Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
ZAHIDAH FARHATI
NIM. 1110016100062
LEMBAR PENGESAHAN
Dekan Fakultas
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
NIM : 1110016100062
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini
dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Zahidah Farhati
NIM.1110016100062
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
This research aimed to know the influence of using learning cycle 7E model to
critical thimking skills students in endocrine system concept. This research had been
carried out in 5 Senior High School Depok City. This research was used quasi
experiment method with nonequivalent control group design. The sample was taken
by using purposive sampling technique. The amount research sample was 42 persons
for the experiment group and 42 persons for the control group. The data was taken by
using test instrument in essay form which had tested its validity and reliability, also
observation sheets. The hypothesis research is existing positive influence of using
learning cycle 7E model to students’ critical thimking skills in endocrine system
concept. The result of this research analized use t-test show t-hit 3,097 and t-table
1,99 (α=0,05), t-hit>ttable. So, it can be said that the alternative hypothesis (H1) was
accepted and zero hypothesis (Ho) was refused. It showed that there is influence of
using learning cycle 7E model to critical thimking skills students in endocrine system
concept.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Learning Cycle 7E terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada konsep Sistem
Endokrin”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta semoga tercurah pula
kepada kita semua selaku penerus risalahnya, Amiin.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak luput dari hambatan dan kesulitan
yang dihadapi. Namun atas bantuan, motivasi serta bimbingan dari semua pihak, pada
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA)
3. Yanti Herlanti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Biologi
4. Ir. Mahmud Siregar, M.Si. selaku Pembimbing I yang memberikan banyak
pembelajaran dan nasihat kepada penulis
5. Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Pembimbing II atas pengertian,pembelajaran,
nasihat dan motivasi untuk penulis
6. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Akademik Jurusan
Pendidikan Biologi kelas B FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen dan civitas akademik jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis menuntut
ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v
8. Teruntuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Ade Ruhyana dan Ibunda Nurlaila
juga kepada adik-adik tersayang Hasna, Zaky, Hanifa, Mu’adz, Umeir, dan
Shabrina yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
9. Kepala SMAN 5 Depok, Bapak Achmad Zarkasih, S.Pd yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian. Ibu Sugiarti, M.Pd. selaku Wakil Bidang
Kurikulum, Pak Abdul Fatah, M.Pd. selaku guru Biologi kelas XI dan seluruh
siswa kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 angkatan 2015 yang turut membantu dalam
penelitian ini
10. Kawan-kawan angkatan 2010 P.Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terutama pembimbing ketiga: Faridatul Amaniyah atas motivasi dan bantuannya
yang luar biasa. Kepada teman-teman Biobers:Annis, Meriza, Anni, Endah dan
kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, namun motivasinya
begitu menginspirasi
11. Kawan-kawan seperjuangan di HMJ P. IPA periode 2011-2012, LDK Syahid
Komda FITK, LDK Syahid 17, Lingkaran Cinta, maupun adik-adik tingkat yang
senantiasa memotivasi dan saling menginspirasi dalam kebaikan dan kesabaran
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu
Ungkapan rasa syukur tepat untuk penulis ucapkan atas terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas dengan lipahan kebaikan dan keberkahan. Penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca
skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan
dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan kedepannya.
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
vii
B. Keterampilan Berpikir Kritis
1. Pengertian Keterampilan Berpikir .......................................................... 16
2. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis ................................................ 19
3. Indikator Berpikir Kritis ......................................................................... 22
C. Pengertian Extend Essay (Uraian Bebas) ..................................................... 29
D. Konsep Sistem Endokrin .............................................................................. 32
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 35
F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 36
G. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 38
viii
3. Pengujian Tingkat Kesukaran ................................................................ 50
4. Pengujian Daya Pembeda........................................................................ 51
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Hipotesis ........................................................................... 52
a. Uji Normalitas ................................................................................. 52
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 53
c. Uji Hipotesis .................................................................................... 54
2. Teknik Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ............................. 54
I. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 55
A. Hasil Penelitian
1. Data Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol .................................................................................. 56
2. Data Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis pada Pretest
Dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 57
3. Data Lembar Kerja Siswa dan Keterampilan Berpikir Kritis ................. 59
4. Data Observasi Kegiatan Guru ............................................................... 60
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 62
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 63
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 64
a. Uji Hipotesis Pretest (Mann Whitney) .............................................. 64
b. Uji Hipotesis Postest (Uji-T)............................................................. 65
C. Pembahasan ................................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 77
B. Saran ............................................................................................................ 77
ix
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79
LAMPIRAN ....................................................................................................... 84
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
4.8 Hasil Berpikir Kritis Tiap Aspek Pada Pretest........................................... 64
4.9 Hasil Uji-T Pada Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 65
4.10 Hasil Uji-T Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis ......................................... 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
minat serta perkembangan fisik dan psikologis siswa.1 Maka proses pembelajaran
pada tingkat satuan pendidikan harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional
tersebut.
Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang akan mempengaruhi
keberhasilan dan keefektifan proses belajar.baik itu dari internal siswa, hingga ke
faktor luar siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pribadi siswa,
seperti motivasi, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
yang berasal dari luar siswa, meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pengajaran
(termasuk dalam penggunaan model dan metode pembelajaran) hingga evaluasi.
Ketiganya harus berperan baik untuk menjadikan pembelajaran yang berkualitas.
Lebih jauh lagi, strategi penggunaan metode dan model pembelajaran
mempunyai porsi penting tersendiri dalam menentukan kualitas hasil belajar
mengajar. Setiap metode dan model pembelajaran mempunyai tujuan dan
menghasilkan kualitas capaian proses pembelajaran sendiri. Untuk mencapai satu
tujuan pembelajaran, tidak harus selalu menggunakan satu metode dan model yang
sama. Penggunaan metode dan model yang bervariatif justru akan lebih diminati
siswa, karena dapat menggairahkan proses belajar dan dapat menjembatani gaya
belajar siswa dalam menyerap bahan pelajaran. Sebagai fasilitator seharusnya guru
dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membimbing siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk menemukan dan
membangun sendiri pengetahuannya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan menghasilkan perubahan dalam diri siswa, baik dalam pengetahuan,
sikap dan keterampilannya. Umpan balik dari siswa akan bangkit sejalan dengan
kondisi psikologisnya. Maka menjadi suatu hal yang penting memahami kondisi
psikologis siswa sebelum memilih model pembelajaran yang akan digunakan.2
1
Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Bab IV No (1), 2005, h.17.
2
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,
2006), h. 159.
3
sangat pesat, sehingga guru tidak mungkin mampu mengajarkan seluruh fakta,
konsep, prinsip, dan teori-teori kepada para siswanya.
Pembelajaran IPA, khususnya biologi diorientasikan untuk mempersiapkan
siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupannya dan di
dunia yang selalu berkembang, melalui tindakan dan sikap atas dasar pemaikiran
yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efisien. Pembelajaran biologi bukan
hanya berorientasi pada hasil akhir, tetapi lebih menekankan pada proses selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga siswa tidak hanya sebatas mampu
menjawab soal-soal, namun mampu menjelaskan konsep dasarnya dan menerapkan
dalam kehidupannya. Dalam hal ini maka kemampuan siswa untuk berfikir kritis
sangat diperlukan. Hal ini, secara eksplisit telah dirumuskan dalam Permen 22, tahun
2006 tentang Standar Isi KTSP untuk mata pelajaran biologi SMA-MA (Depdiknas,
2006):5
Matapelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir
analitis,induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
denganperistiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif
dankuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidangmatematika,
fisika, kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya.
5
Permen 22, tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP untuk matapelajaran biologi SMA-MA
(Depdiknas, 2006), hal. 165.
6
Robert H Ennis,Critical Thinking, Prentice Hall, (USA: University of Illinois, 1995), p. xvii
5
lebih ketika di tingkat SMP materi sistem endokrin masuk kedalam kurikulum
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal ini pendekatan konstruktivisme sangat
penting. Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang
memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui
berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai dengan perkembangan yang dilalui
siswa. Dan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
mengembangkan pemahaman siswa, pendekatan kontruktivisme menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan
pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.7 Melalui proses
asimiliasi dan akomodasi lah siswa dapat menemukan hubungan konsep baru dengan
memperluas konsep yang ia miliki. Salah satu model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah model pembelajaran learning cycle
7E.8
Model pembelajaran learning cycle 7E merupakan salah satu model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan
cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. 9 Karena, pada model
pembelajaran learning cycle 7E memiliki rangkaian tahapan-tahapan kegiatan (fase)
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan sendiri
pengetahuannya. Hal ini dilakukan dengan harapan agar proses pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan menyenangkan, sehingga proses memahami konsep dan melatih
kemampuan berfikir kritis siswa menjadi lebih terasah.
Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti mencoba untuk mengadakan
penelitian tentang model pembelajaran learning cycle, dengan judul: Pengaruh
7
Nizarwati dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme
Untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA”, Jurnal pendidikan
Matematika volume 3 no.2, 2009, h. 58.
8
Nuryani Y Rustaman, Konstruktivisme dan Pembelajaran Biologi, Makalah, Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2000, h. 8.
9
Wawan Sutrisno dkk,Pengaruh Model Learning Cycle 7e Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional IX, Pendidikan Biologi FKIP UNS. h. 186.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
biologi, karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher oriented).
2. Pembelajaran biologi masih didominasi oleh model konvensional yang sama dan
berulang.
3. Pembelajaran biologi yang dilakukan lebih dominan kepada aspek pengetahuan
dan pemahaman konsep secara cepat saja yaitu dengan cara menghafal, sehingga
kemampuan berpikir kritis siswa kurang terasah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran learning cycle
yang diadaptasi dari Mayer, dan mengacu pada learning cycle hipotesis-deduktif.
2. Indikator kemampuan berpikir kritis yang menjadi landasan berdasarkan pendapat
Robert H.Ennis, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary
clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), kesimpulan,
membuat penjelasan lebih lanjut, serta strategi dan taktik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah
yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimana pengaruh model pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas XI pada konsep sistem pencernaan?”
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
pada konsep sistem pencernaan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya untuk
dunia pendidikan secara umum. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
ialah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.
b. Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran yang sesuai
dengan penanganan masalah dalam proses pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan alternatif pembelajaran biologi yang melibatkan peran aktif dari
siswa.
b. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran untuk para guru agar
meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam pelajaran biologi.
c. Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran biologi kedepan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
8
9
4
Ngatiatul Mabsuthoh, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil
Belajar Fisika Pada Konsep Massa Jenis”, Skripsi pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2001, h. 19,
tidak dipublikasikan.
10
5
Anton E.Lawson, “Using the Learning Cycle to teach biology concepts and reasoning
patterns”, Journal of Biology Education, 2001, p.168.
11
3. Learning Cycle 7E
Learning cycle merupakan strategi pengajaran yang secara formal
digunakan di program sains sekolah dasar yaitu Science Curriculum Improvement
Study (SCIS). Meskipun strategi ini diterapkan pertama kali di sekolah dasar,
beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan teknik pengajaran ini telah
menyebar luas di berbagai tingkat kelas, termasuk Universitas. Biological Science
Curriculum Study (BSCS) dan Bybe menyatakan bahwa learning cycle
sebenarnya telah dikembangkan oleh Atkins dan Karlplus sejak tahun 1962 di
USA yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap; eksplorasi (exploration),
pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (consept
application.Tiga fase dalam model siklus belajar kemudian dikembangkan dan
disempurnakan menjadi 5 fase pada tahun 1989 berdasarkan pengajaran yang
dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study (BSCS). Pada siklus belajar
5 fase, ditambahkan tahap pengembangan minat (engagement) sebelum
exploration dan ditambahkan pula tahap evaluasi (evaluation) pada bagian akhir
siklus. Pada model ini, tahap concept introduction dan concept application
masing-masing diistilahkan menjadi explanation dan elaboration. Karena itu
siklus belajar 5 fase sering dijuluki siklus belajar 5E yaitu pengembangan minat
(engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explaination), memperluas
(extend/elaboration), dan evaluasi (evaluation).6
Hingga kemudian Arthur Eisenkraft pada tahun 2003 mengembangkan
siklus belajar menjadi tujuh tahapan. Perubahan yang terjadi pada tahapan siklus
belajar (5E) menjadi (7E) terjadi pada fase Engage menjadi dua tahapan yaitu
Elicit dan Engage, sedangkan pada tahap Elaborate dan Evaluate menjadi tiga
tahapan yaitu menjadi Elaborate, Evaluate dan Extend. Perubahan tahapan siklus
belajar dari 5E menjadi 7E ditunjukan pada Gambar2.1.7
6
Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the Learning Cycle, Incorporating trade
books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies: Ideas and techniques to
enhance your science teaching, 2014, p. 48, (www.teachersource.com).
7
Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes “transfer
of learning”and the importance of eliciting prior understanding, National Science Teachers
Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003, p. 57.
13
8
Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan Biologi FKP UNS, 2012, h.186.
14
mempelajari fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Oleh karena itu
makasetiap fenomena yang muncul harusdikaji secara ilmiah untuk mendapatkan
konsepsi yang terkandung dalam fenomena tersebut.
Dalam proses penemuan konsepsi ilmiah terlebih dahulu dilakukan
kegiatan-kegiatan yaitu berusaha membangkitkan minat siswa belajar (elicit,
engagement), kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memanfaatkan panca indera mereka semaksimal mungkin dalam berinteraksi
dengan lingkungan melalui kegiatan telaah literatur (exploration), memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang
mereka miliki melalui kegiatan diskusi (explanation), mengajak siswa
mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakansoal-
soal pemecahan masalah (elaboration) dan terdapat suatu tesakhir untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah
dipelajarinya (evaluation, extend).9
Karakteristik utama learning cycle 7E yaitu mengusulkan masalah atau
pertanyaan, fokus interdisipliner bidang studi, eksplorasi otentik, kerjasama,
merancang pekerjaan dan menyajikan pekerjaan. Dalam proses pembelajarannya,
learning cycle 7E tidak dirancang untuk guru banyak menjelaskan informasi
kepada anak murid, namun membantu siswa untuk mengembangkan pemikiran
mereka, pemecahan masalah dan kemampuan intelektual. Model pembelajaran ini
juga dikembangkan untuk membantu belajar siswa agar menjadi dewasa melalui
keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi belajar
lebih mandiri.10
9
A.A. Sri Dwi Indriyanthi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, h. 6.
10
Hartono, “Learning Cycle 7E Model To Increase Student’s Critical Thinking on
Science”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, p.60.
16
1) Peserta didik belajar secara aktif. Peserta didik mempelajari materi secara
bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari
pengalaman peserta didik.
2) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki peserta didik.
Informasi baru yang dimiliki pesera didik berasal dari interprestasi
individu.
3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
4) Siswa dapat meningkatkan perbincangan ilmiah mereka, dan meningkatkan
keterlibatan mereka dalam kelas sains.11
Namun, dalam pengelolaannya dalam model Learning Cycle 7E terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan pihak guru agar tidak menjadi suatu
melemahkan atau menghambat pembelajaran, yaitu:
1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
2) Membutuhkan kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana
dan melaksanaan pembelajaran.12
11
Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning
Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 24, tidak dipublikasikan.
12
Ibid., h. 25.
17
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 117.
14
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 1.
15
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002),
h. 44.
16
Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h.3.
17
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 31.
18
18
Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 20.
19
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran (Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.111.
20
Ibid., h. 119.
20
21
Robert H Ennis,Critical Thinking, Prentice Hall, (USA: University of Illinois, 1995), p.
xvii
22
Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder, Teaching Critical Thinking and Problem
Solving Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon Journal, 2008, p. 90.
23
M. Adi Gunawan, Genius Learning Strategy (Petunjuk Pratiks Untuk Menerapkan
Accelerated Learning), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 177.
24
MM Chabeli, ”High Order Thinking Skills Competencies Reaquired By Outcomes-
Base Education From Learners”, Research Article University of Johannesburg, 2006, p. 80.
25
Muhibbin Syah, op.cit.,h. 118.
21
26
Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder, op.cit., p. 91.
27
Alec Fisher,Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thingking: An
Introduction oleh Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4.
28
Ibid. h. 3.
22
29
Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), h. 177-178.
30
Robert H Ennis, The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking
Disposition and Abilities, University of Illinois, 201, p.2.
24
f. Mempertimbangkan
prosedur yang tersedia
g. Mempertimbangkan
resiko
h. Kehati-hatian
5) Mengobservasi dan a. Ikut terlibat dalam
mempertimbangkan menyimpulkan
hasil observasi b. Jeda waktu antara
mengamati dan
melaporkan
c. Dilaporkan oleh
pengamat
d. Mencatat hal-hal yang
diinginkan
e. Penguatan
f. Kemungkinan penguatan
g. Kondisi akses yang baik
h. Penggunaan tes yang
kompeten
i. Kepuasan observer yang
kredibilitas
3. Kesimpulan 6) Membuat deduksi a. Kelompok yang logis
dan b. Kondisi yang logis
mempertimbangkan c. Interpretasi pertanyaan
hasil deduksi
7) Membuat induksi a. Membuat generalisasi
dan b. Membuat kesimpulan dan
mempertimbangkan hipotesis
induksi c. Investigasi
d. Kriteria berdasarkan
asumsi
8) Membuat dan a. Latar belakang fakta
mempertimbangkan b. Konsekuensi
nilai keputusan c. Penerapan prinsip-prinsip
d. Mempertimbangkan
alternatif
e. Penimbangan,
pertimbangan dan
memutuskan
4. Membuat 9) Mendefinisikan a. Mengklasifikasikan dan
penjelasan istilah memberikan contoh
lebih lanjut b. Strategi teknisi
c. Isi
10) Mengidentifikasi a. Alasan yang tidak
asumsi dinyatakan
b. Asumsi yang dibutuhkan
26
31
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Terj. Dari Critical Thinking: An
Introduction oleh Benyamin Hadinata, Jakarta: Erlangga, 2008, h.22.
27
32
Robert Ennis, Critical Thingking, (New York, Printice Hall, 1996), h. 5.
33
Alec Fisher,Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dariCritical Thingking: An
Introduction oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.24.
34
Ibid., h. 22.
35
Robert Ennis, op.cit., h. 57.
36
Alec Fisher,op.cit., h. 80-81.
37
Ibid., h.82.
28
Aspek keempat yaitu membuat penjelasan lebih lanjut, yang meliputi sub-
aspek mendefinisikan istilah dan mengidentifikasi asumsi. Kata kunci dari seluruh
proses agar menjadi pemikir kritis yang baik adalah dapat menjelaskan alasan
dengan benar dan jelas, harus berpikir dengan jernih dan dapat dipahami oleh
para pendengar. Alec Fisher menjelaskan bahwa supaya penalaran yang bersifat
menjelaskan sampai pada sasarannya, maka penalaran itu harus: a)
mempertimbangkan alternatif-alternatif yang masuk akal, b) menemukan bukti-
bukti yang menyingkirkan penjelasan-penjelasan lain yang mungkin dan
mendukung penjelasan yang diinginkan, c) cocok benar dengan hal lain yang kita
tahu.42
Aspek yang terakhir yaitu strategi dan taktik, yang meliputi memutuskan
suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Pemikiran yang dilakukan
38
Robert Ennis, op.cit.,h.74.
39
Alec Fisher,op.cit.,h. 102.
40
Robert Ennis, op.cit.,h. 6.
41
Alec Fisher,op.cit.,h. 106.
42
Ibid., h. 142.
29
43
Ibid. ,h.166.
44
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 78
45
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), Cet. 1, h.177.
30
Pokok uji uraian bebas tidak menyangkut satu masalah yang spesifik,
melainkan masalah yang menuntut jawaban yang sangat terbuka, sehingga
memberi kesempatan bagi siswa untuk secara bebas memperlihatkan keluasan
pengetahuan dan kedalaman pemahaman pada pengetahuan itu, serta kemampuan
mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya didalam bentuk karangan. 46
Tes hasil belajar bentuk uraian sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar, tepat
dipergunakan apabila pembuat soal (guru, dosen, panitia ujian dan lain-lain)
disamping ingin mengungkap daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang ditanyakan dalam tes, juga dikehendaki untuk mengungkap
kemampuan siswa dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya.
Tes uraian memiliki kriteria sebagai berikut; 1) soal harus mengacu pada
indikator, 2) menggunakkan bahasa yang sederhana, benar, singkat dan jelas
sehingga mudah dipahami, 3) apabila terdapat gambar, grafik, tabel harus
disajikan secara benar, jelas, dan komunikatif, 4) hanya mengandung variabel-
variabel, informasi-informasi, dan besaran-besaran fisis yang relevan saja, 5)
pertanyaan soal harus dirumuskan secara jelas sehingga tidak menimbulkan
kesalahan/perbedaan penafsiran diantara siswa, 6) sebaiknya untuk setiap soal
hanya mengandung satu pertanyaan saja, 7) siapkan jawaban secara lengkap, 8)
tetapkan pedoman penskorannya.
Menurut Nana Sudjana, ada dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian.
Pertama diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.
Kedua diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa, cara ini memakan waktu
lama tetapi akan lebih objektif sebab jawaban setiap nomor untuk setiap siswa
dapat diketahui dan dibandingkan. Dalam menilai jawaban, hendaknya
dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain; a) kebenaran isi sesuai dengan
kaidah materi, b) sistematika atau urutan logis dari kerangka berpikirnya dilihat
46
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006),
Cet. 1, h.64.
31
Dibandingkan dengan soal pilihan ganda, soal tes bentuk uraian memiliki
kelebihan antara lain dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan
jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakkan
pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakkan kata-
kata atau kalimat siswa sendiri. Butir soal ini dibuat dengan tujuan agar siswa
mengungkapkan fikirannya ke dalam suatu kerangka yang terstruktur,
menguraikan hubungan, dan mempertahankan pendapat secara tertulis. Oleh
karena itu, tes uraian ini sejalan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, dalam hal proses penalaran berpikir.
47
H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: PT.Bumi
Aksara, 2009), h. 101.
32
48
Irnaningtyas.Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.(Jakarta:Erlangga, 2014), h. 371-377.
33
1 6
7
8
2
5
4
3
jantung, Hipersekresi:
metabolisme, peningkatan
mengatur tekanan darah,
keseimbangan sindrom
air, dll adrogenital
(pubertas dini), dll
6. Pancreas Dibagian Glukagon, Mengatur Hiposekresi:
belakang insulin, keseimbangan diabetes mellitus
bawah somatostatin, kadar glukosa
lambung polipeptida dalam darah
pankreas
7. Gonad Ovarium Estrogen, Mengatur Gangguan pada
dan testis progesteron, pematangan pematangan gonad
Testosteron gonad (ovum
dan sperma)
8. Timus Posterior Timosin Sistem imun Gangguan pada
toraks (hanya ada pada sistem imun
bagian atas fase bayi dan
jantung remaja, seteh itu
berangsur
hilang)
49
Diah Aryulina, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. (Jakarta:
Esis, 2007), h. 266-271.
35
F. Kerangka Berpikir
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
sekarang ini berdampak penting pada sektor pendidikan, khususnya terhadap
kualitas pendidikan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia kedepannya. Dengan sumber daya manusia yang bermutu dan
50
A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7e Terhadap
Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika,
2011.
51
Aryani Novianti, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap
Keterampilan Berfikir Kritis Siswa”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
52
Irma Rosa Indriyani,“Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning
Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2013
36
ilmiah. Pola berpikir ini mengembangkan penalaran yang kohensif, logis, dapat
dipercaya, ringkas, dan meyakinkan.
Indikator-indikator yang menjadi tujuan atau ciri-ciri dalam
pengembangan berpikir kritis, banyak dibahas oleh para ahli. Namun, pada
penelitian ini, indikator berpikir kritis yang digunakan ialah indikator berpikir
kritis berdasarkan pendapatnya Robert H. Ennis karena indikator yang
dikemukakan olehnya sudah sangat jelas dan spesifik. Selain itu, terdapat irisan
antara tahapan proses learning cycle 7E dengan indikator berpikir kritis tersebut.
Pada dasarnya, dalam proses pembelajaran siswa itu berjenjang dan
berkembang. Hal ini sejalan untuk memahami tingkatan berfikir siswa dalam
memahami suatu konsep pengetahuan. Materi sistem endokrin yang peneliti
pilihpun memang sudah pernah dipelajari sebelumnya pada tingkat SMP/MTs
yang merupakan materi kelas IX SMP. Sehingga pendekatan konstruktivisme
sangat penting dalam proses pembelajaran pada materi ini. Salah satu model
pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah model
pembelajaran learning cycle 7E.
Secara umum, strategi ini merupakan bagian dari inquiry approach
(pendekatan inkuiri), yang didasarkan pada hasil pemikiran Jean Piaget tentang
model perkembangan berpikir anak. Siklus belajar merupakan suatu model
pembelajaran yang memiliki fase-fase pembelajarannya yang berpusat pada siswa
(student centered). Strategi mengajar model siklus belajar memungkinkan seorang
peserta didik untuk tidak hanya mengamati hubungan, tetapi juga menyimpulkan
dan menguji penjelasan tentang konsep-konsep yang dipelajari.
Learning cycle 7E merupakan metode siklus belajar yang sudah
mengalami pembaharuan dan penyempurnaan dari sebelumnya yaitu learning
cycle 5E. Ketujuh fase pada Learning cycle 7E ialah
1. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa)
2. Engage (mempertemukan)
3. Explore (Menyelidiki / menjajaki)
4. Explain (Menjelaskan)
5. Elaborate (Mengaitkan / menerapkan)
38
6. Evaluate (Menilai)
7. Extend (Memperluas)
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan pengalaman dari penelitian yang relevan
sebelum ini, maka hipotesis penelitian ini adalah: “Kemampuan berpikir kritis
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model Learning
Cycle 7E lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran
konvensional.”
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
39
40
1
Emzir,Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif-Kualitatif), (Jakarta: Rajawali
Press, 2007), h. 28
2
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h.207
41
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah nonequivalent control groups design. Pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak terpilih secara
random.3 Baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan pretest.
Sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa
model pembelajaran Learning Cycle dalam proses belajar mengajarnya.
Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikanperlakuan tersebut, tetapi diberikan
model pembelajaran konvensional, yang biasa digunakan di sekolah tersebut.
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu model
pembelajaran Learning Cycle sebagai variabel bebas (variabel X) dan
keterampilan berpikir kritis sebagai variabel terikat (variabel Y).Desain penelitian
yang digunakan pada penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Desain Penelitian
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post Test
Eksperimen O1 Xeksperimen O2
Kontrol O3 Xkontrol O4
Keterangan
O1 dan O3 : Pengamatan awal dengan pretest
XEksperimen : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan
modelpembelajaran Learning Cycle 7E
XKontrol : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol dengan model
pembelajaran konvensional
O2 dan O4 : Pengamatan akhir dengan post test
3
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung; Alfabeta,2012), h.116.
42
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
5
tersebut. Pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan teknik
purposive sampling.Pengambilan sampel secara acak bertujuan untuk menarik
kesimpulan atau generalisasi yang berlaku bagi populasi dalam batas-batas
tertentu.6Purposive sampling ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. 7 Kriteria-kriteria yang dipertimbangkan peneliti seperti kesiapan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis dan
pemahaman terhadap konsep siswa yang didapatkan dari hasil observasi dengan
guru bidang studi biologi di sekolah tersebut. Sampel dalam penelitian ini terdiri
dari 2 kelas dari jumlah populasi kelas XI MIA yang berjumlah 5 kelas, yaitu
kelas XI MIA 3 sebagai kelompok kontrol dan kelas XI MIA 2 sebagaikelompok
eksperimen yang masing-masing berjumlah 42 siswa.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya:
1. Tahap Pendahuluan
Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa
identifikasi masalah ke sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun
rencana pembelajaran pada konsep sistem endokrin dilakukan dengan cara
observasi dan juga wawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data faktual
terkait kemampuan siswa, maupun gambaran pengajaran biologi disana.Setelah
itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN
4
Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha
Ilmu, 2012), h. 13.
5
Ibid.h. 13.
6
Nana Syaodih.Loc.cit., h. 254.
7
Sugiono, Loc.cit., h. 124.
43
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel yang
akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya diadakan
tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan soal-soal
hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Kemudian melaksanakan
pembelajaran model Learning Cycle 7Epada kelas eksperimen dan metode
pembelajaran dengan konvensional pada kelas kontrol sesuai dengan RPP.11
8
Lampiran 3. Lembar Observasi Pra-penelitian
9
Lampiran 4. Instrumen Uji coba
10
Lampiran 5. Kisi-kisi Intrumen Penelitian
11
Lampiran 1. Rancangan Proses Pembelajaran
44
3. Tahap Akhir
Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir (posttest),
selanjutnya adalah mengoreksi dan menuangkan data hasil tes essay dalam bentuk
nilai/angka. Selanjutnya mengolah data hasil tesessay tersebut dari hasil pretest
dan hasil posttestdengan analisis statistik. Kemudian menganalisis hasil penelitian
12
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
45
yang tertuang dalam pembahasan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan
kesimpulan dari hasil penelitian.
Tahap
Identifikasi masalah & Survey tempat
Pendahuluan
Penyusunan istrumen
Tahap Pelaksanaan
Pretest
Analisis Data hasil Uji coba Instrumen
Eksperimen Kontrol
Pembelajaran Pembelajaran
Hasil penelitian
dengan LC 7E dengan
konvensional
Analisis dan pembahasan
Postest
Penarikan kesimpulan
Tahap Akhir
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih
mudah untuk diolah.13
1. Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes
keterampilan berpikir kritis.Instrumen tes tersebut dalam bentuk extend essay
(uraian bebas) dengan menggunakan skor 0-3 yang terdiri dari 12soal. Untuk
mengetahui keterampilan awal siswa diberikan pretest sedangkan untuk
mengetahui keterampilan siswa setelah diberi perlakuan akan diberiposttest.
2. Non-Tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan
lembar observasi dan wawancara.Lembar observasi yang digunakan merupakan
jenis chek-list yang akan diisi oleh observer yang dalam hal ini adalah guru
biologi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengamati keterlaksanaan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E.
Tabel 3.4 Indikator Keterlaksanaan Pembelajaran
Rata-rata nilai keterlaksanaan Keterangan
1,00 – 1,99 Kurang
2,00 – 2,99 Cukup
3,00 – 3,99 Baik
Selain itu digunakan wawancara sebagai instrumen non tes lainnya.
Wawancara yang dilakukan kepada guru biologi dan 2 orang siswa dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dimaksudkan untuk menggali informasi
13
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:
PT.Rineka Cipta. 2010), h. 203.
47
G. Kalibrasi Instrumen
Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi
persyaratan, karena instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting
yaitu uji validitas , uji reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
1. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Dengan
demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang
dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian. 14 Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.Dengan
demikian validitas menunjukan sejauh mana alat ukur tersebut memenuhi
fungsinya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing
item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini
digunakan korelasi poin biseral, yaitu dengan rumus:15
rpbis = √
Keterangan:
Rpbis : Koefsien korelasi biseral
Mp : Rerata skor pada subjek menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mt : Mean skor total, yang berhasil oeh peserta tes
SDt : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi peserta tes yang menjawab betul
q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah
14
Sugiyono, Loc cit., h.363.
15
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
h.93.
48
Koefesien Kriteria
0,800-1,00 Sangat Tinggi
0,600-0,800 Tinggi
0,400-0,600 Cukup
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat rendah
Pada penelitian ini pengujian validitas instrumen (validitas butir)
menggunakan program ANATES. Jumlah butir soal yang diberikan kepada siswa
sebanyak 12 butir dari 13 soal yang valid. 16 Soal yang diberikan disusun
berdasarkan indikator berpikir kritis menurut Ennis antara lain: memberi
penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat
penjelasan lebih lanjut, dan strategi dan taktik. Kisi-kisi instrumentes dapat
dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6Kisi-kisi Intrumen Tes
Ketrampilan Jumlah
Berpikir Sub Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Soal yang
Kritis digunakan
Memberikan 1. Memfokuskan pertanyaan
penjelasan 2. Menganalisis argument
1,2*,3,4*,5*,
sederhana 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan 5
6,7*,8,9*,10
(Elementary tentang suatu penjelasan dan
clarification) tantangan
Membangun 1. Mempertimbangkan kredibilitas
keterampilan suatu sumber 11,12*,13*,
3
dasar (Basic 2. Mengobservasi dan 14,15
Support) mempertimbangkan hasil observasi
1. Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
2. Membuat induksi dan 16*,17,18*,
Kesimpulan 3
mempertimbangkan induksi 19*,20,21
3. Membuat dan mempertimbangkan
nilai keputusan
Membuat 1. Mendefinisikan istilah
penjelasan 2. Mengidentifikasi asumsi 22,23* 1
lebih lanjut
Strategi dan 1. Memutuskan suatu tindakan
24,25* 1
taktik
Total 13
Keterangan : *soaltidakvalid
16
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dengan Software ANATES
49
17
Lampiran 7. Instrumen Penelitian
18
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2013), h. 87.
19
Ibid., h. 90-91.
50
P=
Keterangan:
P : Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
J : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan pada penelitian ini dapat
diperhatikan pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Kriteria
0-0.25 Sukar
0.26-0.75 Sedang
0.76-1 Mudah
Pada penelitian ini, pengujian tingkat kesukaran butir soal menggunakan
program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh soal dengan kriteria
sedang terdiri dari 10 soal, yaitu soal nomer 1,3,4,8,10,13,15,16,18 dan 20
sedangkan soal dengan kriteria sulit terdiri dari 15 soal, yaitu soal nomer
2,5,6,7,9,11,12,14,17,19,21,22,23,24 dan 25. Jika disesuaikan dengan hasil
validasi, maka akan tergambarkan seperti tabel 3.8 berikut
Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat kesukaran Butir Soal
No Soal
Kriteria Jumlah
Valid Tidak Valid
Sukar 6,11,14,17,21,22,24 2,5,7,9,12,19,23,25 15
Sedang 1,3,8,10,15,20 4,13,16,18 10
Mudah - - -
Jumlah 13 12 25
20
Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2007) h. 176.
51
D= -
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah
21
Ibid., h. 177.
22
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 232.
52
Berdasarkan Tabel 3.9 diketahui tidak terdapat soal yang memiliki daya
pembeda jelek, 2 soal memiliki daya pembeda cukup, 8 soal memiliki daya
pembeda baik dan 2 soal memiliki daya pembeda tidak baik.
Untuk LO (Lhitung) < Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Lhitung adalah nilai terbesar dari dan Ltabel didapat dari
perhitungan rumus:
Ltabel =
√
Keterangan:
0,886 = Nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan N > 30
N = Number of cases
53
Ya Tidak
Distribusi
Berhubungan populasi ke
dua
Berhubungan
Ya kelompok Tidak
normal
Tidak Ya
b. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas.
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok
populasi itu homogen atau heterogen. Varians dari populasi homogen apabila
Fhitung≤ Ftabel. Varians dari populasi heterogen apabila Fhitung≥ Ftabel.Uji
homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan uji distribusi Fisher
pada taraf signifikansi 0,05. dengan rumus sebagai berikut:
Fhitung =
23
Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h.70.
54
Keterangan:
S12 : Varians terbesar
S22 : Varians terkecil
c. Uji Hipotesis
Uji analisis hipotesis data pretest , karena data kelas eksperimen tidak normal
maka uji analisis hipotesis pretest menggunakan uji non parametrik, Mann
Whitney menggunakan SPSS 2.1. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann
Whitney U (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima. Uji analisis hipotesis data
posttest, karena data kedua kelompok (eksperimen dan Kontrol) terdistribusi
normal, maka dilakukan dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan
α=0,05. Rumus uji t:24
Keterangan:
t = Uji hipotesis
X1 = Rerata kelas eksperimen
X2 = Rerata kelas kontrol
S = Simpangan baku
N = Number of cases
Kriteria pengujian:
Jika thitungttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika thitung<ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak
24
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito Bandung, 2005), h. 239.
55
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
Ho :
H1 :
Keterangan:
Ho :Tidak terdapat pengaruh dari penerapan model Learning Cycle 7E terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa
H1 :Terdapat pengaruh dari penerapan model Learning Cycle 7E terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa
:Rata-ratahasil keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model
Leaning Cycle 7E
:Rata-rata hasil keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model
konvensional
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh.
Data-data yang dideskripsikan adalah data hasil pretest dan posttest dari kedua
kelas yang dilakukan dari tanggal 7-25 Mei 2015 di SMAN 5 Depok.
Pengambilan data dilakukan kepada siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas
berjumlah 42 siswa.Pretest yang dilakukan bertujuan untuk mengukur
pengetahuan awal siswa mengenai pelajaran biologi pada konsep Sistem
Endokrin. Setelah itu setiap kelas mulai diberlakukan model pembelajaran,
kemudian dilakukan posttest yang dilakukan bertujuan untuk mengukur sejauh
mana pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model
Learning Cycle 7E. Penilaian instrument disesuaikan dengan kunci jawaban
instrument penelitian yang diambil dari kisi-kisi intrumen penelitian.1Gambaran
umum tentang data-data ini yang telah diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai
minimum, nilai rata-rata, median, modus, dan standar deviasi.
1
Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
56
57
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pretest Posttest
Data Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 22,22 16,66 33,33 22,22
Nilai tertinggi 61,11 52,77 88,88 77,77
Rata-rata 37,69 36,04 64,41 56,87
Median 34,72 36,11 65,27 55,5
27,77 55,55
Modus 22,22 63,88
30,55 63,88
Simpangan Baku 11,786 10,145 13,132 11,88
Jumlah siswa 42 42 42 42
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest
kelas ekperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-rata pretest sebesar
37,69 dan rata-rata posttest sebesar 64,41. Sedangkan rata-rata pretest kelas
kontrol sebesar 36,04 dan rata-rata posttest sebesar 56,87.
Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
danKelas Eksperimen
Kelas Kelas
Aspek Keterampilan
Kontrol Kategori Eksperimen Kategori
Berpikir Kritis
(%) (%)
Memberikan Kurang 52,43
46,74 Kurang
penjelasan sederhana sekali
Membangun Kurang 32,52 Kurang
28,99
keterampilan dasar sekali sekali
Kurang Kurang
Kesimpulan 30,62 28,45
sekali sekali
Membuat penjelasan Kurang 37,4 Kurang
36,6
lebih lanjut sekali sekali
Kurang 33,3
Strategi dan taktik 40,7 Kurang
sekali
Kurang Kurang
Rata-rata 36,73 36,82
sekali sekali
58
yaitu hanya 38,2%. Sedangkan yang paling tinggi pada aspek memberikan
penjelasan sederhana dengan persentase ketercapaian 73,78% dan termasuk
kategori baik. Pada kelompok kelas eksperimen, skor terendah ada pada indikator
membuat penjelasan lebih lanjut, dengan skor 41,5% dan termasuk kategori
kurang sekali. Skor tertinggi ada pada indikator aspek membangun keterampilan
dasar, dengan skor 82,11% termasuk kategori baik sekali. Dengan jumlah rata-rata
kelompok kelas kontrol ialah 54,26% yang termasuk kategori kurang dan kelas
eksperimen 63,35% yang termasuk dalam kategori kurang sekali.3
Tabel 4.4 Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Lembar Kerja Siswa
3
Lampiran 10. Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
60
Keterangan:
1. Aspek memberikan penjelasan sederhana
2. Aspek membangun keterampilan dasar
3. Aspek kesimpulan
4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut
5. Aspek strategi dan taktik
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Postest
Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (n) 42 42 42 42
L0 0,144 0,134 0,074 0,115
Ltabel 0,136 0,136 0,136 0,136
Kesimpulan Tidak normal Normal Normal Normal
4
Lampiran 11. Hasil Observasi Penelitian Oleh Guru
5
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas
63
Tabel 4.4 menunjukan kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf
0.05 kecuali pada kelompok pretest eksperimen. Data berdistribusi normal apabila
L0 < Ltabel.Hasil Uji Normalitas Pretest kelompok eksperimen diperoleh 0,144 >
0,136 yang berarti data tidak normal. Pada kelompok pretest kontrol diperoleh
0,134 < 0,136 dimana L0 < Ltabel, yang berarti data berdistribusi normal.
Selanjutnya, hasil Uji normalitas postest kelompok eksperimen diperoleh 0,074 <
0,136 dan kelompok kontrol diperoleh 0,115 < 0,136 dimana L0 < Ltabel, yang
berarti data berdistribusi normal. Karena data pretest kelompok eksperimen tidak
normal, maka untuk Uji hipotesisnya akan digunakan Uji Mann-Whitney.
Sedangkan untuk posttest, karena kedua data (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
normal, maka digunakan uji T.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, maka
langkah selanjutnya mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α =
0,05, sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas
kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.6
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Pretest Postes
Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 42 42 42 42
S2 138,93 102,94 172,47 141,22
Fhitung 1,34 1,22
Ftabel 1,68 1,68
Kesimpulan Homogen Homogen
6
Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas
64
3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pretest (Mann Whitney)
7
Lampiran 14. HasilPretest Menggunakan Uji Mann-Whitney
8
Lampiran 15. Hasil Hipotesis Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis
65
H0 : Tidak ada perbedaan antara hasil postest kelas kontrol dan kelas
eksperimen
H1 : Ada perbedaan antara hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Tabel 4.9 Hasil Uji-T Pada Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
N 42 42
X rata-rata 64,41 55,89
thitung 3,047
ttabel 1,99
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan
9
Lampiran 16. Hasil Hipotesis Postest menggunakan Uji T
10
Lampiran 17. Hasil Hipotesis Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis
66
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol,
nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen tidak jauh berbeda dari
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, rata-rata pretest sebesar 37,7.
Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata pretest sebesar 36,04. Sedangkan
pada data hasil postest pada kelompok eksperimen nilai rata-rata
sebesar64,41sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 56,87.
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3, dijabarkan data ketercapaian aspek
berpikir kritis pada pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dilihat dari rata-ratanya, hasil pretest dan posttest mengalami
peningkatan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut ini:
100
82.11
80 72.5673.78 74
61.25
60 56.1 postest
46.61
41.5 eksperimen
42
40 38.2 (%)
postest
20 kontrol (%)
0
1 2 3 4 5
Gambar 4.1 Grafik hasil ketercapaian posttest keterampilan berpikir kritis kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
67
Keterangan:
1. Aspek memberikan penjelasan sederhana
2. Aspek membangun keterampilan dasar
3. Aspek kesimpulan
4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut
5. Aspek strategi dan taktik
11
Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan Biologi FKP UNS, 2012, h.188
12
A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7E
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pendidikan
Fisika, 2011, h. 14.
69
membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan.
Kegiatan pada tahap ini dilakukan proses keterlibatan antara guru dan siswa
dengan saling memberikan informasi dan pengembangan materi pada proses
sebelumnya, mengaitkan topik, dan melakukan tanya jawab sehingga aspek
berpikir kritis yang diharapkan dimunculkan pada fase ini ialah siswa mampu
memberikan penjelasan sederhana.Namun, hasil posttest kelas eksperimen yang
menggunakan model Learning cycle 7E, ternyata aspek ini tidak membawa
perubahan yang baik, bahkan justru lebih kecil rata-ratanya daripada kelas
kontrol. Hal ini seperti memberi jawaban bahwa ada yang kurang dari proses
pembelajaran pada tahapan ini. Hal ini sesuai dengan hasil observasi guru biologi
yang menyatakan kedisiplinan waktu menjadi faktor utama permasalahnnya.
Fase selanjutnya yang ketiga adalah explore (menyelidiki) yang digunakan
agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman secara langsung.Siswa
melakukan kegiatan observasi maupun saling bertanya dan berdiskusi dalam
kelompoknya. Secara langsung tahapan ini akan membuat siswa berpikir logis dan
terbuka, berpikir fokus, gigih dalam mencari kebenaran namun juga dapat
menerima masukan dari orang lain. Pada fase keempat yaitu explain, siswa dilatih
untuk mampu menjelaskan apa yang menjadi pendapatnya, dan mempunyai
alasan-alasan yang logis untuk menguatkan pendapat, namun tetap berpikir
terbuka terhadap pendapat orang lain. Aspek berpikir kritis yang dilatih pada fase
explore dan explain ialah membangun keterampilan dasar.
Fase kelima yaitu elaborate (menerapkan), disajikan kepada siswa untuk
dapat menambahkan pengetahuan barunya terhadap hal-hal yang sebelumnya
sudah mereka ketahui, termasuk didalamnya siswa mampu menjawab sendiri
hipotesis yang sudah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan mengerjakan
LKS ditempatkan pada fase ini dengan pertimbangan siswa sudah mempunyai
pengetahuan dasar, asumsi dan hipotesis terhadap materi sistem endokrin yang
cukup setelah melalui fase-fase sebelumnya. Untuk mensiasati waku yang singkat,
masing-masing kelompok hanya mengerjakan beberapa butir soal yang berbeda-
beda tiap kelompoknya. Pembagian soal tergantung pada tingkat kesulitannya.
Dengan sistem pengerjaan LKS yang seperti ini memang memangkas waktu,
70
sehingga lebih singkat dan siswa lebih fokus mempelajari tipe soal dan cara
menjawabnya. Namun, dilain sisi dengan sistem yang seperti ini tidak dapat
menjadikan LKS sebagai alat ukur perkembangan keterampilan berpikir kritis
siswa secara utuh karena hanya beberapa soal yang dijawab kemudian dibahas
perkelompok. Untuk itu, setelah dilakukan diskusi perkelompok untuk
menentukan jawaban, diperlukan suatu pemaparan jawaban yang melibatkan
antar kelompok dalam kelas dengan harapan akan saling mengisi dan melengkapi
pemahamannya satu sama lain. Pada fase ini siswa dilatih untuk membuat
kesimpulan sebagai aspek berpikir kritisnya, dengan sub aspek yang paling
banyak yaitu membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat
induksi dan mempertimbangkan induksi juga membuat dan mempertimbangkan
nilai.
Selanjutnya ialah fase keenam yaitu evaluated (menilai) dari hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengobservasi dan memperhatikan
siswa terhadap kemampuan dan keterampilan untuk menilai tingkat pengetahuan
dan kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap
pemikiran awalnya. Bentuk penilaiannya dilakukan secara tidak langsung
(informal) berupa observasi dari hasil pemaparan jawaban yang dilakukan
antarkelompok.Pada fase ini aspek berpikir kritis yang dilatih ialah keterampilan
siswa untuk membuat penjelasan lebih lanjut.
Terakhir adalah fase extend (memperluas), fase yang bertujuan untuk
berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang
telah dipelajari. Selain itu pada fase ini diharapkan siswa jugamampu mencari
hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau
belum mereka pelajari, misalnya mengaitkan perbedaan sistem endokrin dengan
eksokrin dan juga mencari hubungan antara sistem saraf, sistem indera dengan
sistem endokrin. Pada fase ini keterampilan berpikir kritis yang dilatih ialah
keterampilan siswa dalam berstrategi dan taktik.
Berdasarkan hasil keterampilan berpikir kritis pada lembar kerja siswa
dalam tabel 4.4 diperoleh bahwa rata-rata skor terendah hasil ketercapaian
keterampilan berpikir kritis terdapat pada aspek kesimpulan dan membuat
71
penjelasan lebih lanjut dengan skor 66.67 kategori cukup dan skor tertinggi pada
aspek membangun keterampilan dasar dengan perolehan skor 80,00 kategori baik.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:
85
80
80
75
75 73.81
70
66.67 66.67 Rata-
rata
65
60
1 2 3 4 5
Aspek Berpikir Kritis
Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Hasil Keterampilan Berpikir Kritis pada LKS
Keterangan:
1. Aspek memberikan penjelasan sederhana
2. Aspek membangun keterampilan dasar
3. Aspek kesimpulan
4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut
5. Aspek strategi dan taktik
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada
satu kelompok yaitu kelompok 6 dan yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan
kelompok lainnya rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa belum merata dengan baik.Hal ini pun
menunjukan bahwa penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa belum
seluruhnya dapat dipahami karena pembelajaran yang dilakukan hanya 2 kali.
Paul Eggen dan Don Kauchak mengemukakan bahwa keterampilan berpikir harus
dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan kondisi anak.13
Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin kompleks
latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan
berpikirnya.
13
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran.(Jakarta: PT Indeks,
2012), h. 119
72
Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 hampir semua aspek terjadi perningkatan
persentase. Kecuali pada aspek membuat penjelasan sederhana yang justru
posttest kelas eksperimen menjadi lebih rendah. Namun pada indikator
selanjutnya yaitu indikator membangun keterampilan dasar justru menjadi
indikator yang paling meningkat. Hasil posttest kelompok eksperimen dari lima
aspek berturut-turut dari perolehan tertinggi sampai terendah, yaitu membangun
keterampilan dasar, strategi dan taktik, memberikan penjelasan sederhana,
kesimpulaan dan membuat penjelasan lebih lanjut.
Aspek memberikan penjelasan sederhana mendapat nilai sebesar 72,56%
dengan kategori baik, namun berada diposisi ketiga. Hal ini dikarenakan siswa
sudah dapat menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang diberikan sehingga
siswa dapat mengemukakan alasannya, namun cenderung tidak memperhatikan
fokus pertanyaan yang ada. Menurut Susan M Brookhart, yang menjadi perhatian
dalam berpikir tingkat tinggi dapat terjadi jika siswa dapat menganalisis dengan
dirinya sendiri. Siswa masih cenderung menganalisis berdasarkan contohnya,
bukan berdasarkan fakta-fakta yang dijelaskan.14
14
Susan M Brookhat dan Anthony J. Nitko. Assess Higher-Order Thinking Skills in Your
Classroom. (USA: Pearson, 2011), h. 236.
73
sederhana dan justru terjadi peningkatan yang signifikan antara aspek membangun
keterampilan dasar.
15
Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thingking: An
Introduction oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 120
16
Ibid, h. 22
74
Hal ini diduga karena siswa belum terbiasa membuat alasan-alasan dari
sebuah permasalahan yang dihubungkan dengan teori yang ada. Alec Fisher
menjelaskan bahwa terdapat kesalahan umum ketika berpikir penyebab yang
akhirnya kita bisa salah membuat penjelasan lebih lanjut, yaitu: a) kita hanya
mempertimbangkan satu penyebab yang mungkin dan menerimanya tanpa
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan lain, b) kita memperhatikan
hanya sebagian bukti yang relevan dalam menentukan apa yang menyebabkan
atau telah menyebabkan sesuatu.17
Pada aspek strategi dan taktik mendapat nilai sebesar 74% dengan kategori
baik, hal ini dikarenakan siswa telah menjawab pertanyaan pada LKS dengan
benar dan alasan yang tepat serta sesuai dengan konsep yang dipelajari dan
melakukan diskusi kelompok dengan baik. Strategi dan taktik terlihat dengan
presentasi yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga siswa mampu memutuskan
suatu tindakan yang akan dilakukan dalam suatu masalah.
Dari hasil yang diperoleh pada lima aspek keterampilan berpikir kritis
yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan siswa
cukup memiliki keterampilan berpikir kritis. Hasil posttest uji-t setiap aspek
berpikir kritis menunjukan hasil yang berbeda-beda.Namun hanya 2 aspek
berpikir kritis saja yang berpengaruh signifikan, yaitu aspek membangun
keterampilan dasar serta strategi dan taktik. Hal ini disimpulkan bahwa model
Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap aspek membangun keterampilan dasar
serta aspek strategi dan taktik dibanding dengan pembelajaran konvensional
dengan pendekatan kontekstual. Berikut alasan model Learning Cycle 7E
memperoleh pengaruh yang signifikan pada aspek membangun keterampilan
dasar serta strategi dan taktik antara lain: a) aspek membangun keterampilan dasar
lebih banyak di eksplorasi secara baik dalam tahapan learning Cycle 7E pada
tahap explore dan explain, b) kelebihan dari model Learning Cycle 7E ini
menekankan konsep, proses, dan aplikasi dibanding dengan pendekatan
kontekstual yang menekankan pada konsep dan proses.
17
Loc.cit., h. 139.
75
18
Ni Putu Sri Ratna Dewi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Sawan”, Artikel Tesis Program Studi
Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012, h. 13.
19
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 51.
76
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji t pada taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh thitung sebesar
3,097 yang mana > ttabel 1,99. Rata-rata kelompok eksperimen sebesar 64,41 dan
kelompok control sebesar 56,87. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis pada konsep Sistem Endokrin.
2. Aspek keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui model pembelajaran
Learning Cycle 7E terdiri dari lima aspek yaitu memberikan penjelasan
sederhana sebesar 72,56, membangun keterampilan dasar sebesar 82,11,
kesimpulan sebesar 46,61, membuat penjelasan lebih lanjut sebesar 41,5, dan
strategi taktik sebesar 74.
B. Saran
77
78
aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga diharapkan hasil
belajar siswa lebih optimal.
3. Faktor kedisiplinan waktu dan optimalisasi dalam tiap fase Learning Cycle 7E
akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang akhirnya akan
berdampak besar pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Hasil penelitian ini masih sangat sederhana dan bukan merupakan hasil akhir,
untuk itu kepada peneliti berikutnya disarankan agar mencoba
mengimplementasikan model Learning Cycle 7E pada sekolah yang berbeda
dengan kelompok siswa yang berbeda-beda; mencoba untuk mengembangkan
model pembelajaran sejenis dengan topik yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI.
Jakarta: Esis. 2007.
Dewi, Ni Putu Sri Ratna. “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Sawan”. Artikel
Tesis Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006.
Echols, John M. and Hasan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia an English-
Indonesian Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
79
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif-Kualitatif), Jakarta: Rajawali
Press, 2007.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks. 2012.
Fisher, Alec. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Terj. Dari Critical Thinking: An
Introduction oleh Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. 2008.
Indriyanthi, A.A. Sri Dwi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”.
Indriyani, Irma Rosa. “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning
Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan
Elektromagnetik”. Thesis pada Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.Yogyakarta. 2013. Tidak dipublikasikan.
80
Irnaningtyas. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.
King, FJ, Ludwika Goodson and Faranak Rohani.“High Order Thinking Skills:
Definition, Teaching Strategies and Assesment”. A publication of the
Educational Services Program.
Lawson, Anton E., “Using The Learning Cycle To Teach Biology Concepts And
Reasoning Patterns”, Journal of Biology Education, 2001.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
81
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2010.
Sukardi, H.M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2009.
82
Suparno, “Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Learning Cycle
7E Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
MA Wahid Hasyim Kelas X Yogyakarta”. Skripsi pada UIN Sunan
Kalijaga.Yogyakarta. 2013.
Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
83
Lampiran 1
A. Standar Kompetensi
Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu. Menjelaskan struktur dan fungsi
organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada Salingtemas
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
(saraf, endokrin, dan penginderaan)
C. Indikator
1. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin
2. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis karakteristik kelenjar endokrin
2. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem
endokrin
E. Materi Ajar
Karakteristik kelenjar endokrin
1. Merupakan kelenjar buntu
2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon
3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi pembuluh darah dan
ditopang oleh jaringan ikat
4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon
berbeda-beda
5. Sekresi hormon dapat distimulasi/dihambat oleh kadar hormon
lainnya
Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin
87
2. Respons Tidak langsung, distribusi Langsung, distribusi
lebih luas lebih sempit
3. Pengaturan Jangka panjang Jangka pendek
4. Sekresi Hormon Neurotransmitter
5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antar neuron melalui
sinapsis
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division)
Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, presentasi, diskusi kelompok
Pendekatan : Pembelajaran kooperatif
G. Media danSumberPembelajaran
1. Buku Sains Biologi Kelas XI
- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga: Jakarta
2. Laptop
3. LCD/proyektor
4. LKS
5. Gambar tubuh manusiadan organ-organ penyusun sistem endokrin
H. KegiatanPembelajaran
a. Kegiatan Awal
Aktivitas pembelajaran Nilai Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Karakter Waktu
Motivasi Menyampaikan Mendengarkan a. Religius 8 menit
tujuan penjelasan b. Disiplin
pembelajaran yang c. Responsif
Memberikan disampaikan d. Mandiri
kata oleh guru
e. Inisiatif
mutiaradengan
tema: positif f. Rasa
thinking ingintahu
88
Orientasi Membagikan Menyimak
LKS kepada penjelasan
masing-masing guru mengenai
pengisian LKS
siswa dan
Menjawab
memberikan
pertanyaan
petunjuk yang
pengerjaan ditanyakan
LKS guru
Memberikan Mengatur
pertanyaan posisi tempat
untuk duduk
mengulas berdasarkan
materi pada kelompok
pertemuan yang
sebelumnya ditentukan
Membagikan guru
kelompok
b. KegiatanInti
Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Guru Siswa Karakter Waktu
Menayangkan Mencatat hal- 10
video tentang hal penting menit
cara kerja dari video
a. Rasa
system hormon yang
ingin
dan sistem saraf ditampilkan
tahu
Melakukan Menjawab b. Disiplin
Tanya jawab pertanyaan
Elaborasi seputar video guru
yang
ditampilkan
Menjelaskan Menyimak apa 15
a. Rasa
materi sesuai yang menit
ingin tahu
dengan indikator disampaikan
b. Disiplin
pembelajaran guru dan
mencatatnya
Mengerjakan Mendiskusikan a. Responsi 30
LKS yang sudah jawaban pada f menit
dipersiapkan LKS yang sudah b. Berpikir
disediakan terbuka
Eksplorasi c. Kritis
Meminta siswa Mempresentas a. Responsi 15
mempresentasi i-kan hasil f menit
hasil diskusi diskusi b. Inisiatif
Mengatur kelompoknya c. Berpikir
89
jalannya diskusi masing- terbuka
antar kelompok masing d. Kritis
Mendiskusika
n antar
kelompok
untuk mencari
jawaban yang
ideal
Mengajak siswa Merespon 10
untuk bermain arahan dan menit
“snowball” penjelasan dari
tentang cara kerja guru
a. Aktif
Konfirmasi system endokrin
b. Terbuka
serta menjelaskan
cara dan
peraturan
permainannya
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan Aktivitas pembelajaran NilaiKarak Alokasi
Guru Siswa ter Waktu
Refleksi Menanyakan dan Bertanya jika a. Disiplin 7 menit
menjelaskan ada yang belum b. Kritis
kepada siswa dimengerti c. Proaktif
tentang materi
yang belum
dimengerti
Evaluasi Menunjuk Siswa yang a. Mandiri
perwakilan siswa ditunjuk b.
untuk menjawab menjawab Tanggung
pertanyaan sesuai pertanyaan guru jawab
dengan indicator c. Responsif
ketercapaian
90
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
91
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas)/ 2
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. StandarKompetensi
Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu, menjelaskan struktur dan fungsi
organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada Salingtemas
B. KompetensiDasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
(saraf, endokrin, dan penginderaan)
C. Indikator
1. Menganalisis letak kelenjar endokrin, sekresi dan peranannya
2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada system
endokrin
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya
2. Siswa mampu menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi
pada sistem endokrin
E. Materi Ajar
Kelenjar endokrin dan sekresi hormon
1. Hipofisis (pituitary)
- Hipofisis lobus anterior : GH, TSH, ACTH, gonadotropin
- Hipofisis lobus intermedia : Endorphin, MSH
- Hipofisis lobus posterior : ADH, oksitosin
2. Tiroid : Tiroksin
3. Paratiroid : Parathormon (PTH)
4. Adrenal : Adrenalin, noradrenalin
5. Pancreas : Glukagon, insulin, somatostatin, polipeptidapankreas
6. Timus : Timosin
7. Gonad
- Ovarium : Estrogen, progesteron
- Testis : Testosteron
92
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division)
Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, presentasi, diskusi kelompok
Pendekatan : Pembelajaran kooperatif
H. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Karakter Waktu
Motivasi Menyampai- Mendengarkan a. Religius 8 menit
kan tujuan penjelasan b. Disiplin
pembelajaran yang c. Responsif
Memberikan disampaikan d. Mandiri
kata mutiara oleh guru e. Inisiatif
dengan tema: f. Rasa
ilmu ingin tahu
Apersepsi Mengarahkan Merapikan
untuk duduk posisi tempat
sesuai dengan duduk sesuai
kelompoknya intruksi guru
Membagikan Menyimak
LKS kepada penjelasan
masing- guru mengenai
masing siswa pengisian LKS
Memberikan Berinisiatif
petunjuk untuk
pengerjaan memaparkan
LKS inti pelajaran
Meminta pada pada
satu orang pertemuan
siswa untuk sebelumnya
93
memaparkan
inti pelajaran
tentang materi
sistem saraf
b. Kegiatan Inti
Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Guru Siswa Karakter Waktu
Menayangkan Mencatat hal- 10
video tentang hal penting dari menit
kelenjar- video yang
kelenjar ditampilkan
a. Rasa ingin
penyusun Menjawab tahu
sistem endokrin pertanyaan
b. Disiplin
Melakukan guru
tanya jawab
Elaborasi
seputar video
yang
ditampilkan
Menjelaskan Menyimak apa 15
a. Rasa ingin
materi sesuai yang menit
tahu
dengan indikator disampaikan
b. Disiplin
pembelajaran guru dan
mencatatnya
Mengerjakan Mendiskusikan a. Responsif 30
LKS yang sudah jawaban pada b. Berpikir menit
dipersiapkan LKS yang sudah terbuka
disediakan c. Kritis
Meminta siswa Mempresenta- 15
mempresentasi- sikan hasil menit
kan hasil diskusi
Eksplorasi a. Responsif
diskusi kelompoknya
b. Inisiatif
Mengatur masing-masing
c. Berpikir
jalannya Mendiskusikan terbuka
diskusi antar antar kelompok d. Kritis
kelompok untuk mencari
jawaban yang
ideal
Mengajak siswa Merespon arahan 10
untuk bermain dan penjelasan menit
”snowball” dari guru. a. Aktif
Konfirmasi
tentang kelenjar- b. Terbuka
kelenjar system
endokrin
94
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Guru Siswa Karakter Waktu
Refleksi Menanyakan dan Bertanya jik a. Disiplin 7 menit
menjelaskan aada yang belum b. Kritis
kepada siswa dimengerti c. Proaktif
tentang materi
yang belum
dimengerti
Evaluasi Menunjuk Siswa yang a. Mandiri
perwakilan siswa ditunjuk b. Tanggung
untuk menjawab menjawab jawab
pertanyaan pertanyaan guru c. Responsif
sesuai dengan
indicator
ketercapaian
95
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
96
peningkatan
iritabilitas sistem
neuromuscular
Timus Pengendalian Penurunan imun
sistemimun
Adrenal Meningkatkan Hiposekresi:
frekuensi penyakit Addison
jantung, Hipersekresi:
metabolism, peningkatan
mengatur tekanan darah,
keseimbangan sindrom
air, dll adrogenital
(pubertas dini), dll
Pancreas Mengatur Hiposekresi:
keseimbangan diabetes mellitus
kadar glukosa
dalam darah
Gonad Mengatur Gangguan pada
pematangan pematangan gonad
gonad (ovum
dan sperma)
97
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas )/ 2
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu dan menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
(saraf, endokrin, dan penginderaan)
C. Indikator
1. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin
2. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis karakteristik kelenjar endokrin
2. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem
endokrin
E. Materi Ajar
Karakteristik kelenjar endokrin
1. Merupakan kelenjar buntu
2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon
3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi pembuluh darah dan
ditopang oleh jaringan ikat
4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon
5. Sekresi hormon dapat distimulasi/dihambat oleh kadar hormon lainnya
Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin
No Aspek Sistem Hormon Sistem Saraf
Pembeda
1. Aksi Lambat Cepat atau segera
2. Respons Tidak langsung, Langsung, distribusi
distribusi lebih luas lebih sempit
3. Pengaturan Jangka panjang Jangka pendek
4. Sekresi Hormon Neurotransmitter
5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antarneuron melalui
sinapsis
98
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : Learning Cycle 7E
Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, diskusi dan tanya jawab
Pendekatan : Konstruktivisme
G. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Buku Sains Biologi Kelas XI
- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:
Jakarta
- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga: Jakarta
2. Laptop
3. LCD/proyektor
4. LKS
5. Gambar tubuh manusia dan organ-organ penyusun sistem endokrin
H. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Aktivitas pembelajaran Nilai Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Karakter Waktu
Motivasi Menyampaikan Mendengar- a. Religius 8 menit
tujuan kan penjelasan b. Disiplin
pembelajaran yang c.
Memberikan disampaikan Responsif
kata mutiara oleh guru d. Mandiri
dengan tema: e. Inisiatif
positif thinking f. Rasa
Apersepsi Mengarahkan Merapikan ingin tahu
untuk duduk posisi tempat
sesuai dengan duduk sesuai
kelompoknya intruksi guru
Membagikan Menyimak
LKSkepada tiap penjelasan
siswa guru
Memberikan mengenai
petunjuk pengisian
pengerjaan LKS
LKS Menjawab
Memberikan pertanyaan
pertanyaan yang
untuk mengulas ditanyakan
materi pada guru
pertemuan
sebelumnya
99
b. Kegiatan Inti
Tahap Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Nilai
Learning Waktu
Guru Siswa Karakter
Cycle 7E
Menampilkan Memperhati- 5 menit
gambar-gambar kan apa yang
seputar sistem ditampilkan
saraf guru
(neuron/glia, Menjawab
sinaps,neurotrans secara lisan
mitter, gerak pertanyaan
reflek dan gerak guru
a. Ingin
Tahap Elicite sadar)
tahu
(Menimbulkan/ Melakukan tanya
b. Disiplin
mendatangkan) jawab tentang
karakteristik
sistem saraf yang
sudah diketahui
siswa
Menampilkan
gambar kelenjar-
kelenjar sistem
hormon
Menampilkan Memperhati- a.Tanggung 10
video tentang kan apa yang jawab menit
cara kerja ditampilkan b. Komuni-
Tahap hormon dan otak guru katif
Engange
Melakukan tanya Menjawab c.
(Keterlibatan)
jawab seputar secara lisan Responsif
video yang pertanyaan d. Inisiatif
ditampilkan guru
Meminta masing- Menuliskan 5 menit
masing aspek-aspek
perwakilan yang menjadi
kelompok pusat perhatian a.
menuliskan tersebut di Responsif
Tahap Explore aspek-aspek yang papan tulis b. Disiplin
(Penyelidikan/ menjadi pusat c. Mandiri
penjajakan) perhatian baik d. Proaktif
dari video f. Kritis
maupun gambar g. Komuni-
yang sdah katif
ditampilkan
sebelumnya di
papan tulis
100
Meminta siswa menjelaskan 7 menit
menjelaskan hasil diskusi
kenapa kelompoknya
menjadikan itu terhadap
sebagai pusat gambar yang
pandangan ditampilkan a.
kelompoknya Menyelidiki Responsif
Tahap Explain Mengajak siswa pandangan/poi b. Komuni-
(Menjelaskan untuk n antar tiap katif
menyelidiki kelompok c. Kritis
pandangan/poin tersebut dan
antar tiap mencari
kelompok persamaannya
tersebut dan
mencari
perbedaannya
Melakukan tanya Menjawab a.Tanggung 30
jawab kepada secara lisan jawab menit
siswa tentang pertanyaan b. Terbuka
karakteristik guru c. Bekerja
Tahap
kelenjar-kelenjar Mendiskusi- sama
Elaborate
penyusun sistem kan jawaban d. Kritis
(mengaitkan)
hormon pada LKS
Mengisi LKS yang sudah
yang sudah disediakan
disiapkan
Meminta siswa Mempresenta a. Kritis 8 menit
mempresentasikan -sikan hasil b. Terbuka
Tahap
hasil diskusinya diskusi c. Disiplin
Evaluate
berdasarkan LKS kelompoknya e.
(Menilai)
yang sudah Tanggung
didiskusikan jawab
Menjelaskan dan Menyimak a. Disiplin 10
meluruskan penjelasan b. Mandiri menit
Tahap Extend
pemahaman lebih guru
(Memperluas)
lanjut terkait
sistem endokrin
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Guru Siswa Karakter Waktu
Refleksi Menanyakan dan Bertanya jika a. Disiplin 7 menit
menjelaskan ada yang belum b. Kritis
kepada siswa dimengerti c. Proaktif
tentang materi
101
yang belum
dimengerti
Konfirmasi Menunjuk Siswa yang a. Mandiri
dan evaluasi perwakilan siswa ditunjuk b.
untuk menjawab menjawab Tanggung
pertanyaan sesuai pertanyaan guru jawab
dengan indikator c.
ketercapaian Responsif
102
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
103
RUBRIK INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS (LKS)
Pertemuan : 1
Sub
Aspek Indikator
N Aspek Kriteria
Berpikir Berpikir Soal Jawaban
o Berpikir Penilaian
Kritis Kritis
Kritis
1. Memberi- Bertanya Mengapa Berdasarkan artikel 1, mengapa Hormon dikatakan sebagai pengatur a. Benar dan
kan dan hormon dikatakan sebagai pengatur fisiologis suatu organ / sistem organ karena lengkap
penjelasa menjawab fisiologis terhadap kelangsungan kerja hormon memperngaruhi fungsi organ menjawab
n pertanya- hidup suatu organ atau suatu sistem tersebut secara keseluruhan. Antar satu skor 3
sederhana an organ? sama lain sistem organ saling berhubungan b. Benar tapi
tentang dan mempengaruhi, terutama sistem saraf kurang
suatu dan sistem hormon lengkap
penjela- skor 2
san dan c. Mengerja-
tantangan kan tapi
kurang
tepat skor 1
d. Tidak
menjawab
skor 0
2. Memberi- Bertanya Apa intinya Berdasarkan artikel nomer 2, apa Poin pembahasan pada artikel 2 adalah: a. Benar dan
kan dan saja poin pembahasannya? Jelaskan b. Cara kerja sitem saraf (melalui jaringan lengkap
penjelasa menjawab secara singkat! neuron dan glia yang terbagi menjadi 3 menjawab
n pertanya- fungsi: neuron sensorik, neuron motoric skor 3
sederhana an dan intermediet) b. Benar tapi
tentang c. Neuron mengeluarkan sinyal kurang
suatu elektrokimia yaitu neurotransmitter untuk lengkap
penjela- membantu jalannya impuls dari satu skor 2
san dan neuron ke neuron lain c.Mengerja-
tantangan d. Sifat-sifat neurotransmitter (molekul kan tapi
organic kecil yang mengandung nitrogen, kurang
dapat memicu respon yang berpeda pada tepat skor
104
sel pasca simpatik, berikatan dengan 1
reseptor yang berpengaruh langsung pada d. Tidak
protein dan ion, mengubah permeabilitas menjawab
memban sel pascasinaptik) skor 0
e. Komunikasi antar neuron pada sistem
saraf berlangsung sangat cepat (beberapa
milidetik)
f. Macam-macam jenis neurotransmitter
3. Memberi- Bertanya Perbedaan Berdasarkan artikel 1 dan 2, apa Artikel 1 a. Benar dan
kan dan apa yang sajakah yang menjadi perbedaannya? Membahas tentang sistem endokrin lengkap
penjelasa menjawab menyebab- Mengapa? (hormon), yaitu membahas tentang sifat- menjawab
n pertanya- kan sifat hormon (mengatur fisiologis skor 3
sederhana an organ/sistem organ), dibutuhkan dalam b. Benar tapi
tentang jumlah yang cukup, karakteristik hormon kurang
suatu (merupakan zat kimia organic), hormon lengkap
penjela- dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang skor 2
san dan distribusinya melalui peredaran darah ke c.Mengerjak
tantangan organ target dan melakukan kegiatan an tapi
spesifik yang pada umumnya sebagai kurang
pengatur proses metabolisme tepat skor
Artikel 2 1
Membahas tentang sistem saraf, yaitu d. Tidak
membahas tentang cara kerja, menjawab
neurotransmitter sebagai sekresi yang skor 0
membantu kerja sistem saraf, sifat-sifat
neuro transmitter, komunikasi antarneuron
yang dilakukan sistem saraf sangat cepat,
macam-macam neurotransmitter.
4. Memba- Memper- Kemampuan Perhatikan pernyataan dibawah ini! Jawaban a dan c tepat. Jawaban b kurang a. Benar dan
ngun timbang- memberikan a. Sistem saraf dan hormon tepat. Sistem saraf juga bekera dengan lengkap
keteram- kan alasan merupakan dua pengatur utama spesifik, langsung pada organ tertentu. menjawab
pilan kredibil- dalam tubuh untuk menjaga skor 3
dasar itas suatu homeostasis. Sistem saraf b. Benar tapi
sumber bertindak sebagai penghantar kurang
rangsang yang diterima oleh lengkap
sistem indera dan bertindak skor 2
105
sebagai pengatur kerja hormon c.
yang dikeluarkan oleh tubuh. Mengerja
b. Berbeda dengan sistem saraf, kan tapi
hormon bekerja dengan spesifik. kurang
Sel target atau organ target yang tepat skor
akan dituju harus dilengkapi 1
dengan sebuah reseptor yang d. Tidak
dikenal oleh hormon, jika tidak menjawa
dikenali, hormon tidak akan b skor 0
bereaksi. Beberapa bagian dalam
tubuh tempat diproduksinya
hormon disebut kelenjar
endokrin.
c. Hormon bekerja atas perintah
dari sistem saraf. Sistem saraf
yang mengontrol hormon
bertindak pada dua jalur utama,
yaitu hipotalamus dan sistem
saraf otonom (simpatik dan
parasimpatik)
Menurut ketiga pernyataan tersebut
tentang sistem saraf dan sistem
hormon, manakah penyataan yang
tepat dan manakah yang tidak tepat?
Mengapa?
5. Memba- Mengob- Mencatat hal- Dari artikel 1 diatas dan pernyataan a. Benar dan
ngun servasi hal yang soal diatas, tentukanlah isi kolom lengkap
Karateristik sistem
keteram- dan diinginkan tabel karakteristik sistem endokrin menjawab
endokrin
pilan memper- dibawah ini! skor 5
dasar timbang- Karakteristik Kelenjar buntu, karena b.Karakteris-
Karateristik sistem endokrin kelenjarnya? tidak memiliki saluran
kan hasil tik benar
observasi dan mensekresikan namun
Karakteristik hormon langsung ke
penjelasan
dalam plasma sel-sel
kelenjarnya? salah skor
Diedarkan melalui? Diedaran oleh sel
Diedarkan plasma darah ke sel antara 2
target/penerima atau 1
melalui?
106
Cara kerja Cara kerja secara? Spesifik.Cara kerjanya c. Tidak
secara? khusus untuk organ menjawab
tertentu, namun skor 0
Menghasilkan? berdampak untuk
jangka panjang
Menghasilkan Hormon
107
diatas!
7. Kesimpu- Membuat Interpretasi Perhatikan gambar dibawah ini! a. Yang ditunjuk oleh X adalah aliran darah a. Benar dan
lan deduksi pertanyaan atau dalam hal ini ialah sistem peredaran lengkap
dan darah. Karena hormon yang dihasilkan menjawab
memper- oleh kelenjar endokrin didistribusikan skor
timbang- melalui plasma darah untuk maksimal
kan hasil mencari sel target/penerima 4 (tiap @
deduksi x b. Contohnya (jawaban bersifat relative) . 2)
Kelenjar adrenal yang ada di ginjal b. Tidak
a. Menurutmu, apakah yang di mensekresikan hormon adrenalin jika menjawab
tandai X? Jelaskan secara mendapat rangsangan yang skor 0
singkat! membahayakan. Maka, hormon adrenalin
b. Jelaskanlah mekanisme kera itu akan terdistribusi ke sel kulit (sehingga
sistem endokrin diatas dengan menjadi pucat), ke sel otot ( sehingga
langsung pada contoh salah satu mampu berlali lebih cepat daripada
biasanya), dll
kelenjar endokrinnya!
8. Kesimpu- Membuat Penerapan Hormon bekerja atas perintah dari Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem a. Benar dan
lan dan prinsip- sistem saraf. Sistem yang mengatur saraf berfungsi untuk mengatur aktivitas lengkap
memper- prinsip kerjasama antara saraf dan hormon tubuh seperti metabolism, homeostasis menjawab
timbang- terdapat pada daerah hipotalamus. (keseimbangan tubuh), pertumbuhan, skor 3
kan nilai Daerah hipotalamus sering disebut perkembangan seksual dan siklus reproduksi, b. Benar tapi
daerah kendali saraf endokrin siklus tidur, dan siklus nutrisi. Misalkan kurang
(neuroendocrine control). Di bagian ketika menghadapi situasi yang lengkap
dasar hipotalamus otak, terdapat menegangkan. Sistem saraf menerjemahkan skor 2
kelenjar hipofisis yang berbentuk rangsangan yang menegangkan tersebut dan c.Mengerja-
oval yang ukurannya hanya sebesar memerintahkan kelenjar hipofifsis untuk kan tapi
kacang dan memiliki berat 0,5 gram. mengeluarkan hormon endorphin untuk kurang
Inilah kelenjar yang disebut sebagai meresponnya. Selain itu merangsang tepat skor
master of gland, karena banyak kelenjar-kelenjar lain, seperti adrenalin dan 1
menghasilkan hormon-hormon dan pancreas untuk mengeluarkan hormon- d. Tidak
merangsang kerja kelenjar lainnya. hormonnya. Makanya, kenapa ketika sedang menjawab
menghadapi situasi yang menegangkan skor 0
Menurut anda,bagaimana contoh biasanya responnya hampir sama. Misalnya
hubungan antara sistem saraf dengan berkeringat dingin, pucat, perut
bergejolak/sakit perut, gemeteran, dan
108
sistem endokrin (dalam hal ini lainnya.
kelenjar hipofisis) dalam penerapan
di kehidupan sehari-hari?
9. Membuat Mendefin Mengklasifi- Antara sistem saraf dengan sistem a.Benar dan
Komunikasi
penjelaan isikan kasi dan hormon terdapat perbedaan. lengkap
Pengaturan
Aspek
Contoh
Respon
lebih lanjut istilah memberikan Klasifikasikanlah perbedaan diantara menjawab
sekresi
Aksi
contoh keduanya! skor 3
Sistem cepat Lang- Jangka neurotra antarn Respon
Saraf sung pendek nsmitter euron ketika b. Benar tapi
Komunikasi
Pengaturan
tangan kurang
Respon
Sekresi
tertusuk
lengkap
Aspek
duri
Aksi
Sistem lambat Tidak Jangka hormon Sistem Respon skor 2
Sistem
Endokri lang- panjang sirkula ketika c.
n sung si bayi yang
Saraf baru lahir Mengerja
kekurang kan tapi
an kurang
Sistem
yodium
Endokrin akan tepat skor
menyebab 1
kan
penyakit
d. Tidak
gondok menjawab
skor 0
10. Membuat Mengiden Alasan yang Pheromone (telehormone; a. Benar dan
Feromon adalah salah satu hormon yang
penjelasan -tifikasi tidak ectohormone) adalah juga lengkap
dihasilkan oleh neuron di hypothalamus.
lebih lanjut asumsi dinyatakan semacam hormon yang tidak skor 3
Karena secara histologis-morfologis neuron
disekresikan ke dalam pembuluh b. Benar
dari hipothalamus tidak sama dengan
darah, tetapi keluar tubuh species namun
kelenjar endokrin pada umumnya, maka
yang menghasilkan zat tersebut. kurang
hormon yang dihasilkan oleh neuron
Pheromon adalah suatu zat yang lengkap
hipothalamus ini diberi nama hormon
bersifat penarik perhatian dari skor 2
neuron (neurohormone atau
jenis seks yang berlawanan (sex c.Mengerja-
neurosecretion).Olehkarena itu, mekanisme
attractants). Hormon ini dihasilkan kan
kerjanya tidak sepenuhnya melalui
oleh hewan insect betina yang namun
pembuluh darah. dan karena itu pula
melalui mekanisme neurologis kurang
feromon bukanlah termasuk sistem
akan mempunyai daya tarik tepat skor
endokrin, kerena memiliki mekanisme kerja
terhadap dirinya oleh insect jantan. 1
dan disekresikannya bukan dari kelenjar
Berikan analisismu mengenai d. Tidak
endokrin
feromon yang termasuk hormona menjawab
109
padahal tidak diedarkan ke skor 0
peredaran darah!
11 Strategi Memutus Menyeleksi Kafein (1,3,7-trimetilxantin) Seperti yang dijelaskan pada teks nya, a. Benar dan
dan taktik kan suatu kriteria untuk merupakan senyawa alkaloid pahit bahwa kafein mempunyai masa absorpsi lengkap
tindakan membuat yang biasanya ditemukan dalam teh, dalam sistem pencernaan sekitar 30-60 menjawab
solusi kopi, dan biji cokelat. Kafein menit. Sehingga kafein tidak berefek segera. skor 3
terutama berfungsi sebagai Namun, jika dilakukan secara terus b. Benar tapi
perangsang sistem saraf pusat, menerus, maka dampaknya akan terlihat kurang
jantung, dan pernapasan. Pada nantinya. Berdasarkan penelitian, orang lengkap
metabolisme tubuh, kafein akan yang sering mengkonsumsi kafein, lebih skor 2
diabsorbsi dengan sempurna dalam berpotensi terkena penyakit jantung. c.Mengerja-
sistem pencernaan dalam waktu 30- Solusinya, mengatur jumlah konsumsi kan tapi
60 menit. Dengan demikian, kafein kafein yang masuk kedalam tubuh. kurang
tidak berefek segera. Pada otak Misalnya jika sudah minum kopi hari ini, tepat skor
kafein akan menghalangi reseptor tidak mengkonsumsi coklat atau teh 1
adenosin. Reseptor adenosin ini jika nantinya. Atau konsumsi kafein tidak d. Tidak
terikat pada reseptor sel saraf akan dilakukan setiap hari. Selain itu makanan menjawab
menurunkan aktivitas sel saraf. yang bergizi dan pola hidup yang sehat skor 0
Akibat kemiripan struktur molekul perlu dijaga.
kafein dengan struktur adenosin,
kafein dapat terikat pada reseptor
tetapi tidak memberi efek penurunan
aktivitas sel saraf. Saraf yang
bekerja secara terus menerus akan
menyebabkan pelepasan hormon
epinefrin. Jika hal tersebut terjadi
maka akan mengakibatkan beberapa
efek, seperti denyut jantung lebih
tinggi, tekanan darah meningkat,
aliran darah ke otot meningkat,
aliran darah ke kulit dan organ
dalam menurun, dan pelepasan
glukosa oleh hati yang meningkat.
110
misalnya tiap hari satu cangkir
kecil,apakah masih berdampak
seperti yang dijelaskan diatas?
Bagaimanakah solusinya untuk para
penikmat kopi, teh dan coklat?
111
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
112
Ada yang tau apa itu sinaps? Dan Sinapsis : hubungan antara neuron yang satu
apa yang membantu proses dengan neuron yang lain ; titik temu antara
terhantarnya impuls dari satu ujung akson dari neuron satu dengan dendrit
sinapsis ke sinapsis lainnya?
dari neuron lainnya ; atau hubungan ke otot dan
kelenjar. Struktur sinapsis: prasinapsis, celah
sinapsis, pascasinapsis
Pada celah sinapsis tersebut terdapat
neurotransmitter yang berperan memngirimkan
impuls, atau proses ini disebut transmisi
sinapsis. Neurotransmitter mempunyai sifat-
sifat:
- Eksitasi : meningkatkan impuls.
ex: asetilkolin dan norefinefrin
- Inhibisi : menghambat impuls. Ex: GABA
(gamma aminobutyric acid) pada jaringan
otak dan glisin pada medulla spinalis
Kelenjar apa saja yang menyusun - Kelenjar hipofisis (pituitary) : di bagian dasar
sistem endokrin? hipofisis otak, sebesar kacang, berat 0,5 gram,
bentuk oval
- Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) : terdiri atas
folikel-folikel dalam 2 lobus lateral terletak
dibawah laring
- Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) :
terdiri atas 4 organ kecil berukuran sebesar
biji apel, terletak di permukaan belakang
tiroid
- Kelenjar timus : terdiri dari 2 lobus berwarna
kemerah-merahan, terletak di bagian
posterior toraks diatas jantung
- Kelenjar adrenal (kelenjar anak ginjal) :
terletak di atas ginjal, berwarna kuning dan
tertanam pada jaringan adiposa
- Kelenjar pancreas : berbentuk pipih, terletak
dibagian belakang bawah lambung
- Kelenjar kelamin (ovarium dan testis)
2. Dari dua video berikut (tentang Yang menjadi pusat perhatian artikel 1
sistem saraf dan endokrin), aspek- membahas secara umum tentang karakteristik
aspek apa saja yang menjadi pusat hormon:
perhatian?
- Hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar pada
Tahap Engange sistem endokrin
(Keterlibatan)
- Cara kerjanya secara tidak langsung melalui
pembuluh darah dan mencari sel targetnya di
seluruh tubuh
- Akibatnya,pengaruh (respon)nya muncul
113
relatif lebih lama namun lebih permanen
(jangka panjang) efeknya
Yang menjadi pusat perhatian artikel 2
Membahas secara umum tentang
- Mekanisme kerja sistem saraf (pembagian
tugas: neuron sensorik, motoric dan
interneuron)
- Sifat-sifat neurotransmitter (merupakan
molekul orgnanik kecil yang mengandung
nitrogen, perbedaan neurotransmitter memicu
respon yang berbeda, waktu komunikasi
antarsinapsis yang sangat cepat, macam-
macam contoh neurotransmitter)
3. Tahap Explore Bisakah perwakilan kelompok ---
(Penyelidikan/ menuliskan dipapan tulis hasil
penjajakan) diskusinya?
4. Mengapa kelompok anda ---
Tahap Explain
menjadikan hal tersebut sebagai
(Menjelaskan)
aspek perhatiannya?
Coba kita amati jawaban masing- Sama-sama membahas sekresi yang membantu
masing kelompok! Adakah kerja sistem saraf (yaitu neurotransmitter) dan
persamaannya? sistem endokrin (yaitu hormon)
5. Apa saja karakteristik yang Aspek pembeda
membedakan antara sistem saraf - Aksi : lambat/cepat
dengan sistem endokrin? - Respon : tidak langsung krn distribusi lebih
Tahap luas/langsung krn distribusi lebih sempit
Elaborate - Pengaturan : jangka panjang/jangka pendek
(mengaitkan) - Sekresi : hormon/neurotransmitter
- Komunikasi : sistem sirkulasi/antarneuron
melalui sinapsis
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
A. Standar Kompetensi
Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu dan menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
B. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf,
endokrin, dan penginderaan)
C. Indikator
1. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya
2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem
endokrin
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya
2. Siswa mampu menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi
pada sistem endokrin
E. Materi Ajar
Kelenjar endokrin dan sekresi hormon
1. Hipofisis (pituitary)
- Hipofisis lobus anterior : GH, TSH, ACTH, gonadotropin
- Hipofisis lobus intermedia : Endorphin, MSH
- Hipofisis lobus posterior : ADH, oksitosin
2. Tiroid : Tiroksin
3. Paratiroid : Parathormon (PTH)
4. Adrenal : Adrenalin, noradrenalin
5. Pancreas : Glukagon, insulin, somatostatin, polipeptida pankreas
6. Timus : Timosin
7. Gonad
- Ovarium : Estrogen, progesteron
- Testis : Testosteron
115
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : Learning Cycle 7E
Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, diskusi dan tanya jawab
Pendekatan : Kontruktivisme
H. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Aktivitas Pembelajaran Nilai Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Karakter Waktu
Motivasi Menyampai- Mendengar- a. Religius 8 menit
kan tujuan kan penjelasan b. Disiplin
pembelajaran yang c. Respon-
Memberikan disampaikan sif
kata mutiara oleh guru d. Mandiri
dengan tema: e. Inisiatif
ilmu f. Rasa
Apersepsi Mengarahkan Merapikan ingin
untuk duduk posisi tempat tahu
sesuai dengan duduk sesuai
kelompoknya intruksi guru
Membagikan Menyimak
LKS kepada penjelasan
masing- guru
masing siswa mengenai
Memberikan pengisian
petunjuk LKS
pengerjaan Berinisiatif
LKS untuk
Meminta pada memaparkan
satu orang inti pelajaran
siswa untuk pada
memaparkan pertemuan
inti pelajaran sebelumnya
tentang materi
sistem saraf
116
b. Kegiatan Inti
Tahap Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Nilai
Learning Waktu
Guru Siswa Karakter
Cycle 7E
Menampilkan Memperhati- 7 menit
dua gambar kan apa yang
kasus yang ditampilkan
dipengaruhi guru
oleh sistem Menjawab
hormon, yaitu secara lisan a. Rasa
Tahap Elicite
orang kerdil pertanyaan ingin tahu
(Menimbulkan/
dan penyakit guru b. Disiplin
mendatangkan)
gondongan.
Melakukan
tanya jawab
dengan siswa
tentang kasus
tersebut
Menampilkan Memperhati- 8 menit
2 artikel terkait kan apa yang
kasus orang ditampilkan a. Tang-
kerdil dan guru gung
penyakit Menjawab jawab
Tahap
gondongan secara lisan b. Komuni-
Engange
tersebut pertanyaan katif
(Keterlibatan)
Melakukan guru c. Responsif
tanya jawab d. Inisiatif
seputar artikel
yang
ditampilkan
Menampilkan Memperhati- 10 menit
gambar kan apa yang
kelenjar ditampilkan
hipofisis dan guru
kelenjar tiroid Menjawab
Meminta siswa secara lisan a. Responsif
Tahap Explore menghubung- pertanyaan b. Disiplin
(Penyelidikan/ kan antara guru c. Mandiri
penjajakan) kelenjar- Menempelkan d. Proaktif
kelenjar organ-organ e. Kritis
tersebut penyusun
dengan 2 kasus pada sistem
yang diangkat endokrin,
sebelumnya hormon
Menampilkan sekresi dan
117
gambar sistem fungsinya
endokrin pada media
secara yang
keseluruhan disiapkan guru
Meminta siswa
menghubung-
kan antara
organ-organ
penyusun pada
sistem
endokrin
dengan hormon
sekresinya
Meminta Menjelaskan a. Tanggung 10 menit
perwakilan siswa tentang jawab
untuk hubungan b. Disiplin
menjelaskan antara organ- c. Terbuka
kegiatan organ penyusun d. Proaktif
Tahap Explain
menghubungan pada sistem e. Komuni-
(Menjelaskan)
antara organ- endokrin katif
organ penyusun dengan hormon
pada sistem sekresinya
endokrin dengan
hormon
sekresinya
Melakukan Menjawab a. Tanggung 20 menit
tanya jawab secara lisan jawab
kepada siswa pertanyaan b. Terbuka
untuk guru c. Bekerja
menghubung- Mendiskusi- sama
kan antara kan jawaban d. Kritis
organ-organ pada LKS
penyusun pada yang sudah
tahap
sistem disediakan
Elaborate
endokrin,
(mengaitkan)
hormon sekresi
dan
peranannya
Memerintah-
kan siswa
untuk
menjawab LKS
yang disiapkan
Tahap Meminta siswa Mempresentasi a. Kritis 10 menit
Evaluate mempresentasi- kan hasil b. Terbuka
(Menilai) kan hasil diskusi c. Disiplin
118
diskusinya mulai kelompoknya d. Tanggung
dari kasus yang jawab
diangkat, hingga
hubungan antara
sekresi, kelenjar
dan peranannya,
pada sistem
endokrin
Menjelaskan dan Menyimak a. Disiplin
meluruskan penjelasan guru b. Mandiri
Tahap Extend pemahaman
(Memperluas) lebih lanjut
terkait sistem
endokrin
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan Aktivitas pembelajaran Nilai Alokasi
Guru Siswa Karakter Waktu
Refleksi Menanyakan dan Bertanya jika a. Disiplin 7 menit
menjelaskan ada yang belum b. Kritis
kepada siswa dimengerti c. Proaktif
tentang materi
yang belum
dimengerti
Konfirmasi Menunjuk Siswa yang a. Mandiri
dan evaluasi perwakilan siswa ditunjuk b. Tanggung
untuk menjawab menjawab jawab
pertanyaan guru pertanyaan guru c. Responsif
untuk mengukur
ketercapaian
indikator
pembelajaran
119
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
120
kalsium dan kalsium dalam
fosfat darah, tetanus,
peningkatan
iritabilitas sistem
neuromuscular
Timus Pengendalian Penurunan imun
sistem imun
Adrenal Meningkatkan Hiposekresi:
frekuensi penyakit Addison
jantung, Hipersekresi:
metabolism, peningkatan
mengatur tekanan darah,
keseimbangan sindrom
air, dll adrogenital
(pubertas dini), dll
Pancreas Mengatur Hiposekresi:
keseimbangan diabetes mellitus
kadar glukosa
dalam darah
Gonad Mengatur Gangguan pada
pematangan pematangan gonad
gonad (ovum
dan sperma)
121
RUBRIK INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS (LKS)
Pertemuan : 2
122
3. Memberikan Bertanya dan Mengapa Berdasarkan soal nomer 1, apa saja Penyebab dwarfisme ialah karena a. Benar dan
penjelasan menjawab yang menyebabkan terjadinya gangguan pada hormon pertumbuhan lengkap
sederhana pertanyaan dwarfisme? Mengapa demikian? (GH) baik terjadi secara menjawab skor 3
tentang suatu bawaan/genetic atau secara b. Benar tapi
penjelasan lingkungan. Kalau secara genetic kurang lengkap
dan tantangan terjadinya sejak anak dilahirkan tidak skor 2
mengalami pertumbuhan. Sedangkan c. Mengerjakan
jika terjadinya disebabkan karena tapi kurang tepat
lingkungan baru muncul ketika sudah skor 1
kanak-kanak/menjelang pubertas. d. Tidak menjawab
skor 0
4. Memberikan Bertanya dan Perbedaan Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan Persamaannya ialah keduanya a. Benar dan
penjelasan menjawab apa yang 2, apakah yang menjadi persamaan disebabkan oleh gangguan pada sistem lengkap
sederhana pertanyaan menyebab- dan perbedaannya? Jelaskan! endokrin/hormon. menjawab skor 3
tentang suatu kannya Perbedaannya, kelenjar dan b. Benar tapi
penjelasan hormonnya. Kalau dwarfisme (orang kurang lengkap
dan tantangan kerdil) disebabkan karena defisiensi skor 2
hormon pertumbuhan (GH) yang c. Mengerjakan
dikeluarkan oleh hormon hipofisis, tapi kurang tepat
sedangkan gondok disebabkan oleh skor 1
defisiensi hormon tiroksin yang d. Tidak menjawab
dikeluarkan oleh hormon tiroid skor 0
5. Membangun Mempertim- Kemam- Perhatikan pernyataan dibawah ini! Pernyataan a dan b tepat. Pernyataan c a. Benar dan
keterampilan bangkan puan a. Defisiensi yodium terjadi pada janin kurang tepat. Daerah sekitar pantai lengkap
dasar kredibilitas memberi merupakan dampak dari kekurangan merupakan daerah yang kaya akan menjawab skor 3
suatu sumber alasan yodium pada ibu. Keadaan ini iodium, karena dihasilkan langsung b. Benar tapi
berkaitan dengan meningkatnya dari air laut kurang lengkap
insidensi lahir mati, aborsi, cacat skor 2
lahir dan semua ini dapat dicegah c. Mengerjakan
melalui penanganan yang tepat tapi kurang tepat
b. Keberfungsian tiroid pada bayi baru skor 1
lahir terhubung dengan kenyataan d. Tidak menjawab
bahwa otak bayi baru lahir hanya skor 0
sepertiga ukuran normal orang
dewasa. Otak bayi akan terus
berkembang dengan cepat hingga
123
akhir tahun kedua kehidupannya.
Dan
hormon tiroid sangat bergantung
pada kecukupan asupan yodium
yang akan menjadi sangat penting
dalam perkembangan normal otak
c. Selain faktor defisiensi hormon
tiroid, penyakit gondok disebabkan
juga karena kurangnya konsumsi
yodium dalam tubuh. Kekurangan
yodium juga dapat disebabkan oleh
karena komponen tanah yang langka
sehingga dalam makanan hanya
terdapat jumlah yang sedikit. Hal ini
mungkin yang menjadi penyebab
jumlah penderita penyakit gondokan
ini lebih banyak di daerah pantai
Menurut ketiga sumber terkait tentang
akibat defisiensi yodium, manakah
pernyataan yang tepat dan tidak tepat
mengenai akibat defisinsi yodium?
Mengapa?
6. Membangun Mengobser- Ikut terlibat Perhatikan gambar dibawah ini! a. Kelenjar hipofisis yang berfungsi a. Benar dan
keterampilan vasi dan dalam untuk mensekresikan hormon lengkap
dasar mempertim- menyimpul pertumbuhan (GH). Ketika terjadi menjawab skor 3
bangkan hasil kan hiposekresi GH akan mengalami
b. Benar tapi
observasi dwarfisme, dan jika terjadi
kurang lengkap
hipersekresi akan mengalami
skor 2
gigantisme
c. Mengerjakan
b. Kelenjar tiroid yang berfungsi
tapi kurang tepat
menghasilkan hormon tiroksin. Jika
skor 1
orang dewasa mengalami
d. Tidak menjawab
Kelenjar apakah disamping? Apakah hiposekresi hormon tiroksin akan
skor 0
fungsinya? terjadi gondok, sedangkan jika pada
bayi bisa sampai meninggal
124
7. Membangun Mengobser- Mencatat Lengkapilah tabel dibawah ini dengan a. Benar dan
keterampilan vasi dan hal-hal jawaban yang tepat ! N Kelenjar Fungsi Peranan lengkap
dasar mempertimba yang o maksimal @
7 1 Hipofisis Sekresi GH, Master of
-ngkan hasil diinginkan skor 2
1 6 . TSH, ACTH, glands,
observasi FSH, LH, mempenga- b. Benar tidak
Endomorfin, ruhi kelenjar lengkap @ skor
2 8 5 MSH, ADH, lainnya 1
Oksitosin c. Tidak
2 Pancreas Sekresi Mengatur
. hormon kadar
menjawab skor
insulin, glukosa 0
3 4 glucagon, dalam darah
somatostatin
3 Testis Sekresi Membantu
. hormon pemasakan
N Kelenjar Fungsi Peranan Testosterone spermatozoa
o 4 Ovarium Sekresi Mempenga-
. hormon ruhi
1. Estrogen dan pemasakan
progesteron ovum
2.
5 Adrenal Sekresi Mempenga-
3. . hormon ruhi
adrenalin, frekuensi
4. noradrenalin, tekanan
aldosterone, jantung,
glukokortikoid, konsumsi
5. gonadokorti- oksigen, dll
koid
6. 6 Tiroid Sekresi Meningkat-
. hormon kan laju
7. tiroksin metabolism
sel,
8. menstimulasi
konsumsi
oksigen,
pertumbuhan
dan
perkemba-
ngan tulang,
gigi, jaringan
ikat dan saraf
125
7 Paratiroid Sekresi Mengendali-
. hormon kan
parathormon keseimba-
(PTH) ngan kalsium
dan fosfat
dalam tubuh
8 Timus Sekresi Sistem imun
. hormon
timosin
8. Kesimpulan Membuat Membuat Perhatikan pernyataan dibawah ini: a. Benar dan
induksi dan generalisasi a. Gejala mulai tampak sejak bayi Penyakit dwarfisme itu disebabkan lengkap
mempertim- hingga puncaknya pada dewasa, kekurangan hormon pertumbuhan yang menjawab skor 3
bangkan jadi dari kecil postur tubuhnya congenital (bawaan) sejak lahir dan b. Benar tapi
induksi selalu lebih kecil dari anak yang kekurangan hormon pertumbuhan yang kurang lengkap
lain. didapat dalam pertumbuhan skor 2
b. Gejala baru muncul pada selanjutnya. c. Mengerjakan
penghujung masa kanak-kanak atau tapi kurang tepat
pada masa pubertas, jadi saat kecil skor 1
sama dengan yang lain, namun d. Tidak menjawab
kemudian tampak terhentinya skor 0
pertumbuhan sehingga menjadi
lebih pendek dari yang lain.
Kadang juga disertai gejala-gejala
lain akibat kurangnya hormon-
hormon lain yang juga diproduksi
hipofisis.
Buatlah generalisasi dari pernyataan
diatas!
9. Startegi dan Memutus- Menyeleksi Hormon pertumbuhan (GH) yang Kriteria dalam pemanfaatan teknologi a. Benar dan
taktik kan suatu kriteria dihasilkan dengan teknologi DNS GH secara buatan jika defisiensi/ lengkap
tindakan untuk telah membantu ratusan anak yang kekurangan hormon GH nya bukan menjawab skor 3
membuat menderita kekerdilan pituitary untuk disebabkan oleh genetic, atau secara
b. Benar tapi
solusi tumbuh secara normal dan mencapai keturunan tidak mempunyai kelainan
tinggi badan di dalam kisaran normal. GH. Dalam hal ini berarti dengan kurang lengkap
Sekarang saat hormon itu begitu merangsang hormon GH yang berasal skor 2
mudahnya tersedia dan relatif murah, dari luar tubuh. c. Mengerjakan
banyak orangtua yang merasa bahwa tapi kurang tepat
anak-anak mereka tidak tumbuh cukup
126
cepat ingin menggunakan GH untuk skor 1
membuat anak-anaknya tumbuh lebih d. Tidak menjawab
cepat dan lebih tinggi. Namun, skor 0
terdapat potensi adanya pengaruh yang
berbahaya, seperti pengurangan lemak
tubuh dan peningkatan massa otot.
Dan masih belum diketahui apakah
suntikan GH akan mempunyai
pengaruh jangka panjang yang secara
serius membahayaan pada individu
yang tidak mempunyai kondisi
hipopituitari. Kriteria apa menurut
anda yang menentukan kasus mana
yang dapat diatasi dengan pengobatan
GH atau terapi hormon lain?
127
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Tahap
No Learning Pertanyaan Jawaban
Cycle 7E
Tahap Elicite Pernahkah kamu melihat Kekerdilan (dwarfisme) dan gondokan itu
(Menimbulkan/ orang kerdil dan gondokan? disebabkan karena sekresi hormon-hormon dalam
1.
mendatangkan) Kira-kira apakah tubuhnya
penyebabnya?
Tahap Hormon apakah yang Kekerdilan (dwarfisme) disebabkan karena
Engange mempengaruhi 2 kasus kurangnya hormon pertumbuhan (growth hormone)
(Keterlibatan) tersebut? yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. Sedangkan
2. penyakit gondokan disebabkan karena kurangnya
iodin dalam waktu lama, sehingga tiroid akan
membengkak
Samakah penyebabnya? Berbeda. Seperti yang dijelaskan diatas
Tahap Explore (menampilkan gambar Gambar hipofisis dan gambar tiroid. Keduanya
(Penyelidikan/ kelenjar hipofisis dan tiroid) yang mempengaruhi penyebab dari kasus diatas
penjajakan) Gambar apakah ini?
Apakah hubungannya
dengan kedua kasus diatas?
Apakah banyak/sedikitnya Mempengaruhi. Kurangnya sekresi (hiposekresi)
hormon yang disekresikan ataupun kelebihan sekresi (hipersekresi) hormon-
mempengaruhi banyak hal hormon akan mempengaruhi pengaturan
dalam tubuh? metabolism, pertumbuhan dan perkembangan
jangka panjang.
3. Lalu, kadar hormon yang Dalam kadar yang sedikit. Tidak kekurangan,
bagaimana yang optimal? namun juga tidak berlebihan.
(Menampilkan gambar
sistem endokrin secara No Kelenjar Fungsi Peranan
keseluruhan) Apakah ada
1. Hipofisis Sekresi GH, TSH, Master of glands,
yang bisa menyebutkan ACTH, FSH, LH, mempengaruhi
kelenjar-kelenjarnya? Endomorfin, MSH, kelenjar lainnya
ADH, Oksitosin
2. Pancreas Sekresi hormon Mengaturkadar
insulin, glucagon, glukosa dalam darah
somatostatin
3. Testis Sekresi hormon Membantu
Tahap Explain Apakah ada yang bisa Testosterone pemasakan
(Menjelaskan) menjelaskan sekresi spermatozoa
4. 4. Ovarium Sekresi hormon Mempengaruhi
hormon dari kelenjar-
Estrogen dan pemasakan ovum
kelenjar tersebut? progesteron
Tahap Apakah ada yang bisa
Elaborate menjelaskan contoh 5. Adrenal Sekresi hormon Mempengaruhi
(mengaitkan) peranannya? adrenalin, frekuensi tekanan
noradrenalin, jantung, konsumsi
aldosterone, oksigen, dll
5.
glukokortikoid,
gonadokortikoid
6. Tiroid Sekresi hormon Meningkatkan laju
tiroksin metabolism sel,
menstimulasi
128
konsumsi oksigen,
pertumbuhan dan
perkembangan tulang,
gigi, jaringan ikat dan
saraf
7. Paratiroid Sekresi hormon Mengendalikan
parathormon (PTH) keseimbangan
kalsium dan fosfat
dalam tubuh
8. Timus Sekresi hormon Sistem imun
timosin
Tahap --- ---
6. Evaluate
(Menilai)
Tahap Extend --- ---
7.
(Memperluas)
129
Lampiran 2
NAMA:
KELAS
2015
130
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan :1
Hari / tanggal :
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
131
^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^
Artikel 1
132
peredaran darah ke suatu organ tujuan (target organ) tertentu yang relatif jauh
dari kelenjar penghasil hormonnya. Setibanya di tempat organ tujuan maka
hormon tersebut akan melakukan kegiatan yang spesifik yang pada umumnya
sebagai pengatur atau integrator proses metabolisme dari organ tujuannya.
Sumber : Jurnal File UPI Bandung
Artikel 2
133
1. Berdasarkan artikel 1, mengapa hormon dikatakan sebagai pengatur fisiologis
terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem organ?
134
4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
a. Sistem saraf dan hormon merupakan dua pengatur utama dalam tubuh
untuk menjaga homeostasis. Sistem saraf bertindak sebagai penghantar
rangsang yang diterima oleh sistem indera dan bertindak sebagai
pengatur kerja hormon yang dikeluarkan oleh tubuh.
b. Berbeda dengan sistem saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel
target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan
sebuah reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon
tidak akan bereaksi. Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya
hormon disebut kelenjar endokrin.
c. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem saraf yang
mengontrol hormon bertindak pada dua jalur utama, yaitu hipotalamus
dan sistem saraf otonom (simpatik dan parasimpatik)
Menurut ketiga pernyataan tersebut tentang sistem saraf dan sistem hormon,
manakah penyataan yang tepat dan manakah yang tidak tepat?Mengapa?
5. Dari artikel 1 diatas diatas, tentukanlah isi kolom tabel karakteristik sistem
endokrin dibawah ini!
Karateristik sistem
Penjelasan
endokrin
Karakteristik
kelenjarnya….
Diedarkan melalui…
Cara kerja…
Menghasilkan…
Dibutuhkan dalam
jumlah yang….
135
6. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi
ke arah jaringan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya
di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin.
Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan
pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari
mana mereka berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar
endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang
dihasilkan ke permukaan. Sebagai kompensasi tidak terbentuknya
saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang
pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-
zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan. Zat-zat yang dihasilkan
disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel
kelenjar endokrin itu sendiri.
136
8. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur
kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus.
Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin
(neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus otak, terdapat
kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang
dan memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of
gland, karena banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja
kelenjar lainnya.
Sistem
Saraf
Sistem
Endokrin
137
11. Kafein (1,3,7-trimetilxantin) merupakan senyawa alkaloid pahit yang
biasanya ditemukan dalam teh, kopi, dan biji cokelat. Kafein terutama
berfungsi sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernapasan.
Pada metabolisme tubuh, kafein akan diabsorbsi dengan sempurna dalam
sistem pencernaan dalam waktu 30-60 menit. Dengan demikian, kafein tidak
berefek segera. Pada otak kafein akan menghalangi reseptor adenosin.
Reseptor adenosin ini jika terikat pada reseptor sel saraf akan menurunkan
aktivitas sel saraf. Akibat kemiripan struktur molekul kafein dengan struktur
adenosin, kafein dapat terikat pada reseptor tetapi tidak memberi efek
penurunan aktivitas sel saraf. Saraf yang bekerja secara terus menerus akan
menyebabkan pelepasan hormon epinefrin. Jika hal tersebut terjadi maka
akan mengakibatkan beberapa efek, seperti denyut jantung lebih tinggi,
tekanan darah meningkat, aliran darah ke otot meningkat, aliran darah ke
kulit dan organ dalam menurun, dan pelepasan glukosa oleh hati yang
meningkat.
Bagaimanakah jika kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, misalnya tiap
hari satu cangkir kecil,apakah masih berdampak seperti yang dijelaskan
diatas?Bagaimanakah solusinya untuk para penikmat kopi, teh dan coklat?
138
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SISTEM ENDOKRIN
Materi Biologi Kelas XI
SMAN 5 Depok
Nama :
Kelas :
Kelompok :
2015
139
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan :2
Hari / tanggal :
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
140
^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^
Artikel 3
Jakarta, CNN Indonesia – Sejak 2012, Chandra Bahadur Dangi resmi menyandang
gelar manusia terpendek di dunia dengan tinggi badan 54,6 cm. seumur hidup,
Dangi tak tahu apa yang menjadi penyebab tidak bertambahnya tinggi badannya.
Ia tak pernah sekalipunditangani dokter maupun menjalani pengobatan.
Namun dalam kebanyakan kasus, orang-orang bertumbuh pendek disebabkan
karena kondisi medis yang dikenal dengan istilah dwarfisme. Dwarfisme
merupakan kondisi yang disebabkan faktor genetic atau kondisi medis. Tinggi
orang dewasa yang menderita dwarfisme rata-rata 122 sentimeter, seperti
dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (14/11).
Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional
dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana
hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional
adalah kondisi dimana semua bagian kecil.Kebanyakan orang yang menderita
penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak
lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya
kemampuan intelektual yang normal.
Selain tubuh yang pendek dibandingkan yang lainnya, mereka juga punya
lengan dan kaki yang pendek serta mobilitas di siku tidak sebebas orang
kebanyakan. Pada beberapa kasus, mereka mengalami gangguan penglihatan
dan pendengaran. Dalam banyak kasus, penyakit ini terjadi karena gangguan
pada fungsi hormon pertumbuhan/ growth hormone yaitu terjadinya penurunan,
141
baik terjadi dari saat lahir (genetic) atau berdasarkan lingkungan. Ada beberapa
masalah yang dialami orang dwarfisme: melambatnya kemampuan motoric,
seperti duduk dan berjalan. Infeksi telingan terus menerus yang mengakibatkan
hilangnya kemampuan pendengaran, kesulitan pernapasan saat tidur, gigi yang
berantakan, artritis, serta kelebihan berat badan.
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141114151309-255-11554/dwarfisme-
penyakitnya-orang-orang-kerdil/
Artikel 4
142
1. Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional
dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana
hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional
adalah kondisi dimana semua bagian kecil. Kebanyakan orang yang
menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus,
kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun,
mereka punya kemampuan intelektual yang normal.
Kemukakan penjelasan anda mengenai dwarfisme (orang kerdil) dapat
mengalami gangguan pada pergerakan namun tidak mempengaruhi
kemampuan intelektual!
143
3. Berdasarkan soal nomer 1, apa saja yang menyebabkan terjadinya dwarfisme?
Mengapa demikian?
4. Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan 2, apakah yang menjadi persamaan dan
perbedaannya? Jelaskan!
144
sehingga dalam makanan hanya terdapat jumlah yang sedikit. Hal ini
mungkin yang menjadi penyebab jumlah penderita penyakit gondokan ini
lebih banyak di daerah pantai
145
7. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan jawaban yang tepat !
1
7
2
5
3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
146
`9. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan dengan teknologi DNS telah
membantu ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh
secara normal dan mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang
saat hormon itu begitu mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua
yang merasa bahwa anak-anak mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin
menggunakan GH untuk membuat anak-anaknya tumbuh lebih cepat dan lebih
tinggi. Namun, terdapat potensi adanya pengaruh yang berbahaya, seperti
pengurangan lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih belum
diketahui apakah suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang
yang secara serius membahayaan pada individu yang tidak mempunyai
kondisi hipopituitari. Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana
yang dapat diatasi dengan pengobatan GH atau terapi hormon lain?
147
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan :2
Hari / tanggal :
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam tubuh manusia, dengan cara
menjaga serta memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
secara gotong royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara fisik, kimia dan
biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot
3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada sistem indera
4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada indera
4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada sistem regulasi
(saraf, endokrin, indera)
INDIKATOR
1. Budayakan berdo’a sebelum melakukan aktivitas, termasuk saat akan mengisi LKS
ini
2. Bacalah dengan seksama dan teliti artikel-artikel maupun pertanyaan pada LKS
3. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu untuk menjawab pertanyaan
4. Tanyakan pada guru apabila ada pertanyaan ataupun materi yang tidak dipahami
5. Isilah LKS pada waktu yang disediaka
Artikel 3
Jakarta, CNN Indonesia – Sejak 2012, Chandra Bahadur Dangi resmi menyandang gelar manusia
terpendek di dunia dengan tinggi badan 54,6 cm. seumur hidup, Dangi tak tahu apa yang
menjadi penyebab tidak bertambahnya tinggi badannya. Ia tak pernah sekalipunditangani
dokter maupun menjalani pengobatan.
Namun dalam kebanyakan kasus, orang-orang bertumbuh pendek disebabkan karena kondisi
medis yang dikenal dengan istilah dwarfisme. Dwarfisme merupakan kondisi yang disebabkan
faktor genetic atau kondisi medis. Tinggi orang dewasa yang menderita dwarfisme rata-rata 122
sentimeter, seperti dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (14/11).
Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak
proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian
tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian kecil.
Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan
kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya
kemampuan intelektual yang normal.
Selain tubuh yang pendek dibandingkan yang lainnya, mereka juga punya lengan dan kaki yang
pendek serta mobilitas di siku tidak sebebas orang kebanyakan. Pada beberapa kasus, mereka
mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran. Dalam banyak kasus, penyakit ini terjadi
karena gangguan pada fungsi hormon pertumbuhan/ growth hormone yaitu terjadinya
penurunan, baik terjadi dari saat lahir (genetic) atau berdasarkan lingkungan. Ada beberapa
masalah yang dialami orang dwarfisme: melambatnya kemampuan motoric, seperti duduk dan
berjalan. Infeksi telingan terus menerus yang mengakibatkan hilangnya kemampuan
pendengaran, kesulitan pernapasan saat tidur, gigi yang berantakan, artritis, serta kelebihan
berat badan.
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141114151309-255-11554/dwarfisme-penyakitnya-orang-
orang-kerdil/
Artikel 4
Penyakit gondok adalah penyakit yang timbul sebagai akibat pembengkakan /pertumbuhan
kelenjar gondok yang tidak normal. Benjolan yang timbul sebagai akibat dari pembengkakan
kelenjar gondok ini biasanya terletak pada leher sebelah depan (pada tenggorokan).
Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam makanan. Pada
wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi bisa
menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan mental atau
bahkan bisa terjadi tuli. Ini bisa terjadi walaupun si ibu tidak menderita gondok.
Gondok biasa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid sehingga tidak dapat
mensekresikan hormon tiroid sesuai dengan kebutuhan tubuh. Juga dapat terjadi karena
kekurangan kadar yodium yang menyebabkan penyakit gondok bersifat endemik.
Gejala Penyakit Gondok biasanya terjadi pembengkakan pada kelenjar ludah, mulut terasa
tegang dan nyeri, terutama saat mengunyah dan menelan makanan, selera makan menjadi
berkurang, sering merasa mual bahkan sampai terjadi muntah yang berulang kali, suhu badan
menjadi tinggi dan serigkali merasakan dengungan di telinga
Sumber:
http://www.penyakitkesehatan.com/penyakit-gondok.html#
1. Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak
proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian
tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian
kecil. Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam
kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun,
mereka punya kemampuan intelektual yang normal.
Kemukakan penjelasan anda mengenai dwarfisme (orang kerdil) dapat mengalami gangguan
pada pergerakan namun tidak mempengaruhi kemampuan intelektual!
2. Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam makanan. Pada
wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi
bisa menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan
mental atau bahkan bisa terjadi tuli.
Buatlah analisis mengenai kekurangan yodium pada bayi dapat menyebabkan kematian!
3. Berdasarkan soal nomer 1, apa saja yang menyebabkan terjadinya dwarfisme? Mengapa
demikian?
4. Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan 2, apakah yang menjadi persamaan dan perbedaannya?
Jelaskan!
Menurut ketiga sumber terkait tentang akibat defisiensi yodium, manakah pernyataan
yang tepat dan tidak tepat mengenai akibat defisinsi yodium? Mengapa?
a
b
1
7
2
5
3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan
bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.
(HR. Ath-Thabrani)
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan :1
Hari / tanggal :
KOMPETENSI DASAR
1.2 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam tubuh manusia, dengan cara
menjaga serta memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya
2.2 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
secara gotong royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara fisik, kimia dan
biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot
3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada sistem indera
4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada indera
4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada sistem regulasi
(saraf, endokrin, indera)
INDIKATOR
6. Budayakan berdo’a sebelum melakukan aktivitas, termasuk saat akan mengisi LKS
ini
7. Bacalah dengan seksama dan teliti artikel-artikel maupun pertanyaan pada LKS
8. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu untuk menjawab pertanyaan
9. Tanyakan pada guru apabila ada pertanyaan ataupun materi yang tidak dipahami
10. Isilah LKS pada waktu yang disediaka
Artikel 1
Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon yang
berasal dari kata harmao, yang berarti pembangkit aktivitas, adalah sebuah zat kimia
organik. Upaya untuk memberikan definisi tentang hormon yang tepat tidaklah mudah.
Oleh karena itu adalah lebih baik dan lebih berarti kalau mengenal sifat-sifat dari zat
tersebut. Sifat-sifat dari hormon adalah zat ini merupakan pengaturan fisiologis terhadap
kelangsungan hidup sesuatu organ atau suatu sistem. Hal ini disebabkan pada sistem organ tubuh
manusia, fungsi kerjanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Sistem pengadaan gula di dalam darah misalnya diatur oleh beragam hormon.
Diantaranya hormon insulin dan glukagon. Insulin akan meningkatkan aktivitas dari
permeabilitas membran sel terhadap gula darah. Akibatnya produksi insulin yang
berlebihan akan mengakibatkan menurunnya kadar gula di dalam darah. Sebaliknya apabila
glukagon yang meningkatkan produksi glikogen di dalam hati akan dimobilisir menjadi
gula darah dengan konsekuensi bahwa kadar gula di dalam darah akan meningkat. Otot
jantung akan melakukan kontraksi meskipun tanpa adanya hormon. Tetapi bila kepada
otot jantung ini diberikan adrenalin maka intensitas kontraksi otot jantung ini akan
meningkat.
Kekhususan yang lainya dikaitkan dengan hormon adalah bahwa hormon merupakan
zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan
dalam jumlah yang sangat sedikit. Selanjutnya hormon dihasilkan oleh sel hidup yang sehat
dari sebuah kelenjar endokrin. Setelah masuk ke dalam pembuluh darah maka hormon akan
dihantar melalui sistem peredaran darah ke suatu organ tujuan (target organ) tertentu yang
relatif jauh dari kelenjar penghasil hormonnya. Setibanya di tempat organ tujuan maka
hormon tersebut akan melakukan kegiatan yang spesifik yang pada umumnya sebagai
pengatur atau integrator proses metabolisme dari organ tujuannya.
Sumber : Jurnal File UPI Bandung
Artikel 2
Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan
kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf. Neuron melakukan
sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf perifer.
Ada terutama tiga jenis neuron, neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat indera,
seperti mata, hidung atau kulit, ke sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan sumsum tulang belakang.
Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya kembali ke bagian
lain dari tubuh, memberitahu mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari stimulus.
Motor neuron bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang belakang,
dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.
Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang diterima dari
neuron sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan. Mereka terutama ditemukan
di otak dan sumsum tulang belakang. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia,
yang mendukung dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau
neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls
dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya.
Neurotransmiter yang sama dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis sel
yang berlainan. Neurotransmiter kebanyakan berupa molekul organik kecil yang mengandung
nitrogen. Sebuah neurotransmiter tunggal dapat memicu respon yang berbeda pada sel
pascasinaptik. Hal ini tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda
serta pada model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmiter berikatan dengan reseptor
yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah permeabilitas membran sel
pascasinaptik. Komunikasi sinaptik ini berlangsung dalam waktu beberapa milidetik. Ada
beberapa macam neurotransmitter, misalnya asetil kolin, asam amino, neuropeptide, dan masih
banyak lainnya.
Sumber : Jurnal File UPI Bandung
1. Berdasarkan artikel 1, mengapa hormon dikatakan sebagai pengatur fisiologis terhadap
kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem organ?
2. Berdasarkan artikel nomer 2, apa saja poin pembahasannya? Jelaskan secara singkat!
5. Dari artikel 1 diatas diatas, tentukanlah isi kolom tabel karakteristik sistem endokrin
dibawah ini!
Karakteristik kelenjarnya….
Diedarkan melalui…
Cara kerja…
Menghasilkan…
Dibutuhkan dalam
jumlah yang….
6. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah jaringan
pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam diferensiasinya akan
membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi
ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel
dari mana mereka berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan ke permukaan. Sebagai
kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan
berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat
yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan. Zat-zat yang dihasilkan disekresikan langsung
ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel kelenjar endokrin itu sendiri.
8. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara
saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut
daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus otak,
terdapat kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang dan
memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland, karena
banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.
Menurut anda,bagaimana contoh hubungan antara sistem saraf dengan sistem endokrin
(dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di kehidupan sehari-hari?
Sistem
Saraf
Sistem
Endokrin
10. Pheromone (telehormone; ectohormone) adalah juga semacam hormon yang tidak
disekresikan ke dalam pembuluh darah, tetapi keluar tubuh species yang menghasilkan
zat tersebut. Pheromon adalah suatu zat yang bersifat penarik perhatian dari jenis
seks yang berlawanan (sex attractants). Hormon ini dihasilkan oleh hewan insect betina
yang melalui mekanisme neurologis akan mempunyai daya tarik terhadap dirinya oleh
insect jantan. Berikan analisismu mengenai feromon yang termasuk hormona padahal tidak
diedarkan ke peredaran darah!
11. Kafein (1,3,7-trimetilxantin) merupakan senyawa alkaloid pahit yang biasanya ditemukan
dalam teh, kopi, dan biji cokelat. Kafein terutama berfungsi sebagai perangsang sistem
saraf pusat, jantung, dan pernapasan. Pada metabolisme tubuh, kafein akan diabsorbsi
dengan sempurna dalam sistem pencernaan dalam waktu 30-60 menit. Dengan demikian,
kafein tidak berefek segera. Pada otak kafein akan menghalangi reseptor adenosin.
Reseptor adenosin ini jika terikat pada reseptor sel saraf akan menurunkan aktivitas sel
saraf. Akibat kemiripan struktur molekul kafein dengan struktur adenosin, kafein dapat
terikat pada reseptor tetapi tidak memberi efek penurunan aktivitas sel saraf. Saraf yang
bekerja secara terus menerus akan menyebabkan pelepasan hormon epinefrin. Jika hal
tersebut terjadi maka akan mengakibatkan beberapa efek, seperti denyut jantung lebih
tinggi, tekanan darah meningkat, aliran darah ke otot meningkat, aliran darah ke kulit dan
organ dalam menurun, dan pelepasan glukosa oleh hati yang meningkat.
Bagaimanakah jika kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, misalnya tiap hari satu cangkir
kecil, apakah masih berdampak seperti yang dijelaskan diatas? Bagaimanakah solusinya untuk para
penikmat kopi, teh dan coklat?
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah
tenunan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam
diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel
epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan
hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Sebagai kompensasi
tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan
berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-
zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan., Akibat hilangnya hubungan ini, maka
kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan
ke permukaan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar tanpa
saluran (ductless gland).
Berdasarkan kutipan diatas, kemukakan penjelasanmu tentang cara yang dilakukan
kelenjar endokrin untuk dapat menyalurkan zat-zat yang dihasilkan kepermukaan!
3. Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Sifat-sifat dari hormon
adalah zat ini merupakan pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan hidup sesuatu
organ atau suatu sistem. Kekhususan yang lain-lainya yang dikaitkan dengan hormon
adalah bahwa hormon merupakan zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas
yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Sekresi
hormon yang terlalu sedikit ataupun banyak akan mempengaruhi banyak hal dalam
metabolism, pertumbuhan dan perkembangan.Selanjutnya hormon dihasilkan oleh sel
150
hidup yang sehat dari sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran, maka hormon yang dihasilkannya langsung disekresikan ke
dalam pembuluh darah.
Jelaskanlah pendapatmu tentang karakteristikhormon yang mempunyai efektifitas yang
tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit?
4. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia, yang mendukung dan
memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau neurotransmitter
untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls dari satu
neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya. Neurotransmiter yang sama dapat
memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis sel yang berlainan. Neurotransmiter
kebanyakan berupa molekul organik kecil yang mengandung nitrogen. Sebuah
neurotransmiter tunggal dapat memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Hal
ini tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta pada
model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmiter berikatan dengan reseptor
yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah permeabilitas
membran sel pascasinaptik. Komunikasi sinaptik ini berlangsung dalam waktu beberapa
milidetik. Ada beberapa macam neurotransmitter, misalnya asetil kolin, asam amino,
neuropeptide, dan masih banyak lainnya.
Buatlah analisismu mengenai komunikasi neurotransmitter dari kutipan diatas!
5. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, mengapa kelenjar endokrin disebut sebagai
kelenjar tanpa saluran (ductless gland)? Dan bagaimanakah aksi yang ditimbulkan akibat
itu?
7. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 2 , hal apakah yang menjadi inti pembahasan?
Mengapa anda mengatakan itu?
8. Beradasarkan kutipan pada soal nomer 3, apa sajakah karakteristik hormon itu?
10. Berdasarkan kutipan nomer 3 dan 4, apakah perbedaan yang mencolok tentang
komunikasi pada sistem endokrin dengan komunikasi pada sistem saraf saraf? Mengapa?
151
a. Karbondioksida (CO2) adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel-sel yang sehat.
Dengan jumlah yang sedikit setelah memasuki peredaran darah, CO2 akan
bekerja pula pada pusat pernapasan di medula oblongata dan akan merangsang
pernapasan.
b. Leucotaxin merupakan zat organic yang dihasilkan oleh sel-sel yang mengalami
kerusakan namun diedarkan ke seluruh tubuh. Zat ini berkemampuan untuk
menghimpun butir-butir darah putih disekitar sel-sel yang luka dengan tujuan
untuk membasmi mikroorganisme yang mungkin masuk di daerah sel-sel yang
mengalami perlukaan.
c. Renin yang dihasilkan oleh ginjal merupakan salah satu prohormon , yang
kemudian menjadi aktif setelah mengalami konversi di dalam plasma darah
menjadi Angiotensin
Berdasarkan karakteristik hormon yang dipaparkan pada kutipan nomer 2 dan dari ketiga
pernyataan diatas, yang manakah hormon dan yang bukan hormon? jelaskan pendapatmu!
Berdaasrkan pernyataan berikut tentang kelenjar endokrin, yang manakah yang tepat dan
yang manakah yang tidak tepat? Jelaskan pendapatmu!
13. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, 2, 3 dan 4 diatas, tentukanlah isi kolom tabel
karakteristik sistem endokrin dibawah ini!
Karakteristik kelenjarnya?
Diedarkan melalui?
152
Cara kerja secara?
Menghasilkan?
7
1
6
2
5
3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
15. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, 2, 3 dan 4 isilah perbedaan antara sistem saraf
dengan sistem hormon dibawah ini!
153
Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon
Sekresi
Pengaturan terhadap
efek yang akan terjadi
Respons terhadap hasil
sekretnya
Aksi/proses
berlangsung secara
Komunikasi
154
a. Ketika hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar pituari meningkat, apa
yang terjadi pada hormon estrogen-progesterone dan dinding endometrium?
b. Pada kondisi uterus dan hormon entrogen –progesteron yang bagaimanakah tahap
ovulasi terjadi?
A B
155
21. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara
saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut
daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus
otak, terdapat kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar
kacang dan memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland,
karena banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.
Menurut anda,bagaimana contoh hubungan antara sistem saraf dengan sistem endokrin
(dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di kehidupan sehari-hari?
22. Dalam perkembangannya, hormon FSH dan LH dapat dibuat secara sintetik untuk
mengatur reproduksi seseorang. Dengan adanya suntik hormon, seseorang dapat menunda
atau memajukan waktu fertilenya (waktu subur) untuk berbagai keperluan. Termasuk
hormon yang mempengaruhi apakah FSH dan LH? Sebutkan contoh hormon lain yang
fungsinya secara umum sama dengan kedua hormon tersebut!
23. Pheromone (telehormone; ectohormone) adalah juga semacam hormon yang tidak
disekresikan ke dalam pembuluh darah, tetapi keluar tubuh species yang
menghasilkan zat tersebut. Pheromon adalah suatu zat yang bersifat penarik
perhatian dari jenis seks yang berlawanan (sex attractants). Hormon ini dihasilkan oleh
hewan insect betina yang melalui mekanisme neurologis akan mempunyai daya tarik
terhadap dirinya oleh insect jantan. Berikan analisismu mengenai feromon yang
termasuk hormona padahal tidak diedarkan ke peredaran darah!
24. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan dengan teknologi DNS telah membantu
ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh secara normal dan
mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang saat hormon itu begitu
mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua yang merasa bahwa anak-anak
mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin menggunakan GH untuk membuat anak-anaknya
tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi. Namun, terdapat potensi adanya pengaruh yang
berbahaya, seperti pengurangan lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih
belum diketahui apakah suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang yang
secara serius membahayaan pada individu yang tidak mempunyai kondisi hipopituitari.
Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana yang dapat diatasi dengan
pengobatan GH atau terapi hormon lain?
25. Buatlah kesimpulan mengenai karakteristik hormon yang anda ketahui berdasarkan pada:
- Kelenjar-kelenjar yang mensekresikan hormon - Peranan
- Respon terhadap tubuh - Cara kerja hormon
156
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
157
A. ESSAY
158
hasil deduksi
Membuat induksi dan
mempertimbangkan Membuat generalisasi 19, 20(9) 2
hasil induksi
Membuat dan
mempertimbangkan Penerapan prinsip-prinsip 21(10) 1
nilai
Mendefinisikan Mengklasifikasikan dan
Membuat 22(11) 1
istilah memberikan contoh
penjelasan lebih
Mengidentifikasi Alasan yang tidak
lanjut 23 1
asumsi dinyatakan
Strategi dan Memutskan suatu Menyeleksi kriteria untuk
24(12) 25 2
taktik tindakan membuat solusi
Total butir soal 25
159
Aspek Sub Aspek Standar
Jenjang No.
Berpikir Berpikir Indikator Bentuk Soal Kunci Jawaban Penilaian
Kognitif Soal
Kritis Kritis (poin)
Kelenjar endokrin berasal dari Kelenjar endokrin tidak a. Benar dan
sel-sel epitel yang melakukan mempunyai saluran yang lengkap skor 3
proliferasi ke arah tenunan bisa menjadi tempat b. Benar
pengikat. Sel-sel epitel yang menyalurkan zat-zat yang namun kurang
telah berproliferasi ini akhirnya dihasilkan (hormon) ke lengkap skor 2
di dalam diferensiasinya akan permukaan tubuh. Oleh c.
membentuk sebuah kelenjar karena itu, kelenjar-kelenjar Mengerjakan
endokrin. Hubungan antara sel- endokrin hormon dialirkan namun kurang
sel epitel yang berproliferasi keseluruh tubuh menuju ke tepat skor 1
ke dalam tenunan pengikat ini sel-sel target yang ada di d. Tidak
akan kehilangan hubungannya dalam tubuh. Hormon- menjawab
Mengidentifikasi
dengan sel-sel epitel dari hormon tersebut dihasilkan skor 0
atau merumuskan
Memberikan mana mereka berasal. Sebagai disekresikan langsung ke
Memfokuskan kriteria untuk
penjelasan C3 1. kompensasi tidak terbentuknya dalam pembuluh darah
pertanyaan mempertimbangk
sederhana saluran, maka disekitar yang melewati sel-sel
an jawaban yang
kelenjar endokrin tumbuh dan kelenjar endokrin itu
mungkin
berkembang pembuluh- sendiri, maka kelenjar
pembuluh kapiler. Ke dalam endokrin biasa juga disebut
pembuluh-pembuluh kapiler ini kelenjar yang menghasilkan
zat-zat yang dihasilkan kelenjar zat-zatnya ke dalam tubuh
endokrin dialirkan., Akibat (glands of internal
hilangnya hubungan ini, maka secretion).. Hasil penelitian
kelenjar endokrin tidak juga membuktikan bahwa,
mempunyai saluran untuk sel- target dar kelenjar
menyalurkan zat-zat yang endokrin bukan hanya satu
dihasilkan ke permukaan. sel target, namun ada juga
Oleh karena itu kelenjar suatu hormon yang
160
endokrin biasa juga disebut mempengaruhi beberapa
kelenjar tanpa saluran (ductless sel-sel target.
gland).
Berdasarkan kutipan diatas,
kemukakan penjelasanmu
tentang cara yang dilakukan
kelenjar endokrin untuk dapat
menyalurkan sekretnya ke
permukaan!
Saraf simpatis dan Asetilkoline: a. Benar dan
parasimpatis mensekresikan - Dihasilkan oleh saraf lengkap skor 3
hanya satu di antara substansi simpatik dan parasimpatik b. Benar
neurotransmiter , asetilkoline - Serat yang namun kurang
atau norepinefrine. Serat yang mensekresikannya disebut lengkap skor 2
mensekresikan asetilkoline kolinergik c.
disebut kolinergik dan serat - Terdapat di preganglion Mengerjakan
yang mensekresikan (baik di saraf simpatik atau namun kurang
Mengidentifikasi norepinefrine dikenal sebagai parasimpatik) tepat skor 1
atau merumuskan adrenergik. Semua preganglion - Memiliki 2 tipe reseptor, d. Tidak
Memberikan
Memfokuskan kriteria untuk adalah kolinergik baik pada yaitu reseptor muskarinik menjawab
penjelasan C3 2.
pertanyaan mempertimbang- sistem syaraf simpatis maupun dan reseptor nikotinik skor 0
sederhana
kan jawaban yang parasimpatis. Sedangkan pada
mungkin postganglion saraf simpatik Norepinefrine:
adalah adrenergik dan - Dihasilkan oleh saraf
postganglion pada simpatik dan parasimpatik
parasimpatis adalah kolinergik. - Serat yang
Asetilkoline memiliki dua tipe mensekresikannya disebut
reseptor, yaitu reseptor adrenergic
muskarinik dan nikotinik. - Terdapat di postganglion
Reseptor muskarinik ditemukan (baik di saraf simpatik atau
pada semua sel efektor yang parasimpatik)
161
distimulasi oleh postganglion - Memiliki 2 tipe reseptor
kolinergik dari sistem yaitu reseptor alpha dan
parasimpatis sedangkan beta
reseptor nikotinik ditemukan
pada ganglia autonom pada
sinaps di antara preganglion
dan postganglion dari sistem
parasimpatik. Sedangkan
norepinefrine atau adrenaline
memiliki dua reseptor yaitu
reseptor alpha dan reseptor
beta.
Jelaskan karakteristik dari dua
jenis neurotransmitter yang
dijelaskan pada kutipan diatas!
Zat yang dihasilkan oleh Di dalam tubuh manusia, a. Benar dan
kelenjar endokrin adalah hormon dibutuhkan dalam lengkap skor 3
hormon. Sifat-sifat dari hormon jumlah yang sedikit. Berbeda b. Benar
adalah zat ini merupakan dengan makromolekul namun kurang
pengaturan fisiologis terhadap organic, seperti protein, lengkap skor 2
kelangsungan hidup sesuatu karbohidrat, lemak dan c.
organ atau suatu sistem. mineral atau neurotransmitter Mengerjakan
Memberikan Mengidentifikasi
Menganalisis Kekhususan yang lain-lainya seperti asetilkolin, efinefrin namun kurang
penjelasan alasan yang C4 3.
argument yang dikaitkan dengan hormon dan lainnya dalam jumlah tepat skor 1
sederhana dinyatakan
adalah bahwa hormon yang banyak untuk d. Tidak
merupakan zat kimia organik. mencukupi kebutuhan mereka menjawab
Zat ini mempunyai efektifitas dalam menjalnkan perannya skor 0
yang tinggi meskipun hanya masing-masing. Walau
diberikan dalam jumlah yang begitu, kekurangan
sangat sedikit. Sekresi hormon (hiposekresi) ataupun
yang terlalu sedikit ataupun kelebihan (hipersekresi)
162
banyak akan mempengaruhi hormon dalam tubuh akan
banyak hal dalam metabolism, mengganggu homeostasis,
pertumbuhan dan metabolism juga
perkembangan. Selanjutnya berkembangan dn
hormon dihasilkan oleh sel pertumbuhannya dan
hidup yang sehat dari sebuah berdampak jangka panjang.
kelenjar endokrin. Kelenjar Misalnya kelebihan hormon
endokrin tidak mempunyai GH akan membuat
saluran, maka hormon yang pertumbuhan (baik secara
dihasilkannya langsung tinggi dan berat) seseorang
disekresikan ke dalam pembuluh menjadi berlebih, atau yang
darah. disebut sebagai akromegali
Jelaskanlah pendapatmu tentang
karakteristik hormon yang
mempunyai efektifitas yang
tinggi meskipun hanya diberikan
dalam jumlah yang sangat
sedikit?
Selain neuron, sistem saraf juga Setelah neurotransmitter a. Benar dan
mengandung sel-sel glia, yang disekresikan oleh sel-sel saraf, lengkap skor 3
mendukung dan memelihara kemudian berikatan dengan b. Benar
neuron. Neuron menggunakan respetor-reseptor hingga namun kurang
sinyal elektrokimia, atau memicu respon pasa sel lengkap skor 2
Memberikan Mengidentifika-si neurotransmitter untuk pascasinapsis. Keberagaman c.
Menganalisis
penjelasan alasan yang C4 4. transmisi impuls dari satu respon tergantung pada Mengerjakan
argument
sederhana dinyatakan neuron yang lain. Namun, keberadaan reseptor dan namun kurang
transmisi impuls dari satu model kerjanya. Misalnya tepat skor 1
neuron ke lain tidak Asetilkolin dilepas oleh d. Tidak
sesederhana kedengarannya. serabut preganglionik menjawab
Neurotransmiter yang sama simpatis dan serabut skor 0
dapat memberikan pengaruh preganglionik
163
yang berbeda pada jenis sel parasimpatis yang disebut
yang berlainan. serabut kolinergik. Yang
Neurotransmiter kebanyakan kemudian dibawa hingga ke
berupa molekul organik kecil daerah sinapsis.
yang mengandung nitrogen.
Sebuah neurotransmiter
tunggal dapat memicu respon
yang berbeda pada sel
pascasinaptik. Hal ini
tergantung pada keberadaan
reseptor di sel pascasinaptik
yang berbeda serta pada model
kerja reseptor tersebut.
Kebanyakan neurotransmiter
berikatan dengan reseptor yang
berpengaruh langsung pada
protein saluran ion, dan
mengubah permeabilitas
membran sel pascasinaptik.
Komunikasi sinaptik ini
berlangsung dalam waktu
beberapa milidetik. Ada
beberapa macam
neurotransmitter, misalnya
asetil kolin, asam amino,
neuropeptide, dan masih
banyak lainnya.
Buatlah analisismu mengenai
komunikasi neurotransmitter dari
kutipan diatas!
164
Kelenjar endokrin disebut a. Benar dan
sebagai kelenjar tanpa saluran lengkap skor 3
karena dalam proses b. Benar
pembentukan sel-sel nya . namun kurang
sel-sel epitel yang lengkap skor 2
Bertanya dan Berdasarkan kutipan pada soal melakukan proliferasi ke c.
menjawab nomer 1, mengapa kelenjar arah tenunan pengikat Mengerjakan
Memberikan
pertanyaan endokrin disebut sebagai berdiferensiasi membentuk namun kurang
penjelasan Mengapa C4 5.
tentang suatu kelenjar tanpa saluran (ductless sebuah kelenjar endokrin. tepat skor 1
sederhana
penjelasan dan gland)? Dan bagaimanakah aksi Hubungan antara sel-sel d. Tidak
tantangan yang ditimbulkan akibat itu? epitel yang berproliferasi ke menjawab
dalam tenunan pengikat ini skor 0
akan kehilangan
hubungannya dengan sel-sel
epitel dari mana mereka
berasal
Komunikasi neurotransmitter a. Benar dan
sangatlah cepat, karena lengkap skor 3
mengikuti efek kerja sistem b. Benar
saraf juga sangat cepat. namun kurang
Neurotransmitter berperan lengkap skor 2
Bertanya dan
sebagi penghubung sinaps c.
menjawab Berdasarkan kutipan pada soal
Memberikan antar neuron atau antarglia. Mengerjakan
pertanyaan nomer 4, mengapa komunikasi
penjelasan Mengapa C4 6. Neurotransmiter berikatan namun kurang
tentang suatu neurotransmitter berlangsung
sederhana dengan reseptor yang tepat skor 1
penjelasan dan sangat cepat?
berpengaruh langsung pada d. Tidak
tantangan
protein saluran ion, dan menjawab
mengubah permeabilitas skor 0
membran sel pascasinaptik.
Kerja neurotransmitter sangat
dipengaruhi oleh keberadaan
165
reseptor di sel pascasinaptik
serta model kerja reseptor
tersebut.
a. Benar dan
lengkap skor 3
Inti dari kutipan soal nomer b. Benar
Bertanya dan 2 yaitu membahas tentang 2 namun kurang
Berdasarkan kutipan pada soal
menjawab jenis neurotransmitter, yaitu lengkap skor 2
Memberikan nomer 2 , hal apakah yang
pertanyaan asetilkolin dan norefinefrin. c.
penjelasan Apa intinya C4 7. menjadi inti pembahasan?
tentang suatu Pembahasan dimulai dari sel Mengerjakan
sederhana Mengapa anda mengatakan itu?
penjelasan dan saraf yang namun kurang
tantangan mensekresikannya, letak dan tepat skor 1
jenis-jenisnya. d. Tidak
menjawab
skor 0
Karakteristik hormon: a. Benar dan
- Berfungsi untuk mengaturan lengkap skor 3
fisiologis kelangsungan b. Benar
hidup sesuatu organ atau namun kurang
suatu sistem. lengkap skor 2
Bertanya dan - Merupakan zat kimia c.
menjawab organik. Mengerjakan
Memberikan Beradasarkan kutipan pada soal
pertanyaan - Mempunyai efektifitas namun kurang
penjelasan Apa intinya C4 8. nomer 3, apa sajakah
tentang suatu yang tinggi meskipun tepat skor 1
sederhana karakteristik hormon itu?
penjelasan dan hanya diberikan dalam d. Tidak
tantangan jumlah yang sangat sedikit. menjawab
- Dihasilkan oleh sel hidup skor 0
yang sehat dari sebuah
- Hormon yang
dihasilkannya langsung
disekresikan ke dalam
166
pembuluh darah
Perbedaan yang mencolok a. Benar dan
dari dua kutipan tersebut ialah lengkap skor 3
pada cara komunikasi. Karena b. Benar
pada saat proses pembentukan namun kurang
se-sel epitel menjadi jaringan lengkap skor 2
endokrin tidak mengalami c.
diferensiasi, sehingga Mengerjakan
membuat sel-sel endokrin namun kurang
Bertanya dan
tersebut tidak mempunyai tepat skor 1
menjawab
Memberikan Berdasarkan kutipan nomer 1 saluran untuk mengedarkan d. Tidak
pertanyaan Perbedaan apa yang
penjelasan C4 9. dan 2, apakah perbedaan yang hasil sekresinya hingga bisa menjawab
tentang suatu menyebabkannya
sederhana mendasarinya? Mengapa? dimunculkan responnya skor 0
penjelasan dan
terhadap tubuh. Sedangkan
tantangan
pada kutipan pada nomer 2,
dijelaskan tentang
karakteristik 2
neurotransmitter (asetilkolin
dan norefinefrin) yang
bekerja melalui jaringan
sistem saraf yang ada di
seluruh tubuh
Hormon dan neurotransmitter a. Benar dan
Bertanya dan Berdasarkan kutipan nomer 3 merupakan zat kimia organic lengkap skor 3
menjawab dan 4, apakah perbedaan yang yang dihasilkan oleh sel-sel b. Benar
Memberikan Perbedaan apa
pertanyaan mencolok tentang komunikasi hidup. Keduanya sama-sama namun kurang
penjelasan yang C4 10.
tentang suatu pada sistem endokrin dengan dibutuhkan tubuh dalam lengkap skor 2
sederhana menyebabkannya
penjelasan dan komunikasi pada sistem saraf jumlah yang sedikit. c.
tantangan saraf? Mengapa? Perbedaannya adalah pada Mengerjakan
cara komunikasi yang namun kurang
167
dilakukannya. tepat skor 1
Neurotransmitter membantu d. Tidak
terhubungnya sinaps pada menjawab
antarneuron atau antarglia, skor 0
sehingga berlangsung sangat
cepat. Sedangkan hormon
menggunakan perantara
peredaran darah untuk
membantu mencari sel target
yang tersebar di seluruh
tubuh. Oleh karena itu sistem
endokrin berlangsung lebih
lambat namun berfek lebih
lama / jangka panjang
Perhatikan pernyataan dibawah Pernyataan b (leucotaxin) a. Benar dan
ini! bukan merupakan hormon, lengkap skor 3
a. Karbondioksida (CO2) karena berasal dari sel-sel b. Benar
adalah suatu zat yang yang rusak. Sedangkan dalam namun kurang
dihasilkan oleh sel-sel yang kutipan pada nomer 3, lengkap skor 2
sehat. Dengan jumlah yang dikatakan bahwa suatu hal c.
sedikit setelah memasuki dikatakan sebagai hormon Mengerjakan
Mempertim-
Membangun Kemampuan peredaran darah, CO2 akan apabila dihasilkan oleh sel namun kurang
bangkan
keterampilan memberikan C5 11. bekerja pula pada pusat hidup yang sehat dari tepat skor 1
kredibilitas
dasar alasan pernapasan di medula sebuah kelenjar endokrin. d. Tidak
suatu sumber
oblongata dan akan Leucotaxin oleh karenanya menjawab
merangsang pernapasan. tidak dikatagorikan sebagai skor 0
b. Leucotaxin merupakan zat hormon, meskipun zat ini
organic yang dihasilkan oleh termasuk zat organik dan
sel-sel yang mengalami langsung dihantar masuk ke
kerusakan namun diedarkan dalam pembuluh darah.
ke seluruh tubuh. Zat ini Leucotaxin termasukkatagori
168
berkemampuan untuk parahormon atau biasa juga
menghimpun butir-butir disebut pseudo-hormon.
darah putih disekitar sel-sel Pernyataan c (renin)
yang luka dengan tujuan merupakan hormon, atau
untuk membasmi lebih tepatnya termasuk
mikroorganisme yang hormon jenis prohormon,
mungkin masuk di daerah yaitu hormon yang diaktifkan
sel-sel yang mengalami diluar kelenjar sekresinya
perlukaan. (ginjal)
c. Renin yang dihasilkan oleh Sedangkan jawaban yang a
ginjal merupakan salah satu (karbondioksida) bukanlah
prohormon, yang kemudian hormon, Meskipun CO2
menjadi aktif setelah memenuhi sebagian besar
mengalami konversi di dalam kriteria dari hormon, CO2
plasma darah menjadi bukan zat organik dan tidak
Angiotensin pula dihasilkan oleh sebuah
Berdasarkan karakteristik kelenjar endokrin. Oleh
hormon yang dipaparkan pada karenanya CO2 tidak dapat
kutipan nomer 2 dan dari ketiga dikatagorikan ke dalam
pernyataan diatas, yang manakah hormon.
hormon dan yang bukan
hormon? jelaskan pendapatmu!
Perhatikan pernyataan berikut! Pernyataan a dan b tepat a. Benar dan
a. Kelenjar-kelenjar endokrin sedangkan pernyatan c lengkap skor 3
dimasukkan ke dalam suatu kurang tepat. Semua kelenjar b. Benar
Mempertim-
Membangun Kemampuan sistem karena getah (sekret) endokrin dipengaruhi oleh namun kurang
bangkan
keterampilan memberikan C5 12. dari satu kelenjar endokrin sistem saraf. Bahkan ada lengkap skor 2
kredibilitas
dasar alasan dapat mempengaruhi beberapa kelenjar yang c.
suatu sumber
kelenjar endokrin lainnya mekanisme kerjanya Mengerjakan
b. Seperti halnya kelenjar memang sangat tergantung namun kurang
eksokrin, kelenjar endokrin dengan stimulus yang tepat skor 1
169
juga berasal dari jaringan dibawa oleh sistem saraf, d. Tidak
epitel, hanya pada proses seperti kelenjar pituitary dan menjawab
pembentukkannya pada kelenjar hipofisis. skor 0
kelenjar endokrin sel sel
yang berdiferensiasi
menjadi kelenjar terlepas
dari jaringan epitel
induknya, sehingga tidak
mempunyai saluran
pelepasan, karena itu disebut
kelenjar buntu
c. Meskipun kerja sistem
saraf agak berbeda dengan
cara kerja sistem endokrin
namun hanya sedikit
kelenjar endokrin yang akan
bersekresi bila ada
rangsang yang datang dari
saraf
Berdaasrkan pernyataan
berikut tentang kelenjar
endokrin, yang manakah yang
tepat dan yang manakah yang
tidak tepat? Jelaskan
pendapatmu!
170
Karateristik a. Benar dan
Berdasarkan kutipan pada soal sistem Penjelasan lengkap skor 3
nomer 1, 2, 3 dan 4 diatas, endokrin b. Benar
tentukanlah isi kolom tabel Karakteris- Tidak memiliki namun kurang
karakteristik sistem endokrin tik saluran dan lengkap skor 2
dibawah ini! kelenjarnya mensekresikan
c.
ialah hormon
kelenjar langsung ke
Mengerjakan
buntu dalam plasma namun kurang
Karateristik tepat skor 1
Penjelasan sel-sel
sistem endokrin d. Tidak
Diedarkan Diedaran oleh
Karakteristik melalalui sel plasma menjawab
kelenjarnya…. peredaran darah ke sel skor 0
darah target
Diedarkan
Mengobserva- /penerima
melalui…
Membangun si dan Cara kerja Cara kerjanya
Mencatat hal-hal spesifik khusus untuk
keterampilan mempertimba C4 13. Cara kerja…
yang diinginkan organ tertentu,
dasar ng-kan hasil namun
observasi Menghasilkan
… berdampak
untuk jangka
Dibutuhkan panjang
dalam jumlah Menghasilk Bisa
yang… an hormon menyebutkan
pengertian ,
contoh, dll
Dibutuhkan Berbagai
dalam gangguan yang
jumlah terjadi jika
yang cukup hormon yang
dihasilkan
terlalu sedikit
(hiposekresi)
atau terlalu
171
banyak
(hipersekresi)
172
8 koid
.
6 Tiroi Sekresi Meningkatk
. d hormon an laju
tiroksin metabolim
sel,
menstimu-
lasi
konsumsi
oksigen, dll
7 Para Sekresi Mengenda-
. tiroi hormon likan
d parathorm keseimba-
on (PTH) ngan
kalsium dan
fosfat dalam
tubuh
8 Timu Sekresi Sistem
. s hormon imun
timosin
173
Respons Aksi/
terhadap proses
hasil berlang- Cepat Lambat
sekretnya sung
secara
Aksi/proses
berlangsung Komuni- Sistem
Sinaps
secara kasi sirkulasi
Komunikasi
174
daripada biasanya), dll
Perhatikan gambar dibawah ini! a. Hormon estrogen sedang a. Benar dan
dalam masa optimal, lengkap skor 3
sehingga merangsang b. Benar
produksi hormon namun kurang
progesterone agar lengkap skor 2
meningkat. Dinding c.
endometrium semakin Mengerjakan
Membuat namun kurang
menebal
deduksi dan a. Ketika hormon FSH dan LH tepat skor 1
yang dihasilkan oleh kelenjar b. Pada tahap ovulasi,
Interpretasi
Kesimpulan mempertim- C5 17. d. Tidak
pertanyaan hormon estrogen berada
bangkan hasil pituari meningkat, apa yang menjawab
terjadi pada hormon dalam kondisi optimalnya
deduksi skor 0
estrogen-progesterone dan sehingga merangsang
dinding endometrium? hormon progesterone
b. Pada kondisi uterus dan untuk meningkat juga
hormon entrogen – kadarnya. Sehingga
progesteron yang berefek pada uterus yang
bagaimanakah tahap ovulasi mengalami penebalan pada
terjadi? dinding endometrium
Perhatikan kedua gambar a. Gambar A dalam a. Benar dan
dibawah ini! komunikasi nya tidak lengkap skor 3
memerlukan pembuluh b. Benar
Membuat
darah. Ini berarti namun kurang
deduksi dan
Interpretasi dilakukan melalui lengkap skor 2
Kesimpulan mempertimba C6 18.
pertanyaan A B komunikasi antar sel c.
ngkan hasil
(A) (B) dengan jarak yang lebih Mengerjakan
deduksi
a. Apakah yang membedakan dekat jika dibandingkan namun kurang
antara gambar A dan B? dengan gambar B yang tepat skor 1
b. Menurutmu, apakah melalui pembuluh darah d. Tidak
175
keduanya merupakan cara b. Yang dikatakan sebagai menjawab
komunikasi yang dilakukan komunikasi sistem skor 0
oleh kelenjar endokrin? endokrin adalah gambar
Jelaskan pendapatmu! B. sedangkan gambar A
merupakan contoh
simulasi parakrin.
Endokrin: hormon
didistribusikan dalam
darah dan berikatan
dengan sel target yang
jauh
Parakrin: hormon berfungsi
sebcara local dengan
berdifusi dari sumbernya ke
sel target yang merupakan
sel tetangganya
Bacalah kutipan dibawah ini! a. Benar dan
Kelenjar endokrin berasal dari lengkap skor 3
sel-sel epitel yang melakukan b. Benar
proliferasi ke arah tenunan Kelenjar endokrin tidak namun kurang
pengikat. Sel-sel epitel yang mempunyai saluran untuk lengkap skor 2
Membuat telah berproliferasi ini akhirnya menyalurkan zat-zat yang c.
induksi dan di dalam diferensiasinya akan dihasilkan ke permukaan. Mengerjakan
Membuat
Kesimpulan mempertim- C5 19. membentuk sebuah kelenjar Zat-zat yang dihasilkan namun kurang
generalisasi
bangkan hasil endokrin. Hubungan antara sel- disekresikan langsung ke tepat skor 1
induksi sel epitel yang berproliferasi dalam pembuluh darah . d. Tidak
ke dalam tenunan pengikat ini Oleh karena itu disebut menjawab
akan kehilangan hubungannya sebagai kelenjar buntu. skor 0
dengan sel-sel epitel dari
mana mereka berasal. Akibat
hilangnya hubungan ini, maka
176
kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran untuk
menyalurkan zat-zat yang
dihasilkan ke permukaan.
Sebagai kompensasi tidak
terbentuknya saluran, maka
disekitar kelenjar endokrin
tumbuh dan berkembang
pembuluh-pembuluh kapiler. Ke
dalam pembuluh-pembuluh
kapiler ini zat-zat yang
dihasilkan kelenjar endokrin
dialirkan. Zat-zat yang
dihasilkan disekresikan langsung
ke dalam pembuluh darah
yang melewati sel-sel kelenjar
endokrin itu sendiri.
Buatlah generalisasi dari
paragraf diatas!
Perhatikan pernyataan berikut a. Benar dan
ini: Hormon FSH dan LH lengkap skor 3
a. Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang b. Benar
merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar namun kurang
Membuat
disekresikan oleh kelenjar pituitary yang berada di lengkap skor 2
induksi dan
Membuat pituitary yang berada di bagian dalam hipotalamus c.
Kesimpulan mempertim- C5 20.
generalisasi bagian dalam hipotalamus dan bersifat berlawanan satu Mengerjakan
bangkan hasil
b. Hormon ini bersifat sama lainnya juga berperan namun kurang
induksi
berlawanan satu sama lainnya penting terhadap proses tepat skor 1
dan berperan penting terhadap fungsi gonad d. Tidak
proses fungsi gonad menjawab
Buatlah generalisasi dari skor 0
177
pernyataan diatas!
Sistem endokrin berinteraksi a. Benar dan
dengan sistem saraf berfungsi lengkap skor 3
untuk mengatur aktivitas b. Benar
Hormon bekerja atas perintah
tubuh seperti metabolism, namun kurang
dari sistem saraf. Sistem yang
homeostasis (keseimbangan lengkap skor 2
mengatur kerjasama antara
tubuh), pertumbuhan, c.
saraf dan hormon terdapat pada
perkembangan seksual dan Mengerjakan
daerah hipotalamus. Daerah
siklus reproduksi, siklus tidur, namun kurang
hipotalamus sering disebut
dan siklus nutrisi. Misalkan tepat skor 1
daerah kendali saraf endokrin
ketika menghadapi situasi d. Tidak
(neuroendocrine control). Di
yang menegangkan. Sistem menjawab
bagian dasar hipotalamus otak,
saraf menerjemahkan skor 0
terdapat kelenjar hipofisis yang
rangsangan yang menegang-
berbentuk oval yang ukurannya
Membuat dan kan tersebut dan
Penerapan hanya sebesar kacang dan
Kesimpulan mempertimban C5 21. memerintahkan kelenjar
prinsip-prinsip memiliki berat 0,5 gram. Inilah
gkan nilai hipofifsis untuk mengeluar-
kelenjar yang disebut sebagai
kan hormon endorphin untuk
master of gland, karena banyak
meresponnya. Selain itu
menghasilkan hormon-hormon
merangsang kelenjar-kelenjar
dan merangsang kerja kelenjar
lain, seperti adrenalin dan
lainnya.
pancreas untuk mengeluarkan
Menurut anda,bagaimana contoh
hormon-hormonnya. Maka,
hubungan antara sistem saraf
kenapa ketika sedang
dengan sistem endokrin (dalam
menghadapi situasi yang
hal ini kelenjar hipofisis) dalam
menegangkan pada umum
penerapan di kehidupan sehari-
responnya hampir sama.
hari?
Misalnya berkeringat dingin,
pucat, perut bergejolak/sakit
perut, gemeteran, dan lainnya.
178
Dalam perkembangannya, a. Benar dan
hormon FSH dan LH dapat lengkap skor 3
dibuat secara sintetik untuk b. Benar
FSH dan LH termasuk
mengatur reproduksi seseorang. namun kurang
hormon-hormon yang
Dengan adanya suntik hormon, lengkap skor 2
mempengaruhi sistem
seseorang dapat menunda atau c.
reproduksi, atau dalam hal
Membuat Mengklasifikasi memajukan waktu fertilenya Mengerjakan
Mengidentifi- ini mempengaruhi gonad
penjelasan dan memberikan C5 22. (waktu subur) untuk berbagai namun kurang
kasi istilah (ovarium ataupun sperma).
lebih lanjut contoh keperluan. Termasuk hormon tepat skor 1
Contoh lainnya yang masih
yang mempengaruhi apakah d. Tidak
mempunyai fungsi yang
FSH dan LH? Sebutkan contoh menjawab
hampir mirip ialah hormon
hormon lain yang fungsinya skor 0
estrogen dan progesteron
secara umum sama dengan
kedua hormon tersebut!
179
jantan. Berikan analisismu itu pula feromon bukanlah
mengenai feromon yang termasuk sistem endokrin,
termasuk hormona padahal kerena memiliki mekanisme
tidak diedarkan ke peredaran kerja dan disekresikannya
darah! bukan dari kelenjar endokrin
Hormon pertumbuhan (GH) a. Benar dan
yang dihasilkan belakangan ini, lengkap skor 3
telah membantu ratusan anak b. Benar
yang menderita kekerdilan namun kurang
pituitary untuk tumbuh secara lengkap skor 2
normal dan mencapai tinggi c.
badan di dalam kisaran normal. Mengerjakan
Sekarang saat hormon itu namun kurang
Kriteria dalam pemanfaatan
begitu mudahnya tersedia dan tepat skor 1
teknologi GH secara buatan
relatif murah, banyak orangtua d. Tidak
ialah jika defisiensi/
yang merasa bahwa anak-anak menjawab
kekurangan hormon GH nya
mereka tidak tumbuh cukup skor 0
Menyeleksi bukan disebabkan oleh
Strategi dan Memutuskan cepat ingin menggunakan GH
kriteria untuk C5 24. genetic, (bukan secara
taktik suatu tindakan untuk membuat anak-anaknya
membuat solusi keturunan tidak mempunyai
tumbuh lebih cepat dan lebih
kelainan GH). Dalam hal ini
tinggi. Namun, terdapat potensi
berarti dengan merangsang
adanya pengaruh yang
hormon GH yang berasal
berbahaya, seperti pengurangan
dari luar tubuh.
lemak tubuh dan peningkatan
massa otot. Dan masih belum
diketahui apakah suntikan GH
akan mempunyai pengaruh
jangka panjang yang secara
serius membahayaan pada
individu yang tidak mempunyai
kondisi hipopituitari. Kriteria
180
apa menurut anda yang
menentukan kasus mana yang
dapat diatasi dengan
pengobatan GH atau terapi
hormon lain?
Hormon dihasilkan oleh a. Benar dan
kelenjar-kelenjar Hipofisis lengkap skor 3
(pituitary) b. Benar
- Hipofisis lobus anterior : namun kurang
GH, TSH, ACTH, lengkap skor 2
gonadotropin c.
- Hipofisis lobus intermedia Mengerjakan
: Endorphin, MSH namun kurang
- Hipofisis lobus posterior : tepat skor 1
Buatlah kesimpulan mengenai ADH, oksitosin d. Tidak
karakteristik hormon yang anda - Tiroid : Tiroksin menjawab
ketahui berdasarkan pada: - Paratiroid : Parathormon skor 0
Menyeleksi
Strategi dan Memutuskan - Kelenjar-kelenjar yang (PTH)
kriteria untuk C6 25.
taktik suatu tindakan mensekresikan hormon - Adrenal : Adrenalin,
membuat solusi
- Respon terhadap tubuh noradrenalin
- Peranan - Pancreas : Glukagon,
- Cara kerja hormon insulin, somatostatin,
polipeptida pancreas
- Timus : Timosin
- Ovarium : Estrogen,
progesterone
- Testis : Testosteron
Hormon direspon oleh tubuh
lebih lambat jika
dibandingkan dengan sistem
hormon, namun lebih berefek
181
untuk jangka panjang.
Peran hormon sangat banyak,
utamanya untuk memacu
pertumbuhan dan
perkembangan tubuh,
metabolism, tingkah laku,
reproduksi dan mengatur
homeostasis tubuh.
Cara kerja hormon pada
umumnya diatur oleh kerja
sistem saraf, setelah
disekresikan hormon mencari
sel targetnya melalui
pembuluh darah
182
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas, Reabilitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran
dengan Software Anates
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 23.27
Simpang Baku= 6.86
Korelasi XY= 0.62
Reliabilitas Tes= 0.76
No.Urut No. Subyek Kode/NamaSubyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 A 17 12 29
2 2 B 7 3 10
3 3 C 16 19 35
4 4 D 10 2 12
5 5 E 2 5 7
6 6 F 6 2 8
7 7 G 15 14 29
8 8 H 10 9 19
9 9 I 10 8 18
10 10 J 13 12 25
11 11 K 12 11 23
12 12 L 12 14 26
13 13 M 8 13 21
14 14 N 12 12 24
15 15 O 13 16 29
16 16 P 13 13 26
17 17 Q 17 14 31
18 18 R 13 9 22
19 19 S 9 11 20
20 20 T 10 10 20
183
21 21 U 12 11 23
22 22 V 13 9 22
23 23 W 14 18 32
24 24 X 15 12 27
25 25 Y 17 9 26
26 26 Z 11 13 24
27 27 AA 13 15 28
28 28 BB 15 14 29
29 29 CC 16 10 26
30 30 DD 14 13 27
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/NamaSubyekSkor 6 7 8 9 10
1 3 C 35 3 1 2 1 3
2 23 W 32 2 0 2 1 2
184
3 17 Q 31 1 2 1 2 3
4 1 A 29 0 0 0 0 0
5 7 G 29 1 0 0 2 1
6 15 O 29 1 2 1 1 2
7 28 BB 29 1 0 1 0 1
8 27 AA 28 1 0 2 3 1
Rata2 Skor 1.25 0.63 1.13 1.25 1.63
Simpang Baku 0.89 0.92 0.83 1.04 1.06
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 3 C 35 2 1 2 2 0
2 23 W 32 1 2 1 0 2
3 17 Q 31 0 1 2 1 2
4 1 A 29 1 1 2 2 3
5 7 G 29 2 2 1 1 3
6 15 O 29 2 0 1 1 0
7 28 BB 29 2 2 1 1 3
8 27 AA 28 0 2 3 1 0
Rata2 Skor 1.25 1.38 1.63 1.13 1.63
Simpang Baku 0.89 0.74 0.74 0.64 1.41
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 16 17 18 19 20
1 3 C 35 0 0 2 2 3
2 23 W 32 2 1 2 1 0
3 17 Q 31 1 3 0 0 1
4 1 A 29 1 3 2 3 3
5 7 G 29 2 0 2 1 1
6 15 O 29 2 1 1 1 2
7 28 BB 29 2 1 1 2 1
185
8 27 AA 28 1 1 2 0 0
Rata2 Skor 1.38 1.25 1.50 1.25 1.38
Simpang Baku 0.74 1.16 0.76 1.04 1.19
21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 21 22 23 24 25
1 3 C 35 0 0 0 1 0
2 23 W 32 0 1 1 2 1
3 17 Q 31 2 1 1 2 2
4 1 A 29 0 0 0 0 0
5 7 G 29 0 0 3 1 0
6 15 O 29 0 0 0 3 2
7 28 BB 29 1 2 1 0 0
8 27 AA 28 2 1 1 0 0
Rata2 Skor 0.63 0.63 0.88 1.13 0.63
Simpang Baku 0.92 0.74 0.99 1.13 0.92
KelompokAsor
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 1 2 3 4 5
1 19 S 20 2 1 1 0 0
2 20 T 20 1 0 1 2 1
3 8 H 19 2 0 0 1 2
4 9 I 18 1 2 0 0 0
5 4 D 12 3 0 2 0 3
6 2 B 10 0 0 0 0 0
7 6 F 8 2 1 1 0 0
8 5 E 7 0 0 1 2 1
Rata2 Skor 1.38 0.50 0.75 0.63 0.88
Simpang Baku 1.06 0.76 0.71 0.92 1.13
186
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 19 S 20 0 1 2 1 1
2 20 T 20 0 1 1 1 0
3 8 H 19 1 0 1 0 1
4 9 I 18 0 0 0 1 1
5 4 D 12 0 0 2 0 0
6 2 B 10 0 0 0 0 0
7 6 F 8 0 1 0 0 0
8 5 E 7 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 0.13 0.38 0.75 0.38 0.38
Simpang Baku 0.35 0.52 0.89 0.52 0.52
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 19 S 20 0 0 0 0 0
2 20 T 20 0 0 1 1 1
3 8 H 19 0 1 2 1 1
4 9 I 18 0 2 1 1 0
5 4 D 12 1 0 0 0 0
6 2 B 10 0 0 0 2 1
7 6 F 8 0 0 0 0 0
8 5 E 7 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 0.13 0.38 0.50 0.63 0.38
Simpang Baku 0.35 0.74 0.76 0.74 0.52
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 19 S 20 1 1 2 1 1
2 20 T 20 2 0 0 0 1
3 8 H 19 0 0 1 0 1
187
4 9 I 18 1 2 0 1 1
5 4 D 12 0 0 0 0 0
6 2 B 10 0 1 1 0 0
7 6 F 8 0 0 0 0 0
8 5 E 7 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 0.50 0.50 0.50 0.25 0.50
Simpang Baku 0.76 0.76 0.76 0.46 0.53
21 22 23 24 25
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25
1 19 S 20 0 1 1 2 1
2 20 T 20 1 2 1 1 1
3 8 H 19 2 1 1 0 0
4 9 I 18 1 0 1 0 2
5 4 D 12 0 0 1 0 0
6 2 B 10 3 0 2 0 0
7 6 F 8 1 0 0 1 1
8 5 E 7 0 3 0 0 0
Rata2 Skor 1.00 0.88 0.88 0.50 0.63
Simpang Baku 1.07 1.13 0.64 0.76 0.74
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klpatas/bawah (n)= 8
Butir Soal= 25
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
188
3 3 1.88 0.75 1.13 0.99 0.71 0.43 2.61 37.50
4 4 1.50 0.63 0.88 1.20 0.92 0.53 1.64 29.17
5 5 0.50 0.88 -... 1.07 1.13 0.55 -... -12.50
6 6 1.25 0.13 1.13 0.89 0.35 0.34 3.33 37.50
7 7 0.63 0.38 0.25 0.92 0.52 0.37 0.67 8.33
8 8 1.13 0.75 0.38 0.83 0.89 0.43 0.87 12.50
9 9 1.25 0.38 0.88 1.04 0.52 0.41 2.14 29.17
10 10 1.63 0.38 1.25 1.06 0.52 0.42 3.00 41.67
11 11 1.25 0.13 1.13 0.89 0.35 0.34 3.33 37.50
12 12 1.38 0.38 1.00 0.74 0.74 0.37 2.69 33.33
13 13 1.63 0.50 1.13 0.74 0.76 0.38 3.00 37.50
14 14 1.13 0.63 0.50 0.64 0.74 0.35 1.44 16.67
15 15 1.63 0.38 1.25 1.41 0.52 0.53 2.36 41.67
16 16 1.38 0.50 0.88 0.74 0.76 0.38 2.33 29.17
17 17 1.25 0.50 0.75 1.16 0.76 0.49 1.53 25.00
18 18 1.50 0.50 1.00 0.76 0.76 0.38 2.65 33.33
19 19 1.25 0.25 1.00 1.04 0.46 0.40 2.49 33.33
20 20 1.38 0.50 0.88 1.19 0.53 0.46 1.90 29.17
21 21 0.63 1.00 -... 0.92 1.07 0.50 -... -12.50
22 22 0.63 0.88 -... 0.74 1.13 0.48 -... -8.33
23 23 0.88 0.88 0.00 0.99 0.64 0.42 0.00 0.00
24 24 1.13 0.50 0.63 1.13 0.76 0.48 1.30 20.83
25 25 0.63 0.63 0.00 0.92 0.74 0.42 0.00 0.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 25
189
2 2 29.17 Sukar
3 3 43.75 Sedang
4 4 35.42 Sedang
5 5 22.92 Sukar
6 6 22.92 Sukar
7 7 16.67 Sukar
8 8 31.25 Sedang
9 9 27.08 Sukar
10 10 33.33 Sedang
11 11 22.92 Sukar
12 12 29.17 Sukar
13 13 35.42 Sedang
14 14 29.17 Sukar
15 15 33.33 Sedang
16 16 31.25 Sedang
17 17 29.17 Sukar
18 18 33.33 Sedang
19 19 25.00 Sukar
20 20 31.25 Sedang
21 21 27.08 Sukar
22 22 25.00 Sukar
23 23 29.17 Sukar
24 24 27.08 Sukar
25 25 20.83 Sukar
190
Lampiran 7. Instrumen Penelitian
PRE –TEST
MATERI SISTEM ENDOKRIN
Nama :
Kelas :
1. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia, yang mendukung
dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau
neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun,
transmisi impuls dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya.
Neurotransmiter yang sama dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada
jenis sel yang berlainan. Neurotransmiter kebanyakan berupa molekul
organic kecil yang mengandung nitrogen. Sebuah neurotransmitter tunggal
dapat memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Hal ini
tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta
pada model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmitter berikatan
dengan reseptor yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan
mengubah permeabilitas membrane sel pascasinaptik. Komunikasi sinaptik
tersebut berlangsung dalam waktu beberapa milidetik. Ada beberapa macam
neurotransmitter ,misalnya asetilkolin, asam amino, neuropeptida, dan masih
banyak lainnya.
Berdasarkan kutipan tersebut tentang sistem saraf, mengapa komunikasi
neurotransmitter berlangsung sangat cepat?
Jawaban
191
endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang
dihasilkan kepermukaan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga
disebut kelenjar tanpa saluran (ductless gland).
Berdasarkan kutipan diatas, kemukakan penjelasanmu tentang cara yang
dilakukan kelenjar endokrin untuk dapat menyalurkan zat-zat yang dihasilkan
kepermukaan!
Jawaban
3. Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon memiliki
fungsi yang membantu pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan hidup
sesuatu organ atau suatu sistem. Kekhususan yang lain-lainya yang dikaitkan
dengan hormone adalah bahwa hormone merupakan zat kimia organik. Zat
ini mempunyai efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam
jumlah yang sangat sedikit. Sekresi hormon yang terlalu sedikit ataupun
banyak akan mempengaruhi banyak hal dalam metabolism, pertumbuhan dan
perkembangan. Selanjutnya hormone dihasilkan oleh sel hidup yang sehat
dari sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran,
maka hormon yang dihasilkannya langsung disekresikan kedalam pembuluh
darah.
Jelaskanlah pendapatmu tentang karakteristik hormon yang mempunyai
efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat
sedikit?
Jawaban
192
Jawaban
6
1
5
2
4
3
193
No Kelenjar Hormon yang dihasilkan Peranan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sekresi
Pengaturan terhadap efek
yang akan terjadi
Respons terhadap hasil
sekretnya
Aksi/proses berlangsung
secara
Komunikasi
194
a. Ketika hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar pituari
meningkat, apa yang terjadi pada hormon estrogen-progesterone dan
dinding endometrium?
b. Pada kondisi uterus dan hormon estrogen –progesteron yang
bagaimanakah tahap ovulasi terjadi?
Jawaban
10. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur
kerjasama antara saraf dan hormone terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah
hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine
control). Di bagian dasar hipotalamus otak, terdapat kelenjar hipofisis yang
berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang dan memiliki berat 0,5
gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland, karena banyak
menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.
Menurut anda, bagaimana contoh hubungan antara system saraf dengan
system endokrin (dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di
kehidupan sehari-hari?
Jawaban
195
11. Dalam perkembangannya, hormon FSH dan LH dapat dibuat secara sintetik
untuk mengatur reproduksi seseorang. Dengan adanya suntik hormon,
seseorang dapat menunda atau memajukan waktu fertilenya (waktu subur)
untuk berbagai keperluan. Termasuk hormon yang mempengaruhi apakah
FSH dan LH? Sebutkan contoh hormon lain yang fungsinya secara umum
sama dengan kedua hormon tersebut!
Jawaban
12. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan belakangan ini, telah membantu
ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh secara normal
dan mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang saat hormone
itu begitu mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua yang merasa
bahwa anak-anak mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin menggunakan GH
untuk membuat anak-anaknya tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi. Namun,
terdapat potensi adanya pengaruh yang berbahaya, seperti pengurangan lemak
tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih belum diketahui apakah
suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang yang secara serius
membahayakan pada individu yang tidak mempunyai kondisi hipopituitari.
Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana yang dapat diatasi
dengan pengobatan GH atau terapi hormon lain?
Jawaban
196
Lampiran 8
197
4. Hormon dan neurotransmitter merupakan zat kimia organik yang dihasilkan
oleh sel-sel hidup. Keduanya sama-sama dibutuhkan tubuh dalam jumlah
yang sedikit. Perbedaannya adalah pada cara komunikasi yang
dilakukannya. Neurotransmitter membantu terhubungnya sinaps pada antar
neuron atau antar glia, sehingga berlangsung sangat cepat. Sedangkan
hormone menggunakan perantara peredaran darah untuk membantu mencari
sel target yang tersebar di seluruh tubuh. Oleh karena itu system endokrin
berlangsung lebih lambat namun berefek lebih lama / jangkapanjang.
5. - Pernyataan b (leucotaxin) bukan merupakan hormon, karena berasal dari sel-
sel yang rusak. Sedangkan dalam kutipan pada nomer 3, dikatakan bahwa
suatu hal dikatakan sebagai hormon apabila dihasilkan oleh sel hidup yang
sehat dari sebuah kelenjar endokrin. Leucotaxin oleh karenanya tidak
dikatagorikan sebagai hormon, meskipun zat ini termasuk zat organic dan
langsung dihantar masuk kedalam pembuluh darah. Leucotaxin termasuk
katagori parahormon atau biasajugadisebut pseudo-hormon.
- Pernyataan c (renin) merupakan hormon, atau lebih tepatnya termasuk
hormon jenis prohormon, yaitu hormon yang diaktifkan diluar kelenjar
sekresinya (ginjal)
- Sedangkan jawaban yang a (karbondioksida) bukanlah hormon. Meskipun
CO2 memenuhi sebagian besar criteria dari hormon, CO2 bukan zat organic
dan tidak pula dihasilkan oleh sebuah kelenjar endokrin. Oleh karenanya
CO2 tidak dapat dikatagorikan ke dalam hormon.
6. Kelenjar, fungsi dan peranan sistem endokrin
N Kelenjar Fungsi Peranan
o
1. Hipofisis Sekresi GH, TSH, Master of glands,
ACTH, FSH, LH, mempengaruhi kelenjar
Endomorfin, MSH, lainnya
ADH, dll
2. Pancreas Sekresi hormon insulin, Mengatur kadar glukosa
glucagon. somatostatin dalam darah
3. Testis Sekresi hormon Membantu pemasakan
Testosterone spermatozoa
4. Ovarium Sekresi hormone Mempengaruhi
198
Estrogen dan progeste- pemasakan ovum
ron
5. Adrenal Sekresi hormon Mempengaruhi frekuensi
adrenalin, noradrenalin, tekanan jantung,
aldosterone, konsumsi oksigen, dll
glukokortikoid,
gonadokortikoid
6. Tiroid Sekresi hormone Meningkatkan laju
tiroksin metabolime sel,
menstimulasi konsumsi
oksigen, dll
7. Paratiroid Sekresi hormone Mengendalikan
parathormon (PTH) keseimbangan kalsium
dan fosfat dalam tubuh
8. Timus Sekresi hormon timosin Sistem imun
199
9. Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar
pituitary yang berada di bagian dalam hipotalamus dan bersifat berlawanan
satu sama lainnya juga berperan penting terhadap proses fungsi gonad
10. Sistem endokrin berinteraksi dengan system saraf berfungsi untuk mengatur
aktivitas tubuh seperti metabolism, homeostasis (keseimbangan tubuh),
pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, dan
siklus nutrisi. Misalkan ketika menghadapi situasi yang menegangkan. Sistem
saraf menerjemahkan rangsangan yang menegangkan tersebut dan
memerintahkan kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan hormon endorphin
untuk meresponnya. Selain itu merangsang kelenjar-kelenjar lain, seperti
adrenalin dan pankreas untuk mengeluarkan hormon-hormonnya. Maka,
kenapa ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan pada umum
responnya hampir sama. Misalnya berkeringat dingin, pucat, perut
bergejolak/sakit perut, gemetaran, dan lainnya.
11. FSH dan LH termasuk hormon-hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi,
atau dalam hal ini mempengaruhi gonad (ovarium ataupun sperma). Contoh
lainnya yang masih mempunyai fungsi yang hampir mirip ialah hormon
estrogen dan progesteron.
12. Kriteria dalam pemanfaatan teknologi GH secara buatan ialah jikadefisiensi/
kekurangan hormon GHnya bukan disebabkan oleh genetik, (bukan secara
keturunan tidak mempunyai kelainan GH). Dalam hal ini berarti dengan
merangsang hormon GH yang berasal dari luar tubuh.
200
Lampiran 9.
201
EE 2 2 1 1 2 0 0 2 0 0 2 2 14 38,88
FF 2 1 1 0 1 0 2 3 0 2 0 1 13 36,11
GG 2 1 1 1 0 1 0 2 0 0 0 0 8 22,22
HH 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 16,66
II 1 1 1 0 2 1 0 2 0 2 1 0 11 30,55
JJ 2 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 19,44
KK 3 2 2 1 1 2 0 2 1 0 1 3 18 50
LL 2 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7 19,44
MM 2 0 1 2 1 0 0 0 1 0 3 0 10 27,77
NN 2 3 2 1 1 2 2 0 0 1 0 2 16 44,44
OO 3 1 2 2 2 1 2 0 2 1 1 2 19 52,77
PP 2 1 1 0 2 0 0 2 0 1 1 1 11 30,55
Jumlah 78 55 54 43 41 39 27 44 26 43 45 50 545 1513,88
Indikator
46,74 28,99 30,62 36,6 40,7
%
Nilai
52,77
Tertinggi
Nilai
16,66
Terendah
Rata-rata 36,04
202
Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Eksperimen
203
FF 1 1 1 2 0 2 1 0 0 0 0 0 8 22,22
GG 2 1 1 2 1 2 0 1 1 2 2 2 17 47,22
HH 1 2 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 8 22,22
II 2 3 1 2 0 1 1 0 2 0 1 2 15 41,66
JJ 1 1 1 2 1 2 1 1 0 0 0 0 10 27,77
KK 2 3 2 0 1 0 1 1 1 1 2 2 16 44,44
LL 2 1 2 0 1 2 2 2 1 2 0 0 15 41,66
MM 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 11 30,55
NN 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 22 61,11
OO 2 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 0 12 33,33
PP 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 20 55,55
Ʃ 81 64 63 50 30 44 46 45 28 32 46 41 570 1583,33
Indikator % 52,44 32,52 28,45 37,4 33,3
Nilai
61,11
tertinggi
Nilai
22,22
terendah
Rata-rata 37,69
204
Lampiran 10
205
FF 1 2 2 3 1 1 1 2 3 0 2 0 18 50
GG 2 2 2 3 3 2 2 1 2 0 0 2 21 58,33
HH 2 2 3 2 3 0 0 0 2 0 2 2 18 50
II 2 2 2 3 1 2 2 3 1 1 1 2 22 61,11
JJ 2 2 2 3 2 0 0 1 2 0 2 0 16 38,88
KK 2 3 2 3 3 3 2 2 3 0 1 2 26 72,22
LL 2 3 2 3 0 0 3 1 2 0 1 2 19 50
MM 2 2 2 3 3 0 0 0 2 0 2 2 18 44,44
NN 1 2 2 3 3 3 2 2 2 0 1 3 24 66,66
OO 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 24 66,66
PP 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 23 63,88
Ʃ 82 84 79 118 87 76 63 54 78 23 47 69 860 2388,88
Indikator
73,78 61,25 42 38,2 56,1
%
Nilai
77,77
tertinggi
Nilai
22,22
terendah
Rata-rata 56,87
206
Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Eksperimen
207
HH 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 22 61,11
II 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 28 77,77
JJ 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 0 2 18 50
KK 2 2 2 3 3 3 3 2 2 0 2 3 27 75
LL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 30 83,33
MM 2 2 2 3 2 3 2 0 0 0 2 1 19 52,77
NN 2 2 2 3 3 3 3 3 2 0 1 3 27 75
OO 2 2 2 3 3 3 3 2 1 0 0 2 23 63,88
PP 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 29 80,55
Ʃ 84 82 79 112 95 106 102 69 82 21 51 91 974 2705,55
Indikator
72,56 82,11 46,61 41,5 74
%
Nilai
88,88
tertinggi
Nilai
33,33
terendah
Rata-rata 64,41
208
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E
OLEH GURU
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap
keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 7E.
Dengan Kriteria :
1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
209
untuk belajar sudah diketahui siswa
atau pengalamannya
tersebut
3. Tahap Siswa Membentuk kelompok √
Exploration memperoleh serta member
pengetahuan kesempatan untuk
secara langsung berdiskusi dan
yang bekerjasama dalam
berhubungan kelompok kecil secara
dengan konsep mandiri
yang akan Guru berperan sebagai √
dipelajari fasilitator
4. Tahap Siswa mampu Mendorong siswa √
Explanation menjelaskan untuk menjelaskan
konsep-konsep konsep dengan
dan definisi- pemahaman dan
definisi yang bahasa mereka sendiri
diperoleh pada Meminta bukti dan √
fase-fase klarifikasi dari
exploration, penjelasan siswa
engegment dan Mendengarkan dan √
elicit memancing sikap
kritis terhadap
penjelasan antar siswa
dan guru
5. TahapElabora Membawa siswa Mengingatkan siswa √
tion menerapkan pada penjelasan
definisi-definisi, alternatif dan
konsep-konsep, mempertimbangkan
dan keterampilan- data/bukti saat siswa
keterampilan mengeksplorasi situasi
pada baru
permasalahan- Mendorong dan √
permasalahan memfasilitasi siswa
yang berkaitan mengaplikasi
dengan contoh konsep/keterampilan
dari pelajaran yang baru
yang dipelajari
6. Tahap Mengobservasi, Mengobservasi √
Evaluation memperhatikan pengetahuan dan
dan menilai siswa keterampilan berpikir
terhadap siswa dalam hal
perubahan penerapan konsep baru
pengetahuan dan Mendorong siswa √
kemampuannya melakukan evaluasi
kekurangan dan
210
kelebihan diri dalam
kegiatan pembelajaran
7. Tahap Siswa dapat Meluruskan √
Expantion menghubungkan pengetahuan siswa
konsep yang tentang materi yang
mereka pelajari sedang dipelajari
dengan konsep Menghubungkan √
lain yang sudah konsep yang dipelajari
atau belum siswa saat itu dengan
mereka pelajari konsep lain yang
sudah atau belum
siswa pelajari
Total 36
Rata-rata 2,4
Catatan Observer:
Disiplin waktu tiap tahapan masih tidak sesuai dari yang direncanakan pada RPP.
Mungkin disebabkan pada proses diskusi secara lisan diawal (kontrol siswa), kurang
mendapat respon aktif sehingga diskusi memakan waktu yang lebih lama.
Observer
NIK. 196906141997021005
211
LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE7E
OLEH GURU
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap
keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 7E.
Dengan Kriteria :
1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
212
berhubungan dengan berdiskusi dan
konsep yang akan bekerjasama dalam
dipelajari kelompok kecil secara
mandiri
Guru berperan sebagai √
fasilitator
4. Tahap Siswa mampu Mendorong siswa √
Explanation menjelaskan konsep- untuk menjelaskan
konsep dan definisi- konsep dengan
definisi yang pemahaman dan
diperoleh pada fase- bahasa mereka sendiri
fase exploration, Meminta bukti dan √
engegment dan elicit klarifikasi dari
penjelasan siswa
Mendengarkan dan √
memancing sikap
kritis terhadap
penjelasan antar siswa
dan guru
5. Tahap Membawa siswa Mengingatkan siswa √
Elaboration menerapkan definisi- pada penjelasan
definisi, konsep- alternatif dan
konsep, dan mempertimbangkan
keterampilan- data/bukti saat siswa
keterampilan pada mengeksplorasi situasi
permasalahan- baru
permasalahan yang Mendorong dan √
berkaitan dengan memfasilitasi siswa
contoh dari pelajaran mengaplikasi
yang dipelajari konsep/keterampilan
yang baru
6. Tahap Mengobservasi, Mengobservasi √
Evaluation memperhatikan dan pengetahuan dan
menilai siswa terhadap keterampilan berpikir
perubahan siswa dalam hal
pengetahuan dan penerapan konsep baru
kemampuannya Mendorong siswa √
melakukan evaluasi
kekurangan dan
kelebihan diri dalam
kegiatan pembelajaran
7. Tahap Siswa dapat Meluruskan √
Expantion menghubungkan pengetahuan siswa
konsep yang mereka tentang materi yang
pelajari dengan sedang dipelajari
konsep lain yang Menghubungkan √
213
sudah atau belum konsep yang dipelajari
mereka pelajari siswa saat itu dengan
konsep lain yang
sudah atau belum
siswa pelajari
Total 47
Rata-rata 3,13
Catatan Observer:
Masalah kedisiplinan waktu,perlu jadi catatan lebih. Tapi secara keseluruhan sudah
baik. Tetep semangat belajar!
Observer
NIK. 196906141997021005
214
Lampiran 12
UJI NORMALITAS
1. Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
215
Q 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652
H 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982
KK 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982
R 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982
W 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982
GG 47,22 0,808157376 0,790500004 0,785714286 0,004785719
G 50 1,044011343 0,851759929 0,833333333 0,018426596
S 50 1,044011343 0,851759929 0,833333333 0,018426596
K 52,77 1,279016915 0,89955445 0,857142857 0,042411593
B 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505
J 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505
PP 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505
Z 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505
L 58,33 1,75072485 0,960003342 0,976190476 0,016187135
NN 61,11 1,986578817 0,976515455 1 0,023484545
rata-rata 37,6942857
stdev 11.7869546
L hitung = 0,144
L tabel = 0,136
L hitung> L tabel, Data Tidak Normal
216
2. Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
217
NN 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691
L 47,22 1,101947333 0,864757716 0,85714286 0,007614858
T 47,22 1,101947333 0,864757716 0,85714286 0,007614858
C 50 1,375949869 0,915581423 0,9047619 0,010819518
KK 50 1,375949869 0,915581423 0,9047619 0,010819518
K 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722
N 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722
P 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722
OO 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722
rata-rata 36,03976
stdev 10.14589
L hitung = 0,134
L tabel = 0,136
L hitung< L tabel, Data Normal
218
3. Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen
219
H 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792
J 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792
O 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792
II 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792
EE 80,55 1,22875311 0,890417807 0,928571429 0,038153622
PP 80,55 1,22875311 0,890417807 0,928571429 0,038153622
B 83,33 1,44043767 0,925128194 1 0,074871806
LL 83,33 1,44043767 0,925128194 1 0,074871806
Q 88,88 1,86304535 0,968772057 1 0,031227943
rata-rata 64,4131
stdev 13.13275
L hitung = 0,074
L tabel = 0,136
L hitung < L tabel, Data Normal
220
4. Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol
221
PP 63,88 0,674300071 0,74993972 0,76190476 0,011965041
H 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688
N 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688
OO 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688
C 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266
Y 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266
BB 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266
L 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864
M 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864
KK 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864
I 77,77 1,847252855 0,967644749 1 0,032355251
rata-rata 55,895
stdev 11.84191
L hitung = 0,071
L tabel = 0,136
L hitung< L tabel, Data Normal
222
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS
1. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
EKSPERIMEN KONTROL
22,22 16,66
22,22 19,44
22,22 19,44
22,22 22,22
22,22 22,22
22,22 25
22,22 27,77
25 27,77
25 27,77
27,77 27,77
27,77 27,77
27,77 27,77
30,55 30,55
30,55 30,55
30,55 30,55
33,33 30,55
33,33 30,55
33,33 30,55
33,33 33,33
33,33 33,33
33,33 36,11
36,11 36,11
38,88 36,11
41,66 38,88
41,66 38,88
41,66 38,88
41,66 38,88
41,66 38,88
44,44 41,66
44,44 44,44
44,44 44,44
44,44 44,44
47,22 44,44
50 44,44
50 47,22
52,77 47,22
55,55 50
55,55 50
55,55 52,77
55,55 52,77
223
58,33 52,77
61,11 52,77
EKSPERIMEN KONTROL
33,33 22,22
41,66 33,33
41,66 38,88
41,66 41,66
44,44 41,66
47,22 44,44
50 44,44
50 44,44
52,77 47,22
52,77 47,22
58,33 47,22
58,33 47,22
61,11 50
61,11 50
61,11 50
61,11 50
63,88 52,77
63,88 52,77
63,88 55,55
63,88 55,55
63,88 55,55
66,66 55,55
66,66 58,33
66,66 58,33
66,66 61,11
69,44 61,11
69,44 61,11
224
69,44 61,66
72,22 63,88
72,22 63,88
72,22 63,88
75 63,88
75 66,66
77,77 66,66
77,77 66,66
77,77 69,44
77,77 69,44
80,55 69,44
80,55 72,22
83,33 72,22
83,33 72,22
88,88 77,77
225
Lampiran 14. Hasil Hipotesis Pretest Menggunakan Uji Mann-Whitney
NPar Tests
Notes
Output Created
01-MAR-2016 14:33:26
Comments
NPAR TESTS
/M-W= pretest BY kelas(1 2)
/STATISTICS=DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Mann-Whitney Test
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
pretest 1,00 42 43,92 1844,50
2,00 42 41,08 1725,50
Total 84
226
a
Test Statistics
pretest
Mann-Whitney U
822,500
Wilcoxon W
1725,500
Z
-,534
227
Lampiran 15. Hasil Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis
NPar Tests
Notes
Output Created 20-APR-2016 02:46:36
Comments
Input Data D:\skripsi\perhitungan
SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 1
pretest.sav
Active Dataset DataSet4
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/M-W= nilai BY kelas(1 2)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.01
a
Number of Cases Allowed 112347
a. Based on availability of workspace memory.
Mann-Whitney Test
Ranks
jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai kontrol 42 37.64 1581.00
eksperimen 42 47.36 1989.00
Total 84
a
Test Statistics
nilai
Mann-Whitney U 678.000
Wilcoxon W 1581.000
Z -1.859
Asymp. Sig. (2-tailed) .063
a. Grouping Variable: jeniskelas
NPar Tests
Notes
Output Created 20-APR-2016 02:47:57
Comments
Input Data D:\skripsi\perhitungan
SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 2
pretest.sav
228
Active Dataset DataSet5
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/M-W= nilai BY kelas(1 2)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.01
a
Number of Cases Allowed 112347
a. Based on availability of workspace memory.
Mann-Whitney Test
Ranks
jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai kontrol 42 42.54 1786.50
eksperimen 42 42.46 1783.50
Total 84
a
Test Statistics
nilai
Mann-Whitney U 880.500
Wilcoxon W 1783.500
Z -.014
Asymp. Sig. (2-tailed) .989
a. Grouping Variable: jeniskelas
NPar Tests
Notes
Output Created 20-APR-2016 02:49:55
Comments
Input Data D:\skripsi\perhitungan
SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3
pretest.sav
Active Dataset DataSet6
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
86
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
229
Syntax NPAR TESTS
/M-W= nilai BY kelas(1 2)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.04
a
Number of Cases Allowed 112347
a. Based on availability of workspace memory.
Mann-Whitney Test
Ranks
jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai kontrol 42 44.07 1851.00
eksperimen 42 40.93 1719.00
Total 84
a
Test Statistics
nilai
Mann-Whitney U 816.000
Wilcoxon W 1719.000
Z -.602
Asymp. Sig. (2-tailed) .547
a. Grouping Variable: jeniskelas
NPar Tests
Notes
Output Created 20-APR-2016 02:52:22
Comments
Input Data D:\skripsi\perhitungan
SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 4
pretest.sav
Active Dataset DataSet7
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
85
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/M-W= nilai BY kelas(1 2)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.04
a
Number of Cases Allowed 112347
a. Based on availability of workspace memory.
230
[DataSet7] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 4
pretest.sav
Mann-Whitney Test
Ranks
jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kontrol 42 41.94 1761.50
eksperimen 42 43.06 1808.50
Total 84
a
Test Statistics
nilai
Mann-Whitney U 858.500
Wilcoxon W 1761.500
Z -.221
Asymp. Sig. (2-tailed) .825
a. Grouping Variable: jeniskelas
NPar Tests
Notes
Output Created 20-APR-2016 02:54:58
Comments
Input Active Dataset DataSet8
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
87
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all
cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/M-W= nilai BY kelas(1 2)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.00
a
Number of Cases Allowed 112347
a. Based on availability of workspace memory.
Mann-Whitney Test
Ranks
jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kontrol 42 44.58 1872.50
eksperimen 42 40.42 1697.50
Total 84
231
a
Test Statistics
nilai
Mann-Whitney U 794.500
Wilcoxon W 1697.500
Z -.829
Asymp. Sig. (2-tailed) .407
a. Grouping Variable: jeniskelas
SAVE OUTFILE='D:\skripsi\perhitungan
SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 5 pretest.sav'
/COMPRESSED.
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet9 WINDOW=FRONT
232
Lampiran 16. Hasil Hipotesis Postest Menggunakan Uji T
No Y1 Y2 Y12 Y22
1. 33,33 22,22 1110,8889 493,7284
2. 41,66 33,33 1735,5556 1110,8889
3. 41,66 38,88 1735,5556 1511,6544
4. 41,66 41,66 1735,5556 1735,5556
5. 44,44 41,66 1974,9136 1735,5556
6. 47,22 44,44 2229,7284 1974,9136
7. 50 44,44 2500 1974,9136
8. 50 44,44 2500 1974,9136
9. 52,77 47,22 2784,6729 2229,7284
10. 52,77 47,22 2784,6729 2229,7284
11. 58,33 47,22 3402,3889 2229,7284
12. 58,33 47,22 3402,3889 2229,7284
13. 61,11 50 3734,4321 2500
14. 61,11 50 3734,4321 2500
15. 61,11 50 3734,4321 2500
16. 61,11 50 3734,4321 2500
17. 63,88 52,77 4080,6544 2784,6729
18. 63,88 52,77 4080,6544 2784,6729
19. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025
20. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025
21. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025
22. 66,66 55,55 4443,5556 3085,8025
23. 66,66 58,33 4443,5556 3402,3889
24. 66,66 58,33 4443,5556 3402,3889
25. 66,66 61,11 4443,5556 3734,4321
26. 69,44 61,11 4821,9136 3734,4321
27. 69,44 61,11 4821,9136 3734,4321
28. 69,44 61,66 4821,9136 3801,9556
29. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544
30. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544
31. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544
32. 75 63,88 5625 4080,6544
33. 75 66,66 5625 4443,5556
34. 77,77 66,66 6048,1729 4443,5556
35. 77,77 66,66 6048,1729 4443,5556
36. 77,77 69,44 6048,1729 4821,9136
37. 77,77 69,44 6048,1729 4821,9136
233
38. 80,55 69,44 6488,3025 4821,9136
39. 80,55 72,22 6488,3025 5215,7284
40. 83,33 72,22 6943,8889 5215,7284
41. 83,33 72,22 6943,8889 5215,7284
42. 88,88 77,77 7899,6544 6048,1729
jumlah 2705,35 2347,59 181331,1989 136968,0061
rata-
rata 64,41309524 55,895 4317,409498 3261,143002
n1 = 42, n2 = 42
Ʃ Y1 = 2705,35 Ʃ Y2 = 2347,59
2
Ʃ Y1 = 181331,199 Ʃ Y22 = 136968,006
ȳ1 = = 64,413 ȳ2 = = 55,895
Sgab = √ =√ = 12,5
Thit = = = = 3,047
√ √
234
207
Lampiran 17.Hasil Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis
T-Test
Notes
[DataSet9]
235
Group Statistics
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
236
/CRITERIA=CI(.95).
T-Test
Notes
[DataSet10]
237
Group Statistics
238
T-Test
Notes
239
[DataSet11] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3 postest.sav
Group Statistics
240
T-Test
Notes
241
[DataSet12]
Group Statistics
242
Lower Upper
243
Cases Used Statistics for each analysis are based on the
cases with no missing or out-of-range data
for any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=nilai
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00.00
[DataSet13]
Group Statistics
244
Independent Samples Test
245
Lampiran 18
Dosen
No Referensi Pembimbing
I II
BAB I
1. Peraturan Pemerintah Nomer 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar
dan Menengah, h. 4.
2. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
159.
3. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan
Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011, h. 3.
4. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan
Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011, h. 3-4.
5. Permen 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) Bab IV No (1), 2005, h.167.
6. Robert H Ennis, Critical Thinking, Prentice Hall,
(USA: University of Illinois, 1995), p. xvii
7. Nizarwati dkk, “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme Untuk
Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri
Siswa Kelas X SMA”, Jurnal pendidikan
Matematika volume 3 no.2, 2009, hal. 58.
8. Nuryani Y Rustaman, Konstruktivisme dan
Pembelajaran Biologi, Makalah, Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2000, h. 8.
243
9. Wawan Sutrisno dkk, Pengaruh Model Learning
Cycle 7e Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional IX,
Pendidikan Biologi FKIP UNS, h. 186.
BAB II
1. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris
Indonesia an English-Indonesian Dictionary,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003). p.
352.
2. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris
Indonesia an English-Indonesian Dictionary,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003). p.162.
3. Aditya Rahman, Implementasi Model Pembelajaran
Learning Cycle 7E Sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK 2
Pengasih, Skripsi pada Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 4, tidak
dipublikasikan.
4. Ngatiatul Mabsuthoh, “Pengaruh Model
Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil
Belajar Fisika Pada Konsep Massa Jenis”, Skripsi
pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2001, h. 19, tidak
dipublikasikan.
5. Anton E.Lawson, “Using The Learning Cycle To
Teach Biology Concepts And Reasoning Patterns”,
Journal of Biology Education, 2001, p.168.
6. Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the
Learning Cycle, Incorporating trade books helps
plan inquiry-learning experiences. Methods and
Strategies: Ideas and techniques to enhance your
science teaching, 2014, p. 48,
(www.teachersource.com).
7. Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A
proposed 7E model emphasizes “transfer of
learning”and the importance of eliciting prior
understanding, National Science Teachers
Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70,
No. 6, 2003, p. 56-57
8. Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning
Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan
Biologi FKP UNS, 2012, h.186.
9. A.A. Sri Dwi Indriyanthi, “Pengaruh Model Siklus
Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep Fisika
dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, h. 5-6.
244
10. Hartono, “Learning Cycle 7E Model To Increase
Student’s Critical Thinking on Science”, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, p.60.
11. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika
Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas
X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada
Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 24, tidak
dipublikasikan.
12. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika
Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas
X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada
Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 25, tidak
dipublikasikan.
13. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 117.
14. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h.3.
15. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h. 44.
16. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,
(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2011), h. 3.
17. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan
Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), h. 31.
18. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), h. 20
19. Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model
Pembelajaran (Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks,
2012), h.111.
20. Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model
Pembelajaran (Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks,
2012), h.119.
21. Robert H Ennis, Critical Thinking, Prentice Hall,
(USA: University of Illinois, 1995), p. xvii
22. Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder,
Teaching Critical Thinking and Problem Solving
Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon
245
Journal, 2008, p. 90.
23. M. Adi Gunawan, Genius Learning Strategy
(Petunjuk Pratiks Untuk Menerapkan Accelerated
Learning), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2006), h. 177.
24. MM Chabeli, ”High Order Thinking Skills
Competencies Reaquired By Outcomes-Base
Education From Learners”, Research Article
University of Johannesburg, 2006, p. 80.
25. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2011), h. 118.
26. Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder,
Teaching Critical Thinking and Problem Solving
Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon
Journal, 2008, p. 91.
27. Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta:
Erlangga, 2009), h.4.
28. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta:
Erlangga, 2009), h.3
29. Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy.
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.
177-178.
30. Robert H Ennis, The Nature of Critical Thinking:
An Outline of Critical Thinking Disposition And
Abilities, University of Illinois. 2011, p.2
31. Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Terj.
Dari Critical Thinking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, Jakarta: Erlangga, 2008, h.22.
32. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,
Printice Hall, 1996), h. 5
33. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
24.
34. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
22.
35. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,
Printice Hall, 1996), h. 57.
246
36. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
80-81.
37. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
82.
38. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,
Printice Hall, 1996), h. 74.
39. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
102.
40. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,
Printice Hall, 1996), h. 6
41. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
106
42. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
142
43. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
166.
44. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,
Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 78
45. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet.
1, h.177.
46. Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin
Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h.
64
47. H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009),
h. 101.
48. Irnaningtyas. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam. (Jakarta: Erlangga, 2014),
h. 371-377.
247
49. Diah Aryulina, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2
SMA dan MA untuk kelas XI. (Jakarta: Esis, 2007),
h. 266-271.
50. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan
Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011.
51. Aryani Novianti, “Pengaruh Model Pembelajaran
Learning Cycle Terhadap Keterampilan Berfikir
Kritis Siswa”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2012.
52. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika
Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas
X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada
Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Yogyakarta, 2013
BAB III
1. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan
(Kuantitatif-Kualitatif), (Jakarta: Rajawali Press,
2007), h. 28.
2. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.207.
3. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung; Alfabeta,2012), h.116.
4. Wiratna Sujarwenidan Poly Endrayanto, Statistik
Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
13.
5. Wiratna Sujarwenidan Poly Endrayanto, Statistik
Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
13.
6. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 254.
7. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung; Alfabeta,2012), h. 124.
8. Lampiran 3. Lembar Observasi Pra-penelitian
248
10. Lampiran 5. Kisi-kisi Intrumen Penelitian
249
2. Lampiran 9. Hasil Pretest Keterampilan Berpikir
Kritis Kelompok Kontrol dan Eksperimen
250
17. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,
Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh
Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
139.
18. Ni Putu Sri Ratna Dewi, “Pengaruh Model Siklus
Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1
Sawan”, Artikel Tesis Program Studi Pendidikan
IPA Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 2012, h. 13.
19. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,
Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 51.
Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
251