Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Wahyudin

NPM : 131104090118
Semester :Vc
Mata Pelajaran : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen : Drs.Yusra Marasabessy.M.ag

Filsafat Agama dan Teologi Sebagai Kajian Studi

Para Ilmuwan Barat tidak menemukan kata sepakat dalam memberikan definisi
agama, masing-masing pandangan merekan mendefinisikan agama dari sudut yang berbeda.
Hal inilah yang menyebabkan pemahaman mereka terhadap agama sangat minim. Dalam
Encyclopedia of Philosophy, philosof-philosof terkenal memberikan definisi keduanya, ada
yang mengatakan agama itu tidak lebih dari konsep moralitas / akhlak, ada juga yang
mengatakan agama itu sesuatu yang menyentuh hal-hal ruhaniyyah atau spiritual saja, ada
pula yang mendefinisikan agama dengan ritual atau upacara penyembahan.
Jadi dari sini kita dapat melihat perspektif duni Barat yang sempit mengenai agama.
Meskipun penilaian mereka itu berdasarkan realitas sebagian agama yang ada di dunia ini.
Tak mengherankan bila agama menurut pandangannya harus dipisahkan dengan kehidupan
nyata, agama tidak bisa mencampuri hal politik, sosial dan ekonomi. Agama hanya
berhubungan dengan tempat ritual yang dikunjungi seminggu sekali dan hari-hari raya
tertentu.
filsafat agama dan teologi
Padahal kita tahu agama adalah bagian yang amat penting pada kehidupan seseorang. Pada
sebagian orang, memandang agama adalah kehidupannya yang tidak terpisahkan. Sebagian
besar kekayaan budaya di seluruh dunia ini memiliki akar pada tiap-tiap agama. Dalam
istilan sederhana, agama hanyalah cara hidup, filsafat agama adalah tentang belajar hidup.
Filsafat agama termasuk studi filosofis mengenai doktrin-doktrin keagamaan, Kitab-Suci
keagamaan, cerita agama, keyakinan agama dan praktek, sejarah agama, dan argumen agama,
dsb yang menentukan dan mempengaruhi pola hidup.
Studi filosofis dilakukan secara beralasan dan disiplin di mana setiap aspek agama diuji untuk
kebenarannya. Filsafat agama adalah penggunaan akal pada pencarian kebenaran untuk
memahami justifikasi iman kepada Tuhan dan agama.
filsafat Agama dan Filsafat Keagamaan (Teologi)
Filsafat agama pada dasarnya studi metafisik yang dilakukan untuk memahami konsep
Ketuhanan. Hal ini termasuk mempelajari dan menganalisa berbagai argumen bahwa orang
telah menawarkan suatu kepercayaan untuk membenarkan dan percaya kepada Tuhan.
Banyak orang bingung mengenai definisi filsafat agama dengan filsafat keagamaan atau
teologi. Teologi defensif di alam dan berkomitmen untuk mempertahankan keyakinan agama
tertentu, memiliki keyakinan pada setiap aspek agama tersebut. Padahal, filsafat agama
adalah penyelidikan ilmiah mengenai agama. Sebagai contoh, teologi menganggap Kitab-
Suci agama sebagai aturan tertinggi dan berwibawa tetapi dalam filsafat agama, Kitab Suci
adalah sebuah obyek studi dan penelitian dan memiliki tujuan utama untuk mengamati klaim
agama dan untuk membangun penjelasan yang rasional, jika ada.
Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang masuk pada wilayah filasafat agama.
Tuhan: mitos atau realitas?
Argumen pada gender Tuhan: Tuhan seperti apa?
Apakah Tuhan sama seperti manusia?
Siapa yang menciptakan dunia ini?
Apakah keyakinan agama masuk akal?
Apakah tujuan dari agama-agama dunia?
Apakah bahasa agama dan pengalaman agama?
Berapakah nilai dari keyakinan agama, iman dan prakteknya?
Mengapa memuji Tuhan?
Seberapa besar Tuhan?
Apakah keJahatan bagian dari Tuhan?
Mengapa ada kejahatan?
Di mana Tuhan ketika aku menderita?
Tuhan dapat mengampuni segala sesuatu?
Apakah tuhan ada didalam hati anda?
Perspektif tentang filsafat agama
Filsafat agama dapat dipelajari dari perspektif yang berbeda oleh orang yang berbeda.
Sebagai contoh, filsafat ateis tentang agama berbeda dari teis filsafat. ateis tidak percaya pada
Tuhan, mereka tidak percaya bahwa agama diciptakan oleh Tuhan. Mereka belajar agama
sebagai fenomena yang dibuat oleh manusia. Mereka cenderung lebih berfokus pada agama
sebagai sistem kepercayaan buatan manusia dan mempelajari etika, prinsip-prinsip, moral,
dan identitas agama tertentu dan orang-orang yang mengikutinya. Mereka sering
mengabaikan peran agama, agama seperti apa?, dan bagaimana agama masuk akal, dll. Tapi,
seorang ateis tidak menghakimi, tidak memihak, dan yang peduli tentang filsafat dan agama
dapat saja belajar filsafat agama dengan baik.
Teis cenderung untuk mempelajari agama seperti itu. Pada kenyataannya, perspektif teis pada
agama tidak dapat diciptakan sebagai filsafat keagamaan, seperti yang disebutkan
sebelumnya, filsafat keagamaan mengagungkan agama tertentu. Menurut teisme, Tuhan ada
dan karena itu dunia diciptakan oleh Tuhan dan setiap manusia lahir untuk satu tujuan.
Cenderung untuk membatasi kebebasan manusia tetapi pada saat yang sama pula menegaskan
nilai-nilai kita. Teis tidak setuju dengan perspektif ateis. karena jika orang telah diciptakan
dari debu dan akan kembali ke tanah. Mencoba untuk mengetahui hubungan antara agama
dan alasannya adalah Inti dari filsafat agama.

Sumber : http://jaringankomputer.org/filsafat-agama-dan-filsafatkeagamaan-teologi/

Anda mungkin juga menyukai