SKRIPSI
Oleh
SAHRUL MUHARAM
NIM 11413020
i
ii
iii
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku Bapak Madji & Ibu Paisri yang sangat ku cintai
dan kusayangi, terima kasih telah membesarkanku dan mendidikku dengan
penuh kasih sayang dan
kesabaran.
Hidayatullah, Muhammad Budi Fadail yang telah memberi senyum polos dan
sayang.
Pak dhe Aris, Budhe Utami, Paklek Karjo, Bulek Buntari yang
kusayangi, terimakasih atas do’a dan motivasi yang selalu kalian berikan.
Keluarga Besar dari Mbah Karsam & Mbah Kasirin yang sangat
saya hormati dan saya harapkan ridlonya.
Bapak Drs. Basyiran Sudjak, Ibu Indhah Setyawati, S.Psi, Evi Hutri
Prio Susanto, Terima kasih atas Motivasi, dorongan, dan do’a yang telah
kalian berikan.
puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
2016/2017”
Rasul KekasihMu sang pembawa risalah Uswatun Khasanah beserta keluarga dan
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
kepada:
vii
viii
ABSTRAK
Ariyanti, Lynda Fitri. 2017. Implementasi Metode Tahsin Dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr.
M.Ghufron, M.Ag.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN..........................................................................................iii
MOTTO..........................................................................................................................................v
PERSEMBAHAN.......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................vii
ABSTRAK....................................................................................................................................ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................xiii
BAB I: PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian......................................................................................................................8
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................................................8
E. Penegasan Istilah..................................................................................................................10
F. Metode Penelitian.................................................................................................................14
2. Kehadiran Peneliti................................................................................................................13
3. Lokasi Penelitian...................................................................................................................13
x
4. Sumber Data...........................................................................................................................13
6. Analisis Data..........................................................................................................................16
G. Sistematika Penulisan.........................................................................................................18
A.Metode Tahsin........................................................................................................................19
1. Pembelajaran Al-Qur’an.....................................................................................................41
2. Pola Pembelajaran…………………………………………………………………………………………….…46
5. Strategi Pembelajaran………………………………………………………….56
A. Paparan Data..........................................................................................................................59
B. Temuan Penelitian...............................................................................................................66
xi
BAB IV : ANALISA DATA
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................85
B. Saran…………………………………………………………………………..86
C. Penutup………………………………………………………………………..86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
2. Lembar Konsultasi
3. Pedoman wawancara
4. Dokumentasi Observasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam. Materi yang diajarkan dalam pendidikan Islam adalah materi tentang
agama Islam yang berupa: fiqh, hadist, dan salah satunya adalah Al-Qur‟an.
Al-Qur‟an merupakan sumber utama dalam hukum Islam. Salah satu yang
wajib diajarkan adalah segala hal tentang Al-Qur‟an. Karena Al-Qur‟an adalah
Betapa indahnya jika kita dan anak-anak kita dapat bertilawah atau
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Karena darinya akan terpancar
indikasi keimanan seorang muslim yang dicintai Allah SWT. Dengan demikian
yang harus ditata dan ditingkatkan adalah kadar iman dan takwanya kepada
Tentu tilawah Al-Qur‟an dengan baik dan benar tidaklah sulit, karena
Kitab yang mudah dipelajari isi, bahasa, cara membaca, menghafal, dan
mengamalkannya.
1
Tentu kemudahan yang dijanjikan-Nya bukan berarti tanpa usaha atau
ٓ ٓ
َٱلَّذِينَ ءَا َت ۡي ٰ َن ُه ُم ۡٱل ِك ٰ َتبَ ي َۡتلُو َنهُۥ حَ َّق ِتاَل َو ِت ِهۦٓ أ ُ ْو ٰلَئِكَ ي ُۡؤ ِم ُنونَ ِب ِهۦۗ َومَن ي َۡكفُ ۡر ِبهِۦ َفأ ُ ْو ٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل ٰ َخسِ رُون
ص ٰ َر ٖط ُّم ۡستَ ِق ٖيم ٗ ُُوحا ِّم ۡن أَمۡ ِرن َۚا َما ُكنتَ ت َۡد ِري َما ۡٱل ِك ٰتَبُ َواَل ٱإۡل ِ ي ٰ َمنُ َو ٰلَ ِكن َج َع ۡل ٰنَهُ ن
ٓ ورا نَّ ۡه ِدي ِبِۦه َمن نَّشَٓا ُء ِم ۡن ِعبَا ِدن َۚا َوإِنَّكَ لَت َۡه ِد
ِ ي إِلَ ٰى ٗ َو َك ٰ َذ ِلكَ أَ ۡو َح ۡينَٓا إِلَ ۡيكَ ر
َ َو ْاألَ ْخ ُذ ِبا التَّجْ ِو ِد َح ْت ٌم اَل ِز ٌم َم ْن لَ ْم ي َُج ِّو ُداَ ْلقُرْ آنَ آ ِث ٌم أِل َنَّهُ ِب ِه اإْل لَهُ اَ ْنزَاَل َوهَ َك َذا ِم ْنهُ اِلَ ْي ِه َو
صاَل
Tak banyak orang yang tertarik pada ilmu tajwid. Selaras dengan
sedikitnya orang yang ingin bisa membaca Al-Qur‟an dengan benar; sesuai
kaidah tajwid, tepat makhraj dan sifat hurufnya, serta sebagaimana Al-
2
Qur‟an diturunkan. Banyak yang menganggap, sekedar membaca Al-
Qur‟an sudah cukup. Sehingga, banyak orang yang ”lancar” membaca Al-
Qur‟an, namun banyak kesalahannya dari sisi tajwid. Padahal, Allah SWT
berfirman:
ِ ْْرفَةُ ال ُوقُو
ف ِ ْلتَّرْ تِ ْي ُل ه َُو تَجْ ِو ْي ُد ْال ُحرُو
ِ ف َو َمع
Ilmu tajwid adalah ilmu praktik. Ia tak sekedar teori. Mungkin banyak
orang yang menguasai teori tajwid, tetapi jika ia tak membaca Al-Qur‟an
sesungguhnya itu tak banyak berarti. Laksana ilmu bela diri, jika hanya
mempelajari dari buku tanpa pernah praktik dan belajar langsung dari orang
Tolak ukur kualitas kebaikan seorang muslim adalah sejauh mana upaya
dan usahanya dalam mempelajari dan mengajarkan Al-Qur‟an. Rasulullah
SAW bersabda:
kecamatan Pondok terong. Dan salah satu sekolah yang berbasis PAI
sekolah SMP Islam Assalamah itu sekolah formal dan banyak siswa dan
guru dari pesantren, Oleh karena itu dicetak sedemikian rupa menjadi
penyambutan murid oleh semua guru setiap pagi untuk bersalam sapa
minggu sekali setelah kegiatan belajar mengajar usai. Namun dari awal
belum bagus bacaannya dan ada yang sama sekali belum mengenal huruf
hijaiyyah.
4
prinsip-prinsip metode ceramah yaitu penggunaanya harus disesuaikan
dengan cara dieja satu persatu sehingga untuk mencapai tujuan siswa
5
berkembang. Penggunaan metode Tahsin dapat dipilih sebagai metode
Metode Tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Qur‟an yang
sifat huruf, huruf yang sudah tepat antara makhroj, tajwid, dan sifatnya
6
dalam metode Tahsin menggunakan rosm utsmani sehingga sejak awal
ekstra ini hanya dilaksanakan oleh kelas VII. Bacaan mereka masih di
bawah standar, dari 263 siswa 20% belum mengenal huruf hijaiyyah
sama sekali, 35% masih iqro‟, 45% sudah sampai Alqur‟an. Adapun
yang tidak sempat mengajar ngaji anak (3) Tidak ada waktu untuk
mengaji karena pulang sekolah ada kegiatan les, (4) Anak sudah sibuk
siswa kelas VII di SMP Islam Assalamah Kota depok. Dengan judul
7
B. Fokus Penelitian
Depok?
C. Tujuan Penelitian
Dari fokus penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Kota Depok.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat baik secara teoritis
8
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Kepala Sekolah
pembelajaran.
b. Guru
c. Peserta didik
9
E. Penegasan Istilah
tersebut:
1. Metode Tahsin
Tahsin menurut bahasa berasal dari kata kerja ( تَحْ ِس ْينًا- ُ ي َُح ِّسن- َ) َحسَّن
membuat lebih baik dari semula. Kata ini sering digunakan sebagai
sinonim dari kata tajwid yang berasal dari ( - ي َُج ِو ُد- جَوّ َد
)تَجْ ِو ْيدًاyang
bermakna memperbagus atau memperbaiki.
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu
bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti‟la‟, istifal dan lain
Metode Tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Qur‟an yang
10
dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) berhadapan langsung
didik.
dan kenaikan jilid tidak ditentukan oleh bulan atau tahun dan tidak
11
secara klasikal, tetapi secara individual. Bedanya adalah metode qiroati
F. Metode Penelitian
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Margono, 2012:36).
12
Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan penerapan metode
2. Kehadiran Peneliti
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber Data
informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti
13
penelitian ini adalah perilaku subyek peneliti yang diperoleh dari hasil
adalah buku dan penelitian orang lain yang berkaitan dengan metode
Tahsin.
a. Wawancara
Tahsin.
dilakukan dengan para siswa dan para guru BTA SMP Islam
dalam penelitian ini adalah: (1) Bapak Ibu guru BTA yang dipilih oleh
b. Observasi
Tetapi metode ini juga digunakan untuk memperoleh data yang tidak
datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
15
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
observasi adalah siswa kelas VII SMP Islam Assalamah, Kota Depok.
c. Dokumentasi
6. Analisis Data
16
(Muhadjir, 2002:93). Selanjutnya, berdasarkan uraian data secara
Depok.
yaitu:
pembelajaran.
sumber, cara dan waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua
17
1) Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan
G. Sistematika Penelitian
berikut:
Metode penelitian.
Bab II, Kajian pustaka tentang Pengertian Metode Tahsin dan Metode
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Tahsin
Secara bahasa metode tahsin terdiri dari dua suku kata, metode
dan tahsin. Metode sendiri berasal dari bahasa Yunani “metodos” yang
terdiri dari “metha” berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti
jalan atau cara. Metode diartikan sebagai suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan (Armai Arif, 2002:40). Metode adalah cara yang sistematik
pengajaran.
menurut Usman metode tidak mempunyai target, dengan kata lain yang
19
cara atau alat mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu
bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti‟la‟, istifal dan lain
20
(Abdur Rauf, 2014:17). Tahsin selalu identik dengan tilawah. Tilawah
sendiri berasal dari kata
ِ ْتِاَل َوةُ اَ ْلقُر
ً تِالَ َوة- يَ ْتلُو-َ تَالyang artinya bacaan, dan آن
artinya bacaan Al-Qur‟an. Tilawah secara istilah:
َاعهَا لِيَ ُكوْ نَا اَ ْدنَّي اِلَي فَه ِْم ْال َم َعانِ ْي
ِ تِاَل َوتُهُ تِاَل َوةً تُبَيِّنُ ُحرُوْ فَهَا َويُتَانَّي فِي آد
Membaca dengan tartil bagi setiap muslimin dan muslimat, fardhu „ain
hukumnya:
21
Karena itu, Rasul pun menunjuk dan memberi kepercayaan kepada
Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka‟ab, dan Salim Maula Abi Hudzaifah. Para
kepada setiap muslim untuk membaca dengan tajwid atau tahsin, karena hal
metode asasi dan asli dalam mempelajari Al-Qur‟an adalah dengan metode
terutama dalam hal tilawah, maka ulama‟ ahli qira‟at meletakkan kaidah-
kaidah cara membaca yang baik dan benar yang disebut tajwid (Abdur Rouf,
2014:9-11).
Abu Musa bin Ubaidillah bin Yahya bin Khaqan. Mengenai asal dari nama
al-Khaqani ada yang berpendapat bahwa itu adalah nama marga (gelar
22
kebangsawanan) dari kerajaan Turki dan adapula yang mengatakan bahwa
bin Rasyid) wafat pada tahun 247 H. Jabatan ayahnya masih berlanjut pada
Qadduri, 2002).
perkataan imam ibnul jazari “Dialah orang yang pertama kali menulis
tentang tajwid” para ulama‟ pun menyebut kitab yang ditulis oleh Abu
lainnya yang menuliskan ilmu serupa. Mereka antara lain: (1) Abul Hasan
Ali bin Ja‟far Muhammad As Sa‟idi ar Razi, wafat pada 410 H, kitab beliau
bernama At Tanbih „ala al Lahnil Jaily wal Lahnil Khafiy, (2) Abu
Muhammad Makki bin Abu Thalib al Qaisi wafat pada 437 H dengan
Tilawah. Kemudian Abu Umr Utsman bin Said ad Dhani, kitabnya adalah at
Tahdid fil Itqan wattajwid. Semenjak itu ilmu yang berkaitan dengan
23
makharijul huruf dan sifat-sifatnya dikenal dengan nama Ilmu
Tajwid(www.kabarmakkah.com/2016/04/ulama-yang-pertama-kali-
menemukan-dan-menulis-ilmu-tajwid.html.
banyak orang yang menguasai teori tajwid, tetapi jika ia tak membaca Al-
sesungguhnya itu tak banyak berarti. Laksana ilmu bela diri dan bahasa
(arab atau inggris misalnya), jika hanya mempelajari dari buku tanpa pernah
Tujuh huruf ini bukan berarti tujuh macam bacaan. Karena menurut para
ulama‟, angka tujuh disini bukanlah bilangan tertentu dalam arti sebenarnya,
arab waktu itu) terdiri dari banyak suku dan kabilah, dimana masing-masing
mempunyai sejumlah perbedaan dalam kosa kata dan logat, maka sangat
Al-Qur‟an yang tujuh) dan qiraat asyrah (bacaan Al-Qur‟an yang sepuluh).
24
abad kemudian, muncullah seorang imam besar qiraat; imam Al-Hafizh
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf Aljazari ad-
Ibnul Jazari. Dimana dalam dunia qiraat, beliau digelari sebagai syaikhul
Lalu, Ibnul Jazari kembali menulis kitab dua jilid tebal berjudul An-Nasyr fi
yang berdasarkan kitab ini pun dikenal sebagai thariq Athayyibah. Selain
sebagai Matan Al-Jazariyah, dua kitab ini bisa dibilang merupakan rujukan
utama para ulama‟ tajwid yang datang setelah beliau (Annuri, 2016).
25
Metode tahsin ini ditulis dan dibukukan oleh Dra. Sarotun. Beliau
di Jl. Tabing III No.3 Rt.02/V Beji, Ungaran Kabupaten Semarang. Ketika
waktu remaja beliau sangat gigih dalam belajar Al-Qur‟an, haus akan ilmu
FHQ Nurul Hikmah, Ciputat Tangerang, dan beliau adalah juara MHQ
pedoman Dauroh Al-Qur‟an, ustadz Abdul Aziz Abdur Ra‟uf, LC. Al-
Hafidz dimana beliau juga mengambil rujukan dari matan Al-Jazari. Dan
26
Metode tahsin pertama kali digunakan di Indonesia tepatnya
ma‟had Al-Hikmah Jakarta oleh Abdur Rauf sekitar tahun 80 an,
Dauroh Qur‟an dari imam-imam Timur Tengah . Membaca Al-Qur‟an
itu butuh sanad dan beliau urutan 29 dari Rasul, dari salah satu
kekhawatiran beliau berinisiatif untuk membuat buku kemudian
mengajarkan kepada masyarakat agar bacaan Al-Qur‟an masyarakat
Indonesia lebih bagus. Dahulu sering ada Wami lembaga lsm Timur
Tengah yang sering mengadakan Dauroh Qur‟an, waktu di tes
kebanyakan tidak lulus terutama huruf isti‟la‟ seperti shod dan kho‟.
Baca Al-Qur‟an satu huruf berpahala, ketika membaca makhrojnya
benar. Karena satu huruf itu mempengaruhi artinya dalam Al-Qur‟an.
Kemudian Tahsin mulai berkembang di Indonesia mulai dari tempat ke
tempat. Atas dasar keprihatinan yang dalam serta keinginan untuk bisa
berbuat yang terbaik dengan memberikan konstribusi bagi da‟wah dan
pengembangan Al-Qur‟an, maka Sarotun menghadirkan metode
Tahsin Al-Qur‟an dalam bentuk buku. Metode ini ditulis dari
pengalaman penulis dalam mengikuti program Tahsin Al-Qur‟an pada
Lembaga
tahfidz Adz-Dzikra Semarang, dan selanjutnya ikut
mengembangkannya.
Qur‟an agar sesuai haq dan mustahaqnya. Metode Tahsin adalah salah satu
keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui
27
membaca Al-Qur‟an, Metode Tahsin mempunyai tujuan agar dalam
Qur‟an dari cara membaca yang benar, sesuai kaidah tajwid sebagaimana
b. Menyebarkan ilmu baca Al-Qur‟an yang benar dengan cara yang benar.
maka metode tahsin berusaha agar dalam mengajarkan ilmu baca Al-
Rasulullah SAW.
kekeliruan makna yang akan berakibat dosa bagi para pembacanya, untuk
ilmu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu
28
Unsur-unsur dalam Metode Tahsin .3
1) Pengertian
:Makhraj ditinjau dari morfologi, berasal dari fi‟il madhi خَ َر َج
yang artinya keluar. Lalu dijadikan ber-wazan َم ْف َع َلyang bersigh
isim makan, maka menjadi َمخَ ِر ُج. Bentuk jamaknya adalah َمخَ ارَ ٌج.
Karena itu, makharijul huruf ) ( َم ِخَر ُج ْال ُحرُوْ ِفyang diindonesiakan
29
Hendaklah kamu mematikan huruf atau mentasydidkannya, “
lalu masukkan hamzah al-washal (alif berharakat). Kemudian
ucapkan (dan dengarkan). Saat suara tertahan, maka
.disanalah letak makhrajnya” (Annuri, 2016:21)
,ketujuh belas makhraj tersebut berada pada lima tempat ,)tujuh belas(
yaitu: َوض َع َْالَجْ وف
ِ َ وض َعا َْْلَ§حْ ل
) َ ْهmakhraj 1( ق §ََِ وض َعاللِّ َس
ِ ) َ ْهmakhraj 3( اِى ِ َ ْه10(
ِ
ُ َْجفٛ ٌَ ْاyang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf mad )a
:yakni
)c
ز-س-ص-ز-ر-ظ-خ-د-ط-ي-ْ-ر-ض-ج-ش-ٞ-ن-ق
30
ق Keluar dari pangkal lidah (dekat tenggorokan) dengan
ض Keluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan
gigi geraham.
ط-د- خKeluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gigi bagian
atas.
ظ-ر- زKeluar dari ujung lidah. Ujung lidah keluar sedikit dan
ص-س- زKeluar dari ujung lidah yang hampir bertemu dengan gigi
depan bagian bawah.
d) َِْ َارف ٌَّشاKeluar dari bibir
31
ف Keluar dari bibir bawah bagian dalam yang bertemu dengan
ٚ-ب-َ Huruf mim dan ba keluar dari dua bibir yang dirapatkan,
َُْٛ
e) ْ §ٌٌََخا١ْ ُ شYang keluar dari rongga hidung adalah huruf-huruf
ghunnah (dengung). Terdapat pada tujuh tempat berikut:Ghunnah
b. Sifat-sifat Huruf
menjadi dua, yaitu: Sifat yang memiliki lawan kata, sifat yang tidak
32
Sifat-sifat yang memiliki lawan kata )1
ْ َّْٙ ُٙ
)a ٌَُسَٙ ْ§اx َُْ§جرْٙ ٌَْا
ْ َّْٙ
ٌَُسَٙ ْ§اmenurut
bahasa adalah suara yang samar, sedangkan
menurut istilah adalah pengucapan yang disertai keluarnya
خ-ن-س-ص-خ-ش-ٖ-ز-ح-ف
33
َُ َْاإل ِ§ْسِْر
علء ِ ,terangkat artinya bahasa menurut nakgnades
yaitu ,7:ظ-ق-ط-غ-ض-ص-خ
ي ِ menurut bahasa artinya menurun, sedangkan menurut
ُ َ اإل ِ§ْسِْرفا
)d ْ
ُ اإلطثا
ق x
َ ْفراُح
َُ§َ َٔاإل
َ ِ ِ
َِ ْ ُ اإلطَثاقmenurut bahasa artinya lengket, sedangka
ظ-ط-ض-ص
ْ َ
huruf اإلطَثاق
ِ
)e ِ x خ
ُ َ اإلْ َرل
ق ُ َ اإلِصْ َّا
ِ menurut
ُ َ اإلْ َرل
ق bahasa artinya bagian lancip lidah, sedangkan
menurut istilah adalah huruf yang pengucapannya mudah
34
َاإلصْ َّا ُخ
ِ ,tertahan artinya bahasa menurut nakgnades
:yaitu 7, ada jumlahnya ini Sifat ُ ,١ٌٍُٓ ِّ َْا, َْاٌَمٍَْ ٍ§ٍََمُح, ُر١ف َِّ ٌَ ا
ْ ص
, ُر٠ َّْاٌرْ ىر, َُاإْٔلِ ِحراَف, ْططَا ٌَح ِ ْـَاإلْٟ , َّ اٌ َّ ِرف
ِ شسٟ
ِ
Harus kelihatan lebih jelas dan kuat ketika waqaf pada huruf
35
memaksakan. Yaitu pengucapan huruf “wau” dan “ya” mati
bergetarnya ujung lidah. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf ر
sifat, dan tidak lebih dari 7 sifat. Contohnya sifat huruf yang
36
)2( ,ُر ٌ§ٌََجَْاْٙ§ْٙ Dari segi suara, ia bersifat ُ)3( , ج َذ َِّ§ٌَِّشاDari segi
terangkatnya pangkal lidah, ia bersifat )4( , َ§ُءَُلع ِْرسْإلَِاDari segi
ُ ْ َ
pertemuan lidah dan langit-langit, ia bersifat )5( ,قاثطإلِا
َ Dari
(6) Sifat lainnya adalah memantulnya suara ُ( ٍ§ٍَََح ٍمَْ ٌمَْاAbdur Rouf,
2003:27-31).
c. Tajwid
ruang lingkup tajwid secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua
bagian:
pada setiap huruf. Hak huruf meliputi (shifatul hurf) dan tempat-
37
ditiadakan, maka semua suara yang dikeluarkan tidak mungkin
tersebut. Adapun haq dari sifat itu adalah sifat lazim yang tidak
38
“ilmu tajwid adalah ilmu yang berguna untuk mengetahui
bahgaimana cara memenuhkan/memberikan haq huruf dan
mustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan
sebagainya, seperti tarqiq dan tafkhim dan selain keduanya
(Annuri, 2016:17).
secara jaliy. Lahn Jaliy adalah kerusakan pada lafadz secara nyata
39
teliti berikut keterangan tentang lafadz-lafadz yang salah itu (Al-
Qattan, 2007:265-266).
Namun, jika dalam satu kaum tidak ada seorang pun yang
40
fardu „ain atau merupakan kewajiban pribadi. Membaca Al-Qur‟an
hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang
bagi setiap pembaca Al-Qur‟an (qori‟) dari umat islam laki -laki
.dan perempuan (Annuri, 2016:17)
41
B. Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Assalamah, Kota Depok
1. Pembelajaran Al-Qur’an
saling mempengaruhi.
tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang
42
disesuaikan dengan bahan pembelajaran, murid, situasi, kondisi,
pembelajaran.
43
pendidikan, khususnya pembaharuan dalam proses belajar
istilah ahli agama („uf syara‟) ialah nama bagi Kalamullah yang
bagiannya.
44
Bacalah (Wahai Muhammad) Dengan nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Ia menciptakan manusia dari sebuku darah
beku, Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar manusia melalui Pena dan tulisan, Ia mengajarkan
manusia apa Yang tidak diketahuinya(Q.S. Al-Alaq 1-5)
(Terjemah Al-Qur‟an, hlm597).
didik.
ini ada ilmu tersendiri baginya, yaitu yang disebut dengan” ilmu
45
Ketiga, mempelajari maknanya (arti kata-kata) karena Al-
akan tetapi isinya sangat luas dan dengan sastra yang sangat tinggi.
2. Pola Pembelajaran
46
sekarang terutama untuk daerah Madinah dan Makkah dan Mesir.
Metode Talaqqi adalah cara pertemuan guru dan murid secara face
47
sejak awal siswa dibiasakan dengan Al-Qur‟an standar, dan ini
berdasarkan urutan dan tertib materi yang harus dilalui dengan cara
dan benar. Tidak boleh dibaca panjang, usahakan tiap huruf ada
48
Guru tidak boleh menuntun, cukup mengingatkan bila terjadi
Mengajarkan huruf-huruf yang keluar dari dua bibir yaitu َ§ َبَٚ ٚ َ ََ ف.
َ َص ز
س َ §ََْ ْ َر.
َ ي خَ َد َط َظ زَ َر Pertemuan (5,6) Huruf-huruf yang keluar dari
َ §َ َٞٞ ق
tengah, pangkal dan sisi lidah yakni: ش َج َ . Pertemuan (7, 8)
َ َض ن
Huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan َءٖ َ§َٖ َع َح خَ َغ. Pertemuan (9,
bila tidak ada kesalahan dan lancar maka anak bisa naik ke jilid 2
(Sarotun, 2011:1).
b. Jilid 2
49
Pertemuan (11) Huruf yang berharakat fathatain, kasrotain,
c. Jilid 3
4) Qolqolah
50
6) Mad yang bertemu sukun murni, tasydid: mad farqi, mad lazim
jalalah.
sesuai dengan tajwid yang sudah dipelajari pada jilid 1-3. Bila
lulus test siswa naik ke Al-Qur‟an juz 27, mulai surat (Adzariyat
telah menyelesaikan jilid 4+ juz 27, 28, 29 baru masuk juz 1 dan
d. Jilid 4
2013:6).
51
dengan harakatnya, sedangkan pada mushaf cetakan timur
bagi pembacanya.
tilawah.
52
Qur‟an dengan menggunakan metode tahsin ada beberapa teknik
yang digunakan.
sebagai berikut:
a. Individual
b. Klasikal Individual
53
semangat belajar), minat, perhatian anak didik dalam belajar.
lebih antara 10-15 menit untuk mengajar secara klasikal dan 45-
54
4. Langkah-langkah Implementasi
(bukan alif fathah A, ba‟ fathah ba), dan dibaca pendek jangan
pelajaran yang lalu itu sudah biasa dan wajar, anak lupa dan
guru diam itulah yang tidak wajar. Terlalu sering anak membaca
salah itu akan dirasa benar oleh murid, dan salah merasa benar
55
terjadi dalam bacaan Al-Qur‟an, maka harus waspada setiap ada
5. Strategi Pembelajaran
langsung dengan guru, agar anak tidak jenuh dan bosan dalam
pembelajaran:
56
belum mereka pahami dan mereka ketahui. Suherman (2003:43),
b. Metode Demonstrasi
57
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa demonstrasi
tugas.
58
BAB III
A. Paparan Data
Pelajaran 2019/2020
No Nama Jabatan
59
Theresia Tri W, S.Pd. Guru BK
7.
60
Winarni Iyan, S.Pd. Guru Mapel
22.
61
Joko Santoso, S.Pd. Sarpras
38.
1) Visi
62
2) Misi
a) Menyusun dan mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta bersifat aplikatif;
b) Meningkatkan keterampilan akademik dan non akademik;
c) Meningkatkan mutu tamatan yang siap
menghadapi tantangan hidup dan kehidupan;
d) Meningkatkan mutu pembelajaran dengan
metode bervariasi;
e) Meningkatkan budi pekerti/ berbudaya dan berkarakter
bangsa dengan mengaplikasikan ke dalam semua aspek
pembelajaran;
f) Meningkatkan disiplin melalui pembinaan terprogram;
g) Meningkatkan mutu pelayanan;
h) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
i) Meningkatkan sarana dan prasarana yang representatif;
j) Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah,
lingkungan terkait dan lembaga pendidikan dan/ atau
lembaga non pendidikan dalam upaya peningkatan
akses dan dana.
d. Sarana dan Prasarana
63
Komputer 1, Kamar Mandi (3), Lab. IPA (1), Ruang
Kesiswaan (1), Ruang Osis (1), UKS (1), Gudang (1), Pos
guru perempuan.
64
f. Keadaan siswa SMP 4 Ungaran
NO KELAS L P JUMLAH
1 A 14 20 34
2 B 14 20 34
3 C 16 18 34
4 D 16 18 34
5 E 14 18 32
6 F 13 18 31
7 G 13 19 32
8 H 14 18 32
2. Data Responden
Tabel 3.3
Daftar Responden
No NAMA Inisial Jabatan JENIS
RESPONDEN KELAMIN
65
B. Temuan Penelitian
Qur’an
1) SR (28 tahun)
ini:
66
“Pertama menggunakan metode tahsin saya lakukan
pengenalan, tahsin itu apa, terus bagaimana cara
membacanya beda dengan ngaji biasa, kalau anak SMP kan
rata-rata sudah tidak mengaji lagi aslinya mereka itu tahu
hurufnya cumin lama tidak mengaji akhirnya lupa. Bacaan
mereka masih tidak lancar, bacaannya belum benar ketika
ada mad juga membacanya kepanjangan seperti orang-
orang dulu dalam membaca Al-Qur‟an. Cara saya
menerapkan tahsin pada anak didik saya adalah
menyesuaikan bacaan mereka, yang masih jilid ya jilid dulu,
yang sudah Al-Qur‟an saya betulkan bacaannya,
makhrajnya, jadi menyesuaikan. Karena satu kelas ada
kurang lebih 30 anak saya mengambil 2 anak untuk
membantu saya di depan, mereka yang menyimak yang jilid
dan saya Al-Qur‟an. Setelah disimak oleh mereka tetap
harus setoran dengan saya. Dengan mengajak teman-
temannya menyimak bacaannya dan memperhatikan
pengucapan hurufnya, apabila keliru bisa kita benarkan
bersama-sama serta pengulangan bacaan berulangkali agar
siswa benar-benar memahami sifat dan makhraj huruf agar
tidak semata-mata bisa membaca saja. saya juga
menggunakan metode tutor sebaya bagi anak yang masih
jilid metode tersebut memudahkan, anakpun bisa lebih
leluasa bertanya dan belajar ketika bersama temannya tetapi
setelah itu sambil menunggu giliran setoran ke depan saya
memberi tugas seperti menulis surat-surat pendek dengan
panduan juz amma” (SR, 2-03-2017).
2) FU (21 tahun)
67
“Pertama membaca acak, setelah kira-kira anak faham baru
membaca bersama-sama kemudian dengan individual, kalau
dengan klasikal kita tidak tahu bagaimana bacaan anak tetapi
dengan individual kita dapat memahami bacaan anak-anak
satu per satu, agar anak tidak gaduh teman yang lain
menyimak bacaan temannya yang sedang mendapat giliran
membaca dan tugas kita adalah membetulkan bacaan yang
kurang tepat apabila anak pengucapannya masih keliru guru
membetulkan berulang-ulang sampai bacaannya betul, Saya
menggunakan baca simak bersama temannya, jadi saya
bagian saya membetulkan bacaan dan temannya menyimak
jika bacaanya salah mereka yang menyalahkan, Pembelajaran
metode tahsin diterapkan sesuai bacaan siswa, tetapi agar
lebih memudahkan siswa dalam membaca saya mulai
pengenalan dari jilid awal” (FU, 3-03-2017).
3) TW (45 tahun)
TW berikut ini:
68
Setelah melakukan wawancara, untuk menguatkan hasil
4) FN (14 tahun)
pengampu:
69
bener mengajarkan bacaan secara menyeluruh bu dari
huruf hijaiyah, ini bacanya seperti apa sifatnnya
bagaimana, semua diajarkan meskipun terkadang kami
kesusahan mengucapkan hurufnya seperti huruf ضsaya
belum bisa mengucapkan sampai sekarang bu, lha susah
ogh bu”(ARF, 5-3-2017).
6) AKR (14 tahun)
70
yang digunakan oleh responden dalam membantu pelaksanaan tahsin
berikut:
1) SR (28 tahun)
71
ditanya tentang faktor kesulitan dan kelebihan metode tahsin dalam
2) FU (21 tahun)
siswanya:
72
mengikuti tahsin, semangat yang diberikan oleh orangtua
untuk lebih tekun belajar ilmu tahsin. Kemudia dari pihak
sekolah sangat mendukung adanya penerapan metode
tahsin atau program 30 jam untuk siswanya, dimana
program tersebut membantu memudahkan dalam belajar
Al-Qur‟an. Faktor lingkungan sekolah tentunya berperan
dalam mempengaruhi bacaan Al-Qur‟an siswa, karena
mereka berinteraksi secara langsung dengan teman, guru,
pastinya sedikit banyak bacaan mereka akan berpengaruh
(FU, 21-12-2016).
3) TW (45 tahun)
metode Tahsin:
73
Qur‟an menurut tajwid dan dapat dipraktekkan secara
langsung dan metode tahsin tersebut, melatih kesabaran
siswa dalam menunggu giliran membaca”(TW, 21-12-
2016).
4) FN (14 tahun)
74
guru dalam mengajarkan Tahsin, bacaan Tahsin mudah diingat. Seperti
yang muncul daari pribadi siswa sendiri, dan faktor eksternal, yaitu
75
BAB IV
ANALISA DATA
Siswa
jilid guru melatih dari awal, pengajaran makhraj, sifat huruf, tajwid
1. Individual
belajar mengajar yang dilakukan dengan cara satu per satu sesuai
2. Klasikal Individual
76
(2006:185) pembelajaran klasikal adalah kegiatan penyampaian
wawancara:
77
murid yang lain menyimak. Hal ini peneliti temukan pada wawancara
berikut ini:
78
kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan teman
b. Metode Demonstrasi
menyatakan bahwa:
79
Sedangkan menurut Zainal Aqib (2010:96) metode demonstrasi
suatu benda, benda itu dapat benda sebenarnya atau suatu model.
Dengan tujuan anak merasa betah di kelas, tidak merasa jenuh dan
yaitu: (1) Fase pemberian tugas, (2) Fase pelaksanaan tugas, (3) Fase
pertanggungjawaban tugas.
80
teknik yang digunakan bisa disesuaikan dengan kondisi kemampuan anak
(Munir, 2007:25).
1. Penghambat:
masih terbata-bata
dibetulkan,
d. Harga jilid tahsin lebih mahal daripada iqro‟ atau jilid lainnya.
dalam seminggu
g. Sarana Prasarana
81
digunakan untuk BTA masih belum memadai, jilid-jilid yang
dari penggandaan jilid yang asli, semua itu karena minimnya dana
ini:
2. Pendukung
bacaan akan berdampak pada diri mereka sendiri, mereka yang bisa
82
b. Faktor eksternal, yaitu: faktor keluarga, Institusional, lingkungan
2) Institusi
3) Lingkungan
83
mengingatkan dan mengajari berulang-ulang sampai kita dapat
Semua tergantung pada diri sendiri karena ekstra BTA hanya 1 kali
terhadap bacaan kita, bisa dengan cara minta disimak oleh teman
secara langsung.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tersebut tidak lepas dari strategi dan teknik guru dalam
individual, klasikal baca simak. Selain itu metode yang digunakan oleh
85
harga jilid tahsin lebih mahal daripada iqro‟ atau jilid lainnya.
yang muncul daari pribadi siswa sendiri, dan faktor eksternal, yaitu
B. Saran-Saran
diberikan gurumu dengan disertai restu dan barokahnya guru dan ilmu,
kehidupanmu kelak.
C. Penutup
Alhamdulillahi rabbil „alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang telah
penulis. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, semoga dengan kritik
86
dan saran yang pembaca berikan dapat membangun skripsi ini untuk
87
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hasyim, Muhsin.2007. Panduan Praktis Tajwid dan Bid’ah-bid’ah Seputar Al-
Qur’an Serta 250 Kesalahan Dalam Membaca Al-Fatihah. Magetan:Maktabah
Daarul Atsar.
AlQattan, Manna Khalil. 2007.Studi Ilmu dan Al-Qur’an. Bogor:Pustaka Antar Nusa.
Ashiddieqy, Hasbi. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu dan Tafsir. Semarang:Pustaka
Rizki Putra.
Annuri, Ahmad. 2016. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Tajwid.
Jakarta:Pustaka Al-Kautsar.
Arief, Armai.2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta. Ciputat Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Aqib,Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya:Yrama Widya.
Budiyanto, M, dkk.2003.Ringkasan Pedoman, Pengelolaan, Pembinaan, dan
Pengembangan Gerakan Membaca Menulis, Memahami, Mengamalkan dan
Memasyarakatkan Al-Qur’an. Jakarta: Balai Litbang Tim Tadarus AMM.
Departemen Agama RI.1989. Al-Qur’an dan Terjemahannya.Jakarta:Proyek Kerja
dan Kitab Suci Al-Qur’an.
Depag RI. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Penyelenggara dan
Terjemah Al-Qur’an.
E. Mulyasa.2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: Rosdakarya.
Ismail SM.2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam.Semarang:Rosail Media
Group.
Sarotun. 2013. Cara Mudah dan Praktis TahsinTilawah Al-Qur’an Program 30 Jam.
Ungaran:Rumah Tahsin Tahfidz Al-Bayan.
Sarotun. 2011. Petunjuk Pengajaran Pra Tahsin/Tahsin Tilawah Metode Al-Bayan.
Ungaran: Rumah Tahsin Tahfidz Al-Bayan.
Singarimbun, Irawati.1989. Teknik Wawancara dalam Masri Singarimbun dan Sofien
Effendi(ed), Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES.
Soejono. 1990.Didaktik Metodik Umur.Bandung:Bina Karya.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D.
Bandung:Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. 1995. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar.
Bandung:Tarsito.
Syarifuddin, Ahmad. 2008.Mendidik Anak Membaca Menulis Mencintai Al-Qur’an.
Jakarta:Gema Insani.
Usman, M Basirudin.2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Ciputat
Press.
Wiriatmaja, Rachiyati. 2004. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Wasito.2016.www.kabarmakkah.com/2016/04/ulama-yang-pertama-kali-
menemukan-dan-menulis-ilmu-tajwid.html. Diakses pada pada tanggal 4 Maret 2017
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PENGAMPU
Nama : Lynda Fitri Ariyanti
NIM : 11413020
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur’an di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017
No Konsep Indikator Pertanyaan
1. Implementasi Waktu 1. Kapankah waktu penerapan metode
metode Tahsin tahsin dalam pembelajaran Al-
dalam Qur’an?
pembelajaran
membaca Al-
Qur’an
Cara 2. Bagaimana menerapkan metode tahsin
penerapan dalam pembelajaran Al-Qur’an?
3. Apa saja teknik pembelajaran dalam
menggunakan metode tahsin?
4. Apakah ada metode pembelajaran
yang lain dalam menerapkan tahsin?
5. Bagaimana pemahaman anak tentang
metode tahsin?
6. Bagaimana penerapan anak ketika
usai mengikuti program tahsin?
Perubahan 7. Apa perubahan yang terjadi ketika
mereka sudah mengenal tahsin?
2. Faktor Kendala 8. Adakah kendala dalam menerapkan
penghambat yang metode tahsin?
dan pendukung dihadapi 9. Apa kelemahan dalam menggunakan
implementasi metode tahsin?
metode tahsin
Faktor 10. Apa pendukung terselenggaranya
pendukung metode tahsin?
11. Apa kelebihan menggunakan metode
tahsin dalam pembelajaran?
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA
Nama : Lynda Fitri Ariyanti
NIM : 11413020
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur’an di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017
No Konsep Indikator Pertanyaan
1. Implementasi Waktu 1. Kapankah waktu penerapan
metode Tahsin metode tahsin dalam
dalam pembelajaran Al-Qur’an?
pembelajaran
membaca Al-
Qur’an
Cara 2. Bagaimana menerapkan metode tahsin
penerapan dalam pembelajaran Al-Qur’an?
3. Bagaimana pemahaman anda tentang
metode tahsin?
4. Bagaimana penerapan anda ketika
usai mengikuti program tahsin?
Perubahan 5. Apa perubahan yang terjadi ketika
anda sudah mengenal dan belajar
tahsin?
2. Faktor Kendala 6. Adakah kendala dalam menerapkan
penghambat yang metode tahsin?
dan pendukung dihadapi 7. Apa kelemahan dalam menggunakan
implementasi metode tahsin?
metode tahsin
Faktor 8. Apa pendukung terselenggaranya
pendukung metode tahsin?
9. Apa kelebihan menggunakan metode
tahsin dalam pembelajaran?