Anda di halaman 1dari 202

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA


MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata 1 (S1)

Oleh:
Nidaa
11150162000026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ABSTRAK
Nidaa, NIM 11150162000026. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Higher Order Thinking Skills (HOTS) rendah pada peserta didik disebabkan
oleh kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan pendidik dalam
kegiatan belajar mengajar, sedangkan HOTS adalah salah satu kemampuan yang
dibutuhkan pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran Discovery Learning terhadap HOTS pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 12 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian
nonequivalent control grup design dimana dalam peneletian ini menggunakan 2
kelas berbeda, kelas eksperimen berfungsi untuk melihat adanya pengaruh dan
kelas lainnya berfungsi sebagai kelas kontrol. Adapun pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 38
peserta didik di masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel pada
kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Data diperoleh dari
instrumen soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) pilihan ganda sebanyak 30
soal. Hasil Uji Hipotesis posttest menggunakan uji-t menunjukkan adanya
penolakan H0 dan penerimaan H1 dengan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0.016 < α (0.05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh model pembelajaran
Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Model pembelajaran Discovery
learning dapat melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.

Kata Kunci : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Higher Order


Thinking Skills, Model Discovery Learning, ,

i
ABSTRACT
Nidaa, NIM 11150162000026. The Effect of Discovery Learning Model on
Higher Order Thinking Skills Factors Affecting the Rate of Reaction. Skripsi.
Chemistry Education Studies Program, Department of Science Education, Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) is low in student due to the lack of
variation in the learning model applied by educators in teaching and learning
activities, while HOTS is one of the abilities needed in this time. This study aimed
to know the effect of Discovery Learning Model on Higher Order Thinking Skills
(HOTS) in the factors affecting the rate of reaction material. This study conducted
at Islamic Senior High School 12 Jakarta in odd semester of academic year
2019/2020. Research method was quasi experiment and design research was
nonequivalent control group design where in this study using 2 different classes,
the experimental class functions to see the effect and the other class functions as a
control class. Sampling used purposive sampling with a sample size of 38 in each
experimental class and control class. Experimental class used Discovery Learning
Model and control class used conventional teaching method. Data were obtained
from 30 multiple choice Higher Order Thinking Skills (HOTS) questions
instruments. The results of the posttest hypothesis tested using t-test showed the
rejaction of H0 and H1 acceptance because of the Sig. 2-tailed obtained by 0.016 <
α (0.05). The results showed that: There is an influence of the Discovery Learning
learning model on Higher Order Thinking Skills (HOTS) on the material factors
that influence the reaction rate. Discovery Learning Model can train Higher Order
Thinking Skills (HOTS) on students.

Keyword : Discovery Learning Model, Factors Affecting the Rate of Reaction,


Higher Order Thinking Skills.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya, dan semoga kita selaku umatnya mendapatkan syafa’at-Nya di hari
akhir kelak. Aamiin.
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi” ini dibuat untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Strata Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini tak lupa penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, dan semangat
selama penulis menyusun skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberkahi
dan merahmati bapak. Aamiin.
4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, dan semangat

iii
selama penulis menyusun skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberkahi
dan merahmati ibu. Aamiin.
5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator instrumen yang telah memberikan
kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan ilmu yang telah
diberikan. Aamiin.
6. Rizky Nur Sholihat, M.Pd., selaku validator instrumen yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi. Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan ilmu
yang telah diberikan.Aamiin.
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis mengenyam pendidikan.
8. Dinar Inayah, S.Pd., selaku wakil kepala MAN 12 Jakarta bidang kurikulum
sekaligus guru kimia kelas XI MAN 12 Jakarta yang telah mengizinkan
serta mendukung penulis untuk melakukan penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu (Drs. H. Zainuddin, S.Pd.I dan Dra. Hj. Hanan) yang selalu
mendukung penulis secara moril dan materil dan adik perempuan penulis
(Wardatul Jannah, Fatimah Az-zahra, dan ‘Aisyah Naura) yang telah
menyemangati penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah
selalu merahmati dan memberkahi keluarga penulis. Aamiin.
10. Guru MAN 12 Jakarta yang telah memberikan dukungan kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat yang menemani penulis selama perkuliahan Ainun Nisa, Asrani
Harahap, Fatmah Hapirotul Adawiyah, Firda Aulia, Fitri Nurlaelah, Eka
Kharismayuni, Kiki Zakiah, Umi Khoerunnisa, dan Rifqoh Nur Afifah
Zaen yang selalu menemani, menjadi tempat berbagi, memotivasi, dan
berjuang jauh sebelum sebelum penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat kecil penulis yaitu Jabal Thoriq dan Nur Fadillah yang selalu
memotivasi, tempat berbagi dan menyemangati penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.

iv
13. Sahabat Islamic Youthcare Indonesia yang selalu memotivasi, tempat
berbagi dan menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat Qolbun Salim yang telah penulis anggap sebagai keluarga kedua
yang selalu memotivasi, tempat berbagi, menasihati dan menyemangati
penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman Pendidikan Kimia Kelas A angkatan 2015 yang saling
memberikan dukungan dan memberikan motivasi.
16. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Luki yang saling
memberikan dukungan, memberikan motivasi, serta berbagi kesabaran.
17. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
proses tersusunnya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak
yang telah membantu, menyemangati, dan menasihati penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan masukan berupa kritik
dan saran bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak sehingga dapat
bernilai ibadah di hadapan Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 13 Januari 2020

Nidaa
NIM. 11150162000026

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI & PENGAJUAN HIPOTESIS.................................. 8
A. Kajian Teori ............................................................................................ 8
1. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ............................................ 8
2. Model pembelajaran ...................................................................... 17
3. Laju Reaksi .................................................................................... 24
B. Penelitian Relevan ................................................................................ 27
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 30
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 34
B. Metode Penelitian ................................................................................. 34
C. Desain Penelitian .................................................................................. 34
D. Prosedur Penelitian ............................................................................... 35
1. Pra Penelitian ................................................................................. 35
2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 36
3. Pasca Pelaksanaan ......................................................................... 36

vi
E. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 38
1. Populasi ......................................................................................... 38
2. Sampel ........................................................................................... 38
F. Variabel Penelitian ............................................................................... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
a. Tes ................................................................................................. 39
H. Instrumen Penelitian ............................................................................. 39
1. Tes Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills pada Materi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ........................... 39
I. Pengujian Instrumen ............................................................................. 41
1. Uji Validitas................................................................................... 41
2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 41
3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 42
4. Daya Pembeda ............................................................................... 43
J. Teknik Analisis Data ........................................................................... 44
1. Uji Prasyarat .................................................................................. 44
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 45
K. Hipotesis Statistik ................................................................................. 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................. Error! Bookmark not defined.
A. Hasil Penelitian ...................................... Error! Bookmark not defined.
1. Sebaran Data Tes ............................ Error! Bookmark not defined.
2. Data Hasil Tes Berdasarkan Aspek Berpikir HOTS .............. Error!
Bookmark not defined.
3. Data Hasil Lembar Kerja Peserta Didik ....... Error! Bookmark not
defined.
4. Hasil Analisis Data ......................... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan ........................................... Error! Bookmark not defined.
1. Indikator HOTS Teori Susan M. Brookhart . Error! Bookmark not
defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
A. Kesimpulan ........................................................................................... 48
B. Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49

vii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tujuan dan Aktivitas pembelajaran ..................................................... 12


Tabel 3. 1 Desain Penelitian ................................................................................. 35
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills................. 40
Tabel 3. 3 Kategori Reliabilitas ............................................................................ 42
Tabel 3. 4 Taraf Kesukaran .................................................................................. 43
Tabel 3. 5 Kategori Nilai Keberhasilan Peserta Didik ......................................... 46
Tabel 4. 1 Sebaran Data Hasil Penelitian .............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Persentase (%) Indikator Aspek Berpikir HOTS Hasil Pretest ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Persentase (%) Indikator Aspek Berpikir HOTS Hasil Posttest . Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Persentase (%) Indikator Aspek Berpikir HOTS Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 5 Data Uji Normalitas Sampel Pretest .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Data Uji Homogenitas Sampel Pretest . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 7 Data Uji Independet Sample T-Test Pretest ....... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 8 Data Uji Normalitas Data Analisis Posttest ....... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 9 Data Uji Homogenitas Data Analisis Posttest.... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 10 Data Uji Independet Sample T-Test Posttest .... Error! Bookmark not
defined.

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 2 Bagan Kerangkar Berpikir .............................................................. 32
Gambar 3. 1 Alur Tahapan Model Discovery Learning Kimia ........................... 37
Gambar 4. 1 Persentase Indikator Menganalisis .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Persentase Indikator Pemecahan Masalah ..... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. 3 Persentase Indikator HOTS pada LKPD ....... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. 4 Persentase Indikator Penalaran dan Logika ... Error! Bookmark not
defined.

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis KD dan IndikatorAnalisis KD dan Indikator
Pembelajaran ............................................................................... 56
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ................................................................ 70
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik ........................................................ 90
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS) 109
Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Tes ..................................................... 139
Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest Higher Order Thinking Skills (HOTS)
................................................................................................... 141
Lampiran 7. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........ 150
Lampiran 8. Descriptive Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 151
Lampiran 9. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 152
Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji-t Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 156
Lampiran 11. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 157
Lampiran 12. Descriptive Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 158
Lampiran 13. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 159
Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji-t Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 163
Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi ............................ 164

xi
Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 165
Lampiran 17. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 166
Lampiran 18. Uji Refrensi ................................................................................ 168

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu pilar peradaban, melalui pendidikan suatu
negara akan maju dan berkembang menjadi lebih baik. Itu artinya pendidikan
merupakan kunci untuk meningkatkan mutu suatu bangsa. Seiring memasuki
abad 21, perkembangan sains dan teknologi berkembang begitu pesat. Dimana
salah satu prinsip utama proses pembelajaran sains dan teknologi adalah
dengan memberikan pengajaran yang dapat melatih peserta didik terbiasa
komunikatif dalam berbahasa, berpikir logis, sistematis dan kreatif
(Kemendikbud, 2014, hal. 43).
Maka dengan demikian kurikulum pembelajaran sains dan teknologi
perlu dikembangkan untuk memberikan pendidikan yang sesuai agar peserta
didik aktif berpendapat dan dapat berpikir logis, sistematis, dan kreatif secara
mandiri. Pemerintah menerapkan kurikulum 2013 dalam rangka meningkatkan
kualitas peserta didik yang dapat berpotensi menghadapi tantangan di masa
mendatang. Harapan tersebut dapat diwujudkan dengan mengubah pola pikir
peserta didik dari sistem pembelajaran teacher centre menjadi student centre
dengan pendekatan saintifik untuk membangun kemampuan berpikir kritis,
kreatif, pemecahan masalah, kemampuan mengambil keputusan, dan
kemampuan berargumen pada peserta didik. Kemampuan mengambil
keputusan, berpikir kritis, pemecahan masalah, kemampuan berargumen pada,
dan kreatif peserta didik merupakan bagian dari Higher Order Thinking Skills
(HOTS) (Winarni, 2019).
Peningkatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada
dasarnya dapat dilakukan pendidik dengan beberapa kegiatan. Kegiatan
tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan media pembelajaran,
menerapkan model pembelajaran, dan menggunakan instrumen soal Higher
Order Thinking Skills (HOTS) (Sari & Pradita, 2018). Melalui pembelajaran
HOTS peserta didik menjadi terbiasa menyampaikan suatu gagasan lebih jelas,
berpendapat dengan baik, memecahkan masalah dengan mandiri, mengaitkan

1
2

ilmu sebelumnya, berhipotesis, dan dapat memahami hal-hal yang bersifat


kompleks dengan mudah (Widodo & Kadarwati, 2013).
(Brookhart, 2010, hal. 4-7) yang berpegangan pada teori taksonomi
bloom dan anderson dan krathwohl mendefinisikan Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada 3 kategori. Pertama adalah HOTS sebagai media transfer
ilmu pengetahuan artinya pembelajaran mengharuskan peserta didik tidak
hanya untuk mengingat tetapi juga memahami dan mengaplikasikan apa yang
telah mereka pelajari. Kedua adalah kategori berpikir kritis yaitu kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan kritik yang beralasan. Ketiga adalah kategori
pemecahan masalah, dalam hal ini peserta didik dapat memecahkan masalah
sesuai tujuan yang akan dicapai, dan selanjutnya dapat menemukan solusi yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses pembelajaran di Indonesia pada umumnya kurang menekankan
pada aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS). (Millah, 2015)
mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
Indonesia pada umumnya kurang berorientasi pada peserta didik. Dalam hal
ini, pendidik kurang memvariasikan model pembelajaran yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD). Padahal salah satu penyebab rendahnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi ialah kurangnya variasi model pembelajaran yang
digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran yang tepat
dapat membantu peserta didik memiliki self efficacy yang tinggi, kenyamanan
dalam kegiatan belajar, dan terbiasa dengan kegiatan yang nantinya dapat
berguna dalam dunia pekerjaan (Gantasala & Gantasala, 2009).
Berberapa model pembelajaran ditawarkan dalam kurikulum 2013.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan
konstruktivisme diyakini dapat membantu peserta didik belajar lebih efektif
karena pada proses pembelajarannya peserta didik membangun
pengetahuannya secara mandiri. Salah satu model pembelajaran yang dibuat
berdasarkan teori konstruktivisme adalah model pembelajaran Discovery
Learning (Kyariazis, Psycharis, & Korres, 2009). Model pembelajaran
Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang berfokus pada
3

materi dengan contoh spesifik didik agar peserta didik terlibat aktif dan
termotivasi (Eggen & kauchak, 2012, hal. 177).
Model pembelajaran Discovery Learning memiliki enam tahapan
pembelajaran, yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, verifikasi dan generalisasi (Sinambela, 2017). Pada tahap
identifikasi masalah, peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah. Selanjutnya di tahap pengumpulan data dan
pemrosesan data, peserta didik bekerja bersama dengan kelompoknya untuk
mengumpulkan informasi dan membuatnya kedalam bentuk hipotesis.
Kemudian pada tahap verifikasi, peserta didik dituntut untuk dapat
membuktikan kebenaran hipotesis mereka. Pada tahap akhir yaitu generalisasi,
peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan dari keseluruhan proses
belajar yang telah dilakukan. Dalam jurnal (Nurcahyo, Agung, & Djono, 2018)
dan (Rahman, 2017) mengatakan bahwa tahapan kegiatan pada model
pembelajaran Discovery Learning tersebut dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif dan kritis. Oleh karena itu setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan model Discovery Learning, peserta didik
diharapkan dapat menerapkannya pada masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan Higher Order Thinking
Skills (HOTS) ialah mata pelajaran kimia. Menurut (Yakina, Kurniati, &
Fadhilah, 2017) peserta didik menganggap kimia sebagai mata pelajaran yang
kurang menarik, faktornya ialah mata pelajaran kimia banyak mempelajari
mengenai istilah, konsep, dan perhitungan. Mata pelajaran kimia termasuk
kedalam suatu konsep yang abstrak dan kompleks sehingga peserta didik
merasa kesulitan dalam mempelajarinya (Marsita, Priatmoko, & Kusuma,
2010).
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Wartono, et al., 2018)
mengungkapkan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.
Model pembelajaran Discovery Learning juga memiliki kemampuan dalam
4

merekonstruksi pengetahuan ilmiah peserta didik pada kehidupan nyata. Oleh


karena itu penggunaan model pembelajaran Discovery Learning sangat mampu
untuk meningkatkan HOTS.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 12 Jakarta diketahui bahwa model pembelajaran yang
biasa digunakan pendidik MAN 12 Jakarta pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu model diskusi terbimbing. Padahal untuk
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pendidik dapat
memvariasikan model pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi Dasar
(KD) yang telah disediakan. Rendahnya kemampuan peserta didik tersebut
disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang belum dapat
memberikan fasilitas mendukung untuk melatih Higher Order Thinking Skills
(HOTS) pada peserta didik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi karena pada materi tersebut memiliki Kompetensi
Dasar (KD) yang sesuai dengan model pembelajaran Discovery Learning yaitu
berbasis penemuan. Permasalahan mengenai rendahnya Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik diharapkan dapat teratasi melalui
model pembelajaran Discovery Learning.
Berdasarkan latar belakang, peneliti beranggapan bahwa model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada peserta didik. Ada beberapa penelitian relevan mengenai
model pembelajaran Discovery Learning dan Higher Order Thinking Skills
(HOTS), diantaranya ialah penelitian yang dilakukan oleh (Rudibyani &
Perdana, 2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Enhancing Higher- Order
Thinking Skills Using Discovery Learning Model’s on Acid- Base pH
Material” pada tahun 2018 dan penelitian yang dilakukan oleh (Riandari,
Susanti, & Suratmi, 2018) dalam jurnalnya yang berjudul “The Influence of
Discovery Learning Model Application to the Higher Order Thinking Skills
Student of Srijaya Negara Senior High School Palembang on the Animal
Kingdom Subject Matter” keduanya menyatakan adanya pengaruh positif
5

penggunaan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan


Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik, namun belum ada
penelitian yang menggunakan instrumen soal pilihan ganda tipe Higher Order
Thinking Skills (HOTS) teori Susan M.Brookhart. Indikator Higher Order
thinking Skills (HOTS) menggunakan teori Susan M.brokhart memiliki
penilaian indikator HOTS terbaru dengan berlandaskan teori taksonomi Bloom
dan Anderson & Krathwohl. Oleh karena itu, Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery
Learning terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi, sehingga apabila diteliti lebih lanjut
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) pada peserta didik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti
sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills
pada materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah
menjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat di abad 21 menuntut
peserta didik untuk terbiasa berpikir kritis, kreatif, pemecahab masalah,
mengambil keputusan dan berargumen.
2. Peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari materi kimia.
3. Pendidik kurang menekankan pembelajaran pada Higher Order Thinking
Skills (HOTS) .
4. Pendidik MAN 12 Jakarta kurang memvariasikan model pembelajaran pada
kegiatan belajar mengajar.
5. Proses pembelajaran di Indonesia pada umumnya kurang berorientasi pada
peserta didik.
6

C. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan yang sudah diuraikan, peneliti membatasi masalah
kepada beberapa hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Discovery
Learning.
2. Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
3. Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi menggunakan teori Susan M.
Brookhart meliputi 3 indikator yaitu, pemecahan masalah, menganalisis,
dan penalaran dan logika.
4. Tipe soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada indikator pemecahan masalah, menganalisis, dan
penalaran dan logika.
D. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap
Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
adalah “Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery Learning
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.”
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi semua pihak, antara
lain:
1. Bagi sekolah, sebagai masukan sekolah untuk dapat mengembangkan
pembelajaran kimia yang lebih menarik.
2. Bagi Pendidik, sebagai masukan untuk menjadikan model pembelajaran
Discovery Learning sebagai model pembelajaran alternatif untuk
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.
7

3. Bagi peserta didik, dapat membantu meningkatkan keaktifan dan Higher


Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada materi kimia.
4. Bagi peneliti, untuk masukan dalam pengembangan penelitian tentang
pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI & PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Higher Order Thinking Skills (HOTS)
a. Pengertian Berpikir
Menurut Iskandar : 2009 berpikir adalah kegiatan penalaran yang
bersifat refleks, kreatif, dan kritis, yang merupakan bagian dari suatu
proses intelektual yang berkaitan dengan pembentukkan konsep, analisis,
aplikasi, menilai, komunikasi, dan refleksi (Nurhayati & Angraeni, 2017).
Dalam jurnalnya (Hayon, Wariani, & Bria, 2017) mengatakan bahwa
berpikir adalah suatu kegiatan psikis yang intens terhadap suatu masalah
dengan cara menghubungkan persoalan yang lalu dengan persoalan yang
saat ini sedang dihadapi sehingga menemukan jalan keluar atas
permasalahan yang sedang dihadapi. Kemudian (Irmawati, Supriyati, &
Suseno, 2018) mengatakan bahwa berpikir merupakan sebuah keputusan
untuk menyelesaikan masalah, dimana proses berpikir membutuhkan
pemikiran yang mendalam untuk memahami sesuatu, kemampuan berpikir
terdiri dari empat tingkatan yaitu menghafal, dasar, kritis, dan kreatif.
Kemampuan berpikir menurut (Behl & Ferreira, 2014) merupakan
kemampuan seseorang untuk memikirkan sesuatu yang kompleks,
sehingga kemampuan berpikir merupakan kegiatan berpikir seseorang
mengenai hal kompleks yang bukan saja dipahami secara satuan tetapi
dipahami secara menyeluruh. Lawson : 2002 juga menjelaskan bahwa
kemampuan berpikir sangat penting untuk menggambarkan dan
menjelaskan sesuatu. Kemampuan berpikir dapat digolongkan beberapa
hal sebagai berikut: (Nurhayati & Angraeni, 2017)
1) Penggambaran fenomena
2) Mengajukan pertanyaan setelah melihat fenomena
3) Membuat hipotesis sementara mengenai fenomena yang dilihat
4) Memiliki prediksi

8
9

5) Melakukan perencanaan untuk melakukan eksperimen untuk menguji


hipotesis dan prediksi
6) Mengumpulkan data
7) Menyimpulkan hasil eksperimen yang telah dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang
dihadapi dengan memahami, menghubungkan, dan mengembangkan
gagasan-gagasan dari informasi yang didapat sebelumnya dengan
permasalahan yang sedang dihadapi.
b. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Menurut (Annuru, Johan, & Ali, 2017) Higher Order Thinking Skills
(HOTS) merupakan kegiatan yang dapat melatih kognitif peserta didik,
dimana peserta didik dapat menguhubungkan fakta dan ide dalam proses
analisis, evaluasi, menilai, dan mencipta. (Fakhomah & Utami, 2019)
mengatakan bahwa HOTS adalah tingkatan berpikir lebih tinggi
dibandingkan dengan menghafal atau mengulang kembali informasi,
sedangkan kegiatan bealajar Lower Order Thinking Skills (LOTS) masih
sangat bergantung pada pendidik saat proses belajar mengajar. Kemudian
(Hayon, Wariani, & Bria, 2017) mengemukakan bahwa Higher Order
Thinking Skills (HOTS) merupakan proses berpikir seseorang dengan cara
menghubungkan informasi yang lalu dengan informasi yang didapat,
informasi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
melibatkan proses analisis, evaluasi, dan mencipta. Pada tahap ini
seseorang secara aktif mencari dan menghubungkan informasi satu dengan
lainnya sehingga daya kreativitas, inovatif, dan kritis dapat meningkat.
(Stasz et al, 1990) mengemukakan perkembangan HOTS pada peserta
didik ditandai dengan adanya: Kolaborasi, keingintahuan tinggi, bersikap
mandiri, tidak takut akan kegagalan, memiliki usaha yang tinggi, dan dapat
menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. (Irmawati,
Supriyati, & Suseno, 2018). Dapat disimpulkan bahwa HOTS merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memecahkan masalah dengan
10

mengaitkan ide, gagasan, dan fakta-fakta dari informasi didapat


sebelumnya melalui proses analisis, evaluasi, dan mencipta disertai rasa
ingin tahu yang tinggi, sehingga seseorang bukan saja menemukan solusi
dari masalah yang dihadapi tetapi dapat mengaplikasikan keilmuannya
dalam kehidupan sehari-hari.
(Haryati, Manurung, & Gultom, 2017) mengatakan bahwa Higher
Order Thinking Skills (HOTS) memiliki beberapa aspek diantaranya,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Aspek keterampilan berpikir
tersebut termasuk kedalam tingkatan 3 level terakhir tingkatan berpikir,
dimana C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) adalah
sebagai berikut: (Anderson & Krathwol, 2014, hal. 120)
1) C4 (Menganalisis), proses ini peserta didik memecah masalah menjadi
bagian-bagian kecil lalu dikaitkan antara 1 dengan lainnya, proses
tersebut sudah meliputi kegiatan (C1) mengetahui, (C2) memahami,
dan (C3) menerapkan.
2) C5 (Mengevaluasi), proses ini dapat diartikan sebagai keputusan yang
dihasilkan melalui kriteria-kriteria yang sudah ditentukan, kegiatan
evaluasi ini meliputi kegiatan mengkritik dan memastikan suatu
permasalahan.
3) C6 (Mencipta), mencipta merupakan kegiatan yang memiliki nilai
kognitif sangat tinggi karena pada proses ini peserta didik menyusun
elemen-elemen yang telah didapat menjadi kesatuan. Kegiatan
mencipta merupakan kegiatan mengembangkan ide atau metode baru
sehingga menghasilkan suatu produk, kegiatan mencipta meliputi
seluruh kegiatan kognitif C1 sampai dengan C5.
Menurut (Tondang & Sahyar, 2016) Dalam pembelajaran HOTS
peserta didik tidak saja membutuhkan kemampuan menghafal atau
mengingat kembali informasi yang telah diperoleh jauh dari itu peserta
didik dapat memanipulasi, mentransformasi, dan menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dengan cara berpikir kritis
dan kreatif untuk dapat menyelesaikan permasalahan.
11

(Brookhart, 2010, hal. 4 - 7) mengatakan bahwa HOTS merupakan


tingkatan paling atas dari taksonomi bloom. Kemudian brookhart
membagi HOTS kedalam 3 kategori sebagai berikut:
1) Transfer, peserta didik dapat mengaitkan informasi diluar pembelajaran
dengan informasi yang sedang dipelajari sehingga peserta didik dapat
bukan saja memahami tetapi dapat menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki.
2) Berpikir Kritis, peserta didik dapat menerapkan pembelajaran yang
diperoleh dengan menghasilkan kritik yang beralasan mengenai
sesuatu. Peserta didik dapat dikatakan memiliki HOTS apabila peserta
didik dapat menalar, merefleksikan, dan membuat keputusan yang
tepat.
3) Pemecahan Masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah bukan
dengan cara menghafal akan tetapi dengan mengaitkan informasi satu
dengan lainnya sehingga peserta didik mendapatkan solusi dari
permasalahan tersebut. Pemecahan masalah diperlukan karena dapat
melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.
(Brookhart, 2010, hal. 15) menyatakan bahwa soal pilihan ganda
dapat menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi apabila soal diawali
dengan materi pengantar kemudian pada item pilihan ganda yang dibuat
sebaik mungkin. Penilaian pilihan ganda dinilai satu point apabila peserta
didik benar dalam menjawab soal dan point nol apabila peserta didik
menjawab salah. Untuk itu soal pilihan ganda harus dirancang sebaik
mungkin untuk dapat mengukur HOTS. (Awaliyah, 2018) mengatakan
soal-soal yang membutuhkan penalaran dalam menjawabnya dinamakan
dengan soal HOTS, maka untuk melatih HOTS pada peserta didik maka
dibutuhkan soal yang sesuai.
c. Tujuan dan Aktivitas Pembelajaran HOTS
Higher Order Thinking Skills (HOTS) bertujuan untuk dapat
meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh dengan cara memanipulasi informasi
12

sehingga dapat menjawab kemungkinan-kemungkinan jawaban ketika


didalam situasi yang baru (Kusuma, Rosidin, Abdurrahman, & Suyatna,
2017). Dalam jurnal (Irmawati, Supriyati, & Suseno, 2018) tujuan dan
aktifitas pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut
(Anderson & Krathwol, 2014) dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Tujuan dan Aktivitas pembelajaran
No. Tujuan Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
Menganalisis: Studi Kasus
1. Membedakan, menghitung, Penyelesaian masalah
menguraikan, mengkritik Diskusi
Mengevaluasi: Studi kasus
2. Memilih, menilai, merevisi Membuat projek
Simulasi
Mencipta: Menyelesaikan masalah
Merumuskan, merencanakan, kontekstual
3.
mempersiapkan, merancang, Membuat simulasi
mengorganisasikan, membentuk Membuat projek kompleks
d. Indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS)
(Hugerat & Kortam, 2014) bahwa HOTS dapat digambarkan sebagai
kemampuan berpikir seseorang yang kompleks dan non-algoritmik, dapat
menghasilkan beragam solusi, dapat menerapkan beberapa kriteria, dapat
meregulasi diri, dan selalu merasa ragu. Sehingga peserta didik yang telah
memiliki HOTS selalu ingin terus mencari tahu informasi secara pasti. Ada
beberapa indikator yang dapat menyatakan bahwa peserta didik sudah
termasuk kedalam golongan HOTS menurut (Brookhart, 2010) Indikator
tersebut digolongkan sebagai berikut:
1) Analisis, evaluasi dan mencipta
a) Analisis, merupakan kemampuan peserta didik memecah informasi
menjadi bagian-bagian lebih kecil dan memiliki alasan dari
informasi yang didapat.
13

b) Evaluasi, merupakan kemampuan peserta didik memberikan


kesimpulan yang didukung dengan logika dan bukti-bukti yang
mendukung.
c) Mencipta, merupakan kemampuan peserta didik untuk dapat
menyatukan hal-hal yang berbeda dengan cara yang baru atau
mengatur ulang informasi yang ada untuk membuat suatu hal yang
baru.
2) Penalaran dan Logika, penalaran merupakan kemampuan peserta didik
untuk menilai kebenaran suatu fakta sedangkan logika merupakan
keputusan dari penalaran.
3) Penilaian, merupakan kemampuan perserta didik menilai kebenaran
suatu informasi dengan cara menelusuri informai tersebut.
4) Pemecahan Masalah, merupakan kemampuan peserta didik untuk
mengidentifikasi suatu masalah dengan tepat, mengetahui masalah
yang dihadapi, kemudian menemukan solusi yang tepat untuk
memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi.
5) Kreativitas dan Berpikir kreatif, merupakan kemampuan peserta didik
dapat menyatukan segala sesuatu dengan cara yang baru, mengamati
sesuatu hal yang tidak diamati orang lain, menciptakan sesuatu menarik
yang tidak terpikirkan oleh orang lain pada umumnya.
e. Langkah-langkah Penilaian HOTS
(Rudibyani & Perdana, 2018) untuk membentuk pembelajaran HOTS
maka pendidik dituntut untuk dapat membuat pertanyaan dan menyiapkan
RPP yang mengandung konten HOTS, kemampuan pendidik untuk
membentuk pembelajaran yang mengandung konten HOTS berguna bagi
peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalahnya dalam kehidupan
sehari-hari. (Widana, Wayan, 2017) menyatakan bahwa penilaian HOTS
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, dimana
kemampuan tersebut tidak hanya mengandalkan ingatan akan tetapi
penilaian HOTS berfungsi untuk menghubungkan konsep satu dengan
lainnya, menerapkan informasi, menelusuri informasi yang berbeda,
14

menggunakan informasi untuk menemukan solusi, dan memeriksa suatu


informasi dengan kritis. Berikut merupakan langkah-langkah penilaian
HOTS.
1) Menganalisis KD yang akan digunakan untuk membuat soal HOTS.
2) Mengembangkan materi sesuai dengan KD.
3) Pertanyaan yang ditulis harus sesuai.
4) Menentukan kunci jawaban.
5) Melakukan analisis kualitatif.
6) Melakukan analisis kuantitatif.
f. Pedoman Telaah Soal Higher Order Thinking Skills
(Serevina, Sari, & Maynastiti, 2018) mengatakan sebuah intrumen
seharusnya memiliki kualitas yang baik, karena instrumen berperan
penting untuk mengukur keberhasilan seorang pendidik memberikan
pembelajaran HOTS pada peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus
memperhatikan bagaimana cara membentuk instrumen yang baik yang
fungsinya adalah untuk melihat pencapaian peserta didik. Dalam bukunya
(Brookhart, 2010, hal. 144 - 147) telah mengkategorikan pedoman untuk
menelaah soal HOTS sebagai berikut:
1) Untuk menilai kemampuan menganalisis peserta didik maka pendidik
dapat menyediakan pertanyaan dalam bentuk teks, pidato, atau
rancangan percobaan, pertanyaan tersebut menanyakan peserta didik
untuk:
a) Mengidentifikasi argumen meliputi bukti yang mendukung atau
bertentangan.
b) Mengidentifikasi asumsi/anggapan yang harus benar atau membuat
argumen sah/valid.
c) Menjelaskan struktur logis dari argumen (mengidentifikasi hal yang
tidak relevan).
2) Untuk menilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik maka
pendidik dapat menyediakan pertanyaan dalam bentuk teks, gambar,
15

grafik, tabel data, atau bahan dan masalah yang memerlukan informasi
untuk solusinya, pertanyaan tersebut menanyakan peserta didik untuk:
a) Menyelesaikan masalah dan menjelaskan alasannya.
b) Menyelesaikan masalah dan menjelaskan bagaimana solusinya
dapat diterapkan di peristiwa atau masalah lainnya atau menjelaskan
bagaimana solusi dapat diterapkan untuk masalah atau peristiwa
lainnya.
3) Untuk menilai kemampuan penalaran dan logika peserta didik maka
pendidik dapat menyediakan pertanyaan dalam bentuk pernyataan atau
peristiwa dan informasi dalam bentuk grafik, tabel, grafik, atau daftar,
pertanyaan tersebut menanyakan peserta didik untuk:
a) Menarik kesimpulan logis dan menjelaskannya.
b) Memilih kesimpulan logis dari serangkaian pilihan.
(Kemendikbud, 2019, hal. 39-44) membagi karakteristik instrumen
penilaian HOTS sebagai berikut:
1) Soal yang dibuat dapat mengukur HOTS pada peserta didik, peserta
didik bukan hanya dapat mengetahui, mengingat, dan mengulang.
Namun, peserta didik dapat memiliki kemampuan menganalisis,
memberikan argumen yang disertai alasan, merefleksikan pengetahuan,
menyusun, menerapkan konsep yang telah diperoleh, dan mencipta.
Higher Order Thinking Skills dapat membuat peserta didik memperoleh
kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berargumen,
keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan mengambil keputusan.
Soal yang dibuat terdiri dari:
a) Kemampuan penyelesaian permasalahan yang belum pernah ditemui
sebelumnya.
b) Kemampuan mengevaluasi informasi untuk menyelesaikan
permasalahan.
c) Menemukan model baru untuk menyelesaikan masalah.
2) Soal yang dibuat bersifat divergen, instrumen yang dibuat dapat
memungkinkan peserta didik memberikan jawaban yang beragam.
16

Karena dalam instrumen HOTS dapat mengukur peserta didik dalam


berpikir analitis, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan kreatif
sehingga respons setiap peserta didik berbeda sesuai dengan proses
berpikirnya. Soal yang dibuat terdiri dari:
a) Pertanyaan terbuka, misalnya soal uraian atau pilihan ganda yang
tidak terdapat unsur mengingat atau mengulang.
3) Soal yang dibuat menggunakan multireperesentatif, intrumen penilaian
HOTS sebaiknya menggunakan representasi yang berguna untuk
menuntut peserta didik dapat menggali informasi secara mandiri. Soal
terdiri dari:
a) Soal dapat dibuat dalam bentuk representasi visual yaitu dalam
bentuk gambar, tabel, grafik, atau video.
b) Soal dapat dibuat dalam bentuk representasi verbal yaitu dalam
bentuk kalimat.
c) Soal dapat dibuat dalam bentuk representasi simbolis yaitu dalam
bentuk ikon, simbol, isyarat, atau inisial.
d) Soal dapat dibuat dalam bentuk representasi matematis seperti
rumus, angka, dan persamaan.
4) Soal yang dibuat menggunakan permasalahan berbasis kontekstual.
Menurut jurnal (Khoiriah, Jalmo, & Abdurrahman, 2019) pembuatan
intrumen penilaian HOTS berbasis kontekstual dapat membuat peserta
didik tertantang dan aktif untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Oleh karena itu instrumen berbasis HOTS harus dibuat
berdasarkan kehidupan sehari-hari, harapannya peserta didik dapat
menerapkan ilmu yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Soal terdiri dari:
a) Relating, instrumen berhubungan dengan kehidupan nyata.
b) Experiencing, Instrumen menekankan pada proses penemuan,
penggalian, dan penciptaan.
c) Communicating, intrumen dapat menuntut peserta didik untuk
mengkomunikasikan kesimpulan model pada konteks masalah.
17

d) Tranfering, instrumen menuntut peserta didik untuk


mentransformasikan informasi dalam bentuk konteks baru.
5) Soal yang dibuat beragam, bentuk soal yang beragam berfungsi untuk
dapat mengetahui kemampuan peserta didik secara menyeluruh, agar
penilaian yang dilakukan pendidik bersifat objektif. Soal terdiri dari:
a) Soal dapat dibuan dalam bentuk pilihan ganda kompleks yang
memuat stimulus, dan pilihan benar atau salah disusun secara acak
yang tidak mengikuti pola tertentu.
b) Soal dapat dibuat dalam bentuk uraian yang memuat gambaran
tentang lingkup materi yang sedang ditanyakan, panjang jawaban,
atau kemungkinan jawaban yang akan diberikan peserta didik.
2. Model pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Banyak upaya pendidik dalam memaksimalkan pengajaran salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai tujuannya
adalah untuk mempermudah peserta didik memahami pembelajaran yang
disampaikan pendidik. (Winaputra, 2005, hal. 3) dalam jurnal (Tayeb,
2017, hal. 48) menyatakan model pembelajaran dapat diartikan sebagai
sebuah kerangka konseptual pembelajaran yang dijadikan suatu pedoman.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang dapat
menggambarkan prosedur sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian (Wulandari, Sunarto, & Totalia, 2016) mengatakan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pedoman yang
dimiliki pendidik untuk menjalankan aktivitas belajar. (Joyce, et all., 2011,
hal. 4) dalam jurnal (Jayawardana & Djukri, 2015) mengatakan bahwa
model pembelajaran merupakan pedoman kegiatan pembelajaran,
termasuk penentuan perangkat apa saja yang dibutuhkan seperti buku,
komputer, kurikulum, film, dan lain- lain.
(Suprijono, 2009, hal. 41) menyatakan model pembelajaran
merupakan hasil turunan teori belajar dan teori psikologi pendidikan yang
dibuat berdasarkan penerapan kurikulum dan penerapannya di kelas.
18

Model pembelajaran juga dapat digunakan untuk menyusun kurikulum,


menyusun materi, dan pedoman bagi pendidik. Wahab (2005) dalam jurnal
(Muizaddin & Santoso, 2016) mengatakan bahwa model pembelajaran
dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan informasi kepada
peserta didik karena pendidik memliki bearagam alternatif cara
menyampaikan pembelajaran.
Dari beberapa definisi model pembelajaran diatas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan prosedur sistematis berupa
kerangka konseptual yang direncanakan oleh pendidik yang dijadikan
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar untuk mempermudah peserta
didik memahami pembelajaran yang telah disampaikan pendidik.
Ada banyak alternatif model pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik, model pembelajaran yang beragam tentunya memiliki tujuan
yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya. Pendidik juga dituntut untuk
menguasai model pembelajaran karena penguasaan model pembelajaran
dapat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. (Suprihatiningrum, 2013, hal. 43) dalam jurnal (Persada,
2016) menyatakan bahwa model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman
pendidik, model pembelajaran memiliki beberapa ciri khusus sebagai
berikut:
1) Rasional teoritik yang dikembangkan.
2) Landasan pemikiran yang difokuskan pada tujuan pembelajaran.
3) Tingkan laku pembelajaran yang dibutuhkan untuk keberhasilan
belajar.
4) Lingkungan Belajar yang dibutuhkan agar tercapainya tujuan
pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut (Putriani & Rahayu, 2018) model Discovery Learning
merupakan model pembelajaran berbasis penemuan dapat membuat
peserta didik lebih aktif karena dalam proses pembelajarannya peserta
didik menemukan informasi dan mentransfer informasi yang didapat untuk
19

memecahkan masalah. Model pembelajaran Discovery Learning dibentuk


berdasarkan teori konstruktivisme (Fitriyah, Murtadlo, & Warti, 2017).
Pembelajaran kontruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang
dapat melatih peserta didik membangun pemahaman dan pengetahuannya
sendiri, sehingga dari pengalaman belajar ini membuat peserta didik lebih
bertanggung jawab dalam kegiatan belajar karena peserta didiklah yang
membuat strategi penemuan konsep tersebut (Rufii, 2015). (Mutmainna &
Ferawati, 2015) menyatakan bahwa model Discovery Learning merupakan
model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk menemukan
informasi secara mandiri, dalam hal ini pendidik tidak menyampaikan
pelajaran secara seluruhnya melainkan memberikan peluang untuk peserta
didik menemukan sendiri jawabannya, sehingga peserta didik ditekankan
untuk memiliki kesiapan mental dan keinginan yang kuat dalam proses
belajarnya .
Menurut (Rosarina, Sudin, & Sujana, 2016) model pembelajaran
Discovery Learning menekankan pada kemampuan fisik dan mental
peserta didik yang tujuannya adalah meningkatkan semangat dan
konsentrasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
ditunjukan dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa peserta didik
semakin aktif menyelesaikan tugas dan berbicara saat proses pembelajaran
berlangsung. Kemudian Sund menjelaskan bahwa tugas pendidik dalam
kegiatan belajar mengajar yang menerapkan model Discovery Learning
hanya membimbing peserta didik dan memberikan instruksi, model
Discovery Learning merupakan suatu proses mental, yang diantaranya
adalah: mengamati, memahami, menggolongkan, mengukur, menjelaskan,
membuat dugaan, membuat kesimpulan, dan lain-lain. (Mutmainna &
Ferawati, 2015)
(Wulandari, Sunarto, & Totalia, 2016) menyatakan bahwa model
pembelajaran Discovery Learning adalah kegiatan belajar yang
memaksimalkan kemampuan peserta didik dalam mencari informasi
secara sistematis, kritis, analitis, dan logis, sehingga peserta didik dapat
20

merumuskan masalah, dimana tujuan pembelajaran Discovery Learning


adalah untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir. (Balim,
2009) menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning
mengharuskan peserta didik untuk mengomentari konsep, informasi, dan
insiden dengan cara berdiskusi, bertanya, dan mencari solusi secara
mandiri, itulah sebabnya peserta didik harus berpartisipasi aktif dalam
kegiatan kelompok.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model
Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah yang
dihadapi secara mandiri, sehingga peserta didik dapat menemukan konsep
dari materi yang sedang dipelajari. Penerapan model Discovery Learning
dalam kegiatan belajaran berguna adalah untuk melatih kemandirian dan
keatifan peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat
dalam kegiatan pembelajaran. (Eggen & kauchak, 2012, hal. 211) juga
menyatakan penggunaan model Discovery Learning terbukti efektif untuk
meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis pada peserta didik.
c. Materi yang Diajarkan dengan Model Discovery Learning
Model Discovery Learning dapat mengembangkan peserta didik
untuk dapat memahami suatu materi secara mendalam dengan cara
menggali informasi secara mandiri, namun tidak semua materi dapat
diajarkan menggunakan model Discovery Learning. Berikut merupakan
materi yang dapat diajarkan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning: (Eggen & kauchak, 2012, hal. 178-181)
1. Konsep, yaitu materi yang dapat digolongan melalui ciri-ciri umum.
Artinya, materi yang dikembangkan merupakan materi yang dapat
melatih peserta didik mendefinisikan sesuatu berdasarkan karakterisik
utama dengan karakterisik sampingan
2. Generalisasi, materi yang dapat melatih peserta didik menghubungkan
suatu konsep dengan konsep lainnya.
21

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Discovery Learning


Model pembelajaran Discovery Learning merupakan model
pembelajaran yang membebaskan peserta didik untuk membentuk
pengetahuannya sendiri, oleh karena itu peserta didik dapat memahami
suatu konsep karena informasi yang didapat berdasarkan pengalaman
pribadi (Wartono, et al., 2018). Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning menurut
(Sinambela, 2017) adalah sebagai berikut:
1) Stimulation ( Pemberian Rangsangan ): diawal pembelajaran peserta
didik diberikan permasalahan oleh pendidik sehingga timbul keingin
tahuan peserta didik untuk menyelediki permasalahan. Dalam
pembelajaran Discovery Learning pendidik hanya menjadi fasilitator
untuk memberikan pertanyaan dan arahan.
2) Problem Statement (Identifikasi Masalah), tahap selanjutnya peserta
didik diberikan kebebasan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah dan kemungkinan kejadian, lalu peserta didik diminta untuk
merumuskannya menjadi hipotesis sementara.
3) Data Collection (Pengumpulan Data), di tahapan ini peserta didik
diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
mengamati objek masalah, melakukan uji coba sendiri, dll.
4) Data Processing (Pengolahan Data), peserta didik melakukan
pengolahan informasi dan data yang telah didapatkan sesuai dengan
pembelajaran.
5) Verification (Pembuktian), peserta didik melakukan pembuktian
hipotesis sementara dengan cara menghubungkan teori yang didapat
dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
6) Generalization ( Menarik Kesimpulan), pada tahap terakhir peserta
didik diminta untuk menarik kesimpulan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan, dengan menarik kesimpulan diharapkan masalah yang
pembelajaran yang dihadapi peserta didik dapat dirumuskan menjadi
prinsip yang mendasari generalisasi.
22

e. Peranan Pendidik dan Peserta didik dalam Model Pembelajaran


Discovery Learning
Menurut Suryobroto (1986:45) dalam jurnal (Persada, 2016)
mengatakan pendidik dan peserta didik memiliki peranannya masing-
masing untuk mensukseskan tujuan pembelajaran yang berlangsung,
adapun peranan pendidik dan peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Peran Pendidik
Adapun peran pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yang
menerapkan model Discovery Learning adalah sebagai berikut:
a) Pendidik menyiapkan materi dan permasalahan yang akan
dipecahkan oleh peserta didik.
b) Pendidik memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang
berlangsung.
c) Pendidik mengatur bentuk kelas yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
d) Pendidik menyiapkan fasilitas dan alat yang dibutuhkan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
e) Pendidik memberi kesempatan sebanyak-banyaknya pada peserta
didik untuk menggali informasi.
f) Pendidik memberikan refrensi sumber informasi untuk peserta didik.
g) Pendidik membantu peserta didik untuk membuat rumusan masalah
dan membuat kesimpulan.
2) Peran Peserta Didik
Adapun peran peserta didik pada kegiatan belajar mengajar yang
menerapkan model Discovery Learning adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik mempersiapkan mental dan fisik untuk proses
pembelajaran.
b) Peserta didik memecahkan masalah.
c) Peserta didik selalu aktif dalam pembelajaran.
d) Peserta didik bertanggung jawab sendiri dalam proses pembelajaran.
23

f. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning


Penggunaan model Discovery Learning yang dapat memfasilitasi
peserta didik menyelidiki masalah dan menemukan konsep dapat memacu
semangat peserta didik. Penerapan model Discovery Learning dapat
membantu peserta didik memahami konsep lebih baik, membangun
kepercayaan diri yang tinggi, dan mampu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik menjadi lebih baik lagi (Siahaan, 2017). Ada
beberapa keunggulan dari penerapan model Discovery Learning,
diantaranya adalah sebagai berikut: (Mutmainna & Ferawati, 2015)
a) Peserta didik dapat mempersiapkan, mengembangkan, dan menguasai
proses pembelajaran.
b) Peserta didik memiliki pengalaman pribadi, sehingga ilmu yang didapat
bersifat lebih tahan lama.
c) Peserta didik lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar.
d) Peserta didik diberi kesempatan untuk berkembang dengan
kemampuannya.
e) Peserta didik dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan
permasalahan.
f) (Simamora, Saragih, & Hasratuddin, 2019) mengemukakan bahwa
model pembelajaran Discovery Learning terbukti efektif meningkatkan
self-efficacy pada peserta didik.
g. Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning
Adanya kelebihan model pembelajaran Discovery Learning ini tentu
tidak terlepas dari kekurangannya. Menurut (Mutmainna & Ferawati,
2015) ada beberapa kekurangan penggunaan model pembelajaran ini,
diantaranya:
a) Peserta didik dituntut untuk memiliki kesiapan mental dan fisik.
b) Kelas dengan ukuran yang besar membuat model pembelajaran ini
kurang efektif.
c) (Nurcahyo, Agung, & Djono, 2018) mengatakan model Discovery
Learning membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingan dengan
24

model pembelajaran konvensional. Pendidik harus mengatur waktu


sebaik mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan
baik.
(Eggen & kauchak, 2012, hal. 211) menyatakan bahwa model
pembelajaran Discovery Learning menuntut keahlian seorang pendidik
dalam mengembangkan pemahaman peserta didik, karena pada nyatanya
mengembangkan pemahaman peserta didik jauh lebih sulit jika
dibandingkan dengan mengajarkan melalui metode ceramah, namum
pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman peserta didik akan
jauh menyenangkan, melalui pembelajaran yang dapat mengembangkan
pemahaman peserta didik.
3. Laju Reaksi
Pada umumnya suatu reaksi memiliki laju yang berbeda-beda, ada
reaksi yang berlangsung lama dan ada juga reaksi yang berlangsung cepat,
konsep yang mempelajari cepat lambatnya suatu reaksi adalah konsep laju
reaksi (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 199). Dimana laju reaksi merupakan
perubahan konsentrasi reaktan terhadap waktu. Persamaan umum tersebut
dinyatakan sebagai berikut: (Chang, 2004, hal. 30)
Reaktan → Produk
Persamaan ini menjelaskan bahwa ketika reaksi sedang berlangsung,
molekul produk terbentuk hasil dari reaksi molekul reaktan. Laju reaksi
merupakan penurunan jumlah pereaksi disertai bertambahnya jumlah
produk, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
A B
Laju reaksi = − atau Laju reaksi =
t t
Tanda negatif pada molekul A diartikan sebagai laju pengurangan
konsentrasi molar dalam satuan waktu dan tanpa tanda negatif pada molekul
B yang menyatakan bahwa penambahan konsentrasi molar dalam satuan
waktu.
25

a. Teori Tumbukan
Reaksi kimia akan berlangsung hanya dapat terjadi ketika adanya
tumbukan efektif antar molekul, dan kecepatan laju reaksi yang
berlangsung tergantung pada frekuensi tumbukan tersebut (Petrucci, 1985,
hal. 162). (Dogra, 1990, hal. 654) juga menyatakan bahwa laju reaksi
sangat bergantung pada jumlah tumbukan dalam suatu reaksi dan besarnya
energi aktivasi suatu molekul.
Tidak semua tumbukan antar molekul dapat menghasilkan reaksi
kimia, reaksi kimia hanya dapat berlangsung jika molekul yang
berbenturan memiliki energi yang melebihi energi kritis (Oxtoby, Gillis,
& Nachtrieb, 2001, hal. 435).
Terdapat 2 faktor yang dapat menjelaskan bahwa hanya tumbukan
efektif yang menghasilkan reaksi kimia.
1) Hanya molekul yang memiliki energi tinggi yang dapat menghasilkan
tumbukan antar molekul.
2) Kemungkinan-kemungkinan tersebut tergantung pada orientasi
tumbukan antar molekul (Petrucci, 1985, hal. 162).
Enegi aktivasi atau yang biasa disebut dengan energi yang
diperlukan molekul untuk saling bereaksi. Laju reaksi bergantung pada
banyaknya frekuensi tumbukan dengan fraksi yang memiliki energi lebih
tinggi atau sama dengan energi aktivasinya. Maka, semakin tinggi energi
aktivasi, maka semakin sedikit fraksi molekul yang teraktifasi sehingga
menghasilkan reaksi yang berlangsung lambat (Petrucci, 1985, hal. 162).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Cepat lambat suatu suatu laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
sebagai berikut:
1) Konsentrasi
Laju reaksi sangat bergantung dengan dengan jumlah tumbukan
antar molekul dalam suatu reaksi, semakin banyak jumlah partikel suatu
reaksi maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif antar molekul
semakin besar sehingga laju reaksi yang dihasilkan juga semakin cepat
26

(Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 226). (Azizah, 2004, hal. 26) juga
menyatakan jika konsentrasi suatu reaksi diperbesar maka semakin
banyak jumlah partikel yang terdapat didalamnya, semakin besar
kemungkinan molekul saling bertumbukan, maka efek yang dihasilkan
oleh reaksi adalah reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju reaksi bergantung dengan
banyaknya tumbukan efektif yang terjadi pada suatu reaksi.
2) Luas Permukaan
Semakin besar luas permukaan bidang sentuh, maka kemungkinan
terjadinya tumbukan antar partikel semakin besar, sehingga semakin
besar kemungkinan suatu reaksi berlangsung lebih cepat (Azizah, 2004,
hal. 27).
3) Suhu
Energi kinetik diperlukan suatu molekul untuk dapat bergerak, oleh
karena itu semakin cepat molekul bergerak maka energi kinetiknya
semakin besar sehingga semakin besar kemungkinan molekul saling
bertumbukan. Molekul yang bertumbukan harus memiliki nilai energi
kinetik yang sama atau lebih besar dari energi aktivasinya (Chang,
2004, hal. 44). Maka untuk meningkatkan kecepatan laju reaksi maka
dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu pada suatu reaksi, karena
dengan menaikkan suhu dapat meningkatkan energi kinetik pada suatu
reaksi, kemungkinan tumbukan efektif antar partikel semakin besar
sehingga laju reaksi yang dihasilkan semakin cepat (Sastrawijaya,
Tresna, 1999, hal. 227).
(Chang, 2004, hal. 45) juga menyatakan suatu reaksi akan lebih
stabil jika melepaskan kalor, sebaliknya suatu reaksi akan kurang stabil
jika menyerap kalor. Semakin tinggi energi aktivasi dalam suatu reaksi
maka semakin lambat laju reaksi yang terjadi sehingga laju reaksi dapat
meningkat dan menurun tergantung dengan energi aktivasi dan suhu.
27

4) Katalis
Untuk dapat menghasilkan suatu reaksi maka molekul-molekul
pada reaksi haru memiliki energi kinetik yang cukup, salah satu cara
untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi, maka jalan yang harus ditempuh untuk
meningkatkan laju reaksi tersebut adalah dengan menambahkan katalis
(Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 229). Katalis merupakan zat yang
dapat mempercepat reaksi kimia, tetapi katalis tidak menagalami
perubahan kimia. Dalam jumlah yang sedikit katalis dapat
mempengaruhi kecepatan laju reaksi, tetunya katalis ini dapat
menguntungkan dalam industri kimia. Terdapat 2 jenis katalis yaitu:
(Oxtoby, Gillis, & Nachtrieb, 2001, hal. 439-440)
a) Homogen
Katalis homogen ialah katalis yang berada dalam 1 fasa yang
sama, contohnya jika reaksi berlangsung dalam fasa gas maka
katalis yang digunakan juga dalam bentuk yang sama yaitu fasa
gas.
b) Heterogen
Berbeda dengan katalis homogen yang berada dalam 1 fasa
yang sama. Katalis heterogen terdapat dalam fasa yang berbeda
contohnya jika reaksi yang berlangsung dalam fasa gas, katalis
yang digunakan dalam fasa padat.
B. Penelitian Relevan
Banyak penelitian yang meneliti pengaruh model Discovery Learning
terhadap HOTS, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh (Raharjo, Kisworo, & Harianingsih, 2019)
dalam jurnalnya yang berjudul “The Implementation Effect of Discovery
Learning Model for Non-formal Education Students” pada tahun 2019. Data
diuji menggunakan uji parametrik independent sample t-test, kemudian
diperoleh nilai sig. 2 tailed independent sample t-test hasil belajar peserta didik
sebesar 0.011 < 0.05, artinya ada perbandingan signifikan antara penggunaan
28

model pembelajaran Discovery Learning dengan pengunaan model Teacher


Centre. Disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery Learning terbukti
berpengaruh pada hasil belajar materi kimia.
2. Peneletian yang dilakukan oleh (Tam & Ewe, 2018) dalam jurnalnya yang
berjudul “Utilizing a Discovery Learning, Real-World Based Fruit Juice
Clarification Experiment to Enhance Teaching and Learning of Biological
Enzyme Concepts” pada tahun 2018. Data diuji menggunakan non parametrik
Wilcoxon-Signed, diperoleh hasil 86.2% peserta didik berkomentar bahwa
penggunaan model Discovery Learning menyenangkan. Disimpulkan bahwa
model Discovery Learning berbasis percobaan memiliki efek positif dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi enzim biologi yang
mengaplikasikan konsep contoh kehidupan nyata.
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Rudibyani & Perdana, 2018) dalam jurnalnya
yang berjudul “Enhancing Higher-Order Thinking Skills Using Discovery
Learning Model’s on Acid- Base pH Material” pada tahun 2018. Data diuji
validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17, kemudian data yang
diperoleh diuji menggunakan N-Gain, hasil yang diperoleh adalah kategori
persentase rata-rata kemampuan pendidik mengelolah kelas “tinggi” dan nilai
effect size pada HOTS peserta didik “sangat tinggi”, dan diperoleh hasil N-Gain
sebesar 0.48 pada kelas X5 dan 0.58 pada kelas X8 yang berarti bahwa
peningkatan dikategorikan “sedang”. Disimpulkan bahwa penggunaan model
Discovery Learning dapat meningkatkan HOTS pada materi asam-basa.
4. Penelitian yang dilakukan oleh (Riandari, Susanti, & Suratmi, 2018) dalam
jurnalnya yang berjudul “The Influence of Discovery Learning Model
Application to the Higher Order Thinking Skills Student of Srijaya Negara
Senior High School Palembang on the Animal Kingdom Subject Matter” pada
tahun 2018. Data diolah menggunakan SPSS 22 dengan Uji Shapiro Wilk lalu
dilanjutkan dengan uji N-Gain dan uji-t , diperoleh hasil N-Gain sebesar 0.5,
artinya peningkatan HOTS peserta didik termasuk dalam kategori “sedang”
dengan menggunakan model Discovery Learning. Disimpulkan bahwa
29

penggunaan model Discovery Learning dapat meningkatkan HOTS pada


materi kingdom animalia.
5. Penelitian yang dilakukan oleh (Haryati, Manurung, & Gultom, 2017) dalam
jurnalnya yang berjudul “The Effect of Learning Model in Higher Order
Thinking and Student Science Prosess Skills in Ecology” pada tahun 2017.
Data dianalisis menggunakan analisis kovarians lalu diuji perbandingan
berganda Scheffe, uji normalitas menggunakan Kolmogrov-Smirnov, uji
homogenitasnya menggunakan Uji leven, kemudian data di uji menggunakan
Analisis Kovariat menggunakan SPSS 22, diperoleh rata-rata hasil belajar
HOTS peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning
sebesar 86.55, kemudian penggunaan model Discovery Learning sebesar
83.83, dan kemudian penggunaan model Direct Learning sebesar 80.61,
penggunaan model Discovery Learning lebih unggul jika dibandingkan dengan
Direct Learning. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan model Problem Based Learning, Guide-Discovery Learning dan
Direct Learning terhadap HOTS dan keterampilan proses berpikir pada materi
ekologi, kemudian penggunaan model Problem Based Learning lebih unggul
jika dibandingkan dengan penggunaan model Guide-Discovery Learning, dan
penggunaan model Guide-Discovery Learning lebih unggul jika dibandingkan
dengan penggunaan model Direct Learning.
6. Penelitian yang dilakukan oleh (Tondang & Sahyar, 2016) pada tahun 2016
dalam jurnalnya yang berjudul “The Effect of Discovery Learning Model
toward Student Higher Order Thinking Skills in Dynamic Electricity Subject
Matter at SMA Raksana Medan Academic Year 2014/2015”. Data dianalisis
menggunakan teknik statistik meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan
independent sample t-test, menemukan bahwa adanya peningkatan HOTS
sebesar 44,3 % pada peserta didik yang diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning dan peningkatan 37,56 % pada
peserta didik yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
konvensional kemudian diketahui thitung > ttabel dengan nilai 2.59 > 1,667.
Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajran Discovery Learning
30

memberikan efek positif terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada
materi listrik dinamis.
7. Penelitian yang dilakukan oleh (Wartono, et al., 2018) dalam jurnalnya yang
berjudul “Inqiury-Discovery Empowering High Order Thinking Skills an
Scientific Literacy on Substance Pressure Topic” pada tahun 2018. Data diuji
normalitas menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov One-Sampel dan uji
hipotesis menggunakan uji ANOVA dua arah, lalu data diuji tes prasyarat dan
uji hipotesis menggunakan uji N-Gain, diperoleh hasil sig sebesar 0.00 < 0.005
yang berarti model inquiry-Discovery Learning dapat meningkatkan Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik. Disimpulkan bahwa peserta
didik yang menggunakan model pembelajaran inquiry-Discovery Learning
dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) lebih baik jika
dibandingkan dengan peserta didik yang menggunakan model konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Kimia merupakan materi pelajaran yang wajib dipelajari peserta didik
jurusan MIA. Namun, banyak peserta didik yang kurang tertarik mempelajari
materi kimia, peserta didik menganggap kimia sebagai materi yang sulit dan
abstrak. Kurangnya ketertarikan peserta didik pada materi kimia menyebabkan
rendahnya HOTS. Padahal HOTS sangat dibutuhkan pada abad 21 diantaranya
adalah peserta didik dapat komunikatif dalam berbahasa, berpikir logis,
sistematis, dan kreatif. Model pembelajaran yang tidak divariasikan merupakan
salah satu penyebab rendahnya HOTS pada peserta didik. Untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal maka model pembelajaran harus divariasikan sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan model
pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan HOTS. Model Discovery
Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan dan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik karena
pada tahapan model Discovery Learning peserta didik dituntut aktif terlibat dalam
menggali informasi dan membentuk pengetahuannya secara mandiri.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan pada proses pembelajaran
meliputi tiga indikator yaitu, menganalisis, pemecahan masalah, dan penalaran
31

logika. Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelas yang memiliki fungsi yang
berbeda dimana 1 kelas berfungsi sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya
menjadi kelas kontrol untuk mengetahui bagaimana pengaruh model
pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills
(HOTS), model Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik. Kerangka berpikir pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.
32

Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan yang harus


dimiliki pada abad ke-21

Higher Order Thinking Skills (HOTS) dapat melatih peserta didik pada
kemampuan :

Berpikir Berpikir Pemecahan Mengambil Berargumen


Kritis Kreatif Masalah Keputusan

Kegiatan yang dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Media Model Instrumen Soal


Pembelajaran Pembelajaran HOTS

Model pembelajaran kurang divariasikan oleh pendidik MAN 12 Jakarta

Dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan


Higher Order Thinking Skilss (HOTS)

Model Discovery Learning

Stimulation Problem Data Data Verification Generalization


(Pemberian Statement Collection Processing (Pembuktian) ( Menarik
Rangsangan) (Identifikasi (Pengumpulan (Pengolahan Kesimpulan)
Masalah) Data) Data)

Dapat melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut Susan


M.Brookhart pada indikator:

Menganalisis Pemecahan Penalaran


Masalah dan Logika

Kemampuan HOTS peserta didik meningkat


Gambar 2. 1 Bagan Kerangkar Berpikir
33

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka penulis
mengajukan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran
Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MAN 12 Jakarta yang berada di daerah Jl. Raya
Duri Kosambi No. 3, RT. 2/ RW. 8, Duri kosambi, Cengkareng, kota jakarta barat.
Penelitian dilakukan pada tanggal 3 - 15 Oktober 2019 semester ganjil tahun
ajaran 2019/2020.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan penelitian yang ingin diteliti maka peneliti menggunakan
metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Metode Quasi Experiment
merupakan metode yang dikembangkan berdasarkan True Experimental Design,
dimana True Experimental Design merupakan metode yang sulit untuk dilakukan.
Metode Quasi Experiment menggunakan kelas kontrol yang berfungsi mengontrol
variabel luar yang dapat berpengaruh pada pelaksanaan eksperimen (Sugiyono,
2011, hal. 77). Menurut (Riduwan, 2013, hal. 50) jenis metode penelitian Quasi
Experiment digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel yang lain dalam
kondisi terkontrol yang sifatnya membandingkan.
Peneliti ingin menganalisis pengaruh model Discovery Learning pada kelas
eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol sebagai variabel bebas
dan hasil belajar menggunakan soal pilihan ganda tipe HOTS sebagai variabel
terikat, variabel bebas dan terikat ini menjadi objek yang akan diteliti melalui
serangkaian cara yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan menyimpulkan
penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan menggunakan non-equivalent control
group design. Non-equivalent control group design merupakan penelitian yang
menggunakan dua kelas dimana satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan kelas
satunya dijadikan kelas kontrol, namun sebelum itu kedua kelas tersebut diberikan
soal pretest untuk mengetahui kelayakan data sample yang akan diteliti, setelah
sampel layak dijadikan penelitian tahap selanjutnya adalah pemberian perlakuan,

34
35

kemudian pada tahap akhir pembelajaran peserta didik diberikan posttest untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol (Sugiyono, 2011, hal. 79). Adapun desain penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut. (Cresswell, 2012, hal. 310)
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol A X T
Eksperimen A Y T
Keterangan:
A : Nilai hasil pretest soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
X : Perlakuan kelas kontrol menggunakan model konvensional
Y : Perlakuan kelas kontrol menggunaka model Discovery Learning
T : Nilai hasil posttest soal HOTS
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap pelaksanaan yaitu, pra penelitian
dan pelaksanaan penelitian, adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Pra Penelitian
Kegiatan pra penelitian merupakan kegiatan persiapan sebelum dilakukan
kegiatan penelitian, adapun langkah-langkah kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Mencari permasalahan mengenai pendidikan di indonesia. Masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya Higher Order Thinking
Skills (HOTS) disebabkan kurangnya variasi model pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Mengumpulkan jurnal relevan mengenai permasalahan yang akan diteliti.
c. Menganalisis KI, KD, dan silabus kurikulum 2013 untuk menentukan
materi yang akan digunakan dalam penelitian. Materi yang diangkat adalah
materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
d. Mengumpulkan segala literatur yang terkait dengan penelitian.
36

e. Menyusun RPP kegiatan belajar mengajar dan membuat Lembar kerja


peserta didik (LKPD).
f. Membuat instrumen soal yang dapat mengukur Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
g. Memvalidasi intrumen penelitian kepada validator ahli kemudian
memvalidasi instrumen penelitian kepada peserta didik di sekolah yang
akan diteliti.
h. Mengobservasi tempat dan sampel yang akan diteliti .
i. Mengirim surat izin untuk melakukan penelitian.
j. Menetapkan sampel untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pelaksanaan penelitian ini dilakukan setelah kegiatan pra
penelitian telah selesai dilaksanakan, adapun kegiatan pelaksanaan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan soal pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
memastikan sampel yang diteliti memiliki kemampuan awal yang sama.
b. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua pertemuan, pada kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan
kelas kontrol menggunakan model konvensional berupa metode diskusi
terbimbing.
c. Memberikan soal posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
3. Pasca Pelaksanaan
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menyusun hasil analisis data dan pembahasan.
c. Menyusun kesimpulan.
4. Tahapan Model Pembelajaran Discovery Learning Kimia
Berikut merupakan alur tahapan model pembelajaran Discovery
Learning pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
37

a. Stimulation ( Pemberian Rangsangan )


Tahapan pertama model Discovery Learning diawali dengan pemberian stimulus berupa
demonstrasi percobaan yang dilakukan langsung oleh peneliti. Setelah peserta didik mengamati
demonstrasi, selanjutnya peneliti mempersilahkan peserta didik untuk bertanya dan
berpendapat mengenai demonstrasi yang telah dilakukan, pada tahap ini peneliti tidak langsung
memberikan jawaban kepada peserta didik yang bertanya dan tidak membenarkan atau
menyalahkan peserta didik yang memberikan pendapat, karena tahap stimulus berfungsi untuk
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik yang selanjutnya membuat peserta didik lebih
mandiri untuk mencari tahu lebih dalam mengenai demonstrasi tersebut.

b. Problem Statement (Identifikasi Masalah)


Tahap kedua yaitu identifikasi masalah, pada tahap ini peneliti mempersilahkan peserta didik
kelas eksperimen untuk membuat kelompok diskusi. Kemudian salah satu peserta didik
membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang telah disediakan oleh peneliti, LKPD
terdiri dari dua pertemuan dimana kedua pertemuan tersebut berisi tentang gambar dan wacana
mengenai bahan-bahan yang mengalami penurunan kualitas akibat faktor laju reaksi, kemudian
peserta didik menuliskan hipotesis sementara mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penurunan kualitas pada bahan-bahan.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan data, peserta didik dipersilahkan untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari buku pegangan, refrensi dari link internet yang telah disediakan
peneliti atau sumber relevan lainnya untuk menjawab soal yang ada di LKPD. Pada tahap ini
peserta didik dilatih saling bekerja sama untuk dapat mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin untuk menjawab soal yang terdapat pada LKPD sehingga dapat membuktikan
kebenaran hipotesis yang telah dibuat.

d. Data Processing (Pengolahan Data)


Pada tahap pengolahan data, peserta didik dipersilahkan untuk mengolah informasi yang
didapat, peserta didik setiap kelompok saling berdiskusi untuk menjawab soal yang terdapat
pada LKPD dan membuktikan kebenaran hipotesis sementara yang telah ditulis. LKPD kelas
eksperimen memuat soal-soal yang mengacu pada 3 kategori HOTS berdasarkan teori Susan M.
Brookhart yaitu pemecahan masalah, menganalisis, dan penalaran dan logika..

e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap pembuktian peserta didik dilatih cermat dalam memeriksa kebenaran informasi yang
telah didapatkan dengan cara mengaitkan informasi satu dengan informasi lainnya, sehingga
dapat menjawab soal LKPD dan membuktikan kebenaran hipotesis sementara yang telah ditulis.
peneliti bertindak sebagai fasilitator membimbing jalannya diskusi setiap kelompok.

f. Generalization (Menarik Kesimpulan)


Pada tahap menarik kesimpulan, peserta didik mempersiapkan kelompoknya maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil temuannya dan membuktikan kebenaran hipotesis sementara yang telah
dibuat. Kemudian pada tahap akhir ini peserta didik menuliskan kesimpulan hasil diskusi yang
telah dilakukan.

Gambar 3. 1 Alur Tahapan Model Discovery Learning Kimia


38

E. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi ialah objek yang telah memenuhi kriteria mengenai penelitian
yang akan diteliti (Riduwan, 2013, hal. 54). Dengan kata lain populasi
merupakan fokus penelitian yang nantinya akan diambil sampelnya. Populasi
penelitian ini adalah kelas XI MIA yang berjumlah 114 peserta didik dari
seluruh peserta didik MAN 12 Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi dengan ciri-ciri yang sesuai dengan
apa yang akan diteliti (Riduwan, 2013, hal. 63). Teknik pengambilan data
yang akan dilakukan adalah dengan teknik Purposive Sampling. Teknik
Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2011, hal. 85). Teknik Purposive Sampling digunakan
untuk memastikan sampel yang diteliti memiliki kemampuan awal yang
sama. Dari jumlah kelas XI MIA yang terdiri dari tiga kelas, sampel yang
terpilih dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2,
sampel dipilih berdasarkan pertimbangan pendidik MAN 12 Jakarta kelas XI
MIA 1 dan XI MIA 2 yang menyatakan kedua kelas tersebut memiliki nilai
yang tidak jauh berbeda.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti
sehingga dapat menentukan dan mengukur hasil penelitian yang telah dilakukan
(Cresswell, 2012, hal. 151). Pada penelitian ini, terdapat dua variabel sebagai
objek penelitian yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent
(terikat). Model pembelajaran Discovery Learning sebagai variabel bebas ( Y )
dan Soal pilihan ganda tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai variabel
terikat ( X ). Hubungan antar dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut.

X Y
Keterangan:
X : Soal Pilihan Ganda Tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Y : Model Pembelajaran Discovery Learning
39

G. Teknik Pengumpulan Data


Alat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus akurat,
sehingga dapat mengukur apa yang sedang diteliti. (Arikunto & Jabar, 2009, hal.
207). Dalam penelitian ini peneliti secara aktif terlibat dalam proses pengumpulan
data. Teknik pengumpulan data meliputi Tes, observasi dan dokumentasi sebagai
berikut.

a. Tes
Tes merupakan pertanyaan yang dapat diberikan untuk mengukur
pengetahuan seseorang (Riduwan, 2013, hal. 76). Teknik pengumpulan data
tes berupa hasil belajar yang diambil setelah diberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data yang sedang diteliti (Riduwan, 2013, hal. 77). Dokumentasi
yang diambil berupa foto kegiatan proses belajar mengajar saat penelitian
berlangsung.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah peneliti
mengukur variabel yang sedang diteliti sehingga dapat digunakan untuk menguji
hipotesis dan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. (Riduwan,
2013, hal. 70) Pada penelitian instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Tes Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills pada Materi Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah berupa soal pilihan
ganda yang terdiri dari 40 soal menggunakan aspek berpikir Higher Order
Thinking Skills (HOTS) Brookhart. Soal dibuat berdasarkan kisi-kisi
instrumen yang telah disusun seperti Tabel 3.2 berikut.
40

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills

No. Indikator Aspek Berpikir HOTS No. Soal


Pembelajaran menurut Brookhart

1. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 1, 5, 17, 32


konsentrasi yang (menjelaskan dengan data)
Menganalisis 9
mempengaruhi laju
(menganalisis argumen)
reaksi menggunakan Penalaran dan logika 13, 25,
teori tumbukan (Membuat atau mengevaluasi 29*, 31*
kesimpulan induktif)
Pemecahan Masalah 21
(mencontohkan suatu masalah)
2. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 2, 10, 22,
suhu yang (menjelaskan dengan data) 26
mempengaruhi laju Menganalisis (menganalisis 14, 18
reaksi menggunakan argumen)
Penalaran dan logika (Membuat 6, 33, 36*,
teori tumbukkan
atau mengevaluasi kesimpulan 39*
induktif)
3. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 3
katalis yang (menjelaskan dengan data)
Menganalisis (menganalisis 11, 15
mempengaruhi laju
argumen)
reaksi Penalaran dan logika (Membuat 7, 19, 23*,
atau mengevaluasi kesimpulan 27*, 30*,
induktif)
34*, 37*
4. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 4, 16, 20
luas permukaan yang (menjelaskan dengan data)
Menganalisis (menganalisis 28
mempengaruhi laju
argumen)
reaksi menggunakan Penalaran dan logika (Membuat 8, 12, 24,
teori tumbukkan atau mengevaluasi kesimpulan 35, 38, 40*
induktif)
Jumlah Soal yang Valid 30

Keterangan *: Soal yang tidak valid


41

I. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen merupakan pengukuran seberapa benar
instrumen yang akan digunakan, dimana dengan kata lain instrumen yang
merupakan alat ukur suatu penelitian haruslah benar dan teruji kesahihannya
(Yusuf, 2015, hal. 239).
Instrumen soal yang telah lulus uji validitas dengan validator ahli,
kemudian diuji validitas empiriknya pada peserta didik MAN 12 Jakarta kelas
XII MIA yang berjumlah 30. Kemudian data diuji validitasnya menggunakan
Pearson Product Moment menggunakaan aplikasi software SPSS 25. Dimana
dalam program SPSS 25 skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total,
lalu dibandingkan langsung dengan r tabel, dimana rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut: (Yusuf, 2015, hal. 240)
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
rhitung = Koefisien Korelasi
n = Jumlah responden
∑ 𝑋 = Jumlah skor item
∑ 𝑌 = Jumlah skor total
rtabel = r (α,dk) = r (α, n-2)
Kevalidan suatu soal dapat dilihat dengan membandingkan rhitung dengan
rtabel menggunakan Product moment dengan α = 0,05. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
butir item tidak valid dan Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir item valid.
Berdasarkan 40 butir soal yang diujikan. Taraf signifikan 5% diperoleh rtabel
= 0.361. Dari 40 butir soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
diujikan, terdapat 30 soal yang dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan kestabilan suatu instrumen jika diberikan kepada
responden yang sama dengan waktu yang berbeda, dengan kata lain sebarapa
besar instrumen yang dibuat dapat dipercaya dan memiliki nilai yang tidak
42

jauh berbeda apabila diujikan kepada responden lainnya (Yusuf, 2015, hal.
242). Dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (Yusuf, 2015,
hal. 245)
𝑛 𝑆𝐷𝑡2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑡𝑡 = ( ) [1 − ]
𝑛−1 𝑆𝐷𝑡2
Keterangan :
rtt = Koefisien reliabilitas total
n = Total jumlah butir soal
SDt = Standar deviasi total
p = Populasi responden yang menjawab betul butir soal yang dicari
q = Populasi responden yang menjawab salah butir soal yang dicari
Reliabilitas dapat dikategorikan sebagai berikut (Arikunto & Jabar, 2009,
hal. 75).
Tabel 3. 3 Kategori Reliabilitas
Nilai rtt Keterangan
0,00- 0,20 Sangat rendah
0,21- 0,40 Rendah
0,41- 0,60 Sedang
0,61- 0,80 Tinggi
0,81-1,00 Tinggi sekali
Soal yang telah dibuat kemudian diuji reliabilitasnya menggunakan
koefisien Alpha Cronbach pada SPSS 25. Lalu diperoleh hasil reliabilitasnya
sebesar 0,86. Nilai reliabilitas tersebut membuktikan bahwa instrumen soal
Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang telah dibuat reliabel.
3. Taraf Kesukaran
Selain validitas dan reliabilitas, taraf kesukaran sangatlah penting untuk
menjaga keseimbangan taraf kesulitan soal dari mudah, sedang, dan sukar.
(Sudjana, 2012, hal. 135). Dimana rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut : (Purwanto, 2014, hal. 99-101)
∑𝐵
𝑇𝐾 =
∑𝑃
43

Keterangan :
P = Taraf Kesukaran
B = Responden yang menjawab betul butir soal yang sedang dicari
N = Total Responden
Taraf kesukaran dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Taraf Kesukaran
Nilai P Keterangan
0,00 – 0,19 Sangat Sukar
0,20-0,39 Sukar
0,40-0,59 Sedang
0,60-0,79 Mudah
0,80 – 1,00 Sangat Mudah
Instrumen soal HOTS yang telah dibuat dihitung taraf kesukarannya
menggunakan Anates versi 4.0.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kesanggupan soal untuk dapat membedakan
peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang
memiliki kemampuan rendah, instrumen soal yang gagal tidak dapat mengukur
kemampuan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah,
sehingga hasil belajar peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi rendah,
dan jika soal diberikan kepada peserta didik kemampuan rendah hasilnya
tinggi. Dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (Purwanto,
2014, hal. 102)
𝐵𝑎 𝐵𝑏
𝐷= −
𝐽𝑎 𝐽𝑏
Keterangan:
D = Daya pembeda butir soal
Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab betul butir soal
Ja = Jumlah responden kelompok atas
Bb = Jumlah kelompok bawah yang betul butir soal
Jb = Jumlah responden kelompok bawah
Instrumen soal Higher Order Thinking Skills yang telah dibuat dihitung
daya pembedanya menggunakan Anates versi 4.0.
44

J. Teknik Analisis Data


Setelah instrumen yang telah diujikan dapat digunakan, langkah selanjutnya
yaitu mengumpulkan data dengan cara membagikan soal posttest Higher Order
Thinking Skills (HOTS) kepada peserta didik yang telah diberi perlakuan.
Sebelum belanjut ke uji-t, uji prasyarat perlu dilakukan karena uji-t
merupakan uji parametrik yang menuntut persyaratan seperti uji normalitas dan
uji homogenitas, apabila sampel tidak berdistribusi normal maka dilakukan
dengan teknik nonparametrik (Yusuf, 2015, hal. 286).
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, adapun langkah-
langkah untuk menentukan sampel berdistribusi normal adalah sebagai
berikut: (Riduwan, 2013, hal. 121-124)
1) Mengurutkan data skor terbesar dan terkecil
2) Mencari rentang nilai
3) Mencari banyaknya kelas
4) Mencari panjang kelas
5) Mencari nilai rata-rata
6) Menentukan batas kelas
7) Menentukan nilai Z-Score
8) Mencari luas 0-Z
9) Mencari luas tiap kelas interval
10) Mencari frekuensi
11) Mencari chi-kuadrat hitung dengan menggunakan rumus:
𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑋 =∑
𝑓𝑒
𝑖=1
Keterangan :
fo = Frekuensi yang diobservasi
fe = Frekuensi yang diharapkan
45

12) Membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel menggunakan α=0,05.


Apabila X2 hitung ≥ X2 tabel maka data tidak berdistribusi normal, dan
apabila X2 tabel ≥ X2 hitung maka data berdistribusi normal.
Untuk mengukur normalitas pada sampel, digunakan uji Saphiro Wilk
yang ada di dalam software SPSS 25.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan pembuktian data yang digunakan bersifat
homogen atau tidak, uji homogenitas ini sangat penting dilakukan untuk
menggambarkan pengaruh pada sampel yang sesungguhnya (Yusuf, 2015,
hal. 288). Adapun langkah-langkah untuk mengetahui homogenitas sampe
adalah sebagai berikut: (Riduwan, 2013, hal. 119-120)
1) Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan nilai varians terbesar dan
terkecil dengan rumus sebagai berikut:
𝐹 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
dk pembilang = n-1 (varian terbesar)
dk penyebut = n-1 (varian terkecil)
Taraf signifikan α = 0,05
Apabila Fhitung ≥ Ftabel sampel tidak homogen
Apabila Ftabel ≥ Fhitung sampel homogen
Untuk mengukur homogenitas sampel, digunakan uji Levene Statistics
yang ada di dalam software SPSS 25.
2. Uji Hipotesis
Setelah data diketahui berdistribusi normal dan homogen tahap
selanjutnya adalah uji hipotesis. Uji hipotesis sangat diperlukan untukmenguji
kebenaran suatu hipotesis (Sudijono, 2014, hal. 278).
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig.2 tailed > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh
model pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
46

b. Jika nilai Sig.2 tailed < 0.05, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh model
pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills
(HOTS) pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan uji-t dengan
taraf signifikan α=0,05. Rumus untuk menentukan uji hipotesis adalah sebagai
berikut:
𝑀1 −𝑀2 (𝑛1 −1)𝑣1+ (𝑛2 −1)𝑣2
𝑡= untuk mengetahui nilai SDt adalah : √
1
𝑆𝐷𝑡 √ −√
1 𝑛1 + 𝑛2 −2
𝑛1 𝑛2

Keterangan:
M1 = Nilai rata-rata kelas Eksperimen
M2 = Nilai rata-rata kelas Kontrol
SDt = Nilai Standar Deviasi
n1 = Banyak data kelompok eksperimen
n2 = Banyak data kelompok kontrol
v1 = Nilai varians data kelompok eksperimen
v2 = Nilai varians data kelompok kontrol
Apabila tt > t0 maka H0 diterima, dan apabila t0 > tt maka H0 ditolak. Untuk
menguji kebenaran hipotesis menggunakan software SPSS 25.
3. Kategori Nilai Peserta Didik
Data nilai yang dikumpulkan secara kuantitatif dapat dikategorikan
dengan statistik deskriptif, fungsi kategori nilai tersebut untuk mengetahui
keberhasilan belajar peserta didik. Pedoman kategori nilai peserta didik adalah
sebagai berikut: (Razak & Fatra, 2012, hal. 65)
Tabel 3. 5 Kategori Nilai Keberhasilan Peserta Didik

Interval Kategori
0 – 39.9 Sangat Kurang
40.0 – 54.9 Kurang
55.0 – 69.9 Cukup
70.0 – 84.5 Baik
85.0 – 100 Sangat Baik
47

K. Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis yang digunakan pada penelitian pengaruh model
pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher Order Thinking Skills
(HOTS) pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
sebagai berikut.
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
H1 : Ada pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi..
µ1 : Rata-rata hasil belajar Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada kelas
eksperimen.
µ2 : Rata-rata hasil belajar Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada kelas
kontrol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV, diperoleh nilai
Sig. (2-tailed) hasi uji hipotesis data posttest sebesar 0.016 < α (0.05), sehingga
adanya penolakan H0 dan penerimaan H1. Hal tersebut menunjukan adanya
perbedaan signifikan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Perbedaan nilai rata-rata juga didukung dengan perolehan nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 90 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 87. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik pada materi faktor-
faktor yang mempengeruhi laju reaksi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memiliki beberapa
saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Discovery Learning dapat menjadi solusi untuk
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik,
sehingga model ini dapat diterapkan pada materi lain yang pokok bahasannya
berupa penyajian hasil penulusuran seperti pada materi sifat koligatif, kimia
unsur, dan tata nama senyawa benzena.
2. Model Discovery Learning membutuhkan waktu cukup banyak, sehingga
pendidik disarankan untuk mengatur waktu sebaik mungkin agar tahapan
model Discovery Learning berjalan secara maksimal.

48
49

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., & Baradja, L. (2012). Demonstrasi Sains Kimia (Kimia Deskrptif
Melalui Demo Kimia). Bandung: Penerbit NUANSA.
Anderson, L. W., & Krathwol. (2014). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
pengajaran, dan Asesmen. Pearson Education.
Annuru, T. A., Johan, R. C., & Ali, M. (2017, Agustus). Peningkatan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta
Didik Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran Treffinger.
Edutchnologia, 3(2), 136-144.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. (2009). Evaluasi program Pendidikan Edisi kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.
Awaliyah, S. (2018). Penyusunan Soal HOTS bagi Guru PPKN dan IPS Sekolah
Menengah Pertama. Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial, 1(1), 46-53.
Diambil kembali dari http://Journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index/
Azizah, U. (2004). Laju Reaksi. Jakarta: Depdiknas.
Balim, A. G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students Succes and
Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Education Research(35), 1-20.
Behl, D. V., & Ferreira, S. (2014). Systems Thinking: An Analysis of Key Factor
and Relationships. Procedia Computer Science, 104-109. doi:10.1016
Brookhart, S. (2010). How to Asses Higher Order Thinking Skills in Your
Classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar konsep-konsep inti, jilid 2 edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Cresswell, J. W. (2012). Educational Research Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Reasearch. Boston: Pearson
Education.
Dogra, S. (1990). Kimia Fisik dan Soal-soal. Depok: UI Press.
Eggen, P., & kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran (Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6). Jakarta: Pearson.
Fakhomah, D. N., & Utami, M. S. (2019). Pre-Service English Teacher Perception
About Higher Order Thinking Skills (HOTS) in The 21st Century Learning.
International Journal of Indonesia Education and Teaching, 3(1), 41- 49.
doi:10.24071
Fitriyah, Murtadlo, A., & Warti, R. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Discovey Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa MAN Model
Kota Jambi. Jurnal Pelangi, 9(2), 108-112. doi:10.22202
50

Gantasala, P. V., & Gantasala, S. B. (2009). Influence of Learning Style. The


International Journal of Learning, 16(9), 170-184. Diambil kembali dari
www.learning-journal.com
Haryati, Manurung, B., & Gultom, T. (2017). The Effect of Learning Model in
Higher Order Thinking and Student Science Prosess Skills in Ecology.
International Journal of Humanities Social Science and Education, 4(10),
150-155. doi:10.20431
Hayon, V. H., Wariani, T., & Bria, C. (2017). Pengaruh Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (High Order Thinking) terhadap Hasil Belajar Kimia Materi
Pokok Laju Reaksi. Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW, 309-316.
Hugerat, M., & Kortam, N. (2014). Improving Higher Order Thinking Skills
Among Freshmen by Teaching Science through Inquiry. Eurasian Journal
of Mathematics & Technology Education, 10, 447-454. doi:10.12973
Irmawati, R. D., Supriyati, Y., & Suseno, M. (2018). Pengaruh Strategi
Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
Tunas Bangsa, 5(2), 143-156.
Jayawardana, H. B., & Djukri. (2015). Pengembangan Model Pebelajaran
HypnoTeaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA/MA. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1(2), 167-177. Diambil
kembali dari http:// Juornal.uny.ac.id/index.php/jipi
Karsono. (2017). Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis HOTS terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains, 5(1), 50-57.
Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2019). Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Khoiriah, Jalmo, T., & Abdurrahman. (2019). Effectiviness of Assessment
Instrument Higher Order Thinking Skills to Grow Self Regulated Learning
Student Junior High School. The Online Journal of New Horizons in
Education, 9(2), 106-115. Diambil kembali dari www.tojned.net
Kusuma, M. D., Rosidin, U., Abdurrahman, & Suyatna, A. (2017). The
Development of Higher Order Thinking Skill (HOTS) Instrument
Assessment in Physics Study. International Organization of Scientific
Research - Journal of Research & Method in Education, 7(1), 26-32.
doi:10.9790
Kyariazis, A., Psycharis, S., & Korres, K. (2009). Discovery Learning and the
Computational Experiment in Higher Mathematics and Science Education :
51

A Combined Approach. International Journal of Emerging Technologies in


Learning, 4(4), 25-34.
Linda, T., Ismail, & Wiharto. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning terhadap Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal-soal
Biologi Berkategor HOTS di SMS Negeri 1 Tana Toraja. Prosiding Seminar
Nasional Biologi IV, 771-778.
Marsita, R. A., Priatmoko, S., & Kusuma, E. (2010). Analisis Kesulitan Belajar
Kimia Siswa SMA dalam Memahami Larutan Penyangga dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. National
Scientific Journal of UNNES, Communicating the Scientist, 4(1), 512- 520.
Millah, D. (2015). Audience Centered pada Metode Presentasi sebagai Aktualisasi
Pendekatan Student Centered Learning. Edukasia: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 10(2), 255-278.
Muizaddin, R., & Santoso, B. (2016). Model Pembelajaran Core sebagai Sarana
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Core Learning Model for
Improving Student Learning Outcomes). Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 1(1), 224-232. Diambil kembali dari
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000
Mutmainna, & Ferawati. (2015). Komparasi Hasil Belajar Fisika melalui Metode
Discovery Learning dan Assignmenr and Recitation. Jurnal Pendidikan
Fisika, 3(1), 46-51. Diambil kembali dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/indeks.php/Pendidikan Fisika
Nurcahyo, E., Agung, L., & Djono, S. (2018). The Implementation of Discovery
Learning Model with Scientific Learning Approach to Improve Student's
Critical Thinking in Learning History. Internatioal Journal of Multicultural
and Multireligious Understanding, 5(3), 106-112. doi:10.18415
Nurhayati, & Angraeni, L. (2017). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Mahasiswa (Higher Order Thingking) dalam Menyelesaikan Soal Konsep
Optika melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika, 3(2), 119-126. doi:12.21009
Nurrohmi, Y., Utaya, S., & Utomo, D. H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(10), 1308-
1314. Diambil kembali dari http://Journal.um.ac.id/php/jptpp/
Oxtoby, Gillis, & Nachtrieb. (2001). Prinsip- prinsip kimia modern, edisi keempat
jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Persada, A. R. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran penemuan (Discovery
Learning) terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa ( Studi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 2 Sindangagung Kabupaten
52

Kuningan pada Pokok Bahasan Segiempat). Mathematics Education


Learning and Teaching, 5(2), 23-33.
Petrucci, R. (1985). Kimia Dasar prinsip dan terapan modern, edisi keempat jilid
2. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, F. A., Hairida, & Rasmawan, R. (2014). Pengaruh Penggunaan Model
Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 3(7), 1-16.
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putriani, D., & Rahayu, C. (2018). The Effect of Discovery Learning Model Using
Sunflowers in Circle Mathematics Learning Outcomes. International
Journal of Trends in Mathematics Education Research, 1(1), 22-25.
doi:10.33122
Raharjo, T. J., Kisworo, B., & Harianingsih. (2019). The Implementation Effect of
Discovery Learning Model for Non-formal Education Students. Internation
Journal of Academia Research in Business & Social Sciences, 9(9), 297-
306. doi:10.6007
Rahman, M. H. (2017). Using Discovery Learning to Encourage Creative Thinking.
International Journal of Social Science & Educational Studies, 4(2), 98-
103. doi:10.23918
Razak, A., & Fatra, M. (2012). Bahan Ajar PLPG (Penelitian Tindakan Kelas).
Ciputat: FITK UIN Jakarta.
Riandari, F., Susanti, R., & Suratmi. (2018). The Influence of Discovery Learning
Model Application to the Higher Order Thinking Skills Student of Srijaya
Negara Senior High School Palembang on the Animal Kingdom Subject
Matter. International Conference on Science Mathematics, Environment,
and Education, 1-8. doi:10.1088
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian. bandung: Alfabeta.
Rizkiana, F., Wayan, D., & Marfu'ah, S. (2016). Pengaruh Praktikum dan
Demonstrasi dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Motivasi
Belajar Siswa pada Materi Asam Basa Ditinjau dari Kemampuan Awal.
Jurnal Pendidikan: Teori Penelitian dan Pengembangan, 1(3), 354-362.
Rosarina, Sudin, A., & Sujana, A. (2016). Penerapan Model Discovery Learning
untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud
Benda. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 371-380.
Rudibyani, R. B., & Perdana, R. (2018). Enhanching Higher-order Thinking Skills
using Discovery Learning Model's on Acid- Base pH Material.
International Conference on Science and Applied Science (ICSAS), 1-10.
doi:10.1063
53

Rufii, R. (2015). Developing Module in Constructivist Learning Strategies to


promote Students Independence and Performance. International Journal of
Education, 7(1), 18-28. doi:10.5296
Sari, E. R., Pasaribu, M., & Saehaba, S. (2017). Pengaruh Model Discovery
Learning terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Kalor di SMP
Negeri Pamona Timur. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 4(2), 119-
126.
Sari, K., & Pradita, A. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Discovery
Learning Menggunakan Media Spreadsheet pada Materi Hukum Ohm untuk
Meningkatkan HOTS pada Peserta Didik. Seminar Nasional Pendidikan
Sains, 116-122.
Sastrawijaya, Tresna. (1999). Kimia Dasar II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Serevina, V., Sari, Y. P., & Maynastiti, D. (2018). Developing High Order Thinking
Skills (HOTS) assessment Instrument for Fluid Static at Senior High school.
The 2018 International Conference on Research and Learning of Physics,
1-9. doi:10.1088
Siahaan, F. B. (2017). Application of Discovery Learning Model for Solving
System of Linear Equation Using GeoGebra. International Journal of
Applied Engineering Research, 12(19), 9195-9198. Diambil kembali dari
www.ripublication.com
Simamora, R. E., Saragih, S., & Hasratuddin. (2019). Improving Students'
Methematical Problem Solving Ability and Self-Efficacy Through Guided
Discovery Learning in Local Culture Context. International Electronical
Journal of Mathematical Education, 14(1), 61-72. doi:10.12973
Sinambela, P. (2017). Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran.
Jurnal Generasi Kampus, 17-29.
Sudijono, A. (2014). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tam, S. M., & Ewe, J. A. (2018). Utilizing a discovery learning, real-world based
fruit juice clarification experiment to enhance teaching and learning of
biological enzyme concept. International Journal for Innovation Education
and Research, 6(6), 21-36. doi:10.31686
54

Tayeb, T. (2017). Analisis dan Manfaat Model Pembelajaran Analysis and Benefit
Learning Model. Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4(2), 48-55.
doi:10.24252
Tondang, K., & Sahyar. (2016). The Effect of Discovery Learning Model Toward
Student Higher Order Thinking Skills in Dynamic Electricity Subject Matter
at SMA Raksana Medan Academic Year 2014/2015. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Fisika, 4(1), 54-61. doi:10.24114
Wartono, Takaria, J., Batlolona, J. R., Grusche, S., Hudha, M. N., & Jayanti, Y. M.
(2018). Inqiury- Discovery Empowering High Order Thinking Skills and
Scientific Literacy on Substance Pressure Topic. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika Al-BiRuNi, 7(2), 139-151. doi:10.24042
Widana, Wayan. (2017). Higher Order Thinking Skills Assessment. Journal of
Indonesia Student Assessment and Evaluation, 3(1), 32- 44.
Widodo, T., & Kadarwati, S. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan
Karakter siswa. Cakrawala Pendidikan Jurnal ilmiah Pendidikan(1), 161-
171. doi:10.21831
Winarni. (2019). Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menggunakan
Huruf Kapital melalui Penerapan Model PJBL di SDIT Izzatul Islam
Getasan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 14(1), 18-24.
Wulandari, Y. I., Sunarto, & Totalia, S. A.-f. (2016). Implementasi Model
Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI IIS I SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal Pendidikan Bisnis dan ekonomi, 1(2), 1-21.
Yakina, Kurniati, T., & Fadhilah, R. (2017). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Kimia Kelas X di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Ar-
Razi Jurnal Ilmiah, 5(2), 287-297.
Yusuf, M. (2015). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis KD dan IndikatorAnalisis KD dan Indikator Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI MIPA/Ganjil
Materi Pokok : Laju Reaksi
A. Kompetensi Inti
• KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

56
No. KD Faktor Kegiatan KI HOTS
1 3.6 Menjelaskan faktor- Suhu Stimulation ( pemberian rangsangan) (Menganalisis)
faktor yang a. Peserta didik diberi beberapa stimulus oleh pendidik berupa demonstrasi langsung menganalisis
memengaruhi laju reaksi sebagai berikut: argumen
menggunakan teori Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung mengenai pengaruh suhu
tumbukan. terhadap teori tumbukkan, yaitu larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M di
4.6 Menyajikan hasil sebuah gelas beaker yang sebelumnya diberikan tanda X di bawah gelasnya
penelusuran informasi dengan suhu 50°C dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M bersuhu
cara-cara pengaturan dan normal. Na2S2O3 yang ditambahkan dengan HCl 1 M bersuhu tinggi akan lebih
penyimpanan bahan cepat bereaksi dibandingkan dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M
untuk mencegah bersuhu normal
perubahan fisika dan a. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi anggapan mengenai informasi
kimia yang tak terkendali hasil demonstrasi tersebut dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan pendidik
lewat power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju reaksi.
- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan.
b. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak dipahami mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi kepada pendidik.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada awal pembelajaran peserta didik diberikan permasalahan oleh guru sehingga
timbul rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelediki permasalahan yang diberikan
oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran discovery learning guru hanya menjadi
fasilitator untuk memberikan pertanyaan dan arahan.”
Problem Statement ( Identifikasi Masalah) (Menganalisis)
a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 kelompok secara memfokuskan
mandiri dan salah satu peserta didik membagikan LKPD yang telah disediakan pada pertanyaan
pendidik. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. atau
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang mengidentifikasi
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi lewat power ide utama

57
point yang dibuat pendidik mengenai pembusukan makanan yang diletakkan di
suhu ruangan dan oksidasi logam natrium jika diletakan di udara bebas. Pendidik
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin masalah yang ada
dalam wacana LKPD yang telah dibuat pendidik dan mengaitkannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan,
contohnya :
- Penyebab makanan yang diletakan di dalam suhu ruangan lebih cepat
membusuk.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya suatu reaksi
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
- Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan identifikasi masalah
yang didapat menjadi hipotesis sementara.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah dan kemungkinan kejadian yang terjadi dengan menggunakan bahan
pelajaran, lalu peserta didik diminta untuk merumuskan masalah dan dibentuk
menjadi hipotesis sementara.”

Data Collection (Pengumpulan Data) (Pemecahan


a. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari informasi Masalah)
yang didapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Mengidentifikasi
menggunakan teori tumbukan, kegiatan tersebut dilakukan untuk pengumpulan dan menentukan
data. Pendidik meminta peserta didik untuk menggali informasi sebanyak masalah
mungkin melalui internet lewat link yang telah disediakan di dalam LKPD yang
dibuat pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami soal
wacana yang ada di dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:

58
“Pada tahap pengumpulan data peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai sebanyak-banyaknya, mengamati objek
masalah, melakukan uji coba sendiri, dll”.
Data Processing (pengolahan data) (Pemecahan
a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan menjelaskan alasan mengenai informasi Masalah)
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan Menjelaskan
melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengolah informasi yang telah dengan data
didapatkan. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“ Peserta didik melakukan pengolahan informasi dan data yang telah didapatkan
sesuai dengan pembelajaran.”
Verification (pembuktian) (Pemecahan
a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung jawab dalam membuktikan Masalah)
kebenaran hasil penelusuran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju mengidentifikasi
reaksi ketidaktepatan
b. Peserta didik responsif dalam membandingkan dan mengidentifikasi elemen untuk mengatasi
yang relevan dan tidak relevan untuk menyelesaikan masalah penemuannya masalah
penemuannya.
c. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengecek kembali kebenaran hasil
diskusi
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik melakukan pembuktian hasil rumusan masalah dan hipotesis
sementara yang telah dilakukan dengan cara menghubungkan teori yang didapat
dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan”
Generalization (menarik kesimpulan) (Penalaran dan
a. Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara menarik kesimpulan logis dan Logika) membuat
menjelaskan informasi dididapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengevaluasi
laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan pembelajaran. kesimpulan
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan : induktif
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan menyampaikan informasi
yang telah didapatkan.

59
2. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai hasil informasi temuan
yang disampaikan kelompok peserta didik yang maju.
b. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi kesalahan dalam memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan, dengan menarik kesimpulan diharapkan masalah yang pembelajaran
yang dihadapi siswa dapat dirumuskan menjadi prinsip yang mendasari
generalisasi.”
Konsentr Stimulation ( pemberian rangsangan) (Menganalisis)
asi a. Peserta didik diberi beberapa stimulus oleh pendidik berupa demonstrasi menganalisis
langsung sebagai berikut: argumen
Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung mengenai pengaruh
konsentrasi terhadap teori tumbukkan, yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl
1 M di sebuah gelas beaker yang sebelumnya diberikan tanda X dengan Na2S2O3
ditambahkan dengan HCl 0,5 M. Na2S2O3 yang ditambahkan dengan HCl 1 M
akan lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan
HCl 0,5 M
b. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi anggapan mengenai informasi
hasil demonstrasi tersebut dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan pendidik
lewat power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju reaksi.
- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan.
c. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak dipahami mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi kepada pendidik.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada awal pembelajaran peserta didik diberikan permasalahan oleh guru sehingga
timbul rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelediki permasalahan yang diberikan

60
oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran discovery learning guru hanya menjadi
fasilitator untuk memberikan pertanyaan dan arahan.”
Problem Statement ( Identifikasi Masalah) (Menganalisis)
a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 kelompok secara memfokuskan
mandiri dan salah satu peserta didik membagikan LKPD yang telah disediakan pada pertanyaan
pendidik. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. atau
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang mengidentifikasi
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi lewat power ide utama
point yang dibuat pendidik mengenai pembusukan makanan yang diletakkan di
suhu ruangan dan oksidasi logam natrium jika diletakan di udara bebas.
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin masalah yang ada
dalam wacana LKPD yang telah dibuat pendidik dan mengaitkannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan,
contohnya :
- Penyebab logam Natrium yang diletakkan di udara bebas dapat mudah
meledak.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya suatu reaksi
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
d. Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan identifikasi masalah yang
didapat menjadi hipotesis sementara.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah dan kemungkinan kejadian yang terjadi dengan menggunakan bahan
pelajaran, lalu peserta didik diminta untuk merumuskan masalah dan dibentuk
menjadi hipotesis sementara.”
Data Collection (Pengumpulan Data) (Pemecahan
a. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari informasi Masalah)
yang didapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Mengidentifikasi
menggunakan teori tumbukan, kegiatan tersebut dilakukan untuk pengumpulan dan menentukan
data. Pendidik meminta peserta didik untuk menggali informasi sebanyak masalah

61
mungkin melalui internet lewat link yang telah disediakan di dalam LKPD yang
dibuat pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami
soal wacana yang ada di dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada tahap pengumpulan data peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai sebanyak-banyaknya, mengamati objek
masalah, melakukan uji coba sendiri, dll”.
Data Processing (pengolahan data) (Pemecahan
a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan menjelaskan alasan mengenai Masalah)
informasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori Menjelaskan
tumbukan melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengolah informasi yang dengan data
telah didapatkan. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“ Peserta didik melakukan pengolahan informasi dan data yang telah didapatkan
sesuai dengan pembelajaran.”
Verification (pembuktian) (Pemecahan
a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung jawab dalam membuktikan Masalah)
kebenaran hasil penelusuran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju mengidentifikasi
reaksi. ketidaktepatan
b. Peserta didik responsif dalam membandingkan dan mengidentifikasi elemen untuk mengatasi
yang relevan dan tidak relevan untuk menyelesaikan masalah penemuannya masalah
penemuannya.
c. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengecek kembali kebenaran hasil
diskusi.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik melakukan pembuktian hasil rumusan masalah dan hipotesis
sementara yang telah dilakukan dengan cara menghubungkan teori yang didapat
dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan”

62
Generalization (menarik kesimpulan) (Penalaran dan
a. Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara menarik kesimpulan logis dan Logika) membuat
menjelaskan informasi dididapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengevaluasi
laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan pembelajaran. kesimpulan
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan : induktif
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan menyampaikan informasi
yang telah didapatkan.
2. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai hasil informasi temuan
yang disampaikan kelompok peserta didik yang maju
c. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi kesalahan dalam memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan, dengan menarik kesimpulan diharapkan masalah yang pembelajaran
yang dihadapi siswa dapat dirumuskan menjadi prinsip yang mendasari
generalisasi.”
Katalis Stimulation ( pemberian rangsangan) (Menganalisis)
a. Peserta didik diberi beberapa stimulus oleh pendidik berupa demonstrasi menganalisis
langsung sebagai berikut: argumen
Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung mengenai pengaruh
katalis terhadap teori tumbukkan, yaitu larutan H2O2 yang diberikan serbuk
MnO2 dengan larutan H2O2 yang tidak diberikan serbuk MnO2. Larutan H2O2
yang diberikan serbuk MnO2 akan lebih cepat bereaksi dibandingkan H2O2 yang
tidak diberikan serbuk MnO2
b. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi anggapan mengenai informasi
hasil demonstrasi tersebut dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan pendidik
lewat power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju reaksi.

63
- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan.
c. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak dipahami mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi kepada pendidik.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada awal pembelajaran peserta didik diberikan permasalahan oleh guru sehingga
timbul rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelediki permasalahan yang diberikan
oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran discovery learning guru hanya menjadi
fasilitator untuk memberikan pertanyaan dan arahan.”
Problem Statement ( Identifikasi Masalah) (Menganalisis)
a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 kelompok secara memfokuskan
mandiri dan salah satu peserta didik membagikan LKPD yang telah disediakan pada pertanyaan
pendidik. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. atau
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang mengidentifikasi
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi lewat power ide utama
point yang dibuat pendidik mengenai pembusukan makanan yang diletakkan di
suhu ruangan dan oksidasi logam natrium jika diletakan di udara bebas. Pendidik
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin masalah yang ada
dalam wacana LKPD yang telah dibuat pendidik dan mengaitkannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan,
contohnya :
- Cara mengeffisienkan waktu untuk produksi ammonia di industri.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya suatu reaksi
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
d. Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan identifikasi masalah yang
didapat menjadi hipotesis sementara.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah dan kemungkinan kejadian yang terjadi dengan menggunakan bahan
pelajaran, lalu peserta didik diminta untuk merumuskan masalah dan dibentuk
menjadi hipotesis sementara.”

64
Data Collection (Pengumpulan Data) (Pemecahan
a. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari informasi Masalah)
yang didapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Mengidentifikasi
menggunakan teori tumbukan, kegiatan tersebut dilakukan untuk pengumpulan dan menentukan
data. Pendidik meminta peserta didik untuk menggali informasi sebanyak masalah
mungkin melalui internet lewat link yang telah disediakan di dalam LKPD yang
dibuat pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami soal
wacana yang ada di dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada tahap pengumpulan data peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai sebanyak-banyaknya, mengamati objek
masalah, melakukan uji coba sendiri, dll”.
Data Processing (pengolahan data) (Pemecahan
a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan menjelaskan alasan mengenai informasi Masalah)
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan Menjelaskan
melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengolah informasi yang telah dengan data
didapatkan. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“ Peserta didik melakukan pengolahan informasi dan data yang telah didapatkan
sesuai dengan pembelajaran.”
Verification (pembuktian) (Pemecahan
a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung jawab dalam membuktikan Masalah)
kebenaran hasil penelusuran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju mengidentifikasi
reaksi. ketidaktepatan
b. Peserta didik responsif dalam membandingkan dan mengidentifikasi elemen untuk mengatasi
yang relevan dan tidak relevan untuk menyelesaikan masalah penemuannya masalah
penemuannya.
c. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengecek kembali kebenaran hasil
diskusi

65
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik melakukan pembuktian hasil rumusan masalah dan hipotesis
sementara yang telah dilakukan dengan cara menghubungkan teori yang didapat
dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan”
Generalization (menarik kesimpulan) (Penalaran dan
a. Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara menarik kesimpulan logis dan Logika) membuat
menjelaskan informasi dididapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengevaluasi
laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan pembelajaran. kesimpulan
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan : induktif
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan menyampaikan informasi
yang telah didapatkan.
2. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai hasil informasi temuan
yang disampaikan kelompok peserta didik yang maju
d. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi kesalahan dalam memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan, dengan menarik kesimpulan diharapkan masalah yang pembelajaran
yang dihadapi siswa dapat dirumuskan menjadi prinsip yang mendasari
generalisasi.”
Luas Stimulation ( pemberian rangsangan) (Menganalisis)
Permuka a. Peserta didik diberi beberapa stimulus oleh pendidik berupa demonstrasi langsung menganalisis
an sebagai berikut: argumen
Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung mengenai pengaruh luas
permukaan terhadap teori tumbukkan, yaitu serbuk CaCO3 ditambahkan dengan
HCl 1 M di sebuah tabung reaksi dengan bongkahan CaCO3 ditambahkan dengan
HCl 1 M. Serbuk CaCO3 yang ditambahkan dengan HCl 1 M akan lebih cepat
bereaksi dibandingkan dengan bongkahan CaCO3 ditambahkan dengan HCl 1 M.
Na2S2O3 yang ditambahkan dengan HCl 1 M bersuhu tinggi akan lebih cepat

66
bereaksi dibandingkan dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M bersuhu
normal
b. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi anggapan mengenai informasi
hasil demonstrasi tersebut dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan pendidik
lewat power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi laju reaksi.
- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan.
c. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak dipahami mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi kepada pendidik.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada awal pembelajaran peserta didik diberikan permasalahan oleh guru sehingga
timbul rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelediki permasalahan yang diberikan
oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran discovery learning guru hanya menjadi
fasilitator untuk memberikan pertanyaan dan arahan.”
Problem Statement ( Identifikasi Masalah) (Menganalisis)
a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 kelompok secara memfokuskan
mandiri dan salah satu peserta didik membagikan LKPD yang telah disediakan pada pertanyaan
pendidik. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. atau
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang mengidentifikasi
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi lewat power ide utama
point yang dibuat pendidik mengenai pembusukan makanan yang diletakkan di
suhu ruangan dan oksidasi logam natrium jika diletakan di udara bebas. Pendidik
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin masalah yang ada
dalam wacana LKPD yang telah dibuat pendidik dan mengaitkannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan,
contohnya :
- Penyebab obat puyer lebih mudah rusak dibandingkan dengan obat dalam
bentuk pil.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya suatu reaksi

67
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
d. Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan identifikasi masalah yang
didapat menjadi hipotesis sementara.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah dan kemungkinan kejadian yang terjadi dengan menggunakan bahan
pelajaran, lalu peserta didik diminta untuk merumuskan masalah dan dibentuk
menjadi hipotesis sementara.”
Data Collection (Pengumpulan Data) (Pemecahan
a. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan dari informasi Masalah)
yang didapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Mengidentifikasi
menggunakan teori tumbukan, kegiatan tersebut dilakukan untuk pengumpulan dan menentukan
data. Pendidik meminta peserta didik untuk menggali informasi sebanyak masalah
mungkin melalui internet lewat link yang telah disediakan di dalam LKPD yang
dibuat pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami soal
wacana yang ada di dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Pada tahap pengumpulan data peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai sebanyak-banyaknya, mengamati objek
masalah, melakukan uji coba sendiri, dll”.
Data Processing (pengolahan data) (Pemecahan
a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan menjelaskan alasan mengenai informasi Masalah)
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan Menjelaskan
melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengolah informasi yang telah dengan data
didapatkan. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“ Peserta didik melakukan pengolahan informasi dan data yang telah didapatkan
sesuai dengan pembelajaran.”

68
Verification (pembuktian) (Pemecahan
a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung jawab dalam membuktikan Masalah)
kebenaran hasil penelusuran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju mengidentifikasi
reaksi ketidaktepatan
b. Peserta didik responsif dalam membandingkan dan mengidentifikasi elemen untuk mengatasi
yang relevan dan tidak relevan untuk menyelesaikan masalah penemuannya masalah
penemuannya.
c. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengecek kembali kebenaran hasil
diskusi
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik melakukan pembuktian hasil rumusan masalah dan hipotesis
sementara yang telah dilakukan dengan cara menghubungkan teori yang didapat
dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan”
Generalization (menarik kesimpulan) (Penalaran dan
a. Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara menarik kesimpulan logis dan Logika) membuat
menjelaskan informasi dididapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengevaluasi
laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan pembelajaran. kesimpulan
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan : induktif
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan menyampaikan informasi
yang telah didapatkan.
2. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai hasil informasi temuan
yang disampaikan kelompok peserta didik yang maju
e. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi kesalahan dalam memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan.
(Sinambela, 2017) menyatakan bahwa:
“Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan dari tahapan-tahapan yang
dilakukan, dengan menarik kesimpulan diharapkan masalah yang pembelajaran
yang dihadapi siswa dapat dirumuskan menjadi prinsip yang mendasari
generalisasi.”

69
70

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI MIPA/Ganjil
Materi Pokok : Laju Reaksi
Pertemuan ke- :1
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
• KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang 3.6.1 Menjelaskan Faktor Konsentrasi yang
memengaruhi laju reaksi menggunakan teori mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan
tumbukan 3.6.2 Menjelaskan Faktor Suhu yang mempengaruhi laju
reaksi menggunakan teori tumbukan
4.6 Menyajikan hasil penelusuran 4.6.1 Menelusuri informasi cara-cara pengaturan dan
informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika
penyimpanan bahan untuk mencegah dan kimia yang tak terkendali
perubahan fisika dan kimia yang tak 4.6.2 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara
terkendali pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah
perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
71

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
2. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
tumbukan.
3. Peserta didik dapat menelusuri informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah
perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali.
4. Peserta didik dapat menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan
bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
D. Materi Pembelajaran
1. Laju Reaksi
Pada umumnya suatu reaksi memiliki laju yang berbeda-beda, ada reaksi yang berlangsung lama
dan ada juga reaksi yang berlangsung cepat, konsep yang mempelajari cepat lambatnya suatu reaksi adalah
konsep laju reaksi (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 199). Dimana laju reaksi merupakan perubahan
konsentrasi reaktan terhadap waktu. Persamaan umum tersebut dinyatakan sebagai berikut: (Chang, 2004,
hal. 30)
Reaktan → Produk
Persamaan ini menjelaskan bahwa ketika reaksi sedang berlangsung, molekul produk terbentuk hasil
dari reaksi molekul reaktan. Laju reaksi merupakan penurunan jumlah pereaksi disertai bertambahnya
jumlah produk, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: (Chang, 2004, hal. 30)

A B
Laju reaksi = − atau Laju reaksi =
t t
Tanda negatif pada molekul A diartikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar dalam satuan
waktu dan tanpa tanda negatif pada molekul B yang menyatakan bahwa penambahan konsentrasi molar
dalam satuan waktu.
b. Teori Tumbukan
Reaksi kimia akan berlangsung hanya dapat terjadi ketika adanya tumbukan efektif antar molekul,
dan kecepatan laju reaksi yang berlangsung tergantung pada frekuensi tumbukan tersebut (Petrucci,
1985, hal. 162). (Dogra, 1990, hal. 654) juga menyatakan bahwa laju reaksi sangat bergantung pada
jumlah tumbukan dalam suatu reaksi dan besarnya energi aktivasi suatu molekul.
Tidak semua tumbukan antar molekul dapat menghasilkan reaksi kimia, reaksi kimia hanya dapat
berlangsung jika molekul yang berbenturan memiliki energi yang melebihi energi kritis. (Oxtoby, Gillis,
& Nachtrieb, 2001, hal. 435)
Terdapat 2 faktor yang dapat menjelaskan bahwa hanya tumbukan efektif yang menghasilkan
reaksi kimia.
3) Hanya molekul yang memiliki energi tinggi yang dapat menghasilkan tumbukan antar molekul.
4) Kemungkinan-kemungkinan tersebut tergantung pada orientasi tumbukan antar molekul. (Petrucci,
1985, hal. 162)
72

Enegi aktivasi atau yang biasa disebut dengan energi yang diperlukan molekul untuk saling
bereaksi. Laju reaksi tergantung pada banyaknya frekuensi tumbukan dengan fraksi yang memiliki
energi lebih tinggi atau sama dengan energi aktivasinya. Maka, semakin tinggi energi aktivasi, maka
semakin sedikit fraksi molekul yang teraktifasi sehingga menghasilkan reaksi yang berlangsung lambat.
(Petrucci, 1985, hal. 162)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Cepat lambat suatu suatu laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut.
1. Konsentrasi
Laju reaksi sangat bergantung dengan dengan jumlah tumbukan antar molekul yang terjadi
dalam suatu reaksi, semakin banyak jumlah partikel suatu reaksi maka kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif antar molekul semakin besar sehingga laju reaksi yang dihasilkan juga semakin
cepat (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 226). (Azizah, 2004, hal. 26) juga menyatakan jika
konsentrasi suatu reaksi diperbesar maka semakin banyak jumlah partikel yang terdapat didalamnya,
semakin besar kemungkinan molekul saling bertumbukan, maka efek yang dihasilkan oleh reaksi
adalah reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju reaksi bergantung dengan banyaknya tumbukan efektif
yang terjadi pada suatu reaksi.
2. Luas Permukaan
Semakin besar luas permukaan bidang sentuh, maka semakin besar kemungkinan terjadinya
tumbukan antar partikel, sehingga semakin besar kemungkinan suatu reaksi berlangsung lebih cepat.
(Azizah, 2004, hal. 27)
3. Suhu
Energi kinetik diperlukan suatu molekul untuk dapat bergerak, oleh karena itu semakin cepat
molekul bergerak maka energi kinetiknya semakin besar sehingga semakin besar kemungkinan
molekul saling bertumbukan. Molekul yang bertumbukan harus memiliki nilai energi kinetik yang
sama atau lebih besar dari energi aktivasinya (Chang, 2004, hal. 44). Maka untuk meningkatkan
kecepatan laju reaksi maka dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu pada suatu reaksi, karena
dengan menaikkan suhu dapat meningkatkan energi kinetik pada suatu reaksi, kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel semakin besar sehingga laju reaksi yang dihasilkan semakin cepat.
(Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 227)
(Chang, 2004, hal. 45) juga menyatakan suatu reaksi akan lebih stabil jika melepaskan kalor,
sebaliknya suatu reaksi akan kurang stabil jika menyerap kalor. Semakin tinggi energi aktivasi
dalam suatu reaksi maka semakin lambat laju reaksi yang terjadi sehingga laju reaksi dapat
meningkat dan menurun tergantung dengan energi aktivasi dan suhu.
4. Katalis
Untuk dapat menghasilkan suatu reaksi maka molekul-molekul pada reaksi haru memiliki
energi kinetik yang cukup, jalan lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan cara menurunkan
energi aktivasi suatu reaksi, maka jalan yang harus ditempuh untuk meningkatkan laju reaksi
73

tersebut adalah dengan menambahkan katalis (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 229). Katalis
merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi kimia, tetapi katalis tidak menagalami perubahan
kimia. Dalam jumlah yang sedikit katalis dapat mempengaruhi kecepatan laju reaksi, tetunya katalis
ini dapat menguntungkan dalam industri kimia. Terdapat 2 jenis katalis yaitu: (Oxtoby, Gillis, &
Nachtrieb, 2001, hal. 439-440)
a) Homogen
Katalis homogen ialah katalis yang berada dalam 1 fasa yang sama, contohnya jika
reaksi berlangsung dalam fasa gas maka katalis yang digunakan juga dalam bentuk yang sama
yaitu fasa gas.
b) Heterogen
Berbeda dengan katalis homogen yang berada dalam 1 fasa yang sama. Katalis
heterogen terdapat dalam fasa yang berbeda contohnya jika reaksi yang berlangsung dalam fasa
gas, katalis yang digunakan dalam fasa padat.
E. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning
2. Metode : Demonstrasi, observasi, diskusi, dan tanya jawab
F. Media Pembelajaran
• Alat:
1. Spidol dan papan tulis
2. Laptop dan infocus
• Media:
1. LKPD
2. LCD
G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
2. Buku refensi yang relevan
3. Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Keterangan Kegiatan Pendahuluan (pertemuan Ke-1)
kegiatan Jenjang Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kognitif Waktu
Orientasi a. Peserta didik memberi salam kepada pendidik, lalu diabsen 3 menit
pendidik, merapikan tempat duduk, menjawab kabar, dan
berdoa bersama.
Apersepsi a. Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang 2 menit
ditanyakan pendidik terkait dengan materi, seperti :
1. Materi yang dipelajari sebelumnya.
2. Pengertian laju reaksi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
74

Motivasi a. Peserta didik menyimak motivasi yang dijelaskan 3 menit


pendidik berupa paparan aplikasi dan manfaat dalam
kehidupan sehari-hari dari mempelajari materi
tersebut lewat power point yang telah dibuat pendidik,
pendidik memaparkan faktor yang mempengaruhi
laju reaksi merupakan bukti kekuasaan Allah SWT.
Pemberian Acuan a. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik 2 menit
mengenai materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu lewat power point yang telah
dibuat pendidik.
b. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik
mengenai kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
yang harus dicapai pada pertemuan tersebut lewat
power point yang telah dibuat pendidik.
Kegiatan Inti
Ket. Kegiatan Aspek Alokasi
Pembelajaran Berpikir Waktu
Kegiatan Pembelajaran HOTS
menurut
Brookhart
Stimulation a. Peserta didik diberi beberapa stimulus oleh pendidik (Menganalisi 10 menit
(pemberian berupa demonstrasi langsung sebagai berikut: s)
rangsangan) 1. Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung menganalisis
mengenai pengaruh suhu terhadap teori tumbukkan, argumen
yaitu larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M
di sebuah gelas beaker yang sebelumnya diberikan
tanda X di bawah gelasnya dengan suhu 50°C dengan
Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl 1 M bersuhu
normal. Na2S2O3 yang ditambahkan dengan HCl 1 M
bersuhu tinggi akan lebih cepat bereaksi
dibandingkan dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan
HCl 1 M bersuhu normal
2. Peserta didik mengamati demonstrasi secara langsung
mengenai pengaruh konsentrasi terhadap teori
tumbukkan, yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl
1 M di sebuah gelas beaker yang sebelumnya
diberikan tanda X dengan Na2S2O3 ditambahkan
dengan HCl 0,5 M. Na2S2O3 yang ditambahkan
dengan HCl 1 M akan lebih cepat bereaksi
dibandingkan dengan Na2S2O3 ditambahkan dengan
HCl 0,5 M
b. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi
anggapan mengenai informasi hasil demonstrasi
tersebut dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan
pendidik lewat power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi
setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
laju reaksi.
75

- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan?


c. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak
dipahami mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi kepada pendidik.
Problem Statement a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri (Menganalisi 10 menit
(Identifikasi dari 5-6 kelompok secara mandiri dan salah satu s)
Masalah) peserta didik membagikan LKPD yang telah memfokuska
disediakan pendidik. Pendidik mengawasi jalannya n pada
kegiatan pembelajaran. pertanyaan
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi atau
masalah sebanyak mungkin yang berkaitan dengan mengidentifi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi lewat kasi ide
power point yang dibuat pendidik mengenai utama
pembusukan makanan yang diletakkan di suhu
ruangan dan oksidasi logam natrium jika diletakan di
udara bebas. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan
pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak
mungkin masalah yang ada dalam wacana LKPD
yang telah dibuat pendidik dan mengaitkannya
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukan, contohnya :
- Penyebab makanan yang diletakan di dalam suhu
ruangan lebih cepat membusuk.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya
suatu reaksi
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
d. Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan
identifikasi masalah yang didapat menjadi hipotesis
sementara.
Data Collection a. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang perlu (Pemecahan 15 menit
(Pengumpulan diselesaikan dari informasi yang didapat mengenai Masalah)
Data) faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Mengidentifi
menggunakan teori tumbukan, kegiatan tersebut kasi dan
dilakukan untuk pengumpulan data. Pendidik menentukan
meminta peserta didik untuk menggali informasi masalah
sebanyak mungkin melalui internet lewat link yang
telah disediakan di dalam LKPD yang dibuat
pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami soal wacana yang ada di
dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
Data Processing a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan (Pemecahan 15 menit
(pengolahan data) menjelaskan alasan mengenai informasi faktor- Masalah)
faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan Menjelaskan
teori tumbukan melalui kegiatan diskusi kelompok dengan data
dan mengolah informasi yang telah didapatkan.
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan
76

pembelajaran.
Verification a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung (Pemecahan 10 menit
(pembuktian) jawab dalam membuktikan kebenaran hasil Masalah)
penelusuran mengenai faktor-faktor yang mengidentifi
mempengaruhi laju reaksi. kasi
b. Peserta didik responsif dalam membandingkan dan ketidaktepat
mengidentifikasi elemen yang relevan dan tidak an untuk
relevan untuk menyelesaikan masalah penemuannya mengatasi
penemuannya. masalah
c. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengecek
kembali kebenaran hasil diskusi
Generalization • Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara (Penalaran
(menarik menarik kesimpulan logis dan menjelaskan informasi dan Logika)
kesimpulan) dididapat mengenai faktor-faktor yang membuat
mempengaruhi laju reaksi. Melalui kegiatan : atau
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan mengevaluas
menyampaikan informasi yang telah didapatkan. i kesimpulan
2. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai induktif
hasil informasi temuan yang disampaikan kelompok
peserta didik yang maju.
b. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi
kesalahan dalam memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
tumbukan.
Kegiatan Penutup
Ket. Kegiatan Jenjang Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Kognitif Waktu
Kesimpulan a. Peserta didik diminta pendidik untuk mengajukan 5 menit
pertanyaan jika masih ada yang kurang dipahami.
b. Beberapa peserta didik diminta pendidik untuk
menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
Evaluasi a. Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan evaluasi yang 3 menit
ditanyakan pendidik.
Informasi a. Peserta didik mendengarkan informasi yang dijelaskan 2 menit
pendidik mengenai materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
b. Peserta didik dan pendidik mengucapkan hamdalah
bersama-sama.
c. Peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dan memberi
salam kepada pendidik.
77

I. Teknik Penilaian

No. Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap Observasi Lembar Observasi
2. Pengetahuan Tes Tertulis Soal Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills

Penugasan Tugas
3. Keterampilan Penilaian Portofolio Format Penilaian

J. Instrumen penilaian
- Penilaian Sikap: Lembar observasi sikap pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
- Penilaian Pengetahuan: Soal pilihan ganda Higher Order Thinking Skill (HOTS) materi faktor – faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
- Penilaian Keterampilan: Lembar pengamatan keterampilan pada saat mengamati “Peserta didik
mempersentasikan hasil temuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi”
1. Rubrik Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020 Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda (√ )pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
No Nama Peserta Didik Proaktif Disiplin Bertanggung Santun Responsif Rata Predikat
Jawab -rata
1
2
3
4
5

Petunjuk Penilaian:
Rubrik Penilaian Nilai observasi pada saat kegiatan Interval Nilai Predikat
pembelajaran
Skor 4 = sangat baik 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 90 < X ≤ 100 A
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
Skor 3 = baik 𝟒𝟒 80 < X ≤ 90 B
Skor 2 = cukup 70 < X ≤ 80 C
Skor 1 = kurang 0.00 < X ≤ 70 D
78

2. Rubrik Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020 Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan

Aspek yang dinilai Kriteria Skor


No.
1. Sistematika Presentasi Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis 4
Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi kurang sistematis 3
Materi presentasi disajikan secara kurang runtut dan tidak sistematis 2
Materi presentasi disajikan secara tidak runtut dan tidak sistematis 1
2. Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami 4
Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
3. Ketepatan Intonasi dan Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal 4
Kejalasan Artikulasi yang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak tepat dan 3
artikulasi/lafal yang agak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang tepat dan 2
artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak tepat dan 1
artikulasi/lafal yang tidak jelas
4. Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan 4
mempertahankan dan arif dan bijaksana
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan 3
atau sanggahan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan 2
dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan 1
79

Petunjuk Penilaian:
Rubrik Penilaian Nilai observasi pada saat kegiatan Interval Nilai Predikat
pembelajaran
Skor 4 = sangat baik 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 90 < X ≤ 100 A
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
Skor 3 = baik 𝟒𝟒 80 < X ≤ 90 B
Skor 2 = cukup 70 < X ≤ 80 C
Skor 1 = kurang 0.00 < X ≤ 70 D

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia, Peneliti,

Dinar Inayah, S.Pd Nidaa


NIP. NIM.11150162000026
80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester : XI MIPA/Ganjil
Materi Pokok : Laju Reaksi
Pertemuan ke- :2
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
• KI 1 dan KI 2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang 3.6.1 Menjelaskan Faktor Luas Permukaan yang
memengaruhi laju reaksi menggunakan teori mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
tumbukan tumbukan
3.6.2 Menjelaskan Faktor Katalis yang mempengaruhi
laju reaksi menggunakan teori tumbukan
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi 4.6.1 Menelusuri informasi cara-cara pengaturan dan
cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang dan kimia yang tak terkendali
tak terkendali 4.6.2 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-
cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk
mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak
terkendali
81

A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
2. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
tumbukan.
3. Peserta didik dapat menelusuri informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah
perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali.
4. Peserta didik dapat menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
B. Materi Pembelajaran
1. Laju Reaksi
Pada umumnya suatu reaksi memiliki laju yang berbeda-beda, ada reaksi yang berlangsung lama
dan ada juga reaksi yang berlangsung cepat, konsep yang mempelajari cepat lambatnya suatu reaksi adalah
konsep laju reaksi (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 199). Dimana laju reaksi merupakan perubahan
konsentrasi reaktan terhadap waktu. Persamaan umum tersebut dinyatakan sebagai berikut: (Chang, 2004,
hal. 30)
Reaktan → Produk
Persamaan ini menjelaskan bahwa ketika reaksi sedang berlangsung, molekul produk terbentuk hasil
dari reaksi molekul reaktan. Laju reaksi merupakan penurunan jumlah pereaksi disertai bertambahnya
jumlah produk, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: (Chang, 2004, hal. 30)

A B
Laju reaksi = − atau Laju reaksi =
t t
Tanda negatif pada molekul A diartikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar dalam satuan
waktu dan tanpa tanda negatif pada molekul B yang menyatakan bahwa penambahan konsentrasi molar
dalam satuan waktu.
a. Teori Tumbukan
Reaksi kimia akan berlangsung hanya dapat terjadi ketika adanya tumbukan efektif antar molekul,
dan kecepatan laju reaksi yang berlangsung tergantung pada frekuensi tumbukan tersebut (Petrucci,
1985, hal. 162). (Dogra, 1990, hal. 654) juga menyatakan bahwa laju reaksi sangat bergantung pada
jumlah tumbukan dalam suatu reaksi dan besarnya energi aktivasi suatu molekul.
Tidak semua tumbukan antar molekul dapat menghasilkan reaksi kimia, reaksi kimia hanya dapat
berlangsung jika molekul yang berbenturan memiliki energi yang melebihi energi kritis. (Oxtoby, Gillis,
& Nachtrieb, 2001, hal. 435)
Terdapat 2 faktor yang dapat menjelaskan bahwa hanya tumbukan efektif yang menghasilkan
reaksi kimia.
1) Hanya molekul yang memiliki energi tinggi yang dapat menghasilkan tumbukan antar molekul.
2) Kemungkinan-kemungkinan tersebut tergantung pada orientasi tumbukan antar molekul. (Petrucci,
1985, hal. 162)
82

Enegi aktivasi atau yang biasa disebut dengan energi yang diperlukan molekul untuk saling
bereaksi. Laju reaksi tergantung pada banyaknya frekuensi tumbukan dengan fraksi yang memiliki
energi lebih tinggi atau sama dengan energi aktivasinya. Maka, semakin tinggi energi aktivasi, maka
semakin sedikit fraksi molekul yang teraktifasi sehingga menghasilkan reaksi yang berlangsung lambat.
(Petrucci, 1985, hal. 162)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Cepat lambat suatu suatu laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut.
1) Konsentrasi
Laju reaksi sangat bergantung dengan dengan jumlah tumbukan antar molekul yang terjadi
dalam suatu reaksi, semakin banyak jumlah partikel suatu reaksi maka kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif antar molekul semakin besar sehingga laju reaksi yang dihasilkan juga semakin
cepat (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 226). (Azizah, 2004, hal. 26) juga menyatakan jika
konsentrasi suatu reaksi diperbesar maka semakin banyak jumlah partikel yang terdapat didalamnya,
semakin besar kemungkinan molekul saling bertumbukan, maka efek yang dihasilkan oleh reaksi
adalah reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju reaksi bergantung dengan banyaknya tumbukan efektif
yang terjadi pada suatu reaksi.
2) Luas Permukaan
Semakin besar luas permukaan bidang sentuh, maka semakin besar kemungkinan terjadinya
tumbukan antar partikel, sehingga semakin besar kemungkinan suatu reaksi berlangsung lebih cepat.
(Azizah, 2004, hal. 27)
3) Suhu
Energi kinetik diperlukan suatu molekul untuk dapat bergerak, oleh karena itu semakin cepat
molekul bergerak maka energi kinetiknya semakin besar sehingga semakin besar kemungkinan
molekul saling bertumbukan. Molekul yang bertumbukan harus memiliki nilai energi kinetik yang
sama atau lebih besar dari energi aktivasinya (Chang, 2004, hal. 44). Maka untuk meningkatkan
kecepatan laju reaksi maka dapat dilakukan dengan cara menaikkan suhu pada suatu reaksi, karena
dengan menaikkan suhu dapat meningkatkan energi kinetik pada suatu reaksi, kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel semakin besar sehingga laju reaksi yang dihasilkan semakin cepat.
(Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 227)
(Chang, 2004, hal. 45) juga menyatakan suatu reaksi akan lebih stabil jika melepaskan kalor,
sebaliknya suatu reaksi akan kurang stabil jika menyerap kalor. Semakin tinggi energi aktivasi
dalam suatu reaksi maka semakin lambat laju reaksi yang terjadi sehingga laju reaksi dapat
meningkat dan menurun tergantung dengan energi aktivasi dan suhu.
4) Katalis
Untuk dapat menghasilkan suatu reaksi maka molekul-molekul pada reaksi harus memiliki
energi kinetik yang cukup, jalan lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan cara menurunkan
energi aktivasi suatu reaksi, maka jalan yang harus ditempuh untuk meningkatkan laju reaksi tersebut
83

adalah dengan menambahkan katalis (Sastrawijaya, Tresna, 1999, hal. 229). Katalis merupakan zat
yang dapat mempercepat reaksi kimia, tetapi katalis tidak menagalami perubahan kimia. Dalam
jumlah yang sedikit katalis dapat mempengaruhi kecepatan laju reaksi, tetunya katalis ini dapat
menguntungkan dalam industri kimia. Terdapat 2 jenis katalis yaitu: (Oxtoby, Gillis, & Nachtrieb,
2001, hal. 439-440)
a) Homogen
Katalis homogen ialah katalis yang berada dalam 1 fasa yang sama, contohnya jika reaksi
berlangsung dalam fasa gas maka katalis yang digunakan juga dalam bentuk yang sama yaitu fasa
gas.
b) Heterogen
Berbeda dengan katalis homogen yang berada dalam 1 fasa yang sama. Katalis heterogen
terdapat dalam fasa yang berbeda contohnya jika reaksi yang berlangsung dalam fasa gas, katalis
yang digunakan dalam fasa padat.
C. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning
2. Metode : Demonstrasi, observasi, diskusi, dan tanya jawab
D. Media Pembelajaran
• Alat:
1. Spidol dan papan tulis
2. Laptop dan infocus
• Media:
1. LKPD
2. LCD
E. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
2. Buku refensi yang relevan
3. Internet
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Keterangan Kegiatan Pendahuluan (pertemuan Ke-2)
kegiatan Jenjang Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kognitif Waktu
Orientasi a. Peserta didik memberi salam kepada pendidik, lalu 3 menit
diabsen pendidik, merapikan tempat duduk, menjawab
kabar, dan berdoa bersama.
Apersepsi a. Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang 2 menit
ditanyakan pendidik terkait dengan materi, seperti :
1. Materi yang dipelajari sebelumnya.
2. Pengertian laju reaksi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
84

Motivasi a. Peserta didik menyimak motivasi yang dijelaskan 3 menit


pendidik berupa paparan aplikasi dan manfaat dalam
kehidupan sehari-hari dari mempelajari materi tersebut
lewat power point yang telah dibuat pendidik, pendidik
memaparkan faktor yang mempengaruhi laju reaksi
merupakan bukti kekuasaan Allah SWT.
Pemberian Acuan a. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik mengenai
materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu lewat power point yang telah dibuat pendidik.

b. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik mengenai


kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang harus
dicapai pada pertemuan tersebut lewat power point yang
telah dibuat pendidik.
Kegiatan Inti
Ket. Kegiatan Aspek Alokasi
Pembelajaran Berpikir Waktu
Kegiatan Pembelajaran HOTS
menurut
Brookhart
Stimulation a. Peserta didik diberi stimulus oleh pendidik berupa Menganalisi
(pemberian demonstrasi langsung sebagai berikut: s argumen
rangsangan) 1. Peserta didik mengamati demonstrasi secara
langsung mengenai pengaruh luas permukaan
terhadap teori tumbukkan, yaitu serbuk CaCO3
ditambahkan dengan HCl 1 M di sebuah tabung
reaksi dengan bongkahan CaCO3 ditambahkan
dengan HCl 1 M. Serbuk CaCO3 yang
ditambahkan dengan HCl 1 M akan lebih cepat
bereaksi dibandingkan dengan bongkahan
CaCO3 ditambahkan dengan HCl 1 M.
2. Peserta didik mengamati demonstrasi secara
langsung mengenai pengaruh katalis terhadap
teori tumbukkan, yaitu larutan H2O2 yang
diberikan serbuk MnO2 dengan larutan H2O2
yang tidak diberikan serbuk MnO2. Larutan
H2O2 yang diberikan serbuk MnO2 akan lebih
cepat bereaksi dibandingkan H2O2 yang tidak
diberikan serbuk MnO2
b. Peserta didik proaktif dalam mengidentifikasi
anggapan informasi hasil demonstrasi tersebut dan
menjawab pertanyaan yang ditanyakan pendidik lewat
power point seperti berikut:
- Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju
reaksi setiap percobaan.
- Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi laju reaksi.
- Hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan?
85

c. Peserta didik bertanya jika ada materi yang tidak


dipahami mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi kepada pendidik.
Problem Statement a. Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri Memfokusk 11 menit
(Identifikasi dari 5-6 kelompok secara mandiri dan salah satu peserta an pada
Masalah) didik membagikan LKPD yang telah disediakan pertanyaan
pendidik. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan
pembelajaran.
b. Peserta didik disiplin dalam mengidentifikasi masalah
sebanyak mungkin yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi lewat power point yang
dibuat pendidik mengenai kerusakan obat tablet yang
dijadikan puyer dan cara mengatasi efektivitas produksi
pabrik amonia. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan
pembelajaran.
c. Peserta didik mengidentifikasi masalah sebanyak
mungkin masalah yang ada dalam wacana LKPD yang
telah dibuat pendidik dan mengaitkannya dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan
teori tumbukan, contohnya :
- Penyebab kerusakan yang terjadi pada obat
puyer.
- Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya
suatu reaksi.
Pendidik mengawasi jalannya kegiatan
pembelajaran.
d. Peserta didik diminta pendidik untuk menstrukturkan
identifikasi masalah yang didapat menjadi hipotesis
sementara.
Data Collection a. Peserta didik menghasilkan sesuatu yang baru dari Menyatukan 15 menit
(Pengumpulan informasi yang didapat mengenai faktor-faktor yang hal-hal
Data) mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori berbeda
tumbukan, kegiatan tersebut dilakukan untuk dengan cara
pengumpulan data. Pendidik meminta peserta didik yang baru
untuk menggali informasi sebanyak mungkin melalui
internet lewat link yang telah disediakan di dalam
LKPD yang dibuat pendidik.
b. Peserta didik bertanya mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami soal wacana yang ada di
dalam LKPD. Pendidik membantu peserta didik untuk
memahami soal wacana yang ada di dalam LKPD.
Data Processing a. Peserta didik menyelesaikan masalah dan menjelaskan Menjelaska 15 menit
(pengolahan data) alasan mengenai informasi faktor-faktor yang n dengan
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori data
tumbukan melalui kegiatan diskusi kelompok dan
mengolah informasi yang telah didapatkan. Pendidik
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran.
Verification a. Peserta didik diminta pendidik untuk bertanggung Mengevalua 10 menit
(pembuktian) jawab dalam membuktikan dan mendeteksi kebenaran si
86

hasil penelusuran mengenai faktor-faktor yang kredibilitas


mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori dari suatu
tumbukan melalui kegiatan: sumber
1. Setiap kelompok peserta didik untuk maju dan
menyampaikan informasi yang telah didapatkan.
2. Peserta didik responsif dalam membandingkan
dan menentukan bagian mana dari informasi yang
dapat dipercaya dan menjelaskan alasan
penemuannya dengan kelompok lain.
b. Kelompok peserta didik lain santun dalam menilai
hasil informasi temuan yang disampaikan kelompok
peserta didik yang maju.
Generalization a. Peserta didik menarik kesimpulan dengan cara menarik Membuat 10 menit
(menarik kesimpulan logis dan menjelaskan informasi dididapat atau
kesimpulan) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi mengevalua
menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan si
pembelajaran. Pendidik mengawasi jalannya kegiatan kesimpulan
pembelajaran. induktif
b. Peserta didik mengkontruksi informasi yang dididapat
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukkan dari keseluruhan
pembelajaran. Pendidik membetulkan jika terjadi
kesalahan dalam memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
tumbukan.
Kegiatan Penutup
Ket. Kegiatan Jenjang Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Kognitif Waktu
Kesimpulan a. Peserta didik diminta pendidik untuk mengajukan
pertanyaan jika masih ada yang kurang dipahami.
b. Beberapa peserta didik diminta pendidik untuk
menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
Evaluasi a. Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan evaluasi 3 menit
yang ditanyakan pendidik.
Informasi a. Peserta didik mendengarkan informasi yang dijelaskan 2 menit
pendidik mengenai materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
b. Peserta didik dan pendidik mengucapkan hamdalah
bersama-sama..
c. Peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dan
memberi salam kepada pendidik.
87

G. Teknik Penilaian

No. Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap Observasi Lembar Observasi
2. Pengetahuan Tes Tertulis Soal Pilihan Ganda Higher Order Thinking Skills

Penugasan Tugas
3. Keterampilan Penilaian Portofolio Format Penilaian

H. Instrumen penilaian
- Penilaian Sikap: Lembar observasi sikap pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
- Penilaian Pengetahuan: Soal pilihan ganda Higher Order Thinking Skill (HOTS)materi faktor – faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
- Penilaian Keterampilan: Lembar pengamatan keterampilan pada saat mengamati “Peserta didik
mempersentasikan hasil temuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi”
1. Rubrik Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020 Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
No Nama Peserta Didik Proaktif Disiplin Bertanggung Santun Responsif Rata- Predikat
Jawab rata
1
2
3
4
5

Petunjuk Penilaian:

Rubrik Penilaian Nilai observasi pada saat kegiatan Interval Nilai Predikat
pembelajaran
Skor 4 = sangat baik 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 90 < X ≤ 100 A
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
Skor 3 = baik 𝟒𝟒 80 < X ≤ 90 B
Skor 2 = cukup 70 < X ≤ 80 C
Skor 1 = kurang 0.00 < X ≤ 70 D
88

2. Rubrik Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020 Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan

Aspek yang dinilai Kriteria Skor


No.
1. Sistematika Presentasi Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis 4
Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi kurang sistematis 3
Materi presentasi disajikan secara kurang runtut dan tidak sistematis 2
Materi presentasi disajikan secara tidak runtut dan tidak sistematis 1
2. Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami 4
Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
3. Ketepatan Intonasi dan Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal 4
Kejalasan Artikulasi yang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak tepat dan 3
artikulasi/lafal yang agak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang tepat dan 2
artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak tepat dan 1
artikulasi/lafal yang tidak jelas
4. Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan 4
mempertahankan dan arif dan bijaksana
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan 3
atau sanggahan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan 2
dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan 1
89

Petunjuk Penilaian:
Rubrik Penilaian Nilai observasi pada saat kegiatan Interval Nilai Predikat
pembelajaran
Skor 4 = sangat baik 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 90 < X ≤ 100 A
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
Skor 3 = baik 𝟒𝟒 80 < X ≤ 90 B
Skor 2 = cukup 70 < X ≤ 80 C
Skor 1 = kurang 0.00 < X ≤ 70 D

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia, Peneliti,

Dinar Inayah, S.Pd Nidaa


NIP. NIM.11150162000026
90

Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


MATERI LAJU REAKSI

Nama :

Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
91

Indikator :
3.6.1 Menjelaskan Faktor Konsentrasi yang Tujuan :
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori 1. Peserta didik dapat menjelaskan
tumbukan pengertian laju reaksi dan faktor-
3.6.2 Menjelaskan Faktor Suhu yang faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori 2. Peserta didik dapat menganalisis
Kompetensi Dasar : tumbukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang 3.6.3 Menjelaskan Faktor Katalis yang reaksi menggunakan teori tumbukan.
memengaruhi laju reaksi mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori 3. Peserta didik dapat menelusuri
menggunakan teori tumbukan tumbukan informasi cara-cara pengaturan dan
4.6 Menyajikan hasil penelusuran 3.6.4 Menjelaskan Faktor Luas Permukaan penyimpanan bahan untuk mencegah
informasi cara-cara pengaturan dan yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan perubahan fisika dan kimia yang tak
penyimpanan bahan untuk teori tumbukan terkendali
mencegah perubahan fisika dan
4.6.1 Menelusuri informasi cara-cara 4. Peserta didik dapat menyajikan
kimia yang tak terkendali
pengaturan dan penyimpanan bahan untuk hasil penelusuran informasi cara-cara
mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak pengaturan dan penyimpanan bahan
terkendali untuk mencegah perubahan fisika dan
kimia yang tak terkendali
4.6.2 Menyajikan hasil penelusuran informasi
cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia
yang tak terkendali

didasari oleh teori


tumbukan
1. tumbukan
efektif
2. energi aktifasi Faktor-faktor:
1. Suhu
2. Konsentrasi
3. Luas Permukaan
4. Katalis
Laju
Reaksi
92

Untuk mempermudah dan


membantu proses pencarian
kalian, cobalah kalian telusuri
link tersebut!

No. Link
1. https://rumus.co.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-reaksi/
2. https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/3807/FAKTOR-
FAKTOR-YANG-MEMPENGARUHI-LAJU-REAKSI
3. https://www.pelajaran.co.id/2016/01/pengertian-teori-tumbukan-dan-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-reaksi.html
4. https://bisakimia.com/2016/07/17/teori-tumbukan/
93

A. SUHU

Gambar 1.1 Proses pembusukan pada makanan


Banyak orang berpendapat bahwa beberapa makanan berjamur masih bisa dikonsumsi. Caranya
cukup buang area yang ditumbuhi jamur, dan bagian yang tidak terkena jamur dianggap aman untuk
dikonsumsi. Namun ternyata anggapan tersebut tidak tepat. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa
makanan berjamur meskipun hanya terlihat pada sebagian areanya saja, namun tetap saja berisiko jika
dikonsumsi.
Seperti dilansir dari The Sun, bila melihat jamur berwarna putih atau hijau misalnya pada roti,
sebaiknya jangan pernah mengonsumsi roti itu. Karena jamur tersebut bisa jadi telah memiliki akar dan
menyebar ke seluruh roti. Marianne Gravely, spesialis informasi teknis senior Departemen Pertanian
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa akar jamur sangat mudah tumbuh pada makanan yang
bertekstur lembut. Akar tersebut akan menembus dan menyebar lebih dalam pada makanan.
"Kami tidak menganjurkan untuk mengonsumsinya. Jika berjamur dan hanya membuang yang
bagian berjamur karena jamur akan menyebar dari satu irisan ke yang berikutnya" ujarnya.
Penyebab tumbuhnya jamur pada makanan adalah karena penyimpanan terlalu lama di suhu
hangat dan lembab. Jamur adalah organisma yang memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi
untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai makanan yang dapat memberinya “nutrisi” untuk tumbuh.
Roti misalnya, bahan pembuat roti adalah tepung yang dibubuhi ragi agar mengembang. Ragi merupakan
“nutrisi” yang dibutuhkan jamur untuk berkembang. Karena jamur tidak dapat membuat zat tepungnya
sendiri, maka ia mengambil nutrisinya dari lingkungan sekitar. Jika roti disimpan di tempat lembab dan
hangat, maka jamur tumbuh pesat.
Efek samping yang serius akan dialami oleh seseorang yang alergi terhadap jamur. Gejala yang
ditimbulkan diawali dengan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, hingga terkait dengan penyakit
yang lebih serius seperti kanker dan masalah pernapasan.

Sumber
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/909204-konsumsi-
makanan-berjamur-ini-bahayanya

https://www.ayahbunda.co.id/keluarga-tips/penyebab-makanan-berjamur-
94

Diskusikan Bersama !!!

Dari teks diatas, Identifikasilah argumen tersebut meliputi bukti yang Nilai
mendukung mengenai penyebab makanan dapat mengalami kerusakan??

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai kaitan peristiwa Nilai


diatas dengan teori tumbukan!?
95

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai hubungan Nilai


peristiwa tersebut dengan laju reaksi!?

Dari informasi yang telah didapat, Tariklah kesimpulan logis untuk Nilai
menjelaskan cara pengaturan dan penyimpanan untuk mencegah perubahan
fisika dan kimia pada makanan!
96

Nilai Total
97

B. KONSENTRASI

Gambar 1.2 Reaksi Natrium dengan air


Reaksi natrium dengan air sangat hebat dan menimbulkan ledakan seperti pada gambar. Oleh Karena
itu, bila mereaksikan logam natrium dengan air logam natrium harus dipotong sekecil mungkin agar
tidak terjadi ledakan.
Reaksi antara Natrium dan air menghasilkan panas lebih cepat dibanding reaksi Litium dengan air.
Reaksinya melibatkan pergantian hidrogen dari air oleh logam.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Natrium mengapung pada permukaan air, tapi panas yang dihasilkan pada reaksi cukup untuk
meleburkan Natrium karena titik leleh Natrium adalah pada 97.7°C. Natrium dianggap tidak beracun.
Akan tetapi kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar.

Sumber
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenkm/km2016/KM201610/ReaksiAlkaliDenganAir.html

https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-
kimia-natrium/)

Diskusikan Bersama !!!


98

Dari teks diatas, Identifikasilah argumen tersebut meliputi bukti yang Nilai
mendukung mengenai penyebab logam natrium dapat mengalami ledakan
jika diletakkan di ruang terbuka??

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai kaitan peristiwa Nilai


diatas dengan teori tumbukan!?
99

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai hubungan Nilai


peristiwa tersebut dengan laju reaksi!?

Dari informasi yang telah didapat, Tariklah kesimpulan logis untuk Nilai
menjelaskan cara pengaturan dan penyimpanan untuk mencegah perubahan
fisika dan kimia pada logam natrium!
100

Nilai Total
101

C. LUAS PERMUKAAN

Gambar 1.3 Obat racikan dalam bentuk puyer


Sebagian besar dari anda pasti pernah memberikan racikan obat puyer kepada anak yang sedang sakit.
Ya, obat yang ditumbuk halus ini nampaknya lebih mudah diminum bagi anak. Tapi tahukah anda
bagaimana proses pembuatan puyer ini.
Petugas meletakkan beberapa tablet di sebuah mangkok yang dikenal dengan mortar. Tanpa sarung
tangan, biasanya petugas apotek langsung meracik obat. Setelah menjadi halus, racikan obat itu dibagi-
bagi ke atas kertas pembungkus tanpa menggunakan alat timbang khusus. Bahkan ada sebuah apotek
yang menghaluskan obat puyer di mortar yang penuh dengan sisa-sisa obat sebelumnya.
Sempatkah Anda berpikir resiko interaksi obat yang digerus dengan obat yang sudah menempel lama di
mangkok itu. Bayangkan pula jika ternyata obat yang menempel itu ternyata sangat berbahaya jika
tercampur dengan obat yang akan digerus.

Sumber

https://news.okezone.com/read/2009/02/13/1/192337/tahukah-anda-akan-
bahayanya-obat-puyer
102

Diskusikan Bersama !!!

Dari teks diatas, Identifikasilah argumen tersebut meliputi bukti yang Nilai
mendukung mengenai penyebab obat puyer tidak baik dikonsumsi ??

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai kaitan peristiwa Nilai


diatas dengan teori tumbukan!?
103

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai hubungan Nilai


peristiwa tersebut dengan laju reaksi!?

Dari informasi yang telah didapat, Tariklah kesimpulan logis untuk Nilai
menjelaskan cara pengaturan dan penyimpanan untuk mencegah perubahan
fisika dan kimia pada obat!
104

Nilai Total
105

D. KATALIS

Gambar 1.4 Proses Haber Bosch pada pembuatan amonia


Pada proses industri umumnya akan mengikuti hukum ekonomi, yaitu dengan biaya sekecil -
kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak – banyaknya. Prinsip ini, di dalam industri yang
menghasilkan barang tentunya dapat diubah menjadi; dengan biaya dan usaha seminimal mungkin untuk
menghasilkan barang industri yang sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, faktor-faktor yang
menghambat atau memperlambat suatu proses di industri diusahakn seminimal mungkin. Hal ini berlaku
juga pada pembuatan amonia.
Amonia (NH3) merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas
penggunaannya. Sebagai contoh untuk pembuatan pupuk, asam nitrat, dan senyawa nitrat untuk berbagai
keperluan. Proses pembuatan amonia dilakukan melalui reaksi:
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92 kJ
Dilihat dari reaksinya yang eksoterm, seharusnya proses tersebut dilakukan pada suhu rendah.
Akan tetapi, jika dilakukan pada suhu rendah reaksi antara N2 dan H2 menjadi lambat. Hal ini merupakan
kendala dalam industri amonia.

Sumber

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/5602/PROSES-HABER-
BOSCH-PADA-PEMBUATAN-AMONIA
106

Diskusikan Bersama !!!

Dari teks diatas, Identifikasilah argumen tersebut meliputi bukti yang Nilai
mendukung mengenai alasan industri amonia membutuhkan keefisienan
waktu dalam produksinya??

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai kaitan peristiwa Nilai


diatas dengan energi aktivasi !?
107

Lakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah mengenai hubungan Nilai


perstiwa tersebut dengan laju reaksi!?

Dari informasi yang telah didapat, Tariklah kesimpulan logis untuk Nilai
menjelaskan cara pengaturan dan penyimpanan untuk mempercepat proses
pembuatan amonia dalam industri !
108

Nilai Total
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS)

KISI-KISI INTRUMEN HIGHER ORDER THINKING SKILLS


(Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda 40 Soal
Kompetensi Dasar :
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
No. Indikator Indikator Aspek Berpikir Soal Jawab Pembahasan No.
Pembelajaran Soal HOTS menurut an Soal
Brookhart
1. Menganalisis Disajikan 2 Pemecahan Perhatikan gambar! a Semakin banyak 1
faktor konsentrasi buah gambar masalah ( jumlah partikel
yang tumbukan menjelaskan dalam suatu reaksi
mempengaruhi antar dengan data maka semakin
laju reaksi partikel, - Teks besar
menggunakan yaitu - Gambar kemungkinan
teori tumbukan pencampura - Grafik terjadinya
n antara - Tabel data tumbukan efektif
senyawa Fe - Bahan dan antar partikel
(1) (2)
dengan masalah yang Diketahui bahwa partikel berwarna biru merupakan sehingga reaksi
senyawa HCl memerlukan yang terjadi akan
partikel dari senyawa Fe dan partikel berwarna hijau
yang berbeda informasi untuk berlangsung lebih
merupakan partikel dari senyawa HCl. Berdasarkan
konsentrasi, solusinya) cepat
gambar tersebut, penyelesaian masalah dan alasan
peserta didik
yang paling tepat untuk mengetahui tumbukan yang
diminta (Teori Penilaian menghasilkan laju reaksi paling cepat adalah....
untuk HOTS oleh a. (2) semakin banyak jumlah partikel
menyelasaik Susan M.
kemungkinan tumbukan efektif yang
an masalah Brookhart)
dihasilkan banyak sehingga laju reaksi
dan
berlangsung lebih cepat.
menjelaskan
b. (1) semakin sedikit jumlah partikel
alasannya kemungkinan tumbukan efektif yang
mengenai dihasilkan banyak sehingga reaksi berlangsung
tumbukan
cepat.
yang
c. (2) semakin banyak jumlah partikel
menghasilka
kemungkinan tumbukan efektif yang
n laju reaksi

109
yang lebih dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
cepat. berlangsung cepat.
d. (1) semakin sedikit jumlah partikel
kemungkinan tumbukan efektif yang
dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
berlangsung cepat.
e. (2) semakin banyak jumlah partikel
kemungkinan tumbukan efektif yang
dihasilkan banyak sehingga reaksi berlangsung
lambat
2. Disajikan Pemecahan Seorang siswa sedang melakukan percoban untuk d Lempeng Fe 0,2 g 5
tabel data masalah ( mengetahui pengaruh luas permukaan bidang sentuh lebih lama larut di
percobaan menjelaskan dengan jumlah partikel menggunakan teori dalam larutan
mengenai dengan data tumbukan. Tabel Data hasil percobaan untuk reaksi H2SO4 1 M, hal ini
faktor - Teks antara logam Fe dengan larutan H2SO4 adalah disebabkan luas
konsentrasi - Gambar sebagai berikut: permukaan bidang
dan luas - Grafik No. Fe (0,2 gr) Larutan H2SO4 (10 sentuh lebih kecil
permukaan - Tabel data mL ) membuat
bidang Bahan dan 1. Serbuk 3M kemungkinan
sentuh masalah yang 2. Serbuk 2M tumbukan efektif
terhadap memerlukan 3. Lempeng 3M antar partikel
kecepatan informasi untuk 4. Lempeng 2M semakin sedikit
laju reaksi, solusinya) 5. Lempeng 1M sehingga laju
kemudian (Teori Penilaian Dari data, penyelesaian masalah dan alasan yang reaksi
peserta didik HOTS oleh paling tepat untuk mengetahui reaksi yang berlangsung lebih
diminta Susan M. berlangsung paling lambat adalah.... lambat,
untuk Brookhart) a. 1, luas permukaan bidang sentuh besar dengan konsentrasi
menyelasaik jumlah partikel banyak. larutan juga ikut
an masalah b. 2, luas permukaan bidang sentuh kecil dengan mempengaruhi
dan jumlah partikel sedikit kecepatan laju
menjelaskan c. 3, luas permukaan bidang sentuh besar dengan reaksi semakin
alasannya jumlah partikel sedikit. kecil konsentrasi
mengenai d. 5, luas permukaan bidang sentuh kecil dengan larutan maka
laju reaksi jumlah partikel sedikit. semakin sedikit
yang e. 4, luas permukaan bidang sentuh kecil dengan jumlah partikel
berlangsung jumlah pertikel sedikit didalamnya
lebih lambat. sehingga semakin
sedikit
kemungkinan
tumbukan efektif

110
partikel sehingga
laju reaksi
berlangsung
lambat.
3. Disajikan Menganalisis Dari reaksi logam Mg dengan larutan HCl berikut: c Meningkatkan 9
beberapa (menganalisis Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) konsentrasi dapat
argumen argumen seperti Menghasilkan bebeberapa argumen seperti: membesar
sebuah - Teks 1. Meningkatkan konsentrasi larutan HCl peluang terjadinya
reaksi antara - Pidato 2. Meningkatkan suhu reaksi tumbukan efektif
logam - Masalah 3. Menggunakan pita magnesium antara pereaksi,
magnesium - Kebijakann 4. Menghilangkan gas hidrogen hasil reaksi dan
dengan HCl, - Kartun politik Identifikasi argumen yang yang paling tepat untuk Meningkatkan
peserta didik - Percobaan dan mengetahui perlakuan yang dapat meningkatkan suhu dapat
diminta hasilnya) tumbukan efektif antara logam Mg dengan larutan meningkatkan
untuk HCl ditunjukan oleh nomor.... kecepatan laju
mengidentifi (Teori Penilaian a. 3 dan 4, karena menggunakan pita magnesium reaksi yang akan
kasi argumen HOTS oleh dapat memperbesar kemungkinan tumbukan memeperbesar
meliputi Susan M. efektif antar partikel dan menghilangkan gas peluang tumbukan
bukti yang Brookhart) hidrogen dapat mempercepat reaksi. efektif antar
mendukung b. 2, dan 3 meningkatkan suhu dapat partikel
atau memperkecil kemungkinan tumbukan efektif
bertentangan antar partikel dan menggunakan pita
mengenai magnesium dapat meningkatkan energi kinetik
materi dan partikel.
metode c. 1 dan 2, karena menambah konsenstrasi dapat
berdasarkan meningkatkan jumlah partikel dalam suatu
tujuan yang reaksi dapat memungkinkan tumbukan efektif
dimaksud antar partikel semakin besar dan meningkatkan
mengenai suhu dapat meningkatkan energi kinetik
pernyataan partikel reaksi.
mana saja d. 1 dan 4 meningkatkan konsentrasi dapat
yang paling meningkatkan energi kinetik pada partikel
tepat. reaksi, menghilangkan gas hidrogen dapat
memperbesar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel.
e. 2 dan 4, meningkatkan suhu dapat
meningkatkan energi kinetik partikel dan
menghilangkan gas hidrogen dapat
mempebesar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel.

111
4. Disajikan Penalaran dan Diketahui grafik dari data hasil reaksi: e Isi grafik 13
grafik logika (Membuat Na2S2O3(aq) + 2 HCl (aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(aq) + mengungkapkan
hubungan atau mengevaluasi SO2(g) + S(s), Adalah Sebagai berikut: bahwa Semakin
konsentrasi kesimpulan Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling tepat tinggi konsentrasi
dengan induktif dari maka semakin
kecepatan - Pernyataan banyak jumlah
laju reaksi, - Peristiwa partikel
kemudian Informasi dalam kemungkinan
peserta didik bentuk grafik, tumbukan efektif
diminta tabel, atau daftar) yang dihasilkan
untuk banyak sehingga
menarik laju reaksi
kesimpulan berlangsung cepat
logis dan (Teori Penilaian
menjelaskan HOTS oleh Grafik tersebut adalah....
isi dari grafik Susan M. a. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
tersebut. Brookhart) sedikit jumlah partikel kemungkinan tumbukan
efektif yang dihasilkan banyak sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
b. Semakin rendah konsentrasi maka semakin
banyak jumlah partikel kemungkinan
tumbukan efektif yang dihasilkan sedikit
sehingga laju reaksi berlangsung lebih cepat.
c. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
sedikit jumlah partikel kemungkinan tumbukan
efektif yang dihasilkan sedikit sehingga laju
reaksi berlangsung lebih cepat.
d. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
banyak jumlah partikel kemungkinan
tumbukan efektif yang dihasilkan banyak
sehingga reaksi berlangsung lebih lambat.
e. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
banyak jumlah partikel kemungkinan
tumbukan efektif yang dihasilkan banyak
sehingga laju reaksi berlangsung lebih cepat.
5. Disajikan Pemecahan Seorang mahasiswi mereaksikan Sebanyak 2 gram a Pada percobaan 1 17
beberapa masalah ( logam Zn dengan 50 mL larutan H2SO4 seperti dan 3 dapat
gambar menjelaskan gambar berikut! terlihat bahwa
larutan dengan data bentuk logam Zn
dengan - Teks sama, suhu larutan

112
perbedaan - Gambar H2SO4 sama, dan
suhu, luas - Grafik hanya konsentrasi
permukaan - Tabel data yang berbeda.
bidang Bahan dan Maka 1 dan 3
sentuh logam masalah yang dipengaruhi oleh
Zn, dan memerlukan konsentrasi
konsentrasi informasi untuk
larutan, solusinya)
peserta didik
diminta Penyelesaian masalah dan alasan yang paling tepat
untuk (Teori Penilaian untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
menyelesaik HOTS oleh dipengaruhi oleh konsentrasi ditunjukan oleh
an masalah Susan M. nomor....
dan Brookhart) a. 1 dan 3, variabel terikat logam dan suhu variabel
menjelaskan bebas konsentrasi.
alasan b. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan logam
mengenai variabel bebas suhu.
laju reaksi c. 1 dan 2, variabel terikat logam dan suhu variabel
yang bebas konsentrasi.
dipengaruhi d. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
oleh bebas logam dan suhu.
konsentrasi e. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan logam
variabel bebas suhu.

6. Disajikan Pemecahan Perhatikan deskripsi masalah tersebut! d Pada reaksi 21


deskripsi masalah ( Seorang ilmuwan ingin mereaksikan larutan H2SO4 larutan D:
masalah mencontohkan dengan logam Mg, reaksi antara larutan H2SO4 - Semakin tinggi
mengenai suatu masalah dengan logam Mg dapat dibuat pada berbagai suhu maka
perbedaan seperti macam kondisi. Gambarkan perlakuan manakah semakin besar
suhu, luas - Peristiwa yang yang paling tepat dipilih seorang ilmuwan energi kinetik
permukaan - deskripsi untuk mendapatkan laju reaksi yang paling cepat .... partikel
bidang masalah) sehingga
sentuh logam semakin besar
Mg, dan (Teori Penilaian a. kemungkinan
konsentrasi HOTS oleh partikel saling
larutan Susan M. bertumbukan
H2SO4. Brookhart) - Semakin tinggi
Peserta didik konsentrasi
diminta maka semakin
untuk banyak partikel

113
menggambar b. dalam reaksi
kan atau tersebut
membuat sehingga
diagram dari kemungkinan
situasi besar partikel
masalah bertumbukan
mengenai efektif
kondisi yang c. - Semakin besar
dapat luas permukaan
meningkatka bidang sentuh
n laju reaksi. maka semakin
besar pula
d.
kemungkinan
partikel saling
bertumbukan.

e.

7. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa berikut!Suatu percobaan b Konsentrasi 25


sebuah logika (Membuat memiliki langkah kerja sebagai berikut. pereaksi
peristiwa atau mengevaluasi 1. Sediakan 4 tabung reaksi, isi dengan pita mempengaruhi
langkah- kesimpulan magnesium berukuran 3 x 3 kecepatan laju
langkah induktif 2. Masukkan HCl 0,5 M pada tabung reaksi, semakin
percobaan - Pernyataan pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl pekat konsetrasi
sebagai - Peristiwa 2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada larutan semakin
berikut, Informasi dalam tabung keempat besar peluang
peserta didik bentuk grafik, 3. Amati dan catat waktu yang dibutuhkan partikel saling
diminta tabel, atau daftar) sampai reaksi berhenti bertumbukkan
untuk Hasil pengamatan adalah pada tabung
menarik pertama, reaksi berjalan lambat dengan
kesimpulan (Teori Penilaian waktu 6.342 sekon. Pada tabung kedua,
logis dan HOTS oleh reaksi berjalan agak lambat dengan waktu
menjelaskan Susan M. 397 sekon. Pada tabung ketiga reaksi
hasil dari Brookhart) berlangsung sedang dengan waktu 183
percobaan sekon. Sementara itu, pada tabung
yang keempat, reaksi berlangsung cepat dalam
berhubungan waktu 51 sekon.

114
dengan Kesimpulan paling logis dan penjelasan yang paling
konsentrasi tepat adalah....
tersebut. a. Konsentrasi hasil reaksi mempengaruhi laju
reaksi.
b. Konsentrasi pereaksi mempengaruhi laju
reaksi.
c. Kepekatan pereaksi tidak mempengaruhi laju
reaksi.
d. Kepekatan hasil reaksi mempengaruhi laju
reaksi.
e. Kepekatan hasil reaksi berbanding lurus
dengan laju reaksi.
8. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan sebab-akibat berikut! c Makin tinggi 29
pernyataan logika (Membuat Laju reaksi akan bertambah besar bila konsentrasi konsentrasi makin
sebab- akibat atau mengevaluasi zat yang bereaksi bertambah besar banyak molekul-
mengenai kesimpulan Sebab - Akibat molekul dalam
hubungan induktif Semakin besar konsentrasi zat yang bereaksi dengan setiap satuan luas
konsentrasi - Pernyataan zat lain, semakin sukar terjadinya tumbukan ruangan.
terhadap laju - Peristiwa antarmolekul Pengaruh
reaksi, - Informasi Kesimpulan logis yang paling tepat untuk konsentrasi
kemudian dalam bentuk mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut menyebabkan
peserta didik grafik, tabel, adalah.... tumbukkan antar
diminta atau daftar) a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, molekul dalam
untuk keduanya berhubungan. suatu zat makin
memilih (Teori Penilaian b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, sering terjadi
kesimpulan HOTS oleh keduanya tidak berhubungan. sehingga
logis dari Susan M. c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah. menghasilkan
serangkaian Brookhart) d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar. tumbukkan efektif
pilihan e. Pernyataan 1 dan 2 salah makin besar dan
mengenai laju reaksi makin
kemungkina (SBMPTN 2015 kode 137) cepat
n sebab
tersebut
9. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan sebab-akibat berikut! a Semakin besar 31
pernyataan logika (Membuat Semakin besar konsentrasi awal pereaksi, semakin konsentrasi
sebab- akibat atau mengevaluasi cepat laju reaksinya semakin cepat laju
mengenai kesimpulan Sebab - Akibat reaksi
hubungan induktif Semakin besar konsentrasi awal, semakin banyak
konsentrasi - Pernyataan jumlah tumbukan efektifnya Semakin besar
terhadap laju - Peristiwa konsentrasi

115
reaksi, Informasi dalam Kesimpulan logis yang paling tepat untuk semakin besar
kemudian bentuk grafik, mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut peluang terjadinya
peserta didik tabel, atau daftar) adalah.... tumbukan antar
diminta a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, partikel
untuk (Teori Penilaian keduanya berhubungan.
memilih HOTS oleh b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
kesimpulan Susan M. keduanya tidak berhubungan.
logis dari Brookhart) c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah.
serangkaian d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar.
pilihan e. Pernyataan 1 dan 2 salah
mengenai
kemungkina (Unggul Sudarmo Kimia SMA/MA Kelas XI
n sebab halaman 130 nomor 51)
tersebut.
10. Disajikan 2 Pemecahan d Semakin banyak 32
gambar masalah ( jumlah partikel
tumbukan menjelaskan maka semakin
antar partikel dengan data besar
hasil laju - Teks kemungkinan
reaksi yang - Gambar Perhatikan gambar! molekul
dipengaruhi - Grafik bertumbukkan
oleh - Tabel data satu dengan
konsentrasi, Bahan dan lainnya, sehingga
peserta didik masalah yang semakin cepat
diminta memerlukan reaksi
untuk informasi untuk berlangsung.
menyelesaik solusinya)
an masalah
dan
menjelaskan (Teori Penilaian Suatu reaksi akan lebih cepat berlangsung apabila
alasan HOTS oleh konsentrasi pereaksi semakin besar. Penyelesaian
mengenai Susan M. masalah dan alasan yang paling tepat untuk
hubungan Brookhart) mengetahui penyebab reaksi dapat berlangsung
antara lebih cepat adalah....
konsentrasi a. Semakin banyak jumlah partikel pereaksi,
dengan teori kemungkinan semakin sedikit tumbukan
tumbukan. efektif partikel.
b. Tumbukan antar-partikel akan menghasilkan
energi yang besar apabila jumlah partikel
pereaksi ditingkatkan.

116
c. Bertambahnya jumlah partikel pereaksi akan
menyebabkan sedikitnya tumbukan efektif
antar partikel.
d. Semakin banyak jumlah partikel, peluang
terjadinya tumbukan efektif yang
menghasilkan reaksi juga semakin besar.
e. Semakin besar jumlah partikel akan
menyebabkan suhu reaksi semakin tinggi.
1. Menganalisis Disajikan Pemecahan Seorang peneliti di dalam sebuah laboratorium d Variabel kontrol 2
faktor suhu yang gambar masalah ( sedang mereaksikan 3 gram CaCO3 dengan larutan pada percobaan 1
mempengaruhi mengenai menjelaskan 10 ml larutan HCl seperti gambar berikut! dan 3 adalah sama
laju reaksi perbedaan dengan data Penyelesaian masalah dan alasan yang paling tepat yaitu jumlah
menggunakan suhu, luas - Teks untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi laju partikel dan luas
teori tumbukkan permukaan - Gambar permukaan,
bidang - Grafik sedangkan yang
sentuh - Tabel data membedakan
CaCO3, dan Bahan dan hanyalah variabel
konsentrasi masalah yang bebas pada kedua
larutan HCl, memerlukan larutan tersebut
peserta didik informasi untuk yaitu suhu.
diminta solusinya) reaksi menggunakan teori tumbukan yang hanya Semakin tinggi
untuk dipengaruhi oleh suhu adalah.... suhu energi
menyelesaik a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan CaCO3 kinetik pada
an masalah (Teori Penilaian variabel bebas suhu. pertikel semakin
dan HOTS oleh b. 1 dan 2, variabel terikat CaCO3 dan suhu meningkat
menjelaskan Susan M. variabel bebas konsentrasi. sehingga laju
alasan Brookhart) c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel reaksi
mengenai bebas logam dan suhu. berlangsung lebih
larutan yang d. 1 dan 3, variabel terikat CaCO3 dan konsentrasi cepat.
hanya variabel bebas suhu.
dipengaruhi e. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan CaCO3
oleh faktor variabel bebas suhu.
suhu.
2. Disajikan Penalaran dan Diketahui grafik dari data hasil reaksi: a Isi grafik 6
grafik logika (Membuat Na2S2O3(aq) + 2 HCl (aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(aq) + menyatakan
hubungan atau mengevaluasi SO2(g) + S(s) bahwa Semakin
suhu dengan kesimpulan Adalah sebagai berikut: tinggi suhu, energi
kecepatan induktif kinetik partikel
laju reaksi, - Pernyataan akan semakin
kemudian - Peristiwa tinggi, sehingga

117
peserta didik Informasi dalam kemungkinan
diminta bentuk grafik, tumbukan efektif
untuk tabel, atau daftar) antar pertikel
menarik semakin banyak,
kesimpulan maka laju reaksi
logis dan (Teori Penilaian berlangsung lebih
menjelaskan HOTS oleh cepat.
mengenai Susan M.
grafik Brookhart)
tersebut.
Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling tepat
dari Grafik tersebut adalah....
a. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik antar
partikel semakin tinggi, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel yang dihasilkan
banyak, maka laju reaksi berlangsung cepat.
b. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik antar
partikel semakin rendah kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel yang dihasilkan
banyak, maka laju reaksi berlangsung cepat.
c. Semakin rendah suhu maka enegi kinetik antar
partikel semakin tinggi, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel yang dihasilkan
sedikit, maka laju reaksi berlangsung cepat.
d. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik antar
parikel semakin rendah, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
yang dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
berlangsung cepat.
e. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik antar
partikel semakin tinggi, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel yang dihasilkan
banyak sehingga laju reaksi berlangsung
lambat.
3. Disajikan Pemecahan Perhatikan gambar berikut ! b Kenaikan suhu 10
gambar masalah ( dapat
percobaan menjelaskan mempercepat laju
tentang dengan data reaksi
reaksi - Teks dikarenakan

118
Larutan - Gambar semakin tinggi
Na2S2O3 - Grafik suhu semakin
dengan HCl, - Tabel data besar pula energi
peserta didik Bahan dan kinetik partikel
diminta masalah yang sehingga semakin
untuk memerlukan besar
menyelasaik informasi untuk kemungkinan
an masalah solusinya) partikel saling
dan bertumbukan.
menjelaskan (Teori Penilaian
alasannya HOTS oleh (1) (2)
mengenai Susan M. Melalui gambar percobaan. penyelesaian masalah
perbedaan Brookhart) dan alasan yang paling tepat untuk mengetahui
larutan yang perbedaan larutan Na2S2O3 yang direaksikan
direaksikan dengan larutan HCl pada suhu 27°C dengan larutan
pada suhu Na2S2O3 yang direaksikan dengan larutan HCl pada
27°C dengan suhu 47°C....
larutan a. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
bersuhu larutan HCl pada suhu 47°C menghasilkan
47°C. energi kinetik yang rendah, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin besar, maka laju reaksi berlangsung
lambat.
b. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
larutan HCl pada suhu 47°C menghasilkan
energi kinetik tinggi, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel semakin besar,
maka laju reaksi berlangsung cepat.
c. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
larutan HCl pada suhu 27°C menghasilkan
energi kinetik tinggi, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel semakin besar,
maka laju reaksi berlangsung cepat.
d. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
larutan HCl pada suhu 27°C menghasilkan
energi kinetik rendah, sehingga kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel semakin besar,
maka laju reaksi berlangsung cepat.
e. Larutan Na2S2O3 yang yang direaksikan
dengan larutan HCl pada suhu 47°C tidak

119
menghasilkan energi kinetik sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin besar, maka laju reaksi berlangsung
cepat.
4. Disajikan Menganalisis Seorang asisten laboratorium sedang mereaksikan a Penurunan energi 14
beberapa (menganalisis larutan 50 mL Na2S2O3 dengan larutan 10 mL HCl aktivasi
argumen argumen seperti bersuhu 60°C, dari kegiatan tersebut menghasilkan bergantung pada
mengenai - Teks bebeberapa argumen seperti: kenaikan suhu,
pengaruh - Pidato 1) Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik kenaikan suhu
suhu - Masalah antar partikel menurun juga dapat
terhadap - Kebijakann 2) Energi kinetik bergantung pada kenaikan suhu memperbesar
energi - Kartun politik 3) Temperatur naik, suhu akan naik sehingga kemungkinan
kinetik, - Percobaan dan energi kinetik akan turun partikel saling
peserta didik hasilnya) 4) Kenaikan suhu mengakibatkan laju reaksi bertumbukan
diminta berlangsung cepat sehingga dapat
untuk Identifikasi argumen yang yang paling tepat untuk mempercepat laju
mengidentifi (Teori Penilaian mengetahui pernyataan yang benar tentang reaksi
kasi argumen HOTS oleh pengaruh suhu terhadap energi kinetik adalah...
meliputi Susan M. a. 2 dan 4, karena energi aktivasi bergantung pada
bukti yang Brookhart) kenaikan suhu, kenaikan suhu juga dapat
mendukung memperbesar kemungkinan tumbukan efektif
atau antar partikel sehingga dapat mempercepat laju
bertentangan reaksi.
mengenai b. 2, dan 3, karena energi aktivasi dapat
pengaruh memperkecil tumbukan efektif antar partikel
suhu dan temperatur naik dapat mempercepat reaksi.
terhadap c. 1 dan 3, karena kenaikan suhu dapat
energi memperkecil kemungkinan tumbukan efektif
kinetik. antar partikel sehingga dapat memperlambat
reaksi.
d. 1 dan 2, karena kenaikan suhu dapat
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel sehingga dapat memperlambat
reaksi, dan semakin tinggi semakin tinggi
energi aktivasi reaktan.
e. 1 dan 4, karena kenaikan suhu dapat
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel sehingga dapat mempercepat
reaksi.

120
5. Disajikan Menganalisis Seorang mahasiswa sedang melakukan percobaan e Peningkatan suhu 18
beberapa (menganalisis untuk membuktikan adanya efek suhu reaktan dapat
argumen argumen seperti menggunakan teori tumbukan untuk mempercepat membuat partikel
mengenai - Teks laju reaksi. Mahasiswa tersebut menghasilkan bergerak semakin
hubungan - Pidato bebeberapa argumen seperti: cepat, hal itu
suhu dengan - Masalah 1) Energi kinetik partikel reaktan meningkat. menyebabkan
teori - Kebijakann 2) Jumlah partikel reaktan per volume semakin banyak
tumbukan, - Kartun politik bertambah. tumbukan efektif
peserta didik - Percobaan dan 3) Frekuensi tumbukan antara partikel dan yang terjadi
diminta hasilnya) reaktan meningkat. antarapartikel
untuk (Teori Penilaian 4) Energi aktivasi partikel reaktan meningkat dengan reaktan.
mengidentifi HOTS oleh Identifikasi argumen yang yang paling tepat untuk Selain itu karena
kasi argumen Susan M. mengetahui efek suhu terhadap teori tumbukan pergerakan
meliputi Brookhart) adalah... partikel yang
bukti yang a. 1 dan 2, karena meningkatnya energi kinetik cepat, energi
mendukung partikel dapat memperbesar kemungkinan kinetiknya juga
atau tumbukan efektif antar partikel dan semakin ikut meningkat
bertentangan meningkatnya suhu dapat meningkatkan
mengenai jumlah partikel zat.
pernyataan b. 2 dan 4, karena semakin meningkatnya suhu
berkaitan dapat meningkatkan jumlah partikel zat dan
dengan efek meningkatnya suhu dapat meningkatkan energi
suhu aktivasi partikel.
terhadap c. 3 dan 4, karena meningkatnya energi kinetik
teori partikel dapat memperbesar kemungkinan
tumbukan. tumbukan efektif antar partikel dan
meningkatnya suhu dapat meningkatkan energi
aktivasi partikel.
d. 1 dan 4, karena meningkatnya energi kinetik
partikel dapat memperbesar kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel dan
meningkatnya suhu dapat meningkatkan energi
aktivasi partikel.
e. 1 dan 3, karena meningkatnya energi kinetik
partikel dapat memperbesar kemungkinan
tumbukan efektif antar partikel sehingga dapat
mempercepat laju reaksinya.
6. Disajikan Pemecahan Beberapa orang siswa melakukan percobaan untuk d Variabel kontrol 22
tabel data masalah ( mengetahui faktor yang mempengaruhi laju reaksi. antara larutan 2
percobaan Hasil data dari percobaan reaksi Mg(s) + HCl(aq) → dan 4 adalah sama

121
reaksi Mg + menjelaskan MgCl2(aq) + H2(g) dituliskan kedalam tabel sebagai yaitu konsentrasi
HCl → dengan data berikut: (Jumlah partikel )
MgCl2 + H2, - Teks No Mg (2 gr) Larutan Wakt Suhu (°C) zat Mg dan luas
peserta didik - Gambar HCl (10 u (s) permukaan zat
diminta - Grafik mL ) sebanyak 2 M,
untuk - Tabel data 1 Bongkah 2 M 30 25 sedangkan
menyelesaik Bahan dan an variabel bebasnya
an masalah masalah yang 2 Serbuk 2M 15 35 ada pada suhu.
dan memerlukan 3 Bongkah 3 M 5 25
menjelaskan informasi untuk an
alasan solusinya) 4 Serbuk 2M 50 25
mengenai 5 Bongkah 2 M 5 25
kondisi an
larutan yang (Teori Penilaian Penyelesaian masalah dan alasan yang paling tepat
dipengaruhi HOTS oleh untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
oleh suhu. Susan M. dipengaruhi oleh suhu ditunjukan oleh nomor....
Brookhart) a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan logam
variabel bebas suhu.
b. 1 dan 2, variabel terikat logam dan suhu
variabel bebas konsentrasi.
c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
bebas logam dan suhu.
d. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan logam
variabel bebas suhu.
e. 1 dan 3, variabel terikat logam dan suhu
variabel bebas konsentrasi.
7. Disajikan Pemecahan Perhatikan gambar percobaan larutan Na2S2O3 a Kenaikan suhu 26
gambar masalah ( dengan larutan HCl berikut ! dapat
percobaan menjelaskan meningkatkan
larutan dengan data energi kinetik
Na2S2O3 - Teks partikel sehingga
dengan - Gambar semakin besar
larutan HCl, - Grafik terjadinya
peserta didik - Tabel data tumbukan antar
diminta Bahan dan partikel. Hal itu
untuk masalah yang menyebabkan
menyelesaik memerlukan reaksi
an masalah informasi untuk berlangsung lebih
dan solusinya) cepat.
menjelaskan

122
alasan
perbedaan (Teori Penilaian Percobaan
partikel HOTS oleh (1) (2)
tumbukan Susan M.
efektif antara Brookhart)
larutanyang
direaksikan
pada suhu
27°C dengan
larutan yang
direaksikan
pada suhu
47°C.

Pada percobaan (1) larutan Na2S2O3 direaksikan


dengan larutan HCl pada suhu 27°C, sedangkan
pada percobaan (2) larutan Na2S2O3 direaksikan
dengan larutan HCl pada suhu 47°C, efek yang
dihasilkan pada larutan Na2S2O3 yang direaksikan
dengan larutan HCl pada suhu 47°C adalah
tumbukan efektif antar partikel semakin banyak
sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
Penyelesaian masalah dan alasan yang paling tepat
untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
dipengaruhi oleh suhu ditunjukan oleh nomor....
a. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin besar, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin banyak , hal itu menyebabkan reaksi
berlangsung cepat.
b. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin besar, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin kecil , hal itu menyebabkan reaksi
berlangsung lambat.

123
c. Apabila suhu dinaikkan, tumbukan efektif
antar-partikel semakin kecil .
d. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin kecil, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin kecil , hal itu menyebabkan reaksi
berlangsung lambat.
e. Semakin rendah suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin besar, sehingga
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin banyak, hal itu menyebabkan reaksi
berlangsung cepat.
8. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa percobaan berikut! a Kenaikan suhu 33
peristiwa logika (Membuat Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai dapat
mengenai atau mengevaluasi berikut: memperbesar
langkah- kesimpulan 1. Masukkan 15 mL Na2S2O3 0,1 M ke dalam energi kinetik
langkah induktif gelas kimia berisi 15 mL HCl 0,1 M yang sehingga semakin
percobaan - Pernyataan diletakkan diatas kertas bertanda X. besar
sebagai - Peristiwa 2. Amati reaksi sampai tanda X tidak terlihat dari kemungkinan
berikut, Informasi dalam atas. tumbukan antar
peserta didik bentuk grafik, 3. Naikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi 40℃, partikel, ini
diminta tabel, atau daftar) 50℃, dan 60℃, kemudian ulangi. menyebabkan
untuk Hasil percobaan tersebut, yaitu pada percobaan laju reaksi
menarik (Teori Penilaian pertama, didapatkan suhu campuran sebesar 29℃, berlangsung lebih
kesimpulan HOTS oleh laju reaksi berlangsung lambat dengan waktu 888 cepat, sehingga
logis dan Susan M. sekon. Pada suhu 40℃ laju reaksi berlangsung lebih waktu yang
menjelaskan Brookhart) cepat dengan waktu 103 sekon. Pada suhu 50℃, laju dibutuhkan lebih
hasil dari reaksi tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, yaitu singkat
percobaan dalam waktu 96 sekon. Pada suhu 60℃, laju reaksi
tersebut. berlangsung paling cepat dengan waktu 66 sekon.
Warna akhir larutan adalah putih pucat. Kesimpulan
paling logis dan penjelasan yang paling tepat
adalah....
a. Kenaikan suhu berbanding lurus dengan waktu
pereaksi.
b. Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
waktu pereaksi.
c. Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan laju
reaksi.

124
d. Perubahan suhu tidak mempengaruhi laju
reaksi.
e. Perubahan suhu kadang-kadang
mempengaruhi laju reaksi
9. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan berikut ! b Energi aktivasi 36
pernyataan logika (Membuat Pada Suhu Kamar, reaksi kimia yang mempunyai atau energi
sebab akibat atau mengevaluasi energi pengaktifan (Ea) tinggi berlangsung dengan pengaktifan
mengenai kesimpulan lambat adalah energi
pengaruh induktif Sebab - Akibat minimum yang
suhu - Pernyataan Energi Pengaktifan (Ea) reaksi- reaksi kimia selalu diperlukan oleh
terhadap - Peristiwa bernilai positif suatu reaksi mulai
kecepatan Informasi dalam dapat
laju reaksi, bentuk grafik, Kesimpulan logis yang paling tepat untuk berlangsung.
peserta didik tabel, atau daftar) mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut Reaksi yang
diminta adalah.... memiliki energi
untuk (Teori Penilaian a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, pengaktifan
memilih HOTS oleh keduanya berhubungan. rendah
kesimpulan Susan M. b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, berlangsung lebih
logis dari Brookhart) keduanya tidak berhubungan. cepat dari pada
serangkaian c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah. reaksi yang
pilihan d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar. memiliki energi
mengenai e. Pernyataan 1 dan 2 salah pengaktifan
sebab akibat tinggi. Energi
dari 2 SIMAK UI 2015 Kode 122 pengaktifan selalu
pernyataan mempunyai nilai
tersebut. positif
10. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan sebab-akibat berikut! a Semakin tinggi 39
pernyataan logika (Membuat Laju reaksi berbanding lurus dengan suhu reaksi suhu reaksi, maka
sebab- atau mengevaluasi Sebab-akibat energi kinetik
akibat, kesimpulan Semakin tinggi suhu reaksi, maka energi kinetik molekul semakin
peserta didik induktif molekul semakin besar sehingga dapat menurunkan besar sehingga
diminta - Pernyataan energi aktivasi. dapat menurunkan
untuk - Peristiwa Kesimpulan logis yang paling tepat untuk energi aktivasi
memilih Informasi dalam mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut
kesimpulan bentuk grafik, adalah....
logis dari tabel, atau daftar) a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
serangkaian keduanya berhubungan.
pilihan (Teori Penilaian b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
mengenai HOTS oleh keduanya tidak berhubungan.
kemungkina c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah.

125
n sebab Susan M. d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar.
akibat Brookhart) e. Pernyataan 1 dan 2 salah
tersebut.
(Soal UM-UGM 2017 Kode 714)
1. Menganalisis Disajikan Pemecahan Seorang peneliti sedang mereaksikan larutan H2O2 e Katalis dapat 3
faktor katalis yang beberapa masalah ( dalam 3 gelas reaksi yang berbeda lalu setiap larutan menurunkan
mempengaruhi gambar menjelaskan H2O2 dalam gelas reaksi ditetesi dengan larutan energi aktivasi
laju reaksi larutan H2O2 dengan data yang berbeda untuk mengetahui perbedaan sehingga dapat
dengan - Teks kecepatan laju reaksi seperti gambar berikut! mempercepat laju
penambahan - Gambar reaksi
larutan lain, - Grafik
peserta didik - Tabel data
diminta Bahan dan
untuk masalah yang
menyelasaik memerlukan
an masalah informasi untuk
dan solusinya) Dari ketiga gambar tersebut. penyelesaian masalah
menjelaskan dan alasan yang paling tepat untuk mengetahui
alasannya larutan yang memiliki laju reaksi paling efektif
mengenai (Teori Penilaian adalah....
larutan yang HOTS oleh a. (1), Penambahan larutan NaCl dapat
memiliki laju Susan M. menurunkan energi aktivasi, sehingga laju
reaksi lebih Brookhart) reaksi berlangsung cepat.
cepat. b. (2), tanpa penambahan larutan lain, larutan
H2O2 memiliki energi aktivasi tinggi, sehingga
laju reaksi berlangsung cepat.
c. (3), penambahan katalis FeCl3 dapat
menaikkan energi aktivasi, sehingga laju
reaksi berlangsung lebih cepat.
d. (1), Penambahan larutan NaCl dapat
menaikkan energi aktivasi, sehingga laju reaksi
berlangsung cepat.
e. (3), penambahan katalis FeCl3 dapat
menurunkan energi aktivasi, sehingga laju
reaksi berlangsung lebih cepat.
2. Disajikan Penalaran dan Diketahui grafik suatu reaksi penguraian KClO3 b Fungsi katalis 7
diagram logika (Membuat murni pada suhu 25° tanpa katalis sebagai berikut: dalam suatu reaksi
grafik suatu atau mengevaluasi adalah untuk
reaksi kesimpulan menurunkan
penguraian induktif energi aktivasi

126
KClO3 - Pernyataan yang harus dicapai
murni pada - Peristiwa agar reaksi dapat
suhu 25° Informasi dalam berlangsung.
tanpa katalis, bentuk grafik,
peserta didik tabel, atau daftar)
diminta
untuk
menarik (Teori Penilaian Reaksi tersebut diulang menggunakan suatu katalis.
kesimpulan HOTS oleh Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling tepat
logis dan Susan M.
untuk mengetahui pengaruh adanya katalis dalam
menjelaskan Brookhart)
reaksi terhadap nilai Ea dan kecepatan laju reaksi
efek larutan
produk adalah....
yang diberi
a. Menurunkan Ea menurunkan laju reaksi
katalis. produk.
b. Menurunkan Ea menaikan laju reaksi produk.
c. Menaikan Ea menurunkan laju reaksi produk.
d. Menaikan Ea menaikan laju reaksi produk.
e. Menurunkan Ea kecepatan laju reaksi tidak
berubah
3. Disajikan Menganalisis Dalam bidang industri ammonia bukan hal yang c Laju reaksi 11
beberapa (menganalisis asing lagi bila pabrik mengusahakan menggali terkatalis
argumen argumen seperti keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan bergantung pada
mengenai - Teks angka kerugian sekecil-kecilnya, untuk konsentrasi katalis
katalis, - Pidato mengefisienkan produksi amonia di pabrik maka Reaksi yang
peserta didik - Masalah dibutuhkan suatu zat yang dapat mempercepat berlangsung lama
diminta - Kebijakann reaksi, hal ini yang biasa dikenal dengan katalis. akan lebih cepat
untuk - Kartun politik Seorang pekerja pabrik memiliki beberapa argumen bila diberikan
mengidentifi - Percobaan dan mengenai katalis seperti: katalis
kasi argumen hasilnya) 1) Laju reaksi terkatalis tidak bergantung pada
meliputi konsentrasi katalis.
bukti yang 2) Bagi reaksi reversibel katalis mempercepat
mendukung (Teori Penilaian reaksi baik reaksi maju maupun reaksi balik.
atau HOTS oleh 3) Suatu reaksi, yang pada kondisi tertentu tidak
bertentangan Susan M. spontan, akan menjadi spontan bila
mengenai Brookhart) ditambahkan katalis.
argumen 4) Unsur-unsur transisi banyak digunakan dalam
tidak benar katalis heterogen
tentang Identifikasi argumen yang yang paling tepat untuk
katalis. mengetahui pernyataan yang tidak benar mengenai
katalis adalah...

127
a. 2, dan 3, karena Bagi reaksi reversibel katalis
mempercepat reaksi baik reaksi maju maupun
reaksi balik dan suatu reaksi akan menjadi
cepat bila ditambahkan katalis.
b. 2 dan 4, karena Bagi reaksi reversibel katalis
mempercepat reaksi baik reaksi maju maupun
reaksi balik dan unsur transisi dapat
mempercepat reaksi.
c. 1 dan 3, karena Laju reaksi terkatalis
bergantung pada konsentrasi katalis reaksi
yang berlangsung lama akan lebih cepat bila
diberikan katalis.
d. 1 dan 4, bertambahnya konsentrasi katalis
dapat lebih mempercepat reaksi.
e. 3 dan 4, penambahan katalis dapat
mempercepat reaksi dan unsur transisi dapat
mempercepat reaksi.
4. Disajikan Menganalisis Perhatikan reaksi berikut! b Gas NO berfungsi 15
beberapa (menganalisis O2(g) + 2SO2(g) → 2SO3(g) (energi aktivasi tinggi) sebagai katalis
argumen argumen seperti Setelah ditambahkan gas NO, maka tahapan reaksi
reaksi yang - Teks menjadi sebagai berikut ini:
ditambahkan - Pidato 2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) (energi aktivasi rendah)
gas NO, - Masalah 2NO2(g) + 2SO3(g) → 2SO3(g) + 2NO(g) (energi
peserta didik - Kebijakann aktivasi rendah)
diminta - Kartun politik O2(g) + 2 SO2(g) → 2SO3(g)
untuk - Percobaan dan Dari reaksi, terdapat beberapa argumen seperti:
mengidentifi hasilnya) 1) Energi aktivasi rendah akan memperlambat
kasi argumen laju reaksi.
meliputi 2) Gas NO2 berperan sebagai inhibitor.
bukti yang (Teori Penilaian 3) Katalis akan menambah produk.
mendukung HOTS oleh 4) Gas NO berperan sebagai katalis .
atau Susan M. 5) Energi aktivasi tinggi dapat mempercepat laju
bertentangan Brookhart) reaksi
mengenai Identifikasi argumen yang yang paling tepat untuk
efek mengetahui pernyataan yang benar mengenai reaksi
penambaha tersebut adalah....
serbuk NO a. 1, karena energi aktivasi rendah membuat laju
pada reaksi reaksi berlangsung lebih lama.
tersebut. b. 4, karena gas NO berfungsi sebagai katalis
sehingga dapat mempercepat reaksi.

128
c. 2, karena gas NO2 dapat memperlambat laju
reaksi.
d. 5, karena semakain tinggi energi aktivasi
semakin cepat laju reaksi yang dihasilkan.
e. 3, karena katalis dapat menambah jumlah
partikel.
5. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa berikut! d FeCl3 dan NaCl 19
peristiwa logika (Membuat Suatu percobaan dilakukan dengan menggunakan 5 berfungsi sebagai
langkah- atau mengevaluasi mL larutan H2O2 dalam 3 tabung reaksi. Jika tabung katalisator
langkah kesimpulan pertama sebagai pembanding, serta tabung kedua
percobaan 3 induktif ditambahkan dengan 2 tetes NaCl 0,1 M dan tabung
larutan H2O2 - Pernyataan ketiga ditambahkan dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes,
yang diberi - Peristiwa hasil percobaannya adalah sebagai berikut.
perlakuan Informasi dalam 1. Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung
yang bentuk grafik, selama 2 jam 1 menit 3 sekon.
berbeda- tabel, atau daftar) 2. Laju reaksi pada tabung kedua selama 1 jam 39
beda, peserta menit 22 sekon.
didik diminta (Teori Penilaian 3. Laju reaksi pada tabung ketiga selama 7 menit
untuk HOTS oleh 54 sekon
memilih Susan M. Kesimpulan logis yang paling tidak tepat
kesimpulan Brookhart) adalahLarutan H2O2 adalah katalisator
dan a. Larutan FeCl3 adalah katalisator.
menjelaskan b. Katalis mamiliki sifat spesifik.
hasil dari c. Katalis bersifat mempercepat laju reaksi.
percobaan d. Larutan H2O2 disebut sebagai katalisator
tersebut. positif.
e. Katalis bersifat menaikkan energi aktivasi.
6. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan sebab-akibat berikut! d Pada batas 23
pernyataan logika (Membuat Laju reaksi pada reaksi terkatalis selalu tidak tertentu laju reaksi
sebab- akibat atau mengevaluasi bergantung pada konsentrasi katalis bergantung pada
mengenai kesimpulan Sebab- Akibat konsentrasi
katalis, induktif Pada akhir reaksi katalis ditemukan kembali dalam katalis. Katalis
peserta didik - Pernyataan jumlah yang sama dianggap tidak
diminta - Peristiwa Kesimpulan logis yang paling tepat untuk ikut bereaksi
untuk Informasi dalam mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut karena ditemukan
memilih bentuk grafik, adalah.... kembali pada
kesimpulan tabel, atau daftar) a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, akhir reaksi dalam
logis dari keduanya berhubungan. jumlah yang sama
serangkaian (Teori Penilaian b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
pilihan dari HOTS oleh keduanya tidak berhubungan.

129
hubungan Susan M. c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah.
sebab- akibat Brookhart) d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar.
dari e. Pernyataan 1 dan 2 salah
pernyataan
tersebut.
7. Disajikan Penalaran dan Pada reaksi pembuatan ammonia menggunakan b Pernyataan 1 dan 27
pernyataan logika (Membuat katalis serbuk besi. 2 benar tapi tidak
sebab-akibat atau mengevaluasi Sebab- Akibat berhubungan
mengenai kesimpulan Katalis serbuk besi adalah katalis heterogen
penggunaan induktif Kesimpulan logis yang paling tepat untuk
serbuk besi - Pernyataan mengetahui keterkaitan sebab-akibat berikut
dalam proses - Peristiwa adalah....
pembuatan Informasi dalam a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
ammonia, bentuk grafik, keduanya berhubungan.
peserta didik tabel, atau daftar) b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar,
diminta keduanya tidak berhubungan.
untuk (Teori Penilaian c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah.
memilih HOTS oleh d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar.
kesimpulan Susan M. e. Pernyataan 1 dan 2 salah
logis dari Brookhart) (Soal UM-UGM 2016 Kode 612)
serangkaian
pilihan
mengenai
pernyataan
sebab-akibat
yang paling
tepat.
8. Disajikan Penalaran dan Perhatikan pernyataan berikut ! e Katalis adalah 30
pernyataan logika (Membuat Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat suatu zat yang
sebab- atau mengevaluasi reaksi dan tidak terlibat dalam reaksi kimia dapat
akibat, kesimpulan Sebab- Akibat mempercepat
peserta didik induktif Katalis dapat memperbesar nilai konstanta reaksi dan terlibat
diminta - Pernyataan kesetimbangan sehingga lebih banyak produk dalam reaksi
untuk - Peristiwa terbentuk kimia tetapi
memilih Informasi dalam a. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, diakhir reaksi
kesimpulan bentuk grafik, keduanya berhubungan. kembali lagi. Nilai
logis dari tabel, atau daftar) b. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 benar, kesetimbangan
serangkaian (Teori Penilaian keduanya tidak berhubungan. hanya dipengaruhi
pilihan dari HOTS oleh c. Pernyataan 1 benar, pernyataan 2 salah. oleh suhu.
pernyataan d. Pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar.

130
yang paling Susan M. e. Pernyataan 1 dan 2 salah
tepat. Brookhart) (Simak UI 2013 Kode 131)
9. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa berikut! d Katalis MnO2 34
peristiwa logika (Membuat Proses penguraian KClO3 murni pada suhu 25° berfungsi sebagai
singkat atau mengevaluasi dapat terjadi meskipun dilakukan dengan cara penurun energi
mengenai kesimpulan pemanasan sampai mencair dan mendidih. Tetapi aktivasi suatu
penguraian induktif bila dicampurkan sedikit serbuk MnO2 penguraian reaksi, sehingga
KClO3 yang - Pernyataan berlangsung lebih cepat,. Kesimpulan paling logis reaksi
dicampurkan - Peristiwa dan penjelasan yang paling tepat faktor yang berlangsung lebih
serbuk Informasi dalam mempengaruhi laju reaksi dari peristiwa tersebut cepat
MnO2, bentuk grafik, adalah....
peserta didik tabel, atau daftar) a. Suhu karena menaikan energi kinetik partikel.
diminta b. Konsentrasi karena memperbanyak
untuk (Teori Penilaian kemungkinan tumbukan efektif antar partikel.
memilih HOTS oleh c. Luas Permukaan karena dapat mempeluas
menarik Susan M. bidang sentuh tumbukan efektif antar partikel.
kesimpulan Brookhart) d. Katalis karena menurunkan energi aktivasi.
logis dan e. Jumlah Partikel, karena dapat memperbanyak
menjelaskan tumbukan efektif antar partikel.
mengenai
faktor
mempengaru
hi kecepatan
laju reaksi
10. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa berikut! c Dalam suatu 37
sebuah logika (Membuat Dalam suatu pabrik, proses pembuatan SO3 reaksi, katalis ikut
peristiwa atau mengevaluasi menggunakan suatu katalis yaitu Vanadium bereaksi dengan
singkat kesimpulan pentaoksida menurut persamaan reaksi : pereaksi. Katalis
mengenai induktif SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) menurunkan
penambahan - Pernyataan Kesimpulan paling logis dan penjelasan yang paling energi aktivasi
vanadium - Peristiwa tepat mengenai fungsi katalis dalam reaksi tersebut yang harus dicapai
kedalam Informasi dalam adalah…. sehingga reaksi
reaksi, bentuk grafik, a. Meningkatkan hasil reaksi. berjalan lebih
peserta didik tabel, atau daftar) b. Meningkatkan jumlah tumbukan partikel- cepat, dan ada lagi
diminta partikel pereaksi. saat reaksi selesai.
untuk (Teori Penilaian c. Menurunkan energi aktivasi.
memilih HOTS oleh d. Meningkatkan energi kinetik pereaksi.
kesimpulan Susan M. e. Memperbesar luas permukaan pereaksi
logis dari Brookhart)
serangkaian

131
pilihan dari
fungsi
katalis.
1. Menganalisis Disajikan 2 Pemecahan Perhatikan gambar e Semakin besar 4
faktor luas buah gambar masalah ( luas permukaan
permukaan yang mengenai menjelaskan bidang sentuh,
mempengaruhi faktor luas dengan data semakin besar
laju reaksi permukaan - Teks kemungkinan
menggunakan bidang - Gambar tumbukan efektif
teori tumbukkan sentuh - Grafik (1) (2) antar partikel
terhadap laju - Tabel data Berdasarkan gambar tersebut, penyelesaian masalah sehingga reaksi
reaksi Bahan dan dan alasan yang paling tepat untuk mengetahui berlangsung lebih
menggunaka masalah yang tumbukan yang menghasilkan laju reaksi yang lebih cepat.
n teori memerlukan cepat adalah...
tumbukan, informasi untuk a. 1, luas permukaan bidang sentuh semakin kecil
kemudian solusinya) kemungkinan tumbukan efektif yang
peserta didik dihasilkan banyak sehingga reaksi berlangsung
diminta cepat.
untuk b. 2, luas permukaan bidang sentuh semakin besar
menyelasaik (Teori Penilaian kemungkinan tumbukan efektif yang
an masalah HOTS oleh dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
dan Susan M. berlangsung cepat.
menjelaskan Brookhart) c. 1, luas permukaan bidang sentuh semakin kecil
alasannya kemungkinan tumbukan efektif yang
tumbukan dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
yang berlangsung cepat
menghasilka d. 2, luas permukaan bidang sentuh semakin besar
n laju reaksi kemungkinan tumbukan efektif yang
yang lebih dihasilkan banyak sehingga reaksi berlangsung
cepat. lamban.
e. 2, luas permukaan bidang sentuh semakin besar
kemungkinan tumbukan efektif yang
dihasilkan banyak sehingga laju reaksi
berlangsung cepat
2. Disajikan Penalaran dan Seorang siswa yang mengikuti sebuah praktikum e Variabel 8
tabel hasil logika (Membuat mereaksikan 2 gram logam Fe dengan 50 mL larutan kontrolnya adalah
percobaan atau mengevaluasi HCl menghasilkan tabel seperti berikut! konsentrasi
mengenai kesimpulan (jumlah partikel)
reaksi logam induktif HCl sedangkan
Fe dengan - Pernyataan variabel bebasnya

132
larutan HCl, - Peristiwa No Fe (2 gr) Larutan HCl 50 mL adalah Massa besi
peserta Informasi dalam 1 Serbuk 3M 2 gram
diminta bentuk grafik, 2 Serbuk 2M
untuk tabel, atau daftar) 3 Keping 3M
memilih 4 Keping 2M
kesimpulan (Teori Penilaian 5 Keping 1M
logis dari HOTS oleh Pada percobaan 1 dan 3. Kesimpulan paling logis
serangkaian Susan M. untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap
pilihan Brookhart) jalannya reaksi adalah...
mengenai a. Konsentrasi HCl
faktor apa b. Sifat-sifat
yang c. Suhu
mempengaru d. Katalis
hi pada e. Luas permukaan bidang sentuh
larutan
nomor 1 dan
3
3. Disajikan Penalaran dan Data percobaan hasil reaksi CaCO3 dengan larutan b Variabel kontrol: 12
tabel hasil logika (Membuat HCl yang dilakukan seorang siswa memiliki suhu
percobaan. atau mengevaluasi perbedaan dalam kecepatan laju reaksi yang Variabel bebas:
Peserta didik kesimpulan dihasilkan. Tabel hasil reaksi tersebut adalah luas permukaan
diminta induktif sebagai berikut:
untuk - Pernyataan
memilih - Peristiwa
kesimpulan Informasi dalam No. CaCO3 (1 Larutan HCl Waktu Suhu
logis dari bentuk grafik, gr) (10 mL) (s) (°C)
serangkaian tabel, atau daftar)
pilihan
1 Serbuk 2M 20 25
mengenai (Teori Penilaian
faktor laju HOTS oleh 2 Bongkah 1 M 10 25
reaksi yang Susan M. an
dipengaruhi Brookhart) 3 Bongkah 2 M 5 25
oleh luas an
permukaan 4 Padatan 2M 40 25
bidang 5 Serbuk 1M 5 25
sentuh. Kesimpulan paling logis untuk mengetahui faktor
laju reaksi yang dipengaruhi oleh luas permukaan
bidang sentuh adalah....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3

133
c. 2 dan 4
d. 1 dan 5
e. 3 dan 5
4. Disajikan Pemecahan Perhatikan gambar mengenai percobaan antara batu d Variabel kontrol: 16
gambar hasil masalah ( pualam dengan larutan HCl berikut: suhu dan
percobaan menjelaskan Berdasarkan data percobaan. Penyelesaian masalah konsentrasi
antara batu dengan data dan alasan yang paling tepat untuk mengetahui laju Variabel bebas:
pualam - Teks luas permukaan
dengan - Gambar
larutan HCl, - Grafik
peserta didik - Tabel data
diminta Bahan dan
untuk masalah yang
menyelesaik memerlukan reaksi yang dipengaruhi oleh luas permukaan
an masalah informasi untuk ditunjukan pada nomor...
dan solusinya) a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan luas
menjelaskan permukaan bidang sentuh variabel bebas suhu.
alasan b. 1 dan 2, variabel terikat luas permukaan bidang
mengenai (Teori Penilaian sentuh dan suhu variabel bebas konsentrasi.
laju reaksi HOTS oleh c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
yang Susan M. bebas luas permukaan bidang sentuh dan suhu.
dipengaruhi Brookhart) d. 3 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan suhu
oleh luas variabel bebas luas permukaan bidang sentuh.
permukaan e. 1 dan 3, variabel terikat luas permukaan bidang
bidang sentuh dan suhu variabel bebas konsentrasi.
sentuh.
5. Disajikan Pemecahan Perhatikan tabel data hasil reaksi antara CaCO3 d Semakin besar 20
tabel data masalah ( dengan larutan HCl berikut! luas permukaan
hasil menjelaskan Dari data tersebut, Penyelesaian masalah dan alasan bidang sentuh
percobaan dengan data maka semakin
mengenai - Teks No. CaCO3 (5 gr) Larutan HCl cepat reaksi
luas - Gambar 50 mL terjadi dan
permukaan - Grafik 1 Butiran 0,1 M semakin tinggi
bidang - Tabel data 2 Serbuk 0,1 M konsentrasi dapat
sentuh Bahan dan 3 Butiran 0,5 M membuat reaksi
dengan masalah yang 4 Serbuk 0,5 M berlangsung lebih
kecepatan memerlukan 5 Bongkahan 0,5 M cepat
laju reaksi, informasi untuk yang paling tepat untuk mengetahui reaksi yang
kemudian solusinya) berlangsung cepat adalah....
peserta didik

134
diminta a. 1, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
untuk butiran direaksikan dengan larutan HCl 0,1 M
menyelesaik dapat mempercepat laju reaksi.
an masalah b. 2, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
dan serbuk direaksikan dengan larutan HCl 0,1 M
menjelaskan dapat mempercepat laju reaksi.
alasan reaksi c. 3, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
yang butiran direaksikan dengan larutan HCl 0,5 M
berlangsung dapat mempercepat laju reaksi.
paling cepat d. 4, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
melalui data serbuk direaksikan dengan larutan HCl 0,5 M
dari tabel dapat mempercepat laju reaksi.
tersebut. e. 5, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
bongkahan direaksikan dengan larutan HCl 0,5
M dapat mempercepat laju reaksi.
6. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa percobaan berikut! a Luas permukaan 24
peristiwa logika (Membuat Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai semakin besar,
percobaan atau mengevaluasi berikut: semakin cepat
mengenai kesimpulan 1. Masukkan 0,3 gram batu pualam butiran waktu yang
pengaruh induktif sebesar pasir ke dalam salah satu kaki tabung dibutuhkan untuk
luas - Pernyataan Y terbalik. Sementara itu, ke dalam kaki yang bereaksi, maka
permukaan - Peristiwa lain dimasukkan 5 cm3 larutan HCl 3 M 10 mL. semakin cepat
bedang Informasi dalam 2. Tutup mulut tabung dengan sumbat berpipa, pula laju
sentuh bentuk grafik, kemudian reaksikan kedua zat tersebut. reaksinya
dengan tabel, atau daftar) 3. Tampung gas yang terjadi dalam gelas ukur.
kecepatan 4. Catat waktu untuk menampung 10 cm3 gas.
laju reaksi Hasil percobaannya adalah sebagai berikut.
sebagai No. Larutan CaCO3 (0,3 Waktu (s)
berikut, HCl 10 gr)
peserta didik mL
diminta
1 3M Butiran 20
untuk
menarik 2 3M Kepingan 200
kesimpulan Kesimpulan logis dan penjelasan paling tepat
logis dan mengenai pernyataan tidak benar tentang luas
menjelaskan permukaan bidang sentuh adalah....
pernyataan a. Luas permukaan bidang sentuh butiran maupun
yang tidak kepingan hanya mempengaruhi waktu
benar terbentuknya gas, tetapi tidak mempengaruhi
mengenai laju reaksi.

135
percobaan b. Butiran memiliki luas permukaan bidang
tersebut. sentuh yang lebih besar dibandingkan dengan
kepingan sehingga laju reaksi lebih cepat.
c. Butiran memiliki luas permukaan bidang
sentuh yang lebih luas dibandingkan dengan
kepingan sehingga bidang tumbukan lebih lua
dan laju reaksinya berlangsung cepat.
d. Luas permukaan kepingan memiliki luas
permukaan bidang sentuh lebih kecil dari
butiran dalam jumlah yang sama sehingga
waktu yang dibutuhkan kepingan lebih lambat.
e. Butiran memiliki luas permukaan bidang
sentuh yang lebih besar dibandingkan dengan
kepingan sehingga kesempatan bereaksi lebih
luas dan laju reaksinya lebih cepat.
7. Disajikan Menganalisis Seorang siswa melakukan beberapa percobaan d Semakin luas 28
beberapa (menganalisis untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi laju permukaan bidang
argumen argumen seperti reaksi menggunakan teori tumbukan, setelah sentuh, semakin
mengenai - Teks melakukan beberapa percobaan siswa tersebut besar
teori - Pidato bebeberapa argumen seperti: kemungkinan
tumbukan, - Masalah 1) Semakin tinggi suhu maka energi aktivasi tumbukan efektif
peserta didik - Kebijakann suatu reaksi menjadi lebih tinggi. antar partikel
diminta - Kartun politik 2) Semakin besar konsentrasi maka semakin besar sehingga reaksi
untuk - Percobaan dan kemungkinan terjadinya tumbukan efektif. berlangsung lebih
mengidentifi hasilnya) 3) Katalis mengubah tahap-tahap reaksi menjadi cepat.
kasi argumen reaksi yang energi aktivasinya rendah.
meliputi 4) Semakin luas permukaan zat padat maka
bukti yang (Teori Penilaian semakin besar kemungkinan terjadinya
mendukung HOTS oleh tumbukan efektif.
atau Susan M. 5) Semakin kecil konsentrasi dapat
bertentangan Brookhart) memperlambat laju reaksi
pilihan Identifikasi argumen yang tidak benar mengenai
pernyataan teori tumbukan adalah...
tidak benar. a. 1, karena semakin tinggi suhu dapat
mempercepat laju reaksi.
b. 2, karena semakin banyak tumbukan efektif antar
partikel laju reaksi berlangsung lebih cepat.
c. 3, karena katalis dapat memperkecil energi
aktivasi suatu reaksi.

136
d. 4, karena tumbukan efektif antar partikel
semakin banyak.
e. 5, karena semakin kecil konsentrasi
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
semakin kecil.
8. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa berikut! c Magnesium 35
peristiwa logika (Membuat Seorang peneliti sedang membuktikan faktor luas berbentuk serbuk
percobaan atau mengevaluasi permukaan dengan kecepatan laju reaksi dari suatu halus lebih mudah
antara kesimpulan reaksi Mg(s) + 2 HCl(aq) → 2 MgCl2(aq) + H2(g). bereaksi karena
magnesium induktif Kesimpulan paling logis untuk mengetahui luas permukaan
dan HCl, - Pernyataan pembentukan gas H2 semakin cepat terbentuk jika bidang sentuh
peserta didik - Peristiwa logam magnesium dalam bentuk.... yang lebar
diminta Informasi dalam a. Bongkahan
untuk bentuk grafik, b. Lempengan
memilih tabel, atau daftar) c. Serbuk halus
kesimpulan d. Butiran sebesar pasir
logis dari e. Butiran sebesar kerikil
serangkaian
pilihan
mengenai
bentuk
magnesium
yang dapat
mempercepa
t laku reaksi
9. Disajikan Penalaran dan Perhatikan peristiwa percobaan berikut! e Semakin banyak 38
peristiwa logika (Membuat Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai tumbukan, laju
percobaan atau mengevaluasi berikut: reaksi
laju reaksi, kesimpulan 1. Siapkan 2 tabung reaksi. berlangsung
peserta didik induktif 2. Isi tabung pertama dengan bongkahan batu semakin cepat
diminta - Pernyataan pualam sebesar 2 g lalu tambahkan 1 mL HCl
untuk - Peristiwa 2 M.
menarik Informasi dalam 3. Isi tabung kedua dengan serbuk batu pualam
kesimpulan bentuk grafik, sebesar 2 g lalu tambahkan 1 mL HCl 2 M.
logis dan tabel, atau daftar) Hasil percobaan membuktikan bahwa tabung
menjelaskan pertama membutuhkan waktu 1020 detik untuk
kesimpulan bereaksi, dan 600 detik untuk tabung kedua.
yang tidak Kesimpulan logis dan penjelasan paling tepat
benar. mengenai pernyataan tidak benar tentang luas
permukaan adalah

137
a. Luas permukaan berbanding lurus dengan laju
reaksi.
b. Luas permukaan identik dengan kesempatan
zat untuk bertumbukan.
c. Luas permukaan menentukan laju reaksi.
d. Tumbukan berbanding lurus dengan laju
reaksi.
e. Semakin banyak tumbukan, laju reaksi
semakin lambat.
10. Disajikan Penalaran dan Seorang peneliti mereaksikan logam Fe dalam e Grafik berisi 40
grafik logika (Membuat bentuk batangan dan logam Fe dalam bentuk serbuk, mengenai semakin
hubungan atau mengevaluasi dan didapatkan grafik seperti berikut! besar luas
luas kesimpulan permukaan bidang
permukaan induktif sentuh semakin
dengan - Pernyataan cepat reaksi
kecepatan - Peristiwa berlangsung
laju reaksi, Informasi dalam
kemudian bentuk grafik,
Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling tepat
peserta didik tabel, atau daftar)
dari Grafik tersebut adalah....
menarik
a. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh,
kesimpulan
semakin kecil kemungkinan tumbukan efektif
logis dan
antar partikel terjadi sehingga reaksi
menjelaskan
berlangsung lebih cepat.
grafik
b. Semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,
tersebut.
semakin besar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel terjadi sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
c. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh,
semakin besar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel terjadi sehingga reaksi
berlangsung lebih lambat.
d. Semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,
semakin besar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel terjadi sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
e. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh,
semakin besar kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel terjadi sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.

138
Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Tes
Rekap Analisis Butir Soal
Rata-rata : 23,10
Simpang Baku : 6,86
Korelasi XY : 0,75
Reliabilitas Tes : 0,86
Butir Soal : 40 Soal Pilihan Ganda
Jumlah Subjek : 30 Peserta Didik
No. Indikator Aspek Berpikir HOTS No. Validitas Soal
Pembelajaran menurut Brookhart Soal R R Sig (2- Validitas Daya Kesukaran Tafsiran
Hitung Tabel tailed) Pembeda (%) Kesukaran
(%)
1. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 1 0,407 0,361 0,026 Valid 50,00 73,33 Mudah
konsentrasi yang (menjelaskan dengan data) 5 0,407 0,361 0,026 Valid 50,00 53,33 Sedang
mempengaruhi laju 17 0,423 0,361 0,020 Valid 62,50 46,67 Sedang
reaksi menggunakan 32 0,442 0,361 0,014 Valid 50,00 80,00 Mudah
teori tumbukan Menganalisis 9 0,428 0,361 0,018 Valid 50,00 50,00 Sedang
(menganalisis argumen)
Penalaran dan logika 13 0,402 0,361 0,028 Valid 50,00 63,33 Sedang
(Membuat atau 25 0,447 0,361 0,013 Valid 62,50 50,00 Sedang
mengevaluasi kesimpulan 29 -0,064 0,361 0,735 Tidak 0,00 36,67 Mudah
induktif) Valid
31 -0,033 0,361 0,863 Tidak 12,50 33,33 Sedang
Valid
Pemecahan Masalah 21 0,447 0,361 0,013 Valid 75,00 50,00 Sedang
(mencontohkan suatu
masalah)
2. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 2 0,402 0,361 0,028 Valid 62,50 63,33 Sedang
suhu yang (menjelaskan dengan data) 10 0,431 0,361 0,017 Valid 50,00 63,33 Sedang
mempengaruhi laju 22 0,432 0,361 0,017 Valid 62,50 43,33 Sedang
reaksi menggunakan 26 0,379 0,361 0,039 Valid 62,50 53,33 Sedang
teori tumbukkan Menganalisis 14 0,437 0,361 0,016 Valid 62,50 50,00 Sedang
(menganalisis argumen) 18 0,421 0,361 0,020 Valid 50,00 66,67 Sedang
Penalaran dan logika 6 0,381 0,361 0,038 Valid 50,00 60,00 Sedang
(Membuat atau

139
mengevaluasi kesimpulan 33 0,402 0,361 0,028 Valid 50,00 63,33 Mudah
induktif) 36 -0,003 0,361 0,986 Tidak 25,00 40,00 Sedang
Valid
39 -0,105 0,361 0,580 Tidak -12,50 66,67 Sedang
Valid
3. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 3 0,457 0,361 0,011 Valid 50,00 66,67 Sedang
katalis yang (menjelaskan dengan data)
mempengaruhi laju Menganalisis 11 0,446 0,361 0,013 Valid 62,50 60,00 Sedang
reaksi (menganalisis argumen) 15 0,389 0,361 0,011 Valid 62,50 70,00 Sedang

Penalaran dan logika 7 0,397 0,361 0,030 Valid 50,00 60,00 Sedang
(Membuat atau 19 0,437 0,361 0,016 Valid 50,00 66,67 Sedang
mengevaluasi kesimpulan 23 -0,41 0,361 0,831 Tidak 0,00 43,33 Sedang
induktif) Valid
27 -0,057 0,361 0,765 Tidak 0,00 40,00 Sedang
Valid
30 -0,053 0,361 0,782 Tidak -12,50 33,33 Sedang
Valid
34 -0,013 0,361 0,945 Tidak -12,50 33,33 Sedang
Valid
37 -0,163 0,361 0,390 Tidak -25,00 43,33 Sedang
Valid
4. Menganalisis faktor Pemecahan masalah 4 0,418 0,361 0,022 Valid 62,50 60,00 Sedang
luas permukaan yang (menjelaskan dengan data) 16 0,457 0,361 0,011 Valid 62,50 70,00 Sedang
mempengaruhi laju 20 0,404 0,361 0,027 Valid 62,50 46,67 Sedang
reaksi menggunakan Menganalisis 28 0,436 0,361 0,016 Valid 50,00 70,00 Sedang
teori tumbukkan (menganalisis argumen)
Penalaran dan logika 8 0,431 0,361 0,017 Valid 62,50 63,33 Sedang
(Membuat atau 12 0,399 0,361 0,029 Valid 50,00 60,00 Sedang
mengevaluasi kesimpulan 24 0,391 0,361 0,033 Valid 62,50 50,00 Sedang
induktif) 35 0,380 0,361 0,038 Valid 50,00 60,00 Sedang
38 0,431 0,361 0,017 Valid 50,00 63,33 Sedang
40 -0,221 0,361 0,241 Tidak -12,50 36,67 Sedang
Valid

140
141

Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Waktu : 2 x 45 Menit
Pilihan ganda Soal Laju reaksi 30 butir.
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d, atau e di depan jawaban yang tepat!
1. Perhatikan gambar! tumbukan yang hanya dipengaruhi oleh suhu
adalah....
a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan
CaCO3 variabel bebas suhu
b. 1 dan 2, variabel terikat CaCO3 dan suhu
variabel bebas konsentrasi
c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
(1) (2) bebas logam dan suhu
Diketahui bahwa partikel berwarna biru d. 1 dan 3, variabel terikat CaCO3 dan
merupakan partikel dari senyawa Fe dan partikel konsentrasi variabel bebas suhu
berwarna hijau merupakan partikel dari senyawa e. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan
HCl. Berdasarkan gambar tersebut, penyelesaian CaCO3 variabel bebas suhu
masalah dan alasan yang paling tepat untuk 3. Seorang peneliti sedang mereaksikan larutan
mengetahui tumbukan yang menghasilkan laju H2O2 dalam 3 gelas reaksi yang berbeda lalu
reaksi paling cepat adalah.... setiap larutan H2O2 dalam gelas reaksi ditetesi
a. (2) semakin banyak jumlah partikel dengan larutan yang berbeda untuk mengetahui
kemungkinan tumbukan efektif yang perbedaan kecepatan laju reaksi seperti gambar
dihasilkan banyak sehingga laju reaksi berikut!
berlangsung lebih cepat.
b. (1) semakin sedikit jumlah partikel
kemungkinan tumbukan efektif yang
dihasilkan banyak sehingga reaksi
berlangsung cepat.
c. (2) semakin banyak jumlah partikel
kemungkinan tumbukan efektif yang
dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi Dari ketiga gambar tersebut, penyelesaian
berlangsung cepat. masalah dan alasan yang paling tepat untuk
d. (1) semakin sedikit jumlah partikel mengetahui larutan yang memiliki laju reaksi
kemungkinan tumbukan efektif yang paling efektif adalah....
dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi a. (1), Penambahan larutan NaCl dapat
berlangsung cepat. menurunkan energi aktivasi, sehingga laju
e. (2) semakin banyak jumlah partikel reaksi berlangsung cepat.
kemungkinan tumbukan efektif yang b. (2), tanpa penambahan larutan lain, larutan
dihasilkan banyak sehingga reaksi H2O2 memiliki energi aktivasi tinggi,
berlangsung lambat. sehingga laju reaksi berlangsung cepat.
2. Seorang peneliti di dalam sebuah laboratorium c. (3), penambahan katalis FeCl3 dapat
sedang mereaksikan 3 gram CaCO3 dengan menaikkan energi aktivasi, sehingga laju
larutan 10 ml larutan HCl seperti gambar berikut! reaksi berlangsung lebih cepat.
d. (1), Penambahan larutan NaCl dapat
menaikkan energi aktivasi, sehingga laju
reaksi berlangsung cepat.
e. (3), penambahan katalis FeCl3 dapat
menurunkan energi aktivasi, sehingga laju
reaksi berlangsung lebih cepat.

Penyelesaian masalah dan alasan yang paling


tepat untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori
142

4. Perhatikan gambar! e. 4, luas permukaan bidang sentuh kecil


dengan jumlah pertikel sedikit
6. Diketahui grafik dari data hasil reaksi:
Na2S2O3(aq) + 2 HCl (aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(aq) +
SO2(g) + S(s), Adalah sebagai berikut:
Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling

(1) (2)
Berdasarkan gambar tersebut, penyelesaian
masalah dan alasan yang paling tepat untuk
mengetahui tumbukan yang menghasilkan
laju reaksi yang lebih cepat adalah...
a. 1, luas permukaan bidang sentuh
semakin kecil kemungkinan tumbukan
efektif yang dihasilkan banyak sehingga
reaksi berlangsung cepat.
b. 2, luas permukaan bidang sentuh tepat dari Grafik tersebut adalah....
semakin besar kemungkinan tumbukan a. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik
efektif yang dihasilkan sedikit sehingga antar partikel semakin tinggi, sehingga
laju reaksi berlangsung cepat. kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
c. 1, luas permukaan bidang sentuh semakin yang dihasilkan banyak, maka laju reaksi
kecil kemungkinan tumbukan efektif yang berlangsung cepat.
dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi b. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik
berlangsung cepat. antar partikel semakin rendah kemungkinan
d. 2, luas permukaan bidang sentuh semakin tumbukan efektif antar partikel yang
besar kemungkinan tumbukan efektif yang dihasilkan banyak, maka laju reaksi
dihasilkan banyak sehingga reaksi berlangsung cepat
berlangsung lamban. c. Semakin rendah suhu maka enegi kinetik
e. 2, luas permukaan bidang sentuh semakin antar partikel semakin tinggi, sehingga
besar kemungkinan tumbukan efektif yang kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
dihasilkan banyak sehingga laju reaksi yang dihasilkan sedikit, maka laju reaksi
berlangsung cepat berlangsung cepat.
5. Seorang siswa sedang melakukan percoban d. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik
untuk mengetahui pengaruh luas permukaan antar parikel semakin rendah, sehingga
bidang sentuh dengan jumlah partikel kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
menggunakan teori tumbukan. Tabel Data hasil yang dihasilkan sedikit sehingga laju reaksi
percobaan untuk reaksi antara logam Fe dengan berlangsung cepat.
larutan H2SO4 adalah sebagai berikut: e. Semakin tinggi suhu maka energi kinetik
No. Fe (0,2 gr) Larutan H2SO4 (10 antar partikel semakin tinggi, sehingga
mL ) kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
1. Serbuk 3M yang dihasilkan banyak sehingga laju reaksi
2. Serbuk 2M berlangsung lambat.
3. Lempeng 3M 7. Diketahui grafik suatu reaksi penguraian KClO3
4. Lempeng 2M murni pada suhu 25° tanpa katalis sebagai
5. Lempeng 1M berikut:
Dari data, penyelesaian masalah dan alasan yang
paling tepat untuk mengetahui reaksi yang
berlangsung paling lambat adalah....
a. 1, luas permukaan bidang sentuh besar
dengan jumlah partikel banyak.
b. 2, luas permukaan bidang sentuh kecil
dengan jumlah partikel sedikit.
c. 3, luas permukaan bidang sentuh besar
dengan jumlah partikel sedikit
d. 5, luas permukaan bidang sentuh kecil
dengan jumlah partikel sedikit.
143

Reaksi tersebut diulang menggunakan suatu reaksi dapat memungkinkan tumbukan


katalis. Kesimpulan logis dan penjelasan yang efektif antar partikel semakin besar dan
paling tepat untuk mengetahui pengaruh adanya meningkatkan suhu dapat meningkatkan
katalis dalam reaksi terhadap nilai Ea dan energi kinetik partikel reaksi.
kecepatan laju reaksi produk adalah.... d. 1 dan 4 meningkatkan konsentrasi dapat
a. Menurunkan Ea menurunkan laju reaksi meningkatkan energi kinetik pada partikel
produk. reaksi, menghilangkan gas hidrogen dapat
b. Menurunkan Ea menaikan laju reaksi memperbesar kemungkinan tumbukan efektif
produk. antar partikel
c. Menaikan Ea menurunkan laju reaksi e. 2 dan 4, meningkatkan suhu dapat
produk. meningkatkan energi kinetik partikel dan
d. Menaikan Ea menaikan laju reaksi produk. menghilangkan gas hidrogen dapat
e. Menurunkan Ea kecepatan laju reaksi tidak mempebesar kemungkinan tumbukan efektif
berubah. antar partikel.
8. Seorang siswa yang mengikuti sebuah praktikum
mereaksikan 2 gram logam Fe dengan 50 mL 10. Perhatikan gambar berikut !
larutan HCl menghasilkan tabel seperti berikut!
No Fe (2 gr) Larutan HCl
(50 mL)
1 Serbuk 3M
2 Serbuk 2M
3 Keping 3M
4 Keping 2M
5 Keping 1M
Pada percobaan 1 dan 3. Kesimpulan paling logis
untuk mengetahui faktor yang berpengaruh
terhadap jalannya reaksi adalah... (1) (2)
a. Konsentrasi HCl Melalui gambar percobaan. penyelesaian
b. Sifat-sifat masalah dan alasan yang paling tepat untuk
c. Suhu mengetahui perbedaan larutan Na2S2O3 yang
d. Katalis direaksikan dengan larutan HCl pada suhu 27°C
e. Luas permukaan bidang sentuh dengan larutan Na2S2O3 yang direaksikan
9. Dari reaksi logam Mg dengan larutan HCl dengan larutan HCl pada suhu 47°C....
berikut: a. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) larutan HCl pada suhu 47°C menghasilkan
Menghasilkan bebeberapa argumen seperti: energi kinetik yang rendah, sehingga
1. Meningkatkan konsentrasi larutan HCl kemungkinan tumbukan efektif antar partikel
2. Meningkatkan suhu reaksi semakin besar, maka laju reaksi berlangsung
3. Menggunakan pita magnesium lambat.
4. Menghilangkan gas hidrogen hasil reaksi b. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
Identifikasi argumen yang yang paling tepat larutan HCl pada suhu 47°C menghasilkan
untuk mengetahui perlakuan yang dapat energi kinetik tinggi, sehingga kemungkinan
meningkatkan tumbukan efektif antara logam Mg tumbukan efektif antar partikel semakin
dengan larutan HCl ditunjukan oleh nomor.... besar, maka laju reaksi berlangsung cepat.
a. 3 dan 4, karena menggunakan pita c. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
magnesium dapat memperbesar larutan HCl pada suhu 27°C menghasilkan
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel energi kinetik tinggi, sehingga kemungkinan
dan menghilangkan gas hidrogen dapat tumbukan efektif antar partikel semakin
mempercepat reaksi. besar, maka laju reaksi berlangsung cepat
b. 2, dan 3 meningkatkan suhu dapat d. Larutan Na2S2O3 yang direaksikan dengan
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif larutan HCl pada suhu 27°C menghasilkan
antar partikel dan menggunakan pita energi kinetik rendah, sehingga kemungkinan
magnesium dapat meningkatkan energi tumbukan efektif antar partikel semakin
kinetik partikel. besar, maka laju reaksi berlangsung cepat
c. 1 dan 2, karena menambah konsenstrasi dapat e. Larutan Na2S2O3 yang yang direaksikan
meningkatkan jumlah partikel dalam suatu dengan larutan HCl pada suhu 47°C tidak
144

menghasilkan energi kinetik sehingga Kesimpulan paling logis untuk mengetahui


kemungkinan tumbukan efektif antar partikel faktor laju reaksi yang dipengaruhi oleh luas
semakin besar, maka laju reaksi berlangsung permukaan bidang sentuh adalah....
cepat a. 1 dan 2
11. Dalam bidang industri ammonia bukan hal yang b. 1 dan 3
asing lagi bila pabrik mengusahakan menggali c. 2 dan 4
keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan d. 1 dan 5
angka kerugian sekecil-kecilnya, untuk e. 3 dan 5
mengefisienkan produksi amonia di pabrik 13. Diketahui grafik dari data hasil reaksi:
maka dibutuhkan suatu zat yang dapat Na2S2O3(aq) + 2 HCl (aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(aq) +
mempercepat reaksi, hal ini yang biasa dikenal SO2(g) + S(s), Adalah Sebagai berikut:
dengan katalis. Seorang pekerja pabrik memiliki
beberapa argumen mengenai katalis seperti:
1. Laju reaksi terkatalis tidak bergantung pada
konsentrasi katalis
2. Bagi reaksi reversibel katalis mempercepat
reaksi baik reaksi maju maupun reaksi balik
3. Suatu reaksi, yang pada kondisi tertentu tidak
spontan, akan menjadi spontan bila
Kesimpulan logis dan penjelasan yang paling
ditambahkan katalis
4. Unsur-unsur transisi banyak digunakan tepat dari Grafik tersebut adalah....
dalam katalis heterogen a. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
sedikit jumlah partikel kemungkinan
Identifikasi argumen yang yang paling tepat
tumbukan efektif yang dihasilkan banyak
untuk mengetahui pernyataan yang tidak
sehingga reaksi berlangsung lebih cepat
benar mengenai katalis adalah...
a. 2, dan 3, karena Bagi reaksi reversibel katalis b. Semakin rendah konsentrasi maka semakin
mempercepat reaksi baik reaksi maju banyak jumlah partikel kemungkinan
maupun reaksi balik dan suatu reaksi akan tumbukan efektif yang dihasilkan sedikit
sehingga laju reaksi berlangsung lebih cepat
menjadi cepat bila ditambahkan katalis.
c. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
b. 2 dan 4, karena Bagi reaksi reversibel katalis
sedikit jumlah partikel kemungkinan
mempercepat reaksi baik reaksi maju
maupun reaksi balik dan unsur transisi dapat tumbukan efektif yang dihasilkan sedikit
mempercepat reaksi. sehingga laju reaksi berlangsung lebih cepat
d. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
c. 1 dan 3, karena Laju reaksi terkatalis
banyak jumlah partikel kemungkinan
bergantung pada konsentrasi katalis reaksi
tumbukan efektif yang dihasilkan banyak
yang berlangsung lama akan lebih cepat bila
sehingga reaksi berlangsung lebih lambat.
diberikan katalis.
d. 1 dan 4, bertambahnya konsentrasi katalis e. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
dapat lebih mempercepat reaksi. banyak jumlah partikel kemungkinan
tumbukan efektif yang dihasilkan banyak
e. 3 dan 4, penambahan katalis dapat
sehingga laju reaksi berlangsung lebih cepat
mempercepat reaksi dan unsur transisi dapat
14. Seorang asisten laboratorium sedang
mempercepat reaksi.
12. Data percobaan hasil reaksi CaCO3 dengan mereaksikan larutan 50 mL Na2S2O3 dengan
larutan HCl yang dilakukan seorang siswa larutan 10 mL HCl bersuhu 60°C, dari kegiatan
memiliki perbedaan dalam kecepatan laju reaksi tersebut menghasilkan bebeberapa argumen
seperti:
yang dihasilkan. Tabel hasil reaksi tersebut
1. Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik
adalah sebagai berikut:
antar partikel menurun.
No CaCO3 (1 Larutan HCl Waktu Suhu
2. Energi kinetik bergantung pada kenaikan
gr) (10 mL ) (s) (°C)
suhu.
1 Serbuk 2M 20 25 3. Temperatur naik, suhu akan naik sehingga
2 Bongkahan 1 M 10 25 energi kinetik akan turun.
3 Bongkahan 2M 5 25 4. Kenaikan suhu mengakibatkan laju reaksi
berlangsung cepat
4 Padatan 2M 40 25
5 Serbuk 1M 5 25
145

Identifikasi argumen yang yang paling tepat


untuk mengetahui pernyataan yang benar tentang
pengaruh suhu terhadap energi kinetik adalah...
a. 2 dan 4, karena energi aktivasi bergantung
pada kenaikan suhu, kenaikan suhu juga
dapat memperbesar kemungkinan tumbukan
efektif antar partikel sehingga dapat
mempercepat laju reaksi.
b. 2, dan 3, karena energi aktivasi dapat
memperkecil tumbukan efektif antar partikel Berdasarkan data percobaan. Penyelesaian
dan temperatur naik dapat mempercepat masalah dan alasan yang paling tepat untuk
reaksi. mengetahui laju reaksi yang dipengaruhi oleh
c. 1 dan 3, karena kenaikan suhu dapat luas permukaan bidang sentuh ditunjukan pada
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif nomor...
antar partikel sehingga dapat memperlambat a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan luas
reaksi. permukaan bidang sentuh variabel bebas
d. 1 dan 2, karena kenaikan suhu dapat suhu.
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif b. 1 dan 2, variabel terikat luas permukaan
antar partikel sehingga dapat memperlambat bidang sentuh dan suhu variabel bebas
reaksi, dan semakin tinggi semakin tinggi konsentrasi
energi aktivasi reaktan. c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
e. 1 dan 4, karena kenaikan suhu dapat bebas luas permukaan bidang sentuh dan
memperkecil kemungkinan tumbukan efektif suhu.
antar partikel sehingga dapat mempercepat d. 3 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan suhu
reaksi variabel bebas luas permukaan bidang
15. Perhatikan reaksi berikut! sentuh.
O2(g) + 2SO2(g) → 2SO3(g) (energi aktivasi tinggi) e. 1 dan 3, variabel terikat luas permukaan
Setelah ditambahkan gas NO, maka tahapan bidang sentuh dan suhu variabel bebas
reaksi menjadi sebagai berikut ini: konsentrasi
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) (energi aktivasi rendah) 17. Seorang mahasiswi mereaksikan Sebanyak 2
2NO2(g) + 2SO3(g) → 2SO3(g) + 2NO(g) (energi gram logam Zn dengan 50 mL larutan H2SO4
aktivasi rendah) seperti gambar berikut!
O2(g) + 2 SO2(g) → 2SO3(g)
Dari reaksi, terdapat beberapa argumen seperti: Penyelesaian masalah dan alasan yang paling
1. Energi aktivasi rendah akan memperlambat tepat untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
laju reaksi. dipengaruhi oleh konsentrasi ditunjukan oleh
2. Gas NO2 berperan sebagai inhibitor. nomor....
3. Katalis akan menambah produk. a. 1 dan 3, variabel terikat logam dan suhu
4. Gas NO berperan sebagai katalis . variabel bebas konsentrasi
5. Energi aktivasi tinggi dapat mempercepat b. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan
laju reaksi. logam variabel bebas suhu.
Identifikasi argumen yang yang paling tepat c. 1 dan 2, variabel terikat logam dan suhu
untuk mengetahui pernyataan yang benar variabel bebas konsentrasi.
mengenai reaksi tersebut adalah.... d. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel
a. 1, karena energi aktivasi rendah membuat bebas logam dan suhu.
laju reaksi berlangsung lebih lama. e. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan
b. 4, karena gas NO berfungsi sebagai katalis logam variabel bebas suhu
sehingga dapat mempercepat reaksi. 18. Seorang mahasiswa sedang melakukan
c. 2, karena gas NO2 dapat memperlambat laju percobaan untuk membuktikan adanya efek suhu
reaksi menggunakan teori tumbukan untuk
d. 5, karena semakain tinggi energi aktivasi
semakin cepat laju reaksi yang dihasilkan.
e. 3, karena katalis dapat menambah jumlah
partikel.
16. Perhatikan gambar mengenai percobaan antara
batu pualam dengan larutan HCl berikut:
146

mempercepat laju reaksi. Mahasiswa tersebut 20. Perhatikan tabel data hasil reaksi antara CaCO3
menghasilkan bebeberapa argumen seperti: dengan larutan HCl berikut!
1. Energi kinetik partikel reaktan meningkat.
2. Jumlah partikel reaktan per volume No. CaCO3 (5 gr) Larutan HCl
bertambah. (50 mL )
3. Frekuensi tumbukan antara partikel dan 1 Butiran 0,1 M
reaktan meningkat. 2 Serbuk 0,1 M
4. Energi aktivasi partikel reaktan meningkat 3 Butiran 0,5 M
Identifikasi argumen yang yang paling tepat 4 Serbuk 0,5 M
untuk mengetahui efek suhu terhadap teori 5 Bongkahan 0,5 M
tumbukan adalah... Dari data tersebut, Penyelesaian masalah dan
a. 1 dan 2, karena meningkatnya energi kinetik alasan yang paling tepat untuk mengetahui reaksi
partikel dapat memperbesar kemungkinan yang berlangsung cepat adalah....
tumbukan efektif antar partikel dan semakin a. 1, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
meningkatnya suhu dapat meningkatkan butiran direaksikan dengan larutan HCl 0,1
jumlah partikel zat M dapat mempercepat laju reaksi.
b. 2 dan 4, karena semakin meningkatnya suhu b. 2, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
dapat meningkatkan jumlah partikel zat dan serbuk direaksikan dengan larutan HCl 0,1 M
meningkatnya suhu dapat meningkatkan dapat mempercepat laju reaksi.
energi aktivasi partikel c. 3, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
c. 3 dan 4, karena meningkatnya energi kinetik butiran direaksikan dengan larutan HCl 0,5
partikel dapat memperbesar kemungkinan M dapat mempercepat laju reaksi.
tumbukan efektif antar partikel dan d. 4, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
meningkatnya suhu dapat meningkatkan serbuk direaksikan dengan larutan HCl 0,5 M
energi aktivasi partikel dapat mempercepat laju reaksi.
d. 1 dan 4, karena meningkatnya energi kinetik e. 5, luas permukaan bidang sentuh berbentuk
partikel dapat memperbesar kemungkinan bongkahan direaksikan dengan larutan HCl
tumbukan efektif antar partikel dan 0,5 M dapat mempercepat laju reaksi.
meningkatnya suhu dapat meningkatkan 21. Perhatikan deskripsi masalah tersebut!
energi aktivasi partikel Seorang ilmuwan ingin mereaksikan larutan
e. 1 dan 3, karena meningkatnya energi kinetik H2SO4 dengan logam Mg, reaksi antara larutan
partikel dapat memperbesar kemungkinan H2SO4 dengan logam Mg dapat dibuat pada
tumbukan efektif antar partikel sehingga berbagai macam kondisi. Gambarkan perlakuan
dapat mempercepat laju reaksinya manakah yang yang paling tepat dipilih seorang
19. Perhatikan peristiwa berikut! ilmuwan untuk mendapatkan laju reaksi yang
Suatu percobaan dilakukan dengan menggunakan paling cepat ....
5 mL larutan H2O2 dalam 3 tabung reaksi. Jika
tabung pertama sebagai pembanding, serta tabung
kedua ditambahkan dengan 2 tetes NaCl 0,1 M
dan tabung ketiga ditambahkan dengan FeCl3 0,1 a.
M 4 tetes, hasil percobaannya adalah sebagai
berikut.
1. Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung
selama 2 jam 1 menit 3 sekon
2. Laju reaksi pada tabung kedua selama 1 jam
39 menit 22 sekon
3. Laju reaksi pada tabung ketiga selama 7 b.
menit 54 sekon
Kesimpulan logis yang paling tidak tepat
adalahLarutan H2O2 adalah katalisator
a. Larutan FeCl3 adalah katalisator
b. Katalis mamiliki sifat spesifik
c.
c. Katalis bersifat mempercepat laju reaksi
d. Larutan H2O2 disebut sebagai katalisator
positif
e. Katalis bersifat menaikkan energi aktivasi
147

No Larutan HCl CaCO3 (0,3 Waktu


(10 mL ) gr) (s)

d.
1 3M Butiran 20
2 3M Kepingan 200
Kesimpulan logis dan penjelasan paling tepat
mengenai pernyataan tidak benar tentang luas
permukaan adalah....
e. a. Luas permukaan bidang sentuh butiran
maupun kepingan hanya mempengaruhi
waktu terbentuknya gas, tetapi tidak
mempengaruhi laju reaksi
22. Beberapa orang siswa melakukan percobaan b. Butiran memiliki luas permukaan bidang
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sentuh yang lebih besar dibandingkan dengan
laju reaksi. Hasil data dari percobaan reaksi Mg(s) kepingan sehing laju reaksi lebih cepat
+ HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) dituliskan kedalam c. Butiran memiliki luas permukaan bidang
tabel sebagai berikut: sentuh yang lebih besar dibandingkan dengan
No Mg (2 gr) Larutan Wa Suh kepingan sehingga bidang tumbukan lebih
HCl ktu u lua dan laju reaksinya berlangsung cepat
(10 mL (s) (°C) d. Luas permukaan bidang sentuh kepingan
) lebih kecil dari butiran dalam jumlah yang
1 Bongkahan 2M 30 25 sama sehingga waktu yang dibutuhkan
2 Serbuk 2M 15 35 kepingan lebih lambat.
3 Bongkahan 3M 5 25 e. Butiran memiliki luas permukaan bidang
4 Serbuk 2M 50 25 sentuh yang lebih luas dibandingkan dengan
5 Bongkahan 2M 5 25 kepingan sehingga kesempatan bereaksi lebih
luas dan laju reaksinya lebih cepat
Penyelesaian masalah dan alasan yang paling
24. Seorang siswa melakukan beberapa percobaan
tepat untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
dipengaruhi oleh suhu ditunjukan oleh nomor.... untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
a. 1 dan 5, variabel terikat konsentrasi dan laju reaksi menggunakan teori tumbukan, setelah
logam variabel bebas suhu. melakukan beberapa percobaan siswa tersebut
b. 1 dan 2, variabel terikat logam dan suhu bebeberapa argumen seperti:
variabel bebas konsentrasi. 1. Semakin tinggi suhu maka energi aktivasi
c. 1 dan 4, variabel terikat konsentrasi variabel suatu reaksi menjadi lebih tinggi.
bebas logam dan suhu.
2. Semakin besar konsentrasi maka semakin
d. 2 dan 4, variabel terikat konsentrasi dan
besar kemungkinan terjadinya tumbukan
logam variabel bebas suhu.
e. 1 dan 3, variabel terikat logam dan suhu efektif
variabel bebas konsentrasi 3. Katalis mengubah tahap-tahap reaksi menjadi
23. Perhatikan peristiwa percobaan berikut! reaksi yang energi aktivasinya rendah.
Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai 4. Semakin luas permukaan zat padat maka
berikut: semakin besar kemungkinan terjadinya
1. Masukkan 0,3 gram batu pualam butiran tumbukan efektif.
sebesar pasir ke dalam salah satu kaki 5. Semakin kecil konsentrasi dapat
tabung Y terbalik. Sementara itu, ke dalam memperlambat laju reaksi
kaki yang lain dimasukkan 5 cm3 larutan Identifikasi argumen yang tidak benar
HCl 3 M 10 mL. mengenai teori tumbukan adalah...
2. Tutup mulut tabung dengan sumbat a. 1, karena semakin tinggi suhu dapat
berpipa, kemudian reaksikan kedua zat
mempercepat laju reaksi.
tersebut.
b. 2, karena semakin banyak tumbukan efektif
3. Tampung gas yang terjadi dalam gelas ukur.
4. Catat waktu untuk menampung 10 cm3 gas. antar partikel laju reaksi berlangsung lebih
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut. cepat.
148

c. 3, karena katalis dapat memperkecil energi c. Kepekatan pereaksi tidak mempengaruhi laju
aktivasi suatu reaksi. reaksi.
d. Kepekatan hasil reaksi mempengaruhi laju
Percobaan
(1) (2) reaksi.
e. Kepekatan hasil reaksi berbanding lurus
dengan laju reaksi
26. Perhatikan gambar percobaan larutan Na2S2O3
dengan larutan HCl berikut!
Pada percobaan (1) larutan Na2S2O3 direaksikan
dengan larutan HCl pada suhu 27°C, sedangkan
pada percobaan (2) larutan Na2S2O3 direaksikan
dengan larutan HCl pada suhu 47°C, efek yang
dihasilkan pada larutan Na2S2O3 yang
direaksikan dengan larutan HCl pada suhu 47°C
adalah tumbukan efektif antar partikel semakin
banyak sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
Penyelesaian masalah dan alasan yang paling
tepat untuk mengetahui laju reaksi yang hanya
dipengaruhi oleh suhu ditunjukan oleh nomor....
a. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin besar,
sehingga kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel semakin banyak , hal itu
d. 4, karena tumbukan efektif antar partikel menyebabkan reaksi berlangsung cepat.
semakin banyak b. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
kinetik antar partikel semakin besar,
e. 5, karena semakin kecil konsentrasi
sehingga kemungkinan tumbukan efektif
kemungkinan tumbukan efektif antar partikel antar partikel semakin kecil , hal itu
semakin kecil. menyebabkan reaksi berlangsung lambat.
25. Perhatikan peristiwa berikut!Suatu percobaan c. Apabila suhu dinaikkan, tumbukan efektif
memiliki langkah kerja sebagai berikut. antar-partikel semakin kecil .
1. Sediakan 4 tabung reaksi, isi dengan pita d. Semakin tinggi suhu pereaksi, maka energi
magnesium berukuran 3 x 3. kinetik antar partikel semakin kecil,
2. Masukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, sehingga kemungkinan tumbukan efektif
antar partikel semakin kecil , hal itu
HCl 1 M pada tabung kedua, HCl 2 M pada
menyebabkan reaksi berlangsung lambat.
tabung ketiga, dan HCl 3 M pada tabung e. Semakin rendah suhu pereaksi, maka energi
keempat. kinetik antar partikel semakin besar,
3. Amati dan catat waktu yang dibutuhkan sehingga kemungkinan tumbukan efektif
sampai reaksi berhenti. antar partikel semakin banyak , hal itu
Hasil pengamatan adalah pada tabung pertama, menyebabkan reaksi berlangsung cepat
reaksi berjalan lambat dengan waktu 6.342 27. Perhatikan gambar!
sekon. Pada tabung kedua, reaksi berjalan agak
lambat dengan waktu 397 sekon. Pada tabung
ketiga reaksi berlangsung sedang dengan waktu
183 sekon. Sementara itu, pada tabung keempat,
reaksi berlangsung cepat dalam waktu 51 sekon.
Kesimpulan paling logis dan penjelasan yang
paling tepat adalah....
a. Konsentrasi hasil reaksi mempengaruhi laju
reaksi.
Suatu reaksi akan lebih cepat berlangsung apabila
b. Konsentrasi pereaksi mempengaruhi laju
konsentrasi pereaksi semakin besar. Penyelesaian
reaksi. masalah dan alasan yang paling tepat untuk
149

mengetahui penyebab reaksi dapat berlangsung 29. Perhatikan peristiwa berikut!


lebih cepat adalah.... Seorang peneliti sedang membuktikan faktor luas
a. Semakin banyak jumlah partikel pereaksi, permukaan dengan kecepatan laju reaksi dari
kemungkinan semakin sedikit tumbukan suatu reaksi Mg(s) + 2 HCl(aq) → 2 MgCl2(aq) +
efektif partikel. H2(g). Kesimpulan paling logis untuk mengetahui
b. Tumbukan antar-partikel akan menghasilkan pembentukan gas H2 semakin cepat terbentuk
energi yang besar apabila jumlah partikel jika logam magnesium dalam bentuk....
pereaksi ditingkatkan. a. Bongkahan
c. Bertambahnya jumlah partikel pereaksi akan b. Lempengan
menyebabkan sedikitnya tumbukan efektif c. Serbuk halus
antar partikel. d. Butiran sebesar pasir
d. Semakin banyak jumlah partikel, peluang e. Butiran sebesar kerikil.
terjadinya tumbukan efektif yang 30. Perhatikan peristiwa percobaan berikut!
menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai
e. Semakin besar jumlah partikel akan berikut:
menyebabkan suhu reaksi semakin tinggi. 1. Siapkan 2 tabung reaksi
28. Perhatikan peristiwa percobaan berikut! 2. Isi tabung pertama dengan bongkahan batu
Suatu percobaan memiliki langkah kerja sebagai pualam sebesar 2 g lalu tambahkan 1 mL HCl
berikut: 2 M.
1. Masukkan 15 mL Na2S2O3 0,1 M ke dalam 3. Isi tabung kedua dengan serbuk batu pualam
gelas kimia berisi 15 mL HCl 0,1 M yang sebesar 2 g lalu tambahkan 1 mL HCl 2 M
diletakkan diatas kertas bertanda X. Hasil percobaan membuktikan bahwa tabung
2. Amati reaksi sampai tanda X tidak terlihat pertama membutuhkan waktu 1020 detik untuk
dari atas. bereaksi, dan 600 detik untuk tabung kedua.
3. Naikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi 40℃, Kesimpulan logis dan penjelasan paling tepat
50℃, dan 60℃, kemudian ulangi. mengenai pernyataan tidak benar tentang luas
Hasil percobaan tersebut, yaitu pada percobaan permukaan adalah....
pertama, didapatkan suhu campuran sebesar a. Luas permukaan berbanding lurus dengan
29℃, laju reaksi berlangsung lambat dengan laju reaksi
waktu 888 sekon. Pada suhu 40℃ laju reaksi b. Luas permukaan identik dengan kesempatan
berlangsung lebih cepat dengan waktu 103 zat untuk bertumbukan
sekon. Pada suhu 50℃, laju reaksi tidak jauh c. Luas permukaan menentukan laju reaksi
berbeda dengan sebelumnya, yaitu dalam waktu d. Tumbukan berbanding lurus dengan laju
96 sekon. Pada suhu 60℃, laju reaksi reaksi
berlangsung paling cepat dengan waktu 66 e. Semakin banyak tumbukan, laju reaksi
sekon. Warna akhir larutan adalah putih pucat. semakin lambat
Kesimpulan paling logis dan penjelasan yang
paling tepat adalah....
a. Kenaikan suhu berbanding lurus dengan
waktu pereaksi.
b. Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
waktu pereaksi.
c. Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
laju reaksi.
d. Perubahan suhu tidak mempengaruhi laju
reaksi.
e. Perubahan suhu kadang-kadang
mempengaruhi laju reaksi.
150

Lampiran 7. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Pretest Kelas Eksperimen 2. Pretest Kelas Kontrol


Pembulatan Pembulatan
Subjek Skor Nilai Subjek Skor Nilai
Nilai Nilai
1 8 26,67 27 1 11 36,67 37
2 15 50 50 2 10 33,33 33
3 8 26,67 27 3 8 26,67 27
4 11 36,67 37 4 14 46,67 47
5 1 3,33 3 5 2 6,67 7
6 10 33,33 3 6 15 50 50
7 8 26,67 27 7 5 16,67 17
8 13 43,33 43 8 13 43,33 43
9 7 23,33 23 9 7 23,33 23
10 4 13,33 13 10 8 26,67 27
11 11 36,67 37 11 11 36,67 37
12 8 26,67 27 12 11 36,67 37
13 10 33,33 33 13 10 33,33 33
14 7 23,33 23 14 7 23,33 23
15 9 30 30 15 7 23,33 23
16 9 30 30 16 9 30 30
17 1 3,33 3 17 1 3,33 3
18 5 16,67 17 18 5 16,67 17
19 14 46,67 47 19 14 46,67 47
20 1 3,33 3 20 8 26,67 27
21 15 50 50 21 10 33,33 33
22 2 6,67 7 22 9 30 30
23 10 33,33 33 23 15 50 50
24 9 30 30 24 12 40 40
25 5 16,67 17 25 4 13,33 13
26 12 40 40 26 7 23,33 23
27 9 30 30 27 9 30 30
28 11 36,67 37 28 11 36,67 37
29 10 33,33 33 29 10 33,33 33
30 11 36,67 37 30 11 36,67 37
31 8 26,67 27 31 8 26,67 27
32 7 23,33 23 32 12 40 40
33 8 26,67 27 33 8 26,67 27
34 14 46,67 47 34 16 53,33 53
35 15 50 50 35 15 50 50
36 14 46,67 47 36 15 50 50
37 5 16,67 17 37 11 36,67 37
38 15 50 50 38 0 0 0
151

Lampiran 8. Descriptive Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Descriptive Kelas Eksperimen 2. Descriptive Statistic Kelas Kontrol


Statistics
Statistics
Hasil
Hasil
N Valid 38
N Valid 38
Missing 1
Missing 1
Mean 29,8250
Mean 31,4916
Median 30,0000
Median 33,3300
Mode 26,67
Mode 36,67
Std. Deviation 13,37769
Std. Deviation 13,07643
Variance 178,963
Variance 170,993
Skewness -,338
Skewness -,480
Std. Error of Skewness ,383
Std. Error of Skewness ,383
Kurtosis -,388
Kurtosis ,062
Std. Error of Kurtosis ,750
Std. Error of Kurtosis ,750
Range 46,67
Range 53,33
Minimum 3,33
Minimum ,00
Maximum 50,00
Maximum 53,33
Sum 1133,35
Sum 1196,68
Lampiran 9. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Pretest Kelas Eksperimen
Aspek Berpikir HOTS menurut Brookhart

Pemecahan masalah Menganalisis Penalaran dan logika


Subj
ek

1 2 3 4 5 10 16 17 20 21 22 26 27 9 11 14 15 18 24 6 7 8 12 13 19 23 25 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
3 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
9 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
11 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
12 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
13 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
14 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
15 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
17 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

152
23 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
24 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
25 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
27 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
29 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
30 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
31 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
33 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
35 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
36 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
37 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
Skor
19 14 17 14 14 14 12 16 8 14 11 12 15 14 13 12 11 8 12 7 12 11 10 11 8 10 8 5 3 5
Total
Rata 50, 36, 44, 36, 36, 36, 31, 42, 21, 36, 28, 31, 39, 36, 34, 31, 28, 21, 31, 18, 31, 28, 26, 28, 21, 26, 21, 13, 7,8 13,
-rata 00 84 74 84 84 84 58 11 05 84 95 58 47 84 21 58 95 05 58 42 58 95 32 95 05 32 05 16 9 16
(38) % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Pers
entas 36,44% 30,70% 21,53%
e

153
2. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Pretest Kelas Kontrol
Aspek Berpikir HOTS menurut Brookhart

Subj
Pemecahan masalah Menganalisis Penalaran dan logika
ek

1 2 3 4 5 10 16 17 20 21 22 26 27 9 11 14 15 18 24 6 7 8 12 13 19 23 25 28 29 30
1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
4 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
8 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
9 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
11 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
12 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
13 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
14 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
20 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
22 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
23 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
24 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

154
25 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
29 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
30 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0
31 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
33 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
35 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
36 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skor
17 13 14 16 13 15 13 14 10 16 16 13 11 16 12 12 16 10 16 9 11 17 6 14 7 10 6 4 7 5
Total
Rata 44, 34, 36, 42, 34, 39, 34, 36, 26, 42, 42, 34, 28, 42, 31, 31, 42, 26, 42, 23, 28, 44, 15, 36, 18, 26, 15, 10, 18, 13,
-rata 74 21 84 11 21 47 21 84 32 11 11 21 95 11 58 58 11 32 11 68 95 74 79 84 42 32 79 53 42 16
(38) % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Perse
36,64% 35,96% 23%
ntase

155
156

Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji-t Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan uji
Saphiro-wilk.
Pretest α Sig. Kesimpulan
Kelas Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
0.073
Eksperimen (Data Berdistribusi Normal)
0.05
Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
Kelas Kontrol 0.198
(Data Berdistribusi Normal)

2. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji Homogenitas dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan
uji One Way Anova.
Pretest α Sig. Kesimpulan
Kelas
Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
Eksperimen 0.05 0.910
(Data Homogen)
Kelas Kontrol

3. Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji-t dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan uji Uji
independent sample t-test.
Sig. (2-
Pretest α Kesimpulan
tailed)
Kelas Eksperimen Sig (2-tailed) > 𝛼 maka H0 diterima, H1
ditolak
0.05 0.585 (Tidak terdapat perbedaan signifikan antara
Kelas Kontrol
hasil belajar pretest kelas eksperimen
dengan kontrol)
157

Lampiran 11. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


1. Posttest Kelas Eksperimen 2. Posttest Kelas Kontrol
Pembulatan Pembulatan
Subjek Skor Nilai Subjek Skor Nilai
Nilai Nilai
1 26 86,67 87 1 25 83,33 83
2 26 86,67 87 2 26 86,67 87
3 28 93,33 93 3 26 86,67 87
4 28 93,33 93 4 24 80 80
5 27 90 90 5 26 86,67 87
6 25 83,33 83 6 27 90 90
7 29 96,67 97 7 26 86,67 87
8 27 90 90 8 29 96,67 97
9 29 96,67 97 9 28 93,33 93
10 28 93,33 93 10 24 80 80
11 30 100 100 11 27 90 90
12 29 96,67 97 12 26 86,67 87
13 27 90 90 13 26 86,67 87
14 25 83,33 83 14 24 80 80
15 24 80 80 15 26 86,67 87
16 27 90 90 16 24 80 80
17 28 93,33 93 17 28 93,33 93
18 27 90 90 18 25 83,33 83
19 26 86,67 87 19 23 76,67 77
20 28 93,33 93 20 25 83,33 83
21 24 80 80 21 28 93,33 93
22 29 96,67 97 22 27 90 90
23 28 93,33 93 23 29 96,67 97
24 26 86,67 87 24 26 86,67 87
25 25 83,33 83 25 24 80 80
26 27 90 90 26 25 83,33 83
27 27 90 90 27 23 76,67 77
28 27 90 90 28 28 93,33 93
29 30 100 100 29 23 76,67 77
30 25 83,33 83 30 27 90 90
31 25 83,33 83 31 23 76,67 77
32 24 80 80 32 27 90 90
33 28 93,33 93 33 25 83,33 83
34 26 86,67 87 34 29 96,67 97
35 29 96,67 97 35 27 90 90
36 26 86,67 87 36 28 93,33 93
37 26 86,67 87 37 29 96,67 97
38 30 100 100 38 25 83,33 83
158

Lampiran 12. Descriptive Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Descriptive Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Descriptive Kelas Eksperimen 2. Descriptive Kelas Kontrol

Statistics Statistics
Hasil Hasil
N Valid 38 N Valid 38
Missing 0 Missing 0
Mean 90,0000 Mean 86,6671
Median 90,0000 Median 86,6700
Mode 90,00 Mode 86,67
Std. Deviation 5,69526 Std. Deviation 6,10204
Variance 32,436 Variance 37,235
Skewness ,000 Skewness ,000
Std. Error of Skewness ,383 Std. Error of Skewness ,383
Kurtosis -,797 Kurtosis -,939
Std. Error of Kurtosis ,750 Std. Error of Kurtosis ,750
Range 20,00 Range 20,00
Minimum 80,00 Minimum 76,67
Maximum 100,00 Maximum 96,67
Sum 3420,00 Sum 3293,35
Lampiran 13. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Posttest Kelas Eksperimen
Aspek Berpikir HOTS menurut Brookhart

Subj
Pemecahan masalah Menganalisis Penalaran dan logika
ek

1 2 3 4 5 10 16 17 20 21 22 26 27 9 11 14 15 18 24 6 7 8 12 13 19 23 25 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
19 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

159
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
26 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
31 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
32 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
34 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor
32 34 37 36 35 37 34 37 34 35 34 34 33 33 33 34 33 33 30 33 34 35 36 33 35 31 35 36 34 36
Total
Rata 84, 89, 97, 94, 92, 97, 89, 97, 89, 92, 89, 89, 86, 86, 86, 89, 86, 86, 78, 86, 89, 92, 94, 86, 92, 81, 92, 94, 89, 94,
-rata 21 47 37 74 11 37 47 37 47 11 47 47 84 84 84 47 84 84 95 84 47 11 74 84 11 58 11 74 47 74
(38) % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Pers
entas 91,50% 85,96% 90,43%
e

160
1. Persentase Indikator Higher Order Thinking Skills Posttest Kelas Kontrol
Aspek Berpikir HOTS menurut Brookhart

Subj
Pemecahan masalah Menganalisis Penalaran dan logika
ek

1 2 3 4 5 10 16 17 20 21 22 26 27 9 11 14 15 18 24 6 7 8 12 13 19 23 25 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
5 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

161
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
27 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
29 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
32 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Skor
34 33 33 34 35 32 35 33 34 31 33 35 33 31 32 33 36 30 30 31 30 35 33 31 34 33 32 35 35 32
Total
Rata 89, 86, 86, 89, 92, 84, 92, 86, 89, 81, 86, 92, 86, 81, 84, 86, 94, 78, 78, 81, 78, 92, 86, 81, 89, 86, 84, 92, 92, 84,
-rata 47 84 84 47 11 21 11 84 47 58 84 11 84 58 21 84 74 95 95 58 95 11 84 58 47 84 21 11 11 21
(38) % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Pers
entas 88,06% 84,21% 86%
e

162
163

Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji-t Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
1. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan uji
Saphiro-wilk.
Posttest α Sig. Kesimpulan
Kelas Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
0.101
Eksperimen (Data Berdistribusi Normal)
0.05
Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
Kelas Kontrol 0.052
(Data Berdistribusi Normal)

2. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji Homogenitas dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan
uji One Way Anova.
Posttest α Sig. Kesimpulan
Kelas
Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak
Eksperimen 0.05 0.656
(Data Homogen)
Kelas Kontrol

3. Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji-t dihitung menggunakan aplikasi SPSS versi 25, menggunakan uji Uji
independent sample t-test.
Sig. (2-
Posttest α Kesimpulan
tailed)
Kelas Eksperimen Sig (2-tailed) < 𝛼 maka H0 ditolak, H1
diterima.
0.05 0.016 (Terdapat perbedaan signifikan antara hasil
Kelas Kontrol
belajar posttest kelas eksperimen dengan
kontrol)
164

Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi


165

Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


166

Lampiran 17. Surat Bimbingan Skripsi


167
168

Lampiran 18. Uji Refrensi


169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186

Anda mungkin juga menyukai