Anda di halaman 1dari 278

PERAN GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

USIA 3-4 TAHUN DI TK TUNAS MUDA I IKKT PALMERAH,


JAKARTA BARAT

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Nur Arsyiah
NIM 11140184000006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ABSTRAK
Nur Arsyiah (1114018400006). Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Peran Guru Dalam Melatih Kemandirian
Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta Barat
Tahun Ajaran 2018/2019”.

Permasalahan kemandirian pada anak usia dini perlu diatasi sehingga anak
dapat menjalani kegiatan tanpa harus selalu bergantung dengan orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta
Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis Miles dan Huberman
dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau
kesimpulan. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa peran guru dalam melatih
kemandirian anak dengan membimbing, mengarahkan, memberi pengertian
kepada anak untuk melakukan kegiatan sendiri, memperlihatkan contoh yang
konkrit agar anak dapat meniru dan mempraktikan secara langsung, melibatkan
anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah, memberikan kebebasan dan
kepercayaan dalam memilih kegiatan agar anak dapat memutuskan pilihannya
sendiri, dan memotivasi anak agar anak dapat terbiasa melakukannya sendiri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi pembelajaran di sekolah yang
dilakukan oleh guru dan pendidikan di rumah oleh orang tua berpengaruh besar
dalam meningkatkan kemandirian anak usia dini, oleh karena itu guru dan
orangtua harus menjalin kerjasama yang baik dan perlu meningkatkan
kreativitasnya dalam strategi pembelajaran yang lebih baik. Penelitian ini
memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai peningkatan kemandirian yang lebih tepat terhadap anak
melalui strategi pembelajaran tertentu
Kata Kunci: Peran Guru, Kemandirian, Anak Usia Dini

i
ABSTRACT
Nur Arsyiah (11140184000006). Department of Early Childhood Education.
Faculty of Educational Sciences, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. The Bachelor’s Thesis Title “The Role of Teachers in Training the
Independence of 3-4 Years Old Children at Tunas Muda I Kindergarten
IKKT Palmerah, West Jakarta in the Academic Year 2018/2019.”

The problem of independence in early childhood needs to be addressed so that


children can undergo their activities without having to always depend on others.
This study aims at describing the role of the teacher in training the independence
of children aged 3-4 years at TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, West Jakarta.
The research method used was a qualitative research method and the data were
gained by using observation, interview and documentation. Data analysis was
performed by using Miles and Huberman’s analysis with the steps of data
reduction, data presentation, and verification or conclusion. The findings of this
study revealed that the teachers’ roles in training children’s independence were by
guiding, directing, giving understanding to children to carry out their own
activities, showing concrete examples so that children can imitate and practice
directly, involving children in daily practical activities in school, providing
freedom and trust in choosing activities so that children can decide their own
choices, and motivating children so that children can get used to doing the
activities by themselves.

The conclusion of this study was to understand that the learning strategies in
schools conducted by teachers and home education by parents have a major
influence in increasing the independence of early childhood, therefore teachers
and parents must establish. This study provides input for further researchers to
conduct further research on increasing more appropriate independence for
children throught certain learning strategies.

Keywords: Teacher’s role, Independence, Early childhood


ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul: “Peran Guru dalam Melatih Kemandirian
Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta Barat”,
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan terrbaik, beserta keluarga, para sahabat
dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Beliau orang yang begitu mencintai
kita sehingga diakhir hayatnya yang beliau sebut dan kenang hanyalah kita
umatnya.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta nasehat-nasehat yang positif dari berbagai
pihak untuk penyelasaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Siti Khadijah, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Miratul Hayati, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Maila Dinia Husni Rahiem, MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang
telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
iii
6. Rina Syafrida, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun
tidak sedikit pun mengurangi rasa hormat dan takzim penulis, yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing juga memberikan
banyak motivasi kepada penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan
keberkahan dari Allah SWT.
8. Ibunda dan Ayahdah tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan
kasih sayang kepada penulis. Tanpa kasih sayang dan perjuangan mereka
selama ini, mungkin penulis tidak berhasil menyelesaikan studi S1 di kampus
ini. Semoga Allah memberikan surga Firdaus dan memberikan balasan
kebaikan dan keberkahan yang berlipat ganda untuk Ibunda dan Ayahdah
tercinta, serta senantiasa Allah berikan kesehatan untuknya.
9. Kepala TK Tunas Muda I IKKT Palmerah Jakarta Barat yaitu Hj Sutiah, S.Pd
beserta pendidik dan anak didik yang telah membantu pengambilan data
salama penyusunan skripsi ini.
10. Tya Yuliana Dewi selaku kakak kandung saya yang telah banyak membantu
penulis hingga menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah ini, baik bantuan
berupa materi maupun non materi, yang telah memberikan nasehat, arahan
serta motivasi kepada penulis sekaligus menjadi insipirasi bagi penulis yang
ingin sukses seperti mereka.
11. Sahabat seperjuangan dan sepermainan di kampus yakni “OHANA”: Dinda
Tiara, Nabighoh Khoirun Nisa, Putri Ni’mah, Dwikipati Utami, Meylinda
Azizah, Aina yang selama ini selalu setia memberikan nasehat, motivasi,
perhatian, canda dan tawa kepada penulis. Mereka yang banyak membantu
juga menjadi tutor sebaya untuk penulis selama kuliah di UIN Jakarta sampai
saat ini hingga penulis mampu menyelasaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga Allah memberikan keberkahan atas kebaikan-kebaikan mereka.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
UJI REFERENSI
SURAT PENYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ..................................... 6

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

E. Manfaat Penelitian .................................................................................7

BAB II KAJIAN LITERATUR

A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 8
1. Kajian Teori .................................................................................... 8
a. Teori Kebebasan.........................................................................8
b. Teori Behaviorisme ....................................................................8
2. Kajian Literatur ............................................................................. 10
a) Kemandirian Anak Usia Dini ...................................................10
b) Tahapan Kemandirian Anak Usia Dini ................................... 13
c) Ciri-Ciri Kemandirian Anak Usia Dini ................................... 14

vi
d) Tujuan Pengembangan Kemandirian ...................................... 15
e) Stimulus Perkembangan Kemandirian Anak ...........................17
f) Tantangan dan Hambatan dalam Melatih Kemandirian Anak .17
g) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini .......21
B. Penelitian yang Relavan ...................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................31
1. Tempat Penelitian.......................................................................... 31
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 31
B. Metode dan Desain Penelitian............................................................. 32
C. Sampel Penelitian .................................................................................33
D. Sumber Data Penelitian ........................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................35
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 37
G. Teknik Analisis Data ............................................................................44
H. Uji Validitas dan Rehabilitas .............................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ......................................................................................49


1. Karakter Subjek Penelitian .............................................................49
a) Profil Sekolah ...........................................................................49
b) Visi dan Misi ............................................................................51
c) Data Guru dan Siswa................................................................51
d) Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................52
e) Informasi Partisipan .................................................................54
2. Kurikulum TK Tunas Muda I IKKT ................................................. 57
3. Paparan Data Hasil Penelitian ........................................................58

vii
a) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Membimbing, Mengarahkan dan Memberi Pengertian Kepada
Anak untuk Melakukan Kegiatan Sendiri ................................60
b) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memperlihatkan Contoh yang Konkrit agar Anak dapat Meniru
dan Mempraktikan Secara Langsung .......................................64
c) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Melibatkan Anak dalam Kegiatan Praktis Sehari-hari di
Sekolah .....................................................................................68
d) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memberikan Kebebasan dan Kepercayaan dalam Memilih
Kegiatan agar Anak dapat Memutuskan Pilihannya Sendiri....65
e) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memotivasi Anak agar Anak dapat Terbiasa Melakukkannya
Sendiri ......................................................................................75
B. Pembahasan ..........................................................................................77

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................. 84
B. Implikasi ...............................................................................................84
C. Saran .....................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90

viii
DAFTAR GAMBAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...............................................................31
Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian Peram Guru dalam Melatih Kemandirian .......34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru ............................................................ 38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................................... 40
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru ............................................................................... 42
Tabel 3.6 Lembar Observasi dengan Anak ................................................................. 43
Table 4.1 Prasarana ................................................................................................52

ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ...................................................................29
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Menurut Miles dan Huberman .......45
Gambar 4.1 Partisipan Menangis Ketika Tiba di Sekolah .....................................59
Gambar 4.2 Partisipan KBS Membimbing Anak Bermain Komputer ...................61
Gambar 4.3 Partisipan BP Mengarahan Cara Mencuci Tangan ............................63
Gambar 4.4 Partisipan BP Melakukan Pengarahan Sebelum Bermain Peran .......63
Gambar 4.5 Partisipan BA Memberi Contoh Cara Mencuci Gelas .......................65
Gambar 4.6 Partisipan P Memberikan Contoh Cara Melepaskan Sepatu ..............66
Gambar 4.7 Partisipan BP Memberi Contoh Menggosok Gigi .............................67
Gambar 4.8 Partisipan IBH Memberi Contoh Langkah-Langkah Sholat ..............68
Gambar 4.9 Partisipan IBH Melakukan Kegiatan Menempel Awan Hujan ..........69
Gambar 4.10 Partisipan P Kegiatan Anak Makan Bersama .................................70
Gambar 4.11 Partisipan BA Melakukan Kegiatan Bermain Meremas Sagu .........70
Gambar 4.12 Partisipan KBS Anak Dibebaskan Memilih Komputer....................72
Gambar 4.12 Patisipan BP Melakukan Pemberian Informasi Sebelum Bermain
Peran .......................................................................................................................72
Gambar 4.13 Partisipan B Sedang Melakukan Pemilihan Permainan yang Disukai
................................................................................................................................73
Gambar 4.14 Partisipan B Melakukan Kegiatan Membangun Sesuai Imajinasinya
................................................................................................................................74
Gambar 4.15 Partisipan BP Memberikan Motivasi Kepada Anak untuk
Merapihkan Mainan ...............................................................................................75
Gambar 4.16 Partisipan BP Sedang Memberikan Reward dengan Tos .................77
Gambar 1 Wawancara Yuanita Indasari, S.KM ...................................................243
Gambar 2 Wawancara Isniani, S.Pd.....................................................................243
Gambar 3 Wawancara Lusiyanah, S.Pd.i .............................................................243
Gambar 4 Wawancara Dewi Rosmianti, S.Pd .....................................................243
Gambar 5 Kegiatan Foto Bersama Kepala Sekolah dan Guru .............................243
Gambar 6 Merayakan Hari Guru .........................................................................243
x
Gambar 7 Guru Menyambut Anak Didik.............................................................244
Gambar 10 Sikat Gigi Bersama ...........................................................................244
Gambar 11 Membantu Berbagi Sabun Secara Bergantian ...................................244
Gambar 12 Menyiram Bunga ...............................................................................244
Gambar 4.1 Membimbing Anak Bermain Komputer ..........................................245
Gambar 4.2 Mengarahan Cara Mencuci Tangan .................................................245
Gambar 4.3 Melakukan Pengarahan Sebelum Bermain Peran ............................245
Gambar 4.4 Memberi Contoh Cara Mencuci Gelas .............................................245
Gambar 4.5 Memberikan Contoh Cara Menggunting..........................................245
Gambar 4.6 Memberi Contoh dan Anak Meniru .................................................245
Gambar 4.7 Memberi Contoh Langkah-Langkah Sholat .....................................246
Gambar 4.8 Melakukan Kegiatan Menempel Awan Hujan .................................246
Gambar 4.9 Kegiatan Anak Makan Bersama dengan Menu Sehat ......................246
Gambar 4.10 Melakukan Kegiatan Bermain Meremas Sagu ...............................246
Gambar 4.11 Melakukan Pemberian Informasi Sebelum Bermain .....................246
Gambar 4.12 Bermain Bebas ...............................................................................246
Gambar 4.13 Melakukan Kegiatan Membangun Sesuai Imajinasinya ................247
Gambar 4.14 Memberikan Motivasi Kepada Anak untuk Merapihkan Mainan ..247
Gambar 4.15 Guru Memberikan Apresiasi ..........................................................247
Gambar 4.16 Antri Menyiapkan Makanan ..........................................................247
Gambar 4.17 Belajar Naik Papan Titian ..............................................................247
Gambar 4.18 Melepas Sepatu Sendiri ..................................................................247
Gambar. 4.19 Ruang Sentra .................................................................................248
Gambar. 4.20 Bahan-bahan untuk Bermain .........................................................248
Gambar. 4.21 Peralatan untuk Bermain ...............................................................248
Gambar. 4.22 Bahan untuk Bermain ...................................................................248
Gambar. 4.23 Ruang Sentra .................................................................................248
Gambar. 4.24 APE Persiapan ...............................................................................248
Gambar. 4.25 APE Persiapan ...............................................................................249
Gambar. 4.26 Ruang Sentra Seni .........................................................................249
Gambar. 4.27 APE Seni .......................................................................................249
xi
Gambar. 4.28 Peralatan Seni ................................................................................249
Gambar. 4.29 Ruang Sentra Balok .......................................................................250
Gambar. 4.30 APE Balok .....................................................................................250
Gambar. 4.31 Alas Balok .....................................................................................250
Gambar. 4.32 Ruang Komputer ...........................................................................250
Gambar. 4.33 Ruang Bahasa Inggris....................................................................250
Gambar. 4.34 APE Bahasa Inggris ......................................................................250
Gambar. 4.35 Ruang Ibadah.................................................................................251
Gambar. 4.36 APE Ibadah ...................................................................................251
Gambar. 4.37 Ruang Olah Tubuh ........................................................................251
Gambar. 4.38 APE Media Olah Tubuh ................................................................251
Gambar. 4.39 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.39 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.40 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.41 Ruang Aula ....................................................................................252
Gambar. 4.42 Ruang Gugus .................................................................................252
Gambar. 4.43 Ruang UKS ...................................................................................252
Gambar. 4.44 Ruang Kepala Sekolah ..................................................................252
Gambar. 4.45 Ruang Wakil Kepala Sekolah .......................................................252
Gambar. 4.46 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.47 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.48 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.49 Rumah Kaca ..................................................................................253
Gambar. 4.50 Prasarana Permainan di Luar.........................................................253
Gambar. 4.51 Toilet Murid ..................................................................................253

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Surat .................................................................................................................91
1.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ..............................................................91
1.2 Surat Keterangan Penelitian .......................................................................91
2. Hasil Pengumpulan Data ..................................................................................93
2.1 Catatan Wawancara (CW) .........................................................................93
2.1.1 CW 1 ..............................................................................................93
2.1.2 CW 2 ..............................................................................................98
2.1.3 CW 3 ............................................................................................102
2.1.4 CW 4 ............................................................................................106
2.1.5 CW 5 ............................................................................................111
2.1.6 CW 6 ............................................................................................114
2.1.7 CW 7 ............................................................................................117
2.1.8 CW 8 ............................................................................................120
2.1.9 CW 9 ............................................................................................123
2.2 Hasil Observasi Guru ...............................................................................126
2.3 Hasil Observasi Guru ...............................................................................126
2.4 Catatan Lapangan (CL) ...........................................................................137
2.4.1 CL 1 ..............................................................................................137
2.4.2 CL 2 ..............................................................................................141
2.4.3 CL 3 ..............................................................................................147
2.4.4 CL 4 ..............................................................................................153
2.4.5 CL 5 ..............................................................................................158
2.4.6 CL 6 ..............................................................................................164
2.4.7 CL 7 ..............................................................................................169
2.4.8 CL 8 ..............................................................................................174
2.4.9 CL 9 ..............................................................................................179
2.4.10 CL 10 ............................................................................................185
2.4.11 CL 11 ............................................................................................191
xiii
2.4.12 CL 12 ............................................................................................197
2.4.13 CL 13 ............................................................................................203
2.4.14 CL 14 ............................................................................................209
2.5 Reduksi Instrumen ...................................................................................215
2.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ..............................216
3. Dokumentasi ..................................................................................................243
4. Lembar Uji Referensi .....................................................................................254
5. Biodata Penulis ..............................................................................................260

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan itu harus berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menciptakan insan yang
berkualitas, oleh karena itu pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Dalam
upaya pembinaan terhadap anak usia dini tersebut, diperlukan sebuah upaya
untuk melatih dan mengembangkan kemandirian anak.1
Kemandirian memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas,
melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhannya sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Mampu berpikir, bertindak original, kreatif,
penuh dengan inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri dan memperoleh keputusan dari usahanya.2 Menjadi mandiri
bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan tiba-tiba. Hal ini memerlukan proses
panjang yang harus dimulai sejak usia dini. Ketika anak usianya sudah besar
dan orangtua baru mengajarkan kemandirian maka kemandirian itu tidak utuh
dimilikinya.
Menurut Erikson, kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari
orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu perkembangan arah individualitas yang mantap dan berdiri
sendiri.3 Menurut Astiati, kemandirian merupakan kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri,
baik yang terkait dengan aktivitas bantu diri maupun aktivitas dalam
kesehariannya tanpa bergantung pada orang lain.4 Kemandirian anak usia dini
dapat diartikan sebagai karakter yang menjadikan anak yang usia 0-6 tahun

1
Widati, Play Group dan TPA di Yogyakarta Berdasarkan Nilai-Nilai Kebudayaan Jawa,
(Yogyakarta: 2010), diakses di BAB I Pendahuluan PDFE_Journal.uajy.ac.id pada tanggal 30 Juli
2018 Pukul 21.00 WIB.
2
Ibnu Kholid Hidayat, “Upaya Guru dalam Membentuk Kemandirian Siswa”, Disertasi
pada Sekolah Pascasarjana IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2017, h. 16, tidak dipublikasikan.
3
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 185.
4
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013),
h. 28.
1
2

dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, khususnya


orangtua.5
Melatih anak untuk mandiri tidaklah mudah karena diperlukannya
pembiasaan dan rutinitas yang intensif. Kebanyakan orang tua menganggap
bahwa kemandirian anak muncul dengan pertumbuhan fisiknya. Hal ini
disebabkan oleh pola pikir orang tua yang beranggapan bahwa anak akan
dapat mandiri dengan bertambahnya usia. Kenyataan anggapan tersebut tidak
selalu benar. Misalnya banyak anak yang usianya dewasa tetapi dalam hal
kemandirian masih dibantu orang tua atau orang lain. Dengan demikian usia
tidaklah menjadi ukuran bahwa kemandirian itu akan terbentuk
Kemandirian perlu diajarkan sedini mungkin pada anak, karena
kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap
individu. Selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk
membantu mencapai tujuan hidup, prestasi, kesuksesan serta memperoleh
penghargaan. Melatih kemandirian pada anak usia dini hendaknya dilakukan
secara simultan antara kemampuan motorik dengan kemampuan berbahasa.
Menumbuhkan kemandirian pada anak sangatlah penting, karena anak akan
belajar untuk bertanggungjawab atas dirinya sendiri.6 Kemandirian juga
ditunjukkan dengan adanya kemampuan mengambil keputusan serta
mengatasi masalah. Dengan demikian, setiap anak perlu dilatih untuk
mengembangkan kemandirian sesuai kapasitas dan tahapan
perkembangannya.7
Perkembangan kemandirian anak usia dini dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, begitu juga dengan anak yang tidak mandiri. Terdapat dua
faktor yang memengaruhi tingkat kemandirian anak usia sekolah yaitu 1)
faktor internal yaitu emosi dan intelektual anak; 2) Faktor eksternal yaitu
lingkungan, status ekonomi keluarga, stimulasi, pola asuh, cinta dan kasih

5
Ibid., h. 28.
6
Feri Sulistyowati, Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pemberian Pujian pada
Anak Kelompok A1 di TK Pertiwi Ganjar Agung Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Lentera
Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016, h. 63.
7
Rika Sa’diyah, Pentingnya Melatih Kemandirian Anak, Jurnal Kordinat Vol. XVI No 1,
2012, h. 35.
3

sayang, juga status pekerjaan ibu.8 Selain itu, penyebab anak tidak mandiri
menurut Izzaty yaitu anak terbiasa menerima bantuan yang berlebihan dari
orangtua ataupun dari orang dewasa lainnya.9 Jika perilaku tersebut dibiarkan
terus-menerus akan sangat merugikan bagi perkembangan anak.
Mengingat anak usia dini yaitu anak yang berada rentang usia lahir
sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus
strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil
pendidikan pada tahap selanjutnya.10 Maka dalam kemandirian anak perlu
dibantu. Hal ini dimaksud agar anak tidak perlu terlalu bergantung dengan
orang tua atau orang dewasa lainnya dan mampu melayani kebutuhannya
sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan dan usianya. Dengan memberikan
lingkungan belajar yang tepat maka akan membantu anak belajar mandiri
karena lingkungan belajar memberikan kesempatan anak belajar sesuai dengan
perkembangannya.
Pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran
seorang guru dalam pengajaran, mengembangkan segala aspek perkembangan,
guru juga tidak hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan akan tetapi, guru
menjadikan murid-muridnya siap untuk menempuh jenjang pendidikan
selanjutnya. Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan
disekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan11
Peran guru di TK sangat penting di dalam proses mengembangkan
kemandirian anak. Guru sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran
hendaknya di sekolah mampu melaksanakan pembelajaran tentang
kemandirian anak didiknya yang diharapkan dapat melatih dan membiasakan
anak berperilaku mandiri dalam setiap aktivitasnya. Seorang guru hendaknya
mampu dan terampil dalam menyusun berbagai strategi pembelajaran,

8
Noval Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013),
h. 36.
9
Ibid., h. 36.
10
Yuliani Nurain Sujiono. Op cit. hlm 47
11
Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandi. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Rajawali Pers.
2013) hlm 139
4

menciptakan suasana belajar dan mampu mengintegrasikan pembelajaran


kemandirian dengan aktivitas belajar anak baik dalam suasana belajar di kelas
maupun di luar kelas sehingga anak dapat bekerjasama, dan saling
berkompetisi serta guru mampu memperlihatkan contoh konkrit dalam hal
yang diajarkan. Dalam hal ini guru bertujuan untuk dapat menarik minat anak
untuk belajar tanpa merasakan bosan dan takut sehingga dapat membantu anak
kelak menjadi pribadi yang mandiri.
Permasalahan kemandirian pada anak usia 3-4 tahun seharusnya anak
sudah dapat diajarkan mandiri dengan melatih anak untuk terbiasa makan
sendiri, menggunakan celana sendiri, dan saat hendak pipis ia bisa ke toilet
sendiri. Dengan kata lain, anak bisa melakukan kemampuan dasarnya.12
Adapun kriteria anak yang tidak mandiri atau ketergantungan bisa dilihat dari
segi fisik maupun mental, misalnya anak akan selalu meminta bantuan untuk
memakaikan baju, memasangkan sepatu sekolah atau ketika mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan. Biasanya, anak yang tidak mandiri
akan sulit untuk mengambil keputusan.13
Beberapa contoh kasus ketidakmandirian anak di Taman Kanak-kanak
berdasarkan observasi, salah satunya di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah
yang peneliti lakukan pada tanggal 28 Agustus 2018 diantaranya: 1) Ketika
masuk ke dalam kelas anak masih menangis dan ingin selalu didamping
orangtua atau pengasuh; 2) Masih ada anak ketika membuka atau memasang
sepatu, menyimpan sepatu ke tempatnya, menyimpan tas ke loker, makan,
merapihkan alat makan, anak-anak Playgroup tersebut selalu berkata tidak
bisa dan selalu meminta bantuan orangtua atau guru; 3) Serta masih ada
beberapa anak yang belum mampu mengambil keputusan pada saat bermain.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti selama dua Minggu pada Minggu

12
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 98.
13
Ibid., h. 78.
5

pertama Senin-Rabu dan Minggu kedua Senin-Rabu juga pada pukul 07.30-
10.00 WIB di dalam kelas Playgroup TK Tunas Muda I IKKT Palmerah14
Kenyataannya berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti
selama kurang lebih dua Minggu di TK Tunas Muda I IKKT, para guru masih
mengalami kesulitan dalam melatih kemandirian anak dikarenakan guru masih
memanjakan anak dengan sering membantu anak melakukan aktivitasnya
tanpa mencoba dikarenakan desakkan orangtua yang selalu meminta guru
untuk dapat membantu anak-anak agar kelak anak tidak merasa takut untuk
ke sekolah kembali serta kurangnya kerjasama antara guru dan orangtua.
Padahal, guru mengikutsertakan orangtua dalam pembelajaran kemandirian
anak. Orangtua berperan penting dalam mengembangkan kemandirian anak.
Bila orangtua kurang memenuhi kebutuhan anak untuk mandiri, maka orang
tua telah menciptakan hambatan pada perkembangan alamiah anak untuk
mengenal dunia anak dan membangun kepercayaan diri, dan merasa dirinya
berguna.15 Guru seharusnya memberikan ketegasan dan kebijaksanaan kepada
orangtua agar tidak perlu merasa khawatir sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Orang tua juga
seharusnya bisa melatih kemandirian pada anak di rumah, sehingga anak
terbiasa untuk mandiri baik di dalam maupun di luar rumah. Jika dilihat dari
tahapan usianya, anak seharusnya sudah mampu melakukan aktivitas
sederhana dengan mandiri tanpa dibantu oleh guru atau orang dewasa
lainnya.16 Melalui pembelajaran kemandirian sejak dini, diharapkan tumbuh
generasi yang mandiri, punya pendirian, bertanggung jawab, tidak mudah
putus asa dan tidak bergantung dengan orang lain.
Dari uraian di atas, terdapat berbagai masalah kemandirian pada anak,
sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait
dengan perkembangan kemandirian anak di TK Tunas Muda I IKKT

14
Hasil Observasi di Kelompok Playgroup TK Tunas Muda I IKKT Palmerah Jakarta Barat,
Pada Senin, 19 Maret 2018.
15
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 89.
16
Ibid., h. 95.
6

Palmerah. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang
apa yang diberikan guru dalam pembelajaran kemandirian yang membuat anak
Playgroup cukup mengagumkan dengan kemandirian yang dimilikinya di TK
tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil judul “Peran Guru Melatih
Kemandirian Anak 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta
Barat”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat, dapat teridentifikasi beberapa
masalah yaitu:
1. Masih terdapat anak yang menangis saat di tinggal oleh orangtua atau
pengasuh.
2. Masih terdapat anak disuapi ketika makan oleh orang tua atau pengasuh.
3. Masih terdapat anak yang dibantu ketika melepas dan memasang sepatu.
4. Masih terdapat anak yang belum mampu mengambil keputusan pada saat
bermain dan belajar.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan yang dipaparkan lebih terfokus, peneliti
membatasi masalah yang akan diteliti yaitu hanya pada peran guru dalam
melatih kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT
Palmerah, Jakarta Barat.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah yang dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana Peran Guru
dalam Melatih Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I
IKKT Palmerah, Jakarta Barat?”.
7

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran guru dalam melatih kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK
Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta Barat.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut:

1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan mengenai


cara untuk dapat melatih kemandirian anak usia 3-4 tahun di Playgroup.
2. Bagi orangtua, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pemahaman mengenai kemandirian kepada anak dan untuk tidak
memanjakan anak sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi mandiri
pada usia dewasa.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan
atau dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai kemandirian pada anak
usia 3-4 tahun di Playgroup.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
usaha perbaikan proses pembelajaran kemandirian, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
5. Bagi pembuat kurikulum, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pedoman dalam menyusun indikator pembelajaran perkembangan anak
yang tepat dengan tahapan usia anak.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Deskripsi Teoritik
1. Kajian Teori
Teori yang mendasari terkait penelitian ini adalah Teori Kebebasan
dan Teori Behaviorisme. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua teori
tersebut:
a) Teori Kebebasan (Theory of Freedom)
Teori Kebebasan (Theory of Freedom) dikemukakan oleh
Maria Montessori. Isi dari teori tersebut adalah kebebasan sejati
merupakan suatu konsekuensi dari perkembangan. Teori ini
menjelaskan tentang bagaimana lingkungan yang tepat dapat
menjadikan anak berkembang secara alami. Menurut pendapatnya,
perkembangan anak dapat dibantu dengan memberikan kegiatan
yang dapat mendorong kemandirian.
Lebih lanjut, kegiatan tersebut dapat berupa mengancingkan
pakaian, menutup dan membuka resleting, menyimpan sepatu dan
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri oleh anak
tanpa bantuan dari orang dewasa.17
b) Teori Behaviorisme (Theory of Behaviorism)
Teori Behaviorisme (Theory of Behaviorism) dikemukakan oleh
John Watson. Isi dari teori tersebut yaitu proses terjadi refleks atau
respon bersyarat melalui stimulus pengganti. Teori ini menjelaskan
tentang hubungan langsung antara stimulus yang datang dari luar
dengan respon yang ditampilkan oleh individu. Pada umumnya, teori
behaviorisme memandang manusia sebagai organisme yang netral-
pasif-reaktif terhadap stimulus di sekitar lingkungannya. Seseorang
akan bereaksi jika diberi rangsangan oleh lingkungan luarnya.
Demikian juga jika stimulus dilakukan secara terus menerus dalam
17
Trully Kusumawardhani, Montessori, http://www.googleweblight.com/i?u=http://
uniquegrowingmind.com/index.php/montessori&hl=id-ID diakses pada hari Senin, 23 Juli 2018
pukul 21.00 WIB.
8
9

waktu yang cukup lama, akan berakibat berubahnya perilaku


individu.18
Kedua teori ini menjadi landasan penelitian karena kedua teori
tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu
bagaimana peran guru dalam kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK
Tunas Muda IKKT sebagaimana Teori Kebebasan dan Teori
Behaviorisme. Teori kebebasan menunjukkan bahwa bagaimana
lingkungan yang tepat dapat mempengaruhi perkembangan terutama
kemandirian anak.
Lebih lanjut, lingkungan yang tepat yaitu dapat memberikan
kebebasan kepada anak seperti, anak diberi kebebasan untuk bergerak
baik di dalam maupun di luar ruangan, anak bebas memilih
aktivitasnya sendiri di dalam kelas, kebebasan berbicara dengan siapa
saja, kebebasan untuk menyayangi dan disayangi tanpa pilih kasih,
juga anak diberi kebebasan untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kecepatan perkembangan mereka sendiri.
Melalui kebebasan tersebut, anak akan menyadari segala
konsekuensi atas apa yang mereka lakukan baik terhadap dirinya
ataupun orang lain, mereka juga akan belajar tentang apa saja yang
membuat mereka dan orang lain merasa puas, atau sebaliknya, dapat
membuat mereka merasa kosong atau kecewa. Maka dari itu,
pemberian kebebasan pada anak menjadi hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Sebagaimana Teori behaviorisme yang dikemukakan
oleh Watson, seseorang akan bereaksi jika diberi rangsangan oleh
lingkungan luarnya. Dengan demikian, tidak hanya lingkungan yang
tepat saja namun proses pembelajaran yang berlangsung lama di
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga secara terus-menerus
dapat membantu anak dalam mengembangkan kemandiriannya.

18
Supriadi, “Teori Belajar Psikologi Behavioristik”, http://www.teoribagus.com/teori-
belajar-psikologi-behavioristik diakses pada hari Senin, 23 Juli 2018 pukul 20.00 WIB.
10

2. Kajian Literatur
a) Kemandirian Anak Usia Dini
Kemandirian dapat diartikan sebagai keterampilan untuk
membantu diri sendiri, baik secara fisik maupun psikologis.
Kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan
dan memecahkan masalah yang dihadapi. Kemandirian secara fisik
sangat berpengaruh terhadap kemandirian psikologis.19
Menurut Psikolog Hurlock, “perilaku tidak mandiri secara fisik,
ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya perkembangan anak pada
setiap tahapannya. Sementara perilaku tidak mandiri secara psikologis
akan membentuk anak yang sulit beradaptasi dengan lingkungan. Anak
tersebut akan sangat bergantung pada orang lain, tidak percaya diri,
menjadi pengekor dan tidak bisa membuat keputusan sendiri”.20
Sedangkan kemandirian menurut Sujiono adalah merupakan “upaya
yang dilakukan dan dimaksudkan untuk melatih anak dalam
memecahkan masalahnya”.21 Menurut Parker dalam Yamin dan Sanan
“kemandirian adalah kemampuan untuk mengelola semua milik kita,
tahu bagaimana mengelola waktu anda, berjalan dan berfikir secara
mandiri, disertai kemampuan untuk mengambil resiko dan
memecahkan masalah”.22
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Erikson dengan
menyatakan “kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari
orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses
mencari identitas ego, yaitu suatu perkembangan menuju ke arah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri”. Artinya kemandirian
mempunyai kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu.

19
Zhakyah Yunarwati, Inspiring Moms, (Jakarta: PT Gramedia, 2016), h. 167.
20
Ibid.
21
Yuliani Nuraini, Sujiono Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 95.
22
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 66.
11

Mandiri dalam arti yang lain adalah bagaimana anak belajar


untuk mencuci tangan, makan, memakai pakaian, mandi, atau buang
air kecil atau besar. Pada faktanya semua usaha untuk membuat anak
menjadi mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan
kedewasaan sesuai dengan usianya. Orangtua dan pendidik diharapkan
dapat saling bekerja sama untuk membantu anak dalam
mengembangkan kepribadian mereka.23
Menjadikan anak mandiri tidaklah mudah karena anak mandiri
tidaklah instan semua dilakukan dengan perlahan dan membutuhkan
proses. Orangtua tidak perlu langsung meninggalkan anaknya begitu
saja di sekolah. Orangtua dapat melihat anaknya dijendela sehingga
membuat anak nyaman karena merasa orangtuanya mengawasi dan
berada dekat dengannya. Setelah anak terbiasa, orangtua dapat sedikit-
sedikit meninggalkan anaknya kemudian menjadikan anak terbiasa dan
anakpun akan tumbuh menjadi pribadi mandiri.
Pribadi yang mandiri adalah kemampuan hidup yang utama dan
salah satu kebutuhan setiap manusia di awal usianya. Anak meskipun
usianya masih sangat muda namun diharuskan memiliki pribadi yang
mandiri. Hal ini diperlukan untuk anak ketika terjun ke lingkungan di
luar rumah anak sudah tidak bergantung dengan orangtua.
Untuk memperoleh kemandirian baik sosial, emosi maupun
intelektual, anak harus diberikan kesempatan untuk bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukannya. Anak mandiri biasanya mampu
mengatasi persoalan yang menghadangnya. Kemandirian itu tentu
harus dilatih sejak dini.24 Dalam perkembangan anak dapat
dideskripsikan dalam bentuk perilaku dan pembiasaan anak.
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.25 Kemandirian

23
Ibid., h. 59.
24
Ibid., h. 60.
25
Muhammad Fadillah dan Lilis Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013), h. 195.
12

adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak


bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk
kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Mampu berpikir,
bertindak original, kreatif, penuh dengan inisiatif, mampu
mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan
memperoleh keputusan dari usahanya.26
Sedangkan menurut Diane, “kemandirian anak usia dini dapat
dilihat dari pembiasaan perilaku dan kemampuan anak dalam
kemampuan fisik, dari pembiasaan perilaku dan kemampuan anak
dalam kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin,
pandai bergaul, mau berbagi, dan mengendalikan emosi”.27 Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa kemandirian anak Taman Kanak-
Kanak adalah suatu pembiasaan perilaku yang tercakup dalam
kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai
bergaul, mau berbagi, dan mampu mengendalikan emosi.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan
nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung
jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri,
serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain.
Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi di mana peserta didik
secara relatif bebas dan pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan
orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan
lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.28
Anak mulai mengembangkan kemandirian ditandai dengan
kebebasan melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri, yaitu
anak sudah bisa ke toilet sendiri, mencuci tangan, makan, memakai
pakaian, mandi atau buang air kecil atau besar sendiri. Kesempatan

26
Ibnu Kholid Hidayat, “ Upaya Guru dalam Membentuk Kemandirian Siswa”, Disertasi
pada Sekolah Pascasarjana IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2017, h. 16, tidak dipublikasikan.
27
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 60.
28
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2012), h. 185.
13

untuk melakukan sendiri tanpa dikritik akan menghindarkan rasa


bersalah dan malu, anak menjadi percaya diri.29 Dalam hal ini anak
memperoleh kemandirian dapat dilihat dari pembiasaan perilaku dan
kemampuannya, berupa fisik, percaya diri, tanggung jawab, disiplin,
pandai bergaul, mau berbagi, serta mampu mengendalikan emosi.30
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian
merupakan suatu kondisi seseorang yang tidak bergantung pada orang
lain, anak akan selalu percaya diri, kreatif dan inovatif, mampu bekerja
sendiri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta mampu
bertanggung jawab.

b) Tahapan Kemandirian Anak Usia Dini


Berikut ini adalah tahapan perkembangan kemandirian anak, yaitu:
1) Tahap usia 0-1 tahun. Pada usia ini anak mulai menunjukkan reaksi
berbeda terhadap orang yang baru dikenal, ketika anak memasuki
usia 1 tahun anak mulai bermain dengan teman, tetapi anak masih
sibuk dengan mainannya sendiri. Selain itu, anak dapat mengikuti
kegiatan bermain teratur. Seperti pemberi makan pada anak dengan
jadwal teratur.
2) Tahap usia 1-2 tahun. Pada usia ini anak mulai diajarkan untuk
mengikuti kegiatan toilet training. Sementara itu pada saat anak
memasuki 2 tahun, mereka mulai menunjukkan reaksi menerima
atau menolak kehadiran orang lain. Selain itu, anak mulai
mengikuti kegiatan bermain bersama.
3) Tahap usia 2-3 tahun. Pada usia ini anak memiliki inisiatif untuk
melakukan sesuatu sendiri, mulai dari mencuci tangan, makan,
menyimpan benda, memakai sepatu, dan membereskan alat
permainannya. Selain itu, anak mulai mengungkapkan
keinginannya dan hal ini dapat mendorong mereka memilih
29
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 66.
30
Ibid., h. 80.
14

kegiatannya sendiri sehingga akan mudah bagi mereka untuk


mengikuti aturan yang berlaku.
4) Tahap usia 3-4 tahun. Pada usia ini, anak mulai menunjukkan sikap
sabar dalam menunggu giliran, mampu di tinggal orangtua atau
pengasuh tanpa menangis, mulai terbiasa dengan menggunakan
toilet. Selain itu, pada usia ini anak mulai memahami akibat jika
melakukan kesalahan atau melanggar peraturan.31

c) Ciri-Ciri Kemandirian Anak Usia Dini


Watkins berpendapat bahwa “seorang anak yang memiliki
kemandirian yang tinggi cenderung memiliki gaya belajar yang
independen dan kreatif”.32 Setiap orang memiliki kemampuan yang
unik untuk memahami sesuatu, tidak hanya menerima saja, tetapi
punya inisiatif untuk mandiri, yang terwujud dalam bentuk keinginan-
keinginan untuk mengalami sendiri, memahami sendiri ataupun
mengambil keputusan sendiri dalam tindakan.33
Berdasarkan konsep kemandirian, terdapat ciri-ciri kemandirian,
diantaranya: mampu menyelesaikan permasalahan sendiri, memiliki
tanggung jawab dan mampu berpikir kreatif. Seperti halnya yang
dikemukakan Gilmore, bahwasanya ciri kemandirian ada 4, yaitu
sebagai berikut: 1) Ada rasa tanggung jawab; 2) Memiliki
pertimbangan dalam menilai problem yang dihadapi secara intelegen;
3) Adanya perasaan aman bila memiliki pendapat yang berbeda dengan
orang lain; dan 4) Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide
yang berguna bagi orang lain.34

31
Eugenia Rakhma, Menumbuhkan Kemandirian Anak, (Jogjakarta: Stiletto Book, 2017),
h. 40.
32
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010) , h. 85.
33
Ibid., h. 83.
34
Nurdinah Hanifah dan Julia, Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Membeda Anatomi
Kurikulum 2013 untuk Membangun Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik. (Jawa Barat: UPI
Sumedang Press. 2014), h. 64.
15

Sedangkan menurut Gea, individu dapat dikatakan mandiri


apabila memiliki lima ciri sebagai berikut:
1) Percaya diri adalah suatu kemampuan dan penilaian diri sendiri
dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan efektif;
2) Mampu bekerja sendiri merupakan usaha yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu yang membanggakan atas kesungguhan
dan keahlian yang dimilikinya yang diperoleh secara mandiri;
3) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kerjanya adalah suatu kemampuan keterampilan yang sesuai
dengan potensi;
4) Menghargai waktu adalah kemampuan dalam mengatur jadwal
sehari-hari yang memprioritaskan kegiatan yang bermanfaat;
5) Tanggung jawab adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang
dalam melaksanakan sesuatu yang sudah dipilih. Dengan kata
lain, tanggung jawab merupakan sebuah amanat yang diberikan
orang lain yang sudah dipercayakan untuk dapat menjaganya.35

d) Tujuan Pengembangan Kemandirian


Menurut Lie dan Prasasti yang dikutip oleh Prabandari, tujuan
pengembangan kemandirian pada anak diantaranya “untuk melatih
anak tersebut menyelesaikan masalahnya sendiri”36. Sikap kemandirian
yang harus dikembangkan seorang anak juga bertujuan agar anak
kedepannya bisa menjalani kehidupan tanpa ketergantungan kepada
orang lain.37
Selain itu, tujuan pengembangan kemandirian adalah untuk
membuat anak mengetahui peraturan, tanggung jawab, tata tertib
maupun norma sosial di luar keluarga. Anak membutuhkan waktu

35
Suid, dkk, “Pendidikan Guru Sekolah Dasar”, .Jurnal Pesona Dasar Vol, 1 No. 5, 2017
H. 70-81.
36
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
37
Ibid., h. 31.
16

untuk memahami segala peraturan, tanggung jawab, tata tertib maupun


norma yang berlaku di lingkungannya. Hal tersebut diajarkan bertahap
sesuai kelompok umur.38
Sedangkan Menurut Waluyo yang dikutip Prabandari, tujuan
pengembangan kemandirian dilakukan untuk membuat seseorang
mampu memilih jalan hidupnya untuk berkembang. Kemandirian juga
dapat bertujuan sebagai bekal untuk kehidupan anak dimasa yang akan
datang. Kemandirian membuat anak lebih percaya diri dengan
keputusan yang telah dipilih. Anak yang mandiri membuatnya dapat
bergabung dan diterima dalam lingkungan masyarakat.39
Dalam menjalani kehidupan, seseorang membutuhkan
keterampilan yang dapat ia gunakan untuk menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi agar bertahan hidup (survive). Keterampilan
untuk bertahan hidup dikenal dengan istilah kecakapan hidup (life
skill), yang terdiri dari kecakapan hidup umum (mencakup kecakapan
hidup personal seperti mengenal diri, berpikir, berkomunikasi, dan
bekerja sama), serta kecakapan hidup spesifik.40
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian pada
anak prinsipnya adalah memberikan kesempatan untuk terlibat dalam
berbagai aktivitas. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada
anak, maka anak akan semakin terampil mengembangkan
kemampuannya sehingga lebih percaya diri. Dalam menjalankan
langkah-langkah tersebut anak diharapkan mampu: 1) Menjalani
kegiatan sehari-hari seperti mandi, gosok gigi, makan, bersisir,
berpakaian, memakai dan melepaskan sepatu sendiri; 2) Anak mampu
mengambil keputusan dengan baik dalam rangka aktivitasnya; dan 3)
Anak mampu bertanggung jawab dan disiplin.

38
Ibid.
39
Ibid., h. 29.
40
Umama, Pojok Bermain, (Yogjakarta: Stilletto Book. 2016), h. 19.
17

e) Stimulus Perkembangan Kemandirian Anak


Kemandirian anak dapat distimulus melalui hal-hal yang
sederhana. Hal terpenting adalah anak tidak terlalu dikendalikan dan
orangtua atau guru harus menghargai anak. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menstimulus kemandirian anak yaitu sebagai berikut:
1) Mengajak dan menyemangati anak untuk melakukan
keperluannya sendiri. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa
belajar memakai atau melepas baju sendiri. Namun, adakalanya
anak tidak langsung berhasil saat melakukan kegiatan yang
diminta. Oleh karena itu perlu adanya dorongan dari orang
dewasa untuk memotivasi mereka agar mau mencoba kembali.
2) Melatih anak untuk dapat melakukan keperluannya sendiri. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara bermain orang dewasa perlu
melakukan aktivitas yang menyenangkan anak. Ketika bermain
dengan anak hindari bersikap dominan dan selalu memimpin.
Bermainlah mengikuti gerak dan biarkan anak menjadi pemberi
contoh gerakan.
3) Memberikan pujian kepada anak apabila ia melakukan sesuatu.
Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri anak untuk
melakukan keperluannya sendiri.
4) Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya.
5) Meminta maaf bila bersikap tidak adil kepada anak.
6) Jika seorang anak pemalu doronglah anak untuk bergabung
dengan kawan-kawan yang lain. Namun, jangan perlu dipaksa
bila anak bersikeras untuk menolak.41

f) Tantangan dan Hambatan dalam Melatih Kemandirian Anak


Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul secara tiba-
tiba, tetapi perlu diajarkan pada anak bagaimana mereka harus

41
Rika Sya’diyah, Pentingnya Melatih Kemandirian Anak, Jurnal Kordinat Vol. XVI No
1, 2012, h. 41.
18

membantu dirinya sendiri. Kemampuan bantu diri inilah yang


dimaksud dengan mandiri. Anak-anak yang tidak dilatih mandiri sejak
usia dini, akan menjadi individu yang bergantung sampai remaja
bahkan sampai dewasa nanti.42
Bila kemampuan-kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai
namun belum mau melakukan maka si anak dapat dikatakan tidak
mandiri. Kemandirian anak dicapai melalui proses belajar atau
pendidikan. Faktor pendidikan orangtua terhadap anak serta hubungan
orangtua-anak adalah faktor yang mendasari perkembangan
kemandirian anak. Pendidikan orangtua yang menghambat
perkembangan kemandirian perlu diinterventasi sejak dini.43
Bila orangtua kurang memenuhi kebutuhan anak untuk mandiri
maka orangtua telah menciptakan hambatan pada perkembangan
alamiah anak untuk mengenal dunia dan membangun kepercayaan diri,
dan merasa dirinya berguna.44 Kemandirian sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan diri. Untuk membangun kepercayaan diri pada anak maka
diperlukan kesempatan untuk mereka terlibat dalam berbagai aktivitas.
Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada anak maka akan
semakin terampil mengembangkan skillnya sehingga lebih percaya
diri.45
Kemandirian pada setiap anak berbeda-beda dan perbedaan ini
tentunya sesuai dengan kultur dari mana anak berasal. Anak akan
mandiri jika dimulai dari keluarganya dan hal ini menyebabkan tingkat
kemandirian seseorang berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan
faktor yang mempengaruhi kemandirian tersebut.

42
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media,
2013), h. 35.
43
Ibid., h. 36.
44
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010) , h. 67.
45
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2017), h. 41.
19

Kemandirian merupakan salah satu kebutuhan anak yang harus


dipenuhi karena kemandirian termasuk dalam kebutuhan akan
aktualisasi diri, hal ini sangat penting sebagai bekal anak dalam
menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan menghadapi berbagai
masalah dalam kehidupannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian anak antara lain: 1) Keturunan orangtua; 2) Pola asuh
orang tua; 3) Lingkungan sekolah;dan 4) Lingkungan sekitar.46
1) Keturunan Orang Tua
Faktor keturunan menekankan pada aspek biologis atau bisa
disebut herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam
kromosom. Apabila sejak awal orangtua memiliki karakteristik
fisiologis dan psikologis yang sehat, maka dapat dipastikan akan
menurunkan generasi yang sehat.
Sebaliknya bila mereka tak sehat, maka keturunannya pun
mengalami gangguan atau penyimpanan secara fisik maupun
psikis. Psikis yang diturunkan kepada generasi berikutnya adalah
seperti: inteligensi, bakat, kemampuan, minat, dan kepribadian.
Aspek psikis yang menurun kepada anak adalah kepribadian, dan
kepribadian yang akan dapat menentukan keberhasilan seorang
anak adalah kemandirian.47
2) Pola Asuh Orang Tua
Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam menerima
arahan dan bimbingan untuk bagaimana anak harus bersikap dan
berperilaku. Arahan dan bimbingan dari orangtua biasanya
dilakukan berdasarkan falsafah hidup yang orang tua anut,
keyakinan agama dan pengalaman hidup yang didapatkan oleh
orang tua.48

46
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2017), h. 82.
47
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT Refika
Aditama. 2007), h. 44.
48
La Hewi, Kemandirian Anak Usia Dini Di Suku Bajo, Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. Vol. 9, 2015, h. 79.
20

Peran orang tua terhadap perkembangan anak sangat


diperlukan terutama pada saat mereka di bawah usia lima tahun
(batita). Peran aktif orang tua merupakan usaha secara langsung
terhadap anak dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai
lingkungan sosial yang pertama dijumpai anak. Melalui
pengamatan anak yang ditampilkan berulang kali dalam keluarga,
interaksi antara ayah-ibu, kakak dan orang dewasa lainnya
membuat anak akan belajar dan mencoba meniru dan kemudian
menjadi ciri kebiasaan atau kepribadian.
Sejak lahir seorang anak sudah memiliki berbagai kebutuhan
seperti kebutuhan fisiologis, makan, minum, kebutuhan rasa aman,
kasih sayang, kebutuhan dihargai dalam suasana hubungan stabil,
dan menyenangkan, memberikan penghargaan dan pujian begitu
penting, hal ini akan memberikan kepercayaan terhadap
kemampuannya. Anak belajar mandiri, memiliki rasa tanggung
jawab yang ditanamkan sejak kecil dalam pribadi anak.
Mengasuh, membina, dan mendidik di rumah merupakan
kewajiban bagi setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi
anak. Namun demikian, dalam proses pengasuhan, pembinaan dan
pendidikan terdapat beberapa masalah yang dapat menimbulkan
kesulitan dalam pengasuhan.49
3) Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam
perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan,
tetapi sekolah sering juga menjadi penyebab timbulnya gangguan
pada anak. Kegagalan di sekolah sangatlah berpengaruh terhadap
kehidupan kepribadian anak. Masalah di sekolah sering

49
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana. 2010), h. 86-89
21

ditimbulkan oleh program yang tidak memperhatikan kemampuan


anak.50
Dari sekolah, anak mendapatkan pendidikan diluar
lingkungan keluarga atau orangtuanya. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah dengan tidak sengaja akan menumbuhkan
kemandirian pada diri anak. Contohnya: anak dapat menyelesaikan
makan siangnya terlebih dahulu lalu kemudian baru bermain,
bertanggung jawab akan tugas yang diberikan guru dan
membereskan peralatan permainan maupun alat tulis.
4) Lingkungan
Manusia lahir seperti kertas putih dan kepribadianya
tergantung dari coret-coretan yang diberikan manusia lain pada
kertas tersebut. Manusia lahir dengan potensi, namun jika manusia
tidak mendapatkan bimbingan dari lingkungan maka pontensi yang
dimiliki manusia tidak akan berkembang. Faktor lingkungan terkait
dengan sarana, cinta dan keamanan. Pada masa progresif,
lingkungan berpengaruh sangat luar biasa terhadap
perkembangan.51

g) Peran Guru Dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini


1) Pengertian Peran
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka hal itu berarti dia menjalankan suatu
peran. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya, setiap orang mempunyai
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan

50
Ali Nugraha, Metode Pengembangan Sosial Emosional. (Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka. 2015), h. 4.12
51
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak.
(Jakarta: Kencana. 2016), h. 102
22

hidupnya.52 Menurut Yunita, Usman dan Ali, peran merupakan


“kedudukan yang harus diikuti dengan perwujudan perbuatan yang
disesuaikan dengan peran atau kedudukannya tersebut”.53 Peran
yang berkaitan dengan pekerjaan akan menimbulkan perubahan
kepribadian, sehingga terdapat pengaruh timbal balik dari manusia
terhadap pekerjaan dan dari pekerjaan terhadap manusia.54
2) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar dan
bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing
anak. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru, guru merupakan seorang pendidik tenaga profesional yang
bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.55
Menurut Sujiono bahwa peran guru ada fungsi sebagai
pembimbing bagi anak usia dini adalah: 1) Fungsi pemahaman
usaha bimbingan yang menghasilkan pemahaman pada anak, 2)
Fungsi pencegahan, yaitu bimbingan yang menghasilkan
tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang dapat
mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan-
kesulitan dalam proses pengembangannya, 3) Fungsi perbaikan,
yaitu bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai
permasalahan yang dialami oleh anak didik, dan 4) Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan, yaitu bimbingan yang
menghasilkan terpeliharannya dan berkembangnya berbagai

52
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h. 212-213.
53
Agus Yunita, Saiful Usman dkk, Peran Keluarga dalam Pembinaan Budi Pekerti Anak
Usia Sekolah Dasar, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah. Vol. 1
Nomer 1, 2016, h. 3.
54
Ibid.
55
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), h. 20.
23

potensi dan kondisi positif anak dalam perkembangan dirinya


secara mantap dan berkelanjutan.56
Menurut Shabir dalam jurnal kedudukan guru sebagai
pendidik, guru merupakan “orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam hal
perkembangan jasmani dan ruhaniah untuk mencapai tingkat
kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan,
makhluk individu yang mandiri, dan makhluk sosial”.57 Sedangkan
menurut Tafsir, guru (pendidik ialah siapa saja yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas guru dalam
pandangan Islam ialah mendidik. Mendidik merupakan tugas yang
amat luas. Sebagian dilakukan dengan cara mengajar, sebagian ada
yang dilakukan dengan memberikan dorongan, memberi contoh
(suri tauladan), menghukum, dan lain-lain.58
Guru merupakan peranan yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak, serta menyiapkan dan
mengembangan sumber daya manusia, dan mensejahterakan
masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa. Menurut Rogers dalam
Catron dan Allen “keberhasilan guru menekankan pada tiga
kualitas dan sikap utama”, yaitu: 1) Guru yang memberikan
fasilitas untuk perkembangan anak menjadi manusia seutuhnya; 2)
Membuat suatu pelajaran menjadi berharga dengan menerima
perasaan anak dan kepribadian; dan 3) Mengembangkan
pemahaman empati guru yang peka atau sensitif untuk mengenal
perasaan anak-anak di dunia.59

56
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 15.
57
M. Shabir U, Kedudukan Guru Sebagai Pendidik, Jurnal AULADUNA Volume. 2 Nomer
2, 2015. h, 223.
58
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, cet II (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1994), h. 74.
59
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 12.
24

Menurut Fadillah dan Khorida yang mengatakan, bahwa


“guru sebagai pendidik merupakan panutan bagi anak didiknya
sehingga guru harus memberikan contoh yang baik untuk anak
didik agar anak didik meniru perbuatan baik yang dilakukan oleh
guru. Anak akan mudah mengingat dengan apa yang dilihat.
Apabila yang dilakukan guru secara berulang adalah hal yang baik,
maka akan membuat anak terbiasa melakukan hal baik juga
begitupun sebaliknya”.60
Guru sebagai pendidik yang menjadi tokoh dan panutan dan
identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas yang mencakup tanggung
jawab, mandiri dan disiplin. Melaksanakan proses pembelajaran
merupakan tugas dan tanggung jawab yang utama. Guru membantu
peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu
yang belum diketahuinya. Perkembangan teknologi yang sangat
cepat pun tidak akan mampu menggantikan peran dan fungsi guru
sebagai pendidik dan pengajar.61
Menurut Yamin dan Sanan mengenai sekolah yang berkaitan
dengan guru, “bahwa guru sebagai penanggung jawab kegiatan
pembelajaran di sekolah harus mampu melaksanakan pembelajaran
tentang kemandirian pada anak didiknya yang diharapkan dapat
melatih dan membiasakan anak berperilaku mandiri dalam setiap
aktivitasnya”.62 Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru
sebagai pendidik harus mengajarkan dan mampu menerapkan
kemandirian pada anak didiknya agar anak dapat terbiasa
berperilaku mandiri dalam setiap aktivitasnya.63

60
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatau Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasnya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 172.
61
Ahmad Izzan, Membangun Guru Berkarakter. (Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
Terbitan 2012), h. 57-58.
62
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.105.
63
Ibid., h.79.
25

Seorang guru diharapkan mampu melatih kemandirian anak,


agar anak mempunyai sikap mandiri yang nantinya akan berguna
untuknya dimasa yang akan datang. Seorang guru harus
mempunyai sebuah strategi sebelum memulai pembelajaran.
Strategi dan metode berbeda, strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah
cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.64
Dalam mengajarkan kemandirian guru memberikan
pembelajaran yang melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-
hari di sekolah sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dalam
kegiatan secara sendiri membuat proses pembelajaran berpusat
pada anak. Memberikan kebebasan dan kepercayaan dalam
memilih kegiatan dapat membantu anak untuk memutuskan
pilihannya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan
rasa tanggung jawab. Memberikan tanggung jawab terhadap anak
dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat berbagai
aktivitas. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada anak,
maka anak akan semakin terampil mengembangkan
kemampuannya sehingga lebih percaya diri.
Tanggung jawab merupakan salah satu tujuan pengembangan
kemandirian dan dalam hal itu anak membutuhkan waktu untuk
memahami segala peraturan, tanggung jawab, tata tertib maupun
norma yang berlaku di lingkungannya yang dilakukan secara
bertahap sesuai kelompok usia. Dengan memberikan tanggung
jawab, anak diharapkan mampu mencapai tujuan pengembangan

64
Muhammad Fadliah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
h. 161.
26

kemandirian agar anak mempunyai bekal untuk kehidupan dimasa


yang akan mendatang.65
Tidak hanya memberikan tanggung jawab peran guru dalam
melatih kemandirian anak juga diharapkan mampu memberikan
motivasi kepada anak. Karena motivasi sangat penting untuk
memunculkan inisiatif yang mampu memberikan pemahaman anak
dari kegiatan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan sehingga
anak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Menurut Hogg dan Blau mengungkapkan dalam mendorong
pertumbuhan dan kemandirian seorang guru perlu memberikan
pembelajaran sebagai berikut: 1) Hold your self back (menahan
diri), sebagai seorang guru harus dapat mampu menahan diri untuk
memberi rasa percaya kepada anak, dengan demikian kita akan
mengumpulkan banyak informasi dengan memperhatikan,
mendengar, dan menyerap seluruh gambar untuk menentukan
karakter anak sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dan
memahami proses respons anak tersebut pada lingkungan
sekitarnya, 2) Encourage exploration (mendorong anak untuk
bereksplorasi), seorang guru harus dapat memotivasi anak didiknya
untuk bereksplorasi dan menunjukkan pada anak untuk percaya
pada kemampuannya dalam menghadapi kehidupan di lingkungan
sosialnya, 3) Limit (membatasi), kegiatan membatasi untuk
membantu membuat pilihan yang tepat dan melindungi anak
tersebut dari situsi berbahaya secara fisik maupun emosionalnya,
dan 4) Praise (pujian), bentuk motivasi yang guru berikan kepada
anak yaitu memberi semangat dan pujian ketika anak berhasil
melakukan sesuatu dengan mandiri.66 Hal ini akan membantu anak
untuk terdorong melakukan semua tindakan tanpa merasa takut

65
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
66
Ibid.,h.42- 43.
27

dihantui oleh orang-orang di sekitarnya, membantu membuat


pilihan yang tepat dan melindungi anak tersebut dari situasi
berbahaya secara fisik maupun emosionalnya serta membantu anak
untuk menghargai hasil usaha yang dilakukan dengan begitu anak
akan mengetahui perilaku apa yang sudah dilakukan dengan benar
dan baik.

Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa peran guru


dalam melatih kemandirian anak sangat penting. Peran seorang
guru yang harus dilakukan dalam melatih kemandirian yaitu: 1)
Guru harus mampu dan terampil dalam menyusun berbagai strategi
pembelajaran; 2) Guru harus memperlihatkan contoh konkrit dalam
mendidik; 3) Guru harus melibatkan anak dalam kegiatan praktis
sehari-hari di sekolah; 4) Guru harus memberikan kesempatan dan
kepercayaan kepada anak; dan 5) Guru harus menjadi motivator
bagi anak.
Sehingga guru juga diharuskan untuk mampu menciptakan
situasi kelas yang aktif, dan kondusif serta menyenangkan
sehingga akan membuat anak nyaman dan betah, guru pun harus
mampu menciptakan minat bakat serta tumbuh kembang anak.
Dalam hal ini guru membutuhkan strategi yang menarik serta unik
dalam pembelajaran. Strategi merupakan langkah yang berkaitan
dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan
penggunaannya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang
dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan.
Seorang guru harus mampu menyeimbangkan serta
menerapkan berbagai teori dengan mengadakan kegiatan
pembelajaran yang bervariasi, yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi anak didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Dengan demikian materi yang diajarkan mendapat perhatian dan
menumbuhkan minat anak dalam belajar. Peran gurupun disini
28

akan menghadirkan suatu dampak penting bagi banyak pendidik


dan peserta didik. Oleh sebab itu, peran guru merupakan langkah
awal dalam proses belajar mengajar yang akan mendapatkan
perhatian yang lebih dari berbagai pihak

B. Penelitian yang Relevan


Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian. Ada beberapa peneliti yang telah dilakukan
sebelumnya diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Dyannita Anggraeni dengan judul
“Upaya Guru Melatih Kemandirian Anak di Kelompok B3 TK Dharma
Wanita Persatuan Serdang” dapat diketahui bahwa upaya guru melatih
kemandirian anak dipengaruhi oleh faktor strategi guru dalam
menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menarik yang dapat
membantu menstimulus kemandirian anak. Persamaan peneliti dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dyannita Anggraeni adalah meneliti
tentang upaya melatih kemandirian. Sedangkan perbedaannya terletak
pada usia anak yang diteliti.
2. Hasil penelitian yang dilakukakan Edi Sulis Purwanto dengan judul
“Upaya Guru Melatih Kemandirian Anak di TK Islam Ar- Rahmah”
dapat diketahui bahwa upaya guru melatih kemandirian anak
dipengaruhi oleh dua faktor orang tua dan kurikulum. Persamaan peneliti
dengan penelitian yang dilakukan oleh Edi Sulis Purwanto adalah
meneliti tentang upaya melatih kemandirian. Sedangkan perbedaannya
dengan metode yang digunakan baginya dengan menggunakan 2 metode
sudah cukup baik untuk melatih kemandirian anak dan lokasi penelitian
3. Hasil penelitian yang dilakukan Asri Permadani dengan judul
“Kemandirian Anak Usia Dini Pada Kelompok Bermain dan Taman
Penitipan Anak (TPA) di PAUD Balita Ceria Kabupaten Probolingo”
dapat diketahui bahwa Kemandirian Anak Usia Dini Pada Kelompok
Bermain dan Taman Penitipan Anak (TPA) faktor yang mempengaruhi
29

kemandirian dengan menggunakan metode BCCT. Persamaan peneliti


dengan penelitian yang dilakukan Asri Permadani adalah Kemandirian
Anak Kelompok bermain, sedangkan perbedaannya adalah upaya dalam
pembelajarannya masih kurang maksimal dalam melatih kemandirian
anak dikarenakan kesulitan yang dialami guru dan lokasi penelitian
berbeda.
4. Hasil Penelitian yang dilakukan Rahayu Prabandari Tri Sunarsih dengan
judul “Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta” dapat di ketahui
bahwa penanaman kemandirian pada anak kelompok bermain sangat erat
kaitannya dengan peranan pendidik dalam memberikan strategi.
Persamaan peneliti dengan penelitian Rahayu Prabandari Tri Sunarsih
adalah Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain.
Sedangkan perbedannya adalah lokasi penelitian.
5. Hasil penelitian yang dilakukan Ibnu Kholid Hidayat dengan judul
“Upaya Guru dalam Membentukan Kemandirian siswa di SD Negerti
Bulupayung 02 Purwokerto” dapat diketahui bahwa membentuk
kemandirian pada anak SD erat kaitannya dengan upaya guru.
Persamaan peneliti dengan penelitian yang dilakukan Ibnu Kholid
Hidayat adalah upaya guru membentuk kemandirian perbedaannya
hanya saja penelitian tersebut dilakukan kepada anak SD kelas 1.

C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1

Guru

Diterapkan Kelebihan
Peran dalam
Melatih
Tidak Kemandirian
Diterapkan Anak Kekurangan
n
30

Dalam kerangka berpikir ini, peneliti ingin menggambarkan bagan di


atas yang menjadi suatu fondasi dalam penelitian ini. Bagan yang teratas
adalah seorang guru. Guru mempunyai peran penting dalam keberhasilan
peserta didik yaitu pencapaian suatu proses pembelajaran ketika di dalam
kelas maupun di luar kelas. Ketika guru mampu menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat membuat anak merasa senang, maka
pembelajaran tersebut akan mudah diterima oleh anak. Dalam hal ini terbagi
menjadi satu bagian yaitu peran guru dalam kemandirian anak.
Peran guru adalah usaha guru, dimana seorang guru akan dilihat
prosesnya apakah mampu melatih kemandirian. Kemandirian merupakan
kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak secara mandiri tanpa dibantu oleh
orangtua atau orang dewasa lainnya. Peran guru tersebut dapat diterapkan
apabila seorang guru mempunyai strategi yang tepat dalam pembelajaran.
Pembelajaran kemandirian tidak bisa diterapkan apabila seorang guru tidak
dapat menerapkan strategi tersebut dengan baik. Pentingnya peran guru dalam
kemandirian anak adalah dengan memberikan kegiatan pembiasaan yang
dilakukan dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam melatih kemandirian anak, guru mempunyai peran yang salah
satunya menjadi faktor pendukung yang akan memberikan suatu dampak
kelebihan dan kekurangan umtuk anak. Kelebihan dalam peran guru adalah
apabila guru dalam pembelajaran kemandirian selalu memberikan
pembelajaran yang maksimal, menyenangkan dan selalu mendampingi serta
memberikan kepercayaan, sehingga anak mau mencoba melakukan segala
kegiatan sendiri tanpa bantuan oranglain dan menjadikannya mandiri. Jika
guru memberikan hal sebaliknya, pembelajaran kemandirian pada anak tidak
akan tercapai. Kekurangan dari pembelajaran kemandirian anak adalah
kurangnya komunikasi antara orangtua dan guru dalam menerapkan
kemandirian pada anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Tunas Muda I IKKT, bertempat di Jalan
Salak No. 1 RT 001 RW 02 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan
Palmerah, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 11480,
Indonesia. Penelitian lapangan dilakukan dari bulan Agustus sampai bulan
Oktober 2018
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
2018
Deskripsi
Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Penyusunan BAB
1 Pendahuluan
Penyusunan BAB
2 Kajian Pustaka
Penyusunan BAB
3 Metode
Penelitian
Mengajukan
Proposal
Penelitian
Penyusunan BAB
4 Hasil Penelitian
dan Pembahasan
Penyusunan BAB
5 Penutup
DESKRIPSI 2019

31
32

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

Penyusunan
Akhir Skripsi

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.67 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong,
metode kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari objek yang diamati”.68
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun
jenis pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.69 Penelitian kualitatif deskriptif, yaitu bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penilaian,
dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter sifat,
model, tanda atau gambaran tentang kondisi ataupun fenomena tertentu.70
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif
dengan tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Metode deskriptif dalam penelitian ini menggunakan dengan teknik
wawancara dan observasi yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya. Metode kualitatif deskritif dengan penelitian lapangan pada

67
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rosda, 2011), h. 60
68
Lexy J. Moelong.Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 4
69
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 140.
70
Pedoman Penulisan skripsi, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015), h. 62
33

penelitian ini peneliti gunakan untuk mengungkapkan peran guru dalam


melatih kemandirian anak 3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT.

C. Sampel Penelitian
Sampel merupakan suatu proses pemilihan data penentuan jenis sampel
dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek
penelitian.71 Dalam penelitian ini sampel yang diteliti dalam penelitian ini
adalah guru kelas dan siswa Taman Kanak-Kanak Tunas Muda I IKKT.
Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu, “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya ketika melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan”.72 Pertimbangan tertentu pada penelitian ini yaitu siswa yang
dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan, seperti memiliki
perkembangan kemandirian yang baik.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 (tujuh belas)
orang. Terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 8 (delapan) guru sentra playgroup
dan 8 (delapan) orang siswa playgroup di TK Tunas Muda I IKKT. Alasan
peneliti mengambil subyek setiap anak yang ada di kelas playgroup karena
diambil dari hasil observasi yang memiliki perkembangan kemandirian yang
telah ditentukan oleh peneliti pada lembar observasi.

D. Sumber Data Penelitian


Sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Spradley sebagaimana
yang dikutip Sugiyono dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(ativity) yang berinteraksi secara sinergi. Situasi sosial tersebut, dapat
dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di

71
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rosda, 2011), h.
252
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 85
34

dalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini dapat mengamati secara
mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat
(place) tertentu.73
Dalam proses pengumpulan data, peneliti mewawancarai beberapa orang
dalam lembaga terkait dengan penelitian yang lakukan secara berkala. Sumber
data dalam penelitian ini adalah seseorang yang memberikan informasi dan
keterangan yang berkaitan dengan peran guru dalam melatih kemandirian
anak. Pada penelitian ini peneliti membutuhkan sumber data primer dan
sekunder. Sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-
informasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan
berbagai pihak yang dibutuhkan untuk meneliti. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh untuk mendukung informasi yang dibutuhkan
peneliti. Data sekunder berupa foto saat penelitian dan juga surat-surat
pendukung penelitian. Dapat disimpulkan bahwa sumber data yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
1. Hasil observasi selama proses penelitian.
2. Wawancara dengan guru kelas dan kepala sekolah terkait.
3. Dokumentasi yang diperoleh selama proses pembelajaran.

Tabel 3.2.
Sumber Data Penelitian Peran Guru dalam Melatih Kemandirian

No Sumber Teknik Instrumen


data
1 Kepala  Wawancara  Pedoman wawancara
Sekolah kepala sekolah
2 Guru  Observasi  Panduan observasi
 Wawancara  Pedoman wawancara
 Dokumentasi kepala sekolah
 Form pencatat dokumen
3 Anak  Observasi  Form pencatat observasi

73
Ibid.,h. 215.
35

 Dokumentasi dan dokumentasi

E. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu menggunakan teknik wawancara dan observasi. Jika peneliti merasa
belum cukup dengan data yang diperoleh, peneliti memerlukan data tambahan
seperti sumber data tertulis dan foto.
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data
yang banyak digunakan dalam penelitian deskritif kualitatif dan
74
deskritif kuantitatif. Wawancara dilakukan dengan adanya percakapan.
Percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu “pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.75
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan dua
cara, yaitu wawancara terstuktur dan tidak struktur.
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan.76 Pada wawancara terstruktur dibuat pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada para guru sentra TK Tunas Muda I
IKKT. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat dan mengetahui

74
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rosda, 2011), h.
216
75
Lexy J. Moelong.Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 186
76
Ibid, h. 233.
36

lebih jauh tentang peran guru dalam melatih kemandirian anak usia
3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas
di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan.77 Dengan demikian ini,
peneliti dapat langsung mengetahui reaksi yang ada pada
responden dalam waktu yang relatif singkat.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.78
Menurut Sutrisno Hadi dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D mengatakan, “observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis; dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.”79
3. Dokumentasi
Dokumentasi (documentation study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.80
Dalam penelitian kualitatif dokumentasi sangat diperlukan untuk
melengkapi pengumpulan data. Dokumentasi merupakan teknik

77
Ibid, h. 233-234.
78
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 231.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 145.
80
Ibid., h. 138.
37

pengumpulan baik bersifat tertulis, gambar maupun elektronik.81


Dokumentasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data di
lapangan yaitu dokumen Observasi dan dokumentasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

F. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu
instrumen.82 Menurut Nasution dalam Sugiyono, menyatakan “bahwa dalam
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
sebagai instrument penelitian utama”. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.83
Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri,
namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan
akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri,
baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan
pengumpulan data, analisis dan kesimpulan.84
Agar mendapat instrumen penelitian yang lebih baik, maka sebelm
instrumen disusun, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen.

81
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rosda, 2011), h.
221.
82
Ibid, h. 223.
83
Ibid., h. 223.
84
Ibid., h. 223-224.
38

Selanjutnya akan dijadikan acuan dalam menyusun instrumen penelitian. Kisi-


kisi instrumen yang disusun peneliti dibuat dalam bentuk table sebagai
berikut.

Table 3.3. Kisi-kisi Wawancara dengan Guru dalam Melatih


Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah

No Fokus Pertanyaan Jawaban


Penelitian
1. Peran Guru 1. Bagaimana kondisi awal
Melatih kemandirian anak usia 3-4
Kemandirian tahun di TK IKKT?
2. Seberapa penting kemampuan
kemandirian ditanamkan
kepada anak?
3. Cara apa saja yang ibu
tekankan untuk melatih
kemandirian anak?
4. Metode apa saja yang
digunakan dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
5. Bagaimana cara guru
menyetting kelas dalam
pembelajaran anak usia 3-4
tahun?
6. Apa saja program pendidikan
untuk melatih kemandirian
anak usia 3-4 tahun?
7. Adakah program tersebut
memiliki dampak yang
signifikan terhadap
39

kemandirian anak?
2. Kurikulum 1. Kurikulum apa yang
Pembelajaran di digunakan di TK IKKT?
Sekolah 2. Apakah ibu membuat rencana
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
3. Bagaimana cara ibu dalam
menyiapkan rencana
pembelajaran?
3. Faktor 1. Bagaimana cara ibu
Pendukung mendukung anak dalam
Kemandirian melatih kemandirian?
2. Apakah ibu menjalin
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
3. Bagaimana cara ibu menjalin
kerjasama dengan orangtua?
dalam melatih kemandirian
anak?
4. Kendala apa saja yang ibu
hadapi dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
5. Bagaimana cara ibu
menghadapi kendala yang
dialami dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
6. Apakah ibu memberikan
40

reward atau apresiasi kepada


anak yang sudah mandiri?
7. Bagaimana cara ibu
memberikan reward atau
apresiasi tersebut kepada anak
yang mandiri?
8. Apa saja sarana prasarana
yang mendukung faktor
kemandirian anak?
4. Evaluasi dalam 1. Sejauh ini kemandirian apa
Melatih saja yang sudah anak miliki?
Kemandirian

Table 3.4. Kisi-kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah TK Tunas


Muda I IKKT Palmerah

No Fokus Pertanyaan Jawaban


Penelitian
1. Peran Guru 1. Bagaimana interaksi guru
Dalam Melatih dalam melatih
Kemandirian kemandirian?
2. Bagaimana metode
pengajaran yang dilakukan
guru yang berpengaruh
terhadap kemandirian anak?
3. Bagaimana kendala yang
dihadapi guru dalam
mengembangkan
kemandirian anak yang ibu
ketahui?
4. Bagaimana solusi yang
diterapkan oleh guru untuk
41

menghadapi kendala-kendal
tersebut yang ibu ketahui?
5. Bagaimana peran guru
dalam melatih kemandirian
anak?
6. Bagaimana sarana
pendukung yang digunakan
oleh guru untuk
mengembangkan dan
melatih kemandirian anak?
2. Kemandirian 1. Bagaimana kondisi awal
Anak kemandirian anak pertama
kali masuk sekolah?
2. Apakah masih ada anak
yang belum mandiri sampai
saat ini?
3. Jika iya seperti apakah
bentuk ketidak kemandirian
tersebut?
Jika tidak seperti apakah
bentuk kemandirian
tersebut?
4. Bagaimana tanggapan ibu
mengenai kemandirian
anak?
42

Table 3.5 Kisi-kisi Observasi Terhadap Guru dalam Melatih


Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT
Palmerah

No. Peran Guru dalam Melatih Dilakukan Deskripsi


Kemandirian Anak
Ya Tidak

1. Guru harus mampu dan terampil


dalam menyusun berbagai strategi
pembelajaran;
2. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan aktif
3. Mampu mengintegrasikan
pembelajaran kemandirian dengan
aktivitas belajar anak baik dalam
suasana belajar dikelas maupun
luar kelas sehingga anak dapat
bekerja sama, dan saling
berkompetisi;
4. Guru harus memperlihatkan
contoh yang konkrit dalam semua
hal yang diajarkan
43

Table 3.6. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi dengan Anak di


TK Tunas Muda I IKKT Palmerah

Variabel Teknik Keterangan


Dimensi Indikator Pengumpulan
Data
Kemandi Tidak 1. Anak mampu melepas dan
rian Bergantung memasang sepatu sendiri
pada Orang 2. Anak mampu mencuci
lain tangan sendiri
3. Anak mampu makan sendiri
4. Anak mampu merapikan alat
makan
Anak mampu menggosok
gigi
Percaya Diri 1. Anak mampu bermain
bersama.
2. Anak mampu mengambil
keputusan.
3. Anak mampu menolong dan
membantu teman.
Kreatif dan 1. Anak mampu melakukan
inovatif sesuatu atas kemauan sendiri
2. Anak menyukai hal-hal yang
baru dan merasa penasaran

Menyesuaikan 1. Anak mampu ditinggal


diri orangtua atau pengasuh
2. Anak tidak menangis ketika
ditinggal dikelas
3. Anak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan
44

Tanggung 1. Anak mampu meminta maaf


jawab jika berbuat salah
2. Anak mampu tidak menangis
ketika sudah mengambil
keputusan
3. Anak mampu menyelesaikan
tugas sendiri
4. Anak mampu merapihkan
mainan

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif di TK Tunas Muda I IKKT
Palmerah dilakukan sejak sebelum terjun ke lapangan, observasi, selama
pelaksanaan penelitian di lapangan dan setelah selesai penelitian di lapangan.
Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data yang bersifat kualitatif yang dimaksud adalah
menghubungkan antara kerangka teori dengan kenyataan yang ada. Kenyataan
tersebut dapat dipahami melalui bermacam-macam kegiatan yang ada
hubungannya dengan peran guru dalam melatih kemandirian anak dalam
bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah untuk dipahami
Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan
model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil
penelitian. Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data
display (penyajian data), dan conclustion drawing/verification (kesimpulan,
penarikan atau verifikasi).85
Menurut Miles dan Huberman, ketiga langkah tersebut dilakukan atau
diulangi terus setiap atau setelah melakukan pengumpulan data dengan teknik

85
Ibid., h. 246.
45

apapun. Dengan demikian, ketiga tahap itu, harus dilakukan terus sampai
penelitian berakhir. Kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data
disajikan oleh Miles dan Huberman dalam diagram berikut.86

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Kesimpulan-
kesimpulan,
Reduksi
Data Penarikan/Verifikasi

Gambar 3.1.Komponen dalam Analisis Data Menurut Miles dan


Huberman
Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung,
bahkan langkah pengumpulan data ini dilakukan sebelum data benar-
benar dikumpulkan. Peneliti sudah mengetahui data-data apa saja yang
dibutuhkan terkait penelitian tentang peningkatan kompetensi guru.87

2. Penyajian Data (Data Display)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
86
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 247.
87
Pedoman Penulisan skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: UIN
Jakarta, 2015), h. 70.
46

flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam
Sugiyono menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.88 Display data ini
dilakukan dengan memaparkan data dengan memilah inti informasi
terkait dengan fokus penelitian, data yang didapat berupa kalimat, kata-
kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang
memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dikemukakan
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.89

H. Uji Validitas dan Realibilitas


Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik-teknik tersebut :
1. Credibility dan transferability
Credibility dan transferbility atau validitas desain menunjukkan
tingkat kejelasan fenomena hasil penelitian dengan kenyataan. Dalam
penelitian, kualitatif validitas desain menunjukkan sejauhmana tingkat
interprestasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang
sesuai antara partisipan dengan peneliti.90

88
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitbatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 249.
89
Ibid., h. 252.
90
Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2007)
Cet. III, h. 104.
47

Baik peneliti maupun partisipan memiliki kesesuaian dalam


mendeskripsikan dan menggambarkan peristiwa terutama dalam menarik
makna dalam suatu peristiwa. Guna mendapatkan data penelitian yang
kredibel, penulis melakukan cara–cara, sebagai berikut:
a. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjang pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini, peneliti difokuskan pada pengujian terhadap data yang
telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali
kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek
kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.91
b. Triangulasi
Untuk memperoleh keabsahan data penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
yang telah ada.92 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
triangulasi teknik. Menguji keabsahan data dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 93
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Peneliti meneliti tidak hanya
melalui wawancara tetapi peneliti juga meneliti melalui observasi
dan dokumentasi.
2. Confirmability (objektivitas)
Data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun,
dikatagorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman,
kerangka berpikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan
kecenderungan-kecenderungan tertentu. Objektivitas dalam penelitian

91
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 271.
92
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h, 273.
93
Ibid., h, 274.
48

kualitatif berarti jujur, peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar,


ditangkap, dan dirasakan berdasarkan persepsi dan keyakinan dia, tidak
dibuat-buat atau direka-reka.94

94
Pedoman Penulisan skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: UIN
Jakarta, 2015), h. 76.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Karakter Subjek Penelitian
a) Profil Sekolah
Taman Kanak-kanak Tunas Muda I IKKT berdiri sejak tahun
1970. Pada saat itu masih dikelola oleh Korma (Denma) Mabes ABRI,
namun pada tahun 1994 TK Tunas Muda I IKKT dikelola oleh
Yayasan Tunas Muda dan diresmikan oleh Ibu Try Sutrisno. Yayasan
Tunas Muda berdiri sejak 10 November 1986 di Jakarta. Yayasan ini
dirancang dan dibangun oleh Ikatan Kesejahteraan Keluarga Hankam
(IKKH), yang kemudian pada tahun 1999 IKKH berganti menjadi
Ikatan Kesejahteran Keluarga TNI (IKKT).
TK Tunas Muda I terletak di Komplek Hankam TNI, Slipi
Jakarta Barat. Taman Kanak-kanak ini dibentuk oleh keluarga TNI
dikarenakan banyaknya anak balita dari keluarga prajurit dan PNS TNI
yang membutuhkan layanan pendidikan yang memadai. Mereka
memerlukan tempat pendidikan yang baik, dekat dengan tempat
tinggal, dan bisa dijangkau oleh penghasilan para prajurit TNI.
Atas inspirasi keluarga besar ABRI (TNI), maka Mabes
Hankam/ABRI merespon secara positif dengan menyediakan tempat
belajar bagi putra dan putri keluarga besar TNI, dan juga masyarakat
sekelilingnya. Sekolah yang didirikan tersebut sesuai dengan keinginan
warga dan institusi. Kondisi inilah yang membentuk keluarga besar
Hankam/ABRI mendirikan Yayasan Tunas Muda Ikatan Kesejahteraan
Keluarga TNI.
Perkembangan TK tersebut sudah cukup pesat. Hal ini terlihat
dari animo masyarakat yang cukup baik untuk menyekolahkan putra
dan putri mereka di TK ini. Murid di TK ini tidak hanya dari kalangan
keluarga TNI saja, tetapi juga dari kalangan masyarakat umum. Hal ini
49
50

menunjukkan bahwa keberadaaan TK Tunas Muda I IKKT begitu


terbuka dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Taman Kanak-kanak Tunas Muda I IKKT sebelumnya
mengembangkan kurikulum tingkatan satuan pendidikan (KTSP)
namun dua tahun terakhir ini TK tersebut menggabungkan antara
kurikulum tingkatan satuan pendidikan dan kurikulum 2013. Proses
pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan saintifik dan
penilaian otentik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diupayakan
dapat membangun gagasan untuk mengekspresikan kebebasan,
imajinasi, dan kreativitas sehingga dapat mengembangkan nilai agama
dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni
sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak. Perkembangan
anakpun dapat dinilai dalam proses pembelajaran.
Sebagian besar guru di TK Tunas Muda I IKKT memiliki basis
pendidikan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan, yaitu D1
dan S1 PAUD. Rata-rata guru di TK tersebut mempunyai pengalaman
mengajar lebih dari 5 tahun. Jumlah guru dan kepala sekolah sebanyak
11 orang terdiri dari 1 orang D1 PAUD, 9 orang S1 PAUD, 1 orang S1
Kesejahteraan Masyarakat dan 1 orang S1 Ekonomi. Jumlah siswa di
TK Tunas Muda I IKKT sebanyak 106 orang. Sementara rombongan
belajar terdiri dari 3 jenis yaitu Playgroup sebanyak 2 kelas dengan
jumlah siswa 8 orang, TK A sebanyak 3 kelas dengan jumlah kelas
masing-masing siswa 11-12 orang, dan TK B sebanyak 3 kelas yang
masing-masing kelasnya berjumlah 18 sampai 19 orang. Dari jumlah
guru dan siswa tersebut, maka rasio jumlah guru dan muridnya adalah
1:8, seorang guru kurang lebih membimbing 8 siswa (106/12).
51

b) Visi dan Misi TK Tunas Muda I IKKT


1) Visi
TK Tunas Muda I IKKT siap mengantarkan anak didik
menjadi anak yang kreatif, mandiri, demokrasi, berbudi pekerti
luhur serta peduli akan lingkungan.95
2) Misi
Adapun misi sekolah ini adalah: yang pertama, membiasakan
dan menjadikan anak bebas berkreasi; yang kedua, membiasakan
dan menjadikan anak dapat mengurus diri sendiri; yang ketiga,
memberi kebebasan mengemukakan pendapat pada anak; yang
keempat, membiasakan anak berprilaku sopan dan santun;
kemudian yang kelima, membiasakan anak untuk bias mencintai
lingkungan bersih dan sehat.96

c) Data Guru dan Siswa


Tenaga pendidik sekolah ini berjumlah 11 orang, terdiri dari
seorang Kepala Sekolah yang adalah lulusan S1 PGTK, dan 10 orang
guru. Guru yang lulusan D1 PAUD berjumlah dua orang dan lulusan
S1 PAUD berjumlah tujuh orang. Sedangkan, untuk guru dengan
kelulusan non-PGTK berjumlah dua orang. Guru yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 11 orang dan tidak ada guru laki-laki.
Guru yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun berjumlah enam orang,
sedangkan guru yang sudah mengajar 5-10 tahun berjumlah dua orang
dan guru yang mengajar dibawah 5 tahun berjumlah tiga orang.
Selain tenaga pendidik, sekolah ini juga memiliki 5 orang
karyawan. Mereka bertugas sebagai satpam, kebersihan dapur,
kebersihan tanaman, dan kebersihan kelas.
Jumlah siswa TK Tunas Muda I IKKT sebanyak 106 orang yang
terdiri dari laki 64 orang dan perempuan 42 orang. Siswa PG
95
Kurikulum TK Swasta Pembina Kecamatan Tunas Muda I IKKT, (Jakarta: Dokumen 1,
2017), h. 3.
96
Ibid, h. 3.
52

berjumlah 16 orang dengan perbandingan gender, siswa laki-laki 7


orang dan perempuan 9 orang. Siswa TK A berjumlah 34 orang
dengan perbandingan gender, siswa laki-laki 24 orang dan perempuan
10 orang. Siswa TK B berjumlah 55 orang dengan perbandingan
gender, siswa laki-laki 33 orang dan perempuan 22 orang.

d) Keadaan Sarana dan Prasarana


TK Tunas Muda I IKKT memiliki sarana dan prasarana yang
memadai dalam hal ini memiliki ruang kelas atau sentra sebanyak 9
dengan kondisi yang masih fungsionil, sarana bermain yang memadai,
dan alat permainan yang masih berfungsi. Kemudian ada ruang
perpustakaan, ruang ibadah, aula, komputer, printer, ruang TU, ruang
Kepala Sekolah, gudang, toilet, wastafel, dapur, ruang karyawan, dan
ruang guru. Dengan jumlah fasilitas yang lengkap menjadi daya tarik
bagi orangtua karena dalam pembelajaran sarana dan prasarana
merupakan hal terpenting sesuai dengan tabel di bawah ini.
Table 4.1 Prasarana TK Tunas Muda I IKKT
Kondisi
Jenis Baik Rusak Rusak Rusak Jumlah
No
Ringan Sedang Berat Total
1. Ruang 8 - - - 8
sentra
2. Ruang 2 - - - 2
Bermain
3. Ruang 1 - - - 1
gugus
(guru)
4. Ruang TU 1 - - - 1
5. Ruang 1 - - - 1
kepala
sekolah
53

6. Ruang 1 - - - 1
ibadah
7. Jamban 8 - - - 8
8. Washtafel 11 - - - 11
9. Gudang 2 - - - 2
10. Kolam 2 - - - 2
ikan
11. Sarana 34 - - - 34
bermain
12. Komputer 1 - - - 1
Kantor
13 APE
Sentra
 Komput 45 4 - - 45
er dan
Bahasa
Inggris
 Ibadah 28 - - - -
 Bermain 40 - - - 40
Peran
 Musik
dan Olah 60 4 - - 64

Tubuh
 Bahan
Alam 55 - - - 55

 Persiapa
n 47 3 - - 50

 Seni dan
55 - - - 55
Kreativit
as
54

 Balok 600 - - - 600


14 Ruang 1 - - - 1
Perpustak
aan
15 Printer 2 - - - 2
16 Aula - - - - 1

e) Informasi Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan sebanyak 17 orang yang terdiri
dari 8 guru sentra 1 kepala sekolah dan 8 murid Playgroup. Informasi
partisipan penelitian dijabarkan pada bab ini agar pembaca dan penguji
dapat memahami situasi dan hasil penelitian.
Pada penelitian kualitatif hasil dari kesimpulan tidak bisa
disamakan dari penelitian manapun. Oleh karena itu, siapa yang
diwawancarai dan kapan diwawancarai itu sangat penting karena
kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda dari setiap orang yang
diwawancarai walaupun dilakukan dengan waktu yang berbeda dan
mewawancarai orang yang berbeda.
Partisipan KS berjenis kelamin perempuan beliau adalah Kepala
sekolah di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan KP berusia 55 tahun
berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Palmerah. Beliau
berstatus sudah menikah, partisipan KS menjadi seorang guru selama
37 tahun dan menjabat menjadi kepala sekolah di TK Tunas Muda I
IKKT kurang lebih 4 tahun, selain menjabat sebagai kepala sekolah
partisipan juga adalah seorang wali kelas untuk kelas Playgroup 2,
serta status kepegawaiannya sudah bersertifikasi PNS.
Partisipan KBS berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra komputer dan Bahasa Inggris di TK Tunas Muda I IKKT,
partisipan KBS berusia 42 tahun berjenis kelamin perempuan,
bertempat tinggal di Palmerah. Beliau berstatus sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak, partisipan KBS menjadi seorang guru sudah
55

selama 7 tahun dan menjabat menjadi guru sentra komputer dan


Bahasa Inggris di TK Tunas Muda I IKKT kurang lebih 7 tahun, selain
menjabat sebagai guru sentra, partisipan juga adalah seorang wali kelas
untuk kelas B1, serta status kepegawaiannya belum bersertifikasi.
Partisipan IBH berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra ibadah di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan IBH berusia 42
tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Sukabumi
Utara. Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak,
partisipan IBH menjadi seorang guru sudah selama 18 tahun dan
menjabat menjadi guru sentra ibadah di TK Tunas Muda I IKKT
kurang lebih 13 tahun, selain menjabat sebagai guru sentra, partisipan
juga adalah seorang wali kelas untuk kelas A2, serta status
kepegawaiannya sudah bersertifikasi.
Partisipan BP berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra bermain peran di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan BP berusia
35 tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Kebon
Jeruk. Beliau berstatus sudah menikah, partisipan BP menjadi seorang
guru sudah selama 4 tahun dan menjabat menjadi guru sentra bermain
peran di TK Tunas Muda I IKKT kurang lebih 3 tahun, selain
menjabat sebagai guru sentra, partisipan juga adalah seorang wali kelas
untuk kelas Playgroup 1, serta status kepegawaiannya belum
bersertifikasi.
Partisipan MOT berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra musik dan olah tubuh di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan
MOT berusia 37 tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal
di Palmerah. Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 3 orang
anak, partisipan MOT menjadi seorang guru sudah selama 18 tahun
dan menjabat menjadi guru sentra bermain peran di TK Tunas Muda I
IKKT kurang lebih 13 tahun, selain menjabat sebagai guru sentra,
partisipan juga adalah seorang wali kelas untuk kelas A1, serta status
kepegawaiannya sudah bersertifikasi.
56

Partisipan B berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru


sentra balok di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan B berusia 24 tahun
berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Sukabumi Utara.
Beliau berstatus sudah menikah, partisipan B menjadi seorang guru
sudah selama 2 tahun dan menjabat menjadi guru sentra balok di TK
Tunas Muda I IKKT kurang lebih 2 tahun, selain menjabat sebagai
guru sentra, partisipan juga adalah seorang wali kelas untuk kelas A3,
serta status kepegawaiannya belum bersertifikasi.
Partisipan SK berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra seni dan kreativitas di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan SK
berusia 36 tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di
Kedoya. Beliau berstatus sudah belum menikah, partisipan SK menjadi
seorang guru sudah selama 16 tahun dan menjabat menjadi guru sentra
persiapan di TK Tunas Muda I IKKT kurang lebih 6 tahun, selain
menjabat sebagai guru sentra, partisipan juga adalah seorang guru
pendamping kelas untuk kelas Playgroup 2, serta status
kepegawaiannya belum bersertifikasi.
Partisipan P berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra persiapan di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan P berusia 40
tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Kota Bambu.
Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, partisipan
P menjadi seorang guru sudah selama 21 tahun dan menjabat menjadi
guru sentra persiapan di TK Tunas Muda I IKKT kurang lebih 11
tahun, selain menjabat sebagai guru sentra, partisipan juga adalah
seorang wali kelas untuk kelas B2, serta status kepegawaiannya belum
bersertifikasi.
Partisipan BA berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra bahan alam di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan BA berusia
40 tahun berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Sukabumi
Utara. Beliau berstatus sudah menikah dan memiliki 2 orang anak,
partisipan P menjadi seorang guru sudah selama 13 tahun dan
57

menjabat menjadi guru sentra bahan alam di TK Tunas Muda I IKKT


kurang lebih 13 tahun, selain menjabat sebagai guru sentra, partisipan
juga adalah seorang wali kelas untuk kelas B3, serta status
kepegawaiannya sudah bersertifikasi.

2. Kurikulum TK Tunas Muda I IKKT


Kurikulum yang di gunakan di TK Tunas Muda I IKKT pada
dasarnya masih mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang di mana proses pembelajarannya dominan terhadap aspek
kognitif. Namun 2 tahun belakangan ini TK Tunas Muda I IKKT sedang
mempelajari kurikulum 2013 karena, masih banyaknya guru-guru yang
belum memahami kurikulum 2013. Sehingga kepala sekolah dan para guru
memutuskan untuk memakai KTSP dengan digabungkan kurikulum 2013.
Supaya TK tersebut tidak tertinggal dengan sistem pendidikan di
Indonesia akhirnya digabungkan KTSP dengan kurikulum 2013. Guru
sentra sangat antusias terhadap indikator-indikator yang ada karena sesuai
dengan kebutuhan anak dan lebih memudahkan guru dalam mengajarkan .
Kurikulum 2013 pembelajarannya menekankan untuk berpusat pada anak.
Pada saat ini anak-anak tidak merasa terbebani dalam kegiatan
pembelajaran. Anak-anak sangat tertarik dengan pembelajaran yang
diberikan karena pembelajaran dikaitkan dengan permainan-permainan
yang ada disentra yang tentunya tidak membuat anak bosan karena setiap
sentra permainan yang diberikan berbeda-beda hal itu membuat anak
tertarik untuk belajar. Selanjutnya, KTSP digunakan hanya untuk sistem
penilaian saja melihat rumitnya cara penilaian kurikulum 2013 membuat
guru merasa kesulitan dan membutukan waktu lama untuk memahami,
dengan ini kepala sekolah dan guru memutuskan untuk memakai penilaian
dari KTSP untuk mempermudah.
58

3. Paparan Data Hasil Penelitian


Pada bagian ini peneliti akan memaparkan jawaban partisipan pada
saat diwawancarai dan catatan hasil pengamatan serta dokumentasi yang
didapat dari observasi. Pada wawancara terdapat 21 pertanyaan yang
diajukan untuk semua partisipan, yang terdiri 3 pertanyaan identitas dan 18
pertanyaan ekplorasi. Hasil wawancara lalu peneliti buatkan transkip,
kemudian transkip tersebut peneliti olah dengan cara mereduksi data,
menyajikan data, dan menyimpulkan data. Data yang direduksi adalah
informasi yang tidak berhubungan dengan penelitian. Data yang disajikan
dibuat dalam bentuk-bentuk poin, berdasarkan pertanyaan wawancara.
Baru setelah itu peneliti dapat menyimpulkan secara deskriptif dan juga
peneliti ini menjawab pertanyaan penelitian, dan bagaimana data tersebut
menjawab penelitian ini.
Pada kegiatan pembelajaran yang menarik dan kreatif diberikan guru
membuat anak merasa antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut di
sekolah. Padahal sebelumnya anak-anak diawal pembelajaran peneliti
dalam observasi melihat banyaknya anak-anak yang menangis, takut, serta
selalu digendong orangtuannya untuk ke sekolah. Setelah guru
memberikan berbagai macam strategi anak-anak perlahan-lahan mulai
terbiasa di tinggalkan orangtua, tidak menangis saat belajar, takut dalam
bermain bersama, dan mengalami kebingungan dalam memilih kegiatan.
Dengan adanya proses sedikit demi sedikit yang guru terapkan saat ini
peneliti melihat adanya perbedaan yaitu, ketika guru datang menemui
anak-anak, anak-anak langsung antusias untuk memeluk guru tersebut
dengan wajah yang ceria dan senang. Sebelumnya anak-anak sering sekali
menangis dalam hal kegiatan seperti: saat mau melepaskan sepatu,
mengerjakan tugas, makan bersama, dan bermain. Hal ini diperkuat
dengan adanya wawancara yang dilakukan peneliti kepada partisipan.
Pernyataan diungkapkan oleh B:
Waktu awal masuk anak (ehem ehem) anak belum mampu untuk merapihkan
tasnya ke dalam loker, kalo disentra saya belum mampu merapihkan alas balok,
59
60

kegiatan sendiri; b) Peran guru dalam melatih kemandirian anak dengan


memperlihatkan contoh yang konkrit agar anak dapat meniru dan
mempraktikan secara langsung; c) Peran guru dalam melatih kemandirian
dengan melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah; d)
Peran guru dalam melatih kemandirian dengan memberikan kebebasan dan
kepercayaan dalam memilih kegiatan agar anak dapat memutuskan
pilihannya sendiri; e) Peran guru dalam melatih kemandirian dengan
memotivasi anak agar anak dapat terbiasa melakukannya sendiri.
a) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Membimbing, Mengarahkan dan Memberi Pengertian kepada
Anak untuk Melakukan Kegiatan Sendiri
Di dalam pelaksanaannya, TK Tunas Muda I IKKT,
mempraktikkan peran guru dalam melatih kemandirian anak dengan
membimbing, mengarahkan dan memberi pengertian kepada anak
untuk melakukan kegiatan sendiri memiliki maksud dan tujuan agar
anak terbiasa melakukan kegiatan secara mandiri.
Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti berdasarkan
wawancara yang dilakukan oleh guru IKKT sebagaimana yang
dikemukakan oleh KBS, SK, MOT dan B sebagai berikut:
Cara guru membimbing anak dalam melatih kemandiriannya;
seperti yang diungkapkan oleh KBS sebagai berikut:

Yaa (euhm...) dengan saya mengarahkan terlebih dahulu, dengan cara


memberikan stimulus kemandirian kepada anak setiap hari dengan
mengajarkan anak setiap hari anak akan terbiasa dengan begitu anak
akan mandiri dengan sendirinya. (Euh…) kami mencoba untuk tidak
melakukan kemandirian dengan terpaksa sama anak tapi dengan
pembiasaan. [KBS/CW 1]

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh SK sebagai


berikut
paling saya arahkan dulu biasanya sebelum mulai kegiatan biar nantinya
anak bisa ngerjain sendiri jadi anakkan gak perlu minta bantuan guru kalau
sudah tahu cara ngerjainnya (mmmmm sambil memegang bibir) paling yang
belum mandiri aja dibimbing dan diarahkan berkali-kali biar bisa
mengerjakan sendiri. [SK/CW 7]
61

Kemudian hal serupa diungkapkan juga oleh MOT sebagai


berikut:
Saya biasakan untuk mengarahkan anak terlebih dahulu lalu anak di
bimbing satu-satu saat kegiatan pembelajaran mau di luar atau di dalam
saya samakan biar anak mengerti dengan kegiatan yang di lakukan jadi
anak tidak dikit-dikit manggil bu guru atau mamanya. [MOT/CW 8]

Guru B juga menambahkan keterangannya dengan


mengatakan:
Cara mendukung dalam kemandirian dengan memberi arahan, kan anak
playgroup masih belum bisa akan perintah dengan kompleks jadi harus
pelan-pelan. Jadi, setiap hari tuh harus ada proses setiap harinya jadi anak
akan mengerti (ehm…). [B/CW 4]

Dalam melatih kemandirian anak dengan cara membimbing,


guru menjelaskan langkah-langkah dalam permainan panda,
permainan tersebut terbagi menjadi beberapa permainan dimulai dari
bermain dengan simbol lagu, bermain dengan teliti, mencocokan
bentuk, dan kecepatan gerak. Guru menekankan kepada anak-anak
bahwa permainan ini hanya menggunakan gerakkan mouse saja,
setelah itu guru meminta anak untuk duduk tertib dan menjawab
pertanyaan guru untuk menyebutkan gambar bentuk yang ditunjuk”.
[KBS/CL 1]
Kemudian penjelasan di atas dikuatkan dengan catatan hasil
pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pada saatguru memberikan bimbingan dalam melatih anak
menggunakan komputer. Pada gambar ini, seorang guru memberikan
arahan. Tangan anak diarahkan untuk menggunakan mouse dalam
permainan komputer. Gambar 4.2
62

Gambar 4.2. Partisipan KBS Membimbing Anak


Bermain Komputer

Selanjutnya, guru mengarahkan anak dalam melatih


kemandiriannya seperti pernyataan BP sebagai berikut:
Kita biasa dengan membuat anak nyaman dulu, membuat anak senang
kemudian baru membimbing dan mengarahkan anak dengan memberi
pembelajaran melalui bermain, kemudian bercerita. [BP/CW 2]

Hal serupa diungkapkan juga oleh BA sebagai berikut:


Kalau saya sih, (ehem.. ehem…) karena di sentra bahan alam ya jadi
kegiatan disini saya bimbing dan arahkan dulu karna kan anak usia segitu
tidak bisa kalau langsung dikasih perintah belum lagi kalo ada anak yang
masih menangis paling saya kasih pengertian pelan-pelan sama mereka biar
mengerti kalau di sekolah banyak kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan sendiri. [BA/CW 6)

Penjelasan di atas dipertegas kembali keterangannya oleh KS


sebagai berikut:
Guru berperan mengarahkan dan memaksimalkan agar dapat tercapai proses
pembelajaran melalui permainan, nyanyian, bercerita. Nah dari kegiatan itu
guru anak nyaman, menanamkan kebiasaan baik dan memberikan
pengertian yang positif biar anak mau belajar di sekolah tanpa didamping.
[KS/CW 9]

Setelah bel waktu anak-anak istirahat berbunyi, guru


menyanyikan lagu sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan
membaca doa sebelum makan. Guru meminta anak untuk duduk rapi
dan menanyakan satu-persatu kepada anak terkait pembelajaran apa
saja yang dilakukan hari ini. Bagi anak yang bisa menjawab
diperbolehkan mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah menjawab
semuanya, anak-anak keluar mengambil sabun cuci tangan,
kemudian mereka mencuci tangan satu persatu dan mengantri dengan
sabar. [P/CL 3]
Kemudian penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu dengan
guru memberikan arahan mencuci tangan kepada anak-anak. Gambar
4.3
63

Gambar 4.3. Partisipan BP Mengarahan


Cara Mencuci Tangan

Selanjutnya, guru menjelaskan kegiatan bermain peran hari


ini adalah bertema hotel, di hotel ada kamar tidur, kamar mandi,
ruang makan, ada restoran, kolam renang, dan tempat bermain.
Anak-anak diarahkan sebelum bermain untuk memilih permainan
yang disukainya dengan tertib. Dari kegiatan-kegiatan tersebut,
anak dilatih sosial-emosionalnya untuk mengambil keputusan
dalam memilih permainan yang ingin dilakukan dan
bertanggungjawab atas permainan yang dipilihnya. [BP/CL 2]
Kemudian penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
mengarahkan anak-anak untuk memilih kegiatan bermainnya
masing-masing. Gambar 4.4

Gambar 4.4. Partisipan BP Melakukan Pengarahan


Sebelum Bermain Peran

Guru BP memberikan pembelajaran sosial emosional melalui


bermain peran, dengan bermain peran tersebut anak-anak di arahkan
64

untuk dapat memilih kegiatan peran yang disukai, tidak hanya


memilih dengan bebas. Anak-anakpun diajarkan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga untuk berani mengeluarkan
emosinya. [BP/CL 2]

b) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan


Memperlihatkan Contoh yang Konkrit agar Anak dapat Meniru
dan Mempraktikan Secara Langsung
Guru merupakan suri tauladan di sekolah, sehingga semua
perilaku yang dilakukan oleh guru adalah contoh bagi anak didik.
Dalam proses pembelajaran, anak akan lebih mudah menerima
materi pembelajaran apabila guru memberikan contoh secara
langsung. Begitupun dalam melatih kemandirian anak, dapat
dilakukan dengan memberikan contoh yang konkrit.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti melihat TK Tunas
Muda I IKKT sudah memberikan contoh-contoh yang konkrit dan
pembiasaan-pembiasaan kemandirian anak seperti: mengucapkan
salam, mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya. Adapun
contoh lainnya yang ditemukan dalam penelitian lapangan didapat
dari hasil wawancara yang diungkapkan oleh KBS sebagai berikut:
Kalau saya sih ya….. meminta anak untuk mencoba dalam segala sesuatu,
saya sih paling memberikan contoh dulu dengan praktek langsung kemudian
saya hanya membantu sesekali saja setelah itu saya meminta anak
mengerjakan sendiri. [KBS/CW 1]

Contoh konkrit lainnya juga diungkapkan oleh BP sebagai


berikut:
Pertama saya membiasakan untuk memberikan pengajaran secara langsung,
kemudian meminta anak untuk meniru karena mereka harus praktek langsug
seperti saat memakai sepatu mereka harus pegang sepatunya. [BP/CW 2]

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh IBH sebagai berikut:


Pertama saya perlihatkan semuanya dulu cara mengerjakan kegiatan yang
ada setelah itu, anaknya yang melakukan sampai semampunya kalau sekira-
kira anak itu sudah tidak bisa dan kitakan sambil memperhatikan mereka
jadi tau anak bisa atau tidak,pas melihat anak tidak bisa baru kita kasih
65

bantuan yang penting anak sudah melakukannya sendiri dan sudah berusah.
[IBH/CW 5]

Pernyataan di atas ditambahkan oleh BA sebagai berikut:


Selanjutnya, saya sih menekankan anak untuk meniru apa yang saya
contohkan (hmmmm...) malah ya ada anak melakukan kegiatan tidak sesuai
dengan saya contohkan tapi bagi saya yang penting anak mengikuti kegiatan
(hmmm…sambil memegang dagu) saya sih tidak paksakan anak untuk
melakukan dengan sesuai yang penting anak mau mengerjakannya sendiri
dan terlebih merekakan sudah saya jelaskan dalam kegiatan sebelum belajar
dengan memberikan contoh yang konkrit biar anak gampang prateknya.
[BA/CW 6]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran,
yaitu dengan guru memberikan contoh mencuci gelas kepada anak.
Gambar 4.5

Gambar 4.5. Partisipan BA Memberi Contoh


Cara Mencuci Gelas

Sesuai perannya memberi contoh langsung kepada anak, guru


mencontohkan kegiatan mencuci gelas. Guru mengamati anak-anak
yang mengerjakan, kemudian guru memberikan contoh cara mencuci
piring dan menuang air ke dalam derigen. [BA/CL 8]
Contoh konkrit lainnya diungkapkan oleh SK sebagai berikut:
Biasanya anak-anak banyak yang tidak mengerti dengan diberi ucapan saja
jadi saya berikan contoh ke anak (hmmm sambil menggaruk kepala) saya
langsung ajak anak ke tempat kegiatan yang akan dilakukan dan saya kasih
contoh langsung kaya menggunting, ya anak-anak saya kasih satu-satu
gunting dan saya ajarkan cara mengguntingnya, nanti anak kalau sudah tau
bakal bisa menggunting sendiri gaperlu saya arahin lagi. [SK/CW 7]
66

Guru menjelaskan cara melepaskan sepatu dengan


memperlihatkan kepada anak-anak dan mengingatkan mereka untuk
merapihkan sepatu tersebut ke dalam loker [P/CL 3]
Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan
lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan guru memberikan contoh melepaskan sepatu kepada anak-
anak. Gambar 4.6

Gambar 4.6. Partisipan BP Memberikan Contoh


Cara Melepaskan Sepatu

Guru P memberikan pembelajaran pembiasaan kepada anak-


anak untuk terbiasa melepaskan sepatu mereka sendiri tanpa dibantu
guru ataupun oranglain. Anak-anakpun tidak hanya dibiasakan untuk
melepaskan sepatu tetapi diajarkan pula untuk kerapihan dirinya
dalam meletakkan sepatunya ke dalam loker. [P/CL3

Kemudian pernyataan ini dipertegas oleh KS sebagai berikut:


Metode yang diajarkan biasanya melalui pembiasaan dan latihan melakukan
sehari-hari (learning by doing) belajar dan melakukan, sebelum melakukan
anak di ajarkan gurunya dulu dan guru harus kasih contoh ke anak dengan
nyata misalnya guru ngajarin anak buka dan pakai sepatu ya guru harus
memperlihatkan didepan anak cara lepas sepatu dan cara pakainya secara
berulang setiap hari nanti anak akan terbiasa dan meniru dengan sendirinya.
[KS/CW 9]

Guru memberikan langkah-langkah dalam menggosok gigi,


kemudian guru meminta anak untuk mengikuti langkah-langkah
tersebut. Anak-anak dengan semangat langsung keluar untuk
menggosok gigi, ibu guru mendampingi dan memberikan contoh
cara menggosok gigi dengan baik di luar. [P/CL 10]
67

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan mengajak anak untuk menggosok gigi. Gambar 4.7

Gambar 4.7. Partisipan BP Memberi Contoh Menggosok Gigi

Guru mengajak anak-anak untuk melaksanakan sholat dhuha


bersama. Sebelum sholat, guru memakaikan mukena kepada anak-
anak setelah itu guru mencontohkan bacaan dan gerakan sholat.
[IBH/CL 12]
Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan
lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
mengajak anak-anak untuk melaksanakan sholat dhuha bersama.
Gambar 4.8

Gambar 4.8. Partisipan IBH Memberi Contoh


Langkah-Langkah Sholat

Dalam kegiatan sholat anak diajarkan untuk membedakan


pakaian yang digunakan bagi seorang muslim perempuan dan laki-
laki dalam beribadah. Guru memberikan kesempatan kepada anak
68

untuk memakai mukenanya sendiri. Setelah itu anak-anak diajarkan


untuk mengikuti gerakkan dalam sholat, guru memberikan contoh
gerakkan dan bacaan doa dalam beribadah kepada Allah.
[IBH/CL12]

c) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian dengan Melibatkan


Anak dalam Kegiatan Praktis Sehari-Hari di Sekolah

Selain dengan memberikan contoh yang konkrit pada anak,


peran guru dalam melatih kemandirian anak dapat dilakukan dengan
melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah,
dengan memberikan kesempatan kepada anak unuk melakukan
kegiatan secara sendiri sehingga proses pembelajaran berpusat pada
anak.
Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti berdasarkan
wawancara yang dilakukan oleh guru IKKT sebagaimana yang
dikemukakan oleh P sebagai berikut:
Di sini kan TKnya pakai sentra jadi semua kegiatan anak harus terlibat agar
anak bisa berkembang kalau disini pembelajaran berpusat sama anak guru
cuman jadi fasilitator jadi kalau ada kegiatan belajar ya anak mau kalau
tidak mau harus dibujuk bagaimanapun caranya misalnya nih ditiap sentra
kana da kegiatan ya guru kmembiasakan anak mengerjakan kegiatannya
sendiri terus juga guru membiasakan anak untuk bisa melepas dan memakai
sepatu sendiri paling kalau sudah benar-benar tidak bisa baru saya bantu.
[P/CW 3]

Pernyataan tersebut diungkapkan juga oleh IBH:


Pertama saya perlihatkan semuanya dulu cara mengerjakan kegiatan yang
ada setelah itu, anaknya yang melakukan sampai semampunya kalau sekira-
kira anak itu sudah tidak bisa dan kitakan sambil memperhatikan mereka
jadi tau anak bisa atau tidak, pas melihat anak tidak bisa baru kita kasih
bantuan yang penting anak sudah melakukannya sendiri dan sudah
berusaha”. [IBH/CW 5]

Hal ini ditambahkan kembali oleh MOT:


Kalau saya biasanya suka meminta anak sebelum pindah bermainnya
meminta anak untuk bertanggung jawab dulu merapihkan alat-alat yang ada
sebelum merapihkan saya tidak izinkan anak untuk bermain di tempat lain.
[MOT/CW 8]
69

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan guru melibatkan anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Gambar 4.9

Gambar 4.9. Partisipan IBH Melakukan Kegiatan


Menempel Awan Hujan
Setelah sholat kemudian guru meminta anak untuk merapihkan
mukena ke tempatnya, setelah merapihkan guru memberi
kesempatan kepada anak-anak untuk memilih kegiatan yang anak
dimainkan. [IBH/CL 12]
Pernyataan selanjutnya diungkapkan oleh BP:
Di sekolahkan ada program makan bersama dengan menu sehat yang sudah
ditentukan sekolah jadi anak diajarkan setiap hari makan bersama. Nah
untuk saat ini kan anak belum bisa menyiapkan makanan sendiri ya paling
tidak saya meminta anak untuk mengambil piring dan sendoknya sendiri
dan makan sendiri tidak disuapi agar anak terbiasa mengurus dirinya sendiri
di sekolah. [BP/CW 2]

Hal serupa diungkapkan kembali oleh KBS:


Kalau kita ada hubungannya dengan UKS jadi pendidikan kemandirian anak
dari bagaimana guru mengajarkan mencuci tangan kepada anak dan
bagaimana anak menerapkan cara cuci tangan yang baik dari mulai sabar
mengantri menunggu giliran dan mencuci tangan dengan benar sendiri.
[KBS/CW 1]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi yang


dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu dengan guru
melibatkan anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Gambar 4.10
70

Gambar 4.10. Partisipan Playgroup Diberikan Kesempatan


untuk Menyiapkan Makanan dan Makan Bersama

Guru membantu untuk membiasakan diri menyiapkan makanan


sendiri guru memberikan contoh untuk mengambil nasi secukupnya
saja. Setelah itu satu persatu mengambil nasi sendiri dan makan
bersama. [P/CL 10]
Pernyataan selanjutnya diungkapkan oleh BA:
Saya biasanya menarik perhatian anak terlebih dahulu dengan
mengkomunikasikan pake bahasa yang lebay niatnya sih mau bikin anak tuh
jadi tertarik dengan alat permainan edukatif (APE) yang sudah saya
sediakan. Kalau anak sudah tertarik akan mudah saya melibatkan anak-anak
untuk belajar. [BA/CW 6]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi yang


dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu dengan guru
melibatkan anak bermain. Gambar 4.11

Gambar 4.11. Partisipan BA Melakukan Kegiatan


Bermain Meremas Sagu
71

Guru memberi kesempatan kepada anak untuk terlibat langsung


dalam bermain, beberapa anak merasa tidak nyaman dengan bermain
sagu, kemudian guru membujuk anak untuk mengikuti semua
kegiatan. [BA/CL 9]

d) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian dengan Memberikan


Kebebasan dan Kepercayaan dalam Memilih Kegiatan agar
Anak dapat Memutuskan Pilihannya Sendiri
Peran guru dalam melatih kemandirian dengan memberikan
kebebasan dan kepercayaan dalam memilih kegiatan agar anak dapat
memutuskan pilihannya sendiri. Tujuan pengembangan kemandirian
dilakukan untuk membuat seseorang mampu memilih jalan hidupnya
untuk berkembang.97 Dalam hal ini, anakdilatih dan dibiasakan untuk
mandiri sejak dini agar kedepannya anak menjadi lebih mudah untuk
mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Kemandirian membuat anak
lebih percaya diri dengan keputusan yang telah dipilih. Anak yang
mandiri akan lebih mudah berbaur dengan masyarakat sekitar dan
diterima dalam lingkungan masyarakat. Peran guru dalam melatih
kemandirian dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan dalam
memilih kegiatan bertujuan agar anak dapat memutuskan pilihannya
sendiri.98 Hal ini dijabarkan dalam beberapa kutipan hasil wawancara
yaitu sebagai berikut:
Pernyataan diungkapkan oleh KBS:
Kalau saya sih ya…. meminta anak untuk mencoba dulu dalam segala
sesuatu, saya sih memberikan contoh sebelum belajar cara bermain
komputer biasanya saya contohkan semua permainan yang ada di komputer
lalu setelah selesai saya membebaskan anak untuk memilih dari mulai
memilih tempat komputer sampai permainnanya saya bebaskan. Saya
biarkan anak juga menentukan sendiri, malah awal-awal masuk banyak anak
yang tidak mau main komputer maunya main puzzle ya sudah saya biarkan
saja dengan pilihannya paling sesekali dibujuk aja untuk bermain komputer.
[KBS/CW 1]

97
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 Juli
2018 pada pukul 09.30 WIB
98
ibid
72

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran,
yaitu dengan guru membebaskan anak memilih komputer. Gambar
4.12

Gambar 4.12. Partisipan KBS Anak Dibebaskan


Memilih Komputer

Guru memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih


komputer yang akan dimainkan. [KBS/CL 1]
Pernyataan diungkapkan juga oleh BP:
Kalo pembelajaran kita beri tahu dulu informasi cara-cara mainnya setelah
itu kita memberikan kesempatan anak bermain bebas, saya biasanya
membebaskan anak untuk menentukan pilihannya kalau sedang bermain
peran. Saya tidak pernah menentukan siapa yang berperan saya hanya
menginfokan bagian-bagian dari perannya saja dan nanti anak sendiri yang
menentukan mau berperan sebagi apa dan saya hanya mengamati saja anak
bermain. [BP/CW 2]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan guru menginformasikan anak sebelum bermain. Gambar 4.12

Gambar 4.12. Patisipan BP Melakukan Pemberian Informasi


Sebelum Bermain Peran
73

Setelah itu, guru mengajak anak-anak untuk kegiatan


selanjutnya. Guru menjelaskan kegiatan hari ini adalah bertema
pekerjaan,dimanaanak-anak diperbolehkan untuk menjadi peternak
ayam, sapi, petani, dan koki di restoran. [BP/CL 13]
Hal serupa diungkapkan juga oleh P:
Saya sih memberi kebebasan dan memberi kesempatan sama anak untuk
mencoba sesuatu apa saja yang dilihat dengan begitu kan anak nanti mau
belajar sesuai yang disenanginya yang penting saya sudah menyiapkan yang
dibutuhkan anak untuk belajar jadi anak yaa… belajar tidak dipaksa. [P/CW
3]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi yang


dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu dengan guru
membebaskan anak bermain. Gambar 4.13

Gambar 4.13. Partisipan B Sedang Melakukan


Pemilihan Permainan yang Disukai

Hari ini bu guru ingin mengajak teman-teman bermain di sentra


bahan alam. Disini bu guru sudah menyiapkan kegiatan untuk anak-
anak ada mencocokan, menggunting, mengulek daun, bermain lilin,
dan ada beberapa permainan lagi yang ada di luar yaitu, menyiram
bunga, mencuci kaos kaki dan menjemur, yang terakhir meremas
dari sagu. Bu guru berkata “siap untuk bermain teman-teman?”
Anak-anak menjawab dengan semangat “siap bu guru”.
Pernyataan ditambahkan kembali oleh B:

Kalau lagi main balok saya cuman kenali nama-nama balok selebihnya anak
yang memilih mau membangun apa saya sih dibebaskan anak mau bangun
rumah saya perbolehkan, hotel atau lainnya saya tidak pernah arahkan anak
74

untuk membuat sesuai tema pembelajaran. Saya biarkan anak berkreatif


mungkin karna setiap anak mempunyai ide yang berbeda. [B/CW 4]

Hal serupa diungkapkan oleh BA:


Kalau disentra saya anak-anak kegiatannya suka banyak lebih dari empat
terkadang jadi ya saya biarkan. Anakkan jadi senang menjalankan semua
kegiatannya kalau dibebaskan memilih dan mereka selalu saya tekankan
untuk bertanggung jawab dengan pilihannya agar terbiasa menyelesaikan
kegiatan engga pakai setengah-setengah biar tuntas juga perkembangannya
emosionalnya. [BA/CW 6]

Pernyataan ini diungkapkan juga oleh MOT:


Saya kasih mereka kebebasan karna anak-anak suka gak mau kalau saya
arahin jadi ya saya bebas deh mereka mau milih yang mana saja dalam
bermain yang penting anak mau melakukan sendiri terlebih lagi kalau anak
di bebaskan anak akan senang dan akan lebih bertanggung jawab dengan
pilihan yang dia tentukan. [MOT/CW 8]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan guru membebaskan anak membangun balok. Gambar 4.14

Gambar 4.14. Partisipan B Melakukan Kegiatan


Membangun Sesuai Imajinasinya

Setelah menjelaskan bentuk balok, guru meminta anak untuk


mengambil balok dua-dua saja setelah itu guru membebaskan anak
untuk membangun sesuai imajinasi masing-masing anak. [B/CL 5]
75

e) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian dengan Memotivasi


Anak agar Anak dapat Terbiasa Melakukannya Sendiri
Seorang guru harus mampu menumbuhkan dan merangsang
semua potensi yang terdapat pada siswanya, serta mengarahkan agar
mereka dapat memanfaatkan potensi tersebut secara tepat untuk
membentuk kemandirian pada anak. Peran guru dalam melatih
kemandirian dengan memotivasi anak yaitu agar anak dapat terbiasa
melakukannya sendiri.
Pernyataan diungkapkan oleh BP:
Dengan memberikan apresiasi kepada anak yang mau mencoba, biasanya
saya memotivasi dengan memberikan tepukan atau pujian sama mereka.
[BP/CW 2]

Hal serupa diungkapkan oleh IBH:


(Ehmm...)paling kita kasih semangat aja dengan bilang “kamu bisa coba
kamu lakukan sendiri” terus saya tanamkan kepercayaan dirinya dengan
memuji mereka. [IBH/CW 5]

Pernyataan ini diungkapkan juga oleh SK:


Saya selalu memberikan motivasi sama anak pas mau ngerjain saya kasih
pujian sama mereka (hmmm…) saya juga tanamkan kepercayaan dirinya
biar mau melakukan sendiri. Biasanya juga saya kasih tos sama meraka kalo
sudah selesai duluan ngerjainnya dan saya perbolehkan meraka untuk
bermain yang ada di sentra saya sambil menunggu temannya selesai.
[SK/CW 7]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi dan catatan


lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu
dengan guru memotivasi anak untuk merapihkan mainan yang sudah
digunakan. Gambar 4.15

Gambar 4.15. Partisipan BP Memberikan Motivasi


76

kepada Anak untuk Merapihkan Mainan

Sambil menunggu teman-teman selesai makan guru


mengizinkan anak untuk bermain, setelah selesai makan guru
meminta anak untuk merapihkan dan beberapa anak ada yang tidak
ingin merapihkan kemudian guru membujuk anak tersebut dengan
memuji. [BA/CL 8]
Pernyataan ditambahkan kembali oleh P:
Kalau untuk anak yang dari awal sudah mandiri itu saya kasih reward
dengan tepuk tangan atau ga dikasih bintang biar anak semakin mandiri tapi
untuk anak yang belum mandiri saya kasih motivasi dia biar mandiri dengan
kasih pujian kadang bolehlah sekali-kali dikasih hadiah berupa mainan kecil
yang bisa dibawa pulang jadi anak bisa bangga dengan usahanya jadi pas
besok sekolah lagi anak bisa lebih semangat. [P/CW 3]

Hal serupa diungkapkan oleh B:


Iya, saya suka memberi reward sama anak karna kalo anak sering dikasih
reward anak akan termotivasi buat lebih baik (ehmmmm…) yang tadinya
gak mau merapihkan balok jadi mau anak-anak sangat senang soalnya kalo
dikasih reward apalagi dikasih bintang anak pasti langsung berlomba-lomba
rapihin balok-baloknya. [B/CW 4]

Kemudian BA menambahkan:
Biasanya anak PG kan suka ga mood belajar karna paginya abis nangis
karna di tinggal mama atau mbanya terlebih mereka biasa dimanjakan jadi
sering kali tidak mau mengerjakan sendiri maunya selalu dibantu saya jadi
saya sering puji-puji biar termotivasi jadi mereka semangat dan
mengerjakan sendiri. [BA/CW 6]

Hal serupa diungkapkan juga oleh MOT:


Saya membiasakan memberikan anak motivasi dulu sebelum belajar, biasa
dengan tepukan atau pujian biar anak semangat belajar. Apalagi anak PG
banyak banget yang masih manja tidak mau melakukan sendiri jadi biar dia
mau melakukan kegiatannya sendiri yaa saya sering-sering kasih pujian
terus. [MOT/CW 8]

Penjelasan di atas dikuatkan dengan dokumentasi yang


dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, yaitu dengan guru
memberi reward dengan tos, yaitu mengadu telapak tangan dengan
kecepatan yang sama dengan orang lain. Gambar 4.16
77

Gambar 4.16. Partisipan BP sedang Memberikan


Reward dengan Tos

Ketika anak belajar dan anak tersebut mampu mengerjakan


sendiri guru langsung memberikan reward kepada anak dengan
mengajak tos kepada anak. [IBH/CL 12]

B. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi di atas serta berdasarkan hasil observasi dan
wawancara peneliti terhadap proses pembelajaran di TK Tunas Muda I IKKT
Palmerah, Jakarta Barat. Dapat peneliti ungkapkan bahwa peran guru juga
sangat diperlukan dalam upaya melatih kemandirian anak. Guru berperan
sebagai pembimbing dalam melatih kemandirian anak, yaitu membimbing
anak ketika belum mampu melakukan kegiatan sendiri atau memerlukan
bantuan, menjelaskan dan memberikan arahan dengan memberikan contoh
terlebih dahulu, memberikan pengertian kepada anak ketika tidak ingin
mengerjakan tugas dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba.
Dalam penelitian ini peran yang dilakukan guru untuk melatih
kemandirian anak yang diperoleh melalui observasi dan wawancara bahwa
guru sudah memberikan bimbingan, arahan dan pengertian kepada anak sudah
baik. Guru membimbing anak dengan kegiatan seperti: a) Kegiatan awal
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru membimbing anak-anak
untuk membaca doa bersama di aula dalam bentuk lingkaran agar anak
terbiasa untuk ikut berdoa. Kemudian setelah membaca doa guru memberikan
arahan kepada anak-anak untuk masuk ke dalam sentra dengan baik. b) Pada
saat pembelajaran guru memberikan penjelasan dan contoh terlebih dahulu
78

sebelum anak mengerjakan agar anak mengerti akan tugas yang dikerjakan. c)
Pada saat di luar kegiatan guru membimbing anak dengan mengawasi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan oleh
anak. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
kegiatan sendiri.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Martinis Yamin dan Jamilah
Sabri Sanan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini adalah guru
sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran di sekolah harus mampu
melaksanakan pembelajaran tentang kemandirian pada anak didiknya yang
diharapkan dapat melatih dan membiasakan anak berperilaku mandiri dalam
setiap aktivitasnya”.99
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru sebagai pendidik harus
mengajarkan dan mampu menerapkan kemandirian pada anak didiknya agar
anak dapat terbiasa berperilaku mandiri dalam setiap aktivitasnya. 100 Adapun
cara agar tercapainya hal tersebut, guru harus menguasai strategi dan metode
pembelajaran yang variatif, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
mengintegrasikan pembelajaran kemandirian dengan aktivitas belajar anak,
dan harus memperlihatkan contoh yang konkrit dalam proses pembelajaran.101
Guru sebagai pembimbing yang dapat dilakukan di TK Tunas Muda IKKT
pada anak 3-4 tahun adalah memberikan penjelasan atau memberikan contoh
kepada anak, mengawasi, memberi pengertian, membimbing agar anak
terbiasa melakukan kegiatan sendiri.
Hal ini juga dinyatakan oleh Sujiono bahwa peran guru ada fungsi
sebagai pembimbing bagi anak usia dini adalah: 1) Fungsi pemahaman usaha
bimbingan yang menghasilkan pemahaman pada anak, 2) Fungsi pencegahan,
yaitu bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak dari berbagai
permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan

99
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.79.
100
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.79.
101
Ibid., h. 79.
79

kesulitan-kesulitan dalam proses pengembangannya, 3) Fungsi perbaikan,


yaitu bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai permasalahan
yang dialami oleh anak didik, dan 4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
yaitu bimbingan yang menghasilkan terpeliharannya dan berkembangnya
berbagai potensi dan kondisi positif anak dalam perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan.102
Guru merupakan suri tauladan di sekolah, sehingga semua perilaku yang
dilakukan oleh guru adalah contoh bagi anak didik. Dalam proses
pembelajaran, anak akan lebih mudah menerima materi pembelajaran apabila
guru memberikan contoh secara langsung. Begitupun dalam melatih
kemandirian anak, dapat dilakukan dengan memberikan contoh yang konkrit.
Anak usia dini merupakan peniru terbaik. Hanya dengan melihat semua
aktivitas dan perbuatan di sekelilingnya baik orangtua, guru, teman bahkan
orang lain. Anak akan selalu memantau yang nantinya akan dijadikan model
atau contoh untuk dirinya. Bahkan, semua perilaku yang baik atau buruk akan
dengan mudah ditiru olehnya. Maka dalam hal ini guru sebaiknya memberikan
contoh-contoh yang baik atau memberikan perbuatan-perbuatan yang
teladanan. Sebagaimana dalam kegiatan pembelajaran yang di ajarkan di TK
Tunas Muda I IKKT pada anak 3-4 tahun guru memberikan contoh yaitu: 1)
Ketika kegiatan memakai dan melepaskan sepatu dalam kegiatan tersebut anak
diajarkan langkah-langkah memakai dan melepaskan sepatu dengan mudah, 2)
Makan bersama, dalam kegiatan tersebut anak diajarkan mengenai tata cara
makan yang baik, mulai dari mencuci tangan sebelum makan, menggunakan
alat makan, merapihkan alat makan dan sampai mencuci tangan sesudah
makan, 3) menggosok gigi, dalam mengajarkan sikat gigi guru mengajarkan
langkah-langkah menyikat gigi yang baik, mulai dari berkumur sebelum sikat
gigi, menyiapkan pasta gigi dengan secukupnya dan berkumur dengan bersih,
dan 4) Sholat bersama, dalam kegiatan tersebut anak diajarkan mengenai tata
cara sholat yang baik, mulai dari berwudhu, memakai peralatan sholat seperti:

102
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
Indeks, 2009), h. 15.
80

mukena, sejadah, peci dan sarung, membaca doa-doa sholat dengan baik, dan
merapihkan alat sholat. Hal itu memberikan keteladanan yang baik.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Fadillah dan Khorida yang
mengatakan, bahwa guru sebagai pendidik merupakan panutan bagi anak
didiknya sehingga guru harus memberikan contoh yang baik untuk anak didik
agar anak didik meniru perbuatan baik yang dilakukan oleh guru. Anak akan
mudah mengingat dengan apa yang dilihat. Apabila yang dilakukan guru
secara berulang adalah hal yang baik, maka akan membuat anak terbiasa
melakukan hal baik juga begitupun sebaliknya.103
Selain dengan memberikan contoh yang konkrit pada anak, peran guru
dalam melatih kemandirian dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam
kegiatan praktis sehari-hari di sekolah sehingga dapat menumbuhkan
kepercayaan dirinya. Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
terlibat dalam kegiatan secara sendiri, sehingga proses pembelajaran berpusat
pada anak. Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
mengembangkan kemandirian yang dilakukan guru di TK Tunas Muda I
IKKT pada anak 3-4 tahun yaitu: 1) Memberi kesempatan untuk memilih
kegiatan permainan di luar maupun di dalam sendiri, 2) Membiarkan anak
untuk mencoba mengeksplor pembelajarannya sendiri, 3) Memberikan
kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, 4)
Mendorong anak untuk dapat mengungkapkan perasaan atau idenya sendiri,
dan 5) Memberikan tanggung jawab serta konsekuensi jika anak tidak
memenuhi tanggung jawabnya tersebut.
Hal ini dinyatakan juga oleh Fadillah dan Khorida dengan menyatakan,
bahwa dalam proses pembelajaran, peran guru dalam melatih kemandirian
anak harus melibatkan anak didik dalam berbagai aktivitas, salah satunya
adalah dengan memberi kesempatan pada anak agar menjadi terampil dalam
mengembangkan skill anak tersebut dan juga menumbuhkan rasa percaya diri

103
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatau Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasnya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 172.
81

pada anak.104 Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Lie dan Prasasti


mengatakan bahwa “tujuan pengembangan kemandirian pada anak
diantaranya untuk melatih anak tersebut menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sikap kemandirian yang harus dikembangkan seorang anak juga bertujuan
agar anak kedepannya bisa menjalani kehidupan tanpa ketergantungan kepada
orang lain”.105
Peran guru dalam melatih kemandirian juga dengan memberikan
kebebasan dan kepercayaan dalam memilih kegiatan agar anak dapat
memutuskan pilihannya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan
menanamkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan aspek yang
tidak hanya ditujukan pada diri anak itu sendiri tetapi juga kepada orang lain.
Dalam hal ini, anak dilatih dan dibiasakan untuk mandiri sejak dini agar
kedepannya anak menjadi lebih mudah untuk mengerjakan segala sesuatunya
sendiri. Kemandirian membuat anak lebih percaya diri dengan keputusan yang
telah dipilih. Anak yang mandiri akan lebih mudah berbaur dengan
masyarakat sekitar dan mudah diterima dalam lingkungan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari wawancara dan observasi guru
di TK Tunas Muda I IKKT memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada
anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, seperti: belajar
menyiapkan makanan sendiri, membersihkan makanan yang berjatuhan dan
merapinkan alat makan sendiri, belajar mengambil dan merapihkan mainannya
sendiri, pergi mencuci tangan sendiri, melepas dan memakai sepatu sendiri
dan lain sebagainya. Guru di TK hanya memberikan bimbingan dan arahan
saja agar anak terbiasa untuk melakukannya sendiri dengan begitu anak akan
dapat mengembang kemandiriannya. Guru hanya membatu ketika anak sudah
mencoba melakukan tetapi tidak berhasil. Karena sebagai guru atau orangtua
tugasnya hanya membimbing dengan baik supaya anak melakukannya lebih
baik lagi. Tugas perkembangan tersebut dilakukan di TK dengan pembiasaan

104
Ibid., h. 41.
105
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain Di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
82

atau rutinitas, sehingga dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan, maka


anak akan terbiasa melakukannya dengan sendirinya tanpa paksaan sehingga
dapat membuat anak mandiri baik di rumah maupun di luar rumah.
Hal ini diungkapkan juga oleh Wiyani dengan mengatakan, bahwa peran
guru untuk melatih kemandirian salah satunya dengan mendidik anak untuk
terbiasa rapi, dengan hal tersebut dapat melatih anak untuk mandiri. Guru
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak dengan memberikan
alat permainan di dalam maupun diluar kelas, membereskan dan menyimpan
kembali mainan ke tempatnya. Hal ini membantu anak untuk tidak bergantung
kepada orang lain sehingga kemandirian digunakan sebagai bekal untuk
kehidupan dimasa yang akan datang.106
Guru juga berperan sebagai motivator dalam melatih kemandirian anak
dengan memotivasi anak agar terbiasa melakukannya sendiri. Berdasarkan
hasil temuan yang peneliti yang didapatkan dari wawancara dan observasi.
Guru memberikan motivasi kepada anak. Guru memotivasi anak agar
termotivasi melakukan kegiatannya sendiri dengan memberikan semangat,
pujian, reward, ataupun tindakan. Contoh motivasi yang diberikan guru TK
Tunas Muda I IKKT yaitu: a) Pada saat anak datang ke sekoah guru
mengucapkan salam lalu mengifomasikan jadwal sentranya kembali kemudian
guru memberikan motivasi untuk meletakkan tasnya sendiri ke dalam loker, b)
Memberikan pengertian kepada anak pada saat menangis di tinggal
orangtuanya dengan membujuk, memberikan semangat dan pujian, c)
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan dan sesudah kegiatan dilakukan
guru selalu memberikan kata-kata, tindakkan, dan pujian yang memotivasi
anak sehingga anak terbiasa melakukkannya sendiri. Peran guru dalam
memberikan motivasi kepada anak sangat penting untuk memunculkan
inisiatif untuk mampu mengetahui kegiatan yang baik dan tidak baik untuk
dilakukan sehingga anak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya.

106
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media,
2013), h. 95.
83

Hogg dan Blau mengungkapkan dalam mendorong pertumbuhan dan


kemandirian seorang guru perlu memberikan pembelajaran sebagai berikut: 1)
Hold your self back (menahan diri), sebagai seorang guru harus dapat mampu
menahan diri untuk memberi rasa percaya kepada anak, dengan demikian kita
akan mengumpulkan banyak informasi dengan memperhatikan, mendengar,
dan menyerap seluruh gambar untuk menentukan karakter anak sehingga
dapat mengantisipasi kebutuhan dan memahami proses respons anak tersebut
pada lingkungan sekitarnya, 2) Encourage exploration (mendorong anak
untuk bereksplorasi), seorang guru harus dapat memotivasi anak didiknya
untuk bereksplorasi dan menunjukkan pada anak untuk percaya pada
kemampuannya dalam menghadapi kehidupan di lingkungan sosialnya, 3)
Limit (membatasi), kegiatan membatasi untuk membantu membuat pilihan
yang tepat dan melindungi anak tersebut dari situsi berbahaya secara fisik
maupun emosionalnya, dan 4) Praise (pujian), bentuk motivasi yang guru
berikan kepada anak yaitu memberi semangat dan pujian ketika anak berhasil
melakukan sesuatu dengan mandiri.107

Dengan demikian anak akan lebih terdorong untuk melakukan semua


tindakan tanpa merasa takut dihantui oleh orang-orang di sekitarnya,
membantu membuat pilihan yang tepat dan melindungi anak tersebut dari
situsi berbahaya secara fisik maupun emosionalnya serta membantu anak
untuk menghargai hasil usaha yang dilakukan dengan begitu anak akan
mengetahui perilaku apa yang sudah dilakukan dengan benar dan baik

107
Ibid., h.42- 43.
84

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru dalam Melatih


Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT” dapat
disimpulkan sebagai berikut, peran guru dalam melatih kemandirian anak
menggunakan lima metode, yaitu (1) Membimbing, mengarahkan dan
memberi pengertian kepada anak untuk melakukan kegiatan sendiri. Dalam
memberi bimbingan guru menjelaskan langkah-langkah dan penegasan pada
setiap pembelajaran yang diberikan kepada anak dan memberikan pengertian
menggunakan komunikasi yang mudah untuk anak; (2) Memperlihatkan
contoh yang konkrit agar anak dapat meniru dan mempraktikan secara
langsung. Guru memberikan pembelajaran melalui benda-benda yang nyata
tidak abstrak sehingga memudahkan untuk anak belajar dan memahami segala
sesuatu; (3) Memotivasi anak agar anak dapat terbiasa melakukannya sendiri.
Memotivasi anak dengan cara membuat anak merasa senang, memberikan
pujian atau reward, dan semangat; (4) Melibatkan anak dalam kegiatan praktis
sehari-hari di sekolah. Melibatkan anak akan lebih memudahkan anak untuk
belajar dan ; dan (5) Memberikan kebebasan dan kepercayaan dalam memilih
kegiatan agar anak dapat memutuskan pilihannya sendiri. Dalam hal ini guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan segala
sesuatu sendiri.

B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup empat hal, yaitu berimplikasi
atas bidang keilmuan, Implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada
kebijakan yang ada, dan implikasi pada praktek.Implikasi atas bidang
keilmuan berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi perkembangan
ilmu-ilmu pendidikan tentang pengembangan kemandirian anak dengan
menekankan pada strategi yang digunakan dalam melatih kemandirian anak
yang saat ini masih banyak digunakan guru dan sekolah yang kurang tepat.
85

Implikasi pada penelitian selanjutnya, memberikan pengaruh yang signifikan


pada kemandirian terhadap peran guru. Hal ini mempunyai implikasi bahwa
peran guru harus lebih ditingkatkan agar kemandirian anak lebih meningkat.
Meningkat kemandirian anak dapat disebabkan oleh adanya strategi
pembelajaran yang inovasi, kreatif dan menyenangkan.
Implikasi pada kebijakan yang ada menyatakan bahwa peran guru tidak
mempengaruhi kemandirian anak. Hal ini menyatakan bahwa orangtua yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kemandirian anak. Melihat anak lebih
banyak menghabiskan waktu dengannya daripada dengan guru. Maka dalam
hal ini diperlukan kerjasama antar guru dan orangtua dalam mendidik agar
kemandirian anak dapat berkembang. Sedangkan implikasi pada praktek
menunjukan bahwa terdapat perkembangan kemandirian yang tercapai akibat
peran guru dalam memberikan strategi pembelajaran yang digunakan di dalam
ataupun di luar kelas.

C. Saran
Berdasarkan penelitian ini mengenai “Peran Guru dalam Melatih
Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT”, maka saran
yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Untuk meningkatan penguasaan ilmu terhadap guru agar dapat
menambah ilmu pengetahuan sehingga guru bisa memberikan sebuah
inovasi dalam memberikan pembelajaran. Selain itu, lembaga hendaknya
selalu mengawasi dan kerjasama dengan pendidik agar mutu
pembelajaran lebih meningkat.
2. Bagi Guru
Peran guru dalam melatih kemandirian pada anak sudah terlaksana
dengan baik. Guru perlu meningkatkan lagi kualitas untuk memberikan
strategi pembelajaran yang lebih kreatif, inovasi dan sesuai
perkembangan usia anak sehingga nantinya anak akan semakin antusias
dengan pembelajaran yang diberikan.
86

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Menindaklanjuti penelitian ini dengan berbagai literatur dan variasi
yang lebih mendalam guna pemahaman lebih lanjut tentang peran guru
dalam melatih kemandirian pada anak usia dini.
87

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung:
PT Refika Aditama. 2007
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Fadliah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012.
Fadillah, Muhammad dan Lilis Mualifatu. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.
Izzan, Ahmad. Membangun Guru Berkarakter. Perpustakaan Nasional: Katalog
dalam Terbitan 2012.
Tim Penyusun. Kurikulum TK Swasta Pembina Kecamatan Tunas Muda I IKKT,
Jakarta: Dokumen 1, 2017
Moelong, Lexy J. Penelitian Kualitatif Edisi evisi. Bandung: Rosda, 2010.
Mutiah, Diana. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2010.
Nugraha, Ali. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka. 2015.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan skripsi. Jakarta: UIN Jakarta, 2013.
Tim Penyusun. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, “Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini”. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.
Prabandari, Rahayu, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, Yogyakarta: UNY, 2016.
Rakhma, Eugenia. Menumbuhkan Kemandirian Anak. Jogjakarta: Stiletto Book,
2017.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013
88

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2012.
Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks, 2009.
Sukmadinata. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda,
2011.
Suryana, Dadan, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan
Anak. Jakarta: Kencana. 2016.
Susanto, Ahmad, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2017.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, cet II. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1994.
Umama. Pojok Bermain. Yogjakarta: Stilletto Book. 2016.
Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.
Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010.
Yunarwati, Zhakyah, Inspiring Moms. Jakarta: PT Gramedia, 2016
Wiyani, Novan Ardy, Bina Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media,
2013

JURNAL

Hanifah, Nurdinah dan Julia. Prosiding Makalah Disampaikan pada Seminar


Nasional Pendidikan Dasar Membedah Anatomi Kurikulum 2013 untuk
Membangun Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik. Jawa Barat: UPI
Sumedang Press. 2014.
Hewi, La. Kemandirian Anak Usia Dini Di Suku Bajo. Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini. Vol. 9,2015
Sa’diyah, Rika. Pentingnya Melatih Kemandirian Anak. Jurnal Kordinat Vol.
XVI No 1, 2012.
Suid, dkk. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pesona Dasar Vol, 1 No. 5,
2017.
89

Sulistyowati, Feri. Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pemberian


Pujian Pada Anak Kelompok A1 di TK Pertiwi Ganjar Agung Tahun
Pelajaran 2014/2015. Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni
2016.
Sutarmanto, I’in dan M Thamrin. Upaya Guru Mengembangkan Kemandirian
Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. Vol, 4 No.8, 2015.
U, Shabir. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik. Jurnal AULADUNA Volume. 2
Nomer 2, 2015
Yunita Agus, Saiful Usman dkk. Peran Keluarga dalam Pembinaan Budi Pekerti
Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kewarganegaraan Unsyiah. Vol. 1 Nomor 1, 2016.

INTERNET

Kusumawardhani, Trilly. Montessori. http://www.googleweblight.com/i?u=http://


uniquegrowingmind.com/index.php/montessori&hl=id-ID diakses pada hari
Senin, 23 Juli 2018 pukul 21.00 WIB
Widati. “Play Group dan TPA di Yogyakarta Berdasarkan Nilai-Nilai
Kebudayaan Jawa”. http://www.journal.uajy.ac.id, pada tanggal 30 Juli 2018
Pukul 21.00 WIB
91

1. LAMPIRAN SURAT
1.1 Surat Permohonan Izin Penelitian
92

1.2 Surat Keterangan Penelitian


93

2. LAMPIRAN HASIL PENGUMPULAN DATA


2.1 CATATAN WAWANCARA (CW)
2.1.1 Catatan Wawancara 1

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama Guru : Yuanita Indasari, S.KM


Guru Sentra : Komputer dan Bahasa Inggris
Hari/Tanggal : Jum’at, 14 September 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Olah Tubuh
Pukul : 12.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Mereka masih banyak yang belum mandiri karena dari awal
kemandirian anak usia mereka keluar dari lingkungan orang tua lalu mereka harus ke
3-4 tahun di TK IKKT? sekolah dan disana mereka mengenal hal-hal baru, jadi
mereka masih banyak yang bergantung pada orang tuanya.
Masih banyak yang menangis dan tidak mau di tinggal orang
tuanya. Tapi untuk kelompok B dan kelompok A yang lama
mungkin tidak, tetapi yang paling banyak yang seperti tu
berasal dari Play Group. Memang sekolah memiliki kebijakan
dalam seminggu pertama orang tua boleh menemani anak-
anak di dalam kelas, lalu setelah itu pelan-pelan kita bujuk,
kita rayu agar anak mau lepas dari orang tuanya sehingga di
minggu kedua orang tua sudah bisa menemani anak didepan
kelas dan minggu-minggu seterusnya orangtua sudah harus
menunggu anaknya di ruang tunggu
2. Seberapa penting (Euhh..) menurut saya kemandirian itu sangat penting banget
kemampuan ya supaya mereka dapat memilih euh.. kegiatannya mereka,
kemandirian ditanamkan dapat menentukan (euh...) sikap mereka seperti misalnya
kepada anak? kalau dalam permainan di dalam kelas mereka akan
94

menentukan mainan apa yang akan saya pilih, (euhh...) terus


kalau untuk makan misalnya (euhh apa) bagaimana cara
mereka merapihkan makan juga bagaimana cara mereka
memakai sepatu dan yang paling penting itumereka nyaman
berada di sekolah.

Bertanya kembali: (Euh...) Ketika anak sudah mandiri anak dapat memilih
Kalau menurut ibu, misalnya mereka mandiri dalam memilih nanti anak dalam
bagaimana pengaruh berpendapat akan lebih dominan. Ketika anak memasuki
kemandirian untuk masa pendidikan jenjang selanjutnya anak akan bisa memilih apa
dewasa anak? yang dia minati dalam belajar, dalam memilih ekstrakulikuler
mereka akan menentukan sendiri, anak juga akan lebih berani
3. Cara apa saja yang ibu Awalannya kita bujuk dulu ya supaya mereka nyaman dulu
tekankan untuk melatih bersama kita. Kalo sudah nyaman kita tekankan kita latih
kemandirian anak? apapun anak akan mau belajar.
4. Metode apa saja yang Kalau saya di sentra saya paling macam-macam ya,
digunakan dalam contohnya seperti bercerita tentang anak- anak yang
melatih kemandirian bagaimana anak memilih nih yang baik dan buruk bagi
anak usia 3-4 tahun? dirinya, terus sambil bernyanyi misalnya tangan gunanya
untuk apa ini untuk apa (ehmm…) permainan juga seperti
memilih warna dan kadang saya campur dengan bahasa
Inggris.
5. Bagaimana cara guru Kalau saya setting itu hanya 1 permainan karena lebih banyak
menyetting kelas dalam permainan di komputernya, kalau untuk bahasa Inggris saya
pembelajaran anak usia lebih banyak observasi, jadi kalau untuk buat hasil karya
3-4 tahun? hanya satu. Selebihnya anak bermain permainan dalam
komputer.
6. Apa saja program Menurut saya baik, kalo untuk usia playgroup komputer
pendidikan untuk cuma sebagai pengenalan saja. mereka itu dilatih untuk sabar
melatih kemandirian dengan melatih memegang mouse anak akan kesini kesini
anak usia 3-4 tahun? menggerakkannya anak diajarkan sabar melalui menggerakan
95

mouse. Anak juga diajarkan untuk bermain games saja karena


dalam bermain games anak akan memilih mainan yang
disukainya. Kita juga mempunyai kurikulum tersendiri untuk
komputernya.

7. Adakah program Sebenarnya (euhm...) kemandirian itu berkaitan dengan


tersebut memiliki kesabaran ya (ehehhee...) Karena (euh...) untuk mengajarkan
dampak yang signifikan kesabaran itu lebih susah daripada memasukkan pelajaran
terhadap kemandirian sehari-hari.
anak?
Pewawancara bertanya Iya betul, karena kemandirian masuk kedalam sosial
kembali: Menurut ibu emosional anak. Sosial emosional berkaitan dengan emosi dan
anak tidak akan mandiri kesabaran memerlukan emosi yang baik.
apabila anak tidak
mempunyai kesabaran?

8. Kurikulum apa yang Menggunakan K-13 nah baru berjalan dua tahun belakangan
digunakan di TK IKKT? ini. Kita guru-guru semua masih belajar untuk memahami K-
13 karena kita juga masih menggunakan rapot yang lama jadi
kita masih mengubah indikator-indikator mana saja yang
sesuai dengan K-13 terbaru ini.
9. Apakah ibu membuat Itu harus (ehehee…) kita semua guru harus membuat rencana
rencana pembelajaran pembelajaran terlebih dulu sebelum ngajar
sebelum melaksanakan
kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu Jadi, setiap tahun kita mengadakan rapat, jadi kita sama-sama
dalam menyiapkan membicarakan apa yang akan kita tampilkan dalam program
rencana pembelajaran? semester itu. Kita diskusi sama-sama menentukan tema
setelah itu tergantung guru-gurunya dalam membuat program
mingguan dan program hariannya. Setiap sentra berbeda
hanya di kegiatan rencana kegiatannya saja untuk isi
96

pertemanya kita sama semua.

11. Bagaimana cara ibu Yaa (euhm...) dengan saya mengarahkannya terlebih dahulu,
mendukung anak dalam dengan cara memberikan stimulus kemandirian kepada anak
melatih kemandirian? setiap hari kan, dengan mengajarkan anak setiap hari anak
akan terbiasa dengan begitu anak akan mandiri dengan
sendirinya. (Euh…) kami mencoba untuk tidak melakukan
kemandirian anak dengan tidak terpaksa tetapi dengan
pembiasaan (ehehehe...)
12. Apakah ibu menjalin Tentu saja
hubungan kerjasama
dengan orang tua dalam
melatih kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu Saya sih dengan cara mengkomunikasikan, kerena guru kan
menjalin kerjasama tidak 24 jam bersama anak yang paling lama itu kan ibunya,
dengan orangtua? dalam (euhmm..) biasanya sih saya bilang sama orangtuanya kalau di
melatih kemandirian rumah kalau bisa orangtuanya sebisa mungkin mengikuti
anak? peraturan di sekolah.
14. Kendala apa saja yang (Euhmm…) Banyak sih ya, dari anak belum terbiasa dengan
ibu hadapi dalam lingkungan di sekolah, anak-anak sering kali putus asa
melatih kemandirian langsung bilang tidak bisa tanpa mencoba, mungkin karena
anak usia 3-4 tahun? kebanyakan anak di rumah jadi sering bergantungan dengan
orangtua sedangkan, kalo anak sudah di sekolah mau tidak
mau anak harus di tinggal orangtua dan melakukannya
sendiri. (Eheehe lupa saya apalagi ya…) oh iya (euhh..) pola
asuh juga menjadi kendala buat saya karena anak-anak
mempunyai beragam macam pola asuh ya dari orangtuanya
15. Bagaimana cara ibu Kalau saya sih ya… meminta anak untuk mencoba dulu dalam
menghadapi kendala segala sesuatu, saya sih paling memberikan contoh dulu
yang dialami dalam dengan praktek langsung kemudian, saya hanya membantu
97

melatih kemandirian sesekali saja setelah itu, saya meminta anak mengerjakan
anak usia 3-4 tahun? sendiri. (Euhmm..) kadang juga suka ada anak yang tetap
tidak mau ya… paling saya membujuknya saja dengan
mengalihkan kegiatan tersebut terlebih dahulu ketika mood
anak sudah membaik baru saya bujuk kembali untuk
melalukannya
16. Apakah ibu memberikan Oh iya tentu itu
reward atau apresiasi
kepada anak yang sudah
mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Kalau reward saya suka kasih dengan memberi bintang,
memberikan reward atau pujian dan tepuk tangan. Tapi saya si biasanya (euh..) untuk
apresiasi tersebut awal-awal ga akan saya kasih dulu rewardnya, (ehum..) saya
kepada anak yang biasanya kasih ketika anak sudah berhasil.
mandiri?
18. Sejauh ini kemandirian Kalau sampai saat ini si kemandirian anak playgroup sudah
apa saja yang sudah jauh lebih baik ya, sudah mulai mau ada perubahan dari yang
anak miliki? biasa menangis sekarang sudah tidak nangis lagi, terus sudah
mau memilih mainannya sendiri (euhmm…) sekarang juga
melepaskan sepatunya sudah bisa sendiri masukin sepatunya
juga sudah tidak perlu diingkatkan lagi mereka sudah tau
naronya di mana.

Mengetahui,

Yuanita Indasari, S.KM


98

2.1.2 Catatan Wawancara 2

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Isniani, S.Pd


Guru Sentra : Bermain Peran dan Wali Kelas
Hari/Tanggal : Senin, 17 September 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Ibadah
Pukul : 12.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Kondisi kemandiriannya masih sedikit, memang
kemandirian anak usia 3-4 tahapannya kan masih sedikit kemadiriannya kan masih
tahun di TK IKKT? banyak bantuan dari orang tua. Kemandiriannya untuk
tahun ini masih kurang yang masih sedikit sekali yang
mandiri
2. Seberapa penting kemampuan Oh sangat penting, karena kemandirian akan bisa
kemandirian ditanamkan melakukan atau menolong dirinya sendiri.
kepada anak?
3. Cara apa saja yang ibu Pertama saya membiasakan untuk memberikan
tekankan untuk melatih pengajaran secara langsung, kemudian meminta anak
kemandirian anak? untuk meniru karena mereka harus praktek langsung
seperti saat memakai sepatu mereka harus pegang
langsung sepatunya. Pertama dikondisikan terlebih
dahulu sepatu anak agar anak tidak merasa frustasi
ketika memakai sepatu sendiri
4. Metode apa saja yang Kita biasa dengan membuat anak nyaman dulu,
digunakan dalam melatih membuat anak senang kemudian baru memberikan
kemandirian anak usia 3-4 pembelajaran kemandirian bisa melalui bermain,
tahun? kemudian bercerita.
99

5. Bagaimana cara guru (Eeee...) kalau saya si karena di peran ya jadi saya
menyetting kelas dalam mengatur kelas sesuai dengan yang akan diperankan
pembelajaran anak usia 3-4 kaya saat ini kan lagi tema pahlawan jadi ya saya buat
tahun? kelas seakan-akan anak berada di hutan dan sedang
melakukan perang.
6. Apa saja program pendidikan Kalau di sekolah anak diajarkan makan bersama dengan
untuk melatih kemandirian menu sehat dari sekolah, menyikat gigi, mencuci tangan
anak usia 3-4 tahun? (ehhmm) toilet training
7. Adakah program tersebut Oh sangat signifikan sekali, karena program tersebut
memiliki dampak yang membuat anak melakukan sendiri dan membantu anak
signifikan terhadap menjadi mandiri
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kurikulum 2013
digunakan di TK IKKT?
9. Apakah ibu membuat rencana Selalu membuat
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam (Ehmm..) pertama sih saya membuat program semester
menyiapkan rencana terlebih dulu sama rekan-rekan saya, lalu saya buat
pembelajaran? rencana kegiatan minggu baru saya membuat rencana
hariannya
11. Bagaimana cara ibu Dengan memberikan apresiasi kepada anak yang mau
mendukung anak dalam mencoba. Biasanya saya memotivasi anak, memberikan
melatih kemandirian? stimulus kepada anak dengan memberikan contoh.
12. Apakah ibu menjalin Pasti, karena guru hanya sebagai peran kecil dalam
hubungan kerjasama dengan melatih kemandirian anak orangtua yang mempunyai
orang tua dalam melatih peran besar jadi perlu kerjasama dengan orangtua.
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Kalau saya si biasanya melalui komunikasi dengan
kerjasama dengan orangtua? orangtua, kalau saya melihat tidak ada yang srek buat
dalam melatih kemandirian saya terkait pembelajaran saya akan langsung bilang ke
100

anak? ibunya, contohnya kaya kemarin ada anak yang


dipakaikan sepatu yang sangat susah menurut saya
dipakai sama anak jadi ya saya langsung bilang ke
ibunya untuk menggantikan sepatu anak tersebut.
14. Kendala apa saja yang ibu (Ehmm apa ya…) biasanya si karena anak terbiasa
hadapi dalam melatih dimanja sama orangtuanya jadi agak lama membiasakan
kemandirian anak usia 3-4 anak untuk mandiri, faktor orangtua yang suka tidak
tahun? tega sama anak jadi anak terus didampingi saja tidak
bisa merelakan anak ditinggal karena alasannya kesian
kalau sampai nangis.
15. Bagaimana cara ibu Ya saya sih hanya memberikan pengertian kepada
menghadapi kendala yang orangtua bahwa anak di sekolah berbeda dengan anak di
dialami dalam melatih rumah, kalau di sekolah anak harus mengikuti peraturan
kemandirian anak usia 3-4 yang ada dan mau tidak mau orangtua harus mendukung
tahun? peraturan tersebut. Dan saya selalu memberikan
semangat kepada anak-anak agar mau termotivasi
mengikuti segala kegiatan dengan mandiri
16. Apakah ibu memberikan Selalu hampir setiap hari
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu (Ehmm....) biasanya saya mengajak tos anak satu persatu
memberikan reward atau dan memberikan tepuk tangan saya member reward
apresiasi tersebut kepada anak kepada semua anak yang sudah mandiri ataupun belum,
yang mandiri? kadang saya memberi bintang juga ditangannya dengan
stempel
18. Apa saja sarana prasarana Semua alat pembelajaran yang menjadi faktor
yang mendukung faktor mendukung anak belajar, yaa contohnya kaya ingin
kemandirian anak? mengajarkan anak untuk merapikan sepatu ya kita harus
menyediakan loker untuk anak
19. Sejauh ini kemandirian apa Alhamdulillah ya, sekarang sih anak sudah bisa pakai
saja yang sudah anak miliki? dan lepas sepatu sendiri, bisa makan sendiri, sudah tidak
101

ada yang nangis juga (ehmm...) anak-anak juga sudah


pada bisa menyesuaikan diri sekarang.

Mengetahui,

Isniani, S.Pd
102

2.1.3 Catatan Wawancara 3

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Aan Wardiyah


Guru Sentra : Sentra Persiapan
Hari/Tanggal : Jum’at, 28 September 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Persiapan
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Kalo awal baru masuk ya kemandiriannya belum
kemandirian anak usia 3-4 maksimal mereka harus masih dibantu terutama ya di
tahun di TK IKKT? tinggal ibu bapaknya mama papanya sama (eee)
kebiasaan-kebiasan selama yang ada di sekolah

2. Seberapa penting kemampuan (Eeee) penting karna tidak selalu bu guru atau oraangtua
kemandirian ditanamkan ada selalu disampingnya. Saat anak mengalami masalah
kepada anak? ia sendiri bisa ia bisa mengerjakannya sendiri. Hehehe
karna kemandirian itu doroangan dari anak itu sendiri
untuk melakukan sesuatu (ee) tanpa bantuan orang lain
3. Cara apa saja yang ibu Memberi kesempatan anak untuk mencoba sesuatu apa
tekankan untuk melatih yang dilihat,memberi motivasi dorongan kalau dia bisa,
kemandirian anak? sesekali beri dia reward hadiah kecil biar dia lebih
semangat

4. Metode apa saja yang Metode khusus sih saya lebih suka ke (eeehh) media jadi
digunakan dalam melatih bermain menggunakan media jadi contoh-contoh eeee
kemandirian anak usia 3-4 yang apa yang saat ini telah tren lah yang dari film atau
tahun? apalah atau mainan yang membuat anak tertarik kaya
dari film kita ambil dari yang baiknya
5. Bagaimana cara guru Kalau settingan kelas dilihat dari indikator RPPM
menyetting kelas dalam RPPHnya (eee…) setelah itu kalo pembelajaran kita beri
103

pembelajaran anak usia 3-4 tahu dulu informasinya cara-cara mainnya setelah itu
tahun? kita memberi kesempatan anak bermain sendiri. Karna
kalau di sentra itu ada pijakkan sebelum bermain pada
saat pijakan itu kita arah kan kita kasih tahu cara
mainnya aturan mainnya sampai ia mengerti dan di
sentra itu anak mendapatkan tiga kali kesempatan jadi
kalau ia kesempatan pertama salah kita kasih
kesempatan lagi yang kedua dan yang ketiga jadi begitu
terus disetiap kegiatan yang ada pada sentra dan cara
settingnya itu di sesuaikan dengan sentra karna kan ada
standarisasinya kan ya kita lihat usianya kelompok A,
kelompok bermain pasti setiap kegiatannya berbeda.
6. Apa saja program pendidikan Kalau di sentra persiapan mendidik kemandiriannya dari
untuk melatih kemandirian settingan yang saya buat yaitu mainan yang sering
anak usia 3-4 tahun? dimainkan si ya menghubungkan atau mengkelompokan
itu dia kalau di sentra persiapan ya mungkin kalau di
sentra lain berbeda mungkin kalau di sentra bahan alam
kaya mencuci tangan, kalau dipersiapan yaa itu dengan
alat main ia mengkelompokkan ya kita lihat dia bisa
tidak mengkelompokan sendiri yang penting untuk anak
playgroup itu medianya harus menarik
7. Adakah program tersebut (Eee) iya dong bukan cuman dari perilaku (eee) tapi dari
memiliki dampak yang daya pikirnya, kognitifnya juga mempengaruhi kalau di
signifikan terhadap sentra persiapan tadi kan kalau di sentra yang lain kan
kemandirian anak? kaya mencuci tangannya aja itukan cuman perilakunya
aja. Tapi kalau di sentra persiapan kognitifnya pun juga
ikut kebawa ikut bekerja. Kemandirian juga
berhubungan erat denga sosial emosional anak
8. Kurikulum apa yang (Eee) kita juga masih bingung kurikum 2013 ya kita
digunakan di TK IKKT? menuju kurikulum 2013
104

9. Apakah ibu membuat rencana Pasti itu karna rpph itu apa ya kegiatan yang akan kita
pembelajaran sebelum ajarkan pada saat itu kalo pada masakan ya itu
melaksanakan kegiatan? bumbunya (hehehe).
10. Bagaimana cara ibu dalam Biasanya kita tentukan secara bersama dulu untuk tema
menyiapkan rencana kita adain rapat guru abis gitu (eee) guru sama-sama
pembelajaran? membuat program semesteran kalo udah yahh kita
sebagai guru sentra buat rppmnya dulu baru deh buat
rpph.
11. Bagaimana cara ibu Memberi kesempatan anak untuk mencoba sesuatu apa
mendukung anak dalam yang dilihat, memberi motivasi dorongan kalau dia bisa,
melatih kemandirian? sesekali beri dia reward hadiah kecil biar dia lebih
semangat.
12. Apakah ibu menjalin Iyadong, karna orangtua di rumah kan lebih lama
hubungan kerjasama dengan bertemu dengan anak dan di sekolah cuman dua sampai
orang tua dalam melatih tiga jam.
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Kerja samanya ya baik sih kita dalam melatih
kerjasama dengan orangtua? kemandirian karna disetiap kelas itu kita punya grup
dalam melatih kemandirian whatsapp untuk kelas jadi kita berdiskusikannya itu
anak? lewat itu ya jadi komunikasinya lewat grup itu tapi kalau
hal pribadi yaa hubunginnya secara pribadi kalau untuk
kebersamaan kelas baru lewat grup tadi
14. Kendala apa saja yang ibu Kendala pasti ada dan berbeda anak berbeda juga
hadapi dalam melatih kendalanya. Apalagi dikeluarga (eeeee) yang
kemandirian anak usia 3-4 lingkungannya tidak baik kelurganya itu pasti
tahun? kendalanya banyak kalo di rumahnya apa sudah
memiliki kemandirian pasti sudah tidak terlalu banyak
kendalanya.
15. Bagaimana cara ibu (Eeee) kalau kendalanya dari rumah sudah banyak dari
menghadapi kendala yang lingkungan rumahnya sudah tidak mengajarkan
dialami dalam melatih kemandirian ya kita eee observasi anak dari mulai anak
105

kemandirian anak usia 3-4 itu sendiri sampai kedua orangtuanya malah kalau bisa
tahun? eee lingkungan rumah ko bisa sampai sulut
kemandiriannya mungkin bisa dengan wawancara, dan
kalo memang ada anak yang bermasalah kita harus
punyakomitmen misalnya anak punya masalah dengan
kemandirian dalam hal ini ya kita harus dengan
wawancara dan bikin komitmen itu jadi di sekolah
dengan di rumah itu harus sama melatih kemandiriannya
16. Apakah ibu memberikan Selalu dong, itu harus diberikan
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Kalau untuk anak yang dari awalnya sudah mandiri itu
memberikan reward atau untuk rewardnya yang seperti tepuk tangan atau acungan
apresiasi tersebut kepada anak jempol tapi kalau untuk anak yang (eee) tanda kutip
yang mandiri? bermasalah yaa kita boleh lah sesekali memberi reward
yang seperti berupa hadiah.
18. Apa saja sarana prasarana Yang jelas sih ya APE ya alat pembelajaran edukatif,
yang mendukung faktor contoh atau sikap baik bu guru dan kerja sama orangtua
kemandirian anak? lah.
19. Sejauh ini kemandirian apa Untuk 3-4 tahun dikatakan berapa persen yaa 70% lah
saja yang sudah anak miliki? ya karna memang masih ada beberapa anak yang belum
mandiri kan anak-anak juga punya masalah sama
kemandirian. Anak dikatakan mandiri kalau sudah bisa
memilih mainannya sendiri, memilih kegiatan sendiri,
mampu bekerja sendiri sama mamou mengikuti aturan
main

Mengetahui,

Aan Wardiyah
106

2.1.4 Catatan Wawancara 4

CATATAN WAWANCARA 4
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Dewi Rosmiati, S.Pd


Guru Sentra : Sentra Balok
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Oktober 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Balok
Pukul : 12.00 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Waktu awal masuk anak (ehem ehem) anak belum
kemandirian anak usia 3-4 mampu untuk merapihkan tasnya ke dalam loker, kalo
tahun di TK IKKT? disentra saya belum mampu merapihkan alas balok,
belum mampu merapihkan bangunan balok, belum
menggosok gigi dengan sendiri, masih banyak yang
menangis dan hampir rata-rata menangis semua.
2. Seberapa penting kemampuan Sangat penting karna kemandirian itu pondasi awal
kemandirian ditanamkan untuk anak nanti mempersiapkan saat besar. Kalo anak
kepada anak? tidak mandiri nanti saat dewasa pasti akan bergantung
ke orang lain atau orang dewasa seperti ibunya jadi nanti
minta apa-apa sama mamanya atau ayahnya seperti itu
3. Cara apa saja yang ibu Kemandiriannya yang penting itu satu anak tidak
tekankan untuk melatih menangis saat ditinggal orangtuanya pertama-tama saat
kemandirian anak? pagi-pagianak diantar orangtuanya tidak menangis itu
sudah point pentingitu menandakan kemandiriannya
sudah muncul sedikit dan anak sudah merasa nyaman di
sekolah, yang kedua saat anak menyimpan barang-
barangnya di tempatnya yang sudah di gunakan, trus
menyimpan barang dengan aman dia tidak lupa dan bisa
menyimpan sesuai tempatnya. Kalau di sentra saya
107

paling penting kemandiriannya saat anak sudah bisa


merapihkan bangunannya belum mampu merapihkan
bantuan orang lain. Misalnya membantu bangunan orang
lain kalau pertama tidak apa-apa tidak membantu yang
penting merapihkan bangunannya sendiri. Yang penting
anak sudah merapihkan bangunan yang dia bangunkan
dulu. Anak merapihkan balok sesuai dengan
kelompoknya sayapun menjelaskan pada saat awal
pembelajaran anak boleh membangun sesuai
imajinasinya boleh ambil sebanyak apapun balok yang
penting nanti dirapihkan sesuai dengan kelompoknya.
Pada awal-awal anak cuman simpan saja tidak
dirapihkan pada tahap awal masih dibolehlah tapi
dibilangin itu kan sudah benar nanti diingatkan kalau itu
sudah benar.
4. Metode apa saja yang Pemberian tugas dan proyek
digunakan dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
5. Bagaimana cara guru Kalau saya menyetting sesuai dengan RPPH yang sudah
menyetting kelas dalam dibuat
pembelajaran anak usia 3-4
tahun?
6. Apa saja program pendidikan Kalau disekolah ini, anak-anak pertama harus toilet
untuk melatih kemandirian training karna kan tidak selalu di antar pup atau pipis
anak usia 3-4 tahun? sendiri, jadi pertama-tama anak di tanamkan dulu kata-
kata kalau ingin pipis bilang nanti anak playgroup di
bantu dengan bimbingan dan cara pertama dia mandiri
itu nanti anak dianat bu guru ke toilet, yang kedua sikat
gigi setelah makan, anak merapihkan alat-alat yang ia
miliki misalnya tas,tempat minumnya jangan lupa
108

sebelum pulang.

7. Adakah program tersebut Alhamdulillah sampai saat ini berdampak, dari awal
memiliki dampak yang anak playgroup nih dari yang menangis (ee...) tas nya
signifikan terhadap berantakan tempat minumnya kemana saja, sekarang
kemandirian anak? Alhamdulillah ketika anak sudah kelas B anak sudah
bisa pipis sendiri, tasnya disimpan ke loker dengan baik,
tempat minumnya juga tidak lupa dibawa pulang
kembali.
8. Kurikulum apa yang Kurikulum yang digunakan di tk ikkt ini kurikulum
digunakan di TK IKKT? 2013 dan sudah berjalan 2 tahun dan masih dalam tahap
belajar
9. Apakah ibu membuat rencana Iya
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Yang pertama kita rapat terlebih dahulu dengan semua
menyiapkan rencana guru dan kepala sekolah, merencanakan tema buat
pembelajaran? setahun mendatang. Tema nanti gurunya membuat
prosem, rppm dan rpph guru sentranya.
11. Bagaimana cara ibu Caranya memberi dukungan anak dalam kemandirian
mendukung anak dalam dengan memberi arahan kan anak playgroup masih
melatih kemandirian? belum bisa akanperintah dengan kompleks jadi harus
pelan pelan jadi setiap hari tuh harus ada proses setiap
harinya jadi anak akan mengerti (ehem).
12. Apakah ibu menjalin Pasti karna, kalau tidak ada kerja sama dengan orangtua
hubungan kerjasama dengan bagaimana anak itu bisa berkembang dengan baik
orang tua dalam melatih misalnya disekolah belajar untuk mandiri anak
kemandirian? merapihkan alat mainan yang berantakan tapi kalau
misalkan di rumah anak sedang main dibiarkan begitu
saja ya gimana kalau disekolah saja harus dirapihkan
jadi harus ada sinkron antara sekolah dengan dirumah.
109

13. Bagaimana cara ibu menjalin Kalau saya si komunikasinya secara pribadi, kalau di
kerjasama dengan orangtua? awal pembelajaran saya menyampaikan bahwa anak
dalam melatih kemandirian kalau mau lebih baik harus ada kerja sama dengan baik.
anak? Misalnya nih di sekolah ada program pembelajarannya
toilet training saya bilangin kalau disekolah ada toilet
training jadi di rumah mohon di ajarkan juga,jadi harus
ada sinkronisasi antar sekolah dengan di rumah. Terus
juga kalo di sekolah anak manja nangis terus yah saya
minta ke orangtuanya harus tega harus berani
meninggalkan anaknya biar mandiri.
14. Kendala apa saja yang ibu Yah itu salah satunya oraangtua kalau orangtua ga ada
hadapi dalam melatih sinkronisasi antar sekolah yah susah. Karna kita kan di
kemandirian anak usia 3-4 sekolah membimbing anak dari jam setengah delapan
tahun? sampai jam setengah sebelas banyaknya di mana ya di
rumah lingkungan rumah, keluarga jadi harus ada
sinkronisasi antar orang tua dan di sekolah agar anak
berkembang dengan baik.
15. Bagaimana cara ibu Dengan berkomunikasi secara bertahap dengan
menghadapi kendala yang orangtuanya kalau orangtuanya mengerti. Alhamdulillah
dialami dalam melatih anaknya juga ada perubahan sedikit demi sedikit yang
kemandirian anak usia 3-4 penting ada komunikasi.
tahun?
16. Apakah ibu memberikan Iya
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Aku bintang setiap hari, tidak bentuk bintang dalam tiga
memberikan reward atau dimensi bisa juga dari spidol atau papan tulis itu juga
apresiasi tersebut kepada anak sudah bisa bikin anak senang. Saya sedang mencoba
yang mandiri? dalam beberapa minggu sekali memberi reward anak
dengan memberi permen yang gulanya sedikit
110

18. Apa saja sarana prasarana Kalau di balok si banyak dari mainan, alas, sikat gigi,
yang mendukung faktor toilet yang sesuai umurnya kan kalo toilet duduk juga
kemandirian anak? ada yng besar kan ada juga dudukan yang kecil.
19. Sejauh ini kemandirian apa Dari bulan juli sampai saat ini anak-anak sudah 4 bulan
saja yang sudah anak miliki? kurang anak sudah bisa sendiri membangun
bangunannya, terus sudah bisa membantu bangunan
yang diselesaikan temannya dengan membantu
merapihkan, merapihkan bangunannya sendiri,
merapihkan alas sendiri, mampu membawa minum
sendiri masuk ke dalam kelas tanpa di ingatkan

Mengetahui,

Dewi Rosmiati, S.Pd


111

2.1.5 Catatan Wawancara 5

CATATAN WAWANCARA 5
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Lusiyanah, S.Pd


Guru Sentra : Sentra Ibadah
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Ibadah
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Kondisi dari TK emang gurunya harus banyak sabar
kemandirian anak usia 3-4 tahun di harus tegas kepada anak untuk mendidik kedisiplinan,
TK IKKT? kemandirian jadi guru harus ekstra sabar banget karna
anak biasa dari rumah serba dilayanin sama mba kan
kalau di sekolah anak harus mengerjakannya serba
sendiri. Terus juga pas awal masuk anak playgroup
masih pada nangis mungkin karna banyak dari anak
yang pertama jadi mamanya juga untuk melepaskan
anaknya di sekolah juga hatinya kurang tenang takut
anaknya nangis atau takut kenapa-kenapa mungkin
karna ada ikatan batin
2. Seberapa penting kemampuan Kalau kata aku sih, sangat penting banget ya.
kemandirian ditanamkan kepada Karnakan kalo ia sudah mandiri maka (eee) akan
anak? tercermin kedisiplinannya mereka walaupun dia
berada di mana tuh iya juga bisa mandiri tanpa
bantuan oranglain dari tidak ada sifat cengengnya gitu
loh maksudnya
3. Cara apa saja yang ibu tekankan Pertama anaknya dulu yang melakukan sampai
untuk melatih kemandirian anak? semampunya kalau kira-kira anak itu sudah tidak bisa
dan kita kan sambil memperhatikan mereka dan baru
kita kasih bantuan yang penting anak sudah
112

melakukannya sendiri dan sudah berusaha.


4. Metode apa saja yang digunakan Metodenya apa ya (ehm) paling kita kasih semangat
dalam melatih kemandirian anak aja kamu bisa coba kamu lakukan sendiri.
usia 3-4 tahun? Menanamkan kepercayaan bisa kepada diri anak.
5. Bagaimana cara guru menyetting Sesuai dengan sentra kalau untuk kegiatannya kan ini
kelas dalam pembelajaran anak usia kita kasih penjelasan dan kita terangkan kalau sudah
3-4 tahun? selesai mereka langsung mengerjakan nah kalau pun
ada yang belum mengerti mungkin pada saat kita beri
penjelasan mereka sedang bermain, tidak fokus..
6. Apa saja program pendidikan untuk Mencuci tangan (ehm), merapihkan apa tempat makan
melatih kemandirian anak usia 3-4 sehabis makan, terus buang sampah ketika sehabis
tahun? makan, dan kadang juga kalo anak yang mandiri
banget gitu selesai kegiatan mereka membantu bu guru
merapihkan alat main.
7. Adakah program tersebut memiliki Sangat bagus untuk perkembangan dia selanjutnya
dampak yang signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang digunakan di Nah kurikulumnya itu mungkin baru mau menuju
TK IKKT? kurikulum 2013 walaupun kita sudah para guru
mengupas sedikit-sedikit lah.
9. Apakah ibu membuat rencana Iya harus karna itu pegangan untuk guru-guru dalam
pembelajaran sebelum mengajar
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam (Ehmm) biasanya saya membuat rencana
menyiapkan rencana pembelajaran? pembelajaran mingguan dulu baru harian kalau untuk
membuat program semester menentukan tema ya kita
biasanya adain rapat.
11. Bagaimana cara ibu mendukung Mungkin dari pihak sekolah dan orang tua kali ya biar
anak dalam melatih kemandirian? sama-sama sinkron mengajarkan tentang kedisiplinan
dan kemandirian anak.
113

12. Apakah ibu menjalin hubungan Iya pastinya.


kerjasama dengan orang tua dalam
melatih kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Iya kadang, mungkin karna biasa dilayani oleh
kerjasama dengan orangtua? dalam mbanya di sekolah maka dia harus ekstra banget.
melatih kemandirian anak?
14. Kendala apa saja yang ibu hadapi Di sekolah selalu mengingatkan si anaka untuk bisa
dalam melatih kemandirian anak melakukannya sendir dan sama orang tuanya juga
usia 3-4 tahun? kalau bisa jangan semuanya serba dibantu, adanya
komunikasi dan kerja sama dengan orang tua.
15. Bagaimana cara ibu menghadapi Kalau aku setiap hari, karna sangat penting memberi
kendala yang dialami dalam apresiasi pada anak.
melatih kemandirian anak usia 3-4
tahun?
16. Bagaimana cara ibu memberikan Mungkin kita kasih dengan bintang atau pujian biar
reward atau dia lebih semangat lagi dan lebih percaya diri kalo aku
apresiasi tersebut kepada anak yang sudah mampu melakukan tanpa bantuan orang lain.
mandiri?
17. Apa saja sarana prasarana yang Ada toilet, tempat cuci tangan, dan APE.
mendukung faktor kemandirian
anak?
19. Sejauh ini kemandirian apa saja Kalau yang sekarang ini mereka sudah bisa
yang sudah anak miliki? merapihkan tempat makannya sendiri, membuka
tempat makan dan mungkin yang minta tolong yang
agak susah untuk anaknya, sebagian besar juga bisa
memakai dan melepas sepatunya tanpa di ingatkan
mereka bisa pakai sendiri (hehehe).

Mengetahui,

Lusiyanah, S.Pd
114

2.1.6 Catatan Wawancara 6

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Kamila, S.Pd


Guru Sentra : Sentra Bahan Alam
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Bahan Alam
Pukul : 13.00 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal kemandirian (Ehmm..) Awal masuk anak-anak banyak yang nangis
anak usia 3-4 tahun di TK IKKT? semua, pada takut sama sekolah jadi belum berani
mau main apalagi belajar.
2. Seberapa penting kemampuan Sangat penting, soalnya kalo dia ga mandiri dia nanti
kemandirian ditanamkan kepada ga bisa ngapa-ngapain di sekolah.
anak?
3. Cara apa saja yang ibu tekankan Kalau saya sih, (ehem.. ehem…) karna di sentra bahan
untuk melatih kemandirian anak? alam ya jadi kegiatan di sini saya bimbing dan arahkan
dulu karna kan anak usia segitu tidak bisa kalau
langsung dikasih perintah belum lagi kalo ada anak
yang masih menangis paling saya kasih pengertian
pelan-pelan sama mereka biar mengerti kalau di
sekolah banyak kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan sendiri
4. Metode apa saja yang digunakan Saya biasanya menarik perhatian anak terlebih dahulu
dalam melatih kemandirian anak usia dengan mengkomunikasikan pake bahasa yang lebay
3-4 tahun? niatnya sih mau bikin anak tuh jadi tertarik dengan
alat permainan edukatif (APE) yang sudah saya
sediakan. Kalau anak sudah tertarik akan mudah saya
melibatkan anak-anak untuk belajar
115

5. Bagaimana cara guru menyetting Kalo…. saya sih anak-anaknya di ajak nyanyi dulu di
kelas dalam pembelajaran anak usia atur posisi duduknya yang nyaman, nah klo udah saya
3-4 tahun? aja anak belajar kegiatan yang sudah saya setting.
6. Apa saja program pendidikan untuk Untuk awal masuk kita biasainnya anak-anak cuci
melatih kemandirian anak usia 3-4 tangan sama sikat gigi aja. Nanti kalo udah nyaman
tahun? anaknya di sekolah biasanya kita ajarkan mereka toilet
training.
7. Adakah program tersebut memiliki Sejauh ini sih berpengaruh untuk anak-anak.
dampak yang signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang digunakan di Waduhh… saya bingung jawabnya (heheheheh….)
TK IKKT? kita masih pake KTSP tapi suka kita campur sama
kurikulum 2013.
9. Apakah ibu membuat rencana Oh pasti itu…
pembelajaran sebelum melaksanakan
kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Ya di sesuaikan dengan sub tema, kita bikin RPPMnya
menyiapkan rencana pembelajaran? dulu baru buat RPPHnya

11. Bagaimana cara ibu mendukung anak Saya sih… saya bebaskan aja anak mau bermain apa
dalam melatih kemandirian? di kelas saya. Saya serahkan aja mereka bermain apa
selagi terkontrol ngawasinya.
12. Apakah ibu menjalin hubungan Iya pastinya
kerjasama dengan orang tua dalam
melatih kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Biasanya kita komunikasikan di rapat bulan aja sih….
kerjasama dengan orangtua? dalam Kita cerita-cerita kegiatan anak di rumah dan di
melatih kemandirian anak? sekolah berbeda apa engga, kalo berbeda ya saya
bilangin orangtuanya.
14. Kendala apa saja yang ibu hadapi Dari mamanya sih kadang-kadang, suka ga tega sama
dalam melatih kemandirian anak usia anaknya yang nangis. Jadi suka nemenin masuk ke
116

3-4 tahun? dalam sentra ke dalam kan itu jadi mengganggu.

15. Bagaimana cara ibu menghadapi Yah paling kasih motivasi terus ke anaknya, biar dia
kendala yang dialami dalam melatih semangat dan tidak malas.
kemandirian anak usia 3-4 tahun?
16. Apakah ibu memberikan reward atau Sering si kalo itu…
apresiasi kepada anak yang sudah
mandiri?
17. Bagaimana cara ibu memberikan Paling saya kasih pujian aja sihh untuk awal-awal.
reward atau Biasanya anak PG kan suka ga mood belajar karna
apresiasi tersebut kepada anak yang paginya abis nangis karna di tinggal mama atau
mandiri? mbanya terlebih mereka biasa dimanjakan jadi sering
kali tidak mau mengerjakan sendiri maunya selalu
dibantu saya jadi saya sering puji-puji biar termotivasi
jadi mereka semangat dan mengerjakan sendiri.
18. Apa saja sarana prasarana yang Semua permainan di sini sih menurut saya semua
mendukung faktor kemandirian anak? mendukung,
19. Sejauh ini kemandirian apa saja yang Alhamdulillah sekarang anak-anaknya udah hebat-
sudah anak miliki? hebat sekali kagum saya… saya sudah jarang
mengingatkan anak-anak untuk melepaskan sepatu,
merapihkan tas ke loker, bermain pun udah gak saya
arahkan mereka setelah saya jelaskan langsung
menentukan sendiri ingin bermain apa.

Mengetahui,

Kamila, S.Pd
117

2.1.7 Catatan Wawancara 7

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Nurhasanah Yuniwati, S.Pd


Guru Sentra : Sentra Seni dan Kreativitas
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Oktober 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Seni dan Kreativitas
Pukul : 11.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Untuk awal ya… (Eehmm sambil memegang dagu)
kemandirian anak usia 3-4 anak-anak masih belum mandiri menurut saya soalnya
tahun di TK IKKT? masih ada yang nangis pas masuk kelas, ada yang
gamau ngapa-ngapain juga
2. Seberapa penting kemampuan Bagi saya sih penting, klo dia ga mandiri nanti dia
kemandirian ditanamkan nyusahin orang terus, dikit-dikit nanti minta bantuan
kepada anak? sama temannya jadi bisa tergantungan sama orang lain.
3. Cara apa saja yang ibu Paling saya arahkan dulu biasanya sebelum mulai
tekankan untuk melatih kegiatan biar nantinya anak bisa ngerjain sendiri jadi
kemandirian anak? anak kan gak perlu minta bantuan guru kalau sudah tahu
cara ngerjainnya (mmmmm sambil memegang bibir)
paling yang belum mandiri aja dibimbing dan diarahkan
berkali-kali biar bisa mengerjakan sendiri.
4. Metode apa saja yang Biasanya anak-anak banyak yang tidak mengerti dengan
digunakan dalam melatih diberi ucapan saja jadi saya berikan contoh ke anak
kemandirian anak usia 3-4 (hmmm sambil menggaruk kepala) saya langsung ajak
tahun? anak ke tempat kegiatan yang akan dilakukan dan saya
kasih contoh langsung kaya menggunting, ya anak-anak
saya kasih satu-satu gunting dan saya ajarkan cara
mengguntingnya, nanti anak kalau sudah tau bakal bisa
118

menggunting sendiri gaperlu saya arahin lagi

5. Bagaimana cara guru Saya biasanya, sebelum pulang sudah menyusun untuk
menyetting kelas dalam kegiatan besok belajar, anak-anak saya ajak duduk
pembelajaran anak usia 3-4 dalam lingkarang dulu awalnya, setelah itu baru mereka
tahun? ikuti saya untuk melihat-lihat yang saya kerjakan
sebagai contoh.
6. Apa saja program pendidikan Toilet training, Sikat gigi, sama makan aja. Oh iya
untuk melatih kemandirian makan bersama anak-anaknya setiap hari dari menu
anak usia 3-4 tahun? makan yang ada di sekolah.
7. Adakah program tersebut Adalah (hehehehe…) kalo gaada programnya ga
memiliki dampak yang dijalankan.
signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kita masih campuran KTSP sama K13
digunakan di TK IKKT?
9. Apakah ibu membuat rencana Pasti itu…
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Yaa buat prosemnya dulu, abis gitu buat rppmnya baru
menyiapkan rencana deh kita buat rpph
pembelajaran?
11. Bagaimana cara ibu Jawaban: Saya kasih kepercayaan buat anak-anak, biar
mendukung anak dalam mereka seneng. Kalau sudah senang mereka akan mudah
melatih kemandirian? belajarnya
12. Apakah ibu menjalin Iya pastinya
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Yaaa…… kita biasanya sering berkomunikasi lewat
kerjasama dengan orangtua? whatsapp, terus kita omongin kesepakatan untuk
119

dalam melatih kemandirian mendidik anaknya dengan cara yang sama dan konsisten
anak? biar apa yang kita ajarkan dirumahnya bisa
14. Kendala apa saja yang ibu Orangtuanya sih ya saya suka terganggu. Anaknya lagi
hadapi dalam melatih diajarkan berani tapi orangtuanya yang suka gak tega
kemandirian anak usia 3-4 sama anaknya, atau khawatir kelebihan gitu.
tahun?
15. Bagaimana cara ibu Pertama-tama saya kasih pengertian sedalam-dalamnya
menghadapi kendala yang sama orangtuanya yang terlalu berlebih. Setelah
dialami dalam melatih orangtuanya mengerti baru anaknya kita bimbing
kemandirian anak usia 3-4 perlahan-lahan untuk mengikuti kegiatan yang ada di
tahun? sekolah.
16. Apakah ibu memberikan Iya
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Saya selalu memberikan motivasi sama anak pas mau
memberikan reward atau ngerjain saya kasih pujian sama mereka (hmmm…) saya
apresiasi tersebut kepada anak juga tanamkan kepercayaan dirinya biar mau melakukan
yang mandiri? sendiri. Biasanya juga saya kasih tos sama meraka kalo
sudah selesai duluan ngerjainnya dan saya perbolehkan
meraka untuk bermain yang ada di sentra saya sambil
menunggu temannya selesai
18. Apa saja sarana prasarana Semua fasilitas di sekolah ini mendukung apalagi di
yang mendukung faktor semua sentra menurut saya media-medianya konkrit jadi
kemandirian anak? sangat memudahkan anak untuk belajar.
19. Sejauh ini kemandirian apa Perkembangannya cukup pesat ya, padahal anak-anak
saja yang sudah anak miliki? banyak sekali yang tidak bisa pakai sepatu. Tapi
sekarang mereka hebat-hebat.
Mengetahui,

Nurhasanah Yuniwati, S.Pd


120

2.1.8 Catatan Wawancara 8


CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA

Nama : Partini, S.Pd.i


Guru Sentra : Sentra Musik dan Olah Tubuh
Hari/Tanggal : Senin,15 Oktober 2018
Lokasi Wawancara : Sentra Musik dan Olah Tubuh
Pukul : 12.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kondisi awal Yaa beberapa sudah ada yang mandiri dan beberapa lagi
kemandirian anak usia 3-4 masih banyak yang butuh bantuan guru mungkin karna
tahun di TK IKKT? di rumah tidak diajarkan untuk mandiri.
2. Seberapa penting kemampuan Yaa... pentinglah nanti kalo anak tidak mandiri repot
kemandirian ditanamkan dong sayanya sebagai guru (hehehehe….) sebisa
kepada anak? mungkin kita membantu anak untuk mandiri agar bisa
terpakai hingga dewasa.
3. Cara apa saja yang ibu Yaa... karna saya sentra olah tubuh jadi paling utama
tekankan untuk melatih saya tekankan percaya dirinya agar anak mau mengikuti
kemandirian anak? kegiatan di sentra saya. Trus juga kalau sudah selesai
bermain saya biasanya suka meminta anak sebelum
pindah bermainnya, meminta anak untuk bertanggung
jawab dulu merapihkan alat-alat yang ada sebelum
merapihkan saya tidak izinkan anak untuk bermain di
tempat lain.
4. Metode apa saja yang Saya biasakan untuk mengarahkan anak terlebih dahulu
digunakan dalam melatih lalu anak di bimbing satu-satu saat kegiatan
kemandirian anak usia 3-4 pembelajaran mau di luar atau di dalam saya samakan
tahun? biar anak mengerti dengan kegiatan yang di lakukan jadi
anak tidak dikit-dikit manggil bu guru atau mamanya
121

5. Bagaimana cara guru Saya setting kelas sesuai sentra karna saya olahtubuh
menyetting kelas dalam jadi saya setting permainan yang aman buat anak dan
pembelajaran anak usia 3-4 tidak berbahaya.
tahun?
6. Apa saja program pendidikan Pembiasaan yang dijalani itu program sekolah dari cuci
untuk melatih kemandirian tangan, makan bersama, toilet training, sikat gigi gitu-
anak usia 3-4 tahun? gitu deh.
7. Adakah program tersebut Sejauh ini sih berdampak baik dan anak mengalami
memiliki dampak yang perubahan juga.
signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kita pakenya campur KTSP dan K13 karna guru-guru
digunakan di TK IKKT? masih bingung sama K13
9. Apakah ibu membuat rencana Selalu
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Kita biasa buat RPPM dulu kalo RPPM dibuat ya
menyiapkan rencana tinggal dipindahkan ke RPPH
pembelajaran?
11. Bagaimana cara ibu Kasih motivasi sampai anak tidak putus asa, kasih
mendukung anak dalam pujian (hemm… apalagi ya hemm) kita bimbing terus
melatih kemandirian? pokoknya.
12. Apakah ibu menjalin Itu harus
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Sering-sering berkomunikasi dengan menanyakan
kerjasama dengan orangtua? aktivitas yang anak lakukan di rumah, ya kalo tidak bisa
dalam melatih kemandirian berkomuikasi langsung paling saya whatsapp
anak?
122

14. Kendala apa saja yang ibu Karna mereka masih kecil banget ya jadi saya merasa
hadapi dalam melatih tidak ada kendala, kalau anak belum mampu mandiri
kemandirian anak usia 3-4 wajar aja karna emang usianya masih cilik-cilik, yang
tahun? penting gurunya tetap ajarkan untuk mandiri saja.
15. Bagaimana cara ibu Paling konsultasikan sama guru kelasnya dulu, karna
menghadapi kendala yang anak moodnya ga nentu bisa aja saat ketemu sama saya
dialami dalam melatih anaknya lagi gak mood jadinya males ngapa-ngapain
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
16. Apakah ibu memberikan Pasti, karna itu bentuk kebanggaan untuk anak yang
reward atau apresiasi kepada sudah berhasil
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Dengan berikan tepukan, pujian, tos, apa aja tidak harus
memberikan reward atau berbentuk barang ataupun materi.
apresiasi tersebut kepada anak
yang mandiri?
18. Apa saja sarana prasarana Semua yang ada di sentra saya menurut saya sangat
yang mendukung faktor mendukung.
kemandirian anak?
19. Sejauh ini kemandirian apa Sudah banyak dari yang tidak bisa pakai sepatu sekarang
saja yang sudah anak miliki? sudah bisa, kalau bermain sudah bisa milih sendiri gak
perlu lagi saya ajak sana sini untuk bermain.

Mengetahui,

Partini, S.Pd.i
123

2.1.9 Catatan Wawancara 9

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Nama Sekolah : TK Tunas Muda I Ikkt Palmerah, Jakarta Barat


Alamat Sekolah : Jl. Jalak No. 1 Palmerah
Nama Kepala Sekolah : Hj. Sutiah, S.Pd.i
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana interaksi guru dalam Interaksi guru dalam melatih kemandirian proses antara
melatih kemandirian? hubungan guru dan murid dengan cara keteladanan
latihan, permainan, nyanyi, cerita, pujian, pendekatan
kepada anak
2. Bagaimana metode pengajaran Metode yang diajarkan biasanya melalui pembiasaan dan
yang dilakukan guru yang latihan melakukan sehari-hari learning by going belajar
berpengaruh terhadap dan melakukan misalnya: proses yang lebih mudah dulu
kemandirian anak? kegiatan mencuci tangan yang benar dan harus
mengantri, baca doa yang baik, buka dan pakai sepatu
sendiri.
3. Bagaimana kendala yang Setiap mengajarkan kemandirian pasti ada kendalanya.
dihadapi guru dalam Pertama, dalam dunia pendidikan seperti TK IKKT anak
mengembangkan kemandirian belajar di TK mengalamai perbedaan dari latar belakang
anak yang ibu ketahui? yang berbeda oleh karena itu sering kali kita sebagaian
mengahdapi orangtua yang over protektif dalam
melindungi anak, oleh karena itu dampaknya pada
aktifitas dan tingkah laku masing-masing anak di TK.
Kedua dalam hal ini guru menerapkan metode yang tepat
dan matang seperti metode learning by going.
4. Bagaimana solusi yang Solusinya untuk melatih kemandirian anak, pertama
diterapkan oleh guru untuk partisipan, bekerjasama antara sekolah, komite, guru dan
menghadapi kendala-kendal orangtua murid selalu mejalin keakraban dengan
124

tersebut yang ibu ketahui? mempercayakan para guru untuk mendidik anak-anak di
TK dengan aspek perkembangan yang ditekankan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu ada 6,
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni
5. Bagaimana peran guru dalam Peran guru dalam melatih kemandirian anak dengan guru
melatih kemandirian anak? berperan mengarahkan dan memaksimalkan agar dapat
tercapai proses pembelajaran melalui permainan,
nyanyian, bercerita dan lain-lain serta menanamkan
kebiasaan yang baik.
6. Bagaimana sarana pendukung Saran prasaran mencakup semua seperti lahan bangunan,
yang digunakan oleh guru untuk gedung, ruang belajar, alat-alat media pendidikan, seperti
mengembangkan dan melatih meja, kursi dll TK IKKT dengan sarana prasarananya
kemandirian anak? selalu siap pakai saat akan digunakan oleh guru dan
peserta didik di TK dalam rangka proses belajar
mengajar dengan beberapa orang pendidik yang selalu
kompak dan selalu memberikan yang terbaik untuk anak
didik
7. Bagaimana kondisi awal Ada anak yang sudah mandiri karena terbiasa dilatih oleh
kemandirian anak pertama kali orangtuanya di rumah adapula anak yang sama sekali
masuk sekolah? tidak mandiri dan perlu dilatih kemandiriannya karena di
rumah mungkin selalu diayani pengasuhnya atau
orangtuanya.

8. Apakah masih ada anak yang Ada


belum mandiri sampai saat ini?
9. Jika iya seperti apakah bentuk Masih ada anak yang belum bisa melepas dan memakai
ketidak kemandirian tersebut? sepatu sendiri, masih ada anak yang rewel dan menangis
Jika tidak seperti apakah bentuk saat datang ke sekolah.
kemandirian tersebut?
10. Bagaimana tanggapan ibu Menanamkan sikap kemandirian pada anak sangatlah
125

mengenai kemandirian anak? penting, karena dapat meringankan peran guru dan
orangtua, tapi kita juga harus mengontrol misalkan:
sebelum bermain kita harus buat peraturan boleh bermain
tetapi sesudah bermain harus dirapihkan. Menanamkan
kemandirian pada anak juga menumbuhkan rasa percaya
diri pada anak serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik. Jika ada tugas usahakan anak mengerjakan
tugas itu sendiri sesuai kemampuannya, ibu guru hanya
boleh membantu mengarahkan saja dan beri motivasi dan
pujian supaya semangat mengerjakannya.

Mengetahui,

Hj. Sutiah, S.Pd.i


126

2.2 Hasil Observasi


INSTRUMEN PENELITIN
OBSERVASI TERHADAP GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA 3-4
TAHUN DI TK TUNAS MUDA I IKKT PALMERAH

No. Peran Guru dalam Melatih Dilakukan


Kemandirian Anak
Ya Tidak Deskripsi

1. Guru harus mampu dan √ - Dalam observasi yang peneliti lakukan selama
terampil dalam menyusun penelitian, peneliti melihat guru selalu
berbagai strategi pembelajaran; membarikan pembelajaran yang berbeda
kepada anak sehingga membuat anak tidak
merasakan bosan ataupun jenuh. Guru mampu
menarik perhatian anak-anak sehingga anak-
anak mau melakukan kegiatan pembelajaran
yang sudah guru sediakan.

2. Menciptakan suasana belajar √ - Dalam observasi yang peneliti lakukan selama


yang menyenangkan dan aktif penelitian, peneliti melihat anak-anak antusias
dalam belajar hal itu membuktikan bahwa
guru mampu memberikan pembelajaran yang
menyenangkan untuk anak. Guru selalu
melakukan pendekatan sebelum belajar dan
selalu memberikan pengertian bahwa kegiatan
yang dilakukan adalah kegiatan belajar sambil
bermain sehingga anak merasa nyaman,
senang, dan tidak takut dalam belajar.
127

3. Mampu mengintegrasikan √ - Dalam observasi yang peneliti lakukan selama


pembelajaran kemandirian penelitian, peneliti melihat guru memberikan
dengan aktivitas belajar anak pembelajaran kemandirian yang dekat dengan
baik dalam suasana belajar di anak. Mulai dari adanya pembiasaan
kelas maupun luar kelas membuka dan memasang sepatu sendiri, cuci
sehingga anak dapat bekerja tangan sendiri, makan sendiri, sikat gigi
sama, dan saling berkompetisi; sendiri dan merapihkan mainan sendiri.
Kegiatan tersebut awalnya membuat anak
merasa kesal karna tidak mampu melakukan
hal tersebut. Tetapi guru selalu memberikan
motivasi, reward dan pembiasaan dalam hal
tersebut sehingga membuat anak mampu
melaksanakan hal tersebut tanpa diminta
ataupun dipaksa.

4. Guru harus memperlihatkan √ - Dalam observasi yang peneliti lakukan selama


contoh yang konkrit dalam penelitian, peneliti melihat guru selalu
semua hal yang diajarkan menyediakan media pembelajaran melalui
benda-benda konkrit adapun media yang
berbahaya sehingga guru hanya menyediakan
media melalui alat main. Anak dibiasakan
untuk merasakan benda-benda konkrit
sehingga memudahkan anak untuk memahami
pembelajaran yang guru berikan dan anak
akan lebih mudah untuk merasakan suatu
perbedaan dari kasar dan halus, besar dan
kecil, panjang dan pendek serta anak akan
lebih muda untuk memperagakan benda
tersebut.
128

2.3 Hasil Observasi dengan Anak


INSTRUMEN PENELITIAN
HASIL PEDOMAN OBSERVASI TERHADAP ANAK

Nama Sekolah : TK Tunas Muda I Ikkt Palmerah, Jakarta Barat


Alamat Sekolah : Jl. Jalak No. 1 Palmerah
Kelompok : Playgroup
Variabel Dimensi Indikator Teknik Keterangan
Pengumpulan
Data
Kemandirian Percaya 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan
diri bermain selama penelitian, pada awal
bersama pembelajaran beberapa anak
2. Anak mampu masih menjauhkan diri dari
mengambil teman-temannya, guru
keputusan memberikan bermacam-
3. Anak mampu macam kegiatan permainan
menolong dan kepada mereka, tetapi
membantu beberapa anak tidak mau
teman melakukan. Setelah guru
mengarahkan dan membujuk
anak dengan perkataan baik
anak-anak mulai mau
bermain. Guru sering
mengarahkan secara
berulang agar terbiasa
memilih kegiatannya sendiri
sehingga membuat anak
mampu mengambil
keputusan tentang apa yang
akan ia lakukan. Kemudian
129

guru membiasakan bernyanyi


setiap pagi dengan
menyebutkan nama anak satu
persatu sambil mengarahkan
anak untuk menunjuk anak
yang dipanggil. Sehingga
membuat anak kenal satu
sama lain. Hal ini membuat
anak mulai terbiasa
mengenal teman dan
membangun pertemanan.
Anak mulai merasa nyaman
untuk bermain bersama, dan
mulai menunjukkan
keberaniaannya untuk
bermain, membuat keputusan
dan membantu teman.

Kreatif 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan


dan melakukan selama penelitian, Guru
inovatif, sesuatu atas sentra memberikan
kemauan pembelajaran yang berbeda-
sendiri beda setiap harinya dengan
2. Anak bertujuan untuk menarik
menyukai hal- minat anak dalam belajar.
hal yang baru Bermacam-macam
dan merasa kreativitas guru berikan
penasaran kepada anak untuk
menumbuhkan rasa tertarik
dan penasaran. Beberapa
anak masih asik dengan
130

dirinya sendiri sehingga


ketika guru memberikan
pembelajaran mereka masih
asik bermain, dan tidak
fokus. Hal ini membuat guru
untuk memberikan sesuatu
hal yang baru dengan
berbagai macam kegiatan
permainan yang dapat
disukai. Setelah terbiasa
dengan kegiatan-kegiatan
yang berbeda di sentra semua
anak mulai tertarik menyukai
kegiatan yang diberikan.
Ketika guru memberikan
bimbingan dan arahan semua
anak langsung antusias
memegang dan penasaran
untuk ikut mencoba. Guru
memberikan kepercayaan
kepada anak untuk terlibat
dalam semua kegiatan yang
ada. Dengan memberikan
kepercayaan kepada anak,
membuat anak merasa
mampu melakukan kegiatan
itu sendiri. Sehingga anak-
anak melakukan segla
sesuatu atas kemauan diri
sendiri hal itu membuat anak
tidak merasa tertekan dan
131

terpaksa dalam belajar.


Mampu 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan
bekerja melepas dan selama penelitian, semua
sendiri memasang guru sentra setiap pagi
sepatu sendiri mengingatkan anak dengan
2. Anak mampu mencontohkan kepada anak
mencuci untuk melepaskan sepatu
tangan sendiri secara perlahan setelah
3. Anak mampu mampu melepaskan guru
makan sendiri mengingatkan agar tidak
4. Anak mampu lupa merapihkan sepatu dan
merapikan topi kedalam loker. Beberapa
alat makan anak merasa tidak mampu
5. Anak mampu melakukannya sehingga
menggosok sering meminta bantuan
gigi kepada guru, guru
memberikan motivasi kepada
anak untuk dapat melakukan
segala kegiatan dengan
sendirinya. Guru
mencotohkan kepada anak-
anak tentang cara
melepaskan sepatu,
memakai, mencuci tangan,
makan, merapihkan alat
makan dan menggosok gigi
setiap hari. Sehingga
membuat anak terbiasa
dengan yang dilakukan guru.
Anak-anak mulai terbiasa
dan tidak perlu diingatkan
132

kembali oleh guru untuk


melepas sepatu, mencuci
tangan, makan, merapikan
alat makan, dan menggosok
gigi sendiri. Beberapa anak
masih ada yang dibantu
karena memiliki sepatu, sikat
gigi dan tas yang sulit
digunakan sendiri. Guru
memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk
terus mencoba melakukan
secara berulang sehingga
membantu anak untuk
membangun konsep
pemahaman bahwa ia
terbiasa melakukan segala
sesuatu sendiri.
Menyes 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan
uaikan ditinggal selama penelitian, beberapa
diri orangtua atau anak masih terbiasa
dengan pengasuh didampingi oleh pengasuh
lingkung 2. Anak tidak atau orangtua. Masih ada
an menangis anak yang menangis,
ketika digendong dan bahkan
ditinggal marah-marah saat di tinggal
dikelas oleh orangtuanya. Guru
3. Anak mampu memberikan pengertian
menyesuaikan kepada anak untuk terbiasa
diri dengan di tinggal dengan kata-kata
lingkungan yang memotivasi untuknya.
133

Beberapa anak yang masih


susah di tinggal oleh
pengasuh atau orangtua guru
membujuk anak dengan
mengambil alih peran
orangtua tersebut, guru
sering menggantikan
orangtua menggendong
anaknya dan mengajak anak-
anak keliling halaman sambil
bermain. Guru membujuk
anak dengan mengalihkan ke
permainan. Perlahan-lahan
semua anak terbiasa di
tinggal oleh orangtuanya,
anak-anak sudah mulai tidak
merasa takut datang ke
sekolah dan mulai belajar
meyesuaikan diri. Guru
memberikan rasa nyaman
kepada anak dengan
memberikan kesenangan
sehingga menumbuhkan
kepercayaan dirinya terhadap
orang lain. Hal itu membantu
anak tidak hanyak
menyesuikan diri sendiri
tetapi juga membuat anak
dalam menyesuaikan diri di
lingkungannya. Terlihat
ketika beberapa anak datang
134

ke sekolah langsung
menghampiri guru dengan
bersalaman dan memeluknya
hal itu menandakan anak
mulai terbiasa dengan
lingkungannya.
Bertang 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan
gung meminta maaf selama penelitian, setiap
jawab jika berbuat sentra memberikan tugas
salah kepada anak-anak. Namun
2. Anak mampu pada awal pembelajaran anak
tidak di sekolah tugas yang
menangis diberikan guru tidak pernah
ketika sudah dikerjakan dengan tuntas,
mengambil banyaknya anak yang
keputusan meminta bantuan untuk
3. Anak mampu dikerjakan dan anak asik
menyelesaika bermain sendiri. Jika tidak
n tugas sendiri dibantu anak akan menangis
4. Anak mampu dan marah. Lalu guru
merapihkan memberikan ketegasan
mainan kepada anak-anak dengan
memberikan sebuah reward
baik berupa pujian,
tepukkan, tos, dan hadiah
kepada anak-anak yang dapat
menuntaskan pekerjaannya
dengan tuntas. Beberapa
anak sangat antusias dengan
reward yang diberikan guru,
sehingga menumbuhkan
135

motivasi baginya untuk dapat


menuntaskan dan beberapa
anak lagi masih merasa tidak
peduli dengan tanggung
jawab yang diberikan. Guru
membiasakan anak untuk
merasa bersalah akan tugas
yang tidak dikerjakan guru
memberikan kata-kata yang
membuat merasa sedih.
Dalam hal ini guru
membiasakan anak
merapikan dengan
memberikan contoh kepada
anak yaitu, dengan
merapihkan kursi,
merapihkan alat makan, tas
dan sepatu ke dalam loker
anak. Membuat anak tersadar
dan terbiasa untuk
melakukan tugas pada
pekerjaannya sendiri akan.
Dengan memberikan
apresiapsi kepada anak yang
mau melaksanakan tanggung
jawabnya membuat anak
bersemangat bergerak untuk
merapihkan serta
menuntaskan kegiatannya.
Guru juga membiasakan
mengingatkan anak ketika
136

marah dan salah untuk segera


beristigfar kepada Allah dan
meminta maaf. Kemudian
guru memberikan tepukkan
kepada anak yang hebat
dalam meminta maaf dan
memaafkan. Setelah hal-hal
baik yang selalu diterapkan
guru saat ini anak akan
terbiasa merapihkan mainan,
kursi, tempat minum, alat
makan, sepatu, dan tas itu
sendiri tanpa perlu
diingatkan anak akan sadar
akan tugasnya.
137

2.4. Catatan Lapangan (CL)


2.4.1 Catatan Lapangan 1
CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT
Hari/ Tanggal : Senin, 10 September 2018
Tempat : Sentra Komputer dan Bahasa Inggris
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI

PUKUL KETERANGAN
07.30- 08.00 WIB Anak-anak satu persatu datang dan mengucapkan salam serta
bersalaman dan menulis absen. Orangtua mengantarkan anak sampai
memastikan anak tidak salah masuk sentra. Kemudian bel berbunyi
pertanda masuk kelas anak-anak segera berbaris di aula sekolah untuk
melakukan kegiatan upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak
memimpin upacara. Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera dan
dirgen, minggu ini gilirian anak kelompok B2 yang bertugas memimpin
upacara. Beberapa anak playgroup satu dan dua masih ditemani
pengasuh atau orangtuanya untuk mengikuti kegiatan upacara bahkan
masih ada beberapa yang nangis saat di tinggal.
Kegiatan upacara selesai seteleh upacara anak-anak
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak berdiri kembali dan mulai berbaris sesuai kelasnya dan
anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi bersama-sama setelah itu guru
kelas berpindah untuk tidak mendampingi anak dan digantikan oleh guru
sentra. Kemudian guru sentra meminta kepada orangtua atau pengasuh
untuk tidak menemani anak sampai ke dalam kelas. Guru membujuk
anak yang menangis saat di tinggalkan oleh orangtua atau pengasuhnya
08.00-09.30 WIB Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan, guru mengajak anak untuk menghadap komputer yang
138

sudah dihidupkan. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam permainan


panda, permainan tersebut terbagi menjadi beberapa permainan dimulai
dari bermain dengan symbol lagu, bermain dengan teliti, mencocokan
bentuk, dan kecepatan gerak. Guru menekankan kepada anak-anak
bahwa permainan ini hanya menggunakan gerakkan mouse saja, setelah
itu guru meminta anak untuk duduk tertib dan menjawab pertanyaan guru
untuk menyebutkan gambar bentuk yang ditunjuk. Guru memberikan
kebebasan kepada anak untuk memilih komputer yang akan dimainkan.
Sebelum bermain anak-anak ditanyakan “Siapa yang ingin pipis?” lalu
satu anak menjawab “ngga mau bu guru, pipis di pempers aja” lalu guru
berkata “besok-besok kalau bisa tidak pakai pempers ya sayang, karna
sudah besar memangnya masih dedek bayi pakai pempers, bilang mama
atau mba ya kalau di sekolah tidak usah pakai pempers seperti teman-
teman yang lainnya hebat sudah tidak pakai pempers”.
Anak-anak mulai bermain komputer, beberapa anak masih
membutuhkan bantuan guru untuk menggunakan komputer. Pada saat
bermain beberapa anak tidak bisa melakukannya dan malah menyentuh
layar monitor ia beranggapan bahwa komputer dapat disentuh lalu bu
guru berkata “anak-anak komputernya tidak dapat disentuh seperti
handphone ya komputernya di geser-geser aja mousenya” anak-anak
menjawab “iya bu guru” kemudian guru hanya mengamati anak-anak
ketika guru melihat anak benar-benar tidak mampu melakukan baru guru
memberikan bantuan. Beberapa anak sudah merasakan bosan dengan
bermain komputer sehingga anak-anak menyelesaikan sebelum jam
istirahat. Lalu guru memberikan permainan puzzle, anak-anak menyusun
sesuai pola-pola puzzle, disini guru tidak memberikan arahan karena
pada saat diberikan mainan anak-anak langsung antusias untuk
memainkan sendiri,
Setelah bermain berbunyi bel pertanda bahwa sudah waktunya
istirahat. Guru mengingatkan anak untuk merapihkan mainannya ke
dalam box setelah rapi, anak-anak duduk dalam lingkaran dan guru
139

mengajak anak bernyanyi lagu sebelum kita makan dan membaca doa
sebelum makan. Guru memanggil satu persatu anak yang rapi untuk
mencuci tangan dan anak-anak mencuci tangannya sendiri secara bergilir
dan anak-anak mengelap tangan yang basah ke handuk yang disediakan.
09.30.10.00 Pada saat istirahat guru sentra berganti dengan guru kelas, guru
kelas masih membantu anak-anak untuk mengambil makanan. Anak-
anak duduk tertib di kursi dan meja yang disediakan. Sebelum makan
anak mengambil tempat minum, kemudaian anak dibagikan makanannya
dan anak-anak makan bersama-sama tanpa ada yang di bantu untuk
disuapi. Ketika anak sedang makan guru mengingatkan anak untuk
merapihkan makanan yang jatuhdenganmenggunakantisukemudian di
buang di tempat sampah sesuai dengan jenis sampah tersebut dan
mengingatkan makanan yang sudah habis piringnya diletakkan di wadah
bawah yang sudah disediakan bu guru. Ada beberapa anak yang
menambah saat makan. Setelah selesai makan, anak anak merapihkan
piring ke tempat wadah tersebut beberapa anak masih ada yang
melempar saat menaruh piring ke wadah dan guru mengingatkan untuk
tidak dilemparsambilmemberikantisukepadaanakuntuk membersihkan
sisa nasi yang jatuh.
Setelah makan anak-anak duduk dengan rapi untuk membaca doa
sesudah makan, kemudian guru memimpin anak untuk membaca doa,
sesudah makan anak memulai kegiatan pembelajaran yang sudah
disiapkan bu guru, sebelum anak-anak mengerjakan bu guru mengajak
anak-anak untuk bernyanyi bersama.
10.00-10.30 WIB Setelah bernyanyi guru menjelaskan kegiatan terakhir yang
dilakukan sebelum pulang. Guru mengambil lembar kerja anak,lalu guru
menjelaskan apa yang ada digambar, guru memberi contoh cara
mengerjakan kemudian guru bertanya kepada anak-anak “bisa tidak
anak-anak?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru membagikan
satu persatu kertas yang sudah disediakan. Anak-anak mengerjakan
beberapa anak pertama-tama masih membutuhkan bantuan bu guru
140

setelah dibantu guru mengamati anak saja hingga selesai guru


memberikan motivasi kepada anak-anak yang bisa mengerjkan dengan
memberi pujian dan mengajak tos kepada anak.
Setelah selesai anak-anak masih ada waktu untuk bermain
kemudian anak-anak diberikan lilin atau playdough untuk bermain,
setelah bermain guru kelas melakukan evaluasi pembelajaran hari ini.
Bel berbunyi tanda waktu pulang sekolah telah tiba, anak-anak membaca
doa pulang lalu guru mengingatkan anak-anak untuk mengambil tempat
minum dan dimasukan ke dalam tasnya.
Kemudian anak mengambil sepatu dan tas yang ada di loker,
anak-anak memakai sepatu dan membawa tasnya sendiri. Ada anak yang
masih dipakaikan sepatu setelah rapi semuanya guru baru membuka
pintu dan anak-anak menunggu di jemput orangtua atau pengasuhnya.
Keterangan:

Hari ini masih ada 3 anak yang masih menangis saat di tinggal orangtua, Terdapat 2 anak yang
masih tidak mau mengambil tempat minum di tasnya. Pada saat belajar beberapa anak masih asik
bermain sendiri dan tidak fokus memperhatikan guru. Ketika bermain komputer anak-anak antusias
bermain komputer pada saat bermain ada anak yang merasa putus asa karena tidak bisa menggeser
mouse hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bermain dan bermain puzzle. Kemudian pada jam
istirahat guru masih menertibkan anak-anak untuk baris tertib dan bersabar untuk mengantri mencuci
tangan, lalu pada saat makan bersama selesai beberapa anak masih membantu untuk membersihkan sisa
makanan yang jatuh. Saat jam pulang sekolah beberapa anak masih dipakaikan kaos kaki dan sepatu.
141

2.4.2 Catatan Lapangan 2


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Rabu, 12 September 2018


Tempat : Sentra Bermain peran
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, anak-anak segera membuat
lingkaran di aula sekolah sesuai kelompok. Beberapa anak PG masih
didampingi sampai bel berbunyi, kemudian guru mengambil anak yang
di gendong orangtuanya dan mengalihkan perhatian anak agar tidak
menangis. Lalu anak-anak kelompok A dan PG dicampur dalam
membuat lingkaran dan kelompok B membuat lingkaran terpisah.
Anak-anak berdiri dalam lingkaran dan guru memimpin anak-anak
untuk bernyanyi Indonesia Raya, setelah bernyanyi anak-anak
dipersilahkan duduk lalu guru memimpin kembali bernyanyi lagu
selamat pagi setelah bernyanyi anak-anak membaca doa belajar.
Setelah membaca doa anak-anak masih ada waktu bermain
sampai berbunyi bel kembali. Guru membagi dua giliran anak-anak
yang bermain di halaman dan di aula, pada rabu giliran anak A dan PG
bermain dihalaman. Anak-anak dibebaskan bermain bersama, anak
boleh memilih mainan yang disukai dari permain perosotan, ayunan,
putaran, melompat, melihat binatang ikan dan kura-kura, memanjat dan
yang lainnya.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi kembali anak-anak berlarian menuju aula dan
berbaris, anak menyanyikan lagu lonceng berbunyi sambil
menggerakan kaki. Setelah bernyanyi guru kelas berpindah berganti
dengan guru sentra. Guru sentra mengajak anak menaiki tangga dengan
142

hati-hati untuk menuju sentranya. Setelah masuk ke dalam kelas guru


meminta anak untuk melepaskan sepatunya dan meletakkan sepatu ke
loker. Guru meminta anak untuk meminum terlebih dahulu dan
meletakkan tempat minum di meja yang disediakan.
Setelah itu anak-anak dan guru duduk bersama dan
menyanyikan lagu selamat pagi, kemudian guru mengajak anak
melakukan tepuk tangan. Kemudian guru menanyakan “siapa yang
tahu hari ini hari apa?” beberapa anak ada yang menyebutkan “Hari
Kamis, Senin dan Rabu” lalu guru mengatakan bahwa hari ini hari
Rabu dan guru mengajak anak-anak kembali bernyanyi nama-nama
hari”. Setelah bernyanyi guru menanyakan kembali kepada anak
“teman-teman” anak menjawab “apa” guru berkata “teman-teman ada
yang punya cerita hari ini? siapa yang mau cerita?” lalu anak
mengangkat tangan sambil berkata “saya bu guru, saya” guru memilih
satu persatu anak untuk bercerita guru hanya memilih anak yang duduk
tertib yang bercerita. Beberapa anak ada yang bercerita tentang
kegiatan mereka di hari liburnya.
Setelah bercerita ibu guru melaksanakan kegiatan berikutnya
yaitu anak-anak mengucapkan tata tertib di kelas yaitu ada lima
peraturan. setelah membaca tata tertib anak-anak diajarkan membaca
surat pendek yaitu surat Al-Kautsar, kemudian anak-anak dilanjutkan
kembali dijelaskan tema hari ini dan kegiatan hari ini.
Guru berkata kepada anak-anak “Teman-teman hari ini tema
kita adalah perlengkapan mandi nah siapa yang tau apasaja
perlengkapan mandi yang diperlukan ya?” anak-anak menjawab
“sabun, shampo” lalu guru bertanya kembali “teman-teman ada yang
tau berapa kali kita mandi?” anak menjawab “dua kali bu guru dan ada
yang menjawab tiga kali juga” lalu guru menjelaskan dengan berkata
“kita mandi sehari 2 kali pagi dan sore, kenapa ya kita harus mandi”
anak menjawab “anak berebutan menjawab ada yang bilang biar wangi
bu guru, ada juga yang bilang biar bersih bu guru” setelah itu bu guru
143

menjelaskan kegiatan hari ini adalah bertema hotel, di hotel ada kamar
tidur, kamar mandi, ruang makan, ada restaurant, kolam renang, tempat
bermain, nah teman-teman mau tidak bermain dengan bu guru?” anak-
anak menjawab “mau bu guru mau”, kemudian ibu guru mengajak
anak untuk ke tempat bermain, ibu guru menjelaskan kembali anak-
anak belum diperbolehkan masuk ke area bermain sebelum mengikuti
alur cerita bermain. Ibu guru menjelaskan kepada anak “Teman-teman
boleh dilihat, ibu guru punya kegiatan banyak sekali. Teman-teman di
hotel boleh menjadi koki di tempat restaurantnya, boleh jadi pembeli,
boleh jadi pelayan di restaurant, boleh juga sebagai penyewa hotel, nah
sebelum nyewa hotel teman-teman harus memesan dulu, nanti boleh
ada yang menjadi penjaga hotelnya atau bisa dibilang sebagai
receptionist, di sini ada lift teman-teman kalau mau ke kamar hotel
teman-teman naik lift terlebih dahulu, kalau teman-teman bosan di
kamar teman-teman boleh bermain di area bermain boleh juga
berenang. Nah teman-teman sudah jelas belum?” anak-anak menjawab
“jelas bu guru, bu guru aku mau jadi koki” beberapa anak berebutan
memilih permainan ibu guru menjelaskan kembali dengan berkata
“teman-teman boleh bermain tetapi bergantian tidak boleh rebutan,
teman-teman kalau ingin bermain di tempat yang dimainkan temannya
teman-teman harus izin dulu sama temannya ya bisa tidak teman-
teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru mengizinkan
anak masuk ke area bermain dan membebaskan anak memilih perannya
masing-masing, beberapa anak sangat antusias dalam bermain mereka
mencoba semua peran yang disediakan hanya ada satu anak yang
mencoba beberapa peran saja. Ibu guru hanya mengamati anak-anak
sesekali ibu guru membantu anak dalam memainkan perannya dengan
sebagai pembeli atau penyewa hotel.
Guru memberikan pembelajaran sosial emosional melalui
bermain peran, dengan bermain peran tersebut anak-anak di arahkan
untuk dapat memilih kegiatan peran yang disukai, tidak hanya memilih
144

dengan bebas. Anak-anakpun diajarkan untuk menumbuhkan rasa


percaya diri dan juga untuk berani mengeluarkan emosinya.
Kemudian ibu guru mengingatkan anak-anak bahwa waktu
bermain akan berakhir dalam hitungan satu sampai sepuluh, kemudian
ibu guru berhitung waktu sudah berakhir, ibu guru mengingatkan anak-
anak untuk mengembalikan mainannya sesuai dengan tempatnya, ibu
guru memberi contoh dengan membantu anak-anak merapihkan sesuai
tempatnya, anak-anak semua membantu bu guru merapihkan sesuai
dengan tempatnya walaupun sebelumnya ada tiga anak yang tidak mau
merapihkan. Bu guru membujuk anak tersebut untuk mau membantu
merapihkan dengan memberikan pujian dan reward berupa tos kepada
anak.
09.30-10.00 WIB Pukul 09.30 bel berbunyi waktunya anak-anak makan, ibu
guru mengajak anak duduk di kursi yang disediakan anak-anak dan ibu
guru duduk bersama kemudian bu guru bernyanyi lagu sebelum kita
makan setelah bernyanyi ibu guru memimpin anak-anak untuk baca
doa “teman-teman tangannya diangkat suaranya dikeluarkan kita mau
berdoa sebelum makan yuk sama-sama baca doa sebelum makan”
kemudian anak-anak membaca doa tersebut bersama-sama.
Ibu guru memanggil anak satu persatu untuk mencuci tangan,
sebelum dipanggil ibu guru bertanya kepada anak-anak tentang
kegiatan yang dimainkan apa saja satu persatu anak menjawab dan
diizinkan mencuci tangan terlebih dahulu. Ada satu anak yang
membantu bu guru memberikan sabun kepada teman-temannya, anak-
anak secara bergilir masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan.
Setelah mencuci tangan anak-anak mengambil tempat minum dan
duduk di kursi, guru sentra tidak diganti dengan guru kelas dikarenakan
guru sentra di bermain peran adalah guru kelasnya. Ibu guru
menyiapkan makanan anak-anak satu persatu anak mengambil
makanan yang sudah disediakan. Ibu guru mengingatkan kepada
teman-teman untuk tidak lupa merapihkan piringnya ke dalam box
145

yang ibu guru sediakan dengan pelan-pelan tidak dibanting,


membersihkan makanan yang jatuh di meja dan di lantai
dengandibersihkanpakaitisu.
10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk.
Kemudian anak diajak kembali belajar materi terakhir sebelum pulang
dengan kegiatan membuat siput dari koran.
Ibu guru menjelaskan cara membuatnya “teman-teman hanya
perlu menggulung saja pelan-pelan kalau sudah ibu guru yang akan
memberi lem dan teman-teman memberikan mulutnya ya bisa tidak
teman-teman?” dengan antusias dan tidak sabar anak-anak menjawab
“bisa bu guru bisa” lalu bu guru memberikan motivasi dengan
mengatakan “aku bisa” anak-anak mengikuti ibu guru berkata kembali
“aku hebat” anak-anak mengikuti lalu bu guru bilang “yes yes oke”.
Kemudian anak-anak mengerjakan ada beberapa anak yang bilang
“tidak bisa bu guru” lalu guru membantu anak tersebut dan mengatakan
“ayo kamu pasti bisa ayo dicoba dulu” setelah selesai masih ada waktu
sebelum pulang ibu guru memberikan mainan lego sebentar kepada
anak dan setelah bermain anak-anak merapihkan mainan tersebut
kemudian duduk kembali ke kursi dan guru melakukan evaluasi.
Bel berbunyi pertanda waktunya pulang, ibu guru mengajak
anak-anak bernyanyi lagu hari sudah siang, kemudian dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orang tua.
Guru meminta kepada anak-anak untuk tidak lupa memasukan tempat
minum ke dalam tas dan memakai sepatu terlebih dahulu. Guru
meminta anak tidak keluar sebelum dijemput oleh orangtua atau
pengasuhnya
Keterangan:
Hari ini ada satu anak yang masih menangis, ketika kegiatan bermain di halaman masih ada anak
yang tidak ingin bermain. Lalu ketika saat masuk sentra terdapat satu anak yang tidak berani naik ke
atas sehingga guru menggendong anak tersebut. Anak-anak antusias dalam bermain peran dan mengikuti
146

semua kegiatan hingga selesai. Pada saat kegiatan terakhir anak-anak menggulung koran untuk membuat
siput dan beberapa anak tidak menyelesaikan kegiatan tersebut sehingga guru yang membantu
membuatkan siput. Ketika pulang sekolah anak-anak masih diingatkan untuk merapihkan tempat minum
ke dalam tas dan masih ada satu anak yang masih dipakaikan sepatu dikarenakan sepatu yang digunakan
cukup rumit dipakai sendiri.
147

2.4.3 Catatan Lapangan 3


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Senin, 17 September 2018


Tempat : Sentra Persiapan
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas. Peserta didik segera
berbaris di aula sekolah untuk melakukan kegiatan upacara. Guru
melakukan giliran untuk anak-anak memimpin upacara. Ada yang
menjadi pemimpin, pembawa bendera dan dirgen, minggu ini gilirian
anak kelompok A1 yang bertugas memimpin upacara. Bagi anak yang
terlambat anak-anak akan dibariskan terpisah di paling belakang
dengan bu guru sampai pengibaran bendera selesai kemudian anak
yang terlambat digabungkan kembali dengan teman-teman kelasnya.
Beberapa anak playgroup satu dan dua masih ditemani pengasuh atau
orangtuanya untuk mengikuti kegiatan upacara bahkan masih terdapat
anak yang digendong orangtuanya untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan upacara selesai seteleh upacara peserta didik
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak berdiri kembali dan mulai berbaris sesuai kelasnya dan
anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi bersama-sama setelah itu guru
kelas berpindah untuk tidak mendampingi anak dan digantikan oleh
guru sentra. Guru sentra meminta kepada orangtua atau pengasuh
untuk tidak menemani anak sampai ke dalam kelas. Masih ada dua
anak yang menangis ketika di tinggal orangtua atau pengasuhnya
kemudian guru membujuk anak dengan mengajak anak bermain
148

sebentar di luar agar tidak menangis lagi. Setelah itu guru meminta
anak untuk melepaskan sepatu dan topi kemudian dirapikan ke dalam
loker
Guru memberikan pembelajaran pembiasaan kepada anak-
anak untuk terbiasa melepaskan sepatu mereka sendiri tanpa dibantu
guru ataupun oranglain. Anak-anakpun tidak hanya dibiasakan untuk
melepaskan sepatu tetapi diajarkan pula untuk kerapihan dirinya
dalam meletakkan sepatunya ke dalam loker.
08.00-09.30 WIB Setelah itu anak-anak diperintahkan untuk masuk ke dalam
kelas, guru meminta anak untuk duduk di pinggir karpet guru dan
anak duduk bersama melakukan pembukaan dengan mengucapkan
“sebelum belajar kita nyanyi dulu sama-sama dibuka suaranya satu
dua tiga hello hello hello apa kabar?” anak menjawab “baik baik baik
baik saja” dilanjutkan menyanyi lagu selamat pagi.
Kemudian guru meminta anak untuk berhitung, setelah
berhitung guru menanyakan “siapa ya temen kita yang tidak masuk?”
anak-anak menjawab “Rama” bu guru menanyakan lagi “satu lagi
siapa ya temen kita tidak masuk? hayo coba dilihat temennya siapa ya
yang tidak ada?” anak-anak menjawab kembali “hanna bu guru” bu
guru berkata “oh iya hanna” bu guru menanyakan kembali siapa yang
tahu sekarang hari apa?” anak-anak menjawab “hari Minggu dan ada
yang menjawab hari Selasa” bu guru menjawab “salah teman-teman
kemarin hari Minggu sekarang hari Senin” lalu anak-anak diajak
bernyanyi nama-nama hari. Setelah itu dilanjutkan dengan
mengucapkan tata tertib, lalu guru mengajak anak untuk membaca
surat Al-Kautsar. Guru bertanya kepada anak-anak “ada yang ingin
bercerita tidak teman-teman? dari tadi bu guru liat temen-temen masih
ada yang berbicara sendiri?” lalu anak-anak menjawab “saya bu guru
saya mau bercerita” bu guru memilih satu persatu anak untuk
bercerita.
Setelah itu guru mengeluarkan media pembelajaran anak-anak
149

bertanya “apa itu bu guru?” ibu guru menjawab “ini baju seragam
teman-teman” lalu guru melebarkan baju yang dilipat tersebut dan
memperlihatkan kepada anak-anak. Guru bertanya “ada yang tau ini
namanya apa ya?” anak-anak menjawab “seragam tentara” bu guru
menjawab “iya betul tapi ini namanya seragam ABRI teman-teman”
ibu guru bertanya kembali “coba teman-teman lihat baju teman-teman
sama tidak ya dengan anak-anak yang sekolah disini?” anak-anak
menjawab “sama bu guru” lalu guru menjelaskan “baju teman-teman
pakai hari ini namanya seragam karena dipakainya sama orang
banyak”.
Sesudah bu guru selesai menjelaskan materi pagi, kemudian
guru bertanya kepada anak “siapa yang mau pipis? yang mau pipis
bilang bu guru ya teman-teman” lalu guru melanjutkan kegiatan
belajar dengan ngajak anak untuk melihat kegiatan yang akan
dilaksanakan. Guru menjelaskan terlebih dahulu, ada 4 kegiatan yang
akan dilaksanakan guru menjelaskan satu persatu dimulai dari
kegiatan menebalkan garis titik lurus, menyusun jumlah uang yang
sama, menggambar bebas, dan memasukan bunga ke gelas memakai
sendok dengan memilih warna yang sama. Setelah dijelaskan guru
bertanya kepada anak “bisa tidak teman-teman?” anak menjawab
“bisa bu guru” guru berkata kembali “bisa tidak bermain dengan tertib
dan bergantian?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru
membebaskan anak memilih kegiatan yang akan dimainkan lebih
dahulu. Anak-anak dengan antusias memilih kegiatan tersebut dan
menyelesaikan satu persatu.
Anak-anak sudah menyelesaikan kegiatan tersebut, anak-anak
dipersilahkan untuk membaca buku cerita, bermain nyusun balok.
Beberapa anak antusias memilih buku yang akan dibaca, kemudian
beberapa anak meminta bu guru untuk membacakan ia berkata “bu
guru bacain buku ini, ini dan ini” bu guru menjawab “satu satu dulu ya
sayang dibacainnya, bu guru bacain tapi tunggu teman-teman selesai
150

bermain dulu ya kit abaca cerita bersama-sama”. Setelah selesai


bermain bu guru meminta anak untuk merapihkan ketempatnya dan
mengajak anak untuk duduk dengan rapi kemudian ibu guru meminta
tolong kepada satu anak untuk mengambilkan buku cerita yang ingin
diceritakan, lalu anak tersebut memilih buku cerita tentang gigi sehat.
Anak-anak duduk dengan rapi bu guru bercerita dan anak-anak
antusias dengan cerita yang bu guru ceritakan.
Setelah bercerita bel berbunyi waktu anak-anak istirahat, guru
menyanyikan lagu sebelum kita makan kemudian dilanjutkan dengan
membaca doa sebelum makan. Guru meminta anak untuk duduk rapi
dan menanyakan satu-satu kepada anak terkait pembelajaran apa saja
yang dilakukan hari ini bagi anak yang bisa menjawab diperbolehkan
mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah menjawab semuanya, anak-
anak keluar mengambil sabun cuci tangan, kemudian mereka mencuci
tangan satu persatu dan mengantri dengan sabar.
09.30-10.00 WIB Guru sentra bertukar kembali dengan guru kelas, ketika
kegiatan istirahat hingga pulang anak bersama guru kelas. Guru kelas
meminta kepada anak-anak untuk menyiapkan makanannya sendiri,
beberapa anak menjawab “tidak bisa bu guru” kemudian ibu guru
berkata “ayo anak PG satu hebat, dicoba dulu yuk sayang pelan-pelan
diambilnya pasti bisa nanti kalau tidak bisa bu guru bantu” anak-anak
satu persatu menyiapkan makanannya sendiri walaupun ada beberapa
yang masih dibantu, kemudian ibu guru selalu menjelaskan “anak -
anak kalau sudah selesai makannya letakkan piring ke box yang
disediakan dengan pelan-pelan ya tidak dibanting, lalu letakkan
minumannya kembal ke meja dan rapikan kursi nya” anak-anak
menjawab “iya bu guru” lalu guru mengatakan kembali “nanti yang
sudah selesai membereskan boleh minta tisu kepada bu guru ya untuk
membersihkan nasinya yang jatuh. Jangan lupa cara
membersihkannya di tekan ya teman-teman”
10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak diajak bernyanyi bersama guru
151

mengucapkan lagu untuk berdoa, lalu guru berkata “teman-teman


angkat kedua tangannya dibuka suaranya berdoa mulai” kemudian
anak mulai berdoa. Setelah berdoa anak melaksanakan kegiatannya
yang terakhir tetapi sebelum itu bu guru mengajak anak-anak untuk
menyanyi bersama terlebih dahulu, guru mengajak anak untuk meniru
suara binatang.
Anak-anak mulai melaksanakan kegiatan terakhir sebelum
pulang. Bu guru memperlihatkan apa yang dipegangnya bu guru
bertanya “teman-teman ada yang tau apa yang bu guru pegang ini?
anak-anak menjawab “kertas bu guru sama gunting juga” lalu guru
menjawab “wah hebat betul sekali, nah teman-teman kegiatan kita hari
ini adalah menggunting siapa yang mau menggunting? anak-anak
menjawab “saya bu guru!” kemudian guru menjelaskan “teman-teman
perhatikan bu guru ya cara mengguntingnya seperti ini buka tutup
buka tutup buka tutup bisa teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa
bu guru!” lalu guru membagikan satu persatu gunting dan kertas
tersebut bu guru pun sambil menjelaskan kembali “teman-teman
gunting ini tidak boleh untuk menggunting selain kertas yang bu guru
kasih ya” bu guru bertanya kepada anak-anak “boleh tidak guntingnya
buat gunting baju? anak menjawab “engga boleh bu guru” lalu guru
bertanya kembali boleh tidak menggunting rambut? anak menjawab
“engga boleh bu guru” lalu guru mengatakan “hebat! teman-teman
boleh menggunting bebas yang sudah bisa boleh menggunting seperti
bu guru, yaitu gunting lurus” anak-anak menjawab “iya bu guru”
Bel berbunyi kegiatan pembelajaran hari ini berakhir, setelah
anak-anak menggunting, guru menyanyikan lagu hari sudah siang
anak-anak satu persatu mulai duduk dikarpet setelah duduk dengan
rapi semuanya bu guru mengucapkan “terimakasih teman-teman karna
sudah hebat mari sama-sama kita baca doa kedua orang tua” anak-
anak membaca doa tersebut dan dilanjutkan dengan membaca surat
Al-Ashr.
152

Setelah membaca doa bu guru mengatakan “ucapkan salam”


anak-anak menjawab “ass salamu’alaikum” kemudian bu guru
menjawab “wa’alaikum salam wr.wb teman-teman jangan lupatempat
minum dimasukkan ke dalam tas, kaos kakinya yang dilepas jangan
lupa di pakai, ambil sepatunya di loker luar ya teman-teman,
sepatunya tidak dipakaikan mama ya sayang, yuk yang sudah rapi
boleh ke luar pakai sepatunya yang belum dijemput tunggu di dalam
kelas ya”. Kemudian bu guru mengawasi anak-anak di luar kelas
sebelum dijemput oleh orang tua atau pengasuhnya.
Keterangan:
Beberapa anak masih ada yang menangis saat di tinggal orangtuanya, saat melepaskan sepatu anak
sudah mulai terbiasa melepaskan sepatu sendiri dan meletakkannya di loker walaupun masih ada dua
anak yang belum merapihkan sepatunya. Ketika pembelajaran berlangsung anak sudah mulai mampu
memilih kegiatan yang disukai dan mengerjakannya dengan selesai, lalu pada saat mencuci tangan anak
sudah mulai sabar mengantri. Beberapa anakpun masih ada yang tidak mau menyiapkan makanan
sendiri. Pada saat kegiatan berakhir anak-anak sudah mampu memakai sepatu sendiri.
153

2.4.4 Catatan Lapangan 4


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Selasa, 18 September 2018


Tempat : Seni dan Kreativitas
Waktu : 07.30-10.30 WIB
Deskripsi
PUKUL KETERANGAN
07.30-10.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, anak-anak segera membuat
lingkaran sesuai dengan kelompoknya. Kelompok A bersama PG
membuat lingkaran dan kelompok B terpisah. Beberapa anak PG
masih didampingi oleh orang tua. Guru mengatakan “sudah siap
teman-teman?” anak menjawab “sudah bu guru” lalu guru
mengatakan kembali “ambil suara Innn…. satu dua tiga” anak-anak
menyanyikan lagu Indonesa Raya setelah bernyanyi guru
mengucapkan “terimakasih teman-teman silahkan duduk” lalu
anak-anak dan bu guru duduk dalam lingkaran guru menyanyikan
lagu selamat pagi kemudian dilanjutkan dengan mengatakan
“angkat kedua tangan tundukan kepala berdoa mulai” anak-anak
membaca doa sebelum belajar.
Setelah membaca doa anak-anak masih mempunyai waktu
sebelum masuk kelas kemudian guru memberikan waktu kepada
anak-anak untuk bermain di halaman dengan bebas. Guru meminta
kepada orang tua untuk meninggalkan sekolah dan menunggunya di
ruang tunggu, kemudian ada satu anak yang masih menangis saat
ditinggal orang tuanya lalu guru membujuk anak untuk bermain.
Bel berbunyi tanda anak masuk kelas, anak-anak berbaris
kembali di aula mereka menyanyikan lagu lonceng berbunyi
kemudian guru sentra mendampingi anak-anak untuk masuk ke
154

dalam kelas. Sesampai anak di depan kelas guru meminta anak


untuk melepaskan sepatu dan merapihkan ke dalam loker serta
mengambil tempat minum yang ada di dalam tas dan membawanya
ke dalam kelas di letakkan di meja yang disediakan.
08.00-09.30 WIB Ibu guru mempersilahkan anak-anak untuk duduk
melingkar di atas karpet yang sudah disediakan. Ibu guru duduk
diantara anak-anak dan mengajak anak bernyanyi dengan berkata
“dibuka suaranya satu dua tiga hello hello hello apa kabar? anak-
anak menjawab “baik baik baik baik saja” kemudian guru
mengatakan “siapa tahu sekarang hari apa?” anak-anak menjawab
“hari senin bu guru” lalu bu guru berkata “hari senin kemarin
sekarang hari selasa” lanjut “tanggalnya tanggal berapa? kemarin
tanggal tujuh belas sekarang tanggal berapa hayo?” anak menjawab
“sepuluh bu guru” lalu guru membenarkan “tanggal delapan belas
teman-teman“bulannya bulan apa ya teman-teman?” ada satu anak
yang menjawab “September” selanjutnya guru memberikan
apresiasi kepada anak dengan tepuk tangan.
Guru mempertegas kembali dengan mengatakan “hari
Selasa tanggal 18 September tahun 2018” lalu bu guru bertanya
kembali “hari ini cerah atau mendung ya teman-teman?” anak-anak
menjawab “cerah bu guru ada mataharinya” kemudian guru
mengajak anak bernyanyi lagu matahari. Kemudian bu guru
mengabsen satu persatu dengan menyanyikan lagu “Good
Morning” anak-anak menjawab “just fine” satu persatu saat
namanya disebutkan. Setelah bernyanyi guru mengajak anak untuk
berhitung dengan berkeliling setelah berhitung guru bertanya “siapa
teman kita yang tidak masuk ya?” lalu anak menjawab “Rama bu
guru” kemudian bu guru berkata “Rama hari ini sedang sakit mari
kita sama-sama doakan Rama agar cepat sembuh ya”
Setelah itu guru mengajak anak untuk membaca surat Al-
Kautsar. Guru mengajak anak untuk mengucapkan tata tertib di
155

kelas, kemudian guru meminta anak untuk duduk tertib. Anak-anak


diperintahkan untuk meluruskan kakinya ibu guru bertanya “di kaki
bu guru ada apa ya teman-teman?” anak-anak menjawab “kaos kaki
bu guru” lanjut “di kaki teman-teman ada apa? sama tidak dengan
bu guru?” anak-anak menjawab “kaos kaki bu guru” kemudian
dilanjutkan dengan menanya “teman-teman tau tidak kenapa
teman-teman memakai kaos kaki?” anak-anak menjawab “biar
tidak kotor bu guru” lalu guru menjawab “betul sekali, kaos kaki
digunakan untuk melindungi kaki kita agar tidak kotor” lalu
memberi apresiasi dengan ngajak tos kepada anak yang menjawab.
Setelah menjelaskan guru bertanya “siapa yang mau
bermain dengan bu guru” anak-anak menjawab “saya bu guru” lalu
guru mengatakan “kalau ingin bermain teman-teman ikuti bu guru
lihat apa yang bu guru jelaskan dulu ya baru setelah itu boleh
bermain bisa tidak teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa”.
Lalu anak-anak mengikuti bu guru, ibu guru menjelaskan satu
persatu kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini dimulai dari
kegiatan menempel dan mencocokan warna, mengecat di atas
kertas, dan melipat origami. Setelah selesai dijelaskan guru
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatan yang
akan dilakukan anak-anak. Anak-anak mengerjakan sendiri guru
hanya mengamati saja sesekali guru membantu anak yang merasa
kesulitan.
Kegiatan anak-anak telah selesai guru memberikan mainan
meronce kepada anak. Anak satu persatu memasukan bentuk
geometri ke dalam tali. Setelah selesai guru meminta anak untuk
merapihkan kembali mainan tersebut ke tempatnya
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi pertanda kegiatan di sentra berakhir dan
dilanjutkan dengan istirahat. Guru menanyakan kepada anak “siapa
yang ingin makan?” anak-anak menjawab “saya” lalu guru berkata
“yuk sama-sama kita nyanyi dibuka suaranya satu dua tiga” guru
156

dan anak-anak menyanyikan lagu sebelum kita makan setelah itu


guru mengajak anak untuk berdoa sebelum makan. Dilanjutkan
dengan anak baris untuk mencuci tangan dan mengambil tas untuk
dimasukan ke dalam tas.
Guru sentra berganti dengan guru kelas, guru kelas masuk
ke dalam sambil mengatakan “Assalamu’alaikum teman-teman,
siapa yang mau makan? yuk baris disini” beberapa anak baris untuk
mengambil makanan di meja. Kemudian guru mengingatkan anak
dengan berkata “teman-teman jangan lupa piringnya di rapikan di
box pelan-pelan ya jangan dibanting, lalu rapikan sisa makanan
yang jatuhdengantisuya” anak-anakmenjawab baik bu guru.
10.00-10.30 WIB Anak-anak telah selesai makan bersama dan merapihkan,
kemudian guru mengajak anak untuk berdoa. Setelah berdoa guru
berkata “siapa yang mau pulang?” anak-anak menjawab “saya” lalu
guru berkata kembali “kalau ingin pulang duduk dengan tertib ya
teman-teman, karna kita akan ada satu kegiatan lagi yaa” kemudian
ibu guru mengambil kegiatan hari ini di meja dan bu guru menulis
angka di papan tulis dan meminta anak menyebutkan angka yang
ditulisnya guru menulis angka satu sampai tiga dan guru bertanya
satu persatu anak ditanya “anak-anak ini angka berapa?” kemudian
satu persatu anak menjawab “ satu dua dan tiga” kemudian guru
mengambil buku tulis yang sudah di tempelkan lembar kerja anak
dengan angka tiga, guru memberi contoh dengan menempelkan
bentuk segitiga dengan sebanyak jumlah angka yang diperintahkan.
Guru memanggil anak satu persatu untuk mencoba mengerjakan
ketika sudah berhasil anak diberi tanggung jawab mengerjakannya
sendiri.
Setelah selesai mengerjakan anak-anak diajak untuk duduk
dipinggir karpet kemudian guru mengajak anak untuk berdiri dalam
lingkaran, guru ngajak anak bernyanyi lagu “mari kawan bermain
dalam lingkaran menyebut bintang yang ada di hutan binatang
157

apakah itu binatang apakah itu?” guru langsung menyebutkan ciri-


ciri binatang dan dilakukan secara berulang.
Bel berbunyi guru mengajak anak-anak untuk duduk,
setelah duduk guru bertanya “teman-teman capek tidak?” anak-
anak menjawab “capek bu guru” lalu bu guru bilang “siapa yang
ingin pulang?” anak-anak menjawab “saya bu guru saya” kemudian
guru meminta kepada anak-anak untuk dengan rapi dan
mengangkat kedua tangan. Setelah membaca doa lalu mengucapkan
salam dan guru mengingatkan anak-anak dengan berkata “teman-
teman jangan lupa ambil tempat minum dan memasukan ke dalam
tas setelah itu pakai sepatu di luar ya sayang ingat ya pakai
sepatunya tidak di pakaikan mama” lalu anak-anak merapihkan
tempat minum dan bersalaman lalu keluar memakai sepatu sambil
bu guru mengawasi orang tua murid yang akan menjemput anak-
anak.
Keterangan:
Masih ada satu anak yang menangis saat di tinggal, Ketika melepaskan sepatu anak-anak sudah
mampu melepaskan sendiri dan merapihkan ke lokernya. Beberapa anak sudah bisa merapihkan tempat
minum sesuai yang di arahkan dan ada yang sudah terbiasa merapihkan sendiri tanpa di ingatkan.
Beberapa anak masih ada yang dibantu saat kegiatan melipat origami hingga selesai. Anak-anak mulai
antusias membantu bu guru memberikan sabun kepada teman-temannya, mencuci tanganpun anak-anak
sudah mulai tertib dan pada saat makan bersama guru masih melatih anak agar terbiasa mau
menyiapkan makanan sendiri tanpa di perintahkan. Kemudian guru selalu memberikan apresiasi
melalui pujian dan tepukan sehingga anak-anak mau melakukan kegiatan sendiri dan beberapa anak
sudah terbiasa memakai sepatu sendiri dan beberapa masih ada yang harus di ingatkan.
158

2.4.5 Catatan Lapangan 5


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Rabu, 19 September 2018


Tempat : Sentra Balok
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, peserta didik segera
mengumpul di aula sekolah untuk segera membuat lingkaran sesuai
dengan kelompoknya. Kelompok A bersama PG membuat lingkaran
dan kelompok B terpisah. Beberapa anak PG masih didampingi oleh
orang tua. Guru mengatakan “sudah siap dimulai?” anak menjawab
“sudah bu guru” lalu guru mengatakan kembali “ambil suara Innn….
satu dua tiga” anak-anak menyanyikan lagu Indonesa Raya setelah
bernyanyi guru mengucapkan “terimakasih teman-teman silahkan
duduk” lalu anak-anak dan bu guru duduk dalam lingkaran guru
menyanyikan lagu selamat pagi kemudian dilanjutkan dengan
mengatakan “angkat kedua tangan tundukan kepala berdoa mulai”
anak-anak membaca doa sebelum belajar.
Setelah berdoa guru memberikan informasi dengan berkata
“teman-teman hari ini kelompok PG A dan B senam ya tidak bermain
di halaman dulu, sekarang berdiri dan cari ubin warna coklat” anak-
anak menjawab “baik bu guru” guru membantu anak-anak untuk
merapihkan barisan. Guru melakukan pemanasan anak-anak mengikuti
dan melakukan senam bersama.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas anak-anak telah menyelesaikan
kegiatan senam kemudian mereka langsung berbaris sesuai dengan
kelas masing-masing. Guru menyanyikan lagu lonceng berbunyi
159

bersama-sama. Setelah bernyanyi guru sentra balok berpindah kelas PG


satu. Guru sentra mengajak anak untuk ke kelasnya, ketika anak sudah
sampai di depan kelas anak-anak diingatkan untuk melepaskan sepatu
dan menyimpan ke dalam loker. Lalu guru berkata “teman-teman
jangan lupa botol minum diambil di dalam tas dimasukkan ke kelas
ya” anak-anak menjawab “iya bu guru”
Anak memasuki ruangan anak-anak duduk melingkar di atas
karpet yang sudah disediakan oleh ibu guru. Ibu guru duduk diantara
peserta didik dan melakukan pembukaan dengan bernyanyi lagu “Good
Morning” anak-anak menjawab “just fine” kemudian guru menyanyi
lagu matahari dilanjutkan dengan berhitung satu persatu anak
menyebutkan. Setelah berhitung guru menanyakan “siapa teman kita
yang tidak masuk hari ini?” anak-anak menjawab “Rama” setelah itu
guru mengajak anak agar rileks dengan melakukan tepuk dokter, tepuk
polisi, dan tepuk satpam. Setelah itu bu guru menanyakan “teman-
teman ada yang ingin bercerita tidak?” lalu anak menjawab “saya bu
guru saya” ibu guru memilih satu persatu untuk anak bercerita.
Kemudian guru menanyakan sebelum kegiatan dilanjutkan bu guru
bertanya “siapa yang mau pipis?” beberapa anak menjawab “tidak bu
guru” kemudian satu anak menjwab “saya mau pipis bu guru saya” bu
guru segera membantu anak untuk ke toilet sebelumnya bu guru
memanggil karyawan terlebih dahulu untuk menjaga anak-anak yang
ada di dalam kelas.
Anak-anak melaksanakan kegiatan selanjutnya dengan
mengucapkan tata tertib di kelas kemudian dilanjutkan dengan
membaca doa kedua orang tua. Setelah selesai ibu guru
mempersilahkan peserta didik untuk memperhatikan ibu guru untuk
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Saat guru mengeluarkan
media pembelajaran banyak anak-anak bertanya “gambar apa itu bu
guru?” kemudian bu guru menjawab “ini gambar-gambar tema untuk
bulan ini yaitu perlengkapan di sekitarku, sekarang kita akan
160

membahas tentang apa yang bu guru tunjuk, tau tidak teman-teman ini
gambar apa?” anak-anak menjawab “sepatu bu guru” guru menjawab
“hebat semua” guru memberi apresiasi dengan tepuk tangan Kemudian
guru bertanya “teman-teman kalau sekolah pakai sepatu tidak?” anak-
anak menjawab “pakai” dilanjutkan guru bertanya “kenapa ya teman-
teman pakai sepatu?” anak-anak menjawab “gataubu guru!” lalu guru
menjawab “sepatu dipakai sama teman-teman untuk melindungi teman-
teman dari bahaya benda-benda yang tanjam, dan biar kaki teman-
teman tetap bersih.
Setelah guru menjelaskan guru menunjukkan sebuah balok
berbentuk persegi ada yang panjang dan ada yang pendek, guru
menanyakan satu persatu kepada anak “teman-teman ada yang tahu ini
ukurannya apa ya? anak-anak menjawab “gede sama kecil bu guru”
lalu bu guru menjelaskan “teman-teman ini namanya persegi
ukurannya ada yang panjang dan ada yang pendek” guru menanyakan
kembali kepada anak satu persatu “coba lihat ini ukurannya apa?” satu
persatu anak menjawab “panjang, pendek”
Bu guru telah selesai menjelaskan anak-anak melaksanakan
kegiatan mewarnai. Bu guru berkata “teman-teman boleh mewarnai
terlebih dahulu ya warnanya bebas sesuai warna kesukaan teman-
teman,setelah selesai teman-teman boleh bermain balok” guru
melanjutkan lagi “siapa yang mau bermain balok?” anak-anak
menjawab “saya” kemudian guru mengatakan “kalau ingin bermain
teman-teman harus menyelasaikan tugasnya dulu, nanti mainnya
berdua-berdua”. lanjut lagi “ perhatikan bu guru dulu semua area di
buka kecuali gambar binatang”. Setelah menyelesaikan tugasnya anak-
anak bermain balok guru mengingatkan kembali “teman-teman jangan
lupa ambil baloknya dua-dua saja tidak banyak-banyak, ingat yang
binatangnya tidak dibuka ambil hiasannya yang lain saja mainnya
berdua-berdua di alas yang bu guru sediakan”. Kemudian anak-anak
mulai menyusun balok guru mengatakan “teman-teman boleh membuat
161

rumah, hotel, bandara dan lainnya yang teman-teman suka”.


Setelah selesai menyusun semua area balok ditutup semua.
Kemudian anak-anak berhenti bermain, guru bertanya apa yang dibuat
anak satu persatu. Setelah itu guru mengatakan kepada anak-anak
“teman-teman boleh merapihkan balok ke tempatnya di sesuaikan sama
bentuknya, ingat fokus perhatikan tiap-tiap bentuknya teman-teman”
lalu bu guru menyanyikan lagu “anak pintar bantu bu guru anak baik
bantu bu guru anak sholeh bantu bu guru anak sholeha bantu bu guru”
kemudian anak-anak merapihkan satu persatu sesuai dengan
tempatnya. Ibu guru pun ikut membantu anak-anak merapihkan.
Setelah merapihkan balok guru meminta anak duduk tertib di alas guru
berkata “yang rapi boleh merapihkan alas teman-teman, rapikan seperti
yang bu guru contohkan ya lihat baik-baik alas coklatnya di balik ke
depan lalu di letakkan” anak-anak menjawab “iya bu guru”
Setelah merapihkan semua bu guru meminta anak untuk duduk
di pinggir karpet bu guru menanyakan “siapa yang ingin bermain lagi?”
anak-anak menjawab “saya” guru berkata”sebelum bermain bu guru
mau tanya teman-teman tadi sudah melakukan kegiatan apa saja?”
anak-anak menjawab “main balok” guru berkata “terus apalagi?” anak-
anak menjawab “mewarnai bu guru” lalu bu guru mengambil kembali
balok dan menanyakan “teman-teman ini ukurannya apa ya?” anak-
anak menjawab “pendek sama panjang bu guru. Lalu guru mengatakan
“karna masih ada waktu teman-teman boleh main lagi, ibu guru ambil
kan dulu mainannya” ibu guru mengambil pasak geometri guru
menyediakan 4 mainan, anak-anak diperintahkan bermain secara
bergantian
09.30-10.00 WIB Setelah selesai anak bermain guru mengajak anak untuk
merapihkan kemudian bernyanyi sebelum kita makan dan dilanjutkan
dengan membaca doa sebelum makan. Setelah itu guru mendampingi
anak keluar mencuci tangan guru mengingatkan anak-anak untuk sabar
mengantri.
162

Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti anak-


anak didampingi oleh guru kelasnya. Guru kelas mengarahkan anak-
anak untuk mengantri mengambil makanan yang disediakan. Setelah
anak makan bu guru mengingatkan dengan berkata “teman jangan lupa
piringnya di letakkan dibox, kemudianmintatisusamabu guru untuk
merapihkan sisa makanan yang jatuh”.
Anak-anak selesai makan dan merapihkan kemudian ibu guru
mengajak anak untuk menyikat gigi bersama. Anak-anak dengan
antusias mengambil sikat giginya dan bu guru membantu anak
menyiapkan air ke gelas masing-masing untuk berkumur. Guru berkata
“teman-teman lihat bu guru cara sikat giginya kumur-kumur buang lalu
menyikat giginya secara perlahan setelah selesai kumur kembali buang
dan bersihkan mulutnya”anak-anak menjawab “iya bu guru”.
10.00-10.30 WIB Setelah menyikat gigi guru mengajak anak duduk dipinggir
karpet dan bernyanyi “di tangan ini ada doa, di mulut ini ada doa, di
hati ini ada doa esok lusa tetap berdoa ya Allah ya Tuhanku
dengarkanlah doa ku ya Allah yaTuhanku kabulkanlah doa ku Aamiin
berdoa sesudah makan” lalu anak berdoa sesudah anak berdoa pukul
10.00 anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan terakhir yaitu
membuat lebah, guru memberikan contoh cara membuat lebah
kemudian anak-anak mengikuti dan beberapa anak masih memerlukan
bantuan guru membantu anak sesekali.
Bel berbunyi tanda kegiatan sudah berakhir, anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan hari ini dengan baik guru berkata “teman-
teman” anak-anak menjawab”apa” lalu dilanjutkan dengan memberi
pujian “ibu guru senang sekali hari ini anak-anak PG pintar sudah tidak
ada yang menangis, teman-teman menyelesaikan tugas dengan baik
tepuk tangan utuk PG satu”. Kemudian guru mengapresiasikan anak
dengan tepuk tangan satu persatu. Lalu guru mengajak anak untuk
bernyanyi “di buka suaranya satu dua tiga hari sudah siang ibu guru
pulang sekolah karena waktu selamat siang selamat siang ibu kamikan
163

pulang selamat siang selamat siang besok sekolah lagi” lalu “angkat
kedua tangannya tundukan kepala membaca surat Al-Ashr” kemudian
dilanjutkan membaca doa kedua orang tua setelah berdoa guru
mengingatkan anak untuk mengambil tempat minum dan memasukan
ke dalam tas. Setelah itu guru mengatakan “teman-teman pakai
sepatunya di luar jangan lupa pakai sepatunya sendiri” lalu guru
mendampingi anak keluar dan menemani anak memakai sepatu dan ada
satu anak yang masih membutuhkan bantuan
Keterangan:
Masih ada anak yang tidak mau dan menangis saat di tinggal. Pada saat masuk kelas anak-anak
sudah bisa melepaskan sepatu sendiri dan merapihkan ke lokernya. Beberapa anak sudah bisa
merapihkan tempat minum sesuai yang di arahkan dan beberapa juga sudah ada yang terbiasa
merapihkan sendiri tanpa di ingatkan. Pada saat kegiatan bermain balok anak-anak sudah mampu
memutuskan bangunan seperti apa yag akan di buat. Beberapa anak sudah mampu merapihkan balok
sesuai kelompok dan beberapa anak masih harus di bantu. Anak-anak mulai terbiasa membantu bu guru
memberikan sabun kepada teman-temannya, mencuci tanganpun anak-anak sudah mulai tertib dan pada
saat makan bersama guru masih melatih anak agar terbiasa mau menyiapkan makanan sendiri tanpa di
perintahkan. Setelah selesai makan anak-anak sudah bisa mengingatkan guru untuk menggosok gigi dan
pada saat menggosok gigi anak-anak sudah bisa mengenali kepunyaannya sehingga anak bisa
menyiapkan pasta gigi sendiri dan bersikat gigi. Kemudian anak-anak terbiasa melakukan kegiatan
sendiri dan beberapa anak sudah biasa memakai sepatu sendiri dan beberapa masih ada yang harus di
bantu
164

2.4.6 Catatan Lapangan 6


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Senin, 24 September 2018


Tempat : Sentra Bermain Peran
Waktu : 07.00-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang ke sekolah diantarkan oleh orangtua atau
pengasuh sampai ke dalam kelas, setelah itu orangtua atau pengasuh
meninggalkan anak di sekolah. Bel berbunyi pertanda masuk kelas
Peserta didik segera berbaris di aula sekolah untuk melakukan
kegiatan upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak memimpin
upacara. Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera dan dirgen,
minggu ini gilirian anak kelompok A1 yang bertugas memimpin
upacara. Ketika kegiatan akan dimulai guru meminta kepada orangtua
murid untuk meninggalkan anak-anak di sekolah. Anak playgroup
sudah mulai bisa di tinggal semua sudah tidak ada yang menangis
pada saat di tinggalkan.
Upacara dimulai dan diakhiri dengan kesan pesan dari kepala
sekolah lalu kegiatan upacara selesai seteleh upacara anak-anak
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak-anak masih ada waktu. Anak-anak diizinkan bermain
terlebih dahulu. Anak-anak diberi kebebasan dalam bermain di
halaman. Bel berbunyi anak-anak berlarian menuju aula untuk
berbaris masuk sentra. Anak-anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi
bersama-sama setelah itu guru kelas hari ini kebetulan guru sentra
yang akan di tempatkan belajar anak-anak sama dengan guru kelas.
Guru sentra kemudian mengajak anak-anak untuk masuk ke dalam
165

kelas. Sentra bermain peran berlokasi di atas anak-anak menaiki


tangga terlebih dahulu satu persatu dipersilahkan menaiki tangga
tanpa dibantu hanya dengan di awasi.
08.00-09.30 WIB Setelah masuk ke dalam kelas guru sentra belum mengingatkan
anak-anak melepas sepatu karena sudah terbiasa anak-anak
melepaskan sepatu dan memasukan ke dalam loker tanpa diingatkan
setelah itu guru meminta anak untuk minum terlebih dahulu.
Pembelajaran akan dimulai untuk memulai pembelajaran guru
mengajak bercerita terlebih dahulu guru bertanya “Teman-teman ada
yang mau cerita hari ini?” anak-anak menjawab “mau bu guru mau”
kemudian guru bertanya kepada anak-anak satu persatu untuk
bercerita setelah bercerita semua guru mengajak anak bernyanyi lagu
hello apa kabar kemudian guru melanjutkan dengan menyanyi selamat
pagi dengan menyebtkan nama anak-anaknya satu persatu. Lalu guru
mengambil boneka dan mengajak anak-anak bercerita tentang “anak
baik dan anak buruk” setelah bercerita guru bertanya “siapa yang mau
bermain?” anak-anak menjawab “saya bu guru saya” kemudian guru
berkata “yuk sama-sama kita ucapkan tata tertib dulu” anak-anak
kemudian mengucapkan setelah itu guru bertanya kembali “oh iya,
teman-teman?” anak-anak menjawab “apa” lalu guru bertanya “siapa
yang tahun sekarang hari apa ya? anak-anak menjawab dengan hari
yang salah lalu bu guru berkata “hari ini hari senin teman-teman”
lanjut “tanggalnya tanggal berapa? kemarin tanggal dua puluh tiga
sekarang tanggal berapa hayo?” anak menjawab “sepuluh bu guru”
lalu guru membenarkan “tanggal dua puluh empat teman-teman“
“bulannya masih sama ya teman-teman yaitu bulan september”
selanjutnya guru mempertegas kembali dengan menulis di papan tulis
dan mengatakan ulang bersama-sama “hari Senin tanggal 24
September tahun 2018” lalu bu guru bertanya kembali “hari ini cerah
atau mendung ya teman-teman?” anak-anak menjawab “cerah bu guru
ada mataharinya” kemudian guru mengajak anak bernyanyi lagu
166

matahari. lalu guru bernyanyi “siap matanya tingtong siap telinganya


oweowe siap mulutnya eeheem duduknya yang rapi yayaya”
Setelah itu anak-anak dilanjutkan kembali dengan dijelaskan
tema hari ini dan kegiatan hari ini. Guru berkata kepada anak-anak
“Teman-teman hari ini tema kita adalah perlengkapan sekolah nah
siapa yang tau apa yang yang dipegang bu guru?” anak menjawab
“penghapusan bu guru” lalu guru berkata “wah hebat betul sekali, nah
teman-teman siapa yang tahu kalo sekolah kita butuh apa aja ya?”
anak-anak menjawab “tempat minum bu guru?” guru berkata “apa lagi
ya?” anak menjawab “sepatu bu guru, tas juga bu guru” lalu guru
berkata “hebat betul sekali, nah teman-teman kita kalau sekolah juga
butuh buku, pensil, rautan dan penghapusan” “sekarang siapa yang
ingin bermain? anak-anak menjawab “saya bu guru” bu guru berkata
“ayo teman-teman berdiri semua dan ikuti bu guru jangan lupa
bangkunya dirapikan kembali”
Kemudian ibu guru menjelaskan “teman-teman boleh dilihat,
ibu guru punya kegiatan banyak sekali kegiatannya masih sama
dengan minggu sebelumnya nah siapa yang masih ingat cara
bermainnya?” anak-anak menjawab “saya bu guru saya”. Kemudian
guru menjelaskan kembali “teman-teman di hotel boleh menjadi koki
di tempat restaurantnya, boleh jadi pembeli, boleh jadi pelayan di
restaurant, boleh juga sebagai penyewa hotel” lalu guru membolehkan
anak-anak bermain. Beberapa anak berebutan memilih permainan ibu
guru menjelaskan kembali dengan berkata “teman-teman boleh
bermain tetapi bergantian tidak boleh rebutan, teman-teman kalau
ingin bermain di tempat yang dimainkan temannya teman-teman harus
izin dulu sama temannya ya bisa tidak teman-teman?” anak-anak
menjawab “bisa bu guru” beberapa anak sangat antusias dalam
bermain mereka mencoba semua peran yang disediakan hanya ada
satu anak yang mencoba beberapa peran saja. Ibu guru mengamati
anak-anak sesekali ibu guru membantu anak dalam memainkan
167

perannya dengan sebagai pembeli atau penyewa hotel.


Ibu guru mengingatkan anak-anak bahwa waktu bermain akan
berakhir dalam hitungan satu sampai sepuluh, kemudian ibu guru
berhitung waktu sudah berakhir, ibu guru mengingatkan anak-anak
untuk mengembalikan mainannya sesuai dengan tempatnya, ibu guru
memberi contoh dengan membantu anak-anak merapihkan sesuai
tempatnya, anak-anak semua membantu bu guru merapihkan sesuai
dengan tempatnya
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi waktunya anak-anak istirahat, ibu guru
mengajak anak duduk di kursi yang disediakan anak-anak dan ibu
guru duduk bersama kemudian bu guru bernyanyi lagu sebelum kita
makan setelah bernyanyi ibu guru memimpin anak-anak untuk baca
doa “teman-teman tangannya diangkat suaranya dikeluarkan kita mau
berdoa sebelum makan yuk sama-sama baca doa sebelum makan”
kemudian anak-anak membaca doa tersebut bersama-sama. Ibu guru
memanggil anak satu persatu untuk mencuci tangan, sebelum
dipanggil ibu guru bertanya kepada anak-anak tentang kegiatan yang
dimainkan apa saja satu persatu anak menjawab dan diizinkan
mencuci tangan terlebih dahulu. Ada satu anak yang membantu bu
guru memberikan sabun kepada teman-temannya, anak-anak secara
bergilir masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Setelah
mencuci tangan anak-anak mengambil tempat minum dan duduk di
kursi, guru sentra tidak diganti dengan guru kelas dikarenakan guru
sentra di bermain peran adalah guru kelasnya.
Anak-anak satu persatu berbaris guru memberikan izin kepada
anak-anak untuk menyiapkan makanannya sendiri. Beberapa anak
masih ada yang belum bisa menyiapkan ibu guru membantu anak
tersebut. Setelah itu anak makan bersama dan ibu guru mengingatkan
kepada anak-anak untuk tidak lupa merapihkan piringnya ke dalam
box yang sediakan kemudia di letakkan pelan-pelan tidak dibanting,
Kemudian guru berkata “teman-teman yang ingin membersihkan
168

makanan yang jatuh di meja boleh minta tisu sama bu guru”


10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk
Setelah bernyanyi anak-anak diajarkan kembali materi terakhir
sebelum pulang dengan kegiatan menebalkan garis titik-titik ibu guru
memberikan contoh di papan tulis cara mengerjakannya kemudian bu
guru bertanya “bisa tidak teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa
bu guru bisa” lalu bu guru memberikan motivasi dengan mengatakan
“aku bisa” anak-anak mengikuti ibu guru berkata kembali “aku hebat”
anak-anak mengikuti lalu bu guru bilang “yes yes oke”. Kemudian
anak-anak mengerjakan ada beberapa anak yang bilang “tidak bisa bu
guru” lalu guru membantu anak tersebut dan mengatakan “ayo kamu
pasti bisa ayo dicoba dulu” setelah selesai masih ada waktu sebelum
pulang ibu guru memberikan mainan puzzle sebentar kepada anak dan
setelah bermain anak-anak merapihkan mainan tersebut kemudian
duduk kembali ke kursi dan guru melakukan evaluasi.
Bel berbunyi pertanda waktunya pulang, ibu guru mengajak
anak-anak bernyanyi lagu hari sudah siang, kemudian dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orang tua.
Kemudian guru memberikan apresiasi kepada anak-anak dengan
berkata “Terimakasih teman-teman sudah tidak menangis, terimakasih
teman-teman karn sudah mengikuti kegiatan dengan tertib. Besok
datang ke sekolahnya dengan senyuman ya nak jangan pakai air mata
bisa tidak teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru”
kemudian guru berkata kembali “kita tepuk tangan untuk kelsa” satu
persatu diberikan tepuk tangan. lalu setelah itu guru meminta kepada
anak-anak untuk tidak lupa memasukan tempat minum ke dalam tas
dan memakai sepatu terlebih dahulu. Guru meminta anak untuk baris
dan turun ke bawah bersama
169

2.4.7 Catatan Lapangan 7


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Selasa, 25 September 2018


Tempat : Sentra Olah Tubuh
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, anak-anak segera membuat
lingkaran sesuai dengan kelompoknya. Kelompok A bersama PG
membuat lingkaran dan kelompok B terpisah. Beberapa anak PG sudah
tidak didampingi oleh orang tua lagi. Guru mengatakan “sudah siap
teman-teman?” anak menjawab “sudah bu guru” lalu guru mengatakan
kembali “ambil suara Innn…. satu dua tiga” anak-anak menyanyikan
lagu Indonesa Raya setelah bernyanyi guru mengucapkan “terimakasih
teman-teman silahkan duduk” lalu anak-anak dan bu guru duduk dalam
lingkaran guru menyanyikan lagu selamat pagi kemudian dilanjutkan
dengan mengatakan “angkat kedua tangan tundukan kepala berdoa
mulai” anak-anak membaca doa sebelum belajar.
Setelah membaca doa anak-anak masih mempunyai waktu
sebelum masuk kelas sentra kemudian guru memberikan waktu kepada
anak-anak untuk bermain di halaman dengan bebas
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi tanda anak masuk kelas, anak-anak berbaris
kembali di aula mereka menyanyikan lagu lonceng berbunyi kemudian
guru sentra mendampingi anak-anak untuk masuk ke dalam kelas.
Sesampai anak di depan kelas guru belum mengingatkan anak-anak
sudah melepaskan sepatu dan merapihkan ke dalam loker serta
mengambil tempat minum yang ada di dalam tas sendiri. Guru
kemudian mengingatkan anak-anak untuk meletakkan botol minum di
170

meja yang disediakan.


Anak-anak duduk di pinggir karpet dalam posisi melingkar ibu
guru mendampingi kemudian guru mengajak anak-anak untuk
bernyanyi lagu hello apa kabar kemudian guru melanjutkan bernyanyi
selamat pagi dengan menyebutkan nama masing-masing anak satu
persatu. Setelah bernyanyi guru menanyakan “siapa teman kita yang
tidak masuk?” anak-anak menjawab “Rama bu guru” kemudian ada
anak berkata “Rama sakit bu guru” lalu guru berkata “kita doakan
semoga rama cepat sembuh ya teman-teman”. Setelah itu guru bertanya
“siapa yang tahu ya sekarang hari apa?” anak-anak menjawab “senin bu
guru” lalu guru membenarkan “kemarin senin sekarang selasa teman-
teman” kemudia guru mengajak anak bernyanyi nama-nama hari. Lalu
guru menanyakan kembali “tanggal berapa ya sekarang? (sambil
mengajak anak berpikir)” lalu anak-anak menjawab “dua belas bu guru”
kemudian guru membenarkan kembali “tanggal dua puluh lima teman-
teman bulannya bulan september tahun 2018” kemudian guru mengajak
anak bertepuk tangan dan bertepuk dipaha anak sambil mengulang nama
hari bulan dan tahun.
Setelah itu guru mengambil media untuk belajar, guru
menjelaskan tema hari ini adalah perlengkapan sekolah kemudian guru
menanyakan benda apa yang di bawanya lalu anak-anak menjawab
“tempat makan dan tas” satu persatu guru menanyakan kepada anak
kemudian anak-anak menjawabnya. Setelah itu guru mengajak anak-
anak melihat papan tulis guru menulis kosa kata tempat makan dan
minum kemudian mengajak anak bersama-sama membacanya.
Guru mengajak anak untuk berdiri menghadap ke cermin, guru
memutarkan lagu untuk senam anak-anak diajak bersama-samauntuk
pemanasan terlebih dahulu kemudian senam bersama. Setelah senam
anak-anak diperbolehkan untuk minum.
Kemudian guru mengajak anak untuk keluar dan duduk di teras.
Guru bertanya kepada anak-anak “siapa yang ingin bermain?” kemudian
171

anak-anak menjawab “saya bu guru saya” lalu guru berkata “kalau ingin
bermain mari sama-sama kita baca tata tertib terlebih dahulu” anak-anak
membaca tata tertib bersama, setelah membaca guru memberikan
contoh permainan yang akan di mainkan anak-anak mulai dari berjalan
di papan titian, melompat dari lingkaran hulahup, menaiki dan
melompat satu kaki dari bangku jongkok, memainkan bola basket
dengan bebas dan terakhir melempar bola bahan ke ring yang sudah di
sediakan. Anak-anak dengan antusias langsung memainkan semuanya
bersama-sama setelah bermain guru mengajak anak untuk bermain
mandi bola guru meminta anak untuk membantunya terlebih dahulu
untuk merapihkan mainan yang dimainkan kemudian anak-anak
membantu merapihkan setelah itu anak-anak bermain mandi bola.
Setelah anak-anak sudah selesai bermain mandi bola anak-anak
masih ada waktu lagi sebelum bel berbunyi guru mengajak anak untuk
bebas bermain di halaman, sebelum bermain guru meminta anak
memakai sepatunya terlebih dahulu, anak-anak bermain sampai bel
berbunyi
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi tanda waktu anak istirahat makan bersama. Anak-
anak langsung lari dan melepaskan sepatu kemudian masuk ke dalam
kelas. Guru mempersilahkan anak-anak untuk minum terlebih dahulu
setelah itu guru mengajak anak duduk di karpet. Guru menanyakan
kepada anak-anak “teman-teman hari ini kegiatan di sentra olah tubuh
sudah selesai teman-teman senang tidak?” Anak-anak menjawab
“seneng bu guru” guru mengajak anak-anak bernyanyi lagu sebelum
kita makan “yuk teman-teman di buka suaranya satu dua tiga sebelum
kita makan….” setelah itu guru mengajak anak-anak untuk
berdoa“angkat kedua tangannya di buka suaranya doa sebelum makan”
anak-anak bersama membaca doa.
Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti. Anak-
anak diajak mencuci tangan dengan berbaris secara bergantian. Setelah
mencuci tangan guru mengingatkan anak-anak untuk baris bergantian
172

menyiapkan makanannya sendiri. Anak-anak secara bergantian


menyiapkan makanannya dan masih ada dua tiga anak yang belum bisa
menyiapkan makanannya sendiri dan masih memerlukan bantuan. Guru
mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa merapihkan alat-alat
makannya dan membersihkan sisa nasi yang jatuh
10.00-10.30 WIB Setelah anak-anak selesai makan guru mengajak anak-anak
duduk dikarpet untuk membaca doa sesudah makan, setelah itu anak-
anak diajak bernyanyi terlebih dahulu sebelum materi di mulai kembali.
Guru mengajak anak-anak untuk bertepuk badut,polisi,hansip,makan
dan minum. Setelah bertepuk guru menanyakan anak-anak “siapa yang
ingin pulang?”anak-anak menjawab “saya” lalu guru berkata “yuk yang
mau pulang duduk yang tertib kita belajar satu kali lagi ya teman-teman
semuanya menghadap papan tulis ya” kemudian guru menjelaskan
angka kepada anak-anak dari angka satu sampai empat dengan simbol,
setelah itu guru meminta anak untuk menempel bentuk geometri sesuai
dengan jumlah angka yang diperintahkan.
Guru menyiapkan lem dan anak-anak mengambil geometri
sesuai yang dibutuhkan setelah itu guru membantu anak dengan
memberi contoh mengambil lem yang sedikit dan yang sudah selesai
diberikan kepada ibu guru. Setelah selesai kegiatan tersebut guru-guru
mengajak anak untuk bernyanyi kembali guru langsung bernyanyi “satu
dua tiga semua harus diam,diam jangan ramai supaya jadi pandai.
Pandai-pandai apa? pandai-pandai belajar, belajar di mana di TK Tunas
Muda I” guru mengajak bernyanyi dengan tujuan mengajak anak-anak
duduk tertib.Setelah anak-anak duduk tertib guru melakukan evaluasi,
guru menanyakan “teman-teman hari ini belajarnya sudah selesai,
teman-teman tadi belajar apa saja? “anak-anak menjawab “main
bola,main loncat-loncatan bu guru” lalu guru berkata “Alhamdulillah,
senang tidak teman-teman?” anak-anak menjawab “senang bu guru”
kemudian bel berbunyi pukul 10.30 tanda waktu pulang sekolah guru
melanjutkan kegiatan terakhir dengan bernyanyi lagu pulang sekolah
173

kemudian mengajak anak membaca surat Al-Ashr dan doa kedua orang
tua lalu diakhiri dengan mengucapkan salam.
Guru mengingatkan anak untuk sentra di hari esok. Setelah itu
guru memberikan apresiasi kepada anak-anak dengan memberikan
tepuk tangan guru berkata “hari ini Alhamdulillah temen kita sudah
tidak ada yang menangis lagi hebat teman-teman tepuk tangan buat
semuanya” lanjut lagi “teman-teman jangan lupa tempat minum dan
pakai sepatu sendiri ya di luar yuk keluar sama-sama” kemudian guru
mendampingin anak-anak memakai sepatu sambil menunggu jemputan
anak-anak beberapa anak masih ada yang memakai sepatu terbalik guru
mengingatkan bahwa sepatunya terbalik anak-anak memakai ulang
sepatu sendiri
174

2.4.8 Catatan Lapangan 8


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN di KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Rabu, 26 September 2018


Tempat : Bahan Alam
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang ke sekolah diantarkan oleh orangtua atau
pengasuh sampai ke dalam kelas, setelah itu orangtua atau pengasuh
meninggalkan anak di sekolah. Bel berbunyi pertanda masuk kelas.
Anak-anak segera berbaris di aula sekolah untuk melakukan
kegiatan upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak
memimpin upacara. Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera
dan dirgen, minggu ini gilirian anak kelompok A3 yang bertugas
memimpin upacara. Ketika kegiatan akan dimulai guru meminta
kepada orangtua murid untuk meninggalkan anak-anak di sekolah.
Upacara dimulai dan diakhiri dengan kesan pesan dari
kepala sekolah lalu kegiatan upacara selesai. Seteleh upacara anak-
anak dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar
bersama kemudian anak-anak di berikan waktu tambahan untuk
bermain di halaman selama sepuluh menit. Anak-anak diberi
kebebasan dalam bermain di halaman.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi anak-anak berlarian menuju aula untuk berbaris
masuk sentra. Anak-anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi
bersama-sama. Setelah bernyanyi guru sentra menghampiri kelompok
PG dan guru kelas berganti. Kemudian guru mengajak anak ke
sentranya dan sesampai di kelas anak-anak langsung bergegas
melepaskan sepatu ke loker dan membawa tempat minum. Guru
175

meminta anak untuk duduk bersama dikarpet dalam bentuk


lingkaran kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu
“hello hello apa kabar?” dan bernyanyi lagu “good morning” setelah
itu guru menanyakan kabar anak satu persatu secara bergilir.
Kemudian guru bertanya “teman-teman ada yang mau
bercerita hari ini?” lalu anak-anak menjawab “saya bu guru saya”
setelah itu anak-anak bercerita satu persatu dengan bergantian.
Setelah itu guru bertanya “siapa yang tidak masuk hari ini?” anak-
anak menjawab “Rama bu guru” lalu bu guru menjawab “itu ada
Rama, wah hebat hari ini PG 1 masuk semua”.
Kemudian sebelum belajar guru meminta anak memakai
celemek terlebih dahulu agar pakaian anak-anak tidak basah pada
saat melakukan kegiatan. Setelah itu guru meminta anak untuk
duduk di karpet kembali dan mengajak anak-anak untuk membaca
surat Al-Kautsar dan membaca tata tertib terlebih dahulu. Kemudian
anak-anak bersama-sama mengikuti bacaan tata tertib. Setelah itu
guru mengajak anak untuk bersama-sama membaca surat Al-Ashr.
Setelah membaca surat pendek guru menjelaskan tema hari ini
adalah perlengkapan sekolah. Guru bertanya sambil memegang
pensil dan penghapusan “siapa yang tau ini apa ya?” anak-anak
menjawab “pensil bu guru” di lanjutkan kembali “lalu kalau ini apa
teman-teman” anak-anak menjawab “penghapusan”. Kemudian guru
bertanya “teman-teman pensil untuk apa ya?”anak-anak menjawab
“menulis bu guru!” lalu guru berkata “iya betul, nah kalau
penghapus ini untuk menghapus tulisan teman-teman kalau salah”
Setelah guru menjelaskan lalu guru mengajak anak untuk
mengikutinya sambil berkata “teman-teman bu guru punya banyak
kegiatan hari ini. Kita lihat dari sini dulu yuk” lalu guru menjelaskan
satu persatu kegiatan tersebut dan memberikan contoh. Bu guru
berkata “hari ini kegiatan kita ada melukis, bermain lilin, bermain
pasir, mencuci piring, menyiram bunga dan yang terakhir menuang
176

air ke dalam derigen” lalu guru bertanya “siapa yang ingin


bermain?” anak-anak menjawab “saya!” lalu guru berkata “kalau
mau main harus bergantian ya tidak boleh menggangu teman atau
berebutan. Bisa tidak teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa!”.
. Setelah itu guru bertanya “siapa yang ingin pipis ?” lalu satu
anak menjawab “saya!” lalu guru berkata “ayo bu guru temani kita
ke toilet”. Lalu guru meminta anak-anak untuk memilih kegiatan
yang disukai terlebih dahulu. Setelah selesai mengantar anak ke
toilet, guru mengamati anak-anak yang mengerjakan, kemudian guru
memberikan contoh cara mencuci piring dan menuang air ke dalam
derigen.
Setelah itu guru berkata “teman-teman kalau semua sudah di
kerjakan jangan lupa di rapikan pasirnya yang jatuh bersihkan pakai
sapu ya teman-teman.” lalu guru meminta kepada anak-anak yang
sudah selesai mengerjakan kegiatan di dalam boleh keluar dan
memakai sandal.
Pada saat kegiatan di luar anak-anak bergantian dalam mencuci
gelas dan menyiram tanaman. Kemudian ketika menyiram tanaman
beberapa anak basah bajunya lalu guru membantu anak-anak untuk
mengganti pakaiannya.
Setelah kegiatan selesai semua guru mengajak anak masuk ke
dalam dan melepaskan celemek. Setelah itu guru melakukan
evaluasi dan menanyakan satu persatu kegiatan apa saja yang sudah
dilakukan.
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi kemudian guru mengajak anak duduk di karpet
dengan rapi. Lalu guru mengajak anak bernyanyi lagu sebelum kita
makan setelah bernyanyi ibu guru memimpin anak-anak untuk baca
doa “teman-teman tangannya diangkat suaranya dikeluarkan kita
mau berdoa sebelum makan” anak-anak bersama-sama membaca
doa. Lalu guru meminta anak untuk keluar dan mencuci tangan.
Guru sentra berganti dengan guru kelas, guru kelas masuk
177

ke dalam sambil mengatakan “Assalamu’alaikum teman-teman,


siapa yang mau makan? yuk baris disini” Guru kelas meminta
kepada anak-anak untuk menyiapkan makanannya sendiri, beberapa
anak menjawab “tidak bisa bu guru” lalu guru mengarahkan anak-
anak mengambil piringnya terlebih dahulu dan guru memberikan
contoh cara mengambil nasi dan lauknya. Kemudian ibu guru
berkata “ayo anak PG satu hebat, dicoba dulu yuk sayang pelan-
pelan diambilnya pasti bisa nanti kalau tidak bisa bu guru bantu”
Anak-anak satu persatu menyiapkan makanannya sendiri
walaupun ada beberapa yang tidak mau. Setelah itu ibu guru
menjelaskan “anak -anak kalau sudah selesai makannya letakkan
piring ke box yang disediakan dengan pelan-pelan ya tidak
dibanting, lalu letakkan minumannya kembali ke meja dan rapikan
kursi nya” anak-anak menjawab “iya bu guru” lalu guru mengatakan
kembali “nanti yang sudah selesai boleh minta tisu kepada bu guru
ya dan bersihkan sisa nasinya yang jatuh. Jangan lupa cara
membersihkannya di tekan ya teman-teman”
Sambil menunggu teman-teman selesai makan guru
mengizinkan anak untuk bermain, setelah selesai makan guru
meminta anak untuk merapihkan dan beberapa anak ada yang tidak
ingin merapihkan kemudian guru membujuk anak tersebut dengan
memuji.
10.00-10.30 WIB Setelah selesai bermain dan guru memastikan anak untuk
merapihkan makanan yang belum dirapihkan kemudian guru
mengajak anak membaca doa sesudah makan. Kemudian guru
bertanya “teman-teman siapa yang mau ke perpustakaan? Anak-
anak menjawab “saya” guru berkata “kalau ingin ke perpustakaan
duduk dengan rapi”
Setelah sampai di perpustakaan guru membolehkan anak-
anak memilih buku bacaan dengan bebas sebelum anak-anak
membaca bu guru menjelaskan terlebih dahulu cara mengembalikan
178

buku ke tempat semula agar tidak lupa. Guru berkata “teman-teman


nanti yang sudah selesai membacanya boleh dilihat warna list
garisnya dulu seperti yang bu guru pegang jangan lupa di letakan
sesuai warna pada list yang ada dilokernya” Kemudian anak-anak
menjawab “iya bu guru”. Kemudian bu guru bertanya “siapa yang
ingin dibacakan buku cerita?” anak-anak menjawab “saya!” alu guru
membacakan bu cerita tersebut.
Bel berbunnyi kegiatan berakhir anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan tersebut. Kemudian guru mengajak anak-
anak untuk kembali ke kelas dan duduk di karpet dengan rapi.
Setelah itu guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama lagu “hari
sudah siang” dan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ashr dan
membaca doa kedua orangtua. Setelah itu guru berkata “memberi
salam?” anak-anak bersama mengucapkan “Assalamu’alaikum
wr.wb” Guru menjawab salam tersebut dan berkata “teman-teman
terimakasih sudah hebat hari ini karna sudah tidak ada yang
menangis dan sudah mengikuti kegiatan dengan baik.
Setelah itu guru berkata kembali “sekarang teman-teman
boleh pulang jangan lupa teman minumnya dimasukkan ke dalam
tas dan pakai sepatunya sendiri ya sayang di luar”. Guru
mendampingi anak di luar dan mengawasi anak-anak memakai
sepatu.
Keterangan :
Hari ini ada satu anak yang masih menangis, ketika kegiatan bermain di halaman masih ada anak
yang tidak ingin bermain. Anak-anak antusias dalam kegiatan hari ini dan mengikuti semua kegiatan
hingga selesai. jKetika pulang sekolah anak-anak masih diingatkan untuk merapihkan tempat minum ke
dalam tas dan masih ada satu anak yang masih dipakaikan sepatu dikarenakan sepatu yang digunakan
cukup rumit dipakai sendiri.
179

2.4.9 Catatan Lapangan 9


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Senin, 08 Oktober 2018


Tempat : Bahan Alam
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang ke sekolah diantarkan oleh orangtua atau
pengasuh sampai ke dalam kelas, setelah itu orangtua atau pengasuh
meninggalkan anak di sekolah. Bel berbunyi pertanda masuk kelas.
Anak-anak segera berbaris di aula sekolah untuk melakukan kegiatan
upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak memimpin upacara.
Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera dan dirgen, minggu
ini gilirian anak kelompok PG 1 yang bertugas memimpin upacara.
Ketika kegiatan akan dimulai guru meminta kepada orangtua murid
untuk meninggalkan anak-anak di sekolah. Anak playgroup sudah
mulai bisa di tinggal semua dan sudah tidak ada yang menangis pada
saat di tinggalkan.
Upacara dimulai dan diakhiri dengan kesan pesan dari kepala
sekolah lalu kegiatan upacara selesai. Seteleh upacara anak-anak
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak-anak di berikan waktu tambahan untuk bermain di
halaman selama sepuluh menit. Anak-anak diberi kebebasan dalam
bermain di halaman.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi anak-anak berlarian menuju aula untuk berbaris
masuk sentra. Anak-anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi bersama-
sama. Setelah bernyanyi guru sentra menghampiri kelompok PG dan guru
kelas berganti. Sebelum masuk kelas guru sentra mengajak anak
180

berkeliling terlebih dahulu kemudian anak-anak langsung bergegas


melepaskan sepatu ke loker dan membawa tempat minum. Guru
meminta anak untuk duduk bersama dikarpet dalam bentuk lingkaran
kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu “hello hello
apa kabar?” dan bernyanyi lagu “good morning” setelah itu guru
menanyakan kabar anak satu persatu secara bergilir lalu guru
mengajak anak berhitung 1-10 bersama dengan tiga bahasa yang
pertama bahasa Indonesia, kedua Inggris dan ketiga Arab guru
meminta anak-anak bersama-sama mengikutinya.
Kemudian guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk
bercerita dengan bertanya “teman-teman ada yang mau bercerita hari
ini?” kemudian anak menjawab “saya bu guru saya” setelah itu anak-
anak bercerita satu persatu dengan bergantian. Setelah itu guru
bertanya “siapa yang tidak masuk hari ini?” anak-anak menjawab
“Rama bu guru” lalu bu guru menjawab “oh iya Rama sepertinya
Rama telat datang hari ini”.
Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk membaca lima tata
tertib terlebih dahulu dan anak-anak bersama-sama mengikuti bacaan
tata tertib. Kemudian guru mengajak anak untuk bersama-sama
membaca surat Al-Ashr.
Setelah membaca surat pendek guru menjelaskan tema hari ini
adalah kebersihan guru betanya “teman-teman bu guru punya tempat
sampah warna hijau ada yang tau ini untuk sampah apa?” anak-anak
menjawab “gatau!” lalu guru menjelaskan “ini namanya tempat
sampah organik. Coba sama-sama ikutin bu guru organik” anak-anak
mengikuti, lalu guru berkata “tempat sampah ini untuk membuang
sampah-sampah yang basah seperti sisa makanan dari sayur, nasi,
tulang ikan atau awas bisa juga untuk daun, buah yang sudah tidak
habiskan teman-teman”. Lalu anak bertanya “bu guru kalau tisu buang
di situ” bu guru menjawab “kalau tisu buangnya di tempat sampah
warna oren yang namanya an organik coba sama-sama ikuti bu guru
181

lagi bilang an organik” lalu anak-anak mengikuti.


Setelah itu guru mengajak anak untuk mengikutinya sambil
berkata “teman-teman bu guru punya banyak kegiatan hari ini kita
lihat dari sini dulu yuk” lalu guru menjelaskan satu persatu kegiatan
tersebut dan memberikan contoh. Hari ini bu guru ingin mengajak
teman-teman bermain di sentra bahan alam. Disini bu guru sudah
menyiapkan kegiatan untuk anak-anak ada mencocokan,
menggunting, mengulek daun, bermain lilin, dan ada beberapa
permainan lagi yang ada di luar yaitu, menyiram bunga, mencuci kaos
kaki dan menjemur, yang terakhir meremas dari sagu. Bu guru berkata
“siap untuk bermain teman-teman?” Anak-anak menjawab dengan
semangat “siap bu guru”.
Ketika ingin memulai kegiatan tiba-tiba Rama datang dan guru
megajak Rama untuk langsung bergabung. Guru mengizinkan anak-
anak untuk memilih bebas kegiatan yang ingin dilakukan terlebih
dahulu. Kemudian sebelum bermain guru meminta anak memakai
celemek terlebih dahulu agar pakaian anak-anak tidak basah. Setelah
memakaikan anak memakai celemek, guru bertanya “siapa yang ingin
pipis?” lalu satu anak menjawab “saya!” lalu guru berkata “ayo ikuti
bu guru kita ke toilet”. Lalu guru meminta anak-anak untuk fokus
mengerjakan. Setelah selesai mengantar anak ke toilet guru
menjelaskan kembali dengan berkata “teman-teman kalau sudah
semua di kerjakan jangan lupa di rapikan dan kita akan melakukan
kegiatan mencuci, menjemur dan meremas sagu yang ada di luar” lalu
guru meminta kepada anak-anak yang sudah selesai mengerjakan
kegiatan di dalam setelah merapihkan boleh keluar dan memakai
sandal.
Setelah kegiatan selesai semua guru mengajak anak masuk ke
dalam dan melepaskan celemek. Setelah itu guru melakukan evaluasi
dan menanyakan satu persatu kegiatan apa saja yang sudah dilakukan.
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi kemudian ibu guru menutup kegiatan hari ini
182

dengan hamdallah dan mengajak anak duduk di dengan rapi kemudian


bu guru bernyanyi lagu sebelum kita makan setelah bernyanyi ibu
guru memimpin anak-anak untuk baca doa “teman-teman tangannya
diangkat suaranya dikeluarkan kita mau berdoa sebelum makan” anak-
anak bersama-sama membaca doa. Lalu guru meminta anak untuk
keluar dan mencuci tangan.
Guru sentra bertukar kembali dengan guru kelas, ketika
kegiatan istirahat hingga pulang anak bersama guru kelas. Guru kelas
meminta kepada anak-anak untuk menyiapkan makanannya sendiri,
beberapa anak menjawab “tidak bisa bu guru” kemudian ibu guru
berkata “ayo anak PG satu hebat, dicoba dulu yuk sayang pelan-pelan
diambilnya pasti bisa nanti kalau tidak bisa bu guru bantu”
Anak-anak satu persatu menyiapkan makanannya sendiri
walaupun ada beberapa yang masih dibantu, kemudian ibu guru selalu
menjelaskan “anak -anak kalau sudah selesai makannya letakkan
piring ke box yang disediakan dengan pelan-pelan ya tidak dibanting,
lalu letakkan minumannya kembal ke meja dan rapikan kursi nya”
anak-anak menjawab “iya bu guru” lalu guru mengatakan kembali
“nanti yang sudah selesai membereskan boleh minta tisu kepada bu
guru ya untuk membersihkan nasinya yang jatuh. Jangan lupa cara
membersihkannya di tekan ya teman-teman”
10.00-10.30 WIB Setelah merapihkan makanan guru mengajak anak membaca
doa sesudah makan. Kemudian guru mengajak anak duduk kembali
dan melakukan kegiatan pembelajaran terakhir sebelum pulang. Guru
menyiapkan lembar kerja hari ini kemudian guru bertanya “teman-
teman siapa yang mau ke perpustakaan? Anak-anak menjawab “saya”
lalu guru menjelaskan “teman-teman sebelum kita ke perpustakaan
kita belajar sekali lagi ya masih semangat tidak?” anak-anak
menjawab “iya!” kemudian guru berkata “LK hari ini menjiplak huruf
a ya teman-teman siapa yang mau keperpustakaan?” anak-anak
menjawab “saya!” lalu bu guru berkata “kalau ingin ke perpustakaan
183

teman-teman boleh perhatikan bu guru dulu cara mengerjakannya”


lalu guru menjelaskan kepada anak-anak. Setelah itu guru
menanyakan satu persatu tentang huruf yang dikerjakan. Anak-anak
antusias untuk segera ke perpustakaan anak-anakpun mengerjakannya
dengan cepat kemudian guru mengajak anak untuk berbaris dan
berjalan ke perpustakaan.
Setelah sampai di perpustakaan guru membolehkan anak-anak
memilih buku bacaan dengan bebas sebelum anak-anak membaca bu
guru menjelaskan terlebih dahulu cara mengembalikan buku ke tempat
semula agar tidak lupa guru berkata “teman-teman nanti yang sudah
selesai membacanya boleh lihat list garisnya dulu seperti yang bu guru
pegang jangan lupa di letakan sesuai warna pada list yang ada
dilokernya” Kemudian anak-anak menjawab “iya bu guru”. Ketika
saat memilih-milih buku bacaan beberapa anak meminta dibacakan
buku cerita lalu guru membacakan bu cerita tersebut secara bergilir
dan bergantian.
Bel berbunnyi kegiatan berakhir anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan tersebut kemudian guru mengajak anak-anak
untuk kembali ke kelas dan duduk di karpet dengan rapi. Kemudian
guru mengajak anak untuk bernyanyi bersama lagu “hari sudah siang”
dan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa
kedua orangtua. Setelah itu guru berkata “memberi salam?” anak-anak
bersama mengucapkan “Assalamu’alaikum wr.wb” Guru menjawab
salam tersebut dan berkata “teman-teman terimakasih sudah hebat hari
ini karna sudah tidak ada yang menangis dan sudah mengikuti
kegiatan dengan baik, besok jangan lupa kita ada di sentra persiapan
yang lokernya berwarna kuning yah!”. Setelah itu guru berkata
kembali “sekarang teman-teman boleh pulang jangan lupa teman
minumnya dimasukkan ke dalam tas dan pakai sepatunya sendiri ya
sayang di luar”. Guru mendampingi anak di luar dan mengawasi anak-
anak memakai sepatu.
184

Keterangan:
Hari ini anak-anak sudah dibiasakan untuk langsung di tinggal orangtua sesampai datang di
sekolah. Anak-anak sudah tidak ada yang menangis lagi. Pada saat kegiatan berlangsung anak-anak
antusias mengikuti kegiatan tersebut mereka semua mengerjakan sendiri dan guru tetap memberikan
bantuan kepada anak-anak agar yang dikerjakan tidak salah. Ketika kegiatan mencuci anak-anak
melalukan kegiatan tersebut dengan baik sesuai yang di arahkan. Pada saat bermain sagu ada beberapa
anak yang merasa tidak nyaman lalu guru membujuk anak agar tetap mau mengikuti kegiatan tersebut.
Masih terdapat anak yang tidak fokus dan asik main sendiri pada saat guru menjelaskan. Pada waktu
istirahat guru membiasakan anak untuk menyiapkan makanan. Beberapa anak masih berantakan
mengambil nasi dan sayur lalu guru tetap memberi motivasi dan meminta anak untuk bertanggung jawab
merapihkan. Pada saat pulang guru menekankan anak-anak untuk memakai sepatu sendiri di luar dan
tidak mengizinkan orangtua membantu. Anak-anakpun sudah bisa memakai sendiri walaupun ada satu
anak yang masih dibantu dikarenakan model sepatunya sulit untuk dipakai sendiri.
185

2.4.10 Catatan Lapangan 10


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Selasa, 09 Oktober 2018


gTempat : Persiapan
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang satu persatu ke sekolah dengan
mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru serta menulis absen.
Selain itu mendampingi anak sampai menaruh tas di kelas. Setelah itu
orang tua meninggalkan anak belajar sendiri disekolah. Beberapa anak
masih didampingi sampai bunyi bel masuk. Bel berbunyi, anak-anak
bersiap untuk membuat lingkaran.
Guru mulai memimpin anak-anak untuk bernyanyi.
Sebelumnya guru mengingatkan orang tua untuk segara menunggu
anak di ruang tunggu. Setelah itu guru menyuruh anak-anak untuk
bernyanyi lagu “Indonesia Raya”. Setelah bernyanyi bersama, anak
dipersilahkan duduk. Lalu guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu
“Selamat Pagi” dan dilanjutkan dengan doa bersama. Kemudian guru
mengatakan “memberi salam”, anak-anak menjawab dengan
mengucapkan “Assalamualaikum wr. wb” dan guru membalas salam
tersebut.
Setelah itu guru bertanya “teman-teman, siapa yang ingin
bermain?” lalu anak-anak menjawab “saya bu guru!”, lalu guru
membagi kelompok bermain dengan berkata “hari ini yang bermain di
Aula adalah kelompok PG dan A, dan yang bermain di halaman
adalah kelompok B” anak-anak dengan senang menjawab “horeee”
dan bergegas bangun untuk segera bermain. Lalu untuk anak yang
186

berada di Aula, guru memimpin permainan Domikado dan


memberikan contoh cara bermainnya terlebih dahulu dengan berkata
“tangan kanan di atas, tangan kiri di bawah” lalu guru bernyanyi lagu
Domikado sampai habis.Bagi anak yang dikenakan tepukan terakhir
dari lagu tersebut anak mendapat hukuman yaitu anak diminta untuk
bernyanyi. Permainan tersebut dilakukan secara berulang-ulang.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi anak-anak berlarian untuk segera berbaris di
Aula. Guru mengajak untuk bernyanyi lagu Lonceng Bel Berbunyi
sambil menghentakkan kaki. Setelah bernyanyi, guru kelas berganti
dengan guru sentra. Guru sentra mengajak anak untuk ke kelasnya.
Setelah sampai di kelas, anak-anak langsung melepaskan sepatu dan
menaruhnya di loker serta mengambil tempat minum di dalam tasnya.
Setelah itu, guru mengajak anak untuk duduk di karpet. Setelah duduk
di karpet, guru menanyakan kabar anak-anak dengan bertanya “apa
kabar teman-teman?” dan anak-anak menjawab “baik ibu guru” lalu
guru bertanya lagi “hari ini semangat tidak sekolahnya?”, anak-anak
menjawab “semangat!!!”. Lalu guru mengajak anak untuk bernyanyi
Hello Hello Apa Kabar dan dilanjutkan dengan lagu Good Morning.
Setelah itu, guru menanyakan hari dengan berkata “siapa tau sekarang
hari apa?” anak-anak menjawab “hari merdekaaaa bu guru” kemudian
guru menjelaskan “hari ini adalah hari selasa, bukan hari kemerdekaan
teman-teman” lanjut guru berkata “tanggalnya tanggal berapa teman-
teman?” lalu ada anak yang menjawab “tanggal tujuh belas bu guru”
lalu guru berkata “bukan, sekarang tanggal sembilan” lalu guru
bertanya lagi “Kalau bulannya, bulan apa ya?” dan anak-anak
menjawab “bulan bintang bu guru” lalu guru menjelaskan “bulan ini
bulan oktober dan tahun 2018”.
Setelah itu guru mengajak anak untuk bertepuk Gajah.
Setelah itu guru mengajak anak menjadi patung dan guru berhitung
dari satu sampai sepuluh. Lalu guru menyiapkan media untuk belajar.
Guru membawa tempat sampah an organik. Setelah itu, guru
187

mengajak anak untuk memperhatikan apa yang dibawanya. Anak-anak


bertanya “itu buat apa bu guru?” guru menjawab “hari ini tema kita
tentang alat kebersihan dan kita akan membahas tentang tempat
sampah an organik. Ayo teman-teman ikuti bu guru, an organik” dan
anak-anak mengikuti perintah guru. Setelah itu guru bertanya “siapa
yang tau, apa itu sampah an organik?” anak-anak menjawab “gatau bu
guru” lalu guru menjelaskan “sampah an organik itu sampah yang
kering, seperti sampah plastik makanan, botol air, tisu, nanti
dibuangnya di tempat sampah warna oren. Nah teman-teman sudah
tau kan sampah an organik itu apa? Coba ibu guru punya sampah tisu,
buangnya dimana ya ada yang tau?” beberapa anak ada yang
menunjuk tempat sampah dan ada juga yang menjawab “warna oren
bu guru” lalu guru memberikan tepuk tangan pada anak-anak dan
berkata “hebat!”.
Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk kegiatan
selanjutnya guru menjelaskan kegiatan pertama yaitu anak-anak
menebalkan garis miring setelah itu guru berpindah ke tempat
kegiatan kedua dengan membuat garis lurus berbentuk huruf i, lalu
guru berpindah tempat kembali untuk kegiatan ketiga dengan kegiatan
memasukan biji kerambol ke dalam celengan dan kegiatan terakhir
guru menjelaskan kegiatan menyebutkan dan menempel bentuk
lingkaran besar dan kecil. Setelah guru menjelaskan satu persatu cara
mengerjakannya anak diajak kembali duduk di karpet kemudian guru
memilih anak laki terlebih dahulu yang boleh memilih kegiatan
setelah itu anak perempuan.
Anak-anak mengerjakan satu persatu dengan selesai guru
mengawasi anak-anak mengerjakan sesekali anak dibantu bu guru.
Kemudian guru memberikan permainan bagi anak yang sudah selesai
dengan memberikan permainan pengelompokan bentuk dan membaca
buku cerita. Setelah semua selesai bermain guru meminta anak untuk
membantu merapihkan mainan yang sudah digunakan ke tempatnya
188

kembali.
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi waktu istirahat telah tiba. Setelah merapihkan
semua guru mengajak anak duduk di karpet kembali setelah itu guru
mengajak anak bernyanyi lagu sebelum kita makan dan dilanjutkan
dengan membaca doa sebelum makan. Guru meminta anak untuk baris
di depan pintu dan keluar bersama untuk mencuci tangan. Kemudian
pada saat ingin mencuci tangan beberapa anak berebutan untuk
membagikan sabun ke teman-teman yang lain lalu guru memberikan
arahan untuk bergantian.
Setelah itu guru kelas datang dan guru sentra berganti. Guru
membantu untuk membiasakan diri menyiapkan makanan sendiri guru
memberikan contoh untuk mengambil nasi secukupnya saja. Setelah
itu satu persatu mengambil nasi sendiri dan makan bersama.
Setelah selesai makan bersama anak merapihkan makanannya
ke dalam box yang disediakan kemudian beberapa anak meminta tisu
untuk membersihkan sisa makanan yang jatuh. Setelah makan
beberapa anak ada yang menanyakan kepada bu guru “bu guru kok
gak gosok gigi?” lalu bu guru menjawab “hari ini tidak ada jadwal
menggosok gigi saying, gosok giginya kalau kita di sentra balok ya!”
lalu anak berkata “bu guru tapi aku mau menggosok gigi!” lalu
beberapa anak meminta menggosok gigi setelah itu guru mengikuti
keinginannya.
Guru memberikan langkah-langkah dalam menggosok gigi,
kemudian guru meminta anak untuk mengikuti langkah-langkah
tersebut. Anak-anak dengan semangat langsung keluar untuk
menggosok gigi, ibu guru mendampingi dan memberikan contoh cara
menggosok gigi dengan baik.
10.00-10.30 WIB Setelah menggosok gigi guru mengajak anak membaca doa
sesudah makan kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi. Guru
bertanya kepada anak-anak “Siapa yang ingin mendengarkan cerita?”
anak-anak menjawab “saya bu guru!” kemudian guru mengajak anak-
189

anak untuk duduk rapi guru meminta bantuan kepada anak untuk
memilihkan buku cerita yang akan diceritakan. Setelah guru bercerita
guru memberikan penjelasan manfaat dari isi cerita yang boleh anak-
anak tiru.
Kemudian guru mengajak anak duduk kembali dan
melakukan kegiatan pembelajaran terakhir sebelum pulang. Guru
menyiapkan lembar kerja hari ini kemudian guru bertanya “teman-
teman siapa yang mau pulang? Anak-anak menjawab “saya” lalu guru
menjelaskan “teman-teman sebelum kita pulang kita belajar sekali lagi
ya masih semangat tidak?” anak-anak menjawab “iya!” kemudian
guru menjelaskan LK hari ini mewarnai warna sesuai bentuk guru
menjelaskan secara berulang dan menanyakan satu persatu kepada
anak agar anak tidak salah dalam memberikan warna. Kemudian guru
membagi LK kepada masing-masing anak. Anak-anak mengerjakan
sendiri guru mengingatkan anak dengan berkata “ lingkaran kuning
segitiga merah” guru berkata secara berulang dengan di nyanyikan.
Bel berbunyi kegiatan berakhir anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan tersebut kemudian guru mengajak anak-anak
untuk bernyanyi bersama lagu “hari sudah siang” dan dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orangtua.
Setelah itu guru berkata “memberi salam?” anak-anak bersama
mengucapkan “Assalamu’alaikum wr.wb” Guru menjawab salam
tersebut dan berkata “teman-teman terimakasih sudah hebat hari ini
karna sudah tidak ada yang menangis dan sudah mengikuti kegiatan
dengan baik, besok jangan lupa kita ada di sentra seni dan kreativitas
yang warna lokernya merah yah! Besok datang ke sekolah dengan
senyuman lagi ya sayang! Tepuk tangan untuk anak PG 1 semua”
Setelah itu guru berkata kembali “ Sekarang teman-teman boleh
pulang jangan lupa teman minumnya dimasukkan ke dalam tas dan
pakai sepatu sendiri ya sayang di luar”. Guru mendampingi anak di
luar guru mengawasi anak-anak memakai sepatu sambil mengingatkan
190

orangtua yang sudah didepan kelas untuk tidak membantu


memakaikan sepatu anaknya.
Keterangan:

Hari ini semua anak sudah tidak ada yang di temani orangtua atau pengasuh sampai bunyi bel
masuk sekolah, semua anak sudah di tinggalkan orangtua sesampai di sekolah. Anak-anak sudah
terbiasa melepaskan sepatu dan menyimpan di loker tanpa harus diingatkan. Masih ada beberapa anak
yang tidak fokus mendengarkan bu guru, masih ada beberapa anak yang asik bermain sendiri. Pada saat
kegiatan pembelajaran ada satu anak sebelum mengerjakan sudah berkata tidak bisa kemudian guru
memberikan pujian kepada sehingga anak mau mencoba mengerjakan. Lalu ada beberapa anak sudah
terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Beberapa anak sudah mempunyai tanggung jawab dengan
membersihkan sisa makanan yang jatuh di meja atau di lantai. Pada saat pulang loker sepatu anak berada
diluar kelas biasanya orangtua yang menjemput anak langsung mengambilkan sepatu anak tersebut dan
memakaikannya dan guru sudah membiasakan dengan mengingatkan orangtua untuk tidak dipakaikan
sepatu anaknya.
191

2.4.11 Catatan Lapangan 11


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018


Tempat : Seni dan Kreativitas
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang satu persatu sambil mengucapkan salam
dan bersalaman dengan bu guru kemudian anak-anak menulis absen.
Beberapa orangtua mendampingi anak sampai menaruh tas ke sentra
setelah itu meninggalkan anak tersebut. Bel berbunyi anak-anak
bersiap untuk membuat lingkaran di aula. Guru mengingatkan
orangtua yang masih berada di aula untuk meninggalkan tempat
tersebut dan dipersilahkan menunggu di ruang tunggu. Kemudian guru
memimpin nyanyian lagu Indonesia Raya. Anak-anak menyanyikan
lagu Indonesia raya bersama-sama.
Setelah bernyanyi anak-anak dipersilahkan duduk. Kemudian
guru memimpin kembali anak-anak untuk bernyanyi lagu selamat pagi
dan berdoa bersama. Setelah berdoa bersama anak-anak guru
mengatakan “memberi salam” anak-anak serentak mengucapkan “ass
salamu’laikum wr wb” kemudian guru menanyakan kepada anak-anak
“teman-teman?” anak-anak menjawab “ apa bu guru” lalu guru
berkata “siapa yang ingin bermain?” anak-anak menjawab “saya bu
guru” lalu guru berkata “hari ini giliran yang bermain di halaman
adalah kelompok A dan PG, kelompok B bermain di aula” kemudian
anak-anak langsung bergegas berdiri untuk ke halaman dan bermain
bersama. Guru mengawasi anak-anak bermain dan mendampingi
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi kembali anak-anak berlarian menuju aula untuk
192

baris dan masuk kelas bersama. Guru mengajak anak-anak bernyanyi


lagu lonceng bel berbunyi anak-anak bernyanyi bersama sambil
menghentakkan kakinya. Setelah bernyanyi guru sentra menghampiri
kelompok PG dan guru kelas berganti. Sebelum masuk kelas guru sentra
mengajak anak berkeliling terlebih dahulu kemudian anak-anak
langsung bergegas melepaskan sepatu ke loker dan membawa tempat
minum. Guru meminta anak untuk duduk bersama dikarpet dalam
bentuk lingkaran kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi
lagu “hello hello apa kabar?” dan bernyanyi lagu “good morning”
setelah itu guru menanyakan kabar anak satu persatu secara bergilir
lalu guru mengajak anak berhitung 1-10 bersama.
Kemudian guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk
bercerita dengan bertanya “teman-teman ada yang mau bercerita hari
ini?” kemudian anak menjawab “saya bu guru saya” setelah ini guru
memilih anak yang paling rapi untuk bercerita yang pertama anak satu
persatu bercerita setelah itu guru bertanya “siapa yang tahu teman kita
hari ini yang tidak masuk?” anak-anak menjawab “Neera bu guru”
lalu bu guru menjawab “oh iya Neera tidak masuk teman-teman
karena sedang sakit sama-sama kita doakan semoga Neera cepat
sembuh yah”
Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk membaca tata tertib
terlebih dahulu dan anak-anak bersama-sama mengikuti membaca tata
tertib. Kemudian guru mengajak anak untuk bersama-sama membaca
doa sebelum makan dan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama.
Sebelum belajar guru mengajak anak bernyanyi sambil berdiri
dan sambil duduk kemudian guru mengajak anak untuk menirukan
gerakan dicontohkan setelah itu guru mengajak anak-anak duduk
kembali dan bertanya “teman hari ini tema kita ada yang tau tidak
ya?” anak-anak menjawab “ngga tau bu guru” kemudian guru
menjelaskan kepada anak-anak “teman-teman tema hari ini masih
sama dengan kemarin siapa yang tau sampah an organik?” anak-anak
193

menjawab dengan menunjukkan tempat sampah kemudian guru


menjelaskan kembali “sampah an organik adalah sampah yang dapat
didaur ulang teman-teman sampah yang kering” kemudian guru
mengambil tisu dan kertas untuk di jadikan sampah dan menanyakan
kepada anak-anak “teman-teman lihat bu guru punya sampah ini kira-
kira sampahnya dibuang di tempat sampah warna apa ya?” anak-anak
menjawab “warna oren bu guru” guru menjawab “hebat betul” lalu
dilanjutkan “sekarang kita mau bahas sampah B3 siapa yang tau
sampah B3 itu apa?” kemudian anak-anak diam guru lalu menjelaskan
kembali “sampah B3 tempatnya itu yang teman-teman warna abu nah
sampah B3 itu sampah-sampah yang berbahaya dan tajam teman-
teman seperti sampah pensil yang tidak dipakai, batu baterai, paku”
lalu bu guru memberikan contoh dengan mengambil jarum. Guru
bertanya “teman-teman kalau sampah seperti ini buangnya di mana
ya?” kemudian anak-anak menunjukkan tempat sampahnya lalu guru
mengambil beberapa macam sampah dan meminta anak satu persatu
membuang sampah ditempat yang sesuai.
Setelah itu guru mengajak anak duduk kembali dikarpet. Guru
menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan hari ini guru
menunjukkan kertas bergambar burung guru bertanya kepada anak-
anak “teman-teman ada yang tahu ini gambar apa?” anak menjawab
“burung bu guru” lalu guru memberikan reward dengan memberikan
tepuk kepada anak yang menjawab setelah itu guru meminta anak
untuk mewarnai gambar burung tersebut. Kemudian guru mengajak
anak-anak berdiri dan mengikuti bu guru. Guru mengatakan “teman-
teman boleh duduk di kursi ini teman-teman perhatikan terlebih
dahulu ya tidak boleh disentuh” lanjut “nah teman-teman bu guru
punya gambar apa ini? Ada yang tau?” anak-anak menjawab
“gunung” lalu guru menjelaskan “betul ini gambar gunung berapi nah
teman-teman tugasnya adalah merobek kertas origami ini lalu
ditempelkan kertasnya ke gambar yang ada gunung dan apinya ya”
194

lalu guru berkata kembali bisa tidak teman-teman?” anak-anak


menjawab “bisa bu guru” setelah itu guru mengajak anak-anak pindah
ke tempat duduk yang lain guru menjelaskan kembali kegiatan
berikutnya “teman-teman bu guru punya origami di sini ada gambar
garis hitam teman-teman tugasnya adalah menggunting mengikuti
garis hitamnya yah. Caranya seperti ini masukan jari jempol keatas
dan jari telunjuk dan jari tengah ke bawah nah kalau sudah teman-
teman buka tutup buka tutup bisa tidak teman-teman?” anak-anak
menjawab “bisa bu guru” lalu guru mengajak anak-anak yuk sekarang
duduk kembali di karpet bu guru berkata coba di lihat di karpet ada
apa ya?” anak-anak menjawab “wah ada mainan bu guru” guru
berkata “iya betul, nah teman-teman yang sudah selesai nanti boleh
bermain bu guru punya dua mainan ada pasir-pasiran dan ada
meronce” bu guru bertanya kepada anak-anak “siapa yang ingin
bermain?” anak-anak menjawab “saya” lalu guru menjelaskan kembali
“teman-teman kalau ingin bermain meronce teman-teman harus
memasukan bentuk yang sama ya boleh masukan bentuk lingkaran
semua boleh juga bentuk segitiga bisa teman-teman?” anak-anak
menjawab “bisa bu guru” Setelah itu guru memberikan izin kepada
anak-anak untuk memilih kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu.
Guru mendampingi anak-anak yang melakukan kegiatan
menggunting. Guru berkata “teman-teman guntingnya tidak buat
menggunting baju ya rambut juga tidak boleh mengguntingnya di
kertas saja” anak-anak menjawab “iya bu guru” guru berkeliling
melihat anak-anak mengerjakan beberapa anak meminta bantuan
untuk menggunting. Satu persatu kegiatan dikerjakan dengan selesai
dan anak-anak diperbolehkan bermain”
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi waktu istirahat telah tiba. Guru mengajak anak-
anak untuk merapihkan mainannya dan anak-anak bergegas untuk
merapihkan beberapa anak mengambil sapu dan pengki kecil untuk
membersihkan pasir. Setelah merapihkan guru berhitung satu sampai
195

lima agar anak-anak duduk rapi dikarpet setelah itu guru mengajak
anak bernyanyi lagu sebelum kita makan setelah itu membaca doa
sebelum makan. Guru meminta anak yang tertib yang akan mencuci
tangan pertama setelah itu satu persatu baris dan keluar untuk mencuci
tangan.
Guru kelas datang dan guru sentra berganti setelah itu guru
melatih anak untuk menyiapkan makanannya sendiri guru
memberikan contoh untuk mengambil nasi dan sayur secukupnya saja.
Setelah itu satu persatu mengambil nasi sendiri dan makan bersama.
Setelah selesai makan anak merapihkan makanannya ke dalam box
yang disediakan kemudian beberapa anak meminta tisu untuk
membersihkan sisa makanan yang jatuh
10.00-10.30 WIB Setelah merapihkan makanan guru mengajak anak membaca
doa sesudah makan kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi.
Guru mengajak anak-anak untuk berdiri semua lalu guru mengajak
anak bertepuk badut,polisi dan hansip setelah itu guru bernyanyi
dengan melakukan gerakan maju mundur.
Setelah itu guru mengajak anak duduk kembali dan
melakukan kegiatan pembelajaran terakhir sebelum pulang. Guru
menyiapkan bahan-bahan kegiatan hari ini kemudia guru bertanya
“teman-teman siapa yang mau buat ikan hiu? Anak-anak menjawab
“saya” lalu guru menjelaskan “teman-teman bu guru punya kertas
putih dan potongan kertas bentuk kepala hiu dari kertas majalah bekas
sekarang ibu guru mau buat hiu teman-teman perhatikan ya” anak-
anak dengan antusias mendekati bu guru untuk melihat dengan jarak
dekat. Setelah itu guru menjelaskan kembali “teman-teman ambil
lemnya dikit-dikit saja yang di lem pinggir-pinggirnya saja ya, lalu di
tempelkan dikertas kosong ingat teman-teman jangan sampai terbalik
ya tempelnya yang ujung lancipnya di atas ya lalu dikasih mata dan
mulutnya kalau sudah di jemur di meja” lalu anak menjawab “iya bu
guru” kemudian anak-anak mengerjakan sendiri guru memberikan
196

arahan agar anak-anak tidak salah dalam menempel.


Setelah selesai bel berbunyi anak-anak duduk di karpet dan
guru mengajak anak bernyanyi lagu hari sudah siang dan membaca
doa kedua orangtua diakhiri membaca surat Al-Ashr. Kemudian guru
mengingatkan anak untuk tidak lupa membawa tempat minum dan
memakai sepatu sendiri. Guru mendampingi anak keluar kelas dan
mengingatkan orangtua yang sudah di depan kelas untuk tidak
membantu anak memakaikan sepatu.
Keterangan:

Hari ini tidak ada anak yang menangis saat ke sekolah, anak-anak sudah terbiasa melepas dan
merapihkan sepatu ke loker serta membawa tempat minum tanpa di ingatkan. Masih ada anak yang asik
bermain sendiri dan kurang fokus memperhatikan. Pada saat kegiatan menggunting ada tiga anak yang
masih di bantu oleh bu guru, anak-anak mengikuti semua kegiatan dengan baik dari awal sampai akhir.
Kemudian pada saat mewarnai ada satu anak yang tidak mau mewarnai kemudian guru membiarkan
anak untuk bermain terlebih dahulu setelah bermain guru mengajak anak untuk menyelesaikan tugas
yang belum di selesaikan. Lalu guru membiasakan untuk orangtua tidak membantu anak memakai
sepatu saat pulang sehingga sekarang anak-anak sudah terbiasa memakai sepatu sendiri saat pulang.
Pada saat menjemput anak bu guru mengingatkan orangtua atau pengasuh yang menjemput anak
tersebut dengan mengajak berkomunikasi sebentar untuk mengingatkan kepada orangtua dalam
membiasakan anak untuk tidak memakai pempers pada saat di sekolah.
197

2.4.12 Catatan Lapangan 12


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018


Tempat : Ibadah
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Anak-anak datang ke sekolah diantarkan oleh orangtua atau
pengasuh sampai ke dalam kelas, setelah itu orangtua atau pengasuh
meninggalkan anak di sekolah. Bel berbunyi pertanda masuk kelas
anak-anak segera berbaris di aula sekolah untuk melakukan kegiatan
upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak memimpin upacara.
Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera dan dirgen, minggu ini
gilirian anak kelompok B3 yang bertugas memimpin upacara. Ketika
kegiatan akan dimulai guru meminta kepada orangtua murid untuk
meninggalkan anak-anak di sekolah. Anak playgroup sudah mulai bisa
di tinggal semua sudah tidak ada yang menangis pada saat di tinggalkan.
Upacara dimulai dan diakhiri dengan kesan pesan dari kepala
sekolah lalu kegiatan upacara selesai. Seteleh upacara anak-anak
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak-anak masih ada waktu. Anak-anak diizinkan bermain
terlebih dahulu. Anak-anak diberi kebebasan dalam bermain di halaman.
Bel berbunyi anak-anak berlarian menuju aula untuk berbaris masuk
sentra. Anak-anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi bersama-sama
setelah itu guru sentra bertukar dengan guru kelas untuk bergantian
mendampingi anak-anak belajar di sentra.
08.00-09.30 WIB Guru mengajak anak masuk ke dalam kelas, sebelum masuk guru
mengingatkan anak-anak untuk melepaskan sepatu dan letakkan sepatu
198

di loker serta membawa botol minum ke dalam kelas. Kemudian guru


meminta anak untuk duduk bersama dikarpet dalam bentuk lingkaran
setelah itu guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu“hello hello
apa kabar?” dan bernyanyi lagu “good morning” dilanjutkan dengan
guru menanyakan kabar anak satu persatu secara bergilir. Setelah itu
guru mengajak anak berdiri dan bernyanyi lagu “jump” untuk membuat
anak semangat belajar.
Setelah itu guru meminta anak duduk kembali guru bertanya
kepada anak-anak dengan berkata “siapa tau sekarang hari apa?” anak-
anak menjawab “hari selasa bu guru!” kemudian guru menjelaskan “hari
ini adalah hari senin, bukan hari selasa teman-teman” lanjut guru
berkata “tanggalnya tanggal berapa teman-teman?” lalu ada anak yang
menjawab “tanggal tujuh belas bu guru” lalu guru berkata “bukan,
sekarang tanggal lima belas teman-teman” lalu guru bertanya lagi
“Kalau bulannya, bulan apa ya?” dan anak-anak menjawab “bulan
bintang bu guru” lalu guru menjelaskan “bulan ini bulan oktober dan
tahun 2018”.
Kemudian mengajak anak berhitung bersama angka 1-10
dengan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Setelah itu
guru bertanya kepada anak-anak “teman-teman ada yang mau bercerita
hari ini?” kemudian anak menjawab “saya bu guru saya” setelah ini
guru memilih anak satu persatu untuk berrcerita. Setelah guru
mendengarkan anak-anak bercerita satu persatu lalu guru memberikan
pertanyaan dengan menanyakan “siapa yang tahu teman kita yang
belum hadir?” anak-anak menjawab “Rama bu guru” lalu bu guru
menjawab “oh iya Rama” guru lanjut berkata “Semoga rama baik-baik
saja ya”dilanjutkan dengan berkata “sekang kita baca surat pendeknya
dulu ya teman-teman, membaca surat Al-Kautsar” anak-anak membaca
bersama.
Kemudian guru meminta anak untuk duduk dengan rapi
kembali, guru bertanya kepada anak-anak “siapa yang sudah siap untuk
199

belajar?” anak-anak menjawab “saya!” lalu dilanjutkan guru berkata


sambil menunjukkan yang menjadi media pembelajaran “teman-teman
hari ini tema kita masih tentang kebersihan, siapa yang tau ini tempat
sampah apa ya?” kemudian anak-anak menjawab “sampah organik”
kemudian guru berkata “teman-teman ini sampah an organik, yang
warna hijau baru sampah organik” dilanjutkan berkata “bu guru punya
sampah tisu ada yang tau tidak buangnya di mana ya?” anak-anak
menjawab dengan menunjuk “di situ!” lalu bu guru berkata “hebat!
benar sekali!! yuk sama-sama ikuti ibu guru sampah organik”anak-anak
mengikuti bersama kemudian begitu sampai sampah an organik dan B3.
Guru berkata “teman-teman jangan lupa ya sampah organik itu sampah
dari sisa makanan teman-teman yang tidak habis di makan, kalau
sampah an organik itu sampah-sampah dari botol susu, tisu, kertas dan
benda-benda yang kering”.
Setelah itu guru mengajak anak untuk mengikuti kegiatan
berikutnya guru berkata “teman-teman bu guru punya tiga kegiatan hari
ini siapa yang mau bermain?” anak-anak menjawab “saya!” lalu guru
berkata kembali “nah teman-teman ikuti bu guru boleh duduk tapi tidak
di pegang hanyak diperhatikan dulu paham teman-teman?” kemudian bu
guru menjelaskan satu persatu kegiatan yang dilakukan dimulai dari
membuat awan hijaiyah, stempel jari huruf hijaiyah dan memancing
huruf hijaiyah. Setelah itu bu guru berkata “teman-teman sebelum
bermain kita sholat bersama dulu ya! semuanya boleh kesini ambil
mukenanya satu untuk perempuan dan satu peci untuk laki-laki” lalu
anak-anak mengambil mukena dan peci. Setelah itu beberapa anak tidak
bisa memakai mukena sendiri lalu bu guru berkata “teman-teman ada
yang mau ibu bantu memakai mukenanya?” lalu anak berkata “bu guru
saya tidak bisa” kemudian guru membantu memakaikan mukena
tersebut setelah itu anak-anak melaksanakan sholat dhuha bersama.
Dalam kegiatan sholat anak diajarkan untuk membedakan
pakaian yang digunakan bagi seorang muslim perempuan dan laki-laki
200

dalam beribadah. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk


memakai mukenanya sendiri. Setelah itu anak-anak diajarkan untuk
mengikuti gerakkan dalam sholat, guru memberikan contoh gerakkan
dan bacaan doa dalam beribadah kepada Allah..

Setelah sholat kemudian guru meminta anak untuk merapihkan


mukena ke tempatnya, setelah merapihkan anak-anak diperbolehkan
memilih bebas kegiatan yang anak dimainkan. Beberapa anak memilih
membuat awan hijaiyah dan stempel jari terlebih dahulu. Setelah
kegiatan sudah dilakukan semua, guru memberikan izin kepada anak-
anak untuk bermain playdough dan puzzle yang sudah disediakan.
Bel berbunyi anak-anak diminta untuk merapihkan mainan
tersebut kemudian guru mengajak anak duduk dipinggir karpet. Setelah
itu guru menanyakan kepada anak-anak “teman-teman hari ini kegiatan
di senta ibadah senang atau tidak ya?” Anak-anak menjawab “seneng bu
guru” lalu guru berkata “Alhamduliilah kegiatan hari ini sudah selesai
dan diselesaikan dengan baik sampai berjumpa kembali di minggu
berikutnya ya teman-teman”.
09.30-10.00 WIB Setelah itu guru mengajak anak-anak bernyanyi lagu sebelum
kita makan “yuk teman-teman di buka suaranya satu dua tiga sebelum
kita makan….” setelah itu guru mengajak anak-anak untuk
berdoa“angkat kedua tangannya di buka suaranya doa sebelum makan”
anak-anak bersama membaca doa.
Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti anak-
anak didampingi oleh guru kelasnya. Guru kelas mengarahkan anak-
anak untuk mengantri mengambil makanan guru berkata “teman-teman
boleh ambil piring dan sendok setelah itu lihat bu guru, teman-teman
ambil nasinya sedikit-sedikit saja dan ambil sayurnya sedikit saja agar
tidak tumpah bisa teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru!”.
Setelah anak-anak makan bu guru mengingatkan kembali dengan
berkata “teman jangan lupa piringnya di letakkan dibox, kemudian
201

minta tisu sama bu guru untuk merapihkan sisa makanan yang jatuh ya”.
10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk.
Kemudian anak diajak kembali belajar materi terakhir sebelum pulang
dengan kegiatan menebalkan huruf a.
Sebelum mengerjakan anak-anak ditanya terlebih dahulu
dengan berkata “teman-teman siapa yang tahu ini huruf apa?” anak-anak
terdiam kemudian bu guru satu persatu anak ditanyakan. Setelah itu
guru memperjelas kembali bahwa ini adalah huruf a guru meminta anak
bersama-sama menyebutkan bersama huruf a.
Setelah menjelaskan guru meminta anak untuk memperhatkan
cara mengerjakannya guru mengatakan “teman-teman bu guru punya
huruf a yang sudah ditulis dengan crayon teman-teman menebalkan
dengan pensil ya caranya seperti ini setengah lingkaran lalu tegak lurus
bisa teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” kemudian guru
berkata kembali kalau sudah gambar di atas boleh di beri stempel ya
teman-teman”.
Bel berbunyi anak-anak telah menyelesaikan tugasnya guru
mengajak anak-anak untuk duduk dikarpet bersama, setelah duduk guru
bertanya “teman-teman capek tidak?” anak-anak menjawab “capek bu
guru” lalu bu guru bilang “siapa yang ingin pulang?” anak-anak
menjawab “saya bu guru saya” kemudian guru meminta kepada anak-
anak untuk duduk dengan rapi dan mengangkat kedua tangan. Setelah
guru bernyanyi lagu “hari sudah siang” dan dilanjutkan dengan
membaca doa lalu mengucapkan salam setelah itu guru mengatakan
kembali “hari ini anak-anak hebat sudah mengikuti kegiatan dengan
baik mari kita beri tepuk tangan untuk semua” setelah itu guru
memberikan anak tepuk tangan satu persatu dan tos kepada anak. Guru
mengingatkan anak-anak sebelum pulang dengan berkata “teman-teman
jangan lupa ambil tempat minum dan memasukan ke dalam tas setelah
itu pakai sepatunya sendiri ya sayang” lalu anak-anak merapihkan
202

tempat minum dan bersalaman lalu memakai sepatu sambil bu guru


mengawasi orang tua murid yang akan menjemput anak-anak
Keterangan :

Hari ini anak-anak sudah tidak ada yang menangis dihari pertama masuk setelah libur sekolah,
anak-anak sudah terbiasa melepas dan meletakkan sepatu ke loker, masih ada anak yang asik bermain
sendiri ketika bu guru sedang menjelaskan, ketika kegiatan sholat beberapa anak masih dipakaikan
mukena, ketika selesai sholat masih ada satu anak yang tidak mau melipat mukena kemudian guru
membujuk terlebih dahulu dan akhirnya anak mau melipat, ketika kegiatan berlangsung anak-anak
sudah mengikuti kegiatan dengan baik dan menyelesaikan sesuai dengan yang diarahkan. Pada saat
kegiatan istirahat anak-anak berebutan untuk membantu bu guru memberikan sabun ke anak-anak
kemudian guru memilih satu anak untuk bergantian membantu bu guru. Anak-anak sudah terbiasa
terlatih menyiapkan makanan sendiri sehingga sudah tidak ada lagi anak yang berkata tidak bisa pada
saat menyiapkan makanan. Ketika jam pulang anak-anak sudah mampu merapihkan alat-alat belajarnya
dengan baik, dan pada saat memakai sepatu anak sudah bisa sendiri walaupun masih ada satu anak yang
masih memakai sepatu terbalik, ketka melihat hal tersebut guru langsung membantu anak memakai
sepatu.
203

2.4.13 Catatan Lapangan 13


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Oktober 2018


Tempat : Sentra Bermain peran
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, anak-anak segera membuat
lingkaran di aula sekolah sesuai kelompok. Beberapa anak PG masih
didampingi sampai bel berbunyi, kemudian guru mengambil anak yang
di gendong orangtuanya dan mengalihkan perhatian anak agar tidak
menangis. Lalu anak-anak kelompok A dan PG dicampur dalam
membuat lingkaran dan kelompok B membuat lingkaran terpisah. Anak-
anak berdiri dalam lingkaran dan guru memimpin anak-anak untuk
bernyanyi Indonesia Raya, setelah bernyanyi anak-anak dipersilahkan
duduk lalu guru memimpin kembali bernyanyi lagu selamat pagi setelah
bernyanyi anak-anak membaca doa belajar.
Setelah membaca doa anak-anak masih ada waktu bermain
sampai berbunyi bel kembali. Guru membagi dua giliran anak-anak
yang bermain di halaman dan di aula, pada hari ini giliran anak A dan
PG bermain dihalaman. Anak-anak dibebaskan bermain bersama, anak
boleh memilih mainan yang disukai dari permain perosotan, ayunan,
putaran, melompat, melihat binatang ikan dan kura-kura, memanjat dan
yang lainnya.
08.00-09.30 WIB Bel berbunyi kembali anak-anak berlarian menuju aula dan
berbaris, anak menyanyikan lagu lonceng berbunyi sambil menggerakan
kaki. setelah bernyanyi guru kelas berpindah berganti dengan guru
sentra. Guru sentra mengajak anak menaiki tangga dengan hati-hati
204

untuk menuju sentranya. Setelah masuk ke dalam kelas guru meminta


anak untuk melepaskan sepatunya dan meletakkan sepatu ke loker. Guru
meminta anak untuk meminum terlebih dahulu dan meletakkan tempat
minum di meja yang disediakan.
Setelah itu anak-anak dan guru duduk bersama dan menyanyikan
lagu selamat pagi, kemudian guru mengajak anak melakukan tepuk
tangan. Kemudian guru menanyakan “siapa yang tahu hari ini hari apa?”
beberapa anak ada yang menyebutkan “Hari Senin” lalu guru
mengatakan bahwa hari ini hari Selasa dan guru mengajak anak-anak
kembali bernyanyi nama-nama hari”. Setelah bernyanyi guru
menanyakan kembali kepada anak “teman-teman” anak menjawab
“apa” guru berkata “teman-teman ada yang punya cerita hari ini? siapa
yang mau cerita?” lalu anak mengangkat tangan sambil berkata “saya bu
guru, saya” guru memilih satu persatu untuk anak bercerita.
Setelah bercerita ibu guru melaksanakan kegiatan berikutnya
yaitu anak-anak mengucapkan tata tertib di kelas yaitu ada lima
peraturan. setelah membaca tata tertib anak-anak diajarkan membaca
doa untuk kedua orangtua, kemudian anak-anak dilanjutkan kembali
dijelaskan tema hari ini dan kegiatan hari ini.
Guru berkata kepada anak-anak “Teman-teman hari ini tema
kita adalah kebersihan” lalu guru berkata kembali “teman-teman bu
guru punya tempat sampah ada tiga yang warna hijau itu untuk sampah
organik, yang pink untuk an organik dan yang abu-abu untuk sampah
B3” dilanjutkan kembali bu guru menjelaskan “hari ini kita akan
membahas sampah an organik ya teman-teman” anak-anak menjawab
“iya!” kemudian guru bertanya “bu guru punya sampah tisu ada yang
tau tidak ya sampah ini buangnya kemana?” anak-anak menjawab
dengan menunjuk tempat sampah warna hijau lalu guru menjelaskan
kembali “sampah tisu ini dibuangnya di yang warna pink teman-teman
karna ini sampah an organik yaitu sampah kering” lalu guru berkata
kembali “sekarang bu guru punya sampah kertas buangnya di mana ya
205

ada yang tahu?” beberapa anak menjawab “di sana bu guru di warna
pink” lalu guru memberikan tepuk tangan dan berkata “betul sekali,
teman-teman sampah tisu, kertas, botol bekas, kemasan makan
buanganya di tempat sampah an organik ya. Nanti sampahnya akan di
olah sama karyawan di bank sampah agar bisa di manfaatkan
sampahnya”
Setelah itu bu guru mengajak anak-anak untuk kegiatan
selanjutnya guru menjelaskan kegiatan hari ini adalah bertema
Pekerjaan, anak-anak dibolehkan untuk menjadi peternak ayam, sapi,
petani, dan koki di restaurant. Lalu guru berkata “teman-teman kalau
sudah capek bekerja teman-teman boleh istirahat tidur di tempat tidur
sebelum tidur teman-teman boleh juga mandi dulu” lalu guru bertanya
“nah teman-teman mau tidak bermain dengan bu guru?” anak-anak
menjawab “mau bu guru mau”, kemudian ibu guru mengajak anak
untuk ke tempat bermain, ibu guru menjelaskan kembali anak-anak
belum diperbolehkan masuk ke area bermain. Beberapa anak berebutan
memilih permainan ibu guru menjelaskan kembali dengan berkata
“teman-teman boleh bermain tetapi bergantian tidak boleh rebutan,
teman-teman kalau ingin bermain di tempat yang dimainkan temannya
teman-teman harus izin dulu sama temannya ya bisa tidak teman-
teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru mengizinkan
anak masuk ke area bermain dan membebaskan anak memilih perannya
masing-masing, beberapa anak sangat antusias dalam bermain mereka
mencoba semua peran yang disediakan. Ibu guru hanya mengamati
anak-anak sesekali ibu guru membantu anak dalam memainkan
perannya dengan sebagai pembeli atau hal lainnya.
Kemudian ibu guru mengingatkan anak-anak bahwa waktu
bermain akan berakhir dalam hitungan satu sampai sepuluh, kemudian
ibu guru berhitung waktu sudah berakhir, ibu guru mengingatkan anak-
anak untuk mengembalikan mainannya sesuai dengan tempatnya, ibu
guru memberi contoh dengan membantu anak-anak merapihkan sesuai
206

tempatnya, anak-anak semua membantu bu guru merapihkan sesuai


dengan tempatnya.
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi waktunya anak-anak makan, ibu guru mengajak
anak duduk di kursi yang disediakan anak-anak dan ibu guru duduk
bersama kemudian bu guru bernyanyi lagu sebelum kita makan setelah
bernyanyi ibu guru memimpin anak-anak untuk baca doa “teman-teman
tangannya diangkat suaranya dikeluarkan ya kita mau berdoa sebelum
makan. Yuk sama-sama baca doa sebelum makan” kemudian anak-anak
membaca doa tersebut bersama-sama.
Ibu guru memanggil anak satu persatu untuk mencuci tangan,
sebelum dipanggil ibu guru bertanya kepada anak-anak tentang kegiatan
yang dimainkan apa saja satu persatu anak menjawab dan diizinkan
mencuci tangan terlebih dahulu. Beberapa anak berebutan untuk
membantu bu guru memberikan sabun kepada anak-anak. Bu guru
memilih satu anak secara bergilir untuk membantunya. Anak-anakpun
secara bergilir masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Setelah
mencuci tangan anak-anak mengambil tempat minum dan duduk di
kursi, guru sentra tidak diganti dengan guru kelas dikarenakan guru
sentra di bermain peran adalah guru kelasnya. Ibu guru meminta anak
untuk berbaris dan mengambil piringnya terlebih dahulu kemudian guru
meminta secara bergantian anak-anak menyiapkan makanannya sendiri.
Ibu guru mengingatkan kepada teman-teman untuk tidak lupa
merapihkan piringnya ke dalam box yang bu guru sediakan dan
membersihkan makanan yang jatuh di meja dengan dibersihkan pakai
tisu.
207

10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk.
Kemudian anak diajak kembali belajar materi terakhir sebelum pulang
dengan kegiatan mengecat garis dengan cotton bad
Ibu guru menjelaskan cara mengerjakannya pertama-tama
guru menjelaskan warna pada catnya adalah kuning dan merah anak-
anak ditanya satu persatu tentang warna yang bu guru tunjuk. Kemudian
ibu guru berkata “teman-teman hanya perlu mengambil cat yang sudah
di sediakan lalu di tempelkan ke kertas yang ada garisnya” Lalu guru
bertanya “bisa tidak teman-teman?” dengan antusias dan tidak sabar
anak-anak menjawab “bisa bu guru bisa” lalu bu guru memberikan
motivasi dengan mengatakan “aku bisa” anak-anak mengikuti ibu guru
berkata kembali “aku hebat” anak-anak mengikuti lalu bu guru bilang
“yes yes oke”.
Setelah selesai masih ada waktu sebelum pulang ibu guru
memberikan mainan puzzle sebentar kepada anak dan setelah bermain
anak-anak merapihkan mainan tersebut kemudian duduk kembali ke
kursi dan guru melakukan evaluasi.
Bel berbunyi pertanda waktunya pulang, ibu guru mengajak
anak-anak bernyanyi lagu hari sudah siang, kemudian dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orang tua.
Guru meminta kepada anak-anak untuk tidak lupa memasukan tempat
minum ke dalam tas dan memakai sepatu terlebih dahulu. Guru berkata
“teman-teman yang sudah memakai sepatu dan tas boleh baris kita turun
ke bawah sama-sama ya!” anak-anak menjawab “iya bu guru!” Guru
meminta anak menunggu di aula bersama dan tidak bermain sebelum
dijemput oleh orangtua atau pengasuhnya
Keterangan:
Hari ini sudah tidak ada anak yang menangis, ketika kegiatan bermain di halaman anak-anak
semua sudah mau bermain bersama. Ketika saat masuk sentra anak-anak sudah berani untuk menaiki
tangga sendiri tanpa dibantu. Anak-anak antusias dalam bermain peran dan mengikuti semua kegiatan
208

hingga selesai. Pada saat kegiatan terakhir anak-anak mengecat garis dengan cotton bad anak-anak
mampu menyelesaikan kegiatan tersebut tanpa meminta bantuan. Ketika pulang sekolah anak-anak
sudah terbiasa memakai sepatu dan merapihkan alat-alat belajarnya sendiri bahka pada saat guru ingin
membantu anak memakai sepatu anak tersebut berkata “aku bisa sendiri bu guru” lalu bu guru berkata
“oh iya hebat! maaf ya bu guru hanya ingin membantu”
209

2.4.14 Catatan Lapangan 14


CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK PLAYGROUP TK TUNAS MUDA I IKKT
PALMERAH JAKARTA BARAT

Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018


Tempat : Olah Tubuh
Waktu : 07.30-10.30 WIB
DESKRIPSI
PUKUL KETERANGAN
07.30-08.00 WIB Bel berbunyi tanda masuk kelas, anak-anak segera membuat
lingkaran sesuai dengan kelompoknya. Kelompok A bersama PG
membuat lingkaran dan kelompok B terpisah. Guru mengatakan “sudah
siap teman-teman?” anak menjawab “sudah bu guru” lalu guru
mengatakan kembali “bagi orangtua yang masih di aula diharapkan
meninggalkan tempat ini dan menunggu di tempat yang sudah di
sediakan” setelah itu guru mengatakan keada anak-anak untuk “ambil
suara Innn…. satu dua tiga” anak-anak menyanyikan lagu Indonesa Raya
setelah bernyanyi guru mengucapkan “terimakasih teman-teman silahkan
duduk” lalu anak-anak dan bu guru duduk dalam lingkaran guru
menyanyikan lagu selamat pagi kemudian dilanjutkan dengan mengatakan
“angkat kedua tangan tundukan kepala berdoa mulai” anak-anak
membaca doa sebelum belajar. Guru mengatakan “memberi salam” anak-
anak menjawab “Assalamu’alaikun wr. wb”
Setelah membaca doa anak-anak masih mempunyai waktu
sebelum masuk kelas sentra kemudian guru memberikan waktu kepada
anak-anak untuk bermain. Guru membagi dua kegiatan bermain di
halaman dan di aula. Hari ini giliran anak kelompok B yang bermain di
halaman dan kelompok PG dan A bermain di aula.
Kemudian guru meminta anak-anak PG dan A untuk berdiri dan
membuat bentuk lingkaran setelah itu guru mengajak anak-anak
210

bernyanyi terlebih dahulu sambil menunggu guru lainnya merapihkan


kegiatan yang akan di mainkan. Setelah mendapatkan aba-aba dari guru
bahwa sudah siap dan bisa dimainkan kemudian guru berkata kepada
anak-anak “teman-teman siapa yang ingin bermain gobak sodor?” anak-
anak menjawab “saya!” lalu guru berkata “yang ingin bermain boleh ikuti
bu guru yang laki-laki di sebelah kiri mengikuti bu dewi dan yang
perempuan disebelah kanan mengikuti bu uci” setelah anak mengikuti bu
guru masing-masing anak di minta untuk duduk dan bu guru menjelaskan
kembali cara bermainnya. Setelah guru menjelaskan cara bermain guru
meminta anak perempuan terlebih dahulu untuk bermain dan memintanya
memilih siapa yang akan menjadi penjaga dan pemain. Setelah anak
perempuan selesai bermain maka ganti anak laki-laki yang akan bermain.
08.00-09.30 WIB Ketika bermain bel berbunyi tanda anak masuk kelas, anak-anak
berlarian untuk berbaris kembali di aula mereka menyanyikan lagu
lonceng berbunyi kemudian guru sentra mendampingi anak-anak untuk
masuk ke dalam kelas. Sesampai anak di depan kelas anak-anak langsung
melepaskan sepatu dan merapihkan ke dalam loker serta mengambil
tempat minum yang ada di dalam tas sendiri. Guru kemudian
mengingatkan anak-anak untuk meletakkan botol minum di meja yang
disediakan.
Anak-anak duduk di pinggir karpet dalam posisi melingkar ibu
guru mendampingi kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi
lagu hello apa kabar kemudian guru melanjutkan bernyanyi selamat pagi
dengan menyebutkan nama masing-masing anak satu persatu. Setelah
bernyanyi guru menanyakan “siapa teman kita yang tidak masuk?” anak-
anak menjawab “Rama dan Kinara bu guru” kemudian ada anak berkata
“Kinara sakit bu guru” lalu guru berkata “kita doakan semoga Kinara
cepat sembuh ya teman-teman” guru berkata “kalau rama kenapa ya tidak
masuk?” anak-anak menjawab “tidak tau bu guru!” lalu guru berkata “kita
doakan semoga Rama baik-baik saja” Setelah itu guru bertanya “siapa
yang tahu ya sekarang hari apa?” anak-anak menjawab “senin bu guru”
211

lalu guru membenarkan “kemarin Selasa sekarang Rabu teman-teman”


kemudian guru mengajak anak bernyanyi nama-nama hari. Lalu guru
menanyakan kembali “tanggal berapa ya sekarang? (sambil mengajak
anak berpikir)” lalu anak-anak menjawab “dua belas bu guru” kemudian
guru membenarkan kembali “tanggal tujuh belas teman-teman bulannya
bulan Oktober tahun 2018” kemudian guru mengajak anak bertepuk
tangan dan bertepuk dipaha anak sambil menegaskan kembali nama hari
bulan dan tahun.
Setelah itu guru mengambil media untuk belajar, guru
menjelaskan tema hari ini adalah kebersihan pangkal kesehatan kemudian
guru menanyakan “siapa yang tahu tempat sampah apa ini?” anak-anak
menjawab “ gatau bu guru” dan beberapa ada yang bilang “sampah
organik” kemudian guru menjelaskan “teman-teman ini namanya sampah
B3 yaitu sampah bahan beracun dan berbahaya” lanjut guru mengatakan
“nah teman-teman sampah yang dibuang di tempat ini seperti pensil, batu
baterai yang sudah tidak terpakai, paku, dan benda-benda tajam lainnya”
kemudian guru mengambil contoh untuk barang yang bisa dibuang di
tempat sampah B3. Guru menanyakan satu persatu kepada anak-anak
“teman-teman bu guru punya apa ini” anak-anak menjawab “pensil bu
guru sama batu baterai” lalu guru menjawab “ betul sekali nah sampah in
buangnya dimana ya kalau sudah tidak terpakai?” anak-anak menjawab
dengan menunjuk sampah B3 “di sana bu guru” guru mengatakan “hebat!
betul sekali”. Setelah itu guru mengajak anak-anak melihat papan tulis
guru menulis kosa kata tempat sampah, beracun dan berbahaya kemudian
mengajak anak bersama-sama membacanya.
Setelah itu guru mengajak anak untuk berdiri menghadap ke
cermin, guru mengajak anak untuk melakukan pemanasan sebelum senam
setelah pemanasan guru memutarkan lagu untuk senam anak-anak diajak
bersama-sama untuk senam. Setelah senam anak-anak diperbolehkan
untuk minum.
Kemudian guru mengajak anak untuk keluar dan duduk di teras.
212

Ketika ingin keluar kelas anak-anak kedatangan teman yang terlambat


yaitu rama kemudian guru mengajak rama untuk bergabung setelah itu
guru meminta anak untuk duduk di teras. Kemudian guru bertanya kepada
anak-anak “siapa yang ingin bermain?” kemudian anak-anak menjawab
“saya bu guru saya” lalu guru berkata “kalau ingin bermain mari sama-
sama kita baca tata tertib terlebih dahulu” anak-anak membaca tata tertib
bersama, setelah membaca guru memberikan contoh permainan yang akan
di mainkan anak-anak mulai berlari kemudian menyusun angka, berjalan
di papan titian, dabling menaiki dan melompat satu kaki dari bangku
jongkok, melempar bola kepapan sesuai sasaran. Anak-anak dengan
antusias langsung memainkan semuanya bersama-sama. Guru
memberikan bantuan untuk bermain papan titian setelah itu guru
memberikan anak kesempatan untuk tidak di bantu. Setelah itu guru
menanyakan kepada anak-anak “siapa yang ingin mandi bola?” anak-anak
menjawab “saya!” lalu guru meminta anak untuk merapihkan terlebih
dahulu sebelum bermain” anak-anak dengan antusias langsung
merapihkan bersama-sama. Setelah merapihkan anak-anak bermain mandi
bola.
Setelah anak-anak sudah selesai bermain mandi bola anak-anak
masih ada waktu lagi sebelum bel berbunyi guru mengajak anak untuk
bebas bermain di halaman, sebelum bermain guru meminta anak memakai
sepatunya terlebih dahulu, kemudian anak-anak bermain bersama dengan
bebas
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi tanda waktu anak istirahat makan bersama. Anak-
anak langsung lari dan melepaskan sepatu kemudian masuk ke dalam
kelas. Guru mempersilahkan anak-anak untuk minum terlebih dahulu
setelah itu guru mengajak anak duduk di karpet dan meminta anak untuk
meluruskan kakinya. Setelah itu guru menanyakan kepada anak-anak
“teman-teman hari ini kegiatan di sentra olah tubuh sudah selesai teman-
teman senang tidak?” Anak-anak menjawab “seneng bu guru” guru
mengajak anak-anak bernyanyi lagu sebelum kita makan “yuk teman-
213

teman di buka suaranya satu dua tiga sebelum kita makan….” setelah itu
guru mengajak anak-anak untuk berdoa “angkat kedua tangannya di buka
suaranya doa sebelum makan” anak-anak bersama membaca doa.
Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti. Anak-anak
diajak mencuci tangan dengan berbaris secara bergantian. Setelah
mencuci tangan guru mengingatkan anak-anak untuk baris bergantian
menyiapkan makanannya sendiri. Anak-anak secara bergantian
menyiapkan makanannya. Guru mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa
merapihkan alat-alat makannya dan membersihkan sisa nasi yang jatuh.
10.00-10.30 WIB Setelah makan guru mengajak anak untuk duduk di karpet dan
bernyanyi terlebih dahulu dengan nyanyian “di tangan ini ada doa, di
mulut ini ada doa, di hati ini ada doa esok lusa tetap berdoa ya Allah ya
Tuhanku dengarkanlah doa ku ya Allah yaTuhanku kabulkanlah doa ku
Aamiin berdoa sesudah makan” lalu anak berdoa sesudah anak berdoa
anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan terakhir yaitu membuat es
krim. Guru memberikan contoh cara membuat es krim kemudian anak-
anak mengikuti. Sesekali guru membantu anak dan mengawasi.
Bel berbunyi tanda kegiatan sudah berakhir, anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan hari ini dengan baik guru berkata “teman-teman”
anak-anak menjawab”apa” lalu dilanjutkan dengan memberi pujian “ibu
guru senang sekali hari ini anak-anak PG pintar sudah tidak ada yang
menangis sekarang, semua sudah datang dengan senyuman dan teman-
teman juga sudah menyelesaikan tugas dengan baik tepuk tangan utuk PG
satu”. Kemudian guru mengapresiasikan anak dengan tepuk tangan satu
persatu dan memberikan cap bintang di tangan. Lalu guru mengajak anak
untuk bernyanyi “di buka suaranya satu dua tiga hari sudah siang ibu guru
pulang sekolah karena waktu selamat siang selamat siang ibu kamikan
pulang selamat siang selamat siang besok sekolah lagi” lalu “angkat
kedua tangannya tundukan kepala membaca surat Al-Ashr” kemudian
dilanjutkan membaca doa kedua orang tua setelah berdoa guru
mengingatkan anak untuk mengambil tempat minum dan memasukan ke
214

dalam tas. Setelah itu guru mengatakan “teman-teman pakai sepatunya di


luar jangan lupa pakai sepatunya sendiri” lalu guru mendampingi anak
keluar dan menemani anak memakai sepatu dan ada satu anak yang masih
membutuhkan bantuan
Keterangan:
Hari ini anak-anak datang ke sekolah tanpa menangis dan sudah tidak di damping, anak-anak
sudah terbiasa melepas dan merapihkan sepatu sendiri, menyiapkan makanan sendiri, bertanggung
jawab merapihkan dan menyelesaikan tugas tanpa meminta bantuan. Ketika guru menjelaskan masih ada
anak-anak yang kurang fokus karena masih asik main sendiri. Ketika mencuci tangan anak-anak antusias
untuk membantu ibu guru, anak-anak sudah mulai terbiasa saling membantu teman terlihat ketika
temannya yang lupa merapihkan tempat minum teman lainnya dan membantu teman merapihkan tanpa
diingatkan.
215

2.5 Reduksi Instrumen


REDUKSI INSTRUMEN PENELITIAN
OBSERVASI TERHADAP GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA 3-4
TAHUN DI TK TUNAS MUDA I IKKT PALMERAH

No. Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Kode


Anak

1. Guru mampu membimbing, mengarahkan dan KBS/CW1, SK/CW7, MOT/CW8, B/CW4,


memberi pengertian kepada anak di sekolah. BP/CW2, BA/CW 6, KS/CW9, KBS/CL1,
P/CL3, BP/CL2, Gambar 4.1, Gambar 4.2,
Gambar 4.3.

2. Guru memberikan contoh konkrit dalam KBS/CW1, BP/CW2, IBH/CW5, BA/CW6,


mendidik SK/CW 7, KS/CW 9, BA/CL8, P/CL3,
SK/CL11,IBH/CL12, Gambar 4.4, Gambar
4.5, Gambar 4.6, Gambar 4.7.

3. Guru mampu melibatkan anak dalam kegiatan P/CW3, IBH/CW5, MOT/CW8, BP/CW2,
praktis sehari-hari di sekolah KBS/CW1, BA/CW6, IBH/CL12, P/CL10,
BA/CL9, Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar
4.10.

4. Guru mampu memberikan kesempatan dan KBS/CW1, BP/CW2, B/CW4, BA/CW6,


kepercayaan kepada anak MOT/CW8, BP/CL13, KBS/CL1, B/CL5,
B/CL5, Gambar 4.11,Gambar 4.12,Gambar
4.13, Gambar 4.14

5. Guru mampu menjadi motivator bagi anak. BP/CW2, IBH/CW, SK/CW7, P/CW3,
B/CW 4], BA/CW6, MOT/CW8, BA/CL8,
IBH/CL12], Gambar 4.15, Gambar 4.16.
216

2.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243

DOKUMENTASI 3

CATATAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Pada Saat Wawancara dengan Partisipan

(Gambar.1 Yuanita Indasari, S.KM) (Gambar.2. Isniani S.Pd)

(Gambar. 3. Lusiyanah, S.Pd.i) (Gambar. 4. Dewi Rosmiati, S.Pd)

(Gambar 5. Kegiatan Foto Bersama (Gambar 6. Merayakan Hari Guru)


Kepala Sekolah dan Guru)
244

CATATAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Kegiatan Pembiasaan Pembelajaran

(Gambar 7. Guru Menyambut Anak Didik) (Gambar. 8. Kegiatan Upacara)

(Gambar.9. Doa Bersama Sebelum Belajar) (Gambar.10. Sikat Gigi Bersama)

(Gambar. 11. Membantu Berbagi (Gambar. 12. Menyiram Bunga)


Sabun Secara Bergantian)
245

CATATAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Kegiatan Belajar Disentra

(Gambar 4.1 Membimbing Anak Bermain) (Gambar 4.2 Mengarahan Cara


Mencuci Tangan)

(Gambar 4.3 Melakukan Pengarahan) (Gambar 4.4. Memberi Contoh Mencuci Gelas)

(Gambar 4.5. Memberikan Contoh (Gambar 4.6. Anak Meniru Guru)


Menggunting)
246

(Gambar 4.7 Mengajarkan Sholat ) (Gambar 4.8. Kegiatan Menempel Awan Hujan)

(Gambar 4.9. Kegiatan Makan Bersama) (Gambar 4.10. Kegiatan Meremas Sagu)

(Gambar 4.11 Melakukan Pemberian (Gambar.4.12 Anak Dibebaskna Bermain)


Informasi Sebelum Bermain Peran)
247

(Gambar 4.13. Membangun Balok (Gambar 4.14 Guru Memotivasi Anak


Seusai Imajinasi) Untuk Merapihkan)

(Gambar 4.15 Guru Memberikan Apresiasi) (Gambar 4.16 Antri menyiapkan makana)

(Gambar 4.17 Belajar naik (Gambar 4.18 Melepas Sepatu Sendiri)


Papan Titian)
248

CATATAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Fasilitas Prasarana Sekolah Indoor dan Outdoor

(Sentra Bahan Alam)

(Gambar. 4.19. Ruang Sentra Bahan Alam) (Gambar. 4.20 Bahan-bahan


untuk Bermain)

(Gambar. 4.21 Peralatan untuk Bermain) (Gambar. 4.22 Bahan untuk Bermain

(Sentra Persiapan)

(Gambar. 4.23. Ruang Sentra) (Gambar. 4.24 APE Persiapan)


249

(Gambar. 4.25 APE Persiapan)

(Sentra Seni dan Kreativitas)

(Gambar. 4.26 Ruang Sentra Seni) (Gambar. 4.27 APE Seni)

(Gambar 4.28 Peralatan Seni)


250

(Sentra Balok)

(Gambar 4.29 Ruang Sentra Balok) (Gambar 4.30 APE Balok)

(Gambar 4.31 Alas Balok)

(Sentra Komputer dan Bahasa Inggris)

(Gambar 4.31 Ruang Komputer) (Gambar 4.32 Ruang Bahasa Inggris)


251

(Gambar 4.32 APE Bahasa Inggris)

(Sentra Ibadah)

(Gambar 4.33 Ruang Ibadah) (Gambar 4.34 APE Ibadah)

(Sentra Olah Tubuh

(Gambar 4.35 Ruang Olah Tubuh) (Gambar 4.36 Media Olah Tubuh)
252

(Gambar 4.37 Media Olah Tubuh) (Gambar 4.38 Media Olah Tubuh)

(Gambar 4.39 Media Olah Tubuh) (Gambar 4.40 Ruang Aula)

(Gambar 4.41 Ruang Gugus) (Gambar 4.42 Ruang UKS)

(Gambar 4.43 Ruang Kepala Sekolah) (Gambar 4.44 Ruang Wakil Kepala Sekolah)
253

Prasarana Outdoor

(Gambar 4.45 Prasana Permainan Gambar 4.46 Prasana Permainan


di Dalam) di Dalam)

(Gambar 4.47 Prasana Permainan) (Gambar 4.48 Rumah Kaca)

(Gambar 4.49 Prasana Permainan (Gambar 4.50 Toilet Murid)


di luar)
260

BIOGRAFI PENULIS

Nur Arsyiah, lahir di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 1996.


Bertempat tinggal di Jl. Anggrek Cendrawasih 8A Palmerah, Jakarta
Barat. Kelurahan Kemanggisam, Kecematan Palmerah. Merupakan Anak
Kedua dari Bapak Arsyad dan Ibu Siti Mulyana.
Pendidikan formal yang ditempuh ialah mulai dari sekolah pertama
di SD Negeri Kemanggisan 08 Pagi Jakarta, melanjutkan ke sekolah menengah pertama di
MTS Al-Mafatih Jakarta, melanjutkan ke sekolah menengah atas di MAN 22 Jakarta, dan
melanjutkan Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir seperti Praktek Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) pada tahun 2018 di RA Madinatunnajah Jombang. Serta melakukan penelitian untk
penyelesaian tugas akhir di Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini di TK Tunas Muda I
IKKT Palmerah, Jakarta dengan judul Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia 3-4
Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta. Disamping kesibukan di Perguruan
Tinggi, penulis juga menjadi tenaga pengajar di beberapa instasi dan sekolah dan menjalankan
beberapa pekerjaan sampingan dengan berjualan.

Anda mungkin juga menyukai