Anda di halaman 1dari 174

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 59 JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:
NUR FAIZAH NIM:
1110018200030

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN


59 Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Isla
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 8 Oktober 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ali Nurdin, M. Pd Dr. Fathi Ismail, MM


NIP. 195506011981031005 NIP. 194910121978031003
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59


Jakarta” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada
tanggal 10 November 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 14 November 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd ………. ……………...


NIP. 19661009 199303 1 004

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)


Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd ………. ………………
NIP. 19730302 200501 1 002

Penguji I
Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil ………. ……………....
NIP. 19560530 198503 1 002

Penguji II
Dr. Jejen Musfah, MA ………. ………………
NIP. 19770602 200501 1 004

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D


NIP. 19591020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Faizah


NIM : 1110018200030
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Alamat : Jl. Panjang Cidodol RT.002 RW.013 No.32 Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
di SMKN 59 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
dosen:

Nama Pembimbing I : Drs. Ali Nurdin, M. Pd.


NIP : 19550601 198103 1 005
Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan
Nama Pembimbing II : Dr. Fathi Ismail, MM.
NIP : 19491012 197803 1 003
Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 8 Oktober 2014


Yang Menyatakan

Nur Faizah
ABSTRAK

Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Skripsi Program Strata Satu (S-1),
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemeliharaan


sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan
mengenai kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan
di SMKN 59 Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi
wawancara, studi dokumentasi dan observasi dengan interviewee, yaitu Kepala
SMKN 59 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, Kepala
Laboratorium Sekolah dan Kepala Perpustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pemeliharaan sarana


dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta sudah baik. Hanya saja karena
belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa kegiatan
dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, teknik
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta belum
optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan
pendataan sesuai dengan teknik pemeliharaan. Namun dalam hal penganggaran
untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dana yang
dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sudah
cukup.

Rekomendasi yang dapat penulis berikan agar pemeliharaan sarana dan


prasarana pendidikan dapat dilakukan secara optimal ada 3 (tiga). Pertama, perlu
dilakukan analisis kebutuhan secara lebih matang dalam membuat perencanaan
program kerja sarana dan prasarana oleh Tim Sarana dan Prasarana Sekolah.
Kedua, Tim Sarana dan Prasarana Pendidikan harus melakukan pendataan
terhadap sarana dan prasarana yang rusak. Ketiga, Kepala Sekolah harusnya lebih
intensif lagi dalam melakukan pengawasan dan memberikan kesadaran kepada
seluruh warga sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah.

Kata Kunci: Pemeliharaan, Sarana dan Prasarana.

i
ABSTRACT

Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Maintenance of Educational Facilities in


Public Vocational High School 59 Jakarta, Thesis Program Degree of Strata I
(S1), Program Study of Management Education, Faculty of Tarbiyah and
Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
2014.

This study aims to describe the maintenance of educational facilities at


Public Vocational High School 59 Jakarta. The method that used in this study is a
qualitative approach to describe the maintenance activities of educational facilities
were conducted at Public Vocational High School 59 Jakarta. Data collection
techniques were used, including interviews, documentation studies and
observation with the interviewees, the Head of 59 Vocational High School
Jakarta, Vice Principal field Infrastructures, The Head of the School Laboratory
and the Head of Library.

The results of the research showed that the maintenance of educational


facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is good. But, because of
Public Vocational High School 59 Jakarta does not have a Standar Operating
Procedure (SOP) so that there was some plans has not been going well. In
addition, maintenance techniques of educational facilities at Public Vocational
High School 59 Jakarta is not optimal. This is due, the data collection acitivities of
maintenance is not carried out in accordance with the maintenance techniques
does. However, in terms of budgeting for maintenance of educational facilities,
the funds that allocated for maintenance activities for school infrastructure is
sufficient.

There are three recommendations which can writer given to the


maintenance of educational facilities in order to can be performed optimally.
First, it is necessary to analyze the needs to be done better of the planning work
program infrastructure by the School Facilities and Infrastructure Team. Second,
The School Facilities and Infrastructure Team should record all of the damaged
facilities and infrastructure. Third, the principal should be more intensive in the
monitoring and bring awareness to the entire school community in maintaining
school facilities and infrastructure.

Keywords: Maintenance, Facilities and Infrastructure.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillaahirabbilaalamin, puji serta syukur dipanjatkan kehadirat


Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Allahummashalli’ala Muhammad, shalawat serta salam
semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah.

Dengan penuh rasa syukur, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis
sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun Alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
baik moral maupun material dari banyak pihak sehingga penulis dapat membuat
skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di
SMKN 59 Jakarta. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ali Nurdin, M. Pd. dan Dr. Fathi Ismail, MM., dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan,
nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

i
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis
butuhkan.
6. Drs. H. Ramli, M. Pd., Kepala SMKN 59 Jakarta. Semoga Allah
senantiasa memberikan keberkahan dan kesehatan.
7. Elizar Kamal, S. Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan
prasarana serta semua guru dan staf SMKN 59 Jakarta yang telah
menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Mamah dan Ayah (Alawiyah dan Hidayat), terima kasih banyak atas
segala dukungan baik moral maupun materil, doa, nasehat, kesabaran,
kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak dan adik (M. Fadli, Nurmayanti, S. Kom, Andriansyah, S.E,
dan Chaerullah), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang
selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan MP angkatan 2010, khususnya untuk
Mecca, Sefti dan Siti. Terima kasih teman untuk segala bantuan,
motivasi dan dukungan kalian.

Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan


kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
untuk penulis dan pembaca umumnya.

Jakarta, 8 Oktober 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................6
C. Pembatasan Masalah....................................................................7
D. Perumusan Masalah......................................................................7
E. Manfaat Penelitian........................................................................7
BAB II KAJIAN TEORITI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan.................................................9
1. Pengertian Sarana Pendidikan..............................................9
2. Pengertian Prasarana Pendidikan Pendidikan......................11
3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan.......................12
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan..........18
B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan........................28
1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.......................28
2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana....30
3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana...........31
4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana..........................31
5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.........................33
6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana....................36
C. Hasil Kajian yang Relevan.........................................................38
D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu....................................39

v
E. Kerangka Berpikir .................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 41
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 42
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................. 43
E. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 46
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 50
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 54
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 54
2. Identitas Sekolah.................................................................. 54
3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta................................. 54
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
SMK Negeri 59 Jakarta........................................................ 55
5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta .................... 57
6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 61
B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................... 62
1. Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan ........................................................................... 62
2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..... 67
3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan ........................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................94
B. Saran.............................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu....................................................38


Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian..................................................41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data.................................46
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kepala SMKN 59 Jakarta..................47
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Wakasekbid. Sarana dan Prasarana. 48
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium.........................49
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan..........................49
Tabel 4.1 Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta.......................................55
Tabel 4.2 Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta...............................56
Tabel 4.3 Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta......................................57
Tabel 4.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana
SMK Negeri 59 Jakarta.........................................................58
Tabel 4.5 Rincian Tugas Tim Sarana dan Prasarana
SMK Negeri 59 Jakarta.........................................................72
Tabel 5.1 Sarana Ruang Kelas...............................................................98
Tabel 5.2 Sarana Ruang Perpustakaan..................................................98
Tabel 5.3 Sarana Laboratorium Komputer............................................99
Tabel 5.4 Sarana Laboratorium Multimedia..........................................100
Tabel 5.5 Sarana Laboratorium Pemasaran...........................................101
Tabel 5.6 Sarana Laboratorium Bahasa.................................................102
Tabel 5.7 Sarana Ruang Pimpinan........................................................102
Tabel 5.8 Sarana Ruang Guru................................................................103
Tabel 5.9 Sarana Ruang Tata Usaha......................................................104
Tabel 5.10 Sarana Tempat Ibadah...........................................................104
Tabel 5.11 Sarana Toilet..........................................................................105
Tabel 5.12 Sarana Gudang.......................................................................106

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta.........................61

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara


Lampiran 2 Rincian Rencana Program Kerja
2013/2014 Lampiran 3 Evaluasi Program Kerja
2013/2014
Lampiran 4 Rencana Anggaran Program Kerja 2013/2014
Lampiran 5 Kartu Pemeliharaan Barang Tahun 2013
Lampiran 6 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium
Bahasa
Lampiran 7 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Pemasaran
Lampiran 8 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Multimedia
Lampiran 9 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Komputer
(KKPI) Lampiran 10 Rincian Tugas Tim Sarpras
Lampiran 11 Surat Bimbingan
Skripsi Lampiran 12Surat Izin
Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 14 Lembar Uji Referensi
Lampiran 15 Biodata Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber
daya manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Sebagai
agent of change, pendidikan mampu meningkatkan taraf hidup manusia
menjadi lebih baik. Dalam kehidupannya, manusia perlu dididik dan
mendidik dirinya untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan hidupnya
secara terus menerus. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pelaksanaan pendidikan harus
menjamin peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan perkembangan
zaman yang ada agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi
dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut, pemerintah telah mengatur delapan standar nasional
pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 1 pasal 1 dijelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1

Secara umum, penyelenggaraan proses pendidikan sebagai upaya untuk


mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan utama dari lembaga
pendidikan. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya terkait dengan
banyak

1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, h.1.

1
2

faktor yang di antaranya adalah pengelolaan terhadap sarana dan prasarana


pendidikan.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar sarana dan
prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.2 Dengan adanya standar pendidikan tersebut, sekolah harus
dapat mengelola semua sumber daya yang ada sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan demi mencapai tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan
yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik, maka kegiatan belajar
mengajar yang ada di sekolah haruslah berjalan dengan lancar tanpa adanya
suatu hambatan apapun.
Dalam proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan baik maka harus ditopang dengan fasilitas
belajar yang memadai yaitu dengan adanya sumber-sumber belajar yang
berfungsi dengan baik seperti adanya perpustakaan yang lengkap,
laboratorium serta bengkel-bengkel kerja dan dapat menggunakan teknologi
informasi.3 Kegiatan belajar mengajar akan efektif jika ketersediaan sarana
dan prasarana yang ada memadai dan berfungsi dengan baik. Namun hal
tersebut tidaklah cukup karena meskipun sarana dan prasarana yang ada
tersedia secara memadai, tetapi pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana
tersebut tidak dilakukan dengan baik maka nilai guna dan nilai daya dari

2
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal
1 ayat 8, h. 3.
3
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan), (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), h. 176
3

sarana dan prasarana tersebut akan menyusut. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Pemeliharaan
terhadap sarana dan prasarana pendidikan merupakan masalah yang sering
terjadi di suatu lembaga pendidikan, di mana kenyataan di lapangan banyak
ditemukan bahwa sekolah tidak mampu memelihara sarana dan prasarana
yang dimilikinya sehingga menyebabkan sarana dan prasarana tersebut rusak
dan tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya lagi. Banyak sekolah
yang tidak melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang
dimilikinya sehingga saat sarana dan prasarana tersebut rusak maka sekolah
langsung melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana tersebut.
Padahal jika pemeliharaan dilakukan secara baik dan berkala, maka tentunya
hal ini akan meningkatkan efisiensi dari sarana dan prasarana yang ada.
Pemeliharaan sarana dan prasarana itu sendiri bertujuan untuk
memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya), untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan
yang dipasang untuk produksi atau jasa, untuk menjamin kesiapan
operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat
setiap waktu dan untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat
tersebut.4
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu Standar Nasional
Pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan,
sehingga melengkapi sarana dan prasarana menjadi hal yang mutlak. Hal
tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik. Hal tersebut juga diperkuat dengan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VII pasal 42 ayat 1 bahwa “Setiap satuan
4
Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi
Karya Media, 2007), h. 106
4

pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan


pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.5
Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), standar sarana
dan prasarana untuk satu SMK/MAK harus memiliki sarana dan prasarana
yang mampu melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 48
rombongan belajar.6
Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana
pendidikan tidak dapat menunjang proses belajar mengajar karena memang
pengadaan sarana dan prasarana yang tidak diperhatikan dengan baik, banyak
juga sekolah yang sarana dan prasarana pendidikannya sudah cukup memadai
namun karena tidak dilakukan pemeliharaan terhadap fasilitas sekolah
tersebut, sarana dan prasarana yang ada menjadi rusak atau tidak dapat
digunakan lagi sesuai dengan fungsinya. Bahkan terkadang sarana dan
prasarana yang rusak tersebut diabaikan begitu saja tanpa adanya tindak
lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi atau bahkan menghambat kelancaran kegiatan belajar
mengajar yang ada di sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut, lembaga
pendidikan harusnya mampu mengelola semua sarana dan prasarana yang ada
termasuk memeliharanya agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan
sesuai dengan masa manfaat dari barang tersebut.
Selain itu, masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah terkait dengan
sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah pemeliharaan. Banyak
sekolah yang tidak mampu memelihara dan merawat sarana dan prasarana
pendidikan yang ada sehingga sarana dan prasarana tersebut banyak yang
rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kurangnya pemeliharaan terhadap
sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah mengakibatkan sarana

5
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII
pasal 42 ayat 1 , h. 31.
6
Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), h. 1.
5

dan prasarana tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini
tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang ada di
sekolah. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah
disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai
pentingnya melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang
ada. Kesadaran dan pemahaman yang kurang tersebut dikarenakan karena
tidak adanya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sarana dan
prasarana yang telah dipakai setelah dipakai saat proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, sekolah harus bisa menimbulkan kesadaran dan
memberikan pemahaman mengenai betapa pentingnya memelihara sarana dan
prasarana pendidikan yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana
dan prasarana adalah dengan memberikan arahan dan penjelasan bagi semua
warga sekolah bahwa lebih baik memelihara dan merawat sarana dan
prasarana pendidikan dengan baik daripada sekolah harus mengeluarkan
biaya yang cukup besar untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan
prasarana yang rusak akibat tidak dipelihara dengan baik.
SMK Negeri 59 Jakarta yang terletak di Jl. Peninggaran Barat I
Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan adalah salah satu lembaga pendidikan
formal yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai.
Akan tetapi masih ada kekurangan dalam hal pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada. Terdapat beberapa sarana dan prasarana
pendidikan yang kurang mendapatkan pemeliharaan sehingga rusak dan tidak
dapat digunakan lagi. Salah satu contohnya adalah proyektor yang ada di
kelas XII Pemasaran 2 yang rusak dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar. Mengingat pentingnya pemeliharaan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di sekolah, maka suatu lembaga pendidikan
harus melakukan upaya-upaya dalam rangka memelihara dan merawat sarana
dan prasarana yang ada. Pemeliharaan sarana dan prasarana tentunya harus
dilakukan secara rutin dan berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya
kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Dengan pemeliharaan yang
6

teratur maka sarana dan prasarana dapat tahan lebih lama dari segi kuantitas
dan kualitasnya sehingga selalu dalam kondisi baik siap pakai.
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan.
2. Kurangnya kesadaran warga sekolah (kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, siswa dan pegawai sekolah) dalam memelihara sarana dan
prasarana pendidikan.
3. Masih rendahnya alokasi dana dari Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS) untuk pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan.
4. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan belum berdasarkan teknik
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Kurangnya sumber daya manusia yang ikut serta dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana.
6. Rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana.
7. Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana yang baik.
8. Kurangnya upaya sekolah dalam memberikan pemahaman mengenai
pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana.
7

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang
akan diteliti pada tiga aspek berikut:
1. Perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
di SMKN 59 Jakarta.
2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59
Jakarta.
3. Alokasi dana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS) untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti adalah hanya sarana
dan prasarana pendidikan yang berhubungan langsung dengan proses belajar
mengajar seperti: Gedung, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana perencanaan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta, bagaimana bentuk
teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta
dna bagaimana pengalokasian dana RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui
bagaimana sesungguhnya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan.
2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang
ada di SMKN 59 Jakarta.
8

3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk


penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Sarana Pendidikan

Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam


sebuah penyelenggaraan pendidikan karena merupakan faktor penunjang
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Anak didik tentunya dapat belajar dengan lebih baik dan
menyenangkan jika sekolah mampu memenuhi kebutuhan belajar dari anak
didik itu sendiri.1 Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus
mendapat perhatian lebih karena merupakan tolok ukur sebuah sekolah
sehingga dalam penggunaannya harus selalu ditingkatkan dan disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh
karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilakukan
sebaik mungkin, terutama dalam hal pemeliharaan agar sarana dan prasarana
yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan usia sarana dan prasarana
itu sendiri. Selanjutnya akan dibahas beberapa pengertian sarana sebagai
berikut:
Menurut Agustinus Hermino, “Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah”.2

1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 183-
185
2
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia,
2013), h. 178

9
1

Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa sarana adalah semua


peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.3
Menurut M. Sobry Sutikno, “Sarana pendidikan pada umumnya
mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung/ruang
kelas, alat-alat/media pembelajaran, meja, kursi dan sebagainya”.4
Menurut H. M. Daryanto, “Sarana seperti alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya”.5
Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media
Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik
yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.6
Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah
semua perangkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan di sekolah.7
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana
adalah semua peralatan, perabot dan fasilitas baik yang bergerak maupun
tidak bergerak yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Contoh sarana pendidikan
misalnya seperti; kursi, meja, buku, papan tulis, alat praktik, alat peraga dan
sebagainya.

3
Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, h. 6-7
4
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga
Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet. 1, h. 86
5
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, h. 51
6
Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. 1, h. 103
7
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Cet. 2, h. 2
1

2. Pengertian Prasarana Pendidikan


Prasarana secara etimologi (arti kata) adalah alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan.8 Hamdani menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam menunjang proses
pengajaran di sekolah, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan
menuju sekolah.9 Perbedaan mendasar antara pengertian sarana dan prasarana
pendidikan sebenarnya terletak pada sifatnya saja. Di mana sarana pendidikan
bersifat langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah,
sedangkan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
Menurut Barnawi dan M. Arifin, “Prasarana pendidikan merupakan
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung digunakan
untuk menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.10
Prasarana pendidikan juga didefinisikan sebagai semua perangkat
kelengkapan dasar yang digunakan secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan secara tidak langsung
dalam proses pendidikan seperti; halaman, taman sekolah dan jalan menuju
sekolah.
Berdasarkan pengertian sarana dan prasarana pendidikan yang telah
dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana
pendidikan merupakan semua alat, fasilitas, atau kelengkapan dasar yang
digunakan secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan belajar mengajar demi mencapai tujuan
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,

8
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2006), h.
91
9
Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 1, h. 191
10
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), Cet. 1, h. 48
11
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: Gramedia,
2013), h. 178
1

kursi, papan tulis, alat praktik, alat peraga, perpustakaan, laboratorium,


halaman, taman dan jalan menuju sekolah.

3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan


Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis,
atau sifatnya, yaitu:
a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM),
prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak
sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah
tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan
jalan, air listrik, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana
pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan)
terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan
media pendidikan.12

Prasarana pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, memiliki


peran yang sifatnya tidak langsung menunjang proses belajar mengajar
(PBM). Oleh karena itu prasarana hanya menjadi faktor pendukung dalam
proses pendidikan. Sehingga dalam keberadaannya kurang sangat
menentukan efektifnya proses belajar mengajar. Namun hal tersebut tidak
membuat prasarana tidak diperhatikan dalam proses pengadaannya karena
tanpa adanya prasarana pendidikan, proses belajar mengajar yang terjadi akan
terhambat mengingat prasarana pendidikan itu sendiri merupakan faktor yang
mendukung dan melengkapi sarana pendidikan guna terlaksananya proses
belajar mengajar yang efektif. Yang termasuk prasarana pendidikan yaitu
meliputi gedung/bangunan sekolah (ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang
kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah
(UKS), tempat ibadah, ruang organisasi, gudang, kantin sekolah dan jamban),
air, listrik, telepon dan jalan menuju sekolah.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu fungsi kehadirannya sangat
menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, buku

12
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Cet. 1, h. 115
1

pelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya buku
pelajaran tersebut, maka proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik akan
kurang optimal. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas.
Jika dilihat dari jenisnya, maka sarana dan prasarana pendidikan
dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.
Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan,
mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media dan
sebagainya.
Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mati atau kurang
dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa,
uang.

Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang


dimaksud adalah sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah, baik yang
bersifat fisik maupun nonfisik. Fasilitas fisik adalah semua sarana dan
prasarana pendidikan yang digunakan sekolah yang berwujud benda mati
namun memiliki peran yang penting karena dapat memudahkan suatu
kegiatan pendidikan. Misalnya kendaraan yang biasa digunakan untuk
transportasi, mesin tulis dan komputer sebagai media yang digunakan untuk
praktik kejuruan, perabotan sekolah yang menunjang proses pendidikan, alat
peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan model kerangka
manusia atau anatomi tubuh manusia yang digunakan saat pembelajaran
praktik bidang studi dan lain sebagainya.
Adapun pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana
pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan, yang
dimaksud dnegan kebutuhan fisik sekolah adalah sebagai berikut:
1) Kantor,
2) Sekolah,
3) Rumah dinas,
1

4) Gudang,
5) Laboratorium,
6) Instalasi air dan listrik,
7) Jalan,
8) Jembatan,
9) Pagar,
10) Saluran air,
11) Tanah; (tanah kosong, kebun percobaan, taman dan halaman).13
Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam fasilitas
nonfisik yaitu fasilitas yang memiliki peranan yang sama dengan fasilitas
fisik, hanya saja tidak berwujud benda mati. Misalnya manusia, dalam hal ini
yaitu sumber daya manusia atau guru sebagai pendukung kegiatan belajar
mengajar. Kemudian adalah jasa, yakni kinerja guru itu sendiri dalam
mengajar dan memberikan konsultasi kepada siswa yang sedang mengalami
permasalahan. Yang terakhir adalah uang, di mana uang sebagai faktor
ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di
sekolah, termasuk proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
terealisasikan karena adanyan fungsi uang tersebut.
Sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan
sifatnya, yaitu:
c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang
kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.
1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan
dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis
pakai.
a) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada
waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang
tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi
lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu
dan sebagainya.
b) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat
dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap

13
Tholib Kasan, Op. Cit, h.
1

memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk


pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik,
kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
2) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah
letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah,
bangunan/gedung, sumur, menara air dan sebagainya.14

Sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah dapat


diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi barang bergerak dan barang
tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindahtempatkan dan
tentunya volume barang tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya. Barang
bergerak ini terbagi menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.
Barang habis pakai hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang
tidak lama karena volume barang tersebut akan susut pada saat digunakan dan
sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Yang termasuk dalam barang
habis pakai antara lain seperti spidol dan tinta yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Sedangkan barang tidak habis pakai jangka waktunya lebih
lama dibandingkan dengan barang habis pakai, karena volumenya tidak akan
susut saat digunakan hanya saja dibutuhkan perawatan secara berkala dan
anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut agar barang tersebut
selalu dalam kondisi siap pakai ketika akan digunakan. Yang termasuk dalam
kategori barang tidak habis pakai adalah seperti mesin tik, komputer yang
digunakan dalam proses pendidikan dan kendaraan sebagai alat transportasi
yang digunakan pihak sekolah untuk memudahkan kegiatan pendidikan jika
harus dilaksanakan di luar sekolah, media pendidikan dan sebagainya.
Selanjutnya adalah barang tidak bergerak. Barang yang tidak dapat
dipindahtempatkan ini dapat berupa prasarana pendidikan yang digunakan
untuk menunjang proses pendidikan. Yang termasuk barang tidak bergerak
ini yaitu lahan, bangunan/gedung sekolah, air, listrik dan sebagainya.
Sedangkan dilihat dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar
mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran,
alat peraga dan media pendidikan.

14
Ibid., h. 115-
1

Secara singkat ketiga jenis sarana pendidikan tersebut dapat dijelaskan


sebagai berikut:
a. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara
langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar
mengajar.15
b. Alat peraga
Alat peraga adalah semua alat bantu pendidikan dan pengajaran,
dapat berupa benda perbuatan dari yang tingkatannya paling
konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah
pengertian (penyampaian konsep) kepada siswa.16

Dalam proses belajar mengajar, alat peraga sangatlah dibutuhkan


karena dengan penggunaan alat peraga tersebut mampu memudahkan peserta
didik untuk mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan alat peraga
maka peserta didik bisa melihat secara langsung contoh atau gambaran
konkrit dari teori yang mereka pelajari.
c. Media pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiahnya berarti
pengantar atau perantara. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efektif dan efisien.17
Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian media
pendidikan. Media pendidikan adalah segala bentuk saluran
pendidikan baik dalam bentuk cetak maupun audio visual yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan pembelaajr sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar mengajar. Media pendidikan dapat diklasifikasikan
berdasarkan atas media tradisional dan media modern. Contoh dari
media tradisional adalah papan tulis, penghapus dan kapur. Sedangkan
contoh dari media modern adalah slide dan film.18
Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur
pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Gagne, media
terbagi menjadi 7 (tujuh) kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan,
15
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h. 11
16
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 10-11
17
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2012), h. 7
18
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11
1

komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara
dan mesin belajar.19
Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan audiovisual.20
1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan indera
pendengaran (kemampuan suara), seperti radio, cassette recorder,
piringan audio.
2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan,
seperti film strip, slides, foto, gambar, atau cetakan. Adapula media
visual yang menampilkan gambar bergerak seperti film bisu, film kartun.
3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
gambar. Media ini memiliki kemampuan yang lebih baik karena
mencakup kedua unsur yang pertama dan kedua.21
Ketiga jenis media pengajaran tersebut dapat digunakan oleh guru
untuk lebih memudahkan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik.
Selain itu, dengan penggunaan media pengajaran tersebut akan lebih menarik
minat belajar siswa dalam belajar. Misalnya saat guru menggunakan media
audiovisual berupa film terkait dengan materi pelajaran yang sedang diajar.
Hal itu tentunya akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi
untuk belajar karena peserta didik dapat menghubungkan secara langsung
dengan materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, media pengajaran
haruslah dimanfaatkan seoptimal mungkin agar proses belajar mengajar yang
terjadi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dapat terealisasikan sebagaimana sesuai
dengan yang diharapkan.
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi
dua macam, yaitu:

19
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 4, h. 20
20
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 50
21
Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991), Cet. 5, h. 206-
207
1

1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk


proses belajar mengajar, seperti: ruang teori, ruang perpustakaan,
ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk
proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang
usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan
tempat parkir kendaraan.22

Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai prasarana pendidikan.


Yang termasuk dalam prasarana pendidikan adalah seperti tanah, halaman,
pagar, gedung/bangunan sekolah serta alat perabot/mebeler dan bangunan
infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana lingkungan sekolah untuk
melengkapi gedung sekolah agar sekolah menjadi aman, nyaman dan sehat.
Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
a) Jalan, gorong-gorong dan jembatan;
b) Jaringan listrik dan telepon;
c) Jaringan air bersih;
d) Sumur gali.23

4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai
kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan,
inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan
serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara
tepat guna dan tepat sasaran.24
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-

22
Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108
23
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11
24
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Sarana
Panca Karya Nusa, 2009), h. 125
1

sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan


agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.25
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja
sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien.
Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana
sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pengadaan
b) Pendistribusian
c) Penggunaan dan pemeliharaan
d) Inventarisasi
e) Penghapusan26
Dengan demikian, Agustinus Hermino menyebutkan adanya 5 proses
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Berbeda dengan Agustinus, Barnawi & M. Arifin menjelaskan bahwa
proses-proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
melalui kegiatan sebagai berikut:
a) Perencanaan
b) Pengadaan
c) Pengaturan
d) Penggunaan
e) Penghapusan27
Sedangkan menurut Ary H. Gunawan, secara kronologis-operasional
kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a) Perencanaan Pengadaan Barang
b) Prakualifikasi Rekanan
c) Pengadaan Barang
d) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran
e) Pemeliharaan, Rehabilitasi

25
Mulyono, Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), Cet. 1, h. 184
26
Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180
27
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 48-49
2

f) Penghapusan dan Penyingkiran


g) Pengendalian28
Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa kegiatan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a) Perencanaan
b) Pengadaan
c) Penyimpanan
d) Inventarisasi
e) Pemeliharaan
f) Penataan
g) Penggunaan dan Pembuatan
h) Penghapusan
i) Pengawasan dan Pengendalian
Dengan demikian, kegiatan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan menurut Ary H. Gunawan ada 7 proses. Sedangkan menurut
Wahyu Sri Ambar Arum terdapat 9 proses dalam manajemen sarana dan
prasarana pendidikan. Secara garis besar, proses manajemen sarana dan
prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary H.
Gunawan menyebutkan proses prakualifikasi rekanan. Menurut Ary H.
Gunawan, prakualifikasi rekanan dianggap penting untuk menghindari
berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan,
spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya.
Dari empat pendapat mengenai proses manajemen sarana dan
prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa proses manajemen sarana dan prasarana
pendidikan harus dimulai dengan proses perencanaan. Dengan perencanaan,
maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis.
Dari penjelasan mengenai proses manajemen sarana dan prasarana
tersebut, maka penulis berpendapat sama dengan yang dikemukakan oleh
Wahyu Sri Arum Ambar bahwa proses manajemen sarana dan prasarana

28
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 116
2

pendidikan meliputi: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Penyimpanan, 4)


Inventarisasi, 5) Pemeliharaan, 6) Penataan, 7) Penggunaan dan Pembuatan,
8) Penghapusan dan 9) Pengawasan dan Pengendalian. Adapun penjelasan
dari masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut:
1) Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya
rancangan yang dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian,
penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi
atau pembuatan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.29
Menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan perlengkapan pendidikan
adalah suatu proses menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.30
Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka
dapat didefinisikan bahwa perencanaan sarana dan prasarana adalah
keseluruhan rancangan mengenai pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas
sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam pelaksanaannya karena perencanaan dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.31
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap
organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap
kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan yang
mencakup bidang-bidang sebagai berikut:

29
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51
30
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26
31
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 20-21
2

a) Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas


mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll.
b) Kesiswaan, antara lain prosedur penerimaan siswa baru, pembagian
kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll.
c) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru, usaha
kesejahteraan guru, mutasi atau promosi guru dan pegawai sekolah,
dll.
d) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik
yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya.
e) Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang
kelas, perbaikan lapangan olahraga, pengadaan bangku murid dan
sebagainya.32

2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan adalah segala kegiatan dalam menyediakan semua
kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan
ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan
sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.
Fungsi pengadaan sendiri adalah untuk memenuhi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas,
tempat dan waktu yang dikehendaki.33
Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut:
1. Pengadaan tanah;
2. Pengadaan bangunan;
3. Pengadaan perabot;
4. Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi;
5. Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.34

32
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), Cet. 15, h. 107
33
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47
34
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Op. Cit, h. 135
2

Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus


menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang telah dirumuskan dalam
perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari
sekolah membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah
sehingga semua barang yang dibeli adalah memang yang benar-benar
dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar serta
meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.

3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan simpan
menyimpan suatu barang-barang sekolah baik dalam keadaan baru
maupun rusak yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau ditugaskan
oleh suatu lembaga pendidikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek
fisik dan aspek administratif. Aspek fisik yaitu wadah yang diperlukan
untuk menampung barang negara yang berasal dari pengadaan yang
biasanya disebut dengan gudang. Sedangkan aspek administratif adalah
hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti
bendaharawan kepala gudang, urusan penerimaan, urusan pengeluaran
dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.35
Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus
diletakkan di tempat yang aman dan lokasi penyimpanannya mudah
dijangkau. Diletakkan di tempat aman agar terhindar dari tindak
pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti
komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika
sewaktu-waktu barang yang disimpan dibutuhkan kembali, maka dapat
diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.

35
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 75-
2

4) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar
barang-barang yang ada dengan teratur berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan klasifikasi dan
pemberian kode barang untuk memudahkan dalam mencatat dan
mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan.
Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi
adalah:
a) Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk
Inventaris” dan buku pembantu “Buku Golongan
Inventaris”.
b) Memberikan koding pada barang-barang yang
diinventarisasikan.
c) Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang.
d) Membuat daftar isian/format inventaris.
e) Membuat daftar rekapitulasi tahunan.36

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha


penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap
barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang
disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan
dapat berfungsi untuk:
a) Menyediakan data dan informasi untuk menentukan dan
menyusun rencana kebutuhan barang.
b) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman pengarahan
pengadaan barang.
c) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman penyaluran
barang.
d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan
barang sebagai pedoman penghapusan barang.
e) Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan
dan pengendalian barang.37

36
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 141
37
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 92-
2

5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pemeliharaan perlengkapan adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan secara terus menerus agar setiap jenis barang berada dalam
kondisi siap pakai. Kegiatan pemeliharaan itu sendiri dibedakan
berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun
waktu, pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala. Sedangkan berdasarkan keadaan barangnya,
pemeliharaan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan barang habis
pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.38
Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,
idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam
kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut;
a) Melakukan pencegahan kerusakan;
b) Menyimpan, disimpan di ruang/rak agar terhindar dari kerusakan;
c) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air;
d) Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin;
e) Mengganti komponen-komponen yang rusak;
f) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau
prasarana pendidikan.39

6) Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penataan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi 4
(empat) yaitu sebagai berikut:
a) Penataan Barang Bergerak
Yaitu pengaturan barang-barang yang dapat dipindahkan dari
penempatan sebelumnya, seperti perabot kantor, meja, kursi,
lemari, dsb.
b) Penataan Barang Tidak Bergerak
38
Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), cet. 1, h. 195-196
39
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h.
2

Yaitu menata barang-barang yang tidak dapat dipindahkan,


seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat
dipindahkan, maka sebelum dibangun, dilakukan perencanaan
yang matang terlebih dahulu agar tidak terjadi perbaikan yang
menimbulkan pemborosan dana.
c) Penataan Barang Bergerak Habis Pakai
Yaitu penataan terhadap barang-barang yang tidak tahan lama,
cepat susut dan habis setelah digunakan, seperti kertas, kapur,
spidol, pensil, tinta spidol, dll.
d) Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai
Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan diberikan
nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan kode yang
berlaku. Sarana dan prasarana pendidikan hendaknya ditata
sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris
dan penggunaan serta indah dilihat.40

7) Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penggunaan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung
jawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran
kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang
sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan
fasilitas sekolah, maka diberikan tanggung jawab untuk menyusun
kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah.
Dalam penggunaan fasilitas sekolah, semua pihak yang
berkepentingan memiliki tanggung jawab bersama dalam penggunaan
fasilitas sekolah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa semua pengguna
fasilitas sekolah harus mempertanggungjawabkan pemakaian fasilitas
sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada.41

40
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-
127
2

8) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang-
barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris
dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk:
a) Mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat untuk
pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak;
b) Mencegah pemborosan biaya pengamanan;
c) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan
pengamanan;
d) Meringankan beban inventarisasi.
Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syarat-
syarat penghapusan sebagai berikut:
a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi;
b) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan;
c) Kuno, penggunaannya tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman;
d) Terkena larangan;
e) Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang;
f) Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya;
g) Berlebihan;
h) Dicuri;
i) Diselewengkan;
j) Terbakar atau musnah akibat bencana alam.42

9) Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengawasan adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung
terhadap manajemen fasilitas yang di dalamnya mencakup kegiatan
perencanaan dan penggunaan fasilitas.43
Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan yang diperoleh efisien
dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut:
a) Pengawasan Langsung
Merupakan pengawasan yang dilakukan secara langsung di
tempat pelaksanaan pekerjaan.

42
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h.
62
2

b) Pengawasan Tidak Langsung


Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan
secara formal yang bertindak atas nama organisasinya.
c) Pengawasan Informal
Yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau
prosedur yang telah ditentukan.
d) Pengawasan Administratif
Yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian
dan material.
e) Pengawasan Teknis
Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.44
Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana tidak dapat
berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengendalian. Artinya, setiap
kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun
demikian, pengendalian bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku
dan membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi
agar terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi,
sehingga pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.45

B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar selalu dalam kondisi
baik dan siap digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.46

44
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 171-172
45
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 153
46
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h.
2

Wahyuningrum menjelaskan bahwa pemeliharaan perlengkapan


adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan
agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai.47
Menurut Wahyu Sri Ambar Arum pemeliharaan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua
barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara
berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehingga
barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati
dalam menggunakannya.48

Pada hakikatnya, sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas


penunjang dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan sarana dan
prasarana tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung, harus
digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai guna dan usia
pemakaian dari sarana dan prasarana tersebut. Untuk melaksanakan hal
tersebut, dibutuhkan kegiatan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana
pendidikan yang dilakukan oleh sekolah agar semua fasilitas yang dimiliki
oleh sekolah terjaga dengan baik. Di samping itu, hal yang perlu mendapat
perhatian agar semua sarana dan prasarana sekolah selalu dalam kondisi baik
dan siap pakai adalah masalah pemeliharaan. Jika sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik dan dilakukan
pemeliharaan secara berkala, maka sarana dan prasarana tersebut akan selalu
dalam kondisi baik dan siap pakai serta semua personel sekolah dapat
menjalankan tugasnya masing-masing tanpa adanya suatu hambatan,
sehingga tidak ada sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dan
menghambat kelancaran proses pendidikan di sekolah.

47
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h.
124
3

2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


a. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan
jelas sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian
dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang
untuk produksi atau jasa.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat
tersebut.49

Selain itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga


bertujuan agar kekayaan yang besar nilainya itu memperoleh
pengamanan yang baik.50

b. Manfaat Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik
untuk negara maupun untuk pegawai yang menangani peralatan tersebut.
Manfaat bagi negara, yaitu:
1) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti
tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
2) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan
yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih
terkontrol sehingga menghindar kehilangan.
4) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan
dipandang,
5) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Sedangkan manfaat bagi pegawai adalah untuk memudahkan


pekerjaan yang dibebankan kepadanya.51

49
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h.
106
3

3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pemeliharaan terdiri dari 5 macam, yakni sebagai berikut:
a) Pemeliharaan darurat yaitu pemeliharaan tidak terencana.
Pemeliharaan ini dilakukan karena telah mengabaikan pemelihaaan
pencegahan. Misalnya, genteng sekolah yang tidak pernah diperbaiki
dan dibiarkan bocor, saat tiba-tiba hujan datang maka akan
membanjiri ruangan. Akibatnya ruangan tidak dapat dipakai,
sehingga harus diperbaiki secara mendadak karena kalau tidak
diperbaiki, maka akan merusak benda yang lainnya.
b) Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan ini dilakukan sesuai dengan
usia alat. Contoh: suatu alat hanya dapat digunakan selama 2 tahun.
Ketika usia pemakaian alat tersebut sudah habis atau lebih dari
waktunya, maka alat tersebut harus diperbaharui.
c) Pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan ini sering disebut dengan
pemeliharaan terencana. Artinya, pemeliharaan yang dilakukan
sudah direncanakan sebelumnya dan biasanya bersifat terjadwal.
d) Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus.
e) Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.52

4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang
sedang dalam pemakaian tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan
dilakukan agar setiap barang selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya tanpa adanya hambatan. Ditinjau dari
segi waktu pemeliharaan dapat dibagi menjadi:
a) Berdasarkan kurun waktu
Pemeliharaan menurut kurun waktu dapat dilakukan secara:
1. Pemeliharaan sehari-hari
2. Pemeliharaan berkala

51
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h.
106
3

b) Berdasarkan usia barang


1. Usia barang secara fisik
2. Usia barang secara administratif
3. Pemeliharaan dalam aspek hukum

c) Berdasarkan segi penggunaan


Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya untuk
menghindari dari terjadinya kerusakan. Misalnya, komputer yang
ada digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk keperluan
individual atau lainnya. Penggunaan barang pada umumnya
dibedakan pada dua hal yakni memperlakukan dan menjalankan.
Memperlakukan adalah suatu metode untuk menggunakan
barang secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera
pribadi pemakai barang. Sedangkan menjalankan adalah pengertian
secara khusus yang diterapkan pada barang yang struktur intern
fisiknya ada yang bergerak dan barang itu seluruhnya bergerak.

d) Berdasarkan keadaan barang


Pemeliharaan menurut keadaan barang dilakukan terhadap
barang habis pakai dan barang tak habis pakai (tahan lama).
1. Pemeliharaan barang habis pakai
2. Pemeliharaan barang tahan lama
Barang tahan lama dapat dikelompokkan menjadi:
a) Mesin-mesin
b) Kendaraan.
c) Alat-alat Elektronika
d) Buku-buku
e) Mebiler
f) Alat-alat Laboratorium
g) Gedung-gedung
h) Ruang Kepala Sekolah
3

i) Ruang Kelas.
j) Gedung Unit Sekolah Baru (USB)
k) Bangunan
l) Tanah53

5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Teknik atau tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
dapat dirumuskan menjadi 5P yang akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Penyadaran
Penyadaran adalah upaya menanamkan kesadaran kepada warga
sekolah tentang pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam
tahap ini perlu ditanamkan rasa memiliki (sense of belonging) sekolah
dan menyadarkan pentingnya kebiasaan baik kepada semua guru dan
siswa. Perlu diketahui bahwa tanggung jawab dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah tidak hanya tugas wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana saja, melainkan semua pihak bertanggung
jawab atas hal tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyadaran
kepada semua pihak tersebut.
Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
menggunakan rumus AMBAK. AMBAK merupakan singkatan dari
Apa Manfaatnya BAgi Ku. Contohnya, siswa diminta mengisi form
yang berisi manfaat pemeliharaan WC bagi siswa yang bersangkutan
sendiri.
Cara kedua adalah dengan menjelaskan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan jika pemeliharaan sarana dan prasarana tidak dilakukan.
Kemudian, cara yang ketiga adalah dengan mensosialisasikan tata
tertib dan memasang pesan-pesan pengingat penggunaan sarana dan
prasarana sekolah yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis.

53
Ibid., h. 107
3

B. Pemahaman
Pemahaman ialah upaya memberikan pemahaman tentang program
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Pemahaman diberikan
kepada semua warga sekolah dengan cara menjelas semua program
pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah secara utuh agar tujuan
pemeliharaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.

C. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah tahap penyusunan struktur organisasi
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah beserta pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. Pada tahap ini diatur dengan jelas
siapa yang bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan dan siapa
yang mengendalikannya. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai
penanggung jawab utama dan harus berkoordinasi dengan ketua
komite sekolah. Keduanya memiliki kedudukan sejajar dan tidak
dapat saling mendikte.
Organisasi membagi personel pemeliharaan berdasarkan kurun
waktu pemeliharaan. Kelompok personel yang bertugas melaksanakan
pemeliharaan harian atau mingguan adalah guru dan siswa.
Sedangkan kelompok personel yang melaksanakan pemeliharaan
secara berkala adalah tim teknis pemeliharaan. Tim teknis ini terdiri
dari unsur guru, wali murid, komite sekolah dan anggota masyarakat.
Struktur organisasi yang telah dibentuk tidak akan berjalan dengan
baik jika tidak dijabarkan dengan jelas tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
secara teratur sehingga menjadi suatu kebiasaan civitas sekolah.
Pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan
rutin dan pemeliharaan berkala.
3

Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjaga sarana dan prasarana


agar tetap dalam kondisi dan bertahan lama. Kegiatannya mencakup
membersihkan semua komponen di dalam maupun di luar ruangan
dan merapikan letak-letak benda. Kegiatan pemeliharaan rutin dapat
menjadi sarana bagi guru untuk mendidik karakter siswa untuk peduli
terhadap lingkungan, memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin.
Sementara pemeliharaan berkala bertujuan untuk merawat dan
memperbaiki jika ada kerusakan sehingga sarana dan prasarana dapat
berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Kegiatan perawatan dapat
dilakukan oleh warga sekolah sendiri, sedangkan kegiatan perawatan
dilakukan oleh orang luar sekolah yang ahli. Pemeliharaan berkala
dilakukan oleh tim teknis pemeliharaan sekolah.

E. Pendataan
Pendataan adalah inventarisasi sarana dan prasarana ditinjau dari
ketersediaan dan kondisinya. Petugas yang ditunjuk untuk menyurvei
sarana dan prasarana harus memahami betul komponen apa saja yang
harus diinventarisasikan. Hasil dari pendataan dapat digunakan untuk
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana serta untuk
kepentingan pelaporan. Selain itu, hasil pendataan juga dapat
dijadikan dasar untuk mengajukan pengadaan barang pengganti ke
Dinas Pendidikan.54

Jadi, sebelum melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan


prasarana, maka terlebih dahulu kita harus menyadarkan dan memberikan
pemahaman terhadap seluruh warga sekolah untuk memahami dan
menyadari pentingnya memeliharan sarana dan prasarana yang ada untuk
menimbulkan rasa tanggung jawab kepada setiap pengguna sarana dan
prasarana agar mampu menjaga dengan baik sarana dan prasarana yang

54
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 228
3

telah dipakai agar sarana dan prasarana tersebut dapat digunakan sesuai
dengan jangka waktu maksimal pemakaiannya.
Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah membentuk struktur
organisasi. Hal ini penting dilakukan agar setiap tugas memiliki
penanggung jawab yang jelas sehingga tidak ada tugas yang tumpang
tindih atau bahkan terabaikan karena tidak ada orang bertanggung atas
tugas tersebut.
Jika struktur organisasi atau job design sudah dibuat, maka yang
harus dilakukan selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam hal ini,
pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan struktur
organisasi yang telah disusun dan disepakati bersama.
Setelah pemeliharaan dilakukan, maka kita dapat mengetahui
kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Dari hasil
kegiatan pemeliharaan, maka kita dapat mendata kondisi sarana dan
prasarana yang ada sehingga dapat dijadikan data dan laporan jika ingin
mengajukan pengadaan barang ke dinas pendidikan setempat.

6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Anggaran dalam pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan hal
yang amat penting. Permasalahan mengenai anggaran pemeliharaan juga
selalu dihadapi oleh manajemen sekolah karena ketidaktersediaan dan
tercukupinya dana pemeliharaan untuk melaksanakan pemeliharaan
gedung secara menyeluruh. Keterbatasan dan kesadaran masyarakat
dalam memberikan kontribusi dalam pengumpulan dana pemeliharaan
sangat kurang, untuk itu berbagai cara perlu ditempuh oleh manajemen
sekolah untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada
masyarakat bahwa pemeliharaan gedung sekolah adalah untuk
kepentingan masyarakat bersama, terutama yang tinggal di sekitar
sekolah.55

55
Decentralized Basic Education (DBE-1) USAID, Pengertian dan Acuan Manajemen Aset
Sarana dan Prasarana Sekolah (Buku IV), Juli 2010, h. B1-14
3

Dengan demikian, perlu adanya koordinasi antara pihak sekolah,


orang tua dan masyarakat sekitar untuk saling bekerja sama dalam
memelihara sarana dan prasarana sekolah, terutama dalam hal
pendanaan. Tentunya pendanaan tersebut harus bisa dilaksanakan
sekolah secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan laporannya.
Dalam hal ini, sekolah harus bisa meningkatkan kesadaran semua warga
sekolah dan masyarakat untuk bisa berkontribusi dalam hal pendanaan
untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini didasarkan
bahwa sarana dan prasarana sekolah itu sendiri manfaatnya dirasakan
untuk siswa-siswa yang notabene anak dari para orang tua tersebut. Jadi
kontribusi secara finansial dari para orang tua sangat dibutuhkan agar
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga proses pendidikan yang terjadi di sekolah tidak
mengalami hambatan dalam prosesnya.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan anggaran, baik aliran dana masuk maupun keluar perlu
ditunjuk seseorang sebagai pengelola anggaran (bendahara) yang
memiliki kemampuan menyusun administrasi keuangan, pelaporan dan
urusan bank (dalam kaitannya pembukaan rekening khusus untuk
pemeliharaan gedung sekolah). Dalam setiap transaksi pengeluaran
keuangan harus dikontrol atau disetujui oleh pihak komite sekolah.
Pemanfaatan anggaran yang dikeluarkan adalah disesuaikan dengan
rencana pemeliharaan yang diajukan dan akan dilaksanakan.56

56
Ibid.
3

C. Hasil Kajian yang Relevan

Nama dan Jenis Tabel 2.1


No Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
1 Dendi Wijaya 2013 Penelitian ini bertujuan untuk
Saputra/Skripsi mendeskripsikan implementasi standar
sarana dan prasarana sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah
melalui Permendikas di MAN 4 Jakarta.
Hasil dari penelitian ini adalah sarana dan
prasarana yang ada di MAN 4 Jakarta telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan,
meskipun ada 2 sarana yang tersedia tapi
belum cukup baik dikarenakan siswa
merasa sarana tersebut kurang memadai.
2 Fahri Ali/Skripsi 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi manajemen sarana dan
prasarana pendidikan dalam menunjang
proses pembelajaran di SMAN 3 Tangerang
Selatan. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa salah satu aspek dari
manajemen sarana dan prasarana, yakni
penyimpanan ssarana dan prasarana masih
belum efektif. Namun meskipun demikian
pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan efektif dalam menunjang proses
pembelajaran di SMKN 3 Tangsel.
3 Abdul Rifa’i 2011 Penelitian ini bertujuan untuk
Simatupang/Skripsi mendeskripsikan pengelolaan dan prasarana
dari aspek perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan
dan pengawasan di MTs. Negeri Parung
Bogor. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pada aspek
perencanaan dan pengawasan masuk dalam
kategori baik, sedangkan aspek
pemeliharaan, penghapusan dan
inventarisasi masuk dalam kategori cukup
baik. Namun secara keseluruhan,
pengelolaan sarana dna prasarana
pendidikan di Mts. Negeri Parung Bogor
sudah cukup baik dengan persentase 72,04.
3

4 Nia 2010 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


Fauziah/Skripsi pelaksanaan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan dalam meningkatkan
kinerja guru di SMPN 227 Jakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan dalam meningkatkan kinerja
guru sudah cukup baik dengan hasil data
akhir sebesar 69,38%.

D. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu


Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada
penelitian 4 (empat) tahun terakhir. Persamaannya yakni sama-sama meneliti
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Namun ada
beberapa perbedaan diantaranya:
1. Penelitian terdahulu meneliti semua aspek manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, sedangkan penelitian ini berfokus untuk meneliti
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
2. Penelitian terdahulu melakukan penelitian manajemen sarana dan
prasarana dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah,
namun dalam penelitian ini hanya meneliti salah satu aspek manajemen
sarana dan prasarana (pemeliharaan) saja.

E. Kerangka Berpikir
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses pendidikan di sekolah. Untuk menunjang proses belajar
mengajar di sekolah, sarana dan prasarana yang ada harus dipelihara dengan
baik agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Namun dalam
realitanya, masih banyak sekolah yang tidak mampu memelihara sarana dan
prasarana yang dimiliki sehingga banyak sarana dan prasarana yang
seharusnya bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang justru jadi
rusak bahkan sebelum masa usia barang tersebut habis. Selain itu
permasalahan-permasalahan yang sering terjadi juga antara lain seperti:
4

belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana


pendidikan, kurangnya kesadaran warga sekolah dalam memelihara sarana
dan prasarana pendidikan, masih rendahnya alokasi dana RAPBS untuk
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan belum berdasarkan teknik pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan, kurangnya SDM yang ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana, rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana, belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik, kurangnya upaya sekolah
dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemeliharaan sarana
dan prasarana.
Sedangkan sekolah harusnya mampu memelihara sarana dan prasarana
pendidikan yang dimiliki secara efektif dan efisien agar selalu dalam kondisi
yang baik dan siap pakai. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana
tersebut jika dilakukan dengan baik dan berkesinambungan, maka akan
menghasilkan kegiatan pemeliharaan yang efektif terhadap sarana dan
prasarana pendidikan yang ada.
Akan tetapi muncul permasalahan dalam upaya pencapaian peningkatan
pemeliharaan sarana dan prasarana, yakni masih belum efektif dan efisiennya
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini menyebabkan
terjadinya ketidaksesuaian antara pelaksanaan pemeliharaan dengan tujuan
akhir yang ingin dicapai oleh sekolah.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan dan mencapai
tujuan yang diharapkan oleh sekolah, maka SMKN 59 Jakarta merencanakan
beberapa strategi sebagai berikut: menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan
secara berkesinambungan, memberikan pemahaman kepada warga sekolah
untuk lebih peduli terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dan melakukan pendataan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang
rusak yang ada di sekolah. Penerapan strategi ini diharapkan dapat mencapai
tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang efektif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini mengambil tempat di SMKN 59 Jakarta yang beralamat di Jl. Peninggaran Barat I K
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian

Kegiatan Waktu Penelitian


No.
Penelitian Mei Juni Juli Agst Sep Okt
1. Perizinan Studi Pendahuluan
2. Pelaksanaan Studi Pendahuluan
3. Perizinan Penelitian
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Pengolahan Data

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memaparkan

Negeri 59 Jakarta terkait dengan masalah pemeliharaan sarana dan


prasarana pendidikan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan,
penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu obervasi,
wawancara dan dokumentasi.
Penulis menggunakan pendekatan ini karena penelitian ini
memerlukan informasi mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Penelitian kualitatif lebih bersifat

41
4

terbuka, artinya dalam penelitian kualitatif memberikan kesempatan


kepada subjek untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan
pemahaman dan kerangka berpikir subjek yang bersangkutan. Oleh karena
itu, untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan, penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
sesuai dengan pedoman observasi.
2. Wawancara, yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Hal
ini bertujuan memperoleh penjelasan-penjelasan langsung
mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian.
3. Dokumentasi, yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.1

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data yang dapat berupa individu
maupun benda sebagai sumber informasi yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang akurat. Sumber data dapat dibagi menjadi tiga
macam yaitu sebagai berikut:
1. Person (manusia)
Person adalah sumber data yang berupa manusia. Person atau
manusia yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, 4
Kepala Laboratorium yang terdiri dari Kepala Laboratorium
Pemasaran, Kepala Laboratorium Multimedia, Kepala
Laboratorium Komputer dan Kepala Laboratorium Bahasa, serta
Kepala Perpustakaan yang ada di SMK Negeri 59 Jakarta.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 198-201
4

2. Place (tempat)
Place adalah sumber data berupa tempat. Subjek yang dijadikan
tempat dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 59 Jakarta Selatan.
3. Paper (kertas/simbol)
Paper yang dimaksud di sini bukan saja yang berupa kertas, tetapi
juga yang berupa simbol. Paper di sini berupa dokumentasi-
dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan yang ada di SMK Negeri 59 Jakarta.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Ada tiga teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data
penelitian, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan teknik studi
dokumentasi.
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan cara
komunikasi langsung antara peneliti dengan objek penelitian.
Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
berpedoman pada pedoman wawancara (interview guide)
mengenai:
a. Perencanaan program pemeliharaan yang dilaksanakan di
SMKN 59 Jakarta;
b. Teknik Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMKN 59 Jakarta;
c. Anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMKN 59 Jakarta.
Berdasarkan teknik wawancara, penulis memperoleh informasi
bahwa untuk pemeliharaan sarana sekolah yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pembelajaran seperti ruang kelas,
mebiler, ruang laboratorium dan buku dilakukan pemeliharaan
4

secara rutin dan berkala. Untuk pemeliharaan rutin biasanya hanya


dari aspek kebersihan. Namun untuk pemeliharaan berkala seperti
laboratorium dilakukan pengecekan kondisi komputer setiap
sebulan sekali dan perawatan AC setiap 6 bulan sekali. Sedangkan
untuk pemeliharaan buku yang ada di perpustakaan sekolah,
pemeliharaan rutin yang dilakukan hanya membersihkan buku-
buku dan raknya. Untuk pemeliharaan rutin biasanya hanya
mengubah posisi rak buku dan memberi nomor katalog buku untuk
buku baru.
Sementara itu, untuk prasarana sekolah yang berhubungan
tidak langsung terhadap kegiatan pembelajaran (menunjang) seperti
gedung sekolah, pemeliharaan yang dilakukan adalah berupa
pengecatan yang dilakukan tiap 5 tahun sekali. Namun sekolah juga
melakukan perbaikan jika ada kerusakan yang bersifat insidental.
Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan penulis juga
memperoleh informasi bahwa untuk teknik pemeliharaan yang
diterapkan di SMKN 59 Jakarta yang meliputi penyadaran,
pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan dan pendataan sudah
dilaksanakan dengan baik. Hanya saja untuk aspek pendataan
belum dilakukan. Hal ini dibuktikan dari tidak adanya pencatatan
dan pendataan barang-barang sekolah yang rusak.
Untuk anggaran pemeliharaan, dari hasil wawancara diperoleh
informasi bahwa sekolah mengalokasikan dana dari RAPBS untuk
kegiatan sarana dan prasarana sekolah. Dari dana tersebut oleh
ketua tim sarana dan prasarana dialokasikan dan diprioritaskan lagi
untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
Adapun pihak-pihak yang peneliti wawancarai adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, 4
kepala laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium
multimedia, kepala laboratorium pemasaran, kepala laboratorium
4

KKPI, kepala laboratorium bahasa serta kepala perpustakaan


sekolah.

2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana pendidikan. Teknik dokumentasi untuk memperoleh
informasi dan data yang berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan SMKN 59 Jakarta berupa:
a. Rincian rencana program kerja;
b. Rencana anggaran program kerja;
c. Evaluasi program kerja;
d. Rincian tugas Tim Sarpras;
e. Kartu inventaris barang;
f. Kartu inventaris ruangan;
g. Kartu pemeliharaan barang dan lain-lain.

3. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik penelitian dalam pengumpulan data
dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang akan diteliti.
Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti,
berpedoman pada lembar pengamatan (observation sheet). Teknik
observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh
kondisi sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
Adapun sarana yang menjadi objek observasi yaitu:
a. Sarana ruang sekolah
b. Sarana ruang perpustakaan
c. Sarana laboratorium komputer
d. Sarana laboratorium multimedia
e. Sarana laboratorium pemasaran
4

f. Sarana laboratorium bahasa


g. Sarana ruang pimpinan
h. Sarana ruang guru
i. Sarana ruang tata usaha
j. Sarana tempat ibadah
k. Sarana toilet
l. Sarana gudang
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melihat
dan mendatangi secara langsung tempat yang dijadikan objek
observasi untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta. Selain itu, observasi
yang peneliti lakukan juga melalui pengamatan kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta. Kegiatan
pemeliharaan tersebut adalah perbaikan saluran air toilet sekolah.2

E. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data


Berdasarkan judul yang diangkat dan metode penelitian yang
digunakan, maka instrument penelitian yang dijadikan pedoman adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan

Sumber
Fokus Penelitian Metode Instrumen
Data
1. Perencanaan 1. Kepala 1. Wawancara 1. Pedoman
Pemeliharaan sekolah 2. Observasi Wawancara
Sarana dan 2. Wakil kepala 3. Dokumentasi
Prasarana sekolah bidang
sarana dan
prasarana

2
Hasil Observasi, Tanggal 6 Oktober 2014.
4

2. Teknik 1. Wakil kepala 1. Wawancara 1. Pedoman


Pemeliharaan sekolah bidang 2. Observasi Wawancara
Sarana dan sarana dan 3. Dokumentasi 2. Lembar
Prasarana prasarana Pengamatan
2. Kepala
laboratorium
3. Kepala
perpustakaan
3. Anggaran 1. Kepala 1. Wawancara 1. Pedoman
Pemeliharaan sekolah 2. Observasi Wawancara
Sarana dan 2. Wakil kepala 3. Dokumentasi
Prasarana sekolah bidang
sarana dan
prasarana

Tabel 3.3
Pedoman
Wawancara
Fokus Sub Fokus
Kepala SMK Negeri 59 Jakarta
Pemeliharaan Sarana dan 1. Penyusunan rencana pemeliharaan
Prasarana Pendidikan sarana dan prasarana
2. Upaya yang dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran memelihara
sarana dan prasarana
3. Penyusunan struktur organisasi sarana
dan prasarana Penyusunan struktur
organisasi sarana dan prasarana
4. Pihak yang terlibat dalam penyusunan
struktur organisasi sarana dan
prasarana
5. Penyusunan rencana anggaran sarana
dan prasarana
6. Pertimbangan dalam penyusunan
rencana anggaran sarana dan prasarana
7. Pengalokasian anggaran sekolah untuk
pemeliharaan sarana dan prasarana
8. Kendala dalam menyusun rencana
anggaran sarana dan prasarana
9. Upaya mengatasi kendala dalam
penyusunan rencana anggaran sarana
dan prasarana
4

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara
Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Fokus Prasarana Sub Fokus
Pemeliharaan Sarana dan 1. Penyusunan rencana pemeliharaan
Prasarana Pendidikan sarana dan prasarana
2. Waktu penyusunan rencana
pemeliharaan sarana dan prasarana
3. Kriteria pemeliharaan sarana dan
prasarana
4. Keterlibatan kepala sekolah, wakil
kepala sekolah dan guru dalam
memelihara sarana dan prasarana
5. Upaya yang dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran memelihara
sarana dan prasarana
6. Pihak khusus yang memberikan
penyadaran dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana
7. Upaya yang dilakukan untuk
menumbuhkan pemahaman memelihara
sarana dan prasarana
8. Program sekolah dalam meningkatkan
pemahaman pentingnya pemeliharaan
sarana dan prasarana
9. Pihak khusus yang memberikan
pemahaman pemeliharaan sarana dan
prasarana
10. Penyusunan struktur organisasi sarana
dan prasarana Penyusunan struktur
organisasi sarana dan prasarana
11. Pihak yang terlibat dalam penyusunan
struktur organisasi sarana dan prasarana
12. Program pemeliharaan sarana dan
prasarana
13. Keterlibatan guru dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana
14. Pemeliharaan sarana dan prasarana
yang dilakukan
15. Hambatan dalam melakukan
pemeliharaan sarana dan prasarana
16. Pendataan pemeliharaan sarana dan
prasarana
17. Penyusunan rencana anggaran sarana
4

dan prasarana
18. Pertimbangan dalam penyusunan
rencana anggaran sarana dan prasarana
19. Pengalokasian anggaran sekolah untuk
pemeliharaan sarana dan prasarana
20. Kendala dalam menyusun rencana
anggaran sarana dan prasarana
21. Upaya mengatasi kendala dalam
penyusunan rencana anggaran sarana
dan prasarana

Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium

Fokus Sub Fokus


Pemeliharaan Sarana dan 1. Pemeliharaan alat-alat laboratorium
Prasarana Pendidikan 2. Teknisi eksternal untuk pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah
3. Tindak lanjut alat-alat laboratorium
yang rusak dan hilang
4. Keterlibatan siswa dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana laboratorium
5. Upaya menumbuhkan kesadaran siswa
dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana
6. Pemeliharaan sarana dan prasarana
yang ada di SMKN 59 Jakarta

Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan

Fokus Sub Fokus


Pemeliharaan Sarana dan 1. Pemeliharaan buku-buku perpustakaan
Prasarana Pendidikan 2. Program pemeliharaan perpustakaan
3. Jadwal pemeliharaan perpustakaan
4. Perawatan khusus untuk buku-buku
5. Tindak lanjut terhadap buku yang rusak
dan hilang
6. Pemeliharaan sarana dan prasarana
yang ada di SMKN 59 Jakarta
5

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak selama di
lapangan dan setelah selesai penelitian. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah model analisis data mengalir (flow
model). Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
(Miles dan Huberman, 1992:15-20).3
Dalam proses pengolahan dan analisis data, yang pertama penulis
lakukan adalah dengan mengumpulkan data melalui wawancara, studi
dokumentasi dan observasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait
dengan pertanyaan atau tujuan penelitian. Adapun data yang terkumpul
adalah hasil observasi yang terlampir dalam pedoman observasi mengenai
kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta, hasil
wawancara yang terlampir dalam lembar hasil wawancara dan dokumen-
dokumen terkait pemeliharaan sarana dan prasarana seperti Rencana
Program Kerja Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Rincian Rencana
Program Kerja Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Rencana Anggaran
Sarana dan Prasarana tahun 2013/2014, Evaluasi Program Kerja
2013/2014, Rincian Tugas Tim Sarpras, Kartu Inventaris Barang, Kartu
Inventaris Ruangan dan Kartu Pemeliharaan Barang.
Setelah dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data.
Mereduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, dan mengabstraksikan data mentah yang diperoleh dari
hasil penelitian. Reduksi data yang penulis lakukan adalah dengan
menyeleksi yang telah terkumpul dan mengklasifikasikannya berdasarkan
aspek permasalahan yang penulis ambil dalam penelitian ini sesuai dengan
pembatasan masalah yang diuraikan di Bab 1 yaitu perencanaan
pemeliharaan, teknik pemeliharaan dan anggaran pemeliharaan. Dari hasil
wawancara dan studi dokumentasi, penulis memfokuskan dan hanya

3
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet.29, h. 307
5

mengambil data yang terkait dengan fokus penelitian penulis yakni


pemeliharaan sarana dan prasarana. Reduksi data yang penulis lakukan
pada studi dokumentasi adalah dengan memilih kegiatan dalam program
kerja sekolah hanya yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan sarana
dan prasarana seperti rencana pemeliharaan, pemeliharaan berkala sarana
dan prasarana dan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
Selanjutnya adalah melakukan penyajian data yang memudahkan
peneliti untuk menarik kesimpulan. Bentuk penyajian data yang penulis
lakukan adalah berupa teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar
temuan penelitian. Dari data yang telah penulis reduksi, maka penulis
menjabarkan seluruh hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi
dengan menjelaskan dan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata naratif
secara sistematis agar dapat lebih mudah untuk dipahami. Dalam
melakukan penyajian data, penulis memaparkannya menjadi tiga subbab,
yakni perencanaan pemeliharaan, teknik pemeliharaan dan alokasi
anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59
Jakarta.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan penarikan kesimpulan. Setelah
data terkumpul, direduksi dan disajikan, maka penulis mengambil
kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian yang
telah diolah dan disajikan secara sistematis dalam bentuk deskriptif. Dari
hasil penyajian data tersebut, penulis menarik kesimpulan yang menjawab
masalah yang diambil dalam penelitian ini. Hasil kesimpulan tersebut akan
menjawab rumusan masalah dan meinterpretasikan hasil dari penelitian
yang penulis lakukan.

G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks
untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan
5

dengan terjun ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga
dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap
peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.4
Dalam proses pengolahan dan analisis data, penulis melakukan
validasi data melalui perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan
keikutsertaan yang penulis lakukan dimulai dari proses perizinan,
studi pendahuluan, proses penelitian dan pengumpulan data atau
informasi. Perpanjangan keikutsertaan memakan waktu yang cukup
lama dimulai pada bulan Mei sampai Oktober. Penulis membatasi
waktu pengumpulan data setelah informasi atau data yang
berhubungan dengan pembahasan cukup untuk dianalisa.
Dari proses tersebut, diperoleh hasil berupa data-data kualitatif
berupa data hasil wawancara, dokumentasi terkait pemeliharaan
sarana dan prasarana dan data observasi yang penulis dapatkan selama
melakukan penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan
kedalaman mengenai persoalan yang menjadi pembahasan.5
Ketekunan pengamatan dilakukan penulis untuk memperoleh
informasi secara mendalam dan mencari tahu permasalahan berkaitan
dengan objek penelitian. Oleh karena itu setelah penulis memperoleh
data melalui hasil wawancara maupun studi dokumentasi, penulis
melakukan pengamatan secara mendalam mengenai pemeliharaan
sarana dan prasarana yang sedang terjadi dan hal itu dapat dilihat dari
aspek komunikasi dan interaksi yang dilakukan subjek peneliti (kepala

4
Ibid., h. 327.

52 Ibid., h.
5

sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala


laboratorium dan kepala perpustakaan).

3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain melalui pemanfaatan sumber, metode,
penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif (Patton 1987:331). Dengan jalan: (1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan
apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu dan (4) membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.
Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat
dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.6
Adapun teknik triangulasi yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut:
a. Membandingkan data hasil wawancara terkait pemeliharaan
sarana dan prasarana dengan data hasil wawancara dari semua
subjek yang telah ditentukan;
b. Membandingkan data hasil wawancara terkait pemeliharaan
sarana dan prasarana dengan hasil data dokumentasi yang ada.

6
Ibid., h.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta
SMK Negeri 59 Jakarta didirikan tahun 2005, sebelumnya gedung
SMK Negeri 59 ditempatkan di SMK Negeri 18. Kemudian setelah 2
tahun gedung SMK Negeri 59 dibangun di Jl. Peninggaran Barat no.1
Tanah Kusir Kebayoran Lama. Pada tanggal 29 Januari telah
menempati gedung baru 4 lantai yang diresmikan Gubernur DKI
Jakarta dengan SK Gubernur No. 1328 Tahun 2007 tanggal 10
September.

2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 59 Jakarta
Status : Negeri
Akreditasi :B
Alamat : Jl. Peninggaran Barat I Kebayoran Lama
Utara Jakarta Selatan
Kode pos 12240
Telepon : 021 – 7292899
Fax : 021 – 7292889
Email : smk59jaksel@yaghoo.com
Tanggal NSS : 18 Juli 2005

3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta


a) Visi
Menjadi SMK unggul pembentuk SDM berkualitas,
berteknologi, dan berakhlak Mulia.

54
5

b) Misi
Meningkatkan dan membudayakan pembelajaran akhlak mulia pada warga sekolah
Meningkatkan penyelenggaraan diklat berkualitas.
Melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
Bekerja sama dengan DU/DI untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa dan

Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMK Negeri 59 Jakarta


Data Guru dan Karyawan

Tabel 4.1
Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta Tahun 2014
Jabatan
Status
No. Nama L/P Tugas Mengajar Tambahan
Kepeg.
Sebagai
1 Drs. H. Ramli, M.Pd. L PNS Matematika Kepala Sekolah
2 Drs. Sukarno, M.M. L PNS Bahasa Indonesia Waka. Kesiswaan
3 Dr. H. Sumiyar, M.Pd. L PNS Matematika Waka. Kurikulum
4 Unwanah, S.Pd. P PNS Bahasa Indonesia Kepala Perpustakaan
5 Supriyono, S.Pd., M.M. L PNS IPS Terpadu Waka. Humas/DUDI
Pembina OSIS (Staf
6 Wiwik Wijayanti, S.Pd. P PNS Bahasa Inggris Kesiswaan) & Wali
Kelas
Ka. Prog.
7 Widya Milza, S.Pd. L PNS Matematika
Multimedia
8 Megayarni Mukhtar, S.Pd. P PNS Produktif Pemasaran Ka. Prog. Pemasaran
9 Elizar Kamal, S.Pd. P PNS Bahasa Inggris Waka. Sarpras
Staf Kesiswaan &
10 Winardi, S.Pd. L PNS Penjaskes Wali Kelas
11 Sudik Prayitno, S.Pd. L PNS BP / BK
12 Mulyakin, S.Kom. L Honorer KKPI
13 Drs. Mukhsin L Honorer Penjaskes
14 Sri Giyanti, S.Pd. P Honorer Fisika Wali Kelas
Staf Kurikulum
15 Pambudi Nugroho, S.Kom L Honorer Produktif Multimedia
/ Kepala IT
Pembina 9K & Wali
16 Idha Nurhayati, S.Pd. P Honorer Matematika Kelas
Agustina D.
17 P Honorer Pend. Agama Kristen
Obadiri, S.PAK.
18 Abdul Hadi, S.Ag. L Honorer Pend. Agama Islam Wali Kelas
5

Kepala Laboratorium
19 Tomi Sukito, S.E. L Honorer Produktif Pemasaran Pemasaran & Wali
Kelas
Kepala Laboratorium
20 Nisban Prayoga, S.Kom. L Honorer Produktif Multimedia Multimedia & Wali
Kelas
21 Nugroho, A.Md.Par., S.Pd. L Honorer Bahasa Inggris
Kepala Laboratorium
22 Tien Martina, S.Pd. P Honorer Bahasa Inggris Bahasa Inggris &
Wali Kelas
Staf Kesiswaan &
23 Firman Firdaus, S.Sos.I. L Honorer Pend. Agama Islam
Wali Kelas
24 Marwati, S.Pd. P Honorer PKn S. Wali Kelas
25 Romlah Muslimah, S.Pd. P Honorer Produktif Pemasaran Wali Kelas
26 Wawang Wangsih, S.Pd. P Honorer Seni Budaya
Staf Sarpras & Wali
27 Rusdy Khalid, S.Kom. L Honorer KKPI
Kelas

Tabel 4.2
Data Karyawan SMK Negeri 59
Jakarta Tahun 2014
Status Ijazah
No. Nama L/P Jurusan Jabatan
Kepeg Tingkat
1 H. Daryatno, S.E. L PNS S1 Manajemen Kasubag TU

2 Achmad L PNS SMA IPS Bendaharawan


3 Shinta Ellisa, S.Sos. P Honorer S1 Jurnalistik Kepegawaian

4 Tantri Rasmayanti, S.E. P Honorer S1 Ekonomi Mnj. Persuratan


5 Fijiati Ningsih P Honorer SMK Sekretaris Inventaris

6 Dwi Kurnia Rizki P Honorer SMK Akuntansi Kesiswaan

Administrasi
7 Alina Usniyansyah P Honorer SMK Perpustakaan
Perkantoran

8 Widodo L Honorer SLTP - Caraka


9 Pepen L Honorer MTs - Caraka

10 Hanafi L Honorer SLTP - Satpam


11 Kusnan L Honorer STM Bangunan Satpam
5

b) Data Siswa

Tabel 4.3
Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta
Tahun Ajaran 2014/2015

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER


KELAS
L P JML L P JML L P JML L P JML

X MM 1 20 12 32 20 12 32 20 12 32 20 12 32
X MM 2 21 11 32 21 11 32 21 11 32 21 11 32

X PM 1 17 18 35 17 18 35 17 18 35 17 18 35
X PM 2 18 17 35 18 17 35 18 17 35 18 17 35
JML 76 58 134 76 58 134 76 58 134 76 58 134

XI MM 1 21 10 31 21 10 31 21 10 31 21 10 31
XI MM 2 21 11 32 21 11 32 21 11 32 21 11 32

XI PM 1 15 16 31 15 16 31 15 16 31 15 16 31
XI PM 2 19 16 35 19 16 35 19 16 35 19 16 35
JML 76 53 129 76 53 129 76 53 129 76 53 129

XII MM 1 26 10 36 26 10 35 26 10 36 26 10 36
XII MM 2 23 7 30 23 7 30 23 7 30 23 7 30

XII PM 1 11 21 32 11 21 32 11 21 32 11 21 32
XII PM 2 12 9 31 12 9 31 12 9 31 12 9 31
JML 82 47 129 82 47 129 82 47 129 82 47 129
JML
SELURUH 234 158 392 234 158 392 234 158 392 234 158 392

5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta


Dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan, sarana dan
prasarana SMKN 59 Jakarta sangat lengkap. Oleh karena itu peneliti
membatasi sarana dan prasarana yang akan ditinjau secara umum
sesuai dengan pembahasan sarana dan prasarana yang telah dibahas di
5

bab-bab sebelumya. Berikut adalah data yang peneliti dapatkan terkait


dengan sarana dan prasarana di SMKN 59 Jakarta:

Tabel 4.4
Data Inventaris Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta Tahun 2014
No. Uraian Barang Satuan Kuantitas
1. Tanah M2 3.882
2. GEDUNG DAN BANGUNAN
a) Bangunan dan Gedung Kantor M2 3.132
Permanen
b) Ruang kepala sekolah Unit 1
c) Ruang wakil kepala sekolah Unit 1
d) Ruang guru Unit 1
e) Ruang kelas Unit 12
f) Ruang tata usaha Unit 1
g) Perpustakaan Unit 1
h) Ruang BK Unit 1
i) Ruang UKS Unit 1
j) Ruang OSIS Unit 1
3. LABORATORIUM
A. LABORATORIUM PEMASARAN
1) Komputer PC Unit 22
2) Cash register Unit 10
3) Printer Unit 1
4) Mesin EDC Unit 6
5) Barcode scanner Unit 6
6) Cash drawer Unit 6
7) LCD Unit 22
8) Kalkulator elektronik Unit 8
9) Timbangan digital Unit 7
10) Etalase Unit 1
11) Rak display Unit 3
12) Interactive whiteboard Unit 1
B. LABORATORIUM
MULTIMEDIA Unit 1
1) Printer Unit 37
2) Komputer Unit 15
3) Speaker mini Unit 2
4) Scanner Unit 49
5) Headset Unit 38
5

6) LCD Unit 1
7) Interactive whiteboard
C. LABORATORIUM KKPI
1) PC Guru Unit 1
2) Monitor Acer Unit 40
3) LCD Unit 1
4) Printer Unit 4
5) Scanner Unit 1
6) Speaker Unit 1
7) Layar proyektor Unit 1
8) Interactive whiteboard Unit 1
D. LABORATORIUM BAHASA
1) LCD Monitor Unit 40
2) Speaker Unit 2
3) PC & Monitor Guru Unit 1
4) Recorder & Headset Unit 40
5) UPS Unit 1
6) DVD Unit 1
7) LCD Proyektor Unit 1
4. ALAT DAN PERABOT (MEBELER)
1) Komputer Unit 10
2) Laptop Unit 44
3) Papan tulis whiteboard Unit 37
4) Buffet kayu TU Unit 2
5) Tong sampah Unit 18
6) Proyektor multimedia Unit 12
7) Layar proyeksi Unit 12
8) Meja siswa (kelas) Unit 470
9) Meja siswa (Lab. KKPI) Unit 40
10) Meja siswa (Lab. PM) Unit 40
11) Meja siswa (Lab. MM) Unit 40
12) Meja siswa (Lab. Bahasa) Unit 40
13) Meja Kepala Sekolah Unit 3
14) Meja guru Unit 50
15) Meja staf Unit 6
16) Meja baca perpustakaan Unit 16
17) Meja printer Unit 5
18) Meja sirkulasi Unit 3
19) Kursi siswa (kelas) Unit 460
20) Kursi siswa (Lab. KKPI) Unit 40
21) Kursi siswa (Lab. PM) Unit 40
22) Kursi siswa (Lab. MM) Unit 40
23) Kursi siswa (Lab. Bahasa) Unit 40
24) Kursi Kepala Sekolah Unit 2
25) Kursi guru Unit 50
6

26) Kursi staf Unit 9


27) Kursi baca perpustakaan Unit 16
28) Bangku istirahat siswa Unit 28
29) Lemari kayu Unit 22
30) Lemari besi Unit 2
31) Lemari kantor Unit 5
32) Lemari alat olahraga Unit 4
33) Lemari guru kelas Unit 14
34) Lemari penyimpanan peralatan Unit 9
sekolah
35) Lemari penitipan tas Unit 10
36) Lemari kaca sekolah Unit 16
37) Lemari plakat/piala Unit 3
38) Lemari arsip Unit 10
39) Loker penitipan tas Unit 8
40) Lemari katalog Unit 1
41) Lemari buku Unit 10
42) Rak laboratorium Unit 4
43) Rak sepatu kayu Unit 4
44) Rak perpustakaan Unit 4
45) Rak Koran Unit 1
46) Rak besi Unit 3
47) Rak buku dan arsip Unit 8
5. BUKU
1. Buku teks pelajaran Eksemplar 2.609
2. Buku panduan pendidik Eksemplar 27
3. Buku pengayaan Judul 724
4. Buku referensi Judul 36
6

6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta

STRUKTUR
ORGANISASI SMK
NEGERI 59 JAKARTA
KEPALA SEKOLAH
Drs. H. Ramli, M. Pd.

KASUBAG TU
H. Daryatno, S.E.

Inventaris Fijiati
Kesiswaan
Ningsih Dwi Kurnia Rizki
Juru Kepeg.
Bayar Shinta
Ellisa,
S. Sos

Persuratan Tantri Rasmayanti,


Perpustakaan
S.E Alina Usniyansyah
Satpam Hanapi &Caraka
KusnanWidodo & Pepen

Waka Sarpras Elizar Kamal , Waka


S.Pd. Humas/Dudi
Waka Kesiswaan Drs. Sukarno, MM.
Waka Kurikulum Dr. H. Sumiyar,
Drs. Supriyono, MM M. Pd.

Pembina Pembina
9K & Kesiswaan
UP WiwikKelas XII
Wali Kelas X Wali Kelas XI Wali
Idha Kaprog Pemasaran Multimedia Widya Milza,Wijayanti, S.
Kaprog Megayarni,
Nurhaya Pd.
S. Pd. S. Pd.

Osis / Siswa

Gambar 4.1

Guru Normatif, Guru Adaptif, Guru Produktif


6

B. Deskripsi dan Analisis Data


Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan
tersebut ditujukan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang
sarana dan prasarana dan perwakilan guru yang secara langsung
menggunakan sarana belajar seperti laboratorium serta kepala
perpustakaan.
Sebagaimana teori pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah
dijelaskan pada bab II, pemeliharaan sarana dan prasarana memiliki lima
teknik yaitu meliputi penyadaran, pemahaman, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pendataan. Di samping itu, sebelum menguraikan teknik
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, penulis akan menjelaskan
secara singkat perencanaan program sarana dan prasarana pendidikan.
Selain itu, penulis juga akan mendeskripsikan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan yang berkaitan langsung dengan proses belajar
mengajar yang meliputi gedung, ruang kelas, laboratorium, mebiler dan
buku.
Uraian di bawah ini menjelaskan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta sebagai berikut:
1. Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Untuk perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Setiap kapan
dilakukan penyusunan rencana program pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan? (c) Seperti apa kriteria sarana dan prasarana
yang harus dilakukan pemeliharaan? (d) Bagaimana keterlibatan
antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf sekolah
6

dalam rangka perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana


pendidikan?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan di
atas, perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta dilakukan setiap awal tahun
ajaran baru yang disusun melalui rapat kerja yang diadakan sekolah
setiap awal tahun ajaran baru untuk menganalisis kebutuhan
pendidikan apa saja yang diperlukan oleh sekolah untuk menunjang
proses pendidikan selama satu tahun ke depan. Dalam rapat kerja
tersebut disusun pula anggaran untuk program-program yang ada di
sekolah yaitu baik sarana dan prasarana maupun kesiswaan,
kurikulum dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaan rencana program pemeliharaan sarana dan
prasarana tersebut pasti ada kekurangan atau perbaikan selama waktu
berjalan seperti perbaikan-perbaikan yang bersifat insidental misalnya
perbaikan AC yang rusak dan perbaikan saluran air.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Elizar selaku Wakil
Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta:
“Untuk penyusunan rencana program kerja khususnya
bidang sarana dan prasarana memang selalu kita susun
setiap awal tahun ajaran baru. Proses penyusunannya
biasanya kita laksanakan dalam rapat kerja sekolah yang
dihadiri oleh kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah,
guru, staf dan manajemen sekolah lainnya. Dalam rapat
kerja itu kita analisis apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah
selama satu tahun ke depan untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan yang ada di sekolah. Tentunya analisis
kebutuhan ini juga kita sesuaikan atau kita dasarkan pada
evaluasi rencana program kerja tahun lalu supaya kita bisa
melihat kegiatan apa yang tidak terlaksana pada tahun
sebelumya supaya kita bisa evaluasi lagi dan kita
rembukkan bersama untuk mencari solusinya. Selain itu,
dalam proses waktu berjalan pastinya ada yah kejadian yang
sifatnya insidental yang memerlukan perbaikan darurat
yang di luar dari yang telah kita rencanakan dalam program
kerja sarana dan prasarana pendidikan. Nah kalau yang
demikian ya kita tetap tambahkan dalam perjalanan
6

program kegiatan itu sendiri dan masuk juga ke dalam


anggaran sarana dan prasarana karena memang kan kita
sudah punya anggaran untuk satu tahun”.1

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, Kepala


Sekolah yang mengatakan bahwa: “Kita buat rencana kegiatan sekolah
itu kan setiap awal ajaran tahun baru yah. Nah di situ biasanya Saya
dan wakil-wakil lain saling koordinasi tentang kebutuhan sekolah. kita
kan wakil ada empat yah, ada sarana dan prasarana, humas, kurikulum
dan kesiswaan. Jadi ya untuk lebih rincinya saya serahkan ke masing-
masing bagiannya”.2
Dari hasil analisis kebutuhan sarana dan prasarana yang
diadakan melalui rapat kerja tersebut tentunya baik Kepala Sekolah
dan Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah
tentunya meminta usulan dari para guru-guru dan pemangku
inventarisasi lainnya yang tentunya lebih mengetahui sarana dan
prasarana apa saja yang perlu diadakan atau diperbaiki agar bisa
dimasukkan ke dalam rencana program kerja sekolah untuk lebih
menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah.
Untuk kriteria sarana dan prasarana yang harus dilakukan
pemeliharaan, sesuai dengan hasil wawancara tidak ada kriteria
khusus karena memang semua sarana dan prasarana sudah seharusnya
selalu dilakukan pemeliharaan agar bisa digunakan sesuai dengan
fungsinya dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Namun untuk barang tahan lama seperti AC dan komputer
biasanya diperlukan pemeliharaan secara berkala untuk meminimalisir
terjadinya kerusakan. Untuk pemeliharaan AC biasanya dilakukan
setiap 6 bulan sekali dengan mendatangkan petugas dari luar.
Sedangkan untuk pemeliharaan komputer, pemeliharaan yang

1
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
2
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6
Oktober
6

dilakukan berupa pengecekan kondisi fisik dan nonfisik (Operating


System) yang dilakukan setiap bulan secara rutin oleh guru komputer
sekolah sendiri.3 Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala
Sekolah bidang sarana dan prasarana SMKN 59 Jakarta:
“Kalo kriteria sarana dan prasarana apa saja yang harus kita
pelihara saya rasa tidak ada kriteria khusus yah. Karena
menurut saya memang sudah sepatutnya sebagai “user” dari
sarana dan prasarana itu sendiri ya kita harus pelihara
semuanya. Paling untuk sarana dan prasarana yang
tergolong barang habis pakai seperti spidol, tinta spidol,
penghapus, kertas, tinta printer dan lain sebagainya tentunya
tidak ada pemeliharaan secara khusus kecuali kita harus bisa
memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak boros dalam
menggunakannya. Tetapi, untuk sarana dan prasarana yang
termasuk dalam kategori barang tahan lama seperti meja,
kursi, lemari, AC, komputer, printer dan lain-lain baru kita
lakukan pemeliharaan secara khusus untuk menjaga fungsi
dan kegunaan dari barang itu sendiri agar bisa digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Misalnya untuk
pemeliharaan AC sendiri biasanya kita servis setiap 6 bulan
sekali secara rutin dengan mendatangkan petugas servis AC
dari luar. Selain itu juga komputer biasanya dilakukan
pemeliharaan secara berkala untuk mengecek baik kondisi
fisik maupun sistemnya. Kalo untuk pemeliharaan komputer
biasanya dilakukan oleh guru komputer yang bersangkutan
karena memang dia yang memiliki kemampuan dan
kapasitas untuk melakukan itu”.4

Dalam penyusunan rencana program kerja khususnya bidang


sarana dan prasarana sekolah tentunya tidak hanya melibatkan tim
sarana dan prasarana sekolah saja, tetapi juga semua pihak yang
terkait. Seperti yang diuraikan oleh ketua tim sarana dan prasarana
SMKN 59 Jakarta:
“Keterlibatan kepala sekolah dalam menyusun rencana
program kerja sarana dan prasarana lebih kepada
persetujuan. Artinya, untuk sarana dan prasarana sekolah itu
sendiri kan memang ada tim khusus yang terstruktur. Jadi
3
Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014.
6 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September
6

kepala sekolah melimpahkan wewenangnya untuk urusan


yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah kepada
tim sarana dan prasarana. Jadi setelah tim sarana dan
prasarana menyusun rencana program kerja, lalu saya
selaku ketua tim sarana dan prasarana mengajukan rencana
program kerja tersebut ke kepala sekolah. Kalo ada yang
tidak sesuai atau kepala sekolah tidak setuju biasanya beliau
memperbaiki atau memberikan saran kepada tim sarana dan
prasarana bagaimana seharusnya. Nah kalo itu terjadi
otomatis ya kita merevisi rencana program kerja yang telah
kita susun. Tapi kalo tidak ada perubahan berarti kepala
sekolah menyetujui rencana program kerja tersebut”.5

Dari hasil data mengenai perencanaan pemeliharaan sarana dan


prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta, penulis dapat
menyimpulkan bahwa proses penyusunan program pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan dikoordinasikan bersama-sama
antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf sekolah
melalui rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru.
Melalui rapat kerja tersebut maka sekolah mampu menganalisis
kebutuhan sarana dan prasarana apa saja yang harus dilakukan
pengadaan dan pemeliharaan guna lebih menunjang kelancaran proses
pendidikan yang ada di sekolah yang didasarkan pada evaluasi
rencana program kerja tahun sebelumnya. Dari evaluasi tersebut,
maka dapat diketahui program sarana dan prasarana apa saja yang
tidak berjalan sesuai dengan rencana sehingga tim sarana dan
prasarana beserta kepala sekolah dapat memperbaikinya atau
melanjutkan program-program yang masih belum selesai. Di samping
itu, dalam rapat kerja tersebut juga dibuat rencana anggaran untuk
bidang sarana dan prasarana sekolah baik pengadaan, penambahan
maupun pemeliharaan untuk satu tahun ajaran sesuai dengan
kebutuhan sekolah.

6 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September
6

2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


a. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Upaya apa
yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada
semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan? (b) Adakah pihak tertentu yang khusus
memberikan penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan tersebut?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa upaya yang dilakukan oleh SMKN 59
Jakarta untuk memberikan kesadaran kepada seluruh warga
sekolah agar memelihara sarana dan prasarana yang ada adalah
dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada seluruh warga
sekolah mengenai pentingnya memelihara sarana dan prasarana
sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Elizar, Wakil Kepala
Sekolah bidang Sarana dan Prasarana:
“Biasanya kalo untuk menyadarkan mereka supaya mau
memelihara sarana yang ada itu kita (tim sarpras)
khususnya Saya selalu memberikan penjelasan baik ke
guru, siswa dan petugas sekolah lainnya tentang
pentingnya 9K. Di sini kan kita punya program 9K yah
(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan,
Kerindangan, Kekeluargaan, Kesehatan, Keterbukan
dan Keteladanan). Tapi selain itu juga biasanya kita
selalu mengingatkan kepada semua warga sekolah yah
siapapun itu untuk memelihara atau setidaknya ga
ngerusak fasilitas sekolah”.6

Begitupun yang dijelaskan oleh Bapak Ramli, kepala


sekolah: “Kita kan ada pengarahan yah tiap minggu atau breafing.
Kalo untuk stakeholder tiap upacara yah, atau juga kadang-
kadang Saya datang ke unit-unit seperti UKS, perpustakaan,

6 Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September
6

laboratorium dan lain-lain minta dijaga semua sarana dan


prasarananya”.7
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Tien Martina, guru
bahasa inggris sekaligus kepala laboratorium bahasa inggris:
“Untuk menumbuhkan kesadaran siswa supaya mau
memelihara sarana dan prasarana khususnya yang ada
di lab. bahasa memang tidak cukup sekali dua kali yah.
Artinya sebagai guru kita harus selalu mengingatkan
mereka bahwa saat mereka menggunakan lab, maka
mereka bertanggungjawab terhadap semua alat yang
ada di lab. Jadi kalo misalnya ada kerusakan atau ada
yang hilang ya itu tanggung jawab mereka untuk
mengganti kalo ada yang hilang”. 8

Hal yang serupa juga dikatakan oleh Bapak Nisban


Prayoga, guru produktif multimedia sekaligus sebagai Kepala
Laboratorium Multimedia sebagai berikut:
“Kalo buat Saya supaya siswa sadar dan mau
memelihara sarana sekolah apalagi yang ada di lab. yah
biasanya saya akan menjelaskan kepada mereka bahwa
jika ada yang merusak atau menghilangkan sarana yang
ada di lab. multimedia akan Saya berikan sanksi.
Dengan demikian kan pastinya mereka akan memilih
untuk menjaga dan memelihara sarana yang ada
daripada harus dikenakan sanksi”.9

Begitupun yang dikatakan oleh Bapak Tomi Sukito, guru


produktif pemasaran sekaligus Kepala Laboratorium Pemasaran:
“Untuk menumbuhkan kesadaran siswa agar memelihara sarana
yang ada di lab. biasanya setiap awal kegiatan mengajar Saya
selalu memberikan penjelasan kepada mereka bahwa smeua

7
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6
Oktober 2014.
8
Wawancara dengan Tien Martina, S. Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium
Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
9
Wawancara dengan Nisban Prayoga, S. Kom, Guru Produktif Multimedia dan Kepala

Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September


6

fasilitas ini milik kita bersama jadi ya kita juga yang harus
menjaga dan merawat, karena yang pake kan kita juga”.10
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Rusdy Khalid,
guru KKPI:
“Biasanya tiap sebelum belajar saya itu ada breafing
session yah. Artinya Saya selalu ingetin mereka agar
menggunakan komputer sesuai dengan Standar
Operational Procedure (SOP) untuk menghindari
adanya kerusakan. Selain itu juga di lab. kan ada
petunjuk prosedur masuk lab. dan tata cara penggunaan
komputer yang kita tempel di tembok dalam
laboratorium, jadi mereka bisa lihat dan baca sendiri
lah itu peraturannya kaya gimana”.11

Upaya untuk memberikan kesadaran agar seluruh warga


sekolah memelihara segala sarana dan prasarana yang ada di
sekolah dilakukan oleh tim sarana dan prasarana sekolah,
khususnya oleh ketua tim sarana dan prasarana serta oleh ketua
program 9K. Namun di samping itu, tentunya untuk menyadarkan
seluruh warga sekolah agar mau memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah membutuhkan koordinasi dan kerja sama
antarpihak yakni dengan guru, staf sekolah dan juga petugas
kebersihan dan kemanan sekolah.

b. Pemahaman Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Untuk pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Upaya apa
yang dilakukan sekolah untuk memberikan pemahaman mengenai
pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b)
Bagaimana program sekolah untuk meningkatkan pemahaman
pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada

10
Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran dan Kepala
Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
11
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI dan Kepala Laboratorium
KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
7

seluruh warga sekolah? (c) Siapakah pihak yang bertugas


memberikan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan kepada seluruh warga sekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa dalam memberikan pemahaman
sebenarnya hampir sama dengan memberikan kesadaran kepada
seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah yaitu dengan memberi tahu dan menjelaskan
kepada semua warga sekolah mengenai betapa pentingnya untuk
memelihara sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dilakukan
setiap hari dan setiap saat ketika bertemu dengan guru maupun
siswa di sekolah. Upaya yang dilakukan untuk memberikan
pemahaman mengenai pentingnya memelihara sarana dan
prasarana adalah dengan lebih menekankan bahwa pemeliharaan
fasilitas sekolah merupakan tanggung jawab bersama karena
fasilitas sekolah tersebut juga digunakan oleh bersama.
Untuk meningkatkan pemahaman pentingnya memelihara
sarana dan prasarana pendidikan, sekolah memiliki program yang
dilaksakan setiap 6 bulan sekali. Program tersebut adalah berupa
lomba kebersihan dan kerapian antarkelas. Untuk penilaian lomba
tersebut tentunya dilakukan beberapa bulan sebelum
pengumuman pemenang lomba tersebut. Artinya dengan
demikian maka masing-masing kelas akan lebih memelihara dan
menjaga baik kebersihan, kerapian dan kenyamanan kelasnya
masing-masing. Dari lomba tersebut tentunya setiap kelas akan
lebih bertanggung jawab terhadap kelasnya masing-masing dan
saling bekerja sama dengan temannya yang lain agar bisa menjadi
pemenang dalam lomba tersebut. Untuk kelas yang memenangkan
lomba tersebut akan diberikan hadiah yang biasanya berupa
barang-barang yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama
7

di kelas seperti kipas angin, lemari penyimpanan ataupun alat-alat


tulis kelas.
Untuk pihak yang biasanya memberikan pemahaman
kepada seluruh warga sekolah mengenai pemeliharaan dilakukan
oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yang juga
sebagai ketua tim sarana dan prasarana sekolah. Seperti yang
diungkapkan oleh Ketua Tim Sarpras: “Kalo yang biasanya
memberikan pemahaman atau menegur warga sekolah supaya
mau memelihara sarana dan prasarana ya Saya sendiri. Terkadang
sih dibantu juga oleh anggota tim sarpras atau guru-guru yang
lain”.12

c. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan
Untuk pengorganisasian pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: (a)
Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan? (b) Siapa saja yang terlibat dalam
penyusunan struktur organisasi pemeliharaan tersebut?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa pengorganisasian atau pembagian tugas
terkait pemeliharaan sarana dan prasarana disusun dan
terorganisir dengan baik. Artinya pembagian tugas tersebut
terstruktur dan jelas siapa bertanggung jawab terhadap apa.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Tim Sarana dan Prasarana:
“Pembagian tugas sarana dan prasarana itu memang sudah
ditentukan dalam rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun.
Sistemnya sih kesepakatan bersama yah, dalam arti tidak ada

12
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
7

paksaan buat mereka yang misalnya tidak bersedia ketika


diusulkan untuk jadi tim sarana dan prasarana”.13
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, kepala
sekolah yang mengatakan bahwa: “Sesuai dengan kesepakatan
bersama yah dengan teman-teman wakil yang lainnya. Saya tidak
otoriter yah karena di sini juga Saya kan baru jadi ya mengikuti
aja gimana biasanya. Cuma kalo misalnya yang Saya rasa tidak
tepat ya Saya usulkan misalnya si A saja atau si B saja”.14
Dalam penyusunan pembagian tugas tim sarana dan
prasarana tersebut seperti yang dikatakan oleh Ibu Elizar selaku
ketua Tim Sarana dan Prasarana saat wawancara melibatkan
seluruh manajemen sekolah karena dalam proses penyusunannya
dilakukan saat rapat kerja sekolah yang diselenggarakan setiap
awal tahun yang berdasarkan kesepakatan bersama.
Pengorganisasian tugas tim sarana dan prasarana tersebut dapat
dilihat dalam Rincian Tugas Tim Sarpras sebagai berikut:15

Tabel 4.5
RINCIAN TUGAS TIM
SARPRAS SMK NEGERI 59
JAKARTA TAHUN DIKLAT
2013/2014
No. Nama Tugas
1. Elizar Kamal, S. Pd 1. Penanggung Jawab Tim Sarpras
2. Pengadaan Barang
2. Fijiati Ningsih 1. Inventaris Barang
2. Administrasi
3. Rusdy Khalid, S. Kom Teknologi Informasi
4. Idha Nurhayati, S. Pd Penanggung Jawab Program 9K
5. Widodo 1. Kebersihan Ruang Lantai I dan Lantai II
2. Halaman Depan Gedung Sekolah

Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
13

Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014


14
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6
Oktober 2014.
15
Dokumentasi Rincian Tugas Tim Sarpras SMKN 59 Jakarta Tahun 2013/2014
7

6. Khairul 1. Kebersihan Ruang Lantai III dan


Lantai IV
2. Halaman Gerbang Sekolah
7. Nurjani Kebersihan seluruh taman sekolah
8. Hanafi Keamanan Sekolah Siang Malam (Sesuai
Jadwal)
9. Kusnan Keamanan Sekolah Siang Malam ( Sesuai
Jadwal)

Dari hasil data mengenai pengorganisasian sarana dan


prasarana tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengorganisasian atau pembagian tugas bidang sarana dan
prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta sudah terorganisir
dengan baik. Artinya dalam proses penyusunannya yang
dilakukan setiap awal tahun melalui rapat kerja ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama sehingga tidak ada
keterpaksaan dalam menjalani tugas sebagai tim sarana dan
prasarana. Selain itu juga dengan adanya struktur tertulis tersebut,
kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana menjadi
jelas tanggung jawab dari masing-masing anggota tim sarana dan
prasarana tersebut.

d. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan
Untuk pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan diajukan 18 pertanyaan yang yang terdiri dari
beberapa bagian sarana dan prasarana sebagaimana yang telah
penulis batasi yaitu gedung sekolah, ruang kelas, mebiler,
laboratorium dan buku.
Berdasarkan hasil wawancara, program pemeliharaan yang
ada di SMKN 59 Jakarta tersusun dalam rencana program kerja
yang telah disusun oleh tim Sapras. Seperti yang dijelaskan oleh
Ibu Elizar, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasaana:
7

“Program pemeliharaan yang kita punya itu antara lain


pemeliharaan sarana belajar, toilet guru dan siswa, taman sekolah,
kebersihan lingkungan sekolah yang biasa kita laksanakan setiap
Jumat atau JUMSIH (Jumat Bersih), instalasi air dan listrik, AC
dan alat-alat yang ada di laboratorium”.16
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan biasanya
dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada dalam rencana program
kerja sarana dan prasarana sekolah. Di mana dalam rencana
program kerja tersebut ada yang dilakukan secara berkala seperti
pemeliharaan AC yang dilakukan setiap 6 bulan sekali dan ada
juga yang secara rutin dilakukan pemeliharaan seperti peralatan
laboratorium yang dilakukan rutin setiap bulan.17
Keterlibatan guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
yang ada di sekolah tentunya sangat terlibat. Semua guru yang
ada saling koordinasi dalam memelihara sarana dan prasarana
baik yang ada di kelas yang mereka gunakan setiap kali mengajar
maupun laboratorium yang digunakan untuk mata pelajaran
produktif seperti multimedia, pemasaran, komputer dan bahasa
inggris. Seperti yang dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah
bidang Sarana dan Prasarana sebagai berikut:
“Tentunya guru-guru sangat terlibat dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Misalnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif dan
bahasa inggris yang menggunakan laboratorium,
mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barang-
barang yang ada di laboratorium. Dan untuk guru mata
pelajaran umum yang lain juga terlibat untuk
memelihara sarana dan prasarana yang ada di kelas
yang mereka gunakan saat mengajar misalnya seperti
proyektor, papan tulis dan yang lainnya. Selain itu juga,
sebagai tim sarana dan prasarana, kita sangat terbantu
dengan keterlibatan para guru karena dari merekalah
16
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
17
Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta
Tahun Pelajaran
7

kita biasanya mendapatkan informasi atau laporan jika


ada barang yang rusak atau perlu diperbaiki. Tentunya
hal ini karena mereka kan yang lebih tahu dan sering
menggunakan sarana dan prasarana yang berhubungan
dengan proses belajar. Dengan demikian mereka juga
yang lebih mengetahui kondisi sarana belajar yang ada.
Nah dari laporan-laporan para guru itulah bisa kita
ambil tindakan untuk dilakukan perbaikan maupun
untuk dimasukkan dalam rencana program kerja tahun
berikutnya”.18

Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai dengan


yang telah penulis batasi akan diuraikan sebagai berikut:
1) Gedung
Untuk pemeliharaan gedung sekolah diajukan 2 pertanyaan
yang terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan gedung yang
dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta? (b) Setiap kapan dilakukan
pemeliharaan gedung sekolah?
Berdasarkan wawancara yang mengacu pada pertanyaan di
atas, pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh sekolah berupa
pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak. Seperti yang
dijelaskan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras:
“Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau
perbaikan ruangan yang rusak kalo ada. Trus juga
biasanya kalo pengecatan seluruh gedung itu dari
pemerintah langsung yah, kecuali kalo tingkat
kerusakannya ringan misalnya perbaikan atap yang
bocor itu baru sekolah sendiri yang melaksanakan. Tapi
kalo perbaikan berat seperti pengecatan seluruh
gedung, renovasi gedung atau pengadaan unit ruang
baru ya langsung dari pemerintah yang ngadain toh kan
dananya dari pemerintah juga.19

Dari hasil wawancara dengan Beliau juga dapat diketahui


bahwa untuk pemeliharaan gedung tidak ada waktu khusus.

18
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
19
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September
7

Artinya jika ada kerusakan terkait dengan gedung sekolah yang


sifatnya insidentil maka sekolah akan melakukan perbaikan
saat itu juga. Namun untuk pengecatan gedung sekolah, karena
itu merupakan program pemerintah maka sekolah hanya akan
melakukan pengecatan jika memang ada surat keputusan dari
pemerintah atau sudin untuk sekolah melakukan pengecatan
gedung baik seluruhnya maupun ruang-ruang tertentu.
Dari hasil data mengenai pemeliharaan gedung, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan gedung
yang dilakukan SMKN 59 Jakarta pada tahun 2013 berupa
perbaikan tempat parkir, lapangan olahraga dan saluran
instalasi air. Dalam rencana program kerja sarana dan
prasarana tahun 2013 sebenarnya telah direncanakan untuk
melakukan perbaikan dan penambahan sarana ruang kelas di
lantai 1, namun dari hasil evaluasi program kerja yang ada
dapat diketahui bahwa program tersebut tidak dapat terlaksana
karena belum adanya bantuan dari sudin.

2) Ruang Kelas
Kegiatan pemeliharaan ruang kelas yang dilakukan di
SMKN 59 Jakarta yaitu dengan melakukan pengecekan
kondisi ruang kelas dan sarana dan prasarana yang ada di kelas
yang dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab kelas
masing-masing. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka
masing-masing dari penanggung jawab kelas dapat melaporkan
kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana jika
ada barang yang rusak di dalam kelas. Dengan demikian
penanggung jawab sarana dan prasarana dapat mengambil
tindakan, baik memperbaiki barang tersebut maupun membeli
baru.
7

Selain itu, untuk pemeliharaan ruang kelas dan semua


sarana yang ada di kelas diserahkan kepada masing-masing
kelas tersebut untuk dapat menjaga dan merawat kebersihan
serta kenyamanan kelasnya masing-masing. Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Elizar: “Pemeliharaan ruang kelas
biasanya kita serahkan ke kelas itu masing-masing supaya
menjaga dan merawat sedemikian rupa agar kelasnya bersih
dan nyaman. Kan kalo bersih dan nyaman mereka juga yang
enak”.20

3) Mebeler
Pemeliharaan mebeler yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta
yaitu dengan selalu memanfaatkan dan menggunakan mebeler
yang ada sesuai dengan fungsi kegunaannya. Seperti yang
dijelaskan oleh Ibu Elizar, ketua tim sarana dan prasarana:
“Untuk pemeliharaan mebeler seperti meja, kursi,
lemari, rak-rak, papan tulis maupun loker penyimpanan
gitu sebenarnya sih kami ga ada perawatan secara
intens atau khusus yah. Paling untuk menjaga supaya
mebeler-mebeler yang ada itu awet dan ga cepet rusak
ya kita harus menggunakannya sesuai dengan fungsinya
yah. Jangan misalnya lemari penyimpanan dipake buat
rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya yah. Ya
paling kaya gitu aja sih kalo kita di sini ngerawat
mebeler yang ada, ga ada perawatan yang khusus
gimana gitu”.21

Sarana dan prasarana yang berupa mebeler seperti meja,


kursi, pemari, papan tulis, rak penyimpanan maupun loker
yang ada di SMKN 59 Jakarta dipelihara dan dirawat dengan
baik. Meskipun secara data tidak tertulis dalam rencana

20
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
21
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
7

program kerja, namun pemeliharaan mebeler dilakukan dengan


menggunakannya dengan baik dan sesuai dengan fungsinya.
Dengan menggunakan mebeler tersebut sesuai dengan fungsi
dan kegunaannya maka akan menjaga ketahanan barang-
barang tersebut sehingga dapat digunakan sesuai dengan usia
barang tersebut.

4) Laboratorium
Untuk pemeliharaan laboratorium diajukan 5 pertanyaan
yang terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-
alat yang ada di laboratorium? (b) Apakah ada perawatan
khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk
pemeliharaan alat-alat laboratorium? (c) Apabila ada alat-alat
atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana
tindak lanjut sekolah? (d) Apakah pernah ada siswa yang
merusak atau menghilangkan alat-alat laboratorium? (e)
Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa pemeliharaan laboratorium
khususnya alat-alat yang ada di laboratorium ada yang
dilakukan secara rutin dan berkala. Untuk pemeliharaan yang
dilakukan rutin yaitu berupa pemeliharaan dari sisi kebersihan
ruang laboratorium itu sendiri. Sedangkan untuk pemeliharaan
yang sifatnya berkala berupa perawatan alat-alat yang ada di
laboratorium seperti komputer dan sistem atau aplikasi dari
komputer itu. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rusdy,
guru KKPI: “Kalo pemeliharaan di lab. KKPI itu yang rutin
kita laksanain paling dari segi kebersihannya. Kalo untuk
7

pemeliharaan komputernya itu kita tiap seminggu sekali ya


kita harus cek konfigurasi OS sama aplikasinya”.22
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tomi Sukito, guru
produktif pemasaran:
“Untuk pemeliharaan lab. Pemasaran (PM) ga terlalu
ribet yah. Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling
cash register, printer, komputer dan kalkulator digital.
Paling kalo pemeliharaan yang rutin ya dari segi
kebersihan aja setiap habis belajar dibersihakan kalo
emang kotor, trus juga dirapikan dan ditempatkan di
tempatnya. Oh iya, trus juga paling untuk cash register
kalo kertas struk atau tintanya habis ya kita ganti sama
yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu
kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau
update software atau aplikasi. Tapi itu juga sesuai
kebutuhan yah”.23

Begitupun seperti yang dijelaskan oleh bapak Nisban


Prayoga, guru Multimedia:
“Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer
yah, jadi pemeliharaannya lebih kita fokusin ke
kebersihan, penggunaan dan pengamanan komputer itu
sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya Saya selalu
menginstruksikan ke siswa untuk membersihkan
komputer sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk
komputernya sendiri biasanya Saya selalu cek software
atau anti virus tiap 6 bulan sekali untuk memastikan
apakah harus diupdate atau mungkin ada yang harus
diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada
kejadian insidentil kaya ada laporan dari siswa yang
bilang Pak komputernya nge-hang nih, ya biasanyaa
saat itu juga saya install ulang software atau
aplikasinya”. 24

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Tien Martina, guru


Bahasa Inggris: “Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang

22
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI dan Kepala Laboratorium
KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
23
Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran dan Kepala
Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
24
Wawancara dengan Nisban Prayoga, S.Kom, Guru Produktif Multimedia dan Kepala
Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
8

kita lakukan ya menjaga kebersihannya saja. Kalo untuk


pemeliharaan secara teknis saya rasa ga ada yah, kecuali
misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru kita manggil teknisi
yang bener-bener ngerti buat benerin alat lab. yang rusak
itu”.25
Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana
khususnya untuk alat-alat yang ada di laboratorium tentunya
harus dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami alat-
alat tersebut dengan baik untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan. Jika alat-alat yang ada di laboratorium itu rusak,
maka sekolah harus memanggil teknisi yang memahami dan
menguasai cara memperbaiki alat-alat yang rusak tersebut jika
memang di dalam lingkungan sekolah itu sendiri tidak ada
guru yang bisa memperbaikinya. Untuk pemeliharaan sarana
dan prasarana di SMKN 59 Jakarta yang khusus memanggil
teknisi dari luar sekolah berdasarkan hasil wawacara peneliti
dengan 3 narasumber yaitu guru KKPI, guru produktif
multimedia dan guru produktif pemasaran berpendapat bahwa
sampai saat ini untuk pemeliharaan atau perbaikan
laboratorium KKPI, multimedia dan pemasaran belum pernah
memanggil teknisi khusus yang didatangkan dari luar sekolah
karena untuk pemeliharaan ketiga laboratorium tersebut yang
notabene semuanya berhubungan dengan komputer sampai
saat ini masih bisa ditangani oleh masing-masing guru yang
mengajar di laboratorium itu masing-masing karena baik guru
komputer, produktif pemasaran dan produktif multimedia
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik sesuai
dengan bidang mata pelajaran yang diajarkannya sehingga
mereka pun memahami dengan baik penggunaan dan

80 Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala
Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
8

pemeliharaan alat-alat yang ada di laboratorium tempat mereka


mengajar. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan, maka
mereka bisa memperbaikinya sendiri tanpa harus memanggil
teknisi dari luar.
Namun, hal berbeda diungkapkan oleh ibu Tien Martina,
guru bahasa inggris sekaligus kepala Laboratorium Bahasa
yang berpendapat bahwa: “Untuk perbaikan jika ada kerusakan
alat-alat lab. misalnya speaker yang rusak ya kita harus
manggil teknisi dari luar yah soalnya kan di sekolah ga ada
yang ngerti tentang itu”.26
Untuk laboratorium bahasa yang di dalamnya terdapat alat-
alat seperti speaker, recorder dan headset, LCD monitor dan
lain sebagainya memang membutuhkan teknisi khusus yang
ahli dalam bidangnya untuk memperbaiki alat-alat tersebut jika
terjadi kerusakan. Tidak dapat sembarang orang
memperbaikinya karena memang alat-alat tersebut harus
diperbaiki oleh teknisi yang memahami alat-alat tersebut
dengan baik. Berbeda halnya dengan laboratorium komputer,
multimedia dan pemasaran yang memang mayoritas
berhubungan dengan komputer. Jika ada kerusakan dengan
sistem komputer tersebut maka dapat ditangani secara
langsung oleh guru komputer atau multimedia SMKN 59
Jakarta itu sendiri yang memiliki latar belakang pendidikan
ilmu komputer sehingga mereka memang menguasai segala hal
yang berkaitan dengan komputer.
Selain pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan yang rusak, pendataan terhadap
kerusakan itupun harus dilakukan. Jika ada sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah yang rusak atau hilang maka

81 Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala
Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
8

harus dicatat dan didata dengan baik sebagai bukti dan laporan
sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi sarana dan
prasarana yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh 4 narasumber
yang sama seperti di atas yang peneliti wawancara mengenai
hal ini berpendapat bahwa untuk barang-barang yang rusak
maupun hilang harus dicatat ke dalam laporan berita acara
barang rusak atau hilang. Laporan tersebut dibuat oleh masing-
masing penanggung jawab semua ruangan yang ada di sekolah.
Salah satunya adalah laboratorium. Masing-masing
laboratorium memiliki penanggung jawab masing-masing yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada dan
terjadi di laboratorium itu sendiri. Jadi jika ada alat-alat
laboratorium yang rusak atau hilang maka kepala laboratorium
harus membuat laporan berita acara barang rusak dan
melaporkannya kepada bagian sarana dan prasarana agar bisa
ditindaklanjuti. Dari laporan itu, bagian sarana dan prasarana
dapat mengetahui kondisi semua sarana dan prasarana yang
ada dan dapat mengambil tindakan perbaikan jika ada
kerusakan.
Pemeliharaan laboratorium tentunya bukan hanya tanggung
jawab dari kepala laboratorium itu sendiri, namun siswa yang
menggunakan laboratorium itu juga bertanggung jawab atas
segala segala sesuatu yang ada di laboratorium itu.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh 4 narasumber yang
peneliti wawancarai, mereka berpendapat bahwa siswa juga
dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium. Dalam
pemeliharaan laboratorium, biasanya siswa dilibatkan dalam
hal kebersihan dan penggunaan alat-alat yang ada di
laboratorium itu sendiri. Jadi ketika siswa belajar di
laboratorium, maka siswa harus membersihkan baik ruangan
dan alat-alat yang ada di laboratorium itu sendiri. Selain itu,
8

siswa juga diharuskan untuk menggunakan alat-alat yang ada


di laboratorium sesuai dengan fungsinya dan tidak mencoret-
coret atau merusak alat tersebut. Setiap siswa bertanggung
jawab atas sarana yang ada di laboratorium karena mereka
yang menggunakan fasilitas tersebut maka mereka juga yang
harus memelihara dan menjaga sebaik mungkin fasilitas
tersebut agar tidak rusak. Namun untuk pemeliharaan yang
bersifat teknis seperti pemeliharaan jaringan atau sistem
komputer yang ada di laboratorium siswa tidak dilibatkan. Hal
ini dikarenakan menurut narasumber, pemeliharaan yang
bersifat teknis ditangani langsung dan merupakan tanggung
jawab dari masing-masing guru yang mengajar atau kepala
laboratorium masing-masing.
Dari hasil data mengenai pemeliharaan laboratorium, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan
laboratorium di SMKN 59 Jakarta dilakukan dengan baik
karena tidak hanya melibatkan satu pihak yaitu guru, namun
siswa-siswa juga dilibatkan sehingga hal tersebut dapat
menumbuhkan rasa tangung jawab mereka terhadap fasilitas
yang ada di sekolah. Di SMKN 59 Jakarta terdapat 4
laboratorium yaitu laboratorium komputer (KKPI),
multimedia, pemasaran dan bahasa. Masing-masing
laboratorium itu memiliki kepala laboratorium yang
bertanggung jawab terhadap masing-masing laboratorium itu.
Untuk pemeliharaan laboratorium yang bersifat teknis seperti
pemeliharaan jaringan atau sistem komputer dilakukan oleh
guru atau kepala laboratorium masing-masing karena mereka
yang memiliki kemampuan dan kapasitas di bidang itu. Namun
untuk pemeliharaan yang bersifat nonteknis seperti
pemeliharaan dari segi kebersihan dan penggunaan melibatkan
siswa. Jika terjadi kerusakan yang mengharuskan perbaikan,
8

maka biasanya kepala laboratorium membuat berita acara yang


diserahkan kepada bagian sarana dan prasarana. Setiap
pemeliharaan atau perbaikan dicatat dalam Kartu Pemeliharaan
Barang yang di dalamnya meliputi nama barang yang
diperbaiki, tanggal perbaikan, jenis perbaikan, teknisi yang
melakukan perbaikan dan penanggung jawab alat tersebut
(kepala laboratorium). Kartu pemeliharaan tersebut
ditandatangani oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana serta petugas administrasi sarana dan prasarana
sekolah.

5) Buku
Untuk pemeliharaan buku diajukan 5 pertanyaan yang
terdiri dari: (a) Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan
terhadap buku-buku yang ada di sekolah? (b) Apakah ada
program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku? (c) Apakah
ada jadwal secara berkala dalam melakukan pemeliharaan
buku-buku yang ada di sekolah? (d) Apakah ada perawatan
khusus untuk buku-buku seperti penyemprotan anti hama? (e)
Apabila ada buku yang rusak atau hilang, bagaimana tindak
lanjut yang dilakukan?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa untuk pemeliharaan terhadap buku-
buku yang ada di perpustakaan dilakukan masih sangat
sederhana dan manual. Seperti yang diungkapkan oleh ibu
Unwanah, kepala perpustakaan:
“Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini
sih kita masih sederhana dan manual banget yah mba.
Biasanya kita Cuma bersihkan saja debunya dengan
kemoceng dan dirapikan sesuai lokasi bukunya. Kan
kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga
sesuai lokasinya tuh, ya kalo kaya gitu biasanya kita
8

cek-cek lagi raknya, trus diberesin kalo ada buku yang


ga sesuai lokasinya”.27

Program pemeliharaan buku yang ada di SMKN 59 Jakarta


berdasarkan narasumber yang peneliti wawancara mengatakan
bahwa tidak ada program khusus untuk pemeliharaan buku
karena sistem pemeliharaan buku masih dilakukan secara
manual. Tetapi untuk pengubahan letak rak buku biasanya
dilakukan setiap awal ajaran tahun baru. Perubahan letak rak-
rak buku tersebut dilakukan untuk menyesuaikan keadaan
perpustakaan di mana biasanya setiap awal ajaran tahun baru
banyak buku-buku pelajaran dari pemerintah yang datang
untuk dipinjamkan kepada seluruh siswa.
Untuk merawat buku agar bisa digunakan dalam jangka
waktu yang lama tentunya membutuhkan pemeliharaan yang
rutin dan berkala. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Unwanah,
kepala perpustakaan: “Kalo untuk pemeliharaan rutin kaya
harian gitu biasanya kita cuma bersihin dan rapiin ke raknya
aja yah. Kalo untuk yang berkala biasanya sebulan sekali kita
bersihin rak-rak buku atau penomoran identitas buku kalo ada
buku baru. Nah kalo yang tahunan ya kaya yang tadi,
pengubahan letak rak aja”.28
Untuk menjaga ketahanan buku dari serangan hama
seharusnya dilakukan penyemprotan anti hama yang dilakukan
secara berkala agar buku-buku yang ada terhindar dari hama
yang bisa merusak buku. Namun berdasarkan keterangan
narasumber, yakni ketua perpustakaan menyatakan bahwa
SMKN 59 Jakarta tidak pernah melakukan penyemprotan anti
hama tersebut hingga saat ini. Dengan demikian, pemeliharaan

27
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan

85 Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala


Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
8
SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.

86 Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala


Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
8

buku-buku masih dilakukan oleh tenaga perpustakaan sendiri


secara manual.
Kerusakan atau buku yang hilang bisa disebabkan oleh
siswa ataupun karena usia buku itu sendiri yang sudah lama.
Seperti yang dijelaskan oleh ibu Unwanah, kepala
perpustakaan:
“Kerusakan buku itu kan bisa karena ulah siswa atau
memang buku itu sendiri yang sudah usang karena udah
lama yah. Tapi kalo rusaknya karena siswa jarang yah.
Paling karena memang bukunya udah lama kaya
misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau
covernya ilang ya biasanya kita bikin lagi covernya
sendiri, kita ketik gitu. Pokoknya selagi rusaknya
belum parah banget ya sebisa mungkin kita akal-akalin
lah biar masih bisa dipake. Beda halnya kalo hilang.
Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya
sih kita suruh ganti yah. Kalo bukunya masih ada di
pasaran ya dia harus ganti buku yang sama. Kalo di
pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada ya
dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di
perpustakaan udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang
sama dari buku yang hilang. Misalnya dia minjem
novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul yang
beda ga apa-apa”.29

e. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Untuk pendataan pemeliharaan sarana dan prasarana
diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana prosedur
pendataan dari hasil pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan? (b) Apa tindak lanjut yang dilakukan sekolah dari
hasil pendataan kegiatan pemeliharaan tersebut? (c) Siapakah
yang bertanggung jawab melakukan pendataan kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa setiap kegiatan pemeliharaan dicatat

87 Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala


Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
8

dan didata dalam rencana program kerja sarana dan prasarana.


Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Tim Sarpras:
“Di rencana program kegiatan sarana dan prasarana
juga sudah ada yah kegiatan pemeliharaan apa saja
yang akan kita laksanakan selama satu tahun ajaran.
Nah misalnya ada tambahan atau ada yang tidak
terlaksana itu ada juga laporannya. Kita selalu buat yah
itu yang namanya evaluasi program kerja. Di situ kita
data kegiatan pemeliharaan apa saja yang tidak bisa
terlaksana, trus juga apa penyebabnya. Dari data
evaluasi program kerja itu kan pastinya kita jadikan
dasar lagi untuk penyusunan rencana program kerja
tahun berikutnya seperti itu”.30

Pendataan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana


dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
yang mencakup sebagai ketua tim sarpras. Namun tentunya juga
dibantu dan saling koordinasi dengan anggota tim sarana dan
prasarana yang lain.
Dari pendataan kegiatan pemeliharaan maka akan dapat
diketahui kondisi sarana dan prasarana yang ada. Pada tahun 2013
misalnya ada komputer PC sejumlah 4 unit yang dalam kondisi
rusak berat.31 Untuk sarana dan prasarana yang rusak maupun
hilang harus didata dan dicatat. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran: “Kalo ada
barang yang rusak itu biasanya dibuatkan berita acara yah. Nah
berita acara itu diserahkan ke bagian sarana dan prasarana untuk
dilaporkan lagi ke sudin”.32
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Rusdy Khalid,
guru KKPI: “Kalo misalnya ada alat-alat lab. yang rusak ya harus
kita bikin berita acara sebagai data untuk diserahkan ke bagian
30
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
31
Dokumentasi Kartu Inventaris Barang Peralatan dan Mesin SMKN 59 Jakarta Tahun
2013
32
Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran, Tanggal 9

September
8

sarana dan prasarana. Dari bagian sarpras itu akan diserahkan lagi
ke kepala sekolah untuk kemudian dilaporkan ke sudin supaya
bisa ditindaklanjuti lagi”.33
Dari hasil data terkait pendataan pemeliharaan sarana dan
prasarana, maka dapat penulis simpulkan bahwa untuk setiap
kegiatan pemeliharaan dicatat dan didata dengan baik dan sesuai
dengan prosedur yang ada. Dalam rencana program kerja dapat
diketahui program pemeliharaan apa saja yang akan dilaksanakan
selama satu tahun. Jika dalam waktu berjalan ada pemeliharaan di
luar rencana maka kegiatan tersebut dapat ditambahkan ke dalam
rencana program kerja sarana dan prasarana. Setiap kegiatan
pemeliharaan selalu dicatat dalam kartu pemeliharaan barang. Di
kartu tersebut dicatat jenis barang, posisi barang, tanggal
perbaikan dan jenis perbaikan yang dilakukan yang
ditandatangani oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana, staf administrasi sarana dan prasarana serta tentunya
teknisi yang melakukan perbaikan tersebut. Sedangkan untuk
program pemeliharaan yang tidak bisa terlaksana dicatat dalam
evaluasi rencana program kegiatan. Dari data evaluasi program
kerja sarana dan prasarana, maka sekolah dan khususnya tim
sarana dan prasarana bisa mengetahui program pemeliharaan apa
saja yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana. Pada tahun
2013 ada program perbaikan jaring lapangan basket yang tidak
terlaksana karena belum ada bantuan dari sudin. Untuk barang-
barang yang rusak, SMKN 59 Jakarta tidak membuat berita acara
barang rusak. Dengan demikian sarana dan prasarana yang rusak
tersebut hanya diletakkan di gudang penyimpanan tanpa
dilaporkan ke sudin.

33
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI, Tanggal 9 September 2014.
9

3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Untuk penganggaran pemeliharaan sarana dan prasarana
diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana perencanaan
anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Apa
pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan
prasarana pendidikan? (c) Berapakah prosentase alokasi RAKS
khusus untuk kegiatan sarana dan prasarana pendidikan? (d) Apakah
ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana
pendidikan? (e) Bagaimana mengatasi kendala yang ada tersebut?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan di
atas, bahwa untuk perencanaan anggaran pemeliharaan ditentukan
sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan pemeliharaan yang akan
dilaksanakan yang tersusun dalam rencana program kerja sarana dan
prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim
Sarpras:
“Seperti rencana program kerja, rencana anggaran program
kerja sarpras juga disusun setiap awal tahun ajaran baru
yang tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan yah.
Pertama kan kita harus analisis dulu kebutuhan sarana dan
prasarana baik pengadaan maupun pemeliharaan, nah
setelah itu juga kita harus menganalisis berapa anggaran
yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut.
Setelah itu rencana anggaran tersebut kita ajukan ke kepala
sekolah untuk disetujui atau ada yang harus diperbaiki”.34

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, kepala sekolah:


“Kita kan buat rencana kegiatan sekolah yah yang dilakukan setiap
tahun sekali. Yang terlibat itu Saya, wakil-wakil dan bendahara. Jadi
kita saling koordinasi satu sama lain kebutuhan sarpras apa saja yang
harus dipenuhi oleh sekolah”.35

34
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
35
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6
Oktober
9

Berkaitan dengan rencana anggaran, sebagai sekolah negeri


tentunya sumber dana SMKN 59 Jakarta bersumber dari pemerintah.
Sama seperti program sekolah yang lainnya, untuk program kegiatan
yang berkaitan dengan sarana dan prasarana bersumber dari Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Pada tahun 2013 rencana anggaran program kerja untuk
bidang sarana dan prasarana secara keseluruhan mendapat bantuan
dari dana BOP sebesar Rp 274.000.000 dan dari dana BOS sejumlah
Rp 376.725.000.36
Dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana
pendidikan tentunya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
ada. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Elizar bahwa penyusunan
rencana anggaran tersebut tentunya disusun berdasarkan jumlah dana
BOS dan BOP yang diterima oleh sekolah. Dari dana yang diterima
itu maka bisa dirinci apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah.
Dari rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan
tentunya termasuk untuk kegiatan pemeliharaan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh ibu Elizar, wakil kepala sekolah:
“Aduh berapa yah. Ibu ga ngitung kaya gitunya soalnya.
Tapi ya bisa diprediksi kira-kira 40-50% lah yah. Soalnya
kan namanya sarana dan prasarana itu kan emang
kebutuhan yang mendominasi keperluan sekolah yah. Kan
semua KBM terkait sama sarana dan prasarana. Jadi ya
mungkin sekitar segitu kayanya yah”.37

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Ramli, kepala sekolah


yang mengatakan bahwa: “Wah Saya belum menghitung yah mohon
maaf. Tapi ada gambaran seperti ini bahwa apapun yang dibutuhkan
oleh setiap guru untuk KBM ya kita penuhi. Umpamanya guru

36
Dokumentasi Rencana Anggaran Program Kerja SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran
2013/2014.
37
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan
Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober
9

multimedia dia kekurangan batere atau alat multimedia lainnya ya kita


usahakan untuk kita penuhi”.38
Di samping itu, dalam menyusun rencana anggaran tentunya ada
kendala atau hambatan yang ditemui dalam proses penyusunannya.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Elizar bahwa kendala yang ditemui
hanya masalah penerimaan dana BOS dan BOP dari pemerintah ke
sekolah. Dana tersebut terkadang diterima oleh sekolah tidak sesuai
dengan jadwal penerimaannya. Dengan demikian sekolah sering
menunda kegiatan sarana dan prasarana seperti pembelian alat-alat
berat misalnya alat-alat laboratorium.
Untuk mengatasi kendala tersebut, menurut keterangan ibu
Elizar dengan meminjam dana ke koperasi sekolah atau terpaksa
menunda pembelian alat-alat kebutuhan sekolah yang sifatnya berat
dan mahal untuk dimasukkan ke dalam rencana program kerja sarana
dan prasarana tahun depan.
Dari hasil data mengenai penganggaran pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sumber dana yang diperoleh sekolah untuk
melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana bersumber dari
pemerintah yaitu melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Pada tahun 2013
dana yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan berjumlah Rp
153.100.000. Sedangkan jumlah total anggaran dalam program kerja
sarana dan prasarana berjumlah Rp 650.725.000. Dari data tersebut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa alokasi dana khusus untuk
pemeliharaan sebersa 23,5%. Dana anggaran tersebut merupakan
tugas dan tanggung jawab bendahara sekolah. Jadi ketika ingin
melakukan suatu perbaikan maka ketua tim sarana dan prasarana harus

38
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6
Oktober 2014.
9

mengajukan proposal yang merinci kegiatan pemeliharaan apa yang


akan dilaksanakan serta berapa anggaran yang dibutuhkan. Setelah itu
jika disetujui oleh kepala sekolah maka bendahara akan memberikan
dana sejumlah yang dibutuhkan dalam proposal pengajuan dana
pemeliharaan tersebut. Setelah kegiatan pemeliharaan dilaksanakan
maka wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana harus
membuat laporan kegiatan sebagai bukti dan laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan benar-benar
dilaksanakan. Laporan itu memuat kegiatan pemeliharaan apa saja
yang telah dilakukan dan berapa dana yang dikeluarkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah dana yang diberikan digunakan sesuai dengan
pengajuan dana yang ada dalam proposal pengajuan kegiatan
pemeliharaan. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban tersebut
maka dana yang didapatkan dari pemerintah digunakan secara efektif
dan efisien oleh SMKN 59 Jakarta sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Dari penjelasan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMKN 59 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa
SMKN 59 Jakarta sudah baik dalam memelihara sarana dan prasarana
pendidikan yang ada. Hanya saja perencanaan pemeliharaan sarana
dan prasarana yang dilakukan belum memiliki Standar Operating
Procedure (SOP). Selain itu, untuk pendataan sarana dan prasarana
yang rusak, SMKN 59 Jakarta juga belum melakukan pencatatan ke
dalam berita acara barang rusak. Sehingga barang-barang yang rusak
hanya diletakkan di gudang sekolah tanpa adanya bukti tertulis. Untuk
alokasi anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sendiri
sebesar 23,5% dari seluruh anggaran untuk sarana dan prasarana. Ini
menunjukkan bahwa alokasi dana SMKN 59 Jakarta khusus untuk
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan cukup. Alokasi dana
yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana ini sebanding
dengan perencanaan program kerja yang baik. Dari perencanaan
tersebut tercermin bahwa sekolah mampu menganalisi kebutuhan
9

pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan


dan skala prioritas. Selain itu, ada beberapa hal positif di SMKN 59
Jakarta yang bisa ditiru oleh sekolah lain yaitu adanya tim khusus
untuk mengurusi bidang sarana dan prasarana sekolah yang terstruktur
sehingga tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan urusan
sarana dan prasarana pendidikan jelas. Selain itu juga koordinasi
antara tim sarana dan prasarana dengan seluruh warga sekolah terjalin
dengan baik sehingga jika ada kerusakan atau sarana yang
membutuhkan perbaikan dapat dilakukan dengan segera. Selain itu
juga, tim sarana dan prasarana sekolah selalu melakukan evaluasi
program kerja sehingga dapat diketahui jika ada program kerja yang
telah direncanakan dalam rencana program kerja namun tidak
terlaksana sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk merencakan
program kerja pada tahun berikutnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta, penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang
dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta sudah baik. Namun, karena belum
memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa
kegiatan dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik.
2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59
Jakarta belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan
pemeliharaan tidak dilaksanakan pendataan sesuai dengan teknik
pemeliharaan.
3. Anggaran untuk kegiatan sarana dan prasarana yang dialokasikan
untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59
Jakarta berada dalam kategori cukup.

B. Saran
Berdasaran hasil penelitian di atas, penulis berharap sekolah lebih
meningkatkan dan mengembangkan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang ingin
penulis berikan. Saran-sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah, melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan
sarana dan prasarana dan lebih intensif untuk memberikan kesadaran
kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah.

94
95

2. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana diharapkan lebih


meningkatkan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana, khususnya
pada aspek perencanaan dan pendataan. Perencanaan harus dilakukan
secara lebih matang lagi dengan terlebih dahulu dilakukan analisis
kebutuhan. Sedangkan pendataan, harusnya untuk barang-barang
rusak dibuatkan berita acara barang rusak agar dapat diketahui dnegan
jelas kondisi semua sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
3. Bagi guru, sebagai pelaksana pendidikan hendaknya mampu
mengoptimalkan peranannya dalam hal memelihara sarana dan
prasarana pendidikan khususnya yang digunakan saat proses belajar
mengajar di kelas.
4. Bagi warga sekolah, sarana dan prasarana sekolah adalah fasilitas
yang digunakan oleh warga sekolah untuk menunjang proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan dan dipelihara sebaik-
baiknya agar sarana dan prasarana sekolah bisa digunakan dalam
jangka waktu yang lama. Pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Materiil. Jakarta: Prima Karya, 1987.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT.Rineka Cipta. 2010
Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Barnawi dan Arifin, M.. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Daryanto, H. M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Daryanto dan Farid, Mohammad. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di
Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Decentralized Basic Education (DBE-1) USAID. Pengertian dan Acuan
Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Sekolah (Buku IV). 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.
Hamdani. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta:
Gramedia, 2013.
H. Gunawan, Ary. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).
Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
J Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011
Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia Press,
2006.
Mulyono. Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2012.
Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK).
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Sahertian, Piet. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional, 1994.
Sudirman, dkk. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991.
Sri Ambar. A, Wahyu, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta:
Multi Karya Media, 2007.
Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:
Sarana Panca Karya Nusa, 2009.
Sutikno, M Sobry. Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan
Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). Lombok:
Holistica, 2012.
Tilaar. Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan).
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lampiran 1

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA


DENGAN KEPALA SMKN 59 JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Drs. H. Ramli, M. Pd
Jabatan : Kepala SMKN 59 Jakarta
Pendidikan Terakhir : S2
Hari/Tanggal : 5 Oktober 2014
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

A. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Kita buat rencana kegiatan sekolah itu kan setiap awal ajaran
tahun baru yah. Nah di situ biasanya Saya dan wakil-wakil lain saling
koordinasi tentang kebutuhan sekolah. kita kan wakil ada empat yah, ada
sarana dan prasarana, humas, kurikulum dan kesiswaan. Jadi ya untuk lebih
rincinya saya serahkan ke masing-masing bagiannya

B. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada
semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan?
Jawaban: Kita kan ada pengarahan yah tiap minggu atau breafing. Kalo
untuk stakeholder tiap upacara yah, atau juga kadang-kadang Saya datang
ke unit-unit seperti UKS, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain minta
dijaga semua sarana dan prasarananya

C. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Sesuai dengan kesepakatan bersama yah dengan teman-teman
wakil yang lainnya. Saya tidak otoriter yah karena di sini juga Saya kan
baru jadi ya mengikuti aja gimana biasanya. Cuma kalo misalnya yang Saya
rasa tidak tepat ya Saya usulkan misalnya si A saja atau si B saja
2. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi pemeliharaan
tersebut?
Jawaban: Ya seperti yang tadi Saya katakan yah, yang terlibat dalam
penyusunannya itu Saya, seluruh wakil sama guru-guru saja.

D. Penganggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Bagaimana proses penyusunan anggaran untuk sarana dan prasarana
sekolah?
Jawaban: Kita kan buat rencana kegiatan sekolah yah yang dilakukan setiap
tahun sekali. Yang terlibat itu Saya, wakil-wakil dan bendahara. Jadi kita
saling koordinasi satu sama lain kebutuhan sarpras apa saja yang harus
dipenuhi oleh sekolah
2. Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan
prasarana tersebut?
Jawaban: Pertimbangannya ya tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan
sekolah yah. Apa yang sekolah butuhkan ya itu harus kita masukan dalam
rencana anggaran.
3. Berapakah prosentase alokasi RAPBS untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah?
Jawaban: Wah Saya belum menghitung yah mohon maaf. Tapi ada
gambaran seperti ini bahwa apapun yang dibutuhkan oleh setiap guru untuk
KBM ya kita penuhi. Umpamanya guru multimedia dia kekurangan batere
atau alat multimedia lainnya ya kita usahakan untuk kita penuhi
4. Apakah ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Oh banyak yah kendalanya yah. Terutama di saat ini apa
namanya, kebijakan itu kan senantiasa berubah yah. Sekarang bengini besko
begini. Ya jadi kadang kita kan bingung. Tapi ya biasanya rencana anggaran
itu kan sudah baku, ya harus tetap kita susun.
5. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban: Ya tadi kan kendalanya itu selalu ada perubahan, ya biasanya
perubahan itu kita berlakukan di tahun depannya saja.

Interviewee Interviewer

(Drs. Ramli, M. Pd) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN WAKIL KEPALA SMKN 59 JAKARTA BIDANG
SARANA DAN PRASARANA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Elizar Kamal, S. Pd
Jabatan : Wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Jum’at, 5 September 2014
Tempat : Ruang guru SMKN 59 Jakarta

A. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Untuk penyusunan rencana program kerja khususnya bidang
sarana dan prasarana memang selalu kita susun setiap awal tahun ajaran
baru. Proses penyusunannya biasanya kita laksanakan dalam rapat kerja
sekolah yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah,
guru, staf dan manajemen sekolah lainnya. Dalam rapat kerja itu kita
analisis apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah selama satu tahun ke depan
untuk menunjang kelancaran proses pendidikan yang ada di sekolah.
Tentunya analisis kebutuhan ini juga kita sesuaikan atau kita dasarkan pada
evaluasi rencana program kerja tahun lalu supaya kita bisa melihat kegiatan
apa yang tidak terlaksana pada tahun sebelumya supaya kita bisa evaluasi
lagi dan kita rembukkan bersama untuk mencari solusinya. Selain itu, dalam
proses waktu berjalan pastinya ada yah kejadian yang sifatnya insidental
yang memerlukan perbaikan darurat yang di luar dari yang telah kita
rencanakan dalam program kerja sarana dan prasarana pendidikan. Nah
kalau yang demikian ya kita tetap tambahkan dalam perjalanan program
kegiatan itu sendiri dan masuk juga ke dalam anggaran sarana dan prasarana
karena memang kan kita sudah punya anggaran untuk satu tahun.
2. Setiap kapan dilakukan penyusunan rencana program pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan?
Jawaban: Setiap awal tahun ajaran baru yang rinciannya disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah.
3. Seperti apa kriteria sarana dan prasarana yang harus dilakukan
pemeliharaan?
Jawaban: Kalo kriteria sarana dan prasarana apa saja yang harus kita
pelihara saya rasa tidak ada kriteria khusus yah. Karena menurut saya
memang sudah sepatutnya sebagai user dari sarana dan prasarana itu sendiri
ya kita harus pelihara semuanya. Paling untuk sarana dan prasarana yang
tergolong barang habis pakai seperti spidol, tinta spidol, penghapus, kertas,
tinta printer dan lain sebagainya tentunya tidak ada pemeliharaan secara
khusus kecuali kita harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak
boros dalam menggunakannya. Tetapi, untuk sarana dan prasarana yang
termasuk dalam kategori barang tahan lama seperti meja, kursi, lemari, AC,
komputer, printer dan lain-lain baru kita lakukan pemeliharaan secara
khusus untuk menjaga fungsi dan kegunaan dari barang itu sendiri agar bisa
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya untuk pemeliharaan
AC sendiri biasanya kita servis setiap 6 bulan sekali secara rutin. Selain itu
juga komputer biasanya dilakukan pemeliharaan secara berkala untuk
mengecek baik kondisi fisik maupun sistemnya. Kalo untuk pemeliharaan
komputer biasanya dilakukan oleh guru komputer yang bersangkutan karena
memang dia yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk melakukan itu.
4. Bagaimana keterlibatan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru
dan staf sekolah dalam rangka perencanaan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Keterlibatan kepala sekolah dalam menyusun rencana program
kerja sarana dan prasarana lebih kepada persetujuan. Artinya, untuk sarana
dan prasarana sekolah itu sendiri kan memang ada tim khusus yang
terstruktur. Jadi kepala sekolah melimpahkan wewenangnya untuk urusan
yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah kepada tim sarana dan
prasarana. Jadi setelah tim sarana dan prasarana menyusun rencana program
kerja, lalu saya selaku ketua tim sarana dan prasarana mengajukan rencana
program kerja tersebut ke kepala sekolah. Kalo ada yang tidak sesuai atau
kepala sekolah tidak setuju biasanya beliau memperbaiki atau memberikan
saran kepada tim sarana dan prasarana bagaimana seharusnya. Nah kalo itu
terjadi otomatis ya kita merevisi rencana program kerja yang telah kita
susun. Tapi kalo tidak ada perubahan berarti kepala sekolah menyetujui
rencana program kerja tersebut.

B. Penyadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


5. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan kesadaran kepada
semua warga sekolah dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan?
Jawaban: Biasanya kalo untuk menyadarkan mereka supaya mau
memelihara sarana yang ada itu kita (tim sarpras) khususnya Saya selalu
memberikan penjelasan baik ke guru, siswa dan petugas sekolah lainnya
tentang pentingnya 9K. Di sini kan kita punya program 9K yah (Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Kekeluargaan,
Kesehatan, Keterbukan dan Keteladanan). Tapi selain itu juga biasanya kita
selalu mengingatkan kepada semua warga sekolah yah siapapun itu untuk
memelihara atau setidaknya ga ngerusak fasilitas sekolah.
6. Adakah pihak tertentu yang khusus memberikan penyadaran pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan tersebut?
Jawaban: Ada. Biasanya dilakukan oleh Saya sendiri selaku ketua tim
sarana dan prasarana dan Bu Idha sebagai ketua program 9K. Tapi tentunya
kita juga tetap butuh kerja sama yah dengan semua pihak yang ada di
sekolah karena kan yang memakai fasilitas sekolah ya kita bersama juga.
Jadinya ya kita harus bisa saling koordinasi dan kerja sama satu sama lain.

C. Pemahaman Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


7. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk memberikan pemahaman
mengenai pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan?
Jawaban: Dalam memberikan pemahaman sebenarnya hampir sama dengan
memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara
sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu dengan memberi tahu dan
menjelaskan kepada semua warga sekolah mengenai betapa pentingnya
untuk memelihara sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dilakukan seiap
hari dan setiap saat ketika bertemu dengan guru maupun siswa di sekolah.
Upaya yang dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai
pentingnya memelihara sarana dan prasarana adalah dengan lebih
menekankan bahwa pemeliharaan fasilitas sekolah merupakan tanggung
jawab bersama karena fasilitas sekolah tersebut juga digunakan oleh
bersama.
8. Bagaimana program sekolah untuk meningkatkan pemahaman pentingnya
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada seluruh warga
sekolah?
Jawaban: Biasanya untuk memberikan pemahaman kepada siswa agar
memelihara sarana dan prasarana yang ada itu kita punya program yang
dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yaitu lomba kebersiha dan kerapian
antarkelas. Untuk kelas yang menang akan dapat hadiah yang tentunya bisa
dipakai bersama di kelas misalnya seperti kipas angin, lemari penyimpanan
ataupun alat-alat tulis kelas seperti spidol. Nah dari lomba itu tentunya
mereka bisa lebih memahami pentingnya memelihara sarana dan prasarana
yang ada demi kenyamanan mereka juga kan sebenarnya dalam belajar.
9. Siapakah pihak yang bertugas memberikan pemahaman pentingnya
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan kepada seluruh warga
sekolah?
Jawaban: Kalo yang biasanya memberikan pemahaman atau menegur warga
sekolah supaya mau memelihara sarana dan prasarana ya Saya sendiri.
Terkadang sih dibantu juga oleh anggota tim sarpras atau guru-guru yang
lain.

D. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


10. Bagaimana penyusunan struktur organisasi pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Pembagian tugas sarana dan prasarana itu memang sudah
ditentukan dalam rapat kerja yang dilaksanakan setiap awal tahun.
Sistemnya sih kesepakatan bersama yah, dalam arti tidak ada paksaan buat
mereka yang misalnya tidak bersedia ketika diusulkan untuk jadi tim sarana
dan prasaran
11. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan struktur organisasi pemeliharaan
tersebut?
Jawaban: Tentunya seluruh manajemen sekolah yah karena kan
penyusunannya pas rapat kerja sekolah ya otomatis semua manajemen
sekolah hadir dan terlibat. Manajemen sekolah itu ya seperti kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, staf.

E. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


12. Program pemeliharaan apa saja yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Program pemeliharaan yang ada di SMKN 59 Jakarta tersusun
dalam rencana program kerja yang telah disusun oleh tim Sapras. Program-
program pemeliharaan tersebut adalah pemeliharaan sarana belajar, toilet
guru dan siswa, taman sekolah, kebersihan lingkungan sekolah yang biasa
kita laksanakan setiap Jumat atau JUMSIH (Jumat Bersih), instalasi air dan
listrik, AC dan alat-alat yang ada di laboratorium.
13. Bagaimana keterlibatan guru-guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan?
Jawaban: Tentunya guru-guru sangat terlibat dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana yang ada di sekolah. Misalnya untuk guru-guru mata
pelajaran produktif dan bahasa inggris yang menggunakan laboratorium,
mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barang-barang yang ada di
laboratorium. Dan untuk guru mata pelajaran umum yang lain juga terlibat
untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di kelas yang mereka
gunakan saat mengajar misalnya seperti proyektor, papan tulis dan yang
lainnya. Selain itu juga, sebagai tim sarana dan prasarana, kita sangat
terbantu dengan keterlibatan para guru karena dari merekalah kita biasanya
mendapatkan informasi atau laporan jika ada barang yang rusak atau perlu
diperbaiki. Tentunya hal ini karena mereka kan yang lebih tahu dan sering
menggunakan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses
belajar. Dengan demikian mereka juga yang lebih mengetahui kondisi
sarana belajar yang ada. Nah dari laporan-laporan para guru itulah bisa kita
ambil tindakan untuk dilakukan perbaikan maupun untuk dimasukkan
dalam rencana program kerja tahun berikutnya.
14. Bagaimana pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau perbaikan
ruangan yang rusak kalo ada. Trus juga biasanya kalo pengecatan seluruh
gedung itu dari pemerintah langsung yah, kecuali kalo tingkat kerusakannya
ringan misalnya perbaikan atap yang bocor itu baru sekolah sendiri yang
melaksanakan. Tapi kalo perbaikan berat seperti pengecatan seluruh
gedung, renovasi gedung atau pengadaan unit ruang baru ya langsung dari
pemerintah yang ngadain toh kan dananya dari pemerintah juga
15. Setiap kapan dilakukan pemeliharaan gedung sekolah?
Jawaban: Untuk pemeliharaan gedung tidak ada waktu khusus. Artinya kalo
ada kerusakan yang sifatnya darurat, misalnya atap bocor gitu ya baru
sekolah memperbaikinya saat itu juga. Tapi kalo untuk pengecatan gedung
sekolah, ya karena itu program pemerintah yah sekolah cuma nunggu
perintah atau surat keputusan dari pemerintah aja.
16. Bagaimana pemeliharaan untuk ruang kelas yang ada?
Jawaban: Pemeliharaan ruang kelas biasanya kita serahkan ke kelas itu
masing-masing supaya menjaga dan merawat sedemikian rupa agar
kelasnya bersih dan nyaman. Kan kalo bersih dan nyaman mereka juga yang
enak. Paling kalo setelah kegiatan belajar selesai dan semua siswa sudah
pulang, kelas-kelas disapu oleh petugas kebersihan sekolah”.
17. Bagaimana pemeliharaan mebiler yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Untuk pemeliharaan mebeler seperti meja, kursi, lemari, rak-rak,
papan tulis maupun loker penyimpanan gitu sebenarnya sih kami ga ada
perawatan secara intens atau khusus yah. Paling untuk menjaga supaya
mebeler-mebeler yang ada itu awet dan ga cepet rusak ya kita harus
menggunakannya sesuai dengan fungsinya yah. Jangan misalnya lemari
penyimpanan dipake buat rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya
yah. Ya paling kaya gitu aja sih kalo kita di sini ngerawat mebeler yang ada,
ga ada perawatan yang khusus gimana gitu
18. Apakah ada hambatan yang ditemui dalam melakukan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan?
Jawaban: Kalau hambatan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sini
ya hanya hambatan budget yah. Karena sekolah kita kan sekolah negeri, jadi
sumber dananya ya dari pemerintah. Sedangkan dana yang dikasih dari
pemerintah terbatas. Jadi ya terkadang ada program pemeliharaan yang
sudah kita rencanakan dalam rencana program kerja tidak bisa terlaksana
karena dananya tidak ada. Ya kalo begitu kita ga bisa apa-apa yah.
F. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
19. Bagaimana prosedur pendataan dari hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Di rencana program kegiatan sarana dan prasarana juga sudah ada
yah kegiatan pemeliharaan apa saja yang akan kita laksanakan selama satu
tahun ajaran. Nah misalnya ada tambahan atau ada yang tidak terlaksana itu
ada juga laporannya. Kita selalu buat yah itu yang namanya evaluasi
program kerja. Di situ kita data kegiatan pemeliharaan apa saja yang tidak
bisa terlaksana, trus juga apa penyebabnya. Dari data evaluasi program
kerja itu kan pastinya kita jadikan dasar lagi untuk penyusunan rencana
program kerja tahun berikutnya seperti itu
20. Apa tindak lanjut yang dilakukan sekolah dari hasil pendataan kegiatan
pemeliharaan tersebut?
Jawaban: Ya kaya yang tadi Saya bilang yah. Hasil pendataan
pemeliharaan kan berupa evaluasi program kerja, ya dari situ pastinya kita
bisa jadikan bahan evaluasi untuk penyusunan rencana program kerja tahun
berikutnya.
21. Siapakah yang bertanggung jawab melakukan pendataan kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan?
Jawaban: Tim sarpras yah pastinya mba.

G. Penganggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


22. Bagaimana perencanaan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan?
Jawaban: Seperti rencana program kerja, rencana anggaran program kerja
sarpras juga disusun setiap awal tahun ajaran baru yang tentunya kita
sesuaikan dengan kebutuhan yah. Pertama kan kita harus analisis dulu
kebutuhan sarana dan prasarana baik pengadaan maupun pemeliharaan, nah
setelah itu juga kita harus menganalisis berapa anggaran yang dibutuhkan
untuk menjalankan program tersebut. Setelah itu rencana anggaran tersebut
kita ajukan ke kepala sekolah untuk disetujui atau ada yang harus
diperbaiki. Kalo untuk sumber dananya sendiri karena kita sekolah negeri
yah jadinya semuanya dari pemerintah melalui dana BOS dan BOP.
23. Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Tentunya ya dari jumlah dana BOS dan BOP yang kita terima.
Kan dari situ baru bisa kita rinci sarana apa saja yang kita butuhkan trus kita
sesuaikan dengan dana yang kita punya.
24. Berapakah prosentase alokasi RAKS khusus untuk kegiatan sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: Aduh berapa yah. Ibu ga ngitung kaya gitunya soalnya. Tapi ya
bisa diprediksi kira-kira 60% lah yah. Soalnya kan namanya sarana dan
prasarana itu kan emang kebutuhan yang mendominasi keperluan sekolah
yah. Kan semua KBM terkait sama sarana dan prasarana. Jadi ya mungkin
sekitar segitu kayanya yah.
25. Apakah ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: apa yah... ya paling sih Cuma kalo dana BOS sama BOP itu kan
kadang turunnya suka telat yah jadi kadang kita bingung mau beli ini
duitnya ga ada, mau servis ini duitnya ga ada. Ya itu sih paling.
26. Bagaimana mengatasi kendala yang ada tersebut?
Jawaban: Kalo dananya telat kaya tadi ya paling biasanya kita pinjam ke
koperasi sekolah atau ya mau ga mau pembelian atau kegiatannya kita kita
tunda dan kita masukkan ke program kerja tahun berikutnya. Kaya misalnya
pembelian barang-barang yang berat yah kaya pembelian alat-alat
laboratorium multimedia, itu kan mahal, ya kalo dananya dari pemerintah
belom kita terima ya harus kita tunda dulu.

Interviewee Interviewer

(Elizar Kamal, S. Pd) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Rusdy Khalid, S. Kom
Jabatan : Guru KKPI dan Kepala Lab. KKPI
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Selasa, 9 September 2014
Tempat : Ruang Guru SMKN 59 Jakarta

A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM
1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium?
Jawaban: Kalo pemeliharaan di lab. KKPI itu yang rutin kita laksanain
paling dari segi kebersihannya. Kalo untuk pemeliharaan komputernya
itu kita tiap seminggu sekali ya kita harus cek konfigurasi OS sama
aplikasinya
2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar
sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium?
Jawaban: Untuk semua hal yang berkaitan dengan lab. baik itu
perawatan, pengawasan, pendataan dll itu dipegang sama ketua lab. itu
masing-masing yah. Jadi untuk perawatan yang kita harus manggil
teknisi dari luar itu belum pernah sampai saat ini.
3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang,
bagaimana tindak lanjut sekolah?
Jawaban: Kalo misalnya ada yang rusak dan kerusakannya ringan ya
tentunya kita perbaiki yah. Tapi kalo rusaknya berat dan parah ya
otomatis udah ga bisa dipake lagi kan. Biasanya sih kalo kaya gitu kita
masukkin ke berita acara barang rusak. Nah kalo untuk kasus
kehilangan, Alhamdulillah sampai saat ini kita belum pernah
kehilangan apapun yah yang ada di lab. Tapi kalo misalnya itu terjadi,
misalnya yah, ya harus dicatat juga ke berita acara barang hilang.
4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan alat-alat lab. Saya tidak melibatkan
mereka yah, kecuali pemeliharaan ruang lab. aja kaya kebersihannya
sama kerapiannya gitu baru saya melibatkan siswa. Karena kalo alat-
alat lab. kan harus ada di tangan orang yang betul-betul paham dan
menguasai alat tersebut kan.
5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada
siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium?
Jawaban: Biasanya tiap sebelum belajar saya itu ada breafing session
yah. Artinya Saya selalu ingetin mereka agar menggunakan komputer
sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) untuk menghindari
adanya kerusakan. Selain itu juga di lab. kan ada petunjuk prosedur
masuk lab. dan tata cara penggunaan komputer yang kita temple di
tembok dalam laboratorium, jadi mereka bisa lihat dan baca sendiri lah
itu peraturannya kaya gimana.
6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Menurut Saya sudah baik yah. Artinya pemeliharaan sarana
dan prasarana itu kan memang tanggung jawab semua yang ada di
sekolah baik kepala sekolah, wakil kepala skeolah, guru, staf, siswa
maupun petugas sekolah. Dan di SMKN 59 sendiri semuanya saling
kerja sama dengan baik. Jadi ga ada yang saling mengandalkan.

Interviewee Interviewer

(Rusdy Khalid, S. Kom) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59 JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Tomi Sukito, S. E
Jabatan : Guru Produktif Pemasaran dan Kepala Lab.
Pemasaran Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Selasa, 9 September 2013
Tempat : Ruang Guru SMKN 59 Jakarta

A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM
1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium?
Jawaban: Untuk pemeliharaan lab. Pemasaran (PM) ga terlalu ribet yah.
Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling cash register, printer,
komputer dan kalkulator digital. Paling kalo pemeliharaan yang rutin ya
dari segi kebersihan aja setiap habis belajar dibersihakan kalo emang
kotor, trus juga dirapikan dan ditempatkan di tempatnya. Oh iya, trus
juga paling untuk cash register kalo kertas struk atau tintanya habis ya
kita ganti sama yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu
kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau update
software atau aplikasi. Tapi itu juga sesuai kebutuhan yah
2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar
sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium?
Jawaban: Sampai saat ini belum pernah ada yah. Biasanya perawatan
untuk alat-alat lab itu masih dilakukan secara internal oleh sekolah
yaitu oleh guru-guru yang menggunakan laboratorium itu sendiri.
3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang,
bagaimana tindak lanjut sekolah?
Jawaban: Kalo untuk barang yang rusaknya ringan biasanya kita Cuma
servis aja yah. Dan untuk servis itu juga kita harus izin sama kepala
bagian sarana dan prasarana dulu. Jadi kita bikin laporan berita acara
rusak trus kita laporin ke bagian sarpras supaya ditindaklanjuti atau
diperbaiki. Kalo untuk barang rusak berat itu kan berarti udah ga bisa
diperbaiki yah. Tapi tetap kita harus data dan buat berita acara sama
kaya yang tadi buat diserahi ke bagian sarana dan prasarana supaya bisa
dilaporin lagi ke sudin.
4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan secara teknis pastinya tidak yah.
Paling siswa dilibatkan dari segi kebersihan alat-alat lab. aja. Karena
tiap siswa itu kan bertanggung jawab atas alat-alat lab. dan ruang lab.
ketika mereka menggunakan lab. itu. Jadi biasanya kalo KBM selesai,
mereka saya suruh untuk membersihkan dan merapikan alat-alat lab
yang telah mereka gunakan.
5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada
siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium?
Jawaban: Untuk menumbuhkan kesadaran siswa agar memelihara
sarana yang ada di lab. biasanya setiap awal kegiatan mengajar Saya
selalu memberikan penjelasan kepada mereka bahwa smeua fasilitas ini
milik kita bersama jadi ya kita juga yang harus menjaga dan merawat,
karena yang pake kan kita juga
6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Menurut Saya sudah baik yah. Pemeliharaan dilakukan
dengan baik karena memang sarpras itu sendiri kan ada tim khususnya.
Dan tim itu juga sangat tanggap jika ada sarana dan prasarana sekolah
yang rusak atau butuh perbaikan.

Interviewee Interviewer

(Tomi Sukito, S. E) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59
JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Nisban Prayoga, S. Kom
Jabatan : Guru Produktif Multimedia dan Kepala Lab. Multimedia
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Jum’at, 5 September 2014
Tempat : Ruang Guru SMKN 59 Jakarta

A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM
1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium?
Jawaban: Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer yah,
jadi pemeliharaannya lebih kita fokusin ke kebersihan, penggunaan dan
pengamanan komputer itu sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya
Saya selalu menginstruksikan ke siswa untuk membersihkan komputer
sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk komputernya sendiri
biasanya Saya selalu cek software atau anti virus tiap 6 bulan sekali
untuk memastikan apakah harus diupdate atau mungkin ada yang harus
diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada kejadian
insidentil kaya ada laporan dari siswa yang bilang Pak komputernya
nge-hang nih, ya biasanyaa saat itu juga saya install ulang software atau
aplikasinya
2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar
sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium?
Jawaban: Tidak ada yah saya rasa. Sampai saat ini sih perawatan
komputer masih ditangani secara internal aja karena tenaga pengajarnya
juga masih mampu merawat dan memperbaiki kalo misalnya ada yang
rusak.
3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang,
bagaimana tindak lanjut sekolah?
Jawaban: Kalo untuk tindak lanjut barang yang rusak itu biasanya kita
catet dan tulis di laporan apa yah namanya tuh saya lupa. Pokoknya
laporan khusus barang-barang rusak atau hilang gitu. Nah nanti laporan
itu diserahin ke bagian sarana dan prasarana supaya bisa ditindaklanjuti
lagi sama dia, ya entah itu diperbaiki atau beli yang baru. Yang penting
kita sebagai kepala lab. udah lapor misalnya ada barang yang rusak nih,
trus dijelasin dilaporan itu juga kerusakannya apa aja gitu.
4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Jawaban: Pastinya saya libatkan yah. Biasanya selain kebersihan, siswa
juga saya libatkan dalam pengamanan komputer seperti install software
dan anti virus. Karena jurusan multimedia itu kan memang menuntut
siswanya harus bisa mengoperasikan dan memperbaiki sistem
komputer. Ya tentunya untuk sistem-sistem standar yah dan juga harus
tetap dalam pengawasan gurunya.
5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada
siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium?
Jawaban: Kalo buat Saya supaya siswa sadar dan mau memelihara
sarana sekolah apalagi yang ada di lab. yah biasanya saya akan
menjelaskan kepada mereka bahwa jika ada yang merusak atau
menghilangkan sarana yang ada di lab. multimedia akan Saya berikan
sanksi. Dengan demikian kan pastinya mereka akan memilih untuk
menjaga dan memelihara sarana yang ada daripada harus dikenakan
sanksi
6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Buat Saya cukup baik yah. Artinya masih ada kekurangannya.
Misalnya pengaturan suhu AC itu kan harus selalu di bawah suhu 25 oC
yah. Tapi kadang di setting di atas 25oC. Ya tentunya kan itu beresiko
sama komputer-komputer yang ada. Ya tapi itu aja sih, kalo
keseluruhan sudah cukup baik.

Interviewee Interviewer

(Nisban Prayoga, S. Kom) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN KEPALA LABORATORIUM SMKN 59
JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Tien Martina, S. Pd
Jabatan : Guru Bahasa Inggris dan Kepala Lab.
Bahasa Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Selasa, 9 September 2014
Tempat : Ruang Guru SMKN 59 Jakarta

A. PEMELIHARAAN LABORATORIUM
1. Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-alat yang ada di laboratorium?
Jawaban: Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang kita lakukan ya
menjaga kebersihannya saja. Kalo untuk pemeliharaan secara teknis
saya rasa ga ada yah, kecuali misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru
kita manggil teknisi yang bener-bener ngerti buat benerin alat lab. yang
rusak itu
2. Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar
sekolah untuk pemeliharaan alat-alat laboratorium?
Jawaban: Untuk perbaikan jika ada kerusakan alat-alat lab. misalnya
speaker yang rusak ya kita harus manggil teknisi dari luar yah soalnya
kan di sekolah ga ada yang ngerti tentang itu.
3. Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang,
bagaimana tindak lanjut sekolah?
Jawaban: Untuk setiap barang yang rusak atua hilang pastinya kita data
dan buat laporan yah sebagai bukti buat diserahin ke bagian sarana dan
prasarana. Kalo untuk laporannya ya kaya laporan berita acara barang
rusak atau hilang gitu yah. Jadi nanti kita bilang ke bagian sarana dan
prasarana kerusakannya apa aja supaya bisa di follow up lagi.
4. Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium?
Jawaban: Pastinya yah. Selain kebersihan ruang dan alat lab. siswa juga
kita libatkan dalam penggunaan alat lab. Artinya gini, kan mereka yang
menggunakan alat lab. itu, ya jadinya mereka juga yang harus
memelihara dan menjaga alat itu supaya ga rusak.
5. Upaya apa yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kepada
siswa agar memelihara sarana yang ada di laboratorium?
Jawaban: Untuk menumbuhkan kesadaran siswa supaya mau
memelihara sarana dan prasarana khususnya yang ada di lab. bahasa
memang tidak cukup sekali dua kali yah. Artinya sebagai guru kita
harus selalu mengingatkan mereka bahwa saat mereka menggunakan
lab, maka mereka bertanggungjawab terhadap semua alat yang ada di
lab. Jadi kalo misalnya ada kerusakan atau ada yang hilang ya itu
tanggung jawab mereka untuk mengganti kalo ada yang hilang
6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Sudah baik yah menurut Saya. Bisa dilihat dari kerja sama
antara kepala sekolah, guru, tim sarpras, staf, siswa dan petugas sekolah
yang saling menjaga semua fasilitas yang ada di sekolah. Jadi kita
semua juga menyadari kalo semua sarana yang ada di sekolah itu kan
milik kita bersama, ya jadi harus kita pelihara bersama juga.

Interviewee Interviewer

(Tien Martina, S. Pd) (Nur Faizah)


PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN KEPALA PERPUSTAKAAN SMKN 59 JAKARTA

INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Unwanah, S. Pd
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia dan Kepala
Perpustakaan Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Selasa, 9 September 2014
Tempat : Perpustakaan SMKN 59 Jakarta

A. PEMELIHARAAN BUKU
1. Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan terhadap buku-buku yang ada
di sekolah?
Jawaban: Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini sih kita
masih sederhana dan manual banget yah mba. Biasanya kita Cuma
bersihkan saja debunya dengan kemoceng dan dirapikan sesuai lokasi
bukunya. Kan kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga
sesuai lokasinya tuh, ya kalo kaya gitu biasanya kita cek-cek lagi
raknya, trus diberesin kalo ada buku yang ga sesuai lokasinya
2. Apakah ada program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku?
Jawaban: Kalau kegiatan khusus pemeliharaan buku-buku ga ada yah
mba. Soalnya di sini juga kan sistemnya masih sederhana banget. Tapi
kalo untuk perubahan letak rak buku kita ada. Biasanya sih tiap awal
ajaran tahun baru yah karena kan banyak buku dari pemerintah tuh
yang dating buat dipinjemin ke siswa-siswa. Nah buat siasatin ruang
perpustakaan kita yang emang seadanya gini yah sebisan mungkin kita
rubah letak raknya biar buku-buku yang ada bisa dirapikan semua, trus
juga biar perpustakaannya ga keliatan sempit gitu yah.
3. Apakah ada jadwal secara berkala dalam melakukan pemeliharaan
buku-buku yang ada di sekolah?
Jawaban: Kalo untuk pemeliharaan rutin kaya harian gitu biasanya kita
cuma bersihin dan rapiin ke raknya aja yah. Kalo untuk yang berkala
biasanya sebulan sekali kita bersihin rak-rak buku atau penomoran
identitas buku kalo ada buku baru. Nah kalo yang tahunan ya kaya yang
tadi, pengubahan letak rak aja
4. Apakah ada perawatan khusus untuk buku-buku seperti penyemprotan
anti hama?
Jawaban: Sampai saat ini belum ada yah mba penyemprotan anti hama
buat buku kaya gitu.
5. Apabila ada buku yang rusak atau hilang, bagaimana tindak lanjut yang
dilakukan?
Jawaban: Kerusakan buku itu kan bisa karena ulah siswa atau memang
buku itu sendiri yang sudah usang karena udah lama yah. Tapi kalo
rusaknya karena siswa jarang yah. Paling karena memang bukunya
udah lama kaya misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau
covernya ilang ya biasanya kita bikin lagi covernya sendiri, kita ketik
gitu. Pokoknya selagi rusaknya belum parah banget ya sebisa mungkin
kita akal-akalin lah biar masih bisa dipake. Beda halnya kalo hilang.
Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya sih kita suruh
ganti yah. Kalo bukunya masih ada di pasaran ya dia harus ganti buku
yang sama. Kalo di pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada
ya dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di perpustakaan
udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang sama dari buku yang hilang.
Misalnya dia minjem novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul
yang beda ga apa-apa.
6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta?
Jawaban: Menurut Saya cukup baik yah. Kalau dari segi kesadarannya
sih sudah baik yah, dalam arti semua warga sekolah sadar kalo
pemeliharaan sarana dan prasarana itu tanggung jawab bersama. Cuma
kalo untuk tenaga khusus yang memeliharanya masih kurang kalo buat
Saya.

Interviewee Interviewer

(Unwanah, S. Pd) (Nur Faizah)


Lampiran 15

Anda mungkin juga menyukai