Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nur Arsyiah
NIM 11140184000006
Permasalahan kemandirian pada anak usia dini perlu diatasi sehingga anak
dapat menjalani kegiatan tanpa harus selalu bergantung dengan orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta
Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis Miles dan Huberman
dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau
kesimpulan. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa peran guru dalam melatih
kemandirian anak dengan membimbing, mengarahkan, memberi pengertian
kepada anak untuk melakukan kegiatan sendiri, memperlihatkan contoh yang
konkrit agar anak dapat meniru dan mempraktikan secara langsung, melibatkan
anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah, memberikan kebebasan dan
kepercayaan dalam memilih kegiatan agar anak dapat memutuskan pilihannya
sendiri, dan memotivasi anak agar anak dapat terbiasa melakukannya sendiri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi pembelajaran di sekolah yang
dilakukan oleh guru dan pendidikan di rumah oleh orang tua berpengaruh besar
dalam meningkatkan kemandirian anak usia dini, oleh karena itu guru dan
orangtua harus menjalin kerjasama yang baik dan perlu meningkatkan
kreativitasnya dalam strategi pembelajaran yang lebih baik. Penelitian ini
memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai peningkatan kemandirian yang lebih tepat terhadap anak
melalui strategi pembelajaran tertentu
Kata Kunci: Peran Guru, Kemandirian, Anak Usia Dini
i
ABSTRACT
Nur Arsyiah (11140184000006). Department of Early Childhood Education.
Faculty of Educational Sciences, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. The Bachelor’s Thesis Title “The Role of Teachers in Training the
Independence of 3-4 Years Old Children at Tunas Muda I Kindergarten
IKKT Palmerah, West Jakarta in the Academic Year 2018/2019.”
The conclusion of this study was to understand that the learning strategies in
schools conducted by teachers and home education by parents have a major
influence in increasing the independence of early childhood, therefore teachers
and parents must establish. This study provides input for further researchers to
conduct further research on increasing more appropriate independence for
children throught certain learning strategies.
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 8
1. Kajian Teori .................................................................................... 8
a. Teori Kebebasan.........................................................................8
b. Teori Behaviorisme ....................................................................8
2. Kajian Literatur ............................................................................. 10
a) Kemandirian Anak Usia Dini ...................................................10
b) Tahapan Kemandirian Anak Usia Dini ................................... 13
c) Ciri-Ciri Kemandirian Anak Usia Dini ................................... 14
vi
d) Tujuan Pengembangan Kemandirian ...................................... 15
e) Stimulus Perkembangan Kemandirian Anak ...........................17
f) Tantangan dan Hambatan dalam Melatih Kemandirian Anak .17
g) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini .......21
B. Penelitian yang Relavan ...................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29
vii
a) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Membimbing, Mengarahkan dan Memberi Pengertian Kepada
Anak untuk Melakukan Kegiatan Sendiri ................................60
b) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memperlihatkan Contoh yang Konkrit agar Anak dapat Meniru
dan Mempraktikan Secara Langsung .......................................64
c) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Melibatkan Anak dalam Kegiatan Praktis Sehari-hari di
Sekolah .....................................................................................68
d) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memberikan Kebebasan dan Kepercayaan dalam Memilih
Kegiatan agar Anak dapat Memutuskan Pilihannya Sendiri....65
e) Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak dengan
Memotivasi Anak agar Anak dapat Terbiasa Melakukkannya
Sendiri ......................................................................................75
B. Pembahasan ..........................................................................................77
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 84
B. Implikasi ...............................................................................................84
C. Saran .....................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
viii
DAFTAR GAMBAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...............................................................31
Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian Peram Guru dalam Melatih Kemandirian .......34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru ............................................................ 38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................................... 40
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru ............................................................................... 42
Tabel 3.6 Lembar Observasi dengan Anak ................................................................. 43
Table 4.1 Prasarana ................................................................................................52
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ...................................................................29
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Menurut Miles dan Huberman .......45
Gambar 4.1 Partisipan Menangis Ketika Tiba di Sekolah .....................................59
Gambar 4.2 Partisipan KBS Membimbing Anak Bermain Komputer ...................61
Gambar 4.3 Partisipan BP Mengarahan Cara Mencuci Tangan ............................63
Gambar 4.4 Partisipan BP Melakukan Pengarahan Sebelum Bermain Peran .......63
Gambar 4.5 Partisipan BA Memberi Contoh Cara Mencuci Gelas .......................65
Gambar 4.6 Partisipan P Memberikan Contoh Cara Melepaskan Sepatu ..............66
Gambar 4.7 Partisipan BP Memberi Contoh Menggosok Gigi .............................67
Gambar 4.8 Partisipan IBH Memberi Contoh Langkah-Langkah Sholat ..............68
Gambar 4.9 Partisipan IBH Melakukan Kegiatan Menempel Awan Hujan ..........69
Gambar 4.10 Partisipan P Kegiatan Anak Makan Bersama .................................70
Gambar 4.11 Partisipan BA Melakukan Kegiatan Bermain Meremas Sagu .........70
Gambar 4.12 Partisipan KBS Anak Dibebaskan Memilih Komputer....................72
Gambar 4.12 Patisipan BP Melakukan Pemberian Informasi Sebelum Bermain
Peran .......................................................................................................................72
Gambar 4.13 Partisipan B Sedang Melakukan Pemilihan Permainan yang Disukai
................................................................................................................................73
Gambar 4.14 Partisipan B Melakukan Kegiatan Membangun Sesuai Imajinasinya
................................................................................................................................74
Gambar 4.15 Partisipan BP Memberikan Motivasi Kepada Anak untuk
Merapihkan Mainan ...............................................................................................75
Gambar 4.16 Partisipan BP Sedang Memberikan Reward dengan Tos .................77
Gambar 1 Wawancara Yuanita Indasari, S.KM ...................................................243
Gambar 2 Wawancara Isniani, S.Pd.....................................................................243
Gambar 3 Wawancara Lusiyanah, S.Pd.i .............................................................243
Gambar 4 Wawancara Dewi Rosmianti, S.Pd .....................................................243
Gambar 5 Kegiatan Foto Bersama Kepala Sekolah dan Guru .............................243
Gambar 6 Merayakan Hari Guru .........................................................................243
x
Gambar 7 Guru Menyambut Anak Didik.............................................................244
Gambar 10 Sikat Gigi Bersama ...........................................................................244
Gambar 11 Membantu Berbagi Sabun Secara Bergantian ...................................244
Gambar 12 Menyiram Bunga ...............................................................................244
Gambar 4.1 Membimbing Anak Bermain Komputer ..........................................245
Gambar 4.2 Mengarahan Cara Mencuci Tangan .................................................245
Gambar 4.3 Melakukan Pengarahan Sebelum Bermain Peran ............................245
Gambar 4.4 Memberi Contoh Cara Mencuci Gelas .............................................245
Gambar 4.5 Memberikan Contoh Cara Menggunting..........................................245
Gambar 4.6 Memberi Contoh dan Anak Meniru .................................................245
Gambar 4.7 Memberi Contoh Langkah-Langkah Sholat .....................................246
Gambar 4.8 Melakukan Kegiatan Menempel Awan Hujan .................................246
Gambar 4.9 Kegiatan Anak Makan Bersama dengan Menu Sehat ......................246
Gambar 4.10 Melakukan Kegiatan Bermain Meremas Sagu ...............................246
Gambar 4.11 Melakukan Pemberian Informasi Sebelum Bermain .....................246
Gambar 4.12 Bermain Bebas ...............................................................................246
Gambar 4.13 Melakukan Kegiatan Membangun Sesuai Imajinasinya ................247
Gambar 4.14 Memberikan Motivasi Kepada Anak untuk Merapihkan Mainan ..247
Gambar 4.15 Guru Memberikan Apresiasi ..........................................................247
Gambar 4.16 Antri Menyiapkan Makanan ..........................................................247
Gambar 4.17 Belajar Naik Papan Titian ..............................................................247
Gambar 4.18 Melepas Sepatu Sendiri ..................................................................247
Gambar. 4.19 Ruang Sentra .................................................................................248
Gambar. 4.20 Bahan-bahan untuk Bermain .........................................................248
Gambar. 4.21 Peralatan untuk Bermain ...............................................................248
Gambar. 4.22 Bahan untuk Bermain ...................................................................248
Gambar. 4.23 Ruang Sentra .................................................................................248
Gambar. 4.24 APE Persiapan ...............................................................................248
Gambar. 4.25 APE Persiapan ...............................................................................249
Gambar. 4.26 Ruang Sentra Seni .........................................................................249
Gambar. 4.27 APE Seni .......................................................................................249
xi
Gambar. 4.28 Peralatan Seni ................................................................................249
Gambar. 4.29 Ruang Sentra Balok .......................................................................250
Gambar. 4.30 APE Balok .....................................................................................250
Gambar. 4.31 Alas Balok .....................................................................................250
Gambar. 4.32 Ruang Komputer ...........................................................................250
Gambar. 4.33 Ruang Bahasa Inggris....................................................................250
Gambar. 4.34 APE Bahasa Inggris ......................................................................250
Gambar. 4.35 Ruang Ibadah.................................................................................251
Gambar. 4.36 APE Ibadah ...................................................................................251
Gambar. 4.37 Ruang Olah Tubuh ........................................................................251
Gambar. 4.38 APE Media Olah Tubuh ................................................................251
Gambar. 4.39 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.39 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.40 APE Media Olah Tubuh ................................................................252
Gambar. 4.41 Ruang Aula ....................................................................................252
Gambar. 4.42 Ruang Gugus .................................................................................252
Gambar. 4.43 Ruang UKS ...................................................................................252
Gambar. 4.44 Ruang Kepala Sekolah ..................................................................252
Gambar. 4.45 Ruang Wakil Kepala Sekolah .......................................................252
Gambar. 4.46 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.47 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.48 Prasarana Permainan di Dalam .....................................................253
Gambar. 4.49 Rumah Kaca ..................................................................................253
Gambar. 4.50 Prasarana Permainan di Luar.........................................................253
Gambar. 4.51 Toilet Murid ..................................................................................253
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat .................................................................................................................91
1.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ..............................................................91
1.2 Surat Keterangan Penelitian .......................................................................91
2. Hasil Pengumpulan Data ..................................................................................93
2.1 Catatan Wawancara (CW) .........................................................................93
2.1.1 CW 1 ..............................................................................................93
2.1.2 CW 2 ..............................................................................................98
2.1.3 CW 3 ............................................................................................102
2.1.4 CW 4 ............................................................................................106
2.1.5 CW 5 ............................................................................................111
2.1.6 CW 6 ............................................................................................114
2.1.7 CW 7 ............................................................................................117
2.1.8 CW 8 ............................................................................................120
2.1.9 CW 9 ............................................................................................123
2.2 Hasil Observasi Guru ...............................................................................126
2.3 Hasil Observasi Guru ...............................................................................126
2.4 Catatan Lapangan (CL) ...........................................................................137
2.4.1 CL 1 ..............................................................................................137
2.4.2 CL 2 ..............................................................................................141
2.4.3 CL 3 ..............................................................................................147
2.4.4 CL 4 ..............................................................................................153
2.4.5 CL 5 ..............................................................................................158
2.4.6 CL 6 ..............................................................................................164
2.4.7 CL 7 ..............................................................................................169
2.4.8 CL 8 ..............................................................................................174
2.4.9 CL 9 ..............................................................................................179
2.4.10 CL 10 ............................................................................................185
2.4.11 CL 11 ............................................................................................191
xiii
2.4.12 CL 12 ............................................................................................197
2.4.13 CL 13 ............................................................................................203
2.4.14 CL 14 ............................................................................................209
2.5 Reduksi Instrumen ...................................................................................215
2.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ..............................216
3. Dokumentasi ..................................................................................................243
4. Lembar Uji Referensi .....................................................................................254
5. Biodata Penulis ..............................................................................................260
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan itu harus berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menciptakan insan yang
berkualitas, oleh karena itu pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Dalam
upaya pembinaan terhadap anak usia dini tersebut, diperlukan sebuah upaya
untuk melatih dan mengembangkan kemandirian anak.1
Kemandirian memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas,
melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhannya sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Mampu berpikir, bertindak original, kreatif,
penuh dengan inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri dan memperoleh keputusan dari usahanya.2 Menjadi mandiri
bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan tiba-tiba. Hal ini memerlukan proses
panjang yang harus dimulai sejak usia dini. Ketika anak usianya sudah besar
dan orangtua baru mengajarkan kemandirian maka kemandirian itu tidak utuh
dimilikinya.
Menurut Erikson, kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari
orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu perkembangan arah individualitas yang mantap dan berdiri
sendiri.3 Menurut Astiati, kemandirian merupakan kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri,
baik yang terkait dengan aktivitas bantu diri maupun aktivitas dalam
kesehariannya tanpa bergantung pada orang lain.4 Kemandirian anak usia dini
dapat diartikan sebagai karakter yang menjadikan anak yang usia 0-6 tahun
1
Widati, Play Group dan TPA di Yogyakarta Berdasarkan Nilai-Nilai Kebudayaan Jawa,
(Yogyakarta: 2010), diakses di BAB I Pendahuluan PDFE_Journal.uajy.ac.id pada tanggal 30 Juli
2018 Pukul 21.00 WIB.
2
Ibnu Kholid Hidayat, “Upaya Guru dalam Membentuk Kemandirian Siswa”, Disertasi
pada Sekolah Pascasarjana IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2017, h. 16, tidak dipublikasikan.
3
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 185.
4
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013),
h. 28.
1
2
5
Ibid., h. 28.
6
Feri Sulistyowati, Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pemberian Pujian pada
Anak Kelompok A1 di TK Pertiwi Ganjar Agung Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Lentera
Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016, h. 63.
7
Rika Sa’diyah, Pentingnya Melatih Kemandirian Anak, Jurnal Kordinat Vol. XVI No 1,
2012, h. 35.
3
sayang, juga status pekerjaan ibu.8 Selain itu, penyebab anak tidak mandiri
menurut Izzaty yaitu anak terbiasa menerima bantuan yang berlebihan dari
orangtua ataupun dari orang dewasa lainnya.9 Jika perilaku tersebut dibiarkan
terus-menerus akan sangat merugikan bagi perkembangan anak.
Mengingat anak usia dini yaitu anak yang berada rentang usia lahir
sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus
strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil
pendidikan pada tahap selanjutnya.10 Maka dalam kemandirian anak perlu
dibantu. Hal ini dimaksud agar anak tidak perlu terlalu bergantung dengan
orang tua atau orang dewasa lainnya dan mampu melayani kebutuhannya
sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan dan usianya. Dengan memberikan
lingkungan belajar yang tepat maka akan membantu anak belajar mandiri
karena lingkungan belajar memberikan kesempatan anak belajar sesuai dengan
perkembangannya.
Pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran
seorang guru dalam pengajaran, mengembangkan segala aspek perkembangan,
guru juga tidak hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan akan tetapi, guru
menjadikan murid-muridnya siap untuk menempuh jenjang pendidikan
selanjutnya. Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan
disekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan11
Peran guru di TK sangat penting di dalam proses mengembangkan
kemandirian anak. Guru sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran
hendaknya di sekolah mampu melaksanakan pembelajaran tentang
kemandirian anak didiknya yang diharapkan dapat melatih dan membiasakan
anak berperilaku mandiri dalam setiap aktivitasnya. Seorang guru hendaknya
mampu dan terampil dalam menyusun berbagai strategi pembelajaran,
8
Noval Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013),
h. 36.
9
Ibid., h. 36.
10
Yuliani Nurain Sujiono. Op cit. hlm 47
11
Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandi. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Rajawali Pers.
2013) hlm 139
4
12
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 98.
13
Ibid., h. 78.
5
pertama Senin-Rabu dan Minggu kedua Senin-Rabu juga pada pukul 07.30-
10.00 WIB di dalam kelas Playgroup TK Tunas Muda I IKKT Palmerah14
Kenyataannya berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti
selama kurang lebih dua Minggu di TK Tunas Muda I IKKT, para guru masih
mengalami kesulitan dalam melatih kemandirian anak dikarenakan guru masih
memanjakan anak dengan sering membantu anak melakukan aktivitasnya
tanpa mencoba dikarenakan desakkan orangtua yang selalu meminta guru
untuk dapat membantu anak-anak agar kelak anak tidak merasa takut untuk
ke sekolah kembali serta kurangnya kerjasama antara guru dan orangtua.
Padahal, guru mengikutsertakan orangtua dalam pembelajaran kemandirian
anak. Orangtua berperan penting dalam mengembangkan kemandirian anak.
Bila orangtua kurang memenuhi kebutuhan anak untuk mandiri, maka orang
tua telah menciptakan hambatan pada perkembangan alamiah anak untuk
mengenal dunia anak dan membangun kepercayaan diri, dan merasa dirinya
berguna.15 Guru seharusnya memberikan ketegasan dan kebijaksanaan kepada
orangtua agar tidak perlu merasa khawatir sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Orang tua juga
seharusnya bisa melatih kemandirian pada anak di rumah, sehingga anak
terbiasa untuk mandiri baik di dalam maupun di luar rumah. Jika dilihat dari
tahapan usianya, anak seharusnya sudah mampu melakukan aktivitas
sederhana dengan mandiri tanpa dibantu oleh guru atau orang dewasa
lainnya.16 Melalui pembelajaran kemandirian sejak dini, diharapkan tumbuh
generasi yang mandiri, punya pendirian, bertanggung jawab, tidak mudah
putus asa dan tidak bergantung dengan orang lain.
Dari uraian di atas, terdapat berbagai masalah kemandirian pada anak,
sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait
dengan perkembangan kemandirian anak di TK Tunas Muda I IKKT
14
Hasil Observasi di Kelompok Playgroup TK Tunas Muda I IKKT Palmerah Jakarta Barat,
Pada Senin, 19 Maret 2018.
15
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 89.
16
Ibid., h. 95.
6
Palmerah. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang
apa yang diberikan guru dalam pembelajaran kemandirian yang membuat anak
Playgroup cukup mengagumkan dengan kemandirian yang dimilikinya di TK
tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil judul “Peran Guru Melatih
Kemandirian Anak 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta
Barat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat, dapat teridentifikasi beberapa
masalah yaitu:
1. Masih terdapat anak yang menangis saat di tinggal oleh orangtua atau
pengasuh.
2. Masih terdapat anak disuapi ketika makan oleh orang tua atau pengasuh.
3. Masih terdapat anak yang dibantu ketika melepas dan memasang sepatu.
4. Masih terdapat anak yang belum mampu mengambil keputusan pada saat
bermain dan belajar.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran guru dalam melatih kemandirian anak usia 3-4 tahun di TK
Tunas Muda I IKKT Palmerah, Jakarta Barat.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut:
18
Supriadi, “Teori Belajar Psikologi Behavioristik”, http://www.teoribagus.com/teori-
belajar-psikologi-behavioristik diakses pada hari Senin, 23 Juli 2018 pukul 20.00 WIB.
10
2. Kajian Literatur
a) Kemandirian Anak Usia Dini
Kemandirian dapat diartikan sebagai keterampilan untuk
membantu diri sendiri, baik secara fisik maupun psikologis.
Kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan
dan memecahkan masalah yang dihadapi. Kemandirian secara fisik
sangat berpengaruh terhadap kemandirian psikologis.19
Menurut Psikolog Hurlock, “perilaku tidak mandiri secara fisik,
ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya perkembangan anak pada
setiap tahapannya. Sementara perilaku tidak mandiri secara psikologis
akan membentuk anak yang sulit beradaptasi dengan lingkungan. Anak
tersebut akan sangat bergantung pada orang lain, tidak percaya diri,
menjadi pengekor dan tidak bisa membuat keputusan sendiri”.20
Sedangkan kemandirian menurut Sujiono adalah merupakan “upaya
yang dilakukan dan dimaksudkan untuk melatih anak dalam
memecahkan masalahnya”.21 Menurut Parker dalam Yamin dan Sanan
“kemandirian adalah kemampuan untuk mengelola semua milik kita,
tahu bagaimana mengelola waktu anda, berjalan dan berfikir secara
mandiri, disertai kemampuan untuk mengambil resiko dan
memecahkan masalah”.22
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Erikson dengan
menyatakan “kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari
orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses
mencari identitas ego, yaitu suatu perkembangan menuju ke arah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri”. Artinya kemandirian
mempunyai kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu.
19
Zhakyah Yunarwati, Inspiring Moms, (Jakarta: PT Gramedia, 2016), h. 167.
20
Ibid.
21
Yuliani Nuraini, Sujiono Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 95.
22
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 66.
11
23
Ibid., h. 59.
24
Ibid., h. 60.
25
Muhammad Fadillah dan Lilis Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013), h. 195.
12
26
Ibnu Kholid Hidayat, “ Upaya Guru dalam Membentuk Kemandirian Siswa”, Disertasi
pada Sekolah Pascasarjana IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2017, h. 16, tidak dipublikasikan.
27
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2010), h. 60.
28
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2012), h. 185.
13
31
Eugenia Rakhma, Menumbuhkan Kemandirian Anak, (Jogjakarta: Stiletto Book, 2017),
h. 40.
32
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010) , h. 85.
33
Ibid., h. 83.
34
Nurdinah Hanifah dan Julia, Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Membeda Anatomi
Kurikulum 2013 untuk Membangun Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik. (Jawa Barat: UPI
Sumedang Press. 2014), h. 64.
15
35
Suid, dkk, “Pendidikan Guru Sekolah Dasar”, .Jurnal Pesona Dasar Vol, 1 No. 5, 2017
H. 70-81.
36
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
37
Ibid., h. 31.
16
38
Ibid.
39
Ibid., h. 29.
40
Umama, Pojok Bermain, (Yogjakarta: Stilletto Book. 2016), h. 19.
17
41
Rika Sya’diyah, Pentingnya Melatih Kemandirian Anak, Jurnal Kordinat Vol. XVI No
1, 2012, h. 41.
18
42
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media,
2013), h. 35.
43
Ibid., h. 36.
44
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010) , h. 67.
45
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2017), h. 41.
19
46
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2017), h. 82.
47
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT Refika
Aditama. 2007), h. 44.
48
La Hewi, Kemandirian Anak Usia Dini Di Suku Bajo, Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. Vol. 9, 2015, h. 79.
20
49
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana. 2010), h. 86-89
21
50
Ali Nugraha, Metode Pengembangan Sosial Emosional. (Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka. 2015), h. 4.12
51
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak.
(Jakarta: Kencana. 2016), h. 102
22
52
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h. 212-213.
53
Agus Yunita, Saiful Usman dkk, Peran Keluarga dalam Pembinaan Budi Pekerti Anak
Usia Sekolah Dasar, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah. Vol. 1
Nomer 1, 2016, h. 3.
54
Ibid.
55
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), h. 20.
23
56
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 15.
57
M. Shabir U, Kedudukan Guru Sebagai Pendidik, Jurnal AULADUNA Volume. 2 Nomer
2, 2015. h, 223.
58
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, cet II (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1994), h. 74.
59
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), h. 12.
24
60
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatau Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasnya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 172.
61
Ahmad Izzan, Membangun Guru Berkarakter. (Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
Terbitan 2012), h. 57-58.
62
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.105.
63
Ibid., h.79.
25
64
Muhammad Fadliah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
h. 161.
26
65
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
66
Ibid.,h.42- 43.
27
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Guru
Diterapkan Kelebihan
Peran dalam
Melatih
Tidak Kemandirian
Diterapkan Anak Kekurangan
n
30
Penyusunan BAB
1 Pendahuluan
Penyusunan BAB
2 Kajian Pustaka
Penyusunan BAB
3 Metode
Penelitian
Mengajukan
Proposal
Penelitian
Penyusunan BAB
4 Hasil Penelitian
dan Pembahasan
Penyusunan BAB
5 Penutup
DESKRIPSI 2019
31
32
Penyusunan
Akhir Skripsi
67
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rosda, 2011), h. 60
68
Lexy J. Moelong.Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 4
69
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 140.
70
Pedoman Penulisan skripsi, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015), h. 62
33
C. Sampel Penelitian
Sampel merupakan suatu proses pemilihan data penentuan jenis sampel
dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek
penelitian.71 Dalam penelitian ini sampel yang diteliti dalam penelitian ini
adalah guru kelas dan siswa Taman Kanak-Kanak Tunas Muda I IKKT.
Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu, “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya ketika melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan”.72 Pertimbangan tertentu pada penelitian ini yaitu siswa yang
dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan, seperti memiliki
perkembangan kemandirian yang baik.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 (tujuh belas)
orang. Terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 8 (delapan) guru sentra playgroup
dan 8 (delapan) orang siswa playgroup di TK Tunas Muda I IKKT. Alasan
peneliti mengambil subyek setiap anak yang ada di kelas playgroup karena
diambil dari hasil observasi yang memiliki perkembangan kemandirian yang
telah ditentukan oleh peneliti pada lembar observasi.
71
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rosda, 2011), h.
252
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 85
34
dalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini dapat mengamati secara
mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat
(place) tertentu.73
Dalam proses pengumpulan data, peneliti mewawancarai beberapa orang
dalam lembaga terkait dengan penelitian yang lakukan secara berkala. Sumber
data dalam penelitian ini adalah seseorang yang memberikan informasi dan
keterangan yang berkaitan dengan peran guru dalam melatih kemandirian
anak. Pada penelitian ini peneliti membutuhkan sumber data primer dan
sekunder. Sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-
informasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan
berbagai pihak yang dibutuhkan untuk meneliti. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh untuk mendukung informasi yang dibutuhkan
peneliti. Data sekunder berupa foto saat penelitian dan juga surat-surat
pendukung penelitian. Dapat disimpulkan bahwa sumber data yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
1. Hasil observasi selama proses penelitian.
2. Wawancara dengan guru kelas dan kepala sekolah terkait.
3. Dokumentasi yang diperoleh selama proses pembelajaran.
Tabel 3.2.
Sumber Data Penelitian Peran Guru dalam Melatih Kemandirian
73
Ibid.,h. 215.
35
74
Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rosda, 2011), h.
216
75
Lexy J. Moelong.Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 186
76
Ibid, h. 233.
36
lebih jauh tentang peran guru dalam melatih kemandirian anak usia
3-4 tahun di TK Tunas Muda I IKKT Palmerah.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas
di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan.77 Dengan demikian ini,
peneliti dapat langsung mengetahui reaksi yang ada pada
responden dalam waktu yang relatif singkat.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.78
Menurut Sutrisno Hadi dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D mengatakan, “observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis; dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.”79
3. Dokumentasi
Dokumentasi (documentation study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.80
Dalam penelitian kualitatif dokumentasi sangat diperlukan untuk
melengkapi pengumpulan data. Dokumentasi merupakan teknik
77
Ibid, h. 233-234.
78
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 231.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 145.
80
Ibid., h. 138.
37
F. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu
instrumen.82 Menurut Nasution dalam Sugiyono, menyatakan “bahwa dalam
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
sebagai instrument penelitian utama”. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.83
Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri,
namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan
akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri,
baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan
pengumpulan data, analisis dan kesimpulan.84
Agar mendapat instrumen penelitian yang lebih baik, maka sebelm
instrumen disusun, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen.
81
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rosda, 2011), h.
221.
82
Ibid, h. 223.
83
Ibid., h. 223.
84
Ibid., h. 223-224.
38
kemandirian anak?
2. Kurikulum 1. Kurikulum apa yang
Pembelajaran di digunakan di TK IKKT?
Sekolah 2. Apakah ibu membuat rencana
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
3. Bagaimana cara ibu dalam
menyiapkan rencana
pembelajaran?
3. Faktor 1. Bagaimana cara ibu
Pendukung mendukung anak dalam
Kemandirian melatih kemandirian?
2. Apakah ibu menjalin
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
3. Bagaimana cara ibu menjalin
kerjasama dengan orangtua?
dalam melatih kemandirian
anak?
4. Kendala apa saja yang ibu
hadapi dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
5. Bagaimana cara ibu
menghadapi kendala yang
dialami dalam melatih
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
6. Apakah ibu memberikan
40
menghadapi kendala-kendal
tersebut yang ibu ketahui?
5. Bagaimana peran guru
dalam melatih kemandirian
anak?
6. Bagaimana sarana
pendukung yang digunakan
oleh guru untuk
mengembangkan dan
melatih kemandirian anak?
2. Kemandirian 1. Bagaimana kondisi awal
Anak kemandirian anak pertama
kali masuk sekolah?
2. Apakah masih ada anak
yang belum mandiri sampai
saat ini?
3. Jika iya seperti apakah
bentuk ketidak kemandirian
tersebut?
Jika tidak seperti apakah
bentuk kemandirian
tersebut?
4. Bagaimana tanggapan ibu
mengenai kemandirian
anak?
42
85
Ibid., h. 246.
45
apapun. Dengan demikian, ketiga tahap itu, harus dilakukan terus sampai
penelitian berakhir. Kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data
disajikan oleh Miles dan Huberman dalam diagram berikut.86
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Kesimpulan-
kesimpulan,
Reduksi
Data Penarikan/Verifikasi
flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam
Sugiyono menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.88 Display data ini
dilakukan dengan memaparkan data dengan memilah inti informasi
terkait dengan fokus penelitian, data yang didapat berupa kalimat, kata-
kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang
memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dikemukakan
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.89
88
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitbatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 249.
89
Ibid., h. 252.
90
Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2007)
Cet. III, h. 104.
47
91
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 271.
92
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h, 273.
93
Ibid., h, 274.
48
94
Pedoman Penulisan skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: UIN
Jakarta, 2015), h. 76.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Karakter Subjek Penelitian
a) Profil Sekolah
Taman Kanak-kanak Tunas Muda I IKKT berdiri sejak tahun
1970. Pada saat itu masih dikelola oleh Korma (Denma) Mabes ABRI,
namun pada tahun 1994 TK Tunas Muda I IKKT dikelola oleh
Yayasan Tunas Muda dan diresmikan oleh Ibu Try Sutrisno. Yayasan
Tunas Muda berdiri sejak 10 November 1986 di Jakarta. Yayasan ini
dirancang dan dibangun oleh Ikatan Kesejahteraan Keluarga Hankam
(IKKH), yang kemudian pada tahun 1999 IKKH berganti menjadi
Ikatan Kesejahteran Keluarga TNI (IKKT).
TK Tunas Muda I terletak di Komplek Hankam TNI, Slipi
Jakarta Barat. Taman Kanak-kanak ini dibentuk oleh keluarga TNI
dikarenakan banyaknya anak balita dari keluarga prajurit dan PNS TNI
yang membutuhkan layanan pendidikan yang memadai. Mereka
memerlukan tempat pendidikan yang baik, dekat dengan tempat
tinggal, dan bisa dijangkau oleh penghasilan para prajurit TNI.
Atas inspirasi keluarga besar ABRI (TNI), maka Mabes
Hankam/ABRI merespon secara positif dengan menyediakan tempat
belajar bagi putra dan putri keluarga besar TNI, dan juga masyarakat
sekelilingnya. Sekolah yang didirikan tersebut sesuai dengan keinginan
warga dan institusi. Kondisi inilah yang membentuk keluarga besar
Hankam/ABRI mendirikan Yayasan Tunas Muda Ikatan Kesejahteraan
Keluarga TNI.
Perkembangan TK tersebut sudah cukup pesat. Hal ini terlihat
dari animo masyarakat yang cukup baik untuk menyekolahkan putra
dan putri mereka di TK ini. Murid di TK ini tidak hanya dari kalangan
keluarga TNI saja, tetapi juga dari kalangan masyarakat umum. Hal ini
49
50
6. Ruang 1 - - - 1
ibadah
7. Jamban 8 - - - 8
8. Washtafel 11 - - - 11
9. Gudang 2 - - - 2
10. Kolam 2 - - - 2
ikan
11. Sarana 34 - - - 34
bermain
12. Komputer 1 - - - 1
Kantor
13 APE
Sentra
Komput 45 4 - - 45
er dan
Bahasa
Inggris
Ibadah 28 - - - -
Bermain 40 - - - 40
Peran
Musik
dan Olah 60 4 - - 64
Tubuh
Bahan
Alam 55 - - - 55
Persiapa
n 47 3 - - 50
Seni dan
55 - - - 55
Kreativit
as
54
e) Informasi Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan sebanyak 17 orang yang terdiri
dari 8 guru sentra 1 kepala sekolah dan 8 murid Playgroup. Informasi
partisipan penelitian dijabarkan pada bab ini agar pembaca dan penguji
dapat memahami situasi dan hasil penelitian.
Pada penelitian kualitatif hasil dari kesimpulan tidak bisa
disamakan dari penelitian manapun. Oleh karena itu, siapa yang
diwawancarai dan kapan diwawancarai itu sangat penting karena
kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda dari setiap orang yang
diwawancarai walaupun dilakukan dengan waktu yang berbeda dan
mewawancarai orang yang berbeda.
Partisipan KS berjenis kelamin perempuan beliau adalah Kepala
sekolah di TK Tunas Muda I IKKT, partisipan KP berusia 55 tahun
berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Palmerah. Beliau
berstatus sudah menikah, partisipan KS menjadi seorang guru selama
37 tahun dan menjabat menjadi kepala sekolah di TK Tunas Muda I
IKKT kurang lebih 4 tahun, selain menjabat sebagai kepala sekolah
partisipan juga adalah seorang wali kelas untuk kelas Playgroup 2,
serta status kepegawaiannya sudah bersertifikasi PNS.
Partisipan KBS berjenis kelamin perempuan beliau adalah guru
sentra komputer dan Bahasa Inggris di TK Tunas Muda I IKKT,
partisipan KBS berusia 42 tahun berjenis kelamin perempuan,
bertempat tinggal di Palmerah. Beliau berstatus sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak, partisipan KBS menjadi seorang guru sudah
55
bantuan yang penting anak sudah melakukannya sendiri dan sudah berusah.
[IBH/CW 5]
97
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 Juli
2018 pada pukul 09.30 WIB
98
ibid
72
Kalau lagi main balok saya cuman kenali nama-nama balok selebihnya anak
yang memilih mau membangun apa saya sih dibebaskan anak mau bangun
rumah saya perbolehkan, hotel atau lainnya saya tidak pernah arahkan anak
74
Kemudian BA menambahkan:
Biasanya anak PG kan suka ga mood belajar karna paginya abis nangis
karna di tinggal mama atau mbanya terlebih mereka biasa dimanjakan jadi
sering kali tidak mau mengerjakan sendiri maunya selalu dibantu saya jadi
saya sering puji-puji biar termotivasi jadi mereka semangat dan
mengerjakan sendiri. [BA/CW 6]
B. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi di atas serta berdasarkan hasil observasi dan
wawancara peneliti terhadap proses pembelajaran di TK Tunas Muda I IKKT
Palmerah, Jakarta Barat. Dapat peneliti ungkapkan bahwa peran guru juga
sangat diperlukan dalam upaya melatih kemandirian anak. Guru berperan
sebagai pembimbing dalam melatih kemandirian anak, yaitu membimbing
anak ketika belum mampu melakukan kegiatan sendiri atau memerlukan
bantuan, menjelaskan dan memberikan arahan dengan memberikan contoh
terlebih dahulu, memberikan pengertian kepada anak ketika tidak ingin
mengerjakan tugas dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba.
Dalam penelitian ini peran yang dilakukan guru untuk melatih
kemandirian anak yang diperoleh melalui observasi dan wawancara bahwa
guru sudah memberikan bimbingan, arahan dan pengertian kepada anak sudah
baik. Guru membimbing anak dengan kegiatan seperti: a) Kegiatan awal
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru membimbing anak-anak
untuk membaca doa bersama di aula dalam bentuk lingkaran agar anak
terbiasa untuk ikut berdoa. Kemudian setelah membaca doa guru memberikan
arahan kepada anak-anak untuk masuk ke dalam sentra dengan baik. b) Pada
saat pembelajaran guru memberikan penjelasan dan contoh terlebih dahulu
78
sebelum anak mengerjakan agar anak mengerti akan tugas yang dikerjakan. c)
Pada saat di luar kegiatan guru membimbing anak dengan mengawasi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan oleh
anak. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
kegiatan sendiri.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Martinis Yamin dan Jamilah
Sabri Sanan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini adalah guru
sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran di sekolah harus mampu
melaksanakan pembelajaran tentang kemandirian pada anak didiknya yang
diharapkan dapat melatih dan membiasakan anak berperilaku mandiri dalam
setiap aktivitasnya”.99
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru sebagai pendidik harus
mengajarkan dan mampu menerapkan kemandirian pada anak didiknya agar
anak dapat terbiasa berperilaku mandiri dalam setiap aktivitasnya. 100 Adapun
cara agar tercapainya hal tersebut, guru harus menguasai strategi dan metode
pembelajaran yang variatif, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
mengintegrasikan pembelajaran kemandirian dengan aktivitas belajar anak,
dan harus memperlihatkan contoh yang konkrit dalam proses pembelajaran.101
Guru sebagai pembimbing yang dapat dilakukan di TK Tunas Muda IKKT
pada anak 3-4 tahun adalah memberikan penjelasan atau memberikan contoh
kepada anak, mengawasi, memberi pengertian, membimbing agar anak
terbiasa melakukan kegiatan sendiri.
Hal ini juga dinyatakan oleh Sujiono bahwa peran guru ada fungsi
sebagai pembimbing bagi anak usia dini adalah: 1) Fungsi pemahaman usaha
bimbingan yang menghasilkan pemahaman pada anak, 2) Fungsi pencegahan,
yaitu bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak dari berbagai
permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan
99
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.79.
100
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2013), h.79.
101
Ibid., h. 79.
79
102
Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
Indeks, 2009), h. 15.
80
mukena, sejadah, peci dan sarung, membaca doa-doa sholat dengan baik, dan
merapihkan alat sholat. Hal itu memberikan keteladanan yang baik.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Fadillah dan Khorida yang
mengatakan, bahwa guru sebagai pendidik merupakan panutan bagi anak
didiknya sehingga guru harus memberikan contoh yang baik untuk anak didik
agar anak didik meniru perbuatan baik yang dilakukan oleh guru. Anak akan
mudah mengingat dengan apa yang dilihat. Apabila yang dilakukan guru
secara berulang adalah hal yang baik, maka akan membuat anak terbiasa
melakukan hal baik juga begitupun sebaliknya.103
Selain dengan memberikan contoh yang konkrit pada anak, peran guru
dalam melatih kemandirian dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam
kegiatan praktis sehari-hari di sekolah sehingga dapat menumbuhkan
kepercayaan dirinya. Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
terlibat dalam kegiatan secara sendiri, sehingga proses pembelajaran berpusat
pada anak. Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
mengembangkan kemandirian yang dilakukan guru di TK Tunas Muda I
IKKT pada anak 3-4 tahun yaitu: 1) Memberi kesempatan untuk memilih
kegiatan permainan di luar maupun di dalam sendiri, 2) Membiarkan anak
untuk mencoba mengeksplor pembelajarannya sendiri, 3) Memberikan
kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, 4)
Mendorong anak untuk dapat mengungkapkan perasaan atau idenya sendiri,
dan 5) Memberikan tanggung jawab serta konsekuensi jika anak tidak
memenuhi tanggung jawabnya tersebut.
Hal ini dinyatakan juga oleh Fadillah dan Khorida dengan menyatakan,
bahwa dalam proses pembelajaran, peran guru dalam melatih kemandirian
anak harus melibatkan anak didik dalam berbagai aktivitas, salah satunya
adalah dengan memberi kesempatan pada anak agar menjadi terampil dalam
mengembangkan skill anak tersebut dan juga menumbuhkan rasa percaya diri
103
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatau Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasnya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 172.
81
104
Ibid., h. 41.
105
Rahayu Prabandari, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain Di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY, 2016), diakses pada 30 juli
2018 pada pukul 09.30 WIB.
82
106
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media,
2013), h. 95.
83
107
Ibid., h.42- 43.
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup empat hal, yaitu berimplikasi
atas bidang keilmuan, Implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada
kebijakan yang ada, dan implikasi pada praktek.Implikasi atas bidang
keilmuan berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi perkembangan
ilmu-ilmu pendidikan tentang pengembangan kemandirian anak dengan
menekankan pada strategi yang digunakan dalam melatih kemandirian anak
yang saat ini masih banyak digunakan guru dan sekolah yang kurang tepat.
85
C. Saran
Berdasarkan penelitian ini mengenai “Peran Guru dalam Melatih
Kemandirian Anak Usia 3-4 Tahun di TK Tunas Muda I IKKT”, maka saran
yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Untuk meningkatan penguasaan ilmu terhadap guru agar dapat
menambah ilmu pengetahuan sehingga guru bisa memberikan sebuah
inovasi dalam memberikan pembelajaran. Selain itu, lembaga hendaknya
selalu mengawasi dan kerjasama dengan pendidik agar mutu
pembelajaran lebih meningkat.
2. Bagi Guru
Peran guru dalam melatih kemandirian pada anak sudah terlaksana
dengan baik. Guru perlu meningkatkan lagi kualitas untuk memberikan
strategi pembelajaran yang lebih kreatif, inovasi dan sesuai
perkembangan usia anak sehingga nantinya anak akan semakin antusias
dengan pembelajaran yang diberikan.
86
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung:
PT Refika Aditama. 2007
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Fadliah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012.
Fadillah, Muhammad dan Lilis Mualifatu. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.
Izzan, Ahmad. Membangun Guru Berkarakter. Perpustakaan Nasional: Katalog
dalam Terbitan 2012.
Tim Penyusun. Kurikulum TK Swasta Pembina Kecamatan Tunas Muda I IKKT,
Jakarta: Dokumen 1, 2017
Moelong, Lexy J. Penelitian Kualitatif Edisi evisi. Bandung: Rosda, 2010.
Mutiah, Diana. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2010.
Nugraha, Ali. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka. 2015.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan skripsi. Jakarta: UIN Jakarta, 2013.
Tim Penyusun. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, “Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini”. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.
Prabandari, Rahayu, Penanaman Kemandirian Pada Anak Kelompok Bermain di
Kinderstation Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, Yogyakarta: UNY, 2016.
Rakhma, Eugenia. Menumbuhkan Kemandirian Anak. Jogjakarta: Stiletto Book,
2017.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013
88
JURNAL
INTERNET
1. LAMPIRAN SURAT
1.1 Surat Permohonan Izin Penelitian
92
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
Bertanya kembali: (Euh...) Ketika anak sudah mandiri anak dapat memilih
Kalau menurut ibu, misalnya mereka mandiri dalam memilih nanti anak dalam
bagaimana pengaruh berpendapat akan lebih dominan. Ketika anak memasuki
kemandirian untuk masa pendidikan jenjang selanjutnya anak akan bisa memilih apa
dewasa anak? yang dia minati dalam belajar, dalam memilih ekstrakulikuler
mereka akan menentukan sendiri, anak juga akan lebih berani
3. Cara apa saja yang ibu Awalannya kita bujuk dulu ya supaya mereka nyaman dulu
tekankan untuk melatih bersama kita. Kalo sudah nyaman kita tekankan kita latih
kemandirian anak? apapun anak akan mau belajar.
4. Metode apa saja yang Kalau saya di sentra saya paling macam-macam ya,
digunakan dalam contohnya seperti bercerita tentang anak- anak yang
melatih kemandirian bagaimana anak memilih nih yang baik dan buruk bagi
anak usia 3-4 tahun? dirinya, terus sambil bernyanyi misalnya tangan gunanya
untuk apa ini untuk apa (ehmm…) permainan juga seperti
memilih warna dan kadang saya campur dengan bahasa
Inggris.
5. Bagaimana cara guru Kalau saya setting itu hanya 1 permainan karena lebih banyak
menyetting kelas dalam permainan di komputernya, kalau untuk bahasa Inggris saya
pembelajaran anak usia lebih banyak observasi, jadi kalau untuk buat hasil karya
3-4 tahun? hanya satu. Selebihnya anak bermain permainan dalam
komputer.
6. Apa saja program Menurut saya baik, kalo untuk usia playgroup komputer
pendidikan untuk cuma sebagai pengenalan saja. mereka itu dilatih untuk sabar
melatih kemandirian dengan melatih memegang mouse anak akan kesini kesini
anak usia 3-4 tahun? menggerakkannya anak diajarkan sabar melalui menggerakan
95
8. Kurikulum apa yang Menggunakan K-13 nah baru berjalan dua tahun belakangan
digunakan di TK IKKT? ini. Kita guru-guru semua masih belajar untuk memahami K-
13 karena kita juga masih menggunakan rapot yang lama jadi
kita masih mengubah indikator-indikator mana saja yang
sesuai dengan K-13 terbaru ini.
9. Apakah ibu membuat Itu harus (ehehee…) kita semua guru harus membuat rencana
rencana pembelajaran pembelajaran terlebih dulu sebelum ngajar
sebelum melaksanakan
kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu Jadi, setiap tahun kita mengadakan rapat, jadi kita sama-sama
dalam menyiapkan membicarakan apa yang akan kita tampilkan dalam program
rencana pembelajaran? semester itu. Kita diskusi sama-sama menentukan tema
setelah itu tergantung guru-gurunya dalam membuat program
mingguan dan program hariannya. Setiap sentra berbeda
hanya di kegiatan rencana kegiatannya saja untuk isi
96
11. Bagaimana cara ibu Yaa (euhm...) dengan saya mengarahkannya terlebih dahulu,
mendukung anak dalam dengan cara memberikan stimulus kemandirian kepada anak
melatih kemandirian? setiap hari kan, dengan mengajarkan anak setiap hari anak
akan terbiasa dengan begitu anak akan mandiri dengan
sendirinya. (Euh…) kami mencoba untuk tidak melakukan
kemandirian anak dengan tidak terpaksa tetapi dengan
pembiasaan (ehehehe...)
12. Apakah ibu menjalin Tentu saja
hubungan kerjasama
dengan orang tua dalam
melatih kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu Saya sih dengan cara mengkomunikasikan, kerena guru kan
menjalin kerjasama tidak 24 jam bersama anak yang paling lama itu kan ibunya,
dengan orangtua? dalam (euhmm..) biasanya sih saya bilang sama orangtuanya kalau di
melatih kemandirian rumah kalau bisa orangtuanya sebisa mungkin mengikuti
anak? peraturan di sekolah.
14. Kendala apa saja yang (Euhmm…) Banyak sih ya, dari anak belum terbiasa dengan
ibu hadapi dalam lingkungan di sekolah, anak-anak sering kali putus asa
melatih kemandirian langsung bilang tidak bisa tanpa mencoba, mungkin karena
anak usia 3-4 tahun? kebanyakan anak di rumah jadi sering bergantungan dengan
orangtua sedangkan, kalo anak sudah di sekolah mau tidak
mau anak harus di tinggal orangtua dan melakukannya
sendiri. (Eheehe lupa saya apalagi ya…) oh iya (euhh..) pola
asuh juga menjadi kendala buat saya karena anak-anak
mempunyai beragam macam pola asuh ya dari orangtuanya
15. Bagaimana cara ibu Kalau saya sih ya… meminta anak untuk mencoba dulu dalam
menghadapi kendala segala sesuatu, saya sih paling memberikan contoh dulu
yang dialami dalam dengan praktek langsung kemudian, saya hanya membantu
97
melatih kemandirian sesekali saja setelah itu, saya meminta anak mengerjakan
anak usia 3-4 tahun? sendiri. (Euhmm..) kadang juga suka ada anak yang tetap
tidak mau ya… paling saya membujuknya saja dengan
mengalihkan kegiatan tersebut terlebih dahulu ketika mood
anak sudah membaik baru saya bujuk kembali untuk
melalukannya
16. Apakah ibu memberikan Oh iya tentu itu
reward atau apresiasi
kepada anak yang sudah
mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Kalau reward saya suka kasih dengan memberi bintang,
memberikan reward atau pujian dan tepuk tangan. Tapi saya si biasanya (euh..) untuk
apresiasi tersebut awal-awal ga akan saya kasih dulu rewardnya, (ehum..) saya
kepada anak yang biasanya kasih ketika anak sudah berhasil.
mandiri?
18. Sejauh ini kemandirian Kalau sampai saat ini si kemandirian anak playgroup sudah
apa saja yang sudah jauh lebih baik ya, sudah mulai mau ada perubahan dari yang
anak miliki? biasa menangis sekarang sudah tidak nangis lagi, terus sudah
mau memilih mainannya sendiri (euhmm…) sekarang juga
melepaskan sepatunya sudah bisa sendiri masukin sepatunya
juga sudah tidak perlu diingkatkan lagi mereka sudah tau
naronya di mana.
Mengetahui,
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
5. Bagaimana cara guru (Eeee...) kalau saya si karena di peran ya jadi saya
menyetting kelas dalam mengatur kelas sesuai dengan yang akan diperankan
pembelajaran anak usia 3-4 kaya saat ini kan lagi tema pahlawan jadi ya saya buat
tahun? kelas seakan-akan anak berada di hutan dan sedang
melakukan perang.
6. Apa saja program pendidikan Kalau di sekolah anak diajarkan makan bersama dengan
untuk melatih kemandirian menu sehat dari sekolah, menyikat gigi, mencuci tangan
anak usia 3-4 tahun? (ehhmm) toilet training
7. Adakah program tersebut Oh sangat signifikan sekali, karena program tersebut
memiliki dampak yang membuat anak melakukan sendiri dan membantu anak
signifikan terhadap menjadi mandiri
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kurikulum 2013
digunakan di TK IKKT?
9. Apakah ibu membuat rencana Selalu membuat
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam (Ehmm..) pertama sih saya membuat program semester
menyiapkan rencana terlebih dulu sama rekan-rekan saya, lalu saya buat
pembelajaran? rencana kegiatan minggu baru saya membuat rencana
hariannya
11. Bagaimana cara ibu Dengan memberikan apresiasi kepada anak yang mau
mendukung anak dalam mencoba. Biasanya saya memotivasi anak, memberikan
melatih kemandirian? stimulus kepada anak dengan memberikan contoh.
12. Apakah ibu menjalin Pasti, karena guru hanya sebagai peran kecil dalam
hubungan kerjasama dengan melatih kemandirian anak orangtua yang mempunyai
orang tua dalam melatih peran besar jadi perlu kerjasama dengan orangtua.
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Kalau saya si biasanya melalui komunikasi dengan
kerjasama dengan orangtua? orangtua, kalau saya melihat tidak ada yang srek buat
dalam melatih kemandirian saya terkait pembelajaran saya akan langsung bilang ke
100
Mengetahui,
Isniani, S.Pd
102
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
2. Seberapa penting kemampuan (Eeee) penting karna tidak selalu bu guru atau oraangtua
kemandirian ditanamkan ada selalu disampingnya. Saat anak mengalami masalah
kepada anak? ia sendiri bisa ia bisa mengerjakannya sendiri. Hehehe
karna kemandirian itu doroangan dari anak itu sendiri
untuk melakukan sesuatu (ee) tanpa bantuan orang lain
3. Cara apa saja yang ibu Memberi kesempatan anak untuk mencoba sesuatu apa
tekankan untuk melatih yang dilihat,memberi motivasi dorongan kalau dia bisa,
kemandirian anak? sesekali beri dia reward hadiah kecil biar dia lebih
semangat
4. Metode apa saja yang Metode khusus sih saya lebih suka ke (eeehh) media jadi
digunakan dalam melatih bermain menggunakan media jadi contoh-contoh eeee
kemandirian anak usia 3-4 yang apa yang saat ini telah tren lah yang dari film atau
tahun? apalah atau mainan yang membuat anak tertarik kaya
dari film kita ambil dari yang baiknya
5. Bagaimana cara guru Kalau settingan kelas dilihat dari indikator RPPM
menyetting kelas dalam RPPHnya (eee…) setelah itu kalo pembelajaran kita beri
103
pembelajaran anak usia 3-4 tahu dulu informasinya cara-cara mainnya setelah itu
tahun? kita memberi kesempatan anak bermain sendiri. Karna
kalau di sentra itu ada pijakkan sebelum bermain pada
saat pijakan itu kita arah kan kita kasih tahu cara
mainnya aturan mainnya sampai ia mengerti dan di
sentra itu anak mendapatkan tiga kali kesempatan jadi
kalau ia kesempatan pertama salah kita kasih
kesempatan lagi yang kedua dan yang ketiga jadi begitu
terus disetiap kegiatan yang ada pada sentra dan cara
settingnya itu di sesuaikan dengan sentra karna kan ada
standarisasinya kan ya kita lihat usianya kelompok A,
kelompok bermain pasti setiap kegiatannya berbeda.
6. Apa saja program pendidikan Kalau di sentra persiapan mendidik kemandiriannya dari
untuk melatih kemandirian settingan yang saya buat yaitu mainan yang sering
anak usia 3-4 tahun? dimainkan si ya menghubungkan atau mengkelompokan
itu dia kalau di sentra persiapan ya mungkin kalau di
sentra lain berbeda mungkin kalau di sentra bahan alam
kaya mencuci tangan, kalau dipersiapan yaa itu dengan
alat main ia mengkelompokkan ya kita lihat dia bisa
tidak mengkelompokan sendiri yang penting untuk anak
playgroup itu medianya harus menarik
7. Adakah program tersebut (Eee) iya dong bukan cuman dari perilaku (eee) tapi dari
memiliki dampak yang daya pikirnya, kognitifnya juga mempengaruhi kalau di
signifikan terhadap sentra persiapan tadi kan kalau di sentra yang lain kan
kemandirian anak? kaya mencuci tangannya aja itukan cuman perilakunya
aja. Tapi kalau di sentra persiapan kognitifnya pun juga
ikut kebawa ikut bekerja. Kemandirian juga
berhubungan erat denga sosial emosional anak
8. Kurikulum apa yang (Eee) kita juga masih bingung kurikum 2013 ya kita
digunakan di TK IKKT? menuju kurikulum 2013
104
9. Apakah ibu membuat rencana Pasti itu karna rpph itu apa ya kegiatan yang akan kita
pembelajaran sebelum ajarkan pada saat itu kalo pada masakan ya itu
melaksanakan kegiatan? bumbunya (hehehe).
10. Bagaimana cara ibu dalam Biasanya kita tentukan secara bersama dulu untuk tema
menyiapkan rencana kita adain rapat guru abis gitu (eee) guru sama-sama
pembelajaran? membuat program semesteran kalo udah yahh kita
sebagai guru sentra buat rppmnya dulu baru deh buat
rpph.
11. Bagaimana cara ibu Memberi kesempatan anak untuk mencoba sesuatu apa
mendukung anak dalam yang dilihat, memberi motivasi dorongan kalau dia bisa,
melatih kemandirian? sesekali beri dia reward hadiah kecil biar dia lebih
semangat.
12. Apakah ibu menjalin Iyadong, karna orangtua di rumah kan lebih lama
hubungan kerjasama dengan bertemu dengan anak dan di sekolah cuman dua sampai
orang tua dalam melatih tiga jam.
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Kerja samanya ya baik sih kita dalam melatih
kerjasama dengan orangtua? kemandirian karna disetiap kelas itu kita punya grup
dalam melatih kemandirian whatsapp untuk kelas jadi kita berdiskusikannya itu
anak? lewat itu ya jadi komunikasinya lewat grup itu tapi kalau
hal pribadi yaa hubunginnya secara pribadi kalau untuk
kebersamaan kelas baru lewat grup tadi
14. Kendala apa saja yang ibu Kendala pasti ada dan berbeda anak berbeda juga
hadapi dalam melatih kendalanya. Apalagi dikeluarga (eeeee) yang
kemandirian anak usia 3-4 lingkungannya tidak baik kelurganya itu pasti
tahun? kendalanya banyak kalo di rumahnya apa sudah
memiliki kemandirian pasti sudah tidak terlalu banyak
kendalanya.
15. Bagaimana cara ibu (Eeee) kalau kendalanya dari rumah sudah banyak dari
menghadapi kendala yang lingkungan rumahnya sudah tidak mengajarkan
dialami dalam melatih kemandirian ya kita eee observasi anak dari mulai anak
105
kemandirian anak usia 3-4 itu sendiri sampai kedua orangtuanya malah kalau bisa
tahun? eee lingkungan rumah ko bisa sampai sulut
kemandiriannya mungkin bisa dengan wawancara, dan
kalo memang ada anak yang bermasalah kita harus
punyakomitmen misalnya anak punya masalah dengan
kemandirian dalam hal ini ya kita harus dengan
wawancara dan bikin komitmen itu jadi di sekolah
dengan di rumah itu harus sama melatih kemandiriannya
16. Apakah ibu memberikan Selalu dong, itu harus diberikan
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Kalau untuk anak yang dari awalnya sudah mandiri itu
memberikan reward atau untuk rewardnya yang seperti tepuk tangan atau acungan
apresiasi tersebut kepada anak jempol tapi kalau untuk anak yang (eee) tanda kutip
yang mandiri? bermasalah yaa kita boleh lah sesekali memberi reward
yang seperti berupa hadiah.
18. Apa saja sarana prasarana Yang jelas sih ya APE ya alat pembelajaran edukatif,
yang mendukung faktor contoh atau sikap baik bu guru dan kerja sama orangtua
kemandirian anak? lah.
19. Sejauh ini kemandirian apa Untuk 3-4 tahun dikatakan berapa persen yaa 70% lah
saja yang sudah anak miliki? ya karna memang masih ada beberapa anak yang belum
mandiri kan anak-anak juga punya masalah sama
kemandirian. Anak dikatakan mandiri kalau sudah bisa
memilih mainannya sendiri, memilih kegiatan sendiri,
mampu bekerja sendiri sama mamou mengikuti aturan
main
Mengetahui,
Aan Wardiyah
106
CATATAN WAWANCARA 4
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
sebelum pulang.
7. Adakah program tersebut Alhamdulillah sampai saat ini berdampak, dari awal
memiliki dampak yang anak playgroup nih dari yang menangis (ee...) tas nya
signifikan terhadap berantakan tempat minumnya kemana saja, sekarang
kemandirian anak? Alhamdulillah ketika anak sudah kelas B anak sudah
bisa pipis sendiri, tasnya disimpan ke loker dengan baik,
tempat minumnya juga tidak lupa dibawa pulang
kembali.
8. Kurikulum apa yang Kurikulum yang digunakan di tk ikkt ini kurikulum
digunakan di TK IKKT? 2013 dan sudah berjalan 2 tahun dan masih dalam tahap
belajar
9. Apakah ibu membuat rencana Iya
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Yang pertama kita rapat terlebih dahulu dengan semua
menyiapkan rencana guru dan kepala sekolah, merencanakan tema buat
pembelajaran? setahun mendatang. Tema nanti gurunya membuat
prosem, rppm dan rpph guru sentranya.
11. Bagaimana cara ibu Caranya memberi dukungan anak dalam kemandirian
mendukung anak dalam dengan memberi arahan kan anak playgroup masih
melatih kemandirian? belum bisa akanperintah dengan kompleks jadi harus
pelan pelan jadi setiap hari tuh harus ada proses setiap
harinya jadi anak akan mengerti (ehem).
12. Apakah ibu menjalin Pasti karna, kalau tidak ada kerja sama dengan orangtua
hubungan kerjasama dengan bagaimana anak itu bisa berkembang dengan baik
orang tua dalam melatih misalnya disekolah belajar untuk mandiri anak
kemandirian? merapihkan alat mainan yang berantakan tapi kalau
misalkan di rumah anak sedang main dibiarkan begitu
saja ya gimana kalau disekolah saja harus dirapihkan
jadi harus ada sinkron antara sekolah dengan dirumah.
109
13. Bagaimana cara ibu menjalin Kalau saya si komunikasinya secara pribadi, kalau di
kerjasama dengan orangtua? awal pembelajaran saya menyampaikan bahwa anak
dalam melatih kemandirian kalau mau lebih baik harus ada kerja sama dengan baik.
anak? Misalnya nih di sekolah ada program pembelajarannya
toilet training saya bilangin kalau disekolah ada toilet
training jadi di rumah mohon di ajarkan juga,jadi harus
ada sinkronisasi antar sekolah dengan di rumah. Terus
juga kalo di sekolah anak manja nangis terus yah saya
minta ke orangtuanya harus tega harus berani
meninggalkan anaknya biar mandiri.
14. Kendala apa saja yang ibu Yah itu salah satunya oraangtua kalau orangtua ga ada
hadapi dalam melatih sinkronisasi antar sekolah yah susah. Karna kita kan di
kemandirian anak usia 3-4 sekolah membimbing anak dari jam setengah delapan
tahun? sampai jam setengah sebelas banyaknya di mana ya di
rumah lingkungan rumah, keluarga jadi harus ada
sinkronisasi antar orang tua dan di sekolah agar anak
berkembang dengan baik.
15. Bagaimana cara ibu Dengan berkomunikasi secara bertahap dengan
menghadapi kendala yang orangtuanya kalau orangtuanya mengerti. Alhamdulillah
dialami dalam melatih anaknya juga ada perubahan sedikit demi sedikit yang
kemandirian anak usia 3-4 penting ada komunikasi.
tahun?
16. Apakah ibu memberikan Iya
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Aku bintang setiap hari, tidak bentuk bintang dalam tiga
memberikan reward atau dimensi bisa juga dari spidol atau papan tulis itu juga
apresiasi tersebut kepada anak sudah bisa bikin anak senang. Saya sedang mencoba
yang mandiri? dalam beberapa minggu sekali memberi reward anak
dengan memberi permen yang gulanya sedikit
110
18. Apa saja sarana prasarana Kalau di balok si banyak dari mainan, alas, sikat gigi,
yang mendukung faktor toilet yang sesuai umurnya kan kalo toilet duduk juga
kemandirian anak? ada yng besar kan ada juga dudukan yang kecil.
19. Sejauh ini kemandirian apa Dari bulan juli sampai saat ini anak-anak sudah 4 bulan
saja yang sudah anak miliki? kurang anak sudah bisa sendiri membangun
bangunannya, terus sudah bisa membantu bangunan
yang diselesaikan temannya dengan membantu
merapihkan, merapihkan bangunannya sendiri,
merapihkan alas sendiri, mampu membawa minum
sendiri masuk ke dalam kelas tanpa di ingatkan
Mengetahui,
CATATAN WAWANCARA 5
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
Mengetahui,
Lusiyanah, S.Pd
114
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
5. Bagaimana cara guru menyetting Kalo…. saya sih anak-anaknya di ajak nyanyi dulu di
kelas dalam pembelajaran anak usia atur posisi duduknya yang nyaman, nah klo udah saya
3-4 tahun? aja anak belajar kegiatan yang sudah saya setting.
6. Apa saja program pendidikan untuk Untuk awal masuk kita biasainnya anak-anak cuci
melatih kemandirian anak usia 3-4 tangan sama sikat gigi aja. Nanti kalo udah nyaman
tahun? anaknya di sekolah biasanya kita ajarkan mereka toilet
training.
7. Adakah program tersebut memiliki Sejauh ini sih berpengaruh untuk anak-anak.
dampak yang signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang digunakan di Waduhh… saya bingung jawabnya (heheheheh….)
TK IKKT? kita masih pake KTSP tapi suka kita campur sama
kurikulum 2013.
9. Apakah ibu membuat rencana Oh pasti itu…
pembelajaran sebelum melaksanakan
kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Ya di sesuaikan dengan sub tema, kita bikin RPPMnya
menyiapkan rencana pembelajaran? dulu baru buat RPPHnya
11. Bagaimana cara ibu mendukung anak Saya sih… saya bebaskan aja anak mau bermain apa
dalam melatih kemandirian? di kelas saya. Saya serahkan aja mereka bermain apa
selagi terkontrol ngawasinya.
12. Apakah ibu menjalin hubungan Iya pastinya
kerjasama dengan orang tua dalam
melatih kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Biasanya kita komunikasikan di rapat bulan aja sih….
kerjasama dengan orangtua? dalam Kita cerita-cerita kegiatan anak di rumah dan di
melatih kemandirian anak? sekolah berbeda apa engga, kalo berbeda ya saya
bilangin orangtuanya.
14. Kendala apa saja yang ibu hadapi Dari mamanya sih kadang-kadang, suka ga tega sama
dalam melatih kemandirian anak usia anaknya yang nangis. Jadi suka nemenin masuk ke
116
15. Bagaimana cara ibu menghadapi Yah paling kasih motivasi terus ke anaknya, biar dia
kendala yang dialami dalam melatih semangat dan tidak malas.
kemandirian anak usia 3-4 tahun?
16. Apakah ibu memberikan reward atau Sering si kalo itu…
apresiasi kepada anak yang sudah
mandiri?
17. Bagaimana cara ibu memberikan Paling saya kasih pujian aja sihh untuk awal-awal.
reward atau Biasanya anak PG kan suka ga mood belajar karna
apresiasi tersebut kepada anak yang paginya abis nangis karna di tinggal mama atau
mandiri? mbanya terlebih mereka biasa dimanjakan jadi sering
kali tidak mau mengerjakan sendiri maunya selalu
dibantu saya jadi saya sering puji-puji biar termotivasi
jadi mereka semangat dan mengerjakan sendiri.
18. Apa saja sarana prasarana yang Semua permainan di sini sih menurut saya semua
mendukung faktor kemandirian anak? mendukung,
19. Sejauh ini kemandirian apa saja yang Alhamdulillah sekarang anak-anaknya udah hebat-
sudah anak miliki? hebat sekali kagum saya… saya sudah jarang
mengingatkan anak-anak untuk melepaskan sepatu,
merapihkan tas ke loker, bermain pun udah gak saya
arahkan mereka setelah saya jelaskan langsung
menentukan sendiri ingin bermain apa.
Mengetahui,
Kamila, S.Pd
117
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU SENTRA
5. Bagaimana cara guru Saya biasanya, sebelum pulang sudah menyusun untuk
menyetting kelas dalam kegiatan besok belajar, anak-anak saya ajak duduk
pembelajaran anak usia 3-4 dalam lingkarang dulu awalnya, setelah itu baru mereka
tahun? ikuti saya untuk melihat-lihat yang saya kerjakan
sebagai contoh.
6. Apa saja program pendidikan Toilet training, Sikat gigi, sama makan aja. Oh iya
untuk melatih kemandirian makan bersama anak-anaknya setiap hari dari menu
anak usia 3-4 tahun? makan yang ada di sekolah.
7. Adakah program tersebut Adalah (hehehehe…) kalo gaada programnya ga
memiliki dampak yang dijalankan.
signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kita masih campuran KTSP sama K13
digunakan di TK IKKT?
9. Apakah ibu membuat rencana Pasti itu…
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Yaa buat prosemnya dulu, abis gitu buat rppmnya baru
menyiapkan rencana deh kita buat rpph
pembelajaran?
11. Bagaimana cara ibu Jawaban: Saya kasih kepercayaan buat anak-anak, biar
mendukung anak dalam mereka seneng. Kalau sudah senang mereka akan mudah
melatih kemandirian? belajarnya
12. Apakah ibu menjalin Iya pastinya
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Yaaa…… kita biasanya sering berkomunikasi lewat
kerjasama dengan orangtua? whatsapp, terus kita omongin kesepakatan untuk
119
dalam melatih kemandirian mendidik anaknya dengan cara yang sama dan konsisten
anak? biar apa yang kita ajarkan dirumahnya bisa
14. Kendala apa saja yang ibu Orangtuanya sih ya saya suka terganggu. Anaknya lagi
hadapi dalam melatih diajarkan berani tapi orangtuanya yang suka gak tega
kemandirian anak usia 3-4 sama anaknya, atau khawatir kelebihan gitu.
tahun?
15. Bagaimana cara ibu Pertama-tama saya kasih pengertian sedalam-dalamnya
menghadapi kendala yang sama orangtuanya yang terlalu berlebih. Setelah
dialami dalam melatih orangtuanya mengerti baru anaknya kita bimbing
kemandirian anak usia 3-4 perlahan-lahan untuk mengikuti kegiatan yang ada di
tahun? sekolah.
16. Apakah ibu memberikan Iya
reward atau apresiasi kepada
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Saya selalu memberikan motivasi sama anak pas mau
memberikan reward atau ngerjain saya kasih pujian sama mereka (hmmm…) saya
apresiasi tersebut kepada anak juga tanamkan kepercayaan dirinya biar mau melakukan
yang mandiri? sendiri. Biasanya juga saya kasih tos sama meraka kalo
sudah selesai duluan ngerjainnya dan saya perbolehkan
meraka untuk bermain yang ada di sentra saya sambil
menunggu temannya selesai
18. Apa saja sarana prasarana Semua fasilitas di sekolah ini mendukung apalagi di
yang mendukung faktor semua sentra menurut saya media-medianya konkrit jadi
kemandirian anak? sangat memudahkan anak untuk belajar.
19. Sejauh ini kemandirian apa Perkembangannya cukup pesat ya, padahal anak-anak
saja yang sudah anak miliki? banyak sekali yang tidak bisa pakai sepatu. Tapi
sekarang mereka hebat-hebat.
Mengetahui,
5. Bagaimana cara guru Saya setting kelas sesuai sentra karna saya olahtubuh
menyetting kelas dalam jadi saya setting permainan yang aman buat anak dan
pembelajaran anak usia 3-4 tidak berbahaya.
tahun?
6. Apa saja program pendidikan Pembiasaan yang dijalani itu program sekolah dari cuci
untuk melatih kemandirian tangan, makan bersama, toilet training, sikat gigi gitu-
anak usia 3-4 tahun? gitu deh.
7. Adakah program tersebut Sejauh ini sih berdampak baik dan anak mengalami
memiliki dampak yang perubahan juga.
signifikan terhadap
kemandirian anak?
8. Kurikulum apa yang Kita pakenya campur KTSP dan K13 karna guru-guru
digunakan di TK IKKT? masih bingung sama K13
9. Apakah ibu membuat rencana Selalu
pembelajaran sebelum
melaksanakan kegiatan?
10. Bagaimana cara ibu dalam Kita biasa buat RPPM dulu kalo RPPM dibuat ya
menyiapkan rencana tinggal dipindahkan ke RPPH
pembelajaran?
11. Bagaimana cara ibu Kasih motivasi sampai anak tidak putus asa, kasih
mendukung anak dalam pujian (hemm… apalagi ya hemm) kita bimbing terus
melatih kemandirian? pokoknya.
12. Apakah ibu menjalin Itu harus
hubungan kerjasama dengan
orang tua dalam melatih
kemandirian?
13. Bagaimana cara ibu menjalin Sering-sering berkomunikasi dengan menanyakan
kerjasama dengan orangtua? aktivitas yang anak lakukan di rumah, ya kalo tidak bisa
dalam melatih kemandirian berkomuikasi langsung paling saya whatsapp
anak?
122
14. Kendala apa saja yang ibu Karna mereka masih kecil banget ya jadi saya merasa
hadapi dalam melatih tidak ada kendala, kalau anak belum mampu mandiri
kemandirian anak usia 3-4 wajar aja karna emang usianya masih cilik-cilik, yang
tahun? penting gurunya tetap ajarkan untuk mandiri saja.
15. Bagaimana cara ibu Paling konsultasikan sama guru kelasnya dulu, karna
menghadapi kendala yang anak moodnya ga nentu bisa aja saat ketemu sama saya
dialami dalam melatih anaknya lagi gak mood jadinya males ngapa-ngapain
kemandirian anak usia 3-4
tahun?
16. Apakah ibu memberikan Pasti, karna itu bentuk kebanggaan untuk anak yang
reward atau apresiasi kepada sudah berhasil
anak yang sudah mandiri?
17. Bagaimana cara ibu Dengan berikan tepukan, pujian, tos, apa aja tidak harus
memberikan reward atau berbentuk barang ataupun materi.
apresiasi tersebut kepada anak
yang mandiri?
18. Apa saja sarana prasarana Semua yang ada di sentra saya menurut saya sangat
yang mendukung faktor mendukung.
kemandirian anak?
19. Sejauh ini kemandirian apa Sudah banyak dari yang tidak bisa pakai sepatu sekarang
saja yang sudah anak miliki? sudah bisa, kalau bermain sudah bisa milih sendiri gak
perlu lagi saya ajak sana sini untuk bermain.
Mengetahui,
Partini, S.Pd.i
123
CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
tersebut yang ibu ketahui? mempercayakan para guru untuk mendidik anak-anak di
TK dengan aspek perkembangan yang ditekankan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu ada 6,
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni
5. Bagaimana peran guru dalam Peran guru dalam melatih kemandirian anak dengan guru
melatih kemandirian anak? berperan mengarahkan dan memaksimalkan agar dapat
tercapai proses pembelajaran melalui permainan,
nyanyian, bercerita dan lain-lain serta menanamkan
kebiasaan yang baik.
6. Bagaimana sarana pendukung Saran prasaran mencakup semua seperti lahan bangunan,
yang digunakan oleh guru untuk gedung, ruang belajar, alat-alat media pendidikan, seperti
mengembangkan dan melatih meja, kursi dll TK IKKT dengan sarana prasarananya
kemandirian anak? selalu siap pakai saat akan digunakan oleh guru dan
peserta didik di TK dalam rangka proses belajar
mengajar dengan beberapa orang pendidik yang selalu
kompak dan selalu memberikan yang terbaik untuk anak
didik
7. Bagaimana kondisi awal Ada anak yang sudah mandiri karena terbiasa dilatih oleh
kemandirian anak pertama kali orangtuanya di rumah adapula anak yang sama sekali
masuk sekolah? tidak mandiri dan perlu dilatih kemandiriannya karena di
rumah mungkin selalu diayani pengasuhnya atau
orangtuanya.
mengenai kemandirian anak? penting, karena dapat meringankan peran guru dan
orangtua, tapi kita juga harus mengontrol misalkan:
sebelum bermain kita harus buat peraturan boleh bermain
tetapi sesudah bermain harus dirapihkan. Menanamkan
kemandirian pada anak juga menumbuhkan rasa percaya
diri pada anak serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik. Jika ada tugas usahakan anak mengerjakan
tugas itu sendiri sesuai kemampuannya, ibu guru hanya
boleh membantu mengarahkan saja dan beri motivasi dan
pujian supaya semangat mengerjakannya.
Mengetahui,
1. Guru harus mampu dan √ - Dalam observasi yang peneliti lakukan selama
terampil dalam menyusun penelitian, peneliti melihat guru selalu
berbagai strategi pembelajaran; membarikan pembelajaran yang berbeda
kepada anak sehingga membuat anak tidak
merasakan bosan ataupun jenuh. Guru mampu
menarik perhatian anak-anak sehingga anak-
anak mau melakukan kegiatan pembelajaran
yang sudah guru sediakan.
ke sekolah langsung
menghampiri guru dengan
bersalaman dan memeluknya
hal itu menandakan anak
mulai terbiasa dengan
lingkungannya.
Bertang 1. Anak mampu Observasi Berdasarkan pengamatan
gung meminta maaf selama penelitian, setiap
jawab jika berbuat sentra memberikan tugas
salah kepada anak-anak. Namun
2. Anak mampu pada awal pembelajaran anak
tidak di sekolah tugas yang
menangis diberikan guru tidak pernah
ketika sudah dikerjakan dengan tuntas,
mengambil banyaknya anak yang
keputusan meminta bantuan untuk
3. Anak mampu dikerjakan dan anak asik
menyelesaika bermain sendiri. Jika tidak
n tugas sendiri dibantu anak akan menangis
4. Anak mampu dan marah. Lalu guru
merapihkan memberikan ketegasan
mainan kepada anak-anak dengan
memberikan sebuah reward
baik berupa pujian,
tepukkan, tos, dan hadiah
kepada anak-anak yang dapat
menuntaskan pekerjaannya
dengan tuntas. Beberapa
anak sangat antusias dengan
reward yang diberikan guru,
sehingga menumbuhkan
135
PUKUL KETERANGAN
07.30- 08.00 WIB Anak-anak satu persatu datang dan mengucapkan salam serta
bersalaman dan menulis absen. Orangtua mengantarkan anak sampai
memastikan anak tidak salah masuk sentra. Kemudian bel berbunyi
pertanda masuk kelas anak-anak segera berbaris di aula sekolah untuk
melakukan kegiatan upacara. Guru melakukan giliran untuk anak-anak
memimpin upacara. Ada yang menjadi pemimpin, pembawa bendera dan
dirgen, minggu ini gilirian anak kelompok B2 yang bertugas memimpin
upacara. Beberapa anak playgroup satu dan dua masih ditemani
pengasuh atau orangtuanya untuk mengikuti kegiatan upacara bahkan
masih ada beberapa yang nangis saat di tinggal.
Kegiatan upacara selesai seteleh upacara anak-anak
dipersilakan untuk duduk dan membaca doa sebelum belajar bersama
kemudian anak berdiri kembali dan mulai berbaris sesuai kelasnya dan
anak bernyanyi lagu lonceng berbunyi bersama-sama setelah itu guru
kelas berpindah untuk tidak mendampingi anak dan digantikan oleh guru
sentra. Kemudian guru sentra meminta kepada orangtua atau pengasuh
untuk tidak menemani anak sampai ke dalam kelas. Guru membujuk
anak yang menangis saat di tinggalkan oleh orangtua atau pengasuhnya
08.00-09.30 WIB Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan, guru mengajak anak untuk menghadap komputer yang
138
mengajak anak bernyanyi lagu sebelum kita makan dan membaca doa
sebelum makan. Guru memanggil satu persatu anak yang rapi untuk
mencuci tangan dan anak-anak mencuci tangannya sendiri secara bergilir
dan anak-anak mengelap tangan yang basah ke handuk yang disediakan.
09.30.10.00 Pada saat istirahat guru sentra berganti dengan guru kelas, guru
kelas masih membantu anak-anak untuk mengambil makanan. Anak-
anak duduk tertib di kursi dan meja yang disediakan. Sebelum makan
anak mengambil tempat minum, kemudaian anak dibagikan makanannya
dan anak-anak makan bersama-sama tanpa ada yang di bantu untuk
disuapi. Ketika anak sedang makan guru mengingatkan anak untuk
merapihkan makanan yang jatuhdenganmenggunakantisukemudian di
buang di tempat sampah sesuai dengan jenis sampah tersebut dan
mengingatkan makanan yang sudah habis piringnya diletakkan di wadah
bawah yang sudah disediakan bu guru. Ada beberapa anak yang
menambah saat makan. Setelah selesai makan, anak anak merapihkan
piring ke tempat wadah tersebut beberapa anak masih ada yang
melempar saat menaruh piring ke wadah dan guru mengingatkan untuk
tidak dilemparsambilmemberikantisukepadaanakuntuk membersihkan
sisa nasi yang jatuh.
Setelah makan anak-anak duduk dengan rapi untuk membaca doa
sesudah makan, kemudian guru memimpin anak untuk membaca doa,
sesudah makan anak memulai kegiatan pembelajaran yang sudah
disiapkan bu guru, sebelum anak-anak mengerjakan bu guru mengajak
anak-anak untuk bernyanyi bersama.
10.00-10.30 WIB Setelah bernyanyi guru menjelaskan kegiatan terakhir yang
dilakukan sebelum pulang. Guru mengambil lembar kerja anak,lalu guru
menjelaskan apa yang ada digambar, guru memberi contoh cara
mengerjakan kemudian guru bertanya kepada anak-anak “bisa tidak
anak-anak?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru membagikan
satu persatu kertas yang sudah disediakan. Anak-anak mengerjakan
beberapa anak pertama-tama masih membutuhkan bantuan bu guru
140
Hari ini masih ada 3 anak yang masih menangis saat di tinggal orangtua, Terdapat 2 anak yang
masih tidak mau mengambil tempat minum di tasnya. Pada saat belajar beberapa anak masih asik
bermain sendiri dan tidak fokus memperhatikan guru. Ketika bermain komputer anak-anak antusias
bermain komputer pada saat bermain ada anak yang merasa putus asa karena tidak bisa menggeser
mouse hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bermain dan bermain puzzle. Kemudian pada jam
istirahat guru masih menertibkan anak-anak untuk baris tertib dan bersabar untuk mengantri mencuci
tangan, lalu pada saat makan bersama selesai beberapa anak masih membantu untuk membersihkan sisa
makanan yang jatuh. Saat jam pulang sekolah beberapa anak masih dipakaikan kaos kaki dan sepatu.
141
menjelaskan kegiatan hari ini adalah bertema hotel, di hotel ada kamar
tidur, kamar mandi, ruang makan, ada restaurant, kolam renang, tempat
bermain, nah teman-teman mau tidak bermain dengan bu guru?” anak-
anak menjawab “mau bu guru mau”, kemudian ibu guru mengajak
anak untuk ke tempat bermain, ibu guru menjelaskan kembali anak-
anak belum diperbolehkan masuk ke area bermain sebelum mengikuti
alur cerita bermain. Ibu guru menjelaskan kepada anak “Teman-teman
boleh dilihat, ibu guru punya kegiatan banyak sekali. Teman-teman di
hotel boleh menjadi koki di tempat restaurantnya, boleh jadi pembeli,
boleh jadi pelayan di restaurant, boleh juga sebagai penyewa hotel, nah
sebelum nyewa hotel teman-teman harus memesan dulu, nanti boleh
ada yang menjadi penjaga hotelnya atau bisa dibilang sebagai
receptionist, di sini ada lift teman-teman kalau mau ke kamar hotel
teman-teman naik lift terlebih dahulu, kalau teman-teman bosan di
kamar teman-teman boleh bermain di area bermain boleh juga
berenang. Nah teman-teman sudah jelas belum?” anak-anak menjawab
“jelas bu guru, bu guru aku mau jadi koki” beberapa anak berebutan
memilih permainan ibu guru menjelaskan kembali dengan berkata
“teman-teman boleh bermain tetapi bergantian tidak boleh rebutan,
teman-teman kalau ingin bermain di tempat yang dimainkan temannya
teman-teman harus izin dulu sama temannya ya bisa tidak teman-
teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru mengizinkan
anak masuk ke area bermain dan membebaskan anak memilih perannya
masing-masing, beberapa anak sangat antusias dalam bermain mereka
mencoba semua peran yang disediakan hanya ada satu anak yang
mencoba beberapa peran saja. Ibu guru hanya mengamati anak-anak
sesekali ibu guru membantu anak dalam memainkan perannya dengan
sebagai pembeli atau penyewa hotel.
Guru memberikan pembelajaran sosial emosional melalui
bermain peran, dengan bermain peran tersebut anak-anak di arahkan
untuk dapat memilih kegiatan peran yang disukai, tidak hanya memilih
144
semua kegiatan hingga selesai. Pada saat kegiatan terakhir anak-anak menggulung koran untuk membuat
siput dan beberapa anak tidak menyelesaikan kegiatan tersebut sehingga guru yang membantu
membuatkan siput. Ketika pulang sekolah anak-anak masih diingatkan untuk merapihkan tempat minum
ke dalam tas dan masih ada satu anak yang masih dipakaikan sepatu dikarenakan sepatu yang digunakan
cukup rumit dipakai sendiri.
147
sebentar di luar agar tidak menangis lagi. Setelah itu guru meminta
anak untuk melepaskan sepatu dan topi kemudian dirapikan ke dalam
loker
Guru memberikan pembelajaran pembiasaan kepada anak-
anak untuk terbiasa melepaskan sepatu mereka sendiri tanpa dibantu
guru ataupun oranglain. Anak-anakpun tidak hanya dibiasakan untuk
melepaskan sepatu tetapi diajarkan pula untuk kerapihan dirinya
dalam meletakkan sepatunya ke dalam loker.
08.00-09.30 WIB Setelah itu anak-anak diperintahkan untuk masuk ke dalam
kelas, guru meminta anak untuk duduk di pinggir karpet guru dan
anak duduk bersama melakukan pembukaan dengan mengucapkan
“sebelum belajar kita nyanyi dulu sama-sama dibuka suaranya satu
dua tiga hello hello hello apa kabar?” anak menjawab “baik baik baik
baik saja” dilanjutkan menyanyi lagu selamat pagi.
Kemudian guru meminta anak untuk berhitung, setelah
berhitung guru menanyakan “siapa ya temen kita yang tidak masuk?”
anak-anak menjawab “Rama” bu guru menanyakan lagi “satu lagi
siapa ya temen kita tidak masuk? hayo coba dilihat temennya siapa ya
yang tidak ada?” anak-anak menjawab kembali “hanna bu guru” bu
guru berkata “oh iya hanna” bu guru menanyakan kembali siapa yang
tahu sekarang hari apa?” anak-anak menjawab “hari Minggu dan ada
yang menjawab hari Selasa” bu guru menjawab “salah teman-teman
kemarin hari Minggu sekarang hari Senin” lalu anak-anak diajak
bernyanyi nama-nama hari. Setelah itu dilanjutkan dengan
mengucapkan tata tertib, lalu guru mengajak anak untuk membaca
surat Al-Kautsar. Guru bertanya kepada anak-anak “ada yang ingin
bercerita tidak teman-teman? dari tadi bu guru liat temen-temen masih
ada yang berbicara sendiri?” lalu anak-anak menjawab “saya bu guru
saya mau bercerita” bu guru memilih satu persatu anak untuk
bercerita.
Setelah itu guru mengeluarkan media pembelajaran anak-anak
149
bertanya “apa itu bu guru?” ibu guru menjawab “ini baju seragam
teman-teman” lalu guru melebarkan baju yang dilipat tersebut dan
memperlihatkan kepada anak-anak. Guru bertanya “ada yang tau ini
namanya apa ya?” anak-anak menjawab “seragam tentara” bu guru
menjawab “iya betul tapi ini namanya seragam ABRI teman-teman”
ibu guru bertanya kembali “coba teman-teman lihat baju teman-teman
sama tidak ya dengan anak-anak yang sekolah disini?” anak-anak
menjawab “sama bu guru” lalu guru menjelaskan “baju teman-teman
pakai hari ini namanya seragam karena dipakainya sama orang
banyak”.
Sesudah bu guru selesai menjelaskan materi pagi, kemudian
guru bertanya kepada anak “siapa yang mau pipis? yang mau pipis
bilang bu guru ya teman-teman” lalu guru melanjutkan kegiatan
belajar dengan ngajak anak untuk melihat kegiatan yang akan
dilaksanakan. Guru menjelaskan terlebih dahulu, ada 4 kegiatan yang
akan dilaksanakan guru menjelaskan satu persatu dimulai dari
kegiatan menebalkan garis titik lurus, menyusun jumlah uang yang
sama, menggambar bebas, dan memasukan bunga ke gelas memakai
sendok dengan memilih warna yang sama. Setelah dijelaskan guru
bertanya kepada anak “bisa tidak teman-teman?” anak menjawab
“bisa bu guru” guru berkata kembali “bisa tidak bermain dengan tertib
dan bergantian?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru
membebaskan anak memilih kegiatan yang akan dimainkan lebih
dahulu. Anak-anak dengan antusias memilih kegiatan tersebut dan
menyelesaikan satu persatu.
Anak-anak sudah menyelesaikan kegiatan tersebut, anak-anak
dipersilahkan untuk membaca buku cerita, bermain nyusun balok.
Beberapa anak antusias memilih buku yang akan dibaca, kemudian
beberapa anak meminta bu guru untuk membacakan ia berkata “bu
guru bacain buku ini, ini dan ini” bu guru menjawab “satu satu dulu ya
sayang dibacainnya, bu guru bacain tapi tunggu teman-teman selesai
150
membahas tentang apa yang bu guru tunjuk, tau tidak teman-teman ini
gambar apa?” anak-anak menjawab “sepatu bu guru” guru menjawab
“hebat semua” guru memberi apresiasi dengan tepuk tangan Kemudian
guru bertanya “teman-teman kalau sekolah pakai sepatu tidak?” anak-
anak menjawab “pakai” dilanjutkan guru bertanya “kenapa ya teman-
teman pakai sepatu?” anak-anak menjawab “gataubu guru!” lalu guru
menjawab “sepatu dipakai sama teman-teman untuk melindungi teman-
teman dari bahaya benda-benda yang tanjam, dan biar kaki teman-
teman tetap bersih.
Setelah guru menjelaskan guru menunjukkan sebuah balok
berbentuk persegi ada yang panjang dan ada yang pendek, guru
menanyakan satu persatu kepada anak “teman-teman ada yang tahu ini
ukurannya apa ya? anak-anak menjawab “gede sama kecil bu guru”
lalu bu guru menjelaskan “teman-teman ini namanya persegi
ukurannya ada yang panjang dan ada yang pendek” guru menanyakan
kembali kepada anak satu persatu “coba lihat ini ukurannya apa?” satu
persatu anak menjawab “panjang, pendek”
Bu guru telah selesai menjelaskan anak-anak melaksanakan
kegiatan mewarnai. Bu guru berkata “teman-teman boleh mewarnai
terlebih dahulu ya warnanya bebas sesuai warna kesukaan teman-
teman,setelah selesai teman-teman boleh bermain balok” guru
melanjutkan lagi “siapa yang mau bermain balok?” anak-anak
menjawab “saya” kemudian guru mengatakan “kalau ingin bermain
teman-teman harus menyelasaikan tugasnya dulu, nanti mainnya
berdua-berdua”. lanjut lagi “ perhatikan bu guru dulu semua area di
buka kecuali gambar binatang”. Setelah menyelesaikan tugasnya anak-
anak bermain balok guru mengingatkan kembali “teman-teman jangan
lupa ambil baloknya dua-dua saja tidak banyak-banyak, ingat yang
binatangnya tidak dibuka ambil hiasannya yang lain saja mainnya
berdua-berdua di alas yang bu guru sediakan”. Kemudian anak-anak
mulai menyusun balok guru mengatakan “teman-teman boleh membuat
161
pulang selamat siang selamat siang besok sekolah lagi” lalu “angkat
kedua tangannya tundukan kepala membaca surat Al-Ashr” kemudian
dilanjutkan membaca doa kedua orang tua setelah berdoa guru
mengingatkan anak untuk mengambil tempat minum dan memasukan
ke dalam tas. Setelah itu guru mengatakan “teman-teman pakai
sepatunya di luar jangan lupa pakai sepatunya sendiri” lalu guru
mendampingi anak keluar dan menemani anak memakai sepatu dan ada
satu anak yang masih membutuhkan bantuan
Keterangan:
Masih ada anak yang tidak mau dan menangis saat di tinggal. Pada saat masuk kelas anak-anak
sudah bisa melepaskan sepatu sendiri dan merapihkan ke lokernya. Beberapa anak sudah bisa
merapihkan tempat minum sesuai yang di arahkan dan beberapa juga sudah ada yang terbiasa
merapihkan sendiri tanpa di ingatkan. Pada saat kegiatan bermain balok anak-anak sudah mampu
memutuskan bangunan seperti apa yag akan di buat. Beberapa anak sudah mampu merapihkan balok
sesuai kelompok dan beberapa anak masih harus di bantu. Anak-anak mulai terbiasa membantu bu guru
memberikan sabun kepada teman-temannya, mencuci tanganpun anak-anak sudah mulai tertib dan pada
saat makan bersama guru masih melatih anak agar terbiasa mau menyiapkan makanan sendiri tanpa di
perintahkan. Setelah selesai makan anak-anak sudah bisa mengingatkan guru untuk menggosok gigi dan
pada saat menggosok gigi anak-anak sudah bisa mengenali kepunyaannya sehingga anak bisa
menyiapkan pasta gigi sendiri dan bersikat gigi. Kemudian anak-anak terbiasa melakukan kegiatan
sendiri dan beberapa anak sudah biasa memakai sepatu sendiri dan beberapa masih ada yang harus di
bantu
164
anak-anak menjawab “saya bu guru saya” lalu guru berkata “kalau ingin
bermain mari sama-sama kita baca tata tertib terlebih dahulu” anak-anak
membaca tata tertib bersama, setelah membaca guru memberikan
contoh permainan yang akan di mainkan anak-anak mulai dari berjalan
di papan titian, melompat dari lingkaran hulahup, menaiki dan
melompat satu kaki dari bangku jongkok, memainkan bola basket
dengan bebas dan terakhir melempar bola bahan ke ring yang sudah di
sediakan. Anak-anak dengan antusias langsung memainkan semuanya
bersama-sama setelah bermain guru mengajak anak untuk bermain
mandi bola guru meminta anak untuk membantunya terlebih dahulu
untuk merapihkan mainan yang dimainkan kemudian anak-anak
membantu merapihkan setelah itu anak-anak bermain mandi bola.
Setelah anak-anak sudah selesai bermain mandi bola anak-anak
masih ada waktu lagi sebelum bel berbunyi guru mengajak anak untuk
bebas bermain di halaman, sebelum bermain guru meminta anak
memakai sepatunya terlebih dahulu, anak-anak bermain sampai bel
berbunyi
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi tanda waktu anak istirahat makan bersama. Anak-
anak langsung lari dan melepaskan sepatu kemudian masuk ke dalam
kelas. Guru mempersilahkan anak-anak untuk minum terlebih dahulu
setelah itu guru mengajak anak duduk di karpet. Guru menanyakan
kepada anak-anak “teman-teman hari ini kegiatan di sentra olah tubuh
sudah selesai teman-teman senang tidak?” Anak-anak menjawab
“seneng bu guru” guru mengajak anak-anak bernyanyi lagu sebelum
kita makan “yuk teman-teman di buka suaranya satu dua tiga sebelum
kita makan….” setelah itu guru mengajak anak-anak untuk
berdoa“angkat kedua tangannya di buka suaranya doa sebelum makan”
anak-anak bersama membaca doa.
Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti. Anak-
anak diajak mencuci tangan dengan berbaris secara bergantian. Setelah
mencuci tangan guru mengingatkan anak-anak untuk baris bergantian
172
kemudian mengajak anak membaca surat Al-Ashr dan doa kedua orang
tua lalu diakhiri dengan mengucapkan salam.
Guru mengingatkan anak untuk sentra di hari esok. Setelah itu
guru memberikan apresiasi kepada anak-anak dengan memberikan
tepuk tangan guru berkata “hari ini Alhamdulillah temen kita sudah
tidak ada yang menangis lagi hebat teman-teman tepuk tangan buat
semuanya” lanjut lagi “teman-teman jangan lupa tempat minum dan
pakai sepatu sendiri ya di luar yuk keluar sama-sama” kemudian guru
mendampingin anak-anak memakai sepatu sambil menunggu jemputan
anak-anak beberapa anak masih ada yang memakai sepatu terbalik guru
mengingatkan bahwa sepatunya terbalik anak-anak memakai ulang
sepatu sendiri
174
Keterangan:
Hari ini anak-anak sudah dibiasakan untuk langsung di tinggal orangtua sesampai datang di
sekolah. Anak-anak sudah tidak ada yang menangis lagi. Pada saat kegiatan berlangsung anak-anak
antusias mengikuti kegiatan tersebut mereka semua mengerjakan sendiri dan guru tetap memberikan
bantuan kepada anak-anak agar yang dikerjakan tidak salah. Ketika kegiatan mencuci anak-anak
melalukan kegiatan tersebut dengan baik sesuai yang di arahkan. Pada saat bermain sagu ada beberapa
anak yang merasa tidak nyaman lalu guru membujuk anak agar tetap mau mengikuti kegiatan tersebut.
Masih terdapat anak yang tidak fokus dan asik main sendiri pada saat guru menjelaskan. Pada waktu
istirahat guru membiasakan anak untuk menyiapkan makanan. Beberapa anak masih berantakan
mengambil nasi dan sayur lalu guru tetap memberi motivasi dan meminta anak untuk bertanggung jawab
merapihkan. Pada saat pulang guru menekankan anak-anak untuk memakai sepatu sendiri di luar dan
tidak mengizinkan orangtua membantu. Anak-anakpun sudah bisa memakai sendiri walaupun ada satu
anak yang masih dibantu dikarenakan model sepatunya sulit untuk dipakai sendiri.
185
kembali.
09.30-10.00 WIB Bel berbunyi waktu istirahat telah tiba. Setelah merapihkan
semua guru mengajak anak duduk di karpet kembali setelah itu guru
mengajak anak bernyanyi lagu sebelum kita makan dan dilanjutkan
dengan membaca doa sebelum makan. Guru meminta anak untuk baris
di depan pintu dan keluar bersama untuk mencuci tangan. Kemudian
pada saat ingin mencuci tangan beberapa anak berebutan untuk
membagikan sabun ke teman-teman yang lain lalu guru memberikan
arahan untuk bergantian.
Setelah itu guru kelas datang dan guru sentra berganti. Guru
membantu untuk membiasakan diri menyiapkan makanan sendiri guru
memberikan contoh untuk mengambil nasi secukupnya saja. Setelah
itu satu persatu mengambil nasi sendiri dan makan bersama.
Setelah selesai makan bersama anak merapihkan makanannya
ke dalam box yang disediakan kemudian beberapa anak meminta tisu
untuk membersihkan sisa makanan yang jatuh. Setelah makan
beberapa anak ada yang menanyakan kepada bu guru “bu guru kok
gak gosok gigi?” lalu bu guru menjawab “hari ini tidak ada jadwal
menggosok gigi saying, gosok giginya kalau kita di sentra balok ya!”
lalu anak berkata “bu guru tapi aku mau menggosok gigi!” lalu
beberapa anak meminta menggosok gigi setelah itu guru mengikuti
keinginannya.
Guru memberikan langkah-langkah dalam menggosok gigi,
kemudian guru meminta anak untuk mengikuti langkah-langkah
tersebut. Anak-anak dengan semangat langsung keluar untuk
menggosok gigi, ibu guru mendampingi dan memberikan contoh cara
menggosok gigi dengan baik.
10.00-10.30 WIB Setelah menggosok gigi guru mengajak anak membaca doa
sesudah makan kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi. Guru
bertanya kepada anak-anak “Siapa yang ingin mendengarkan cerita?”
anak-anak menjawab “saya bu guru!” kemudian guru mengajak anak-
189
anak untuk duduk rapi guru meminta bantuan kepada anak untuk
memilihkan buku cerita yang akan diceritakan. Setelah guru bercerita
guru memberikan penjelasan manfaat dari isi cerita yang boleh anak-
anak tiru.
Kemudian guru mengajak anak duduk kembali dan
melakukan kegiatan pembelajaran terakhir sebelum pulang. Guru
menyiapkan lembar kerja hari ini kemudian guru bertanya “teman-
teman siapa yang mau pulang? Anak-anak menjawab “saya” lalu guru
menjelaskan “teman-teman sebelum kita pulang kita belajar sekali lagi
ya masih semangat tidak?” anak-anak menjawab “iya!” kemudian
guru menjelaskan LK hari ini mewarnai warna sesuai bentuk guru
menjelaskan secara berulang dan menanyakan satu persatu kepada
anak agar anak tidak salah dalam memberikan warna. Kemudian guru
membagi LK kepada masing-masing anak. Anak-anak mengerjakan
sendiri guru mengingatkan anak dengan berkata “ lingkaran kuning
segitiga merah” guru berkata secara berulang dengan di nyanyikan.
Bel berbunyi kegiatan berakhir anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan tersebut kemudian guru mengajak anak-anak
untuk bernyanyi bersama lagu “hari sudah siang” dan dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orangtua.
Setelah itu guru berkata “memberi salam?” anak-anak bersama
mengucapkan “Assalamu’alaikum wr.wb” Guru menjawab salam
tersebut dan berkata “teman-teman terimakasih sudah hebat hari ini
karna sudah tidak ada yang menangis dan sudah mengikuti kegiatan
dengan baik, besok jangan lupa kita ada di sentra seni dan kreativitas
yang warna lokernya merah yah! Besok datang ke sekolah dengan
senyuman lagi ya sayang! Tepuk tangan untuk anak PG 1 semua”
Setelah itu guru berkata kembali “ Sekarang teman-teman boleh
pulang jangan lupa teman minumnya dimasukkan ke dalam tas dan
pakai sepatu sendiri ya sayang di luar”. Guru mendampingi anak di
luar guru mengawasi anak-anak memakai sepatu sambil mengingatkan
190
Hari ini semua anak sudah tidak ada yang di temani orangtua atau pengasuh sampai bunyi bel
masuk sekolah, semua anak sudah di tinggalkan orangtua sesampai di sekolah. Anak-anak sudah
terbiasa melepaskan sepatu dan menyimpan di loker tanpa harus diingatkan. Masih ada beberapa anak
yang tidak fokus mendengarkan bu guru, masih ada beberapa anak yang asik bermain sendiri. Pada saat
kegiatan pembelajaran ada satu anak sebelum mengerjakan sudah berkata tidak bisa kemudian guru
memberikan pujian kepada sehingga anak mau mencoba mengerjakan. Lalu ada beberapa anak sudah
terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Beberapa anak sudah mempunyai tanggung jawab dengan
membersihkan sisa makanan yang jatuh di meja atau di lantai. Pada saat pulang loker sepatu anak berada
diluar kelas biasanya orangtua yang menjemput anak langsung mengambilkan sepatu anak tersebut dan
memakaikannya dan guru sudah membiasakan dengan mengingatkan orangtua untuk tidak dipakaikan
sepatu anaknya.
191
lima agar anak-anak duduk rapi dikarpet setelah itu guru mengajak
anak bernyanyi lagu sebelum kita makan setelah itu membaca doa
sebelum makan. Guru meminta anak yang tertib yang akan mencuci
tangan pertama setelah itu satu persatu baris dan keluar untuk mencuci
tangan.
Guru kelas datang dan guru sentra berganti setelah itu guru
melatih anak untuk menyiapkan makanannya sendiri guru
memberikan contoh untuk mengambil nasi dan sayur secukupnya saja.
Setelah itu satu persatu mengambil nasi sendiri dan makan bersama.
Setelah selesai makan anak merapihkan makanannya ke dalam box
yang disediakan kemudian beberapa anak meminta tisu untuk
membersihkan sisa makanan yang jatuh
10.00-10.30 WIB Setelah merapihkan makanan guru mengajak anak membaca
doa sesudah makan kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi.
Guru mengajak anak-anak untuk berdiri semua lalu guru mengajak
anak bertepuk badut,polisi dan hansip setelah itu guru bernyanyi
dengan melakukan gerakan maju mundur.
Setelah itu guru mengajak anak duduk kembali dan
melakukan kegiatan pembelajaran terakhir sebelum pulang. Guru
menyiapkan bahan-bahan kegiatan hari ini kemudia guru bertanya
“teman-teman siapa yang mau buat ikan hiu? Anak-anak menjawab
“saya” lalu guru menjelaskan “teman-teman bu guru punya kertas
putih dan potongan kertas bentuk kepala hiu dari kertas majalah bekas
sekarang ibu guru mau buat hiu teman-teman perhatikan ya” anak-
anak dengan antusias mendekati bu guru untuk melihat dengan jarak
dekat. Setelah itu guru menjelaskan kembali “teman-teman ambil
lemnya dikit-dikit saja yang di lem pinggir-pinggirnya saja ya, lalu di
tempelkan dikertas kosong ingat teman-teman jangan sampai terbalik
ya tempelnya yang ujung lancipnya di atas ya lalu dikasih mata dan
mulutnya kalau sudah di jemur di meja” lalu anak menjawab “iya bu
guru” kemudian anak-anak mengerjakan sendiri guru memberikan
196
Hari ini tidak ada anak yang menangis saat ke sekolah, anak-anak sudah terbiasa melepas dan
merapihkan sepatu ke loker serta membawa tempat minum tanpa di ingatkan. Masih ada anak yang asik
bermain sendiri dan kurang fokus memperhatikan. Pada saat kegiatan menggunting ada tiga anak yang
masih di bantu oleh bu guru, anak-anak mengikuti semua kegiatan dengan baik dari awal sampai akhir.
Kemudian pada saat mewarnai ada satu anak yang tidak mau mewarnai kemudian guru membiarkan
anak untuk bermain terlebih dahulu setelah bermain guru mengajak anak untuk menyelesaikan tugas
yang belum di selesaikan. Lalu guru membiasakan untuk orangtua tidak membantu anak memakai
sepatu saat pulang sehingga sekarang anak-anak sudah terbiasa memakai sepatu sendiri saat pulang.
Pada saat menjemput anak bu guru mengingatkan orangtua atau pengasuh yang menjemput anak
tersebut dengan mengajak berkomunikasi sebentar untuk mengingatkan kepada orangtua dalam
membiasakan anak untuk tidak memakai pempers pada saat di sekolah.
197
minta tisu sama bu guru untuk merapihkan sisa makanan yang jatuh ya”.
10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk.
Kemudian anak diajak kembali belajar materi terakhir sebelum pulang
dengan kegiatan menebalkan huruf a.
Sebelum mengerjakan anak-anak ditanya terlebih dahulu
dengan berkata “teman-teman siapa yang tahu ini huruf apa?” anak-anak
terdiam kemudian bu guru satu persatu anak ditanyakan. Setelah itu
guru memperjelas kembali bahwa ini adalah huruf a guru meminta anak
bersama-sama menyebutkan bersama huruf a.
Setelah menjelaskan guru meminta anak untuk memperhatkan
cara mengerjakannya guru mengatakan “teman-teman bu guru punya
huruf a yang sudah ditulis dengan crayon teman-teman menebalkan
dengan pensil ya caranya seperti ini setengah lingkaran lalu tegak lurus
bisa teman-teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” kemudian guru
berkata kembali kalau sudah gambar di atas boleh di beri stempel ya
teman-teman”.
Bel berbunyi anak-anak telah menyelesaikan tugasnya guru
mengajak anak-anak untuk duduk dikarpet bersama, setelah duduk guru
bertanya “teman-teman capek tidak?” anak-anak menjawab “capek bu
guru” lalu bu guru bilang “siapa yang ingin pulang?” anak-anak
menjawab “saya bu guru saya” kemudian guru meminta kepada anak-
anak untuk duduk dengan rapi dan mengangkat kedua tangan. Setelah
guru bernyanyi lagu “hari sudah siang” dan dilanjutkan dengan
membaca doa lalu mengucapkan salam setelah itu guru mengatakan
kembali “hari ini anak-anak hebat sudah mengikuti kegiatan dengan
baik mari kita beri tepuk tangan untuk semua” setelah itu guru
memberikan anak tepuk tangan satu persatu dan tos kepada anak. Guru
mengingatkan anak-anak sebelum pulang dengan berkata “teman-teman
jangan lupa ambil tempat minum dan memasukan ke dalam tas setelah
itu pakai sepatunya sendiri ya sayang” lalu anak-anak merapihkan
202
Hari ini anak-anak sudah tidak ada yang menangis dihari pertama masuk setelah libur sekolah,
anak-anak sudah terbiasa melepas dan meletakkan sepatu ke loker, masih ada anak yang asik bermain
sendiri ketika bu guru sedang menjelaskan, ketika kegiatan sholat beberapa anak masih dipakaikan
mukena, ketika selesai sholat masih ada satu anak yang tidak mau melipat mukena kemudian guru
membujuk terlebih dahulu dan akhirnya anak mau melipat, ketika kegiatan berlangsung anak-anak
sudah mengikuti kegiatan dengan baik dan menyelesaikan sesuai dengan yang diarahkan. Pada saat
kegiatan istirahat anak-anak berebutan untuk membantu bu guru memberikan sabun ke anak-anak
kemudian guru memilih satu anak untuk bergantian membantu bu guru. Anak-anak sudah terbiasa
terlatih menyiapkan makanan sendiri sehingga sudah tidak ada lagi anak yang berkata tidak bisa pada
saat menyiapkan makanan. Ketika jam pulang anak-anak sudah mampu merapihkan alat-alat belajarnya
dengan baik, dan pada saat memakai sepatu anak sudah bisa sendiri walaupun masih ada satu anak yang
masih memakai sepatu terbalik, ketka melihat hal tersebut guru langsung membantu anak memakai
sepatu.
203
ada yang tahu?” beberapa anak menjawab “di sana bu guru di warna
pink” lalu guru memberikan tepuk tangan dan berkata “betul sekali,
teman-teman sampah tisu, kertas, botol bekas, kemasan makan
buanganya di tempat sampah an organik ya. Nanti sampahnya akan di
olah sama karyawan di bank sampah agar bisa di manfaatkan
sampahnya”
Setelah itu bu guru mengajak anak-anak untuk kegiatan
selanjutnya guru menjelaskan kegiatan hari ini adalah bertema
Pekerjaan, anak-anak dibolehkan untuk menjadi peternak ayam, sapi,
petani, dan koki di restaurant. Lalu guru berkata “teman-teman kalau
sudah capek bekerja teman-teman boleh istirahat tidur di tempat tidur
sebelum tidur teman-teman boleh juga mandi dulu” lalu guru bertanya
“nah teman-teman mau tidak bermain dengan bu guru?” anak-anak
menjawab “mau bu guru mau”, kemudian ibu guru mengajak anak
untuk ke tempat bermain, ibu guru menjelaskan kembali anak-anak
belum diperbolehkan masuk ke area bermain. Beberapa anak berebutan
memilih permainan ibu guru menjelaskan kembali dengan berkata
“teman-teman boleh bermain tetapi bergantian tidak boleh rebutan,
teman-teman kalau ingin bermain di tempat yang dimainkan temannya
teman-teman harus izin dulu sama temannya ya bisa tidak teman-
teman?” anak-anak menjawab “bisa bu guru” lalu guru mengizinkan
anak masuk ke area bermain dan membebaskan anak memilih perannya
masing-masing, beberapa anak sangat antusias dalam bermain mereka
mencoba semua peran yang disediakan. Ibu guru hanya mengamati
anak-anak sesekali ibu guru membantu anak dalam memainkan
perannya dengan sebagai pembeli atau hal lainnya.
Kemudian ibu guru mengingatkan anak-anak bahwa waktu
bermain akan berakhir dalam hitungan satu sampai sepuluh, kemudian
ibu guru berhitung waktu sudah berakhir, ibu guru mengingatkan anak-
anak untuk mengembalikan mainannya sesuai dengan tempatnya, ibu
guru memberi contoh dengan membantu anak-anak merapihkan sesuai
206
10.00-10.30 WIB Setelah makan anak-anak kembali duduk dan membaca doa
sesudah makan, kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi dan bertepuk.
Kemudian anak diajak kembali belajar materi terakhir sebelum pulang
dengan kegiatan mengecat garis dengan cotton bad
Ibu guru menjelaskan cara mengerjakannya pertama-tama
guru menjelaskan warna pada catnya adalah kuning dan merah anak-
anak ditanya satu persatu tentang warna yang bu guru tunjuk. Kemudian
ibu guru berkata “teman-teman hanya perlu mengambil cat yang sudah
di sediakan lalu di tempelkan ke kertas yang ada garisnya” Lalu guru
bertanya “bisa tidak teman-teman?” dengan antusias dan tidak sabar
anak-anak menjawab “bisa bu guru bisa” lalu bu guru memberikan
motivasi dengan mengatakan “aku bisa” anak-anak mengikuti ibu guru
berkata kembali “aku hebat” anak-anak mengikuti lalu bu guru bilang
“yes yes oke”.
Setelah selesai masih ada waktu sebelum pulang ibu guru
memberikan mainan puzzle sebentar kepada anak dan setelah bermain
anak-anak merapihkan mainan tersebut kemudian duduk kembali ke
kursi dan guru melakukan evaluasi.
Bel berbunyi pertanda waktunya pulang, ibu guru mengajak
anak-anak bernyanyi lagu hari sudah siang, kemudian dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ashr dan membaca doa kedua orang tua.
Guru meminta kepada anak-anak untuk tidak lupa memasukan tempat
minum ke dalam tas dan memakai sepatu terlebih dahulu. Guru berkata
“teman-teman yang sudah memakai sepatu dan tas boleh baris kita turun
ke bawah sama-sama ya!” anak-anak menjawab “iya bu guru!” Guru
meminta anak menunggu di aula bersama dan tidak bermain sebelum
dijemput oleh orangtua atau pengasuhnya
Keterangan:
Hari ini sudah tidak ada anak yang menangis, ketika kegiatan bermain di halaman anak-anak
semua sudah mau bermain bersama. Ketika saat masuk sentra anak-anak sudah berani untuk menaiki
tangga sendiri tanpa dibantu. Anak-anak antusias dalam bermain peran dan mengikuti semua kegiatan
208
hingga selesai. Pada saat kegiatan terakhir anak-anak mengecat garis dengan cotton bad anak-anak
mampu menyelesaikan kegiatan tersebut tanpa meminta bantuan. Ketika pulang sekolah anak-anak
sudah terbiasa memakai sepatu dan merapihkan alat-alat belajarnya sendiri bahka pada saat guru ingin
membantu anak memakai sepatu anak tersebut berkata “aku bisa sendiri bu guru” lalu bu guru berkata
“oh iya hebat! maaf ya bu guru hanya ingin membantu”
209
teman di buka suaranya satu dua tiga sebelum kita makan….” setelah itu
guru mengajak anak-anak untuk berdoa “angkat kedua tangannya di buka
suaranya doa sebelum makan” anak-anak bersama membaca doa.
Kemudian guru kelas datang dan guru sentra berganti. Anak-anak
diajak mencuci tangan dengan berbaris secara bergantian. Setelah
mencuci tangan guru mengingatkan anak-anak untuk baris bergantian
menyiapkan makanannya sendiri. Anak-anak secara bergantian
menyiapkan makanannya. Guru mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa
merapihkan alat-alat makannya dan membersihkan sisa nasi yang jatuh.
10.00-10.30 WIB Setelah makan guru mengajak anak untuk duduk di karpet dan
bernyanyi terlebih dahulu dengan nyanyian “di tangan ini ada doa, di
mulut ini ada doa, di hati ini ada doa esok lusa tetap berdoa ya Allah ya
Tuhanku dengarkanlah doa ku ya Allah yaTuhanku kabulkanlah doa ku
Aamiin berdoa sesudah makan” lalu anak berdoa sesudah anak berdoa
anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan terakhir yaitu membuat es
krim. Guru memberikan contoh cara membuat es krim kemudian anak-
anak mengikuti. Sesekali guru membantu anak dan mengawasi.
Bel berbunyi tanda kegiatan sudah berakhir, anak-anak telah
menyelesaikan kegiatan hari ini dengan baik guru berkata “teman-teman”
anak-anak menjawab”apa” lalu dilanjutkan dengan memberi pujian “ibu
guru senang sekali hari ini anak-anak PG pintar sudah tidak ada yang
menangis sekarang, semua sudah datang dengan senyuman dan teman-
teman juga sudah menyelesaikan tugas dengan baik tepuk tangan utuk PG
satu”. Kemudian guru mengapresiasikan anak dengan tepuk tangan satu
persatu dan memberikan cap bintang di tangan. Lalu guru mengajak anak
untuk bernyanyi “di buka suaranya satu dua tiga hari sudah siang ibu guru
pulang sekolah karena waktu selamat siang selamat siang ibu kamikan
pulang selamat siang selamat siang besok sekolah lagi” lalu “angkat
kedua tangannya tundukan kepala membaca surat Al-Ashr” kemudian
dilanjutkan membaca doa kedua orang tua setelah berdoa guru
mengingatkan anak untuk mengambil tempat minum dan memasukan ke
214
3. Guru mampu melibatkan anak dalam kegiatan P/CW3, IBH/CW5, MOT/CW8, BP/CW2,
praktis sehari-hari di sekolah KBS/CW1, BA/CW6, IBH/CL12, P/CL10,
BA/CL9, Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar
4.10.
5. Guru mampu menjadi motivator bagi anak. BP/CW2, IBH/CW, SK/CW7, P/CW3,
B/CW 4], BA/CW6, MOT/CW8, BA/CL8,
IBH/CL12], Gambar 4.15, Gambar 4.16.
216
DOKUMENTASI 3
CATATAN DOKUMENTASI
CATATAN DOKUMENTASI
CATATAN DOKUMENTASI
(Gambar 4.3 Melakukan Pengarahan) (Gambar 4.4. Memberi Contoh Mencuci Gelas)
(Gambar 4.7 Mengajarkan Sholat ) (Gambar 4.8. Kegiatan Menempel Awan Hujan)
(Gambar 4.9. Kegiatan Makan Bersama) (Gambar 4.10. Kegiatan Meremas Sagu)
(Gambar 4.15 Guru Memberikan Apresiasi) (Gambar 4.16 Antri menyiapkan makana)
CATATAN DOKUMENTASI
(Gambar. 4.21 Peralatan untuk Bermain) (Gambar. 4.22 Bahan untuk Bermain
(Sentra Persiapan)
(Sentra Balok)
(Sentra Ibadah)
(Gambar 4.35 Ruang Olah Tubuh) (Gambar 4.36 Media Olah Tubuh)
252
(Gambar 4.37 Media Olah Tubuh) (Gambar 4.38 Media Olah Tubuh)
(Gambar 4.43 Ruang Kepala Sekolah) (Gambar 4.44 Ruang Wakil Kepala Sekolah)
253
Prasarana Outdoor
BIOGRAFI PENULIS