SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Oleh :
FAIQOTUL HIMMAH
NIM: 111-13-035
SALATIGA
2017
I
II
ADAB GURU DAN MURID MENURUT IMAM AL-GHAZALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Oleh :
FAIQOTUL HIMMAH
NIM: 111-13-035
SALATIGA
2017
III
IV
V
VI
ع ِظ ٍيم ٤ َوإِنَّ َك لَعَلَى ُخلُ ٍ
ق َ
VII
PERSEMBAHAN
Yang paling utama dari segalanya, rasa syukur kepada Allah SWT. Atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat yang luar biasa
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang tercinta
dan tersayang kepada:
1. Kedua orangtua-ku, Bapak M. Abdullah Faqih dan Ibu Muazzatul
Karimah yang tiada henti mendoakanku, memberikan semangat,
nasehat, dan kasih sayang serta banyak pengorbanan yang tak
tergantikan sehingga aku mampu menyelesaikan pendidikan dan
mendapatkan gelar sarjana.
2. Adikku Laila Nadhifah, Mbah Siti Khoiriyah tercinta, dan keluarga
Bulek Ana Mustafiah yang turut selalu mendoakanku, memberiku
semangat sehingga aku dapat menyelesaikan pendidikanku. Semoga
Allah senantiasa memberikan perlindungan serta Ridho dimanapun
mereka berada Aamiin .
3. Abah KH.Mahfudz Ridwan, Lc. (Alm), Ibu Hj. Nafisah, Gus
Muhammad Hanif, M.Hum. dan Bu Rosyidah, Lc. yang senantiasa
memberikan petuah dan doanya sehingga aku dapat menemukan makna
kehidupan yang nyata di Pondok Pesantren tercinta Edi Mancoro.
4. Keluargaku Para Dewan Asatidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang
selalu saya hormati dan saya banggakan, serta Keluarga Demisioner
Pengurus Organisasi Pondok Pesantren Edi Mancoro 2016/2017 yang
saya sayangi.
VIII
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
sarjana dalam bidang Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Dr. M. Ghufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
IX
7. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Romo K.H
Mahfudz Ridwan Lc (Alm) dan Kyai Gus Muhamad Hanif, M.Hum. yang
fasilitasnya.
9. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan dan
10. Guru-guruku yang hebat dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang
saya hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh
kesabaran.
11. Mas Muhamad Farid yang selalu menguatkan, memberikan motivasi, dan
selalu mendampingiku sehingga mendapatkan gelar sarjana.
12. Sahabat- sahabatku tercinta Siti Sirril Inayah, Nur Kholifah, Qisthi
Faradina, Zainab, Khoiriyatun Kholidiyah, Arfias Wirda Muftihah, Tri Puji
Lestari, Zulfa Adzkia, Dian Apriyani, Mar’atus Sholikhah, Ngatini,
Bastiatul Muawwanah, Wahyu Anggun yang telah menemani hari- hariku
dan selalu memberikan dukungan penuh dalam mencapai gelar S.Pd.
13. Dek Anida, Dek Ajeng, Dek Dewi, Dek Anisa, Dek Dinda, Dek Husna, Dek
Sri, Mas Munif, Fa’un Niam yang turut memberikan dukungan penuh dan
membantu menyelesaikan skripsiku.
14. Keluarga Besar Yaa Bismillah (Youth Assosiation Of Bidikmisi
Limardhotillah) IAIN Salatiga, Bidikmisi angkatan 2013 saudara
seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan saling menguatkan
dalam berbagai hal.
X
XI
ABSTRAK
Himmah, Faiqotul. 2017. Adab Guru dan Murid Menurut Imam Al-Ghazali dalam
Kitab Al-Adab Fi Al-Din. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M. Ag.
Kata Kunci : Adab, Guru dan Murid, Kitab al-Adab Fi al-Din, al-Ghazali
Dalam kehidupan nyata saat ini, dalam dunia pendidikan kasus asusila
banyak terjadi diakibatkan karena tidak diindahkannya adab sopan santun antara
guru dan murid sesuai dengan ajaran agama. Penelitian ini merupakan upaya untuk
mengetahui adab guru dan murid dalam kitab al-Adab Fi al-Din karya Imam al-
Ghazali. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)
Bagaimana adab guru dan murid Menurut Imam al-Ghazali dalam Kitab al-Adab
Fi al-Din?, (2) Bagaimana relevansi adab guru dan murid dalam Kitab al-Adab Fi
al-Din dikaitkan dengan dengan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan di
Indonesia saat ini?
Metode penelitian yang digunakan yaitu literature (kepustakaan). Data
primer dan sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan alat
pengumpul data berupa metode dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya
dilakukan analisis. Adapun analisisnya dengan menggunakan metode analisis isi
(content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) adab guru dan murid dalam kitab
al-Adab Fi al-Din adalah bahwasanya guru hendaknya tawadhu’, tidak bersikap
sombong, menjadi sosok suri tauladan, tidak berperilaku buruk, dapat
mempertimbangkan kemampuan intelektual muridnya, menjauhkan murid dari
perilaku buruk dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Adapun diantara
kewajiban murid adalah tawadhu’, menerima pendapat guru dan tidak
menyalahkannya, selalu berfikir postif, konsentrasi ketika proses pembelajaran
berlangsung, meninggalkan perbuatan negatif, bersikap ramah, sopan terhadap guru
dan sesama teman serta mengulang kembali pelajaran yang telah didapatkan di
sekolah. b) adab guru dan murid dalam kitab al-Adab Fi al-Din dengan konteks saat
ini dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlak guru dan murid dalam proses
pembelajaran khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang. Agar
tercermin adanya relasi yang harmonis yaitu relasi searah antara guru dan murid
untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara maksimal.
XII
DAFTAR ISI
XIII
4. Adab Membaca Al-Qur’an .......................................................................53
5. Adab Mendidik Anak Kecil......................................................................54
6. Adab Ahli Hadits.......................................................................................56
7. Adab Belajar Hadits ..................................................................................58
8. Adab Menulis ............................................................................................60
9. Adab Ceramah ...........................................................................................61
10. Adab Mendengar .......................................................................................62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................92
B. Saran ...............................................................................................................94
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
dididik dan dapat mendidik disertai dengan fitrah Allah Swt, yaitu berupa
untuk belajar menjadikan pendidikan sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan dari manusia. Manusia sendiri memiliki dua unsur yang menjadi
tujuan pendidikan yaitu unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan
1
Banyak tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan
pesantren.
kitab karangan beliau telah tersebar di seluruh penjuru dan banyak juga yang
telah menggunakan atas apa yang telah diijtihadkan beliau. Salah satu kitab
karangan beliau yang fenomenal adalah kitab Ihya Ulumuddin. Selain itu,
diri kepada Allah Swt dan mendapatkan Ridho-Nya. Salah satu adab yang
tercantum dalam kitab al-Adab Fi al-Din adalah adab seorang guru dan
perilaku anak didik (murid) maupun guru khususnya dan pendidikan Islam
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
2
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
dan nilai dari diri siswa yang sedang belajar (Usman, 1991: 1).
adalah adanya unsur moral dan etika yang harus dimiliki guru. Bahwasanya
yang menjadikan dirinya sebagai teladan dan panutan bagi para siswanya.
Dalam konteks akhlak masa depan, visi pendidikan yang diberikan kepada
Karena dalam kehidupan nyata saat ini, seringkali interaksi guru dan
dindahkannya adab sopan santun antara guru dan murid. Ada guru yang
berbuat tidak senonoh kepada muridnya, ada yang menyiksa hingga terluka,
3
sebagainya. Di antara contoh yang menunjukkan betapa buruknya hubungan
guru dan murid yang terjadi di sekitar kita di antaranya adalah hanya karena
al-Adab Fi al-Din mengenai adab yaitu tata cara atau sopan santun interaksi
pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah
4
menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak yang sempurna
B. Fokus Masalah
2. Bagaimana Relevansi Adab Guru dan Murid dalam Kitab al-Adab Fi al-
C. Tujuan Penelitian
mengenai adab guru dan murid perpektif Imam al-Ghazali dalam kitab al-
5
2. Menemukan relevansi Adab Guru dan Murid dalam Kitab al-Adab Fi
D. Kegunaan Penelitian
yang jelas bagi pembaca. Terdapat 2 manfaaat yakni manfaat teoretis dan
manfaat praksis.
1. Manfaat Teoretis
analisis tentang Adab Guru dan Murid dalam kitab al-Adab Fi al-Din
2. Manfaat Praksis
a. Bagi peneliti :
khususnya dalam beradab yang baik bagi seorang guru dan murid.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
6
istilah studi pustaka yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
2. Sumber Data
Adapun referensi yang menjadi sumber data primer yaitu data yang
7
Wal Muta’aliim (pendidikan akhlak untuk pelajar dan pengajar)
buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini dengan
8
ilmiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis ini
berikut:
murid.
9
d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari
F. Telaah Kepustakaan
dan dari pengarang yang sama dengan judul penelitian ini, yaitu tokoh
berikut :
skripsi yang akan dikaji penulis yaitu pada fokus penelitiannya. Paryono
10
seorang guru dan murid dalam kitab al-Adab Fi al-Din. Jadi, baik secara
Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2017, yang
seorang yang alim. Ketiga, inti ilmu adalah pengetahuan yang membuat
penelitian saya adalah adab atau sopan santun seorang guru dan murid
dalam upaya membangun moralitas guru dan murid dalam suatu pola
11
hubungan yang harmonis dengan meneliti pemikiran pendidikan Imam
judul “Etika Guru dan murid Menurut Imam al-Ghazali dalam Kitab
Ihya’ Ulumuddin”. Dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa ada tiga
dimensi yang tersirat dalam Etika guru dan murid sebagaimana yang
tujuan yang jelas ke arah ukhrawi dengan berniat ibadah kepada Allah
Swt, adanya nilai-nilai yang khas yakni nilai religiusitas, adanya upaya
pada adab seorang guru dan murid yang terdapat dalam Kitab al-Adab
Fi al-Din.
12
ini belum ada kajian yang secara khusus mengkaji topik yang akan
G. Penegasan Istilah
1. Adab Guru
Adab guru terdiri dari dua kata yakni adab dan guru. Menurut
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah
Adab ( اب
ُ َ (آدdalam Kamus Kontemporer Arab Indonesia
memiliki arti moral, etika dan adab (Ali, 1998 : 64). Adab juga
memiliki arti etika dan moral. Menurut Ahmad Amin, Etika adalah
ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang
13
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia
moral dan etika adalah adat istiadat dan pikiran manusia dalam
kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan sopan santun sesuai dengan
14
Dengan demikian, adab merupakan pedoman untuk
mengajar. Dalam istilah lain guru bisa disebut juga dengan pendidik
2. Adab Murid
15
Sedangkan murid bisa juga disebut dengan peserta didik.
yang didasarkan atas aturan agama Islam dan telah berlaku umum
3. Imam Al-Ghazali
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Imam besar Abu Hamid al-
Ghazali Hujjatul- Islam. Lahir pada tahun 450 H di Atthusyi dan wafat
tahun 505 H, dalam usia 55 tahun. (Syakur, 2008 : 33). Beliau adalah
16
Kitab ini dikarang oleh Imam al-Ghazali, beliau dilahirkan di Atthusyi
pada tahun 450 H. Kitab yang berisi sebanyak 54 halaman dan berisi
sebanyak 11 bab ini sangat ringkas dan mudah dipelajari. Kitab ini
H. Sistematika Penulisan
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah,
garis besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling
17
ini berisi tentang adab guru dan murid dalam kitab al-Adab
lampiran.
18
BAB II
BIOGRAFI NASKAH
1. Lahir
daerah yang masih dalam kekuasaan Negara Baghdad ibu kota Iraq,
oleh ulama ahli Fiqih dan ahli nasihat serta berusaha mengamati dan
agar dikaruniai putra yang suka duduk di majlisnya para Ulama, baik
19
Ulama Fuqoha atau Ulama Ahli Petuah, yang mana mereka mau
do’anya dan memberi karunia kepadanya dua orang putra yaitu, Abu
26-27).
hari sang sufi yang melaksanakan wasiat orang tua Imam al-Ghazali
20
memenuhi kebutuhan hidup keduanya kecuali makanan pagi dan
Razkani at-Tus. Pada waktu itu, usia al-Ghazali masih relatif kecil,
2. Masa Muda
21
Dalam perjalanan kembali ke kampung halaman, al-Ghazali
pelajaran apa yang ada di dalam catatan itu. Kejadian itu menjadi
22
Selama tiga tahun di kampung halamannya Atthusyi, Ia
tasawuf pada Yusuf an-Nassaj (w.487 H). Tokoh inilah yang kelak
3. Masa Dewasa
23
majlis ta’lim miliknya yang menjadi tempat berkumpulnya para
24
tentang bathiniyah. Al-Ghazali dengan tuntas membaca karya-karya
tulisan para sufi seperti al-Muhasibi (w. 243 H/ 637 M), al-Junaid
(w. 298 H/854 M), as-Shibli (w. 334 H/495 M), al-Bustami (w. 262
pejabat, para menteri dan para tokoh serta keluarga kerajaan, tiba-
Qardhawi, t.t.:187-188).
25
Ketika Imam al-Ghozali menampakkan keinginannya untuk
Al-Ghazali tinggal selama dua tahun di tempat itu, dan selama itu
kegiatan kecuali hanya uzlah dan menyepi dari banyak orang dan
26
berdzikir kepada Allah Swt. Dari Syam kemudian ke Baitil Maqdis
t.t.:188).
2006:38).
yang secara unik menempuh jalan menuju Tuhan, cara hidup mereka
27
adalah cara hidup yang terbaik dan paling tepat dari sisi etika dan
4. Wafat
dari penguasa Saljuk yang baru, Fakhr al-Mulk, putra dari Nizam al-
sebuah khanqah bagi para sufi. Di sini bersama sekitar seratus lima
Shahih Bukhari dan Abu Dawud serta kegiatan menulis, baik dalam
karya yang baru, sehingga dalam waktu yang singkat lahir pula
28
Ibnu Asakir mengatakan, “al-Ghazali r.a, pulang ke
Qardhawi, t.t.:199).
Din yang merupakan sumber primer dan kajian utama dari penelitian ini
yang secara umum akan digambarkan tentang isi kitab al-Adab Fi al-Din
disini adalah bab mengenai adab seorang guru dan murid yang sangat
penting dan harus diketahui oleh seseorang yang sedang menuntut ilmu dan
29
Kitab al-Adab Fi al-Din ini adalah karangan Imam Abu Khamid
Jawa Timur sehingga menjadi kitab yang menjadi bahan ajar santri Pondok
Pesantren Poloso Kediri Jawa Timur. Kitab al-Adab Fi al-Din selain juga kitab
kelanjutan dari kitab al-Munqidz Min a- Dhalaal dan Ihya’ Ulumuddin karya
30
4. Adab penerima hadiah
mata pelajaran yang pernah Imam al-Ghazali pelajari adalah bidang teologi,
hukum Islam, falsafat, logika, sufisme, dan ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu yang
umunya maka menghasilkan kesimpulan bahwa setiap hari ada empat kitab
merupakan bagian dari Nasyru zaman (waktu yang diperpanjang) bagi para
31
ulama termasuk beliau, adalah merupakan karomah terbesar bagi siapa yang
Juz I/38, Juz II/238 dan Juz III/325, terbitan Mesir tahun 1324
32
ada di Darul Kutub al-Mishriyah, No.7 dan ada pula di tempat
Arab).
33
Muhammad Ali Athiyah al-Katby, serta tahun 1351 H,
Spanyol.
Ihya’.
Traite Disciple.
11. Albabul Muntahal Fi Ilmil Jadal. Karya ini disebut oleh Ibnu
34
12. Bidayatul Hidayah. Berbagai penerbit menerbitkannya,
dan Jerman.
Ali No. 327, Dimyath Umumiyah No. 44. Yang disebut pertama,
No. 27- Fiqh Syafi’I, namun kurang halamannya. Dan pada No.
Daur.
35
15. At-Ta’wilaat. Disebut oleh Brockleman, I/747, No. 21.
18. Talbis Iblis. Disebut oleh as-Subky, IV/116, Thasy Kubra dalam
36
Qadhi Ibrahim Bombay, cetakan Hijr, tahun 1283 H, dari
37
24. Jawabul Ghazaly ‘an Da’wati Mu’ayyidil Muluk lahu li
30.
hlm. 62.
38
I/754. Naskah berbentuk manuskrip juga ditemukan di Bani
1996.
39
Ghazali , al-Jawahirul Ghawali min Rasailil Ghazali, Kairo,
Khurdi.
2148.
449.
40
40. Kimiya’ as-Sa’adah. Terbit dalam teks Persia di Calcutta tanpa
Badawi, hlm. 9.
41
42. Mihakkun Nadzar fil Fiqh. Disebut oleh al-Ghazali dalam al-
dan 1303 H, lantas di Kairo tahun 1309 H, serta pada Hamisy al-
42
47. Al-Wasith. Disebut oleh Ibnu Khalikan, III/354, as-
Darul Fikr, Beirut, 1996, hlm. 222. ( al-Qardhawi, t.t.: 199- 199).
43
BAB III
1. Pengertian Adab
Yasin (2008: 20), Kata ta’dib berasal dari kata aduba–ya’dubu, yang
berarti melatih atau mendisiplinkan diri. Atau juga berasal dari kata
santun (adab) kepada seseorang agar bertingkah laku yang baik dan
disiplin.
2. Pengertian Guru
yang mengajar. Kata teacher yang berarti pengajar. Selain itu, terdapat
dua tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar
pengertian guru lebih banyak lagi seperti al-alim (jamaknya ulama) atau
para ulama atau ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru.
44
Demikian juga dalam litetatur pendidikan Islam, seorang guru akrab
dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena
sifat- sifat yang harus melekat pada seorang pendidik itu dapat
terhadap peserta didik; 2). lemah lembut; 3). rendah hati; 4).
Jadi, dalam perannya, guru tidak hanya tahu tentang materi yang
45
3. Pengertian Murid
menjadi salah satu sifat Allah Swt yang berarti Maha Menghendaki.
hidupnya agar berbahagia dunia dan akhirat dengan jalan yang sungguh-
digunakan oleh para tokoh pendidikan dalam Islam, antara lain; 1).
sebagai orang yang sedang belajar menerima atau mempelajari ilmu dari
dan perilaku yang sopan dan santun dari seorang mu’addib, sehingga
46
intelektualnya melalui proses pembelajaran sehingga memiliki
berakhlak mulia.
B. Adab Guru dan Murid Menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-
Adab Fi Al-Din
47
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan dalam kitab al-Adab Fi al-
Din:
ُ الُ َّج ِة و ِ ِ ِ ُّص السائِ ِل وتَرُك الت َكل ِ السؤ ِال خ ََلصةً ِمن
القبول ُ ُاُ ف َو ا ْست َم َ ْ َ َ ِ السائ ِل ِإل ْخ ََل
َ ْ َ ُ َُ
صِم ِ َلَها و اِ ْن َكان
ْ الخ
َ ت من
ْ َ َ
48
Seorang pendidik hendaknya mendengarkan permasalahan serta
bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari
78, dijelaskan :
َ َ ص َار َواْْلَفِْئ َد َّ ون أ َُّم َهاتِ ُك ْم الَتَ ْعلَ ُمو َن َشْيًئا َو َج َع َل لَ ُك ُم
َ الس ْم َع َواْْل َْب
ِ ُوالله أَخرج ُكم ِمن بط
ُ َ َْ ُ َ
لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن
“Dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (Q.S an-Nahl:78)ُ)ُYunus,
1973:391).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan
dan kewajibannya.
49
bertemu dengan guru, murid hendaklah membiasakan untuk
خَلف
َ قَ َال فََُل ٌن: ُالس ََلِم َو يَِق ُّل بَْي َن يَ َديِْه ال َك ََلِم َويَ َق ْوُم لَهُ إِذَا قَ َام َوَال يَ ُق ْوُل لَه
َّ ِيَْب َد ُؤهُ ب
َوَال يَ ْسأ َُل َجلِْي َسهُ فِي َم ْجلِ ِس ِه َوَالَ ْيب َت ِس ُم ِعْن َد ُم َخاطََبتِ ِه َوَال يُ ِشْي ُر َعلَْي ِه بِ ِخ ََِلف,لت
َ ََما ق
أيه َوَالَ يأْ ُخ ُذ بثوبِِه إِذَا قَ َام َوَال يَ ْسَت ْف ِه ُمهُ َع ْن َم ْس أَلٍَة فِي طَِريِْق ِه َحتَّى يَْب لُ ُغ إِلَى َمْن ِزلِِه َوَال
ِر
50
Apabila berbicara dengan guru hendaknya berbicara dengan tutur kata
yang baik serta tidak boleh menarik pakaian yang dikenakan gurunya.
pekerjaannya.
اإلصغاء إِلَى ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ الرحمة َو ُ ات ال َف ْهِم َو ا ْن
تظار َ اُ اْل َْم ِر و
ُ إنص ُ الخ ْشَية َوا ْست َم
َ س جلس َة
ُ يَ ْجل
ِ ف وتَع ِريف ا ِإلبتِ َداء وب يا ُن اْلهمز َِ وتَعليم الع َد ِد و تَج ِوي ُد
الُرف ِ َُ َّشابِِه وإِ َشار
ْ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ََ َ ْ ُ ْ ْ َ الوْق َ َ َ َ المت
ِ ِ ِ ِِ َ َُ َوفَائِ َد
َ ث لَهُ إِ َذا َح
َض ٍر ُّ ُال َ المَت َعلِم إِ َذا َغ
َ اب َو ُ الس َؤ ُال َع ْن
ُ الخاتم َوالرْف ُق بالباد ْي َو
. ُتاج إِلَى أَ ْن يَ ُؤَّم َغْي َره ِ ِ ِ ِ ِِ ِ المتلق ِن ي ْل ِقنه ما ي
ِ ِث وي ب َدأُ ب
ِ ِ
َ صل ْي به لَن ْفسه أ َْو ا ْح
َ ُ َ ُُ َ َْ َ َْوتَ ْرُك الْ َُدي
“Duduklah dalam keadaan takut, mendengarkan perintah ayat,
memahami, mengharap rahmat dari Allah, mendengarkan ayat yang
serupa, isyarat waqof, memberi pengertian di awal membaca,
menjelaskan hamzah, mengajarkan bilangan ayat, maupun dalam
makharijul huruf. Mengambil manfaat intisari Al Qur’an, berperilaku
asih kepada pemula, mengabsen siswa yang tidak hadir, memotivasi
pelajar yang hadir, meninggalkan mengobrol. Menuntun dalam hal
yang membutuhkan tuntunan seperti ketika sholat sendiri atau
berjama’ah” (al-Ghazali , t.t.:6).
51
kepada muridnya di awal membaca al-Qur’an, menjelaskan tanda
berjama’ah.
Adab Fi al-Din:
52
Duduk dalam sikap rendah diri, mengumpulkan kefahaman,
menundukkan kepala, meminta izin sebelum membaca kemudian
membaca ta’awudz, membaca basmallah, dan berdo’a setelah
membaca Al Qur’an” (al-Ghazali, t.t.:6). “
5. Adab Mendidik Anak Kecil
الش ْزَر ِِ ِ ِعْن َدَم الُسن وما اِست ْقبُهم فَ هو ِعْن َدَم ال َقِبيح و ي ْلزم الصم
َ ت في َجلَ ْسته َو
َ ْ ُ َُ َ َ ُ ْ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ ََ َ ُ َ ْ ُ
ِ ُالرَب ِة وَالي ْكثِر الَضرب والت ع ِذيَ وَال ي ِ ِ ِ
ادثُ ُه ْم فََي ْجَت ِرئُ ْوا َ ُ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َّ ِف ْي نَظْ ِرهِ َويَ ُك ْو ُن ُم ْعظَ ُم تَأْديِْبه ب
يتنزُه ً َعلَْي ِه َوَال يَ َد ُع ُه ْم يتُدثُ ْو َن فََي ْنَب ِسطُْو َن بَْي َن يَ َديِْه َوَال يُ َما ِز ُح بَْي َن أَيْ ِديْ ِه ْم
َّ أحدا َو
ب َو َالن ِمْي َم َة َوَال يَ ْسأَلُ ُه ْم َع ْن أ َْم ٍر ينُ ْوبُ ُه ْم ِ ِ الغي ب َة وي و ِح ِ ِ
َ ِ عْن َد َُ ْم ال َكذ
ُ ْ ُ َ َ َْ َويُقْب ُح عْن َد َُ ْم
ُّ َِ َالصَل
ويعرفُ ُه ْم بِ َما َ الطهار َِ َو ِ ِ ِ فَيُثَِقلُوهُ وَال يُ َكثر الطََل
ُ َ م ْن اَ َْله ْم فََي ُملُّ ُوهُ َويُ َع
َ لم ُه ْم َع ْن َ ُ َ ْ
ِ
النجاسة يلُ ُق ُه ْم من
َ
Sikap utama dalam mendidik anak kecil adalah dengan
memberikan contoh atau suri tauladan kepada anak didik. Karena,
anak kecil cenderung memperhatikan tingkah laku dan mendengarkan
yang disampaikan guru baik hal positif maupun negatif. Seorang
pendidik hendaknya tenang ketika bersama anak kecil, yaitu dengan
sikap berwibawa sehingga dapat memperlihatkan sikap yang disegani
anak-anak. Tidak memukul dalam menghukum anak didik, tidak sering
bergurau, tidak menyampaikan cerita buruk dalam keseharian orang-
orang, menerima pemberian dari anak didik, menjaga kewibawaan di
hadapan anak didik. Mencegah perilaku menyakiti antar sesama,
mencegah anak didik dari hal perbuatan negatif seperti gosip,
berbohong, mengadu domba, dan jangan bertanya tentang hal yang
memberatkan. Tidak memberikan materi pelajaran melebihi
kemampuan anak didik, sehingga mereka merasa bosan. Pendidik juga
hendaklah mengajarkan tata cara bersuci, sholat dan cara mensucikan
najis (Al-Ghazali , 7-8).
53
Sebagaimana tugas kedua orangtua dalam memberikan contoh
didik agar tumbuh dan berkembang menjadi dewasa atau sempurna. Al-
anak didik hendaknya diutarakan dengan tutur kata yang baik. Dengan
perlakuan yang sopan dan lemah lembut, murid akan lebih berani untuk
meminta maaf.
54
didik, serta memberikan pelajaran mengenai tata cara bersuci, sholat
jujur dan tidak menyimpang dari hal yang sebenarnya terjadi. Jujur
ِ
ُ ول َوتَ ُخونُوا أ ََمانَاتِ ُك ْم َوأ
َنت ْم تَ ْعلَ ُمو َن َ الر ُس
َّ الله َو َ يَاأَيُّ َها الَّذ
َ ين َء َامنُوا الَتَ ُخونُوا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui” (Q.S. Al-Anfal:27).
55
cerita), tidak membicarakan pertentangan ulama, memahami dan
menjaga dari kesalahan, tidak merubah cerita, menghindari dari tutur
kata yang menyimpang, tidak merubah lafadz yang sebenarnya,
menjauhkan dari sendau gurau, meninggalkan perbuatan negatif,
bersyukur atas nikmat karena diutusnya Rasulullah dengan meniru
sikap rendah hatinya, meriwayatkan cerita yang dapat diambil
hikmahnya, dalam hal hukum fardhu maupun sunnah serta memahami
tata cara dalam mendalami kitab Allah Swt (al-Ghazali, t.t:8).
rendah hati, maka akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Sesuai
guru hendaknya telah belajar atau berguru kepada ulama yang lebih tua
56
baik dan dengan perbuatan itu akan menggolongkan kita kepada
57
agama, dan tidak mencatat dari golongan orang yang tidak sholih (Al-
Ghazali, t.t :9-10).
atau mengaji adalah dengan belajar kepada guru atau masyayikh yang
terpercaya. Terpercaya dalam arti beliau adalah orang yang adil, tidak
mencari guru yang terpercaya, murid bisa menanyakan kepada para ahli
agama dan yang lebih utama adalah meminta petunjuk Allah SWT. Hal
murid tidak merasa cukup dengan ilmu yang sedikit ia dapatkan selagi
masih ada kesempatan dapat mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi.
karena ilmu yang akan didapat murid pada masa yang akan datang tidak
58
hal itu, hendaknya ia tidak menampakkan bahwa dia juga tahu akan hal
itu.
maka ia tidak boleh berbangga diri dengan berkata “saya sudah pernah
lain.
8. Adab Menulis
59
tidak berbicara buruk di dalam majlis, tidak mengalihkan
pembicaraan, akrab dengan sesama teman (al-Ghazali , t.t:10).
adalah ibadah dan tidak sah ibadah kecuali dengan hati yang bersih dan
dengan tulisan yang rapi dan indah. Murid juga harus berkonsentrasi
9. Adab Ceramah
60
lapang dada, bertahap dalam mengajarkan anak didik baru dengan
penuh kasih sayang, dan yakin bahwa yang disampaikan dapat
bermanfaat (al-Ghazali, t.t.:11).
Memberikan ceramah merupakan tugas seorang guru dalam
guru yang lebih tua dan berprasangka baik dengan para pendengar yang
para pendengar.
61
Al-Ghazali berpesan dalam kitab al-Adab Fi al-Din bahwasanya
agar mendapatkan ridho Allah Swt serta ridho guru dalam menuntut
62
BAB IV
1. Adab Guru
mengenai adab, aturan, dan nilai-nilai hidup yang baik dan benar.
Penanaman ketrampilan, sikap, dan mental anak didik akan lebih efektif
apabila diwujudkan dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan
didiknya.
63
penampilan, tindakan, ucapan, cara berpaikan, dan dalam menghadapi
yang dapat dijadikan idola dan bisa dinilai menjadi sosok yang ideal
untuk anak didiknya. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang
memenuhi tugas sebagai hamba dan khalifah Allah Swt, serta mampu
yang bertaqwa.
berikut:
64
hina, yaitu bila guru mendatangi rumah murid dengan membawa
ٍ ي رفَ ِع الله الَّ ِذين ءامُنوا ِمن ُكم والَّ ِذين أُوتُوا الْعِْلم درج
ات َواللهُ بِ َما تَ ْع َملُو َن َخبِ ٌير َ ََ َ َ َْ َ َ َ ُ َْ
65
karena akan memberikan manfaat bagi orang lain juga. Dengan
dihindari oleh seorang pendidik antara lain adalah tidak boleh riya’
66
Dalam proses pembelajaran, masing-masing siswa memiliki
67
sedikitnya adalah ia bersujud dengan meletakkan dahinya di atas
68
secara perlahan dengan kasih sayang dalam memberikan kiat sukses
dalam belajar seperti memulai dari perkara yang mudah dan tidak
guru yang baik adalah guru yang memiliki sifat-sifat umum, yaitu
menjadi contoh dan teladan bagi anak didik. Dengan kuat fisiknya,
sosok guru yang sempurna, guru yang pantas menjadi teladan para
69
Dalam dunia pendidikan, guru hendaknya memiliki rasa
dan rasa percaya diri pada diri murid terhadap gurunya. Ketika ingin
depan umum. Selain dengan cara yang halus, hukuman yang layak
yang dimiliki murid secara individual. Oleh karena itu, guru harus
didiknya.
70
Hal yang juga harus diperhatikan seorang guru adalah
dengan penuh kasih sayang mengenai tata cara bersholat, tata cara
menimba ilmu kepada seorang guru adalah mencari ridho Allah Swt
tutur bahasa yang baik dan tidak merubah isi materi yang selayaknya
diajarkan.
71
bersikap tawadhu’ atau rendah hati. Seperti halnya Nabi Muhammad
SAW yang sangat luar biasa patut dijadikan teladan dan contoh bagi
dengan baik.
tersebut bertujuan agar murid tidak kaget dan tidak bingung kecuali
tersebut.
72
memiliki satu pendapat yang dijadikan pegangan maka hendaknya
positifnya.
ulama yang lebih tua yang memiliki keahlian dalam bidang syari’at.
Imam Syafi’i berkata, “Siapa orang belajar fikih dari kitab atau
73
Dzat Allah SWT, cukup dengan meyakini akan eksistensi-Nya yang
meyakini bahwa Dzat Allah yang luhur bersifat Maha Kuasa, Maha
74
harus jujur dengan mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah
itu salah. Hal ini dikarenakan guru yang tidak jujur akan merugikan
e. Adab Ceramah
tidak mau kalah dalam berdebat. Karena, tidaklah patut bagi orang
lebih tua, lebih shalih, atau lebih mulia dan bersikap ta’dzim untuk
kepada anak didik yang baru. Sebab setiap orang yang baru pasti
75
merasa kurang nyaman, maka tugas guru adalah bersikap santun dan
ramah agar orang itu merasa tentram. Guru tetap memuliakan siapa
saja yang hadir dalam majlisnya dengan tutur kata yang sopan, dan
dimiliknya.
buat atau dengan bahasa isyarah karena Allah Swt akan murka
kelalaian hatinya.
2. Adab Murid
76
Apabila ingin menanyakan suatu hal kepada guru, murid
guru.
yang lucu yang ada unsur penghinaan, yang tidak pantas, dan tidak
Ketika guru mengucapkan suatu pendapat atau dalil yang tidak jelas,
keadaan seperti itu murid harus berpikir positif. Murid harus bisa
77
menyadari bahwa keterjagaan dari kesalahan pada manusia
tidak boleh membuat seorang guru marah dengan sikap murid yang
gurunya.
adalah bersikap rendah hati niat ikhlas dalam mencari ridho Allah
78
kalanya berdiri maupun adakalanya duduk, dengan menghadap
salah satu amal sholeh, dan do’a atau harapan yang mustajab adalah
guru atau masyayikh yang telah dikenal terpercaya berupa adil, tidak
yang telah diketahui memiliki keahlian, sifat asih, citra yang baik,
terfokus kepada satu pelajaran saja, akan tetapi juga mencatat hal-
79
hal yang dianggap sulit serta keterangan penting yang terkait dengan
mendengar adzan subuh. Apabila tidak ada teman yang bisa diajak
di dalam hati makna dan lafadz yang telah didengar sebelumnya agar
80
Apabila guru dalam mengajar menyampaikan suatu
menampakkan bahwa dia juga tahu akan hal itu. Seperti halnya
81
tidak berkaitan dengan pelajaran tersebut atau hal-hal yang dapat
d. Adab Menulis
bisa lebih fokus mendengarkan materi dari gurunya. Pena yang telah
kemudian hari.
orang.
baik dan benar. K.H. M. Hasyim Asy’ari berkata dalam kitab Adabul
82
dzikruhu, tabaroka ismuhu, jallat ‘adhomatuhu dan lain sebagainya.
ِ ِ
ً صلُّ ْوا عَليه و َسل ُموا تسل
يما
83
sebagaimana semuanya tergolong ahlul ‘ilmi, pembawa dan pencari
e. Adab Mendengar
sehari-hari.
84
penghormatan secara bathiniyah yaitu si murid tidak mengingkari
dianggap munafik.
Saat Ini
Melihat kondisi riil yang ada sekarang ini, seperti maraknya tawuran
85
ini berarti pendidikan belum mampu membentuk manusia ideal yang dapat
masyarakat.
Guru dan murid adalah dua unsur yang serasi, seimbang karena
demikian, dalam proses interaksi guru dan murid dalam mencapai tujuan
prinsip motivasi belajar, minat dan prinsip menjaga perbedaan setiap anak
menghadapi persaingan.
86
Dalam proses belajar mengajar, seringkali interaksi yang tidak
dan pulang sore hari. Ketika di dalam kelas, guru hanya memberikan
adalah dengan cara yang buruk, bukan seperti pujian dan motivasi yang
kitab al-Adab Fi al-Din. Pendidikan saat ini yang mengalami krisis etika
Islam dalam membentuk karakter anak didik dan guru serta membentuk
dengan akhlak yang baik agar para pelajar itu mudah menuju jalan ke akhirat
yang menyampaikannya kepada Allah (Nata, 2001: 101). Dalam Kitab al-
87
dan murid yaitu dengan membuat suasana keagamaan dalam proses
satu dari bentuk sifat yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh siapapun,
khususnya guru dan murid dalam pendidikan, dimana antara sikap guru dan
murid sangatlah terkait satu sama lain dalam proses belajar mengajar. Sosok
guru yang ideal adalah guru yang memiliki motivasi mengajar dengan
ikhlas, tawadhu’, bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang
berbuat meyimpang, dan guru menjadi tipe ideal untuk dijadikan teladan
anak didiknya.
yang menghalangi antara seorang guru dengan murid. Tawadhu’ dalam arti
darinya. Jika seorang murid dekat dengan gurunya, maka ia akan mampu
88
guru akan lebih dekat dengan murid, kenyamanan dalam belajar mengajar
pendidik, tertib dalam menuntut ilmu, tidak menyakiti hati guru dan teman
Allah Swt kepadanya. Guru bukanlah petugas suruhan tetapi panggilan jiwa
untuk mengabdi dan mencari ridho Allah Swt. Dengan sikap yang tertanam
pada diri guru sebagai pemegang kesuksesan dan murid sebagai orang yang
butuh akan bimbingan serta orang tua yang berkepentingan akan kesuksesan
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adab Guru dan Murid Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab al-Adab Fi
al-Din
guna mendapatkan ridho dan cinta-Nya. Adab guru dan murid yang ideal
menyombongkan diri, guru juga harus menjadi sosok yang patut diikuti
mampu menggali potensi murid dan penuh kasih sayang. Begitu juga
murid harus memiliki sikap rendah hati dalam menuntut ilmu mencari
pancaran ilmu dari Allah Swt dengan cara menghormati guru, menerima
pendapat guru dan tidak menyalahkannya, selalu berfikir postif akan ilmu
90
2. Relevansi Adab Guru dan Murid dalam Kitab al-Adab Fi al-Din dikaitkan
penanaman nilai dan akhlak dalam kegiatan belajar mengajar. Sosok guru
yang ideal adalah guru yang memiliki motivasi mengajar dengan ikhlas,
tawadhu’, bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang kepada
meyimpang, dan guru menjadi tipe ideal untuk dijadikan teladan anak
didiknya.
91
sungguh dalam belajar, mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji, bersikap
hati guru dan teman lainnya. Murid harus membersihakan hatinya kembali
agar mendapatkan pancaran ilmu dengan mudah dari Allah Swt, berniat
Allah Swt.
B. Saran-saran
1. Adab guru dan murid sebagaimana yang telah dijelaskan Imam al-Ghazali
globalisasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Atabik & Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1998. Kamus Kontemporer Arab Indonesia.
Yogyakarta: Multi Karya Grafika.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nata, Abuddin. 2001. Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru dan Murid.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
_____________ 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali Pers.
Rajasa, Sutan. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Cendekia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
93
Syakur, Masyhudi. 2008. Biografi Ulama’ Pengarang Kitab Salaf. Jombang: Darul
Hikmah.
Usman, Moh Uzer. 1991. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
94
95
96
DAFTAR NILAI
97
SURAT KETERANGAN KEGIATAN MAHASISWA
NIM : 111-13-035
Jurusan : PAI
Peduli”
Pendidikan Indonesia”
2013
98
6. “ Training SIBA – SIBI Semester 08- 09 Peserta 2
Bangsa Indonesia”
Al Qur’an”
MAHASISWA”
99
“Intelektualitas dan Akhlaqul
Karimah Mahasiswa”
17. Bedah Novel “Gus Dur & Sinta” 17 Mei 2015 Peserta 2
Abroad University”
Berani Berwirausaha”
100
. “Menumbuhkan Semangat 24 Desember Peserta 2
Negeri Hijaz
Bermartabat”
Kewirausahaan”
Islamiyah
101