Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
Mimi Umayah
1110017000068
i
ABSTRACT
MIMI UMAYAH (1110017000068), “Application of SQ3R Learning Methods to
Improve Students Mathematics Learning Activities”. Thesis Department of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, July 2015.
Learning process in the dominance of teachers and students assumption that
mathematics is a difficult subject and tedious causes low activity of mathematic
learning. SQ3R is an alternative method that involves teaching students to be
active in each of the stages and train students to construct their knowledge
through the essence of the text being read. The purpose of this research are: 1) To
analyze the increased activity of mathematics learning, 2) to analyze students
responses, 3) to analyze the improvement of students mathematics learning
outcomes, through the application of learning methods SQ3R.
This research was conducted in SMP Negeri 127 Jakarta for academic year
2014/2015 in February – March 2015. The method of this research was
classroom action research (CAR) which carried out for two cycles. The research
instrument used are observation sheets, mathematic learning activities
questionnaire, students daily journal, interview guidelines and test achievement.
The results of this research showed an increased of students mathematics learning
activities. It can be seen from the increase of the average score of students
mathematics learning activities from 66,46 in the first cycle becomes 80,40 in the
second cycle. In addition, the result also showed that in general students
responded positively to the SQ3R learning method. It can be seen through the
result of a daily journal that shows the percentage of positive responses of
students has incresed from 61,12% in the first cycle becomes 79,86% in the
second cycle, moreover, SQ3R learning method can improve students
mathematics learning outcomes to achieve the level of mastery learning 77,78%.
Keywords : SQ3R learning method, mathematics learning activities, student
response.
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢاﷲاﻟرﺤﻣﻦاﻟرﺤﯾﻢ
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah
dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing
penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari segala perbaikan
dan kebaikan yang diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari
segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Bapak selalu berada
dalam kemuliaanNya.
6. Ibu Khoirunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
iii
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan oleh
Bapak dan Ibu Dosen mendapat keberkahan dari Allah SWT.
8. Pimpinan Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Staff Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kepala SMPN 127 Jakarta, Ibu Hj. Supriheni, M.Pd yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
11. Seluruh dewan guru SMPN 127 Jakarta, khususnya Ibu Isprianingsih, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian ini.
12. Siswa dan siswi SMPN 127 Jakarta, khususnya kelas VII-F yang telah
bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
13. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Munali dan Ibunda
Alijah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan,
serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku
Hernita Karolina dan Iin Nurulita, juga abangku Hendra Gunawan serta
seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril serta
doanya kepada penulis.
14. Para sahabat semenjak masa sekolah Robiyatul Adawiyah, Syifa Yuniarti,
Tuti Meisyaroh dan Tarina Sari yang selalu memberikan semangat dan
menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini.
Partner in crime “DOZEN” (Rici, Fela, Dentika, Donna, Reski, Eillen, Ai,
Ucy, Sinta, Indri, Rahmah) dengan segala kegilaan, kebawelan, kejujuran,
kebahagiaan juga kesedihan yang sangat berarti bagi penulis. Kepada Alm.
Eka Nur Pistasari, terimakasih atas segala pelajaran hidup yang telah Eka
ajarkan baik secara langsung maupun tidak, semoga Eka tenang selalu di sisi
Allah SWT.
iv
15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2010,
khususnya kelas B (WASHABEE). Terimakasih untuk kebersamaan, canda
dan tawa serta untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap
terjalin dengan baik.
16. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,
motivasi, semangat, saran dan doa yang telah diberikan mendapatkan balasan
ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah mengusahakan yang terbaik.
Adapun jika masih ada kekurangan, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ......................................... 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ........................................................ 6
D. Perumusan Masalah....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............................... 9
A. Kajian Teori................................................................................... 9
1. Aktivitas Belajar Matematika ................................................. 9
a. Pengertian Belajar ............................................................. 9
b. Pengertian Matematika ...................................................... 11
c. Penegertian Belajar Matematika ........................................ 12
d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika .......................... 13
e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ................................... 16
2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) ....... 20
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ................................. 26
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 29
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................... 30
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................... 33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 35
G. Data dan Sumber Data .................................................................. 36
H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 36
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ........................................... 38
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .............................................. 39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ........... 42
A. Deskripsi Data ............................................................................... 42
1. Pelaksanaan Prapenelitian ........................................................ 42
2. Deskripsi Tindakan Siklus I .................................................... 43
3. Deskripsi Tindakan Siklus II ................................................... 65
B. Analisis Data ................................................................................. 80
C. Pembahasan Penelitian ................................................................. 84
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 89
A. Kesimpulan.................................................................................... 89
B. Saran .............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR DIAGRAM
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 27 Lembar Uji Referensi ............................................................... 219
Lampiran 28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................. 225
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang merasa sangat perlu untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu
berkompetisi dengan negara-negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas
SDM erat hubungannya dengan mutu pendidikan di Indonesia, karena pendidikan
merupakan salah satu wahana yang dipandang dapat meningkatkan kualitas SDM.
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponen-
komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut
meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode
pembelajaran, serta sistem evaluasi hasil belajar. Dari beberapa komponen
tersebut yang paling bepengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah
guru. Guru adalah seseorang yang berada di posisi paling penting untuk
menciptakan sumber daya manusia karena seorang guru berhadapan langsung
dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya
sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana dan pengelola proses
belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. Jika guru berhasil
melaksanakan tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka
setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa
yang unggul dan berkualitas.
Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses
belajar mengajar di kelas akan menghadapi tantangan berupa beragamnya karakter
siswa. Setiap siswa merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan individu lainnya. Keragaman karakteristik tersebut meliputi
keragaman latar belakang, minat, gaya belajar, ataupun keragaman kemampuan
siswa dalam menyerap informasi pelajaran.1
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 83.
1
2
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 171.
3
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 95-96.
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 2.
3
5
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), h. 1.
4
memberikan latihan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan, siswa tidak
kreatif dalam menjawab soal karena telah terpaku dengan contoh soal yang ada.
Hal tersebut dikarenakan guru kurang menggali aktivitas siswa dalam
mengerjakan soal.
Hal serupa juga peneliti temui saat melakukan PPKT bulan September-
November 2013 di SMA Dua Mei Ciputat. Peneliti menemukan bahwa siswa
kelas X seringkali kurang merespon terhadap pelajaran matematika. Siswa tidak
fokus mengikuti pembelajaran terutama siswa laki-laki dan yang berada pada
deretan belakang, beberapa siswa berbincang dengan siswa lainnya ketika guru
menyampaikan materi bahkan ada siswa yang tidur. Tidak mencatat materi
pelajaran, telat mengumpulkan tugas atau PR menunjukkan rendahnya rasa
tanggung jawab siswa serta kurangnya rasa ingin tahu siswa sehingga jarang
sekali yang bertanya selama pembelajaran berlangsung dan hanya sebagian kecil
siswa yang mampu menyelesaikan soal matematika. Hal ini mengindikasikan
bahwa proses pembelajaran serta aktivitas belajar siswa belum optimal.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi rendahnya
aktivitas belajar serta hasil belajar siswa adalah dengan merencanakan proses
pembelajaran dengan baik. Menentukan metode pembelajaran merupakan langkah
awal dalam merencanakan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang biasa
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode konvensional.
Pembelajaran konvensional pada umumnya merupakan pembelajaran yang
berpusat pada guru. Siswa hanya menjadi penerima sepenuhnya materi pelajaran
yang diberikan kepada guru. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hapalan dari
pada pemahaman dan lebih mengutamakan hasil dari pada proses. Guru biasanya
mengajar hanya dengan beracuan pada buku teks yang digunakan sekolah, dengan
metode ceramah.
Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Metode konvensional yang selama ini digunakan harus diganti dengan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan
dengan karakteristik pembelajaran konstruktivisme menurut Drivel and Bell yang
mengemukakan bahwa belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin
5
proses keterlibatan siswa dan siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan.6
Solusi untuk masalah-masalah yang diuraikan di atas, diperlukan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa untuk aktif, dapat
melatih kemampuannya untuk berfikir memahami konsep matematika dengan
pola pikir mereka. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
metode pembelajaran SQ3R.
Metode SQ3R adalah metode membaca yang efisien dan membantu siswa
untuk lebih berkonsentrasi terhadap teks yang dibaca. Metode SQ3R dapat
mendorong siswa untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari
yang tersirat dalam suatu buku atau teks. Langkah-langkah metode SQ3R yang
sistematis dapat membuat siswa menggunakan kemampuan berpikirnya dalam
memahami ide-ide pokok atau konsep-konsep yang ada dalam teks.
Penerapan metode belajar SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat
digunakan untuk memahami materi ajar ataupun memecahkan masalah yang
dalam penelitian ini akan menggunakan LKS, karena untuk mendapatkan hasil
yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan metode SQ3R.7 Langkah-
langkah dalam metode SQ3R juga melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam
proses belajar.
Penggunaan metode SQ3R inilah yang diharapkan akan mampu
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa”.
6
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 106.
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar, (Yogyakarta : DIVA Press,
2011), h. 399.
6
2. Metode SQ3R yang dimaksud yaitu metode yang terdiri dari tahap survey,
question, read, recite dan review. Tahap-tahap metode SQ3R tersebut
diterapkan dalam bentuk LKS.
3. Materi matematika yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah materi
bangun datar segiempat yang diajarkan pada kelas VII semester genap.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa dengan penerapan metode
pembelajaran SQ3R ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode SQ3R pada pelajaran
matematika?
3. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui
penerapan metode SQ3R.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran SQ3R.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran SQ3R.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, metode SQ3R dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
8
A. Kajian Teori
1. Aktivitas Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan
peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia
selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih
mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi
permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Untuk
dapat mengatasi permasalahan tersebut, manusia memerlukan perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan
pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada manusia disebut belajar.
Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan baik secara
formal atau non formal yang dapat merubah pengetahuan yang telah diketahui
dengan pengetahuan yang akan diperoleh dari hasil belajar yang bersifat dinamis.
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan
(knowledge). 1
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 9.
9
10
Secara umum belajar bisa dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara
diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut Brend Id lebih menekankan
pemenuhan nafsu, super ego lebih bersifat sosial dan moral, sedang ego akan
menjembatani antara keduanya. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa
proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang
belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.2
Menurut pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses
berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut
keterlibatan intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan,
penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.3
Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.4
Sedangkan menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari
proses sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk
memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu akan belajar secara
optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota
masyarakat yang baik.5
Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar maka dapat disimpulkan
belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu
perubahan tingkah laku baik berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 22.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 136.
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
Ke-20 h.84.
5
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: JICA-
UPI, 2001), h.9.
11
sebagai hasil dari pengalaman atau usaha-usaha sehingga akan tercipta kecakapan
baru.
b. Pengertian Matematika
Dalam berbagai bahasa matematika dikenal dengan istilah mathematics
(Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia),
matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari
perkataan latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar
kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan
matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa,
yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).6
Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika
dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah
atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan
penemuan, disitulah setiap hari ide-ide baru ditemukan. “Matematika adalah
metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan
yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri”. 7
James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus
matematikanya mengatakan “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri”.8
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi perkembangan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada
setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Matematika yang diberikan di
6
Erman Suherman, Op.Cit., h. 17-18.
7
Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h.13.
8
Erman Suherman, Loc.Cit.
12
sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun pada jenjang
pendidikan menengah (SMU dan SMK), disebut dengan matematika sekolah.
Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu mengenai bilangan-bilangan yang
diperoleh dengan bernalar, terorganisasikan dengan baik, yang dapat diterapkan di
sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif, serta dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
9
Ibid., h. 71.
10
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet.4, h.130.
13
b) Penalaran
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c) Pemecahan masalah
Peserta didik dikatakan mampu memecahkan masalah matematika bila
peserta didik mampu memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Komunikasi
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan komunikasi matematika
apabila peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Koneksi
Apabila peserta didik mampu menggunakan atau mengaitkan antara pokok
bahasan matematika yang satu dengan yang lainnya, pelajaran matematika dengan
pelajaran lainnya dan dengan kehidupan sehari-hari.11
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam
interaksi belajar-mengajar.12 Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa
yang aktif dan bukan siswa yang pasif.
Belajar pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik
itu dilakukan di sekolah secara formal maupun secara informal. Berbeda dengan
Sardiman yang menganggap bahwa sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan
belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta
didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan psikologi
mengenai konsep aktivitas siswa antara lain:
1) Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam
kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di dalam dirinya
terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif
inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.
2) Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani
dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat
kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak
dan beraneka ragam pula. 13
Menurut pandangan ahli pendidikan mengenai konsep aktivitas antara lain:
a) Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri.
b) Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pernyataan Montessori ini
memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan
bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak
didik.
c) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus
diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
12
Sardiman, op. cit., h. 95.
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 170-
171.
15
sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis. 14
14
Sardiman, op. cit., h. 96.
15
Oemar Hamalik, op. cit., h. 175-176.
16
16
Sardiman, op.cit., h.101.
17
19
John A. Van De Walle. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan
Pengajaran, jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2008), ed. 6, h. 14.
19
Maka indikator aktivitas belajar yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
a) Visual activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada LKS.
b) Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan siswa
dalam diskusi kelompok (read).
c) Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite),
keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian siswa
menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar (review)
dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat).
d) Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.
21
H. Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.
189.
22
Ibid.
23
Pamela J. Faris. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Classrooms,
(New York: MC Graw Hill, 2004), h.356.
21
24
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 60.
22
25
Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa
Sekolah Menengah”, (FMIPA UPI, Desember 2006), h. 2.
26
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 244.
27
H. Dalman, op. cit., h. 191.
23
28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2011), h. 146.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 128.
30
Trianto, op. cit., h. 152.
24
membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-
paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan
relevan dengan pertanyaan tadi.31
d) Recite
Recite adalah tahap dimana siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun. Siswa harus merubah informasi yang telah dibaca
dengan menggunakan kata-kata sendiri dan pada tahap ini siswa mulai membuat
catatan singkat atau sederhana. Usahakan siswa membuat catatan singkat atau
sederhana berdasarkan apa yang telah digarisbawahi maupun serta jawaban dari
pertanyaan yang telah mereka buat. Guru bertugas mengarahkan siswa
menuangkan inti sari dari ide atau pemahaman yang dimiliki siswa ke dalam
catatan sederhana yang dibuat. Setelah itu, para siswa dipersilahkan
mempresentasikan catatan sederhana mereka di depan kelas.
e) Review
Review adalah aktivitas siswa untuk meninjau ulang seluruh pertanyaan
dan jawaban secara singkat. Setelah selesai membaca, siswa seharusnya mereview
teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat
kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab sebelumnya. Aktivitas
review digunakan untuk memastikan siswa menangkap informasi dan memahami
ide pokok dan bahan bacaan yang diberikan.
Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih memahami materi pada
teks yang sedang mereka pelajari dan lebih terarah pada intisari dari isi dalam teks
tersebut. Selain itu, tahapan-tahapan yang sistematis dari SQ3R membuat siswa
untuk aktif dalam proses berpikir. Jadi, setiap informasi yang dipelajari
diharapkan dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang
siswa.
Ada beberapa keuntungan menerapkan metode SQ3R dalam proses
pembelajaran, yaitu:
31
Muhibbin Syah, op. cit., h. 129.
25
a. Pendekatan tugas melalui membaca teks dapat membuat siswa lebih percaya
diri.
b. Membantu konsentrasi siswa.
c. Metode ini bisa membantu siswa untuk memfokuskan bagian-bagian yang
tersulit dalam membaca,bila sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab atau tidak
dimengerti, siswa bisa mengidentifikasi kesulitannya dan mendapatkan
jawabannya.
d. Melatih memberikan jawaban dalam pertanyaan tentang materi.
e. Membantu mempersiapkan catatan dalam bentuk tanya jawab.
32
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 100.
26
konsep matematika dari teks secara aktif. Oleh karena itu, penulis mengangkat
metode ini sebagai solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini.
Bentuk penerapan metode SQ3R pada siklus pertama dilakukan secara
berkelompok berpasangan dengan menggunakan LKS. LKS ini memuat teks yang
berisi masalah sehari-hari yang dapat menganalogikan konsep yang diajarkan.
Sedangkan pada siklus kedua dilakukan secara berkelompok 4 orang. Hal ini agar
suasana diskusi lebih hidup baik dengan sesama kelompok maupun dengan
kelompok yang lain.
Jika digambarkan, maka bagan desain kerangka konseptual dan intervensi
tindakan yang diharapkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Desain Kerangka Konseptual dan Intervensi Tindakan
33
Dian Teguh, Zaenuri, dan Mulyono, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”, Unnes Journal of
Mathematics Education, ISSN NO 2252-692, 2012.
34
Melsa Agusri, Husna dan Yulyanti Harisman, “Pengaruh Penerapan Metode SQ3R
Disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 11 Padang”, t.t.
35
Lailatul Mufidah, Dzulkifli Effendi dan Titi Teri Purwanti, “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Matriks”, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol.1, 2013.
29
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibahas maka hipotesis yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah : “Penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa”.
36
Mochamad Ikmal Januar, “Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa
Melalui Metode SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”, Skripsi UIN Jakarta: 2013, h. 104, tidak
diterbitkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
30
31
1
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), h.
78
32
4. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan
guru selama tindakan.2 Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai
kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana ulang.
Keempat tahapan dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam
bagan berikut ini.
Observasi
Perencanaan Siklus 1
Awal
Pelaksanaan Siklus 1
Perencanaan Siklus 2
Pengamatan Siklus 2
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas3
2
Ibid. h.80.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 14, h. 137.
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-F SMPN 127 Jakarta
Barat tahun ajaran 2014/2015. Guru bidang studi matematika terlibat dalam
penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat jalannya penelitian dan sebagai
guru kolaborator.
1. Penelitian Pendahuluan
Peneliti melakukan tahap pra-penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui
karakteristik siswa SMP Negeri 127 dalam pembelajaran matematika. Secara
khusus, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
34
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran SQ3R
yang meliputi lima tahap yaitu Survey, Question, Read, Recite dan Review. Materi
yang disampaikan adalah sifat-sifat, keliling dan luas segiempat (persegi panjang,
persegi, jajargenjang, trapesium, layang-layang dan belah ketupat).
Tabel 3.2
Tahap Penelitian
Komponen SQ3R Siklus I Siklus II
Survey Siswa melakukan membaca Siswa melakukan membaca
sekilas teks yang terdapat sekilas teks yang terdapat
pada LKS dengan menandai pada LKS dengan menandai
judul, kata kunci atau istilah judul, kata kunci atau istilah
dengan menggunakan pensil dengan menggunakan pensil
atau stabilo. atau stabilo.
Question Siswa membuat pertanyaan Siswa membuat pertanyaan
dengan kata bantu yang sendiri berdasarkan apa yang
telah disiapkan oleh peneliti. telah dibaca dari teks.
35
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif : hasil observasi guru, hasil observasi aktivitas belajar
matematika siswa, lembar jurnal harian siswa, hasil wawancara terhadap guru
dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)
2. Data Kuantitatif : hasil tes tiap akhir siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kolaborator dan
peneliti.
1. Instrumen Tes
Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang
telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes yang
digunakan telah memenuhi validitas content dan validitas konstruksi.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrument sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa
Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk
mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi
37
ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
No Jenis Aktivitas Indikator
1. Visual Activities Keseriusan siswa dalam membaca teks
(survey) pada LKS
2. Oral Activities Keaktifan siswa dalam bertanya (question)
Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok
(read)
3. Mental Activities Keberanian siswa presentasi di depan kelas
(recite)
Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan
latihan soal di LKS
Keberanian siswa menuliskan jawaban di
papan tulis
Membuat rangkuman hasil belajar (review)
Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
4. Emotional Antusias/senang saat belajar
Activities
1. Tes
a. Validitas content (isi) yaitu validitas yang mengukur tujuan intruksional
khusus pada materi.4
b. Validitas konstruk yaitu validitas yang setiap butir soalnya terdapat aspek
berpikir sesuai dengan tujuan intruksional khusus (indikator).5
2. Non Tes
a. Teknik triangulasi yaitu: menggali data dari sumber yang sama dengan
menggunakan cara yang berbeda.6 Untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa.
b. Teknik member chek yaitu: memeriksa kembali data-data yang telah
terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian atau
kelengkapannya dan mengulang, mengolah serta menganalisis data yang
sudah terkumpul.
Keterangan:
p = Angka presentase
f = frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Banyak individu
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), cet. 1, h. 82.
5
Ibid.h.83
6
Wina Sanjaya, op. cit., h. 112.
40
2. Data Kualitatif
a. Data aktivitas belajar siswa
Data yang diperoleh berupa data aktivitas siswa yang diamati selama
pembelajaran berlangsung dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
Data hasil observasi lembar aktivitas siswa disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dianalisis menggunakan nilai skor. Rata-rata skor tiap indikator dihtung
dengan rumus:
Rata-rata skor
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan di kelas VII F SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Data-data hasil
penelitian dikumpulkan dan dianalisis, dan temuan-temuan dalam penelitian
diinterpretasikan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penelitian.
1. Pelaksanaan Prapenelitian
42
43
g. Masih banyaknya siswa yang berada di luar kelas saat bel pelajaran dimulai,
sehingga guru harus menunggu agar siswa masuk semua di kelas untuk
memulai pelajaran.
h. Siswa masih belum berani jika diminta presentasi di depan kelas.
i. Keterlibatan siswa dalam berdiskusi kelompok juga masih kurang, siswa
cenderung berisik jika diskusi kelompok.
j. Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah
Nilai ulangan harian matematika siswa kelas VII F dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa
Jumlah Siswa 36
X 64,86
X Max 90
X Min 55
Siswa Tuntas (≥ 75) 2 (5,56%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) 34 (94,44%)
SD 7,41
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 1 peneliti menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti menyusun indikator kemudian membuat rencana pelaksanaan
44
pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain
sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus 1, dan
alat dokumentasi.
Bersama guru kolaborator peneliti mendiskusikan RPP yang akan
dilaksanakan, dan mendiskusikan cara penilaian pada lembar observasi aktivitas
belajar matematika siswa di dalam kelas
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap observasi. Observasi
dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan peneliti melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dalam pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
sebanyak lima kali pertemuan, yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran
dan satu kali pertemuan untuk tes formatif akhir siklus I. Metode pembelajaran
yang digunakan adalah metode SQ3R.
1) Pertemuan Pertama/Senin, 16 Februari 2015. 12.30 – 13.50.
Kegiatan pembelajaran matematika dikelas VII F pada pertemuan pertama
berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Karena waktu pelajaran
matematika di kelas VII-F adalah setelah sholat Zuhur banyak siswa yang masih
ada diluar kelas dan masih belum memakai sepatu sehingga peneliti harus
menunggu siswa siap menerima pelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai
peneliti dan siswa berdo’a bersama, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk
beberapa pertemuan ke depan (8 pertemuan pembelajaran dan 2 pertemuan
untuk tes akhir siklus). Peneliti mengabsen seluruh siswa dan menyiapkan siswa
untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua siswa
yang tidak masuk.
Hal yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menjelaskan mengenai
metode SQ3R yang diterapkan pada LKS. Peneliti menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam mengisi LKS sesuai dengan langkah-langkah
SQ3R.
45
Gambar 4.1
Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question
Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah mereka
me baca,
pertanyaan-pertanyaan
peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan pertanyaan yang telah dibuat
dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para
siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
pertanyaan-pertanyaan
dari teks dan pertanyaan yaan yang telah mereka buat. Saat membuat
catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum
terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan
an contoh: ““persegi adalah....”,
memberikan mendefinisi
....”, kemudian siswa mulai mendefinisikan
persegi pada kolom catatan sederhana mereka. Berikut hasil catatan sederhana
siswa
Gambar 4.2
Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite
Peneliti meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju
untuk
ntuk presentasi karena malu dan takut mempresentasikan hasil diskusinya. Hal
ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman
teman-temannya
temannya untuk maju,
namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa
47
Gambar 4.3
Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan
Sederhana
soal
Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal-soal yang
ada pada LKS 1 untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa
sifat-sifat
siswa mulai mengobrol, ada juga yang mondar
mondar-mandir
mandir melihat jawaban
kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat
menyelesaikan soal--soal
soal latihan. Peneliti mengakhiri pertemuan pembelajaran
soal-soal
dengan memberikan tugas untuk menyelesaikan soal soal latihan tersebut,
membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai
sifat-sifat
sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami, dan peneliti
memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya.
48
“didalam soal ada kata di sekeliling halaman, berarti pakai rumus keliling ya
bu?”, peneliti menjawab: “iya”. Keterlibatan siswa saat mengerjakan soal latihan
sudah mulai terdapat sedikit kemajuan, namun masih banyak juga siswa yang
mondar-mandir untuk bertanya kepada temannya atau yang ingin mengganggu
siswa yang lain sehingga suasana kelas cukup ramai.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan LKS 2 peneliti meminta
beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis, tetapi siswa yang
berani hanya siswa yang duduk di depan sedangkan siswa yang duduk di bagian
belakang tidak berani maju dengan alasan masih belum mengerti dan takut salah.
Karena waktu pembelajaran sudah hampir selesai, peneliti tidak membahas
seluruh soal. Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti meminta siswa untuk
mengisi jurnal harian dan memberikan tugas membuat rangkuman hasil belajar
serta penjelasan mengenai rumus luas dan keliling persegi dan persegi panjang
menggunakan kertas origami. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan
Alhamdulillah.
Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kedua
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-2
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 68,52
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 71,3
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,96
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,96
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,04
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 60,19
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89
8. Membuat rangkuman hasil belajar 67,59
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 70,37
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 65,54
mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu skor sebesar ≥75, kecuali
untuk indikator keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis mengalami
penurunan dari pertemuan sebelumnya, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan
masih dibawah kriteria keberhasilan. Sedangkan respon positif siswa pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 61,11%.
3) Pertemuan Ketiga/Kamis, 26 Februari 2015. 07.30 – 08.50
Pada pertemuan ketiga saat bel masuk kelas berbunyi seluruh siswa sudah
berada di dalam kelas, hal ini karena pada hari kamis pelajaran matematika ada
di jam pertama. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan meminta ketua
kelas untuk memimpin berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Ada satu
orang siswa yang tidak hadir pada pembelajaran kali ini dan berlangsung selama
2x40 menit.
Materi yang dipelajari pada pertemuan ini adalah sifat-sifat jajargenjang,
namun sebelumnya peneliti mengingatkan kembali mengenai luas dan keliling
persegi dan persegi panjang dengan cara tanya jawab. Kegiatan belajar
dilanjutkan dengan peneliti membagikan LKS 3 kepada siswa dan meminta
siswa untuk membaca teks yang ada pada LKS. Siswa terlihat serius dan fokus
jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan membuat
pertanyaan dan berdiskusi mencari jawaban siswa sudah mulai terbiasa sehingga
tidak terjadi kesulitan.
Peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana hasil diskusi. Beberapa siswa sudah mulai berani untuk presentasi di
depan kelas, setelah selesai presentasi dimulai sesi tanya jawab jika ada
perbedaan pendapat atau tanggapan dari kelompok lain. Salah satu pertanyaan
siswa yaitu: “bu, jajargenjang punya simetri lipat ga?”, kemudian peneliti
bertanya apakah ada diantara siswa yang dapat menjawab pertanyaan temannya
lalu siswa dari kelompok lain menjawab: “jajargenjang tidak punya simetri lipat
bu, walaupun ada diagonal tapi misalnya dilipat berdasarkan diagonalnya sisi-
sisinya ga bisa sama ukurannya”. Peneliti mengapresiasi jawaban siswa tersebut
kemudian menjelaskan secara singkat mengenai sifat-sifat jajargenjang diskusi
diakhiri dengan siswa merapihkan catatan sederhana kelompok mereka.
53
Tabel 4.4
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-3
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 74,07
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 75,93
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 66,67
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 67,59
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 60,19
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 62,04
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 65,74
8. Membuat rangkuman hasil belajar 70,37
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 73,15
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 68,42
Tabel 4.5
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-4
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 73,15
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 78,7
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 67,59
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 69,44
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,96
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 64,81
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89
8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 73,15
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 69,55
c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, angket, wawancara, tes akhir
siklus dan catatan lapangan belum memenuhi indikator keberhasilan, seperti
yang di jelaskan sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Selain deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I yang telah
diuraikan, juga terdapat data aktivitas belajar matematika siklus I yang diperoleh
dari instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Selama tindakan berlangsung
guru kolaborator mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan mengisinya
dalam lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Penulis menghimpun
data persentase aktivitas belajar matematika siswa selama siklus I dan
menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data skor aktivitas belajar
matematika siswa pada siklus I yang tersusun dalam Tabel 4.6:
Tabel 4.6
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata-rata
1 2 3 4
1. Antusiasme siswa dalam 61,11 68,52 74,07 73,15 69,21
proses belajar
2. Keseriusan siswa dalam 64,81 71,30 75,93 78,70 72,69
membaca teks pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam 62,04 62,96 66,67 67,59 64,82
bertanya
4. Keterlibatan siswa dalam 62,04 62,96 67,59 69,44 65,51
diskusi kelompok
5. Keberanian siswa presentasi 61,11 62,04 60,19 62,96 61,58
di depan kelas
6. Keterlibatan siswa dalam 58,33 60,19 62,04 64,81 61,34
menyelesaikan latihan soal di
LKS
7. Keberanian siswa menuliskan 64,81 63,89 65,74 63,89 64,58
jawaban di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil 60,19 67,59 70,37 72,22 67,59
belajar
9. Ketuntasan dalam membuat 66,67 70,37 73,15 73,15 70,84
PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan
materi segiempat)
Rata-rata 62,35 65,54 68,42 69,55 66,46
57
Gambar 4.4
Siswa Membaca Teks LKS
b) Oral activities
Aktivitas belajar matematika yang termasuk dalam indikator oral activities
adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan keterliba
keterlibatan
tan siswa dalam diskusi
58
Gambar 4.5
Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok
c) Mental activities
aktivitas belajar matematika siswa yang termasuk dalam mental
Aktivitas-aktivitas
activities adalah keberanian
eberanian siswa presentasi di depan kelas
kelas,, keterlibatan siswa
dalam menyelesaikan latihan soal LKS, keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar dan ketuntasan dalam membuat
masing-masing aktivitas tersebut adalah:
PR. Deskripsi masing
Gambar 4.6
Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan
Gambar 4.7
Rangkuman Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.8
PR Siswa Menggunakan Kertas Origami
d) Emotional activities
Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah
antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga belum termasuk
kategori aktif karena masih ada beberapa murid yang tidak terlalu antusias,
berdasarkan hasil wawancara hal itu disebabkan karena rasa ngantuk. Sedangkan
untuk siswa yang masih telat masuk kelas saat belajar karena setelah selesai
ur berjamaah bel masuk berbunyi, sehingga siswa belum sempat untuk
sholat zuhur
makan dan banyak yang masih berada di kantin saat bel masuk berbunyi.
Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui lembar observasi maupun
angket, aktivitas belajar matematika siswa pada si
siklus
klus I belum mencapai kriteria
keberhasilan sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2 Respon Siswa
Disamping mengamati aktivitas belajar matematika siswa, peneliti juga
mengisi jurnal harian untuk mengetahui
meminta siswa untuk m tahui respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan metode SQ3R.
Jurnal diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran
pembelajaran. Data hasil jurnal
harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada setiap pertemuan,
tersebut dikategorikan menjadi respon
kemudian rangkuman pendapat siswa te resp
62
positif, netral, dan negatif. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus 1 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus 1
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
I 55,56 36,11 8,33
II 61,11 30,56 8,33
III 61,11 33,33 5,56
IV 66,67 22,22 11,11
Rata-rata 61,12 30,55 8,33
Dari data hasil belajar akhir siklus I menunjukkan kurang dari sebagian
dari jumlah siswa dikelas 7F yang belum tuntas dan ini merupakan hasil yang
belum memuaskan dikarenakan belum maksimalnya siswa dalam mengikuti
pembelajaran, seperti masih sering bercanda dengan temannya, tidak
memperhatikan saat ada kelompok yang sedang presentasi atau ketika guru
sedang menerangkan materi dan kesiapan siswa dalam mengikuti tes masih
kurang.
Berdasarkan data yang dipaparkan maka aktivitas belajar matematka,
respon siswa dan hasil belajar siswa belum memenuhi indikator ketercapaian
sehingga diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Beberapa
permasalahasan pada siklus I yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria
ketuntasan serta rencana perbaikan hasil refleksi yang akan dilaksanakan pada
siklus II ditampilkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
No Indikator Aktivitas Belajar Rencana Perbaikan
Aktivitas
1. Oral activities Interaksi siswa dalam diskusi Peneliti harus lebih memperhatikan
kelompok dan diskusi kelas siswa yang pasif, misalnya dengan
masih kurang. Interaksi memberikan kesempatan siswa
merupakan hal penting karena tersebut untuk bertanya atau
dapat menambah pemahaman memberikan tanggapan, meminta
dalam membuat catatan siswa tersebut menjadi wakil
sederhana juga tahapan SQ3R kelompoknya dalam
lainnya. (Tahap Recite) mempresentasikan catatan sederhana
dan mengubah pembagian kelompok.
2. Mental activities Saat menuliskan catatan Pada metode SQ3R tahap read yaitu
sederhana, siswa masih membaca kembali teks untuk
banyak yang belum mengerti menjawab pertanyaan yang telah
apa yang bisa dijadikan dibuat, siswa dipersilahkan untuk
65
lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus II, dan
alat dokumentasi. Dengan guru kolaborator penulis mendiskusikan RPP dan
merencanakan pelaksanaan yang menjadi perbaikan-perbaikan tindakan untuk
siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan,
yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk
tes formatif akhir siklus II. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
SQ3R dengan perubahan anggota kelompok. Adapun deskripsi pembelajaran
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Keenam/Senin, 9 Maret 2015. 12.30 – 13.50
Pertemuan keenam yang merupakan pertemuan pertama di siklus II
membahas mengenai sifat-sifat trapesium. Siswa yang hadir dalam pertemuan ini
sebanyak 35 siswa.
Sebelum memulai proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti
mengumumkan hasil tes akhir pada siklus I. Peneliti memberikan sedikit
evaluasi mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menjawab soal.
Peneliti juga memotivasi siswa yang masih mendapat nilai kurang dari KKM
agar mau belajar lebih bersemangat lagi dan tidak malu untuk bertanya. Motivasi
juga diberikan kepada siswa yang sudah mencapai nilai baik agar terus belajar
dengan baik dan senantiasa membantu temannya yang masih kesulitan.
Peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok, yang setiap kelompoknya
terdiri dari 4 orang siswa, karena ada satu siswa yang tidak masuk maka ada
kelompok yang beranggotakan 3 orang siswa. Hal ini dimaksudkan agar diskusi
lebih terlihat dalam penerapan metode SQ3R sehingga pembelajaran lebih
efektif.
Peneliti memberikan LKS 5 untuk masing-masing siswa agar tidak
mengandalkan teman sekelompoknya. Kemudian peneliti melakukan apersepsi
yaitu mengingatkan kembali materi luas dan keliling jajargenjang. Siswa diminta
membaca dan mendiskusikan teks yang ada pada lKS. Setelah siswa membaca
67
teks yang ada pada LKS, peneliti menginstruksikan kepada siswa dalam satu
kelompok untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan teks.
Gambar 4.9
Siswa Membaca Teks LKS
Setelah itu, peneliti memerintahkan setiap siswa untuk membaca ulang
teks dan diperbolehkan untuk membaca sumber lain selain teks di LKS untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah mereka buat. Selanjutnya siswa
membuat catatan sederhana dari apa yang telah mereka pahami, kemudian
catatan sederhana tiap kelompok ditukar dengan kelompok yang lain sebelum di
presentasikan di depan kelas. Hal ini bertujuan agar siswa bisa mengevaluasi
dini pemahaman mereka terhadap materi, sehingga nanti saat ada yang
presentasi di depan kelas suasana diskusi lebih hidup.
Tabel 4.10
Pada pertemuan pertama di siklus kedua terdapat dua indikator yang telah
memenuhi kriteria skor keberhasilan yaitu ≥ 75 , namun indikator lainnya serta
hasil rata-rata keseluruhan indikator masih belum mencapai syarat keberhasilan
begitu pula dengan respon positif siswa pada pertemuan ini sebesar 69,44 %.
survey sampai tahap read. Terdapat gambar bagaimana bentuk trapesium bisa
diubah menjadi bentuk jajargenjang untuk mengetahui cara mencari luas
trapesium. Beberapa siswa terlihat antusias namun bingung, sehingga banyak
siswa yang bertanya dan terdapat beberapa siswa menggunakan kertas dari buku
tulisnya untuk membuat jajargenjang dari bentuk trapesium.
Pembelajaran terus berlangsung hingga presentasi catatan sederhana siswa,
setelah presentasi setiap kelompok meninjau dan memperbaiki catatan sederhana
yang telah mereka buat, dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan pada LKS
6 dan terakhir siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran hari ini.
Pembelajaran ditutup dengan pemberian PR dan membaca doa. Skor observasi
aktivitas belajar matematika pada pertemuan ketujuh dapat dilihat pada Tabel
4.11:
Tabel 4.11
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-7
Gambar 4.10
Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah D ibuat
Dibuat
c. Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data skor aktivitas
belajar matematika siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan dengan
74
hasil rata-rata skor diatas 75, hal ini diperkuat dengan data dari pengisian angket
bahwa aktivitas siswa juga mengalami peningkatan di setiap indikator aktivitas
belajarnya rata-rata telah mencapai 75. Serta hasil belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 30% dari sebelumnya. Peningkatan aktivitas belajar
matematika, respon dan hasil belajar siswa dijelaskan sebagai berikut:
1 Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati
jalannya tindakan, dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus
II. Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama dengan siklus I dalam
menentukan skor aktivitas belajar matematika siswa, diperoleh data aktivitas
belajar matematika siswa siklus II. Berikut skor aktivitas belajar matematika
siswa siklus II dalam Tabel 4.14:
Tabel 4.14
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata-rata
6 7 8 9
1. Antusiasme siswa dalam 78,70 80,56 84,26 86,11 82,41
proses belajar
2. Keseriusan siswa dalam 80,56 82,41 85,19 93,52 85,42
membaca teks pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam 69,44 75,00 80,56 85,19 77,55
bertanya
4. Keterlibatan siswa dalam 66,67 77,78 81,48 87,96 78,47
diskusi kelompok
5. Keberanian siswa presentasi 66,67 77,78 79,63 87,04 77,78
di depan kelas
6. Keterlibatan siswa dalam 68,52 78,70 81,48 88,89 79,40
menyelesaikan latihan soal di
LKS
7. Keberanian siswa menuliskan 72,22 81,48 82,41 87,96 81,02
jawaban di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil 72,22 80,56 83,33 91,67 81,95
belajar
9. Ketuntasan dalam membuat 72,22 77,78 80,56 87,96 79,63
PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan
materi segiempat)
Rata-rata 71,91 79,12 82,1 88,48 80,40
75
Gambar 4.11
Siswa Membaca Teks LKS
b) Oral Activit
Activities
Aktivitas belajar matematika yang termasuk indikator oral activity adalah
keaktifan siswa dalam bertanya dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok.
Pada indikator keaktifan siswa dalam bertanya di siklus II aktivitas ini lebih baik
dari aktivitas sebelumnya sehingga siswa cenderung sering bertanya atas materi
yang belum
lum dipahaminya. Hal ini terkait dengan perubahan anggota kelompok
76
sehingga siswa lebih banyak bertukar pendapat dan terbuka serta tidak sungkan
bertanya baik kepada peneliti maupun kepada temannya.
Sedangkan pada indikator ketererlibatan dalam diskusi kelompok aktivitas
ini mengalami kenaikan rata-rata skor sebanyak 12,96. Menurut catatan guru
kolaborator bahwa faktor yang menyebabkan siswa lebih aktif berdiskusi adalah
karena anggota kelompoknya lebih banyak dibanding pada siklus I. Karena lebih
banyak, hal ini mengakibatkan siswa banyak mendapat masukan dan ide-ide saat
berdiskusi, sehingga suasana diskusi berjalan lebih dinamis dari sebelumnya.
Gambar 4.12
Siswa Aktif Berdiskusi
c) Mental Activities
Aktivitas belajar yang termasuk pada indikator mental activity yang
pertama adalah keberanian siswa presentasi di depan kelas yang juga termasuk
dalam langkah recite pada metode SQ3R. Karena anggota kelompoknya berbeda
dan lebih banyak dari siklus I, pada siklus II ini siswa lebih berani untuk
presentasi di depan kelas, walaupun ada beberapa kelompok yang menjelaskan
hanya siswa yang itu-itu saja, namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah
berani untuk presentasi di depan kelas.
Selanjutnya adalah keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan.
Sebelumnya pada aktivitas ini siswa terlihat jarang terlibat dan hanya
mengandalkan teman kelompoknya, namun setelah pembagian kelompok diubah
menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari 4 siswa, aktivitas ini mengalami
peningkatan rata-rata persentase.
77
Gambar 4.13
Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal
Sedangkan untuk indikator aktivitas keberanian siswa menuliskan jawaban
di papan tulis, setelah peneliti memberikan reward berupa poin tambahan untuk
nilai siswa pada siklus II ini, beberapa siswa yang sebelumnya takut atau malu
beberapa
untuk menuliskan jawaban di papan tulis sudah berani untuk maju menuliskan
jawabannya. Dan bahkan beberapa anak memiliki inisiatif dan keberanian untuk
maju tanpa diminta oleh peneliti.
Untuk aktivitas membuat rangkuman hasil belajar pada siklus II aktivitas
ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan rencana
perbaikan yang berhasil yaitu pada saat menuliskan catatan sederhana pada
siklus I siswa masih banyak yan
yangg bingung atau belum mengerti apa yang bisa
mereka jadikan catatan sederhana, kemudian pada siklus II ini diberikan
perbaikan pada tahap membaca kembali teks siswa tidak hanya membaca teks
yang ada pada LKS, namun diberikan kesempatan untuk membaca dari re
referensi
lain seperti buku paket untuk menambah wawasannya, sehingga siswa tidak
bingung lagi untuk membuat catatan sederhana. Karena itu, saat membuat
rangkuman hasil belajar, siswa membuatnya secara lengkap.
Aktivitas selanjutnya adalah ketuntasan dalam m
membuat
embuat PR. Aktivitas ini
juga mengalami peningkatan dari siklus I. Sebelumnya pada siklus I masih
banyak siswa membuat kekeliruan dalam menjelaskan mengenai materi
segiempat menggunakan kertas origami. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus
II yaitu membuat
at teks pada LKS dengan cerita sehari
sehari-hari
hari yang lebih dimengerti
78
siswa, maka saat membuat PR siswa sudah mulai mengerti dan mengalami
peningkatan rata-rata
rata pada aktivitas ini.
Gambar 4.14
PR Siswa Menggunakan Kertas Origami
d) Emotional Activit
Activities
Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah
antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga mengalami
peningkatan dari sebelumnya, karena siswa sudah mulai nyaman dan terbiasa
dengan menggunakan metode SQ3R.
2 Respon Siswa
Hasil respon siswa terhadap pembelajar an menggunakan metode SQ3R
pembelajaran
yang berasal dari jurnal harian yang diberikan setiap akhir pembelajaran juga
mengalami peningkatan. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada Tabel
abel 4.15 sebagai berikut:
79
Tabel 4.15
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
VI 69,44 25 5,56
VII 77,77 16,67 5,56
VIII 83,33 13,89 2,78
IX 88,89 8,33 2,78
Rata-rata 79,86 15,97 4,17
Berdasarkan hasil respon pada siklus II diperoleh informasi bahwa setiap
pertemuan respon positif siswa meningkat dan rata-rata keseluruhannya telah
melebihi dari indikator keberhasilan. Begitu pula respon negatif siswa pada
setiap pertemuannya mengalami penurunan, yang artinya siswa mengapresiasi
penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran matematika.
Selain melalui jurnal harian, peneliti juga melakukan wawancara di akhir
siklus. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara siswa yang dilakukan
pada siklus II adalah sebagai berikut:
Siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan SQ3R, selain
dapat bertukar pendapat, teks serta soal latihan yang ada pada LKS
membantu siswa lebih paham mengenai konsep materi yang diberikan.
Dengan berubahnya pembagian kelompok siswa merasa belajar jadi tidak
membosankan.
3 Hasil Belajar
Selain data di atas peneliti juga melakukan tes formatif akhir siklus II
untuk melihat hasil belajar siswa, yang dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.16
Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II
Jumlah Siswa 36
X 77,04
X Max 93,33
X Min 57,78
Siswa Tuntas (≥ 75) 28 (77,78%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) 8 (22,22%)
SD 7,70
80
Berdasarkan data nilai tes akhir belajar siklus II terdapat peningkatan dari
sebelumnya sebanyak 30 %. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dikarenakan
sebelum diadakan tes siklus, siswa diberi tahu kisi
kisi-kisi
kisi soal yang akan keluar
dalam tes terlebih da
dahulu.
Dari keseluruhan data yang didapat pada siklus II yaitu aktivitas belajar
matematika, respon siswa dan hasil belajar siswa telah memenuhi indikator
keberhasilan, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan. Hal ini tidak terlepas
terle
dari perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdsarkan refleksi siklus I.
Diagram 4.1
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II
Berdasarka
Berdasarkan Masing-Masing Indikator
81
Diagram 4.2
Rata-rata
rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan D
Diagram 4.2 tersebut diketahui bawa skor aktivitas belajar
matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 13,94 dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang
dilakukan pada siklus II dapat me
memperbaiki dan meningkatkan
an aktivitas belajar
matematika siswa.
2. Respon Siswa
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan siswa jurnal
harian pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
82
Diagram 4.3
Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
Pada Diagram
iagram 4.4 dapat dilihat bahwa respon positif siswa meningkat
sebesar 18,74 %, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa menyukai
pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Hal ini didukung dengan
siklu II. Persentase
menurunnya respon netral dan negatif siswa dari siklus I ke siklus
respon netral siswa menurun sebesar 14,58 % dan respon negatif menurun
sebesar 4,16 %.
Respon siswa baik positif, netral maupun negatif yang ditulis siswa pada
jurnal harian sebagian besar dipengaruhi oleh mudah atau sulitnya materi yang
dipelajari pada setiap pertemuan. Jika materi mudah dan siswa paham dengan
materi yang diajarkan maka respon positiflah yang banyak diungkapkan oleh
siswa, begitu pula sebaliknya jika materi dirasakan sulit oleh siswa maka respon
negatiflah yang banyak diu
diungkapkan siswa.
83
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai varian siswa menurun
pada siklus II sedangkan nilai rata-rata siswa meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keragaman siswa dalam memahami materi menggunakan metode
84
SQ3R semakin kecil, yang artinya hampir seluruh siswa memahami materi yang
diajarkan seingga hasil bel
belajar siswa meningkat pada siklus II.
Selain menggunakan tabel, hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
ditunjukkan pada Diagram
iagram 4.4 sebagai berikut:
Diagram 4.4
C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hhasil wawancara dengan guru matematika
tematika pada kegiatan pra
penelitian diketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas VII
VII-F masih
85
respon positif siswa pada siklus II meningkat 18,74 %, pada siklus I hasil rata-
rata respon positif sebesar 61,12 % dan di siklus II respon positif siswa sebesar
79,86 %. Siswa menyukai dan mendukung pembelajaran dengan metode SQ3R
karena dalam pembelajaran ini mereka dituntun untuk berpikir dan mengeksplor
ide-ide matematik melalui teks matematik sederhana yang berkaitan dengan
situasi real, sehingga membuat lebih mudah dalam memahami materi. Kegiatan
diskusi selama pembelajaran juga membuat siswa saling bertukar pendapat
dengan temannya, sehingga siswa mampu mengkomunikasikan ide-ide
matematik yang dimilikinya. Adanya rangkuman dan penugasan dengan
menggunakan kertas origami juga mempermudah siswa dalam memahami
pelajaran. Secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran yang dilakukan.
Hasil penelitian yang ditemukan pada penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dian Teguh Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono
dengan judul penelitian ” Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
SQ3R Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”
penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang menggunakan metode SQ3R lebih baik dari pada siswa yang
menggunakan metode ekspositori . Hasil penelitian yang sama juga ditemukan
pada penelitian skripsi Mochamad Ikmal Januar yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode SQ3R di Sekolah
Menengah Pertama”, yang menunjukkan bahwa penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan pemahaman relasional matematik siswa dan aktivitas belajar
matematika juga meningkat dalam penelitian ini. Pada siklus I rata-rata aktivitas
belajar matematika siswa sebesar 71,1%, sedangkan pada siklus II rata-rata
aktivitas belajar matematika siswa sebesar 82,3%.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal, namun demikian masih
terdapat hal-hal yang diluar kendali peneliti sehingga hasil penelitian ini
memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
88
A. Kesimpulan
89
90
B. Saran
1. Bagi para guru yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
pada siswa yang beragam kemampuan akademiknya, selayaknya menerapkan
metode pembelajaran SQ3R.
2. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian
lanjutan mengenai metode pembelajaran SQ3R baik pada variabel penelitian,
maupun pada jenjang pendidikan lainnya. Sehingga turut memperkuat
pembuktian teori-teori metode pembelajaran SQ3R secara empiris.
DAFTAR PUSTAKA
--------------. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II. Jakarta: Bumi Aksara.
Grandgenett, Neal, Judi Harris dan Mark Hofer. 2011. Mathematics Learning Activity
Types tersedia online di http://activitytypes.wm.edu/MathLearningATs-
Feb2011.pdf. Diakses pada 23 Desember 2014
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta: DIVA
Press.
91
92
Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Walle, John A. Van De. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah
Pengembangan Pengajaran Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
94
1. Peneliti : “Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran
matematika ?”
Guru : “Sebelum kurikulum 2013 lebih sering konvensional, saya
menjelaskan lalu siswa diberikan latihan atau tugas. Tetapi
setelah kurikulum 2013, pembelajaran dikelas menggunakan
scientific approach.
2. Peneliti : “Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan
persoalan matematika yang melibatkan lebih dari satu konsep
matematika ?”
Guru : “Sebagian anak mampu menyelesaikan, sebagian lagi tidak”.
3. Peneliti : “Bagaimana hasil belajar matematika di kelas VII yang ibu ajar?”
Guru : “Lumayan, rata-rata nilai siswa memenuhi KKM. Tetapi kelas
VII-F kurang dari 50% yang memenuhi KKM.
4. Peneliti : “Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
materi pelajaran yang Ibu sampaikan ?”
Guru : “Sebagian besar memperhatikan”.
5. Peneliti : “Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah Ibu
sampaikan ?”
Guru : “Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan seperti
sudah mengerti semua? Atau ada yang belum paham?, setelah
dipancing dengan pertanyaan seperti itu biasanya siswa banyak
95
Isprianah, S.Pd
96
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
97
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat persegi panjang.
3. Menentukan sifat-sifat persegi.
E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat persegi panjang.
2. Sifat-sifat persegi.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
100
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
102
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan rumus luas dan keliling persegi panjang dan persegi.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan luas dan keliling persegi panjang dan
persegi.
E. Materi Pembelajaran
1. Keliling dan luas persegi panjang.
2. Keliling dan luas persegi.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
105
Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
107
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat jajargenjang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat jajargenjang.
E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat jajargenjang.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
110
Mengetahui,
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
112
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas jajargenjang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang.
E. Materi Pembelajaran
1. Keliling jajargenjang.
2. Luas jajargenjang.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
115
Mengetahui,
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
117
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat trapesium.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat trapesium.
E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat trapesium.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
120
Mengetahui,
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
122
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas trapesium.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium.
E. Materi Pembelajaran
1. Keliling trapesium.
2. Luas trapesium
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
125
Mengetahui,
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
127
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang.
E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat belah ketupat.
2. Sifat-sifat layang-layang.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
130
Mengetahui,
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
132
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang.
E. Materi Pembelajaran
1. Keliling dan luas belah ketupat.
2. Keliling dan luas layang-layang.
I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam memperhatikan lembar angket
penjelasan guru atau teman
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
135
Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 2.
Pak Danu adalah seorang pembuat bingkai foto. Pada suatu hari Pak Danu
mendapat pesanan untuk membuat 2 bingkai foto yang berbentuk persegi dan persegi
panjang dengan ukuran kayu untuk masing-masing bingkai sepanjang 60 cm. Kayu-kayu
tersebut Pak Danu potong sehingga membentuk kerangka bingkai yang diinginkan
seperti gambar di bawah ini
137
15 cm
20 cm
10 cm
Agar bingkai foto itu bisa berdiri kokoh maka Pak Danu membuat kayu untuk
menyanggah bagian belakang bingkai tersebut sehingga tampak seperti gambar
dibawah ini
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
1. Perhatikan persegi panjang KLMN pada gambar di samping !
Pertanyaan :
a. ∠DAO c. ∠DCO
b. ∠ABC d. ∠BOC
4.
Bagaimanakah hubungan garis EF dan HG, garis EF
dan FG ?
141
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 2.
Paman dan istrinya memiliki hobi yang sama yaitu bercocok tanam. Karena hobinya tersebut
mereka berdua memiliki lahan perkebunan yang cukup luas yang terbagi menjadi beberapa petak.
Petak pertama berbentuk persegi sedangkan petak kedua berbentuk persegi panjang.
Setiap hari Minggu paman dan istrinya lari pagi mengelilingi lahan perkebunannya yang
berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang dan lebar berturut-turut adalah 150 meter dan
70 meter.
Dapatkah Paman mengetahui jarak yang ditempuh ketika lari mengelilingi kebun satu
putaran? Adakah hubungan antara keliling lahan perkebunan dengan jarak yang Paman tempuh
selama lari pagi ?
142
Paman ingin merenovasi lantai kamarnya
yang berbentuk persegi panjang dengan
mengganti ubin pada lantai tersebut.
Ukuran panjang lantai kamar Paman 3
meter dan lebarnya 4 meter.
Berapakah jarak yang ditempuh Paman dalam satu kali putaran mengelilingi
kebun yang berbentuk persegi panjang?
Apabila panjang dan lebar kebun dimisalkan p dan l, bagaimanakah rumus
keliling persegi panjang?
.........
...........
...........
.............
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi
panjang dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah didalam
per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut ?
145
3. Keliling kolam yang berbentuk persegi sama dengan luas kolam yang berbentuk
persegi panjang yang panjangnya 6 cm lebih dari lebarnya, jika keliling dari
kolam berbentuk persegi panjang adalah 52 cm, berapakah keliling kolam yang
secara urut !
4. Pak Norman memiliki kebun jeruk berbentuk persegi. Keliling kebun Pak Norman
setiap 1 m2 , maka setiap kali panen berapa kilogram buah jeruk yang diperoleh
Materi : Sifat
Sifat-sifat jajargenjang
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat
sifat sifat jajargenjang
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
sifat-sifat jajargenjang
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 2.
Jika kalian perhatikan secara teliti gambar serta teks diatas, kalian akan
menemukan dua sifat-sifat sudut sudut sehadap serta
sifat jajargenjang berdasarkan sudut-sudut
diagonalnya.
148
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
1. Apakah segiempat
empat ABCD termasuk suatu jajargenjang
jajargenjang jika besar ∠ABC = 60° ,
a. ∠PSQ b. ∠R
150
a. Nilai x b. ∠QRS
Berapakah panjang sisi yang belum sempat diukur ayah jika diketahui seng atap
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 2.
Apakah Pak Sigit perlu mengetahui berapa keliling kandang bebeknya untuk
bisa menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk membeli pagar? Bagaimana
cara Pak Sigit menentukan keliling kandang bebeknya ?
152
Kalian akan menemukan rumus keliling serta luas jajargenjang jika kalian
membaca dan memahami teks diatas.
153
Bagaimana cara Pak Sigit menghitung jumlah uang yang harus disiapkan untuk
membeli pagar ?
.............
..............
.............
Jika sisi jajargenjang dimisalkan dengan a dan b, maka rumus kelilingnya
adalah........
...............
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
1. Tentukan luas
as dari masing-masing
masing jajar genjang
ang pada gambar berikut :
2. Pada sebuah jajar genjang diketahui luasnya 250 cm2 . Jika panjang alas jajar
tersebut?
155
3. Pak Ahmad memiliki kebun berbentuk jajargenjang yang akan dijual. Untuk
kebunnya. Jika panjang sisi-sisi kebun Pak Ahmad 20 m dan 10 m serta harga
pagar per meter Rp. 10.000,- Berapakah uang yang harus Pak Ahmad siapkan ?
4.
Perhatikan gambar jajar genjang PQRS ! Apabila
panjang PQ = 15 cm, QU = 10 cm dan luas jajar
genjang PQRS = 120 cm2 , maka keliling jajar
genjang tersebut adalah....
156
Kelompok :
3. 4.
A
Gambar-gambar dibawah ini merupakan jenis trapesium berdasarkan
panjang kakinya
157
trapesium tersebut?
dan sudutnya .
158
..................
.................
.................
................
2. Tentukan besar semua sudut yang belum diketahui dari trapesium berikut !
a. b.
c.
sejajar dengan garis GH. Tentukan besar sudut-sudut lain dalam trapesium
tersebut !
161
Kelompok :
3. 4.
Tembok pada toko tersebut akan dilapisi wall sticker disekelilingnya agar lebih
menarik pengunjung terutama anak-anak. Perusahaan mainan anak tersebut sudah
menyiapkan wall sticker sepanjang 25 m dan ternyata setelah dipasang masih tersisa
3 m. Adakah hubungan antara panjang wall sticker yang dibutuhkan dengan keliling
toko anak-anak tersebut ?
162
..............
.............
.............
...............
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
Berapakah panjang pagar yang dibutuhkan jika Pak Dadang memiliki rencana
itu Rp. 150.000 per m2. Jika Pak Tomi mempunyai uang Rp. 250 juta dan
165
kemudian membeli tanah tersebut, apakah uang Pak Tomi mencukupi ? jelaskan
3. Kakek membeli sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki dengan ukuran
sisi sejajarnya 100 m dan 40 m, jarak antara dua sisi sejajar tersebut 40 m dan
tersisa bidang tanah yang berbentuk persegi dengan sisi 40 m. Berapakah luas
Kelompok :
3. 4.
A
Pernahkah kalian main atau melihat orang bermain layang-layang? Atau pada
saat hari raya Idul Fitri pasti kalian pernah melihat atau makan ketupat. Kedua
gambar tersebut sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Tetapi, apakah kamu
pernah mendengar istilah belah ketupat ?
Belah ketupat dan layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang
bentuknya seperti gambar diatas. Perhatikan ilustrasi pada teks berikut untuk
memahami sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
167
Agung dan Nanda ingin membuat layang-layang dengan bentuk yang berbeda.
Namun sebelum membuat kerangkanya, mereka akan membuat gambarnya di kertas
origami agar lebih mudah saat membuatnya nanti.
Agung membuat model layang-layang yang terdiri dari gabungan dua segitiga
sama kaki dengan ukuran yang sama, sedangkan Nanda membuat layang-layang yg
terdiri dari gabungan dua segitiga sama kaki dengan ukuran kaki yang berbeda.
Apabila dilipat menurut garis BD pada gambar Agung dan garis AC pada gambar
Nanda maka akan terbentuk segitiga ABD dan segitiga BCA yang keduanya tepat
berhimpit.
Dari ilustrasi diatas kalian dapat menemukan sifat-sifat belah ketupat dan
jajargenjang berdasarkan sisi, sudut, serta sumbu simetri
168
..................
..................
..................
.................
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
pada titik O. Jika panjang OP = 6 cm dan OQ = 4,5 cm, hitunglah panjang semua
garis yang tampak pada gambar ! Jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana
2. Tentukan besar sudut x dan y pada bangun datar belah ketupat berikut !
b. b.
170
3. Pada layang-layang ABCD diketahui sudut alas segitiga ABC adalah 35° dan sudut
alas segitiga ACD adalah 60° . Hitunglah besar sudut lainnya pada layang-layang
tersebut !
QS !
a. b.
171
Kelompok :
3. 4.
PRAMUKA untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA. SMP Suka Maju turut
berpartisipasi dalam perlombaan tahun ini. Sekolah mereka mengirim dua regu
berdaya jual menggunakan barang bekas. Untuk regu pertama, SMP Suka Maju
A
akan membuat bingkai foto berbentuk belah Ketupat dan regu kedua membuat
Setiap regu mendapat jatah stik ice cream sepanjang 100cm. Sehingga
untuk regu pertama setiap sisi bingkai foto menggunakan stik sepanjang 25
cm. Jika pada regu kedua ingin salah satu sisinya menggunakan stik sepanjang
Perhatikan ilustrasi di bawah ini untuk memahami luas belah ketupat dan
layang-layang
layang-layang untuk Faqih. Sehingga pola yang tadi dibuat akan digunakan
panjang.
disamping).
..............
.............
.............
............
Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
berturut-turut 1,5 dan 2 . Jika harga bahan hiasan dinding tersebut adalah
2
100.000,00/ , maka tentukan harga hiasan dinding tersebut?
175
3. Ayah membeli sebuah kawat dengan panjang 400 cm yang rencananya akan
dibuat menjadi pigura berbentuk layang-layang dengan ukuran sepasang sisi yang
sama panjang 15 cm dan 10 cm. Berapa banyak pigura yang dapat ayah buat
Kelas/Semester : 7F/2
Kelas/Semester : 7F/2
Nama :
Hari/Tanggal :
1. a. b.
Dengan menyebutkan sifat-sifatnya berdasarkan panjang sisi, besar sudut serta diagonal
tentukanlah nama dari bangun ABCD tersebut !
2. Ibu Sasmi mempunyai pekarangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 30
m dan lebar 15 m. Ia ingin menanam pohon pepaya untuk pagar pekarangannya. Jarak
antara pohon yang satu dengan pohon yang lain 1,5 m. Berapa banyaknya pohon yang
bisa ditanam untuk memagari sekeliling pekarangan Ibu Sasmi ?
3.
Paman memiliki taman berbentuk persegi
panjang di halaman rumahnya, ia berencana
4m 4m untuk membuat dua buah kolam ikan
14 m
berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang
sama sehingga tampak seperti gambar
disamping. Maka berapakah luas taman
4. Farhan bersepeda mengelilingi kolam berbentuk jajargenjang dengan panjang dua pasang
sisi yang berhadapan masing-masing adalah 9 m dan 17 m. Jika setiap 2 menit Farhan
dapat menempuh jarak 104 m, maka Farhan kemudian menyimpulkan bahwa selama 6
179
menit ia dapat mengelilingi kolam sebanyak 8 kali putaran. Apakah kesimpulan yang
Farhan buat benar? Jelaskan jawabanmu !
5. a. b.
b.
7. Sebuah lantai kamar berbentuk persegi dengan panjang sisi 4 m. Kamar itu akan
dipasang ubin berbentuk persegi dengan panjang sisi tiap ubin 20 cm. Jika harga setiap
satu ubin sebesar Rp. 20.000, berapakah uang yang harus disiapkan untuk membeli ubin
tersebut ?
180
Nama :
Hari/Tanggal :
1. Sebuah segitiga ISO merupakan segitiga sama kaki, dimana IS dan IO merupakan kaki-
kakinya. Pada garis IS terdapat sebuah titik T dan pada garis IO terdapat sebuah titik F
sehingga garis TF sejajar dengan garis SO. Berbentuk apakah bangun TSOF? Buatlah
gambarnya! Sebutkanlah sifat-sifat bangun tersebut dengan memperhatikan sisi-sisi,
diagonal serta sudutnya !
2. Hitunglah besar sudut-sudut yang lain dalam trapesium pada gambar di bawah ini !
a.
b.
3. Ayah memiliki sebidang tanah yang berbentuk belah ketupat dengan luas 100 m2 . Tanah
tersebut akan dibagi empat bagian untuk ditanam dengan jenis sayur yang berbeda
dengan diagonal-diagonal sebagai pagar pembatasnya. Jika perbandingan panjang
diagonalnya 1:2 , tentukanlah panjang diagonal-diagonal pagar pembatas pada bidang
tanah ayah tersebut !
7. Ibu Nita memiliki sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki, sepasang sisi yang
sejajar masing-masing panjangnya 29 m dan 45 m. Jika jarak kedua sisi sejajarnya 15 m.
Berapakah keliling dari sebidang tanah Ibu Nita ?
8. Ayah ingin membuat 32 buah layang-layang untuk dijual. Setiap layang-layang memiliki
ukuran diagonal 30 cm dan 45 cm. Untuk membuat layang-layang tersebut Ayah
membutuhkan kertas, tetapi kertas yang tersedia berbentuk persegi panjang. setiap
lembar kertas berukuran panjang 120 cm dan lebarnya 90 cm. Berapa banyak kertas yang
ayah butuhkan untuk membuat 30 buah layang-layang ?
182
b. Sifat-sifat persegi :
1) Keempat sisinya sama panjang.
2) Keempat sudutnya siku-siku (90o).
3) Kedua diagonalnya sama panjang, saling berpotongan tegak lurus dan saling
membagi dua sama panjang.(Skor 5)
4) Diagonalnya membagi sudut-sudut menjadi dua sama besar.
5) Mempunyai empat sumbu simetri.
6) Menempati bingkainya dengan delapan cara. (Skor : 10)
2. Diketahui : pekarangan ibu Sasmi berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang
30 m dan lebar 15 m, jarak pohon yang ditanam 1,5 m.
Ditanya : berapa banyak pohon yang bisa ditanam untuk pagar pekarangan ibu Sasmin
(Skor : 3)
Jawab : keliling persegi panjang = 2 x (p + l)
= 2 x (30 m + 15 m)
= 2 x 45 m
= 90 m (Skor : 7)
3. Diketahui : taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18cm dan lebar
14cm, dua buah kolam berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang sama yaitu
` 4 cm
183
6. Diketahui : Persegi ABCD memiliki panjang sisi 12 cm, persegi KLMN memiliki
panjang sisi 8 cm.
Ditanya : Luas daerah yang diarsir (Skor: 3)
Jawab :
Misal persegi ABCD dimisalkan I, persegi KLMN dimisalkan II
Luas I seluruhnya = S2 Luas II seluruhnya = S2
= 122 cm = 82 cm
= 144 cm2 = 64 cm2 (Skor: 5)
Perpotongan antara persegi ABCD dan KLMN adalah bangun persegi panjang yang
dimisalkan III, dengan panjang sisi III = 4 cm
Lebar sisi III = 12 cm – 10 cm
= 2 cm
Luas III = p x l
= 4 cm x 2 cm
= 8 cm2 (Skor: 7)
Maka Luas daerah yang diarsir = Luas I + Luas II – Luas III
= (144 + 64 – 8) cm2
= 200 cm2 (Skor: 10)
Jawab :
Luas ubin yang akan dipasang = s2
= (20 cm)2
= 400 cm2
Luas lantai kamar = s2
= (4 m)2
= 16 m2 = 160.000 cm2
Banyaknya ubin yang diperlukan = luas lantai : luas ubin
= 160.000 cm2 : 400 cm2
= 400 ubin (Skor : 7)
Uang yang harus disiapkan = Rp. 20.000 x 400 ubin
= Rp. 8.000.000 (Skor: 10)
186
1.
2. Sifat trapesium = jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium
adalah 180ᵒ.
a. Diketahui : ∠D = 83° dan ∠C = 115°
Ditanya : ∠A dan ∠B (Skor: 5)
Jawab : ∠A = 180° − 83° ∠B = 180° − 115°
= 97° = 65°
(Skor: 10)
b. Diketahui : ∠B = 83° dan ∠F = 47°
Ditanya : ∠D dan ∠G (Skor: 5)
Jawab : ∠D = 180° − 83° ∠G = 180° − 47°
= 97° = 133°
(Skor: 10)
3. Diketahui : luas belah ketupat 100 m2, perbandingan panjang diagonal 1:2
Ditanya : Panjang diagonal-diagonalnya (Skor : 3)
Jawab :
Misal diagonal 1 = y, maka diagonal 2 = 2y
d1 ×d2
Luas belah ketupat = 2
y ×2
100 = 2
200 = 2y2
187
100 = y2
√100 =y
10 = y (Skor: 7)
Maka panjang diagonal 1 = y = 10 m
Panjang diagonal 2 = 2y = 20 m (Skor: 10)
Jawab :
d1 ×d2
a. Luas belah ketupat = 2
18 cm ×(2 +3)cm
81 cm2 = 2
Karena trapesium sama kaki maka pajang sisi miringnya sama yaitu 17 m
Maka luas bidang tanah Ibu Nita = 45 m + 17 m + 29 m + 17 m
= 108 m (Skor: 10)
d1 ×d2
Luas layang-layang yang akan dibuat= 2
30 cm ×45 cm
= 2
= 675 cm2
Luas kertas persegi panjang = panjang x lebar
= 120 cm x 90 cm
= 10.800 cm2 (Skor: 7)
Setiap 1 kertas dapat digunakan untuk membuat layang-layang sebanyak :
=10.800 cm2 : 675 cm2
= 16 buah
Maka untuk membuat 32 buah layang-layang membutuhkan 2 buah kertas.
(Skor : 10)
190
Keterangan:
: Tidak tuntas
191
BUTIR SOAL
No NAMA Y
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1. S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5 58
2. S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5 55
3. S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8 50
4. S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10 28
5. S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6 64
6. S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5 53
7. S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6 56
8. S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8 46
9. S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6 62
10. S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5 41
11. S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6 36
12. S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6 72
13. S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5 63
14. S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10 66
15. S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0 52
16. S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6 20
17. S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3 46
18. S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0 68
19. S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10 65
20. S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10 52
21. S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6 40
22. S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10 70
23. S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5 35
24. S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8 40
192
25. S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4 30
26. S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2 12
27. S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3 32
28. S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3 7
29. S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5 25
30. S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6 44
31. S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10 68
32. S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10 62
33. S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4 32
34. S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4 50
35. S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10 64
Jumlah 246 250 198 160 118 174 188 120 210
r hitung
0,50 0,50 0,64 0,62 0,56 0,41 0,48 0,63 0,36
(Pearson)
r tabel 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Kriteria VALID
193
BUTIR SOAL
No NAMA Y
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1. S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
2. S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0 46
3. S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
4. S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 51
5. S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3 46
6. S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 26
7. S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 65
8. S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5 47
9. S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 72
10. S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 51
11. S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0 19
12. S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 63
13. S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 31
14. S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 33
15. S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 52
16. S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5 40
17. S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 37
18. S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 38
19. S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0 9
20. S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 49
21. S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 29
22. S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 27
23. S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 38
24. S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 61
194
25. S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 53
26. S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 49
27. S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 35
28. S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0 45
29. S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 37
30. S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3 23
31. S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 26
32. S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 39
33. S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
34. S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 50
35. S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
Jumlah 141 266 264 127 257 120 83 200 95
r hitung
0,73 0,82 0,83 0,84 0,84 0,49 0,44 0,76 0,69
(Pearson)
r tabel 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Kriteria VALID
195
BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1 S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5 58 3364
2 S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5 55 3025
3 S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8 50 2500
4 S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10 28 784
5 S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6 64 4096
6 S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5 53 2809
7 S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6 56 3136
8 S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8 46 2116
9 S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6 62 3844
10 S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5 41 1681
11 S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6 36 1296
12 S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6 72 5184
13 S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5 63 3969
14 S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10 66 4356
15 S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0 52 2704
16 S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6 20 400
17 S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3 46 2116
18 S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0 68 4624
19 S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10 65 4225
20 S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10 52 2704
21 S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6 40 1600
22 S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10 70 4900
23 S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5 35 1225
24 S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8 40 1600
196
BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
25 S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4 30 900
26 S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2 12 144
27 S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3 32 1024
28 S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3 7 49
29 S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5 25 625
30 S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6 44 1936
31 S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10 68 4624
32 S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10 62 3844
33 S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4 32 1024
34 S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4 50 2500
35 S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10 64 4096
∑ 246 250 198 160 118 174 188 120 210 1664 89024
1,96 3,92 4,76 3,01 4,41 4,20 3,02 4,07 2,84
2 3,85 15,36 22,70 9,08 19,48 17,62 9,12 16,61 8,06
2
121,87
2 291,55
r 0,6547
Kriteria CUKUP
197
BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58 3364
2 S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0 46 2116
3 S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75 5625
4 S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 51 2601
5 S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3 46 2116
6 S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 26 676
7 S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 65 4225
8 S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5 47 2209
9 S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 72 5184
10 S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 51 2601
11 S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0 19 361
12 S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 63 3969
13 S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 31 961
14 S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 33 1089
15 S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 52 2704
16 S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5 40 1600
17 S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 37 1369
18 S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 38 1444
19 S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0 9 81
20 S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 49 2401
21 S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 29 841
22 S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 27 729
23 S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 38 1444
24 S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 61 3721
198
BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
25 S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 53 2809
26 S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 49 2401
27 S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 35 1225
28 S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0 45 2025
29 S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 37 1369
30 S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3 23 529
31 S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 26 676
32 S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 39 1521
33 S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58 3364
34 S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 50 2500
35 S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75 5625
∑ 141 266 264 127 257 120 83 200 95 1553 77475
2,43 3,05 2,69 2,22 2,70 1,42 1,65 2,89 2,36
2 5,91 9,31 7,26 4,95 7,29 2,02 2,71 8,33 5,56
2
53,33
2 251,95
r 0,8869
Kriteria BAIK
199
TES SIKLUS I
BUTIR SOAL
NO NAMA
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1 S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5
2 S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5
3 S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8
4 S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10
5 S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6
6 S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5
7 S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6
8 S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8
9 S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6
10 S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5
11 S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6
12 S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6
13 S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5
14 S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10
15 S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0
16 S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6
17 S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3
18 S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0
19 S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10
20 S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10
21 S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6
22 S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10
23 S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5
24 S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8
25 S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4
200
BUTIR SOAL
NO NAMA
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
26 S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2
27 S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3
28 S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3
29 S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5
30 S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6
31 S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10
32 S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10
33 S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4
34 S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4
35 S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10
∑ 246 250 198 160 118 174 188 120 210
Skor
350 350 350 350 350 350 350 350 350
Maks
TK 0,70 0,71 0,57 0,46 0,34 0,50 0,54 0,34 0,60
Kriteria
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
201
TES SIKLUS II
BUTIR SOAL
NO NAMA
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5
2 S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0
3 S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7
4 S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0
5 S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3
6 S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3
7 S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7
8 S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5
9 S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7
10 S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3
11 S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0
12 S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5
13 S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3
14 S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3
15 S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3
16 S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5
17 S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0
18 S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0
19 S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0
20 S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3
21 S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0
22 S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0
23 S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0
24 S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3
25 S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3
202
BUTIR SOAL
NO NAMA
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
26 S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3
27 S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3
28 S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0
29 S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3
30 S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3
31 S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0
32 S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3
33 S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5
34 S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0
35 S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7
∑ 141 266 264 127 257 120 83 200 95
Skor
350 350 350 350 350 350 350 350 350
Maks
TK 0,40 0,76 0,75 0,36 0,73 0,34 0,24 0,57 0,27
Kriteria
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
203
CUKUP
CUKUP
CUKUP
CUKUP
JELEK
JELEK
BAIK
BAIK
Kriteria
204
CUKUP
CUKUP
CUKUP
JELEK
JELEK
BAIK
BAIK
BAIK
Kriteria
205
LEMBAR OBSERVASI
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Petunjuk : Berilah penilaian dengan tanda () pada kolom yang telah disediakan
sesuai pengamatan anda
1 2 3
Jakarta, 2015
Observer
( )
206
Keterangan :
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 61,11 68,52 74,07 73,15 69,21
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks 64,81 71,30 75,93 78,70 72,69
pada LKS
Rata-rata 66,46
209
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 78,70 80,56 84,26 86,11 82,41
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks 80,56 82,41 85,19 93,52 85,42
pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 69,44 75,00 80,56 85,19 77,55
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi 66,67 77,78 81,48 87,96 78,47
kelompok
5. Keberanian siswa presentasi di depan 66,67 77,78 79,63 87,04 77,78
kelas
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan 68,52 78,70 81,48 88,89 79,40
latihan soal di LKS
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban 72,22 81,48 82,41 87,96 81,02
di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22 80,56 83,33 91,67 81,95
9. Ketuntasan dalam membuat PR 72,22 77,78 80,56 87,96 79,63
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 80,40
210
Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda.
3 = baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik
Nilai
No Aspek yang Dinilai Catatan
1 2 3
Guru mengkondisikan kesiapan siswa
1. dan kelas
2. Guru memberikan apersepsi
3. Guru membangkitkan rasa ingin tahu
4. Guru menyampaikan tujuan yang ingin
Dicapai
5. Guru menunjukkan keterampilan dalam
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
6. Guru memberikan siswa acuan dalam
membuat pertanyaan dari teks
7. Guru memperlihatkan teknik menuntun
siswa dalam membuat pertanyaan
8. Guru memberi kesempatan berpikir
kepada siswa dalam mencari jawaban
dari pertanyaan yang dibuat
9. Guru memberikan apresiasi positif
terhadap jawaban siswa
10. Guru menuntun siswa membuat catatan
Sederhana
Guru mengajak siswa untuk membuat
rangkuman pelajaran yang telah
11. disampaikan
12. Guru memberikan kesimpulan pelajaran
13. Guru memberikan PR
Jumlah
Jakarta, 2015
Observer
211
Pertemuan
No Aspek yang Dinilai
I II III IV
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan 2 2 2 2
kelas
b. Guru memberikan apersepsi 2 2 3 3
c. Guru membangkitkan rasa ingin tahu 2 2 2 2
d. Guru menyampaikan tujuan yang ingin 3 2 3 3
dicapai
2. KegiatanInti
a. Guru menunjukkan keterampilan dalam 2 2 2 2
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
b. Guru memberikan siswa acuan dalam 2 2 2 2
membuat pertanyaan dari teks
c. Guru memperlihatkan teknik menuntun 1 2 2 2
siswa dalam membuat pertanyaan
d. Guru memberikan kesempatan berpikir 2 2 2 2
kepada siswa dalam mencari jawaban dari
pertanyaan yang dibuat
e. Guru memberikan apresiasi positif terhadap 2 3 3 3
jawaban siswa
f. Guru menuntun siswa membuat catatan 2 2 2 2
sederhana
g. Guru mengajak siswa untuk membuat 2 2 3 3
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari
3. Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan pelajaran 1 2 2 2
b. Guru memberikan PR 2 2 2 2
JUMLAH 24 27 29 30
212
Pertemuan
No Aspek yang Dinilai
VI VII VIII IX
1. Pendahuluan
e. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan 2 3 3 3
kelas
f. Guru memberikan apersepsi 3 3 3 3
g. Guru membangkitkan rasa ingin tahu 2 2 3 3
h. Guru menyampaikan tujuan yang ingin 2 3 2 3
dicapai
2. KegiatanInti
h. Guru menunjukkan keterampilan dalam 3 2 3 3
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
i. Guru memberikan siswa acuan dalam 2 2 3 3
membuat pertanyaan dari teks
j. Guru memperlihatkan teknik menuntun 2 2 2 3
siswa dalam membuat pertanyaan
k. Guru memberikan kesempatan berpikir 2 2 3 2
kepada siswa dalam mencari jawaban dari
pertanyaan yang dibuat
l. Guru memberikan apresiasi positif terhadap 3 3 3 3
jawaban siswa
m. Guru menuntun siswa membuat catatan 2 3 2 3
sederhana
n. Guru mengajak siswa untuk membuat 3 3 3 3
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari
3. Penutup
c. Guru memberikan kesimpulan pelajaran 2 3 3 3
d. Guru memberikan PR 3 3 3 3
JUMLAH 31 34 36 38
213
Hari/tanggal :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang
kamu alami !
Siklus I
Respon Rata-rata
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
Siklus II
Respon Rata-rata
Pertemuan VI Pertemuan VII Pertemuan VIII Pertemuan IX
Positif 69,44% 77,77% 83,33% 88,89% 79,86%
Netral 25% 16,67% 13,89% 8,33% 15,97%
Negatif 5,56% 5,56% 2,78% 2,78% 4,17%
215
Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari kamis, 5 Maret 2015.
Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik
yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa.
3. Peneliti : Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar
menggunakan SQ3R ?
S1 : Alhamdulillah ngga ada Bu
S2 : Saya masih ga terbiasa presentasi ke depan kelas Bu
S3 : Saya suka diskusi kelompok tapi jangan sama teman sebangku
Bu, kalau bisa anggota kelompoknya dicampur
216
Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari senin, 23 Maret 2015.
Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik
yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa.
3. Peneliti : Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar
menggunakan SQ3R ?
S1 : Alhamdulillah ngga ada Bu
S2 : Tidak ada Bu
S3 : Masih ga terlalu berani maju presentasi kalau sendiri Bu, tapi
kalau sama teman-teman kelompok saya berani
Lampiran 25 217
218
Lampiran 26
Lampiran 27 219
220
221
222
223
224
Lampiran 28 225