SKRIPSI
Oleh :
141201072
Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas segala
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Bakti Negara Tegal.
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis
Keuangan.
5. Bapak Drs. Abdul Muslich, MSI, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Program
7. Bapak Drs. Munawir Yusuf, MSI, selaku Penguji I dan Bapak Sunaryo,
v
8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai STAIBN Tegal,
9. Ibu Dra. Sepholindarsih, selaku Kepala SLB Negeri Kota Tegal, yang
10. Kepada segenap Bapak/Ibu Guru serta orang tua dan peserta didik SLB
Negeri Kota Tegal yang telah memberi bantuan pada penulis selama
mengadakan penelitian.
11. Orang tua dan keluarga serta kerabat yang senantiasa berjuang dan tidak
menuntut ilmu.
12. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang dengan ikhlas membantu dalam
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi
amal hasanah, maslahah dan mendapatkan ridlo dari Allah SWT dengan teriring
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca
vi
PERSEMBAHAN
segala nikmat dan rahmat yang diberikan. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan segenap rasa cinta dan
1. Abahku yang ku banggakan Abah Abdul Chalim dan Ibuku tercinta Ibu
penelitian ini.
2. Kakek dan Nenekku tersayang Mbah Soegirwo (Alm) dan Mbah Kasriyah
3. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan kasih sayang
4. Para Dosen STAIBN Slawi Tegal, khususnya Bapak Drs. Abdul Muslich,
MSI dan Bapak H. Ahmad Hufron, Lc, MSI yang selalu membimbingku
5. Ibu Dra. Sepholindarsih, S.Pd selaku Kepala SLB Negeri Kota Tegal
beserta para guru khususnya Bapak Nur M. Biantoro, S.Pd.I dan Ibu
Malyinda Setyorini, S.Pd.I selaku Guru PAI di SLB Negeri Kota Tegal
peneliti lakukan.
vii
6. Untuk sahabat pejuang skripsiku Farida Uly Zulfiana dan Fatikha yang
akhirnya selesai.
Mbak Zulfa, Mbak Aat, Mbak Fi’at, Vina, Acil dan Arek-Arek Al-Maula
kepadaku.
yakni Inayah, Zemy, Hilya, Dini, Aeni, Melia, Zaenab, Kamilah, Mbak
Retno, Mbak Ade, Mbak Kiki, Mbak Eva, dan semuanya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang selalu kompak serta telah berbagi canda tawa
11. Sahabat-sahabatku yang tak bisa ku sebutkan satu per satu yang telah
viii
MOTTO
“Untuk meraih hal hebat, kita tidak hanya harus bertindak, tetapi juga bermimpi.
1
Salim Bahreisy dan Abullah Bahreisy, Tarjamah Al-Qur’an Al-Hakim, (Surabaya: CV
Sahabat Ilmu, 2001), hal. 528
2 Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.80
ix
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada
Anak Tunarungu Di SLB Negeri Kota Tegal” ini ditulis oleh Lu’lu Ul’ Alawiyah,
NIM.141201072, dibimbing oleh Drs. Abdul Muslich, MSI dan Ahmad Hufron,
Lc, MSI
Kata kunci : Metode Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Anak Tunarungu
Setiap anak termasuk anak tunarungu khususnya di SLB Negeri Kota Tegal
berhak mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang sama seperti anak
normal lainnya. Dengan begitu mereka dapat menambah wawasan mereka dan
mengembangkan kecakapan komunikasi dengan orang lain. Selain itu, pendidikan
agama juga sangat penting sebagai pondasi keagamaan agar dalam menjalani
kehidupan, anak didik termasuk juga anak tunarungu mempunyai benteng yang
kuat serta bisa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlakul karimah.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Metode apa yang
diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunarungu di
SLB Negeri Kota Tegal? 2) Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunarungu di Sekolah
Luar Biasa Kota Tegal?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang penerapan
metode pembelajaran pendidikan Agama Islam serta faktor yang mendukung dan
menghambat dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri Kota
Tegal. Skripsi ini bermanfaat bagi siswa tunarungu untuk meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan
mengaplikasikan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi pembimbing, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk
memperbaiki kualitas pembinaan pembelajaran pendidikan agama Islam. Bagi
guru PAI dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan siswa tidak merasa bosan. Bagi lembaga dapat
memberi masukan dalam pengambilan kebijakan untuk pembinaan kepada guru
PAI.
Penelitian ini berdasarkan lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian
lapangan, dan ditinjau dari segi sifat-sifat data termasuk dalam penelitian
kualitatif, berdasarkan pembahasannya termasuk penelitian deskriptif. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.
Analisis data dilakukan menggunakan teknik deskriptif kualitatif analisis.
Hasil penelitian: (1) Metode yang diterapkan dalam pembelajaran PAI pada anak
tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal hampir sama dengan sekolah umum lainnya
tapi dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
peserta didik. (2) Faktor pendukung dalam pendidikan agama Islam di SLB
Negeri Kota Tegal yaitu: dukungan dari orang tua serta kesabaran dan ketelatenan
guru dalam mengajar siswa. Sedangkan yang menjadi faktor pengambat adalah:
anak yang kadang tidak masuk sekolah karena kesibukan orang tua serta kesulitan
komunikasi yang dialami oleh guru PAI dalam menyampaiakan materi karena
memang kurangnya kemampuan dalam penggunaan bahasa isyarat.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Abstrak ............................................................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN
xi
1. Pengertian Metode Pembelajaran .................................................... 13
TEGAL
xii
2. Materi Pelajaran ............................................................................. 53
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 78
B. Saran .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari lahir hingga
hidupnya tetap stabil dan terarah pada jalan yang benar. Pendidikan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia dan
1
2
mempunyai benteng yang kuat serta bisa menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur.
tunarungu.
kondisi mereka melalui SLB B. SLB B merupakan sekolah luar biasa yang
penerapan pembelajaran PAI pada anak tunarungu. Oleh karena itu penulis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tegal.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a) Bagi Siswa
kehidupan sehari-hari.
b) Bagi Pembimbing
c) Bagi Guru
dan beribadah.
d) Bagi Lembaga
e) Bagi Peneliti
E. Tinjauan Pustaka
pendidikan agama Islam pada anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal.
mengartikan kata abstrak, serta hasil yang dicapai siswa tunarungu dalam
pembelajaran PAI.
1
Nur Sa’idah, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009
dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/BAB%20I%2C%20IV%2C%DAFTAR%20PUSTAKA_2.pdf
2
Ida Nurfarida, Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2009 dalam
http://Frepository.uinjkt.ac.id/%2Fbitstream%2F123456789%2F317%2F1%2FIDA%2520NURF
ARIDA-FDK.pdf
7
Interaksi siswa cukup baik, dan 4) PAI disekolah tersebut sudah cukup
drill, metode abjad jari, metode taktil, metode resitasi. Keterbatasan guru
3
Lihat Jatmiko, “Efektivitas Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Interaksi
Sosial Siswa Tunarungu di SLB Negeri 4 Yogyakarta”, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2006.
4
Arif Tri Nurcahyo, SkripsiFakultasTarbiyah UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2009
dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3217.pdf
8
Srengat Blitar hampir saja sama dengan sekolah reguler, materi yang
dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik, baik itu metode, media
F. Metode Penelitian
5
Nenda Martiasari, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung
tahun 2015 dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/id/eprint/2110.pdf
9
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
Dalam hal ini sumber data utamanya adalah kepala sekolah, guru PAI,
guru kelas, dan wali murid. Sumber data utama adalah digunakan
diluar kata-kata dan tindakan yakni sumber data tertulis. Sumber data
6
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung :PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 6
10
Kota Tegal, visi misi SLB Negeri Kota Tegal, struktur organisasi SLB
Negeri Kota Tegal, data guru, staf dan data SLB Negeri Kota Tegal.
a) Observasi
b) Dokumentasi
melihat surat atau tulisan, gambar atau media lain yang berkaitan
7
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002,
hlm. 23
8
Setya Yuwana Sudikan, Penelitian Penyusunan Karya Ilmiyah, Aneka Ilmu, Semarang,
2002, hlm. 24
11
tepatnya diperoleh dari bagian kepala sekolah, ruang guru, dan staf
tata usaha (TU), data ini penulis gunakan untuk mendapatkan data
c) Wawancara
PAI, guru kelas, dan wali murid. Wawancara yang peneliti lakukan
9
Setya Yuwana Sudikan, Op. Cit., Penelitian Penyusunan Karya Ilmiyah, hlm 39
10
Sudarwan Danim, MenjadiPenelitiKualitatif, (Bandung: PustakaSetia, 2002), hlm. 130
12
dan dikupas secara runtut. Karena data yang diperoleh itu merupakan
diterapkan oleh para guru pada anak tunarungu di SLB Negeri Kota
Tegal.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Metode Pembelajaran
“thoriiqoh” bentuk jamak dari “thoraaiq” yang berarti jalan atau cara
SWT:
﴾٥٣﴿ َٰۤيٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ ٰامَنُوا َّالتقُوا الل َه وَابَْتغُوْا ِالَيْ ِه الْوَسِيْلَ َة َوجَا ِهدُوْا فِ ْي سَبِيْلِه َلعَلَّ ُكمْ ُتفِْلحُ ْون
﴾١١﴿ وَاَنَّا مِنَّا الصَّاِلحُ ْو َن َومِنَّا دُ ْونَ ٰذلِكَ كُنَّا طَرَاٰۤئِقَ قِدَدًا
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah
dan Pentafsir Al-Qur’an, 2003), hlm. 236
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002),
hlm. 114
3
Ibid, hlm. 573
13
14
garis besar, pengertian metode adalah suatu jalan atau cara yang
“methodos”.4Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang
berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau
peran, pemberian tugas dan resitasi. Metode itu banyak sekali, dan
4
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996). hlm. 61.
5
Ibid
6
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),
hlm. 652
7
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologe Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 87.
15
teori pengajaran.8
Jadi yang dimaksud dengan metode dalam hal ini adalah jalan
metode dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang digunakan untuk
8
Dr. H. Dindin Jamaluddin, Metode Pendidikan Anak (Teori dan Praktik), (Bandung:
Penerbit Pustaka Al-Fikriis, 2010), cet. I, hlm. 53 – 54.
9
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
menyenangkan, (Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008), Cet. VIII, hlm. 107
16
sumber belajar.10
aktif.
a) Metode Ceramah
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
dari pada anak didik, metode ini tidak dapat ditinggal dalam
kegiatan pengajaran.
Syaiful Sagala, “Konsep dan Makna Pembelajaran”, (Bandung: IKAPI, 2003), hlm.
10
61–62
11
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta: Kencana PRENADAMEDIA Group, 2006), hlm. 147
17
c) Metode Diskusi
bersama-sama.13
d) Metode Demonstrasi
12
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta Jakarta 1998, hlm. 129
13
Wina Sanjaya, Op. Cit., Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, hlm. 154-155
14
Ibid, hlm. 152
18
begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik
f) Metode Bermain
15
Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, (Luxima Metro Media,
Jakarta Timur 2013), Cet. I, hlm. 122
16
E. Mulyasa, Loc. Cit.
17
Ibid, hlm 113
18
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 121 – 122
19
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 121
19
siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk siswa
dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam kelas dan
diluar kelas.
20
Mumpuniarti, Penanganan Anak Tunagrahita Kajian Dari Segi Pendidikan, Sosial,
Psikologis dan Karyawisata, hlm.22
21
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000), hlm. 81-90
20
tepat.22
yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak
22
Reda Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2001), hlm. 5
23
Reda Mudyaharjo, Op. Cit., Pengantar Pendidikan, hlm. 76
21
bukan hanya sekedar berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu,
َك الدِّمَاٰۤءَّ وََنحْ ُن نُسَِّبحُ ِبحَمْدِ َك وَنُقَدِّسُ لَكَ قَا َل اِنِّيْٰۤ َأعْلَ ُم مَالَاتَ ْعلَمُ ْون
ُ ِسف
ْ َوَي
﴾٥۰﴿
24
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 1
25
Salim Bahreisy dan Abullah Bahreisy, Tarjamah Al-Qur’an Al-Hakim, (Surabaya: CV
Sahabat Ilmu, 2001), hlm. 7
22
Tuhannya.
kepada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka tujuan dari konteks ini
berakhir.27
26
Fuad Anshori, Potensi-Potensi Manusia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.33
27
Armai Arief, Op. Cit., Pengantar Ilmu dan Metodologe Pendidikan Islam, hlm. 16
23
kehidupannya.28
islami lainnya).29
28
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cetakan ke 2,
hlm. 29
29
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Gema Insani Pess, Jakarta, 1995),
Cet. I, hlm. 96
24
yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai suatu
dan sebagainya.30
Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yang berhubungan
30
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011),
hlm.19
25
Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini berkaitan dengan seluruh
sila-sila lain harus dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa.31
C. Anak Tunarungu
31
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2004), hlm. 154
26
pendengaran.33
dapat juga terjadi setelah kelahiran. Istilah lain yang sering digunakan
adalah anak tuli. Namun, sebenarnya istilah anak tuli ini hanya
pendidikan.34
32
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm. 53
33
T. Sutjihati Somantri, “Psikologi Anak Luar Biasa”, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2006), hlm. 93
34
IG.A.K. Wardani, dkk, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2012), Cet. XIX, hlm. 1.7
27
kesulitan mendengar.
35
Rini Hildayani, dkk, Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus),
Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 2013, Cet. XIV, hlm 8.19
28
36
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), hlm. 74.
37
Rini Hildayani, dkk, Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus),
hlm 8.16.
38
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 56
29
etiologi.40
bicara.41
39
Mohammad Efendi, Op. Cit., Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, hlm 59
40
IG.A.K. Wardani, dkk, Op. Cit., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, hlm 5.6
41
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 57
42
IG.A.K. Wardani, dkk, Op. Cit., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, hlm 5.7
30
43
IG.A.K. Wardani, dkk, Loc. Cit.
44
Ibid
45
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 58
46
IG.A.K. Wardani, dkk, Loc. Cit.
31
sebagai berikut47:
47
IG.A.K. Wardani, dkk, Op. Cit., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, hlm 5.8
48
Ibid
32
umumnya, ada yang pandai, sedang, dan ada yang bodoh. Namun
mendengar belajar banyak dari apa yang mereka dengar, dan hal
49
IG.A.K. Wardani, dkk, Loc. Cit.
50
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 66
51
Ibid
33
memahami sesuatu lebih banyak dari apa yang mereka lihat, bukan
dari apa yang mereka dengar. Oleh sebab itu sering kali anak
yang khas, yaitu sangat terbatas dalam pemilihan kosa kata, sulit
52
Haenudin, Loc. Cit.
53
Rini Hildayani, dkk, Op. Cit., Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan
Khusus), hlm 8.19.
54
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 67
34
diantaranya :
IG.A.K. Wardani, dkk, Op. Cit., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, hlm 5.7 – 5.19
55
56
Haenudin, Loc. Cit.
35
a) Metode Oral
secara lisan.57
visual dari bentuk dan gerakan bibir lawan bicara sewaktu proses
57
Haenudin, Op. Cit., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, hlm 131
58
Ibid, hlm 133
36
1) Abjad Jari
2) Ungkapan Badaniah
59
Ibid, hlm 139
60
IG.A.K. Wardani, dkk, Op. Cit., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, hlm 5.39–5.40
BAB III
1. Kondisi Geografis
1
Wawancara dengan Ibu Dra. Sepholindarsih selaku Kepala SLB Negeri Kota Tegal
(26/09/2016)
37
38
dengan orang lain. Selain itu, lembaga pendidikan tidak hanya sebagai
lembaga yang dapat memberi skill atau bekal untuk hidup yang nanti
kepada anak yang memiiki kelengkapan fisik, tetapi juga kepada anak
(B), Tuna Grahita Ringan (C), Tuna Grahita Sedang (C1), Tuna Ganda
(G) dan Autis. Berkenanaan dengan hal tersebut, perlu adanya bantuan
yang kemudian di kenal dengan nama SLB Negeri Kota Tegal. SLB
Negeri Kota Tegal berdiri pada bulan Juli tahun 1983 dengan nama
berdirinya SLB Negeri Kota Tegal yaitu: Bapak Wawan, Ibu Siyem,
prakarsa dari Bapak Kasnam yang di latar belakangi karena pada saat
itu terjadi dua kasus kecelakaan siswa tunarungu pada saat pulang
2
Wawancara dengan Ibu Dra. Sepholindarsih selaku Kepala SLB Negeri Kota Tegal
(26/09/2016)
40
itu mencapai 70 anak. Pada tahun 1985 jumlah murid yang menempati
ditutup.
Ikmal Jaya nama sekolah SDLB Negeri Kota Tegal berganti nama
NSS : 871036502053
NPSN : 20329773
325512
Kelurahan : Kejambon
Kota : Tegal
3
Wawancara dengan Ibu Dra. Sepholindarsih selaku Kepala SLB Negeri Kota Tegal
(26/09/2016)
41
Kepala Sekolah :
1) Visi
2) Misi
dengan kemampuannya.
hidup mandiri.
khusus.6
4
Dokumentasi dari SLB Negeri Kota Tegal (27/09/2016)
5
Ibid
6
Ibid
42
Khusus).
mandiri.7
4. Struktur Organisasi
7
Dokumentasi dari SLB Negeri Kota Tegal (27/09/2016)
8
Ibid
43
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI
PENDIDIK
PESERTA DIDIK
44
a) Guru PNS
Siyem, S. Pd S1 PLB - -
Wahyono, S. Pd S1 PLB - -
Suparjo, S. Pd S1 PLB - -
Sutini, S. Pd S1 PLB - -
Rini Widiyastuti, S. Pd S1 BK - -
b) Guru Honorer
S.Sos
Pd S.Pd
S.Psi
S.Pd Busana)
S.Pd.I
- - Fatoni Kurniawan, D2
A.Ma.Pust Perpustakaan
- - Geni Rangga S1 OR
c) Penjaga Sekolah
1. Supardi SMP
2. Mardianto SMP
Jumlah :
Guru PNS : 15
Guru Honorer : 17
Penjaga : 2
Jumlah Total : 34
JENIS KELAMIN
1 PERSIAPAN 1B 4 2 6
Persiapan 2 PERSIAPAN 1C 4 5 9
3 PERSIAPAN 2C 8 4 12
Jumlah 16 11 27
47
b) Tingkat SDLB
JENIS KELAMIN
1 AD 1 1 - 1
2 AD 3 - 1 1
3 BD 1 1 2 3
4 BD 2 5 2 7
5 BD 3 4 5 9
6 BD 4 1 3 4
7 BD 5 4 1 5
8 BD 6 3 3 6
9 CD 1 10 3 13
SDLB 10 CD 2 8 5 13
11 CD 3a 11 2 13
CD 3b 5 4 9
12 AUTIS - 1 1
TUNA DAKSA 1 1 2
13 CD 4 5 7 12
AUTIS 1 1 2
CD 5 7 6 13
14 AUTIS 1 - 1
48
TUNA DAKSA 1 - 1
CD 6 6 4 10
15 AUTIS - 1 1
TUNA DAKSA 1 1 2
Jumlah 76 53 129
c) Tingkat SMPLB
JENIS KELAMIN
1 B7 1 2 3
2 B8 2 2 4
3 B9 3 - 3
SMPLB 4 C7 8 4 12
5 C8 5 5 10
AUTIS - 1 1
6 C9 7 3 10
Jumlah 26 17 43
49
d) Tingkat SMALB
JENIS KELAMIN
1 B 10 - 1 1
2 B 11 1 - 1
3 B 12 1 - 1
SMALB 4 C 10 4 2 6
5 C 11 2 1 3
TUNA DAKSA 1 - 1
Jumlah 9 4 13
Jumlah :
PERSIAPAN : 27 anak
SMPLB : 43 anak
SMALB : 13 anak
observasi, dan dokumentsi yang telah peneliti lakukan di SLB Negeri Kota
berikut:
Timur. Sekolah Luar Biasa yang akan peneliti gunakan sebagai tempat
penelitian adalah SLB Negeri Kota Tegal yang beralamatkan di Jl. Nakula
Negeri Kota Tegal berjumlah 53 siswa yang terdiri dari 30 putra dan 23
tunarungu.9
mendengar dan berbicara, tetapi mereka juga memiliki prestasi yang patut
diperoleh dalam setiap perlombaan yang mereka ikuti, mulai dari lomba
dan seni yang dipersiapkan dari pihak sekolah agar nantinya jika ada
9
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
51
lomba-lomba langsung dipilih mana yang lebih berbakat dan bagus. Selain
itu dalam bidang seni yang masuk pada pelajaran keterampilan, anak-anak
suara yang keras untuk berlatih. Mereka juga diajari keterampilan yaitu
ringan seperti membuat mie, bakso dan kemudian dijual kepada guru dan
sekilas hampir sama seperti sekolah reguler dengan guru serta siswa yang
belajar di kelas pada umumnya, tapi saat diamati lebih dekat akan
semangat mereka dalam belajar, meski sekolah baru di mulai pukul 07.30
tapi beberapa siswa ada yang datang lebih pagi yaitu pukul 06.30. Dalam
satu hari ada enam sampai tujuh jam pelajaran dan dilanjutkan dengan
10
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
11
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
52
Dikarenakan SLB ini hanya ada satu sekolah di satu kota, maka
jarak rumah siswa dengan sekolah pun tidak semua dekat. Kebanyakan
dari mereka datang ke sekolah dengan diantarkan oleh orang tuanya, jadi
saat orang tua sibuk dan tidak sempat mengantar anaknya kesekolah, maka
Negeri Kota Tegal hanya memiliki dua guru Agama untuk semua kelas
1. Tujuan Pembelajaran
diantaranya:
12
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
53
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlah mulia
2. Materi Pelajaran
peneliti:
13
Dokumen KI-KD SDLB mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
54
untuk anak tunarungu, jadi kita dalam materi pelajaran mengambil inti-
intinya saja.”14
Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB Negeri
puasa, zakat, yang halal dan haram, bagaimana bersikap kepada orang
14
Wawancara Bapak Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB
Negeri Kota Tegal (22/09/2016)
15
Wawancara Bapak Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB
Negeri Kota Tegal (22/09/2016)
55
materi dengan contoh yang jelas dan dengan suara yang keras serta
gambar tentang gerakan wudlu dan sholat yang benar kemudian untuk
sebuah kata.
3. Metode Pembelajaran
16
Wawancara Bapak Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB
Negeri Kota Tegal (22/09/2016)
57
metode latihan digunakan tidak pada semua mata pelajaran PAI hanya
sebagai berikut:
a) Metode Ceramah
tersebut.
58
pendengaran anak.
pendengaran mereka.17
17
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
59
c) Metode Demonstrasi
tata cara wudhu dan shalat. Dalam menyampaikan materi ini, guru
gerakan wudhu dan sholat dan juga lebih dititik beratkan pada
d) Metode Latihan
4. Media Pembelajaran
SLB Negeri Kota Tegal menggunakan media berupa papan tulis untuk
praktek sholat dan wudhu.18 Jam pertama dan kedua digunakan untuk
mempraktekkannya.
18
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
61
5. Evaluasi Pembelajaran
normal.
6. Kegiatan Keagamaan
pondok ramadhan, peringatan hari besar seperti maulid Nabi dan Isro’
19
Wawancara Bapak Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB
Negeri Kota Tegal (22/09/2016)
62
setelah liburan Idul Fitri, tetapi untuk sholat Ied tidak dilaksanakan di
kependidikan, serta orang tua siswa SLB Negeri Kota Tegal bahkan
20
Observasi, di SLB Negeri Kota Tegal (25/09/2016)
63
jiwa anak. Perhatian serta motivasi dari orang tua juga sangat
dengan anak tunarungu, salah satunya adalah Ibu Eny yang belajar
bahasa isyarat pada guru kelas agar beliau bisa lebih memahami
beliau sampaikan:
b) Peran guru
pelajaran, serta motivasi dan perhatian guru yang lebih fokus terhadap
jiwa anak, dengan memberikan motivasi belajar maka siswa akan lebih
21
Wawancara, Ibu Eny, orang tua dari salah satu siswa tunarung SLB Negeri Kota Tegal
(24/09/2016)
64
yang dilakukan sehari-hari seperti wudhu dan sholat itu harus selalu
materi yang berbeda-beda, tapi intinya dari guru PAI lebih sering
agama Islam pada anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal antara lain:
22
Wawancara Bapak Nur M.Biantoro, S.Pd.I, selaku guru mata pelajaran PAI di SLB
Negeri Kota Tegal (22/09/2016)
65
a) Anak tidak masuk sekolah, bisa dikarena kesibukan orang tua hingga
berangkat sekolah.
23
Wawancara Bapak Suparjo, S.Pd selaku guru kelas siswa tunarungu di SLB Negeri
Kota Tegal (23/09/2016)
BAB IV
peneliti akan menganalisa hasil temuan dengan teori yang ada mengenai
serta faktor pendukung dan penghambat di SLB Negeri Kota Tegal. Analisis ini
didasarkan pada data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang merupakan
hasil penelitian yang merupakan bukti dan kenyataan yang ada di SLB Negeri
Kota Tegal.
penting dalam komunikasi. Peneliti menemukan ada satu guru PAI yang mengajar
di SLB Negeri Kota Tegal, dan guru tersebut merupakan lulusan jurusan
pendidikan agama Islam yang pada intinya tidak memiliki kemampuan khusus
secara keilmuan guru pendidikan agama Islam menguasai materi tentang PAI.
hampir sama dengan sekolah umum lainnya yaitu tentang Al-Qur’an, Aqidah,
Akhlaq, dan Fiqih akan tetapi dibuat lebih sederhana serta dalam pelaksanaannya
SLB Negeri Kota Tegal juga melakukan ujian semester, ulangan harian, dan juga
66
67
mengikuti ujian nasional. Untuk mata pelajaran PAI bentuk ujiannya berupa soal
Hal yang menarik di SLB Negeri Kota Tegal terkait pendidikan agama
Islam adalah adanya sholat jama’ah dzuhur berjamaah setiap hari (kecuali hari
jum’at) yang diikuti oleh seluruh siswa dan pendidik yang dilaksanakan di
mushola sekolah yang belum tentu dilaksanakan di sekolah lain yang bahkan juga
beribadah dengan mengajak mereka sholat berjamaah, tentu peran orang tua
sangat penting, maka bimbingan dirumah juga menentukan sikap dan perilaku
anak terutama ibadah mereka. Penjelasan lebih lanjut akan peneliti jabarkan pada
poin-poin berikut:
(timbal balik) antara guru dan murid yang didalamnya termasuk metode
pendidikan agama Islam. Apa pun macam dan jenisnya semua metode
dapat dipergunakan dalam mendidik anak namun guru harus memilih dan
menetapkan metode dan sasaran yang paling tepat dan sesuai dalam
siswa. Metode yang digunakan antara lain adalah metode ceramah, tanya
digunakan:
1. Metode Ceramah
Islam seperti akidah, akhlak, al-qur’an, dan fiqih. Hasilnya dari proses
visual dan komunikasi total. Hal ini dapat dilihat dari hasil
mengenal dan menulis huruf-huruf hijaiyyah dan juga bagi siswa yang
huruf hijaiyyah.
SLB Negeri Kota Tegal belum bisa berjalan secara efektif. Karena
dari metode yang digunakan. Begitu juga pada metode ceramah dan
mereka.
guru dalam hal ini siswa bermain sendiri dan siswa banyak diam, serta
seperti anak-anak normal yang lainnya, ada yang cerdas, sedang dan
ada yang kurang pintar (bodoh). Jadi terkadang yang menjawab hanya
3. Metode Demonstrasi
sholat dan harus didukung dengan media visual. Karena mereka hanya
visual atau audio visual untuk membantu anak agar mudah memahami
melihat secara langsung peragaan baik dari guru, gambar ataupun hal
4. Metode Latihan
standarisasi yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari
dengan benar dan teratur. Maka metode latihan yang digunakan dalam
diatas.
siswa diminta untuk latihan menulis atau kaligrafi, dan ketika latihan
pada anak tunarungu, yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode
Kota Tegal tentunya tidak terlepas dengan adanya faktor pendukung dan
jiwa anak. Perhatian serta motivasi dari orang tua juga sangat
b) Adanya usaha dari orang tua untuk dapat lebih mengerti anaknya.
yang belajar bahasa isyarat dan abjad jari pada guru kelas agar
belajar dirumah.
74
2. Peran guru
rasa ikhlas dan sabar. Sikap sabar dan ketelatenan guru dalam
motivasi belajar maka siswa akan lebih nyaman dan tekun dalam
belajar.
PLB.
SLB Negeri Kota Tegal guru menjadi tumpuan bagi para siswanya.
agama Islam pada anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal yaitu:
tunarungu datang tidak tepat waktu, dikarenakan anak seperti itu belum
menerapkan kedisiplinan.
76
tunarungu.
dan wali murid. Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga orang tua
peraga dan fasilitas yang ada di SLB Negeri Kota Tegal. Dikarenakan
ada tidak mencukupi sehingga dalam satu kelas dibagi dua dengan
proses belajar.
Dikarenakan guru agama Islam hanya ada dua orang guru, yang satu
6. Kesulitan Komunikasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
temuan dan analisis terhadap data yang diperoleh melalui data observasi,
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Tegal” dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal pada dasarnya sama dengan
78
79
dukungan dari orang tua seperti kesadaran para orang tua yang selalu
kerja dalam mewujudkan visi dan misi sekolah, ketaatan dan kesadaran
pendidik dalam mengajar juga berperan sebagai orang tua serta adanya
agama Islam pada anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal adalah
anak yang sering tidak masuk sekolah karena kurangnya perhatian dari
pahami.
80
B. Saran
pendidikan Agama Islam yang lebih baik, hal tersebut dapat dilakukan
Islam, karena dua guru PAI belum cukup untuk mengisi semua kelas
yang ada di SLB Negeri Kota Tegal baik dari TK sampai SMA. Selain
itu juga mengadakan pelatihan (bahasa isyarat) bagi para orang tua
juga dengan guru PAI yang masih kurang menguasai bahasa isyarat
dan abjad jari sebagai media komunikasi dengan peserta didik yang
kelas sehingga dalam satu kelas terdapat dua jenjang sekolah, penataan
dalam perlombaan.
Daradjat, Zakiyah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam cetakan II. Jakarta: Bumi
Aksara.
Darus Sunnah.
Indonesia.
Universitas Terbuka.
Jamaluddin, Dindin. 2010 Metode Pendidikan Anak (Teori dan Praktik)
Martiasari, Nenda. 2015. “Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
2016.
Rosdakarya.
Rosdakarya.
Nurcahyo, Tri, Arif. 2009. “Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Nurfarida, Ida. 2009. “Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
2016.
Pustaka.
suka.ac.id/BAB%20I%2C%20IV%2C%DAFTAR%20PUSTAKA2.pdf
Aditama.
Baru Algesindo.
(SLB) ?
7. Di SLB Negeri Kota Tegal apakah hanya khusus untuk anak tunarungu
2. Berapa jumlah kelas untuk anak tunarungu di SLB Negeri Kota Tegal?
5. Metode apa yang diterapkan guru untuk anak tunarungu pada semua
dan semangat kepada anak tunarungu agar rajin berangkat sekolah dan
belajar ?
pembelajaran ?
11. Sedekat apa guru kelas anak tunarungu dengan anak didiknya ?
C. Pedoman Wawancara untuk Guru Pendidikan Agama Islam
pembelajaran di kelas ?
sholat?
melakukan sholat ?
tersebut ?
11. Setelah mendapat hadiah, apa anak Bapak/Ibu akan mau mengulangi