Anda di halaman 1dari 378

PENGARUH ALAT PERAGA GERAK PARABOLA PADA

REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA KINESTHETIC STYLE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SARI EKA PUTRI

NIM 11140163000039

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK
SARI EKA PUTRI (11140163000039). Pengaruh Alat Peraga Gerak
Parabola pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Kinesthetic
Style. Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu siswa yang tidak tuntas tidak
diberikan pengajaran kembali dan tidak mendapatkan pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh,
peningkatan, efektivitas, dan respon penggunaan alat peraga gerak parabola pada
remedial teaching terhadap hasil belajar siswa kinesthetic style. Penelitian
dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan selama tiga minggu pada
bulan November 2018 dengan sampel sebanyak 50 siswa kinesthetic style. Metode
penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain penelitian
nonequivalent control group design. Sampel dipilih secara purposive sampling
dari 188 siswa kelas X IPA. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan eksperimen dengan jumlah yang sama. Hasil uji hipotesis
posttest dengan uji Mann-Whitney U pada 0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 dengan kesimpulan diterima (terdapat pengaruh alat peraga
gerak parabola pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa kinesthetic
style). Peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen
sebesar 0,64 dengan kategori sedang. Peningkatan hasil belajar kelompok
eksperimen mengalami peningkatan dengan kategori tinggi pada ranah kognitif
C2 dengan N-gain 0,72. Efektivitas remedial teaching pada kelompok eksperimen
sangat efektif (80%). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak efektif (28%).
Respon siswa kinesthetic style sangat baik (81%) terhadap penggunaan alat peraga
gerak parabola.

Kata kunci: alat peraga gerak parabola; remedial teaching; hasil belajar;
kinesthetic style; gerak parabola.

iv
ABSTRACT
SARI EKA PUTRI (11140163000039). The Effect of Projectile Motion
Teaching Instrument in Remedial Teaching of Kinesthetic Style Student
Learning Outcomes. Thesis of Physics Tadris Program, Faculty of Tarbiyah and
Teachers Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2019.

The main problem in this research is students who don’t complete learning aren’t
given remedial teaching and don’t get learning that is appropriate to their
learning style. This study aims to determine the effect, increase, effectiveness, and
response of the use of projectile motion props in remedial teaching of kinesthetic
style student learning outcomes. The research was conducted in SMA 4 South
Tangerang City for three weeks in November 2018 with sample of 50 kinesthetic
style students. The research method used was quasi experiment with research
design was nonequivalent control group design. Sample was chosen by purposive
sampling from 188 students of class X IPA. Samples were divided into two groups,
namely the control group and the experiment group with the same number.
Results of the posttest hypothesis test with the Mann-Whitney U at α = 0.05
obtained the sig value. (2-tailed) of 0,000 with conclusions H1 was accepted
(there are effects of projectile motion props in remedial teaching of kinesthetic
style student learning outcomes). The increase of kinesthetic style student learning
outcomes in the experimental group was 0.64 with the middle category.
Increasing the learning outcomes of the experimental group has increased with a
high category in cognitive domain C2 with N-gain of 0.72. The effectiveness of
remedial teaching in the experimental group was very effective (80%). While in
the control group was not effective (28%). The kinesthetic style student response
was very good (81%) for the use of projectile motion props.

Keywords: projectile motion props; remedial teaching; learning outcomes;


kinesthetic style; projectile motion.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Alat Peraga Gerak Parabola pada Remedial Teaching terhadap Hasil
Belajar Siswa Kinesthetic Style. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta kita
selaku umatnya yang selalu mengikuti ajarannya yang tak lain hanya untuk
mendapat syafaatnya.
Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa pihak-pihak yang terus memberikan
bimbingan, do’a, semangat serta bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dewan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku Kepala Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa tadris fisika.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan,
memberikan saran dan kritik kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya program studi tadris fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
5. Seluruh ahli yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun
kepada penulis agar media alat peraga gerak parabola yang telah dibuat dan
instrumen tes yang telah disusun menjadi lebih baik.
6. Bapak Suhermin, S.Pd, M.Si., selaku Kepala SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.

vi
7. Ibu Esty Marthafiany, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi
narasumber peneliti dalam studi pendahuluan dan telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan khususnya X IPA yang telah membantu penulis selama
proses penelitian.
9. Kedua orangtua yang dirahmati Allah, Bapak Aminuddin dan Ibu Hj.
Maryani yang selalu memberikan dukungan baik berupa materi, moril serta
do’a yang tidak pernah terputus. Kakak tercinta Ramadhani, S.Si., Ade Irma
Ilhamiati, Riza Amilia, A.ma., Fajar Jarkasih, Ahmad Muzakir, Rifatul
Mubtasiroh, dan Arif Rahman S.Kom., yang telah memberikan semangat,
arahan, dan do’a kepada penulis.
10. Dini Nurhayati dan Dwi Kartikasari yang telah menjadi tempat berbagi suka
dan duka, selalu mengingatkan, menemani, memberikan semangat, dukungan,
dan bantuan dalam berbagai bentuk kepada penulis.
11. Keluarga Tadris Fisika angkatan 2014 beserta kakak-kakak tingkat Tadris
Fisika yang telah menjadi tempat berbagi selama proses perkuliahan dan
penyelesaian skripsi.
12. Keluarga asisten laboratorium, khususnya Bapak Kasim, S.Pd selaku kepala
Laboratorium Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi, bantuan, dan
menyediakan tempat kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
13. Keluarga Gamma Astronomy Club yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
14. Bapak Jarot yang telah membantu penulis dalam membuat alat peraga.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis selama pendidikan dan penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

vii
Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Aamiin.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jakarta, 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
A. Deskripsi Teoritis ......................................................................................... 9
1. Media Pembelajaran ................................................................................. 9
2. Alat Peraga ............................................................................................. 15
3. Gerak Parabola ....................................................................................... 17
4. Pengajaran Remedial .............................................................................. 20
5. Hasil Belajar ........................................................................................... 27
6. Gaya Belajar ........................................................................................... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 38
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 42

ix
B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................... 42
C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 48
E. Populasi dan Sampel .................................................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 50
1. Instrumen Tes ......................................................................................... 50
2. Instrumen Nontes ................................................................................... 61
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 64
1. Teknik Analisis Data Tes ....................................................................... 64
2. Teknik Analisis Data Nontes .................................................................. 69
I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 75
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 75
1. Hasil Gaya Belajar Siswa ....................................................................... 75
2. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan .......................... 76
3. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Perlakuan ........................... 82
4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ............................................................ 88
5. Peningkatan Ranah Kognitif C2, C3, dan C4 ......................................... 90
6. Hasil Uji Efektivitas ............................................................................... 91
7. Hasil Analisis Angket Respon Siswa ..................................................... 92
8. Hasil Uji Prasyarat .................................................................................. 93
9. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 95
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 96
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 105
A. Kesimpulan .............................................................................................. 105
B. Saran ......................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gerak Parabola .............................................................................. 17
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................... 40
Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian ......................................................... 47
Gambar 3.2 Garis Kesimpulan Keseluruhan ..................................................... 70
Gambar 4.1 Gaya Belajar dari 188 Siswa X IPA SMAN 4 Kota Tangerang
Selatan ........................................................................................... 75
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 76
Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Pretest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 78
Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C2 Hasil
Pretest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ....... 79
Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C3 Hasil
Pretest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ....... 80
Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C4 Hasil
Pretest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ....... 81
Gambar 4.7 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Jenjang Ranah Kognitif
Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...... 82
Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 82
Gambar 4.9 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 84
Gambar 4.10 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C2 Hasil
Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...... 85
Gambar 4.11 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C3 Hasil
Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...... 86
Gambar 4.12 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C4 Hasil
Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...... 87
Gambar 4.13 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Jenjang Ranah Kognitif
Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..... 88

xi
Gambar 4.14 Diagram Batang Hasil Rata-Rata N-Gain Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 89
Gambar 4.15 Diagram Batang Hasil Rata-Rata N-Gain Ranah Kognitif C2, C3,
C4 Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... 91
Gambar 4.16 Diagram Batang Angket Respon Siswa Kinesthetic Style terhadap
Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola ...................................... 93

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design .................. 43


Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ............................................... 51
Tabel 3.4 Kategori Validitas .............................................................................. 54
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi .......................................................... 54
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes ...................................... 55
Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI) ..................................... 56
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi ......................................................................... 56
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ............................................. 57
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 58
Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................. 59
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda .................................................................... 59
Tabel 3.13 Klasifikasi Indeks Kesukaran............................................................. 60
Tabel 3.14 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................................. 60
Tabel 3.15 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Media ........................................................ 61
Tabel 3.16 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Materi ....................................................... 63
Tabel 3.17 Kisi-Kisi Instrumen Nontes (Angket) ................................................. 64
Tabel 3.18 Klasifikasi Nilai N-Gain..................................................................... 69
Tabel 3.19 Kriteria Rating Scale .......................................................................... 70
Tabel 3.20 Hasil Uji Ahli Media .......................................................................... 70
Tabel 3.21 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI) ..................................... 72
Tabel 3.22 Hasil Uji Ahli Materi.......................................................................... 72
Tabel 3.23 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif.................... 73
Tabel 3.24 Konversi Skala Likert ......................................................................... 73
Tabel 3.25 Kriteria Interpretasi Skor .................................................................... 74
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................... 77
Tabel 4.2 Hasil Pretest Jenjang Ranah Kognitif Siswa Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ....................................................................... 79

xiii
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................... 83
Tabel 4.4 Hasil Posttest Jenjang Ranah Kognitif Siswa Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ....................................................................... 85
Tabel 4.5 Hasil Rata-Rata N-Gain Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen ......................................................................................... 88
Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata N-Gain Jenjang Ranah Kognitif C2, C3, C4
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................. 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Efektivitas ........................................................................... 91
Tabel 4.8 Respon Siswa Kinesthetic Style terhadap Penggunaan Alat Peraga
Gerak Parabola ................................................................................... 92
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ....................................................................... 93
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ....................................................................... 94
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest .................................................... 95

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN


Lampiran A. 1 RPP Kelompok Kontrol .............................................................. 115
Lampiran A. 2 RPP Kelompok Eksperimen ....................................................... 136
Lampiran A. 3 Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen ............ 159
Lampiran A. 4 LKS Kelompok Kontrol ............................................................. 169
Lampiran A. 5 LKS Kelompok Eksperimen ....................................................... 181

LAMPIRAN B. INSTRUMEN PENELITIAN


Lampiran B. 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................. 197
Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................................. 199
Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ...................................... 220
Lampiran B. 4 Instrumen Tes yang Digunakan .................................................. 229
Lampiran B. 5 Instrumen Nontes ........................................................................ 238
Lampiran B. 6 Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes ...................................... 240
Lampiran B. 7 Lembar Validasi Ahli Materi ...................................................... 241
Lampiran B. 8 Lembar Ahli Validasi Konstruk .................................................. 247
Lampiran B. 9 Lembar Validasi Ahli Bahasa ..................................................... 252
Lampiran B. 10 Angket Gaya Belajar VARK .................................................... 257
Lampiran B. 11 Lembar Validasi Ahli Media Pembelajaran .............................. 261
Lampiran B. 12 Analisis Validasi Ahli Media Pembelajaran ............................. 273
Lampiran B. 13 Lembar Validasi Ahli Materi Fisika ......................................... 276
Lampiran B. 14 Analisis Validasi Ahli Materi Fisika......................................... 282
Lampiran B. 15 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ................. 283
Lampiran B. 16 Angket Siswa pada Studi Pendahuluan..................................... 287

LAMPIRAN C. ANALISIS HASIL PENELITIAN


Lampiran C. 1 Hasil Pretest ................................................................................ 290
Lampiran C. 2 Hasil Posttest .............................................................................. 292
Lampiran C. 3 Hasil Olah Data Per Jenjang Kognitif Bloom ............................. 294

xv
Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest ....................................................... 302
Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest ..................................................... 306
Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest ................................................... 310
Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest .................................................. 311
Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest.......................................................... 312
Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ........................................................ 314
Lampiran C. 10 Uji N-Gain ................................................................................ 315
Lampiran C. 11 Hasil Peningkatan Per Jenjang Kognitif Bloom ....................... 317
Lampiran C. 12 Data Hasil Gaya Belajar VARK ............................................... 323
Lampiran C. 13 Data Hasil Angket Respon Siswa ............................................. 333

LAMPIRAN D. ALAT PERAGA GERAK PARABOLA


Lampiran D. 1 Panduan Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola .................... 336
Lampiran D. 2 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ......................................... 342

LAMPIRAN E. SURAT-SURAT PENELITIAN


Lampiran E. 1 Surat Keterangan Observasi ........................................................ 345
Lampiran E. 2 Surat Izin Penelitian .................................................................... 346
Lampiran E. 3 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 347
Lampiran E. 4 Lembar Uji Referensi .................................................................. 348
Lampiran E. 5 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 360

xvi
333
1. BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil belajar siswa SMA/MA di Banten pada mata pelajaran fisika masih
tergolong rendah. Rata-rata hasil UN fisika se-provinsi Banten adalah 42,87 (dari
nilai maksimum 100), 80,3% siswa Banten tidak mencapai kompetensi lulusan (nilai
UN fisika 55). Rata-rata nilai UN fisika tingkat SMA/MA di Banten tiga tahun
terakhir secara berturut-turut ialah 53,86 (2016), 39,79 (2017), dan 42,87 (2018).1
Hasil rata-rata tersebut menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa pada
tingkat penguasaan materi. Siswa kesulitan dalam memahami materi fisika (77,4%).2
Kesulitan tersebut menyebabkan siswa mengalami remedial. Nilai siswa yang
mengikuti remedial test hasilnya masih banyak yang di bawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Rata-rata siswa harus mengikuti tiga kali remedial.3 Hal ini
menunjukkan penanganan siswa yang tidak tuntas pada konsep fisika belum tepat.
Proses pembelajaran fisika di wilayah Tangerang Selatan pada konsep gerak
parabola masih bermasalah (315 siswa atau 66,5% merasa kesulitan dalam
memahami konsep tersebut).4 Permasalahan tersebut diantaranya: memvisualisasikan
lintasan perpindahan gerak benda setelah diberikan sudut awal; memprediksi jarak
terjauh benda setelah diberikan sudut yang berbeda-beda;5 menentukan besaran-
besaran pada gerak parabola; dan membedakan penggunaan rumus yang tepat.6
Penanganan guru terhadap permasalahan tersebut yaitu melalui: remedial test

1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah,
(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/).
2
Angket Studi Pendahuluan dari 474 Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.
3
Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
4
Angket Studi Pendahuluan dari 474 Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.
5
Adam Wicaksana, “Pengembangan Alat Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk Melatih
Keterampilan Proses Sains Siswa”, Skripsi Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017, h.
3.
6
Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.

1
2

(58,4%) dan pemberian tugas.7 Hasilnya pun belum efektif. Secara teori, jika jumlah
siswa yang tidak tuntas >50% harus diatasi dengan pemberian pembelajaran ulang
(72,4% siswa tidak tuntas pada materi gerak parabola8).9 Guru yang melakukan
pembelajaran ulang menggunakan metode yang sama dengan pembelajaran
sebelumnya tanpa memperhatikan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajar siswa.10 Sebagian besar media yang digunakan guru di wilayah Tangerang
Selatan ialah buku teks (82,9%).11 Faktor penyebab siswa tidak tuntas diantaranya: 1)
siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran (31,6%) sehingga
membuat siswa tidak aktif dalam belajar fisika; 2) siswa jarang melakukan kegiatan
praktikum (21,5%)12 karena keterbatasan alat praktikum di sekolah,13 sementara salah
satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada materi gerak parabola ialah
kemampuan siswa dalam mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola.14;
serta 3) siswa tidak merasakan adanya layanan bimbingan dan penyuluhan (17,3%)15
sehingga siswa tidak mendapat perlakuan yang memperhatikan perbedaan
karakteristik siswa, salah satunya ialah keragaman gaya belajar. Salah satu gaya
belajar siswa yang tidak diperhatikan ialah kinestetik, padahal banyak siswa yang
memiliki gaya belajar tersebut.16
Permasalahan remedial teaching pada konsep gerak parabola di SMA Negeri
Kota Tangerang Selatan harus segera diperbaiki. Jika tidak dilakukan remedial
teaching pada siswa yang tidak tuntas, maka yang akan terjadi adalah: nilai siswa
akan tetap rendah atau tidak jauh berbeda dengan nilai sebelumnya; pemahaman
7
Angket Studi Pendahuluan dari 474 Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.
8
Ibid.
9
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA,
(Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2010), h. 38.
10
Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
11
Angket Studi Pendahuluan dari 474 Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.
12
Ibid.
13
Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
14
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), h. 13.
15
Angket Studi Pendahuluan dari 474 Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.
16
56 siswa dari 188 memiliki gaya belajar kinestetik.
3

siswa dalam memahami konsep tersebut tidak akan berubah atau meningkat; tidak
ada perbaikan miskonsepsi oleh guru yang terjadi pada siswa; dan siswa tidak dapat
menjawab soal UN yang berkaitan dengan konsep tersebut sehingga dapat
menurunkan nilai fisikanya. Jika dalam pembelajaran konsep gerak parabola tidak
menggunakan media alat peraga, maka yang akan terjadi adalah: tidak ada media
yang dapat mengakomodasi gaya belajar kinestetik karena tidak terdapat alat
praktikum gerak parabola di sekolah17; dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada
konsep gerak parabola tidak terlaksana secara optimal. Jika media pembelajaran yang
digunakan tidak disesuaikan dengan gaya belajar siswa seperti siswa kinesthetic style
tidak diberikan informasi dalam bentuk kinestetik (tidak melakukan praktik, simulasi
atau demonstrasi), maka yang akan terjadi pada siswa tersebut adalah: tidak optimal
dalam menerima pembelajaran sehingga dapat membuat siswa kesulitan dalam
memahami materi; merasa bosan dengan informasi yang ia dapat; mulai mencari
perhatian dengan berbagai hal yang mengganggu; membuat kegaduhan saat belajar;
mengganggu teman yang lain; dan bermain-main sendiri saat guru mengajar.
Permasalahan siswa kinesthetic style pada materi gerak parabola dapat diatasi
melalui remedial teaching dengan menggunakan media alat peraga. Remedial
teaching dapat memperbaiki kelemahan siswa dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa. Melalui remedial teaching dapat dilakukan perbaikan terhadap hal-hal
yang belum tercapai dalam proses pembelajaran, serta memperoleh pemahaman yang
lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.18 Hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan menggunakan alat peraga.(19,20,21,22). Media alat peraga dapat

17
Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
18
Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran,
(Jakarta: PT. Nimas Multima, 2008), h. 24.
19
Prabowo Mishbahah, “Pengembangan Alat Peraga Percobaan Melde sebagai Media
Pembelajaran Fisika pada Materi Gelombang Stasioner”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF),
Vol. 6, 2017, h. 278.
20
Indri Yetti, “Penggunaan Media Gambar dan Alat Peraga dalam Meningkatkan Motivasi dan
Hasil belajar Siswa pada Materi Sistem Ekskresi di MAS Al Manar Aceh Besar”, Skripsi Program
Sarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2017, h. 63.
4

menyajikan konsep yang abstrak menjadi konkret seperti halnya pada konsep gerak
parabola. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa
terlibat aktif, seperti siswa dapat mengamati, melakukan percobaan,
mendemonstrasikan dan sebagainya.23 Media alat peraga gerak parabola yang dibuat
dapat menunjukkan karakteristik gerak parabola dan hubungan antara besaran-
besaran dalam gerak parabola. Media ini memiliki nilai tambah dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya, yaitu: tidak memerlukan waktu yang lama dalam merangkai
alat; tidak becek sehingga terhindar dari konsleting listrik; dapat menggambar
lintasan parabola pada dinding wadah sehingga terlihat langsung perbedaan gerak
parabola ketika sudut dan kecepatan awal diubah; dan diameter selang dibuat lebih
kecil agar lebih akurat dalam menentukan sudut awal. Media alat peraga gerak
parabola diharapkan dapat membantu siswa kinesthetic style yang tidak tuntas dalam
memahami konsep gerak parabola dan memperbaiki hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, perlunya penggunaan media
alat peraga gerak parabola untuk mengatasi siswa kinesthetic style yang tidak tuntas
pada materi gerak parabola. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Alat Peraga Gerak Parabola pada Remedial Teaching terhadap
Hasil Belajar Siswa Kinesthetic Style”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan, antara lain:

21
Riska Wahyuni, “Penggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Listrik Dinamis di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh”, Skripsi Program Sarjana Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2016, h. 74.
22
Ahmad Furqon Muzaky dan Jeffry Handhika, “Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis
Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor dalam Kelas Remedial
SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran 2014/2015”, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan
Fisika (SNFPF), Vol. 6, 2015, h. 133.
23
Muhammad Anas, Alat Peraga dan Media Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Education,
2014), h. 8.
5

1. Siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan merasa kesulitan dalam mempelajari
materi gerak parabola (66,5%).
2. Siswa kesulitan dalam memvisualisasikan lintasan perpindahan gerak benda
setelah diberikan sudut awal, siswa tidak dapat memprediksi jarak terjauh benda
setelah diberikan sudut yang berbeda-beda, siswa sulit menentukan besaran-
besaran pada gerak parabola; dan sulit membedakan penggunaan rumus yang
tepat.
3. Banyak siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan yang tidak tuntas pada konsep
gerak parabola (72,4%).
4. Remedial yang diberikan guru tidak sesuai dengan teori pembelajaran. Siswa
hanya menerima remedial dalam bentuk tes tulis tanpa memperhatikan jumlah
siswa yang tidak tuntas.
5. Hasil belajar siswa yang di remedial masih belum tuntas.
6. Siswa memiliki karakteristik gaya belajar berbeda. Siswa tidak mendapatkan
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
7. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, serta tidak ada media
khusus untuk mengakomodasi gaya belajar siswa.
8. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran serta siswa jarang
melakukan kegiatan praktikum.

C. Pembatasan Masalah
Berhubung aspek yang berkaitan dengan penelitian ini cukup kompleks, untuk
lebih memfokuskan pembahasan, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai
berikut:
1. Media yang dibuat adalah media yang memenuhi karakteristik gaya belajar
kinestetik.
2. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif siswa pada aspek C2
(memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis) pada Taksonomi
Bloom yang telah direvisi.
6

3. Gaya belajar yang diteliti yaitu kinesthetic style.


4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kinesthetic style yang tidak tuntas pada
konsep gerak parabola.
5. Pembelajaran pada kelompok kontrol yaitu remedial teaching dengan tidak
menggunakan alat peraga gerak parabola.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dipaparkan, penulis ajukan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan alat peraga gerak parabola pada remedial
teaching terhadap hasil belajar siswa kinesthetic style?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial teaching dengan menggunakan
alat peraga gerak parabola?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style ranah kognitif C2
sampai C4 pada remedial teaching dengan menggunakan alat peraga gerak
parabola?
4. Bagaimana efektivitas remedial teaching pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen?
5. Bagaimana respon siswa kinesthetic style terhadap penggunaan alat peraga gerak
parabola pada remedial teaching?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
meliputi :
1. Mengetahui pengaruh alat peraga gerak parabola pada remedial teaching terhadap
hasil belajar siswa kinesthetic style.
7

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style pada kelompok


kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial teaching dengan menggunakan
alat peraga gerak parabola.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style ranah kognitif C2
sampai C4 pada remedial teaching dengan menggunakan alat peraga gerak
parabola.
4. Mengetahui efektivitas remedial teaching pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
5. Mengetahui respon siswa kinesthetic style terhadap penggunaan alat peraga gerak
parabola pada remedial teaching.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi segenap pihak yang
terlibat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti lain, menjadi landasan dalam pengembangan atau penerapan
media pembelajaran secara lebih lanjut.
b. Bagi guru fisika, menambah wawasan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa kinesthetic style yang tidak tuntas.
c. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan
proses belajar mengajar pada mata pelajaran fisika.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti,
1) menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
meningkatkan hasil belajar siswa kinesthetic style pada remedial
teaching melalui media alat peraga
2) menghasilkan produk berupa alat peraga fisika pada konsep gerak
parabola yang dapat digunakan siswa kinesthetic style dalam proses
remedial teaching.
8

b. Bagi guru fisika,


1) memberikan referensi media pembelajaran untuk diterapkan pada siswa
kinesthetic style yang tidak tuntas pada konsep gerak parabola
2) lebih mengenal dan memahami karakteristik gaya belajar siswa
sehingga dapat disesuaikan dengan gaya pembelajaran guru.
c. Bagi siswa,
1) membantu para siswa kinesthetic style untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal pada konsep gerak parabola
2) lebih mengenal dan memahami karakteristik gaya belajarnya sehingga
dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik sesuai gaya belajarnya.
d. Bagi sekolah, memberikan referensi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
1. BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟.1 Sadiman (2010) menyatakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.2 Arsyad (2014)
menyatakan bahwa media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.3 Sedangkan menurut Sumiati dan
Asra (2009) media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.4 Berdasarkan beberapa
pengertian media yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pengetahuan antara guru dan siswa sehingga proses belajar terjadi.

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara
lain:5

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 3.
2
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), h. 7.
3
Azhar Arsyad, loc.cit.
4
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 160.
5
Ibid., h. 160-162.

9
10

1) Berdasarkan kemampuan indera, jenis media pembelajaran terdiri atas:


a) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan
kemampuan indera telinga atau pendengaran. Contoh: radio, tape recorder,
telepon.
b) Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan
kemampuan indera mata atau penglihatan. Contoh: gambar, poster, grafik.
c) Media audio visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan
kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau
penglihatan. Contoh: televisi, film, video.
2) Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media pembelajaran, terdiri
atas:
a) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas, yaitu
dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siswa yang
banyak. Contoh: televisi, radio.
b) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas, yaitu
hanya dapat menjangkau tempat atau ruangan tertentu dan terbatas dengan
jumlah orang atau siswa yang banyak. Contoh: papan tulis, slide, overhead
projector (OHP).
3) Berdasarkan pengguna atau pemakai yang memanfaatkan media pembelajaran,
jenis media pembelajaran terdiri atas:
a) Media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara massal atau
banyak orang. Contoh: belajar melalui televisi atau radio.
b) Media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara individual
atau perorangan. Contoh: belajar melalui modul atau buku.
4) Berdasarkan kerumitan dan biayanya, jenis media pembelajaran, terdiri atas:
a) Big media, yaitu media pembelajaran yang rumit dan biayanya mahal, serta
penggunaannya relatif susah membutuhkan tenaga yang terlatih. Contoh:
film, video, computer.
11

b) Little media, yaitu media pembelajaran yang sederhana atau tidak rumit dan
biayanya tidak mahal relatif murah, serta penggunaannya relatif mudah tidak
perlu tenaga terlatih. Contoh: papan tulis, gambar.
5) Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, jenis media pembelajaran, terdiri
atas:
a) Media by design, yaitu media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan,
dan dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan untuk proses pembelajaran.
Contohnya semua media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan dan
dibuat sendiri oleh guru.
b) Media by utilization atau media pembelajaran yang dimanfaatkan, yaitu
media pembelajaran yang dibuat oleh orang lain atau lembaga/institusi,
sedangkan guru hanya tinggal menggunakan atau memanfaatkannya.
Contohnya semua media pembelajaran yang hanya digunakan atau
dimanfaatkan dan tidak membuat sendiri.
6) Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran, terdiri atas:
a) Media dua dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai
dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.
b) Media tiga dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang mempunyai
minimal tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan isi/tinggi. Contoh: model
(benda yang menyerupai aslinya), realia (benda asli).
7) Berdasarkan proyeksinya, yaitu jenis media pembelajaran, terdiri atas:
a) Media proyeksi, yaitu jenis media pembelajaran yang bisa diproyeksikan
atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor, sehingga gambarnya
akan nampak pada layar. Contoh: film, film strips, slide, OHP, in focus.
b) Media tidak diproyeksikan, yaitu jenis media pembelajaran yang tidak bisa
diproyeksikan atau dipancarkan. Contoh: buku, papan flannel.

c. Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
12

1) Fungsi Sumber Belajar, yakni sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri
seseorang (siswa) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. 6
2) Fungsi Semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami siswa
(tidak verbalistik).7
3) Fungsi Manipulatif, yakni kemampuan media yang dapat mengatasi batas-batas
ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.8
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, yaitu:
a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan
dalam bentuk aslinya.
b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu
panjang menjadi singkat.
c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah
terjadi.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
inderawi manusia, yaitu:
a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu
kecil.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau
terlalu cepat.
c) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan
suara.
d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
4) Fungsi Psikologis9

6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada,
2012), h. 37.
7
Ibid., h. 39.
8
Ibid., h. 41-43.
9
Ibid., h. 43-47.
13

a) Fungsi atensi, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian


(attention) siswa terhadap materi ajar.
b) Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
c) Fungsi kognitif, yakni siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
kejadian/peristiwa.
d) Fungsi imajinatif, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa.
e) Fungsi motivasi, yakni media pembelajaran dapat berfungsi sebagai
pendorong siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
5) Fungsi Sosio-Kultural, yakni media pembelajaran dapat mengatasi hambatan
sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran, karena media
pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.10
Sanaky (2009:5) menyebutkan fungsi media pembelajaran bagi pengajar dan
bagi siswa. Fungsi media pembelajaran bagi pengajar yaitu:
1) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan.
2) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.
3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.
4) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.
5) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
6) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.
7) Meningkatkan kualitas pelajaran.
Adapun fungsi media pembelajaran bagi siswa adalah untuk:

10
Ibid., h. 48.
14

1) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.


2) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar dan pembelajar.
3) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk
belajar.
4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga
memudahkan pembelajar untuk belajar.
5) Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis.
6) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.
7) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan
pengajar lewat media pembelajaran.11
Selain kelima fungsi di atas, Arsyad (2011:15) menyatakan bahwa: “Fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru”.12

d. Manfaat Media Pembelajaran


Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media pembelajaran
juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:13
1) Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

11
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung:
Alfabeta, 2014), h. 10-11.
12
Azhar Arsyad, op. cit., h. 19.
13
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember: CV Pustaka
Abadi, 2017), h. 15-16.
15

2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata (Suyanto dan Jihad,
2013).14 Sumiharsono dan Hasanah (2017) memberikan definisi alat peraga sebagai
alat bantu yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi
pembelajaran.15 Sementara itu Arsyad (2014) berpendapat bahwa alat peraga adalah
media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan untuk
memperagakan materi pelajaran. Alat peraga di sini mengandung pengertian bahwa
segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan
menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat
dilihat, dipandang, dan dirasakan.16 Berdasarkan beberapa pengertian alat peraga yang
telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga ialah suatu alat yang dapat
memperagakan suatu konsep yang abstrak agar menjadi konkret sehingga
memudahkan siswa dalam menerima informasi atau pengetahuan yang disampaikan.

b. Manfaat Alat Peraga


Beberapa manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran menurut
Suherman (1994:274) diantaranya:17
1) Memberi penjelasan konsep
2) Merumuskan atau membentuk konsep
3) Melatih siswa dalam pembelajaran
4) Memberi penguatan konsep pada siswa
5) Melatih siswa dalam memecahkan masalah
6) Melatih siswa dalam pengukuran

14
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 107.
15
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, op. cit., h. 1.
16
Azhar Arsyad, op. cit., h. 9.
17
Muhammad Anas, op. cit., h. 7.
16

7) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik.

c. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga


Kelebihan penggunaan alat peraga dalam pengajaran antara lain yaitu:18
1) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.
2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti, mengamati, melakukan
dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Sedangkan kekurangan alat peraga yaitu:
1) Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru.
2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.
3) Perlu kesediaan biaya.

d. Karakteristik Alat Peraga


Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu.
Menurut Ruseffendi (1998) beberapa persyaratan alat peraga antara lain:19
1) Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat).
2) Bentuk dan warnanya menarik.
3) Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).
4) Ukurannya sesuai (seimbang dengan ukuran fisik anak).
5) Dapat menyajikan dan memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman).
6) Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7) Menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir yang abstrak bagi siswa.
8) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga
(dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, dan lain-
lain).

18
Ibid., h. 8.
19
Rostina Sundayana, op. cit., h. 18-19.
17

9) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah banyak (lebih dari satu
kegunaan).

3. Gerak Parabola
Gerak peluru/ gerak parabola adalah gerak translasi dari benda yang bergerak
melalui udara dalam dua dimensi di dekat permukaan Bumi dengan mengabaikan
hambatan udara, seperti gerak bola golf, bola bisbol yang dilempar atau dipukul, bola
sepak yang ditendang, dan peluru yang melaju..20 Lintasan peluru berbentuk parabola
karena dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi
memperlambat gerak peluru saat naik dan mempercepat kembali saat peluru bergerak
turun.21 Komponen kecepatan pada sumbu X selalu tetap, sedangkan komponen
kecepatan pada sumbu Y terus berkurang karena diperlambat oleh percepatan
gravitasi g.22 Dengan demikian, kecepatan searah komponen sumbu Y selalu berubah-
ubah (GLBB). Adapun kecepatan pada sumbu X selalu konstan (GLB).23

Gambar 2.1 Gerak Parabola

20
Douglas C. Giancoli, FISIKA: Prinsip dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 70.
21
Pujianto, dkk., FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam,
(Klaten: Intan Pariwara, 2016), h. 98.
22
Marthen Kanginan, Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 189.
23
Pujianto, dkk., loc. cit.
18

a. Komponen Vektor Kecepatan Awal Gerak Parabola


Perhatikan Gambar 2.1, pada titik A, kecepatan peluru bernilai yang
membentuk sudut terhadap horizontal. Sudut dinamakan sudut elevasi. Dengan
menguraikan vektor kecepatan terhadap sumbu X dan sumbu Y, diperoleh
komponen vektor kecepatan awal pada tiap-tiap sumbu sebagai berikut.
⃗ ( ) ⃗ ( )
⃗ ( ) ⃗ ( )
Vektor kecepatan awal gerak parabola:
⃗ ( )̂ ( )̂ ( )
b. Komponen Vektor Kecepatan dan Posisi Setiap Saat
Kecepatan peluru setiap saat dirumuskan:
⃗ ( ) ⃗ ( )
⃗ ( ) ⃗ ⃗ ( )
Posisi peluru setiap saat dirumuskan:
⃗( ) ⃗ ( ) ( )

⃗( ) ⃗ ( ) ⃗ ( )

Apabila posisi awal peluru sebelum dilontarkan berada pada posisi ( ),


persamaan posisi peluru setiap saat dirumuskan sebagai berikut.
⃗( ) ⃗ ⃗ ( ) ( )

⃗( ) ⃗ ⃗ ( ) ⃗ ( )

c. Titik Tertinggi
Titik tertinggi peluru berada di titik C (Gambar 2.1). Pada titik tersebut,
komponen kecepatan pada sumbu Y bernilai 0. Hal ini disebabkan jenis gerak searah
komponen sumbu Y pada saat naik merupakan GLBB diperlambat. Kecepatan peluru
searah sumbu Y semakin berkurang dan akan bernilai nol ( ) saat mencapai
titik tertinggi. Adapun kecepatan dalam arah X tetap. Persamaan yang berlaku di titik
tertinggi sebagai berikut.
19

( )
( )
Dengan demikian, waktu untuk mencapai titik tertinggi sebagai berikut.

( )

Substitusikan pada posisi benda setiap saat di atas. Ingat kembali identitas
trigonometri bahwa . Dengan demikian, diperoleh persamaan
tinggi maksimum dan jarak tempuh peluru pada sumbu X sebagai berikut.

( )

( )

d. Titik Terjauh/ Jangkauan( )


Titik terjauh peluru berada di titik E (Gambar 2.1). Berdasarkan persamaan

pada titik tertinggi, waktu untuk mencapai titik tertinggi adalah . Dengan

demikian, waktu untuk mencapai titik terjauh adalah dua kalinya. Persamaan yang
berlaku pada titik terjauh sebagai berikut.

( )

Adapaun titik terjauh/jangkauan peluru dirumuskan sebagai berikut.24

( )

Keterangan:
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= sudu elevasi (°)
= kecepatan pada sumbu-x (m.s-1)
= kecepatan pada sumbu-y (m.s-1)

24
Ibid., h. 98-101.
20

percepatan gravitasi (m.s-2)


t = waktu (s)
= waktu untuk mencapai titik tertinggi/titik puncak (s)
= waktu untuk mencapai titik terjauh (s)
= titik terjauh/jarak terjauh (m)
= titik tertinggi (m)

4. Pengajaran Remedial
a. Pengertian Pengajaran Remedial
Istilah remedial berasal dari kata remedy (bahasa Inggris) yang berarti obat,
memperbaiki, atau menolong. Remedial merupakan suatu sistem belajar yang
dilakukan berdasarkan diagnosa yang komprehensif (menyeluruh), yang
dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang dialami siswa dalam
belajar, sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar.25 Menurut Jamaris (2009)
pengajaran remedial adalah salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk
mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami kesulitan belajar.26
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Mulyadi bahwa pengajaran remedial
sebagai suatu bentuk khusus pengajaran yang bertujuan memperbaiki sebagian atau
seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid.27 Pengajaran remedial merupakan
suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan
pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran yang maksimal.28 Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan,
dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial merupakan pengajaran yang dilakukan

25
Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 8.
26
Martini Jamaris, Kesulitan Belajar: Perspektif, Assessmen dan Penanggulangannya, (Jakarta:
Yayasan Penamas Murni, 2009), h. 86.
27
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus,
(Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), h. 45.
28
Mukhtar dan Rusmini, loc. cit.
21

bagi siswa yang tidak tuntas untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami
siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Ciri-Ciri Pengajaran Remedial


Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:29
1) Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian
diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakangnya.
2) Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar
yang dihadapi murid.
3) Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial artinya
disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya.
4) Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin
murid tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes
diagnostik, sosiometri dan alat-alat laboratorium.
5) Pengajaran remedial dilaksanakan dengan kerjasama dengan pihak lain. Misalnya:
pembimbing, ahli lain dan sebagainya.
6) Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya
lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing pribadi siswa yang akan dibantu.
7) Dalam pengajaran remedial, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan
kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

c. Prinsip-Prinsip Pengajaran Remedial


Kunandar (2008) mengemukakan prinsip-prinsip pengajaran remedial, yang
diuraikan seperti di bawah ini.
1) Penyiapan pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan siswa dan menyiapkan
rencana pembelajaran agar efektif.
2) Merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk siswa dengan
bervariasi.
3) Merancang belajar bermakna, misalnya kuis, games, dan sebagainya.

29
Mulyadi, op. cit., h. 45-46.
22

4) Pemilihan pendekatan pembelajaran.


5) Memberikan arahan yang jelas untuk menghindari kebingungan siswa.
6) Merumuskan gagasan utama sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa.
7) Meningkatkan keinginan belajar dan motivasi kepada siswa.
8) Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kelas.
9) Memfokuskan pada proses belajar.
10) Memperlihatkan kepedulian terhadap individu siswa.30

d. Tujuan dan Fungsi Pengajaran Remedial


Secara umum, tujuan pengajaran perbaikan (remedial teaching) tidak berbeda
dengan pengajaran biasa, yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan. Secara khusus, pengajaran perbaikan ini bertujuan untuk memberikan
bantuan yang berupa perlakuan pengajaran kepada para siswa yang lambat,
mengalami kesulitan, ataupun gagal dalam belajar, sehingga mereka dapat secara
tuntas dalam menguasai bahan atau materi pelajaran yang diberikan, dan dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan.
Secara lebih rinci, tujuan pengajaran perbaikan adalah:31
1) Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat
mengenal kelemahannya dalam mempelajari suatu bidang studi dan juga
kekuatannya.
2) Agar siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih
baik.
3) Agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4) Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil yang lebih baik.

30
Ibid., h. 51-52.
31
Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 23-24.
23

5) Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya,


setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab
kesulitan belajarnya.
Sedangkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, pengajaran perbaikan
(remedial) berfungsi sebagai:32
1) Fungsi Korektif
Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat dilakukan
pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa
yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, antara lain mencakup
perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran,
evaluasi, dan lain-lain.
2) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman berarti bahwa dengan pengajaran remedial memungkinkan
guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih
baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.
3) Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian berarti bahwa pengajaran remedial dapat membentuk siswa
untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses
belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga
peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar.
4) Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan berarti bahwa pengajaran remedial akan dapat memperkaya
proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran
reguler, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.
5) Fungsi Akselerasi
Fungsi akselerasi berarti bahwa dengan pengajaran remedial akan dapat
diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan

32
Ibid., h. 24-25.
24

efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran, baik dari segi
waktu man pun materi.
6) Fungsi Terapeutik
Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran
remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi
kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.

e. Unsur-Unsur dalam Kegiatan Remedial


Unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan remedial, yaitu:
1) Sifat kegiatan remedial
Kegiatan remedial haruslah mempunyai sifat-sifat pokok, di antaranya:
menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks; menjelaskan konsep-konsep yang
kabur; dan memperbaiki konsep-konsep yang di salah-tafsirkan.
2) Jumlah siswa yang memerlukan kegiatan remedial
Dalam kelas dan dalam setiap bidang studi serta pelaksanaan setiap kegiatan
belajar-mengajar terdapat sejumlah siswa yang berbeda-beda yang memerlukan
kegiatan perbaikan. Yang penting dalam hal ini adalah bagaimana seorang guru
mengambil keputusan dalam menetapkan jumlah siswa yang memerlukan bantuan/
kegiatan perbaikan pada saat yang sama, sehingga kesulitan-kesulitan tiap siswa
masih sempat diperhatikan, di samping siswa yang lain juga tidak diabaikan.
3) Tempat kegiatan remedial diberikan
Dalam hal ini yang penting bagi guru adalah mempertimbangkan di mana
tempat yang paling tepat untuk menyelenggarakan kegiatan perbaikan. Apakah di
rumah siswa, di ruang kelas, di perpustakaan, di taman sekolah, di ruang BP dan
sebagainya. Agar supaya ia dapat memusatkan perhatian pada pekerjaannya,
mendapat bantuan yang wajar yang tersedia, mendapatkan alat-alat yang wajar
tersedia, tanpa mengganggu teman-teman sekelasnya.
4) Waktu penyelenggara kegiatan remedial
a) Kapan dilaksanakan (pagi, siang, sore, malam) dengan tepat.
25

b) Berapa lama dilaksanakan, bergantung pada: tingkat kesulitan belajar siswa


(ringan, sedang, berat); waktu yang tersedia pada guru; dan waktu yang
dibutuhkan oleh siswa.
5) Siapa yang memberikan kegiatan remedial
Pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan di antaranya: guru bidang studi;
guru pembimbing (BP); wali kelas; tutor sebaya; tutor serumah; dan sebagainya.
Yang penting siswa dapat menerima proses dan jenis bantuan yang tepat yang
memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik.33
6) Metode yang dipakai dalam memberikan remedial
Banyak jenis metode yang digunakan dalam proses belajar-mengajar antara
lain: metode ceramah; diskusi; pemberian tugas dan resitasi; kerja kelompok; tanya
jawab; demonstrasi dan eksperimen; penemuan; role-playing; brainstorming; sosio-
drama; dan sebagainya.34

f. Pendekatan dalam Pengajaran Remedial


Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu:35
1) Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Kuratif
Strategi macam ini berkaitan dengan PBM (Proses Belajar Mengajar). Kalau
program PBM telah diselenggarakan, lazimnya secara kelompok atau klasikal ada
beberapa siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan menyelesaikan tugas-
tugasnya. Siswa-siswa itu adalah:
a) Siswa yang prestasinya ada di batas kriteria keberhasilan minimal, dan
b) Siswa yang sedikit masih kurang atau sebaliknya lebih tinggi sekalipun
prestasinya dari ukuran kriteria keberhasilan minimal; dengan kata lain
prestasinya masih lemah.

33
Ischak S.W. dan Warji R., Program Remedial dalam Proses Belajar-Mengajar, (Yogyakarta:
Liberty, 1982), h. 38-40.
34
Ibid., h. 44.
35
Sri Hastuti, Pengajaran Remedial, (Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya, 1992), h. 8-9.
26

Oleh para ahli untuk membantu siswa yang tergolong dalam a dan b diterapi
dengan pendekatan yang dikenal dengan pengulangan (repetition), pengayaan
(enrichment), dan penguatan (reinforcement) serta percepatan (acceleration).
2) Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Preventif
Strategi macam ini hanya ditujukan kepada siswa yang secara empirik, yang
berdasarkan data diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam program studi
tertentu yang ditempuhnya. Oleh karena itu, pendekatan preventif selalu berupaya
agar siswa selalu mampu mencapai prestasi dan mampu menyelesaikan dengan
kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Jadi, kalau pendekatan kuratif yang dihadapkan pada siswa yang benar-benar
tidak tau atau kurang memiliki kemampuan, tindakan remedial mendasarkan pada
post-teaching diagnostic (diagnostik pasca mengajar) dengan data-data dari hasil tes
sumatif, tes yang menyeluruh. Sedangkan pendekatan preventif, tindakan remedial
mendasarkan pada pre-test (tes awal) atau evaluasi reflektif atau juga test of entering
behaviors (tes perilaku awal).
3) Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Bersifat
Pengembangan
Kalau pendekatan kuratif merupakan tindak lanjut dari diagnostik sesudah
mengajar, sedangkan pendekatan preventif merupakan tindak lanjut diagnostik
sebelum mengajar maka pendekatan yang ketiga ini yang bersifat pengembangan
merupakan tindak lanjut diagnostik selama mengajar. Dengan kata lain, diagnostik
yang dilakukan guru pada waktu PBM berlangsung.

g. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial


Adapun prosedur pengajaran remedial sebagai berikut:36
1) Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya.
2) Menentukan alternatif pilihan.

36
Mulyadi, op. cit., h. 64-71.
27

3) Layanan bimbingan dan konseling.


4) Melaksanakan pengajaran remedial.
5) Mengadakan pengukuran prestasi belajar murid.
6) Mengadakan reevaluasi dan rediagnosis.

5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.37 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom.38 Bloom mengklasifikasikan hasil
belajar ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif
(affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain) yang kemudian
disebut sebagai taksonomi Bloom.39 Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur
hanya kemampuan siswa pada ranah kognitif saja. Berikut penjelasan klasifikasi hasil
belajar Benyamin Bloom pada ranah kognitif.
Ranah kognitif dari hasil belajar menurut Bloom meliputi penguasaan konsep,
ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan keterampilan-keterampilan
intelektual.40 Kategori-kategori pada dimensi kognitif dibagi menjadi enam
kelompok, yaitu:41
1) Mengingat, yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.
Kemampuan mengingat meliputi proses:

37
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 22.
38
Nana Sudjana, loc. cit.
39
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), h. 130.
40
Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 60.
41 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017), h. 100-102.
28

1) Mengenali, yaitu menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang


yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Nama lain dari mengenali adalah
mengidentifikasi.
2) Mengingat kembali, yaitu mengambil pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang. Nama lain dari mengingat kembali adalah mengambil.
2) Memahami, yaitu mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Kemampuan memahami
meliputi proses:
1) Menafsirkan, yaitu mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain.
Nama-nama lain menafsirkan adalah menerjemahkan, memparafrasakan,
menggambarkan, dan mengklarifikasi.
2) Mencontohkan, yaitu menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau
prinsip umum. Nama-nama lain dari mencontohkan adalah mengilustrasikan
dan memberi contoh.
3) Mengklasifikasikan, yaitu menentukan sesuatu dalam satu kategori. Nama-
nama lain dari mengklasifikasikan adalah mengategorikan dan
mengelompokkan.
4) Merangkum, mengabstraksikan tema umum atau poin pokok. Nama-nama
lain dari merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi.
5) Menyimpulkan, yaitu membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang
diterima. Nama-nama lain menyimpulkan adalah mengekstrapolasi,
menginterpolasi, memprediksi, dan menyimpulkan.
6) Membandingkan, yaitu menentukan hubungan antara dua objek atau lebih.
Nama-nama lain dari membandingkan adalah mengontraskan, memetakan,
dan mencocokkan.
7) Menjelaskan, yaitu membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem.
Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.
3) Mengaplikasikan, yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Kemampuan mengaplikasikan meliputi proses:
29

1) Mengeksekusi, yaitu menerapkan prosedur pada tugas yang familiar. Nama


lain untuk mengeksekusi adalah melaksanakan.
2) Mengimplementasikan, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang
tidak familiar. Nama lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan.
4) Menganalisis, yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-
bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Kemampuan menganalisis
meliputi proses:
1) Membedakan, membedakan bagian materi pembelajaran yang relevan dari
yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting. Nama-nama
lain untuk membedakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan
memilih.
2) Mengorganisasi, yaitu menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau
berfungsi dalam sebuah struktur. Nama-nama lain untuk mengorganisasi
adalah menstrukturkan, memadukan, menemukan koherensi, membuat garis
besar, dan mendeskripsikan peran.
3) Mengatribusikan, yaitu menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau
maksud di balik materi pelajaran. Nama lain untuk mengatribusikan adalah
mendekonstruksi.
5) Mengevaluasi, yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar
tertentu. Kemampuan mengevaluasi meliputi proses:
1) Memeriksa, yaitu menemukan inkonsistensi atau kesalahan internal dalam
suatu proses atau produk. Nama-nama lain untuk memeriksa adalah menguji,
mendeteksi, memonitor, dan mengoordinasi.
2) Mengkritik, yaitu menemukan inkonsistensi antara suatu prosedur dan
kriteria eksternal. Nama lain dari mengkritik adalah menilai.
6) Mencipta, yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru
dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Kemampuan
mencipta meliputi proses:
30

1) Merumuskan, membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan kriteria. Nama lain


dari merumuskan adalah membuat hipotesis.
2) Merencanakan, yaitu merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu
tugas. Nama lain dari merencanakan adalah mendesain.
3) Memproduksi, yaitu menciptakan suatu produk. Nama lain memproduksi
adalah mengkonstruksi.

6. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu cara tentang bagaimana seorang
individu melakukan persepsi, berinteraksi, dan merespons secara emosional terhadap
lingkungan belajar (Pribadi, 2011).42 Sedangkan Susilo (2009) menyatakan bahwa
gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut.43 Berdasarkan beberapa
pengertian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu
cara yang dilakukan oleh siswa untuk menerima dan memproses informasi atau
pengetahuan secara optimal.

b. Macam-macam Gaya Belajar


Ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati oleh guru yaitu: gaya
belajar visual (visual learner), gaya belajar audio (auditory learner) dan gaya belajar
kinestetik (tactual learner). Gaya belajar tersebut memiliki penekanan-penekanan
masing-masing, meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi pada saat
tertentu siswa akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar tersebut. 44
Sedangkan menurut Fleming dan Mills dalam Slamento (2003) mengajukan kategori

42
Benny A. Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian
Rakyat, 2011), h. 45.
43
M. Djoko Susilo, Sukses dengan Gaya Belajar, (Yogyakarta: Pinus, 2009), h. 94.
44
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), h. 42.
31

gaya belajar (Learning Style) dalam empat bentuk Visual, Auditory, Read-write,
45
Kinesthetic yang dikenal dengan singkatan VARK. Dalam penelitian ini
menggunakan gaya belajar menurut Fleming dan Mills. Berikut ini penjelasan
keempat gaya belajar siswa:
1) Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep, data dan
informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki
tipe belajar visual memiliki interest yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik,
grafis organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual
lainnya.
2) Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana siswa belajar melalui
mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan
kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu
guru sebaiknya memerhatikan siswa hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru.46
3) Gaya Belajar Read – Write
Gaya belajar read-write adalah gaya belajar yang lebih banyak aspek membaca
dan menulis. Pada seseorang yang memiliki gaya belajar seperti ini ia akan lebih
mudah memahami materi pembelajaran dengan cara membaca dan menulis.
4) Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau
pengalaman belajar secara langsung. Gaya belajar ini mengarah pada pengalaman dan
latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas

45
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 164.
46
Rusman, op. cit., h. 42-43.
32

lain). Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang
sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.47
Ciri atau karakteristik gaya belajar kinestetik, antara lain: 1) Banyak bergerak
tak bisa diam; 2) Sangat menikmati kegiatan fisikal; 3) Jarang mau menghabiskan
banyak waktu untuk membaca; 4) Senang mencoba hal-hal yang baru; 5)
Terkoordinasi dan lincah; 6) Suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal
(misal, memeluk atau memukul) atau suka menggerakkan tangan ketika sedang
berbicara; 7) Dalam berpakaian mereka memilih semata untuk kenyamanan, tidak
begitu mementingkan gaya atau mode; 8) Lebih suka berbaring di lantai atau tempat
tidur ketika sedang belajar, bukan duduk manis di meja belajar yang telah di
sediakan. 9) Menonjol dalam bidang atletik atau seni pertunjukkan; 10) Pembelajar
fisikal pada umumnya mengidamkan atau menyukai: Menyentuh, merasakan, dan
menangani sesuatu; Menjadi orang pertama saat mencoba sesuatu (mereka tidak puas
jika hanya melihat-lihat demonstrasi); Memindahkan posisi atau menggerakkan tubuh
saat belajar sesuatu yang baru; Lebih senang disuruh menunjukkan langsung daripada
disuruh bercerita.48
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, media atau sarana yang dapat digunakan untuk
gaya belajar kinestetik, antara lain 1) Menggunakan seluruh panca indera:
penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium; 3)
Kunjungan lapangan; 4) Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata; 5)
Pengaplikasian; 6) Pameran, sampel, fotografi; 7) Koleksi berbagai macam
tumbuhan, serangga dan sebagainya.
Adapun strategi belajar untuk gaya belajar tipe kinestetik, menurut Mansur HR
adalah sebagai berikut: (a) Perbanyak praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi
atau pertunjukan langsung terhadap suatu proses. (c) Membuat model atau contoh-
contoh. (d) Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk

47
Darmadi, op. cit., h. 168-169.
48
Andri Priyatna, Pahami Gaya Belajar Anak! Memaksimalkan Potensi Anak dengan
Modifikasi Gaya Belajar, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 68-69.
33

dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang
lain. (e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghapal sesuatu sambil
bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role
playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.49
Friedel dan Rudd dalam Yusoff (2007) menyatakan bahwa seorang individu
mungkin memiliki lebih dari satu gaya belajar atau yang dikenal sebagai bimodal. Hal
tersebut merupakan keuntungan bagi siapa saja yang memiliki lebih dari satu jenis
gaya belajar, karena individu-individu tersebut memiliki pandangan dan penerimaan
yang lebih fleksibel terhadap lingkungan belajar mereka.50 Sebagian besar siswa
memiliki lebih dari satu gaya belajar (53,11%) diantaranya: VK, AK, VA, VR, RK
dan AR terutama gaya VK.51

c. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa


Pertama, guru. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didiknya, guru bisa
memilih metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta didiknya.
Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan metode mengajar dan
dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan demikian, diharapkan perbedaan
gaya belajar diantara peserta didik mampu diakomodir dengan baik.52 Hal ini
berimplikasi bahwa guru atau instruktur perlu mengakomodasi gaya belajar siswa
dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran.53
Kedua, orang tua. Bagi orang tua dengan mengetahui gaya belajar anaknya,
memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan
gaya belajar anak-anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan
buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar visual, menyediakan kaset-

49
Darmadi, op. cit., h. 169-170.
50
Norasmah Othman and Mohammad Hasril Amiruddin, “Different Perspectives of Learning
Styles from VARK Model”, International Conference on Learner Diversity, 2010, p. 655.
51
Veena Khongpit et al., “The VARK Learning Style of the University Student in Computer
Course”, International Journal of Learning and Teaching, Vol. 4, 2018, p. 105.
52
Darmadi, op. cit., h. 173-174.
53
Benny A. Pribadi, op. cit., h. 48.
34

kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya belajar auditori, dan
menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang kecenderungan bergaya belajar
kinestetik.
Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta didik
bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu dengan
menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain sebagainya.
Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa meningkat.54

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Hasil penelitian Neelu Jangid dan Umed Singh Inda dalam jurnalnya yang
berjudul “Effectiveness of Remedial Teaching on Thinking Strategies of Slow
Learners” menunjukkan bahwa pengajaran remedial dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keterampilan dasar mereka.55
2. Hasil penelitian Bukhari dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Pengajaran
Remedial terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan
Ion dan Ikatan Kovalen” menunjukkan bahwa penerapan pengajaran remedial
dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok
bahasan ikatan kimia di kelas XI SMAN Peukan Bada.56
3. Hasil penelitian Vivian dkk. dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Remedial
Teaching Metode Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Struktur Atom Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau” menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan remedial teaching
metode tutor sebaya dengan siswa yang diajarkan remedial teaching metode
ceramah pada materi struktur atom kelas XI SMA Negeri 1 Sanggau. Remedial

54
Darmadi, op. cit., h. 174.
55
Neelu Jangid dan Umed Singh Inda, “Effectiveness of Remedial Teaching on Thinking
Strategies of Slow Learners”, The International Journal of Indian Psychology, Vol. 4, 2016, p. 105.
56
Bukhari, “Penerapan Pengajaran Remedial terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada
Pokok Bahasan Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen”, Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 1, 2017, h. 19.
35

teaching metode tutor sebaya memberikan pengaruh sebesar 24,54% dengan


klasifikasi yang sedang terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom
kelas XI SMA Negeri 1 Sanggau.57
4. Hasil penelitian Sukarno dan Dan Sutarman dalam jurnalnya yang berjudul “The
Development of Light Reflection Props as a Physics Learning Media in
Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur” menunjukkan bahwa
alat peraga refleksi cahaya yang telah dikembangkan memiliki tingkat
kesesuaian, kenyamanan dan daya tarik yang tinggi. Dengan demikian alat ini
layak digunakan, terutama untuk materi pembelajaran Fisika SMK dan siswa
pada level yang sama secara umum.58
5. Hasil penelitian Duwita dan Prabowo dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola untuk Memotivasi Siswa
pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola”, menunjukkan pada
pembelajaran fisika pokok bahasan gerak parabola: kelayakan alat peraga
sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa sebesar 80,7% sehingga alat
peraga layak digunakan; hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran
menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa
diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 82,6 dan peningkatan hasil belajar dengan
nilai <g> mencapai 0,6 termasuk kategori peningkatan hasil belajar sedang; serta
siswa termotivasi dalam pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak
parabola dengan persentase angket motivasi siswa sebesar 84,8%.59
6. Hasil penelitian Durrotun Nafisah dkk. dalam jurnalnya yang berjudul
“Pembelajaran Fisika Berbantuan Alat Peraga Proyektor Smartphone untuk

57
Vivian Ardilah Dewi, dkk., “Pengaruh Remedial Teaching Metode Tutor Sebaya terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur Atom Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau”, Ar-Razi
Jurnal Ilmiah, Vol. 5, 2017, h. 148-149.
58
Sukarno dan Dan Sutarman, “The Development of Light Reflection Props as a Physics
Learning Media in Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur”, International Journal
of Innovation and Scientific Research Journals, Vol. 12, 2014, p. 354.
59
Duwita Sekar Indah dan Prabowo, “Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola
untuk Memotivasi Siswa pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF)”, Vol. 3, 2014, h. 93.
36

Meningkatkan Pemahaman Konsep Optik pada Siswa SMP”, dalam


penelitiannya menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran IPA terutama
fisika berbantuan alat peraga proyektor smartphone yang dilengkapi LKS pada
materi alat optik SMP kelas VIII meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan
berada pada kategori baik. Alat peraga proyektor smartphone beserta LKS efektif
untuk meningkatkan pemahaman konsep alat optik siswa SMP terutama kelas
VIII pada kategori sedang.60
7. Hasil penelitian Prabowo Mishbahah dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengembangan Alat Peraga Percobaan Melde sebagai Media Pembelajaran
Fisika pada Materi Gelombang Stasioner”, menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa secara klasikal dinyatakan tuntas setelah dilakukannya kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga percobaan Melde, dengan
persentase ketuntasan untuk ketiga kelas eksperimen sebesar 100%.61
8. Hasil penelitian Regina Maria Ansila Keun dalam skripsinya yang berjudul
“Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Hukum Boyle serta Pengaruhnya
terhadap Pemahaman dan Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Atambua”, menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan pembuatan dan
penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada
pokok bahasan Hukum Boyle dan membuat siswa berminat mempelajari fisika
khususnya pada pokok bahasan Hukum Boyle di kelas XI Alam 1 SMA Negeri 1
Atambua.62
9. Hasil penelitian B. Hartati dalam jurnalnya yang berjudul , “Pengembangan Alat
Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SMA”, menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga gaya gesek dapat

60
Durrotun Nafisah dkk., “Pembelajaran Fisika Berbantuan Alat Peraga Proyektor Smartphone
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Optik pada Siswa SMP”, Unnes Physics Education Journal,
2018, h. 79.
61
Prabowo Mishbahah, loc. cit.
62
Regina Maria Ansila Keun, “Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Hukum Boyle serta
Pengaruhnya terhadap Pemahaman dan Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Atambua”,
Skripsi Program Sarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2017, h. 94.
37

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan berpengaruh terhadap peningkatan


hasil belajar siswa.63
10. Hasil penelitian Adam Wicaksana dalam skripsinya yang berjudul
“Pengembangan Alat Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk Melatih
Keterampilan Proses Sains Siswa”, menunjukkan bahwa alat peraga yang
dihasilkan layak, efektif dan praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran
oleh siswa dan guru. Alat peraga yang dikembangkan dapat mengukur
keterampilan proses sains siswa.64
11. Hasil penelitian Veena Khongpit et al dalam jurnalnya yang berjudul “The VARK
Learning Style of the University Student in Computer Course” menunjukkan
bahwa desain bahan ajar harus dilakukan dengan menciptakan kegiatan yang
kreatif dan lingkungan yang sesuai dengan gaya belajar siswa dalam rangka
meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. Pendekatan ini akan
65
meningkatkan prestasi belajar siswa.
12. Hasil penelitian Norasmah Othman and Mohammad Hasril Amiruddin, dalam
jurnalnya yang berjudul “Different Perspectives of Learning Styles from VARK
Model”, menunjukkan bahwa siswa akan lebih mudah memahami atau menerima
informasi yang didapat apabila informasi tersebut disampaikan sesuai dengan
gaya belajarnya. Hal ini karena gaya belajar yang tepat dan efektif dapat
membantu siswa untuk mendapatkan prestasi dalam pembelajaran mereka 66
13. Hasil penelitian Nurlia, dkk. dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan antara
Gaya Belajar, Kemandirian Belajar, dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar
Biologi Siswa” menunjukkan bahwa gaya belajar, kemandirian belajar, dan

63
B. Hartati, “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2010, h. 132.
64
Adam Wicaksana, op. cit., h. 154.
65
Veena Khongpit et al., loc. cit.
66
Norasmah Othman and Mohammad Hasril Amiruddin, op. cit., p. 658.
38

minat belajar memiliki hubungan yang sangat kuat dengan hasil belajar Biologi
siswa SMA Negeri 1 Tonra Kabupaten Bone.67
14. Hasil penelitian Nurmayani dkk. dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Gaya
Belajar VAK pada Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa SMP Negeri 2 Narmada Tahun Ajaran
2015/2016” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran PBL
terhadap hasil belajar IPA Fisika siswa dan terdapat pengaruh gaya belajar
terhadap hasil belajar IPA Fisika siswa. Pada penerapan PBL nilai rata-rata
kelompok siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik lebih
tinggi dibandingkan dengan gaya belajar visual dan auditori. Selain itu, hasil
penelitiannya menunjukkan terdapat pengaruh interaksi sebesar (50,2%) antara
model pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar IPA Fisika
siswa.68

C. Kerangka Berpikir
Siswa kinesthetic style tidak merasakan pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajarnya. Pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan media yang sesuai
dengan gaya belajar kinestetik. Siswa kinesthetic style kesulitan dalam mempelajari
konsep gerak parabola. Kesulitan tersebut menyebabkan siswa mengalami remedial.
Penanganan guru terhadap permasalahan tersebut yaitu melalui: remedial test dan
pemberian tugas. Penanganan tersebut belum tepat karena tidak sesuai dengan teori
pelaksanaan pembelajaran remedial. Nilai siswa yang mengikuti remedial test
hasilnya masih banyak yang di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hasilnya
pun belum efektif, rata-rata siswa harus mengikuti tiga kali remedial agar dapat
tuntas. Oleh karena itu dibutuhkan remedial teaching pada konsep gerak parabola.

67
Nurlia dkk., “Hubungan antara Gaya Belajar, Kemandirian Belajar, dan Minat Belajar dengan
Hasil Belajar Biologi Siswa”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, 2017, h. 327.
68
Nurmayani dkk., “Pengaruh Gaya Belajar VAK pada Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa SMP Negeri 2 Narmada Tahun
Ajaran 2015/2016”. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. 2, 2016, h. 20.
39

Remedial teaching dapat mengatasi kesulitan belajar siswa agar dapat meningkatkan
hasil belajarnya. Remedial teaching perlu disesuaikan dengan gaya belajar siswa agar
mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik
dapat menerima dan memproses informasi melalui gerakan seperti pelaksanaan
praktik, simulasi atau demonstrasi. Pelaksanaan tersebut dapat terpenuhi dengan
menggunakan media alat peraga.
Media alat peraga dapat menyajikan konsep yang abstrak menjadi konkret
seperti halnya pada konsep gerak parabola. Penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran dapat membuat siswa kinesthetic style terlibat aktif, seperti siswa dapat
mengamati, melakukan percobaan, mendemonstrasikan dan sebagainya. Media alat
peraga gerak parabola yang dibuat dapat menunjukkan konsep gerak parabola,
diantaranya: karakteristik gerak parabola serta hubungan antara besaran-besaran
dalam gerak parabola. Siswa kinesthetic style akan menjadi lebih mudah menerapkan
persamaan-persamaan pada konsep gerak parabola dalam memecahkan masalah,
sehingga siswa kinesthetic style tidak hanya menghafal rumus, tetapi dapat
mengetahui fenomena yang berhubungan dengan rumus tersebut. Oleh karena itu,
penggunaan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kinesthetic style yang tidak tuntas pada konsep
gerak parabola.
Bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
40

Siswa kinesthetic style tidak merasakan pembelajaran yang


sesuai dengan gaya belajarnya

Kesesuaian media pembelajaran dengan gaya belajar kinestetik


kurang diperhatikan

Siswa kinesthetic style kesulitan dalam mempelajari konsep


gerak parabola

Banyak siswa kinesthetic style yang remedial pada konsep gerak


parabola

Penanganan siswa kinesthetic style yang tidak tuntas pada konsep


gerak parabola belum tepat

Hasil belajar siswa kinesthetic style yang sudah diremedial pada


konsep gerak parabola masih belum tuntas

Remedial teaching pada siswa kinesthetic style yang


tidak tuntas dengan menggunakan alat peraga gerak
parabola

Hasil belajar siswa kinesthetic style yang tidak


tuntas meningkat pada konsep gerak parabola

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


41

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka
hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh alat peraga gerak parabola pada
remedial teaching terhadap hasil belajar siswa kinesthetic style.
1. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 di SMA
Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yang terletak di Jalan W. R. Supratman – Komp.
Pertamina, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. Penelitian ini
dilaksanakan selama tiga minggu dimulai pada tanggal 13 s/d 27 November 2018
yang terdiri dari empat pertemuan dimulai dari kegiatan pretest hingga posttest.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experiment.
Metode ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
1
eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group
design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara
random.2
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah diberikan tes gaya belajar
VARK untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Kedua
kelompok tersebut juga telah mengikuti ulangan harian (pretest) untuk mengetahui
siswa mana yang tidak tuntas terkait konsep gerak parabola. Kemudian kedua
kelompok diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diberikan
perlakuan berupa remedial teaching dengan menggunakan alat peraga gerak parabola
sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan remedial teaching dengan tidak
menggunakan alat peraga gerak parabola. Setelah diberi perlakuan, kedua kelompok

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.
77.
2
Ibid., h. 79.

42
43

diberi posttest untuk mengetahui pengaruh alat peraga gerak parabola terhadap hasil
belajar siswa kinesthetic style yang tidak tuntas.
Penjelasan desain penelitian digambarkan sebagai berikut:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest


KE O X O
KK O X1 O

Keterangan:
KE = kelompok eksperimen
KK = kelompok kontrol
O = pretest (tes awal yang diberikan sebelum perlakuan kepada kedua
kelompok) dan posttest (tes akhir yang diberikan setelah perlakuan
kepada kedua kelompok)
X = perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu remedial
teaching dengan menggunakan alat peraga gerak parabola
X1 = perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu remedial
teaching tidak menggunakan alat peraga gerak parabola

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap ini terdiri dari beberapa bagian dengan
penjelasan sebagai berikut:

3
Friska Septiani Silitonga, “The Using of Peer Tutoring Learning Method in Improving
Student’s Understanding”, Conference Paper, 2017, p. 2.
44

1. Tahap awal
a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan terdiri dari observasi dan wawancara mengenai
pembelajaran fisika, remedial teaching, dan gaya belajar siswa. Observasi
dilakukan dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA SMA
Negeri Kota Tangerang Selatan. Sedangkan wawancara ditujukan kepada
guru fisika SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
b. Merumuskan masalah
Rumusan masalah ditentukan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan dari hasil studi pendahuluan.
c. Menyusun instrumen tes, instrumen nontes, dan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
Instrumen tes dan RPP disusun dengan menyesuaikan IPK (Indikator
Pencapaian Kompetensi) yang belum dicapai oleh siswa yang tidak tuntas
pada konsep gerak parabola. Sedangkan instrumen nontes disusun dengan
indikator mengenai respon siswa terhadap alat peraga gerak parabola.
d. Membuat dan menguji kelayakan media
Media dibuat dengan menyesuaikan karakteristik gaya belajar kinestetik
yaitu media alat peraga pada konsep gerak parabola. Setelah media
dirancang, media diuji atau divalidasi oleh ahli media dan ahli materi untuk
mengetahui media yang telah dirancang sudah layak digunakan atau tidak.
e. Menyelesaikan perizinan uji kelayakan instrumen dan penelitian
Peneliti membuat surat perizinan untuk menguji kelayakan instrumen yang
telah dibuat kepada para ahli dan membuat surat perizinan untuk melakukan
penelitian.
f. Uji kelayakan instrumen
Instrumen yang telah dibuat diuji oleh para ahli, yaitu ahli materi/konten,
ahli konstruk, dan ahli bahasa.
45

g. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen


Instrumen yang telah diuji kelayakannya dianalisis untuk dipergunakan pada
pretest dan posttest sebagai tes pengukur hasil belajar siswa kinesthetic style
pada penelitian ini.
2. Tahap pelaksanaan
a. Tes gaya belajar VARK
Tes gaya belajar VARK diberikan kepada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik.
b. Pretest
Pretest diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk
mengetahui kemampuan awal siswa kinesthetic style sebelum diberi
perlakuan, sehingga dapat ditentukan siswa kelompok kontrol dan siswa
kelompok eksperimen.
c. Remedial teaching
Remedial teaching pada kelompok eksperimen menggunakan alat peraga
gerak parabola, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan alat
peraga gerak parabola
d. Posttest
Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kinesthetic
style setelah diberikan perlakuan.
e. Penyebaran angket respon
Angket respon diberikan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui
respon siswa terhadap media alat peraga gerak parabola yang telah
digunakan.
3. Tahap akhir
a. Menganalisis data hasil penelitian
Peneliti menganalisis data hasil penelitian selama tahap pelaksanaan.
46

b. Menguji hipotesis
Data yang telah dianalisis kemudian dilakukan uji hipotesis untuk
mengetahui adanya pengaruh penggunaan alat peraga gerak parabola pada
remedial teaching terhadap hasil belajar siswa kinesthetic style.
c. Penarikan kesimpulan penelitian
Data yang telah diuji hipotesis kemudian ditarik kesimpulannya.
Tahapan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
47

Tahap Awal

Membuat Menyelesa
Studi
Menyusun dan ikan
pendahulu Menganali
instrumen menguji perizinan
an Merumusk Uji sis data
tes, kelayakan uji
(observasi an kelayakan hasil uji
instrumen media alat kelayakan
dan masalah instrumen kelayakan
nontes, peraga istrumen
wawancar instrumen
dan RPP gerak dan
a guru)
parabola penelitian

Tahap Pelaksanaan

Penyebaran
Remedial
angket respon
Teaching
terhadap media
Tes gaya dengan
Pretest Posttest alat peraga
belajar VARK menggunakan
gerak parabola
alat peraga
pada kelompok
gerak parabola
eksperimen

Tahap Akhir

Menganalisis data hasil Penarikan kesimpulan


Menguji hipotesis
penelitian penelitian

Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian


48

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependen). Sedangkan variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.4 Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu alat peraga pada konsep gerak parabola sedangkan variabel
terikatnya yaitu hasil belajar siswa kinesthetic style yang tidak tuntas.

E. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini berjumlah 188 siswa kelas X IPA SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 yang terbagi dalam
lima kelas. Sampel pada penelitian ini berjumlah 50 siswa. Sampel ditentukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.5 Pertimbangan dalam penentuan sampel yaitu kelompok siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik dan tidak tuntas pada konsep gerak parabola.
Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama yaitu 25 siswa
kelompok eksperimen dan 25 siswa kelompok kontrol. Penentuan siswa pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan berdasarkan hasil pretest
(ulangan harian). Siswa yang mendapatkan nilai relatif tinggi, sedang, dan rendah
ditempatkan pada kedua kelompok sehingga kedua kelompok memiliki tingkat
kemampuan yang relatif sama.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahap yaitu teknik pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika

4
Sugiyono, op. cit., h. 39.
5
Ibid., h. 85.
49

pembelajaran, dan setelah pembelajaran berlangsung. Ketiga tahap tersebut dapat


dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Sumber
Tahap Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Data
Data
Sebelum Beberapa Informasi tentang Angket Lembar
pembelajaran siswa kelas pembelajaran fisika, angket
XI IPA remedial teaching,
SMA dan gaya belajar
Negeri siswa
Kota
Tangerang
Selatan
Guru Fisika Informasi tentang Wawancara Pedoman
kelas X pembelajaran fisika, wawancara
SMA remedial teaching,
Negeri 4 dan gaya belajar
Kota siswa
Tangerang
Selatan
Siswa kelas Informasi tentang Tes Instrumen tes
X IPA gaya belajar siswa gaya belajar
SMA VARK
Negeri 4
Kota
Tangerang
Selatan
Ketika Kelompok Hasil ulangan Tes Butir soal
pembelajaran eksperimen harian pada konsep pilihan ganda
dan gerak parabola ranah
kelompok untuk mengetahui kognitif C2,
kontrol siswa yang tidak C3, dan C4
tuntas pada konsep taksonomi
tersebut Bloom revisi
Hasil remedial test
setelah diberi
perlakuan untuk
mengetahui
pengaruh alat
peraga gerak
50

Teknik
Sumber
Tahap Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Data
Data
parabola terhadap
hasil belajar siswa
Setelah Kelompok Respon siswa Angket Lembar
pembelajaran eksperimen terhadap angket
penggunaan alat
peraga gerak
parabola

G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
instrumen nontes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Instrumen Tes Gaya Belajar VARK
Instrumen tes gaya belajar VARK (Visual Aural Read-Write Kinesthetic)6
digunakan untuk mengetahui gaya belajar apa saja yang dimiliki siswa kelas X IPA
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, sehingga dapat diketahui siswa mana saja
yang memiliki gaya belajar kinestetik.
b. Instrumen Tes Hasil Belajar
Instrumen tes hasil belajar yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda.
Instrumen ini diberikan kepada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan yang dijadikan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Instrumen tes digunakan sebelum remedial teaching yaitu saat ulangan harian
(pretest) dan sesudah remedial teaching (posttest). Instrumen tes yang digunakan
telah memenuhi kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut:

6
Zulfiani Zulfiani, et al., “Science Education Adaptive Learning System As A Computer Based
Science Learning With Learning Style Variations”, Journal of Baltic Science Education, Vol. 17,
2018.
51

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar


Nomor Soal
Aspek Kognitif Jumlah
No. Konsep Indikator Soal
Soal
C2 C3 C4
Mencirikan karakteristik
1. 1* 1
Karakteristik gerak parabola.
gerak Memperkirakan besaran
2. parabola dalam gerak parabola 2* 1
yang bernilai konstan.
Hubungan Menentukan sudut yang
3. sudut harus diberikan agar bola 3 1
terhadap dapat menjangkau ring.
jarak
Menentukan jarak
jangkauan
4. jangkauan bola dengan 4* 1
pada gerak
sudut yang berbeda.
parabola
Mengkorelasikan
hubungan antara sudut
Hubungan
5. elevasi dengan 5* 1
sudut
ketinggian pada gerak
terhadap
parabola.
ketinggian
Menyimpulkan
maksimum
pernyataan yang benar
pada gerak
6. terkait hasil pengamatan 6* 1
parabola
pada alat peraga gerak
parabola.
Menentukan jarak
jangkauan benda jika
7. Hubungan 7* 1
diberikan kecepatan awal
kecepatan
yang berbeda.
awal terhadap
Menganalisis komponen-
jarak
komponen dengan
jangkauan
spesifikasi tertentu agar
8. pada gerak 8* 1
dapat menghasilkan nilai
parabola
titik terjauh sesuai
keinginan.
52

Nomor Soal
Aspek Kognitif Jumlah
No. Konsep Indikator Soal
Soal
C2 C3 C4
Memilih pasangan data
Hubungan yang tepat mengenai
9. 9* 1
kecepatan kecepatan terhadap
awal terhadap ketinggian maksimum.
ketinggian Membandingkan
maksimum pernyataan yang tepat
10. pada gerak mengenai kecepatan 10* 1
parabola terhadap ketinggian
maksimum.
Menerapkan
persamaan
Menghitung kecepatan
11. kecepatan 11* 1
pada waktu tertentu.
pada gerak
parabola
Menerapkan
persamaan Menghitung jarak
jarak maksimum pada
12. 12* 1
jangkauan kecepatan dan sudut
pada gerak tertentu.
parabola
Menerapkan
persamaan Menghitung ketinggian
ketinggian maksimum pada
13. 13* 1
maksimum kecepatan dan sudut
pada gerak tertentu.
parabola
Menerapkan
persamaan
waktu untuk Menghitung waktu yang
14. mencapai diperlukan untuk 14* 1
titik tertinggi mencapai titik tertinggi.
pada gerak
parabola
Menerapkan
persamaan
Menghitung waktu yang
waktu untuk
15. diperlukan untuk 15* 1
mencapai
mencapai titik terjauh.
titik terjauh
pada gerak
53

Nomor Soal
Aspek Kognitif Jumlah
No. Konsep Indikator Soal
Soal
C2 C3 C4
parabola
Jumlah 2 5 8 15
Persentase 13% 33% 54% 100%

Sebuah instrumen tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat kriteria,
yaitu: validitas; reliabilitas; taraf kesukaran; dan daya pembeda. Untuk memenuhi
keempat kriteria tersebut, maka peneliti melakukan uji kelayakan instrumen dengan
menggunakan bantuan software AnatesV4. Berikut ini adalah pengujian yang
berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:

1) Uji Validitas Instrumen


Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur.7 Uji validitas dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk dan validitas isi.
a) Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan suatu ukuran dari valid atau tidaknya suatu alat
ukur berdasarkan cocok atau tidaknya dengan konstruksi teoritik dimana tes itu
dibuat.8 Rumus untuk menguji validitas butir soal adalah menggunakan teknik
korelasi product moment. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
( )
√* ∑ (∑ ) +{* ∑ (∑ ) +}

7
Suharsimi Arikunto, op. cit., 2015, h. 80.
8
Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
“Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Program Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN)
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 49.
54

Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y9
= skor butir soal yang menjawab benar
= skor total siswa yang menjawab benar
= jumlah siswa
Uji validitas konstruk dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
AnatesV4 yang dapat dilihat dari hasil output di AnatesV4 dengan membandingkan
dengan pada taraf signifikansi 5% dan menetapkan derajat kebebasan
terlebih dahulu yaitu . Tabel kategori validitas lapangan berdasarkan
perbandingan output dengan dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Kategori Validitas10
Ketentuan Nilai Kategori
Valid
Tidak Valid

Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas


butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.5 berikut:
11
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kriteria


0,80 1,00 Sangat tinggi
0,60 0,80 Tinggi
0,40 0,60 Cukup
0,20 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat rendah

9
Suharsimi Arikunto, op. cit., 2015, h. 87.
10
Ibid., h. 89.
11
Ibid.
55

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes

Statistik Butir Soal


Jumlah Soal 15
Jumlah Siswa 53
Nomor Soal Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15
Jumlah Soal Valid 14
Persentase Soal Valid 93,3 %

Tabel 3.6 menunjukkan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan
posttest. Jumlah soal yang digunakan yaitu 14 soal atau sebanyak 93,3% dari 15 soal.
Nilai koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ( ) dapat dilihat pada
lampiran B.3.d.

b) Validitas Isi
Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian kesesuaian antara
instrumen dengan beberapa aspek yang diukur dari para ahli/judgement.12 Penilaian
tersebut terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek konten/materi, aspek konstruksi, dan
aspek bahasa. Aspek konten/materi mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal
dengan materi fisika yang digunakan yaitu gerak parabola. Aspek konstruksi
mengukur kesesuaian isi instrumen soal dengan teori penyusunan soal. Aspek bahasa
mengukur kesesuaian bahasa yang digunakan dalam soal dengan kaidah penulisan
bahasa Indonesia.
Hasil penilaian oleh para ahli diolah dengan menggunakan content validity
ratio (CVR) dan content validity index (CVI). CVR dihitung dengan menggunakan
Nilai CVR dan Koefisien Kappa yang ditentukan dengan cara:13

( )

12
Sugiyono, op.cit., h. 125.
13
Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 50
56

keterangan:
CVR = rasio validitas isi
ne = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumlah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin
lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan semakin tinggi validitas isinya.
Setelah mengetahui nilai CVR selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI
merupakan rata-rata dari nilai CVR14

( )

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)15

Rentang Nilai Kategori


0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat Sesuai

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori


Konten materi 1,00 Sangat sesuai
Konstruksi 0,99 Sangat sesuai
Bahasa 0,97 Sangat sesuai

Tabel 3.8 menunjukkan ketiga aspek yang dinilai termasuk ke dalam kategori
sangat sesuai, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini bersifat valid dan
layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji validitas instrumen tes dapat
dilihat pada lampiran B.3.a., B.3.b., dan B.3.c.
14
Ibid., h. 51.
15
Ibid.
57

2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama.16 Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus K-R. 20, yaitu:17

( )( ) ( )

Dimana:
r11 = reliabilitas secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q  1  p 
Σ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan software


AnatesV4, kemudian output nilai koefisien reliabilitas diinterpretasikan dalam sebuah
kriteria reliabilitas. Kriteria reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas18

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas


0,80 1,00 Sangat tinggi
0,60 0,80 Tinggi
0,40 0,60 Cukup
0,20 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat rendah

16
Suharsimi Arikunto, op. cit., 2015, h. 104.
17
Ibid., h.115.
18
Ibid., h. 89.
58

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.


Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
0,82
Kesimpulan Sangat tinggi

Tabel 3.10 menunjukkan nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,82. Nilai ini
termasuk ke dalam kategori sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen tes ini bersifat reliabel dan layak digunakan dalam penelitian. Data uji
reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.3.e.

3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).19 Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
(indeks diskriminasi) soal pilihan ganda adalah:20

( )

Keterangan:
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
J = jumlah peserta tes
J A = banyaknya peserta kelompok atas
J B = banyaknya peserta kelompok bawah
B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks
kesukaran)

19
Ibid., h. 226.
20
Ibid., h. 228.
59

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Uji daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software


AnatesV4 kemudian output daya pembeda diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi
tertentu. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:21
Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori


Negatif Jelek sekali
0,00 - 0,20 Jelek
0,21 - 0,40 Cukup
0,41 - 0,70 Baik
0,71 - 1,00 Baik sekali

Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda

Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Persentase
Cukup 1 7,14%
Baik 10 71,43%
Baik sekali 3 21,43%
Jumlah 14 100%

Tabel 3.12 menunjukkan instrumen tes yang digunakan memiliki daya pembeda
yang cukup baik, baik, dan baik sekali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen
tes ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang
berkemampuan rendah. Data uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada
lampiran B.3.f.

21
Ibid., h. 232.
60

4) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.22
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan
1,0. Indeks kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:23

( )

Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Uji taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
AnatesV4 kemudian output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah
klasifikasi tertentu. Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.13
berikut.
Tabel 3.13 Klasifikasi Indeks Kesukaran24

Interval Indeks Kesukaran Kategori


0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 3 21,4%
Sedang 11 78,6%
Jumlah 14 100%

22
Ibid., h. 222.
23
Ibid., h. 223.
24
Ibid., h. 225.
61

Tabel 3.14 menunjukkan soal yang digunakan terdiri dari 3 soal dengan
kategori mudah (21,4%) dan 11 soal dengan kategori sedang (78,6%). Taraf
kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran B.3.g

2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket
pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Angket Uji Ahli
Angket uji ahli digunakan untuk memvalidasi alat peraga gerak parabola yang
telah dibuat sehingga dapat mengetahui kelayakan penggunaan media tersebut pada
pembelajaran. Angket uji ahli terdiri dari dua yaitu:
1) Angket Uji Ahli Media
Angket uji ahli media digunakan untuk memvalidasi aspek kelayakan media
dari alat peraga yang telah dibuat. Angket ini divalidasi oleh enam ahli media
pembelajaran. Angket dalam penelitian ini menggunakan rating scale (skala
bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari yang tertinggi yaitu: 4, 3, 2, 1, dan 0.
Berikut kisi-kisi angket penilaian uji ahli media dapat dilihat pada Tabel 3.15
berikut.
Tabel 3.15 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media
Aspek
Penilaian Nomor Jumlah
No. Indikator
Kelayakan Pertanyaan Soal
Media
1. Kriteria Kesesuaian media alat peraga
1
Kesesuaian dengan konsep yang diajarkan
dengan Kejelasan media alat peraga
Bahan Ajar dalam membantu menjelaskan 2 3
konsep
Kesesuaian media alat peraga
3
dengan kompetensi siswa
2. Ketahanan Ketahanan terhadap cuaca 4 3
62

Aspek
Penilaian Nomor Jumlah
No. Indikator
Kelayakan Pertanyaan Soal
Media
Alat Pemakaian alat secara berulang 5
Keakuratan pengukuran (hasil
pengukuran tidak mengalami
6
penyimpangan, walaupun sering
digunakan)
3. Keakuratan Ketahanan komponen pada
7
dudukan asalnya
Ketepatan pemasangan 3
8
komponen pada alat ukur
Ketepatan skala pengukuran 9
4. Efisiensi Kemudahan dirangkaikan 10
Alat Kemudahan digunakan 11
3
Kemudahan alat peraga ketika
12
dibawa
5. Keamanan Keamanan dan kenyamanan saat
13
Bagi Siswa digunakan
Kekokohan konstruksi alat
14
peraga 3
Penggunaan bahan ramah
lingkungan (tidak menggunakan 15
zat beracun pada alat)
6. Estetika Warna pada alat peraga 16
Bentuk alat peraga 17
3
Kerapian alat peraga saat
18
digunakan oleh siswa
7. Kelengkapa Manual book dalam membantu
19
n Alat perangkaian alat
Video demonstrasi dalam 3
20
membantu menggunakan alat
Lembar Kerja Siswa (LKS) 21
8. Tempat Kemudahan mencari komponen
22
Penyimpana alat
n Kemudahan mengambil/
23 3
menyimpan komponen alat
Ketahanan dalam menyimpan
24
komponen alat
63

2) Angket Uji Ahli Materi


Angket uji ahli materi digunakan untuk memvalidasi kesesuaian isi dan konsep
yang terdapat pada alat peraga terhadap teori fisika. Angket ini divalidasi oleh enam
ahli materi fisika. Angket pada penelitian ini menggunakan content validity ratio
(CVR) dan content validity index (CVI). Berikut kisi-kisi angket penilaian uji ahli
materi dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.
Tabel 3.16 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi

Nomor Jumlah
No. Indikator Aspek Penilaian
Pertanyaan Soal
1. Kesesuaian Relevansi konten materi pada
1
Isi alat peraga dengan KI/KD
Alat peraga dapat membantu
memvisualisasikan materi dalam 2
3
pembelajaran
Alat peraga dapat menunjukkan
vektor gerak pada sumbu x dan y 3
pada gerak parabola
2. Kesesuaian Alat peraga dapat menunjukkan
4
Konsep jarak terjauh benda
Alat peraga dapat menunjukkan
5
ketinggian maksimum benda
Alat peraga dapat menunjukkan
pengaruh sudut elevasi terhadap 6
jarak terjauh benda
Alat peraga dapat menunjukkan
pengaruh sudut elevasi terhadap 7
6
ketinggian maksimum benda
Alat peraga dapat menunjukkan
pengaruh kecepatan awal aliran
8
fluida terhadap jarak terjauh
benda
Alat peraga dapat menunjukkan
pengaruh kecepatan awal aliran
9
fluida terhadap ketinggian
maksimum benda
64

b. Angket Respon Siswa


Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa kinesthetic
style di kelompok eksperimen setelah remedial teaching menggunakan alat peraga
gerak parabola. Angket ini diolah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial.25 Angket yang digunakan adalah angket tertutup
dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut.
Tabel 3.17 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

Nomor Soal Jumlah


No. Indikator Angket
Positif Negatif Soal
1. Penggunaan alat peraga gerak
1 2 2
parabola
2. Penyampaian konsep materi 3,4 5,6 4
3. Keunggulan alat peraga gerak
7.8 9,10 4
parabola
Jumlah Soal 5 5 10

H. Teknik Analisis Data


1. Teknik Analisis Data Tes
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis agar
hasil dari data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis
penelitian.
a. Instrumen Gaya Belajar VARK
Gaya belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
dianalisis dengan bantuan software Microsoft Excel untuk mengidentifikasi
persentase siswa dengan gaya belajar Visual, Aural, Read-Write, atau Kinesthetic.

25
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 190.
65

26

b. Instrumen Tes Hasil Belajar


Analisis data instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 23 dalam menguji normalitas, homogenitas,
dan hipotesis.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada
sampel.27 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk pada
software IBM SPSS Statistics 23 dengan langkah-langkah sebagai berikut:28
1) Tetapkan hipotesis statistik
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Buka editor IBM SPSS. Klik File, sorot Open. Klik Data, arahkan ke file yang
ingin diuji, lalu klik file tersebut dan klik Open.
3) Setelah file terbuka di editor, klik Analyze. Sorot Descriptive Statistics, klik
Explore, maka akan muncul kotak dialog Explore.
4) Klik variabel X, pindahkan ke kotak Dependent List dengan mengklik tombol
panah. Klik Plots pada kotak dialog Explore, lalu klik Normality plots with test.
Klik Continue dan klik OK. Maka IBM SPSS akan menghasilkan output tabel
Tests of Normality.
5) Perhatikan significance (sig.) pada output tersebut.
6) Gunakan ketentuan penerimaan/penolakan sebagai berikut:

26
Zulfiani Zulfiani, et al., “Science Education Adaptive Learning System As A Computer Based
Science Learning With Learning Style Variations”, Journal of Baltic Science Education, Vol. 17,
2018, h. 718.
27
Suharsisi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 363.
28
Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: Andi, 2016),
h. 122-123.
66

a) Jika sig < (0,05), maka ditolak, diterima


b) Jika sig > (0,05), maka diterima, ditolak

2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa
bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari
populasi yang sama.29 Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene
dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 23 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:30
1) Tetapkan hipotesis statistik
tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2) Buka editor IBM SPSS. Klik File, sorot Open. Klik Data, arahkan ke file yang
ingin diuji, lalu klik file tersebut dan klik Open.
3) Setelah file terbuka di editor, klik Analyze. Sorot Compare Means. Klik One-
Way Anova, maka akan muncul kotak dialog One-Way Anova.
4) Klik variabel “Nilai” pindahkan ke kotak Dependent List dengan mengklik
tombol panah. Klik variabel “Kelompok”, pindahkan ke kotak Factor. Klik
Options dan centang Homogeneity of variance test. Klik Continue dan klik OK,
maka akan muncul output tabel Test of Homogeneity of Variances dan tabel
Anova.
5) Perhatikan significance (sig.) pada output tersebut.
6) Gunakan ketentuan penerimaan/penolakan sebagai berikut:
a) Jika sig < (0,05), maka ditolak, diterima
b) Jika sig > (0,05), maka diterima, ditolak

29
Suharsisi Arikunto, op. cit., 2010, h. 363-364.
30
Edi Riadi, op. cit., h. 143-144.
67

3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang akan digunakan harus disesuaikan dengan hasil uji
normalitas dan uji homogenitas. Jika data yang digunakan memenuhi asumsi-asumsi
klasik seperti asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujian hipotesis
menggunakan uji statistik parametrik.31 Jika data yang digunakan tidak memenuhi
asumsi normalitas atau homogenitas maka pengujian hipotesis menggunakan uji
statistik nonparametrik.32
a) Uji Statistik Parametrik
Uji hipotesis statistik parametrik terdiri dari uji hipotesis pretest posttest. Uji
hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan software IBM SPSS
23 dengan langkah-langkah sebagai berikut:33
1. Tetapkan hipotesis statistik
tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
pada remedial teaching
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
pada remedial teaching
2. Buka editor IBM SPSS. Klik File, sorot Open. Klik Data, arahkan ke file yang
digunakan pada uji homogenitas, lalu klik file tersebut dan klik Open.
3. Setelah file terbuka di editor, klik Analyze. Sorot Compare Means, kemudian
klik Independent-Samples T-Test, maka akan muncul kotak dialog Independent-
Samples T-Test.
4. Pindahkan variabel “Nilai” ke kotak Test Variable(s), kemudian “Kelompok” ke
kotak Grouping Variable. Klik Define Groups, maka akan muncul kotak Define
Groups. Ketik angka 1 pada kotak Group 1 dan ketik angka 2 pada kotak Group

31
Ibid., h. 105.
32
Ibid., h. 285
33
Ibid., h. 252-253.
68

2. Klik Continue dan klik OK, maka akan muncul output tabel Independent-
Samples Test.
5. Perhatikan significance (sig.) pada output tersebut.
6. Gunakan ketentuan penerimaan/penolakan sebagai berikut:
 Jika sig < (0,05), maka ditolak, diterima
 Jika sig > (0,05), maka diterima, ditolak

b) Uji Statistik Nonparametrik


Uji hipotesis statistik nonparametrik pada penelitian ini menggunakan uji
Mann-Whitney U dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 23 dengan langkah-
langkah sebagai berikut:34
a) Tetapkan hipotesis statistik
tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
b) Buka editor IBM SPSS. Klik File, sorot Open. Klik Data, arahkan ke file yang
digunakan pada uji homogenitas, lalu klik file tersebut dan klik Open.
c) Setelah file terbuka di editor, klik Analyze. Sorot Nonparametric Tests,
kemudian sorot Legalicy Dialogs. Klik 2 Independent Samples, maka akan
muncul kotak dialog Two-Independent-Samples Tests.
d) Pindahkan variabel “Nilai” ke kotak Test Variable dan variabel “Kelompok” ke
kotak Grouping Variable. Klik Define Groups, maka akan muncul kotak Define
Groups. Ketik angka 1 pada kotak Group 1 dan ketik angka 2 pada kotak Group
2. Centang kotak Mann-Whitney U dan klik OK, maka akan muncul output tabel
Ranks dan Test Statistics.
e) Perhatikan significance (sig.) pada output tersebut.

34
Ibid., h. 354-355.
69

f) Gunakan ketentuan penerimaan/penolakan sebagai berikut:


1) Jika sig < (0,05), maka ditolak, diterima
2) Jika sig > (0,05), maka diterima, ditolak

4) Uji N-gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran.
Perhitungan normal gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” bagaimana
hasil peningkatan yang terjadi, apakah baik, sedang, atau kurang. Rumus yang
digunakan untuk uji normal gain:35

( )

Kategori untuk nilai peningkatan berdasarkan N-gain dapat dilihat pada Tabel
3.18 berikut.
Tabel 3.18 Klasifikasi Nilai N-gain
Klasifikasi Kategori
N-gain 0,7 Tinggi
0,3 N-gain 0,7 Sedang
N-gain 0,3 Rendah

2. Teknik Analisis Data Nontes


Pengolahan data instrumen nontes dilakukan dengan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel. Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini yaitu:
a. Analisis Data Angket Uji Ahli
1) Analisis Data Angket Uji Ahli Media
Data yang dihasilkan dari angket uji ahli media dianalisis menggunakan rating
scale (skala bertingkat). Dalam skala model rating scale, responden tidak akan

35
Meltzer, D. E., “The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual
Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores”, American
Journal of Physics, 70 (12), 2002, p. 1260.
70

menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab
salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.36 Rentang rating scale yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.
Tabel 3.19 Kriteria Rating Scale
Skor Penilaian
Kategori
Pertanyaan
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
0 Tidak baik

Persentase jawaban dari seluruh item pertanyaan dapat dihitung dengan


menggunakan rumus: 37

( )
∑ ∑

Untuk kesimpulannya dapat digambarkan sebagai berikut:

TB KB CB B SB

0 144 288 432 576

Gambar 3.2 Garis Kesimpulan Keseluruhan


Hasil rekap penilaian kelayakan media oleh ahli media dapat dilihat pada Tabel
3.20 berikut.
Tabel 3.20 Hasil Uji Ahli Media

No Aspek Penilaian Kelayakan Media Skor Kesimpulan


1 Kriteria Kesesuaian dengan Bahan Ajar 67 Sangat Baik
2 Ketahanan Alat 67 Sangat Baik
36
Sugiyono, op. cit., h. 98.
37
Ibid., h. 99.
71

No Aspek Penilaian Kelayakan Media Skor Kesimpulan


3 Keakuratan 58 Baik
4 Efisiensi Alat 66 Sangat Baik
5 Keamanan Bagi Siswa 68 Sangat Baik
6 Estetika 63 Sangat Baik
7 Kelengkapan Alat 69 Sangat Baik
8 Tempat Penyimpanan 69 Sangat Baik
Jumlah 527 Sangat Baik

Tabel 3.20 menunjukkan alat peraga yang telah divalidasi oleh para ahli media
berada dalam kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat peraga
gerak parabola layak digunakan oleh siswa kinesthetic style dalam remedial teaching.
Hasil rekap penilaian kelayakan media dapat dilihat pada lampiran B.12.

2) Analisis Data Angket Uji Ahli Materi


Data yang dihasilkan dari angket uji ahli materi dianalisis menggunakan dengan
menggunakan content validity ratio (CVR) dan content validity index (CVI). CVR
dihitung dengan menggunakan Nilai CVR dan Koefisien Kappa yang ditentukan
dengan cara:38

( )

keterangan:
CVR = rasio validitas isi
ne = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumlah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin
lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan semakin tinggi validitas isinya.

38
Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 50.
72

Setelah mengetahui nilai CVR selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI
merupakan rata-rata dari nilai CVR39

( )

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada Tabel 3.21 berikut.
Tabel 3.21 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)40

Rentang Nilai Kategori


0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat Sesuai

Hasil rekap penilaian kesesuaian materi oleh ahli materi dapat dilihat pada
Tabel 3.22 berikut.
Tabel 3.22 Hasil Uji Ahli Materi

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori


Kesesuaian Isi 1,00 Sangat sesuai
Kesesuaian Konsep 1,00 Sangat sesuai

Tabel 3.22 menunjukkan kedua aspek yang dinilai termasuk ke dalam kategori
sangat sesuai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat peraga gerak parabola sangat
sesuai dengan materi gerak parabola. Hasil uji ahli materi dapat dilihat pada lampiran
B.14.

b. Analisis Uji Efektivitas


Uji efektivitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat banyaknya siswa
yang memperoleh hasil tes di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) setelah

39
Ibid., h. 51.
40
Ibid.
73

belajar menggunakan alat peraga gerak parabola. Kriteria efektivitas berdasarkan


hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.23 berikut:41
Tabel 3.23 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif
Persentase Kriteria
80% Sangat efektif
70% - 79% Efektif
60% - 69% Cukup efektif
50% - 59% Kurang efektif
50% Tidak efektif

c. Analisis Data Angket Respon Siswa


Angket respon siswa dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert
dengan pernyataan positif dan negatif. seperti pada Tabel 3.24 di bawah ini:
Tabel 3.24 Konversi Skala Likert42

Skor Penilaian Pernyataan


Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1

Data dari hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase dengan
menggunakan rumus:43

( )

41
Ibid., h. 56.
42
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h.16.
43
Ibid., h. 18.
74

Data dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria


interpretasi skor pada Tabel 3.25 berikut.
Tabel 3.25 Kriteria Interpretasi Skor44

Persentase Kriteria
0% - 20% Sangat tidak baik
21% - 40% Tidak baik
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat baik

I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara rata-rata hasil belajar remedial teaching siswa kinesthetic style pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan rumusan sebagai berikut.

keterangan:
= Hipotesis nol.
= Hipotesis alternatif.
= rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen
dengan menggunakan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching.
= rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok kontrol tidak
menggunakan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching.

44
Ibid.
1. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini merupakan deskripsi umum dari data yang telah diperoleh,
diantaranya: hasil gaya belajar siswa; hasil pretest; hasil posttest; N-gain dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; hasil uji efektivitas; hasil respon dari
kelompok eksperimen; hasil uji prasyarat; dan hasil uji hipotesis.
1. Hasil Gaya Belajar Siswa
Hasil gaya belajar siswa dari 188 siswa berdasarkan data pendahuluan distribusi
gaya belajar didominasi oleh empat gaya belajar VARK, Visual (9%), Aural (27%),
Read-Write (25%), dan Kinesthetic (24%) dibandingkan dengan gaya belajar
campuran. Hasil gaya belajar disajikan pada Gambar 4.1 berikut.
Lampiran C.15
30%
27% 25%
24%
25%

20%
Persentase

15%

10% 9%

3% 4%
5% 2% 2% 2%
1% 1% 1%
0%

Gaya Belajar

Gambar 4.1 Gaya Belajar dari 188 Siswa X IPA SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

75
76

2. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan


a. Hasil Pretest
Hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi
perlakuan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 4.2 berikut.

8
Kelompok Kontrol
7 Kelompok Eksperimen
6
Jumlah Siswa

0
1-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80
Interval Nilai

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.2 menunjukkan perbedaan hasil pretest pada beberapa interval nilai
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Siswa kinesthetic style di
kelompok kontrol maupun eksperimen memperoleh nilai terbanyak pada interval 21-
30 yaitu 5 siswa (20%). Pada interval tersebut jumlah siswa kinesthetic style di
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memperoleh jumlah yang sama yaitu 5
siswa (20%). Nilai pretest terendah kelompok kontrol berada pada interval nilai 1-10
dengan jumlah 1 siswa (4%). Sedangkan nilai pretest terendah kelompok eksperimen
berada pada interval nilai 10-20 dengan jumlah 2 siswa (8%). Nilai pretest tertinggi
pada kedua kelompok berada pada interval nilai 71-80 dengan jumlah 5 siswa (20%)
di kelompok kontrol dan 3 siswa (12%) di kelompok eksperimen.
Nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest berdasarkan perhitungan
statistik ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini.
77

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Pemusatan dan Kelompok
Penyebaran Data Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 7,14 14,29
Nilai Tertinggi 71,43 71,43
Mean 43,14 42,57
Median 42,86 42,86
Modus 71,43 35,71
Standar Deviasi 19,06 16,81
Lampiran C.1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tidak jauh berbeda. Nilai rata-rata (mean) kedua kelompok hampir sama
yaitu 43,14 pada kelompok kontrol dan 42,57 pada kelompok eksperimen. Nilai
terendah dari kelompok kontrol adalah 7,14 sedangkan nilai terendah dari kelompok
eksperimen adalah 14,29. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kedua kelompok adalah
sama yaitu 71,43. Nilai tengah (median) yang dihasilkan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sama yaitu 42,86. Nilai yang sering muncul (modus) pada
kelompok kontrol adalah 71,43 sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 35,71.
Standar deviasi yang diperoleh adalah 19,06 untuk kelompok kontrol dan 16.81 untuk
kelompok eksperimen.
Nilai rata-rata hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
78

43.2
43.14
43.1
43
42.9
Nilai Rata-rata

42.8
42.7
42.6 42.57

42.5
42.4
42.3
42.2
Pretest
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Gambar 4.3 menunjukkan gambaran rerata hasil pretest pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan nilai rata-rata pretest kedua
kelompok masih tergolong rendah. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol 43,14 dan
nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen 42,57. Nilai rerata kedua kelompok tidak
memiliki selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok tersebut hanya sebesar
0,57. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, sehingga dapat diartikan bahwa siswa antara kedua kelompok memiliki
pengetahuan awal yang sama.

b. Kemampuan Kognitif Awal Siswa


Kemampuan kognitif siswa kinesthetic style pada penelitian ini berdasarkan
pada Taksonomi Bloom Anderson dan Krathwol pada jenjang C2 (memahami), C3
(mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Kemampuan ranah kognitif C2, C3, dan
79

C4 berdasarkan hasil pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Pretest Jenjang Ranah Kognitif Siswa Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Pretest
Proses Nilai
Kontrol Eksperimen
Kognitif Maksimum ̅ ̅
% %
C2 100,00 46,00 46% 48,00 48%
C3 100,00 36,80 37% 49,60 50%
C4 100,00 45,14 45% 36,00 36%
Total 100,00 42,65 43% 44,53 45%
Lampiran C.3
Persentase hasil pretest siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen di tiap jenjang ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.4
Gambar 4.5, dan Gambar 4.6 berikut.
48.5%
48%
48.0%

47.5%
Persentase

47.0%

46.5%
46%
46.0%

45.5%

45.0%
Pretest
Jenjang Ranah Kognitif C2
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C2 Hasil Pretest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.4 menunjukkan gambaran hasil pretest jenjang kognitif C2 pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan awal kedua kelompok pada jenjang kognitif C2 masih tergolong rendah.
80

Hasil pretest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style yang menjawab
benar soal-soal jenjang kognitif C2 sebesar 46% di kelompok kontrol dan 48% di
kelompok eksperimen. Persentase antara kedua kelompok tidak memiliki selisih yang
jauh. Selisih antara kedua kelompok hanya sebesar 2%. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengetahuan awal ranah kognitif C2 antara kedua kelompok ialah sama.

60%
50%
50%
37%
40%
Persentase

30%

20%

10%

0%
Pretest
Jenjang Ranah Kognitif C3
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C3 Hasil Pretest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.5 menunjukkan gambaran hasil pretest jenjang kognitif C3 pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan awal kedua kelompok pada jenjang kognitif C3 masih tergolong rendah.
Hasil pretest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style yang menjawab
benar soal-soal jenjang kognitif C3 sebesar 37% di kelompok kontrol dan 50% di
kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Persentase antara kedua kelompok memiliki selisih
yang cukup jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 13%. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan awal ranah kognitif C2 antara kedua kelompok ialah
berbeda.
81

50%
45%
45%
40%
36%
35%
Persentase

30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Pretest
Jenjang Ranah Kognitif C4
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C4 Hasil Pretest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.6 menunjukkan gambaran hasil pretest jenjang kognitif C4 pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan awal kedua kelompok pada jenjang kognitif C4 masih tergolong rendah.
Hasil pretest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style yang menjawab
benar soal-soal jenjang kognitif C4 sebesar 45% di kelompok kontrol dan 36% di
kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan
kelompok eksperimen. Persentase antara kedua kelompok memiliki selisih yang
cukup jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 9%. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengetahuan awal ranah kognitif C4 antara kedua kelompok ialah berbeda.
Rekapitulasi persentase jenjang ranah kognitif hasil pretest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen disajikan pada Gambar 4.7 berikut.
82

60%
48% 50%
50% 46%
45%
37%
40%
36%
Persentase

30%

20%

10%

0%
C2 C3 C4
Jenjang Ranah Kognitif
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.7 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Jenjang Ranah Kognitif Hasil
Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

3. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Perlakuan


a. Hasil Posttest
Hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi
perlakuan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 4.8 berikut.
18
16 Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
14
12
Jumlah Siswa

10
8
6
4
2
0
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Interval Nilai
83

Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.8 menunjukkan perbedaan hasil posttest tiap interval nilai antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Siswa kinesthetic style di kelompok
kontrol memperoleh nilai terbanyak pada interval 41-50 dan interval 81-90 yaitu 5
siswa (20%) sedangkan siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen memperoleh
nilai terbanyak pada interval 81-90 yaitu 16 siswa (64%). Nilai posttest terendah
kelompok kontrol berada pada interval nilai 31-40 dengan jumlah 1 siswa (4%).
Sedangkan nilai posttest terendah kelompok eksperimen berada pada interval nilai
41-50 dengan jumlah 1 siswa (4%). Nilai posttest tertinggi pada kedua kelompok
berada pada interval nilai 91-100 dengan jumlah 1 siswa (4%) di kelompok kontrol
dan 3 siswa (12%) di kelompok eksperimen.
Nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest berdasarkan
perhitungan statistik ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Pemusatan dan Kelompok
Penyebaran Data Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 35,71 50,00
Nilai Tertinggi 92,86 92,86
Mean 62,86 81,14
Median 64,29 85,71
Modus 85,71 85,71
Standar Deviasi 18,09 11,64
Lampiran C.2
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen berbeda. Nilai rata-rata (mean) kelompok kontrol adalah 62,86,
sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 81,14. Nilai terendah dari kelompok
kontrol adalah 35,71 sedangkan nilai terendah dari kelompok eksperimen adalah
50,00. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kedua kelompok adalah sama yaitu 92,86.
Nilai tengah (median) yang dihasilkan kelompok kontrol adalah 64,29, sedangkan
84

pada kelompok eksperimen adalah 85,71. Nilai yang sering muncul (modus) pada
kedua kelompok adalah sama yaitu 85,71. Standar deviasi yang diperoleh adalah
18,09 untuk kelompok kontrol dan 11,64 untuk kelompok eksperimen.
Nilai rata-rata hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut.
90
81.14
80

70
62.86
60
Nilai Rata-rata

50

40

30

20

10

0
Posttest
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.9 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Gambar 4.9 menunjukkan gambaran rerata hasil posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan nilai rata-rata posttest
kedua kelompok mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretest. Nilai rata-rata
posttest kelompok kontrol 62,86 dan nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen
81,14. Nilai rerata kedua kelompok memiliki selisih yang jauh. Selisih antara kedua
kelompok tersebut sebesar 18,28. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara nilai siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, sehingga dapat diartikan siswa kinesthetic style antara kedua
kelompok memiliki pengetahuan akhir yang berbeda.
85

b. Kemampuan Kognitif Akhir Siswa


Kemampuan kognitif akhir siswa kinesthetic style pada jenjang C2, C3, dan C4
berdasarkan hasil posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Posttest Jenjang Ranah Kognitif Siswa Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Posttest
Proses Nilai
Kontrol Eksperimen
Kognitif Maksimum ̅ ̅
% %
C2 100,00 70,00 70% 94,00 94%
C3 100,00 62,40 62% 73,60 74%
C4 100,00 61,14 61% 82,86 83%
Total 100,00 64,51 65% 83,49 83%
Lampiran C.3
Persentase hasil posttest siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen di tiap jenjang ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.10
Gambar 4.11, dan Gambar 4.12 berikut.
100% 94%
90%
80%
70%
70%
Persentase

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Posttest
Jenjang Ranah Kognitif C2
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.10 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C2 Hasil Posttest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
86

Gambar 4.10 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C2 pada


kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan akhir kedua kelompok pada jenjang kognitif C2 mengalami
peningkatan. Hasil posttest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style
yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C2 sebesar 70% di kelompok kontrol
dan 94% di kelompok eksperimen. Persentase antara kedua kelompok memiliki
selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 24%. Persentase posttest
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir ranah kognitif C2 antara kedua kelompok
mengalami peningkatan dan sudah tergolong tinggi pada kelompok eksperimen dan
tergolong cukup tinggi pada kelompok kontrol.

76%
74%
74%
72%
70%
Persentase

68%
66%
64%
62%
62%
60%
58%
56%
Posttest
Jenjang Ranah Kognitif C3
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.11 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C3 Hasil Posttest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.11 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C3 pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan akhir kedua kelompok pada jenjang kognitif C3 mengalami
peningkatan. Hasil posttest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style
87

yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C3 sebesar 62% di kelompok kontrol
dan 74% di kelompok eksperimen. Persentase antara kedua kelompok memiliki
selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 12%. Persentase posttest
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir ranah kognitif C3 kelompok eksperimen
sudah tergolong tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol masih tergolong rendah.

90%
83%
80%
70%
61%
60%
Persentase

50%
40%
30%
20%
10%
0%
Posttest
Jenjang Ranah Kognitif C4
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.12 Diagram Batang Persentase Jenjang Ranah Kognitif C4 Hasil Posttest
pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.12 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C4 pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil tersebut menunjukkan
pengetahuan akhir kedua kelompok pada jenjang kognitif C4 mengalami
peningkatan. Hasil posttest menunjukkan bahwa persentase siswa kinesthetic style
yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C4 sebesar 61% di kelompok kontrol
dan 83% di kelompok eksperimen. Persentase antara kedua kelompok memiliki
selisih yang sangat jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 22%. Persentase
posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir ranah kognitif C3 kelompok
88

eksperimen sudah tergolong tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol masih


tergolong rendah.
Rekapitulasi persentase jenjang ranah kognitif hasil posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen disajikan pada Gambar 4.13 berikut.

100%
94%
90%
83%
80% 74%
70%
70% 62% 61%
60%
Persentase

50%
40%
30%
20%
10%
0%
C2 C3 C4
Jenjang Ranah Kognitif
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.13 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Jenjang Ranah Kognitif Hasil
Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style pada kedua kelompok
didapatkan dari rata-rata skor N-gain dengan menghitung selisih skor posttest-pretest
dan dibagi dengan selisih skor ideal dengan pretest. Hasil N-gain kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Kelompok N-gain Keterangan
Kontrol 0,31 Sedang
Eksperimen 0,64 Sedang
Lampiran C.10
89

Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata skor N-gain untuk kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Skor N-gain untuk kelompok kontrol adalah 0,31 yang
dikategorikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok
kontrol berada pada kategori sedang. Sedangkan skor N-gain untuk kelompok
eksperimen adalah 0,64 yang dikategorikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa
kinesthetic style di kelompok eksperimen berada pada kategori sedang. Walaupun
kedua kelompok berada pada kategori sedang, terlihat bahwa peningkatan hasil
belajar siswa kinesthetic style yang diberikan perlakuan dengan menggunakan alat
peraga gerak parabola lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar
siswa kinesthetic style yang tidak diberi perlakuan dengan tidak menggunakan alat
peraga gerak parabola.
Peningkatan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada Gambar 4.14 berikut.
0.70
0.64
0.60
Nilai Rata-rata N-gain

0.50

0.40
0.31
0.30

0.20

0.10

0.00
Peningkatan Hasil Belajar
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.14 Diagram Batang Hasil Rata-rata N-gain Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
90

5. Peningkatan Ranah Kognitif C2, C3, dan C4


Peningkatan tiap ranah kognitif siswa kinesthetic style didapatkan dari rata-rata
skor N-gain masing-masing kelompok Hasil N-gain tiap jenjang ranah kognitif dapat
dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata N-gain Jenjang Ranah Kognitif C2, C3, C4 Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Ranah N-gain
Kognitif Kontrol Keterangan Eksperimen Keterangan
C2 0,50 Sedang 0,72 Tinggi
C3 0,38 Sedang 0,41 Sedang
C4 0,02 Rendah 0,62 Sedang
Lampiran C.12
Tabel 4.6 menunjukkan perbedaan rata-rata skor N-gain jenjang ranah kognitif
C2, C3, dan C4 pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rata-rata skor N-
gain kelompok kontrol pada ranah kognitif C2 yaitu 0,50; ranah kognitif C3 yaitu
0,38; dan ranah kognitif C4 yaitu 0,02. Ranah kognitif C2 dan C3 berada pada
kategori sedang, sedangkan pada ranah kognitif C4 berada pada kategori rendah.
Rata-rata skor N-gain kelompok eksperimen pada ranah kognitif C2 yaitu 0,72; ranah
kognitif C3 yaitu 0,41; dan ranah kognitif C4 yaitu 0,62. Ranah kognitif C2 berada
pada kategori tinggi, sedangkan pada ranah kognitif C3 dan C4 berada pada kategori
sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa
kinesthetic style berdasarkan jenjang ranah kognitif pada kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan menggunakan alat peraga gerak parabola lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Peningkatan jenjang ranah kognitif kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut.
91

0.80
0.72
0.70
0.62
Nilai Rata-rata N-gain 0.60
0.50
0.50
0.38 0.41
0.40
0.30
0.20
0.10
0.02
0.00
C2 C3 C4
Peningkatan Jenjang Ranah Kognitif
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Gambar 4.15 Diagram Batang Hasil Rata-rata N-gain Ranah Kognitif C2, C3, C4
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

6. Hasil Uji Efektivitas


Hasil uji keefektifan dilihat dari hasil posttest siswa kinesthetic style. Hasil uji
keefektifan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Efektivitas
Persentase Siswa yang
Kelompok Kriteria
Mencapai KKM
Eksperimen 80% Sangat efektif
Kontrol 28% Tidak efektif

Hasil posttest siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen menunjukkan


80% siswa memperoleh nilai di atas KKM (KKM = 72). Sedangkan hasil posttest
siswa kinesthetic style di kelompok kontrol menunjukkan hanya 28% siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa remedial teaching
dengan menggunakan media alat peraga gerak parabola sangat efektif pada siswa
kinesthetic style.
92

7. Hasil Analisis Angket Respon Siswa


Hasil data angket respon siswa kinesthetic style yang diperoleh dari kelompok
eksperimen direkapitulasi dan dijumlahkan skornya masing-masing untuk setiap
indikator. Skor yang telah diperoleh dihitung persentasenya dan diinterpretasikan
dalam bentuk keterangan tanggapan siswa terhadap penggunaan alat peraga gerak
parabola pada remedial teaching. Hasil respon siswa kinesthetic style terhadap
penggunaan alat peraga gerak parabola dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Respon Siswa Kinesthetic Style terhadap Penggunaan Alat Peraga Gerak
Parabola
Persentase
Indikator Angket Interpretasi
Respon Siswa
Penggunaan alat peraga gerak
79% Baik
parabola
Penyampaian konsep materi 81% Sangat baik
Keunggulan alat peraga gerak
82% Sangat baik
parabola
Rata-rata 81% Sangat baik
Lampiran C.14
Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata persentase respon siswa kinesthetic style
terhadap penggunaan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching pada konsep
gerak parabola berada dalam kategori sangat baik yaitu 81%. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching dapat
membuat siswa kinesthetic style lebih tertarik dan lebih memahami konsep gerak
parabola. Hasil angket respon siswa kinesthetic style terhadap penggunaan alat peraga
gerak parabola dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut.
93

83%
82%
82%
82%
81%
81%
81%
80%
80%
79%
79%
79%
78%
78%
Persentase Respon Siswa
Indikator Angket
Penggunaan alat peraga gerak parabola
Penyampaian konsep materi
Keunggulan alat peraga gerak parabola

Gambar 4.16 Diagram Batang Angket Respon Siswa Kinesthetic Style terhadap
Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola

8. Hasil Uji Prasyarat


a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap data pretest dan posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas dilakukan melalui
aplikasi software IBM SPSS Statistics 23 dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Hasil pengujian normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah
ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Pretest Posttest
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig. 0,172 0,242 0,096 0,000
Uji Sig. 0,05 = diterima
94

Pretest Posttest
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Shapiro-
Wilk
Data Data Data Data tidak
Keputusan berdistribusi berdistribusi berdistribusi berdistribusi
normal normal normal normal
Lampiran C.4 dan C.5
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas,
yaitu jika sig. 0,05 maka diterima (data dinyatakan berdistribusi normal). Tabel
4.9 menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest di atas 0,05 pada kedua kelompok,
yaitu 0,172 pada kelompok kontrol dan 0,242 pada kelompok eksperimen. Data
posttest kelompok kontrol menghasilkan nilai sig. di atas 0,05 yaitu 0,096. Sehingga
data berdistribusi normal pada kelompok kontrol saat pretest dan posttest, dan pada
kelompok eksperimen saat pretest. Sedangkan data posttest kelompok eksperimen
menghasilkan nilai sig. di bawah 0,05 yaitu 0,000. Sehingga data berdistribusi tidak
normal pada kelompok eksperimen saat posttest.

b. Hasil Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap data
pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji homogenitas
dilakukan melaui aplikasi software IBM SPSS Statistics 23 dengan menggunakan uji
Levene. Hasil pengujian homogenitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Pretest Posttest
Sig. 0,554 0,009
Uji
Sig. 0,05 = diterima
Levene’s
95

Pretest Posttest
Keputusan Data homogen Data tidak homogen
Lampiran C.6 dan C.7
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika sig. 0,05 ( ) maka diterima (data dinyatakan memiliki
varian yang sama atau homogen). Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai sig. data
pretest di atas 0,05, yaitu 0,554, sehingga kedua kelompok sama atau homogen saat
pretest. Sedangkan nilai sig. data posttest di bawah 0,05 yaitu 0,009, sehingga kedua
kelompok tidak sama atau tidak homogen saat posttest.

9. Hasil Uji Hipotesis


Hasil uji prasyarat statistik menunjukkan bahwa data pretest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen berdistribusi normal dan homogen. Data posttest
kelompok kontrol berdistribusi normal, sedangkan data posttest kelompok
eksperimen berdistribusi tidak normal. Varian kedua kelompok saat posttest tidak
homogen. Pada penelitian ini menggunakan dua uji hipotesis, yaitu dengan
menggunakan analisis statistik parametrik dan non parametrik. Uji hipotesis
menggunakan aplikasi software IBM SPSS Statistics 23 melalui uji t untuk data
pretest dan uji U untuk data posttest. Hasil uji hipotesis pretest dan posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest
Pretest Posttest
(Uji t) (Uji Mann-Whitney U)
Sig. (2-tailed) 0,911 0,000
0,05
Keputusan Ditolak Diterima
Lampiran C.8 dan C.9
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika
sig. > 0,05 ( ) maka diterima dan ditolak. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa
nilai sig. (2-tailed) data pretest lebih besar dari 0,05, yaitu 0,911. Sehingga dapat
96

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa
kinesthetic style di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial
teaching. Nilai sig. (2-tailed) data posttest lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic
style di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial teaching.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Kemampuan siswa pada konsep gerak parabola diukur dengan menggunakan
tes hasil belajar (ulangan harian) pada konsep tersebut. 162 (dari 188) siswa
mendapatkan nilai dibawah ketuntasan minimum (KKM = 72), sehingga banyak
siswa yang tidak tuntas pada konsep gerak parabola (86%). Lebih dari 50% siswa
tidak tuntas pada konsep tersebut sehingga harus dilakukan remedial teaching. Dari
86% siswa yang tidak tuntas terdapat siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. 50
(dari 56) siswa kinesthetic style tidak tuntas pada konsep gerak parabola (89%).
Banyaknya siswa kinesthetic style yang tidak tuntas pada konsep tersebut dikarenakan
pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran konvensional yaitu dengan
tidak menggunakan media yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Siswa dengan
gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan,
praktik atau pengalaman belajar secara langsung.1 Saat diberikan ulangan harian
(pretest), siswa kinesthetic style cenderung kesulitan dalam menjawab soal dan
menyebabkan tidak tuntas pada konsep tersebut. Siswa kinesthetic style dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua
kelompok akan diberikan treatment namun sebelumnya akan diuji terlebih dahulu
kemampuan awalnya. Kemampuan awal kedua kelompok diambil dari ulangan
harian. Rata-rata nilai ulangan harian gerak parabola (pretest) pada kedua kelompok
yaitu 43,14 di kelompok kontrol dan 42,57 di kelompok eksperimen. Nilai rata-rata
kedua kelompok tersebut tidak memiliki selisih yang jauh.

1
Darmadi, op. cit., h. 168.
97

Kemampuan siswa kinesthetic style berdasarkan hasil pretest pada jenjang


ranah kognitif tergolong rendah. Pada ranah kognitif C2 (memahami), kemampuan
siswa kinesthetic style yaitu 46% di kelompok kontrol dan 48% di kelompok
eksperimen. Rendahnya kemampuan siswa tersebut pada ranah kognitif C2 baik di
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diantaranya: siswa sulit
memvisualisasikan lintasan perpindahan gerak benda setelah diberikan sudut awal;
siswa sulit mencirikan karakteristik gerak parabola; dan siswa sulit memperkirakan
besaran yang konstan pada gerak parabola. Pada ranah kognitif C3
(mengaplikasikan), kemampuan siswa kinesthetic style yaitu 39% di kelompok
kontrol dan 50% di kelompok eksperimen. Rendahnya kemampuan siswa tersebut
pada ranah kognitif C3 baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
diantaranya: siswa sulit menentukan besaran-besaran pada gerak parabola dan sulit
membedakan penggunaan rumus yang tepat. Pada ranah kognitif C4 (menganalisis),
kemampuan siswa kinesthetic style yaitu 45% di kelompok kontrol dan 36% di
kelompok eksperimen. Rendahnya kemampuan siswa tersebut pada ranah kognitif C4
baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diantaranya: siswa tidak
dapat memprediksi jarak terjauh benda setelah diberikan sudut yang berbeda-beda,
siswa sulit menganalisis hubungan antara besaran-besaran pada gerak parabola, dan
sulit menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan konsep gerak parabola. Hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal fisika pada materi gerak parabola berada pada kategori rendah,
diantaranya: penguasaan materi yang belum maksimal2; menentukan jarak terjauh
yang dicapai benda yang dipengaruhi sudut elevasi; menentukan kecepatan di setiap
titik lintasan yang diuraikan menjadi komponen vertikal dan komponen horizontal;
menentukan besar kecepatan ketika benda mencapai titik tertinggi maksimum.3

2
Dira Novisya, “Analisis Kemampuan Siswa dalam Penyelesaian Soal-Soal Fisika pada Materi
Gerak Parabola Kelas XI IPA di SMAN 1 Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman”, Skripsi
Program Sarjana Institut Agama Islam Negeri, Batusangkar, 2017, h. 74.
3
Amsal, “Deskripsi Miskonsepsi Siswa tentang Gerak Parabola di Kelas XI IPA SMA Negeri 3
Pontianak”, Skripsi Program Sarjana Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2008.
98

Kemampuan siswa kinesthetic style berdasarkan hasil posttest di kelompok


eksperimen setelah diberi perlakuan berupa remedial teaching dengan menggunakan
alat peraga gerak parabola tergolong tinggi. Sedangkan kemampuan siswa kinesthetic
style di kelompok kontrol setelah diberi perlakuan berupa remedial teaching dengan
tidak menggunakan alat peraga gerak parabola masih tergolong rendah. Rata-rata
nilai posttest kelompok kontrol yaitu 62,86 dan rata-rata nilai posttest kelompok
eksperimen yaitu 81,14. Nilai rata-rata kedua kelompok meningkat dibandingkan
nilai rata-rata sebelumnya dikarenakan kedua kelompok diberikan perlakuan berupa
remedial teaching. Melalui remedial teaching guru dapat memberikan bantuan
kepada para siswa yang lambat, mengalami kesulitan, ataupun gagal dalam belajar,
sehingga mereka dapat secara tuntas dalam menguasai bahan atau materi pelajaran
yang diberikan, dan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses
perbaikan.4 Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya bahwa hasil
belajar siswa meningkat setelah penerapan pengajaran remedial.5
Hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari rata-rata hasil N-gain
antara kedua kelompok. Rata-rata hasil N-gain kelompok kontrol yaitu 0,31 dan rata-
rata hasil N-gain kelompok eksperimen yaitu 0,64. Rata-rata hasil N-gain kedua
kelompok berada pada kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan kedua kelompok
mengalami peningkatan hasil belajar pada kategori sedang. Walaupun peningkatan
kedua kelompok berada pada kategori sedang, tetapi peningkatan pada kelompok
eksperimen jauh lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu dua kali lipatnya.
Dengan demikian peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol.
Tingginya peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen dikarenakan
saat remedial teaching kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
alat peraga gerak parabola. Remedial teaching dengan menggunakan alat peraga

4
Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 23.
5
Bukhari, loc. cit.
99

gerak parabola sangat efektif diterapkan pada siswa kinesthetic style. 80% siswa
kinesthetic style di kelompok eksperimen dapat mencapai KKM setelah remedial
teaching dengan menggunakan alat peraga gerak parabola. Hal ini menunjukkan
penggunaan alat peraga gerak parabola sebagai media pembelajaran pada remedial
teaching mempunyai dampak positif terhadap hasil belajar siswa kinesthetic style
yang tidak tuntas pada konsep gerak parabola. Siswa belajar dengan cara yang
berbeda-beda, penggunaan alat peraga merupakan suatu cara untuk mengakomodasi
berbagai jenis dan gaya belajar.6 Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.7 sehingga
hasil belajar siswa menjadi tuntas.8
Peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok kontrol yang lebih
kecil dibandingkan kelompok eksperimen dikarenakan dalam proses remedial
teaching siswa tersebut tidak menggunakan alat peraga gerak parabola. Remedial
teaching dengan tidak menggunakan alat peraga gerak parabola tidak efektif
diterapkan pada siswa kinesthetic style. Hanya 28% siswa kinesthetic style di
kelompok kontrol yang dapat mencapai KKM. Siswa kinesthetic style yang belajar
dengan tidak menggunakan alat peraga gerak parabola maka tidak mendapat
perlakuan yang sesuai dengan gaya belajar mereka yaitu gaya belajar kinestetik.
Menurut Benny, guru atau instruktur perlu mengakomodasi gaya belajar siswa dalam
merancang dan melaksanakan program pembelajaran.9 Gaya belajar memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan hasil belajar siswa. 10 Siswa akan lebih mudah
memahami atau menerima informasi yang didapat apabila informasi tersebut
disampaikan sesuai dengan gaya belajarnya. Gaya belajar yang tepat dan efektif dapat
membantu siswa untuk mendapatkan prestasi dalam pembelajaran mereka.11 Hasil

6
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), h. 9.
7
Durrotun Nafisah dkk., loc. cit.
8
Prabowo Mishbahah, loc. cit.
9
Benny A. Pribadi, loc. cit.
10
Nurlia dkk., loc. cit.
11
Norasmah Othman and Mohammad Hasril Amiruddin, loc. cit.
100

penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar terhadap


hasil belajar siswa.12
Kemampuan siswa kinesthetic style berdasarkan hasil posttest pada ranah
kognitif juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dilihat berdasarkan hasil
N-gain <g> pada jenjang ranah kognitif. Pada ranah kognitif C2 (memahami), kedua
kelompok mengalami peningkatan, yaitu <g> = 0,50 (kategori sedang) pada
kelompok kontrol dan <g> = 0,72 (kategori tinggi) pada kelompok eksperimen.
Peningkatan ranah kognitif C2 pada kelompok eksperimen lebih unggul daripada
kelompok kontrol dengan selisih yang jauh yaitu 0,20. Selisih yang jauh antara kedua
kelompok karena dalam remedial teaching kelompok eksperimen menggunakan alat
peraga gerak parabola. Alat peraga merupakan alat yang dapat menkonkretkan segala
sesuatu yang bersifat abstrak agar dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan.13 Alat
peraga gerak parabola yang digunakan dapat menunjukkan karakteristik gerak
parabola. Contohnya pada LKS Kegiatan 1, siswa kinesthetic style melakukan
percobaan mengenai karakteristik gerak parabola dan siswa diminta untuk
menjelaskan karakteristik gerak parabola berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan. Seperti pada soal nomor 2 dengan indikator mengklasifikasikan, kelompok
eksperimen mendapatkan nilai 96 sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan
nilai 48. Kelompok eksperimen lebih unggul dalam menjawab soal tersebut
dibandingkan kelompok kontrol yaitu dua kali lipatnya. Hal tersebut dikarenakan alat
peraga gerak parabola dapat menunjukkan besaran gerak parabola yang bersifat
konstan. Selain itu, alat peraga tersebut menyajikan fenomena gerak parabola secara
lebih riil sehingga siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen lebih memahami
konsep tersebut, seperti lebih mudah dalam memvisualisasikan lintasan perpindahan
gerak benda setelah diberikan sudut awal. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya bahwa alat peraga dapat meningkatkan pemahaman konsep. 14 Salah satu

12
Nurmayani dkk., loc. cit.
13
Azhar Arsyad, loc. cit.
14
Ahmad Furqon Muzaky dan Jeffry Handhika, loc. cit.
101

manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yaitu siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran yang diberikan, terutama ketika guru dapat menyajikan
konsep abstrak materi pelajaran ke dalam bentuk konkret.15 Sedangkan siswa
kinesthetic style di kelompok kontrol kurang optimal dalam memahami konsep gerak
parabola karena dalam remedial teaching kelompok kontrol tidak menggunakan alat
peraga gerak parabola. Siswa kinesthetic style di kelompok kontrol memahami
konsep gerak parabola secara verbal. Siswa tersebut tidak disajikan fenomena yang
dapat memvisualisasikan gerak parabola secara riil, sehingga kurang efektif dalam
memahami konsep gerak parabola. Hal tersebut sesuai dengan tingkat intensitas
setiap alat peraga yang digambarkan Edgar Dale dalam suatu kerucut, dimana lapisan
paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti
bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi
untuk memahami materi pembelajaran, sedangkan penyampaian bahan yang hanya
dengan kata-kata sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.16
Pada ranah kognitif C3 (mengaplikasikan), kedua kelompok juga mengalami
peningkatan. Peningkatan yang dihasilkan, yaitu <g> = 0,38 (kategori sedang) pada
kelompok kontrol dan <g> = 0,41 (kategori sedang) pada kelompok eksperimen.
Kedua kelompok mengalami peningkatan pada kategori sedang dengan perlakuan
yang berbeda karena dalam proses remedial teaching siswa kinesthetic style di
kelompok kontrol diberikan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan konsep gerak
parabola, sehingga siswa tersebut dapat mengaplikasikan persamaan-persamaan gerak
parabola dalam memecahkan masalah. Sedangkan siswa kinesthetic style di kelompok
eksperimen dapat mengaplikasikan persamaan-persamaan pada konsep gerak
parabola setelah menemukan hubungan antara besaran-besaran dalam konsep tersebut
melalui alat peraga gerak parabola. Contohnya pada LKS Kegiatan 3, siswa
kinesthetic style di kelompok eksperimen diminta mengaplikasikan persamaan gerak
parabola berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan,

15
Asep Jihad Suyanto, loc. cit.
16
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, op. cit., h. 1-2.
102

sehingga siswa tersebut tidak hanya menghafal rumus, tetapi dapat mengetahui
fenomena yang berhubungan dengan rumus tersebut. Seperti pada soal nomor 11
dengan indikator mengimplementasikan, kelompok eksperimen mendapatkan nilai 72
sedangkan kelompok kontrol mendapatkan nilai 48. Kelompok eksperimen lebih
unggul dalam menjawab soal tersebut dibandingkan kelompok kontrol yaitu hampir
dua kali lipatnya.
Selain terjadi peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif C2 dan C3, kedua
kelompok juga mengalami peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif C4
(menganalisis). Peningkatan yang dihasilkan, yaitu <g> = 0,02 (kategori rendah) pada
kelompok kontrol dan <g> = 0,62 (kategori sedang) pada kelompok eksperimen.
Peningkatan antara kedua kelompok memiliki selisih yang sangat jauh yaitu 0,60.
Selisih peningkatan yang jauh antara kedua kelompok dikarenakan dalam proses
remedial teaching siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen menggunakan
media alat peraga gerak parabola. Media tersebut dapat menemukan hubungan antara
besaran-besaran dalam gerak parabola. Contohnya pada LKS Kegiatan 2 dan 4, siswa
melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara sudut elevasi, kecepatan
awal, jarak jangkauan, dan ketinggian maksimum. Setelah itu siswa diminta
menyimpulkan hubungan antara besaran-besaran tersebut. Sehingga siswa kinesthetic
style di kelompok eksperimen akan lebih mudah menganalisis permasalahan yang
berkaitan dengan konsep gerak parabola dan dapat memprediksi jarak terjauh benda
setelah diberikan sudut yang berbeda-beda. Seperti pada soal nomor 8 dengan
indikator membedakan, kelompok eksperimen mendapatkan nilai 84 sedangkan
kelompok kontrol hanya mendapatkan nilai 24. Kelompok eksperimen lebih unggul
dalam menjawab soal tersebut dibandingkan kelompok kontrol yaitu hampir empat
kali lipatnya. Hal tersebut dikarenakan alat peraga gerak parabola dapat menunjukkan
hubungan antara kecepatan awal dengan jarak jangkauan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
103

peserta didik.17 Sedangkan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol mengalami


kesulitan karena tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya
sendiri dan tidak dilibatkan dalam pembelajaran secara menyeluruh.
Siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen lebih antusias mempelajari
gerak parabola kembali dengan menggunakan alat peraga. Hal tersebut terlihat dari
hasil angket respon siswa terhadap penggunaan alat peraga gerak parabola berada
dalam kategori sangat baik yaitu 81%. Penggunaan alat peraga gerak parabola pada
remedial teaching dapat membuat siswa kinesthetic style lebih termotivasi dan lebih
memahami konsep gerak parabola. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya bahwa alat peraga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran.18 Hal ini menunjukkan jika media yang digunakan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan gaya belajar siswa maka akan meningkatkan motivasi dan
pemahaman konsep pada siswa. Pernyataan tersebut relevan dengan penelitian
sebelumnya bahwa desain bahan ajar harus dilakukan dengan menciptakan kegiatan
yang kreatif dan lingkungan yang sesuai dengan gaya belajar dalam rangka
meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.19
Hasil uji hipotesis statistik posttest menunjukkan bahwa ditolak dan
diterima. Hasil uji hipotesis statistik posttest memberikan kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada remedial teaching. Rata-rata hasil belajar siswa
kinesthetic style di kelompok eksperimen lebih unggul dibandingkan kelompok
kontrol yaitu dengan selisih 18,28. Perbedaan rata-rata hasil belajar antara kedua
kelompok karena perbedaan perlakuan yang diberikan. Siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan alat peraga gerak parabola,
sedangkan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol belajar dengan tidak

17
B. Hartati, loc. cit.
18
Indri Yetti, loc. cit.
19
Veena Khongpit et al., loc. cit.
104

menggunakan alat peraga gerak parabola. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian lain yang menyatakan bahwa penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.20
Alat peraga gerak parabola yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
beberapa kelebihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya: 1) dapat
menyajikan informasi yang sesuai dengan gaya belajar siswa yaitu gaya belajar
kinestetik sehingga siswa kinesthetic style akan lebih mudah menerima informasi
yang disampaikan; 2) dapat menyajikan fenomena gerak parabola secara kontinu
sehingga siswa dapat memvisualisasikan pergerakan benda yang membentuk lintasan
parabola dan mengetahui karakteristik dari gerak parabola; 3) dapat mengaplikasikan
persamaan-persamaan gerak parabola terkait data yang diperoleh dari hasil percobaan
sehingga siswa tidak hanya menghafal rumus tetapi dapat mengetahui fenomena yang
berhubungan dengan rumus tersebut; dan 4) dapat menemukan hubungan antara
besaran-besaran dalam gerak parabola sehingga siswa akan lebih mudah menganalisis
permasalahan yang berkaitan dengan konsep gerak parabola.

C. Keterbatasan Penelitian
Penggunaan alat peraga gerak parabola pada remedial teaching dalam
penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:
1. Alat peraga gerak parabola yang digunakan tidak dapat mengukur waktu tempuh
air untuk mencapai titik terjauh.
2. Alat peraga gerak parabola tidak dapat digunakan apabila terjadi pemadaman
listrik.

20
Riska Wahyuni, loc. cit.
1. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penggunaan alat peraga gerak parabola terhadap hasil belajar
siswa kinesthetic style pada remedial teaching. Nilai rata-rata kelompok
eksperimen lebih unggul daripada kelompok kontrol yaitu dengan selisih 18,28.
Nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 81,14, sedangkan kelompok kontrol
sebesar 62,86.
2. Peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen dengan
menggunakan alat peraga gerak parabola sebesar 0,64 (kategori sedang).
Kelompok eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak dua kali
dari kelompok kontrol.
3. Peningkatan hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen pada
ranah kognitif C2 adalah 0,72 (kategori tinggi) dengan persentase kemampuan
menjawab soal C2 yaitu 94%, pada ranah kognitif C4 adalah 0,62 (kategori
sedang) dengan persentase kemampuan menjawab soal C4 yaitu 83%, dan pada
ranah kognitif C3 adalah 0,41 (kategori sedang) dengan persentase kemampuan
menjawab soal C3 yaitu 74%.
4. Efektivitas remedial teaching pada kelompok eksperimen yaitu 80% (sangat
efektif). Sedangkan efektivitas pada kelompok kontrol yaitu 28% (tidak efektif).
Siswa yang dapat mencapai KKM yaitu 20 siswa kinesthetic style di kelompok
eksperimen dan 7 siswa kinesthetic style di kelompok kontrol.
5. Respon siswa kinesthetic style sangat baik (81%) terhadap penggunaan alat
peraga gerak parabola. 82% siswa termotivasi mempelajari konsep gerak
parabola dengan menggunakan alat peraga gerak parabola.

105
106

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Guru yang hendak melakukan remedial teaching pada konsep gerak parabola
sangat dianjurkan menggunakan alat peraga gerak parabola karena sangat efektif
untuk mengatasi siswa kinesthetic style yang tidak tuntas.
2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan alat peraga gerak parabola dengan
menambahkan sensor untuk menghasilkan waktu tempuh yang akurat agar dapat
menunjukkan hubungan sudut elevasi dan kecepatan awal terhadap waktu
tempuh.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan penilaian psikomotor agar dapat
menilai keterampilan siswa saat menggunakan alat peraga gerak parabola.
4. Pemanfaatan alat peraga pada remedial teaching dapat dilakukan pada konsep
yang lain untuk mengakomodasi siswa dengan gaya belajar kinestetik.
DAFTAR PUSTAKA

Amsal. Deskripsi Miskonsepsi Siswa tentang Gerak Parabola di Kelas XI IPA SMA
Negeri 3 Pontianak. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Negeri Jakarta.
Jakarta: 2008. tidak dipublikasikan.
Anas, Muhammad. Alat Peraga dan Media Pembelajaran. Jakarta: Pustaka
Education, 2014.
Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta:
Bumi Aksara, 2015.
-------------------------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Bukhari. Penerapan Pengajaran Remedial terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen. Jurnal Dedikasi
Pendidikan, Vol. 1, 2017.
Darmadi. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Dewi, Vivian Ardillah dkk. Pengaruh Remedial Teaching Metode Tutor Sebaya
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur Atom Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Sanggau. Ar-Razi Jurnal Ilmiah, Vol. 5, 2017.
Direktorat Pembinaan SMA. Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan
di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2010.
Giancoli, Douglas C. FISIKA: Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2014.

107
108

Hartati, B. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan


Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
2010.
Hastuti, Sri. Pengajaran Remedial. Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya, 1992.
Herlanti, Yanti. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Meltzer, D. E. The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual
Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In Diagnostic Pretest
Scores. American journal of physics, 70 (12), 2002.
Indah, Duwita Sekar dan Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak
Parabola untuk Memotivasi Siswa pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan
Gerak Parabola. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 3, 2014.
Ischak S.W. dan Warji R. Program Remedial dalam Proses Belajar-Mengajar.
Yogyakarta: Liberty, 1982.
Jamaris, Martini. Kesulitan Belajar: Perspektif, Assessmen dan Penanggulangannya.
Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2009.
Jangid, Neelu and Inda, Umed Singh. Effectiveness of Remedial Teaching on
Thinking Strategies of Slow Learners. The International Journal of Indian
Psychology, Vol. 4, 2016.
Jufri, Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013.
Kanginan, Marthen. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat
Sekolah. Diakses dari https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.
----------------------------------------------------. Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
Keun, Regiana Maria Ansila. Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Hukum Boyle
serta Pengaruhnya terhadap Pemahaman dan Minat Belajar Siswa Kelas XI
109

SMA Negeri 1 Atambua, Skripsi pada Program Sarjana Universitas Sanata


Dharma. Yogyakarta: 2017.
Khongpit, Veena et al. The VARK Learning Style of the University Student in
Computer Course, International Journal of Learning and Teaching. Vol. 4,
2018.
Marthafiany, Esty. Wawancara Guru SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
Tangerang Selatan, 2018.
Mishbahah, Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Percobaan Melde sebagai Media
Pembelajaran Fisika pada Materi Gelombang Stasioner. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF). Vol. 6, 2017.
Mukhtar dan Rusmini. Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: PT. Nimas Multima, 2008.
Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008.
Muzaky, Ahmad Furqon dan Handhika, Jeffry. Penggunaan Alat Peraga Sederhana
Berbasis Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Materi Vektor dalam Kelas Remedial SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran
2014/2015, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF),
Vol. 6. 2015.
Nafisah, Durrotun dkk. Pembelajaran Fisika Berbantuan Alat Peraga Proyektor
Smartphone untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Optik pada Siswa SMP.
Unnes Physics Education Journal. 2018.
Novisya, Dira. Analisis Kemampuan Siswa dalam Penyelesaian Soal-Soal Fisika
pada Materi Gerak Parabola Kelas XI IPA di SMAN 1 Sungai Geringging
Kabupaten Padang Pariaman, Skripsi pada Program Sarjana Institut Agama
Islam Negeri. Batusangkar: 2017.
110

Nurlia, dkk. Hubungan antara Gaya Belajar, Kemandirian Belajar, dan Minat Belajar
dengan Hasil Belajar Biologi Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, 2017.
Nurmayani, dkk. Pengaruh Gaya Belajar VAK pada Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa SMP Negeri
2 Narmada Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
Vol. 2, 2016.
Observasi Studi Pendahuluan. Pembelajaran Fisika SMA Negeri Kota Tangerang
Selatan. Tangerang Selatan, 2018.
Othman, Norasmah dan Amiruddin, Mohammad Hasril. Different Perspectives of
Learning Styles from VARK Model. International Conference on Learner
Diversity, 2010.
Pribadi, Benny A. Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta:
Dian Rakyat, 2011.
Priyatna, Andri. Pahami Gaya Belajar Anak! Memaksimalkan Potensi Anak dengan
Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013.
Pujianto, dkk. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam. Klaten: Intan Pariwara, 2016.
Riadi, Edi. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta: Andi,
2016.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta,
2010.
Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta:
Rajawali Pers, 2015.
Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010.
Silitonga, Friska Septiani. The Using of Peer Tutoring Learning Method in Improving
Student’s Understanding. Conference Paper, 2017.
Sudaryono. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2017.
111

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.
Sukarno and Sutarman, Dan. The Development of Light Refelction Props as a
Physics Learning Media in Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung
Timur. International Journal of Innovation and Scientific Research Journals,
Vol. 12, 2014.
Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.
Sumiharsono, Rudy dan Hasanah, Hisbiyatul. Media Pembelajaran. Jember: CV
Pustaka Abadi, 2017.
Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Susilo, M. Djoko. Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus, 2009.
Suwarna, Iwan Permana. Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola
Kelembagaan “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika”.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Suyanto dan Jihad, Asep. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga, 2013.
Wahyuni, Riska. Penggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Listrik Dinamis di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh, Skripsi
pada Program Sarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam. Banda
Aceh: 2016.
Wicaksana, Adam. Pengembangan Alat Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk
Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi pada Program Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2017.
112

Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia


Group, 2018.
Yetti, Indri. Penggunaan Media Gambar dan Alat Peraga dalam Meningkatkan
Motivasi dan Hasil belajar Siswa pada Materi Sistem Ekskresi di MAS Al
Manar Aceh Besar. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam. Banda Aceh: 2017.
Zulfiani, Zulfiani et al. Science Education Adaptive Learning System As A Computer
Based Science Learning With Learning Style Variations. Journal of Baltic
Science Education, Vol. 17, 2018.
113

LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. RPP Kelompok Kontrol


2. RPP Kelompok Eksperimen
3. Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
4. LKS Kelompok Kontrol
5. LKS Kelompok Eksperimen
114

Lampiran A. 1 RPP Kelompok Kontrol


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelompok Kontrol)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KOTA TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Gerak Parabola
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.5 Menganalisis gerak parabola 4.5 Mempresentasikan data hasil
dengan menggunakan vektor, percobaan gerak parabola dan
berikut makna fisisnya dan makna fisisnya.
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
IPK IPK
3.5.1 Menjelaskan karakteristik gerak 4.5.1 Mengamati penjelasan guru dan
parabola. menyajikan hasil diskusi gerak
115

parabola arah vertikal dan


horizontal pada LKS bagian
3.5.1.
3.5.2 Menemukan hubungan antara 4.5.2 Mengamati penjelasan guru dan
sudut elevasi dengan jarak menggambarkan grafik
jangkauan pada gerak parabola. hubungan antara sudut elevasi
dengan jarak jangkauan gerak
parabola pada LKS bagian
3.5.2.
3.5.3 Menemukan hubungan antara 4.5.3 Mengamati penjelasan guru dan
sudut elevasi dengan ketinggian nenggambarkan grafik
maksimum pada gerak parabola. hubungan antara sudut elevasi
dengan ketinggian maksimum
gerak parabola pada LKS
bagian 3.5.3.
3.5.4 Mengaplikasikan persamaan 4.5.4 Menyajikan hasil diskusi pada
waktu untuk mencapai titik LKS bagian 3.5.4.
tertinggi pada gerak parabola.
3.5.5 Mengaplikasikan persamaan 4.5.5 Menyajikan hasil diskusi pada
waktu untuk mencapai titik LKS bagian 3.5.5.
terjauh pada gerak parabola.
3.5.6 Mengaplikasikan persamaan 4.5.6 Menyajikan hasil diskusi pada
kecepatan pada gerak parabola. LKS bagian 3.5.6.
3.5.7 Mengaplikasikan persamaan 4.5.7 Menyajikan hasil diskusi pada
jarak jangkauan pada gerak LKS bagian 3.5.7.
parabola.
3.5.8 Mengaplikasikan persamaan 4.5.8 Menyajikan hasil diskusi pada
ketinggian maksimum pada LKS bagian 3.5.8.
gerak parabola.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.5.1. Siswa dapat menjelaskan 3 karakteristik gerak parabola setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.1.
3.5.2. Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.2.
3.5.3. Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.3.
116

3.5.4. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik


tertinggi pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi pada LKS bagian 3.5.4.
3.5.5. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
terjauh pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi pada LKS bagian 3.5.5.
3.5.6. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan kecepatan pada gerak parabola
dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi pada LKS bagian 3.5.6.
3.5.7. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan jarak jangkauan pada gerak
parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi pada LKS
bagian 3.5.7.
3.5.8. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan ketinggian maksimum pada
gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi pada LKS
bagian 3.5.8.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
1. Pemain melempar bola ke ring pada permainan bola basket.
2. Pemain menendang bola ke gawang pada permainan sepak bola.
3. Pemain melakukan service pada permainan bola voli.
4. Pemain melakukan service pada permainan badminton.
5. Pemain memukul bola tenis pada permainan tenis meja.

Konsep:
1. Gerak parabola/ gerak peluru merupakan gerak dua dimensi.
2. Lintasan peluru berbentuk parabola karena dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi bumi.
3. Percepatan gravitasi bumi memperlambat gerak peluru saat naik dan
mempercepat kembali saat peluru bergerak turun.
4. Kecepatan pada sumbu Y selalu berubah-ubah (GLBB). Sedangkan
kecepatan pada sumbu X selalu konstan (GLB).

Prinsip:
1. Jarak jangkauan akan terus bertambah jika diberikan sudut hingga
mencapai 45 , dan jarak jangkauan akan berkurang kembali jika sudut
yang diberikan lebih besar dari 45 .
2. Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan ialah berbanding
lurus hingga sudut elevasi mencapai 45 dan berbanding terbalik saat
sudut elevasi lebih besar dari 45 sehingga akan membentuk grafik
simetri.
3. Ketinggian maksimum akan terus bertambah jika sudut yang diberikan
semakin besar, dan ketinggian maksimum akan berkurang jika sudut
yang diberikan semakin kecil.
4. Hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.
117

5. Kecepatan benda dalam arah sumbu-x pada setiap titik:

6. Kecepatan benda dalam arah sumbu-y pada setiap titik:

7. Besar kecepatan pada saat t sekon: √


8. Titik terjauh atau jarak jangkauan benda pada sumbu-x:

9. Tinggi tertinggi benda pada sumbu-y:

10. Waktu benda untuk mencapai titik tertinggi:

11. Waktu benda untuk mencapai titik terjauh:


Keterangan:
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= sudu elevasi (°)
= kecepatan pada sumbu-x (m.s-1)
= kecepatan pada sumbu-y (m.s-1)
percepatan gravitasi (m.s-2)
t = waktu (s)
= waktu untuk mencapai titik tertinggi/titik puncak (s)
= waktu untuk mencapai titik terjauh (s)
= titik tertinggi (m)
= titik terjauh/jarak terjauh (m)

Prosedural:
-

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi

F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media: -
2. Alat dan bahan: papan tulis, spidol, dan penghapus papan tulis.
3. Sumber belajar: Lembar Kerja Siswa (LKS).
118

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Menjawab salam. 5 menit
2. Meminta salah satu siswa untuk 2. Berdoa.
memimpin doa. 3. Menanggapi guru saat pemeriksaan
3. Memeriksa kehadiran siswa. kehadirannya.
Tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Mendengarkan dan menyimak tujuan
materi gerak parabola. pembelajaran tentang materi gerak
parabola.
Persiapan 1. Membimbing siswa membentuk 1. Mengikuti instruksi guru untuk
kelompok. membentuk kelompok dan
2. Memberikan LKS kepada masing- menempatkan diri sesuai dengan
masing kelompok. kelompoknya.
2. Menerima LKS yang diberikan oleh
guru.
Apersepsi Mengajukan pertanyaan apersepsi kepada Menjawab pertanyaan guru.
siswa terkait materi gerak parabola yang
pernah dipelajari. Pertanyaan yang diajukan
di antaranya yaitu:
“Apa saja karakteristik gerak parabola?”
Inti Mengamati 1. Memberi penjelasan mengenai 1. Mengamati penjelasan guru 15 menit
karakteristik gerak parabola pada arah mengenai karakteristik gerak
horizontal dan arah vertikal. parabola pada arah horizontal dan
2. Memberi penjelasan mengenai arah vertikal.
hubungan antara sudut elevasi dengan 2. Mengamati penjelasan guru
119

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
jarak jangkauan pada gerak parabola. mengenai hubungan antara sudut
3. Memberi penjelasan mengenai elevasi dengan jarak jangkauan pada
hubungan antara sudut elevasi dengan gerak parabola.
ketinggian maksimum pada gerak 3. Mengamati penjelasan guru
parabola. mengenai hubungan antara sudut
4. Memberi penjelasan mengenai elevasi dengan ketinggian
persamaan waktu untuk mencapai titik maksimum pada gerak parabola.
tertinggi pada gerak parabola. 4. Mengamati penjelasan guru
5. Memberi penjelasan mengenai mengenai persamaan waktu untuk
persamaan waktu untuk mencapai titik mencapai titik tertinggi pada gerak
terjauh pada gerak parabola. parabola.
6. Memberi penjelasan mengenai
5. Mengamati penjelasan guru
persamaan kecepatan pada gerak mengenai persamaan waktu untuk
parabola. mencapai titik terjauh pada gerak
7. Memberi penjelasan mengenai parabola.
persamaan jarak jangkauan pada gerak 6. Mengamati penjelasan guru
parabola. mengenai persamaan kecepatan pada
8. Memberi penjelasan mengenai gerak parabola.
persamaan ketinggian maksimum pada 7. Mengamati penjelasan guru
gerak parabola. mengenai persamaan jarak
jangkauan pada gerak parabola.
8. Mengamati penjelasan guru
mengenai persamaan ketinggian
maksimum pada gerak parabola.
Menanya Memberi kesempatan kepada siswa untuk Menanyakan hal-hal yang belum 3 menit
bertanya tentang hal yang belum dipahami dipahami dari penjelasan guru.
120

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
dari penjelasan guru.
Mengumpu 1. Meminta siswa mengumpulkan 1. Mengumpulkan informasi dari 15 menit
lkan informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai karakteristik
Informasi karakteristik gerak parabola pada arah gerak parabola pada arah horizontal
horizontal dan arah vertikal. dan arah vertikal.
2. Meminta siswa mengumpulkan 2. Mengumpulkan informasi dari
informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai hubungan
hubungan antara sudut elevasi dengan antara sudut elevasi dengan jarak
jarak jangkauan pada gerak parabola. jangkauan pada gerak parabola.
3. Meminta siswa mengumpulkan 3. Mengumpulkan informasi dari
informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai hubungan
hubungan antara sudut elevasi dengan antara sudut elevasi dengan
ketinggian maksimum pada gerak ketinggian maksimum pada gerak
parabola. parabola.
4. Meminta siswa mengumpulkan 4. Mengumpulkan informasi dari
informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai persamaan
persamaan waktu untuk mencapai titik waktu untuk mencapai titik tertinggi
tertinggi pada gerak parabola. pada gerak parabola.
5. Meminta siswa mengumpulkan 5. Mengumpulkan informasi dari
informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai persamaan
persamaan waktu untuk mencapai titik waktu untuk mencapai titik terjauh
terjauh pada gerak parabola. pada gerak parabola.
6. Meminta siswa mengumpulkan 6. Mengumpulkan informasi dari
informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai persamaan
persamaan kecepatan pada gerak kecepatan pada gerak parabola.
parabola. 7. Mengumpulkan informasi dari
121

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
7. Meminta siswa mengumpulkan contoh soal mengenai persamaan
informasi dari contoh soal mengenai jarak jangkauan pada gerak
persamaan jarak jangkauan pada gerak parabola.
parabola. 8. Mengumpulkan informasi dari
8. Meminta siswa mengumpulkan contoh soal mengenai persamaan
informasi dari contoh soal mengenai ketinggian maksimum pada gerak
persamaan ketinggian maksimum pada parabola.
gerak parabola.
Mengasosia 1. Meminta siswa untuk menjelaskan 1. Menjelaskan karakteristik gerak 30 menit
si karakteristik gerak parabola pada arah parabola pada arah horizontal dan
horizontal dan arah vertikal pada LKS arah vertikal pada LKS bagian 3.5.1.
bagian 3.5.1. 2. Menemukan hubungan antara sudut
2. Meminta siswa untuk menemukan elevasi dengan jarak jangkauan pada
hubungan antara sudut elevasi dengan gerak parabola pada LKS bagian
jarak jangkauan pada gerak parabola 3.5.2.
pada LKS bagian 3.5.2. 3. Menemukan hubungan antara sudut
3. Meminta siswa untuk menemukan elevasi dengan ketinggian
hubungan antara sudut elevasi dengan maksimum pada gerak parabola pada
ketinggian maksimum pada gerak LKS bagian 3.5.3.
parabola pada LKS bagian 3.5.3. 4. Mengaplikasikan persamaan waktu
4. Meminta siswa untuk mengaplikasikan untuk mencapai titik tertinggi pada
persamaan waktu untuk mencapai titik gerak parabola pada LKS bagian
tertinggi pada gerak parabola pada LKS 3.5.4.
bagian 3.5.4. 5. Mengaplikasikan persamaan waktu
5. Meminta siswa untuk mengaplikasikan untuk mencapai titik terjauh pada
persamaan waktu untuk mencapai titik gerak parabola pada LKS bagian
122

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
terjauh pada gerak parabola pada LKS 3.5.5.
bagian 3.5.5. 6. Mengaplikasikan persamaan
6. Meminta siswa untuk mengaplikasikan kecepatan pada gerak parabola pada
persamaan kecepatan pada gerak LKS bagian 3.5.6.
parabola pada LKS bagian 3.5.6. 7. Mengaplikasikan persamaan jarak
7. Meminta siswa untuk mengaplikasikan jangkauan pada gerak parabola pada
persamaan jarak jangkauan pada gerak LKS bagian 3.5.7.
parabola pada LKS bagian 3.5.7. 8. Mengaplikasikan persamaan
8. Meminta siswa untuk mengaplikasikan ketinggian maksimum pada gerak
persamaan ketinggian maksimum pada parabola pada LKS bagian 3.5.8.
gerak parabola pada LKS bagian 3.5.8.
Mengkomu 1. Meminta perwakilan siswa untuk 1. Perwakilan siswa mempresentasikan 7 menit
nikasikan mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban LKS dari hasil diskusi
jawaban dari LKS yang telah diberikan. kelompok.
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang 2. Memperhatikan penjelasan dari guru
belum diketahui siswa dari LKS yang dan mencatat hal-hal yang penting
telah dikerjakan. terkait materi gerak parabola.
Penutup Kesimpulan Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran Menyebutkan kesimpulan pembelajaran 15 menit
mengenai gerak parabola, yaitu: mengenai gerak parabola, yaitu:
1. Karakteristik gerak parabola, antara 1. Karakteristik gerak parabola, antara
lain: lintasannya membentuk parabola, lain: lintasannya membentuk
perpaduan antara GLB dan GLBB, dan parabola, perpaduan antara GLB dan
dipengaruhi percepatan garvitasi pada GLBB, dan dipengaruhi percepatan
sumbu y. garvitasi pada sumbu y.
2. Hubungan antara sudut elevasi dengan 2. Hubungan antara sudut elevasi
123

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
jarak jangkauan ialah berbanding lurus dengan jarak jangkauan ialah
hingga sudut elevasi mencapai 45 dan berbanding lurus hingga sudut
berbanding terbalik saat sudut elevasi elevasi mencapai 45 dan
lebih besar dari 45 sehingga akan berbanding terbalik saat sudut
membentuk grafik simetri. elevasi lebih besar dari 45 sehingga
3. Hubungan antara sudut elevasi dengan akan membentuk grafik simetri.
ketinggian maksimum ialah berbanding 3. Hubungan antara sudut elevasi
lurus sehingga membentuk grafik lurus dengan ketinggian maksimum ialah
ke atas. berbanding lurus sehingga
4. Persamaan waktu untuk mencapai titik membentuk grafik lurus ke atas.
tertinggi pada gerak parabola: 4. Persamaan waktu untuk mencapai
titik tertinggi pada gerak parabola:

5. Persamaan waktu untuk mencapai titik


terjauh pada gerak parabola: 5. Persamaan waktu untuk mencapai
titik terjauh pada gerak parabola:

6. Persamaan kecepatan saat t sekon pada


gerak parabola: 6. Persamaan kecepatan saat t sekon
pada gerak parabola:


7. Persamaan titik terjauh/jarak jangkauan
pada gerak parabola: 7. Persamaan titik terjauh/jarak
jangkauan pada gerak parabola:
124

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
8. Persamaan titik tertinggi pada gerak
parabola:
8. Persamaan titik tertinggi pada gerak
parabola:

Evaluasi Memberi evaluasi berupa soal pilihan ganda Mengerjakan evaluasi berupa soal pilihan
sesuai dengan indikator pencapaian ganda sesuai dengan indikator
pembelajaran, yaitu: pencapaian pembelajaran, yaitu:
1. Menjelaskan karakteristik gerak 1. Menjelaskan karakteristik gerak
parabola. parabola.
2. Menemukan hubungan antara sudut 2. Menemukan hubungan antara sudut
elevasi dengan jarak jangkauan pada elevasi dengan jarak jangkauan pada
gerak parabola. gerak parabola.
3. Menemukan hubungan antara sudut 3. Menemukan hubungan antara sudut
elevasi dengan ketinggian maksimum elevasi dengan ketinggian
pada gerak parabola. maksimum pada gerak parabola.
4. Mengaplikasikan persamaan waktu 4. Mengaplikasikan persamaan waktu
untuk mencapai titik tertinggi pada untuk mencapai titik tertinggi pada
gerak parabola. gerak parabola.
5. Mengaplikasikan persamaan waktu 5. Mengaplikasikan persamaan waktu
untuk mencapai titik terjauh pada gerak untuk mencapai titik terjauh pada
parabola. gerak parabola.
6. Mengaplikasikan persamaan kecepatan 6. Mengaplikasikan persamaan
125

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
pada gerak parabola. kecepatan pada gerak parabola.
7. Mengaplikasikan persamaan jarak 7. Mengaplikasikan persamaan jarak
jangkauan pada gerak parabola. jangkauan pada gerak parabola.
8. Mengaplikasikan persamaan ketinggian 8. Mengaplikasikan persamaan
maksimum pada gerak parabola. ketinggian maksimum pada gerak
parabola.
Umpan Menanyakan kepada siswa apakah ada yang Menanyakan hal yang belum dipahami.
Balik belum memahami mengenai materi yang
telah dipelajari.
Tindak Memberikan tugas untuk membaca materi Mendapat tugas untuk membaca materi
lanjut selanjutnya yaitu mengenai hubungan antara selanjutnya yaitu mengenai hubungan
kecepatan awal dengan jarak jangkauan dan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan dan ketinggian maksimum.
ketinggian maksimum.
Penutup Menutup pembelajaran dan meminta salah Berdoa dan mengucapkan salam penutup.
satu siswa untuk memimpin doa.

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian: Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) berupa Tes Formatif
2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
126
127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelompok Kontrol)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KOTA TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Gerak Parabola
Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Dua)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.5 Menganalisis gerak parabola 4.5 Mempresentasikan data hasil
dengan menggunakan vektor, percobaan gerak parabola dan
berikut makna fisisnya dan makna fisisnya.
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
IPK IPK
3.5.1 Menemukan hubungan antara 4.5.1 Mengamati penjelasan guru dan
kecepatan awal dengan jarak menggambarkan grafik
jangkauan pada gerak parabola. hubungan antara kecepatan
awal dengan jarak jangkauan
128

gerak parabola pada LKS


bagian 3.5.9.
3.5.2 Menemukan hubungan antara 4.5.2 Mengamati penjelasan guru dan
kecepatan awal dengan menggambarkan grafik
ketinggian maksimum pada hubungan antara kecepatan
gerak parabola. awal dengan ketinggian
maksimum gerak parabola pada
LKS bagian 3.5.10.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.5.1 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.9.
3.5.2 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan
ketinggian maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah
mengamati penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.10.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
1. Pemain melempar lembing pada pertandingan lempar lebing.
2. Pergerakkan bom dari meriam.
3. Pergerakkan bom yang jatuh dari pesawat.

Konsep:

1. Waktu naik = waktu turun.

2. Besar kecepatan (kelajuan) naik = besar kecepatan (kelajuan) turun,


tetapi kecepatan naik tidak sama dengan kecepatan turun karena arahnya
berbeda.

3. Sudut elevasi ke bawah = negatif sudut elevasi ke atas.


129

Prinsip:
1. Jarak jangkauan akan terus bertambah jika kecepatan awal yang
diberikan semakin besar, dan jarak jangkauan akan berkurang jika
kecepatan awal yang diberikan semakin kecil.
2. Hubungan antara kecepatan awal dengan jarak jangkauan ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.
3. Ketinggian maksimum akan terus bertambah jika kecepatan awal yang
diberikan semakin besar, dan ketinggian maksimum akan berkurang jika
kecepatan awal yang diberikan semakin kecil.
4. Hubungan antara kecepatan awal dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.

Prosedural:
-

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi

F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media: -
2. Alat dan bahan: papan tulis, spidol, dan penghapus papan tulis.
3. Sumber belajar: Lembar Kerja Siswa (LKS).
130

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Menjawab salam. 5 menit
2. Meminta salah satu siswa untuk 2. Berdoa.
memimpin doa. 3. Menanggapi guru saat pemeriksaan
3. Memeriksa kehadiran siswa. kehadirannya.
Tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Mendengarkan dan menyimak tujuan
materi gerak parabola. pembelajaran tentang materi gerak
parabola.
Persiapan 1. Membimbing siswa membentuk 1. Mengikuti instruksi guru untuk
kelompok seperti pada pertemuan membentuk kelompok dan
sebelumnya. menempatkan diri sesuai dengan
2. Memberikan LKS kembali kepada kelompok sebelumnya.
masing-masing kelompok. 2. Menerima LKS yang diberikan oleh
guru.
Apersepsi Mengajukan pertanyaan apersepsi kepada Menjawab pertanyaan guru.
siswa terkait materi gerak parabola yang
pernah dipelajari. Pertanyaan yang diajukan
di antaranya yaitu:
1. Besaran apa saja yang dapat
mempengaruhi jarak jangkauan pada
gerak parabola?
2. Besaran apa saja yang dapat
mempengaruhi ketinggian maksimum
pada gerak parabola?
131

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Inti Mengamati 1. Memberi penjelasan mengenai 1. Mengamati penjelasan guru 6 menit
hubungan antara kecepatan awal mengenai hubungan antara
dengan jarak jangkauan pada gerak kecepatan awal dengan jarak
parabola. jangkauan pada gerak parabola.
2. Memberi penjelasan mengenai 2. Mengamati penjelasan guru
hubungan antara kecepatan awal mengenai hubungan antara
dengan ketinggian maksimum pada kecepatan awal dengan ketinggian
gerak parabola. maksimum pada gerak parabola.
Menanya Memberi kesempatan kepada siswa untuk Menanyakan hal-hal yang belum 3 menit
bertanya tentang hal yang belum dipahami dipahami dari penjelasan guru.
dari penjelasan guru
Mengumpu 1. Meminta siswa mengumpulkan 1. Mengumpulkan informasi dari 6 menit
lkan informasi dari contoh soal mengenai contoh soal mengenai hubungan
Informasi hubungan antara kecepatan awal antara kecepatan awal dengan jarak
dengan jarak jangkauan pada gerak jangkauan pada gerak parabola.
parabola. 2. Mengumpulkan informasi dari
2. Meminta siswa mengumpulkan contoh soal mengenai hubungan
informasi dari contoh soal mengenai antara kecepatan awal dengan
hubungan antara kecepatan awal ketinggian maksimum pada gerak
dengan ketinggian maksimum pada parabola.
gerak parabola.
Mengasosia 1. Meminta siswa untuk menemukan 1. Menemukan hubungan antara 10 menit
si hubungan antara kecepatan awal kecepatan awal dengan jarak
dengan jarak jangkauan pada gerak jangkauan pada gerak parabola pada
parabola pada LKS bagian 3.5.9. LKS bagian 3.5.9.
132

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
2. Meminta siswa untuk menemukan 2. Menemukan hubungan antara
hubungan antara kecepatan awal kecepatan awal dengan ketinggian
dengan ketinggian maksimum pada maksimum pada gerak parabola pada
gerak parabola pada LKS bagian LKS bagian 3.5.10.
3.5.10.
Mengkomu 1. Meminta perwakilan siswa untuk 1. Perwakilan siswa mempresentasikan 3 menit
nikasikan mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban LKS dari hasil diskusi
jawaban dari LKS yang telah diberikan. kelompok.
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang 2. Memperhatikan penjelasan dari guru
belum diketahui siswa dari LKS yang dan mencatat hal-hal yang penting
telah dikerjakan. terkait materi gerak parabola.
Penutup Kesimpulan Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran Menyebutkan kesimpulan pembelajaran 12 menit
mengenai gerak parabola, yaitu: mengenai gerak parabola, yaitu:
1. Hubungan antara kecepatan awal 1. Hubungan antara kecepatan awal
dengan jarak jangkauan ialah dengan jarak jangkauan ialah
berbanding lurus sehingga membentuk berbanding lurus sehingga
grafik lurus ke atas. membentuk grafik lurus ke atas.
2. Hubungan antara kecepatan awal 2. Hubungan antara kecepatan awal
dengan ketinggian maksimum ialah dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk berbanding lurus sehingga
grafik lurus ke atas. membentuk grafik lurus ke atas.
Evaluasi Memberi evaluasi berupa soal pilihan ganda Mengerjakan evaluasi berupa soal pilihan
sesuai dengan indikator pencapaian ganda sesuai dengan indikator
pembelajaran, yaitu: pencapaian pembelajaran, yaitu:
1. Menemukan hubungan antara 1. Menemukan hubungan antara
133

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
kecepatan awal dengan jarak jangkauan kecepatan awal dengan jarak
pada gerak parabola. jangkauan pada gerak parabola.
2. Menemukan hubungan antara 2. Menemukan hubungan antara
kecepatan awal dengan ketinggian kecepatan awal dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola. maksimum pada gerak parabola.
Umpan Menanyakan kepada siswa apakah ada yang Menanyakan hal yang belum dipahami.
Balik belum memahami mengenai materi yang
telah dipelajari.
Tindak Memberikan reward kepada kelompok yang Kelompok yang aktif mendapat reward.
lanjut aktif.
Penutup Menutup pembelajaran dan meminta salah Berdoa dan mengucapkan salam penutup.
satu siswa untuk memimpin doa.

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian: Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) berupa Tes Formatif
2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
134
135

Lampiran A. 2 RPP Kelompok Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelompok Eksperimen)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KOTA TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Gerak Parabola
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.5 Menganalisis gerak parabola 4.5 Mempresentasikan data hasil
dengan menggunakan vektor, percobaan gerak parabola dan
berikut makna fisisnya dan makna fisisnya.
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
IPK IPK
136

3.5.1 Menjelaskan karakteristik 4.5.1 Mengamati percobaan yang


gerak parabola. dilakukan siswa dan menyajikan
hasi diskusi gerak parabola arah
vertikal dan horizontal berdasarkan
kegiatan 1 pada LKS bagian 3.5.1.
3.5.2 Menemukan hubungan antara 4.5.2 Mengamati percobaan yang
sudut elevasi dengan jarak dilakukan siswa dan
jangkauan pada gerak menggambarkan grafik hubungan
parabola. antara sudut elevasi dengan jarak
jangkauan gerak parabola
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
bagian 3.5.2.
3.5.3 Menemukan hubungan antara 4.5.3 Mengamati percobaan yang
sudut elevasi dengan dilakukan siswa dan
ketinggian maksimum pada menggambarkan grafik hubungan
gerak parabola. antara sudut elevasi dengan
ketinggian maksimum gerak
parabola berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.3.
3.5.4 Mengaplikasikan persamaan 4.5.4 Menyajikan hasil diskusi
waktu untuk mencapai titik berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
tertinggi pada gerak parabola. bagian 3.5.4.
3.5.5 Mengaplikasikan persamaan 4.5.5 Menyajikan hasil diskusi
waktu untuk mencapai titik berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
terjauh pada gerak parabola. bagian 3.5.5.
3.5.6 Mengaplikasikan persamaan 4.5.6 Menyajikan hasil diskusi
kecepatan pada gerak berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
parabola. bagian 3.5.6.
3.5.7 Mengaplikasikan persamaan 4.5.7 Menyajikan hasil diskusi
jarak jangkauan pada gerak berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
parabola. bagian 3.5.7.
3.5.8 Mengaplikasikan persamaan 4.5.8 Menyajikan hasil diskusi
ketinggian maksimum pada berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
gerak parabola. bagian 3.5.8.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.5.1 Siswa dapat menjelaskan 3 karakteristik gerak parabola setelah mengamati
percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 1
pada LKS bagian 3.5.1.
3.5.2 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.2.
3.5.3 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
137

percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 2


pada LKS bagian 3.5.3.
3.5.4 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
tertinggi pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.4.
3.5.5 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
terjauh pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.5.
3.5.6 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan kecepatan pada gerak parabola
dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.6.
3.5.7 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan jarak jangkauan pada gerak
parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi berdasarkan
kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.7.
3.5.8 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan ketinggian maksimum pada
gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.8.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
1. Pemain melempar bola ke ring pada permainan bola basket.

Sumber: https://s4goro.wordpress.com/2012/08/09/teknik-dasar-
menembak-bola-basket-shooting-2/
2. Pemain menendang bola ke gawang pada permainan sepak bola.

Sumber: https://olahraga.pro/lionel-messi-menendang-bola/
138

3. Pemain melakukan service pada permainan bola voli.

Sumber: https://satujam.com/teknik-dasar-bola-voli/
4. Pemain melakukan service pada permainan badminton.

Sumber: https://rumus.web.id/materi-badminton/
5. Pemain memukul bola tenis pada permainan tenis meja.

Sumber: https://dik.my.id/teknik-dasar-permainan-tenis-meja/

Konsep:
1. Gerak parabola/ gerak peluru merupakan gerak dua dimensi.
2. Lintasan peluru berbentuk parabola karena dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi bumi.
3. Percepatan gravitasi bumi memperlambat gerak peluru saat naik dan
mempercepat kembali saat peluru bergerak turun.
4. Kecepatan pada sumbu Y selalu berubah-ubah (GLBB). Sedangkan
kecepatan pada sumbu X selalu konstan (GLB).

Prinsip:
1. Jarak jangkauan akan terus bertambah jika diberikan sudut hingga
mencapai 45 , dan jarak jangkauan akan berkurang kembali jika sudut
yang diberikan lebih besar dari 45 .
2. Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan ialah berbanding
lurus hingga sudut elevasi mencapai 45 dan berbanding terbalik saat
139

sudut elevasi lebih besar dari 45 sehingga akan membentuk grafik


simetri.
3. Ketinggian maksimum akan terus bertambah jika sudut yang diberikan
semakin besar, dan ketinggian maksimum akan berkurang jika sudut
yang diberikan semakin kecil.
4. Hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.
5. Kecepatan benda dalam arah sumbu-x pada setiap titik:
6. Kecepatan benda dalam arah sumbu-y pada setiap titik:

7. Besar kecepatan pada saat t sekon: √


8. Titik terjauh atau jarak jangkauan benda pada sumbu-x:
9. Tinggi tertinggi benda pada sumbu-y:
10. Waktu benda untuk mencapai titik tertinggi:
11. Waktu benda untuk mencapai titik terjauh:
Keterangan:
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= sudu elevasi (°)
= kecepatan pada sumbu-x (m.s-1)
= kecepatan pada sumbu-y (m.s-1)
percepatan gravitasi (m.s-2)
t = waktu (s)
= waktu untuk mencapai titik tertinggi/titik puncak (s)
= waktu untuk mencapai titik terjauh (s)
= titik terjauh/jarak terjauh (m)
= titik tertinggi (m)

Prosedural:
Melakukan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga gerak
parabola sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi
140

F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media: alat peraga gerak parabola.
2. Alat dan bahan: spidol.
3. Sumber belajar: Lembar Kerja Siswa (LKS).
141

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Menjawab salam. 5 menit
2. Meminta salah satu siswa untuk 2. Berdoa.
memimpin doa. 3. Menanggapi guru saat pemeriksaan
3. Memeriksa kehadiran siswa. kehadirannya.
Tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Mendengarkan dan menyimak tujuan
materi gerak parabola. pembelajaran tentang materi gerak
parabola.
Persiapan 1. Membimbing siswa membentuk 1. Mengikuti instruksi guru untuk
kelompok. membentuk kelompok dan
2. Memberikan LKS kepada masing- menempatkan diri sesuai dengan
masing kelompok. kelompoknya.
2. Menerima LKS yang diberikan oleh
guru.
Apersepsi Mengajukan pertanyaan apersepsi kepada Menjawab pertanyaan guru.
siswa terkait materi gerak parabola yang
pernah dipelajari. Pertanyaan yang diajukan
di antaranya yaitu:
“Apa saja karakteristik gerak parabola?”
Inti Mengamati 1. Meminta salah seorang siswa untuk 1. Mengamati percobaan yang 15 menit
melakukan percobaan pada kegiatan 1 dilakukan siswa lain pada kegiatan 1
mengenai karakteristik gerak parabola mengenai karakteristik gerak
pada arah horizontal dan arah vertikal parabola pada arah horizontal dan
di depan kelas. arah vertikal di depan kelas.
142

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
2. Meminta salah seorang siswa untuk 2. Mengamati percobaan yang
melakukan percobaan pada kegiatan 2 dilakukan siswa lain pada kegiatan 2
mengenai hubungan antara sudut mengenai hubungan antara sudut
elevasi dengan jarak jangkauan pada elevasi dengan jarak jangkauan pada
gerak parabola di depan kelas. gerak parabola di depan kelas.
3. Meminta salah seorang siswa untuk 3. Mengamati percobaan yang
melakukan percobaan pada kegiatan 2 dilakukan siswa lain pada kegiatan 2
mengenai hubungan antara sudut mengenai hubungan antara sudut
elevasi dengan ketinggian maksimum elevasi dengan ketinggian
pada gerak parabola di depan kelas. maksimum pada gerak parabola di
4. Meminta siswa mengamati hasil data depan kelas.
percobaan pada tabel 2. 4. Mengamati hasil data percobaan
pada tabel 2.
Menanya 1. Memberi kesempatan kepada siswa 1. Menanyakan hal-hal yang belum 3 menit
untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami dari percobaan yang telah
dipahami dari percobaan yang telah dilakukan.
dilakukan. 2. Menanyakan hal-hal yang belum
2. Memberi kesempatan kepada siswa dipahami terkait data yang terdapat
untuk bertanya tentang hal yang belum pada tabel 2.
dipahami terkait data yang terdapat
pada tabel 2.
Mengumpu 1. Memberikan kesempatan kepada siswa 1. Melakukan percobaan menggunakan 15 menit
lkan untuk melakukan percobaan secara alat peraga gerak parabola.
Informasi langsung ke depan kelas. 2. Menggunakan hasil data percobaan
2. Meminta siswa menggunakan hasil data pada tabel 2.
143

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
percobaan pada tabel 2.
Mengasosia 1. Meminta siswa untuk menjelaskan 1. Menjelaskan karakteristik gerak 30 menit
si karakteristik gerak parabola pada arah parabola pada arah horizontal dan
horizontal dan arah vertikal arah vertikal berdasarkan kegiatan 1
berdasarkan kegiatan 1 pada LKS pada LKS bagian 3.5.1.
bagian 3.5.1. 2. Menemukan hubungan antara sudut
2. Meminta siswa untuk menemukan elevasi dengan jarak jangkauan pada
hubungan antara sudut elevasi dengan gerak parabola berdasarkan kegiatan
jarak jangkauan pada gerak parabola 2 pada LKS bagian 3.5.2.
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS 3. Menemukan hubungan antara sudut
bagian 3.5.2. elevasi dengan ketinggian
3. Meminta siswa untuk menemukan maksimum pada gerak parabola
hubungan antara sudut elevasi dengan berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
ketinggian maksimum pada gerak bagian 3.5.3.
parabola berdasarkan kegiatan 2 pada 4. Mengaplikasikan persamaan waktu
LKS bagian 3.5.3. untuk mencapai titik tertinggi pada
4. Meminta siswa untuk mengaplikasikan gerak parabola berdasarkan kegiatan
persamaan waktu untuk mencapai titik 2 pada LKS bagian 3.5.4.
tertinggi pada gerak parabola 5. Mengaplikasikan persamaan waktu
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS untuk mencapai titik terjauh pada
bagian 3.5.4. gerak parabola berdasarkan kegiatan
5. Meminta siswa untuk mengaplikasikan 2 pada LKS bagian 3.5.5.
persamaan waktu untuk mencapai titik 6. Mengaplikasikan persamaan
terjauh pada gerak parabola kecepatan pada gerak parabola
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
bagian 3.5.5. bagian 3.5.6.
144

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
6. Meminta siswa untuk mengaplikasikan 7. Mengaplikasikan persamaan jarak
persamaan kecepatan pada gerak jangkauan pada gerak parabola
parabola berdasarkan kegiatan 2 pada berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
LKS bagian 3.5.6. bagian 3.5.7.
7. Meminta siswa untuk mengaplikasikan 8. Mengaplikasikan persamaan
persamaan jarak jangkauan pada gerak ketinggian maksimum pada gerak
parabola berdasarkan kegiatan 2 pada parabola berdasarkan kegiatan 2
LKS bagian 3.5.7. pada LKS bagian 3.5.8.
8. Meminta siswa untuk mengaplikasikan
persamaan ketinggian maksimum pada
gerak parabola berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.8.
Mengkomu 1. Meminta perwakilan siswa untuk 1. Perwakilan siswa mempresentasikan 7 menit
nikasikan mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban LKS dari hasil diskusi
jawaban dari LKS yang telah diberikan. kelompok.
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang 2. Memperhatikan penjelasan dari guru
belum diketahui siswa dari LKS yang dan mencatat hal-hal yang penting
telah dikerjakan. terkait materi gerak parabola.
Penutup Kesimpulan Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran Menyebutkan kesimpulan pembelajaran 15 menit
mengenai gerak parabola, yaitu: mengenai gerak parabola, yaitu:
1. Karakteristik gerak parabola, antara 1. Karakteristik gerak parabola, antara
lain: lintasannya membentuk parabola, lain: lintasannya membentuk
perpaduan antara GLB dan GLBB, dan parabola, perpaduan antara GLB dan
dipengaruhi percepatan garvitasi pada GLBB, dan dipengaruhi percepatan
sumbu y. garvitasi pada sumbu y.
145

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
2. Hubungan antara sudut elevasi dengan 2. Hubungan antara sudut elevasi
jarak jangkauan ialah berbanding lurus dengan jarak jangkauan ialah
hingga sudut elevasi mencapai 45 dan berbanding lurus hingga sudut
berbanding terbalik saat sudut elevasi elevasi mencapai 45 dan
lebih besar dari 45 sehingga akan berbanding terbalik saat sudut
membentuk grafik simetri. elevasi lebih besar dari 45 sehingga
3. Hubungan antara sudut elevasi dengan akan membentuk grafik simetri.
ketinggian maksimum ialah berbanding 3. Hubungan antara sudut elevasi
lurus sehingga membentuk grafik lurus dengan ketinggian maksimum ialah
ke atas. berbanding lurus sehingga
4. Persamaan waktu untuk mencapai titik membentuk grafik lurus ke atas.
tertinggi pada gerak parabola: 4. Persamaan waktu untuk mencapai
titik tertinggi pada gerak parabola:

5. Persamaan waktu untuk mencapai titik


terjauh pada gerak parabola: 5. Persamaan waktu untuk mencapai
titik terjauh pada gerak parabola:

6. Persamaan kecepatan saat t sekon pada


gerak parabola: 6. Persamaan kecepatan saat t sekon
pada gerak parabola:


7. Persamaan titik terjauh/jarak jangkauan
pada gerak parabola: 7. Persamaan titik terjauh/jarak
jangkauan pada gerak parabola:
146

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu

8. Persamaan titik tertinggi pada gerak 8. Persamaan titik tertinggi pada gerak
parabola: parabola:

Evaluasi Memberi evaluasi berupa soal pilihan ganda Mengerjakan evaluasi berupa soal pilihan
sesuai dengan indikator pencapaian ganda sesuai dengan indikator
pembelajaran, yaitu: pencapaian pembelajaran, yaitu:
1. Menjelaskan karakteristik gerak 1. Menjelaskan karakteristik gerak
parabola. parabola.
2. Menemukan hubungan antara sudut 2. Menemukan hubungan antara sudut
elevasi dengan jarak jangkauan pada elevasi dengan jarak jangkauan pada
gerak parabola. gerak parabola.
3. Menemukan hubungan antara sudut 3. Menemukan hubungan antara sudut
elevasi dengan ketinggian maksimum elevasi dengan ketinggian
pada gerak parabola. maksimum pada gerak parabola.
4. Mengaplikasikan persamaan waktu 4. Mengaplikasikan persamaan waktu
untuk mencapai titik tertinggi pada untuk mencapai titik tertinggi pada
gerak parabola. gerak parabola.
5. Mengaplikasikan persamaan waktu 5. Mengaplikasikan persamaan waktu
untuk mencapai titik terjauh pada gerak untuk mencapai titik terjauh pada
parabola. gerak parabola.
6. Mengaplikasikan persamaan kecepatan 6. Mengaplikasikan persamaan
pada gerak parabola. kecepatan pada gerak parabola.
147

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
7. Mengaplikasikan persamaan jarak 7. Mengaplikasikan persamaan jarak
jangkauan pada gerak parabola. jangkauan pada gerak parabola.
8. Mengaplikasikan persamaan ketinggian 8. Mengaplikasikan persamaan
maksimum pada gerak parabola. ketinggian maksimum pada gerak
parabola.
Umpan Menanyakan kepada siswa apakah ada yang Menanyakan hal yang belum dipahami.
Balik belum memahami mengenai materi yang
telah dipelajari.
Tindak Memberikan tugas untuk membaca materi Mendapat tugas untuk membaca materi
lanjut selanjutnya yaitu mengenai hubungan antara selanjutnya yaitu mengenai hubungan
kecepatan awal dengan jarak jangkauan dan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan dan ketinggian maksimum.
ketinggian maksimum.
Penutup Menutup pembelajaran dan meminta salah Berdoa dan mengucapkan salam penutup.
satu siswa untuk memimpin doa.

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian: Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) berupa Tes Formatif
2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
148
149

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelompok Eksperimen)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KOTA TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Gerak Parabola
Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Dua)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.5 Menganalisis gerak parabola 4.5 Mempresentasikan data hasil
dengan menggunakan vektor, percobaan gerak parabola dan
berikut makna fisisnya dan makna fisisnya.
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
IPK IPK
3.5.1 Menemukan hubungan antara 4.5.1 Mengamati percobaan yang
kecepatan awal dengan jarak dilakukan siswa dan
jangkauan pada gerak parabola. menggambarkan grafik
hubungan antara kecepatan
150

awal dengan jarak jangkauan


gerak parabola berdasarkan
kegiatan 4 pada LKS bagian
3.5.9.
3.5.2 Menemukan hubungan antara 4.5.2 Mengamati percobaan yang
kecepatan awal dengan dilakukan siswa dan
ketinggian maksimum pada menggambarkan grafik
gerak parabola. hubungan antara kecepatan
awal dengan ketinggian
maksimum gerak parabola
berdasarkan kegiatan 4 pada
LKS bagian 3.5.10.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.5.1 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 4
pada LKS bagian 3.5.9.
3.5.2 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan
ketinggian maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah
mengamati percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan 4 pada LKS bagian 3.5.10.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
1. Pemain melempar lembing pada pertandingan lempar lebing.

Sumber: https://gudangpelajaran.com/lempar-lembing/
2. Pergerakkan bom dari meriam.

Sumber: https://uklandpower.com/2018/01/11/a-guide-to-modern-
mortar-systems/
151

3. Pergerakkan bom yang jatuh dari pesawat.

Sumber: http://www.tribunnews.com/internasional/2015/03/19/pesawat-
tempur-amerika-bom-drone-milik-isis

Konsep:

https://www.studiobelajar.com/gerak-parabola/
1. Waktu naik = waktu turun.

2. Besar kecepatan (kelajuan) naik = besar kecepatan (kelajuan) turun,


tetapi kecepatan naik tidak sama dengan kecepatan turun karena arahnya
berbeda.

3. Sudut elevasi ke bawah = negatif sudut elevasi ke atas.

Prinsip:
1. Jarak jangkauan akan terus bertambah jika kecepatan awal yang
diberikan semakin besar, dan jarak jangkauan akan berkurang jika
kecepatan awal yang diberikan semakin kecil.
2. Hubungan antara kecepatan awal dengan jarak jangkauan ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.
3. Ketinggian maksimum akan terus bertambah jika kecepatan awal yang
diberikan semakin besar, dan ketinggian maksimum akan berkurang jika
kecepatan awal yang diberikan semakin kecil.
4. Hubungan antara kecepatan awal dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk grafik lurus ke atas.
152

Prosedural:
Melakukan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga gerak
parabola sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi

F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media: alat peraga gerak parabola.
2. Alat dan bahan: spidol.
3. Sumber belajar: Lembar Kerja Siswa (LKS).
153

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Menjawab salam. 5 menit
2. Meminta salah satu siswa untuk 2. Berdoa.
memimpin doa. 3. Menanggapi guru saat pemeriksaan
3. Memeriksa kehadiran siswa. kehadirannya.
Tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang Mendengarkan dan menyimak tujuan
materi gerak parabola. pembelajaran tentang materi gerak
parabola.
Persiapan 1. Membimbing siswa membentuk 1. Mengikuti instruksi guru untuk
kelompok seperti pada pertemuan membentuk kelompok dan
sebelumnya. menempatkan diri sesuai dengan
2. Memberikan LKS kembali kepada kelompok sebelumnya.
masing-masing kelompok. 2. Menerima LKS yang diberikan oleh
guru.
Apersepsi Mengajukan pertanyaan apersepsi kepada Menjawab pertanyaan guru.
siswa terkait materi gerak parabola yang
pernah dipelajari. Pertanyaan yang diajukan
di antaranya yaitu:
1. Besaran apa saja yang dapat
mempengaruhi jarak jangkauan pada
gerak parabola?
2. Besaran apa saja yang dapat
mempengaruhi ketinggian maksimum
pada gerak parabola?
154

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
Inti Mengamati 1. Meminta salah seorang siswa untuk 1. Mengamati percobaan yang 6 menit
melakukan percobaan pada kegiatan 4 dilakukan siswa lain pada kegiatan 4
mengenai hubungan antara kecepatan mengenai hubungan antara
awal dengan jarak jangkauan pada kecepatan awal dengan jarak
gerak parabola di depan kelas. jangkauan pada gerak parabola di
2. Meminta salah seorang siswa untuk depan kelas.
melakukan percobaan pada kegiatan 4 2. Mengamati percobaan yang
mengenai hubungan antara kecepatan dilakukan siswa lain pada kegiatan 4
awal dengan ketinggian maksimum mengenai hubungan antara
pada gerak parabola di depan kelas. kecepatan awal dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola di
depan kelas.
Menanya Memberi kesempatan kepada siswa untuk Menanyakan hal-hal yang belum 3 menit
bertanya tentang hal yang belum dipahami dipahami dari percobaan yang telah
dari percobaan yang telah dilakukan. dilakukan.
Mengumpu Memberikan kesempatan kepada siswa Melakukan percobaan menggunakan alat 6 menit
lkan untuk melakukan percobaan secara langsung peraga gerak parabola.
Informasi ke depan kelas.
Mengasosia 1. Meminta siswa untuk menemukan 1. Menemukan hubungan antara 10 menit
si hubungan antara kecepatan awal kecepatan awal dengan jarak
dengan jarak jangkauan pada gerak jangkauan pada gerak parabola
parabola berdasarkan kegiatan 4 pada berdasarkan kegiatan 4 pada LKS
LKS bagian 3.5.9. bagian 3.5.9.
2. Meminta siswa untuk menemukan 2. Menemukan hubungan antara
hubungan antara kecepatan awal kecepatan awal dengan ketinggian
155

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
dengan ketinggian maksimum pada maksimum pada gerak parabola
gerak parabola berdasarkan kegiatan 4 berdasarkan kegiatan 4 pada LKS
pada LKS bagian 3.5.10. bagian 3.5.10.
Mengkomu 1. Meminta perwakilan siswa untuk 1. Perwakilan siswa mempresentasikan 3 menit
nikasikan mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban LKS dari hasil diskusi
jawaban dari LKS yang telah diberikan. kelompok.
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang 2. Memperhatikan penjelasan dari guru
belum diketahui siswa dari LKS yang dan mencatat hal-hal yang penting
telah dikerjakan. terkait materi gerak parabola.
Penutup Kesimpulan Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran Menyebutkan kesimpulan pembelajaran 12 menit
mengenai gerak parabola, yaitu: mengenai gerak parabola, yaitu:
1. Hubungan antara kecepatan awal 1. Hubungan antara kecepatan awal
dengan jarak jangkauan ialah dengan jarak jangkauan ialah
berbanding lurus sehingga membentuk berbanding lurus sehingga
grafik lurus ke atas. membentuk grafik lurus ke atas.
2. Hubungan antara kecepatan awal 2. Hubungan antara kecepatan awal
dengan ketinggian maksimum ialah dengan ketinggian maksimum ialah
berbanding lurus sehingga membentuk berbanding lurus sehingga
grafik lurus ke atas. membentuk grafik lurus ke atas.
Evaluasi Memberi evaluasi berupa soal pilihan ganda Mengerjakan evaluasi berupa soal pilihan
sesuai dengan indikator pencapaian ganda sesuai dengan indikator
pembelajaran, yaitu: pencapaian pembelajaran, yaitu:
1. Menemukan hubungan antara 1. Menemukan hubungan antara
kecepatan awal dengan jarak jangkauan kecepatan awal dengan jarak
pada gerak parabola. jangkauan pada gerak parabola.
156

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Siswa Waktu
2. Menemukan hubungan antara 2. Menemukan hubungan antara
kecepatan awal dengan ketinggian kecepatan awal dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola. maksimum pada gerak parabola.
Umpan Menanyakan kepada siswa apakah ada yang Menanyakan hal yang belum dipahami.
Balik belum memahami mengenai materi yang
telah dipelajari.
Tindak Memberikan reward kepada kelompok yang Kelompok yang aktif mendapat reward.
lanjut aktif.
Penutup Menutup pembelajaran dan meminta salah Berdoa dan mengucapkan salam penutup.
satu siswa untuk memimpin doa.

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian: Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) berupa Tes Formatif
2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
157
158

Lampiran A. 3 Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen


Pertemuan I
Instrumen Tes Tertulis (Kelompok Kontrol dan Eksperimen)
No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor
1. Menjelaskan Sebuah peluru menempuh lintasan parabola di dekat permukaan Bumi. Kunci Jawaban: D 10
karakteristik Pernyataan yang benar tentang lintasan peluru pada arah sumbu dan Pembahasan:
gerak parabola. sumbu adalah … Pada gerak parabola terjadi
Arah sumbu Arah sumbu perpaduan 2 macam gerak
yaitu GLB dan GLBB. GLB
A. Peluru mengalami GLB Peluru mengalami GMB terjadi pada sumbu x,
B. Peluru mengalami GMB Peluru mengalami GLBB sedangkan GLBB terjadi
C. Peluru mengalami GLBB Peluru mengalami GLB pada sumbu y. Pada sumbu x
D. Tidak Dipengaruhi Dipengaruhi percepatan peluru tidak dipengaruhi
percepatan gravitasi gravitasi percepatan gravitasi,
sedangkan pada sumbu y
E. Dipengaruhi percepatan Tidak dipengaruhi peluru dipengaruhi
gravitasi percepatan gravitasi percepatan gravitasi.
2. Menemukan Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: E 20
hubungan antara Pembahasan:
sudut elevasi Diket: 10 m.s-1
dengan jarak 20
jangkauan pada 45
gerak parabola 60
10 m.s-2
Seorang pemain sepak bola menendang bolanya dengan lima kali Ditanya: …?
159

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


tendangan dengan kecepatan 10 m.s-1 dan sudut elevasi yang berbeda- Jawab:
beda seperti tabel di bawah ini! 1. 20
Tendangan Sudut Elevasi
I 20°
II 45°
( )
III 60°
Jika tendangan yang dilakukan pemain bola membentuk sudut seperti
2. 45
di atas. Perbedaan ketiga kemungkinan yang akan terjadi adalah …
( 10 m.s-2)
Kecepatan 20° 45° 60°
( )
A. a b c
B. b d c
C. 10 m.s-1 c e a 3. 60
D. d a e
E. e c b
( )

3. Menemukan Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: A 20


hubungan antara
sudut elevasi Pembahasan:
dengan Diket: 10 m.s-1
ketinggian 20
maksimum pada 45
gerak parabola 60
Seorang pemain sepak bola menendang bolanya dengan lima kali
160

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


tendangan dengan kecepatan 10 m.s-1 dan sudut elevasi yang berbeda- 10 m.s-2
beda seperti tabel di bawah ini! Ditanya: …?
Tendangan Sudut Elevasi Jawab:
I 20°
1. 20
II 45°
III 60°
Jika tendangan yang dilakukan pemain bola membentuk sudut seperti
di atas. Perbedaan ketiga kemungkinan yang akan terjadi adalah … ( )
Kecepatan 20° 45° 60° ( )
A. a c d 2. 45
B. b d c
C. 10 m.s-1 c b e
D. d e a ( )
E. e a b ( )
3. 60

( )
( )
-1
4. Mengaplikasikan Ali melempar bola basket dengan kecepatan 20 m.s dan sudut elevasi Kunci Jawaban: A 10
persamaan 30 . Waktu yang dibutuhkan bola basket untuk sampai di titik tertinggi
waktu untuk adalah … ( 10 m.s-2) (Ketut Kamajaya, dkk., 2016) Pembahasan:
mencapai titik A. 1 sekon Diket: 20 m.s-1
tertinggi pada B. 4 sekon 30
161

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


gerak parabola C. 5 sekon 10 m.s-2
D. 6 sekon Ditanya: . . .?
E. 8 sekon
Jawab:
Rumus waktu untuk
mencapai titik tertinggi:

5. Mengaplikasikan Sebuah bola ditendang mengikuti gerak parabola dengan kecepatan Kunci Jawaban: B 10
persamaan awal 60 m.s-1 dan sudut elevasi 30 . Waktu yang dibutuhkan bola
waktu untuk basket untuk sampai di titik terjauh … ( = 10 m.s-2) (Ketut Pembahasan:
mencapai titik Kamajaya, dkk., 2016) Diket: 60 m.s-1
terjauh pada A. 4 sekon 30
gerak parabola B. 6 sekon 10 m.s-2
C. 8 sekon Ditanya: . . .?
D. 10 sekon
Jawab:
E. 12 sekon
Rumus waktu untuk
mencapai titik terjauh:
162

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor

( )

6. Mengaplikasikan Peluru ditembakkan dengan kecepatan 60 m.s-1 dan sudut elevasi Kunci Jawaban: C 10
persamaan 30 . Jika 10 m.s-2, kecepatan peluru setelah bergerak 2 sekon
kecepatan pada adalah … (Ketut Kamajaya, dkk., 2016) Pembahasan:
gerak parabola A. 10 m.s-1 dan 20 m.s-1 Diket: 60 m.s-1
B. 20 m.s-1 dan 30√ m.s-1 30
C. 30√ m.s-1 dan 10 m.s-1 10 m.s-2
D. 30√ m.s-1 dan 20 m.s-1 2s
E. 60 m.s-1 dan 30 m.s-1 Ditanya: dan …?
Jawab:

( √ )


163

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor

( )( )

( )

7. Mengaplikasikan Seorang pemain sepak bola menendang bola dengan sudut elevasi 60 . Kunci Jawaban: E 10
persamaan jarak Jika bola bergerak dengan kecepatan awal 30 m.s-1, maka jarak
jangkauan pemain yang menerima umpan kiper tersebut mendekati … (Ketut Pembahasan:
terjauh pada Kamajaya, dkk., 2016) Diket: 60
gerak parabola A. 66 m 30 m.s-1
B. 69 m Ditanya: ...?
C. 72 m Jawab:
D. 75 m
E. 78 m

( )

8. Mengaplikasikan Joni melempar batu dengan kecepatan 10 m.s-1 dengan sudut elevasi Kunci Jawaban: B 10
persamaan 30 . Tinggi maksimum yang dicapai batu adalah … ( 10 m.s-2)
ketinggian (Ketut Kamajaya, dkk., 2016) Pembahasan:
164

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


maksimum pada A. 1,0 m Diket: 10 m.s-1
gerak parabola B. 1,25 m 30
C. 2,5 m 10 m.s-2
D. 3,0 m
Ditanya: . . .?
E. 5,0 m
Jawab:

( )
( )

Nilai Akhir =
165

Pertemuan II
Instrumen Tes Tertulis (Kelompok Kontrol dan Eksperimen)
No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor
1. Menemukan Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban: E 50
hubungan Pembahasan:
antara Diket: 45
kecepatan awal
dengan jarak 10 m.s-2
jangkauan pada Panjang parit = 6 m
gerak parabola Farel menyaksikan pertandingan mobil balap dengan melompati Agar mobil pemain dapat
sebuah parit sepanjang 6 m seperti ditunjukkan pada gambar di atas.
Setiap pemain mengeluarkan kecepatan yang berbeda-beda seperti di melewati sebuah parit, maka
bawah ini!
kecepatan yang dikeluarkan
Pembalap Kecepatan Awal (m.s-1)
harus lebih dari 6 meter dan
A 4
B 5 tepat pada bidang miring
C 6 kedua
D 7
E 8
Berdasarkan tabel di atas. Rumusan yang tepat kemungkinan yang Ditanya: …?
akan terjadi saat pemain melakukan loncatan adalah … ( 10 m.s-2)
A. Pembalap A dapat melewati sebuah parit, sehingga memenangkan Jawab:
pertandingan mobil balap.
B. Pembalap B dapat melewati sebuah parit, sehingga memenangkan
pertandingan mobil balap.
C. Pembalap C dapat melewati sebuah parit, sehingga memenangkan
166

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


pertandingan mobil balap. ( )
D. Pembalap D dapat melewati sebuah parit, sehingga memenangkan
pertandingan mobil balap.
E. Pembalap E dapat melewati sebuah parit, sehingga memenangkan
pertandingan mobil balap. √
Maka kecepatan yang
dikeluarkan harus melebihi
7,7 m.s-1 yaitu 8 m.s-1.
2. Menemukan Terdapat lima pembalap motor yang akan melakukan perlombaan. Kunci Jawaban: C 50
hubungan Lintasan yang harus ditempuh ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pembahasan:
antara Diket: 45
kecepatan awal
dengan 10 m.s-2
ketinggian Tinggi tembok penghalang =
maksimum 4m
pada gerak
Agar motor pembalap dapat
parabola Setiap pemain mengeluarkan kecepatan yang berbeda-beda sebagai
berikut: melewati sebuah tembok
-1
Pembalap Kecepatan Awal (m.s ) penghalang, maka kecepatan
Dani 2
Rafi 4 yang dikeluarkan harus lebih
Alex 6 dari 4 meter dan tepat pada
Tomi 8
Zein 10
167

No. Indikator Soal Soal Jawaban Skor


Berdasarkan tabel di atas pembalap yang dapat melewati tembok bidang miring kedua
penghalang adalah …
Ditanya: …?
A. Dani dapat melewati sebuah tembok penghalang, sehingga
memenangkan pertandingan motor balap. Jawab:
B. Alex dapat melewati sebuah tembok penghalang, sehingga
memenangkan pertandingan motor balap.
C. Zein dapat melewati sebuah tembok penghalang, sehingga
memenangkan pertandingan motor balap.
D. Rafi dapat melewati sebuah tembok penghalang, sehingga
memenangkan pertandingan motor balap.
E. Tomi dapat melewati sebuah tembok penghalang, sehingga
( )
memenangkan pertandingan motor balap.

Maka kecepatan yang


dikeluarkan harus melebihi
8,9 m.s-1 yaitu 10 m.s-1.

Nilai Akhir =
168

Lampiran A. 4 LKS Kelompok Kontrol


169

A. Tujuan
3.5.1 Siswa dapat menjelaskan 3 karakteristik gerak parabola setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.1.
3.5.2 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.2.
3.5.3 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.3.
3.5.4 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
tertinggi pada gerak parabola dengan tepat setelah mengamati penjelasan
guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.4.
3.5.5 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
terjauh pada gerak parabola dengan tepat setelah mengamati penjelasan
guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.5.
3.5.6 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan kecepatan pada gerak parabola
dengan tepat setelah mengamati penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS
bagian 3.5.6.
3.5.7 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan jarak jangkauan pada gerak
parabola dengan tepat setelah mengamati penjelasan guru dan berdiskusi
pada LKS bagian 3.5.7.
3.5.8 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan ketinggian maksimum pada
gerak parabola dengan tepat setelah mengamati penjelasan guru dan
berdiskusi pada LKS bagian 3.5.8.
3.5.9 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.9.
3.5.10 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan
ketinggian maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah
mengamati penjelasan guru dan berdiskusi pada LKS bagian 3.5.10.

B. Dasar Teori
Gerak parabola/ gerak peluru merupakan gerak dimensi dua. Lintasan
peluru berbentuk parabola karena dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi.
Percepatan gravitasi bumi memperlambat gerak peluru saat naik dan mempercepat
kembali saat peluru bergerak turun. Dengan demikian, kecepatan searah
170

komponen sumbu Y selalu berubah-ubah (GLBB). Adapun kecepatan pada sumbu


X selalu konstan (GLB).1

Gambar 1. Gerak Parabola


https://www.studiobelajar.com/gerak-parabola/

1. Pada sumbu X berlaku persamaan Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Kecepatan benda dalam arah sumbu-x pada setiap titik.

𝑣𝑥 𝑣 𝜃 (1)
Keterangan
kecepatan pada sumbu-x (m.s-1)
kecepatan awal (m.s-1)

2. Pada sumbu Y berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)


Kecepatan benda dalam arah sumbu-y pada setiap titik.

𝑣𝑦 𝑣 𝜃 𝑔𝑡 (2)
Keterangan
kecepatan pada sumbu-y (m.s-1)
kecepatan awal (m.s-1)
percepatan gravitasi (m.s-2)
waktu (s)

1
Pujianto, dkk., FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam, (Klaten: Intan Pariwara, 2016), h. 98.
171

3. Besar kecepatan pada saat t sekon:

𝑣 √𝑣𝑥 𝑣𝑦 (3)
Keterangan
kecepatan benda pada saat t (m.s-1)
kecepatan benda pada sumbu-x (m.s-1)
kecepatan benda pada sumbu-y (m.s-1)

4. Benda pada saat tinggi tertinggi/ titik puncak (titik C)


Benda ketika mencapai tinggi maksimum, kecepatan pada sumbu-y bernilai
nol ( ).
a. Waktu untuk mencapai titik tertinggi
𝑣 𝜃
𝑡𝑝 (4)
𝑔
Keterangan
= waktu benda untuk titik tertinggi (pada titik C) (s)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )
b. Tinggi maksimum benda

𝑣 𝜃
𝑦𝑚 (5)
𝑔
Keterangan
= ketinggian benda pada saat titik tertinggi (pada titik C) (m)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )

5. Benda pada saat titik terjauh (titik B)


a. Waktu untuk mencapai titik terjauh
𝑣 𝜃
𝑡𝑚 (6)
𝑔
Keterangan
= waktu benda untuk mencapai titik terjauh (pada titik B) (s)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )
b. Jarak terjauh benda pada sumbu-x (titik B)

𝑣 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝑥𝑚 (7)
𝑔
172

Keterangan
= jarak terjauh benda (m)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )

C. Pertanyaan Pendahuluan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut!
1. Apa yang terjadi pada bola jika kita menendang bola ke depan dengan sudut
0?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

2. Apa yang terjadi pada bola jika kita melempar bola ke atas dengan sudut 90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3. Apa yang terjadi pada bola jika kita menendang bola ke depan dengan sudut
30 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

4. Adhi ingin memasukkan bola ke dalam gawang dengan kecepatan awal yang
sama dan sudut elevasi yang berbeda yaitu 30 , 45 , dan 75 seperti pada
gambar.
Pasangan titik mana bola sepak memiliki ketinggian dan jarak jangkauan
terjauh berdasarkan sudut-sudut tersebut? (Titik A, B dan C merupakan titik
terjauh bola sedangkan titik P, Q, dan R merupakan titik tertinggi bola)
173

Gambar 2. Adhi Menendang Bola Sepak ke Gawang


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 3. Dani Melempar Bola Menuju Ring


Dani sedang bermain basket dengan cara melambungkan bola dengan sudut
45 dan kecepatan awal 7 m.s-1 sehingga bola dapat masuk ke ring.
Jika lemparan dilakukan dengan sudut yang sama, apa yang akan terjadi
apabila Dani melempar bola dengan kecepatan 5 m.s-1 dan 10 m.s-1? (Dilihat
dari jarak jangkauan bola dan ketinggian bola)
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
174

………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

D. Hipotesis
Tuliskan kesimpulan sementara sebelum mengamati penjelasan guru!
1. Bagaimana perbedaan lintasan benda saat diberikan sudut awal 0 , 30 , dan
90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

2. Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3. Hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

4. Hubungan antara kecepatan awal dengan jarak jangkauan benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
175

5. Hubungan antara kecepatan awal dengan ketinggian maksimum benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

E. Pertanyaan Diskusi
Kegiatan I (Mengamati Penjelasan Mengenai Karakteristik Gerak Parabola
pada Arah Horizontal dan Arah Vertikal)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara diskusi bersama
anggota kelompokmu!
3.5.1 Menjelaskan Karakteristik Gerak Parabola
1. Bagaimana perbedaan lintasan benda yang terbentuk saat diberikan sudut 0 ,
30 dan 90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Berdasarkan lintasan gerak parabola yang kalian amati, apa saja karakteristik
dari gerak parabola?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Kegiatan II (Mengamati Penjelasan Mengenai Hubungan antara Sudut


Elevasi dengan Jarak Jangkauan dan Ketinggian Maksimum)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara diskusi bersama
anggota kelompokmu!
3.5.2 Menemukan Hubungan antara Sudut Elevasi dengan Jarak
Jangkauan pada Gerak Parabola
1. Bagaimana hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan benda?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
176

3.5.3 Menemukan Hubungan antara Sudut Elevasi dengan Ketinggian


Maksimum pada Gerak Parabola
1. Bagaimana hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum
benda?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Kegiatan III (Mengaplikasikan Persamaan Gerak Parabola)


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara diskusi bersama
anggota kelompokmu!
3.5.4 Mengaplikasikan Persamaan Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi
pada Gerak Parabola
1. Hitunglah waktu benda untuk mencapai titik tertinggi dengan kecepatan awal
10 m.s-1 pada sudut elevasi 30 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.5 Mengaplikasikan Persamaan Waktu untuk Mencapai Titik Terjauh


pada Gerak Parabola
1. Hitunglah waktu air untuk mencapai titik terjauh dengan kecepatan awal 10
m.s-1 pada sudut elevasi 30 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.6 Mengaplikasikan Persamaan Kecepatan pada Gerak Parabola


1. Hitunglah kecepatan benda setelah 0,4 sekon dengan kecepatan awal 10 m.s-1
pada sudut 30 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
177

3.5.7 Mengaplikasikan Persamaan Jarak Jangkauan pada Gerak Parabola


1. Hitunglah jarak jangkauan benda dengan kecepatan awal 10 m.s-1 pada sudut
elevasi 45 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.8 Mengaplikasikan Persamaan Ketinggian Maksimum pada Gerak


Parabola
1. Hitunglah ketinggian maksimum benda dengan kecepatan awal 10 m.s-1 pada
sudut elevasi 60 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Kegiatan IV (Mengamati Penjelasan Mengenai Hubungan antara Kecepatan


Awal Bola dengan Jarak Jangkauan dan Ketinggian Maksimum)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara diskusi bersama
anggota kelompokmu!
3.5.9 Menemukan Hubungan antara Kecepatan Awal dengan Jarak
Jangkauan pada Gerak Parabola
1. Bagaimana hubungan antara kecepatan awal benda dengan jarak jangkauan
benda?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.10 Menemukan Hubungan antara Kecepatan Awal dengan Ketinggian


Maksimum pada Gerak Parabola
1. Bagaimana hubungan antara kecepatan awal benda dengan ketinggian
maksimum benda?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
178

F. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan hasil diskusi bersama anggota
kelompokmu!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
179
180

Lampiran A. 5 LKS Kelompok Eksperimen


181

B. Tujuan
3.5.1 Siswa dapat menjelaskan 3 karakteristik gerak parabola setelah mengamati
percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 1
pada LKS bagian 3.5.1.
3.5.2 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati percobaan
yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 2 pada LKS
bagian 3.5.2.
3.5.3 Siswa dapat menemukan hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian
maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati
percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.3.
3.5.4 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
tertinggi pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.4.
3.5.5 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan waktu untuk mencapai titik
terjauh pada gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan
diskusi berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.5.
3.5.6 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan kecepatan pada gerak parabola
dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi berdasarkan kegiatan 2
pada LKS bagian 3.5.6.
3.5.7 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan jarak jangkauan pada gerak
parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi berdasarkan
kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.7.
3.5.8 Siswa dapat mengaplikasikan persamaan ketinggian maksimum pada
gerak parabola dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi
berdasarkan kegiatan 2 pada LKS bagian 3.5.8.
3.5.9 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan jarak
jangkauan pada gerak parabola dengan benar setelah mengamati percobaan
yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan kegiatan 4 pada LKS
bagian 3.5.9.
3.5.10 Siswa dapat menemukan hubungan antara kecepatan awal dengan
ketinggian maksimum pada gerak parabola dengan benar setelah
mengamati percobaan yang dilakukan siswa dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan 4 pada LKS bagian 3.5.10.

B. Dasar Teori
Gerak parabola/ gerak peluru merupakan gerak dimensi dua. Lintasan
peluru berbentuk parabola karena dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi.
Percepatan gravitasi bumi memperlambat gerak peluru saat naik dan mempercepat
182

kembali saat peluru bergerak turun. Dengan demikian, kecepatan searah


komponen sumbu Y selalu berubah-ubah (GLBB). Adapun kecepatan pada sumbu
X selalu konstan (GLB).2

Gambar 1. Gerak Parabola


https://www.studiobelajar.com/gerak-parabola/

1. Pada sumbu X berlaku persamaan Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Kecepatan benda dalam arah sumbu-x pada setiap titik.

𝑣𝑥 𝑣 𝜃 (1)
Keterangan
kecepatan pada sumbu-x (m.s-1)
kecepatan awal (m.s-1)

2. Pada sumbu Y berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)


Kecepatan benda dalam arah sumbu-y pada setiap titik.

𝑣𝑦 𝑣 𝜃 𝑔𝑡 (2)

Keterangan
kecepatan pada sumbu-y (m.s-1)
kecepatan awal (m.s-1)
percepatan gravitasi (m.s-2)
waktu (s)

2
Pujianto, dkk., FISIKA untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam, (Klaten: Intan Pariwara, 2016), h. 98.
183

3. Besar kecepatan pada saat t sekon:

𝑣 √𝑣𝑥 𝑣𝑦 (3)
Keterangan
kecepatan benda pada saat t (m.s-1)
kecepatan benda pada sumbu-x (m.s-1)
kecepatan benda pada sumbu-y (m.s-1)

4. Benda pada saat tinggi tertinggi/ titik puncak (titik C)


Benda ketika mencapai tinggi maksimum, kecepatan pada sumbu-y bernilai
nol ( ).
a. Waktu untuk mencapai titik tertinggi
𝑣 𝜃
𝑡𝑝 (4)
𝑔
Keterangan
= waktu benda untuk titik tertinggi (pada titik C) (s)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )
b. Tinggi maksimum benda

𝑣 𝜃
𝑦𝑚 (5)
𝑔
Keterangan
= ketinggian benda pada saat titik tertinggi (pada titik C) (m)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )

5. Benda pada saat titik terjauh (titik B)


a. Waktu untuk mencapai titik terjauh
𝑣 𝜃
𝑡𝑚 (6)
𝑔
Keterangan
= waktu benda untuk mencapai titik terjauh (pada titik B) (s)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )
184

b. Jarak terjauh benda pada sumbu-x (titik B)

𝑣 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝑥𝑚 (7)
𝑔
Keterangan
= jarak terjauh benda (m)
= kecepatan awal benda (m.s-1)
= percepatan gravitasi (m.s-2)
= sudut elevasi ( )

C. Alat dan Bahan

Gambar 2. Rangkaian Alat Peraga Gerak Parabola

Tabel 1. Alat dan Bahan Alat Peraga Gerak Parabola


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Wadah kaca 1
2. Busur derajat 1
3. Meja lintasan air 1
4. Sirkulator pompa air 1
5. Keran 1
6. Selang air 1
7. Penggaris 1
8. Air Secukupnya
185

D. Pertanyaan Pendahuluan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut!
1. Apa yang terjadi pada bola jika kita menendang bola ke depan dengan sudut
0?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

2. Apa yang terjadi pada bola jika kita melempar bola ke atas dengan sudut 90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3. Apa yang terjadi pada bola jika kita menendang bola ke depan dengan sudut
30 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

4. Adhi ingin memasukkan bola ke dalam gawang dengan kecepatan awal yang
sama dan sudut elevasi yang berbeda yaitu 30 , 45 , dan 75 seperti pada
gambar.
Pasangan titik mana bola sepak memiliki ketinggian dan jarak jangkauan
terjauh berdasarkan sudut-sudut tersebut? (Titik A, B dan C merupakan titik
terjauh bola sedangkan titik P, Q, dan R merupakan titik tertinggi bola)

Gambar 3. Pemain Sepak Bola


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
186

………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 4. Pemain Basket Melempar Bola Menuju Ring


Dani sedang bermain basket dengan cara melambungkan bola dengan sudut
45 dan kecepatan awal 7 m.s-1 sehingga bola dapat masuk ke ring.
Jika lemparan dilakukan dengan sudut yang sama, apa yang akan terjadi
apabila Dani melempar bola dengan kecepatan 5 m.s-1 dan 10 m.s-1? (Dilihat
dari jarak jangkauan bola dan ketinggian bola)
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
187

E. Hipotesis
Tuliskan kesimpulan sementara sebelum melakukan percobaan berdasarkan
pertanyaan di atas!
1. Bagaimana perbedaan lintasan benda saat diberikan sudut awal 0 , 30 , dan
90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

2. Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3. Hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

4. Hubungan antara kecepatan awal dengan jarak jangkauan benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

5. Hubungan antara kecepatan awal dengan ketinggian maksimum benda


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
188

F. Prosedur dan Data


Berdasarkan jawaban hipotesis di atas untuk membuktikan jawaban
tersebut, anda dapat melakukan percobaan berikut.
Kegiatan I (Mendemonstrasikan Karakteristik Gerak Parabola pada Arah
Horizontal dan Arah Vertikal)
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan berdasarkan tabel 1.
2. Susunlah rangkaian alat peraga sesuai dengan gambar 2.
3. Isi tempat penampungan dengan air berdasarkan volume tertentu.
4. Hidupkan pompa sirkulasi air sehingga air mengalir dari tempat
penampungan menuju ujung selang.
5. Buka keran ke tanda pertama.
6. Atur ujung selang agar membentuk sudut 0 , 30 , dan 90 terhadap meja
lintasan.
7. Amati lintasan air yang terbentuk.
Setelah melakukan demonstrasi, jawablah pertanyaan dibawah ini
berdasarkan percobaan di atas.
3.5.1 Menjelaskan Karakteristik Gerak Parabola
1. Berdasarkan demonstrasi yang dilakukan, bagaimana perbedaan lintasan air
yang terbentuk saat selang diberikan sudut 0 , 30 dan 90 ?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Berdasarkan lintasan gerak parabola yang kalian amati, apa saja karakteristik
dari gerak parabola?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Kegiatan II (Mendemonstrasikan Hubungan antara Sudut Elevasi dengan


Jarak Jangkauan dan Ketinggian Maksimum)
1. Atur ujung selang berdasarkan sudut elevasi pada tabel 2.
2. Gambarkan lintasan gerak parabola yang terbentuk pada dinding kaca.
3. Ukur jarak jangkauan air pada gambar lintasan gerak parabola dengan
menggunakan penggaris.
4. Ukur ketinggian maksimum air pada gambar lintasan gerak parabola dengan
menggunakan penggaris.
189

5. Catat hasil pengukuran jarak jangkauan dan ketinggian maksimum yang


diperoleh pada tabel 2.

Kecepatan awal aliran air = 1,7 m.s-1


Tabel 2. Hubungan antara Sudut Elevasi dengan Jarak Jangkauan dan Ketinggian
Maksimum (Keran Terbuka di Tanda Pertama)
Ketinggian
Sudut elevasi Jarak jangkauan
No. maksimum
() (m)
(m)
1. 30
2. 45
3. 60

Setelah melakukan demonstrasi, jawablah pertanyaan dibawah ini


berdasarkan data percobaan di atas.
3.5.2 Menemukan Hubungan antara Sudut Elevasi dengan Jarak
Jangkauan pada Gerak Parabola
1. Berdasarkan demonstrasi yang dilakukan, bagaimana hubungan antara sudut
elevasi dengan jarak jangkauan air?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Buatlah grafik hubungan antara sudut elevasi dengan jarak jangkauan air!
𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 ( )

O 𝜃( )
30 45 60

3.5.3 Menemukan Hubungan antara Sudut Elevasi dengan Ketinggian


Maksimum pada Gerak Parabola
1. Berdasarkan demonstrasi yang dilakukan, bagaimana hubungan antara sudut
elevasi dengan ketinggian maksimum air?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
190

2. Buatlah grafik hubungan antara sudut elevasi dengan ketinggian maksimum


air!
𝑦𝑚𝑎𝑘𝑠 ( )

𝜃( )
O 30 45 60

Kegiatan III (Mengaplikasikan Persamaan Gerak Parabola Berdasarkan


Kegiatan II)
3.5.4 Mengaplikasikan Persamaan Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi
pada Gerak Parabola
1. Hitunglah waktu air untuk mencapai titik tertinggi pada sudut elevasi 30 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.5 Mengaplikasikan Persamaan Waktu untuk Mencapai Titik Terjauh


pada Gerak Parabola
1. Hitunglah waktu air untuk mencapai titik terjauh pada sudut elevasi 30 !
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.6 Mengaplikasikan Persamaan Kecepatan pada Gerak Parabola


1. Hitunglah kecepatan aliran air setelah air mencapai di titik tertinggi pada
sudut 30 ! Gunakan data waktu pada soal indikator 3.5.4!
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
191

………………………………………………………………………………….

3.5.7 Mengaplikasikan Persamaan Jarak Jangkauan pada Gerak Parabola


1. Hitunglah jarak jangkauan air pada sudut elevasi 45 . Bandingkan hasil
perhitungan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan!
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3.5.8 Mengaplikasikan Persamaan Ketinggian Maksimum pada Gerak


Parabola
1. Hitunglah ketinggian maksimum air pada sudut elevasi 60 . Bandingkan hasil
perhitungan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan!
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Kegiatan IV (Mendemonstrasikan Hubungan antara Kecepatan Aliran Air


dengan Jarak Jangkauan dan Ketinggian Maksimum)
1. Ulangi langkah-langkah dalam kegiatan II dengan membuka keran ke tanda
kedua.
2. Catat hasil pengukuran jarak terjauh dan ketinggian maksimum yang
diperoleh pada tabel 3.
3. Bandingkan data yang diperoleh antara tabel 2 dan tabel 3.

Kecepatan awal aliran air = 2,3 m.s-1


Tabel 3. Hubungan antara Kecepatan Awal Aliran Air dengan Jarak Jangkauan
dan Ketinggian Maksimum (Keran Terbuka di Tanda Kedua)
Ketinggian
Sudut elevasi Jarak terjauh
No. maksimum
() (m)
(m)
1. 30
2. 45
3. 60
192

Setelah melakukan demonstrasi, jawablah pertanyaan dibawah ini


berdasarkan data percobaan di atas.
3.5.9 Menemukan Hubungan antara Kecepatan Awal dengan Jarak
Jangkauan pada Gerak Parabola
1. Berdasarkan demonstrasi yang dilakukan, bagaimana hubungan antara
kecepatan awal pada kegiatan II dan III dengan jarak jangkauan air?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Buatlah grafik hubungan antara kecepatan awal pada kegiatan II dan III
dengan jarak jangkauan air pada sudut 45 !
𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 ( )

𝑣 (m.s-1)
O
3.5.10 Menemukan Hubungan antara Kecepatan Awal dengan Ketinggian
Maksimum pada Gerak Parabola
1. Berdasarkan demonstrasi yang dilakukan, bagaimana hubungan antara
kecepatan awal pada kegiatan II dan III dengan ketinggian maksimum air?
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Buatlah grafik hubungan antara kecepatan awal pada kegiatan II dan III
dengan ketinggian maksimum air pada sudut 60 !
𝑦𝑚𝑎𝑘𝑠 ( )

𝑣 (m.s-1)
O
193

G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan yang telah anda
lakukan!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
194
195

LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Analisis Validasi Ahli Materi
b. Analisis Validasi Ahli Konstruk
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa
d. Uji Validasi Butir Soal
e. Uji Reliabilitas Instrumen
f. Uji Daya Beda
g. Uji Taraf Kesukaran
h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
4. Instrumen Tes yang Digunakan
5. Instrumen Nontes
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
b. Instrumen Nontes (Angket)
6. Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes
7. Lembar Validasi Ahli Materi
8. Lembar Validasi Ahli Konstruk
9. Lembar Validasi Ahli Bahasa
10. Angket Gaya Belajar VARK
11. Lembar Validasi Ahli Media Pembelajaran
12. Analisis Validasi Ahli Media Pembelajaran
13. Lembar Validasi Ahli Materi Fisika
14. Analisis Validasi Ahli Materi Fisika
15. Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
16. Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
196

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


Kata Kerja Nomor Soal
Aspek Kognitif Jumlah
No. Konsep Operasional Indikator Soal
Soal
(KKO) C2 C3 C4
1. Mencirikan Mencirikan karakteristik gerak parabola. 1 1
Karakteristik gerak
Mengategorikan besaran dalam gerak
2. parabola Mengategorikan 2 1
parabola yang bernilai konstan.
Hubungan sudut Menganalisis sudut yang harus diberikan
3. Menganalisis 3 1
terhadap jarak agar bola masuk ke dalam ring.
jangkauan pada Menganalisis jarak jangkauan bola
4. Menganalisis 4 1
gerak parabola dengan sudut yang berbeda.
Mengkorelasikan hubungan antara sudut
5. Hubungan sudut Mengkorelasikan 5 1
dengan ketinggian pada gerak parabola.
terhadap ketinggian
Menyimpulkan pernyataan yang benar
maksimum pada
6. Menyimpulkan terkait hasil pengamatan pada alat peraga 6 1
gerak parabola
gerak parabola.
Hubungan Menganalisis titik terjauh benda jika
7. Menganalisis 7 1
kecepatan awal diberikan kecepatan awal yang berbeda.
terhadap jarak Memilih rancangan alat yang memenuhi
8. jangkauan pada Memilih kriteria perlombaan agar menempuh jarak 8 1
gerak parabola sasaran yang tepat.
Hubungan Memilih pasangan data yang tepat
9. kecepatan awal Memilih mengenai hubungan antara kecepatan 9 1
terhadap ketinggian awal dengan ketinggian maksimum.
maksimum pada Menyimpulkan pernyataan yang tepat
10. Menyimpulkan 10 1
gerak parabola dari perbedaan tendangan setiap pemain.
Menerapkan Menghitung kecepatan peluru pada waktu
11. Menghitung 11 1
persamaan tertentu.
197

Kata Kerja Nomor Soal


Aspek Kognitif Jumlah
No. Konsep Operasional Indikator Soal
Soal
(KKO) C2 C3 C4
kecepatan pada
gerak parabola
Menerapkan
persamaan jarak Menghitung jarak maksimum yang
12. Menghitung 12 1
jangkauan pada ditempuh peluru.
gerak parabola
Menerapkan
persamaan
13. ketinggian Menghitung Menghitung ketinggian maksimum bola. 13 1
maksimum pada
gerak parabola
Menerapkan
persamaan waktu
Menghitung waktu yang diperlukan kok
14. untuk mencapai Menghitung 14 1
untuk mencapai titik tertinggi.
titik tertinggi pada
gerak parabola
Menerapkan
persamaan waktu
Menghitung waktu yang diperlukan kok
15. untuk mencapai Menghitung 15 1
untuk mencapai titik terjauh.
titik terjauh pada
gerak parabola
Jumlah 2 5 8 15
Persentase 13% 33% 54% 100%
198

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian


Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
1. Menjelaskan Menafsirk Mencirik Disajikan Untuk soal nomor (1) dan (2)! Kunci Jawaban: C C2
karakteristik an an sebuah Anton menendang bola membentuk lintasan
gerak gambar parabola seperti gambar di bawah ini. Pembahasan:
parabola. lintasan y Ciri-ciri gerak
parabola. C parabola yaitu:
Siswa B D 1. Perpaduan
dapat 𝒗𝟎 antara GLB dan
mencirika ymaks GLBB.
A E
n gerak θ 2. Tidak
parabola xmaks x dipengaruhi
berdasarka percepatan
Dengan komponen kecepatan pada setiap titik yang
n gambar gravitasi pada
tersaji pada tabel berikut.
yang sumbu x.
tersedia. Kecepatan 3. Dipengaruhi
Titik
Sumbu x (vx) Sumbu y (vx) percepatan
A 5,00 8,70 gravitasi pada
B 5,00 4,35 sumbu y.
C 5,00 0 4. Memiliki
D 5,00 4,35 kecepatan awal.
E 5,00 8,70 5. Gerak dua
dimensi yang
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! lintasannya
(1) Memiliki lintasan melengkung melengkung.
199

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
(2) Tanpa kecepatan awal
(3) Karakteristik pada sumbu x yaitu GLB dan pada
sumbu y yaitu GLBB
(4) Dipengaruhi percepatan gravitasi pada sumbu x
(5) Dipengaruhi percepatan gravitasi pada sumbu y
Ciri-ciri gerak parabola berdasarkan gambar dan
tabel di atas ditunjukkan oleh nomor …
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (2), dan (5)
C. (1), (3), dan (5) (*)
D. (2), (3), dan (4)
E. (3), (4), dan (5)
2. Mengklasi Mengate Disajikan Besaran fisis yang terkait gerak lintasan parabola Kunci Jawaban: B C2
fikasikan gorikan sebuah antara lain:
gambar (1) Jarak pada arah horizontal dan vertikal Pembahasan:
lintasan (2) Percepatan gravitasi 1. Besaran jarak
parabola. (3) Komponen kecepatan pada arah horizontal dan waktu
Siswa (4) Komponen kecepatan pada arah vertikal tidaklah konstan
dapat (5) Waktu karena dapat
mengatego Besaran yang tetap (konstan) adalah … berubah jika
rikan A. (1) dan (2) sudut elevasi
besaran B. (2) dan (3) (*) atau kecepatan
gerak C. (2) dan (4) awal yang
parabola D. (2) dan (5) diberikan
200

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
yang E. (3) dan (4) diubah.
bersifat 2. Percepatan
konstan. gravitasi
bernilai konstan
yaitu 9,8 m.s-2
atau 10 m.s-2.
3. Komponen
kecepatan arah
horizontal
bernilai konstan
pada titik
manapun karena
kecepatan pada
arah horizontal
(sumbu x) tidak
dipengaruhi
percepatan
gravitasi.
4. Komponen
kecepatan arah
vertikal tidak
konstan karena
kecepatan pada
arah vertikal
201

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
(sumbu y)
dipengaruhi
percepatan
gravitasi.
3. Menemukan Mengatrib Mengana Disajikan Perhatikan gambar di bawah ini! Kunci Jawaban : D C4
hubungan usikan lisis sebuah
antara sudut gambar 𝒗 Pembahasan:
elevasi dan kasus Untuk 30
30o
dengan jarak seorang x
jangkauan yang
pada gerak sedang ( )
parabola. berlatih
melempar
bola
basket ke Mario berlatih melempar bola basket ke dalam ring
dalam dengan kecepatan awal v dan jarak antara Mario ( √ )
ring. dengan ring adalah x. Mario melempar bola dengan
Siswa sudut 30o (sin 30 = 0,5; sin 60 = 0,87; sin 120 = ( )
dapat 0,87) dan bola berhasil masuk ke dalam ring. Jika
menganali Mario ingin memasukkan bola ke dalam ring Agar dapat
sis cara dengan jarak yang sama tetapi sudut yang berbeda, menjangkau jarak
melempar maka cara melempar yang harus dilakukan Mario yang sama maka
bola yang adalah … (Ali Fikri Abdillah, 2018) sudut yang harus
harus A. Mario harus melakukan lemparan dengan diberikan yaitu
202

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
dilakukan setengah dari kecepatan sebelumnya dengan
agar bola sudut 15o agar bola dapat mencapai ring.
masuk ke B. Mario harus melakukan lemparan dengan
dalam ring kecepatan yang sama dengan sudut 15o agar
dengan bola tidak melambung ke atas.
jarak yang C. Mario harus melakukan lemparan dengan
sama dan kecepatan dua kali lipat dari sebelumnya
sudut yang dengan sudut 15o agar bola melambung lebih
berbeda. singkat.
D. Mario harus melakukan lemparan dengan
kecepatan yang sama dengan sudut 60o agar
bola dapat mencapai ring. (*)
E. Mario harus melakukan lemparan dengan
kecepatan dua kali dari sebelumnya dengan
sudut 60o agar bola dapat mencapai ring.
4. Membeda Mengana Disajikan Egi berlatih menendang bola pada jarak 5 meter Kunci Jawaban : E C4
kan lisis sebuah sebanyak tiga kali tendangan (I, II, dan III) dengan
kasus dan kecepatan awal ( ) sama 7 m.s-1 dan sudut elevasi Pembahasan:
gambar yang berbeda (sin 60 = 0,87; sin 90 = 1; sin 150 Tendangan I
seorang = 0,5) seperti terlihat pada gambar di bawah ini. (g
yang = 9,8 m.s-2)
menendan Ten Sudut Kemungkinan yang akan
g bola dan elevasi terjadi ( )
dengan gan ( ) (meter)
203

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
kecepatan a
yang sama b
c e
dan sudut I 30o d
yang
2,5 4,3 5
berbeda. Tendangan II
5m
Siswa
dapat e
a
menganali d
b
sis II 45o c ( )
pasangan 2,5 4,3 5
sudut dan 5m
gambar
lintasan e
a
yang tepat.
d b
III 75o c
Tendangan III
2,5 4,3 5
5m

Pasangan nilai sudut dan gambar lintasan yang


paling tepat adalah ... (Ali Fikri Abdillah, 2018) ( )
30o 45o 75o
A. a b c
B. a d e
C. b b c
204

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
D. b a c
E. c d e (*)
5. Menemukan Mengatrib Mengkor Disajikan Ari menyaksikan turnamen hoki. Setiap pemain Kunci Jawaban: E C4
hubungan usikan elasikan sebuah yang berbeda melakukan beragam pukulan seperti
antara sudut kasus dan pada tabel berikut: Pembahasan:
elevasi gambar Semakin sudut
dengan pemain Sudut diperbesar akan
Pemain Gambar
ketinggian hoki yang ( ) menghasilkan
maksimum melakukan ketinggian hasil
pada gerak beragam A 20 o pukulan semakin
𝜽
parabola. pukulan. tinggi, karena
Siswa besarnya sudut
dapat elevasi berbanding
mengkorel B 45o lurus dengan
asikan 𝜽 ketinggian.
hubungan
yang tepat
antara
sudut dan C 60o
𝜽
ketinggian
.

D 75o
𝜽
205

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)

Hubungan antara sudut dan ketinggian yang tepat


saat pemain hoki melakukan pukulan adalah … (Ali
Fikri Abdillah, 2018)
A. semakin kecil sudutnya, semakin besar
ketinggian yang dihasilkan karena besarnya
sudut elevasi berbanding terbalik dengan
ketinggian.
B. semakin kecil sudutnya, semakin besar
ketinggian yang dihasilkan karena besarnya
sudut elevasi berbanding lurus dengan
ketinggian.
C. semakin besar sudutnya, semakin kecil
ketinggian yang dihasilkan karena besarnya
sudut elevasi berbanding terbalik dengan
ketinggian.
D. semakin besar sudutnya, semakin besar pula
ketinggian yang dihasilkan karena besarnya
sudut elevasi berbanding terbalik dengan
ketinggian.
E. semakin besar sudutnya, semakin besar pula
ketinggian yang dihasilkan karena besarnya
sudut elevasi berbanding lurus dengan
ketinggian. (*)
206

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
6. Mengorga Menyim Disajikan Lala dan Lili melakukan pengamatan percobaan alat Kunci Jawaban: D C4
nisasi pulkan sebuah peraga gerak parabola dengan kecepatan awal ( )
kasus dan yang sama. Sehingga diperoleh data seperti pada Pembahasan:
tabel hasil tabel di bawah ini. Jika sudut elevasi
percobaan Kecepatan Sudut Titik Tertinggi diperbesar maka
dengan Awal ( ) Elevasi ( ) (cm) ketinggian
mengguna 15o 7,50 maksimum akan
kan alat o bertambah.
30 31,25
peraga o Begitupun
37 45,00
gerak 5 m.s-1 o sebaliknya, jika
45 62,50
parabola. 53o 80,00 sudut elevasi
Siswa 60 o
93,75 diperkecil maka
dapat Berdasarkan data percobaan di atas, kesimpulan ketinggian
menyimpu yang tepat adalah … (Ali Fikri Abdillah, 2018) maksimum akan
lkan A. sudut elevasi tidak mempengaruhi ketinggian berkurang.
hubungan maksimum bola
antara B. sudut elevasi berbanding terbalik dengan
sudut ketinggian maksimum bola
elevasi C. sudut elevasi diperbesar, ketinggian maksimum
dengan berkurang
ketinggian D. sudut elevasi diperbesar, jarak bola dengan
maksimu permukaan tanah bertambah ketika bola berada
m pada di ketinggian maksimum (*)
gerak E. sudut elevasi diperbesar, jarak bola dengan
207

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
parabola. permukaan tanah berkurang ketika bola berada
di ketinggian maksimum
7. Menemukan Mengorga Mengana Disajikan Amati pukulan pegolf di bawah ini! Kunci Jawaban: E C4
hubungan nisasi lisis sebuah
antara gambar, 𝒗𝟎 Pembahasan:
kecepatan kasus, dan Diket: 45
awal dengan tabel 45o 10 m Jawab:
jarak seorang Untuk 6 m.s-1
Pegolf memukul bola dengan sudut elevasi 45 ,
jangkauan pegolf
sehingga menghasilkan titik terjauh seperti pada
pada gerak yang
gambar. Jika pegolf memukul bola dengan sudut
parabola. memukul ( )
elevasi yang sama dan kecepatan awal yang
bola
berbeda seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
dengan
sudut Kecepa
elevasi No tan Gambar Jarak Pukulan Pegolf
dan Awal
kecepatan Untuk 8 m.s-1
awal
tertentu. 1. 6 m.s-1 𝒗𝟎
Siswa 𝜽
dapat ( )
1,8 m
menganali
sis titik
terjauh
208

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
yang tepat
sesuai 𝒗𝟎 Untuk 12 m.s-
1
dengan
-1
sudut 2. 8 m.s 𝜽
elevasi 6,4 m
dan ( )
kecepatan
awal yang 𝒗𝟎
dberikan.
3. 12 m.s-1
𝜽
7,2 m Untuk 14 m.s-
1
𝒗𝟎
-1
4. 14 m.s
𝜽 19,6 m
( )

Berdasarkan tabel tersebut, analisismu terhadap titik


terjauh yang tepat adalah ... (Ali Fikri Abdillah,
2018)
A. 1 dan 2 karena semakin besar kecepatan awal
yang diberikan, semakin jauh jarak Sehingga semakin
jangkauannya. besar kecepatan
awal yang
209

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
B. 1 dan 3 karena semakin besar kecepatan awal diberikan maka
yang diberikan, semakin dekat jarak semakin jauh jarak
jangkauannya. jangkauannya
C. 1 dan 4 karena semakin besar kecepatan awal
yang diberikan, semakin dekat jarak
jangkauannya.
D. 2 dan 3 karena semakin besar kecepatan awal
yang diberikan, semakin jauh jarak
jangkauannya.
E. 2 dan 4 karena semakin besar kecepatan awal
yang diberikan, semakin jauh jarak
jangkauannya. (*)
8. Membeda Memilih Disajikan Tim Garuda akan mengikuti kompetisi roket air Kunci Jawaban: B C4
kan sebuah Nasional. Di bawah ini terdapat kriteria minimum
kasus dan roket air yang diterapkan panitia. Pembahasan:
tabel Sudut Diket: 70
mengenai Alat Elevasi
Kecepatan Awal Ditanya: … ?
kriteria (m.s-1) 6m
( o)
minimum Jawab:
roket air A 5
perlombaa
roket air B 10
n roket air
roket air C 70 15
yang telah ( )
roket air D 20
ditentukan
. Siswa roket air E 25
210

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
dapat Rancangan alat yang dapat memenuhi kriteria ( )
memilih perlombaan agar dapat menempuh jarak sasaran 6
rancangan m adalah … (sin 140 = 0,6) (Ali Fikri Abdillah,
alat yang 2018) √
memenuhi A. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan
kriteria awal pada roket A
perlombaa B. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan
Agar roket air yang
n agar awal pada roket B (*) dibuat dapat
menempu C. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan
mencapai jarak
h jarak awal pada roket C sasaran 6 m dengan
sasaran D. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan
sudut 70 maka
yang tepat. awal pada roket D kecepatan awal
E. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan
yang diberikan
awal pada roket E harus sebesar 10
m.s-1 (spesifikasi
kecepatan awal
pada roket B)
9. Menemukan Membeda Memilih Disajikan Sebuah percobaan gerak peluru dengan sudut Kunci Jawaban: D C4
hubungan kan sebuah elevasi yang sama dan kecepatan awal berubah-
antara tabel hasil ubah menghasilkan data ketinggian maksimum Pembahasan:
kecepatan percobaan seperti tertera pada tabel. Kecepatan
awal dengan dengan Kecepatan Ketinggian berbanding lurus
No.
ketinggian sudut awal maksimum dengan ketinggian.
maksimum elevasi 1. Semakin besar
211

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
pada gerak yang 2. kecepatan maka
parabola. konstan 3. semakin besar
dan 4. ketinggiannya.
kecepatan 5. Begitupun
awal yang Berdasarkan informasi tersebut data yang tepat sebaliknya semakin
berubah- ditunjukkan oleh nomor … kecil kecepatan
ubah. A. 1 maka semakin kecil
Siswa B. 2 ketinggiannya.
dapat C. 3
memilih D. 4 (*)
pasangan E. 5
data yang
tepat
mengenai
hubungan
antara
kecepatan
awal
dengan
ketinggian
maksimu
m.
10. Mengatrib Menyim Disajikan Pemain timnas U-16 sedang berlatih sepak bola. Kunci Jawaban: E C4
usikan pulkan sebuah Setiap pemain menendang bola dengan sudut
212

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
kasus dan elevasi yang sama dan kecepatan awal yang Pembahasan:
tabel berbeda seperti pada tabel berikut: Semakin besar
mengenai Sudut kecepatan awal
Nama Kecepatan
data Elevasi yang diberikan
Pemain Awal (m.s-1)
pemain ( ) maka ketinggian
timnas U- Bagas 3 maksimum bola
16 yang Bagus 4 akan bertambah.
menendan 30 Begitupun
Mulyadi 5
g bola Supriadi 6 sebaliknya,
dengan Berdasarkan informasi di atas, kesimpulan yang semakin kecil
sudut tepat adalah … kecepatan awal
elevasi A. Bagas menendang bola lebih tinggi yang diberikan
yang sama dibandingkan Mulyadi maka ketinggian
dan B. Bagus menendang bola lebih tinggi maksimum bola
kecepatan dibandingkan Supriadi akan berkurang.
awal yang C. Mulyadi menendang bola lebih tinggi
berbeda. dibandingkan Supriadi
Siswa D. tendangan Bagas paling tinggi di antara lainnya
dapat E. tendangan Supriadi paling tinggi di antara
menyimpu lainnya (*)
lkan
pernyataan
yang tepat
dari
213

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
perbedaan
tendangan
setiap
pemain.
11. Mengaplikasi Mengimpl Menghit Disajikan Peluru ditembakkan dengan lintasan seperti gambar Kunci Jawaban: C C3
kan ementasik ung sebuah di bawah ini! (g = 10 m.s-2) Pembahasan:
persamaan an kasus dan y Diket : 15 m.s-
1
kecepatan gambar
pada gerak peluru 𝟏
𝒗𝟎 𝟏𝟓 𝐦 𝒔 37
parabola yang t = 0,4 s
menempu g = 10 m.s-2
h lintasan Ditanya : v saat t =
parabola 𝟑𝟕 0,4 s?
x
dengan Jawab:
sudut
elevasi Diketahui nilai sin 37° = 0,6 dan cos 37° = 0, 8.
dan Kecepatan peluru setelah 0,4 s adalah … ( )
kecepatan A. 5 m.s-1
awal B. 12 m.s-1
tertentu. C. 13 m.s-1 (*)
Siswa D. 15 m.s-1
E. 20 m.s-1 ( )
dapat ( )
menghitun
g
214

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
kecepatan
peluru
pada √( ) ( )
waktu √( ) ( )
tertentu.


12. Mengaplikasi Mengimpl Menghit Disajikan Sebuah meriam menembakkan peluru dengan sudut Kunci Jawaban: B C3
kan ementasik ung sebuah elevasi seperti gambar. (g = 10 m.s-2 )
persamaan an kasus dan Pembahasan:
jarak terjauh gambar Diket: 30 m.s-
1
pada gerak sebuah
parabola meriam 45
yang g = 10 m.s-2
menembak Ditanya: …?
kan peluru Jawab:
dengan Jika pengaruh gesekan dengan udara diabaikan,
sudut maka jarak maksimum peluru adalah … (UN 2015)
elevasi A. 80 m
dan B. 90 m (*)
kecepatan C. 120 m
D. 140 m ( )
awal
tertentu. E. 160 m
Siswa
dapat
215

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
menghitun
g jarak
maksimu
m peluru
13. Mengaplikasi Mengimpl Menghit Disajikan Sebuah bola ditendang dengan lintasan parabola Kunci Jawaban: C C3
kan ementasik ung sebuah seperti gambar di bawah ini (g = 10 m.s-2)
persamaan an kasus dan y Pembahasan:
ketinggian gambar Diket: 20 √
𝒗𝟎 𝟐𝟎 √𝟐 𝐦 𝒔 𝟏
maksimum sebuah m.s-1
pada gerak bola yang 45
parabola ditendang 10 m.s-2
membentu ymaks
Ditanya: …?
k lintasan 𝟒𝟓
Jawab:
parabola. x
Siswa
dapat Tinggi maksimum (ymaks) bola adalah … (UN 2015)
menghitun A. 10 m ( √ )
g B. 10 √ m ( )
ketinggian C. 20 m (*)
maksimu ( √ )
D. 20 √ m
m bola.
E. 40 m
( )
216

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
14. Mengaplikasi Mengimpl Menghit Disajikan Untuk soal nomor (14) dan (15)! Kunci Jawaban: B C3
kan ementasik ung sebuah Pemain bulu tangkis melakukan pukulan underhand
persamaan an kasus dan sehingga kok membentuk lintasan parabola seperti Pembahasan:
waktu untuk gambar gambar di bawah ini. Diket: 25 m.s-
1
mencapai pemain
titik tertinggi bulu 37
pada gerak tangkis
𝒗𝟎 25 m.s-1
g = 10 m.s-2
parabola yang Ditanya: …?
melakukan Jawab:
pukulan
underhand
sehingga
kok
membentu
k lintasan
parabola. Waktu yang diperlukan kok untuk mencapai titik
Siswa tertinggi adalah …
dapat A. 1,0 sekon
menghitun B. 1,5 sekon (*)
g waktu C. 2,0 sekon
yang D. 2,5 sekon
diperlukan E. 3,0 sekon
kok untuk
mencapai
217

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
titik
tertinggi.
15. Mengaplikasi Mengekse Menghit Disajikan Waktu yang diperlukan kok untuk mencapai titik Kunci Jawaban: B C3
kan kusi ung sebuah terjauh adalah …
persamaan kasus dan A. 2 sekon Pembahasan:
waktu untuk gambar B. 3 sekon (*) Diket: 25 m.s-
1
mencapai pemain C. 4 sekon
titik terjauh bulu D. 5 sekon 37
pada gerak tangkis E. 6 sekon g = 10 m.s-2
parabola yang Ditanya: …?
melakukan Jawab:
pukulan
underhand ( )
sehingga
kok
membentu
k lintasan
parabola.
Siswa
dapat
menghitun
g waktu
yang
diperlukan
218

Kata
Indikator
Indikator Kerja
Hasil Indikator Ranah
No. Pencapaian Operasi Soal Pembahasan
Belajar Soal Kognitif
Kompetensi onal
Kognitif
(KKO)
kok untuk
mencapai
titik
terjauh.
219

Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes


a. Analisis Validasi Ahli Materi
Validator
Nilai CVR Rata-
Nomor Anugrah Elvan Drs. Hasian Edi Sanjaya, Taufiq Al Ai Nurlaela,
rata
Soal Azhar, M.Si Yuniarti, M.Si Pohan, M.Si M.Si Farizi, M.Pfis M.Si
CVR
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 15
CVI 1
Sangat
Kategori
Sesuai
220

b. Analisis Validasi Ahli Konstruk


221

c. Analisis Validasi Ahli Bahasa


Validator
Dra.
Neneng Nilai CVR Rata-
Nomor Mahmudah Dr. Elvi Siti Rukiah, Dr. Nuryani,
Nurjanah, rata
Soal Fitriyah ZA., Susanti, M.Pd M.Pd S.Pd., M.A.
M.Hum CVR
M.Pd
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 1 1 0.9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 1 1 0.9
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 1 1 0.9
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 1 0.9
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 14.6
CVI 0.97
Sangat
Kategori
Sesuai
222

d. Uji Validasi Butir Soal


Jumlah Subyek= 53
Butir Soal = 15
Nama berkas : D:\SARI\SKRIPSI\PENELITIAN\VALIDASI SISWA.ANA

No Butir Korelasi Signifikansi


1 0.597 Signifikan
2 0.482 Signifikan
3 0.249 -
4 0.566 Signifikan
5 0.483 Signifikan
6 0.520 Signifikan
7 0.638 Sangat Signifikan
8 0.621 Sangat Signifikan
9 0.522 Signifikan
10 0.609 Sangat Signifikan
11 0.553 Signifikan
12 0.598 Signifikan
13 0.539 Signifikan
14 0.534 Signifikan
15 0.531 Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:


df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
223

e. Uji Reliabilitas Instrumen


Rata2 = 9.45
Simpang Baku = 3.69
KorelasiXY = 0.70
Reliabilitas Tes = 0.82
Nama berkas : D:\SARI\SKRIPSI\PENELITIAN\VALIDASI SISWA.ANA

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total


1 R1 4 4 8
2 R2 4 4 8
3 R3 2 5 7
4 R4 1 4 5
5 R5 1 3 4
6 R6 3 3 6
7 R7 3 2 5
8 R8 3 3 6
9 R9 5 4 9
10 R10 2 3 5
11 R11 1 0 1
12 R12 2 2 4
13 R13 4 3 7
14 R14 4 3 7
15 R15 1 2 3
16 R16 2 1 3
17 R17 3 2 5
18 R18 2 0 2
19 R19 4 1 5
20 R20 2 0 2
21 R21 6 2 8
22 R22 2 0 2
23 R23 6 5 11
24 R24 6 6 12
25 R25 6 5 11
26 R26 6 5 11
27 R27 6 5 11
28 R28 6 5 11
29 R29 6 6 12
224

30 R30 6 6 12
31 R31 6 5 11
32 R32 6 6 12
33 R33 5 6 11
34 R34 6 6 12
35 R35 7 4 11
36 R36 6 5 11
37 R37 6 5 11
38 R38 7 5 12
39 R39 6 5 11
40 R40 6 5 11
41 R41 4 6 10
42 R42 7 5 12
43 R43 6 6 12
44 R44 5 6 11
45 R45 7 4 11
46 R46 7 4 11
47 R47 6 6 12
48 R48 7 5 12
49 R49 5 5 10
50 R50 7 5 12
51 R51 7 4 11
52 R52 6 6 12
53 R53 6 6 12
225

f. Uji Daya Beda


Jumlah Subyek = 53
Klp atas/bawah(n) = 14
Butir Soal = 15
Nama berkas : D:\SARI\SKRIPSI\PENELITIAN\VALIDASI SISWA.ANA

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)


1 14 7 7 50.00
2 6 2 4 28.57
3 3 0 3 21.43
4 13 2 11 78.57
5 10 4 6 42.86
6 13 5 8 57.14
7 14 3 11 78.57
8 14 4 10 71.43
9 11 3 8 57.14
10 14 5 9 64.29
11 13 4 9 64.29
12 13 4 9 64.29
13 11 2 9 64.29
14 14 7 7 50.00
15 14 5 9 64.29
226

g. Uji Taraf Kesukaran


Jumlah Subyek = 53
Butir Soal = 15
Nama berkas : D:\SARI\SKRIPSI\PENELITIAN\VALIDASI SISWA.ANA

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 41 77.36 Mudah
2 25 47.17 Sedang
3 6 11.32 Sangat Sukar
4 30 56.60 Sedang
5 36 67.92 Sedang
6 37 69.81 Sedang
7 36 67.92 Sedang
8 37 69.81 Sedang
9 32 60.38 Sedang
10 41 77.36 Mudah
11 37 69.81 Sedang
12 37 69.81 Sedang
13 26 49.06 Sedang
14 43 81.13 Mudah
15 37 69.81 Sedang
227

h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen


Rata2 = 9.45
Simpang Baku = 3.69
KorelasiXY = 0.70
Reliabilitas Tes = 0.82
Butir Soal = 15
Jumlah Subyek = 53
Nama berkas : D:\SARI\SKRIPSI\PENELITIAN\VALIDASI SISWA.ANA

Daya
No.
Pembeda T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Kesimpulan
Butir
(%)
1 50.00 Mudah 0.597 Signifikan Digunakan
2 28.57 Sedang 0.482 Signifikan Digunakan
Tidak
3 21.43 Sangat Sukar 0.249 -
Digunakan
4 78.57 Sedang 0.566 Signifikan Digunakan
5 42.86 Sedang 0.483 Signifikan Digunakan
6 57.14 Sedang 0.520 Signifikan Digunakan
Sangat
7 78.57 Sedang 0.638 Digunakan
Signifikan
Sangat
8 71.43 Sedang 0.621 Digunakan
Signifikan
9 57.14 Sedang 0.522 Signifikan Digunakan
Sangat
10 64.29 Mudah 0.609 Digunakan
Signifikan
11 64.29 Sedang 0.553 Signifikan Digunakan
12 64.29 Sedang 0.598 Signifikan Digunakan
13 64.29 Sedang 0.539 Signifikan Digunakan
14 50.00 Mudah 0.534 Signifikan Digunakan
15 64.29 Sedang 0.531 Signifikan Digunakan
228

Lampiran B. 4 Instrumen Tes yang Digunakan


INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Gerak Parabola
Waktu : 45 menit

PETUNJUK UMUM
 Tulis terlebih dahulu nama peserta ujian, kelas, dan absen pada kolom yang
telah disediakan di lembar jawaban.
 Kerjakan soal di lembar jawaban yang telah tersedia.
 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada
huruf A, B, C, D, atau E.
A. X
D.
B. E.
C.
 Apabila jawaban ingin diganti cukup beri tanda (+) pada jawaban sebelumnya
yang dianggap salah.
A. +X
D (Jawaban Salah)
B. EX (Jawaban Benar)
C.
 Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
 Tidak boleh menggunakan kalkulator.
 Tidak boleh berbuat curang dalam bentuk apapun.
 Perhatikan agar lembar jawaban tidak kotor, tidak basah, tidak terlipat, dan
tidak sobek.

SELAMAT MENGERJAKAN
Berdoalah sebelum mengerjakan soal
Kerjakan dengan jujur, karena kejujuran adalah cermin kepribadian
229

Untuk soal nomor (1) dan (2)!


Anton menendang bola membentuk lintasan parabola seperti gambar di bawah ini.

y
C
B D
𝒗𝟎
ymaks
A E
θ
xmaks x

Dengan komponen kecepatan pada setiap titik yang tersaji pada tabel berikut.
Kecepatan
Titik
Sumbu x (vx) Sumbu y (vx)
A 5,00 8,70
B 5,00 4,35
C 5,00 0
D 5,00 4,35
E 5,00 8,70

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


(1) Memiliki lintasan melengkung
(2) Tanpa kecepatan awal
(3) Karakteristik pada sumbu x yaitu GLB dan pada sumbu y yaitu GLBB
(4) Dipengaruhi percepatan gravitasi pada sumbu x
(5) Dipengaruhi percepatan gravitasi pada sumbu y
Ciri-ciri gerak parabola berdasarkan gambar dan tabel di atas ditunjukkan oleh
nomor …
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (2), dan (5)
C. (1), (3), dan (5)
D. (2), (3), dan (4)
E. (3), (4), dan (5)

2. Besaran fisis yang terkait gerak lintasan parabola antara lain:


(1) Jarak pada arah horizontal dan vertikal
(2) Percepatan gravitasi
(3) Komponen kecepatan pada arah horizontal
(4) Komponen kecepatan pada arah vertikal
(5) Waktu
230

Besaran yang tetap (konstan) adalah …


A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (5)
E. (3) dan (4)

3. Egi berlatih menendang bola pada jarak 5 meter sebanyak tiga kali tendangan (I,
II, dan III) dengan kecepatan awal ( ) sama 7 m.s-1 dan sudut elevasi yang
berbeda (sin 60 = 0,87; sin 90 = 1; sin 150 = 0,5) seperti terlihat pada gambar
di bawah ini. (g = 9,8 m.s-2)
Sudut Kemungkinan yang akan terjadi
Tendangan
elevasi ( ) (meter)
a
b
c e
I 30o d
2,5 4,3 5
5m

e
a
d
b
II 45o c
2,5 4,3 5
5m

e
a
d b
III 75o c
2,5 4,3 5
5m

Pasangan nilai sudut dan gambar lintasan yang paling tepat adalah ...
30o 45o 75o
A. A b c
B. A d e
C. B b c
D. B a c
E. C d e
231

4. Ari menyaksikan turnamen hoki. Setiap pemain yang berbeda melakukan


beragam pukulan seperti pada tabel berikut:
Sudut
Pemain Gambar
Elevasi ( )

A 20o 𝜽

B 45o 𝜽

C 60o
𝜽

D 75o
𝜽

Hubungan antara sudut dan ketinggian yang tepat saat pemain hoki melakukan
pukulan adalah …
A. semakin kecil sudutnya, semakin besar ketinggian yang dihasilkan karena
besarnya sudut elevasi berbanding terbalik dengan ketinggian.
B. semakin kecil sudutnya, semakin besar ketinggian yang dihasilkan karena
besarnya sudut elevasi berbanding lurus dengan ketinggian.
C. semakin besar sudutnya, semakin kecil ketinggian yang dihasilkan karena
besarnya sudut elevasi berbanding terbalik dengan ketinggian.
D. semakin besar sudutnya, semakin besar pula ketinggian yang dihasilkan
karena besarnya sudut elevasi berbanding terbalik dengan ketinggian.
E. semakin besar sudutnya, semakin besar pula ketinggian yang dihasilkan
karena besarnya sudut elevasi berbanding lurus dengan ketinggian.

5. Lala dan Lili melakukan pengamatan percobaan alat peraga gerak parabola
dengan kecepatan awal ( ) yang sama. Sehingga diperoleh data seperti pada
tabel di bawah ini.
Kecepatan Sudut
Titik Tertinggi (cm)
Awal ( ) Elevasi ( )
15o 7,50
5 m.s-1 o
30 31,25
232

Kecepatan Sudut
Titik Tertinggi (cm)
Awal ( ) Elevasi ( )
o
37 45,00
45o 62,50
o
53 80,00
60o 93,75
Berdasarkan data percobaan di atas, kesimpulan yang tepat adalah …
A. sudut elevasi tidak mempengaruhi ketinggian maksimum bola.
B. sudut elevasi berbanding terbalik dengan ketinggian maksimum bola.
C. sudut elevasi diperbesar, ketinggian maksimum berkurang.
D. sudut elevasi diperbesar, jarak bola dengan permukaan tanah bertambah
ketika bola berada di ketinggian maksimum.
E. sudut elevasi diperbesar, jarak bola dengan permukaan tanah berkurang
ketika bola berada di ketinggian maksimum.

6. Amati pukulan pegolf di bawah ini!

𝒗𝟎

45o 10 m

Pegolf memukul bola dengan sudut elevasi 45 , sehingga menghasilkan titik


terjauh seperti pada gambar. Jika pegolf memukul bola dengan sudut elevasi
yang sama dan kecepatan awal yang berbeda seperti ditunjukkan pada tabel
berikut:

No. Kecepatan Awal Gambar Jarak Pukulan Pegolf

1. 6 m.s-1 𝒗𝟎
𝜽
1,8 m

𝒗𝟎
2. 8 m.s-1 𝜽 6,4 m
233

𝒗𝟎
3. 12 m.s-1
𝜽 7,2 m

𝒗𝟎
4. 14 m.s-1
𝜽 19,6 m

Berdasarkan tabel tersebut, analisismu terhadap titik terjauh yang tepat adalah ...
A. 1 dan 2 karena semakin besar kecepatan awal yang diberikan, semakin jauh
jarak jangkauannya.
B. 1 dan 3 karena semakin besar kecepatan awal yang diberikan, semakin dekat
jarak jangkauannya.
C. 1 dan 4 karena semakin besar kecepatan awal yang diberikan, semakin dekat
jarak jangkauannya.
D. 2 dan 3 karena semakin besar kecepatan awal yang diberikan, semakin jauh
jarak jangkauannya.
E. 2 dan 4 karena semakin besar kecepatan awal yang diberikan, semakin jauh
jarak jangkauannya.

7. Tim Garuda akan mengikuti kompetisi roket air Nasional. Di bawah ini terdapat
kriteria minimum roket air yang diterapkan panitia.
Kecepatan
Sudut Elevasi
Alat Awal
( o)
(m.s-1)
roket air A 5
roket air B 10
roket air C 70 15
roket air D 20
roket air E 25
Rancangan alat yang dapat memenuhi kriteria perlombaan agar dapat menempuh
jarak sasaran 6 m adalah … (sin 140 = 0,6)
A. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan awal pada roket A.
B. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan awal pada roket B.
C. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan awal pada roket C.
D. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan awal pada roket D.
E. membuat roket air dengan spesifikasi kecepatan awal pada roket E.
234

8. Sebuah percobaan gerak peluru dengan sudut elevasi yang sama dan kecepatan
awal berubah-ubah menghasilkan data ketinggian maksimum seperti tertera pada
tabel.
Kecepatan Ketinggian
No.
awal maksimum
1.
2.
3.
4.
5.
Berdasarkan informasi tersebut data yang tepat ditunjukkan oleh nomor …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

9. Pemain timnas U-16 sedang berlatih sepak bola. Setiap pemain menendang bola
dengan sudut elevasi yang sama dan kecepaan awal yang berbeda seperti pada
tabel berikut:
Nama Sudut Elevasi Kecepatan
Pemain ( ) Awal (m.s-1)
Bagas 3
Bagus 4
30
Mulyadi 5
Supriadi 6
Berdasarkan informasi di atas, kesimpulan yang tepat adalah …
A. Bagas menendang bola lebih tinggi dibandingkan Mulyadi.
B. Bagus menendang bola lebih tinggi dibandingkan Supriadi.
C. Mulyadi menendang bola lebih tinggi dibandingkan Supriadi.
D. tendangan Bagas paling tinggi di antara lainnya.
E. tendangan Supriadi paling tinggi di antara lainnya.
235

10. Peluru ditembakkan dengan lintasan seperti gambar di bawah ini! (g = 10 m.s-2)
y
𝟏
𝒗𝟎 𝟏𝟓 𝐦 𝒔

𝟑𝟕
x

Diketahui nilai sin 37° = 0,6 dan cos 37° = 0, 8. Kecepatan peluru setelah 0,4 s
adalah …
A. 5 m.s-1
B. 12 m.s-1
C. 13 m.s-1
D. 15 m.s-1
E. 20 m.s-1

11. Sebuah meriam menembakkan peluru dengan sudut elevasi seperti gambar. (g =
10 m.s-2 )

Jika pengaruh gesekan dengan udara diabaikan, maka jarak maksimum peluru
adalah …
A. 80 m
B. 90 m
C. 120 m
D. 140 m
E. 160 m
236

12. Sebuah bola ditendang dengan lintasan parabola seperti gambar di bawah ini (g =
10 m.s-2)
y
𝟏
𝒗𝟎 𝟐𝟎 √𝟐 𝐦 𝒔

ymaks
𝟒𝟓
x

Tinggi maksimum (ymaks) bola adalah …


A. 10 m
B. 10 √ m
C. 20 m
D. 20 √ m
E. 40 m

Untuk soal nomor (14) dan (15)!


Pemain bulu tangkis melakukan pukulan underhand sehingga kok membentuk
lintasan parabola seperti gambar di bawah ini.

𝒗𝟎 25 m.s-1

13. Waktu yang diperlukan kok untuk mencapai titik tertinggi adalah …
A. 1,0 sekon
B. 1,5 sekon
C. 2,0 sekon
D. 2,5 sekon
E. 3,0 sekon
237

14. Waktu yang diperlukan kok untuk mencapai titik terjauh adalah …
A. 2 sekon
B. 3 sekon
C. 4 sekon
D. 5 sekon
E. 6 sekon
238

Lampiran B. 5 Instrumen Nontes


a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
Nomor Soal
No. Indikator Angket Jumlah Soal
Positif Negatif
1. Penggunaan alat peraga gerak parabola 1 2 2
2. Penyampaian konsep materi 3,4 5,6 4
3. Keunggulan alat peraga gerak parabola 7.8 9,10 4
Jumlah Soal 5 5 10
239

b. Instrumen Nontes (Angket)


240

Lampiran B. 6 Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes


241

Lampiran B. 7 Lembar Validasi Ahli Materi


242
243
244
245
246
247

Lampiran B. 8 Lembar Ahli Validasi Konstruk


248
249
250
251
252

Lampiran B. 9 Lembar Validasi Ahli Bahasa


253
254
255
256
257

Lampiran B. 10 Angket Gaya Belajar VARK


Instrumen Gaya Belajar VARK
NAMA : ………………………………… KELAS : ………………………

1. Saya menyukai laman internet (website) yang memiliki:


a. Fitur-fitur dimana saya bisa langsung meng-klik-nya
b. Informasi dan artikel yang menarik yang bisa di cetak
c. Channel musik, fitur chatting
d. Desain dan tampilan efek visual menarik

2. Suatu ketika saya sedang mempelajari program komputer baru atau game
komputer baru. Cara mempelajari yang paling saya sukai adalah:
a. Pertama saya akan melihat cara orang lain memainkannya
b. Membaca buku petunjuknya
c. Mendengar penjelasan dari orang lain dan menanyakan kepada orang tersebut
d. Membaca petunjuk yang dimuat dalam diagram.

3. Setelah membaca naskah sebuah drama, saya diminta untuk memainkan peran.
Yang akan saya lakukan adalah:
a. Menggambar atau membuat skets tentang sesuatu yang akan terjadi dalam
drama tersebut
b. Membaca dialog yang ada dalam drama tersebut
c. Mencoba berakting sesuai naskah drama tersebut
d. Menulis naskah drama tersebut

4. Saya ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab program liburan sekolah.


Agar program ini menarik untuk teman-teman, yang saya lakukan adalah :
a. Menjelaskan aktivitas-aktivitas yang akan saya lakukan dalam program
tersebut
b. Menunjukkan kepada teman-teman daftar kegiatan dalam program tersebut
c. Mempraktekkan salah satu kegiatan yang akan dilakukan dalam program
tersebut di hadapan teman-teman
d. Menunjukkan ke teman-teman peta lokasi kegiatan dan menunjukkan
foto-foto yang berkaitan dengan lokasi kegiatan

5. Saya ingin membuat sebuah acara mengejutkan untuk teman-teman. Yang


akan saya lakukan adalah:
a. Untuk persiapan, saya membuat daftar apa yang akan saya lakukan dan apa
yang harus saya beli
b. Membicarakannya dengan teman-teman lewat telpon atau dengan SMS
258

c. Langsung saja mengundang teman-teman pada acara tersebut


d. Membayangkan apa yang akan terjadi di acara nanti

6. Saya mendengar informasi bahwa ada film baru akan diputar di bioskop di kota
Jakarta. Untuk memutuskan apakah saya akan menonton atau tidak, yang akan
saya lakukan adalah:
a. Melihat cuplikan film itu terlebih dahulu
b. Mendengar penjelasan teman tentang film tersebut
c. Membaca kesan orang lain tentang film tersebut lewat internet atau majalah
d. Mengikuti apa yang diputuskan teman saja

7. Saya punya permasalahan pada bagian lutut. Yang saya harapkan disaat saya
berkunjung ke dokter adalah:
a. Dokter menunjukkan gambar bagian lutut yang bermasalah
b. Dokter menjelaskan secara lisan tentang gangguan lutut tersebut
c. Dokter mendemonstrasikan apa yang terjadi dengan menggunakan model lutut
buatan
d. Dokter menjelaskan menggunakan artikel yang bisa menerangkan secara
rinci penyebab permasalahannya

8. Saya diminta orang tua saya memasangkan komputer baru. Yang saya lakukan
adalah:
a. Membaca instruksi yang disertakan dalam computer
b. Mengikuti diagram yang menunjukkan instruksi pemasangan
c. Membuka kotak pembungkus komputer dan langsung memasangnya
d. Menelpon atau kirim SMS ke teman dan menanyakan bagaimana cara
memasangnya

9. Saya tidak yakin dengan ejaan sebuah kata, apakah yang benar „analisa‟ ataukah
„analisis‟. Yang akan saya lakukan adalah:
a. Menulis terlebih dahulu kedua kata tersebut dan memilih salah satunya
b. Mengucapkannya dengan nyaring dan merekam dalam ingatan pikiran saya
c. Menemukan kata yang tepat melalui kamus
d. Melihat dengan cermat kedua kata tersebut dan memilih kira-kira yang pantas

10. Saya ingin melakukan sesuatu yang spesial untuk keluarga. Yang akan saya
lakukan adalah:
a. Membuat sesuatu yang pernah saya buat sebelumnya
b. Mendiskusikannya dengan teman-teman
c. Mencari petunjuk-petunjuk tertulis untuk membuatnya
d. Menemukan rencana dan ide melalui buku atau majalah
259

11. Saya bermaksud menunjukkan arah suatu tempat kepada seseorang yang
cukup dekat dengan tempat saya berada saat itu. Yang saya lakukan adalah:
a. Menjelaskan langsung kepada orang tersebut
b. Menuliskan arahnya menggunakan kalimat terperinci
c. Berjalan dengan orang tersebut
d. Menggambar peta di atas secarik kertas, atau mengakses peta secara on line

12. Saya ingin membeli kamera digital atau handphone (HP). Selain
mempertimbangkan harganya, yang akan saya lakukan adalah:
a. Mencoba kamera atau handphone tersebut
b. Mempertimbangkan penjelasan yang disampaikan oleh penjualnya (sales)
c. Mempertimbangkan desain keluaran terbaru yang kelihatan bagus
d. Membaca secara detail fitur-fitur yang menjelaskan kamera atau handphone
tersebut

13. Saya menginginkan ulasan dari sebuah kejadian, lomba, atau ujian yang sudah
dilakukan. Bentuk ulasan yang saya inginkan adalah:
a. Menggunakan contoh tentang apa yang sudah saya lakukan
b. Menggunakan grafik yang menunjukkan apa yang sudah saya peroleh
c. Mendapatkan penjelasan dari seseorang dan mendiskusikanya
d. Ulasan dalam bentuk tulisan atau rincian tentang hasil yang saya peroleh

14. Saya sedang belajar untuk mengambil foto dengan kamera digital atau
handphone. Saya ingin:
a. Mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan membicarakan tentang fitur-
fitur dari kamera atau handphone tersebut
b. Mendapatkan contoh foto yang bagus atau yang jelek yang diambil
dari kamera atau handphone tersebut
c. Mendapatkan penjelasan secara tertulis dengan jelas
d. Mendapatkan penjelasan melalui diagram yang menjelaskan bagaimana
menggunakan kamera tersebut

15. Saya menginginkan agar guru:


a. Menjelaskan melalui diskusi kelas, diskusi secara on line, chatting atau
melalui ceramah.
b. Belajar melalui masalah, menggunakan video, terjun ke lapangan, ber-
eksperimen di laboratorium, atau praktik
c. Menggunakan buku atau modul
d. Menjelaskan melalui diagram, bagan, diagram yang diberi keterangan
lengkap, atau peta
260

16. Saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide-ide di depan kelas. Saya
melakukan:
a. Saya menulis naskah yang akan saya sampaikan dan membacanya berkali-kali
b. Saya membuat diagram atau grafik untuk membantu agar mudah menjelaskan
ide-ide saya
c. Saya mengumpulkan contoh-contoh nyata dan praktis yang berkaitan
dengan tema yang akan saya sampaikan
d. Saya menulis kata-kata penting dan mempraktekkan berulang-ulang
mengenai apa yang akan saya ucapkan
261

Lampiran B. 11 Lembar Validasi Ahli Media Pembelajaran


262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273

Lampiran B. 12 Analisis Validasi Ahli Media Pembelajaran


Aspek Penilaian Kelayakan Media
No Nama Validator 1 2 3 4 5 6 7 8
A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C
Tonih Feronika,
1 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
M.Pd
Yanuar Anas, B.,
2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
S.Si., M.Pd
Dr. Yanti
3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Herlanti, M.Pd
Taufiq Al Farizi,
4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
M.Pfis
Yudhi Munadi,
5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4
M.Pd
Iwan Permana
6 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
Suwarna, M.Pd
Jumlah 23 22 22 24 24 19 21 19 18 23 23 20 22 23 23 21 22 20 23 23 23 23 22 24
Kategori SB SB SB SB SB B B B B SB SB B SB SB SB B SB B SB SB SB SB SB SB

Keterangan:
1 = Kriteria Kesesuaian dengan Bahan Ajar
2 = Ketahanan Alat
3 = Keakuratan
4 = Efisiensi Alat
5 = Keamanan Bagi Siswa
6 = Estetika
7 = Kelengkapan Alat
8 = Tempat Penyimpanan
274

Hasil Rekap Penilaian Kelayakan Alat Peraga oleh Ahli Media

Aspek Penilaian Kelayakan Indikator


No Skor Kesimpulan
Media A B C
Kriteria Kesesuaian dengan
1 23 22 22 67 Sangat Baik
Bahan Ajar
2 Ketahanan Alat 24 24 19 67 Sangat Baik
3 Keakuratan 21 19 18 58 Baik
4 Efisiensi Alat 23 23 20 66 Sangat Baik
5 Keamanan Bagi Siswa 22 23 23 68 Sangat Baik
6 Estetika 21 22 20 63 Sangat Baik
7 Kelengkapan Alat 23 23 23 69 Sangat Baik
8 Tempat Penyimpanan 23 22 24 69 Sangat Baik
Jumlah 527 Sangat Baik

Garis Bilangan Jumlah Keseluruhan Aspek Penilaian Media Pembelajaran

TB KB CB B SB

0 144 288 432 527 576

Nilai 527 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih
mendekati sangat baik.
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator Garis Bilangan Keseluruhan Indikator
Kriteria Kesesuaian dengan Bahan Kriteria Ketahanan Alat
Ajar
TB KB CB B SB TB KB CB B SB

0 18 36 54 67 72 0 18 36 54 67 72

Nilai 67 termasuk dalam kategori interval Nilai 67 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik”. Tetapi lebih “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih
mendekati sangat baik. mendekati sangat baik.
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator Garis Bilangan Keseluruhan Indikator
275

Kriteria Keakuratan Kriteria Efisiensi Alat

TB KB CB B SB TB KB CB B SB

0 18 36 54 58 72 0 18 36 54 66 72

Nilai 58 termasuk dalam kategori interval Nilai 66 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik”. Tetapi lebih “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih
mendekati baik. mendekati sangat baik.
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator Garis Bilangan Keseluruhan Indikator
Kriteria Keamanan Bagi Siswa Kriteria Estetika

TB KB CB B SB TB KB CB B SB

0 18 36 54 68 72 0 18 36 54 63 72

Nilai 68 termasuk dalam kategori interval Nilai 63 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik”. Tetapi lebih “baik dan sangat baik”.
mendekati sangat baik.
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator Garis Bilangan Keseluruhan Indikator
Kriteria Kelengkapan Alat Kriteria Tempat Penyimpanan

TB KB CB B SB TB KB CB B SB

0 18 36 54 69 72 0 18 36 54 69 72

Nilai 69 termasuk dalam kategori interval Nilai 69 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik”. Tetapi lebih “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih
mendekati sangat baik. mendekati sangat baik.
276

Lampiran B. 13 Lembar Validasi Ahli Materi Fisika


277
278
279
280
281
282

Lampiran B. 14 Analisis Validasi Ahli Materi Fisika


Validator
Aspek Nomor Yanuar Anas, Elvan
Edi Sanjaya, Asrul Aziz, Taufiq Al Ai Nurlaela, Nilai CVR
Penilaian Pernyataan B., S.Si., Yuniarti,
M.Si DEA Farizi, M.Pfis M.Si
M.Pd M.Si
1 1 1 1 1 1 1 1
Kesesuaian
Isi
2 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1
Kesesuaian 6 1 1 1 1 1 1 1
Konsep 7 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 9
CVI 1
Sangat
Kategori
Sesuai
283

Lampiran B. 15 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan


HASIL WAWANCARA GURU
I. Identitas Sekolah
A. Sekolah : SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
B. Alamat : Jl. WR. Supratman Komp. Pertamina, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan, Banten, Indonesia
C. Tanggal : 27 Agustus 2018
II. Identitas Narasumber
A. Nama : Esty Marthafiani, S.Pd
B. Jabatan : Guru Fisika
III. Kisi-Kisi Wawancara Proses Pembelajaran Fisika di Sekolah
No. Indikator Nomor Butir Soal
1. Materi Fisika 1, 2, 3, 4
2. Media Pembelajaran dan Gaya Belajar 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
3. Remedial Teaching 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21
IV. Pertanyaan Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapakah KKM fisika di kelas 10? 72
Pada materi apakah siswa banyak Semester 1 : Gerak Lurus dan
2. Gerak Parabola
mengalami remedial?
Semester 2 : Hukum Newton
Keduanya, karena dilihat dari nilai
Untuk siswa yang mengikuti remedial,
ulangan yang didapat. Soal
apakah karena siswa tidak paham
3. ulangan yang dibuat pun terdiri
dengan konsep/materi, ataukah hanya
dari konsep (teori) dan hitungan
pada matematis hitungan?
matematis
Siswa sulit menentukan besaran-
Apa kesulitan siswa dalam mempelajari besaran yang diminta, sulit
4.
konsep gerak parabola? menerapkan rumus (sering
tertukar)
5. Metode pembelajaran apa yang dipakai Metode konvensional (guru
284

No. Pertanyaan Jawaban


ketika mengajar materi tersebut? menjelaskan materi dan latihan
soal)
Media pembelajaran apa yang dipakai Papan tulis, buku teks dan
6.
ketika mengajar materi tersebut? Microsoft Power Point
Menurut ibu, apakah penting
menggunakan metode dan media
7. Ya, penting.
pembelajaran sesuai dengan gaya
belajar siswa?
Apakah ibu sudah menggunakan Belum, karena jumlah siswa dari
8. metode dan media pembelajaran yang setiap kelas banyak dan waktu
sesuai dengan gaya belajar siswa? pembelajaran terbatas
Apakah dalam mengajar fisika sering
melibatkan siswa dalam menggali
Pernah beberapa kali tetapi tidak
pengetahuannya sendiri seperti
sering, pertanyaan yang berkaitan
berdiskusi kelompok dalam
9. dengan fenomena dalam
memecahkan masalah, melakukan
kehidupan sehari-hari ditanyakan
percobaan praktikum, atau memberikan
di awal ketika apersepsi
pertanyaan yang berkaitan dengan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari?
Jarang sekali. Untuk materi fisika
Dalam mengajar fisika apakah sering
10. di kelas X hanya melakukan
melakukan praktikum di lab fisika?
praktikum mengenai pengukuran
Apakah pernah menggunakan media
alat peraga dalam membantu
11. menjelaskan materi fisika? Tidak pernah
Materi fisika apa yang menjelaskan
dengan media alat peraga?
Apakah alat peraga di sekolah untuk Tidak lengkap. Tidak terdapat alat
12. siswa melakukan praktikum lengkap? peraga gerak parabola di
Khususnya alat peraga gerak parabola? laboratorium sekolah
Ketika terdapat siswa yang memperoleh
Dilakukan remedial teaching tapi
nilai di bawah KKM, apakah ibu
hanya sebatas membahas soal-soal
13. melakukan remedial teaching
yang banyak dijawab salah oleh
(pengajaran ulang) terlebih dahulu
siswa
ataukah langsung memberikan remedial
285

No. Pertanyaan Jawaban


test (ujian ulang)?
Penting, karena jika tidak
Menurut ibu, apakah penting melakukan diajarkan kembali maka
14. remedial teaching untuk meningkatkan pengetahuan siswa akan tetap
hasil belajar siswa? sama (tidak mengalami
peningkatan)
Sama seperti pembelajaran biasa,
Apakah metode dan media
karena bentuk remedial teaching
pembelajaran yang digunakan saat
yang diberikan berupa
15. remedial teaching sama seperti
pembahasan soal-soal yang sulit
pembelajaran biasa atau menyesuaikan
(banyak siswa yang menjawab
gaya belajar siswa?
salah) dalam ulangan
Ketika remedial test, apakah tingkat
16. kesulitan soal sama seperti soal ujian Tingkat kesulitan sama
pertama, lebih mudah atau lebih sulit?
Jumlah soal sama, tetapi siswa
Berapa banyak soal yang diberikan,
17. hanya mengerjakan soal yang
lebih sedikit atau lebih banyak?
tidak tuntas sebelumnya
Ada beberapa yang sudah
Setelah remedial test, apakah hasil mencapai nilai standar (KKM)
18.
belajar siswa mengalami peningkatan? dan ada pula yang harus remedial
lagi
Untuk penilaian setelah remedial,
apakah nilai yang diberikan merupakan Nilai yang diberikan adalah nilai
19.
nilai KKM/nilai yang tertinggi/nilai standar (KKM)
rata-rata/nilai setelah remedial test?
Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar
siswa yang di remedial, siswa tersebut
20. 3 kali
harus mengikuti kegiatan remedial
sampai berapa kali?
Remedial teaching memerlukan 1
Berapa pertemuan yang diperlukan
jam pelajaran dan remedial test
21. untuk melakukan remedial (remedial
dilakukan di luar jam pelajaran
teaching dan remedial test)?
dengan durasi 60 menit
286
287

Lampiran B. 16 Angket Siswa pada Studi Pendahuluan


Responden:
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan (31 siswa)
SMAN 2 Kota Tangerang Selatan (4 siswa)
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan (54 siswa)
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan (85 siswa)
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan (52 siswa)
SMAN 6 Kota Tangerang Selatan (64 siswa)
SMAN 7 Kota Tangerang Selatan (39 siswa)
SMAN 8 Kota Tangerang Selatan (40 siswa)
SMAN 9 Kota Tangerang Selatan (2 siswa)
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan (31 siswa)
SMAN 11 Kota Tangerang Selatan (24siswa)
SMAN 12 Kota Tangerang Selatan (48 siswa)
Total Responden : 474 siswa

No. Pertanyaan Jawaban


Menurut Anda, apakah 77,4% (Ya)
1.
pelajaran fisika itu sulit? 22,6% (Tidak)
- 315 siswa/66,5% (Gerak Parabola)
- 271 siswa/57,2% (Momentum dan Impuls)
- 271 siswa/57,2% (Getaran Harmonis)
- 259 siswa/54,6% (Gerak Melingkar)
Menurut Anda, materi apa
- 218 siswa/46% (Vektor)
yang memiliki tingkat
2. - 126 siswa/26,6% (Hukum Newton
kesulitan tinggi dari semua
Gravitasi)
materi fisika kelas X?
- 99 siswa/20,9% (Usaha dan Energi)
- 94 siswa/19,8% (GLB dan GLBB)
- 62 siswa/13,1% (Hukum Newton)
- 20 siswa/4,2% (Pengukuran)
Gerak Parabola:
Berdasarkan pengalaman
45 siswa (< 50)
Anda, apa saja materi fisika
3. 138 siswa (51 – 60)
kelas X yang remedial dan
160 siswa (61 – 70)
berapa nilainya?
52 siswa ( 71 – 80)
Apakah guru fisika sudah 55,7% (Ya)
4. mengajar sesuai keinginan 44,3% (Tidak)
Anda?
Apakah Anda sudah paham 49,4% (Ya)
5. akan materi yang diajarkan 50,6% (Tidak)
oleh guru?
288

No. Pertanyaan Jawaban


- 150 siswa/31,6% (Guru kurang interaktif
dalam belajar mengajar)
- 102 siswa/21,5% (Guru jarang melakukan
kegiatan praktikum)
- 82 siswa/17,3% (Guru tidak memberikan
Apa faktor penyebab Anda
layanan bimbingan dan penyuluhan)
6. tidak tuntas pada pelajaran
- 77 siswa/16,2% (Guru tidak dapat
fisika?
mengelola program belajar mengajar)
- 72 siswa/15,2% (Guru tidak dapat
mengelola kelas)
- 28 siswa/5,9% (Guru tidak menggunakan
media/sumber belajar)
- 277 siswa/58,4% (Tes tulis)
- 235 siswa/49,6% (Tugas)
Remedial yang diberikan guru
7. - 49 siswa/10,3% (Diskusi)
berupa?
- 40 siswa/8,4% (Tanya jawab)
- 31 siswa/6,5% (Kerja kelompok)
Apakah bentuk remedial 35,2% (Ya)
8. tersebut dilakukan di luar jam 64,8% (Tidak)
pelajaran?
- 393 siswa/82,9% (Buku teks)
Apa saja media yang - 227 siswa/47,9% (Komputer/laptop)
9. digunakan guru untuk - 163 siswa/34,4% (Alat peraga/praktikum)
mengajar? - 74 siswa/15,6% (Handphone)
- 73 siswa/15,4% (Video)
- 268 siswa/56,5% (Alat peraga)
- 187 siswa/39,5% (Video)
Media apa yang Anda sukai
10. - 166 siswa/35% (Buku teks0
dalam pembelajaran?
- 149 siswa/31,4% (Komputer)
- 98 siswa/20,7% (Handphone)

Hasil Tes Gaya Belajar Siswa

Gaya Belajar Persentase


Visual 12,2%
Audio 15,6%
Read-Write 41,7%
Kinesthetic 13%
Campuran 17,5%
289

LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data per Jenjang Kognitif Bloom
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Normalitas Hasil Posttest
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Uji N-Gain
11. Hasil Peningkatan per Jenjang Kognitif Bloom
12. Data Hasil Gaya Belajar VARK
13. Data Hasil Angket Respon Siswa
290

Lampiran C. 1 Hasil Pretest


Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Siswa Pretest Kontrol Pretest Eksperimen


1 71.43 71.43
2 71.43 21.43
3 71.43 35.71
4 57.14 42.86
5 28.57 71.43
6 50.00 57.14
7 42.86 35.71
8 57.14 42.86
9 35.71 71.43
10 35.71 50.00
11 50.00 57.14
12 42.86 14.29
13 42.86 28.57
14 35.71 35.71
15 71.43 35.71
16 7.14 50.00
17 28.57 28.57
18 50.00 64.29
19 21.43 28.57
20 21.43 35.71
21 42.86 42.86
22 21.43 57.14
23 35.71 14.29
24 71.43 42.86
25 14.29 28.57
Jumlah 1078.6 1064.3
Rata-rata 43.14 42.57
SD 19,06 16,81
291

Deskriptif Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Statistic Std. Error


Kelompok Kontrol Mean 43.1428 3.81287
95% Confidence Lower Bound 35.2734
Interval for Mean Upper Bound 51.0122
5% Trimmed Mean 43.4920
Median 42.8600
Variance 363.450
Std. Deviation 19.06436
Minimum 7.14
Maximum 71.43
Range 64.29
Interquartile Range 28.57
Skewness .068 .464
Kurtosis -.811 .902

Statistic Std. Error


Kelompok Mean 42.5712 3.36248
Eksperimen 95% Confidence Lower Bound 35.6314
Interval for Mean Upper Bound 49.5110
5% Trimmed Mean 42.5391
Median 42.8600
Variance 282.657
Std. Deviation 16.81241
Minimum 14.29
Maximum 71.43
Range 57.14
Interquartile Range 28.57
Skewness .240 .464
Kurtosis -.676 .902
292

Lampiran C. 2 Hasil Posttest


Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Siswa Posttest Kontrol Posttest Eksperimen


1 92.86 92.86
2 85.71 85.71
3 78.57 78.57
4 71.43 85.71
5 71.43 85.71
6 35.71 57.14
7 85.71 85.71
8 57.14 57.14
9 42.86 85.71
10 85.71 85.71
11 85.71 64.29
12 85.71 85.71
13 50.00 85.71
14 57.14 85.71
15 64.29 85.71
16 35.71 71.43
17 35.71 85.71
18 42.86 85.71
19 42.86 85.71
20 64.29 85.71
21 64.29 92.86
22 57.14 85.71
23 71.43 50.00
24 57.14 92.86
25 50.00 85.71
Jumlah 1571.4 2028.6
Rata-rata 62.86 81.14
SD 18,09 11,64
293

Deskriptif Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Statistic Std. Error


Kelompok Kontrol Mean 62.8564 3.61868
95% Confidence Lower Bound 55.3878
Interval for Mean Upper Bound 70.3250
5% Trimmed Mean 62.7771
Median 64.2900
Variance 327.370
Std. Deviation 18.09338
Minimum 35.71
Maximum 92.86
Range 57.15
Interquartile Range 35.71
Skewness .027 .464
Kurtosis -1.208 .902

Statistic Std. Error


Kelompok Mean 81.1404 2.32836
Eksperimen 95% Confidence Lower Bound 76.3349
Interval for Mean Upper Bound 85.9459
5% Trimmed Mean 82.1400
Median 85.7100
Variance 135.531
Std. Deviation 11.64178
Minimum 50.00
Maximum 92.86
Range 42.86
Interquartile Range 3.57
Skewness -1.642 .464
Kurtosis 1.705 .902
294

Lampiran C. 3 Hasil Olah Data per Jenjang Kognitif Bloom


Perhitungan Data Pretest Hasil Belajar per Aspek Kognitif Kelompok Kontrol
Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif
C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa

1 K1 1 0 50 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 85.71 45
2 K2 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 1 1 1 100 63
3 K3 1 1 100 0 0 1 1 1 60 0 1 1 1 1 0 1 71.43 77
4 K4 1 1 100 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 85.71 62
5 K5 1 0 50 0 0 0 0 1 20 1 0 0 0 1 0 0 28.57 33
6 K6 1 0 50 0 0 0 1 1 40 0 1 1 1 0 1 0 57.14 49
7 K7 1 0 50 0 0 1 1 1 60 0 0 1 1 0 0 0 28.57 46
8 K8 1 0 50 0 0 0 1 1 40 0 1 1 1 0 1 1 71.43 54
9 K9 1 0 50 0 1 1 0 0 40 0 1 0 0 0 1 0 28.57 40
10 K10 0 0 0 1 0 0 1 1 60 0 1 0 1 0 0 0 28.57 30
11 K11 1 0 50 1 1 1 0 0 60 0 0 1 1 0 0 1 42.86 51
12 K12 1 0 50 1 0 0 1 0 40 0 1 1 0 0 0 1 42.86 44
13 K13 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 1 1 0 1 1 0 57.14 32
14 K14 1 0 50 0 1 1 1 0 60 0 0 0 1 0 0 0 14.29 41
15 K15 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 0 0 0 57.14 79
16 K16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 14.29 5
17 K17 1 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 42.86 31
295

Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif


C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa

18 K18 0 0 0 1 1 0 0 0 40 0 1 1 1 1 0 1 71.43 37
19 K19 1 0 50 1 0 0 0 0 20 1 0 0 0 0 0 0 14.29 28
20 K20 0 0 0 1 1 0 1 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 20
21 K21 1 1 100 0 0 0 1 1 40 0 0 0 1 0 0 1 28.57 56
22 K22 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 0 0 0 1 0 0 14.29 18
23 K23 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 42.86 48
24 K24 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 1 0 1 85.71 65
25 K25 0 0 0 0 1 0 0 0 20 0 0 0 0 1 0 0 14.29 11
Nilai Rata-rata
per Aspek 46.00 36.80 45.14 42.65
Kognitif
Persentase per
46% 37% 45% 43%
Aspek Kognitif
296

Perhitungan Data Pretest Hasil Belajar per Aspek Kognitif Kelompok Eksperimen
Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif
C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa
1 E1 1 0 50 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 1 1 0 71.43 67
2 E2 1 0 50 0 0 0 1 1 40 0 0 0 0 0 0 0 0 30
3 E3 1 0 50 0 1 0 0 0 20 0 1 0 1 0 1 0 42.86 38
4 E4 1 0 50 0 1 0 0 0 20 0 1 1 1 0 1 0 57.14 42
5 E5 1 1 100 0 1 1 1 1 80 0 1 1 1 0 0 1 57.14 79
6 E6 0 0 0 1 0 1 1 1 80 0 1 0 1 0 1 1 57.14 46
7 E7 0 0 0 0 1 1 1 1 80 0 0 0 0 0 0 1 14.29 31
8 E8 1 0 50 1 0 0 1 0 40 0 1 1 0 0 0 1 42.86 44
9 E9 0 0 0 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 1 1 71.43 57
10 E10 1 1 100 0 1 1 0 0 40 0 0 0 0 1 1 1 42.86 61
11 E11 0 0 0 0 1 0 1 1 60 0 1 1 1 1 1 0 71.43 44
12 E12 1 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 14.29 21
13 E13 1 1 100 0 0 0 1 1 40 0 0 0 0 0 0 0 0 47
14 E14 1 1 100 1 0 0 1 1 60 0 0 0 0 0 0 0 0 53
15 E15 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 0 1 1 42.86 28
16 E16 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 1 0 0 0 0 1 42.86 51
17 E17 1 1 100 0 1 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 1 14.29 45
18 E18 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 0 1 0 71.43 60
19 E19 1 0 50 0 1 0 0 0 20 0 0 0 0 0 1 1 28.57 33
297

Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif


C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa
20 E20 1 0 50 0 1 1 1 1 80 0 0 0 0 0 0 0 0 43
21 E21 0 1 50 1 1 0 1 1 80 0 0 0 0 0 0 1 14.29 48
22 E22 1 0 50 0 1 0 0 0 20 0 1 1 1 1 1 1 85.71 52
23 E23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 28.57 10
24 E24 0 1 50 0 1 0 1 1 60 1 1 0 0 0 0 0 28.57 46
25 E25 1 0 50 0 0 1 1 1 60 0 0 0 0 0 0 0 0 37
Nilai Rata-rata
per Aspek 48.00 49.60 36.00 44.53
Kognitif
Persentase per
48% 50% 36% 45%
Aspek Kognitif
298

Perhitungan Data Posttest Hasil Belajar per Aspek Kognitif Kelompok Kontrol
Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif
C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa

1 K1 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 1 1 100 93
2 K2 1 1 100 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
3 K3 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 0 1 0 1 1 57.14 86
4 K4 1 0 50 1 1 1 1 1 100 0 1 1 0 0 1 1 57.14 69
5 K5 1 0 50 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 0 1 1 71.43 67
6 K6 1 0 50 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 57.14 36
7 K7 1 1 100 1 1 1 0 0 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
8 K8 1 0 50 0 0 0 1 1 40 1 1 1 0 0 1 1 71.43 54
9 K9 1 0 50 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 71.43 40
10 K10 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 0 1 1 71.43 90
11 K11 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 0 1 1 1 85.71 89
12 K12 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 0 1 1 71.43 90
13 K13 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 0 0 1 0 0 0 28.57 53
14 K14 1 0 50 0 0 0 1 1 40 1 1 1 0 0 1 1 71.43 54
15 K15 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 0 0 0 1 0 28.57 76
16 K16 0 1 50 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 0 1 0 28.57 40
17 K17 0 1 50 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 0 1 0 28.57 40
18 K18 1 0 50 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 71.43 40
19 K19 1 1 100 0 1 0 0 0 20 0 1 1 0 0 0 1 42.86 54
299

Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif


C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa

20 K20 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 0 0 1 0 1 1 57.14 62
21 K21 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 0 1 1 0 1 1 71.43 60
22 K22 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 0 0 1 0 1 1 57.14 56
23 K23 1 0 50 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 0 1 1 71.43 67
24 K24 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 0 0 0 0 1 0 28.57 70
25 K25 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 0 0 1 0 0 0 28.57 53
Nilai Rata-rata
per Aspek 70.00 62.40 61.14 64.51
Kognitif
Persentase per
70% 62% 61% 65%
Aspek Kognitif
300

Perhitungan Data Posttest Hasil Belajar per Aspek Kognitif Kelompok Eksperimen
Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif
C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa
1 E1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 0 1 85.71 95
2 E2 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 0 1 1 1 71.43 90
3 E3 1 1 100 0 1 0 1 0 40 1 1 1 1 1 1 1 100 80
4 E4 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
5 E5 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 0 1 0 1 1 1 71.43 90
6 E6 1 1 100 1 1 0 1 1 80 0 0 0 0 1 0 1 28.57 70
7 E7 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
8 E8 0 1 50 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 0 1 1 71.43 54
9 E9 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 1 1 0 1 1 85.71 89
10 E10 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 0 1 85.71 89
11 E11 1 1 100 0 1 0 1 1 60 0 0 1 1 0 1 1 57.14 72
12 E12 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 0 1 1 71.43 90
13 E13 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 0 1 85.71 89
14 E14 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 0 1 1 1 1 85.71 89
15 E15 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
16 E16 1 1 100 0 1 0 0 0 20 1 1 1 1 1 1 1 100 73
17 E17 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 1 1 1 100 87
18 E18 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 1 1 71.43 90
19 E19 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 0 1 1 1 1 1 71.43 90
301

Indikator Hasil Belajar per Aspek Kognitif


C2 C3 C4
Nama
No. 1 2 Nilai 11 12 13 14 15 Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Total
Siswa
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Nilai
C B per Siswa C B C B B per Siswa E E D E B D E per Siswa
20 E20 1 1 100 1 0 1 1 1 80 1 1 1 1 1 0 1 85.71 89
21 E21 1 1 100 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 1 1 1 100 93
22 E22 1 1 100 1 1 1 1 0 80 0 1 1 1 1 1 1 85.71 89
23 E23 0 0 0 0 1 0 0 0 20 1 0 1 1 1 1 1 85.71 35
24 E24 1 1 100 1 1 1 1 1 100 0 1 1 1 1 1 1 85.71 95
25 E25 1 1 100 1 1 1 1 0 80 1 1 1 1 1 0 1 85.71 89
Nilai Rata-rata
per Aspek 94.00 73.60 82.86 83.49
Kognitif
Persentase per
94% 74% 83% 83%
Aspek Kognitif
302

Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest


A. Kelompok Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok Kontrol 25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kelompok Kontrol Mean 43.1428 3.81287
95% Confidence Lower Bound 35.2734
Interval for Mean Upper Bound 51.0122
5% Trimmed Mean 43.4920
Median 42.8600
Variance 363.450
Std. Deviation 19.06436
Minimum 7.14
Maximum 71.43
Range 64.29
Interquartile Range 28.57
303

Skewness .068 .464


Kurtosis -.811 .902

Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelompok Kontrol
.943 25 .172

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai Sig. 0,172. Karena nilai Sig. Shapiro-Wilk lebih
besar dari 0,05, maka diterima dan ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
304

B. Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok Eksperimen 25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kelompok Mean 42.5712 3.36248
Eksperimen 95% Confidence Lower Bound 35.6314
Interval for Mean Upper Bound 49.5110
5% Trimmed Mean 42.5391
Median 42.8600
Variance 282.657
Std. Deviation 16.81241
Minimum 14.29
Maximum 71.43
Range 57.14
Interquartile Range 28.57
Skewness .240 .464
305

Kurtosis -.676 .902

Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelompok Eksperimen
.949 25 .242

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai Sig. 0,242. Karena nilai Sig. Shapiro-Wilk lebih
besar dari 0,05, maka diterima dan ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
306

Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest


A. Kelompok Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok Kontrol 25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kelompok Mean 62.8564 3.61868
Kontrol 95% Confidence Lower Bound 55.3878
Interval for Mean Upper Bound 70.3250
5% Trimmed Mean 62.7771
Median 64.2900
Variance 327.370
Std. Deviation 18.09338
Minimum 35.71
Maximum 92.86
Range 57.15
Interquartile Range 35.71
307

Skewness .027 .464


Kurtosis -1.208 .902

Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelompok Kontrol
.932 25 .096

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai Sig. 0,096. Karena nilai Sig. Shapiro-Wilk lebih
besar dari 0,05, maka diterima dan ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
308

B. Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok Eksperimen 25 100.0% 0 0.0% 25 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kelompok Eksperimen Mean 81.1404 2.32836
95% Confidence Lower Bound 76.3349
Interval for Mean Upper Bound 85.9459
5% Trimmed Mean 82.1400
Median 85.7100
Variance 135.531
Std. Deviation 11.64178
Minimum 50.00
Maximum 92.86
Range 42.86
Interquartile Range 3.57
Skewness -1.642 .464
309

Kurtosis 1.705 .902

Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelompok Eksperimen
.692 25 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai Sig. 0,000. Karena nilai Sig. Shapiro-Wilk lebih
kecil dari 0,05, maka ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
310

Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest


Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak, yaitu varian kedua
kelompok sama atau homogen
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima, yaitu varian kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen

Test of Homogeneity of Variances


Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.356 1 48 .554

Kesimpulan:
Uji Levene menunjukkan nilai Sig. 0,554. Karena nilai Sig. lebih besar dari 0,05,
maka diterima dan ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian
kedua kelompok sama atau homogen.
311

Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest


Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:
1. Tetapkan hipotesis stastistik
tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika (5%) maka diterima, ditolak, yaitu varian kedua
kelompok sama atau homogen.
b. Jika (5%) maka ditolak, diterima, yaitu varian kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen

Test of Homogeneity of Variances


Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
7.419 1 48 .009

Kesimpulan:
Uji Levene menunjukkan nilai Sig. 0,009. Karena nilai Sig. lebih kecil dari 0,05,
maka diterima dan ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian
kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.
312

Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest


Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Tetapkan hipotesis stastistiknya
tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
terdapat perbedaan rata-rata pretest siswa kinesthetic style di kelompok
eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika sig. (2-tailed) ( ) maka ditolak, diterima
b. Jika sig. (2-tailed) ( ) maka diterima, ditolak

Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Kelompok Eksperimen 25 42.5712 16.81241 3.36248
Kelompok Kontrol 25 43.1428 19.06436 3.81287

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality
of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Equal
variances .356 .554 -.112 48 .911 -.57160 5.08373 -10.79312 9.64992
assumed
313

Equal
variances not -.112 47.261 .911 -.57160 5.08373 -10.79725 9.65405
assumed

Kesimpulan:
Pada tabel Independent Samples Test menunjukkan nilai Sig. 0,911 jika
menggunakan rumus Equal variances assumed maupun rumus Equal variances not
assumed. Karena sampel homogen maka gunakan rumus Equal variances assumed.
Nilai Sig. lebih besar dari 0,05 sehingga diterima dan ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil
belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style
di kelompok kontrol.
314

Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest


Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Tetapkan hipotesis stastistiknya
tidak terdapat perbedaan rata-rata posttest siswa kinesthetic style di
kelompok eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
terdapat perbedaan rata-rata posttest siswa kinesthetic style di kelompok
eksperimen dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol
2. Gunakan tingkat signifikan 5%
3. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a. Jika sig. (2-tailed) ( ) maka ditolak, diterima
b. Jika sig. (2-tailed) ( ) maka diterima, ditolak
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Kelompok Eksperimen 25 32.72 818.00
Kelompok Kontrol 25 18.28 457.00
Total 50

Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 132.000
Wilcoxon W 457.000
Z -3.647
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: Kelompok
Kesimpulan:
Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000, sehingga
ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kinesthetic style di kelompok eksperimen
dan siswa kinesthetic style di kelompok kontrol.
315

Lampiran C. 10 Uji N-Gain


Uji N-gain Kelompok Kontrol
Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 K1 10 13 3 0.75 Tinggi
2 K2 10 12 2 0.50 Sedang
3 K3 10 11 1 0.25 Rendah
4 K4 8 10 2 0.33 Sedang
5 K5 4 10 6 0.60 Sedang
6 K6 7 5 -2 -0.29 Rendah
7 K7 6 12 6 0.75 Tinggi
8 K8 8 8 0 0.00 Rendah
9 K9 5 6 1 0.11 Rendah
10 K10 5 12 7 0.78 Tinggi
11 K11 7 12 5 0.71 Tinggi
12 K12 6 12 6 0.75 Tinggi
13 K13 6 7 1 0.13 Rendah
14 K14 5 8 3 0.33 Sedang
15 K15 10 9 -1 -0.25 Rendah
16 K16 1 5 4 0.31 Sedang
17 K17 4 5 1 0.10 Rendah
18 K18 7 6 -1 -0.14 Rendah
19 K19 3 6 3 0.27 Rendah
20 K20 3 9 6 0.55 Sedang
21 K21 6 9 3 0.38 Sedang
22 K22 3 8 5 0.45 Sedang
23 K23 5 10 5 0.56 Sedang
24 K24 10 8 -2 -0.50 Rendah
25 K25 2 7 5 0.42 Sedang
Rata-rata 0.31 Sedang
316

Uji N-gain Kelompok Eksperimen


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 E1 10 13 3 0.75 Tinggi
2 E2 3 12 9 0.82 Tinggi
3 E3 5 11 6 0.67 Sedang
4 E4 6 12 6 0.75 Tinggi
5 E5 10 12 2 0.50 Sedang
6 E6 8 8 0 0.00 Rendah
7 E7 5 12 7 0.78 Tinggi
8 E8 6 8 2 0.25 Rendah
9 E9 10 12 2 0.50 Sedang
10 E10 7 12 5 0.71 Tinggi
11 E11 8 9 1 0.17 Rendah
12 E12 2 12 10 0.83 Tinggi
13 E13 4 12 8 0.80 Tinggi
14 E14 5 12 7 0.78 Tinggi
15 E15 5 12 7 0.78 Tinggi
16 E16 7 10 3 0.43 Sedang
17 E17 4 12 8 0.80 Tinggi
18 E18 9 12 3 0.60 Sedang
19 E19 4 12 8 0.80 Tinggi
20 E20 5 12 7 0.78 Tinggi
21 E21 6 13 7 0.88 Tinggi
22 E22 8 12 4 0.67 Sedang
23 E23 2 7 5 0.42 Sedang
24 E24 6 13 7 0.88 Tinggi
25 E25 4 12 8 0.80 Tinggi
Rata-rata 0.64 Sedang
317

Lampiran C. 11 Hasil Peningkatan per Jenjang Kognitif Bloom


Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelompok Kontrol
Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 K1 1 2 1 1.00 Tinggi
2 K2 1 2 1 1.00 Tinggi
3 K3 2 2 0 0.00 Rendah
4 K4 2 1 -1 ~ Rendah
5 K5 1 1 0 0.00 Rendah
6 K6 1 1 0 0.00 Rendah
7 K7 1 2 1 1.00 Tinggi
8 K8 1 1 0 0.00 Rendah
9 K9 1 1 0 0.00 Rendah
10 K10 0 2 2 1.00 Tinggi
11 K11 1 2 1 1.00 Tinggi
12 K12 1 2 1 1.00 Tinggi
13 K13 0 1 1 0.50 Sedang
14 K14 1 1 0 0.00 Rendah
15 K15 2 2 0 0.00 Rendah
16 K16 0 1 1 0.50 Sedang
17 K17 1 1 0 0.00 Rendah
18 K18 0 1 1 0.50 Sedang
19 K19 1 2 1 1.00 Tinggi
20 K20 0 1 1 0.50 Sedang
21 K21 2 1 -1 ~ Rendah
22 K22 0 1 1 0.50 Sedang
23 K23 2 1 -1 ~ Rendah
24 K24 1 2 1 1.00 Tinggi
25 K25 0 1 1 0.50 Sedang
Rata-rata 0.50 Sedang
318

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelompok Kontrol


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 K1 3 4 1 0.50 Sedang
2 K2 2 3 1 0.33 Sedang
3 K3 3 5 2 1.00 Tinggi
4 K4 0 5 5 1.00 Tinggi
5 K5 1 4 3 0.75 Tinggi
6 K6 2 0 -2 -0.67 Rendah
7 K7 3 3 0 0.00 Rendah
8 K8 2 2 0 0.00 Rendah
9 K9 2 0 -2 -0.67 Rendah
10 K10 3 5 2 1.00 Tinggi
11 K11 3 4 1 0.50 Sedang
12 K12 2 5 3 1.00 Tinggi
13 K13 2 4 2 0.67 Sedang
14 K14 3 2 -1 -0.50 Rendah
15 K15 4 5 1 1.00 Tinggi
16 K16 0 2 2 0.40 Sedang
17 K17 0 2 2 0.40 Sedang
18 K18 2 0 -2 -0.67 Rendah
19 K19 1 1 0 0.00 Rendah
20 K20 3 4 1 0.50 Sedang
21 K21 2 3 1 0.33 Sedang
22 K22 2 3 1 0.33 Sedang
23 K23 0 4 4 0.80 Tinggi
24 K24 3 4 1 0.50 Sedang
25 K25 1 4 3 0.75 Tinggi
Rata-rata 0.38 Sedang
319

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C4 Kelompok Kontrol


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 K1 6 7 1 1.00 Tinggi
2 K2 7 7 0 0.00 Rendah
3 K3 5 4 -1 -0.50 Rendah
4 K4 6 4 -2 -2.00 Rendah
5 K5 2 5 3 0.60 Sedang
6 K6 4 4 0 0.00 Rendah
7 K7 2 7 5 1.00 Tinggi
8 K8 5 5 0 0.00 Rendah
9 K9 2 5 3 0.60 Sedang
10 K10 2 5 3 0.60 Sedang
11 K11 3 6 3 0.75 Tinggi
12 K12 3 5 2 0.50 Sedang
13 K13 4 2 -2 -0.67 Rendah
14 K14 1 5 4 0.67 Sedang
15 K15 4 2 -2 -0.67 Rendah
16 K16 1 2 1 0.17 Rendah
17 K17 3 2 -1 -0.25 Rendah
18 K18 5 5 0 0.00 Rendah
19 K19 1 3 2 0.33 Sedang
20 K20 0 4 4 0.57 Sedang
21 K21 2 5 3 0.60 Sedang
22 K22 1 4 3 0.50 Sedang
23 K23 3 5 2 0.50 Sedang
24 K24 6 2 -4 -4.00 Rendah
25 K25 1 2 1 0.17 Rendah
Rata-rata 0.02 Rendah
320

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelompok Eksperimen


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 E1 1 2 1 1.00 Tinggi
2 E2 1 2 1 1.00 Tinggi
3 E3 1 2 1 1.00 Tinggi
4 E4 1 2 1 1.00 Tinggi
5 E5 2 2 0 0.00 Rendah
6 E6 0 2 2 1.00 Tinggi
7 E7 0 2 2 1.00 Tinggi
8 E8 1 1 0 0.00 Rendah
9 E9 0 2 2 1.00 Tinggi
10 E10 2 2 0 0.00 Rendah
11 E11 0 2 2 1.00 Tinggi
12 E12 1 2 1 1.00 Tinggi
13 E13 2 2 0 0.00 Rendah
14 E14 2 2 0 0.00 Rendah
15 E15 0 2 2 1.00 Tinggi
16 E16 1 2 1 1.00 Tinggi
17 E17 2 2 0 0.00 Rendah
18 E18 1 2 1 1.00 Tinggi
19 E19 1 2 1 1.00 Tinggi
20 E20 1 2 1 1.00 Tinggi
21 E21 1 2 1 1.00 Tinggi
22 E22 1 2 1 1.00 Tinggi
23 E23 0 0 0 0.00 Rendah
24 E24 1 2 1 1.00 Tinggi
25 E25 1 2 1 1.00 Tinggi
Rata-rata 0.72 Tinggi
321

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelompok Eksperimen


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 E1 4 5 1 1.00 Tinggi
2 E2 2 5 3 1.00 Tinggi
3 E3 1 2 1 0.25 Rendah
4 E4 1 3 2 0.50 Sedang
5 E5 4 5 1 1.00 Tinggi
6 E6 4 4 0 0.00 Rendah
7 E7 4 3 -1 -1.00 Rendah
8 E8 2 2 0 0.00 Rendah
9 E9 5 4 -1 ~ Rendah
10 E10 2 4 2 0.67 Sedang
11 E11 3 3 0 0.00 Rendah
12 E12 0 5 5 1.00 Tinggi
13 E13 2 4 2 0.67 Sedang
14 E14 3 4 1 0.50 Sedang
15 E15 2 3 1 0.33 Sedang
16 E16 3 1 -2 -1.00 Rendah
17 E17 1 3 2 0.50 Sedang
18 E18 3 5 2 1.00 Tinggi
19 E19 1 5 4 1.00 Tinggi
20 E20 4 4 0 0.00 Rendah
21 E21 4 4 0 0.00 Rendah
22 E22 1 4 3 0.75 Tinggi
23 E23 0 1 1 0.20 Rendah
24 E24 3 5 2 1.00 Tinggi
25 E25 3 4 1 0.50 Sedang
Rata-rata 0.41 Sedang
322

Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C4 Kelompok Eksperimen


Pretest Posttest
No. Nama Siswa d = X2 - X1 N-gain Keterangan
(X1) (X2)
1 E1 5 6 1 0.50 Sedang
2 E2 0 5 5 0.71 Tinggi
3 E3 3 7 4 1.00 Tinggi
4 E4 4 7 3 1.00 Tinggi
5 E5 4 5 1 0.33 Sedang
6 E6 4 2 -2 -0.67 Rendah
7 E7 1 7 6 1.00 Tinggi
8 E8 3 5 2 0.50 Sedang
9 E9 5 6 1 0.50 Sedang
10 E10 3 6 3 0.75 Tinggi
11 E11 5 4 -1 -0.50 Rendah
12 E12 1 5 4 0.67 Sedang
13 E13 0 6 6 0.86 Tinggi
14 E14 0 6 6 0.86 Tinggi
15 E15 3 7 4 1.00 Tinggi
16 E16 3 7 4 1.00 Tinggi
17 E17 1 7 6 1.00 Tinggi
18 E18 5 5 0 0.00 Rendah
19 E19 2 5 3 0.60 Sedang
20 E20 0 6 6 0.86 Tinggi
21 E21 1 7 6 1.00 Tinggi
22 E22 6 6 0 0.00 Rendah
23 E23 2 6 4 0.80 Tinggi
24 E24 2 6 4 0.80 Tinggi
25 E25 0 6 6 0.86 Tinggi
Rata-rata 0.62 Sedang
323

Lampiran C. 12 Data Hasil Gaya Belajar VARK


Data Hasil Gaya Belajar VARK Kelas X IPA 1 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
1 IPA1-1 A A R R R V R K A K V R R A A V 3 5 6 2 R
2 IPA1-2 A K K A R R V A R R A K R K A A 1 6 5 4 A
3 IPA1-3 V K V R V V R V R R A R K A K A 5 3 5 3 VR
4 IPA1-4 A K A A A V A K R R A K R K K A 1 7 3 5 A
5 IPA1-5 V K V K A V K K R R K R A K K R 3 2 4 7 K
6 IPA1-6 A V K R R R V R K A R K V A K K 3 3 5 5 RK
7 IPA1-7 A K K A R V V R R V A R A K K K 3 4 4 5 K
8 IPA1-8 R K K V V V R R V R A V V K K V 7 1 4 4 V
9 IPA1-9 R R K A R V R V R R A R R A V V 4 3 8 1 R
10 IPA1-10 R A K R V V K R R R K R R A R K 2 2 8 4 R
11 IPA1-11 R K K V R V A K R R R A R K A R 2 3 7 4 R
12 IPA1-12 V K V K K A A R V V A A K A K A 4 6 1 5 A
13 IPA1-13 R A V A A V A R V R A R A A K K 3 7 4 2 A
14 IPA1-14 A K V A V K A R V R K R R A K K 3 4 4 5 K
15 IPA1-15 A K K R R R A V V R V R K K K K 3 2 5 6 K
16 IPA1-16 V A V R A V V V V R A R A K K K 6 4 3 3 V
17 IPA1-17 V K K R R V A V R R A R R A A A 3 5 6 2 R
18 IPA1-18 A K K V A V A V A A A R A K K A 3 8 1 4 A
19 IPA1-19 A R K K R R A R R R A R A K R A 0 5 8 3 R
20 IPA1-20 V A K R V A A R R R A R R K K R 2 4 7 3 R
324

Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
21 IPA1-21 V K V A R R R R R A A A A K K A 2 6 5 3 A
22 IPA1-22 V V K R A V A V R R K A K K K A 4 4 3 5 K
23 IPA1-23 A K K A V V R R R R A R R A K K 2 4 6 4 R
24 IPA1-24 K K K R R V V V R A A A A K K R 3 4 4 5 K
25 IPA1-25 K K V V V K A K V K A R R R K K 4 2 3 7 K
26 IPA1-26 R K V V R V F R R R A R R K K K 3 1 7 4 R
27 IPA1-27 R R K A R V R V R R A R A A K R 2 4 8 2 R
28 IPA1-28 R V V V V V A V R R A R R K V A 7 3 5 1 V
29 IPA1-29 K V K V A V K R V R A R V K K K 5 2 3 6 K
30 IPA1-30 A K K R R V R V R V K R A K K K 3 2 5 6 K
31 IPA1-31 V A K A R V A K R R A K R A K A 2 6 4 4 A
32 IPA1-32 A A V R R V R R R R R V R K K K 3 2 8 3 R
33 IPA1-33 A K K A R R V A R R A K R K A A 1 6 5 4 A
34 IPA1-34 A A K R R R K V V R R R A A K K 2 4 6 4 R
35 IPA1-35 A K V A A V A R V R A R A K K A 3 7 3 3 A
36 IPA1-36 K V K A A K A K V A A A A A R R 2 8 2 4 A
37 IPA1-37 R V K V A V V V R R A R A K K K 5 3 4 4 V
38 IPA1-38 A K K V V R R R V R A R R K K A 3 3 6 4 R
325

Data Hasil Gaya Belajar VARK Kelas X IPA 2 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
1 IPA2-1 R K V R R R K R R R K K R K K K 1 0 8 7 R
2 IPA2-2 K V V V R V R V R R A R V A K A 6 3 5 2 V
3 IPA2-3 V K V V V A V R V R K R A K K K 6 2 3 5 V
4 IPA2-4 A A K K K A V K V A A R A A V K 3 7 1 5 A
5 IPA2-5 R K V R V V V R A R A R V K R K 5 2 6 3 R
6 IPA2-6 A K K A R V A V A R A R A K K A 2 7 3 4 A
7 IPA2-7 A V K R A V A V R K R R V K K K 4 3 4 5 K
8 IPA2-8 R K V A R V A R V R A R A K A K 3 5 5 3 AR
9 IPA2-9 A A K A A V A R R R A R R R K K 1 6 6 3 AR
10 IPA2-10 K K K A K V R R V R A R R K K K 2 2 5 7 K
11 IPA2-11 K K K A R V A R V K A R V A K R 3 4 4 5 K
12 IPA2-12 V K K A A A A V R R A K A A K K 2 7 2 5 A
13 IPA2-13 V A K R A R A R R R A R A V V K 3 5 6 2 R
14 IPA2-14 V K K V A V R R R K A R K K K A 3 3 4 6 K
15 IPA2-15 K K K A A K A R R R A R A V K A 1 6 4 5 A
16 IPA2-16 R K V V R R A R R R A A A R A K 2 5 7 2 R
17 IPA2-17 V A V A A V A V A R A R A A K A 4 9 2 1 A
18 IPA2-18 R K K V R V A R R R A R R K K V 3 2 7 4 R
19 IPA2-19 K A K A A V K R R R A A A V V K 3 6 3 4 A
20 IPA2-20 V K K V A V A A R A A R A R A A 3 8 3 2 A
21 IPA2-21 K K V R R V A K V R K R K K R A 3 2 5 6 K
326

Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
22 IPA2-22 V A K A K V V V V R A R A V K K 6 4 2 4 V
23 IPA2-23 R A V R R R A R R R A R R K K K 1 3 9 3 R
24 IPA2-24 R K R R V R A R R K V R R K K K 2 1 8 5 R
25 IPA2-25 R A V V V V V R V K A R K A K K 6 3 3 4 V
26 IPA2-26 R K V A R V A R V K A A R K K A 3 5 4 4 A
27 IPA2-27 A A K R R V A V R R A R R A K K 2 5 6 3 R
28 IPA2-28 R V K K R V V V R R R R A K K K 4 1 6 5 R
29 IPA2-29 A K K R R V R K V R K R R K K K 2 1 6 7 K
30 IPA2-30 A V K R R V A R A V R R A A K A 3 6 5 2 A
31 IPA2-31 K K A K V V A R V R K K K V K V 5 2 2 7 K
32 IPA2-32 A K K R R V R R R A A R R K K K 1 3 7 5 R
33 IPA2-33 K K V V A V A K R K V R R K K A 4 3 3 6 K
34 IPA2-34 A A K V V V R R A A A K K K K K 3 5 2 6 K
35 IPA2-35 V K A R R A R R R R K K V A K K 2 3 6 5 R
36 IPA2-36 R K K R R A V R A V A R K K K A 2 4 5 5 RK
37 IPA2-37 K R K A V R K V V A A R K A K A 3 5 3 5 AK
327

Data Hasil Gaya Belajar VARK Kelas X IPA 3 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
1 IPA3-1 R K K A R V V R R A A K A K A A 2 6 4 4 A
2 IPA3-2 V V K V R V K R V R A R A K K K 5 2 4 5 VK
3 IPA3-3 A A K V A R A V V V A R A A K K 4 7 2 3 A
4 IPA3-4 A V K K R R K V V R A A R K K A 3 4 4 5 K
5 IPA3-5 A K K K V V K K V V A R A A K K 4 4 1 7 K
6 IPA3-6 R K K V R V K R V R A R K V K A 4 2 5 5 RK
7 IPA3-7 V V V V A V A R R A K R A K K A 5 5 3 3 VA
8 IPA3-8 A A A A A V A R V R R R A K A R 2 8 5 1 A
9 IPA3-9 A A K A R V A V R K A R A A K K 2 7 3 4 A
10 IPA3-10 R R K R R V A V R R A R A A K K 2 4 7 3 RK
11 IPA3-11 A K K R R V A R R R A K A K K A 1 5 5 5 ARK
12 IPA3-12 A R K R A V A R R V A R A A K K 2 6 5 3 A
13 IPA3-13 R R K V R V A R R A A R A A K K 2 5 6 3 RK
14 IPA3-14 K K K R R V A V R R A R A V K K 3 3 5 5 RK
15 IPA3-15 A A K R R V A K R A A A A K K K 1 7 3 5 A
16 IPA3-16 A K A V V K K A K K A R A K K A 2 6 1 7 K
17 IPA3-17 K A A A V V V R R R K R A K K A 3 5 4 4 A
18 IPA3-18 A A V V A V A A V R A R K V K K 5 6 2 3 A
19 IPA3-19 A V K R A V V R R R K R R A K K 3 3 6 4 R
20 IPA3-20 R K K V R R A R R R A R A K K A 1 4 7 4 R
21 IPA3-21 K K K V A V A A R R A K R K K K 2 4 3 7 K
328

Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
22 IPA3-22 A A K A R V R R R V A R A K K A 2 6 5 3 A
23 IPA3-23 A A V A R V K R V A K R R K K K 3 4 4 5 K
24 IPA3-24 V K K R R V K R V V V K R A R K 5 1 5 5 VRK
25 IPA3-25 R K K K A V R K R R A R A A K A 1 5 5 5 ARK
26 IPA3-26 V K V V V V R R K A K R K K K K 5 1 3 7 K
27 IPA3-27 A A K A R V A V R R A R A A K K 2 7 4 3 A
28 IPA3-28 V K A K A V R R V V A K K K K A 4 4 2 6 K
29 IPA3-29 A A K A A V A R V V A R A A K R 3 8 3 2 A
30 IPA3-30 R A K A R R A R V R A R R K A K 1 5 7 3 R
31 IPA3-31 V A V K R V K V V R A R A A K K 5 4 3 4 V
32 IPA3-32 V A K A A A V K V A A R A K K K 3 7 1 5 K
33 IPA3-33 R A K A V A R R V A K R A A K K 2 6 4 4 A
34 IPA3-34 A V V R R V R R R R A R R A K A 3 4 8 1 R
35 IPA3-35 A K K V A V R R R R A R K K K K 2 3 5 6 K
36 IPA3-36 V R V V A A V V A R V A V A K A 7 6 2 1 V
37 IPA3-37 A A K K A R K V V A R R V A K K 3 5 3 5 AK
38 IPA3-38 R K K K A A V K V R A R A A K K 2 5 3 6 K
329

Data Hasil Gaya Belajar VARK Kelas X IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
1 IPA4-1 R K K R A V A R V R R R A K K V 3 3 6 4 R
2 IPA4-2 K V K R A A R R V R A A A K K A 2 6 4 4 A
3 IPA4-3 V R V K A V R V R R A R A K K V 5 3 5 3 VR
4 IPA4-4 R V K V R V R R V R A R R K K K 4 1 7 4 R
5 IPA4-5 A K K R R V R K V V A R R K K K 3 2 5 6 K
6 IPA4-6 R R K R R V A R R R A R R A K K 1 3 9 3 R
7 IPA4-7 R R K V R V A R V V A R R R K K 4 2 7 3 R
8 IPA4-8 R A V V R V R R R A A K F A K R 3 4 6 2 R
9 IPA4-9 A V K R R V K V V R A R R A K A 4 4 5 3 R
10 IPA4-10 A A K A A V A R R R A R A A K R 1 8 5 2 A
11 IPA4-11 V K K R R V K K V R A A K A K K 3 3 3 7 K
12 IPA4-12 V K V A K V A K R K A R A A K R 3 5 3 5 AK
13 IPA4-13 A A K A R V R R R V V K R A K A 3 5 5 3 AR
14 IPA4-14 A A K R A V A V K A K R R K K A 2 6 3 5 A
15 IPA4-15 V K K A A V A R R A A R K A K A 2 7 3 4 A
16 IPA4-16 R K V R R R K R R R A K R V K V 3 1 8 4 R
17 IPA4-17 K A K A R V A R R R A R K K K K 1 4 5 6 K
18 IPA4-18 R K K V A R A V R R K R A A A K 2 5 5 4 AR
19 IPA4-19 A R K K A V A R V R A A R K K R 2 5 5 4 AR
20 IPA4-20 V K K R A V V R R V A K K K K A 4 3 3 6 K
21 IPA4-21 A A K R A V A V A A K R A A K R 2 8 3 3 A
330

Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
22 IPA4-22 V K V A A V A R R K A R A A K R 3 6 4 3 A
23 IPA4-23 R A K V R V V R V R A R V A K A 5 4 5 2 VR
24 IPA4-24 R K K V V V A V V V R R K K K A 6 2 3 5 V
25 IPA4-25 K K A K V V K R V F K R R K K K 3 1 3 8 K
26 IPA4-26 A A K R A V A V V V K K K K K A 4 5 1 6 K
27 IPA4-27 A V K R R V K V V A K R A K K A 4 4 3 5 K
28 IPA4-28 A A V R R V K R V V K R A K K V 5 3 4 4 V
29 IPA4-29 R R R K R A K A V A A R R A A K 1 6 6 3 AR
30 IPA4-30 A K V K R V K V A R K A K K K V 4 3 2 7 K
31 IPA4-31 V A V V V V A R A A K K R A K K 5 5 2 4 VA
32 IPA4-32 A A V A A V R R V R A R R A K R 3 6 6 1 AR
33 IPA4-33 V K A A K V K R R V A K R V K A 4 4 3 5 K
34 IPA4-34 V A K K A V V K R R K V K A K K 4 3 2 7 K
35 IPA4-35 V A V V R V K R V R A K K A A R 5 4 4 3 V
36 IPA4-36 V A K R A R A K V R A K K V K R 3 4 4 5 K
37 IPA4-37 A A K A A A A A A R A R A K K V 1 10 2 3 A
38 IPA4-38 R R V V R V V R R R A R R K K K 4 1 8 3 R
331

Data Hasil Gaya Belajar VARK Kelas X IPA 5 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
1 IPA5-1 K K V R R R K R R R A R A K K K 1 2 7 6 R
2 IPA5-2 R K K V R V R V R R A R A K K K 3 2 6 5 R
3 IPA5-3 A K R A V V V A V A A A R A K K 4 7 2 3 A
4 IPA5-4 A A A K V V V V R R A A K K K K 4 5 2 5 A
5 IPA5-5 R K V A R V K R R R A R R A K A 2 4 7 3 R
6 IPA5-6 V A K R V V V R K V A R R A K A 5 4 4 3 V
7 IPA5-7 A K V V V V V R R R A K A K K R 5 3 4 4 V
8 IPA5-8 K A V V R V A R V R A K K K K R 4 3 4 5 K
9 IPA5-9 A K K A R V A R R A R R R K K A 1 5 6 4 R
10 IPA5-10 K K V K K V R K R R V K K K K A 3 1 3 9 K
11 IPA5-11 V K V A A R V R V R A R R K K A 4 4 5 3 R
12 IPA5-12 A A V A A V A R V V A A A A K A 4 10 1 1 A
13 IPA5-13 R A K A K V R V R V A R R A K A 3 5 5 3 AR
14 IPA5-14 R K K R R V R A R R K R A V K A 2 3 7 4 R
15 IPA5-15 R A K R K V R A R A A R A V K A 2 6 5 3 R
16 IPA5-16 A V V A A V K V V R R A K K K K 5 4 2 5 VK
17 IPA5-17 V A V R V V A V R R K R F K V A 6 3 4 2 V
18 IPA5-18 A V V A V R A R R R A R A A K A 3 7 5 1 A
19 IPA5-19 R K K R A R A A V V A R R K K V 3 4 5 4 R
20 IPA5-20 V A V A R V K A R A K R A A K A 3 7 3 3 A
21 IPA5-21 K K V A K R A R V V V R A K K K 4 3 3 6 K
332

Jawaban Jumlah
No Nama Siswa Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 V A R K
22 IPA5-22 R A K R K V R A R A A R A K K A 1 6 5 4 A
23 IPA5-23 A K V K R V A R V A A R R K K K 3 4 4 5 K
24 IPA5-24 A V K A K V A V R A A A K K K K 3 6 1 6 AK
25 IPA5-25 R A V V A A A R V A A R R K K V 4 6 4 2 A
26 IPA5-26 A A V K A V A A R R K A K K K F 2 6 2 5 A
27 IPA5-27 A K K A R V A R V A A R A K K A 2 7 3 4 A
28 IPA5-28 K K K A V A V V R V K R K K K A 4 3 2 7 K
29 IPA5-29 A K V V R V K V R A A R A A K V 5 5 3 3 VA
30 IPA5-30 A A K V A V A R R A A A A A K K 2 9 2 3 A
31 IPA5-31 A K V V A V V A R R A A R A K K 4 6 3 3 A
32 IPA5-32 R A K R R V K V R R A R A K K R 2 3 7 4 R
33 IPA5-33 A V V R V V A R V R A R A K K A 5 5 4 2 VA
34 IPA5-34 A K V R V V R R R R A R R K K A 3 3 7 3 R
35 IPA5-35 R A K R R V K R R R A R A K K R 1 3 8 4 R
36 IPA5-36 A K V V A V V K R A K R R K K K 4 3 3 6 K
37 IPA5-37 R A K R R V K V R R A R A K K R 2 3 7 4 R
38 IPA5-38 A K R A V V V A V A A A R A K K 4 7 2 3 A
333

Lampiran C. 13 Data Hasil Angket Respon Siswa


Data Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola pada Remedial Teaching
Penggunaan Alat Keunggulan Alat Peraga
Penyampaian Konsep Materi
Jenis Peraga Gerak Parabola Gerak Parabola
No
Kelamin (+) (-) (+) (-) (+) (-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 L 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5
2 P 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5
3 L 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5
4 P 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5
5 P 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4
6 P 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5
7 P 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
8 L 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
9 P 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
10 L 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4
11 P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 P 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5
13 P 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 P 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
15 P 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4
16 P 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4
17 P 3 5 5 3 4 4 3 5 3 4
18 L 4 2 4 5 3 3 4 4 3 4
19 L 4 4 3 3 2 2 5 4 3 4
334

Penggunaan Alat Keunggulan Alat Peraga


Penyampaian Konsep Materi
Jenis Peraga Gerak Parabola Gerak Parabola
No
Kelamin (+) (-) (+) (-) (+) (-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 L 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4
21 L 5 3 3 4 4 3 5 4 5 3
22 P 4 2 5 4 4 4 3 4 3 4
23 P 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4
24 P 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4
25 P 3 3 3 3 5 5 3 3 4 4
Jumlah 106 91 104 96 101 102 102 105 96 107
Persentase 85% 73% 83% 77% 81% 82% 82% 84% 77% 86%
Persentase per
79% 81% 82%
Indikator
Rata-rata
80%
Total
335

LAMPIRAN D
ALAT PERAGA GERAK PARABOLA

1. Panduan Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola


2. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
336

Lampiran D. 1 Panduan Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola

Panduan Penggunaan Alat Peraga Gerak Parabola


Alat peraga gerak parabola merupakan alat peraga yang dapat membantu
guru menjelaskan konsep gerak parabola karena dapat memvisualisasikan
fenomena gerak parabola secara lebih nyata sehingga memudahkan siswa dalam
memahami konsep tersebut. Alat peraga gerak parabola dapat menyajikan
informasi gerak parabola melalui percobaan sehingga alat peraga ini sangat
mengakomodasi siswa dengan gaya belajar kinestetik.
A. Fungsi Komponen Alat Peraga
1. Wadah kaca digunakan untuk menampung air dan menyimpan komponen alat
peraga. Pada bagian dinding depannya digunakan untuk menggambarkan
lintasan air yang membentuk gerak parabola.

2. Busur Derajat dan Meja Lintasan Air


a. Busur derajat berfungsi sebagai alat untuk mengukur sudut pada selang.
b. Meja lintasan digunakan untuk menompang air yang terjatuh saat air
dipancarkan.
337

Tampak Depan

Tampak samping
3. Keran dan Selang
a. Keran berfungsi untuk mengatur kecepatan air yang keluar dari ujung
selang.
b. Selang berfungsi untuk menyalurkan air dan memancarkan air dari tempat
penampungan.
338

4. Sirkulator pompa air berfungsi untuk mendorong air dari tempat


penampungan menuju ke selang.

5. Penggaris berfungsi untuk mengukur jarak jangkauan dan ketinggian air.

B. Susunan Rangkaian Alat Peraga


1. Buka tutup pada KIT alat peraga.
339

2. Isi dalam KIT alat peraga.

3. Letakkan ujung selang pada penyangga di bagian sisi kiri meja lintasan.

C. Rangkaian Alat Peraga

1. Wadah Kaca 2. Busur Derajat 3. Meja Lintasan Air

6. Selang Air 5. Keran 4. Sirkulator Pompa Air


340

D. Penggunaan Alat Peraga


1. Percobaan I (Mendemonstrasikan karakteristik gerak parabola pada arah
horizontal dan arah vertikal)
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Susunlah rangkaian alat peraga sesuai dengan gambar.
c. Isi tempat penampungan dengan air berdasarkan volume tertentu.
d. Hidupkan pompa sirkulasi air sehingga air mengalir dari tempat
penampungan menuju ujung selang.
e. Buka keran ke tanda pertama.
f. Atur ujung selang agar membentuk sudut 0 , 30 dan 90 terhadap meja
lintasan.
g. Amati lintasan air yang terbentuk.
2. Percobaan II (Mendemonstrasikan hubungan antara sudut elevasi dengan
jarak jangkauan dan ketinggian maksimum)
a. Atur ujung selang berdasarkan sudut elevasi yang telah ditentukan.
b. Gambarkan lintasan gerak parabola yang terbentuk pada dinding kaca.
c. Ukur jarak terjauh dan ketinggian maksimum pada gambar lintasan gerak
parabola dengan menggunakan penggaris.
d. Catat hasil pengukuran jarak terjauh dan ketinggian maksimum yang
diperoleh.
3. Percobaan III (Mendemonstrasikan hubungan kecepatan aliran air dengan
jarak jangkauan dan ketinggian maksimum)
a. Ulangi langkah-langkah dalam percobaan II dengan membuka keran ke
tanda kedua.
b. Catat hasil pengukuran jarak jangkauan terjauh dan ketinggian maksimum
yang diperoleh.
c. Bandingkan data yang diperoleh antara percobaan II dan III.
341

E. Informasi Alat Peraga


1. Perhatian
a. Penggunaan alat harus sesuai dengan buku petunjuk.
b. Pemasangan harus dilakukan secara cermat.
c. Penggunaan alat sebaiknya dilakukan minimal 2 orang agar mempermudah
dan aman.
d. Jangan merusak bagian apapun dari alat. Seperti membenturkan dengan
benda keras, melubangi alat dengan benda tajam, dan lain sebagainya.
e. Berhati-hati dalam menggunakan alat jangan sampai air mengenai steker
pompa (kepala kabel pompa) karena dapat berbahaya.
f. Hindari tangan yang basah ketika menghubungkan steker pompa (kepala
kabel pompa) dengan stop kontak.
g. Jauhkan jangkauan listrik dengan air pada percobaan karena dapat
membahayakan.
2. Perawatan dan Pemeliharaan
a. Usahakan alat selalu dalam keadaan bersih dari debu dan kotoran lainnya.
b. Simpan pada tempat yang kering dan aman.
c. Setelah digunakan alat segera dibersihkan dan dikeringkan menggunakan
kain kering agar tidak lembab dan merusak bagian-bagian alat.
d. Hindari dari jangkauan anak-anak.
e. Jauhkan dari sumber api karena alat mudah terbakar dan konslet.
f. Jangan jatuhkan, benturkan, atau guncangkan alat. Penanganan yang kasar
dapat merusak alat.
342

Lampiran D. 2 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan pretest

2. Pembelajaran kelompok kontrol


343

3. Pembelajaran kelompok eksperimen

4. Kegiatan posttest
344

LAMPIRAN E
SURAT-SURAT PENELITIAN

1. Surat Keterangan Observasi


2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Lembar Uji Referensi
5. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
345

Lampiran E. 1 Surat Keterangan Observasi


346

Lampiran E. 2 Surat Izin Penelitian


347

Lampiran E. 3 Surat Keterangan Penelitian


348

Lampiran E. 4 Lembar Uji Referensi


349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360

Lampiran E. 5 Daftar Riwayat Hidup


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SARI EKA PUTRI. Anak kelima dari lima bersaudara


pasangan H. Aminuddin dan Hj. Maryani. Lahir di
Jakarta, 11 Oktober 1996 dan bertempat tinggal di Jl. H.
Mawi Gang Onong Rt 006/02 Kel. Bojong Sempu Kec.
Parung Kab. Bogor.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah
ditempuh penulis diantaranya SDI Ar-Rahman Karang Tengah lulus pada tahun
2008, MTs. Yapina lulus pada tahun 2011, MA Islamiyah Sawangan lulus pada
tahun 2014. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Tadris Fisika pada tahun 2014 melalui jalur ujian mandiri.

Anda mungkin juga menyukai