1) Henry Fayol, fungsi manajemen mencakup lima fungsi, yaitu: plainning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (perintah),
coordinating (pengkoordinasian), dan controlling (pengawasan).
2) Luther Gullich, fungsi-fungsi manajemen kedalam tujuh urutan yaitu:
plainning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(kepegawaian), directing (pengarahan), coordinating (mengkoordinasikan),
reforting (pelaporan), dan budgeting (penganggaran).
3) Gerge Terry mengemukakan empat fungsi manajemen, yaitu: plainning
(perencanan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan
controlling (pengawasan).
4) Harold Koontz dan Cyril O’Donell mengemukakan lima fungsi menajemen,
yaitu: organizing (pengorganisasian), staffing (kepegawaian), directing
(pengarahan), planning (perencanaan), dan controlling (pengawasan).
5) Jhon R. Beisline mengemukakan empat fungsi menejemen planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (perintah), dan
controlling (pengawasan).
6) Louis A. Allen mengemukakan empat fungsi manajemen leading
(kepemimpinan), planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
dan controlling (pengawasan).
7) Prajudi Atmosudiijo mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing
(pengarahan) actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan).
8) Wiliam H. Newman mengemukakan enam fungsi manajemen yaitu,
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), asembling
resources (penyusunan pegawai atau personalia), directing (pengarahan)
dan controlling (pengawasan)
9) Sondang P.siagian mengemukakan ada empat fungsi manajemen yaitu
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), motivating
(dorongan) dan controlling (pengawasan).
10) Lyndal F Urwick mengemukakan ada enam fungsi manajemen yaitu
forecasting (mengadakan prediksi), planning (perencanaan), organizing

xxxiv
(pengorganisasian),commanding (perintah), coordinating (pengoordinasian),
dan controlling (pengawasan).
11) Winardi mengemukakan ada tujuh fungsi manajemen yaitu planning
(perencanaan),organizing(pengorganisasian),coordinating
(pengoordinasian), actuating (penggerakan), leading (kepemimpinan),
communicating (komunikasi) dan controlling (pengawasan).
12) The liang Gie mengemukakan ada enam fungsi manajemen yaitu planning
(perencanaan),decision making (pembuat keputusan, directing (pengarahan),
coordinating (pengoordinasian), controlling (pengawasan), dan improving
(pendekatan).
Penulis melihat suksesnya suatu pekerjaan dalam sebuah perusahaan atau
sebuah lembaga pendidikan tergantung pada manajemennya dan manajemen
tersebut tergantung pada keberhasilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemnya yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.

c) Tingkatan Dalam Manajemen


Tingkatan dalam manajemen dalam suatu organisasi dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:33
1) Manajer puncak (top managers), seseorang atau beberapa orang yang
memegang jabatan tertinggi dalam suatu organisasi. Ia atau mereka
bertanggung jawab secara meluruh terhadap manajemen organisasi yang
bersangkutan. Tugasnya adalah menetapkan kebijakana oprasional dan
mengarahkan organisasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya baik
mikro maupun makro. Contohnya seperti pimpinan dan wakilnya.
2) Manajer menengah (middle managers ) seseorang atau beberapa orang yang
berada dibawah manajer puncak, tetapi membawahi manajer lain. Jadi,
manajer ini ada apabila organisasi yang bersangkutan mempunyai lebih dari
satu jenjang. Mereka bertanggung jawab untuk mengarahkan kegiatan yang
sifatnya yang mengimplemntasikan kebijakan organisasi dan mencari

33
Sepullah, Manajemen Pendidikan…, H. 43.

xxxv
keseimbangan antara tuntutan atasannya dengan kemampuan para bawahnya
contohnya seperti manajer bagian produksi, kepala seksi bagian produksi
dan dekan.
3) Manajer garis pertama (first line managers) adalah seseorang atau beberapa
orang yang berada di tingkatan bawah dalam hirarki organisasi. Ia atau
mereka tidak membawahi manajer lain melainkan langsung membawahi
para karyawan perasional serta bertanggung jawab terhadap kelancaraan
pekerjaan para karyawan. Karena tugas utamanya tersebut, yaitu mengawasi
kerja dan pekerjaan karyawan, mereka sering disebut manajer garis pertama,
contohnya seprti mandor bangunan, sales supervisor dan sebagainya.

2. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi "kepemimpinan" berasal dari kata "pemimpin" dalam
bahasa inggris leader bentuk kata kerja dari to lead, yang berari mempimpin."34
Adapun pemimpin merupakan bagian dari lambang identitas sebuah organisasi,
tanpa adanya pemimpin tidak akan ada sebuah organisasi yang jelas, bahkan bisa
dikatan tidak akan ada organisasi, tentunya organisasi yang terbaik memiliki
pemimpin yang terbaik dengan berdasarkan nilai-nilai moral, budaya, keteladanan
yang sesuai dengan aturan, kesepakatan, kemampuan, gaya, pendekatan dan
perilaku kepemimpinan.
Dalam bahasa Arab, Kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah
(pengasuhan), al-imarah (pembangunan) atau al-za’amah (pemimpin). Kata-kata
tersebut memiliki satu makna sehingga disebut sinonim murodif, sehingga bisa
menggunakan salah satu dari ketiga kata tersebut untuk menerjemahkan kata
kepemimpinan.35
Kepemimpinan merupakan sifat pemimpin, artinya unsur-unsur yang
terdapat pada seorang pemimpin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,

34
Rusdiana. A, Pengelolaan Pendidikan, ( Bandung: Pustaka Setia, 2015), H. 44.
35
Mujamil. Qamar, Dimensi Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Emir, 2007), H. 268.

xxxvi
serta merealisasikan visi dan misinya dalam memimpin bawahan, masyarakat
dalam suatu lingkungan sosial, organisasi atau negara.36
Konsep kepemimpinan juga dipertegas dalam al Qur'an ketika Allah SWT
menciptakan Nabi Adam a.s dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi,
maka dengan adanya perintah tersebut Nabi Adam memiliki hak dan kewenangan
untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai khalifah untuk memakmurkan
bumi. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 30:
           
           
      

"Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi". Mereka berkata: "mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS Al Baqarah:
30)

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi


atau suatu lembaga, seperti di lembaga pendidikan, tanpa adanya kepemimpinan di
lembaga pendidikan maka visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan tidak akan mudah
untuk dicapai.

Seorang pemimpin yang memliki kecakapan dalam memengaruhi orang lain untuk
melakukan berbagai aktivitas yang diinginkan oleh pemimpin adalah pemimpin yang
menjadi kepemimpinannya sebagai alat utama mencapai tujuan, misalnya kepemimpinan
Ir. Soekarno yang karismatik, cerdas, dam tegas sehingga kepemimpinannya disegani
masyarakat dan negara-negara di Asia, bahkan disegani oleh pemimpin negara Adidaya,
seperti Amerika pada masa itu.37

Praktik kepemimpinan berkaitan dengan konsep mempengaruhi tingkah laku dan


perasaan orang lain baik secara individual maupun kelompok dalam arahan tertentu,

36
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), H. 11.
37
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), H. 12.

xxxvii
sehingga melalui proses kepemimpinan dapat membantu mengarahkan orang dan ide-ide
yang telah difikirkan bersama agar terwujud dan teraplikasi dengan baik. Nanang fatah
menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan atau tindakan seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan.38

Dari beberapa pengertian mengenai kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa


kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi yang dilakukan seorang pemimpin
dalam memimpin lembaga pendidikannya untuk mencapai tujuan yang sudah
direncanakan dan disepakati bersama dengan bawahannya.

b. Teori-Teori Kepemimpinan
Teori-teori kepemimpinan adalah sebagai berikut:39
1) Teori Genetic, yaitu seorang menjadi pemimpin karena sudah dilahirkan
untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan merupakan pembawaan yang
diterapkan oleh tuhan secara deterministic. Disamping itu, kepemimpinan
diturunkan dari orangtuanya yang juga sebagai seorang pemimpin. Misalnya
presiden soekarno adalah pemimpin yang jiwa kepemimpinannya
diturunkan kepada megawati.
2) Teori Sosial, yaitu yang berpandangan bahwa pemimpin dilahirkan oleh
kelompok tertentu. Keberhasilan kepemimpinannya sangat ditentukan oleh
dukungan kelompoknya. Jika kelompoknya dari lingkungan organisasi yang
dipimpinnya, secara otomatis sang pemimpin pun tamat riwayatnya.
3) Teori Situasional, adalah yang berpandangan bahwa lahirnya pemimpin
bergantung pada situasi dan kondisi. Pelaksanaan kepemimpinan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Seperti pemimpin negara yang
diciptakan oleh konstitusi keterlibatan rakyat secara langsung yang
memilihnya. Sementara para pemimpin negara akan menerapkan gaya
kepemimpinannya dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi.
4) Teori Ekologi, yaitu teori yang berpandangan bahwa lingkungan sangat
mempengaruhi kepemimpinan. Seluruh aspek yang berhubungan dengan
38
Conni. Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: Rajawali Press,
2016), H.107.
39
Hikmat, Manajemen Pendidikan…, H. 226.

xxxviii
lingkungan, misalnya pendidikan dan pelatihan, bakat, situasi dan kondisi,
mempengaruhi gaya kepemimpinan.
Dari teori kepemimpinan diatas bahwasannya kepemimpinan seseorang
dapat terjadi dari proses genetik (turunan), proses sosial, proses situasional dan
ekologis (lingkungan).

c. Tugas Dan Fungsi Kepemimpinan


Dalam suatu organisasi, tugas dan fungsi kepemimpinan sangat strategis,
terutama dalam hal-hal berikut:40
1) Pemimpin bertugas sebagai penyelenggaran atau pelaksana
organisasi,artinya berfungsi sebagai esekutif manajemen.
2) Pemimpin bertugas sebagai penanggung jawab kemajuan dan kemunduran
organisasi.
3) Pemimpin adalah pengelola organisasi.
4) Pemimpin adalah seorang yang profesional dihidangnya artinya memiliki
keahlian dalam mengatur organisasi.
5) Pemimpin sebagai penguasa yang berwenang mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada bwahannya.
6) Pemimpin sebagai perencana kegiatan
7) Pemimpin sebagai pengambil keputusan
8) Pemimpin sebagai konseptor
9) Pemimpin sebagai penentu kesejahteraan bawahannya
10) Pemimpin sebagai pemberi reward dan imbalan
11) Pemimpin sebagai representasi kelompoknya
12) Pemimpin pemegang utama harmonisasi antar pegawai
13) Pemimpin pembentuk kerjasama antar pegawai
14) Pemimpin sebagai suri tauladan.
Jadi dalam fungsi kepemimpinan seorang pemimpin bertugas sebagai
peyelenggara yang bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kemunduran
sebuah organisasi yang mampu menjadi sebagai perencana, konseptor, dan suri

40
Sepullah, Manajemen Pendidikan…, H. 163.

xxxix
tauladan yang baik bagi anggota yang menjadi bawahannya agar terbentuk
keijasama yang baik antara pegawai dan pimpinan.

d. Tipe Kepemimpinan
Pemimpin dibedakan atas tipe kepemimpinan, diantaranya adalah:41
1) Tipe otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter digambarkan sebagai kepemimpinan yang
memaksakan kehendak kepada para staf dan bawahan dalam sistem
organisasi. Kepala sekolah yang memiliki tipe otoriter berkeyakinan bahwa
dirinyalah yang bertanggung jawab atas segala sesuatu, menganggap dirinya
orang yang paling berkuasa, dan paling mengetahui berbagai hal.
2) Tipe "Laissez-faire"
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya pemimpin tidak menjalankan peran
dan fungsi kepemimpinannya. Tipe pemimpin ini sama sekali tidak
memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Tipe ini
berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada sekelompok yang biasanya
menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut
dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dan kebijakan organisasi.
3) Tipe demokratis
Kepemimpinan demokratis tidak memposisikan dirinya sebagai penguasa
organisasi dan satu-satunya penentu kebijakan, akan tetapi ia memainkan
peran sebagai leader di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin
yang demokratis selalu berusaha membangun anggota-anggotanya agar
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama.
4) Tipe pseudo-demokratis
Tipe ini banyak didefinisikan sebagai kepemimpinan yang bersifat
demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin pseu-demokratis

41
Jaja Jahari, Pengelolaan Pendidikan Satuan Pendekatan Teori Dan Praktik, (Bandung: Fajar
Media, 2014), H. 131.

xl
hanya menggunakan sifat demokratis sebagai penguatan terhadap
keputusannya yang bersifat otokratis.
Selain tipe di atas, ada beberapa tipe kepemimpinan dalam sebuah
organisasi. Tipe tersebut antara lain:
1) Tipe Paternalistik
Pemimpin yang tergolong tipe ini ialah seseorang yang menganggap
bawahannya manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi,
jarang memberikan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan
inisiatif dalam mengembangkan daya kreasi dan fantasinya serta sering
bersikap maha tau. Orientasi kepemimpinan gaya ini ditujukan pada dua hal
yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para
bawahan sebagaimana hubungan seorang ayah dengan anaknya. Pemimpin
seperti ini dalam hal-hal tertentu amat diperlukan, akan tetapi secara umum
kurang baik.
2) Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang memiliki daya tarik yang memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang besar dan pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara kongkret kenapa pemimpin tersebut dikagumi.
Jadi, kepemimpinan yang berhasil harus pandai untuk membaca situasi dan
kondisi bawahannya agar dapat menyesuaikan tipe kepemimpinannya.

3. Kepala Madrasah
a. Pengertian Madrasah
Kepala Madrasah merupakan dua gabungan kata, kedua kata tersebut adalah
“kepala” dan ‘sekolah”.42 Kata kepala dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’
dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan ‘sekolah’ adalah sebuah

42
wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). H. 83

xli
lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi, secara
umum Kepala Sekolah dapat diartikan sebagai pemimpin suatu lembaga tempat
penerima pelajaran.
Kepala madrasah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah
sekian lama menjabat sebagai guru. Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki
jabatan kepala madrasah atau kepala sekolah harus memenuhi kriteria yang
disyaratkan untuk jabatan tersebut menurut Davis,G.A & Thomas,M.A. 1989
yang dikutif Wahyudi berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai
karakteristik sebagai berikut:43 (1) mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu
memimpin sekolah (2) memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah (3)
mempunyai keterampilan sosial (4) profesional dan kompeten dalam bidang
tugasnya.
Kepala Madrasah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab
mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan dan menggerakan seluruh
potensi sekolah secara optimal untuk mencapai suatu tujuan.44
Kepala Madrasah adalah tokoh kunci penyelenggaran pendidikan. Karena
itu, sudah sewajarnya mereka berlaku sebagai pemimpin yang efektif yaitu
memiliki kemampuan untuk mengatasi suatu masalah termasuk pengelolaan
pendanaan. Sebagai akibat dari lingkungan yang berubah dengan cepat, serta
dapat mengimplentasikan reformasi yang mengarah pada peningkatan prestasi
siswa maka karakteristik pemimpin Madrasah dituntut untuk membawa Madrasah
pada perubahan budaya menuju pada budaya yang akuntabel, termasuk pada
aspek pengelolaan dana.
Pemimpin memiliki peranan penting terutama dalam menjalankan roda
organisasi melalui pengembangan potensi. Sementara madrasah menjadi wadah
sebagai tempat melakukan proses pendidikan yang diarahkan kepada
pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini memerlukan
sebuah proses pengelolaan yang baik dan optimal.

43
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar, (Bandung: Alfabeta,
2009) H.63
44
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2008), H.88

xlii
b. Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Madrasah
Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah bisa
direalisasikan dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola. Menjadi kepala
sekolah harus mampu menguasi tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya
dengan baik. Menurut Ngalim Purwanto tugas kepala madrasah adalah sebagai
berikut :45
1) Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dan keinginan kelompoknya.
2) Dari keinginan itu dapat dipetik kehendak yang realistis dan yang benar-
benar-benar dapat dicapai.
3) Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak
mereka, mana yang realistis dan mana yang merupakan khayalan.
4) Menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai kehendak tersebut.
Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah menciptakan
situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid
dapat belajar dengan baik. Sudjud, Soleh, dan Amirin (2004:81) menyebutkan
bahwa fungsi kepala sekolah adalah:
a) Perumus tujuan
b) Pengatur tata kerja sekolah
c) Pensuvervisi kegiatan sekolah
Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting untuk mewujudkan
keberhasilan suatu sekolah. Dengan demikian kepala madrasah seyogyanya
mempunyai kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola madrasahnya
serta mampu menjalankan fungsi-fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Adapun
fungsi kepemimpinan kepala madrasah sebagai pengelola lembaga pendidikan
diantara adalah:46
1) Perencanaan (Planing)
Kepala Madrasah harus memiliki kemampuan dalam hal membuat
perencanaan dengan baik. Perencanaan merupakan suatu proses memikirkan, dan
45
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), H.63.
46

xliii
menentukan dengan matang akan hal-hal di masa mendatang yang kemudian
dirumuskan satu persatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala
Madrasah harus mampu merencanakan tugas-tugasnya dengan menyusun rencana
yang ada dalam organisasi atau lembaga pendidikan yang dipimpinnya yang
meliputi rencana kegiatan jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, dan
merumuskan sekaligus menetapkan target-target yang ingin dicapai.
Adapun dalam merumuskan sebuah perencanaan, mengungkapkan Kepala
Madrasah dapat melakukan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :47
a) Mengidentifikasi masalah
b) Merumuskan masalah
c) Menetapkan tujuan
d) Mengindentifikasi alternatif
e) Pemilihan alternatif, dan
f) Elaborasi alternative
2) Pengorganisasian (Organizing)
Kepala Madrasah harus dapat melakukan pembagian kerja yang baik dan
jelas kepada para tenaga pendidik dan kependidikan dan karyawan lainnya sesuai
denga tugas pokok dan fungsinya yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi
dalam lembaga pendidikan tersebut. Dengan adanya pembagian tugas dan
wewenang yang sesuai dan tepat sasaran, segala aktivitas yang ada pada Madrasah
dirasa akan berjalan dengan baik dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
akan lebih mudah. Adapun kegiatan mengorganisasikan di dalamnya meliputi
apa-apa yang harus dilakukan, oleh siapa yang melakukan, kapan dilakukannya,
dan bagaimana proses pelaksanaanya, serta bagaimana dan siapa yang berhak
melakaukan pengambilan keputusan dan kebijakan.48
Adapun untuk menyusun organisasi Madrasah prinsip yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai tugas yang jelas;
2) Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut;
47
Jaja Jahari, dan Amirulloh Syarbini. Manajemen Madrasah Teori, Strategi, dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta, 2013. H. 106.
48
Jaja Jahari, dan Amirulloh Syarbini. Manajemen Madrasah …, H.107.

xliv
3) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang
dalam organisasi itu;
4) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
bakat masing-masing;
5) Pola organisasi hendaknya relatif permanen;
6) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja;
7) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hirarki tata kerjannya jelas
tergambar di dalam struktur atau bahkan organisasi;
3) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi
tindakan nyata mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Rencana yang telah
disusun akan memiliki nilai, apabila dilaksanakan dengan efektif dan efisen.
Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kesatuan yang mantap dan
meyakinkan, sebab jika tidak kuat, maka proses seperti yang diinginkan sulit
terealisasi.
Dalam penggerakan ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu
keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, kebijakan. Semua prinsip-
prinsip tersebut akan mempercepat dan meningkatkan kualitas penggerakan.49
4) Pengawasan (Controling)
Siagian dalam bukunya filsafat administrasi memberikan rumusan bahwa:
Pengawasan adalah proses kematangan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 50
Pengwasan digunakan untuk mengertahui keselarasan dan ketetapan
kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Pengawasan digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari
rencana mengoreksi penyalah gunaan aturan atau penyimpangan penggunaan
sumber-sumber serta untuk mengupayakan agar tujuan dapat dicapai dengan
efektif dan efisien.

49
Jaja Jahari, Pengelolaan Pendidikan…, H. 29.
50
Sondang Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989), H.135.

xlv
Syarat dan kegunaan pengawasan menurut William Travel Jemore (1961),
sebagai berikut:
a. Pengawasan yang digunakan harus berdasarkan standar yang telah
dilakukan dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Pengawasan yang digunakan harus mampu mengamankan harta kekayaan
organisasi dari pencurian, penyimpangan dan penyalahgunaan.
c. Pengawasaan yang digunakan harus mengetahui ketetapan standar kuantitas
dan kualitas sesuai dengan kebutuhan pemakai.
d. Pengawasan yang digunakan harus selaras dengan pendelegasikan tugas
wewenang yang harus dilakukan staf/pelaksana.
e. Pengawsan yang digunakan merupakan alat ukur tentang ketetapan waktu,
biaya, tenaga dan pelaksanaan sebagai deskripsi pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan prosedur kerja.
f. Pengawasan yang digunakan sebagai alat ukur penampilan tugas para
pelaksana.
g. Pengawasan yang digunakan memenuhi standar yang mampu mendeteksi
berbagai ragam rencana dan keseimbangan dengan sumber-sumber yang
dimiliki oleh organisasi.
h. Pengawasan yang digunakan harus dapat memotovasi keterlibatan para
pelaksana.51
Apabila seluruh persyaratan dapat terpenuhi dengan baik, pengawasan akan
dapat diarahkan manfaatnya. Tanpa pengawasan yang benar dan teratur, manajer
tidak akan mengetahui dengan pasti daya guna hasil guna suatu kegiatan dalam
mengukur efektivitas, efisiensi dan implementasi suatu rencana.

c. Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Madrasah


Dalam peraturan mentri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tentang
standar kepala madrasah yang dikutip oleh E.Mulyasa yaitu sebagai berikut :52

51
Koswara, Soeharni, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Bandung: Patragading, 2003), H. 95.
52
Mulyasa.E, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011), H. 317.

xlvi
a) Kualifikasi
Kualifikasi kepala madrasah terdiri atas kualifikasi umum dan kualifikasi
khusus.
1. Kualifikasi umum kepala madrasah adalah sebagai berikut :
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi.
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun.
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut
jenjang sekolah masing-masing, kecuali di taman kanak- kanak/raudhatul
athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun di TK/RA.
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/C bagi pegawai negeri sipil (PNS)
dan bagi non-PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh
yayasan atau lembaga yang berwenang.
2. Kualifikasi khusus kepala madrasah meliputi :
Kualifikasi khusus kepala madrasah tergantung pada jenjang sekolah,
meliputi:
a. Kepala Sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MK) adalah sebagai
berikut:
1) Berstatus sebagai guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MK)
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MK)
3) Memiliki sertifikat kepala (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MK)
yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
b. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:
a) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala
sekolah;
b) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan
pendidikan; dan

xlvii
c) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan Pemerintah.
b) Kompetensi
Dimensi
No Kompetensi
Kompetensi
1 Kepribadian 1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi
komunitas di madrasah
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala madrasah.
6. Memiliki bakat dan minat jabatan pemimpin
pendidikan.
2 Manajerial 1. Menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan.
2. Mengembangkan organisasi madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
3. Memimpin madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
4. Mengelola perubahan dan pengembanagan madrasah
menuju organisasi pembelajart yang efektif.
5. Menciptakan budaya dan iklim madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7. Mengelola sarana dan prasarana madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal.

xlviii
8. Mengelola hubungan madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan madrasah.
9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efesien.
12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekol ah/madrasah.
13. Mengelola unit layanan khusus madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekol ah/madrasah.
14. Mengelola sistem informasi madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengembilan
keputusan.
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
madrasah.
16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan madrasah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjutnya.
3 Kewirausahaan 1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan madrasah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

xlix
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin madrasah.
4. Pentang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa madrasah sebagai sumber
belajar peserta didik.
4 Supervisi 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka penngkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
3. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5 Sosial 1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepetingan
madrasah.
2. Berpartisipasidalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang tua atau
kelompok lain.
Rasulullah SAW dalam memimpin memiliki beberapa karakter utama yang
bisa dijadikan tauladan untuk kepemimpinan saat ini. Beberapa karakter yang
dimiliki Rasulullah SAW sebagai pemimpin adalah;53
a) Siddiq
Seorang pemimpin yang selalu menyatakan kebenaran, jujur, atau memiliki
integritas pribadi yang tinggi.
b) Amanah
Seorang pemimpin harus dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan selalu
dapatmenyelesaikan tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara memuaskan, bahkan melebihi panggilan tugas yang yang

53
Jaja Jahari, Pengelolaan Pendidikan…, H. 133.

l
diberikan tanpa memikirkan imbalan.
c) Fathanah
Seorang pemimpin yang profesional serta mengutamakan keahlian,
kecerdasan, kebijaksanaan, kompetensi dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya.
d) Tabligh
Seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk dapat menyampaikan,
berkomunikasi secara benar, menyampaikan kebenaran, serta mampu
mendidik dan mengarahkan orang mematuhi peraturan.

B. MUTU PENDIDIKAN
1. Pengertian Mutu Pendidikan Madrasah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mutu adalah ukuran baik buruk
suatu benda, keadaan, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan
sebagainya).54 Istilah mutu menunjukkan kepada sebuah ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang atau kinerjanya. Mutu
memiliki makna ukuran, kadar, ketentuan dan penilaian tentang kualitas suatu
barang maupun jasa.55
Menurut Abdullah dalam Jurnal Idaarah yang ditulis oleh Dian &
Wahyuni56 Mutu dalam konteks pendidikan mencakup input, proses dan output
pendidikan. Input pendidikan adalah karakteristik yang tersedia pada sebuah
lembaga pendidikan karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses sumber daya
yang meliputi sumber daya manusia (guru, staf dan peserta didik) dan sumber
daya lainnya (sarana dan prasarana, peralatan, perlengkapan, dana dan lain-lain).
Kesiapan input sangat berpengaruh bagi lembaga pendidikan agar proses
pelayanan mutu dapat berjalan dengan baik. Tinggi atau rendahnya mutu input
dapat dilihat dari tingkat kesiapan input. Semakin tinggi kesiapan input maka
semakin tinggi pula mutu dari input tersebut.
54
Jaja Jahari, Pengelolaan Pendidikan…, H. 111.
55
Basyit, A, Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam, Kordinat: Jurnal Komunikasi
Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 2018, 1(7), H.188.
56
Dian & Wahyuni, Manajemen Mutu Dalam Perspektif Islam. Idaarah: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 3(2), 2019, H. 259.

li
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah
kemampuan suatu sistem lembaga pendidikan, baik dalam pengelolaan maupun
proses pendidikan yang diarahkan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan
nilai tambah dan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan
itu sendiri.

2. Standar Mutu Pendidikan Madrasah


Pemahaman dan persepsi dalam hal standar mutu pendidikan terdapat
perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang antara pakar
satu dengan pakar lainnya.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan mencakup:
1) Standar Kompetensi Lulusan, merupakan kriteria minimal tentang kesatuan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang
pendidikan.
2) Standar Isi, merupakan kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup
materi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
3) Standar Proses, merupakan kriteria minimal proses pembelajaran pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian proses pembelajaran.
4) Standar Penilaian Pendidikan, merupakan kriteria minimal mengenai
mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi perumusan
tujuan penilaian, pemilihan dan atau pengembangan instrumen penilaian,
pelaksanaan penilaian, pengolahan hasil penilaian, dan pelaporan hasil
penilaian.
5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Standar pendidik merupakan
kriteria minimal kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai teladan,

lii
perancang pembelajaran, fasilitator, dan motivator peserta didik. Standar
tenaga kependidikan merupakan kriteria minimal kompetensi dan kualifikasi
yang dimiliki tenaga kependidikan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada Satuan
Pendidikan.
6) Standar Sarana dan Prasarana, merupakan kriteria minimal sarana dan
prasarana yang harus tersedia pada satuan pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dan perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Prasarana merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi satuan pendidikan.
7) Standar Pengelolaan, merupakan kriteria minimal mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh
satuan pendidikan agar penyelenggaraan pendidikan efisien dan efektif.
8) Standar Pembiayaan, merupakan kriteria minimal mengenai komponen
pembiayaan pendidikan pada satuan pendidikan yang meliputi biaya
investasi dan biaya operasional.
Pandangan yang lebih komprehensif tentang mutu pendidikan dikemukakan
oleh Sardi Standar mutu pendidikan sesuai ISO 9001: 2008 adalah sebagai beikut:
1) Komponen standar isi, sasaran mutu:
a) Pengembangan KTSP berdasarkan guru mata pelajaran, DU/DI,
konselor, dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara.
b) Lebih dari 76 % Silabus dikembangkan sesuai dengan pedoman.
c) Sekolah memenuhi standar memenuhi kebutuhan peserta didik
2) Komponen standar proses, sasaran mutu:
a) Semua guru membuat RPP sesuai dengan aturan.
b) 76 % guru melakukan pembelajaran berbasis teknologi.
c) 76 % siswa dapat melakukan prakerin sesuai kompetensinya
d) Hasil evaluasi guru semuanya baik.
3) Komponen standar kompetensi lulusan, sasaran mutu:

liii
a) Rata-rata Hasil Ujian Nasional dan Uji Kompetensi keahlian.
b) KKM kelas X dan kelas XI
c) Siswa memperoleh berbagai macam keterampilan.
4) Komponen standar pendidik dan kependidikan, sasaran mutu:
a) Meningkatkan kualifikasi PTK.
b) Meningkatkan kompetensi (pelatihan) PTK.
5) Komponen standar sarana dan prasarana, sasaran mutu:
a) Semua bahan ajar yang diperlukan siswa tersedia.
b) Menambah sarana dan prasarana.
6) Komponen standar pengelolaan, sasaran mutu:
a) Semua unsur terlibat dalam kerja tim pengembangan.
b) RKS/RAKS berdampak terhadap peningkatan hasil belajar.
c) Sistem informasi dengan menggunakan website/softcopy.
7) Komponen standar pembiayaan, sasaran mutu:
a) Sekolah membayar gaji guru dan karyawan tepat waktu.
b) 95 % penggunaan anggaran sesuai dengan rencana.
c) 90% siswa membayar SPP tepat waktu.
8) Komponen standar penilaian, sasaran mutu:
a) 100% guru menilai berdasarkan silabus yang telah ditetapkan.
b) Ada penilaian baik bidang akademik maupun non akademik.
c) Seluruh hasil penilaian siswa di dokumentasikan.
Badan/lembaga pelaksana yang terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu,
baik tingkat, dasar, menengah maupun pergururan tinggi adalah Badan Standar
Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandiri dan
independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan
mengevaluasi standar nasional pendidikan. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan
Nonformal yang selanjutnya disebut BANPNF adalah badan evaluasi mandiri
yang menetapkan kelayakan program atau satuan pendidikan jalur pendidikan
nonformal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan

liv
Peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor input pendidikan dan
faktor proses manajemen pendidikan. Menurut Subagio Admodiwirio, komponen
dan sumber daya sekolah meliputi (orang), dana (uang), sarana dan prasarana
(materi) dan peraturan (kebijakan).57
Menurut pengertian sebelumnya, input pendidikan sebagai faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan dapat berupa:
a. Sumber daya manusia sebagai pengelola sekolah meliputi:
1) Kepala sekolah adalah seorang guru yang mengemban tugas tambahan
sebagai kepala sekolah. (Sisdiknas 2003 Bab II, Pasal 2).
2) Guru, menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,
guru adalah pendidik profesional yang tugas pokoknya mendidik,
mengajar, mengajar, mengajar, melatih, mengevaluasi, dan mengevaluasi
peserta didik.
3) Staf administrasi.
b. Sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan sudah
menjadi syarat mutlak bagi keberhasilan pembelajaran dan komunikasi serta
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan.
c. Anggaran Biaya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan
kelayakan pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Sekolah
harus memiliki dana yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan. Oleh
karena itu, dana pendidikan sekolah harus dikelola secara transparan dan
efektif.
d. Kurikulum. Penerapan atau penerapan metode pendidikan adalah kurikulum
pendidikan. Kurikulum merupakan komponen materi utama sekolah. Prinsip
inti mata kuliah ini adalah mengupayakan agar proses pembelajaran berjalan
normal, mencapai tujuan siswa sebagai tolak ukur, dan mendorong guru
untuk terus mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajarannya.
e. Keorganisasian. Pengorganisasian sebuah lembaga pendidikan, merupakan
faktor yang dapat membantu untuk meningkatkan kualitas mutu dan
pelayanan dalam lembnaga pendidikan. Pengorganisasian merupakan

57
Admodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2002), H. 182

lv
kegiatan yang mengatur dan mengelompokkan pekerjaan ke dalam bagian-
bagian yang lebih kecil dan lebih mudah untuk ditangani.
f. Lingkungan fisik. Belajar dan bekerja harus didukung oleh lingkungan.
Gordon dalam Hadiyanto, lingkungan berpengaruh terhadap aktivitas baik
terhadap guru, siswa termasuk didalamnya aktivitas pembelajaran.
g. Perkembangan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan / teknologi. Disamping
faktor guru dan sarana lainnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan
yaitu faktor eksternal yang berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
h. Peraturan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional dan untuk
menghasilkan mutu sumberdaya manusia yang unggul serta mengejar
ketertinggalan disegala aspek kehidupan yang disesuaikan dengan
perubahan global dan perkembangan ilmu pngetahuan dan teknologi, bangsa
Indonesia melalui DPR RI pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan
Undangundang Sisdiknas yang baru, sebagai pengganti Undang-undang
Sisdiknas nomor 2 tahun 2009.
i. Partisipasi atau Peran serta masyarakat. Partisifasi masyarakat dalam dunia
pendidikan diharapkan menjadi tulang punggung, sedangkan pihak
pemerintah sebatas memberikan acuan dan binaan dalam pelaksanaan
program kegiatan sekolah. Peran serta masyarakat didalam penyelenggaraan
pendidikan berarti pula pemberdayaan masyarakat itu sendiri didalam ikut
serta menentukan arah dan isi pendidikan.
j. Kebijakan Pendidikan. Salah satu peran pemerintah dalam meningkatkan
mutu pendidikan adalah melakukan desentralisasi pendidikan. Dengan
adanya desentralisasi tersebut, maka berbagai tantangan untuk pemerataan
dan peningkatan mutu pendidikan mengharuskan adanya reorientasi dan
perbaikan system manajemen penyelenggaraan pendidikan.

lvi
4. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Untuk meningkatkan mutu madrasah menurut Sudarwan Danim melibatkan
lima faktor yang dominan: (1) Kepemimpinan Kepala sekolah; (2) Siswa/ anak
sebagai pusat; (3) Pelibatan guru secara maksimal; (4) Kurikulum yang dinamis;
(5) Jaringan Kerjasama”.58 Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi
kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja
yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal,
dan disiplin kerja yang kuat. Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak
sebagai pusat”, sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga
sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian


Pada bab peneliti akan membahas mengenai metode atau cara dalam sebuah
penelitian. “Metode penelitian merupakan serangkai cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi dasar, pandangan-pandangan

58
Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), H.34.

lvii
filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. 59 Metode penelitian
bertujuan untuk memandu penelitian dalam suatu kegiatan penelitian.
Lexy j. Moleong (2007) mendefinisikan penelitian deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiyah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.60 Penelitian kualitatif deskriptif untuk mendapatkan suatu data
yang berupa kata-kata, infomasi tertulis dan lisan serta keadaan dari pelaku yang
sedang diteliti dan bukan berupa data angka (numerik).
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik antara lain: ilmiah, manusia
sebagai instrumen, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif,
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya fokus, adanya
kinerja untuk keabsahan data, desain penelitian bersifat sementara dan hasil
penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.61
Moh. Nazir di dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian
menyebutkan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode ini bertujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.62
Tujuan utama dalam penelitian kualitatif dapat dilihat dari:
1. penggambaran obyek penelitian (describsing object), agar objek penelitian
dapat dimaknai maka perlu digambarkan melalui cara memotret, memvideo,
mengilustrasikan dan menarasikan. Penggamabaran ini dapat dilakukan
terhadap obyek berupa peristiwa, interaksi sosial dan sebagainya.
2. mengungkapkan makna dibalik fenomena (exploring meaning behind the
phenomena), makna dibalik fenomena dapatdiungkap bila peneliti
59
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 52.
60
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2007), 6.
61
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 8.
62
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h.54.

lviii
memperlihatkan dan mengungkapkan melalui wawancara mendalam (dept
interview) da observasi partisiapasi (partipation observation).
3. menjelaskan fenomenea yang terjadi (explaning object), fenomena yang
tampak dilapang terkadang tidak sama dengan apa yang menadi tujuan.
Sehingga perlu adanya penjelasan secara detail, rinci dan sistematis.63
Adapun alasan-alasan yang mendorong mengapa perlu menggunakan
peneltian kualitatif dalam melakukan kegiatan ilmiah dan mengungkap suatu
fenomena/fakta serta mencari solusi/jawaban dalam mengatasi masalah, alasan
tersebut diantaranya:
1. Data yang diperoleh sangat mendasar, sebab berdasarkan fakta, peristiwa dan
realita yang ada, jadi bukan rekayasa peneliti;
2. hasil penelitian dan pembahasannya mendalam, terpusat karena datanya
digali secara mendalam;
3. sifatnya terbuka dan lebih dari satu pandangan dalam hal ini pandangan dan
informasi dari informan. Jadi, hasil penelitian tidak diasumsikan oleh peneliti
diawal penelitian, namun diperoleh dari informan dan dianalisis oleh peneliti,
hal ini menunjukan aspek demokrasinya dari metode kualitatif, sehingga
peneliti tidak menentukan dan mengasumsikan hasilnya di awal;
4. sifanya yang realistis, bagi peneliti yang menggunakan metode ini dia telah
percaya kepada dinamika dan proses. Manusia dan alam lingkungan hidup,
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Realita yang tidak diasingkan
yaitu bahwa semuanya berubah. Proses ini tidak akan pernah selesai, karena
sangat diakomodir oleh metode kualitatif.64
Penelitian ini berupaya menggambakan manajemen kepemimpinan kepala
sekolah di MTsN 2 Kota Bandung, selanjutnya dianalisis dan dibangun menjadi
model yang dapat dipedomani, maka digunakan pendekatan kualitatif dan metode
deskriptif dengan tata-pikir analisis kegiatan. Pada hakikatnya penelitian kualitatif
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
63
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak, 2018),14.
64
Sugiarti, Efgy Fajar Abdalas, dan Arif Setiawan, Desain Penelitian Kualitatif (Malang: UMM Press,
2020), 19–20.

lix
Dalam penelitian kualitatif peneliti turun ke lapangan untuk melakukan
wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Peneliti diharapkan mampu berbaur
dengan responden dan mengerti apa yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
mereka. Pendekatan dan metodologi yang peneliti tentukan dianggap paling cocok
untuk mengupas kajian tentang manajemen kurikulum di pesantren, karena
peneliti membutuhkan data dan informasi berupa narasi secara mendalam.
Berdasarkan teori diatas, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu
obyek atau subjek penelitian.

B. Jenis Dan Sumber


1. Jenis Data
Jenis data lebih cenderung pada pengertian data macam apa yang harus
dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan kenyataan dilapangan, ketika
memperoleh informasi sesuai tujuan, informasi yang kita peroleh adalah data yang
menurut jenisnya berupa subjek dan wujudnya biasanya tertulis. Untuk jenis data
penelitian ini antara lain merujuk pada tujuan penelitian yang sudah ditentukan.
Jadi, jenis data yang di identifikasi dalam penelitian ini adalah jenis data
kualitatif mengenai manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam menguatkan
mutu di MTsN 2 Kota Bandung, menyangkut bagaimana perencanaan
manajemen kepemimpinan kepala madrasah untuk menguatkan mutu pendidikan,
bagaimana pengorganisasian manajemen kepemimpinan kepala madrasah untuk
menguatkan mutu pendidikan, bagaimana pelaksanaan manajemen kepemimpinan
kepala madrasah untuk menguatkan mutu pendidikan dan bagaimana pengawasan
manajemen kepemimpinan kepala madrasah untuk menguatkan mutu pendidikan.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto sumber data dalam penelitian adalah subjek di mana data
diperoleh.65 Menurut Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong,
menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah

65
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktik (Jakarta: Rhineka Cipta,
2009), Hlm:75.

lx
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan
lain-lain.66 Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder dan akan diuraikan sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Menurut Nasution sumber data primer adalah “data yang langsung diperoleh
sumbernya”.67 yaitu data–data yang berupa kata–kata dan tindakan orang yang
diamati, diwawancarai, dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman
video atau pengambilan foto. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil
wawancara data primer melalui hasil wawancara dengan :
1) Kepala Sekolah MTsN 2 Kota Bandung
2) Koordinator TU MTsN 2 Kota Bandung
3) Kurikulum MTsN 2 Kota Bandung
4) Komite MTsN 2 Kota Bandung
Adapun teknik pengambilan sumber data dalam penelitian ini adalah
menggunakan tehnik purpossive sampling yaitu sampel bertujuan dan tehnik
snowball sampling. Penggunaan tehnik purpossive sampling dimaksudkan adalah
mengadakan cross chek terhadap berbagai informan yang berbeda, sehingga
diharapkan akan mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan keabsahannya. Sementara itu, penggunaan snowball sampling ini
diibaratkan sebagai bola salju yang menggelinding,semakin lama semakin besar.
Sehingga proses penelitian ini baru berhenti setelah informasi yang diperoleh di
antara informan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kesamaan.68

b. Sumber Data Sekunder


Data Sekunder merupakan pengumpulan data yang bukan diusahakan
sendiri oleh peneliti, misalnya data dari biro statistik, majalah, keterangan-
keterangan, atau publikasi lainnya. Data ini diperoleh peneliti selama

66
Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2012),
Hlm:157.
67
Nasution, Metode Research, (Jakarta Bumi Aksara, 2001), Hlm:143 .
68
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. I, (Jakarta: GP. Press, 2009), h. 116.

lxi
melaksanakan studi kepustakaan, berupa literatur maupun data tertulis yang
berkenaan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil data sekunder
melalui profil Lembaga, visi misi, struktur keorganisasian, dan pedoman
pembukuan serta program yang ada di MTsN 2 Kota Bandung.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang
alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan datalebi banyak dari
observasi berperanserta, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi.16
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, berikut
mengenai penjelasannya:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.69 Teknik
observasi merupakan aktivitas peneliti yang langsung turun ke lapangan untuk
mengamati perilaku dan aktivitas individu–individu di lokasi penelitian.
Terkait dengan pokok permasalahan dalam penelitian, metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga. Dengan demikian peneliti
terjun langsung ke lapangan atau pada sebuah organisasi dengan mengadakan
pengamatan (melihat, mendengar, dan bertanya) dan mencatat keadaan yang
terjadi pada lembaga tersebut. Peneliti melakukan observasi secara langsung ke
MTsN 2 Kota Bandung untuk untuk mengamati dan mengetahui bagaimana
pengelolaan kepemimpinan kepala sekolah di MTsN 2 Kota Bandung.
b. Wawancara
Wawancara terhadap sumber data, yaitu: proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si

69
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 222.

lxii
penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).70
Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti ialah wawancara semi
terstruktur, yaitu interview yang dilakukan dimana pelaksanaannya lebih bebas
bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini
untuk menemukan permasalaan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-ide nya.
Dalam melakukan wawancara peneliti terlebih dulu menyusun pedoman
wawancara, meski pada akhirnya peneliti melakukan improvisasi dissuaikan
dengan kebetuhan penelitian. Peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat
apa yang dikemukakan oleh informan dalam menungkapkan data fakta dilapangan
terkait manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam menguatkan mutu
pendidikan. Wawancara dilakukan selama tiga kali pertemuan.
Berikut pedoman wawancara yang memuat pertanyaan-pertanyaan dalam
wawancara yang dilakukan peneliti :
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen”.71 “Dokumen menurut Moleong sangat
penting dan bermanfaat dalam penelitian, karena dapat berfungsi untuk menguji,
menafsirkan dan membuat satu ramalan. Ia menjadi bahan yang kaya, stabil,
alamiah, konstektual, murah dan dapat sebagai bukti bagi satu penelitian”. 72
Dokumentasi diperoleh melalui dokumen pribadi, buku harian, Surat-surat resmi,
catatan rapat, laporan-laporan, artikel, media, kliping, proposal, agenda, laporan
yang dipandang relevan dengan penelitian yang dikerjakan, sebagian dibidang
pendidikan dokumen ini dapat berupa buku induk, rapor, studi kasus, model
satuan pelajaran guru dan sebagainya.
Dalam penelitian ini dokumen yang di butuhkan peneliti adalah sejarah
berdirinya MTsN 2 Kota Bandung, visi dan misi, pendidikan guru, daftar pegawai
70
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. I, (Jakarta: GP. Press, 2009), h. 116.
71
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 221.
72
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 161.

lxiii
tetap, struktur organisasi MTsN 2 Kota Bandung, daftar laporan mengenai
kegiatan lomba yang pernah diikuti baik dalam bidang akademik dan non
akademik, daftar jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus selama kepala madrasah
tersebut memimpin MTsN 2 Kota Bandung.

2. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpuln data, ditentukan berdasarkan data yang diperlukan dari
sejumlah subyek dan teknikteknik yang digunakan, gambaran kebutuhan data dari
sejumlah sampel, maka alat pengumpulan data tambahan digunakan:
a. Catatan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. alat ini digunakan
agar wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang sedang berlangsung
dapat lebih terfokus kepada topik yang diteliti.
b. Daftar isian, untuk kemudahan penggalian data atau kata lain adalah
instrument yang digunakan baik untuk wawancara, observasi maupun
dokumentasi.
c. Laporan kegiatan lapangan yang berisi deskripsi informasi dari sejumlah
data yang diperlukan berdasarkan kelompok dan sumber data.

D. Teknik analisis data


Analisis data adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola kategori dan satuan dasar. Sedangkan Bogdan dan Biklen
mendefinisikan analisis data sebagai proses merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan ide. 73 Dalam penelitian kualitatif analisis data
harus dilakukan dengan teliti agar data-data yang sudah diperoleh mampu
dinarasikan dengan baik, sehingga menjadi hasil penelitian yang layak.
Pada dasarnya semua teknik analisis data kualitatif meliputi prosedur
pengumpulan data, input data, analisis data, penarikan kesimpulan dan verifikasi
yang di akhiri dengan penulisan hasil temuan dalam bentuk narasi. Salah satu
tehnik analisis data adalah model interaktif oleh Miles dan Hubarman; tehnik

73
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 103.

lxiv
analisis data tersebut terdiri atas empat tahapan; yaitu pengumpulan data, reduksi
data, display data, dan tahap penarikan kesimpulan atau tahap verifikasi.74
1. Pengumpulan data; pada penelitian kualitatif proses pengumpulan data
dilakukan sebelum penelitian, pada saat pelaksanaan dan di akhir penelitian;
bahkan sebaiknya proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika
penelitian berupa konsep. Bahkan Creswell menyarankan bahwa penelitian
kualitatif sebaiknya berpikir dan melakukan analisis tema dan pemilihan
tema pada awal penelitian.
2. Reduksi data, yaitu proses penggabungan dan penyeragaman bentuk data
yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan di analisis.
Data-data yang sudah terkumpul di olah untuk menemukan hal-hal pokok
berkaitan dengan manajemen kepemimpinan kepala sekolah, misalnya data
manajemen yang di peroleh sesuai atau ada hubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah. termasuk pula mengecek kebenaran data
dengan membandingkan data dengan sumber lain.
3. Display data yaitu merangkum data yang di peroleh dengan susunan yang
sistematis dengan pengklasifikasian data sehingga setiap pertanyaan
penelitian dapat terjawab. Pemeriksaan seluruh data dan informasi untuk
mengetahui kelengkapan dan keabsahannya. Apabila masih kurang, maka
perlu dilengkapi lagi. Menyusun daftar check, yakni setiap akhir wawancara
atau pembahasan satu topic diusahakan untuk menyimpulkan secara
bersama dengan sumber data, juga dilakukan konfirmasi narasumber
terhadap laporan hasil wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan
pendapat dapat diperbaiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan
informasi baru. Dengan demikian, data diperoleh sesuai dengan yang
dimaksud oleh narasumber.
4. Penarikan kesimpulan, yaitu tahap penafsiran data sesuai dengan tujuan
penelitian. Peneliti memberi makna dan arti sesuai dengan pandangan dan

74
Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial Perspektif Konvensional dan
Kontemporer, 123–64.

lxv
pemikiran peneliti untuk mencapai satu kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian.

E. Teknik Analisis Data


Hasil penelitian kualitatif atau naturalistic dipandang memenuhi kriteria
ilmiah jika tingkat kepercayaan tertentu. Triangulasi data digunakan sebagai
proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas/valifitas) dan konsistensi
(reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data di
lapangan. “Kredibilitas hasil penelitian dicapai dengan beberapa cara, yaitu
triangulasi, pengecekan anggota, kecukupan referensial dan diskusi dengan teman
sejawat”.75
“Triangulasi adalah suatu tehnik yang bertujuan untuk menjaga keobjektifan
dan keabsahan data dengan cara membandingkan informasi data yang diperoleh
dari beberapa sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, sehingga data
yang diperoleh menjadi abash”.76
Dari hasil penelitian diuji keabsahan datanya dengan menggunakan
triangulasi data yaitu peneliti memperbanyak referensi, diskusi dengan teman
sejawat serta membandingkan hasil pengumpulan data melalui dokumentasi,
observasi dan wawancara serta membandingkan data yang diperoleh diwaktu
pagi, siang maupun sore dan terakhir membandingkan informasi dari beberap
narasumber. Setalah dibandingkan baru mencari kecocokan data yang sudah
diperoleh.

F. Tempat Dan Waktu Penelitian


Berikut informasi terkait tempat dan waktu penelitian yang dilakukan
peneliti. Pemilihan lokasi penelitian tidak lain berdasarkan observasi terlebih
dahulu yang dilakukan peneliti sebelumnya. Waktu penelitian telah disepakati dan
disesuaikan dengan kesiapan peneliti serta kesanggupan Lembaga terkait.
1. Lokasi Penelitian
75
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 218.

76
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 125–28.

lxvi
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTsN 2 Kota Bandung. Di Jl. Antapani
No.78, Antapani Kidul, Kec. Antapani, Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi
tersebut dijadikan sebagai tempat penelitian ini karena tempatnya dekat dengan
peneliti dan peneliti menganggap bahwa sekolah ini memiliki banyak pengetahuan
untuk bisa melakukan penelitian secara mendalam dalam bidang manajemen
kepemimpinan kepala sekolah di MTsN 2 Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan,
yakni pada bulan Juni 2022 sampai Juli 2022.

No Aktivitas Waktu
Bulan Maret Mei Juni Juli Agustus
1 Sidang Propsal
2 Menyusun Instrumen Penelitian
3 Pengumpulan Data Penelitian
4 Pengolahan data
5 Sidang Tesis

lxvii
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI DATA
1. Kondisi Objektif MTsN 2 Kota Bandung
a. Sejarah Singkat MTsN 2 Kota Bandung
Wawancara dengan Pak Ali, Kepala Tata Usaha MTsN 2 Kota
Bandung, pada tanggal 08 Juni 2022, pukul 10.00 WIB, bertempat di Kantor
Tata Usaha MTsN 2 Kota Bandung yang beralokasi di Jl. Antapani No.78,
Antapani Kidul, Kec. Antapani, Kota Bandung:77
Pada tahun 1966 Bapak H. Saeful Anwar mengusulkan agar di
Cicaheum Bandung didirikan sebuah Lembaga Pendidikan Islam. Usulan
tersebut mendapat respon yang positif dari para alumni PGAN Bandung,
dan akhirnya Tahun 1967, terbentuklah sebuah Sekolah Pendidikan Guru
Agama (PGA) yang diberi nama PGA Cicaheum yang lokasinya di
Madrasah AL - HUSNA, para perintisnya antara lain Bapak Yusuf, Daud,
Atang Mushafa Khalid, Enjang Hudaya, Enang Tosin, Rahman Maas,
Hidayat M.A, Ayun Khadijah, Djafar Effendi, Atjeng Zakaria, R. Ahmad
Qutub, Ateng Syamsul Rizal, Djadja Djakaria dan lain-lainnya.
Selanjutnya pada tahun 1973 PGA Cicaheum AL- HUSNA diubah
menjadi PGA Negeri 4 Tahun Cicaheum, dan pada tahun 1978 diubah lagi
menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 18 Cicaheum Bandung,
selanjutnya pada tahun 1992 menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kotamadya Bandung. Lokasi Madrasah dari mulai berdiri sampai tahun
1981 terletak di sebelah timur terminal dan mulai tahun 1981 akhir sampai
sekarang pindah ke Jalan Antapani No. 78 Kota Bandung.
Sejak peralihan nama dari PGA 4 tahun menjadi MTs Negeri program
kurikuler yang dilaksanakan mengacu pada Surat Keputusan Bersama tiga
menteri yaitu, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta
Menteri Dalam Negeri yang tertuang dalam SKB Nomor 6 tahun 1975,
Nomor 037/U/1975 dan Nomor 36 Tahun 1975. Sebagai tindak lanjut dari

77
Hasil wawancara dengan kepala Tata Usaha MTsN 2 Kota Bandung pada 08 Juni 2022

68
SKB tiga Menteri tersebut maka kurikulum yang digunakan Madrasah
Tsanawiyah adalah Kurikulum 1975 dengan bobot mata pelajarannya terdiri
dari 70% untuk mata pelajaran umum dan 30% mata pelajaran agama.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 SMP Negeri Berciri Khas Agama Islam. Dengan demikian,
kurikulum MTs pun mengalami perubahan yaitu sesuai dengan kurikulum
SMP tahun 2004 dengan alokasi bobot waktu 100% mata pelajaran SMP
dan plus mata pelajaran agama antara 28% s.d. 37%. Dengan demikian mata
pelajaran umum dan alokasi waktu yang diberikan di Madrasah Tsanawiyah
sama dengan mata pelajaran dan alokasi waktu yang diberikan di SMP.
Pada tahun pelajaran 2006/2007 kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2004 atau yang lebih dikenal dengan istilah Kurikulum Berbasis
Kompetensi dan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Mulai tahun pelajaran 2014/2015 untuk kelas VII
kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 dan sampai sekarang
memakai kurikulum 2013 untuk semua jenjang.
Berdasarkan KMA No 212 tahun 2015 tentang perubahan nama
madrasah Tsanawiyah Negeri di Provinsi Jawa Barat bahwa sejak tanggal
penetapan 27 Juli 2015 nomenklatur MTs Negeri Cicaheum berubah nama
menjadi MTs Negeri 2 Kota Bandung.

b. Visi Dan Misi Madrasah


Dalam membuat visi dan misi MTs Negeri 2 Kota Bandung, yang
terlibat dalam merumuskannya yaitu seluruh warga madrasah. Visi dan misi
madrasah merupakan hal yang sangat penting karena dalam suatu Lembaga
Pendidikan ketika melakukan prosesnya pasti disertai dengan suatu tujuan
dan harapan untuk masa depan, agar madrasah tersebut dapat membuat
program-program yang dapat merealisasikan visi dan misi tersebut. Oleh
karena itu memiliki visi dan misi merupakan acuan dalam setiap

69
menjalankan proses dan programnya. Berikut visi dan misi MTs Negeri 2
Kota Bandung:78
Visi MTs Negeri 2 Kota Bandung
" Terwujudnya Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bandung yang unggul
di bidang Imtaq dan Iptek serta berbudaya lingkungan"
Misi MTs Negeri 2 Kota Bandung
1) Menyelenggarakan pembudayaan nilai-nilai Imtaq melalui
pembiasan dan pelatihan
2) Mengembangkan pembelajaran akademik yang efektif untuk
mencapai berbagai prestasi
3) Mengembangkan kemampuan penguasaan Teknologi Informasi
(Information Technology) dalam layanan pendidikan dan
kependidikan
4) Menciptakan madrasah berbudaya lingkungan yang aman dan nyaman
sebagai tempat belajar
Uraian tentang visi dan misi MTsN 2 Kota Bandung di atas,
menunjukkan Lembaga tersebut memiliki harapan dan tujuan agar MTsN 2
Kota Bandung ini merupakan madarasah yang terbiasa menjalanakan syariat
Islam dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan madrasah ini pilihan
utama di masyarakat. Dalam artian, meskipun mengedepankan nilai-nilai
Islam, namun tetap melek terhadap perkembangan zaman. Selain itu,
madrasah ini juga menerapkan berbudaya lingkungan agar lingkungan
madrasah tersebut terasa aman dan nyaman untuk dijadikan tempat belajar.
Oleh karena itu tidak heran jika madrasah tersebut mendapatkan banyak
penghargaan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berprestasi.

c. Jumlah Siswa MTsN 2 Kota Bandung


Jumlah siswa MTsN 2 Kota Bandung tahun pelajaran 2022/2023
adalah sebagai berikut :

78
Arsip dan dokumen yang diperoleh dari kepala TU MTsN 2 Kota Bandung.

70
Tabel 4.1
Jumlah siswa MTsN 2 Kota Bandung tahun pelajaran 2022/2023
JUMLA JUMLAH SISWA
N H
URAIAN JUMLA
O ROMBE L P
H
L
KELAS
1 8 147 160 307
VII
KELAS
2 8 157 144 301
VIII
3 KELAS IX 8 117 128 245
JUMLAH 24
853

2. Hasil temuan penelitian


a. Perencanaan Kepala Madrasah Dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan Di Mtsn 2 Kota Bndung
Perencanaan kepala madrasah dalam menguatkan mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bandung dibuat agar pencapaian mutu bisa di ukur. Sebelum
mengarahkan dan mengawasi, haruslah ada rencana yang memberikan
tujuan dan arah suatu program. Perencanaan adalah pemilihan dan
penetapan kegiatan, selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak
berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan, maka rencana haruslah
diimplementasikan.
Perencanaan yang dilakukan kepada kepala sekolah yakni Ibu
Rokhayati di MTsN 2 Kota Bandung dalam menguatkan mutu pendidikan
adalah melalui beberapa langkah-langkah perencanaan.79 “Saya menyadari
bahwa untuk mencapai mutu pendidikan secara berkelanjutan perlu
didasarkan pada perencanaan, dan perencanaan tersebut dituangkan dalam
program kerja madrasah yang disusun secara matang dan sistematis yang
merujuk pada rumusan visi dan misi Madrasah”.
Kemudian kepala madrasah menyebutkan langkah-langkah dalam

Hasil Wawancara Dengan Kepala Madrasah Yakni Ibu Rokhayati Di MTsN 2 Kota
79

Bandung Pada 06 Juli 2022.

71
pembuatan perencanaan di MTsN 2 Kota Bandung: “Langkah-langkah yang
saya lakukan dalam membuat Perencanaan dalam Menguatkan Mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung meliputi hal-hal sebagai
berikut”:
1) Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;
2) Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
3) Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan;
4) Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan;
5) Menentukan suatu tujuan;
6) Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Perencanaan dalam menguatkan mutu pendidikan di MTsN 2 Kota
Bandung agar:
1) Perencanaan mampu mengidentifikasi dan mendokumentasikan
kebutuhan
2) Perencanaan mampu menentukan berbagai kebutuhan dalam
pendidikan;
3) Perencanaan mampu menspesifikasikan rincian tiap-tiap kebutuhan;
4) Perencanaan mampu menentukan pilihan-pilihan yang diharapkan;
5) Perencanaan mampu memenuhi segala kebutuhan yang bisa dirasakan
oleh semua pihak (guru, pegawai tata usaha, komite madrasah siswa
serta masyarakat;
6) Perencanaan mampu sebagai identifikasi strategik alternatif dan
prediksi keuntungan dan kerugian tiap-tiap strategi.
Aktivitas perencanaan yang saya lakukan meliputi hal berikut:
1) Memperkirakan proyeksi yang akan datang;
2) Menetapkan sasaran serta mengkoordinasikannya;
3) Menyusun program dengan ukuran kegiatan;
4) Menyusun kronologis jadwal kegiatan;
5) Menyusun anggaran dan alokasi sumber daya;
6) Mengembangkan prosedur dan strandar;

72
7) Menetapkan dan mengintervensi kebijakan;
8) Berangkat dari visi, dan misi dimaksudkan untuk mencapai tujuan
peningkatan mutu;
9) Madrasah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan
menyusun program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan)
termasuk anggarannya;
10) Progam tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan;
dan
11) Harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan tahun
itu dan tahun-tahun yang akan datang.
Wawancara dengan ibu Rokhayati Kepala MTsN 2 Kota Bandung
mengenai siapa saja yang terlibat ketika pembuatan perencanaan " Saya
melibatkan seluruh warga madrasah seperti guru, pegawai TU, dan komite
madrasah dalam pembuatan perencanaan.80 Mereka memiliki peran masing-
masing dalam pembuatan perencanaan, oleh karena itu mereka dilibatkan
dalam pembuatan perencanaan, yakni: kepala madrasah berperan sebagai
pimpinan yang mengatur jadwal kegiatan, guru terfokus kepada pelaksana
dan penyampai informasi tentang hal-hal yang akan direncanakan,
sedangkan komite madrasah berfungsi sebagai pemberi informasi
mengenai hal-hal yang berkembang di masyarakat. Sehingga hasil
musyawarah antara kepala madrasah, guru, dan komite madrasah bisa
dibuat sebuah bahan dalam membuat perencanaan.
Perencanaan kepemimpinan kepala madrasah dalam memperkuat
mutu pendidikan dibuat dalam bentuk Visi dan Misi. Visi MTsN 2 Kota
Bandung adalah keadaan yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Adapun visi MTsN 2 Kota Bandung yaitu: 81 "Terwujudnya Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bandung yang unggul di bidang Imtaq dan Iptek
serta berbudaya lingkungan " Untuk terwujud visi tersebut, misi yang
80
Hasil Wawancara Dengan Kepala Madrasah Yakni Ibu Rokhayati Di MTsN 2 Kota
Bandung Pada 06 Juli 2022.
81
Dokumentasi program kerja MTsN 2 Kota Bandung tahun 2022

73
dilaksanakan MTsN 2 Kota Bandung adalah:
1) Menyelenggarakan pembudayaan nilai-nilai imtaq melalui pembiasan
dan pelatihan
2) Mengembangkan pembelajaran akademik yang efektif untuk
mencapai berbagai prestasi
3) Mengembangkan kemampuan penguasaan Teknologi Informasi
(Information Technology) dalam layanan pendidikan dan
kependidikan
4) Menciptakan madrasah berbudaya lingkungan yang aman dan nyaman
sebagai tempat belajar
Strategi MTs Negeri 2 Kota Bandung, yaitu:
1) Membangun budaya sekolah (school culture) melalui pembiasaan dan
pelatihan yang intensif dalam kehidupan sehari-hari
a. Memberikan layanan BTQ terhadap siswa yang belum bisa
membaca dan menulis Al-Qur’an
b. Mengevaluasi hafalan surat-surat pendek dan doa-doa harian
dengan cara munaqosah
2) Menggali potensi siswa untuk memupuk dan mengembangkan motif
berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik
a. Merekap dan melaporkan kehadiran siswa dan guru.
b. Pembagian kelas dengan pesrsentase 25% siswa kurang, 50%
sedang dan 25% tinggi
c. Mengembangkan klinik siswa
d. Mengembangkan materi menyiapkan lulusan agar dapat
bersaing di madrasah/sekolah unggulan
e. Memaksimalkan penggunaan IT/multimedia dalam layanan
pendidikan dan kependidikan
f. Memberdayakan ruang laboratorium, ruang audio visual dan
ruang laboratorium kompter
g. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di sekolah Negeri
unggulan

74
h. Meningkatkan rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) dan nilai rata-
rata Ujian Sekolah
i. Mengintensifkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan minat dan bakat siswa
j. Mengikutsertakan siswa dalam (olimpiade) mata pelajaran,
perlombaan olah raga dan seni.
3) Menciptakan madrasah berbudaya lingkungan yang aman dan nyaman
sebagai tempat belajar.
a. Mengupayakan terpenuhinya Standar sarana prasarana dan
standar pengelolaan
b. Menjalin kerjasama dengan mitra
c. Membentuk Tim Peduli Lingkungan dan memberdayakannya
d. Menyelenggarakan Jumsih secara bergiliran dan terjadwal
4) Membangun pencitraan madrasah sebagai sekolah pilihan dan
kebanggaan umat Islam
a. Memberdayakan peran stake holder madrasah secara optimal
dan harmonis
b. Menerapkan kedispilinan bagi seluruh warga madrasah yang
dilandasi keteladanan dan akhlakul karimah
c. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara maksimal
d. Mengikuti event perlombaan-perlombaan tingkat kota, provinsi
maupun nasional
Tujuan Pendidikan MTs Negeri 2 Kota Bandung, yaitu:
1) 80 % siswa membaca Al-Quran dengan baik dan benar
2) 75 % siswa untuk setiap jenjang hafal surat-surat pendek dan surat-
surat pilihan dari Al-Quran serta doa sehari-hari yang telah ditentukan.
3) Terbiasa menjalanakan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memperoleh nilai Ulangan dan ujian dengan rerata kenaikan 0,20.
5) Mencapai peringkat prestasi non akademik setingkat lebih tinggi dari
tahun sebelumnya.
6) Menanamkan budaya lingkungan

75
7) Terciptanya hubungan kekeluargaan yang harmonis antara warga
madrasah dengan stakeholder dan masyarakat sehingga membangun
iklim pembelajaran yang efektif.
8) Terciptanya madarasah yang menjadi pilihan utama masyarakat.
Wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung Faktor yang sangat mendukung dalam pencapaian visi dan misi
MTsN 2 Kota Bandung adalah:
a. Sumber Dana
b. Sumber Daya Manusia
c. Sarana Prasarana
d. Kurikulum.
Perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung adalah:
1) Perencanaan dalam Pengaturan Sumber Dana
Berikut ini adalah wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam hal perencanaan penagaturan sumber dana.
Perencanaan yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
dibidang pendanaan adalah:82
Pembiayaan madrasah bersumber dari pemerintah pusat yang berupa
dana bantuan operasional sekolah (BOS) diberikan dalam bentuk dana. Di
madrasah ini tidak ada Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP) dari para
siswa. Sumber dana yang dimiliki madrasah ini dianggap sudah cukup
karena tidak ada bayar rutinan perbulan seperti pembayaran gaji guru,
dikarenakan semua guru sudah PNS. Dalam pelaksanaan kegiatan pelajaran,
pelaksanaan program-program, pemeliharan sarana prasarana, dan kegiatan
siswa itu di tanggung oleh dana (BOS), Oleh karena itu dalam
mempergunakan sumber dana harus mengalokasikan dana sesuai dengan
skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu.
Apabila ada suatu program kegiatan tetapi sekolah tidak mampu untuk

Hasil Wawancara Dengan Kepala Madrasah Yakni Ibu Rokhayati Di MTsN 2 Kota
82

Bandung Pada 06 Juli 2022.

76
memberikan anggaran maka dana tersebut di serahkan kepada komite
madrasah yang ada di kelas VII dan kelas IX saja. Untuk pertanggung
jawaban dana yang diterima madrasah dilakukan dengan tranparansi, baik
kepada komite madrasah maupun pemerintah sehingga dapat dipertanggung
jawabkan.
2) Perencanaan Pengadaan Sarana Prasarana
Wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung bertempat di Kantor Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung,
beliau menyebutkan bahwa pengadaan sarana prasarana yang dilakukan
adalah:
Sarana prasarana adalah merupakan salah satu pendukung dalam
mencapai penguatan mutu pendidikan. Di MTsN 2 Kota Bandung sarana
prasana sudah terpenuhi. Perencanaan yang dilakukan adalah terlebih
dahulu mengidentifikasi sarana dan prasarana yang sudah ada dan
melakukan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana tersebut, apabila ada
sarana prasarana yang sudah tidak layak pakai maka kami akan langsung
memperbaikinya.
Berikut ini adalah tabel sarana prasarana yang dimiliki MTsN 2 Kota
Bandung:
No Keterangan gedung Jumlah

1 Ruang Kelas 24

2 Ruang Perpustakaan 1

3 Ruang Labolatorium Bahasa 1

4 Ruang Labolatorium IPA 1

5 Lapangan Tenis 1

6 Dapur 1

7 Gudang 1

77
8 Ruang Bendahara 1

9 Ruang TU 1

10 Ruang Kepala Madrasah 1

11 Mesjid 1

12 Lapangan Olahraga 1

13 Ruang Kesiswaan 1

14 Ruang UKS 1

15 Pos Satpam 1

16 Ruang Guru 2

17 Ruang Labolatorium Komputer 1

18 Aula 1

19 Kamar mandi/ wc guru laki-laki 1

20 Kamar mandi/ wc guru perempuan 1

21 Kamar mandi/ wc siswa laki-laki 1

22 Kamar mandi/ wc siswa perempuan 1

23 Ruang bimbingan konseling 1

Table 4.2
Sarana prasarana MTsN 2 Kota Bandung

Melihat data di atas sarana prasarana di MTsN 2 Kota Bandung sudah


terpenuhi karena telah sesuai dengan peraturan UU mengenai sarana
prasarana dalam tingkatan MTS atau SMP.
Wawancara dengan Bapak Rohman Sebagai Bidang Sarana Prasarana
MTsN 2 Kota bandung beliau menyebutkan bahwa:

78
Pada tahun ini MTsN 2 Kota Bandung akan digunakan untuk
melakukan kompetensi sains madrasah (KSM) tingkat kota bandung dari
mulai tingkatan MI, MTS dan MA dikarenakan memiliki fasilitas yang
lengkap yaitu memiliki ruang laboratorium computer dan memiliki 120
komputer.
Mengenai kebijakan untuk mengatasi sarana prasarana yang sudah
tidak layak pakai. beliau menyebutkan bahwa:
Kebijakan yang saya lakukan untuk mengatasi sarana prasarana yang
sudah tidak layak pakai adalah berusaha untuk memperbaiki sarana
prasarana tersebut dengan cara membuat proposal permohonan bantuan
kepada pemerintah.
3) Perencanaan dalam Pengembangan Kurikulum
Wawancara dengan ibu rokhiyati Kepala sekolah sekolah MTsN 2
Kota Bandung Perencanaan kurikulum yang dilakukan kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam menguatkan mutu pendidikan adalah:
Perencanaan kurikulum yang saya lakukan adalah dengan mengacu
kepada kurikulum yang sudah ditetapkan di dalam Undang-undang yaitu
kurikulum 2013. Sedangkan untuk pengembangan kurikulum adalah dengan
membuat kegiatan exstrakurikuler.
Berikut ini adalah kurikulum yang di pakai oleh MTsN 2 Kota
Bandung berdasarkan mata pelajaran dan jumlah jam, yaitu:83
Alokasi Waktu

No. Mata Pelajaran Kelas Kelas


Kelas VII
VIII IX

Kelompok A

1 Pendidikan Agama islam

a. Quran Hadits 2 2 2

83
Dokumentasi kurikulum MTsN 2 Kota Bandung tahun 2022

79
b. Aqidah Ahlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayan Islam 2 2 2

2 Pendidikan Kerwarganegaraan 3 3 3

3 Bahasa dan Sastra Indonesia 6 6 6

4 Bahasa Arab 3 3 3

5 Bahasa Inggris 4 4 4

6 Matematika 5 5 5

7 Ilmu Pengetahuan alam 5 5 4

8 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

Kelompok B

9 Seni Budaya 3 3 3

10 Penjaskes 3 3 3

11 Prakarya 2 2

12 Bahasa dan Sastra Daerah Sunda 2 2 2

Jumlah 48 48 47

Tabel 4.3
Kurikulum MTsN 2 Kota Bandung

Wawancara dengan ibu rokhayati sebagai kepala sekolah MTsN 2


Kota Bandung, beliau mengatakan:
Pengembangan kurikulum yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung
adalah dengan mengadakan kegiatan exstrakurikuler, kegiatan ini dilakukan

80
di luar jam pelajaran yaitu pada hari jumat yang dilakukannya ketika setelah
pulang sekolah, sedangkan untuk hari sabtu dan hari minggu di lakukan dari
pagi sampai sore .
Berikut Ini Adalah Kegiatan Exstrakurikuler Mtsn 2 Kota Bandung:
No Kegiatan Pembina Pelatih
1 Futsal Cecep Luky Heryana, S.Ag, Adli
M.Pd
2 Karawitan Drs. Ahmad Solih Omas
3 Seni Islam Hj. Rusmiati, S.Ag, M.Pd Zubair
Qosidah
4 Kaligrafi Ade Hidayat, M.Ag. Ahmad Najmul, S.Pd.
5 Drumban Ani Sumiani, S.S, M.Hum Sugih Ginanjar
Drumb
6 Bulu Tangkis Drs. Engkos, M.Ag. Erwin Taufik
Putra
7 Bulu Tangkis Drs. Engkos, M.Ag. Yoyo
Putri
8 Qiro’at Dra.Hj. Rd. Tati Mulyati Rozani
9 Tahfidzul Dra. Hj. Yiyis Nursih, M.Pd.I Riza Nurjaman
Qur’an
10 Basket Dra. Lela Misnurlaela Annisa Queenella
11 Voly Ball Drs. Dedi Nurdin Mulyadi Azhar Nasrulloh
12 Pramuka Yeti Rohaeti, S. Ag Herdi Ali Syahada
Putra

Pelatih
Pramuka Put
13 Pramuka Yeti Rohaeti, S. Ag Rd. Aisya Rachma
Putri
14 Angklung Dra. Ale Sri M Brian Mustakim

81
15 Robotik Anna Hanariah, S.Pd Yusuf
16 Matc Club Dra. Aan Nurjanah
17 English Club Sudana S. Ag
English Club
18 Sains Drs, Iman M.
19 KIR Yamin, M. Ed Nizar Awaludin
Pelatih
KIR
20 Paskibra Yeti Rohaeti, S. Ag Dini Siti Komariah
21 IRMA Laelah Qodriyati, S. Pd Anis Refani
22 UKS Yeti Kusmiati, S. Pd Elvira Al-Fauzi
23 KPPL Ani Rahmati, S.Pd. Wida Inaya Putri
KPPL
24 Paduan Suara Drs. Ahmad Sholeh Rasendria
Tabel 4.4
Kegiatan Exstrakurikuler MTsN 2 Kota Bandung

Jumlah seluruh Kegiatan exstrakurikuler MTsN 2 Kota Bandung ada


24 yang setiap kegiatannya terdiri dari pembina dan pelatih agar Kegiatan
exstrakurikuler tersebut berjalan dengan baik dan lancar.
Wawancara dengan Ernawati Bidang Kesiswaan MTsN 2 Kota
Bandung84. Kegiatan exstrakurikuler dilakukan lebih banyak difokuskan
kepada pengembangan kemampuan siswa, makanya pelaksanaanya
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi siswa, siswa wajib
memilih 2 kegiatan yang diinginkan dan sesuai dengan bakat yang
dimilikinya tetapi untuk extrakurikuler pramuka di wajibkan bagi kelas VII
Apabila tidak mengikuti 2 extrakurikuler tersebut maka akan di kasih
catatan di dalam rapot untuk orangtuanya agar orang tua juga membantu
dalam semua kegiatan yang ada di sekolah.
Dalam rangka merencanakan konsep peningkatan mutu di MTsN 2

84

82
Kota Bandung Melalui partisipasi dari orang tua, siswa, guru dan staf
lainnya termasuk instansi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan,
madrasah melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan data dan profil madrasah yang lebih presentatif, akurat, valid,
dan secara sistematis menyangkut berbagai aspek akademis, administratif
(siswa, guru, staf) dan keuangan;
2. Melakukan evaluasi diri (self assesment) untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan mengenai sumber daya madrasah, personil madrasah, kinerja
dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-hasil yang
dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan keterampilan,
maupun aspek lainnya;
3. MTsN 2 Kota Bandung mengidentifikasikan kebutuhan madrasah dan
merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan
yang berkualitas bagi siswa sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan
nasional yang akan dicapai.
4) Perencanaan dalam Pembinaan Personil Madrasah.
Wawancara dengan Ibu Rokhiyati Kepala sekolah sekolah MTsN 2
Kota Bandung tentang Perencanaan kepala madrasah dalam pembinaan
personil Madrasah adalah:
Pembinaan personil terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan
madrasah, misalnya melihat guru-guru di MTsN 2 Kota Bandung yang
banyak sudah berumur dan sulit untuk mengunakan teknologi. Dalam
mengatasi kekurangan guru tersebut kepala madrasah MTsN 2 Kota
Bandung selalu mengikut sertakan guru-guru tersebut untuk selalu
mengikuiti pelatihan seperti MGMP/ MGBK, DIKLAT dan IHT .
Wawancara dengan dra. Hj. Wiwin kusmayanti sebagai guru
pengatuan social di MTsN 2 Kota Bandung: Kepala Madrasah mengadakan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) minimal satu kali dalam
setahun, sedangkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat)
dilakukan secara bergiliran sesuai dengan mata pelajaran dan tugas yang
diemban di MTsN 2 Kota Bandung, baik guru yang masih muda atau guru

83
yang sudah berumur.
Observasi yang dilakukan peneliti di MTsN 2 Kota Bandung
mengenai sumber daya manusia, peneliti melihat data guru, data siswa, dan
pembagian tugas MTsN 2 Kota Bandung. Peneliti melihat: Kepala madrasah
melakukan kebijakan tentang sumber daya manusia adalah dengan
membandingkan jumlah siswa dan jumlah kelas serta kebutuhan guru di
MTsN 2 Kota Bandung. Untuk meningkatkan kualitas guru di MTsN 2
Kota Bandung terlihat ketika kepala madrasah memberikan dan mengikut
sertakan guru-guru tersebut untuk melakukan banyak pelatihan. Kebijakan
ini dilakukan karena kendala guru yang sudah berumur dan sulit untuk
mengunakan teknologi yang canggih zaman sekarang ini dan untuk
meningkatkan kualitas kompetensi guru.
Data Jumlah Guru
JENIS
PENDIDIKAN GOLONGAN
STATUS KELAMIN
NO KEPEGAWAI ≤
JM DIP S S S JM II JM
AN L P SM I II IV
L L. 1 2 3 L I L
A
PNS 1 2 3
1 42 9 42 8 34 42
KEMENAG 5 7 3
PNS NON
2
KEMENAG
3 NON PNS -
1 2 3
JUMLAH 42 - - 9 - 42 - - 8 34 42
5 7 3
Dari tabel ini dapat dilihat bahwa jumlah guru di MTsN 2 Kota
Bandung semuanya di isi oleh guru PNS, dengan jumlah guru sebanyak 42
guru. Dari sini dilihat begitu kepala sekolah selektif dalam memilih guru di
MTsN 2 Kota Bandung.
Daftar Nama- nama guru di MTsN 2 Kota Bandung dan mata
pelajaran yang mereka bebani serta lulusan guru tersebut, yaitu:

84
NO MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
NAMA
. TERAKHIR
1 Dra. Hj. Rokhayati, M.M.Pd Kepala Madrasah S2
2 Drs. Dadang Suparlan Pengetahuan Sosial S1
3 Drs. Dadang Sunaryo Pkn S1
Drs. Iman Muhammad Yamin,
4 Ipa S2
M. Ed
5 Dra. Rd. Tati Mulyati Fiqh S1
6 Drs. Agus Komarudin Matematika S1
7 Dra. Hj. Wiwin Kusmayawati Pengetahuan Sosial S1
8 Dra. Salmah Siliwanti Yeni Matematika S1
9 Dra. Elin Halimah Matematika S1
10 Dra. Lela Misnurlela Penjaskes S1
11 Drs. Engkos Penjaskes S2
12 Drs. Dedi Nurdin Mulyadi Bhs. Indonesia S1
13 Dra. Hj. Yiyis Nursih, M.Pd.I Alquran Hadits S2
14 Dra. Ida Jadidah Matematika S1
15 Drs. Rd. Kurniawan, M.Pfis Ipa S2
16 Dra. Aan Nurjanah Matematika S1
17 Dra. N. Harmalah Ipa S1
18 Ida Weti, S.Pd Matematika S1
19 Drs. Dadan Andriana Seni Budaya S1
20 Ade Hidayat, M.Ag Bhs. Arab S2
21 Een Rahmawati, S. Pdi Aqidah Akhlaq S1
22 Ale Sri Muslikhah, S.Pd Pengetahuan Sosial S1
23 Drs. Ahmad Solih Seni Budaya S1
24 Dra. Lilis Nuryani Pengetahuan Sosial S1
25 Laelah Qodriyati, S.Pd Bhs. Indonesia S1
26 Sudana, S. Ag Bhs. Inggris S1

85
27 Tita Hernita Purnamasari Ipa S1
28 Gunawan Widodo, S.Pd Bhs. Indonesia S2
29 Rohaeti, S.Ag B. Inggris S1
30 Yeti Rohaeti, S. Ag Ski S1
31 Teteh Baroroh,S.Pdi Fiqh S1
32 Dra. Meti Sumiarti, M.Pd.I Pengetahuan Sosial S2
33 Ani Sumiani, S.S.,M.Hum Bhs. Inggris S2
34 Asri Prima Casuarina, S.Pd Bimbingan Konseling S1
35 Lorentina, S.Pd Bimbingan Konseling S1
36 Ani Rahmawati, S.Pd Bimbingan Konseling S1
37 Yeti Kusmiati, S.Pd Bhs. Indonesia S1
38 Eni Kodariah, S.Pd Bimbingan Konseling S1
39 Farid Hilman, S.Pd Bahasa Arab S1

40 Anna Hanariah, S.Pd Bhs. Inggris S1


Cecep Lucky Heryana, S.Pd,
41 Quran Hadits S2
M.M
42 Hendarsyah Mabrur, S.Ag Quran Hadits S1
Dari tabel ini dapat dilihat bahwa guru di MTsN 2 Kota Bandung
semuanya sudah SI dan ada yang sudah S2 dengan jumlah guru sebanyak 42
guru. Dari sini dilihat begitu kepala sekolah selektif dalam memilih guru di
MTsN 2 Kota Bandung. Dari sini juga kepala sekolah telah memilih guru-
guru tebaik untuk mengajarkan kepada siswa-siswa di MTsN 2 Kota
Bandung.
Sumber daya yang dimiliki MTsN 2 Kota Bandung sudah memenuhi
standar persyaratan kelayakan mengajar, sesuai dengan peraturan
pemerintah dan peraturan menteri pendidikan nasional, terbukti dari 42
guru pegawai negeri sipil ditambah 1 orang kepala madrasah, semuanya
memiliki jenjang pendidikan strata satu (S.1), bahkan ada 9 orang guru yang
memiliki jenjang pendidikan strata dua (S2), didukung lagi dengan kepala

86
madrasah yang juga memiliki jenjang pendidikan strata dua (S2).
Perencanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam memperkuat mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bndung, dapat digabungkan sebagai berikut:

Pengaturan sumber
dana

Perencanaan sumber
daya manusia

Perencanaan Pencapaian visi dan


Pengadaan sarana
misi
prasarana

Perencanaan kurikulum

Langkah-langkah perencanan kepala madrasah dalam memperkuat mutu


pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.
b. Pengorganisasian Kepala Madrasah dalam Memperkuat Mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang ada. Dua aspek utama proses penyusunan proses dtruktur
organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi adalah pengelomppkkan kegiatan-kegiatan kerja
organisasi agar kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan
bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan
tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai proses pengorganisasian kepemimpinan kepala
madarsah dalam memperkuat mutu pendidikan, menurut kepala MTsN 2
Kota Bandung:

87
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai
dengan efisien. Pengorganisasian ini dilakukan agar semua personil
madrasah dapat bekerja sama dalam pencapaian mutu. Pembagian tugas
dilaksanakan agar tidak terjadi benturan antara satu guru dengan yang
lainnya. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap
personil madrasah dalam mencapai tujuan organisasi, Pembagian beban
pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan
oleh setiap individu, Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja
sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini akan
membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan
mengurangi konflik. Pengorganisaian yang dilakukan adalah dengan
pembuatan struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian tugas jam
mengajar, dan diluar jam mengajar melalui penyusunan roster mata
pelajaran serta pembuatan struktur organisasi pendukung. Sedangkan cara-
cara pengorganisasian dan pengarahan yang dilakukan kepala madrasah
adalah: Pengorganisasian yang saya lakukan dengan musyawarah yang
sebelumnya telah di lakukan dengan goggle form, jadi dalam setiap tugas
yang diterima adalah hasil musyawarah dan sudah dianggap mampu oleh
peserta musyawarah, begitu juga dalam menetapkan pembantu kepala
Madrasah dilakukan melalui musyawarah. Cara-cara pengarahan
pengorganisasian kepala madrasah dalam memperkuat mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bandung yaitu:
a. Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi
yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik;
b. Perintah. Merupakan permintaan dari kepala madrasah kepada orang
yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu;
c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini kepala

88
madrasah melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya
kepada bawahannya.
Wawancara dengan ibu sarah, PKM Urusan Humas:85
Pengorganisasian dilakukan oleh kepala madrsah secara transparan,
yaitu melalui goggle from dan musyawarah yang melibatkan guru, pegawai
tata usaha, dan komite madrasah. Penyusunan organisasi dan pembagian
tugas biasanya dilakukan oleh kepala madrasah satu kali dalam setiap
semester, biasanya dilakukan di awal semester.
Berdasarkan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa,
dalam pengorganisasian madrasah, kepala madrasah mengadakan
musyawarah, semua personil madrasah merasa di hargai pendapatnya,
sehingga degan cara ini di MTsN 2 Kota Bandung terjalin kerja sama yang
sangat baik antara kepala madrasah, guru, pegawai TU dan komite
madrasah. Kebijaksanaan yang dilakukan kepala madrasah dengan
membuat susunan organisasi dan pembagian tugas yang didukung dengan
roster mata pelajaran, para personil madrasah mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya setiap hari. Selain itu kepala madrasah harus memilih
anggota organisasi dengan melalui goggle from yang para staf sekolah
memberikan usulan disertai dengan kemampuan masing-masing, baik
dilihat dari latar belakang pendidikan, ataupun dari kinerjanya. Agar di
dalam pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Adapun struktur organisasi MTsN 2 Kota Bandung adalah:45

85

89
Dengan adanya struktur organisasi maka akan tergambar posisi kerja,
pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan
bawahan. Setiap anggota oraganisasi bisa menempatkan dirinya sebagai apa
(job division), misalnya kepala madrasah menjadi pimpinan ketika posisinya
sebagai kepala madrasah, dan menjadi guru apabila sedang berada di dalam
kelas sebagai guru. Begitu juga dengan wakil kepala madrasah mengerjakan
tugasnya sebagai wakil kepala madrasah, dan mengerjakan tugas-tugas guru
ketika posisinya sebagai guru. Begitu juga dengan anggota organisasi
madrasah lainnya.

90
Adapun ketentuan tugas yang akan dilaksanakan setiap guru dan
pegawai di MTsN 2 Kota Bandung, yaitu:
1. Bidang Kurikulum dan pebelajaran
Sasaran:
Terwujudnya kegiatan pembelajaran yang dapat menghantarkan
peserta didik mencapai prestasi maksimal, baik aspek spiritual, sosial,
pengetahuan dan keterampian
Cara kerja:
a. Menyusun kalender pedidikan MTsN Kota Bandung Tahun
Pelajaran 2021/2022 sebagai acuan bagi seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan beserta peserta didik
b. Menyusun buku 1, 2 dan 3 Kurikulum MTsN 2 Kota Bandung
c. Melaksanakan Penilaian Harian, PTS, PAS
d. Meningkatkan mutu pembelajaran melalui workshop dan
mengoptimalkan kegiatan MGMP
e. Memberikan bimbingan dan layanan bagi peserta didik kelas IX
yang mempunyai bakan dan minat
2. Bidang Kesiswaan
Sasaran:
Terwujudnya peserta didik yang disipin dan berprestasi dalam bidang
olah raga dan ekstrakurikuler
Cara kerja:
a. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler melalui pemenuhan
Pembina dan Pembina latihan masing-masing ekstrakurikuler
b. Memberikan layanan khusus bagi peserta didik berprestasi
c. Menegakan tata tertib peserta didik
3. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sasaran:
Terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan yan memiliki
kesadaran tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab dan selalu

91
mengedepankan nilai-nilai ajaran agama dalam bertindak, berprilaku
dan bertutur kata
Cara kerja
a. Peningkatan mutu pembelajaran melalui workshop dan
mengoptimalkan kegiatan MGMP
b. Mengikutsertakan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
berbagai kegiatan workshop.
c. Mengadakan pertemuan rutin bulanan.
d. Mengadakan pertandingan olag raga yang diminati oleh
sebagian besar pendidik dan tenaga kependidikan
4. Bidang Sarana dan Prasarana
Sasaran:
Tertata dan terpenuhinya sarana dan prasarana untuk kegiatan
pembelajaran dan ekstrakurikuler
Cara kerja:
a. Penataan ruangan gedung MTsN 2 Kota Bandung
b. Pengadaan alat bantu pembelajaran
c. Pemeliharaan dan penambahan sarana penunjang lainnya
5. Bidang Humas
Sasaran
Terwujudnya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan bagi
madrasah dan masyarakat atau pihak lain yang berkepentingan
Cara kerja
a. Mengadakan pertemuan rutin dengan pengurus komite
b. Mengadakan perjanjian kerja sama dengan berbagai instansi
dalam kerangka peningkatan mutu madrasah
6. Keuangan dan Pembiayaan
Sasaran
Tersedianya dana yang diperlukan seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam upaya peningkatan mutu madrasah
Cara kerja

92
a. Mengoptimalkan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah
b. Mengoptimalkan fasilitas dan sarana madrasah yang
memungkinkan dapat membantu keuangan madrasah
7. Budaya Lingkungan Madrasah
Sasaran
Terwujudnya lingkungan madrasah yang aman, bersih, tertib, indah
dan rindang sebagai cerminan dari ketaatan warganya dalam
menjalankan ajaran agama Islam
Cara kerja
a. Mengadakan kegiatan rutin shalat dhuha setiap hari senin (2
minggu sekali)
b. Menata tempat parker kendaraan roda dua dan empat untuk
karyawan dan tamu madrasah
Pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala madrasah bertujuan agar
setiap tugas berjalan teratur dan penuh kerja sama. Wawancara dengan Ibu
Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota Bandung mengenai tujuan
pengorganisasian yang dilakuakan kepala madrasah, beliau mengatakan
bahwa:
Pengorganisaian yang saya lakukan dengan membuat struktur
organisasi, personalia pendukung, pembagian beban kerja, penetapan jam
mengajar, dan ketentuan tugas. Bertujuan agar setiap guru, pegawai tata
usaha yang ada di MTsN 2 Kota Bandung bekerja sesuai dengan tugas
masing-masing dan penuh kerjasama. Dengan adanya kerja sama yang baik
diantara para guru, pegawai tata usaha dan kepala madrasah diharapkan visi
misi yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik demi tercapainya mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung,
Dari data wawancara, dan dokumentasi di atas dapat dipahami bahwa
pengorganisaian yang dilakukan oleh kepala madrasah adalah merupakan
cara agar anggota organisasi madrasah, baik guru maupun tenaga tata usaha
dapat bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Pembuatan struktur

93
organisasi, personalia pendukung, pembagian beban kerja, penetapan jam
mengajar, dan ketentuan tugas dimaksudkan agar setiap guru melaksanakan
tugas masing-masing sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat oleh
kepala madrasah sehingga tidak ada benturan pekerjaan diantara guru yang
bisa mengakibatkan perselisihan paham dikalangan guru. Pengorganisasian
yang dilaksanakan juga membuktikan adanya kepercayaan kepala madrasah
terhadap guru untuk melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang sudah
ditetapkan. Dengan pengorganisasian yang dilakukan diharapkan semua
personil madrasah dapat bekerja sama dalam pencapaian mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bandung.
Pengorganisasian kepemimpinan kepala sekolah dalam memperkuat mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bndung, dapat digabungkan sebagai berikut:

Membuat struktur
organisasi

Kesatuan dalam
Pengorganisasian Membuat personil keterpaduan yang
pendukung harmonis

Pembagian beban kerja

c. Pelaksanaan Kepala Madrasah dalam Memperkuat Mutu


Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
Program yang sudah direncanakan, tidak mungkin dijalankan kepala
madrasah sendirian. Untuk itu bantuan dari tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pada khususnya serta seluruh personalia madrasahsangat
dibutuhkan kepala madrasah dalam menjalankan program-program kerja
yang telah disusun kepala madrasah. Usaha yang dilakukan kepala
madrasah adalah berusaha menggerakkan seluruh personalia madrasah
untuk menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan yang sudah
ditentukan.

94
Adapun pelaksanaan perencanaan yang dilakukan kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung adalah:
Mengikuti tahapan pelaksanaan sebagaimana yang tertera dalam
perencanaan yang telah di buat. Hal ini diwujudkan dengan memberikan
konsep dan pengarahan kepada personil madrasah mengenai tujuan
kebijakan yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan adalah:
a. Mengembangkan perencanaan pendidikan dan prioritasnya di dalam
kerangka acuan yang dibuat oleh pemerintah;
b. Memonitor dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai dan
menentukan apakah tujuannya telah sesuai kebutuhan untuk
peningkatan mutu;
c. Menyajikan laporan terhadap hasil dan performannya kepada
masyarakat dan pemerintah sebagai konsumen dari layanan
pendidikan (pertanggung jawaban kepada stake-holders).
Unsur-unsur yang dilibatkan dalam pelaksanaan adalah Guru, komite,
dan pegawai Tata Usaha, Komit Madrasah. Guru bertugas sebagai
pelaksanaan kegiatan, pegawai Tata Usaha sebagai perlengkapan
administrasi dan komite madrasah sebagai pendukung dalam pelaksanaan.
madrasah bekerja dalam koridor-koridor tertentu antara lain sebagai berikut:
a. Sumber daya; Madrasah harus mempunyai fleksibilitas dalam
mengatur semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat.
Selain pembiayaan operasional/administrasi, pengelolaan keuangan
harus ditujukan untuk memperkuat madrasah dalam menentukan dan
mengalokasikan dana sesuai dengan skala prioritas yang telah
ditetapkan untuk proses peningkatan mutu;
b. Pertanggungjawaban; madrasah dituntut untuk memiliki akuntabilitas
baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakan
perpaduan atas komitmen terhadap standar keberhasilan dan
harapan tuntutan orang tua/ masyarakat. Pertanggungjawaban

95
bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat dipergunakan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu madrasah memberikan
laporan pertanggungjawaban dan mengkomunikasikannya kepada
orang tua/masyarakat dan melaksanakan kaji ulang secara menyeluruh
terhadap pelaksanaan program prioritas madrasah dalam proses
peningkatan mutu;
c. Kurikulum; berdasarkan kurikulum standar yang telah ditentukan
secara nasional, madrasah bertanggungjawab untuk mengembangkan
kurikulum baik dari standar materi dan proses penyampaiannya;
d. Personil madrasah; madrasah bertanggungjawab dan terlibat dalam
proses rekrutmen (dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan)
dan pembinaan struktural staf madrasah (kepala madrasah, wakil
kepala madrasah, guru dan staf lainnya);
e. Konsekuensi logis, dari itu madrasah harus diperkenankan untuk
mengembangkan perencanaan pendidikan dan prioritasnya di dalam
kerangka acuan yang dibuat oleh pemerintah. Memonitor dan
mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai dan menentukan
apakah tujuannya telah sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan
mutu. Menyajikan laporan terhadap hasil dan performanya kepada
masyarakat dan pemerintah sebagai konsumen dari layanan
pendidikan (pertanggung jawaban kepada stake-holders).
Dari data wawancara di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pelaksanaan peningkatan mutu yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung adalah mengacu kepada perencanaan yang sudah dibuat.
Pelaksanaan manajemen kepemimpianan kepala madrasah dalam
meningkatkan mutu pendidikan meliputi:
1) Pengaturan Sumber Dana;
2) Pengaturan Sumber Daya Manusia;
3) Pengaturan Sarana Prasarana;
4) Pengembangan Kurikulum.

96
1) Pengaturan Sumber Dana
Wawancara dengan Ibu Rokhyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pengaturan sumber dana, beliau mengatakan:
Pengaturan sumber dana yang saya lakukan adalah dengan
mengalokasikan dana sesuai dengan yang sudah di rencanakan sebelumnya.
Dana yang ada di MTsN 2 Kota Bandung dialokasikan sesuai dengan
keperluan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di MTsN 2 Kota
Bandung.
Sedangkan Wawancara dengan Syamruddin, Bendahara MTsN 2 Kota
Bandung tentang pengalokasian dana MTsN 2 Kota Bandung, beliau
mengatakan:
Dana yang ada di MTsN 2 Kota Bandung dialokasikan sesuai dengan
perencanaan sumber dana. Setiap dana yang diterima dan yang dikeluarkan
dibuat pertanggung jawaban dengan membuat rincian dana. Kebijakan ini
dilakukan agar dana yang ada bisa dipertanggung jawabkan kepada orang
tua/wali siswa. Pertanggung jawaban dilakukan agar terjalin kepercayaan
antara orang tua/wali siswa dengan MTsN 2 Kota Bandung.
Wawancara dengan ibu nani Komite MTsN 2 Kota Bandung
mengenai pengaturan sumber dana, beliau mengatakan
Pengaturan sumber dana MTsN 2 Kota Bandung dilakukan dengan
transparan oleh kepala madrasah. Dana yang di pergunakan oleh MTsN 2
Kota Bandung diberikan pertanggung jawaban yang jelas kepada orang
tua/wali siswa. Taransparansi dana yang dilakukan oleh kepala MTsN 2
Kota Bandung adalah dengan mengumumkan rincian dana ketika rapat di
MTsN 2 Kota Bandung.
Wawancara dengan ibu rokhiyat kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung menjelaskan bahwa:
Usaha yang saya lakukan untuk mengatasi kekurangan dana adalah
dengan mendahulukan dulu anggaran yang lebih penting dan pendekatan
kepada komite madrasah mengenai kekurangan dana ketika ada suatu
kegiatan di madrasah.

97
Dari data wawancara dan dokumen di atas dapat diketahui bahwa
dalam pengelolalaan dana yang diterima MTsN 2 Kota Bandung dari dana
BOS saja sedangkan dari komite hanya untuk keperluan yang tidak terduga
dan dilakukan dengan transparansi oleh kepala madrasah.
2) Pembinaan Sumber Daya Manusia
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pembinaan sumber daya manusia.
Setiap personil madrasah diarahkan untuk melaksanakan tugas yang
sudah diberikan kepala madrasah melalui pengorganisasian. Setiap personil
madrasah juga diarahkan untuk mengembangkan kegiatan yang sudah
diberikan. Para guru harus berusaha melaksanakan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Inopatif dan Menyenangkan (PAIKEM), serta mempunyai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar materi yang diberikan guru dapat
terarah. Bantuan yang diberikan kepala madrasah adalah dengan melakukan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan mengutus para guru untuk
megikuti Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT).
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pembinaan sumber daya manusia di MTsN 2 Kota
Bandung.
Pembinaan sumber daya manusia di MTsN 2 Kota Bandung dilakukan
oleh kepala madrasah adalah dengan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan pada
tinggkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi maupun tingkat
nasional. Pembinaan sumber daya manusia juga dilakukan oleh kepala
sekolah MTsN 2 Kota Bandung dengan memberikan kesempatan kepada
guru untuk melanjutkan pendidikan.
3) Pengaturan Sarana Prasarana
Sarana prasarana MTsN 2 Kota Bandung sudah terpenuhi dan tertata
dengan rapi. Apabila ada sarana prasarana yang sudah tidak layak pakai
maka akan langsung untuk memperbaikinya karena apabila ada kerusakan
maka akan menghambat dalam proses pembelajaran dan akan menurunkan

98
mutu pendidikan. pada pembahasan perencanaan sudah dijelaskan tentang
sarana prasarana yang sudah terpenuhi di MTsN 2 Kota Bandung.
Berikut ini adalah Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah
MTsN 2 Kota Bandung mengenai pengaturan sarana prasarana, beliau
mengatakan: Pengaturan sarana prasarana yang saya lakukan adalah dengan
memperhatikan sarana prasarana yang sudah rusak. Kebijakan ini saya
lakukan untuk mengatasi sarana prasarana yang sudah tidak layak
digunakan dan demi terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik.
Observasi peneliti tentang sarana prasarana, peneliti melihat sarana
prasarana MTsN 2 Kota Bandung. Sarana prasarana yang dimiliki MTsN 2
Kota Bandung adalah ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang labolatorium
ipa, ruang labolatorium komputer, ruang labolatorium bahasa, ruang kepala
madrasah, musholla, gudang, kamar mandi kepala/wc, kamar mandi guru,
kamar mandi siswa putra, kamar mandi siswa putri, halaman/lapangan olah
raga, aula.
4) Pengembangan Kurikulum
Pada pembahasan perencanaan dijelaskan bahwa kurikulum yang
dipakai MTsN 2 Kota Bandung adalah Kurikulum 2013.
Adapun pengembangan kurikulum yang dilakukan kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam peningkatan mutu pendidikan adalah:61
Pelaksanaan kurikulum yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung
adalah Kurikulum 2013. Dalam menumbuhkan suasana belajar yang
menyenangkan serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan
berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan, memilliki sikap arif dan bijaksana, berkarakter dan memiliki
kematangan emosional. hal yang diperhatikan adalah Pengembangan
kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan masyarakat, menyajikan
kurikulum kepada siswa secara efektif dan efisien dengan memperhatikan
sumber daya yang ada. Untuk itu MTsN 2 Kota Bandung banyak
mengadakan kegiatan exstrakurikuler untuk menambah jam pelajaran dan
mewujudkan lulusan yang bermutu sesuai degan kebutuhan siswa dan

99
masyarakat.
Pernyataan kepala madrasah tersebut sejalan pernyataan pada
wawancara dengan Ibu Nani Bidang Kurikulum MTsN 2 Kota Bandung
beliau menyebutkan bawa:
Pengembangan kurikulum di MTsN 2 Kota Bandung adalah dengan
mengadakan kegiatan exstrakurikuler. Kegiatan ini dilakukan untuk
menambah jam pelajaran dan mata pelajaran yang tidak bisa dilaksanakan
pada kegiatan inti. Kegiatan yang dilakukan adalah menambah kegiatan
pembelajaran agama dan menambah jam pelajaran pada mata pelajaran yang
diikutkan pada Ujian Nasional (UN).
Sedangkan Wawancara dengan Mariana Mislah, Guru Matematika
MTsN 2 Kota Bandung beliau menyebutkan :
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap guru berusaha
untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan kepada para siswa.
Kepala madrasah memberikan kebebasan kepada para guru untuk
mempergunakan fasilitas yang ada di madrasah demi menunjang keefektifan
pembelajaran, misalnya menggunakan laptop dan infokus, serta fasilitas lain
yang ada di madrasah. Setiap guru dituntut untuk mempunyai rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar pembelajaran bisa terarah. Dalam
pelaksanaan pembelajaran kami selalu diberikan pengarahan menggunakan
metode yang bervariasi agar tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Kepala madrasah biasanya memberikan
pengarahan pada kegiatan apel pagi dan pada pelaksanaan upacara bendera.
Observasi peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran atau sebelum
masuk ke dalam kelas, guru MTsN 2 Kota Bandung menyiapkan perangkat
pembelajaran yang diperlukan di dalam kelas. Adapun prangkat
pembelajaran yang dipersiapkan guru MTsN 2 Kota Bandung adalah: buku
pelajaran, alat peraga, dan RPP, di dalam kelas guru melaksanakan proses
belajar mengajar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan sudah
ditulis di dalam RPP. Dengan adanya RPP ini guru melaksanakan tugasnya
secara efektif dan evisien. Dalam pembelajaran guru MTsN 2 Kota Bandung

100
melaksanakan PBM dengan metode yang bervariasi.
d. Pengawasan Kepala Madrasah dalam Memperkuat mutu
Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pengawasan, beliau mengatakan:
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-
tujuan organisasi dan perencanaan yang sudah ditetapkan dapat tercapai
atau tidak. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan, perencanaan.
Membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya madrasah dipergunakan dengan cara efektif dan efisiensi
dalam pencapaian tujuan- tujuan madrasah.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan kepala madrasah mengenai
pengawasan yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung.
Aspek-aspek yang dijadikan sasaran pengawasan adalah:
a. Kesesuaian perencanaan dengan standar pelaksanaan yang sudah
ditetapkan dengan melihat perbandingan kegiatan nyata dengan
standar yang ditetapkan;
b. Mengukur dan menetapkan penyimpangan-penyimpangan guna
memberikan koreksi yang diperlukan;
c. Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan guna menjamin
penggunaan seluruh sumber daya madrasah dipergunakan dengan
efektif.
Yang dilibatkan dalam pengawasan adalah kepala madrasah dan
personil kepala madrasah. Hasil pengawasan yang didapatkan dijadikan
sebagai perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Wawancara mengenai bagian yang diawasi dan proses pengawasan
yang dilakukan kepala madrasah adalah:

101
1. Bidang kurikulum, mengenai proses pelaksanaan dan pencapaian
target kurikulum;
2. Bidang sumber daya manusia, mengenai peningkatan kemampuan
profesional guru;
3. Bidang pengelolaan sarana dan prasarana, perabot dan peralatan;
4. Bidang administrasi sekolah meliputi, administrasi kesiswaan,
administrasi guru dan pegawai, administrasi surat-menyurat,
administrasi keuangan.
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung menengai tahapan pengawasan yang dilakukan, beliau megatakan.
Proses pengawasan dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengawasan
pendahuluan, pengawasan pelaksanaan, pengawasan umpan balik. Dalam
pengawasan pelaksanaan saya melakukan supervisi kedalam kelas minimal
dua kali dalam satu semester untuk setiap guru.
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai bentuk pengawasan pendahuluan yang dilakukan kepala
madrasah, beliau mengatakan bahwa:
Pengawasan pendahuluan yang saya lakukan adalah melihat disiplin
guru, dengan cara melihat kehadiran guru setiap hari dengan bantuan guru
piket dan bidang kurikulum, bagi guru yang tidak hadir saya menyuruh guru
lain untuk menggantikan, Agar proses belajar mengajar tetap berjalan.
Untuk menjaga disiplin waktu saya melakukan pemantauan kesetiap kelas
dengan dibantu oleh guru piket dan bidang Kurikulum untuk melihat kelas
apakah guru masuk sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selain itu,
pemeriksaan perangkat pembelajaran guru dalam bentuk RPP saya lakukan
disetiap awal semester. Bagi guru yang tidak hadir tanpa keterangan dan
terlambat masuk ke dalam kelas, saya memberikan peringatan kepada guru
tersebut, dengan cara memanggilnya kekantor kepala madrasah untuk
diberikan nasehat.
Berikut ini adalah contoh format pengawasan yang dilakukan
kepala madrasah mengenai pengawasan pelaksanaan kurikulum.73

102
1) Pengawasan Pendahuluan
Format Pengawasan Pendahuluan MTsN 2 Kota Bandung
No Struktur RPP Catatan pemeriksa

1 Silabus

2 Program tahunan

3 Program semester

5 Identitas

6 Standar kompetensi

7 Kompetensi dasar

8 Tujuan operasional

9 Materi ajar

10 Metode pembelajaran

11 Langkah-langkah
pembelajaran
12 Penilaian

2) Pengawasan Pelaksanaan
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai bentuk pengawasan pelaksanaan yang dilakukan kepala
madrasah, beliau mengatakan bahwa:
Pengawasan pelaksanaan yang saya lakukan adalah dengan
mengadakan supervisi ke dalam kelas untuk melihat proses pembelajaran,
apakah pembelajara yang dilaksanakan oleh guru sesuai atau tidak dengan
rencana pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat. Kegiatan ini saya lakukan
kepada setiap guru minimal dua kali dalam satu semester dengan cara
masuk ke dalam kelas untuk melihat guru mengajar.
Berikut ini adalah format pengawasan pelaksanaan pembelajaran
MTsN 2 Kota Bandung.
Format Pengawasan Pelaksanaan Pembelajaran MTsN 2 Kota

103
Bandung
No Aspek yang diamati Catatan
A PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
2 Melakakan kegiatan apersepsi
B KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
1 Pengauasaan Materi
a Menunjukkan Penguasan Materi Pembelajaran
b Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
c Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajar dan karakteristik siswa
d Mangaitkan materi dengan realisasi kehidupan
2 Pendekatan sumber belajar/ media pembelajaran
a Mengunakan media secara efektif dan efisien
b Menghasilkan pesan yang menarik
c Melibatkan siswa dalam pembelajaran
3 Pendekatan/ strategi pembelajaran
a Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan di capai dan karakteristik siswa
b Melaksanakan pembelajaran secara rutin
c Menguasai kelas
d Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
e Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
f Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
4 Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
a Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam
pembelajaran

104
b Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
c Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
beajar
5 Penilaian proses dan hasil belajar
a Mamantau kemajuan belajar sela proses pembelajaran
b Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
6 Penggunaan bahasa
a Menggunakan bahasa lisan atau tulisan secara jelas, baik
dan benar
b Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
C PENUTUP
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remedy/
pengayaan

3) Pengawasan Umpan Balik


Hasil pengawasan pada pelaksanaan kegiatan dijadikan sebagai bahan
untuk memberikan saran dan bimbingan kepada guru mengenai kelemahan-
kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan belar mengajar, dan kepada guru
dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya.
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai bentuk pengawasan umpan balik yang dilakukan kepala
madrasah, beliau mengatakan bahwa:
Pengawasan umpan balik saya lakukan dengan memberikan saran-
saran kepada guru tentang kelemahan dan kekurangan guru dalam hal
proses pembelajaran dan disiplin guru. Ini saya lakukan agar guru tersebut
melakukan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya dan lebih
meningkatkan disiplin kerja. Pemberian saran kepada setiap guru saya
lakukan di kantor guru secara perseorangan, agar guru tersebut tidak merasa

105
kecil hati dengan guru yang lainnya.
Pengawasan kepemimpinan kepala sekolah dalam memperkuat mutu
pendidikan di MTsN 2 Kota Bndung, dapat digabungkan sebagai berikut:

Pengawasan
pendahuluan

Pengawasan pelaksanaan Pencapaian visi


pengawasan dan misi
kegiatan

Pengawasan umpan
balik

e. Evaluasi Kepala Madrasah dalam Memperkuat Mutu Pendidikan


di MTsN 2 Kota Bandung
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai evaluasi, beliau mengatakan:
Evaluasi dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan di
semester selanjutnya, evaluasi dilakukan setelah ada pengawasan. Hasil
pengawasan dijadikan sebagai alat untuk mengadakan evaluasi. Dalam
pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan melihat faktor pendukung dan
penghambat jalannya proses implementasi perencanaan.
Menurut wawancara dengan ibu nani Bidang Kurikulum MTsN 2
Kota Bandung disebutkan bahwa:
Hasil evaluasi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan
mutu pendidikan dibahas minimal satu kali dalam satu semester, biasanya
dilakukan di akhir semester. Hasil evaluasi diberikan kepala madrasah untuk
perbaikan di semester yang akan datang.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung beliau menyebutkan:
Hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk penyusunan perencanaan

106
selanjutnya, dan dijadikan sebagai alat pengukuran tentang pencapaian
selama pelaksanaan (selama satu semester). Evaluasi dilakukan kepala
madrasah sebagai bahan untuk perbaikan di semester yang akan datang.
Evaluasi yang dilakukan oleh kepala madrasah harus betul-betul dijadikan
sebagai tolak ukur pencapaian. dan dijadikan sebagai pedoman untuk
perbaikan di dalam pelaksanaan selanjutya.
Bentuk evalusasi yang dilakukan kepala madrasah adalah dengan
memberikan penilaian kepada guru setiap tahun tentang hasil kerja yang
dicapai. Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung beliau mengatakan bahwa:
Evaluasi yang saya lakukan adalah dengan memberikan nilai hasil
kinerja guru setiap tahun dalam bentuk daftar pelaksanaan pekerjaan
Pegawai. Cara penilaian yang saya lakukan adalah dengan melihat hasil
pengawasan, baik pengawasan pendahuluan maupun pelaksanaan kegiatan.
penyerahan nilai ini saya berikan kepada guru secara perseorangan di
kantor kepala madrasah, agar saya bisa memberikan bimbingan kepada guru
tentang hasil kinerja yang dicapainya. Kebijakan ini saya lakukan agar
lebih leluasa memberitahu kepada guru tentang kelemahan dan kekurangan
yang dimilikinnya tanpa diketahui oleh guru yang lain. Hasil evaluasi ini
diharapkan agar menjadi bahan kepada guru untuk perbaikan pada tahun
berikutnya demi tercapainya mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.
Bentuk Daftar Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai yang diberikan
kepala madrasah adalah sebagai berikut:

NILAI
Unsur Yang Dinilai Angka Sebutan Keterangan
A. Kesetiaan
B. Prestasi Kerja
C. Tanggung Jawab
D. Ketaatan

107
E. Kejujuran
F. Kerja Sama
G. Prakarsa
Jumlah
Rata-Rata

Evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam memperkuat mutu


pendidikan di MTsN 2 Kota Bndung, dapat digabungkan sebagai berikut:

Factor pendukung

Perbaikan
Evaluasi Hasil pengawasan
perencanaan

Factor penghambat

B. Pembahasan
a. Perencanaan kepala madrasah dalam memperkuat mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bndung
Perencanaan kepala madrasah dalam menguatkan mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bandung dibuat agar pencapaian mutu bisa di ukur. Sebelum
mengarahkan dan mengawasi, haruslah ada rencana yang memberikan tujuan dan
arah suatu program. Kepala Madrasah harus memiliki kemampuan dalam hal
membuat perencanaan dengan baik. Perencanaan merupakan suatu proses
memikirkan, dan menentukan dengan matang akan hal-hal di masa mendatang
yang kemudian dirumuskan satu persatu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kepala Madrasah harus mampu merencanakan tugas-tugasnya dengan
menyusun rencana yang ada dalam organisasi atau lembaga pendidikan yang
dipimpinnya yang meliputi rencana kegiatan jangka pendek, jangka menengah,
jangka panjang, dan merumuskan sekaligus menetapkan target-target yang ingin

108
dicapai.86
Merencanakan Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan kegiatan,
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah
ditetapkan, maka rencana haruslah diimplementasikan. Setiap saat selama proses
implementasi dan pengawasan berlangsung rencana-rencana mungkin
memerlukan perbaikan agar tetap berguna. kadang-kadang dapat menjadi faktor
kunci agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin.
Pendapat jaja jahari dalam bukunya bahwa dalam membuat perencanaan,
kepala sekolah dapat menempuh beberapa tahap, yaitu: 1. Identifikasi masalah, 2.
Perumusan masalah, 3. Penetapan tujuan, 4. Identifikasi alternative, 5. Pemilihan
87
alternative dan 6. Elaborasi alternatif. Hal ini senada dengan persepsi kepala
sekolah dalam membuat langkah-langkah perencanaan.
Pada wawancara kepala madrasah menyebutkan: Langkah-langkah yang
saya lakukan dalam membuat Perencanaan dalam Menguatkan Mutu pendidikan
di MTsN 2 Kota Bandung meliputi hal-hal sebagai berikut:
Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;
a. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yanag akan dilakukan
b. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan;
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan;
d. Menentukan suatu tujuan;
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Perencanaan dalam menguatkan mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
agar:
a. Perencanaan mampu mengidentifikasi dan mendokumentasikan
kebutuhan
b. Perencanaan mampu menentukan berbagai kebutuhan dalam pendidikan;
c. Perencanaan mampu menspesifikasikan rincian tiap-tiap kebutuhan;
d. Perencanaan mampu menentukan pilihan-pilihan yang diharapkan;

86
Jaja Jahari, pengelolaan pendidikan suatu pendekatan teori dan praktik, (bandung: fajar
media), 2013, hlm:123.
87
Jaja jahari, pengelolaan pendidikan suatu…, hlm:123.

109
e. Perencanaan mampu memenuhi segala kebutuhan yang bisa dirasakan
oleh semua pihak (guru, pegawai tata usaha, komite madrasah siswa serta
masyarakat;
f. Perencanaan mampu sebagai identifikasi strategik alternatif dan prediksi
keuntungan dan kerugian tiap-tiap strategi.
Aktivitas perencanaan yang saya lakukan meliputi hal berikut:
a. Memperkirakan proyeksi yang akan datang;
b. Menetapkan sasaran serta mengkoordinasikannya;
c. Menyusun program dengan ukuran kegiatan;
d. Menyusun kronologis jadwal kegiatan;
e. Menyusun anggaran dan alokasi sumber daya;
f. Mengembangkan prosedur dan strandar;
g. Menetapkan dan mengintervensi kebijakan;
h. Berangkat dari visi, dan misi dimaksudkan untuk mencapai tujuan
peningkatan mutu;
i. Madrasah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan
menyusun program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan)
termasuk anggarannya;
j. Progam tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan;
dan
k. Harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan tahun
itu dan tahun-tahun yang akan datang.
Wawancara dengan ibu Rokhayati Kepala MTsN 2 Kota Bandung, Saya
melibatkan seluruh warga madrasah seperti guru, pegawai TU, dan komite
madrasah dalam pembuatan perencanaan. Sedangkan fungsi keterlibatan masing-
masing adalah: kepala madrasah berperan sebagai pimpinan yang mengatur
jadwal kegiatan, guru terpokus kepada pelaksana dan penyampai informasi
tentang hal-hal yang akan direncanakan, begitu juga komite madrasah yang
berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai hal-hal yang berkembang di
masyarakat. Sehingga hasil musyawarah antara kepala madrasah, guru, dan

110
komite madrasah bisa dibuat sebuah bahan dalam membuat perencanaan.
Proses perencanaan yang dilakukan kepala MTsN 2 Kota Bandung melalui
beberapa tahapan, yaitu Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak
dicapai, tujuan perencanaan, dan menentukan langkah-langkah perencanaan. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam menyusun perencanaan kepala madrasah sangat
teliti dan hati-hati. Ketelitian kepala madrasah ini terlihat dari langkah-langkah
perencanaan yang dilakukan kepala madrasah. Kebijakan ini dilakukan kepala
madrasah agar semua yang direncanakan dapat dicapai dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Karena dalam membuat sebuah perencanaan harus terlebih
dahulu mempertimbangkan Sumber Daya Manusia (SDM), dana, sarana prasarana
yang dimiliki.
Wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
Faktor yang sangat mendukung dalam pencapaian visi dan misi MTsN 2 Kota
Bandung adalah:
1) Sumber Dana;
2) Sumber Daya Manusia;
3) Sarana Prasarana;
4) Kurikulum.
Perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
adalah:
1) Perencanaan dalam Pengaturan Sumber Dana
Perencanaan dalam pengaturan sumber dana ini adalah merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan di lembaga pendidikan.88
Berikut ini adalah wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam hal perencanaan pengaturan sumber dana.
Perencanaan yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
dibidang pendanaan adalah:
Pembiayaan madrasah bersumber dari pemerintah pusat yang berupa
dana bantuan operasional sekolah (BOS) diberikan dalam bentuk dana. Di

88

111
madrasah ini tidak ada Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP) dari para
siswa. Sumber dana yang dimiliki madrasah ini dianggap sudah cukup
karena tidak ada bayar rutinan perbulan seperti pembayaran gaji guru,
dikarenakan semua guru sudah PNS. Dalam pelaksanaan kegiatan pelajaran,
pelaksanaan program-program, pemeliharan sarana prasarana, dan kegiatan
siswa itu di tanggung oleh dana (BOS). Oleh karena itu dalam
mempergunakan sumber dana harus mengalokasikan dana sesuai dengan
skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu.
Apabila ada suatu program kegiatan tetapi sekolah tidak mampu
untuk memberikan anggaran maka dana tersebut di serahkan kepada komite
madrasah yang ada di kelas VII dan kelas IX saja. Langkah yang perlu
dilakukan kepala MTsN 2 Kota Bandung untuk mengatasi permasalahan
sumber dana yang di alami adalah mengadakan kerja sama dengan
masyarakat, terutama masyarakat yang mampu dan peduli kepada
pendidikan. Dengan tujuan untuk meminta bantuan pendidikan. karena
pendanaan pendidikan adalah tanggung jawab yang harus diemban oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga masyarakat. Karna pada
dasarnya tanggungjawab pendanaan pendidikan adalah termasuk tanggung
jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. selain itu,
pemberlakuan undang-undang otonomi daerah dan otonomi pendidikan
sebenarnya membuka peluang yang lebih luas bagi pendidikan Islam untuk
mengembangkan diri dan mencari sumber-sumber pendanaan.
Lebih jelas hal ini di muat di dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 46 ayat 1 yang menjelaskan bahwa: Pendanaan
pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat),
pemerintah daerah, dan masyarakat.89
Untuk pertanggung jawaban dana yang diterima madrasah dilakukan
dengan tranparansi, baik kepada komite madrasah maupun pemerintah
sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini senada dengan jaja jahari
diantara prinsip manajemen pembiayaan pendidikan salah satunya adalah

89
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 46.

112
Transparan.90 Transparan adalah proses menajemen pembiayaan pendidikan
yang harus dilakukan secara tranparan dan mampu di akses oleh pihak yang
berkepentingan. Prinsip ini bisa direalisasikan dengan menyusun laporan
terhadap pengelolaan dana yang ada.
Alangkah baiknya apabila sekolah mendapatkan pemasukan dana
tidak hanya dari dana bos saja karena begitu banyaknya pengeluaran
sekolah yang di gunakan untuk memperkuat mutu pendidikan. Untuk
mengatasi itu, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh sebagaimana
pendapat Al Rasyidin, dalam bukunya yang berjudul Percikan Pemikiran
Pendidikan dari Filsafat Hingga Praktik Pendidikan, yaitu:91
Ada beberapa strategi pendanaan mandiri pendidikan Islam yang bisa
ditempuh, yaitu pemberdayaan zakat produktif, pemberdayaan waqaf, dan
penerapan land grand madrasah dan land gran university. Dalam konteks
ini, sudah saatnya penyaluran zakat yang selama ini disalurkan untuk
pemenuhan kebutuhan konsumtif diarahkan pada upaya pemberdayaan
ummat, termasuk bantuan pembiayaan dan pengadaan sarana serta fasilitas
pendidikan Islam. Pemerintah daerah melalui Badan Amil Zakat (BAZ)
sudah saatnya memprogramkan penyaluran zakat untuk kegiatan produktif,
khususnya menyangkut investasi sumber daya manusia (SDM) muslim
jangka panjang melalui penyelenggaraan pendidikan Islam.

2) Perencanaan Pengadaan Sarana Prasarana


Wawancara dengan Ibu Rokhayati Kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung bertempat di Kantor Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung,
beliau menyebutkan bahwa pengadaan sarana prasarana yang dilakukan
adalah:
Sarana prasarana adalah merupakan salah satu pendukung dalam
mencapai peningkatan mutu pendidikan. Di MTsN 2 Kota Bandung
sarana prasana sudaha terpenuhi. Perencanaan yang dilakukan adalah
90
Jaja jahari, pengelolaan pendidikan suatu…, hlm:93.
91
Al Rasyidin, Percikan Pemikiran Pendidikan dari Filsafat Hingga Praktik Pendidikan
(Bandung: Cita Pustaka Perintis, 2009), h.181-182.

113
terlebih dahulu mengidentifikasi sarana dan prasarana yang sudah ada dan
melakukan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana tersebut.
Melihat data di atas sarana prasarana di MTsN 2 Kota Bandung sudah
terpenuhi karena telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2
yang isinya: 92
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Menurut jaja jahari pada lembaga pendidikan level MTS/SMP
setidaknya kebutuhan saran dan prasarana yang harus dipenuhi antara lain:
1. Ruang kelas
2. Ruang perpustakaan
3. Laboratorium IPA
4. Ruang kepala sekolah
5. Ruang guru
6. Ruang TU
7. Tempat beribadah
8. Ruang BK

92
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab VII Pasal 42 Ayat 1 dan
2.

114
9. Ruang UKS
10. Ruang OSIS
11. WC
12. Gudang
13. Ruang sirkulasi
14. Lapangan olahraga
Apabila dilihat dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka sarana
prasarana yang ada di MTsN 2 Kota Bandung sudah terpenuhi. Dengan
begitu penerapan mutu pendidikan yang direncanakan telah terlaksana
secara optimal. Karena sarana prasarana merupakan faktor yang sangat
mendukung dalam penerapan mutu pendidikan.
3) Perencanaan dalam Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan standar kurikulum yang telah ditentukan secara nasional,
madrasah bertanggungjawab untuk mengembangkan kurikulum baik dari
standar materi dan proses penyampaiannya. Melalui penjelasan bahwa
materi tersebut ada manfaat dan relevansinya terhadap siswa, madrasah
harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan
semua indera dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar siswa
tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu
pengetahuan, terampil, memilliki sikap arif dan bijaksana, berkarakter dan
memiliki kematangan emosional.
Wawancara dengan ibu rokhiyati Kepala sekolah sekolah MTsN 2
Kota Bandung Perencanaan kurikulum yang dilakukan kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam peningkatan mutu pendidikan adalah:
Perencanaan kurikulum yang saya lakukan adalah dengan mengacu
kepada kurikulum nasional. Kurikulum yang sudah ditetapkan di dalam
Undang-undang yaitu kurikulum kurtilas . Sedangkan untuk pengembangan
kurikulum adalah dengan membuat kegiatan exstrakurikuler seperti qiroatul
Quran, tahtim tahlil dll.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasiolnal nomor 20
tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang mengatur tentang kurikulum pendidikan

115
dijelaskan bahwa:93
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa indonesia;
d. Matematika;
e. Ilmu pengetahuan alam;
f. Ilmu pengetahuan social
g. Bahasa inggris;
h. Seni dan budaya;
i. Pendidikan jasmani dan olahraga;
j. Prakarya
Pengembangan kurikulum yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung adalah
dengan mengadakan kegiatan exstrakurikuler, kegiatan ini dilakukan di luar jam
pelajaran yaitu pada hari jumat, sabtu dan minggu di sore hari.
Wawancara dengan Ernawati, PKM Bidang Kesiswaan MTsN 2 Kota
Bandung, Kegiatan exstrakurikuler dilakukan lebih banyak difokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa, makanya pelaksanaanya dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dan kompetensi siswa, siswa wajib memilih 2 kegiatan yang
diinginkan dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Ada tiga hal yang diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu:
1. Pengembangan kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan minat dan
bakat yang memenuhi kebutuhan siswa;
2. Bagaimana mengembangkan keterampilan pengelolaan untuk menyajikan
kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan sumber daya yang ada untuk pembekalan di masa
yang akan datang.;
3. Pengembangan berbagai pendekatan yang mampu mengatur perubahan
sebagai fenomena alamiah di madrasah.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat


93

1.

116
4. Beriortasi pada pembentukan karakter bangsa
Hal ini senada dengan pendapat jaja jahari yang menyebutkan bahwa
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah
sebagai berikut:94
1. Berorientasi pada pembentukan karakter bangsa
2. Focus pada minat, bakat dan potensi peserta didik
3. Flekxibility
4. Relevancy
5. komprehensif
4) Perencanaan dalam Pembinaan Personil Madrasah.
Pembinaan personil terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan
madrasah, misalnya melihat guru-guru di MTsN 2 Kota Bandung yang
banyak sudah berumur dan sulit untuk mengunakan teknologi. Dalam
mengatasi kelemahan guru tersebut kepala madrasah MTsN 2 Kota
Bandung selalu mengikut sertakan guru-guru tersebut untuk mengikuiti
pelatihan seperti MGMP dan DIKLAT.
Wawancara dengan Guru MTsN 2 Kota Bandung: Kepala Madrasah
mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) minimal satu kali
dalam setahun, sedangkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
(diklat) dilakukan secara bergiliran sesuai dengan mata pelajaran dan tugas
yang diemban di MTsN 2 Kota Bandung, baik guru yang masih muda atau
guru yang sudah berumur.
Tujuan yang hendak di capai dalam pembinaan personil madrasah
adalah
1) Melakukan upgrading pengetahuan dan keterampilan dalam suatu bidang
studi
2) Memperkenalkan kemajuan dalam alat dan kelengkapan pengajaran
3) Melakukan sosialisasi hasil penelitian tentang proses pengajaran dan
metode yang digunakan
4) Menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat

94

117
Observasi yang dilakukan peneliti di MTsN 2 Kota Bandung
mengenai sumber daya manusia, peneliti melihat data guru, data siswa, dan
pembagian tugas MTsN 2 Kota Bandung. Peneliti melihat: Kepala madrasah
melakukan kebijakan tentang sumber daya manusia adalah dengan
membandingkan jumlah siswa dan jumlah kelas serta kebutuhan guru di
MTsN 2 Kota Bandung. Untuk meningkatkan kualitas guru di MTsN 2
Kota Bandung terlihat ketika kepala madrasah memberikan dan mengikut
sertakan guru-guru tersebut untuk melakukan banyak pelatihan. Kebijakan
ini dilakukan karena kendala guru yang sudah berumur dan sulit untuk
mengunakan teknologi yang canggih zaman sekarang ini.
Saefullah, dalam bukunya Manajemen Pendidikan Islam juga
mengatakan bahwa, manajemen personalia harus memperhatikan sumber
daya manusia yang terdapat dalam organisasinya, melihat kelebihan
personel, peletakan personel yang disesuaikan dengan kapasitas, potensi,
dan keahliannya.95
Dari data guru dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang
dimiliki MTsN 2 Kota Bandung secara kualitas telah memadai dan siap
untuk kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan. karena sudah memenuhi
standar guru sebagaimana dijelaskan di dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bab VI pasal 4, a dan b, yaitu: Pendidik pada MTS/ SMP
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1). Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.96
Kebijakan yang dilakukan oleh kepala madrasah mengacu kepada
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 bab IV tentang guru pasal 52
dan 54. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 bab IV tentang guru
pasal 52 ayat 2 menjelaskan bahwa:
Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam
95
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Cet. I (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 275.

96

118
tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1
(satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Sedangkan pada pasal
54 ayat menjelaskan bahwa: Beban kerja guru bimbingan dan konseling
atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan
adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima
puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Ayat
2 menjelaskan bahwa Beban kerja wakil kepala satuan pendidikan yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit
12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing80
(delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepalasatuan pendidikan yang
berasal dari Guru bimbingan dan konseling atau konselor.
2. Pengorganisasian Kepala Madrasah dalam Meningkatan Mutu
Pendidikan di
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
ada dua aspek utama dalam proses penyusunan struktur organisasi yaitu
departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah
pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan sejenis saling
berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada
organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua
aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di
antara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Wawancara dengan ibu rokhayati kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai proses pengorganisasian kepemimpinan kepala madarsah dalam
meningkatkan mutu pendidikan, menurut kepala MTsN 2 Kota Bandung:

119
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di
antara para anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai dengan efisien.
Pengorganisasian ini dilakukan agar semua personil madrasah dapat bekerja sama
dalam pencapaian mutu. Pembagian tugas dilaksanakan agar tidak terjadi benturan
antara satu guru dengan yang lainnya. Perincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan setiap personil madrasah dalam mencapai tujuan organisasi,
Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat
dilaksanakan oleh setiap individu, Pengadaan dan pengembangan mekanisme
kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini akan membuat para
anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi konflik.
Pengorganisaian yang dilakukan adalah dengan pembuatan struktur organisasi,
pembagian tugas, pembagian tugas jam mengajar, dan diluar jam mengajar
melalui penyusunan roster mata pelajaran serta pembuatan struktur organisasi
pendukung. Sedangkan cara-cara pengorganisasian dan pengarahan yang
dilakukan kepala madrasah adalah: Pengorganisasian yang saya lakukan dengan
musyawarah yang sebelumnya telah di lakukan dengan goggle form, jadi dalam
setiap tugas yang diterima adalah hasil musyawarah dan sudah dianggap mampu
oleh peserta musyawarah, begitu juga dalam menetapkan pembantu kepala
Madrasah dilakukan melalui musyawarah. Cara-cara pengarahan
pengorganisasian kepala madrasah dalam memperkuat mutu pendidikan di MTsN
2 Kota Bandung yaitu:
a. Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang
perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik;
b. Perintah. Merupakan permintaan dari kepala madrasah kepada orang yang
berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan
tertentu pada keadaan tertentu;
c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini kepala madrasah
melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada
bawahannya.

120
Dengan adanya struktur organisasi maka akan tergambar posisi kerja,
pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan.
setiap anggota oraganisasi bisa menempatkan dirinya sebagai apa (job division),
misalnya kepala madrasah menjadi pimpinan ketika posisinya sebagai kepala
madrasah, dan menjadi guru apabila sedang berada di dalam kelas sebagai guru.
Begitu juga dengan wakil kepala madrasah mengerjakan tugasnya sebagai wakil
kepala madrasah, dan mengerjakan tugas-tugas guru ketika posisinya sebagai
guru. Begitu juga dengan anggota organisasi madrasah lainnya.
Pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala madrasah bertujuan agar
setiap tugas berjalan teratur dan penuh kerja sama. Wawancara dengan ibu
rokhiyat kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung mengenai tujuan
pengorganisasian yang dilakuakan kepala madrasah, beliau mengatakan bahwa:
Wawancara dengan ibu sarah, PKM Urusan Humas:97
Pengorganisasian dilakukan oleh kepala madrsah secara transparan, yaitu
melalui goggle from dan musyawarah yang melibatkan guru, pegawai tata usaha,
dan komite madrasah. Penyusunan organisasi dan pembagian tugas biasanya
dilakukan oleh kepala madrasah satu kali dalam setiap semester, biasanya
dilakukan di awal semester.
Berdasarkan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam
pengorganisasian madrasah, kepala madrasah mengadakan musyawarah, semua
personil madrasah merasa di hargai pendapatnya, sehingga degan cara ini di
MTsN 2 Kota Bandung terjalin kerja sama yang sangat baik antara kepala
madrasah, guru, pegawai TU dan komite madrasah. Kebijaksanaan yang
dilakukan kepala madrasah dengan membuat susunan organisasi dan pembagian
tugas yang didukung dengan roster mata pelajaran, para personil madrasah
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya setiap hari. Selain itu kepala madrasah
harus memilih anggota organisasi dengan melalui goggle from yang para staf
sekolah memberikan usulan disertai dengan kemampuan masing-masing, baik
dilihat dari latar belakang pendidikan, ataupun dari kinerjanya. Agar di dalam
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

97

121
Pengorganisaian yang saya lakukan dengan membuat struktur organisasi,
personalia pendukung, pembagian beban kerja, penetapan jam mengajar, dan
ketentuan tugas. Bertujuan agar setiap guru, pegawai tata usaha yang ada di
MTsN 2 Kota Bandung bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dan penuh
kerjasama. Dengan adanya kerja sama yang baik diantara para guru, pegawai tata
usaha dan kepala madrasah diharapkan visi misi yang telah dibuat dapat berjalan
dengan baik demi tercapainya mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
Hal ini senada dengan syarifudin yang menjelaskan bahwa
pengeoragnisasian merupakan upaya pententuan kerja melalui bagian-bagian
tugas, wewenang sesuai dengan ruang lingkup kerja.
Menurut purwanto untuk menyusun organisasi sekolah ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan sebagai berikut:98
1. Mempunyau tugas yang jelas
2. Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut
3. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
seseorang dalam organisasi itu
4. Adanya peembagian tugas pekerjaan sesuai dengan kemampuan atau
bakat masing- masing
5. Pola organisasi hendsknya relative permanen
6. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja
7. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hirarki tata kerjanya
jelas tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.
Dari data wawancara, dan dokumentasi di atas dapat dipahami bahwa
pengorganisaian yang dilakukan oleh kepala madrasah adalah merupakan cara
agar anggota organisasi madrasah, baik guru maupun tenaga tata usaha dapat
bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Pembuatan struktur organisasi,
personalia pendukung, pembagian beban kerja, penetapan jam mengajar, dan
ketentuan tugas dimaksudkan agar setiap guru melaksanakan tugas masing-
masing sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat oleh kepala madrasah
sehingga tidak ada benturan pekerjaan diantara guru yang bisa mengakibatkan

98

122
perselisihan paham dikalangan guru. Pengorganisasian yang dilaksanakan juga
membuktikan adanya kepercayaan kepala madrasah terhadap guru untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Dengan
pengorganisasian yang dilakukan diharapkan semua personil madrasah dapat
bekerja sama dalam pencapaian mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung.

3. Pelaksanaan Perencanaan yang Dilakukan Kepala Madrasah dalam


Menguatkan Mutu Pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung
Program yang sudah direncanakan, tidak mungkin dijalankan kepala
madrasah sendirian. Untuk itu bantuan dari tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pada khususnya serta seluruh personalia madrasah sangat
dibutuhkan kepala madrasah dalam menjalankan program-program kerja yang
telah disusun kepala madrasah. Usaha yang dilakukan kepala madrasah adalah
berusaha menggerakkan seluruh personalia madrasah untuk menjalankan tugasnya
masing-masing sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Adapun pelaksanaan perencanaan yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2
Kota Bandung adalah:
Mengikuti tahapan pelaksanaan sebagaimana yang tertera dalam
perencanaan yang telah di buat. Hal ini diwujudkan dengan memberikan konsep
dan pengarahan kepada personil madrasah mengenai tujuan kebijakan yang
dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN 2
Kota Bandung.
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan adalah:
d. Mengembangkan perencanaan pendidikan dan prioritasnya di dalam
kerangka acuan yang dibuat oleh pemerintah;
e. Memonitor dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai dan
menentukan apakah tujuannya telah sesuai kebutuhan untuk peningkatan
mutu;
f. Menyajikan laporan terhadap hasil dan performannya kepada masyarakat
dan pemerintah sebagai konsumen dari layanan pendidikan (pertanggung
jawaban kepada stake-holders).

123
Unsur-unsur yang dilibatkan dalam pelaksanaan adalah Guru, komite, dan
pegawai Tata Usaha, Komit Madrasah. Guru bertugas sebagai pelaksanaan
kegiatan, pegawai Tata Usaha sebagai perlengkapan administrasi dan komite
madrasah sebagai pendukung dalam pelaksanaan. madrasah bekerja dalam
koridor-koridor tertentu antara lain sebagai berikut:
f. Sumber daya; Madrasah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur
semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan
operasional/administrasi, pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk
memperkuat madrasah dalam menentukan dan mengalokasikan dana sesuai
dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan
mutu;
g. Pertanggungjawaban; madrasah dituntut untuk memiliki akuntabilitas baik
kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakan perpaduan atas
komitmen terhadap standar keberhasilan dan harapan tuntutan orang tua/
masyarakat. Pertanggungjawaban bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana
masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu madrasah
memberikan laporan pertanggungjawaban dan mengkomunikasikannya
kepada orang tua/masyarakat dan melaksanakan kaji ulang secara
menyeluruh terhadap pelaksanaan program prioritas madrasah dalam proses
peningkatan mutu;
h. Kurikulum; berdasarkan kurikulum standar yang telah ditentukan secara
nasional, madrasah bertanggungjawab untuk mengembangkan kurikulum
baik dari standar materi dan proses penyampaiannya;
i. Personil madrasah; madrasah bertanggungjawab dan terlibat dalam proses
rekrutmen (dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan) dan
pembinaan struktural staf madrasah (kepala madrasah, wakil kepala
madrasah, guru dan staf lainnya);
j. Konsekuensi logis, dari itu madrasah harus diperkenankan untuk
mengembangkan perencanaan pendidikan dan prioritasnya di dalam
kerangka acuan yang dibuat oleh pemerintah. Memonitor dan mengevaluasi

124
setiap kemajuan yang telah dicapai dan menentukan apakah tujuannya telah
sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan mutu. Menyajikan laporan
terhadap hasil dan performanya kepada masyarakat dan pemerintah sebagai
konsumen dari layanan pendidikan (pertanggung jawaban kepada stake-
holders).
Dari data wawancara di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
peningkatan mutu yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung adalah
mengacu kepada perencanaan yang sudah dibuat. Pelaksanaan manajemen
kepemimpianan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan meliputi:
1) Pengaturan Sumber Dana;
2) Pengaturan Sumber Daya Manusia;
3) Pengaturan Sarana Prasarana;
4) Pengembangan Kurikulum.
1) Pengaturan Sumber Dana
Wawancara dengan Ibu Rokhyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pengaturan sumber dana, beliau mengatakan:
Pengaturan sumber dana yang saya lakukan adalah dengan
mengalokasikan dana sesuai dengan yang sudah di rencanakan sebelumnya.
Dana yang ada di MTsN 2 Kota Bandung dialokasikan sesuai dengan
keperluan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di MTsN 2 Kota
Bandung.
Sedangkan Wawancara dengan Syamruddin, Bendahara MTsN 2 Kota
Bandung tentang pengalokasian dana MTsN 2 Kota Bandung, beliau
mengatakan:
Dana yang ada di MTsN 2 Kota Bandung dialokasikan sesuai dengan
perencanaan sumber dana. Setiap dana yang diterima dan yang dikeluarkan
dibuat pertanggung jawaban dengan membuat rincian dana. Kebijakan ini
dilakukan agar dana yang ada bisa dipertanggung jawabkan kepada orang
tua/wali siswa. Pertanggung jawaban dilakukan agar terjalin kepercayaan
antara orang tua/wali siswa dengan MTsN 2 Kota Bandung.
Wawancara dengan ibu nani Komite MTsN 2 Kota Bandung

125
mengenai pengaturan sumber dana, beliau mengatakan
Pengaturan sumber dana MTsN 2 Kota Bandung dilakukan dengan
transparan oleh kepala madrasah. Dana yang di pergunakan oleh MTsN 2
Kota Bandung diberikan pertanggung jawaban yang jelas kepada orang
tua/wali siswa. Taransparansi dana yang dilakukan oleh kepala MTsN 2
Kota Bandung adalah dengan mengumumkan rincian dana ketika rapat di
MTsN 2 Kota Bandung.
Wawancara dengan ibu rokhiyat kepala sekolah MTsN 2 Kota
Bandung menjelaskan bahwa:
Usaha yang saya lakukan untuk mengatasi kekurangan dana adalah
dengan mendahulukan dulu anggaran yang lebih penting dan pendekatan
kepada komite madrasah mengenai kekurangan dana ketika ada suatu
kegiatan di madrasah.
Dari data wawancara dan dokumen di atas dapat diketahui bahwa
dalam pengelolalaan dana yang diterima MTsN 2 Kota Bandung dari dana
BOS saja sedangkan dari komite hanya untuk keperluan yang tidak terduga
dan dilakukan dengan transparansi oleh kepala madrasah.
2) Pembinaan Sumber Daya Manusia
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pembinaan sumber daya manusia.
Setiap personil madrasah diarahkan untuk melaksanakan tugas yang
sudah diberikan kepala madrasah melalui pengorganisasian. Setiap personil
madrasah juga diarahkan untuk mengembangkan kegiatan yang sudah
diberikan. Para guru harus berusaha melaksanakan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Inopatif dan Menyenangkan (PAIKEM), serta mempunyai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar materi yang diberikan guru dapat
terarah. Bantuan yang diberikan kepala madrasah adalah dengan melakukan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan mengutus para guru untuk
megikuti Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT).
Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah MTsN 2 Kota
Bandung mengenai pembinaan sumber daya manusia di MTsN 2 Kota

126
Bandung.
Pembinaan sumber daya manusia di MTsN 2 Kota Bandung dilakukan
oleh kepala madrasah adalah dengan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan pada
tinggkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi maupun tingkat
nasional. Pembinaan sumber daya manusia juga dilakukan oleh kepala
sekolah MTsN 2 Kota Bandung dengan memberikan kesempatan kepada
guru untuk melanjutkan pendidikan.
3) Pengaturan Sarana Prasarana
Sarana prasarana MTsN 2 Kota Bandung sudah terpenuhi dan tertata
dengan rapi. Apabila ada sarana prasarana yang sudah tidak layak pakai
maka akan langsung untuk memperbaikinya karena apabila ada kerusakan
maka akan menghambat dalam proses pembelajaran dan akan menurunkan
mutu pendidikan. pada pembahasan perencanaan sudah dijelaskan tentang
sarana prasarana yang sudah terpenuhi di MTsN 2 Kota Bandung.
Berikut ini adalah Wawancara dengan Ibu Rokhiyat Kepala Sekolah
MTsN 2 Kota Bandung mengenai pengaturan sarana prasarana, beliau
mengatakan: Pengaturan sarana prasarana yang saya lakukan adalah dengan
memperhatikan sarana prasarana yang sudah rusak. Kebijakan ini saya
lakukan untuk mengatasi sarana prasarana yang sudah tidak layak
digunakan dan demi terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik.
Observasi peneliti tentang sarana prasarana, peneliti melihat sarana
prasarana MTsN 2 Kota Bandung. Sarana prasarana yang dimiliki MTsN 2
Kota Bandung adalah ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang labolatorium
ipa, ruang labolatorium komputer, ruang labolatorium bahasa, ruang kepala
madrasah, musholla, gudang, kamar mandi kepala/wc, kamar mandi guru,
kamar mandi siswa putra, kamar mandi siswa putri, halaman/lapangan olah
raga, aula.
4) Pengembangan Kurikulum
Pada pembahasan perencanaan dijelaskan bahwa kurikulum yang
dipakai MTsN 2 Kota Bandung adalah Kurikulum 2013.

127
Adapun pengembangan kurikulum yang dilakukan kepala sekolah
MTsN 2 Kota Bandung dalam peningkatan mutu pendidikan adalah:61
Pelaksanaan kurikulum yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung
adalah Kurikulum 2013. Dalam menumbuhkan suasana belajar yang
menyenangkan serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan
berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan, memilliki sikap arif dan bijaksana, berkarakter dan memiliki
kematangan emosional. hal yang diperhatikan adalah Pengembangan
kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan masyarakat, menyajikan
kurikulum kepada siswa secara efektif dan efisien dengan memperhatikan
sumber daya yang ada. Untuk itu MTsN 2 Kota Bandung banyak
mengadakan kegiatan exstrakurikuler untuk menambah jam pelajaran dan
mewujudkan lulusan yang bermutu sesuai degan kebutuhan siswa dan
masyarakat.
Pernyataan kepala madrasah tersebut sejalan pernyataan pada
wawancara dengan Ibu Nani Bidang Kurikulum MTsN 2 Kota Bandung
beliau menyebutkan bawa:
Pengembangan kurikulum di MTsN 2 Kota Bandung adalah dengan
mengadakan kegiatan exstrakurikuler. Kegiatan ini dilakukan untuk
menambah jam pelajaran dan mata pelajaran yang tidak bisa dilaksanakan
pada kegiatan inti. Kegiatan yang dilakukan adalah menambah kegiatan
pembelajaran agama dan menambah jam pelajaran pada mata pelajaran yang
diikutkan pada Ujian Nasional (UN).
Sedangkan Wawancara dengan Mariana Mislah, Guru Matematika
MTsN 2 Kota Bandung beliau menyebutkan :
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap guru berusaha
untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan kepada para siswa.
Kepala madrasah memberikan kebebasan kepada para guru untuk
mempergunakan fasilitas yang ada di madrasah demi menunjang keefektifan
pembelajaran, misalnya menggunakan laptop dan infokus, serta fasilitas lain
yang ada di madrasah. Setiap guru dituntut untuk mempunyai rencana

128
pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar pembelajaran bisa terarah. Dalam
pelaksanaan pembelajaran kami selalu diberikan pengarahan menggunakan
metode yang bervariasi agar tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Kepala madrasah biasanya memberikan
pengarahan pada kegiatan apel pagi dan pada pelaksanaan upacara bendera.
Observasi peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran atau sebelum
masuk ke dalam kelas, guru MTsN 2 Kota Bandung menyiapkan perangkat
pembelajaran yang diperlukan di dalam kelas. Adapun prangkat
pembelajaran yang dipersiapkan guru MTsN 2 Kota Bandung adalah: buku
pelajaran, alat peraga, dan RPP, di dalam kelas guru melaksanakan proses
belajar mengajar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan sudah
ditulis di dalam RPP. Dengan adanya RPP ini guru melaksanakan tugasnya
secara efektif dan evisien. Dalam pembelajaran guru MTsN 2 Kota Bandung
melaksanakan PBM dengan metode yang bervariasi.

4. Pengawasan Kepala Madrasah dalam Menguatkan mutu Pendidikan di


MTsN 2 Kota Bandung
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai pengawasan, beliau mengatakan:
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan perencanaan yang sudah ditetapkan dapat tercapai atau tidak.
Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan
tujuan, perencanaan. Membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya madrasah dipergunakan dengan cara efektif dan efisiensi dalam
pencapaian tujuan- tujuan madrasah.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan kepala madrasah mengenai
pengawasan yang dilakukan di MTsN 2 Kota Bandung.
Aspek-aspek yang dijadikan sasaran pengawasan adalah:

129
d. Kesesuaian perencanaan dengan standar pelaksanaan yang sudah
ditetapkan dengan melihat perbandingan kegiatan nyata dengan
standar yang ditetapkan;
e. Mengukur dan menetapkan penyimpangan-penyimpangan guna
memberikan koreksi yang diperlukan;
f. Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan guna menjamin
penggunaan seluruh sumber daya madrasah dipergunakan dengan
efektif.
Yang dilibatkan dalam pengawasan adalah kepala madrasah dan personil
kepala madrasah. Hasil pengawasan yang didapatkan dijadikan sebagai perbaikan
dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Wawancara mengenai bagian yang diawasi dan proses pengawasan yang
dilakukan kepala madrasah adalah:
1. Bidang kurikulum, mengenai proses pelaksanaan dan pencapaian target
kurikulum;
2. Bidang sumber daya manusia, mengenai peningkatan kemampuan
profesional guru;
3. Bidang pengelolaan sarana dan prasarana, perabot dan peralatan;
4. Bidang administrasi sekolah meliputi, administrasi kesiswaan, administrasi
guru dan pegawai, administrasi surat-menyurat, administrasi keuangan.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
menengai tahapan pengawasan yang dilakukan, beliau megatakan. Proses
pengawasan dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengawasan pendahuluan,
pengawasan pelaksanaan, pengawasan umpan balik. Dalam pengawasan
pelaksanaan saya melakukan supervisi kedalam kelas minimal dua kali dalam satu
semester untuk setiap guru.
Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung sejalan
dengan proses pengawasan menurut Nanang Fattah dalam bukunya landasan
manajemen pendidikan. Proses pengawasan terdiri dari tiga tahap yaitu:
menetapkan standar pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan pekerjaan
dibandingkan dengan standar, dan menentukan kesenjangan (deviasi) antara

130
pelaksanaan dengan standar dan rencana.99 Sedangkan menurut Sagala:100
Pengawasan digunakan untuk mengidentifikasikan apakah proses
pencapaian tujuan melalui proses manajemen berjalan dengan baik, apakah ada
penyimpangan pada kegiatan itu serta kelemahan apa yang didapatkan dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, setelah itu ditentukan
solusi yang tepat, efisien, dan efektif untuk mengatasi berbagai problem
pendidikan tersebut.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai bentuk pengawasan pendahuluan yang dilakukan kepala madrasah,
beliau mengatakan bahwa:
1) Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan yang saya lakukan adalah melihat disiplin guru,
dengan cara melihat kehadiran guru setiap hari dengan bantuan guru piket dan
bidang kurikulum, bagi guru yang tidak hadir saya menyuruh guru lain untuk
menggantikan, Agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Untuk menjaga
disiplin waktu saya melakukan pemantauan kesetiap kelas dengan dibantu oleh
guru piket dan bidang Kurikulum untuk melihat kelas apakah guru masuk sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Selain itu, pemeriksaan perangkat pembelajaran
guru dalam bentuk RPP saya lakukan disetiap awal semester. Bagi guru yang
tidak hadir tanpa keterangan dan terlambat masuk ke dalam kelas, saya
memberikan peringatan kepada guru tersebut, dengan cara memanggilnya
kekantor kepala madrasah untuk diberikan nasehat.
2) Pengawasan Pelaksanaan
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai bentuk pengawasan pelaksanaan yang dilakukan kepala madrasah,
beliau mengatakan bahwa:
Pengawasan pelaksanaan yang saya lakukan adalah dengan mengadakan
supervisi ke dalam kelas untuk melihat proses pembelajaran, apakah pembelajara

99
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. 11 (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011), h. 101.
100
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Alfabeta, tt), h.50.

131
yang dilaksanakan oleh guru sesuai atau tidak dengan rencana pembelajaran
(RPP) yang sudah dibuat. Kegiatan ini saya lakukan kepada setiap guru minimal
dua kali dalam satu semester dengan cara masuk ke dalam kelas untuk melihat
guru mengajar.
3) Pengawasan Umpan Balik
Hasil pengawasan pada pelaksanaan kegiatan dijadikan sebagai bahan untuk
memberikan saran dan bimbingan kepada guru mengenai kelemahan- kelemahan
dalam pelaksanaan kegiatan belar mengajar, dan kepada guru dijadikan sebagai
bahan untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai bentuk pengawasan umpan balik yang dilakukan kepala madrasah,
beliau mengatakan bahwa:
Pengawasan umpan balik saya lakukan dengan memberikan saran-saran
kepada guru tentang kelemahan dan kekurangan guru dalam hal proses
pembelajaran dan disiplin guru. Ini saya lakukan agar guru tersebut melakukan
perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya dan lebih meningkatkan disiplin
kerja. Pemberian saran kepada setiap guru saya lakukan di kantor guru secara
perseorangan, agar guru tersebut tidak merasa kecil hati dengan guru yang
lainnya.

5. Evaluasi Kepala Madrasah dalam Menguatkan Mutu Pendidikan di


MTsN 2 Kota Bandung
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
mengenai evaluasi, beliau mengatakan:
Evaluasi dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan di
semester selanjutnya, evaluasi dilakukan setelah ada pengawasan. Hasil
pengawasan dijadikan sebagai alat untuk mengadakan evaluasi. Dalam
pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan melihat faktor pendukung dan
penghambat jalannya proses implementasi perencanaan.
Menurut wawancara dengan ibu nani Bidang Kurikulum MTsN 2 Kota
Bandung disebutkan bahwa:

132
Hasil evaluasi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan dibahas minimal satu kali dalam satu semester, biasanya dilakukan di
akhir semester. Hasil evaluasi diberikan kepala madrasah untuk perbaikan di
semester yang akan datang.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung
beliau menyebutkan:
Hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk penyusunan perencanaan
selanjutnya, dan dijadikan sebagai alat pengukuran tentang pencapaian selama
pelaksanaan (selama satu semester). Evaluasi dilakukan kepala madrasah sebagai
bahan untuk perbaikan di semester yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan
oleh kepala madrasah harus betul-betul dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian.
dan dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan di dalam pelaksanaan selanjutya.
Bentuk evalusasi yang dilakukan kepala madrasah adalah dengan
memberikan penilaian kepada guru setiap tahun tentang hasil kerja yang dicapai.
Wawancara dengan ibu rokhiyat Kepala sekolah MTsN 2 Kota Bandung beliau
mengatakan bahwa:
Evaluasi yang saya lakukan adalah dengan memberikan nilai hasil kinerja
guru setiap tahun dalam bentuk daftar pelaksanaan pekerjaan Pegawai. Cara
penilaian yang saya lakukan adalah dengan melihat hasil pengawasan, baik
pengawasan pendahuluan maupun pelaksanaan kegiatan. penyerahan nilai ini saya
berikan kepada guru secara perseorangan di kantor kepala madrasah, agar saya
bisa memberikan bimbingan kepada guru tentang hasil kinerja yang dicapainya.
Kebijakan ini saya lakukan agar lebih leluasa memberitahu kepada guru tentang
kelemahan dan kekurangan yang dimilikinnya tanpa diketahui oleh guru yang
lain. Hasil evaluasi ini diharapkan agar menjadi bahan kepada guru untuk
perbaikan pada tahun berikutnya demi tercapainya mutu pendidikan di MTsN 2
Kota Bandung.
Evaluasi dilakukan kepala MTsN 2 Kota Bandung dengan dengan melihat
faktor pendukung dan penghambat jalannya proses implementasi perencanaan.
Hasil evaluasi dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan pada perencanaan
selanjutnya. Tujuan evaluasi yang dilakukan kepala madrasah sesuai dengan teori

133
yang mengatakan bahwa:101
Evaluasi sebagai fungsi manajemen merupakan aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah
ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan mengetahui berbagai
kesalahan atau kekurangan, perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah
dan dapat dicari problem solving yang tepat dan akurat.

C. Penawaran Gagasan
Penerapan manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam menguatkan
mutu pendidikan di MTsN 2 Kota Bandung ditentukan oleh adanya faktor
pendukung dan faktor penghambat.
1. Faktor pendukung:
a. Lingkungan madrasah yang mendukung aktivitas madrasah
b. Sarana prasarana yang sudah terpenuhi
c. Sumberdaya Manusia yang cukup baik secara kualitas maupun
kuantitas;
d. Menggunakan strategi pembelajaran aktif, inopatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan sebagai strategi pembelajaran di
madrasah, sebab pembelajaran dengan cara tersebut adalah
bagian integral dari peningkatan mutu pendidikan;
e. Adanya sumber dana untuk peningkatan mutu pendidikan;
f. Kurikulum yang sesuai dengan tuntutan masyarakat;
g. Adanya partisipasi dari masyarakat, terutama masyarakat yang
memiliki pengetahuan keagamaan yang baik dan mempunyai
keperdulian kepada pendidikan;
h. Adanya hubungan kerja yang kondusif dan harmonis, dalam arti
masing-masing dari personil madrasah, berupaya melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.

101
Saefullah, Manajemen Pendidikan, h .40.

134
2. Faktor penghambat:
a. Kurangnya kedisiplinan dari siswa ketika melakukan
ektrakulikuler
b. Dana yang dimiliki madsarah sangat terbatas
c. Adanya sikap dari para pendidik yang pasif dan tidak kreatif
d. Kurang informatif dalam setiap kegiatan dikarenakan tidak ada
website untuk menjangkau atau melihat data atau kegiatan yang
ada di mtsn 2 kota bandung
Penerapan manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan akan selalu mengalami faktor yang
mendukung dan faktor yang menghambatnya. Hanya saja sejauh mana
pihak satuan pendidikan terutama kepala madrasah mampu terus berusaha
dan berupaya menjadikan hambatan itu menjadi sebuah peluang yang dapat
memajukan madrasah. Dari data yang diperoleh dalam penelitian
manajemen kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
MTsN 2 Kota Bandung ternyata tidak terlepas dari hambatan-hambatan
yang terjadi dilapangan. Faktor-faktor penghambat yang telah teridentifikasi
perlu diperhatikan, sehingga kegagalan implementasi kebijakan dapat
dieleminir.
3. Proyeksi
Hal ini menarik bagi peneliti untuk memaparkan mengenai MTsN 2
Kota Bandung kedepan dengan konsidi objektif dan subjektif dalam
manajemen kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan faktor pendukung
dan penghambat yang telah disampaikan sebelumnya.
Melihat kondisi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
madrasah, peneliti dapat menyimpulkan bahwa lembaga terkait memiliki
konsep manajemen kepemimpinan yang bisa dijadikan model bagi lembaga
lainnya dan akan melahirkan kaderisasi pemimpin yang baik di masa yang
akan datang, melihat potensi kepala sekolah yang begitu detail dalam
mengelola sekolah tersebut.

135
Selain itu, melihat potensi serta kecakapan dan kecukupan yang
dimiliki oleh lembaga, sangat memungkinkan apabila lembaga tersebut
memiliki suatu webset untuk berbagi informasi mengenai program-program
atau kegiatan yang ada di madrasah tersebut. Agar orang-orang di luar sana
lebih mudah untuk melihat informasi yang ada serta untuk menarik
perhatian agar anak-anaknya mau untuk sekolahkan di mtsn 2 kota bandung.

136
137

Anda mungkin juga menyukai