BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi interpersonal telah melingkupi aspek kehidupan yang luas dan dapat
hubungan manusia mulai dari hubungan yang paling singkat, sederhana dan biasa,
yang seringkali diwarnai oleh kesan pertama, hingga hubungan yang paling
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk membawa hasil diantara orang-orang
terjalin. Oleh karena itu setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki
Begitu juga dengan komunikasi yang harus dimiliki oleh siswa yakni
guru dengan siswa dalam KBM (kegiatan belajar mengajar) merupakan faktor
yang sangat menentukan. “betapapun baiknya materi pelajaran yang berikan, dan
sempurnanya metode yang digunakan, apabila interaksi antara guru dan murid
tidak harmonis akan dapat menciptakan hasil (result) pembelajaran yang tidak
Hari ini jaman sudah mulai canggih bahkan seluruh kehidupan manusia di
muka bumi ini telah dibantu oleh kecanggihan teknologi bahkan hampir semua
aktivitas manusia di muka bumi ini diiringi dengan teknologi, terkadang teknologi
pun memiliki dampak negatif walaupun disisi lain teknologi memiliki dampak
komunikasi manusia yang satu dengan manusia yang lain, dengan hal ini secara
tidak langsung manusia sudah mengupayakan dekat dengan orang yang jauh dan
menjauh kepada orang yang dekat. Maksud dari pada itu adalah. Karena aktivitas
manusia hari ini dipenuhi dengan teknologi maka pada jaman ini kita banyak
berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh, sedangkan orang yang berada
Oleh karena itu lembaga pendidikan adalah salah satu sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan yang hakiki, maka setiap individu di dalam sebuah
mengajar dapat berjalan dengan lancar baik itu motivasi belajar maupun kegiatan
lainnya di sekolah.
3
Hal ini berdasarkan para pakar yang mereka lakukan. Para pakar
kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain
untuk merasa, berfikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun
lingkungan fisik dan psikologis kita.[CITATION Ded071 \p "2007, hal 4" \l 1057 ]
bukan hal yang tidak mungkin manusia tersebut sudah tidak lagi beradab, hari ini
banyak kita temukan banyak anak remaja yang ketika diajak berbicara oleh kedua
orang tuanya atau orang yang lebih tua darinya namun ia menjawab sambil
penting untuk merubah sikap manusia sesuai dengan kemajuan jaman. Kesadaran
dalam beragama adalah suatu hal yang sangat vital dan harus kita optimalkan
kepada muridnya karena terbatas oleh waktu, namun sebisa mungkin nilai-nilai
hanya tugas guru agama saja, namun melainkan menjadi tugas dan tanggung
terhadap pentingnya beragama atau berkeyakinan islam. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk meneliti dan mengkaji melalui skripsi ini penulis mengangkat
NEGERI 1 JONGGOL”.
B. Identifikasi Masalah
agama Islam.
individualis.
5
4. Siswa akan jauh dari nilai-nilai agama jika komunikasi siswa kurang
dan bahkan tidak terbuka atas semua permasalahan sehingga siswa tak
1. Pembatasan penelitian
2. Rumusan masalah
Jonggol?
Negeri 1 Jonggol?
1. Tujuan penelitian
Negeri 1 Jonggol.
Negeri 1 Jonggol.
Negeri 1 Jonggol.
7
2. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
skripsi.
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi guru, sebagai upaya agar bersikap tegas kepada siswa yang
c. Bagi orang tua, dapat menjadi pedoman untuk bisa memantau dan
media sosial.
mahasiswa.
E. Sistematika Penulisan
Secara teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman Penulisan
dalam penulisan skripsi ini penulisa membagi menjadi lima bab. Dengan
penulisan.
BAB II Kajian teori, yaitu uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
10
A. Komunikasi Interpersonal
kata communis yang berarti sama. Maksud kata “sama” disini adalah
Artinya :
11
1057 ]
Dari penjelasan ayat diatas menjelaskan bahwa manusia itu harus pandai
berbicara, hal ini secara tidak langsung memberitahukan bahwa manusia harus
the whole process used in reaching other minds,” (Komunikasi adalah seluruh
proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran yang dimaksud oleh orang
1). Suatu penyampaian energi dari suatu tempat ke tempat yang lain (seperti
dalam sistem syaraf ataupun penyampaian gelombang-gelombang suara).
2). Penyampaian dan penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3). Pesan yang disampaikan.
4). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem lain.
5). Pengaruh satu wilaah persona pada wilayah persona yang lain sehingga
perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan
pada wilayah lain.
6). Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.[CITATION Ist981 \p
"1998, hal 72" \l 1057 ]
12
Menurut Hovland, yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, menjelaskan bahwa “komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain (Communication is the procces to modify the
behavior of others individuals).”[CITATION Ono \p "2010, hal 10" \l 1057 ]
namun juga komunikasi ini untuk mempengaruhi pihak satu dengan pihak yang
informasi dan juga dapat bertukar pikiran dengan orang lain untuk menyampaikan
sesuatu yang sekiranya perlu untuk disampaikan dengan begitu orang lain dapat
yang sedang orang lain hadapi. Komunkasi tidak cukup hanya sekedar kata-kata
saja yang digunakan dalam sebuah percakapan, namun juga diperlukan intonasi,
mempercayai diantara satu pihak dengan pihak yang lain. Seringkali sesuatu yang
13
penyampai pesan dan pihak penerima pesan, karena tidak adanya suatu makna
yang sama dan keinginan tujuan atau maksud yang ingin dicapai ialah efek yang
berdasarkan ketiga tingkatan atau level yang telah dikemukakan oleh Yatri
Indah Kusumastuti di atas sangat berkaitan satu dengan yang lainnya. Namun dari
keberlangsungan komunikasi.
interpersonal ini terjadi saling mempengaruhi, artinya apa yang akan disampaikan
dengan apa yang dikatakan oleh komunikator awal tersebut dan oleh pesan lain
yang ditangkap.
15
karena komunikasi ini berlangsung secara tatap muka serta timbal balik antara
kedua belah pihak. Misalnya percakapan antara teman sekolah di kelas, anggota
di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”[CITATION Arn09 \p "2009, hal
159" \l 1057 ]
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
Menurut Tubbs 1974; Littlejohn 1996; West & Turner 2007 yang dikutip
interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, secara tatap
muka langsung dan dalam suasana pribadi.”[CITATION Had10 \p "2010, hal 212" \l
1057 ]
disampaikan seseorang kepada orang lain yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan menggunakan verbal dan nonverbal yang mengalir antar individual secara
Menurut Leswll, yang dikutip oleh Onong mengatakan bahwa cara yang
Who Says What In Whitch Chanel To Whom Whith What Effect? [CITATION
melalui respon, radio, majalah, buku, surat kabar, dan lain-lain, sehingga
Dari keempat unsur ini sangat penting sekali, apabila salah satunya tidak
ada maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan itu, komunikasi
mengatakan ada beberapa proses dalam berkomunikasi yakni terbago kepada dua
Seperti yang telah dijelaskan di atas, media primer atau lambang yang
semua orang mampu dan pandai merangkai kata-kata untuk berkomunikasi yang
sesungguhnya, selain daripada itu, sebuah perkataan tidak bisa dipastikan mampu
mengandung makna yang sama bagi orang. Kial itu dapat menerjemahkan pikiran
lainnya.
Seperti yang telah diterangkan di atas, pada umumnya bahasa yang paling
banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa sebagai lambang, ide, dan
pendapat. Maka dari itu media juga merupakan alat atau sarana untuk meneruskan
pesan komunikasi dengan bahasa. Misalnya, radio, surat atau telepon adalah
menggunakan bahasa.
bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut; b)
dan teladan bagi para siswa.[CITATION Nan09 \p "2012, hal 193" \l 1057 ]
19
yang baik, selain itu juga guru dituntut untuk memiliki kemampuan personal yang
didiknya.
penting untuk membantu hubungan antar pribadi yang menjadi perantara untuk
kontak sosial dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dari tindakan
sentuhan dan bahasa tubuh dalam beretorika pun tidak kalah pentingnya untuk
membantu ketika hendak menyampaikan pesan-pesan bersfat intim. Maka dari itu
Gambaan dari komunikasi interpersonal tidak hanya secara tatap muka dan
sehingga dapat berjalan dengan lancar, dan hal yang tidak kalah penting dalam
dalam setiap diri guru maupun personal sekolah lainnya yang hanya bisa
adanya timbal balik yang diperoleh dari interaksi yang telah dilakukan
anatara lain:
1) Menyampaikan informasi
informasi kepada orang lain agar orang tersebut mengetahui sesuatu hal
yang disampaikan.
2) Berbagi pengalaman
3) Menumbuhkan simpati
dalam hatinya tanpa adanya rekayasa, untuk ikut merasakan beban atau
musibah yang dirasakan oleh orang lain sehingga ada sentuhan hati nurani
untuk menolong baik secara materi maupun dengan cara dukungan moril.
4) Melakukan kerjasama
suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
orang lain saja, disini juga cara mencari jalan keluar atau solusi dari
6) Menumbuhkan motivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi
23
duka kepada orang lain, sehingga mampu mempengaruhi orang lain menjadi
simpati terhadap apa yang sudak kita ceritakan, dengan begitu maka akan timbul
lah sebuah solusi dari lawan komunikasi kita untuk memecahkan masalah yang
pada saat itu sedang dihadapi serta memberikan motivasi kepada seseorang agar
dapat berkembang.
24
akan mampu menanamkan jiwa sosial yang tingga dalam hidup di tengah-
a) Untuk mendapatkan respon atau umpan balik. Hal ini sebagai salah satu
Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan dan kita mengetahui
Misalnya, iklan yang tujuan untuk membujuk orang lain agar membeli
berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi efektif adalah salah satu
keterampilan untuk menjalin komunikasi yang baik, dengan begitu akan tercipta
komunikasi yang efektif sangat penting dan sangat diperlukan dalam rangka
(personal) yaitu:
komunikasi interpersonal akan terjadi efektf apabila kedua belah pihak memenuhi
kondisi berikut:
sebagai mana Firman Allah Swt dalam surat An-Nahl ayat 125:
يل َربِّكَ بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى أَحْ َس ُن
ِ ِع إِلَ ٰى َسب
ُ ۚ ٱ ْد
َض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو أَ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين
َ إِ َّن َربَّكَ هُ َو أَ ْعلَ ُم بِ َمن
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan tuhan-Mu dengan hikmah dan pembelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. seseungguh-Nya tuhan-
Mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
27
efektif dibantu dengan daya tarik, dalam hal ini tatap muka pun harus ada untuk
manfaat. Hal inilah yang kemudian akan menyatu seakan tak bisa dipisahkan saat
sehingga apa yang telah dituju tidak tercapai, dan ini merupakan hambatan dalam
sebagaimana mestinya. Hambatan dan rintangan juga dapat terjadi dari pribadi
yaitu:
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
a. Hambatan sosiologis
Seorang sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan
kehidupan manusia dalam masyarakat madani dua jenis pergaulan yang ia
namakan Gemeinschaft dan Gesellchaft. Gemeinschaft adalah pergaulan
hidup yang bersifat pribadi, statis, dan tak rasional. Seperti dalam
kehidupan rumah tangga. Sedangkan Gesellchaft adalah pergaulan hidup
yang bersifat tak pribadi, dinamis, dan rasional. Seperti pergaulan dikantor
atau dalam organisasi.
28
b. Hambatan antropologis
Manusia meskipun satu sama lain dalam jenisnya sama-sama makhluk
“homo sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal. Berbeda
dalam postur, warna kulit, dan kebudayaan, yang pada kelanjutannya
berbeda dalam gaya hidup (way of life), norma, kebiasaan, dan bahasa.
Dalam melancarkan komunikasinya seseorang komunikator tidak akan
berhasil apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan
sasarannya. Yang dimaksud dengan “Siapa” disini bukan nama yang
disandang, melainkan bangsa apa, ras apa, bangsa apa, dan suku apa.
Dengan mengenal dirinya maka akan mengenal pula kebudayaannya, gaya
hidup dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.
c. Hambatan psikologis
Faktor psikologis seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini
pada umumnya disebabkan oleh komunikator sebelum melancarkan
komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit untuk
berhasil apabila komunikan sedang bersedih, bingung, marah, merasa
kecewa, merasa iri hati, dab psikologis lainnya, dan juga jika komunikan
menaruh prasangka kepada komunikator.
Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah
bersikap menentang komunikator. Pada orang yang bersikap prasangka
emosinya menyebabkan dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan
pikiran secara rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan
perasaan terhadap suatu fakta yang bagaimanapun jelas dan tegasnya.
Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak lagi dapat
berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu akan
dinilai negatif.[CITATION Ono11 \p "2011, hal 11-13" \l 1057 ]
proses komunikasi itu karena dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal
2. Faktor Eksternal
persepsinya masing-masing.
simpang siur akhirnya informasi yang didapat pun mengalami ketidak jelasan, dan
tidak akan menjalin hubungan sosial yang baik antara komunikan dengan
komunikator.
Maka dari itu, semua komunikasi tidak semua berjalan dengan lancar,
komunikasi sering terjadi jika kedua belah pihak ada kesalahpahaman makna yang
sebaliknya.
30
Pengertian adalah suatu kata yang berasal dari kata “arti” yang
memiliki imbuhan awalan “pe” dan imbuhan akhiran “an” sehingga katanya
kata “arti” memiliki arti: makna, isyarat, guna, faedah. Misalnya: jika ibu marah
memiliki makna insaf atau keinsafan. Sedangkan beragama artinya menganut atau
suatu upaya untuk memperbaiki dan memperdalami ilmu agama yang dianutnya
akan terwujud tanpa kesadaran religius. Bila suatu masyarakat terdiri atas orang-
orang yang sehat mentalnya, maka akan tercipta masyarakat yang damai, tentram,
dan penuh kebahagiaan. Masyarakat tersebut akan dapat keberkahan hidup, dan
karunia berupa rizky dari langit dan bumi. [CITATION Muh12 \p "20120, hal 7" \l 1057
Dalam hal ini Ahmad Zubaidi memiliki pendapat lain seperti yang
telah dikutip oleh Muhyani, menurutnya kesadaran religius adalah kepekaan dan
manusia dan lingkungan sekitarnya yang diungkap secara lahiriah dalam bentuk
pengamalan ajaran yang diyakininya baik secara spiritual ataupun secara ritualnya
kepada tuhan yang maha menciptakan yang timbul pada diri seseorang baik
secara konsisten.
Sudarsono mengutip penjelasan dari Dr. Zakia Drajat yang menjelaskan bahwa:
lingkungan dan keluarga juga sangat vital dalam proses menyadarkan anak-anak
kita untuk mengetahui tentang agam ayang dianutnya, dengan begitu kesadaran
berama haruslah diiringi dengan kesadaran yang tinggi dan sesuai dengan tujuan
hidupnya. Sebagaiman afirman Allah Swt dalam Al-Quran surat Adz dzariyaat
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Allah memiliki tujuan dalam menciptakan jin dan manusia yakti untuk mengabdi
atau beribadah kepada-Nya, secara fitrah atau nalurinya untuk mengenal Allah,
(ibadah), serta meminta pertolongan saat bahaya sedang atau akan menghampiri.
ۚ اَلŠ اŠŠŠَ هŠ ْيŠَ لŠ َعŠس َ Šَ فŠ يŠِتŠَّلŠ اŠِ هَّللاŠت
Šَ ŠاŠَّنŠلŠ اŠ َرŠŠŠط Šَ Š َرŠŠŠطْ Šِ ۚ فŠ اŠŠŠًفŠ يŠِ نŠحŠَ ŠنŠِ Š يŠ ِّدŠŠلŠŠِ لŠك Šَ ŠŠŠَ هŠجŠْ ŠوŠَ Š ْمŠِقŠَ أŠŠŠَف
ٰ َ Šِ لŠ َذŠٰ ۚ Šِ هَّللاŠق
Š َنŠ وŠ ُمŠَ لŠ ْعŠَ اَل يŠسِ ŠاŠَّنŠلŠ اŠ َرŠَ ثŠ ْكŠَ أŠ َّنŠ ِكŠَلŠŠ َوŠ ُمŠِّ يŠَ قŠ ْلŠ اŠنŠُ Š يŠ ِّدŠلŠ اŠك ِ Š ْلŠخŠَ Šِ لŠ َلŠ يŠ ِدŠ ْبŠَت
Artinya :
dapat dipercaya keilmuannya yakni Imam Qurtubi yang dikutip oleh Muhammad
pembentukan manusia terdapat proses pemberian fitrah ini agar dapat mengetahui
bahwasannya anak yang baru dilahirkan terlahir dalam keadaan fitrah atau dapat
dikatakan bersih dari pengaruh eksternal. Dalam konsep Islam yang dibawa oleh
1. Manusia telah ditetapkan oleh Allah lahir dalam keadaan fitrah, terbebas dari
segala dosa.
2. Kebutuhan fitrah manusia tidak akan dapat diubah oleh siapa pun, salah
satunya kebutuhan terhadap agama.
3. Perubahan yang dipaksakan terhadapa kebutuhan fitrah manusia tidak akan
langgeng.
34
Maka ketika seorang lahir tentu dalam keadaan suci atau fitrah yang
sempurna yang memiliki banyak potensi yang sangat luar biasa, jadi salah satu hal
yang baik agar terwujudnya jiwa kesadaran yang baik sesuai dengan apa yang
sikap, perilaku, dan pengamalan terhadap ajaran agama dalam kehidupan sehari-
yang memiliki kesadaran beragama yang tinggi dapat dilihat dari ciri-ciri kesiapan
belajarnya.
35
a. Sikap sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai sebagai arah kegiatan
sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan belajar.
b. Kemantapan psikologi dalam proses interaksi antara individu dan
lingkungan. Berarti individu harus aktif apabila dihadapkan dengan
lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu ini
memiliki banyak potensi untuk belajar.
c. Kesiapan belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang
belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Prinsip-prinsip kesiapan belajar adalah a) perhatian, b) motivasi,
c) keaktifan siswa, d) mengalami sendiri, e) pengulangan, f) siap
menghadapi materi pelajaran yang menantang.[CITATION Ham11 \p "2011,
hal 63" \l 1057 ]
memiliki kesiapan belajar yang baik maka akan memiliki kesadaran beragama
yang baik pula, sebagaimana pepatah mengatakan bahwa proses tidak akan
menghianati hasil. Dan semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya tekad dan niat
yang kuat dalam diri kita. Oleh karena itu peran guru sangat penting sekali demi
mempengaruhi kesadaran beragama siswa, guru yang akan selalu di gugu oleh
murid, dan guru yang akan selalu ditiru oleh murid. Maka wajarlah apabila peran
guru ini sangat penting, selain daripada itu guru juga merupakan orangtua kedua
bagi anak didik. Sebagai orangtua, maka guru memiliki kewajiban untuk memberi
perhatian kepada anak didik, memberi pembelajaran atau materi secara intensif
agar apa yang diinginkan dapat terwujud.[CITATION Muh12 \p "2012, hal 112" \l
1057 ]
Ketika guru hadir bersama anak didik disekolah, seharusnya dalam jiwa guru
sudah tertanam niat yang kuat untuk mendidik anak didik agar menjadi orang
36
yang berilmu pengetahuan, mempunya sikap dan watak yang baik, yang cakap
Tabel II.1
yang diharapkan.
5 Pengaruh Komunikasi
Berdasarkan hasil dari penelitian
Interpersonal Guru Terhadap
yang peneliti dapatkan kebanyakan
Prestasi Belajar Siswa
siswa dan siswi SMK Negeri 7
Sekolah Menengah Kejuruan
Makassar setuju terhadap guru
(SMK) Negeri 7 Makasar
terbuka dalam menyampaikan
pelajaran dengan tingkat presentase
80%. Dengan alasan dapat
menambah wawasan dan dapat
menjalin hubungan yang harmonis
antara guru dan siswa siswi Smk
Negeri 7 Makassar. Adapun siswa
41
D. Kerangka Berfikir
penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti. Yaitu variabel
Variabel Penelitian
Kesadaran
Komunikasi Beragama
Interpersonal Siswa (Y)
(X)
= Hubungan
E. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Agar hasil penelitian ini sistematis, obyektif dan dapat dipercaya maka
harus ditunjang oleh metode penelitian yang valid. Dalam hal ini
penelitian yang sudah sejak lama digunakan oleh para peneliti sehingga
bahwa dalam penelitian ini, peneliti menguji suatu teori dengan cara
(Variabel Y).
45
1. Waktu penelitian
meneliti ke sekolah.
2. Tempat penelitian
beralamat di Jl. Tegar Beriman, Kp. Menan, Kec. Jonggol, Kab. Bogor,
tersebut karena SMP Negeri 1 Jonggol adalah sekolah umum yang tidak
beragama selain Islam, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
1. Populasi
wilayah generasi atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan
46
(Mulyatiningsih, 2013)
Tabel III.1
Jumlah Populasi
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan
ini akan berkaitan dengan bagaimana cara mengambil sampel atau teknik
yang diteliti agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka
Selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15%
Tabel III.2
Jumlah Sampel
1) Angket
Alf13 \p 50 \l 1057 ]
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan
harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak
49
terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail,
swasta, data di server ata flashdisk, dan data tersimpan di web site.[CITATION
E. Intrumen Penelitian
1. Definisi konseptual
landasan teori yang telah dipaparkan pada bagian bab sebelumnya, dapat
berikut:
memiliki persepsi yang sama, atau suatu proses yag diperlukan untuk
Ist982 \l 1057 ]
1057 ]
2. Definisi Operasional
17 \l 1057 ]
sifat yang dapat diamati. Ada tiga macam cara yang memudahkan
didefinisikan.
Agar konsep data dapat diteliti secara empiris, maka salah satu
sebagai berikut:
51
Tabel III.3
sifat dan kebiasaan yang baik. akan tetapi amat kita sayangkan,
rendah ajaran agama itu, sehingga didikan agama itu praktis tidak
si anaka akan jiwa agama yang benar, akan lemahlah hati nuraninya
agam ayang diterimanya waktu kecil. Jika hati nuraninya lemah, atau
unsur pengontrol dalam diri si anak kosong dari nilai-nilai yang baik,
Tabel III.4
untuk meminta
1. Aktif 10, 11, 12
mengikuti
Usaha kegiatan
menambah keagamaan
pengetahuan 2. Belajar 13, 14, 15
agama pengetahuan
agama
1. Menunaikan 16, 17, 18, 19
sholat 20
2. Bersedekh 21, 22, 23
Keaktifan 3. Bersikap 24, 25, 26
menjalankan rendah hati
ibadah 4. Menjaga 27, 28
hubungan
yang baik
dengan orang
lain
5. Kesediaan 29, 30
membantu
orang lain
penelitian yang valid dan reliabel dengan instrument yang valid dan
menjadi valid dan reliabel pula. Akan tetapi, sesungguhnya uji validasi
reliabilitas, karena peneliti hanya perlu berfikir secara logis dan cermat
a. Uji Validitas
mengukur, dapat dilakukan dari dua segi, yaitu : dari segi tes itu
San15 \p 84 \l 1057 ]
1057 ]
Tabel III.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Komunikasi Interpersonal)
59
r r
No. hitung tabel Keterangan
r r
1
No. -0,32693
hitung 0,2845
tabel TIDAK VALID
Keterangan
21 0,578785
0,431723 0,2845 VALID
32 0,38321
0,331835074 0,2845 VALID
43 0,302485
0,520491 0,2845 VALID
54 0,151496
0,546184 0,2845 TIDAK VALID
VALID
65 0,625213
0,513834 0,2845 VALID
76 0,373199
0,523903 0,2845 VALID
87 0,479259
0,372308 0,2845 VALID
98 0,507829
0,30335 0,2845 VALID
10 9 0,655238
0,450085 0,2845 VALID
11
10 0,452653
0,45296 0,2845 VALID
12
11 0,611513
0,28747 0,2845 VALID
TIDAK VALID
13
12 0,646874
0,3829 0,2845 VALID
14
13 0,704082
0,32302 0,2845 VALID
15
14 0,560887
0,27302 0,2845 VALID
TIDAK VALID
16
15 0,313197
0,39477 0,2845 VALID
17
16 0,491224
0,3576 0,2845 VALID
18
17 0,553854
0,25205 0,2845 VALID
TIDAK VALID
19
18 0,557289
0,3852 0,2845 VALID
20
19 0,431718
0,43782 0,2845 VALID
21
20 0,707222
0,51375 0,2845 VALID
22
21 0,332932
0,5857 0,2845 VALID
23
22 0,724311
0,54635 0,2845 VALID
24
23 0,554214
0,27623 0,2845 VALID
TIDAK VALID
25
24 0,296177
0,37588 0,2845 VALID
26
25 0,326566
0,33024 0,2845 VALID
27
26 0,220439
0,39544 0,2845 TIDAK VALID
VALID
28
27 0,132552
0,31948 0,2845 TIDAK VALID
VALID
29
28 0,407106
0,42324 0,2845 VALID
30
29 0,394917
0,49161 0,2845 VALID
30 0,41937 0,2845 VALID
Tabel III.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Kesadaran Beragama)
60
b. Uji Reliabilitas
61
mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya
mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat
k
Rumus : ri= ¿
( k−1 )
Keterangan:
1 : Bilangan konstan
qi : 1 – pi
k ∑s
Rumus :
{
( k−1 )
1− i
st
2
2
}
Keterangan:
Tabel III.7
kepercayaan butir soal sangat tinggi dan terpercaya. Kemudian pada angket
kesadaran beragama sebesar 0,85, maka tingkat kepercayaan butir soal yang telah
1. Jenis Penelitian
63
2. Teknik Penelitian
1) Penentuan populasi
orang.
2) Penentuan Sampel
1. Uji Normalitas
64
data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini berguna untuk
pada data hasil belajar kognitif maupun afektif, dilakukan melalui uji
2. Uji Homogenitas
signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data bervarian sama
atau homogen.
3. Uji Korelasi
gejala yang satu selalu diikuti dengan perubahan pada gejala yang lain, di
apabila perubahan pada gejala yang satu tidak selamanya di ikuti dengan
65
pada masing-masing gejala itu tidak beraturan. Dua buah gejala yang
bermakna sebelum data itu dianalisa dan diolah dalam rangka pemecahan
masalah.
data berskala interval, maka prosedur analisis yang sesuai dengan data kita
digunakan saat kita akan menganalisis hubungan dua variabel yang bersifat
korelasi Regresi Linier digunakan untuk melihat hubungan linier antara dua
variabel atau lebih yang diidentifikasi sebagai variabel bebas dan variabel
tergantung.
Pearson Product Moment (r), karena dalam teknik analisis data ini yang
akan dikorelasikan berbentuk interval, dan dari sumber data yang sama.
teknik yang sangat banyak digunakan oleh para peneliti dan para
mahasiswa, teknik ini dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 1900.
ada hubungan sebab akibat antara dua gejala maka antara kedua gejala
tersebut itu pun akan terdapat korelasi. Tetapi apabila dapat dibuktikan
dalam penyelidikan bahwa antara dua gejala ada korelasi, belum tentu
antara dua gejala tersebut terdapat hubungan sebab akibat. Suatu korelasi
macam, yaitu:
3. Nol r = 0
4. Hipotesis Statistika
0,05
Ha ditolak,apabila : Tidak terdapat hubungan antara
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dengan status kelas jauh dari SMP Negeri 3 Bogor yang saat itu dipimpin oleh
Bpk. Atmawijaya dan sekaligus sebagai kepala Pjs-nya. Sekolah ini miliki 3
ruang kelas belajar, sehingga pada saat itu kegiatan belajar mengajar hanya
dilaksanakan pada pagi hari. Pada tahun 1971/1972 kelas jauh SMP Negeri 3
Bogor ini pindah ke Jln. M. Bakri Desa Jonggol Kecamatan Jonggol dan secara
resmi menjadi SMP Negeri 1 Jonggol. Kemudian pada tahun 1980/1981 pindah
dengan antusias dan sumbangsih berupa pemikiran para orang tua wali dan
Jonggol ini masih tetap menjadi sekolah favorit dan mampu bersaing dengan
69
mengalami peningkatan.
c. NSS/NPSN : 201020206087/20200655
d. Status Akreditasi :A
a) Visi Sekolah
b) Misi Sekolah
kependidikan
masyarakat.
kependidikan
sekolah
4. Deskripsi data
yang diperoleh dari hasil penyebaran angket, yang mana angket tersebut
disebarkan kepada siswa kelas VIII untuk memperoleh data yang relevan.
Kabupaten Bogor, sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Angket ini terdiri dari 60 Pernyataan yang diberikan kepada siswa kelas VIII
Berikut adalah data tentang frekuensi jawaban dari responden untuk setiap
Tabel IV.1
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
presentase 50,0% menjawab setuju untuk mengungkapkan isi hati secara jujur
kepada teman.
Tabel IV.2
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 29 siswa dengan
Tabel IV.3
Tabel IV.4
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 27 siswa dengan
Tabel IV.5
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 22 siswa dengan
Tabel IV.6
Tabel IV.7
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa dengan
Tabel IV.8
presentase 43,8% menjawab setuju untuk mngerti apa yang dirasakan teman
disekitarnya.
Tabel IV.9
baik.
Tabel IV.10
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 16 siswa dengan
Tabel IV.11
presentase 50,0% menjawab setuju untuk bersalaman dengan teman pada saat
berkenalan.
Tabel IV.12
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 30 siswa dengan
teman.
Tabel IV.13
Ulangan
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 26 siswa dengan
Tabel IV.14
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
Tabel IV.15
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 30 siswa dengan
presentase 62,5% menjawab setuju untuk memuji teman yang telah mendapatkan
kesuksesan.
Tabel IV.16
teman.
Tabel IV.17
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa dengan
berdiskusi.
Tabel IV.18
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 25 siswa dengan
Tabel IV.19
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 22 siswa dengan
presentase 45,8% menjawab setuju bahwa berfiir semua orang pada dasarnya
baik.
Tabel IV.20
Saya Menjadi Pendengar Yang Baik Ketika Ada Teman Yang Curhat
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa dengan
presentase 43,8% menjawab setuju menjadi pendengar yang baik ketika ada teman
yang curhat.
Tabel IV.21
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 22 siswa dengan
Tabel IV.22
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 12 siswa dengan
presentase 25,0% menjawab sangat setuju untuk menerima pendapat dari teman.
Tabel IV.23
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 26 siswa dengan
Tabel IV.24
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 19 siswa dengan
presentase 39,6% menjawab sangat setuju untuk segera mengingatkan teman yang
Tabel IV.25
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
presentase 50,0% menjawab sangat setuju untuk menghargai pendapat teman yang
berbeda.
Tabel IV.26
Tabel IV.27
Masalah
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
menyelesaikan masalah.
Tabel IV.28
Kesusahan.
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 13 siswa dengan
Tabel IV.29
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 30 siswa dengan
Tabel IV.30
Dipahami
Tabel IV.31
87
Saya Merasa Takut Ketika Telah Berbuat Salah Baik Itu Kesalahan Besar
Ataupun Kecil
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 33 siswa dengan
presentase 68,8% menjawab setuju untuk merasa takut ketika berbuat salah baik
Tabel IV.32
presentase 45,8% menjawab setuju untuk bertaubat dan memohon ampun ketika
berbuat salah.
Tabel IV.33
88
Saya Yakin Bahwa Taubat Adalah Jalan Yang Tepat Untuk Memohon
Ampunan
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 31 siswa dengan
presentase 64,6% menjawab setuju untuk yakin bahwa taubat adalah jalan yang
Tabel IV.34
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 30 siswa dengan
presentase 62,5% menjawab setuju untuk meyakini segala sesuatu yang terjadi
Tabel IV.35
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 28 siswa dengan
presentase 58,3% menjawab sangat setuju untuk hanya mengadu kepada Allah
Tabel IV.36
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 17 siswa dengan
presentase 35,4% menjawab setuju untuk mengadu kepada Allah ketika sedang
Tabel IV.37
90
Dalam Kesulitan
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa dengan
Tabel IV.38
Meminta Pertolongan
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
presentase 50,0% menjawab setuju untuk meyakini bahwa Allah adalah harapan
Tabel IV.39
Saya Meyakini Bahwa Allah Adalah Tempat Yang Paling Baik Untuk
Meminta
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 19 siswa dengan
presentase 39,6% menjawab setuju untuk meyakini bahwa Allah adalah tempat
Tabel IV.40
(Rohani Islam
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 25 siswa dengan
Tabel IV.41
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa dengan
Tabel IV.42
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 24 siswa dengan
ngaji.
Tabel IV.43
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 25 siswa dengan
keislaman.
Tabel IV.44
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 19 siswa dengan
presentase 39,6% menjawab sangat setuju untuk berdiskusi dengan eman tentang
keagamaan.
Tabel IV.45
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 16 siswa dengan
presentase 33,3% menjawab setuju untuk senang menonton vidio sejarah Islam.
Tabel IV.46
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 15 siswa dengan
presentase 31,3% menjawab sangat setuju untuk mengerjakan sholat tepat waktu.
95
Tabel IV.47
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 15 siswa dengan
berjamaah.
Tabel IV.48
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 15 siswa dengan
presentase 31,3% menjawab setuju untuk berada di masjid 5 menit sebelum adzan.
Tabel IV.49
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 18 siswa dengan
Tabel IV.50
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 17 siswa dengan
Tabel IV.51
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 22 siswa dengan
presentase 45,8% menjawab sangat setuju untuk memberi uang kepada pengemis.
Tabel IV.52
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 21 siswa
Tabel IV.53
Lebih
Dari hasil tabel di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa 16 siswa dengan
Tabel IV.54
9 9
10 16 33, 1 33,3 1 29,2 2 4,2 - - 48 100%
3 6 4
11 16 33, 2 50,0 6 12,5 2 4,2 - - 48 100%
3 4
12 12 25, 3 6,25 3 6,3 3 6,3 - - 48 100%
0 0
13 16 33, 2 54,2 6 12,5 - - - - 48 100%
3 6
14 17 34, 2 50,0 4 8,3 3 6,3 - - 48 100%
5 4
15 15 31, 3 62,5 2 4,2 1 2,1 - - 48 100%
3 0
16 19 39, 2 50,0 5 10,4 - - - - 48 100%
6 4
17 15 31, 2 43,8 6 12,5 6 12,5 - - 48 100%
1 1
18 17 35, 2 52,1 5 10,4 1 2,1 - - 48 100%
4 5
19 15 31, 2 45,8 1 20,8 1 2,1 - - 48 100%
3 2 0
20 15 31, 2 43,8 7 14,6 2 4,2 3 6,3 48 100%
3 1
21 22 45, 1 37,5 2 4,2 4 8,3 2 4,2 48 100%
8 8
22 12 25, 1 25,0 1 31,3 4 8,3 5 10, 48 100%
0 2 5 4
23 26 54, 1 39,6 2 4,2 1 2,1 - - 48 100%
2 9
24 19 39, 1 27,1 1 27,1 3 6,3 - - 48 100%
6 3 3
25 24 50, 2 41,7 4 83,4 - - - - 48 100%
0 0
26 16 33, 1 37,5 1 25,0 2 4,2 - - 48 100%
3 8 2
27 11 22, 2 50,0 1 22,9 1 2,1 1 2,1 48 100%
9 4 1
Tabel IV.55
100
Skor Jawaban
Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat
No. Jumlah
setuju (4) ragu Setuju Tidak
Pertanyaan (5) (3) Setuju
F % F % F % F % F % F %
1 8 16,7 1 27,1 2 52,1 2 4,2 - - 48 100%
3 5
2 5 10,4 9 18,8 3 62,5 4 8,3 - - 48 100%
0
3 1 25,0 1 37,5 1 31,3 3 6,3 - - 48 100%
2 8 5
4 7 14,6 3 68,8 8 16,7 - - - - 48 100%
3
5 1 29,2 2 45,8 1 25,0 - - - - 48 100%
4 2 2
6 2 4,2 3 64,6 1 31,3 - - - - 48 100%
1 5
7 3 62,5 9 18,8 7 14,6 2 4,2 - - 48 100%
0
8 2 58,3 8 16,7 1 20,8 2 4,2 - - 48 100%
8 0
9 1 29,2 1 35,4 1 29,2 3 6,3 - - 48 100%
4 7 4
10 1 25,0 2 43,8 1 29,2 1 2,1 - - 48 100%
2 1 4
11 8 16,7 2 50,0 1 27,1 3 6,3 - - 48 100%
4 3
12 1 29,2 1 39,6 1 22,9 4 8,3 - - 48 100%
4 9 1
13 7 14,6 2 52,1 1 25,0 4 8,3 - - 48 100%
5 2
14 1 20,8 1 31,3 2 43,8 2 4,2 - - 48 100%
0 5 1
15 1 31,3 2 50,0 8 16,7 1 2,1 - - 48 100%
5 4
16 2 52,1 1 25,0 8 16,7 3 6,3 - - 48 100%
5 2
17 1 39,6 1 33,3 1 20,8 3 6,3 - - 48 100%
9 6 0
18 1 33,3 1 29,2 1 33,3 2 4,2 - - 48 100%
6 4 6
19 1 31,3 1 25,0 1 25,0 9 18,8 - - 48 100%
5 2 2
20 1 31,3 1 31,3 8 16,7 1 20,8 - - 48 100%
5 5 0
21 1 20,8 1 31,3 1 20,8 1 27,1 - - 48 100%
101
0 5 0 3
22 7 14,6 1 31,3 1 37,5 8 16,7 - - 48 100%
5 8
23 1 35,4 1 20,8 6 12,5 1 31,3 - - 48 100%
7 0 5
24 2 45,8 7 14,6 3 6,2 1 33,3 - - 48 100%
2 6
25 8 16,7 2 43,8 9 18,8 1 10,8 - - 48 100%
1 0
26 1 33,3 1 25,0 7 14,6 1 27,1 - - 48 100%
6 2 3
sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini berguna
baik pada data hasil belajar kognitif maupun afektif, dilakukan melalui
Tabel IV.56
Uji Normalitas
normal.
b. Uji Homogenitas
atau tidak.
Tabel IV.57
Uji Homogenitas
nilainya lebih besar dari 0,05 dengan demikian kedua variabel yang
c. Uji Korelasi
Tabel IV.58
Uji Korelasi
Correlations
KOMUNIKASI KESADARAN
INTERPERSO BERAGAMA
NAL
KOMUNIKASI Pearson Correlation 1 ,362*
Sig. (2-tailed) ,011
N 48 48
KESADARAN Pearson Correlation ,362* 1
104
Tabel IV.58
Interpretasi Nilai
0,362 jika dilihat dan disesuaikan dari tabel interpretasi maka nilai
B. Pembahasan
lemah/kurang.
BAB V
A. Kesimpulan
dikatakan cukup baik, hal ini terlihat dari hasil rata-rata angket
dapat dikatakan cukup baik, hal ini terlihat dari hasil rata-rata
Jika dilihat dari interpretasi data tersebut maka memiliki arti bahwa
korelasi kurang.
B. Saran
2. Kepada Guru
4. Kepada Peneliti