SKRIPSI
Oleh
LU’LUUL KHASANAH
NIM. 111-12-191
i
ii
NOTA PEMBIMBING
iii
iv
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
vii
7. Keluarga besar Pon.Pes Al Mujahidin Ambarawa yang selalu ada waktu
untuk keluhkesahku selama ini.
8. Teman sejawat saudara seperjuangan PAI angkatan 2012. "Tak ada tempat
terbaik untuk berkeluh kesah selain bersamasahabat-sahabatterbaik”.
9. Sahabat-sahabatku tercinta (Ara, Ida, Fifi, Silvi, Mbak Uun, Putik, Olip,
Asnan, Ika dan Risma) yang setia menemaniku dalam penyelesaian skripsi
ini.
10. Keluarga besar Asrama Al Muflihun Kota Salatiga yang sudah berkenan
menerima saya untuk menginap dalam penyelesaian skripsi khusus buat
Ustadzah Arfi dan Ustadzah Ida yang welcom dalam menerima saya.
11. Seseorang yang tidak perlu disebutkan namanya. Dia yang selalu memberi
motivasi dan dukungan sampai terselesainya skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Allah SWT, atas
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para
pengikut setianya.
gelar kesarjanaan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di institut Agama
islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
ix
5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali
6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan dan doa restu kepada
7. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah
membantu baik moral maupu materiil dalam penyusunan skripsi ini yang
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
Penulis
x
ABSTRAK
Lu’luul, Khasanah. 2017.Dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan
agama anak studi kasus dalam tiga keluarga di kelurahan Lodoyong
kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang tahun 2017. Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan ilmu
keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata Kunci:Pendidikan agama anak, Perceraian Orang Tua
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Dampak perceraian
terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga. Pertanyaan yang ingin dijawab
melalui penelitian ini adalah (1) Apa penyebab terjadinya perceraian orang tua di
kelurahan Lodoyong kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, (2)
Bagaiamana pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya
perceraian orang tua? (3) Bagaimana dampak negatif perceraian terhadap
pendidikan agaman anak dalam keluarga? Dengan demikian, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya
perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang, mengetahui pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya
perceraian orang tua dan mengetahui dampak negatif perceraian terhadap
pendidikan agaman anak dalam keluarga.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dan
bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber
primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi
sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perceraian di
Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang adalah
kekerasan atau penganiayaan berat, hukuman penjara, selingkuh, berganti
pasangan dan zina. Perceraian yang dilakukan dengan cara cerai gugat. Sebelum
terjadinya perceraian anak dididik dengan keteladan, kebiasaan dan nasehat. Dan
dampak perceraian terhadap pendidikan agama anak adalahanak malas mengaji,
malas melakukan sholat, kesopanan kepada orang lain berkurang dengan orang
tua berani membantah dan malas dalam melakukan ibadah-ibadah wajib lainnya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
MOTTO ................................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
xii
B. Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga .........................................22
1. Pengertian pendidikan agama anak dalam keluarga....................22
2. Hak dan kewajiban Ayah, ibu dan anak .....................................25
3. Metode mendidik anak ...............................................................29
C. Dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan agama anak dalam
keluarga .............................................................................................36
D. Penelitian yang relevan .....................................................................40
BAB IV : PEMBAHASAN
xiii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................69
B. Saran-saran ......................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................71
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
7. Lembar Konsultasi
8. Pedoman Wawancara
9. Foto-foto
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam
seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi
partner hidup. Namun mereka adalah amanat dari Allah yang harus dijaga.
Dalam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan
1
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan
anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif terhadap anak sedangkan
yang pertama dan pendidiknya adalah orang tua. Mereka pendidik bagi
anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugrah oleh
Allah berupa naluri orang tua. Dengan naluri ini timbul rasa kasih sayang
kepada anak. Kasih sayang orang tua bersifat menghangatkan, memberi rasa
memberikan arahan dan dorongan serta bimbingan agar anak berani dan
2
Namanya orangtua pasti ingin menjadikan anak itu lebih baik
bekal hidup untuk anak-anak mereka agar hidupnya lebih baik dari pada
orangtuanya. Salah satu bekal yang diberikan orang tua kepada anak-
dalam mendidik anak, orang tua harus betul-betul mampu memiih suatu
sangat penting terhadap masa depan anak dalam berbagai tingakatan umur
baik dalam mewujudkan masa depan yang bahagia dan gemilang maupun
Namun disisi lain, keluarga khususnya orang tua sering kali menjadi
sumber konflik bagi sejumlah orang. Secara tidak sadar keluarga yang tidak
yang seperti itu salah satu hal yang ditakutkan oleh seorang anak. Ketika
perceraian terjadi anak akan menjadi korban utama, anakmerasa tidak aman,
tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya, sedih dan kesepian, marah,
3
lainnya, menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit
diantara pasangan suami istri disebabkan karena mereka sudah tidak dapat
Perceraiantidakhanyaterjadidikalanganparaartissajanamundikalangan
terjadi.
Dari 2.214 perkara perceraian ini masing- masing meliputi 1.319 perkara
kategori tinggi dengan berbagai alasan yang melatar belakangi. Dalam hal
hidup/perceraian yang terjadi karena kedua belah pihak baik suami atau istri
4
sudah tidak ada keharmonisan dan banyak konflik yang menjadi faktor
penyebab.
terhadap anak-anak. Anak akan merasa sangat kehilangan orang tua dari
kehidupan yang dijalaninya. Hal itu akan sangat berpengaruh besar terhadap
anak akan merasa tidak nyaman di rumah dan sebagai kompensasi, anak
akan mencari tempat yang nyaman yang sekiranya dapat menerimanya dan
membuat nyaman. Tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada
teman, atau pun kerabatnya untuk mendapatkan dukungan moril dan saran,
siapapun. Konflik yang terjadi pada kedua orangtua sudah pasti akan
yang sehat. Hal ini membuka peluang bagi perkembangan rasa kurang
Terutama dalam pendidikan didalam keluarga. Karena ayah dan ibu anak
5
sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam. Namun setelah orangtua bercerai
sering melakukan perbuatan yang sesuka hati yang menurut mereka itu
paling benar, ketika diantar mengaji malah bolos, disuruh sholat malah
sebagai berikut:
B. RumusanMasalah
6
1. Apa penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong
C. Tujuan
D. Kegunaan Penelitian
7
1. Dapat memberikan sumbangan dan informasi yang berarti bagi
Kabupaten Semarang.
8
E. Penegasan Istilah
perpisahan yang terjadi antara suami dan istri karena salah satu
(2008: 326) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
masih kecil.
9
Keluarga adalah ibu dan ayah beserta ank-anaknya seisi rumah.
pengubahan sikap dan perilaku anak sesuai pedoman atau ajaran yang
F. Metode Penelitian
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
2. Kehadiran Peneliti
10
dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi Dusun Pandean Kelurahan
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber Data
a. Sumber Primer
penelitian ini, data primernya adalah orang tua yang mengasuh anak
11
b. Sumber Sekunder
a. Wawancara
tertentu.
(orang tua yang bercerai yang mengasuh anak saat ini ) untuk
12
terjadinya perceraian, dan dampak perceraian mereka terhadap diri
anak.
b. Observasi
c. Dokumentasi
data yang terkait dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
13
6. Analisis Data
diperoleh di lapangan.
pengambilan tindakan.
14
keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin
wawancara;
waktu;
15
4) Membandingkan keadaan dan persepektif seseorang dengan
yang berkaitan.
lebih teori. Sedangkan Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu
berkaitan.
orang tua yang single parentdengan apa yang dikatakan oleh anaknya.
16
8. Tahap-Tahap Penelitian
data.
a. Tahap Pra-Lapangan
17
Ketua KESBANGPOL Kab.Semarang, Camat Ambarawa, Lurah
G. Sistematika Penulisan
skripsi. Oleh karena itu, skripsi ini akan penulis susun dengan sistematika
sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
18
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas satu persatu tentang analisis data dari hasil
penelitian.
BAB V: PENUTUP
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perceraian OrangTua
1. Perceraian OrangTua
tertentu atau selamanya. Perceraian berawal dari kata dasar cerai dan
mendapati awalan “per” dan akhiran “an” yang mempunyai fungsi sebagai
perkawinan yang sah, baik seketika atau dimasa mendatang oleh pihak
suami dengan mengucapkan kata-kata tertentu atau cara yang lain yang
Menurut Anik Farida dkk (2007: 17) dalam buku yang berjudul
20
saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan
pertama dan utama bagi anak-anaknya yaitu bapak dan ibu, yang keduanya
yang terjadi antara ayah dan ibu (suami/istri) yang keduanya tidak bisa
2. Penyebab Perceraian
a. Apabila salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
21
b. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut
tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga.
antara anggota keluarga, baik itu dari ayah, ibu, dan anak. Konflik atau
22
ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak putra
(putri), dan persoalan prinsip hidup yang berbeda. Faktor lainnya berupa
sosial dari pihak luar, tetangga, sanak saudara, sahabat dan situasi
2013:114):
a. Ekonomi
b. Usia
c. Persoalan prinsip
23
d. Dukungan dari pihak luar
Biasa kasus ini berasal dari dalam keluarga sendiri, bisa dari
3. Dampak Perceraian
a. Dampak positif
dan kekerasan.
dan anak
b. Dampak negatif
perubahan hidup pada anak, kualitas hidup anak. Untuk dampak yang
1) Kesehatan fisik
24
Anak dari keluarga bercerai memiliki fungsi fisik yang lebih
2) Emosi
proses perceraian.
kelewat batas.
yang masih utuh kasih sayang dan perhatian yang diberikan pasti
orangtua saja. Dan anak merasa kurang jika perhatian atau kasih
sayang itu hanya diberikan dari orang tua yang single parent.
25
Dagun (2013: 115) mengatakan bahwa setiap tingkat usia anak
dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru ini memperlihatkan cara dan
pada saat kasus ini terjadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri
Kelompok anak yang sudah menginjak usia besar pada saat terjadi
kasus perceraian memberi reaksi lain. Kelompok anak ini tidak lagi
326 ) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
adalah mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua ke generasi
keterampilan.
26
Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa ( 2008:
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang
Kristen, Buda ).
dimaksudkan oleh penulis di sini adalah ajaran agama islam. Karena islam
Secara etimologis keluarga dalam istilah Jawa terdiri dari dua kata
yaitu kawula dan warga. kawula berarti abdi dan warga adalah anggota.
dalamnya.
terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam ikatan nikah ataupun
nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki aturan yang ditaati
tujuan dan progam yang jelas. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, anak,
27
Menurut Abdurrahman an Nahlawi dalam Ahid (2010: 61) Keluarga
merupakan lembaga pertama dan utama yang dikenal oleh anak. Hal ini
melalui upaya pengajaran dan pelatihan pada anak di dalam kelompok kecil
yang dilandasi dan dinapasi oleh ajaran agama islam, sehingga terbentuk
28
pribadi muslim sejati, mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa
a. Ayah
memasuki jenjang akidah atau keyakinan yang benar semata namun juga
akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang lain atau masyarakat
29
1) Pemberian tanggung jawab
Karena memang tugas ayah adalah menanamkan akidah mulai dari kecil.
Sesuai dengan pendapat Spock (1991: 91-92 ) bahwa dasar rasa cinta
anak kepada Tuhan serupa dengan dasar rasa cintanya terhadap ayah.
Namun jika anak sudah meninggalkan usia 6 tahun, seorang anak akan
melepaskan diri dari usahanya untuk menjiplak orang tua dan lebih suka
b. Ibu
dan kasih sayang dari sang suami, mendapatkan nafkah yang halal dan
30
yang baik, mendapatkan, bimbingan dan pendidikan khususnya
ketika masih berusia muda maupun ketika sudah berusia lanjut serta
c. Anak
hak nasab atau hak menjadi keturunan dari sepasang suami istri (
asma kinarya japa ( nama adalah do’a atau pengharapan dari kedua
orang tua).
31
4. Anak berhak mendapatkan bimbingan dan nasihat dari kedua orang
pasangan hidup.
d) Unsur psikologi
a. Tontonan
c. Aspek budaya
32
Sesuai dengan teori Tabularasa yang dikemukakan oleh John Locke
lingkungan, sebab lingkungan itu dapat mendidik anak menjadi apa saja
Namun metode yang bisa digunakan untuk mendidik anak tidak hanya itu
saja. Menurut Hadari Nawawi (1993: 213-238) mendidik anak yang baik
dan pemeliharaan.
dengan istilah imitasi yaitu anak ingin selalu meniru kebiasaan yang
33
toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan
kehidupan.
tetapi juga terkadang secara tidak sadar memberikan contoh yang tidak
baik kepada anak. Misalnya, meminta tolong kepada anak dengan nada
memberi nasihat tidak pada tempatnya dan tidak pada waktu yang tepat,
Dari beberapa contoh sikap dan perilaku dari orang tua di atas
kemampuan untuk menilai, apakah perilaku oleh orang tua itu termasuk
baik atau tidak.yang penting bagi anak adalah mereka telah belajar
34
banyak hal dari sikap dan perilaku yang dicontohkan oleh orang tuanya.
Efek negatif dari sikap dan perilaku yang demikian terhadap anak
meniru segala sesuatau yang baik didalam perkataan yang baik didalam
mustahil bagi orang tua melarang anak-anaknya berkata kotor dan keji,
Berbagai kebiasaan harus dibentuk pada anak oleh orang tuanya. Mulai
35
dari menggosok gigi, berwudhu dan berdoa sebelum tidur, mencuci
orang yang lebih tua, menyayangi sesama dan orang yang lebih muda,
pada waktu masuk atau meninggalkan rumah bila ada orang lain.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa ada dua jenis kebiasaan, yaitu:
waktu.
36
c. Mendidik melalui nasihat dan cerita
banyak cerita yang dapat disampaikan pada anak, terutama di dalam al-
nasihat tanpa cerita dan dapat pula berupa cerita yang berisi nasihat,
seperti kapal Nabi Nuh, Mukjizat Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, riwayat
dzalim seperti Fir’aun, saudara Nabi Yusuf yang iri dan dengki,
kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari yang
37
dalam arti mau dan mampu ematuhi dan menaati ketentuan-ketentuan
disiplin itu datang dari dalam diri orang yang esangkutan. Akan tetapi
memaksakan dari luar atau dari orang yang bertanggung jawab dalam
tuanya, agar anak bisa disiplin dengan tata tertib kehidupannya. Ini
anak-anak yang disiplin. Contoh yang sederhana antara lain: anak harus
mematuhi waktu yang tepat untuk belajar membaca ayat suci al-Qur’an
disiplin pribadi yang kuat, yang setelah dewasa akan diwujudkan pula
38
e. Mendidik memalui partisipasi
dengan perkembangan anak. Jika anak masih SD orang tua harus tahu
kira-kira kegiatan apa saja yang bisa diikuti anak seusia itu. Misalnya,
proses dan hasilnya sebaik yang dapat dicapai orang dewasa. Namun
pula antara kedewasaan yang harus dicapai oleh anak yang satu dengan
anak yang lain. Dalam keadaan yang seperti itu, maka setiap anak
tidak sekedar fisik dan material, tetapi juga mengenai psikis, khusunya
39
yang berkenaan aqidah, akhlak dan syariah. Dalam hal ini anak-anak
dalam Keluarga
kali terjadi kepada mantan suami ataupun mantan istri. Seperti yang
dinyatakan Margaret Mead yang dikutip Dagun (2013: 136) Setiap saat
dampak yang negatif, bisa kita lihat dari segi perkembangan anak. Baik
jika kasus terjadi pada anak yang berusia sekitar 8-12 tahun, pasti sampai
kapanpun mereka akan ingat dengan kejadian yang saat itu terjadi.
40
Perceraian orang tua terhadap anak tidak selalu berdampak negatif, namun
1. Dampak Positif
kedua orang tua mereka yang sudah bercerai atau salah satu dari
bekerja keras agar bisa membiayai diri mereka sendiri, dengan cara
apapun pasti dia lakukan agar bisa bertahan hidup. Kadang dengan
41
c. Beberapa anak menjadi lebih kuat dan bangkit (Meliy, 2013)
Dalam kasus ini anak yang usia 6-12 tahun karena mereka sudah
mengerti arti kehidupan, saat mereka tahu bahwa orang tua mereka
2. Dampak negatif
traumatis pada anak, perubahan hidup pada anak, kualitas hidup anak.
a. Emosi
kelewat batas.
42
yang masih utuh kasih sayang, perhatian yang diberikan pasti jauh
saja. Dan anak merasa kurang jika perhatian atau kasih sayang itu
Save (2013: 115) mengatakan bahwa setiap tingkat usia anak dalam
pada saat kasus ini terjadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri
Kelompok anak yang sudah menginjak usia besar pada saat terjadi
kasus perceraian memberi reaksi lain. Kelompok anak ini tidak lagi
terhadap orang tuanya. Anak merasa resah dan gelisah. Mereka idak betah
bagi anak.
memberikan peluang bagi anak untuk mencari figur yang lain sebagai
43
tumpuan harapan untuk berbagi perasaan dalam duka dan lara. Di luar
pergaulan bebas dan lain-lain. Orang tua manapun pasti tidak suka jika
anaknya terlibat dalam hal yang seperti itu, karena bisa menjerumuskan
anak ke jurang kenistaan. Karenanya orang tua pasti mencari upaya untuk
Kidul yang kondisinya sedang malah motivasi belajar anak tinggi dan
44
penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian
emosi yang berlebihan, tidak terkontrol dan lebih agresif, serta tidak
kedewasaan diri.
45
kriminil. Berpesta pora, membaca buku-bukucabul dan kebiasaan
46
BAB III
A. Paparan Data
pusat pemerintahan kecamatan 0.5 Km, jarak dari Ibukota Kabupaten Dati II
19 Km, jarak dari Ibukoa Propinsi Dati I 45 Km dan jarak dari Ibukota
dengan ketinggian tanah 474 M dari permukaan laut. Di lodoyong suhu rata-
47
2. Keadaan Demografi
berjumlah 3183 orang laki-laki dan 3323 orang perempuan dari 2667 kepala
4 Hindu 5 orang
48
Sumber : dokumentasi di Kelurahan Lodoyong Ke. Ambarawa
3 Tani 11 orang
4 Pertukangan 4 orang
7 Nelayan 1 orang
8 Pemulung -
9 Jasa 42 orang
Ambarawa
1 PAUD/KB 1
2 TK 3
3 SD 4
49
4 SMP 1
5 SMU -
b. Sarana Ibadah
1 Masjid 6
2 Musholla 9
3 Gereja 6
4 Wihara -
5 Pura -
2 Sarana Kesenian -
3 Sarana Sosial 1
50
4. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Lodoyong Kecamatan
B. Temuan Penelitian
berikut.
Kekerasan ini berupa pukulan yang dilakukan sang suami kepada Ibu
51
LL. Dan ini dilakukan tidak hanya sekali, namun sudah berkali-kali
dan kejadian yang seperti itu disaksikan secara langsung oleh anak
mereka sendiri, yang saat itu si anak baru berusia 2,5 tahun.
berikut:
“Begitu kulo diajar kulo terus minggat to bu, wong kulo kesah
wong kulo pun wegah. Soale mpun moro tangan, la moro tangane
niku mpun ping bola bali mboten ping pisan mawon la sing terakhir
niku begitu kulo diajar kula langsung kesah mawon trus DD kulo
titipke ten mbah e.” (begitu saya dipukul/ dianiaya kemudian saya
pergi dari rumah bu, karena saya sudah tidak mau lagi. Dia (mantan
suami ibu LL) melakukan kekerasan itu tidak sekali, namun sudah
berkali- kali. Puncaknya itu, saat saya dipukul yang ke sekian kali
saya langsung pergi dari rumah. Dan anak saya DD saya titipkan ke
kakek/ neneknya). (1-3-2017).
“Mangkeh ten surat cerai enten, mangkeh yen kulo cerita ndak
nyesek. Tapi niki geh mpun kulo pertahanke. Kabeh niku lak yen
mpun enten anak niku lak demi anak to bu. Kulo geh mpun ngeboti
anak, tapi geh bakti untuk suami yen mpun sakit hati geh mboten
saget to bu.” (Nanti disurat cerai ada, nanti kalau saya cerita saya
jadi nyesek. Tapi untuk perceraian ini awalnya saya sudah
pertahankan. Semua itu kalau sudah ada anak itu kan memang untuk
anak to bu. Saya sudah melaksanakan ini demi anak, tapi untuk
berbakti kepada suami itu sudah tidak bisa lagi ). (1-3-2017).
52
Penyebab perceraian responden ke-3 yaitu ibu dari LS (Ibu DY)
Berganti pasangan tidak hanya sekali dua kali, namun beberapa kali.
Dan itu pun dibawa masuk ke dalam rumah mereka. Ibu DY yang ada
sebagai berikut:
sayang dan cinta kepada suaminya, namun orang tua dari Ibu HS
53
mereka ke meja hijau.Sebagaimana yang dituturkan oleh AN adalah
sebagai berikut:
54
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa
responden 1, dia adalah Ibu LL yang dapat penulis peroleh data pada
Bapak dan ibunya carai DD masih usia 2,5 tahun jadi ibadahnya
belum kelihatan cuma untuk membedakan itu baik atau buruk itu dia
sudah tahu. Karena dia menyaksikan sendiri saat itu Ibunya dipukul
jahat itu ibunya bukan ayahnya. Karena anak se usia DD saat itu dia
“Kulo cerai DD niku tasih alit bu, sekitar 2,5 tahun. Ngertose
biyambakke pas cerios kalih mbahe niku kulo sing nakal, soale DD
crios ngeten. Mbah, ibu ki nakal. Wong dianu bapak kok bales.
Ngoten niku bu, pas DD cerios kalih ibu e kulo.(Saya bercerai DD itu
masih kecil usia 2,5 tahun. DD tahunya saya yang itu jahat, karena
DD waktu cerita dengan ibu saya dia bilang gini. Nek, ibu itu jahat.
Ketika di pukul bapak ibu itu membalas. Seperti itu bu, saat DD cerita
sama ibu saya).” (2-3-2017).
55
responden 2, dia adalah Ibu HS yang dapat penulis peroleh data pada
Anak-anak lebih aktif dalam hal yang positif. Misalnya dalam hal
ketika anak merasa ketidak adilan ataupun hal apa saja. Misalnya,
berjilbab, berbicara dengan orang yang lebih tua harus sopan. Pasti
anak juga akan mencontoh apa yang diberikan orang tuanya walaupun
“Sak derenge kulo cerai kan ten Aceh bu, anak-anak niku kan
memang aktif mengaji. Soale yen mboten ngaji geh isin kalih tanggi,
jadi anak geh mpun biasa bu. Trus kalih bapak e geh sok ngajari
keranten bapakke niku geh ngaose sahe. Dek CT niku geh dari kecil
mpun pakai krudung bu, walaupun ten ndalem niku geh pakai baju
pendek. Kulo geh sagete namung ngajarine kalau mpun keluar rumah
niku geh brukut, namun misal ten ndalem geh biasa bu. (Sebelum saya
cerai kami tinggal di Aceh bu, anak-anak itu memang aktif mengaji.
Karena kalau tidak mengaji malu dengan tetangga, jadi anak lama-
kelamaan itu terbiasa bu, tapi bapaknya juga melatih dan
membimbing ngaji karena menang bapaknya dalam hal mengaji
memang bagus bu. Dek CT dari kecil itu sudah pakai kerudung bu,
walaupun di rumah pakai baju pendek. Karena saya juga baru bisa
memberikan contoh seperti itu).”(1-3-2017).
56
Pendidikan agama anak sebelum terjadinya perceraian orang tua,
responden 3, dia adalah Ibu DY yang dapat penulis peroleh data pada
mereka tidak pernah berkata kotor, dengan sesama teman baik tidak
pilih kasih, sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, berangkat sekolah salim dengan orang tua atau kakek nenek
perilaku.
sendiri.
57
Banyak anak yang lupa mengenai kejadian perceraian orang tua
“Lupa kok bu, kan aku masih kecil. Yang saya ingat itu ibu
dipukuli bapak bu. Mungkin ibu salah, terus dipukuli bapak ya bu.
Kalau cerita dengan mbah saya lupa bu.”(2-3-2017).
“Iya bu, aku disana itu setiap hari harus sholat lima waktu.
Kalau tidak nanti kalau aku mau minta sesuatu tidak dikasih sama
papa. Terus disana itu bu setiap sore TPA kalau malam pas papa
tidak tugas pasti papa ngajari aku sama abang ngaji bu, dan sebelum
ngaji sama papa harus wudhu dulu. Kalau abang waktu itu sudah
sampai al Qur’an tapi kalau aku masih sampai iqro’.” (2-3-2017).
sebagai berikut.
58
Ketika setelah terjadinya perceraian, orang tua yang mengasuh
saat ini misalnya Ibu HS, dia merasa kurang memperhatikan anak-
anaknya. Karena dari pagi harus berjualan soto sampai sore hari.
tua tidak mencontohkan maka sikap dan perilaku anak itu juga
59
Setelah terjadinya perceraian itu anak menjadi lebih manja
karena memang dia diasuh oleh seorang ibu saja, yang manja
rumah sama neneknya pasti dia tidak TPA, dia dari rumah berangkat
anak pun sama ketika disuruh untuk sholat dia hanya diam dan tidak
melaksanakan..
“Enggih bu, LS dari awal niku ken sholat niku angile pol. Geh
kulo geh tak akoni pancen kulo ki dereng nglampahi, tapi geh mulai
niki kulo ajeng milai nglampahi. ( Iya bu, LS dari awal disuruh unuk
melaksanakan sholat itu sangat susah bu. Iya memang saya akui
kalau saya juga tidak pernah sholat, namun mulai sekarang saya akan
mulai sholat).” (7-3-2017).
sendiri.
kali itu hal yang biasa. Seperti yang dituturkan CT sebagai berikut.
60
“Iya bu, dek CT ngajinya masih Iqro’ bu. La temene aja jauh-
jauh tempat ngajinya juga jauh, jadi sering malas bu. Terus biasanya
aku sering ketiduran bu. Misal habis sekolah kan sudah jam dua terus
tidur siang, bunda diwarung jadi tidak ada yang membangunkan.
Mbah kakung dan abang di bengkel, jadi dek CT dirumah sendiri.
Kadang-kadang dek CT juga tidak sholat asyar kok bu , sama sholat
isyak kadang sering ketiduran juga.” (2-3-2017).
Beda cerita dengan DD, dia terkenal galak sering tidak di rumah
DD sebagai berikut.
ibunya dia tidak pernah sholat jika di rumah dan disuruh mengaji pasti
“La ibu dirumah saja tidak pernah sholat kok bu, terus ngaji
kalau tidak diantar ibu aku tidak mau mau ngaji bu. Misal ibu tidak di
rumah ya udah aku berangkat tapi ke rumahe temen.” (7-3-2017).
61
anak terutama dalam hal agama. Mulai dari ibadah yang setiap hari
membiasakan hal yang buruk), ada yang sholat baru 3 waktu yang 2
waktu jarang karena alasanan di rumah sendiri, dan yang baru 4 waktu
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Kecamatan Ambarawa
Pada bagian ini penulis akan memberikan analisis tentang data yang
dalam rumah tangga baik oleh suami, istri maupun anak yang berdampak
berbuat kekerasan terhadap kedua orang tuanya. Hal ini penulis temukan
dalam wawancara dengan ibuLL pada 1-3-2017 bahwa suami sering kali
63
Berkaitan dengan penganiayaan dan kekerasan suami terhadap istri,
perkawinan, baik dengan cerai talak atau cerai gugat, dalam perundang-
penghukuman penjara yang harus dijalankan oleh salah satu pihak selama
5 tahun atau lebih, pihak yang lain dapat mengajukan tuntutan untuk
yang harus hidup terpisah satu sama lain. Di sini bukan berarti adanya
salah satu yang di penjara, mungkin itu bisa menjadikan suport atau
berdua. Dengan itu mereka kira-kira tambah mencintai atau malah minta
64
Berkaitan dengan suami mendapat hukuman penjara, Afandi (2004:
baik pacar atau suami istri. Istilah ini umumnya digunakan sebagai
seorang yang telah menikah dengan orang lain yang bukan istri atau
suaminya. Jadi ini ternasuk dalam hubungan yang didasarkan suka sama
65
B. Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Sebelum Terjadi Perceraian
Orang Tua
Pada bagian ini penulis akan memberikan analisis tentang data yang
perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Agama Islam dan tumbuh menjadi
anak yang sholih sholihah dan mampu menjadi insan kamil. Kunci pokoknya
terletak pada ibadah anak dan perilaku anak. Nilai-nilai ibadah adalah
Dalam hal ini orang tua mempunyai cara untuk mendidik anaknya
agar nilai-nilai ibadah dan nilai akhlak bisa terealisasi dengan baik. Dengan
66
a) Berperilaku sabar
b) Berperilaku ramah
shalat)
d) Menutup aurat
itu diharapkan anak akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang
kebiasaan yang otomatis, yaitu apa yang sering dilakukan orang tua
67
hari saya lupa saya Cuma menaruh air putih satu gelas di atas
meja, pasti dia bilang kalau itu air doa.”(1-3-2017).
“Iya bu, aku disana itu setiap hari harus sholat lima
waktu. Kalau tidak nanti kalau aku mau minta sesuatu tidak
dikasih sama papa. Terus disana itu bu setiap sore TPA kalau
malam pas papa tidak tugas pasti papa ngajari aku sama
abang ngaji bu, dan sebelum ngaji sama papa harus wudhu
dulu. Kalau abang waktu itu sudah sampai al Qur’an tapi
kalau aku masih sampai iqro’.”
68
Sesuai dengan Q.S Luqman: 17
Setelah orang tua bercerai pasti perhatian orang tua berubah, yang
awalnya mereka bekerja sama membangun rumah tangga mulai dari merawat
perceraian jadi berubah derastis. Mereka menjadi orang tua single parent(orang
tua tunggal). Dengan keadaan orang tua seperti itu, maka berdampak kepada
anak-anknya. Diantaranya:
ketika anak sudah pernah melihat pertengkaran orang tua pasti anak akan
berfikir bahwa orang tua tidak berhasil menjadi panutan/ teladan bagi anak-
69
“Enggih bu, LS dari awal niku ken sholat niku angile pol. Geh
kulo geh tak akoni pancen kulo ki dereng nglampahi, tapi geh mulai
niki kulo ajeng milai nglampahi. ( Iya bu, LS dari awal disuruh unuk
melaksanakan sholat itu sangat susah bu. Iya memang saya akui
kalau saya juga tidak pernah sholat, namun mulai sekarang saya akan
mulai sholat).”(DY, 6-3-2017).
keluarganya harmonis dan bahagia. Namun anak hanya bisa meminta dan
yaitu orang uanya. Setelah terjadinya perceraian anak merasa tidak senang,
marah, bahkan dia merasa sakit hati karena apa yang dia inginkan tidak
terjadi. Lagi pula dia merasa iri dengan teman-temannya yang mempunyai
keluarga utuh. Maka dari itu anak sering sensitiv (ora kenanan). Seperti
“DD niku bu, galak e pol niku. Kalih adik e mawon geh galak.
Omongane niku banter bu. (DD itu galak nya bukan main. Sama
adiknya saja galak juga. Berbicaranya juga keras).”(LL, 1-3-2017).
Setelah orang tua bercerai orang tua yang mengasuh menjadi orang
tua tunggal. Misal ketika Bapak/ Ibu yang masih bekerja anak di rumah
sendiri pasti tidak nyaman. Karena tidak ada teman. Ada pula yang misal
tinggal dengan kakek neneknya juga sama dia merasa keluarga itu tidak ada
70
rasa kenyamanan. Pokoknya enak di luar, mencari teman yang bisa diajak
curhat dan itu seumuran. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu LS.
“Mboten nate crios kalih mbahe nopo kalih kulo bu, malah
piyambakke remen curhat kalih tonggone. (tidak pernah cerita sama
nenek kakeknya atau pun saya bu, malah sukanya curhat dengan
tetangganya).”(LS, 1-3-2017)
anak yang pada saat orang tuanya bercerai itu belum memasuki usia sekolah
umumnya anak menjadi tidak akrab dengan orang tuanya, anak sering
perceraian
berkurang, motivasi berkurang, perhatian pun berkurang. Maka dari itu yang
awalnya anak aktif dalam mengaji di TPA menjadi jarang untuk mengaji
atau bahkan sampai berhenti dan tidak mengaji lagi. Awalnya aktif sholat
dan lain-lain.
“Iya bu, aku disana itu setiap hari harus sholat lima waktu.
Kalau tidak nanti kalau aku mau minta sesuatu tidak dikasih sama
papa. Terus disana itu bu setiap sore TPA kalau malam pas papa
tidak tugas pasti papa ngajari aku sama abang ngaji bu, dan sebelum
ngaji sama papa harus wudhu dulu. Kalau abang waktu itu sudah
sampai al Qur’an tapi kalau aku masih sampai iqro’.”(CT, 2-3-2017).
71
Sesuai dengan yang dikemukakan Djamarah (2004: 25) bahwa
kebiasaan yang orang tua tampilkan dalam bersikap dan berperilaku tidak
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lain berkurang dengan orang tua berani membantah dan malas dalam
73
B. Saran
1. Bagi orang tua: Sebisa mungkin menjaga hubungan suami istri agar
tetap harmonis dan jauh dari konflik agar sehingga tidak terjadi
ada di masyarakat.
74
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, M.Ag. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak
Dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Farida, Anik, dkk. 2007. Perempuan dalam sistem perkawinan dan perceraian
di berbagaikomunitas dan adat. Jakarta: Balai penelitian dan Pengembangan
agama.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kartini Kartono. 1995.Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung :
CV. Mandar Maju.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: Trustmedia.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasian.
75
Nasution, Khoiruddin. 2002. Status Wanita Asia Tenggara Studi Terhadap
Perundangan Indonesia-Malaysia. Jakarta: Inis
76
77
78
79
80
81
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
NIM : 111-12-191
Jurusan : PAI
82
6. Surat Tugas Mengajar di SD Negeri 7
1 Juli 2013 Guru TPA
Lodoyong 02 Tahun pelajaran 2013/ 2014
83
14. SK Pengangkatan Guru Tidak Tetap SD 7
2 januari
Negeri Lodoyong 02 Tahun Pelajaran 2015/ GTT
2015
2016
84
Mulia” (Kajian Teori Dangteknik
Pengembangan Karakter Keagamaan Dalam
Bingkai Regulasi) Forum Komunikasi Guru
Pendidikan Agama Islam Kabupaten
Semarang.
JUMLAH 111
85
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Data Pribadi
Nama : LU’LUUL KHASANAH
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara, 12 Juni 1994
NIM : 111-12-191
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat Sekarang : Patoman Rt: 02 Rw: 05 Kelurahan
Kranggan Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Alamat Asal : Jl. Krajan III Desa Kuanyar Rt: 05 Rw: 02
Kec. Mayong Kab. Jepara
B. Orang Tua
Ayah : M. Shohibul Hadi
Ibu : Koidah
Pekerjaan : Tani
C. Motto : Kuncine Sukses Kuwi Kudu Sabar
D. Riwayat Pendidikan
No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)
86
87
88
89
90
PEDOMAN WAWANCARA
91
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana sikap dan perilaku anak yang orang tuanya bercerai ketika di
sekolah ataupun masyarakat?
2. Bagaimana menurut anda dampak dari perceraian orang tua terhadap anak-
anaknya?
3. Setujukah anda jika ada orang tua yang bercerai ketika anaknya masih usia
SD?
92
PEDOMAN WAWANCARA
93
FOTO-FOTO
94
3. Wawancara dengan Ibu DY dan LS
95