Anda di halaman 1dari 190

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN

PADA ANAK USIA DINI DI TK ISLAM TAUD SAQU


IBNU HASYIM TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Nabighoh Khoirun Nisa
NIM: 11140184000005

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M
ii
iii
iv
ABSTRAK

Nabighoh Khoirun Nisa (11140184000005). Jurusan Pendidikan Islam Anak


Usia Dini. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
pada Anak Usia Dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang”.

Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi yaitu proses


penyampaian pesan ke penerima pesan melalui pembelajaran tertentu. Mengingat betapa
pentingnya kelancaran proses pembelajaran maka para ahli pendidikan berupaya untuk
memunculkan inovasi-inovasi baru demi tercapainya materi ajar peserta didik agar
proses belajar mengajar dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak
usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan
analisis Miles dan Huberman dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan
verifikasi atau kesimpulan. Penemuan penelitian ini adalah bahwa strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an memerlukan persiapan pembelajan, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, evaluasi hasil program pembelajaran, perbaikan program kegiatan
pembelajaran, serta faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah memahami bahwa strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an di sekolah berpengaruh besar terhadap peran guru dan orang tua
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada anak. Oleh karena itu, guru
dan orang tua harus menjalin kerjasama yang baik dan perlu melakukan inovasi dalam
strategi pembelajaran yang lebih menarik dan lebih baik. Penelitian ini memberikan
masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai
kemampuan membaca al-Qur’an pada anak yang lebih tepat melalui strategi
pembelajaran.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Membaca al-Qur’an, Anak Usia Dini

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, sebagai manifestasi rasa syukur kita
kepada kehadirat Illahi Rabbi yang telah melimpatkan rahmat dan karunia-Nya serta
menganugerahkan nikmat iman, Islam dan nikmat sehat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an
pada Anak Usia Dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan terbaik, beserta keluarga, para sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman. Beliau orang yang begitu mencintai kita sehingga
diakhir hayatnya yang beliau sebut dan kenang hanyalah kita umatnya.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami.Namun, berkat do’a, perjuangan, kesungguhan
hati dan dorongan serta nasehat-nasehat yang positif dari berbagai pihak untuk
penyelasaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA.,selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Miratul Hayati, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak
sedikit pun mengurangi rasa hormat dan takzim penulis, yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dan membimbing juga memberikan banyak motivasi kepada

vi
penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
7. Kepala TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang yaitu Rika Erlina, S.Pd.I
beserta pendidik Ust. Zul, Nur Asya, Safira, Dian Okta, Ka Dian, Bunda Diah dan
anak didik serta orang tua murid yang telah membantu pengambilan data selama
penyusunan skripsi ini.
8. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Alm. Umi tercinta juga
Abah, Umi tersayang serta Nurjanah Annisa Febriyanti dan Aisyah Qurota Ayun
selaku adik rasa kakak yang selalu memberikan doa, dukungan pada penulis.
Tanpa kasih sayang dan perjuangan mereka selama ini, mungkin penulis tidak
berhasil menyelesaikan studi S1 di kampus ini. Semoga Allah memberikan surga
Firdaus dan memberikan balasan kebaikan dan keberkahan yang berlipat ganda
serta senantiasa Allah berikan kesehatan untuknya.
9. Teman teristimewa Nur Arsyiah dan keluarga yang bersedia direpotkan penulis dan
sudah menemani perjuangan penulis hingga menyelesaikan tugas akhir.
10. Teman-temanku Suciani, Putri Ni’mah, Fikri Amalia Siregar, Fajrina Muthoharoh,
Mira Nurahmah, Ina Nihayah, Dinda Tiara yang memberikan banyak kontribusi
sekaligus tempat berteduh dikala senang dan sedih.
11. Anak-anak Medan kosan tercinta ka Warda Daulay, Rani anak IT, Sakinah, Lanma
yang telahmenyediakan tempat berteduh dari terik maupun hujanbagi penulis.
12. Squad Insya Allah Istiqomah Minarni Dewi, Robbi Saskia yang sedang sama-sama
berjuang dan saling menguatkan sehingga penulis terpacu segera menyelesaikan
studi.
13. Teman seperjuangan dan sepermainan PIAUD 2014 yang selama ini memberikan
nasehat, motivasi, perhatian, canda dan tawa kepada penulis. Semoga Allah
memberikan keberkahan atas kebaikan-kebaikan mereka.
14. Tak lupa segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun
turut membantu penulis dalam penulisan skripsi ini ataupun memberikan pelajaran
hidup bagi penulis. Penulis tidak dapat membalasnya dengan apapun, semoga Allah
Swt, yang akan membalas dengan balasan yang sebaik-baiknya di dunia dan di

vii
akhirat. Jazakumullah khairan katsiran penulis ucapkan kepada segenap pihak
tersebut.

Demikianlah skripsi ini dibuat. Penulis menyadari dan mengakui bahwa masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik berkaitan dari segi penulisan,
susunan kalimat ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama, lebih khusus bagi penulis sendiri, dan semoga
skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan,
khususnya Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

Jakarta, Agustus 2021


Penulis,

Nabighoh Khoirun Nisa

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................................................iv
ABSTRAK ........................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ...................................................................................... 10


1. Strategi Pembelajaran ....................................................................10
a. Definisi Strategi Pembelajaran ...............................................10
b. Jenis Strategi Pembelajaran.................................................... 13
c. Komponen Strategi Pembelajaran .........................................14
d. Implementasi Strategi Pembelajaran .....................................16
2. Membaca al-Qur’an .....................................................................18
a. Definisi Membaca .................................................................18
b. Tahap Perkembangan Bahasa Anak ......................................19
c. Komponen Membaca ............................................................ 20
d. Definisi al-Qur’an .................................................................20
e. Kemampuan Membaca al-Qur’an .........................................21

ix
f. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an ............................................22
g. Isi/Materi Pembelajaran al-Qur’an ........................................23
h. Metode Membaca al-Qur’an ................................................. 23
3. Anak Usia Dini .............................................................................25
a. Definisi Anak Usia Dini ........................................................ 25
b. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini ..................................26
c. Tujuan Membaca Anak Usia Dini .........................................28
d. Tahap Perkembangan Kemampuan Membaca ...................... 29
e. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini .................................31
4. Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an pada AUD ...............32
a. Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an pada Anak Usia
Dini ........................................................................................ 32
b. Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembelajaran Membaca
al-Qur’an pada Anak Usia Dini .............................................33

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 38

B. Latar Penelitian ................................................................................. 38

C. Metode Penelitian .............................................................................39

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 40


1. Observasi .................................................................................... 42
2. Wawancara ................................................................................. 42
3. Studi Dokumentasi .....................................................................44

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................... 45

F. Analisis Data ..................................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim .................. 51


a. Profil Sekolah .............................................................................51
b. Visi dan Misi TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim .................. 52

x
c. Data Guru dan Siswa .................................................................53
d. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................. 53
e. Informasi Partisipan ...................................................................54
B. Pembahasan ....................................................................................... 56
a. Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an di TK Islam TAUD
SaQu Ibnu Hasyim ......................................................................57
b. Faktor Pendukung Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an di
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim ..........................................74
c. Faktor Penghambat Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an di
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim ..........................................82

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 87

B. Implikasi ........................................................................................... 88

C. Saran .................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................90


LAMPIRAN .................................................................................................................. 97

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................36


Tabel 3.1 Sumber dan Teknik Pengumpulan data ........................................40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi .......................................................................41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara ....................................................................43
Tabel 3.4 Daftar Ceklist Dokumentasi ...........................................................45
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................49
Tabel 4.1 Sarana Prasarana TK .....................................................................59

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 ..........................................................................................................59


Gambar 4.2 ..........................................................................................................60
Gambar 4.3 ..........................................................................................................61
Gambar 4.4 ..........................................................................................................63
Gambar 4.5 ..........................................................................................................64
Gambar 4.6 ..........................................................................................................66
Gambar 4.7 ..........................................................................................................66
Gambar 4.8 ..........................................................................................................67
Gambar 4.9 ...........................................................................................................67
Gambar 4.10 ........................................................................................................68
Gambar 4.11 ........................................................................................................68
Gambar 4.12 ........................................................................................................69
Gambar 4.13 ........................................................................................................70
Gambar 4.14 ........................................................................................................71
Gambar 4.15 ........................................................................................................72
Gambar 4.16 ........................................................................................................73
Gambar 4.17 ........................................................................................................74
Gambar 4.18 ........................................................................................................75
Gambar 4.19 ........................................................................................................77
Gambar 4.20 ........................................................................................................78
Gambar 4.21 ........................................................................................................79
Gambar 4.22 ........................................................................................................81
Gambar 4.23 ........................................................................................................83
Gambar 4.24 ........................................................................................................86

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hasil Pengumpulan Data


2.1 Catatan Wawacara (CW) ..........................................................................99
2.2 Catatan Lapangan (CL) .........................................................................114
2.3 Kurikulum Prosem ..................................................................................132
2.4 RPPM .......................................................................................................141
2.5 RPPH ........................................................................................................147
2.6 Ceklist Dokumentasi ...............................................................................172
2.7 Dokumentasi ............................................................................................173

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar
menempati posisi yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya
manusia.1 Para ahli psikologi perkembangan memandang bahwa masa anak
usia dini merupakan masa yang sangat penting (golden age) yang hanya
datang satu kali dan tidak diulang. Masa kanak-kanak awal merupakan
periode sensitif (sensitive periods), dimana selama masa ini anak secara
khusus lebih mudah menerima stimulus dari lingkungannya. Usia tersebut
yang merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai
stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja
maupun tidak disengaja.2
Islam memerintahkan untuk selalu memberikan pendidikan kepada
anak sebagai upaya pengembangan potensinya.3 Dalam pandangan agama
(Islam) anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt yang harus dijaga,
dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua. Sejak
lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai
penunjang kehidupannya di masa depan.4 Bila potensi anak dapat
dikembangkan dengan baik, maka perkembangan mereka akan berkembang
secara maksimal.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh firman Allah dalam QS. An-Nisa (9)
sebagaimana berikut:

‫هولْيَػ ُقولُوا‬َّ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ ‫ولْيخ‬


َ ‫ين لَ ْو تَػَرُكوا م ْن َخ ْلفه ْم ذُِّريَّةً ض َعافًا َخافُوا َعلَْيه ْم فَػ ْليَتَّػ ُقوا الل‬
َ ‫ش الذ‬ َ ْ ََ
َ‫ييا‬ ِ
ً ‫َػ ْوً َ ي‬

1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), Cet. VII, h. 47.
2
Ibid., h. 54.
3
Muhammad Fadlilah. Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep & Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 46.
4
Ibid., h. 44.
2

“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya


mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang
mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan
yang benar.” (Qs. An-Nisa: 9)5

Lebih lanjut, Rasulullah SAW bersabda mengenai salah satu kewajiban


orang tua kepada anaknya adalah mengajarkan al-Qur’an. Dalam hadist
dikatakan:

‫اب إِ َذا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ َ‫ َويػُ َعلِّ َمهُ الْكت‬،‫ َ ْف ُُْيس َن ا ْْسَهُ إ َذا ُول َي‬:َ‫م ْن َ ِّ الْ َولَي َعلَ الْ َوالي ََ َةُ َ ْ يَاا‬
‫ َويػَُ ِّو َ هُ إِذَا َ ْ َرَؾ‬،َ ‫َع َق‬
”Hak anak atas orang tuanya ada tiga, yaitu: memilihkan nama anak
yang baik ketika baru lahir, mengajarkan kitabullah al-Quran ketika
mulai bisa berfikir dan menikahkan ketika telah dewasa”(HR. Ahmad).6

Pembelajaran al-Qur’an sejak usia dini semestinya menjadi suatu


kesadaran bagi umat Islam karena merupakan salah satu yang dianjurkan
untuk dipelajari bagi anak sejak dini sebagaimana Ibnu Sina dalam Suwaid
berpendapat bahwa, ketika anak siap menerima pendidikan maka dimulai
dengan mengajarkan al-Qur’an, dituliskan huruf-huruf hijaiyah dan diajari
masalah-masalah agama.7Abu Ashim dalam Muhammad Nur Abdul Hafizh
Suwaid juga berpendapat bahwa, boleh mengajarkan hadist dan al-Qur’an
pada anak usia dini karena ia melihat anaknya yang berusia kurang dari tiga
tahun diajarkan hadist dan al-Qur’an.8
Belajar membaca al-Qur’an bagi umat Islam sejak dini adalah hal yang
sangat penting, sebab al-Qur’an merupakan pedoman hidup untuk umat
Islam. Terutama bagi anak muslim, mereka harus mempelajari al-Qur’an
sejak dini. Selain itu, al-Qur’an menjadi fondasi sebelum anak diajarkan
ilmu-ilmu lainnya.9 Islam memerintahkan penganutnya untuk melakukan

5
al-Qur’an Cordoba, (Bandung: Cordoba, 2015), h. 78.
6
Sunanih, Kemampuan Membaca al-Qur’an Bagi Anak Usia Dini Bagian Dari
Perkembangan bahasa, Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan,
h. 645.
7
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Saw Mendidik
Anak, (Yogyakarta, Pro-U Media, 2010), h. 331.
8
Ibid., h. 343.
9
Muhammad Sajirun, Membentuk Karakter Islami Anak Usia Dini, (Surakarta: Era
Adicitra Intermedia, 2012), Cet. I, h. 28.
3

proses belajar yang continue sampai akhir, melalui pengenalan al-Qur’an


sejak dini maka akan tertanam nilai-nilai Qur’ani dalam diri, karena
pendidikan al-Qur’an memiliki tujuan yang amat mulia yaitu untuk
mewujudkan manusia yang berkarakter.10 Dengan belajar membaca
al-Qur’an, selain mendapat pahala dari Allah dan dapat bersama malaikat
yang mulia, dapat memberikan rasa aman juga menenangkan hati.11
Rasululah mengingatkan setiap orang tua maupun guru untuk mendidik
anak agar dapat membaca al-Qur’an. Dalam hadits dikatakan:
ِ ‫ه بػيتِ ِه وِرااةِ ال ُق‬
َ‫رآف فِإ َّف ََحَلَة‬ ‫ب‬ِّ ُ ‫ب نَبِيِّ ُك ْم َو‬ ٍ ‫ث ِخ‬
ِّ ُ ‫صاؿ‬ ِ ‫َ ُك ْم عل‬ ‫ِّبُوا ْو‬
َ َْ َ ْ
‫أ ِفيااِِه‬ ِِ
ْ ‫نْبِيااه و‬
ِ ِ
َ ‫يامة يػَ ْوَـ َ َّ إ َّ لُّلهُ َم‬
ِ
ِ ‫الق‬
َ ‫ِّ اا يػَ ْوَـ‬
ِ ِ ‫ال ُق‬
ِ ‫رآف‬
“Didiklah anak-anak kamu dalam tiga perkara: mencintai Nabinya,
mencintai ahli baitnya dan membaca al-Qur’an. Sebab orang-orang
yang memelihara al-Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana
Allah ada hari tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-
Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci.”
(HR. At Tabrani).12

Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda mengenai generasi terbaik yaitu


yang belajar dan mengajarkan al-Qur’an. Seperti yang dipaparkan dalam
hadits Bukhari dibawah ini:

ُ‫َخْيػ ُرُك ْم َم ْن تَػ َعلَّ َم الْ ُق ْرآ َف َو َعلَّ َمه‬


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari).13

Mengingat demikian pentingnya belajar dan mengajarkan al-Qur’an


pada anak usia dini maka dalam kehidupan sehari-hari kedua hal tersebut
merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam.
Meskipun agama menekankan pentingnya mempelajari al-Qur’an
namun demikian belajar dan mengajarkan al-Qur’an itu tidak mudah dan
membutuhkan kerja keras serta memerlukan waktu yang cukup lama karena

10
Mahmud Syafi’i. dkk, Efektivitas Metode Asyarah Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca al-Qur’an Pada Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, Vol. 10, No. 2,
2012, h. 186.
11
Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), h. 17-18.
12
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017), Cet. I,
h. 472.
13
Sidqi Jamil Athor, Shohih Bukori, (Beyrout: Daar El Fiker), h. 1283.
4

tidak semua sekolah maupun orang tua mengajarkan anak-anak mereka


al-Qur’an di usia dini.
Terlepas dari pentingnya mengajarkan al-Qur’an pada anak usia dini,
realitanya saat ini terjadi banyak kasus yang mengungkapkan tingginya angka
buta huruf al-Qur’an di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2013 menyebutkan ada sekitar 54% dari total populasi umat Islam di
Indonesia yang tidak bisa membaca al-Qur’an.14 Lebih lanjut, di tahun 2016
Pimpinan Akademi al-Qur’an Wildan Lc mengatakan bahwa, sekitar 60%
umat Islam di Indonesia belum bisa membaca al-Qur’an. Itu berarti hanya
40% umat Islam di Indonesia yang bisa membaca al-Qur’an. Namun, kata
Wildan, umat Islam yang benar-benar lancar membaca kitab suci itu hanya
20% saja. Jadi, 80% umat Islam yang belum lancar membaca al-Qur’an.15
Berdasarkan hasil riset Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) tahun 2018
menyatakan sekitar 65% masyarakat Indonesia masih buta aksara al-Qur’an,
terutama di daerah pedesaan atau wilayah pelosok.16
Menurut Sekda Kota Bandung Edi Siswadi dalam jurnal tatsqif
menyatakan bahwa kondisi anak-anak muslim pada usia dini di perkotaan
khususnya di Kota Bandung usia 6-13 tahun disinyalir hampir 80% belum
mampu membaca al-Qur’an.17 Lebih lanjut, Media cetak Pikiran Rakyat juga
memaparkan tingkat melek al-Qur’an berdasarkan dari literasi al-Qur’an pada
tingkat SMA cenderung mengalami penurunan. Hal ini merupakan
keprihatinan bersama, tentunya peranan pendidikan pada level di bawahnya

14
Republika.co.id, Tingkat Buta Huruf Al-quran Masih Tinggi Ini Komentar Kemenag,
2014, (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/11/12/newoae-tingkat-
buta huruf-alquran-masih-tinggi-ini-komentar-kemenag), diakses pada tgl 26 Oktober 2018 pukul
10.20 WIB.
15
Republika.co.id, 60 Persen Muslim Buta Huruf al-Qur’an, 2016,
(https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/03/05/o3jh3z301-60-persen-
muslim-buta-huruf-alquran), diakses pada tgl 26 Oktober 2018 pukul 10.00 WIB.
16
Admin4, Buta Aksara al-Quran, 2018, (https://www.uinjkt.ac.id/id/buta-aksara-
alquran/), diakses pada tgl 26 Oktober 2018 pukul 10.00 WIB.
17
Agus Kurnia, Implementasi Metode Al-Hidayah Dalam Pembelajaran Baca Tulis al-
Qur’an, Jurnal Tatsqif , Vol. 15, No. 1, 2017 , h. 71.
5

sangat besar terlebih lagi dalam pendidikan anak usia dini, sebagai dasar
keberhasilan literasi al-Qur’an bagi generasi selanjutnya.18
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa sebagian besar umat Islam
tidak bisa atau belum lancar membaca al-Qur’an, diantaranya karena
rendahnya kesadaran umat Islam terhadap pentingnya membaca al-Qur’an.
Orang tua yang kurang peduli pada anaknya perihal kemampuan membaca
al-Qur’an.19 Selain itu, rendahnya minat orang tua dalam mengajarkan
al-Qur’an kepada anak karena seringkali menganggap pendidikan umum
lebih penting daripada pendidikan al-Qur’an.20 Faktor metodologi
pembelajaran yang dilakukan secara tradisional atau kurang tepat dengan
perkembangan zaman sehingga membuat anak bosan.21
Jalaludin berpendapat bahwa pembelajaran dalam kurikulum
pendidikan Islam yang pertama kali diberikan kepada anak adalah
mengajarkan al-Qur’an. Mengajarkan al-Qur’an dapat dilakukan melalui
membaca, menulis, dan menghafal al-Qur’an.22
Salah satu metode belajar yang dikenal dalam Islam dan keilmuan
adalah dengan cara membaca. Metode membaca merupakan salah satu
metode atau teknik mendasar dalam proses belajar individu, sejak awal
perkembangan Islam.23 Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama Pasal 1 ayat 24
yang berbunyi kurikulum pendidikan Al-Qur’an adalah membaca, menulis,
dan menghafal ayat-ayat al-Qur’an, tajwid, serta menghafal doa-doa utama.24
Menurut Jalaludin, anak usia 0–6 tahun berada pada periode pendidikan

18
Saifuddin, Implementasi Literasi al-Qur’an pada Anak Usia Dini, Al Hikmah
Proceedings on Islamic Early Childhood Education, Vol. 1, 2018, h. 367.
19
Gina Giftia, Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf al-Qur’an Melalui Metode
Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung, Vol.
VIII, No. 1, 2014, h. 143.
20
Gusman, Analisis Faktor Penyebab Kurangnya Kemampuan Siswa Dalam Baca Tulis
al-Qur’an Di Mtsn Kedurang Bengkulu Selatan, al-Bahtsu,Vol. 2, No. 2, 2017, h. 232.
21
Ibid., h. 237.
22
Dahliani, Mengembangkan Minat Hafalan al-Qur’an Pada Anak Usia Dini Melalui
Metode One Day One Ayat, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan, Vol. 1, No. 1, 2017, h. 470.
23
Bahril Hidayat, Pembelajaran al-Qur’an Pada Anak Usia Dini Menurut Psikologi
Agama dan Neurosains, Ejournal.uin-suka.ac.id, Vol. 2, 2017, h. 3.
24
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan
Agama Dan Pendidikan Keagamaan, h. 10.
6

secara langsung yaitu melalui pembiasaan kepada hal-hal yang baik. Pada
mulanya, anak melakukan kebiasaan karena dorongan dari lingkungannya,
selanjutnya anak akan merasakan kebiasannya menjadi pondasi bagi
pendidikan anak selanjutnya.25
Masalah mengajarkan al-Qur’an bagi anak usia dini sangat menarik
untuk dibahas agar tetap bisa berintegrasi dengan perkembangan anak yang
sangat sensitif dan harus hati-hati, hal tersebut berkaitan dengan masalah
bagaimana cara mengajarkan membaca al-Qur’an kepada anak dengan
pembelajaran yang tepat juga menyenangkan untuk anak usia dini.
Pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak usia dini harus disesuaikan
dengan karakteristik serta kebutuhan mereka. Untuk itu diperlukan adanya
strategi yang sesuai agar tercapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.
Peneliti memilih TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim sebagai tempat
penelitian dikarenakan fokus perhatian pada lembaga ini yaitu dapat
memberantas buta huruf al-Qur’an sejak dini dengan tidak melupakan
adab/karakter sesuai tuntunan Rasulullah. Sesuai dengan visi dan misinya,
yaitu memiliki visi menjadi lembaga pendidikan tahfidz anak usia dini yang
mampu mencetak generasi penghafal al-Qur’an dan berakhlak al-Qur’an.
Dengan misi menumbuhkan kegemaran dan kebiasaan membaca dan
menghafal al-Qur’an, membekali amalan praktis harian anak sesuai tuntunan
Islam lewat pemahaman dan pengamalan hadits dan dzikir harian serta
praktek ibadah, mengentaskan buta huruf al-Qur’an sejak usia dini,
menanamkan akhlakul karimah dalam berinteraksi dengan orang tua, teman
dan masyarakat, dan membudayakan tradisi belajar Islami. Berdasarkan visi
misi pada TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim tentu saja dalam kegiatan
pembelajaran memprioritaskan membaca al-Qur’an. Sebagaimana visi misi
TK ini adalah menjadi penghafal al-Qur’an dimana artinya anak memiliki
kemampuan membaca atau melafalkan al-Qur’an sejak dini serta memilki
adab yang baik dengan tidak melupakan pentingnya pengembangan lain pada
aspek perkembangan seperti yang tertulis pada kurikulum yang digunakan.

25
Dahliani. loc. cit.
7

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober


menemukan bahwa, sebagian besar anak-anak di TK Islam TAUD SaQu Ibnu

Hasyim sudah mengenal huruf hijaiyah dengan baik ‫ا‬ (alif) sampai ‫ي‬ (ya)

dengan tanda baca (fathah, kasroh, dhomah), mampu membaca ayat-ayat


al-Qur’an (surat-surat pendek), mengetahui bacaan sholat, mampu membaca
hadist, dan terbiasa membaca do’a sebelum dan sesudah kegiatan. Selain itu
anak-anak juga berperilaku baik, hal ini terlihat dari perilaku yang
menghormati guru (mengucap salam kemudian mencium tangan guru), mau
berbagi makanan dengan yang lain, melafalkan syair hijaiyah atau surat
pendek saat kegiatan sentra umum dan sebagainya. Hal tersebut diperkuat
dengan adanya sentra diniyah dan al-Qur’an, dimana dalam sentra ini lebih
ditekankan pada cara belajar membaca al-Qur’an. Sehingga memilih untuk
diteliti dan diketahui lebih lanjut terkait bagaimana strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an pada anak usia dini yang di praktekkan di sekolah
tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pembelajaran Membaca
al-Qur’an pada Anak Usia Dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang Tahun Ajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1) Banyak kasus di masyarakat yang mengalami buta huruf al-Qur’an.
2) Banyaknya umat Islam yang belum lancar membaca al-Qur’an.
3) Orang tua yang lebih mementingkan pembelajaran umum daripada
al-Qur’an.
4) Metodologi pembelajaran yang digunakan cenderung tradisional dan
monoton.
8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, agar penelitian lebih
terarah dan mengingat keterbatasan peneliti, maka masalah yang akan
diteliti dibatasi pada strategi pembelajaran dalam membaca al-Qur’an pada
anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang, serta
faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran membaca al-Qur’an di
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah peneliti uraikan di atas, maka secara
umum penelitian ini mengungkapkan:
a. Bagaimana strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak usia
dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang?
b. Apa saja faktor pendukung strategi pembelajaran membaca al-Qur’an
pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang?
c. Apa saja faktor penghambat strategi pembelajaran membaca al-Qur’an
pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan gambaran
tentang:
a. Strategi pembelajaran yang dilakukan dalam membaca al-Qur’an pada
anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang.
b. Faktor pendukung strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada
anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang.
c. Faktor penghambat strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada
anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang.
9

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi gambaran dan acuan
sejauh mana pelaksanaan strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an bagi pendidikan anak usia dini.
2) Bagi tenaga pendidik & kependidikan, diharapkan guru dapat lebih
mengetahui secara tepat, bertambah wawasan, lebih memahami
strategi pembelajaran yang menyenangkan serta berorientasi pada
kebutuhan anak usia dini untuk mendukung tujuan lembaga juga
mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

b. Manfaat Teoritis
1) Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan strategi pembelajaran paling efektif dalam
membaca al-Qur’an pada anak usia dini.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan literatur
penelitian yang akan datang dengan masalah yang sejenis.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran

a. Definisi Strategi Pembelajaran


J.R. David dalam Trianto berpendapat bahwa strategi di artikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal. Strategi dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1
Sejalan dengan pendapat sebelumnya Rusyan dalam Yatim Riyanto
berpendapat, mengenai strategi secara umum dapat didefinisikan
sebagai garis besar haluan bertindak untuk rnencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Hal senada juga dikemukakan oleh Slameto sebagaimana
dikutip oleh Yatim Riyanto, bahwa strategi mempunyai pengertian
suatu rencana pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang
ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran.2
Berdasarkan pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa
strategi merupakan sebuah perencanaan yang didesain sedemikian rupa
sesuai dengan tujuan tertentu sehingga menjadi acuan untuk
keberhasilan tujuan tersebut.
Pembelajaran dari kata dasar “ajar” ditambah awalan pe” dan
akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses,

1
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi
Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2011), h. 83.
2
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 131.
11

perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau


belajar.3
Menurut Gagne dan Briggs dalam Lefudin, Instruction atau
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.4
Pembelajaran (instruction) menurut Abdul Majid bermakna sebagai
upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke
arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.5
Selanjutnya menurut Diaz Carlos dalam Mohammad Syarif,
pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching)
dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan
antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik laki-
laki dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga
dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang
meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan
prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan.6
Suyanto dalam Emzir dan Sam mengatakan bahwa pembelajaran
anak usia dini menggunakan essensi bermain, meliputi: perasaan
senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa dan merdeka. Pembelajaran
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat
anak tertarik untuk ikut serta dan tidak terpaksa.7

3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), h. 19.
4
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,
2017), Cet. 2, h. 13.
5
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), Cet. 4,
h. 4.
6
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT. Rajagraindo Persada, 2016), Cet. 2, h. 2.
7
Emzir dan Sam M. Chan, Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 74.
12

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan


bahwa pembelajaran adalah serangkaian sistem atau upaya yang
digunakan oleh seseorang dalam membantu proses belajar agar
mencapai tujuan yang direncanakan.
Slameto mengemukakan bahwa, strategi pembelajaran adalah siapa
melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam suatu proses
pembelajaran (kegiatan itu menyangkut peranan sumber, penggunaan
bahan dan alat-alat bantu pembelajaran). Bagaimana melaksanakan
tugas pembelajaran yang telah didefinisikan sehingga tugas tersebut
dapat memberi hasil yang optimal (kegiatan ini menyangkut metode
dan teknik pembelajaran). Kapan dan dimana kegiatan pembelajaran
dilaksanakan serta berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan.8
Dick dan Carey dalam Suyadi mendefinisikan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru
dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.9
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany berpendapat, bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.10
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi
pembelajaran merupakan suatu perencanaan secara sistematis yang
disusun sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan sehingga
menjadi acuan dalam menjalankan proses pembelajaran guna mencapai
tujuan yang diinginkan.

8
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 44.
9
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h. 14.
10
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany. loc. cit.
13

b. Jenis Strategi Pembelajaran


Menurut Aqib dalam Yatim Riyanto, mengelompokkan jenis strategi
pembelajaran berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu:
1. Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan
a. Strategi deduktif
Materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang umum ke
yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian-bagian itu dapat
berupa sifat, atribut, atau ciri-ciri.
b. Strategi induktif
Dengan strategi induktif materi itu, bahan pelajaran diolah
mulai dari khusus ke yang umum, generalisasi, atau umum.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengelola pesan
a. Strategi ekspositorik
Dengan strategi ekspositorik, guru yang mencari dan mengolah
bahan pelajaran yang kemudian menyampaikannya kepada siswa.
Strategi ekspositorik dapat digunakan dalam mengajarkan berbagai
materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b. Strategi heuristis
Dengan strategi heuristis, bahan atau materi pelajaran diolah
oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan atau
materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator untuk memberikan
dorongan, arahan, dan bimbingan.
3. Atas dasar pertimbangan pengaturan guru
a. Strategi seorang guru
Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
b. Strategi pengajaran beregu (team teaching)
Dengan pengajaran beregu dua orang atau lebih guru mengajar
sejumlah siswa. Pengajaran beregu dapat digunakan dalam
mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah matapelajaran
yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
4. Atas dasar pertimbangan jumlah siswa
a. Strategi klasikal
14

b. Strategi kelompok kecil


c. Strategi individu
5. Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa
a. Strategi tatap muka
b. Strategi pengajaran melalui media.
Guru tidak langsung kontak dengan siswa, tetapi melalui media
dan siswa berinteraksi dengan media.11

Unsur-unsur pertimbangan tersebut dapat menjadi pedoman guru


dalam menentukan strategi yang ingin digunakan sesuai dengan situasi,
kondisi, maupun kebutuhan pembelajaran. Sehingga meminimalisir
kesalahan dalam pemilihan strategi yang akan berdampak besar bagi
keberhasilan tujuan pembelajaran.

c. Komponen Strategi Pembelajaran


Pembelajaran sebagai suatu sistem yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Sebagai suatu sistem dalam mencapai tujuan, maka semua
komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama
komponen terjadi kerja sama. Untuk memperjelas pemahaman diatas
maka berikut ini dijabarkan masing-masing komponen strategi
pembelajaran, diantaranya:
1. Guru
Guru merupakan pelaku pembelajaran, sehingga guru merupakan
salah satu komponen yang terpenting dalam pembelajaran. Guru
tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan
sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen
lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat
mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran
oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya
sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar

11
Yatim Riyanto, op. cit., h. 136-138.
15

peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu


hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Peserta Didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan
belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata
untuk mencapai tujuan belajar.
3. Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk
menentukan strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran.
Untuk itu, dalam strategi pembelajaran penentuan tujuan merupakan
komponen yang pertama harus dipilih oleh seorang guru, karena
merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis
dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Bahan pembelajaran
merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan masing-masing peserta didik. Bahan
pembelajaran dapat bersumber dari buku, TV, masyarakat,
lingkungan, internet, dll.
5. Metode
Metode adalah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan
digunakan oleh guru akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang berlangsung.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran sarana prasarana memiliki fungsi sebagai pelengkap
untuk mencapai tujuan. Sarana prasarana mencakup seperti alat
dalam pembelajaran yang dapat dijadikan media pembelajaran, dan
16

berbagi hal lainnya yang bisa mempermudah dan memperlancar


jalannya pembelajaran yang dilakukan.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum,
evaluasi juga berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan
strategi yang telah ditetapkan.12

d. Implementasi Strategi Pembelajaran


Pada dasarnya, tahap-tahap kegiatan pembelajaran mencakup
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Slameto dalam
Yatim Riyanto mengatakan bahwa, strategi pembelajaran meliputi
seluruh kegiatan/ tahapan-tahapan tersebut, tetapi titik beratnya berada
di tahap persiapan.
1. Persiapan Pembelajaran
Dalam tahap ini, persiapan yang perlu dilakukan:
a. Perumusan tujuan pengajaran.
b. Pengembangan alat evaluasi.
c. Analisis tugas belajar dan identifikasi kemampuan siswa.
d. Penyusunan strategi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Tahap ini merupakan pelaksanaan strategi pembelajaran yang
telah dipersiapkan pada tahap sebelumnya, meliputi:
a. Pengelolaan kelas
b. Penyelenggaraan tes (jika ada) atau tanya jawab untuk
memperoleh balikan mengenai penguasaan siswa terhadap
bahan pelajaran sebelumnya yang ada hubungannya dengan
bahan pelajaran baru.
c. penyajian bahan pelajaran sesuai dengan metode dan teknik
penyajian.

12
Muhammad Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2017), h. 117-121.
17

d. Pemberian motivasi dan penguatan.


e. Diskusi/tanya jawab, kerja kelompok, perorangan.
f. Monitoring proses pembelajaran.
g. Pemantapan hasil belajar.
3. Evaluasi hasil Program Belajar
Tahap kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan
tentang hal-hal berikut ini:
a. Taraf pencapaian tujuan pembelajaran, keseksamaan
perumusan tujuan.
b. Kesesuaian antara metode dan teknik pengajaran dengan sifat
bahan pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa,
kemampuan dasar siswa.
c. Keberhasilan program dalam mencapai tujuan program.
d. Keseksamaan alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan
pengajaran/tujuan program yang ingin dinilai keberhasilannya.
4. Perbaikan Program Kegiatan Pembelajaran
Bagi siswa yang gagal mencapai tingkat keberhasilan yang
telah ditetapkan, perlu diselenggarakan pengajaran remedial
mengenai aspek-aspek, pokok-pokok bahasan dan tugas belajar,
dan tujuan belajar, dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.
Dengan menganalisis hasil evaluasi dan pelaksanaan fungsi dan
masing-masing komponen dan tahap-tahap kegiatan, dapat
diketahui komponen-komponen dan tahap-tahap kegiatan mana
yang perlu direvisi/diperbaiki sebelum melanjutkan ke bahasan
berikutnya.13

13
Yatim Riyanto, op. cit., h. 141-142.
18

2. Membaca Al-Qur’an

Membaca merupakan bagian dari aspek perkembangan bahasa anak


usia dini. Keterampilan berbahasa yang dimiliki setiap individu adalah
membaca. Melalui membaca anak dapat mengembangkan keterampilannya
yang lain. Salah satu aspek keterampilan bahasa yang penting diajarkan
pada anak yaitu membaca. Karena membaca merupakan pintu dan jendela
untuk membuka wawasan anak.14

a. Definisi Membaca
Menurut Steinberg dalam Jurnal Eka Guswarni, membaca dini
ialah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak
prasekolah. Program ini menumpukkan perhatian pada perkataan-
perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan
bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan-kegiatan
yang menarik sebagai perantara pembelajaran.15
Membaca dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “baca”
yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ucapan lafadz bahasa
lisan menurut aturan-aturan tertentu. Pada dasarnya membaca meliputi
beberapa aspek, yaitu: Kegiatan visual yang melibatkan mata sebagai
indera, kegiatan yang terorganisir dan sistematis, sesuatu yang abstrak
(teoritis) namun bermakna, sesuatu yang berkaitan dengan bahasa dan
masyarakat tertentu.16
Tzu dalam Susanto mengatakan bahwa membaca adalah
menerjemahkan simbol (huruf) ke dalam suara yang dikombinasi
dengan kata-kata.17 Sejalan dengan pendapat sebelumnya, menurut

14
Nurlaeni dan Yenti Juniarti, Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kemampuan
Bahasa pada Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun, Jurnal Pelita PAUD, 2017, h. 55.
14
Eka Guswarni, Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Anak Melalui Permainan
Kartu Gambar Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agam, Jurnal Pesona PAUD,Vol.1, No.1.
h. 5.
15
Srijatun, Implementasi Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an Dengan Metode Iqro Pada
Anak Usia Dini Di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11, No.
1, 2017, h. 28.
16
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. I, h. 84.
19

W.J.S Purwadarima dalam Yuliani yang dimaksud membaca adalah


melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis
itu.18
Tarigan dalam Ikawati berpendapat, bahwa membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.19
Adapun menurut Hartati dalam Susanto, membaca pada
hakikatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna
dari tulisan. Walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-
huruf. Membaca dikatakan sebagai kegiatan fisik karena pada saat
membaca bagian-bagian tubuh khususnya mata membantu melakukan
proses membaca. Membaca juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
mental karena pada saat membaca bagian-bagian pikiran khususnya
persepsi dan ingatan terlibat didalamnya.20
Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan
melafalkan huruf, simbol, atau tulisan kedalam suara yang memiliki
fungsi menemukan makna dari tulisan tersebut.

b. Tahap Perkembangan Bahasa Anak


Tahapan perkembangan bahasa pada anak menurut Lundsteen
dalam Jurnal Erisa Kurniati, yaitu:
1) Tahap Pralinguistik
 Usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tengorok.
 Usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit,
contohnnya ma, da, ba.
2) Tahap Protolinguitik

17
Yuliani Wulandari, Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis al-Qur’an Pada Anak Usia
Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam al-Azhar 15 Surabaya, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 2,
2017.
18
Erna Ikawati, Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, Logaritma,
Vol. I, No.02, 2013, h. 6.
19
Ahmad Susanto. loc. cit.
20

 Usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan


alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa
katanya dapat mencapai 200-300 kata).
3) Tahap Linguistik
 Usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini mulai belajar tata
bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000
buah.21

c. Komponen Membaca
Adapun komponen dalam keterampilan membaca menurut Henry
Guntur Tarigan dalam Erna Ikawati, yaitu:
1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur
linguistik yang formal.
3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.22

d. Definisi al-Qur’an
Ibrahim Eldeeb berpendapat, “al-Qur’an adalah firman Allah
Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan lafadz dan
maknanya yang membacanya dijadikan sebagai ibadah dan membuat
umat manusia tidak mampu menandingi satu surah yang terpendek
sekali pun dari padanya”.23
Sedangkan menurut pendapat Sa’dulloh, “al-Qur’an adalah obat
yang paling mujarab untuk mengobati manusia yang tersiksa hati
nuraninya, memperbaiki kerusakan akhlak dan moral manusia, dimana
sudah tidak ada lagi pelindung dari kejatuhannya ke jurang
kehinaan”.24

21
Erisa Kurniati, Perkembangan Bahasa Pada Anak dalam Psikologi Serta Implikasinya
dalam Pembelajaran, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.17, No.3, 2017, h.49.
22
Erna Ikawati, Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, Logaritma,
Vol. I, No.02, 2013, h. 6.
20
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur’an, (Ciputat, Lentera Hati, 2009), Cet. I, h. 118.
21
Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), h. 9-10.
21

e. Kemampuan Membaca al-Qur’an


Menurut Rauf dalam Rini Astuti, kemampuan membaca
al-Qur’an adalah merupakan hal yang penting dalam proses
pembelajaran anak, karena hal ini adalah kemampuan dasar yang
harus dimiliki oleh anak.25
Djalaluddin sebagaimana dikutip oleh Rini Astuti berpendapat
bahwa kemampuan membaca al-Qur’an yang baik dan benar
memerlukan tahapan-tahapan tertentu, hal ini sesuai dengan teori yang
mengungkapkan bahwa kemampuan membaca al-Qur’an dapat
dimiliki melalui beberapa tahapan, yaitu tahap kemampuan
melafalkan huruf-huruf dengan baik dan benar, sesuai dengan makhroj
dan sifatnya. Tahap kemampuan membaca ayat-ayat al-Qur’an sesuai
dengan hukum-hukum tajwid dan kemampuan membaca
al-Qur’an dengan lancar dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah ilmu
tajwid, sehingga mampu melaksanakan anjuran Rasulullah yaitu
membaca 30 juz dalam sebulan. Djalaluddin menyatakan, bahwa
kemampuan membaca al-Qur’an dapat diraih melalui tiga tahapan,
yaitu mengenal karakteristik huruf, bunyi huruf, dan membacanya.26
Senada dengan pernyataan di atas Rini Astuti berpendapat
bahwa, kemampuan membaca al-Qur’an untuk anak usia dini adalah
kecakapan yang dimiliki dalam ketepatan pengucapan huruf-huruf
hijaiyah sesuai dengan tanda-tandanya yang biasa disebut “makhrojul
huruf”, kecakapan membaca kata dan kefasihan membaca kalimat atau
ayat. Setelah mampu membaca ayat dengan benar baru pada
peningkatan pembelajaran tajwid sehingga mampu membaca
27
al-Qur’an dengan tartil.

22
Rini Astuti, Peningkatan Kemampuan Membaca al-Qur’an Pada Anak Attention
Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis, Jurnal
Pendidikan Usia Dini, Vol. 7, 2013, h. 353.
23
Ibid.
24
Ibid.
22

Pendapat di atas didukung oleh Mamun dalam Sri Maharani


yang mengatakan bahwa, pengajaran al-Qur’an pada tingkat
permulaan berisi pengenalan huruf, kata dan kalimat, melatih dan
membiasakan mengucapkan huruf Arab dengan makhraj yang benar.
Selanjutnya, mengenalkan tanda-tanda baca. Hal tersebut akan
membantu mengajarkan tajwid dan lagu pada tingkat membaca
menggunakan irama. Sebagaimana yang diketahui jika mengucapkan
huruf atau kalimat dalam bahasa arab bukan hal yang mudah bagi
anak usia dini sebab sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan
anak sehari-hari.28
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis dapat simpulkan
bahwa, membaca al-Qur’an pada anak usia dini adalah suatu aktivitas
fisik serta mental yang berupa kegiatan melafalkan huruf-huruf
hijaiyah atau ayat al-Qur’an untuk memperoleh makna baik dari
media gambar maupun tulisan.

f. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an


Tujuan Pembelajaran al-Qur’an adalah untuk meningkatkan dan
mempersiapkan sumber daya manusia sejak dini mulai kecakapan
dalam membaca, menulis, menghafal, dan memahami al-Qur’an yang
nantinya diharapkan nilai-nilai al-Qur’an akan menjadi landasan
moral, etika dan spritual yang kokoh.
Tujuan pembelajaran al-Qur’an diantaranya yaitu:
1) Al-Qur’an menjadi pedoman utama yang dikagumi dan dicintai
agar bahagia menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
2) Membaca sesuai dengan bacaan yang diturunkan dari Allah
kepada Nabi Muhammad dengan perantara Malaikat Jibril.
3) Mengamalkan apa yang terkandung dalam al-Qur’an seperti
perintah Shalat.
4) Menghafalnya.

28
Sri Maharani. Izzati, Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an Anak Usia Dini, Jurnal
Pendidikan Tambusai, 2020, h. 1291.
23

5) Mampu menulisnya.29

g. Isi / Materi Pembelajaran al-Qur’an


Zakiah Darajat dkk dalam Sabariah, membagi isi pembelajaran
al-Qur’an sebagai berikut:
1) Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu Arab dari Alif sampai Ya (alif ba
ta).
2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat-sifat
huruf itu (ilmu makhraj)
3) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf
mutlak, waqaf jawaz dan sebagainya.
4) Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacam qiraat yang dimuat dalam Ilmu Qiraat dan Ilmu
Nagham.
5) Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca al-Qur’an
sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.30

h. Metode Membaca Al-Qur’an


Metode mempunyai peranan sangat penting dalam proses
pembelajaran sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun
metode pembelajaran al-Qur’an itu banyak sekali macamnya, antara
lain sebagai berikut:
1) Metode Baghdadiyah
Metode Baghdadiyah adalah metode tersusun (tarkibiyah),
maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan
dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan
sebutan metode alif, ba’, ta’. Menurut peneliti metode ini adalah

29
Muhammad Dony. dkk, Implemenasi Meode Pembelajaran al-Qur’an Bagi Santri Usia
Tamyiz di Kuttab Al-Fatih Bantarjati Bogor, Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, h.
182.
30
Sabariah, Pembelajaran al-Qur’an Anak Usia Dini di Taud Kuttab Rumah Qur’an Kota
Malang, Skripsi, 2019, h. 24.
24

metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama


berkembang di Indonesia.31
2) Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati adalah pengajaran membaca al-Qur’an dengan
langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qa'idah ilmu
tajwid, mengajar jilid 1 dan 2 sebaiknya secara perorangan
sedangkan mengajar jilid 3sampai 6 sebaiknya secara klasikal,
namun setiap siswa diberi kesempatan membaca.
Pada jilid pertama huruf dibaca langsung tanpa mengeja dengan
cepatdan tidak memanjangkan suara, pada jilid dua diperkenalkan
nama harakat, angka arab, dan bacaan mad thabi’i. Jilid tiga
adalah pendalaman jilid satu dan dua, jilid empat dikenalkan nun
sukun, tanwin, mad wajib dan mad jaiz, nun dan mim bertasydid,
wawu yang tidak dibaca. Jilid lima diajarkan cara waqof, mafatih
al suwar dan pendalaman jilid sebelumnya. Pada jilid enam
diajarkan cara membaca izhar halqi dan membaca al-Qur’an juz
satu.32
3) Metode At-Tibyan
Metode At-Tibyan merupakan metode terbaru yang disosialiasikan
di Indonesia oleh salah satu ulama Ahli al-Qur’an dari Madinah
yaitu Syaikh Abdurrahman Bakr. Metode At-Tibyan adalah salah
satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan membaca
al-Qur’an. Pada metode ini, proses pembelajaran digunakan
dengan mengeja berulang (tahajji) dan dengan melafalkan hukum
tajwidnya secara langsung. Diharapkan dengan penerapan metode
At-Tibyan anak-anak yang kesulitan mengenali bunyi huruf
dengan bentuk yang mirip dapat dengan mudah melekat di memori
anak karena dibaca berulang, anak juga langsung tahu dan paham
hukum tajwidnya, selain itu metodenya terstruktur, kesamaan

31
Muhammad Aman Ma’mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2018, h. 58.
32
Badrut Tamami, Pelatihan Membaca Al-Qur’an Yang Baik Dan Benar Melalui Metode
Qira’ati, Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks, 2016, h. 30.
25

bunyi dan contoh-contoh kata dan kalimat yang digunakan diambil


dari penggalan al-Qur’an untuk mengenalkan anak sedini mungkin
dengan ayat-ayat al-Qur’an. Syaikh Bakr selaku pimpinan Tim
al-Qur’an membolehkan adanya modifikasi dalam kegiatan
pembelajaran maupun penyajian metode At-Tibyan tanpa merubah
isi dan tujuan dari metode At-Tibyan.33

3. Anak Usia Dini

a. Definisi Anak Usia Dini


Menurut National Association for the Education Young Children
(NAEYC) anak usia dini atau early childhood merupakan anak yang
berada pada usia 0-8 tahun. Pada masa tersebut merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang
kehidupan manusia.34
Senada dengan pendapat diatas, Bredekamp dalam Ahmad
Susanto membagi anak usia dini menjadi tiga bagian, yaitu kelompok
usia bayi hingga dua tahun, kelompok usia tiga hingga lima tahun, dan
kelompok enam hingga usia delapan tahun.35
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 14 bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.36

33
Yulyawati, Implementasi Metode At-Tibyan Dalam Pembelajaran Membaca al-Qur`an
Untuk Anak Usia Dini, Skripsi, 2016, h. 5-6.
34
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2017) h. 1.
35
Ibid., h, 1.
36
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
26

Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam


berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk
perlakuan yag diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik
yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.37
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang usia 0-8 tahun, anak berada pada masa yang
disebut dengan golden age dimana stimulasi atau rangsangan yang
diberikan pada masa ini sangat berperan penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak selanjutnya.

b. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini


Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
pembelajaran anak usia dini, diantaranya:
1. Belajar melalui bermain. Anak di bawah usia 6 tahun berada pada
masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang
tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna pada anak.
2. Berorientasi pada perkembangan anak. Pendidik harus mampu
mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan
tahapan usia anak.
3. Berorientasi pada kebutuhan anak. Pendidik harus mampu memberi
rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan
anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
4. Berpusat pada anak. Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa
mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik,
minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.

37
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), Cet. VII, h. Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: PT. Indeks, 2010), Cet. VII, h. 6.
27

5. Pembelajaran aktif. Pendidik harus mampu menciptakan suasana


yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan
pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami
sendiri.
6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter. Pemberian
rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-
nilai yang membentuk karakter yang positif pada anak.
Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran
langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui
pembiasaan dan keteladanan.
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup. Pemberian
rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan
kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan
secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui
pembiasaan dan keteladanan.
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif. Lingkungan
pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik,
menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang
diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan
anak lain.
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis. Pembelajaran
yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa
saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak
dengan anak lain.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber
penggunaan. Media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang
28

ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih


kontekstual dan bermakna.38

c. Tujuan Membaca Anak Usia Dini


Menurut Neuman dalam Soifanah tujuan membaca pada anak usia
dini adalah menambahkan perbendaharaan kata, mengembangkan
keterampilan komunikasi yang hebat, serta memperoleh keunggulan
akademik pada proses pendidikan selanjutnya.39
Tujuan membaca menurut Brewer tersebut adalah tujuan yang
merupakan persiapan membaca, karena pada saat ini belum terjadi
kegiatan membaca yang sebenarnya, karena kegiatan ini baru bagian
awal dan kegiatan membaca.40
Sedangkan tujuan membaca permulaan menurut Abas dalam Sri
Maharani merupakan kemampuan anak memahami dan menyuarakan
kata serta kalimat sederhana yang tertulis dengan intonasi wajar,
lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat. Dipahami bahwa
untuk pembelajaran anak TK pengenalan kata atau kalimat sederhana
disertai gambar. Jadi jika anak belum dapat membaca kata atau
kalimat sederhana, maka dengan bantuan gambar anak dapat
membaca41
Yunus dalam Sri Maharani mengatakan bahwa tujuan
pembelajaran baca tulis al-Qur’an adalah agar anak dapat membaca
al-Qur’an dengan baik dan benar (fasih) sesuai dengan ilmu tajwid,
serta dapat memperkaya perbendaharaan kata atau kalimat yang indah
dan menarik hati.42
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca pada anak usia dini
adalah unuk menambahkan perbendaharaan kata, mengembangkan

38
Alucyana, Pembelajaran Al-Quran Untuk Anak Usia Dini dengan Metode Muyassar
Pembelajaran al-Quran Untuk Anak Usia Dini dengan Metode Muyassar, Proceedings of The 2nd
Annual Conference on Islamic Early Childhood Education, 2017, h. 39-40.
39
Soifanah. dkk, Efektivitas Brain Based Learning Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun, Jurnal Kumara Cendekia Vol.8 No.3, 2020, h. 269.
40
Ahmad Susanto, op. cit., h. 87.
41
Sri Maharani. Izzati, op. cit., h. 1654.
42
Sri Maharani. Izzati, op. cit., h. 1292.
29

keterampilan komunikasi, dan meningkatkan kemampuan anak


memahami dan menyuarakan kata serta kalimat sederhana, serta
bagian awal bagi anak dalam mempersiapkan diri mengenal huruf
untuk membaca secara baik dan benar.

d. Tahap Perkembangan Kemampuan Membaca


Tahap perkembangan membaca menurut Conchrane dalam
Christina, setiap anak mengalami lima tingkatan membaca, yaitu:
1) Tahap Fantasi (Magical Stage)
Pada tahap ini belajar tentang guna buku, mulai berpikir bahwa
buku adalah sesuatu yang penting. Anak mulai membolak-balikan
lembaran buku. Pada tahap ini anak juga melihat-lihat buku,
membawa-bawa buku, dan sering memiliki buku favorit.
2) Tahap Konsep Diri (Self Concept Stage)
Anak melihat diri sendiri sebagai pembaca, mulai terlihat dalam
kegiatan “pura-pura membaca”, mengambil makna dari gambar,
membahasakan buku walaupun tidak cocok dengan teks yang ada
di dalamnya.
3) Tahap Membaca Gemar (Brigging Reading Stage)
Pada tahap ini anak menyadari tulisan yang terlihat dan bisa
menemukan kata yang dikenal. Untuk memperkaya kosakata anak
pada tahap ini dapat melalui nyanyian, puisi dan lainnya. Hal yang
terpenting memberikan akses kepada anak untuk membaca buku
sesering mungkin.
4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage)
Pada tahap ini anak mulai menggunakan sistem tanda/ ciri, yakni
grafonik, semantik, dan sintaksis. Mereka mulai bergairah
membaca, mulai mengenali huruf dari konteks, memperhatikan
lingkungan huruf cetak dan membaca apapun disekitarnya seperti
membaca tulisan yang tertera pada kemasan makanan atau
minuman.
30

5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)


Anak dapat membaca buku yang tidak dikenal secara mandiri,
mengkonstruksi makna dari huruf dan pengalaman sebelumnya.
Anak dapat membuat perkiraan tentang materi bacaan.43

Menurut Steinberg dalam Ahmad Susanto mengatakan bahwa,


kemampuan membaca anak usia dini dapat dibagi atas empat tahap
perkembangan, yaitu:
1) Tahap Timbulnya Kesadaran Terhadap Tulisan
Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan
menyadari bahwa buku ini penting, melihat dan membalik-balikan
buku dan kadang-kadang ia membawa buku kesukaannya.
2) Tahap Membaca Gambar
Anak usia taman kanak-kanak telah dapat memandang dirinya
sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan
membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna gambar
menggunakan bahasa buku walaupun tidak cocok dengan
tulisannya. Anak sudah menyadari bahwa buku memiliki
karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf, kata dan
kalimat, serta tanda baca. Anak sudah menyadari bahwa buku
terdiri dan bagian depan, tengah, dan bagian akhir.
3) Tahap Pengenalan Bacaan
Pàda tahap ini, anak usia taman kanak-kanak telah dapat
menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fonem (bunyi huruf),
semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan kata atau kalirnat) secara
bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada bahan bacaan mulai
mengingat kembali cetakan hurufnya dan konteksnya. Anak mulai
mengenal tanda-tanda yang ada pada benda-benda di
lingkungannya.

43
Christina, Mengajar Membaca Itu Mudah, (Yogyakarta: CV Alaf Media, 2019), h. 3.1.
31

4) Tahap Membaca Lancar


Pada tahap ini anak sudah dapat membaca lancar berbagai jenis
buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.44

e. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini


Isjoni dalam Jurnal Nuraeni mengemukakan beberapa jenis
strategi pembelajaran untuk anak usia dini, antara lain:
1. Strategi Pembelajaran Langsung
Materi pembelajaran diberikan secara langsung pada anak dan
mereka tidak dituntut untuk mengolahnya, melainkan kewajiban
mereka adalah menguasai secara keseluruhan. Misalnya bermain
balok, puzzle, melukis dan lain-lain. Sehingga peran guru dalam
strategi ini adalah sebagai fasilitator pembelajaran.
2. Strategi Belajar Individual
Strategi ini dilakukan anak secara mandiri. Tingkat keberhasilan
pembelajaran anak cenderung berbeda, karena tiap individu
memiliki kecepatan daya tangkap yang berbeda. Bahan pelajaran
dan cara mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
3. Strategi Belajar Kelompok
Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok
besar, dan kelompok kecil. Strategi kelompok tidak
memperhatikan kecepatan belajar individual karena setiap individu
dianggap sama. Oleh karena itu belajar kelompok dapat terjadi
pada anak yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh
anak yang kemampuannya biasa-biasa saja. Namun, anak yang
memiliki kemampuan biasa saja dapat termotivasi oleh teman
yang memilki kemampuan tinggi dalam kelompoknya.

44
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 90-91.
32

4. Strategi Pembelajaran Deduktif


Strategi pembelajaran yang diawali dengan mempelajari konsep-
konsep terlebih dulu kemudian kesimpulan, ataubahan pelajaran
yang dipelajari dimulai dari hal-hal abstrak dan umum menuju ke
hal yang kongkret dan khusus.
5. Strategi Induktif
Pembelajaran dimulai dari hal-hal yang konkret dan khusus
kemudian secara perlahan anak dihadapkan pada materi yang
kompleks dan umum, strategi ini dinamakan strategi pembelajaran
dari khusus ke umum.45

4. Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an pada Anak Usia Dini

a. Strategi Pembelajaran Membaca al-Qur’an pada Anak Usia Dini

Strategi pembelajaran al-Qur’an menurut Zarkasyi dalam Mahin


Mufti adalah sebagai berikut:
1) Sistem sorogan atau individu (privat). Dalam prakteknya santri atau
siswa bergiliran satu persatu menurut kemampuan membacanya
(mungkin satu, dua, atau tiga bahkan empat halaman).
2) Klasikal individu. Dalam prakteknya sebagian waktu guru
dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pelajaran, sekedar
dua atau tiga halaman dan seterusnya, sedangkan membacanya
sangat ditekankan, kemudian dinilai prestasinya.
3) Klasikal baca simak. Dalam prakteknya guru menerangkan pokok
pelajaran yang rendah (klasikal), kemudian para santri atau siswa
pada pelajaran ini di tes satu persatu dan disimak oleh semua santri.
Demikian seterusnya sampai pada pokok pelajaran berikutnya.46

45
Nuraeni, Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini, Jurnal Pengkajian Ilmu Dan
Pembelajaran Matematika Dan Ipa, Vol. 2, No. 2, h. 149-150.
46
Mahin Mufti, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Kemampuan
Baca Al-Qur’an, Skripsi, 2015, h. 14-15.
33

Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran al-Qur’an guru


harus memiliki strategi pembelajaran dengan tujuan yang jelas,
strategi yang dibuat harus sesuai dengan tingkat kemampuan anak
yang ingin ditujukan. Dalam hal ini strategi yang diberikan anak
berperan aktif dibandingkan guru. Anak belajar melalui praktek secara
konkrit sehingga membuat anak menjadi aktif.
Strategi yang tepat dan menarik sangat dibutuhkan untuk anak agar
pembelajaran membaca al-Qur’an menjadi menyenangkan. Sehingga
dapat membantu anak untuk belajar membaca al-Qur’an dengan
mudah.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an


pada Anak Usia Dini
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran
al-Qur’an ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-
faktor tersebut dapat menjadi sebuah pendukung atau penghambat.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
keberhasilan anak dalam mempercepat muncul dan berkembangnya
kemampuan membaca al-Qur’an.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran membaca


pada anak usia dini, dalam Jurnal Aquami terdapat faktor internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi pembelajaran membaca al-
Qur’an, diantaranya:
1. Faktor Internal
Merupakan keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor
internal meliputi 2 aspek, yakni aspek fisiologis (jasmaniah), yang
mana kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan
indra pendengar dan indra penglihat juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,
termasuk kemampuan dalam membaca al-Qur’an. Muhibbin Syah
dalam jurnal ini mengatakan bahwa, apabila daya pendengaran
34

dan penglihatan siswa terganggu akibatnya proses informasi yang


diperoleh siswa terhambat. Slameto dalam Aquami
mengungkapkan tentang aspek psikologis (rohaniah), banyak
faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan).

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa.
Adapun faktor eksternal menurut Slameto dalam Aquami, secara
umum terdiri dari dua macam, yakni lingkungan sosial (guru,
teman bermain, kurikulum sekolah dan lingkungan masyarakat),
selanjutnya adalah lingkungan non sosial (gedung sekolah, letak
geografis rumah siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar). Semua ini dipandang turut menentukan kemampuan
membaca al-Qur’an. Misalnya rumah yang sempit dan berantakan
atau perkampungan yang terlalu padat penduduk serta tidak
memiliki sarana belajar, hal ini akan membuat siswa malas belajar
dan akhirnya berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
membaca al-Qur’an.47

Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Lamb dan Arnold dalam


Jurnal Risah Arijani, ada empat faktor yang mempengaruhi
pembelajaran membaca, yaitu
1. Faktor Fisiologis
Mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar membaca.
2. Faktor Intelektual

47
Aquami, Korelasi antara Kemampuan Membaca al-Qur’an dengan Keterampilan
Menulis Huruf Arab pada Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Quraniah 8
Palembang, JIP: Jurnal Ilmiah PGMI, Vol. 3 Nomor 1, 2017, h. 81-82.
35

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi


berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor
metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut
memengaruhi kemampuan membaca permulaan.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa
di rumah, serta sosial ekonomi keluarga.
4. Faktor Psikologis
Faktor ini mencakup motivasi, minat, dan kematangan sosial,
emosi dan penyesuaian diri.48

2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat merupakan yang menjadi masalah atau
menghambat berkembangnya keterampilan membaca al-Qur’an pada
anak. Faktor ini diantaranya yaitu:
a. Faktor siswa
Siswa Keadaan siswa serta latar belakang yang bermacam-macam
dan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, hal ini
dikarenakan oleh faktor intern dan ekstern yaitu faktor yang
berasal dari diri siswa sendiri dan berasal dari orang lain.
b. Faktor Guru
Kurangnya masukan motivasi dari guru, sehingga terkadang siswa
merasa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. dicermati
guru guna mengetahui pola tingkah laku siswa.49

Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan sebagai


komponen dari suatu strategi maupun proses keberhasilan
pembelajaran. Apabila salah satu komponen tersebut pengaruhnya
kurang baik, pasti keberhasilan proses pembelajaran tidak akan
maksimal. Kegagalan dari suatu pembelajaran tidak dapat dibebankan

48
Risah Arijani, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media
Snader Game, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. II, 2013, h. 323-324.
49
Lia Susilawati, Pembelajaran Membaca al-Qur’an di SMA 4 Rejang Lebong, Skripsi,
2018, h. 21.
36

hanya pada satu atau dua faktor saja, namun harus diteliti komponen
atau faktor mana saja yang pengaruhnya kurang baik.

B. Penelitian yang Relevan


Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
Nama Penulis, Tahun,
No Persamaan Perbedaaan
Judul
1 Mahin Mufti - Variabel penelitian - Lokasi penelitan
2015 (strategi - Metode penelitian
pembelajaran), deskriptif kualitatif
“Peningkatan (baca Al-Qur’an) dan kuantitatif
Kemampuan Membaca - Subjek penelitian
Al-Quran Pada Anak (anak TPQ usia 6-14
Attention Deficit Disorder th)
Melalui Metode Al-Barqy
Berbasis Applied Behavior
Analysis di SDIT Al-
Kamil”

2 Himmatul Uliya - Metode penelitian - Lokasi penelitan


2014 deskriptif - Variabel penelitian
- Variabel penelitian (tulis Al-Qur’an)
“Pembelajaran Baca Tulis (pembelajaran,
Al-Qur’an Pada Anak baca Al-Qur’an),
Usia Dini di TKA-TPA (anak usia dini)
Jakarta Islamic Center - Subjek penelitian
Jakarta Utara” (anak usia dini)

3 Harnen Djulijanto - Metode penelitian - Lokasi penelitan


2011 deskriptif kualitatif - Subjek penelitian
- Variabel penelitian (anak madrasah
“Strategi Pembelajaran (strategi ibtidaiyah)
Baca Tulis Al-Qur’an Bagi pembelajaran baca
Siswa MI Muhammadiyah Al-Qur’an)
Ajibarang Kulon
Kecamatan Ajibarang”

4 Aquami - Variabel penelitian - Jurnal


2017 (membaca Al- - Lokasi penelitan
Qur’an) - Subjek penelitian
“Korelasi antara (anak madrasah
Kemampuan Membaca ibtidaiyah)
Al-Qur’an dengan - Variabel penelitian
37

Keterampilan Menulis (keterampilan


Huruf Arab pada Mata menulis huruf arab)
Pelajaran Al-Qur’an
Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah Quraniah 8
Palembang”

5 Yuliani Wulandari - Metode penelitian - Jurnal


2017 deskriptif kualitatif - Lokasi penelitan
- Variabel penelitian - Variabel penelitian
“Upaya Meningkatkan (baca Al-Qur’an), (minat tulis Al-
Minat Baca Tulis Al- (anak usia dini) Qur’an)
Qur’an Pada Anak Usia - Subjek penelitian
Dini Di Taman Kanak- (anak usia dini)
Kanak Islam al-Azhar 15
Surabaya”

6 Rini Astuti - Variabel penelitian - Jurnal


2013 (membaca Al- - Lokasi penelitan
Qur’an), (anak usia - Variabel penelitian
“Peningkatan dini) (Attention Deficit
Kemampuan Membaca - Subjek penelitian Disorder), (Metode
Al-Quran Pada Anak (anak usia dini) Al-Barqy Berbasis
Attention Deficit Disorder Applied Behavior
Melalui Metode Al-Barqy Analysis)
Berbasis Applied Behavior - Metode penelitian
Analysis di SDIT Al- tindakan kelas
Kamil”
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil tempat di TK
Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang, yang beralamat di Jl. Masjid
Albaidho No. 54 Kp. Dukuh RT 02/03 Kelurahan Sudimara Selatan, Ciledug,
Kota Tangerang.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran
2019/2020.
2019 2020
Deskripsi Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Merumuskan
Masalah
MerencanakanPen
elitian
Mengumpulkan
Bahan Pustaka
Menyelesaikan
Bab 1 dan Bab 2
Membuat Desain
Penelitian
Mengumpulkan
Data 2020
Juni Juli Agst Sept Okt Nov
Analisis Data
Membuat
Kesimpulan
Penelitian

B. Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim


Tangerang. Sekolah ini memiliki 3 kelompok belajar, yang dikelompokkan
sesuai dengan tingkat usianya. Kelompok Alif Ula adalah kelas KB yang rata-
rata berusia 3-4 tahun. Kelompok Alif Tsani adalah kelas A dengan rata-rata
ussia 4-5 tahun. Kelompok Ba adalah kelas B dengan rata-rata usia 5-6 tahun.
39

TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang ini menggunakan model


pembelajaran sentra, dimana pada proses pembelajarannya berpusat pada anak.
Terdapat beberapa sentra, diantaranya: sentra belajar diniyah dan al-Qur’an,
sentra persiapan, sentra sains dan bahan alam, sentra fisik motorik.
Jumlah tenaga pendidik di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim ini
berjumlah 4 pendidik. Rata-rata pendidik TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
adalah Sarjana Strata 1 dan mahasiswa yang sedang menjalankan program
Sarjana Strata 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang. Pada awalnya peneliti melakukan observasi dan peneliti tertarik
untuk meneliti lebih dalam tentang pembelajaran membaca al-Qur’an pada
anak usia dini di sekolah ini. Sejalan dengan penelitian ini nanti, peneliti akan
mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dan mendeskripsikan hasil
yang didapat.

C. Metode Penelitian

Bogdan dan Taylor dalam Lexy Moleong mengatakan bahwa metodologi


kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Lexy Moleong penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alami dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.1
Berdasarkan hasil uraian teori diatas, maka peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif didalam penelitian ini, metode ini dipilih karena peneliti
bermaksud untuk mendapatkan gambaran secara alami, faktual dan akurat

1
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 31, h. 6.
40

mengenai strategi pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu


Ibnu Hasyim Tangerang, kemudian dilakukan analisis dan interpretasi dalam
bentuk kesimpulan dan rekomendasi tertulis. Dalam penelitian ini, peneliti
menyampaikan gambaran objek penelitian sesuai dengan yang ada di lapangan
yaitu menggambarkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Islam
TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang. Penulis meneliti seluruh aktivitas
strategi pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran membaca
al-Qur’an, proses pembelajaran membaca al-Qur’an dan evaluasi
pembelajaran membaca al-Qur’an.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara


dan dari berbagai sumber. Dilihat dari caranya teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, serta studi
dokumen. Dan bila dilihat dari sumber datanya maka sumber datanya berupa
data primer serta sekunder. Dan hal ini tentu saja disesuaikan dengan masalah
yang akan diteliti.
Tabel 3.1
Sumber dan Teknik Pengumpulan data

Sumber Data Metode Instrumen


Primer Fenomena, aktivitas Observasi Lembar Observasi
sosial, peristiwa dengan
kata-kata dan tindakan.
Informan Wawancara Pedoman
Wawancara
dan alat
perekam.
Sekunder Data tertulis, foto, Dokumentasi Daftar Ceklist
buku,dan data-data
terkait.

a. Observasi

Menurut J.R. Raco menyatakan bahwa, “observasi berarti


mengumpulkan data langsung dari lapangan”. Data yang diobservasi dapat
41

berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan


interaksi antar manusia.2
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau digunakan sebagai sumber data penelitian tetapi belum sepenuhnya.
Susan Stainback dalam sugiyono menyatakan, in participant observation,
the researcher observes what people do, listen to what they say, and
participates in their activities. dalam observasi partisipatif, peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.3 Dalam penelitian ini
peneliti melakukan observasi partisipatif yaitu peneliti mendatangi lokasi
penelitian langsung, yaitu TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang. Kemudian peneliti mengamati dan mencatat kegiatan yang
berhubungan dengan pembelajaran membaca al-Qur’an dan sesekali
peneliti terlibat langsung dalam beberapa kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu
Ibnu Hasyim Tangerang.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No Komponen Objek Observasi Aspek Pengamatan
1 Place Sekolah TK Islam Keadaan fisik sekolah,
(tempat) TAUD SaQu Ibnu sarana prasarana, dan
Hasyim Tangerang keadaan ruang
lingkup sekolah.
Ruang kelas saat Kondisi ruang kelas dan
pembelajaran sarana prasarana
membaca al-Qur’an pembelajaran
dikelas.
2 Actor Kepala Sekolah, Sikap dan kebiasaan-
(pelaku) Guru Sentra al- kebiasaan yang dilakukan di
Qur’an, dan dalam kelas maupun luar
Siswa. kelas yang berkaitan dengan
program pembelajaran

2
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 122.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), Cet. 12, h. 227.
42

membaca al-Qur’an.
3 Activity Aktivitas KBM Proses KBM
(kegiatan) membaca al-
Qur’andi kelas.
Aktivitas di luar Jenis kegiatan, tujuan yang
kelas yang berkaitan ingin dicapai dalam
dengan program kegiatan.
membaca al-Qur’an.

b. Wawancara

Wawancara (interview) menurut Esterberg dalam Sugiyono,


a meeting of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and joint construction
of meaning about a particular topic. Wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.4
Wawancara yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur,
dimana pada pelaksanaannya peneliti lebih bebas (berdialog secara luas
dan mendalam) tetapi tetap berpatokan pada pertanyaan kunci yang telah
disiapkan.5
Adapun dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan
wawancara kepada kepala sekolah, guru sentra al-Qur’an, beberapa wali
murid TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang. Instrumen dalam
teknik wawancara ini peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara yang
berisi aspek pertanyaan yang berkaitan dengan objek penelitian.

4
Ibid., h. 231.
5
Ibrahim, Metode Penelitian Kualitatif, (Pontianak: 2015), h. 92.
43

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Pedoman wawancara kepala sekolah


No Pertanyaan Informan
Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan Kepala
1
pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak usia dini? sekolah
Kapan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini mulai
2
dilaksanakan?
Apa latar belakang pembelajaran membaca al-Qur’an di TK
3
ini?
4 Apakah tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Bagaimana kompetensi guru serta perekrutan guru di sentra
5
al-Qur’an?
Apakah terdapat analisis kemampuan belajar anak sebelum
6
pembelajaran membaca al-Qur’an dilaksanakan?
Bagaimana perencanaan pembelajaran membaca al-Qur’an di
7
sekolah ini?
Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kebutuhan anak
8
atau kebutuhan sekolah?
Bagaimana strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada
9
anak di TK ini?
Siapakah yang menentukan strategi membaca al-Qur’an di
10
TK ini?
Apa saja program kegiatan yang telah direncanakan dalam
11 meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an anak di TK
ini?
Apa faktor pendukung dalam pembelajaran membaca
12
al-Qur’an di TK ini?
Apakah faktor penghambat dalam pembelajaran membaca
13
al-Qur’an?
Bagaimana pihak sekolah mengevaluasi pembelajaran
14
membaca al-Qur’an?
Apakah ada pembinaan atau pelatihan bagi guru dalam
15
mengembangkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an?

Pedoman wawancara guru


No Pertanyaan Informan
Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang pembelajaran Guru
1
membaca al-Qur’an pada anak usia dini? Sentra
2 Apa tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran membaca
3
al-Qur’an di sekolah ini?
44

Bagaimana tahapan pembelajaran al-Qur’an pada anak usia


4
dini?
Bagaimana guru menganalisis kemampuan belajar anak dalam
5
pembelajaran membaca al-Qur’an?
Bagaimana strategi yang digunakan dalam pembelajaran
6
membaca al-Qur’an di TK ini?
Bagaimana bentuk motivasi atau dukungan sekolah terhadap
7
strategi pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Bagaimana bentuk pemberian motivasi pada anak dalam
8
pembelajaran membaca al-Qur’an?
Bagaimana pihak guru mengevaluasi strategi pembelajaran
9
membaca al-Qur’an?
Apakah pernah mengalami perubahan strategi dalam proses
10
pembelajaran membaca al-Qur’an?
Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua terkait strategi
11
pembelajaran membaca al-Qur’an?
12 Apakah ada pembinaan atau pelatihan bagi guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an?
Apakah faktor yang mendukung serta menghambat dalam
13
pembelajaran membaca al-Qur’an?
14 Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat tersebut?
Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran
15
membaca al-Qur’an di TK ini?
Mengapa memilih metode tersebut dalam pembelajaran
16
membaca al-Qur’an?

Pedoman wawancara orang tua


No Pertanyaan Informan
Bagaimana pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah ini Orang tua
1
menurut Ibu?
Apakah ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua
2 dalam pembelajaran membaca al-Qur’an? Jika ada,
bagaimana kerjasama tersebut?
Apakah buku tibyan yang digunakan dalam pembelajaran
3
membaca al-Qur’an di sekolah ini efektif menurut ibu?

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang


sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis,
45

artefacts, gambar, maupun foto.6 Studi dokumen merupakan pelengkap


dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Bogdan dalam
Sugiono menyatakan bahwa, in most tradition of qualitative research, the
phrase personal document is used broadly to refer to any first person
narrative produced by an individual which describes his or her own
actions, experience and belief.7
Dokumen yang akan dikumpulkan peneliti dapat meliputi data
keadaan sekolah secara umum, seperti profil sekolah, rencana maupun
penilaian pembelajaran membaca al-Qur’an, foto yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur’an serta data-data lainnya
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Tabel 3.4
Daftar Ceklist Dokumentasi Sekolah
Tidak
No Nama Dokumen Ada Keterangan
Ada
1 Dokumentasi Sekolah
a) Profil Sekolah

b) Visi dan Misi Sekolah

c) Keadaan Guru

d) Keadaan Anak

2 Dokumentasi
Pembelajaran Membaca
al-Qur’an
3 Dokumentasi Pendukung

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data diperlukan suatu teknik


pemeriksaan data. Menurut Lexy J. Moleong ada empat krtiteria yang
digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

6
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), Cet. 4, h. 391.
7
Sugiyono, op. cit., h. 240.
46

(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian


(confirmability). Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam
pemeriksaan keabsahan data, diantaranya:
1. Derajat kepercayaan
1) Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan perpanjangan keikutsertaan guna
mendapatkan data-data terkait TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang dan program pembelajaran membaca al-Qur’an. Keikutsertaan
peneliti dalam sebuah penelitian sangat menentukan pengumpulan data.
Dengan waktu yang lebih lama peneliti dapat mengetahui gejala-gejala
dalam strategi pembelajaran membaca al-Qur’an dengan lebih
mendalam.
2) Ketekunan/keajegan pengamatan
Keajegan pengamat berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan
atau tentatif. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan melakukan
pengamatan terkait strategi pembelajaran membaca al-Qur’an secara
terperinci dan terus menerus selama kebutuhan data berlangsung.
3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pemeriksaan yang
dilakukan oleh peneliti antara lain:
a. Triangulasi sumber, menurut Patton dalam Moleong yaitu dengan cara
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara,
membandingkan apa yang dikatakannya orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu,
47

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang


berkaitan. Hasil perbandiangan ini diharapkan dapat menyatukan
persepsi atas datayang diperoleh.
b. Triangulasi metode, menurut Patton dalam Moleong terdapat dua
strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi penyidik (pengamat), yaitu dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data.Dalam penelitian ini dosen pembimbing dan
guru tahfidz bertindak sebagai pengamat yang memberikan masukan
kepada peneliti terhadap hasil pengumpulan data.
4) Pengecekan teman sejawat
Pengecekan teman sejawat dilakukan sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi bersama rekan-
rekan sejawat. Penulis melakukan teknik ini dengan cara berdiskusi
dengan rekan sejawat, guru yang bersangkutan, serta dosen
pembimbing terkait hasil sementara maupun hasil akhir penelitian.
Sehingga peneliti mendapat masukkan, kritik, serta saran atas
kekurangan yang mungkin terjadi dalam melakukan penelitian.8

2. Uraian rinci/ keteralihan


Uraian rinci (thick description) merupakan teknik yang khas dalam
penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian
kualitatif dalam membangun keteralihan (transferability) yang sangat
berbeda dengan non kualitatif dengan validitas eksternalnya. Karena itu
peneliti dituntut untuk dapat melaporkan hasil penelitiannya secara rinci,

8
Lexy Moleong,op. cit., h. 131-331.
48

teliti dan secermat mungkin agar mampu menggambarkan dengan baik


dan benar konteks penelitian yang dilakukan.9

F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.10
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini setelah peneliti menganalisa seluruh data yang
tersedia baik dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, peneliti
melakukan reduksi data untuk memilah dari semua data yang ditemukan
kemudian peneliti mengambil hanya hal-hal yang sesuai dengan
penelitian. Reduksi data dalam penelitian ini penulis lakukan selama
proses penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dapat berbentuk uraian singkat,
bagan, hubungan kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman
dalam Sugiyono menyatakan bahwa the most frequent form of display
data for qualitative research data in the past has been narrative text.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat kualitatif.

9
Ibid.,h. 134.
10
Sugiyono, op. cit., h. 246.
49

3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan kredibel.11

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Instrumen ini disusun berdasarkan teori implementasi pembelajaran dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran menurut Slameto sebagai berikut:
Teknik
Fokus Sub Fokus Indikator
Pengumpulan
Strategi Persiapan Perumusan tujuan pengajaran. Wawancara,
Pembelajaran Pembelajaran Dokumentasi
Pengembangan alat evaluasi. Wawancara,
Dokumentasi
Analisis tugas belajar dan Wawancara,
identifikasi kemampuan siswa. Observasi,
Dokumentasi
Penyusunan strategi Wawancara,
pembelajaran. Dokumentasi
Pelaksanaan Komponen guru Wawancara,
Kegiatan Observasi,
Pembelajaran Dokumentasi
Komponen peserta didik Wawancara,
Observasi,
Dokumentasi
Komponen tujuan Wawancara,
Observasi,
Dokumentasi
Komponen bahan Wawancara,
pembelajaran Observasi,
Dokumentasi

11
Ibid., h. 246-257.
50

Komponen metode Wawancara,


Observasi,
Dokumentasi
Komponen sarana dan Wawancara,
prasarana Observasi,
Dokumentasi
Evaluasi hasil Taraf pencapaian tujuan Observasi,
Program pembelajaran, keseksamaan Dokumentasi
Belajar perumusan tujuan.
Kesesuaian antara metode dan Wawancara,
teknik pengajaran dengan sifat Observasi,
bahan pelajaran, tujuan yang Dokumentasi
ingin dicapai, karakteristik
siswa, kemampuan dasar
siswa.
Keberhasilan program dalam Observasi,
mencapai tujuan program. Dokumentasi
Keseksamaan alat evaluasi Wawancara,
yang digunakan dengan tujuan Observasi,
pengajaran/tujuan program Dokumentasi
yang ingin dinilai
keberhasilannya.
Perbaikan Wawancara,
Program Observasi,
Kegiatan Dokumentasi
Pembelajaran
Faktor-Faktor Faktor Fisiologis Wawancara,
Yang Internal Observasi,
Mempengaruhi Dokumentasi
Psikologis Wawancara,
Observasi,
Dokumentasi
Faktor Lingkungan sosial (guru, Wawancara,
Eksternal teman bermain, kurikulum Observasi,
sekolah dan lingkungan Dokumentasi
masyarakat)
Lingkungan non sosial Wawancara,
(gedung sekolah, letak Observasi,
geografis rumah anak, alat-alat Dokumentasi
belajar, keadaan cuaca, waktu
belajar)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim


Pada bab ini peneliti akan membahas hasil wawancara mendalam yang
dilakukan dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer berasal dari observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder
berasal dari hasil observasi dan arsip serta dokumen berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Partisipan yang menjadi
narasumber adalah kepala sekolah, guru, kordinator guru sentra, dan orang
tua. Observasi dilakukan di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim, Tangerang
selama 2 bulan/8 minggu/25 hari.
Dalam bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana strategi
pembelajaran Al-Qur’an dalam meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim,
Tangerang.

Bagian ini menjelaskan tentang profil sekolah, visi dan misi, data guru dan
siswa, serta keadaan sarana dan prasarana.
a. Profil Sekolah
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim berdiri sejak tahun 2018. TK
ini terletak di Jl. Masjid Albaidho No. 54 Kp. Dukuh RT 02/03
Kelurahan Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang. Pembentukan
lembaga ini diprakarsai oleh beberapa ahli pendidikan dan pemuka
agama yang dikoordinasikan di Yayasan Ibnu Hasyim.
TK ini berdiri untuk memenuhi kebutuhan sistem pendidikan yang
berkualitas, kritis, mandiri, dan kreatif yang didasarkan pada al-Qur’an
dan sunah. Selain itu, TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim memiliki
pandangan terkait pentingnya perkembangan moral agama pada anak
sejak usia dini terlebih kemampuan membaca al-Qur’an pada anak. Juga
52

atas permintaan masyarakat yang menginginkan adanya sekolah berbasis


sunah. Atas inspirasi tersebut, maka lembaga merespon secara positif
dengan menyediakan tempat belajar anak berlandaskan al-Qur’an dan
sunah.
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim sebelumnya mengembangkan
kurikulum 2013 yang dipadukan dengan kurikulum membaca al-Qur’an.
Tepatnya, sekolah mengadopsi sistem kurikulum membaca al-Qur’an
dari lembaga pusat sebagai ciri khas dari sekolah ini.
Sebagian besar guru di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
memiliki basis pendidikan yang sesuai dengan bidang ilmu yang
dibutuhkan, hal tersebut didukung dengan adanya karantina pelatihan
bagi guru selama beberapa bulan. Jumlah guru dan kepala sekolah
sebanyak 4 orang terdiri dari 1 orang S1 Pendidikan Agama Islam, 1
orang S1 Komunikasi, 1 orang mahasiswa S1 Psikologi, 1 orang
mahasiswa S1 PAUD, Jumlah siswa di TK Islam TAUD SaQu Ibnu
Hasyim sebanyak 16 orang. Sementara rombongan belajar terdiri dari 3
jenis yaitu Kelompok Bermain sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa 4
orang, TK A sebanyak 1 kelas dengan jumlah 6 orang, dan TK B
sebanyak 1 kelas dengan jumlah 6 orang.

b. Visi dan Misi TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim


1) Visi
Menjadi lembaga pendidikan tahfidz anak usia dini yang mampu
mencetak generasi penghafal al-Qur’andan berakhlak al-Qur’an.1
2) Misi
Adapun misi sekolah ini adalah: yang pertama, menumbuhkan
kegemaran dan kebiasaan membaca dan menghafal al-Qur’an; yang
kedua, membekali amalan praktis harian anak sesuai tuntunan Islam
lewat pemahaman dan pengamalan hadits dan dzikir harian serta
praktek ibadah; yang ketiga, mengentaskan buta huruf al-Qur’an

1
Guide Book TK Isam TAUD SaQu Ibnu Hasyim, (Jakarta: Dokumen 1, 2017), h. 3.
53

sejak usia dini; yang keempat, menanamkan akhlakul karimah dalam


berinteraksi dengan orang tua, teman dan masyarakat; yang kelima,
membudayakan tradisi belajar Islami.2

c. Data Guru dan Siswa


Tenaga pendidik sekolah ini berjumlah 4 orang, terdiri dari seorang
Kepala Sekolah lulusan S1 Pendidikan Agama Islam, Guru yang
mahasiswa S1 PAUD berjumlah 1 orang. Sedangkan, untuk guru dengan
kelulusan non-PGTK berjumlah 2 orang. Guru yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 3 orang dan 1 orang guru laki-laki.
Jumlah siswa TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim sebanyak 16 orang
yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan 4 orang. Siswa KB
berjumlah 4 orang dengan perbandingan gender, siswa laki-laki 2 orang
dan perempuan 2 orang. Siswa TK A berjumlah 6 orang dengan
perbandingan gender, siswa laki-laki 6 orang dan tidak ada perempuan.
Siswa TK B berjumlah 6 orang dengan perbandingan gender, siswa laki-
laki 4 orang dan perempuan 2 orang.

d. Keadaan Sarana dan Prasarana


TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim memiliki sarana dan prasarana
yang cukup memadai dalam hal ini memiliki ruang kelas sebanyak 3
dengan kondisi yang masih fungsionil, sarana bermain yang memadai, dan
alat permainan yang masih berfungsi. Kemudian ada aula, ruang kepala
sekolah, toilet, tempat wudhu, wastafel, dapur, Dengan jumlah fasilitas
yang cukup memadai menjadi daya tarik bagi orangtua karena dalam
pembelajaran sarana dan prasarana merupakan hal terpenting sesuai
dengan tabel di bawah ini.

2
Ibid, h. 3.
54

Table 4.1 Prasarana TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim


Kondisi
Baik Rusak Rusak Rusak Jml
No Jenis
Ringan Sedang Berat Total
1. Ruang 4 - - - 4
sentra
2. Ruang 1 - - - 1
kepala
sekolah
3. Toilet 1 - - - 1
4. Wastafel 2 - - - 2
5. Loker 18 7 - - 25
6. Lemari 1 1 2
APE
7. Lemari Es 1 1
8. Meja kepala 1 1
sekolah
9. Meja anak 20 - 20
10. Papan tulis 3 3
11. Kipas angin 5 5
12. Cermin 1 1
13. Proyekyor 1 1
14. Sound 1 1
sistem
15. APE Sentra
 Diniyah 6 1 - - 7
dan al-
Qur’an
 Sains dan 9 - - - 9
Bahan
Alam
 Persiapan 10 2 - - 12
 Fisik 8 - - - 8
motorik
16. Tempat 1 - - - 1
wudhu
17. Mesin 1 - - - 1
laminating
18. Aula 1 - - - 1

e. Informasi Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan sebanyak 5 orang yang terdiri dari
1kepala sekolah, 1 koordinator sentra, 1 guru sentra dan 2orang wali
55

murid. Informasi partisipan penelitian dijabarkan pada bab ini agar


pembaca dan penguji dapat memahami situasi dan hasil penelitian.
Pada penelitian kualitatif hasil dari kesimpulan tidak bisa
disamakan dari penelitian manapun. Oleh karena itu, siapa yang
diwawancarai dan kapan diwawancarai itu sangat penting karena
kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda dari setiap orang yang
diwawancarai walaupun dilakukan dengan waktu yang berbeda dan
mewawancarai orang yang berbeda.

Partisipan KSR berjenis kelamin perempuan beliau adalah kepala


sekolah di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim, partisipan bertempat
tinggal di Ciledug. Beliau berstatus sudah menikah, partisipan KSR
menjadi seorang guru selama 3 tahun dan menjabat menjadi kepala
sekolah di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim kurang lebih 1 tahun.

Partisipan KSA berjenis kelamin laki-laki beliau adalah


koordinator guru sentra Diniyah dan al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu
Ibnu Hasyim, partisipan KSA bertempat tinggal di Ciledug. Beliau
berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, partisipan KSA
menjadi seorang guru sudah selama 2 tahun dan menjabat menjadi guru
sentra Diniyah dan al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
kurang lebih 2 tahun.

Partisipan GSA berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru


sentra Diniyah dan al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim,
partisipan GSA berusia 21 tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat
tinggal di Palmerah. Beliau belum menikah dan berstatus sebagai
mahasiswa, partisipan GSA menjadi seorang guru sudah selama 1 tahun
dan menjabat menjadi guru sentra Diniyah dan al-Qur’an di TK Islam
TAUD SaQu Ibnu Hasyim kurang lebih 1 tahun, selain menjabat sebagai
guru sentra, partisipan juga adalah seorang wali kelas untuk kelas Alif Ula
(KB).
56

Partisipan WSO berjenis kelamin perempuan beliau adalah ibu


rumah tangga, partisipan WSO berusia 28 tahun, bertempat tinggal di
Alam Sutera. Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak,
partisipan WSO juga menjabat sebagai wakil ketua POMG di TK Islam
TAUD SaQu Ibnu Hasyim.

Partisipan WSA berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru


dan ibu rumah tangga, partisipan WSA berusia 28 tahun, bertempat
tinggal di Ciledug. Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang
anak.

B. Pembahasan

Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada
anak usia dini serta faktor pendukung dan penghambat strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu
Hasyim Tangerang.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an pada anak usia dini peneliti akan memaparkan hasil
penelitian yang mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti membagi
pembahasan menjadi 2 bagian, sesuai dengan tema yang dibahas oleh
partisipan, bagian 1 yaitu mengenai strategi pembelajaran membaca al-Qur’an
yang digunakan meliputi: a) Persiapan pembelajaran, b) Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, c) Evaluasi hasil program pembelajaran, d) Perbaikan program
kegiatan pembelajaran, dan bagian 2 meliputi: a) Faktor pendukung, b) Faktor
penghambat pembelajaran.
57

a. Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu


Ibnu Hasyim
a) Persiapan Pembelajaran

Pada pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah


mempunyai tujuan yaitu mengenalkan anak pada al-Qur’an sejak dini
sehingga bisa mengentaskan buta huruf al-Qur’an, membentuk anak
lebih dekat dengan al-Qur’an, kemudian membentuk anak sesuai
dengan akhlak al-Qur’an. Informasi tersebut peneliti dapat
berdasarkan pernyataan KSA, KSR, GSA sebagai berikut:
KSA mengungkapkan tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an
sebagai berikut:
Yaaa.. saya dan sekolah mempunyai tujuan dalam pembelajaran
ini, anak bisa mengenal huruf hijaiyah malah kalau bisa anak sampai
bisa membaca al-Qur’an. Makanya sekolah mempunyai strategi dalam
memberikan pembelajaran.3

Pernyataan tersebut didukung oleh KSR yang mengatakan


bahwa:
Tujuannya untuk membentuk anak itu lebih dekat dengan al-
Qur’an. Karena menurut saya, belajar huruf hijaiyah atau al-Qur’an
sejak usia dini itu memang sudah seharusnya diajarkan terlebih itu al-
Qur’an, jika dari sekarang sudah ditanamkan al-Qur’an insya Allah
ketika dewasa akan lebih mudah daripada mengajarkannya saat
dewasa.4

Pernyataan tersebut diperkuat dengan GSA yang mengatakan


bahwa:
Kalau tujuan pembelajarannya saya sesuaikan dengan misi
sekolah yang ada. Salah satu misi sekolah kan untuk menumbuhkan
kebiasaan membaca al-Qur’an pada anak dan mengentaskan buta
huruf al-Qur’an. Jadi, RPPM dan RPPH yang dibuat saya ada
pembelajaran huruf hijaiyahnya. 5

Pada pelaksanaan ini, sekolah menyusun strategi pembelajaran


diantaranya adalah pembuatan rencana pembelajaran harian yang

3
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
4
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
5
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
58

disesuaikan dengan materi pembelajaran al-Qur’an sesuai dengan


kurikulum yang ada. Informasi tersebut peneliti dapatkan berdasarkan
pernyataan KSA, GSA, KSR sebagai berikut:
Seperti yang disampaikan oleh KSA mengenai perencanaan
pembelajaran sebagai berikut:
Iya.. kami buat rencana pembelajaran berdasarkan kebutuhan
anak juga, kami mempersiapkan rencana melalui pembuatan RPPM,
RPPH yang disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan aspek-
aspek perkembangan. Melihat dari aspek perkembangan kami merasa
anak mampu untuk diajarkan walau hanya dengan pengenalan saja
tetapi ketika mereka sudah mampu mengenal maka ia bisa membaca
dan itu merupakan suatu hadiah dari Allah SWT sebenarnya.6

Pernyataan lainnya diungkapkan oleh GSA:


Sebelumnya kami buat perencanaan per semester lalu kami buat
lagi jadi bahan ajar kegiatan mingguan. Kami juga membuat rencana
kegiatan harian. Rencana kegiatan ini kami buat sesuai dengan
kurikulum membaca al-Qur’an.7

Pernyataan serupa diungkapkan oleh KSR:


Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang
dipadukan dengan kurikulum membaca al-Qur’an. Pembelajaran yang
diberikan secara terintegrasi yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan anak.8 Gambar 4.1

6
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
7
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
8
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
59

Gambar 4.1 Rencana pembelajaran semester dan pembelajaran harian


sentra diniyah & al-Qur’an

b) Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di TK


Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Pelaksanaan strategi pada pembelajaran membaca al-Qur’an
mengacu pada seperangkat komponen agar dapat tercapainya tujuan
pembelajaran. Adapun komponen strategi pembelajaran diantaranya
yaitu: guru, peserta didik, tujuan, bahan pembelajaran, metode yang
digunakan, dan sarana prasarana.

1) Komponen Guru
Pada pelaksanaannya, guru memberikan pembelajaran dengan
bervariasi yang ditujukan kepada anak murid agar bisa berkembang
sesuai dengan kemampuannya. Informasi tersebut peneliti dapatkan
berdasarkan pernyataan KSA sebagai berikut:
Guru memberikan pembelajaran melalui bermain, bercerita,
tanya jawab, bermain peran. Selain itu menggunakan berbagai
kegiatan yang mendukung seperti mewarnai hijaiyah, membuat
kolase hijaiyah. Kemudian menggunakan media yang mendukung
seperti puzzle hijaiyah, lauhah, flashcard dan sebagainya. Sebisa
mungkin guru menggunakan strategi yang menyenangkan dalam
pembelajarannya.9

Pernyataan tersebut diperkuat dengan catatan lapangan yang


peneliti temukan sebagai berikut:

9
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
60

Dalam mengenalkan huruf hijaiyah pada anak-anak, guru


menggunakan media papan tulis mini. Anak juga dipersilahkan
menulis huruf hijaiyah di papan tulis tersebut. Kemudian guru
mengajarkan syair huruf hijaiyah sesuai dengan hijaiyah yang ada
di papan tulis mini dan anak mengikuti bersama.10
Pada saat jam olahraga guru mengenalkan huruf hijaiyah
melalui permainan mencocokkan gambar hijaiyah sambil berlari.
Dalam kegiatan tersebut anak-anak antusias mengikuti permainan
terlihat dari mau menunggu giliran dengan sabar dan memberikan
semangat pada temannya yang sedang melakukan permainan.11

Gambar 4.2 Kegiatan anak mencocokkan hijaiyah

2) Komponen Peserta Didik


Pada pelaksanaan pembelajaran anak dapat menerima strategi
yang digunakan guru dalam memberikan pembelajaran terlihat dari
kegiatan sehari-hari. Anak menyukai materi yang diberikan
sehingga anak mengikuti pembelajaran hingga akhir. Informasi
tersebut peneliti dapatkan berdasarkan pernyataan guru sentra
al-Qur’an (GSA) sebagai berikut:
Pertama, saya menyalakan murotal di area bermain anak lalu
memberikan kesempatan pada anak untuk bermain beberapa menit
sebelum masuk kelas. Agar anak dapat mengekspresikan segala
sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan, sehingga dapat membantu
anak memperbaiki emosionalnya dipagi hari. Setelah bermain saya
langsung mengajak anak berbaris sambil bernyanyi syair hijaiyah

10
Catatan Lapangan 1, (Tangerang: 3 Februari 2020).
11
Catatan Lapangan 5, (Tangerang: 12 Februari 2020).
61

lalu mengajak anak menebak huruf hijaiyah yang ada di flashcard


atau papan tulis sebelum masuk kelas. Kemudian membuat
lingkaran untuk berdo’a juga dzikir pagi bersama. Hal itu dapat
mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan
baik.12

Sebagaimana pendapat di atas, didukung dengan adanya catatan


lapangan sebagai berikut:
Anak mengeluarkan suara dengan lantang dan semangat
mengikuti syair hijaiyah bersama guru, wajahnya terlihat ceria.
Kemudian mengikuti arahan guru untuk berbaris dan memasuki
kelas dengan tertib.13 Hal ini diperkuat dengan adanya Gambar 4.3

Gambar 4.3 Anak berbaris mengikuti arahan guru

3) Komponen Tujuan
Pembelajaran mempunyai sebuah tujuan yang dijadikan
landasan dalam menentukan strategi, materi, media, dan evaluasi.
Guru harus memiliki tujuan agar kegiatan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Informasi tersebut peneliti dapatkan
berdasarkan pernyataan koordinator (KSA), guru sentra (GSA)
sebagai berikut:
Sebagaimana dikemukakan oleh KSA sebagai berikut:
Yaaa.. saya dan sekolah mempunyai tujuan dalam pembelajaran
ini, anak bisa mengenal huruf hijaiyah malah kalau bisa anak
sampai bisa membaca al-Qur’an. Makanya sekolah mempunyai

12
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
13
Catatan Lapangan 3, (Tangerang: 13 Februari 2020).
62

strategi dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran membaca


al-Qur’an ditetapkan melalui rapat pengelola TK yang dirancang
melalui pembuatan prosem, RPPM, RPPH.14

Hal ini diperkuat dengan pendapat GSA sebagai berikut:


Kalau tujuan pembelajarannya saya sesuaikan dengan misi
sekolah yang ada. Salah satu misi sekolah kan untuk
menumbuhkan kebiasaan membaca al-Qur’an pada anak dan
mengentaskan buta huruf al-Qur’an. Jadi, RPPM dan RPPH yang
dibuat saya ada pembelajaran huruf hijaiyahnya. Hal itu juga
disesuaikan dengan KD dan aspek perkembangan anak. Jika
pembelajaran yang dibuat dari RPPM dan RPPH tidak berhasil
makan guru bisa mengusulkan strategi pembelajaran yang lebih
inovatif agar proses membaca al-Qur’an menjadi lebih baik untuk
anak. Untuk pembelajaran sejauh ini sekolah melakukan
pembiasaan dengan setiap pagi memutar audio murottal sebelum
jam masuk. Anak bergiliran membaca buku tibyan qiro’ah. Saat
baris berbaris anak bernyanyi hijaiyah. Mengenalkan huruf
hijaiyah dengan harokat menggunakan flashcard/papan tulis
mini/boneka tangan dan penambahan materi hijaiyah juga
menggunakan buku tamhidi sebelum masuk sentra. Hal tersebut
ternyata dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan sekolah.15

Sebagaimana pendapat di atas, didukung dengan adanya catatan


lapangan sebagai berikut:
Sebelum masuk kelas anak setiap pagi anak-anak dibiasakan
untuk membaca buku tibyan qiroah pada guru sentra Diniyah dan
al-Qur’an. Saat baris-berbaris guru mulai memperkenalkan anak
harokat pada huruf hijaiyah menggunakan flashcard.16 Hal ini
dibuktikan pada Gambar 4.4

14
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
15
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
16
Catatan Lapangan 3, (Tangerang: 13 Februari 2020).
63

Gambar 4.4 Anak diperkenalkan huruf hijaiyah dengan harakat


menggunakan buku tibyan qiroah dan flashcard

4) Komponen Bahan Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar guru memerlukan bahan


pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Bahan pembelajaran yang diberikan guru dapat melalui buku, TV,
lingkungan, internet, dll.
KSR menyatakan bahwa bahan pembelajaran yang digunakan
untuk mendukung kemampuan membaca al-Qur’an di sekolah ini
sebagai berikut:
Kami menggunakan bahan ajar khusus untuk mendukung
pembelajaran yaitu berupa buku tibyan qiroah, tibyan tamhidi, tibyan
tarbiyah, audio speaker, earphone, microphone. Hal umumnya kami
menggunakan flashcard, boneka tangan, puzzle, jahit huruf hijaiyah,
lauhah, laptop, proyektor, dan alat permainan edukatif lainnya.17

Pernyataan di atas diperkuat oleh KSA sebagai berikut:

17
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
64

Kami biasanya menyalakan audio speaker yang berisi murotal


atau syair hijaiyah setiap pagi agar anak terbiasa mendengar bacaan
al-Qur’an. Sebelum masuk kelas anak bergiliran membaca buku
tibyan qiroah. Anak juga membawa earphone ke sekolah berisikan
murotal, syair hijaiyah sesuai pencapaian masing-masing anak yang
bisa digunakan saat mereka menunggu giliran ziyadah (penambahan
hafalan) atau masuk ke sentra al-Qur’an. Kami juga menggunakan
laptop/proyektor sebagai media visual anak dalam mengenalkan
bacaan al-Qur’an.18

Kemudian penjelasan di atas didukung dengan hasil pengamatan


dan dokumentasi yang dilakukan peneliti bahwa:
Guru menggunakan media sebagai bahan pembelajaran dalam
membimbing bacaan al-Qur’an anak, yaitu membaca menggunakan
buku tibyan qiroah, tibyan tamhidi, dan beberapa alat peraga edukatif
pendukung seperti flashcard hijaiyah, jahit huruf hijaiyah, menyusun
puzzle hijaiyah kemudian menggunakan speaker. Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Buku tibyan qiroah, anak mendengarkan huruf hijaiyah dan
murotal menggunakan earphone, media menjahit huruf hijaiyah, bermain puzzle
hijaiyah

18
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
65

5) Komponen Metode

Metode merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan


kegiatan pembelajaran kepada anak. Metode pembelajaran dirancang
oleh guru semenarik mungkin agar dapat menyenangkan bagi anak.
Tujuannya agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dicapai
selama mengikuti pendidikan. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an yaitu metode tibyan yang
terintegrasi dengan beberapa metode pembelajaran anak usia dini
yaitu bermain, bercerita, tanya jawab, demonstrasi dan sebagainya.
Informasi tersebut peneliti dapatkan berdasarkan pernyataan GSA,
KSA, sebagai berikut:
Sebagaimana disampaikan oleh GSA sebagai berikut:
Iya.. sekolah ini menggunakan metode At-Tibyan.
Emhh.. karena dari berbagai macam metode yang ada, menurut
saya metode ini yang cukup efektif diterapkan pada anak usia dini.
Biasanya metode ini kami lakukan dengan mengulang beberapa kali
huruf hijaiyah. At-Tibyan itukan sama dengan mengeja juga
mengulang jadi anak-anak lebih mudah mengingat dan cepat dalam
membacanya.19

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh KSA sebagai berikut:

Pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini menggunakan


metode At-Tibyan yang di dalamnya ada tamhidi, tahajji, ziyadah,
syair huruf hijaiyah. Karena menurut kami metode tibyan ini cocok
dengan anak usia dini. Saya sudah memperhatikan beberapa metode
membaca al-Qur’an yang lain seperti ummi, iqro, tilawati dan
sebagainya namun untuk anak usia dini menurut saya metode
At-Tibyan ini lebih cocok daripada metode yang lainnya.20 Gambar
4.6

19
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
20
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
66

Gambar 4.6 Buku tibyan tamhidi, tibyan qiroah, tarbiyah

Setiap pagi anak-anak dibiasakan untuk menyerahkan buku


tibyan qiroah pada guru sentra Diniyah dan al-Qur’an. Anak-anak
diperkenankan bermain bebas hingga jam 08.00 sambil menunggu
giliran untuk membaca buku tibyan qiroah.21 Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Anak sedang bergiliran membaca


buku tibyan qiroah

Selanjutnya, anak-anak diperkenalkan huruf hijaiyah melalui


buku tibyan tamhidi beserta pengucapan syair huruf hijaiyah dan
mengerjakan lembar kerja huruf hijaiyah yang ada dibuku tersebut,
serta melakukan beberapa kegiatan pendukung lainnya.22 Gambar
4.8.

21
Catatan Lapangan 3, (Tangerang: 6 Februari 2020).
22
Catatan Lapangan 4, (Tangerang: 11 Februari 2020).
67

Gambar 4.8 Lembar kerja anak pada buku tibyan tamhidi

Anak-anak sangat antusias menirukan syair huruf hijaiyah


yang guru sebutkan menggunakan buku tamhidi. Dari sini peneliti
merasa metode ini menyenangkan untuk anak. Ketika
mengucapkan syair huruf hijaiyah anak-anak juga mengetahui
secara langsung huruf hijaiyah dan juga sekaligus memperbaiki
cara membacanya.23 Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Guru mengenalkan hijaiyah


menggunakan buku tamhidi dan syair huruf hijaiyah

Selama kurang lebih 15 menit anak-anak belajar tahajji


(mengeja huruf disertai tanda baca) surat Al-Fatihah ayat 2 juga
beberapa huruf hijaiyah yang ditulis sambung.24 Gambar 4.10.

23
Catatan Lapangan 4, (Tangerang: 11 Februari 2020).
24
Catatan Lapangan 5, (Tangerang: 12 Februari 2020).
68

Gambar 4.10 Anak sedang maju satu persatu untuk tahajji


Al-Fatihah dan hijaiyah

Guru juga melakukan kegiatan recalling pembelajaran setiap


haridan memberikan semangat dan motivasi pada anak agar selalu
semangat dalam membaca al-Qur’an. Sebelum pulang guru
memberikan reward berupa bintang bagi anak yang mengikuti
kegiatan dengan tertib.25 Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Anak diberikan reward oleh guru berupa bintang ketika
mengikuti kegiatan dengan tertib

6) Komponen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan penunjang tercapainya


pembelajaran anak. Kegiatan bermain memerlukan alat permainan
yang edukatif baik itu di dalam atau di luar ruangan. Sarana prasarana
dapat meningkatkan efektivitas guru dalam pembelajaran karena dapat

25
Catatan Lapangan 3, (Tangerang: 6 Februari 2020).
69

mempengaruhi motivasi anak dalam belajar. Berdasarkan hasil


penelitian, sarana prasarana pendukung yang ada di sekolah ini dalam
strategi pembelajaran membaca al-Qur’an sebagai berikut:
Sebagaimana dikemukakan oleh GSA sebagai berikut:
Alat permainan yang mendukung kegiatan kami dalam
pembelajaran yaitu ada flashcard hijaiyah, jahit huruf hijaiyah,
kemudian ada juga main menggantung huruf hijaiyah, mencocokkan
es krim hijaiyah, dan puzzle hijaiyah.26 Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Sarana prasarana penunjang pembelajaran

Kemudian diperkuat juga dengan ungkapan KSA sebagai berikut:


Sebagai sarana pendukung yang ada di sekolah ini salah satunya
buku tibyan. Untuk media pendukung di TK ini menggunakan lauhah,
Qur’an pen, puzzle hijaiyah, flashcard, jahit huruf hijaiyah, gantungan
huruf hijaiyah.27

Berikut sarana prasarana pendukung pembelajaran membaca


al-Qur’an. Gambar 4.13.

26
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
27
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
70

Gambar 4.13 Sarana prasarana penunjang pembelajaran

c) Evaluasi Hasil Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di


TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Evaluasi suatu proses pengumpulan data dan pengolahan


informasi yang digunakan guru unuk menentukan tingkat
pencapaian perkembangan anak. Oleh karena itu guru di TK
melakukan evaluasi secara rutin. Berdasarkan hasil penelitian, guru
melakukan evaluasi kepada anak melalui laporan kegiatan harian,
review materi mingguan, panggung tahfidzh, dan ujian lisan.
71

GSA menyatakan bahwa bentuk evaluasi yang dilakukan guru


dalam strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak sebagai
berikut:
Kalau evaluasi biasanya kami ada laporan harian melalui buku
penghubung, ada juga evaluasi tiap minggu, jadi khusus di hari
jum’at kami melakukan review materi pada anak, kemudian tiap 3
bulan kami mengadakan kegiatan panggung tahfidzh, juga ujian
lisan. Untuk ujian lisan dilakukan per semester, anak-anak maju
satu persatu.28 Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Buku penghubung sebagai sarana


evaluasi harian anak

Pernyataan di atas diperkuat oleh KSA sebagai berikut:


Pada pelaksanaannya anak juga mengikuti tes lisan yang diuji
oleh saya sendiri untuk mengetahui anak tersebut sudah mampu
dan bisa naik tingkat atau tidak. Lalu diadakan panggung tahfidzh
setiap 3 bulan sekali yang dihadiri oleh orang tua sebagai bentuk
evaluasi lainnya.29

KSR juga menambahkan sebagai berikut:


Yang pertama kami mendengar dan melihat langsung
bagaimana anak-anak belajar juga prakteknya seperti apa dan kami
mengadakan review materi satu persatu setiap minggu untuk
melihat sejauh mana perkembangan anak.30

Hal ini diperkuat dengan adanya catatan lapangan yang peneliti


dapatkan dari TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim bahwa:

28
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
29
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
30
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
72

Khusus pada hari Jum’at kegiatan pembelajaran semua anak


adalah muroja’ah bersama secara klasikal dan bermain. Setelah itu
guru memberikan kesempatan pada anak untuk memilih permainan
yang ada seperti ada anak yang memilih bermain balok dan guru
memberikan earphone untuk membantu anak tersebut sebelum
melakukan murajaah mingguan ke guru.31
Selain itu di sekolah ini ada evaluasi setiap tiga bulan yaitu,
melalui panggung tahfidzh. Panggung tahfidzh merupakan salah
satu bentuk evaluasi pembelajaran secara terbuka, karena di nilai
secara langsung oleh penguji dan dapat dilihat langsung oleh orang
tua. Bersamaan dengan kegiatan panggung tahfidzh, guru juga
memberikan hasil laporan perkembangan anak secara tertulis.32
Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Anak melakukan kegiatan panggung tahfidzh

d) Perbaikan Program Kegiatan Pembelajaran


Dalam strategi pembelajaran guru melakukan perbaikan
terhadap program yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini guna
meningkatkan kualitas pembelajaran untuk anak. Berdasarkan
penelitian, guru biasanya melakukan perbaikan dengan mengikuti
pelatihan rutin, mengadakan pelatihan pembelajaran buku tibyan
bagi orang tua, dan menerapkan kegiatan home visit.

31
Catatan Lapangan 7, (Tangerang: 28 Februari 2020).
32
Catatan Lapangan 10, (Tangerang: 20 Maret 2020).
73

GSA menyatakan bahwa pihak sekolah melakukan perbaikan


strategi pembelajaran membaca al-Qur’an kepada anak melalui
pelatihan untuk guru sebagai berikut:
Guru sentra yang mengajarkan al-Qur’an mengikuti pelatihan
selama 3 bulan di pesantren Wadi Mubarak. Adapun jadwal
upgrading rutin di sekolah untuk menambah wawasan guru
dilaksanakan setiap bulan.33 Hal ini dikuatkan oleh adanya
dokumentasi yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian di TK
Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim.

Informasi serupa disampaikan oleh KSA sebagai berikut:


Emmhh... kalau evaluasi strategi, sebagai pembinaan bagi guru
kami mengutus guru untuk mengikuti pelatihan secara berkala
selama beberapa bulan di pusat.34 Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Piagam pelatihan guru

Selain itu, KSA menyatakan bahwa guru melakukan perbaikan


strategi pembelajaran membaca al-Qur’an kepada anak sebagai
berikut:
Pada pelaksanaannya guru menggunakan laporan harian
menggunakan buku penghubung juga whatsapp harian, kami juga
mengadakan pertemuan mingguan bagi orang tua murid sebagai
bentuk upaya perbaikan pembelajaran yang ada.35

33
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
34
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
35
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
74

Pernyataan serupa juga didukung dengan adanya ungkapan


WSO sebagai berikut:
Saya juga senang adanya kegiatan pertemuan orang tua setiap
Jum’at karena cukup membantu saya untuk mengajarkan anak di
rumah.36

Pernyataan di atas didukung hasil pengamatan dan


dokumentasi peneliti sebagai berikut:
Pada hari jum’at di waktu yang bersamaan dengan kegiatan
anak yaitu jam 08.00-10.00 orang tua dan guru sentra al-Qur’an
mengadakan pertemuan untuk membahas materi yang akan di
ajarkan minggu depan dan mengkomunikasikan tugas orang tua di
rumah.37 Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Orang tua melakukan pertemuan rutin

KSR juga menyatakan salah satu upaya sekolah dalam


melakukan perbaikan pembelajaran pada anak sebagai berikut:
Kami mengadakan kunjungan ke rumah masing-masing anak
(home visit) untuk mengetahui bagaimana anak belajar di
rumahnya.38

Pernyataan di atas diperkuat oleh WSA sebagai berikut:


Menurut saya, bagus sekali kerjasama dari pihak sekolah dan
orang tua yang ada di TK ini. Saya sangat senang adanya kegiatan

36
WSO, Catatan Wawancara 4, (Tangerang: 20 Februari 2020).
37
Catatan Lapangan 9, (Tangerang: 13 Maret 2020).
38
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
75

home visit, saya juga mengapresiasi adanya laporan berupa


kegiatan belajar anak di rumah jadi semua berkesinambungan.39

Penjelasan diatas dikuatkan dengan hasil pengamatan dan


dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada saat guru
melakukan kegiatan home visit.
Guru melakukan agenda home visit yang dilaksanakan setelah
semua kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan ini bertujuan
untuk memberitahu perkembangan anak di sekolah kepada orang
tua serta mengetahui lebih lanjut bagaimana kondisi anak belajar
dirumah. Sehingga guru dan orang tua dapat saling bekerja sama
untuk meningkatkan perkembangan anak.40 Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Guru melakukan kegiatan home visit

b. Faktor Pendukung Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di TK


Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Strategi pembelajaran membaca al-Qur’an dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal yang dapat mendukung pembelajarannya.
Adapun faktor internal yang mendukung diantaranya sebagai berikut:
1. Psikologis Anak (Pemberian Motivasi)
Sebuah pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila anak
mempunyai kondisi yang baik. Tidak hanya memerlukan fisik yang
sehat tetapi anak harus memiliki perasaan yang senang dan nyaman

39
WSA, Catatan Wawancara 3, (Tangerang: 14 Februari 2020).
40
Catatan Lapangan 6, (Tangerang: 14 Februari 2020).
76

saat berada di sekolah. Sehingga dapat memudahkan proses belajar


mengajar secara optimal.
Memberikan motivasi sebelum belajar merupakan hal terpenting
bagi anak. Karena motivasi dapat meningkatkan kondisi psikologis
anak tanpa mereka sadari. Adapun macam-macam motivasi yang guru
berikan yang mampu memberikan perubahan pada perasaan anak
menjadi senang saat berada di sekolah yaitu, berupa memberikan
pujian, reward, serta menceritakan kisah teladan.
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim menerapkan pemberian
motivasi kepada anak. Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti
berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh guru sebagaimana yang
dikemukakan oleh GSA, KSA, WSO, WSA sebagai berikut:
Pada pelaksanaannya sekolah ini memberikan motivasi berupa
reward harian juga afirmasi positif untuk anak, sebagaimana
diungkapkan oleh GSA sebagai berikut:
Kalau di sekolah kami memberikan motivasi pada anak dengan
cara pemberian reward harian bagi anak yang mau membaca
al-Qur’an, kemudian kami juga memberitahu apa yang akan anak dapat
ketika di surga kelak dan manfaat untuk kedua orang tuanya jadi anak
lebih semangat untuk belajar. Dalam hal motivasi kami juga
bekerjasama dengan orang tua, kami meminta agar orang tua di rumah
menyemangati anak untuk belajar al-Qur’an lalu meminta mereka
untuk melakukan treatment sebelum anak tidur yaitu memberikan kata-
kata positif lalu mengelus kepala anak sehingga apa yang disampaikan
orang tua lebih mudah diterima gelombang otak anak.41

Hal ini peneliti dapatkan berdasarkan hasil pengamatan yaitu, Guru


juga melakukan kegiatan recalling pembelajaran setiap hari tidak
hanya itu guru juga memberikan semangat dan motivasi pada anak
agar selalu semangat dalam membaca al-Qur’an. Sebelum pulang guru
memberikan reward berupa bintang ungu bagi anak yang mengikuti
kegiatan di sentra Diniyah dan al-Qur’an dengan tertib.42
Memberikan reward memberikan dampak sangat baik untuk anak
sehingga banyak diantaranya yang sangat antusias untuk mendapatkan

41
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
42
Catatan Lapangan 8, (Tangerang: 2 Maret 2020).
77

reward. Informasi ini peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan


WSO sebagai berikut:
Waktu ada bintang buat anak yang tertib saat belajar, anak saya jadi
semangat dan senang banget kalau pulang bawa bintang banyak. Dia
cerita kalau besok mau belajar lagi yang tertib di sekolah biar dapat
bintang banyak.43 Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Reward bintang untuk anak

Selain itu, berdasarkan informasi yang peneliti dapat dari KSA


anak-anak diberikan motivasi melalui kegiatan story reading sebagai
berikut:
O...iya kalau pagi sebelum masuk ke pembelajaran inti, kami juga
ada kegiatan story reading setiap pagi. Kegiatan itu salah satu upaya
kami untuk mengenalkan karakter sahabat Nabi pada anak serta
memberikan anak semangat di awal pembelajaran.44

Sebagaimana yang peneliti lihat saat melakukan pengamatan


sebagai berikut:
Guru menjelaskan pembahasan materi aqidah “untuk apa Allah
menciptakan manusia”. Guru juga melakuakan kegiatan story reading
10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga.45 Gambar 4.20.

43
WSO, Catatan Wawancara 4, (Tangerang: 20 Februari 2020).
44
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
45
Catatan Lapangan 4, (Tangerang: 11 Februari 2020).
78

Gambar 4.20 Guru melakukan story reading

Sedangkan, beberapa faktor eksternal yang mendukung diantaranya


sebagai berikut:
2. Guru
Guru merupakan seseorang yang telah mengajarkan ilmu kepada
anak murid. Tugas guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi
mendidik, mengarahkan, memfasilitasi, juga mengevaluasi anak. Guru
yang berkompeten menjadi salah satu faktor pendukung dalam
keberhasilan proses pembelajaran. Informasi tersebut peneliti dapat
dari keterangan KSA, KSR, GSA sebagai berikut:
Sebagaimana yang disampaikan oleh KSA sebagai berikut:
Faktor pendukung yang ada di sekolah ini salah satunya buku
tibyan, kemudian guru yang sudah mendapatkan pelatihan
pembelajaran membaca al-Qur’an ini selama 3 bulan.46

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh KSR sebagai berikut:


Alhamdulillah ada guru yang terlatih untuk menyampaikan materi
pembelajaran buku tibyan di sentra al-Qur’an sehingga menjadi
pendukung dalam pembelajaran.47

3. Kurikulum
Kurikulum merupakan serangkaian rancangan perencanan
pembelajaran yang disusun sebagai acuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam hal
ini, TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim menggambarkan bahwa

46
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
47
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
79

terdapat metode tibyan pada pembelajaran membaca al-Qur’an yang


membantu memudahkan anak dalam proses pembelajarannya.
Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh guru dan orang tua sebagaimana yang
dikemukakan oleh KSA, GSA, WSA sebagai berikut:
Seperti yang diungkapkan oleh KSA sebagai berikut:
Pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini menggunakan metode
At-Tibyan yang didalamnya ada tamhidi, tahajji, talqin, ziyadah, syair
huruf hijaiyah.48

Serupa dengan pernyataan di atas, GSA mengungkapkan sebagai


berikut:
Kalau untuk membaca al-Qur’annya metode yang diterapkan
disini yaitu At-Tibyan. At-Tibyan itukan sama dengan mengeja juga
mengulang jadi anak-anak lebih mudah mengingat dan cepat dalam
membacanya.49

Pendapat di atas dikuatkan juga adanya pernyataan WSA sebagai


berikut:
Kalau yang saya lihat efektif, Malah menurut saya lebih mudah
buku tibyan qiroah ini dari pada iqro.50

Penjelasan di atas dikuatkan dengan catatan hasil pengamatan dan


dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada saat anak tahajji
menggunakan lauhah dan tibyan tamhidi. Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Guru menggunakan tibyan lauhah dan


buku tibyan tamhidi dalam pembelajaran

48
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
49
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
50
WSA, Catatan Wawancara 3, (Tangerang: 14 Februari 2020).
80

4. Lingkungan (Pengalaman Anak dengan Orang Tua di Rumah)


Lingkungan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula
bagi anak. Terlebih anak memerlukan lingkungan yang positif juga
kondusif untuk belajar. Anak membutuhkan lingkungan yang
mendukung untuk mendapatkan kenyamanan dalam belajar. Dalam hal
ini, TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim menggambarkan bahwa
faktor lingkungan berupa pengalaman anak di rumah sangat
mendukung dalam proses pembelajaran.
Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh guru dan orang tua TAUD sebagaimana yang
dikemukakan oleh GSA, KSA, WSO, WSA sebagai berikut:
Orang tua yang aktif melaksanakan tugas dari sekolah, memberikan
laporan setiap hari akan membantu proses pembelajaran anak menjadi
mudah. Seperti yang diungkapkan oleh GSA sebagai berikut:
Faktor yang mendukung itu, kalau orang tua dan pihak sekolah
sama-sama paham dan mau mengerti tugas yang diberikan sekolah
pada orang tua, seperti misalnya setiap hari tugas guru sentra itu
memberikan laporan secara tertulis pada orang tua dan orang tua wajib
memberikan feedback berupa laporan kegiatan muroja’ah anak di
rumah pada guru.51

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh KSA sebagai berikut:


Orang tua kami jadikan sebagai mitra dalam pembelajaran, dalam
artian mitra itu adalah tumbuh kembang anak serta kondisi anak di
sekolah dan di rumah harus ada saling menginformasikan satu sama
lainnya. Karena kami menganggap peran orang tua dirumah sangat
membantu dalam proses pembelajaran anak di sekolah.52

Kemudian hal serupa diungkapkan juga oleh WSA sebagai berikut:


Menurut saya, bagus sekali kerjasama dari pihak sekolah dan orang
tua yang ada di TK ini. Saya sangat senang adanya kegiatan home visit,
saya juga mengapresiasi adanya laporan berupa kegiatan belajar anak
di rumah jadi semua berkesinambungan.53

WSO juga menambahkan keterangannya dengan mengatakan:

51
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
52
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
53
WSA, Catatan Wawancara 3, (Tangerang: 14 Februari 2020).
81

Saya juga senang adanya kegiatan pertemuan orang tua setiap


Jum’at karena cukup membantu saya untuk mengajarkan anak di
rumah.54

Sebagai faktor pendukung dalam memberikan pembelajaran guru


di sentra al-Qur’an melakukan kegiatan tersebut pada setiap hari
Jum’at. Agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan optimal
guru mengadakan pertemuan antara guru dan orangtua. Dalam
pertemuan guru membahas materi yang akan di ajarkan untuk kegiatan
minggu depan. Guru memberikan tugas pembelajaran kepada orangtua
untuk di rumah dengan anak agar dapat membantu pembelajaran guru
di sekolah dengan mudah. Kemudian guru meminta orangtua untuk
berbagi informasi dalam mengajarkan anaknya di rumah agar tidak
adanya perbedaan dalam melakukan pembelajaran di sekolah.55
Kemudian penjelasan di atas dikuatkan dengan catatan hasil
pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada
saat orang tua dan guru melakukan kegiatan pertemuan rutin. Pada
gambar ini, para orang tua berada di aula untuk pertemuan dengan
guru. Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Pertemuan rutin dengan guru

Dalam hal ini, dapat disampaikan bahwa lingkungan di rumah yaitu


orang tua merupakan salah satu faktor pendukung anak dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an.

54
WSO, Catatan Wawancara 4, (Tangerang: 20 Februari 2020).
55
Catatan Lapangan 6, (Tangerang: 14 Februari 2020).
82

5. Media atau Alat Pembelajaran


Dalam memberikan pembelajaran guru membutuhkan media.
Media merupakan alat bantu guru dalam mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran. Guru memberikan penyampaian materi untuk
kegiatan belajar menggunakan media sebagai contohnya. Contoh yang
diberikan secara langsung kepada anak akan mudah dipahami.
Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran membaca al-Qur’an guru
harus memberikan contoh dengan menggunakan media. Tidak hanya
media guru juga harus memberikan contoh dalam membaca ayat
al-Qur’an secara langsung di depan anak, sehingga anak dapat
memperhatikan cara mengucapkan ayat al-Qur’an dengan benar.
Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh GSA,
KSA, WSO, WSA sebagai berikut:
Sebagaimana dikemukakan oleh GSA sebagai berikut:
Media yang mendukung kami dalam pembelajaran yaitu ada
flashcard hijaiyah, jahit huruf hijaiyah, kemudian ada juga main
menggantung huruf hijaiyah, mencocokkan es krim hijaiyah, dan
puzzle hijaiyah.56

Kemudian diperkuat juga dengan ungkapan KSA sebagai berikut:


Faktor pendukung yang ada di sekolah ini salah satunya buku
tibyan. Untuk media pendukung di TK ini menggunakan lauhah,
Qur’an pen, puzzle hijaiyah, flashcard, jahit huruf hijaiyah, gantungan
huruf hijaiyah.57

Guru mengenalkan huruf hijaiyah kepada anak dengan


menggunakan flashcard disertai membaca syair huruful hija sesuai
buku tibyan tamhidi. Di dalam sentra Diniyah & al-Qur’an guru dan
anak membahas peraturan sentra, selanjutnya anak diperkenalkan huruf
hijaiyah melalui kolase huruf hijaiyah yang masing-masing dibuatkan

56
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
57
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
83

oleh anak, selain itu di sentra ini anak juga diperdengarkan syair
asmaul husna melalui speaker.58

Pendapat di atas diperkuat juga dengan ungkapan WSA yang


menyatakan bahwa:
Malah menurut saya lebih mudah buku tibyan qiroah ini dari pada
iqro. Alhamdulillah, karena gurunya di sekolah anak saya sudah bisa
semua. Jadi kalau pas lagi muroja’ah sudah bisa mandiri terkadang
kakak dan bundanya yang di ajarin dirumah.59

Kemudian penjelasan di atas dikuatkan dengan hasil pengamatan


dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu beberapa media
penunjang pembelajaran. Gambar 4.23.

Gambar 4.23 Media penunjang pembelajaran

c. Faktor Penghambat Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di


TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Faktor penghambat merupakan sesuatu yang tidak terlepas dalam suatu
program kegiatan apapun, akan tetapi faktor tersebut dapat diatasi dengan

58
Catatan Lapangan 8, (Tangerang: 2 Maret 2020).
59
WSA, Catatan Wawancara 3, (Tangerang: 14 Februari 2020).
84

segera. Dalam proses pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Islam


TAUD SaQu Ibnu Hasyim pada saat ini mengalami beberapa kendala.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
menemukan faktor penghambatnya tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan (Pengalaman Anak dengan Orang Tua di Rumah)


Lingkungan mempunyai sisi positif dan negatif bagi anak. Apabila
lingkungan baik untuk anak maka akan memberikan dampak baik pula
untuk perkembangan anak. Jika lingkungan tidak baik, tidak
mendukung anak untuk belajar maka akan memberikan hambatan bagi
anak untuk berkembang.
Lingkungan paling penting bagi anak adalah lingkungan rumahnya.
Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi anak terutama orang
tuanya. Apabila tidak ada kerja sama baik antara orang tua dengan
sekolah seperti, orang tua tidak menjalankan tugas yang diberikan
pihak sekolah hal tersebut akan membuat anak mengalami
penghambatan dalam belajar membaca al-Qur’an, seperti informasi
yang peneliti dapat dari pernyataan GSA sebagai berikut:

Untuk faktor penghambatnya, ada beberapa orang tua yang belum


menjalankan beberapa tugas yang diberikan sekolah sehingga hal
tersebut cukup berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
anak. Sedangkan waktu belajar anak di sekolah dengan waktu di
rumah, lebih banyak waktu anak di rumah maka dari itu kami
menugaskan pada orang tua untuk mengulang materi yang sudah kami
ajarkan di sekolah.60

Pernyataan tersebut diperkuat dengan ungkapan KSR yang


mengatakan bahwa:
Faktor penghambat di sekolah ini salah satunya ada pada orang tua,
anak-anak di sekolah sudah ajarkan huruf hijaiyah dan mereka sudah
hafal tetapi dirumah tidak ada pengulangan dan tidak ada kerja sama
antara orang tua dan guru.61

60
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
61
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
85

KSA juga menambahkan pernyataan sebagai berikut:


Untuk faktor penghambatnya ada pada orang tua yang beranggapan
kasihan kalau anak sudah diajarkan huruf hijaiyah.62

Kemudian pernyataan di atas diperkuat dengan adanya hasil


pengamatan sebagai berikut:
Dalam meningkatkan pembelajaran sekolah mengadakan kegiatan
rutin evaluasi mingguan bersama orang tua. Hal ini merupakan
sebagai salah satu bentuk kerjasama antara orangtua dan guru.
Sekolah mengharapkan kegiatan rutin ini dapat berjalan lancar akan
tetapi, sekolah mendapatkan hambatan dengan adanya beberapa orang
tua yang belum bisa mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan
terhalangnya aktivitas lain yang dimiliki orang tua. Oleh karena itu,
kegiatan evaluasi yang di tujukan untuk dilaksanakan di rumah tidak
berjalan dengan baik di mana hal tersebut memberikan dampak bagi
peningkatan pembelajaran pada anak nantinya di sekolah.63

2. Letak Geografis Rumah


TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim terletak di Jl. Masjid
Albaidho No. 54 Kp. Dukuh RT 02/03 Kelurahan Sudimara Selatan,
Ciledug, Kota Tangerang. TK ini memang cukup strategis, tetapi rata-
rata murid yang masuk di sekolah ini bukan dari lingkungan sekitar
melainkan berasal dari lokasi yang cukup jauh. Jarak dari rumah
mereka ke sekolah sekitar setengah jam sampai satu jam perjalanan.
Informasi tersebut penulis dapat dari keterangan GSA yang
menyatakan sebagai berikut:
Anak-anak yang memang rumahnya jauh jadi mereka kadang telat
dan ngga kebagian waktu buat tibyan qiroah pagi. Tapi Alhamdulillah
setelah kami ada reward bintang merah khusus buat anak-anak yang
disiplin datang pagi, mereka jadi semangat berangkat sekolah dan tidak
mau telat.64 Gambar 4.24.

62
KSA, Catatan Wawancara 2, (Tangerang: 11 Februari 2020).
63
Catatan Lapangan 7, (Tangerang: 28 Februari 2020).
64
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
86

Gambar 4.24 Reward bintang merah


untuk anak yang hadir tepat waktu

Kemudian diperkuat dengan adanya hasil pengamatan sebagai berikut:


Kegiatan pembelajaran hari ini dimulai tepat waktu tetapi banyak
siswa yang datang terlambat. Sehingga terdapat beberapa siswa yang
tidak sempat mendapat giliran membaca buku tibyan qiroah karena
waktu telah habis.65

3. Guru (Keterbatasan dan Kuantitas Guru)


Faktor kurangnya kuantitas guru yang ada di sentra al-Qur’an, dan
keterbatasan inovasi guru memberikan hambatan dalam proses
pembelajaran. Hal ini peneliti dapatkan melalui informasi yang
disampaikan oleh KSR sebagai berikut:
Kemudian ada keterbatasan guru terkait inovasi kreativitas guru
dalam mengajarkan menggunakan media tapi alhamdulillah bisa
diatasi dengan mengikutsertakan guru pada beberapa pelatihan.66

Kemudian GSA juga menyatakan bahwa:


Kita juga ada hambatan tentang guru terbatas yang punya
kapabilitas untuk mengajarkan al-Qur’an sesuai dengan metode tibyan
yang ada, jadi anak-anak kurang dapat pembelajaran yang optimal.67

65
Catatan Lapangan 2, (Tangerang: 5 Februari 2020).
66
KSR, Catatan Wawancara 5, (Tangerang: 18 Februari 2020).
67
GSA, Catatan Wawancara 1, (Tangerang: 4 Februari 2020).
87

Saat kegiatan pertemuan rutin orang tua berlangsung, anak-anak


kurang terkondisikan dan kurang efektif karena tidak ada guru sentra
al-Qur’an yang mendampingi pembelajaran di kelas yang ada hanya
guru sentra umum saja, sedangkan hari Jum’at itu di khususkan untuk
muroja’ah pembelajaran al-Qur’an yang sudah diajarkan
sebelumnya.68

68
Catatan Lapangan 6, (Tangerang: 14 Februari 2020).
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Strategi Pembelajaran Membaca
al-Qur’an pada Anak Usia Dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim” dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Islam TAUD SaQu Ibnu
Hasyim meliputi: a) Persiapan pembelajaran berupa penyusunan tujuan
pembelajaran, membuat perencanaan semester, merancang bahan ajar
mingguan dan rencana kegiatan harian yang difokuskan pada keterampilan
pembelajaran membaca al-Qur’an anak usia dini. b) Pelaksanaan strategi
pada pembelajaran membaca al-Qur’an yang mengacu pada sperangkat
komponen agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun komponen
strategi pembelajaran diantaranya guru, peserta didik, tujuan pembelajaran,
bahan pembelajaran, metode yang digunakan, dan sarana prasarana.
c) Evaluasi hasil program pembelajaran melalui laporan kegiatan harian,
review materi mingguan, panggung tahfizh, dan ujian lisan. d) Perbaikan
program kegiatan pembelajaran berupa mengikutsertakan guru pada
pelatihan rutin, mengadakan pelatihan pembelajaran buku tibyan bagi
orang tua, dan menerapkan home visit.
b. Faktor pendukung yang mempengaruhi strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an pada anak usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Tangerang berupa faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
Faktor internal yang mendukung strategi pembelajaran yaitu: Psikologis
anak (pemberian motivasi pada anak yang berupa pujian, reward, serta
menceritakan kisah teladan).
Adapun faktor eksternal yang mendukung strategi pembelajaran sebagai
berikut:
89

1. Guru mengikuti kegiatan pembinaan dan pelatihan terkait parenting


juga pelatihan pembelajaran membaca al-Qur’an metode tibyan.
2. Kurikulum yang digunakan (metode pembelajaran yang mudah
diterima oleh anak).
3. Lingkungan yang mendukung pembelajaran. Dalam hal ini sekolah
memberikan upaya untuk membuat lingkungan positif bagi anak
belajar yaitu melalui diskusi rutin tiap minggu yang dilakukan antara
guru dan orang tua menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting
dalam perencanaan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an.
Kemudian adanya keterlibatan orang tua dalam melakukan kegiatan
bersama anak selama di rumah terkait pembelajaran membaca
al-Qur’an.
4. Media atau alat pembelajaran yang memadai juga mendukung dalam
proses pembelajaran membaca al-Qur’an untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang di inginkan.
c. Faktor penghambat strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak
usia dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim Tangerang. Adapun
faktor eksternal yang menghambat sebagai berikut:
1. Lingkungan rumah yang kurang kondusif.
2. Letak geografis rumah (jarak antara rumah dengan sekolah yang
memakan waktu cukup lama).
3. Guru (keterbatasan dan kuantitas guru yang menguasai metode
pembelajaran membaca al-Qur’an tersebut).

B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup empat hal, yaitu berimplikasi atas
bidang keilmuan, implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada
kebijakan yang ada, dan implikasi pada praktek. Implikasi atas bidang
keilmuan berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi perkembangan
ilmu pendidikan tentang kemampuan anak membaca al-Qur’an dengan
menekankan pada strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
membaca al-Qur’an pada anak yang saat ini masih banyak digunakan guru dan
90

sekolah kurang tepat. Implikasi pada penelitian selanjutnya, pentingnya


mengkaji lebih dalam tentang strategi pembelajaran yang digunakan dalam
membaca al-Qur’an yang menyenangkan dan efektif pada anak di zaman
sekarang ini. Sehingga nantinya penelitian mengenai strategi pembelajaran
membaca al-Qur’an lebih bervariasi dan berguna bagi guru juga kemampuan
anak.
Implikasi pada kebijakan bahwa selain perencanaan yang dibuat oleh guru,
orang tua sangat berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran
membaca al-Qur’an pada anak. Oleh karena itu diharapkan pihak sekolah
memberikan wawasan pengetahuan tentang strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an di rumah dengan cara menjalin kerjasama melalui komunikasi dan
kegiatan intensif antar sekolah dan orang tua. Implikasi pada praktek
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan memiliki peran
penting dalam efektivitas kemampuan membaca al-Qur’an pada anak, oleh
karena itu pentingnya strategi pembelajaran yang inovatif senantiasa
memberikan kemudahan bagi anak dalam belajar membaca al-Qur’an.

C. Saran
Berdasarkan penelitian ini mengenai “Strategi Pembelajaran Membaca
al-Qur’an pada Anak Usia Dini di TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim”,
maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Hendaknya lembaga memberikan kuantitas guru yang seimbang
dengan jumlah murid agar dapat mendapat hasil pembelajaran yang
maksimal. Selain itu, lembaga hendaknya selalu mengawasi dan
kerjasama dengan pendidik agar mutu pembelajaran lebih meningkat.
2. Bagi Guru
Guru perlu meningkatkan lagi kualitas untuk memberikan strategi
pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan sesuai perkembangan usia
anak sehingga nantinya anak akan semakin antusias dengan
pembelajaran yang diberikan. Sebelum pembelajaran guru melakukan
91

analisis kemampuan anak secara mendalam agar strategi pembelajaran


dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menindaklanjuti penelitian ini dengan berbagai literatur dan variasi
yang lebih mendalam guna pemahaman lebih lanjut tentang strategi
pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:
Ahmad,Imam. Hadis-Hadis Imam Ahmad. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Al-Qur’an Cordoba. Bandung: Cordoba, 2015.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik
Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Athor. Sidqi Jamil, Shohih Bukori, Beyrout: Daar El Fiker.
Christina. Mengajar Membaca Itu Mudah. Yogyakarta: CV Alaf Media, 2019.
Eldeeb, Ibrahim. Be A Living Qur’an. Ciputat, Lentera Hati, 2009.
Emzir dan Chan,Sam. Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Fadlilah, Muhammad. Khorida, Lilif. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep & Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Ibrahim. Metode Penelitian Kualitatif. Pontianak, 2015.
Lefudin. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran,
Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode
Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Nashiruddin, Muhammad. Shahih Al-Targhib Wa At-Tarhib. Jakarta: Pustaka
Sahifa, 2008.
Nawawi, Imam. Shahih Riyadhush Shalihin. Jakarta: Pustaka Azzam, 2003.
Raco, J.R.Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya.
Jakarta: PT. Grasindo, 2010.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi
Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani, 2008.
93

Sajirun,Muhammad. Membentuk Karakter Islami Anak Usia Dini. Surakarta: Era


Adicitra Intermedia, 2012.
Setiawan, Muhammad Andi. Belajar dan Pembelajaran. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia, 2017.
Shabir,Muslich. Riyadlus Shalihin. Semarang: CV. Toha Putra Semarang.
Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi
Aksara, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Sujiono, Yuliani Nurani.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks, 2010.
Sumantri, Mohammad Syarif. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Rajagraindo Persada, 2016.
Susanto, Ahmad. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta: Bumi
Aksara, 2017.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana, 2013.
Susanto, Ahmad.Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Suwaid, Abdul Hafizh. Prophetic Parenting: Cara Nabi Saw Mendidik Anak.
Yogyakarta, Pro-U Media, 2010.
Suyadi.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2013.
Ulwan,Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad. Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017.
Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses BelajarMengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana, 2017.
94

Referensi Jurnal:
Alucyana. Pembelajaran Al-Quran Untuk Anak Usia Dini dengan Metode
Muyassar. Proceedings of The 2nd Annual Conference on Islamic Early
Childhood Education, 2017.
Aquami. Korelasi antara Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Keterampilan
Menulis Huruf Arab pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah Quraniah 8 Palembang. JIP: Jurnal Ilmiah PGMI. Vol. 3
Nomor 1, 2017.
Arijani, Risah. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan
Media Snader Game. Jurnal Pendidikan Anak. Vol. II, 2013.
Astuti, Rini. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran Pada Anak Attention
Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior
Analysis. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol. 7, 2013.
Dahliani. Mengembangkan Minat Hafalan Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini
Melalui Metode One Day One Ayat. Prosiding Seminar Nasional Tahunan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Vol. 1, No. 1, 2017.
Giftia, Gina. Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur’an Melalui
Metode Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan
Gunung Djati Bandung. Vol. VIII, No. 1, 2014.
Gusman. Analisis Faktor Penyebab Kurangnya Kemampuan Siswa Dalam Baca
Tulis Al-Qur’an Di Mtsn Kedurang Bengkulu Selatan. al-Bahtsu,Vol. 2, No.
2, 2017.
Guswarni, Eka. Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Anak Melalui
Permainan Kartu Gambar Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agam.
Jurnal Pesona PAUD. Vol.1, No.1.
Hanifah. Peran Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa
di SMP Islam Al-Ikhlas. Skripsi, 2011.
Hidayat, Bahril. Pembelajaran Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini Menurut Psikologi
Agama dan Neurosains. Ejournal.uin-suka.ac.id. Vol. 2, 2017.
Ikawati, Erna. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini.
Logaritma. Vol. I, No.02, 2013.
95

Kurnia, Agus. Implementasi Metode Al-Hidayah Dalam Pembelajaran Baca Tulis


Al-Qur’an. Jurnal Tatsqif. Vol. 15, No. 1, 2017.
Ma’mun, Muhammad Aman. Kajian Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an. Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2018.
Maharani, Sri. Izzati. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an Anak Usia Dini.Jurnal
Pendidikan Tambusai, 2020.
Nuraeni. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pengkajian Ilmu
Dan Pembelajaran Matematika Dan Ipa.Vol. 2, No. 2.
Saifuddin. Implementasi Literasi Al-Qur’an pada Anak Usia Dini. Al Hikmah
Proceedings on Islamic Early Childhood Education. Vol. 1, 2018.
Soifanah,dkk. Efektivitas Brain Based Learning Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun.Jurnal Kumara Cendekia Vol.8 No.3,
2020.
Srijatun. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqro
Pada Anak Usia Dini Di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 11, No. 1, 2017.
Sunanih. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Anak Usia Dini Bagian Dari
Perkembangan bahasa. Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan
dan Menggembirakan.
Syafi’i, Mahmud. dkk. Efektivitas Metode Asyarah Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Agama Islam Ta’lim. Vol. 10, No. 2, 2012.
Tamami,Badrut. Pelatihan Membaca Al-Qur’an Yang Baik Dan Benar Melalui
Metode Qira’ati, Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks, 2016.
Wulandari, Yuliani. Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak
Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam al-Azhar 15 Surabaya. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 6, No. 2, 2017.
Yulyawati. Implementasi Metode At-Tibyan Dalam Pembelajaran Membaca al-
Qur`an Untuk Anak Usia Dini. Skripsi, 2016.
96

Referensi Dokumen:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang
Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Referensi Online:
Admin4, Buta Aksara Alquran, 2018, (https://www.uinjkt.ac.id/id/buta-aksara-
alquran/), diakses pada tgl 26 Oktober 2018 pukul 10.00 WIB.
Republika.co.id, 60 Persen Muslim Buta Huruf Al-Qur’an, 2016,
(https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam nusantara/16/03/05/
o3jh3z301 -60-persen-muslim -buta-huruf- alquran), diakses pada tgl 26
Oktober 2018 pukul 10.00 WIB.
Republika.co.id, Tingkat Buta Huruf Al-quran Masih Tinggi Ini Komentar
Kemenag, 2014, (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/14/11/12/newoae-tingkat-buta huruf-alquran-masih-tinggi-ini-
komentar-kemenag), diakses pada tgl 26 Oktober 2018 pukul 10.20 WIB.
97
LAMPIRAN
2. LAMPIRAN HASIL PENGUMPULAN DATA
2.1 CATATAN WAWANCARA (CW)
2.1.1 Catatan Wawancara 1

HASIL WAWANCARA
DI TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM

Hari/ Tanggal : Selasa, 4 Februari 2020


Sumber Informasi : Guru Sentra Diniyah & al-Qur’an
Kode : GSA

1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang pembelajaran membaca


al-Qur’an pada anak usia dini?
Menurut saya, pembelajaran membaca al-Qur’an amat sangat penting dan
bermanfaat untuk anak baik sekarang maupun nanti.
2. Apa tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Kalau tujuan pembelajarannya saya sesuaikan dengan misi sekolah yang ada.
Salah satu misi sekolah kan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca
al-Qur’an pada anak dan mengentaskan buta huruf al-Qur’an. Jadi, RPPM dan
RPPH yang dibuat saya ada pembelajaran huruf hijaiyahnya. Hal itu juga
disesuaikan dengan KD dan aspek perkembangan anak. Jika pembelajaran
yang dibuat dari RPPM dan RPPH tidak berhasil makan guru bisa
mengusulkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif agar proses membaca
al-Qur’an menjadi lebih baik untuk anak. Untuk pembelajaran sejauh ini
sekolah melakukan pembiasaan dengan setiap pagi memutar audio murottal
sebelum jam masuk. Anak bergiliran membaca buku tibyan qiro’ah. Saat baris
berbaris anak bernyanyi hijaiyah. Mengenalkan huruf hijaiyah dengan harokat
menggunakan flashcard/papan tulis mini/boneka tangan dan penambahan
materi hijaiyah juga menggunakan buku tamhidi sebelum masuk sentra. Hal
tersebut ternyata dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan sekolah.
100

3. Bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran membaca al-Qur’an


di sekolah ini?
Sebelumnya kami buat perencanaan per semester lalu kami buat lagi jadi
bahan ajar kegiatan mingguan. Kami juga membuat rencana kegiatan harian.
Rencana kegiatan ini kami buat sesuai dengan kurikulum membaca al-Qur’an.
4. Bagaimana tahapan pembelajaran al-Qur’an pada anak usia dini?
Untuk tahapannya sendiri, emhh... pembelajaran membaca al-Qur’an biasanya
kami laksanakan secara bertahap mulai dari membaca huruf hijaiyah tunggal
tanpa harokat, membaca huruf hijaiyah tunggal berharokat, membaca huruf
hijaiyah sambung berharokat dengan tahajji, tahajji huruf hijaiyah sambung
dengan mad, tahajji huruf hijaiyah tunggal dan sambung dengan tanwin.
Kalau kegiatan hariannya, pertama saya menyalakan murotal di area bermain
anak lalu memberikan kesempatan pada anak untuk bermain beberapa menit
sebelum masuk kelas. Agar anak dapat mengekspresikan segala sesuatu yang
ia rasakan dan pikirkan, sehingga dapat membantu anak memperbaiki
emosionalnya dipagi hari. Setelah bermain saya langsung mengajak anak
berbaris sambil bernyanyi syair hijaiyah lalu mengajak anak menebak huruf
hijaiyah yang ada di flashcard atau papan tulis sebelum masuk kelas.
Kemudian membuat lingkaran untuk berdo’a juga dzikir pagi bersama. Hal itu
dapat mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik.

5. Bagaimana strategi yang digunakan dalam pembelajaran membaca


al-Qur’an di TK ini?

Untuk strategi ini sebenarnya masih ada kaitannya dengan metode yang
digunakan. Strategi yang biasa kami gunakan dimulai dengan klasikal, jadi
mereka dikelompokkan sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan membaca
al-Qur’an mereka masing-masing. Untuk klasikal biasanya kami lakukan per
kelas dan ada guru khusus yang paham metode membaca al-Qur’an yang
digunakan di kelas itu. Dalam pembelajarannya guru menerangkan materi
baru yang ada lalu semua anak mengikuti. Kemudian untuk sorogannya
dilakukan setiap pagi sebelum masuk kelas. Biasanya guru memanggil anak
secara bergiliran, guru menyimak bacaan al-Qur’an anak agar bisa mengoreksi
101

bacaan mereka dan mengetahui sejauh mana kemampuan mereka. Ketika


proses ini, kami mewajibkan kepada seluruh santri untuk membawa buku
tibyan qiroah masing-masing sebagai catatan bacaan al-Qur’an anak dan dari
sini guru punya form catatan terhadap kemajuan anak dan orang tua bisa
mengulang pembelajaran di rumah.
6. Bagaimana bentuk motivasi atau dukungan sekolah terhadap strategi
pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Sekolah memberikan dukungan pada kami biasanya berupa media atau alat-
alat bantu untuk mempermudah proses belajar baca al-Qur’an.
7. Bagaimana bentuk pemberian motivasi pada anak dalam pembelajaran
membaca al-Qur’an?
Kalau di sekolah kami memberikan motivasi pada anak dengan cara
pemberian reward harian bagi anak yang mau membaca al-Qur’an, kemudian
kami juga memberitahu apa yang akan anak dapat ketika di surga kelak dan
manfaat untuk kedua orang tuanya jadi anak lebih semangat untuk belajar.
8. Bagaimana pihak guru mengevaluasi strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an?
Kalau evaluasi biasanya kami ada laporan harian melalui buku penghubung,
ada juga evaluasi tiap minggu, jadi khusus di hari jum’at kami melakukan
review materi pada anak, kemudian tiap 3 bulan kami mengadakan kegiatan
panggung tahfidzh, juga ujian lisan. Untuk ujian lisan dilakukan per semester,
anak-anak maju satu persatu.
9. Bagaimana bentuk kerjasama dengan orang tua terkait strategi
pembelajaran membaca al-Qur’an?
Dalam hal ini, kami melakukan kerjasama dengan orang tua perihal motivasi
anak di rumah sebagai salah satu strategi pembelaaran. Kami meminta agar
orang tua di rumah menyemangati anak untuk belajar al-Qur’an lalu meminta
mereka untuk melakukan treatment sebelum anak tidur yaitu memberikan
kata-kata positif lalu mengelus kepala anak sehingga apa yang disampaikan
orang tua lebih mudah diterima gelombang otak anak.
10. Apakah ada pembinaan atau pelatihan bagi guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an?
102

Tentu ada, salah satunya guru sentra yang mengajarkan al-Qur’an mengikuti
pelatihan selama 3 bulan di pesantren Wadi Mubarak. Adapun jadwal
upgrading rutin di sekolah untuk menambah wawasan guru dilaksanakan
setiap bulan.
11. Apakah faktor yang mendukung serta menghambat dalam pembelajaran
membaca al-Qur’an?
Faktor yang mendukung itu, kalau orang tua dan pihak sekolah sama-sama
paham dan mau mengerti tugas yang diberikan sekolah pada orang tua, seperti
misalnya setiap hari tugas guru sentra itu memberikan laporan secara tertulis
pada orang tua dan orang tua wajib memberikan feedback berupa laporan
kegiatan muroja’ah anak di rumah pada guru. Kendalanya ada beberapa
orang tua yang belum menjalankan beberapa tugas yang diberikan sekolah
sehingga hal tersebut cukup berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-
Qur’an anak. Sedangkan waktu belajar anak di sekolah dengan waktu di
rumah, lebih banyak waktu anak di rumah maka dari itu kami menugaskan
pada orang tua untuk mengulang materi yang sudah kami ajarkan di sekolah.
Kita juga ada kendala tentang guru yang terbatas yang punya kapabilitas untuk
mengajarkan al-Qur’an sesuai dengan metode tibyan yang ada, jadi anak-anak
kurang dapat pembelajaran yang optimal. Lalu anak-anak yang memang
rumahnya jauh jadi mereka kadang telat dan ngga kebagian waktu buat tibyan
qiroah pagi.
12. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat tersebut?
Kami megingatkan setiap hari dengan memberikan tugas pada orang tua untuk
membuat laporan kegiatan pengulangan anak di rumah baik secara tertulis di
buku penghubung atau tertulis di grup whatsapp, atau laporan berbentuk video
atau rekaman suara anak. Kemudian setiap hari jum’at kami juga mengadakan
pertemuan bagi seluruh orang tua untuk belajar materi yang disampaikan guru
di sekolah agar orang tua lebih mudah mengulang materi pembelajaran di
rumah. Untuk mengatasi keterlambatan anak kami membuat reward berupa
bintang merah khusus buat anak-anak yang disiplin datang pagi, mereka jadi
semangat berangkat sekolah dan tidak mau telat. Dan mengatasi guru sentra
103

yang ada, kami mengadakan jadwal upgrading rutin di sekolah untuk


menambah wawasan guru sentra umum pada pembelajaran al-Qur’an.
13. Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an di TK ini?
Kalau untuk membaca al-Qur’annya metode yang diterapkan disini yaitu At-
Tibyan. At-Tibyan itu sama dengan pengejaan. Tapi pada pelaksanaanya kami
kombinasikan juga dengan kebutuhan anak jadi metode yang kami gunakan
bermacam-macam, seperti: metode ceramah dan tanya jawab saat pemberian
materi kemudia juga kadang pakai metode bercerita supaya anak ngga bosan,
biasanya kami juga pakai metode bermain untuk ngenalin anak-anak huruf
hijaiyah.
14. Mengapa memilih metode tersebut dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an?
Emhh.. karena dari berbagai macam metode yang ada, menurut saya metode
ini yang paling cocok diterapkan pada anak usia dini, karena di metode ini
kami mengulang beberapa kali huruf hijaiyah. At-Tibyan itukan sama dengan
mengeja juga mengulang jadi anak-anak lebih mudah mengingat dan cepat
dalam membacanya. Kalau metode variatif lainnya kami pakai karena
menyesuaikan dengan kebutuhan anak, dan karena kami juga mengerti kalau
tingkat konsentrasi anak ngga bisa lama, jadi pakai metode yang variatif
supaya anak tidak jenuh.

Mengetahui,

Nur Asya, S.Psi


104

2.1.2 Catatan Wawancara 2

HASIL WAWANCARA
DI TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM

Hari/ Tanggal : Selasa, 11 Februari 2020


Sumber Informasi : Koordinator Sentra Diniyah & al-Qur’an
Kode : KSA

1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang pembelajaran membaca


al-Qur’an pada anak usia dini?
Pembelajaran membaca al-Qur’an untuk anak usia dini pada dasarnya harus
diawali dengan pengenalan huruf-hurufnya. Salah satunya pengenalan itu
melalui mereka bermain, karena pada prinsipnya anak usia dini belum bisa
menangkap secara keseluruhan. Maka dari itu diperlukan permainan yang bisa
membantu mereka memahani secara keseuruhan.
2. Apa tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Yaaa.. saya dan sekolah mempunyai tujuan dalam pembelajaran ini, anak bisa
mengenal huruf hijaiyah malah kalau bisa anak sampai bisa membaca
al-Qur’an. Makanya sekolah mempunyai strategi dalam memberikan
pembelajaran. Pembelajaran membaca al-Qur’an ditetapkan melalui rapat
pengelola TK yang dirancang melalui pembuatan prosem, RPPM, RPPH.
3. Bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran membaca al-Qur’an
di sekolah ini?
Iya.. kami buat rencana pembelajaran berdasarkan kebutuhan anak juga, kami
mempersiapkan rencana melalui pembuatan RPPM, RPPH yang disesuaikan
dengan kebutuhan anak berdasarkan aspek-aspek perkembangan. Melihat dari
aspek perkembangan kami merasa anak mampu untuk diajarkan walau hanya
dengan pengenalan saja tetapi ketika mereka sudah mampu mengenal maka ia
bisa membaca dan itu merupakan suatu hadiah dari Allah SWT sebenarnya.
4. Bagaimana tahapan pembelajaran al-Qur’an pada anak usia dini?
105

Materi yang diberikan yaitu pengenalan huruf hijaiyah, lalu mengenal


bagaimana cara membacanya mulai dari ismul harf (hijaiyah tanpa tanda
baca) kemudian disertai dengan tanda baca fathah, kasroh, dhomah. Materi
yang diberikan juga disesuaikan tingkatan usia anak, seperti untuk anak KB
mereka diberikan materi pra pengenalan huruf hijaiyah dengan syair dan
berbagai media yang mendukung, kemudian anak kelompok A dan B mereka
menggunakan buku tibyan jilid 1.
5. Bagaimana strategi yang digunakan dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an di TK ini?
Kami biasanya menyalakan audio speaker yang berisi murotal atau syair
hijaiyah setiap pagi agar anak terbiasa mendengar bacaan al-Qur’an. Sebelum
masuk kelas anak bergiliran membaca buku tibyan qiroah. Anak juga
membawa earphone ke sekolah berisikan murotal, syair hijaiyah sesuai
pencapaian masing-masing anak yang bisa digunakan saat mereka menunggu
giliran ziyadah (penambahan hafalan) atau masuk ke sentra al-Qur’an. Kami
juga menggunakan laptop/proyektor sebagai media visual anak dalam
mengenalkan bacaan al-Qur’an.
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan dengan bermain, bercerita,
tanya jawab, bermain peran. Menggunakan berbagai kegiatan yang
mendukung seperti mewarnai hijaiyah, membuat kolase hijaiyah. Kemudian
menggunakan media yang mendukung seperti puzzle hijaiyah, lauhah,
flashcard dan sebagainya. Sebisa mungkin guru menggunakan strategi yang
menyenangkan dalam pembelajarannya.
6. Bagaimana bentuk motivasi atau dukungan sekolah terhadap strategi
pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Memfasilitasi guru dengan mengikuti pelatihan secara berkala dan
menyediakan media yang diperlukan guru. Kemudian mengadakan pelatihan
pembelajaran setiap minggu bagi orang tua agar dapat dilakanakan dengan
anak di rumah.
106

7. Bagaimana bentuk pemberian motivasi pada anak dalam pembelajaran


membaca al-Qur’an?
Biasanya kami memberikan motivasi pada anak menggunakan salah satu
hadist terkait siapa yang cinta dengan orang tuanya maka ayo kita belajar
al-Qur’an dan menghafalkannya agar nanti bisa memberikan mahkota untuk
orang tua kita di surga. Soalnya anak-anak sering tambah semangat kalau
ngomongin tentang surga. Kemudian kami juga ada pemberian reward pada
anak ketika berhasil naik tingkat. O...iya kalau pagi sebelum masuk ke
pembelajaran inti, kami juga ada kegiatan story reading setiap pagi. Kegiatan
itu salah satu upaya kami untuk mengenalkan karakter sahabat Nabi pada anak
serta memberikan anak semangat di awal pembelajaran.
8. Bagaimana pihak guru mengevaluasi strategi pembelajaran membaca
al-Qur’an?
Bentuk evaluasi yang kami lakukan salah satunya adalah, pada
pelaksanaannya anak juga mengikuti tes lisan yang diuji oleh saya sendiri
untuk mengetahui anak tersebut sudah mampu dan bisa naik tingkat atau tidak.
Lalu diadakan panggung tahfidzh setiap 3 bulan sekali yang dihadiri oleh
orang tua sebagai bentuk evaluasi lainnya.
9. Apakah ada pembinaan atau pelatihan bagi guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an?
Iya, itu ada dan pasti ada. Karena kami yakin jika setiap waktu pembelajaran
anak pada setiap zamannya berbeda. Nah.. pola-pola tersebutlah yang kami
ajarkan pada setiap guru-guru agar bisa mengajarkan pada anak menggunakan
media, alat peraga yang sesuai dengan perkembangan zamannya.
10. Apakah faktor yang mendukung serta menghambat dalam pembelajaran
membaca al-Qur’an?
Faktor pendukung yang ada di sekolah ini salah satunya buku tibyan. Untuk
media pendukung di TK ini menggunakan lauhah, Qur’an pen, puzzle
hijaiyah, flashcard, jahit huruf hijaiyah, gantungan huruf hijaiyah.
Untuk faktor penghambatnya ada pada orang tua yang beranggapan kasihan
kalau anak sudah diajarkan huruf hijaiyah, selain itu kondisi psikis anak juga
tingkat konsentrasi anak yang bertahan tidak lama.
107

11. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat tersebut?


Dari faktor penghambat tersebut kami berusaha menyusun pola pembelajaran
terhadap masing-masing anak yang buat mereka senang dan nyaman.
12. Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an di TK ini?
Pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini menggunakan metode At-Tibyan
yang didalamnya ada tamhidi, tahajji, talqin, ziyadah, syair huruf hijaiyah.
13. Mengapa memilih metode tersebut dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an?
Karena menurut kami metode tibyan ini cocok dengan anak usia dini. Saya
sudah mencoba memperhatikan beberapa metode membaca al-Qur’an yang
lain seperti ummi/iqro/tilawati dan sebagainya namun untuk anak usia dini
metode At-Tibyan ini lebih cocok daripada metode yang lainnya.

Mengetahui

Dzulkarnain, S.Kom
108

2.1.3 Catatan Wawancara 3

HASIL WAWANCARA
DI TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM

Hari/ Tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020


Sumber Informasi : Wali Murid Kelas B
Kode : WSA

1. Bagaimana pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah ini menurut


Ibu?
Pertimbangan saya ketika memasukkan anak ke sekolah ini memang mencari
sekolah yang mendukung untuk perkembangan membaca al-Qur’an, dari
beberapa TK yang saya datangi pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah
ini sangat bagus terlihat juga dari kemampuan anak yang signifikan ketika di
rumah.
2. Apakah ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an? Jika ada, bagaimana kerjasama
tersebut?
Ada, menurut saya kerjasama dari pihak sekolah dan orang tua yang ada di
TK ini bagus sekali. Saya sangat senang adanya kegiatan home visit, saya juga
mengapresiasi adanya laporan berupa kegiatan belajar anak di rumah jadi
semua berkesinambungan.
3. Apakah buku tibyan yang digunakan dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an di sekolah ini efektif menurut ibu?
Kalau yang saya lihat efektif, Malah menurut saya lebih mudah buku tibyan
qiroah ini dari pada iqro. Alhamdulillah, karena gurunya di sekolah anak saya
sudah bisa semua. Jadi kalau pas lagi muroja’ah sudah bisa mandiri terkadang
kakak dan bundanya yang di ajarin dirumah.
Mengetahui

Umi Ara
109

2.1.4 Catatan Wawancara 4

HASIL WAWANCARA
DI TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM

Hari/ Tanggal :Kamis, 20 Februari 2020


Sumber Informasi : Wali Murid Kelas A
Kode : WSO
1. Bagaimana pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah ini menurut
Ibu?
Menurut saya bagus dan efektif, sebenarnya saya sendiri bingung karna saya
merasa sepertinya pembelajaran di sekolah lebih efektif daripada di rumah
atau mungkin memang karena cara mengajarkan gurunya jadi anak saya
mudah untuk menerima apa yang diajarkan.
Apalagi waktu ada bintang buat anak yang tertib saat belajar, anak saya jadi
semangat dan senang banget kalau pulang bawa bintang banyak. Dia cerita
kalau besok mau belajar lagi yang tertib di sekolah biar dapat bintang banyak.
2. Apakah ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an? Jika ada, bagaimana kerjasama
tersebut?
Ada, kerjasamanya dari guru meminta saya untuk selalu memutarkan audio
tentang huruf hijaiyah atau bacaaan al-Qur’an lainnya setiap hari di rumah.
Selain itu bentuk laporan orang tua dan guru yang ada di buku penghubung itu
sangat membantu dalam mengetahui sejauh mana perkembangan anak.
Saya juga senang adanya kegiatan pertemuan orang tua setiap Jum’at karena
cukup membantu saya untuk mengajarkan anak di rumah.
3. Apakah buku tibyan yang digunakan dalam pembelajaran membaca
al-Qur’an di sekolah ini efektif menurut ibu?
Buku tibyan yang digunakan menurut saya cukup efektif, karena anak saya
jadi lebih cepat buat bisa baca al-Qur’annya.
Mengetahui
Umi Ika
110

2.1.5 Catatan Wawancara 5

HASIL WAWANCARA
DI TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM

Hari/ Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020


Sumber Informasi : Kepala Sekolah
Kode : KSR

1. Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan pembelajaran membaca


al-Qur’an pada anak usia dini?
Menurut saya pembelajaran membaca al-Qur’an sangat penting. Karena itu
akan menjadi bekal mereka suatu saat nanti, dengan pembelajaran tersebut kita
dapat menumbuhkan rasa cinta anak pada al-Qur’an. Hal itu juga akan
mempengaruhi bagaimana anak akan memiliki perilaku yang baik.
2. Kapan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini mulai dilaksanakan?
Pembelajaran aktif dimulai minggu ke 3 awal masuk sekolah. Untuk awal
pembelajaran dilakukan menggunakan strategi pengenalan sederhana.
3. Apa latar belakang pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim berdiri sekitar 2 tahun lalu tepatnya di
bulan Januari 2017. Untuk yang berada di Tangerang, dan pusatnya ada di
Megamendung Bogor. Namun karena prihatin dengan pendidikan anak sejak
dini terutama untuk adab dan membaca al-Qur’annya, maka didirikanlah TK
tersebut. Dan memang sudah tujuan kami berdiri untuk menjadikan setiap
anak generasi Qur’ani, maka dari itu kami melakukan pembiasaan pada anak
untuk menyukai al-Qur’an sejak dini.
4. Apakah tujuan pembelajaran membaca al-Qur’an di TK ini?
Tujuannya untuk membentuk anak itu lebih dekat dengan al-Qur’an. Karena
menurut saya, belajar huruf hijaiyah atau al-Qur’an sejak usia dini itu memang
sudah seharusnya diajarkan terlebih itu al-Qur’an, jika dari sekarang sudah
ditanamkan al-Qur’an insya Allah ketika dewasa akan lebih mudah daripada
mengajarkannya saat dewasa.
111

5. Bagaimana kompetensi guru serta perekrutan guru di sentra al-Qur’an?


Untuk kompetensi guru di TK ini mengikuti aturan sekolah pusat, berhubung
kami sekolah cabang dari pusat jadi guru-guru yang ada di TK ini
mendapatkan pelatihan selama kurang lebih 3 bulan di pusat. Jadi insya Allah
untuk guru yang mengajarkan al-Qur’an disini sudah terlatih.
6. Apakah terdapat analisis kemampuan belajar anak sebelum
pembelajaran membaca al-Qur’an dilaksanakan?
Iya, ada
7. Bagaimana perencanaan pembelajaran membaca al-Qur’an di sekolah
ini?
Sejak awal kedatangan anak di sekolah, kami berusaha untuk langsung
mengenalkan huruf hijaiyah. Jadi mereka menunggu giliran untuk membaca
al-Qur’an menggunakan buku tibyan jilid 1. Kemudian sebelum masuk kelas
pada saat berbaris setiap hari guru mengenalkan huruf hijaiyah melalui syair
huruf hijaiyah. Kami juga memiliki program kerjasama dengan orang tua,
setiap hari termasuk hari libur orang tua wajib mengirimkan laporan
muraja’ah anak baik berupa tulisan, video atau rekaman suara pada pihak
sekolah. Selain itu setiap hari Jum’at diadakan pertemuan orang tua dengan
guru sentra al-Qur’an untuk membahas pembelajaran al-Qur’an pada anak
juga bagaimana cara mengajarkannya ada anak di rumah.
8. Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kebutuhan anak atau
kebutuhan sekolah?
Pembelajaran yang kami lakukan mengacu pada kurikulum sekolah yang
sudah dibuat. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang
dipadukan dengan kurikulum membaca al-Qur’an. Pembelajaran yang
diberikan secara terintegrasi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
anak.
9. Bagaimana strategi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak di TK
ini?
Untuk strategi kami sangat menekankan pada wali santri dirumah untuk sering
muroja’ah pembelajaran yang diajarkan di sekolah, dan untuk di sekolah
banyak ditempel huruf-huruf hijaiyah untuk membantu proses pembelajaran.
112

10. Siapakah yang menentukan strategi membaca al-Qur’an di TK ini?


Emhh... pastinya pihak sekolah yang menentukan.
11. Apa saja program kegiatan yang telah direncanakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an anak di TK ini?
Sejak awal kedatangan anak di sekolah, kami berusaha untuk langsung
mengenalkan huruf hijaiyah. Jadi mereka menunggu giliran untuk membaca
al-Qur’an menggunakan buku tibyan jilid 1. Kemudian sebelum masuk kelas
pada saat berbaris setiap hari guru mengenalkan huruf hijaiyah melalui syair
huruf hijaiyah. Kami juga memiliki program kerjasama dengan orang tua,
setiap hari termasuk hari libur orang tua wajib mengirimkan laporan
muraja’ah anak baik berupa tulisan, video atau rekaman suara pada pihak
sekolah. Selain itu setiap hari Jum’at diadakan pertemuan orang tua dengan
guru sentra al-Qur’an untuk membahas pembelajaran al-Qur’an pada anak
juga bagaimana cara mengajarkannya ada anak di rumah.
12. Apa faktor pendukung dalam pembelajaran membaca al-Qur’an di TK
ini?
Faktor pendukungnya banyak, kami menggunakan bahan ajar khusus untuk
mendukung pembelajaran yaitu berupa buku tibyan qiroah, tibyan tamhidi,
tibyan tarbiyah, audio speaker, earphone, microphone. Hal umumnya kami
menggunakan flashcard, boneka tangan, puzzle, jahit huruf hijaiyah, lauhah,
laptop, proyektor, dan alat permainan edukatif lainnya. Alhamdulillah guru
yang kompeten di sentra al-Qur’an sudah menguasai sehingga menjadi
pendukung dalam pembelajaran. s
13. Apakah faktor penghambat dalam pembelajaran membaca al-Qur’an?
Kalau faktor penghambat di sekolah ini salah satunya ada pada orang tua,
anak-anak di sekolah sudah ajarkan huruf hijaiyah dan mereka sudah hafal
tetapi dirumah tidak ada pengulangan dan tidak ada kerja sama antara orang
tua dan guru. Selain itu sarana prasarana yang kurang memadai, tapi
alhamdulillah sekarang sudah lebih baik. Kemudian ada keterbatasan guru
terkait inovasi kreativitas guru dalam mengajarkan menggunakan media tapi
alhamdulillah bisa di atasi dengan mengikutsertakan guru pada beberapa
pelatihan.
113

14. Bagaimana pihak sekolah mengevaluasi pembelajaran membaca


al-Qur’an?
Yang pertama kami mendengar dan melihat langsung bagaimana anak-anak
belajar juga prakteknya seperti apa dan kami mengadakan review materi satu
persatu setiap minggu untuk melihat sejauh mana perkembangan anak, bahkan
kami mengadakan kunjungan ke rumah masing-masing anak (home visit)
untuk mengetahui bagaimana anak belajar di rumahnya.
15. Apakah ada pembinaan atau pelatihan bagi guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran membaca al-Qur’an?
Iya ada, untuk pembinaan bagi guru kami mengutus guru untuk mengikuti
pelatihan secara berkala selama beberapa bulan di pusat.

Mengetahui,

Rika Erlina, S.Pd.i


114

2.2 Catatan Lapangan (CL)


2.2.1 Catatan Lapangan 1

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Halaman Sekolah dan Kelas


Hari/ Tanggal : Senin, 3 Februari 2020
Waktu : 07.00-09.00
Fokus Penelitian : Penyambutan Anak dan Jurnal Pagi

Guru yang bertugas piket pada hari ini (senin) datang lebih awal dari guru lainnya.
Pagi itu jam 07.00-07.30 guru menanti kedatangan anak-anak berdiri di depan gerbang dan
menyalami anak-anak dengan ramah dan sopan. Tak terkecuali kepada pengantar pun
disalaminya dengan senyum ramah dan sopan sambil memberi salam dengan ucapan
Assalamu’alaikum. Anak-anak didampingi dan diberi arahan untuk membuka sepatu
didahului dengan kaki kiri kemudian menyimpan sepatu di rak yang telah disediakan. Anak-
anak diarahkan bagaimana adab masuk kelas yaitu mengucapkan salam, masuk kelas
menggunakan kaki kanan, dan salim dengan guru yang ada di kelas.
Kegiatan anak selanjutnya guru mempersilahkan anak untuk meletakkan bekal makan
dan minum pada meja yang disediakan, kemudian mengumpulkan buku penghubung pada
guru yang bertugas dan meletakkan tas kedalam loker masing-masing. Anak-anak juga
menyerahkan buku tibyan qiroah pada guru sentra Diniyah dan al-Qur’an. Anak-anak
diperkenankan bermain bebas hingga jam 08.00 sambil menunggu giliran untuk membaca
buku tibyan qiroah.
Jam 08.00-08.15 anak-anak diminta berbaris didepan sebelum masuk kelas, pada saat
berbaris anak melakukan kegiatan fisik motorik sederhana. Dalam mengenalkan anak-anak
huruf hijaiyah pada anak guru menggunakan media papan tulis mini, anak juga dipersilahkan
menulis huruf hijaiyah di papan tulis tersebut. Kemudian guru mengajarkan syair huruful
hija sesuai dengan hijaiyah yang ada di papan tulis mini dan anak mengikuti bersama. Guru
memberikan tambahan syair asmaul husna pada anak dengan cara guru mengucapkan secara
langsung dan anak-anak mengikuti, lalu mereka diperkenankan masuk kelas sesuai adabnya
yaitu mengucap salam, menggunakakan kaki kanan, salim dengan guru di kelas.
115

Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Sekitar pukul 08.25-08.40 guru melakuakan
kegiatan story reading 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga. Jam 08.40-09.00 anak-
anak diminta untuk berwudhu dan sholat duha berjama’ah dilanjut dengan membaca do’a dari
al-Qur’an / dzikir setelah shalat.

Catatan:
Penyambutan guru di pagi hari memberikan semangat dan memotivasi anak untuk
percaya dan merasa aman karena saat kedatangan ada penyambutan sebagai pengganti
pengantar. Orang tua/pengantar hanya diperbolehkan mengantar hingga halaman dan tidak
diperkenankan berada di lingkungan sekolah untuk membantu mendukung kemandirian anak.
Melepaskan sepatu sesuai tuntunan Nabi Muhammad merupakan salah satu bentuk
pembiasaan sesuai anjuran Islam. Saat berbaris sebelum masuk kelas anak-anak dikenalkan
huruf hijaiyah menggunakan flashcard sehingga memudahkan anak untuk mengetahui huruf
hiijaiyah terlebih lagi guru juga mengajarkan anak syair huruful hija jadi anak dapat dengan
mudah mengingat huruf juga cara melafalkan hurufnya. Hari ini banyak anak yang datang
terlambat sehingga tidak mendapat giliran untuk membaca buku tibyan qiroah karena
kehabisan waktu.
116

2.2.2 Catatan Lapangan 2

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Hari/ Tanggal : Rabu, 5 Februari 2020


Tempat : Ruang kelas TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Waktu : 08.00-12.00
Metode Pengambilan Data : Observasi dan Dokumentasi

Sekitar jam 08.15-08.30 semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk
minum dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum
belajar dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak
lupa guru juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak
boleh menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Setelah itu, guru mengenalkan huruf
hijaiyah sambil bercerita pada anak dengan menggunakan bantuan boneka tangan dan
flashcard. Kemudian dilanjutkan dengan melakuakan kegiatan story reading 10 Sahabat
Nabi yang Dijamin Masuk Surga.
Jam 08.40-09.30 anak-anak diminta bersiap-siap untuk melaksanakan olahraga. Hari
ini mereka menggunakan lapangan yang lokasinya tidak jauh dari sekolah. Saat berbaris
sebelum pergi ke lapangan anak-anak membaca do’a keluar rumah dan saat anak berjalan
menuju lapangan guru memberikan instruksi pada anak untuk mengucapkan syair huruful
hija.
Selesai olahraga pada jam 09.30-10.00 waktunya anak-anak makan dan bermain
bebas. Sebelum makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan
dan minum. Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan
minum sesuai anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan
untuk membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat
makan dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Sekitar pukul 10.00 anak-anak kembali masuk sentra masing-masing. Kegiatan
setelah istirahat merupakan salah satu kegiatan inti di sentra Diniyah & al-Qur’an.
Pembelajaran di sentra ini, guru memberikan materi tahajji basmallah dan huruf hijaiyah
dengan cara memberi contoh ke anak kemudian anak mengikuti bersama. Masing-masing
117

anak juga diberikan kesempatan untuk maju kedepan tahajji sendiri. Kemudian anak diberi
kesempatan memilih kegiatan yang sudah disediakan. Anak-anak juga melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan pengenalan membaca al-Qur’an secara mandiri hingga tuntas, setelah
itu, anak-anak diperbolehkan untuk bergantian bermain alat permainan. Adapun macam-
macam kegiatan belajar yaitu, menjahit huruf hijaiyah, bermain puzzle hijaiyah, kolase
hijaiyah. Pukul 11.30 permainan sentra selesai, guru meminta anak bertanggung jawab
merapikan mainannya.
Pukul 11.45 guru memimpin kegiatan akhir dengan membaca do’a penutup majelis,
do’a keluar rumah dan do’a naik kendaraan. Guru juga melakukan kegiatan recalling
pembelajaran setiap hari tidak hanya itu guru juga memberikan semangat dan motivasi pada
anak agar selalu semangat dalam membaca al-Qur’an. Sebelum pulang guru memberikan
reward berupa bintang ungu bagi anak yang mengikuti kegiatan di sentra Diniyah dan al-
Qur’an dengan tertib.

Catatan:
Kegiatan pembelajaran hari ini dimulai tepat waktu namun masih terdapat beberapa
siswa yang tidak sempat mendapat giliran membaca buku tibyan qiroah karena waktu telah
habis. Anak mengikuti pembelajaran dengan baik dan guru membimbing bacaan al-Qur’an
anak dengan selalu memberikan motivasi positif agar mencintai al-Qur’an. Untuk ziyadah
(penambahan materi) bacaan al-Qur’an guru menggunakan berbagai media dalam
pelasanaanya seperti flashcard, alat menjahit hijaiyah, puzzle, juga bola-bola kertas untuk
kolase sederhana. Hari ini banyak anak yang mendapatkan bintang ungu karena tertib
mengikuti kegiatan di sentra al-Qur’an.
118

2.2.3 Catatan Lapangan 3

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Kelas B (Sentra Diniyah dan al-Qur’an)


Hari/ Tanggal : Kamis, 6 Februari 2020
Waktu : 07.30-11.00
Fokus Penelitian : - Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di Kelas
- Perilaku Guru dan Anak

Pagi itu jam 07.30 anak-anak datang ke sekolah seperti biasa dengan mengucapkan
salam serta disambut oleh guru piket yang berjaga di depan. Anak-anak didampingi dan
diberi arahan untuk membuka sepatu didahului dengan kaki kiri kemudian menyimpan sepatu
di rak yang telah disediakan. Anak-anak diarahkan bagaimana adab masuk kelas yaitu
mengucapkan salam, masuk kelas menggunakan kaki kanan, dan salim dengan guru yang ada
di kelas.
Selanjutnya anak meletakkan bekal makan dan minum pada meja yang disediakan,
dan mengumpulkan buku penghubung pada guru yang bertugas serta meletakkan tas ke
dalam loker. Setiap pagi anak-anak dibiasakan untuk menyerahkan buku tibyan qiroah pada
guru sentra Diniyah dan al-Qur’an. Anak-anak diperkenankan bermain bebas hingga jam
08.00 sambil menunggu giliran untuk membaca buku tibyan qiroah.
Jam 08.00-08.15 guru memimpin barisan di depan sebelum masuk kelas, pada saat
berbaris anak melakukan kegiatan fisik sederhana. Guru memperkenalkan anak harokat pada
huruf hijaiyah menggunakan flashcard. Anak-anak juga menyebutkan 10 sahabat Nabi yang
dijamin masuk surga dilanjutkan dengan muroja’ah syair huruful hija.
Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Sekitar pukul 08.25-08.40 guru melakuakan
kegiatan story reading 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga. Jam 08.40-09.00 anak-
119

anak diminta untuk berwudhu dan sholat duha berjama’ah dilanjut dengan guru
menambahkan bacaan dzikir dari al-Qur’an pada anak setelah shalat.
Selesai sholat duha sekitar jam 09.00 guru menambah materi syair huruful hija anak
dengan menggunakan buku tibyan tamhidi. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dalam
memperkuat penjelasan mengenai siroh nabawiyah (silsilah keturunan Nabi) menggunakan
bahasa arab. Guru mengenalkan harokat pada anak dengan menggunakan lembar kerja. Saat
semua anak mengerjakan lembar kerja, ibu guru memanggil satu persatu anak bergiliran
untuk belajar tahajji (mengeja huruf disertai tanda baca) surat Al-Fatihah ayat 1 juga
beberapa huruf hijaiyah yang ditulis sambung menggunakan lauhah.
Pada jam 09.30-10.00 waktunya anak-anak makan dan bermain bebas. Sebelum
makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan dan minum.
Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan minum sesuai
anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat makan
dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Kegiatan akhir pembelajaran pukul 11.45 guru memimpin kegiatan akhir dengan
membaca do’a penutup majelis, do’a keluar rumah dan do’a naik kendaraan. Guru juga
melakukan kegiatan recalling pembelajaran setiap hari tidak hanya itu guru juga memberikan
semangat dan motivasi pada anak agar selalu semangat dalam membaca al-Qur’an. Sebelum
pulang guru memberikan reward berupa bintang ungu bagi anak yang mengikuti kegiatan di
sentra Diniyah dan al-Qur’an dengan tertib.

Catatan:
Kegiatan pembelajaran dimulai tepat waktu dan berjalan dengan tertib. Namun hari ini
ada anak yang tidak mendapat giliran membaca buku tibyan qiroah karena sedang tidak
mood. Semua anak mendapatkan bintang merah karena datang tepat waktu, dan hampir
seluruh anak mendapatkan bintang kuning dan ungu karena tertib mengikuti aturan
permainan. Media yang digunakan dalam membimbing bacaan al-Qur’an anak, yaitu
membaca menggunakan buku tibyan qiroah, buku tibyan tarbiyah, lembar kerja dan beberapa
alat peraga edukatif pendukung seperti flashcard hijaiyah, lauhah.
120

2.2.4 Catatan Lapangan 4

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Kelas
Hari/ Tanggal : Selasa, 11 Februari 2020
Waktu : 07.30-10.00
Fokus Penelitian : Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Pembuka di
Kelas

Pagi itu jam 07.30 anak-anak datang ke sekolah seperti biasa dengan mengucapkan
salam serta disambut oleh guru piket yang berjaga di depan. Anak-anak didampingi dan
diberi arahan untuk membuka sepatu didahului dengan kaki kiri kemudian menyimpan sepatu
di rak yang telah disediakan. Anak-anak diarahkan bagaimana adab masuk kelas yaitu
mengucapkan salam, masuk kelas menggunakan kaki kanan, dan salim dengan guru yang ada
di kelas.
Selanjutnya anak meletakkan bekal makan dan minum pada meja yang disediakan,
dan mengumpulkan buku penghubung pada guru yang bertugas serta meletakkan tas kedalam
loker. Anak-anak juga menyerahkan buku tibyan qiroah pada guru sentra Diniyah dan al-
Qur’an. Anak-anak diperkenankan bermain bebas hingga jam 08.00 sambil menunggu giliran
untuk membaca buku tibyan qiroah.
Jam 08.00-08.15 guru memimpin barisan didepan sebelum masuk kelas, pada saat
berbaris anak melakukan kegiatan fisik sederhana. Anak-anak juga diperkenalkan huruf
hijaiyah melalui flashcard, tidak hanya itu guru juga membaca syair huruful hija sesuai buku
tibyan tamhidi kemudian anak-anak mengikuti syair yang dibacakan. Pada hari ini guru
melakukan ziyadah hadist pada anak dengan cara guru mengucapkan secara langsung dan
anak-anak mengikuti berulang, lalu mereka kembali diingatkan adab masuk kelas.
Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Guru menjelaskan pembahasan materi aqidah
121

“untuk apa Allah menciptakan manusia”. Guru juga melakuakan kegiatan story reading 10
Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga.
Selanjutnya pukul 08.40 anak-anak masuk ke sentra. Di dalam sentra Diniyah & al-
Qur’an guru dan anak membahas peraturan sentra, kemudian anak-anak diperkenalkan huruf
hijaiyah melalui buku tibyan tamhidi beserta pengucapan syair huruful hija. Anak-anak
sangat antusias menirukan syair huruful hija yang guru sebutkan menggunakan buku tamhidi.
Ketika mengucapkan syair huruful hija anak-anak juga mengetahui secara langsung huruf
hijaiyah dan juga sekaligus memperbaiki cara membacanya. Kemudian guru memberikan
kesempatan pada anak dengan memilih kegiatan di sentra seperti mengerjakan lembar kerja
huruf hijaiyah yang ada dibuku tamhidi dan kolase hijaiyah.
Pada jam 09.30-10.00 waktunya anak-anak makan dan bermain bebas. Sebelum
makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan dan minum.
Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan minum sesuai
anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat makan
dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Guru juga melakukan kegiatan recalling pembelajaran setiap hari tidak hanya itu guru
juga memberikan semangat dan motivasi pada anak agar selalu semangat dalam membaca al-
Qur’an. Sebelum pulang guru memberikan reward berupa bintang ungu bagi anak yang
mengikuti kegiatan di sentra Diniyah dan al-Qur’an dengan tertib.

Catatan:
Kegiatan pembelajaran dimulai tepat waktu dan berjalan dengan tertib. Namun masih
terdapat beberapa siswa yang tidak sempat mendapat giliran membaca buku tibyan qiroah
karena waktu telah habis. Anak mulai mengikuti pembelajaran dengan baik dan guru
membimbing bacaan al-Qur’an anak dengan selalu memberikan motivasi positif untuk anak.
Media yang digunakan dalam membimbing bacaan al-Qur’an anak, yaitu membaca
menggunakan buku tibyan qiroah, buku tibyan tamhidi, kemudian menggunakan speaker.
Untuk ziyadah (penambahan materi) bacaan al-Qur’an guru menggunakan cara talqin. Hari
ini banyak anak yang mendapatkan reward berupa bintang merah karena datang tepat waktu,
ada juga anak yang mendapatkan bintang kuning karena memiliki akhlak yang baik, serta
beberapa anak mendapatkan bintang ungu karena mengikuti kegiatan sentra al-Qur’an
dengan tertib.
122

2.2.5 Catatan Lapangan 5

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Kelas A (Sentra Diniyah dan al-Qur’an)


Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Februari 2020
Waktu : 07.30-11.00
Fokus Penelitian : - Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di Kelas
- Perilaku Guru dan Anak

Peneliti mengamati pembelajaran membaca al-Qur’an metode tahajji di kelas TK Islam


TAUD SaQu Ibnu Hasyim. Observasi ini merupakan pengamatan sebagai informasi dalam
mengetahui bagaimana strategi pembelajaran membaca al-Qur’an melalui metode At-Tibyan,
termasuk proses evaluasi, media yang digunakan dsb.
Setelah peneliti amati, pembelajaran At-Tibyan dapat dikatakan sebagai pembelajaran
membaca al-Qur’an yang berbeda dari yang lain. Karena menggunakan cara mengeja yang
juga disebutkan hukum tajwidnya serta diucapkan menggunakan bahasa arab. Selama kurang
lebih 15 menit anak-anak belajar tahajji (mengeja huruf disertai tanda baca) surat Al-Fatihah
juga beberapa huruf hijaiyah yang ditulis sambung.

Seperti pada kalimat,

‫ﺠﮭﺭ ﻮﻋﺪ‬
Jika dieja menggunakan metode ini menjadi,

‫ﺠ – ﮭ – ﺠﮭ – ﺭ = ﺠﮭﺭ‬
‫ﻮ – ﻋ – ﻮﻋ – ﺪ = ﻮﻋﺪ = ﺠﮭﺭ ﻮﻋﺪ‬
Banyak hal yang kemudian muncul dibenak peneliti, tentang bagaimana cara mengajarkan ke
anak sehingga bisa dengan lancar mengeja atau mengikuti pembelajaran tersebut dengan
baik. Setelah sebelumnya peneliti mengetahui bahwa ustadzah yang mengajarkan metode
tersebut adalah orang-orang yang telah mengikuti pelatihan selama beberapa bulan dan juga
berkompeten. Guru selalu memberikan motivasi pada anak dan sabar mengajarkannya.
123

2.2.6 Catatan Lapangan 6

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Sentra Diniyah dan al-Qur’an


Hari/ Tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020
Waktu : 07.30-11.00
Fokus Penelitian : - Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di Kelas
- Perilaku Guru dan Anak

Guru pada jam 07.00-07.30 menanti kedatangan anak-anak berdiri di depan gerbang
dan menyalami anak-anak dengan ramah dan sopan. Anak-anak didampingi dan diberi arahan
untuk membuka sepatu didahului dengan kaki kiri kemudian menyimpan sepatu di rak yang
telah disediakan. Anak-anak diarahkan bagaimana adab masuk kelas yaitu mengucapkan
salam, masuk kelas menggunakan kaki kanan, dan salim dengan guru yang ada di kelas.
Selanjutnya anak meletakkan bekal makan dan minum pada meja yang disediakan,
dan mengumpulkan buku penghubung pada guru yang bertugas serta meletakkan tas kedalam
loker. Anak-anak juga menyerahkan buku tibyan qiroah pada guru sentra Diniyah dan al-
Qur’an. Anak-anak diperkenankan bermain bebas hingga jam 08.00 sambil menunggu giliran
untuk membaca buku tibyan qiroah.
Jam 08.00-08.15 anak-anak berbaris sebelum masuk kelas. Pada saat berbaris anak
melakukan kegiatan fisik sederhana juga muroja’ah materi yang sudah diajarkan pekan ini
seperti asmaul husna, hadist, aqidah, syair huruful hija, siroh. Anak diingatkan kembali adab
masuk kelas.
Pada hari jum’at di waktu yang bersamaan dengan kegiatan anak yaitu jam 08.00-
10.00 orang tua dan guru sentra al-Qur’an mengadakan pertemuan untuk membahas materi
yang akan di ajarkan minggu depan dan mengkomunikasikan tugas orang tua di rumah.
Mereka juga saling berbagi pengalaman bagaimana cara mengajarkan anaknya di rumah.
Guru memberikan tugas pembelajaran kepada orangtua untuk di rumah dengan anak agar
dapat membantu pembelajaran guru di sekolah dengan mudah. Kemudian guru meminta
orangtua untuk berbagi informasi dalam mengajarkan anaknya di rumah agar tidak adanya
perbedaan dalam melakukan pembelajaran di sekolah
124

Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Sekitar pukul 08.25-08.40 guru melakuakan
kegiatan story reading 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga. Jam 08.40-09.00 anak-
anak diminta untuk berwudhu dan sholat duha berjama’ah dilanjut dengan membaca dzikir
dari al-Qur’an setelah shalat lalu memasukkan uang ke dalam kotak infaq.
Selanjutnya jam 09.00-09.30 waktunya anak-anak makan dan bermain bebas.
Sebelum makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan dan
minum. Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan minum
sesuai anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat makan
dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Sekitar pukul 09.30 anak-anak kembali masuk kelas. Khusus pada hari Jum’at
kegiatan pembelajaran semua anak adalah muroja’ah bersama secara klasikal dan bermain,
guru memberikan kesempatan pada anak untuk memilih permainan yang ada seperti ada anak
yang memilih bermain balok dan guru memberikan earphone untuk membantu anak tersebut
sebelum setoran murajaah ke guru. Beberapa anak di dalam kelas juga bermain bola huruf
hijaiyah, guru meminta anak mencari huruf hijaiyah yang ada di bola.

Catatan:

Saat kegiatan pertemuan rutin orang tua berlangsung, anak-anak kurang terkondisikan
dan kurang efektif karena tidak ada guru sentra al-Qur’an yang mendampingi pembelajaran di
kelas yang ada hanya guru sentra umum saja, sedangkan hari Jum’at itu di khususkan untuk
muroja’ah pembelajaran al-Qur’an yang sudah diajarkan sebelumnya.

.
125

2.2.7 Catatan Lapangan 7

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Sentra Diniyah dan al-Qur’an


Hari/ Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020
Waktu : 07.30-15.00
Fokus Penelitian : - Evaluasi pada anak
- Upaya guru melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran

Jam 08.00-08.15 anak-anak berbaris sebelum masuk kelas. Pada saat berbaris anak
melakukan kegiatan fisik sederhana juga muroja’ah materi yang sudah diajarkan pekan ini
seperti asmaul husna, hadist, aqidah, syair huruful hija, siroh. Anak diingatkan kembali adab
masuk kelas.
Pada hari jum’at di waktu yang bersamaan dengan kegiatan anak yaitu jam 08.00-
10.00 orang tua dan guru sentra al-Qur’an mengadakan pertemuan untuk membahas materi
yang akan di ajarkan minggu depan dan mengkomunikasikan tugas orang tua di rumah.
Mereka juga saling berbagi pengalaman bagaimana cara mengajarkan anaknya di rumah.
Guru memberikan tugas pembelajaran kepada orangtua untuk di rumah dengan anak agar
dapat membantu pembelajaran guru di sekolah dengan mudah. Kemudian guru meminta
orangtua untuk berbagi informasi dalam mengajarkan anaknya di rumah agar tidak adanya
perbedaan dalam melakukan pembelajaran di sekolah.
Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Sekitar pukul 08.25-08.40 guru melakuakan
kegiatan story reading 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga. Jam 08.40-09.00 anak-
anak diminta untuk berwudhu dan sholat duha berjama’ah dilanjut dengan membaca dzikir
dari al-Qur’an setelah shalat lalu memasukkan uang ke dalam kotak infaq.
Selanjutnya jam 09.00-09.30 waktunya anak-anak makan dan bermain bebas.
Sebelum makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan dan
126

minum. Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan minum
sesuai anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat makan
dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Sekitar pukul 09.30 anak-anak kembali masuk kelas. Khusus pada hari Jum’at
kegiatan pembelajaran semua anak adalah muroja’ah bersama secara klasikal dan bermain,
guru memberikan kesempatan pada anak untuk memilih permainan yang ada seperti ada anak
yang memilih bermain balok dan guru memberikan earphone untuk membantu anak tersebut
sebelum melakukan murajaah mingguan ke guru. Beberapa anak di dalam kelas juga bermain
bola huruf hijaiyah, guru meminta anak mencari huruf hijaiyah yang ada di bola.

Catatan:
Saat kegiatan rutin yang diadakan sekolah sebagai salah satu bentuk kerjasama antara
orangtua dan guru, ada beberapa orang tua yang belum bisa datang dalam kegiatan tersebut.
Hal itu cukup memberikan dampak pada kegiatan anak di rumah sehingga mempengaruhi
peningkatan pada pembelajaran anak.
Pada hari ini guru juga melakukan agenda home visit yang dilaksanakan setelah
semua kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk memberitahu
perkembangan anak di sekolah kepada orang tua, mengetahui lebih lanjut bagaimana kondisi
anak belajar dirumah. Sehingga guru dan orang tua dapat saling bekerja sama untuk
meningkatkan perkembangan anak.
127

2.2.8 Catatan Lapangan 8

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2020


Tempat : TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim
Waktu : 07.00-12.00
Objek Pengamatan : - Proses kegiatan belajar mengajar
- Perilaku guru dan siswa

Pagi itu jam 07.30 anak-anak datang ke sekolah satu persatu dengan mengucapkan
salam serta disambut oleh guru piket yang berjaga di depan. Anak-anak didampingi dan
diberi arahan untuk membuka sepatu didahului dengan kaki kiri kemudian menyimpan sepatu
di rak yang telah disediakan. Anak-anak diarahkan bagaimana adab masuk kelas yaitu
mengucapkan salam, masuk kelas menggunakan kaki kanan, dan salim dengan guru yang ada
di kelas.
Kegiatan anak selanjutnya meletakkan bekal makan dan minum pada meja yang
disediakan, kemudian mengumpulkan buku penghubung pada guru yang bertugas dan
meletakkan tas kedalam loker masing-masing. Anak-anak juga menyerahkan buku tibyan
qiroah pada guru sentra Diniyah dan al-Qur’an. Anak-anak diperkenankan bermain bebas
hingga jam 08.00 sambil menunggu giliran untuk membaca buku tibyan qiroah.
Jam 08.00-08.15 anak-anak diminta berbaris didepan sebelum masuk kelas, pada saat
berbaris anak melakukan kegiatan fisik motorik sederhana. Anak-anak juga dikenalkan huruf
hijaiyah menggunakan flashcard disertai dengan membaca syair huruful hija sesuai buku
tibyan tamhidi. Guru memberikan tambahan syair asmaul husna pada anak dengan cara guru
mengucapkan secara langsung dan anak-anak mengikuti, lalu mereka diperkenankan masuk
kelas sesuai adabnya.
Setelah masuk kelas, semua anak-anak kelas KB, A dan B diberi waktu untuk minum
dan dilanjutkan dengan kegiatan jurnal pagi bersama yaitu membaca do’a sebelum belajar
dan adzkar sobah. Pada kegiatan ini anak-anak diminta duduk melingkar dan tidak lupa guru
juga mengingatkan jika posisi duduk antara anak perempuan dan laki-laki tidak boleh
menempel/bersentuhan karena bukan mahram. Sekitar pukul 08.25-08.40 guru melakuakan
128

kegiatan story reading 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga. Jam 08.40-09.00 anak-
anak diminta untuk berwudhu dan sholat duha berjama’ah dilanjut dengan membaca do’a dari
Al-Qur’an/ dzikir setelah shalat.
Selesai sholat duha, jam 09.00 anak-anak diminta masuk ke sentra masing-masing.
Dalam sentra Diniyah & al-Qur’an guru dan anak membahas peraturan sentra, selanjutnya
anak-anak diperkenalkan huruf hijaiyah melalui kolase huruf hijaiyah yang masing-masing
anak buat, selain itu di sentra ini anak-anak juga diperdengarkan syair asmaul husna melalui
speaker.
Pada jam 09.30-10.00 waktunya anak-anak makan dan bermain bebas. Sebelum
makan anak-anak dibiasakan untuk antri cuci tangan lalu mengambil makan dan minum.
Setelah itu, anak-anak dipersilahkan duduk dan diingatkan adab makan dan minum sesuai
anjuran Rasulullah. Pada saat kegiatan makan guru juga selalu mengingatkan untuk
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab merapikan kembali alat makan
dan botol minumnya, jika sudah anak-anak diperkenankan untuk bermain bebas.
Sekitar pukul 10.00 anak-anak kembali masuk sentra masing-masing. Kegiatan
setelah istirahat merupakan salah satu kegiatan inti di sentra Diniyah & al-Qur’an.
Pembelajaran di sentra ini anak dan guru kembali membahas peraturan bermain, kemudian
anak diberi kesempatan memilih kegiatan yang sudah disediakan dan melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan pengenalan membaca al-Qur’an secara mandiri hingga tuntas, setelah
itu anak-anak boleh bergantian alat bermain. Pukul 11.30 permainan sentra selesai, guru
meminta anak bertanggung jawab merapikan mainannya.
Selanjutnya guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab juga talqin dalam
mengajarkan materi pembelajaran membaca al-Qur’an pada anak. Selama kurang lebih 15
menit anak-anak belajar tahajji (mengeja huruf disertai tanda baca) surat Al-Fatihah juga
beberapa huruf hijaiyah yang ditulis sambung.
Pukul 11.45 guru memimpin kegiatan akhir dengan membaca do’a penutup majelis,
do’a keluar rumah dan do’a naik kendaraan. Guru juga melakukan kegiatan recalling
pembelajaran setiap hari tidak hanya itu guru juga memberikan semangat dan motivasi pada
anak agar selalu semangat dalam membaca al-Qur’an. Sebelum pulang guru memberikan
reward berupa bintang ungu bagi anak yang mengikuti kegiatan di sentra Diniyah dan al-
Qur’an dengan tertib.
129

Catatan:
Kegiatan pembelajaran hari ini dimulai tepat waktu dan hampir semua siswa
mendapatkan reward bintang merah karena datang tepat waktu. Hari ini juga banyak anak
yang mendapatkan reward bintang ungu karena mereka mau mengikuti kegiatan sentra al-
Qur’an dengan tertib. Beberapa anak belum mengikuti pembelajaran dengan baik, tetapi guru
selalu membimbing bacaan al-Qur’an anak dan selalu memberikan motivasi positif bagi anak.
Media yang digunakan dalam membimbing bacaan al-Qur’an anak, yaitu membaca
menggunakan buku tibyan qiroah, dan beberapa alat peraga edukatif pendukung seperti
flashcard hijaiyah, jahit huruf hijaiyah, menyusun pola hijaiyah, menyusun puzzle hijaiyah
juga membuat kolase huruf hijaiyah kemudian menggunakan speaker. Untuk ziyadah
(penambahan materi) bacaan al-Qur’an guru menggunakan cara talqin, robt, tahajji bacaan
al-Qur’an.
130

2.2.9 Catatan Lapangan 9

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Aula dan Halaman sekolah


Hari/ Tanggal : Jum’at, 13 Maret 2020
Waktu : 07.30-11.00
Fokus Penelitian : - Proses KBM (Muroja’ah)
- Proses Kerjasama dengan Orang Tua

Jam 07.00-07.30 guru menanti kedatangan anak-anak berdiri di depan gerbang dan
menyalami anak-anak dengan ramah dan sopan. Jam 08.00-08.15 anak-anak berbaris sebelum
masuk kelas. Pada saat berbaris anak melakukan kegiatan fisik sederhana juga muroja’ah
materi yang sudah diajarkan pekan ini seperti asmaul husna, hadist, aqidah, syair huruful
hija, siroh.
Pada hari jum’at di waktu yang bersamaan dengan kegiatan anak yaitu jam 08.00-
10.00 orang tua dan guru sentra al-Qur’an mengadakan pertemuan untuk membahas materi
yang akan di ajarkan minggu depan dan mengkomunikasikan tugas orang tua di rumah.
Mereka juga saling berbagi pengalaman bagaimana cara mengajarkan anaknya di rumah. Saat
kegiatan pertemuan rutin orang tua berlangsung, anak-anak kurang terkondisikan dan kurang
efektif karena tidak ada guru sentra al-Qur’an yang mendampingi pembelajaran di kelas yang
ada hanya guru sentra umum saja, sedangkan hari Jum’at itu di khususkan untuk muroja’ah
pembelajaran al-Qur’an yang sudah diajarkan sebelumnya.
Pada hari ini juga diadakan evaluasi setiap pekan yaitu, melalui simulasi panggung
tahfidzh. Simulasi panggung tahfidzh merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran
secara terbuka, karena melatih anak secara langsung untuk berani di depan seluruh teman-
teman dan guru.
131

2.2.10 Catatan Lapangan 10

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


CATATAN LAPANGAN
TK ISLAM TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG

Tempat : Aula dan Halaman sekolah


Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 Maret 2020
Waktu : 07.30-11.00
Fokus Penelitian : - Proses Evaluasi Pembelajaran (Panggung Tahfidz)

Jam 07.00-07.30 guru menanti kedatangan anak-anak berdiri di depan gerbang dan
menyalami anak-anak dengan ramah dan sopan. Jam 08.00-08.15 anak-anak berbaris sebelum
masuk kelas. Pada saat berbaris anak melakukan kegiatan fisik sederhana juga muroja’ah
materi yang sudah diajarkan pekan ini seperti asmaul husna, hadist, aqidah, syair huruful
hija, siroh sebagai persiapan untuk panggung tahfidzh.
Pada hari ini diadakan evaluasi setiap tiga bulan yaitu, melalui panggung tahfidzh.
Panggung tahfidzh merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran secara terbuka,
karena di nilai secara langsung oleh penguji dan dapat dilihat langsung oleh orang tua.
Bersamaan dengan kegiatan panggung tahfidzh, guru juga memberikan hasil laporan
perkembangan anak secara tertulis
2.3 Kurikulum Program Semester (Prosem)
2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN


Senin–Jum’at 3-7 Februari 2020/ Minggu Ke-1
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Syahadat


ِ
Tamhidi َ ‫ تَػْبكي َ ْوًماتَػ ْر ُ ْو ِر‬- ‫ْي ََت َشي اا‬
‫ض ْاا‬ ٌْ ‫ْي َع‬
ٌْ ‫ َع‬: ‫ عْي‬- ‫ع‬
Mengucapkan kalimat tahlil :

ْ َ ‫أا ِ ًا ِ اَ َ َخ‬
َ‫ااََّة‬ َ ‫ َم ْن َ َ َ إِلَهَ إَِّ اا‬: ‫ر وؿ اا‬
Hadist
“Barang siapa yang mengucapkan kalimat lailahaillah dengan bersungguh-
sungguh maka akan masuk surga”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon dimudahkan urusannya :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

‫َما ُه َو التو يي اإل له‬


Aqidah
“Untuk apa Allah menciptakan kita? Allah menciptakan kita untuk beribadah”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Abdurrahman bin Auf
Tahajji Al Fatihah: 1
BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN
Senin–Jum’at 10-14 Februari 2020/ Minggu Ke-2
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Sholat

Tamhidi ‫ فِ ِيه ابْػتَ َي الْ َو ْ ُي َو َ ا ْا‬- ‫ْي َغا ٌرغاٌ ُر ِ َرا ْا‬
ٌْ ‫ َغ‬: ‫غ – غْي‬
Mengucapkan kalimat tahlil :

ْ َ ‫أا ِ ًا ِ اَ َ َخ‬
َ‫ااََّة‬ َ ‫ َم ْن َ َ َ إِلَهَ إَِّ اا‬: ‫ر وؿ اا‬
Hadist
“Barang siapa yang mengucapkan kalimat lailahaillah dengan bersungguh-
sungguh maka akan masuk surga”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon dimudahkan urusannya :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

ُ‫َك َما َ َمَر نَا اا َو َر ُ و لُه‬ ‫َكْي َ نػَ ْعبُ ُي اا تَػ َعا َؿ‬
Aqidah
“Bagaimana cara kita menyembah Allah ? Sebagaimana perintah Allah dan Rasul
SAW”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Abdurrahman bin Auf
Tahajji Al Fatihah: 1
BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN
Senin–Jum’at 17-21 Februari 2020/ Minggu Ke-3
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Puasa

‫اب‬ ِ
Tamhidi ْ َ‫ب ْاأل َْرب‬
‫اب – َْهلَ َك ُه ْم َر ُّل‬
ْ ‫َأ َح‬
ْ ُ‫ فَااٌفي ٌ لَه‬: ‫فاا‬
ْ –‫ؼ‬
Mengucapkan kalimat tahlil :

ْ َ ‫أا ِ ًا ِ اَ َ َخ‬
َ‫ااََّة‬ َ ‫ َم ْن َ َ َ إِلَهَ إَِّ اا‬: ‫ر وؿ اا‬
Hadist
“Barang siapa yang mengucapkan kalimat lailahaillah dengan bersungguh-
sungguh maka akan masuk surga”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon dimudahkan urusannya :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًا‬ ِ


َ ‫ل َما َذا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
Aqidah
“Apakah kita beribadah kepada Allah dengan takut dan penuh harap ?
iya, kita beribadah kepada Allah dengan takut dan penuh harap”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Abdurrahman bin Auf
Tahajji Al Fatihah: 1
BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN
Senin–Jum’at 24-28 Februari 2020/ Minggu Ke-4
TK Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Zakat dan Haji

‫ب بِا ْ ِم اا‬ ِِ ‫اؼ َػلَ ِم‬


Tamhidi ُ ُ‫َ َنْ َس ْاا – َوبه َ ْكت‬ ٌ َ : ‫ؽ – اؼ‬
Mengucapkan kalimat tahlil :

ْ َ ‫أا ِ ًا ِ اَ َ َخ‬
َ‫ااََّة‬ َ ‫ َم ْن َ َ َ إِلَهَ إَِّ اا‬: ‫ر وؿ اا‬
Hadist
“Barang siapa yang mengucapkan kalimat lailahaillah dengan bersungguh-
sungguh maka akan masuk surga”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon dimudahkan urusannya :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًا‬ ِ


َ ‫ل َما َذا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
Aqidah
“Apakah kita beribadah kepada Allah dengan takut dan penuh harap ?
iya, kita beribadah kepada Allah dengan takut dan penuh harap”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Abdurrahman bin Auf
Tahajji Al Fatihah: 1
BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN
Senin–Jum’at 2-6 Maret 2020/ Minggu Ke-1
Tk Islam Taud Saqu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Pekerjaan yang Mulia/ Petani

Tamhidi ‫رِب يػَ ْه ِي ْيه‬


ِّ ْ‫اؼ كِتَا ِِب َْػَرُفِ ْيه – َم ْن يػَ ْقَر‬
ْ ‫ َك‬: ‫ؾ – كاؼ‬
Anjuran berdakwah :

Hadist ‫بَلِ ُغﻮ ا َﻋنِّي َو لَﻮْ أ يَة‬ :‫ر وؿ اا‬


“Sampaikanlah dariku walau satu ayat”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon perlindungan dari azab neraka :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

.... ‫ما معىن اله ا ا‬


Aqidah
“Untuk apa Allah menciptakan kita? Allah menciptakan kita untuk beribadah”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Sa’ad bin Abi Waqash
Tahajji Al Fatihah: 2
BAHAN AJAR GURU SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN
Senin–Jum’at 16-20 Maret 2020/ Minggu Ke-3
Tk Islam TAUD SaQu Ibnu Hasyim

Tema/ Sub Tema : Pekerjaan yang Mulia/ Pemadam Kebakaran

‫ص َح ْ ُه َو ػُ ْرآ ْف – ُ ْ تُوِر ِىف ُك ِّ َم َكا ْف‬ ِ


Tamhidi ْ ‫يم ُم‬
ٌ ‫ م‬: ‫ـ – ميم‬
Anjuran berdakwah :

Hadist ‫بَلِ ُغﻮ ا َﻋنِّي َو لَﻮْ أ يَة‬ :‫ر وؿ اا‬


“Sampaikanlah dariku walau satu ayat”

.. ‫ا للهم اين ألك‬

.‫ك الُ ُشور‬ ِ ‫ وبِك َُو‬, ‫ وبِك ََنيا‬, ‫اللَهم بِك ًأبح ا وبِك َمسيػ ا‬
َ ‫ َو ْلي‬,‫ت‬
ُ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
Dzikir Pagi
ِ ِ
َ ْ‫احلمي ا َ لَهَ َا اُ َو ْ َياُ ألَ َ ِري‬
‫ك‬ ُ ‫اللملك ا َو‬
ُ ‫أبَ َح‬
ْ َ‫َأبَحَا َوا‬
ْ
‫ َوُه َو عل ُك ِ َ ٍ َ ِييػََر‬,ِ‫احلم ُيا‬
ْ ُ‫ك َوله‬
ُ ‫لَهُ لَهُ اا ْل‬
Do’a memohon perlindungan dari azab neraka :

‫رب ا اام ا‬
Do’a
ِ ِ ِ
َ‫ف ِريْػ‬:‫نص ْر ناَ عل ال َقو ْ] ِـ اؿ‬ ْ ِ‫َربػََا ا ْغف ْر لََا ُ ُنو بػََأ َوا ْ َرا فَػَأ ِىف َْم ِر َف َوَب‬
ُ ْ‫ت ْ َيا َمَأ َوا‬
Tahfidz Menyesuaikan anak
Asmaul
... ‫و الظاهر البا طن‬
Husna

.... ‫ما معىن اله ا ا‬


Aqidah
Untuk apa Allah menciptakan kita? Allah menciptakan kita untuk beribadah”
Tibyan Tibyan qiro’ah
Siroh Story reading Sa’ad bin Abi Waqash
Tahajji Al Fatihah: 2
2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2


TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 1
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 1

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Syahadat
Hari, Tanggal : Senin, 3 Februari 2020 Sub-Sub Tema : Jenis Syahadat
KD : (1.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6) (3.10, 4.10)
(2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab waktu mengucapkan kalimat syahadat
3. Bercerita jenis syahadat tauhid dan rasul
4. Bernyanyi (syair) rukun islam
5. Membuat kolase huruf ‫ع‬

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Waktu Sumber Alat/ Media/ Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan
2. Berbaris, gerak dan syair tamhidi ‫ع‬, pembahasan tema qiro’at
 Flascard, papan
(kosa-kata arab/inggris sesuai tema)
tulis

Materi Pagi 15’  Buku tibyan


1. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi
tarbiyah
 Buku siroh
2. Story telling Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi
yang dijamin masuk surga)
3. Wudhu dan Sholat dhuha berjama’ah
4. Pembahasan tema: mengamati/ menceritakan tentang 2
kalimat syahadat/ jenis syahadat : 60’
-Tauhid ‫ا هي اف اله ا اا‬
-Rasul ‫اا‬ ‫واشهياف حمميار و‬
(mengamati)
5. Menanyakan “2 kalimat syahadat?”
(menanya)
6. Bernyanyi (syair) rukun Islam
7. Praktek sholat berjama’ah.
(menalar)
Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’
Inti 1. Aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًا‬ ِ
َ ‫ل َما ذَا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
 Guru  Buku tibyan
tarbiyah
“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah
menciptakan kita untuk beribadah”
2. Menggunting dan menempel rukun islam  Anak  Origami
 Gunting
 HVS
 Lem
3. Tahajji Al Fatihah: 1
 Guru  Lauhah/papan tulis
Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan Rasulullah  bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan.  air minum
3. Makan bersama.  sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Penutup 1. Bertanya . 15’ Guru Anak
2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 1
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 3

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Syahadat
Hari, Tanggal : Rabu, 5 Februari 2020 Sub-Sub Tema : Waktu Mengucapkan Kalimat Syahadat
KD : (1.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6) (3.10, 4.10)
(2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab waktu mengucapkan kalimat syahadat
3. Bercerita waktu mengucapkan syahadat
4. Bernyanyi (syair) rukun islam
5. Permainan mencari huruf hijaiyyah

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Waktu Sumber Alat/ Media/ Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan qiro’at
2. Berbaris, gerak dan syair tamhidi ‫ع‬, pembahasan tema  Flascard, papan
tulis
(kosa-kata arab/inggris sesuai tema)
15’  Buku siroh
Materi Pagi
1. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi
2. Story telling Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi
yang dijamin masuk surga)
3. Pembahasan tema: mengamati/ meceritakan tentang
waktu mengucapkan kalimat syahadat yaitu waktu shalat
(mengamati) 60’
4. Menanyakan “kapan waktu mengucapkan syahadat?”
(menanya)
5. Bernyanyi (syair) rukun Islam
6. Praktek sholat berjama’ah.
(menalar)
Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’
Inti 1. Aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًا‬ ِ
َ ‫ل َما ذَا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
 Guru  Buku tibyan
tarbiyah
“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah
menciptakan kita untuk beribadah”
2. Mengenalkan huruf hijaiyyah  Boneka Tangan
 Guru  Flash Card
3. Permainan mencari huruf hijaiyyah  Anak  Piring
 HVS
 Balok
4. Tahajji Al-Fatihah: 1  Lauhah/Papan tulis
5. Tahajji hijaiyah
Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan Rasulullah  bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan.  air minum
3. Makan bersama.  sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Penutup 1. Bertanya 15’ Guru Anak
2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 1
SENTRA BAHAN ALAM Hari Ke 4

(2.6, 2.7) (3.15, 4.15)


Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Syahadat
Hari, Tanggal : Kamis, 6 Februari 2020 Sub-Sub Tema : Waktu Mengucapkan Kalimat Syahadat
KD : (1.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6) (3.10, 4.10)
A. MATERI DALAM KEGIATAN
1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab waktu mengucapkan kalimat syahadat
3. Bercerita waktu mengucapkan syahadat
4. Bernyanyi (syair) rukun islam
5. Membuat bentuk angka menggunakan playdough

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan

C. KEGIATAN BELAJAR

Alat/ Media/
Kegiatan Belajar Waktu Sumber Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan
2. Berbaris, gerak dan syair tamhidi ‫ع‬, pembahasan tema qiro’at
 Flascard, papan
(kosa-kata arab/inggris sesuai tema)
tulis
15’
Materi Pagi
 Buku siroh
1. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi
2. Story telling Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi
yang dijamin masuk surga)
3. Wudhu dan Sholat dhuha berjama’ah
4. Pembahasan tema: mengamati/ meceritakan tentang
waktu mengucapkan kalimat syahadat yaitu meninggal 60’
(mengamati)
5. Menanyakan “kapan waktu mengucapkan syahadat?”
(menanya)
6. Bernyanyi (syair) rukun Islam
7. Praktek sholat berjama’ah.
(menalar)
Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’
Inti 1. Aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًاز‬ ِ
َ ‫ل َما َذا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
 Guru

“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah


menciptakan kita untuk beribadah” 
 Guru dan anak Buku tamhidi
2. Syair huruf-huruf hijja
 Guru dan anak  Lembar kerja
3. Mengenalkan harakat
 Anak  Playdough
4. Membuat bentuk angka
 Kertas
5. Tahajji Al-Fatihah: 1
 Lauhah
6. Mengenalkan hijaiyyah menggunakan lauhah

Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan Rasulullah  Bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan.  air minum
3. Makan bersama.  sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Penutup 5. Bertanya 15’ Guru Anak
6. Bernyanyi/ Syair.
7. Recalling.
8. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 2
SENTRA PERSIAPAN Hari Ke 2

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Shalat
Hari, Tanggal : Selasa, 11 Februari 2020 Sub-Sub Tema : Mengenalkan Shalat Wajib
KD : (1.1, 4.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6)
(3.10, 4.10) (2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab mengenai shalat wajib
3. Bercerita jumlah raka’at shalat wajib
4. Bernyanyi (syair) shalat
5. Menempel nama sendiri disajadah flannel

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Alat/ Media/
Kegiatan Belajar Waktu Sumber Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan
2. Muroja’ah syair huruful hijja qiro’at
3. Ziyadah hadits  Flascard, papan
tulis
Materi Pagi 15’
4. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi  Buku siroh
5. Story telling Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi yang
dijamin masuk surga)
6. Pembahasan tema: mengamati/ meceritakan tentang
jumlah rakaat shalat wajib (mengamati)
7. Menanyakan “Berapa jumlah raka’at dalam shalat?”
(menanya) 60’
8. Bernyanyi (syair) raka’at shalat

Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan Rasulullah  Bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan.  air minum
3. Makan bersama.
 sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Kegiatan Sentra Persiapan : 60’
Inti 1. Menempel nama sendiri di sajadah flannel  Anak  Flannel
(mencoba)  Lem fox
2. ………………. (menghubungkan)  Anak 
3. Aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًاز‬ ِ
َ ‫ل َما ذَا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
 Guru  Buku tibyan
tarbiyah
“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah
menciptakan kita untuk beribadah”
(mengkomunikasikan)

Penutup 1. Bertanya 15’ Guru Anak


2. Bernyanyi/ Syair
3. Recalling
4. Berdo’a pulang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 2
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 3

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema/ Sub Tema : Rukun Islam/ Shalat
Hari, Tanggal : Rabu, 12 Februari 2020 Sub-Sub Tema : Mengenal Shalat Wajib
KD : (1.1, 4.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6)
(3.10, 4.10) (2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab shalat wajib
3. Bercerita waktu shalat wajib
4. Bernyanyi (syair) waktu shalat
5. Mengunjungi mushola di dekat sekolah

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Waktu Sumber Alat/ Media/ Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan qiro’at
2. Berbaris, gerak dan syair tamhidi ‫ غ‬menggunakan  Flascard

flashcard
15’
Materi Pagi
 Buku tibyan tarbiyah
3. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi
 Buku siroh
4. Story telling Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi yang
dijamin masuk surga)
5. Pembahasan tema: mengamati/ menceritakan tentang
waktu shalat wajib
6. Menanyakan “kapan saja waktu shalat wajib?” 60’
7. Bernyanyi (syair) waktu shalat

Kegiatan 1. Praktek sholat berjama’ah.di musholla 60’  Guru


Inti 2. Mengenalkan syair huruful hija  Guru  Buku tamhidi
3. Tahfidzh (Ziyadah hafalan) 
 Guru & Anak Al-Qur’an
4. Finger painting gambar masjid
 Anak  Printable masjid
 Cat warna

Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Minum  bekal


2. Berdo’a bersama sebelum makan. Rasulullah
3. Makan bersama.  air minum
4. Berdo’a sesudah makan.  sabun, tisu, air
Penutup 1. Bertanya 15’ Guru Anak
2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 2
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 5

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema : Rukun Islam


Hari, Tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020 Sub Tema : Shalat
KD : (1.1, 4.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6)
(3.10, 4.10) (2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab rukun islam yang kedua
3. Bercerita waktu shalat, rakaat shalat, kegiatan shalat
4. Bernyanyi (syair) waktu shalat
5. Praktek sholat berjama’ah

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Waktu Sumber Alat/ Media/ Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan qiro’at
2. Berbaris, gerak dan syair  Flashcard
3. Muroja’ah syair huruful hija ………alif-ghain

Materi Pagi 15’


4. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi  Buku tibyan tarbiyah
5. Story reading Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi  Buku siroh
yang dijamin masuk surga)
6. Pembahasan tema: mengamati/ meceritakan tentang
rakaat shalat dan waktu shalat
7. Menanyakan “kegiatan sholat yang dilakukan di
rumah?” 60’
8. Bernyanyi (syair) waktu shalat

Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’


Inti 1. Prakek sholat duha berjama’ah  Sajadah
2. Muraja’ah hadist  Guru & Anak  Papan tulis
3. Muraja’ah aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًاز‬ ِ
َ ‫ل َما ذَا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah menciptakan
kita untuk beribadah”
4. Muraja’ah tahfidzh
 Al-Qur’an, earphone
5. Bermain mencari huruf hijaiyah menggunakan lempar  Bola, balok, hvs
bola
Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan dan  bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan. Minum Rasulullah  air minum
3. Makan bersama.  sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Penutup 1. Bertanya 15’ Guru Anak
2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 2
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 4
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 5

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun) Tema : Rukun Islam


Hari, Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020 Sub Tema : Haji
KD : (1.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6) (3.10, 4.10)
(2.6, 2.7) (3.15, 4.15)

A. MATERI DALAM KEGIATAN


1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab rukun islam yang kelima
3. Bercerita tentang ibadah haji
4. Bernyanyi (syair) haji
5. Praktek sholat berjama’ah

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan
C. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Waktu Sumber Alat/ Media/ Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan qiro’at
2. Berbaris, gerak dan syair  Flashcard
3. Muroja’ah syair huruful hija ………alif-fa

Materi Pagi 15’


4. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi  Buku tibyan tarbiyah
5. Story reading Abdurrahman bin Auf (10 sahabat nabi  Buku siroh
yang dijamin masuk surga)
6. Pembahasan tema: mengamati/ menceritakan tentang
ibadah haji
7. Menanyakan “kegiatan saat beribadah haji?”
8. Bernyanyi (syair) haji 60’

Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’


Inti 1. Prakek sholat duha berjama’ah  Sajadah
2. Menonton film ibadah haji  Anak  Proyektor, laptop
3. Simulasi panggung tahfizh  Panggung tahfizh
 Mahkota
 Al-Qur’an
Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan dan  Bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan. Minum Rasulullah  air minum
3. Makan bersama.
 sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.

Penutup 1. Bertanya 15’ Guru Anak


2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) Semester 2
TAUD SAQU IBNU HASYIM TANGERANG Bulan Ke 3
TAHUN AJARAN 2019/2020 Minggu Ke 1
SENTRA DINIYAH DAN AL-QUR’AN Hari Ke 1

Kelompok / Usia : A (4-5 tahun)


Hari, Tanggal : Senin, 2 Maret 2020
KD : (1.1) (3.3, 4.3) (2.2, 3.6, 4.6) (3.10, 4.10)
(2.6, 2.7) (3.15, 4.15)
Tema : Pekerjaan yang Mulia
Sub Tema : Petani
A. MATERI DALAM KEGIATAN
1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Tanya jawab macam-macam pekerjaan yang mulia
3. Bercerita tentang pekerjaan petani
4. Bernyanyi (syair) petani
5. Melukis topi petani (caping)

B. MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAN


1. Membaca doa dan surat-surat pendek
2. Mencuci tangan dan masuk kedalam SOP sebelum dan sesudah makan
3. Mengucapkan salam, menggunakan kaki kanan, dan salim masuk dalam SOP penyambut dan penjemput
4. Do’a sebelum belajar dan mengenal adab/aturan masuk kedalam SOP pembukaan

C. KEGIATAN BELAJAR

Alat/ Media/
Kegiatan Belajar Waktu Sumber Bahan

Pembukaan Kegiatan sebelum masuk kelas (penyambutan anak) 15’ Guru  Anak
1. Pembiasaan tibyan qiro’at  Buku tibyan
2. Berbaris, gerak dan syair tamhidi ‫ ؾ‬kaf, pembahasan qiro’at
 Flascard, papan
tema (kosa-kata arab/inggris sesuai tema)
tulis
Materi Pagi 15’
3. Berdoa sebelum belajar dan dzikir pagi  Buku siroh
4. Story telling Sa’ad bin Abi Waqash (10 sahabat nabi yang
dijamin masuk surga)
5. Wudhu dan Sholat dhuha berjama’ah
6. Pembahasan tema: mengamati/ meceritakan tentang
pekerjaan yang mulia (petani) (mengamati)
7. Menanyakan “Alat yang digunakan petani?”(menanya) 60’
8. Bernyanyi (syair) petani
9. Praktek sholat berjama’ah.
(menalar)
Kegiatan Sentra Diniyah dan al-Qur’an : 60’
Inti 1. Aqidah
‫اىل َخلَ َقَا لَِػ ْعبُ َياُ َو َ نُ ْش ِرَؾ بِِه َ ئًاز‬ ِ
َ ‫ل َما َذا َخلَ َقَا ااُ تَػ َع‬
 Guru

“Untuk Apa Allah Menciptakan kita? Allah


menciptakan kita untuk beribadah”
2. Melukis topi petani (caping) 
 Anak Kuas
3. Tahajji Al Fatihah: 2
 Guru  Cat Air
 Caping
Istirahat 1. Mengantri untuk cuci tangan. 30’ Adab Makan Rasulullah  bekal
2. Berdo’a bersama sebelum makan.  air minum
3. Makan bersama.
 sabun, tisu, air
4. Berdo’a sesudah makan.
Penutup 1. Bertanya . 15’ Guru Anak
2. Bernyanyi/ Syair.
3. Recalling.
4. Berdo’a pulang.
2.6 Daftar Ceklist Dokumentasi Sekolah

Tidak
No Nama Dokumen Ada Keterangan
Ada
1 Dokumentasi Sekolah
a) Profil Sekolah Berisi identitas sekolah
Visi dan Misi √
Sekolah
Keadaan Guru √ Jumlah guru

Keadaan Anak √ Jumlah anak keseluruhan


dan tiap rombongan belajar
kelas
2 Dokumentasi Pembelajaran √ Rpph sentra diniyah & Al-
Membaca Al-Qur’an Qur’an, Buku panduan
membaca Al-Qur’an
3 Dokumentasi Pendukung √ Program pembiasaan dan
foto-foto kegiatan di
sekolah terkait strategi
pembelajaran membaca Al-
Qur’an
2.7 Dokumentasi

CATATAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Sarana Prasarana


Dokumentasi Media Pembelajaran/Alat Peraga Edukatif
Dokumentasi Wawancara

Anda mungkin juga menyukai