Anda di halaman 1dari 285

PENGGUNAAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)

MOODLE PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN


DI SMA HUFFADZ DARUL MUNIR BEKASI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

AISYI NAZIKA
11150161000030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penggunaan Learning Management System (LMS) pada Pembelajaran


Biologi Konsep Sistem Pencernaan disusun oleh Aisyi Nazika, NIM. 11150161000030,
Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, April 2021

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Baiq Hana Susanti, S.Pi., M.Sc. Eny Supriyati Rosyidatun, S.Si., M.A.
NIP. 19700209 200003 2 001 NIP. 19750924 200604 2 001

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Penggunaan Learning Management System (LMS) Moodle pada Konsep
Sistem Pencernaan disusun oleh Aisyi Nazika. NIM 11150161000030. Program Studi
Tadris Biologi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 24 Mei 2021 dihadapan dewan
penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Biologi.

Jakarta, 24 Mei 2021

ii
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK

Aisyi Nazika, 11150161000030. Penggunaan Learning Management System


(LMS) Moodle pada Konsep Sistem Pencernaan. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Learning Management System
(LMS) Moodle, mengetahui kualitas produk, serta mengetahui respon guru dan
peserta didik terhadap LMS Moodle pada konsep Sistem Pencernaan. Produk ini
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran online (e-learning) berbasis website.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D), dengan mengikuti tahapan model pengembangan ADDIE,
yang meliputi lima tahapan utama, yaitu: analisis (analyse), desain (design),
pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi
(evaluation). Data didapatkan melalui validasi produk kepada para ahli media dan
ahli materi, kemudian diujicobakan kepada guru mata pelajaran biologi serta
diujicoba kepada 45 siswa MA/SMA kelas XI dari dua sekolah yang berada di kota
Tangerang dan Bekasi. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kualitas LMS moodle yang
telah dikembangkan yaitu sangat layak berdasarkan hasil penilaian ahli media 90%,
sedangkan dari ahli materi 83,75% dengan kategori sangat layak; (2) Penilaian
respon guru pada ujicoba adalah sangat baik dengan hasil persentase sebesar 91%,
sedangkan respon siswa memperoleh 88,21% dengan kriteria sangat baik; (3) Dapat
disimpulkan bahwa LMS moodle pada konsep sistem pencernaan berdampak
positif, sehingga nilai N-gain hasil belajar diperoleh sebesar 0,66 yang termasuk
kategori sedang. Maka dari itu, LMS moodle dapat dijadikan media pembelajaran
online (e-learning) yang layak bagi siswa dan guru.

Kata Kunci: E-learning, Learning Management System (LMS), Moodle, Sistem


Pencernaan, Penelitian Pengembangan.

iv
ABSTRACT

Aisyi Nazika. 11150161000030. The Use of Moodle’s Learning Management


System (LMS) on The Digestive System Concept. Undergraduate Thesis. Biology
Education Study Program, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,
2021.

This study aimed to develop the Moodle Learning Management System (LMS),
determine the quality of the product, and determine the response of teachers and
students to the Moodle LMS on the concept of the Digestive System. Moreover, this
product can be used as a website-based online learning medium (e-learning). This
research was included in research and development (R&D), by following the stages
of the ADDIE development model, which includes five main stages, namely:
analysis, design, development, implementation, and evaluation. The data were
obtained through product validation to media and material experts, then tested on
biology subject teachers and tested on 45 MA / SMA class XI students from two
schools in the city of Tangerang and Bekasi. The results of this study were: (1) The
quality of the Moodle LMS that has been developed was very feasible based on the
results of the media expert's assessment of 90%, while 83,75% of the material
experts are in the very proper category; (2) The assessment of the teacher's
response to the trial was very good with a percentage of 91%, while the student
response received 88.21% with very good criteria; (3) It can be concluded that the
Moodle LMS on the concept of the digestive system has a positive impact so that
the N-gain value of learning outcomes was 0.66 which was in the moderate
category. Therefore, Moodle LMS can be used as an online learning media (e-
learning) that is feasible for students and teachers.

Keywords: E-learning, Development Research, Digestive System, Learning Management


System (LMS), Moodle.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, ridho, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “Pengembangan E-learning
menggunakan Learning Management System pada Pembelajaran Biologi Konsep
Sistem Pencernaan” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana S1 pendidikan.
Penulis skripsi tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan
Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan
Biologi.
3. Ibu Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan, motivasi,
serta dukungan semangat kepada penulis.
4. Ibu Eny S. Rosyidatun, MA, selaku Dosen Pembimbing SKripsi II yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan, motivasi,
serta dukungan semangat kepada penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi
Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu dengan ikhlas dan tulus
sepenuh hati selama proses perkuliahan.
6. Bapak Iwan Permawa Suwarna, P.hd, dan Bapak Munas Ramli, P.hd yang
telah memberikan penilaian serta saran maupun kritik dalam pembuatan
learning management system (LMS) Moodle.
7. Bapak Zarkasyih, M.Pd, Kepala Madrasah Aliyah MP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Dan seluruh dewan guru MA

vi
8. MP khususnya Ibu Yayah Zakiyah, M.Pd selaku guru mata pelajaran biologi
yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan
penulisan skripsi.
9. Bapak Drs. Eko Surono, M. Pd, Kepala SMA Huffadz Darul Munir Bekasi
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
di sekolah tersebut. Dan seluruh dewan guru SMA Huffadz Darul Munir
Bekasi khususnya Bapak Seno Murdiono, S.Pd selaku guru mata pelajaran
biologi yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan
penulisan skripsi.
10. Siswa/i XI IPA MA MP UIN Syarif Hidayatullah dan SMA Huffadz Darul
Munir Bekasi yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini.
11. Kedua orang tua yang saya cintai, Ayahanda (Alm) H. Ahmad Syaikhu dan
Ibunda Hj. Siti Rohaithoh Zein serta kakak dan adik penulis, Najah
Syamiyah, Rifki Hadi, Fathimatuzzahra, M.Dihyah Azry, M.Naim Zuhaily,
M. Zein Aly Dzihny yang selalu memberikan motivasi serta dukungan baik
yang bersifat materil maupun tidak, yang selalu mendoakan sehingga
penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa/i Pendidikan Biologi A angkatan 2015. Khususnya
kepada Zaenudin, Tri Windayani, Adhik Ruby DA, Qotrunada Laela, Utami
Dhea R, Dhea Vannisa, Tia Monica H, dan Selly Safariyah F yang selalu
memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
13. Sahabat penulis sekaligus tim pengembang Muhammad Zikri Aulia yang
telah memotivasi dan membantu proses menyelesaikan skripsi. Serta
Fakhrul Huda sebagai tim pengembang produk sehingga pengembangan
dapat berjalan dengan lancar.

vii
14. Teman-teman alumni MA Manarutul Islam angkatan 2015 khususnya
kepada Nayli Rahmah, Meina Rismawati, Mulia Khairunnisa, Azizah
Abdullah, Puput Putriyani, Najma Salsabila, dan Annisa Pratiwi yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
Akhir kata teriring do’a semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak
dengan balasan yang sesuai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin yaa Rabbal ’Alamiin.
Jakarta, Mei 2021

Aisyi Nazika

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II DESKRIPSI TEORETIS ........................................................................ 9
A. Deskripsi Teoretis ........................................................................................ 9
1. Penelitian Pengembangan (Research and Deveopment) .............................. 9
2. Pengembangan E-learning ......................................................................... 14
3. Learning Management System (LMS) ....................................................... 20
4. Moodle (modular object dynamic learning environment) ......................... 21
5. Konsep Sistem Pencernaan ........................................................................ 33
B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 40
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44
A. Model Pengembangan ................................................................................ 44
B. Tahap Penelitian Pengembangan ............................................................... 45
1. Tahap Analisis (Analysis) ....................................................................... 46

ix
2. Tahap Desain (Design) ........................................................................... 46
3. Tahap Pengembangan (Development) .................................................... 47
4. Tahap Implementasi (Implementation)................................................... 48
5. Tahap Evaluasi (Evaluation) .................................................................. 48
C. Desain Uji Coba ......................................................................................... 48
D. Subjek Uji Coba ......................................................................................... 49
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 49
1. Non Tes/bukan tes .................................................................................. 50
2. Tes (pretest dan posttest) ........................................................................ 53
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 54
1. Analisis Data Instrumen Studi Lapangan ............................................... 54
2. Analisis Data Instrumen Validasi Oleh Ahli .......................................... 55
3. Analisis Data Instrumen Angket Guru dan Siswa .................................. 57
4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa .......................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 60
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 60
1. Tahap Analisis (Analysis) ....................................................................... 60
2. Tahap Perancangan (Design).................................................................. 64
3. Tahap Pengembangan (Development) .................................................... 70
4. Tahap Implementasi (Implementation)................................................... 84
5. Tahap Evaluasi (Evaluation ................................................................... 85
B. Deskripsi dan Analisis Hasil Uji Coba ...................................................... 86
1. Penilaian Bahan Ajar oleh Ahli .............................................................. 86
2. Penilaian Bahan Ajar oleh Praktisi lapangan ......................................... 90
C. Kajian Produk Akhir ................................................................................ 105
1. Deskripsi Produk Akhir ........................................................................ 105
2. Kelebihan Produk ................................................................................. 107
3. Kekurangan Produk .............................................................................. 108
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 109
A. Kesimpulan .............................................................................................. 109
B. Saran ......................................................................................................... 109

x
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
DAFTAR LAMPIRAN 112

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Penilaian Ahli Media 51


Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Ahli Materi 51
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian oleh Guru 52
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Tanggapan Siswa 52
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Soal 54
Tabel 3.6 Ketentuan Pemberian Skor 55
Tabel 3.7 Range dan Kriteria Kualitas Media 56
Tabel 3.8 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Media 57
Tabel 3.9 Ketentuan Dalam Pemberian Skor untuk tiap kriteria 57
Tabel 3.10 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Media 58
Tabel 3.11 Kriteria N-Gain 59
Tabel 4.1. Susunan Materi pada LMS Moodle 65
Tabel 4.2 Storyboard LMS Moodle 67
Tabel 4.3 Validator Media Learning Management System (LMS)
Moodle 78
Tabel 4.4 Hasil Revisi Media Berdasarkan Hasil Validasi Ahli Media 78
Tabel 4.5 Hasil Revisi Materi Berdasarkan Hasil validasi Ahli Materi 81
Tabel 4.6 Hasil Uji coba oleh Kelompok Kecil 84
Tabel 4.7 Persentase Penilaian oleh Para Ahli Media 85
Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Penilaian Media Oleh Ahli Media Tiap
Indikator 86
Tabel 4.9 Perentase Penilaian oleh Para Ahli Materi 88
Tabel 4.10 Penilaian Aspek 87
Tabel 4.11 Data perhitungan Angket Respon Guru Terhadap
Learning Management System Moodle Tiap Aspek 89
Tabel 4.12 Data Perhitungan Angket Respon Guru Terhadap LMS
Moodle Tiap Indikator 90
Tabel 4.13 Kritik dan Saran Guru 92

xii
Tabel 4.14 Penilaian Aspek Desain Tampilan 92
Tabel 4.15 Penilaian Aspek Desain Pembelajaran 93
Tabel 4.16 Penilaian Aspek Desain Materi 93
Tabel 4.17 Penilaian Aspek Media Pendukung 94
Tabel 4.18 Data Perhitungan Penilaian Media e-learning Berbasis LMS
Moodle Tiap Aspek 96
Tabel 4.19 Penilaian Aspek Desain Tampilan 97
Tabel 4.20 Penilaian Asepek Desain Pembelajaran 97
Tabel 4.21 Penilaian Aspek Desain Materi 98
Tabel 4.22 Penilaian Aspek Media Pendukung 98
Tabel 4.23 Hasil Persepsi Siswa terhadap Penggunaan (e-learning)
berbasis Learning Management System (LMS) Moodle 99
Tabel 4.24 Total Penilaian Siswa 100
Tabel 4.25 Hasil Respon Siswa Terhadap Media e-learning Berbasis
LMS Moodle Berupa Kritik dan Saran 101
Tabel 4.26 Deskripsi Hasil Tes Siswa 102

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metode Penelitian Berdasarkan Kerangka ADDIE 14


Gambar 2.2 Logo Program LMS Moodle Versi 3.7 22
Gambar 2.3 Folder xampp\hotdocs 26
Gambar 2.4 Localhost/phpmyadmin 26
Gambar 2.5 Logo Utama LMS Moodle 28
Gambar 2.6 Tampilan Tema LMS Moodle 29
Gambar 2.7 Tampilan Course Category 29
Gambar 2.8 Menu Daftar User Moodle 30
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir 43
Gambar 3.1 Bagan Model ADDIE 45
Gambar 4.1 Flowchart LMS Moodle 66
Gambar 4.2 Flowchart Course LMS Moodle 67
Gambar 4.3 Homepage 71
Gambar 4.4 (a) Navigasi (b) Forum Chat (c) Pengaturan Profil (d)
Dahsboard 72
Gambar 4.5 Tampilan Course 73
Gambar 4.6 (a) Infografis (b) Video youtube (c) Powerpoint 74
Gambar 4.7 Tampilan Forum Diskusi 74
Gambar 4.8 Tampilan Kuis 75
Gambar 4.9 Tampilan Daftar Penilaian Siswa 75
Gambar 4.10 Tampilan Link Download LKS 76
Gambar 4.11 Tampilan Video Pra Praktikum 76
Gambar 4.12 Tampilan Posttest Praktikum 76
Gambar 4.13 Penambahan Menu Course pada Homepage 79
Gambar 4.14 Perbaikan Penulisan Judul dan Isi Materi 79
Gambar 4.15 Perbaikan Powerpoint Sesuai Materi 79
Gambar 4.16 Perbaikan Video Sesuai Materi 80

xiv
Gambar 4.17 Perbaikan Kelompok Isi Materi 82
Gambar 4.18 Perbaikan Penyajian Gambar dalam Infografis 82
Gambar 4.19 Perbaikan Warna Background dan Font Huruf 82
Gambar 4.20 Penambahan Rangkuman Materi 83
Gambar 4.21 Penambahan Penulisan Refrensi 83
Gambar 4.22 Grafik Persentase Penilaian Siswa Kriteria N-Gain 103
Gambar 4.23 Tampilan Learning Management System (LMS) Mobile 105
Gambar 4.24 Tampilan Home Page LMS Moodle berbasis Web 105

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Kebutuhan Siswa 1 112


Lampiran 2 Lembar Wawancara Kebutuhan Siswa 2 114
Lampiran 3 Lembar Wawancara Studi Pendahuluan Guru 1 117
Lampiran 4 Lembar Wawancara Studi Pendahuluan Gurun 2 120
Lampiran 5 Panduan Pembelajaran LMS Moodle 123
Lampiran 6 Program Mapping 133
Lampiran 7 Bahan Ajar LMS Moodle 137
Lampiran 8 Lembar Validasi Ahli Media 1 187
Lampiran 9 Lembar Validasi Ahli Media 2 190
Lampiran 10 Lembar Validasi Ahli Materi 1 193
Lampiran 11 Lembar Validasi Ahli Materi 2 196
Lampiran 12 Angket Penilaian Guru 1 199
Lampiran 13 Angket Penilaian Guru 2 202
Lampiran 14 Angket Penilaian Siswa 1 205
Lampiran 15 Kisi – kisi Instrumen Tes 208
Lampiran 16 Hasil Validasi Soal (Analisis Butir Soal) 222
Lampiran 17 Soal Pretest Posttest 223
Lampiran 18 Lembar Jawaban Siswa 231
Lampiran 19 Rekapitulasi Revisi Media oleh Ahli Media 232
Lampiran 20 Rekapitulasi Revisi Media oleh Ahli Materi 234
Lampiran 21 Rekapitulasi Penilaian Validasi Media oleh Ahli Media 237
Lampiran 22 Rekapitulasi Penilaian Validasi Media oleh Ahli Materi 241
Lampiran 23 Rekapitulasi Angket Respon Guru Terhadap LMS Moodle 244
Lampiran 24 Data Perhitungan pada Angket Respon Siswa Terhadap LMS
Moodle MA MP 249
Lampiran 25 Data Perhitungan pada Angket Respon Siswa Terhadap LMS
Moodle SMA Huffadz Darul Munir 252
Lampiran 26 Rekapitulasi Kritik dan Saran Siswa 253

xvi
Lampiran 27 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa Huffadz Darul
Munir 254
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian 258
Lampiran 29 Surat Keterangan 259
Lampiran 30 Lembar Uji Refrensi 230

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan masyarakat. Proses


pendidikan berada dan berkembang bersama perkembangan hidup dan kehidupan
manusia, bahkan keduanya merupakan proses yang satu.1 Sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah memiliki tujuan dalam
pembelajaran. Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran.
Bahkan dapat dikatakan tujuan merupakan faktor penting dalam pembelajaran.

Ilmu pendidikan berkembang dengan pesat. Kemaujan teknologi digital


berdampak besar terhadap segala bidang, temasuk pendidikan. Pendidikan formal
di sekolah di Indonesia sedang giat-giatnya digalakkan.2 Istilah pembelajaran
online di sekolah sudah lazim terdengar mendampingi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Namun, implementasi TIK ini masih berjalan tersendat
disebabkan oleh berbagai kendala teknis yang ada. Fenomena menunjukkan
adanya kesenjangan persepsi dan kemampuan dari SDM pendidik dan tenaga
kependidikan.3 Ada tiga kategori pendidik, pengajar, disebut juga guru, instruktur,
trainer dan sebagainya yang biasanya sering menyajikan materi tertentu sesuai
keahliannya. Lalu ada pembimbing yang membina untuk kajian atau kegiatan
tertentu. Begitu juga teknologi pendidikan menjadi salah satu dari tenaga
kependidikan yang hadir untuk mendukung menyiapkan SDM dengan keahlian
khusus.4

1
Ricardo F. Nanuru “Progresivme Pendidikan Dan Relevansinya Di Indonesia” Jurnal
UNIERA vol 2 no (2), 2013,h.133
2
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia,2016),cet.ke-3,h.1
3
Ibid
4
Ibid,h.2

1
2

Selama ini sistem pengajaran khususnya di Negara Indonesia masih


dilakukan secara manual dengan menggunakan media yang konvensional seperti
kertas (buku) dan papan tulis. Media tersebut dirasa kurang menarik karena orang
mulai bosan dengan sistem pembelajaran yang sangat monoton dan kurang
interaktif. Sudah seharusnya sistem pembelajaran mengalami pembaharuan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sehingga bisa meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.5 Teknologi informasi dipandang sebagai segala
bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi
dalam bentuk elektronik. Berbagai bentuk teknologi ini dapat diintegrasikan dan
diimplementasikan dalam pembelajaran guna memfasilitasi belajar secara efektif
dan efisien.6
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 36 tahun
2018 terkait perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pasal 10A bahwa pelaksanaan
pembelajaran informatika sebagai mata pelajaran pilihan dilaksanakan mulai
tahun ajaran 2019/2020 sesuai dengan kesiapan sekolah.7 Informatika merupakan
salah satu disiplin ilmu yang berfungsi memberikan kemampuan berpikir manusia
dalam mengatasi persoalan-persoalan yang semakin kompleks agar dapat
bersaing di abad ke-21. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai salah
satu bagian dari informatika yang merupakan kebutuhan dasar bagi siswa agar
dapat mengembangkan kemampuannya pada era digital.8 Oleh karena itu dalam
dunia pendidikan, penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
penting dan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sekolah
dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan menyenangkan.
Sistem teknologi informasi dan komunikasi memberikan jangkauan yang luas,

5
Fatma Sukmawati “Pengembanga Aplikasi Pembelajaran Biologi Smp Berbasis Android
Untuk Bekal Menghadapi Uan Di Smp Islam Bakti 1 Surakarta” Jurnal Teknologi Informasi. Vol
11 no (31), maret, 2016.h.1
6
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta:
Prenadamedia,2018),h.173
7
Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, h.1
8
Ibid,h.11
3

cepat, efektif, dan efisien terhadap pengemasan dan penyebar luasan informasi ke
berbagai penjuru dunia.9
Teknologi informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktik kegiatan
pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran melalui media televise/video,
pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web, pembelajaran
berbantukan komputer (CAI), pembelajaran berbasis media presentasi/elektronik
(AVA) adalah beberapa bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dikembangkan dan
dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini. kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal
ini berate bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara professional.10
Permasalahan yang bersumber pada kebutuhan penggunaan teknologi baru
dan modern telah menjadi bagian diskusi utama dalam penelitian desain dan
pengembangan. Teknologi baru merupakan salah satu bentuk produk pendidikan
yang selalu diperbarui agar sesuai dengan dinamika kebutuhan pendidikan. Saat
ini sangat sulit ditemukan pelaksanaan pembelajaran tanpa mempergunakan
teknologi. Telah berkembang pembelajaran online dengan model sinkron yang
dinamis. Pembelajaran online telah menjadi pembelajaran modern yang bersifat
ubiquitous. Pembelajaran ini membutuhkan kebaruan teknologi baik yang bersifat
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) maupun jaringannya
(network).11
Keberadaan teknologi informasi sekarang ini guru/dosen dapat memberikan
layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan maha siswa. Demikian pula
maha siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai
sumber melalui “cyber space” atau ruang maya dengan menggunakan komputer
atau internet. Hal yang paling muta akhir adalah berkembangnya apa yang disebut

9
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi.(Jakarta:Rajawali Pers,2015),cet.ke-4,h.5.
10
Ibid,h.6
11
Muhammad Rusdi, Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan: Konsep,
Prosedur, dan sintesis Pengetahuan Baru,(Depok:Rajawali Pers,2018),cet.ke-1, h.26
4

“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran
dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.12 Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan
dari mana saja. Disamping itu materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber
belajar termasuk multimedia, dan dengan cepat dapat diperbarui oleh pengajar.
Maka pembelajaran biologi dapat juga memanfaatkan keunggulan e-learning ini.

Salah satu penyebab meningkatnya pemanfaatan e-learning di pendidikan


yakni dengan tersedianya macam-macam perangkat lunak atau disebut dengan
LMS (learning management system). Terdapat banyak perangkat lunak (LMS)
komersial dan non komersial. Contoh perangkat lunak (LMS) komersial yaitu
Blackboard, WBT system’s top class dan WebCT. Sedangkan salah satu contoh
LMS yang open source adalah Moodle (modular object-oriented dynamic
learning environment).13 Menurut Rusli, dengan adanya paradigma pembelajaran
yang terpusat pada student centered learning maka pengelola pendidik harus
menyediakan fasilitas sebagai sumber belajar yang relatif mudah diakses oleh
pelaku pendidikan yaitu guru dan siswa seperti pembelajaran menggunakan
LMS.14 Kemudian Horton dalam Kadek menyatakan bahwa, merancang sistem e-
learning yang baik perlu mempertimbangkan empat hal yaitu: desain intruksional,
media, perangkat lunak, dan ekonomi.15

Sejalan dengan hasil penelitian Rajab dkk, yakni dengan menerapkan


pembelajaran berbasis teknologi informasi menggunakan learning management
system (LMS) pada salah satu pondok pesantren di Sumatra Barat yang
menyatakan bahwa pembelajaran ini tidak terpusat pada guru saja melainkan pada
siswa/santri.16 Ummu Sholihah dalam Rajab, juga berpendapat bahwa teknologi

12
Muhammad Yaumi, op.cit,h.174
13
Kadek Suartama, E-learning berbasis moodle, (Yogyakarta:Graha Ilmu,2014),h.13
14
Muhammad Rusli, dkk., Multimedia Pembelajaran yang inovatif, (Yogyakarta: Andi
(anggota IKAPI), 2017), h. 78
15
Kadek, op.cit. h.7
16
Rajab, dkk, “Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi pada
Pesantren di Sumatra Barat”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, 2020, h.264
5

informasi dan komunikasi memungkinkan pula digunakan di pesantren sehingga


akan muncul konsep e-pesantren. E-pesantren itu akan bermanfaat bagi pengelola
terutama guru/ustadz dan siswa, diantaranya terlaksananya fleksibilitas program
pembelajaran, meyiarkan dakwah islam dan penyampaian materi pelajaran dibuat
lebih menarik sehingga berkesan bagi siswa.17

Sekolah Menengah Atas (SMA) Huffadz Darul Munir adalah sekolah yang
dimana siswanya tinggal di asrama atau dapat dikatakan sebuah pondok pesantren.
Pondok pesantren sendiri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang fokus
mengajarkan agama islam kepada siswanya yang biasa disebut dengan santri. Para
santri diwajibkan untuk tinggal di dalam asrama yang sudah disediakan oleh
pondok pesantren. Para santri juga diwajibkan mentaati setiap peraturan yang
telah ditetapkan oleh pondok pesantren, salah satunya adalah tidak membawa dan
menggunakan media elektronik di dalam area pondok pesantren. Akan tetapi hal
ini bukan menjadi penghalang bagi santri untuk mengenal lebih dalam bagaimana
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, SMA Huffadz Darul Munir memiliki


fasilitas sarana prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran online (e-
learning), yakni berupa lab komputer dan jaringan internet yang baik. Setelah
melakukan wawancara dengan guru biologi dan salah satu siswa, guru
menyatakan bahwa beberapa kali sudah memanfaatkan lab komputer untuk
pembelajaran biologi, namun belum pernah menggunakan learning management
system (LMS).18 Adapun menurut siswa saat ini mereka membutuhkan media
pembelajaran biologi yang menggunakan animasi agar penjelasan terkait biologi
lebih variatif dan memudahkan mereka memahami materi. Kemudian siswa
membutuhkan evaluasi materi berupa kuis setelah belajar, agar dapat
menghilangkan rasa jenuh serta menumbuhkan semangat siswa dalam belajar.19

17
Ibid, h. 263
18
Lampiran 3,h.116-118
19
Lampiran 2,h.113-115
6

Oleh karena itu, peningkatan minat siswa dalam belajar memerlukan


pembaharuan terhadap proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, yakni
dengan menggunakan pembelajaran yang lebih menarik, efektif dan efisien.
Pembelajaran online (e-learning) menggunakan learning management system
(LMS) dapat membantu guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang lebih
menarik, efektif, dan efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan pengembangan e-learning di SMA Huffadz Darul Munir Bekasi
dengan memanfaatkan Learning Management System (LMS) Moodle pada
pembelajaran biologi konsep sistem pencernaan. Berdasarkan kompetensi dasar
pada materi sistem pencernaan, maka perlu dikembangkan sebuah aplikasi e-
learning yang dapat mendukung berbagai format dokumen pembelajaran seperti
gambar, animasi dan video yang memberikan ruang belajar yang berbeda.
Sehingga penulis ingin mengembangkan dan mengetahui proses kerja e-learning
yang mudah penggunaannya, desain menarik, interaktif, dilengkapi animasi,
video simulasi serta mengetahui kelayakan yang dikembangkan di SMA Huffadz
Darul Munir Bekasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat


diidentifikasi permasalahan yang diteliti yaitu:

1. Penggunaan teknologi informasi dan multimedia di bidang pendidikan yang


minim di tengah-tengan perkembangan teknologi informasi yang pesat.
2. Alternatif media e-learning menggunakan learning management system
(LMS) belum optimal diterapkan dalam proses pembelajaran khususnya
pelajaran biologi.
3. Siswa memerlukan sumber belajar dan alat evaluasi pembelajaran yang lebih
variatif.
7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah


ini dibatasi pada pengembangan Learning Management System (LMS) moodle
terhadap pembelajaran biologi materi sistem pencernaan kelas XI IPA. LMS
moodle di desain menjadi sebuah media pembelajaran e-learning yang efektif dan
efisien. Materi yang disampaikan oleh LMS moodle yaitu sistem pencernaan kelas
XI.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar biologi berbasis Learning


Management System (LMS) Moodle pada materi sistem pencernaan untuk
SMA?
2. Bagaimana tingkat kelayakan dan keberhasilan bahan ajar berbasis LMS
moodle pada materi sistem pencernaan ?
3. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap bahan ajar berbasis LMS
moodle yang dihasilkan ?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan e-learning


berbasis Learning Management System (LMS) moodle pada pembelajaran biologi
materi sistem pencernaan serta mengetahui respon siswa kelas XI terhadap LMS
moodle yang telah dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru
a. Mempermudah menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan daya tarik proses pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
8

2. Bagi Siswa
a. Siswa dapat lebih mudah memahami materi dengan bantuan e-
learning.
b. Meningkatkan daya tarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran
dan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pemanfaat aplikasi teknologi
informasi.
b. Dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran yang lebih luas
cakupannya.
c. Memberikan wacana baru bagi pembelajaran di sekolah dengan
memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS

A. Deskripsi Teoretis
1. Penelitian Pengembangan (Research and Deveopment)
a. Pengertian Penelitian Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan dalam bahasa inggris yakni
research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.1
Menurut Punaji Setyosari, akhir-akhir ini telah berkembang penelitian-
penelitian yang arahnya adalah untuk menghasilkan sesuatu produk tertentu,
mengkaji sesuatu dengan mengikuti alur berjalannya periode waktu,
mempelajari suatu proses terjadinya atau berlangsungnya suatu peristiwa,
keadaan, dan objek tertentu.2
Pengembangan dan penelitian merupakan suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga
perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan
data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-
model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen, dan lain-lain.3
Literatur yang pertama kali membicarakan penelitian dan desain
pengembangan dalam bidang pendidikan ditulis oleh Gall, M.D.,Gall,J.P dan
Borg., W.R dengan menggunakan istilah penelitian pengembangan. konsep
dasar yang dikembangkan ini menggunakan prinsip dan tahapan desain
pembelajaran model Dick dan Carey. Mereka berasumsi bahwa

1
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2017),h.407)
2
Punaji Setyosari, Metode penelitian dan pengembangan,(Jakarta:Kencana, 2013),h.221
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2013),h.164

9
10

mengembangkan pembelajaran identik dengan mendesain pembelajaran.


Desain merupakan fase perencanaan dan pengembangan produk. Dengan
demikian, desain dan pengembangan merupakan rangkaian aktivitas yang
tidak dapat dipisahkan untuk menghasilkan sesuatu yang inovatif dan
produktif.4
b. Karakteristik Penelitian Pengembangan
Penelitian dan pengembangan akan menghasilkan produk perangkat
lunak ataupun perangkat keras yang baik jika memiliki karakteristik-
karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut merupakan perpaduan dari
sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur, berkenaan dengan
suatu hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari sejumlah konsep, prinsip,
asumsi, hipotesis, prosedur yang berkenaan dengan sesuatu hal yang telah
ditemukan atau dihasilkan dari penelitian dasar.5
Penelitian pengembangan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian-
penelitian yang selama ini kita lakukan. Perbedaan-perbedaan itu terletak
pada metodologinya saja. Pemahaman tentang penelitian pengembangan
sejalan dengan era industri. Dalam bidang industri, produk-produk yang
dihasilkan selalu mengalami proses uji coba. Produk-produk yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan telah mengalami suatu proses uji coba atau penelitian
yang tujuannya untuk disesuaikan dengan kebutuhan para konsumen.6
Dalam bidang pendidikan, para teknolog atau perancang pembelajaran
yang ingin memproduksi misalnya produk berupa bahan ajar, tentu didahului
dengan analisis kebutuhan. Untuk siapa bahan ajar diproduksi. Apakah bahan
ajar tersebut benar-benar diperlukan untuk menunjang dan mempermudah
keperluan belajar para siswa atau peserta didik.7
Adapun pengembangan pembelajaran dapat dipandang sebagai proses
menganalisis kebutuhan belajar, menentukan tujuan pembelajaran,
menentukan konten materi, apa yang dikuasai oleh pembelajar,

4
Muhammad Rusdi, op.cit,h.18
5
Sukmadinata,op.cit,h.166
6
Setyosari,op.cit.h.225
7
Ibid,h.225
11

mengembangkan materi ajar, mengujicobakan perencanaan untuk mencapai


tujuan pembelajaran.8
Menurut Akker dkk, terdapat beberapa ciri-ciri penelitian
pengembangan, yaitu:9
1) Mengandung unsur intervensi, intervensi yang dimaksud adalah adanya
tindakan atau upaya yang dilakukan oleh peneliti atau pengembang untuk
mengatasi masalah nyata dalam bidang pendidikan.
2) Bersifat interatif, penelitian ini memadukan pendekatan bersiklus analisis,
desain, evaluasi, dan revisi. Siklusitas sangat penting dalam penelitian
pengembangan karena melalui proses tersebut model dan produk dapat
dikembangkan.
3) Berorientasi pada proses, Sifat berorientasi ini menjadikan penelitian ini
lebih cenderung bersifat kualitatif dari pada kuantitatif. Peneliti
mendeskripsikan bagaimana proses pengembangan yang telah dilakukan
dalam rangka memproduksi sesuatu yang baru.
4) Berorientasi pada kegunaan, penelitian pengembangan dirancang untuk
dapat menyelesaikan masalah kependidikan. Oleh karena itu, dampak dari
produk yang dikembangkan tersebut harus tercapai dan terukur pada level-
level yang diinginkan.
5) Berorientasi pada teori, teori dibutuhkan pada tahapan desain sebagai
kerangka konseptual yang mendasari analisis ilmiah agar produk yang
dikembangkan bermanfaat. Pada tahap uji coba produk berkontribusi
untuk mengembangkan teori. Dengan demikian, menggunakan dan
mengembangkan teori merupakan ciri khas dari penelitian pengembangan.

c. Model - Model Penelitian dan Pengembangan

8
Rusdi,op.cit,h.18
9
Ibid,h.19
12

Menurut Sudjana, untuk melaksanakan pengembangan perangkat


pengajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem
pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model pengembangan
pembelajaran. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga
macam model pengembangan perangkat, yaitu model Dick-Carey, model
four-D, dan model Kemp..10
Secara umum setiap model terdiri dari empat tahap: pertama, tahap
pendefinisian (define), yaitu tahapan yang bertujuan untuk menentukan dan
mendefinisikan kebutuhan pembelajaran. Kedua, tahap perancangan (design),
yaitu perancangan prototipe perangkat pembelajara. Ketiga, tahap
pengembangan (develope), yaitu yang bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran. Keempat, tahap penyebaran (disseminate), yaitu
tahap penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 11
Model yang digunakan untuk merancang sistem pembelajaran juga dapat
dikembangkan menggunakan model Barg & Gall. Pada model Borg & Gall
mengikuti suatu langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses
pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang
akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan
tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk
tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan
suatu model pengembangan industri, yang temuan-temuannya di pakai untuk
mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan
uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan, untuk memenuhi kriteria
keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.12
Saat ini produk-produk untuk pembelajaran yang populer didesain dan
dikembangkan adalah bahan ajar, multimedia pembelajaran, alat peraga,

10
Trianto Ibnu Badar Al- Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, Jakarta: Prenada
Media, 2013),cet.ke-2,h. 221
11
Ibid
12
Setyosari, op.cit,h. 276-277
13

lembar kerja peserta didik, dan instrument penilaian. Pengembangan


multimedia pembelajaran telah dikaji secara detail oleh Lee. W.W dan
Owens, D.L dalam bukunya yang berjudul Multimedia-Based-Instructional
Design. Buku tersebut menjelaskan langkah-langkah menggunakan kerangka
utama ADDIE (analysis, design, development, impelemntation, dan
evaluation). ADIIE bukanlah sebuah model, tetapi tahapan umum yang mana
semua tahapan dalam mendesain dan mengembangkan yang dilakukan oleh
para peneliti dan praktisi dapat difragmentasi menjadi fase-fase analysis,
design, development, implementation dan evaluation. 13
d. Tahapan Penelitian Pengembangan
Pada dasarnya penelitian pengembangan memberikan otoritas kepada
pengembang untuk memilih langkah-langkah yang tepat dalam proses
pengembangannya. Pada kebanyakan literatur penelitian dalam proses
pengembangan baik berbentuk buku teks ataupun artikel ilmiah terpublikasi
pada jurnal ilmiah telah memberikan tuntutan bahwa langkah-langkah
tersebut membutuhkan kerangka utama yang logis dalam bekerja yaitu
kerangka ADDIE.14 Begitupun dengan penelitian pengembangan multimedia
pembelajaran ini telah memilih menggunakan metode pengembangan
kerangka ADDIE yang tekah diadaptasi sesuai dengan tujuan dan kriteria
produk yang akan dikembangkan.
Pelaksanaan langkah-langkah pada setiap tahapan ADDIE dipandu
dengan metode penelitian yang sesuai dengan jenis tahapan utama, tujuan,
karakteristik setiap tahapan tersebut. Berikut merupakan gambar yang
mengilustrasikan contoh bagaimana penempatan metode penelitian pada
kerangka ADDIE.15

13
Rusdi, op.cit,h.37
14
Ibid,h.116-117
15
Ibid,h.119
14

Studi kasus, analisis konten, Kajian pustaka,


observasi lapangan, analisis konten,
wawancara mendalam Analysis observasi
lapangan,
penilaian ahli
Penilaian formatif Evaluation Design
penilaian sumatif

Observasi lapangan,
penelitian tindakan kelas, Impleme Develop Penilaian ahli,
ntation ment kajian pustaka,
eksperimen, studi kasus
wawancara
Gambar 2.1 Metode Penelitian Berdasarkan Kerangka ADDIE
Pada tahap analisis ada beberapa hal yang harus dianalisis secara
keseluruhan yaitu menganalisis kebutuhan, karakteristik siswa, kemampuan
prasyarat atau kemampuan awal, dan analisis kebutuhan belajar. Tahap
mendesain ini pengembang menentukan tim pengembang terlebih dahulu,
menentukan sumber daya yang didukung, memilih dan menentukan materi
atau pesan pembelajaran, pembuatan storyboard, menentukan spesifikasi
produk, dan menentukan prototipe produk. Pada tahap pengembangan dapat
dilakukan melalui validasi ahli dan validasi praktisi. Selanjutnya tahap
implementasi yakni melakukan eksperimen terhadap produk dan terakhir
melakukan evaluasi pada produk.

2. Pengembangan E-learning
a. Definisi E-learning
Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai
sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama.
Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan
kata virtual (maya) atau distance (jarak). Dari hal ini kemudian muncul istilah
virtual learning (pembelajaran di dunia maya) atau distance learning
(pembelajaran jarak jauh). Sedangkan kata learning sering diartikan dengan
belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi e-learning
15

berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan


perangkat elektronika.16
Menurut Rusman e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan
jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning
menggunakan perangkat komputer atau perangkat elektronik lainnya.17
Sedangkan menurut Rosenberg dalam Yaumi, e-learning juga merupakan
satu pengguna teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu: 1) e-learning
merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan,
mendistribusi, dan membagi materi ajar atau informasi, 2) pengiriman sampai
ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi
internet yang standar, 3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas
tentang pembelajaran di balik paradigm pembelajaran tradisional.18
Adapun e-learning yang dikemukakan oleh Ariesto adalah sebuah metode
pembelajaran baru berupa perpaduan antara teknologi jaringan dan
multimedia yang dikawinkan dengan pedagogi dan andragogi.19 Pada
hakikatnya e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang
dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi.20
Sehingga Anwas dalam Deni menjelaskan secara lebih ringkas bahwa e-
learning perlu diciptakan seolah siswa belajar secara konvensional, hanya
saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet.
E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran
berbasis web yang dapat diakses dari intranet atau internet, maka ini
dinamakan online learning.21 Jadi uraian-uraian mengenai pengertian dari e-

16
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung:
Alfabeta,2018),h.202
17
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21), (Bandung: Alfabeta,2013),h.291
18
Muhammad Yaumi, op.cit,h.175
19
Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran,
(Yogyakarta : Graha Ilmu,2012),h.144
20
Deni Dermawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),cet.ke-1,
h.12
21
Ariesto,loc.cit,h.144
16

learning adalah sebuah proses pembelajaran yang didalamnya memanfaatkan


alat/perangkat teknologi dan jaringan internet yang digunakan sebagai media
pembelajaran serta menjadi sumber belajar bagi guru dan siswa di sekolah.
Kemudian e-learning dapat menjadi alternatif bagi guru ketika akan
memberikan pendalaman materi di luar jam sekolah.
Selain mengetahui definisi dari pada e-learning, tentunya perlu kita
ketahui juga bagaimana tahap pengembangan e-learning. menurut Henderson
mengemukakan secara umum ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
untuk membangun sebuah sistem e-learning yaitu sebagai berikut:22
1) Menentukan tujuan dari sistem e-learning, pada tahap ini pengembang
sistem harus menentukan apa yang ingin dicapai dengan adanya e-
learning tersebut.
2) Memulai sistem skala kecil, beberapa pengembang memilih untuk
memulai sistem e-learning langsung pada skala besar. Hal ini kurang baik
jika ditinjau dari segi manajemen resiko karena proyek dalam skala besar
juga memiliki resiko kegagalan yang besar pula.
3) Mengkomunikasikan dengan peserta didik, menerapkan sebuah sistem
baru akan memberikan tingkat keberhasilan lebih baik apabila sasaran
dari sistem tersebut memahami tentangsistem tersebut.
4) Melakukan evaluasi secara kontinyu, evaluasi terhadap sistem dan
segenap aspeknya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin
keberhasilan penerapan e-learning.
5) Mengembangkan sistem dalam skala lebih besar.
b. Komponen dan Karakteristik E-learning
E-learning merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
yang saling terkait. Komponen e-learning sebagai suatu sistem pembelajaran
berbantuan teknologi elektronik menurut Badrul Khan menjelaskan bahwa e-
learning terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan saling

22
Kadek, op.cit,h. 26
17

berpengaruh antara unsur satu dengan unsur yang lain sebagai suatu sistem.
Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:23
1) Lembaga penyelenggara (Institusional Issue), lembaga ini mengurusi
masalah akademik, kesiswaan, administrative, mulai dari perencanaan,
penganggaran, implementasi secara keseluruhan, evaluasi, monitoring,
dan lain-lain.
2) Sistem pengelolaan (Management Issue), unsur ini sebagai sistem
pengelolaan terkait dengan pengelolaan lingkungan pembelajaran dan
distribusi informasi.
3) Sistem pembelajaran (Pedagogical Issue, adanya sistem proses belajar
dan mengajar yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, siapa yang belajar, bagaimana strategi pembelajaran
(desain, metode, dan media atau teknologi yang digunakan) untuk
mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana hasil belajar yang diukur
(evaluasi).
4) Teknologi yang digunakan (Technological Issue), hal ini meliputi
perencanaan dan penyiapan infrastruktur (internet, LAN, WAN, koneksi,
bandwidth, dan lain-lain) terkait yang diperlukan, serta peripheral
pendukung lainnya.
5) Sistem evaluasi (Evaluation Issue), hal ini meliputi evaluasi hasil
pembelajaran maupun evaluasi program penyelenggaraan dari e-learning
itu sendiri secara keseluruhan.
6) Tampilan e-learning (Interface Design Issue), hal ini meliputi desain
antar muka (interface design) yang meliputi tampilan halaman situs,
navigasi, konten, kemudahan penggunaan, interaktivitas, kecepatan muat
(loading sped), dan lain-lain.

23
Uwes A. Chaeruman, “E-learning Dalam Pendidikan Jarak Jauh”, dalam Dewi Salma
Prawiradilaga dkk (ed), Mozaik Pendidikan Teknologi : E-learning,,(Jakarta:
Prenadamedia,2013),h.34-35
18

7) Layanan bantuan belajar (Resources Support Issue), hal ini meliputi


bagaimana peserta e-learning mendapatkan layanan bantuan yang segera
(cepat dan tepat).
8) Masalah etika, dalam praktiknya, e-learning diselenggarakan dengan
berbagai model. Oleh karena itu, ada sistem aturan yang mungkin berlaku
secara umum (seperti masalah hak cipta, hak kekayaan intelektual, dan
lain-lain) maupun aturan main yang berlaku khusus (seperti sistem
evaluasi, kebijakan khusus, dan lai-lain).

Menurut Munir, ciri khas e-learning yaitu tidak tergantung pada waktu
dan ruang (tempat). Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan dan di mana saja.
Dengan teknologi informasi, e-learning mampu menyediakan bahan ajar dan
menyimpan instruksi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dari
manapun. E-learning tidak membutuhkan ruangan (tempat) yang luas
sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah
memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik.24

c. Model e-learning
Beberapa ahli mengkalsifikasikan model-model penyelenggaraan e-
learning ke dalam berbagai kategori dilihat dari berbagai sisi. Pada teori ini
klasifikasi model e-learning yang dibahas dilihat dari sisi sistem
penyampaiannya (delivery system model).25 Menurut Rashty dalam Uwes
Chaeruman, e-learning dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk atau
model, yaitu :26
1) Model Adjunct, yaitu model pembelajaran tradisional yang ditunjang
dengan sistem penyampaian secara online sebagai pengayaan.
Keberadaan sistem penyampaian secara online merupakan suatu
tambahan. Contoh untuk menunjang pembelajaran di kelas, seorang

24
Munir, op.cit,h.204-205
25
Chaeruman,op.cit,h.36
26
Ibid,h.36-37
19

guru/dosen menugaskan siswa/mahasiswa untuk mencari informasi di


internet.
2) Model Mixed/blended, model ini menempatkan sistem penyampaian
secara online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap muka
maupun pembelajaran online merupakan satu kesatuan utuh.
3) Model online penuh (fully online), dalam model ini semua interaksi
pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara online.
contoh : bahan belajar berupa video di-stream via internet, atau
pembelajaran ditautkan (linked) melalui hyperlink ke sumber lain yang
berupa teks atau gambar.
Sedangkan menurut Rusli, model-model yang berbasis e-learning antara
lain pembelajaran online, pembelajaran campuran (blended learning),
pembelajaran mandiri (self managed e-learning), kelas maya (live learning),
dan pembelajaran online guna meningkatkan kerja. berikut merupakan
definisi dari model tersebut:27
1) Pembelajaran online yaitu belajar online menggunakan internet.
2) Pembelajaran campuran atau Blended learning adalah program
pembelajaran yang mengintegrasikan belajar secara online dengan
aktivitas-aktivitas offline (tatap muka).
3) Pembelajaran mandiri atau self managed e-learning yakni sumber-
sumber dalam pembelajaran online dikelola secara mandiri.
4) Kelas maya atau live e-learning adalah pembelajaran online secara
synchronous melibatkan peserta didik/siswa yang berbeda lokasi.
5) Pembelajaran online guna peningkatan kinerja yaitu pembelajaran online
berbasis kinerja guna mendudkung tugas-tugas khusus atau operasional
sistem.

Berdasarkan teori terkait model-model e-learning diatas dapat


disimpulkan bahwa e-learning dapat dilakukan dengan model apapun oleh

27
Muhammad Rusli, op.cit, h.79-80
20

pendidik atau penyelenggaraan e-learning sesuai dengan kegiatan yang


dibutuhkan. Strategi pengembangan model e-learning perlu dirancang secara
cermat sesuai tujuan yang diinginkan. Jika disepakati bahwa e-learning di
dalamnya juga termasuk pembelajaran berbasis internet. Menurut Haughey
dalam Kadek ada tiga kemungkinan dalam strategi pengembangan sistem
pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan
web enhanced corse webcourse adalah penggunaan internet untuk keperluan
pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan
tidak diperlukan adanya tatap muka. Sedangkan web centric course yaitu
penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap
muka (konvensional). Kemudian web enhanced course adalah pemanfaatan
internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan
di kelas.28

3. Learning Management System (LMS)

Menurut Rusli, learning management system (LMS) merupakan bahan


ajar yang terdapat dalam sistem. LMS berupa software aplikasi yang
digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar secara e-
learning.29 Pada tahun 1997 LMS dikembangkan untuk diperoleh cepat
karena perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga membuat
pemikiran baru untuk mengatasi masalah ketidaksesuaian antar LMS yang
satu dengan lainnya secara standar. Kemudian pada tahun 1999, LMS
berkembang menuju aplikasi e-learning berbasis secara total, maupun
administrasi pembelajaran.30
Adapun menurut Kadek, LMS adalah perangkat lunak yang digunakan
untuk menyampaikan materi pembelajaran dan resource multimedia secara
online berbasis web, mengelola kegiatan pembelajaran serta hasilnya,
memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antar guru dan siswa.31

28
Kadek,op.cit,h. 24
29
Rusli,op.cit,h.78
30
Sutopo, op.cit,h.145-146
31
Kadek, op.cit, h.13
21

Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, maka dapat dimengerti bahwa


LMS merupakan sebuah media atau alat pembelajaran yang digunakan ketika
proses pembelajaran online (e-learning).
Pada penelitian ini LMS yang akan dikembangkan berupa LMS open
source yaitu moodle. Di mana moodle ini merupakan salah satu LMS open
source yang dapat diperoleh secara bebas melalui link http://moodle.org.

4. Moodle (modular object dynamic learning environment)


a. Definisi Moodle
Moodle (modular object dynamic learning environment) didesain
menggunakan prinsip-prinsip pedagogis untuk membantu pendidik membuat
sistem e-learning yang efektif.32 Menurut kadek, moodle merupakan salah
satu LMS open source yang dapat diperoleh secara bebas melalui
http://moodle.org. moodle dapat dengan mudah dipakai untuk
mengembangkan sistem e-learning.33
Menurut Surjono dalam Sheren dkk, Moodle merupakan salah satu
software open source yang mendukung implementasi e-learning karena telah
dilengkapi oleh fitur-fitur interaktif misalnya: tugas (assignment), quiz,
komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat meng-unggah berbagai
format materi pembelajaran.34
Moodle adalah paket software yang diprodukasi untuk kegiatan belajar
berbasis internet. Website moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin
Dogiamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software e-learning
dengan free (gratis) dan open source (terbuka programnya). Moodle terus
mengembangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap
minggunya (up to date). Oleh karena itu moodle tersedia dan dapat digunakan
secara bebas sebagai produk open source.35

32
Kadek,op.cit,h.13
33
Ibid
34
Sheren Dwi Oktaria, dkk., Model Blended Learning Berbasis Moodle, Bogor: Halaman
Moeka Publishing),2018,h.36
35
Munir, op.cit, h. 211.
22

a. Desain Moodle Versi 3.7


Moodle yang dimaksud adalah moodle terbaru yang kompatibel untuk
windows (pada penelitian ini dikembangkan moodle 3.7). Moodle adalah
manajemen pembelajaran online gratis yang memungkinkan pendidik
membuat situs web pribadi mereka sendiri yang diisi dengan kursus dinamis
yang memperpanjang pembelajaran, kapan saja, dan di mana saja.36

Gambar 2.2 Moodle versi 3.7

Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi


moodle ini. Berbagai sumber dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.
Moodle di desain untuk mencapai tujuannya. Moodle merilis versi terbaru ini
pada tanggal 20 Mei 2019. Ada beberapa rilisan terbaru dari sebuah moodle
versi 3.7 yakni sebagai berikut:37
1) Tema Klasik Baru
Tema sangat bagus untuk meningkatkan tampilan dan nuansa situs
moodle. Dalam rilis moodle versi 3.7, moodle HQ memperkenalkan tema
baru yang disebut tema klasik. Pengguna moodle dapat menerapkan tema ke
tingkat situs, kategori, kursus, atau aktivitas. Pada moodle versi 3.7 pengguna
dapat menyesuaikan tema dengan gambar latar byang telah ditetapkan,
menambahkan warna branding ke tautan, tombol, bilah navigasi, dan lain-
lain. dengan demikian pengguna dapat melihat situs seperti yang diinginkan.

36
https://docs.moodle.org/37/en/Features
37
https://docs.moodle.org/37/en/New_features
23

2) Forum Dinamis
Moodle HQ meningkatkan forum moodle secara signifikan dengan
menambahkan fitur terbaru untuk keterlibatan yang lebih baik dari orang-
orang. Kemudian pengguna moodle dapat melihat daftar tambahan baru:
seperti tanggapan sebaris, balasan pribadi, bintangi dan urutkan diskusi,
penguncian utas diskusi secara manual, balasan forum dalam halaman, dan
sebagainya.
3) Olah Pesan Pribadi
Dalam rilis moodle terbaru, moodle HQ tampaknya lebih fokus pada
bagian depan keterlibatan pengguna. Peningkatan dalam saluran komunikasi
seperti forum dan pesan yang tersirat. Berikut beberapa peningkatan dalam
pengolahan pesan:
a) Terdapat ruang pesan pribadi untuk menyusun pesan
b) Guru dapat menghapus pesan grup untuk seluruh grup
c) Pengguna dapat membisukan percakapan
d) Dapat melihat tautan pesan
e) Pengguna diizinkan dapat memposting dari iframe dan sebagainya
4) Tidak terdapat kode untuk membuat model learning analytics baru
Peningkatan terbaru pada moodle learning analytics membantu moodle
admin untuk membuat model analitik pembelajaran baru, tanpa menggunakan
kode. Pada saat yang sama, admin dapat mengekspor atau mengimpor model
analitik yang baru dibuat.
5) LTI (learning tools interopability) 1.3 kepatuhan untuk akses yang aman
Moodle 3.7 memenuhi persyaratan learning tools interopability (LTI) 1.3
untuk meningkatkan privasi dan keamanan siswa di LMS. Dengan demikian,
LTI menyediakan platform untuk integrasi yang aman dan aman dari aplikasi
pembelajaran berupa alat dan sistem managemen pembelajaran (LMS).
24

6) Penugasan Menalar
Dengan versi moodle 3.7, seorang guru mendapat pilihan untuk ‘tidak
menunjukkan siswa kelas’ kepada siswa mereka. Berikut ini beberapa
peningkatan fungsional lainnya:
a) Guru memiliki kemampuan untuk ‘menghapus pengiriman file tugas
apapun’
b) Moodle 3.7 memberikan pernyataan yang lebih baik untuk pengiriman
tugas
Moodle ini dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Moodle hadir dapat
disesuaikan dengan banyak fitur standar. Adapun fitur yang terdapat pada
moodle versi 3.7 yaitu sebagai berikut:
1) Fitur Umum
Fitur ini terdapat antarmuka modern yang didesain agar responsive dan
dapat diakses, antar muka moodle mudah dinavigasi pada desktop dan
perangkat seluler. Memiliki dasbor yang dipersonalisasi. Pada fitur ini juga
menyediakan alat dan aktivitas kolaboratif, dan kalender yang dapat melacak
kalender akademik atau perusahaan. Selain itu pengguna dapat memanajemen
file dengan nyaman. Editor teksnya sederhana dan intuitif. Saat moodle
diaktifkan, pengguna moodle dapat menerima peringatan atau notifikasi. Dan
admin dapat melacak kemajuan dan penyelesaian dengan berbagai opsi untuk
melacak aktivitas atau sumber daya individu dan pada tingkat kursus.
2) Fitur Administrasi
Moodle versi 3.7 sama dengan versi sebelumnya yakni menyediakan
fitur administrasi. Dimana pengguna moodle dapat mendesain site moodle
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Berikut merupakan aktivitas yang
dapat dilakukan oleh pengguna dama mendesain moodle.
a) Desain tata letak situs yang dapat disesuaikan, pengguna akan lebih
mudah menyesuaikan tema moodle dengan logo yang pengguna miliki.
b) Otentikasi aman dan pendaftaran massal, otentikasi dan pendaftaran
untuk menambah dan mendaftarkan pengguna ke situs dan kursus
moodle.
25

c) Kemampuan multibahasa, pengguna dapat melihat konten kursus dan


belajar dalam bahasa mereka sendiri, atau mengaturnya untuk pengguna
dan organisasi multibahasa.
d) Pembuatan kursus massal dan cadangan mudah, pengguna dapat
menambahkan kursus dalam jumlah besar, membuat cadangan dan
memulihkan kursus besar degan mudah.
e) Kelola peran dan izin pengguna
f) Mendukung standar terbuka, pengguna dapat mengimpor dan
mengekspor LMS-LTI, kursus SCORM, dan lain-lain.
g) Interoperabilitas yang tinggi, pengguna dapat mengintegrasikan
aplikasi dan konten eksternal secara bebas atau membuat plugin sendiri
sesuai keinginan.
h) Pembaruan keamanan regular, moodle diperbarui secara teratur dengan
tambalan keamanan terbaru untuk membantu memastikan situs moodle.
i) Laporan dan log terperinci, pengguna dapat melihat laporan aktivitas
dan partisipasi di tingkat kursus dan situs
b. Langkah Langkah Pengembangan Moodle
Sebelum menginstal moodle, pengembang diharuskan menginstal
aplikasi web server terlebih dahulu, dalam hal ini pengembang menggunakan
XAMPP. Fungsi dari XAMPP ini adalah sebagai server yang berdiri sendiri
(localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP server, MySQL database
dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan
perl.
Selanjutnya penginstalan moodle versi 3.7 ini dapat didownload di
situsnya: http://www.moodle.org. Setelah didownload moodle versi-37-zip
harus diekstrak terlebih dahulu dan dipindahkan ke dalam folder
xampp\htdocs\.
26

Gambar 2.3 Folder Xampp\hotdocs

Kemudian mengaktifkan xampp ketika ingin mengakses moodle pada


localhost yang dibuka melalui browser. Membuka localhost/phpmyadmin,
fumgsinya untuk membuat sebuah database dari moodle yang akan diinstal.

Gambar 2.4 Localhost/phpmyadmin

Di dalam localhost/phpmyadmin diberikan nama moodle untuk


databasenya. Kemudian moodle sudah dapat diinstal dan dibuka melalui
browser dengan alamat localhost/moodle, maka akan terbuka halaman awal
instalasi moodle. Berikut merupakan cara menginstal moodle:38
1) Memilih bahasa yang dikehendaki pada halaman awal moodle.
2) Memasukan halaman website pada halaman confirm paths.
3) Setelah itu akan muncul halaman choose database driver, klik next
karena akan menggunakan tipe moodle tersebut.

38
Kadek,op.cit,h.130-135
27

4) Masuk ke halaman selanjutnya yaitu database setting. Di sini pengguna


diminta untuk mengisi settingan dari database, yang perlu diisi adalah
database user.
5) Lalu akan masuk ke halaman verifikasi dan klik continue jika sudah
merasa yakin bahwa yang telah diisi sebelumnya sudah benar.
6) Instalasi moodle berjalan lancar hingga selesai dan admin mendaftarkan
diri dengan mengisi data-data yang dibutuhkan.
7) Setelah mengisi data diri, selanjutnya mengupdate profile website
moodle.
Langkah – langkah penginstalan moodle di localhost (laptop/PC) ini
dengan cara offline, artinya tidak menggunakan jaringan internet. Kemudian
pengguna moodle tidak perlu menggunakan internet untuk memasukkan
materi. Jika ingin menggunakan moodle dengan bantuan internet, maka
moodle harus dihosting terlebih dahulu.
Untuk membangun suatu portal e-learning diperlukan tempat atau server
di internet dan nama domain atau alamat (URL). Server berfungsi sebagai
tempat untuk menaruh file-file dan aplikasi e-learning sehingga dapat diakses
melalui internet dengan alamat tertentu (URL).39 Oleh karena itu,
pengembang harus mengusahakan dua hal tersebut, yakni webhosting dan
nama domain. Ada banyak penyedia webhosting di internet yang bisa
diperoleh baik secara gratis dan berbayar. Sedangkan nama domain yang akan
menjadi alamat URL dapat juga disewa melalui penyedia tersebut. Namun
dalam pengembangan ini webhosting dan mendapatkan domain didapatkan
dengan berbayar. Berikut dibawah ini merupakan tahapan-tahapan
mengembangkan moodle setelah penginstalan.
1) Mengubah Identitas
Tahap selanjutnya yaitu mengubah identitas e-learning. Pada tahap ini
yang akan mengelola moodle adalah seorang administrator atau admin.
Admin dapat melakukan apa saja terhadap portal e-learning yang sudah

39
Ibid,h.61
28

dibuat. Identitas portal e-learning dapat diubah sesuai dengan keperluan


lembaga. Berikut merupakan hal yang perlu dilakukan oleh admin dalam
mengembangkan moodle:
a) Login ke portal e-learning sebagai admin.
b) Mengakses administrasi, dan mengisi identitas e-learning.
c) Mengatur tampilan halaman depan moodle baik tampilan sebelum login
maupun setelah login. Sebelumnya admin telah membuat logo.

Gambar 2.5 Logo Utama

2) Mengubah Thema
Thema menentukan tampilan portal e-learning baik dalam aspek benner,
komposisi warna, jenis dan ukuran font, lay-out icon-icon yang menyertai.40
Admin dapat menggunakan thema yang sudah ada atau mendownload thema
pada http://www.moodle.org.
Mengubah thema dengan cara mengaturnya di site administration >>
Appearance >> themes >> theme selector. Kemudian memilih salah satu
tema. Pada penelitian pengembangan ini moodle menggunakan thema “E-
guru”. Berikut merupakan tampilan setelah mengubah tema.

40
Ibid,h.65
29

Gambar 2.6 Tampilan moodle dengan thema E-guru

3) Membuat Kategori
Course – course yang akan dibuat dalam portal e-learning dapat
dikelompokkan berdasarkan kategori atau bahkan sub-kategori. Pembuatan
kategori dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga. Kategori dapat berupa
fakultas, jurusan, program studi, atau semester. Secara default, moodle sudah
mempunyai kategori yang bernama miscellaneous.41 Membuat kategori
melalui situs administrasi >> course >> add a category. Kemudian
menuliskan nama kategori sesuai keinginan dan kebutuhan.

Gambar 2.7 Tampilan Course Category

41
Ibid,h.66-68
30

4) Membuat User
Admin dapat membuat user baru sesuai kebutuhan. Admin dapat
membuat user baru satu persatu atau membuat user baru sekaligus dalam
jumlah banyak yakni dengan cara upload file.
a) Untuk membuat user baru (satu per satu) melalui site administration >>
user >> accounts >> add a new user. Maka admin harus mengisi identitas
user.
b) Untuk membuat user baru dengan mengupload file yeitu melalui site
administration >> user >> accounts >> upload user.
c) Kemudian admin dapat melihat daftar user pada halaman berikut.

Gambar 2.8 Daftar user moodle

5) Memasukkan Materi Pembelajaran


Sebuah course yang baru saja dibuat tentu saja masih kosong, sehingga
perlu diedit. Untuk memulai edit course (memasukkan materi/resource dan
kegiatan pembelajaran/activity), klik tombol “turn editing on”. Jika tombol
berikut sudah berupa “turn editing off” berate halaman siap diedit. Tombol
tersebut sudah bersifat “tonggle”. Fungsinya Untuk memasukkan materi
pembelajaran (resourse) pada minggu tersebut
c. Menentukan Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk meliputi aspek pedagogis dan non pedagogis. Aspek
pedagogis merupakan aspek pendidikan dan pembelajaran yang menjadi ciri
khas dari produk tersebut. Sedangkan aspek non pedagogis yaitu berbentuk
ciri khas proses ataupun ciri khas hasil yang diinginkan oleh produk
31

tersebut.42 Spesifikasi produk yang akan dikembangkan ini termasuk ke


dalam aspek non pedagogis karena merupakan penelitian pengembangan
produk yang bersifat fisik yaitu produk e-learning berbasis learning
management system (LMS) moodle. Spesifikasi LMS moodle dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Format program media pembelajaran html.
2) Produk yang dihasilkan berupa halaman situs pembelajaran dengan
alamat website https://zikanazira.com/ yang berisi halaman log-in,
halaman kedua yaitu berisi menu materi. Di dalam materi terdapat sub
materi, forum diskusi, kuis, tugas praktikum, dan rangkuman materi.
3) Tinjauan materi: (1) Zat makanan, (2) Organ sistem pencernaan manusia,
(3) Teknologi pencernaan dan gangguan pencernaan manusia, (4) Sistem
pencernaan Ruminansia.
4) Tingkat penggunaan media: Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA) kelas XI IPA.
5) Produk yang dihasilkan ditekankan dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar.
Learning Management System (LMS) Moodle ini dapat dijalankan pada
perangkat komputer/leptop serta mobile yang mendukung akses internet.
d. Kekurangan dan Kelebihan Moodle
Hal yang menjadi kelemahan bagi moodle adalah penuhnya fitur yang di-
embed ke moodle membuat waktu pengaksesan (time execution) program di
internet jadi tinggi, atau sangat berat dijalankan apabila menggunakan
jaringan internet yang memiliki bandwitch terbatas dan hal ini penting untuk
diperhatikan untuk kondisi infrastruktur di Indonesia. Kemudian kendala lain
misalnya eror blank screen pada saat instalasi.43
Salah satu yang menarik dan merupakan kelebihan di moodle adalah
proses penyesuaian program yang relatif tidak merepotkan, bahkan meskipun

42
Rusdi,op.cit,h.127
43
Dewi S. Prawiradilaga, dkk, “Pengembangan WEB Based Learning Pada Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Universitas Negeri Jakarta” dalam Dewi S.
Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan: E-learning,(Jakarta: Prenadamedia,2013),h.318-319
32

kita tidak memahami skill programan dengan baik. Ketersediaan tampelate


dan theme yang disediakan untuk platform moodle juga banyak, dan
mendukung 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia. Fitur “lesson” moodle juga
menarik dan tidak lagi ada di LMS lain. fitur “lesson” ini memungkinkan
mengarahkan siswa dan peserta e-learning diarahkan secara otomatis ke
halaman lain sesuai dengan jawaban dari pertanyaan di suatu halaman.44
Menurut Costa, kelebihan moodle sebagai LMS dari perspektif
fungsional memiliki karakteristik yang mudah dikonfigurasi, yang
memudahkan penciptaan proses penilaian siswa (kuesioner dan tes secara
daring) dan pengelolaan tugas siswa. Moodle juga dapat memperkaya
pembelajaran dengan memberikan sistem penilaian yang otomatis dan
adaptif. Kemudian Amiroh juga menyebutkan beberapa kelebihan moodle
yaitu diantaranya: 1) Sederhana, ringan, efisien, dan kompatibel karena
didukung oleh banyak browser; 2) Bersifat open source maka proses
pembelajaran sistem nya dapat disesuaikan dengan kebutuhan; 3) Memiliki
kelengkapan fitur yang baik untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak
jauh/daring contohnya video, gambar animasi, kuis, dan ruang diskusi.
Dengan demikian dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran
biologi.45
Adapun Kekurangan LMS moodle menurut Syara antara lain: 1)
Memerlukan pemahaman yang lebih mengenai sistem yang digunakan; 2)
untuk membangun sistem e-learning yang diinginkan diperlukan tenaga ahli;
3) Memerlukan biaya yang lebih besar; 4) Memerlukan hardware/perangkat
keras khusus; 5) Memerlukan jaringan internet dengan kapasitas kecepatan
tinggi; 6) Harus memasang aplikasi khusus untuk mendukung moodle.46

44
Ibid,h.318
45
Laras Sulistyorini, Studi Literatur Analisis Kelebihan dan Kekurangan LMS Terhadap
Pembelajaran Berbasis Proyek, Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya, Jurnal IT-EDU,
volume 05. No. 1, Tahun 2020.
46
Ibid
33

5. Konsep Sistem Pencernaan


a. Pengertian Ilmu Gizi
Ilmu gizi (bahasa arab, ghidza = makanan) adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan optimal.
Dalam ilmu gizi terdapat beberapa istilah yang digunakan, antara lain: 47
1) Zat gizi (nutrisi), unsur/ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsi, seperti menghasilkan energy, membangun dan
memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan
dalam tubuh.
2) Nutrisi esensial, nutrisi yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga
harus diperoleh dari makanan.
3) Makanan, bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur
kimia yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh sehingga dapat berguna
bagi tubuh.
4) Bahan makanan, makanan dalam keadaan mentah.
5) Pangan, istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
6) Status gizi, status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dengan masukan nutrisi. Status gizi dapat dibedakan menjadi
status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
7) Diet, pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk.
8) Diet seimbang, diet yang memberikan semua nutrisi dalam jumlah yang
memadai/mencakupi (tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit).

b. Zat-zat Makanan
Makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh sebaiknya makanan yang
baik dan menyehatkan. Syarat makanan yang baik dan menyehatkan sebagai
berikut:48

47
Irnaningtyas, Biologi untuk kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2017 ),h.233
48
Irnaningtyas, Ibid, 234-235
34

1) Makanan yang harus mudah dicerna.


2) Higienis, makanan yang tidak mengandung bibit penyakit dan zat-zat
aditif yang membahayakan kesehatan tubuh.
3) Makanan mengandung zat zat gizi (nutrisi) dengan jumlah yang
mencakupi sesuai dengan yang diperlukan tubuh, seperti mengandung
karbohidrat, protein, lemak, citamin, garam mineral, dan air.
4) Makanan harus mengandung kalori dengan jumlah yang mencakupi
kebutuhan tubuh. Hal ini sangat ditentukan oleh factor jenis kelamin,
usia, berat/tinggi badan, aktivitas, dan kondisi kesehatan sesorang.
5) Mengatur proses tubuh (zat pengatur), yaitu makanan yang mengandung
protein, mineral, air, dan vitamin.
6) Pelindung tubuh terhadap lingkungan dan bibit penyakit (zat pelindung).
Makanan menyediakan energi yang kita butuhkan untuk melakukan
beragam aktivitas. Makanan juga memberi bahan baku baru bagi tubuh untuk
menyintesis berbagai jenis zat dan bahan, bahkan sebagai bahan dasar untuk
mengganti organel atau sel yang rusak. Oleh karena itu, pengetahuan
mengenai makanan yang baik sangat penting untuk kita. Nutrisi adalah zat
kimiawi yang dibutuhkan dalam tubuh untuk menghasilkan energy,
membangun sel-sel baru, atau berfungsi dalam reaksi-reaksi kimia lainnya.
Nutrisi dapat dibagi menjadi enam kelompok, yaitu:49
1) Karbohidrat adalah molekul kompleks yang terdiri atas polisakarida.
Pada proses enzimatik, polisakarida akan dihidrolisis menjadi
monosakarida dan disakarida. Contoh polisakarida adalah pati, glikogen
dan selulosa.
2) Lemak di dalam makanan manusia sekitar 95% dalam bentuk trigliserol
atau disebut juga trigliserida. Asam lemak dapat dibagi menjadi dua,
yaitu asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh terdapat pada
daging, susu, keju, mentega, dan telur. Sedangkan lemak tak jenuh
terdapat pada minyak kelapa, minyak kedelai, ikan, dan minyak jagung.

49
Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo, Praktis belajar Biologi,(Jakarta: Pusat
Perbukuan,2009), h.100
35

3) Protein, protein dibentuk banyak asam yang panjang dan membentuk


rantai kompleks. Protein dalam tubuh manusia dibagun oleh 20 asam
amino yang berbeda.
4) Vitamin dan mineral. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
lebih kecil dibandingkan dengan bahan makanan yang lain. vitamin
membantu enzim dalam mengkatalis reaksi-reaksi kimia tertentu dalam
tubuh. Vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan tidak larut dalam air. Vitamin yang larut
dalam air adalah vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
c. Sistem Pencernaan pada manusia
Pencernaan makanan adalah proses pengolahan makanan menjadi zat-zat
makanan yang dapat diserap oleh darah, dan sisa-sisa makanannya dibuang
keluar dari tubuh. Proses pencernaan makanan berlangsung secara mekanis
dan kimiawi yang dilakukan oleh system pencernaan makanan.50
Secara umum, proses pencernaan terdiri dari empat tahapan proses
yaitu:51
1) Ingesti, adalah tindakan makan.
2) Digesti atau pencernaan adalah pemrosesan makanan atau pemecahan
makanan menjadi molekul-molekul kecil yang siap untuk diserap jonjot
usus.
3) Absorpsi, adalah penyerapan nutrient hasil digesti seperti gula sederhana,
asam amino dan asam lemak.
4) Eliminasi, proses mengeluarkan dari saluran pencernaan sisa bahan
makanan yang tidak tercerna.
Sistem pencernaan pada manusia meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut (kavum oris),
tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (
duodenum, jejenum, dan ileum), usus besar (kolon), rektum, dan anus.

50
Irnaningtyas, op.cit, h. 264.
50
Ferdinand, loc.cit, h.100
36

Kelenjar pencernaan terdapat pada kelenjar ludah (saliva), lambung,


pankreas, dan hati.52
Pencernaan makanan adalah proses pengolahan makanan menjadi zat-zat
makanan yang dapat di serap oleh darah.53 Sistem pencernaan makanan
tersusun atas alat-alat pencernaan dan enzim pencernaan. Alat-alat
pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung
(ventrikulum), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Adapun
enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, yaitu kelenjar ludah,
hati, pankreas, dan empedu. Berikut merupakan alat sistem pencernaan:54
1) Rongga mulut, makanan dicerna mekanik dan kimiawi di dalam rongga
mulut. Di dalam rongga mulut terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah
yang menekresikan air liur. Masing-masing memiliki peran dalam proses
pencernaan makanan.
2) Kerongkongan, berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm
yang menghubungkan mulut dengan lambung. Kerongkongan berperan
dalam mendorong makanan menuju lambung.
3) Lambung, pada manusia lambung menyerupai kantung otot yang mampu
menampung bahan makanan sebanyak 2 liter hingga 4 liter.
4) Usus halus, terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara
enzimatik, dan penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus
halus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
5) Usus besar, terbagi menjadi dua bagian yaitu, kolon dan rektum.
Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus
halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan
protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air
dan akan masuk ke dalam kolon.
d. Gangguan pada sistem pencernaan

52
Irnaningtyas, op.cit, h. 265
53
Ibid, h. 264
54
Ferdinand ,op.cit, h. 106
37

Gangguan sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh beberapa


factor, antara lain pola makan yang salah, program diet yang ekstrim, bulimia
(memuntahkan makanan dengan sengaja), gaya hidup, memakan makanan
dengan zat aditif berbahaya, mengonsumsi makanan yang tidak bernutrisi,
makanan yang tidak higienis, atau proses pemasakan dan penyimpanan
makanan yang salah. Gangguan sistem pencernaan makanan antara lain
sebagai berikut:55
1) Sariawan (stomatitis aftosa), luka pada mulut yang berbentuk bercak
berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung, dapat
disebabkan oleh luka tergigit, mengonsumsi makanan/minuman panas,
alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kebersihan mulut tidak terjaga,
kelainan pencernaan, factor psikologis, atau kondisi tubuh yang tidak fit.
2) Muntah (emesis/vomitus), pengeluaran paksa isi lambung dan keluar
melalui mulut.
3) Konstipasi (sembelit) dan obtipasi (konstipasi parah), pengerasan tinja
yang berlebihan sehingga sulit buang air besar. Hal ini disebabkan oleh
makanan yang kurang berserat (buah dan sayuran), atau defekasi yang
ditunda terlalu lama.
4) Gastritis (radang lambung), peradangan pada lambung yang
menyebabkan sakit, mulas, dan perih. Gastritis dapat disebabkan oleh
asam lambung yang berlebihan, makan tidak teratur, mikroorganisme,
mengonsumsi obat-obatan tertentu, alkohol, pola tidur yang tidak teratur,
dan stress.
5) Diare, gangguan berupa feses berubah menjadi lembek atau cair yang
biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Diare disebabkan
oleh mikroorganisme, alergi (fruktosa, dan laktosa), kelebihan vitamin
C, atau mengonsumsi alkohol dan buah-buahan tertentu.
6) Flatus, keluarnya gas dalam saluran pencernaan melalui anus. Gas bersal
dari udara yang tertelan, atau hasil produkasi dari bakteri di saluran

55
Irnaningtyas, op.cit, h. 275
38

pencernaan/kolon berupa gas hydrogen dan metana akibat banyak


mengonsumsi gula dan polisakarida.
7) Pankreasitis, radang kelenjar pankreas, dapat disebabkan oleh batu
empedu dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
8) Apendisitis, peradangan apendiks (umbai cacing) akibat penyumbatan
oleh bahan tinja yang mengeras dan tersangkut di dalam apendiks yang
berakibat pembengkakan dan terisi pus (nanah) atau jaringan mati.
9) Malnutrisi, keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi. Malnutrisi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan penyakit seperti kwashiorkor
dan marasmus.
10) Malabsorpsi, penyerapan nutrisi yang buruk dari saluran pencernaan ke
dalam aliran darah sehingga menyebabkan kekurangan gizi.
11) Parositis (gondongan/mumps), suatu penyakit menular yang
menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah (kelenjar parotid) pada
leher bagian atas atau pipi bagian bawah, disebabkan oleh virus
Paramyxovirus.
12) Perotinitis, peradangan pada peritoneum jaringan tipis yang melapisi
organ-organ yang terletak di dalam rongga perut).
13) Kolik abdomen, gangguan aliran normal isi usus di sepanjang traktus
intestinal, ditandai dengan kram dan nyeri hebat pada perut yang
mungkin disertai dengan mual dan muntah. Biasanya disebabkan oleh
peradangan.
14) Ulkus peptikum, luka (peradangan kornis) pada lapisan lambung dekat
duodenum (bagian teratas dari usus hals), disebabkan oleh infeksi bakteri
Helicobacter pylori.
15) Gastroenteritis (flu perut), peradangan pada saluran pencernaan lambung
dan usus halus yang mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan kejang
perut. Gastroenteritis disebabkan oleh virus atau bakteri.
39

16) Xerostomia, gejala mulut kering akbiat berkurangnya produksi ludah.


Berkurangnya produksi ludah terjadi akibat adanya gangguan saraf pusat,
saraf kelenjar ludah, dan perubahan elektrolit ludah.
17) Karies gigi, penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, atau gigi
menjadi berlubahng. Karies gigi dapat disebabkan oleh bakteri penghasil
asam.
18) Hepatitis, penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus, keracunan alkohol, karbon tetraklorida, atau obat penenang
tertentu.
e. Sistem Pencernaan Ruminansia
Ruminansia atau hewan memamah biak merupakan herbivore murni,
artinya hewan yang makanannya berupa rerumputan atau tumbuhan yang sel-
selnya berdinding kuat dari zat selulosa yang amat sukar dicerna.beberapa
struktur sistem pencernaan hewan ruminansia:
1) Gigi seri nya mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya
yang berupa rumput atau tumbuhan.
2) Geraham belakangnya yang berbentuk datar dan lebar.
3) Rahangnya bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas
makanan.
4) Struktur lambungnya kompleks dengan empat ruangan yang berbeda, yaitu
rumen, retikumu, omasum, dan abomasum.
5) Usus ruminansia jauh lebih panjang, dibandingkan hean karnivora atau
omnivora yang ukuran tubuhnya sama, usus ruminansia jauh lebih
panjang.
6) Pada ususnya hidup koloni bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme
dengan ruminansia.

Berdasarkan kompetensi dasar pada materi sistem pencernaan, LMS


moodle mampu memenuhi kebutuhan materi yang dapat mendukung
berbagai format dokumen pembelajaran seperti gambar, animasi dan video
yang memberikan ruang belajar yang berbeda.
40

B. Penelitian Relevan

Memasuki abad ke-21 sekarang ini teknologi komputer sangat dirasakan


kebutuhan dan kepentingannya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi saat sini sudah menjadi
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) yang di mana
penting pemanfaatannya untuk mendorong pembelajaran yang lebih efektif.
Beberapa penelitian telah dilakukan yang berkaitan dengan bagaimana
mendesain, mengembangkan, dan mengevaluasi suatu produk elektronik
pembelajaran.
Firdaus dan Arini melakukan pengembangan media pembelajaran
biologi berbasis e-learning pada materi sistem ekskresi kelas XI IPA di
Makassar. Media yang dikembangkan berupa CMS (content Management
System) dari joomla dan Wondershare Quiz Creator yang sudah valid, efektif
dan praktis pada materi sistem ekskresi. Tujuan penelitian untuk
mengembangkan media pembelajaran biologi berbasis e-learning pada materi
sistem ekskresi. Tahap penelitian pengembangan mengacu pada model Borg
& Gall.56
Batara Risdanto juga telah mengembangkan e-learning berbasis web
menggunakan CMS (content management system) wordpress di SMAN 1
kota Magelang. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan dan mengetahui
kelayakan serta efektivitas e-learning berbasis web menggunakan CMS
(content management system) wordpress pada pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi. Pegembangan media menggunakan model Allesi
& Trollip. Dan menurut para ahli, e-learning ini layak digunakan dengan nilai
baik. Dan menurut ahli media, e-learning ini layak digunakan dengan nilai
yang baik.57

56
Firdaus Daud, “Pengembangan Pembelajaran Biologi Berbasis E-learning pada Materi
Ekskresi”,Jurnal Bionature, Vol.16,No.1,2015,h.28
57
Batara Risdanto, skripsi, “Pengembangan e-learning berbasis web menggunakan CMS
(content management system) wordpress di SMAN 1 kota Magelang”. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta,2014
41

Hendra Arighi melakukan penelitian yang berjudul penggunaan blog


sebagai media pembelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMAN 34 Jakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengulas implementasi penggunaan blog sebagai
media pembelajaran pada kelas XI di mata pelajaran ekonomi, dimulai dari
pembahasan mengenai media dan media pembelajaran. Kemudian untuk
melihat bagaimana deskripsi atau gambaran mengenai penerapan blog
sebagai media pembelajaran. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
pengunaan blog sebagai media pembelajaran baik karena dapat menjadi
penyampaian ilmu dari guru ke siswa.58
Burhanudin mengembangkan e-learning moodle sebagai alternatif
media pembelajaran berbasis internet di SMP Negeri 5 Semarang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan dari sebuah
CMS Moodle terhadap pembelajaran ekonomi. Model pengembangan yang
digunakan peneliti adalah model pengembangan Sugiyono. Hasil dari
penelitian ini bahwa media pembelajaran yang di desain berhasil dengan
baik.59
Selanjutnya Fitria Eka Wulandari juga mengembangkan media
pembelajaran biologi SMP berbasis komputer dengan materi sistem saraf dan
sistem indera pada manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tahap yaitu
pengembangan dan implementasi perangkat pembelajaran. Model
pengembangan yang digunakan yaitu 4-D. Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa media pembelajaran biologi pada materi sistem saraf dan
sistem indera pada manusia dapat diimplementasikan dengan baik pada siswa
dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

58
Hendra Arighi, skripsi,. Implementasi Penggunaan Blog Sebagai Media Pembelajaran
Ekonomi Pada Siswa Kelas XI SMAN 34 Jakarta, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UIN
Jakarta,2017
59
Burhanudin,.skripsi, “Pengembangan e-learning dengan moodle sebagai alternative
media pembelajaran berbasis internet di SMP Negeri 5 Semarang,” Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Penddidikan Universitas Negeri Semarang,2011
42

C. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang bersumber pada kebutuhan penggunaan teknologi
baru dan modern telah menjadi bagian diskusi utama dalam penelitian desain
dan pengembangan. Teknologi baru merupakan salah satu bentuk produk
pendidikan yang selalu diperbarui agar sesuai dengan dinamika kebutuhan
pendidikan. Saat ini sangat sulit ditemukan pelaksanaan pembelajaran tanpa
mempergunakan teknologi. Telah berkembang pembelajaran online dengan
model sinkron yang dinamis. Pembelajaran ini membutuhkan kebaruan
teknologi baik yang bersifat perangkat keras (hardware), perangkat lunak,
(software) maupun jaringannya (network).60
Berdasarkan observasi yang tercantum pada latar belakang masalah,
bahwa sekolah sudah memfasilitasi perlengkapan teknologi informasi dan
komunikasi. Namun belum optimal digunakan sebagai alternatif media e-
learning berbasis LMS dalam proses pembelajaran, hal ini karena guru belum
pernah membuat LMS. Sedangkan siswa memerlukan sumber belajar dan alat
evaluasi yang lebih variatif agar dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan
mengurangi kejenuhan dalam belajar di kelas . Pengembangan ini akan
difokuskan kepada pembelajaran biologi pada konsep sistem pencernaan. E-
learning berbasis LMS moodle didesain sesuai dengan kebutuhan kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai. Maka hasil desain pengembangan
akan divalidasi oleh ahli media dan materi. Berikut merupakan bagan
kerangka berpikir berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


berperan penting dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

60
Rusdi,op.cit,h.25-26

Belum menerapakan e-learning Siswa memerlukan sumber belajar


berbasis LMS moodle di SMA serta alat evaluasi yang lebih
Huffadz Darul Munir Bekasi variatif.
43

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian dan pengembangan Learning Management System
menggunakan moodle (modular object dynamic learning environment) pada
konsep sistem pencernaan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
metodologi penelitian pengembangan (Research and Development) yang
dijelaskan oleh Dick dan Carry. Penelitian ini menggunakan metodologi
penelitian pengembangan karena penelitian ini untuk menghasilkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan oleh siswa dan guru di sekolah. produk
yang dihasilkan berupa perangkat lunak (software) pembelajaran online (e-
learning) berupa Web e-learning yaitu LMS moodle.
Menurut Dick dan Carey, mengembangkan pembelajaran identik dengan
mendesain pembelajaran. Desain merupakan fase perencanaan dan
pengembangan produk. oleh karena itu, desain dan pengembangan
merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang inovatif dan produktif.1
Penciptaan produk pada dasarnya terdapat dua aliran yaitu aliran berpikir
analitis (analytical thinking), atau analisis ilmiah (scientific analytical) yang
bertujuan untuk mengkaji secara mendalam analisis ilmiah permasalahan
yang muncul secara empiris dalam bidang kependidikan, selanjutnya
menurunkan ide (breaking down ideas) agar permasalahan terselesaikan.
Sedangkan aliran berfikir desain (design thinking) bertujuan untuk menggali
dan membangun ide (building up ideas).2
Maka pola dasar mendesain dan mengembangkan produk berdasarkan
aliran berpikir analitis atau berpikir ilmiah adalah menggunakan kerangka
model Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation
(ADDIE). Penelitian ini akan menggunakan model ADDIE karena

1
Rusdi,op.cit,h.18-19
2
Ibid,h.114

44
45

bertujuan untuk menghasilkan suatu produk multimedia yang dapat


menunjang proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

B. Tahap Penelitian Pengembangan


Berikut ini dijelaskan tahapan dan langkah-langkah penting yang
menggunakan kerangka ADDIE.3

Analysis
Mengkaji masalah, dan mendefinisikan tujuan
pembelajaran.

Menentukan konten, aktivitas, strategi penyampaian, dan


penilaian

Design
Menetapkan strategi, keriteria, dan isntrumen evaluasi
keefektifan proyek

Development
Mengembangkan flowchart, sitemap, storyboard

Mengembangkan prototipe
implementation

Melakukan evaluasi formatif dan menyelesaikan desain

Melakukan evaluasi sumatif


Evaluasi

Gambar 3.1 Bagan Model ADDIE

3
Ibid, h.121
46

1. Tahap Analisis (Analysis)


Tahap analisis dalam pengembangan LMS moodle ini mencakup dua
kegiatan, yaitu:
a. Analisis Masalah
Pada tahap ini dilakukan observasi ke beberapa sekolah serta dilakukan
wawancara secara terbuka kepada salah satu guru dan siswa. Sehingga
didapatkan hasil wawancara tersebut dan peneliti mengkaji masalah dan
kebutuhan media pembelajaran yang diperlukan oleh guru dan siswa dalam
memenuhi kegiatan belajar mengajar.
b. Analisis Komponen Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi maka dilakukan analisis komponen
pembelajaran yaitu penyusunan materi yang berpedoman dengan kompetensi
inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator serta tujuan pembelajaran.
Kemudian penyusunan materi ini akan di muat dalam LMS yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan guru dan siswa sebagai penunjang
pembelajaran.

2. Tahap Desain (Design)


Berdasarkan hasil observasi melalui identifikasi masalah, serta
pengumpulan data dan melakukan analisis pada masalah tersebut, maka hasil
analisis tersebut digunakan sebagai acuan pembuatan desain awal isi dari
pengembangan learning management system (LMS) berbasis moodle. Tahap
desain mencakup:
a. Penetapan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil dari analisis kurikulum
yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Penentuan Perangkat Alat Media
Penelitian ini membutuhkan peralatan pendukung seperti software dan
hardware komputer/laptop, jaringan internet dengan kecepatan tertentu,
ketersediaan sumber listrik, dan lain-lain.
c. Penyusunan Naskah Pembelajaran
47

LMS moodle ini mengandung materi ajar (konten) mata pelajaran biologi
materi sistem pencernaan yang telah dirangkum berdasarkan kesesuaian
capaian kompetensi dasar (KD) materi tersebut. Materi ajar yang disampaikan
oleh LMS moodle berupa gambar infografis yang tujuannya untuk
menyampaikan materi sistem pencernaan, power point, dan video
pembelajaran dari youtube. Materi ajar yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut sebelumnya dilakukan analisis isi. Kemudian agar lebih
memudahkan materi dimuat dalam program mapping, dimana program
mapping ini merupakan tabel yang memuat bahan ajar materi pembelajaran
yang akan disampaikan pada LMS.
d. Pembuatan flowchart
Pembuatan flowchart bertujuan untuk menggambarkan e-learning secara
terstruktur sehingga mudah untuk dipahami.
e. Pembuatan storyboard
Storyboard dibuat untuk memastikan bahwa setiap lembar tampilan
dapat menyampaikan pesan secara efisien dan efektif.

3. Tahap Pengembangan (Development)


Pada tahap pengembangan adalah merealisasikan desain. Unsur-unsur
LMS seperti infografis, gambar, video, dan powerpoint dibuat pada tahap ini.
Software yang digunakan adalah software moodle versi 3.7, CorelDraw X7,
Photoshop, dan ExamView. Dasar dari pengembangan ini adalah naskah LMS
dan storyboard yang telah dibuat.
Tahap pengembangan produk dari prototipe LMS moodle yang telah
dihasilkan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu penilaian atau
validasi.4 Pada penelitian ini validasi ahli dan validasi praktisi. Validasi ahli
dilakukan oleh dua validator yaitu ahli media dan ahli materi. Sedangkan
validasi praktisi dilakukan untuk keperluan pembelajaran di sekolah, maka
para guru dapat dijadikan sebagai validator praktisi.

4
Ibid,h.128
48

4. Tahap Implementasi (Implementation)


Tahap Implementasi adalah penerapan desain yang telah dibuat. E-
learning berbasis Learning Management System (LMS) moodle yang telah
dinyatakan layak akan diterapkan kepada pengguna (siswa) pada situasi
nyata. LMS moodle yang telah siap akan diuji coba pada kelompok besar.
Setelah itu dilakukan evaluasi awal untuk memberikan tanggapan dan
penilaian LMS moodle yang telah dihasilkan dapat diperbaiki jika diperlukan.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)


Tahap akhir dari penelitian ini yaitu evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
melihat apakah LMS moodle yang sedang dikembangkan berhasil, sesuai
dengan harapan awal atau tidak. Setiap tahapan pengembangan selalu
melakukan evaluasi di bagian akhir sebelum melanjutkan ke tahap
berikutnya. Evaluasi yang dilakukan pada tahapan analisis, desain,
pengembangan adalah evaluasi formatif. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk kebutuhan perbaikan media. Evaluasi pada tahap akhir adalah evaluasi
sumatif.tujuan dari evaluasi sumatif adalah penilaian akhir LMS moodle
setelah mengalami revisi. Evaluasi yang dilakukan dengan meminta
tanggapan subjek uji coba LMS moodle yang dikembangkan sebelum
disebarkan pada kelompok besar.

C. Desain Uji Coba


Uji coba produk merupakan bagian penting dalam penelitian
pengembangan. Tujuan dari uji coba produk adalah untuk mengetahui
kelayakan produk yang telah dibuat. Seberapa banyak kekurangan yang harus
diperbaiki sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.
Terdapat empat tahapan pelaksanaan uji coba produk, yaitu:
1. Uji coba ahli atau validasi produk dilakukan untuk mendapat respon para
ahli media dan ahli materi. Review ahli ini memberikan masukan untuk
perbaikan serta memvalidasi produk agar siap digunakan.
2. Uji coba praktisi lapangan dilkaukan oleh para guru biologi kelas XI.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kekurangan yang luput dari
49

pengamatan ahli media dan materi pada tahap validasi oleh para ahli,
sehingga LMS moodle dapat diperbaiki kembali jika memang diperlukan
sebelum uji coba kepada sasaran pengguna produk.
3. Uji coba kelompok kecil, atau uji kelompok terbatas yang terdiri dari 6-10
siswa. Uji coba dilaksanakan saat jam pelajaran. Uji coba dilaksanakan di
MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah.
4. Uji coba lapangan dengan melibatkan 30-100 subjek pengguna dalam
lingkup SMA Huffadz Darul Munir kelas XI IPA. Uji coba lapangan
adalah evaluasi yang dilakuka terhadap suatu produk yang sudah selesai
dikembangkan namun masih membutuhkan atau memungkinkan untuk
direvisi akhir.

D. Subjek Uji Coba


Subjek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti sekaligus pengembang
media. Subjek uji ahli atau validator produk adalah dosen jurusan Pendidikan
Kimia dan dosen jurusan Pendidikan Fisika sebagai validator ahli media, serta
dosen jurusan Pendidikan Biologi sebagai validator ahli materi. Subjek uji
coba produk e-learning diuji coba kepada siswa yang terdiri dari:
a. Subjek ujicoba kelompok terbatas yang terdiri dari 15 siswa kelas XI MIA
Madrasah Pembangunan
b. Subjek ujicoba kelompok besar yang terdiri dari 30 siswa kelas XI IPA
SMA Huffadz Darul Munir Bekasi.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena ini disebut variable
penelitian.5 Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun
prosedur observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tepat. Alat ukur dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu tes dan bukan tes.6

5
Sugiyono,op.cit,h.148
6
Ahmad Sofyan,dkk.,Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,2006),h.34
50

Instrumen yang digunakan untuk mengukur beberapa aspek, diantaranya


adalah aspek kebutuhan dalam pembelajaran, aspek validitas media
pembelajaran, aspek validitas materi biologi, aspek respon pengguna, dan
aspek kualitas serta aspek kognitif siswa. Instrument yang digunakan
dilapangan untuk mengambil data sesuai dengan aspek yang diukur.
Instrument yang digunakan yaitu pedoman wawancara, kuesioner (angket),
lembar observasi, dan tes objektif berupa pilihan ganda. Berikut merupakan
instrument yang digunakan dalam penelitian:

1. Non Tes/bukan tes


Non tes adalah serangkaian pertanyaan yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang atribut atau karakteristik pendidikan atau
psikologi, tetapi jawabannya tidak selalu memiliki ketentuan yang dianggap
benar, karena bisa saja pertanyaan tersebut berupa permintaan pendapat untuk
mengetahui respon siswa terhadap suatu hal.7
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau
terbuka.8
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
tentang validitas kelayakan LMS moodle yang dapat dilihat dari dari validasi
oleh ahli materi biologi, validasi oleh ahli media, dan penilaian guru serta
siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
tertutup yang berupa ceklist. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data
berupa kuesioner, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen untuk menjaring

7
Zulfiani, dkk.,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009),h.78-79
8
Sugiyono,op.cit,h.199
51

data dengan mengadaptasi dari Batara Risdanto,9 Citra Khairunnisa,10 dan ,


sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Penilaian oleh Ahli Media


Jumlah
No. Aspek Penilaian Indikator
Butir
Mantanable 1

Aspek Rekayasa Usability 1


1
Perangkat Lunak Reliable 1
Compatibility 1
Tampilan Huruf 2

Tampilan Gambar 2
2 Tampilan Tampilan Layou t dan
2
Background
Tampilan Video 3
Tampilan Navigasi 3

3 Pemrograman Tampilan Gambar 3


Tampilan Background dan
3
Layout

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian oleh Ahli Materi

Jumlah
No. Aspek Penilaian Indikator
Butir
Kegiatan pembelajaran 1
Strategi Pembelajaran 1
1 Desain Pembelajaran
Kesesuaian penyampaian
3
materi
Kesesuaian dan kelengkapan isi
6
2 Materi materi
Evaluasi materi 2

9
Batara Risdanto, op.cit,h.
10
Citra Chairunnisa, Skripsi, Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android Pada
Konsep Sistem Sirkulasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/43728 pada tanggal 28 Februari 2020
52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian oleh Guru


Jumlah
No Aspek Penilaian Kriteria
Butir
Materi sesuai dengan KI, KD
2
dan tujuan pembelajaran
1 Pembelajaran Sistematika penyajian materi 3
Usability (penggunaan) 1
Umpan balik untuk siswa 2
Kesesuaian dan kejelasan isi
3
materi
Tingkat kesulitan materi 2
2 Materi
Kesesuaian soal evaluasi 2
Penyajian gambar sesuai
1
dengan materi
Kegunaan huruf dan bahasa 3
Penyesuaian gambar dan warna
3 Tampilan 2
tulisan
Penggunaan navigasi 1
Penyajian gambar, video, dan
4 Media Pendukung 4
powerpoint
Usability (penggunaan) pada
5 Aksesibilitas 4
proses pembelajaran
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Tanggapan Siswa
Jumlah
No Aspek Penilaian Kriteria
Butir
Kesesuaian teks penulisan 2
Penggunaan bahasa 1
1 Desain Tampilan Kesesuaian gambar pendukung 1
Warna tulisan 1
Tata letak menu (navigasi) 1
Kesesuaian materi dengan KI,
2
KD, dan tujuan pembelajaran
2 Desain Pembelajaran
Penyajian materi 3
Usability (penggunaan) 2
Pemberian umpan balik untuk
1
siswa
Kesesuaian isi materi 3
Tingkat kesulitan materi 2
2 Materi Penyesuaian soal evaluasi
2
materi
Penyampaian pesan gambar 1
Penyesuaian dan kejelasan
4 Media pendukung gambar, video, dan powerpoint 4
materi
53

b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara pada penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan
seputar kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan untuk mengetahui
informasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran. Pedoman wawancara digunakan saat survei lapangan. Pada
penelitian pendahuluan untuk mendapatkan data awal dari guru mengenai
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas siswa serta bahan
ajar yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran biologi.

2. Tes (pretest dan posttest)


Tes ini diberikan pada tahap evaluasi kelompok kecil, uji coba lapangan,
dan evaluasi sumatif. Soal pretest dan soal posttes terdiri dari soal ranah
kognitif dimulai dari mendefinisikan (C1), memahami (C2), mengaplikasikan
(C3), menganalisis (C4), sintesis (C5), evaluasi dan (C6). Pemberian soal ini
bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Pemberian soal ini
merupakan salah satu kriteria yang dapat menunjukan apakah LMS moodle
yang dikembangkan efektif atau tidak.
Kisi-kisi instrument tes dapat dilihat pada tabel 3.6. instrument tes
sebelum dilakukan uji coba, soal diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa
kelas XI di MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian,
hasil uji coba diolah datanya menggunakan program Anates V4 Pilihan
Ganda, hasil dari olah data tersebut dapat dilihat pada lampiran 16.63112
Berdasarkan hasil olah data tersebut, didapatkan 33 butir soal yang valid dari
40 soal yang diujicobakan. Sehingga, jumlah soal yang digunakan untuk
pretest dan posttest untuk uji coba sebanyak 30 butir soal pilihan ganda
dengan lima jawaban (multiple choice). Untuk soal pretest dan posttest yang
digunakan saat uji coba dapat dilihat pada lampiran 17.12

11
Lampiran 16, h.221
12
Lampiran 17,h.222
54

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Soal


Aspek Kognitif Ʃ
No Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
Menjelaskan fungsi nutrisi dari kandungan
1 1, 2,3* 3
makanan.
Memperkirakan sumber nutrisi terkait kandungan 4, 5, 6,
2 4
makanan 7*
Mengaitkan pola makan terhadap gangguan dan
3 8,9* 2
penyakit pada manusia
10, 11,
4 Mengevaluasi reaksi pada uji makanan 3
12
Mengidentifikasi organ dan fungsi organ pada 13, 14
5 4
sistem pencernaan 15,16*
Mengurutkan alur proses sistem pencernaan pada 18, 19
6 3
manusia 20*
Merincikan kandungan enzim terkait sistem
7 21 1
pencernaan
Menjelaskan enzim dan organ yang terkait dan 22, 23,
8 3
terdapat dalam sistem pencernaan 24
Menyelidiki bioproses yang terjadi dalam sistem 25*,26,
9 3
pencernaan 27
Menganalisis alur proses pencernaan secara 28*, 29,
10 3
mekanik dan kimiawi pada manusia 30
Menafsirkan penyebab gangguan dan penyakit 31, 32,
11 3
pada sistem pencernaan 33*
34, 35,
Memprediksi gejala dan penyebab penyakit terkait
12 36, 5
sistem pencernaan
37,38
Mengurutkan alur pencernaan pada hewan
13 39 1
ruminansia
Merincikan organ dan fungsi organ pada hewan
14 40 1
ruminansia
Jumlah 40

Keterangan: *) soal tidak valid.

F. Teknik Analisis Data


Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut
dengan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diinterpretasikan dengan cara
perhitungan frekuensi dan persentase lalu ditafsirkan dengan kalimat sebagai
penjelasannya. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:
1. Analisis Data Instrumen Studi Lapangan
Analisis dari instrument studi lapangan dapat dilihat langsung sebagai
kebutuhan dari LMS moodle yang akan dikembangkan karena instrumen
tersebut berupa wawancara terstruktur.
55

2. Analisis Data Instrumen Validasi Oleh Ahli


Media yang sudah dikembangkan, kemudian dilakukan validasi oleh para
ahli. Tujuannya untuk memvalidasi media yang digunakan da;am penelitian.
a. Hasil penilaian oleh para ahli yang berupa angka diberikan skor penilaian
dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Ketentuan Pemberian Skor

Skor Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik
2 Tidak Setuju/Tidak Baik
3 Kurang Setuju/Kurang Baik
4 Setuju/Baik
5 Sangat Setuju/Sangat Baik
b. Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata (mean) setiap kriteria yang
dinilai dengan rumus sebagai berikut:13
Ʃ𝑥
𝑀𝑥 =
𝑁
Dengan keterangan :
Mx = rerata nilai
Ʃ = tanda jumlah
x = nilai mentah yang memiliki nilai
N = banyaknya subjek yang memiliki nilai
c. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran dari hasil penilaian para
ahli, maka dilakukan perhitungan persentase perolehan skor dan
menentukan kisaran kriteria persentase, dengan rumus:14
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
P= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚

Dengan keterangan:
P = Persentase kelayakan media
Skor kriterium dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

13
Anas Sudijono, Pengantar Statistika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.81
14
Karunia Eka L dan Mokh Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika
Aditama,2018,h.334.
56

Skor kriterium = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah


responden.
Kriteria Penilaian :
Skor tertinggi = 5
Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 5
Mencari rentang kelas, dengan rumus:15
R = data tertinggi – data terendah
Maka, R = 5 – 1 = 4
Kemudian menghitung panjang interval dengan rumus :16
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 4
p= = 5 = 0,80
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Sehingga tabel kriteria kualitas media dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Range dan Kriteria Kualitas Media


Skor Kriteria
4,20 – 5,00 Sangat Layak/Sangat Baik
3,40 – 4,19 Layak/Baik
2,60 – 3,39 Cukup Layak/Cukup Baik
1,80 – 2,59 Kurang Layak/Kurang Baik
1,00 – 1,79 Tidak Layak/Tidak Baik
Untuk menentukan kisaran dan kriteria persentase, digunakan rumus:
100
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑖) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

15
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.71
16
Ibid
57

Tabel 3.8 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Media

Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang Layak
≤ 20% Tidak Layak

3. Analisis Data Instrumen Angket Guru dan Siswa

Data hasil wawancara dan observasi penelitian dianalisis, disintesis, dan


ditarik kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami. Data respon hasil
pengguna berupa hasil validasi ahli, respon siswa, dan respon guru yang
berupa angket diolah dengan analisis skala likert dengan mengubahnya dalam
bentuk angka, dan selanjutnya dihitung jumlah serta rata-ratanya. Hasil rata-
rata setiap aspek tersebut kemudian diinterpretasikan. Berikut merupakan
teknik analisis data pengembangan secara rinci:
a. Pemberian skor pada tiap kriteria disesuaikan dengan ketentuan pemberian
skor.
Tabel 3.9 Ketentuan Dalam Pemberian Skor untuk tiap kriteria
Skor Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik
2 Tidak Setuju/Tidak Baik
3 Kurang Setuju/Kurang Baik
4 Setuju/Baik
5 Sangat Setuju/Sangat Baik

b. Menghitung persentase perolehan skor dan menentukan kisaran kriteria


persentase, dengan rumus:17
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
c. P = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚

Keterangan:

P = Persentase kelayakan media

17
Karunia dkk, op.cit,h.334
58

Skor kriterium dapat dicari dengan cara sebagai berikut:


Skor kriterium = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah
responden.
Untuk menentukan kisaran dan kriteria persentase, digunakan rumus:
100
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑖) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

Tabel 3.10 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Media

Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang Layak
≤ 20% Tidak Layak

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dianalisis guna mengetahui keefektifan LMS


(Learning Management System) moodle sebagai media pembelajaran.
Penilaian diambil dari hasil pretest dan posttest kemudian dihitung nilai
tertinggi, nilai terendah, dan rata-ratanya serta dihitung juga nilai N-Gain
untuk mengetahui efektivitas penggunaan suatu metode atau treatment
tertentu dalam penelitian one group pretest design maupun menggunakan
kelas kontro. Uji N-Gain dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
nilai pretest dan nilai posttest. mengetahui peningkatan hasil belajar yang
diperoleh setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:18
skor posttest − skor pretest
g =
skor maksimal − skor pretest
Setelah dihitung N-Gain pada masing masing siswa, selanjutnya memberi
kriteria kualitatif berdasarkan kriteria N-Gain pada tabel.

18
Sahid Rahardjo,Cara Menghitung N-Gain score kelas Eksperimen dan Kontrol dengan
SPSS, diaambil dari https://www.spssindonesia.com/2019/04/cara-menghitung-n-gain-score-
spss.html pada tanggal 25 Desember 2020
59

Tabel 3.11 Kriteria N-Gain19


Rentang Kriteria
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah
Keterangan :
g = Nilai N-Gain siswa

19
Ibid
60

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengembangan produk E-learning berbasis learning management system


(LMS) moodle pada pembelajaran biologi untuk siswa kelas XI IPA telah
menyelesaikan serangkaian tahapan yang disesuaikan dari model
pengembangan ADDIE. Dalam hasil penelitian ini akan diuraikan tentang
hasil dari penerapan 5 tahapan pengembangan mulai dari penelitian dan
pengumpulan data awal sampai dengan revisi produk akhir.

1. Tahap Analisis (Analysis)

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum merancang


learning management system (LMS) dengan melakukan wawancara terhadap
guru dan siswa di sekolah. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 –
4.1 Tahap ini meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kondisi kegiatan belajar
mengajar di sekolah, serta kebutuhan pada aspek kurikulum yang digunakan
oleh sekolah. Analisis tersebut didapat dari data yang telah dikumpulkan
sebelum melakukan perancangan produk LMS.
1) Hasil Wawancara Guru
Wawancara guru dilakukan di sekolah SMA Huffadz Darul Munir
Bekasi kepada salah satu guru biologi. Wawancara dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan dasar pengembangan learning management system
moodle untuk mengetahui apakah sekolah siap untuk menggunakan produk
tersebut. Dari hasil wawancara guru biologi SMA Huffadz Darul Munir
menyambut dengan baik mengenai produk ini, dan tentunya menjadi

1
Lampiran 1 – 4, h. 112-122
61

pengalaman baru bagi guru tersebut untuk menjadikan LMS moodle ini
sebagai media utama dalam proses pembelajaran. Guru berharap produk LMS
moodle ini dapat meningkatkan minat belajar dan menarik perhatian siswa,
terutama pada pembelajaran biologi.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa tidak diperkenankan membawa alat
elektronik ke dalam kelas hal ini karena sudah peraturan dari asrama santri
(pondok pesantren) akan tetapi sekolah telah menyediakan lab komputer
dengan perangkat TIK beserta jaringan internet yang baik. Hanya saja
kembali kepada guru yang mengajar apakah dapat memanfaatkan fasilitas
tersebut atau tidak. Guru biologi menyatakan bahwa ia pernah beberapa kali
menggunakan ruang lab komputer untuk pembelajaran namun belum pernah
menerapkan e-learning berbasis LMS. Aplikasi yang pernah digunakan oleh
guru yaitu zoom meeting. Aplikasi tersebut digunakan sejak kondisi pandemi
wabah Covid-19. Jika di dalam kelas, guru hanya memanfaatkan fasilitas
proyektor dan papan tulis. Di zaman yang sudah semakin canggih, tentunya
siswa sudah mengetahui beberapa aplikasi sosial media yang dapat digunakan
sebagai pembelajaran seperti google classroom dan zoom. Sehingga aplikasi
pembelajaran bukan lagi hal yang tabu bagi mereka. Namun mereka berharap
hadirnya produk ini dapat memuat konten pembelajaran yang lebih menarik,
seperti memuat gambar gambar yang menarik, animasi, video, dan
sebagainya yang tentunya didesain dengan tampilan yang menarik sehingga
dapat meningkatkan minat belajar mereka melalui produk LMS ini. Adapun
berdasarkan hasil wawancara guru MP UIN Jakarta, singkatnya
bagaimanapun metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang
diterapkan, guru tetap terlihat sebagai teaching centred artinya siswa tidak
bisa lepas untuk sepenuhnya belajar mandiri. Hasil Wawancara dapat dilihat
pada lampiran 4.2
Masalah yang ditemukan dari sudut pandang guru adalah penggunaan
media pembelajaran yang hanya sebatas buku text, papan tulis, dan LCD.

2
Lampiran 4, h.119
62

Selain itu siswa tidak diperkenan membawa alat elektronik lainnya. Kecuali
dengan membawa mereka belajar ke dalam lab komputer. Kemudian untuk
mengajak siswa belajar berbasis teknologi tentunya guru memerlukan
perangkat software sebagai pendukung pembelajaran agar lebih memotivasi
siswa dalam belajar.
2) Hasil wawancara Siswa
Untuk mendapatkan data analisis kebutuhan maka dilakukan juga
wawancara terhadap siswa terkait kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan
oleh siswa. Wawancara dilakukan oleh dua siswa yang berbeda sekolah.
Wawancara siswa pertama dilakukan di Madrasalh Aliyah (MA) Madrasah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil
wawancara, siswa tidak terlalu menyukai mata pelajaran biologi, ia lebih
tertarik dengan pelajaran kimia dan matematika. Karena pelajaran biologi
membutuhkan metode menghafal. Selama kegiatan belajar mengajar di
sekolah, guru mengajar dengan berbagai macam metode terutama metode
ceramah dan diskusi, akan tetapi media pembelajaran yang digunakan masih
belum variatif, hal ini mengakibatkan siswa jenuh dalam belajar. Menurut
salah satu siswa kelas XI IPA dari sekolah SMA Huffadz Darul Munir, belajar
biologi membutuhkan media pembelajaran yang banyak animasi karena
dirinya sendiri akan mudah memahami materi biologi jika diperlihatkan
contoh dari materi tersebut seperti materi sistem gerak, tumbuhan, dan hewan.
Namun ketika materi yang lain seperti materi sel, siswa sulit memahami
materi tersebut karena tidak mudah dilihat secara langsung atau gambar yang
lebih jelas dan lengkap.3 Maka dari itu siswa membutuhkan video, atau
gambar animasi yang lebih bervariasi sehingga memudahkan siswa
memahami pelajaran dan lebih tertarik pada pelajaran. Hal ini menjadi salah
satu alasan untuk peneliti agar dapat mengembangkan media pembelajaran
yang variatif.

3
Lampiran 2, h.113
63

Selain itu, siswa SMA Huffadz Darul Munir sudah tidak lagi tabu dalam
mengoperasikan teknologi. Meskipun mereka tinggal di sebuah asrama dan
tidak menggunakan smartphone, beberapa kali siswa diberi kesempatan
belajar menggunakan komputer yang difasilitasi oleh sekolah. Siswa merasa
penting dengan adanya teknologi pada saat belajar, karena siswa
membutuhkan alat yang dapat membantu mereka bebas bereksplorasi. Oleh
karena itu siswa akan sangat tertarik dengan media pembelajaran online. Hal
ini akan meningkatkan semangat belajar dan rasa ingin tahu mereka terhadap
pelajaran.
b. Analisis Materi
Tahap ini bertujuan untuk menyusun naskah pembelajaran pada media
yang akan dikembangkan. Pemilihan materi dan penyususnan naskah
pembelajaran dilakukan setelah berkonsultasi dengan guru Biologi SMA
Huffadz Darul Munir Bekasi. kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini
yaitu mengidentifikasi dan merangkum materi-materi pokok yang akan
dipelajari oleh siswa dan menyususnnya ke dalam bentuk peta konsep.
Sumber yang digunakan dalam menyusun materi-materi pokok berasal dari
buku siswa mata pelajaran biologi SMA kelas XI kurikulum 2013 revisi
karangan Irnaningtiyas tentunya buku ini telah dinyatakan layak berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
148/P/2016 tahun 2016.
Tahap selanjutnya, membuat peta konsep. peta konsep disusun secara
sistematis agar memudahkan siswa dalam memahami materi. Penyusunan
peta konsep ini merupakan hasil perbandingan dari peta konsep buku mata
pelajaran biologi SMA kurikulum 2013 edisi resivi karangan Irnaningtyas.
Kemudian disusun sesuai dengan prinsip pengembangan bahan ajar, dimana
konsep harus disusun mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit,
dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah
64

memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang


mudah.4

2. Tahap Perancangan (Design)


Tahap desain ini bertujuan untuk menyusun Learning Management
System (LMS) menggunakan moodle versi 3.7 pada materi sistem
pencernaan. Tahap ini akan menghasilkan berupa prototype-I. Materi yang
terdapat dalam LMS moodle bersumber pada buku Biologi kelas XI
SMA/MA kurikulum 2013 dengan penerbit Erlangga. Kemudian aplikasi
pendukung yang digunakan peneliti dalam pembuatan LMS yaitu Corel
Draw, Photoshop CS 6, dan Examview. Langkah-langkah yang dilakukan
pada tahap ini meliputi:
a. Menentukan Tim Pengembang
Tim pengembang pada penelitian ini terdiri dari tim pengembang utama,
validator ahli, programmer, teknisi, dan pengguna. Pengembang utama yakni
dilakukan oleh peneliti. Dimana peneliti akan melakukan tahap pemilihan
media atau aplikasi pembelajaran sesuai yang dibutuhkan pada tujuan
penelitian pengembangan. Selanjutnya peneliti dibantu oleh programmer
dalam mengelola aplikasi perangkat lunak berupa LMS moodle versi 3.7.
Tim validator ahli dilakukan oleh 2 dosen yaitu dosen ahli media dan materi
. Serta Pengajar sebagai teknisi pembelajaran dan siswa sebagai pengguna
LMS moodle sebagai media pembelajaran.
b. Menentukan Perangkat Alat Media
Penentuan perangkat alat media dalam pembuatan LMS moodle versi 3.7
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan. Pemilihan ini dilakukan dengan
melihat beberapa kelebihan yang dimiliki oleh moodle versi 3.7. diantaranya:
1) Dapat diakses secara online 2) Dapat digunakan menggunakan aplikasi
atau penjelajahan web 3) Memuat materi secara lebih singkat jelas dan padat
4) praktis dan efisien 5) Terdapat fitur yang lengkap seperti modul penugasan,
forum, chat, kuis, jurnal dan workshop. Berdasarkan kelebihan-kelebihan

4
Depdiknas. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Departemen Pendidikan Nasional,2008), h.4
65

tersebut diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam melakukan pembelajaran


secara mandiri, meningkatkan motivasi dan minat serta meningkatkan hasil
belajar. Pembuatan dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan aplikasi utama yaitu LMS Moodle versi 3.7, aplikasi Corel
Draw, Photoshop CS 6, ExamView, dan anates.

c. Penyusunan Naskah Pembelajaran


Tahap ini merupakan perancangan materi pada LMS moodle yang telah
disesuaikan dengan analisis kebutuhan siswa terhadap materi. Format
pengembangan media meliputi seluruh cakupan konsep yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Cakupan konsep dalam LMS ini meliputi pengertian zat
makanan, sistem pencernaan pada manusia, gangguan pencernaan, teknologi
pencernaan makanan, serta sistem pencernaan pada manusia. Konsep-konsep
pokok materi ini didesain dalam course e-learning berbasis moodle. Dimana
course e-learning ini hanya berisi dua hal, yaitu resources dan aktivitas.
Resource adalah tempat dimana materi dapat disampaikan tanpa adanya
interaksi dengan siswa. Sedangkan aktivitas adalah tempat dimana
penyampaian materi pembelajaran yang memerlukan interaksi dengan
pengguna.5 Berikut dapat dilihat susunan materi yang disajikan dalam LMS
moodle pada Tabel 4.1. Susunan materi dapat dilihat pada lampiran 7.6

Tabel 4.1. Susunan Materi pada Learning Management System (LMS) Moodle

5
Kadek Suartama dan Dewa Kade Tastra, Loc.cit,h.98
6
Lampiran 7, h. 136
66

Mate ri Sub mate ri


Pengertian zat makanan
Zat Makanan Macam-macam zat makanan
mikronutrien dan makronutrien
Mulut
Faring
Kerongkongan
Organ Sistem Pencernaan
Lambung
Manusia
Usus halus
Usus besar
Anus
Alat-alat teknologi pencernaan
Teknologi Pencernaan dan
Macam-macam kelainan pada
Gangguan Pencernaan Manusia
organ pencernaan manusia
Organ pencernaan hewan
ruminansia
Sistem Pencernaan Ruminansia Mekanisme proses
pencernaan pada hewan
ruminansia

Desain resource pada e-learning berbasis moodle ini terdiri atas halaman
teks, halaman web, link ke file atau situs, direktori, label dan paket LMS.
Sedangkan pada course aktivitas didesain terdiri atas tugas kuis, forum
diskusi, dan chatting. Perancangan materi telah disusun dalam program
mapping yang dapat dilihat pada lampiran 6.7
d. Perancangan Skenario LMS Moodle
Perancangan scenario LMS moodle mencakup kerangka dan alur atau
gambaran aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam menggunakan learning
management system (LMS) yang dikembangkan. Bagan alur skenario
pembelajaran dibuat dalam bentuk flowchart. Berdasarkan hasil analisis
kebutuhan, flowchart ini didesain untuk memudahkan pengguna (user) dalam
menggunakan LMS moodle karena tersedianya navigasi yang ringkas pada
LMS moodle. Berikut adalah flowchart untuk pembuatan learning
management system (LMS) moodle.

7
Lampiran 6,h.132
67

Gambar 4.1 Flowchart LMS Moodle

Gambar 4.2 Flowchart Course LMS Moodle


Selain flowchart, storyboard juga dibuat untuk menjelaskan tampilan dan
tata letak tampilan LMS moodle. Berikut adalah hasil pembuatan storyboard
dalam bentuk tabel.
68

Tabel 4.2 Storyboard LMS Moodle


No Tampilan Isi Tampilan Tombol Navigasi Gambar/video/animasi
 Logo
 Informasi Pembuat
LMS
 Informasi
Pengembangan
 Course materi sistem
1 Home  Home
pencernaan
 Keterangan Website
 Tombol Login
 Visi misi
 Tujuan Kompetensi
keahlian
 Site Home  Dasboard
 Course  Site home
 Timeline  Calendar
 Onlinee users  Privat Files
 Privat files  My course
 Lates badges  Zat
 Calendar Makanan
2 Dashboard  Upcoming event  Sistem
pencernaan
manusia
 Gangguan
pencernaan
 Sistem
pencernaan
ruminansia

 Zat makanan/sistem  Participants


pencernaan/gangguan  Badges
pencernaan/Sistem  Kompetensi
pencernaan  Grade
Ruminansia  General
 Materi
Course  Kuis
3
 Diskusi
 Calendar
 Timeline
 Online users
 Upcoming event

Dalam tahap ini, peneliti menyusun skenario pembelajaran yang berisi 3


menu yaitu home (halaman depan), Dashboard (dasbor), dan kalender. Halaman
69

depan berisi kursus materi (course), pengaturan bahasa, forum chatting,


pengaturan profil, dan buku panduan penggunaan LMS moodle. Dasbor berisi
daftar materi yang telah dibuka oleh pengguna, daftar materi secara berurutan,
file-file privat yang dimiliki oleh pengguna, pengguna yang sedang aktif (online
user). Kemudian menu ke-tiga yaitu kalender yang dapat dibuka sebagai
pengingat jadwal kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru.

e. Penyusunan Instrumen Penilaian


Penyusunan instrument penilaian bertujuan untuk mengevaluasi kualitas
produk yang telah dibuat. Pada tahap implementasi, instrument yang dibuat
antara lain angket penilaian media pembelajaran oleh praktisi lapangan,
angket uji kelompok kecil, dan angket respon siswa terhadap Learning
Management System (LMS) moodle.
f. Penyusunan Instrumen Tes
Instrumen tes pada penelitian pengembangan ini berupa soal pilihan
ganda yang akan dilaksanakan sebelum melakukan pembelajaran (pretest)
dan sesudah melakukan pembelajaran (posttest). Untuk merancang soal-soal
evaluasi, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes berdasarkan analisis materi yang
kemudian disesuaikan dengan anakisis tujuan pembelajaran. Instrumen tes ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tidak sehingga dapat
diketahui tingkat keefektifan produk yang dikembangkan. Soal evaluasi
disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 40 butir soal.8 Soal
evaluasi yang telah disusun, kemudia dilakukan uji coba (validasi) kepada
kelas XI Madrasah Pembangunan tahun ajaran 2019/2020 yang telah
mempelajari materi sistem pencernaan. Kemudian hasil validasi diolah
menggunakan anates V4, untuk mengetahui butir-butir soal yang valid. Dari
40 soal, 32 butir diantaranya valid. Namun, peneliti hanya menggunakan 30

8
Lampiran 15, h.207
70

butir soal yang valid untuk dijadikan soal pretest dan posstest. Adapun
rekapitulasi analisis butir soal melalui aplikasi anates V4 dapat dilihat pada
lampiran 16.9

3. Tahap Pengembangan (Development)


Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan learning management system
(LMS) Moodle versi 3.7 berdasarkan rancangan yang telah dibuat pada fase
analisis dan perancangan. Tahapan dalam proses pengembangan diuraikan
sebagai berikut:

a. Pengembangan Learning Management System (LMS) Moodle


Pada tahap ini learning management system (LMS) moodle versi 3.7
dikembangkan sesuai dengan rancangan sebelumnya yang telah dibuat.
Berikut adalah tahapan proses pengembangan LMS moodle:
1) Meng-install program LMS moodle versi 3.7 pada halaman
https://www.docs.moodle.org/37/en/Main_page. Kemudian
mendapatkan webhosting, untuk membangun suatu portal e-learning
diperlukan tempat atau server di internet dan nama domain atau alamat
(URL). Server berfungsi sebagai tempat untuk menarul file-file dan
aplikasi e-learning sehingga dapat diakses melalui internet dengan alamat
tertentu (URL). Oleh karena itu pengembangan ini membutuhkan
webhosting dan nama domain.
2) Setelah peng-installan program, LMS moodle dapat di desain sesuai
rancangan yang dibuat oleh peneliti. Hal pertama yang di lakukan oleh
peneliti yaitu mendownload module/plugin terlebih dahulu. Plugin untuk
moodle sudah tersedia pada halaman
https://www.docs.moodle.org/37/en/Main_page.
3) Langkah selanjutnya mengubah identitas peneliti sebagai administrator.
Oleh karena itu, admin bisa melakukan atau mengubah apa saja terhadap
portal e-learning yang sudah dibuat.

9
Lampiran 16,h.221
71

4) Selanjutnya admin mengubah tema, di mana tema ini menentukan


tampilan portal e-learning baik dalam aspek banner, komposisi warna,
jenis dan ukuran font, lay-out maupun icon-icon yang menyertai. Peneliti
memilih tema “e-guru” karena tema ini banyak digunakan oleh guru-guru
yang sengaja mengembangkan LMS moodle untuk pembelajaran. Selain
itu tema “e-guru” mudah dipahami.
5) LMS moodle menggunakan tema berwarna hijau. Maka dari itu peneliti
mendesain gambar dan logo untuk halaman depan portal e-learning
LMS moodle berwarna hijau. Logo beserta gambar halaman depan portal
e-learning dibuat dengan bantuan software CorelDraw X7 dan
Photoshop. Pada tampilan cover terdapat kalimat pembuka untuk siswa,
nama materi, dan kelas. Berikut adalah halaman depan portal e-learning
atau homepage.

Gambar 4.3 Home page

Halaman depan dari LMS moodle terdiri dari tombol login, pilihan
course dan pilihan bahasa yang akan digunakan oleh pengguna.
Kemudian peneliti membuat panduan pembelajaran e-learning dan dapat
diunduh oleh guru dan siswa. Panduan tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 5.10 Tampilan home setelah pengguna log-in terdiri dari
navigasi, forum chat, course materi, dan pengaturan profil. Navigasi

10
Lampiran 5,h.122
72

berfungsi sebagai petunjuk arah dalam penggunaan moodle. Pada


halaman pertama, navigasi terdiri dari home, dashboard (dasbor), privat
files, dan my course (submateri bahan ajar). Berikut adalah gambar home,
dashboard, dan kalender. Di sertai dengan menu chat dan pengaturan
profil.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.4 (a) Navigasi (b) Forum Chat (c) Pengaturan Profil (d) Dahsboard

6) Pengguna harus memiliki akun LMS moodle terlebih dahulu. Oleh


karena itu admin membuatkan akun masing-masing guru dan siswa.
Selanjutnya disampaikan username dan password kepada guru dan siswa.
Ketika siswa dan guru sudah memiliki akun, maka mereka dapat
mengubah profil secara mandiri. Pada moodle juga terdapat ruang
komunikasi yaitu ruang chatting yang dapat dilakukan baik kepada satu
orang, dua orang maupun lebih. Kemudian disamping icon ruang chatt
73

terdapat icon notifikasi. Notifikasi ini berfungsi sebagai pemberitauan


terkait penilaian yang telah diberikan oleh guru, atau informasi jadwal
materi yang sudah ditetapkan oleh guru.
7) Langkah selanjutnya adalah membuat course materi atau kursus materi.
Untuk mengisi course materi, tentunya peneliti telah membuat bahan ajar
berupa infografis yang dibuat menggunakan CorelDraw X7, kemudian
mengumpulkan video, serta powerpoint. Bahan ajar telah dirancang
berdasarkan program mapping. Bahan ajar dapat dilihat pada Lampiran
7.11 Program mapping dapat dilihat pada Lampiran 6.12 Pada halaman
course terdapat navigasi yang terdiri dari daftar peserta, badges (lencana)
fungsinya untuk diberikan kepada siswa yang telah mengerjakan tugas
dengan baik, setiap siswa berhak mendapatkan badges atau lencana
apabila masuk pada kriteria yang kita tentukan.13 Kemudian pada
navigasi terdapat kompetensi, penilaian, materi, forum diskusi, kuis dan
tugas lainnya. Berikut adalah gambar tampilan isi course materi.

Gambar 4.5 Tampilan Course


8) Setelah course materi dibuat, admin meng-upload isi materi yang telah
dibuat yaitu materi berbentuk infografis. Selain itu ada beberapa bahan

11
Lampiran 7,h.136
12
Lampiran 6,h.132
13
Surya, cara memberikan badge untuk siswa pada moodle, diakses oleh
https://www.buatkuingat.com/2020/08/cara-memberikan-badge-untuk-siswa-pada-moodle.html
pada tanggal 20 Januari 2021.
74

ajar lain seperti video dari youtube dan powerpoint dari


https://www.linkedin.com/feed/. Berikut adalah gambar isi materi pada
LMS moodle.

b. (b)

(c)
Gambar 4.6 (a) Infografis (b) Video youtube (c) Powerpoint
9) Selanjutnya admin mengunggah pertanyaan diskusi pada forum diskusi,
dan kuis. Pertanyaan diskusi dan kuis dapat dilihat pada lampiran 7.14
Soal kuis diunggah dengan bantuan aplikasi Examview dimana aplikasi
ini berguna untuk mengunggah soal-soal kuis secara keseluruhan.
Berikut adalah gambar forum diskusi dan kuis.

14
Lampiran 7,h.167-185
75

Gambar 4.7 Tampilan Forum Diskusi

Gambar 4.8 Tampilan Kuis

Gambar 4.9 Tampilan Daftar Penilaian Kuis


10) Tahap terakhir yaitu admin membuat tugas mandiri guna memenuhi KD
4 dimana tugas ini berkaitan dengan praktikum. Maka peneliti
mengembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berkaitan dengan
materi sistem pencernaan manusia. Tugas ini hanya disajikan pada sub
76

materi zat makanan. LKS diunggah oleh admin, sehingga guru dan siswa
dapat mengunduh LKS tersebut. Selain menyajikan LKS, admin
menyajikan video pra pratikum dan kuis (posttest). Berikut adalah
gambar tampilan tugas mandiri pada LMS moodle.

Gambar 4.10 Tampilan Link Download LKS

Gambar 4.11 Tampilan Video Pra Praktikum


77

Gambar 4.12 Tampilan Posttest Praktikum

b. Validasi Ahli

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini salah satunya adalah validasi
media oleh para ahli media dan ahli materi tabel 4.3. Aspek yang dinilai oleh
ahli media meliputi aspek rekayasa perangkat lunak, aspek tampilan, dan
aspek pemrograman. Sedangkan Aspek yang dinilai oleh ahli materi meliputi
aspek desain pembelajaran, dan aspek materi. Hasil dari penilaian para ahli
akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk. Revisi produk
dalam penelitian ini, peneliti mengacu kepada saran dari para ahli.

Tabel 4.3 Validator Media Learning Management System (LMS) Moodle


78

No Nama Profesi dan Instansi Keterangan


Dosen Pendidikan Fisika FITK
1 Validator I UIN Syarif Hidayatullah Ahli Media
Jakarta

Dosen Pendidikan Kimia FITK


2 Validator II UIN Syarif Hidayatullah Ahli Media
Jakarta

Dosen Pendidikan Biologi


3 Validator III FITK UIN Syarif Hidayatullah Ahli Materi
Jakarta
Dosen Pendidikan Biologi
4 Validator IV FITK UIN Syarif Hidayatullah Ahli Materi
Jakarta

Dari hasil penilaian validator diperoleh kritik dan saran yang akan
dijadikan acuan untuk merevisi media yang telah dikembangkan. Hasil
validasi yang berupa saran dan kritikan dari validator selanjutnya dijadikan
acuan dalam merevisi produk yang telah dikembangkan. Setelah prototipe 1
sudah melalui tahap revisi maka akan dihasilkan prototipe II yang akan di uji
cobakan di dua sekolah, yaitu di MA Madrasah Pembangunan Syarif
Hidayatullah Jakarta dan SMA Huffadz Darul Munir Bekasi. Hasil validasi
dari beberapa ahli akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Validasi Ahli Media


Hasil tahap pengembangan produk menghasilkan produk learning
management system (LMS) moodle prototype I. Sebelum diujicobakan
kepada guru dan siswa, maka dilakukan tahap validasi. Di mana hasil validasi
oleh dua validator ahli media dapat disimpulkan pada tabel dibawah ini. Hasil
Revisi media dapat di lihat pada lampiran 19.15

Tabel 4.4 Hasil Revisi Media Berdasarkan Hasil Validasi Ahli Media

15
Lampiran 19, h.231
79

Hal-hal yang perlu


Sebelum Revisi Hasil Revisi
direvisi
Penambahan course materi
Course tidak sesuai dengan pada navigasi agar siswa
Tata letak course
urutan nya dapat mengetahui urutan
materi
Huruf pada penulisan judul Huruf penulisan judul materi
Huruf Penyajian materi besar kecil sedangkan menggunakan huruf capital
Materi pada isi materi menggunakan dan mengurangi penggunaan
kapital huruf kapital pada isi materi

Penyajian Powerpoint dan


Penyajian Powerpoint dan video sudah
video pada materi tidak sesuai
Powerpoint materi disesuaikan oleh konsep
dengan konsep yang disediakan

Berdasarkan uraian saran dan komentar validator ahli media di atas,


maka peneliti perlu melakukan perbaikan terhadap tampilan LMS moodle.
Hasil perbaikan pada LMS moodle prototype I dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4.13 Penambahan Menu Course pada Homepage


80

Gambar 4.14 Perbaikan Penulisan Judul dan Isi Materi

Gambar 4.15 Perbaikan Powerpoint Sesuai Materi

Gambar 4.16 Perbaikan Video Sesuai Materi


81

2) Validasi Ahli Materi


Selain validasi media, tentunya LMS moodle juga divalidasi oleh dua
validator ahli materi. Hasil validasi oleh dua validator ahli materi dapat
disimpulkan pada tabel dibawah ini. Rekapitulasi hasil revisi media oleh ahli
materi dapat dilihat pada lampiran 20.16

Tabel 4.5 Hasil revisi materi berdasarkan hasil validasi ahli Materi

16
Lampiran 20, h.233
82

Hal-hal yang perlu


Sebelum Revisi Hasil Revisi
direvisi

Isi dari sub materi zat makanan tidak sesuai, Setelah halaman pendahuluan, materi zat makanan
Pengelompokkan dimulai dari pendahuluan namun tidak memiliki di lanjutkan dengan pengertian zat makanan
materi pengertian zat makanan dan terlalu banyak kemudian halaman materi dikurangin berdasarkan
halaman jenis zat makanan

Keliru dalam menyajikan gambar sebagai contoh Gambar sudah disesuaikan pada materi zat
materi kekurangan zat protein,begitupun terdapat makanan, sistem pencernaan manusia, gangguan
Penyajian Gambar
gambar yang tidak patut untuk dijadikan contoh pencernaan, teknologi pencernaan, dan sistem
pada submateri gangguan sistem pencernaan pencernaan ruminansia.

Keliru dalam menyajikan materi sehingga banyak Istilah-istilah pada materi sistem pencernaan dalam
Penulisan Materi kesalah pahaman pada istilah istilah yang bahan ajar sudah disesuaikan dengan buku-buku
terkandung dalam materi sistem pencernaan yang digunakan sebagai acuan pengembangan

Kesalahan dalam mengetik (typo ) kekurangan


Penulisan huruf telah diperbaiki berdasarkan
Penggunaan EYD suku kata dan masih banyak menggunakan huruf
peraturan EYD
kapital dalam isi materi selain judul materi

Penggunaan jenis font Penggunaan jenis font huruf terlalu banyak Jenis font sudah diperbaiki menjadi satu jenis font
huruf macamnya yang sama

Penggunaan warna Penggunaan warna dasar pada infografis terlalu Masing masing infografis pada sub materi telah
dasar pada infografis banyak, harusnya di samakan setiap sub materi disamakan.

Belum mencantumkan sumber/refrensi dari Sudah menambahkan sumber/refrensi dari


Refrensi
powerpoint materi powerpoint materi

Berdasarkan uraian saran dan komentar validator ahli materi di atas, maka
peneliti perlu melakukan perbaikan terhadap LMS moodle. Hasil perbaikan pada
LMS moodle dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
83

Gambar 4.17 Perbaikan Kelompok Isi Materi

(a) (b)
Gambar 4.18 Perbaikan Penyajian Gambar dalam Infografis

Gambar 4. 19 Perbaikan Warna Background dan Font Huruf


84

Gambar 4.20 Penambahan Rangkuman Materi

Gambar 4.21 Penambahan Penulisan Refrensi

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Proses Implementasi dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama,


uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 15 siswa kelas XI-MIA MA
Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Tanggerang. Uji coba yang
dilakkan kepada siswa dalam kelompok kecil untuk melihat tingkat kelayakan
dari segi kualitas teknis, hasil uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada tabel
4.6. Rekapitulasi hasil uji coba skala kecil dapat dilihat pada lampiran 24.17

17
Lampiran 24, h. 248
85

Tabel 4.6 Hasil Uji coba oleh Kelompok Kecil


Pe role han
No. Aspe k Krite ria
Skor (%)
1 Desain Tampilan 86% Sangat Layak
Desain
2 83% Sangat Layak
Pembelajaran
3 Materi 71% Layak
4 Media Pendukung 86% Sangat Layak
Pe nilaian Ke se luruhan 80.30% Sangat Layak

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil diperoleh persentase skor


rata-rata sebesar 80.3% dengan kategori sangat layak. Sehingga dapat
dilanjutkan pada tahap implementasi kepada siswa dalam uji coba kelompok
besar. Pada tahap kedua, setelah learning management system (LMS) moodle
dinyatakan layak implementasi dilakukan dengan skala yang lebih besar. Uji
coba kelompok besar dilakukan di SMA Huffadz Darul Munir Bekasi
terhadap siswa kelas XI IPA berjumlah 30 siswa. Uji coba dilakukan di ruang
laboratorium komputer. Peneliti telah membuatkan akun LMS moodle untuk
siswa. Uji coba diawali dengan penjelasan mengenai cara penggunaan produk
ini kepada siswa. Siswa diarahkan untuk mengerjakan soal pretest terlebih
dahulu kemudian mempelajari materi secara berurutan, setelah semua selesai
dipelajari, siswa diarahkan untuk berdiskusi secara online dan mengerjakan
soal quiz yang disediakan pada LMS moodle. Selanjutnya, siswa
mengerjakan kembali soal posttest dan mengisi angket respon untuk menilai
kualitas produk yang telah digunakannya, angket berisi 26 pernyataan.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap terakhir yaitu evaluasi di mana data yang telah diperoleh dari hasil
pengisian lembar penilaian para ahli, angket respon siswa, dan angket respon
guru kemudian dianalisis untuk mengetahui kelayakan dan keberhasilan LMS
moodle yang dikembangkan.
86

B. Deskripsi dan Analisis Hasil Uji Coba

Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data hasil pengisian lembar
penilaian ahli materi, ahli media, guru dan siswa untuk mengetahui kelayakan
dan keberhasilan Learning Management System (LMS) Moodle.

1. Penilaian Bahan Ajar oleh Ahli


a. Penilaian Bahan Ajar Oleh Ahli Media
Proses uji coba kepada ahli dilakukan dengan menunjukkan media yang
telah dikembangkan dan memberikan angket yang mencakup 3 aspek yaitu
aspek rekayasa perangkat lunak, aspek tampilan, dan aspek pemrograman
dengan angket yang terdiri dari 23 indikator. Berdasarkan hasil perhitungan
data, didapatkan persentase hasil penilaian oleh para ahli media sebagaimana
disajikan dalam Tabel 4.5, sedangkan untuk kriteria persentase dapat dilihat
pada tabel 3.8. Hasil perhitungan kualitas media oleh ahli media dapat dilihat
pada lampiran 21.18

Tabel 4.7 Persentase Penilaian oleh Para Ahli Media

No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteia


Aspek rekayasa
1 92% Sangat Layak
perangkat lunak
2 Aspek Tampilan 91,81 Sangat Layak
Aspek
3 96,67% Layak
Pemrograman
Rata-rata 93,49% Sangat Layak
Berdasarkan 4.7 menunjukkan bahwa penilaian dari ahli media
menyatakan media e-learning berbasis LMS moodle ini layak untuk
digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase rata-rata yang
menunjukkan angka 93,49% dan mendapat kriteria sangat layak. Keseluruhan
indikator dengan rincian aspek rekayasa perangkat lunak memiliki lima
indikator, aspek tampilan memiliki sebelas indikator, dan aspek
pemrograman memiliki delapan indikator. Hal ini menyatakan bahwa rata-

18
Lampiran 21,h.237-238
87

rata penilaian media e-learning berbasis LMS moodle pada konsep sistem
pencernaan menurut ahli media sangat layak digunakan sebagai bahan
pembelajaran. Untuk rincian hasil perhitungan kualitas media pada setiap
indikator penilaian dapat dilihat pada tabel 4.8. Rekapitulasi penilaian media
oleh ahli media dapat dilihat pada lampiran 21.19

Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Penilaian Media Oleh Ahli Media Tiap Indikator
Rata-
No. Indikator Keterangan
rata
Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
1 Maintanable 5,00 Sangat layak

2 Usabilitas 4,50 Sangat layak

3 Reliable 5,00 Sangat layak

4 Dokumentasi media lengkap 4,00 Layak


5 Kompatibilitas 4,50 Sangat layak
Aspek Desain Tampilan
1 Ukuran huruf dapat dibaca 5,00 Sangat layak

2 Jenis huruf dapat dibaca 5,00 Sangat layak

3 Kualitas gambar baik 5,00 Sangat layak

4 Tata letak gambar baik 4,50 Sangat layak

5 Komposisi warna gambar dalam tampilan baik 4,50 Sangat layak

6 Warna pada tulisan baik 4,00 Layak

7 Penyajian video pembelajaran menarik 5,00 Sangat layak

Kualitas gambar pada video pembelajaran


8 5,00 Sangat layak
baik
9 Suara pada video pembelajaran jelas 5,00 Sangat layak

10 Tata letak menu baik 5,00 Sagat layak

11 Petnjuk arah (navigasi baik) 4,50 Sangat layak


Aspek Teknis

19
Lampiran 21, h. 236
88

LMS moodle dapat digunakan pada perangkat


1 5,00 Sangat layak
mobile (smartphone, tablet, dll)

LMS moodle mudah digunakan dan


2 5,00 Sangat layak
dioperasikan

3 Saat mengakses LMS moodle berjalan lancar 5,00 Sangat layak

4 Memiliki fitur – fitur yang beragam 4,50 Sangat layak


Fitur-fitur yang disediakan pada LMS moodle
5 4,50 Sangat Layak
mudah digunakan
Fitur – fitur yang disediakan pada LMS
6 5,00 Sangat layak
moodle sesuai untuk kegiatan pembelajaran

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penilaian media oleh ahli
media yaitu berkisar pada nilai 4,00 – 5,00. Dari hasil penilaian ahli media
yang sudah dilakukan, hal ini menyatakan bahwa media sudah layak
digunakan untuk pembelajaran pada konsep sistem pencernaan.
b. Penilaian Bahan Ajar oleh Ahli Materi
Validasi materi pada media e-learning berbasis LMS moodle dilakukan
penilaian terhadap dua aspek yaitu aspek pembelajaran dan aspek materi.
Berdasarkan hasil perhitungan data, didapatkan hasil sebagaimana disajikan
dalam tabel 4.7, sedangkan untuk ktiteria persentase media dapat dilihat pada
tabel 3.9. Hasil perhitungan kualitas media oleh ahli materi dapat dilihat pada
lampiran 22.20

Tabel 4.9 Persentase Hasil Penilaian oleh Ahli Materi


No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteia
1 Desain Pembelajaran 85% Sangat Layak
2 Materi 84% Sangat Layak
Rata-rata 84,5% Sangat Layak

20
Lampiran 22,h.240-242
89

Berdasarkan hasil penilaian pada aspek materi, indikator desain materi


memperoleh skor persentase 80% dengan kriteria layak. Hal ini karena latihan
soal yang digunakan sebagai alat evaluasi masih ada yang belum sesuai
dengan materi, maka dari itu perlu dilakukan revisi dengan menyesuaikan
kembali latihan soal dengan materi yang telah disampaikan di dalam LMS
moodle. Secara keseluruhan penilaian materi yang terkandung dalam LMS
moodle ini termasuk dalam kriteria sangat layak dengan perolehan persentase
skor rata-rata sebesar 83,75% dan sudah bisa diujicoba di sekolah yang
sudah ditentukan. Hasil rekapitulasi penilaian media oleh ahli materi dapat
dilihat pada lampiran 22.21
Tabel 4.10 Penilaian Aspek
No Indikator Rata-Rata Kriteria
Desain Pembelajaran
Pembelajaran e-learning berbasis moodle
1 4,50 Sangat Layak
memudahkan
Pembelajaran Biologi menggunakan
2 moodle memiliki metode bahan ajar yang 4,50 Sangat Layak
bervariasi
Materi yang disajikan pada moodle sesuai
3 4,50 Sangat Layak
dengan contoh
Rangkuman materi yang disajikan pada
4 4,00 Layak
LMS m oodle sesuai dengan isi
Desain Materi
Materi yang disajikan pada LMS moodle
5 sesuai dengan tujuan pembelajaran 4,50 Sangat Layak
biologi

Istilah yang digunakan pada LMS moodle


6 4,00 Layak
dalam pembelajaran biologi sudah tepat

Topik pada LMS moodle disampaikan


7 4,00 Layak
dengan jelas

Isi materi pada LMS moodle disajikan


8 4,50 Sangat Layak
dengan lengkap

Materi yang disajikan pada LMS moodle


9 4,00 Layak
sesuai dengan

21
Lampiran 22, h. 240
90

Materi pada LMS moodle disampaikan


10 4,50 Sangat Layak
secara berurutan

Bentuk soal yang disajikan pada LMS


11 4,50 Sangat Layak
moodle bervariasi

Latihan soal sesuai dengan materi yang


12 4,50 Sangat Layak
diberikan

2. Penilaian Bahan Ajar oleh Praktisi lapangan

a. Analisis Penilaian oleh guru


Apek yang dinilai oleh pengajar (guru) mata pelajaran biologi yaitu
respon mereka terhadap aspek desain pembelajaran, aspek materi, desain
tampilan, media pendukung, dan aspek aksesibilitas. Berdasarkan data hasil
perhitungan angket respon guru, didapatkan nilai persentase rata-rata sebesar
91% dan berada pada kriteria sangat baik. Data perhitungan angket respon
guru terhadap media e-learning berbasis LMS moodle untuk setiap aspek
dapat dilihat pada Tabel 4.9. Sedangkan untuk data perhitungan angket respon
guru terhadap media e-learning berbasis LMS moodle untuk setiap indikator
dapat dilihat pada Tabel 4.10. Rekapitulasi penilaian media oleh guru secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 23.22

Tabel 4.11 Data perhitungan Angket Respon Guru Terhadap Learning Management
System Moodle Tiap Aspek
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
1 Desain Pembelajaran 93,75% Sangat Baik
2 Desain Materi 91,25% Sangat Baik
3 Desain Tampilan 96,70% Sangat Baik
4 Media Pendukung 90% Sangat Baik
5 Aksesibilitas 87,50% Sangat Baik
Total 91% Sangat Baik

22
Lampiran 23,h.244
91

Tabel 4.12 Data Perhitungan Angket Respon Guru Terhadap Learning Management
System Moodle Tiap Indikator
Aspek Indikator Persentase Kategori
Materi sesuai dengan
90% Sangat Baik
kompetensi
Materi sesuai dengan
90% Sangat Baik
tujuan pembelajaran
Penyajian materi mudah
90% Sangat Baik
dimengerti
Materi yang disajikan
90% Sangat Baik
menarik
Materi yang disajikan
Desain 100% Sangat Baik
variatif
Pembelajaran
LMS moodle ini dapat
memacu siswa untuk aktif 90% Sangat Baik
belajar
LMS moodle ini dapat
digunakan untuk 100% Sangat Baik
pembelajaran individu
Umpan balik memberikan
informasi tambahan yang 100% Sangat Baik
cukup untuk siswa
Materi memiliki konsep
100% Sangat Baik
yang benar
Pemberian contoh sesuai
100% Sangat Baik
dengan materi
Isi materi mudah dipahami 90% Sangat Baik
Tingkat kesulitan materi
Desain Materi disusun sesuai dengan 80% Sangat Baik
kemampuan siswa
Bentuk soal variatif 90% Sangat Baik
Latihan soal sesuai dengan
90% Sangat Baik
materi yang diberikan
Penyampaian gambar
90% Sangat Baik
sesuai dengan materi
Teks dapat dibaca dengan
90% Sangat Baik
baik
Penggunaan bahasa pada
Desain
LMS moodle sesuai 90% Sangat Baik
Tampilan
dengan EYD
Jenis dan ukuran tulisan
90% Sangat Baik
jelas dan sesuai
92

Warna tulisan yang


90% Sangat Baik
digunakan baik
Tata letak menu (navigasi)
90% Sangat Baik
baik
Gambar memperjelas isi
90% Sangat Baik
materi
Video sesuai dengan
90% Sangat Baik
Media materi
Pendukung Videi memperjelas isi
90% Sangat Baik
materi
Power point sesuai dengan
90% Sangat Baik
isi materi
LMS ini mudah digunakan
dan dapat diakses 90% Sangat Baik
dimanapun
LMS ini dapat
meningkatkan motivasi
Aksesbilitas 100% Sangat Baik
pengguna untuk belajar
mandiri
Kecepatan proses loading 60% Cukup
Dapat diakses
menggunakan smartphone 100% Sangat Baik

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa setiap indikator yang dinilai sudah


memenuhi kriteria sangat baik. Nilai persentase sempurna atau 100% terdapat
pada indikator desain pembelajaran yang variatif, pembelajaran online
dengan moodle memberikan umpan balik yang cukup untuk siswa, materi
yang sesuai, pemberian contoh dalam materi yang benar, serta pembelajaran
online dengan LMS moodle ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar mandiri, tentunya hal tersebut menjadi nilai tambahan bagi media e-
learning berbasis LMS moodle ini. Nilai persentase terendah yaitu 60%
terdapat pada indikator kecepatan proses loading, hal ini disebabkan oleh
beberapa perangkat pendukung pembelajaran online lambat. Oleh karena itu
hal ini akan menjadi perhatian peneliti untuk merevisi produk. Selain itu
penulis mendapatkan kritik dan saran dari guru yang telah dirangkum pada
93

table 4.13. Kritik dan saran guru dirangkum dari sebuah angket penilaian
yang terdapat pada lampiran 12 dan 1323

Tabel 4.13 Kritik dan Saran Guru


No Kritik dan Saran
Dikembangkan lagi agar mudah diakses sekalipun tidak memiliki
1
akun
Secara keseluruhan sudah baik, dapat meningkatkan minat belajar
2 dan memudahkan guru dalam pembelajaran. Mungkin kedepannya
dapat dikembangkan pada materi lain

b. Analisis kelayakan oleh siswa dalam kelompok kecil


Uji coba yang dilakukan kepada siswa dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 15 siswa untuk melihat tingkat kelayakan dari segi kualitas teknis. Aspek
yang dinilai oleh siswa kelompok kecil adalah aspek desain tampilan, desain
pembelajaran, desain materi, dan aspek media pendukung. Uji coba siswa
kelompok kecil dilakukan dengan menunjukan media e-learning berbasis
moodle yaitu berupa website dan akun siswa, kemudian diakhir pertemuan
siswa diberi angket yang berisi 26 pertanyaan. Berikut dibawah ini adalah
Tabel hasil analisis angket penilaian siswa dalam kelompok kecil. Data
perhitungan penilaian siswa dalam kelompok kecil dapat dilihat pada
lampiran 24.24

Tabel 4.14 Penilaian Aspek Desain Tampilan

No Komponen yang dinilai Perolehan Skor Kriteria


1 Teks dapat dibaca dengan baik 84% Sangat Layak
Penggunaan bahasa pada LMS
2 89% Sangat Layak
moodle sesuai dengan EYD
Jenis ukuran tulisan jelas dan
3 92% Sangat Layak
sesuai

23
Lampiran 12 dan 13, h. 198-203
24
Lampiran 24, h. 248
94

Gambar pendukung materi


4 90% Sangat Layak
dapat terlihat dengan baik
Warna tulisan yang digunakan
5 90% Sangat Layak
baik
6 Tata letak menu (navigasi) baik 81% Sangat Layak
Rata-rata 88% Sangat Layak

Berdasarkan hasil uji coba pembelajaran oleh siswa kelompok kecil, didapatkan
perolehan persentase skor rata-rata pada aspek desain tampilan sebesar 88% dengan
kriteria sangat layak.

Tabel 4.15 Penilaian Aspek Desain Pembelajaran


Perolehan
No Komponen yang dinilai Kriteria
Skor
Materi yang terdapat pada LMS
1 moodle sesuai dengan kompetensi 89% Sangat Layak
dasar
Materi yang terdapat pada LMS
2 moodle sesuai dengan tujuan 90% Sangat Layak
pembelajaran
Penyajian materi mudah dimengerti
3 84% Sangat Layak
oleh siswa
4 Materi yang disajikan variatif 84% Sangat Layak
5 Materi yang disajikan menarik 84% Sangat Layak
LMS moodle ini dapat digunakan
6 93% Sangat Layak
untuk pembelajaran individu
LMS moodle ini dapat memacu siswa
7 84% Sangat Layak
untuk aktif belajar
Umpan balik memberikan informasi
8 88% Sangat Layak
tambahan yangn cukup untuk siswa
Rata-rata 87% Sangat Layak

Seluruh indikator pada aspek desain pembelajaran memperoleh nilai


persentase yang menunjukkan kriteria sangat layak dengan memperoleh skor
rata-rata 87%.
Tabel 4.16 Penilaian Aspek Desain Materi
Perolehan
No. Komponen yang dinilai Kriteria
Skor
1 Materi memiliki konsep yang benar 88% Sangat Layak
95

2 Pemberian contoh sesuai dengan


90% Sangat Layak
materi
3 Isi materi mudah dipahami siswa 84% Sangat Layak
4 Tingkat kesulitan materi disusun
dari yang lebih rendah dan lebih 78% Layak
tinggi
5 Tingkat kesulitan materi disusun
84% Sangat Layak
sesuai dengan kemampuan siswa
6 Bentuk soal variatif 92% Sangat Layak
7 Latihan soal sesuai dengan mateti
92% Sangat Layak
yang diberikan
8 Penyampaian gambar sesuai dengan
82% Sangat Layak
materi
Rata-rata 86% Sangat Layak

Berdasarkan penilaian aspek desain materi, indikator yang menyatakan


tingkat kesulitan materi yang disusun dari yang lebih rendah ke lebih tinggi
memperoleh skor 78%. Hal ini akan menjadi perbaikan selanjutnya agar
peneliti dapat meningkatkan kualitas materi yang diunggah ke dalam media
e-learning berbasis LMS moodle. Namun pada aspek ini dapat dilihat LMS
sudah mencapai kategori sangat layak berdasarkan rata-rata yang diperoleh
yaitu sebesar 86%.

Tabel 4.17 Penilaian Aspek Media Pendukung


Perolehan
No. Komponen yang dinilai Kriteria
Skor
1 Gambar memperjelas isi materi 92% Sangat Layak
2 Video sesuai dengan isi materi 92% Sangat Layak
3 Video memperjelas isi materi 89% Sangat Layak
4 Powerpoint sesuai dengan isi materi 88% Sangat Layak
Rata-rata 90% Sangat Layak

Berdasarkan tabel 4.16 hasil penilaian media e-learning berbasis LMS


moodle yang diujicobakan kepada siswa kelompok kecil dinyatakan sangat
baik dengan perolehan skor 90% dan dapat diimplementasikan kepada siswa
kelompok besar.
96

c. Analisis Data Uji Coba Lapangan Kelompok Besar


Uji coba lapangan media e-learning berbasis Learning Management
Sytem (LMS) dilakukan oleh siswa di SMA Huffadz Darul Munir Bekasi pada
kelas XI IPA dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan komputer yang bertempat di laboratorium komputer
SMA Huffadz Darul Munir Bekasi. Kegiatan pertama dalam melaksanakan
uji coba lapangan kepada siswa yaitu dengan memberikan soal pretest.
Kemudian peneliti memberikan arahan mengenai penggunaan media e-
learning menggunakan Learning Management System (LMS) Moodle dalam
proses pembelajaran. Pengarahan yang diberikan berupa bagaimana cara
masuk ke akun LMS moodle yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti, cara
mengakses website sebagai pembelajaran, mempelajari materi yang sudah
disediakan, melakukan diskusi secara online serta mengerjakan kuis per sub
materi. Media e-learning berbasis LMS moodle ini digunakan oleh siswa
sebagai media utama dalam kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
fasilitas sekolah berupa lab komputer dan wifi sekolah. Proses pembelajaran
menggunakan website ini dilakukan secara bersamaan dengan pembelajaran
konvensional (tatap muka). Namun, LMS moodle dapat diakses dimana pun
dan kapanpun, baik menggunakan komputer, laptop, dan smartphone.
Adapun penggunaannya dalam proses pembelajaran, peneliti menyerahkan
seluruhnya kepada guru mata pelajaran biologi yang mengampu kelas
tersebut.
Proses uji coba lapangan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
sebagaimana mengikuti jadwal yang sudah ditentukan oleh guru mata
pelajaran 1 kali pertemuan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran
selama 2 jam. Pertemuan pertama guru mengarahkan siswa untuk
mempelajarai materi yang sudah di sediakan pada kolom materi selama 1 jam.
Kemudian satu jam berikutnya siswa melakukan kegiatan diskusi secara tatap
muka bersama guru, dan siswa dapat mengunggah jawaban secara masing-
masing pada forum diskusi yang terdapat pada LMS moodle. Setelah kegiatan
berdiskusi selesai, guru mengarahkan siswa untuk mengisi kuis secara
97

mandiri. Kegiatan ini dilakukan kembali pada pertemuan kedua. Pada


pertemuan ke-3, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan posttest yang
akan dijadikan nilai ulangan harian pada bab sistem pencernaan. Kegiatan
penggunaan media e-learning berbasis LMS moodle. Langkah selanjutnya
yaitu membagikan angket penelitian berisi quisioner guna mengetahui respon
siswa terhapad media e-learning berbasis LMS moodle serta mengetahui
evaluasi pembelajaran setelah siswa melakukan kegiatan proses pembelajaran
menggunakan LMS moodle.
Berdasarkan hasil uji coba lapangan kelompok besar, angket dibedakan
menjadi dua. Angket pertama merupakan angket penilaian siswa terhadap
media. Angket kedua merupakan angket evaluasi siswa setelah melakukan
kegiatan pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis LMS
moodle. Angket pertama meliputi empat aspek, yaitu aspek desain tampilan,
desain pembelajaran, aspek materi, dan aspek media pendukung. Sedangkan
angket kedua hanya meliputi aspek aksesibilitas atau keterlaksanaan siswa
setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran menggunakan LMS
moodle. Hasil penilaian angket respon media e-learning berbasis LMS
moodle dapat dilihat pada tabel 4.17. Data Perhitungan penilaian siswa dalam
kelompok besar dapat dilihat pada lampiran 24.25

Tabel 4.18 Data Perhitungan Penilaian Media e-learning Berbasis Learning


Management System (LMS) Moodle Tiap Aspek
No Aspek yang dinilai Perolehan Skor Kriteria
1 Desain Tampilan 87,5% Sangat Baik
2 Desain Pembelajaran 87,5% Sangat Baik
3 Desain Materi 88,2% Sangat Baik
4 Media Pendukung 89,6% Sangat Baik
Rata-rata 88,2% Sangat Baik

25
Lampiran 24,h.249-250
98

Berdasarkan hasil uji coba lapangan, rata-rata tiap aspek memperoleh


skor sebesar 88,2% yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Selanjutnya
perolehan skor tiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.19 Penilaian Aspek Desain Tampilan


Persentase
No Komponen yang dinilai Kriteria
Perolehan Skor
1 Teks dapat dibaca dengan baik 92% Sangat Baik
2 Penggunaan bahasa pada LMS 88,7% Sangat Baik
moodle sesuai dengan EYD
3 Jenis ukuran tulisan jelas dan 89% Sangat Baik
sesuai
4 Gambar pendukung materi 88,7% Sangat Baik
dapat terlihat dengan baik
5 Warna tulisan yang digunakan 83% Sangat Baik
baik
6 Tata letak menu (navigasi) baik 83% Sangat Baik
Rata-rata 87,4% Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.18 penilaian aspek desain


tampilan, rata-rata skor yang diperoleh sebesar 87,4% sebagaimana termasuk
dalam kriteria sangat baik.

Tabel 4.20 Penilaian Asepek Desain Pembelajaran

Persentase
No Komponen yang dinilai Kriteria
Perolehan
Materi yang terdapat pada LMS
1 moodle sesuai dengan kompetensi 88% Sangat Baik
dasar
Materi yang terdapat pada LMS
2 moodle sesuai dengan tujuan 86,7% Sangat Baik
pembelajaran
Penyajian materi mudah dimengerti
3 88% Sangat Baik
oleh siswa
4 Materi yang disajikan variatif 87% Sangat Baik
5 Materi yang disajikan menarik 86% Sangat Baik
LMS moodle ini dapat digunakan
6 92% Sangat Baik
untuk pembelajaran individu
LMS moodle ini dapat memacu siswa
7 85,3% Sangat Baik
untuk aktif belajar
99

Umpan balik memberikan informasi


8 86,7% Sangat Baik
tambahan yangn cukup untuk siswa
Rata-rata 80% Baik

Berdasarkan tabel 4.20 rata-rata aspek desain pembelajaran sebesar 80%


sebagaimana termasuk pada kriteria baik. Berdasarkan pendapat siswa pada
kelompok besar, LMS moodle ini sudah dapat digunakan untuk pembelajaran
individu. Hal ini dapat dilihat pada perolehan persentase sebesar 92% . Hal
ini cukup membuktikan bahwa siswa dapat mempelajari materi secara
mandiri menggunakan LMS moodle.
Tabel 4.21 Penilaian Aspek Desain Materi
Perolehan
No. Komponen yang dinilai Kriteria
Persentase
1 Materi memiliki konsep yang benar 88,7% Sangat Baik
2 Pemberian contoh sesuai dengan 90% Sangat Baik
materi
3 Isi materi mudah dipahami siswa 89% Sangat Baik
4 Tingkat kesulitan materi disusun dari 85,3% Sangat Baik
yang lebih rendah dan lebih tinggi
5 Tingkat kesulitan materi disusun 82,7% Sangat Baik
sesuai dengan kemampuan siswa
6 Bentuk soal variatif 88% Sangat Baik
7 Latihan soal sesuai dengan mateti 93% Sangat Baik
yang diberikan
8 Penyampaian gambar sesuai dengan 88% Sangat Baik
materi
Rata-rata 88% Sangat Baik

Penilaian aspek desain materi memperoleh rata-rata 88% sebagaimana


termasuk pada kriteria sangat baik. Materi yang dikembangkan sesuai
berdasarkan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu latihan soal berupa kuis
serta pertanyaan diskusi disesuaikan dengan materi yang disampaikan pada
LMS Moodle.
Tabel 4.22 Penilaian Aspek Media Pendukung
Perolehan
No. Komponen Yang dinilai Kriteria
Persentase
1 Gambar memperjelas isi materi 92% Sangat Baik
2 Video sesuai dengan isi materi 90% Sangat Baik
100

3 Video memperjelas isi materi 88,7% Sangat Baik


4 Powerpoint sesuai dengan isi 87,3% Sangat Baik
materi
Rata-rata 89,5% Sangat Baik

Penilaian aspek media pendukung yakni berupa gambar, video dan power
point yang terdapat pada LMS moodle mendapatkan rata-rata sangat baik
dengan persentase sebesar 89,5%.
Pada penelitian kelompok besar siswa diberikan angket persepsi untuk
mengetahui tanggapan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran
online (elearning) menggunakan Learning Management Sytem (LMS)
Moodle pada mata pelajaran Biologi konsep sistem pencernaan. Hasil
tanggapan tersebut akan menjadi sebuah kritikan dan saran kepada peneliti
agar dapat memperbaiki LMS moodle. Berikut di bawah ini adalah tabel hasil
evaluasi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan LMS
moodle pada pembelajaran biologi. Rekapitulasi penilaian siswa terhadap
pembelajaran online menggunakan LMS moodle dapat dilihat pada lampiran
25.26

Tabel 4.23 Hasil Persepsi Siswa terhadap Penggunaan (e-learning) berbasis


Learning Management System (LMS) Moodle.
No Pernyataan Perolehan
Kriteria
Skor
1 Pembelajaran online (e-learning)
menggunakan Learning Management System
Sangat
(LMS) berbasis moodle pada materi sistem 84%
Baik
pencernaan kelas XI memotivasi saya untuk
belajar.
2 Pembelajaran online (e-learning)
menggunakan Learning Management System
Sangat
(LMS) berbasis moodle pada materi sistem 83%
Baik
pencernaan kelas XI mengajak saya turut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3 Materi sistem pencernaan yang disajikan dalam Sangat
87%
LMS moodle mudah dipahami Baik
4 Materi sistem pencernaan yang disajikan dalam Sangat
84%
LMS moodle lengkap. Baik

26
Lampiran 25, h. 251
101

5 Saya menyukai tampilan LMS moodle pada Sangat


82%
materi sistem pencernaan. Baik
6 Menu yang disediakan pada LMS moodle Sangat
82%
mudah dipahami Baik
7 Learning Management System (LMS) moodle
pada materi sistem pencernaan cepat saat 78% Baik
diakses
8 Learning Management System (LMS) moodle
pada materi sistem pencernaan tetap dapat saya
80% Baik
gunakan dengan baik meskipun saya
melakukan kesalahan.
9 Minat belajar saya meningkat setelah
Sangat
menggunakan LMS moodle sebagai 87%
Baik
pembelajaran online (e-learning)
10 Saya tidak mengalami kesulitan saat saya
Sangat
menggunakan LMS moodle sebagai 82%
Baik
pembelajaran online (e-learning)
Sangat
Rata-rata 82,9%
Baik

Berdasarkan tabel 4.22, penilaian siswa terhadap penggunaan media e-


learning berbasis learning management system (LMS) moodle pada
pembelajaran biologi memperoleh skor rata-rata sebesar 82,9% sehingga
mendapat kriteria sangat baik. Pada pernyataan siswa terkait kecepatan dalam
mengakses LMS moodle hanya memperoleh skor persentase sebesar 78% hal
ini karena terdapat hambatan sinyal yang menjadi pendukung proses
penggunaan media e-learning. Kemudian apabila siswa melakukan kesalahan
pada saat mengakses media tersebut, LMS moodle tetap dapat digunakan
namun dapat mempengaruhi kecepatan dalam mengakses LMS moodle
tersebut. Hasil rekapitulasi penilaian siswa secara keseluruhan dapat dilihat
pada lampiran 24.27
Tabel 4.24 Total Penilaian Siswa
Total Skor Persentase
No Aspek Kriteria
Skor Kriterium Perolehan
1 Desain Tampilan 1184 1350 87,70 % Sangat Layak
2 Desain Sangat Layak
1577 1800 87,61 %
Pembelajaran
3 Desain Materi 1578 1800 87,66 % Sangat Layak

27
Lampiran 24, h. 250
102

4 Media Pendukung 809 900 89,88 % Sangat Layak


Penilaian Sangat Layak
4478 5200 88,21 %
Keseluruhan

Selain itu penulis mendapatkan respon siswa berupa kritik dan saran melalui
angket penilaian siswa terhadap LMS moodle. Berikut merupakan hasil respon
siswa berupa kritik dan saran yang telah dirangkum . Rekapitulasi respon siswa
berupa kritik dan saran dapat dilihat pada lampiran 26.28
Tabel 4.25 Hasil Respon Siswa Terhadap Media e-learning Berbasis LMS Moodle
Berupa Kritik dan Saran
Siswa
Kritik dan Saran
ke-
Sistem pembelajaran ini sangat baik semoga dapat dikembangkan
1
kembali
2 Sangat baik dan sudah sesuai dengan materi
Semua sisi, mulai dari UI sampai koneksi yang bisa dicapai (contoh:
3 fitur chat guru dengan murid) dalam web learning ini sudah dalam
kategori bagus. Mudah-mudahan kedepannya ada fitur menarik
4 Pembelajaran dengan moodle sangat menarik
Pembelajaran dengan sistem moodle sangat menarik dan kreatif
5 apalagi dikala situasi PJJ seperti saat ini. sarannya agar materinya
dibuat lebih menarik agar terkesan variatif

Berdasarkan Tabel 4.24, Penilaian siswa secara keseluruhan terhadap


media e-learning berbasis LMS moodle yang telah dikembangkan
memperoleh skor rata-rata yaitu 88,21 % sebagaimana termasuk kriteria
sangat layak. Setelah hasil angket respon siswa dianalisis untuk mengetahui
tingkat kelayakan media yang telah dikembangkan, kemudian peneliti

28
Lampiran 26, h. 252
103

memperhatikan kritik dan saran yang diberikan oleh siswa terhadap media e-
learning yang telah digunakan. Hasil respon siswa positif, siswa antusias
merasa terbantu dengan media e-learning tersebut, dan merasa tertarik.
d. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Instrumen Tes
Penelitian instrument tes berupa pretest dan posttest ini dilakukan untuk
melihat peningkatan hasil belajar siswa. Pemberian pretest dan posttest
merupakan salah satu kriteria yang dapat menunjukkan apakah LMS moodle
yang dikembangkan efektif atau tidak. Hasil data nilai yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.26. Hasil rekapitulasi pretest dan posttest siswa secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 27.29
Tabel 4.26 Deskripsi Hasil Tes Siswa
Data Nilai Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 47 87
Nilai Terendah 11 37
Rata-rata 29 75

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa nilai terendah dan


tertinggi pretest belum mencapai nilai KKM. Skor rata-rata yang diperoleh
pada pretest yaitu sebesar 29 (< KKM). Sedangkan skor rata-rata posttest
sudah mencapai nilai KKM yaitu 79. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan nilai rata-rata siswa antara sebelum dan sesudah belajar
menggunakan learning management system (LMS) moodle pada konsep
sistem pencernaan.
Jika dilihat pada lampiran 23, dari 30 siswa yang telah melakukan
posttest, terdapat 9 orang siswa diantaranya memperoleh nilai dibawah 78
(<KKM). Selain itu berhasil mencapai nilai diatas KKM. Namun jika dilihat
berdasarkan perbandingan hasil data perolehan skor pretest dan posttest,
seluruh siswa sudah mengalami peningkatan nilai. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Firdaus, dimana hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran

29
Lampiran 27, h. 253-254
104

e-learning pada pembelajaran biologi memudahkan siswa memahami materi


sehingga mendapatkan respon yang baik dan hasil posttest yang baik.30
Data hasil pretest dan posttest selanjutnya diolah dengan menggunakan
rumus N-Gain. Secara keseluruhan nilai rata-rata N-Gain yang diperoleh
sebesar 0,7 atau berada pada kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat adanya peningkatan pada hasil tes kognitif siswa. Berikut adalah
grafik persentase nilai siswa berdasarkan kriteria N-Gain. Hasil perhitungan
persentase siswa berdasarkan kriteria N-Gain dapat dilihat pada lampiran
27.31

60%

50%
50%
40%
Persentase

40%
30%

20%

10%
10%
0%
Tinggi Sedang Rendah
Kriteria N-Gain

Gambar 4.22 Grafik persentase jumlah siswa berdasarkan kriteria N-Gain


Diketahui bahwa pada gambar 4.22 menjelaskan data kategori N-Gain
berdasarkan skor hasil belajar tiap siswa. Berdasarkan data tersebut, sebanyak
12 siswa dengan hasil persentase 40% mencapai kriteria Tinggi, kemudian 15
siswa dengan hasil persentase 50% mencapai kriteria sedang. Demikian dapat
dikatakan bahwa setelah menggunakan LMS moodle siswa memahami materi
sistem pencernaan dengan baik. Namun, masih terdapat 3 siswa yang
memperoleh kriteria rendah dengan hasil persentase 10%. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor. Menurut Munadi, faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi faktor fisiologis seperti kesehatan jasmani dan faktor psikologis

30
Firdaus Daud, op.cit h,35
31
Lampiran 27, h. 255-256
105

seperti intelegensi (IQ), minat, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar
peserta didik. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan seperti lingkungan
fisik dan sosial, sedangkan faktor instrumental seperti kurikulum, media, dan
guru.32

C. Kajian Produk Akhir


Produk akhir dihasilkan setelah melakukan seluruh tahap penelitian
pengembangan yaitu E-learning menggunakan Learning Management
System (LMS) Moodle versi 3.7 pada konsep sistem pencernaan. LMS ini
merupakan sebuah website yang dapat diakses menggunakan komputer,
smartphone, laptop/notebook, serta dengan bantuan jaringan internet. LMS
moodle yang sudah dikembangkan dapat di akses melalui website
http:///www.zikanazira.com. Setelah melalui tahapan uji coba produk, dapat
diketahui bahwasanya produk ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

1. Deskripsi Produk Akhir


Hasil produk akhir selama proses pengembangan E-learning berbasis
Learning Management System (LMS) Moodle berupa website pembelajaran
online (e-learning) ini dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Hanya saja
membutuhkan alat elektronik berupa smartphone, laptop/komputer/notebook
serta jaringan internet. Dalam sebuah website e-learning ini penulis
menggunakan learning management system (LMS) moodle versi 3.7 yang
dapat diakses melalui website http:///www.zikanazira.com. Jika website ini
diakses, akan terdapat sebuah halaman pertama yaitu halam log-in dimana
siswa atau guru akan masuk ke dalam pembelajaran dengan akun yang sudah
dibuat oleh admin.
LMS moodle mewakili salah satu platform e-learning open source yang
paling banyak digunakan, dan memungkinkan pembuatan situs web khursus,
memastikan akses mereka hanya untuk siswa yang terdaftar. Platform ini
memungkinkan pertukaran informasi di antara pengguna yang tersebar secara

32
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pers), 2010,h.24-32
106

umum, melalui mekanisme komunikasi yang sinkron (obrolan) dan asinkron


(forum diskusi).
Website ini tidak hanya dapat diakses melalui browser atau google.
Melainkan juga melalui mobile/android. Moodle mobile adalah sebuah
software smartphone yang dapat diunduh dari google play store dan appstore.
Software ini bisa membantu siswa dan guru untuk selalu terhubung dengan
web e-learning. Dalam aplikasi ini, pengguna e-learning dapat mengakses
materi perkuliahan, mengunduh file, membuat postingan dan komentar di
forum, berkirim pesan, mengelola modul tugas, mengerjakan kuis, dan meng-
offlinekan materi pembelajaran.33

(a) (b) (c) (d)


Gambar 4.23 Tampilan Learning Management System (LMS) Mobile

Gambar (a) merupakan halaman utama pada aplikasi moodle, dimana


pengguna harus memasukkan situs website LMS moodle yang telah
dikembangkan. Gambar (b) adalah halaman ke dua yang berisi kolom log-in.
Pengguna harus memasukkan username dan password yang telah dibuat oleh
admin. Gambar (c) merupakan halaman utama setelah akun sudah berhasil
dimasukkan. Pada halaman pertama terdapat kursus materi yang telah
disediakan. Kemudian di dalam kursus terdapat empat materi dan aktivitas-
aktivitas yang terdapat pada LMS moodle. Berbeda dengan LMS moodle
yang di akses melalui browser atau google (LMS moodle berbasis web).

33
Batubara,op.cit, h.220
107

Gambar 4.24 Tampilan Home Page LMS Moodle berbasis Web

Gambar tersebut merupakan halaman utama web e-learning


pembelajaran biologi. Siswa tidak perlu meng-install aplikasi, cukup dengan
memasukkan username dan password yang telah dibuat.

2. Kelebihan Produk
Setelah melakukan tahapan uji coba produk, didapatkan data hasil
analisis uji coba produk, komentar dan saran dari para subjek penelitian. Hal
ini menjadi dasar untuk mengetahui kelebihan dari produk yang
dikembangkan, antara lain:
a) Pengguna merasa mudah dalam menggunakan produk.
b) Pengguna merasa termotivasi untuk belajar biologi melalui web/aplikasi
pembelajaran.
c) Pengguna merasa terbantu dengan pembelajaran berbasis web (e-
learning).
d) Pengguna merasa terdapat peningkatan dalam membaca dan belajar.
e) Pengguna merasa lebih bebas dalam bereksplorasi dengan pembelajaran
berbasis web (e-learning).
f) Pengguna merasa puas karena produk ini dapat diakses dimana saja dan
kapan saja.
108

3. Kekurangan Produk
Peneliti menyadari berbagai macam kekurangan dalam pengembangan
produk ini. Adapun kekurangan yang penulis temukan berdasarkan hasil uji
coba lapangan dan komentar dari para subjek yaitu:
a) Pengguna tidak dapat membuat akun sendiri kecuali dibuatkan oleh
admin.
b) Pengguna yang tidak memiliki akun tidak dapat mengikuti pembelajaran.
c) Tampilan yang digunakan melalui komputer/laptop tidak sama dengan
yang diakses menggunakan smartphone.
d) Pengguna merasa nama web yang digunakan kurang sesuai dengan web
pembelajaran biologi.
e) Pengguna merasa perlu adanya game edukasi yang dapat meningkatkan
minat saat belajar.
f) Untuk mengakses video masih memerlukan koneksi internet, sehingga
pengguna harus memiliki kuota lebih.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengembangan pembelajaran berbasis web (e-learning) pada konsep sistem


pencernaan menggunakan model pengembangan ADDIE. Tahapan pengembangan
dimulai dari tahap analisis (analysis), tahap desain (design), pengembangan
(development), implementasi (implementation), evaluasi (evaluation). Program yang
digunakan dalam mengembangkan produk yaitu moodle versi 3.7. Penilaian oleh
ahli media menunjukkan rata-rata persentase sebesar 90% dengan kriteria sangat
layak, selain itu penilaian dari ahli materi sebesar 79% dengan kriteria layak.
Penilaian dari guru menunjukkan persentase sebesar 91% dengan kriteria sangat
baik, sedangkan penilaian dari siswa menunjukkan persentase sebesar 88,21 %
dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan hasil belajar siswa setelah menggunakan LMS moodle, terdapat
peningkatan nilai dari sebelum dan sesudah menggunakan LMS moodle, sehingga
mendapatkan nilai N-Gain yaitu 0,66 dengan kriteria sedang. Hasil ini menunjukan
bahwa LMS yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

B. Saran

Saran – saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian


pengembangan e-learning berbasis LMS moodle pada materi sistem
pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dikembangkan lagi modul yang tersedia pada LMS moodle agar
siswa tidak jenuh pada saat melakukan pembelajaran berbasis web.
2. Untuk pengembangan selanjutnya diberikan latihan soal yang lebih
bervariatif lagi.
3. Perlunya kerjasama beberapa ahli yang kompeten dalam suatu tim
seperti programmer, designer, animator, dan ahli materi dengan tujuan
learning management system yang dihasilkan lebih berkualitas.
4. Untuk pengembangan selanjutnya agar dibuat LMS yang dapat
digunakan tanpa akun privat.

109
DAFTAR PUSTAKA

Arighi, Hendra,.Skripsi. “Implementasi Pengguna Blog Sebagai Media


Pembelajaran Ekonomi pada Siswa kelas XI SMAN 34 Jakarta.” Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Jakarta, 2017.
Batubara, Hamdan Husein. Pembelajaran Berbasis Web dengan Moodle versi 3.4.
Yogyakarta: Budi Utama, 2018.
Burhanudin,. Skripsi. “Pengembangan E-learning dengan Moodle sebagai
Alternative Media Pembelajaran berbasis Internet di SMP Negeri 5
Semarang.” Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas
Negeri Semarang, 2011.
Chaeruman, Uwes A. “E-learning Dalam Pendidikan Jarak Jauh”, dalam Dewi
Salma Prawiradilaga, Kunto Imbar Nursetyo, dan Diana Ariani (ed), Mozaik
Pendidikan Teknologi : E-learning. Jakarta: Prenadamedia,2013
Chairunnisa, Citra. Skripsi. “, Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android
Pada Konsep Sistem Sirkulasi”. Jurusan Pendidikan Biologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2017.
Daud, Firdaus dan Arini Rahmadana. “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi
Berbasis E-learning pada Materi Ekskresi kelas XI IPA SMAN 4
Makassar”. Jurusan Biologi FMIPA Universitas , vol 16 2016
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
Ernawati, Ristie. 100% Suka Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Mata Elang Media,
2011.
Ferdinand P, Fictor., dan Moekti Ariebowo. Praktis Belajar Biologi untuk kelas XI
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, 2009.
Irnaningtyas. Biologi Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2014.
Lestari, Karunia Eka, dan Mochammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama, 2017.

110
111

Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung:


Alfabeta, 2018.
Nanuru, Richardo.F. “Progresivme Pendidikan Dan Relevansinya Di Indonesia”
Jurnal UNIERA vol 2, 2013.
Nurhayati, Nunung. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Biologi SMA.
Bandung: Yrama Widya, 2003.
Oktaria, Sheren Dwi., Asri Budiningsih, dan Eko Risdianto .Model Blended
Learning Berbasis Moodle. Bogor: Halaman Moeka Publishing, 2018.
Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah..
Prawiradilaga, Dewi Salma. Mozaik Teknologi Pendidikan: Elearning. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013.
Prawiradilaga, Dewi Salma. Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016.
Rahardjo, Sahid. Cara Menghitung N-Gain score kelas Eksperimen dan Kontrol
dengan SPSS, diaambil dari https://www.spssindonesia.com/2019/04/cara-
menghitung-n-gain-score-spss.html pada tanggal 25 Desember 2020.
Risdanto, Batara,.Skripsi. “Pengembangan E-learning berbasis Web
Menggunakan CMS (content management system) Wordpress di SMAN 1
Kota Magelang.” Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.
Rusdi, Muhammad. Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan: Konsep,
Prosedur, dan sintesis Pengetahuan Baru. Depok: Rajawali Pers 2018.
Rusli, Muhammad. Multimedia Pembelajaran yang Inovatif. Yogyakarta:
Andi(Anggota IKAPI), 2017.
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali, 2015.
Setyosari, Punaji. Metode penelitian dan pengembangan, Jakarta:Kencana, 2013.
Soekartawi. “E-learning Untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak Jauh dan
Aplikasinya di Indonesia” dalam Dwi Salma Prawiradilaga (ed),. Mozaik
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004.
112

Sofyan, Ahmad., Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran


IPA berbasis Kompetensi. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2006.
Suartama, Kadek., dan Dewa Kade Tastra. E-learning berbasis Moodle.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistika, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alphabet, 2017.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2013.
Sukmawati, Fatma. “Pengembanga Aplikasi Pembelajaran Biologi Smp Berbasis
Android Untuk Bekal Menghadapi Uan Di Smp Islam Bakti 1 Surakarta”
Jurnal Teknologi Informasi. Vol 11, 2016
Surya. “Cara Memberikan Badge Untuk Siswa Pada Moodle”.
https://www.buatkuingat.com/2020/08/cara-memberikan-badge-untuk-
siswa-pada-moodle.html , 20 Januari 2021
Sutopo, Ariesto Hadi. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Usman, Husaini., dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Utami, Khairy Yuni. Super Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Kompas Ilmu. 2011
Zulfiani., Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Pe nelitian UIN Jakarta,2009
113

Lampiran 1.
114
115

Lampiran 2.
116
117
118

Lampiran 3.
119
120
121

Lampiran 4.
122
123
124

Lampiran 5.
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134

Lampiran 6.

PROGRAM MAPPING

KONSEP SISTEM PENCERNAAN


Nama Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI MIA/SMA

Materi : Sistem Pencernaan

KD : 3.7 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan

nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

4.7 : Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan
kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Mampu mengidentifikasi sistem pencernaan yang terdapat pada manusia dan hewan ruminansia.
2. Menganalisis hasil percobaan uji zat makanan dan gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan.

No Konsep Sub Learning Point Visualisasi Aktivitas Alokasi Sumber


Konsep Waktu
1 Sistem Kandungan  Pengertian  Gambar  Pendahuluan Pertemua  Gambar Pendahuluan :
Pencernaan Makanan zat makanan  Teks  Quiz 1-10 n1(1 https://bobo.grid.id/read/086771
 Karbohidrat  Powerpoint soal Jam) 20/5-fakta-tentang-sarapan-
 Protein  Video  Diskusi ?page=all&hcb=1
 Lemak  Praktikum
135

 Vitamin  Rangkuman  Pengertian Zat Makanan:


 Air Infografis by CorelDraw
 Karbohidrat :
PPT https://www.slideshare.net/k
hoirun_najib/karbohidrat-
32590030
 Protein : Infografis by
CorelDraw
 Lemak : Infografis by
CorelDraw
 Vitamin : Infografis by
CorelDraw
 Mineral : Infografis by
CorelDraw
 Air : Infografis by CorelDraw
2 Praktikum -  Video  Tugas  Video :
uji zat Praktikum Praktikum https://youtu.be/EicwWR-Q6g0
makanan  Posttest quiz
1-10
3 Organ  Mekanisme  Gambar  Quiz 1-25 Pertemua  Gambar Pendahuluan:
Pencernaan Pencernaan  Teks  Diskusi n ke-2 ( https://images.app.goo.gl/bvPrY
Makanan  Powerpoint  Rangkuman 1 jam) tCmAUWrHBhQA
 Mulut  Video  Mekanisme Pencernaan
 Faring/kerong Manusia: Gambar Infografis by
kongan Corel Draw, Video :
 Hati dan https://youtu.be/FB6pdgTwbm0
Empedu https://youtu.be/XbDWgYAYP
 Lambung ug
 Usus Halus https://youtu.be/6Ls_RsuTu6U
 Usus Besar  Mulut : Gambar Infografis by
 Anus CorelDraw , Microsoft
136

PowerPoint, dan gambar


macam-macam gigi
https://images.app.goo.gl/Vawn
3g46pntrnr3M9
 Infografis by CorelDraw
 Video:
https://youtu.be/nC3nKMMHQ9
M
 Lambung : Infografis by
CorelDraw dan Video :
https://youtu.be/sG5KHqfc4ck
 Pankreas dan Hati : Infografis
by CorelDraw, Gambar Liver
Anatomy dari
https://images.app.goo.gl/n5Q8
bQTN516SnR748, Gambar
Empedu dari
https://images.app.goo.gl/cqSYi
cTQp27ejLVq7
 Usus Halus : Infografis by
CorelDraw ,
https://images.app.goo.gl/qnRV
nzES3G5zbJWS7 , Video dari
https://youtu.be/bMLq_P3eBcs
 Usus Besar dan Anus :
Infografis by CorelDraw ,
Video dari
https://youtu.be/2bBdVSzks_Y
4 Teknologi  Macam-  Gambar  Quiz 1-10 Pertemua  Pendahuluan : Infografis by
Pencernaan macam alat  Teks  Diskusi n Ke 3 (1 CorelDraw
dan teknologi  Teks  Rangkuman Jam)
Gangguan pencernaan
137

pencernaan  Macam-  Gambar  Macam-macam alat teknologi


pada macam Pencernaan : Infografis by
manusia gangguan CorelDraw
pencernaan  Macam – Macam Gangguan
Pencernaan : Infografis by
CorelDraw

5 Sistem  Organ Sistem  Gambar  Quiz 1-10 Pertemua  Organ Sistem Pencernaan
Pencernaan Pencernaan  Teks  Diskusi n Ke 3 (1 Manusia: Infografis by
Hewan Hewan  Video  Rangkuman Jam) CorelDraw dan Video dari
Ruminansia Ruminansia https://youtu.be/IorjwsLJ73w
 Mekanisme  Proses Pencernaan Hewan
Pencernaan Ruminansia: Infografis by
Hewan CorelDraw dan Gambar dari
Ruminansia https://images.app.goo.gl/KquL
RGAjKCuoMeT39
Ulangan Pertemua  Soal Ulangan Sistem
harian 1 n ke-4 (1 Pencernaan berupa pilihan
Jam) Ganda 30 soal
138

Lampiran 7.

BAHAN AJAR LMS MOODLE

Nama Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI MIA/SMA

Materi : Sistem Pencernaan

KD : 3.7 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan

nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

4.7 : Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan
kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Mampu mengidentifikasi sistem pencernaan yang terdapat pada manusia dan hewan ruminansia.
2. Menganalisis hasil percobaan uji zat makanan dan gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan.

Sub Materi Isi Materi


A. Pendahuluan
Manusia termasuk organisme heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme lainnya, baik yang berasal dari
Zat tumbuhan maupun hewan. Makanan tersebut akan dicerna terlebih dahulu hingga zat-zat yang terkandung dalam bahan
Makanan makanan tersebut dapat diserap tubuh untuk digunakan dalam menjaga kelangsungan hidup.
Pada bab ini, akan dibahas tentang zat-zat makanan, organ dan sistem pencernaan pada manusia, gangguan
pencernaan manusia, serta sistem pencernaan pada hewan ruminansia.
139

 Pengertian Ilmu Gizi


Ilmu gizi dalam kata Bahasa Arab yaitu ghidza yang berarti "makanan". Sedangkan menurut istilah yaitu ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan optimal. Dalam ilmu gizi terdapat
beberapa istilah yang digunakan, antara lain:
1. Zat gizi (nutrisi): unsur/ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi, seperti menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses - proses kehidupan dalam tubuh.
2. Nutrisi esensial: nutrisi yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.
3. Makanan: bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur kimia yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh
sehingga dapat berguna bagi tubuh.
4. Bahan makanan: makanan dalam keadaan mentah.
5. Pangan: istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
6. Status gizi: status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dengan masukan nutrisi. Status gizi
dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
7. Diet : pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk.
8. Diet seimbang: diet yang memberikan semua nutrisi dalam jumlah yang memadai/mencukupi (tidak terlalu banyak
dan juga tidak terlalu sedikit).
B. Pengertian Zat Makanan
140

 Makanan dan zat makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh sebaiknya makanan yang baik dan menyehatkan.
 Syarat makanan yang baik dan menyehatkan sebagai berikut:
1. Makanan yang mudah dicerna.
2. Higienis yaitu makanan tidak mengandung bibit penyakit dan zat-zat aditif yang membahayakan kesehatan tubuh.
3. Makanan yang mengandung zat gizi (nutrisi) dengan jumlah yang mencukupi sesuai dengan yang diperlukan tubuh,
seperti mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, garam mineral, dan air.
4. Makanan harus mengandung kalori dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
 Fungsi makanan di dalam tubuh manusia, di antaranya:
1. Sebagai sumber energi (zat pembakar), yaitu makanan yang mengandung zat gizi lemak, protein, dan karbohidrat.
2. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), yaitu makanan yang
mengandung protein, mineral, dan air. Zat tersebut diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, serta memelihara dan
mengganti sel-sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur), yaitu makanan yang mengandung protein, mineral, air, dan vitamin.
4. sebagai pelindung tubuh terhadap lingkungan dan bibit-bibit penyakit (zat pelindung). Lemak melindungi tubuh dari
udara dingin. Vitamin sebagai antioksidan yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas
reaktif. Protein membentuk antibodi untuk pertahanan terhadap infeksi bibit penyakit.
141

C. Karbohidrat
142

 Karbohidrat paling banyak berasal dari tumbuh-tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Karbohidrat dalam makanan
berupa pati, sukrosa, laktosa, dan fruktosa.
143

D. Protein

E. Lemak
 Sekitar 95% lemak pada makanan manusia berbentuk trigliserol atau disebut juga trigliserida.
 Trigliserida terdiri atas tiga asam lemak yang terpaut pada molekul gliserol. Asam lemak dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh.
144

 Lima persen jenis lemak sisanya, terdiri atas kolesterol dan fosfolipid, seperti lecitin. Kolesterol banyak ditemukan dalam
konsentrasi tinggi pada otak, hati, dan kuning telur. Secara keseluruhan juga banyak ditemukan dalam susu, keju, mentega,
dan daging.
 Fosfolipid adalah komponen utama pembentuk membran sel, dan biasanya ditemukan pada banyak makanan. Sumber
lecitin yang baik adalah putih telur.
 Trigliserida adalah sumber energi penting yang dapat digunakan untuk memproduksi molekul ATP. Trigliserida
menghasilkan energi lebih banyak dibandingkan dengan karbohidrat. Satu gram lemak secara keseluruhan dapat
menghasilkan energi sebesar 9,3 kilokalori. Beberapa sel, seperti sel otot rangka mendapatkan energi utamanya dari
trigliserida.
 Lemak merupakan komponen pembangun sel. Selain itu, lemak dapat melarutkan vitamin A, D, E dan K sehingga
membantu penyerapan vitamin tersebut oleh tubuh. Lemak juga dapat melindungi alat-alat tubuh dan dapat menjaga suhu
tubuh tetap stabil.
 Kolesterol merupakan komponen dalam membran plasma. Kolesterol dapat dimodifikasi menjadi bentuk molekul penting
lainnya, seperti garam empedu dan hormon steroid. Garam empedu sangat penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak.
Sementara itu, hormon steroid terdiri atas hormon-hormon, seperti estrogen, progesteron, dan testosteron.
145

F. Vitamin Dan Mineral


 Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan makanan lainnya.
 Vitamin membantu enzim dalam mengkatalis reaksi-reaksi kimia tertentu dalam tubuh.
 Vitamin juga penting bagi pertumbuhan, kesehatan, dan reproduksi.
146

G. Air
Tubuh kita sebagian besar tersusun dari air, yaitu sebanyak 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian
tubuh tanpa lemak atau sekitar 47 liter. Kandungan air pada tubuh anak-anak lebih besar dari angka tersebut, misalnya bayi
saat lahir memiliki kandungan air sekitar 75% dari berat badannya. Oleh karena itu, tubuh kita setiap hari memerlukan air
sekitar 2,5 liter untuk orang dewasa yang berasal dari air minum sekitar 1,5 liter dan yang berasal dari makanan sekitar 1,0
liter. Manusia dapat meninggal dalam waktu kurang dari seminggu jika tidak mengonsumsi air.
147

H. Rangkuman
Zat Makanan yang diperlukan oleh tubuh ada 6 macam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Berdasarkan keperluan tubuh, zat makanan dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Zat Makanan Makro : Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar seperti karbohidrat, protein, lemak,
dan air.
 Zat Makanan Mikro : zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, seperti vitamin dan mineral.
1. Karbohidrat : tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat dibagi menjadi 3
kelompok yaitu Monosakarida, disakarida, polisakarida.
2. Protein : tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Beberapa protein terkadang
mengandung unsur sulfur (S) dan fosfor (P). Fungsi protein adalah untuk pertumbuhan, perbaikan, pemeliharaan
148

sel-sel tubuh, penyusun hormon, enzim dan zat antibodi. Protein tersusun atas asam amino. Asam amino dibedakan
menjadi dua yaitu, Asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
3. Lemak : tersusun atas unsur dasar C,H,O, dan mengandung N serta P. Lemak tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Lemak merupakan senyama organik yang tidak dapat larut dalam ether, kloroform, benzena, dan alkohol
panas. Berdasarkan tingkat kejenuhannya Asam lemak dibedakan menjadi 2 yaitu, Asam lemak jenuh adalah asam
lemak yang dapat disintesis tubuh. sedangkan asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh. Fungsi lemak adalah penghasil energi sebesar 9.3 kalori per 1 gram lemak, sebagai pelarut vitamin A,
D, E, dan K. Kemudian sebagai pelindung alat-alat tubuh, pelindung tubuh dari suhu dingin, dan penahan rasa
lapar.
4. Vitamin : merupakan makanan yang tidak menghasilkan energi dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin
berperan sebagai zat pengatur dalam tubuh. Vitamin dibedakan menjadi 2 yaitu, vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang tidak larut dalam air.
5. Mineral : berperan penting dalam pembentukan hormon, tulang, gigi, dan darah, serta membantu regulasi fungsi
tubuh. Unsur mineral dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: makroelemen yakni unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah besar, dan mikroelemen yakni unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
6. Air : Air memiliki peran sebagai medium reaksi kimia tubuh, penyusun protoplasma, darah, dan limfa. Di dalam
tubuh manusia terdiri dari kurang lebih 70% air.

Organ A. Pendahuluan
Sistem  Sistem pencernaan pada manusia meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Pencernaan  Saluran pencernaan terdiri atas mulut (cavum oris), tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus),
Manusia usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), usus besar (kolon), rektum, dan anus.
 Kelenjar pencernaan terdapat pada kelenjar ludah (saliva), lambung, pankreas, dan hati
149

B. Mekanisma Pencernaan Makanan


150

C. Mulut
 Di dalam mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanis oleh gigi dan kimiawi oleh enzim amilase.
 Bagian - bagian penyusun organ mulut di antaranya:
1. Bibir, pada mulut, bibir berfungsi menerima makanan dan membantu menghasilkan suara.
2. Gigi, gigi berfungsi untuk memotong dan mengunyah makanan, menambah nilai estetika (membentuk wajah), serta
berbicara.
3. Lidah, lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat mengunyah tau ditelan, mengecap rasa, dan membantu
produksi suara untuk berbicara.
4. Kelenjar saliva terdapat di dalam mulut untuk menghasilkan saliva/air liur.
151
152

Berdasarkan bentuknya, gigi dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
Gigi seri (insivus/I), berfungsi suntuk memotong makanan.
Gigi taring (kaninus/C) berfungsi untuk menyobek makanan.
Gigi geraham depan (premolar/P), berfungsi untuk mengunyah makanan.
Gigi geraham belakang (molar/M), berfungsi untuk mengunyah dan menghaluskan makanan.
153

D. Kerongkongan dan Faring


Kerongkongan berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm yang
menghubungkan mulut dengan lambung. Kerongkongan ikut berperan dalam mendorong makanan menuju lambung.
Kerongkongan dilengkapi sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot halus untuk tugas tersebut. Otot-otot tersebut tersusun
memanjang dan melingkar sehingga mampu melakukan serangkaian kontraksi yang membuat makanan terdorong
menuju lambung.
154
155

E. Lambung
Lambung pada manusia menyerupai kantung otot yang mampu menampung bahan makanan sebanyak 2 liter hingga
4 liter. Makanan masuk ke lambung melalui sfingter kardia yang merupakan otot melingkar antara esofagus dan lambung.
Otot tersebut tertutup ketika tidak ada makanan yang masuk ke lambung. Lambung terbagi menjadi 3 bagian:
1. Kardia
2. Fundus
3. Pilorus
4. Lambung dapat mencerna makanan
secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian
tengah), dan miring (bagian dalam).
156
157

F. Pankreas dan Hati


158

 Empedu yaitu berupa kantung berbentuk seperti terong, berukuran sekitar 8-10 cm, berwarna hijau, dan terdapat pada
lekukan di bawah lobus kanan hati.
 Empedu berfungsi menyimpan cairan empedu yang disekresikan oleh sel-sel hati, dengan kapasitas total 30-60 ml.
 Cairan empedu bersifat alkali, terdiri atas air, garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin, dan zat lainnya.
 Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, memperlancar kerja enzim lipase dalam memecah lemak, dan
membantu absorpsi hasil pencernaan lemak (gliserin dan asam lemak).
 Pigmen empedu disalurkan ke usus halus, sebagian berubah menjadi sterkobilin yang mewarnai feses.
 Sebagian lainnya diabsorpsi kembali oleh aliran darah dan berubah menjadi urobilin yang mewarnai urine.
159

G. Usus Halus
160

H. Usus Besar
161

 Anus adalah lubang yang merupakan muara akhir dari saluran pencernaan dan dapat disebut dengan lubang pelepasan
(anus). Dinding anus terdiri atas 2 lapis otot. Lapis yang membatasi lubang anus terdiri atas otot lurik, sedangkan di
sebelah dalamnya terdiri atas otot polos.
 Ketika feses menyentuh dinding rektum, otot lurik dinding anus akan terangsang untuk melakukan defekasi.
Berkontraksinya otot lurik menyebabkan otot polos berelaksasi, sehingga feses keluar dari tubuh.

I. Rangkuman
Organ pencernaan pada Manusia terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar.

 Rongga mulut, makanan pertama kali dicerna secara mekanis dan kimiawi melalui rongga mulut. Pencernaan mekanis
dibantu oleh gigi dan juga lidah. Sedangkan pencernaan kimiawi dibantu oleh ludah (enzim amilase) yang diasilkan
oleh kelenjar ludah.
 Faring, merupakan batas antara rongga mulut dengan kerongkongan. Di dalam faring tidak terjadi proses pencernaan
sama sekali. Faring hanya sebagai saluran yang dilewati oleh zat makanan yang telah dicerna oleh mulut (bolus) menuju
ke kerongkongan.
 Kerongkongan, ykni berupa tabung otot yang panjang. Di dalam kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Bolus
hanya melewati kerongkongan menuju ke lambung.
 Lambung, tersusun atas tiga bagian diantaranya: kardiak (bagian atas yang berbatasan dengan esofagus), fundus
(bagian tengah), dan pilorus (bagian bawah yang berbatasan dengan usus halus). Pencernaan secara kimiawi dibantu
oleh getah lambung. Getah lambung berisi air, garam organik, dan HCl (asam lambung). Asam lambung memiliki
beberapa fungsi diantaranya:

1. Mengaktifkan enzim yang terdapat dalam getah lambung.


2. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
3. Mengubah kelarutan garam mineral.
4. Mengasamkan ruang lambung sehingga dapat membunuh bakteri yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
5. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
6. Merangsang sekresi getah lambung.
162

Enzim renin pada lambung berperan untuk mengendapkan kasein yang terdapat dalam usus. Pepsinogen diubah menjadi
pepsin oleh HCl berperan dalam memecah protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana). Bolus yang ada
dalam lambung setelah selesai dicerna akan berubah menjadi bentuk yang lebih halus atau disebut chyme (kim).

 Usus halus, usus halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejenum (usus kosong), ileum (usus
penyerapan). Di dalam usus halus terjadi pencernaan kimiawi yang akan menuntaskan pencernaan lemak dan protein.
Keberadaan chyme dalam usus mensekresikan getah usus yang terdiri atas 3 macam yaitu:

1. Cairan empedu
2. Getah pankreas
3. Getah dari dinding usus halus.

Hasil dari proses pencernaan kimiawi ini akan diserap oleh ileum pada jonjot-jonjot usus.

 Usus besar, tersusun atas kolon, rektum, dan anus. Di dalam usus besar tidak terjadi proses pencernaan. Sisa makanan
yang tidak dicerna akan didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Sisa makanan besar disimpan selama
1-4 hari untuk mengalami proses pembusukan yang dibantu oleh bakteri escherichia coli. sisa makanan kemudian akan
keluar melalui rektum (poros usus).

Teknologi A. Pendahuluan
Pencernaan Gangguan sistem pencernaan pada manusia sangat banyak, menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem
dan pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau
Gangguan bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh.
Pencernaan
163
164

B. Alat Teknologi Pencernaan


165

C. Gangguan Pencernaan

D. Rangkuman
Teknologi Pencernaan
Berikut merupakan alat-alat yang dapat digunakan saat menangani gangguan sistem pencernaan:

1. Feeding tube
2. Stomach tube
3. Rectal tube
166

4. Endoskop, endoskop dapat dibedakan berdasarkan kegunaannya, antara lain: Gastroscope (untuk memeriksa bagian
organ dalam perut), Sigmoidoscope (untuk memeriksa rongga belokan berbentuk S antara rektum dengan kolon
menurun, Duodenoscope (untuk memeriksa bagian duodenum, Colonoscope (untuk memeriksa bagian
kolon, Protoscope (untuk memeriksa bagian anus/dubur.

Kelainan dan Gangguan Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan manusia dapat mengalami gangguan yang disebabkan oleh konsumsi makanan, bakteri, dan lain-lain. Hal
tersebut dapat menyebabkan gangguan ringan sampai gangguan berat yang menimbulkan rasa sakit.

Berikut beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan manusia dimulai dari saluran tempat masuknya
makanan hingga keluarnya makanan:

1. Sariawan (Somatitis aftosa) adalah luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan.
2. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi sehingga gigi menjadi berlubang.
3. Parositis (gondongan/mumps) adalah suatu penyakit menular yang menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah
(kelenjar parotid).
4. Pankreasitis adalah radang kelenjar pankreas yang dapat disebabkan oleh bantu empedu dan konsumsi alkohol yang
berlebihan.
5. Hepatitis adalah peradangan hati.
6. Ulkus peptikum adalah luka (peradangan kronis) pada lapisan lambung dekat duodenum.
7. Gastritis (radang lambung) adalah peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih.
8. Gastroenteritis adalah peradangan pda saluran pencernaan lambung dan usus halus.
9. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum (jaringan tipis yang melapisi organ-organ yang terletak di dalam
rongga perut).
10. Apendisitis adalah peradangan apendiks.
11. Kolik abdomen adalah gangguan aliran normal isi usus di sepanjang traktus intestinal.
12. konstipasi (sembelit) adalah pegerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit buang air besar.
13. Diare adalah gangguan berupa feses berubah menjadi lembek atau cair.
167

14. Malnutrisi yaitu disbebakan oleh ketidakseimbangan antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi.
15. Malabsorpsi adalah penyerapan nutrisi yang buruk dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah sehingga
mengakibatkan kekurangan gizi.

A. Organ Sistem Pencernaan Ruminansia

Sistem
Pencernaan
Ruminansia
168

B. Proses Pencernaan Hewan Ruminansia

C. Rangkuman

 Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia


169

Hewan ruminansia merupakan hewan yang tergolong ke dalam mamalia pemamah biak (memamah kembali hasil
kunyahannya). Organ pencernaan hewan ruminansia terdiri dari beberapa bagian yaitu mulut, esofagus, dan lambung yang
terdapat 4 bagian diantaranya: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).

 Proses Pencernaan Hewan Ruminansia

1. Makanan dicerna secara mekanis di dalam mulut.


2. Masuk elewati kerongkongan.
3. Terjadi pencernaan protein di dalam rumen.
4. Makanan dibentuk menjadi bolus (gumpalan makanan yang masih kasar) di dalam retikulum.
5. Saat istirahat, bolus dimuntahkan kemudian dimasukkan lagi ke dalam mulut.
6. Makanan dibawa ke dalam omasum.
7. Kemudian terjadi pencernaan enzim pepsin di dalam abomasum secara kimiawi oleh enzim selulasi.
8. Lalu di teruskan ke dalam usus halus, usus besar dan sisa metabolisme dikeluarkan melalui anus.

Sub Materi Pertanyaan Diskusi

1. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang pentingnya keanekaragaman bahan pangan. Apa saja alternatif bahan
pangan pengganti nasi?
2. Saat ini banyak makanan serba instan yang kandungan nutrisi didalamnya tidak baik untuk tubuh. Kebanyakan makanan
mengandung nilai lemak dan garam yang tinggi. Apa dampak mengonsumsi makanan berlemak dan bergaram tinggi
secara berlebihan ? serta jenis makanan apa saja yang mengandung asam lemak yang baik untuk tubuh?
Zat Makanan 3. Protein merupakan salah satu zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Jelaskan fungsi protein bagi tubuh
manusia!
4. Apakah perbedaan asam amino esensial dan non esensial ?
5. Vitamin dan mineral merupakan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang sedikit. Apa
yang dimaksud dengan vitamin dan mineral? Bagaimana cara mengatasi kekurangan mineral dan vitamin?
6. Deskripsikan pengelompokkan vitamin!
170

1. Apakah perbedaan antara pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi di dalam mulut? sebutkan alat pencernaan
di dalam mulut yang terlibat dalam proses pencernaan makanan dan Jelaskan proses pencernaan makanan di mulut!
2. Bagaimana proses terjadinya gerak peristaltik dinding kerongkongan?
3. Ada berapa lapisan otot dinding lambung?sebutkan! Jelaskan kandungan yang dihasilkan oleh cairan lambung (gastric
Organ Sistem juice) beserta fungsi lambung bagi sistem pencernaan manusia!
Pencernaan
Manusia
4. Pankreas tersusun dari sel-sel eksokrin yang dapat menghasilkan enzim pencernaan serta sel-sel endokrin yang dapat
menghasilkon hormon insulin dan glukagon. Jelaskan enzim apa saja yang dihasilkan oleh pankreas beserta fungsinya!
kemudian apa fungsi hormon insulin dan glukagon?
5. Apa fungsi hati dan empedu dalam sistem pencernaan?Jelaskan
6. Apakah usus besar dapat menghasilkan enzim? Jelaskan beserta fungsi dari usus besar!

1. Seseorang dapat menderita maag karena pola makan yang tidak teratur, mengapa demikian?
2. carilah informasi dari berbagai sumber mengenai gangguan pencernaan atau penyakit yang terjadi pada sistem
Teknologi
Pencernaan pencernaan manusia. Bagaimana cara menjaga kesehatan dengan pemenuhan nutrisi yang baik melalui makanan?
Dan 3. Pernahkah kalian mendengar penyakit usus buntu? Apakah nama lain dari penyakit usus buntu? Benarkah penyakit
Gangguan tersebut disebabkan jika seseorang mengonsumsi biji cabai? Jelaskan
Pencernaan

Sistem
Pencernaan 1. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara struktur sistem pencernaan manusia dengan hewan ruminansia!
Hewan 2. Jelaskan proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia!
Ruminansia
Sub Materi Soal Kuis Kunci Jawaban
1. Pernyataan yang tepat mengenai hubungan antara jenis makanan, kandungan zat, dan 1. E
Zat Makanan fungsi adalah …. 2. C
3. A
171

Kandungan 4. C
Jenis makanan Fungsi 5. B
zat
6. D
A Susu Glukosa Menjaga keseimbangan tubuh 7. E
B Tempe Karbohidrat Sumber energy 8. B
C Sayuran Vitamin Sumber energy 9. A
D Mentega Lemak Sumber energy utama 10. D
E Ikan Protein Pertumbuhan dan perkembangan
ANS: e
2. Selulosa bukan zat gizi, namun penting bagi tubuh, Apa fungsi selulosa bagi tubuh ?
a. Mempertahankan pH lambung
b. Menggiatkan sekresi getah lambung
c. Memperlancar gerak peristaltic usus
d. Menggiatkan fungsi enzim pencernaan
e. Menghambat gerak peristaltic

1) Sumber energi
2) Menghasilkan jaringan baru
3) Menjadi pelindung alat-alat tubuh
4) Sebagai pembentuk tubuh
5) Penyekatan/isolasi
3. Dari fungsi zat makanan tersebut, manakah yang merupakan fungsi protein ?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 5
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 3 dan 5
ANS: a
4. Berikut ini yang termasuk zat pembangun adalah …
a. Air
b. Lemak
c. Protein
172

d. Karbohidrat
e. Vitamin dan mineral

5. Cara untuk menjaga agar tubuh selalu sehat, maka kita perlu memperhatikan makanan yang kita
konsumsi, dibawah ini syarat-syarat makanan yang baik, kecuali…
a. Mudah dicerna
b. Mudah didapat
c. Cukup air
d. Cukup protein
e. Cukup kalori

6. Pernyataan yang benar mengenai manfaat mengkonsumsi makanan berserat bagi kesehatan manusia
adalah…
a. Membunuh kman penyakit dan mempercepat proses pencernaan
b. Menetralisis toksin dan penyerapan air
c. Menyerap lemak dan membunuh kuman
d. Memperlancar gerakan peristaltis dan penyerapan air
e. Mengemulsikan lemak dan penyerapan air
ANS: d

7. Zat makanan yang apabila di konsumsi melebihi keperluan, kelebihannya tidak dapat disimpan
dalam tubuh adalah …
a. Vitamin D dan lemak
b. Lemak dan vitamin E
c. Karbohidrat dan vitamin E
d. Karbohidrat dan lemak
e. Protein dan vitamin C

8. Perhatikan label hasil uji makanan berikut ini !


Bahan Hasil Uji Makanan
Makanan Lugol Biuret Fehling A+B
I Biru kehitaman Tetap Tetap
173

II Biru kehitaman Ungu Merah bata


III Biru kehitaman Kuning tua Merah bata
IV Hijau Ungu Hijau
V tetap Ungu Tetap
Bahan makanan yang mengandung protein dan glukosa adalah …
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V

9. Dari pernyataan dibawah ini, Manakah hubungan yang benar antara nama, sumber, dan fungsi
vitamin ?
Vitamin Sumber Fungsi
A B12 Telur, susu Metabolism sel dan pertumbuhan
jaringan
B B6 Hati, kacang, hijau Mengatur kadar gulaC2

C B3 Ikan, kentang Oksidasi dan dehidrasi


D B2 Jagung, telur Mempengaruhi penyerapan lemak
di usus
E B1 Sayuran hijau, hati Memelihara nafsu makan dan
fungsi saraf

10. Dibawah ini yang merupakan jenis makanan sumber karbohidrat adalah ….
a. beras, jagung, daging, susu
b. beras, jagung, biji-bijian, telur
c. gandum, sagu, biji-bijian, ikan
d. beras, jagung, gandum, sagu
174

e. beras, jagung, gandum, buah-buahan


1. Bagian – bagian yang terdapat dalam rongga mulut adalah sebagai berikut, kecuali… 1. E
a. Gigi 2. D
b. Lidah 3. E
c. Kelenjar ludah 4. A
d. Enzim 5. E
e. Usus halus 6. A
2. Organ-organ pada sistem pencernaan makanan manusia dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan 7. E
dan kelenjar pencernaan. Berikut ini, organ yang merupakan saluran pencernaan sekaligus kelenjar 8. E
pencernaan adalah… 9. B
a. Pankreas dan hati 10. A
b. Pankreas dan usus halus 11. C
c. Lambung dan hati 12. B
d. Lambung dan usus halus 13. D
e. Mulut dan usus halus 14. B
Organ Sistem 3. Berikut ini adalah fungsi lidah: 15. D
Pencernaan 1) Mengasamkan makanan agar terbebas dari penyakit 16. C
Manusia 2) Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin 17. D
3) Membantu mengaduk makanan dalam rongga mulut 18. B
4) Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh 19. E
5) Membantu proses menelan makanan 20. A
Fungsi lidah ditunjukan oleh nomor … 21. B
a. 1 dan 2 22. B
b. 1 dan 3 23. B
c. 1 dan 5 24. E
d. 3 dan 4 25. D
e. 3 dan 5
4. Fungsi utama usus halus adalah …
a. Penyerapan zat makanan
b. Menghancurkan sisa makanan
c. Mengeluarkan sisa sisa makanan
d. Membusukkan zat sisa pencernaan
175

e. Mengatur kadar air sisa makanan


5. Berikut merupakan fungsi Escherichia coli di usus besar yaitu …
a. Mencerna zat makanan
b. Membantu proses defekasi
c. Mengatur kadar air di usus besar
d. Membantu mengasamkan makanan
e. Membusukkan sisa makanan dan menghasilkan vitamin K
6. Perhatikan gambar sistem pencernaan berikut!

Bagian yang berlebel K pada gambar organ pencernaan tersebut menunjukkan tempat penghasil
enzim ….
a. Pepsinogen
b. Erepsinogen
c. Tripsinogen
d. Sakarase
e. Lactase
7. Perhatikan gambar dari sistem pencernaan di bawah ini!
176

Pada organ yang berlabel 2 terjadi …


a. Pencernaan secara kimiawi saja
b. Pencernaan karbohidrat menjadi glukosa
c. Pengaktifan tripsinogen menjadi tripsin
d. Perubahan lemak menjadi emulsi lemak
e. Pengendapan kasein dari air susu
8. Apabila kita sedang makan, sebaiknya jangan banyak bicara agar tidak tersedak. Tersedak dapat
terjadi karena …
a. Makanan tidak dapat terkunyah sampai halus
b. Makanan ditelan lebih cepat
c. Makanan kurang dikunyah
d. Tenggorokan menjadi kering karena banyak bicara
e. Ada sekiti makanan yang masuk ke tenggorokan
9. Di bawah ini adalah fungsi dari usus besar, kecuali …
a. Menyerap air dari makanan
b. Mencerna hidrat arang menjadi disakarida
c. Tempat tinggal bakteri colli
d. Tempat feses
177

e. Tempat mengasamkan makanan


10. Perhatikan gambar berikut!

3
2

4 1
Bagian yang berfungsi untuk menghasilkan zat dapat mengemulsi lemak adalan nomor …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
11. Perhatikan gambar berikut dibawah ini untuk menjawab soal nomor 11 dan 12!

P
T
Q
S

R
Pada organ yang ditunjuk dengan huruf P terjadi sejumlah proses pencernaan, dinding organ tersebut
terdiri atas berbagai jenis otot, organ tersebut adalah …
178

a. Usus besar
b. Usus halus
c. Lambung
d. Pankreas
e. Anus
12. Organ yang itunjuk dengan huruf Q dapat menghasilkan getah yang mengandung enzim-enzim untuk
pencernaan, organ tersebut adalah …
a. Empedu
b. Duodenum
c. Lambung
d. Pankreas
e. Anus
13. Yang dimaksud dengan pencernaan adalah …
a. Penyerapan makanan oleh epitel usus
b. Penyerapan makanan di dalam usus
c. Penyerapan enzim pencernaan untuk memecah zat-zat makanan
d. Pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diserap oleh usus
e. Penghancuran makanan secara mekanik
14. Berikut ini merupakan hasil akhir pencernaan zat makanan yang diserap oleh usus halus, kecuali…
a. Protein diserap dalam bentuk asam amino
b. Vitamin diserap dalam bentuk air
c. Amilum diserap dalam bentuk glukosa
d. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol
e. Mineral diserap dalam bentuk garam mineral
15. Urutan sistem pencernaan makanan pada manusia adalah …
a. Mulut – kerongkongan - usus halus – lambung - usus besar – anus
b. Mulut – kerongkongan– lambung – usus besar – usus halus – anus
c. Mulut – kerongkongan– lambung – usus 12 jari – usus halus – anus
d. Mulut – kerongkongan– lambung – usus halus – usus besar – anus
e. Mulut – kerongkongan– lambung – usus halus – usus 12 jari – usus besar – anus
179

16. Gigi merupakan bagian sistem pencernaan yang berfungsi untuk mengunyah makanan hingga
menjadi hals. Kemudian makanan di dorong oleh lidah masuk ke esophagus. Proses yang terjadi di
esophagus adalah…
a. Makanan ditelan dan langsung menuju lambung
b. Makanan diserap dan langsung menuju lambung
c. Makanan didorong dengan gerak peristaltik menuju
lambung
d. Makanan dicerna dengan bantuan enzim, kemudian
menuju lambung
e. Makanan diaduk terus-menerus hingga halus, kemudian
menuju lambung
17. Proses pencernaan yang terjadi di rongga mulut dapat berlangsung secara kimiawi dengan
menggunakan enzim ptyalin sebagai katalisator. Zat yang dicerna oleh enzim tersebut adalah…
a. Vitamin
b. Protein
c. Lemak
d. Karbohidrat
e. Mineral
18. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi merombak protein menjadi asam amino adalah

a. Amilopsin
b. Pepsin
c. Renin
d. Tripsin
e. Kasein
19. Kelenjar pankreas mengandung enzim yang mencerna …
a. Protein dan lemak
b. Protein dan karbohidrat
c. Lemak dan karbohidrat
d. Vitamin dan mineral
e. Protein, lemak dan karbohidrat
20. Perhatikan data berikut ini!
180

Nama Enzim Nama Bahan Hasil Pengolahan


(1) protein Asam amino
Amylase (2) Gula
Lipase Lemak (3)
Pernyataan yang sesuai dengan urutan (1),(2), dan (3) adalah …
a. Renin, amilum, dan glukosa
b. Pepsin, amilum, asam lemak, dan gliserol
c. Tripsin, amilum, asam lemak dan gliserol
d. Ptyalin, amilum, dan glukosa
21. Lambung dapat menyekresikan getah lambung yang komponennya terdiri atas …
a. HCL, ptialin, gastrin, dan lipase
b. HCL, pepsin, renin dan lipase
c. HCL, pepsin, renin, dan disakarida
d. HCL, ptyalin, enterokinase, dan renin
e. HCL, pepsin, enterokinase, dan amylase
22. Perhatikan tabel berikut !
No Organ Enzim Peran Enzim
1 Mulut Ptialin Pengurai amilum
2 Lambung Renin Menggumpalkan kasein susu
3 Usus halus Tripsinogen Penguraian protein menjadi pepton
4 Pankreas Erepsinogen Maltose menjadi glukosa
5 Hati Strepsin Penguraian amilum menjadi glukosa
Hubungan yang tepat untuk organ, enzim, dan peran enzim pada proses pencernaan dalam tabel
tersebut adalah …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 3 dan 5
23. Dibawah ini adalah fungsi asam lambung, kecuali…
a. Melarutkan zat kapur
b. Mengaktifkan enzim pepsinogen
181

c. Mengaktifkan lipase
d. Merangsang produksi hormone kolesistokinin
e. Mmebunuh kuman-kuman yang masuk
24. Fungsi enzim tripsin adalah …
a. Mengubah zat tepung menjadi gula
b. Mengaktifkan pepsin dan membunuh kuman
c. Mengubah protein menjadi pepton
d. Mencerna kasein (protein susu)
25.
1
2
4

3
Pernyataan yang benar tentang kerja enzim pada organ nomor 4 adalah …
a. Steapsin, dalam suasana asam, menghidrolisis lemak menjadi asam lemak
b. Amilase, dalam suasana asam, menghidrolisis amilum menjadi disakarida
c. Steapsin, dalam suasana basa, menghidrolisis emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol
d. Pepsin, dalam suasana asam, menghidrolisis pepton menjadi asam amino
e. Protease, dalam suasana basa, menghidrolisis asam amino menjadi protein

1. Andika sering mengonsumsi alkohol secara berlebihan, merokok dan sering mengonsumsi makanan 1. C
awetan sehingga memunculkan sel-sel kanker pada lambungnya. Gangguan pencernaan yang 2. C
Teknologi 3. C
dialami andika adalah …
Pencernaan 4. D
Dan a. Diare
5. A
Gangguan b. Konstipasi
6. D
Pencernaan c. Kanker lambung
7. C
d. Ulkus
8. D
e. Kolik
182

2. Andito mengalami gangguan pencernaan dengan gejala sulit buang air besar. Gangguan yang 9. B
dialami andito disebabkan oleh … 10. A
a. Kolik
b. Diare
c. Konstipasi
d. Apendisitis
e. Peritonitis
3. Gangguan sistem pencernaan yang disebabkakn oleh infeksi pada dinding colon yang ditandai
dengan peristiwa keluarnya feses dalam bentuk cair adalah…
a. Kholik
b. Konstipasi
c. Diare
d. Ulkus
e. Gastritis
4. Seorang anak harus menjalani operasi untuk pemotongan pada umbai cacingnya dikarenakan terjadi
peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gangguan pencernaan yang ditandai dengan
peradangan pada umbai cacing disebut …
a. Kolik
b. Konstipasi
c. Gastritis
d. Apenditis
e. Diflagia
5. Setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung cabe sara mengalami gangguan pencernaan
berupa rasa nyeri perut. Gangguan yang dilami sara disebabkan oleh …
a. Kolik
b. Ulkus
c. Konstipasi
d. Apendisitis
183

e. Peritonitis
6. Berikut adalah gejala-gejala gangguan pada sistem pencernaan
(1) Tinja keras penyerapan ya g berlebihan
(2) Peradangan pada selaput dinding rongga perut
(3) Infeksi umbai cacing
(4) Rasa nyeri karena salah makan
(5) Luka pada dinding usus
Gangguan yang disebut peritonitis dan kolik ditunjukkan oleh nomor …
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (5)
7. Anton sering mengeluh kesakitan di perut, setelah diperiksa dokter ternyata dia mengalami
peradangan dinding lambung yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme tertentu atau kelebihan
asam lambung. Gangguan pencernaan yang dialami anton adalah …
a. Diare
b. Konstipasi
c. Gastritis
d. Ulkus
e. Kolik
8. Perhatikan gambar dibawah ini!
184

1
4
2

5
3

Gastritis dan kolik adalah gangguan pencernaan yang terjadi pada organ nomor…
a. 1 dan 4
b. 2 dan 5
c. 3 dan 5
d. 4 dan 5
e. 5 dan 3
9. Ayu pergi ke dokter hendak berobat karena mengalami pembengkakan pada bagian leher atas atau
pipi bagian bawah, dokter menyatakan bahwa ayu mengalami penyakit yang disebabkan oleh
virus Paramyxovirus. Penyakit apa yang dialami oleh ayu....
a. Kolik
b. Parositis
c. Gastritis
d. Ulkus
e. Hemoroid
185

10. Ulkus peptikum adalah luka pada lapisan lambung dekat duodenum yang disebabkan oleh infeksi
bakteri ....
A. Helicobacter pylori
B. Salmonella
C. Escherechia coli
D. Campylobacter jejuni
E. Lactobacillus bulgaricus
1. A
1. Peryataan yang benar tentang susunan gigi hewan ruminansia adalah …. 2. E
a. Gigi seri terdapat di rahang atas maupun bawah 3. B
b. Diastema terdapat di antara gigi seri dengan gigi geraham 4. A
c. Gigi taring berjumlah empat buah 5. D
d. Terdapat celah di antara gigi premolar dengan gigi molar 6. D
7. C
e. Gigi premolar maupun molar bisa berganti selama hidupnya
8. A
2. Proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia secara berurutan adalah .... 9. A
a. Mulut – esophagus – omasum – abomasum – rumen – reticulum – mulut – usus 10. A
Sistem halus – sekum – usus besar – rectum – anus
Pencernaan b. Mulut – esophagus – rumen – reticulum – omasum – abomasum – mulut – usus
Hewan halus – sekum – usus besar – rectum – anus
Ruminansia c. Mulut – esophagus – rumen – retikulum – mulut – rumen – retikulum – omasum –
abomasum – usus halus – usus besar – anus
d. Mulut – esophagus – retikulum – rumen – mulut – omasum – abomasum – usus
halus – usus besar – sekum – rektum – anus
e. Mulut – esophagus – rumen – retikulum – mulut – omasum – abomasum – usus
halus – sekum – usus besar – rektum – anus
3. Air susu yang diserap anak sapi dari induknya langsung masuk ke abomasum karena ….
a. sistem pencernaan makanan belum berfungsi denga baik
b. saluran makanannya dari mulut langsung ke abomasum
c. air susu tidak perlu dikunyah
186

d. anak sapi bagian lambungnya belum terbagi-bagi


e. retikulum, rumen, dan omasum masih kecil dan belum berfungsi
4. Pada lambung sapi ada ruang yang sama dengan lambung manusia yaitu ….
a. Abomasum
b. Retikulum
c. Rumen
d. Omasum
e. Fundus
5. Pada sistem pencernaan hewan ruminansia, gumpalan makanan yang dikunyah untuk
kedua kalinya berasal dari ….
a. Mulut
b. Omasum
c. Retikulum
d. Rumen
e. Abomasum
6. Yang bertindak sebagai lambung sebenarnya pada hewan ruminansia adalah ….
a. Rumen
b. Kardiaks
c. Omasum
d. Abomasum
e. Retikulum
7. Celah yang terdapat antara gigi seri dan gigi geraham pada rongga mulut sapi disebut ….
a. Gusi
b. Dentin
c. Diastema
d. Pulpa
e. Epistema
8. Perhatikanlah lambung ruminansia berikut:
1) Omasum
2) Abomasum
187

3) Rumen
4) Retikulum
Urutan lambung ruminansia yang benar adalah ….
a. 3-4-1-2
b. 3-1-4-2
c. 1-3-2-4
d. 1-3-4-2
e. 1-2-3-4
9. Serat dalam rumput dapat dicerna dalam lambung sapi karena ….
a. sapi memiliki enzim selulose
b. sapi memiliki bakteri dalam lambungnya
c. serat hancur karena mengalami dua kali pengunyahan
d. lambung sapi menghasilkan banyak asam lambung
e. lambung menghasilkan enzim lipase
10. Makanan dicerna secara kimiawi pada pencernaan hewan ruminansia dibantu oleh enzim
….
a. Amilase
b. Selulose
c. Ptialin
d. Renin
e. Lipase
188

Lampiran 8.
189
190
191

Lampiran 9.
192
193
194

Lampiran 10.
195
196
197

Lampiran 11.
198
199
200

Lampiran 12.
201
202
203

Lampiran 13.
204
205
206

Lampiran 14.
207
208
209

Lampiran 15.

KISI KISI INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SMA/MA Alokasi Waktu : 90 menit

Materi Pelajaran : Biologi Jumlah soal : 40 butir

Materi Pokok : Sistem Pencernaan Jenis Soal : Pilihan Ganda (PG)

Kelas/Semester : XI/II

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan.

4.7 Menyajikan hasil laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap
individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

Level Kunci
No. Indikator Soal Refrensi
Kognitif Jawaban
1 Selulosa bukan zat gizi, namun penting bagi tubuh, Apa C2 C
fungsi selulosa bagi tubuh ? Ristie Ernawati.
f. Mempertahankan pH lambung 2011. 100% Suka
g. Menggiatkan sekresi getah lambung Biologi SMA kelas
Menjelaskan fungsi h. Memperlancar gerak peristaltic usus XI. Mata Elang
nutrisi dari kandungan i. Menggiatkan fungsi enzim pencernaan Media.
makanan j. Menghambat gerak peristaltik
2 6) Sumber energi C2 A
Ristie Ernawati.
7) Menghasilkan jaringan baru
2011. 100% Suka
8) Menjadi pelindung alat-alat tubuh
Biologi SMA kelas
9) Sebagai pembentuk tubuh
210

10) Penyekatan/isolasi XI. Mata Elang


Dari fungsi zat makanan tersebut, manakah yang Media.
merupakan fungsi protein ?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 5
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 3 dan 5
3 i. Menjaga suhu tubuh C2 C
ii. Membentuk antibodi
iii. Pelarut vitamin c
iv. Sumber energi Ristie Ernawati.
v. Penahan rasa lapar 2011. 100% Suka
Apa saja yang bukan merupakan fungsi dari lemak ? Biologi SMA kelas
a. i dan v XI. Jakarta: Mata
b. ii dan iv Elang Media.
c. iii dan v
d. i dan ii
e. ii dan iii
4 Manakah makanan yang mengandung karbohidrat jenis C2 A
fruktosa ?
a. Buah – buahan Irnaningtyas. 2014.
b. Tebu dan bit Biologi Kelas XI.
Memperkirakan sumber c. Susu dan keju Jakarta: Erlangga.
nutrisi terkait d. Sayur – sayuran
kandungan makanan e. Hati dan daging
5 Dari pernyataan dibawah ini, Manakah hubungan yang C2 A Khory Yuni Utami.
benar antara nama, sumber, dan fungsi vitamin ? 2012. Super Biologi
Vitamin Sumber Fungsi SMA kelas XI.
211

A B12 Telur, susu Metabolism sel dan pertumbuhan Jakarta: Kompas


jaringan Ilmu.
B B6 Hati, kacang, hijau Mengatur kadar gulaC2

C B3 Ikan, kentang Oksidasi dan dehidrasi


D B2 Jagung, telur Mempengaruhi penyerapan lemak di
usus
E B1 Sayuran hijau, hati Memelihara nafsu makan dan fungsi
saraf

6 Contoh sumber makanan yang mengandung karbohidrat C2 C


adalah …. Ristie Ernawati.
a. telur 2011. 100% Suka
b. hati Biologi SMA kelas
c. ketela XI. Jakarta: Mata
d. minyak Elang Media.
e. buah-buahan
7 Dibawah ini yang merupakan jenis makanan sumber C2 D
karbohidrat adalah …. Khory Yuni Utami.
f. beras, jagung, daging, susu 2012. Super Biologi
g. beras, jagung, biji-bijian, telur SMA kelas XI.
h. gandum, sagu, biji-bijian, ikan Jakarta: Kompas
i. beras, jagung, gandum, sagu Ilmu.
j. beras, jagung, gandum, buah-buahan
8 Mengaitkan pola Apa yang terjadi pada anak usia 6-38 bulan jika C3 D Ristie Ernawati.
makan terhadap mengalami kekurangan protein ? 2011. 100% Suka
gangguan dan penyakit a. Obesitas Biologi SMA kelas
pada manusia b. Anemia XI. Jakarta: Mata
Elang Media.
212

c. Diabetes
d. Kwashiorkor
e. Avitaminosis
9 Penyakit beri-beri disebabkan oleh kekurangan vitamin … C3 A
a. B1 Ristie Ernawati.
b. B2 2011. 100% Suka
Biologi SMA kelas
c. B3
XI. Jakarta: Mata
d. B6 Elang Media.
e. B12
10 Perhatikan uji zat makanan berikut! C5 B
Warna
No Reagen Warna akhir
awal bahan
1 Lugol Coklat Biru kehitaman
2 Benedict Biru muda Merah bata
3 Biuret Biru muda Ungu Khory Yuni Utami.
2012. Super Biologi
Berdasarkan data pada tabel di atas, secara berurutan 1, 2, SMA kelas XI.
3, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan tersebut Jakarta: Kompas
mengandung zat … Ilmu.
Mengevaluasi reaksi
pada uji makanan a. Protein, glukosa, amilum
b. Amilum, glukosa, protein
c. Amilum, protein, glukosa
d. Glukosa, amilum, protein
e. Protein, amilum, glukosa
11 Perhatikan tabel hasil percobaan uji makanan terhadap C5 D Khory Yuni Utami.
suatu jenis makanan (X) berikut: 2012. Super Biologi
Perubahan yang terjadi setelah diuji dengan SMA kelas XI.
Jakarta: Kompas
Ilmu.
213

Lugol Fehling Biuret Dioleskan


Nama
A+B dipanaskan di kertas
makanan
dipanaskan koranC5
X Hitam Tetap Ada Transpara
seperti gumpalan n
semula (-)
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa
makanan tersebut mengandung …
a. Karbohidrat dan protein
b. Amilum dan protein
c. Karbohidrat dan amilum
d. Amilum dan lemak
e. Karbohidrat dan lemak
12 Hasil uji biuret pada suatu produk bahan pangan C5 A
menunjukkan hasil negatif (tidak timbul warna ungu). Bila
produk bahan pangan tersebut dijadikan sumber makanan Khory Yuni Utami.
pokok, maka akan menimbulkan … 2012. Super Biologi
a. Penyakit kwashiorkor (oedema) SMA kelas XI.
b. Gangguan pada penyerapan kalsium Jakarta: Kompas
c. Gangguan transport vitamin A,D,E, dan K Ilmu.
d. Rasa tidak cepat lapar
e. Keasaman darah stabil
13 Apa fungsi getah yang disekresikan oleh kantung empedu C1 B
? Ristie Ernawati.
Mengidentifikasi organ a. Memberi warna empedu 2011. 100% Suka
dan fungsi organ pada b. Mengemulsi lemak Biologi SMA kelas
sistem pencernaan c. Memecah lemak XI. Jakarta: Mata
d. Mempertahankan pH darah Elang Media.
e. Menawarkan zat makanan dari racun
214

14 Pankreas mampu menyekresikan beberapa jenis enzim, C1 C


yaitu…. Ristie Ernawati.
a. Amilase, renin, pepsin 2011. 100% Suka
b. Lipase, amilase, pepsin Biologi SMA kelas
c. Amilase, lipase, tripsin XI. Jakarta: Mata
d. Ptialin, lipase, amilase Elang Media.
e. Renin, ptialin, pepsin
15 Apa fungsi enzim yang dihasilkan oleh organ X ? C1 D

Ristie Ernawati.
X 2011. 100% Suka
Biologi SMA kelas
XI. Jakarta: Mata
a. Mengubah maltosa menjadi glukosa Elang Media.
b. Mengubah sukrosa menjadi fruktosa
c. Mengemulsi lemak
d. Mengendapkan kasein susu
e. Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
16 Di bawah ini manakah saluran pencernaan yang memiliki C1 D
daerah permukaan terluas untuk mengabsorpsi molekul
makanan ? Khory Yuni Utami.
a. Lambung 2012. Super Biologi
b. Kolon SMA kelas XI.
Jakarta: Kompas
c. Esophagus
Ilmu.
d. Ileum
e. Duodenum
215

17 Dimana proses penyerapan makanan pada usus halus C1 E


terjadi ? Ristie Ernawati.
a. Duodenum 2011. 100% Suka
b. Ileum Biologi SMA kelas
c. Jejenum XI. Jakarta: Mata
d. Duodenum dan ileum Elang Media
e. Jejenum dan ileum
18 Saluran pencernaan makan yang menghubungkan mulut C3 D
dengan lambung adalah …
a. Usus halus
b. Faring
c. Laring
d. Esophagus
e. Ventrikulus
19 Sistem organ pencernaan manusia disusun oleh organ- C3 D
organ:
Mengurutkan alur
1. lambung
proses sistem
2. usus halus
pencernaan pada
3. rectum
manusia
4. kerongkongan Khory Yuni Utami.
5. mulut 2012. Super Biologi
6. anus SMA kelas XI.
Urutan organ-organ penyusun sistem pencernaan yang Jakarta: Kompas
benar adalah… Ilmu.
a. 5-2-3-4-1-6
b. 5-3-1-4-2-6
c. 5-3-4-1-2-6
d. 5-4-1-2-3-6
e. 5-4-3-2-1-6
216

20 Berikut ini merupakan organ –organ pencernaan pada C3 D


burung.
1. Rongga mulut
2. Tembolok
3. Lambung pengunyah
4. Lambung kelenjar
5. Kloaka Khory Yuni Utami.
6. Kerongkongan 2012. Super Biologi
7. Usus 12 jari SMA kelas XI.
8. Usus besar Jakarta: Kompas
Ilmu.
Urutan sistem pencernaan yang benar adalah …
a. 1-2-5-7-6-4-3-8
b. 1-6-4-2-8-3-7-5
c. 1-2-4-3-8-7-6-5
d. 1-6-2-4-3-7-8-5
e. 1-5-2-3-4-7-6-8
21 Saliva merupakan hasil dari sekresi kelenjar saliva yang C4 D
terdiri dari zat berikut, kecuali… Ristie Ernawati.
Merincikan kandungan a. Air 2011. 100% Suka
enzim terkait sistem b. Ion anorganik Biologi SMA kelas
pencernaan c. Protein mucus XI. Jakarta: Mata
d. Laktase Elang Media.
e. Amilase
22 Menjelaskan enzim dan Berikut ini yang merupakan fungsi hormone gastrin adalah C2 E Ristie Ernawati.
organ yang terkait dan … 2011. 100% Suka
terdapat dalam sistem a. Mempengaruhi gumpalan susu menjadi rantai Biologi SMA kelas
pencernaan polipeptida XI. Jakarta: Mata
b. Mengubah protein menjadi renin Elang Media.
217

c. Mempengaruhi kaseinogen menjadi kasein


d. Mengaktifkan ion Ca+ untuk mempengaruhi
pepsin
e. Merangsang sekresi getah lambung
23 Getah lambung yang mengubah protein menjadi pepton C2 E
adalah …. Ristie Ernawati.
a. Lipase 2011. 100% Suka
b. Pepsin Biologi SMA kelas
c. Klimase XI. Jakarta: Mata
d. Gastrin Elang Media.
e. Asam klorida
24 Kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin yang berfungsi C2 B
untuk memecah…. Khory Yuni Utami.
a. Amilum menjadi maltose 2012. Super Biologi
b. Sukrosa menjadi glukosa SMA kelas XI.
c. Sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa Jakarta: Kompas
d. Laktosa menjadi glukosa dan galaktosa Ilmu.
e. Pepton menjadi asam-asam amino
25 Mengapa Pencernaan lemak di dalam lambung tidak dapat C4 B
berlangsung dengan sempurna ? Ristie Ernawati.
a. Sekresi lipase amat sedikit 2011. 100% Suka
b. Tidak disekresi lipase Biologi SMA kelas
Menyelidiki bioproses c. Terpengaruh dengan getah lambung yang lain XI. Jakarta: Mata
yang terjadi dalam d. Suasana lambung tidak mendukung Elang Media.
sistem pencernaan e. Lipase disekresikan di usus halus
26 Pepsinogen menjadi pepsin yang aktif karena adanya C4 E
pengaruh dari …. Ristie Ernawati.
a. Enzim-enzim pencernaan 2011. 100% Suka
Biologi SMA kelas
b. Kerja otot lambung
218

c. Makanan dalam lambung XI. Jakarta: Mata


d. Hormon gastrin Elang Media.
e. Asam lambung
27 Dalam proses penyerapan makanan, lemak akan diubah C4 C
menjadi …. Khory Yuni Utami.
a. Asam lemak dan enzim 2012. Super Biologi
b. Asam amino dan asam lemak SMA kelas XI.
c. Asam lemak dan gliserol Jakarta: Kompas
d. Asam lemak dan glukosa Ilmu
e. Asam lemak dan amilum
28 Membuka dan menutupnya klep pilorus, dirangsang oleh C4 A
… Ristie Ernawati.
a. HCl dan NaHCO3 pangkreas 2011. 100% Suka
b. Hormone sekretin dan kolesistokinin Biologi SMA kelas
c. Sekresi getah usus dan getah pankreas XI. Jakarta: Mata
d. HCl lambung dan hormone sekretin Elang Media.
e. Hormone kolesistokinin dan NaHCO3 pankreas
29 Menganalisis alur Dari tabel dibawah ini yang sesuai antara organ, enzim C4 C
proses pencernaan yang dihasilkan, dan fungsinya adalah …
secara mekanik dan No Organ Enzim Fungsinya mengubah
kimiawi pada manusia
1 Kelenjar Sakarose A ilum disakarida Ristie Ernawati.
parotis 2011. 100% Suka
2 Lambung Pepsin Protein → pepton Biologi SMA kelas
3 Pankreas Lipase Lemak → gliserol XI. Jakarta: Mata
Elang Media.
4 Usus halus Maltase Maltosa → glukosa
5 kolon enterokina Pepton → asam amino
se
a. 1, 2, dan 3
219

b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 6
30 Bagian alat pencernaan makanan yang tidak berfungsi C4 D
mencernakan makanan secara kimia adalah …
a. Usus dua belas jari Ristie Ernawati.
b. Lambung 2011. 100% Suka
c. Rongga mulut Biologi SMA kelas
d. Kerongkongan XI. Jakarta: Mata
e. Usus halus Elang Media.

31 Penyakit yang disebabkan oleh Infeksi glandula parotis C3 E


adalah …. Ristie Ernawati.
a. Gondok 2011. 100% Suka
b. Gastrin Biologi SMA kelas
c. Hemoroid XI. Jakarta: Mata
d. Ulkus Elang Media.
Menafsirkan penyebab e. Gondong
32 gangguan dan penyakit Peristiwa konstipasi (sembelit) pada defekasi dapat terjadi C3 A
pada sistem pencernaan karena …. Ristie Ernawati.
a. Terlalu banyak air diserap dinding kolon 2011. 100% Suka
b. Infeksi pada dinding kolon Biologi SMA kelas
c. Infeksi pada selaput dinding rongga perut XI. Jakarta: Mata
d. Radang pada selaput dinding rongga perut Elang Media.
e. Produksi getah lambung berlebih
33 Osteoporosis merupakan penyakit pengeroposan tulang C3 C Ristie Ernawati.
yang disebabkan oleh …. 2011. 100% Suka
220

a. Kekurangan natrium Biologi SMA kelas


b. Kelebihan kalium XI. Jakarta: Mata
c. Kekurangan kalsium Elang Media.
d. Kelebihan zat seng
e. Kekurangan belerang
34 Gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri C6 B
antara lain adalah … Ristie Ernawati.
a. Parositis/gondongan 2011. 100% Suka
b. Ulkus peptikum Biologi SMA kelas
c. Apendisitis XI. Jakarta: Mata
d. Gastritis Elang Media.
e. Pankreasitis
35 Seseorang ibu mengeluh perutnya terasa kembung setelah C6 A
makan jenis sayuran tertentu. Gangguan tersebut
kemungkinan disebabkan oleh …. Ristie Ernawati.
Memprediksi gejala a. Pembentukan gas yang banyak di lambung 2011. 100% Suka
dan penyebab penyakit b. Produksi HCl berlebih di lambung Biologi SMA kelas
terkait sistem c. Adanya zat racun pada sayuran XI. Jakarta: Mata
pencernaan Elang Media.
d. Konsentrasi enzim yang berlebihan
e. Keterlambatan proses penyerapan sari makanan
36 Rasa nyeri pada usus karena adanya penyerapan air yang C6 D
berlebihan sehingga feses menjadi mengeras disebut …. Ristie Ernawati.
a. Defekasi 2011. 100% Suka
b. Hemoroid Biologi SMA kelas
c. Gastrokolik XI. Jakarta: Mata
d. Konstipasi Elang Media.
e. Gastritis
37 Pernyataan yang benar mengenai gangguan pencernaan C6 A Khory Yuni Utami.
dan penyebabnya adalah … 2012. Super Biologi
221

a. Sembelit, disebabkan kurang makanan berserat SMA kelas XI.


b. Diare, disebabkan kelebihan asam lambung Jakarta: Kompas
c. Gastritis, disebabkan racun yang dikeluarkan oleh Ilmu
bakteri
d. Ulkus, disebabkan racun yang dikeluarkan oleh
materi
e. Radang usus buntu, disebabkan adanya gangguan
absorpsi air
38 Seorang siswa mengalami gangguan pencernaan makanan, C6 A
dengan gejala sukar membuang air besar. Gangguan ini
disebut…
a. Sembelit, disebabkan makanannya kurang Khory Yuni Utami.
mengandung serat 2012. Super Biologi
b. Diare, disebabkan keracunan makanan SMA kelas XI.
Jakarta: Kompas
c. Kolik, disebabkan kekurangan vitamin C
Ilmu
d. Apendisitis, disebabkan infeksi selaput rongga
tubuh
e. Perotinitis, disebabkan infeksi menimbulkan rasa
39 Urutan jalannya makanan pada hewan memamah biak dari C3 B
mulut sampai keempat macam lambung adalah…
a. Mulut : omasum: abomasum: kembali ke mulut:
rumen: retikulum
b. Mulut: rumen: reticulum: kembali ke mulut: Ristie Ernawati.
Mengurutkan alur
omasum: abomasum 2011. 100% Suka
pencernaan pada hewan
c. Mulut:rumen: reticulum: omasum: abomasum: Biologi SMA kelas
ruminansia
XI. Jakarta: Mata
kembali ke mulut
Elang Media.
d. Mulut: reticulum: kembali ke mulut: rumen:
omasum: abomasum
e. Mulut: rumen: reticulum: omasum: kembali ke
mulut: abomasum
222

40 Bagian lambung domba yang serupa atau sama dengan C4 E


lambung manusia adalah …
Khory Yuni Utami.
Merincikan organ dan a. Abomasum
2012. Super Biologi
fungsi organ pada b. Rumen SMA kelas XI.
hewan ruminansia c. Retikulum Jakarta: Kompas
d. Omasum Ilmu
e. Ileum
223

Lampiran 16.
ANALISIS BUTIR SOAL DARI ANATES

REKAP ANALISIS BUTIR


================
Rata2= 21.15
Simpang Baku= 6.29
KorelasiXY= 0.70
Reliabilitas Tes= 0.82
Butir Soal = 40
Jumlah Subyek = 26
Nama Berkas:E:\ZIKA\BAHAN SKRIPSI\HASIL OLAH DATA\VALIDASI SOAL 1.ANA
No Butir D.Pembeda (%) T.Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 42.86 Sukar 0.382 Signifikan
2 42.86 Sedang 0.336 Signifikan
3 14.29 Sukar 0.012 -
4 28.57 Sedang 0.358 Signifikan
5 42.86 Sedang 0.340 Signifikan
6 71.43 Sedang 0.510 Sangat Signifikan
7 14.29 Sedang 0.041 -
8 42.86 Mudah 0.395 Sangat Signifikan
9 0.00 Sedang 0.118 -
10 71.43 Sedang 0.462 Sangat Signifikan
11 42.86 Sukar 0.336 Signifikan
12 85.71 Sedang 0.599 Sangat Signifikan
13 100.00 Sedang 0.696 Sangat Signifikan
14 42.86 Mudah 0.615 Sangat Signifikan
15 57.14 Sedang 0.379 Signifikan
16 14.29 Sangat Sukar 0.469 Sangat Signifikan
17 14.29 Sangat Sukar 0.322 Signifikan
18 42.86 Sedang 0.308 Signifikan
19 28.57 Sangat Mudah 0.421 Sangat Signifikan
20 0.00 Mudah -0.153 -
21 14.29 Sukar 0.305 Signifikan
22 42.86 Sedang 0.454 Sangat Signifikan
23 42.86 Mudah 0.398 Sangat Signifikan
24 28.57 Mudah -0.288 -
25 -14.29 Sukar 0.001 -
26 42.86 Sukar 0.469 Sangat Signifikan
27 57.00 Sedang 0.363 Signifikan
28 0.00 Sangat Mudah 0.122 -
29 57.00 Mudah 0.501 Sangat Signifikan
30 42.86 Sedang 0.345 Signifikan
31 57.00 Sedang 0.426 Sangat Signifikan
32 57.00 Mudah 0.486 Sangat Signifikan
33 0.00 Sangat Mudah 0.288 -
34 28.57 Sedang 0.362 Signifikan
35 57.14 Sedang 0.431 Sangat Signifikan
36 42.86 Sedang 0.366 Signifikan
37 28.57 Mudah 0.331 Signifikan
38 42.86 Mudah 0.471 Sangat Signifikan
39 57.14 Sedang 0.573 Sangat Signifikan
40 14.29 Sangat Sukar 0.445 Sangat Signifikan
224

Lampiran 17.

SOAL PRETEST POSTEST

Pilihlah jawaban yang paling benar dan tepat!

1. Selulosa bukan zat gizi, namun penting bagi tubuh, Apa fungsi selulosa bagi tubuh ?
a. Mempertahankan pH lambung
b. Menggiatkan sekresi getah lambung
c. Memperlancar gerak peristaltik usus
d. Menggiatkan fungsi enzim pencernaan
e. Menghambat gerak peristaltic
2. Perhatikan fungsi zat makanan di bawah ini!
11) Sumber energi
12) Menghasilkan jaringan baru
13) Menjadi pelindung alat-alat tubuh
14) Sebagai pembentuk tubuh
15) Penyekatan/isolasi

Manakah yang merupakan fungsi dari protein ?

a. 1 dan 2
b. 1 dan 5
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 3 dan 5
3. Manakah makanan yang mengandung karbohidrat jenis fruktosa ?
a. Buah – buahan
b. Tebu dan bit
c. Susu dan keju
d. Sayur – sayuran
e. Hati dan daging
4. Dari pernyataan di bawah ini, manakah hubungan yang benar antara nama, sumber, dan
fungsi vitamin ?

Vitamin Sumber Fungsi


225

A B12 Telur, susu Metabolism sel dan pertumbuhan jaringan


B B6 Hati, kacang, Mengatur kadar gulaC2
hijau
C B3 Ikan, kentang Oksidasi dan dehidrasi
D B2 Jagung, telur Mempengaruhi penyerapan lemak di usus

E B1 Sayuran hijau, Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf


hati

5. Contoh sumber makanan yang mengandung lemak adalah ….


a. Nasi
b. Gandum
c. Keju
d. Ketela
e. Umbi-umbian
6. Apa yang terjadi pada anak usia 6-38 bulan jika mengalami kekurangan protein ?
a. Obesitas
b. Anemia
c. Diabetes
d. Kwashiorkor
e. Avitaminosis
7. Perhatikan uji zat makanan berikut!

Warna
No Reagen Warna akhir
awal bahan
1 Lugol Coklat Biru kehitaman
2 Benedict Biru muda Merah bata
3 Biuret Biru muda Ungu
Berdasarkan data pada tabel di atas, secara berurutan 1, 2, 3, dapat disimpulkan bahwa
bahan makanan tersebut mengandung zat …

a. Protein, glukosa, amilum


b. Amilum, glukosa, protein
c. Amilum, protein, glukosa
d. Glukosa, amilum, protein
226

e. Protein, amilum, glukosa


8. Perhatikan tabel hasil percobaan uji makanan terhadap suatu jenis makanan (X) berikut:

Nama Perubahan yang terjadi setelah diuji dengan


makanan Lugol Fehling A+B Biuret Dioleskan di kertas
dipanaskan dipanaskan koranC5
X Hitam Tetap seperti Ada Transparan
semula (-) gumpalan
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa makanan tersebut mengandung …

a. Karbohidrat dan protein


b. Amilum dan protein
c. Karbohidrat dan amilum
d. Amilum dan lemak
e. Karbohidrat dan lemak
9. Hasil uji biuret pada suatu produk bahan pangan menunjukkan hasil negatif (tidak timbul
warna ungu). Bila produk bahan pangan tersebut dijadikan sumber makanan pokok,
maka akan menimbulkan …
a. Penyakit kwashiorkor (oedema)
b. Gangguan pada penyerapan kalsium
c. Gangguan transport vitamin A,D,E, dan K
d. Rasa tidak cepat lapar
e. Keasaman darah stabil
10. Apa fungsi getah yang disekresikan oleh kantung empedu ?
a. Memberi warna empedu
b. Mengemulsi lemak
c. Memecah lemak
d. Mempertahankan pH darah
e. Menawarkan zat makanan dari racun
11. Pankreas mampu menyekresikan beberapa jenis enzim, yaitu….
a. Amilase, renin, pepsin
b. Lipase, amilase, pepsin
c. Amilase, lipase, tripsin
d. Ptialin, lipase, amilase
227

e. Renin, ptialin, pepsin


12. Apa fungsi enzim yang dihasilkan oleh organ X ?

a. Mengubah maltosa menjadi glukosa


b. Mengubah sukrosa menjadi fruktosa
c. Mengemulsi lemak
d. Mengendapkan kasein susu
e. Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
13. Dimana proses penyerapan makanan pada usus halus terjadi ?
a. Duodenum
b. Ileum
c. Jejenum
d. Duodenum dan ileum
e. Jejenum dan ileum
14. Saluran pencernaan makan yang menghubungkan mulut dengan lambung adalah …
a. Usus halus
b. Faring
c. Laring
d. Esofagus
e. Ventrikulus
15. Sistem organ pencernaan manusia disusun oleh organ-organ:

1. lambung
2. usus halus
3. rektum
4. kerongkongan
5. mulut
6. anus
7. usus besar
228

Urutan organ-organ penyusun sistem pencernaan yang benar adalah…

a. 5-2-3-4-1-7-6
b. 5-3-1-4-2-6-7
c. 5-3-4-1-2-6-7
d. 5-4-1-2-7-3-6
e. 5-4-3-2-1-6-7
16. Saliva merupakan hasil dari sekresi kelenjar saliva yang terdiri dari zat berikut,
kecuali…
a. Air
b. Ion anorganik
c. Protein mucus
d. Laktase
e. Amilase
17. Berikut ini yang merupakan fungsi hormon gastrin adalah …
a. Mempengaruhi gumpalan susu menjadi rantai polipeptida
b. Mengubah protein menjadi renin
c. Mempengaruhi kaseinogen menjadi kasein
d. Mengaktifkan ion Ca+ untuk mempengaruhi pepsin
e. Merangsang sekresi getah lambung
18. Getah lambung yang mengubah protein menjadi pepton adalah ….
a. Lipase
b. Pepsin
c. Klimase
d. Gastrin
e. Asam klorida
19. Pepsinogen menjadi pepsin yang aktif karena adanya pengaruh dari ….
a. Enzim-enzim pencernaan
b. Kerja otot lambung
c. Makanan dalam lambung
d. Hormon gastrin
e. Asam lambung
20. Dalam proses penyerapan makanan, lemak akan diubah menjadi ….
a. Asam lemak dan enzim
229

b. Asam amino dan asam lemak


c. Asam lemak dan gliserol
d. Asam lemak dan glukosa
e. Asam lemak dan amilum
21. Dari tabel dibawah ini yang sesuai antara organ, enzim yang dihasilkan, dan fungsinya
adalah …

No Organ Enzim Fungsinya mengubah


1 Kelenjar parotis Sakarose Amilum → disakarida
2 Lambung Pepsin Protein → pepton
3 Pankreas Lipase Lemak → gliserol
4 Usus halus Maltase Maltosa → glukosa
5 kolon Enterokinase Pepton → asam amino
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 6
22. Bagian alat pencernaan makanan yang tidak berfungsi mencernakan makanan secara
kimia adalah …
a. Usus dua belas jari
b. Lambung
c. Rongga mulut
d. Kerongkongan
e. Usus halus

23. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi glandula parotis adalah ….


a. Gondok
b. Gastrin
c. Hemoroid
d. Ulkus
e. Gondong
24. Peristiwa konstipasi (sembelit) pada defekasi dapat terjadi karena ….
230

a. Terlalu banyak air diserap dinding kolon


b. Infeksi pada dinding kolon
c. Infeksi pada selaput dinding rongga perut
d. Radang pada selaput dinding rongga perut
e. Produksi getah lambung berlebih
25. Gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah …
a. Parositis/gondongan
b. Ulkus peptikum
c. Apendisitis
d. Gastritis
e. Pankreasitis
26. Seorang ibu mengeluh perutnya terasa kembung setelah makan jenis sayuran tertentu.
Gangguan tersebut kemungkinan disebabkan oleh ….
a. Pembentukan gas yang banyak di lambung
b. Produksi HCl berlebih di lambung
c. Adanya zat racun pada sayuran
d. Konsentrasi enzim yang berlebihan
e. Keterlambatan proses penyerapan sari makanan
27. Pernyataan yang benar mengenai gangguan pencernaan dan penyebabnya adalah …
a. Sembelit, disebabkan kurang makanan berserat
b. Diare, disebabkan kelebihan asam lambung
c. Gastritis, disebabkan racun yang dikeluarkan oleh bakteri
d. Ulkus, disebabkan racun yang dikeluarkan oleh materi
e. Radang usus buntu, disebabkan adanya gangguan absorpsi air
28. Seorang siswa mengalami gangguan pencernaan makanan, dengan gejala sukar
membuang air besar. Gangguan ini disebut…
a. Sembelit, disebabkan makanannya kurang mengandung serat
b. Diare, disebabkan keracunan makanan
c. Kolik, disebabkan kekurangan vitamin C
d. Apendisitis, disebabkan infeksi selaput rongga tubuh
e. Perotinitis, disebabkan infeksi menimbulkan rasa
29. Urutan jalannya makanan pada hewan memamah biak dari mulut sampai keempat
macam lambung adalah…
a. Mulut : omasum: abomasum: kembali ke mulut: rumen: retikulum
231

b. Mulut: rumen: retikulum: kembali ke mulut: omasum: abomasum


c. Mulut: rumen: retikulum: omasum: abomasum: kembali ke mulut
d. Mulut: retikulum: kembali ke mulut: rumen: omasum: abomasum
e. Mulut: rumen: retikulum: omasum: kembali ke mulut: abomasum
30. Bagian lambung domba yang serupa atau sama dengan lambung manusia adalah …
a. Abomasum
b. Rumen
c. Retikulum
d. Omasum
e. Ileum
232

Lampiran 18.
LEMBAR JAWABAN SISWA
233

Lampiran 19.

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MEDIA OLEH AHLI MEDIA

Hal-hal yang perlu


Sebelum Revisi Hasil Revisi
direvisi
Penambahan course materi
Course tidak sesuai dengan pada navigasi agar siswa
Tata letak course
urutan nya dapat mengetahui urutan
materi
Huruf pada penulisan judul Huruf penulisan judul materi
Huruf Penyajian materi besar kecil sedangkan menggunakan huruf capital
Materi pada isi materi menggunakan dan mengurangi penggunaan
kapital huruf kapital pada isi materi

Penyajian Powerpoint dan


Penyajian Powerpoint dan video sudah
video pada materi tidak sesuai
Powerpoint materi disesuaikan oleh konsep
dengan konsep yang disediakan

Hal Yang Perlu


No Hasil Revisi
direvisi

Tata letak course


1 sesuai dengan
urutannya

Huruf penyajian materi


pada judul kapital namun
2
pada isi materi tidak
menggunakan kapital
234

Penyajian powerpoint
dan video pada materi
3
harus sesuai dengan
konsep yang disediakan
235

Lampiran 20.

REKAPITULASI HASIL REVISI MEDIA OLEH AHLI MATERI


Hal-hal yang
Sebelum Revisi Hasil Revisi
perlu direvisi

Setelah halaman pendahuluan, materi


Isi dari sub materi zat makanan tidak
zat makanan di lanjutkan dengan
Pengelompokkan sesuai, dimulai dari pendahuluan
pengertian zat makanan kemudian
materi namun tidak memiliki pengertian zat
halaman materi dikurangin
makanan dan terlalu banyak halaman
berdasarkan jenis zat makanan

Keliru dalam menyajikan gambar


Gambar sudah disesuaikan pada
sebagai contoh materi kekurangan zat
materi zat makanan, sistem
Penyajian protein,begitupun terdapat gambar
pencernaan manusia, gangguan
Gambar yang tidak patut untuk dijadikan
pencernaan, teknologi pencernaan,
contoh pada submateri gangguan
dan sistem pencernaan ruminansia.
sistem pencernaan

Istilah-istilah pada materi sistem


Keliru dalam menyajikan materi
pencernaan dalam bahan ajar sudah
sehingga banyak kesalah pahaman
Penulisan Materi disesuaikan dengan buku-buku yang
pada istilah istilah yang terkandung
digunakan sebagai acuan
dalam materi sistem pencernaan
pengembangan

Kesalahan dalam mengetik (typo)


Penggunaan kekurangan suku kata dan masih Penulisan huruf telah diperbaiki
EYD banyak menggunakan huruf kapital berdasarkan peraturan EYD
dalam isi materi selain judul materi

Penggunaan Penggunaan jenis font huruf terlalu Jenis font sudah diperbaiki menjadi
jenis font huruf banyak macamnya satu jenis font yang sama

Penggunaan Penggunaan warna dasar pada


Masing masing infografis pada sub
warna dasar pada infografis terlalu banyak, harusnya di
materi telah disamakan.
infografis samakan setiap sub materi

Belum mencantumkan Sudah menambahkan


Refrensi sumber/refrensi dari powerpoint sumber/refrensi dari powerpoint
materi materi
236

Hal-hal yang perlu


No Hasil Revisi
direvisi

Isi dari sub materi zat


makanan tidak
sesuai, dimulai dari
pendahuluan namun
1
tidak memiliki
pengertian zat
makanan dan terlalu
banyak halaman

Keliru dalam
menyajikan gambar
sebagai contoh
materi kekurangan
zat protein,begitupun
2 terdapat gambar yang
tidak patut untuk
dijadikan contoh
pada submateri
gangguan sistem
pencernaan

Keliru dalam
menyajikan materi
sehingga banyak
kesalah pahaman
3
pada istilah istilah
yang terkandung
dalam materi sistem
pencernaan
237

Penggunaan font
huruf yang berbeda-
beda membuat
pembaca tidak
nyaman, keliru dalam
4 penulisan (typo), dan
warna background
yang berbeda-beda
tidak nyaman dilihat
sehingga harus
disamakan warnanya

Belum
mencantumkan
5
sumber/refrensi dari
powerpoint materi

Penambahan
6
Rangkuman materi
238

Lampiran 21.

REKAPITULASI PENILAIAN VALIDASI MEDIA OLEH AHLI MEDIA

Validator Ke
Apek Indikator Penilaian Jumlah
1 2
1. Maintanable (dapat 5
5 10
dipelihara/dikelola dengan mudah
2. Usabilitas (mudah digunakan dan 4
sederhana dalam 5 9
pengoperasiannya)
Rekayasa 3. Reliable (dapat dimanfaatkan 5
5 10
Perangkat kembali)
Lunak 4. Dokumentasi media lengkap 4 4 8
5. Kompatibilitas (media 5
pembelajarannya dapat
diinstalasi/dijalankan diberbagai 4 9
hardware yang dengan atau tanpa
mengunduh materi)
6. Ukuran huruf dapat terbaca 5 5 10
7. Jenis huruf dapat terbaca 5 5 10
8. Kualitas gambar baik 5 5 10
9. Tata letak gambar baik 5 4.5 9.5
10. Komposisi warna gambar
4 4.5 8.5
dalamlayout (tampilan baik
11. Warna tulisan baik 4 4 8
Aspek
12. Penyajian video pembelajaran
Tampilan 5 5 10
menarik
13. Kualitas gambar pada video
5 5 10
pembelajaran menarik
14. Suara pada video pembelajaran
5 5 10
jelas
15. Tata letak menu (navigasi) baik 5 5 10
16. Petunjuk arah (navigasi) baik 5 4.5 9.5
17. LMS moodle dapat digunakan pada
5 5 10
perangkat mobile
18. LMS moodle mudah digunakan
5 5 10
dan dioperasikan
19. Saat mengakses LMS moodle
5 5 10
berjalan lancar
Teknisi
20. Memiliki fitur-fitur yang beragam 5 4.5 9.5
21. Fitur-fitur yang disediakan pada
4 4.5 8.5
LMS moodle mudah digunakan
22. Fitur-fitur yang disediakan pada
LMS moodle sesuai untuk kegiatan 5 5 10
pembelajaran
239

PERHITUNGAN KUALITAS LMS MOODLE BERDASARKAN


PENILAIAN AHLI MEDIA
Validator Ke
Apek Indikator Penilaian Jumlah
1 2
1. Maintanable (dapat 5 5 10
dipelihara/dikelola dengan mudah
2. Usabilitas (mudah digunakan dan 4 5 9
sederhana dalam
pengoperasiannya)
Rekayasa 3. Reliable (dapat dimanfaatkan 5 5 10
Perangkat kembali)
Lunak 4. Dokumentasi media lengkap 4 4 8
5. Kompatibilitas (media 5 4 9
pembelajarannya dapat
diinstalasi/dijalankan diberbagai
hardware yang dengan atau tanpa
mengunduh materi)
Jumlah 23 23 46
6. Ukuran huruf dapat terbaca 5 5 10
7. Jenis huruf dapat terbaca 5 5 10
8. Kualitas gambar baik 5 5 10
9. Tata letak gambar baik 5 4 9.5
10. Komposisi warna gambar 8.5
5 4
dalamlayout (tampilan baik
11. Warna tulisan baik 4 4 8
Aspek
12. Penyajian video pembelajaran 10
Tampilan 5 5
menarik
13. Kualitas gambar pada video 10
5 5
pembelajaran menarik
14. suara pada video pembelajaran 10
5 5
jelas
15. Tata letak menu (navigasi) baik 5 5 10
16. Petunjuk arah (navigasi) baik 4 5 9.5
Jumlah 53 48 101
17. LMS moodle dapat digunakan pada 10
5 5
perangkat mobile
18. LMS moodle mudah digunakan 10
5 5
dan dioperasikan
19. Saat mengakses LMS moodle 10
5 5
berjalan lancar
Teknisi
20. Memiliki fitur-fitur yang beragam 4 5 9
21. Fitur-fitur yang disediakan pada 9
5 4
LMS moodle mudah digunakan
22. Fitur-fitur yang disediakan pada 10
LMS moodle sesuai untuk kegiatan 5 5
pembelajaran
240

Jumlah 29 29 58

Tabel Kriteria Penilaian


Skor Tertinggi = 5
Skor Terendah = 1
Jumlah Kelas = 2

𝒓𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝟒
𝒑= = =𝟐
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝟐

Skor rata-rata per aspek dihitung dengan rumus =

Ʃ skor
𝑿
Ʃ butir pernyataan
Persentase (P) dihitung dengan rumus :

jumlah skor yang diperoleh


P= x 100%
jumlah skor kriterium

Skor Kriteria
4,20 – 5,00 Sangat layak/ Sangat Setuju
3,40 – 4,19 Layak/Setuju
2,60 – 3,39 Cukup Layak/Netral
1,80 – 2,59 Kurang Layak/Tidak Setuju
1,00 – 1,79 Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju

Penilaian Aspek Rekayasa Perangkat Lunak


Validator I Validator II
Jumlah skor 23 23
Jumlah butir pernyataan 5 5
Skor tertinggi ideal 25 25
Skor rata-rata aspek rekayasa perangkat 4,60 4,60
lunak
Persentase (P) 92,00% 92,00%
#Total Penialain dari Validator
1. Skor Rata-Rata Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
4,60+4,60
Skor rata – rata aspek rekayasa perangkat lunak = = 𝟒, 𝟔𝟎 (𝐒𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤)
2
92,00+92,00
2. Rata-Rata Persentase Aspek Rekayasa Perangkat lunak (P) = = 92%
2
Penilaian Aspek Tampilan
Validator I Validator II
Jumlah skor 53 48
Jumlah butir pernyataan 11 11
Skor tertinggi ideal 85 85
Skor rata-rata aspek desain tampilan 5,00 4,40
241

Persentase (P) 96,36% 87,27%

#Total Penilaian dari Validator


1. Skor Rata-Rata Aspek Desain Tampilan
5,00+4,40
Skor rata – rata aspek desain Tampilan = = 𝟒, 𝟐𝟎 (𝐒𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤)
2
96,36+87,27
2. Rata-Rata Persentase Aspek (P) = = 91,81%
2
Penilaian Aspek Teknisi
Validator I Validator II
Jumlah skor 29 29
Jumlah butir pernyataan 6 6
Skor tertinggi ideal 50 50
Skor rata-rata aspek desain teknisi 4,33 4,33
Persentase (P) 96,67% 96,67%
#Total Penilaian Aspek Teknisi
1. Skor Rata-Rata Aspek Desain Teknisi
4,33+4,33
Skor rata – rata aspek desain Teknisi = = 𝟒, 𝟑𝟑 (𝐒𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤)
2
96,67+96,67
3. Rata-Rata Persentase Aspek (P) = = 96,67%
2
#Kesimpulan Persentase Seluruh Aspek oleh Para Ahli Media

No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteia


1 Aspek rekayasa perangkat lunak 92,00% Sangat Layak
2 Aspek Tampilan 91,81% Sangat Layak
3 Aspek Pemrograman 96,67% Layak
Rata-rata 93,49% Sangat Layak

Grafik Persentase Selurug Aspek oleh Para Ahli Media

100%
92% 96.7%
80% 91.8%
Percentase

60%

40%

20%

0%
Rekayasa Tampilan Teknisi
Perangkat Lunak
Aspek Penilaian
242

Lampiran 22.

REKAPITULASI PENILAIAN VALIDASI MEDIA OLEH AHLI MATERI


Validator Ke
Aspek Indikator Penilaian Jumlah
1 2
Pembelajaran e-learning 8
berbasis moodle memudahkan 4 4
proses pembelajaran
Pembelajaran Biologi 8
menggunakan moodle memiliki
4 4
metode bahan ajar yang
Desain
bervariasi
Pembelajaran Materi yang disaji7kan pada 8
moodle sesuai dengan contoh 4 4
sehari-hari
Rangkuman materi yang 8
disajikan pada LMS m oodle 4 4
sesuai dengan isi
Materi yang disajikan pada LMS 8
moodle sesuai dengan tujuan 4 4
pembelajaran biologi
Istilah yang digunakan pada 8
LMS moodle dalam
4 4
pembelajaran biologi sudah
tepat
Topik pada LMS moodle 8
4 4
disampaikan dengan jelas
Isi materi pada LMS moodle 8
Materi 4 4
disajikan dengan lengkap
Materi yang disajikan pada LMS 8
moodle sesuai dengan keadaan 4 4
lingkungan
Materi pada LMS moodle 8
4 4
disampaikan secara berurutan
Bentuk soal yang disajikan pada 8
4 4
LMS moodle bervariasi
Latihan soal sesuai dengan 6
3 3
materi yang diberikan
243

PERHITUNGAN KUALITAS (LMS) MOODLE BERDASARKAN


PENILAIAN AHLI MATERI
Validator Ke
Aspek Indikator Penilaian Jumlah
1 2
1. Pembelajaran e-learning
berbasis moodle
4 5 9
memudahkan proses
pembelajaran
2. Pembelajaran Biologi
menggunakan moodle
4 5 9
Desain memiliki metode bahan ajar
Pembelajaran yang bervariasi
3. Materi yang disajikan pada
moodle sesuai dengan 4 5 9
contoh sehari-hari
4. Rangkuman materi yang
disajikan pada LMS m oodle 4 4 8
sesuai dengan isi
Jumlah 16 19 35
5. Materi yang disajikan pada
LMS moodle sesuai dengan 4 5 9
tujuan pembelajaran biologi
6. Istilah yang digunakan pada
LMS moodle dalam
4 4 8
pembelajaran biologi sudah
tepat
7. Topik pada LMS moodle
4 4 8
disampaikan dengan jelas
8. Isi materi pada LMS moodle
4 5 9
Materi disajikan dengan lengkap
9. Materi yang disajikan pada
LMS moodle sesuai dengan 4 4 8
keadaan lingkungan
10. Materi pada LMS moodle
disampaikan secara 4 5 9
berurutan
11. Bentuk soal yang disajikan 4 5 9
pada LMS moodle bervariasi
12. Latihan soal sesuai dengan 3 5 8
materi yang diberikan
Jumlah 31 37 68
244

Tabel Kriteria Penilaian


Skor Tertinggi = 5
Skor Terendah = 1
Jumlah Kelas = 2
𝒓𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝟒
𝒑= = =𝟐
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝟐

Skor rata-rata per aspek dihitung dengan rumus =

Ʃ skor
𝑿=
Ʃ butir pernyataan

Persentase (P) dihitung dengan rumus :

jumlah skor yang diperoleh


P= jumlah skor kriterium
x 100%
Skor Kriteria
4,20 – 5,00 Sangat layak/ Sangat Setuju
3,40 – 4,19 Layak/Setuju
2,60 – 3,39 Cukup Layak/Netral
1,80 – 2,59 Kurang Layak/Tidak Setuju
1,00 – 1,79 Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju

Penilaian Aspek Desain Pembelajaran


Validator I Validator II
Jumlah skor 16 19
Jumlah butir pernyataan 4 4
Skor tertinggi ideal 5 5
Skor rata-rata aspek Desai Pembelajaran 4,00 4,50
Persentase (P) 80% 90%
#Total Penilaian Dari Validator
1. Skor Rata-Rata Aspek Desain Pembelajaran
4,00+4,75
Skor rata – rata aspek desain pembelajaran = = 𝟒, 𝟑𝟕 (𝐒𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤)
2
80+90
2. Rata-Rata Persentase Aspek (P) = = 85%
2
Penilaian Aspek Desain Materi
Validator I Validator II
Jumlah skor 31 37
Jumlah butir pernyataan 8 8
Skor tertinggi ideal 5 5
Skor rata-rata aspek Desain Materi 3,87 4,62
Persentase (P) 77% 92%
245

#Total Penilaian Dari Validator


1. Skor Rata-Rata Aspek Desain Materi
3,87+4,62
Skor rata – rata aspek desain Materi = = 𝟒, 𝟐𝟒 (𝐒𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐲𝐚𝐤)
2
77+92
2. Rata-Rata Persentase Aspek (P) = = 84,5%
2
#Kesimpulan Persentase Seluruh Aspek oleh Para Ahli Materi
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteia
1 Desain Pembelajaran 85% Sangat Layak
2 Materi 84% Sangat Layak
Rata-rata 84,5% Sangat Layak

Grafik Persentase Selurug Aspek oleh Para Ahli Materi

100%

95%
Persentase

90%

85%

80%
85% 84%
75%
Desain Pembelajaran Materi
Aspek Penilaian
246

Lampiran 23.

REKAPITULASI ANGKET RESPON GURU TERHADAP LMS MOODLE


No. Jawaban Guru
Aspek Jumlah
Pernyataan 1 2
1 5 4 9
2 5 4 9
3 4 5 9
4 4 5 9
Desain Pembelajaran
5 4 5 9
6 5 5 10
7 4 5 9
8 5 5 10
9 5 5 10
10 5 5 10
11 4 5 9
12 5 4 9
Materi
13 4 4 8
14 4 5 9
15 4 5 9
16 4 5 9
17 4 5 9
18 5 5 10
19 4 5 9
Desain Tampilan
20 5 5 9
21 5 4 9
22 5 5 10
23 4 5 9
24 4 5 9
Media Pendukung
25 4 4 8
26 5 4 9
27 5 4 9
28 5 5 10
Aksesibilitas
29 3 3 6
30 5 5 10
247

DATA PERHITUNGAN ANGKET RESPON PENGAJAR (GURU)


No. Jawaban Guru
Aspek Jumlah
Pernyataan 1 2
1 5 4 9
2 5 4 9
3 4 5 9
Desain 4 4 5 9
Pembelajaran 5 4 5 9
6 5 5 10
7 4 5 9
8 5 5 10
9 5 5 10
10 5 5 10
11 4 5 9
12 5 4 9
Materi
13 4 4 8
14 4 5 9
15 4 5 9
16 4 5 9
17 4 5 9
18 5 5 10
Desain 19 4 5 9
Tampilan 20 5 5 9
21 5 4 9
22 5 5 10
23 4 5 9
Media 24 4 5 9
Pendukung 25 4 4 8
26 5 4 9
27 5 4 9
28 5 5 10
Aksesibilitas
29 3 3 6
30 5 5 10
Jumlah 134 140 274

Perhitungan :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


P = 𝒙100% dimana, skor kriterium = 5 x 30 x 2 = 300
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒖𝒎
𝟐𝟕𝟒
= 𝟑𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

= 91%
Kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk skala penilaian
248

0 20 40 60 80 90 91 100

Tabel Persentase dan Kriterium Penilaian

Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 40% Cukup
21 % - 40% TIdak Baik
≤ 20% Sangat Tidak Baik

Data Perhitungan Angket Respon Guru Terhadap Learning Management System


(LMS) Moodle Tiap Indikator

No. Skor
Aspek Indikator Skor P (%) Kategori
Butir Max
Desain Materi sesuai dengan KI, 18 20 90 Sangat
Pembelajaran KD dan tujuan 1,2 Baik
pembelajaran
Sistematika penyajian 27 30 90 Sangat
3,4,5
materi Baik
Usability (penggunaan) 10 10 100 Sangat
6
Baik
Umpan balik untuk siswa 19 20 95 Sangat
7,8
Baik
Sangat
Rata – rata Aspek Desain Pembelajaran 74 80 93
Baik
Desain Kesesuaian dan Sangat
1,2,3 29 30 97
Materi kejelasan isi materi Baik
Tingkat kesulitan materi Sangat
4,5 17 20 85
Baik
Kesesuaian soal evaluasi Sangat
6,7 18 20 90
Baik
Penyajian gambar sesuai Sangat
dengan materi 8 9 10 90
Baik
Sangat
Rata – rata Aspek Materi 73 80 91
Baik
Desain Kegunaan huruf dan Sangat
1,2,3 28 30 93
Tampilan bahasa Baik
Penyesuaian gambar dan Sangat
2 19 20 95
warna tulisan Baik
Penggunaan navigasi Sangat
1 10 10 100
Baik
249

Sangat
Rata – rata Aspek Desain Tampilan 57 60 95
Baik
Media Penyajian gambar, video, Sangat
Pendukung dan powerpoint 4 35 40 87
Baik
Sangat
Rata – rata Aspek Media Pendukung 35 40 87
Baik
Aksesbilitis Usability (penggunaan) Sangat
4 35 40 87
pada proses pembelajaran Baik
Sangat
Rata – rata Aspek Aksesibilitas 35 40 87
Baik

No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria


1 Desain Pembelajaran 93% Sangat Baik
2 Materi 91% Sangat Baik
3 Desain Tampilan 95% Sangat Baik
4 Media Pendukung 87% Sangat Baik
5 Aksesibilitas 87% Sangat Baik
Rata-Rata 90% Sangat Baik

96%
95%
94%
93%
92%
91%
Persentase

90%

88%
87% 87%
86%

84%

82%
Desain Materi Tampilan Media Aksesibilitas
Pembelajaran Pendukung
Aspek Penilaian
250

Lampiran 24.

DATA PERHITUNGAN PADA ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LMS MOODLE MA MADRASAH PEMBANGUNAN

Aspek Jumlah Siswa


No. Butir Total % Keterangan
Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 5 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 63 84% Sangat Layak
2 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 67 89% Sangat Layak
1. Desain 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 69 92% Sangat Layak
Tampilan 4 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 68 90% Sangat Layak
5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 68 90% Sangat Layak
6 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 3 61 81% Sangat Layak
1 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 67 89% Sangat Layak
2 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 68 90% Sangat Layak
3 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 64 84% Sangat Layak
2. Desain 4 4 5 4 5 2 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 64 84% Sangat Layak
Pembelajaran 5 5 5 4 4 2 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 64 84% Sangat Layak
6 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 70 93% Sangat Layak
7 5 5 3 5 2 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 64 84% Sangat Layak
8 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 3 4 4 5 5 66 88% Sangat Layak
1 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 66 88% Sangat Layak
2 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 68 90% Sangat Layak
3 4 5 3 4 2 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 63 84% Sangat Layak
4 4 5 3 4 2 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 59 78% Layak
3. Materi
5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 64 84% Sangat Layak
6 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 69 92% Sangat Layak
7 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 69 92% Sangat Layak
8 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 82% Sangat Layak
1 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 69 92% Sangat Layak
4. Media 2 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 69 92% Sangat Layak
Pendukung 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 67 89% Sangat Layak
4 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 66 88% Sangat Layak
TOTAL 26 124 129 99 112 84 124 129 104 126 123 104 108 114 119 115 1714 87%
251

DATA PERHITUNGAN PADA ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LMS MOODLE SMA HUFFADZ DARUL MUNIR

Aspek Jumlah Siswa


No. Butir Total Persentase Keterangan
Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 138 92% Sangat Layak
2 4 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 133 88,7% Sangat Layak
1. Desain 3 3 5 4 3 4 5 4 3 5 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 134 89% Sangat Layak
Tampilan 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 2 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 133 88,7% Sangat Layak
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 5 125 83% Sangat Layak
6 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 5 4 5 3 4 125 83% Sangat Layak
1 4 4 3 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 132 88% Sangat Layak
2 4 2 5 4 5 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 130 86,7% Sangat Layak
3 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 2 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 3 132 88% Sangat Layak
2. Desain 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 131 87% Sangat Layak
Pembelajaran 5 4 5 3 5 3 5 5 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 4 129 86% Sangat Layak
6 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 138 92% Sangat Layak
7 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 128 85,3% Sangat Layak
8 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 130 86,7% Sangat Layak
1 4 5 5 5 5 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 133 88,7% Sangat Layak
2 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 135 90% Sangat Layak
3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 134 89% Sangat Layak
4 4 5 3 3 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 128 85,3% Sangat Layak
3. Materi
5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 124 82,7% Sangat Layak
6 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 132 88% Sangat Layak
7 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 140 93% Sangat Layak
8 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 132 88% Sangat Layak
1 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 139 92% Sangat Layak
4. Media 2 4 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 135 90% Sangat Layak
Pendukung 3 4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 133 88,7% Sangat Layak
4 3 5 4 4 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 131 87,3% Sangat Layak
TOTAL 26 100 120 108 113 120 119 111 93 108 98 90 104 115 127 122 108 130 129 106 113 113 128 125 121 125 129 105 126 124 104 3434 89% Sangat Layak
252

DATA PERHITUNGAN PADA ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LMS MOODLE KESELURUHAN

Skor
Skor SMA
Aspek Total Skor Skor Kriterium Persentase (%) Kriteria
Skor MP Huffadz
Darul Munir
Desain Tampilan 396 788 1184 1350 87,16 Sangat Layak
Desain Pembelajaran 527 1050 1577 1800 86,31 Sangat Layak
Desain Materi 520 1058 1578 1800 83,75 Sangat Layak
Media Pendukung 271 538 809 900 88,87 Sangat Layak
Total Keseluruhan 1714 3434 5148 5850 86,52 Sangat Layak

100%
87% 86% 84% 89%
90%
80%
70%
Persentase

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tampilan Desain Pembelajaran Materi Media Pendukung
Aspek Penilaian
253

Lampiran 25.

DATA PERHITUNGAN PADA ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN LMS MOODLE
SMA HUFFADZ DARUL MUNIR

Jumlah Siswa
NO Indikator Pernyataan No Butir Jumlah Rata-rata Skor Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Motivasi siswa 1 4 5 5 5 3 4 4 4 3 5 5 5 5 3 4 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 3 4 4 4 3 126 4.2 84%
2 2 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 125 4.2 83%
Materi yang disajikan 3 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 3 5 5 131 4.4 87%
4 4 5 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 3 5 126 4.2 84%
3 5 3 4 5 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3 3 4 123 4.1 82%
Tampilan Moodle
DESAIN LMS 6 4 5 5 3 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 4 123 4.1 82%
MOODLE
Kenyamanan dalam
5 7 4 5 5 4 3 4 4 2 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 2 3 118 3.9 78%
penggunaan LMS
8 3 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 3 4 5 120 4.0 80%
7 LMS meningkatkan Minat belajar9 3 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 3 5 5 5 5 4 4 5 4 131 4.4 87%
Kemudahan dalam
8 menjalankan Multimedia 10 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 123 4.1 82%
Total Persentase 82,9%
254

Lampiran 26.

REKAPITULASI KRITIK DAN SARAN SISWA

No Kritik dan Saran


1 Semoga bisa lebih baik lagi kedepannya
2 Saran saya user interface moodle diperindah lagi, jadi lebih mudah dan friendly
Pembelajaran dengan moodle sangat menarik dan kreatif apalagi dikala situasi PJJ
3
saran agar dibuat lebih menarik lagi agar terkesan variatif dan mudah dipahami
4 Sistem pembelajaran ini sangat baik, semoga dapat dikembangkan lagi
5 Saran saya tetap semangat ka
6 Moodle sudah cukup enak untuk proses pembelajaran
7 Kalau menurut saya layout moodle sedikit ribet dan kurang simple saja
Semua sisi, mulai dari UI sampai koneksi bisa dicapai (contoh: fitur chat guru dengan
8 murid) dalam web learning ini sudah dalam kategori bagus. Mudah-mudahan
kedepannya ada fitur menarik
9 Sudah bagus moodlenya, isinya sudah merangkum materi pembelajaran
10 Nyaman sekali pakai moodle
11 Moodle bagus banget, solusi lain jika ada masalah pada googleclassroom
12 Pembelajaran dengan moodle sangat menarik
13 Semoga lebih baik lagi
14 Tetap semangat untuk membuat media pembelajaran seperti ini
Tampilan saat membuka web menggunakan smartphone kurang bagus bila
15 dibandingkan dengan membuka di laptop, kalau bisa terus tingkatkan agar
penggunanya nyaman ketika terus menerus digunakan
16 Sistem pembelajaran ini sangat baik semoga bisa dikembangkan kembali
17 Sangat baik dan sudah sesuai materi
18 Sudah bagus, minat belajar saya jadi meningkat
19 Semoga dapat dikembangkan lagi dan dapat digunakan pada pelajaran lain
20 Sudah bagus untuk pembelajaran
21 menarik dan kreatif sehingga saya dapat memahami pelajaran
22 Sudah bagus namun, harusnya ditambah lagi dengan game edukasi
Untuk materinya lengkap tetapi, masih ada beberapa kunci jawaban yang salah pada
23
kuis
24 Nama user sebaiknya sesuaikan dengan mata pelajaran
25 Sudah bagus tapi tingkatkan lagi agar siswa bisa lebih tertarik
Bagus saya sangat menantikan aplikasi seperti ini banyak gambar dan video tetapi
26 nama user terlalu sulit diingat, saran saya lebih baik nama linknya disesuaikan
dengan pembelajaran
255

Lampiran 27.

REKAPITULASI HASIL PRETEST SISWA SMA HUFFADZ DARUL MUNIR


No. Soal dan Kunci Jawaban
Kode
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai
Siswa
C A A A C D D D A B C D E D D D E B E C C D E A B A A A B E
1 A 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8 27
2 B 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8 27
3 C 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 14 47
4 D 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 21
5 E 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 7 24
6 F 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 7 24
7 G 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4 14
8 H 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 24
9 I 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 11
10 J 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 8 27
11 K 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 12 41
12 L 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 10 34
13 M 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 10 34
14 N 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 11 37
15 O 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 14 47
16 P 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 9 31
17 Q 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7 24
18 R 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 7 24
19 S 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 10 34
20 T 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 8 27
21 U 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 8 27
22 V 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8 27
23 W 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 31
24 X 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 27
25 Y 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 14
26 Z 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 10 34
27 AA 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 9 31
28 AB 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 34
29 AC 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 7 24
30 AD 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 12 41
Jumlah 6 16 15 15 16 10 8 7 7 7 3 2 2 17 15 4 5 13 4 7 12 3 7 2 2 5 11 20 9 6
255 872
Persentase 20 53 50 50 53 33 27 23 23 23 10 7 7 57 50 13 16 43 13 23 40 10 23 7 7 16 37 66 30 20
Nilai Terendah 11
Nilai Tertinggi 47
Rata-rata 29
256

REKAPITULASI HASIL POSTTEST SMA HUFFADZ DARUL MUNIR BEKASI


No. Soal dan Kunci Jawaban
Kode
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai
Siswa
C A A A C D D D A B C D E D D D E B E C C D E A B A A A B E
1 A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23 77
2 B 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 23 77
3 C 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25 84
4 D 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 44
5 E 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 20 67
6 F 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22 74
7 G 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 11 37
8 H 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 84
9 I 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 19 64
10 J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 25 84
11 K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 84
12 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 25 84
13 M 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 24 80
14 N 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 24 80
15 O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 84
16 P 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 80
17 Q 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 23 77
18 R 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 23 77
19 S 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24 80
20 T 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 23 77
21 U 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 84
22 V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 25 84
23 W 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26 87
24 X 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 23 77
25 Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 37
26 Z 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 25 84
27 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 24 80
28 AB 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24 80
29 AC 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 21 70
30 AD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 26 87
Jumlah 28 26 26 21 27 22 24 21 26 26 24 19 23 24 26 24 20 23 26 21 22 22 19 23 22 22 20 21 17 12
676 2261
Persentase 98 87 87 70 90 73 80 70 87 87 80 63 76 80 87 80 67 76 87 70 73 73 63 76 73 73 67 70 57 40
Nilai Terendah 37
Nilai Tertinggi 87
Rata-Rata 75
257

Hasil Perhitungan :

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕


𝐠=
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕

Kriteria N-Gain

Rentang Kriteria
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah

Keterangan :

g = nilai N-Gain siswa

Deskripsi Hasil Tes Siswa

Data Nilai Pretest Posttest


Nilai Tertinggi 47 87
Nilai Terendah 11 37
Rata-rata 29 75

Grafik Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kriteria N-Gain

60%
50%
50%
40%
40%
Persentase

30%

20%
10%
10%

0%
Tinggi Sedang Rendah
Kriteria N-Gain
258

Deskripsi Nilai Pretest dan Posttest Siswa SMA Huffadz Darul Munir

No Kode Pretest Posttest N-Gain Kriteria


1 A 27 77 0.68 Sedang
2 B 27 77 0.68 Sedang
3 C 47 84 0.69 Sedang
4 D 21 44 0.29 Rendah
5 E 24 67 0.57 Sedang
6 F 24 74 0.65 Sedang
7 G 14 37 0.27 Rendah
8 H 24 84 0.78 Tinggi
9 I 11 64 0.59 Sedang
10 J 27 84 0.77 Tinggi
11 K 41 84 0.72 Tinggi
12 L 34 84 0.75 Tinggi
13 M 34 80 0.70 Sedang
14 N 37 80 0.68 Sedang
15 O 47 84 0.69 Sedang
16 P 31 80 0.71 Tinggi
17 Q 24 77 0.70 Sedang
18 R 24 77 0.70 Sedang
19 S 34 80 0.70 Sedang
20 T 27 77 0.68 Sedang
21 U 27 84 0.77 Tinggi
22 V 27 84 0.77 Tinggi
23 W 31 87 0.81 Tinggi
24 X 27 77 0.68 Sedang
25 Y 14 37 0.27 Rendah
26 Z 34 84 0.75 Tinggi
27 AA 31 80 0.71 Tinggi
28 AB 34 80 0.70 Tinggi
29 AC 24 70 0.61 Sedang
30 AD 41 87 0.78 Tinggi
Nilai Tertinggi 47 87 0.81
Nilai Terendah 11 37 0.27
Rata-rata 29 75 0.66 Sedang
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.

Anda mungkin juga menyukai