Anda di halaman 1dari 94

STUDI ANALISIS TERHADAP AT-TAISIR SEBAGAI

METODE MENGHAFAL AL - QUR’AN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh:

SIDIK

NIM/NIRM :1920.024/031.14.4803.19

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


DAARUSSALAAM SELAJAMBE CISAAT SUKABUMI
2022 M/1444 H
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI ANALISIS TERHADAP AT-TAISIR SEBAGAI METODE
MENGHAFAL AL - QUR’AN

Disusun Oleh :

SIDIK

NIM/NIRM :1920.024/031.14.4803.19

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Laila Nurmilah, M.S.I Neng Syifa Masnoneh, S.S.,M.Pd


NIDN. 2121058301 NIDN.2110108401

Mengetahui

Ketua STAI Ketua Jurusan STAI


DaarussalaamSukabumi Daarussalaam Sukabumi

Dr. Hj. Elih Malihatun, M.Ag Laila Nurmilah, M.S.I


NIDN. 205017001 NIDN. 2121058301

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Studi Analisis Terhadap At-Taisir Sebagai Metode Menghafal


Al-Qu’an

Ditulis oleh :

Nama : SIDIK

NIM/NIRM : 1920.024/031.14.4803.19

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)\

Telah dipertahankan di depan sidang munaqasah Skripsi Prodi Pendidikan


Agama Islam (PAI) STAI Daarussalaam Sukabumi pada hari Minggu tanggal 06
November 2022 dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada prodi Pendidikan Agama
Islam (PAI).

PENGUJI SIDANG MUNAQASAH SKRIPSI

Penguji 1 Penguji 2

Dr. Hj. Elih Malihatun, M.Ag., Ph.D Galih Permana, M.Pd


NIDN.2105017001 NIDN.2105059601

Disahkan pada Tanggal 06 November 2022

Oleh Ketua STAI Daarussalaam Sukabumi,

Dr.Hj. Elih Malihatun, M.Ag., Ph.D


NIDN. 2105017001

iii
MOTTO

“Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan


manfaat, bukan hanya diingat.”

( Imam Syafi’i )

iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini utuk orang yag sangat kucintai dan
kusayangi Ibunda dan Ayahanda Tercinta Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa
terimakasih yang tiada terhingga, kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak
Isak Sukarma (Alm), semoga Almarhum tergolog Husnul Khatimah, semoga
arwah beliau diterima di sisi-Nya.dan ucapan kepada ibu Hindun yang selalu
memberikan dukungan moril, yang selalu memanjatkan do’a dan cinta kasih
untuk putramu ini yang tiada mungkin dapat kubalas hanya selembar
kertaspersembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal putramu ini untuk
bapak dan ibu bahagia. Karena ku sadar selama ini belum bisa berbuat apa yang
diharapkan. Mungkin tak dapat ku berucap, namun hati ini selalu bicara, bahwa
aku sangat menyayangi kalian.
Juga Teruntuk kakak-kakakku tercita Siti Mardiah, Hamzah, Siti Ulfah, Fitriani,
Yuliani, Yaman(Alm)keenam orang inilah yang menjadi motivasi dan pemacu
kesemangatan dalam menjalani jenjang pendidikan, terimakasih atas dukugan
dan do’a kalian sehingga aku bisa menyelesaikan karyaku ini, dan semoga kalian
selalu ada dalam lindungan Allah Swt.

Selanjutnya kepada para guru yang telah memberikan ilmu dan


pengalamannya kepada penulis, sehingga dengan pembekalan dan bantuan dari
merekalah penulis berhasil menyelesaikan karya ini. Tidak lupa untuk para
kerabat, sahabat rekan dan teman sejawat yang telah memberikan do’a,dukungan
serta semangatnya, sehingga memotivasi penulis untuk terus bergerak
menyongsong tujuan..
Terima kasih semuanya, semoga Allah SWT meridhoi segala hal yang
telah diberikan, dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
Aamiin.

v
ABSTRAK

Sidik. NIM : 031.14.4803.19. Studi Analisis Terhadap At-Taisir Sebagai Metode


Menghafal Al-Qur’an, 2022. Skripsi
Menghafal al-Qur’an merupakan suatu ibadah yang dimulai sejak masa Nabi
Muhammad SAW dan berkembang hingga masa sekarang. Dengan kemajuan
masa sekarang banyak beragam metode menghafal al-Qur’an saling
bermunculan, ini menandakan bahwa banyak yang berantusias untuk menjaga
kemurnian al-Qur’an dengan cara dihafal. Dengan bermunculan metode
menghafal al-Qur’an banyak yang mencari metode-metode praktis dalam
mengahafal al-Qur’an, dan dimasa sekarang juga sulitnya menghafal al-Qur’an
sudah menjadi sugesti bagi yang ingin menghafal al-Qur’an, sugesti inilah yang
menjadikan redupnya niat dan kesungguhan dalam menghafal al-Qur’an, sehingga
tidak sedikit para penghafal al-Qur’an gugur dan tidak mau melanjutkan untuk
menghafalnya. Dengan adanya hal tersebut peneliti akan mencoba menelaah
metode praktik yang dimana metode ini dibuat untuk menyemangati para
penghafal al-Qur’an sekaligus yang berkeiginan untuk menghafal al-Qur’an,
yaitu metode At-Taisir karya Adi Hidayat dalam bukunya MZM (Muslim Zaman
Now ) 30 hari hafal al-Qur-an. Dengan adanya metode ini sangat tertarik untuk
dikaji.
Tujuan peelitian ini pertama, untuk megetahui cara menghafal al-Qura’an
dengan metode At-Taisir yang dibuat oleh Adi Hidayat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan telaah literatur, dengan cara melakukan penghimpunan
data dan menganilisis data yang bersumber dari data primer yaitu buku at-Taisir
yang ditulis oleh Adi Hidayat dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
data yag berkenaan dengan metode menghafal al-Qur’an dan para pengguna
metode ini,data berupa hasil wawancara.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa metode At-Taisir
merupakan metode menghafal al-Qur’an dengan tujuan untuk memudahkan para
hafidz dalam menghafal dan murajaah al-Qur‟an. Adi Hidayat membuat metode
At-Taisir sebagai motivasi bagi yang ingin menghafal al-Qur’an dan memberikan
penjelasan bawa al-Quran itu mudah untuk dihafal sebagaimana,penamaan
metode At-Taisir ini yang memiliki arti yaitu jalan untuk memudahkan

Kata kunci: Metode At-Taisir 30 hari hafal Al-Qur’an.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, merupakan ucapan puji dan syukur dengan
hati yang tulus dan pikiran yang jernih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas limpahan karunia-Nya, shalawat beserta salamnya semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan
mudah-mudahan sampai kepada kita semua selaku pengikutnya. Aamiin
Hanya dengan rahmat dan inayah Allah penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI ANALISIS TERHADAP AT-
TAISIR SEBAGAI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam
Daarussalaam Cisaat Sukabumi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Alhamdulillah skripsi ini telah terselesaikan dengan baik, dan tentunya hal
tersebut tidak akan tewujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
pihak yang bersangkutan. Oleh sebab itu pada kesempatan yang istimewa ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepada Almarhum Ayah tercinta dan terkasih, semoga arwah beliau
diterima disisiNya. Dan kepada Ibu tercinta Rangkaian panjang pesan
kebaikan agar selalu menjalani hidup dengan ikhlas dan sabar, serta
bermanfaat bagi sesama, beragam bentuk kasihnya untuk nama- nama
yang dijaganya dalam doa, juga segala pinta yang dihaturkannya pada sang
Pencipta agar yang baik-baik saja yang terjadi pada kami, pada saya, anak
laki-laki nya.
2. Alm K.H. Muhyiddin Baesuni selaku ketua STAI DAARUSSALAAM
periode pertama, juga guru terbesar saya yang banyak memberi
bantuannya, dan semoga beliau di alam Barzahnya senantiasa dilimpahkan
Rahmat dan Maghfiroh Allah SWT. Aamiin.

vii
3. Dr. Hj. Elih Malihatun, M.Ag yang menjabat sebagai ketua STAI
DAARUSSALAAM yang telah mendidik dengan penuh rasa kekeluargaan
tehadap seluruh anak didiknya.
4. Laila Nurmilah, M.S.I dan Neng Syifa Masnoneh, S.S.,M.Pd, selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu di sela-
sela kesibukannya. Terima kasih atas kesabaran, arahan, bimbingan,
motivasi, dan saran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Segenap Dosen program studi Pendidikan Agama Islam STAI
Daarussalaam yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis.
6. Segenap staff STAI Daarussalaam yang senantiasa memberikan pelayanan
yang baik kepada peneliti selama ini.staff STAI Daarussalaam yang
senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama ini.
7. Segenap keluarga Ponpes At-Thayyibah terkhusus Ust. Lukmanul Hakim
8. Kakak-kakak peneliti tersayang, Siti Mardiah, Hamzah, Siti Ulfah,
Fitriani, Yuliani, Yaman(Alm), emua keluarga besar saya, terima kasih
atas do’a serta dukungan penuh kepada peneliti yang menjadi semangat
agar segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Intan Nurmala Sari orang paling istimewa dalam hidupku. Kamu adalah
sosok terbaik bagiku. Terimakasih atas ketulusanmu membantu
menyelesaikan segala persoalanku termasuk skripsi ini, kamu berperan
penting, sesibuk apapun kamu selalu ada untuk ku.
Betapa beruntungnya aku kenal denganmu di jalan hidupku.
10. kawan-kawan angkatan 2022 (The camling), terima kasih atas motivasi,
doa dan dukungan serta bantuan yang sudah diberikan dan terima kasih
juga telah menjadi teman terbaik dalam suka maupun duka, you’re my
brother and you’re my sister, just one big family
11. Seluruh pihak yang tekait yang tak bisa pen sebutkan namanya satu
persatu yang dengan penuh keikhlasan mendermakan kebaikannya kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa dalam
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, segala kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di masa
yang akan datang. Semoga segala dukungan serta do’a yang tulus dari
seluruh pihak yang selama ini telah membantu mendapat balasan yang
terbaik dari Allah SWT.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sukabumi, 2022
Penulis

SIDIK
NIM: 1920.024

ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi


BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................4
E. Telaah Pustakaan ........................................................................................5
F. Kerangka teoretik .......................................................................................8
G. Metode Penelitian ........................................................................................9
H. Sistematika Penulisan ...............................................................................11
BAB II ...................................................................................................................13
METODE-METODE MENGHAFAL AL- QURAN ........................................13
A. Pengertian Metode ....................................................................................13
B. Metode - Metode Menghafal Al Qur’an..................................................13
2. Tafahhum ...............................................................................................20
3. Tikrar .....................................................................................................20
1). Visualisasi Tadabbur ............................................................................20
2). Al-Qur’an Virtual .................................................................................21
3). Jari Al-Quran Yadain ...........................................................................21
BAB III ..................................................................................................................27
METODE AT-TAISIR .........................................................................................27
A. Sejarah Metode At-Taisir..........................................................................27
B. Biografi penemu metode At-Taisir ...........................................................28

x
C. Cara Menghafal Dengan Metode At-Taisir ............................................32
D. Perusak Hafalan ........................................................................................50
E. Simulasi Hafalan, Mushaf At-Taisir .......................................................51
BAB IV ..................................................................................................................59
ANALISIS METODE AT-TAISIR .....................................................................59
A. Cara Menggunakan Metode At-Taisir ....................................................65
B. Kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir ........................................69
BAB V....................................................................................................................71
PENUTUP .............................................................................................................71
A. Kesimpulan ................................................................................................71
B. Saran ..........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Teoretik ...............................................................................9

Tabel 3.9 Waktu mengulang hafalan al-Qur’an ..............................................57

Tabel 3.10 Kolom Hafalan..................................................................................58

Tabel 3.11 Kolom Murojaah ..............................................................................44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Mushaf At-Taisir .............................................................................45

Gambar 3.2 Mushaf At-Taisir ............................................................................52

Gambar 3.3 Mushaf At-Taisir ............................................................................52

Gambar 3.4 Tarjamah Mushaf At-Taisir ...........................................................53

Gambar 3.5 Tarjamah Mushaf At-Taisir ..........................................................53

Gambar 3.6 Kolom Murojaah Mushaf At-Taisir..............................................54

Gambar 3.7 Kolom Murojaah Mushaf At-Taisir..............................................54

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah Kalamullah. yang diturunkan kepada Nabi sekaligus

Rasul yaitu Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril AS.

dipercaya, untuk melemahkan atau mengalahkan dan sekaligus menjelaskan,

yang sampai kepada kita secara mutawatir, membacanya bernilai sebagai

ibadah, diawali dengan Surah al-Faatihah dan diakhiri dengan Surah an-

Naas. Allah SWT. menjelaskan wahyu al-Qur’an kepada Nabi Muhammad

SAW. Sebagaimana dalam firman-Nya Q.S Shad ayat 29, yang artinya :

ِ ‫ِكتبٌ ا َ انزَ النهُ اِلَياكَ ُمب َركٌ ِلِّيَدَّب َُّر اوا ايتِه َو ِليَتَذَ َّك َر اُولُوا ااْلَ البَا‬
‫ب‬

Kitab (al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar

mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat

mendapat pelajaran. (QS. Sad Ayat 29)

Allah SWT. Memberikan keutamaan bagi umat Nabi Muhammad

SAW. dengan menjadikan kitabnya sebagai sebuah dzikir yang paling tinggi

derajatnya dibandingkan dzikir lain, dan Allah SWT. memberikan pahala

bagi orang yang membacanya.1

Sesungguhnya Al-Qur’an itu sangatlah jelas kebenaranya, bagi umat

pilihannya (umat Nabi Muhammad), al-Qur’an sudah dimudahkan untuk

dibaca dan ditulis, hal ini dinyatakan dalam bagian surat ad-Dukhaan,58

1
Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan Efektif Menghafal Al-Qu’an Al-
Karim, (Jogjakarta: Garailmu, Oktober 2009), h. 267-270.

1
2

َ‫سانِكَ لَ َعلَّ ُه ام يَتَذَ َّك ُر اون‬ َّ َ‫فَ ِانَّ َما ي‬


َ ‫س ارنهُ ِب ِل‬

dan (Surat Al-Qamar 54: mazhab 17, 22, 32 dan 40) yang berbunyi

‫س ارنَا االقُ ارانَ ِلل ِذِّ اك ِر فَ َه ال ِم ان ُّمدَّ ِكر‬


َّ َ‫َولَقَ اد ي‬

Kata ‫يسر‬ berarti mudah atau memudahkan. Hal ini memudahkan

sebagaimana dicontohkan oleh Allah SWT yang menurunkan al-Qur’an

melalui lisan Nabi Muhammad SAW, sehingga memudahkan beliau untuk

mengingat al-Qur’an dan merenungkan maknanya. Sebaik-baik manusia

adalah yang mampu membaca al-Qur’an dengan hati. Status intelektual al-

Qur’an lebih tinggi dari ciptaan manusia, dan mereka yang mahir dalam al-

Qur’an akan bahagia di kehidupan ini dan selanjutnya.2

Di antara sekian mukjizat yang pernah hadir di bumi, al-Quran ialah

kemuliaan tertinggi yang dianugerahkan pada umat ini. Ia adalah satu-

satunya kitab yang dibaca 17 kali sehari, tanpa bosan. Satu-satunya kitab

yang tetap dibaca sekalipun maknanya belum tentu diketahui. Satu-satunya

kitab yang tidak pernah mengalami perubahan kalimat dan ejaan, dari

zaman ke zaman. Dan yang paling luarbiasa, ia begitu mudah dihafal. begitu

mudah dari balita hingga usia senja dijamin mampu menghafalkannya.3

Kemudahan membaca al-Qur’an memang begitu mempesona sehingga

tidak dibatasi oleh hambatan logika. Balita buta dapat mengingatnya;

seseorang yang lahir prematur dan didiagnosis dengan cerebral palsy dapat

2
Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan Efektif menghafal Alquran Al-
Karim,(Jogjakarta: Garailmu, Oktober 2009), h. 6.
3
Adi Hidayat, Muslim Zaman Now Metode At-Taisir 30 Hari hafal al-Quran,
( Bekasi Selatan-Jawa Barat: Intitut Quantum Akhyar, 2018), h. 43.
3

mengingatnya; bahkan seorang lansia yang buta huruf pun dapat

mengingatnya dengan mudah. Kalimat Allah jelas bisa menjamin

kemudahannya. Sesuatu yang tidak pernah ditemukan dalam kitab suci

lainnya.

Uniknya, proses kemudahan ini bahkan dijelaskan dalam al-Qur’an,

disertai dengan pengalaman Rasulullah Shallallhu alaihi wa sallam ketika

mencoba mengingatnya. Petunjuk ini akan lahir di setiap generasi di muka

bumi, dari zaman dahulu hingga sekarang.

Kebanyakan orang mencari cara atau metode yang praktis untuk

menghafal al-Qur’an, salah satu metode menghafal al-Qur’an adalah metode

At-Taisir. Penulis kemudian akan menelaah metode At-Taisir ini dalam

buku MZM (Muslim Zaman Now) yang ditulis oleh Adi Hidayat.

Penulis ingin mengetahui cara menghafal al-Qur’an dengan metode at-

Taisir, hal hal yang merusak terhadap hafalan, kelemahan dan kelebihan

metode at-Taisir serta hal hal yang memudahkan dalam menghafal al-

Qur’an, dengan cara menelaah buku MZM (Muslim Zaman Now).

Didahulukan dalam metode At-Taisir ini ialah memprioritaskan waktu

untuk menghafal al-Qur’an, tidak hanya ayatnya namun menghafal

surahnya, nomor, juz, halaman, posisi dan lain-lain.

Penulis merasa penting dan tertarik untuk meneliti Metode tersebut

yang digagas oleh Adi Hidayat. Dengan begitu mengambil judul “ STUDI

ANALISIS TERHADAP AT-TAISIR SEBAGAI METODE MENGHAFAL

AL-QUR’AN “
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis memfokuskan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses menghafal al-Qur’an dengan metode At-Taisir?

2. Apasaja kelebihan dan kelemahan metode at-Taisir?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, serta untuk memudahkan

pembahasan dalam penelitian ini. Maka tujuan dari penelitian ini adalah;

1. Mengetahui cara menghafal al-Qur’an dengan metode at-Taisir.

2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode at-Taisir.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan berguna untuk:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan atau informasi untuk

peminat menghafal al-Qur’an.

b. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan agama di Fakultas

Tarbiyah dan Kejuruan.

c. Bahan masukan bagi lembaga-lembaga Pondok Pesantren atau

Rumah Tahfiz yang ingin menggunakan metode at-Taisir.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan atau informasi bagi

masyarakat yang ingin mendirikan Pondok Pesantren atau Rumah

Tahfidz.
5

b. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan atau informasi bagi

masyarakat yang ingin menggunakan metode at-taisir untuk

menghafal al-Qur’an.

c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan bagi keluarga untuk

mencetak generasi penghafal al-Qur’an

E. Telaah Pustakaan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah melakukan penelusuran

skripsi, tesis, dan jurnal yang berkaitan dengan pokok bahasan sebagai

berikut:

1. M. Siddiq Umary Pada tahun,2005.Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penghafalan al-Qur’an di Institut Ilmu al-Qur’an Jakarta.4 Adapaun

penjelasan dalam tesis ini, yaitu memberikan masukan kepada mahasiswa

IIQ dalam menghafalkan al-qur’an, agar lebih bersemangat dengan

memunculkan beberapa faktor yang menjadi penghambat atas jalannya

kegiatan menghafal tersebut. Seperti motivasi mahasiswi, tingkat

ekonomi, kesibukan, keadaan keluarga dan latar belakang pendidikan

2. Nur Maulida Hayati, 2016. Metode menghafal al-Qur’an santriwati di

Pondok Tahfizh Mahasiswi Siti Khadijah Kelurahan Pekapuran Raya

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin5. Adapun isi skripsi ini

menjelaskan tentang penggunaan metode yang digunakan santriwati

Kemas H.M. Siddiq Umary, “faktor-faktor yang mempengaruhi Penghafalan alQur’an di Institut
4

Ilmu Al-Qur’an Jakarta” (Tesis S2, Universitas Agama Islam Negeri Jakarta, Tahun 2005).
5
Nur Maulida Hayati, “Metode menghafal al-Qur’an santriwati di Pondok Tahfizh Mahasiswi Siti
Khadijah Kelurahan Pekapuran Raya Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, (UIN
Antasari Banjarmasin, Tahun 2015), Skripsi tidak diterbitkan
6

dalam menghafal al-Qur’an, metode yang digunakan setiap santri dalam

menghafal al-Qur’an di pondok Tahfidz Siti Khadijah berbeda-beda,

diantaranya adalah metode Wahdah atau mengulang ayat sebanyak

sepuluh sampai dua puluh kali, metode Sima’i menghafal al-Qur’an

dengan mendengarkan rekaman suara syekh terlebih dahulu, metode

tafhim atau memahami terjemah, dan metode jarimatika.

Metode yang paling banyak digunakan adalah metode wahdah atau

pengulangan ayat yang akan dihafal sebanyak sepuluh sampai dua puluh

kali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi santriwati dalam

menghafal al-Qur’an di Pondok Tahfizh Mahasiswi Siti Khadijah

Kelurahan Pekapuran Raya Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin, meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat, yaitu

sebagai berikut:

Pertama, Faktor pendukung, meliputi motivasi, lingkungan, manajeme

waktu dan pengasuh.

Kedua, Faktor penghambat diantaranya adalah waktu dan kesibukan

serta lingkungan.

2. Muhzan, 2016. Penerapan Metode Jama’i dan Sima’i dalam Menghafal

al-Qur’an di MTs Assanabil Banjarmasin.6 Skripsi ini menjelaskan

tentang ingin mengetahui lebih jauh lagi penerapan metode Jama’i dan

Sima’i dalam menghafal al-Qur’an, dalam metode Jama’i dan Sima’i

para siswa akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang di hafalnya

Muhzan, “Penerapan Metode Jama’i dan Sima’i dalam Menghafal al-Qur’an di MTs Assanabil
6

Banjarmasin”, (UIN Antasari Banjarmasin), Skripsi tidak diterbitkan


7

bukan saja dalam bayangannya tetapi benar-benar membentuk gerak

reflek pada lisan, dan juga untuk mengetahui faktor penunjang dan

penghambat dalam penerapan metode Jama’i dan Sima’i dalam

menghafal al-Qur’an di MTs Assanabil Banjarmasin.

3. Muhammad Zuhdi, 2107. Pelaksanaan tahfizh al-Qur’an pada pondok

tahfizh al-Qur’an Al-amanah Banjarmasin. Skripsi ini menjelaskan

tentang pelaksanaan tahfizh al-Qur’an pada pondok tahfizh al-Qur’an al-

Amanah Banjarmasin, kegiatan-kegiatan menghafal al-Qur’an, seperti,

Setoran Hafalan.

setelah Sholat Subuh, kegiatan murâjaah, kegiatan ujian hafalan,

kegiatan Tahsin, kegiatan evaluasi bulanan dan hambatan-hambatan yang

mempengaruhi pelaksanaan pelaksanaan tahfidz al-Qur’an pada pondok

tahfizh al-Qur’an al-Amanah Banjarmasin hambatan-hambatan yang

dialami oleh para santri. Menurut penulis skripsi ini, hambatan dalam

menghafal al-Qur’an menjadi dua yaitu dari diri santri, dan dari luar

santri itu sendiri. Dari diri santri sendiri adanya rasa malas, ngantuk,

tidak bisa menjaga pandangan. Sedangan dari luar yaitu kesibukan

berkuliah yang dijalani oleh santri baik dari tugas, midle, final, sehingga

waktu tersita untuk mempelajari bahan midle dan final.

4. Pada tahun 2007, Setiyo Purwanto menulis jurnal yang berjudul

Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek dan Kecerdasan Dengan Kecepatan

Menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. 16 Pada

jurnal ini membahas tentang kecepatan menghafal al-Qur’an ditinjau dari


8

daya ingat jangka pendek yang dilakukan di pondok pesantren Krapyak

Yogyakarta. Adapun hasil dari penelitian tersebut yaitu daya ingat jangka

pendek berpengaruh signifikan terhadap kecepatan menghafal al-Qur’an.

semakin tinggi daya ingat jangka pendeknya maka akan semakin cepat

pula dalam menghafal.7

F. Kerangka teoretik

Sulitnya menghafal al-Qur’an sudah menjadi sugesti bagi yang ingin

menghafal al-Qur’an, sugesti inilah yang menjadikan redupnya niat dan

kesungguhan dalam menghafal al-Qur’an, sehingga tidak sedikit para

penghafal al-Qur’an gugur dan tidak mau melanjutkan untuk menghafal.

Metode At-Taisir adalah metode menghafal al-Qur’an dan sekaligus

motivasi bagi para penghafal al-Qur’an yang memiliki kesungguhan niat

untuk menghafal. Metode ini memiliki targetan yan sangat singkat yaitu 30

hari hafal al-Qur’an, tentunya metode ini sangatlah menarik untuk di teliti.

Dorongan dalam menghafal al-Qur’an sangatlah perlu dimiliki oleh

para Hafidz, kebanyakan hafidz yang gugur dan tidak mau melanjutkan

hafalannya, yaitu karena kurangnya dorongan, dengan adanya metode

menghafal al-Qur’an akan memotivasi para penghafal al-Qur’an untuk

menyelesaikan hafalannya, sekaligus untuk memudahkan dalam proses

menghafal.

Harapan peneliti, dengan adanya penelitian terhadap metode At-Taisir,

dapat termotivasi para penghafal al-Qur’an untuk selalu senantiasa

Setiyo Purwanto, “Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek dan Kecerdasan Dengan Kecepatan
7

Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta”, h.19, no. 1 (Mei 2007).
9

bersemangat dan tidak putus asa dari rahmat Allah SWT. demi meraih

hafalan al-Qur’an yang mutqin.

Tabel 1.1 Kerangka Teoretik

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan

Tylor dari definisi Moeleong, penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang- orang dan perilaku yang diamati. 8Penelitian deskriptif bertujuan

untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, serta akurat pada fakta

dan sifat populasi atau daerah tertentu.9 Penelitian kualitatif (Qualitatif

research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena peristiwa aktivitas sosial, sikap kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.10

2. Pendekatan Penelitian

Telaah Literatur

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif noninteraktif, maka

peneliti menggunakan pendekatan analisis isi atau metode analisis isi,

metode analisis isi (content analysis) ini pada dasarnya merupakan suatu

teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau
8
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, November 2010), h.
36.
9
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Januari 2012), h. 54.
10
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA 2016), h. 60
10

suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang

terbuka dari komunikator yang dipilih.

Metode analisis ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi

komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk lambang yang terdokumentasi

atau dapat didokumentasikan. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisis

semua bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, puisi, film, cerita

rakyat, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Lambang yang

terdokumentasikan oleh peneliti disini ialah isi metode at-Taisir.

3. Sumber Data

a. primer

Adapun sumber data ini adalah buku at-Taisir yang ditulis oleh Adi

Hidayat yang berisi metode at-Taisir dan sumber penunjang lainnya Adapun

data penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan cara menghafal al-

Qur’an dengan metode at-Taisir yang ditulis oleh Adi Hidayat dan data

yang diperoleh dari para pengguna metede ini,data berupa hasil wawancara.

b. Sekunder

Adapun data penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan cara

menghafal al-Qur’an dengan metode at-Taisir yang ditulis oleh Adi Hidayat

dan data yang diperoleh dari para pengguna metede ini,data berupa hasil

wawancara.

4. Pengumpulan Data

Data dalam penelian ini adalah, literatur yang berkaitan dengan metode

At-Taisir dan hasil wawancara untuk me gumpulkan data tersebut, penulis


11

melakukan analisis literatur dan melakukan wawancara tehadap dua

informan peneliti yang telah menggunakan metode At-Taisir. Mereka adalah

hafidz yang sudah menggunaka metode ini utuk diri sendiri. Wawancara

dilakukan meggunakan media Whatsapp dan dilakukan beberapa kali.

H. Sistematika Penulisan

Sampul luar atau kulit luar Skripsi, Halaman judul Skripsi, Halaman

Surat Pernyataan Keaslian Tulisan, Halaman Surat Persetujuan Skripsi,

Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Halaman

Abstrak, Halaman Kata Pengantar, Halaman Daftar Isi, Transliterasi, Daftar

Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini meliputi latar belakang masalah, , rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka,

metode penelitian, kerangka teoretik, dan sistematika

penulian.

BAB II : METODE METODE MENHGAFAL AL-QUR’AN

BAB III : SEJARAH DAN BIOGRAFI PENEMU METODE AT-

TAISIR

Sejarah metode At-Taisir, biografi Adi Hidayat, asal-usul

dan latar belakang pendidikan Adi Hidayat, aktivitas, jabatan

Adi Hidayat, Menghafal dengan metode At-Taisir, proses

menghafal dengan metode At-Taisir, Pasca menghafal,

Perusak hafalan, Simulasi Hafalan Mushaf At-Taisir


12

BAB IV : ANALISIS TERHADAP METODE AT-TAISIR

a. Cara menghafal dengan metode At-Taisir

b. kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir.

BAB V : PENUTUP

a. kesimpulan dan saran


BAB II

METODE-METODE MENGHAFAL AL- QURAN

A. Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang asal katanya meta

yang artinya di atas dan kata hodos yang memiliki arti suatu jalan atau suatu cara.

Sehingga dengan kata lain metode merupakan cara atau proses yang digunakan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan efesien.

Dalam bahasa Arab metode disebut dengan Thoriqoh yang memiliki arti

langkah-langkah yang digunakan untuk memperbuat sesuatu demi tujuan tertentu.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai dua pengertian.

Pertama, suatu yang yang diatur sedemikian rupa untuk melakukan suatu

pekerjaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua, cara kerja yang

memiliki sistem dengan tujuan untuk memudahkan seseorang atau kelompok

melaksanakan tujuan tertentu.

Jadi dari pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa, metode

menghafal Al-Quran yaitu suatu cara untuk memudahkan para penghafal al-Quran

dalam menghafal ayat demi ayat al-Quran sehingga,dapat menghafalnya secara

mudah dan kuat dalam ingatan.

B. Metode - Metode Menghafal Al Qur’an


Berikut ini beberapa metode menghafal al-Quran :

a. Metode klasik

1. Talqin

13
14

Yaitu cara pengajaran hafalan yang dilakukan oleh seorang guru dengan

membaca satu ayat, lalu ditirukan sang murid secara berulang-ulang sehingga

nancap dihatinya . 11

Dengan metode ini santri membaca ayat yang akan dihafal secara berulang-

ulang jumlah pengulangan bervariatif sesuai dengan kebutuhan masing-masing

santri, cara ini akan memerlukan kesabaran dan aktu yang banyak12

2. Talaqqi

Yaitu dengan cara sang murid mempresentasikan hafalan sang murid kepada
13
gurunya . Dalam metode ini hafalan santri akan diuji oleh guru pembimbing,

seorang santri akan teruji dengan baik jika dapat membaca dan menghafal dengan

lancar dan benar tanpa harus melihat mushaf.

3. Metode Qira’ah ‘Ala Asy-Syaikh

Metode ini sebenarnya adalah metode yang digunakan para tholibul

ilmi zaman dahulu ketika belajar hadits atau kitab kepada syaikhnya. Qiraah Ala

Asy-Syaikh artinya membaca dihadapan syekh atau guru.

Metode ini juga terkadang disebut ‘Ardhu Al-Qiroah yang artinya

memperlihatkan bacaan.

Mudahnya, metode ini adalah kita menunjukkan bacaan kita atau hafalan kita

di depan guru sembari guru mengoreksi apa yang kita baca. Setelah bacaan kita

11
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur`an (Yogyakarta: Pro-U media,
2012), 83.
12
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur`an Da‟iyah ( PT Syamil Cipta Media,
2004), 51.
13
Bahirul Amali Herry, Agar…, 83.
15

dinyatakan benar oleh guru maka guru akan memberikan ijazah atau sejenis

pengakuan lainnya bahwa sang murid dinyatakan telah lulus.

Langkah metode ini tidak begitu rumit, yakni sang murid cukup membacakan

hafalan yang telah ia hafalkan di hadapan guru kemudian guru memberikan

semacam pengakuan bahwa murid ini telah hafal sekian juz. Pengakuan bisa

dalam bentuk ijazah, catatan, raport, persaksian, syahadah atau sejenisnya.

Adapun langkah metode Qira’ah ‘Ala Asy-Syaikh secara umum sebagai

berikut :

Langkah pertama, murid harus membaca ayat dengan melihat mushaf al-

Qur’an didepan gurunya sementara gurunya memperhatikan. Langkah kedua, guru

membenarkan kesalahan-kesalahan bacaan yang dilakukan murid. Langkah

ketiga Setelah bacaan murid dinyatakan benar, maka murid dipersilahkan

menghafalkan sendiri apa yang telah dibacakan dihadapan gurunya tadi.

Kemudian langkah yang ke empat, setelah murid menghafal ia membacakan ayat

yang telah ia hafalkan di hadapan guru sembari guru memperhatikan dan

mengoreksi bacaannya, dan langkah yang ke lima, guru menyatakan atau

memberikan pengakuan bahwa sang murid telah hafal ayat sekian dan sekian, baik

dengan cara mencatatkannya pada buku laporan harian atau sejenisnya.14

14
Adam R. Metode Menghafal Al Quran yang Efektif dan Teruji Ampuh, diakses
https://www.nasehatquran.com/2018/07/metode-menghafal-al-quran.html pada 26 September
2022.
16

4. Mu’aradah

Yaitu murid dengan murid yang lain membaca saling bergantian 15. Penghafal

hanya memerlukan keseriusan dalam mendengarkan ayat al-Qur`an yang akan

dihafal yang dibacakan oleh orang lain. Adapun jika kesulitan mencari orang

untuk diajak menggunakan metode ini, penghafal masih bisa menggunakan

murattal al-Qur`an melalui kaset-kaset tilawatul Qur`an16 .

5. Muroja’ah

Yaitu mengulangi atau membaca kembali ayat al Qur’an yang sudah di hafal.

Metode ini dapat dilakukan secara sendiri dan juga bisa bersama orang lain.

Melakukan pengulangan bersama orang lain merupakan kebutuhan yang sangat

pokok untuk mencapai kesuksesan dalam menghafal al-Qur`an. Teknik

pelaksanaannya dapat diadakan perjanjian terlebih dahulu, antara tempat dan

waktu pelaksanaan serta banyaknya ayat yang akan dimuraja’ah17 .

b. Metode modern

1. Mendengarkan kaset murattal melalui tape recorder, MP3/4,

handphone, komputer dan sebagainya.

2. Merekam suara kita dan mengulangnya dengan bantuan alatalat

modern.

3. Menggunakan program software al Qur’an penghafal.

15
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur`an Da‟iyah, (PT Syamil Cipta Media)
h. 52.
16
Ibid., 52.
17
Ibid., h. 57.
17

4. Membaca buku-buku Qur’anic Puzzle (semacam teka teki yang di

format untuk menguatkan daya hafalan kita) 18.

c. Metode menghafal al-Qur’an menurut al Qur’an

Ada beberapa ayat al-Qur’an telah mengisyaratkan metode dan cara

menghafal19.

1. Talaqqi.

2. Membaca secara pelan-pelan dan mengikuti bacaan (talqin).

3. Merasukkan bacaan dalam batin.

4. Membaca sedikit demi sedikit dan menyimpannya dalam hati.

5. Membaca dengan tartil (tajwid) dalam kondisi bugar dan tenang.

d. Adapun metode menghafal al-Qur’an menurut Ahsin W. Al Hafidz adalah:20

1. Metode Wahdah

Yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya,

Setiap ayat diulangi sebanyak 20 kali. Barulah kemudian ayat-ayat yang

dihafalkan tersebut digabungkan dan diulang sebanyak 20 kali pula.

2. Metode Kitabah.

Metode Kitabah secara bahasa, kitabah artinya menulis. Metode menulis yang

di maksud di sini adalah metode menghafal al-Qur’an yang diawali dengan

terlebih menulis ayat-ayat yang akan dihafal. Kemudian ayat-ayat tersebut

dibacanya benar sampai lancar, lalu kemudian setelah itu dihafalkan.

18
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bia Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pro-U media
2012,h. 83
19
Ibid.,h. 87-89
20
Ahsin W Al Hafidh, Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur‟an. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.
41-42.
18

3. Metode Sima’i.

Sima’i artinya mendengar, metode ini ialah mendengarkan bacaan al-Qur’an

untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif bagi penghafal yang

mempunyai daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal tunanetra atau anak-anak

yang masih dibawah umur yang belum mengenal baca tulis al-Qur’an.

4. Metode Gabungan.

Metode ini merupakan gabungan antara metode pertama dan metode kedua,

yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja kitabah di sini lebih

memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya.

5. Metode Jam’i (penggabungan).

Metode ini adalah menghafal satu halaman al-Qur’an dengan cara menghafal

satu ayat sampai lancar, kemudian berpindah ke ayat kedua. Setelah ayat kedua

lancar berpindah ke ayat ketiga, begitu juga seterusnya sampai satu halaman.

Kemudian setelah dapat menghafal satu halaman, menggabungkan hafalan dari

ayat pertama sampai terakhir tanpa melihat mushaf.

e. Metode Kauny Quantum Memory (KQM) menghafal al’Qur’an Semudah

Tersenyum

Metode ini yang membuat aktivitas mura’jaah menjadi hal berbeda. Peserta

sambil tertawa, bercanda tanpa terasa sudah melakukan muraja’ah dalam jumlah

yang banyak. Metode ini dikembangkan oleh Bobby Herwibowo, Lc. Ia

merupakan alumni fakultas syari‟ah Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Ia yang

juga tercatat sebagai staff khusus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan

Dewan Syari‟ah Aksi Cepat Tanggap (ACT), merupakan penemu metode KQM.
19

KQM mengemas aktivitas muraja’ah ini dengan cara games, simulasi, lomba, dan

jalan-jalan. Semuanya dilakukan dengan konsep Fun Theory yang amat

mengasyikkan. Hasilnya, tanpa jenuh orang awam pun akan enjoy melakukan

aktivitas muraja’ah berulang-ulang. Praktik KQM ialah dengan membaca ayat–per

ayat surah, kemudian di ulang-ulang dengan suara yang lebih keras, sekarang

hafalkan dengan artinya dan gerakan tangan anda. Kesimpulannya bahwa, KQM

adalah cara menghafal al-Qur’an beserta artinya dengan gerakan tangan, sehingga

penghafal tidak merasa jenuh karena semuanya dilakukan dengan konsep Fun

Theory tanpa terasa penghafal sudah hafal arti al-Qur’an dan ayat al-Qur’an

sekaligus.21

f. Metode 3T+1M

1. Talqin atau Tasmi’

Talqin berarti seorang Ustadz membacakan al-Quran untuk kemudian diikuti

oleh para muridnya. Jika anda tidak memiliki Ustadz yang dapat membacakan

kepada Anda, mendengarkan bacaan al-Quran dari rekaman juga dapat menjadi

salah satu alternatif.

Meskipun alternatif tersebut tidak sebagai sebaik jika anda berhadapan dengan

ustadz secara langsung. Karena jika anda berhadapan langsung dengan Ustadz,

maka bacaan anda yang salah saat mengikuti bacaan, dapat langsung dikoreksi.

Adapun tasmi’ berarti seorang murid membaca al-Quran untuk didengarkan

oleh ustadz.

21
Bobby Herwibowo, Teknik Quantum Rasulullah, (Jakarta: Noura Books, 2015) , h. 123.
20

2. Tafahhum

Arti dari tafahhum adalah memahami arti dari bacaan al-Qur’an yang akan

dihafal. Tentunya tidak semua orang harus melalui tahapan ini dalam menghafal.

Yang dianjurkan untuk memahami al-Quran saat menghafal adalah mereka yang

berusia remaja serta dewasa.

3. Tikrar

Tikrar berarti mengulang-ulangi bacaaan hingga hafal. Cara meggunakan

metode tikrar

Langkah pertama, baca ayat pertama hingga 10-20 kali hingga hafal, lalu

langah yang ke dua, baca ayat kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal, dan

langkah yang ke tiga, baca ayat pertama dan kedua sebanyak 10-20 kali hingga

hafal, langkah yang ke empat, baca ayat ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal,

langkah yag ke lima, kembali baca ayat pertama + kedua + ketiga sebanyak 10-20

kali hingga hafal, dan langkah yang terakhir yaitu Muraja’ah, setelah hafal ulangi

kembali bacaan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan .muraja’ah.

g. Metode Yadain

Pada dasarnya, semua metode menghafal al-Quran pasti dibaca berulang.

Pengulangan hafalan membuat hafalan menjadi lebih lancar. Adapun perbedaan

metode Yadain, yaitu menghafal al-Qur’an disertai Visualisasi Tadabbur, al-

Qur’an Virtual, dan Jari Qur’an.

1). Visualisasi Tadabbur

Peserta mampu membaca ayat al-Qur’an sambil memahami maknanya:


21

1. Siapa pelaku? aku, kamu, kalian, dia, mereka, kami, nama, dan

asmaul husna.

2. Bagaimana sifat? baik (kanan), jahat (kiri), beriman (kanan), kafir

(kiri), dsb.

Cara membedakan kiri atau kanan yaitu dengan mengenali sebagai berikut:

1. Kiri=> perkara bathil atau hal yang mudharat

(membahayakan/merugikan)

2. Kanan => perkara haq atau hal yang maslahat (manfaat).

2). Al-Qur’an Virtual

Peserta mampu mengimajinasikan huruf per huruf, kata per kata, ayat per ayat,

dan satu halaman penuh mengetahui bentuk tulisan al-Qur’an walaupun tidak

melihat mushaf. Metode menghafal Al Quran dengan teknik al-Quran Virtual

akan dipraktikkan pada saat awal pembekalan Metode Yadain.

3). Jari Al-Quran Yadain

Penomoran ayat terdapat pada Al-Quran Yadain dan dipraktikkan khusus bagi

peserta Muraja’ah Mutqin. Penomoran jari hanya sebagai alat bantu untuk

menguatkan posisi al-Quran Virtual.

Berikut ini urutan praktik menghafal al-Quran untuk mendapatkan hafalan 1

Halaman:

1. Membaca terjemah al-Qur’an satu halaman penuh untuk Visualisasi

Tadabur siapa pelaku, bagaimana sifat, dan di mana letak bendanya?

Bedakan bagian kiri atau kanan.


22

2. Melihat ayat pada mushaf 1 detik lalu mengimajinasikan al-Qur’an

Virtual 1 s/d 4 kata.

3. Mengulang bacaan satu baris pada al-Qur’an Virtual target hafal

dalam waktu satu menit.

4. Ulangi bacaan ayat tersebut dengan melihat terjemah saja, sedangkan

ayat yang sudah dihafal bisa ditutup menggunakan kertas/buku.

5. Target dalam waktu 15 menit selesai satu halaman.

6. Membaca kembali tiga hingga lima kali sebanyak satu halaman dalam

waktu kurang lebih 5 sampai 10 menit.

7. Ulangi membaca ayat dengan bantuan terjemah al-Qur’an Yadain,

sedangkan ayat ditutup sebanyak satu halaman penuh sampai hafalan

lancar.

8. Tutup mushaf dan hafalkan sampai lancar satu halaman disertai al-

Qur’an Virtual.

9. Tutup mushaf dan hafalkan sampai lancar satu halaman disertai

Visualisasi Tadabbur.

10. Tutup mushaf dan hafalkan sampai lancar satu halaman disertai Jari

Quran.

11. Hafalan disimak oleh muhaffizh/ah dan diberikan penilaian.

12. Target peserta mampu menghafal ayat al-Qur’an pada hafalan baru

durasi 30 sampai 60 menit/halaman dengan lancar.

Apabila metode Yadain ini konsisten dipraktikkan minimal pada 3 juz maka

akan memudahkan 27 juz berikutnya. Biidznillah atas kemukjizatan al-Qur’an.


23

Alokasi waktu rata-rata pemula dalam menghafalkan al-Qur’an.

Untuk juz 30 sampai dengan Juz 28 rata-rata 3-6 jam per halaman,

juz 1 sampai dengan Juz 5 rata-rata 1-2 jam per halaman, juz 6 sampai dengan Juz

10 rata-rata 30 menit sampai 60 menit per halaman, adapun juz 11 sampai dengan

Juz 18 rata-rata 20 menit sampai 30 menit per halaman, dan juz 19 sampai dengan

Juz 27 rata-rata kurang dari 20 menit per halaman.

Program karantina hafal quran sebulan merupakan program akselerasi

percepatan menghafal al-Quran dengan target setoran hafalan al-Quran minimal

harus disertai Visualisasi Tadabbur dan al-Quran Virtual.

Berikut ini tahapan muraja’ah berikutnya:

Tahap I : Setoran hafalan muraja’ah per 5 halaman sampai 30 Juz,

dengan ujian per juz.

Tahap II : Setoran hafalan muraja’ah per 10 halaman sampai 30 Juz,

dengan ujian per 3 juz.

Tahap III : Setoran hafalan muraja’ah per 20 halaman (1 Juz) sampai 30

Juz, dengan ujian per 5 juz.

Tahap IV : Setoran hafalan muraja’ah per 2 Juz sampai 30 Juz, dengan

ujian per 10 juz.

Tahap V : Setoran hafalan muraja’ah per 3 Juz sampai 30 Juz, dengan

ujian per 15 juz.

Tahap VI : Setoran hafalan muraja’ah per 5 Juz sekali majelis

Tahap VII : Setoran hafalan muraja’ah per 10 Juz sekali majelis

TahapVIII : Setoran hafalan muraja’ah per 15 Juz sekali majelis


24

Tahap IX : Setoran hafalan muraja’ah per 30 Juz sekali majelis

Tahap X : Muraja’ah Fami Bisyauqin khatam seminggu sekali

Apabila ada tahapan yang belum dimengerti maka bisa dilatih dalam

pembekalan metode dan sistem Karantina Tahfizh al-Qur’an Nasional. Terlebih

dalam praktiknya akan dibuka mindset menggunakan al-Qur’an Yadain Standar

Karantina Hafal Qur’an Sebulan.

Ada beberapa persyaratan agar peserta mampu mempraktikkan metode

menghafal al-Qur’an menyetorkan hafalan al-Qur’an sebulan, orang tua dan anak

dapat memperhatikan jadwal terdekat, insya Allah kami setiap bulan selalu

membuka pendaftaran peserta baru. Selamat bergabung dengan para penghafal al-

Qur’an.22

h. Metode ODOA (One Day One Ayat)

One day one ayat berarti menghafal satu hari satu ayat. Metode ODOA ini

menggabungkan antara otak kiri dan otak kanan, Selain itu metode ini diterapkan

menghafal satu ayat selama satu hari dan harus benarbenar hafal kemudian di hari

kedua melanjutkan hafalan ke ayat berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa metode ini merupakan suatu metode menghafal satu

hari satu ayat yang dikembangkan berdasarkan kecerdasan majemuk penghafal

yang memudahkan menghafal dengan proses yang menyenangkan.23

Pusat Karantina Tahfizh Al Quran Nasional Hafal Quran Sebulan, “ Metode menghafal Al
22

Quran: Metode Yadain Litahfizhil Qur’an”. Diakses https://www.hafalquransebulan.com pada 26


September 2022.
23
De Porter Boobi dan Mike Henarcki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011) h, 210.
25

i. Metode S

Metode S (seluruhnya) adalah sebuah metode dalam menghafal al-Qur’an

yang tahapannya adalah dengan membaca terlebih dahulu 1 (satu) halaman dari

al-Qur’an, dari baris pertama hingga baris terakhir secara berulang-ulang sampai

hafal. Metode ini dipakai oleh para mahasiswa- mahasiswi penghafal al-Qur’an di

lingkungan Institut PTIQ dan IIQ Jakarta.

j. Metode B

Metode B (bagian) adalah sebuah metode dalam menghafal al-Qur’an yang

sedikit berbeda dengan metode S di atas. Jika metode S menghafal secara penuh 1

halaman, maka metode B hanya membaca dan menghafal sebanyak 1 ayat saja,

atau dapat disesuaikan dengan tema pembahasan tertentu. Sehingga 1 tema bisa

terdiri dari 1 ayat, 1 ayat, 3 ayat, 4 ayat atau bahkan lebih. Metode ini juga dipakai

oleh para mahasiswa-mahasiswi penghafal al-Qur’an di lingkungan Institut PTIQ

dan IIQ Jakarta. 24

k. Metode C

Metode C (campuran) adalah sebuah metode dalam menghafal Al-Qur’an

yang mengkombinasikan antara metode S dengan Metode B. Dalam metode ini

mula-mula penghafal membaca satu halaman berulang-ulang, kemudian pada

bagian tertentu dihafal tersendiri, setelah itu diulang-ulang kembali secara

keseluruhan. Metode ini juga dipakai oleh para mahasiswa-mahasiswi penghafal

al-Qur’an di lingkungan Institut PTIQ dan IIQ Jakarta.25

24
A. Muhaimin Zen, Tahfizh Al-Qur’an, Metode Lauhun Panduan Menghafal Al-Qur’an di
Pesantren dan Pendidikan Formal (Tsanawiyah, Aliyah, dan Perguruan Tinggi, 2020), h. 122
25
A. Muhaimin Zen, Tahfizh.., h. 123
26

l. Metode At-Taisir

At-Taisir berasal dari kata ‫سر‬


ّ ‫ ي‬yang berarti mudah atau memudahkan.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40 sebagai

berikut:

‫س ْرنَا ْالقُ ْرانَ ِلل ِذّ ْك ِر فَ َه ْل ِم ْن ُّم َّد ِكر‬


َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬

Metode At-Taisir yang merupakan metode pendekatan terbaru dalam

menghafal al-Qur'an dimana metode At-Taisir ini menggunakan metode campuran

dalam proses menghafalnya. Metode At-Taisir tidak hanya sekedar membuat

seseorang menghafal al-Qur'an saja tetapi juga mendalami denah mushaf al-

Qur'an.26

26
Adi Hidayat, Muslim Zaman Now 30 Hari Hafal Al-Quran Metode At-Taisir, Bekasi: Institut
Quantum Akhyar, Oktober 2018. h. 7-12
BAB III

METODE AT-TAISIR

A. Sejarah Metode At-Taisir

Berawal dari dari pusat bimbingan yang menyajikan konsep Islam denga cara

lebih mudah,cepat, dan solutif dengan lembaga Quantum Akhyar Institute.

Dibawah asuhan Adi Hidayat , lembaga ini memiliki beberapa program,yakni

Sekolah Terbuka UAH,kaderisasi Ulama, Umroh dan Tour, Beasiswa dan At-

Taisir Learnig Center.

Di Quantum Akhyar Institute ini ada program yang bernama BerBaQ

(Berantas Buta Baca Quran) tidak sedikit orang berantusias belajar mengenal

bacaan al-Qur’an di Quantum Akhyar Institute ini. Semakin banyak orang

berantusias ingin bisa membaca Al-Qur’andan menghafalnya dan tidak sedikit

juga orang orang banyak beranggapan bahwa menghafal al-Qur’anitu sulit

sehingga banyak sekali orang orang mencari metode mudah menghafal al-Qur’an.

Berangkat dari hal tersebut akhirnya Adi Hidayat membuat metode menghafal al-

Qur’ansekaligus menjadikan motivasi bagi orang orang yang ingin mengahafal al-

Qur’andengan mudah sehingga, terbentuklah metode At-Taisir .

Dalam penamaan metode At-Taisir ini, Adi Hidayat mengambil dari ayat al-

Qur’anyakni surat al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40

‫س ْرنَا ْالقُ ْرانَ ِلل ِذّ ْك ِر فَ َه ْل ِم ْن ُّم َّد ِكر‬


َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬

Sehigga metode ini dinamai metode At-Taisir yang berarti jalan untuk

memudahkan. Metode ini resmi dipublikasikan pada hari kajian al-Qur’an pada

tanggal 28 januari 2018 di Masjid Istiqlal Jakarta Selatan dan metode

27
28

inisebelumnya pernah diuji coba untuk diterapkan pada kedua Hafidz Indonesia

2017 Kamil dan Ahmad.27

B. Biografi penemu metode At-Taisir

Adi Hidayat, Lc. M.A. Lahir 11 September 1984 adalah seorang ustadz muda

asal Indonesia. Ia mempunyai pusat kajian Islam bernama Quantum Akhyar

Istitute yang didirikan pada tahun 2013 dan Adi Hidayat Official yang didirikan

tiga tahun berikutnya. Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya

dalam bahasa Arab dan Indonesia. Adi Hidayat aktif menjadi narasumber

keagamaan dan berdakwah melalui channel YouTube miliknya.

1. Latar belakang pendidikan dan prestasi Adi Hidayat

Adi Hidayat memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang 1989 dan

lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar

di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN II

Pandeglang di jenjang kelas IV hingga selesai. Adi Hidayat melanjutkan

pendidikan di SMP 1 Pandeglang Banten, dan pindah ke sekolah agama yaitu

Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang setelah bercerita ke orang tuanya

kalau dia mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Tamat dari Madrasah, Adi

Hidayat melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Daarul Arqam

Muhammadiyah Garut tahun 1997. Pada tahun 2003 Adi Hidayat setelah lulus

dari pesantren, melanjutkan pendidikannya melalui jalur PMDK di Fakultas

Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah.

27
Quantum Akhyar Institute, “Sekilas Program At-Taisir Learnig Center”, diakses dari
http://quantumakhyar.com/alc/. Pada 12 Oktober 2022
29

Selama masa pendidikan dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat

Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususunya dalam syarah

al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam

program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna

al-Qura Jogjakarta. Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya K.H. Rafiuddin

Akhyar,pendiri dewan dakwah Islam Indoesia di Banten untuk terlibat misi

dakwah di wilayah Banten.

Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus

(agama dan umum) serta didaulat menyapaikan makalah ilmiah “konsep ESQ

dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, dia

mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah ( FDI) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar Kairo,

hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.

Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah

Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan

program FDI dengan raihan IPK 3,98.

2. Sanad keilmuan Adi Hidayat

Adi Hidayat belajar intensif di Libya denagn berbagai disiplin ilmu baik

terkait dengan al-Qur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya.

Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program

khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua

sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, dia juga bertalaqqi pada masyayikh

bersanad baik di Libya maupun Negara yang pernah dikunjunginya.Dia belajar al-
30

Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (Murqi Internasional),

Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar

Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Adi Hidayat juga

belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia

ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya)

Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-

Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Dia

mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa

dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan

sastra). Dr. Abdullah Ustha (pakar Nahwu dan Sharaf) Dr. Budairi al-Azhari

(pakar ilmu Arudh),juga masyaikh lainnya. Adapun ilmu Tarikh, dia pelajari

diantaranya syekh Ammar al-Liibiy (sejarawan Libya). Selain para masyayikh

tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam

forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Di akhir 2009 dia diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib

Jami' Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan

pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Dia juga aktif mengikuti dialog

internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar,

termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawâshul TV Libya.

Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes Al-Qur’an

al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan

mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi


31

Islam dan pengembangan dakwah. yayasan ini juga memiliki program-program

yang luarbiasa antara lain: Sekolah Terbuka UAH, Kaderisasi Ulama, At-Taisir

Learning Center (program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi dan

Program Hati), Umrah dan Tour serta beasiswa. Pada November 2016, dia

mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustaz Adi Hidayat

aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. dia juga

giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang

lebih sebanyak 13 karya.

3. Buku karya Adi Hidayat

1. Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)

2. Quantum Arabic Metode Akhyar (2011)

3. Ma’rifatul Insan: Pedoman al-Qur’an Menuju Insan Paripurna.

(2012)

4. Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Qur’an.

(2012)

5. Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012)

6. Persoalan Hadist-hadist Populer (2013)

7. Ilmu Hadist Praktis (2013)

8. Tuntunan Praktis Idul Adha (2014)

9. Pengantin As-Sunnah (2014)

10. Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015)

11. Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016)

12. Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017)


32

13. Muslim Zaman Now (2018)

Untuk Kegiatan sehariannya Adi Hidayat, Lc, MA banyak mengisi ceramah-

ceramah agama di berbagai tempat. Jamaah yang mengikuti kajiannya sangat

banyak dikarenakan ceramahnya mengenai keislaman sangat mudah dipahami

oleh banyak orang. Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh

jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook. Bahkan akun

Instagram Adi Hidayat kini telah memiliki jutaan pengikut. Adi Hidayat kerap

terlihat memberikan kajian di beberapa tempat. Penyampaian yang mudah

dipahami, membuat para jemaah betah mengikuti kajiannya. Meski kerap disorot

publik, tetapi kehidupan pribadi Adi Hidayat cukup jarang tersorot.28

C. Cara Menghafal Dengan Metode At-Taisir

1. Amalan Pra Hafalan, Rahasia Kemudahan Al-Qur’an dan, Syarat

Menghafal al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang dijamin mudah dihafal. Kemudahan

ini akan cepat diraih bila penghafal al-Qur’an mampu menghadirkan amalan pra

hafalan yang diisyaratkan al-Qur’an dan sunnah.

Berikut ini di antara hal terpenting yang dimaksudkan:

28
Marantika A,“Ustadz Adi Hidayat, Biografi dan Profil, Gelar Pendidikan hingga Karya
Tulisnya”, Diakses dari https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/syiar/pr-593233532/, pada. 27
September 2022
33

a. Ikhlas (Niat)

Ikhlas dalam kamus bahasa Arab berarti ketulusan, yaitu melaksanakan suatu

pekerjaan semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji oleh orang lain.

Ibadah yang dipandang sah dihadapan Allah adalah ibadah yang dilaksanakan

karena Allah tanpa terkandung sampingan. Orang yang ikhlas dalam ibadahnya

disebut mukhlis. Nama surat dalam al-Qur’an yang ke 112, terdiri atas 4 ayat,

termasuk golongan surat-surat makiyah, diturunkan sesudah surat an-Nas.

Dinamakan surat “Al-Ikhlas” karena ini sepenuhnya menegaskan kemurahan ke

Esaan Allah SWT. Pokok-pokok isinya adalah penegasan tentang kemurnian, ke

Esaan Allah SWT dan penolakan segala macam kemusyrikan dan menerangkan

bahwa tidak ada suatu yang menyamai -Nya.

Dalam pembahasan, kata Ikhlas Adi Hidayat mengartikan dan mengumpulkan

beberapa ayat dan hadits, sebagai berikut:

َ َ‫ َخل‬artinya sudah, ‫ص‬


Ikhlas berasal dari kata ‫ص‬ َ َ‫ ا َ ْخل‬artinya
ُ ‫ َخ ِل‬artinya bersih, ‫ص‬

usaha untuk menepiskan segala yang mencampuri, ‫ُم اخ ِل ا‬


‫ص‬ artinya orang yang

menepiskan segala aktivitas yang mencampuri, ِ ‫ ُم اخ ِل‬artinya orang-orang yang


‫صيان‬

berusaha menepiskan segala campuran-campuran dari pekerjaannya, yaitu orang-

orang yang beramal ingin mendekat kepada Allah SWT. Ketika dicampuri oleh

kotoran yang tidak diinginkan oleh Allah SWT. Maka ia tepis kotoran-kotoran itu.

Menghafal al-Qur’an termasuk ibadah, maka yang pertama dilakukan adalah

niat ikhlas. Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab

radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda :
34

,,,,,,‫ت وإِنَّما ِل ُك ِِّل امريءٍ ما ن ََوى‬


ِ ‫إنَّ َما األع َمال بالنِِّيَّا‬

[HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907].

Menghafal al-Qur’an adalah bagian dari Ibadah, sedangkan ibadah

membutuhkan hadirnya keikhlasan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َّ ‫صيانَ لَهُ ال ِدِّيانَ ەۙ ُحنَفَا َء َويُ ِق اي ُموا ال‬


َّ ‫صلوة َ َويُؤا تُوا‬
‫الزكوة َ َوذلِكَ ِدي ُان‬ ٰ ‫َو َما ا ُ ِم ُر اوا ا َِّْل ِليَ اعبُدُوا‬
ِ ‫ّللاَ ُم اخ ِل‬

‫االقَ ِيِّ َم ِة‬

[Qs. al-Bayyinah: 5]

Jadi, menurut Adi Hidayat, asal kata ikhlas ialah menepiskan segala orientasi

selain karena Allah SWT. Ikhlas ialah ketulusan dalam beribadah semata-mata

mengharap ridho-Nya, yang kelak menghadirkan pertolongan Allah dan dalam

memudahkan proses menghafal.29

b. Serius (Sungguh-sungguh atau Mujahadah)

Mujahadah merupakan sebuah istilah yang terbentuk dari asal kata jihad,

artinya berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syari'at Islam. Jihad secara

ُ ‫ ( ا َ ال‬yang artinya bersungguh-sungguh.


bahasa diambil dari kata al-Juhdu ) ُ ‫ج اهد‬

Dalam pembahasan Serius atau sungguh-sungguh, Adi Hidayat mengartikan kata

mujahadah menjadi beberapa bagian dan mengumpulkan beberapa ayat dan

hadits, yang berkaitan dengan pembahasan serius, sebagai berikut:

Mujahadah berasal dari kata ُ‫ يَجا َهد‬-َ‫جهد‬


َ artinya serius sungguh-sungguh, akar

ُ ‫ا َ ال‬, kata ini diklasifikasikan menjadi 3 bagian utama, pertama ‫اِجا تِ َهاد‬
katanya ُ ‫ج اهد‬

artinya kesungguhan, kedua ُ‫ ِج َهاد‬artinya berjuang , dan yang ketiga ‫ُم َجا َهدَه‬

29
Adi Hidayat, Muslim Zaman Now 30 Hari Hafal Al-Quran Metode At-Taisir, Bekasi: Institut
Quantum Akhyar, Oktober 2018. h. 12-13.
35

artinya perlawanan (perlawanan menolak gejolak emosional). Bersungguh-

sungguh untuk mewujudkan menuju Allah SWT dengan menghafal al-Qur’an dan

Allah bersama orang-orang yang berbut baik. Seperti firman Allah SWT, dalam

Surat Al-'Ankabut Ayat 69:

َ‫ّللاَ لَ َم َ ال ُمح ِسنِين‬ ُ ‫َوالَّذِينَ َجا َهدُوا فِينَا لَنَه ِديَنَّ ُهم‬
ٰ ‫سبُلَنَا َوا َِّن‬

Allah SWT memberikan ganjaran kepada orang-orang yang berbuat baik yaitu

surga yang di dalamnya terdapat taman-taman surga dan mata airmata air. Seperti

firman Allah SWT dalam Q.S adz-Dzariyat, ayat 15-17:

)١٦( َ‫آخذِينَ َما آت َا ُه ام َربُّ ُه ام ِإنَّ ُه ام َكانُوا قَ اب َل ذَلِكَ ُمحا ِسنِين‬


ِ )١٥( ‫ُون‬
ٍ ‫عي‬ ٍ ‫ِإ َّن اال ُمت َّقِينَ ِفي َجنَّا‬
ُ ‫ت َو‬

)١٧( َ‫َكانُوا قَ ِليال ِمنَ اللَّ اي ِل َما َي اه َجعُون‬

Allah SWT juga memberikan ganjaran surga kepada ahli Al-Qur’anatau

penghafal Al-Qur’an yaitu pada Q.S Fatir Ayat 33:

ُ ‫ب َّولُـؤلُؤً ا ۚ َو ِل َبا‬
‫س ُهم فِي َها َح ِري ٌر‬ َ َ ‫عد ٍن يَّد ُخلُونَ َها يُ َحلَّونَ فِي َها ِمن ا‬
ٍ ‫سا ِو َر ِمن ذَ َه‬ َ ُ‫َجنٰت‬

Allah SWT memberikan anugrah kepada penghafal Al-Qur’an yaitu dapat

membawa ayah, ibu, saudara dan keluarga yang lainnya bersama-sama masuk ke

dalam surga And’ yaitu terdapat dalam Q.S ar-Rad ayat 23-24:

‫اج ِهم َوذُ ِ ِّريٰتِ ِهم‬ َ ‫عد ٍن يَّد ُخلُونَ َها َو َمن‬
ِ ‫صلَ َح ِمن ابَاٮ ِهم َواَز َو‬ َ َ‫ۖ َوال َملٮ َكةُ يَد ُخلُون‬
َ ُ‫علَي ِهم ِ ِّمن َجنٰت‬

‫ب‬ َ ‫علَي ُكم بِ َما‬


ٍ ‫صبَرتُم ُك ِِّل بَا‬ َ )٢٣( ۖۚ ِ)٢٤(‫عقبَى الدَّار‬
َ ‫سل ٌم‬ ُ ‫فَنِع َم‬

Diantara hal terpenting yang mesti dimiliki ahli al-Qur’an ialah keseriusan

dalam menghafal, sungguh-sungguh. Cermatilah perihal kesungguhan Nabi dalam

meraih ayat al-Qur’an hingga mendaki gunung cahaya, menuju gua Hira.

Semangat beliau bahkan mampu menaklukan jarak dan dakian yang begitu tinggi.
36

Saking seriusnya, beliau bahkan ingin segera menghafalkan ayat-ayat mulia itu

hingga cepat menggerakkan lisannya. Perhatikanlah kasih Allah yang membalas

kesungguhan beliau dengan memudahkan al-Qur’an terkumpul dalam jiwanya,

tidak sekedar lisannya.

‫) فَ ِاذَا قَ َرانهُ فَات َّ ِب قُرانَه‬١٧(‫علَينَا َجمعَه َوقُرانَه‬ َ ‫) َْل ت ُ َح ِ ِّرك بِه ِل‬١٨(
َ ‫) ا َِّن‬١٦(‫سانَكَ ِلت َع َج َل بِه‬

(Qs. Al-Qiyamah ayat 16-18).30

Jadi, menurut Adi Hidayat Mujahadah ialah bersungguh-sungguh dalam

menghafal Al-Qur’an, karena Allah akan membalas kesungguhannya di dunia

maupun di akhirat dengan memudahkan al-Qur’an terkumpul dalam jiwanya,

tidak sekedar lisannya.

c. Sabar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar diartikan sebagai tahan

menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah

ِّ ‫ اَل‬yang berasal
hati). Kata ini merupakan serapan dari bahasa Arab, yaitu kata ‫صب ُار‬

dari akar kata‫صبَ َر‬


َ .menurut pakar bahasa Arab, Ibnu Faris, kata ini memiliki tiga

makna dasar, yaitu:

1). Menahan dan mengekang,

2). Bagian yang tertinggi pada sesuatu, dan

3). Segala sesuatu yang keras seperti besi, batu dan lainnya.

Ketiga makna ini, memberi kesan bahwa sabar adalah sebuah upaya untuk

menahan diri dan mengekang segala bentuk keinginan memperturuti hawa nafsu,

30
Ibid.,h. 13-14.
37

yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan menempa diri secara keras, agar

bisa sampai pada puncak kebahagiaan.

Sabar menurut Al-Qur’an adalah upaya menahan diri dari segala sesuatu yang

tidak mengenakan, semata-mata karena mencari ridha Allah.31

Allah SWT memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, ketika

diberikan cobaan atau ujian berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,

buah-buahan dan mengucapkan kalimat “sesungguhnya kami milik Allah dan

hanya kepada-Nyalah kami kembali”. Sebagaimana firman Allah SWT, QS. Al-

Baqarah: 155-156:

ِ ‫ص ِمنَ ااأل َ ام َوا ِل َو ااأل َ انفُ ِس َوالث َّ َم َرا‬


ِّ َ‫ت َوب‬
‫ش ِِر‬ ٍ ‫ف َو اال ُجوعِ َونَ اق‬ِ ‫َيءٍ ِمنَ االخ اَو‬
‫َولَنَ ابلُ َونَّ ُك ام ِبش ا‬
ٍ)١٥٦( َ‫اجعُون‬ ِ ‫صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِ َّّلِلِ َوإِنَّا إِلَ اي ِه َر‬ َ َ ‫) الَّذِينَ إِذَا أ‬١٥٥( َ‫صابِ ِرين‬
ِ ‫صابَتا ُه ام ُم‬ َّ ‫ال‬
Fungsi sabar menurut Adi Hidayat ada beberapa surah di dalam Al-Qur’an,

sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut: Pertama, “mendekatkan diri

kepada Allah”, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah Ayat 153:

َ‫ص ِب ِريان‬ ٰ ‫صلو ِة ا َِّن‬


ٰ ‫ّللاَ َم َ ال‬ َّ ‫ياَيُّ َها الَّ ِذيانَ ا َمنُوا ا است َ ِع اينُ اوا ِبال‬
َّ ‫صب ِار َوال‬

Kedua, Hafalan yang dijalani dengan kesabaran akan cenderung baik dan

tartil. Sifat sabar juga cenderung mendekatkan hamba dengan Allah SWT.

Kedekatan inilah yang akan melahirkan kekhusyuan dalam bacaan bahkan

cenderung meningkatkan iman. Allah memberi kegembiraan khusus pada orang

sabar terlebih saat menjalani ujian. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam

surat Al-Ra’d ayat 23-24

31
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Tafsir Al-Quran Tematik, (Jakarta: Kamil Pustaka,
2014), h. 187-188
38

َ َ‫اج ِه ام َوذُ ِ ِّريٰتِ ِه ام َو اال َملٮ َكةُ يَ اد ُخلُ اون‬


‫علَ اي ِه ام ِ ِّم ان ُك ِِّل‬ َ ‫عد ٍان يَّ اد ُخلُ اونَ َها َو َم ان‬
ِ ‫صلَ َح ِم ان ابَاٮ ِه ام َوا َ از َو‬ َ ُ‫َجنٰت‬
32
)٢٤(‫ع اقبَى الد َِّار‬ َ ‫علَ اي ُك ام ِب َما‬
ُ ‫صبَ ارت ُ ام فَنِ اع َم‬ َ ‫سل ٌم‬ ٍ ۚ ‫بَا‬
َ )٢٣(‫ب‬

Jadi, menurut Adi Hidayat sabar ialah menerima ketentuan Allah dengan

berikhtiar maksimal menyelesaikannya. Allah ingin memberikan pahala dari

bacaan al-Qur’an, sabar dalam menghafal al-Qur’an dengan mengekang hawa

nafsu, khusyu dalam menghafal al-Qur’an.

d. Yakin

Setiap penghafal mesti yakin bahwa Allah telah menjamin kemudahan dalam

proses menghafal kitab mulia ini (al-Qur’an). Jaminan tersebut bahkan ditegaskan

sebanyak empat kali dalam surat al-Qamar, yaitu pada ayat ke 17, 22, 32 dan 40.

‫س ارنَا االقُ ارانَ ِلل ِذِّ اك ِر فَ َه ال ِم ان ُّمدَّ ِك ٍر‬


َّ ‫َولَقَ اد َي‬

Penghafal al-Qur’an juga mesti yakin bahwa manusia tercipta dengan

kemampuan mengingat tingkat tinggi. Perhatikanlah bagaimana manusia pertama

diajari semua jenis nama di semesta. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam

surat al-Baqarah ayat 31

َ‫علَى اال َملٮ َك ِة فَقَا َل ا َ ان ِبـ اونِ اي ِبا َ اس َما ِء هؤ َُْل ِء ا اِن ُك انت ُ ام ص ِدقِيان‬
َ ‫ض ُه ام‬ َ ‫علَّ َم ادَ َم ااْلَ اس َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم‬
َ ‫ع َر‬ َ ‫َو‬

Adam memang Nabi sehingga mendapat pengajaran langsung dari Allah

Subhanahu wa ta’ala. Adapun kita manusia biasa ditanamkan potensi untuk

menggali semua jenis pengetahuan yang ada. Menghafal al-Qur’anakan terasa

mudah bagi insan beriman yang yakin dengan potensi memorinya. Sebaliknya, itu

32
Adi Hidayat, Muslim Zaman Now h. 14-15.
39

akan menjadi sulit bagi para peragu yang tidak menyukuri nikmat kepintarannya.

Sungguh, pintar itu anugerah sedangkan bodoh itu pilihan. 33

Jadi, yakin menurut Adi Hidayat ialah yakin bahwa Allah telah menjamin

kemudahan dalam proses menghafal kitab mulia ini al-Qur’an dengan

bersungguh-sungguh.

e. Menghadirkan motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang

melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari

kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang

ada dalam diri seseorang. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang

yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi

intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).34

Motivasi untuk para penghafal al-Qur’anyang terdapat di dalam al-Qur’an

ialah termasuk motivasi ekstrinsik:

1). Meraih Kemuliaan Surga

Allah Subhanahu wa ta’ala berjanji dalam al-Qur’an bahwa para penghafal al-

Qur’an akan memasuki surga dengan mengenakan jubbah kemuliaan. Berikut

janji Allah dalam Q.S Faatir ayat 33

ُ ‫ب َّولُؤا لُؤً ا َۚو ِلبَا‬


‫س ُه ام فِ اي َها َح ِري ٌار‬ َ َ ‫عد ٍان يَّ اد ُخلُ اونَ َها يُ َحلَّ اونَ فِ اي َها ِم ان ا‬
ٍ ‫سا ِو َر ِم ان ذَ َه‬ َ ُ‫َجنٰت‬

2). Menjadi Hamba Terbaik

33
Ibid., h.16-17.
34
Siti Suprihatin. "Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa." Jurnal Pendidikan
Ekonomi UM Metro 3, Volume. 3 2015
40

Sahabat Utsman bin Affan pernah menyampaikan hadits Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut:

)‫علَّ َمهُ ( رواه بخارى‬


َ ‫َخي ُار ُك ام َم ان تَعَلَّ َم االقُ ارآنَ َو‬

3). Hadirnya Limpahan Pahala

Sahabat Abdullah bin Mas’ud pernah menyampaikan hadits Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut:

ٌ ‫ َولَ ِك ان أ َ ِل‬،‫ف‬
‫ف‬ َ ‫ب هللاِ فَلَهُ بِ ِه َحسنَةٌ َو اال َح‬
ٌ ‫ َْل أ َقُ او ُل أ َلَ َم َح ار‬،‫سنَةُ بِعَ اش ِر أ َ امث َا ِل َها‬ ِ ‫قرأ َ َح ارفًا ِم ان ِكت َا‬
َ ‫َم ان‬
35
)‫ف (رواه الترمذى‬ ٌ ‫ َو َْل ٌم َح ار‬،‫ف‬
ٌ ‫ َو ِم اي ٌم َح ار‬،‫ف‬ ٌ ‫َح ار‬

Jadi, motivasi menurut Adi Hidayat ialah motivasi ekstrinsik (motivasi yang

terdapat di dalam al-Qur’an), yaitu meraih kemuliaan surga, terdapat di al-Qur’an

surat Faathir ayat 33, menjadi hamba terbaik, terdapat di dalam hadits tentang

mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya, hadirnya limpahan pahala terdapat

dalam hadits tentang kebaikan membaca satu huruf al-Qur’an.

f. Mejadikan prioritas

Prioritas menurut KBBI ialah yang didahulukan dan diutamakan daripada

yang lain. Seorang yang memiliki prioritas dalam mengerjakan sesuatu akan

cenderung bersemangat dan mengutamakan pekerjaan resebut. Demikian para

penghafal yang menempatkan al-Qur’an sebagai agenda pioritas, maka segala

kesibukan yang dijalani tidak akan menggeser atau bahkan menggusur

kebersamaannya dengan al-Qur’an. Hal inilah yang menjadikan al-Qur’an mudah

tertanam dalam jiwa, dengan izin Allah Subhanahu wa ta’ala. Prioritas pertama

pengahafal al-Qur’an menurut Adi Hidayat ialah waktu dan kesempatan untuk

35
Adi Hidayat, Muslim Zaman.., h. 18-19.
41

memperbanyak interaksi dari segi bacaan.36 Seperti kisah Abdullah Bin Mas’ud:

Ia hidup bersama dan untuk al-Qur’an. Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin

Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri. Ia merupakan

salah seorang penghimpun al-Qur’an di masa Rasulullah saw dan membacakan

dihadapannya. Ia pernah berkata “Aku telah menghafal dari mulut Rasulullah saw

tujuh puluh surat” Abdullah selalu mengikuti Rasulullah SAW sejak usia belia.

Pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur’an sejak turun kepada

Rasulullah saw. Kiprahnya dalam memelihara al-Qur’an tidak diragukan lagi. Ia

hidup bersama dan untuk al-Qur’an. Abdullah menjadi ulama yang paling tahu

tentang al-Qur’an. Tak heran jika Rasulullah memujinya dan menganjurkan para

sahabat dan orang setelahnya untuk mempelajari kandungan al-Qur’an dari

Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud wafat pada tahun 32 hijriyah dalam

usia 65 tahun. Ia wafat di madinah dan telah meriwayatkan 840 hadits.

Jadi, prioritas menurut Adi Hidayat ialah mengutamakan al-Qur’an dengan

kesibukan lainnya dan inilah yang menjadikan al-Qur’an mudah tertanam dalam

jiwa, dengan izin Allah Subhanahu wa ta’ala.

g. Memilih guru

Para penghafal hendaknya memilih guru terbaik dalam membimbing proses

hafalannya. Ini penting diperhatikan karena al-Qur’an diturunkan pada Rasulullah

Shallallhi ‘alaihi wa sallam dengan proses bimbingan, langsung dari malaikat

Jibril ‘alaihissalam. Demikian pula Rasulullah menjadi pembimbing para sahabat

dalam mengahafal, memahami, serta mengamalkan kandungan al-Qur’an.

36
Ibid.,h.19-20.
42

Menurut Adi Hidayat “Guru” dalam proses menghafal al-Qur’andibagi menjadi 3

bagian,:

1). Guru Terbaik: ialah guru yang bersambung sanadnya sampai Nabi

Muhammad SAW. Guru yang sudah di tes dari al fatihah sampai an

nas dengan bacaan bagus, hafalannya kuat, tajwid dan syarat-syarat

yang lainnya.

2). Guru Baik: ialah guru dengan hafalan sempurna namun belum

bersanad. Bacaan bagus, hafalannya, tajwidnya bagus namun belum

(tes) bersanad.

3). Guru cukup: hafalan belum sempurna namun cukup dengan tajwid

yang baik. Selama Ramadhan, Rasulullah saling menyimak bacaan al-

Qur’an dengan Malaikat Jibril. Nabi yang membaca kemudian Jibril

menyimak,demikian sebaliknya. Kebiasaan itu semakin sering

menjelang kematian Rasulullah.37

Jadi, memilih guru menurut Adi Hidayat ialah yang mampu mengajarkan ilmu

Al-Qur’an kepadanya.

h. Istiqamah

Secara etimologi, istiqāmah berasal dari istaqama,-yastaqimu berarti berdiri,

tegak lurus. Dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai sikap teguh

pendirian dan selalu konsekuen. Berada pada jalan yang mempunyai batas

kebenaran, yang diserupakan dengan jalan kebenaran, yaitu sifat almustaqīm.

Dalam pandangan akhlaq, istiqāmah adalah sikap teguh dalam mempertahankan

37
Adi Hidayat, Muslim Zaman…, h. 20.
43

keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan

godaan. Abū Ubaid mengatakan bahwa; istiqamah adalah tetap dalam Islam dan

berpegang teguh padanya. Sahabat dan Tabiin mengatakan istiqāmah adalah

ikhlas beramal karena Allah. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami

bahwa hakikat istiqāmah adalah teguh pendirian dan konsisten. 38

Sikap istiqamah ialah di antara faktor yang amat menetukan dalam

meneguhkan hafalan. Sedikit namun kosisten lebih baik dibanding banyaknya

hafalan yang tidak teratur. Demikian isyarat umum yang tampak dalam nasihat

Nabi riwayat sayyidah Aisyah RA berikut:

) ‫ا َ َحبُّ اْلَ اع َما ِل اِلَى هللا تَعَالَى اَد َاو ُم َها َوا اِن قَ َّل ( رواه مسلم‬

Istiqamah juga berpeluang menghadirkan penjagaan Allah melalui para

malaikat yang membawa ketenangan dan kenyamanan.39 Jadi, istiqamah menurut

Adi Hidayat ialah teguh pendirian mengahafal al-Qur’an sedikit namun konsisten,

terus menerus.

2. Proses Menghafal

a. Membagi Waktu

1). Al-Hifdzu ) ‫)الحفظ‬

Waktu utama untuk menghafal yang umumnya dimulai sebelum subuh, tepat

setelah tahajjud dan setelah subuh. Waktu inilah yang dinilai terbaik untuk

menghadirkan kemudahan dalam menghafal.

2). Muraja’ah ( ‫( مراجعه‬

38
Rahmi Damis. “ Istiqāmah Dalam Perspektif Hadits”. Jurnal Al-Fikr,Vol 3, 2011, h. 123.
39
Adi Hidayat, Muslim Zaman.., h.20
44

Waktu untuk mengulang hafalan. Hal yang terbaik yang dapat digunakan

untuk muraja’ah ialah dalam setiap kesempatan shalat sunnah.

Tabel 3.11 Waktu mengulang-ngulang hafalan al-Qur’an

Jenis Shalat Sunnah Jumlah Raka’at

Dhuha 2-8 Raka’at


Qabla Dzuhur 2-4 Raka’at
Ba’da Dzuhur 2 Raka’at

Qabla Ashar 2-4 Raka’at


Ba’da Maghrib 2 Raka’at
Qabla Isya 2 Raka’at
Ba’da Isya 2 Raka’at
Tahajjud 11 Raka’at
Qabla Shubuh 2 Raka’at

Jeda Maghrib ke Isya juga baik digunakan untuk bermuraja’ah dan 30 menit

sebelum tidur malam. Selain menguatkan hafalan juga mampu menghadirkan

kualitas tidur yang menentramkan.

3). Mudzakarah ( ‫( مذاكرة‬

Waktu untuk mengingat-ingat, seperti saat berjalan, duduk atau bahkan

berbaring.40 Kisah : Ubai Bin Ka’ab Ubai hidup dalam naungan al-Qur’an. Ia

selalu menyempatkan diri membaca al-Qur’ansiang malam dan khatam dalam

delapan malam. Jadi, proses menghafal al-Qur’an yang baik menurut Adi Hidayat

ialah sebelum subuh, tepat setelah tahajjud dan setelah subuh, Muraja’ah yang

40
Adi Hidayat, Muslim Zaman.., h. 24-25.
45

terbaik ialah setiap melaksanakan shalat Sunnah, Mudzakarah waktu mengingat-

ingat ialah ketika berjalan, duduk dan berbaring.

b. Menyiapkan Perangkat

Berikut ini perangkat yang dapat memudahkan proses hafalan:

1. Mushaf

Hendaknya para penghafal menggunakan mushaf khusus dalam proses

hafalan, tidak mencampur dengan mushaf lainnya. Alangkah baiknya penghafal

menggunakan mushaf ”At-Taisir” yang didesain khusus untuk hafalan.

Gambar 3.1

2. Tempat

Hendaknya para penghafal mencari tempat yang tenang dan memudahkan

fokus, seperti masjid, mushalla, taman ataupun ruang khusus di rumah.

3. Guru

Para penghafal hendaknya memilih guru terbaik dalam membimbing proses

hafalan. Carilah guru bersanad yang mampu memastikan benarnya hafalan. Guru

yang ketat dalam mengajar lebih baik dibandingkan dengan yang terlalu “toleran”.

Bersabarlah dalam belajar dan jagalah adab terhadap guru. Ini menjadi penting
46

demi keberkahan ilmu dan amal. Bila pun belum menemukan guru yang sesuai,

berusahalah menyimak program murattal ataupun bimbingan hafalan secara

online. Kemudian setorkan kembali hafalan Anda pada guru bersanad untuk

memastikan benarnya bacaan dan hafalan.41

Jadi, perangkat yang dapat memudahkan proses menghafal menurut Adi

Hidayat ialah Mushaf, Tempat dan Guru.

c. Menentukan Target Waktu

Masa paling standar untuk meraih hafalan sempurna dari akurasi bacaan,

kekuatan hafalan, juga pendalaman peta mushaf al-Qur’anialah dua tahun. Ini

mengacu pada asumsi hafalan perhalaman dalam sehari, dengan jumlah halaman

pada mushaf standar sebanyak 604 halaman.

1. Simulasi Target Dua Tahun

Berikut ini tampilan simulasi target hafalan dalam dua tahun:

Jumlah halaman : 604

Asumsi hafalan : 604

hari 1 hari : 1 halaman

30 hari : 30 halaman

10 bulan : 300 halaman

20 bulan : 600 halaman

+ 4 hari : 604 halaman

Total waktu : 1 tahun, 8 bulan 4 hari. Hafalan dapat selesai dalam 1 tahun, 8

bulan, dan 4 hari.

Adi Hidayat, Muslim Zaman Now Metode At-Taisir 30 hari hafal al-Qur’an, Bekasi Selatan-
41

Jawa Barat: Intitut Quantum Akhyar, 2018. h. 24-26.


47

Adaun sisa waktu 3 bulan 26 hari dapat digunakan untuk proses

penyempurnaan.

2. Simulasi Target 30 Hari

Simulasi hafalan bisa dipraktekkan dengan pola berikut:

1 hari = 20,5 halaman

29,5 hari = 604 halaman

Total Waktu = 29,5 hari

Hafalan dapat selesai dalam 29,5 hari. Adapun sisa waktu ½ hari dapat

digunakan untuk proses penyempurnaan. Hal terpenting yang harus dicatat ialah

komitmen dalam mewujudkan target dimaksud serta disiplin dalam

menjalaninya.42

Jadi, simulasi target menurut Adi Hidayat ada 2 yaitu target 2 tahun dan target

30 hari.

Hafalan dinilai sempurna bila sampai pada derajat mutqin, yaitu penguasaan

seluruh ayat dari aspek tajwid (tata cara baca) dan tahfizh (kekuatan hafalan).

Adapun yang menilai mutqin seperti halnya bacaan alFatihah yang fasih, mudah

ditampilkan baik terurut ataupun acak.

Seperti sahabat Nabi, Ali Bin Abi Thalib:

Ali adalah seorang penghafal al-Qur’an yang kuat dan termasuk diantara

orang yang pertama kali mendapat hidayah islam. Abu Abdurrahman as-Sulmi

berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih pandai dalam al-

Qur’andaripada Ali”.

42
Ibid,... h. 27-28.
48

Kehidupan Ali selalu diwarnai dengan al-Qur’an. Ali berkata tentang dirinya

dan karunia Allah kepadanya “Demi Allah tidak satupun ayat yang diturunkan

kecuali aku telah mengetahui tentang apa dan dimana diturunkan. Sesungguhnya

Allah telah memberikan kecerdasan hati dan lidah yang fasih”.

Menjadi keluarga penghafal al-Qur’an merupakan idaman setiap insan

beriman. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara menyusun jadwal hafalan yang

melibatkan seluruh anggota keluarga. Hadirkanlah motivasi terbaik tentang

tentang keutamaan keluarga qurani sehingga seluruh anggota memiliki semangat

dan visi yang sama. Buatlah jadwal yang dapat disepakati, lalu carilah waktu yang

menyenangkan untuk muraja’ah bersama. Keluarga penghafal juga mesti

mengkondisikan seluruh perangkat hidup yang mendekatkan pada al-Qur’an.

Mulai dari tayangan televisi, bacaan keluarga, hingga perangkat audio yang sering

didengar, seluruhnya harus diarahkan pada al-Qur’an.43

Imam an-Nawawi menulis dalam at-Tibyan beberapa adab utama para

penghafal al-Qur’an.

Berikut penulis tampilkan di antaranya:

a). Hendaknya para penghafal al-Qur’an senantiasa menjaga wudhu dan

bersiwak dalam setiap interaksinya dengan al-Qur’an. Baik saat hafalan

ataupun bermuraja’ah.

b). Hendaknya para pengahafal memilih tempat yang bersih dan suci.

Masjid ialah tempat terbaik yang disepakati para ulama karena

menghimpun berbagai kemuliaan dan keberkahan.

43
Adi Hidayat, Muslim Zaman.., h. 28-29.
49

c). Dianjurkan untuk menghadap kiblat agar lebih menghadirkan

kekhusyuan dan ketawadhuan.

d). Membiasakan beristi’adzan, memohon perlindungan kepada Allah dari

berbagai gangguan setan yang mungkin hadir dalam proses hafalan.

e). Berpenampilan terbaik sebagai penghormatan terhadap kemuliaan dan

keagungan Al-Qur’an.

3. Pasca Menghafal

a. Amalan Pasca Hafalan, kiat Menjaga al-Qur’an.

Diantara kiat terbaik dalam hal menjaga hafalan al-Qur’an ialah amalan-

amalan berikut:

1. Konsisten Muraja’ah

Konsisten bermuraja’ah serta disiplin menjalaninya. Pengulangan satu juz per

hari adalah yang paling ringan untuk para huffazh sehingga mampu menjaga 30

juz setiap bulan. Bila mampu bermuraja’ah lima juz dalam sehari maka itu yang

terbaik. Pola ini dapat dimulai di hari sabtu hingga berakhir di hari kamis. Adapun

jum’at dikhususkan untuk berdoa.

2. Menjaga Shalat Malam

Ini adalah amalan khusus yang menjadi pertanda ahli Al-Qur’an. Para salaf

tebaik hampir tidak pernah meninggalkan shalat malam. Mereka begitu menikmati

amalan ini bahkan menjadikannya sebagai amalan “penguat hafalan”. Simaklah

tulisan imam An-Nawawi dalam at-Tibyan mengenai sifat shalat malamnya

Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Tamim ad-Dari, juga salafus shalih

lainnya yang mampu mengkhatamkan Al-Qur’andalam tahajjud mereka.


50

3. Memperbanyak doa

Para ahli Al-Qur’an di anjurkan memperbanyak doa khususnya dalam waktu

mustajab, agar Allah berkenan menjaga ayat-ayat suci dalam dirinya serta mampu

mengamalkannya dalam kehidupan. Saat-saat sujud, sepertiga malam terakhir,

juga pasca muraja’ah ialah di antara momentum terbaik dalam berdoa.

4. Semangat beramal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga

bersabda:

)‫علَّ َمهُ ( رواه بخارى‬


َ ‫َخي ُار ُك ام َم ان ت َ َعلَّ َم االقُ ارآنَ َو‬

Berdasar petunjuk ini, para ahli Al-Qur’andapat menjaga hafalan dengan cara

mengajarkannya kembali, menjadi imam dalam shalat, atau mempraktekkan

kandungannya dalam amalan harian. 44

Jadi, diantara kiat terbaik dalam hal menjaga hafalan Al-Qur’anialah amalan-

amalan konsisten muroja’ah, menjaga shalat malam, memperbanyak doa dan

shalat malam.

D. Perusak Hafalan

a. Perbuatan Maksiat

Selain berpotensi merusak dan menghilangkan hafalan pelaku ini juga disebut

sebagai orang zhalim yang amat merugi. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

‫ارا‬
ً ‫س‬ ٰ ‫َو َْل يَ ِز ايدُ ال‬
َ ‫ظ ِل ِميانَ ا َِّْل َخ‬

Karena itu, hendaknya ahli Al-Qur’anmenjaga seluruh tubuhnya dari

perbuatan maksiat, dari kepala hingga ujung kaki. Jadikanlah setiap ayat Al-

Qur’ansebagai pedoman beraktifitas. Anda yang telah hafal ayat tentang mata

44
Ibid., h. 32-35
51

misalnya, maka jadikanlah ia pedoman dalam memandang. Demikian ayat tentang

telinga, lisan hingga ujung kaki.

b. Kurang Muraja’ah

Kurang muraja’ah dapat merusak atau bahkan menghilangkan hafalan. Ini

dapat terjadi pada penghafal kala sibuk beraktifitas hingga tidak disiplin dalam

mengulang hafalan.

c. Ujub dan Riya

Sifat ujub dan riya adalah senyawa batil yang mampu menghanyutkan ayat-

ayat suci yang telah terpatri di jiwa. Keduanya seringkali ditanamkan setan kala

penghafal al-Qur’an mulai tampil di hadapan publik ataupun “rajin

bermusabaqah”. Imam an-Nawawi mengingatkan bahwa para penghafal untuk

berhati-hati dengan penyakit ini. Beliau menulis dalam at-Tibyan sebagai berikut:

‫ص َل بِ َح او ِل ِه َوقُ َّوتِ ِه َواِنَّ َما ُه َو ِم ان فَ ا‬


َ‫ض ِل هللا فَال‬ َ ‫ص ال لَهُ َما َح‬ َ ‫ا َ ان يَ اذ ُك َر نَ اف‬
ُ ‫سهُ اَنَّهُ لَ ام يَحا‬
45
َ ‫َئ لَ ام يَ اخت اَر‬
ُ‫عه‬ َ ‫ب نَ اف‬
ِ ‫سهُ بِش‬ َ ‫يَ انبَ ِغي ا َ ان يَ اع ِج‬

Jadi, yang dapat merusak hafalan menurut ustadz Adi Hidayat ialah Perbuatan

Maksiat, Kurang Muraja’ah, ujub dan Riya.

E. Simulasi Hafalan, Mushaf At-Taisir

a. Pengenalan Mushaf

Mushaf yang diberi nama At-Taisir yang berarti amat memudahkan. Mushaf

At-Taisir memiliki tiga bagian penting dalam proses hafalan, yaitu: tulisan ayat

berbahasa Arab, terjemah dan kolom muraja’ah.

Berikut detil penggunaan tiga bagian dimaksud:

45
Adi Hidayat, Muslim Zaman,.. h. 38-40
52

1. Tulisan Ayat Berbahasa Arab

Bagian utama objek hafalan, penunjuk kemudahan ditandai setiap awal ayat

dengan warna berbeda (merah) untuk memudahkan dalam proses muraja’ah.

Gambar 3.2

Gambar 3.3
53

2. Terjemah

Bagian ini dihadirkan di samping ayat untuk memudahkan pemahaman

makna, sekaligus mempercepat dan menguatkan hafalan.

Gambar 3.4

Gambar 3.5

3. Kolom Muraja’ah

Bagian khusus ini disajikan untuk mengulang dan menguatkan hafalan. Pada

bagian ini ditampilkan awal setiap ayat, nomor, serta posisinya dalam mushaf.

Tinggal meneruskan awal ayat dimaksud baik secara urut ataupun acak,
54

menyebutkan nomornya, serta posisi ayat dalam mushaf yang kami tandai dengan

penempatan kolom kanan dan kiri.46

Gambar 3.6

Gambar 3.7

b. Cara Menghafal

Menghafal dengan menyesuaikan target waktu hafalan, misalnya masa waktu

2 tahun, maka dapat menginvestasikan hafalan sehari per halaman dan masa 2 jam

dalam sehari untuk menghafal al-Qur’andengan pola berikut:

1. Jadikan 30 menit untuk memulai hafalan, berlangsung sebelum subuh.

Bagi waktu dimaksud sebagai berikut:

46
Ibid.,h. 42-43
55

a. 10 menit untuk menyimak bacaan dan terjemah.

b. 20 menit untuk menghafal.

2. Investasikan waktu 60 menit untuk muraja’ah, mengulang hafalan.

Proses ini dapat ditempuh dengan membagi waktu tersebut berdasar waktu

shalat, sebagai berikut:

Shalat Fardhu dalam sehari berjumlah 5 waktu. 60 menit : 5 waktu = 12 menit.

Jika ingin terasa lebih ringan maka bagilah waktu tersebut menjadi dua,

tepatnya sebelum dan setelah shalat. Hasilnya investasi waktu menjadi 6 menit

sebelum dan sesudah shalat untuk mengulang hafalan. Kiranya cukup digunakan

dalam kesempatan shalat sunnah qabliyah, ba’diyah, ataupun dzikir harian.

3. 30 menit selanjutnya bisa digunakan untuk praktek kolom muraja’ah.

Gunakan investasi waktu sebelum tidur malam dan praktekkan bersama

keluarga.47

Jadi, Adi Hidayat membagi 30 menit untuk menghafal 1 halaman, 60 menit

untuk muraja’ah, dan 30 menit selanjutnya untuk menghafal kolom muraja’ah

yaitu nomor, halaman, posisi, juz, surah dan lain sebagainya.

c. Target Hafal dalam 30 Hari

Target menyempurnakan hafalan 30 juz dalam 30 hari, maka simulasi hafalan

bisa dipraktekkan dengan pola berikut:

1. Investasikan waktu sekitar 5 jam dalam sehari untuk menghafal 20,5

halaman. Bagi jumlah waktu dan halaman tersebut berdasar waktu shalat,

sehingga memiliki masa 1 jam dalam setiap waktu shalat untuk menghafal

47
Ibid.,h. 44
56

setidaknya 4 halaman. Jika ingin terasa lebih ringan maka bagi waktu

tersebut menjadi dua, sebelum dan sesudah shalat. Hasilnya, investasi

waktu 30 menit sebelum dan sesudah shalat untuk menghafal masing-

masing 2 halaman.

2. Investasikan pula waktu sekitar 30 menit sebelum tidur malam untuk

praktek kolom muraja’ah.

3. Maksimalkan waktu dhuha dan tahajjud untuk mengulang hafalan.

4. Target hafalan 30 hari hanya bisa dicapai jika benar-benar meluangkan

waktu tersebut hanya untuk menghafal al-Qur’ansaja, sesuai pola

simulasi di atas. 48

Jadi, Adi Hidayat mensimulasi target 30 hari hafal al-Qur’an ialah membagi

waktu 5 jam untuk menghafal 20,5 halaman, 30 menit untuk praktek.

Kolom muraja’ah dan mengulang hafalannya ketika shalat Sunnah dhuha dan

tahajjud.

48
Ibid.,.h. 45
57

d. Mushaf at-Taisir, Simulasi Hafalan

1) Kolom Hafalan,

3.9 2

‫س ْو َرة النّاس‬
ُ

‫الر ِحي ِام‬


َّ ‫الرحا م ِن‬
َّ ِ‫ّللا‬
ٰ ‫ِبس ِام‬

ِ َّ‫ع اوذُ ِب َربِّ ِ الن‬


‫اس‬ ُ َ ‫قُ ال ا‬
1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia.

ۙ ِ َّ‫َم ِل ِك الن‬
‫اس‬
2. Raja manusia

ۙ ِ َّ‫اِل ِه الن‬
‫اس‬
3. Sesembahan manusia

‫اس ا َ ال َخنَّاس‬
ِ ‫ِمن ش ِ َِّر ال َوس َو‬
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

ۙ ِ َّ‫صدُو ِر الن‬
‫اس‬ ُ ‫الَّذِى ي َُوس ِو‬
ُ ‫س فِى‬
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

ِ َّ‫ِمنَ ال ِجنَّ ِة َوالن‬


‫اس‬
6. Dari (golongan) jin dan manusia.
58

Kolom Muraja’ah 3.10 1

di bawah ini:

Kiri 604 Kanan 603

Juz 30 MURAJA’A 114. An-Nas


H

KIRI KANAN

‫الر ِحي ِام‬


َّ ‫الرحا م ِن‬
َّ ِ‫ّللا‬
ٰ ‫ِبس ِام‬
1.‫قُ ال‬
2.‫َم ِل ِك‬
3.‫اِل ِه‬
4. ‫ِمن‬
5.‫الَّذِى‬
6. َ‫ِمن‬

Kolom hafalan pada Tabel 3.9 dan kolom muraja’ah pada Tabel

3.10,sudah ada juz, surah, nomor, ayat, terjemah dan lain sebagainya.
BAB IV

ANALISIS METODE AT-TAISIR

At-Taisir merupakan metode menghafal al-Qur’an dengan tujuan untuk

memudahkan para haffidz dalam menghafal dan murajaah al-Qur‟an.

Adi Hidayat membuat metode At-Taisir sebagai motivasi bagi yang ingin

menghafal al-Qur’an dan memberikan penjelasan bawa al-Quran itu mudah untuk

dihafal sebagaimana, penamaan metode At-Taisir ini yang memiliki arti yaitu

jalan untuk memudahkan, dan penamaan At-Taisir ini diambil dari surat al-Qomar

ayat 17,22,32,dan 40

‫س ارنَا االقُ ارانَ ِلل ِذِّ اك ِر فَ َه ال ِم ان ُّمدَّ ِك ٍر‬


َّ َ‫َولَقَ اد ي‬

Ayat ini sampai di ulang ulang dalam surat Al-Qamar sebanayak 4 kali yaitu

ayat 17,22,32,dan 40.

Adi Hidayat menganggap menghafal al-Quran itu sangatlah mudah sehingga,

Adi Hidayat menargetkan hafalan al-Quran itu sampai 30 hari 30 juz. Sesuai

dengan buku yang ditulis olehnya yaitu MZM (Muslim Zaman Now) 30 hari hafal

al-Quran.

Dengan memperhatikan langkah langkah yang ada di buku MZM (Muslim

Zaman Now) ,targetan 30 hari hafal al-Quran itu akan terlaksana.

Adapaun langkah pertama yang harus diperhatikan dalam menggunakan

metode At-Taisir ini yaitu :

59
60

a. Ikhlas

Ikhlas dalam meluruskan niat karena Allah.

Setiap amal tergantung pada niatnya. Niat adalah unsur penting

bagi setiap amal. Niat yang menentukan baik-buruk, diterima-

ditolak,sempurna-tidaknya sebuah amalan. Amalan besar dapat

menjadi kecil lantaran niatnya. Demikian pula sebaliknya, amalan

kecil bisa menjadi besar karena niat. Niat yang lurus melahirkan

amal yang baik, niat yang rusak akan melahirkan amal yang rusak

bahkan tak bernilai. Menghafal al-Qur’an, harus ikhlas, tidak boleh

ada tendensi lain.

Seorang penghafal yang menghafal al-Qur’an pada hakikatnya

sedang membangun sebuah bangunan yang megah nan indah.

Bangunan megah akan kuat bila pondasinya kuat dan tata letaknya

benar. Sama halnya dengan menghafal al-Qur’an, harus dibangun

atas dasar keikhlasan. Jangan sampai proses menghafal al-Qur’an

yang sejatinya merupakan amalan besar dinodai dengan niat yang

salah. Ini supaya kita tidak rugi pada akhirnya.

Berapa banyak orang yang menghafal al-Qur’an dengan tujuan

ingin populer atau dipuji dan disebut hafidz. Lalu apa yang mereka

dapat? Mereka hanya ingin mendapatkan sesuai dengan apa yang

diniatkan yaitu pujian dan gelar hafidz. Mereka tidak akan

mendapat pahala dari Allah Ta’ala, Sungguh merugi mereka.

Padahal sekiranya ridha Allah Ta’ala yang diharap, bukan hanya


61

pujian dari makhluk yang mereka dapat, tapi pujian dari malaikat

dan keridhaan dari Allah Ta’ala pun akan mereka dapatkan.

Seorang hafidz tidak perlu mengotori niatnya sekedar ingin

mendapatkan nikmat duniawi yang sifatnya sementara baik

merupakan harta ataupun tahta. Cukup dengan keikhlasan,

kebutuhan mereka akan dipenuhi oleh Allah Ta’ala. Bukan hanya

makhluk yang membanggakan mereka, tapi para malaikat akan

menyebut- nyebut nama mereka.

b. Serius

Serius dalam menghafal al-Quran

Segala amalan dan aktivitas apapun dibutuhkan keseriusan,

tanpa adanya keseriusan, semuanya akan tidak sesuai dengan

harapan. Begitupun dengan menghafal al-Qur’an, perlu keseriusan

yang tinggi, supaya ke istiqomahan tetap terjaga dan bisa

meyelesaika hafalan sesuai target yang diharapkan.

c. Sabar

Kenapa sabar? Karena ketika kita mengahafal bukan hanya

sekedar mengucapkan beberapa ayat melalui lisan kita, tapi kita

harus dengan sabar memahami apa yang kita hafalkan, seperti

menggunakan al-Qur’an terjemah untuk menghafal sehingga ketika

menghafal kita bisa paham dengan kandungan ayat yang kita

hafalkan.
62

Tentunya ketika kita menghafal dengan hal demikian sangat

membutuhkan kesabaran yang ekstra besar, karena kita akan

mengambil waktu menghafal lebih banyak demi beberapa ayat,

namun kelebihan yang kita miliki ketika menggunakan tips

demikian yaitu mempunyai nilai plus, selain kita hafal dengan

ayatnya juga, faham akan kandungan ayat tersebut. Dapat kita

bayangkan bisa membaca ayat al-Qur’an dengan mata tertutup

sembari membayangkan kandungan dari ayat yang kita baca yang

akan mengadirkan kenikmatan dalam membacanya.

Sabar yang kedua yaitu tentunya sabar ketika kita menghafal al-

Qur’an karena tidak semua ayat yang dihafalkan langsung masuk

ke otak kita. Adakalanya kita harus mengulang beberapa kali,

ketika kita saudah mengulang 3-5- bahkan sampai 10 kali namun

belum hafal-hafal. Nah di sini kesabaran kita diuji apakah kita

akan tetap sabar buat menghafal atau lantas kita meninggalkan

hafalan kita.

Ingatlah ketika kita merasa sulit dengan ayat yang kita hafalkan

maka bacalah kandungan ayat tersebut. Mungkin itu ada

hubungannya dengan kehidupa yang sedang kit alami atau

mungkin ayat itu lagi rindu dengan kita, sehingga ingi terus dibaca

oleh kita.
63

d. Yakin

Meskipun mudahnya al-Qur’an untuk dihafal sudah dijamin

oleh Allah, tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang

seakan ragu. Mereka bukan meragukan Allah yang telah

menjaminnya, tetapi yang mereka ragukan adalah diri mereka

sendiri. Terkadang orang yang merasa otaknya tidak secerdas

orang lain. ada yang merasa tidak sanggup untuk istiqamah

menjaganya, dan lain sebagainya.

Intinya, mereka tidak punya rasa percaya diri sehingga

menganggap bahwa menghafal al-Qur’an bagi mereka adalah

sesuatu yang sulit. Peneliti menganggap, ragu terhadap

kemampuan diri sendiri untuk menghafal al-Qur’an berarti

memang karena belum benar-benar siap mulai menghafal.

Ingatlah bahwa jaminan mudahnya al-Qur’an untuk dihafal itu

tidak ada syarat bahwa harus cerdas terlebih dahulu. Justru

kecerdasan itu bisa datang dengan sendirinya karena anda selalu

melatihnya dengan menghafal al-Qur’an. Bukankah otak yang

selalu dilatih akan semakin tajam?

jika yakin jaminan dari Allah, maka keraguan terhadap diri

sendiri itu sebenarnya sangat tidak layak.

Jika Allah sudah menjamin al-Qur’an mudah untuk dihafalkan,

maka siapapun, baik yang cerdas maupun tidak, muda ataupun tua,

masing-masing punya kesempatan yang sama untuk bisa


64

menghafalnya, asalkan mereka punya keinginan, usaha dan

kesungguhan.

Bagi para penghafal al-Quran harus yakin bahwa Allah telah

menjamin kemudahan dalam proses menghafal.49

e. Menghadirkan motivasi

Menghadirkan motivasi dalam menghafal al-Quran perlu di

miliki, karena motivasi salah satu penguat niat dank e istiqamahan

dalam mengafal. Waktu menghafal al-Qur’an tidak selamanya

bahagia atau semangat, adakalanya semua itu akan berubah

menjadi kesedihan dan kemalasan, apalagi ketika proses meghafal

al-Qur’an itu susah masuk, soalnya tidak semua ayat al-Qur’an

mudah masuk ke ingatan, perlu beberapa kali pengulangan. Dalam

proses tersebut kesabaran diuji dan itulah gunyanya meghadirkan

motivasi.

Adapaun motivasi dalam menghafal Al-Quran yaitu :

1. Merai kemuliaan Syurga

2. Menjadi hamba terbaik

3. Hadirnya limpahan pahala

f. Menjadikan prioritas

Menghafal al-Quran harus diutamakan, apalagi target hafalan

itu sangat singkat.

Adi Hidayat Official,(21 April 2020), ”Dasar Mengafal Al-Qur’an”(Video Youtube). Diperoleh
49

dari https:// youtu.be/r8Huh6f6VHM. 26 Oktober 2022.


65

g. Memilih guru

Menghafal al-Qur’an bukan perkara yang mudah dan bisa

dilakukan tanpa menggunakan bimbingan, dalam proses menghafal

peran guru sangatlah dibutuhkan, kenapa harus memilih guru?

yang perlu diketahui, guru pengaruhnya sangat besar terhadap

kelancaran proses menghafal al-Qur’an. Guru yang harus di pilih

yaitu: Memiliki hafalan al-Qur’an yang mutqin atau kuat dalam

hafalannya, memiliki kecakapan dalam ilmu tajwid, makhorijul

huruf, dan mampu membimbing.

Peneliti mengalisis dari pengalaman, karena peneliti pernah

merasakan kehadiran sosok guru yang mampu membimbing itu

sangatlah berpengaruh besar, apalagi ketika semnagat untuk

menghafal tidak ada, maka peran seorang guru sangatlah besar

untuk memberikan kembali semangat melalui melalui nasihat-

nasihatnya bukan hanya sekedar mendengarkan curhatan.

A. Cara Menggunakan Metode At-Taisir

1. Mulailah menghafal al-Quran dengan menyesuaikan target hafalan.

Jika target hafalannya 1 halaman setiap hari selama 2 tahun,maka harus

meluangkan waktu 2 jam setiap hari untuk menghafal al-Quran. Dengan

pola

a. Menambah hafalan sebelum subuh (30 menit)

10 menit untuk menyimak bacaan al-Quran dan terjemahannya

20 menit untuk menghafal


66

b. Murojaah / mengulang hafalan (60menit)

12 menit digunakan disetiap shalat fardhu yaitu di waktu Ba’diyah dan

Qobliyah shalat.

( 12 menit x 5 waktu = 60 menit)

c. Praktik kolom murajaah pada mushaf At-Taisir sebelum tidur malam

(30 menit)

2. Jika target hafalan 20 halaman setiap hari selama 30 hari,maka harus

meluangkan waktu 5 jam setiap hari untuk menghafal al-Quran.

Target hafalan 30 hari 30 juz sama dengan 1 hari =20 halaman dan 30 hari =

600 halaman. Dengan pola

a. Menambah hafalan sebelum dan sesudah shalat fardhu (5 jam)

30 menit sebanyak 2 halaman sebelum shalat fardhu

(30 menit x 5 waktu = 2,5 jam)

30 menit sebanyak 2 halaman sesudah shalah fardhu

( 30 menit x 5 waktu = 2,5 jam)

b. Praktik kolom murajaah pada mushaf At-Taisir sebelum tidur malam

(30 menit)

c. Maksimalkan waktu shalat Dhuha dan Tahajjud untuk murajaah.

Melihat dari targetan hafalan 2 tahun dan perharinya meluangkan waktu 2 jam,

besar kemungkinan akan bisa dicapai, apalagi dengan metode At-Taisir, karena di

metode ini sudah dipolakan bagaimana membagi waktu menghafal. Dengan

targetan 2 tahun itu cukup untuk menghafal, karena minimal targetan menghafal

al-Qur’an yaitu 2 tahun. Setelah memiliki target hafalan, para penghafal al-Qur’an
67

harus komitmen dengan keputusan yang diambil, supaya dalam proses menghafal

tetap instiqamah dan siap ketika diperjalanan dalam menghafal al-Qur’an bayak

godaan. Peneliti pernah mengalami kesulitan dalam menghafal,karena godaan

sangatlah banyak. Maka dari itu, peneliti menganalisis sesuai dengan pengalaman

dalam mengahafal al-Qur’an yang memang harus disiapkan oleh para penghafal

al-Qur’an,yaitu:

1. Komitmen dan Konsisten

Banyak orang yang ingin menjadi hafidz Qur’an namun, mereka tidak mampu

berkomintmen, hal ini sangat sulit para hafidz untuk menjalankan jadwal yang

telah tersusun tanpa adanya komitmen. Kepadatan aktivitas juga sangat

mempengaruhi komitmen dan konsistensi. Sebagus apapun metode kalau tidak

bisa berkomitken maka akan sia-sia.

2. Menjaga Hafalan

Selanjutnya tantangan menghafal al-Qur’an selain komitmen dan konsisten

dalam menghafal, adalah menjaga hafalan. Tantangan yang satu ini tidak bisa

dianggap remeh, bahkan menjaga hafalan termasuk tantangan yang sangat berat.

Pasalnya selain harus terus bergerak maju untuk menghafal, hafidz juga harus

mampu menjaga hafalan yang telah diselesaikan. Disinilah tantangannya harus

terus menghafal, tapi juga harus terus menjaga hafalan yang sudah selesai. Inilah

proses yang harus terus dilalui para penghafal al-Qur’an.

3. Mengelol Perilaku

Selain ketiga hal diatas satu lagi yang menjadi tantangan terberat adalah

mengelola perilaku. Seorang penghafal al-Qur’an harus mampu mengelola


68

perasaan dan perilaku diri. Kenapa? Karena perilaku ini yang menunjukkan sikap

dan sifat asli dari para penghafal al-Qur’an. Seharusnya ketika sudah memiliki

hafalan berapapun jumlahnya, sudah bisa menampilkan perilaku Qur’ani. Kenapa

hal ini menjadi tantangan? karena arus informasi yang sekarang sulit untuk

dibendung dan berpotensi menjadikan diri terbawa arus informasi yang buruk.

Melihat dengan target hafalan 30 hari 30 juz, denga perharinya menghafal

sebanyak 1 juz, ini merupakan targetan yang paling cepat dan banyak orang akan

menyangka bahwa dengan metode ini tidak akan mampu menyelesaikan 30 juz.

Akan tetapi tidak menupi kemungkinan, jiga seseorang memiliki tekad yang kuat,

konsisten dalam menghafal dan dekat kepada yang memiliki hafalan yaitu Allah

SWT. Sudah tentu targetan 30 hari akan tercapai.

Targetan 30 hari akan tercapai bila mampu meluangkan waktu yang setiap

harinya fokus untuk menghafal, tanpa adanya aktivitas lain selain menghafal al-

Qur’an. Itu pun tidak akan menjamin kuatnya terhadap hafalan, karena bayak

tantangan yang harus dihadapi para hafidz selain terus menghafal, yaitu komitmen

dan konsisiten, menjaga hafalan dan mengelola perilaku.

karena minimal target menghafal al-Qur’an 2 tahun dan untuk memutqinkan

hafalannya perlu terus menerus di ulang-ulang, jadi waktu 30 hari dalam

menghafal itu sangatlah kurang, karena peneliti merasakan menghafal al-Qur’an

degan targetan 7 bulan, itu sangat membebani, yang didapat buka kenikmatan

melainkan tergesa-gesa dalam menghafal, karena yang dikejar target bukan

kualitas hafalan, sehingga hafalan yang sudah disetorkan lupa kembali dan itu

salah satu faktor melemahnya semagat dalam menghafal al-Qur’an.


69

B. Kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir, peneliti

mewawancarai orang yang pernah menggunakan metode At-Taisir, wawancara

dilakukan melalui WhatsApp. Partisipan dalam penelitian ini adalah dua orang

yaitu seorang santri yang sudah hafal al-Quran dan seorang pimpinan pondok

Tahfidz yang sudah menggunakan metode At-Taisir.

a. Kelebihan metode At-Taisir bagi penghafal

1. Dapat mengoptimalkan waktu menghafal al-Quran

Menghafal al-Qur’an butuh kesungguhan dan taget waktu

menghafalnya karena waktu menghafal akan menjadi optimal.

2. Menjadikan target sebagai acuannya sehingga lebih bersungguh-

sungguh

3. Bisa tahu letak dan posisi nomor ayat/halaman

Metode At-Taisir mengajarkan supaya para penghafal al-Qur’an

mampu menghafal letak surat dan posisi ayat disetiap halamannya.

4. Hafal al-Qur'an 30 juz dalam 30 hari

Tidak semua orang mampu menghafal al-Qur’an dengan target

yang singkat, bahkan orang yang mampu menghafal al-Qur’an 30

hari itu termasuk orang yang jenius sebagai mana yang dikatakan

oleh Hasni Noor “ Oang yang mampu menghafal al-Qur’an 30 juz

selama 30 hari ialah orang yang memiliki IQ tinggi atu diatas rata-

rata (jenius), memiliki tekad, niat dan waktu.”


70

b. Kekurangan metode At-Taisir bagi penghafal

1. Terlau singkat dan memungkinkan hanya beberapa orang pilihan

saja yang mampu dalam metode ini. Karena menghafal al-Qur’an

itu butuh waktu yang lama minimal 2 tahun.

2. Hafalan tidak mutqin

Waktu yang singkat dalam mengahafal al-Qur’an tidak akan

memutqinkan terhadap hafalan.

3. Bisa berakibat terlalu tergesa membaca dan menghafal ayat, nomor

ayat, dan halaman.

Dengan adanya target yang singkat dalam menghafal itu akan

berakibat tergesa-gesa dalam menghafal, karena yang dikejar

target, sehingga dalam pengulangan hafalan itu kurang dan

berakibat tidak mutqinnya hafalan.

4. Hafalan yang sudah disetorkan menjadi lebih kurang pengulangan

karena fokus ke hafalan selanjutnya. Sedangkan kunci sukses

seorang hafidz Qur'an adalah sering mengulang-ulang hafalan

walaupun sudah hafal tetap di ulang. bukan sampai mutqin saja tapi

sampai suatu saat membaca di hadapan Allah dan para malaikat-

Nya.

Jadi, dalam mengguanakan metode At-Taisir, penghafal al-Qur’an

harus betul-betul disiplin dan memprioritaskan waktu untuk menghafal al-

Qur’an tanpa adanya aktivitas lain.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Cara menghafal Al-Qur’an menggunakan metode At-Taisir yaitu dengan

membagi waktu dalam menghafal, murojaah, dan mudzakarah.

Menyiapkan perangkat seperti mushaf, memilih guru, serta menentukan

target waktu. Target waktu yang ditentukan untuk menghafal adalah

selama 30 hari. Target waktu menghafal dibuat dengan serinci mungkin

yaitu dua rincian, yang pertama, 5 jam dalam sehari untuk menghafal 20,5

halaman. Yang kedua, 10 jam untuk menghafal 10 lembar atau 20

halaman. 1 jam = 1 lembar = 2 halaman. 1 halaman = 15 baris = 30 menit

= 2 menit dalam setiap baris. Untuk penggunaan metode At-Taisir

menghafal 30 juz selama 30 hari lebih dianjurkan bagi seorang yang sudah

baik pemahaman ilmu tajwid dan lancar bacaan Al-Qur’an nya.

2. Kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir bagi penghafal

a. Kelebihan metode At-Taisir bagi penghafal

1. Dapat mengoptimalkan waktu menghafal al-Quran

Menghafal al-Qur’an butuh kesungguhan dan taget waktu

menghafalnya karena waktu menghafal akan menjadi optimal.

2. Menjadikan target sebagai acuannya sehingga lebih bersungguh-

sungguh

3. Bisa tahu letak dan posisi nomor ayat/halaman

71
72

Metode At-Taisir mengajarkan supaya para penghafal al-Qur’an

mampu menghafal dengan letak surat posisi ayat disetiap

halamannya.

4. Hafal al-Qur'an 30 juz dalam 30 hari

Tidak semua orang mampu menghafal al-Qur’an dengan target

yang singkat,bahkan orang yang mampu menghafal al-Qur’an 30

hari itu termasuk orang yang jenius sebagai mana yang dikatakan

oleh Hasni Noor “ Oang yang mampu menghafal al-Qur’an 30 juz

selama 30 hari ialah orang yang memiliki IQ tinggi atu diatas rata-

rata (jenius), memiliki tekad, niat dan waktu.

b. Kekurangan metode At-Taisir bagi penghafal

1. Terlau singkat dan memungkinkan hanya beberapa orang pilihan

saja yang mampu dalam metode ini.

Karena menghafal al-Qur’an itu butuh waktu yang lama minimal 2

tahun.

2. Hafalan tidak mutqin

Waktu yang singkat dalam mengahafal al-Qur’an tidak akan

memutqinkan terhadap hafalan.

3. Bisa berakibat terlalu tergesa membaca dan menghafal ayat, nomor

ayat, dan halaman.

Dengan adanya target yang singkat dalam menghafal itu akan

berakibat tergesa-gesa dalam menghafal, karena yang dikejar


73

target, sehingga dalam pengulangan hafalan itu kurang dan

berakibat tidak mutqinnya hafalan.

4. Hafalan yang sudah disetorkan menjadi lebih kurang pengulangan

karena fokus ke hafalan selanjutnya. Sedangkan kunci sukses

seorang hafidz Qur'an adalah sering mengulang-ulang hafalan

walaupun sudah hafal tetap di ulang. bukan sampai mutqin saja tapi

sampai suatu saat membaca di hadapan Allah dan para malaikat-

Nya.

B. Saran

Terdapat beberapa saran yang bisa penulis sampaikan terkait dengan

penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi sebagai bahan

acuan dan referensi terhadap peneliti selanjutnya. Bagi peneliti

selanjutnya terkhusus di Sukabumi dan sekitarnya kalaupun ingin

meneliti metode At-Taisir secara mendalam dapat datang langsung ke At-

Taisir Learning Center yang berlokasi di Jl. Jingga Mas Blok D 1 No. 9

Pondok Timur Mas Jaka Setia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi,

Jawa Barat.

2. Metode At-Taisir dapat digunakan sebagai metode dalam menghafal

al-Qur’an. Bagi masyarakat luas yang ingin menghafal menggunakan

metode At-Taisir lebih dianjurkan untuk dibimbing langsung oleh guru

yang sudah menguasai tentang metode At-Taisir atau dapat juga

mengikuti program khusus metode At-Taisir di bawah pembinaan ustadz


74

Adi Hidayat yang diselenggarakan di At-Taisir Learning Center atau

dapat diakses melalui laman web Quantum Akhyar Institute.

5. Dalam mengguanakan metode At-Taisir, penghafal al-Qur’an harus

betul-betul disiplin dan memprioritaskan waktu untuk menghafal al-

Qur’an.
75

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rauf, Abdul Aziz.(2004) Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur`an Da‟iyah ,
Jakarta: PT Syamil Cipta Media.
Abdullah, M. Ahmad. (2009). Metode Cepat dan Efektif Menghafal Al-Qu’an
Al- Karim. Jogjakarta
Adam R.(2018) Metode Menghafal Al Quran yang Efektif dan Teruji Ampuh,
diakses https://www.nasehatquran.com/2018/07/metode-menghafal-al-
quran.
Al Hafidh, Ahsin W.(2004), Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur‟an. Jakarta:
Bumi Aksara.
Amali Herry, Bahirul.(2012), Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-
Qur`an,Yogyakarta: Pro-U media.
Arifin, Zainal.(2012), Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Boobi, De Porter dan Mike Henarcki.(2011) Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: PT Mizan Pustaka.
Damis, Rahmi.(2011). “ Istiqāmah Dalam Perspektif Hadits”. Jurnal Al-Fikr,Vol
3
Hayati, Nur Maulida. Metode menghafal al-Qur’an santriwati di Pondok Tahfizh
Mahasiswi Siti Khadijah Kelurahan Pekapuran Raya Kecamatan
Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, (UIN Antasari Banjarmasin),
Skripsi tidak diterbitkan.
Herwibowo, Bobby.(2015), Teknik Quantum Rasulullah, Jakarta: Noura Books
Hidayat, Adi, (2018). Muslim Zaman Now Metode At-Taisir 30 Hari hafal al-
Quran, Bekasi Selatan
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran,(2014), Tafsir Al-Quran Tematik, Jakarta:
Kamil Pustaka.
Marantika A(2021), Ustadz Adi Hidayat, Biografi dan Profil, Gelar Pendidikan
hingga Karya Tulisnya, diakses dari https://kabarbanten.pikiran-
rakyat.com/syiar/pr-593233532/
76

Muhzan. Penerapan Metode Jama’i dan Sima’i dalam Menghafal al-Qur’an di


MTs Assanabil Banjarmasin, (UIN Antasari Banjarmasin), Skripsi tidak
diterbitkan
Official, Adi Hidayat,(2020), Dasar Mengafal Al-Qur’an,(Video Youtube).
Diperoleh dari https:// youtu.be/r8Huh6f6VHM. 26 Oktober 2022.
Purwanto, Setiyo.(2007), Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek dan Kecerdasan
Dengan Kecepatan Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak
Yogyakarta.
Pusat Karantina Tahfizh Al Quran Nasional Hafal Quran Sebulan.(2022) Metode
menghafal Al Quran: Metode Yadain Litahfizhil Qur’an,diakses dari
https://www.hafalquransebulan.com
Quantum Akhyar Institute, (2020), Sekilas Program At-Taisir Learnig Center,
diakses dari http://quantumakhyar.com/alc/
S. Margono.(2010) Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Siddiq Umary, Kemas M. (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi Penghafalan
alQur’an di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. (Tesis Program Studi S2,
Universitas Agama Islam Negeri Jakarta).
Siti Suprihatin. ( 2015), Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa." Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro3,Volume. 3
Sukmadinata, Nana Syaodih.(2016) Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Zen, A. Muhaimin,(2020) Tahfizh Al-Qur’an, Metode Lauhun Panduan
Menghafal Al-Qur’an di Pesantren dan Pendidikan Formal (Tsanawiyah,
Aliyah, dan Perguruan Tinggi).Jakarta Timur
77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran pertama

Wawancara mengenai kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir


78

Lampiran kedua

Hasil wawancara dituliskan dalam dialog

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai metode At-Taisir?

Pengguna metode : Metode At-Taisir itu metode yang praktis untuk

digunakan dalam menghafal, akan tetapi tidak semua orang

bisa mengikuti metode ini, karena jaraknya terlalu

singkat,namanya juga praktis,.menurut saya metode ini

cocok digunakan bagi orang-orang yang sudah mempunyai

hafalan, Karena saya pernah menggunakan metode At-

Taisir

Peneliti : Lalu kelebihan dan kekurangan metode At-Taisir itu apa

saja.

Pengguna metode : Kelebihan metode ini pertama mengafal bisa bersungguh-

sungguh karena memiliki acuan yaitu target, hafal al-

Qur’an 30 hari , dan bisa menjadikan ingatan tajam, yang

saya tau dan saya rasakan metode At-Taisir itu terlalu

singkat hayanya 30 hari hafal al-Qur’an.

Peneliti : Lalu bagaimana kekurangan metode At-Taisir

Pengguna metode : Saya cumun bisa memberikan dua poin, karena dua poin

itulah yang saya rasakan ketika menggunakan metode At-

Taisir yaitu hafalan tidak mutqin karena yang dikejar target

sehingga hafalan yang sudah disetorkan langsung ditinggal

tanpa adanya pengulagan dan kekurangan selanjutnya yaitu


79

tergesa-gesa membaca al-Qur’an dan menghafal ayat.

Mungkin itu yang dapat saya sampaikan dari hasil pengalan

saya mengguanakan metode tersebut.

Peneliti : Terimakasih sudah menyempatkan waktu utuk saya

wawancarai mudah-mudahan penyampaian pendapat ini

bisa menjadi kebaikan untuk semuanya.

Pengguna metode : Aamiin…..


80

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama lengjap : SIDIK

Tempat tanggal lahir : Sukabumi, 28 mei 1998

Alamat Rumah : Kp. Neglasari RT/RW 01/09, Des. Citepus

Kec. Palabuhanratu, Kab. Sukabumi

No HP : 081287710494

Email : Syahrilsidik697@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI Yasfa Citepus Girang, Palabuhanratu (2007-2011)

b. MTs Al-Hakim, Sukabumi (2012-2014)

c. MA Al-Hakim, Sukabumi (2015-2017)

2. Pendidikan Non Formal

a. DTA Sunanul Huda, Palabuhanratu (2007-2012)

3. Organisasi

1. Ketua OSIS MA Al-Hakim.

2. Ketua Umum KAMMI Adigama Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai