Anda di halaman 1dari 59

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KETELADANAN GURU PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK PESERTA
DIDIK DI SEKOLAH TAHFIDZUL QUR’AN AL ABBAS
BEKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd) pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul
Hikmah Cianjur

Oleh :

YONO
NIM 2019.082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
NURUL HIKMAH CIANJUR
2023 M/ 1444 H
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KETELADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
TAHFIDZUL QUR’AN AL ABBAS BEKASI

YONO
NIM 2019.082
Pendidikan Agama Islam

DOSEN PEMBIMBING

Heri Wicaksono, M.Pd

Akhmad Hasan Abdul Wafi, S.Pd

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Mahasiswa STIT Nurul Hikmah
Cianjur:

Nama : Yono
NIM : 2019.082
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Pengaruh
Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak
Peserta Didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi ” adalah
1. Dibuat dan diselesaikan oleh saya sendiri, berdasarkan data yang saya
peroleh dari hasil penelitian saya.
2. Bukan merupakan duplikasi yang pernah dibuat oleh orang lain atau
jiplakan karya tulis orang lain.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya tidak benar.

Bekasi, 29 Januari 2023

Yang membuat pernyataan

Materai Rp 10.000

Yono

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Bahwa Skripsi yang berjudul :


PENGARUH KETELADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
TAHFIDZUL QUR’AN AL-ABBAS BEKASI

Oleh:
YONO
NIM 2019.082
Setelah diperiksa dan diperbaiki sesuai dengan saran pembimbing, dapat
diajukan/disahkan untuk mengikuti sidang skripsi

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Heri Wicaksono, M.Pd Akhmad Hasan Abdul Wafi, S.Pd

Mengetahui :

Ketua STIT Nurul Hikmah, Kaprodi PAI

Agus Nasrullah, S.Pd., M.Pd Samsudin, S.Pd.I., M.Pd

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi, Yono, NIM : 2019.082 Yang berjudul “Pengaruh Keteladanan


Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Peserta Didik Di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi” telah diuji dalam sidang
Munaqosyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nurul Hikmah Cianjur, pada
tanggal.................

Skripsi tersebut telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Nurul Hikmah Cianjur.
Cianjur, 26 Februari 2023

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

Agus Nasrullah, S.Pd., M.Pd Samsudin, S.Pd.I., M.Pd

Anggota

................................ ....................................

iv
ABSTRAK
Yono (2023), Pengaruh Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam
Terhadap Akhlak Peserta Didik Di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas
Bekasi.
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Nurul Hikmah Cianjur.
Pembimbing : (1) Heri Wicaksono, M.Pd (2) Akhmad Hasan Abdul Wafi, S.Pd

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang terjadi pada peserta
didik, diantaranya: Masih banyaknya peserta didik yang belum mengamalkan
akhlak yang baik.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana keteladanan guru
pendidikan agama islam di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi ? 2)
Bagaimana akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi ?
3) Seberapa besar pengaruh keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap
akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi ?
Tujuan Penelitian : 1) Untuk mengetahui bagaimana keteladanan guru
pendidikan agama islam di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi. 2) Untuk
mengetahui bagaimana akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al
Abbas Bekasi 3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keteladanan guru
pendidikan agama islam terhadap akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul
Qur’an Al Abbas Bekasi.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, dimana peneliti
mengumpulkan data berupa angka kemudian dianalisis agar mendapatkan hasil
penelitian.
Temuan :…………………….

v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Sang
Pemilik Kerajaan dunia dan seisinya, tiada tuhan selain Allah Subhanahu
Wata’ala dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon dan berserah diri.
Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah Subhanahu
Wata’ala penyusun dapat melaksanakan semua kegiatan Penelitian serta
menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan Salam Semoga selalu tercurah
Kepada Nabi kita Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam
beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu mengikuti
petunjuknya,
Tidak terasa pelaksanaan Penelitian di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al
Abbas telah selesai sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi dengan
judul : Pengaruh Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap
Akhlak Peserta Didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas.
Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, namun juga
menambah teman dan saudara. Lingkungan Sekolah yang sangat
menghargai, membimbing, dan sangat membantu dalam kegiatan
sangatlah memotivasi penyusun untuk melaksanakan penelitian dengan
sebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, semua penelitian Skripsi dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana.
Tak lupa pula pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Skripsi
ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan kehidupan,


keselamatan dan kesehatan baik jasmani maupun rohani.

vi
2. Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam yang senantiasa
menjadi panutan bagi ummat muslim di dunia.
3. Kedua orang tuaku, Istriku, Anak-anaku, serta keluarga yang
senantiasa selalu mendoakan dan memberi motivasi kepada
penyusun.
4. Rektor STIT Nurul Hikmah Cianjur yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian ini.
5. Ketua program studi PAI STIT Nurul Hikmah Cianjur tahun 2023
yang telah banyak memberikan pengajaran berharga kepada kami
dalam penulisan skripsi selama ini.
6. Dosen pembimbing I dan II yang telah banyak memberi masukan,
kritik, dan saran sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.
7. Segenap Perangkat Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi
yang telah banyak membantu untuk mensukseskan program yang
dijalankan selama penelitian ini berlangsung.
8. Teman-teman seperbimbingan skripsi yang selalu mendukung dan
memberikan semangat tiada henti, dan telah menjadi tempat
mengadu dan berkeluh kesah selama penelitian berlangsung.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu
dalam proses penelitian di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi
serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi mendapat ridho dan balasan dari Allah
Subhanahu Wata’ala.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca
dan masyarakat yang sifatnya membangun, diterima dengan
senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis

vii
berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembaca pada umumnya
dan masyarakat khususnya.

Bekasi, 29 Januari 2023


Penulis

(Yono)
NIM 2019.082

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. xiv

BAB I........................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

E. Kegunaan Penelitian........................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 10

BAB II ....................................................................................................... 11

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Pendidikan Agama Islam ......................................................................

B. Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam ........................................

ix
C. Akhlak Peserta Didik .................................................................

D. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................

E. Kerangka Pemikiran ..............................................................................

F. Hipotesis ................................................................................................

BAB III ..........................................................................................................

METODE PENELITIAN ..............................................................................

A. Tujuan Penelitian ..................................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................

C. Metode Penelitian .................................................................................

D. Populasi dan Sampel .............................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................

1. Definisi Konseptual ...........................................................................

2. Definisi Operasional Variabel ...........................................................

3. Kisi-kisi Instrumen ............................................................................

4. Kalibrasi (Uji Coba Instrumen) .........................................................

5. Instrumen Final ..................................................................................

F. Teknik Analisa Data ..............................................................................

G. Hipotesis Statistik .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

x
PEDOMAN TRANSLITERASI
TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

Transliterasi dalam penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku


Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah Fakultas Syariah dan
Hukum, dan buku tersebut juga merujuk kepada Keputusan Bersama
Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor:
0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin Ket No Arab Latin Ket

1 ‫ا‬ Tidak 16 ‫ط‬ Ṭ t dengan titik


dilamba dibawahn ya
ngkan

2 ‫ب‬ b 17 ‫ظ‬ ẓ z dengan titik


di bawahnya

3 ‫ت‬ T 18 ‫ع‬ ’

4 ‫ث‬ ṡ s de ngan 19 ‫غ‬ G


titk di
atasnya

5 ‫ج‬ J 20 ‫ف‬ F

6 ‫ح‬ ḥ h dengan 21 ‫ف‬ Q


titik
dibawahnya

7 ‫خ‬ Kh 22 ‫ك‬ K

8 ‫د‬ D 23 ‫ال‬ L

9 ‫ذ‬ Ż z dengan 24 ‫م‬ M


titik di
atasnya

10 ‫ر‬ R 25 ‫ن‬ N

xi
11 ‫ز‬ Z 26 ‫و‬ W

12 ‫س‬ S 27 ‫ه‬ H

13 ‫ش‬ Sy 28 ‫ء‬ ,

14 ‫ص‬ ṣ s dengan 29 ‫ي‬ Y


titik di
bawahnya

15 ‫ض‬ Ḍ d dengan
titik di
bawahnya

2. Konsonan

Vokal Bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari


vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa


tanda atauharkat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin

َ Fathah A

َ Kasroh I

َ Dammah U

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan


antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

xii
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf

‫ي‬ Fathah dan ya Ai

‫و‬ Fathah dan wau Au

Contoh: haula : ‫هول‬ kaifa : ‫كيف‬

3. Maddah

Maddahatau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan


huruf , transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda

‫ي‬/‫َا‬ Fathah dan alif atau Ā


ya

‫َي‬ Kasrah dan ya Ī

‫َي‬ Dammah dan wau Ū

Contoh:

‫ قال‬: qāla

‫ رمى‬: ramā

‫ قيل‬: qīla

‫ يقول‬: yaqūlu

xiii
4. Ta Marbutah )‫(ة‬

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.

a. Ta marbutah )‫ (ة‬hidup

Ta marbutah )‫ (ة‬yang hidup atau mendapat harkat fatḥah,


kasrahdandammah, transliterasinya adalah t.

b. Ta marbutah )‫ (ة‬mati

Ta marbutah )‫ (ة‬yang mati atau mendapat harkat sukun,


transliterasinya adalah h.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir huruf ta marbutah )‫ (ة‬diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu
terpisah maka ta marbutah )‫ (ة‬itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh :
‫َروضَةُا الطفا ل‬ : rauḍah al-aṭfāl/ rauḍatul aṭfāl
‫المدينة المنورة‬ : al-Madīnah al-Munawwarah/al-Madīnatul
Munawwarah
‫طلحة‬ : Ṭalḥah

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar rmerupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi
berupa interaksi edukatif. Kegiatan pendidikan bukan hanya terbatas
pada penyampaian ilmu melainkan juga melibatkan usaha menanam
sikap dan nilai-nilai kepada pelajar yang sedang belajar.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya
mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Guru
adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam
pekerjaannya yaitu untuk membuat peserta didiknya berubah atau
berhasil. Sebagai seorang guru, ia harusmempunyai pendidikan yang
tinggi untuk menunjang pekerjaannya.
Akhlak yang baik merupakan harapan setiap orang, baik
pesertadidik dan guru maupun orang tua. Namun pada bagian lain
akhlak tidak akan diperoleh oleh peserta didik bilamana tidak ada atau
kurang jalinan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik atau
sebaliknya. Sebab,terjadinya pentransferan ilmu pengetahuan, pesan
yang disampaikan guru, baik secara bahasa lisan dan tulisan maupun
isyarat harus dimengerti dan dipahami oleh pesertadidik itu sendiri.
2

Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu


memberikan keteladanan yang baikdan akan berdampak positif dalam
pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat
memberi contoh yang baik dari segi akhlak dan penampilan. Hal ini
dimaksudkanuntuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta
memotivasi pesertadidik untuk belajar dengan baik. Di dalam
pendidikan formal, telah digariskan dan diprogramkan dalam satu
ruang lingkup program yang menentukan berbagai aspek yang
dihadapkan dan peserta didik akan termotivasi dengan mudah dalam
kegiatan belajar mengajar apabila keteladanan berlangsung dengan baik
dan efektif. Dengan kata lain,pokok permasalahan yang terjadi adalah
tujuan pembelajaran tidak akan dapat dicapai tanpa terciptanya dan
terjadinya keteladanan yang diberikan guru kepada pesertadidik dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, keteladanan guru memiliki peran
yang penting dalam menunjang tercapainya pembelajaran, terutama
dalam hal afektif atau akhlak peserta didik.
Keteladanan guru yang harusla htetap dipertahankan, sehingga
menjadi lebih baik di dalam mengontrol perkembangan anak didik,
perhatian orang tua dan guru terhadap perkembangan anak agar terus
ditingkatkan, kendala-kendala yang masih kurang jangan menjadi
hambatan di dalam terus meningkatkan pendidikan terutama agama.
Hasil obsevasi terhadap Peserta didik di Sekolah Tahfidzl Qur’an
Al Abbas Bekasi,saya ingin mengetahui bagaimana keteladanan guru
disana apakah memberikan pengaruh yang baik terhadap akhlak peserta
didiknya dan yang saya sering dengarkan dari perkataandari beberapa
masyarakat sekitar bahwa sebagaian besar akhlak peserta didik di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi, belum sepenuhnya
3

dikatakan baik karena masih banyak ditemukannya perilaku yang tidak


mencerminkan akhlak yang baik seperti saling menggangu saat
shalat,memandang remeh temannya, tidak menolong temannya jika
kesusahan,malas berdoa dan berdzikir kepada Allah ketika usai shalat,
selalu berprasangka buruk terhadap temannya.
Disinilah saya ingin mengetahui apakah benar peserta didik di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi masih belum memiliki
akhlak yang baik. Saya juga ingin mengetahui apakah guru disana
sudah memberikan teladan yang baik terhadap peserta didiknya karena
selama ini peserta didik kerap terinspirasi dengan sosok pendidik yang
memiliki sikap yang memang patut diteladani, sehingga dalam proses
perubahan akhlak dipengaruhi oleh keteladanan guru.
Melihat uraian dan wacana di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang menyangkut akhlak peserta didik di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi, yang di pengaruhi oleh
keteladanan guru pendidikan agama islam. Bertitik tolak dari hal
tersebut penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang hasilnya
akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul :
PENGARUH KETELADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
TAHFIDZUL QUR’AN AL ABBAS BEKASI

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat di


identifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut :

1. Peserta didik malas ketika pembelajaran di kelas.


4

2. Peserta didik ribut sendiri saat guru menerangkan pembelajaran


pendidikan agama islam di kelas.

3. Peserta didik tidak memahami apa yang diajarkan guru dengan

Baik

4. Orang tua tidak bisa memantau anaknya dengan baik sehingga


akhlak peserta didik kurang baik.

5. Peserta didik kurang sopan ketika berbicara dengan guru dan orang
tua

6. Peserta didik terpengaruh penggunaan media yang tidak tepat,


sehingga akhlaknya kurang baik .

7. Peserta didik menyepelekan pembelajaran pendidikan agama islam


disekolah.

8. Peserta didik suka menggangu temanya dan tidak punya sikap


tolong menolong terhadap teman.

9. Guru pendidikan agama islam kurang memiliki kompetensi


kepribadian yang baik.

10. Kurangnya penggunaan media sebagai alat untuk memperagakan


akhlak yang baik.

11. Kurangnya penguasaan terhadap karakter peserta didik yang


bermacam-macam.

12. Kurangnya keteladanan guru pendidikan agama islam.


5

C. Pembatasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan


pengaruh keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak
peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi.

D. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut :

1. Bagaimana keteladanan guru pendidikan agama islam di Sekolah


Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi ?

2. Bagaimana akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al


Abbas Bekasi ?

3. Seberapa besar pengaruh keteladanan guru pendidikan agama


islam terhadap akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an
Al Abbas Bekasi ?

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi penulis
6

a. Menambah wawasan penulis mengenai tugas seorang guru


dalam pembelajaran pendidikan agama islam agar menjadi
contoh atau teladan yang baik untuk peserta didik.

b. Menghasilkan hasil karya yang akan memperbaiki


pendidikan dan cara belajar mengajar yang baik, sehingga
kelak penulis akan menjadi seorang guru yang kompeten.

2. Bagi sekolah

a. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan


kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para
pendidik yang ada di dalamnya agar bisa menjalankan
tugasnya dengan baik dan profesional dalam tugas tersebut.

b. Memberikan pengajaran kepada pengurus yang ada di


sekolah agar meningkatkan sumber daya manusianya lebih
baik lagi dengan cara mengadakan pelatihan guru,
khususnya guru pendidikan agama islam yang selama ini di
anggap tidak punya prioritas bagi lembaga pendidikan.

3. Bagi kampus

a. Sebagai peningkatan reputasi kampus STIT Nurul Hikmah


Cianjur karena mahasiswanya turut serta berperan aktif
dalam penelitian sehingga bisa merubah sistem dan sumber
daya manusia dalam pendidikan agar lebih baik lagi
kedepanya.
7

b. Sebagai bukti bahwa mahasiswa STIT Nurul Hikmah


Cianjur adalah berkualitas dan mempunyai managemen
mutu yang bisa diandalkan karena mahasiswanya ikut
berperan aktif dalam penelitian.

4. Bagi masyarakat

a. Sebagai bahan pertimbangan dan wawasan berfikir untuk


memasukan Anak-anaknya kesekolah, tidak hanya sekolah
yang berkualitas tapi guru atau pengajarnya pun agar
memiliki teladan yang baik, sehingga Masyarakat bisa
memilih sekolah yang terbaik untuk anaknya tidak karena
sekolahnya yang bagus, tapi sekolah yang bisa
mensukseskan peserta didik yang ada di dalamnya.

b. Sebagai bentuk pilihan atau referensi, agar bisa memasukan


anaknya bersekolah di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas
Bekasi karena mempunyai pengajar yang kompeten dan
teladan yang baik.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang latar belakang


masalah yang menjadi sebab penelitian ini dilakukan. Kemudian
identifiaksi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kerangka teoritis, kerangka berpikir dan hipotesis, dalam


bab ini berisi tentang grand theory pendidikan agama islam,
keteladanan guru pendidikan agam islam, akhlak peserta didik, hasil
penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis.
8

BAB III Metode penelitian, dalam bab ini berisi tentang tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan hipotesis
statistik.
BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN


HIPOTESIS

A. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan


kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada
juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu
proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok
orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan
pendidikan kita bisa lebih

dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat


positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta
huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan
lain sebagainya (Haryanto, 2012: 43)

Dalam islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Menurut


ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-
yurobbii- yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.

Sedangkan arti tarbiyah secara istilah adalah:

1. Menyampaikan sesuatu untuk mencapai kesempurnaan, dimana


bentuk penyampaiannya satu dengan yang lain berbeda sesuai
dengan tujuan pembentukannya.

2. Menentukan tujuan melalui persiapan sesuai dengan batas


kemampuan untuk mencapai kesempurnaan.

9
10

3. Sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit


oleh seorang pendidik.

4. Sesuatu yang dilakukan secara berkesinambungan, maksudnya


tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada
batas tertentu, terhitung dari buaian sampai liang lahad.

5. Dijadikan sebagai tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara


individu maupun keseluruhan, yaitu untuk kemashlahatan ummat
dengan asas mencapai keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala.
(id.wikipedia.org/tarbiyah diakses 18 Januari 2023)

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Surat Al-


Imron ayat 79 :

‫اس ُك ْونُ ْوا ِعبادًا ِل ْي ِم ْن‬ِ َّ‫ما كان ِلبش ٍر ا ْن يُّؤْ تِيهُ اللّٰهُ ْال ِك ٰتب و ْال ُح ْكم والنُّب َُّوة ث ُ َّم يقُ ْول ِللن‬
ُ ‫د ُْو ِن اللّٰ ِه و ٰل ِك ْن ُك ْونُ ْوا ربَّانِ ّٖين ِبما ُك ْنت ُ ْم تُع ِل ُم ْون ْال ِك ٰتب و ِبما ُك ْنت ُ ْم تد ُْر‬
‫س ْون‬

Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah,
serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia,
“Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia
berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu
mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!” (Surat Al-
Imron :79)

Allah Subhanahu wata’ala mengutus rosul untuk memberikan


pengajaran kepada ummatnya agar mengenal Rabbnya dan menjalankan
perintah dan menjauhi laranganya, sebagaimana firman Allah dalam
Surat Al-Baqoroh ayat 129 :
11

‫س ْو ًال ِم ْن ُه ْم يتْلُ ْوا عل ْي ِه ْم ٰا ٰي ِتك ويُع ِل ُم ُه ُم ْال ِك ٰتب و ْال ِح ْكمة ويُز ِك ْي ِه ْم ا اِنَّك‬ ْ ‫ربَّنا وابْع‬
ُ ‫ث ِف ْي ِه ْم ر‬
ࣖ ‫ا ْنت ْالع ِزي ُْز ْالح ِك ْي ُم‬

Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari


kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-
ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan
menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana (Surat Al-Baqoroh :129)

Allah Subhanahu wata’ala memberikan pengajaran yaitu perintah


membaca kepada Rosulullah Shallallahu’alaihi wasallam melalui
malaikat Jibril, sebagaimana dalam firmanaya, yang Allah turunkan
pertama kali

‫ ٱلَّذِي‬٣ ‫ ۡٱق َر ۡأ َو َربُّكَ ۡٱۡل َ ۡك َر ُم‬٢ ‫ق‬ َ ‫سنَ ِم ۡن‬


ٍ َ‫عل‬ ِ ۡ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ٱس ِم َر ِبكَ ٱلَّذِي َخلَق‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬ ۡ ‫ۡٱق َر ۡأ ِب‬
٥ ‫سنَ َما لَ ۡم َيعۡ َل ۡم‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬ َ ٤ ‫علَّ َم ِب ۡٱلقَلَ ِم‬
ِ ۡ ‫علَّ َم‬ َ

Artinya:" 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah 4) Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam 5) Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya." (Surat Al-alaq:1-5)

Kemudian Allah juga mengisahkan tentang seoorang yang sholeh


yaitu luqman al-hakim ketika mendidik anaknya

‫ظ ْل ٌم ع ِظ ْي ٌم‬
ُ ‫ي ال ت ُ ْش ِر ْك بِاللّٰ ِه اا َِّن الش ِْرك ل‬ ُ ‫واِ ْذ قال لُ ْقمٰ ُن ِال ْبنِ ّٖه و ُهو ي ِع‬
َّ ‫ظهٗ ٰيبُن‬
12

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia


memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar (Surat Luqman : 13)

Peranan pendidikan dari orang dewasa sangat berpengaruh pada


kondisi anak, karena seorang anak lahir dalam keadaan fitrah yaitu suci
dalam keadaan islam, hanya orang tuanyalah yang mempengaruhi fitrah
tersebut, Rosulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

‫ ُك ُّل‬: ‫س ْو ُل الل ِه صلَّى اللهُ عل ْي ِه وسلَّم‬


ُ ‫ قال ر‬: ‫ضي اللهُ ع ْنهُ قال‬
ِ ‫ع ْن ابِ ْى ُهريْرة ر‬
ِ ‫صرنِ ِه ا ْو يُم ِجسنِ ِه (رواهُ ْالبُخ‬
‫ارى‬ ْ ‫م ْولُ ْو ٍد ي ُْولدُ على ْال ِف‬
ِ ‫طرةِ فابواهُ يُه ِودانِ ِه ا ْو يُن‬
) ‫و ُم ْس ِل ْم‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu ia berkata: Rasulullah


shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani,
atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rosulullah Shallallahu’alaihi wasalam juga memberikan nasehat


kepada ummatnya tentang cara mendidik anak, Rosulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

‫ ا ِدب ُْوا ا ْوالد ُك ْم‬: ‫س ْو ُل الل ِه صلَّى اللهُ عل ْي ِه وسلَّم‬ ُ ‫ قال ر‬: ‫ضي اللهُ ع ْنهُ قال‬ ِ ‫ع ْن ع ِلي ٍ ر‬
‫ب ا ْه ِل ب ْيتِ ِه و قِرأة ُ ْالقُ ْرأ ِن فإ ِ َّن ح ْملة ْالقُ ْرأ ُن فِ ْي‬
ِ ‫ب نبِيِ ُك ْم و ُح‬
ِ ‫ ُح‬: ‫ث ِخصا ٍل‬
ِ ‫على ثَل‬
ْ ‫ِظ ِل الل ِه ي ْوم ال ِظ ٌّل ِظلَّهُ مع ا ْنبِيائِ ِه وا‬
) ‫ص ِفيائِ ِه (رواهُ الدَّيْل ِم‬
13

Dari Ali radhiallhu’anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi


wasallam bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam
perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca
Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-
Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada
lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya”
(H.R Ad-Dailami)
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional indonesia


mengatakan pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Haryanto, 2012:21)

Pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu kedalam diri


manusia, pendidikan adalah sesuatu yang secara bertahap ditanamkan
kedalam manusia. “suatu proses penanaman” mengacu pada metode
dan sistem untuk menanamkan apa yang disebut sebagai pendidikan
secara bertahap (Fathurrohman,:2012 : 8)

Adapun menurut pendapat yang lain pendidikan merupakan


bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar
14

anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan


bantuan orang lain, (Feni, 2014: 13)

Maka Pendidikan bisa diartikan proses pembelajaran dan pengajaran


yang bertujuan mendidik anak menjadi dewasa agar mempunyai
pengetahuan, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan agar
bisa bermanfaat dikehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Adapun pendidikan agama islam merupakan usaha sadar dan


terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan. Hal ini sebagaimana menurut
peraturan pemerintah No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2 menyebutkan
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan,
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.

Pendidikan agama bersifat komprehensif atau seluruhnya, tidak


hanya membekali anak dengan pengertian agama atau mengembangkan
intelek anak saja, tetapi menyangkut keseluruhan pribadi anak, mulai
dari latihan amalan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama, baik
yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan
manusia lain, manusia dengan alam, maupun manusia dengan dirinya
sendiri. Jadi pendidikan agama islam tidak hanya mengajarkan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan di dunia ini saja tetapi juga
15

mengajarkan bagaimana mempersiapkan kehidupan di akhirat nanti


(Abdurrahman,2013: 4)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa


pendidikan agama islam adalah usaha sadar dan terencana untuk
membina peserta didik agar senantiasa mengetahui, memahami,
meyakini dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung


jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.
Orang yang disebut guru adalah orang orang yag memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan
pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan (Hamzah, 2013:15).

Dalam konteks pendidikan islam, guru disebut murabbi,


mu’allim, muaddib, mudarris, muzakki, dan ustadz.

a. Murabbi

Istilah murabbi merupakan bentuk (sigah) al-ism al-


fa‟il yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata
rabba, yarbu, yang artinya zad dan nama (bertambah dan
tumbuh). Kedua, berasal dari kata rabiya, yarba yang
16

mempunyai makna tumbuh dan menjadi besar. Ketiga,


berasal dari kata rabba, yarubbu yang artinya,
memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan
memelihara (Munawir, 2014:139).

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an


surat Al Isra ayat 24 :

‫ارح ْم ُهما كما ربَّ ٰي ِن ْي ص ِغي ًْر اا‬


ْ ‫ب‬ َّ ‫ض ل ُهما جناح الذُّ ِل ِمن‬
ِ ‫الرحْ م ِة وقُ ْل َّر‬ ْ ‫و‬
ْ ‫اخ ِف‬

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan


penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.”

Istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna


yang luas, yaitu

1) Mendidik peserta didik agar kemampuannya terus


meningkat.

2) Memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk


mengembangkan potensinya.

3) Meningkatkan kemampuan peserta didik dari keadaan


yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam pola pikir,
wawasan, dan sebagainya.
17

4) Menghimpun semua komponen-komponen pendidikan


yang dapat mensukseskan pendidikan.

5) Memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

6) Memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dari yang


tidak baik menjadi lebih baik.

7) Rasa kasih sayang mengasuh peserta didik, sebagaimana


orang tua mengasuh anak-anak kandungnya

8) Pendidik memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaan,


terhadap pengembangan kepribadian anak.

9) Pendidik merupakan orang tua kedua setelah orang


tuanya di rumah yang berhak atas perkembangan dan
pertumbuhan si anak.

Secara ringkas murabbi sebagai pendidik mengandung


empat tugas utama :

a) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang


dewasa.

b) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.

c) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.


18

d) Melaksanakan pendidikan secara bertahap (Ramayulis,


2012:140).

b. Mu’allim

Muallim berasal dari al-Fi’l al-madi allam, mudari’nya


yu’allimu, dan masdarnya al-ta’lim. Artinya, telah
mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran. Kata mu’allim
mmiliki arti pengajar atau orang yang mengajar. Mu’allim
merupakan al-ism alfa’il dari allama yang artinya orang
yang mengajar. Dalam bentuk tsulatsi mujarrod, masdar
dari alima adalah ilmun, yang sering dipakai dalam bahasa
Indonesia disebut ilmu (Munawir, 2014:82)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an,


Surat Al-Baqarah ayat 151 :

‫س ْو ًال ِم ْن ُك ْم يتْلُ ْوا عل ْي ُك ْم ٰا ٰيتِنا ويُز ِك ْي ُك ْم ويُع ِل ُم ُك ُم ْال ِك ٰتب و ْال ِح ْكمة‬
ُ ‫كما ٓ ا ْرس ْلنا ِف ْي ُك ْم ر‬
‫ويُع ِل ُم ُك ْم َّما ل ْم ت ُك ْونُ ْوا ت ْعل ُم ْو ان‬

Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang


Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan
mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah
(Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui
(Al-Baqoroh :151)
19

Berdasarkan ayat diatas, maka mu’allim adalah orang


yang mampu untuk merekonstruksi bangunan ilmu secara
sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide,
wawasan, kecakapan, dan sebagainya, yang ada kaitannya
dengan hakekat sesuatu. Mu’allim adalah orang yang
memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan peserta
didik, yang dengannya ia dipercaya menghantarkan peserta
didik kearah kesempurnaan.

c. Mu’addib

Mu’addib merupakan al-ism al-fa,il dari madi-nya


addaba. Addaba artinya mendidik, sementara mu’addib
artinya orang yang mendidik atau pendidik. Dalam wazan
fi’il tsulasi mujarrod, masdar adduba adalah addaban
artinya sopan, berbudi baik. Al-addabu artinya kesopanan.
Adapun masdar dari addaba adalah ta’dib, yang artinya
pendidikan (Munawir, 2014:78).

Secara etimologi mu’addib merupakan bentukan masdar


dari kata addaba yang berarti memberi adab, mendidik.
Adab dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan
tatakrama, sopan santun, akhlak, budi pekerti. Anak
beradab biasanya dipahami sebagai anak yang sopan yang
mempunyai tingkah laku yang terpuji (Yunus, 2014:63)
20

Dalam kamus bahasa arab, al-Mu’jam al-Wasit istilah


mu’addib mempunyai makna dasar sebagai berikut:

1) Ta’dib berasal dari kata aduba-ya’dubu yang berarti


melatih, mendisiplin diri untuk berperilaku yang baik
dan sopan santun.

2) Kata dasarnya adaba-ya’dibu yang artinya mengadakan


pesta atau perjamuan yang berarti berbuat dan berperiku
sopan.

3) Addaba mengandung pengertian mendidik, melatih,


memperbaiki, mendisiplin, dan memberikan tindakan
(Yunus, 2014:67)

Secara terminologi mu‟addib adalah seorang pendidik


yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang
dapat menggerakkan peserta didik untuk berperilaku atau
beradab sesuai dengan normanorma, tata susila dan sopan
santun yang berlaku dalam masyarakat (Ramayuli,
2013:142)

d. Mudarris

Secara etimologi mudarris besaral dari bahasa Arab,


yaitu: sigah al-Ism al-fa’il al-madi darrosa. Darrosa
artinya mengajar, sementara mudarris artinya guru,
21

pengajar. Dalam bentuk al-fi’il almadi tsulatsi mujarrod,


mudarris berasal dari kata darrosa, mudhorinya yadrusu,
masdar-nya darsan, artinya telah mempelajari, sedang /
akan mempelajari, dan pelajaran (Yunus, 2014: 126)

Secara terminologi mudarris adalah orang yang


memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta
memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara
berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta
didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih
keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan
(Muhaimin,2012:50)

e. Mursyid

Secara etimologi istilah mursyid barasal dari bahasa


Arab, dalam bentuk al-Ism al-fa’il dari al-fi’il al-madi
rasysyada artinya allama mengajar. Sementara mursyid
memiliki persamaan makna dengan kata al-dalil dan
mu’allim yang artinya penunjuk, pemimpin, pengajar, dan
instruktur. Dalam bentuk sulasi mujarrod masdar-nya
adalah rusydan / rasyadan, artinya balagah rasyadahu
(telah sampai kedewasaannya). Al-rusydu juga mempunyai
arti al- aqlu, yaitu akal, pikiran, kebenaran, kesadaran,
keinsyafan. Alirsyad sama dengan al-dilalah, al-ta’lim, al-
masyurah artinya petunjuk, pengajaran, nasehat, pendapat,
pertimbangan, dan petunjuk (Munawir, 2014: 135)
22

Secara terminologi mursyid adalah merupakan salah


satu sebutan pendidik/guru dalam pendidikan Islam yang
bertugas untuk membimbing peserta didik agar ia mampu
menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia
mencapai keinsyafan dan kesadaran tentang hakekat
sesuatu atau mencapai kedewasaan berfikir. Mursyid
berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan,
pengaruh, bagi peserta didiknya agar ia memperoleh jalan
yang lurus (Nizar, 2014:143)

Menurut UU No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1)


menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan


bahwa guru adalah seorang pendidik yang akan
mengajarkan ilmu dengan cara mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik agar
memilki pengetahuan dan keterampilan dalam masing-
masing bidang pelajaran.
2. Keteladanan guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keteladanan berasal


dari kata teladan yang merupakan imbuhan ke dan an yang berarti
sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (baik dalam
perkataan, perbuatan, perlakuan dan sikap). Berdasarkan
pernyataan tersebut teladan dapat diartikan sebagai sifat-sifat baik
23

atau nilai-nilai luhur manusia. Sifat- sifat baik atau nilai-nilai luhur
itulah yang dapat membuat seseorang yang memilikinya dianggap
tidak hanya unik tetapi juga istimewa dan menarik. Sifat-sifat baik
atau nilai-nilai luhur tersebut dapat dimiliki oleh siapapun tanpa
dibatasi oleh apapun. Keistimewaan dan kemenarikan yang
dimiliki oleh seseorang itulah yang membuatnya pantas untuk
diteladani atau dijadikan teladan Orang yang pantas menjadi
teladan utama perilaku adalah orang yang hatinya hidup dan
senantiasa terhubung dengan Allah swt. Karena hanya dengan
begitu seluruh aktivitasnya terbimbing, dan di bawah ridha Allah
swt. Orang yang seluruh aktivitasnya dalam bimbingan dan ridha
Allah swt pasti tidak akan menyesatkan manusia yang
menjadikannya sebagai panutan atau teladan. Dia akan
mengantarkan manusia pada kebahagiaan yang hakiki, yaitu
kebahagiaan memahami dirinya dan mengenaliTuhannya.Allah swt
berfirman kembali tentang manusia yang dapat dijadikan contoh
oleh seluruh manusia dalam QS al- Ahzab/33 : 21 berikut ini :

‫س ْو ِل اللّٰ ِه اُسْوة ٌ حسنةٌ ِلم ْن كان ي ْر ُجوا اللّٰه و ْالي ْوم‬


ُ ‫لق ْد كان ل ُك ْم ِف ْي ر‬

َ‫اال ِخر وذكر اللّٰه كثِي ًْرا ا‬


ْٰ

Artinya : “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik


bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta
banyak berdzikir kepada Allah”

Dalam ayat diatas, penulis dapat pahami bahwa


keteladanan seorang guru haruslah seperti ketaladanan yang
dimiliki oleh Rasulullah saw. sebagaimana yang dimaksudkan ayat
24

diatas. Keteladanan yang dimaksud adalah kemampuan seorang


individu untuk memberikan contoh yang baik bagi anggotanya.Suri
teladan itu ada dua macam yaitu yang baik dan yang buruk. Suri
teladan yang baik itu ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam karena orang yang menjadikannya sebagai suri teladan.
Menurut Mulayasa, keteladanan merupakan pembiasaan dalam
bentuk perilaku, kepribadian, serta tutur kata sehari-hari seperti
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, dan datang tepat waktu.
Keteladanan juga bisa dikatakan apa yang kita lihat dan itulah yang
kita contoh. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan
makhluk yang suka mencontoh dan meniru apa yang dilihatnya
secara langsung maupun tidak langsung. Keteladanan guru sangat
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
pribadi peserta didik. Keteladanan memiliki peran dan fungsi yang
sangat penting dalam membentuk kepribadian anak untuk
membentuk karakter peserta didik agar memiliki akhlak yang
mulia dan berbudi pekerti luhur. Prayitno berpendapat bahwa
kehidupan manusia tidak akan berkembang tanpa adanya
peniruan,dan peniruanmembuat kehidupan menjadi manusiawi.
Peniruan dalam kehidupan manusia menjadi hal yang sangat
penting, karena peniruan merupakan dasar kehidupan bersama.
Dari pandangan Prayitno diatas, penulis dapat pahami bahwa
proses perkembangan manusia bermula dari proses meniru atau
mencontoh orang lain yang cenderung lebih tua darinya. Proses
meniru perilaku yang baik, maka berdampak baik pula proses
perkembangan manusia.
25

Guru merupakan teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap diasebagaiguru, terdapat kecenderungan yang besar
untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang,
apalagi ditolak. Penampilan guru sangat mempengaruhi sikap mental
pribadi anak didik, karena guru merupakan teladan bagi siswa, sehingga
semua gerakan dan perbuatannya akan diamati bahkan ditiru oleh siswa.
Berdasarkan pernyataanpernyataan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keteladanan guru merupakan perbuatan atau tingkah
laku dan tutur kata yang baik seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya di lingkungannnya sebagai pendidik, yang kemudian dapat
dijadikan contoh dan diterapkan dilingkungan sekolah maupun dalam
kehidupan sehari-hari oleh siswa. Dalam Undang-Undang RI No 14
Tahun 2005 tentang guru Bab IV pasal 8 tersebut disbutkan ada 5 syarat
bagi seorang guru, yaitu :

1. Memiliki Kualifikasi Akademik

Kualifikasi Akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang


harus dipenuhi oleh seorang guru atau pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memilki Kompetensi

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,


dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas kepropesionalan.

3. Memiliki Sertifikat Pendidikan


26

Sertifikat pendidikan adalah sertifikat yang ditandatangani oleh


perguruan tinggi penyelengara srtifikat sebagai bukti formal
pengakuan guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
professional.

4. Sehat Jasmani dan Rohani

Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah kondisi


kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat
melaksanakan tugas dengan baik.

5. Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan


Nasional

Guru harus punya kemampuan untuk mewujudkan tujuan


pendidikan nasional sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-
undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II pasal 3

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Lebih lanjut Ngalim Purwanto berdasarkan syarat menjadi guru yang


ada di Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954 tersebut, menjelaskan
27

bahwa untuk menjadi guru yang baik dan profesional harus memiliki
sikap-sikap sebagai berikut: (1) bersikap adil; (2) percaya dan suka
kepada murid-muridnya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki
wibawa dihadapan siswa; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap
guru-guru lainnya; (7) bersikap baik terhadap masyarakat; (8) benar-
benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan mata pelajaran
yang diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas.Berdasarkan uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keteladanan guru yang baik penting
untuk perkembangan kepribadian dan perilaku peserta didik. Keteladan
guru dapat yang nantinya dapat berpengaruh pada karakter siswa terlihat
pada beberapa aspek atau kriteria dan tingkah laku dari seorang guru.
Aspek atau kriteria dan tingkah laku guru tersebut diantaranya sebagai
berikut.

a. Bersikap adil pada semua siswa.

b. Berlaku sabar

c. Bersifat kasih danpenyayang.

d. Berwibawa.

e. Menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela.

f. Memiliki pengetahuan danketerampilan.

g. Mendidik dan membimbing.

h. Bekerjasama dan berkomunikasi baik.

i. Demokratis.
28

C. Akhlak Peserta Didik

1. Pengertian akhlak

D. Hasil Penelitian Yang Relevan


Penelitian karya ilmiah terdahulu menjadi salah satu acuan penulis
dalam melakukan penelitian untuk memperkaya teori yang digunakan
dalam mengkaji penelitian. Dari penelitian terdahulu penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian
penulis. Namun penulis mengambil beberapa penelitian
sebagaireferensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis. Berikut ini penelitian yang relevan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan:
1.
2.
3.
E. Kerangka Pemikiran
Proses belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh
peserta didik atau siswa dalam rangka mencapai perubahan untuk
menjadi lebih baik, dari tidak tau menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi
bisa, sehingga terbentuk pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh faktor yang
meliputi mata pelajaran, guru, media, penyampaian materi, sarana
penunjang, serta lingkungan sekitarnya.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat memilih baik metode maupum media pembelajaran
yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Selain guru sebagai sumber belajar, media pembelajaran memberikan
29

sumbangan yang signifikan terhadap kesuksesan pembelajaran.Antara


guru dengan media sama-sama menunjang pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Keteladanan guru pendidikan agama islam (PAI) terhadap akhlak


peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi sebagai :
1. Pendidik
2. Pengajar

Peserta didik yang berakhlak baik:


1. Sopan terhadap guru dan orang tua
2. Rajin datang ke sekolah
3. Memperhatikan guru ketika pembelajaran di kelas
4. Mau menolong dan membantu teman

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

INPUT Keteladanan guru terhadap akhlak peserta didik

Keteladanan
guru PAI yang Guru Peserta Didik Metode (cara)
belum optimal
1. Pendidik 1. Mengerti 1. Praktek/Pener
dan dapat apan guru
memahami dengan cara
apa yang di memberi
sampaiakan contoh teadan
guru yang baik
2. Pengajar 2. Berperilaku 2. Pembelajaran
baik di kelas
30

OUTPUT

Peserta didik yang berakhlak baik

F. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh positif signifikan
keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak peserta
didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi.
2. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak terdapat pengaruh positif signifikan
keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak peserta
didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keteladanan guru pendidikan agama islam di


Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi.
2. Untuk mengetahui akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul
Qur’an Al Abbas Bekasi.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keteladanan guru
pendidikan agama islam akhlak peserta didik di Sekolah Tahfidzul
Qur’an Al Abbas.
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian yang penulis lakukan tepatnya di Sekolah


Tahfidzul Qur'an Al Abbas, Sekolah yang beralamat di Perumahan
Raman Rahayu Regency 2, Blok E1/12, RT009/RW007, Kelurahan
Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi . Dan waktu
pelaksanaanya adalalah pada Tahun Akademik 2023/2024.

Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut :

Bidang Waktu

Januari Februari

Penulisan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Proposal

31
32

Menyiapkan 8 9 10 11 12 13 14 8 9 10 11 12 13 14
Instrumen

Pengumpulan 15 16 17 18 19 20 21 15 16 17 18 19 20 21
Data

Mengolah 22 23 24 25 26 27 28 22 23 24 25 26 27 28
Data atau
Penulisan
Skripsi

Menulis 29 30 31 1 2 3 4 29 30 31 1 2 3 4
Laporan dan
Bimbingan
Skripsi

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “Pengaruh
keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak
peserta didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi”
maka jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian
kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisonal, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,
obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat
33

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini


disebut metode kuantitatif karena data penelitiann berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,
2015: 13).
Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2015:14).

2. Rancangan Penelitian
Desain atau rancangan penelitian adalah semua proses yang
dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
(Nazir, 2013:99).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini,
maka rancangan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian
kuantitatif, yakni penelitian analitis yang non-eksperimental.
Pada penelitian analitis ini, analisa ditujukan untuk menguji
hipotesa dan mengadakan yang lebih dalam tentang hubungan-
hubungan.(Yunus, 2013:67)
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh
peneliti selama penelitian berlangsung antara lain:
a. Tahap Pra Lapangan
1) Menyusun rencana penelitian
2) Memilih lapangan penelitian
34

3) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan


4) Menyiapkan perlengkapan penelitian
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
1) Memasuki latar penelitian dan persiapan diri
2) Pengambilan sampel penelitian
3) Membagikan angket penelitian
4) Pengumpulan data
c. Tahap Analisis Data
Menganalisis data berdasarkan hipotesis

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015:117). Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Tahfidzul Qur’an
Al Abbas Bekasi.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa STQ Al Abbas Bekasi

Kelas Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 2 4

2 2 2 4
35

3 3 2 5

4 5 3 8

5 6 5 11

6 5 3 8

Jumlah 23 17 40

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karna keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
(Sugiyono,2015:118)
Adapun teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknk ini
meliputi simple random sampling, proportionate stratified
random sampling,disproportonate stratified random, sampling
area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Adapun
Teknik Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
36

sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota,


aksidental, purposive, jenuh, snowball (Sugiono, 2015:120).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini penulis
mempergunakan teknik simple random sampling. Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan
dalam penelitian ? jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian
atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian atau
kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber
dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat
kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan maka
akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan
sebagai sumber data (Sugiyono, 2015:126). Penentuan jumlah
sampel dari populasi ini di ambil dari tabel sugiyono,(Sugiyono,
2015:128).
Tabel 3.2
Penentuan Jumlah Sampel dari populasi 40 dengan taraf
kesalahan 1%, 5%, dan 10%
N S

1% 5% 10%

40 38 36 35
37

Dari hasil tabel penentuan sampel diatas dengan taraf


kesalahan 5% maka diperoleh sampel N = 36 .

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Definisi Konseptual

a. Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam (variabel bebas)

Keteladanan guru pendidikan agama islam adalah

b. Akhlak Peserta Didik (variabel terikat)

Akhlak peserta didik adalah

2. Definisi Operasional Variabel

a. Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam

b. Akhlak Peserta Didik

3. Kisi-kisi Instrumen
Dalam menentukan materi butir instrumen , peneliti mengacu
pada indikator-indikator instrumen seperti yang telah dijelaskan
terdahulu indikator didapat dari berbagai teori yang ada, lalu
diadakan sintesis lebih lanjut. Kisi-kisi untuk keteladanan guru
sebanyak 20 butir dan kisi-kisi instrumen akhlak peserta didik
sebanyak 20 butir, adapun kisi-kisi instrumen disajikan dalam
tabel berikut :
38

Table 3.3 Kisi-kisi Keteladanan Guru (X)


Indikator Item Soal Jumlah

Pembelajaran guru ketika di kelas 1-10 10

Pelaksanaan keteladanan di 11-15 5


sekolah

Penerapan keteladanan kepada 16-20 5


siswa

Jumlah 20

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Akhlak Peserta Didik (Y)


Indikator Item Soal Jumlah

Akhlak peserta didik terhadap 1,2,3,4,5 5


Guru

Akhlak peserta didik terhadap 5,6,7,8,9,10 5


orang tua

Akhlak peserta didik terhadap 11,12,13,14,15 5


teman

Akhlak peserta didik terhadap 16,17,18,19,20 5


lingkungan

Jumlah 20
39

4. Kalibrasi (Uji Coba Instrumen)

Kalibrasi adalah suatu kegiatan menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur.
Kalibrasi juga dikenal dengan uji coba instrumen pada
penelitian kuantitatif.
Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui validitas butir dengan
instrumen keteladanan guru dan akhlak peserta didik maka
peneliti mengujinya dengan mengambil 5 sampel dari 36
sampel, dari 5 sampel itu selanjutnya dilakukan kalibrasi untuk
mengetahui validitas butir. Proses kalibrasi dilakukan dengan
menganalisis data hasil uji coba instrumen untuk menguji
validitas internal dengan cara menghitung koefisien korelasi
antar masing-masing skor butir dengan skor total instrumen.
Stati
stik yang digunakan adalah korelasi product moment (rxy).
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah
membandingkan koefisien korelasi (rhitung) dengan rtabel pada α =
0,05. Artinya jika rxy lebih besar dari rtabel maka butir dianggap
valid, sedangkan jika rxy lebih kecil dari rtabel maka butir
dianggap tidak valid dan selanjutnya drop atau tidak digunakan
dalam penelitian.
Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau
kesahihan instrumen penelitian. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Validitas dilaksanakan dengan rumus korelasi dari Pearson yang
40

dikenal dengan Korelasi Product Moment. Adapun rumusnya


sebagai berikut:

Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah Responden
ΣX : Jumlah skor butir soal X
ΣY : Jumlah skor butir total
ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal X
ΣY2 : Jumlah kuadrat skor total
ΣXY : Jumlah perkalian X dan Y.

Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan


taraf signifikan 5%. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan
rtabel maka item tersebut dinyatakan valid. Apabila koefisien
korelasi rendah atau rhitung lebih kecil dari rtabel pada taraf
signifikansi 5%, maka butir-butir yang bersangkutan
dikatakan gugur atau tidak valid.
Hasil uji validitas kuesioner angket keteladanan guru dan
akhlak peserta didik dari 5 sampel uji coba terdapat pada
table kuesioner dikatakan valid (shahih) jika nilai r hitung >
nilai rtabel. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 20
soal instrument keteladanan guru dan 20 soal instrumen
akhlak peserta didik dinyatakan valid. Validitas butir dalam
penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS 26.0 for
41

windows, dari semua butir koefisien korelasi rxy > dari rtabel.
Hasil uji coba Instrumen dapat dilihat di lampiran.

5. Instrumen Final

Instrumen final adalah hasil instrumen yang telah dievaluasi


atau instrumen yang telah diuji dari instrumen yang tidak
relevan menjadi relevan, sehingga instrumen menjadi valid.
Instrumen final bisa diartikan dengan instrumen atau item butir
yang siap untuk didistribusikan kepada responden karena
kevalidan instrumen tersebut, sehingga intrumen final nantinya
bisa di uji validitas, realibilitas, dan normalitas. Hasil instrumen
final dapat dilihat pada lampiran.

F. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa dengan


menggunakan teknik statistika, baik statistika deskriptif maupun
statistika inferensial. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistika deskriptif digunakan untuk menyajikan data
masing-masing variabel penelitian secara tunggal, yaitu variabel
keteladanan pendidikan agama islam dan akhlak peserta didik di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi.

Untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya dan seberapa besar


pengaruhnya keteladanan guru terhadap akhlak peserta didik dengan
menggunakan uji regresi linier sederhana dengan menggunakan
42

aplikasi SPSS 26.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan jika


thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika thitung <
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Begitupun jika nilai signifikasi
< 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika nilai
signifikasi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

G. Hipotesis Statistik

Formulasi statistik yang digunakan disesuaikan dengan hipotesis


yang akan diuji.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho: r xy = 0

H1: r xy > 0

Dimana:

r x1 x2 y = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif signifikan


keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak di
Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas.

r x1 x2 y > 0 artinya terdapat pengaruh positif signifikan


keteladanan guru pendidikan agama islam terhadap akhlak peserta
didik di Sekolah Tahfidzul Qur’an Al Abbas Bekasi
43

DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2011. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta:
BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

AS, Mudzakir. 2015. Studi ilmu-ilmu Qur‟an. Jakarta: PT Pustaka Litera


Antar Nusa
.
Bakir, R. Suyoto. 2011. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Terbaru.Jakarta:Karisma.

Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor Tahun


2005,Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
.

Ghony, Djunaidi, dan Fauzan Almanshur. 2012. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Malang: UIN Malang Press.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran


Tokoh.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gunawan, R. 2014. Analisis Regresi Linier Ganda dalam SPSS.


Yogyakarta:Graha Ilmu.

Janawi. 2015. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung:


Alfabeta.

Kunandar. 2015. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2014. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
.
Nor, juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Sagala , Syaiful. 2014. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga


Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
44

Setyosari, Punaji. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan


Pengembangan. Jakarta : Kencana.

Siregar, Syofian. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan


Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Subagyo, Joko. 2015. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.


Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &


D.Bandung:Alfabeta.

Tafsir, Ahmad. 2013. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Tanzeh, Ahmad. 2014. Metotologi Penelitian Praktis. Yogyakarta : Teras.

Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat. 2014. Mengelola Kecerdasan Dalam


pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. User. 2014. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Wibowo, Agus dan Hamrin. 2014. Menjadi Guru Berkarakter.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai