Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091

PPs Universitas Pendidikan Ganesha

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SEKOLAH DASAR
Nabila Yuliana
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Indonesia
Email: 292015092@student.uksw.edu

ABSTRAK
Pendidikan di Indonesia kini dituntut untuk lebih baik lagi terkait hasil belajar siswa.
Dimana hasil belajar sangat dipengaruhi dengan bagaimana guru memilih model
penyampaian materi di kelas. Maka dari itu artikel ini peneliti buat dengan tujuan
memberikan referensi terkait model pembelajaran yang dalam penerapannya telah
terbukti meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar. Di Indonesia sendiri
memiliki berbagai macam model pembelajaran yang tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Pada kesempatan ini peneliti hanya memilih satu model
pembelajaran yaitu discovery learning. Maka peneliti melakukan riset dengan metode
meta analisis yang merupakan salah satu upaya merangkum berbagai hasil penelitian
dengan studi dokumen 6 data terkait penggunaan model pembelajaran discovery
learning yang dipublikasikan di jurnal nasional. Dari penelitian yang dilakukan
terbukti bahwa model discovery learning mampu membantu meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran dengan siswa menemukan informasi sendiri
sehingga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa baik di Sekolah Dasar maupun
jenjang pendidikan di atasnya.

Kata Kunci: Hasil belajar, model, discovery learning

ABSTRACT
Education in Indonesia is now required to be better related to student learning
outcomes. Where learning outcomes are greatly influenced by how teachers choose
the delivery model of the material in the classroom. Therefore this article the
researcher made with the aim of providing references related to the model of learning
in the application has been proven to improve student learning outcomes in primary
schools. In Indonesia it self has a variety of learning models that certainly has
advantages and disadvantages of each. On this occasion researchers only choose one
model of learning that is discovery learning. So researchers do research with meta-
analysis method which is one effort to summarize the various research results with
document studies 6 data related to the use of discovery learning learning model
published in the national journal. From the research conducted proved that the
discovery learning model can help improve the activity of students in the learning
process with students find their own information so as to show improvement in
student learning outcomes both in elementary school and educational level on it.

Key words: Learning outcomes, models, discovery learning.

PENDAHULUAN penyampaian materi dapat dilakukan guru


Pendidikan saat ini guru dituntut dengan memanfaatkan berbagai macam
bekerja lebih keras dalam meningkatkan model, pendekatan dan strategi yang dapat
hasil belajar siswa ini berhubungan dengan digunakan dalam merancang pembelajaran.
bagaimana guru menyampaikan Menurut Pusat Penilaian Pendidikan
pembelajaran kepada siswa. Cara (2009), hasil ujian nasional di Kabupaten

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _______________________________________________________________ 21


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

Wonogiri Tahun 2009 dengan jumlah 11.091 mengembangkan pengetahuan dan


peserta, yang tidak lulus sebanyak 124 siswa keterampilan untuk pemecahan masalah.
(1,929%) dengan distribusi nilai siswa pada Sehingga dengan penerapan model discovery
pelajaran matematika di bawah nilai 6 learning dapat meningkatkan kemampuan
sebanyak 1.447 siswa dengan nilai terendah penemuan individu selain itu agar kondisi
1,25. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang awalnya pasif menjadi lebih
belajar cukup rendah. Selain itu terungkap aktif dan kreatif. Sehingga guru dapat
beberapa permasalahan yang teridentifikasi mengubah pembelajaran yang awalnya
menyebabkan rendahnya hasil belajar karena teacher oriented menjadi student oriented.
lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran Menurut Sinambela (2017) langkah-
yang diterapkan guru. Dapat dikatakan langkah Pelaksanaan Pembelajaran
bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh Discovery learning yaitu: Pertama,
guru masih dilakukan secara konvensional. Stimulation (pemberian rangsangan). Siswa
Para guru belum sepenuhnya melaksanakan diberikan permasalahan di awal sehinga
pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam bingung yang kemudian menimbulkan
melibatkan siswa dan masih didominasi keinginan untuk menyelidiki hal tersebut.
metode ceramah dan pemberian tugas. Pada saat itu guru sebagai fasilitator dengan
Selain itu, dalam proses pembelajaran memberikan pertanyaan, arahan membaca
kebanyakan guru hanya terpaku pada buku teks, dan kegiatan belajar terkait discovery.
teks sebagai satu-satunya sumber belajar Kedua, problem statement
mengajar. (pernyataan/ identifikasi masalah). Tahap
Terkait dengan pemanfaatan model, kedua dari pembelajaran ini adalah guru
pendekatan dan strategi yang ada sebagai memberi kesempatan kepada siswa untuk
yang memiliki pengaruh cukup besar pada mengidentifikasi sebanyak mungkin
peningkatan hasil belajar siswa. Maka kejadian-kejadian dari masalah yang relevan
peneliti melalukan penelitian terhadap model dengan bahan pelajaran, kemudian salah
pembelajaran discovery learning karena satunya dipilih dan dirumuskan dalam
penemuan sendiri yang dilakukan oleh siswa bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
terkadang memberikan persepsi yang pertanyaan masalah)
berbeda. Penelitian dilakukan dengan Ketiga, data collection (Pengumpulan
penelitian meta analisis yang mengumpulkan Data), berfungsi untuk membuktikan terkait
data dari berbagai penelitian lain kemudian pernyataan yang ada sehingga siswa
disimpulkan apakah model discovery berkesempatan mengumpulkan berbagai
learning dapat meningkatkan hasil belajar informasi yang sesuai, membaca sumber
siswa. belajar yang sesuai, mengamati objek terkait
Menurut Durajad (2008) Model masalah, wawancara dengan narasumber
Discovery learning adalah teori belajar yang terkait masalah, melakukan uji coba mandiri.
didefinisikan sebagai proses pembelajaran Keempat, data processing
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan (Pengolahan Data), merupakan kegiatan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, mengolah data dan informasi yang
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. sebelumnya telah didapat oleh siswa. Semua
Sedangkan menurut Effendi (2012) informai yang didapatkan semuanya diolah
Discovery learning merupakan suatu pada tingkat kepercayaan tertentu.
pembelajaran yang melibatkan peserta didik Kelima, verification (Pembuktian)
dalam pemecahan masalah untuk yaitu kegiatan untuk membuktikan benar
pengembangan pengetahuan dan atau tidaknya pernyataan yang sudah ada
ketrampilan. sebelumnya. yang sudah diketahui, dan
Dari teori di atas peneliti dihubungkan dengan hasil data yang sudah
menyimpulkan bahwa discovery learning ada.
merupakan proses pembelajaran yang tidak Keenam, generalization (menarik
diberikan keseluruhan melainkan melibatkan kesimpulan/generalisasi). Tahap ini adalah
siswa untuk mengorganisasi, menarik kesimpulan dimana proses tersebut

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 22


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

menarik sebuah kesimpulan yang akan METODE PENELITIAN


dijadikan prinsip umum untuk semua Penelitian ini menggunakan metode
masalah yang sama Berdasarkan hasil maka meta analisis yaitu upaya merangkum
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari berbagai hasil penelitian dengan studi
generalisas dokumen yang digunakan peneliti yaitu 6
Dalam penelitian yang peneliti data terkait penggunaan model pembelajaran
lakukan dengan mengambil data dari discovery learning yang dipublikasikan di
beberapa sumber penelitian yang sebelumya jurnal nasional yang kemudian dipelajari.
telah dilakukan. Dari data tersebut nantinya Beberapa hasil penemuan ini terdapat dari
peneliti akan membuat kesimpulan pengumpulan data penelitian pada jurnal
berdasarkan hasil penelitian. Kesimpulan dari berbagai sumber yang mencangkup
tersebut akan menunjukkan apakah dengan wilayah Indonesia karena peneliti ingin
penggunaan model pembelajaran discovery memberikan referensi penggunaan model
learning memberikan dampak baik dalam yang dapat digunakan secara nasional dan
peningkatan hasil belajar siswa dari proses tidak terfokus pada satu wilayah saja.
pembelajaran. Pengumpulan data ini melalui penelusuran
Kelebihan pada model discovery di jurnal nasional dengan kata kunci
learning dapat disimpulkan sebagai berikut: pengumpulan data yang digunakan yaitu,
a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan proses pembelajaran, hasil belajar, model
meningkatkan keterampilan‐keterampilan discovery learning. Data yang terkumpul
dan proses‐proses kognitif, b) Model ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik
memungkinkan siswa berkembang dengan analisis deskriptif kualitatif. Dari sekian
cepat dan sesuai dengan kecepatannya banyak sumber, dipilihlah sumber yang
sendiri, c) Meningkatkan tingkat sesuai dengan pembahasan yang akan
penghargaan pada siswa, karena unsur disampaikan peneliti dalam artikel ini.
berdiskusi, d) Mampu menimbulkan Dalam sumber yang di pilih oleh peneliti
perasaan senang dan bahagia karena siswa hasil yang didapatkan termuat dalam bentuk
berhasil melakukan penelitian, dan e) kuantitatif untuk mengukur besar pengaruh
Membantu siswa menghilangkan skeptisme penggunaan model pembelajaran discovery
(keragu‐raguan) karena mengarah pada learning di sekolah dasar.
kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
Sementara itu kekurangannya menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemendikbud (2013) adalah (1) model ini Data yang diperoleh peneliti yaitu 6
menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan jurnal terkait penerapan discovery learning
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang sebagai berikut.
kurang memiliki kemampuan kognitif yang Pertama, Jurnal dengan judul
rendah akan mengalami kesulitan dalam Penerapan Model Discovery learning
berfikir abstrak atau yang mengungkapkan sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
hubungan antara konsep‐konsep, yang Menulis Teks Cerita Petualangan Siswa
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya Kelas IV Sekolah Dasar yang dilakukan oleh
akan menimbulkan frustasi. (2) Model ini Vivi Novita Sari dan Wahyu Sukartiningsih
tidak cukup efisien untuk digunakan dalam yang dilakukan pada kelas IV di SDN
mengajar pada jumlah siswa yang banyak Babatan I/456 Surabaya dengan siswa
hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup sebanyak 26 orang. Metode yang digunakan
lama untuk kegiatan menemukan peneliti yaitu penelitian tindakan kelas
pemecahan masalah. (3) Harapan dalam (PTK) yang dilaksanakan dalam dengan dua
model ini dapat terganggu apabila siswa dan siklus. Dari penelitian didapatkan hasil yaitu
guru telah terbiasa dengan cara lama. Dan pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa
(4) model pengajaran discovery ini akan pada siklus I memperoleh persentase
lebih cocok dalam pengembangkan sebanyak 73,07% atau 19 siswa yang tuntas
pemahaman, namun aspek lainnya kurang belajar, sedangkan 7 siswa tidak tuntas
mendapat perhatian. belajar. Dengan data yang telah didapatkan

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 23


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

menunjukkan bahwa pembelajaran pada dan fungsinya dengan metode discovery


siklus I belum berhasil karena belum learning, baik dalm pra pembelajaran hingga
memenuhi standar ketuntasan yang telah menutup pembelajaran.
ditetapkan yaitu 80%. Oleh karena itu Ketiga, Jurnal Pengaruh Model
dilanjutkan pada siklus II, dan didapatkan Discovery learning Terhadap Pemahaman
hasil pada siklus II mencapai persentase Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP
sebanyak 84,61% atau 22 siswa yang telah oleh Widiadnyana, Sadia, dan Suastra yang
tuntas belajar dan 4 siswa tidak tuntas. Hal dilakukan di kelas VII SMP Negeri 3.
ini menunjukkan hasil siklus II sudah baik Metode yang digunakan yaitu penelitian
sekali dan ketuntasan hasil belajar siswa eksperimen yang dilaksanakan dalam tiga uji
pada siklus II telah mencapai persentase hipotesi. Dari penelitian didapatkan hasil
yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. yaitu pada analisis uji hipotesis pertama,
Kedua, Jurnal Peningkatan Hasil terdapat perbedaan pemahaman konep IPA
Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA dan sikap ilmiah siswa secara bersamaan
Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu antara siswa yang mengikuti model
Raya oleh Agus Supriyadi yang dilakukan di discovery learning dengan siswa yang
kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu mengikuti model pengajaran langsung. Hal
Raya dengan jumlah siswa sebanyak 27 ini dikarenakan tahapan-tahapan dari model
orang. Metode yang digunakan yaitu discovery learning dapat mengembangkan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang sikap ilmiah dan pemahaman konsep.
dilaksanakan dalam dua siklus. Dari Pada analisis hipotesis kedua, bahwa
penelitian didapatkan hasil yaitu diketahui model discovery learning berpengaruh
bahwa guru sudah cukup baik dalam terhadap pemahaman konsep IPA dan secara
melaksankan pembelajaran yaitu dengan signifikan rata-ratanya lebih tinggi
nilai 75, dari uraian tersebut bahwa guru dibandingkan pada model pengajaran
sudah cukup baik dalam menerapkan langsung. Hal ini dikarenakan discovery
pembelajaran sesuai RPP yang telah learning didasari oleh teori konstrutivis,
ditentukan pada pembelajaran yang siswa harus membangun sendiri
dilaksankan khsusnya pada pembelajaran pengetahuan di dalam benaknya.
bentuk daun dan fungsinya melalui metode Dalam uji hipotesis ketiga ditemukan,
penemuan (discovery) Berdasarkan data bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah
tersebut diatas diketahui bahwa secara secara signifikan antara siswa yang
keseluruhanr kegitan pembelajaran telah mengikuti model discovery learning dengan
dilaksanakan oleh guru dalam kegitan model pengajaran langsung. Pada model
pembelajaran IPA materi bentuk daun dan discovery learning, rasa ingin tahu dapat
fungsinya melalui metode penemuan muncul pada setiap sintak model
(discovery) yaitu sebesar 100 % pembelajaran ini. Mulai dari awal pada
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa sintak stimulation, dengan menghadapkan
sebagian besar kegiatan telah dilaksanakan permasalahan tentang topik yang akan
oleh guru dalam kegiatan pembeljarannya dipelajari, siswa sudah terangsang ingin
yaitu pada pembelajaran bentuk daundan mengetahui lebih banyak. Kemudian pada
fungsinya dengan metode penemuan sintak problem statement, siswa akan merasa
(discovery learning) yaitu sebesar 97,76 %. penasaran akan kebenaran hipotesis yang
Dari siklus II data diketahui bahwa dirumuskan. Selanjutnya pada sintak data
guru sudah sangat baik setelah siklus ke II collection, antusias siswa untuk mengetahui
dalam melaksanaan pembelajaran yaitu sangat besar terkait dengan apa yang terjadi
ditunjukan dengan nilai 95 dari uraian dari kegiatan eksperimen yang dilakukan.
tersebut diketahui bahwa guru selalu Begitu pula pada sintak data processing,
menerapkan pembelajaran sesuai dengann verification, maupun generalization. Sintak-
RPP yang telah ditetapkann pada sintak ini memunculkan rasa ingin tahu
pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa karena melalui sintak-sintak ini siswa
khususnnya pada pembelajaran bentuk daun

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 24


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

akan dapat mengetahui hasil dari proses terhadap belajar hal ini karena bahan
ilmiah yang telah dilakukan. pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa
Keempat, Jurnal Pengaruh Model akan berdampak pada cara belajar siswa
Pembelajaran Discovery learning dan Minat yang kurang serius.
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa oleh Kelima, Jurnal Pengaruh Metode
Made Putrayasa, H. Syahruddin, dan Gege Discovery learning untuk Meningkatkan
Margunayasa yang dilakukan di kelas V SD Representasi Matematis dan Percaya Diri
Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan. Siswa oleh Nurdin Muhamad yang
Metode yang digunakan yaitu penelitian dilakukan di kelas VII SMPIT Wasilah
eksperimen yang dilaksanakan dalam empat Intelegensia Garut. Metode yang digunakan
uji hipotesi. Dari penelitian didapatkan hasil yaitu penelitian mixed method. Dari
yaitu penelitian didapatkan hasil yaitu nilai rata-
Dari pengujian hipotesis pertama, rata pretest kelas yang mendapat
hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternatif pembelajaran dengan metode discovery
diterima. Ini berarti terdapat perbedaan hasil learning berada pada nilai rata-rata 30,76,
belajar IPA yang signifikan antara kelompok nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan 67,50, pada siklus II nilai rata-rata
model discovery learning dan kelompok mengalami kenaikan dengan nilai 79,50,
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pada siklus III mengalami peningkatan pula
pembelajaran konvensional. dengan nilai 86,33 sedangkan pada postes
Pengujian hipotesis kedua, hipotesis mengalami penurunan 4,06 menjadi 82,27.
nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Penurunan nilai rata-rata yang terjadi pada
Ini berarti terdapat pengaruh interaksi yang postes bukan diakibatkan kemampuan
signifikan antara model pembelajaran dan representasi dan percaya diri siswa menurun,
minat terhadap hasil belajar IPA siswa. tetapi lebih diakibatkan soal yang diberikan
Pengujian hipotesis ketiga, hipotesis berbeda karena mencangkup soal dari ketiga
nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima. siklus serta melibatkan perhitungan dan
Ini berarti pada kelompok siswa yang ketepatan konsep sehingga soal pretes
memiliki minat tinggi, terdapat perbedaan maupun postes cukup sulit dan komplek.
hasil belajar IPA yang signifikan antara Dengan demikian terlihat bahwa
kelompok siswa yang mengikuti metode discovery learning dapat
pembelajaran dengan model discovery meningkatkan kemampuan representasi
learning dengan kelompok siswa yang matematis dan percaya diri siswa, ini terlihat
mengikuti pembelajaran dengan dari nilai rata-rata ulangan materi garis dan
pembelajaran konvensional. sudut, segitiga pada permasalahan
Pengujian hipotesis keempat, hipotesis dipenelitian lebih kecil dibandingkan dengan
nul diterima dan hipotesis alternatif ditolak. hasil postes yaitu dari nilai 66 menjadi 82.
Ini berarti pada kelompok siswa yang Keenam, Jurnal Penerapan Model
memiliki minat rendah, tidak terdapat Pembelajaran Discovery learning untuk
perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa
antara kelompok siswa yang mengikuti oleh Ni Luh Rismayani, Sukadi, dan I
pembelajaran dengan model discovery Nyoman Pursika yang dilakukan di kelas X
learning dan kelompok siswa yang SMA Negeri 1 Sukasada dengan jumlah
mengikuti pembelajaran dengan murid 24 orang.. Metode yang digunakan
pembelajaran konvensional. yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yang
Hasil yang diperoleh tersebut sejalan dilaksanakan dalam dua siklus. Dari
dengan pendapat dari Susanto (2013:58) penelitian didapatkan hasil yaitu siklus I
yang mengatakan bahwa: “minat memegang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
peranan penting dalam menentukan arah, yaitu pertemuan pertama dan kedua
pola dan dimensi berpikir seseorang dalam pemberian materi pertemuan tiga tes akhir
segala aktivitasnya, termasuk dalam siklus. Hasil evaluasi siklus I yang diperoleh
belajar”. Maka minat memiliki pengaruh dari tes hasil belajar siklus satu tersebut

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 25


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

adalah rata-rata hasil belajar 78.3, daya seap pertmuan kedua tes akhir siklus.
78,3 % sedangkan ketuntasan klasikal 66,6% Berdasarkan hasil refleksi dn perbaikan dari
ini mnunjukkan bahwa ketuntasan hasil siklus I maka di siklus II ini rata-rata hasil
belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu belajar siswa yaitu 87, 5 daya sera 87, 5 dan
perlu adanya perbaikan yang dilakukan pada ketuntasan hasil belajar siswa telah
siklus II mencapai 100%. Ini menunjukkan penelitian
Pelaksanaan penelitian siklus II dapat dikatakan berhasil karena hasil belajar
dilakukan hampir sama dengan siklus I yang yang diperoleh pada silkus II telah mencapai
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, ketuntasan 100% dan rata-rata hasil beajar
evaluasi dan refleksi pelaksanaan siklus II siswa berada di atas KKM.
dilkukan lebih maksimal dibandingkan Berdasarkan sumber data penelitian
dengan siklus I untuk melakukan perbaikan sebelumnya, hasil analisis terkait model
dari pelaksanaan siklus I. Dalam siklus II ini discovery learning terkait peningkatan hasil
dilakukan dua kali pertemuan yaitu belajar siswa dapat diperiksa pada Tabel 1.
pertemuan pertama pemberian materi dan berikut ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penerapan Discovery Learning

No Penelti Judul Tahun Hasil


1. Vivi Penerapan 2014 Berdasarkan data hasil pelaksanaan
Novita Sari Model pembelajaran discovery learning yang telah
da Discovery dilakukan, tampak bahwa terjadi peningkatan
n Wahyu learning terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan
Sukartinin Sebagai hasil belajar siswa. Dengan Pada siklus 1,
gsih Upaya aktivitas pembelajaran 88,94%.
Meningkatkan Kemudian siklus II 91,045% dan peningkatan
Kemampuan 2,105% dengan ketercapaian ≥80. Pada siklus
Menulis Teks I rata-rata ketuntasan hasil belajar mencapai
Cerita 79,36 dengan persentase ketuntasan klasikal
Petualangan 73,07%. Rata-rata ketuntasan 84,09 dengan
Siswa Kelas persentase ketuntasan klasikal 84,61%,
IV Sekolah peningkatan sebesar 11,54%.
2. Agus Peningkatan 2013 Berdasarkan analisis data hasil penilaian yang
supriyadi Hasil Belajar dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran
Model bentuk dan fungsinya melalui discovery pada
Discovery pembelajaran IPA terjadi peningkatkan hasil
Pembelajaran belajar. Dengan pada siklus I hanya mampu
Ipa mencapai 65,55% dari aktivitas positif dan
terjadi peningkatan setelah siklus II menjadi
sebesar 75,55%. 3) dan untuk rata-rata nilai
evaluasi belajar siswa pada siklus I adalah
sebesar 78,72 dan terjadi peningkatan setelah
adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II
menjadi 97,76.
3. Widiadnya Pengaruh 2014 Penelitian ini menghasilkan pengaruh terhadap
na, Sadia Model sikap dan nilai siswa yang semakin
dan Discovery meningkat. Dengan terdapat perbedaan
Suastra learning pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah
Terhadap antara siswa yang belajar menggunakan model
Pemahaman discovery learning dengan siswa yang belajar
Konsep IPA menggunakan model pengajaran langsung
dan Sikap (F=7,791; p<0,05), (2) terdapat perbedaan

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 26


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

No Penelti Judul Tahun Hasil


Ilmiah Siswa pemahaman konsep IPA secara signifikan
SMP antara siswa yang belajar menggunakan model
discovery learning dengan siswa yang belajar
menggunakan model pengajaran langsung
(F=7,774; p<0,05), dan (3) terdapat perbedaan
sikap ilmiah secara signifikan antara siswa
yang belajar menggunakan model discovery
learning dengan siswa yang belajar
menggunakan model pengajaran langsung
(F=11,013; p<0,05).
4. Made Pengaruh 2014 Penelitian ini menunjukkan bahwa model
Putrayasa, Model pembelajaran discovery learning
H. Pembelajaran meningkatkan minat belajar berpengaruh
Syahruddi Discovery terhadap hasil belajar IPA siswa. Dengan pada
n, Gege learning dan nilai rata-rata hasil belajar IPA yang sebesar
Margunaya Minat Belajar 79,39 untuk kelompok siswa yang mengikuti
sa Terhadap pembelajaran dengan model discovery
Hasil Belajar learning. Sedangkan nilai rata-rata hasil
IPA Siswa belajar IPA yang sebesar 70,51 untuk
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model konvensional. Lebih lanjut,
hasil uji t-scheffe menghasilkan thitung =
3,473 yang lebih besar dari pada nilai.
5. Nurdin Pengaruh 2016 Penelitian ini menunjukkan bahwa model
Muhamad Model pembelajaran discovery learning
Discovery meningkatkan hasil belajar siswa karena
learning kepercayaan diri siswa yang meningkat.
untuk Dengan nilai rata-rata pretest kelas yang
Meningkatkan mendapat pembelajaran dengan metode
Representasi discovery learning berada pada nilai rata-rata
Matematis 30,76, nilai rata-rata siklus I meningkat
dan Percaya menjadi 67,50, pada siklus II nilai rata-rata
Diri Siswa mengalami kenaikan dengan nilai 79,50, pada
siklus III mengalami peningkatan pula dengan
nilai 86,33 sedangkan pada postes mengalami
penurunan 4,06 menjadi 82,27.
6. Ni luh Penerapan 2013 Berdasarkan hasil temuan saat penelitian
Rismayani, Model dengan menerapkan model yang di paparkan
Sukadi dan Pembelajaran di atas bahwa dengan penerapan pembelajaran
I Nyoman Discovery PKn dengan model discovery learning dapat
Pursika learning meningkatkan hasil belajar. Dengan
untuk peningkatan rata-rata hasil belajar siklus I ke
Meningkatkan siklus II sebesar 9,2%. Peningkatan ketuntasan
Hasil Belajar klasikal siklus I ke siklus II sebesar 33,4%.
PKN Siswa

Dari kesembilan data hasil penelitian belajar siswa. Sehingga dengan


tersebut berkaitan dengan bagaimana dapat implementasi model discovery learning ini
disimpulkan bahwa model discovery pada rencana pembelajaran yang dibuat guru
learning ini baik untuk digunakan di sekolah dapat berdampak pada peningkatan hasil
dasar terutama saat meningkatkan hasil

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 27


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran P-ISSN : 1858-4543 E-ISSN : 2615-6091
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

belajar siswa dari proses pembelajaran yang Matematika. Jurnal Kependidikan:


telah berlangsung. Penelitian Inovasi
Pembelajaran, 41 (1).
SIMPULAN DAN SARAN Purnomo, Y. W. (2011). Keefektifan Model
Berdasarkan penelitian dari beberapa
Penemuan Terbimbing dan
sumber yang di atas dapat disimpulkan
Cooperative Learning pada
bahwa penerapan model discovery learning
Pembelajaran Matematika. Jurnal
sangat membantu dalam upaya guru
Kependidikan: Penelitian Inovasi
meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak
Pembelajaran, 41 (1).
hanya itu model ini juga membantu dalam
meningkatkan keaktifan guru dan siswa, Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P., &
kepercayaan diri siswa, dan kemampuan Margunayasa, I. G. (2014). Pengaruh
bekerja mandiri dalam pemecahan masalah. Model Pembelajaran Discovery
Selain itu model ini tidak hanya dapat Learning dan Minat Belajar terhadap
diterapkan di sekolah dasar melainkan juga Hasil Belajar IPA Siswa. MIMBAR
di tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu PGSD Undiksha, 2 (1).
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Rismayani, N. L. (2013). Penerapan Model
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembelajaran Discovery learning
Ucapan terima kasih peneliti berikan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
kepada semua pihak yang telah ikut adil PKn Siswa. Jurnal Pendidikan
dalam pembuatan artikel penelitian ini. Kewarganegaraan Undiksha, 1 (2).
Peneliti berharap semoga karya ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Sari, V. N., & Sukartiningsih, W. (2014).
Peneliti menyadari bahwa dalam karya ini Penerapan Model Discovery
masih banyak kekurangan sehingga peneliti learning Sebagai Upaya
mengharapkan masukan yang dapat menjadi Meningkatkan Kemampuan Menulis
perbaikan kedepannya. Teks Cerita Petualangan Siswa
Harapan peneliti kedepannya yaitu Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
model discovery learning ini semakin Penelitian Pendidikan Guru Sekolah
banyak diterapkan mengingat banyaknya Dasar, 2 (2).
kelebihan yang didapat dari penerapan Sinambela, P. N. (2017). Kurikulum 2013
model ini dalam kegiatan belajar mengajar dan Implementasinya dalam
mengajar. Pembelajaran. Generasi
Kampus, 6 (2).
DAFTAR RUJUKAN
Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran
matematika dengan model penemuan
terbimbing untuk meningkatkan
kemampuan representasi dan
pemecahan masalah matematis siswa
SMP. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 13 (2).
Kebudayaan, K. P. D. (2013). Model
pembelajaran penemuan (discovery
learning).
Muhamad, N. (2017). Pengaruh Metode
Discovery learning untuk
Meningkatkan Representasi
Matematis dan Percaya Diri
Siswa. Jurnal Pendidikan
UNIGA, 10 (1), 9-22. Pembelajaran

JIPP, Volume 2 Nomor 1 April 2018 _________________________________________________________________ 28

Anda mungkin juga menyukai