Anda di halaman 1dari 120

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM

MENGEMBANGKAN SIFAT SABAR DALAM BELAJAR


PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH
AL-HAMIDIYAH PANCORAN MAS, DEPOK
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi


Persyaratan Penulisan Skripsi

Disusun Oleh:

Hanifah Uswatun Hasanah


NIM. 11170110000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA


2022/2023

KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089


UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2020
FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Hanifah Uswatun Hasanah
TTL : Jakarta, 4 juni 1999
NIM : 11170110000088
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Proposal Skripsi :Peran Guru Akidah Akhlah dalam
Mengembangkan Sifat Sabar dalam Belajar
Peserta Didik MA Al-Hamidiyah Pancoran
Mas, Depok Tahun Ajaran 2022/2023
Dosen Pembimbing : Dr. Abdul Ghofur, MA
Dengan ini menyatakan bahwa Proposal Skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Seminar Munaqasah

Jakarta, 20 Februari 2022

Mahasiswa Ybs

Hanifah Uswatun Hasanah


NIM.11170110000088

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan


Sifat Sabar dalam Belajar Peserta Didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas, Depok
Tahun Ajaran 2022/2023 yang disusun oleh Hanifah Uswatun Hasanah
11170110000088 Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakaultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah melalui bimbingan skripsi dan berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas dan jurusan.

Jakarta, 20 Mei 2022

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Abdul Ghofur, S.Ag., M.A.


NIP. 196812081997031003

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM


MENGEMBANGKAN SIFAT SABAR DALAM BELAJAR
PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH
AL-HAMIDIYAH PANCORAN MAS, DEPOK. TAHUN
AJARAN 2022/2023
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:

Hanifah Uswatun Hasanah


11170110000088

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Abdul Ghofur, S.Ag., M.A.


NIP. 196812081997031003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022
ABSTRAK

Hanifah Uswatun Hasanah (11170110000088), “Peran Guru Akidah Akhlak


dalam Mengembangkan Sifat Sabar dalam Belajar Peserta Didik Madrasah
Aliyah Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok”.
Latar belakang penelitian ini adalah masih banyaknya siswa yang kurang
mudah putus asa dalam menuntut ilmu. Hal ini terjadi karena kurangnya sifat sabar
pada peserta didik sehingga mengalami kesulitan dan control emosi ketika mereka
tertimpa masalah. Oleh karena itu guru akidah akhlak sangat berperan penting dalam
memperbaiki moral peserta didik menjadi lebih baik, salah satunya mengajarkan
kesabaran kepada peserta didik terutama dalam belajar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data melalui
pengamatan, pengecekan ulang secara cermat, triangulansi. Sedangkan analisis data
yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data,
menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sifat sabar dalam belajar peserta didik dengan cara memberikan
nasehat, motivasi, memberikan feedback di akhir, me-management mood siswa.
Faktor penghambat dalam mengembangkan sifat sabar siswa dalam belajar yaitu
kejenuhan, kurangnya motivasi, lingkungan, kurangnya kesadaran siswa, sikap guru.
Selain itu faktor pendukung dalam dalam mengembangkan sifat sabar siswa dalam
belajar yaitu lingkungan yang positif, motivasi, dukungun guru, kesadaran siswa.
Kata kunci : peran guru, akidah akhlak, sabar

i
ABSTRACT

Hanifah Uswatun Hasanah (11170110000088), "The Role of Akhlak Akidah


Teachers in Developing Patience in Learning for Students at Madrasah Aliyah Al-
Hamidiyah Pancoran Mas Depok".
The research method used in this study is a qualitative research method. The data
collection used in this research are observation, interviews, and documentation.
Checking the validity of the data through observation, careful re-checking,
triangulation. Meanwhile, data analysis was carried out by collecting data, reducing
data, presenting data, drawing conclusions.
The results of the study show that the role of the teacher of moral aqidah is in
developing patience in student learning by providing advice, motivation, providing
feedback at the end, managing students' moods. Inhibiting factors in developing
students' patience in learning are boredom, lack of motivation, environment, lack of
student awareness, teacher attitudes. In addition, the supporting factors in developing
students' patience in learning are a positive environment, motivation, teacher support,
and student awareness.
Keywords: teacher's role, moral aqidah, patient

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillaahirabbil‘aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas dua


nikmat yang paling besar yakni nikmat kesehatan dan kesempatan kepada diri
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi
S-1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul skripsi “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan Sifat
Sabar dalam Belajar Peserta Didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok”.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak tantangan dan hambatan yang
penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak,
Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa
hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta dan Nenek saya, yang tiada henti memberikan doa,
dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang serta pengorbanan baik material
maupun spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, LC, MA., selaku rector UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Sururin M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Abdul Haris M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
5. dan Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

iii
6. Bapak Muhammad Dahlan, Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan selama menempuh study S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.
7. Bapak Dr. Dimiyati M.Ag. Dosen Pembimbing proposal yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis, serta senantiasa memberikan petunjuk,
arahan dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Abdul Ghofur, M.A. Selaku dosen pembimbing saya, yang selalu sabar
memberikan pengarahan dan semangat kepada penulis sampai bisa menyelesaikan
skripsi ini.
9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada
penulis selama proses pembelajaran di program Pendidikan Agama Islam.
10. Sahabat-sahabatku Silvi Salamah, Sofiyah Syarifuddin, Dhiyaa Ulhaq, yang
selalu mendengarkan keluh kesah saya selama mengerjakan skripsi ini dan selalu
menyemangati serta menemani, menghibur hingga skrpsi ini selesai.
11. Ustadz Subhan selaku guru akidah akhlak yang sangat membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.
12. MA Al-Hamidiyah yang telah mengizinkan saya melaksanakan penelitian serta
ucapan terima kasih kepada responden yang telah bersedia menyempatkan
waktunya.
13. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang dapat saya
sebutkan satu persatu.

Penulis mengakui jasa kalian tidak dapat terbalaskan oleh apapun, hanya
dapat mendoakan kembali dan semoga Allah SWT yang akan membalasnya dengan
sebaik-baiknya balasan baik di dunia ataupun di akhirat, Amin.

iv
Demikianlah skripsi ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi yang membacanya. Penulis juga mengharapkan kritik atau saran dari
semua pihak agar dalam penulisan selanjutnya di masa mendatang menjadi lebih baik
lagi

Tangerang, 20 Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

v
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................8
PENDAHULUAN........................................................................................................8
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................8
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................13
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................................13
D. Rumusan Masalah..........................................................................................................13
E. Tujuan Penelitian............................................................................................................14
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................................14
BAB II.........................................................................................................................16
KAJIAN TEORI........................................................................................................16
A. Peran Guru Akidah Akhlak.............................................................................................16
1. Pengertian Peran.........................................................................................................16
2. Pengertian Guru.........................................................................................................16
3. Tugas Guru.................................................................................................................21
4. Pembelajaran Akidah Akhlak.....................................................................................22
B. Internalisasi Sabar dalam Pembelajaran........................................................................25
1. Pengertian Sabar dalam Belajar.....................................................................................25
2. Unsur-unsur Kesabaran dalam Belajar...........................................................................30
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesabaran Siswa dalam Belajar............................33
C. Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan Sikap Sabar dalam
Belajar Bagi Peserta Didik...................................................................................40
D. Hasil Penelitian Terdahulu..................................................................................43
BAB III.......................................................................................................................46
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................46
A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................46
B. Latar Penelitian (Setting)...........................................................................................46
C. Metode Penelitian......................................................................................................47
D. Sumber Data..............................................................................................................47

vi
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data............................................................48
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data.........................................................50
G. Teknis Analisis Data.................................................................................................51
BAB IV........................................................................................................................53
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................53
A. Deskripsi Data.................................................................................................................53
B. Pembahasan Temuan Penelitian....................................................................................57
BAB V.........................................................................................................................68
PENUTUP..................................................................................................................68
A. Kesimpulan....................................................................................................................68
B. Saran..............................................................................................................................69
Daftar Pustaka...........................................................................................................71
LAMPIRAN...............................................................................................................76

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran guru dalam pendidikan memiliki peran strategis dan sering dikaitan
sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Karena itu, dalam meningkatkan
mutu pendidikan, yang pertama kali perlu diperbaiki dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah perbaikan mutu gurunya. Perbaikan mutu guru ini salah satunya
adalah meningkatkan profesionalitas guru baik pada sikap maupun sejumlah
perangkat kompetensi yang perlu dimilikinya. Untuk mencapai hal tersebut
diperlukan sejumlah persyaratan untuk menjadi guru profesional. Diantaranya guru
harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi guru, sertifikasi pendidik, sehat
jasmani, kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.1 Dalam dunia
pendidikan secara spesifik guru memiliki peran utama yaitu mendidik, mengajar,
melatih, membimbing. Peran guru sebagai pendidik, guru harus membimbing dan
menumbuhkan sikap dewasa peserta didik. Guru adalah seorang pendidik formal, ia
juga adalah sebagai panutan bagi para siswa dan juga bagi orang-orang sekitarnya.
Agar menjadi pendidik yang baik maka seorang guru harus memiliki standar
kepribadian tertentu yang mencakup tanggung jawab, mandiri, wibawa dan disiplin.2
Menurut Tonic, “Guru merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan,
khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-
prasarana, biaya pendidikan, dan lain sebagainya tidak akan banyak berarti apabila
esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas.”3

Peranan guru sangat penting dalam menentukan pencapaian terhadap


pembelajaran yang berlangsung di kelas, seperti halnya dalam melatih sikap sabar
kepada anak. Sabar merupakan suatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa
untuk menunaikan suatu kewajiban. Sabar juga suatu kekuatan yang menghalangi
seseorang untuk melakukan kejahatan. Sabar dalam ilmu Tasawuf merupakan suatu
keadaan jiwa yang kokoh, sabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak
tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun beratnya tantangan yang
dihadapi. Tujuan penciptaan situasi tersebut agar manusia menggunakan pikiran
mereka untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang paling disukai Allah.
Keadaan apapun yang dirasakan manusia, ketika mereka tidak mampu

1
Khusnul Wardan, Motivasi Kerja Guru dalam Pembelajaran, (Bandung: Penerbit Media Sains
Indonesia, 2020) hal. 51
2
Siti Maemunawati, Muhammad Alif, Peran Guru , Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemic Covid-19, (Serang: Penerbit Media Karya Serang, 2020)
hal. 8
3
Tonich, Evaluasi Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Bagi Guru dalam Jabatan di Kota
Palangka raya, (Kalimantan: Animage, 2019) hal. 3
8
menyelesaikan dengan seorang diri, maka yang harus mereka lakukan ialah bersabar
dan meyakini bahwa pertolongan Allah akan datang bagi mereka.4
Sabar adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
dalam pendidikan sekolah (formal) maupun pendidikan dalam keluarga. Sabar
membutuhkan proses dan sikap mental tertentu yang efektif jika diajarkan ditengah
keluarga. Masyarakat Indonesia sangat banyak menggunakan konsep ‘sabar’, baik
dalam konteks agama maupun budaya. Dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini juga
banyak digunakan orang ketika menghadapi berbagai persoalan psikologis, misalnya
menghadapi situasi yang penuh tekanan (stress), menghadapi persoalan, musibah
atau ketika sedang mengalami kondisi emosi marah. Al-Qur’an memerintahkan
orang-orang yang beriman untuk menghiasi dirinya dengan kesabaran, karena sabar
mempunyai manfaat yang besar dalam mendidik diri, memperkuat kepribadian,
meningkatkan kemampuan manusia dalam menanggung kesulitan dan menghadapi
berbagai problem dan beban kehidupan.5 Di dalam dunia pendidikan sikap sabar
sangat diperlukan oleh peserta didik. Seperti bersabar dan tabah (ishtibar) serta tidak
mudah putus asa dalam belajar, walaupun banyak rintangan dan hambatan, baik
hambatan ekonomi, psikologis, sosiologis, politik, bahkan administratif.6
Keadaan seperti sekarang seluruh dunia tengah disibukkan dengan Covid-19.
Virus Covid-19 ini sangat amat berpengaruh dalam segala hal, mulai dari pekerjaan
yang dahulunya dilakukan di kantor dan karena adanya virus ini maka segala
pekerjaan harus dilakukan di rumah. Pembelajaran pun sama halnya dengan
pekerjaan, yang tadinya kegiatan pembelajaran di lakukan di sekolah, sekarang
menjadi di rumah masing-masing. Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi hampir
seluruh aspek kehidupan manusia termasuk di dalamnya di bidang pendidikan. Untuk
memutus mata rantai penularan virus tersebut, berbagai upaya diantaranya
pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sampai saat ini, pemerintah
pusat melalui pemerintah daerah masih belum mengizinkan untuk melakukan
pembelajaran tatap muka di sekolah. Sebagai upaya pemenuhan hak belajar siswa
untuk mendapatkan layanan pendidikan selama Covid-19. proses pembelajaran
dilaksanakan melalui penyelenggaraan belajar dari rumah (BDR) atau disebut juga
pembelajaran jarak jauh (PJJ).7
Pada palaksanaan PJJ, siswa dapat mengakses materi dan sumber pembelajaran
tanpa batasan waktu dan tempat. PJJ ini diharapkan dapat mempermudah dalam
penyebaran materi kepada peserta didik dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan selama pendemi. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang biasanya
dilaksanakan di sekolah dengan tatap muka langsung dengan bapak/ibu guru dan
teman-teman tidak dapat dilakukan pada masa pandemi ini. Para siswa diharuskan
belajar dari rumah (BDR) dan guru juga diharuskan menyiapkan perangkat
4
Meri Trisnawati, Nurlaila Wahidah Faujiah, Eva Rahmawati, Melatih Sikap Sabar Kepada Anak
Usia Dini Melalui Kegiatan Menggunting, Jurnal Pendidikan : EarlyChildhoode, vol. 2 No. 1, Mei 2018, -
issn. 2579-7190, hal. 2
5
Syofrianisda,”Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Mewujudkan
Kesehatan Mental”,Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, No. 1 Januari –Juni 2017, hal. 137
6
Nurul Lailiyah, Etika Mencari Ilmu Kajian Kitab WashoyaaAl-Abaa’ill abnaa Karya
Muhammad Syakir Perspektif Pendidikan Islam, Vol.1, No.2 September 2019, hal. 106
7
Marken, Efektivitas Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Selama Pandemi Covid-19 di SDN 21 Sarang
Burung KalimantanBarat, Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya, Vol. 3, No. 2, 2020. Hal. 59-60
9
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dari rumah tentunya
pembelajaran berbasis teknologi digital.8
Maka dapat dipahami, bahwa Keadaan yang seperti sekaranglah yang membuat
peran guru sangat penting dalam mengembangkan sikap sabar peserta didik dalam
belajar. Karena pada masa pandemi Covid-19 sistem pembelajaran akan berbeda
dengan tatap muka. Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran karena guru
juga harus memiliki dedikasi yang tinggi untuk mendapatkan siswa-siswa yang
berkualitas. Selain itu, guru harus mampu memotivasi para siswa agar siswa selalu
sabar dalam belajar, tidak malas dalam belajar ataupun lalai dalam mengerjakan
tugas walaupun di masa pandemi Covid-19. Seorang guru juga harus selalu
mendedikasikan pada para muridnya untuk harus bertanggung jawab atas apa yang
telah dilakukan.

Kasus yang terjadi akhir-akhir ini terjadi penganiayaan terhadap guru, dengan
melempar batu dan kursi kepada guru oleh tiga pelajar SMA Negeri 1 Fatuleu,
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menganiaya guru kelas mereka
hingga babak belur. Penganiayaan bermula saat sang guru menanyakan daftar hadir
kepada muridnya. Sang guru menegur ketiga siswa tersebut karena belum mengisi
daftar hadir. Pelaku pun tiba-tiba marah karena ditegur. Ketiga siswa itu langsung
memukul sang guru sampai terjatuh. Tak sampai disitu, para siswa itu juga
menginjak kepala guru tersebut. Saat guru tersebut jatuh, para pelaku lalu menginjak
kepala sang guru dan melempar dengan kursi dan batu. Akibat penganiayaan
tersebut, sang guru mengalami luka dan memar di sekujur tubuh. Hal ini terjadi
karena emosi pada diri anak yang tidak terkendali karena tidak terima ditegur oleh
sang guru.9 Dari kasus tersebut kita dapat belajar, bagaimana pentingnya sikap sabar
untuk kehidupan sehari-hari. Karena dengan kesabaran kita bisa menjadi pribadi
yang lebih baik.
Kasus yang kedua yang terjadi pada tanggal 2 Februari, 2019. Siswa yang
melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap gurunya viral di media sosial. Siswa
berinisial AA itu melawan ketika ditegur saat merokok di kelas dan sempat viral di
media sosial. Cerita tersebut bermula saat sang guru hendak mengajar tapi tidak
mendapati siswanya di ruangan kelas. Kemudian guru honorer itu mencari siswa di
luar sekolah dan mendapati jika seluruh siswanya berada di sebuah warung kopi
yang tidak jauh dari lokasi sekolah. "Kemudian saya mendatangi lokasi dengan
mendobrak pintu warung yang masih tertutup. Seluruh siswa langsung tergopoh
keluar. Kemudian saya peringatkan agar segera kembali ke sekolah, karena waktu
belajar sudah mulai," tuturnya. Namun, upaya sang guru itu membuat AA marah dan
membuat kegaduhan dengan merokok di kelas dan menggedor bangku ruangan kelas
yang kemudian direkam salah satu temannya. Mulanya AA melampiaskan
8
Ibid, hal. 60
9
Sigaranus, Tak Cuma di Pukul, 3 Pelajar di Kupang Lempari Guru Pakai Batu dan Kursi,
(Kompas.com, diakses 04/03/2020, 13:07 WIB)
10
kemarahan dengan menggedor seluruh bangku ruangan kelas. Kemudian lebih berani
lagi, buku mata pelajaran sebagai pegangan Kalim mengajar dibuang oleh AA,
namun tidak sampai mengenai badan guru. Melihat tindakan itu, sang guru hanya
memperingatkan agar mematikan rokok, namun tak digubris.10
Menurut kasus ini kita dapat melihat, bagaimana seorang murid yang begitu
emosi ketika ditegur oleh sang guru. Itu terjadi karena kurangnya sikap sabar yang
terdapat pada dirinya. Untuk itu, penting sekali peran guru dalam mengembangkan
sikap sabar kepada peserta didik agar senantiasa selalu bersabar di segala kondisi.

Kasus yang ketiga, yang terjadi di salah satu desa di provinsi Sulawesi Selatan
yaitu ditemukannya mayat pelajar kelas 2 SMA terbujur kaku di bawah tempat
tidurnya pada Sabtu, 17 Oktober 2020 pukul 08.30 WITA. Mayat tersebut berinisial
MI yang berusia 16 tahun. Menurut keterangan aparat kepolisian setempat penyebab
MI melakukan bunuh diri ialah karena MI mengalami stress akibat banyaknya tugas
daring dari sekolahnya, MI sering mengeluh kepada teman-temannya bahwa ia
kesulitan untuk mengakses internet sehingga menyebabkan tugas-tugas daringnya
menumpuk. Hal ini diketahui dari telepon genggam milik MI, di dalam telepon
genggam tersebut terdapat video berdurasi 32 detik yang menampilkan ketika MI
menenggak racun rumput.11
Kasus yang keempat, pada 18 November 2020. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya seorang
peserta didik di Kabupaten Tangerang berinisial ST karena diduga depresi. Siswi
SMAN kelas 12 ini sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Tangerang,
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat keluarga
menduga ST depresi karena banyaknya tugas belajar daring selama pandemi Covid
19. Menurut sang ayah, selama pandemi covid 19, putrinya disibukan dengan tugas-
tugas sekolah secara daring atau online. Ia melihat, waktu anaknya tersita dengan
pola belajar online.12
Kasus yang kelima, yang terjadi pada 2 Februari 2018. Ahmad Budi Cahyono,
guru honorer mata pelajaran seni rupa SMA Negeri 1 Torjun, Desa Jrengik,
Kabupaten Sampang, Madura ini meregang nyawa usai dianiaya muridnya. HL,
siswa kelas IX di sekolah tempat mendiang Budi mengajar adalah pelakunya. HL
marah karena tidak terima dicoret cat air di mukanya saat mengganggu teman-teman
sekelasnya. Sang murid tidak terima sehingga murid tersebut memukul sang guru
hingga membuat sang guru memar di tangan dan leher, sehingga membuat pembuluh
darah di leher pecah. Akibat luka tersebut, Ahmad budi Cahyono selaku guru seni
rupa meninggal dunia.13
10
Tim Merdeka, Kronologi Lengkap Kasus Siswa Tantang Guru Honorer Karena di Tegur Saat
Merokok, (Merdeka.com, diakses Minggu, 10 Februari 2019)
11
Deswita Anggrini, Faktor-faktor Pemicu Stress Pada Siswa SMA Selama Pembelajaran Daring,
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 3, No.1, Maret 2021. Hal. 42
12
Mawaddah Nasution, Dampak Belajar Daring Pada Anak Selama Masa Pandemi, Jurnal
Agritech, 2021. e-ISSN 2797-9679. Hal. 399
13
Yehezkiel Eka Laoh dan Wenly RJ Lolong, Perlindungan Profesi Guru Atas Kekerasan yang
Dilakukan Oleh Siswa, Jurnal Civic Education, Vol. 4 No. 2 Tahun 2020. Hal. 17
11
Realita di atas terjadi karena kurangnya sikap sabar pada diri peserta didik.
Untuk itulah di butuhkan suatu pendekatan dalam membantu peserta didik dalam
mengembangkan sifat sabar di dalam dirinya, supaya mereka dapat terhindar dari
berbagai macam masalah. Peran guru disini sangatlah penting untuk mendidik dan
membimbing peserta didiknya agar dapat mengembangkan sikap sabar dalam
kehidupan sehari-hari agar tidak gampang emosi dengan berbagai masalah yang
terjadi di sekolah maupun diluar sekolah. Sehingga dapat mengontrol dirinya dengan
sebaik mungkin.

Beberapa data yang penulis uraikan di atas, peneliti mengharapkan kinerja dari
para guru, terutama guru pendidikan akhlak agar lebih efektif dalam menanamkan
sifat sabar kepada peserta didik. Karena guru akidah akhlak selain berperan
mengajarkan pengetahuan peserta didik juga berperan penting dalam membentuk
karakter dalam diri yang sesuai dengan ajaran Islam. Berhubungan dengan
permasalahan tersebut, maka perlu adanya tindakan dari guru akidah akhlak untuk
mengatasi masalah tersebut. Agar para peserta didik selalu memiliki sifat sabar
dalam menghadapi berbagai macam masalah. Oleh karena itu, menanamkan sifat
sabar sangat penting dan juga menunjukan bahwa sifat sabar akan mendapatkan
manfaat yang baik bagi kehidupan.

Penelitian ini akan membahas tentang peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sikap sabar dalam belajar peserta didik MA Al-Hamidiyah. Peneliti
melakukan observasi mengenai tingkah laku peserta didik di MA Al-Hamidiyah.
Banyak sekali peserta didik yang kurang memiliki sikap sabar, Seperti mengeluh saat
mendapat tugas dari guru, tidak masuk tepat waktu, tidak membawa buku pelajaran,
meninggalkan kegiatan pembelajaran saat sedang berlangsung, dan sebagainya.

Melihat hal tersebut tentunya para guru terutama guru akidah akhlak memiliki
peran yang penting terhadap perilaku peserta didiknya. Atas dasar inilah penting
untuk diteliti bagaimana peran guru akidah akhlak dalam mengembangkan sikap
sabar dalam belajar peserta didik di MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok dengan
judul “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan Sifat Sabar dalam
Belajar Peserta Didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok”.

12
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyajikan permasalahan


yang muncul, sehingga dapat diindentifikasi sebagai berikut:

1. Masih adanya peserta didik yang kurang sabar dalam melaksanakan


pembelajaran
2. Masih adanya peserta didik yang tidak terima ketika di nasehati/ditegur oleh
guru atau dengan teman-temannya
3. Pentingnya peran guru dalam dalam mengembangkan sabar dalam belajar ke
peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas. Supaya


proses penelitian ini berjalan dengan efektif dan efesien maka peneliti membatasi
masalah sebagai berikut:

1. Peran guru akidah akhlak yang akan diteliti yaitu peran guru sebagai pendidik,
teladan, motivator dalam mengembangkan sifat sabar siswa dalam belajar
2. Yang dimaksud dengan “mengembangkan sifat sabar” adalah kemampuan
peserta didik MA Al-Hamidiyah dalam mengembangkan sifat sabar dalam
belajar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis


merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru akidah akhlak dalam mengembangkan sikap sabar


peserta didik kelas XI MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok?
2. Apa saja faktor yang mendukung peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sikap sabar Peserta didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas
Depok?

13
3. Apa saja faktor yang menghambat peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sikap sabar Peserta didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas
Depok?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis peran guru akidah akhlak dalam mengembangkan sikap


sabar peserta didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok?
2. Untuk menganalis faktor yang mendukung peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sikap sabar Peserta didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas
Depok?
3. Untuk menganalis faktor yang menghambat peran guru akidah akhlak dalam
mengembangkan sikap sabar peserta didik MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas
Depok?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa memberikan


manfaat bagi beberapa pihak untuk dimasa sekarang maupun dimasa yang akan
datang diantaranya:

1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi oleh pembaca
dan dapat berguna bagi penulis serta pembaca maupun untuk referensi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan pembahasan seputar peran guru akidah
Akhlak dalam dalam mengembangkan sikap sabar dalam belajar peserta didik
MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas Depok

2. Manfaat Secara Praktis

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

14
a. Bagi Guru

Diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan untuk guru agar dapat menambah
wawasan dan mengembangkan sifat sabar peserta didik dengan menanamkan
nilai-nilai akhlakul karimah.

b. Bagi Peserta didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik mampu


membina akhlak yang telah ditanamkan oleh sekolah, sehingga dapat
mengembangkan sikap sabar peserta didik dalam belajar

c. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang membangun bagi


lembaga-lembaga yang terkait guna dapat meningkatkan kualitas pendidikan
yang ada, termasuk para pendidiknya yang ada di dalamnya agar senantiasa
dapat mengembangkan sikap sabar peserta didik dalam belajar

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu


pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, agar selalu menanamkan sikap
sabar dalam diri ketika proses menuntut ilmu.

BAB II
KAJIAN TEORI

15
A. Peran Guru Akidah Akhlak

1. Pengertian Peran
Peranan menurut terminologi adalah “seperangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.” Dalam bahasa Inggris peranan
disebut role yang definisinya adalah person task or duty in undertaking. Artinya
tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan.”14
Secara etimologi peran dapat dairtikan sebagai sesuatu yang memegang
pimpinan utama atau kuasa dalam terjadinya suatu peristiwa. Peran adalah orang
yang menjadi atau melakukan sesuatu yang khusus atau perangkat tingkah laku
yang dimiliki oleh orang yang mempunyai kedudukan dimasyarakat. Peran
kepemimpinan dapat diartikan sebagai perangkat perilaku yang diharapkan dapat
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya.15
Menurut Soerjono Soekanto, “Peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya berarti dia sedang menjalankan perannya.”16 Maka
dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan
oleh para masyarakat terhadap seseorang yang memiliki suatu keududukan
tertentu.

2. Pengertian Guru
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang
yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif
secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU R.I. Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen pada bab I pasal 1 yang menjelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah17
Guru menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan karena guru
berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di
kelas. Di tangan guru, mutu dan kepribadian peserta didik dibentuk. Karena itu,
perlu sosok guru kompeten, bertanggung jawab, terampil, dan berdedikasi tinggi.
14
Hasan Mukmin, Peranan Fakultas Dakwah Sebagai Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam
Pemberdayaan Masyarakat Islam di Wilayah Lampung, (Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, IAIN Raden Intan Lampung, 2014), hal. 62
15
Veitzhal Rivai,, Kepimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta; PT RajaGrafindo, 2012), hal.
156
16
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal. 212- 213
17
M. Shabir U, Kedudukan Guru Sebagai Pendidik, Jurnal Auluduna, VOL. 2 NO. 2 Desember
2015, hal. 222
16
Guru adalah kurikulum berjalan. Sebaik apa kurikulum dan sistem pendidikan
yang ada tanpa didukung oleh kemampuan guru, semuanya akan sia-sia. Guru
berkompeten dan bertanggung jawab, utamanya dalam mengawal perkembangan
peserta didik sampai ke suatu titik maksimal. Tujuan akhir seluruh proses
pendampingan guru adalah tumbuhnya pribadi dewasa yang utuh.18
Kualitas pembelajaran terletak kepada guru, karena guru memegang peranan
yang sangat penting walaupun unsur-unsur lain ada seperti kurikulum, tata usaha
dan sarana prasarana juga dapat mendukung kualitas pembelajaran tersebut.
Namun walaupun guru sangat mendukung di dalam pendidikan dan pengajaran,
akan tetapi peran aktif sebagai pemimpin di kelas sangat dibutuhkan. Sebab guru
merupakan “motor penggerak” bagi para peserta didik. Untuk itu guru harus
mampu mengatur dan menstimulir para peserta didiknya dalam mengembangkan
metode mengajar dan memberikan motivasi dalam hal pelaksanaan tugas belajar
dan tugas-tugas lain di sekolah, dengan demikian peranan guru amatlah penting
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.19
Peran guru merupakan seseorang yang akan dijadikan pemain dalam dunia
pendidikan dimana seorang guru adalah tokoh utama dan terhormat dalam
perannya. Guru adalah seorang yang berwibawa dan akan menjadi sumber untuk
seorang peserta didik dalam menempuh pendidikan. Peran guru dalam hal ini
dipandang paling strategis demi mencapai keberhasilan proses belajar mengajar.20

Guru juga memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,


khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, serta memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah
keberhasilan belajar peserta didik. Untuk mencapai keberhasilan belajar peserta
didik diperlukan peran guru yaitu sebagai penasihat, model atau teladan,
evaluator, pendidik, motivator, mediator dan fasilator

a. Peran Guru Sebagai Penasehat.


Guru sebagai pensehat tidak hanya terbatas siswa tetapi juga terhadap
orang tua. Dalam menjalankan perannya sebagai penasehat, guru harus dapat
memberikan konseling sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa, dan

18
Ibid., hal. 222
19
Heriyansyah, Guru Adalah Manajer Sesungguhnya di Sekolah, Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol.I, No.1, Januari 2018, P-ISSN : 2614-8846 ; E-ISSN : 2614-4018, hal. 120
20
Buhari Pamilangan, Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak, Jurnal
Istiqra, Vol. 6, No.1,2018, Hlm.6
17
memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Untuk menjadi
seorang penasihat, guru harus dapat menumbuhkan kepercayaan siswa
terhadap dirinya. Karenanya guru harus bertindak arif dengan merahasiakan
segala apa yang sedang dihadapi siswa-siswinya khususnya yang bersifat
pribadi yang dibawa siswa kepadanya. Untuk itu, guru harus membekali diri
dengan ilmu psikologi secara umum, maupun psikologi perkembangan serta
ilmu kesehatan mental. Tujuan memberikan nasehat kepada siswa adalah untuk
menjadikan siswa semakin dewasa yang dapat memutuskan sendiri apa yang
harus dilakukan terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya.21
b. Peran Guru Sebagai Model/teladan.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua
orang yang menganggap dia sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru, yaitu: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan
bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan
kemanusiaan, proses berfikir, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara
umum, perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik
harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik
adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa
yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk
tidak mengulanginya.22

c. Peran Guru Sebagai Evaluator.


Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak,
apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan
apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.23

Guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan
memberikan penilaian secara intrinsik maupun ekstrinsik. Penilaian terhadap
aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian peserta didik yaitu
aspek nilai. Dengan demikian, guru tidak hanya menilai produk (hasil belajar)
tetapi juga proses, kemampuan siswa selama proses pembelajaran. 24 Guru
sebagai evaluator, maka guru berperan mengadakan evaluasi, yakni penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai oleh peserta didik. Dengan penilaian, guru
dapat mengetahui keberhasilan pencapaian, penguasaan peserta didik terhadap
21
Muhammad Kristiawan, Dian Safitri dan Rena Lestari, Menejemen Pendidikan, (Yogyakarta:
Penerbit Deepublish, 2017), hal. 64, cet ke-1
22
Sumarno, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Peserta Didik,
Jurnal Al Lubab, Vol.1, No. 1 2016, hal. 132-133
23
Askhabul Kirom, Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multicultural, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 3, Nomor 1, Desember 2017, P-ISSN: 24778338
E-ISSN: 2548-1371, hal. 74
24
Sri Widayati, Peranan Guru dalam Pembelajaran Bahasa, Jurnal Elsa, Volume 17 Nomor 1,
April 2019, hal. 5
18
pelajaran yang diberikan, serta ketetapan atau keefektifan metode belajaran
yang digunakan. Sekiranya, peserta didik belum sampai pada tingkat
keberhasilan, maka guru dituntut lagi untuk lebih berperan sebagai pengelola
kelas, yakni mengelola kelas dan mengarahkan lingkungan kelas agar kegiatan
pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan untuk keberhasilan siswa secara
optimal25.

d. Peran Guru Sebagai Pendidik.


Guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas
pengawasan dan pembinaan (supervisor). Peran guru sebagai pendidik
merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan
dan dorongan, pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan
dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-
aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas
ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih baik. Oleh karena itu tugas
guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung
jawab pendisiplinan anak serta mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar
tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.26

e. Peran Guru Sebagai Motivator.


Peran guru sebagai motivator adalah a) Bersikap terbuka, dalam arti guru
harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk
mengungkapkan pendapatnya, menerima peserta didik dengan segala
kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat peserta didik secara
positif, dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya
masalah pribadi dari peserta didik, menunjukkan perhatian terhadap
permasalahan yang dihadapi peserta didik, dan menunjukkan sikap ramah serta
penuh pengertian terhadap peserta didik. b) Membantu peserta didik agar
mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara
optimal, dalam arti guru harus mampu memberikan gambaran tentang
kemampuan dan kelemahan para peserta didiknya, mendorong peserta didik
untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu peserta didik agar
memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat
keputusan.27

f. Peran Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator.


Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

25
Akmad Riandy, Salwa Hanum, Juni Agus. Inovasi Pendidikan, (Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2021) hal. 97
26
Juhji, Peran Urgen Guru dalam Pendidikan, Jurnal Imiah Pendidikan, Vol.10 No.1 2016. ISSN
1978-8169. Hal. 54
27
Elly Manizar, Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar, vol. 1, no 2, 2015, hal. 182
19
mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,
buku teks, majalah, maupun surat kabar.28

Peran guru yang sudah disebutkan di atas, yang paling berpengaruh dalam
penanaman akhlakul karimah yaitu peran guru sebagai teladan dan peran guru
sebagai pendidik. Peran guru sebagai teladan dan pendidik yaitu tugas guru tidak
hanya mentransfer ilmu kepada murid-muridnya. Guru juga bertugas dalam
menumbuhkan sikap yang baik kepada murid-muridnya termasuk menumbuhkan
kepribadian yang berakhlak mulia. Baik dari segi sikap/ tingkah laku, berpakaian,
hubungan kemanusiaan, proses berfikir, dan lain sebagainya. Semuanya itu dilihat
oleh para murid-muridnya. Hal ini disebabkan karena guru merupakan suri
tauladan bagi siswanya. Jika seorang guru agama bertingkah laku dengan baik,
maka siswanya akan mencontoh perilaku tersebut. Akan tetapi sebaliknya, jika
guru agama tidak memberikan contoh yang baik, maka siswanya juga akan
meniru tingkah laku guru tersebut. Oleh karena itu, peranan seorang guru,
khususnya guru agama islam diupayakan untuk dapat membentuk siswa agar
memiliki kepribadian muslim serta berakhlak mulia.

Maka dapat dipahami bahwa profesi seorang guru tidaklah mudah dan
tidak semua orang bisa menjadi guru yang profesional. Guru harus memiliki fisik
dan mental yang kuat karena mengajar berbagai macam karakter peserta didik
yang sifatnya berbeda-beda. Selain itu, guru harus memiliki karakter pribadi yang
baik, karena guru adalah digugu dan ditiru dan menjadi panutan bagi peserta
didiknya. Dan guru juga merupakan peranan yang sangat penting dalam
pembentukan akhlak seorang murid. Oleh Karena itu, guru harus memberikan
contoh dan menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah kepada peserta didik karena
akhlak yang mulia merupakan tiang utama untuk menopang kelangsungan hidup
suatu bangsa.

28
Askhabul Kirom, Peran Guru dan Peserta Didik dalam Prosese Pembelajaran Berbasis
Multicultural, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 3, Nomor 1, Desember 2017, P-ISSN: 24778338
E-ISSN: 2548-1371, hal. 74
20
3. Tugas Guru
Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar
dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan kepada peserta didik.29
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Adapun
tugas pendidik secara umum adalah mendidik, dalam operasionalnya, mendidik
adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi
hadiah, membentuk contoh dan membiasakan. Sedangkan tugas khusus guru
adalah:
a. Sebagai pengajar (Instruksional): Merencanakan program pengajaran dan
melaksanakan program yang telah disusun dan penilaian setelah program itu
dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator): Mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
c. Sebagai Pemimpin (Manajerial): Memimpin dan mengendalikan diri sendiri,
peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang
dilakukan.30

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu
bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan
sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru
melaksanakan peran dan tugasnya, semakin terjamin terciptanya kehandalan dan
terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain, potret manusia yang akan
datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika
kehidupan sangat bergantung dari “citra” guru di tengah-tengah masyarakat.31

29
Hamid Darmadi, Tugas, Peran, Kompetensi dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Professional,
Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2015, hal. 163
30
Syarifuddin, Guru Profesional: dalam Tugas Pokok dan Fungsi, Jurnal al-Amin, Volume 3, No
1, 2015, P-ISSN: 2088-7981 E-ISSN: 2685-1148. Hal. 80
31
Sumiati, Peranan Guru Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal
Tarbawi, Volume 3 No.2, Juli-Desember 2018, p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X. Hal. 152
21
Maka dapat dipahami bahwa tugas guru bukan hanya sekedar mendidik para
muridnya namun guru juga memiliki banyak tugas seperti guru harus mampu
menjadi suri teladan yang baik, memahami karakter peserta didik,
mengkondisikan kelas, mampu berkomunikasi dengan baik kepada peserta didik,
orang tua, guru lain masyarakat, dan lain-lain. Oleh karena itu, guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Orang yang
pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru.
Untuk menjadi guru professional tidaklah mudah. Seorang guru bukan hanya
mengajar ilmu pengetahuan saja namun guru juga harus menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah kepada peserta didiknya agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Selain itu guru juga harus melatih peserta didik dalam mengembangkan
psikomotorik dan keterampilan peserta didik.

4. Pembelajaran Akidah Akhlak


Beberapa tokoh telah banyak mengemukakan tentang pengertian
pembelajaran. Dari beberapa literatur yang banyak ditulis dengan makna
pembelajaran dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 diterangkan bahwa pembelajaran adalah proses Interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
sebagai proses yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pembelajaran32.
Adapun akidah secara bahasa berasal dari bahasa Arab dari bentuk Masdar
yakni, ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan ‘aqidatan yang artinya simpulan, ikatan,
sangkutan, perjanjian dan kokoh. Secara teknis akidah berarti iman, kepercayaan
dan keyakinan33. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau
khiliq yang berarti perangai, kelakuan atau watak dasar, kebiasaan, peradaban
yang baik dan agama.34
Secara umum pembelajaran aqidah akhlak di sekolah mengarah kepada
pemahaman dan penghayatan isi yang terkandung. Yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran akidah akhlak adalah
salah satu mata pelajaran dalam rumpun pendidikan agama Islam yang
mengandung makna sebagai pengetahuan, pemahaman dan penghayatan ajaran
Islam sebagai pedoman hidup. Dengan demikian, karakteristik mata pelajaran
Aqidah Akhlak menekankan pada pengetahuan, pemahaman dan penghayatan
32
Kustiah, Pembelajaran Akidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019) hal. 1
33
Ibid, hal. 4-5
34
Ainul Yaqin, Pendidikan Akhlak Moral Berbasis Teori Kognitif, (Depok: PT Remaja Grafindo
Persada, 2020), hal. 21, cet ke-1
22
terhadap pedoman hidup yang dapat dijadikan pola perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.35
Pembelajaran akidah akhlak adalah usaha sadar dalam proses terencana untuk
menanamkan keyakinan atau akidah yang kokoh sesuai dengan ajaran Islam dan
dapat dibuktikan dengan pengalaman sikap yang baik dalam kehidupan baik
kepada Allah atau makhluk lain, yakni manusia dan alam. Pembelajaran akidah
akhlak merupakan pembelajaran penting dalam mencetak karakter peserta didik
yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam berperilaku dan berinteraksi dengan
Tuhan, sesama manusia dan alam. Dalam pembelajaran akidah akhlak ini
diharapkan generasi bisa mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah
direncanakan. Peran guru dalam hal ini sangat penting namun juga perlu adanya
kerja sama dengan peserta didik untuk sama-sama belajar dan sadar diri
membangun pengetahuan dalam menciptakan karakter iman yang kokoh dan
akhlak yang baik.36
Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak yaitu:37

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu
maupun sosial.

Ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah meliputi:

a. Aspek aqidah terdiri atas: prinsip-prinsip akidah dan metode peningkatannya,


al-asma al-husna, konsep Tauhid dalam Islam, syirik dan implikasinya dalam
kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam serta hubungannya dengan ilmu-
ilmu lainnya, dan aliran-aliran dalam ilmu kalam (klasik dan modern),
b. Aspek akhlak terpuji meliputi: masalah akhlak yang meliputi pengertian
akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas
akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti husnuzan, taubat, akhlak dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, ridha, amal

35
Sufiani, Efektivitas Pembelajaran Akidah Akhlak Berbasis Manajemen Kelas, Jurnal Al-Ta’dib,
Vol. 10 No. 2, Juli-Desember 2017. Hal. 136
36
Ibid, hal. 5
37
Syofian Effendy, Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam
Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas X Bahasa di Madrasah Aliyah Negeri Lejang Nebong, Vol. 4,
No. 2, Agustus 2019, hal. 130-131
23
shaleh, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja; serta
pengenalan tentang tasawuf.
c. Aspek akhlak tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa
besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi
narkoba), israf, tabzir, dan fitnah.
d. Aspek adab meliputi: adab kepada orang tua dan guru, adab membesuk orang
sakit, adab berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu,
melakukan takziyah, adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua
yang lebih muda dan lawan jenis, Adab membaca Al-Quran dan berdoa.38
Oleh karena itu, dalam pembelajaran aqidah akhlak tidak hanya mengarah
pada persoalan teoritis dalam aspek kognitif, tapi bermuara pula pada aspek
afektif dan psikomotorik. Dalam pembelajaran aqidah akhlak terdapat tujuan yang
hakiki yakni menanamkan dan meningkatkan keimanan serta mempertinggi
kesadaran untuk berakhlak mulia sehingga peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Keberhasilan peserta didik sesuai
dengan tujuan hakiki tersebut sangat ditentukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan secara profesional.39

Peneliti memahami bahwa pembelajaran akidah akhlak merupakan


pembelajaran yang sangat penting untuk diterapkan. Karena ilmu akidah akhlak
merupakan pelajaran yang membahas perilaku manusia menentukan antara baik
dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan
batin. Dengan mempelajari ilmu akidah akhlak peserta didik dapat memiliki
perilaku yang baik dalam kesehariannya.

B. Internalisasi Sabar dalam Pembelajaran


1. Pengertian Sabar dalam Belajar

Secara etimologi sabar berasal dari bahasa arab, ‫بر‬QQ‫يبر – ص‬Q‫ ص‬- ‫صبرا‬
yang berarti bersabar, tabah hati, berani. Dalam bahasa Indonesia, sabar

38
Syofian Effendy, Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam
Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas X Bahasa di Madrasah Aliyah Negeri Lejang Nebong, Vol. 4,
No. 2, Agustus 2019, hal. 131
39
Ibid., hal. 136
24
berarti: “tahan menghadapi cobaan, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, dan
dapat menahan hawa nafsu.40

Abu Utham mengatakan, “Bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-


orang yang melatih dirinya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang terjadi
di dunia.”41

Amr Ibnu Uthman Al-Makki berkata, “Bahwa sabar berarti tetap dekat
dengan Allah dan menerima dengan tenang cobaan-cobaan yang Allah
kirimkan tanpa mengeluh dan merasa sedih.”42

Al-Ghazali mengatakan, “Sabar sebagai upaya dorongan kekuatan


dalam melawan dorongan nafsu, jika manusia mampu mempertahankannya
maka dia memenangkan agama Allah, sebaliknya jika dia kalah maka akan
masuk kedalam golongan setan”.43

Menurut beberapa pendapat diatas, sabar merupakan sikap mental dan


jiwa yang terlatih dalam menghadapi segala bentuk cobaan, yang terlahir dan
tumbuh atas dorongan agama, serta ketabahan dan menerima dengan ikhlas
cobaan yang menimpa, menahan diri dari segala macam dorongan hawa
nafsu, mempunyai sikap mental tahan uji, teguh dan tidak mudah putus asa
serta tetap taat kepada perintah Allah dengan terus berusaha dan berjuang
demi memperoleh ridho-Nya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.44

Menurut beberapa ahli pengertian belajar sebagai berikut:

Menurut Slameto menjelaskan bahwa pengertian belajar secara


psikologis yaitu, “Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu

40
Syofrianisda, Tafsif Maudhu’I, (Yogyakarta: Deepublish, Juni, 2015), hal. 2
41
Nakhrawie, Keutamaan dan Rahasia Tawakal, (Jakarta: Pustaka Media, 2020), hal. 62
42
Ibid, hal. 62
43
Misbachul Munir, Konsep Sabar Menurut Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Vol. 5 No.
2, September 2019, hal. 126
44
Syofrianisda, Tafsir Maudhu’I, (Yogyakarta: Deepublish, Juni, 2015), hal. 2
25
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.”45

Menurut James O. Wittaker mengatakan, “Belajar dapat didefinisikan


sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.”46

Moh. Surya mengatakan “Definisi belajar adalah suatu proses usaha


yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.”47

Menurut beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan,


bahwa belajar itu bukan hanya sebatas kegiatan membaca, mendengarkan,
menulis, mengerjakan tugas dan ulangan saja tapi adanya perubahan tingkah
laku dari hasil kegiatan proses belajar, dimana di dalam proses belajar itu ada
interaksi aktif dengan lingkungan dan perubahan tersebut bersifat permanen.

Belajar dimaknai sebagai proses pendewasaan untuk mewujudkan


kehidupan yang lebih maju dan sejahtera lahir dan batin. Islam mewajibkan
umatnya untuk menuntut ilmu, karena ilmu menjadi sarana terbaik untuk
mencerdaskan umat dan membangun peradaban dunia, khususnya bila ilmu
ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya manusia menuntut
ilmu bukan hanya untuk membantu mendapatkan kehidupan yang layak,
tetapi dengan ilmu, manusia akan mampu mengenal tuhannya, memperbaiki
akhlaknya, juga senantiasa mencari keridhaan Allah. Menuntut ilmu
merupakan kewajiban bagi setiap muslim.48 Dengan iman dan ilmu maka
Allah akan meninggikan derajat seorang muslim. Islam memandang
pendidikan adalah hak setiap manusia (education for all) baik laki-laki atau
perempuan dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).
Belajar atau menuntut ilmu adalah suatu aktifitas yang dilakukan
sepanjang usia, tidak mengenal umur, jenis kelamin, jarak, ataupun keadaan
geografis. Akan tetapi, perjuangan menuntut ilmu itu tidak mudah, akan
ditemukan banyak sekali rintangan yang siap menghadang, baik dari segi
ekonomi, waktu, jiwa, kesehatan, serta keikhlasan. Tetapi jika dilakukan
45
Herliani, Didimus dan Elsye Theodara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Klaten: Penerbit
Lakaeisha, 2021) , hal. 2
46
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 3
47
Siti Ma’rifah Setiawati, Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar?, Jurnal Bimbingan dan Konseling
FKIP UNIPA, Vol 35 No 1, 2018, hal. 2
48
Nurlia Putri Darlani, Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Perspektif Hadis, Jurnal Riset Agama,
Volume 1, Nomor 1, April 2021, hal. 135-137
26
dengan ikhlas dan sabar maka segala rintangan tidak akan menjadikan
hambatan untuk melangkahkan kaki dalam mencari ilmu. Allah akan
memudahkan dalam perjalanan menuntut ilmu. Di dalam dunia pendidikan
sikap sabar sangat diperlukan oleh peserta didik. Seperti bersabar dan tabah
(ishtibar) serta tidak mudah putus asa dalam belajar, walaupun banyak
rintangan dan hambatan, baik hambatan ekonomi, psikologis, sosiologis,
politik, bahkan administratif.49
Sabar dan tabah merupakan pangkal dari segala urusan. Begitu pula
dalam menuntut ilmu, Kesabaran dan ketabahan adalah modal dasar yang
harus dimiliki oleh penuntut ilmu. Banyak orang yang berlomba menuju
kemuliaan, tetapi jarang yang mempunyai ketabahan. Menuntut ilmu adalah
jalan menuju kemuliaan, tanpa kesabaran dan ketabahan berarti kesia-siaan.50
Kesabaran merupakan sahabat terbaik bagi penuntut ilmu. Sebab, ilmu
takkan didapatkan tanpa kesabaran melalui proses yang panjang. Dalam
proses itulah kita menghadapi banyak masalah dan hambatan. Tanpa
kesabaran peserta didik akan sulit sampai di tujuan, kesabaran adalah kunci
utama dalam setiap perjuangan. Jika kita ingin mendapatkan ilmu, kita harus
sabar dalam menuntut ilmu. Lelah dan letih harus dihadapi, kalau menyerah,
maka ilmu tidak akan diperoleh.51
Menurut K.H. Hasyim Asyari akhlak pelajar terhadap
pembelajarannya yaitu:52

a. Fokus Pada Satu Kitab


Hendaknya pelajar benar-benar fokus pada satu kitab tertentu, sampai
tidak ada bagian yang terlewatkan. Maksudnya pelajar sebaiknya fokus
pada satu bidang studi aja dan tidak menyibukan diri dengan bidang studi
lain sebelum benar-benar menguasai bidang studi yang pertama.
b. Memberikan Motivasi
Hendaknya pelajar memberikan motivasi kepada teman-teman untuk
menguasai ilmu dan menunjukkan kepada mereka kegiatan yang positif.
Serta mengalihkan mereka dari kegalauan-kegalauan yang menguras pikiran
mereka.
c. Memanfaatkan Waktu
Pelajar hendaknya memanfaat waktu ketika mereka sedang senggang.
Mengingat-ingat materi yang disampaikan di tempat belajar. Karena
sesunggunhnya mengingat-ingat pembelajaran di waktu luang memberikan
49
Nurul Lailiyah, Etika Mencari Ilmu Kajian Kitab WashoyaaAl-Abaa’ill abnaa Karya
Muhammad Syakir Perspektif Pendidikan Islam, Vol.1, No.2 September 2019, hal. 106
50
Mohamad Samsudin, Akhlak Pelajar Perspektif Zarnuji, Jurnal Al-Ashriyah , Vol. 1, No.1,
Oktober 2015, hal. 48-49
51
Syaiful Rahman, Menapak Menuju Kesuksesan, (Surabaya: Pustaka media guru, 2020) hal. 58
52
Hasyim Asyari, Pendidikan Karakter Khas Pesantren, (Tebu Ireng: Ma’had Adurasi Islmiyah),
hal. 51-65
27
manfaat pada diri kita agar tidak lupa dengan materi pelajaran yang sudah di
ajari oleh guru kita.
d. Menjauhi Pertemanan yang Negatif
Pelajar seharusnya menjauhi pertemanan dengan orang-orang yang suka
ngobrol, pembuat onar, suka bermaksiat, dan lain-lain. Karena berdekatan
dengan orang-orang seperti itu akan berpengaruh negatif kepada diri kita.53
Syaikh Shalih Muhammad berkata, “seorang penuntut ilmu harus sabar
dalam belajar, tekun dan tiada henti, tidak jemu-jemu, dan continue dalam
belajar. Ia juga harus bersabar dalam menjaga ilmunya dan tidak pembosan.
Manusia jika dilanda kebosanan akan cepat merasa lelah dan meninggalkan
ilmunya. Akan tetapi, jika tekun dalam menjaga ilmunya, di satu sisi ia akan
mendapat pahala orang-orang yang sabar, dan disisi lain akan mendapatkan
hasil akhir yang baik.54
Imam Syafi’I menerangkan secara jelas perihal beberapa adab atau etika
murid dalam menuntut ilmu. Yaitu, keharusan atau kewajiban bagi seorang
murid untuk bersabar dalam menghadapi perilaku atau sikap gurunya yang
keras dan kaku. Sebab, tanpa adanya kesabaran, seorang murid tentu tidak
akan memperoleh keberhasilan.55
Pentingnya sikap sabar, Imam Syafi’I berkata “Bersabarlah menghadapi
sikap keras seorang guru. Sebab, kegagalan ilmu dikarenakan oleh ke tidak
sabaran murid dalam menghadapinya. Barang siapa tidak pernah merasakan
pahitnya belajar satu saat saja, niscaya dia akan menderita sepanjang
hidupnya karena kebodohan”. Dalam hal ini, bersabar terhadap perilaku
seorang guru merupakan suatu keharusan bagi para murid. Dengan begitu,
keberkahan dan keberhasilan akan diperoleh mereka.56
Pengertian sabar dalam belajar dari penelitian ini yaitu, bahwasannya
sabar sangat penting dalam belajar. Posisi sabar yang tidak banyak diketahui
oleh banyak orang yang menyebabkan banyaknya para penuntut ilmu tidak
berhasil dalam belajarnya. Sebab ada satu unsur yang tidak diketahui dan
akhirnya tidak digunakan ketika belajar, dan pada akhirnya belajar yang telah
begitu lama ditempuh menjadi sia-sia. Oleh sebab itu, perlu diketahui apa
makna dari kata sabar terhadap aktivitas belajar.

Maka dapat dipahami, dalam belajar seseorang harus memiliki sifat


sabar. Karena belajar adalah suatu aktivitas peserta didik dalam mencari
53
Ibid, hal.65
54
Hamman, Khoirun Nasik, Kajian Akhlak, (Malang: Media Nusa Creative, 2020), hal. 4-5, cet ke-
1
55
Yamar Arifin, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018), hal. 38, cet ke-1
56
Ibid, hal. 38
28
sesuatu yang tidak diketahui menjadi tahu. Kita juga harus konsisten,
istiqomah dan tawakal ketika sedang belajar. Dalam belajar, adakalanya
rintangan dan hambatan yang akan dilalui peserta didik untuk mencapai
keberhasilan. Oleh sebab itu, kita harus memiliki sikap sabar, karena kunci
keberhasilan peserta didik dalam belajar dilatar belakangi dengan sikap sabar.

2. Unsur-unsur Kesabaran dalam Belajar

Peserta didik hendaknya bersabar dalam perjalanannya mempelajari ilmu.


Perlu disadari bahwa perjalanan mempelajari ilmu itu tidak akan terlepas dari
kesulitan, sebab mempelajari ilmu merupakan suatu perbuatan yang menurut
kebanyakan ulama lebih utama daripada berperang membela agama Allah.
Siapa yang bersabar menghadapi kesulitan dalam mempelajari ilmu, maka ia
akan merasakan lezatnya ilmu melebihi segala kelezatan yang ada di dunia. 57
Berikut unsur-unsur yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam menuntut
ilmu:
a. Sabar dalam Menjalankan Ketaatan/perintah

Menurut Syaikh Abdul Qadir, “Sabar dalam menjalankan ketaatan


adalah bersikap istiqomah dalam menjalankan syariat Allah. Membiasakan
diri untuk senantiasa menjalankan segala macam ibadah. Sabar dalam
menjalankan berbagai macam ujian dan cobaan.”58

Menurut Ismunandar, “Sabar ketika menjalankan ketaatan kepada


Allah Swt dengan cara tidak melalaikannya, memperbaiki pelaksanaannya,
dan tidak malas dalam mengerjakannya sehingga ketaatan tersebut ia
kerjakan dengan sempurna sesuai dengan yang disyariatkan.”59

Peserta didik dalam meneuntut ilmu harus mempunyai sikap sabar,


sungguh-sungguh dan semangat. Tidak ada suatu keberhasilan tanpa disertai
dengan kesungguhan. Dalam proses mencari ilmu, seorang peserta didik
harus belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh seenaknya saja.
Dengan tekad yang kuat dan belajar sungguh-sungguh akan membawa
kondisi peserta didik kepada tingkat konsentrasi tinggi terhadap ilmu yang
dipelajari, hal ini akan mempermudah peserta didik untuk mengerti dan
memahami ilmu yang diajarkan oleh pendidik, mulai dari yang dibaca dari
buku, mengamati lingkungan, maupun hasil berdiskusi dengan orang lain.

57
Saihu, Etika Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’alim, Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu
dan Budaya Islam, Vol. 3, No. 1, 2020, E-ISSN: 2685-1148 P-ISSN: 2088-7981, hal. 108
58
Syaikh Abdul Qadir, Hakekat Tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), hal. 221
59
Ismunandar. 17 Tuntutan Hidup Muslim, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), hal. 158
29
Selanjutnya, Tanpa ada semangat seorang peserta didik tidak akan
mendapatkan hasil yang diharapkan. Sering mengeluh dan mudah risau
justru akan mendatangkan tambahan beban pikiran yang memberatkan dan
menghabiskan banyak energi untuk kesia-siaan yang tidak berfaedah. Dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, seorang peserta didik
seharusnya mengerjakan tugas dengan penuh semangat dan sungguh-
sungguh, hal yang demikian akan membuatnya menikmati proses dalam
mencari ilmu.60
Oleh sebab itu, dalam menuntut ilmu peserta didik harus senantiasa
taat dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh guru selama di
sekolah. Selama perintah yang diberikan oleh guru bermanfaat bagi peserta
didik.

b. Sabar dalam Meninggalkan Kemaksiatan

Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar,


terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti
ghibah, dusta, memandang sesuatu yang haram dan sebagainya. Karena
kecendrungan jiwa manusia suka pada hal-hal yang buruk dan
"menyenangkan" dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang
"menyenangkan".61
Maka dapat dipahami, bahwa dalam belajar pasti ada hawa nafsu
yang membuat kita tidak fokus dalam belajar. Salah satu godaan dalam
belajar yaitu membuka handphone saat sedang proses pembelajaran.
Mengobrol, dilarang mengobrol untuk hal-hal yang tidak penting atau bukan
mengobrol mengenai pelajaran yang akan dibahas pada saat itu. Makan pada
saat pembelajaran sedang berlangsung, peserta didik di larang makan pada
saat pembelajaran. Mengolok-ngolok atau mengejek. Ketika ada
seorang siswa yang diperintahkan untuk menjawab soal yang diberikan
guru, tetapi siswa tersebut tidak bisa menjawabnya. Maka jangan mengolok-
oloknya atau membullynya. Karena mungkin saja siswa tersebut memang
tidak tahu jawabannya. Membuat onar dalam kelas ketika guru sedang
menjelaskan materi pembelajaran, dan lain sebagainya.

c. Sabar Terhadap Ujian/Musibah

60
Nurul Lailiyah, Etika Mencari Ilmu Kajian Kitab WashoyaaAl-Abaa’ill abnaa karya Muhammad
Syakir Perspektif Pendidikan Islam, Vol.1, No.2 September 2019, hal. 111
61
Raihannah, Konsep Sabar dalam Al-Quran, Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 6, Nomor 1,
2016. Hal. 10
30
Kesusahan dalam hidup beban hidup, dan musibah memang telah
menjadi ketentuan yang harus dijalani manusia, dan semuanya akan berjalan
sesuai dengan kehendak dan ketentuan Allah SWT.62

Sabar terhadap musibah merupakan bentuk sabar yang paling ringan.


Karena sesuatu itu sudah terjadi di depannya, dan dia tidak bisa
menghindarinya, artinya dia bersabar atau tidak bersabar sesuatu itu sudah
terjadi. Akan tetapi walaupun begitu, masih banyak dari kaum muslimin
yang tidak bisa sabar ketika tertimpa musibah. Allah telah berfirman dalam
surat ayat 155 yang artinya:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”

Manusia senantiasa terancam bencana, baik yang menimpa jiwa, harta,


keluarga, maupun ketenangan dan kenyamanannya. Dan tidak bisa
dipungkiri bahwa bencana tersebut jika terjadi merupakan pukulan yang
berat bagi manusia, dan tidak jarang menimbulkan keputusasaan.
Namun kondisi seperti ini hanya dialami oleh mereka yang kalah, dan ia
tidak bisa menemukan kemenangan dalam kehidupan ini. karena itu, Allah
mendorong agar seorang mukmin tetap tegar dalam menghadapi musibah
yang memang tidak bisa dielakkan, hingga bisa menemukan jalan yang
mampu membawa kepada kesuksesan dan kemenangan.
Kegiatan belajar dapat meningkatkan kualitas hidup. Maka, sabar harus
menjadi pondasinya. Dalam kegiatan belajar terdapat banyak godaan yang
harus dihadapi. Jika tidak memiliki cukup kesabaran, makan akan tumbang
di tengah perjalanan. Tidak ada yang mampu bertahan dalam belajar, jika
tidak dilatari oleh sifat kesabaran untuk menggapai kesuksesan, sukes dalam
menyelesaikan sekolah, mendapat nilai tinggi, menjadi murid berprestasi di
sekolah, dan lain sebagainya.63
Ketika sedang menuntut ilmu, banyak cobaan-cobaan yang perlu
dihadapi, baik internal maupun eksternal. Jika menghadapi cobaan-cobaan
tersebut, kita sebagai pelajar harus terus maju dan jangan menyerah
sehingga membuat anda keluar dari tempat belajar. Sejarah membuktikan
bahwa kegagalan seorang pelajar disebabkan oleh lemahnya fondasi
kesabaran dalam belajar. Seorang pelajar harus merasa malu untuk
mengeluh di saat cobaan tiba. Karena pendahulu kita para ulama tidak
pernah jera di saat cobaan-cobaan berat menimpanya. Kesabaran merupakan
harta kekayaan seorang pelajar menuju kesuksesan. Banyak penuntut ilmu
berhenti di tengah jalan karena tidak memiliki kesabaran yang matang.64

62
Haris Priyatna, Syarat Utama Bahagia Dunia Akhirat, (Jakarta: Penerbit Buana, 2016), hal. 49
63
Zian Farodis, Belajar Itu Super, (Yogyakarta: Laksana, 2017), hal. 86
31
Maka dapat dipahami, bahwa ujian dalam proses pembelajaran itu
biasa dan wajar, karena semua proses kehidupan, termasuk pembelajaran,
menghendaki adanya ujian. Allah SWT menegaskan bahwa setiap orang
beriman pasti diuji. Salah satu ujian-ujian dalam menuntut ilmu ialah ketika
guru tiba-tiba memberikan ulangan mendakak, sikap guru Sabar pada
perintahnya, bertahan terhadap karakter kerasnya, menerima kemarahannya,
dan setia menunggu sikap diamnya, lingkungan, teman, ekonomi, dan lain
sebagainya. Semua itu pasti akan dirasakan oleh semua pejuang ilmu. Oleh
karena itu, peserta didik harus memiliki sifat sabar, sungguh-sungguh dan
pantang menyerah dalam meraih kesuksesan dalam belajar. Karena semua
itu butuh proses, dan kita senantiasa sabar dan ikhlas dalam menjalankan
proses tersebut, yang nantinya akan mendapat ke utungan yang sangat besar
karena telah bersabar dalam menuntut ilmu.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesabaran Siswa dalam


Belajar

a. Faktor Penghambat
1. Sikap Guru

Imam Syafi’I mengatakan, “keharusan atau kewajiban bagi


seorang murid untuk bersabar dalam menghadapi perilaku atau sikap
gurunya yang keras dan kaku.”65

Maka dapat dipahami, bahwa guru merupakan penentu dalam


mengembangkan sikap sabar siswa. Karena bukan hanya siswa yang
memiliki karakter yang berbeda, guru juga memiliki karakter yang
berbeda. Tidak jarang siswa malas untuk masuk kelas, karena guru yang
mengajar kurang disukai. Walaupun begitu, sebagai siswa harus bersabar
dalam menghadapi sikap keras guru. Sebab, kegagalan ilmu di karenakan
oleh ke tidak sabaran dalam menghadapinya.

64
Abdul Hamid, Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2015),
hal. 70
65
Yamar Arifin, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
IRCOSoD, 2018), hal. 38, cet ke-1
32
2. Hawa Nafsu

Al-Ghazali mengatakan, “Sabar sebagai upaya dorongan kekuatan


dalam melawan dorongan nafsu, jika manusia mampu
mempertahankannya maka dia memenangkan agama Allah. Sebaliknya,
jika dia kalah maka aka masuk kedalam golongan setan”66

Maka dapat dipahami, hawa nafsu merupakan keinginan atau


dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Peserta
didik yang tidak bisa melawan hawa nafsunya dalam belajar, akan rugi di
masa depan. Karena menuntut ilmu adalah jalan menuju kemuliaan. Jika
kita menuruti hawa nafsu makan akan mendapatkan kesia-siaan.

3. Kejenuhan

Kejenuhan belajar merupakan salah satu jenis kesulitan yang sering


terjadi pada peserta didik, secara harfiah kejenuhan berarti padat atau
penuh sehingga tidak dapat menerima atau memuat apapun. Selain itu,
kejenuhan juga mempunyai arti jenu atau bosan. Kejenuhan juga bisa
diartikan sebagai tekanan yang sangat mendalam yang sudah sampai pada
titik tertentu. Siapapun yang merasa jenuh, Ia akan berusaha sekuat tenaga
untuk melepaskan diri dari tekanan tersebut. 67
Maka dapat dipahami, kejenuhan bisa saja menimpa siapapun yang
ada di dunia ini, salah satu nya bisa menjadi suatu hambatan di dalam
proses belajar, seperti kejenuhan dalam mendapatkan materi, sehingga saat
proses belajar akan sangat sulit untuk mencernanya, sehingga saat sedang
belajar siswa hanya sekedar mendengarkan, namun tidak mencernanya
dengan baik, kondisi ini lah apabila setiap hari terjadi dapat menimbulkan
kejenuhan dan hambatan di dalam belajar.

4. Lingkungan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan di sekolah yaitu


kurikulum, guru, metode pengajaran, fasilitas, lingkungan dan siswa itu
sendiri. Lingkungan menjadi berperan penting ketika keberadaannya
menjadi faktor penentu dimana faktor yang lain sudah melengkapi
66
Misbachul Munir, Konsep Sabar Menurut Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Vol. 5 No.
2, September 2019, hal. 126
67
Fanny Septiany Rahay, Fikriyah, Dianasari, Kejenuhan Belajar Daring Pada Mahasiswa Prodi
PGSD di Masa Pandemo Covid-19, Jurnal Cakrawala Pendas, Vol.8No. 1, 2022, Hal. 327.
33
pendidikan itu sendiri. Ada tiga lingkungan utama dalam suatu pendidikan
yakni keluarga (pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga
berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal), sekolah
(pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang
dan dilaksanakan dengan aturan-aturan ketat, seperti harus berjanjang dan
berkesinambung, sehingga disebut pendidikan formal) dan masyarakat
(pendidikan dilingkungan masyarakat tidak dipersyaratkan berjenjang dan
berkesinambungan dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehinnga
disebut pendidikan non formal).68
Lingkungan adalah suatu yang ada di alam sekitar yang memiliki
makna dan pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan sekolah
diusahakan senyaman mungkin pada setiap sekolah, hal ini dapat
membantu konsentrasi siswa lebih baik. Lingkungan belajar yang baik
adalah lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang
di harapkan.69
Maka dapat dipahami, lingkungan sangat mempengaruhi kegiatan
belajar, bila lingkungan tidak nyaman akan menimbulkan hambatan dalam
proses belajar. Untuk itu lingkungan yang kondusif dapat membantu siswa
dalam proses belajar.

5. Kurangnya Motivasi

Menurut Gita Pratiwi dan Kurnisar, “Motivasi sangat penting


dimiliki oleh seorang siswa karena merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat keefetifan proses belajar siswa itu sendiri.”70

Motivasi guru sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar


siswa. Agar siswa memiliki motivasi belajar maka ada upaya yang harus
dilakukan seorang guru. Guru diharapkan dapat membimbing semua siswa
68
Ratih Novianti, Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN 2 Palembang, Jurnal PAI Raden Fatah, Vol. 1 No. 1, 2019.
Hal. 3
69
Ibid, hal. 3
70
Irfan Suryana, Ice Breakaer “Penyemangat Belajar Dari Membosankan Menjadi Rileks”,
(Indonesia: Anak Hebat Indonesia, 2020), hal. 31
34
agar siswa tersebut dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya serta meningkatkan motivasi belajar di sekolah. Motivasi
merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam setiap pembelajaraan,
dengan motivasi siwa menjadi bersemangat dalam menyelesaikan tugas
sehingga mencapai tujuan pembelajaran.71
b. Faktor Pendukung

1. Dukungan Pendidik

Menurut Heni Rita dan Arief, mereka mengatakan, “Guru wajib


memberikan dukungan terhadap peserta didik melalui proses pembelajaran
yang nyaman, menyenangkan, inspiratif sehingga mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.”72

Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap


materi pembelajaran. Guru diharapkan bisa memberikan dukungan kepada
siswa mengenai perkembangan mereka selama pembelajaran. Dukungan
ini sangat penting, karena tidak semua siswa berani menanya materi yang
belum di pahami. Dukungan ini diberikan supaya siswa dapat mengikuti
pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di buat, sehingga
siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.73
Maka dapat dipahami, dukungan dari pendidik merupakan faktor
pendukung dalam mengembangkan kesabaran siswa dalam belajar. karena
dalam pembelajaran tidak semua siswa paham dengan materi yang
disampaikan, dan tidak semua siswa berani menanyakannya. Hal itu dapat
membuat siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Oleh sebab itu,
pentingnya peran guru untuk memberikan dukungan dan pendekatan
kepada siswa, agar siswa tersebut senantiasa semangat dalam belajar.
Contohnya seperti, ketika ada siswa yang mendapat nilai kurang bagus,
sebagai guru jangan menjudge bahwa murid ini bodoh. Bisa jadi siswa
tersebut tidak mengerti penjelasan guru selama pembelajaran. Yang harus
dilakukan guru tersebut ialah mendekati siswa tersebut dan bertanya apa
yang siswa itu tidak mengerti selama proses pembelajaran. Dengan begitu,

71
Gita Pratiwi, Kurnisar, Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal
Bhineka Tunggal Ika, Volume 6, No 1, 2019, hal. 55
72
Heni Rita, Arief Qosim, Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Aceh, Syiah Kuala University
Press, 2021), hal. 25
73
Astry Fajria, Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Covid-19, (Yogyakarta: UAD press,
2021), hal. 212
35
siswa tersebut merasa ada yang peduli dengannya dan membuat dia
menjadi semangat dalam belajar.

2. Kesadaran Peserta Didik.

Hal yang paling penting dan utama dari pendukung faktor


pendukung adalah kesadaran belajar yang tumbuh dari dalam diri peserta
didik. Faktor ini menjadikan salah satu kekuatan yang menentukan tingkat
belajar peserta didik. Tanpa kesadaran ini peserta didik kurang termotivasi
mengikuti pembelajaran.74

Maka dapat dipahami, kesadaran peserta didik merupakan faktor


utama dalam mengembangkan kesabaran dalam belajar. karena, jika
peserta didik mengerti pentingnya ilmu dimasa depan, maka mereka akan
senantiasa giat dalam belajar, tidak peduli dengan halangan apapun,
mereka akan selalu menghadapinya dan tidak gampang menyerah
walaupun banyak rintangan. Sebaliknya, jika peserta didik tidak
mempunyai kesadaran, menganggap ilmu tidak penting, mereka akan
mendapat kesia-sian. Oleh sebab itu, kesadaran peserta didik dalam
menuntut ilmu merupakan faktor dalam mengembangkan kesabaran dalam
belajar untuk mencapai kesuksesan.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mempengaruhi keberhasilan belajari ini meliputi


segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang adalah
kondisi mental yang mantap dan stabil. Sikap mental yang positif dalam
proses belajar misalnya kerajinan dan ketekunan dalam belajar, tidak
mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan,
mempunyai inisiatif dalam belajar, berani bertanya dan percaya pada diri
sendiri.75

74
Ibid, hal. 223-224
75
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Puspa Swara, 2005), hal. 12
36
Maka dapat dipahami, seseorang yang memiliki kondisi mental
yang kuat, positif dan percaya diri dapat membuat siswa tidak mudah
putus asa dalam menuntut ilmu. Karena dalam menuntut ilmu tidak akan
berjalan lancar, banyak cobaan, ujian yang akan kita hadapi. Oleh sebab
itu, kita harus memiliki mental yang kuat agat tidak mudah menyerah
ditengah jalan. Jika kita selalu berpikir postif, niscaya semua kesulitan
yang dihadapi akan ada jalan keluarnya.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang ada di alam sekitar yang memiliki


makna dan pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan sekolah
diusahakan senyaman mungkin pada setiap sekolah, hal ini dapat
membantu konsentrasi siswa lebih baik. Lingkungan belajar yang baik
adalah lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang
di harapkan.76
Maka dapat dipahami, Lingkungan pasti akan sangat
mempengaruhi dari kegiatan belajar. Lingkungan yang baik akan
mempengaruhi kualitas belajar siswa. Lingkungan yang nyaman pasti akan
menumbuhkan semangat belajar. Oleh karena itu, lingkungan yang
kondusif memang sangat berguna untuk meningkatkan pembelajaran
peserta didik.

5. Motivasi

Irfan Suryana mengatakan, “Motivasi sangat penting dimiliki oleh


seorang siswa karena merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keefetifan proses belajar siswa itu sendiri”.77

Motivasi guru sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar siswa.


Agar siswa memiliki motivasi belajar maka ada upaya yang harus
dilakukan seorang guru. Guru diharapkan dapat membimbing semua siswa

76
Ratih Novianti, Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN 2 Palembang, Jurnal PAI Raden Fatah, Vol. 1 No. 1, 2019.
Hal. 3
77
Irfan Suryana, Ice Breakaer “Penyemangat Belajar Dari Membosankan Menjadi Rileks”,
(Indonesia: Anak Hebat Indonesia, 2020), hal. 31
37
agar siswa tersebut dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya serta meningkatkan motivasi belajar di sekolah. Motivasi
merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam setiap pembelajaraan,
dengan motivasi siwa menjadi bersemangat dalam menyelesaikan tugas
sehingga mencapai tujuan pembelajaran.78
Maka dapat dipahami, bahwa motivasi merupakan faktor penentu
dalam mengembangkan kesabaran siswa dalam belajar. Adanya motivasi
membuat kita semangat belajar untuk membahagiakann orang tua,
semangat belajar untuk meraih cita-cita, semangat belajar untuk mencari
keberkahan, dan sebagainya.

6. Mendapatkan Keridhaan Allah


Manusia harus menggunakan ilmunya untuk kebaikan. Baik
pendidik maupun peserta didik. Dalam menuntut ilmu harus mempunyai
prinsip yaitu belajar dan mencari ilmu bertujuan untuk mencapai
keridhaan Allah, bukan untuk kepentingan duniawi.79
Maka dapat dipahami, bahwa belajar harus di dasari niat untuk
mendapatkan ridha Allah, mencari ridha Allah merupakan ibadah dan
mendapatkan pahala yang sangat besar. Pelajar yang mencari ilmu untuk
mendapatkan ridho Allah akan mendapatkan keberkahan di dalamnya.
Pelajar ketika sedang sulit dalam menempuh pendidikan, banyak ujian dan
cobaan yang dihadapi. Maka kuncinya adalah kita harus mengingat bahwa
tujuan kita belajar yaitu mencari keridhaan Allah. Dengan demikan, kita
akan senantiasa memiliki sikap sabar dalam belajar ketika banyaknya
rintangan yang dihadapi.

C. Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan Sikap Sabar


dalam Belajar Bagi Peserta Didik

Dunia pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru. Peran guru sangat
dibutuhkan dalam program pendidikan kita, karena tanpa guru siapa yang akan
mengajar anak di sekolah. Sehingga guru adalah kunci dari pembelajaran yang ada di

78
Gita Pratiwi, Kurnisar, Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal
Bhineka Tunggal Ika, Volume 6, No 1, 2019, hal. 55
79
Nenden Munawaroh, Ijudin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Garut: Cahaya Smart
Nusantara, 2022), hal. 3
38
sekolah maupun di luar sekolah seperti private. Namun bukan hanya guru yang
memiliki peran penting dalam pembelajaran tetapi juga orang tua memiliki peran
yang sangat signifikan karena sejak lahir siswa mendapatkan ilmu dari orang tua
baru kemudian mendapatkan pendidikan dari sekolah.
Biarpun begitu, peran orang tua lah yang sebenarnya paling dibutuhkan oleh
anak karena orang tua merupakan pendidik pertama. Namun karena banyaknya
keterbatasan yang dimiliki orang tua maka orang tua membutuhkan peran dari orang
lain sebagai pengganti ketika orang tua belum mampu untuk menjadi pendidik.
Sehingga dibutuhkan adanya guru untuk dapat membantu siswa dalam menuntut
ilmu juga mengembangkan emosional serta spiritual yang siswa miliki.
Peran guru merupakan seseorang yang akan dijadikan pemain dalam dunia
pendidikan dimana seorang guru adalah tokoh utama dan terhormat dalam perannya.
Guru adalah seorang yang berwibawa dan akan menjadi sumber untuk seorang
peserta didik dalam menempuh pendidikan. Peran guru dalam hal ini dipandang
paling strategis demi mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Peran guru
yang dimaksud di sini ialah berkaitan dengan proses pembelajaran. Guru adalah
faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan karena guru adalah pemegang
peranan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini adalah salah satu proses
dimana didalamnya terdapat rangkaian dari perbuatan guru dan siswa dari hubungan
timbal balik yang ada dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran.80
Guru juga memiliki peranan yang berkaitan dengan kompetensi guru yaitu
sebagai berikut:
a. Guru melakukan diagnosis terhadap perilaku awal siswa
Guru dituntut untuk lebih dekat dengan para siswa agar nantinya guru diharapkan
dapat mengetahui betul kondisi siswanya untuk mempermudah dalam
memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat
siswa.
b. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru harus membuat RPP agar pembelajaran terarah. Jika guru mengajar tanpa
adanya RPP maka guru akan mungkin cenderung melakukan impovisasi dalam
pembelajaran yang nantinya tidak ada acuan sehingga tidak ada tujuan
pembelajaran.
c. Guru melaksanakan proses pembelajaran
ketika proses pembelajaran guru yang mengatur waktu pembelajaran untuk
pembukaan 20%, materi pokok 80%, dan untuk penutup 20%. Guru juga dapat
memberikan para siswa motivasi dan dorongan dalam pembelajaran, melakukan
diskusi, mengamati perilaku siswa, memberikan informasi lisan maupun tulisan
dengan bahasa yang mudah dimengerti, mengajukan pertanyaan dan respon dari
pertanyaan yang diajukan siswa.

80
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Depok: PT.
Rajagrafindo Persada, 2012) Cet. 5, hal .58
39
d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah
Guru harus mampu menjalankan administrasi sekolah sehingga tidak
ketergantungan dengan Tata Usaha Sekolah.
e. Guru sebagai komunikator
Guru sebagai komunikator yaitu harus mampu menyampaikan atau menerima
informasi yang dapat dipahami oleh dirinya sendiri, anak didik, atasan, orang tua
murid, maupun masyarakat pada umumnya.
f. Guru mampu mengembangkan keterampilan diri
Tuntutan untuk guru yang harus mangembangkan keterampilan pribadinya dengan
terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar anak didik
dapat menjalani kehidupan tanpa tertinggal zaman atau kurang update.
g. Guru dapat mengembangkan potensi anak
Ketika melakukan kegiatan jenis ini guru mengetahui betul potensi anak didik
karena dari sanalah guru dapat menyiapkan strategi pembelajaran yang seperti apa
untuk dapat membuat siswa berkembang.
h. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah
Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah yaitu dimana guru yang
melakukan segala kegiatan pembelajaran di kelas. Guru harus mampu mengatasi
dari bahan pembelajaran hingga pengevaluasian dalam pembelajaran.81
Peran guru akidah akhlak selain mengajar juga harus bisa membimbing
dan mengarahkan peserta didik menjadi manusia dewasa, berbudi pekerti dan
berkakhlak mulia. Guru akidah akhlak pada hakikatnya berperan sebagai orangtua
kedua bagi peserta didik dalam meningkatkan akhlakul karimah peserta didik,
salah satunya yaitu sikap sabar sangat diperlukan dalam menuntut ilmu.

Ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga, tidaklah mudah untuk


menperolehnya. Akan banyak halangan dan rintangan yang harus dihadapi
seorang penuntut ilmu. Terpisah dengan orang-orang yang terkasih, meninggalkan
kampung halaman, menghalau rindu dengan kawan, menempuh jarak yang tidak
dekat, menjauhi kesenangan sesaat, menghafal dan muraja’ah, dan sebagainya.
Semuanya harus dihadapi dengan kesabaran dan ketabahan.

Bersabar dan tidak mudah putus asa dalam belajar, walaupun ada hambatan,
baik hambatan ekonomi, psikologis, adminitrasi. Sabar merupakan kunci bagi
keberhasilan dalam belajar atau pembelajaran. Karena sabar adalah menahan diri
atau lebih tepatnya mengendalikan diri, yaitu menghindarkan seseorang dari
perasaan resah, cemas, marah dan kekacauan dalam pembelajaran.82
Seorang pelajar harus harus bersabar dalam belajar, tekun dan tiada henti,
bahkan harus continue dalam belajar. Ia juga harus menjaga ilmunya agar tidak
81
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Depok: PT.
Rajagrafindo Persada, 2012) Cet. 5, h.59
82
Haeli, Hartina, Belajar Sepanjang Hayat, (Lombok: Penerbit Rehal, 2020), hal. 148
40
mudah bosan. Manusia jika dilanda kebosanan akan cepat merasa lelah dan
meninggalkan ilmunya. Akan tetapi, jika tekun dalam menjaga ilmuanya di satu
sisi dia akan mendapatkan pahala orang-orang yang bersabar, dan disisi lain akan
mendapat akhir yang baik.83 Tidak hanya dalam hal menuntut ilmu saja, tetapi
semua hal yang menuntut kita dalam bersikap sabar dalam berbagai macam
masalah.
Peran guru PAI tidak hanya menjadikan anak pandai, cerdas, dan
berwawasan, melainkan membekali murid dengan nilai-nilai dan norma yang
mempersiapkan mereka menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, orang lain dan masyarakat, juga harus dapat menciptakan situasi yang
kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan, menambah dan
mengembangkan ilmu yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta didik
dan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki akhlak terpuji
seperti memiliki sifat sabar dalam dirinya.

Guru aqidah akhlak memiliki peran penting dalam menanamkan kesabaran


siswa. Guru aqidah akhlak harus mampu untuk dapat mengembangkan sikap sabar
siswa dalam belajar. Memang sepatutnya bukan hanya guru akidah akhlak saja
yang harus melakukan ini. Namun, guru aqidah akhlak memiliki peranan penting
dalam hal ini. Karena akidah akhlak merupakan pembelajaran tentang jiwa-jiwa
manusia dan salah satunya yaitu sikap sabar. Dalam menanamkan kesabaran
dalam belajar, guru dituntut harus memiliki sikap kesabaran pula dalam dirinya,
terutama dalam mengajar peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-
beda. Jika guru tidak memiliki sikap sabar dalam proses pembelajaran bagaimana
para peserta didik akan mempunyai sikap sabar. karena guru merupakan suri
teladan bagi peserta didik, apa yang guru lakukan dapat memberikan contoh
kepada muridnya

Peran guru PAI khususnya guru akidah akhlak memiliki peran yang sangat
penting untuk mengembangkan sifat sabar kepada peserta didik, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Karena guru merupakan pembimbing bagi peserta
didiknya. Dalam membimbing peserta didik untuk mempunyai pribadi yang sabar,
guru juga harus memberikan contoh perilaku yang mencerminkan orang-orang
yang bersabar. Seperti tidak mudah marah ketika peserta didik melakukan
83
Abdullah Al-Yamani, Sabar, (Jakarta: Qitshi Press, 2017), hal. 215
41
kesalahan dalam belajar, ketika ada murid yang susah di atur sebaiknya tidak
langsung dimarahi tetapi diberikan nesehat terlebih dahulu, dan lain-lain.

Jadi, dapat diketahui bahwa peran guru PAI terutama guru akidah akhlak
sangat penting dalam mengembangkan sikap sabar bagi peserta didik. Karena
guru merupakan orangtua kedua bagi peserta didiknya, dan tentunya orangtua
peserta didik pasti juga menaruh harapan tehadap gurunya agar anak-anaknya
memiliki pribadi yang baik, selalu sabar dalam menuntut ilmu. Oleh sebab itu,
jika kita mau menjadikan murid memiliki pribadi yang sabar, kita sebagai guru
harus memberikan contoh yang baik di depan para peserta didiknya agar dapat
dijadikan teladan, karena sejatinya guru adalah sebagai suri teladan bagi peserta
didiknya. Seorang guru harus memiliki niat yang tulus dan ikhlas dalam mengajar
agar visi misi yang sebagai guru profesional tidak hanya sebagai angan. Guru
harus mampu mendidik dengan hati yaitu guru harus sabar dalam mengajar dan
ikhlas dalam membagikan ilmu kepada para peserta didiknya.

D. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Skripsi dari Tita Sa’datut Daroini yang berjudul “strategi guru akidah akhlak
dalam mengajarkan kesabaran di madrasah tsanawiyah Negri 1 kota Kediri”. Pada
skripsi Tita dijelaskan bahwa peran guru akidah akhlak dalam mengajarkan
kesabaran kepada peserta didik yaitu dengan tadarus tiap pagi, sholat dhuha, yasin
tahlil, sholat dzuhur berjamaah. Istighosoh, dan lain-lain. Gunanya untuk
menanamkan karakter Islami pada anak dengan sendirinya. Pembiasaan membaca
isti’raj ketika terkena musibah yang diterapkan pada siswa merupakan cara
pengajaran kesabaran pada diri siswa karna salah satu cirri orang yang sabar
adalah selalu membaca isti’raj ketika terkena musibah. Persanmaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peran guru akidah akhlak
dalam mengajarkan kesabaran kepada siswa siswa dan mengunakan metode
kualitatif deskriptif. Selanjutnya teknis pengumpulan data yang digunakan yaitu
dokumentasi, observasi dan wawancara. Perbedaan dalam penelitian ini adalah
skripsi Tita membahas tentang strategi guru akidah akhlak dalam mengajarkan
kesabaran, sedangkan saya membahas tentang peran guru dalam mengembangkan
sifat sabar. Kemudian Tita Sa’datut Daroini melakukan penelitian di madrasah
42
tsanawiyah Negri 1 kota Kediri, sedangkan saya melakukan penelitian di
Madrasah Aliyah MA Al-Hamidiyah Depok.
2. Skripsi dari Chotimatul Muzaro’ah yang berjudul konsep sabar dalam menangani
anak tunagrahita. Pada skripsi Chotimatul dijelaskan bahwa dalam sikap sabar
sangat diperlukan untuk menangani anak tunagrahita, dengan cara guru harus
Menerima kondisi anak tunagrahita Menerima kondisi anak tunagrahita, Dapat
menahan diri dari perlakuan negatif dari anak tunagrahita, Memberikan toleransi
kepada anak tunagrahita, Memiliki perhatian terhadap anak tunagrahita. Bentuk-
bentuk pemahaman konsep sabar yang dimiliki guru di KB-TK Assakinah Inklusi
Wirosari diaplikasikan dalam wujud rasa sabar dan menerima segala perlakuan
anak tunagrahita, menyayangi dengan tulus anak tunagrahita, penuh perhatian
terhadap anak tunagrahita, menerima anak tunagrahita apa adanya, dan
memberikan toleransi terhadap anak tunagrahita. Semua aplikasi pemahaman
konsep sabar yang dimiliki guru tersebut dilakukan agar anak tunagrahita dapat
mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya tanpa ada paksaan. Sehingga anak
tunagrahita yang mereka didik dapat memiliki bekal ilmu untuk dirinya sendiri.
persamaan dalam penelitain ini adalah sama-sama membahas tentang sabar dan
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Selanjutnya teknis pengumpulan data
yang digunakan yaitu dokumentasi, observasi dan wawancara. Perbedaan dalam
penelitian ini adalah penelitian Chotimatul membahas konsep sabar dalam
menangani anak tunagrahita, sedangkan penelitian saya membahas peran guru
dalam mengembangkan sifat sabar. Kemudian Chotimatul Muzaro’ah melakukan
penelitian di KB-TK Assakinah Inklusi Wirosari. Sedangkan saya melakukan
penelitian di Madrasah Aliyah MA Al-Hamidiyah Depok.
3. Skripsi Lutfi Hanifah dengan judul “ Peran Guru Akidah Akhlak dalam
Implementasi Akhlakul Karimah Di Mts Narussalam Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang” Pada skripsi Lutfi Hanifah menjelaskan bahwa Upaya yang
dilakukan guru akidah akhlak di MTs Nurussalam Tersono dalam implementasi
akhlakul peserta didik yaitu melalui tindakan preventif, kuratif, maupun represif.
Contoh perbuatan preventif yaitu program sholat dzhuru berjamaah, peringatan-
peringatan hari besar agama, istighosoh setiap satu bulan sekali, dan lain-lain.
Selanjutnya tindakan kuratif yaitu Memberi keputusan yang bijaksan, menasehati
43
dengan ramah dan tidak emosi, memberi peringatan dan teguran, dan sebagainya.
Kemudian tindakan efektif yaitu Memberi “point” terhadap peserta didik yang
bermasalah (melanggar tata tertib), Mengadakan pembinaan dan bimbingan.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peran guru
akidah akhlak dan akhlakul karimah. Selanjutnya taknik pengumpulan data yang
di gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Perbedaan dalam
penelitian ini adalah skripsi Lutfiah Hanifah membahas tentang Implementasi
Akhlakul Karimah. sedangkan akhlakul karimah yang saya bahas tentang point
sabar, karena sabar termasuk kedalam akhlakul karimah. Selanjutnya yaitu jenjang
pendidikan dalam penelitian, pada skripsi Skripsi Lutfi Hanifah melakukan
penelitian di Mts Narussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Sedangkan
saya melakukan penelitian di Madrasah Aliyah MA Al-Hamidiyah, Depok.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di jenjang MA Al-Hamidiyah berlokasi Jl. Raya
Sawangan Depok Jl. Raya Sawangan No.KM.2 No.12, Rangkapan Jaya, Kec.
Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Februari hingga Maret 2022

44
B. Latar Penelitian (Setting)
Latar penelitian adalah tempat di mana penelitian melakukan penelitian.
Tempatnya berlokasi di MA Al-Hamidyah Depok, Jawa Barat. Al-Hamidiyah
merupakan Lembaga Pendidikan Islam Unggulan dan Modern dengan Tingkat
Pendidikan mulai dari Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Playgroup (PG), Taman
Kanan-Kanak (TK), Sekolah Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Pertama
Islam (SMPI), Pesantren yakni Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah
(MA) sampai Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).Tingkat pendidikan yang dipilih
oleh penulis untuk melakukan penelitian ini ialah pada tingkat MA. Yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah guru akidah akhlak, wakil kepala sekolah dan
peserta didik MA Al-Hamidiyiah. Objek yang akan di teliti yaitu peran guru akidah
akhlak dalam mengembangkan sikap sabar dalam belajar peserta didik. Data yang
diambil dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Alasan peneliti melakukan penelitian di tempat ini, karena peneliti merupakan alumni
di MA Al-Hamidiyah sehingga cukup mengetahui bagaimana kondisi di sekolah
tersebut, dan juga MA Al-Hamidiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
cukup diminati dan berakreditasi A. Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan
Februari hingga Maret 2022

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.
Menurut Strauss dan Corbin yang dikutip oleh Wiratna, yang dimaksud penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara
lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat
digunakan untuk penelitian tentang kehidupan, masyarakat, sejarah, tingkah laku,
aktivitas sososial, dan lain-lain. Peneliti menggunakan metode kualitatif karena
dalam masalah yang ada membutuhkan penelitian yang menghasilkan data deskriptif

45
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati baik dari suatu
individu, kelompok masyarakat atau organisasi tertentu.84
Alasan mengambil penelitian kualitatif dikarenakan peneliti ingin menggali
secara maksimal dan mengetahui secara langsung bagaimana peran guru akidah
dalam mengembangkan sifat sabar peserta didik, dan hasil penelitian tersebut di
dapat dengan observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung di tempat yang
akan diteliti. Serta dapat melihat kehidupan dan perilaku para informan, termasuk
melihat tingkah laku peserta didik mengenai sikap sabar di sekolah setelah
diberikannya pembinaan dalam meningkatkan akhlakul karimah.

D. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana asal penelitian itu diperoleh. Subjek
yang diteliti dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang
memberikan informasi yang dibutuhkan terkait penelitian yang akan diteliti.
Informan sebaiknya ialah seseorang yang dapat memberikan infromasi yang
berkaitan dengan pokok pemermasalahan yang akan diteliti.

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer
dan data sekunder. Berikut penjelasan kedua sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini:

1. Data primer yaitu data atau informasi yang diperoleh dari informan utama yakni
guru akidah akhlak, siswa, dan wakil kepala sekolah. Data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer dalam
penelitian ini merupakan data utama yang diambil langsung dari lokasi penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam data primer berupa data hasil wawancara dengan
guru, wakil kepala sekolah dan peserta didik MA Al-Hamidiyah.
2. Data sekunder yakni sumber yang tidak langsung memberikan data, dalam hal ini
melalui dokumen atau data dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti, yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder adalah adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam bentuk
dokumen-dokumen. Atau data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
84
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2020), hal. 19
46
penunjang dari sumber pertama. Sumber data sekunder ini berasal dari data sekolah
serta studi kepustakaan seperti majalah, buku, jurnal dan lain sebagainya.

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data


Penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah Observasi,
wawancara dan studi dokumentasi selanjutnya gabungan dari ketiganya adalah
triangulansi.85

1. Obervasi

Observasi merupakan penelitian dengan melakukan pengamatan


menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengamati
dan memahami perilkau kelompok orang maupun individu pada keadaan tertentu.86
Dengan observasi ini maka data yang diperoleh ini lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Tujuan menggunakan metode ini adalah untuk mencatat hal-hal, prilaku,
sikap dan perkembangan, mengenai sikap sabar peserta didik dalam belajar. Pada
penelitian ini yang akan di observasi yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru akidah akhlak, peran guru dalam mengembangkan sikap sabar siswa,
serta melihat perilaku peserta didik apakah mereka senantiasa berpirilaku sabar saat
sedang melakukan proses pembelajaran di kelas.

Table 3.1 Kisi-kisi Observasi

Variabel Sub variabel indikator Bukti Dokumentasi


Penelitian

Peran - Guru memberikan nasihat Screen shoot foto ketika


guru Penasehat kepada murid pembelajaran melalui zoom
meeting

85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2018),
hal. 225, cet ke-26
86
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2020), hal. 23
47
2. Guru memberikan teguran Screen shoot foto ketika
kepada murid yang melanggar pembelajaran melalui zoom
aturan meeting

Teladan Guru datang tepat waktu Foto Absensi guru

Guru memberikan penilaian


Evaluator Data nilai siswa
afektif dan psikomotorik siswa

Guru memberikan bimbingan Screen shoot foto ketika


belajar dan pengawasan kepada pembelajaran melalui zoom
Pendidik
siswa meeting, screen shoot tugas
google form

Screen shoot foto ketika


Guru memberikan apersepsi di pembelajaran melalui zoom
Motivator
awal dan di akhir pembelajaran meeting dan hasil wawancara
pertama oleh guru

Fasilitator Guru memakai google form, Screen shoot foto ketika


zoom meeting, dan buku paket pembelajaran melalui zoom
akidah akhlak saat meeting, screen shoot tugas
pembelajaran google form dan buku paket
akidah akhlak

Sikap - Siswa mengerjakan tugas Data nilai siswa


Sabar Sabar dalam tepat waktu
ketaatan -. Siswa mengerjakan tugas Data nilai siswa
dengan baik dan benar
Sabar dalam Screen shoot foto ketika
Siswa tidak mencontek selama
meninggalkan pembelajaran melalui zoom
ujian atau mengerjakan tugas
kemaksiatan meeting

Sabar terhadap Siswa tidak mudah mengeluh Screen shoot foto ketika
ujian saat diberikan tugas oleh guru pembelajaran melalui zoom
meeting dan hasil wawancara
48
pertama dengan guru

2. Wawancara

Menurut Joko Untoro, “Wawancara adalah tanya jawab yang terjadi antara
orang yang mencari informan (pewawancara) dengan orang yang yang memberi
inormasi (narasumber) dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau memperoleh
informasi.”87

Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data yang


digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui
bercakap–cakap dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada si peneliti. Penulis menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin
yaitu: pewawancara membawa pedoman pertanyaan-pertanyaan yang telah
disajikan, pedoman pertanyaan yang akan di wawancarai ialah merupakan garis
besar tentang hal-hal yang akan deteliti.88
Penulis menggunakan metode interview ini karena dengan alasan penulis
mengharapkan agar data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara langsung sehingga
kebenarannya tidak diragukan lagi. Peneliti akan mewawancara beberapa tenaga
kependidikan di Sekolah dan beberapa murid MA Al-Hamidiyah, adapun
klasifikasi yang peneliti tetapkan untuk di wawancara adalah sebagai berikut:

1. Pertama, Bapak Yunus selaku Wakil Kepala Sekolah MA Al-Hamidiyah, untuk


mendapatkan informasi mengenai sejarah sekolah, profil sekolah serta untuk
mengetahui bagaimana peran guru akidah akhlak dalam mengembangkan sifat
sabar peserta didik dalam belajar.
2. Kedua, Ustadz Suban selaku guru akidah akhlak, untuk mengetahui apa yang
guru akidah akhlak berikan untuk mengembangkan sikap sabar peserta didik
dalam belajar.
3. Ketiga, Santriwan/Santriwati MA Al-Hamidiyah, karena selain dari guru dan
Kepala Sekolah wawancara dengan beberapa Santriwan/Santriwati MA Al-
Hamidiyah juga perlu dilakukan untuk mengetahui mengenai peran guru akidah
akhlak dalam mengembangkan sikap sabar peserta didik dalam belajar. Serta
87
Joko Untoro, Buku Pintar Pelajaran, (Jakarta: Tim Redaksi Wahyu Medika, 2010), hal. 245
88
Kasdin Sihotang, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Universitas Katolik Indonesia, 2019),
hal. 137
49
untuk mengetahui bagaimana sikap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.

Tabel 3.2 kisi-kisi wawancara

Variabel Sub Variabel Indikator


Penelitian

Peran 1. Peran guru sebagai penasihat 1. Memberikan nasehat


Guru 2. Memberikan teguran
3. Memberikan hukuman
4. Memberikan penghargaan
2. Peran guru sebagai teladan 1. Memberikan contoh yang baik
2. Memberikan bimbingan
3. Memberikan pembiasaan yang baik
3. Peran guru sebagai evaluator 1. Memberikan bimbingan
2. Memberikan penilaian
3. Mengelola kelas denganbaik
4. Peran guru sebagai pendidik 1. Memberikan bimbingan/pembinaan
2. Memberikan dukungan/semangat
3. Memberikan pengawasan
5. Peran guru sebagai 1. Memberikan dukungan/semangat
motivator 2. Menjadi pendengar yang baik
3. Memberikan nasehat dan pujian

6. Peran guru sebagai fasilitator 1. Memberikan pengajaran


2. Memfasilitasi sumber belajar sampai
media pembelajaran
Sikap 1. Sabar dalam ketaatan 1. Mengerjakan tugas dengan penuh
Sabar semangat dan sungguh-sungguh
2. Mengerjakan tugas tepat waktu
3. Menaati setiap peraturan sekolah

50
4. Menaati peraturan yang diberikan
guru
2. Sabar dalam meninggalkan 1. Saling membantu terhadap sesama
kemaksiatan teman
2. Menghindari perkelahian atau
pertengkaran
3. Menghindari perbullyan sesama
teman
3. Sabar terhadap ujian 1. Pantang menyerah
2. Tidak mudah mengeluh

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat sumber-


sumber dokumen yang ada kaitannya dengan jenis data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini dokumentasi diperlukan sebagai pemaparan pendataan siswa dan guru
MA Al-Hamidiyah seperti, kegiatan dalam pembelajaran, wawancara dengan siswa
dan guru MA Al-Hamidiyah.

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pengujian keabsahan data di
bawah ini :

1. Uji Kredibilitas (Credibility)

Keakuratan, keabsahan, dan kebenaran dari data yang dikumpulkan dan


dianalisis sejak awal penelitian akan menentukan apakah data itu tepat dengan
maslah atau fokus penelitian. Melakukan uji kredibilitas ini agar penelitian yang
dilakukan membawa hasil yang tepat dan benar sesuai dengam konteks
permaslahan yang terdapat di fokus masalah. Maka peneliti dalam penelitian
kualitatif dapat menggunakan berbagai cara, yaitu:

a. Memperpanjang waktu keikutsertaan peneliti di lapangan

51
Peneliti merupakan instrumen penelitian. Kebenaran dan keabsahan data
yang ditemukan serta keterlibatan peneliti secara sering dan lebih mendalam.
Dengan menggunakan uji kredibilitas jika peneliti belum meyakini data yang
dikumpulkan atau belum dipercaya maka peneliti harus memperpanjang waktu
untuk tetap tinggal di lapangan dan melanjutkan pengumpulan data sambil
mengkaji dan menganalisis data yang sudah terkumpul.

b. Meningkatkan Ketekunan Pengamatan

Dengan menggunakan uji kredibilitas ini peneliti tidak boleh fokus


terhadap hal-hal yang tampak/ditampakkan karena di belakang itu tersembunyi
kondisi yang sesungguhnya. Dalam penelitian kualitatif juga hendaknya peneliti
memiliki fokus permasalahan sehingga fokus penelitan hanya terfokus pada data
yang dibutuhkan dan tidak terbagi fokusnya dengan data yang tidak diperlukan.

c. Triangulansi

menurut Sugriyono, “Triangulansi adalah teknik pengumpulan data yang


bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Triangulansi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data data itu sendiri.”89

Peneliti menggunakan triangulansi sumber dan triangulansi teknik.


Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang diperoleh dari guru Aqidah
Akhlak pada mata pelajaran akidah akhlak dan peserta MA Al-Hamidiyah untuk
menguji kredibilitas data yang telah terkumpul. Selanjutnya triangulansi teknik,
triangulensi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara
lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Kemudian bila menghasilkan data
yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang
dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya
berbeda-beda.

89
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2018), hal.
241
52
G. Teknis Analisis Data
Menurut Mudjiarahardjo yang dikutip oleh Wiratna, Analisis data adalah sebuah
kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, member kode atau tanda
dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif
yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan agar dapat
dipahami dengan mudah. menurut miles mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data yaitu sebagai berikut:90
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting. Data hasil mengikhtiarkan dan memilah memilih
berdasarkan satuan konsep, tema dan kategori tertentu akan memberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti
untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang
diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data di reduksi maka peneliti diharapkan untuk mendisplay data atau
menyajikan data. Penyajian data ini bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, dan sebagainya. Dengan dilakukan display data itu akan mempermudah
untuk memahami permasalahan yang terjadi sehingga dapat mengetahui langkah
apa yang harus dilakukan setelahnya.
3. Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi
dan penyajian data. Data yang sudah di reduksi dan disajikan secara sistematis
akan disimpulkan sementara. Ketika kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti
yang kuat maka sudah disebut kredibel sehingga dapat menjawab rumusan
masalah. Namun apabila kesimpulan awal tidak didukung bukti yang kuat maka
peneliti harus melakukan penelitian kembali untuk menjawab rumusan masalah.

90
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2020), hal. 34

53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini peneliti mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang


diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada MA Al-Hamidiyah Pancoran Mas, Depok.
Yang peneliti amati dan analisis dalam penelitian ini berupa peran guru Aqidah Akhlak
dalam mengembangkan sifat sabar peserta didik dalam belajar, faktor yang menghambat
dan faktor pendukung guru Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap sabar siswa
dalam belajar.

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Al-Hamidiyah Depok


Tahun 1948, merupakan awal mula Kyai Sjaichu terlibat di organisasi NU.
Mulailah ia terjun sebagai pengajar di Madrasah NU. Di samping mengajar, ia
juga menjadi ketua ranting NU Karang Menjangan. Pada kepengurusan NU
Cabang Surabaya periode 1948-1950, ia ditunjuk sebagai salah satu ketua Dewan

54
Pimpinan Umum (Tanfidziyah), bersama KH. Thohir Bakri, KH. Thohir
Syamsuddin dan KH. A. Fattah yasin.
Pada tahun 1952, ia diangkat menjadi ketua Fraksi Masyumi di DPRDS
Kota Besar Surabaya. Awal tahun 1950-an ia mendaftarkan diri menjadi pegawai
pemerintah dan bekerja di kantor Pengadilan Agama Surabaya dan kemudian
berhasil menduduki jabatan sebagai wakil kepala. Baru setahun di Pengadilan
Agama, ia pindah ke Kantor Agama Kotapraja Surabaya.
Pada tahun 1953, Syaijchu terpilih menjadi ketua LAPANU (Lajnah
Pemilihan Umum NU) daerah pemilihan Jawa Timur. Dan pada pemilu 1955, ia
diangkat menjadi anggota DPR dari Fraksi NU, dan pada tanggal 25 November
1958 ia ditunjuk sebagai ketua Fraksi NU. Dalam kurun waktu 15 tahun sejak ia
menjadi anggota DPRDS di Surabaya, akhirnya KH. Achmad Syaijchu mencapai
puncak karier di gelanggang politik, dengan menjadi Ketua DPRGR pada tahun
1966. Di Nu sendiri KH. Achmad Syaijchu pernah menjadi salah seorang ketua
PBNU, sampai tahun 1979 (ketika berlangsung Muktamar NU di Semarang).
Setelah sekian lama menekuni dunia politik, beliau terinspirasi untuk
mengembangkan minatnya dalam dunia dakwah Islamiyah. Semangat
mengembangkan dakwah Islamiyah itulah yang dijadikan motivasi dalam
keterlibatannya di pentas politik. Pada tanggal 27 Ramadhan 1398 H, atau
bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 1978, Kyai Achmad Syaijchu mendirikan
organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah, yaitu Ittihadul Muballighin.
Lembaga inilah yang pada akhirnya mengantarkan KH. Achmad Syaijchu menuju
terminal pengabdian terakhirnya, yaitu dunia dakwah dan pesantren.
Yayasan Islam Al-Hamidiyah merupakan Sekolah Islam dan Pesantren
Modern terbaik di Depok, Jawa Barat, Indonesia. Berdiri sejak 17 Juli 1988
bergerak di pendidikan dan sosial, dengan tingkat pendidikan mulai dari Taman
Pendidikan AlQur’an (TPQ), Play Group (PG), Taman Kanak-Kanak (TK),
Sekolah Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengeah Pertama Islam (SMPI),
Pesantren yakni Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA),
sampai Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Semua tingkat pendidikan sudah
Terakreditasi A. Selain memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap, kini juga
telah bekerjasama dengan Cambright University Press.
55
2. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Al-Hamidiyah

b. Nama Kepala Madrasah : Ira Asmara

c. Alamat : Jl. Raya Depok Sawangan Km. 2 No. 12

d. Status Madrasah : Swasta

e. SK Akreditas :A

f. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 131232760010

g. Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 20177949

h. SK Pendirian Sekolah :Kw.10.4/4/PP.00.6/2738/2010

i. Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 2013

j. No Telepon : 02177880612

K. email : ma@al-hamidiyah.sch.id

3. Visi Misi MA Al-Hamidiyah

Visi:

Sebagai Lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Islam, Pendidikan


Umum, Pelayanan Kesehatan dan Sosial yang dikelola secara profesional,
sehingga menjadi lembaga yang terkemuka dan teraudit pada tahun 2020 di
Indonesia, dan tahun 2025 di Asia.

Misi:

1) Menyelenggarakan sistem manajemen satu pintu (One Gate Policy) secara


konsisten dan menghasilkan annual report yang akuntabel.
2) Menyelenggarakan Pendidikan Islam yang berorientasi pada nilai-nilai
religious dengan tujuan menghasilkan lulusan/pribadi muslim yang berakhlak

56
mulia (Akhlaqul Karimah), dan memiliki Pengetahuan Agama Islam yang
tinggi dan mampu menyebarkannya kepada masyarakat.
3) Menyelenggarakan Pendidikan umum untuk semua bidang dengan dasar
pengetahuan Agama Islam sehingga menghasilkan Cendikiawan Muslim
yang berakhlaq Mulia (Akhlaqul Karimah).Menyediakan unit kesehatan
berupa klinik maupun Rumah Sakit dengan orientasi pada kualitas atau mutu
yang terbaik dengan nuansa pelayanan yang mencerminkan nilai pribadi
Muslim.
4) Menyelenggarakan kegiatan sosial dalam semua bidang kehidupan
masyarakat.
5) Menyediakan unit kesehatan berupa klinik maupun Rumah Sakit dengan
orientasi pada kualitas atau mutu yang terbaik dengan nuansa pelayanan yang
mencerminkan nilai pribadi Muslim.

4. Guru dan Tenaga Pendidikan

Sebagai proses keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif dan


efesien sesuai dengan visi misi MA Al-Hamidiyah, Depok. Guru memiliki peran
penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan, guru dan staf-staf yang ada di Al-
Hamidiyah merupakan unsur pokok dan terpenting dalam organisasi pendidikan,
sebab mereka yang akan mengatur dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi
manusia yang memiliki IMTEK dan IMTAK dalam pengembangan potensi diri
peserta didik.

Jumlah guru yang berada di MA Al-Hamidiyah seluruhnya berjumlah 28,


staf tata usaha berjumlah 4. Untuk proses perekturan tenaga pengajar disesuaikan
dengan potensi intelektual dan kapasitas yang dimilikinya. Guru dan karyawan
dituntut untuk meningkatkan SDM melalui semua fasilitas yang berada di MA Al-
Hamidiyah serta untuk mencerdeskan seluruh peserta didiknya.

5. Siswa

57
Siswa dan siswi di sekolah merupakan bagian dari komponen pendidikan.
Tanpa adanya peserta didik, maka proses pendidikan tidak akan berlangsung
dengan baik seperti yang diharapkan, sebab peserta didik merupakan wadah
sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan. MA Al-Hamdiyah memiliki
jumlah 273 siswa dan memilki 11 kelas. Yang setiap kelas berisi 19-27 siswa.

6. Sarana dan Prasarana

Sarana pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai


alat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembelajaran. Al-
Hamidiyah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung dalam mencapainya
tujuan dan proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki Al-
Hamidiyah yaitu laboratorium, perpustakaan, klinik kesehatan, lapangan
olahraga, masjid dan musholla, toilet wartel, CCTV, kantin dan mini market,
area bebas asap rokok, jasa laundry, ruang siaran, dan sebagainya. Semua sarana
dan prasarana yang ada di Al-Hamidiyah dalam kondisi baik, sehingga dapat di
gunakan oleh guru dan siswa dalam menunjang tujuan dan proses pembelaran.

B. Pembahasan Temuan Penelitian

Pembahasan ini menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan setelah


peneliti melewati bab III atau metodologi penelitian. Temuan dalam bab IV ini
berisi tentang peranan guru aqidah akhlak dalam mengembangkan sifat sabar
dalam belajar serta faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan
sifat sabar dalam belajar peserta didik Madrasah Aliyah Al-Hamidiyah Pancoran
Mas, Depok.

1. Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan Sifat Sabar dalam Belajar
Peserta Didik
Sejak munculnya wabah penyakit Corona atau disebut Covid-19 ke
Indonesia pada bulan Maret lalu, Pemerintah Indonesia beserta Kementrian

58
Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan diliburkan untuk mengurangi
tersebarnya virus tersebut.91
Selama pandemi Covid-19 pembelajaran di sekolah yang tadinya tatap
muka diganti dengan pembeajaran jarak jauh (PJJ) untuk mengurangi resiko
penyebaran virus Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah
pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi
interaksi antara pengajar dan pembelajar. Dalam PJJ antara pengajar dan
pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui PJJ
dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat, bahkan bisa
dipisahkan oleh jarakyangsangat jauh.92
Pembelajaran jarak jauh sebenarnya bukan suatu hal yang asing dalam
konsep pendidikan melalui online (e-learning). Namun, mendapat perhatian
khusus ketika metode itu harus diterapkan pada setiap jenjang pendidikan
karena PJJ dilakukan serentak ini adalah hal baru bagi dunia pendidikan
Indonesia. karena PJJ dilakukan serentak ini adalah hal baru bagi dunia
pendidikan Indonesia.93
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti sudah
melakukan observasi dalam pembelajaran. Sebelumnya Al-Hamidiyah sempat
melakukan pembelajaran tatap muka kembali, tetapi tidak lama kemudian
pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh di karenakan
santri perempuan banyak yang terkena covid sehingga santri putri dipulangkan.
Walaupun begitu santri putra tetap berada di pesantren Al-Hamidiyah dan
belajar di dalam kelas walau sistem belajarnya tetap jarak jauh antara guru dan
murid.
Kegiatan pembelajaran, guru lebih sering menggunakan zoom dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Selama
menyampaikan materi pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak

91
Anggy Giri Prawiyogi, Ghulam Fakhry, Marwan Firmansyah, Efektivitas Pembelajaran Jarak
Jauh Terhadap Pembelajaran Siswa di SDIT Cendekia Purwakarta, Jurnal Pendidikan Dasar, DOI:
doi.org/10.21009/JPD.011.10, P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801, hal. 95
92
Ibid, hal. 95
93
Siti Khomsiyatul Mamluah, Achamd Maulidi, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi
COVID-19 di Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, Vol 5 No 2 Tahun 2021, hal. 872
59
memperhatikan, ada siswa yang jalan-jalan, mengobrol, tidak membawa buku,
tidur di kelas, mematikan kamera, dan sebagainya.94
Menurut hasil wawancara, peran guru aqidah akhlak dalam
pembelajaran yang dilakukan offline ini ialah guru aqidah akhlak dipercayai
untuk selalu menanamkan akhlak yang baik kepada peserta didik, agar ilmu
yang dapat menjadi berkah. Salah satunya dengan memberikan nasehat dan
motivasi. Karena peran guru akidah akhlak sangat penting sekali, karena
akidah adalah sebuah kepercayaan, sedangkan akhlak adalah salah satu syarat
seorang murid untuk menuntut ilmu. Jadi, kalau kita mau kasih ilmu seberapa
banyak juga kalau muridnya masih ada mempunyai akhlak yang kurang baik,
ilmu-pun percuma, tidak ada keberkahan di dalamnya. Jadi, sangat penting
guru akidah akhlak dalam menanamkan akhlak yang baik kepada peserta didik,
agar ilmu yang dapat menjadi berkah.95
Realita di atas sejalan dengan pendapat Irfan Suryana dalam bukunya
yang berjudul Ice Briker, beliau mengatakan motivasi sangat penting dimiliki
oleh siswa karena merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keefektifan proses belajar itu sendiri.

Pembelajaran dibutuhkan adanya motivasi dimana motivasi belajar


merupakan tenaga pendengar atau penarik yang akan membantu siswa untuk
dapat melakukan tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Motivasi merupakan
salah satu faktor yang akan menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran
karena peserta didik akan belajar sungguhsungguh apabila memiliki motivasi
yang tinggi. Menurut MC. Donald dan Umar Hamalik yaitu “Motivation is an
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticivatory goal reaction” sehingga motivasi dari guru sangat penting untuk
para peserta didik96. Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, guru akidah
akhlak suka memberikan nasehat dan motivasi kepada peserta didik di awal
atau di akhir pembelajaran agar selalu tetap semangat dalam belajar walaupun
94
Hasil observasi kelas XI IPS Tanggal 11 Februari 2022
95
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah, Tanggal 18 Februari 2022
96
Muh. Dhalan Thalib, Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual Peserta Didik Terhadap
Motivasi Belajar pada MAN 2 Kota Parepare, Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, e-
ISSN:2580-247X, p-ISSN:1693-6418, h.224
60
di masa pandemic Covid-19. Namun masih banyak guru yang belum mampu
untuk membangkitnya semangat siswa dengan motivasinya.
Sebagaimana wawancara peneliti dengan Guru mata pelajaran akidah
akhlak yaitu Bapak Subhan Hidayat beliau mengatakan bahwa: “langkah-
langkah yang yang Bapak lakukan dalam meningkatkan kesabaran siswa dalam
belajar yaitu: Pertama, kita, me-management mood mereka. Yang artinya,
ketika mereka bosan dengan tugas kita berikan sesuatu yang lain, berikan ice
breaking, dan lain-lain. Kemudian, setiap mereka menyelesaikan tugas, kita
berikan respon di akhir. Sehingga ketika ada tugas yang lain, mereka sabar
dengan belajar. Agar peserta didik tidak kecewa atau sedih kita selalu berikan
harapan kepada mereka. Entah itu, nasehat, atau feedback.”97
Maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya guru memberikan nasehat
dan motivasi ke peserta didik agar mereka selalu bersemangat dalam belajar
dimasa pandemi Covid-19. Kemudian, selama kegiatan pembelajaran
berlangsung jika pendidik merasa siswa bosan dengan proses pembelajaran
sebisa mungkin guru memberikan ice breaking, yaitu kegiatan untuk
mencairkan suasana, yang tadinya suasana kegiatan pembelajaran terlihat kaku
menjadi lebih menyenangkan. Selanjutnya, memberikan respon yang baik
kepada peserta didik, seperti ketika mereka mengumpulkan tugas sebisa
mungkin guru memberikan respon yang positif kepada siswa tersebut agar
peserta didik tidak merasa sedih atau kecewa dengan hasilnya.
Berdasaran hasil observasi yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa peran guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan sikap sabar siswa
dalam belajar adalah guru sebagai penasihat,motivator, serta sebagai pendidik
bagi peserta didik. Langkah yang dilakukan guru yaitu dengan memberikan
nasihat serta motivasi selama pembelajaran berlangsung, memberikan teguran
kepada siswa jika siswa yang bersangkutan tidak menaati peraturan sekolah,
memberikan dukungan kepada siswa agar siswa sabar dan tidak mudah jenuh
selama pembelajaran.
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Kesabaran Peserta Didik dalam Belajar
A. Faktor Penghambat
97
Wawancara dengan Guru Akidah akhlak, Tanggal 10 Februari
61
Faktor penghambat dalam mengembangkan kesabaran siswa dalam
belajar menurut guru akidah akhlak yaitu lingkungan. Lingkungan juga
dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, bisa menjadi semangat belajar
atau bahkan sebaliknya.98

Menurut wawancara dengan beberapa siswa bahwa lingkungan


belajar yang mereka rasakan ada positif dan negatifnya. Seperti, ada
beberapa teman sekelas yang males dalam belajar, sehingga tak jarang
teman-teman yang lain juga ikutan malas untuk belajar.99

Maka dapat dipahami, Lingkungan pasti akan sangat mempengaruhi


dari kegiatan belajar. Jika lingkungan positif bisa kita bisa terbawa hal yang
positif. Sebaliknya, jika lingkungan kita negatif maka kita akan terbawa hal
yang negatif.

Menurut wawancara dengan guru akidah akhlak, beliau menagtakan


“bahwa salah satu faktor penghambat yaitu dari santrinya itu sendiri”.
maka dapat dipahami, jika dari diri kita sendiri yang tidak mau maju, maka
akan sulit. Jika peserta didik tau pentingnya ilmu, maka mereka akan
senantiasa semangat dalam belajar dan tidak mudah putus asa.

Jaringan internet yang kurang stabil merupakan salah satu kendala


atau penghambat siswa dalam belajar. Jaringan internet memang sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran online ini.
penggunaan jaringan seluler terkadang bisa tidak stabil dikarenakan
terkendala dengan tempat tinggal yang masih jauh dari jangkauan internet.

Menurut wawancara dengan wakil kepala sekolah, beliau


mengatakan “bahwa salah satu kendala atau penghambat siswa dalam
belajar yaitu masalah sinyal atau jaringan internet yang kurang stabil.
Kemudian masalah sinyal, selama PJJ ini kendala sinyal merupakan salah
satu problem yang di hadapi. Karena ada murid yang rumah nya di dareah
pegunungan, kadang-kadang keluar zoom tanpa di sengaja”100
98
Wawancara dengan Guru Akidah akhlak, Tanggal 10 Februari
99
Livia, siswa kelas XI MA Al-Hamidiyah, Tanggal 14 Februari 2022
100
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah, Tanggal 18 Februari 2022
62
Menurut wawancara dengan beberapa siswa, tak sedikit siswa yang
telat masuk zoom, di karenakan jaringan yang sering bermasalah. Walaupun
demikian, siswa yang telat masuk zoom karena masalah jaringat tersebut,
meminta izin kepada guru yang bersangkutan, bahwasanya mereka telat
masuk karena terkendala sinyal. Dan banyak guru-guru Al-Hamidiyah yang
mengerti akan hal tersebut.101

Realita di atas sejalan dengan pendapat Fahad, Hesti dan Yani dalam
bukunya yang berjudul Serumpun Kilasan Pengabdian, mereka mengatakan
bahwa jaringan internet masih belum merata, terutama di daerah pelosok,
sehingga siswa dan mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut masih belum
bisa menikmati fasilitias E-learning, sementara jaringan internet yang belum
merata merupakan salah satu faktor penghambat dalam sistem pembelajaran
daring yang dimana internet sebagai highlight dalam sebuah E-learning.102

Selain itu faktor kejenuhan merupakan salah satu faktor penghambat


mengembangkan kesabaran siswa dalam PJJ ini. Kejenuhan bisa saja
menimpa siapapun yang ada di dunia ini, salah satu nya bisa menjadi suatu
hambatan di dalam proses belajar, seperti kejenuhan dalam mendapatkan
materi, sehingga saat proses belajar akan sangat sulit untuk mencernanya,
sehingga saat sedang belajar siswa hanya sekedar mendengarkan, namun
tidak mencernanya dengan baik, kondisi ini lah apabila setiap hari terjadi
dapat menimbulkan kejenuhan dan hambatan di dalam belajar.

Menurut wawancara dengan guru akidah akhlak, ada guru yang juga
bosan dengan PJJ ini sehingga kurang memperhatikan peserta didiknya,
karena jarak yang cukup jauh antara guru dan murid.

Menurut wawancara dengan wakil kepala sekolah, beliau


mengatakan “karena terlalu lama PJJ ini. baik siswa maupun guru sama-
sama merasa jenuh, mau sampai kapan PJJ ini berhenti, dan balik seperti

101
Livia, asyifa, Nayla, siswa kelas XI MA Al-Hamidiyah, Tanggal 14-16 Februari 2022
102
Fahad, Hesti dan Yani, Serumpun Kilasan Pengabdian, (Indonesia: Guepedia, 2021) hal. 86
63
dahulu? Tapi itu menjadi salah satu tugas buat guru-guru juga agar
peserta didik tetap taat dengan aturan-aturan belajar di sekolah, seperti
membuka kamera, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu
dan sebagainya. Dan sebisa mungkin membuat materi pelajaran
semenarik mungkin agar siswa tidak bosan”.103

Menurut wawancara dengan guru akidah akhlak beliau


menagatakan, “salah satu faktor penghambatnya yaitu, kurangnya
motivasi yang diberikan”.

Menurut Heni Rita dan Arief Qosim dalam buku yang berjudul
Strategi Belajar dan Pembelajaran. Beliau mengatakan, Motivasi guru
sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar siswa. Agar siswa memiliki
motivasi belajar maka ada upaya yang harus dilakukan seorang guru. Guru
diharapkan dapat membimbing semua siswa agar siswa tersebut dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya serta meningkatkan
motivasi belajar di sekolah. Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan siswa
dalam setiap pembelajaraan, dengan motivasi siwa menjadi bersemangat
dalam menyelesaikan tugas sehingga mencapai tujuan pembelajaran.104

Selain itu faktor penghambat selanjutnya ialah, kurangnya perhatian


dari guru. Menurut hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah beliau
mengatakan, “perhatian wali kelas selaku pergerak. Jika ada wali kelas yang
cuek dan tidak perhatian itu juga menjadi salah satu problem yang
menyebabkan santri menjadi terlambat dalam mengikuti pembelajaran.
Misalnya seperti ada anak yang tidak hadir, wali kelas mendiamkan, tidak
ada laporan, tidak ada komunikasi yang baik antara wali kelas dan murid,
itupun menjadi salah satu problem dalam pembelajaran105.”

Faktor penghambat selanjutnya yaitu, sikap sang guru. Menurut


wawancara dengan siswa, mereka terkadang kurang semangat belajar, malas

103
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah, Tanggal 18 Februari 2022
104
Heni Rita, Arief Qosim, Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Aceh, Syiah Kuala University
Press, 2021) hal. 25
105
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah, Tanggal 18 Februari 2022
64
masuk kelas, malas mendengarkan penjelasan beliau, jika gurunya tidak
menyenangkan

B. Faktor Pendukung

Hasil observasi yang peneliti temukan ialah, bahwa sekolah yang


di teliti merupakan sekolah islami dan bisa di bilang bahwa MA Al-
Hamidiyah ini merupakan pondok pesantren. Dan terlihat juga ada
beberapa siswa yang menjunjung tinggi akhlak yang baik dan seharusnya
dengan begitu guru-guru mampu untuk mengembangkan sikap sabar para
peserta didik dalam belajar di masa pandemi Covid-19 ini. Terutama guru
akidah akhlak, yang memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap
sabar peserta didik selama belajar.106

Menurut guru akidah akhlak faktor pendukung dalam


mengembangkan sikap sabar siswa dalam belajar ialah lingkungan,
beragamnya metode pembelajaran, sarana dan prasarana, management
mood. Lingkungan belajar sangat mempengaruhi minat belajar siswa,
apabila lingkungan nyaman, damai. Itu membuat mereka semangat untuk
belajar.107

Menurut wawancara dengan murid. Bahwa lingkup pertemanan


mereka sangat berpengaruh dalam belajar. Ada beberapa siswa yang
lingkup pertemananya memang termasuk lingkupan yang baik dan sopan
sehingga dapat dilihat bahwa lingkupan mereka sebagian besarnya pun
memiliki akhlak yang baik, sehingga ketika ada tugas saling
mengingatkan, dan tak jarang saling membantu ketika ada tugas yang
sulit. Dan apabila lingkungan pertemanannya kurang baik, seperti malas
untuk belajar, suka telat masuk, dan sebagainya. maka sebagian temannya
pun akan memiliki sikap tersebut. Dan lingkungan keluarga pun juga
sangat berpengaruh dalam mengembangkan sikap sabar siswa dalam
belajar.108

106
Hasil observasi kelas IX IPS, Tanggal 11 Februari 2022
107
Wawancara dengan Guru Akidah akhlak, Tanggal 10 Februari 2022
108
Wawancara dengan siswa kelas IX IPS, Tanggal 14-16 Februari 2022
65
Faktor beragamnya metode pembelajaran, merupakan salah satu
bentuk agar siswa tidak bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Jika menggunakan metode pembelajaran yang itu-itu saja, hal itu dapat
membuat peserta didik cepat merasa bosan dan tidak bersemangat untuk
belajar. Selain itu sarana dan prasana sekolah juga mendukung dalam
proses pembelajaran, apabila sarana dan prasarana tidak mendukung, itu
akan menjadi hambatan bagi guru maupun peserta didik untuk tercapainya
tujuan pembelajaran. Dan juga me-management mood peserta didik.
Dalam wawancara dengan guru akidah akhlak beliau mengatakan “me-
management mood mereka. Yang artinya, ketika mereka bosan dengan
tugas, kita berikan sesuatu yang lain, berikan ice breaking, dan lain-lain.
Kemudian, setiap mereka menyelesaikan tugas, kita berikan respon di
akhir. Sehingga ketika ada tugas yang lain, mereka sabar dengan belajar.
Agar peserta didik tidak kecewa atau sedih kita selalu berikan harapan
kepada mereka. Entah itu, nasehat, atau feedback”

Menurut guru akidah akhlak, “membuat suasana pembelajaran


yang menarik dan menyenangkan merupakan salah satu upaya dalam
mengembangkan sikap sabar siswa dalam belajar, agar siswa tidak
merasa jenuh dan merasa bosan ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung”.109

Menurut wawancara dengan wakil kepala sekolah, beliau


mengatakan, “bahwa nasehat dan motivasi merupakan salah satu hal
dalam mengembangkan sikap sabar siswa dalam belajar. dengan adanya
pemberian motivasi dari guru atau wali kelas itu akan membantu siswa
dalam mengembangkan sikap sabar dalam belajar. Hal itu dapat dilihat
dari hasil observasi saya ketika mengikuti proses kegiatan pembelaran, di
awal dan di akhir pembelajaran guru akidah akhlak senantiasa
memberikan kata-kata motivasi dan nasehat kepada peserta didiknya agar
selalu bersemangat dalam belajar walaupun di tengah pandemi seperti
sekarang ini.”

109
Wawancara dengan Guru Akidah akhlak, Tanggal 10 Februari
66
Motivasi sangat penting dimiliki oleh seorang siswa karena
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keefetifan proses
belajar siswa itu sendiri.110 Motivasi guru sangat berpengaruh terhadap
kemajuan belajar siswa. Agar siswa memiliki motivasi belajar maka ada
upaya yang harus dilakukan seorang guru. Guru diharapkan dapat
membimbing semua siswa agar siswa tersebut dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya serta meningkatkan motivasi belajar di
sekolah. Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam setiap
pembelajaraan, dengan motivasi siwa menjadi bersemangat dalam
menyelesaikan tugas sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Selain itu, dalam wawancara dengan wakil kepala sekolah, beliau


mengatakan bahwa “kita harus mengenal betul siswa kita itu seperti apa,
jika kita kenal betul, dia itu siapa, perhatiannya bagaimana, masalah apa
aja yang dia hadapi di rumah. Jika kita sudah kenal, kita akan bantu dia
untuk keluar dari masalahnya dan mencari solusi yang terbaik. Karena
kita pun sebagai guru adalah orangtuanya secara non biologis. Jadi kita-
pun punya hak untuk membatu mereka ketika ada kesulitan-kesulitan yang
di hadapi. Dan yang paling penting itu, kita harus ta’aruf, yaitu salah satu
cara untuk mendekatkan guru dengan si peserta didik. Jadi, tidak ada
jarak antara guru dengan si murid. Penjelasan guru dalam
menyampaikan pelajaran, penguasaan media pembelajaran juga menjadi
salah satu hal yang mendukung keberhasilan anak-anak dalam belajar,
agar tidak cepat bosan. Apa lagi sekarang kan digital semua, serba
teknologi dan internet. Jadi guru-guru juga harus lebih bisa dan lebih
pintar dari murid. Jangan sampai kita tertinggal dari mereka.”

Kebersamaan yang hangat merupakan satu bentuk dukungan moril


yang berguna di lingkungan sekolah. Semangat kebersamaan yang antara
sesama pendidik di sekolah sangat diperlukan untuk menguatkan semangat
pendidik itu sendiri, yang kemudian berdampak positif dalam proses
pembelajaran. Kebersamaan tersebut salah satunya terkait dengan pola
110
Irfan Suryana, Ice Breakaer “Penyemangat Belajar Dari Membosankan Menjadi Rileks”,
(Indonesia: Anak Hebat Indonesia, 2020), hal. 31
67
komunikasi yang sehat dan saling mendukung, berbagi ide dan berbagi
pengalaman111

Faktor pendukung lainnya, menurut wawancara dengan guru


akidah akhlak yaitu, kesadaran peserta didik. Faktor ini menjadikan salah
satu kekuatan yang menentukan tingkat minat belajar peserta didik. Tanpa
adanya kesadaran dan kemauan dari dalam diri seseorang maka mereka
akan sulit dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika sebaliknya, apabila
mereka dari awal sudah ada niat dan sadar bahwa menuntut ilmu
merupakan salah hal yang penting untuk masa depan. Mereka akan
senantiasa terus belajar dan tidak akan mudah menyerah sebelum
mencapai kesuksesan.

Menurut wawancara dengan beberapa siswa, peranan orangtua


sangat mempengaruhi dalam mengembangkan kesabaran dalam belajar.
karena jika sedang malas dalam belajar, kita keinget orangtua yang sudah
membiayai kita di sekolah. Oleh sebab itu, saya jadi semangat untuk
belajar agar dapat membahagiakan orangtua saya.

111
Ahmad Lahmi, Aguswan Rasyid, Analisis Upaya, Faktor Pendukung dan Penghambat
Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Kota Padang, Sumatera Barat, Journal Of Islamic Education, Vol.
3, No. 2, 2020. Hal. 223
68
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tentang peran guru akidah


akhlak dalam mengembangkan sikap sabar siswa dalam belajar di MA Al-
Hamidiyah Depok, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Peran guru akidah akhlak dalam mengembangkan kesabaran siswa dalam
belajar yaitu:
1) Guru sebagai motivator bagi peserta didik agar mereka termotivasi untuk
selalu bersikap sabar selama pembelajaran berlangsung.
2) Guru sebagai Penasehat bagi Peserta didik. Guru memberikan Nasihat atau
wejangan di awal, tengah, maupun di akhir pembelajaran, ini dilakukan
agar peserta didik dapat terlatih kesabarannya
3) Guru sebagai pendidik. Yaitu dengan mendisiplinkan anak agar anak itu
menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam
keluarga dan masyarakat.
69
2. Faktor penghambat guru akidah akhlak dalam mengembangkan kesabaran
siswa dalam belajar.

Menurut wawancara dengan guru akidah akhlak, wakil kepala sekolah


serta siswa. Faktor penghambat peserta didik dalam mengembangkat sifat
sabar dalam belajar yaitu diantaranya:

a) Kejenuhan, Guru dan pesera didik yang jenuh dengan kegiatan PJJ ini
sehingga guru kurang memperhatikan peserta didiknya, karena jarak
yang cukup jauh antara guru dan murid. Murid juga menjadi kurang
termotivasi
b) Lingkungan. Lingkungan juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar,
bisa menjadi semangat belajar atau bahkan sebaliknya.
c) Kurangnya motivasi
d) Kurangnya kesadaran siswa
e) Sikap guru
f) Jaringan internet yang kurang stabil
3. Faktor pendukung guru akidah akhlak dalam mengembangkan kesabaran
siswa dalam belajar.
Menurut wawancara dengan guru akidah akhlak dan wakil kepala
Sekolah, ada beberapa Faktor Pendukung dalam mengembangkan sikap sabar
peserta didik, yaitu:
a) Lingkungan
b) Beragamnya metode pembelajaran
c) Sarana dan prasarana
d) management mood.
e) Memberikan feedback
f) Nasehat dan motivasi
g) Kesadaran dari diri peserta didik.
h) Dukungan dari para guru

B. Saran

1. Bagi Guru

70
a) Diharapkan guru mampu mengenal lebih dalam karakter masing-masing
peserta didik agar lebih mempermudah mendidik peserta didik menjadi
lebih sabar dalam belajar
b) Diharapkan guru melakukan pendekatan secara personal kepada peserta
didik agar lebih mempermudah guru untuk menasihati peserta didik
c) Diharapkan guru memberikan contoh atau teladan yang baik kepada
peserta didik.
d) Diharapkan guru melakukan pendekatan kepada wali murid untuk
berkomunikasi tentang perkembangan siswa di sekolah
2. Bagi Siswa
a. Diharapkan siswa lebih mentaati semua perintah sekolah
b. Diharapkan siswa dapat mengikuti perintah dari guru
c. Diharapkan siswa dapat lebih sabar dalam belajar dengan tidak berbicara
maupun berisik selama pembelajaran
d. Diharapkan siswa dapat lebih sabar ketika mendapat kendala selama
pembelajaran

71
Daftar Pustaka

Anggrini, Deswita. Faktor-Faktor Pemicu Stress Pada Siswa SMA Selama


Pembelajaran Daring. Jurnal Psikologi Malahayati. Volume 3 No.1, 2021.
Arifin, Yamar, Pemikiran-Pemikirian Emas Para Tokoh Pendidikan Islam,
Yogyakarta: IRCiSoD, 2018.
Asyari, Hasyim, Pendidikan Karakter Khas Pesantren, Tebu Ireng: Ma’had
Adurasi Islmaiyah
Darlani, Nurlia Putri. Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Perspektif Hadis. Jurnal
Riset Agama. Vol. 1 No. 1, 2021.
Darmadi, Hamid. Tugas, Peran, Kompetensi dan Tanggung Jawab Menjadi Guru
Professional. Jurnal Edukasi. Vol. 13 No. 2, 2015.
Effendy, Syofian. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Akidah Akhlak
dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas X Bahasa di Madrasah
Aliyah Negeri Lejang Nebong. Vol. 4 No. 2, 2019.
Fahad dkk., Serumpun Kilasan Pengabdian, Indonesia: Guepedia, 2021.
Fajria, Astry, Pembelajaran Online Ditengah Pandemi Covid-19, Yogyakarta:
UAD Press, 2021.
Farodis, Zian, Belajar Itu Super, Yogyakarta: Laksana, 2017.
Guru Akidah Akhlak. Wawancara. Depok, 10 Februari 2022.

72
Haeli dan Hartina, Belajar Sepanjang Hayat, Lombok: Penerbit Rehal, 2020.
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta : Puspa Swara, 2005.

Hamid, Abdul, Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah, Jakarta: PT Alex Media
Komputindo, 2015.
Hamman dan Nasik, Khoirun, Kajian Akhlak, Malang: Media Nusa Creative,
2020.
Heriyansyah. Guru Adalah Manajer Sesungguhnya di Sekolah. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam. Vol.1 No.1, 2018.
Herliani dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, Klaten: Penerbit Lakaeisha, 2021.
Ismunandar, 17 Tuntutan Hidup Muslim, Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017.

73
Juhji. Peran Urgen Guru dalam Pendidikan. Jurnal Imiah Pendidikan. Vol.10
No.1, 2016.
Kelas XI IPS. Hasil Observasi. Depok, 11 Februari 2022.

Kirom, Askhabul. Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Berbasis Multicultural. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 3 No. 1, 2017.
Kristiawan, Muhammad dkk., Menejemen Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit
Deepublish, 2017.
Kustiah, Pembelajaran Akidah Akhlak, Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019.
Lahmi, Ahmad dan Rasyid, Aguswan. Analisis Upaya, Faktor Pendukung dan
Penghambat Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Kota Padang, Sumatra
Barat. Journal Of Islamic Education. Vol. 3 No. 2, 2020.
Lailiyah, Nurul. Etika Mencari Ilmu Kajian Kitab WashoyaaAl-Abaa’ill abnaa
Karya Muhammad Syakir Perspektif Pendidikan Islam. Vol.1 No.2, 2019.
Laoh, Yehezkiel Eka dan Lolong, Wenly RJ. Perlindungan Profesi Guru Atas
Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Siswa, Jurnal Civic Education. Vol. 4 No.
2, 2020.
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Livia dkk. Wawancara. Depok, 14-16 Februari 2022.

Livia. Wawancara. Depok, 14 Februari 2022.


Maemunawati, Siti, dan Alif, Muhammad, Peran Guru , Orang Tua, Metode dan
Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19, Serang:
Penerbit Media Karya Serang, 2020.

Mamluah, Siti Khomsiyatul dan Maulidi, Achmad. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
di Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 5 No.
2, 2021.
Manizar, Elly. Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar. Vol. 1 No 2, 2015.

Marken. Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Selama Pandemi Covid-19 di


SDN 21 Sarang Burung Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Sains dan
Aplikasinya. Vol. 3 No. 2, 2020.

Merdeka, Tim. “Kronologi Lengkap Kasus Siswa Tantang Guru Honorer Karena
di Tegur Saat Merokok”, Merdeka.com, Minggu, 10 Februari 2019
74
Mukmin, Hasan, “Peranan Fakultas Dakwah Sebagai Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam di Wilayah Lampung”,
Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, IAIN Raden Intan Lampung, 2014.
Munawaroh, Nenden dan Ijudin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,Garut:
Cahaya Smart Nusantara, 2022.
Munir, Misbachul. Konsep Sabar Menurut Al-Ghazali dalam Kitab Ihya
Ulumuddin. Vol. 5 No. 2, 2019.
Nakhrawie, Keutamaan dan Rahasia Tawakal, Jakarta: Pustaka Media, 2020.
Nasution, Mawaddah. Dampak Belajar Daring Pada Anak Selama Masa Pandemi.
Jurnal Agritech. 2021.
Novianti, Ratih. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Tingkat Konsentrasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN 2 Palembang.
Jurnal PAI Raden Fatah. Vol. 1 No. 1, 2019.
Pamilangan, Buhari. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Aqidah
Akhlak. Jurnal Istiqra. Vol. 6 No.1, 2018.
Pratiwi, Gita dan Kurnisar. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Jurnal Bhineka Tunggal Ika. Vol. 6 No. 1, 2019.
Prawiyogi, Anggy Giri dkk., Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap
Pembelajaran Siswa di SDIT Cendekia Purwakarta. Jurnal Pendidikan
Dasar, 2020.
Priyatna, Haris, Syarat Utama Bahagia Dunia Akhirat, Jakarta: Penerbit Buana,
2016.
Qadir, Syaikh Abdul, Hakekat Tasawuf, Jakarta: Qisthi Press, 2005.
Rahayu, Fanny Septiany dkk., Kejenuhan Belajar Daring Pada Mahasiswa Prodi
PGSD di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol. 8 No.1,
2022.
Rahman, Syaiful, Menapak Menuju Kesuksesan, Surabaya: Pustaka media guru,
2020.
Raihannah. Konsep Sabar dalam Al-Quran. Jurnal Tarbiyah Islamiyah. Vol. 6
No. 1, 2016.
Rita, Heni dan Qosim, Arief, Strategi Belajar dan Pembelajaran, Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2021.
Riyai, Veitzhal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2012.

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,


Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2012.
75
Saihu. Etika Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’alim, Al Amin. Jurnal
Kajian Ilmu dan Budaya Islam. Vol. 3 No. 1, 2020.
Samsudin, Mohamad. Akhlak Pelajar Perspektif Zarnuji. Jurnal Al-Ashriyah. Vol.1
No.1, 2015.
Setiawati, Siti Ma’rifah. Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar?. Jurnal Bimbingan dan
Konseling FKIP UNIPA. Vol. 35 No 1, 2018.
Shabir, M. U. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik. Jurnal Auluduna. Vol. 2 No. 2,
2015.
Sigaranus. “Tak Cuma di Pukul, 3 Pelajar di Kupang Lempari Guru Pakai Batu
dan Kursi”, Kompas.com, 04 Maret 2020.
Sihotang, Kasdin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Universitas Katolik
Indonesia, 2019.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Sufiani. Efektivitas Pembelajaran Akidah Akhlak Berbasis Manajemen Kelas.


Jurnal Al-Ta’dib. Vol. 10 No. 2, 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV


Alfabeta, 2018.
Sujarweni, Wiratna, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2020.
Sumarno. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter
Peserta Didik. Jurnal Al Lubab. Vol.1 No. 1, 2016.
Sumiati. Peranan Guru Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Tarbawi. Vol. 3 No.2, 2018.
Suryana, Irfan, Ice Breaker “Penyemangat Belajar Dari Membosankan Menjadi
Rileks”, Indonesia: Anak Hebat Indonesia, 2020.
Syarifuddin. Guru Profesional: dalam Tugas Pokok dan Fungsi. Jurnal al-Amin.
Vol. 3 No. 1, 2015.
Syofrianisda, Tafsif Maudhu’I, Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Munir, Misbachul. Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam
Mewujudkan Kesehatan Mental. Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 6
No. 1, 2017.
Thalib, Muh. Dahlan. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual Peserta
Didik Terhadap Motivasi Belajar pada MAN 2 Kota Parepare. Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2020.

76
Tonich, Evaluasi Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Bagi Guru dalam
Jabatan di Kota Palangka raya, Kalimantan: Animage, 2019.
Trisnawati, Meri dkk., Melatih Sikap Sabar Kepada Anak Usia Dini Melalui
Kegiatan Menggunting, Jurnal Pendidikan : Early Childhoode, Vol. 2 No.
1, 2018.
Untoro, Joko, Buku Pintar Pelajaran, Jakarta: Tim Redaksi Wahyu Medika, 2010.

Wakil Kepala Sekolah. Wawancara. Depok, 18 Februari 2022.

Wardan, Khusnul, Motivasi Kerja Guru dalam Pembelajaran, Bandung: Penerbit


Media Sains Indonesia, 2020.
Widayati, Sri. Peranan Guru dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Elsa. Vol. 17
No. 1, 2019.
Yamani, Abdullah Al, Sabar, Jakarta: Qitshi Press, 2017.

Yaqin, Ainul, Pendidikan Akhlak Moral Berbasis Teori Kognitif. Depok: PT


Remaja Grafindo Persada, 2020.

77
LAMPIRAN

Lampiran 1

Kisi-kisi Observasi

No. Pokok pertanyaan Aspek yang di ungkap keterangan

1 Peran Guru Akidah  Peran guru Melihat proses


Akhlak sebagai penasihat pembelajaran
dalam berlangsung. Guru
mengembangkan akidah akhlak
sikap sabar siswa memberikan nasehat
dalam belajar atau wejengan di awal
pembelajaran dan di
akhir pembelajaran,
agar siswa senantiasa
semangat dalam
belajar selama PJJ.

 Peran guru Melihat guru selalu


sebagai teladan memberikan contoh
dalam atau sikap yang baik
mengembangkan saat KBM. Seperti
sikap sabar siswa datang tepat waktu,
dalam belajar ramah, berbakaian
rapih.

 Peran guru Melihat guru


sebagai motivator memberikan kata-kata
dalam motivasi dan
mengembangkan semangat di awal
sikap sabar siswa pembelajaran.
dalam belajar
 Peran guru Melihat guru

78
sebagai pendidik memberikan teguran
dalam kepada peserta didik
mengembangkan yang melanggar
sikap sabar siswa aturan belajar seperti,
dalam belajar bercanda saat KBM,
Tidur, mengobrol,
mematikan kamera
saat pembelajran.

 Peran guru Saat selesai


sebagai evaluator menyampaikan
dalam pelajaran guru
mengembangkan memberikan
sikap sabar siswa pertanyaan, yang
dalam belajar nantinya guru tersbut
menunjuk murid yang
harus menjawab
pertanyaan yang
diberikan. Dan

 Peran guru Selama KBM guru


sebagai mediator menggunakan google
dan fasilitator classroom dalam
dalam memberikan tugas
mengembangkan atau materi
sikap sabar siswa pembelajaran,
dalam belajar menggunakan power
point atau
mendengarkan
instrument lagu
selama kegiatan KBM
agar peserta didik
tidak merasa bosan
79
ketika sedang KBM.
Buku teks, sumber-
sumber online
menjadi salah satu
guru dalam
menyampaikan materi
pelajaran

2. Mengembangkan  Sabar dalam Masih adanya siswa


Kesabaran peserta didik menjalankan yang terlambat masuk
dalam Belajar ketaatan/perintah kelas, tidur dalam
kelas, tidak
memperhatikan
pembelajaran dengan
baik, mematikan
kamera saat
pembelajaran, tidak
membawa buku.

 Sabar dalam Ada beberapa siswa


meninggalkan yang mengerjakan
kemaksiatan tugas dengan
sungguh-sungguh,
tidak mencontek.
Tetapi, ada juga siswa
yang mencontek tugas
dari teman lain.

 Sabar terhadap Beberapa siswa


ujian/musibah mengerjakan tugas
dengan baik, tidak
mengeluh dan pantang
menyerah. Namun,
tidak sedikit siswa
80
yang mengeluh saat
pembelajaran, seperti
jaringan internet
kurang stabil, tugas
banyak dan
sebagainya

Kisi-kisi Wawancara

No Pokok Pertanyaan Aspek yang di ungkap Nomor

soal

1. Peran Guru Akidah  Peran guru sebagai 1,2,3,4,5,8,


Akhlak penasihat dalam
9,10,12,13
mengembangkan sikap
sabar siswa dalam
belajar
 Peran guru sebagai
teladan dalam
mengembangkan sikap
sabar siswa dalam
belajar
 Peran guru sebagai
motivator dalam
mengembangkan sikap
sabar siswa dalam
belajar
 Peran guru sebagai
pendidik dalam
mengembangkan sikap
sabar siswa dalam
belajar
81
 Peran guru sebagai
fasilitator
 Kondisi ruang 17,18
pembelajaran
 Ruang dan alat
pembelajaran
 Penjelasan dalam 6,7
pembelajaran.
 Suasana kegiatan
pembelajaran
2 Sabar dalam belajar  Sabar dalam 11,14,15,20
aturan/ketaatan
 Sabar dalam
kemaksiatan
 Sabar dalam
ujian/musibah

Lampiran 2

82
Hasil Wawancara Guru

a. Informan : Ustadz Subhan

b. Jabatan : Guru Akidah Akhlak

c. Waktu : 11:30

d. Tempat : Ruang Guru

No Pertanyaan jawaban

1 Dalam kegiatan pembelajaran, Yang utama adalah buku, kemudian


media dan sumber belajar apa berikutnya Al-Quran. Nah kalau BDR
yang digunakan untuk membantu gini sumbernya lebih luas, sumbernya
pencapaian tujuan dan proses mancakup google sumber informasi
bealajar mengajar? utama.

2 Apakah bapak suka memberikan Bukan suka lagi, tapi wajib


nasihat dan motivasi dalam memberikan nasehat. Jadi. Dalam
pembelajaran? Berikan kegiatan pembukaan, sebelum
contohnya. apersepsi, anak sehat, motivasi, tujuan
pembelajaran mesti dilakukan.
Biasanya saya memberikan nasehat saja
beberapa tahun. Cuman beberapa tahun
terakhir ini nasehatnya sudah di
program oleh pesantren. Jadi, minggu
ini harus menyampaikan apa, minggu
depan harus menyampaikan apa. Semua
sudah di program, setiap 3 hari ganti
tema.

4 Sebagai pendidik, apakah bapak Itu salah satu kewajiban sebagai


sudah memberikan bantuan atau pendidik. Jadi, Judah sewajibnya
dorongan agar siswa selalu patuh sebagai guru memberikan bantuan dan
terhadap aturan sekolah dan dorongan agar siswa selalu patuh
norma hidup dalam keluarga dan dengan aturan sekolah dan norma hidup
83
masyarakat? dalam keluarga dan masyarakat.

5 Apa langkah-langkah yang Bapak Pertama, kita, me-management mood


lakukan dalam meningkatkan mereka. Yang artinya, ketika mereka
kesabaran siswa dalam belajar? bosan dengan tugas kita berikan sesuatu
yang lain, berikan ice breaking, dan
lain-lain. Kemudian, setiap mereka
menyelesaikan tugas, kita berikan
respon di akhir. Sehingga ketika ada
tugas yang lain, mereka sabar dengan
belajar. Agar peserta didik tidak
kecewa atau sedih kita selalu berikan
harapan kepada mereka. Entah itu,
nasehat, atau feedback.

6 Apakah suasana lingkungan Iya, sangat mempengaruhi. Lingkungan


belajar mempengaruhi siswa belajar yang nyaman, damai. Itu
dalam belajar? membuat mereka semangat dalam
belajar.

7 Ketika guru menjelaskan Karena kita lebih banyak melakukan


pembelajaran apakah siswa pembelajaran secara daring, banyak
memperhatikan dengan baik? siswa yang tidak terpantau, mereka
belajar atau tidak. Kelihatannya seperti
memperhatikan. Tetapi, ketika orang
lain ngajar, saya dari belakangnya itu,
mereka sedang mengerjakan sesuatu
yang lain. Jadi, ketika daring, sulit
untuk memantau peserta didik.

8 Adakah kesulitan dalam Pada dasarnya tidak sulit. Karena


menghadapi siswa-siswi MA- mereka sudah tau tujuan nyantrinya
Alhamidiyah? apa. Sebandel-bandelnya anak, saya
masih bisalah inget, kalau mereka

84
santri. Yang sulit itu tadi, karena
sistemnya daring, jadi ngontrol mereka
susah.

9 Apakah suka ada Kalau perselisihan, tidak.


perdebatan/perselisihan yang
Hanya saja mungkin, ada santri yang
terjadi di antara guru dan murid
bosan. Selama seminggu harus open
lainnya ketika pembelajaran
game. Mereka kadang-kadang bosan
sedang di lakukan?
juga. Ada situasi yang membuat mereka
tidak patuh dalam belajar.

10 Apa saja peran guru dalam Pertama, sering member motivasi dan
mengembangkan kesabaran siswa nesehat.
dalam belajar?
Kedua, memberikan feedback di akhir
pembelajaran. Membuat mereka merasa
di hargai.

Ketiga, berusaha menciptakan suasana


pembelajaran yang menyenangkan.

11 Bagaimana akhlak siswa selama Di Al-Hamidiyah, akhlaknya baik,


mereka berada di lingkungan sesuai adab santri lah.
sekolah?

12 Adakah faktor pendukung dalam Pertama, lingkungan, apabila


mengembangkan sikap sabar lingkungan sekolah mendukung dapat
siswa dalam belajar? membuat siswa lebih sabar dan
semangat dalam belajar.

Kedua, fasilitas belajar yang


mendukung.

Ketiga, management mood

Keempat, beragamnya metode belajar.

85
Kelima, dari kesadaran peserta didik itu
sendiri

keenam, dukungan dari guru.

Ketujuh, peran orang tua.

13 Adakah faktor penghambat dalam Faktor penghambatnya bisa dari


mengembangkan sikap sabar lingkungan, dari santrinya, kejenuhan,
siswa dalam belajar? kurangnya motivasi, dari gurunya, Ada
guru yang kadang-kadang juga bosan,
dan ada juga santri yang kurang patuh
dan sebagainya.

14 Apakah siswa Iya udah, tapi kesabarannya itu lebih


mengimplementasikan nilai-nilai diambil dari pelajaran pesantren. Untuk
akidah akhlak untuk akidah akhlak, nilai-nilai lain juga
mengembangkan kesabaran dalam diajarkan.
belajar?

15 Apakah siswa cukup sabar dalam Kadang-kadang pelaksanaan daring itu


menjalankan proses agak membosankan siswa. Karena itu,
pembelajaran? jika gurunya hanya menjelaskan
pelajaran saja, mereka suka izin ke
kamar mandi, bolak-balik. Jadi, mereka
kurang sabar dalam mengikuti
pelajaran.

16 bagaimana sikap bapak ketika ada Pertama. Kita berikan tugas yang
siswa yang bemalas-malasan sekiranya mereka enggak mungkin
dalam belajar? bermalas-malasan. Metode belajar
harus bermotivasi, yang nantinya
peserta didik akan termotivasi sendiri
untuk mengikuti pembelajaran.

17 Apakah ruang dan alat Sangat memadai.


86
pembelajaran sudah memadai?

18 Apa aja sumber belajar siswa Buku, Al-Quran, dan Sumber-sumber


dalam pelajaran akidah akhlak? online tentunya.

19 Apa saja solusi yang bapak Di awal dikasi motivasi, di akhir


berikan agar peserta didik sabar dikasih feedback. Kalau ada yang
dalam belajar? masih bermalas-malasan juga. Pertama,
di tegur. Yang kedua, agar siswanya
termotivasi dibina oleh wali kelas, BK,
orang tua dikasih tau. Itu cukup
mengurangi mereka malas ketika
dengan melakukan pembelajaran.

20 Bagaimana sikap siswa dalam Siswa dalam mengerjakan tugas


mengerjakan tugas? Apa mereka antusias dan bersemangat, bila
mengumpulkan tugas tepat waktu sebelumnya di stimulus. Bisa berupa
dan mengerjakan dengan janji nilai atau penghargaan yang lain.
sempurna (tidak singkat/asal-
Dalam mengumpulkan tugas, selalu ada
asalan, tidak mencotek satu sama
aja santri yang tidak tepat waktu. Tetapi
lain).
jumlahnya tidak banyak. Cara
mendisplinkannya dengan cara ketat
dalam pemberian waktu. Kalo
menggunakan google form atau google
classroom, waktunya dibatasi.

Untuk kesabaran mengerjakan tugas,


nilai-nilainya lebih banyak diambil dari
pelajaran pesantren. Untuk akidah
akhlak, nilai-nilai lain juga diajarkan.

Depok, 10 Februari, 2022

87
Ustadz Subhan

Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah

a. Informan : Ustadz Yunus

b. Jabatan : Wakil Kepala Sekolah

c. Waktu : 13:00

d. Tempat : Rumah masing-masing

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa peran wakil kepala sekolah Jadi bisa dijelaskan, program dari saya
dalam mengembangkan sikap sendiri untuk siswa-siswi MA Al-
sabar siswa dalam belajar? Hamidiyah yaitu yang pertama
meningkatkan perhatian anak ketika dia
sedang belajar pelajaran yang sedang
kita ajar, pertama kita membuat
pelajaran semenarik mungkin, seperti
peserta didik kita berikan materi
pelajaran slide power point, atau
menambahkan instrument lagu agar
pembelajaran lebih menarik lagi.

Serta dukungan guru, baik guru mata


pelajaran dan wali kelas, semuanya
memiliki peran yang penting dalam
mengembangkan sikap sabar siswa
dalam belajar.

2 Apa aja problematika dalam Problemnya itu mungkin yang pertama


mengembangkan sikap sabar dari perhatian orangtua, karena
88
siswa dalam belajar? sebagian orangtua juga ada yang sibuk,
dari pagi sudah berangkat kerja, jadi
anaknya pun dirumah kurang ada yang
mengawasi, sehingga anak-anak ada
yang kesiangan, terlambat masuk
pelajaran. Perhatian juga dari wali kelas
selaku penggerak, seandainya jika ada
wali kelas yang cuek ataupun tidak
perhatian, itu juga menjadi salah satu
problem yang menyebabkan santri
menjadi terlambat dalam mengikuti
pembelajaran PJJ ini. Misalnya seperti
ada anak yang tidak hadir, wali kelas
mendiamkan, tidak ada laporan, tidak
ada komunikasi yang baik antara wali
kelas dan murid, itupun menjadi salah
satu problem dalam pembelajaran. Tapi
jika wali kelasnya aktif, itu bisa
berkurang dalam masalah problem yang
di hadapi. Kemudian masalah sinyal,
selama PJJ ini kendala sinyal
merupakan salah satu problem yang di
hadapi. Karena ada murid yang rumah
nya di dareah pegunungan, kadang-
kadang keluar zoom tanpa di sengaja.

3 Bagaimana cara menangani Yang pertama, kita harus mengenal


problematika yang di alami? betul siswa kita itu seperti apa, jika kita
kenal betul, dia itu siapa, perhatiannya
bagaimana, masalah apa aja yang dia
hadapi di rumah. Jika kita sudah kenal,
kita akan bantu dia untuk keluar dari

89
masalahnya dan mencari solusi yang
terbaik. Karena kita pun sebagai guru
adalah orangtuanya secara non biologis.
Jadi kita-pun punya hak untuk membatu
mereka ketika ada kesulitan-kesulitan
yang di hadapi. Nasehat dan motivasi
juga menjadi salah satu cara menangani
problematika yang di alami. Dan yang
paling penting itu, kita harus ta’aruf,
yaitu salah satu cara untuk
mendekatkan guru dengan si peserta
didik. Jadi, tidak ada jarak antara guru
dengan si murid. Penjelasan guru dalam
menyampaikan pelajaran, penguasaan
media pembelajaran juga menjadi salah
satu hal yang mendukung keberhasilan
anak-anak dalam belajar, agar tidak
cepat bosan. Apa lagi sekarang kan
digital semua, serba teknologi dan
internet. Jadi guru-guru juga harus lebih
bisa dan lebih pintar dari murid. Jangan
sampai kita tertinggal dari mereka.

4 Menurut bapak seberapa Sangat penting sekali. Karena akidah


pentingkah peran guru akidah ya, akidah ini kepercayaan, sedangkan
akhlak dalam mengembangkan akhlak adalah salah satu syarat seorang
sikap sabar siswa dalam belajar? murid untuk menuntut ilmu. Jadi, kalau
kita mau kasih ilmu seberapa banyak
juga kalau muridnya masih ada
mempunyai akhlak yang kurang baik,
ilmu-pun percuma, tidak ada
keberkahan di dalamnya. Jadi, sangat

90
penting guru akidah akhlak dalam
menanamkan akhlak yang baik kepada
peserta didik, agar ilmu yang dapat
menjadi berkah.

5 Menurut bapak apakah guru Kalau dalam penilaian dari saya sendiri,
akidah akhlak sudah baik atau Alhamdulillah sudah. Buktinya yaitu,
sudah uswah hasanah dalam guru akidah akhlak sendiri setiap ba’da
memberikan contoh sikap sabar dzhuhur memberikan tausiah, sekitar 2x
saat belajar kepada siswa? dalam seminggu, guru akidah akhlak
tampil untuk memberikan tausiah
kepada anak-anak untuk tetap terhadap
peraturan sekolah, akhlaknya juga
diterapkan di pesantren.

6 Bagaimana menurut bapak Kalau untuk siswa sendiri, siswa yang


mengenai sikap para santri. Apa itu bisa dikatakan 30% yang sabar.
mereka sudah cukup sabar dalam
PJJ ini? jelaskan

7 Apakah guru-guru di Al- Kita kan PJJ dari tahun kemaren, nah
Hamdiyah sudah mampu dalam dari tahun kemaren sudah ada adanya
menggunakan teknologi dan pelatihan bagi guru-guru dalam
informasi selama PJJ ini? menggunakan teknologi selama PJJ ini.
jadi, kami pun dari sekolah
mengadakan pelatihan, kemudian kita
mengadakan survey langsung di
lapangan, dan disini-pun guru-guru ada
video tutorial, kita buatkan video
tutorial caranya membuka zoom, cara
menggunakan papan tulis yang nanti
kelihatan di santri, dll. Tapi mungkin
masih ada beberapa yang tertinggal,
mungkin sekitar 10-15% dari guru-guru
91
kita.

8 Apakah ada bantuan kuota Waktu di awal-awal ada, tapi untuk


internet dari sekolah? sekarang belum ada lagi. Tapi untuk
pembina asrama setiap bulan ada,
karena pembina asrama kan kerjaannya
membina mereka yang di rumah. Jadi
kegiatan-kegiatan tidak hilang dan tetap
berjalan walau PJJ ini. kalau untuk
guru, karena sekolah ini disiapkan wifi,
setiap kantor ada wifi, jadi guru-guru
bekerja di kantor.

9 Apakah siswa sudah taat dan Belum semuanya, karena kita juga
patuh terhadap aturan-aturan masih bertahap. Salah satunya
belajar di sekolah (masuk kelas faktornya adalah terlalu lama, waktu
tepat waktu, mengumpulkan tugas PJJ ini terlalu lama. Jadi dari tahun-
tepat waktu, dan sebagainya) tahun sebelumnya, jadi anak-pun
merasa jenuh, guru pun juga merasa
jenuh. Mau sampai kapan PJJ ini
berhenti, dan balik seperti dahulu. Tapi
itu menjadi salah satu tugas buat guru-
guru juga agr peserta didik tetap taat
dengan aturan-aturan belajar di sekolah,
seperti membuka kamera, datang tepat
waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu dan sebagainya.

10 Menurut bapak, Bagaimana peran Untuk guru akidah akhlak sendiri,


guru akidah dalam pertama yaitu, memberikan nasihat,
mengembangkan sikap sabar motivasi dan meberikan contoh kepada
siswa dalam belajar? peserta didik. Baik menjadi guru dalam
kelas maupun guru di dalam kelas.

92
Depok, 18 Februari, 2022

Ustadz Yunus

Hasil Wawancara siswa

a. Informan : Livia Silvana

Jabatan : Siswi XI IPS

Waktu : 13:00

Tempat : Rumah masing-masing

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kalian menyukai Kadang suka, kadang juga engga kak.


pelajaran akidah akhlak? Tergantung mood Ustad Subhan.

2 Bagaimana menurut kamu cara Seru kak, ngajarnya pak subhan itu
guru akidah akhlak dalam menarik. Beliau suka ngelawak juga
mengajar di kelas? selama pembelajaran.

3 Apa saja sikap guru yang baik Cara berinteraksi sama peserta didiknya
yang dapat kalian contoh? di kelas. Beliau suka bercanda juga
orangnya.

5 Bagaimana perasaanmu ketika Mau-mau aja kak, asal tusgasnya


mendapat tugas yang banyak dari banyak maupun dikit, yang penting
guru? ngasih tenggat waktunya gak terlalu
mepet.

6 Bagaimana jika guru tiba-tiba Ditolak kak, soalnya mendadak. Jika


mengadakan ujian mendadak? mau, kita di beri waktu untuk belajar

93
sebelum ulangan.

7 Ketika sedang tugas kelompok, Ngikut aja sih kak saya mah. Soalnya
ada teman yang berbeda pendapat, untuk saat ini emang jarang guru
bagaimana pendapatmu? memberikan tugas kelompok.

8 Ketika kamu sudah belajar, tapi Kesel sih.


hasilnya tidak sesuai dengan
Kayak, cape diri kak, kaya sia-sia gitu
harapan, bagaimana pendapatmu?
saya belajar tapi hasilnya tidak sesuai.

9 Apakah kamu dapat ikhlas dengan Kadang ikhlas, kadang engga sih kak.
apa yang sudah terjadi terhadap Namanya juga manusia hehehe
hidupmu?

10 Bagaimana perasaanmu, jika Agak bête sih kak. Tapi Biarin aja kak,
menemukan guru dengan karakter memang sudah sifatnya seperti itu. Nah,
yang keras? dari kitanya aja yang harus mantesin
perilaku dengan beliau, cara bicara
dengan beliau

11 Apa kamu sudah cukup sabar Alhamdulillah sabar sih kak, buktinya
dalam belajar? saya ikutin pembelajaran dari awal
sampai akhir. Walaupun kadang suka
ngeluh, kak

12 Apakah kamu sering mengeluh Sering kak, kadang suka ngeluh dari
saat sedang belajar? sikap gurunya, internet yang tiba-tiba
lemot, dari pembelajarannya, dll.

13 Apakah lingkungan sekitarmu Tidak kak hehehe, karena sama aja kak,
membantu dalam meningkatkan temen-temen saya pada males, jadi saya
belajar? ke ikutan males.

14 Ketika kamu diperintah menjawab Ya ada temen yang suka ngasih tau
soal oleh guru, tetapi kamu salah jawaban yang bener. Dan guru juga
menjawab, bagaimana respon bantu koreksi kak

94
teman-teman dan gurumu?

15 Apakah gurumu suka memberikan Ustadz Subhan suka memberikan


nasihat dan motivasi? nasehat dan motivasi sih kak.

16 Apa kamu suka memanfaatkan Tergantung mood kak. Kalau mood lagi
waktu untuk belajar? bagus ya saya suka sempetin buat
belajar, kalau lagi gak mood, engga sih
kak.

17 Apa kamu suka mengumpulkan Alhamdulillah kak, saya


tugas tepat waktu? mengumpulkan tugas tepat waktu.

18 Apa selama pembelajaran apa Tergantung kak, kadang sinyal suka


kamu masuk kelas tepat waktu? ilang-ilangan. bisa jadi laptop atau hp
nya yang eror.

19 Apakah kamu ada kesulitan Ada kak, banyak. Baik dari sinyal,
selama pembelajaran daring ini? kuota, laptop atau hanphone yang eror,
dll.

20 Apa kamu memperhatikan Engga kak, kadang suka makan diam-


pembelajaran dengan baik? diam, Kadang ngobrol juga.

21 Ketika sedang KBM, tiba-tiba Panik kak, apalagi pas mau di absen.
koneksi internet bermasalah, Jadi saya hubungin guru saya, jika saya
bagaimana sikapmu? masuk telat karena koneksi internet
bermasalah.

22 Ketika di beri tugas, apa kamu Sangat sungguh-sungguh


mengerjakannya dengan semangat
dam sungguh-sungguh?

23 Apakah kamu suka mematikan Kadang-kadang sih kak. Kalu temen-


kamera saat KBM? temen pada matiin kamera saya juga
ikut matiin. Tapi nanti kalau ditegur

95
sama guru, baru saya nyalain lagi.

24 Ketika sedang malas untuk Pertama, diri sendiri. Kalau saya malas
belajar, apa yang membuat kamu terus-terusan yang bakal rugi diri saya.
termotivasi untuk terus belajar?
Kedua, orangtua. Kalau saya dapat nilai
bagus kan, yang seneng orangtua saya
juga kak.

Jakarta, 11 Februari, 2022

Livia Silvana

b. Informan : Asyifa Akmalia AHA

Jabatan : XI

Waktu : 14:00

96
Tempat : Rumah masing-masing

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kalian menyukai Lumayan kak, ustadz subhan kalau


pelajaran akidah akhlak? ngajar juga asik

2 Bagaimana menurut kamu cara Baik, seru, enak, pak subhan kalau
guru akidah akhlak dalam ngajar suka diselengin bercanda kak.
mengajar di kelas? Jadi, tidak terlalu bosan.

3 Apa saja sikap guru yang baik Beliau sabar dalam mengajar
yang dapat kalian contoh?

5 Bagaimana perasaanmu ketika Kesel sih kak, tapi kan emang udah
mendapat tugas yang banyak dari kewajiban. Jadi, yaudah di kerjain aja
guru?

6 Bagaimana jika guru tiba-tiba Pasrah aja kak, ya walaupun dalam hati
mengadakan ujian mendadak? ngedumel karena belum siap.

7 Ketika sedang tugas kelompok, Karena semua orang responnya tidak


ada teman yang berbeda pendapat, sama, yaudah saya terima-terima aja
bagaimana pendapatmu? kak.

8 Ketika kamu sudah belajar, tapi Kecewa sih kak. Tapi mau bagaimana
hasilnya tidak sesuai dengan lagi, itu berarti saya harus belajar lebih
harapan, bagaimana pendapatmu? giat lagi,

9 Apakah kamu dapat ikhlas dengan Kadang ikhlas, kadang suka ngeluh
apa yang sudah terjadi terhadap juga kak.
hidupmu?

10 Bagaimana perasaanmu, jika Perasaan saya sebagai murid tentunya


menemukan guru dengan karakter sedih kak. Jadi gak semangat untuk
yang keras? belajar.

11 Apa kamu sudah cukup sabar Sudah kak

97
dalam belajar?

12 Apakah kamu sering mengeluh Kadang sih kak. Kadang saya suka
saat sedang belajar? males ngapa-ngapain. Terus tiba-tiba
dikasih tugas, jadi nya saya suka
ngedumel.

13 Apakah lingkungan sekitarmu Alhamdulillah membantu kak.


membantu dalam meningkatkan
belajar?

14 Ketika kamu diperintah menjawab Kalau saya salah jawab, pasti nanti guru
soal oleh guru, tetapi kamu salah bantu benerin jawaban saya sih kak.
menjawab, bagaimana respon Kalau utuk teman-teman biasa aja kak,
teman-teman dan gurumu? paling ngeledek buat bercanda doing.

15 Apakah gurumu suka memberikan Suka kak. Biasanya setiap pagi ada
nasihat dan motivasi? apresepsi dari wali kelas. Dari guru
mata pelajaran juga ada, tapi tidak
setiap hari.

16 Apa kamu suka memanfaatkan Jarang kak


waktu untuk belajar?

17 Apa kamu suka mengumpulkan Enggak kak, kadang suka telat. Karena
tugas tepat waktu? mengerjakan tugas yang lain dulu, eh
saya lupa ternyata ada tugas yang harus
di kumpulkan di waktu yang sama.

18 Apa selama pembelajaran apa Kadang tepat waktu, kadang juga engga
kamu masuk kelas tepat waktu? kak

19 Apakah kamu ada kesulitan Engga ada sih kak


selama pembelajaran daring ini?

20 Apa kamu memperhatikan Engga juga kak. Kadang suka ngobrol,

98
pembelajaran dengan baik? bercanda-canda.

21 Ketika sedang KBM, tiba-tiba Kadang saya ngechat temen, minta izin,
koneksi internet bermasalah, kalau internet saya sedang bermasalah.
bagaimana sikapmu? Nanti kalau koneksi internya sudah
bener, saya masuk lagi.

22 Ketika di beri tugas, apa kamu Saya mengerjakan dengan semangat


mengerjakannya dengan semangat dan tekun karena saya sebagai murid
dam sungguh-sungguh? harus sungguh-sungguh dalam belajar

23 Apakah kamu suka mematikan Suka kak, kadang ke ikut temen.


kamera saat KBM? Temen-temen saya mematikan kamera,
saya jadi ikutan matiin. Soalnya malu
kalau cuma saya aja yang nyalain
sendiri

24 Ketika sedang malas untuk Saya kalo lagi malas belajar, saya inget
belajar, apa yang membuat kamu orangtua saya sih kak, udah sekolahin
termotivasi untuk terus belajar? saya di tempat yang bagus, masa saya
malas-malasan. Jadinya saya mulai
semangat buat belajar, dapat nilai bagus
dan buat orangtua saya bangga

Jakarta, 11 Februari, 2022

Asyifa Akmalia

c. Informan : Nayla Kamilia

Jabatan : XI

99
Waktu : 13:15

Tempat : Rumah Masing-masing

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kalian menyukai Suka, tapi gak suka-suka banget. Biasa


pelajaran akidah akhlak? aja gitu kak

2 Bagaimana menurut kamu cara Mengajarnya bagus, beliau di siplin


guru akidah akhlak dalam orangnya. Seperti, harus buka kamera
mengajar di kelas? saat pembelajaran. Kalau di tanya,
harus jawab. Nanti kalau misalnya ada
yang di panggil sama beliau buat jawab
soal. Tapi tidak ada respon, nanti beliau
alfain.

3 Apa saja sikap guru yang baik Beliau baik, disiplin, kalau mengajar
yang dapat kalian contoh? selalu tepat waktu, dan jelas ketika
sedang menerangkan materi.

5 Bagaimana perasaanmu ketika Biasa aja sih kak, karena emang udah
mendapat tugas yang banyak dari resikonya kalau sekolah pasti banyak
guru? tugas.

6 Bagaimana jika guru tiba-tiba Kaget kak, kayak gak siap gitu, tiba-
mengadakan ujian mendadak? tiba ada ujian mendadak, soalnya belum
belajar kan.

7 Ketika sedang tugas kelompok, Di diskusiin lagi sama temen-temen.


ada teman yang berbeda pendapat, Mau pakai pendapat ini atau yang
bagaimana pendapatmu? mana. Sampai semuanya setuju.

8 Ketika kamu sudah belajar, tapi Sedih kak, soalnya kita sudah belajar
hasilnya tidak sesuai dengan semampu kita, tapi hasilnya tidak
harapan, bagaimana pendapatmu? sesuai dengan ekspetasi yang ada di
pikiran. Soalnya mikirnya gampang-

100
gampang, eh pas nilainya keluar
hasilnya tidak sesuai.

9 Apakah kamu dapat ikhlas dengan Ikhlas gak ikhlas kak. Jika hasilnya
apa yang sudah terjadi terhadap tidak sesuai yang di harapkan, berarti
hidupmu? saya harus lebih giat lagi untuk belajar.

10 Bagaimana perasaanmu, jika Kadang suka kesel sih kak. Males


menemukan guru dengan karakter dengerin beliau, males belajar juga
yang keras? karena sikapnya kaya gitu. Jadi males-
malesan deh pokoknya.

11 Apa kamu sudah sabar dalam Lumayan kak. Kadang suka capek sama
belajar? tugas yang terlalu banyak. Misalnya
kayak, tugas yang satu belum selesai,
lalu dapat tugas lagi. Jadinya saya suka
capek kak kebanyakan tugas. Kadang
jaringan juga suka eror kak.

12 Apakah kamu sering mengeluh Iya kak sukak, walaupun begitu saya
saat sedang belajar? tetap mengerjakan tugas yang diberikan
guru kak.

13 Apakah lingkungan sekitarmu Membantu kak. Misalnya jika saya lagi


membantu dalam meningkatkan kesulitan dengan tugas, saya minta
belajar? tolong ke temen, orang rumah seperti
kakak.

14 Ketika kamu diperintah menjawab Kalau temen-temen mereka diem aja


soal oleh guru, tetapi kamu salah sih kak. Kalau guru paling cuma
menjawab, bagaimana respon ingetin, kalau salah harus belajar lagi,
teman-teman dan gurumu? lalu dikasih tau jawaban yang benar

15 Apakah gurumu suka memberikan Suka kak


nasihat dan motivasi?

16 Apa kamu suka memanfaatkan Jarang kak. Soalnya udah capek sama
101
waktu untuk belajar? tugas.

17 Apa kamu suka mengumpulkan Kadang tepat waktu, kadang juga engga
tugas tepat waktu? kak. Tergantung tugasnya, kalau
tugasnya banyak bisa telat beberapa
jam buat ngumpulin.

18 Apa selama pembelajaran apa Engga kak. Kadang suka telat beberapa
kamu masuk kelas tepat waktu? menit.

19 Apakah kamu ada kesulitan Alhamdulillah sih kak engga ada.


selama pembelajaran daring ini? Walaupun ada, paling saya tanya ke
temen bagaimana solusinya.

20 Apa kamu memperhatikan Kurang merhatiin kak. Kan saya zoom


pembelajaran dengan baik? pakai laptop, jika guru lagu nerangin
saya suka buka hanphone. Soalnya
kalau belajar di rumah suka bosen gitu
kak. Cuma mantengin guru ngejelasin,
jadinya saya suka buka handphone.

21 Ketika sedang KBM, tiba-tiba Biasanya saya langsung chat guru mata
koneksi internet bermasalah, pelajaran, meminta izin kepada guru
bagaimana sikapmu? tersebut bahwa koneksi internet saya
yang sedang bermasalah

22 Ketika di beri tugas, apa kamu Kadang semangat, kadang juga engga
mengerjakannya dengan semangat kak. Tergantung mood gitu kak.
dam sungguh-sungguh?

23 Apakah kamu suka mematikan Iya kak sering, soalnya malu kak,
kamera saat KBM? temen-temen saya gak buka kamera,
jadi saya ikutan matiin. Soalnya malu
kalau cuma saya sendiri yang buka
kamera

24 Ketika sedang malas untuk Orangtua kak pastinya, pasti mereka


102
belajar, apa yang membuat kamu sedih kalau saya di sekolah belajarnya
termotivasi untuk terus belajar? malas-malasan.

Jakarta, 11 Februari, 2022

Nayla Kamalia

Lampiran 3

Dokumentasi

103
104
105
106
107
108
109
110
111
Lampiran 4

Siswa, sarana dan prasarana MA Al-Hamidiyah

KELAS JURUSAN L P JUMLAH

IPA 1 11 12 23

IPS 10 14 24
X
MAPK 7 3 10

JUMLAH 28 29 57

IPA 7 12 19

IPS 1 6 14 20

XI IPS 2 15 12 27

MAPK 16 10 26

JUMLAH 44 48 92

IPA 9 18 27

IPS 1 10 12 22

XII IPS 2 8 13 21

MAPK 15 7 22

JUMLAH 114 127 241

TOTAL 133 140 273

112
No. Nama Ruang Jenis Ruangan Kondisi
1 ASRAMA PUTRA Kamar Asrama Putra Baik
KAMAR ASRAMA
2 PUTRI (22 KAMAR) Kamar Asrama Putri Baik
3 KANTIN PUTRA Kantin Baik
4 KANTIN PUTRI Kantin Baik
5 KELAS XII IPA Ruang Kelas Baik
6 KELAS XII IPS 1 Ruang Kelas Baik
7 KELAS XII IPS 2 Ruang Kelas Baik
8 KELAS XII MAPK Ruang Kelas Baik
9 KELAS XI IPA Ruang Kelas Baik
10 KELAS XI IPS 1 Ruang Kelas Baik
11 KELAS XI IPS 2 Ruang Kelas Baik
12 KELAS XI MAPK Ruang Kelas Baik
13 KELAS X IPA 1 Ruang Kelas Baik
14 KELAS X IPA 2 Ruang Kelas Baik
15 KELAS X IPS Ruang Kelas Baik
16 KELAS X MAPK Ruang Kelas Baik
Ruang Laboratorium
17 LAB BAHASA Bahasa Baik
Ruang Laboratorium
18 LAB KOMPUTER Komputer Baik
LAB MATEMATIKA - Ruang Laboratorium
19 IPA (MIPA) IPA Baik
LAPANGAN Gedung/Ruang Olah
20 OLAHRAGA Raga Baik
21 MASJID UTAMA Masjid/Musholla Baik
22 MUSHOLAH PUTRI Masjid/Musholla Baik
23 POLI KLINIK Ruang UKS Baik

113
24 POS SATPAM Pos Satpam Baik
25 RUANG GURU ALIYAH Ruang Guru Baik
RUANG KEPALA
26 MADRASAH ALIYAH Ruang Kepala Baik
27 RUANG KONSELING Ruang BK Baik
RUANG Ruang Laboratorium
28 LABORATORIUM IPA Baik
29 RUANG OSIS Ruang OSIS Baik
RUANG
30 PERPUSTAKAAN Ruang Perpustakaan Baik
31 RUANG PRAMUKA Ruang Pramuka Baik
RUANG SERBAGUNA Ruang Serba Guna
32 (AULA) (Aula) Baik
RUANG SIARAN
33 BAHASA Ruang Keterampilan Baik
34 RUANG SIRKULASI Ruang sirkulasi Baik
35 RUANG TATA USAHA Ruang Tata Usaha Baik
36 RUANG UKS Ruang UKS Baik
37 TEMPAT PARKIR Tempat Parkir Baik
38 TOILET GURU Toilet/Kamar Mandi Baik
TOILET/KAMAR
39 MANDI PUTRA Toilet/Kamar Mandi 1988
TOILET/KAMAR
40 MANDI PUTRI Toilet/Kamar Mandi 1988
41 TOILET SISWA Toilet/Kamar Mandi 1988

114
BIODATA PENULIS

Hanifah Uswatun Hasanah, dilahirkan di


Jakarta pada hari Jumat, 4 Juni 1999. Anak
kedua dari dua bersaudara pasangan dari
bapak Imam Syarif Hidayatullah dan Ibu
Tri Handini. Penulis menyelesaikan studi
pendidikannya di TK Al-Muhajirin Pondok
Pucung, kemudian melanjutkan di SDIT
Al-Muhajirin Pondok Pucung, masa SMP
di SMPN 6 Tangsel, kemudian SMA di
Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Depok
dan tamat pada tahun 2017. Pada Tahun
2017 peneliti melanjutkan studi di
perguruan tinggi Uiversitan Islam Negri Jakarta (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
dan lulus pada tahun 2022.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha.


Penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga
dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas


terselesaikannya skripsi yang berjudul “Peran Guru Akidah Akhlak dalam
Mengembangkan Sifat Sabar dalam Belajar Peserta Didik MA Al-
Hamidiyah Pancoran Mas, Depok”

Anda mungkin juga menyukai