Anda di halaman 1dari 241

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R

(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK


MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
MATEMATIKA SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 127 Jakarta)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :
Mimi Umayah
1110017000068

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
MIMI UMAYAH (1110017000068), “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2015.
Proses pembelajaran yang didominasi guru serta anggapan siswa bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan menyebabkan
rendahnya aktivitas belajar matematika siswa. Metode SQ3R merupakan suatu
alternatif pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif pada setiap tahap-
tahapnya dan melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui
intisari dari teks yang dibaca. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa, 2) untuk menganalisis respon
siswa, 3) untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa, melalui
penerapan metode pembelajaran SQ3R.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 127 Jakarta tahun ajaran 2014/2015 pada
bulan Februari – Maret 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama dua siklus. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, angket aktivitas, jurnal harian
siswa, pedoman wawancara dan tes.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar
matematika siswa. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata skor aktivitas belajar
matematika siswa pada siklus I sebesar 66,46 menjadi 80,40 pada siklus II. Selain
itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada umumnya siswa memberikan
respon positif terhadap metode pembelajaran SQ3R. Hal ini dapat dilihat melalui
hasil jurnal harian yang menunjukan persentase respon positif siswa meningkat
dari 61,12% pada siklus I menjadi 79,86% pada siklus II, serta metode
pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan
tingkat ketuntasan belajar mencapai 77,78%.
Kata kunci : Metode pembelajaran SQ3R, aktivitas belajar matematika, respon
siswa.

i
ABSTRACT
MIMI UMAYAH (1110017000068), “Application of SQ3R Learning Methods to
Improve Students Mathematics Learning Activities”. Thesis Department of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, July 2015.
Learning process in the dominance of teachers and students assumption that
mathematics is a difficult subject and tedious causes low activity of mathematic
learning. SQ3R is an alternative method that involves teaching students to be
active in each of the stages and train students to construct their knowledge
through the essence of the text being read. The purpose of this research are: 1) To
analyze the increased activity of mathematics learning, 2) to analyze students
responses, 3) to analyze the improvement of students mathematics learning
outcomes, through the application of learning methods SQ3R.

This research was conducted in SMP Negeri 127 Jakarta for academic year
2014/2015 in February – March 2015. The method of this research was
classroom action research (CAR) which carried out for two cycles. The research
instrument used are observation sheets, mathematic learning activities
questionnaire, students daily journal, interview guidelines and test achievement.
The results of this research showed an increased of students mathematics learning
activities. It can be seen from the increase of the average score of students
mathematics learning activities from 66,46 in the first cycle becomes 80,40 in the
second cycle. In addition, the result also showed that in general students
responded positively to the SQ3R learning method. It can be seen through the
result of a daily journal that shows the percentage of positive responses of
students has incresed from 61,12% in the first cycle becomes 79,86% in the
second cycle, moreover, SQ3R learning method can improve students
mathematics learning outcomes to achieve the level of mastery learning 77,78%.
Keywords : SQ3R learning method, mathematics learning activities, student
response.

ii
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺳﻢاﷲاﻟرﺤﻣﻦاﻟرﺤﯾﻢ‬
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah
dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing
penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari segala perbaikan
dan kebaikan yang diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari
segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Bapak selalu berada
dalam kemuliaanNya.
6. Ibu Khoirunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

iii
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan oleh
Bapak dan Ibu Dosen mendapat keberkahan dari Allah SWT.
8. Pimpinan Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Staff Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kepala SMPN 127 Jakarta, Ibu Hj. Supriheni, M.Pd yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
11. Seluruh dewan guru SMPN 127 Jakarta, khususnya Ibu Isprianingsih, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian ini.
12. Siswa dan siswi SMPN 127 Jakarta, khususnya kelas VII-F yang telah
bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
13. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Munali dan Ibunda
Alijah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan,
serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku
Hernita Karolina dan Iin Nurulita, juga abangku Hendra Gunawan serta
seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril serta
doanya kepada penulis.
14. Para sahabat semenjak masa sekolah Robiyatul Adawiyah, Syifa Yuniarti,
Tuti Meisyaroh dan Tarina Sari yang selalu memberikan semangat dan
menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini.
Partner in crime “DOZEN” (Rici, Fela, Dentika, Donna, Reski, Eillen, Ai,
Ucy, Sinta, Indri, Rahmah) dengan segala kegilaan, kebawelan, kejujuran,
kebahagiaan juga kesedihan yang sangat berarti bagi penulis. Kepada Alm.
Eka Nur Pistasari, terimakasih atas segala pelajaran hidup yang telah Eka
ajarkan baik secara langsung maupun tidak, semoga Eka tenang selalu di sisi
Allah SWT.

iv
15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2010,
khususnya kelas B (WASHABEE). Terimakasih untuk kebersamaan, canda
dan tawa serta untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap
terjalin dengan baik.
16. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,
motivasi, semangat, saran dan doa yang telah diberikan mendapatkan balasan
ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah mengusahakan yang terbaik.
Adapun jika masih ada kekurangan, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ......................................... 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ........................................................ 6
D. Perumusan Masalah....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............................... 9
A. Kajian Teori................................................................................... 9
1. Aktivitas Belajar Matematika ................................................. 9
a. Pengertian Belajar ............................................................. 9
b. Pengertian Matematika ...................................................... 11
c. Penegertian Belajar Matematika ........................................ 12
d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika .......................... 13
e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ................................... 16
2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) ....... 20
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ................................. 26
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 29

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................... 30
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................... 33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 35
G. Data dan Sumber Data .................................................................. 36
H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 36
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ........................................... 38
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .............................................. 39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ........... 42
A. Deskripsi Data ............................................................................... 42
1. Pelaksanaan Prapenelitian ........................................................ 42
2. Deskripsi Tindakan Siklus I .................................................... 43
3. Deskripsi Tindakan Siklus II ................................................... 65
B. Analisis Data ................................................................................. 80
C. Pembahasan Penelitian ................................................................. 84
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 89
A. Kesimpulan.................................................................................... 89
B. Saran .............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................ 30


Tabel 3.2 Tahapan Penelitian .................................................................... 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika ...... 37
Tabel 4.1 Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa ............................. 43
Tabel 4.2 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-1 ............................................................... 48
Tabel 4.3 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-2 ............................................................... 51
Tabel 4.4 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-3 ............................................................... 53
Tabel 4.5 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-4 ............................................................... 55
Tabel 4.6 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I ................... 56
Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ........................ 62
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I ............................................ 63
Tabel 4.9 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I ......................... 64
Table 4.10 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-6 ............................................................... 68
Tabel 4.11 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-7 ............................................................... 69
Tabel 4.12 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-8 ............................................................... 71
Tabel 4.13 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-9 ............................................................... 73
Tabel 4.14 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II .................. 74
Tabel 4.15 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II ....................... 79
Tabel 4.16 Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II........................................... 79
Tabel 4.17 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................................. 83

viii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II


Berdasarkan Masing-Masing Indikator .................................... 80
Diagram 4.2 Rata-rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II ................................................................ 81
Diagram 4.3 Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ................... 82
Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Matematika Siswa...................................................................... 84

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 27


Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 32
Gambar 4.1 Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question .................................... 46
Gambar 4.2 Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite ..................................... 46
Gambar 4.3 Perwakilan Kelompok Mempresentasikan
Hasil Jawaban dan Catatan Sederhana ...................................... 47
Gambar 4.4 Siswa Membaca Teks LKS........................................................ 57
Gambar 4.5 Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok ...................... 58
Gambar 4.6 Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan .................... 59
Gambar 4.7 Rangkuman Hasil Belajar Siswa ............................................... 60
Gambar 4.8 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami .................................. 61
Gambar 4.9 Siswa Membaca Teks LKS........................................................ 67
Gambar 4.10 Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah Dibuat ..................... 70
Gambar 4.11 Siswa Membaca Teks LKS........................................................ 75
Gambar 4.12 Siswa Aktif Berdiskusi .............................................................. 76
Gambar 4.13 Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal ................................. 77
Gambar 4.14 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami .................................. 78

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Guru Prapenelitian........................................ 94


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................. 96
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................ 116
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I .......................................... 136
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................ 156
Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Siklus I ................................................................ 176
Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Siklus II ............................................................... 177
Lampiran 8 Soal Tes Siklus I ....................................................................... 178
Lampiran 9 Soal Tes Siklus II ...................................................................... 180
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Siklus I....................................................... 182
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Siklus II ..................................................... 186
Lampiran 12 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I dan Siklus II ............................ 190
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II .................................. 191
Lampiran 14 Hasil Uji Reabilitas Siklus I dan Siklus II ................................. 195
Lampiran 15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan Siklus II .......... 199
Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Siklus I dan Siklus II ................. 203
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa ........... 205
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II ................................................................. 208
Lampiran 19 Lembar Observasi Guru............................................................. 210
Lampiran 20 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ................ 211
Lampiran 21 Jurnal Harian Siswa ................................................................... 213
Lampiran 22 Hasil Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 214
Lampiran 23 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus I................................. 215
Lampiran 24 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus II ............................... 216
Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I ........................ 217
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II ...................... 218

xi
Lampiran 27 Lembar Uji Referensi ............................................................... 219
Lampiran 28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................. 225

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang merasa sangat perlu untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu
berkompetisi dengan negara-negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas
SDM erat hubungannya dengan mutu pendidikan di Indonesia, karena pendidikan
merupakan salah satu wahana yang dipandang dapat meningkatkan kualitas SDM.
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponen-
komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut
meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode
pembelajaran, serta sistem evaluasi hasil belajar. Dari beberapa komponen
tersebut yang paling bepengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah
guru. Guru adalah seseorang yang berada di posisi paling penting untuk
menciptakan sumber daya manusia karena seorang guru berhadapan langsung
dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya
sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana dan pengelola proses
belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. Jika guru berhasil
melaksanakan tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka
setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa
yang unggul dan berkualitas.
Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses
belajar mengajar di kelas akan menghadapi tantangan berupa beragamnya karakter
siswa. Setiap siswa merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan individu lainnya. Keragaman karakteristik tersebut meliputi
keragaman latar belakang, minat, gaya belajar, ataupun keragaman kemampuan
siswa dalam menyerap informasi pelajaran.1

1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 83.

1
2

Keragaman yang terjadi dalam suatu kelas merupakan kenyataan yang


tidak dapat dihindari oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran, terlebih dalam
memutuskan strategi apa yang harus digunakan dalam pembelajaran bagi
siswanya. Seiring perkembangan zaman, guru masa kini dituntut untuk kreatif dan
inovatif dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran. Dengan
tujuan agar pembelajaran yang dihasilkan berlangsung efektif, memenuhi
kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.2 Sebab pada prinsipnya belajar
adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga tingkah laku
tersebut melakukan kegiatan atau aktivitas. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di
dalam interaksi belajar-mengajar.3 Dalam pembelajaran, yang lebih banyak
melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah siswa, sedang guru
memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat
oleh siswa. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4

Keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga


terhadap hasil belajarnya. Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktivitas
pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan
aktivitas belajar pula, siswa dapat terkembangkan potensi belajarnya. Guru yang
baik semestinya memprioritaskan aspek keaktifan siswanya dalam belajar.

2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 171.
3
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 95-96.
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 2.
3

Konficius mengungkapkan bahwa what I hear I forget, what I see I remember,


what I do I understand.5
Ketiga pernyataan tersebut menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari di sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Pada
kenyataannya dalam setiap kali pembelajaran matematika guru kurang
mengembangkan keaktifan siswa sehingga aktivitas siswa terbatas hanya
mendengarkan, mencatat, latihan soal, dan cenderung menuruti doktrin dari
gurunya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika
kelas VII di SMP Negeri 127 menyatakan bahwa hanya sekitar 40% siswa yang
aktif. Guru bidang studi matematika juga menjelaskan bahwa selama proses
pembelajaran matematika berlangsung terlihat kurangnya rasa ingin tahu terhadap
materi yang dipelajari sehingga kemampuan bertanya siswa rendah. Rasa percaya
diri siswa juga masih belum tampak, hal itu terlihat dari sedikitnya siswa yang
berani untuk presentasi di depan kelas dan menuliskan jawaban di papan tulis,
serta siswa belum sepenuhnya tertarik dengan pelajaran matematika, hal tersebut
terlihat selama proses belajar berlangsung siswa tidak antusias, mengantuk, atau
lebih banyak mengobrol dengan teman sebangkunya. Dari hasil wawancara
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kelas VII di SMP Negeri 127 masih
tergolong rendah.
Rendahnya tingkat keaktifan siswa kelas VII di SMP Negeri 127 ternyata
berpengaruh pada rendahnya hasil belajar matematika siswanya, terutama pada
kelas VII-F. Ibu Iis selaku guru bidang studi matematika menyatakan bahwa dari
tiga kelas yang beliau ajar kelas VII-F merupakan kelas yang paling sedikit
siswanya yang mencapai atau melebihi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit,
membosankan, dan menyeramkan sehingga apabila siswa menemui suatu materi
yang tidak dimengerti, siswa enggan bertanya kepada guru. Terlebih jika guru

5
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), h. 1.
4

memberikan latihan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan, siswa tidak
kreatif dalam menjawab soal karena telah terpaku dengan contoh soal yang ada.
Hal tersebut dikarenakan guru kurang menggali aktivitas siswa dalam
mengerjakan soal.
Hal serupa juga peneliti temui saat melakukan PPKT bulan September-
November 2013 di SMA Dua Mei Ciputat. Peneliti menemukan bahwa siswa
kelas X seringkali kurang merespon terhadap pelajaran matematika. Siswa tidak
fokus mengikuti pembelajaran terutama siswa laki-laki dan yang berada pada
deretan belakang, beberapa siswa berbincang dengan siswa lainnya ketika guru
menyampaikan materi bahkan ada siswa yang tidur. Tidak mencatat materi
pelajaran, telat mengumpulkan tugas atau PR menunjukkan rendahnya rasa
tanggung jawab siswa serta kurangnya rasa ingin tahu siswa sehingga jarang
sekali yang bertanya selama pembelajaran berlangsung dan hanya sebagian kecil
siswa yang mampu menyelesaikan soal matematika. Hal ini mengindikasikan
bahwa proses pembelajaran serta aktivitas belajar siswa belum optimal.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi rendahnya
aktivitas belajar serta hasil belajar siswa adalah dengan merencanakan proses
pembelajaran dengan baik. Menentukan metode pembelajaran merupakan langkah
awal dalam merencanakan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang biasa
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode konvensional.
Pembelajaran konvensional pada umumnya merupakan pembelajaran yang
berpusat pada guru. Siswa hanya menjadi penerima sepenuhnya materi pelajaran
yang diberikan kepada guru. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hapalan dari
pada pemahaman dan lebih mengutamakan hasil dari pada proses. Guru biasanya
mengajar hanya dengan beracuan pada buku teks yang digunakan sekolah, dengan
metode ceramah.
Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Metode konvensional yang selama ini digunakan harus diganti dengan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan
dengan karakteristik pembelajaran konstruktivisme menurut Drivel and Bell yang
mengemukakan bahwa belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin
5

proses keterlibatan siswa dan siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan.6
Solusi untuk masalah-masalah yang diuraikan di atas, diperlukan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa untuk aktif, dapat
melatih kemampuannya untuk berfikir memahami konsep matematika dengan
pola pikir mereka. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
metode pembelajaran SQ3R.
Metode SQ3R adalah metode membaca yang efisien dan membantu siswa
untuk lebih berkonsentrasi terhadap teks yang dibaca. Metode SQ3R dapat
mendorong siswa untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari
yang tersirat dalam suatu buku atau teks. Langkah-langkah metode SQ3R yang
sistematis dapat membuat siswa menggunakan kemampuan berpikirnya dalam
memahami ide-ide pokok atau konsep-konsep yang ada dalam teks.
Penerapan metode belajar SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat
digunakan untuk memahami materi ajar ataupun memecahkan masalah yang
dalam penelitian ini akan menggunakan LKS, karena untuk mendapatkan hasil
yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan metode SQ3R.7 Langkah-
langkah dalam metode SQ3R juga melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam
proses belajar.
Penggunaan metode SQ3R inilah yang diharapkan akan mampu
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa”.

6
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 106.
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar, (Yogyakarta : DIVA Press,
2011), h. 399.
6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


Area dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII-F SMP Negeri
127 Jakarta Barat pada tahun ajaran 2014/2015. Adapun identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya kebosanan dan kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Pemakaian metode pembelajaran yang kurang variatif oleh guru.
3. Proses pembelajaran yang kurang mengasah keaktifan belajar siswa.
4. Kurangnya respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.
5. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika
6. Hasil belajar matematika siswa rendah.
Fokus dalam penelitian ini adalah penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa.

C. Pembatasan Fokus Penelitian


Setelah penulis mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapat
terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan waktu
dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan memberikan
arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka masalah akan dibatasi pada:
1. Aktivitas belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
indikator:
a. Visual Activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada
LKS.
b. Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan
siswa dalam diskusi kelompok (read).
c. Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite),
keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian
siswa menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil
belajar (review) dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan materi segiempat).
d. Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.
7

2. Metode SQ3R yang dimaksud yaitu metode yang terdiri dari tahap survey,
question, read, recite dan review. Tahap-tahap metode SQ3R tersebut
diterapkan dalam bentuk LKS.
3. Materi matematika yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah materi
bangun datar segiempat yang diajarkan pada kelas VII semester genap.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa dengan penerapan metode
pembelajaran SQ3R ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode SQ3R pada pelajaran
matematika?
3. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui
penerapan metode SQ3R.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran SQ3R.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran SQ3R.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, metode SQ3R dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
8

2. Bagi siswa, dengan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan aktivitas


belajar dan memahami materi pada pelajaran matematika.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk
meningkatkan mutu pendidikan
4. Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.
BAB II
KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Aktivitas Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan
peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia
selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih
mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi
permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Untuk
dapat mengatasi permasalahan tersebut, manusia memerlukan perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan
pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada manusia disebut belajar.
Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan baik secara
formal atau non formal yang dapat merubah pengetahuan yang telah diketahui
dengan pengetahuan yang akan diperoleh dari hasil belajar yang bersifat dinamis.
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan
(knowledge). 1

1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 9.

9
10

Secara umum belajar bisa dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara
diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut Brend Id lebih menekankan
pemenuhan nafsu, super ego lebih bersifat sosial dan moral, sedang ego akan
menjembatani antara keduanya. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa
proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang
belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.2
Menurut pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses
berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut
keterlibatan intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan,
penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.3
Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.4
Sedangkan menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari
proses sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk
memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu akan belajar secara
optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota
masyarakat yang baik.5
Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar maka dapat disimpulkan
belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu
perubahan tingkah laku baik berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik

2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 22.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 136.
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
Ke-20 h.84.
5
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: JICA-
UPI, 2001), h.9.
11

sebagai hasil dari pengalaman atau usaha-usaha sehingga akan tercipta kecakapan
baru.

b. Pengertian Matematika
Dalam berbagai bahasa matematika dikenal dengan istilah mathematics
(Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia),
matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari
perkataan latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar
kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan
matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa,
yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).6
Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika
dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah
atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan
penemuan, disitulah setiap hari ide-ide baru ditemukan. “Matematika adalah
metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan
yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri”. 7
James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus
matematikanya mengatakan “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri”.8
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi perkembangan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada
setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Matematika yang diberikan di

6
Erman Suherman, Op.Cit., h. 17-18.
7
Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h.13.
8
Erman Suherman, Loc.Cit.
12

sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun pada jenjang
pendidikan menengah (SMU dan SMK), disebut dengan matematika sekolah.
Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu mengenai bilangan-bilangan yang
diperoleh dengan bernalar, terorganisasikan dengan baik, yang dapat diterapkan di
sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif, serta dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

c. Pengertian Belajar Matematika


Belajar matematika yang dimaksud adalah segala sesuatu aktivitas baik
fisik maupun mental yang terjadi dalam pembelajaran matematika, sedangkan
makna pembelajaran sendiri merupakan proses yang bukan hanya dari guru yaitu
mengajar namun juga ada proses mandiri belajar dari siswa. Menurut Cobb,
belajar matematika merupakan proses di mana siswa secara aktif mengkonstruksi
pengetahuan matematika..9
Pada dasarnya hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental
untuk memahami arti hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian
diterapkannya pada situasi nyata.10 Kompetensi matematika yang diharapkan
muncul setelah peserta didik belajar matematika berdasarkan Permendiknas No.
22 (Depdiknas, 2006) adalah:
a) Pemahaman konsep
Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep matematika bila peserta
didik tersebut mampu menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah.

9
Ibid., h. 71.
10
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet.4, h.130.
13

b) Penalaran
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c) Pemecahan masalah
Peserta didik dikatakan mampu memecahkan masalah matematika bila
peserta didik mampu memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Komunikasi
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan komunikasi matematika
apabila peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Koneksi
Apabila peserta didik mampu menggunakan atau mengaitkan antara pokok
bahasan matematika yang satu dengan yang lainnya, pelajaran matematika dengan
pelajaran lainnya dan dengan kehidupan sehari-hari.11

Dari uraian di atas diharapkan dengan belajar matematika peserta didik


dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, lebih terasah kemampuan
bernalarnya, mampu menghubungkan pokok bahasan matematika dengan pokok
bahasan yang lain atau dengan lingkungannya, serta mampu memlih strategi yang
tepat untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah upaya yang dilakukan secara sengaja yaitu
adanya proses belajar dan mengajar matematika yang bertujuan untuk mencapai
kompetensi matematika yang diharapkan.

d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika


Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah
laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah
11
Fadjar Shadiq, Kemahiran matematika, (Yogyakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (Depdiknas), 2009), h. 1.
14

sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam
interaksi belajar-mengajar.12 Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa
yang aktif dan bukan siswa yang pasif.
Belajar pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik
itu dilakukan di sekolah secara formal maupun secara informal. Berbeda dengan
Sardiman yang menganggap bahwa sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan
belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta
didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan psikologi
mengenai konsep aktivitas siswa antara lain:
1) Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam
kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di dalam dirinya
terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif
inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.
2) Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani
dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat
kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak
dan beraneka ragam pula. 13
Menurut pandangan ahli pendidikan mengenai konsep aktivitas antara lain:
a) Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri.
b) Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pernyataan Montessori ini
memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan
bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak
didik.
c) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus
diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan

12
Sardiman, op. cit., h. 95.
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 170-
171.
15

sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis. 14

Ahmad Rohani mengungkapkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas


yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas dalam belajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan
begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya
karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar.
Dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar merupakan inti dari suatu proses
belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak
tidak mungkin seseorang dikatakan belajar. Penggunaan asas aktivitas besar
nilainya bagi pengajaran para siswa, karena:
1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.
4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua
dan guru.
7) Proses belajar mengajar diselenggarakan secara realitas dan konkret.
8) Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat. 15

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar


matematika adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dalam

14
Sardiman, op. cit., h. 96.
15
Oemar Hamalik, op. cit., h. 175-176.
16

pengembangan pengetahuan, keterampilan dan yang diperoleh secara bernalar dan


berhubungan dengan bentuk baik bersifat fisik (berhubungan dengan bilangan)
dan mental (penalaran logika). Dan dapat disimpulkan definisi aktivitas belajar
matematika secara operasional yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas
atau selama proses pembelajaran berlangsung seperti memperhatikan, bertanya,
mengeluarkan pendapat, mencatat, menggambar, membuat kontruksi, melakukan
percobaan dan memecahkan masalah.

e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar


Saat belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi.
Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim
terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich menyimpulkan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 16
1) Visual activities
Aktivitas visual berhubungan erat dengan mata, tanpa mata tidak mungkin
aktivitas visual dapat dilakukan. Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas
visual berarti belajar. Aktivitas visual dalam arti belajar disini adalah yang
bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
yang positif. Contohnya adalah membaca, memperhatikan : gambar,
demonstrasi, percobaan.
2) Oral activities
Jenis aktivitas ini berkaitan dengan berbicara, contoh dari kegiatan ini adalah
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.
3) Listening activities
Aktivitas ini melibatkan indera pendengaran. Contoh aktivitas ini adalah
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya.
Perlu diperhatikan bahwa untuk menjadi pendengar yang baik dituntut untuk

16
Sardiman, op.cit., h.101.
17

mencatat hal-hal yang dianggap penting di sela-sela aktivitas mendengarkan


tersebut.17
4) Writing activities
Aktivitas menulis yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam
menulis, penulis tersebut menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta
menggunakan seperangkat tertentu agar apa yang ditulis nantinya berguna bagi
pencapaian tujuan.18 Contoh dari aktivitas ini adalah menulis: cerita, karangan,
laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya.
5) Drawing activities
Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
6) Motor activities
Jenis aktivitas ini diantaranya seperti melakukan percobaan, membuat
kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan
sebagainya.
7) Mental activities
Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.
8) Emotional activities
Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup dan sebagainya.

John Van De Walle secara lebih spesifik mengungkapkan aktivitas dalam


mengerjakan matematika berdasarkan kata kerja yang ditemukan pada literatur-
literatur yang membahas tentang perubahan dalam pendidikan, yaitu :
mengungkapkan, menyelidiki, menduga, menyelesaikan, membuktikan,
menyajikan, merumuskan, menentukan, mengkonstruksikan, menguji,
menerangkan, menggambarkan, mengembangkan, memperkirakan dan
menggunakan.
17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet. 1, h.
38-39
18
Ibid., h. 41.
18

Aktivitas-aktivitas tersebut menyatakan proses memahami dan proses


menjelaskan. Hal tersebut dikarenakan ketika siswa dilibatkan dalam bermacam-
macam kegiatan yang didasarkan pada kata kerja di atas, maka siswa tidak hanya
akan menjadi pendengar atau pengamat yang pasif. Mereka perlu secara aktif
terlibat memikirkan ide-ide matematika yang dibahas.19
Menurut Neal Grandgenett, Judi Harris dan Mark Hofer aktivitas belajar
matematika dibedakan menjadi tujuh macam, sebagai berikut :
1. Tipe aktivitas “mempertimbangkan”
Ketika belajar matematika, siswa sering diminta untuk mempertimbangkan
dengan bijaksana konsep atau informasi sehingga berguna untuk pemahaman
siswa. Contoh dari aktivitas mempertimbangkan antara lain menghadiri
demonstrasi, membaca teks, berdiskusi, mengenal pola, menyelidiki konsep
dan memahami atau menentukan masalah.
2. Tipe aktivitas “latihan”
Dalam pembelajaran matematika, seringkali penting bagi siswa untuk dapat
mempraktikkan teknik perhitungan atau strategi berbasis algoritma lain, agar
siswa dapat menggunakan kemampuan ini dikemudian hari dengan aplikasi
matematika yang lebih tinggi. Contoh dari aktivitas latihan antara lain
melakukan perhitungan, latihan dan praktik serta memecahkan teka-teki.
3. Tipe aktivitas “menafsirkan”
Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam enam macam jenis aktivitas
yaitu mengajukan sebuah dugaan, mengembangkan argumen,
mengelompokkan, menafsirkan representasi atau gambaran, memperkirakan
serta menafsirkan kejadian secara sistematis.
4. Tipe aktivitas “menghasilkan”
Ketika siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran matematika, siswa
dapat termotivasi untuk menghasilkan karya matematika, bukan hanya
menjadi siswa yang pasif menerima materi yang ada. Contoh aktivitas
menghasilkan antara lain melakukan demonstrasi, menghasilkan teks,

19
John A. Van De Walle. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan
Pengajaran, jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2008), ed. 6, h. 14.
19

menjelaskan objek atau konsep secara sistematis, mengembangkan masalah


serta mengahasilkan representasi/gambaran.
5. Tipe aktivitas “menerapkan”
Kegunaan matematika di dunia dapat ditemukan dalam aplikasi yang otentik.
Teknologi pendidikan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
menerapkan pengetahuan matematika serta untuk menghubungkan konsep-
konsep matematika mereka di dunia nyata. Aktivitas ini secara lebih jelas
dibagi ke dalam tiga macam jenis aktivitas yaitu memilih strategi, melakukan
tes dan menerapkan representasi matematis untuk kehidupan nyata.
6. Tipe aktivitas “mengevaluasi”
Saat siswa mengevaluasi pekerjaan matematika mereka sendiri atau pekerjaan
orang lain, mereka terlibat dalam upaya untuk memahami konsep-konsep dan
proses matematika. Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam empat
macam jenis aktivitas yaitu membandingkan dan membedakan. Menguji
solusi, menguji dugaan serta mengevaluasi tugas matematika.
7. Tipe aktivitas “membuat”
Ketika siswa terlibat dalam pembelajaran matematika dengan tingkat yang
lebih tinggi, mereka terlibat dalam proses berpikir yang kreatif dan imajinatif.
Hal ini menyatakan keyakinannya bahwa matematika memerlukan usaha
untuk berimajinasi dan menciptakan sesuatu. Aktivitas ini secara lebih jelas
dibagi ke dalam empat macam jenis aktivitas yaitu mengajar pelajaran,
membuat rencana sistematis untuk masalah matematika, membuat produk
atau penemuan serta menciptakan cara untuk menyelesaikan masalah
matematika. 20

Berdasarkan teori aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di


sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut
dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
20
Neal Grandgenett, Judi Harris dan Mark Hofer, Mathematics Learning Activity Types,
(College of William and Mary, School of Education, Februari 2011), h. 1-6.
http://activitytypes.wm.edu/MathLearningATs-Feb2011.pdf
20

Maka indikator aktivitas belajar yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
a) Visual activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada LKS.
b) Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan siswa
dalam diskusi kelompok (read).
c) Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite),
keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian siswa
menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar (review)
dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat).
d) Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.

2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)


Ada beberapa metode membaca yang telah dikembangkan dan diterapkan
dalam penelitian, salah satunya adalah metode SQ3R. Metode SQ3R adalah
metode membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkah-
langkah secara sistematis dalam pelaksanaannya.21 Telah banyak terbukti bahwa
dengan metode SQ3R dapat meningkatkan memahami bacaan bahan ajar/materi,
soal-soal cerita, dan lain-lain.
Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1946 di
Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R dapat digunakan dalam
pembelajaran untuk memahami materi, seperti di perguruan tinggi ataupun
sekolah-sekolah sehingga metode ini sangat efektif digunakan untuk mengerjakan
tugas bagi para siswa atau mahasiswa.22 Dahulu metode SQ3R digunakan sebagai
sistem belajar untuk mahasiswa di perguruan tinggi tetapi metode ini juga cocok
untuk alat belajar siswa, karena metode ini mudah diadaptasikan untuk teks cerita
nyata yang lebih sederhana. 23

21
H. Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.
189.
22
Ibid.
23
Pamela J. Faris. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Classrooms,
(New York: MC Graw Hill, 2004), h.356.
21

Metode ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi yang


menggunakan beberapa tahap untuk membimbing siswa selama membaca dan
belajar. Langkah-langkah metode SQ3R disusun secara sistematis dan bertahap
sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi.
Pada proses belajar, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan
memahami definisi, cerita, atau bacaan lainnya. Karena terkadang ketika sedang
membaca siswa tidak sepenuhnya konsentrasi, walaupun mata melihat baris demi
baris tetapi pikirannya tidak berada ditempat. Jadi tidak jarang untuk memahami
suatu bacaan siswa membaca lebih dari satu kali.
Metode SQ3R dikenal untuk mempelajari suatu bacaan pada mata
pelajaran yang banyak mengandung bacaan, seperti mata pelajaran geografi,
sejarah, bahasa inggris. Padahal setelah dilakukan beberapa penelitian, metode
SQ3R juga dapat diterapkan pada pelajaran eksakta seperti fisika, matematika,
kimia, dan biologi. Penerapan pada pelajaran eksakta sama halnya dengan
pelajaran non eksakta. Seperti yang dikatakan oleh Sagala (2009) metode SQ3R
dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.24
Metode SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk
membaca materi dan soal matematika. Suatu hal yang harus diperhatikan untuk
memiliki keterampilan membaca matematika dengan baik, yaitu siswa harus
memahami hakikat matematika seperti simbol-simbol matematika dan istilah-
istilah matematika. Begitu pula saat menemukan tabel, bagan, diagram-diagram
atau contoh-contoh siswa harus secara utuh menangkap maksudnya. Menurut
Utari Sumarmo, keterampilan dalam membaca matematika dapat diolongkan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Keterampilan membaca matematika yang tingkat rendah (low order
mathematical doing). Contohnya: membaca teks yang memuat operasi
sederhana, menerapkan rumus matematika secara langsung, mengikuti
prosedur algoritma yang baku.
b. Keterampilan membaca matematika yang tingkat tinggi (high order
mathematical doing). Contohnya: membaca matematika yang memuat

24
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 60.
22

kemampuan memahami ide matematik secara mendalam, mengamati data dan


menggali teks yang tersirat, menyusun konjektur, analogi dan generalisasi,
menalar secara logik, menyelesaikan masalah, berkomunikasi secara
matematik dan mengkait ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya
tergolong pada cara berpikir tingkat tinggi. 25
Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan
mengulang tanpa pemahaman makna, tetapi juga dapat melibatkan siswa pada
proses berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang
dipelajari. Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa
harus terampil membaca materi yang disajikan guru. Adapun langkah-langkah
metode SQ3R terdiri dari tahapan survey, question, read, recite, dan review.26
a) Survey
Survey ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Menurut Soedarso (2005), survey
atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara
lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan
dibaca. Prabaca dilakukan hanya beberapa menit.27 Pada tahap survey, siswa
disarankan menyiapkan pensil, kertas, dan alat penanda (seperti stabilo dan
sebagainya) untuk menandai atau mengarisbawahi bagian-bagian tertentu seperti
judul, sub judul, kata-kata yang bercetak miring, kata-kata yang di bold atau kata-
kata yang dianggap penting. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan
pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar
pertanyaan pada tahap question.
Proses menandai ide-ide kunci dari teks akan membantu siswa lebih
banyak belajar dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi
membantu menemukan ide-ide kunci dari konsep matematika dalam teks. Oleh
karena itu, pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua,

25
Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa
Sekolah Menengah”, (FMIPA UPI, Desember 2006), h. 2.
26
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 244.
27
H. Dalman, op. cit., h. 191.
23

proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan


informasi baru dengan pengetahuanyang telah ada. Selain membuat tanda dengan
menggarisbawahi, siswa juga diarahkan untuk membuat catatan pinggir dan
catatan lain yang dapat melengkapi garis bawah. Hal ini, bisa untuk menandai
kata-kata yang tidak dimengerti atau kalimat yang sulit dimengerti.28
b) Question
Question adalah aktivitas siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan
yang relevan dengan teks. Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan
sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul
serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa,
kapan, di mana, atau mengapa.
Jumlah pertanyaan yang dibuat tergantung panjang pendeknya teks dan
kemampuan siswa dalam mempelajari teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang
sedang dipelajari siswa berisi hal-hal yang sebelumnya telah diketahui siswa,
maka siswa hanya perlu membuat sedikit pertanyaan. Sebaliknya, jika siswa
belum mengetahui atau latar belakang siswa tidak berhubungan dengan isi teks,
maka ia perlu membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya.29
Aktvitas membuat daftar pertanyaan berdasarkan teks yang telah dibaca
cukuplah efektif dan membantu proses belajar melalui kegiatan membaca. Trianto
mengatakan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah
pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati dan seksama. Selain
itu, aktivitas membuat pertanyaan ini juga akan membantu mengingat apa yang
dibaca dengan baik.30
c) Read
Read adalah aktivitas membaca teks secara aktif. Ketika siswa membaca,
mereka harus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
mereka formulasikan saat mempreview teks itu sebelumnya. Dalam hal ini,

28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2011), h. 146.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 128.
30
Trianto, op. cit., h. 152.
24

membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-
paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan
relevan dengan pertanyaan tadi.31
d) Recite
Recite adalah tahap dimana siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun. Siswa harus merubah informasi yang telah dibaca
dengan menggunakan kata-kata sendiri dan pada tahap ini siswa mulai membuat
catatan singkat atau sederhana. Usahakan siswa membuat catatan singkat atau
sederhana berdasarkan apa yang telah digarisbawahi maupun serta jawaban dari
pertanyaan yang telah mereka buat. Guru bertugas mengarahkan siswa
menuangkan inti sari dari ide atau pemahaman yang dimiliki siswa ke dalam
catatan sederhana yang dibuat. Setelah itu, para siswa dipersilahkan
mempresentasikan catatan sederhana mereka di depan kelas.
e) Review
Review adalah aktivitas siswa untuk meninjau ulang seluruh pertanyaan
dan jawaban secara singkat. Setelah selesai membaca, siswa seharusnya mereview
teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat
kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab sebelumnya. Aktivitas
review digunakan untuk memastikan siswa menangkap informasi dan memahami
ide pokok dan bahan bacaan yang diberikan.

Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih memahami materi pada
teks yang sedang mereka pelajari dan lebih terarah pada intisari dari isi dalam teks
tersebut. Selain itu, tahapan-tahapan yang sistematis dari SQ3R membuat siswa
untuk aktif dalam proses berpikir. Jadi, setiap informasi yang dipelajari
diharapkan dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang
siswa.
Ada beberapa keuntungan menerapkan metode SQ3R dalam proses
pembelajaran, yaitu:

31
Muhibbin Syah, op. cit., h. 129.
25

a. Pendekatan tugas melalui membaca teks dapat membuat siswa lebih percaya
diri.
b. Membantu konsentrasi siswa.
c. Metode ini bisa membantu siswa untuk memfokuskan bagian-bagian yang
tersulit dalam membaca,bila sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab atau tidak
dimengerti, siswa bisa mengidentifikasi kesulitannya dan mendapatkan
jawabannya.
d. Melatih memberikan jawaban dalam pertanyaan tentang materi.
e. Membantu mempersiapkan catatan dalam bentuk tanya jawab.

Penggunaan metode SQ3R tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar


individual saja, tetapi metode ini bisa juga diterapkan pada pembelajaran
kelompok. Penerapan SQ3R pada pembelajaran kelompok akan lebih membantu
siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan dengan adanya pembentukan kelompok
belajar akan terjadi diskusi antar anggota kelompok. Selain diskusi, keuntungan
lain yaitu siswa yang lebih pandai dan lebih paham dalam kelompok akan menjadi
tutor bagi anggota kelompok lain yang kurang pandai atau kurang paham.
Metode pembelajaran SQ3R didukung oleh teori belajar Ausubel yang
terkenenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar
dimulai (Suherman, 2003). Ausubel memfokuskan kepada metode pembelajaran
verbal dalam berbicara, membaca dan menulis. Ausubel juga berpendapat bahwa
pembelajaran berdasarkan hafalan tidak banyak membantu siswa di dalam
memperoleh pengetahuan, pembelajaran oleh guru harus sedemikian rupa
sehingga membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya, pembelajaran
haruslah bermakna (meaningful learning) bagi siswa untuk menyelesaikan
problem-problem kehidupannya.32 Pada pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R, belajar bermakna terwujud dari tahapan-tahapan pada metode
SQ3R yaitu survey, question, read, recite dan review.

32
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 100.
26

B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan


Matematika sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena mampu
untuk membantu seseorang memecahkan berbagai persoalan. Pembelajaran
matematika mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini
menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
matematika ke dalam situasi kehidupan nyata. Hal lain yang menyebabkan
sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika yang
kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri
ide-idenya.
Aktivitas belajar merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam
pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang mereka miliki, berfikir kritis dan dapat memecah
permasalahan dalam kehidupan sehar-hari. Jika dalam pembelajaran matematika
siswa kurang terlibat aktif maka kemungkinan ada masalah dari diri siswa, apakah
karena siswa belum paham dengan materi yang diajarkan sehingga kurang
terlihatnya aktivitas belajar siswa, seperti siswa tidak terlibat dalam mengerjakan
soal latihan kelompok, tidak ada keberanian presentasi ke depan kelas, atau
banyak siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas.
Metode SQ3R merupakan sebuah metode pembelajaran alternatif yang dapat
memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk mengalami sebuah pengalaman
belajar yang lebih bermakna. Metode SQ3R ini adalah salah satu metode
pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan membaca matematika dan
dapat membuat siswa lebih mandiri dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan,
karena penerapan metode SQ3R melatih siswa untuk aktif menggunakan cara
berfikir siswa.
Tujuan penerapan SQ3R ini adalah agar siswa lebih mudah memahami
konsep matematika dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Melalui langkah-langkah pada metode SQ3R yang memuat
aktivitas-aktivitas belajar matemtaika, siswa tidak hanya dilatih untuk bersikap
aktif didalam kelas namun metode ini juga melatih siswa untuk memahami
27

konsep matematika dari teks secara aktif. Oleh karena itu, penulis mengangkat
metode ini sebagai solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini.
Bentuk penerapan metode SQ3R pada siklus pertama dilakukan secara
berkelompok berpasangan dengan menggunakan LKS. LKS ini memuat teks yang
berisi masalah sehari-hari yang dapat menganalogikan konsep yang diajarkan.
Sedangkan pada siklus kedua dilakukan secara berkelompok 4 orang. Hal ini agar
suasana diskusi lebih hidup baik dengan sesama kelompok maupun dengan
kelompok yang lain.
Jika digambarkan, maka bagan desain kerangka konseptual dan intervensi
tindakan yang diharapkan sebagai berikut:

Masalah Siswa Intervensi Tindakan

Aktivitas belajar Penerapan metode SQ3R dalam


matematika siswa rendah pembelajaran

Hasil Intervensi Tindakan yang


Diharapkan

Aktivitas belajar matematika siswa


meningkat

Gambar 2.1
Bagan Desain Kerangka Konseptual dan Intervensi Tindakan

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Adapun penelitian relevan yang sudah dilakukan antara lain :
1. Unnes Journal of Mathematics Education 1 (2) (2012), ISSN NO 2252-6927,
yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R
28

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”. Oleh


Dian Teguh Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono. Universitas Negeri
Semarang, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan metode
SQ3R lebih baik dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori.33
Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian ini teletak pada
tahapan SQ3R yang digunakan. Peneliti menerapkan proses presentasi pada
tahap recite agar siswa dapat memahami pelajaran dengan diskusi aktif,
sedangkan pada jurnal proses diskusi dilaksanakan pada tahap review.
2. Hasil penelitian Melsa Agusri, Husna, dan Yulyanti Harisman yang berjudul
“ Pengaruh Penerapan Metode SQ3R Disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11
Padang.” STKIP PGRI SUMBAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, dan
pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan LKS lebih baik dari
pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional.34
3. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, ISSN: 2337-8166,
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Matriks”. Oleh
Lailatul Mufidah, Dzulkifli Effendi dan Titi Teri Purwanti. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas belajar matematika siswa meningkat.35
4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Mochamad Ikmal Januar yang berjudul
“Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode
SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian tersebut dilakukan pada

33
Dian Teguh, Zaenuri, dan Mulyono, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”, Unnes Journal of
Mathematics Education, ISSN NO 2252-692, 2012.
34
Melsa Agusri, Husna dan Yulyanti Harisman, “Pengaruh Penerapan Metode SQ3R
Disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 11 Padang”, t.t.
35
Lailatul Mufidah, Dzulkifli Effendi dan Titi Teri Purwanti, “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Matriks”, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol.1, 2013.
29

tahun 2013 di SMP Al-Hasra Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa


penerapan metode SQ3R mampu meningkatkan pemahaman relasional
matematik siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pemahaman relasional
matematik siswa kelas VII-3 pada pokok bahasan himpunan mengalami
peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor sebesar 70,9 menjadi 79,7 di siklus
II. Selain itu, dilihat dari setiap indikator penalaran deduktif matematik siswa
juga sudah mencapai  75. Hasil aktivitas belajar matematika juga meningkat
dalam penelitian ini. Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa
sebesar 71,1%, sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar matematika
siswa sebesar 82,3%.36
Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian ini yaitu
peneliti memberikan tindakan yang berbeda pada tahap SQ3R baik di siklus I
maupun di siklus II. Pada tahap survey peneliti memberikan teks yang berisi
cerita sehari-hari namun teks tersebut tidak langsung memberikan rumus
yang terkait materi yang dibahas sehingga siswa yang berusaha aktif untuk
menemukan rumusnya. Pada tahap question di siklus I peneliti memberikan 3
contoh pertanyaan dan pada siklus II siswa tidak diberikan contoh
pertanyaan. Pada tahap recite siklus II hasil catatan sederhana ditukar dengan
kelompok lain untuk diperiksa sebelum melakukan diskusi kelompok.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibahas maka hipotesis yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah : “Penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa”.

36
Mochamad Ikmal Januar, “Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa
Melalui Metode SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”, Skripsi UIN Jakarta: 2013, h. 104, tidak
diterbitkan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Peneliian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 127 Jakarta Barat yang beralamat
di Jalan Kebon Jeruk Raya Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk Kota Jakarta
Barat No.126A
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2014-2015

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Pelaksanaan Tindakan


Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Persiapan dan Pelaksanaan √ √ √ √
Observasi Prapenelitian √ √ √
Pelaksanaan Penelitian √ √
Analisis Data √ √ √
Laporan Penelitian √ √

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dimana
metode ini termasuk kedalam metode penelitian kualitatif. Digunakannya metode
penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar,
dalam penelitian ini diharapkan adanya perubahan dan peningkatan dalam
aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar siswa.

30
31

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil


tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisis tersebutlah
maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan atau tidak.
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(prapenelitian). Dalam prapenelitian tersebut peneliti melakukan observasi
terhadap guru dan siswa tentang proses pembelajaran matematika. Dalam setiap
siklus atau putaran PTK dilakukan empat kegiatan pokok, yakni perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.1 Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan, peneliti menentukan titik fokus masalah yang
perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Rencana
Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Peneliti juga membuat instrumen penelitian
yang terdiri atas lembar kerja siswa (LKS), lembar tes akhir siklus, lembar
observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar observasi guru,
pedoman wawancara dan jurnal harian.
2. Melaksanakan tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan inti dari penelitian. Peneliti melaksanakan tindakan
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran matematika dengan metode
SQ3R pada setiap siklus. Disamping itu, setiap akhir siklus peneliti
melaksanakan tes dan menyebarkan angket untuk mengukur aktivitas belajar
matematika dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan selama
satu siklus.
3. Observasi (Observing)
Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan agar
memperoleh data yang jelas untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada
tahap observasi peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator sebagai
observer. Guru kolaborator melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran menggunakan metode SQ3R yang dilakukan oleh guru dan
aktivitas belajar matematika siswa.

1
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), h.
78
32

4. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan
guru selama tindakan.2 Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai
kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana ulang.

Keempat tahapan dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam
bagan berikut ini.

Observasi
Perencanaan Siklus 1
Awal

Pelaksanaan Siklus 1

Refleksi Siklus 1 Pengamatan Siklus 1

Perencanaan Siklus 2

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan Siklus 2

Pengamatan Siklus 2

Jika tindakan belum berhasil, maka tindakan


dilanjutkan ke siklus berikutnya

Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas3

2
Ibid. h.80.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 14, h. 137.
33

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-F SMPN 127 Jakarta
Barat tahun ajaran 2014/2015. Guru bidang studi matematika terlibat dalam
penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat jalannya penelitian dan sebagai
guru kolaborator.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan
penelitian dan pewawancara terhadap subjek penelitian. Peneliti bekerja sama
dengan guru kolaborator yang bertugas: (a) Mengamati aktivitas belajar
matematika siswa dan menuliskannya dalam instrumen catatan observasi aktivitas
belajar matematika siswa. (b) Mengamati pelaksanaan tindakan penelitian dan
menuliskannya dalam lembar observasi guru. (c) Bersama peneliti mengevaluasi
tindakan penelitian yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu dalam tahap
refleksi dan (d) mendokumentasikan aktivitas pembelajaran dalam bentuk foto-
foto selama penelitian berlangsung.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana
aktivitas belajar matematika siswa, pada setiap siklus setelah diberikan tindakan.
Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada siklus II
lebih diarahkan pada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat keberhasilan maka
pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan. Adapun tahapan-tahapan
dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan
Peneliti melakukan tahap pra-penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui
karakteristik siswa SMP Negeri 127 dalam pembelajaran matematika. Secara
khusus, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
34

a. Observasi kegiatan belajar mengajar


Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi awal terhadap proses
pembelajaran matematika pada kelas VII SMPN 127 Jakarta Barat.
Melihat bagaimana proses belajar-mengajar di kelas serta bagaimana
tingkat aktivitas belajar siswa.
b. Wawancara dengan guru
Wawancara dilaksanakan terhadap guru kelas untuk mengetahui aktivitas
belajar matematika siswa, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran,
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, dan
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di
kelas VII

2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran SQ3R
yang meliputi lima tahap yaitu Survey, Question, Read, Recite dan Review. Materi
yang disampaikan adalah sifat-sifat, keliling dan luas segiempat (persegi panjang,
persegi, jajargenjang, trapesium, layang-layang dan belah ketupat).

Tabel 3.2
Tahap Penelitian
Komponen SQ3R Siklus I Siklus II
Survey Siswa melakukan membaca Siswa melakukan membaca
sekilas teks yang terdapat sekilas teks yang terdapat
pada LKS dengan menandai pada LKS dengan menandai
judul, kata kunci atau istilah judul, kata kunci atau istilah
dengan menggunakan pensil dengan menggunakan pensil
atau stabilo. atau stabilo.
Question Siswa membuat pertanyaan Siswa membuat pertanyaan
dengan kata bantu yang sendiri berdasarkan apa yang
telah disiapkan oleh peneliti. telah dibaca dari teks.
35

Read Siswa berdiskusi dengan Siswa berdiskusi dengan


anggota kelompoknya dan anggota kelompoknya dan
mencari jawaban dari mencari jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat dengan telah dibuat dengan membaca
membaca ulang teks. ulang teks serta buku paket
pegangan siswa jika masih
belum jelas.
Recite Siswa menuliskan jawaban Siswa menuliskan jawaban
yang telah ditemukan pada yang telah ditemukan pada
tahap read dan siswa tahap read dan menuliskan
diminta menuliskan catatan catatan sederhana. Hasil
sederhana untuk di jawaban ditukar dengan
presentasikan di depan keompok lainnya kemudian
kelas. presentasi di depan kelas.
Review Setiap kelompok Setiap kelompok
memperbaiki catatan memperbaiki catatan
sederhana berdasarkan hasil sederhana berdasarkan hasil
yang di dapat setelah yang di dapat setelah
presentasi kemudian presentasi kemudian
ditunagkan dalam bentuk ditunagkan dalam bentuk
rangkuman hasil belajar. rangkuman hasil belajar.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi akivitas belajar matematika siswa
menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan rata-rata hasil skor seluruh indikator aktivitas mencapai
≥75.
36

2. Respon positif siswa dalam pembelajaran matematika pada akhir siklus


mencapai ≥ 75% .
3. Tes yang diberikan setiap akhir siklus menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
(siswa yang memperoleh hasil belajar ≥ 75) mencapai 75 %.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif : hasil observasi guru, hasil observasi aktivitas belajar
matematika siswa, lembar jurnal harian siswa, hasil wawancara terhadap guru
dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)
2. Data Kuantitatif : hasil tes tiap akhir siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kolaborator dan
peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari:

1. Instrumen Tes
Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar
matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang
telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes yang
digunakan telah memenuhi validitas content dan validitas konstruksi.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrument sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa
Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk
mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi
37

ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
No Jenis Aktivitas Indikator
1. Visual Activities  Keseriusan siswa dalam membaca teks
(survey) pada LKS
2. Oral Activities  Keaktifan siswa dalam bertanya (question)
 Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok
(read)
3. Mental Activities  Keberanian siswa presentasi di depan kelas
(recite)
 Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan
latihan soal di LKS
 Keberanian siswa menuliskan jawaban di
papan tulis
 Membuat rangkuman hasil belajar (review)
 Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
4. Emotional  Antusias/senang saat belajar
Activities

b. Lembar observasi guru


Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru dalam penerapan metode pembelajaran SQ3R.
c. Lembar jurnal harian siswa
Lembar jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa
dengan diterapkannya metode SQ3R pada tiap siklus. Selain itu, jurnal
38

digunakan sebagai informasi untuk melakukan perbaikan pada tindakan


pembelajaran berikutnya. Pengisian jurnal dilakukan setelah kegiatan
pembelajaran berakhir pada tiap pertemuan.
d. Lembar wawancara
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam
penelitian. Wawancara terhadap guru sebelum siklus dilakukan untuk
mengetahui aktivitas belajar matematika siswa selama proses belajar.
Sementara wawancara terhadap guru dan siswa setelah siklus bertujuan
untuk memperoleh data berupa pendapat, kritik atau saran guna dianalisa
untuk perbaikan pada proses pembelajaran siklus berikutnya.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi aktivitas belajar matematika siswa: diperoleh dari lembar observasi
aktivitas yang diisi oleh guru kolaborator pada setiap pertemuan.
2. Tes soal: diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
3. Wawancara: peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi dan
siswa pada tahap pra penelitian dan pada tahap akhir siklus.
4. Jurnal harian siswa: digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
metode pembelajaran SQ3R.
5. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas yag telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan


Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif dan sahih dalam
penelitian ini digunakan adalah:
39

1. Tes
a. Validitas content (isi) yaitu validitas yang mengukur tujuan intruksional
khusus pada materi.4
b. Validitas konstruk yaitu validitas yang setiap butir soalnya terdapat aspek
berpikir sesuai dengan tujuan intruksional khusus (indikator).5
2. Non Tes
a. Teknik triangulasi yaitu: menggali data dari sumber yang sama dengan
menggunakan cara yang berbeda.6 Untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa.
b. Teknik member chek yaitu: memeriksa kembali data-data yang telah
terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian atau
kelengkapannya dan mengulang, mengolah serta menganalisis data yang
sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data


Setelah data-data penelitian terkumpul, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan dan keabsahan data-data tersebut. Tahap selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai tes formatif akhir siklus. Data penilaian tes
hasil belajar siswa ≥ 75 atau melampaui KKM dinyatakan tuntas, persentase
ketuntasan menggunakan rumus

Keterangan:
p = Angka presentase
f = frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Banyak individu

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), cet. 1, h. 82.
5
Ibid.h.83
6
Wina Sanjaya, op. cit., h. 112.
40

2. Data Kualitatif
a. Data aktivitas belajar siswa
Data yang diperoleh berupa data aktivitas siswa yang diamati selama
pembelajaran berlangsung dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
Data hasil observasi lembar aktivitas siswa disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dianalisis menggunakan nilai skor. Rata-rata skor tiap indikator dihtung
dengan rumus:

Rata-rata skor

b. Jurnal harian siswa


Selain observasi terhadap aktivitas belajar matematika juga dilakukan
pengamatan pada respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan
metode SQ3R. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil
pengumpulan dan rangkuman jurnal harian yang diisi oleh siswa setiap kali
pertemuan. Peneliti mengelompokkannya ke dalam tiga kategori yaitu kategori
positif, netral dan negatif. Respon positif diartikan sebagai sikap menyukai,
menyenangi pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Sedangkan sikap negatif
dapat diartikan sebaliknya, dan respon netral berada diantara keduanya. Persentase
tiap respon dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
belajar matematika siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
41

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini


telah berhasil menguji adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa
dengan metode pembelajaran SQ3R. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi
aktivitas belajar matematika siswa, untuk itu masih diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain tersebut.
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan di kelas VII F SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Data-data hasil
penelitian dikumpulkan dan dianalisis, dan temuan-temuan dalam penelitian
diinterpretasikan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penelitian.

1. Pelaksanaan Prapenelitian

Pelaksanaan prapenelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2014, 20


Desember 2014 dan 8 Januari 2015. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang
dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sekolah, konsultasi dengan guru
bidang studi matematika dan tahap perkenalan peneliti dengan guru yang
mengajar dan lingkungan sekolah agar peneliti tidak merasa asing ketika
melaksanakan penelitian. Dalam pelaksanaan prapenelitian ini, peneliti
melakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika, melakukan
observasi aktivitas belajar siswa dikelas yang akan dilakukan tindakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMPN 127 Jakarta
diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran matematika maih rendah.
b. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran
juga masih kurang, masih banyak siswa yang mengandalkan temannya.
c. Siswa kurang aktif bertanya.
d. Keseriusan siswa saat membaca buku masih kurang, mereka lebih sering
mencoret-coret buku atau hanya berpura-pura membaca buku.
e. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas.
f. Kurangnya penugasan yang dapat mengasah kreatifitas siswa

42
43

g. Masih banyaknya siswa yang berada di luar kelas saat bel pelajaran dimulai,
sehingga guru harus menunggu agar siswa masuk semua di kelas untuk
memulai pelajaran.
h. Siswa masih belum berani jika diminta presentasi di depan kelas.
i. Keterlibatan siswa dalam berdiskusi kelompok juga masih kurang, siswa
cenderung berisik jika diskusi kelompok.
j. Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah

Nilai ulangan harian matematika siswa kelas VII F dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa
Jumlah Siswa 36
X 64,86
X Max 90
X Min 55
Siswa Tuntas (≥ 75) 2 (5,56%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) 34 (94,44%)
SD 7,41

Berdasarkan data hasil ulangan matematika siswa diperoleh hanya 2 siswa


yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan 34 siswa belum
mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas hanya 64,86.

2. Deskripsi Tindakan Siklus I


Tindakan pembelajaran siklus I merupakan awal yang sangat penting
karena analisis hasil pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi
peneliti untuk tindakan selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I adalah
sebagai berikut:

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 1 peneliti menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti menyusun indikator kemudian membuat rencana pelaksanaan
44

pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain
sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus 1, dan
alat dokumentasi.
Bersama guru kolaborator peneliti mendiskusikan RPP yang akan
dilaksanakan, dan mendiskusikan cara penilaian pada lembar observasi aktivitas
belajar matematika siswa di dalam kelas
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap observasi. Observasi
dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan peneliti melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dalam pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
sebanyak lima kali pertemuan, yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran
dan satu kali pertemuan untuk tes formatif akhir siklus I. Metode pembelajaran
yang digunakan adalah metode SQ3R.
1) Pertemuan Pertama/Senin, 16 Februari 2015. 12.30 – 13.50.
Kegiatan pembelajaran matematika dikelas VII F pada pertemuan pertama
berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Karena waktu pelajaran
matematika di kelas VII-F adalah setelah sholat Zuhur banyak siswa yang masih
ada diluar kelas dan masih belum memakai sepatu sehingga peneliti harus
menunggu siswa siap menerima pelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai
peneliti dan siswa berdo’a bersama, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk
beberapa pertemuan ke depan (8 pertemuan pembelajaran dan 2 pertemuan
untuk tes akhir siklus). Peneliti mengabsen seluruh siswa dan menyiapkan siswa
untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua siswa
yang tidak masuk.
Hal yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menjelaskan mengenai
metode SQ3R yang diterapkan pada LKS. Peneliti menjelaskan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam mengisi LKS sesuai dengan langkah-langkah
SQ3R.
45

Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah sifat-sifat persegi


dan persegi panjang. Sebelum masuk pada materi yang akan dipelajari, peneliti
mengajak siswa mengingat tentang materi garis dan sudut yang telah dipelajari
di semester ganjil untuk memudahkan siswa dalam menentukan sisi-sisi yang
sejajar dan menentukan sudut yang belum diketahui pada bangun persegi dan
persegi panjang.
Setelah menggali pengetahuan prasyarat siswa mengenai garis dan sudut
peneliti membagi siswa menjadi 18 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2
orang siswa untuk satu kelompok. Hal ini dimaksudkan agar metode SQ3R lebih
efektif dengan cara berpasangan. Terdapat beberapa siswa yang kurang setuju
dengan pembagian kelompok ini, namun peneliti berusaha memberikan
pengertian sehingga akhirnya siswa tersebut mau menerima. Kemudian peneliti
membagikan LKS kepada seluruh siswa untuk dikerjakan secara berkelompok.
Siswa secara berkelompok diarahkan untuk membaca dan mendiskusikan
teks 1 pada LKS 1 dengan teman sekelompoknya. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengeksplorasi pengetahuan dan keingintahuan siswa serta untuk
mengarahkan siswa agar mengetahui hal apa saja yang harus dituangkan dalam
bentuk pertanyaan. Pada tahap ini hampir seluruh siswa serius membaca teks
yang ada di LKS 1 walaupun ada beberapa siswa yang hanya melamun.
Kegiatan selanjutnya adalah membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
materi sifat-sifat persegi dan persegi panjang yang ada pada teks. Pada tahap ini,
peneliti memberikan beberapa contoh pertanyaan yang berkaitan dengan teks
sehingga siswa dapat mengerti maksud dari tahap question ini. Banyak siswa
yang masih kesulitan dalam membuat pertanyaan, hanya sedikit siswa yang
mengerti dan lancar dalam membuat pertanyaan. Salah satu siswa dari kelompok
5 bertanya: “Ibu, kita harus buat berapa pertanyaan bu?”, peneliti menjawab:
“buat pertanyaan sebanyak yang kalian bisa”. Siswa dari kelompok 11
mengatakan: “Ibu, ini susah bu. Saya bingung mau bikin pertanyaan apa”.
Peneliti menjawab: “kamu bisa berdiskusi dengan teman kelompok kamu agar
lebih mudah dalam membuat pertanyaan berdasarkan teks tersebut”, setelah
peneliti memberi contoh tambahan kepada siswa tersebut akhirnya siswa mulai
46

paham dan melanjutkan membuat pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan


yang dibuat siswa yang telah mengerti ttahap question :

Gambar 4.1
Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question
Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah mereka
me baca,
pertanyaan-pertanyaan
peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan pertanyaan yang telah dibuat
dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para
siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
pertanyaan-pertanyaan
dari teks dan pertanyaan yaan yang telah mereka buat. Saat membuat
catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum
terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan
an contoh: ““persegi adalah....”,
memberikan mendefinisi
....”, kemudian siswa mulai mendefinisikan
persegi pada kolom catatan sederhana mereka. Berikut hasil catatan sederhana
siswa

Gambar 4.2
Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite
Peneliti meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju
untuk
ntuk presentasi karena malu dan takut mempresentasikan hasil diskusinya. Hal
ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman
teman-temannya
temannya untuk maju,
namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa
47

membacakan hasil diskusi kelompoknya kemudian setelah selesai peneliti


mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya. Suasana diskusi kelas masih
kurang kondusif, siswa tidak ada yang menanggapi atau bertanya sehingga pada
pertemuan ini presentasi kelompok hanya sekedar mempresentasikan hasil
adanyaa interaksi antar kelompok pada tahap recite ini.
diskusi namun tidak adany
Setelah presentasi berakhir, siswa diminta untuk memperbaiki atau
menambahkan catatan sederhana berdasarkan hasil diskusi.

Gambar 4.3
Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan
Sederhana
soal
Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal-soal yang
ada pada LKS 1 untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa
sifat-sifat
siswa mulai mengobrol, ada juga yang mondar
mondar-mandir
mandir melihat jawaban
kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat
menyelesaikan soal--soal
soal latihan. Peneliti mengakhiri pertemuan pembelajaran
soal-soal
dengan memberikan tugas untuk menyelesaikan soal soal latihan tersebut,
membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai
sifat-sifat
sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami, dan peneliti
memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya.
48

Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil diskusi dengan observer


masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya yaitu kemampuan peneliti dalam
manajemen kelas masih kurang. Hal ini disebabkan peneliti belum mengenal
karakter siswa dan kurangnya kedekatan peneliti dengan siswa. Akhirnya
suasana kelas masih sulit dikendalikan, siswa masih enggan untuk bertanya
sehingga ketika mengerjakan soal siswa masih bergantung kepada jawaban
temannya yang lebih pintar. Selain itu masih banyaknya siswa yang bingung
dengan penerapan metode SQ3R sehingga banyak waktu yang digunakan untuk
memberikan penjelasan kepada siswa. Skor observasi aktivitas belajar
matematika siswa pada pertemuan pertama disajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan Ke-1
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 61,11
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 64,81
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,04
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,04
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 61,11
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 58,33
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 64,81
8. Membuat rangkuman hasil belajar 60,19
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 66,67
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 62,35

Dari hasil observasi pada pertemuan pertama setiap indikator aktivitas


belajar matematika belum menunjukkan skor yang diharapkan yaitu sebesar 75,
begitu pula dengan rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan.
Hasil respon positif siswa yang didapat melalui jurnal harian pada pertemuan
pertama juga belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu masih sebesar
55,56%. Berdasarkan kendala yang dihadapi, peneliti mendapat arahan dan
bimbingan dari guru atau observer untuk pertemuan berikutnya agar dapat
meminimalisir kendala-kendala tersebut.
49

2) Pertemuan Kedua/Senin, 23 Februari 2015. 12.30 – 13.50


Proses pembelajaran pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit,
pembelajaran dimulai dengan berdoa serta mengkondisikan kelas agar kegiatan
belajar berlangsung kondusif dan mengabsen siswa. Satu orang siswa tidak
masuk dan ada dua siswa yang telat masuk kelas.
Sebelum memulai pelajaran peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan
tugas mengenai sifat-sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas
origami dan rangkuman hasil belajar pada pertemuan sebelumnya. Terdapat 3
orang siswa yang tidak mengumpulkan tugas, 2 orang siswa karena tidak masuk
pada pertemuan sebelumnya dan 1 orang siswa karena lupa membawa tugasnya.
Sebagian besar siswa yang mengumpulkan tugas masih terdapat kekeliruan pada
penjelasannya.
Pada pertemuan ini materi yang diajarkan yaitu menghitung keliling dan
luas persegi dan persegi panjang. Sebelumnya peneliti mengingatkan siswa
tentang materi sebelumnya dengan membahas beberapa soal latihan LKS 1.
Peneliti meminta kesediaan siswa untuk menuliskan jawaban mereka di papan
tulis namun siswa masih menunjukkan sikap tidak berani, seperti yang dikatakan
salah satu siswa laki-laki: “gamau bu, saya belum ngerti takut salah”, kemudian
setelah diberitahu bahwa peneliti akan membantu jika kesulitan akhirnya siswa
bersedia maju menulis jawaban di papan tulis. Hal ini membuktikan bahwa
aktivitas mental siswa masih rendah.
Selanjutnya peneliti memberikan LKS 2 kepada masing-masing siswa
untuk dikerjakan secara berkelompok dengan kelompok yang sama. Siswa
diminta untuk membaca teks pada LKS 2 yang memuat ilustrasi dari kehidupan
sehari-hari. Saat kegiatan survey berlangsung peneliti berkeliling untuk melihat
keseriusan siswa saat membaca teks pada LKS, meskipun sebagian siswa tampak
serius saat membaca teks ada beberapa siswa yang terlihat mengobrol dan ada
yang tidur.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa membuat pertanyaan. Karena
pertemuan sebelumnya terdapat dua siswa yang tidak hadir, maka siswa tersebut
masih kesulitan dalam membuat pertanyaan. Peneliti menyarankan teman
50

kelompoknya untuk membantu menjelaskan sehingga temannya itu bisa


mengerti. Setelah waktu membuat pertanyaan habis siswa berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kegiatan diskusi ini
membuat suasana kelas menjadi cukup ramai karena ada beberapa siswa yang
mengobrol dan bertanya tentang pertanyaan yang dibuat kelompok lain sehingga
peneliti berusaha untuk menenangkan kelas. Setelah menjawab pertanyaan
kemudian dilanjutkan dengan membuat catatan sederhana yang masih terlihat
sulit oleh beberapa siswa, selanjutnya perwakilan beberapa kelompok
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Siswa masih belum berani untuk
maju presentasi ke depan kelas sehingga peneliti menyebutkan nama siswa
secara acak untuk maju presentasi di depan kelas. Peneliti mempersilahkan siswa
untuk bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa
dari kelompok 8 memiliki pendapat berbeda mengenai keliling dari persegi
panjang, siswa bertanya: “bu, keliling persegi panjang bukannya sama kaya
persegi ya bu? Rumusnya 4 kali sisi?”, peneliti menjawab: “ada yang sependapat
bahwa rumus keliling persegi panjang 4 kali sisi?”, siswa menjawab: “tidak bu”.
Kemudian peneliti bertanya lagi: “lalu ada yang bisa memberi penjelasan
mengenai rumus keliling persegi panjang?”, salah satu siswa kelompok 6
menanggapi: “rumus keliling persegi panjang 2 x (p + l)”, lalu peneliti
memberikan penjelasan: “iya betul,jika kalian bingung mengenai rumus keliling,
kalian dapat menggunakan cara menjumlahkan semua sisi-sisinya”. Setelah
peneliti memberikan penjelasan dan presentasi berakhir, siswa kemudian
memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana kelompok mereka.
Kegiatan terakhir adalah mengerjakan soal-soal latihan pada LKS 2. Pada
saat diskusi mengerjakan soal latihan berlangsung peneliti berkeliling ke setiap
kelompok untuk memantau dan memberikan bantuan kepada kelompok yang
merasa kesulitan. Siswa di kelompok 5 bertanya: “bu, gimana caranya kita tau
nomor 2 jawabannya menggunakan rumus luas atau keliling?”, peneliti
menjawab: “coba kamu baca dan perhatikan soalnya lagi, didalam soal terdapat
kata kunci untuk mengetahui rumus luas atau keliling yang akan digunakan
untuk menjawab”, siswa kemudian membaca ulang soal dan bertanya lagi:
51

“didalam soal ada kata di sekeliling halaman, berarti pakai rumus keliling ya
bu?”, peneliti menjawab: “iya”. Keterlibatan siswa saat mengerjakan soal latihan
sudah mulai terdapat sedikit kemajuan, namun masih banyak juga siswa yang
mondar-mandir untuk bertanya kepada temannya atau yang ingin mengganggu
siswa yang lain sehingga suasana kelas cukup ramai.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan LKS 2 peneliti meminta
beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis, tetapi siswa yang
berani hanya siswa yang duduk di depan sedangkan siswa yang duduk di bagian
belakang tidak berani maju dengan alasan masih belum mengerti dan takut salah.
Karena waktu pembelajaran sudah hampir selesai, peneliti tidak membahas
seluruh soal. Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti meminta siswa untuk
mengisi jurnal harian dan memberikan tugas membuat rangkuman hasil belajar
serta penjelasan mengenai rumus luas dan keliling persegi dan persegi panjang
menggunakan kertas origami. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan
Alhamdulillah.
Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kedua
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-2
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 68,52
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 71,3
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,96
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,96
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,04
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 60,19
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89
8. Membuat rangkuman hasil belajar 67,59
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 70,37
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 65,54

Dari hasil observasi pada pertemuan kedua setiap indikator aktivitas


belajar matematika belum menunjukkan hasil peningkatan meskipun belum
52

mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu skor sebesar ≥75, kecuali
untuk indikator keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis mengalami
penurunan dari pertemuan sebelumnya, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan
masih dibawah kriteria keberhasilan. Sedangkan respon positif siswa pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 61,11%.
3) Pertemuan Ketiga/Kamis, 26 Februari 2015. 07.30 – 08.50
Pada pertemuan ketiga saat bel masuk kelas berbunyi seluruh siswa sudah
berada di dalam kelas, hal ini karena pada hari kamis pelajaran matematika ada
di jam pertama. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan meminta ketua
kelas untuk memimpin berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Ada satu
orang siswa yang tidak hadir pada pembelajaran kali ini dan berlangsung selama
2x40 menit.
Materi yang dipelajari pada pertemuan ini adalah sifat-sifat jajargenjang,
namun sebelumnya peneliti mengingatkan kembali mengenai luas dan keliling
persegi dan persegi panjang dengan cara tanya jawab. Kegiatan belajar
dilanjutkan dengan peneliti membagikan LKS 3 kepada siswa dan meminta
siswa untuk membaca teks yang ada pada LKS. Siswa terlihat serius dan fokus
jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan membuat
pertanyaan dan berdiskusi mencari jawaban siswa sudah mulai terbiasa sehingga
tidak terjadi kesulitan.
Peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana hasil diskusi. Beberapa siswa sudah mulai berani untuk presentasi di
depan kelas, setelah selesai presentasi dimulai sesi tanya jawab jika ada
perbedaan pendapat atau tanggapan dari kelompok lain. Salah satu pertanyaan
siswa yaitu: “bu, jajargenjang punya simetri lipat ga?”, kemudian peneliti
bertanya apakah ada diantara siswa yang dapat menjawab pertanyaan temannya
lalu siswa dari kelompok lain menjawab: “jajargenjang tidak punya simetri lipat
bu, walaupun ada diagonal tapi misalnya dilipat berdasarkan diagonalnya sisi-
sisinya ga bisa sama ukurannya”. Peneliti mengapresiasi jawaban siswa tersebut
kemudian menjelaskan secara singkat mengenai sifat-sifat jajargenjang diskusi
diakhiri dengan siswa merapihkan catatan sederhana kelompok mereka.
53

Kegiatan belajar dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan yang ada di


LKS 3 untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas.
Ternyata siswa masih kesulitan untuk menentukan besar sudut jajargenjang jika
dimisalkan dengan variabel seperti 2x + 10ᵒ . Pertanyaan siswa hampir sama
yaitu “bu, ini gimana cara cari nilai x nya bu?” kemudian peneliti memberikan
contoh yang mirip dengan soal pada LKS sehingga siswa dapat mengerti cara
menyelesaikannya. Kegiatan belajar diakhiri dengan meminta siswa mengisi
jurnal harian dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Pada pertemuan ini antusias siswa saat pembelajaran berlangsung
menunjukkan peningkatan, siswa terlihat semangat terutama ketika mengerjakan
soal latihan, namun peneliti masih belum bisa mengontrol suasana kelas agar
tidak gaduh selama proses belajar berlangsung. Skor observasi siswa pada
pertemuan ketiga dapat dilhat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-3
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 74,07
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 75,93
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 66,67
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 67,59
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 60,19
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 62,04
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 65,74
8. Membuat rangkuman hasil belajar 70,37
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 73,15
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 68,42

Terdapat indikator yang memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu keseriusan


siswa dalam membaca teks LKS. Hal ini didukung oleh jam belajar siswa yang
berada pada pagi hari sehingga siswa berada dalam kondisi fokus dan belum
mengantuk. Namun untuk indikator lainnya serta nilai rata-rata keseluruhan
masih dibawah kriteria keberhasilan. Respon positif siswa pada pertemuan ini
54

tidak mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya, namun respon negatif


siswa mengalami penurunan dari 8,33 % pada pertemuan kedua menjadi 5,56%.
4) Pertemuan Keempat/Senin, 2 Maret 2015. 12.30 – 13.50
Pada pertemuan ini peneliti memulai pembelajaran dengan berdoa lalu
mengkondisikan kelas agar tercipta suasana belajar yang kondusif, mengabsen
siswa dan meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
Materi pada pertemuan ini adalah luas dan keliling jajargenjang.
Sebelumnya terlebih dahulu peneliti mengingatkan kembali mengenai sifat-sifat
jajargenjang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab
secara serempak. Kemudian peneliti membagikan LKS 4 kepada siswa untuk
didiskusikan. Setelah dibagikan siswa langsung memulai membaca teks yang ada
pada LKS dengan serius kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan teks tersebut. Walaupun masih terdapat
waktu untuk membuat pertanyaan, beberapa siswa berinisiatif untuk mencari
jawaban-jawaban dari pertanyaan yang dibuat sehingga waktu menjadi lebih
efisien. Siswa masih terlihat kesulitan pada tahap menuliskan catatan sederhana
pada pertemuan keempat ini, hal ini dikarenakan mereka jarang melihat benda
dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk jajargenjang. Selanjutnya beberapa
perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan catatan sederhana dan
jawaban-jawaban hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan setelah presentasi
selesai tiap-tiap kelompok memperbaiki catatan sederhana kelompoknya.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa, peneliti meminta siswa
untuk mengerjakan soal-soal latihan LKS 4 dengan berdiskusi kepada pasangan
kelompok masing-masing. Dalam kegiatan ini ternyata siswa masih keliru
menentukan tinggi jajargenjang. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal
mengenai luas jajargenjang, beberapa siswa menganggap sisi miring adalah
tinggi jajargenjang sehingga jawaban siswa salah. Kemudian peneliti
memberikan penjelasan kembali mengenai mencari tinggi jajargenjang jika yang
diketahui sisi miringnya. Setelah diberikan penjelasan akhirnya siswa mengerti.
55

Akhir kegiatan pembelajaran peneliti memberikan tugas membuat


penjelasan mengenai rumus-rumus keliling dan luas jajargenjang menggunakan
kertas origami dan membuat rangkuman hasil belajar.
Pada pertemuan ini siswa sudah cukup antusias mengikuti pembelajaran
dari awal sampai akhir. Keadaan kelas juga cukup terkendali. Menurut observer,
aktivitas belajar matematika sudah mulai terlihat adanya peningkatan, namun
masih perlu ada peningkatan lagi pada setiap indikator aktivitasnya. Skor
observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan keempat dapat
dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-4
No Aspek Yang Dinilai Skor
1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 73,15
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 78,7
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 67,59
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 69,44
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,96
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 64,81
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89
8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 73,15
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 69,55

5) Pertemuan Kelima/Kamis, 5 Maret 2015. 07.30 – 08.50


Pertemuan kelima dilaksanakan tes formatif akhr siklus I, tes ini diikuti
oleh 36 siswa. Tes formatif akhir siklus I untuk mengukur kemampuan
pemahaman siswa atas kompetensi dasar selama siklus I berlangsung. Hasil yang
diperoleh dari tes formatif akhir siklus I bahwa presentase siswa yang memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 44,44% atau sebanyak 16 orang
siswa.
56

c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, angket, wawancara, tes akhir
siklus dan catatan lapangan belum memenuhi indikator keberhasilan, seperti
yang di jelaskan sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Selain deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I yang telah
diuraikan, juga terdapat data aktivitas belajar matematika siklus I yang diperoleh
dari instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Selama tindakan berlangsung
guru kolaborator mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan mengisinya
dalam lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Penulis menghimpun
data persentase aktivitas belajar matematika siswa selama siklus I dan
menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data skor aktivitas belajar
matematika siswa pada siklus I yang tersusun dalam Tabel 4.6:
Tabel 4.6
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata-rata
1 2 3 4
1. Antusiasme siswa dalam 61,11 68,52 74,07 73,15 69,21
proses belajar
2. Keseriusan siswa dalam 64,81 71,30 75,93 78,70 72,69
membaca teks pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam 62,04 62,96 66,67 67,59 64,82
bertanya
4. Keterlibatan siswa dalam 62,04 62,96 67,59 69,44 65,51
diskusi kelompok
5. Keberanian siswa presentasi 61,11 62,04 60,19 62,96 61,58
di depan kelas
6. Keterlibatan siswa dalam 58,33 60,19 62,04 64,81 61,34
menyelesaikan latihan soal di
LKS
7. Keberanian siswa menuliskan 64,81 63,89 65,74 63,89 64,58
jawaban di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil 60,19 67,59 70,37 72,22 67,59
belajar
9. Ketuntasan dalam membuat 66,67 70,37 73,15 73,15 70,84
PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan
materi segiempat)
Rata-rata 62,35 65,54 68,42 69,55 66,46
57

abel 4.6 menunjukkan bahwa sembilan indikator aktivitas yang


Dari data Tabel
diamati pada pertemuan 1 – 4 belum mencapai kriteria skor yang
y diharapkan
yaitu sebesar ≥75.. Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar matematika
siswa, catatan lapangan peneliti dan hasil wawancara, peneliti mendeskripsikan
masing-masing
masing indikator aktivitas belajar matematika pada siklus 1 sebagai
berikut:
a) Visual activities
lajar matematika siswa dalam visual activities adalah
Aktivitas belajar
memperhatikan keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS. Secara umum
karakteristik siswa mudah diarahkan untuk membaca teks yang ada pada LKS,
indikator ini juga mendapatkan nilai rata
rata-rata skor paling
ng tinggi selama siklus I
yaitu sebesar 72,69 walaupun belum memnuhi kriteria keberhasilan yang
diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa belum pernah belajar dengan
menggunakan LKS yang terdapat teks berisi cerita me ngenai materi matematika,
mengenai
dan karena matematika merupakan pelajaran di jam terakhir sebagian besar
matematika
siswa mengantuk sehingga saat peneliti meminta siswa untuk membaca ada
siswa yang tidur dan melamun.

Gambar 4.4
Siswa Membaca Teks LKS

b) Oral activities
Aktivitas belajar matematika yang termasuk dalam indikator oral activities
adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan keterliba
keterlibatan
tan siswa dalam diskusi
58

kelompok. Untuk indikator keaktifan siswa dalam bertanya cenderung lebih


sering dilakukan oleh siswa yang duduk di barisan depan, walaupun masih
terlihat malu-malu
malu mereka mau bertanya jika ada kesulitan. Sedangkan untuk
siswa yang dibarisan
ibarisan belakang hanya diam atau mengobrol, ketika peneliti
mengecek pemahaman mereka atas materi pembelajaran barulah mereka mau
bertanya atas apa yang mereka belum pahami, dan siswa yang dibarisan
kepadaa guru.
belakang lebih suka bertanya kepada teman daripada kepad
Pada indikator terlibat dalam diskusi kelompok siswa belum sepenuhnya
melakukan diskusi, hal itu karena banyak siswa yang masih main
main-main saat
diskusi ataupun siswa mengerjakan LKS secara individu. Namun ada juga
dengan baik.
kelompok yang melakukan diskusi den

Gambar 4.5
Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok

c) Mental activities
aktivitas belajar matematika siswa yang termasuk dalam mental
Aktivitas-aktivitas
activities adalah keberanian
eberanian siswa presentasi di depan kelas
kelas,, keterlibatan siswa
dalam menyelesaikan latihan soal LKS, keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar dan ketuntasan dalam membuat
masing-masing aktivitas tersebut adalah:
PR. Deskripsi masing

Pada indikator aktivitas kkeberanian


ian siswa presentasi di depan kelas yaitu
siswa diminta untuk mempresentasikan hasil catatan sederhana dan jawaban-
jawaban
59

jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya telah mereka buat dengan


kelompoknya. Hanya beberapa kelompok yang berani presentasi tanpa diminta
oleh
eh guru. Selebihnya peneliti harus meminta kelompok tertentu yang belum
pernah maju untuk presentasi di depan kelas. Hal ini disebabkan siswa masih
belum begitu paham mengenai poin penting apa yang bisa dijadikan catatan
kebanyakan
sederhana, dan saat presentasi kebanyakan dari mereka hanya mempresentasikan
pertanyaan serta jawaban yang mereka buat pada tahap question..

Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan. Pada aktivitas ini


siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan yang ada diakhir LKS untuk
hui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
mengetahui
Tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dalam mengerjakan soal, melainkan
ada siswa yang hanya menyalin jawaban teman satu kelompoknya. Hal ini
karena siswa belum paham terhadap materi ddan
an siswa juga masih malu atau
rata-rata
enggan bertanya, sehingga hasil rata rata indikator aktivitas ini paling rendah
diantara indikator aktivitas yang lain selama satu siklus.

Gambar 4.6
Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan

Selanjutnya adalah indikator keberanian siswa menulis jawaban di papan


tulis. Setelah menjawab soal latihan pada LKS, beberapa perwakilan siswa
diminta untuk menulis jawaban di papan tulis. Pada awal
awal-awal
awal pertemuan tidak
60

ada siswa yang bersedia maju kecual


kecualii setelah peneliti tunjuk siswa tersebut
untuk maju menuliskan jawaban kelompoknya di papan tulis. Masih rendahnya
indikator aktivitas ini karena siswa masih merasa takut salah jawabannya dan
malu jika ditertawakan kalau tidak bisa menjelaskan jawaban dari kelompoknya.
Indikator selanutnya adalah membuat rangkuman hasil belajar. Aktivitas
ini adalah kelanjutan dari tahap review pada metode SQ3R yaitu, sebelumnya
pada tahap review siswa diminta untuk memperbaiki atau menambahkan catatan
sederhana yangg dibuat sehingga memudahkan siswa dalam membuat rangkuman
hasil belajar. Indikator aktivitas ini masih tergolong kurang aktif karena saat ada
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi pada tahap recite siswa kurang
menyimak sehingga rangkuman yang dibu
dibuat
at siswa masih belum lengkap.

Gambar 4.7
Rangkuman Hasil Belajar Siswa

Indikator terakhir dalam mental activity adalah ketuntasan dalam membuat


PR. Aktivitas siswa pada indikator ini adalah membuat penjelasan mengenai
bangun datar segiempat menggunakan kertas origami. Hampir semua siswa
mengerjakan PR dan dikumpulkan tepat waktu, namun penjelasan yang dibuat
siswa masih ada yang kurang te
tepat.
61

Gambar 4.8
PR Siswa Menggunakan Kertas Origami
d) Emotional activities
Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah
antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga belum termasuk
kategori aktif karena masih ada beberapa murid yang tidak terlalu antusias,
berdasarkan hasil wawancara hal itu disebabkan karena rasa ngantuk. Sedangkan
untuk siswa yang masih telat masuk kelas saat belajar karena setelah selesai
ur berjamaah bel masuk berbunyi, sehingga siswa belum sempat untuk
sholat zuhur
makan dan banyak yang masih berada di kantin saat bel masuk berbunyi.
Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui lembar observasi maupun
angket, aktivitas belajar matematika siswa pada si
siklus
klus I belum mencapai kriteria
keberhasilan sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2 Respon Siswa
Disamping mengamati aktivitas belajar matematika siswa, peneliti juga
mengisi jurnal harian untuk mengetahui
meminta siswa untuk m tahui respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan metode SQ3R.
Jurnal diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran
pembelajaran. Data hasil jurnal
harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada setiap pertemuan,
tersebut dikategorikan menjadi respon
kemudian rangkuman pendapat siswa te resp
62

positif, netral, dan negatif. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus 1 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus 1
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
I 55,56 36,11 8,33
II 61,11 30,56 8,33
III 61,11 33,33 5,56
IV 66,67 22,22 11,11
Rata-rata 61,12 30,55 8,33

Berdasarkan persentase respon siswa pada Tabel 4.7 di atas, diperoleh


informasi bahwa respon positif siswa pada pertemuan ke-1 sampai pertemuan
ke-4 selalu meningkat. Respon netral mengalami penurunan pada pertemuan ke-
2 dan ke-4. Sedangkan respon negatif siswa mengalami penurunan pada
pertemuan ke-3 dan mengalami peningkatan yang cukup drastis pada pertemuan
keempat. Hal ini karena pada pertemuan keempat matematika adalah pelajaran
terakhir setelah istirahat kedua yang menyebabkan siswa mengantuk, terlebih
lagi saat mengerjakan soal latihan siswa masih belum paham mengenai mencari
tinggi jajargenjang dengan menggunakan konsep phytagoras sehingga materi
yang sulit juga yang menyebabkan siswa memberikan respon negatif pada
pertemuan keempat. Pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R masih
perlu ditingkatkan, karena masih ada siswa yang merespon negatif dan merespon
netral. Data respon siswa yang diperoleh pada siklus 1 akan dijadikan bahan
refleksi untuk tindakan pembelajaran pada siklus 2.
Selain data yang diperoleh di atas peneliti juga melakukan wawancara
dengan siswa, hal ini untuk memperkuat data yang sudah ada. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil wawancara siswa yang dilakukan pada siklus 1 adalah
sebagai berikut:
63

 Beberapa siswa merasa belum terbiasa dengan menggunakan metode


pembelajaran SQ3R, karena sebelumnya pembelajaran di kelas siswa
menyimak penjelasan guru kemudian mengerjakan soal latihan.
 Pemberian LKS yang di dalamnya memuat langkah-langkah SQ3R mebuat
sebagian besar siswa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran
matematika karena mereka merasa menemukan hal baru dalam belajar
matematika, walaupun kadang-kadang tergantung dari suasana hati atau
moody mereka pada saat itu dan LKS membantu siswa mengerti konsep dari
materi yang diajarkan.
 Siswa mulai terbiasa dengan adanya diskusi kelompok, namun mereka
meminta agar anggota kelompoknya diperbanyak dan diperkenankan untuk
bertanya kepada kelompok lain saat sedang berdiskusi. Karena sebagian
besar siswa masih ragu dalam mengutarakan pertanyaan atau pendapatnya
selama proses diskusi.

3 Hasil Belajar Siswa


Disamping data di atas peneliti juga melakukan tes formatif akhir siklus
pada pertemuan kelima. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 75 artinya
jika siswa memperoleh nilai ≥ 75 maka siswa dinyatakan tuntas. Data nilai siswa
pada tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada bagian lampiran. Hasil
tes akhir siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I
Jumlah Siswa 36
X 67,86
X Max 93,33
X Min 45,56
Siswa Tuntas (≥ 75) 16 (44,44%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) 20 (55,56%)
SD 14,18
64

Dari data hasil belajar akhir siklus I menunjukkan kurang dari sebagian
dari jumlah siswa dikelas 7F yang belum tuntas dan ini merupakan hasil yang
belum memuaskan dikarenakan belum maksimalnya siswa dalam mengikuti
pembelajaran, seperti masih sering bercanda dengan temannya, tidak
memperhatikan saat ada kelompok yang sedang presentasi atau ketika guru
sedang menerangkan materi dan kesiapan siswa dalam mengikuti tes masih
kurang.
Berdasarkan data yang dipaparkan maka aktivitas belajar matematka,
respon siswa dan hasil belajar siswa belum memenuhi indikator ketercapaian
sehingga diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Beberapa
permasalahasan pada siklus I yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria
ketuntasan serta rencana perbaikan hasil refleksi yang akan dilaksanakan pada
siklus II ditampilkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
No Indikator Aktivitas Belajar Rencana Perbaikan
Aktivitas
1. Oral activities Interaksi siswa dalam diskusi Peneliti harus lebih memperhatikan
kelompok dan diskusi kelas siswa yang pasif, misalnya dengan
masih kurang. Interaksi memberikan kesempatan siswa
merupakan hal penting karena tersebut untuk bertanya atau
dapat menambah pemahaman memberikan tanggapan, meminta
dalam membuat catatan siswa tersebut menjadi wakil
sederhana juga tahapan SQ3R kelompoknya dalam
lainnya. (Tahap Recite) mempresentasikan catatan sederhana
dan mengubah pembagian kelompok.
2. Mental activities Saat menuliskan catatan Pada metode SQ3R tahap read yaitu
sederhana, siswa masih membaca kembali teks untuk
banyak yang belum mengerti menjawab pertanyaan yang telah
apa yang bisa dijadikan dibuat, siswa dipersilahkan untuk
65

catatan sederhana berdasarkan membaca buku paket sekolah untuk


materi yang ada pada teks menambah wawasan materi sehingga
LKS. (Tahap Recite) siswa dapat membuat catatan
sederhana. Sebelum presentasi
dilakukan masing-masing kelompok
menukarkan lembar LKS nya dengan
kelompok yang lain, sehingga siswa
dapat melihat apabila ada perbedaan
pada pertanyaan atau catatan
sederhana yang dibuat.
Dalam mengerjakan latihan Mengubah pembagian kelompok
soal LKS siswa terlihat saling dengan menentukan kelompok
mengandalkan temannya. heterogen yang terdiri dari 4 siswa.
PR yang siswa buat mengenai Membuat teks LKS dengan cerita
penjelasan bangun segiempat sehari-hari sehingga siswa lebih
menggunakan kertas origami mudah mengerti konsep yang akan
masih banyak terdapat dipelajari.
kekeliruan.
Masih banyak siswa yang Memberi poin (reward) apabila siswa
tidak berani maju untuk berani untuk maju menuliskan
menuliskan jawaban di papan jawaban di papan tulis.
tulis.

3. Deskripsi Tindakan Siklus II


a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti menyusun indikator kemudian membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain
sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru,
66

lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus II, dan
alat dokumentasi. Dengan guru kolaborator penulis mendiskusikan RPP dan
merencanakan pelaksanaan yang menjadi perbaikan-perbaikan tindakan untuk
siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan,
yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk
tes formatif akhir siklus II. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
SQ3R dengan perubahan anggota kelompok. Adapun deskripsi pembelajaran
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Keenam/Senin, 9 Maret 2015. 12.30 – 13.50
Pertemuan keenam yang merupakan pertemuan pertama di siklus II
membahas mengenai sifat-sifat trapesium. Siswa yang hadir dalam pertemuan ini
sebanyak 35 siswa.
Sebelum memulai proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti
mengumumkan hasil tes akhir pada siklus I. Peneliti memberikan sedikit
evaluasi mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menjawab soal.
Peneliti juga memotivasi siswa yang masih mendapat nilai kurang dari KKM
agar mau belajar lebih bersemangat lagi dan tidak malu untuk bertanya. Motivasi
juga diberikan kepada siswa yang sudah mencapai nilai baik agar terus belajar
dengan baik dan senantiasa membantu temannya yang masih kesulitan.
Peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok, yang setiap kelompoknya
terdiri dari 4 orang siswa, karena ada satu siswa yang tidak masuk maka ada
kelompok yang beranggotakan 3 orang siswa. Hal ini dimaksudkan agar diskusi
lebih terlihat dalam penerapan metode SQ3R sehingga pembelajaran lebih
efektif.
Peneliti memberikan LKS 5 untuk masing-masing siswa agar tidak
mengandalkan teman sekelompoknya. Kemudian peneliti melakukan apersepsi
yaitu mengingatkan kembali materi luas dan keliling jajargenjang. Siswa diminta
membaca dan mendiskusikan teks yang ada pada lKS. Setelah siswa membaca
67

teks yang ada pada LKS, peneliti menginstruksikan kepada siswa dalam satu
kelompok untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan teks.

Gambar 4.9
Siswa Membaca Teks LKS
Setelah itu, peneliti memerintahkan setiap siswa untuk membaca ulang
teks dan diperbolehkan untuk membaca sumber lain selain teks di LKS untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah mereka buat. Selanjutnya siswa
membuat catatan sederhana dari apa yang telah mereka pahami, kemudian
catatan sederhana tiap kelompok ditukar dengan kelompok yang lain sebelum di
presentasikan di depan kelas. Hal ini bertujuan agar siswa bisa mengevaluasi
dini pemahaman mereka terhadap materi, sehingga nanti saat ada yang
presentasi di depan kelas suasana diskusi lebih hidup.

Langkah selanjutnya peneliti mempersilakan setiap kelompok untuk


mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti lebih menekankan siswa yang
masih pasif untuk presentasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi, peneliti memberikan penguatan materi mengenai sifat-sifat trapesium.
Kemudian siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat pada LKS 5 untuk
meningkatkan pemahamannya. Secara interaktif peneliti dan siswa membahas
penyelesaian soal-soal tersebut dan mempersilakan siswa untuk menulis
jawabannya di papan tulis dengan memberikan reward berupa nilai kepada siswa
yang belum pernah atau jarang maju menuliskan jawabannya di papan tulis.

Diakhir pertemuan siswa membuat rangkuman hasil belajar, peneliti juga


memberikan PR untuk siswa menjelaskan mengenai sifat-sifat trapesium
68

menggunakan kertas origami. Peneliti menutup pelajaran dan kemudian


membaca doa.

Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan keenam


dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-6

No Aspek Yang Dinilai Skor


1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 78,7
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 80,56
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 69,44
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 66,67
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 66,67
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 68,52
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 72,22
8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 72,22
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 71,91

Pada pertemuan pertama di siklus kedua terdapat dua indikator yang telah
memenuhi kriteria skor keberhasilan yaitu ≥ 75 , namun indikator lainnya serta
hasil rata-rata keseluruhan indikator masih belum mencapai syarat keberhasilan
begitu pula dengan respon positif siswa pada pertemuan ini sebesar 69,44 %.

2) Pertemuan Ketujuh/Kamis, 12 Maret 2015. 07.30 – 08.50


Saat memasuki ruang kelas siswa sudah duduk bersama dengan anggota
kelompoknya. Setelah membaca doa, peneliti memulai pembelajaran dengan
meminta siswa untuk mengumpulkan PR kemudian dilanjutkan dengan
melakukan apersepsi yaitu mengingatkan kembali tentang sifat-sifat trapesium.
Pada pertemuan ketujuh ini siswa belajar mengenai keliling dan luas
trapesium. Setelah LKS 6 dibagikan kepada masing-masing siswa, peneliti
langsung meminta siswa untuk melakukan tahapan SQ3R mulai dari tahap
69

survey sampai tahap read. Terdapat gambar bagaimana bentuk trapesium bisa
diubah menjadi bentuk jajargenjang untuk mengetahui cara mencari luas
trapesium. Beberapa siswa terlihat antusias namun bingung, sehingga banyak
siswa yang bertanya dan terdapat beberapa siswa menggunakan kertas dari buku
tulisnya untuk membuat jajargenjang dari bentuk trapesium.
Pembelajaran terus berlangsung hingga presentasi catatan sederhana siswa,
setelah presentasi setiap kelompok meninjau dan memperbaiki catatan sederhana
yang telah mereka buat, dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan pada LKS
6 dan terakhir siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran hari ini.
Pembelajaran ditutup dengan pemberian PR dan membaca doa. Skor observasi
aktivitas belajar matematika pada pertemuan ketujuh dapat dilihat pada Tabel
4.11:

Tabel 4.11
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-7

No Aspek Yang Dinilai Skor


1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 80,56
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 82,41
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 75
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 77,78
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 77,78
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 78,7
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 81,48
8. Membuat rangkuman hasil belajar 80,56
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 77,78
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 79,12

3) Pertemuan Kedelapan/Senin, 16 Maret 2015. 12.30 – 13.50


Pembelajaran dimulai setelah waktu ishoma (istirahat, sholat, makan).
Pada pertemuan kedelapan ini semua siswa hadir. Saat peneliti memasuki kelas
siswa sudah terlihat duduk bersama dengan anggota kelompoknya, namun masih
ada siswa yang terlambat datang ke kelas dan masih belum siap mengikuti
pelajaran.
70

Peneliti membagikan LKS 7 kepada masing masing siswa, kemudian


masing-masing
peneliti mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang keliling dan luas
trapesium. Selain membaca teks di LKS , siswa dipersilahkan untuk membaca
referensi lain agar dapat membantu mereka menjawab pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat.
Sementara itu peneliti berkeliling untuk melihat kegiatan diskusi kelompok
bertanya: “bu, bentuk layang-layang
siswa dan kelompok 7 bertanya layang tuh sama persis kaya
belah ketupat ya bu?
bu?”, peneliti menjawab: “bentuknya
bentuknya berbeda, coba kamu
perhatikan dengan cermat teksnya, juga gambarnya. Jika masih belum jelas
kamu bisa lihat dari buku paket bagaimana cara membedakan bentuk layang-
layang dan belah ketupat
ketupat”.
”. Saat peneliti sedang memberikan arahan kepada
kelompok 7, ternyata masih ada kelompok lain yang bercanda dan mengganggu
kelompok lain. Peneliti kemudian menegurnya dan memberikan nasihat agar
tidak mengganggu teman yang la
lain
in serta memotivasinya agar lebih aktif
berdiskusi dengan kelompoknya.

Gambar 4.10
Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah D ibuat
Dibuat

Setelah selesai berdiskusi, siswa menukar catat


catatan
n sederhana mereka
dengan kelompok lain untuk meninjau hasil catatan sederhana mereka.
Kemudian peneliti meminta anggota kelompoknya yang belum pernah presentasi
untuk maju mempresentasikan hasil diskusi kelo
kelompoknya. Bagi siswa yang
berani mempresentasikan hasil kelompoknya diberikan tambahan poin.
71

Setelah semua kelompok mempresetasikan hasil diskusinya, peneliti


mempersilakan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti.
Kegiatan dilanjutkan untuk menjawab soal-soal latihan LKS 7. Peneliti
memeriksa setiap hasil pekerjaan siswa, sehingga peneliti mengetahui mana
siswa yang benar-benar paham dan mana siswa yang belum memahami materi
yang dibahas hari ini. Kemudian peneliti meminta beberapa siswa yang masih
salah jawabannya untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis agar
peneliti bisa memberikan arahan kepada siswa mengapa jawabannya belum
tepat. Setelah semua kegiatan selesai, peneliti memberikan jurnal harian untuk
diisi siswa, kemudian menutup pelajaran dengan berdoa.
Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan
kedelapan dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-8

No Aspek Yang Dinilai Skor


1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 84,26
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 85,19
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 80,56
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 81,48
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 79,63
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 81,48
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 82,41
8. Membuat rangkuman hasil belajar 83,33
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 80,56
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 82,1

4) Pertemuan Kesembilan/Kamis, 19 Maret 2015. 07.30 – 08.50


Pembelajaran ini berlangsung selama 2 x 40 menit. Saat peneliti memasuki
ruangan, tampak siswa kelas VII-F sudah berada di dalam kelas semua, karena
hari kamis matematika adalah pelajaran pertama. Setelah berdoa dan mengabsen,
peneliti mengingatkan kembali materi sebelumnya mengenai sifat-sifat layang-
layang dan belah ketupat.
72

Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan adalah mengenai keliling


dan luas layang-layang dan belah ketupat. Setelah peneliti memberikan LKS 8
untuk masing-masing siswa, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk
membaca dan mendiskusikan teks pada LKS 8. Teks tersebut berisi bagaimana
cara mengetahui luas layang-layang dengan mengubahnya menjadi bentuk
persegi panjang. Namun untuk belah ketupat, tidak dicantumkan pada teks
tersebut, melainkan hanya diberi kata kunci bahwa cara mencari luas belah
ketupat sama dengan cara mencari luas layang-layang, sehingga peneliti
memberikan waktu lebih untuk siswa berdiskusi.
Kegiatan selanjutnya adalah membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
teks, kemudian menjawab pertanyaan tersebut dengan membaca ulang teks dan
membaca referensi lain untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuat, serta
dilanjutkan untuk membuat catatan sederhana. Setelah selesai menukar catatan
sederhana tiap kelompok dengan kelompok yang lain dan meninjaunya, masing-
masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya, tidak
lupa juga peneliti mengajak siswa lain untuk bertanya dan memberi tanggapan
sehingga ada interaksi antar kelompok.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan individu siswa, peneliti
menugaskan untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada LKS 8. Peneliti
berkeliling untuk memeriksa hasil jawaban siswa dan memberikan arahan pada
siswa yang mengalami kesulitan. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan
jawaban di papan tulis, karena siswa yang berani menuliskan jawaban mendapat
reward berupa poin maka siswa yang biasanya pemalu mulai berani mengajukan
diri tanpa ditunjuk untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis.
Sebelum pembelajaran ditutup peneliti memberikan informasi bahwa pada
pertemuan selanutnya akan diadakan tes akhir siklus II. Oleh karena itu semua
siswa diharapkan dapat mempelajari materi yang sudah dibahas selama empat
pertemuan sebelumnya dengan baik dan peneliti juga memberikan kisi-kisi
mengenai tes akhir siklus II. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca doa
dan mengucap salam.
73

Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan


kesembilan dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-9

No Aspek Yang Dinilai Skor


1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 84,26
2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 85,19
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 80,56
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 81,48
5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 79,63
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 81,48
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 82,41
8. Membuat rangkuman hasil belajar 83,33
9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 80,56
origami untuk menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 82,1
Hasil observasi menunjukkan bahwa masing-masing indikator dan rata-
rata skor keseluruhan aktivitas belajar matematika meningkat dan telah
mencapai indikator keberhasilan sebesar ≥ 75. Hasil respon positif siswa
terhadap metode SQ3R mencapai 88,89% yang artinya telah mencapai kriteria
keberhasilan.
5) Pertemuan Kesepuluh/Senin, 23 Maret 2015. 12.30 – 13.50
Pertemuan kesepuluh berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada pertemuan
terakhir ini dilakukan tes siklus II. Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas
memimpin doa selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa.
Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai sifat- sifat trapesium, belah
ketupat dan layang-layang, serta keliling dan luas trapesium, layang-layang dan
belah ketupat. Siswa mengerjakan soal dengan serius dan suasana kelas kondusif
dan tenang sampai bel pelajaran berakhir.

c. Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data skor aktivitas
belajar matematika siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan dengan
74

hasil rata-rata skor diatas 75, hal ini diperkuat dengan data dari pengisian angket
bahwa aktivitas siswa juga mengalami peningkatan di setiap indikator aktivitas
belajarnya rata-rata telah mencapai 75. Serta hasil belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 30% dari sebelumnya. Peningkatan aktivitas belajar
matematika, respon dan hasil belajar siswa dijelaskan sebagai berikut:
1 Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati
jalannya tindakan, dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus
II. Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama dengan siklus I dalam
menentukan skor aktivitas belajar matematika siswa, diperoleh data aktivitas
belajar matematika siswa siklus II. Berikut skor aktivitas belajar matematika
siswa siklus II dalam Tabel 4.14:
Tabel 4.14
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata-rata
6 7 8 9
1. Antusiasme siswa dalam 78,70 80,56 84,26 86,11 82,41
proses belajar
2. Keseriusan siswa dalam 80,56 82,41 85,19 93,52 85,42
membaca teks pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam 69,44 75,00 80,56 85,19 77,55
bertanya
4. Keterlibatan siswa dalam 66,67 77,78 81,48 87,96 78,47
diskusi kelompok
5. Keberanian siswa presentasi 66,67 77,78 79,63 87,04 77,78
di depan kelas
6. Keterlibatan siswa dalam 68,52 78,70 81,48 88,89 79,40
menyelesaikan latihan soal di
LKS
7. Keberanian siswa menuliskan 72,22 81,48 82,41 87,96 81,02
jawaban di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil 72,22 80,56 83,33 91,67 81,95
belajar
9. Ketuntasan dalam membuat 72,22 77,78 80,56 87,96 79,63
PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan
materi segiempat)
Rata-rata 71,91 79,12 82,1 88,48 80,40
75

bservasi yang tertera pada Ta


Dari hasil observasi bel 4.16 terlihat bahwa rata-rata
Tabel rata
masing-masing
masing indikator aktivitas belajar matematika siswa mengalami
peningkatan dari siklus I, yang akan penulis deskripsikan berdasarkan indikator
aktivitas belajar sebagai berikut:
a) Visual Activities
Aktivitas belajar matematika siswa yang termasuk indikator visual activity
adalah Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS.
LKS aktivitas ini
merupakan aktivitas yang hasil persentasenya paling tinggi dibandingkan dengan
aktivitas
tivitas lainnya. Semua siswa baik yang berkemampuan akademik tinggi,
sedang maupun rendah cenderung fokus dan serius saat membaca teks yang ada
pada LKS. Menurut hasil catatan lapangan salah satu faktor yang menyebabkan
siswa serius dan fokus dalam membaca adalah karena siswa diminta untuk
membuat pertanyaan pertanyaan berdasarkan teks yang dibaca kemudian
pertanyaan-pertanyaan
mempresentasikannya, sehingga siswa termotivasi untuk membaca secara serius
agar dapat membuat pertanyaan dan bisa ketika maju presentasi.

Gambar 4.11
Siswa Membaca Teks LKS

b) Oral Activit
Activities
Aktivitas belajar matematika yang termasuk indikator oral activity adalah
keaktifan siswa dalam bertanya dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok.
Pada indikator keaktifan siswa dalam bertanya di siklus II aktivitas ini lebih baik
dari aktivitas sebelumnya sehingga siswa cenderung sering bertanya atas materi
yang belum
lum dipahaminya. Hal ini terkait dengan perubahan anggota kelompok
76

sehingga siswa lebih banyak bertukar pendapat dan terbuka serta tidak sungkan
bertanya baik kepada peneliti maupun kepada temannya.
Sedangkan pada indikator ketererlibatan dalam diskusi kelompok aktivitas
ini mengalami kenaikan rata-rata skor sebanyak 12,96. Menurut catatan guru
kolaborator bahwa faktor yang menyebabkan siswa lebih aktif berdiskusi adalah
karena anggota kelompoknya lebih banyak dibanding pada siklus I. Karena lebih
banyak, hal ini mengakibatkan siswa banyak mendapat masukan dan ide-ide saat
berdiskusi, sehingga suasana diskusi berjalan lebih dinamis dari sebelumnya.

Gambar 4.12
Siswa Aktif Berdiskusi
c) Mental Activities
Aktivitas belajar yang termasuk pada indikator mental activity yang
pertama adalah keberanian siswa presentasi di depan kelas yang juga termasuk
dalam langkah recite pada metode SQ3R. Karena anggota kelompoknya berbeda
dan lebih banyak dari siklus I, pada siklus II ini siswa lebih berani untuk
presentasi di depan kelas, walaupun ada beberapa kelompok yang menjelaskan
hanya siswa yang itu-itu saja, namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah
berani untuk presentasi di depan kelas.
Selanjutnya adalah keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan.
Sebelumnya pada aktivitas ini siswa terlihat jarang terlibat dan hanya
mengandalkan teman kelompoknya, namun setelah pembagian kelompok diubah
menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari 4 siswa, aktivitas ini mengalami
peningkatan rata-rata persentase.
77

Gambar 4.13
Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal
Sedangkan untuk indikator aktivitas keberanian siswa menuliskan jawaban
di papan tulis, setelah peneliti memberikan reward berupa poin tambahan untuk
nilai siswa pada siklus II ini, beberapa siswa yang sebelumnya takut atau malu
beberapa
untuk menuliskan jawaban di papan tulis sudah berani untuk maju menuliskan
jawabannya. Dan bahkan beberapa anak memiliki inisiatif dan keberanian untuk
maju tanpa diminta oleh peneliti.
Untuk aktivitas membuat rangkuman hasil belajar pada siklus II aktivitas
ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan rencana
perbaikan yang berhasil yaitu pada saat menuliskan catatan sederhana pada
siklus I siswa masih banyak yan
yangg bingung atau belum mengerti apa yang bisa
mereka jadikan catatan sederhana, kemudian pada siklus II ini diberikan
perbaikan pada tahap membaca kembali teks siswa tidak hanya membaca teks
yang ada pada LKS, namun diberikan kesempatan untuk membaca dari re
referensi
lain seperti buku paket untuk menambah wawasannya, sehingga siswa tidak
bingung lagi untuk membuat catatan sederhana. Karena itu, saat membuat
rangkuman hasil belajar, siswa membuatnya secara lengkap.
Aktivitas selanjutnya adalah ketuntasan dalam m
membuat
embuat PR. Aktivitas ini
juga mengalami peningkatan dari siklus I. Sebelumnya pada siklus I masih
banyak siswa membuat kekeliruan dalam menjelaskan mengenai materi
segiempat menggunakan kertas origami. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus
II yaitu membuat
at teks pada LKS dengan cerita sehari
sehari-hari
hari yang lebih dimengerti
78

siswa, maka saat membuat PR siswa sudah mulai mengerti dan mengalami
peningkatan rata-rata
rata pada aktivitas ini.

Gambar 4.14
PR Siswa Menggunakan Kertas Origami
d) Emotional Activit
Activities
Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah
antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga mengalami
peningkatan dari sebelumnya, karena siswa sudah mulai nyaman dan terbiasa
dengan menggunakan metode SQ3R.

2 Respon Siswa
Hasil respon siswa terhadap pembelajar an menggunakan metode SQ3R
pembelajaran
yang berasal dari jurnal harian yang diberikan setiap akhir pembelajaran juga
mengalami peningkatan. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada Tabel
abel 4.15 sebagai berikut:
79

Tabel 4.15
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
VI 69,44 25 5,56
VII 77,77 16,67 5,56
VIII 83,33 13,89 2,78
IX 88,89 8,33 2,78
Rata-rata 79,86 15,97 4,17
Berdasarkan hasil respon pada siklus II diperoleh informasi bahwa setiap
pertemuan respon positif siswa meningkat dan rata-rata keseluruhannya telah
melebihi dari indikator keberhasilan. Begitu pula respon negatif siswa pada
setiap pertemuannya mengalami penurunan, yang artinya siswa mengapresiasi
penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran matematika.
Selain melalui jurnal harian, peneliti juga melakukan wawancara di akhir
siklus. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara siswa yang dilakukan
pada siklus II adalah sebagai berikut:
 Siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan SQ3R, selain
dapat bertukar pendapat, teks serta soal latihan yang ada pada LKS
membantu siswa lebih paham mengenai konsep materi yang diberikan.
 Dengan berubahnya pembagian kelompok siswa merasa belajar jadi tidak
membosankan.
3 Hasil Belajar
Selain data di atas peneliti juga melakukan tes formatif akhir siklus II
untuk melihat hasil belajar siswa, yang dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.16
Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II

Jumlah Siswa 36
X 77,04
X Max 93,33
X Min 57,78
Siswa Tuntas (≥ 75) 28 (77,78%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) 8 (22,22%)
SD 7,70
80

Berdasarkan data nilai tes akhir belajar siklus II terdapat peningkatan dari
sebelumnya sebanyak 30 %. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dikarenakan
sebelum diadakan tes siklus, siswa diberi tahu kisi
kisi-kisi
kisi soal yang akan keluar
dalam tes terlebih da
dahulu.
Dari keseluruhan data yang didapat pada siklus II yaitu aktivitas belajar
matematika, respon siswa dan hasil belajar siswa telah memenuhi indikator
keberhasilan, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan. Hal ini tidak terlepas
terle
dari perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdsarkan refleksi siklus I.

B. Interpretasi Analisis Data


data yang diperoleh dari hasil intervensi tindakan, diinterpretasi dan
Data-data
diolah. Data-data
data tersebut berupa data kualitatif maupun data kuantitat
kuantitatif. Data-
data yang diperoleh dari hasil intervensi tindakan penulis deskripsikan di bawah
ini:
1. Aktivitas belajar matematika siswa
Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa diperoleh dari lembar
observasi aktivitas belajar matematika siswa dan ang
angket
ket aktivitas belajar
matematika siswa.
Berdasarkan lembar observasi aktiv
aktivitas
itas matematika siswa, skor setiap
indikator aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II, penulis
sajikan pada diagram di bawah ini:

Diagram 4.1
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II
Berdasarka
Berdasarkan Masing-Masing Indikator
81

Berdasarkan diagram 4.1 di atas diketahui bahwa skor aktivitas belajar


matematika siswa pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan,
baik aktivitas visual, oral, mental maupun aktivitas emosional. Perubahan
perilaku siswa yang terjadi bersifat positif dan menunjukkan kemajuan sehingga
aktivitas belajar siswa dalam kelas berjalan dengan baik. Peningkatan tertinggi
terjadi pada indikator keenam,, yaitu indikator keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan soal latihan LKS sebesar 18,06 .
Rata-rata
rata keseluruhan skor aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan
siklus II, penulis sajikan ppada Diagram 4.2 berikut ini:

Diagram 4.2
Rata-rata
rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan D
Diagram 4.2 tersebut diketahui bawa skor aktivitas belajar
matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 13,94 dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang
dilakukan pada siklus II dapat me
memperbaiki dan meningkatkan
an aktivitas belajar
matematika siswa.

2. Respon Siswa
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan siswa jurnal
harian pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
82

penggunaan metode SQ3R. Berdasarkan hasil jurnal diperoleh informasi bahwa


tanggapan positif siswa terhadap pe
pembelajaran
mbelajaran semakin meningkat.
Perbandingan persentase respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
metode SQ3R berdasarkan jurnal harian pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada Diagram 4.3:

Diagram 4.3
Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
Pada Diagram
iagram 4.4 dapat dilihat bahwa respon positif siswa meningkat
sebesar 18,74 %, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa menyukai
pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Hal ini didukung dengan
siklu II. Persentase
menurunnya respon netral dan negatif siswa dari siklus I ke siklus
respon netral siswa menurun sebesar 14,58 % dan respon negatif menurun
sebesar 4,16 %.

Respon siswa baik positif, netral maupun negatif yang ditulis siswa pada
jurnal harian sebagian besar dipengaruhi oleh mudah atau sulitnya materi yang
dipelajari pada setiap pertemuan. Jika materi mudah dan siswa paham dengan
materi yang diajarkan maka respon positiflah yang banyak diungkapkan oleh
siswa, begitu pula sebaliknya jika materi dirasakan sulit oleh siswa maka respon
negatiflah yang banyak diu
diungkapkan siswa.
83

Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan


menggunakan metode SQ3R penelitian ini juga diperkuat dengan hasil
wawancara yang dilakukan yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa.

Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian


pendahuluan) diperoleh informasi bahwa tingkat kemampuan siswa VII-F rata-
rata masih dibawah KKM, metode yang selama ini digunakan guru adalah
ceramah, jarang menggunakan diskusi kelompok, siswa jarang bertanya,
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal rendah dan masih ada siswa yang
cuek saat guru menerangkan materi pelajaran.
Adapun hasil wawancara dengan siswa pada siklus II memberikan
informasi bahwa siswa sangat merespon baik metode pembelajaran SQ3R ini
karena langkah-langkah dalam metode SQ3R menuntut keaktifan siswa sehingga
belajar tidak hanya mencatat saja.

3. Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar dijadikan indikator keberhasilan dalam penelitian ini karena
dampak positif dari tingginya aktivitas belajar siswa adalah adanya peningkatan
dari hasil belajarnya. Hasil belajar diperoleh dari tes akhir siklus I dan siklus II.
Data persentase ketuntasan hasil belajar siswa setiap akhir sikus bisa dilihat pada
Tabel 4.17 dan Diagram 4.4 di bawah ini
Tabel 4.17
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
X 67,38 77,04
SD 14,18 7,70
Jumlah Siswa Tuntas 16 28
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 20 8

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai varian siswa menurun
pada siklus II sedangkan nilai rata-rata siswa meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keragaman siswa dalam memahami materi menggunakan metode
84

SQ3R semakin kecil, yang artinya hampir seluruh siswa memahami materi yang
diajarkan seingga hasil bel
belajar siswa meningkat pada siklus II.
Selain menggunakan tabel, hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
ditunjukkan pada Diagram
iagram 4.4 sebagai berikut:

Diagram 4.4

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa

Dari diagram di atas terlihat bahwa sebanyak 44,44 % siswa dikatakan


tuntas
as dengan hasil yang diperoleh masih tergolong rendah, hanya 16 orang
siswa yangg telah memenuhi standar KKM yang ditetapkan sekolah, hal ini
menunjukkan bahwa penguasaan materi di siklus I masih rendah. Pada tes akhir
siklus II sebanyak 77,78 % dari siswa atau sebanyak 28 siswa sudah dikatakan
tuntas. Sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik pada soal
dengan tingkat
ngkat kesukaran mudah dan sedang, sedangkan untuk soal dengan
tingkat kesukaran tinggi hanya dapat dikerjakan oleh beberapa siswa yang
memiliki kemampuan
uan akademik tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan
indikator keberhasilan kinerja sudah tercapai yaitu persentase siswa yang tuntas
belajar mencapai 77,78 %.

C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hhasil wawancara dengan guru matematika
tematika pada kegiatan pra
penelitian diketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas VII
VII-F masih
85

belum terlihat aktivitasnya karena pembelajaran masih berpusat pada guru,


metode pengajaran yang digunakan adalah metode ceramah, siswa kurang aktif
bertanya karena tidak tahu apa yang mau ditanyakan, siswa merasa jenuh ketika
belajar matematika, siswa mengalami kesulitan jika mengerjakan soal yang
berbeda sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Dari data tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa aktivitas belajar matematika siswa di kelas VII-F masih
tergolong rendah sehingga peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran di kelas
tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R. Pembelajaran
matematika dengan metode SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa karena pada pembelajaran ini siswa dituntun untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. LKS yang digunakan dalam
pembelajaran memuat langkah-langkah SQ3R yaitu survey, question, read,
recite dan review sehingga aktivitas belajar matematika siswa di kelas tidak
terbatas hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal latihan.
Penggunaan LKS pada pembelajaran dapat membantu siswa dalam diskusi
kelompok untuk memahami materi pelajaran. Pada LKS dengan menggunakan
tahapan metode SQ3R menuntun siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri. Situasi-situasi yang disajikan dalam bahan ajar berbentuk teks
matematik yang mudah dipahami siswa atau penyajian teks matematik berupa
situasi yang real sehingga siswa dilatih untuk berpikir secara matematik.
Penyajian teks matematik yang mudah dipahami atau teks berupa situasi real
sangat erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran realistik dan teknik
pembelajaran yang berusaha memahami konsep dengan cara yang sederhana.
Selain itu langkah-langkah SQ3R yang diterapkan dalam LKS
mengarahkan siswa untuk mandiri jadi dalam setiap pembelajaran yang lebih
berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika dari siklus
I dengan rata-rata keseluruhan skor sebesar 66,46 % sedangkan setelah tindakan
siklus II diperoleh sebesar 80,4 % ini artinya terjadi peningkatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika, hal ini terjadi karena pada siklus II siswa
diberikan reward berupa tambahan poin nilai apabila siswa berani untuk
presentasi atau menuliskan jawaban di papan tulis, perbaikan lain pada siklus II
86

yang menyebabkan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika


yaitu siswa tidak hanya menggunakan sumber bacaan berupa teks yang ada di
LKS untuk membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat, siswa juga diperbolehkan membaca referensi lain seperti buku paket
untuk menambah wawasan dan membantu siswa menjawab pertanyaannya.
Pergantian anggota kelompok juga berpengaruh dalam meningkatnya aktivitas
belajar siswa karena dengan anggota kelompok yang lebih banyak dari siklus I
dan heterogen menjadikan siswa lebih aktif terlibat dalam berdiskusi dan
mengerjakan soal latihan. Perlu diperhatikan dalam pembuatan teks pada tahap
survey, akan lebih baik jika teks tersebut tidak langsung memberikan rumus-
rumus yang terkait dengan materi yang dibahas karena akan membuat siswa
kurang kreatif dalam mengembangan pertanyaan-pertanyaan mereka pada tahap
question, sehingga lebih baik teks tersebut berupa analogi yang akan membantu
siswa menemukan konsep atau rumus terkait materi yang diajarkan.
Sedangkan melalui angket aktivitas belajar matematika siswa untuk
indikator visual activity mengalami peningkatan skor sebesar 4,02 dan rata-rata
skor siklus II telah mencapai 83,05, begitu pula untuk indikator oral
activity¸mental activity dan emotional activity mengalami peningkatan dan pada
siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu skor aktivitas belajar
matematika ≥ 75. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
menggunakan metode SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar matematika siswa dengan
penerapan metode pembelajaran SQ3R maka hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa diperoleh dari nilai tes
akhir siklus, pada siklus I persentase rata-rata ketuntasan siswa hanya sebesar
44,44 % atau sebanyak 16 siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75, sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,34% menjadi 77,78 % atau
sebanyak 28 orang siswa telah mencapai KKM.
Siswa merespon positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode
SQ3R. Hal ini terlihat dari pendapat siswa melalui jurnal harian. Persentase
87

respon positif siswa pada siklus II meningkat 18,74 %, pada siklus I hasil rata-
rata respon positif sebesar 61,12 % dan di siklus II respon positif siswa sebesar
79,86 %. Siswa menyukai dan mendukung pembelajaran dengan metode SQ3R
karena dalam pembelajaran ini mereka dituntun untuk berpikir dan mengeksplor
ide-ide matematik melalui teks matematik sederhana yang berkaitan dengan
situasi real, sehingga membuat lebih mudah dalam memahami materi. Kegiatan
diskusi selama pembelajaran juga membuat siswa saling bertukar pendapat
dengan temannya, sehingga siswa mampu mengkomunikasikan ide-ide
matematik yang dimilikinya. Adanya rangkuman dan penugasan dengan
menggunakan kertas origami juga mempermudah siswa dalam memahami
pelajaran. Secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran yang dilakukan.
Hasil penelitian yang ditemukan pada penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dian Teguh Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono
dengan judul penelitian ” Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
SQ3R Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”
penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang menggunakan metode SQ3R lebih baik dari pada siswa yang
menggunakan metode ekspositori . Hasil penelitian yang sama juga ditemukan
pada penelitian skripsi Mochamad Ikmal Januar yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode SQ3R di Sekolah
Menengah Pertama”, yang menunjukkan bahwa penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan pemahaman relasional matematik siswa dan aktivitas belajar
matematika juga meningkat dalam penelitian ini. Pada siklus I rata-rata aktivitas
belajar matematika siswa sebesar 71,1%, sedangkan pada siklus II rata-rata
aktivitas belajar matematika siswa sebesar 82,3%.

D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal, namun demikian masih
terdapat hal-hal yang diluar kendali peneliti sehingga hasil penelitian ini
memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
88

1. Waktu pembelajaran matematika yang terletak pada siang hari setelah


istirahat dan sholat zuhur menyebabkan siswa terkadang telat masuk kelas
sehingga saat mengisi LKS pada tahap question dan menjawab pertanyaan
serta presentasi catatan sederhana pada tahap recite peneliti hanya
memberikan waktu yang sedikit kepada siswa agar pembelajaran sesuai
dengan RPP.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan bangun datar
segiempat, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan
lain.
3. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh observer,
peneliti ikut mengontrol aktivitas siswa namun tidak mengisi lembar
observasi. Peneliti sebaiknya mengisi lembar observasi untuk
dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data dan pembahasan, dapat


disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika dengan metode SQ3R dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika
siswa ini dapat terlihat dari instrumen lembar observasi dan angket aktivitas
belajar matematika. Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh indikator
aktivitas mengalami peningkatan, serta keseluruhan rata-rata skor aktivitas
belajar matematika siswa pada siklus I adalah 66,46 dan setelah dilakukan
perbaikan selama pembelajaran pada siklus II rata-rata skor aktivitas belajar
matematika siswa meningkat menjadi 80,40. Berdasarkan instrumen angket
aktvitas belajar menunjukkan rata-rata skor pada siklus I sebesar 74,41 dan
meningkat pada siklus II menjadi 82,17. Hasil yang dicapai pada siklus II
telah mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu skor masing-
masing indikator aktivitas belajar matematika siswa mencapai ≥ 75 .
2. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R. Hal ini terlihat dari hasil
jurnal harian siswa yang menunjukkan respon positif siswa pada siklus I
sebesar 61,12 % menjadi 79,86 % pada siklus II. Perolehan persentase respon
positif siswa telah mencapai indikator ketercapaian sebesar ≥ 75%, hal ini
menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan
metode SQ3R. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan
negatif siswa dari siklus I ke siklus II. Persentase respon negatif siswa
menurun dari 8,33% pada siklus I menjadi 4,17% pada siklus II.
3. Metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang memenuhi
KKM pelajaran matematika. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya sebanyak

89
90

16 orang atau sebesar 44,44 % dan meningkat pada siklus II menjadi


sebanyak 28 siswa yang mencapai nilai KKM atau dengan persentase sebesar
77,78 %.

B. Saran
1. Bagi para guru yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
pada siswa yang beragam kemampuan akademiknya, selayaknya menerapkan
metode pembelajaran SQ3R.
2. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian
lanjutan mengenai metode pembelajaran SQ3R baik pada variabel penelitian,
maupun pada jenjang pendidikan lainnya. Sehingga turut memperkuat
pembuktian teori-teori metode pembelajaran SQ3R secara empiris.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi


revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

--------------. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Faris, Pamela J. 2004. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s


Classrooms. New York: MC Graw Hill.

Grandgenett, Neal, Judi Harris dan Mark Hofer. 2011. Mathematics Learning Activity
Types tersedia online di http://activitytypes.wm.edu/MathLearningATs-
Feb2011.pdf. Diakses pada 23 Desember 2014

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta: DIVA
Press.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

--------------. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media.

91
92

Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran matematika. Yogyakarta: Direktorat Jenderal


Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Depdiknas).

Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:


JICA-UPI.

Sukardjono, dkk. 2008. Hakikat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Sumarmo, Utari. 2006. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematik pada Siswa


Sekolah Menengah. Artikel Penelitian. Bandung: FMIPA UPI. Tersedia online
http://:www.math.sps.edu. Diakses pada 22 Oktober 2014

Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Grup.

Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


93

Walle, John A. Van De. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah
Pengembangan Pengajaran Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
94

LEMBAR WAWANCARA GURU SEBELUM TINDAKAN PENELITIAN

Tahap : Pra Penelitian

Hari/Tanggal : Kamis/8 Januari 2015

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dan


permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika
di kelas tersebut.

1. Peneliti : “Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran
matematika ?”
Guru : “Sebelum kurikulum 2013 lebih sering konvensional, saya
menjelaskan lalu siswa diberikan latihan atau tugas. Tetapi
setelah kurikulum 2013, pembelajaran dikelas menggunakan
scientific approach.
2. Peneliti : “Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan
persoalan matematika yang melibatkan lebih dari satu konsep
matematika ?”
Guru : “Sebagian anak mampu menyelesaikan, sebagian lagi tidak”.
3. Peneliti : “Bagaimana hasil belajar matematika di kelas VII yang ibu ajar?”
Guru : “Lumayan, rata-rata nilai siswa memenuhi KKM. Tetapi kelas
VII-F kurang dari 50% yang memenuhi KKM.
4. Peneliti : “Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
materi pelajaran yang Ibu sampaikan ?”
Guru : “Sebagian besar memperhatikan”.
5. Peneliti : “Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah Ibu
sampaikan ?”
Guru : “Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan seperti
sudah mengerti semua? Atau ada yang belum paham?, setelah
dipancing dengan pertanyaan seperti itu biasanya siswa banyak
95

yang bertanya. Tidak hanya siswa yang duduk didepan yang


bertanya, tetapi yang duduk dibelakang juga terkadang bertanya”.
6. Peneliti : “Apakah Ibu pernah menerapkan diskusi kelompok kepada
siswa dan bagaimana perilaku siswa saat diskusi ?”
Guru : “Pernah. Hanya beberapa siswa yang benar-benar berdiskusi,
selebihnya hanya mengandalkan siswa yang pintar dalam
kelompoknya”.
7. Peneliti : “Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan
dengan baik oleh siswa ?”
Guru : “Siswa tanggung jawab dengan tugasnya dan mengerjakan
dengan baik”.
8. Peneliti : “Ketika pelajaran dimulai, apakah siswa sudah dalam keadaan
siap belajar?”
Guru : “Kebanyakan siswa belum siap, mereka belum menyiapkan buku
pelajaran atau alat tulis diatas meja belajar. Bahkan terkadang
siswa tidak tahu materi yang dibahas ada dihalaman berapa pada
buku paket”.
9. Peneliti : “Kesulitan apa saja yang ibu alami dalam proses pembelajaran
matematika?”
Guru : “Jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak, selain itu
pengetahuan awal siswa juga kurang dan ini cukup menghambat
proses pembelajaran”.
10. Peneliti : “Menurut Ibu, perlukah aktivitas belajar matematika siswa
ditingkatkan?”
Guru : “Perlu karena suasana belajar akan lebih kondusif, siswa akan
terlatih untuk mandiri”

Jakarta, 8 Januari 2015

Guru Matematika SMPN 127 Jakarta

Isprianah, S.Pd
96

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 1

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
97

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.1 Mengidentifikasi persegi panjang berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari diagonal,
sisi, dan sudutnya
3.6.2 Menentukan besar sudut suatu persegi panjang dengan menggunakan sifat-sifat
persegi panjang
3.6.3 Mengidentifikasi persegi berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, diagonal dan
sudutnya
3.6.4 Menentukan hubungan antar garis pada suatu persegi berdasarkan sifat-sifat
persegi.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat persegi panjang.
3. Menentukan sifat-sifat persegi.

E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat persegi panjang.
2. Sifat-sifat persegi.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
98

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(20 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru menjelaskan langkah-langkah yang perlu
dilakukan siswa dalam menyelesaikan LKS.
6. Guru menggali pengetahuan prasyarat siswa melalui
kegiatan tanya jawab.
Inti (80 menit)
7. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2
orang siswa.
8. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat persegi panjang dan persegi
9. Guru memberikan LKS 1 pada setiap siswa.
a. Mengamati 10. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 1 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 11. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi Question
yang diperoleh dari teks yang dibaca
12. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan Read
teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep
yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 13. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkomu 14. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
nikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
99

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
15. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 16. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan,
yang tersedia pada akhir LKS 1 untuk mengukur
pemahaman tentang materi terkait.
17. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
18. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 19. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
20. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat
rangkuman hasil belajar.
21. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
22. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai
sifat-sifat persegi panjang dan persegi menggunakan
kertas origami pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
100

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Mengidentifikasi persegi panjang Pada LKS no 1
berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari
diagonal, sisi, dan sudutnya
b. Menentukan besar sudut suatu persegi Pada LKS no 2
panjang dengan menggunakan sifat-
sifat persegi panjang.
c. Mengidentifikasi persegi berdasarkan
sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, diagonal Pada LKS no 3
dan sudutnya
d. Menentukan hubungan antar garis pada
suatu persegi berdasarkan sifat-sifat Pada LKS no 4
persegi
Jakarta, 16 Februari 2015
Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 2

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
102

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


4.7.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan luas persegi
panjang
4.7.2 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan keliling persegi
panjang
4.7.3 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan keliling persegi
4.7.4 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan luas persegi

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan rumus luas dan keliling persegi panjang dan persegi.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan luas dan keliling persegi panjang dan
persegi.

E. Materi Pembelajaran
1. Keliling dan luas persegi panjang.
2. Keliling dan luas persegi.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
103

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat
persegi dan persegi panjang.
Inti
(60 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi luas dan keliling persegi panjang dan
persegi
8. Guru memberikan LKS 2 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 2 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question
diperoleh dari teks yang dibaca
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
104

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 2 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(10 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai
luas dan keliling persegi panjang dan persegi
menggunakan kertas origami pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
105

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 1
hari yang berkaitan dengan luas
persegi panjang
b. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 2
hari yang berkaitan dengan keliling
persegi panjang
c. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 3
hari yang berkaitan dengan keliling
persegi
d. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 4
hari yang berkaitan dengan luas
persegi
Jakarta, 23 Februari 2015

Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 3

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
107

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.5 Mengidentifikasi jajargenjang berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sudutnya
3.6.6 Menentukan panjang sisi-sisi jajargenjang berdasarkan sifat-sifat jajargenjang
3.6.7 Menentukan besar sudut jajargenjang berdasarkan sifat-sifat jajargenjang

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat jajargenjang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat jajargenjang.

E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat jajargenjang.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu luas dan
108

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
keliling persegi panjang dan persegi.
Inti
(90 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat jajargenjang.
8. Guru memberikan LKS 3 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 3 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question
diperoleh dari teks yang dibaca
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 3 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
109

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai
sifat-sifat jajargenjang menggunakan kertas origami
pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
110

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Mengidentifikasi jajargenjang Pada LKS no 1
berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari
sudutnya
b. Menentukan panjang sisi-sisi Pada LKS no 4
jajargenjang berdasarkan sifat-sifat
jajargenjang
c. Menentukan besar sudut jajargenjang Pada LKS no 2
berdasarkan sifat-sifat jajargenjang dan 3

Jakarta, 26 Februari 2015

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


111

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 4

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
112

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.8 Menghitung luas jajar genjang jika diketahui alas dan tingginya
3.6.9 Menghitung keliling jajar genjang jika diketahui salah satu sisi dan luasnya
4.7.5 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling jajargenjang

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas jajargenjang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang.

E. Materi Pembelajaran
1. Keliling jajargenjang.
2. Luas jajargenjang.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
113

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat
jajargenjang.
Inti
(60 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi keliling dan luas jajargenjang.
8. Guru memberikan LKS 4 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 4 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question
diperoleh dari teks yang dibaca
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 4 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
114

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(10 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai
luas dan keliling jajargenjang menggunakan kertas
origami pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
115

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Menghitung luas jajar genjang jika Pada LKS no 1
diketahui alas dan tingginya
b. Menghitung keliling jajar genjang Pada LKS no 2
jika diketahui salah satu sisi dan dan 4
luasnya
c. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 3
hari berkaitan dengan keliling
jajargenjang

Jakarta, 2 Maret 2015

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 5

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
117

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.5 Mengidentifikasi trapesium berdasarkan sifat-sifatnya
3.6.6 Menghitung besar sudut yang belum diketahui dari sebuah trapesium

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat trapesium.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat trapesium.

E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat trapesium.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu keliling
dan luas jajargenjang.
118

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
Inti
(90 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat trapesium.
8. Guru memberikan LKS 5 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 5 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question
diperoleh dari teks yang dibaca
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 5 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
119

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai
sifat-sifat trapesium menggunakan kertas origami pada
siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
120

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Mengidentifikasi trapesium Pada LKS no 1
berdasarkan sifat-sifatnya
b. Menghitung besar sudut yang belum Pada LKS no 2
diketahui dari sebuah trapesium dan 3

Jakarta, 9 Maret 2015

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


121

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 6

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
122

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


4.7.6 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling trapesium
4.7.7 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas trapesium

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas trapesium.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium.

E. Materi Pembelajaran
1. Keliling trapesium.
2. Luas trapesium

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat
123

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
trapesium
Inti
(90 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi keliling dan luas trapesium.
8. Guru memberikan LKS 6 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 6 secara Survey
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question
diperoleh dari teks yang dibaca
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 6 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
124

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan luas dan
keliling trapesium menggunakan kertas origami pada
siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
125

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 1
hari berkaitan dengan keliling dan 3
trapesium
b. Menyelesaikan permasalahan sehari- Pada LKS no 3
hari berkaitan dengan luas trapesium dan 5

Jakarta, 12 Maret 2015

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


126

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 7

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
127

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.7 Menentukan panjang sisi belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya
3.6.8 Menentukan besar sudut belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya
3.6.9 Menentukan panjang sisi layang-layang berdasarkan sifat-sifatnya
3.6.10 Menentukan besar sudut layang-layang berdasarkan sifat-sifatnya

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang.

E. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat belah ketupat.
2. Sifat-sifat layang-layang.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
128

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu keliling
dan luas trapesium
Inti
(90 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang.
8. Guru memberikan LKS 7 pada setiap siswa. Survey
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 7 secara
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting Question
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari teks yang dibaca Read
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan Recite
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami Review
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
129

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
tersedia pada akhir LKS 7 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR membuat penjelasan sifat-sifat
belah ketupat dan layang-layang menggunakan kertas
origami pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks lembar angket
pada LKS
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
e. Kemampuan siswa dalam membaca
catatan sederhana
130

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


f. Keterlibatan siswa dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS
g. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
h. Membuat rangkuman hasil belajar
i. Ketuntasan dalam membuat PR
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
2. Pengetahuan Tes Tertulis
a. Menentukan panjang sisi belah Pada LKS no 1
ketupat berdasarkan sifat-sifatnya
b. Menentukan besar sudut belah ketupat Pada LKS no 2
berdasarkan sifat-sifatnya
c. Menentukan panjang sisi layang- Pada LKS no 4
layang berdasarkan sifat-sifatnya
d. Menentukan besar sudut layang- Pada LKS no 3
layang berdasarkan sifat-sifatnya dan 5

Jakarta, 16 Maret 2015

Mengetahui,

Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


131

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 127 Jakarta Barat


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/2
Materi Pokok : Segiempat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 8

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan
keliling dan luas.
4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
132

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.11 Menghitung luas belah ketupat
3.6.12 Menghitung keliling belah ketupat
3.6.13 Menghitung diagonal belah ketupat jika dketahui luas dan salah satu
diagonalnya
3.6.14 Menghitung keliling layang-layang
4.7.8 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas layang-layang
4.7.9 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling belah
ketupat

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat :
1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang.
3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang.

E. Materi Pembelajaran
1. Keliling dan luas belah ketupat.
2. Keliling dan luas layang-layang.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik.
2. Metode : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Notebook, LCD, LKS.
2. Alat : Papan tulis, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
133

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen
SQ3R
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dipelajari.
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat
belah ketupat dan layang-layang
Inti
(90 menit) 6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang siswa.
7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar
yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang.
8. Guru memberikan LKS 8 pada setiap siswa. Survey
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 8 secara
singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
penting Question
b. Menanya 10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari teks yang dibaca Read
11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan Recite
c. Menalar 12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan
menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka
pahami Review
d. Mengkom 13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan
unikasikan untuk mempresentasikan jawaban dan catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
134

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Komponen


SQ3R
menanggapi
14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
berlangsung.
e. Mencoba 15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
tersedia pada akhir LKS 8 untuk mengukur pemahaman
tentang materi terkait.
16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
pemahaman siswa yang sudah tepat dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat.
Penutup 18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi
(20 menit) yang dipelajari.
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal
yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman
hasil belajar
20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa
mempelajarinya.
21. Guru memberikan PR pada siswa.

I. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen
1. Aktivitas belajar matematika Observasi dan Pada lembar
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar angket observasi dan
b. Keseriusan siswa dalam memperhatikan lembar angket
penjelasan guru atau teman
c. Keaktifan siswa dalam bertanya
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok
135

No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Instrumen


e. Kemampuan siswa dalam membaca
teks
f. Membuat rencana sistematis dalam
menjawab soal
g. Mengungkapkan alasan dalam
menjawab soal
h. Keberanian siswa menulis jawaban di
papan tulis
i. Menjelaskan konsep matematika yang
digunakan dalam menjawab soal
j. Membuat rangkuman hasil belajar
2. Pengetahuan Tes Tertulis

a. Menghitung keliling layang-layang


b. Menyelesaikan permasalahan sehari-
hari berkaitan dengan luas layang- Pada LKS no 5
layang Pada LKS no 3
c. Menyelesaikan permasalahan sehari-
hari berkaitan dengan keliling belah
ketupat Pada LKS no 4

Jakarta, 19 Maret 2015

Mengetahui,
Guru Pamong Peneliti

Isprianingsih, S.Pd Mimi Umayah

NIP. NIM. 1110017000068


136

Materi : Sifat-sifat persegi panjang dan persegi


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat persegi panjang
dan persegi
2. Siswa dapat mengerjakan soal-soal terkait sifat-
sifat persegi panjang dan persegi

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 2.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


sifat-sifat persegi dan persegi panjang !

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat benda-benda berbentuk


segiempat. Bangun datar segiempat merupakan bangun datar yang memiliki empat sisi.
Persegi dan persegi panjang merupakan segiempat yang paling sering kita jumpai
disekitar kita, contohnya buku, jendela dan lain-lain. Agar lebih memahami persegi
panjang dan persegi perhatikan teks berikut

Pak Danu adalah seorang pembuat bingkai foto. Pada suatu hari Pak Danu
mendapat pesanan untuk membuat 2 bingkai foto yang berbentuk persegi dan persegi
panjang dengan ukuran kayu untuk masing-masing bingkai sepanjang 60 cm. Kayu-kayu
tersebut Pak Danu potong sehingga membentuk kerangka bingkai yang diinginkan
seperti gambar di bawah ini
137

15 cm

20 cm
10 cm

Agar bingkai foto itu bisa berdiri kokoh maka Pak Danu membuat kayu untuk
menyanggah bagian belakang bingkai tersebut sehingga tampak seperti gambar
dibawah ini

Jika kalian perhatikan secara teliti bangun datar segiempat memiliki


beberapa sifat. Untuk menemukan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi
panjang kalian harus perhatikan bangun tersebut berdasarkan sisi, sudut serta
diagonalnya.
138

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini dan jawablah pertanyaan berikut !

 Apakah sisi persegi dan persegi panjang semua ukurannya sama?


 ...........
 ...........
 ...........
 ...........
 .............
 ..............
 ...............
 Persegi adalah.........

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
139

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


Review setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !
1. Perhatikan persegi panjang KLMN pada gambar di samping !

Pertanyaan :

a. Sebutkan pasangan sudut yang saling berhadapan !

b. Sebutkan pasangan garis yang sejajar serta berikan alasanmu !

c. Sebutkan pasangan garis diagonal !

2. Perhatikan gambar persegi panjang dengan titik potong O berikut !


140

Hitunglah besar sudut-sudut berikut ini

a. ∠DAO c. ∠DCO

b. ∠ABC d. ∠BOC

3. Pada persegi PQRS disamping, sebutkan :

a. Tiga ruas garis yang sama panjang dengan PQ


b. Tiga ruas garis yang sama panjang dengan OQ
c. Delapan sudut yang sama besar

4.
Bagaimanakah hubungan garis EF dan HG, garis EF
dan FG ?
141

Materi : Luas dan keliling persegi panjang dan persegi


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan luas dan keliling persegi
panjang dan persegi
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan luas
dan keliling persegi panjang dan persegi

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 2.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


luas dan keliling persegi dan persegi panjang !

Paman dan istrinya memiliki hobi yang sama yaitu bercocok tanam. Karena hobinya tersebut
mereka berdua memiliki lahan perkebunan yang cukup luas yang terbagi menjadi beberapa petak.
Petak pertama berbentuk persegi sedangkan petak kedua berbentuk persegi panjang.

Setiap hari Minggu paman dan istrinya lari pagi mengelilingi lahan perkebunannya yang
berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang dan lebar berturut-turut adalah 150 meter dan
70 meter.

Dapatkah Paman mengetahui jarak yang ditempuh ketika lari mengelilingi kebun satu
putaran? Adakah hubungan antara keliling lahan perkebunan dengan jarak yang Paman tempuh
selama lari pagi ?
142
Paman ingin merenovasi lantai kamarnya
yang berbentuk persegi panjang dengan
mengganti ubin pada lantai tersebut.
Ukuran panjang lantai kamar Paman 3
meter dan lebarnya 4 meter.

Pada lantai kamarnya, Paman ingin memasang ubin dengan ukuran 20 cm x


20 cm, sehingga pada sisi panang dapat dipasang sebanyak 15 ubin dan pada sisi
lebar sebanyak 20 ubin.
Jumlah banyaknya ubin yang dapat menutup dengan tepat lantai kamar
Paman menunjukkan luas dari lantai kamar dalam satuan ubin. Jika sisi panjang
pada lantai kamar dimisalkan p dan lebarnya dimisalkan l, dapatkah disimpulkan
rumus luas persegi panjang ?
143

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini dan jawablah pertanyaan berikut !

 Berapakah jarak yang ditempuh Paman dalam satu kali putaran mengelilingi
kebun yang berbentuk persegi panjang?
 Apabila panjang dan lebar kebun dimisalkan p dan l, bagaimanakah rumus
keliling persegi panjang?
 .........
 ...........
 ...........
 .............

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
144

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan panjang 10 m dan lebar 6 m.

Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi

panjang dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah didalam

taman yang dapat ditanami bunga ?

2. Halaman rumah berbentuk persegi panjang berukuran panjang 90 m dan lebar

65 m. Di sekeliling halaman itu akan dipasang pagar dengan biaya Rp 135.000,00

per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut ?
145

3. Keliling kolam yang berbentuk persegi sama dengan luas kolam yang berbentuk

persegi panjang yang panjangnya 6 cm lebih dari lebarnya, jika keliling dari

kolam berbentuk persegi panjang adalah 52 cm, berapakah keliling kolam yang

berbentuk persegi ? jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian

secara urut !

4. Pak Norman memiliki kebun jeruk berbentuk persegi. Keliling kebun Pak Norman

60 m. Jika kebun Pak Norman menghasilkan buah jeruk sebanyak 8 kg untuk

setiap 1 m2 , maka setiap kali panen berapa kilogram buah jeruk yang diperoleh

Pak Norman ? Jelaskan alasanmu !


146

Materi : Sifat
Sifat-sifat jajargenjang
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat
sifat sifat jajargenjang
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
sifat-sifat jajargenjang

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 2.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


sifat jajar genjang !
sifat-sifat

Apa yang kamu pikirkan tentang


bentuk tralis jendela pada gambar
disamping ? segiempat yang ada
pada tralis jendela disebut bangun
jajargenjang. Semua jajargenang
pada tralis tersebut mempunyai
bentuk dan besar yang sama.
Untuk memahami sifat-sifat
jajargenjang
njang perhatikan teks
berikut !

Rina ingin membuat suatu prakarya dengan


menggunakan kertas karton. Kertas karton
tersebut Rina potong sehingga membentuk
bangun jajar genjang yang tampak seperti gambar
disamping.
147

Kemudian kertas yang sudah berbentuk


jajargenjang itu Rina lipat mengikuti garis
diagonal sehingga titik C berhimpit
berhimpi dengan titik
A. Dan jika dilipat dengan diagonal yang
berlawanan maka titik D akan berhimpit dengan
titik B.

Dengan cara melipat kertas yang berbentuk jajargenjang tersebut dapat


membuktikan dua sifat jajargenjang berdasarkan sisi dan sudutnya.

C D Pada gambar jajargenjang


ang ABCD disamping
AB//DC dan AC//BD.. Sehingga berlaku
sifat-sifat
sifat sudut dalam sepihak , sehingga
A B sudut yang berdekatan saling berpelurus

Jika kalian perhatikan secara teliti gambar serta teks diatas, kalian akan
menemukan dua sifat-sifat sudut sudut sehadap serta
sifat jajargenjang berdasarkan sudut-sudut
diagonalnya.
148

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini dan jawablah pertanyaan berikut !

 Adakah sisi-sisi yang sejajar ?


 Mengapa titik C berhimpit dengan titik A dan titik D berhimpit dengan titik B ?
 ............
 ..............
 ...............
 ..............
 .............
 ..............
 ..............
 Jajargenjang adalah ...........

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
149

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah
rbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Apakah segiempat
empat ABCD termasuk suatu jajargenjang
jajargenjang jika besar ∠ABC = 60° ,

65° dan ∠DAB = 115° ? Berikan alasanmu !


∠BCD = 120° , ∠CDA = 65

Pada jajar genjang PQRS di atas, diketahui kedua


2.
diagonalnya berpotongan di titik T. Jika ∠PQT = 40° ,
dan ∠RQT = 35°.. Maka tentukanlah besar sudut :

a. ∠PSQ b. ∠R
150

3. Jika diketahui ∠SPQ = x + 35° dan ∠PQR = 2x +


10° , hitunglah !

a. Nilai x b. ∠QRS

Ayah ingin mengganti seng atap rumahnya


4. yang sudah bocor, setelah diukur 2 sisinya
ternyata panjangnya 8 m dan 6 m. Karena
hujan ayah tidak dapat menelanjutkan
mengukur sisi yang lainnya.

Berapakah panjang sisi yang belum sempat diukur ayah jika diketahui seng atap

rumahnya berbentuk jajargenjang ?


151

Materi : Luas dan keliling jajargenjang


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan luas dan keliling
jajargenjang
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan luas
dan keliling jajargenjang

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 2.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


luas dan keliling jajargenjang !
Pak sigit memiliki sebidang tanah yang berbentuk jajargenjang untuk dibangun
menjadi kandang bebek. Agar bebek-bebeknya tidak keluar dari kandang, Pak Sigit
ingin membuat pagar disepanjang kandang bebek tersebut yang diketahui bidang tanah
yang dimiliki Pak Sigit dua pasang sisinya sejajar dan sama panjang dengan ukuran 8 m
dan 6 m. Dengan harga pagar per meter Rp.10.000

Karena telah mengetahui ukuran-


ukuran setiap sisi pada bidang
6m tanahnya, Pak Sigit jadi lebih mudah
menghitung berapa uang yang harus
disiapkan untuk membuat pagar
8m kandang bebeknya.

Pagar di sekeliling kandang bebek

Apakah Pak Sigit perlu mengetahui berapa keliling kandang bebeknya untuk
bisa menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk membeli pagar? Bagaimana
cara Pak Sigit menentukan keliling kandang bebeknya ?
152

Untuk memahami luas jajargenjang perhatikan teks berikut

Anak Pak Ahmad yang bernama Rani merupakan anak


yang pintar. Ia penasaran berapa luas kebun yang
dimiliki ayahnya.
hnya. Sehingga Rani membuat sketsa kebun
ayahnya pada buku gambar untuk mengetahui luasnya.
Seperti pada gambar (i)

Kemudian Rani memotong jajargenjang ABCD sesuai


dengan garis DE, sehingga menghasilkan dua bangun,
yaitu segitiga AED dan bangun segiempat EBCD

Hasil potongan yang berbentuk bangun segitiga AED


Rani tempelkan sehingga sisi BC berhimpit dengan sisi
AD. Sehingga membentuk bangun baru yaitu persegi
DE Maka luas
panjang. Dengan panjang CD dan lebar DE.
bangun ABCD adalah luas persegi panjang

Kalian akan menemukan rumus keliling serta luas jajargenjang jika kalian
membaca dan memahami teks diatas.
153

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini dan jawablah pertanyaan berikut !

 Bagaimana cara Pak Sigit menghitung jumlah uang yang harus disiapkan untuk
membeli pagar ?
 .............
 ..............
 .............
 Jika sisi jajargenjang dimisalkan dengan a dan b, maka rumus kelilingnya
adalah........
 ...............

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
154

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Tentukan luas
as dari masing-masing
masing jajar genjang
ang pada gambar berikut :

2. Pada sebuah jajar genjang diketahui luasnya 250 cm2 . Jika panjang alas jajar

genjang tersebut 5x dan tinggin


tingginya
ya 2x, berapakah keliling jajar genjang

tersebut?
155

3. Pak Ahmad memiliki kebun berbentuk jajargenjang yang akan dijual. Untuk

mengetahui batas tanahnya, Pak Ahmad ingin memberi pagar di sekeliling

kebunnya. Jika panjang sisi-sisi kebun Pak Ahmad 20 m dan 10 m serta harga

pagar per meter Rp. 10.000,- Berapakah uang yang harus Pak Ahmad siapkan ?

4.
Perhatikan gambar jajar genjang PQRS ! Apabila
panjang PQ = 15 cm, QU = 10 cm dan luas jajar
genjang PQRS = 120 cm2 , maka keliling jajar
genjang tersebut adalah....
156

Materi : Sifat-sifat trapesium


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat trapesium
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
sifat-sifat trapesium

Kelompok :

Nama Anggota : 1. ______________ 2. ________________

3. 4.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


sifat-sifat trapesium!

Jika kalian perhatikan


rumah adat Lampung
disamping, salah satu atap
rumahnya memiliki bangun
segiempat trapesium.

A
Gambar-gambar dibawah ini merupakan jenis trapesium berdasarkan

panjang kakinya
157

Dari ketiga gambar trapesium diatas dapatkah kalian tentukan jenis

trapesium tersebut?

Untuk mengetahui sifat-sifat


sifat trapesium, kalian

dapat perhatikan bahwa jika garis SR dan PQ

diperpanjang maka kedua garis tersebut tidak

akan memotong satu sama lain.

Dan pada trapesium tersebut berlaku sudut sehadap sehingga sudut P

dan sudut S saling berpelurus.

Jika kalian pahami teks diatas serta cermati ma


macam-macam
macam gambar

trapesium , kalian akan mengetahui sifat-sifat


sifat sifat trapesium berdasarkan sisi

dan sudutnya .
158

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini

 ..................
 .................
 .................
 ................

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
159

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !
160

Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini !

1. Segitiga ISO disamping adalah segitiga


samakaki dengan IO =IS dan sisi TF // sisi SO.
Berbentuk apakah SOFT ? Mengapa ?

2. Tentukan besar semua sudut yang belum diketahui dari trapesium berikut !

a. b.

c.

3. Diketahui trapesium EFGH dengan besar ∠E = 62° dan ∠F = 52° . Garis EP

sejajar dengan garis GH. Tentukan besar sudut-sudut lain dalam trapesium

tersebut !
161

Materi : Keliling dan luas trapesium


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan keliling dan luas trapesium
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
keliling dan luas trapesium

Kelompok :

Nama Anggota : 1. ______________ 2. ________________

3. 4.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


keliling dan luas trapesium!

Sebuah perusahaan yang


bergerak dibidang mainan
anak-anak ingin memmperluas
cabang tokonya diberbagai
pusat perbelanjaan. Salah satu
cabang yang baru dibuka
tokonya berbentuk trapesium
sama kaki yang memiliki
ukuran sisi yang sejajar 8 m
dan 4 m, serta panjang kaki
nya 5 m.

Tembok pada toko tersebut akan dilapisi wall sticker disekelilingnya agar lebih
menarik pengunjung terutama anak-anak. Perusahaan mainan anak tersebut sudah
menyiapkan wall sticker sepanjang 25 m dan ternyata setelah dipasang masih tersisa
3 m. Adakah hubungan antara panjang wall sticker yang dibutuhkan dengan keliling
toko anak-anak tersebut ?
162

Galih mempunyai PR untuk menghitung


menghitung luas bangun trpesium karena ia tidak
masuk sekolah karena sakit, dan
dan Galih juga belum memiliki buku paket matematika
sehingga ia harus mencari tahu sendiri bagaimana rumus luas trapesium itu.

Untuk mencari rumus luas trapesium Galih membuat gambar


sebuah trapesium pada sebuah
sebua kertas. Sisi-sisi
sisi yang sejajar
diberi nama sisi a dan b serta untuk tinggi diberi nama t

Setelah itu trapesiumnya Galih potong secara


mendatar (horizontal) sehingga membagi dua
ukuran tinggi sama besar.

Hasil potongannya ditempel pada bagian


samping trapesium bagian bawah dan ternyata
membentuk suatu bangun jajargenjang.

Bagaimana menentukan rumus trapesium dari bentuk jajargenjang tersebut ?


apa yang dapat disimpulkan tentang luas
lu trapesium jika sisi-sisi
sisi yang sejajar
dimisalkan dengan sisi sejajar 1 dan sisi sejajar 2 ?
163

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini

 ..............
 .............
 .............
 ...............

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
164

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Pak Dadang memiliki sebidang


sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki yang

panjang sisi sejajarnya adalah 100 m dan 60 m, serta panjang kakinya 50 m.

Berapakah panjang pagar yang dibutuhkan jika Pak Dadang memiliki rencana

membuat pagar disekeliling wilayah tanahnya ?

2. Pak Tomi ingin


ngin membeli sebidang tanah berbentuk trapesium siku-siku
siku dengan

panjang sisi sejajarnya 50 m dan 90 m serta tinggi trapesium 20 m. Harga tanah

itu Rp. 150.000 per m2. Jika Pak Tomi mempunyai uang Rp. 250 juta dan
165

kemudian membeli tanah tersebut, apakah uang Pak Tomi mencukupi ? jelaskan

jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut !

3. Kakek membeli sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki dengan ukuran

sisi sejajarnya 100 m dan 40 m, jarak antara dua sisi sejajar tersebut 40 m dan

panjang kaki trapesiumnya 50 m. Sebagian tanah tersebut akan dijual, sehingga

tersisa bidang tanah yang berbentuk persegi dengan sisi 40 m. Berapakah luas

dan keliling tanah Kakek yang dijual ?


166

Materi : Sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat belah ketupat
dan layang-layang
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang

Kelompok :

Nama Anggota : 1. ______________ 2. ________________

3. 4.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang!

A
Pernahkah kalian main atau melihat orang bermain layang-layang? Atau pada
saat hari raya Idul Fitri pasti kalian pernah melihat atau makan ketupat. Kedua
gambar tersebut sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Tetapi, apakah kamu
pernah mendengar istilah belah ketupat ?
Belah ketupat dan layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang
bentuknya seperti gambar diatas. Perhatikan ilustrasi pada teks berikut untuk
memahami sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
167

Agung dan Nanda ingin membuat layang-layang dengan bentuk yang berbeda.
Namun sebelum membuat kerangkanya, mereka akan membuat gambarnya di kertas
origami agar lebih mudah saat membuatnya nanti.

Agung membuat model layang-layang yang terdiri dari gabungan dua segitiga
sama kaki dengan ukuran yang sama, sedangkan Nanda membuat layang-layang yg
terdiri dari gabungan dua segitiga sama kaki dengan ukuran kaki yang berbeda.

Model tersebut jika dilipat menurut garis


AC pada gambar milik Agung dan garis BD
pada gambar Nanda maka akan terbentuk
segitiga ABC yang tepat berhimpit pada
gambar Agung. Sedangkan untuk gambar
Nanda segitiga BCD tersebut tidak tepat
berhimpit karena ukuran kaki segitiga yang
berbeda.
model gambar Agung model gambar Nanda

Apabila dilipat menurut garis BD pada gambar Agung dan garis AC pada gambar
Nanda maka akan terbentuk segitiga ABD dan segitiga BCA yang keduanya tepat
berhimpit.

Dari ilustrasi diatas kalian dapat menemukan sifat-sifat belah ketupat dan
jajargenjang berdasarkan sisi, sudut, serta sumbu simetri
168

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini

 ..................
 ..................
 ..................
 .................

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
169

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Pada diagonal belah ketupat PQRS, diketahui diagonal PR dan QS berpotongan

pada titik O. Jika panjang OP = 6 cm dan OQ = 4,5 cm, hitunglah panjang semua

garis yang tampak pada gambar ! Jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana

penyelesaian secara urut !

2. Tentukan besar sudut x dan y pada bangun datar belah ketupat berikut !

b. b.
170

3. Pada layang-layang ABCD diketahui sudut alas segitiga ABC adalah 35° dan sudut

alas segitiga ACD adalah 60° . Hitunglah besar sudut lainnya pada layang-layang

tersebut !

4. Pada layang-layang PQRS, ditentukan PQ = 6 cm dan QR = 8 cm. Jika PR dan QS

merupakan diagonal layang-layang, serta ∠PQR = 90° . Hitunglah panjang PR dan

QS !

5. Tentukan besar sudut x dan y pada bangun datar layang-layang berikut !

a. b.
171

Materi : Luas dan keliling ketupat dan layang-layang


Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan keliling dan luas belah
ketupat dan layang-layang
2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan
keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang

Kelompok :

Nama Anggota : 1. ______________ 2. ________________

3. 4.

Survey Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami


keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang!

Setiap tahunnya Walikota Jakarta Barat selalu mengadakan lomba

PRAMUKA untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA. SMP Suka Maju turut

berpartisipasi dalam perlombaan tahun ini. Sekolah mereka mengirim dua regu

pasukan untuk mengikuti lomba PRAMUKA tersebut.

Perlombaan tidak hanya menampilkan aksi baris berbaris, namun

peserta juga diminta untuk unjuk keterampilan membuat barang-barang yang

berdaya jual menggunakan barang bekas. Untuk regu pertama, SMP Suka Maju
A
akan membuat bingkai foto berbentuk belah Ketupat dan regu kedua membuat

bingkai foto berbentuk layang-layang, keduanya menggunakan stik ice cream.

Setiap regu mendapat jatah stik ice cream sepanjang 100cm. Sehingga

untuk regu pertama setiap sisi bingkai foto menggunakan stik sepanjang 25

cm. Jika pada regu kedua ingin salah satu sisinya menggunakan stik sepanjang

40 cm, bagaimana dengan sisi yang lain?


172

Perhatikan ilustrasi di bawah ini untuk memahami luas belah ketupat dan
layang-layang

Ketika libur semester, Faqih dan teman-temannya

berencana untuk membuat sendiri layang-layang karena

belum banyak penjual yang ada di dekat rumah mereka.

Mereka membuat pola di atas kertas yang khusus untuk

layang-layang. Pola dibuat seperti gambar disamping.

Namun setelah mereka membuat pola, Ayah Faqih ternyata membelikan

layang-layang untuk Faqih. Sehingga pola yang tadi dibuat akan digunakan

untuk menghiasi permukaan kotak aksesorisnya yang berbentuk persegi

panjang.

Agar bentuknya menjadi persegi panjang, pola yang

telah dibuat Faqih lipat menurut diagonal panjang

kemudian digunting. Hasil yang telah digunting

kemudian geser sesuai anak panah (seperti gambar

disamping).

Akhirnya pola layang-layang tersebut menjadi bentuk persegi

panjang dengan panjang diagonal layang-layang menjadi sisi

panjang serta lebar persegi panjang.

Bagaimana cara mengetahui luas layang-layang dari bentuk persegi panjang


tersebut ? Jika cara tersebut juga berlaku untuk mengetahui luas belah ketupat,
maka bagaimana cara menentukan luas belah ketupat jika diagonal-diagonalnya
dimisalkan x dan y ?
173

Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca


Question dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah
ini

 ..............
 .............
 .............
 ............

Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat


Read dengan membaca ulang teks di atas !

Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan


Recite buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada
tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan
kelas !
174

Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat


setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu.
Review Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada
tempat di bawah ini !

Kerjakanlah soal-soal
soal latihan berikut ini !

1. Kerangka layang-layang dengan panjang diagonal 21 cm dan 40 cm akan ditutup

kertas. Tersedia kertas berukuran 60 cm × 80 cm dengan harga

4.800,00/lembar. Berapakah harga kertas untuk satu layang-layang


layang? Jelaskan

jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut !

2. Sebuah hiasan dinding berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya

berturut-turut 1,5 dan 2 . Jika harga bahan hiasan dinding tersebut adalah
2
100.000,00/ , maka tentukan harga hiasan dinding tersebut?
175

3. Ayah membeli sebuah kawat dengan panjang 400 cm yang rencananya akan

dibuat menjadi pigura berbentuk layang-layang dengan ukuran sepasang sisi yang

sama panjang 15 cm dan 10 cm. Berapa banyak pigura yang dapat ayah buat

dengan kawat tersebut ?


176

KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : 7F/2

Pokok Bahasan : Segiempat

Kompetensi Dasar Indikator Soal No


Siswa dapat mengidentifikasi sifat- 1a
Mengidentifikasi sifat-sifat
sifat bangun segiempat (jajargenjang 1b
bangun segiempat (persegi
dan persegi )
panjang, persegi dan
Siswa dapat menentukan besar sudut 5a
jajargenjang)
dari bangun jajargenjang 5b
Siswa dapat menyelesaikan 3
Menghitung keliling dan luas permasalahan sehari-hari berkaitan 6
bangun segiempat (persegi dengan luas bangun segiempat 7
panang, persegi dan (persegi panjang dan persegi)
jajargenjang) serta Siswa dapat menyelesaikan 2
menggunakannya dalam permasalahan sehari-hari berkaitan 4
pemecahan masalah dengan keliling bangun segiempat
(persegi panjang dan jajargenjang)
177

KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : 7F/2

Pokok Bahasan : Segiempat

Kompetensi Dasar Indikator Soal No


Siswa dapat mengidentifikasi sifat- 1
Mengidentifikasi sifat-sifat sifat bangun segiempat (trapesium)
bangun segiempat Siswa dapat menentukan sudut yang 2a
(trapesium, belah ketupat dan belum diketahui pada trapesium 2b
layang-layang) dengan menggunakan sifat-sifat
trapesium
Siswa dapat menyelesaikan 3
permasalahan sehari-hari berkaitan
dengan luas belah ketupat
Siswa dapat menghitung luas bangun 4
segiempat (trapesium dan layang-
Menghitung keliling dan luas layang)
bangun segiempat Siswa dapat menentukan panjang 5
(trapesium, belah ketupat dan diagonal bangun segiempat (layang- 6a
layang-layang) serta layang dan belah ketupat) 6b
menggunakannya dalam Siswa dapat menyelesaikan 7
pemecahan masalah permasalahan sehari-hari berkaitan
dengan keliling bangun segiempat
(trapesium sama kaki)
Siswa dapat menyelesaikan 8
permasalahan sehari-hari berkaitan
dengan luas layang-layang
178

TES AKHIR SIKLUS I

Nama :

Hari/Tanggal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. a. b.

Perhatikan gambar di atas !

Dengan menyebutkan sifat-sifatnya berdasarkan panjang sisi, besar sudut serta diagonal
tentukanlah nama dari bangun ABCD tersebut !

2. Ibu Sasmi mempunyai pekarangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 30
m dan lebar 15 m. Ia ingin menanam pohon pepaya untuk pagar pekarangannya. Jarak
antara pohon yang satu dengan pohon yang lain 1,5 m. Berapa banyaknya pohon yang
bisa ditanam untuk memagari sekeliling pekarangan Ibu Sasmi ?

3.
Paman memiliki taman berbentuk persegi
panjang di halaman rumahnya, ia berencana
4m 4m untuk membuat dua buah kolam ikan
14 m
berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang
sama sehingga tampak seperti gambar
disamping. Maka berapakah luas taman

18 m Paman yang tersisa ?

4. Farhan bersepeda mengelilingi kolam berbentuk jajargenjang dengan panjang dua pasang
sisi yang berhadapan masing-masing adalah 9 m dan 17 m. Jika setiap 2 menit Farhan
dapat menempuh jarak 104 m, maka Farhan kemudian menyimpulkan bahwa selama 6
179

menit ia dapat mengelilingi kolam sebanyak 8 kali putaran. Apakah kesimpulan yang
Farhan buat benar? Jelaskan jawabanmu !

5. a. b.
b.

Perhatikan gambar jajargenjang di atas ! Tentukanlah nilai x pada setiap gambar


jajargenjang tersebut !

6. ABCD dan KLMN adalah dua buah persegi


yang tersusun seperti pada gambar
disamping. Hitunglah luas daerah yang
diarsir !

7. Sebuah lantai kamar berbentuk persegi dengan panjang sisi 4 m. Kamar itu akan
dipasang ubin berbentuk persegi dengan panjang sisi tiap ubin 20 cm. Jika harga setiap
satu ubin sebesar Rp. 20.000, berapakah uang yang harus disiapkan untuk membeli ubin
tersebut ?
180

TES AKHIR SIKLUS II

Nama :

Hari/Tanggal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Sebuah segitiga ISO merupakan segitiga sama kaki, dimana IS dan IO merupakan kaki-
kakinya. Pada garis IS terdapat sebuah titik T dan pada garis IO terdapat sebuah titik F
sehingga garis TF sejajar dengan garis SO. Berbentuk apakah bangun TSOF? Buatlah
gambarnya! Sebutkanlah sifat-sifat bangun tersebut dengan memperhatikan sisi-sisi,
diagonal serta sudutnya !

2. Hitunglah besar sudut-sudut yang lain dalam trapesium pada gambar di bawah ini !
a.
b.

3. Ayah memiliki sebidang tanah yang berbentuk belah ketupat dengan luas 100 m2 . Tanah
tersebut akan dibagi empat bagian untuk ditanam dengan jenis sayur yang berbeda
dengan diagonal-diagonal sebagai pagar pembatasnya. Jika perbandingan panjang
diagonalnya 1:2 , tentukanlah panjang diagonal-diagonal pagar pembatas pada bidang
tanah ayah tersebut !

4. Hitunglah luas bangun datar segiempat berikut :

5. Pada layang-layang ABCD, panjang diagonal AC = 1 x BD. Jika luas layang-layang

tersebut 108 cm2 , berapakah panjang diagonal AC ?


181

6. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat diketahui berturut-turut 18 cm dan (2x+3)


cm. Jika luas belah ketupat tersebut 81 cm2, maka tentukan :
a. nilai x
b. panjang diagonal yang kedua

7. Ibu Nita memiliki sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki, sepasang sisi yang
sejajar masing-masing panjangnya 29 m dan 45 m. Jika jarak kedua sisi sejajarnya 15 m.
Berapakah keliling dari sebidang tanah Ibu Nita ?

8. Ayah ingin membuat 32 buah layang-layang untuk dijual. Setiap layang-layang memiliki
ukuran diagonal 30 cm dan 45 cm. Untuk membuat layang-layang tersebut Ayah
membutuhkan kertas, tetapi kertas yang tersedia berbentuk persegi panjang. setiap
lembar kertas berukuran panjang 120 cm dan lebarnya 90 cm. Berapa banyak kertas yang
ayah butuhkan untuk membuat 30 buah layang-layang ?
182

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1

1. a. Sifat-sifat persegi panjang :


1) Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar.
2) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (90o).
3) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar.(Skor 5)
4) Mempunyai dua sumbu simetri.
5) Menempati bingkainya dengan empat cara. (Skor : 10)

b. Sifat-sifat persegi :
1) Keempat sisinya sama panjang.
2) Keempat sudutnya siku-siku (90o).
3) Kedua diagonalnya sama panjang, saling berpotongan tegak lurus dan saling
membagi dua sama panjang.(Skor 5)
4) Diagonalnya membagi sudut-sudut menjadi dua sama besar.
5) Mempunyai empat sumbu simetri.
6) Menempati bingkainya dengan delapan cara. (Skor : 10)

2. Diketahui : pekarangan ibu Sasmi berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang
30 m dan lebar 15 m, jarak pohon yang ditanam 1,5 m.
Ditanya : berapa banyak pohon yang bisa ditanam untuk pagar pekarangan ibu Sasmin
(Skor : 3)
Jawab : keliling persegi panjang = 2 x (p + l)
= 2 x (30 m + 15 m)
= 2 x 45 m
= 90 m (Skor : 7)

Banyaknya pohon yang dapat ditanam = 90 m : 1,5 m


= 60 pohon (Skor : 10)

3. Diketahui : taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18cm dan lebar
14cm, dua buah kolam berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang sama yaitu
` 4 cm
183

Ditanya : luas taman Paman yang tersisa (Skor : 3)


Jawab :
 Luas taman = p x l Luas kolam = s2
= 18 m x 14 m = (4 m)2
= 252 m2 = 16 m2 (Skor : 7)
 Luas taman yang tersisa = luas taman – (2 x luas kolam)
= 252 m2 – (2 x 16 m2)
= 252 m2 – 32 m2
= 220 m2 ( Skor : 10)

4. Diketahui : panjang dua pasang sisi yang berhadapan 9 m dan 17 m


Setiap 2 menit Farhan menempuh jarak 104 m
Farhan menyimpulkan bahwa selama 6 menit ia dapat mengelilingi kolam
sebanyak 8 putaran
Ditanya : apakah kesimpulan Farhan benar ? (Skor: 3)
Jawab :
Keliling kolam = 9m + 17m +9m + 17m = 52 m

Jka setiap 2 menit dapat menempuh 104 m, maka dalam 1


9m
menit Farhan dapat menempuh jarak 52 m atau satu
putaran. (Skor: 5)
17m Sehingga selama 6 menit Farhan dapat mengelilingi
kolam sebanyak = 6 x 1 putaran = 6 putaran

Maka kesimpulan Farhan salah. (Skor: 10)

5. a. Diketahui : ∠P = 3x + 30° , ∠S = 30°


Ditanya : nilai x (Skor: 3)
Jawab : berdasarkan sifat dari jajargenjang bahwa jumlah sudut yang berdekatan
saling berpelurus, maka ∠P + ∠S = 180° (Skor: 5)
3x + 30° + 30° = 180°
3x + 60° = 180°
3x = 180° − 60°
3x = 120°
x = 40° (Skor: 10)
184

b. Diketahui : ∠P = x + 35° , ∠Q = 2x + 10°


Ditanya : nilai x (Skor: 3)
Jawab : berdasarkan sifat dari jajargenjang bahwa jumlah sudut yang berdekatan
saling berpelurus, maka ∠P + ∠Q = 180° (Skor: 5)
x + 35° + 2x + 10° = 180°
3x + 45° = 180°
3x = 180° − 45°
3x = 135°
x = 45° (Skor: 10)

6. Diketahui : Persegi ABCD memiliki panjang sisi 12 cm, persegi KLMN memiliki
panjang sisi 8 cm.
Ditanya : Luas daerah yang diarsir (Skor: 3)
Jawab :
 Misal persegi ABCD dimisalkan I, persegi KLMN dimisalkan II
Luas I seluruhnya = S2 Luas II seluruhnya = S2
= 122 cm = 82 cm
= 144 cm2 = 64 cm2 (Skor: 5)
 Perpotongan antara persegi ABCD dan KLMN adalah bangun persegi panjang yang
dimisalkan III, dengan panjang sisi III = 4 cm
Lebar sisi III = 12 cm – 10 cm
= 2 cm
Luas III = p x l
= 4 cm x 2 cm
= 8 cm2 (Skor: 7)
 Maka Luas daerah yang diarsir = Luas I + Luas II – Luas III
= (144 + 64 – 8) cm2
= 200 cm2 (Skor: 10)

7. Diketahui : lantai kamar berbentuk persegi dengan panjang sisi 4 m.


panjang sisi ubin yang akan dipasang 20 cm
Ditanya : banyaknya ubin yang diperlukan untuk menutupi lantai kamar (Skor : 3)
185

Jawab :
 Luas ubin yang akan dipasang = s2
= (20 cm)2
= 400 cm2
Luas lantai kamar = s2
= (4 m)2
= 16 m2 = 160.000 cm2
 Banyaknya ubin yang diperlukan = luas lantai : luas ubin
= 160.000 cm2 : 400 cm2
= 400 ubin (Skor : 7)
 Uang yang harus disiapkan = Rp. 20.000 x 400 ubin
= Rp. 8.000.000 (Skor: 10)
186

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 2

1.

Bangun TSOF berbentuk trapesium sama kaki (Skor: 5)

Sifat-sifat trapesium sama kaki :


1) Sepasang sisi yang berhadapan sejajar
2) Jumlah dua sudut berdekatan (sudut dalam sepihak) berjumlah 180ᵒ
3) Diagonal-diagonalnya sama panjang (Skor: 10)

2. Sifat trapesium = jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium
adalah 180ᵒ.
a. Diketahui : ∠D = 83° dan ∠C = 115°
Ditanya : ∠A dan ∠B (Skor: 5)
Jawab : ∠A = 180° − 83° ∠B = 180° − 115°
= 97° = 65°
(Skor: 10)
b. Diketahui : ∠B = 83° dan ∠F = 47°
Ditanya : ∠D dan ∠G (Skor: 5)
Jawab : ∠D = 180° − 83° ∠G = 180° − 47°
= 97° = 133°
(Skor: 10)

3. Diketahui : luas belah ketupat 100 m2, perbandingan panjang diagonal 1:2
Ditanya : Panjang diagonal-diagonalnya (Skor : 3)
Jawab :
 Misal diagonal 1 = y, maka diagonal 2 = 2y
d1 ×d2
 Luas belah ketupat = 2
y ×2
100 = 2

200 = 2y2
187

100 = y2
√100 =y
10 = y (Skor: 7)
Maka panjang diagonal 1 = y = 10 m
Panjang diagonal 2 = 2y = 20 m (Skor: 10)

4. Diketahui : panjang sisi sejajar 12 cm dan 15 cm


panjang sisi miring 5 cm
Ditanya : Luas trapesium (Skor: 3)

Jawab : tinggi trapesium = 52 − 32


= √25 − 9
= √16
= 4 cm (Skor: 7)
(sisi sejajar 1+sisi sejajar 2) ×tinggi
Luas trapesium = 2
(12 cm+15 cm) ×4 cm
= 2
108 cm2
= 2

= 54 cm2 (Skor: 10)

5. Diketahui : luas layang-layang 108 cm2


Diagonal AC = 1 x BD

Ditanya : panjang diagonal AC (Skor: 3)


d1 ×d2
Jawab : luas layang-layang = 2
Diagonal AC = 1,5 x diagonal BD
1,5 BD×BD
108 = 2
= 1,5 x 12 cm
216 = 1,5 BD2 = 18 cm (Skor: 10)
144 = BD2
12 cm = BD (Skor: 7)

6. Diketahui : panjang diagonal belah ketupat 18 cm dan (2x + 3) cm


luas belah ketupat 81 cm
Ditanya : nilai x dan panjang diagonal yang kedua (Skor: 3)
188

Jawab :
d1 ×d2
a. Luas belah ketupat = 2
18 cm ×(2 +3)cm
81 cm2 = 2

162 cm2 = 36x cm2 + 54 cm2


(162 – 54) cm2 = 36x cm2
108 cm2 = 36x cm2
108 cm2
x = 36 cm2
= 3 (Skor: 7)
b. Diagonal kedua = (2x + 3) cm
= (2 (3) + 3 ) cm
= 9 cm (Skor: 10)

7. Diketahui : panjang sisi sejajar 29 m dan 45 m


Jarak kedua sisi sejajar 15 m
Ditanya : keliling dari bidang tanah Ibu Nita (Skor: 3)
Jawab : 45 m

Sisi miring = 152 + 82


15 m
17 m = √225 + 64
= √289 = 17m (Skor: 7)
29 m

Karena trapesium sama kaki maka pajang sisi miringnya sama yaitu 17 m
Maka luas bidang tanah Ibu Nita = 45 m + 17 m + 29 m + 17 m
= 108 m (Skor: 10)

8. Diketahui : panjang diagonal layang-layang yang akan dibuat 30 cm dan 45 cm


Ukuran kertas berbentuk persegi panjang dengan p = 110 cm, l = 90 cm
Layang-layang yang akan dibuat sebanyak 30 buah
Ditanya : berapa banyak kertas yang ayah butuhkan ? (Skor: 3)
Jawab :

luas layang-layang dapat


menggunakan rumus luas persegi
panjang
189

d1 ×d2
Luas layang-layang yang akan dibuat= 2
30 cm ×45 cm
= 2

= 675 cm2
Luas kertas persegi panjang = panjang x lebar
= 120 cm x 90 cm
= 10.800 cm2 (Skor: 7)
Setiap 1 kertas dapat digunakan untuk membuat layang-layang sebanyak :
=10.800 cm2 : 675 cm2
= 16 buah
Maka untuk membuat 32 buah layang-layang membutuhkan 2 buah kertas.
(Skor : 10)
190

HASIL TES AKHIR SIKLUS


No Nama Siswa Siklus I Siklus II
1 Adisa Azzahra 76,67 78,89
2 Agnes Azzahra T. 93,33 87,78
3 Aldila Putri Rossa 57,78 64,44
4 Amelia Zahra 77,78 81,11
5 Anisa Yasril 57,78 77,78
6 Annisa Aninditya S. 75,56 77,78
7 Dea Novita Putri D. 81,11 77,78
8 Fazri Fahrezi 51,11 66,67
9 Fikri Azarian Azhar 51,11 77,78
10 Giyanto 56,67 66,67
11 Hilman Radinal F.A. 82,22 78,89
12 Indy Nurdamayanti 57,78 77,78
13 Ishmi Yuniar A. 61,11 77,78
14 Litha Ayu Ningsih 63,33 77,78
15 Melisa Marevalia 87,78 90,00
16 M. Abizar B. 47,78 66,67
17 M. Idris 51,11 70,00
18 M. Kemal Pasha 45,56 66,67
19 M. Kevin 91,11 93,33
20 M. Noval Ramadhan 91,11 93,33
21 M. Raihan Y. 52,22 70,00
22 M. Zidan 53,33 66,67
23 Nurul Hikmah 75,56 84,44
24 Rahmah Anzelina 75,56 75,56
25 Rakha Hisyam N. 52,22 75,56
26 Raquelle Zahra Y. 82,22 87,78
27 Rara Mutia Zahra 75,56 76,67
28 Rifaldi Sutrisno 54,44 77,78
29 Ryan Firdiansyah 61,11 65,56
30 Sahdan Husen 55,56 75,56
31 Shelfi Dirza 63,33 75,56
32 Sindi Nadira 62,22 75,56
33 Syifa Handayani 76,67 75,56
34 Winarti 64,44 75,56
35 Yunita Andriani 75,56 78,89
36 Zahra Apriliani 87,78 87,78

Keterangan:
: Tidak tuntas
191

VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS I


SISWA SMP KELAS VIII
POKOK BAHASAN SEGIEMPAT

BUTIR SOAL
No NAMA Y
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1. S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5 58
2. S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5 55
3. S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8 50
4. S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10 28
5. S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6 64
6. S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5 53
7. S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6 56
8. S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8 46
9. S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6 62
10. S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5 41
11. S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6 36
12. S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6 72
13. S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5 63
14. S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10 66
15. S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0 52
16. S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6 20
17. S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3 46
18. S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0 68
19. S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10 65
20. S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10 52
21. S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6 40
22. S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10 70
23. S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5 35
24. S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8 40
192

25. S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4 30
26. S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2 12
27. S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3 32
28. S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3 7
29. S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5 25
30. S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6 44
31. S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10 68
32. S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10 62
33. S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4 32
34. S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4 50
35. S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10 64
Jumlah 246 250 198 160 118 174 188 120 210
r hitung
0,50 0,50 0,64 0,62 0,56 0,41 0,48 0,63 0,36
(Pearson)
r tabel 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

Kriteria VALID
193

VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II


SISWA SMP KELAS VIII
POKOK BAHASAN SEGIEMPAT

BUTIR SOAL
No NAMA Y
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1. S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
2. S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0 46
3. S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
4. S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 51
5. S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3 46
6. S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 26
7. S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 65
8. S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5 47
9. S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 72
10. S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 51
11. S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0 19
12. S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 63
13. S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 31
14. S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 33
15. S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 52
16. S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5 40
17. S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 37
18. S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 38
19. S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0 9
20. S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 49
21. S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 29
22. S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 27
23. S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 38
24. S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 61
194

25. S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 53
26. S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 49
27. S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 35
28. S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0 45
29. S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 37
30. S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3 23
31. S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 26
32. S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 39
33. S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
34. S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 50
35. S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
Jumlah 141 266 264 127 257 120 83 200 95
r hitung
0,73 0,82 0,83 0,84 0,84 0,49 0,44 0,76 0,69
(Pearson)
r tabel 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

Kriteria VALID
195

RELIABILITAS INSTRUMEN TES SIKLUS I

MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII

POKOK BAHASAN SEGIEMPAT

BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1 S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5 58 3364
2 S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5 55 3025
3 S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8 50 2500
4 S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10 28 784
5 S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6 64 4096
6 S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5 53 2809
7 S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6 56 3136
8 S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8 46 2116
9 S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6 62 3844
10 S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5 41 1681
11 S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6 36 1296
12 S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6 72 5184
13 S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5 63 3969
14 S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10 66 4356
15 S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0 52 2704
16 S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6 20 400
17 S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3 46 2116
18 S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0 68 4624
19 S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10 65 4225
20 S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10 52 2704
21 S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6 40 1600
22 S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10 70 4900
23 S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5 35 1225
24 S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8 40 1600
196

BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
25 S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4 30 900
26 S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2 12 144
27 S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3 32 1024
28 S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3 7 49
29 S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5 25 625
30 S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6 44 1936
31 S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10 68 4624
32 S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10 62 3844
33 S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4 32 1024
34 S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4 50 2500
35 S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10 64 4096
∑ 246 250 198 160 118 174 188 120 210 1664 89024
1,96 3,92 4,76 3,01 4,41 4,20 3,02 4,07 2,84
2 3,85 15,36 22,70 9,08 19,48 17,62 9,12 16,61 8,06
2
121,87
2 291,55
r 0,6547
Kriteria CUKUP
197

RELIABILITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II

MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII

POKOK BAHASAN SEGIEMPAT

BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58 3364
2 S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0 46 2116
3 S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75 5625
4 S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 51 2601
5 S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3 46 2116
6 S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 26 676
7 S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 65 4225
8 S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5 47 2209
9 S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 72 5184
10 S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 51 2601
11 S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0 19 361
12 S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 63 3969
13 S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 31 961
14 S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 33 1089
15 S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 52 2704
16 S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5 40 1600
17 S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 37 1369
18 S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 38 1444
19 S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0 9 81
20 S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 49 2401
21 S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 29 841
22 S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 27 729
23 S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 38 1444
24 S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 61 3721
198

BUTIR SOAL
No NAMA Y Y2
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
25 S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 53 2809
26 S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 49 2401
27 S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 35 1225
28 S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0 45 2025
29 S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 37 1369
30 S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3 23 529
31 S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 26 676
32 S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 39 1521
33 S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58 3364
34 S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 50 2500
35 S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75 5625
∑ 141 266 264 127 257 120 83 200 95 1553 77475
2,43 3,05 2,69 2,22 2,70 1,42 1,65 2,89 2,36
2 5,91 9,31 7,26 4,95 7,29 2,02 2,71 8,33 5,56
2
53,33
2 251,95
r 0,8869
Kriteria BAIK
199

HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL

TES SIKLUS I

BUTIR SOAL
NO NAMA
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
1 S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5
2 S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5
3 S3 8 10 0 8 0 8 8 0 8
4 S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10
5 S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6
6 S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5
7 S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6
8 S8 8 0 0 8 10 4 8 0 8
9 S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6
10 S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5
11 S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6
12 S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6
13 S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5
14 S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10
15 S15 8 10 10 4 8 0 4 8 0
16 S16 0 10 0 0 0 0 4 0 6
17 S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3
18 S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0
19 S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10
20 S20 8 4 10 4 0 10 6 0 10
21 S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6
22 S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10
23 S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5
24 S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8
25 S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4
200

BUTIR SOAL
NO NAMA
X1a X1b X2 X3 X4 X5a X5b X6 X7
26 S26 4 4 0 2 0 0 0 0 2
27 S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3
28 S28 4 0 0 0 0 0 0 0 3
29 S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5
30 S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6
31 S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10
32 S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10
33 S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4
34 S34 8 2 0 8 6 8 4 10 4
35 S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10
∑ 246 250 198 160 118 174 188 120 210
Skor
350 350 350 350 350 350 350 350 350
Maks
TK 0,70 0,71 0,57 0,46 0,34 0,50 0,54 0,34 0,60
Kriteria
Sedang

Mudah

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang
201

HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL

TES SIKLUS II

BUTIR SOAL
NO NAMA
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5
2 S2 3 10 10 5 7 5 3 3 0
3 S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7
4 S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0
5 S5 0 10 7 3 10 3 3 7 3
6 S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3
7 S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7
8 S8 3 7 7 3 7 5 3 7 5
9 S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7
10 S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3
11 S11 3 0 5 3 5 3 0 0 0
12 S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5
13 S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3
14 S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3
15 S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3
16 S16 3 3 10 3 5 5 3 3 5
17 S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0
18 S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0
19 S19 3 0 3 0 0 0 0 3 0
20 S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3
21 S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0
22 S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0
23 S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0
24 S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3
25 S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3
202

BUTIR SOAL
NO NAMA
X1 X2a X2b X3 X4 X5 X6 X7 X8
26 S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3
27 S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3
28 S28 5 10 7 3 10 3 0 7 0
29 S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3
30 S30 3 5 3 0 3 0 3 3 3
31 S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0
32 S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3
33 S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5
34 S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0
35 S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7
∑ 141 266 264 127 257 120 83 200 95
Skor
350 350 350 350 350 350 350 350 350
Maks
TK 0,40 0,76 0,75 0,36 0,73 0,34 0,24 0,57 0,27
Kriteria
Sedang

Mudah

Mudah

Sedang

Mudah

Sedang

Sedang
Sukar

Sukar
203

HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL TES SIKLUS I

KELOMPOK NAMA NOMOR SOAL


Y
1a 1b 2 3 4 5a 5b 6 7
ATAS S12 8 10 10 8 10 8 4 8 6 72
S22 8 10 10 6 10 0 8 8 10 70
S18 8 10 10 6 10 8 8 8 0 68
S31 4 10 8 8 4 6 10 8 10 68
S14 6 10 8 0 10 10 4 8 10 66
S19 8 10 10 4 10 5 8 0 10 65
S5 8 10 10 8 0 6 8 8 6 64
S35 8 10 8 4 4 8 10 2 10 64
S13 8 10 10 8 10 0 4 8 5 63
S9 8 10 10 8 8 8 4 0 6 62
S32 8 2 6 8 0 8 10 10 10 62
S1 8 10 10 8 0 3 6 8 5 58
S7 8 10 10 4 0 10 8 0 6 56
S2 8 2 10 8 0 10 4 8 5 55
S6 8 10 10 4 0 8 0 8 5 53
Jumlah 114 134 140 92 76 98 96 92 104
BAWAH S17 8 10 0 0 10 7 0 8 3 46
S30 8 8 0 8 8 0 6 0 6 44
S10 8 10 10 4 0 0 4 0 5 41
S21 8 4 0 4 0 10 8 0 6 40
S24 4 10 0 4 0 10 4 0 8 40
S11 8 8 10 0 0 0 4 0 6 36
S23 8 10 0 4 0 0 8 0 5 35
S27 8 0 0 4 0 9 8 0 3 32
S33 4 10 8 0 0 0 4 2 4 32
S25 4 4 10 4 0 0 4 0 4 30
S4 8 2 0 0 0 0 8 0 10 28
S29 8 0 0 2 0 10 0 0 5 25
Jumlah 92 90 38 36 18 46 62 10 76
Daya Pembeda 0,15 0,29 0,68 0,37 0,39 0,35 0,23 0,55 0,19
CUKUP

CUKUP

CUKUP

CUKUP

CUKUP
JELEK

JELEK
BAIK

BAIK

Kriteria
204

HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL TES SIKLUS II

KELOMPOK NAMA NOMOR SOAL


Y
1 2a 2b 3 4 5 6 7 8
ATAS S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 75
S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 72
S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 65
S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 63
S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 61
S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 58
S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 53
S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 52
S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 51
S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 51
S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 50
S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 49
S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 49
Jumlah 86 150 150 77 141 61 41 115 61
BAWAH S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 39
S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 38
S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 38
S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 37
S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 37
S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 35
S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 33
S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 31
S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 29
S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 27
S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 26
S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 26
Jumlah 41 76 73 33 77 38 30 58 21
Daya Pembeda 0,30 0,49 0,51 0,29 0,43 0,15 0,07 0,38 0,27
CUKUP

CUKUP

CUKUP

CUKUP
JELEK

JELEK
BAIK

BAIK

BAIK

Kriteria
205

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nama Siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berilah penilaian dengan tanda () pada kolom yang telah disediakan
sesuai pengamatan anda

No. Aspek Pengamatan Skor

1 2 3

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar

2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS

3. Keaktifan siswa dalam bertanya

4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok

5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas

6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS

7. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis

8. Membuat rangkuman hasil belajar

9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas


origami untuk menjelaskan materi segiempat)

Jakarta, 2015

Observer

( )
206

Keterangan :

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar


 Skor 1 : siswa tidak semangat selama proses pembelajaran berlangsung
 Skor 2 : siswa semangat pada awal dan pertengahan pembelajaran, tetapi pada akhir
pembelajaran sudah tidak bersemangat lagi
 Skor 3 : siswa bersemangat selama proses belajar

2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS


 Skor 1 : siswa tidak fokus, lebih sering mengobrol dengan teman atau mengerjakan
pekerjaan lain selain pembelajaran matematika
 Skor 2 : siswa tenang, namun tidak terlalu fokus
 Skor 3 : siswa fokus dan tenang saat membaca teks pada LKS

3. Keaktifan siswa dalam bertanya


 Skor 1 : tidak bertanya sama sekali
 Skor 2 : bertanya tetapi malu dan takut
 Skor 3 : sering bertanya

4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok


 Skor 1 : mengikuti diskusi tetapi tidak serius atau berisik
 Skor 2 : mengikuti diskusi, tenang, sedikit berpendapat
 Skor 3 : aktif berdiskusi

5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas


 Skor 1 : siswa tidak mau presentasi didepan kelas
 Skor 2 : siswa berani presentasi namun masih malu-malu
 Skor 3 : siswa berani presentasi dengan lantang, jelas dan bisa dipahami teman-
teman sekelas

6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal pada LKS


 Skor 1 : siswa tidak dapat mengerjakan latihan soal
 Skor 2 : siswa terlibat namun lebih sering menyalin jawaban temannya
 Skor 3 : siswa aktif terlibat dengan memberikan ide-ide untuk menjawab soal

7. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis


 Skor 1 : tidak berani menulis
 Skor 2 : berani menulis tapi dipaksa
 Skor 3 : berani menulis dan terlihat antusias
207

8. Membuat rangkuman hasil belajar


 Skor 1 : siswa membuat rangkuman dengan tidak lengkap dan tidak urut
 Skor 2 : siswa membuat rangkuman dengan rapih namun tidak lengkap
 Skor 3 : siswa membuat rangkuman dengan lengkap dan urut

9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi


segiempat)
 Skor 1 : Siswa terlambat mengumpulkan PR, dan masih ada penjelasan yang keliru
 Skor 2 : Siswa mengumpulkan PR tepat waktu, namun masih ada penjelasan yang
keliru
 Skor 3 : Siswa mengumpulkan PR tepat waktu dan penjelasan siswa sudah tepat
208

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I

No Aspek Yang Dinilai Pertemuan Rata-


rata
I II III IV

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 61,11 68,52 74,07 73,15 69,21

2. Keseriusan siswa dalam membaca teks 64,81 71,30 75,93 78,70 72,69
pada LKS

3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,04 62,96 66,67 67,59 64,82

4. Keterlibatan siswa dalam diskusi 62,04 62,96 67,59 69,44 65,51


kelompok

5. Keberanian siswa presentasi di depan 61,11 62,04 60,19 62,96 61,58


kelas

6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan 58,33 60,19 62,04 64,81 61,34


latihan soal di LKS

7. Keberanian siswa menuliskan jawaban 64,81 63,89 65,74 63,89 64,58


di papan tulis

8. Membuat rangkuman hasil belajar 60,19 67,59 70,37 72,22 67,59

9. Ketuntasan dalam membuat PR 66,67 70,37 73,15 73,15 70,84


(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)

Rata-rata 66,46
209

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Pertemuan Rata-


rata
VI VII VIII IX

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 78,70 80,56 84,26 86,11 82,41

2. Keseriusan siswa dalam membaca teks 80,56 82,41 85,19 93,52 85,42
pada LKS
3. Keaktifan siswa dalam bertanya 69,44 75,00 80,56 85,19 77,55
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi 66,67 77,78 81,48 87,96 78,47
kelompok
5. Keberanian siswa presentasi di depan 66,67 77,78 79,63 87,04 77,78
kelas
6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan 68,52 78,70 81,48 88,89 79,40
latihan soal di LKS
7. Keberanian siswa menuliskan jawaban 72,22 81,48 82,41 87,96 81,02
di papan tulis
8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22 80,56 83,33 91,67 81,95
9. Ketuntasan dalam membuat PR 72,22 77,78 80,56 87,96 79,63
(menggunakan kertas origami untuk
menjelaskan materi segiempat)
Rata-rata 80,40
210

LEMBAR OBSERVASI GURU


Satuan Pendidikan : SMPN 127 Mata Pelajaran : Matematika

Nama Guru : Mimi Umayah Kelas/Semester : ___________

Hari/Tanggal : ___________ Pokok Bahasan : ___________

Pertemuan ke : ___________ Sub Pokok Bahasan : ___________

Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda.
3 = baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Nilai
No Aspek yang Dinilai Catatan
1 2 3
Guru mengkondisikan kesiapan siswa
1. dan kelas
2. Guru memberikan apersepsi
3. Guru membangkitkan rasa ingin tahu
4. Guru menyampaikan tujuan yang ingin
Dicapai
5. Guru menunjukkan keterampilan dalam
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
6. Guru memberikan siswa acuan dalam
membuat pertanyaan dari teks
7. Guru memperlihatkan teknik menuntun
siswa dalam membuat pertanyaan
8. Guru memberi kesempatan berpikir
kepada siswa dalam mencari jawaban
dari pertanyaan yang dibuat
9. Guru memberikan apresiasi positif
terhadap jawaban siswa
10. Guru menuntun siswa membuat catatan
Sederhana
Guru mengajak siswa untuk membuat
rangkuman pelajaran yang telah
11. disampaikan
12. Guru memberikan kesimpulan pelajaran
13. Guru memberikan PR
Jumlah

Jakarta, 2015

Observer
211

Hasil Observasi Guru Siklus I

Pertemuan
No Aspek yang Dinilai
I II III IV
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan 2 2 2 2
kelas
b. Guru memberikan apersepsi 2 2 3 3
c. Guru membangkitkan rasa ingin tahu 2 2 2 2
d. Guru menyampaikan tujuan yang ingin 3 2 3 3
dicapai
2. KegiatanInti
a. Guru menunjukkan keterampilan dalam 2 2 2 2
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
b. Guru memberikan siswa acuan dalam 2 2 2 2
membuat pertanyaan dari teks
c. Guru memperlihatkan teknik menuntun 1 2 2 2
siswa dalam membuat pertanyaan
d. Guru memberikan kesempatan berpikir 2 2 2 2
kepada siswa dalam mencari jawaban dari
pertanyaan yang dibuat
e. Guru memberikan apresiasi positif terhadap 2 3 3 3
jawaban siswa
f. Guru menuntun siswa membuat catatan 2 2 2 2
sederhana
g. Guru mengajak siswa untuk membuat 2 2 3 3
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari
3. Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan pelajaran 1 2 2 2
b. Guru memberikan PR 2 2 2 2
JUMLAH 24 27 29 30
212

Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II

Pertemuan
No Aspek yang Dinilai
VI VII VIII IX
1. Pendahuluan
e. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan 2 3 3 3
kelas
f. Guru memberikan apersepsi 3 3 3 3
g. Guru membangkitkan rasa ingin tahu 2 2 3 3
h. Guru menyampaikan tujuan yang ingin 2 3 2 3
dicapai
2. KegiatanInti
h. Guru menunjukkan keterampilan dalam 3 2 3 3
membimbing siswa melakukan survey
terhadap teks pada LKS
i. Guru memberikan siswa acuan dalam 2 2 3 3
membuat pertanyaan dari teks
j. Guru memperlihatkan teknik menuntun 2 2 2 3
siswa dalam membuat pertanyaan
k. Guru memberikan kesempatan berpikir 2 2 3 2
kepada siswa dalam mencari jawaban dari
pertanyaan yang dibuat
l. Guru memberikan apresiasi positif terhadap 3 3 3 3
jawaban siswa
m. Guru menuntun siswa membuat catatan 2 3 2 3
sederhana
n. Guru mengajak siswa untuk membuat 3 3 3 3
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari
3. Penutup
c. Guru memberikan kesimpulan pelajaran 2 3 3 3
d. Guru memberikan PR 3 3 3 3
JUMLAH 31 34 36 38
213

LEMBAR JURNAL HARIAN SISWA

Nama : No. Absen :

Sub. Pokok bahasan : Kelas :

Hari/tanggal :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang
kamu alami !

1. Apakah kamu sudah memahami sifat-sifat persegi panjang?


a. Kurang paham c. Paham
b. Cukup paham

2. Apakah kamu sudah memahami sifat-sifat persegi?


a. Kurang paham c. Paham
b. Cukup paham

3. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam pembelajaran hari ini ?


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

4. Bagaimana kesanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini ?


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
214

HASIL RESPON SISWA

Siklus I
Respon Rata-rata
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV

Positif 55,56% 61,11% 61,11% 66,67% 61,12%

Netral 36,11% 30,56% 33,33% 22,22% 30,55%

Negatif 8,33% 8,33% 5,56% 11,11% 8,33%

Siklus II
Respon Rata-rata
Pertemuan VI Pertemuan VII Pertemuan VIII Pertemuan IX
Positif 69,44% 77,77% 83,33% 88,89% 79,86%
Netral 25% 16,67% 13,89% 8,33% 15,97%
Negatif 5,56% 5,56% 2,78% 2,78% 4,17%
215

Lembar Wawancara Siswa Setelah Siklus I

Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari kamis, 5 Maret 2015.
Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik
yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa.

1. Peneliti : Apa tanggapan kamu mengenai pemberian LKS pada setiap


pertemuan belajar ?
S1 : LKS nya cukup membantu untuk memahami materi Bu
S2 : Masih bingung Bu, terutama waktu mulai mengerjakan
S3 : Ga ngerti Bu, karena belum pernah belajar memakai LKS

2. Peneliti : Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran mengunakan


metode SQ3R ?
S1 : Menarik Bu, karena bisa tukar pendapat dengan adanya presentasi
S2 : Lumayan menarik, tapi kalau udah mengantuk saya jadi kurang
mood Bu
S3 : Masih bingung Bu, jadi saya ngikutin teman sekelompok aja

3. Peneliti : Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar
menggunakan SQ3R ?
S1 : Alhamdulillah ngga ada Bu
S2 : Saya masih ga terbiasa presentasi ke depan kelas Bu
S3 : Saya suka diskusi kelompok tapi jangan sama teman sebangku
Bu, kalau bisa anggota kelompoknya dicampur
216

Lembar Wawancara Siswa Setelah Siklus II

Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari senin, 23 Maret 2015.
Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik
yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa.

1. Peneliti : Apa tanggapan kamu mengenai pemberian LKS pada setiap


pertemuan belajar ?
S1 : Menyenangkan Bu, LKS nya membantu saya paham materi yang
diajarkan
S2 : Tidak membosankan Bu
S3 : Soal-soal di LKS nya susah Bu, tapi saya paham kalau sudah
nanya teman kelompok

2. Peneliti : Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran mengunakan


metode SQ3R ?
S1 : Menyenangkan Bu, saya jadi terbiasa untuk presentasi di depan
kelas
S2 : Seru Bu, saya suka belajar berkelompok. Saya jadi tidak
mengantuk
S3 : Biasa-biasa aja Bu

3. Peneliti : Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar
menggunakan SQ3R ?
S1 : Alhamdulillah ngga ada Bu
S2 : Tidak ada Bu
S3 : Masih ga terlalu berani maju presentasi kalau sendiri Bu, tapi
kalau sama teman-teman kelompok saya berani
Lampiran 25 217
218
Lampiran 26
Lampiran 27 219
220
221
222
223
224
Lampiran 28 225

Anda mungkin juga menyukai