Anda di halaman 1dari 46

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR SISWA DI MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Shellawati Aprianisya

11150183000016

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

i
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 1 MI PEMBANGUNAN UIN
JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam


Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


(S.Pd)

Oleh

Shellawati Aprianisya

NIM.11150183000016

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Khalimi, M.Ag Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi


NIP. 196505151994031 006 NIP. 196902061995032 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Siswa Kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta” disusun oleh

Shellwati Aprianisya, NIM. 11150183000016, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Intidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)

syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan sah sebagai karya ilmiah dan berhak

untuk diuji pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 6 Mei 2020

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Khalimi, M.Ag Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi


NIP. 196505151994031 006 NIP. 196902061995032 001

iii
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi dengan judul Peran Guru
Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas 1 MI
Pembangunan UIN Jakarta disusun oleh Shellawati Aprianisya, NIM 11150183000016,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen
pembimbing skripsi pada tanggal 10 Mei 2020.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Khalimi, M.Ag Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi


NIP. 196505151994031 006 NIP. 196902061995032 001

iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

v
ABSTRAK
Shellawati Aprianisya (11150183000016). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar siswa Kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta. Skripsi.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta tahun 2019/2020.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan
data dan instrumen adalah catatan lapangan, angket, wawancara. Data dianalisis dengan
menggunakan cara reduksi, display, dan generalisasi atau kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling
menjalankan perannya dalam mengatasi kesulitan belajar sebagai informator, organisator,
motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, evaluator. Sebagai informator,
guru bimbingan dan konseling memberikan laporan dan mendiskusikan terkait masalah
kesulitan belajar siswa kepada pihak yang terkait seperti kepala sekolah, wali kelas, wali
murid. Sebagai organisatior, mengetahui proses jalannya kegiatan bimbingan belajar untuk
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki program tahunan ataupun semester
untuk siswa yang kesulitan belajar. Sebagai motivator, memberikan reward atau dorongan
berupa pujian ataupun hadiah untuk siswa yang mampu mengerjakan tugasnya dengan baik.
Sebagai direktor, guru bimbingan dan konseling mengarahhkan siswa untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan baik, kemudian guru bimbingan dan konseling
mengarahkan wali kelas, wali murid untuk membantu menjalankan program layanan
bimbingan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebagai inisiator, guru bimbingan dan
konseling mempunyai solusi untuk siswa yang megalami kesulitan belajar. Sebagai
transmitter, guru bimbingan dan konseling memberikan contoh sikap terpuji dalam
kehidupannya sehari-hari agar siswa mencontoh apa yang dilakukan guru bimbingan dan
konseling. Sebagai fasilitator, memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan
mendengarkan permasalahan kesulitan belajar dengan sikap terbuka. Sebagai mediator, guru
bimbingan dan konseling menyediakan dan melibatkan kepala sekolah, wali kelas, wali murid
untuk membahas permasalah kesulitan belajar siswa. Sebagai evaluator, memberikan
penilaian tes maupun non tes kemudian hasil tes tersebut dianalisis, didiskusikan dan ditindak
lanjut. Adapun kesulitan belajar siswa kelas 1 di MI Pembangunan UIN Jakarta yaitu:
kesulitan membaca, kesulitan menulis, kesulitan berhitung.
Kata kunci: Peran Guru Bimbingan dan Konseling dan Kesulitan Belajar

vi
ABSTRACT
Shellawati Aprianisya (11150183000016). The Role of Guidance and Counseling
Teachers in Overcoming Student Learning Difficulties class 1 MI Pembangunan of UIN
Jakarta. Skripsi. Teacher Islamic Elementary School Education Departement, Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training (FITK), State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
The purpose of this study was to determine the role of guidance and counseling
teachers in overcoming the learning difficulties of students in class 1 MI UIN Jakarta
Development in 2019/2020. The approach in this research is a descriptive qualitative
approach. Data collection techniques and instruments are field notes, questionnaires,
interviews. Data were analyzed using reduction, display, and generalization or conclusions
Based on the results of the study it can be concluded that the guidance and
counseling teacher plays his role in overcoming learning difficulties as an informator,
organizer, motivator, director, initiator, transmitter, facilitator, mediator, evaluator. As an
informer, guidance and counseling teachers provide reports and discuss issues related to
student learning difficulties to related parties such as the principal, homeroom teacher,
student guardian. As an organization, knowing the process of tutoring for students who have
learning difficulties and has an annual or semester program for students who have learning
difficulties. As a motivator, giving rewards or encouragement in the form of praise or prizes
for students who are able to do their assignments well. As a director, the guidance and
counseling teacher directs students to follow the teaching and learning activities well, then
the guidance and counseling teacher directs the homeroom teacher, the student guardian to
help run a mentoring service program for students who have learning difficulties. As an
initiator, guidance and counseling teachers have solutions for students who have learning
difficulties. As a transmitter, the guidance and counseling teacher gives examples of
commendable attitudes in their daily lives so that students emulate what the guidance and
counseling teacher is doing. As a facilitator, facilitating students who have learning
difficulties by listening to the problems of learning difficulties with an open attitude. As a
mediator, the guidance and counseling teacher provides and engages the school principal,
homeroom teacher, student guardian to discuss problems of student learning difficulties. As
an evaluator, providing test and non-test assessments then the results of the tests are
analyzed, discussed and followed up. As for the learning difficulties of students in grade 1 at
MI Pembangunan UIN Jakarta, namely: difficulty reading, difficulty writing, difficulty
counting.

Keywords: Role of Guidance and Counseling Teachers and Learning Difficulties

vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tidak sedikit kesulitan yang dialami. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan, arahan, dan bimbingan serta motivasi sehingga proposal ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan
kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururrin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., ., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Khalimi, M.A., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Pembimbng Akademik
yang telah sedia memberikan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, serta
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian dengan tepat
waktu, serta selalu mengingatkan untuk bersyukur dan meniatkan segala sesuatu
dengan ikhlas.
6. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah sedia
memberikan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada

viii
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian dengan tepat waktu, serta selalu
mengingatkan untuk bersyukur dan meniatkan segala sesuatu dengan ikhlas.
7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen-dosen jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
8. Drs. H. Yon Sugiono selaku Kepala Pusat Penelitian Pengembangan dan Jaminan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberikan izin penelitian dan
membantu pelaksanaan penelitian.
9. Wahyudi, S.Pd., selaku Kepala MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberikan
izin melaksanakan penelitian.
10. Anita, S.Psi., selaku guru bimbingan dan konseling kelas 1 MI Pembangunan UIN
jakarta yang telah membantu peneliti dalam memudahkan penelitian.
11. Guru Kelas I MI Pemangunan UIN Jakarta yang telah membantu selama proses
penelitian berlangsung.
12. Staf perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
13. Teristimewa untuk orangtua tercinta, Bapak Subarkah, Ibu Acih Maryati dan adik
Alif Putra yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta tiada henti-
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis.
14. Teruntuk keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tak terhenti
kepada penulis
15. Teruntuk teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) angkatan 2015 atas kebersamaan dan perjuangan yang telah dilalui selama di
bangku perkuliahan serta dukungan semangat dan perhatian yang telah diberikan
kepada penulis.
16. Sahabatku, Nida, Rizka, Indri, Iin, Malicha, Kamilah, Desi, Imel yang telah
memberikan semangat selama proses pengerjaan skripsi.
Ucapan terima kasih juga penulis tunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak bisa disebutkan satu persatu. Harapan dan untaian doa penulis semoga selalu
mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

ix
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 5 Mei 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi

BAB I ............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 7

D. Perumusan Masalah .............................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 8

BAB II ........................................................................................................................... 10

KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 10

A. Kajian Teori .......................................................................................................... 10

1. Peran Guru Bimbingan dan Konseling ......................................................... 10

2. Kesulitan Belajar ........................................................................................... 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 26

BAB III .......................................................................................................................... 29

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 29

xi
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 29

B. Latar Penelitian ..................................................................................................... 30

C. Metode Penelitian ................................................................................................. 30

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................... 32

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 34

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 41

G. Analisi Data .......................................................................................................... 44

BAB IV .......................................................................................................................... 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................................... 46

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................................. 46

B. Deskripsi Data ...................................................................................................... 50

C. Pembahasan .......................................................................................................... 85

BAB V ........................................................................................................................... 91

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................................... 91

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 91

B. Implikasi ............................................................................................................... 92

C. Saran ..................................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 94

LAMPIRAN.................................................................................................................. 97

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 25

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian.................................................................................... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi ............................................................................. 33

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara .......................................................................... 34

Tabel 3.4 Kisi-kisi Dokumentasi........................................................................................ 34

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ................................................................................................. 35

Tabel 4.1 Daftar Sarana....................................................................................................... 48

Tabel 4.2 Prasarana ............................................................................................................. 49

Tabel 4.3 Guru BK mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar dari hasil
belajar siswa di kelas........................................................................................... 58

Tabel 4.4 Guru BK melihat secara langsung proses pembelajaran siswa yang
mengalami kesulitan belajar di kelas ................................................................. 58

Tabel 4.5 Guru BK memahami kesulitan belajar yang dialami siswa ................................ 59

Tabel 4.6 Guru BK mengobservasi siswa yang mengalami kesulitan belajar .................... 60

Tabel 4.7 Guru BK mengetahui jenis kesulitan belajar yang dialami siswa ....................... 60

tabel 4.8 Guru BK memahami jenis kesulitan belajar yang dialami siswa........................ 61

Tabel 4.9 Guru BK menetapkan latar belakang masalah kesulitan belajar pada sisw ........ 62

Tabel 4.10 Guru BK memahami latar belakang yang dialami siswa yang mengalami
kesulitan belajar .................................................................................................. 62
Tabel 4.11 Guru BK memberikan solusi terkait penyelesain masalah kesulitan belajar
siswa .................................................................................................................... 64
Tabel 4.12 Guru BK memberikan solusi terkait penyelesain masalah kesulitan belajar
siswa .................................................................................................................... 64

xiii
Tabel 4.13 Guru BK melaksanakan program yang telah didiskusikan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar ............................................................ 65

Tabel 4.14 Guru BK menetapkan hasil yang didapat dalam penyelesaian masalah
kesulitan belajar .................................................................................................. 66

Tabel 4.15 Guru BK memberikan laporan dan mendiskusikan terkait kesulitan belajar
siswa kepada kepala sekolah .............................................................................. 68

Tabel 4.16 Guru BK memberikan laporan dan mendiskusikan kesulitan belajar siswa
kepada wali kelas ................................................................................................ 69

Tabel 4.17 Guru BK memberikan laporan dan mendiskusikan kesulitan belajar siswa
kepada wali muri ................................................................................................. 69

Tabel 4.18 Guru BK memberikan informasi kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar untuk mengikuti bimbingan belajar ....................................................... 70

Tabel 4.19 Guru BK mengetahui proses jalannya kegiatan bimbingan belajar untuk
siswa yang mengalami kesulitan belajar ............................................................ 72

Tabel 4.20 Guru BK memiliki program untuk mengatasi permasalahan dalam kesulitan
belajar siswa ....................................................................................................... 72

Tabel 4.21 Guru BK memotivasi siswa dengan memberikan pujian atau hadiah ............... 73

Tabel 4.22 Guru BK mempunyai program untuk mengatasi kesulitan belajar siswa ........... 74

Tabel 4.23 Guru BK mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan baik ....................................................................................................... 75

Tabel 4.24 Guru BK mngarahkan wali kelas untuk membantu menjalankan program
layanan siswa yang mengalami kesulitan belajar ............................................... 76

Tabel 4.25 Guru BK mengarahkan wali murid untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar di rumahnya masing-masing ................................................... 76

Tabel 4.26 Guru BK memberikan solusi terkait masalah kesulitan belajar pada siswa ....... 77

xiv
Tabel 4.27 Guru BK memberikan contoh sikap terpuji dalam kehidupan sehari-hari.......... 78

Tabel 4.28 Guru BK mendengarkan permasalahan kesulitan belajar siswa dengan sikap
terbuka tanpa memihak dan mengkritik ............................................................. 80

Tabel 4.29 Guru BK membahas permasalahan kesulitan belajar siswa secara terbuka
dengan pihak yang terkait (kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran,
dan wali murid) ................................................................................................... 81

Tabel 4.30 Guru BK memberikan nasihat terkait masalah kesulitan belajar siswa agar
siswa lebih bersikap mandiri ............................................................................... 81

Tabel 4.31 Guru BK memberikan penilaian berupa tes maupun non tes kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar ...................................................................... 83

Tabel 4.32 Guru BK menganalisis dan mendiskusikan tindak lanjut untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar dari hasil penilaian yang dilakukan....................... 83

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Ruang Bimbingan dan Konseling ................................................................. 49

Gambar 4.2 Observasi kelas 1B ......................................................................................... 52

Gambar 4.3 Observasi kelas 1A ......................................................................................... 52

Gambar 4.4 Observasi kelas 1F ......................................................................................... 53

Gambar 4.5 Observasi kelas 1C ......................................................................................... 54

Gambar 4.6 Observasi kelas 1E .......................................................................................... 54

Gambar 4.7 Observasi kelas 1D ......................................................................................... 55

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah aset yang penting didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena bagaimanapun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan
yang bermutu. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha yang dilakukan guna
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, yakni: 1

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik adalah pendidikan


yang mampu memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, memberikan fasilitas pengalaman belajar yang cukup memadai sehingga
dapat mendorong siswa untuk mengembangkan aspek-aspek pribadi dalam dirinya seperti
sikap sosial, spriritual, nilai-nilai dan penyesuaian diri. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan
adanya pendidikan profesional guru di sekolah-sekolah yang mana tersirat dalam Undang-
Undang Sisdiknas XI Pasal 39 Ayat 2 yang berbunyi:2

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan , serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pendidik (guru) merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pendidikan. Guru
dalam khasanah pemikiran islam memiliki beberapa istilah, seperti ustadz, muallim,
muaddib, dan murabbi. Untuk melaksanankan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru
yang memadai yang sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains- teknologi.

1
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal I, Ayat 1.
2
Ibid, Bab XI, Pasal 39, Ayat 2.

1
2

Perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial- budaya yang berlangsung
dengan cepat telah memberikan tantangan kepada setiap peserta didik maupun pendidik.
Setiap peserta didik senantiasa ditantang untuk terus belajar agar dapat menyesuaikan diri
sebaik-baiknya. Kesempatan belajar makin terbuka melalui berbagai sumber dan media
bahkan peserta didik dapat belajar dalam berbagai kesempatan di luar sekolah. Guru hanya
merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan media belajar. Melalui peranannya
sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong anak untuk senantiasa belajar dalam
berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media. Peran dan tugas seorang guru
juga dijelaskan dalam al-qur’an surah an-Nahl ayat 125 yang artinya:3

“serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan


nasihat pengajaran yang baik, dan berbahasalah dengan mereka (yang eangkau
serukan itu) dengan cara yang lebih baik.” (Q.S. an-Nahl ayat 125).

Guru bertugas mengajak peserta didik menuju kebaikan dengan cara yang baik dan
dengan bahasa yang baik pula. Guru hendaknya mampu membantu setiap anak secara
efektif, dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta
media belajar. Dari uraian diatas, jelas bahwa peran guru telah meningkat dari segala
pengajar menjadi direktur (pengarah) belajar (director of learning). Sebagai direktur
belajar, tugas dan tanggung jawab guru menjadi meningkat yang di dalamnya termasuk
fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar,
sebagai motivator belajar, dan sebagai pembimbing. 4
Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai
tanggung jawab sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan bimbingan pendidikan disekolah
dan dituntut mengetahui banyak tentang konsep bimbingan dan konseling disekolah. Karna
itu guru akan lebih mudah mengetahui masalah yang dihadapi siswa dengan melakukan
bimbingan dan konseling. Membimbing dan mendidik tidak lepas dari tugas dan tanggung
jawab guru termasuk guru bimbingan dan konseling. Menurut peraturan bersama Menteri
Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 Nomor
40 tahun 2010 Guru bimbingan dan konseling adalah guru yang mempunyai tugas,

3
Al-Qur’an, Al-Qur’an Perkata, Trasliterasi, Terjemah Perkata, Terjemah Kemeag & Tajwid
Warna, (Klaten Jawa Tengah: Sahabat), hlm.281.
4
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),
hlm.105.
3

tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling
terhadap sejumlah pendidik. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
setiap jenjang pendidikan, sedangkan guru BK adalah seorang tenaga profesional yang
memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya
pada layanan bimbingan.5

Bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki


kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan disekolah.6 Dalam penerapan bimbingan
disekolah, bimbingan didefisikan sebagai suatu sistem komprehensif dari fungsi, pelayanan
dan program sekolah yang dirancang untuk memengaruhi perkembangan pribadi dan
7
kompetensi psikologis peserta didik. Sebagai suatu bentuk pelayanan pendidikan,
bimbingan berisikan pengajaran ataupun tindakan yang dapat dimanfaatkan peserta didik
untuk mencapai hasil pedidikan dan perkembangan peserta didik. Dalam layanan bimbingan
pastinya tidak akan lepas dengan adanya suatu konseling karena bimbingan dan konseling
merupakan satu kesatuan, meskipun keduanya memiliki beberapa perbedaan.
Konseling merupakan hubungan yang bersifat profesional dan pribadi antara konselor
dan klien untuk maksud mendorong perkembangan pribadi klien dan membantu
memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.8 Hubungan yang terjadi antara konselor dan
konseli biasaya bersifat idividual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan
lebih dari dua orang dan diracang untuk membantu klien atau peserta didik.
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa Bimbingan dan konseling merupakan suatu
perangkat penting dalam dunia pendidikan. Kedudukan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah diatur dan dibicarakan khusus
dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 pasal 10 ayat (1) yang berbunyi :

5
Mumtazah Rizqiyah, Peranan Guru BK dalam Membantu Penyesuaian Diri Siswa Baru di
SMPIT Abu Bakar Yogyakarta, Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Vol.14,
No.2,Desember 2017, hlm.4.
6
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.12.
7
Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling,(Jakarta:
Erlangga,2015), hlm.18.
8
Ibid. Hlm.19
4

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada SD/MI atau yang sederajat


dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling. 9
Ditegaskan dalam pernyataan diatas bahwasanya bimbingan dan konseling yang ada
disekolah harus dilakukan dengan guru BK itu sendiri. Guru bimbingan dan konseling
adalah pendidik yang berkualitas akademik minimal sarjana (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling dan memiliki kompetensi dibidang bimbingan dan konseling.10

Jadi pengertian Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan
yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya
sendiri.11 Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam satuan sistem
pendidikan khusunya disekolah.12 Salah satu tugas guru bimbingan dan konseling adalah
sebagai pembimbing yaitu memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada peserta didik. Bimbingan perlu dilakukan oleh setiap
guru BK agar mengetahui setiap masalah yang terjadi pada peserta didik.

Secara umum masalah –masalah yang dihadapi oleh individu khususya oleh siswa di
sekolah dan madrasah sehingga memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling adalah:
(1) masalah-masalah pribadi, (2) masalah belajar atau masalah –masalah yang menyangkut
pembelajaran,(3) masalah pendidikan, (4) masalah karier atau pekerjaan, (5) penggunaan
waktu senggang, (6) masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.13 Banyak sekali masalah
yang dihadapi siswa disekolah yang dapat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar
guru di dalam kelas. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik yang memuaskan, namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat

9
Ani Nurdiani Azizah, Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah PERMEMDIKBUD No.111 Th.2014. hlm.4
10
Daryant dan M.farid, Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum, (Yogyakarta:
Gava Media, 2015), hlm.164.
11
Ibid, hlm,26.
12
Daryanto d an mohammad farid, Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum,
(Yogyakarta: Gava Media,2015), hlm,5
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.13.
5

mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.14 Semetara itu, penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang
berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan diatas rata-rata atau yang di
bawah rata-rata terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang dikategorikan di luar rata-
rata itu tidak mendapatkan kesempatan yang memamdai untuk berkembang sesuai dengan
kapasitasnya. Dari sini kemudian timbulah apa yang disebut kesulitan belajar yang tidak
hanya menimpa siswa berkemampuan dibawah rata-rata saja, tetapi juga dialami oleh siswa
yang berkemampuan di atas rata-rata.
Setiap siswa memiliki masalahnya sendiri, pada saat proses pembelajaran banyak
masalah yang dihadapi siswa salah satunya Seperti kesulitan belajar. Siswa yang Kesulitan
belajar banyak dialami oleh siswa yang berkemampuan rendah maupun berkemampuan di
atas rata-rata. Kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-
rata (normal) tetapi disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya
kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.15 Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan
tingkatan pasti memiliki anak didik yang berkesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan masalah yang sering terjadi pada siswa. Kesulitan
belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.16 Jadi kesulitan belajar yang
dihadapi siswa ini terjadi pada waktu megikuti pelajaran yang disampaikan/ ditugaskan oleh
seorang guru. Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh peserta didik disekolah
merupakan masalah yang penting yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dikalangan
pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik
disekolah akan membawa dampak negatif, baik terhadap diri siswa itu sendiri , maupun
terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi dalam bentuk kecemasan, frustasi, mogok sekolah,
drop out, keinginan untuk berpindah-pindah sekolah karena malu telah tinggal kelas
beberapa kali, dan lain sebagainya. Untuk mencegah dampak negatif yang lebih buruk, yang
mungkin timbul karena kesulitan belajar dan dialami oleh peserta didik, maka para pendidik
(orang tua, guru, dan guru pembimbing) harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan

14
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 183-184.
15
ibid
16
Ismail, Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelaaran Aktif di Sekolah, Jurnal Edukasi,
Vol.2, No.1, 2016, hlm.33
6

belajar yang mungkin dialami oleh para pesera didik.17 Kesulitan belajar siswa tersebut tidak
bisa dibiarkan berlarut-larut oleh guru, tetapi harus diketahui dan diatasi guru BK
berdasarkan gejala-gejala yang nampak pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Gejala-gejala yang menunjukan adanya kesulitan belajar tersebut dapat diamati dalam
bentuk prilaku yang menyimpang dan menurunnya hasil belajar siswa.18 Dalam kondisi
seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah atau madrasah sangat
penting untuk dilakukan guna membantu siswa dalam mengatasi berbagai masalah yang
dihadapinya.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bimbingan dan
konseling. Diperoleh bahwa sekolah mempunyai 4 guru bimbingan dan konseling. Dimana
pada setiap guru BK ada yang memegang 2 pararel/ angkatan dan ada yang memegang 1
pararel/angkatan. Jumlah murid di Madrasah Pembangunan sekitar kurang lebih seribu siswa
dan siswi. Dari jumlah siswa dan siswi tersebut dengan jumlah 4 guru bimbingan dan
konseling ini sangat tidak berbanding. Karena perbandingannya satu guru bimbingan dan
konseling itu seharusnya memegang seratus lima puluh siswa saja. Maka dari itu perlunya
diketahui dengan jumlah guru bimbingan dan konseling yang tidak sebanding, maka peran/
tugas guru bimbingan dan konseling ini apakah berjalan seperti semestinya. 19
Berdasarkan uraian diatas, secara keseluruhan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah peran guru bimbingan dan konseling terkait membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
kegiatan belajar-mengajar. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun diluar
sekolah. Guru bimbingan dan konseling perlu membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Mengingat pentingnya peran guru bimbingan dan konseling maka perlu adanya
layanan bimbingan dan konseling disekolah untuk peserta didik yang mengalami masalah-
masalah belajar diantaranya kesulitan belajar. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi sangat
penting untuk megetahui seberapa besar peran guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi masalah belajar siswa.

17
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Intermasa, 2002), hlm. 123
18
Alisuf Sabri, Psiklogi Belajar Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah,
(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm.88.
19
7

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut bagaimana sebenarnya


peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah belajar siswa khususnya
megatasi kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Peran Guru
Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas I MI
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidetifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Siswa belum mampu mengatasi masalah belajarnya sendiri perlu adanya bantuan dari
orang lain.
2. Banyaknya masalah belajar yang dialami siswa seperti kesulitan belajar.
3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling mempuyai peran yang penting disekolah.
4. Berjalannya bentuk-bentuk layanan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling
disekolah

C. Pembatasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah dan megingat permasalahan yang cukup luas, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Masalah akan dibatasi pada:
1. Pokok bahasan yang akan dijadikan penelitian adalah tentang peran guru bimbingan dan
konseling di MI Pembangunan UIN Jakarta.
2. Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah siswa yaitu kesulitan
belajar
3. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel siswa pada kelas I di MI
Pembangunan UIN Jakarta
4. Subjek penelitian yaitu Guru Bimbingan dan Konseling kelas I, siswa yang mengalami
kesulitan belajar, Guru wai kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut “Bagaimana bentuk-bentuk peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
8

konseling dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar kelas I MI


Pembangunan UIN Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan peran guru bimbingan dan konseling di MI Pembangunan UIN Jakarta.
2. Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta.
3. Mengetahui dengan jelas peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa kelas 1 MI Pembangunan UIN Jakarta

F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori tentang
bimbingan konseling di sekolah berikut peran guru yang terkait dengan masalah peserta
didik. Secara praktis kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
a) Peserta didik dapat mengetahui apa masalah yang dimilikinya.
b) Menerapkan apa yang telah diberikan guru bimbingan dan konseling
2. Bagi Guru
a) Memahami bagaimana masalah yang dihadapi siswa
b) Membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi siswa tersebut
c) Mengetahui perannya dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
3. Bagi Sekolah
a) Sebagai bahan informasi pelaksanaan bimbingan dan konseling guna memahami
masalah belajar siswa
b) Sebagai sebuah wacana untuk memberikan motivasi kepada para guru agar lebih
fokus dan serius dalam memberikan bimbingan dan konseling sehingga
membuahkan hasil yang maksimal
4. Bagi Penulis
9

a) Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan


terhadap peran guru bimbigan dan konseling dalam mengatasi masalah siswa.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan Jakarta berlokasi di Jl.
Ibu Taimia IV Komplek Jakarta, Tangerang Selatan, 15419. Peneliti memilih MI
Pembangunan UIN Jakarta sebagai obyek penelitian karena sekolah tersebut sudah
mempunyai guru BK sebanyak 4 orang . Adapun waktu penelitiannya dilaksanankan pada
bulan Desember sampai februari 2020.

Alasan peneliti melakukan penelitian di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,


karena peneliti sebelumnya pernah menjadi guru infal/ pengganti dan melakukan observasi
di sekolah tersebut, Sehingga memungkinkan untuk mempermudah peneliti melakukan
penelitian di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ini.

Agar penelitian ini sesuai dengan target yang ditetapkan maka peneliti membuat
jadwal sebagai berikut.

Tabel 3.1
Alokasi waktu Penelitian

No. Kegiatan Bulan


Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl
1. Penyusunan
proposal dan √
Instrumen
penelitian
2. Diskusi
Proposal √
3. Revisi
Proposal √
4. Memasuki

29
30

Lapagan √ √
5. Pengumpulan
data √
penelitian
6. Pengolahan
data √
penelitian
7. Analisis data
dan √
pembahasan
8. Peyusunan
BAB IV dan √
BAB V
9. Kelengkapan
lampiran- √
lampiran

B. Latar Penelitian
MI Pembangunan UIN merupakan sekolah dasar swasta dengan status kepemilikan
Yayasan Syarif Hidayatullah dibawah pemerintahan agama. Letaknya yang stategis karena
dekat dengan jalan perbatasan tengerang selatan dengan Jakarta selatan.

Kegiatan pebelajaran berlangsung dimulai dari pukul 06.45 WIB – 12.30 WIB untuk
siswa kelas I dan II. Berbeda halnya dengan kelas yang lainnya selesai pukul 14.30 WIB. MI
pembangunan UIN Jakarta juga sudah menerapkan adanya guru BK disekolahnya.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitati.
Metode kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna,
pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskrisi tentang suau fenomena;
fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan
31

beberapa cara, serta disajikan secara naratif.51 Penelitian kualitatif merupakan metode yang
efektif untuk mendapatkan informasi mengenai nila-nilai, opini, prilaku, dan konteks sosial
pada suatu populasi.52

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan focus. Spradley


menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few related domains”
maksudnya adalah bahwa focus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang
terkait dari stuasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih
didasari pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan).53

Metode kualitatif pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.


Penelitan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbaai fenomena yang terjadi di
masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan
54
model dari fenomena tersebut. tergantung pada kedudukan peneliti, peran peneliti disini
menuliskan hasil kegiatan dengan menyambungkan peran guru bimbingan dan konseling.

Dari pendapat diatas disimpilkan bahwa penggunaan metode penelitian deskriptif


kualitatif karena sasaran dan penelitian ini adalah untuk menggambarkan cara yang
dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 1
MI Pembangunan UIN Jakarta dengan landasan teori sebagai acuan setiap langkah yang
peneliti lakukan baik menyusun pedoman observasi,wawancara, angket maupun menggali
data dari sumber yang terkait.

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, (Prenada Media
Grup: jakarta, 2014),Cet-1, hlm.329
52
Ridwan abdullah Sani, Penelitian Pendidikan, (Tira smart: Tangerang, 2018), hlm.256
53
Ruswandi hermawan,dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, (UPI Press :
Bandung,2007), hlm.52.
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Pendekatan Praktik, (Kencana: Jakarta,
2013), Ed.1, hlm.47.
32

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data


Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara, dokmentasi dan angket.

1. Observasi
Secara bahasa observasi berarti memerhatikan dengan penuh perhatian berarti
mengamati tentang apa yang terjadi. Observasi suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.55 Istilah observasi
diarahkan kepada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Dalam hal ini peneliti menggunakan catatan lapangan dektiptif sebagai bahan
yang digunakan untuk dasar penguatan penelitian. Atatan deskriptif berupa deskritif/
gambaran rinci tentang lokasi, situasi, kejadian, peristiwa, atau apapun yang diamati
peneliti, dan hasil-hasil pembicaraan/ wawancara yang ditulis apa adanya, sesuai dengan
kenyataan.56
Catatan deskriptif yang digunakan eneliti melihat aktivitas guru bimbingan dan
konseling saat mengunjungi kelas-kelas dan aktivitas peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar di kelas 1.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
pengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikataka bahwa wawacara
(interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui
komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan
tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, dimana
pewawancara bertanya langsung tentang objek yang diteliti dan telah dirancang
sebelumnya.57

55
Uhar Suharsaputra, Metode Peelitian Kuatitatif, Kualitatif, da Tidakan, PT Refika
Aditama:Bandung, 2014, hlm.209.
56
Nusa putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (PT Indeks, Jakarta,2011), hlm.112
57
Muri Yusuf,Op.cit, hlm .372.
33

Wawancara adalah suatu kecakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu;
ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. 58
wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal.
Wawancara penelitian ditunjukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi sehingga
hubungan asimetris harus tampak. Pada umumnya, wawancara dalam penelitian kualitatif
ataupun wawancara lainnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu wawancara terstruktur,
wawancara semi-terstruktur, wawancara tidak tersetruktur.59 Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara tatap muka, antara
pewawancara dengan informan. Dalam wawancara mendalam ini digunakan pula
pedoman wawancara, handphone untuk merekam suara, alat tulis dan kamera.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan yaitu Guru bimbingan dan konseling yangmemegang kelas 1. Wawancara
ini dilakukan guna mengetahui peran guru imbingan dan konseling di kelas 1 itu sendiri.
3. Dokumetasi
Menurut Gottschalk (1986:38) dokumentasi menyatakan bahwa dalam
pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas
jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan gambaran, atau arkeologis. 60
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Studi dokumen merupakan
pelegkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.61 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah profil sekolah (MI
Pembangunan UIN Jakarta) berupa sejarah berdirinya MI Pembangunan UIN Jakarta,
PROTA-PROSEM serta foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Hasil
penelitian juga aka semakin kredibel apabila didukung dengan foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada.
4. Angket/ Kuesioner

58
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (PT Bumi Aksara: Jakarta,
2013),hlm.160.
59
Ibid, hlm. 121.
60
Ibid, hlm.175.
61
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok:PT Raja Grafindo Persada,2017),hlm.219.
34

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan


teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi oleh responden.62 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untk
dijawabnya.63
Dalam penelitian ini angket berupa pertanyaan mengenai peran guru bimbingan
dan konseling. Angket ini digunakan peneliti untuk mendapatkan hasil peran guru
bimbingan dan konseling di kelas I MI Pembangunan UIN Jakarta yang akan disebarkan
kepada guru wali kelas I.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah data
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi dan catatan lapangan ini meliputi kegiatan pengamatan aktivitas
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan aktivitas guru bimbingan dan konseling.
Tabel 3.2
Lembar Catatan Deskriptif
Tanggal Observasi :
Kelas :
No. Kegiatan Deskripsi
1. Aktivitas Peserta Didik yang
mengalami kesulitan belajar
2. Aktivitas Guru Bimbingan dan
Konseling

b. Wawancara

62
Pupuh Fathrurahman, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Pustaka Setia, 2011),hlm.177
63
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan ,( Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.8
35

Wawancara merupakan salah satucara mengetahui peran guru bimbingan dan


konseling di MI Pembangunan terkait mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas 1.
Tabel 3.3
Kisi-kisi wawancara guru bimbingan dan konseling
Indikator Pertanyaan
Pengertian Kesulitan belajar 1
Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar di MI Pembangunan 2,3,4
UIN Jakarta
Upaya mengatasi kesulitan belajar 5
Pelaksanaan bimbingan dan konseling 6
Peran guru bimbingan dan konseling 7
Layanan yang diberikan untuk siswa kesulitan belajar 8,9
Prosedur layanan bimbingan dan konseling 10
Program yang dibuat dalam menangani kesulitan belajar 11, 12
Pihak yang bersangkutan terkait siswa yang mengalami kesulitan 13
belajar
Fasilitas yang diberikan guru bimbingan dan konseling 14
Evaluasi layanan bimbingan dan konseling yang diberikan guru 15
bimbingan dan konseling

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui hasil yang akurat menggunakan foto-foto dan untuk mendukung penelitian ini
agar kredibel.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan Sumber data
Profil sekolah dan sejarah sekolah Wakil kepala sekolah
Bidang kesiswaan
Sarana prasarana BK Guru BK
Program tahunan dan program semester guru Guru BK
BK
36

Kegiatan Observasi dan wawancara Guru BK dan siswa

d. Angket/ Kuesioner
Tabel 3.5
Kisi-kisi angket peran guru Bk dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No
item
Variabel X Pengaplikasian 1. Peran guru - Guru BK memberikan 1
Peran Guru peran guru BK BK sebagai laporan dan
bimbingan dan dalam membantu informator mendiskusikan terkait
konseling siswa kesulitan kesulitan belajar siswa
belajar kepada kepala sekolah 2
- Guru BK memberikan
laporan dan
mendiskusikan
kesulitan belajar siswa 3
kepada wali kelas
- Guru BK memberikan
laporan dan
mendiskusikan 4
kesulitan belajar siswa
kepada wali murid
- Guru BK memberikan
informasi kepada siswa
yang mengalami
kesulitan belajar untuk
mengikuti bimbingan
belajar
2. Peran guru - Guru BK mengetahui 5
BK sebagai proses jalannya
37

organisator kegiatan bimbingan


belajar untuk siswa
6
yang mengalami
kesulitan belajar
- Guru BK memiliki
program untuk
mengatasi
permasalahan dalam
kesulitan belajar siswa
3. Peran guru - Guru BK memotivasi 7
BK sebagai siswa dengan
motivator memberikan pujian
8
atau hadiah
- Guru BK mempunyai
program untuk
mengatasi kesulitan
belajar siswa
4. Peran guru - Guru BK 9
Bk sebagai mengarahkan siswa
direktor untuk mengikuti
kegiatan belajar
mengajar dengan baik 10
- Guru BK mngarahkan
wali kelas untuk
membantu
menjalankan program
layanan siswa yang
mengalami kesulitan 11
belajar
- Guru BK
mengarahkan wali
38

murid untuk
membantu siswa yang
mengalami kesulitan
belajar di rumahnya
masing-masing
5. Peran guru - Guru BK memberikan 12
BK sebagai solusi terkait masalah
inisiator kesulitan belajar pada
siswa
6. Peran guru - Guru BK memberikan 13
BK sebagai contoh sikap terpuji
transmitter dalam kehidupan
sehari-hari
7. Peran guru - Guru BK 14
BK sebagai mendengarkan
fasilitator permasalahan
kesulitan belajar
siswa dengan sikap
terbuka tanpa
memihak dan
mengkritik
8. Peran guru - Guru BK membahas 15
BK sebagai permasalahan
mediator kesulitan belajar
siswa secara terbuka
dengan pihak yang
terkait (kepala
sekolah, wali kelas,
guru mata pelajaran,
dan wali murid)
39

- Guru BK memberikan 16
nasihat terkait
masalah kesulitan
belajar siswa agar
siswa lebih bersikap
mandiri
9. Peran guru - Guru BK memberikan 17
BK sebagai penilaian berupa tes
evaluator maupun non tes kepada
siswa yang mengalami
kesulitan belajar
- Guru BK menganalisis 18
dan mendiskusikan
tindak lanjut untuk
siswa yang mengalami
kesulitan belajar dari
hasil penilaian yang
dilakukan
Variabel Y Mengatasi 1. Mengenal - Guru BK mengenali 19
kesulitan belajar kesulian belajar siswa yang siswa yang
siswa kelas I mengalami mengalami kesulitan
kesulitan belajar dari hasil
belajar belajar siswa di kelas
- Guru BK melihat
20
secara langsung
proses pembelajaran
siswa yang
mengalami kesulitan
belajar di kelas
- Guru BK memahami
kesulitan belajar yang
40

dialami siswa 21
2. Memahami - Guru BK 22
sifat dan mengobservasi siswa
jenis yang mengalami
kesulitan kesulitan belajar
belajar siswa - Guru BK mengetahui 23
jenis kesulitan belajar
yang dialami siswa
- Guru BK memahami
24
jenis kesulitan belajar
yang dialami siswa
3. Menetapkan - Guru BK menetapkan 25
latar latar belakang
belakang masalah kesulitan
kesulitan belajar pada siswa
belajar siswa - Guru BK memahami 26
latar belakang yang
dialami siswa yang
mengalami kesulitan
belajar
4. Menetapkan - Guru BK memberikan 27
usaha-usaha solusi terkait
bantuan penyelesain masalah
kesulitan kesulitan belajar
belajar siswa
siswa - Guru BK memberikan
28
bantuan yang
maksimal dalam
penyelesaian
permasalahan
kesulitan belajar
41

siswa
5. Pelaksanaan - Guru BK 29
bantuan melaksanakan
kesulitan program yang telah
belajar didiskusikan untuk
membantu siswa yang
mengalami kesulitan
belajar
6. Tindak lanjut - Guru BK menetapkan 30
bantuan hasil yang didapat
kesulitan dalam penyelesaian
belajar masalah kesulitan
belajar

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


Menurut Sugiyono, uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan
confirmability (objektivitas).64 Kebasahan data merupakan konsep penting yang diperbarui
dari konsep kesahihan (validitas) dan kenadalan ( realibitas) menurut versi “positivisme”
dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma sendiri.65

Uji keabsahan dapat dilakukan dengan tringulasi pendekatan dengan kemungkinan


melakukan terobosan metedologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan
dapat dilakukan dengan “strategi penelitian ganda” atau dengan “Tringulasi”. Penelitian
kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian.
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal; (1)
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif; (2) alat

64
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 122.
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT. Alfabeta, 2013),
hlm. 302.
42

penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi; (3) sumber data kualitatif yang
kurang credible akan memengaruhi hasil akurasi penelitian.66

Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik-teknik


berikut:

1. Uji Kredibilitas

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia yaitu si peneliti sendiri.


Karena itu di uji keabsahannya bukanlah instrumennya, tetapi datanya. Ada banyak cara yang
dikembangkan untuk pemeriksaan keabsahan (validitas dan realibitas) data yaitu:67

a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang
baru. Dengan perpanjangan penelitian ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber
akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka,
saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. perpanjangan
penelitian ini dilakukan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data.
Peneliti melakukan pengamatan kepada peserta didik kelas I Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta selama proses pembelajaran untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa kelas I.
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan kepastian data
dan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan
ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang
telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan
maka, penelitian dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
yang diamati. Untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai
referensi buku maupun hasil penelitian atau d0okumentasi-dokumentasi yang terkait
dengan temuan yang diteliti.
66
Bungin, op.cit., hlm. 253.
67
Nusa Putera, Penelitian Kualitatif Proses & Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hlm. 167.
43

c. Triangulasi
Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk
mendapatkan temuan dri interprestasi data yang lebih akurat dan kredibel. Triangulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Triangualsi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, data yang dikumpulkan
dengan waktu yang tepat. Peneliti menggunakan hasil wawancara sebagai sumber data
yang lain untuk memperkuat informasi. Wawancara dilakukan dengan guru bimbingan
dan konseling. Lalu di cek dengan observasi dan dokumentasi dan dilakukan dengan
waktu atau situasi yang berbeda.
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yag tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang
berbeda atau bahka bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah
dapat dipercaya. Tetapi jika ada data yang tidak sesuai denga temuan walaupun hanya 1%
maka dengan adanya kasus negatif peneliti justru harus mencari tahu secara mendalam
mengapa masih ada data yang berbeda.
e. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud bahan referensi disini adalah pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya hasil wawacara perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu
keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian
kualitatif, seperti kamera, handycam, alat rekam suara sangat diperlukan untuk
mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. 68

68
Op.cit, 122
44

G. Analisi Data
Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data ialah proses pencarian dan penyusunan
data yang sistemastis melalui transkip wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang
secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.69 Sedangkan
menurut Spradley, analisis data merujuk pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian-bagiannya, hubungan di antara bagian-bagian, dan hubungan bagian-
bagian itu dengan keseluruhan. Nasution menyatakan bahwa analisis data ialah proses
menyusun data agar ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola atau
tema.70

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis data ialah
kegiatan analisis mengkategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema dan
memberikan makna terhadap penelitian. Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi
secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti meragkum, memilih hal-hal yag pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pegumpulan data selanjutnya, dan mencariya bila diperlukan. Reduksi data
dapat dibantu dengan peralatan elektronik. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan
dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah
pada temuan. Hasil dari wawancara, observasi dokumentasi maupun angket/kuesioner
diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing.
2. Model Data (Data Display)
Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

69
Ibid, hlm.92
70
Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi, Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2017), hlm. 130.
45

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahami tersebut. Dimana
data akan disajikan dapat berupa uraian singkat, bagan, dan semacamnya.
3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. 71

71
Op.cit, hlm.92
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alisuf, Sabri. 2007. Psiklogi Belajar Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah.
Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Al-Qur’an. Al-Qur’an Perkata, Trasliterasi, Terjemah Perkata, Terjemah Kemenag & Tajwid
Warna. Klaten Jawa Tengah: Sahabat
Azizah, Ani Nurdiani. 2014. Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. PERMEMDIKBUD No.111.
Bahri, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Budiarti, Melik. 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Mental Retardation SDN KedungPutri
2. Jurnal Studi Kependidikan dan Keislmanan.Vol.7, No.2.
Budiaman, Amin dan setiawati. 2009. Bimbingan Konseling. Jakarta Pusat: direktorat jenderal
pendidikan islam departemen agama RI.
Daryanto dan M.farid. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. 2015.
Yogyakarta: Gava Media.

Fathrurahman, Pupuh. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Intermasa.
Hermawan, Ruswandi,dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI
Press.
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelaaran Aktif di Sekolah. Jurnal
Edukasi. Vol.2. No.1.
Kementrian Agama RI. 2011. Al-qura’an dan Terjemahannya. Bandung: Sygma Publishing
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Maryo dan M. Idris. 2009. Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Muhibbin, Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nadlir,dkk. 2009. Psikologi belajar, edisi pertama . paket 12.
Nasution, S. 2002. Didaktik Azaz-azaz Mengajar. Bandung: Jemmers.

94
95

Nursalim, Mochamad. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Erlangga.
Poerwadarminto, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Putera, Nusa . 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Putra, Andi Riswandi Buana. 2015. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi
Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik di SMKN 2 Palangka Raya Tahun
Pealajaran 2014/2015. Jurnal Konseling GUSJIGANG, Vol.1, No.2, 2015.
Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal I, Ayat 1.

Rizqiyah, Mumtazah. 2017. Peranan Guru BK dalam Membantu Penyesuaian Diri Siswa Baru
di SMPIT Abu Bakar Yogyakarta, Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam.
Sani, Ridwan Abdullah. 2018. Penelitian Pendidikan. Tangerang: Tira Smart.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Pendekatan Praktik. Jakarta:
Kencana.
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sudirman, daharni,dkk. 2013. Peran Guru Bimbingan dan Konseling serta Peran Guru Mata
Pealajaran dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menegngah Atas (SMA)
Negeri. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol.2. No.1. hlm. 120-124.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, da Tidakan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Syah, Muhibin. 2011. Psikologi pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset.

Tim Penyusun, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.ll, Jakarta: Balai Pustaka.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Usman, Husaini dan Purnomi Setiyadi. 2017. Metodologi Penelitian sosial. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenada media Group.
96

Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2014. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai