Anda di halaman 1dari 125

PERAN YAYASAN DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN DI MI FATAHILLAH JAKARTA


SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ISMI FARHANA
NIM1112018200056

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1440 H
1

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI


2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERAN YAYASAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN


DI MI FATAHILLAH JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


Memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

ISMI FARHANA

NIM 1112018200056

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H
3

UJI REFERENSI
4

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ismi Farhana

NIM 1112018200056

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Manajemen Pendidikan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu


Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan adalah benar hasil karya sendiri
di bawah bimbingan :

Pembimbing

Nama : Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd

NIP 19730602200501102

Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan


saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan
hasil karya sendiri.

Jakarta, 24 Mei 2019

Yang menyatakan

Ismi Farhana
5

ABSTRAK

Ismi Farhana (NIM : 1112018200056). Peran Yayasan dalam Peningkatan


Mutu Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan

Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pimpinan tertinggi dalam


sebuah lingkungan Yayasan Pendidikan dalam usaha sebuah sekolah
meningkatkan mutu Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan di MI Fatahillah Jakarta Selatan 2017 dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yayasan memiliki peran sebagai


pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari keputusan rekruitmen tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dilakukan secara selektif oleh pengurus Yayasan. Kepala
Sekolah sebagai motor yang menggerakan proses peningkatan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah meliputi 3 hal yaitu input, proses,
dan output. Ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain, tanpa input dan proses
pembelajaran yang bagus maka output yang dihasilkan oleh sebuah lembaga
pendidikan juga tidak akan maksimal. Banyak hambatan dalam peningkatan mutu
pendidikan, namun semua itu dapat diatasi oleh kerja sama dan partisipasi dari
semua pihak yang ada dalam sekolah. Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, serta
tenaga pendidik dan kependidikan harus bersinergi untuk mengatasi masalah
atapun persoalan yang menjadi hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan.

Dapat disimpulkan bahwa peran Yayasan dalam meningkatkan mutu


Pendidikan di MI Fatahillah sudah cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa
Yayasan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu Pendidikan di MI
Fatahillah.

Kata kunci : Peran, Yayasan, Peningkatan Mutu Pendidikan


6

ABSTRACT

Ismi Farhana (NIM : 1112018200052). The Role of Foundation in Education


Quality Improvement at MI Fatahillah, South Jakarta.

The purpose of this study was to determine the role of the highest
leadership in an Education Foundation environment in the effort of a school to
improve the quality of education in MI Fatahillah, South Jakarta. This research
was conducted at MI Fatahillah, South Jakarta 2017, using a qualitative
descriptive method. The data collection techniques in this study used interview,
observation and documentation technique.

The results of the study indicate that the foundation has a role as a
supervisor, mentor, and coach in the implementation of improving the quality of
education. This can be seen from the decision to recruit educators and education
staff to be carried out selectively by the management of the Foundation. The
Principal is the motor that drives the process of improving the quality of
education. Improving the quality of education in a school includes 3 things: input,
process, and output. The three things are interrelated with each other, without
good input and learning process, the output produced by an educational institution
will also not be optimal. There are many obstacles in improving the quality of
education, but all of that can be overcome by cooperation and participation from
all parties in the school. Foundation administrators, principals, and educators and
education staff must work together to solve problems or problems that are
obstacles in improving the quality of education.

It can be concluded that the role of the Foundation in improving the


quality of Education at MI Fatahillah is quite effective. This showed that the
Foundation plays an important role in improving the quality of education at MI
Fatahillah

Key Word : Role, Foundation, Quality Improvement of Education


7

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis
ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan
anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah
karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.
Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan
Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian
dunia dan akhirat.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada
penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Sururin, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi.
3. Dr. H. Abdul Ghofur, MA. Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan
yang selalu mendukung dan membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi.
4. Drs. Masyhuri, M.Pd Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi,
beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan
skripsi ini dengan baik sampai dengan masa pensiun.
5. Dr. Zahruddin, Lc, M,Pd. Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi,
beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. H. Muhammad Allakfi, SH Ketua Yayasan Pendidikan & Sosial
Fatahillah Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
8

melakukan penelitian di Yayasan Pendidikan & Sosial Fatahillah,


sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
7. H. Syamsudin, S.Pd Kepala Sekolah MI Fatahillah, dewan guru MI
Fatahillah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
8. Kedua orang tua tercinta, alm. Ayahanda tercinta yang akan tetap selalu
dikenang sampai kapan pun dan ibuku tersayang Ibunda Hamidah, berkat
doa beliau, penulis dapat bertahan sampai saat ini, serta berkat
dukungannya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Suami tercinta Wildan Mufti Aridillah dan Anakku tersayang Mauzani
Ihda Akhliya yang menjadi support system terbaik dalam melewati masa-
masa terberat.
10. Adik satu-satunya, Nida Faradisa yang selalu memotivasi penulis untuk
segera menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang
sukses serta bermanfaat untuk orang banyak.
11. Keluarga besar Mutiara Garuda Catering terutama pimpinan Bpk.
Arrosyid Khaliandra dan Ibu Hana Hatami yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
12. Teman-Teman Tersayang terutama (Essa Ahwar F, Tien Meylan,
Nurjanah, Vidi S, Siti Aisyah, Ainatul M, Umdatul Faizah, Ira
Nurfadilah, Siti Alawiyah). Kalian selalu menjadi bagian dari cerita di
masa masa kuliahku yang nantinya dirindukan.
13. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012,
kawan kawan Power Ranger yang selalu indah untuk dikenang, selalu
berbaik hati dan saling support satu sama lain.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang


turut membantu studi penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang
disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga
9

Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan


skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis
harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat
bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin

Ciputat, Mei 2019


Hormat saya,

Ismi Farhana

Penulis
10

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.........................................................1
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI...........................................2
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN.....................................................2
UJI REFERENSI......................................................................................................3
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH..........................................................4
ABSTRAK...............................................................................................................5
KATA PENGANTAR.............................................................................................7
DAFTAR ISI..........................................................................................................10
DAFTAR TABEL..................................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................14
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................15
B. Identifikasi Masalah....................................................................................19
C. Pembatasan Masalah...................................................................................19
D. Rumusan Masalah.......................................................................................20
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................20
BAB II....................................................................................................................21
2. MUTU PENDIDIKAN.........................................................................................25
a. Pengertian Mutu Pendidikan.............................................................................25
b. Komponen Mutu Pendidikan............................................................................28
c. Ciri-Ciri Pendidikan Bermutu...........................................................................29
3. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN............................................................30
a. Pentingnya peningkatan mutu pendidikan........................................................30
b. Tujuan peningkatan mutu pendidikan...............................................................31
c. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan...............................................................32
d. Strategi peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan.............................33
B. Kerangka Pikir............................................................................................34
.......................................................................................................................... 35
C. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................................35
BAB III..................................................................................................................38
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................38
11
1. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................38
2. Fokus Penelitian...................................................................................................39
3. Metode Penelitian.................................................................................................39
4. Sumber Data.........................................................................................................39
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data............................................................40
6. Kisi-Kisi Instrumen..............................................................................................41
BAB IV..................................................................................................................44
HASIL PENELITIAN............................................................................................44
A. Gambaran Umum Objek Penelitian......................................................................44
1. Profil MI Fatahillah Jakarta..............................................................................44
2. Sejarah Singkat MI Fatahillah..........................................................................45
3. Visi dan Misi MI Fatahillah..............................................................................46
4. Sasaran MI Fatahillah.......................................................................................47
5. Guru MI Fatahillah...........................................................................................47
6. Keadaan Siswa.................................................................................................48
7. Fasilitas............................................................................................................48
8. Struktur Organisasi MI Fatahillah Jakarta Selatan............................................52
9. Kurikulum MI Fatahillah Jakarta Selatan.........................................................52
A. Deskripsi dan Analisa Data..................................................................................54
1. Rekruitmen Pengurus Yayasan.........................................................................54
2. Rekruitmen Kepala Sekolah.............................................................................56
3. Rekruitmen, Pemberhentian, Mutasi Guru & Tenaga Kependidikan................56
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan....................61
5. Penentuan Kebijakan untuk Sekolah................................................................64
6. Kegiatan dalam Meningkatkan Mutu Sekolah..................................................65
7. Hasil dan Manfaat yang Dirasakan...................................................................67
B. Temuan Hasil Penelitian......................................................................................69
BAB V....................................................................................................................71
PENUTUP..............................................................................................................71
A. Simpulan..............................................................................................................71
B. Saran-saran...........................................................................................................71
12
Daftar Pustaka........................................................................................................73
LAMPIRAN LAMPIRAN.....................................................................................74
13

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian.................................................................23

Tabel 3.2 Daftar Ceklist......................................................................27

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Yayasan..........................................27

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah..............................28


14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi...............................................................61


Lampiran 2 Daftar Ceklis Studi Dokumentasi..........................................62
Lampiran 3 Pedoman Wawancara............................................................63
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Madrasah.....................................69
Lampiran 5 Hasil Wawancara Pengurus Yayasan…..................................75

Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru….......................................................81


Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru….......................................................84
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru….......................................................87
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru….......................................................90
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru…....................................................93
Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru…....................................................96

Lampiran 12 Hasil Wawancara Guru…....................................................99


Lampiran 13 Hasil Wawancara Guru…..................................................102
Lampiran 14 Data Guru….......................................................................105
15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dipandang sebagai suatu investasi yang paling berharga
dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk
memajukan bangsa Indonesia. Kemajuan suatu bangsa kerap diukur dan
dikaitkan dengan sejauhmana masyarakat Negara tersebut mengenyam
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat,
maka Negara tersebut bisa dikatakan semakin maju.

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa tentu bukan


hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang
bermutu, baik dari sisi input, proses, output maupun outcome. Input
pendidikan yang bermutu bisa dilihat dari SDMnya seperti guru yang
professional, peserta didik yang bermutu, sarana prasarana yang bagus,
dan kurikulum pembelajaran yang bagus. Proses pendidikan yang bermutu
bisa dilihat dari proses pembelajaran yang berkualitas. Output pendidikan
yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan
oleh sekolah maupun Negara. Sedangkan outcame pendidikan yang
bermutu adalah lulusan yang mampu memenuhi kualifikasi yang
dibutuhkan oleh pasar.

Dewasa ini sekolah dihadapi dengan berbagai tantangan yang


datang baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam negeri
berupa kebijakan-kebijakan baru, ekonomi Negara, bahkan sampai dengan
keamanan suatu Negara. Sebut saja kebijakan tentang perubahan maupun
pelaksanaan kurikulum. Sekolah dituntut untuk siap menghadapi
perubahan kurikulum tersebut. Mau tidak mau, suka tidak suka, kebijakan
akan mempengaruhi pelaksanaan pendidikan di sebuah sekolah. Tantangan
yang datang selanjutnya adalah tantangan dari luar seperti persaingan
global yang kian hari semakin berat, contohnya Masyarakat Ekonomi
16

ASEAN (MEA). Singkatnya, untuk menghadapi hal tersebut Indonesia


membutuhkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan
masyarakat di Negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Sumber daya
manusia yang kompeten tersebut hanyalah bisa diproduksi oleh
pendidikan.

Mutu pendidikan merupakan kesesuaian atribut-atribut jasa dengan


kebutuhan para pelanggannya, dan atrbut-atribut itu adalah relevansi,
efisiensi, akuntabilitas dan kemampuan akademis yang semuanya
merupakan suatu keterpaduan.

Peningkatan mutu pendidikan ditujukan untuk menciptakan sistem


pendidikan yang mampu melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan
dalam arti kuantitatif, serta menjamin dihasilkannya lulusan yang secara
kualitatif memenuhi harapan masyarakat, menyelenggarakan pendidikan
yang dilihat dari segi program kurikulum serta materi dan jenis
pengalaman belajar selaras dengan dunia pekerjaan yang akan dimasuki
oleh para lulusan, dan mampu mendayagunakan tenaga, dana, fasilitas, dan
teknologi yang tersedia secara optimal bagi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.

Di Indonesia Standar Mutu Pendidikan tertuang dalam Peraturan


Pemerintah (PP) NO. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(PP SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa
ruang lingkup SNP meliputi : 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar
kompetensi lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5)
standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan sekolah, 7) standar
pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

Untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan sebuah sekolah


dibutuhkan dukungan dari komponen-komponen yang dapat menunjang
ketercapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Komponen-
komponen tersebut antara lain pembiayaan, tenaga pendidik dan
17

kependidikan, sarana dan prasarana, dan peserta didik yang memiliki


kesiapan untuk belajar.1

Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada peringkat ke 109


dunia pada tahun 2000, tahun 2004 turun menjadi peringkat 111, tahun
2005 naik satu poin dan berada pada peringkat 110 dari 177 negara
(Human development index (HDI), Reuters AlertNet-Indonesia).
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ini diperkuat hasil survey
Political and Economics Risk Consultant (PERIC) yang menempatkan
mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan paling rendah, yaitu ke-
12 dari 12 negara di Asia.2

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disinyalir dipengaruhi


oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa dilihat dari komponen
peningkatan mutu pendidikan seperti di atas. Tidak hanya komponen di
atas yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah
di Indonesia, namun juga ada faktor dan kondisi lain yang melatar
belakanginya. Bila melihat dari segi fasilitas, masih terdapat sekolah yang
kondisi sarana dan prasarananya tidak mendukung. Kemudian masih
terdapat SDM yang kurang professional. SDM dalam hal ini yaitu tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki peranan penting dalam hal peningkatan mutu
sebuah sekolah. Selain profesionalisme guru kurangnya kesejahteraan guru
dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sekolah. Proses pembelajaran
yang tidak berjalan efektif juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah.
Kemudian, masih banyak program-program sekolah yang belum tercapai.
Jika semakin dikerucutkan, adanya jarak atau gap antara yayasan dengan
pengelola sekolah juga kerap menjadi masalah dan hambatan dalam
peningkatan mutu sebuah sekolah. Justru kadang kita menemukan yayasan
1
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h
14
2
Ibid, h 1
18

yang tidak berkontribusi atau memberikan manfaat untuk sekolah, namun


justru sebaliknya ada yayasan yang mengambil keuntungan dari sekolah.

Indonesia memiliki banyak sekolah yang berada di bawah naungan


yayasan-yayasan. Jumlah sekolah swasta yang berada di bawah naungan
yayasan jumlahnya hampir menyaingi jumlah sekolah negeri yang ada
Indonesia. Namun, sekolah yang berada di bawah naungan yayasan juga
memiliki masalah-masalah yang tak ringan. Yayasan yang merupakan
penjamin keberadaan sekolah-sekolah swasta tersebut harus berperan aktif
dalam hal controlling pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.
Pengangkatan pengurus yayasan pun juga semestinya berangkat dari
kompetensi dan kapasitas orang-orang yang menjadi pengurus yayasan,
bukan dari faktor keluarga ataupun kolega dekat.

Berbeda halnya dengan MI Fatahillah Jakarta Selatan. Peningkatan


mutu pendidikan di MI Fatahillah didorong oleh berbagai faktor
pendukung, yaitu mulai dari Kepala Sekolah, guru, siswa, hingga para
stakeholder atau para pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut antara lain seperti orang tua siswa dan yayasan.
Selain itu komunikasi dan kerjasama dua arah dari berbagai pihak juga
mempengaruhi peningkatan mutu di MI Fatahillah, sebab dengan kedua
faktor tersebut, semua pihak dapat menentukan tujuan yang diinginkan.
Kemudian dalam hal ini yayasan sebagai stakeholder juga berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah. Peran atau kontribusi
Yayasan di MI Fatahillah dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain
dengan selalu melakukan pengawasan dan mendukung kegiatan-kegiatan
yang direncanakan oleh unit-unit sekolahnya, satu di antaranya yaitu MI
Fatahillah Jakarta Selatan.

Peningkatan mutu pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar


mengajar, dimana dalam proses belajar mengajar yang memegang peranan
penting adalah guru. Guru yang berkualitas akan menghasilkan output
19

yang berkualitas pula. Kehadiran guru yang kurang disiplin dan masih ada
guru yang merangkap jabatan bisa menjadi salah satu faktor penyebab
kurang berhasilnya proses belajar mengajar. Selain faktor guru, yang
menjadi faktor lain dalam peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah
ini adalah otonomi sekolah dalam menyelesaikan biduk persoalan yang
ada di sekolah. Yayasan sangat dibutuhkan perannya guna mengawasi
kepala sekolah sebagai manajer lapangan dalam menjalankan tugasnya dan
mengawasi penyelesaian masalah-masalah yang ada di MI Fatahillah
Jakarta Selatan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian yang berjudul “Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1) Kondisi sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses
belajar mengajar sudah baik.
2) Sudah banyak terdapat SDM yang professional
3) Sudah banyaknya program kesejahteraan guru dalam peningkatan
mutu sekolah.
4) Sudah efektifnya proses belajar mengajar.
5) Sudah banyak program-program sekolah yang sudah tercapai.
6) Adanya hubungan baik antara yayasan dengan pengelola sekolah.
7) Pengangkatan pengurus Yayasan berdasarkan kompetensi maupun
kapasitas seseorang.

C. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya kemampuan, tenaga, waktu, dan biaya, peneliti
membatasi penelitian pada peran yayasan dalam peningkatan mutu
pendidikan.
20

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran
yayasan dalam peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah
Jakarta Selatan?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yayasan
dalam meningkatkan mutu di MI Fatahillah Jakarta Selatan.
Manfaat penelitian secara praktis yaitu :
1) Sekolah
Sebagai masukan untuk sekolah dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan.
2) Yayasan
Sebagai masukan untuk yayasan dalam bertindak dan
berkontribusi guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
3) Sekolah dan yayasan lain (di luar objek penelitian)
Sebagai bahan referensi, masukan, dan evaluasi diri guna
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing.
21

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN

A. KAJIAN TEORI
1. Pengawasan Pendidikan
Secara sederhana, tugas pengawas pendidikan adalah
melaksanakan
supervisi dengan pengamatan terhadap pegawai dan kegiatan
pendidikan, serta memastikan segala sesuatunya berjalan dengan
baik, aman dan sempurna. Peter Hawkins and Robin Shohet (2006:
225) mengatakan bahwa “Supervision is a quintessential
interpersonal interaction with the general goal that one person, the
supervisor, meets with another, the supervisee, in an effort to make
the latter more effective in helping people.” Kegiatan inti dari
pengawasan adalah pertemuan antara pengawas dengan dengan
orang yang diawasi untuk mengusahakan tercapainya tujuan dalam
bimbingan professional.
Wiley (2004: 11)4 said “Supervision is a means of offering
to teachers, in a collegial, collaborative, and professional setting,
specialized help in improving instruction and thereby student
achievement.” Pengawasan dapat dipahami sebagai upaya yang
diberikan kepada guru dalam forum pengaturan kolegial,
kolaboratif, dan profesional, sebagai bantuan khusus dalam
meningkatkan pengajaran dan berikutnya meningkatkan prestasi
siswa.
Kita dapat menyimpulkan bahwa pengawasan pendidikan
adalah bimbingan profesional bagi guru dan tenaga kependidikan
lainnya seperti kepala sekolah.
Bimbingan profesional memberikan kesempatan bagi
mereka untuk berkembang secara profesional. Guru akan maju
22

dalam pekerjaan mereka, yaitu untuk memperbaiki dan


meningkatkan belajar siswa.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam melaksanakan
pengawasan pendidikan. Mereka adalah ilmiah, demokratis,
kooperatif,
konstruktif dan kreatif. Ilmiah mencakup sistematis, obyektif dan
penggunaan instrumen. Sistematis yaitu diimplementasikan secara
teratur, perencanaan, dan berkelanjutan. Obyektif berarti bahwa
data itu berdasarkan pengamatan nyata. Kegiatan perbaikan atau
pengembangan berdasarkan hasil dari kebutuhan guru atau
kelemahan guru, bukan berdasarkan interpretasi pribadi.
Penggunaan instrumen dapat memberikan informasi sebagai
umpan balik untuk melakukan penilaian terhadap proses
pembelajaran. Demokrasi berarti menjunjung tinggi prinsip
musyawarah, memiliki keramahan yang kuat dan mampu
menerima pendapat orang lain. Kooperatif berarti semua staf
berpartisipasi dalam pengumpulan data, analisis data dan
pengembangan proses belajar mengajar. Konstruktif dan kreatif
berarti untuk membantu inisiatif guru. Pengawas mendorong guru
untuk aktif menciptakan suasana di mana setiap orang merasa
aman dan bebas untuk mengembangkan potensinya.
Pengawas pendidikan bagi sekolah juga memiliki peran
yang harus
dijalankan. Laura Pedersen (2007: 4) mengatakan bahwa pengawas
sekolah
memainkan tiga peran:
a. Sebagai penasihat, berpartisipasi dengan guru dalam diri-
eksplorasi; penetapan batas-batas, menyadari nilai-nilai dan
kemungkinan bias, dan menghadapi berbagai emosi yang
pasti terjadi.
23

b. Sebagai guru, menanamkan pengetahuan baru; pemurnian


keterampilan sebagaimana yang diminta oleh guru atau
sebagai kesempatan panggilan untuk; bertanya tentang
orientasi teoritis kognitif guru; menunjukkan dengan contoh
sebagai model peran; memastikan guru memiliki berbagai
pengalaman, dan mengamati serta memberikan umpan balik
pada kinerja.
c. Sebagai konsultan, dapat mengadakan pertemuan mingguan
dengan
guru; menanggapi permintaan guru khusus untuk sebuah
konferensi atau konseling tertentu, atau pendekatan/teknik
yang dapat dimanfaatkan guru; menekankan komitmen
profesional dan perbaikan.3
2. Pengertian Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai
maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang
ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus,
dan pengawas. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan
yayasan dilakukan sepenuhnya oleh pengurus. Pengurus wajib
membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada pembina
mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan.
Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta member nasihat
kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.4
Kebutuhan akan bimbingan atau pengarahan dari fungsi
kepemimpinan para manajemen puncak ini berasal dari timbulnya
3
Priadi Surya, Profesionalisasi Pengawas Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah
4
https://id.m.wikipedia.org/wiki/yayasan, diunduh pada tanggal 15 Oktober 2015 Pukul 19:43
WIB
24

suatu desakan kebutuhan untuk melaksanakan suatu perubahan


jelas yang terarah.5
Tanpa kepemimpinan, pada semua level institusi,proses
peningkatan tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Komitmen
terhadap mutu harus menjadi peran utama bagi seorang pemimpin,
karena TQM adalah proses atas ke bawah (top-down). Sela ini,
telah diperkirakan bahwa 80 persen inisiatif mutu gagal dalam
masa dua tahun awal. Alassan utama kegagalan tersebut adalah
bahwa manajemen senior kurang mendukung proses dan kurang
mnemiliki komitmen untuk inisitatif tersebut. Biasanya, masalah
peningkatan mutu ini merupakan hal yang amat sangat besra
dilakukan oleh manajer senior karena mereka beranggapan bahwa
pelimpahan tanggung jawab pada para bawahan akan ikut
mempengaruhi wibawa mereka. Itulah sebab mengapa
kepemimpinan yang kuat dan jauh ke depan diperlukan dalam
kesuksesan peningkatan mutu.6
Berdasarkan sumber di atas dapat dikatakan bahwa yayasan
sebagai pimpinan puncak atau pemimpin senior memiliki peran
yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sekolah.
Yayasan memiliki kekuatan untuk membimbing, mengarahkan,
dan mengawasi pelaksanaan kegiatan di sekolah dan para
bawahannya sehingga upaya peningkatan mutu sekolah dapat
terwujud dengan baik.

5
Eko Henryanto, BN Marbun, Pengendalian Mutu Terpadu, (Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 1993,) h 37
6
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008), h 171-172
25

2. MUTU PENDIDIKAN

a. Pengertian Mutu Pendidikan


Mutu bukanlah konsep yang mudah didefinisikan, apalagi
bila untuk mutu jasa yang dapat dipersepsi secara beragam.
Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu, seperti berikut ini:
1) Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
2) Juran, mendefinisikan mutu sebagai kecocokan untuk
pemakaian (fitness for use). Lebih lanjut ia mendefinisikan
mutu dengan M-besar dan M-kecil. M-kecil berarti mutu
dalam arti sempit yang diberikan setiap bagian dari
organisasi atau setiap aktivitas yang tidak selalu terkait
dengan kebutuhan pelanggan. M-besar adalah mutu dalam
arti luas berkenaan dengan kinerja organisasi secara
keseluruhan yang difokuskan secara sinergi pada kebutuhan
dan kepuasan pelanggan. Mutu dalam pengertian ini
dipersepsi sebagai total quality management.
3) Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian
individual terhadap persyaaratan/tuntutan. Dengan
mengatakan bahwa “quality is conformance to costumer
requirement”.
4) Ishikawa mengatakan bahwa “quality is customer
satisfaction”. Dengan demuikian pengertian mutu tidak
dapat dilepaskan dari kepuasan pelanggan.
Mutu ditentukan oleh pelanggan. Karena pelanggan
adalah orang-orang yang akan menggunakan produk atau jasa
yang dihasilkan, maka hanya mereka yang dapat mengatakan
26

kepada perusahaan (sekolah) apa yang mereka inginkan, dan


bagaimana mereka menginginkannya.7
Dari definisi tersebut dapat di katakan bahwa mutu
adalah keadaan yang sesuai dan melebihi harapan pelanggan
hingga pelanggan memperoleh kepuasan.
Mutu pendidikan bersifat relatif karena tidak semua
orang memiliki ukuran yang sama persis. Namun demikian
apabila mengacu pada pengertian mutu secara umum dapat
dinyatakan bahwa pendidikan yang bermutu adalah pendidikan
yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan
ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan
kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik, jika pendidikan
tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
para pelanggannya.8
Nurkolis mengemukakan bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) adalah model pengelolaan sekolah dengan
memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah
untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung.
Menurut Mulyasa , Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada
sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu, efisiensi, dan pemerataan pendidikan agar
dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta
menjalin kerja sama yang erat antara sekolah masyarakat dan
pemerintah.
Menurut Sudarwan Danim MBS dapat didefinisikan
sebagai suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara
menerapkan kaidah-kaidah, otonomi, akuntabilitas, partisipasi,

7
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja,
(Jakarta: PT Indeks, 2013), h 191
8
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h 304-305
27

dan suistainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan dan


pembelajaran secara bermutu.
MBS akan berjalan dengan baik jika seluruh komunitas
sekolh ikut berpartisipasi. Komunitas sekolah disini mencakup
kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Komunitas sekolah
tersebut, masing-masing harus memiliki tanggung jawab akan
tugas pokok dan fungsinya. Mereka bekerja secara efektif dan
efisien dan disertai dengan niat yang ikhlas. Dengan seperti itu
maka MBS akan berjalan dengan lancar.
Berbicara mengenai Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS), maka perlu pula membicarakan mengenai tindak lanjut
untuk sekolah yang menerapkan konsep MBS. Konsep MBS
akan lebih baik jika dikompilasi dengan Total Quality
Management (TQM).
“Total” artinya menyeluruh.9Total di dalam Total
Quality Management (selanjutnya disingkat TQM) adalah
pelibatan semua komponen organisasi yang berlangsung secara
terus-menerus. Sementara “manajemen” berasal dari Bahasa
Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere
yang berarti melakukan. Kata- kata itu digabung menjadi kata
kerja managere yang artinya menangani.10
Perpaduan antara konsep MBS dan TQM diharapkan
mampu meningkatkan mutu pendidikan secara sistematis dan
tepat.
Berdasarkan pengertian mutu pendidikan di atas dapat
dikatakan bahwa mutu pendidikan adalah keadaan sebuah
lembaga pendidikan apakah memenuhi harapan atau keinginan
masayarakat hingga masyarakat memperoleh kepuasan.

9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1989,
cetakan kedua,
10
Prof. Dr. Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta:Bumi
Aksara, 2006
28

b. Komponen Mutu Pendidikan


Manajemen mutu pendidikan adalah upaya manajemen
pendidikan yang telah ditetapkan standarisasi sistem
pendidikannya berdasarkan penilaian mutu. Manajemen mutu
pendidikan fokuskan pada output dan proses pendidikan yang
mengarahkan input pendidikan. Komponenennya adalah:
1) Mutu lulusan sebagai hasil pendidikan; adalah lulusan
yang memiliki prestasi akademis dan non akademis.
2) Mutu isi dan proses; isi adalah focus da kurikulum dan
proses adalah pembelajaran yang berfokus pada siswa dan
konten.
3) Mutu pendidik dan tenaga kependidikan; rasio antara
guru dengan siswa sesuai dan guru-guru memiliki
kualifikasi yang dinyatakan dengan sertifikasi guru.
4) Mutu sarana dan prasarana; sarana yang memadai dan
mutakhir yang senantiasa didayagunakan untuk
mendukung pembelajaran.
5) Mutu pengelolaan; terletak pada manajemen sumber daya
pendidikan secara efektif dan efisien yang diarahkan
secara konstruktof pada pembentukan kemampuan siswa.
6) Mutu pembiayaan; bahwa mutu adalah cost, aktivitas
yang dilakukan memerlukan biaya, maka biaya untuk
mutu harus dirancang sedemikian rupa dengan tetap
mempertimbangkan prinsip efisiensi dan akuntabilitas.
7) Mutu penilaian; evaluasi yang terus menerus dilakukan
untuk menilai program sekolah dan pembelajaran
sehingga hasilnya dapat dijadkan rujukan bagi
pengambilan keputusan peningkatan mutu pendidikan.
Evaluasi terhadap hasil pendidikan baik yang sudah ada
patokannya (benchmarking) maupun terhadap kegiatan
non-akademik dilakukan sebagai upaya evaluasi diri yang
29

dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki target mutu dan


proses pendidikan tahun berikutnya. Dalam hal ini
RAPBS harus merupakan penjabaran dari target mutu
yang dingin dicapai dan skenario bagaimana
mencapainya.11
Berdasarkan komponen-komponen di atas maka dapat
dikatakan bahwa banyak hal yang berkontribusi atau
berperan langsung dalam proses peningkatan mutu
disebuah lembaga pendidikan seperti mutu lulusan
sampai dengan mutu penilaian.

c. Ciri-Ciri Pendidikan Bermutu


Beberapa karakteristik peningkatan manajemen mutu
sekolah antara lain12:
1) Input
a) Memiliki kebijakan mutu
b) Sumber daya tersedia dan siap
c) Memiliki harapan prestasi yang tinggi
d) Fokus pada pelanggan (khususnya peserta didik)
e) Input manajemen
2) Proses
a) Efektifitas PBM tinggi
b) Kepemimpinan sekolah yang kuat
c) Manajemen yang efektif tenaga pendidik dan
kependidikan
d) Sekolah memiliki budaya mutu
e) Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan
dinamis
f) Sekolah memiliki kewenangan (otonomi)

11
Ibid, h 313
12
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h
8-13
30

g) Partisipasi warga sekolah dan masyarakat


h) Transparansi manajemen sekolah
i) Sekolah memiliki kemauan untuk berubah
j) Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan
k) Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan
l) Sekolah memiliki akuntabilitas
m) Sekolah memiliki sustainabilitas
3) Output yang diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output adalah
kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses sekolah. Kinerja sekolah diukur dari
mutunya, efektivitasnya, efisiensinya, inovasinya, mutu
kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu output pencapaian akademik (academic
achievement) dan pencapaian nonakademik (nonacademic
achievement).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
dikatakan bahwa pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari
segi input, proses, output maupun outcame nya.

3. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

a. Pentingnya peningkatan mutu pendidikan


Peningkatan mutu tentu saja bukanlah suatu hal yang kecil yang
bisa dilakukan hanya dengan mengorbankan sedikit waktu, sedikit
tenaga, dan sedikit biaya. Perencanaan serta implementasi
peningkatan mutu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk
jangka panjang. Artinya, aktivitas peningkatan mutu membutuhkan
31

waktu yang lama hingga para pelanggan bisa benar-benar menikmati


produk yang bermutu tersebut.13
Perhatian pemerintah (Indonesia) terhadap peningkatan mutu
pendidikan nasional direfleksikan dalam berbagai kebijakan
pembangunan pendidikan yang secara sistematik telah lama dilakukan
sejak rencana pembangunan lima tahun pertama. Berbagai program
inovasi pendidikan baik yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
proyek maupun rutin pada kenyataannya belum menunjukkan hasil
pencapaian mutu pendidikan yang mampu membangun daya saing
bangsa.14

b. Tujuan peningkatan mutu pendidikan


Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang
digunakan untuk memperoleh control yang lebih baik melalui usahanya
sendiri.15
Peningkatan mutu pendidikan dimaksudkan untuk mereorientasi sistem
manajemen, perilaku staf, focus organisasi dan proses-proses pengadaan
pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih
baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan
dan keperluan pelanggan (siswa, orang tua dan masyarakat).
Peningkatan mutu diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber
daya, dan penyederhanaan birokrasi serta dengan cara meningkatkan
partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan
profesionalisme guru sehingga diharapkan dapat menumbuhkembangkan
suasana yang kondusif, sedangkan pemerataan pendidikan akan terlihat
dengan tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan
peduli, sedangkan bagi yang belum mampu menjadi tanggung jawab
pemerintah. Tujuan MBS selanjutnya sebagaimana yang dikemukan oleh

13
C. Rudy Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h 198
14
Sri Haryati, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui
Proses Akreditasi, (Medan:Jurnal Ragam,2012) Vol 12 No. 3 Desember 2012, h 199
15
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008), h 45
32

Bafadal, L, diantaranya adalah 1) efesiensi, 2) efektifitas, dan 3) tanggung


jawab. Begitupun tujuan MBS sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nurkolis, MBS memiliki tujuan adalah 1) meningkatkan mutu pendidikan
melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang ada, 2) meningkatkan kepedulian
warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengembilan keputusan bersama, 3) meningkatkan tanggung jawab
sekolah kepada masyarakat, 4) meningkatkan kompetisi yang sehat
antarsekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.16

c. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan


Upaya-upaya meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan merupakan
hal yang sangat penting. Menurut Sukmadinata untuk melaksanakan
program mutu perlu ada beberapa dasar yang kuat yaitu:
1) Komitmen pada perubahan; pengelola yang ingin menerapkan
program mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah,
sebab peningkatan mutu pada intinya adalah melakukan perubahan
ke arah yang lebih baik, lebih berbobot. Perubahan pada dasarnya
menimbulkan rasa takut, komitmen dapat menghilangkan rasa
takut.
2) Pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada; banyak
kegagalan yang dialami dalam melaksanakan perubahan karena
melakukan sesuatu sebelum sesuatu itu jelas.
3) Mempunyai visi yang jelas tentang masa depan; perubahan yang
dilakukan hendaknya didasarkan pada visi tentang perkembangan,
tantangan, kebutuhan, masalah, peluang yang akan dihadapi di
masa yang akan datang. Visi dapat menjadi pedoman yang akan
membimbing tim dalam perjalanan pelaksanaan program mutu.

16
Sudadio, Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah dI Provinsi Banten melalui
Manajemen Berbasis Sekolah,(Banten: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2012) Tahun 16,
Nomor 2, h 346
33

4) Mempunyai rencana yang jelas; rencana adalah pegangan dalam


proses pelaksanaan program mutu yang dipengaruhu oleh faktor-
faktor internal maupun eksternal yang akan selalu berubah.
Rencana harus selalu diup-date sesuai perubahan-perubahan
tersebut. Tak ada program mutu yang berhenti dan tidak ada dua
program yang identik, karena program mutu selalu didasarkan dan
disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Program mutu
mereflesikan lingkungan pendidikan dimana ia berada.17

d. Strategi peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan


Mutu sekolah senantiasa meningkat, karena itu diperlukan strategi
pengembangannya. Strategi pengembangan mutu sekolah tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana
2) Pengembangan institusi
3) Proses kerja
4) Suasana kondusif
5) Mutu18

Banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan pada sebuah


lembaga pendidikan. Tinggal disini bagaimana sebuah lembaga
pendidikan dapat menyusun strategi untuk melakukan peningkatan
mutu pendidikan secara terus-menerus.

Dimmock mengatakan konsep jaminan mutu dan TQM diderivasi


dari industry, tapi menjadi penting untuk diterapkan dalam konteks
pendidikan. Misalnya, di Hongkong, ‘pendidikan sekolah mutu’
diabadikan dalam dokumen konsultatif ECR7 yang
merekomendasikan pengembangan sebuah kerangka kerja yang

17
Ibid, h 316
18
Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan,
(Semarang: RaSAIL Media Group,2011),h 72-82
34

lengkap untuk pengembangan dan pengawasan pendidikan sekolah


mutu19
Ada 3 bagian yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menerapkan manajemen mutu, yaitu:
a) Tahap perancangan
i. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai
ii. Mengidentifikasi hal-hal yang diharapkan
iii. Pemetaan proses
iv. Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan untuk
memasok produk ke pelanggan untuk meninjau proses-
proses yang diperlukan dalam memasok produk tersebut
b) Tahap Pelaksanaan
i. Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan
ii. Mengimplementasikan rencana
c) Tahap penilaian
i. Melakukan penilaian internal
ii. Apakah sudah selesai20

Fattah memfokuskan pada tiga faktor untuk meningkatkan mutu


pendidikan, yaitu (1) kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam
arti mutu tenaga kependidikan, biaya, sarana belajar; (2) mutu proses
belajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran
dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.21

B. Kerangka Pikir
Peran yayasan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
bagaimana pimpinan puncak dapat mengorganisir, membimbing,

19
Tony Bush,Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD,2012), h 185
20
C. Rudy Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h 60-
62

21
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h 313
35

mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai


upaya dari peningkatan mutu sekolah melalui pengawasan kegiatan
peningkatan mutu, pembinaan-pembinaan terkait peningkatan mutu input,
proses, dan output.
Bagan Kerangka Pikir

YAYASAN
sir, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pendidikan)
Peningkatan Mutu Sekolah
Sekolah (Input, Proses, dan Output
Bermutu
Kepala
Sekolah

C. Hasil Penelitian yang Relevan


No Nama Peneliti Judul Skripsi Fokus Penelitian
1. Wahyudin Peran 1. Saudara Wahyudin
MP, FITK Manajerial berfokus pada peran
UIN Jakarta Kepala Sekolah manajerial yang bisa
dalam meliputi peran
Meningkatkan manajer/pemimpin
Mutu secara menyeluruh
Pendidikan di seperti : perencanaan,
SMK Al- pengorganisasian,
Hidayah Cinere pelaksanaan, dan
pengawasan.
36

2. Subjek yang diteliti


oleh Saudara
Wahyudin yaitu
adalah Kepala
Sekolah sebagai
pimpinan tertinggi
dalam sebuah sekolah.
3. Saudara Wahyudin
meakukan penelitian
di SMK Al-Hidayah
Cinere
2. Fadli Hasan Peran Komite 1. Saudara Fadli Hasan
MP, FITK Sekolah dalam melakukan penelitian
UIN Jakarta Meningkatkan di SMPN 244 Jakarta
Mutu 2. Penelitian Saudara
Pendidikan pada Fadli Hasan berfokus
SMPN 244 kepada peran komite
sekolah, dimana
komite sekolah
sebagai lembaga
mandiri dibentuk dan
berperan dalam
peningkatan mutu
pelayanan dengan
memberikan
pertimbangan, arah
dan dukungan tenaga,
sarana, dan prasarana
serta pengawasan
pada tingkat satuan
pendidikan.
37

Adapun yang penulis teliti adalah berfokus kepada :


1. Penulis melakukan penelitian di MI. Fatahillah Jakarta
2. Fokus penelitian yang penulis ambil yaitu peran yayasan dimana
yayasan sebagai pimpinan puncak atau pemimpin senior memiliki
peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sekolah.
Yayasan memiliki kekuatan untuk membimbing, mengarahkan, dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan di sekolah dan para bawahannya
sehingga upaya peningkatan mutu sekolah dapat terwujud dengan
baik.
3. Penelitian ini difokuskan kepada Yayasan sebagai penjamin
keberlangsungan hidup lembaga pendidikan, sedangkan subfokus
penelitian ini adalah peran yayasan dan usaha-usahanya dalam
peningkatan mutu pendidikan.
38

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MI Fatahillah Jakarta Selatan
yang beralamat di Jalan Buncit Raya No.67, Kalibata, Pancoran,
Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian direncanakan mulai dari
bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017 dengan rincian
sebagai berikut.

BULAN
Oktober Januari Februari
NO KEGIATAN s/d 2017 s/d
Desember Maret
2016 2017
1. Pengajuan surat izin penelitian
2. Observasi Pendahuluan
3. Pengumpulan Dokumen Yayasan
4. Wawancara dengan Pengurus
Yayasan
5. Wawancara dengan kepala sekolah
6. Penyebaran Angket kepada guru
7. Pengumpulan dokumen kegiatan
peningkatan mutu sekolah
8. Pengumpulan dokumen kegiatan
yayasan dalam upaya peningkatan
mutu sekolah
9. Tabulasi dan verifikasi data serta
dokumen untuk dianalisis
39

10. Penyusunan laporan penelitian


Tabel 3.1
Rencana Penyusunan Skripsi

2. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada Yayasan sebagai penjamin
keberlangsungan hidup lembaga pendidikan, sedangkan subfokus
penelitian ini adalah peran yayasan dan usaha-usahanya dalam
peneingkatan mutu pendidikan.

3. Metode Penelitian

Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji


hipotesis maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu
jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu
keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang
akan diteliti.22

4. Sumber Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, dan para guru
di MI Fatahillah Jakarta Selatan yang berjumlah 10 orang pada
semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Selanjutnya untuk
mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa
dokumen tentang kegiatan peningkatan mutu sekolah dan kegiatan
yayasan dalam upaya peningkatan mutu sekolah di MI Fatahillah
Jakarta Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui
wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket. Sedangkan sumber

22
Rony Kounter, Metodelogi Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta, PPM,
2003), Cet. Ke-1, hlm. 105
40

data sekunder yang digunakan yaitu berdasarkan buku sumber, jurnal,


maupun artikel terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan.

5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang
profil MI Fatahillah Jakarta Selatan, profil pengurus yayasan, profil
kepala sekolah, data guru dan prestasi sekolah maupun prestasi
guru. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi
data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek
penelitian. Untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan
digunakan daftar cheklist dokumen.

b. Wawancara
Wawancara dengan Kepala Yayasan bertujuan untuk
mengetahui peran dan upaya yang dilakukan yayasan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Wawancara dengan Kepala Sekolah
bertujuan untuk memperoleh data mengenai kegiatan supervisi
serta dukungan yayasan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan. Wawancara dengan guru bertujuan untuk memperoleh
data mengenai peran yayasan dalam melakukan pembinaan
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran lewat pembinaan-
pembinaan seperti pendidikan dan pelatihan (diklat).
c. Angket
Penyebaran angket untuk para guru dilakukan untuk
memperoleh data pendukung mengenai kesan dan pesan atas
kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan upaya peningkatan
mutu sekolah.

d. Observasi
41

Observasi kegiatan yang dilakukan oleh pengurus yayasan


dilakukan untuk memperoleh data seberapa optimal usaha-usaha
yang dilakukan yayasan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.

6. Kisi-Kisi Instrumen
a. Definisi Konseptual
Yang dimaksud dengan peran yayasan dalam peningkatan
mutu pendidikan adalah bagaimana pimpinan puncak dapat
mengorganisir, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai upaya dari peningkatan
mutu sekolah.

b. Definisi Operasional
Secara operasional peran yayasan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah bagaimana pimpinan puncak dapat
mengorganisir, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai upaya dari peningkatan
mutu sekolah melalui pengawasan kegiatan peningkatan mutu,
pembinaan-pembinaan terkait peningkatan mutu input, proses, dan
input.

c. Kisi-Kisi Instumen
a. Daftar Cheklist Dokumen
Tabel 3.2
Daftar Cheklis
No. Dokumen Ada Tidak Ket.

SK Pengangkatan Sebagai
1
Pengurus Yayasan
2 Akte Yayasan
42

3 Data Kepala Sekolah


4 Data Guru
Dokumen Program Peningkatan
5
Mutu Sekolah
Dokumen Rencana Peningkatan
6
Mutu Sekolah
Dokumen Pelaksanaan Kegiatan
7
Peningkatan Mutu Sekolah
Dokumen rencana kegiatan
8 Yayasan dalam peningkatan
mutu sekolah.
Data Prestasi Sekolah, Siswa,
9
dan Guru

b. Pedoman Wawancara

Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Yayasan

No. Aspek
1 Pengangkatan/pergantian kepengurusan Yayasan.
2 Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah.
3 Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru.
Sistem Manajemen Keuangan (dikelola yayasan/lembaga
4
khusus/otonomi sekolah).
Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan
5
(penggajian, pelatihan, beasiswa, dan kesejahteraan).
6 Penentuan Kebijakan untuk sekolah.
Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam
7
meningkatkan mutu sekolah
8 Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
43

9 Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.


10 Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No. Aspek
1 Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah.
2 Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru.
Sistem Manajemen Keuangan (dikelola yayasan/lembaga
3
khusus/otonomi sekolah).
Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
4
pelatihan, beasiswa, dan kesejahteraan).
5 Penentuan Kebijakan untuk sekolah.
Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam
6
meningkatkan mutu sekolah.
7 Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
8 Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
9 Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan
10
kegiatan pendidikan.

c. Pedoman Observasi, disesuaikan dengan temuan yang terjadi di


lapangan.
44

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Profil MI Fatahillah Jakarta
Nama Sekolah : MI Fatahillah Jakarta
Selatan No. Statistik Sekolah :0022618312808
Status akreditasi : A
Alamat Lengkap : Jl. Buncit Raya No. 67 RT
001 RW 05, Pancoran,
Jakarta Selatan 12740
No. Telepon : 021-7984222
Luas Tanah : 758 m2

Secara geografis MI Fatahillah berlokasi di lingkungan yang


strategis. MI Fatahillah berada di sisi jalan Buncit Raya yang
memudahkan askes bagi seluruh warga sekolah. Selain itu, MI
Fatahillah juga terletak di sekitar pemukiman padat baik menengah ke
atas maupun menengah ke bawah sehingga peminatnya pun sangat
banyak.
Akses jalan menuju MI Fatahillah sangat strategis. Dari arah
Mampang Prapatan mengikuti arah jalur menuju Ragunan begitu pula
sebaliknya. Apabila menggunakan akses/rute busway, maka dapat
menggunakan bus transjakarta koridor 6 yang mengarah ke Dukuh
Atas maupun Monas dan dapat berhenti tepat di depan MI Fatahillah
melalui halte “Buncit Indah”.
45

2. Sejarah Singkat MI Fatahillah


Melihat begitu pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) serta begitu beragamnya kasus kenakalan remaja maupun
kriminalitas yang terjadi pada anak-anak maupun remaja, pengelola
merasa perlu untuk mendirikan sebuah sekolah yang unggul dalam
pengetahuan umum namun berimbang dengan iman, taqwa serta
berakhlakul karimah. Awal didirikan Madrasah ini hanya berbentuk
Madrasah Diniyah yang terfokus kepada Pengetahuan Agama berupa
Nahwu dan Sorof kemudian seiring dengan berjalannya waktu kemudian
Madrasah Diniyah Fatahillah ini berkembang menjadi Madrasah
Ibtidaiyah yang begitu diminati oleh penduduk sekitar. MI Fatahillah pun
pernah mengalami surut (krisis siswa) untuk sekolah madrasah pada tahun
1970an dan kemudian kembali bangkit berkat kegigihan guru, kepala
sekolah, maupun pengurus yayasan untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat tentang manfaat sekolah agama.
Sampai dengan tahun 2000 pengurus yayasan yang membina langsung
MI Fatahillah melihat perlu adanya peningkatan dalam hal kesejahteraan
guru maupun siswa. Akhirnya diusulkanlah untuk membuat Madrasah
Ibtidaiyah Modern (MIM) dengan rencana awal merenovasi gedung yang
awalnya hanya 1 lantai menjadi 4 lantai disertai dengan kelas modern.
Bertahun-tahun mengajukan perubahan ini akhirnya Ketua Yayasan
Pendidikan dan Sosial Fatahillah pun menyetujui diikuti dengan pengurus
yayasan yang lain.
Tahun 2008 pembangunan gedung yang memakan anggaran sampai
dengan angka 3,4 M selesai. Penyelenggaraannya disepakati dipisah yaitu
MI Regular dan MI Modern. Namun, setelah tahap pengajuan ke kanwil
Depag Jakarta Selatan penyelenggaraan MI Modern yang masih satu
payung dengan SK awal untuk Madrasah Ibtidaiyah akhirnya tidak
46

diterima. Kemudian melalui musyawarah yayasan, pihak sekolah maupun


kanwil depag akhirnya diputuskanlah dengan nama yang sama MI
Fatahillah namun pembagian kelas yang dipisahkan, yaitu MI Fatahillah
kelas modern dan MI Fatahillah regular dengan satu kepemimpinan
Kepala Sekolah namun memiliki sub untuk koordinator masing-masing
kelas.
Saat ini sudah meluluskan 4 angkatan dan perkembangannya semakin
pesat berkat keandalan kelas modern yang sangat menarik minat para
orang tua untuk menyekolahkan anaknya di kelas modern yang didukung
dengan berbagai kelebihan salah satunya dengan kelas yang didesign
modern dengan kapasitas maximum hanya 27 siswa. Selain itu kurikulum
pembelajaran yang inovatif dan kental dengan keagamaan juga menjadi
salah satu daya pikat MI Fatahillah sehingga yang tadinya siswa hanya
berasal dari lingkungan sekitar kini mulai merambat ke wilayah berbeda
kelurahan bahkan berbeda kecamatan.

3. Visi dan Misi MI Fatahillah


Di bawah ini dapat dilihat visi dan misi MI Fatahillah sebagai berikut :
a. Visi
Terwujudnya akhlak mulia, berprestasi, dan berwawasan global
yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam.
b. Misi
1) Menanamkan Aqidah melalui pengamatan ajaran Islam.
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3) Mengembangkan kaidah-kaidah Islam dalam proses pembelajaran.
4) Menjalin kerjasama antara warga sekolah dengan lingkungan.23

23
Ibid, h. vi
47

Berdasarkan visi dan misi di atas dapat diketahui bahwa MI Fatahillah


bertujuan melahirkan atau mencetak manusia yang berwawasan, berakhlak
mulia, berkualitas baik dan berprestasi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran
Agama Islam. Lulusan MI Fatahillah diharapkan dapat
mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang diperolehnya di masyarakat serta
lingkungan sekitar.

4. Sasaran MI Fatahillah
Sasaran atau target lulusan MI Fatahillah dapat dilihat seperti yang
dibawah :
a. Diterimanya lulusan MI Fatahillah di Sekolah Menengah Pertama
berkualitas, baik swasta umum, swasta negeri maupun SMP Negeri
(80%)
b. Diperolehnya prestasi yang baik bagi lulusan MI Fatahillah di
Sekolah Menengah Pertama ataupun Madrasah Tsanawiyah manapun
c. Terciptanya kehidupan warga sekolah yang agamis, berakhlak mulia,
dan berwawan global.

5. Guru MI Fatahillah
Dalam melaksanakan proses pendidikan tentu dibutuhkan tenaga
pendidik dan kependidikan yang kompeten agar tujuan-tujuan yang telah
direncanakan lembaga pendidikan dapat tercapai. Selain itu, dengan guru-
guru yang memiliki kompetensi yang baik, diharapkan dapat menunjang
keberhasilan pendidikan siswanya.
MI Fatahillah memiliki tenaga pendidik yang kompeten sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Tenaga pendidik, jumlah total 36 orang yang
rata-rata lulusan S1 , dengan latar belakang pendidikan lulusan S1
sebanyak 26 guru sedangkan yang lain D3 dan D4.
48

Dengan banyaknya jumlah guru yang ada di MI Fatahillah, diharapkan


dapat membimbing dan memberi teladan bagi siswa siswi baik dalam
akhlakul karimah, kedisiplinan, kemandirian dan belajar. Adapun secara
rinci mengenai data pendidik dapat dilihat pada lampiran .

6. Keadaan Siswa
MI Fatahillah merupakan salah satu sekolah di bawah Kementerian
Agama Republik Indonesia. Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran
tahun 2016/2017 di MI Fatahillah sebanyak 531 siswa. Yang terdiri dari,
kelas I Regular 70 siswa (2 kelas), kelas I Modern 27 siswa, Kelas II
Regular 68 siswa (2 kelas), kelas II Modern 26 siswa, kelas III Regular 61
siswa (2 kelas), kelas III Modern 20 siswa, kelas IV regular 67 siswa (2
kelas), kelas IV Modern 26 siswa, kelas V Regular 64 siswa (2 kelas),
kelas V Modern 23 siswa, kelas VI Reguler 52 siswa (2 kelas) dan kelas
VI Modern 27 siswa.
Dengan dibatasinya jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya
khusunya untuk kelas modern, diharapkan dapat menghasilkan lulusan
terbaik, unggulan dan diterima SMP-SMP maupun MTs-MTs unggulan.
Adapun proses seleksi siswa MI Fatahillah (Kelas Modern), terdiri dari :
a. Penyerahan dan seleksi berkas
b. Mengikut tes tulis, tes membaca yang terdiri dari kategori umum
dan agama, test lisan, serta wawancara

7. Fasilitas
MI Fatahillah Jakarta Selatan memiliki sarana prasarana yang cukup
memadai dan menunjang proses pendidikan. Keberadaan sarana prasarana
di MI Fatahillah Jakarta Selatan dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar siswa, sehingga mendukung belajar siswa dengan nyaman dan
49

siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik. Adapun kondisi sarana


prasarana dapat dilihat sebagai berikut24 :

Tabel 3.5 Jumlah dan Kondisi Bangunan MI Fatahillah Jakarta Selatan


Jumlah Ruangan Menurut Kondisi *)Status
No Jenis Bangunan Rusak Rusak Rusak
Baik Ringan Sedang Berat Kepemilikan
1 Ruang Kelas 18 1
2 Ruang Kepala Madrasah 1 1
3 Ruang Guru 2 1
4 Ruang Tata Usaha 1 1
5 Laboratorium IPA (Sains) 1 1
6 Laboratorium Komputer 1 1
7 Laboratorium Bahasa
8 Laboratorium PAI 1 1
9 Ruang Perpustakaan 1 1
10 Ruang UKS 1 1
11 Ruang Keterampilan 1 1
12 Ruang Kesenian 1 1
13 Toilet Guru 5 1
14 Toilet Siswa 10 3 1
Ruang Bimbingan
15 Konseling (BK)
Gedung Serba Guna
16 (Aula) 1 1
17 Ruang OSIS
18 Ruang Pramuka 1 1
19 Masjid/Mushola
20 Gedung/Ruang Olahraga 1 1
21 Rumah Dinas Guru
Kamar Asrama Siswa
22 (Putra)
Kamar Asrama Siswai
23 (Putri)
24 Pos Satpam

24
Op,. Cit. Profil MI Fatahillah th. 2015, h. 56
50

25 Kantin 1 1
Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MI Fatahillah tahun ajaran 2016/2017.

Keterangan :

*)Status Kepemilikan 1: Milik Sendiri 2: Bukan Milik Sendiri

Tabel 3.6 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran MI Fatahillah Jakarta


Selatan

Jumlah Sarpras Menurut


No Jenis Sarpras Kondisi Status
Baik Rusak Kepemilikan
1 Kursi Siswa 380 33 1
2 Meja Siswa 372 1
3 Loker Siswa 19 1
4 Kursi Guru di Ruang Kelas 27 1
5 Meja Guru di Ruang Kelas 26 1
6 Papan Tulis 27 1
7 Lemari di Ruang Kelas 15 1
8 Komputer/Laptop di Lab. Komputer 20 1
9 Alat Peraga PAI 41 1
10 Alat Peraga IPA (Sains) 1 1
11 Bola Sepak 1 1
12 Bola Voli 1 1
13 Bola Basket 1 1
14 Meja Pingpong (Tenis Meja)
15 Lapangan Sepakbola/Futsal
16 Lapangan Bulu Tangkis
17 Lapangan Basket
18 Lapangan Bola Voli
Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MI Fatahillah tahun ajaran 2016/2017.

Keterangan :

*)Status Kepemilikan 1: Milik Sendiri 2: Bukan Milik Sendiri


51

Tabel 3.7 Sarana Prasarana Pendukung Lainnya MI Fatahillah Jakarta Selatan

Jumlah Sarpras
No Jenis Sarpras Menurut Kondisi
Baik Rusak
Laptop (di luar yang ada di Lab.
1 Komputer) 1
Komputer (di luar yang ada di Lab.
2 Komputer) 4
3 Printer 12
4 Televisi 1
5 Mesin Fotocopy
6 Mesin Fax 1
7 Mesin Scanner 1
8 LCD Proyektor 2
9 Layar (Screen) 2
10 Meja Guru & Pegawai
11 Kursi Guru & Pegawai
12 Lemari Arsip 5
13 Kotak Obat (P3K) 5
14 Brankas
15 Pengeras Suara 1 1
16 Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 2
17 Kendaraan Operasional (Motor)
18 Kendaraan Operasional (Mobil)
19 Mobil Ambulance
20 AC (Pendingin Ruangan)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa fasilitas


yang tersedia cukup memadai, semua sarana prasarana yang ada dapat
digunakan secara baik dan dapat menunjang seluruh kegiatan pendidikan
di MI Fatahillah. Sarana prasarana yang ada cukup lengkap dan memenuhi
kebutuhan belajar siswa siswi MI Fatahillah sebagai sekolah dengan 2
klasifikasi kelas yaitu kelas modern dan kelas reguler.
52

8. Struktur Organisasi MI Fatahillah Jakarta Selatan

Pengurus Yayasan

Kepala Sekolah
Komi
te
Tata Usaha

Kordinator Kelas Reguler Koordinator Kelas Modern

Guru Mata Pelajaran Guru Kelas I-VI Guru Kelas I-VI


Modern Modern

SISWA

MASYARAKAT

9. Kurikulum MI Fatahillah Jakarta Selatan


a. Struktur Kurikulum sekolah
Struktur kurikulum yang digunakan MI Fatahillah Jakarta
Selatan mengacu pada 2 gabungan kurikulum yaitu Kurikulum
Nasional (KTSP) dan Kurikulum Departemen Agama. Sedangkan
Kurikulum Lokal yang dilaksanakan di MI Fatahillah antara lain,
membaca dan menulis Al Quran, Praktek Ibadah seperti sholat jamaah,
53

sholat-sholat sunnah, tahfiz Qur’an, Hafalan doa-doa harian dan


hadist-hadist pendek, asmaul husna, dan aqidah sadidah. Ketiga
kurikulum tersebut juga disertai dengan Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris.
Klasifikasi kelas di MI Fatahillah terdiri dari dua yaitu Kelas
Reguler dan Kelas Modern. Waktu belajar sekolah MI Fatahillah kelas
1-2 pada hari Senin sampai hari Kamis dimulai pukul 07.00 hingga
pukul 14.00, kelas 3-4 dimulai pukul 07.00 hingga pukul 14.30, kelas
5-6 dimulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00. untuk hari Jumat
kegiatan siswa dimulai pukul 07.00 hingga pukul 10.45 kemudian
ibadah Sholat Jumat berjamaah dan kemudian dilanjutkan pada pukul
12.45 hingga pukul 13.30 diikuti dengan kegiatan ekstrakulikuler
sampai dengan pukul 16.00.
Adapun kegiatan ekstrakulikuler di MI Fatahillah Jakarta
Selatan di antaranya : dokter kecil, kepanduan, majalah dinding
(mading), seni baca Al Qur’an, seni lukis/kaligrafi, hadroh, drum
band, dan pencak silat.
Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran pada siswa dan untuk
mengembangkan kualitas peserta didik, guru/pendidik melaksanakan
pendalaman dan remedial.

b. Program Kegiatan Kelas Modern MI Fatahillah


Semester 1 (Ganjil) Tahun ajaran 2016-2017 program kelas
modern mengadakan : Cookery (Kelas I-III), Kegiatan BAKSOS
Peringatan 10 Muharom (Kelas I-VI), Outing Program/Outbound
(Kelas I-VI), Market Day (Kelas IV-VI),Persami (Kelas IV-VI), serta
program remedial untuk siswa yang membutuhkan remedial.
Kemudian, pada Semester II (Genap) Tahun ajaran 2016-2017
program kelas modern mengadakan : Cookery (Kelas IV-VI), Market
54

Day (Kelas I-III), Field Trip Kidzania (Kelas I-II), Field Trip Musium
(Kelas III-V), Peringatan Hari Kartini (Kelas I-VI), dan Khotmil
Qur’an (Kelas VI).
Untuk menunjang kemampuan agama siswa MI Fatahillah
Kelas Modern pun memiliki kegiatan bimbingan ibadah yang
terorganisir untuk kelas I sampai kelas VI dengan beberapa materi
bimbingan ibadah, yaitu : wudhu dan doa wudhu, aqidatussa’didah,
sholat sunnah rawatib, asmaul husna, praktek sholat magrib, isya,
shubuh, sholat fardhu, dzikir panjang, dzikir pendek, jama’ taqdim,
ta’hir, sholat qoshor jama’, sholat mayyit, dan tahlil.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan
menggabungkan kurikulum nasional, Departemen Agama, serta
kurikulum lokal diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan
kognitif peserta didik maupun kemampuan psikomotorik peserta didik
pada mata pelajaran umum maupun keagamaan. Selain
mengembangkan keterampilan siswa, pembinaan religiusitas juga
menjadi salah satu program kelas modern di MI Fatahillah dalam
mencapai visi dan misi MI Fatahillah.

A. Deskripsi dan Analisa Data


Berdasarkan wawancara dengan responden yang dilengkapi dengan hasil
observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Rekruitmen Pengurus Yayasan
Indonesia memiliki beragam sekolah, mulai dari sekolah milik
pemerintah atau biasa disebut dengan sekolah negeri dan sekolah yang
dikelola oleh swasta. Sekolah negeri di Indonesia dinaungi langsung oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan sekolah milik
swasta dinaungi oleh yayasan. Keberadaan yayasan tentunya diatur pula
55

oleh pemerintah yaitu melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004


tentang Yayasan. Yayasan itu sendiri bisa dikategorikan sebagai yayasan
sosial, yayasan pendidikan, maupun yayasan kemanusiaan.

Pengangkatan pengurus yayasan merupakan hak otonomi dari sebuah


yayasan/lembaga swasta. Begitupula dengan pengangkatan pengurus
yayasan di Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” (YAFATA)
Jakarta. Pengurus yayasan diangkat berdasarkan hasil musyawarah antara
lembaga dan pendiri dari YAFATA. Menurut Ust. H. Damanhuri selaku
Bendahara Yayasan hal tersebut memang sudah dilakukan sejak
YAFATA berdiri. Penggantian pengurus Yayasan hanya dilakukan
apabila pengurus meninggal dunia. Apabila pengurus melakukan
kesalahan musyawarah dan mufakat adalah satu-satunya jalan yang
ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut.25

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Kepala Sekolah MI Fatahillah


Bapak H. Syamsudin, S.Pd. musyawarah merupakan jalan yang ditempuh
dalam segala hal yang diatur oleh yayasan seperti pengangkatan pengurus
yayasan, pengangkatan kepala sekolah, rekruitmen guru, serta kebijakan
lainnya baik untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai dengan SMA
Fatahillah. Tidak ada pemberhentian pengurus kecuali pengurus itu sakit
atau meninggal dunia.26

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa rekruitmen


pengurus yayasan di YAFATA merupakan hak otonomi sebuah lembaga
atau yayasan itu. Pemberhentian pengurus yayasan juga merupakan hak
otonomi dari yayasan itu sendiri tanpa adanya campur tangan dari

25
Hasil wawancara dengan Bendahara Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” (Ust.H.Damanhuri),
pada 6 Februari 2017
26
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah (H. Syamsudin, S.Pd), pada 6 Februari 2017
56

pemerintah. Musyawarah dan mufakat merupakan satu-satunya jalan yang


ditempuh untuk mengatasi segala hambatan dan permasalahan.

2. Rekruitmen Kepala Sekolah


Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang
paling strategis untuk menggerakkan garda terdepan dalam system
pendidikan nasional.

Rekruitmen Kepala Sekolah di MI Fatahillah berdasarkan pengalaman


mengajar dan tentunya penunjukan langsung oleh pengurus yayasan.
Adapun periode kepemimpinan Kepala Sekolah di MI Fatahillah sama
dengan sekolah-sekolah pada umumnya yaitu lima tahun. Banyak hal
yang menjadi pertimbangan dari pengurus yayasan, di antaranya yaitu
kemampuan manajerial seorang guru, komitmen dalam mengajar, etika
serta nilai-nilai keislamannya baik, serta dapat mengambil keputusan.
Dalam proses pengangkatan Kepala Sekolah, pengurus yayasan kembali
menempuh jalan musyawarah mufakat. Sedangkan untuk pemberhentian
Kepala Sekolah berdasarkan hasil musyawarah besar pengurus.
Pemberhentian Kepala Sekolah tidak pernah terjadi di MI Fatahillah,
yang terjadi hanya pengunduran diri oleh Kepala Sekolah yang
disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya sakit serta pengunduran diri
yang disebabkan oleh perasaan tidak percaya diri atas kemampuan dirinya
dalam memimpin sebuah sekolah. Pengurus yayasan sendiri tidak pernah
melayangkan SK Pemberhentian bagi Kepala Sekolah SDIT AL HUDA
selama MI Fatahillah ini berdiri.27

3. Rekruitmen, Pemberhentian Guru & Tenaga Kependidikan


Rekruitmen Guru dan Tenaga Kependidikan

27
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT AL HUDA (Rissky Wahyu saputra S.E) pada 6 Juni 2022
57

Menurut Kepala Sekolah, teknis/prosedur pengangkatan guru yaitu


melalui beberapa tahap, yaitu mengajukan surat lamaran ke sekolah
kemudian pihak sekolah melapor ke yayasan. Setelah yayasan
mendalami surat lamaran calon guru/tenaga kependidikan yang
melamar tersebut diterima atau tidaknya merupakan kewenangan dari
pihak yayasan.

Menurut Siti Suroyah (Guru Kelas V), prosedur pengangkatan atau


penerimaan guru di MI Fatahillah melalui serangkaian tes seperti tes
tertulis dan psikotest. Namun, sebelum melakukan serangkaian tes itu
juga tentunya mengajukan surat lamaran ke sekolah. Kemudian
diterima atau tidaknya calon guru di MI Fatahillah merupakan
kewenangan dari yayasan.

Menurut Umi Habibah, S.Pd (Koordinator Kelas Modern), prosedur


pengangkatan atau penerimaan guru di MI Fatahillah diawali dengan
seleksi surat lamaran dan dilanjutkan dengan tes yang meliputi
psikotest, tes keguruan, serta menimbang latar belakang pendidikan).
Serangkaian tahap tersebut tentu diakhiri dengan kewenangan yayasan
dalam menentukan penerimaan guru/tenaga kependidikan di MI
Fatahillah.

Menurut Hj. Tuti Yuhana, S.Pd.I (Guru Kelas I), prosedur penerimaan
guru yaitu mengajukan surat lamaran yang dilanjutkan dengan tes (tes
tertulis dan wawancara), kemudian apabila telah mendapat konfirmasi
dari pengurus yayasan maka calon guru harus melakukan praktek
mengajar.

Menurut T. Sri Sunarni (Guru Kelas VI), prosedur penerimaan guru


atau karyawan di MI Fatahillah yaitu dengan mengajukan surat
lamaran ke MI Fatahillah kemudian melakukan beberapa tes di
58

antaranya psikotest, wawancara yang berisi tentang pengalaman


bekerja/mengajar serta latar belakang pendidikan. Setelah melakukan
tes tersebut jika diterima untuk menjadi guru atau karyawan di MI
Fatahillah maka pihak sekolah akan mengkonfirmasi kepada pihak
calon guru atau karyawan.

Menurut Nurmala, S.Pd.I (Guru Bidang Studi Matematika dan Bahasa


Indonesia) tahapan penerimaan guru atau tenaga kependidikan di MI
Fatahillah di awali dengan mengajukan lamaran kepada pihak sekolah.
Kemudian melakukan tes dan wawancara terkait dengan latar belakang
pendidikan maupun latar belakang ingin menjadi bagian dari MI
Fatahillah. Setelah melakukan tes atau wawancara, bagi calon guru
harus melakukan praktek mengajar untuk bidang umum.

Menurut Mas’udah, S.Pd (Guru Kelas III), mengajukan lamaran


merupakan langkah yang lumrah dilakukan pada tahap awal
rekruitmen guru. Setelah sekolah menerima lamaran dari para pelamar
kemudian sekolah menyerahkan atau melaporkan surat lamaran
tersebut kepada pengurus yayasan yang nantinya akan diproses oleh
yayasan. Setelah yayasan mendapatkan keputusan maka pelamar akan
dites dan diwawancara terkait posisi yang dituju.

Menurut Yunia, S.Pd (Guru Bidang Studi Agama), teknis rekruitmen


guru dan tenaga kependidikan di MI Fatahillah yaitu dengan
mengajukan lamaran dan diikuti dengan wawancara oleh pihak
pengurus yayasan..

Menurut Rusmiati, S.Pd.I (Guru Kelas VI) tes yang dilakukan pada
saat rekruitmen guru di MI Fatahillah yaitu psikotes, tes tulis, serta
praktek mengajar/micro teaching. Serangkaian tes tersebut
59

disempurnakan oleh kelengkapan administrasi dari calon guru atau


karyawan yang melamar di MI Fatahillah.

Menuirut Khuriyah (Guru Kelas III), prosedur penerimaan guru atau


karyawan di MI Fatahillah yaitu melalui tes tertulis, psikotes, dan
wawancara.

Menurut Abdul Aziz, S.Pd.I (Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak),


yang dilakukan pada saat rekruitmen guru atau karyawan yaitu dengan
melakukan tes yang berupa tanya jawab atau wawancara dan psikotes.

Menurut Hidayat (Tata Usaha), proses rekruitmen guru atau tenaga


pendidikan di MI Fatahillah yaitu tentu saja dengan melihat dahulu
kebutuhan tenaga di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan
mengajukan lamaran ke pihak yayasan yang diakhiri dengan
wawancara.

Menurut Rizky Fadli (Tata Usaha), informasi lowongan di sekolah


merupakan tahap awal proses rekruitmen di MI Fatahillah. Kemudian
dilanjutkan dengan mengajukan surat lamaran ke pihak sekolah dan
diakhiri dengan interview
60

Pemberhentian Guru dan Tenaga Kependidikan

Menurut Rissky Wahyu Sap[utra S.E selaku Kepala Sekolah SDIT AL


HUDA tidak pernah ada pemberhentian guru maupun tenaga
kependidikan di SDIT AL HUDA. Pemberhentian guru maupun
tenaga kependidikan di SDIT AL HUDA hanya dilakukan apabila
yang ada yang meninggal dunia atau mengundurkan diri. Apabila ada
permasalahan terhadap personality seorang guru atau karyawan
maka solusi yang diambil
61

adalah dengan melakukan pendekatan, teguran, dan jika masalah atau


kesalahan yang dibuat oleh seorang guru memang cukup besar maka
jalan yang ditempuh adalah melakukan musyawarah dengan
melibatkan pengurus yayasan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Hamidah (Guru Kelas V), jarang sekali ada pemberhentian


guru maupun tenaga kependidikan di SDIT AL HUDA, biasanya yang
terjadi hanyalah pengunduran diri karena beberapa alasan.

Menurut Nisfatun Khalifah (Wakil kepala Sekolah), guru atau


karyawan di SDIT AL HUDA tidak ada yang diberhentikan namun
yang kerap terjadi adalah pengunduran diri.

Menurut Ibnu Rizqi (Guru Kelas VI), jarang ada pemberhentian untuk
guru maupun tenaga kependidikan di SDIT AL HUDA. Jika ada
masalah atau kesalahan yang dilakukan oleh seorang guru atau tenaga
kependidikan di SDIT AL HUDA maka langsung dimusyawarahkan
dan dibantu penyelesaiannya oleh Kepala Sekolah. Guru yang berhenti
dari SDIT AL HUDA biasanya adalah guru yang mengundurkan diri
atau karena dipindah tugaskan setelah mendapat SK Pegawai Negeri.

Menurut Nur Jannah, S.Pd.I (Guru Kelas I), sakit biasanya adalah hal
yang menjadi alasan guru itu diberhentikan.

4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan


Usaha pengurus yayasan dalam menyejahterakan kepala sekolah, guru,
dan tenaga kependidikan
62

Menurut Rusmiati, peran yayasan dalam menyejahterakan kepala


sekolah, guru dan tenaga kependidikan yaitu dengan menyetujui
kebijakan pemberian honor serta tunjangan yang diajukan oleh sekolah.
Pihak yayasan sendiri tidak memiliki kegiatan atau program khusus untuk
menyejahterakan kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan karena
semua itu diserahkan sepenuhnya oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah
SDIT AL HUDA sendiri memiliki kebijakan terbaru untuk
menyejahterakan guru dan karyawan selain pemberian honor atau gaji
bagi guru yang belum menjadi PNS yaitu dengan memberikan
asuransi/tunjangan hari tua.

Begitu pula dengan hasil wawancara dengan usth Elia Puspa, usaha
ketua yayasan dalam menyejahterakan Kepala Sekolah, guru, dan
karyawan yaitu dengan mengeluarkan kebijakan tentang system
penggajian, menyetujui pembiayaan untuk pengadaan diklat, serta system
kenaikan gaji ataupun jabatan. Sedangkan Kepala sekolah memiliki
program khusus untuk kesejahteraan guru dan karyawan, satu diantaranya
yaitu mengadakan pelatihan dan melakukan pembinaan untuk bidang-
bidang tertentu.

Khuriyah menambahkan, yayasan tidak memiliki kegiatan khusus


dalam hal kesejahteraan guru maupun karyawan, namun yayasan sangat
peduli dan selalu mengawasi pelaksanaan kegiatan di SDIT AL HUDA.
63

Sedangkan Kepala Sekolah memiliki tambahan program untuk


kesejahteraan guru dan karyawan yaitu dengan memberikan bonus seperti
tunjangan hari raya dan bonus akhir semester.

Menurut Alfiyan, usaha pengurus yayasan dalam menyejahterakan


Kepala Sekolah, guru dan karyawan yaitu dengan mengusahakan
bantuan-bantuan dari pihak luar instansi untuk sekolah baik untuk sarana
prasarana maupun untuk kesejahteraan guru maupun karyawan. Adapun
pelatihan-pelatihan yang diadakan di sekolah yaitu pelatihan kurikulum
2013 dan pelatihan tilawati.

Menurut Hamidah, ketua Yayasan memiliki program khusus untuk


menyejahterakan guru dan karyawan seperti memberikan tunjangan di
hari-hari tertentu, mengusahakan setiap guru untuk mendapatkan
sertifikasi, melakukan pelatihan-pelatihan, mengadakan kegiatan
silaturrahmi seperti arisan antar guru dan karyawan maupun refreshing.

Menurut Rifki, Kepala Sekolah juga sangat aktif dalam menjalin kerja
sama dengan beberapa penerbit buku sehingga beberapa pelatihan untuk
mengembangkan teknik mengajar guru pun mendapat dukungan dan
partisipasi dari beberapa penerbit.
64

Menurut Juwita, Ketua Yayasan menyerahkan sepenuhnya mengenai


program kesjahteraan guru dan karyawan kepada kepala sekolah atau
koordinator satuan pendidikan masing-masing.

5. Penentuan Kebijakan untuk Sekolah


Menurut Kepala Sekolah, teknis penentuan kebijakan untuk sekolah
dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama, Kepala sekolah
bersama dengan pengurus terkait seperti komite sekolah merencanakan
kebijakan atau peraturan baru yang juga dimusyawarahkan dengan guru-
guru. Tahap kedua, sekolah mengajukan konsep kebijakan tersebut
beserta hasil musyawarah kepada yayasan. Tahap akhir, yayasan yang
menentukan diteruskan atau tidaknya kebijakan tersebut.28

Menurut Umi Habibah, S.Pd, penentuan kebijakan untuk sekolah


biasanya dilaksanakan pada rapat tahunan yang melibatkan guru, kepala
sekolah, dan pengurus yayasan. Setelah dimusyawarahkan dalam rapat
tahunan, yayasan memiliki kewenangan penuh untuk mempertimbangkan
kebijakan yang telah dimusyawarahkan. yang terlibat dalam penentuan
kebijakan sekolah diantaranya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
Guru, Wali Murid, serta pengurus yayasan.29

Menurut Rizky Fadli (Tata Usaha), kebijakan baru yang sudah


disetujui oleh yayasan disahkan melalui penerbitan SK (Surat Keputusan)
dari pengurus yayasan.30

Menurut Ust. H. Damanhuri (Pengurus yayasan), kebijakan baru


biasanya diajukan oleh Kepala Sekolah dalam rapat dengan pengurus
yayasan. Kepala Sekolah menjelaskan konsep kebijakan baru beserta

28
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah (H.Syamsudin, S.Pd), 6 Februari 2017
29
Hasil Wawancara dengan guru (Umi Habibah, S.Pd), 7 Februari 2017
30
Hasil Wawancara dengan tenaga kependidikan (Rizky Fadli), 9 Februari 2017
65

manfaat serta mudharatnya. Setelah itu pengurus yayasan


mempertimbangkan dan kemudian mengeluarkan SK jika kebijakan baru
itu memang disetujui.31

6. Kegiatan dalam Meningkatkan Mutu Sekolah


Menurut Kepala Sekolah SDIT AL HUDA kegiatan yang
sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu sekolah yaitu
pengembangan input sekolah seperti guru dan siswa. Peningkatan
mutu dari sisi tenaga pendidik yaitu dengan mengembangkan
kemampuan mereka melalui pelatihan-pelatihan seperti seminar K13
yang bekerja sama dengan penerbit erlangga dan Depdikbud dan
Depag, Pengarahan tentang perlindungan anak yang mendapatkan
arahan langsung dari KPAI, pelatihan membaca/tilawah dengan
metode Qiraati yang kemudian akan diterapkan pula kepada siswa-
siswi di SDIT AL HUDA.

Menurut Rinawati, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan


oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah antara lain
dengan aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam sekolah maupun
luar sekolah. Selain itu melaksanakan beberapa kegiatan yang

31
Hasil Wawancara dengan KetuaYayasan (Usth. Elia Puspa), 6 Juni 2022
32
Hasil Wawancara Kepala Sekolah SDIT AL HUDA
66

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak baik dalam bidang


akademis maupun non akademis.33

Alfiyan menambahkan, Kepala Sekolah melakukan pelatihan


metode tilawati/standarisasi pengajaran Al-Quran bagi guru sehingga
kemampuan guru dalam segi tilawati menjadi meningkat dan dapat
diaplikasikan ketika mengajar.34

Saifullah juga menambahkan,Sekolah memiliki program


Tahfidz Qur’an bagi setiap siswa di SDIT AL HUDA. Sekolah
berharap setelah lulus dari SDIT AL HUDA, siswa menjadi seorang
anak yang memiliki bekal hafalan Al-Quran. Selain itu dalam
mengembangkan mutu sekolah tentunya semua program dirancang
sesuai dengan target dan visi misi SDIT AL HUDA. Yang telah
dilaksanakan sejauh ini yaitu dengan mengembangkan akhlakul
karimah, siswa lulusan SDIT AL HUDA mampu untuk membaca Al-
Quran, dan Hafal Juz 30 Al-Quran.35

Menurut Hamidah, selain menjalankan program yang sudah


ada dalam peningkatan mutu pendidikan, Kepala Sekolah juga selalu
mengadakan pembinaan dalam setiap rapat bulanan, hal itu juga
didukung dengan terus melakukan sharing kepada setiap guru maupun
wali kelas tentang perkembangan siswa. Yayasan sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi membimbing setiap pelaksanaan kegiatan sekolah
dan memberikan arahan terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan.36

Menurut Nur Jannah, yayasan menyerahkan otonomi penuh


kepada sekolah untuk mengadakan kegiatan peningakatan mutu.
33
Hasil Wawancara Guru (Rusmiati)
34
Hasil Wawancara Tata Usaha (Hidayat, S.Pd.I)
35
Hasil Wawancara Guru (Abdul Aziz)
36
Hasil Wawancara Guru (Masudah, S.Pd)
67

Dalam hal ini yayasan hanya mengawasi dan memberikan arahan


terkait pelaksanaanya. Kemudian, kegiatan peningkatan mutu yang
telah dilakukan oleh Kepala Sekolah diantaranya yaitu menyusun
semua program terkait dengan pengenalan kegiatan keagamaan,
mengikutsertakan siswa-siswi untuk lomba-lomba, serta bimbingan
ibadah dan pendalaman materi sehingga kelak terciptalah output yang
berkualitas.37

7. Hasil dan Manfaat yang Dirasakan


Menurut Kepala Sekolah SDIT AL HUDA Bapak Rissky Wahyu
Saputra S.E Input guru yang baik, serta input siswa yang juga baik
berdasarkan hasil seleksi yang cukup ketat, maka proses dan output SDIT
AL HUDA pun menjadi lebih baik dari sebelumnya. Banyak lulusan
yang masuk Pondok Pesantren favorit atau sekolah sekolah Menengah
Pertama Sederajat yang favorit

Menurut Nisfatun khalifah, Spd.Sd kegiatan peningkatan mutu


pendidikan yang dilakukan oleh Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah
beserta seluruh warga sekolah sangat berdampak positif. Sekolah lebih
banyak diminati dan timbul kepercayaan masyarakat terhadap SDIT AL
HUDA.
Menurut Rinawati Spd.Sd beberapa hal yang juga menjadi hasil dari
peningkatan mutu pendidikan dan peran ketua yayasan didalamnya antara
lain bertambahnya ilmu para guru dan tenaga kependidikan sebab
mengikuti beberapa seminar dan pelatihan serta dapat diterapkan di
sekolah sehingga proses belajar mengajar pun menjadi lebih inovatif dan
lebih kreatif.
Menurut Hamidah, adanya peningkatan kualitas pada guru dan juga
membuat guru menjadi lebih termotivasi dalam kegiatan belajar

37
Hasil Wawancara Guru (Nisfatun Khalifah)
68

mengajar juga menjadi hasil yang positif dalam peningkatan mutu


pendidikan.
Adapun menurut Rhoudhotul jannah, selain dampak positif yang juga
dikatakan sebagai hasil adalah kemampuan siswa yang mengalami
peningkatan usai guru diberikan modal pelatihan dan ditingkatkan
kemampuannya, tentu saja ini semua akan berdampak pada prestasi
sekolah.
Menurut Juwita, siswa pun menjadi lebih disiplin dan mandiri, proses
KBM menjadi lebih efektif, dan interaksi antar siswa menjadi semakin
baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sangat
banyak manfaat yang dirasakan dari usaha pengurus yayasan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Manfaat tersebut dirasakan hampir oleh
setiap guru dan tenaga kependidikan di SDIT AL HUDA. Pelatihan
maupun seminar yang dilakanakan oleh Pengurus Yayasan dan Kepala
sekolah berdampak pada meningkatnya kempuan guru-guru di SDIT AL
HUDA, kualitas KBM menjadi lebih kreatif dan inovatif, adanya dampak
positif yang dirasakan oleh peserta didik, serta membuat SDIT AL HUDA
menjadi lebih dipercaya masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun
masyarakat lainnya di luar wilayah SDIT AL HUDA.
8. Hambatan Peningkatan Mutu Sekolah
Hambatan Peningkatan Mutu Sekolah
Hambatan dalam peningkatan mutu Pendidikan merupakan sesuatu
yang pasti ditemui. Hambatan bisa datang dari luar dan juga dalam satuan
Pendidikan.
Menurut Kepala Sekolah Bpk. Rissky wahyu saptra S.E Hambatan
pasti ada dalam segala hal, yang menjadi kendala di kami adalah dana,
sumber daya, dan juga karakter guru yang terkadang sulit untuk kita ajak
untuk bergerak maju untuk kebaikan bersama.
69

Begitu pula dengan yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Usth Elia
Puspa, “Pendanaan adalah masalah yang selalu ada di sekolah karena ini
kan Yayasan, tidak ada donatur pasti. Jadi semua swadaya sendiri, tentunya
juga ada bantuan dari pemerintah seperti BOS”.

Upaya Ketua Yayasan dalam Mengatasi Hambatan Peningkatan Mutu

Menurut Usth. Elia Puspa upaya yang dilakukan yaitu subsidi silang dengan
orang tua yang mampu selain itu juga meminta bantuan dari pemerintah
dalam segala hal bisa berupa BOS atau juga bantuan bahan
ajar dari penerbit seperti buku, alat peraga dll.

B. Temuan Hasil Penelitian


Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis maka dapat diketahui ada
beberapa hal yang dapat dipahami bahwa dalam meningkatkan mutu
pendidikan dibutuhkan campur tangan seluruh pihak penyelenggara
pendidikan khususnya pemangku jabatan tertinggi. Dalam sebuah yayasan
pendidikan yang memiliki beberapa sub satuan pendidikan yang memegang
peranan penting adalah Kepala Sekolah. Menurut penulis, peran yayasan
dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu :

1. Penentu Kebijakan
Kebijakan-kebijakan yang direncanakan oleh Kepala Sekolah
beserta jajarannya di setiap satuan pendidikan tentunya harus
berdasarkan persetujuan dari pengurus yayasan.

2. Pengambil Keputusan.
Dalam hal rekruitmen, mutasi, pengangkatan jabatan kepala
sekolah yayasan merupakan pihak pengambil keputusan tertinggi.
70

Diterima atau tidaknya calon pendidik di satuan pendidikan, kriteria


pengangkatan kepala sekolah, pemberhentian seorang karyawan, sampai
dengan mutasi seorang guru atau tenaga pendidik.

3. Pembimbing, Pengarah, Pembina, dan Penasehat.


Untuk mendukung tercapainya visi dan misi MI Fatahillah,
pengurus yayasan memiliki peranan membimbing, mengarahkan dan
membina kepala sekolah, para pendidik dan tenaga kependidikan. Selain
itu juga pengurus yayasan berperan sebagai penasehat atas segala
kebijakan dan langkah yg hendak diambil oleh Kepala Sekolah dalam
menjalankan roda pendidikan dan juga dalam mencapai visi dan misi MI
Fatahillah.
71

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan di MI Fatahillah tentang
Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan pada tahun 2017 dapat
diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan terseburt dipaparkan sebagai
berikut :
1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, yayasan memiliki peran sebagai
pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan peningkatan mutu
pendidikan. Yayasan berperan sebagai motor keberlangsungan berjalannya
Pendidikan di sekolah.
2. Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah dimotori oleh Kepala
Sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah meliputi 3 hal yaitu
input, proses, dan output. Ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain, tanpa
input dan proses pembelajaran yang bagus maka output yang dihasilkan oleh
sebuah lembaga pendidikan juga tidak akan maksimal.
3. Banyak hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan, namun semua itu
dapat diatasi oleh kerja sama dan partisipasi dari semua pihak yang ada dalam
sekolah. Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, serta tenaga pendidik dan
kependidikan harus bersinergi untuk mengatasi masalah atapun persoalan
yang menjadi hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan.

B. Saran-saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan di atas, maka penulis
menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa
yang akan datang, khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan MI
72

Fatahillah dan Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” pada umumnya


sebagai berikut :
1. Pengurus Yayasan harus membuat SOP rekruitmen, mutasi, rotasi dan
pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan guna
meningkatkan kualitas input seperti yang diharapkan.
2. Pengurus Yayasan harus mempertahankan hubungan baik dengan
sekolah tiap satuan pendidikan dengan terus memantau dan
membimbing kepala sekolah serta guru-guru dalam hal pelaksanaan
pendidikan dan pencapaian visi misi sekolah.
3. Kepala Sekolah harus meningkatkan koordinasi dengan pengurus
yayasan dalam menyusun kebijakan-kebijakan serta meningkatkan
koordinasi dalam hal mengatasi hambatan-hambatan dalam pencapaian
visi dan misi MI Fatahillah guna meningkatkan mutu pendidikan di MI
Fatahillah menjadi semakin baik lagi.
4. Kepala Sekolah beserta seluruh tenaga pendidik dan kependidikan harus
menjaga kualitas dan akreditasi yang sudah didapatkan untuk
menciptakan output dari MI Fatahillah yang lebih baik lagi.
73

Daftar Pustaka

Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya


Nusa.2009

Sumarsan,Thomas.Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan


Pengukuran Kinerja.Jakarta: PT Indeks.2013

Engkoswara, Aan Komariah.Administrasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.2012

Prihantoro, C. Rudy.Konsep Pengendalian Mutu.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.2012

Haryati, Sri.Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan


Madrasah Melalui Proses Akreditasi.Medan:Jurnal Ragam. Vol 12 No. 3
Desember 2012
Sallis, Edward. Total Quality Management in Education.Jogjakarta: IRCiSoD.2008

Sudadio.Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Banten


melalui Manajemen Berbasis Sekolah.Banten: Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. Tahun 16, Nomor 2.2012

Hanik, Umi.Implementasi Total Quality Management dalam Peningkatan Kualitas


Pendidikan.Semarang: RaSAIL Media Group.2011

Henryanto, Eko, BN Marbun.Pengendalian Mutu Terpadu.Jakarta: PT Pustaka


Binaman Pressindo.1993

Bush,Tony.Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan.Jogjakarta: IRCiSoD.2012


Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.1989

Usman, Husaini.Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta: Bumi


Aksara.2006

Azizah, Ayu Nur.Skripsi: Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak


Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi.Jakarta.2014
74

LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Observasi

Variabel Dimensi Sub Dimensi


Peran Yayasan Kegiatan 1. Tupoksi pengurus Yayasan dalam
Yayasan pelaksanaan upaya peningkatan mutu
2. Bentuk kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh Yayasan kepada Kepala
Sekolah
3. Bentuk kegiatan pengurus yayasan
dalam membina kepala sekolah, guru,
dan siswa
Peningkatan Mutu Upaya 1. Bentuk kegiatan pelaksanaan program-
Pendidikan Sekolah dalam program sekolah.
Peningkatan 2. Bentuk kepemimpinan yang dilakukan
Mutu oleh Kepala Sekolah
Pendidikan 3. Bentuk pendekatan Kepala Sekolah
terhadap guru dan siswa
75

Lampiran 2

Daftar Ceklist Studi Dokumentasi

No. Dokumen Ada Tidak Ket.

SK Pengangkatan Sebagai
1
Pengurus Yayasan
2 Akte Yayasan
3 Data Kepala Sekolah
4 Data Guru
Dokumen Program Peningkatan
5
Mutu Sekolah
Dokumen Rencana Peningkatan
6
Mutu Sekolah
Dokumen Pelaksanaan Kegiatan
7
Peningkatan Mutu Sekolah
Dokumen rencana kegiatan
8 Yayasan dalam peningkatan
mutu sekolah.
Data Prestasi Sekolah, Siswa,
9
dan Guru
76

Lampiran 3
Pedoman Wawancara

A. Untuk Kepala Madrasah


1. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?
b) Bagaimana tknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?
2. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?
b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?
c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?
3. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga
khusus/otonomi sekolah)
a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh
sekolah/yaysan/lembaga khusus?
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru dan karyawan?
5. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
6. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan
mutu sekolah.
77

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan


dalam meningkatkan mutu sekolah?
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah?
7. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan?
8. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk
menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
9. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang
anda ketahui?
10. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan?
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan
di sekolah?
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
78

B. Untuk Guru/Tenaga Kependidikan


1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru dan karyawan?
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan
mutu sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan
dalam meningkatkan mutu sekolah?
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah?
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan?
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
79

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk


menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang
anda ketahui?
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan?
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan
di sekolah?
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
80

C. Untuk Pengurus Yayasan


1. Pengangkatan/pergantian Pengurus Yayasan
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan pengurus Yayasan?
b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian pengurus Yayasan?
2. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?
b) Bagaimana tknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?
3. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?
b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?
c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?
4. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga
khusus/otonomi sekolah)
a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh
sekolah/yaysan/lembaga khusus?
5. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru dan karyawan?
6. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
7. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan
mutu sekolah.
81

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan


dalam meningkatkan mutu sekolah?
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah?
8. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan?
9. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk
menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
10. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang
anda ketahui?
82

Lampiran 4

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah Jakarta Selatan

Nama : H. Syamsudin, S.Pd


Tanggal : 6 Februari 2017
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

1. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah


a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?
Jawaban : Penunjukan langsung oleh pengurus Yayasan, untuk
periode sama saja seperti sekolah-sekolah lainnya 5 tahun, namun
di Yayasan ini karena masih menggunakan azas kekeluargaan dan
juga milik keluarga jadi penunjukannya biasanya secara langsung
tanpa harus melakukan serangkaian test.
b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?
Jawaban : Pengangkatan, pemberhentian atau dipindah tugaskan ke
satuan Pendidikan milik Yayasan yang lainnya semua berasal dari
penunjukan langsung pengurus Yayasan, tentunya berdasarkan
dengan beberapa penilaian yang dimiliki oleh para pengurus
Yayasan. Sebagai guru/karyawan kita selalu siap ditunjuk dan siap
ditugaskan di satuan Pendidikan mana saja.
2. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?
Jawaban: Seperti di tempat-tempat lainnya, setelah diumumkan
bahwa ada kebutuhan dalam suatu bidang pasti kita akan
umumkan lalu calon guru bisa mengirimkan lamaran kepada kami.
Kemudian lamaran tersebut akan kami cek dari segi administrasi
83

dan juga kita lakukan beberapa tes seperti psikotest, tes tertulis,
sampai dengan micro teaching, lalu hasilnya kami laporkan kepada
pihak Yayasan. Untuk keputusan diterima atau tidaknya itu
kewenangan dari pengurus Yayasan sesuai dengan kriteria yang
dimiliki oleh pengurus Yayasan.
b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?
Jawaban: Untuk di MI Fatahillah ini bahkan setahu saya pun di
satuan Pendidikan Yayasan yang lain tidak ada
pemecatan/pemberhentian secara langsung kepada guru. Biasanya
guru bisa mengajar sampai dengan beliau meninggal dunia, sakit,
mengundurkan diri, atau menjadi PNS dan dipindah tugaskan ke
sekolah lain. Jika ada masalah yang mengharuskan seorang guru
atau karyawan diberhentikan itu pasti kita selesaikan dulu secara
musyawarah mufakat karena ini kan Yayasan keluarga jadi luwes
saja. Tetapi, semua pasti ada prosedurnya, biasanya kita bicarakan
lalu jika tidak selesai juga masalahnya bisa kita pertimbangkan
untuk kedepannya.
c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?
Jawaban: Kalau mutasi guru ini urusan intern Yayasan,
berdasarkan yang sudah pernah terjadi, adanya mutasi biasanya
dilakukan jika ada satuan Pendidikan yang memiliki kekosongan
posisi guru lalu jika dilihat ada guru di satuan Pendidikan lain
yang memiliki kemampuan di bidang tersebut dan posisi awalnya
bisa diisi oleh guru di satuan Pendidikan yang sama maka biasanya
dipindahkan, seperti itu. Itu semua kebijakan Yayasan.
3. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga
khusus/otonomi sekolah)
a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh
sekolah/yaysan/lembaga khusus?
84

Jawaban : Sistem keuangan sekolah semua dikelola oleh sekolah


(otonomi sekolah) namun jelas harus dilaporkan ke pengurus
Yayasan per semester.
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Yayasan memiliki kebijakan mulai tahun ini
diberlakukan tunjangan hari tua, kemudian bulan Ramadhan
diberikan bingkisan, THR, dan bulan Idul Adha pun diberikan
tunjangan. Kalau dari sekolah kita mengadakan pelatihan-pelatihan
yang sifatnya bukan dari segi keuangan seperti pelatihan KB,
KTSP, K13.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru dan karyawan?
Jawaban : Tidak ada, programnya hanya tadi yang saya sebutkan
diberlakukan tunjangan hari tua, kemudian bulan Ramadhan
diberikan bingkisan, THR, dan bulan Idul Adha pun diberikan
tunjangan
5. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Pertama Kepala Sekolah dan guru merencanakan jika
memang mau dibuat sebuah kebijan baru. Lalu diajukan ke pihak
Yayasan. Biasanya nanti Yayasan memanggil pihak sekolah untuk
diajak musyawarah, barulah nanti pengurus Yayasan memutuskan
disetujui atau tidak pembuatan kebijakan baru tersebut.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan
sekolah? Jawaban : Komite sekolah, guru, dan pengurus
yayasan
85

6. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan


mutu sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan
dalam meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Kalau kegiatan seperti program secara langsung sih
tidak ada, namun pengurus Yayasan memiliki kriteria khusus
dalam rekruitmen guru. Kita lihat kemampuan dan akhlaknya, lalu
dalam pelaksaan kegiatan belajar mengajar sehari-hari pun
pengurus selalu mengawasi dan membimbing para guru, guru
diberikan ruang untuk bicara, berkeluh kesah, menyampaikan apa
yang menjadi kendala dalam KBM dan lain sebagainya sehingga
input input dalam upaya kita meningkatkan mutu MI Fatahillah ini
dapat lebih baik.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Dalam menyeleksi siswa kita memiliki beberapa test
seperti test menulis, membaca (umum/dalam Bahasa Indonesia dan
agama/huruf hijaiyah), dan menggambar. Untuk guru dan tenaga
kependidikan kita mengadakan pelatihan-pelatihan seperti KBK,
KTSP, Seminar K13, mengikutsertakan guru-guru mengikuti
seminar K13 dari Depag, pengarahan KPAI tentang perlindungan
anak, dan yang masih kita terapkan sampai sekarang adalah
pelatihan membaca/tilawah dngan metode tilawati (khusus guru
dan karyawan).
7. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan?
86

Jawaban : Hasilnya jelas, input guru semakin baik, input siswa


juga baik, proses Pendidikan berjalan dengan baik, sehingga output
lulusan kami juga baik dan terus meningkat prestasinya dari tahun
ke tahun.
8. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Hambatan pasti ada dalam segala hal, yang menjadi
kendala di kami adalah dana, sumber daya, dan juga karakter guru
yang terkadang sulit untuk kita ajak untuk bergerak maju untuk
kebaikan bersama.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk
menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Kalau masalah dana biasanya ya dari bantuan
pemerintah, bisa disiasati juga dengan bantuan dari pihak penerbit
untuk buku dan bahan ajar, serta bantuan dari komite atau orang
tua. Sedangkan kalua untuk mengatasi karakter guru biasanya kita
melakukan pendekatan, diskusi antar guru, mengadakan rapat
intern dengan pengurus Yayasan.
9. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang
anda ketahui?
Jawaban : Untuk tahun ajaran 2017/2018 kita mau mengadakan
review K13 untuk aspek penilaian dan juga melakukan review IT
untuk guru-guru.
10. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan?
87

Jawaban : Pengawasan 1 kali dalam seminggu, mengadakan


pembinaan dan membimbing guru. Kemudian pengurus Yayasan
terjun langsung dalam memimpin tadarus siswa siswa kelas VI.
Kemudian Rapat awal tahun ajaran baru, buka puasa bersama serta
pengarahan kedisiplinan dan dedikasi guru.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan
di sekolah?
Jawaban : Ya, Yayasan yang memiliki kewenangan menyetujui
atau tidaknya rancangan kebijakan yang sudah kita ajukan.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Yayasan selalu datang setiap minggu ke sekolah
minimal satu kali, dalam kunjungannya pasti ada dialog, arahan,
serta bimbingan baik dengan kepala sekolah, guru, bahkan dengan
siswa.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Kepala Madrasah Penulis


H. Syamsudin, S.Pd Ismi Farhana
88

Lampiran 5
Hasil Wawancara dengan Pengurus Yayasan Pendidikan Fatahillah
Nama : Ust. H. Damanhuri
Lokasi : Kediaman Ust. H. Damanhuri

1. Pengangkatan/pergantian Pengurus Yayasan


a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan pengurus Yayasan?
Jawaban : Yayasan ini adalah milik keluarga. Pengurus Yayasan
semua masih dalam ikatan keluarga. Untuk pengangkatan
pengurus Yayasan biasanya dilakukan musyawarah untuk melihat
dan menentukan siapa yang memiliki kemampuan untuk mengurus
Yayasan Fatahillah ini. Tentu yang memiliki tanggung jawab dan
kemampuan untuk melakukannya. Tidak sembarang mengangkat
juga.
b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian pengurus Yayasan?
Jawaban : Jika ada pengurus Yayasan yang sakit keras sampai
tidak bisa bangun dari tempat tidur baru kita melakukan
penggantian, tapi selama pengurus sehat itu tidak ada penggantian
kecuali ya mengundurkan diri karena sakit keras atau meninggal
dunia.
2. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?
Jawaban : Ditunjuk secara langsung oleh pengurus Yayasan.
Sebelumnya kita lihat dulu siapa-siapa saja yang memiliki
kemampuan untuk menjadi kepala sekolah kita kerucutkan lalu
pengurus melakukan musyawarah kemudian nanti kita panggil
yang bersangkutan untuk ditanyakan kesiapannya jika diangkat
menjadi Kepala Sekolah.
89

b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?


Jawaban : Kita nilai bagaimana kinerjanya selama memimpin
madrasah, apakah mengalami peningkatan atau penurunan prestasi.
Jika memang mengalami peningkatan selama yang bersangkutan
masih bersedia untuk memimpin ya kita tidak ganti. Tetapi kalua
ada penurunan kualitas tentu kita pertimbangkan kembali.
3. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?
Jawaban: Pengangkatan guru biasanya Kepala Sekolah melapor
kalua ada kekosongan posisi, setelah itu mereka membuka
lowongan dan menerima lamaran lalu diadakan test dan dilaporkan
ke pengurus hasilnya nanti kita pertimbangkan baik buruknya.
b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?
Jawaban: Tidak ada pemberhentian kecuali mengundurkan diri,
sakit atau wafat. Karna jika ada masalah pasti bisa kita bicarakan
baik-baik.
c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?
Jawaban: Kalau mutasi guru tergantung mana yang lagi butuh saja,
MI atau MTs atau SMA atau TK kita lihat kebutuhannya. Jika bisa
di mutasi atau rotasi kita lakukan.
4. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga
khusus/otonomi sekolah)
a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh
sekolah/yaysan/lembaga khusus?
Jawaban : Sistem keuangan sekolah semua dikelola oleh sekolah,
yang mengatur semuanya juga sekolah tinggal nanti dilaporkan
saja ke pengurus Yayasan setiap semesternya.
5. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,
pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
90

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan


Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : untuk kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan karyawan
sebetulnya itu kebijakan dari sekolah, namun kita sebagai
pengurus tentu mendorong program-program dimana program
tersebut bisa menjadi pacuan serta motivasi guru agar bekerja lebih
baik lagi, kita hargai jasa mereka.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan
Kepala Sekolah, guru dan karyawan?
Jawaban : Tidak ada program khusu, tetapi kita selalu mendukung
apa saja program-program sekolah dalam hal kesejahteraan.
6. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Kebijakan sekolah dirancang oleh sekolah, guru, dan
juga komite. Ketika sudah ada rancangan diserahkan ke pengurus
Yayasan nanti kita musyawarahkan bersama-sama.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Komite sekolah, guru, Kepala Sekolah dan pengurus
yayasan
7. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan
mutu sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan
dalam meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Kegiatan khusus tidak ada dari Yayasan karena kami
lebih kepada membina, mengarahkan, dan membimbing. Dalam
hal peningkatan mutu Pendidikan tentu kami mengarahkan
bagaimana segala proses rekruitmen dilakukan secara selektif guna
mendapatkan input-input unggul, membimbing dalam
91

melaksanakan program-program sekolah dalam upaya


meningkatkan mutu Pendidikan.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Menyejahterakan guru, melakukan rekruitmen siswa dan
guru secara terstruktur dan selektif, melaksanakan program-
program peningkatan prestasi dan kemampuan siswa, pelatihan-
pelatihan
8. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan
kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan?
Jawaban : Proses belajar mengajar dan penyelenggaraan
Pendidikan berjalan dengan lancar.
9. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendanaan adalah masalah yang selalu ada di madrasah
karena ini kan Yayasan keluarga, tidak ada donatur pasti. Jadi
semua swadaya orang tua, tentunya juga ada bantuan dari
pemerintah seperti BOP.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk
menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Kalau masalah dana biasanya ya dari bantuan
pemerintah, bisa disiasati juga dengan bantuan dari pihak penerbit
untuk buku dan bahan ajar, serta bantuan dari komite atau orang
tua. Sedangkan kalua untuk mengatasi karakter guru biasanya kita
melakukan pendekatan, diskusi antar guru, mengadakan rapat
intern dengan pengurus Yayasan.
10. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
92

b) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang


anda ketahui?
Jawaban : Jika nanti bisa kita ingin menambah kelas modern, ingin
juga membuka sistem boarding jadi akhlak dan kepribadian anak-
anak bisa lebih matang dari segi agama.
11. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan?
Jawaban : Mengawasi, membimbing, mengarahkan Kepala
Sekolah maupun guru-guru dalam penyelenggaraan Pendidikan.
Terjun langsung membaur bersama siswa-siswi kelas VI dalam
kegiatan tadarus. Selalu membuka diri untuk Kepala Sekolah
ataupun guru jika memiliki masalah ataupun hanya sekedar ingin
berdiskusi.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan
di sekolah?
Jawaban : Ya, kita nanti yang akan menentukan penetapan sebuah
kebijakan atau peraturan di sekolah.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Kami memantau bagaimana proses belajar mengajar
berjalan. Setiap seminggu sekali kita pasti tinjau. Jika ada yang
terasa mengganjal akan kami musyawarahkan.
93

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Pengurus I Penulis
H. Damanhuri Ismi Farhana
94

Lampiran 6

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Rusmiati, S.Pd.I


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Prosesnya ada test, yang terdiri dari psikotes, test tulis, micro
teaching. Selaain ada test juga ada seleksi administrasi
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Ingin menjadikan madrasah ini lebih baik lagi. Memajukan dan
mengembangkan madrasah.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Di sekolah ini selama saya mengajar belum pernah ada
pemecatan kecuali sakit keras dan wafat.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Hanya PNS mungkin yah, belum pernah ada yang dimutasi atau
dipindahkan setahu saya.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Diberikan honor yang layak dan tunjangan hari tua.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
95

Jawaban : Kalau dari Yayasan yang terlihat sih belum ada, kalua dari
kepala sekolah ada tunjangan hari tua.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Pertama, ada rapat pertemuan antara guru dan sekolah. Kedua,
mengajukan hasilnya ke pihak Yayasan. Ketiga, nanti Yayasan
memberikan hasil diterima atau tidaknya hasil rapat tersebut.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Yayasan dan Kepala Sekolah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Lebih memperhatikan kesejahteraan guru
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan dan mengembangkan
kemampuan anak terutama dalam bidang agama.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Ada, sekolah lebih banyak peminatnya dan juga adanya
kepercayaan dari masyarakat.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Orang tua yang tidak mendukung program sekolah, keuangan,
dan waktu.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
96

Jawaban : Melakukan interaksi, melakukan rapat, dan memberikan


pengarahan.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
Jawaban : Penerimaan siswa baru dengan tes yang lebih matang dari tahun
sebelumnya.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : Mengontrol satu minggu sekali, mengajar (memimpin tadarus),
dan juga melakukan interaksi langsung.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Ya, yayasanlah yang menyetujui atau tidak kebijakan/peraturan
baru.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Biasanya kalua ada hal yang perlu disampaikan beliau
memanggil kita untuk berbicara, kemudian jika ada kendala atau
hambatan diberikan arahan serta solusi penyelesaiannya.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Rusmiati, S.Pd.I Ismi Farhana
97

Lampiran 7
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Tuti Yuhana, S.Pd.I


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang
pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan
Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Ingin ilmu lebih bermanfaat untuk sekolah dan masyarakat.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau
mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Mutasi PNS lalu kalua antara madrasah dimutasi diihat
kualitasnya.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Menyetujui untuk adanya pelatihan di sekolah,
mengikutsertakan dalam pelatihan di luar minimal satu tahun sekali.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
98

Jawaban : Tidak ada, kalua Kepala Sekolah memberikan tunjangan,


mengusahakan sertifikasi, pelatihan, melalui arisan guru, mengadakan
refreshing.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Diadakan rapat kemudian diusulkan ke
Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Kepala Sekolah, guru, Yayasan, wali kelas, dan komite sekolah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan, refreshing, dan memperhatikan kesejahteraan guru.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Mengadakan pelatihan-pelatihan serta meningkatkan
kesejahteraan guru.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Bertambah meningkat kemampuan guru dan siswanya.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Karakter anak yang beragam dan latar belakang yang berbeda-
beda.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan
orangtua.
99

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.


a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
Jawaban : meningkatkan pembentukan karakter anak.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : memberikan pengawasan/kontrol kegiatan. Hadir dalam rapat,
dan melakukan pembinaan.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya jelas, mereka decision maker.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Interaksi dengan guru langsung, menyerahkan otonomi sekolah
tetapi tetap mengontrol.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Tuti Yuhana, S.Pd.I Ismi Farhana
100

Lampiran 8
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Nurmala, S.Pd.I


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang
pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan
Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Ingin mencerdaskan anak bangsa, ingin membina akhlak, ingin
anak cerdas dan berakhlakul karimah.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau
mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
101

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?


Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat
dengan Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan
sekolah? Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan, pembinaan.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Bisa dapat lebih baik lagi dalam mengajar serta dapat
menggunakan metode belajar al-quran yang baik yaitu model tilawati.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan
orangtua.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
102

Jawaban : Belajar keluar (outing, outbond, study tour), mengadakan


market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan? Jawaban : Mengawasi ke sekolah.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan kebijakan
sekolah..
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap
mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Nurmala, S.Pd.I Ismi Farhana
103

Lampiran 9
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Umi Habibah, S.Pd.


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Seleksi surat lamaran. Kemudian test yang terdiri dari psikotest,
keguruan, serta latar belakang Pendidikan.
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Madrasah harus dikembangkan dan ingin mengabdi di
madrasah dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit, meninggal
dunia atau mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah,
selama ini belum ada mutase di lingkungan beda satuan Pendidikan.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Yayasan biasanya menyerahkan ke koordinator masing-masing
dalam hal ini.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
104

Jawaban : Tidak, namun kepala sekolah memberikan tunjangan untuk hari


raya, mengadakan refreshing, memberikan tunjangan hari tua, dan
melakukan pelatihan-pelatihan.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Dibahas dalam rapat tahunan dan disahkan kemudian oleh
Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Yayasan, Guru, dan
wali murid.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Menyetujui pelatihan yang diadakan di sekolah.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : pembinaan berkala, kontrol atau terjun langsung dalam
pelaksanaan setiap program, peneguran langsung jika ada yang tidak
sesuai, lalu melakukan test penerimaan siswa dengan selektif.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Perubahan kedisiplinan, proses KBM semakin baik, interaksi
siswa juga semakin baik.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Kemampuan SDM, Dana, dan waktu untuk pelatihan.
105

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan


hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Mencari waktu yang dapat digunakan untuk pelatihan maupun
pembinaan serta mengusahan selalu ada pelatihan guru.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
Jawaban : Merencanakan memperluas kelas untuk menambah daya
tampung,pendalaman materi, membina siswa yang lemah, dan menambah
jam PM.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : Mengawasi atau mengontrol satu minggu satu kali, kunjungan
kelas, pemeriksaan laporam sekolah dan melakukan interaksi dengan guru.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya, menerima dan menyetujui kebijakan/peraturan.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Selalu mengarahkan dalam setiap kegiatan/pelaksanaan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Umi Habibah, S.Pd Ismi Farhana
106

Lampiran 10
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Siti Suroyah


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang
pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan
Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Senang dengan anak-anak, dan ingin mentransfer ilmu.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau
mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
107

Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat


dengan Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan, Kepala Sekolah, Pembina
madrasah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan, pembinaan dalam forum khusus, haflah akhir tahun
ajaran.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Adanya peningkatan dalam bidang akademik. Bisa dapat lebih
baik lagi dalam mengajar serta dapat menggunakan metode belajar al-
quran yang baik yaitu model tilawati.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang,
hubungan antar guru, dan sumber daya.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan
orangtua.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
108

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda


ketahui?
Jawaban : Seminar, pelatihan-pelatihan, motivasi, Belajar keluar,
mengadakan market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan? Jawaban : Mengawasi ke sekolah.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan apa yang sudah
dirumuskan.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap
mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Siti Suroya Ismi Farhana
109

Lampiran 11
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : T. Sri Sunarni


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara. Lalu
tunggu panggilan
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : ingin mentransfer ilmu yang dimiliki, ingin mengabdi pada
madrasah dan mencerdaskan anak bangsa.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau
mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Mutasi PNS lalu kalua antara madrasah dimutasi diihat
kualitasnya.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Menyetujui untuk adanya pelatihan di sekolah,
mengikutsertakan dalam pelatihan di luar minimal satu tahun sekali.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
110

Jawaban : Tidak ada, kalua Kepala Sekolah memberikan tunjangan,


mengusahakan sertifikasi, pelatihan, melalui arisan guru, mengadakan
refreshing.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Diadakan rapat kemudian diusulkan ke
Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Kepala Sekolah, guru, Yayasan, wali kelas, dan komite sekolah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan, refreshing, dan memperhatikan kesejahteraan guru.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Mengadakan pelatihan-pelatihan serta meningkatkan
kesejahteraan guru.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Bertambah meningkat kemampuan guru dan siswanya.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Karakter anak yang beragam dan latar belakang yang berbeda-
beda.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan
orangtua.
111

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.


a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
Jawaban : meningkatkan pembentukan karakter anak.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : memberikan pengawasan/kontrol kegiatan. Hadir dalam rapat,
dan melakukan pembinaan.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya jelas, mereka decision maker.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Interaksi dengan guru langsung, menyerahkan otonomi sekolah
tetapi tetap mengontrol.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
T. Sri Sunarni Ismi Farhana
112

Lampiran 12
Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Abdul Aziz, S.Pd.I


Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?
Jawaban : Prosesnya ada test, yang terdiri dari psikotes, test tulis, micro
teaching. Selaain ada test juga ada seleksi administrasi
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Mengembangkan ilmu yang dimiliki, dan mentranfer ilmu
kepada siswa-siswa.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Di sekolah ini selama saya mengajar belum pernah ada
pemecatan kecuali sakit keras dan wafat.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Hanya PNS mungkin yah, belum pernah ada yang dimutasi atau
dipindahkan setahu saya.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : Diberikan honor yang layak dan tunjangan hari tua.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
113

Jawaban : Kalau dari Yayasan yang terlihat sih belum ada, kalua dari
kepala sekolah ada tunjangan hari tua.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Pertama, ada rapat pertemuan antara guru dan sekolah. Kedua,
mengajukan hasilnya ke pihak Yayasan. Ketiga, nanti Yayasan
memberikan hasil diterima atau tidaknya hasil rapat tersebut.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan
sekolah? Jawaban : Yayasan dan Kepala Sekolah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Lebih memperhatikan kesejahteraan guru
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan dan mengembangkan
kemampuan anak terutama dalam bidang agama.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Ada, sekolah lebih banyak peminatnya dan juga adanya
kepercayaan dari masyarakat.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Orang tua yang tidak mendukung program sekolah, keuangan,
dan waktu.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
114

Jawaban : Melakukan interaksi, melakukan rapat, dan memberikan


pengarahan.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda
ketahui?
Jawaban : Penerimaan siswa baru dengan tes yang lebih matang dari tahun
sebelumnya.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : Mengontrol satu minggu sekali, mengajar (memimpin tadarus),
dan juga melakukan interaksi langsung.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Ya, yayasanlah yang menyetujui atau tidak kebijakan/peraturan
baru.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : Biasanya kalua ada hal yang perlu disampaikan beliau
memanggil kita untuk berbicara, kemudian jika ada kendala atau
hambatan diberikan arahan serta solusi penyelesaiannya.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Abdul Aziz, S.Pd.I Ismi Farhana
115

Lampiran 13

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Khuriyah
Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru
a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini
? Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test.
b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?
Jawaban : Senang dengan anak-anak, ingin beramal, mencari pahala, dan
ingin mentransfer ilmu.
2. Pemberhentian/mutase guru
a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?
Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau
mengundurkan diri.
b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?
Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.
3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,
beasiswa dan kesejahteraan lainnya)
a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru, dan karyawan?
Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.
b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala
Sekolah, guru dan karyawan?
Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.
4. Penentuan kebijakan untuk sekolah
a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?
116

Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat


dengan Yayasan.
b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?
Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan, Kepala Sekolah, Pembina
madrasah.
5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu
sekolah.
a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan, pembinaan dalam forum khusus, haflah akhir tahun
ajaran.
b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah?
Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.
6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.
a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan
pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?
Jawaban : Adanya peningkatan dalam bidang akademik. Bisa dapat lebih
baik lagi dalam mengajar serta dapat menggunakan metode belajar al-
quran yang baik yaitu model tilawati.
7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.
a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang,
hubungan antar guru, dan sumber daya.
b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan
hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?
Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan
orangtua.
8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.
117

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda


ketahui?
Jawaban : Seminar, pelatihan-pelatihan, motivasi, Belajar keluar,
mengadakan market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.
9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan
Pendidikan.
a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?
Jawaban : Mengawasi ke sekolah.
b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di
sekolah?
Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan apa yang sudah
dirumuskan.
c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk
melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?
Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap
mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis
Khuriyah Ismi Farhana
118

Lampiran
14
Data Guru MI Fatahillah Jakarta

No Nama Kategori Pendidikan

1 Syamsudin, S.Pd Kepsek S1


2 Abd. Manan, S.Pd Guru S1
3 H. M. Zainuddin Guru Pondok
4 Syarifuddin Guru SP IAIN
5 Abdulloh Guru PGAN
6 M. Thohir Guru SPGN
7 Hj. Oom Romlah, S,Ag Guru S1
8 Nurhasah Guru D2
9 Hj. Tuti Yuhana, S.Pd.I Guru S1
10 Silfiyah, S.Pd.I Guru S1
11 Dra. Nurfauziah Guru S1
12 Mas’udah, S.Pd Guru S1
13 Dra. Siti Masyitoh Guru S1
14 Hasan Askari Guru SMEAN
15 Nurmala, S.Pd.I Guru S1
16 Maulana Syarif, S.Pd.I Guru S1
17 Siti Atikah, S.Pd.I Guru S1
18 Siti Zahro, S.Ag. Guru S1
19 Umi Habibah, S.Pd Guru S1
20 Fithonah, S.Pd Guru S1
21 Hidayat, S.Pd.I Guru S1
22 Dra. Mulyanah Guru S1
23 Irma Suryani, S.Pd.I Guru S1
24 Fitriyah Sari, S.Pd Guru S1
25 Salahuddin Guru SMK
26 Khuriyah Guru D3
27 T. Sri Sunarni Guru S1
119

28 Abdul Aziz, S.Pd Guru S1


29 Siti Suroya Guru D3
30 Rusmiati, S.Pd Guru S1
31 Fahrizal, S.Hum Guru S1
32 Yunia, S.Pd Guru S1
33 Rizky Fadli Tata Usaha SMK
120

Lampiran 15

Surat Permohonan Pembimbing


121

Lampiran 17

Surat PermohonanIzin Penelitian


122
123
124

Anda mungkin juga menyukai