SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
MUHAMMAD ZAINUDDIN
NIM : 111228
Kepada
Yth. Ketua STAIN Kudus
Cq Jurusan Tarbiyah
Di –
Kudus
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
ii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Muhammad Zainuddin
NIM : 111228
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PAI
Judul Skripsi :”Analisis Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an
dalam Meningkatkan Kefasihan Siswa Pada
Kegiatan Pengembangan Diri di MTs Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati”
Telah dimunaqosahkan oleh Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Kudus pada tanggal :
04 Maret 2016
Selanjutnya dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah.
Kudus, 14 Maret 2016
Ketua Sidang/Penguji I Penguji II
iii
PERNYATAAN
Nim : 111228
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PAI
Menyatakan bahwa apa yang ditulis dalam skripsi ini benar-benar asli
karya sendiri, bukan jiplaan dari karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau teman orang lain yang terdapat atau temuan orang
lain yang terdapat skripsi ini, dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Muhammad Zainuddin
NIM : 111228
iv
MOTTO:
1
Imam An-Nawawi, RiyadhusShalihin, DarulHaditsQarirah, Jawa Tengah, 2015, hal. 488
v
PERSEMBAHAN
Ayah dan ibuku (Ghufron dan Siti Saidah) tercinta yang telah berjuang
dengan keras untuk mendidik dan membesarkanku serta mencurahkan
seluruh hidupnya, kasih syangnya, pengorbanannya, cintanya hanya
untuk keberhasilanku.
Buat kakak-kakakku dan adikku tersayang (Siti Fatimatuz Zahroh, Siti
Mahsunnah, dan Siti Sholikhatun Nihayah) yang selalu menemaniku
dan memberikan motivasi, keceriaan dalam hidupku.
Buat yang mengisi hatiku (Zulfa Rahmawati) yang selalu
menyemangati serta selalu memberi yang terbaik untukku.
Semua sahabatku, terutama kepada seluruh teman-temanku senasib
seperjuangan yang selalu mengukir kenangan terindah selama bersama.
Teman-teman KKN kelompok 50 dan keluarga PATRAM yang selalu
menunjukkan sifat kekompakan, kepedulian, dan kekeluargaan.
Serta orang-orang yang selalu membantuku moril maupun materil yang
penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, semoga pengorbanannya
diberkati dan diridloi oleh Allah SWT.
vi
KATA PENGANTAR
الرِح ْي ِم
َّ الر ْْحَ ِن ِ بِس ِم
َّ هللا ْ
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT senantiasa peneliti panjatkan
kehadirat allah SWT yang telah menganugrahkan segala rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya serta pertolongan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikaan
skripsi ini.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan keharibaan baginda Rosullah
SAW, Nabi akhiruzzaman yang menjadi uswah khasanah bagi umat sepanjang
zaman. Semoga kita tetap mendapatkan syafaatnya ila yaumil qiyamah.
Berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusun skripsi
sebagai salah satu syarat berjudul: ”Analisis Pelaksanaan Program Tahfidz
Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kefasihan Siswa Pada Kegiatan
Pengembangan Diri di MTs Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati”,
disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1
(S.1) pada Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak pihak-pihak yang terlibat,
baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
memberikan dorongan moril maupun materil kepada peneliti. Dan juga
mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga
penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan. Untuk itu semua, penulis hanya
mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I selaku Ketua STAIN Kudus yang telah
memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
2. Dr. H. Kisbiyanto, S.Ag, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah pada
STAIN Kudus yang telah memberikan bimbingan dan persetujuan tentang
penulisan skripsi.
3. Ahmad Falah, M.Ag selaku Pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4. Hj. Azizah, S.Ag, MM, selaku Kepala Unit Perpustakaan STAIN Kudus
yang telah memberikan izin dan layanan perpustakaan yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen/staf pengajar yang telah memberikan berbagai informasi kepada
penulis.
6. Bapak Drs. Saiful Islam selaku pemimpin MTs Abadiyah beserta seluruh
dewan pengurus yang telah memberikan izin dan layanan data-data yang
yang diperlukan oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini.
7. Ayahanda dan Ibunda, kakak-kakakku, dan adikku, yang selalu
menyayangi dan mengasihiku serta sabar dan ikhlas dalam mendidikku dan
memberi dukungan material maupun spriritual yang selalu ingin aku
menjadi yang terbaik, kalian adalah motivasi dalam hidup ini.
8. Untuk Zulfa Rahmawati, yang selalu menyemangati serta selalu memberiku
yang terbaik untukku.
9. Seluruh sahabatku, terutama teman-teman KKN yang telah memberikan
kenangan selama ini. Tiada sesuatu yang indah di dunia selain jalinan
persaudaraan.
Semoga amal baik beliau tersebut di atas dan juga semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda
di sisi Allah SWT. Amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca
pada umumnya.
Penulis,
Muhammad Zainuddin
NIM: 111228
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………....................................... i
HALAMAN MOTO………………………………………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………... vi
HALAMAN ABSTRAK...................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………................... .. 1
B. Fokus Penelitian…………………………………............................... 5
C. Rumusan Masalah……………………………….............................. .. 5
D. Tujuan Penelitian………………………………….…........................ 6
E. ManfaatPenelitian…………………………………………................ 6
A. Deskripsi Pustaka…….....……………………………………............ 8
1. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an……………................... 8
a. Pengertian pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an………... . 8
b. Hukum menghafal Al-Qur’an………………………............. 10
c. Keutamaan dan faedah menghafal Al-Qur’an……………... . 11
d. Strategi menghafal Al-Qur’an…………………………….... 15
x
e. Syarat menghafal Al-Qur’an………………………............. . 16
f. Metode menghafal Al-Qur’an……………………..……….. 18
g. Etika orang yang menghafal Al-Qur’an……………..……. . 20
2. Meningkatkan Kefasihan Siswa…………………………..……. 21
a. Pengertian meningkatkan kefasihan siswa……………..….. 21
b. Tingkatan kefasihan…………………………………….…. 22
3. Pengembangan Diri…………………………………................. 25
a. Pengertian pengembangan diri………………………….... . 25
b. Hokum pengembangan diri…………………………….…. 28
c. Manfaat pengembangan diri…………………………….... . 29
B. Penelitian Terdahulu……………………………………….............. 30
C. Kerangka Berfikir………………………………………………..... 31
xi
C. Analisis Data……………………………………………………...... 64
1. Pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan kefasihan
siswa di MTs Abadiyah………………………………………… 64
2. Pelaksanaan program tahfidz pada kegiatan pengembangan
Diri di MTs Abadiyah………………………………………….. 68
3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
tahfidz dalam meningkatkan kefasihan siswa pada kegiatan
pengembangan diri di MTs Abadiyah………………………… . 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………….…………………………………….... 76
B. Saran……………………………………………………....……….. 78
C. Penutup…………………………………………………………....... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan salah satu pedoman umat Islam yang berbeda
dengan kitab suci lainnya, karena di dalamnya terdapat berbagai macam versi
qira’ah (bacaan) dan hanya Al-Qur’an yang telah mendapatkan jaminan
keaslian dan keutuhannya dari Allah SWT. Seperti yang dijelaskan dalam
surat Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:
Dengan jaminan Allah dalam ayat tersebut tidak berarti umat islam
terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya
dari tangan-tangan jahil dan musuh-musuh islam yang berhenti-hentinya
berusaha mengotori dan memalsukan ayat-ayat Al-Qur’an. Makna Al-Qur’an
yang begitu pentingnya dalam memberi pedoman bagi setiap umat manusia
yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang ajaranya begitu
luas serta ditujukan kepada umat manusia dalam prikehidupan yang
bagaimanapun juga. Oleh karenanya sudah selayaknya orang tua
mengajarkan Al-Qur’an pada anak-anak sejak dini, sehingga sejak dini pula
anak-anak dapat menerima doktrin-doktrin Al-Qur’an, dan ketika anak
tumbuh dewasa kelak, mereka mencintai Al-Qur’an, selalu berpegang teguh
dengan cara konsisten melakukan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.2
Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada Al-
Qur’an akan bertambah. Karena Al-Qur’an memiliki pengaruh besar pada
1
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid dan Kode Angka,
Kalim. Banten, 2011. hal. 263
2
Sumiyati, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Cakrawala Institut,
2014, hal. 251
1
2
3
Ibid, hal. 252
4
Atang Abdul Hakim & Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, PT. Remaja Rosda
Karya, Bandung, 1999, hal. 69
5
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 598
3
buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai makhraj dan sifat-sifatnya
sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makhraj al-huruf artinya
membaca huruf-hurufnya sesuai dengan tempat keluarnya seperti
ditenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain.6 Sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 4:
6
Abdul Majid khon, Praktikum Qiro’at (Keanehan Bacaan al-Qur’an Qiraat Ashim dan
Hafash), Amzah, Jakarta, 2011, hal. 41
7
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal 575
8
Abdul Majid khon, Op. Cit, hal. 44
4
9
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Litera Antar Nusa, Bogor, 2006, hal.
265
10
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits (Hadis-hadis Pilihan berikut
Penjelasannya), Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung, 1993, hal. 506
11
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 530
5
B. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini berkenaan dengan pelaksanaan program
tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan kefasihan siswa pada kegiatan
pengembangan diri di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa
permasalahan yang menjadi pokok kajian penelitian ini adalah:
12
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Rineka
Cipta, Jakarta, 1990, hal.146
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan
kefasihan siswa di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan program tahfidz pada kegiatan
pengembangan diri di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan
Gabus Kabupaten Pati.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
program tahfidz dalam meningkatkan kefasihan siswa pada kegiatan
pengembangan diri di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan
Gabus Kabupaten Pati.
E. Manfaat Penelitian
Adanya manfaat penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat
memberi manfaaat bagi para penulis sendiri ataupun pihak-pihak yang terkait,
baik secara teoretis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
A. Deskripsi Pustaka
Untuk memperoleh gambaran yang jelas serta menghindari
kemungkinan berbagai interpretasi dan salah tafsir, maka di bawah ini peneliti
akan menjelaskan pengertian dari rangkaian kata-kata yang terkandung dalam
judul penelitian ini, sebagaimana berikut:
1. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an
a. Pengertian Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an
Pelaksanaan adalah suatu proses, cara, perbuatan melaksanakan
(rancangan, keputusan dan sebagainya).1 Pelaksanaan merupakan suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan stelah
perencanaan sudah dianggap siap.
Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai
evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa pelaksanaan
adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan.2
Menurut beberapa ahli mengartikan kata program sebagai
berikut:3
1. Menurut Sukrisnoprogram adalah kata, ekspresi, atau
pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu
kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk
menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan
menggunakan bahasa pemrograman sehingga dapat
dieksesuksi oleh komputer.
2. Menurut Sunarto, S.KOM program adalah sekumpulan
instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode
skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan
1
http://kamusbahasaindonesia.org/pelaksanaan, dikutip hari kamis, 24 september 2015,
jam 15.35 WIB
2
Nurdin Usman, Kontek Implementasi Berbasis Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal. 70
3
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-program-menurut-beberapa-ahli.htmldikutip
pada hari rabu, 21/10/2015, jam 20.45
8
9
Artinya: “jagalah Al-Qur’an ini, demi jiwa Muhammad yang ada pada
tangan-Nya, ia lebih sangat mudah terlepas dari pada
(terlepasnya) unta dari ikatannya. (Mutafaqun ‘alaih).6
4
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Hidakarya, Jakarta, 1990, hal. 105
5
M. Hafidz Ubaidillah, Ikhtisar Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Pontren As-Syafi’iyah, Pati,
hal. 2
6
Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Darul Hadits Qarirah, Jawa Tengah, 2015, hal.
491
10
7
Muhammad Nor Ichwan, Belajar Al-Qur’an (Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu Al-
Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis), Rasail, Semarang, 2005, hal. 97-98
8
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Bumi Aksara, Jakarta,
2000, hal. 21
9
Gus Arifn & Suhendri Abu Faqih, Al-Qur’an Sang Mahqota Cahaya Ajak dan Ajari
Anak-Anak Kita Mencintai, Membaca, dan Menghafal Al-Qur’an, Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2010, hal. 86
11
) البخاري
اصطََفْي نَا ِم ْن ِعبَ ِاد ََن ل َف ِمْن مه ْم ظَ ِاِلٌ لِنَ ْف ِس ِه َوِمْن مه ْم ِ
ْ اب الَّذيْ َن
ِ
َ َمُثَّ اَْوَرثْنَاالْكت
ِ ِ ِ ص ٌد وِمْن هم سابِق ِِب ْْلي ر
ض مل الْ َكبِْي مر َ ات ِِبِ ْذ ِن هللا َذل
ْ ك مه َو الْ َف َ َْ ٌ َ ْ ُّم ْقتَ َ م
ِ
10
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 24
11
Imam An-Nawawi, Op, Cit, hal. 488
12
12
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal 439
13
Gus Arifn & Suhendri Abu Faqih, Op. Cit, hal. 68
14
Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Assuyuti, Jami’us Shoghir, Al-Hidayah,
Surabaya, hal. 95
15
Abi Zakaria yahya bin Syarifuddin An-Nawawi Assyafi’i, Tibyan Fi Adabi Khamalatil
Qur’ani, Al-Haramain, hal. 16
13
16
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 35-40
17
Abi Zakaria yahya bin Syarifuddin An-Nawawi Assyafi’i,Op, Cit, hal. 14
18
Imam An-Nawawi, Op, Cit,hal. 498
14
19
Ibid, hal. 490
15
ٍ ِِ
ٍ ْ ِان َعرٍِب ُّمب
)195( ْي ِِ ِ ِ ِعلَى قَ ْلب
َ ) بل َس194( ك لتَ مك ْو من م َن الْ ممْنذريْ َن
َ َ
20
Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Assuyuti, Op. Cit, hal. 96
21
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 35-40
22
Ibid, hal. 62-72
16
23
Wiwi Alawiyah Wahid,Cara Cepat Bisa Menghafal al-Qur’an, Diva Press, Jogjakarta,
2014, hal. 28-41
17
َ َِوَم ْن اََر َاد ْاْلَ ِخَرَة َو َس َعى ََلَا َس ْعيَ َها َومه َو مم ْؤِم ٌن فَأ ْمولئ
ك َكا َن
24
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal 285
25
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 48
18
Hafalan itu tentu saja tidak bisa dikelola di dalam memori lalu
diungkapkan dengan redaksi berbeda. Belum lagi masalah kesamaan
dan kemiripan sejumlah ayat tertentu di berbagai tempat berbeda. Ada
sejumlah ayat yang berulang pada surah yang sama ataupun berbeda.
Demikian juga sejumlah ayat yang mirip, misalnya pangkal ayat
berbeda tetapi ujungnya sama ataupun sebaliknya. Kondisi seperti ini
sangat memungkinkan kesalahan dalam menyambung ayat berikutnya,
sehingga diperlukan berbagai cara dan metode untuk menghindari
kesalahan. Dengan memahami metode menghafal Al-Qur’an yang
efektif, pasti kekurangan-kekurangan yang ada akan bisa diatasi. Ada
beberapa metode menghafal Al-Qur’an yang sering dilakukan oleh
para penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut:26
1. Metode Wahdah, Yang dimaksud metode ini, yaitu
menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak
dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat dapat
dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih,
sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam
bayangannya.
2. Metode Kitabah, Kitabah artinya menulis. Metode ini
memberikan alternatif lain dari pada metode yang pertama.
Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat
yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah
disediakan untuk dihafal. Kemudian ayat tersebut dibaca
sampai lancar dan benar, kemudian dihafalkannya.
3. Metode Sima’i, Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud
metode ini adalah mendengarkan sesuatu bacaan untuk
26
Ibid, hal. 63-66
19
Sa’dullah, S. Q., 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, Gema Insani, Jakarta, 2008, hal.
27
52-54
20
ُّج ْوِم ِ ِ
َوم َن الَّْي ِل فَ َسبِ ْحهم َوا ْدبََر الن م
28
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 93-96
29
Muhammad Makhdlori, Keajaiban Membaca Al-Qur’an, Diva Press, Jogjakarta, 2007,
hal. 112
21
dengan terang, fasih, petah lidah.32 Fasih berarti lancar, bersih dan baik
lafalnya (tata berbahasa, bercakap-cakap, mengaji, dan sebagainya)
sedangkan kefasihan berarti perihal fasih (dalam berbahasa, berbicara).
Kefasihan merupakan pengucapan yang jelas dengan menggunakan
tatacara yang benar maupun trampil. Aspek ini melibatkan aspek-aspek
berfikir seperti mengingat, memeahami, membedakan, menemukan,
membandingkan dan menganalisis yang pada akhirnya menerapkan
apa-apa yang terkandung dalam bacaan.
Dalam meningkatkan kefasihan siswa dalam membaca Al-
Qur’an perlu adanya program tarjet Tahsin Tilawah (upaya
memperbaiki dan membaguskan bacaan Al-Qur’an). Maka perlu di
pahami tarjet atau sasaran Tahsin yang harus dicapai adalah:33
30
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 526
31
http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan/miripKamusBahasaIndonesia.orgdikuti
p pada hari, Senin, 29/09/2015, jam 12:17
32
Mahmud Yunus, Op, Cit, hal. 317
33
H. Ahmad Annuri, Panduan Tahsin, Tilawah Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid, Pustaka Al-
Kautsar, Jakarta Timur, 2010, hal. 6
22
b. Tingkatan Kefasihan
1. At-Tahqiq )(التحقيق
ِ
ُ َو ُه َوِمثْ ُل الت َّْرت ْي ِل إِّلَّ أَنَّهُ أَ ْكثَ ُرِم ْنهُ اط ِْم ْئ نَ نً َاو ُه َوال َْمأ
ْخ ْوذُبِه ِِف َم َق ِام
َّع ِل ْي ِم
ْ الت
“Bacaan seperti tartil tetapi lebih tenang dan perlahan-
lahan, cara seperti ini lazim digunakan untuk mengajar
Al-Qur’an dengan sempurna”
34
Ibid, hal. 29-30
23
35
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 363
24
36
Manna Khalil al-Qattan, Op. Cit, hal. 266-267
37
Ibid, hal. 267
38
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 32-34
39
Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Assuyuti, Op, Cit, hal. 50
25
الرِجْي ِم ِ َفَاِ َذا قَرأْت الْ مقرءا َن فَاستَعِ ْذ ِِبهللِ ِمن الشَّيط
َّ ان ْ َ ْ َْ َ َ
Artinya: “apabila kamu membaca alqur’an hendaknya
kamu minta perlindungan kepada Allah dari
syetan yang terkutuk. (QS. An-Nahl: 98).40
6. Membaca basmalah disetiap permulaan surah,kecuali
permulaan surat at-taubah.
7. Membaca dengan tartil.
8. Tadabur / memikir terhadap ayat-ayat yang dibacanya.
9. Membacanya dengan jahr, karena membacanya dengan jahr
yakni dengan suara keras lebih utama. Seperti sabda
Rasulllah SAW.:
َن ََْي َه ُر بِ ِه
ِ ت ي تَ غَ ََّّن ِِبلْ ُقرأ
ِ َّ َِّب حس ِن ِ ِ َ َِما أ َِذ َن هللاُ ل
ْ َ الص ْو َ َ ٍّ ِش ْي ٍئ َما أَذ َن لن
)(متفق عليه
Artinya: “Allah tidak pernah mendengarkan sesuatu seperti
mendengarkan Nabi yang indah suaranya
melantunkan Al-Qur’an dan megeraskannya.
(Mutafaqun ‘alaih).41
10. Membaguskan bacaannya dengan lagu yang merdu.
3. Pengembangan Diri
a. Pengertian Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.
40
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 279
41
Imam An-Nawawi, Op. Cit, hal. 491
26
42
Lisya Chairani & M.A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an Peranan
Regulasi Diri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hal. 15
43
http://ariska67.blogspot.co.id/2012/02/beberapa-pengertian-pengembangan-diri.html
dikutip hari rabu, 21/10/2015, jam 20.45 WIB
27
44
K.H. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Jawa
Barat, 2012, hal. 100
45
Ibid, hal. 101
46
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 25
47
Ibid, hal. 25
28
48
Ibid, hal. 590
49
Mohammad Ali & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 16
50
Lisya Chairani & M.A. Subandi,Op. Cit, hal. 22-24
29
51
http://ariska67.blogspot.co.id/2012/02/manfaat-pengembangan-diri.html dikutip hari
rabu, 21/10/2015,jam 21.25 WIB
30
B. Penelitian Terdahulu
Pada dasarnya suatu peneliti tidak beranjak dari secara murni, akan
tetapi telah ada acuan yang mendasari atas penelitian sejenis. Oleh karena itu
perlu menegenali penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang peneliti lakukan.
1. Skripsi karya Mardiyah tahun 2008 dengan judul “Pengaruh Peran Guru
yang Sudah Ditashih dalam Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Metode
Qiro’ati Terhadap Kefasihan Anak dalam Membaca Al-Qur’an di TPQ Al-
Mustaqim Bungu Mayong Jepara Tahun Ajaran 2008/2009”. Isi dari
skripsi ini adalah peran guru yang sudah ditashih dalam lembaga
pendidikan Al-Qur’an metode Qira’ati adalah tergolong baik, karena
cukup berpengaruh tinggi terhadap tingkat kefasihan anak dalam membaca
Al-Qur’an.52
2. Skripsi karya Ani Rosida tahun 2006 dengan judul “Pengaruh
Pembelajaran Tajwid Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an di
Madrasah Tanwirul Miqbas Pragu Sulang Rembang Tahun Ajaran
2006/2007”. Isi dari skripsi ini adalahtingkat pembelajaran Tajwid
tergolong baik karena termasuk dalam kategori interval yaitu antara 30-34
dengan nilai rata-rata sekitar 30,869. Juga terdapat hubungan yang positif
antara pembelajaran Tajwid terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an.53
3. Skripsi karya Ulin Nafi’ahtahun 2010 dengan judul “Kefasihan Membaca
dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa yang sekolah dengan
yang Tidak Sekolah TPQ Kelas III di MI NU Miftahul Huda 1 Lau Dawe
52
Jurusan Tarbiyah, Mardiyah, Pengaruh Peran Guru yang Sudah Ditashih dalam
Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiro’ati Terhadap Kefasihan Anak dalam Membaca Al-
Qur’an di TPQ Al-Mustaqim Bungu Mayong Jepara Tahun Ajaran 2008/2009, 2008
53
Jurusan Tarbiyah, Ani Rosida, Pengaruh Pembelajaran Tajwid Terhadap Kemampuan
Membaca Al-Qur’an di Madrasah Tanwirul Miqbas Pragu Sulang Rembang Tahun Ajaran
2006/2007, 2006
31
Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010”. Isi dari skripsi ini adalahsiswa yang
sekolah di TPQ mendapatkan tambahan ilmu terutama mengenai cara
membaca Al-Qur’an yang lebih fasih dan juga sering belajar. Sedangkan
siswa yang tidak sekolah TPQ hanya mengandalkan proses pembelajaran
di MI saja tanpa adanya keinginan untuk meningkatkan kefasihan
membaca.
Dari acuan ketiga penilitian tersebut ada perbedaan yang akan di kaji,
yaitu dari segi program di Madrasah yang tidak ada di Madrasah lain, maupun
pencapaian dalam pengembangan diri siswa untuk menghafal Al-Qur’an
dengan baik dan fasih. Peningkatan program-program Madrasah untuk
membangun citra yang baik, sehingga Madrasah mampu menumbuhkan kesan
yang positif pada Masyarakat.
C. Kerangka Berfikir
Proses membaca Al-Qur’an yang fasih dan tartil perlu adanya
pembelajaran terlebih dahulu, dalam membaca Al-Qur’an perlu diperhatikan
kaidah-kaidah dalam membacanya juga makhorijul hurufnya agar
membacanya tidak keliru dan membuat dosa pada diri kita sendiri.
Proses membaca Al-qur’an merupakan proses awal dalam memahami
kandunagn ilmu-ilmu Al-Qur’an. Para pembaca disamping mengetahui
kandungan-kandungan Al-Qur’an terlebih dahulu ia juga harus mempelajari
kaidah ilmu tajwid, supaya mencapai tingkat kefasihan dalam membaca Al-
Qur’an. Adanya kaidah-kaidah tersebut adalah untuk mendapatkan kefasihan
yang tinngi atau sempurna.
Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk giat membaca, mempelajari,
dan mengamalkan Al-Qur’an. Di sisi lain hendaknya diusahakan untuk
menghatamkan Al-Qur’an sekaligus memperbaiki bacaannya dan juga
memelihara kemurniannya. Salah satu memeliharanya adalah dengan
menghafalkannya, karena menghafalkan Al-Qur’an merupakan pekerjaan
yang sangat mulia dihadapan manusia dan dihadapan Allah SWT. Hafalan
yang mampu memahami pengertian dan kesanggupan menjelaskan dan
32
GURU TAHFIDZ
PROGRAM PENGEMBANGAN
TAHFIDZ DIRI
Penjelasan : guru tahfidz sebagai subyek dan salah satu pelaku utama
dalam suatu pembelajaran menerapkan progam tahfidz. Di dalam program
tahfidz tersebut terdapat langkah-langkah pembelajaran tahfidz, metode
pembelajaran tahfidz, faktor penghambat dan pendukung pembelajaran tahfidz
yang dilakukan sebagai bahan pengembangan diri siswa. Setelah menerapkan
program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kefasihan membaca Al-
Quran siswa dan menjadi inti dari pengembangan diri siswa di MTs. Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati.
BAB III
METODE PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Alfabeta, Bandung, 2013, hal. 6
2
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hal. 32
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2009, hal. 4
34
35
B. Sumber Data
1. Data Primer
Yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data (peneliti).4 Data yang dimaksud disini adalah dari wawancara dengan
informan, yaitu kepala sekolah, guru, pengasuh pondok, pengurus pondok,
dan siswa di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
2. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data (peneliti), misalnya lewat orang lain dan lewat dokumen.
Data sekunder ini bersifat penunjang dan melengkapi data primer,5 dalam
hal ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini,
buku, dan beberapa kitab, seperti kitab Tajwid.
C. Lokasi Penelitian
4
Sugiyono, Op. Cit, hal. 308
5
Ibid hal. 309
36
1. Tehnik kepustakaan yakni mengkaji buku atau literatur yang sesuai dengan
tema penelitian.
2. Tehnik observasi yakni pengamatan, penelitian belajar tentang perilaku,
dan makna dari perilaku tersebut. Adapun observasi yang dilakukan
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini,
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.6
3. Tehnik wawancara (interview), wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikotruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian
ini data tersebut digunakan sebagai media pokok untuk mendapatkan data
primer dari kepala sekolah, guru, pengasuh pondok, pengurus pondok, dan
siswa. Interview yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
interview berstruktur yang dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan
dengan maksud dapat mengontrol dan mengatur berbagai dimensi
wawancara itu antara lain pertanyaan yang diajukan telah ditentukan
demikian lingkup masalah, sehingga benar-benar dibatasi.7 Melalui
wawancara ini diharapkan mendapatkan data atau informasi seputar
penerapan pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an dalam meningkatkan
kefasihan siswa pada kegiatan pengembangan diri.
4. Tehnik dokumentasi, yakni mengumpulkan data-data tertulis. Tehnik ini
untuk mendapatkan data dengan cara penelusuran terhadap data-data
verbal, yang berupa buku absensi siswa, perpustakaan, program kerja
sekolah maupun data lain yang berkaitan dengan penelitian. Dari asal
6
Ibid hal. 310
7
Nasution, Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hal. 117
37
1. Perpanjangan Pengamatan
Peneliti terjun langsung ke lapangan penelitian dan ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan subyek penelitian. Perpanjangan pengamatan
tersebut penulis lakukan dengan maksud mengetahui secara mendalam
kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan
semakin terbentuk raport, semakin akrab, semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila
telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di
mana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
2. Triangulasi
Dalam pengumpulan data, triangulasi dapat diartikan dengan
pengecekan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2002, hal. 135
9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2008, hal. 121
38
13
Sugiyono, Op. Cit, hal. 342
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab empat ini, merupakan hasil akhir dalam penentuan penelitian,
sehingga dapat kita peroleh pemahaman tentang kajian pustaka dengan realita data
yang diperoleh. Hal ini menjadi penting sekali bahwa suatu penelitian harus dapat
menguraikan apa adanya yang telah disimpulkan meskipun antara realita data
dengan kajian pustaka tidak sesuai. Ini menjadi catatan bahwa terkadang realita
data ini menyesuaikan dengan keadaan yang berlangsung, walaupun diinginkan
akan idealnya data tersebut.
A. Gambaran Umum MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati
1. Sejarah berdirinya MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Abadiyah Kuryokalangan, Gabus
Pati adalah bagian dari pendidikan umum yang dikelola oleh Yayasan
Abadiyah Kuryokalangan (YAK) Desa Kuryokalangan, Kec. Gabus, Kab.
Pati. YAK sendiri merupakan perpindahan nama dari Yayasan Pendidikan
Islam Abadiyah (YPIA) periode 1983-2006 dan Badan Pelaksana
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (BPPMNU) periode 2006-2008.
MTs Abadiyah berdiri pada tanggal 20 Agustus 1983. Sejak tahun 1983
MTs Abadiyah menggunakan kurikulum salaf (75% Ilmu-Ilmu Agama
dan 25% Ilmu-Ilmu Umum).
Proses penerimaan siswa di MTs Abadiyah pada periode awal
tidak dibatasi oleh usia calon peserta didik yang hendak mengikuti
kegiatan pembelajaran di MTs Abadiyah. Jumlah siswa periode awal
mampu mencapai 196 siswa, meskipun pada masa tersebut MTs
Abadiyah belum mempunyai gedung sendiri. Sesuai dengan kondisi
tersebut, para kyai dan pemuka agama bermaksud mendirikan gedung
tempat pelaksanaan pembelajaran sendiri. Hal tersebut mendapat respon
positif dari masyarakat, sehingga penyelenggaraan pendidikan di MTs
Abadiyah bias representatif dan memadai.
40
41
1
Data Dokumen Sejarah berdirinya Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati, Dikutip pada
tanggal 16 Januari 2016
2
Data Dokumen Letak Geografis MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati, Dikutip
pada tanggal 16 Januari 2016
43
b. Identitas Kepala
Nama : Drs. Saiful Islam
NIP : -
Pangkat Golongan : -
Jabatan : Kepala MTs. Abadiyah Kuryokalangan
Gabus Pati
Alamat Rumah : Ds. Sambirejo Kec. Gabus Kab. Pati Jawa
Tengah.4
3
Data Dokumen Identitas MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati, Dikutip pada
tanggal 16 Januari 2016
4
Hasil Wawancara langsung dengan kepala MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati
Pada tanggal 16 Januari 2016
44
5
Data Dokumen Visi Dan Misi MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati, Dikutip
pada tanggal 16 Januari 2016
45
6
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Imam Ali Gufron selaku Waka Kurikulum
MTs. Abdiyah Pada Tanggal 16 Januari 2016
46
20 Tafsir 2 2 2
21 Hadist 1 1 1
22 Fiqih 2 2 2
23 Faroidh - - 2
24 Nahwu 2 2 2
25 Shorof 2 2 -
26 Aswaja 1 1 1
Jumlah Jam Pelajaran 54 54 52
SISWA
7
Data Dokumen Struktur Organisasi MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati,
Dikutip pada tanggal 16 Januari 2016
47
Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Intruksi
04 Oktober
1 Drs.Saiful Islam L Pati S1 Guru/Kamad
1967
08 Agustus Guru/Waka
2 Aly Marhum L Pati SLTA
1956 Kesiswaan
Guru/Waka
6 Moh Rubai L Pati 05 Juli 1963 SLTA
Humas
09 Februari
7 Ali Badruddin L Pati SLTA Guru
1967
H. Muhamad Nur
8 L Pati 03 Januari 1971 S1 Guru
Kholis, S.Pd.I
8
Data Dokumen Data Guru Dan Karyawan MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati,
Dikutip pada tanggal 16 Januari 2016
49
Hayyin
12 L Pati 26 Januari 1976 S1 Guru
Nu`man.,S.H.
07 Agustus
14 Mahmudi,S.Pd.I L Pati S1 Guru
1975
01 Agustus
17 Kastomo,S.Pd L Pati S1 Guru
1982
11 Agustus
18 Ngatini,S.Pd P Pati S1 Guru
1968
Wahju 08 Agustus
19 P Pati S1 Guru
Prasetyastanti,S.Hut 1977
Irham 11 September
20 L Pati S1 Guru
Syaifuddin.,S.Pd.I 1984
Ulfatin 28 Oktober
21 P Pati S1 Guru
Khoiriyah.,S.Pd. 1986
Rofi'atush
22 P Pati 08 Juli 1984 S1 Guru
Sholihah, S.Si
50
Umi Guru/Ka.
25 P Pati 04 Maret 1984 S1
Muryani,S.Pd.I Perpustakaan
A. Choiril 09 September
26 L Rembang S1 Guru
Anwar,S.Pd. 1985
12 Agustus
27 Agus Salim,S.Ag L Pati S1 Guru
1972
Sulton Agung,
30 L Pati 03 Mei 1966 S1 Guru
S.Pd.
Ihwan Nurrozi,
33 L Pati 23 Mei 1990 S1 Guru
S.Pd
09 Agustus
35 Andif Prasetyo L Pati SLTA Guru
1991
51
Anik Setyowati, S.
39 P Pati 13 Juli 1992 S1 Guru
Pd
Keterangan
No Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS diperbantukan tetap 1
2 Guru tetap Yayasan 36
3 Guru Honorer -
4 Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 Tata Usaha 4
2 Pustakawan 1
3 Laboran 1
4 Penjaga 2
Jumlah Siswa
No Kelas
L P Jumlah
1. VII A 6 21 27
2. VII B 14 24 38
3. VII C 20 20 40
4. VII D 24 16 40
5. VII E 27 15 42
6. VII F 21 18 39
7. VIII A 6 33 39
8. VIII B 20 21 41
9. VIII C 17 24 41
10. VIII D 20 18 38
11. VIII E 22 18 40
12. VIII F 22 17 39
13. IX A 12 27 39
14. IX B 15 23 38
15. IX C 22 15 37
16. IX D 20 15 35
17. IX E 21 13 34
18. IX F 21 17 38
Jumlah 330 355 685
9
Dokumen Data Siswa MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati, Dikutip pada
tanggal 16 Januari 2016
53
10
Data Dokumen Sarana Prasarana MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati,
Dikutip pada tanggal 16 Januari 2016
54
10 R. Guru 1 - 1 1 - -
11 R. Tata Usaha 1 1 - - - -
12 R. Konseling 1 1 - - - -
13 Tempat ibadah 2 2 - - - -
14 R. UKS 1 - 1 1 - -
15 Jamban 4 2 2 1 1
16 Gudang 2 1 1 1
17 R. Sirkulasi - - - - - -
18 Tempat Olah Raga 1 1 - - - -
R. Organisasi
19 1 1 - - - -
Kesiswaan
20 R. Lainnya - - - - - -
B. Penyajian Data
1. Pelaksanaan Program Tahfidz dalam Meningkatkan Kefasihan Siswa
di MTs Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati
Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Dalam
program pendidikan Islam unsur-unsur yang harus diperhatikan diantaranya
adalah: kurikulum, materi dan metode dalam proses belajar mengajar.
Ketiga unsur tersebut masuk dalam komponen pendidikan yang sangat
mempengaruhi dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan karena
ketiganya sangat urgent dalam mempengaruhi pendidikan.
Ketika pendidikan menjadi maju dan berkembang maka yang perlu
diperhatikan adalah ketiga hal tersebut. Karena kurikulum adalah
seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang hendak diinginkan. Materi
adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan di sebuah lembaga pendidikan
55
sesuai dengan target yang ditentukan, materi ini harus disesuaikan dengan
materi lokal dan nasional sehingga dalam penyajiannya tidak hanya
monoton materi lokal saja. Sedangkan metode mengajar adalah salah satu
cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai
tujuan pengajaran.
Penerapan program tahfidz ini, merupakan suatu aplikasi atau
kegiatan yang menyangkut pembinaan siswa ataupun pengembangan diri
siswa. Program ini mengajarkan mengenai tata cara menghafal supaya siswa
lebih banyak mengetahuinya, lebih memahami, berfikir objektif, serta
terampil dalam menghafalkan Al-Qur’an, misalnya terampil membaca,
melafalkan, menghafal dan lain-lain.
Menghafalkan Al-Qur’an merupakan proses yang rumit dan
membutuhkan konsentrasi yang mendalam, sehingga hafalan al-Qur’an
berbeda dengan menghafal materi pelajaran yang dapat dihafalkan dalam
jangka waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu, program hafalan Al-
Qur’an di MTs Abadiyah dilakukan dengan mengadakan kelas tahfidz.
Hasil wawancara dengan bapak Saiful Islam selaku kepala sekolah
menjelaskan tentang pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan
kefasihan siswa, sebagai berikut:
” Untuk pelaksanaannya kita membuat jam khusus agar anak lebih
focus dalam menghafalkan al-qur’an, yaitu jam pertama dan kedua. Karena
apa kok di taruh pada esok hari, karena pada esok hari anak masih dalam
keadaan fresh. Jadi mereka mudah untuk focus.”11
11
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Saiful Islam selaku Kepala Sekolah MTs.
Abdiyah Pada Tanggal 16 Januari 2016
56
Selain itu, untuk mencapai hafalan yang baik dan tartil ada metode
yang di gunakan oleh pengasuh, yaitu:
“Dalam setoran hafalan dilakukan secara bergantian, karena
metode yang digunakan yaitu metode face to face untuk mengetahui santri-
santri dalam menghafal makhroj (olah vocal).”14
12
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Imam Ali Gufron selaku Waka Kurikulum
MTs. Abdiyah Pada Tanggal 14 Januari 2016
13
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Irham Syaifuddin selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Bahrul Ulum, Pada Tanggal 18 Januari 2016
14
Ibid, Pada Tanggal 18 Januari 2016
15
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Irham Syaifuddin selaku guru pengampu
Tahfidz di MTs Abadiyah Pada Tanggal 17 Januari 2016
57
16
Hasil Wawancara peneliti dengan Erlina Nur Safa’ah siswa Kelas VII, Pada Tanggal 18
Januari 2016
17
Hasil Wawancara peneliti dengan Nurul Latifatus Sa’adah siswi Kelas VII, Pada
Tanggal 18 Januari 2016
58
18
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Saiful Islam selaku Kepala Sekolah MTs
Abadiyah, pada tanggal 16 Januari 2016
59
19
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Imam Ali Ghufron selaku Waka Kurikulum
MTs Abadiyah, pada tanggal 14 Januari 2016
20
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Irham Syaifuddin selaku Guru Tahfidz MTs
Abadiyah, pada tanggal 17 Januari 2016
21
Hasil Wawancara peneliti dengan Nurul Latifatus Sa’adah siswi Kelas VII, Pada
Tanggal 18 Januari 2016
60
22
Hasil Wawancara peneliti dengan Hadlroh Nur Muazzaroh santriwati pondok pesantren
Bahrul Ulum, Pada Tanggal 18 Januari 2016
61
23
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Saiful Islam selaku Kepala Sekolah MTs
Abadiyah, pada tanggal 16 Januari 2016
24
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Imam Ali Gufron selaku Waka Kurikulum
MTs. Abdiyah Pada Tanggal 14 Januari 2016
62
25
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Irham Syaifuddin selaku Guru Tahfidz MTs
Abadiyah Pada Tanggal 17 Januari 2016
26
Hasil Wawancara peneliti dengan Erlina Nur Safa’ah siswi Kelas VII, Pada tanggal 18
Januari 2016
63
27
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Saiful Islam selaku Kepala Sekolah MTs
Abadiyah, pada tanggal 16 Januari 2016
28
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Imam Ali Gufron selaku Waka Kurikulum
MTs. Abdiyah Pada Tanggal 14 Januari 2016
29
Hasil Wawancara peneliti dengan Bapak Irham Syaifuddin selaku Guru Tahfidz MTs
Abadiyah Pada Tanggal 17 Januari 2016
30
Hasil Wawancara peneliti dengan Nurul Latifatus Sa’adah siswi kelas VII, Pada
tanggal 18 Januari 2016
64
orang tua, guru, maupun pondok sekitar. Kegiatan yang berpengaruh dalam
ingatan ini sangatlah berat jika dipaksakan tidak sesuai dengan kecerdasan
anak. Program seperti ini mebutuhkan dukungan penuh dari orang tua, guru,
pondok dan masyarakat sekitar. Dengan dukungan itu semua siswa akan
termotivasi lebih giat belajar untuk fasih dalam melafalkan hafalannya dan
berkembang.
Penghambat yang menjadikan program tahfidz ini terkadang
menurun tidak lain dari lingkungan sosial. Peran orang tua yang tidak
singkron dengan anaknya menjadikan pengaruh terhambatnya pelaksanaan
kegiatan. Banyaknya tugas, kedaan perasaan, maupun faktor lingkungan
menjadikan anak terhambat hafalannya sampai mereka bingung mengatur
waktu dan menghambatnya untuk berkembang.
C. Analisis Data
1. Pelaksanaan Program Tahfidz dalam Meningkatkan Kefasihan Siswa
di MTs Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati
Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi
antara guru dan siswa. Di antara keduanya terdapat hubungan atau
komunikasi interaksi. Keduanya menunjukkan aktivitas yang seimbang
hanya berbeda peranannya saja. Proses pengajaran itu berlangsung dalam
situasi pengajaran, di mana di dalamnya terdapat komponen-komponen atau
faktor-faktor, yakni: tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang
mengajar, metode mengajar, alat bantu mengajar, penilaian dan situasi
pengajaran.
Hasil data penelitian wawancara dengan bapak Saiful Islam
menjelaskan program tahfidz dalam meningkatkan kefasihan yaitu:
mengadakannya jam khusus di pagi hari selama 2 jam pelajaran. Adanya
jam khusus menjadikan siswa akan lebih fokus dalam mencapai kefasihan
siswa.
Sedangkan hasil data penelitian melalui wawancara dengan bapak
Imam Ali Gufron menjelaskan bahwa seorang guru harus memiliki prinsip
65
secara bergantian, karena metode yang digunakan yaitu metode face to face
untuk mengetahui santri-santri dalam menghafal makhroj (olah vocal).
Dalam meningkatkan kefasihan seorang siswa pun memiliki cara
tersendiri seperti yang di lakukan Erlina Nur Safa’ah yaitu dengan membaca
dengan mengeluarkan suara dulu, dan diulang-ulang kepada orang yang
fasih dalam melafalkan al-qur’an, dibacanya dengan pela-pelan dan jangan
cepet-cepet. Lebih baik lagi secara tartil dan tajwidnya juga pas. Selalu
nderes terus biar tambah lancar, fasih, dan tidak lupa. Selain Erlina juga ada
siswa yang mempunyai cara tersendiri dalam meningkatkan kefasihannya,
yaitu Nurul Latifatus Sa’adah yang dilakukannya dengan cara membaca
terus, belajar tentang tajwid agar tambah tahu mahrojnya dan mengenal
hokum-hukum bacaan tajwid.
Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal, ia
terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaannya. Sebagian besar
ulama’ bahkan tidak memperkenankan anak didik yang diampunya untuk
menghafal al-qur’an sebelum terlebih dahulu ia menghatamkan al-qur’an
bin nadzar (dengan membaca) ini dimaksutkan agar calon penghafal benar-
benar lurus dan lancar membacanya, serta fasih (ringan lisannya) untuk
mengucaokan fonetik arab. Dalam hal ini, seorang yang hendak menghafal
menghafal al-qur’an terlebih dahulu untuk melakukan hal berikut:31
a. Meluruskan bacaannya sesuai kaidah-kaidah ilmu tajwid.
b. Memperlancar bacaannya.
c. Membiasakan lisan dengan fonetik arab.
d. Memahami bahasa dan tata bahasa arab.
Untuk mencapai kefasihan dalam mengucapkan lafadz Al-Qur’an
siswa wajib mengetahui hokum bacaan yang dalam ilmu tajwid. Selain itu
juga wajib untuk mengetahui mahroj ( tempat keluarnya huruf). Adapun
31
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Bumi Aksara, Jakarta,
2000 , hal. 54-55
67
tempat keluarnya huruf menurut Syaih Sa’idz bin Sa’idz Fabham dalam
kitabnya Syifaul Janan yaitu: 32
1. Huruf م- ب- وyang keluar dari antaranya dua bibir.
2. Huruf فyang keluar dari antaranya lapisan hidung dengan gigi yang
depan.
3. Huruf كyang keluar dari pangkal lidah.
4. Huruf قyang keluar dari pangkal lidah yang bawah.
5. Huruf ضyang keluar dari salah satu tepi ilat yang kanan maupun kiri
serta gigi rahang yang atas.
6. Huruf ل – ن – رyang keluar dari antara keduanya tepi lidah kanan dan
kiri serta semua gigi rahang yang depan.
7. Huruf ج – ش – يyang keluar dari antara tengah-tengahnya lidah dan
cetok yang atas (langit-langit).
8. Huruf ط – د – تyang keluar dari antara ujung lidah dan dua gigi taring
yang atas yang depan.
9. Huruf ظ – ذ – ثyang keluar dari antara ujung lidah serta ujung gigi
depan yang atas dan terbuka.
10. Huruf ص – ز – سyang keluar dari antara ujung lidah serta ujung gigi
depan yang atas dan bawah.
11. Huruf خ – غyang keluar dari ujung tenggorokan.
12. Huruf ح – عyang keluar dari tengah-tengah tenggorokan.
13. Huruf ه – ءyang keluar dari pangkal tenggorokan yang dekat dengan
dada.
Dari bahasan mengenai pelaksanaan program tahfidz dalam
meningkatkan kefasihan, kita bisa mencatat bagaimana masing-masing
pendapat berkaitan dengan proses pembelajaran internal.
32
Syaih Sa’idz bin Sa’idz Fabham, Syifaul Janan, Almaktabatul ‘Asriyah, Surabaya, hal.
29
33
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 58
68
sebuah tugas mulia, membuat siswanya selalu percaya diri yang seimbang
dengan prestasinya, menciptakan kesadaran pada siswa bahwa perjalanan
mencapai kompetensi masih panjang dan membuat mereka terus berusaha
menambah pengalaman keilmuannya, pandai terhadap evaluasi yang
diberikan siswanya mendengarkan pernyataan-pernyataan siswanya.
Pelaksanaan program tahfidz pada pengembangan diri siswa yang
berada di MTs Abadiyah pihak sekolah mempunyai strategi agar siswanya
bisa mengembangkan dirinya dalam menghafal al-qur’an. Seperti hasil data
penjelasan bapak Saiful Islam yaitu memberikan beasiswa kepada siswa
yang hafal 5 juz dalam 1 tahun agar mereka termotivasi. Pada umumnya
motivasi terbesar anak itu didasari oleh keyakinan akan adanya jaminan bagi
penghafal al-qur’an bahwa Allah akan menjaga hidupnya. Selain itu juga
mereka termotivasi oleh keutamaan menghafal al-qur’an karena menjadi
penyelamat keluarganya di hari kiamat.
Selain cara pemberian beasiswa juga ada cara lain yang dilakukan
oleh bapak Imam Ali Ghufron yaitu dengan pemangkasan materi muatan
lokal. Cara seperti ini dimaksutkan agar siswa tidak terbebani banyaknya
mata pelajaran yang menjadikan siswa kurang fokus dalam mengembangkan
hafalannya. Sedangkan menurut bapak Irham Syaifuddin pengembangan diri
siswa dipengaruhi oleh bimbingan guru maupun dapatnya motivasi dari
orang-orang disekitarnya. Dan setiap siswa yang mengikuti program ini
tidak diperbolehkannya mengikuti extrakurikuler guna memfokuskan pada
hafalannya dan mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan dirinya.
Dalam studi-studi ilmu pendidikan modern menetapkan bahwa
terdapat sifat-sifat individu yang khusus untuk berperan aktif dalam proses
pencapaian sagala hal. Sifat tersebut yaitu minat, menelaah, dan perhatian.
Ketiga sifat merupakan rangkaian keterkaitan yang saling mendukung antara
satu dengan yang lain. Untuk menumbuhkan minat meghafal al-qur’an
70
34
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal. 42
71
Muazzaroh dengan cara sabar, rajin nderes, minta ijin kepada orang tuanya,
dan berdo’a. Karena do’a orang yang menghafalkan al-qur’an itu memiliki
do’a yang mustajab.
Program tahfidz ini menitik beratkan pada akal pikiran terutama
ingatan. Dengan daya ingat yang kuat siswa akan mudah mengembangkan
dirinya dengan menambah dan memperlancar hafalannya. Dalam diri siswa
terdapat karakter psikologi yang mempengaruhi perkembangan dirinya yaitu
bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan program tahfidz pada
kegiatan pengembangan diri ini, harus meyadari bahwa kerjanya
diperuntukkan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan siswa. Karena siswa
adalah harapan utama yang harus dibantu untuk mewujudkan pelaksanaan
program tahfidz sebagai siswa yang bermartabat.
35
Dimyati mujiyono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka cipta, Jakarta, 1999, hal. 45
74
36
Ahsin W. Al-Hafidz, Op. Cit, hal.58-61
75
2. Tempat menghafal
Situasi dan kondisi suatu tempat ikut mendukung tercapainya program
menghafal al-qur’an. Suasana yang bising, kondisi lingkungan yang tak
sedap dipandang, penerangan yang tidak sempurna dan polusi udara
yang tidak nyaman akan menjadikan kendala berat terciptanya
konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa tempat yang ideal untuk
menghafal itu sebagai berikut:
a. Jauh dari kebisingan
b. Bersih dan suci dari kotoran dan najis
c. Cukup ventilasi untuk terjaminnya pergantian udara
d. Tidak terlalu sempit
e. Cukup penerangan
f. Mempunyai temperatur yang sesuai dengan kebutuhan
g. Tidak memungkinkan timbulnya gangguan-gangguan, yakn jauh dari
telepon, ruang tamu, tempat itu bukan tempat yang biasa untuk
ngobrol.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan tentang skripsi yang berjudul
”Analisis Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kefasihan Siswa Pada Kegiatan Pengembangan Diri di MTs Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan kefasihan siswa di
MTs Abadiyah sudah dapat dikatakan terarah dan menuju langkah yang
lebih baik. Karena adanya jam khusus untuk melaksanakan kegiatan
tersebut, selain itu juga guru pengampu ditekankan untuk bisa
membimbing siswanya dengan teliti waspada dan tegas. Dalam proses
mengajarnya mengunakan beberapa cara seperti talaqqi (belajar secara
langsung kepada guru) dan musyafahah (berhadap-hadapan). Cara seperti
ini akan menjadikan siswa untuk lebih hati-hati atau teliti dalam
menyetorkan hafalannya agar tetap lancar dan fasih. Apalagi adanya
kerjasama dengan pondok memudahkan siswa terkontrol, sedangkan
pondok mempunyai kerjasama pun mempunyai cara yang hampir sama
yang ada di sekolahan yaitu dengan metode face to face. Metode ini
dimaksudkan untuk megetahui tingkat kefasihan santri dalam melafalkan
Al-Qur’an. Karena sebelum mereka menginjak untuk menghafalkan Al-
Qur’an, mereka terlebih dahulu melancarkan bacaannya sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid. Adapun dalam meningkatkan kefasihan, siswa juga
tidak jauh dari yang namanya hambatan. Namun, mereka mempunyai
cara tersendiri untuk menghadapi hambatan tersebut.
2. Pelaksanaan program tahfidz pada kegiatan pengembangan diri di MTs
Abadiyah memang sangat berjalan dengan baik. Dari berbagai cara untuk
menarik minat siswa untuk masuk dalam program tahfidz, memotifasi
siswa lewat beasiswa, membuat kurikulum yang berbeda dengan yang
lain, pemangkasan mata pelajaran, maupun ketidak bolehan siswa untuk
76
77
B. Saran
Dari penelitian yang penulis laksanakan, maka penulis memiliki
beberapa saran yang kiranya dapat meningkatkan dan memiliki dampak
positif dalam pelaksanaan program tahfidz tersebut.
1. Bagi pihak sekolah
Hendaknya lebih memperhatikan perkembangan mengenai
pelaksanaan program tahfidz yang ada di Madrasah, seperti kurikulum,
metode atau strategi, tujuan, subyek dan obyek pendidikan, karena hal
tersebut akan menentukan mutu atau kualitas Madrasah terutama dalam
program Tahfidz.
2. Bagi pendidik
Hendaknya menggunakan model strategi pembelajaran yang tepat
yang sesuai dengan kondisi maupun karakter siswa dalam pelaksanaan
program tahfidz tersebut, sehingga tercapai tujuan yang sesuai dengan
kurikulum.
3. Bagi siswa
Dengan adanya program tahfidz ini, hendaknya para siswa lebih
tekun dan dapat memanfaatkan waktu untuk mempelajari, membaca dan
menghafal al-Qur’an, karena mengasah kemampuan dalam memahami dan
mempelajari al-Qur’an.
4. Bagi orang tua
Diharapkan mampu memberikan perhatian penuh pada anaknya
sehingga anak akan merasa diperhatikan dan termotivasi dalam
menghafalkan al-Qur’an.
C. Penutup
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sholawat serta salam selalu menyanjung keagungan Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan teladan bagi kita semua untuk menjadi seorang
79
pendidik yang baik yang diridhoi Allah SWT. Semoga kita bisa menjadi umat
yang hakiki dan senantiasa mengikuti jejak beliau. Amin.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN
PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN
KEFASIHAN SISWA PADA KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI
MTS ABADIYAH KURYOKALANGAN GABUS PATI”. Dengan
selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya tidak
terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan dari
pembaca yang budiman saran dan kritiknya yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT. penulis memohon petunjuk,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan keadaan sehat wal afiat. Tidak mungkin karya tulis ini dapat selesai
tanpa belas kasih dari pertolongan Allah SWT. Semoga skripsi yang
sederhana ini mendapat Ridlo dari Allah SWT dan semoga pula bermanfaat
bagi lembaga pendidikan dan generasi anak bangsa.
Amin Ya Robbal ‘Alamin.
NIM : 111228
Pendidikan :
Penulis
Muhammad Zainuddin
YAYASAN ABADIYAH KURYOKALANGAN
NOMOR : AHU-499.AH.01.04 Tahun 2009
MADRASAH TSANAWIYAH ABADIYAH
STATUS : TERAKREDITASI A
Jl. Gabus-Tloagoayu Km. 2,5 Kuryokalangan-Gabus-Pati
081325510284 59173
SURAT KETERANGAN
No : MTs.K/B.624/PP.00.05/027/VIII/2015
Nama tersebut diatas adalah benar-benar telah melakukan penelitian skripsi di MTs.
Abadiyah dengan judul skripsi: ”Analisis Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an dalam
Meningkatkan Kefasihan Siswa Pada Kegiatan Pengembangan Diri di MTs Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati”
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
A. Pedoman Observasi
Dalam melaksanakan observasi atau pengamatan diamati baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan program tahfidz Al-
Qur’an dalam meningkatkan kefasihan siswa pada kegiatan pengembangan
diri di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid dengan lengkap sehingga
keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan. Adapun pelaksanaan observasi
sebagai berikut:
1. Mengamati letak geografis dan kondisi umum MTs. Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati.
2. Mengamati ruang belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di
MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati.
3. Mengamati sarana dan prasarana yang tersedia dan pemanfaatannya dalam
proses belajar mengajar di MTs. Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati.
4. Mengamati media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di MTs.
Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati.
5. Mengamati fasilitas lain yang mendukung proses pembelajaran di MTs.
Abadiyah Kuryokalangan Gabus Pati.
B. Pedoman Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara digunakan pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh
informasi dan data yang obyektif. Dilakukan wawancara kepada Kepala
Sekolah, Waka Kurikulum, Guru, Siswa, Santri, dan Pengasuh Pondok.
tentang permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan program tahfidz
Al-Qur’an dalam meningkatkan kefasihan siswa pada kegiatan
pengembangan diri di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sebagai
berikut:
1) Wawancara Untuk Kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah adanya program kelas tahfidz itu?
2. Bagaimana cara pelaksanaan tahfidz itu agar siswa meningkatkan
kefasihannya?
3. Bagaimana langkah untuk pengembangan diri siswa dalam
program tahfidz?
4. Apa saja factor pendukung program kelas tahfidz di madrasah?
5. Apa saja factor penghambat program kelas tahfidz di madrasah?
6. Pandangan masyarakat dengan adanya program tahfidz ini
bagaimana?
7. Program tahfidz ini keterkaitan dengan visi misi madrasah
bagaimana?
2) Wawancara Untuk Waka Kurikulum
1. Bagaimana pendapat bapak mengenai pendidikan agama islam
terutama pada program tahfidz di madrasah?
2. Program kelas tahfidz itu ada berapa kelas?
3. Berapa banyak guru yang bertanggung jawab dalam program
tahfidz?
4. Program tahfidz sendiri dalam meningkatkan kefasihan siswa itu
seperti apa?
5. Bagaimana keterkaitan program tahfidz tersebut dengan visi misi
madrasah itu?
6. Bagaimana pelaksanaan program tahfidz tersebut dalam proses
pengembangan diri?
7. Apa pendukung adanya program kelas tahfidz tersebut?
8. Apa penghambat adanya program kelas tahfidz tersebut?
9. Apakah ada jam tersendiri pada program tahfidz tersebut
10. Bagaimana tingkat kefasihan siswa tersebut?
3) Wawancara untuk Guru pengampu tahfidz
1. Bagaimana pelaksanaan program tahfidz di madrasah?
2. Bagaimana cara pelaksanaan tahfidz dalam meningkatkan
kefasihan siswa itu?
3. Proses mengajarnya itu seperti apa?
4. Apakah ada batasan dalam setoran hafalan itu?
5. Bagaimana strategi pembelajaran yang efektif ketika pelaksanaan
program tahfidz tersebut?
6. Bagaimana aktivitas siswa ketika pelaksanaan tahfidz berlangsung?
7. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam pelaksanaan tahfidz?
8. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa antara yang berada di
pondok dengan siswa yang tidak di pondok?
9. Apakah adanya program tahfidz ini, siswa masih tetap aktif pada
mata pelajaran lain?
10. Bagaimana program tahfidz yang dalam program pengembangan
diri siswa tersebut?
11. Apa saja factor pendukung program tahfidz di Madrasah?
12. Apa saja factor penghambat program tahfidz di Madrasah?
4) Wawancara untuk Pengasuh
1. Apakah di pondok banyak yang menghafalkan Al-Qur’an?
2. Bagaimana kerjasama pondok dengan adanya program kelas
tahfidz di Madrasah?
3. Metode apakah yang efektif dalam pembelajaran tahfidz di
pondok?
4. Bagaimana kefasihan santri dalam menghafal?
5. Apakah ada jadwal tersendiri buat santri yang menghafal?
6. Apa saja penghambat santri dalam menghafal?
5) Wawancara untuk Santri
1. Apa bener adek sambil mondok?
2. Bagaimana keadaan menghafal di pondok?
3. Apakah di pondok juga ada waktu setoran hafalan?
4. Lebih konsentrasi setoran hafalan di pondok apa di Sekolah?
5. Bagaimana hambatan menghafal di pondok?
6. Bagaimana cara adek dalam mengatasi hambatan seperti itu?
7. Bagaimana adek saat mengembangkan hafalan agar tetap fasih?
6) Wawancara untuk Siswa
1. Bagaimana pelaksanaan program tahfidz di kelas?
2. Apa niat pertama adek untuk menghafalkan al-qur’an?
3. Bagaimana keadaan saat menghafal?
4. Bagaimana cara menjaga hafalan yang sudah hafal agar tetap
ingat?
5. Bagaimana cara yang dilakukan dalam meningkatkan kefasihan?
6. Bagaimana pengembangan diri adek dalam menghafal?
7. Apakah penghambat yang adek alami dalam menghafal?
C. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa dokumentasi.
Bentuk data tersebut dapat berupa: RKH, RKM, buku harian, atau dokumen
lainnya. Dalam prosedur pengumpulan data ini memanfaatkan tiga tahap:
1. Tahap orientasi atau penjajagan yang bersifat menyeluruh. Pada tahap ini
diperoleh informasi secara umum mengenai setting-setting penelitian yang
ditentukan peneliti mengenai keadaan lokasi penelitian. Kemudian
dilanjutkan dengan menggali informasi umum mengenai masalah
penelitian.
2. Tahap pencarian data secara terfokus pada permasalahan penelitian. Pada
tahap ini diperoleh sejumlah informasi secara lebih rinci sesuai dengan
fokus yang ditetapkan peneliti.
3. Tahap pengecekan dan keabsahan data dan mengonfirmasi hasil temuan
dari peneliti di lapangan dengan subyek yang berhasil diwawancarai.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan:
a) Berkaitan dengan madrasah
a. Sejarah dan letak geografis madrasah
b. Struktur organisasi madrasah
c. Keadaan guru dan staf
d. Kurikulum madrasah
e. Profil madrasah
f. Data sarana dan prasarana
b) Foto saat wawancara dengan Kepala Sekolah, waka kurikulum, guru,
siswa, pengasuh pondok, dan santri.
c) Foto saat proses pembelajaran
TRANSKRIP WAWANCARA I
Imam Ali Ada 4 guru yang bertanggung jawab dengan adanya kelas Tahfidz.
Ghufron Karena untuk 1 kelas itu di masuki 2 guru dan setiap pertemuan
dibagi menjadi 2.
Peneliti Emm, setelah itu lalu untuk program tahfidz sendiri dalam
meningkatkan kefasihan siswa itu seperti apa pak?
Imam Ali Program tahfidz dalam kelas sangat praktis untuk meningkatkan
Ghufron kefasihan siswa dalam melafalkan al-qur’an. Sehingga program kelas
tahfidz ini banyak diterima dari berbagai kalangan masyarakat.
Diantara keunggulan program ini yaitu menitik beratkan
keterampilan membaca dan melafalkan hafalan yang fasih. Prinsip
dasar yang harus dimiliki bagi guru diantaranya: a) Tidak boleh
menuntun, yakni dalam mengajar saat program tahfidz berlangsung,
guru tidak diperbolehkan menuntun namun hanya sebagai
pembimbing. b) Teliti, Waspada dan Tegas, yakni dalam mengajar
ilmu baca Al-Quran sangatlah dibutuhkan ketelitian dan
kewaspadaan seorang guru. Sebab akan sangat berpengaruh atas
kefasihan dan kebenaran murid dalam menyetorkan hafalannya.
Peneliti Berarti begitu ya pak.. Lalu keterkaitan program tahfidz tersebut
dengan visi misi Madrasah itu bagaimana pak?
Imam Ali Begini ya mas, pada misi madrasah kan ada kata ”Potensi yang
Ghufron dimiliki“ dari situlah kami memasukkan program tahfidz ini di
Madrasah. Karena dari potensi yang dimiliki anak ada yang
mempunyai minat menghafal.
Peneliti Emmm... lalu bagaimana pelaksanaan program tahfidz tersebut dalam
proses pengembangan diri pak?
Imam Ali Membuat struktur kurikulum yang berbeda dengan kelas yang lain,
Ghufron untuk kelas tahfidz ini juga sama dari Kemenag tapi ditambahkan
dengan mata pelajaran tahfidz. Cuma di kelas tahfidz tidak ada
muatan lokal tentang kitab-kitab. Jadi siswa tidak terbebani banyak
pelajaran dan akan lebih fokus mengembangkan dirinya di hafalan al-
qur’an.
Peneliti Oh begitu pak,... lalu apa pendukung adanya program kelas tahfidz
tersebut pak?
Imam Ali Untuk pendukung adanya program kelas tahfidz ini itu terutama dari
Ghufron wali murid dan pondok mas. Karena wali murid menjadi support bagi
siswa untuk masuk di kelas tahfidz dan mendukung dengan program
tahfidz ini. Dan sebagian pengasuh pondok pesantren sekitar sini itu
mengajar di sini juga. Jadi bisa bekerjasama saling mengontrol siswa.
Peneliti Kemudian, apa penghambat adanya program kelas tahfidz tersebut
pak?
Imam Ali Penghambatannya itu variatif mas. Ada karena kemauan anak dengan
Ghufron orang tua yang tidak singkron, karena jarak tempuh siswa yang
mengharuskan dirinya agar mondok tapi kalau tidak kuat kan pindah.
Lalu kita tidak bisa mentarjetnya dengan ketat karena tidak bisa
mengawasinya 24 jam. Karena belum adanya asrama sendiri di
Madrasah. Dan juga terkadang melatih anak untuk membaca al-
qur’an agar lancar dahulu.
Peneliti Ohhh... Lalu apakah ada jam tersendiri pada program tahfidz tersebut
pak?
Imam Ali Ada mas, yaitu 2 jam awal setiap pagi.
Ghufron
Peneliti Setelah adanya program kelas tahfidz, bagaimana tingkat kefasihan
siswa tersebut pak?
Imam Ali Setelah adanya program tersebut ya tingkat kefasihan siswa
Ghufron meningkat pesat dan antusias masyarakat juga wali murid lebih baik
dengan adanya program tersebut.
Peneliti Ohhh, gitu ya pak. Kiranya cukup atas iformasinya pak. Terimakasih
pak...! Maaf mengganggu waktu bapak.
Imam Ali Iya, enggak apa-apa kok mas.
Ghufron
Peneliti Terimakasih banyak atas penjelasan bapak.
Assalamu‘alaikum..
Imam Ali Walaikumsalam warahmatullah...
Ghufron
Irham Tidak ada, itu sesuai kemampuan anak. Akan tetapi sekolahan
Syaifuddin menyediakan beasiswa bagi anak yang mampu mendapatkan
hafalan 5 juz dalam 1 tahun.
Peneliti Bagaimana strategi pembelajaran yang efektif ketika pelaksanaan
program tahfidz tersebut pak?
Irham Anak dikasih tarjet hafalan di rumah atau di pondok dan
Syaifuddin mengulang-ulangnya agar lancar. Tarjet ini di tujukan agar anak
bisa terarah dalam hafalannya.
Peneliti Lalu bagaimana aktivitas siswa ketika pelaksanaan tahfidz
berlangsung pak?
Irham Alhamdulillah mereka saat pelaksanaan berlangsung mereka pada
Syaifuddin khusu‘. Mereka juga saling menyimak dengan temannya dan
mengulang-ulangnya.
Peneliti Setelah itu bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam pelaksanaan
tahfidz pak?
Irham Berbeda-beda, tergantung dasar atau kemampuan awal anak. Tapi
Syaifuddin dengan ketekunan dan kesungguhan mereka akhirnya saling
berlomba-lomba memperbanyak hafalan
Peneliti Bagaimanaka tingkat kemampuan siswa antara yang berada di
pondok dengan siswa yang tidak di pondok pak?
Irham Untuk soal itu relative, ketika di pondok anak tekun insya’allah
Syaifuddin kemampuannya lebih baik dari pada yang di rumah. Tetapi ketika
anak yang di rumah dibimbing orang tua yang ahli qur’an,
kemampuan anak bisa setara dengan yang mondok. Akan tetapi ada
1 atau 2 anak yang tidak mondok itu melebihi anak yang mondok.
Peneliti Lalu apakah adanya program tahfidz ini, siswa masih tetap aktif pada
mata pelajaran lain pak?
Irham Jelas masih, malahan memudahkan buat mereka untuk aktif
Syaifuddin khususnya dalam pelajaran PAI, dan mempertajam hafalan dalam
pelajaran lain.
Irham Kurangnya peran orang tua waktu anak di rumah, menjadikan anak
Syaifuddin timbul rasa malas.
Peneliti Ohhh, gitu ya pak. Kiranya cukup atas iformasinya pak. Terimakasih
pak...! Maaf mengganggu waktu bapak.
Irham Iya, enggak apa-apa kok mas.
Syaifuddin
Peneliti Terimakasih banyak atas penjelasan bapak.
Assalamu‘alaikum..
Irham Walaikumsalam warahmatullah...
Syaifuddin
Erlina Nur S. Pelaksanaan program kelas tahfidz di sekolah ini sangat bagus.