Oleh:
ASMAWATI R.
106016300640
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum. Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah menghubungkan kejalan yang benar dan memimpin kepada
agama yang lurus, semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan
kepada Beliau dan kepada Nabi-nabi lain serta keluarga dan orang-orang yang
saleh.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi
ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap
Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
tanpa lelah memberikan dorongan dan masukan moril maupun materil kepada
penulis, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta,
sekaligus
dosen
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK . .................................................................................................
ABSTRACT .................................................................................................
ii
iii
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
15
19
23
29
32
36
37
37
37
37
38
39
39
39
40
42
45
49
50
50
54
60
63
A. Kesimpulan .............................................................................
63
B. Saran ........................................................................................
64
65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta Konsep Bunyi ..................................................................
23
33
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .
48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Tradisional ......................................................................
11
18
18
35
38
41
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Uji Validitas .............................................................................
68
71
93
115
116
119
120
121
124
125
126
129
130
131
134
135
136
138
140
142
144
145
148
150
152
157
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada
dasarnya bertujuan mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap
gejala atau proses alam dan sifat serta penerapannya, demikian menurut
Wosparkik.1 Fisika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan bagian dari sains
yang bertujuan untuk mempelajari fenomena-fenomena yang berhubungan dengan
materi. Oleh karena itu, hakikat fisika sama dengan hakikat sains yakni terdiri dari
produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Pendidikan fisika diharapkan
mampu memberikan pengalaman secara langsung. Pendidikan fisika juga harus
mampu mengembangkan daya nalar dalam pemecahan masalah di kehidupan
sehari-hari, karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara utuh.
Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri untuk mencapai fungsi dan tujuannya. Adapun fungsi dan
tujuan mata pelajaran fisika di SMA adalah sebagai sarana untuk:
1.
2.
3.
dan
menafsirkan
data,
menyusun
laporan,
serta
Widodo Budhi, Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Model STAD Mata Kuliah
Fisika Matematika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tahun Akademik 2004/2005 dalam Jurnal Varidika, Vol.
17, No. 2, Desember 2005, h. 106
4.
5.
6.
Oleh karena itu, maka penguasaan terhadap ilmu fisika hendaklah terus
ditingkatkan.
Pada kenyataannya, tingkat penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran
fisika masih rendah. Rendahnya penguasaan konsep siswa diduga ada kaitannya
dengan proses pembelajaran fisika yang masih berpusat pada guru (teacher
centered) dan siswa hanya mendapatkan konsep-konsep yang bersifat informasi
yang disampaikan guru di kelas. Konsep-konsep tersebut seharusnya dikuasai oleh
siswa agar mereka dapat memecahkan masalah fisika yang kelak akan mereka
hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tersebut seharusnya diperoleh siswa
melalui pemberian pengalaman oleh guru untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, mengumpulkan, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis, tidak banyak dialami oleh siswa sehingga siswa sulit memahami konsepkonsep fisika dan cepat melupakannya. Selain itu, faktor terpenting yang
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Fisika
SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 7
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Cet. ke-1, h.63
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Terdapat kesenjangan hasil belajar antara siswa kelompok atas dan siswa
kelompok bawah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep
siswa kelompok bawah.
2.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini diadakan pembatasan masalah pada penguasaan konsep.
Dimana penguasaan konsep siswa yang diteliti, dibatasi hanya pada aspek
meningat (C2) pada ranah kognitif dari taksonomi Bloom.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada
materi bunyi?.
Annisa Firdhausi, Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Alternatif dalam Skripsi
FPMIPA Jurusan Pendidikan Fisika UPI, Bandung, 2010, h. 92
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah proses
pembelajaran.
2. Mengetahui respon siswa terhadap KBM dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitan ini, yaitu:
yang
menarik
sehingga
siswa
berpartisipasi
dalam
pembelajaran.
3. Bagi peneliti, dapat menjadi pengalaman langsung dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Pembelajaran Kooperatif
a.
kooperatif
merupakan
suatu
model
pembelajaran
yang
10
12
Carin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif ditandai oleh ciriciri sebagai berikut:15
1) Setiap anggota mempunyai peran
2) Terjadi interaksi langsung diantara siswa
3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga temanteman sekelompoknya
4) Peran guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan keterampilanketerampilan interpersonal kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Bannet menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan
pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:16
1) Positive interdependence
2) Interaction face to face
3) Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok
4) Membutuhkan keluwesan
5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok)
Pada pembelajaran kooperatif siswa dikondisikan untuk bekerja dan
belajar dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar
kooperatif berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional
adalah kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok
diskusi, kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Perbedaan tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut.17
15
1.
Kepemimpinan bersama
Satu pemimpin
2.
3.
Kelompok heterogen
Kelompok homogen
4.
5.
Sama-sama bertanggungjawab
6.
penyelesaian tugas
kelompok belajar
8.
9.
Evaluasi kelompok
Evaluasi individual
7.
Ruhadi. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Salah Satu Alternatif dalam
Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Jurnal
Pendidikan Serambi Ilmu, Sept 2008, Volume 6 Nomor I, h. 49
2) Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 40 orang, maka guru
kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian.
3) Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan
dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan
siswa, menentukan perubahan kelompok belajar.
4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan
kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.19
2) Jigsaw
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap
anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu yang diberikan.
Jigsaw terdiri dari lima langkah, yaitu mahasiswa membaca dan mengkaji
bahan ajar, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok mahasiswa (homogen),
tes/kuis, dan penguatan dari guru.
19
Ibid, h. 49
yang
dikemukakan
oleh
Slavin
adalah
sebuah
metode
pembelajaran yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang heterogen dari segi tingkat
kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang budaya.21 Pada STAD dinyatakan
Slavin bahwa Most often, the study involves students discussing problems
together, comparing answers, and correcting any misconceptions if teammates
make mistakes, artinya siswa mendiskusikan masalah bersama, membandingkan
jawaban dan memeriksa miskonsepsi jika tim membuat kesalahan. Penekanan
diletakkan pada anggota tim melakukan yang terbaik untuk kelompoknya.22
STAD merupakan salah satu metode pendekatan dalam pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan sebuah model pendekatan yang cocok
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu,
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif
(Slavin).23
Menurut Davidson & Worshman (dalam Supraptama), Cooperative
learning adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan
siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang
mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. Senada dengan
pendapat tersebut, Johnson menyatakan bahwa dalam cooperative learning
Students discuss the material with each other, help one another understand it,
and encourage each other to work hard. Pada cooperative learning para siswa
mendiskusikan bahan antara siswa yang satu dengan lainnya, saling membantu
memahami siswa yang satu dengan yang lain dan masing-masing memberi
semangat untuk bekerja keras antara siswa yang satu dengan yang lain.24
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
STAD merupakan salah satu model pembelajaran secara berkelompok (anggota
21
Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 90
26
Ibid, h. 90
belajarnya; (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah; (c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda; dan (d) Penghargaan lebih berorientasi
kelompok ketimbang individu.27
2) Kegiatan kelompok
Siswa bekerja dan belajar bersama didalam kelompok. Waktu yang digunakan
1 2 jam pelajaran. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan
jumlah anggota 4 5 orang yang beragam, baik itu kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras ataupun etnik dalam satu kelompok. Kerja tim merupakan
ciri terpenting STAD. Pada setiap saat, penekanan diberikan kepada anggota
tim agar melakukan yang terbaik untuk timya. Sesama anggota tim
memberikan dukungan kepada temannya untuk kinerja akademik dan
menunjukkan saling peduli.
27
Ibid, h. 90
3) Tes individual
Setelah siswa berlatih dalam kelompok, siswa diberi tes individu. Pada tahap
ini siswa tidak diperkenankan untuk saling memberitahu atau bekerja sama
dengan yang lain. Setiap siswa diharapkan berusaha untuk bertanggungjawab
secara individual untuk menjawab soal tes dan memberikan hasil yang terbaik
sebagai konstribusinya kepada kelompok.
Skor Peningkatan
10
20
30
40
5) Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok
yang diperoleh dengan mengumpulkan kemajuan masing-masing anggota
Penghargaan
15
20
25
28
untuk
Nilai
- Nomor
Tiga
- Warna
Hitam kekuning-kuningan
- Bentuk
Bulat/bundar
Konsep
Tiga bulatan yang hitam
kekuning-kuningan
Armiza. Model Siklus Belajar Abduktif Empiris untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada Materi Pemantulan Cahaya dalam Jurnal
Penelitian Pendidikan IPA, Vol. I, No, 1, Maret 2007, h. 79
31
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi
Aksara: 2005), cet. ke-4, h. 161
32
Ibid, h. 162
33
Ibid, h. 163
3) Konsep disjungtif, sesuatu yang dapat dirumuskan dalam sejumlah cara yang
berbeda-beda. Antara atribut-atribut dan nilai-nilai dapat didistribusikan antara
yang satu dengan yang lainnya.
4) Konsep hubungan, yakni suatu konsep yang mempunyai hubungan-hubungan
khusus antaratribut. Misalnya konsep jarak dan konsep arah. Jarak menunjuk
pada hubungan antara dua titik, yakni terdapat dua titik yang terpisah arah,
juga menunjukkan hubungan antara dua titik gerakan dari satu titik ke titik
lainnya.
b. Penguasaan Konsep
Dari proses pembelajaran yang berlangsung, diharapkan siswa dapat
menguasai konsep-konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Dalam
hal ini penguasaan konsep sangat penting dimiliki siswa yang telah mengalami
pembelajaran. Penguasaan konsep yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya
mengenal konsep itu, tetapi siswa harus dapat menghubungkan antara konsep
yang satu dengan konsep yang lain yang masih ada kaitannya. Berkaitan hal ini
Novak dan Gowin (dalam Baihaqi), menyatakan bahwa penguasaan konsep tidak
didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengetahui seluruh konsep yang
diajarkan saja, tetapi lebih merupakan perkembangan hubungan proporsional
antara konsep yang menjadi pusat perhatian dan konsep lain yang dihubungkan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penguasaan konsep identik dengan
pemahaman konsep, yaitu sekelompok perubahan tingkah laku (kemampuan)
siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan
pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisa (C4), evaluasi (C5), dan kreatif (C6)
(Bloom dalam Anderson dan Krathwohl).34
Adapun penguasaan konsep fisika dimaksudkan sebagai tingkatan dimana
seorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep fisika, melainkan benarbenar memahaminya dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam
menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri
34
35
Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 90
4. Konsep Bunyi
a. Peta Konsep
Bunyi
memiliki
memiliki
Daerah frekuensi
Karakteristik
bunyi
terdiri atas
Pemantulan
terdiri atas
Warna bunyi
Infrasonik
(f < 20 Hz)
mengalami
Kuat bunyi
Audiosonik
(20 Hz s/d 20 kHz)
Tinggi bunyi
Ultrasonik
(f > 20 kHz)
dihasilkan oleh
Getaran
dirambatkan oleh
Gelombang mekanik
(perambatannya melalui medium)
berupa
Gelombang
longitudinal
Resonansi
b. Bunyi
Benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Benda tersebut dapat kita sebut
sebagai sumber bunyi.36 Bunyi merupakan salah satu bentuk gelombang
longitudinal. Bunyi merambat dalam bentuk rapatan dan renggangan yang silih
berganti.
Kita telah membahas bahwa bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar,
yaitu sumber bunyi. Dengan demikian, syarat terjadi dan terdengarnya bunyi
adalah:
1) Ada benda yang bergetar (sumber bunyi),
2) Ada medium yang merambatkan bunyi, dan
3) Ada penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.37
.. (2.1)
= . . (2.2)
Mikrajuddin Abdullah. IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII. (Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama, 2006), h. 110
37
Ibid, h. 111
38
Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 152
39
Saeful Karim dkk.Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. (Jakarta: CV. Pustaka Indah, 2008), h. 257
e. Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran
benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi yang sama dengan
sumber getarnya.41
Resonansi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pada kolom udara dapat
terjadi dengan syarat sebagai berikut.
1) Syarat agar terjadi resonansi I (R1): panjang kolom udara =
2) Syarat agar terjadi resonansi II (R2): panjang kolom udara =
40
41
3) Syarat agar terjadi resonansi III (R3): panjang kolom udara = 5/4 , dan
seterusnya.
Jadi, agar terjadi resonansi ke-n, panjang kolom udara () pada tabung adalah:
1
= 2 1 (2.3)
4
dengan n = 1, 2, 3, 4, .
f. Pemantulan Bunyi
Pemantulan gelombang bunyi memenuhi Hukum Pemantulan yang
menyatakan sebagai berikut.
1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut bunyi datang sama dengan sudut bunyi pantul.43
Berdasarkan hukum pemantulan bunyi, jika bunyi yang datang berimpit
dengan garis normal (sudut datang = 0o), bunyi pantulnya juga berimpit dengan
garis normal (sudut pantul = 0o). Dengan kata lain, bunyi pantulnya akan berbalik
ke arah datangnya bunyi. Jika sudut datangnya lebih dari 0o, bunyi pantulnya tidak
akan kembali ke arah datangnya bunyi.44
42
: mer de ka
Bunyi pantul :
Terdengar
mer de ka
: mer . . ka
45
Marthen Kanginan. IPA Fisika 2 untuk SMP kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006),
h. 180-182
2) Survei geofisika
Suatu gemap bumi atau ledakan dahsyat membangkitkan gelombanggelombang bunyi yang dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh melalui
Bumi. Jika getaran-getaran ini dicatat oleh seismograf di berbagai tempat di
permukaan Bumi, catatan-catatan ini dapat digunakan untuk mendeteksi,
menentukan lokasi, dan mengklasifikasikan gangguan-gangguan atau untuk
memberikan informasi tentang struktur Bumi.
3) Kacamata tunanetra
Prinsip pengiriman dan penerimaan pulsa ultrasonik pada kelelawar
dimanfaatkan pada kacamata tunanetra. Kacamata ini dilengkapi dengan
pengirim dan penerima pulsa. Penerima akan menghasilkan suatu bunyi tinggi
atau rendah, bergantung pada apakah benda yang memantulkan pulsa berada
dekat atau jauh dari si tunanetra.
4) Mengukur kedalaman laut
Kedalaman laut, bahkan lokasi kawanan ikan di bawah kapal, dapat ditentukan
dengan teknik pantulan pulsa ultrasonik. Pulsa ultrasonik dipancarkan oleh
instrumen yang dinamakan fathometer.
5) Penggunaan dalam bidang kedokteran
Pemeriksaan
untuk
menggunakan
(ultrasonografi).
melihat
pulsa-pulsa
bagian
dalam
ultrasonik
Pemeriksaan
dan
tubuh
dinamakan
pengobatan
manusia
pemeriksaan
penyakit
batu
dengan
USG
ginjal
46
47
Ibid, h. 177-180
Dewimarhelly, Op. Cit., h. 3
2. Fitriani
Fitriani dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Berdasarkan latar belakang penelitian,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Pembelajaran masih
didominasi oleh guru, (2) Guru masih banyak menerapkan pembelajaran secara
konvensional sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan,dan (3) Pembelajaran
berlangsung dalam situasi yang kurang kondusif bagi pengembangan skill setiap
siswa. Permasalahan yang muncul dapat diatasi dengan merancang sistem
pembelajaran sedemikian rupa melalui peralihan pendekatan dan metode yang
tepat. Salah satu upaya yang relevan dengan hal tersebut adalah melalui
pembelajaran
yang
berorientasi
pada
pendekatan
konstrutivistik
yaitu
Ibid, h. 64
Fitriani, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam Skripsi Program Studi Pendidikan
Kimia UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008, h. 4
49
dari pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit.50
3. Annisa Firdhausi
Annisa Firdhausi melakukan penelitian tindakan kelas mengenai Upaya
Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Alternatif . Permasalahan
dalam penelitian ini yaitu rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran fisika di kelas X di salah satu SMA swasta kabupaten Bandung.
Adapun cara pemecahan masalah mengenai rendahnya aktivitas dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran fisika akan dipecahkan dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.51
Hasil penelitiannya, secara keseluruhan aktivitas siswa di setiap siklusnya
terjadi peningkatan yang sangat baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa media dan
model pembelajaran yang telah diterapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa.
Begitupun, secara keseluruhan prestasi belajar meningkat cukup baik di setiap
siklusnya hingga mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan pada
penelitian ini.52
4. Jumrah
Jumrah dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Ketuntasan
Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui Pendekatan Keterampilan Proses
Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Asam-basa. Permasalahan
dalam penelitian ini yaitu: (1) Masih banyak siswa SMA Negeri 5 Palu
mengalami kesulitan dalam mempelajari pengetahuan kimia, baik menyangkut
proses maupun produk.; (2) Siswa dalam pembelajaran kimia memperlihatkan
kekurang mampuan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan
kimia. Adapun upaya pencapaian keberhasilan pembelajaran kimia secara kasikal
yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pilihan
50
Ibid, h. 58
Annisa Firdhausi, Op. Cit., h. 5
52
Ibid, h. 92
51
C. Kerangka Berpikir
Materi fisika tentang bunyi dirasakan sangat akrab dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, penting untuk dapat memahami dan menyadari
kegunaannya. Namun pada kenyataannya siswa masih kesulitan dalam memahami
konsep bunyi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan itu, maka perlu untuk menerapkan suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman dan penguasaan konsep siswa. Salah satu model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran
kooperatif.
Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan
ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 5 siswa. Bersama dengan
kelompoknya, siswa melakukan serangkaian kegiatan yang dapat membantu siswa
untuk memahami materi pelajaran. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif
memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Interaksi dan komunikasi yang terjadi diantara siswa dapat
memotivasi belajar siswa.
53
Jumrah, Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Asam-basa dalam Jurnal
Media Eksakta 2 (2): 111-115, Juli 2006, h. 112
54
Ibid, h. 114
Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 89
penghargaan tim dapat memotivasi siswa untuk meraih skor yang lebih tinggi.
Akibatnya yaitu penguasaan konsep siswa meningkat. Meningkatnya penguasaan
konsep siswa juga dikarenakan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, setiap
kelompok dituntut untuk bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik
secara individu maupun kelompok.
Konsep Bunyi
Pembelajaran Kooperatif
Model STAD
Pembelajaran berpusat
pada siswa
Penguasaan Konsep
Siswa Meningkat
D. Hipotesis Penelitian
Dalam sebuah penelitian perlu adanya hioptesis, karena hipotesis sebagai
indikasi untuk mengarahkan jalannya penelitian. Hipotesis ini berupa indikasi
yang berbentuk generalisasi yang akan dibuktikan dan akan diteliti serta diuji
kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
Ho
Ha
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.56 Pelaksanaannya melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dan kelompok
kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Desain ini digambarkan sebagai berikut.57
Pretest
Perlakuan (X)
Posttest
Eksperimen
O1
XE
O2
Kontrol
O1
XK
O2
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2008),
Cet. ke-5, h. 77
57
Ibid, h. 79
Keterangan:
O1
O2
X1
X2
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi literatur tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Mengurus Surat Ijin Penelitian.
c. Melakukan observasi lapangan sebelum penelitian dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal yang berkenaan dengan
subyek penelitian.
d. Menentukan kelas yang dijadikan sampel penelitian dan materi fisika yang
akan diajarkan pada saat penelitian.
e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pempelajaran.
Selanjutnya
memberikan
penjelasan
tentang
model
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan
penelitian atau sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran
yang menggunakan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment
Division) sebagai variabel bebas (variabel X) dan variabel terikatnya adalah
penguasaan konsep siswa (variabel Y).
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), Cet. ke-13, h. 130
59
Ibid, h. 131
60
Sugiyono, Op. Cit., h. 83
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-9
sebagai kelas kontrol yang berjumlah masing-masing 36 siswa.
Indikator
Memaparkan
Jenjang Kognitif
Jumlah
Persentase
20%
20%
C2
karakteristik gelombang
bunyi
2.
Membuktikan terjadinya
gelombang bunyi
61
12*
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), Cet. ke-13, h. 150
62
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. ke5, h. 53
3.
Membedakan bunyi
infrasonik, ultrasonik,
20%
20%
20%
30
100%
17*, 18*
dan audiosonik
4.
Menunjukkan gejala
resonansi dalam
23*, 24
kehidupan sehari-hari
5.
Memberikan contoh
pemanfaatan dan
28,29,30
dampak pemantulan
bunyi dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah soal
2. Nontes
Nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket
termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatatkan data atau informasi, sikap,
dan paham dalam hubungan kausal.63 Bentuk angket yang digunakan adalah
angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban.
63
Indikator
Butir
Aktivitas siswa
2,3
4,5
6,7
8
9,10
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes dan nontes. Tes dalam
penelitian ini dengan menggunakan tes objektif dan nontes berupa angket.
Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa
sebelum (pretest) dan sesudah dilakukan pembelajaran (posttest). Tes yang
disusun berupa tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal
dengan 4 alternatif pilihan jawaban.
Sebelum soal tes objektif digunakan untuk mengambil data, soal tes diuji
cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel. Setelah itu, dilakukan uji
validitas, uji reabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan soal yang layak untuk dijadikan instrumen
penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk tes uji coba instrumen
yaitu:
1. Uji Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi
point biserial sebagai berikut:64
. (3.1)
Keterangan:
Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt
St
64
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates diperoleh soal
yang valid sebanyak 18 soal. Nomor soalnya yaitu 1, 2, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, dan 27.
2. Uji Reabilitas
Reabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:65
r11 =
S 2 pq
n1
S2
.................. (3.2)
Keterangan:
r11
pq
= banyaknya item
Klasifikasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
65
Ibid, h. 101
P=
B
JS
.. (3.3)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang mejawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
: soal sukar
: soal sedang
: soal mudah
D=
Keterangan:
J
= jumlah siswa
JA
66
67
Ibid, h. 208
Ibid, h. 211
BA
JA
BB
JB
. (3.4)
JB
BA
BB
: sangat jelek
: jelek
: cukup
: baik
: baik sekali
2)
3)
Urutkan data sampel dari terkecil ke terbesar (X1, X2, , Xn). Nilai Zi
dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ., Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan
dengan rumus:
Zi =
4)
X i X
S
....... (3.5)
5)
6)
Apabila Lo(hitung) < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.68
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari populasi yang variansnya sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher dengan rumus:69
F=
S 21
S 22
(3.6)
dengan,
S2 =
nf i x 2i f i x i 2
n n2
.. (3.7)
Keterangan:
F
= nilai uji F
S12
= varians terbesar
S22
= varians terkecil
68
69
Darwyan Syah dkk., Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 249
h. 67
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan
keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti
sebelumnya.70 Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan uji
hipotesis sebagai berikut:
a. Data berdistribusi normal dan kedua varians homogen
Rumus yang digunakan, jika data berdistribusi normal dan kedua varians
homogen yaitu:71
t hit =
X E X K
1
s n +n
K
E
(3.8)
dengan,
s2 =
n 1 1 S 21 + n 2 1 S 22
n1+ n2 2
Keterangan :
XE
XK
nE
nK
S E2
SK2
70
71
. (3.9)
t =
s2
E
nE
s2
K
nK
(3.10)
Keterangan:
t = rata-rata yang dicari
XE = rata-rata hasil tes kelompok eksperimen
XK = rata-rata hasil tes kelompok kontrol
nE = jumlah sampel kelompok eksperimen
nK = jumlah sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis Ho jika
w 1 t 1 +w 2 t 2
w 1 +w 2
< t <
w 1 t 1 +w 2 t 2
w 1 +w 2
dengan: w1 = s12/n1
w2 = s22/n2
t1 = t(1 1/2), (n1 1)
t2 = t(1 1/2), (n2 1)
Keterangan:
t = hasil perhitungan dengan rumus t
w1 = varians kelompok 1 dibagi sampel kelompok satu
w2 = varians kelompok 2 dibagi sampel kelompok dua
t1 = tabel distribusi t (0,95), (n1 1)
t2 = tabel distribusi t (0,95), (n2 2)
72
Ibid, h. 240
(3.11)
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:
Untuk uji-t
Ho : E = K
Ha : E > K
Keterangan:
E = rata-rata siswa kelompok eksperimen
K = rata-rata siswa kelompok kontrol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest
Ringkasan hasil pretest dan posttest penguasaan konsep pokok bahasan
bunyi yang dicapai siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pretest
Kelas
Nilai
Nilai
Rata-
Maks
Min
rata
Eksperimen
66,67
22,22
41,97
Kontrol
66,67
16,67
40,43
Posttest
Nilai
Nilai
Rata-
Maks
Min
rata
9,92
100
61,11
81,17
9,73
12,6
88,89
50,00
68,68
9,84
SD
SD
90
80
Nilai rata-rata
70
60
50
Pretest
40
Posttest
30
20
10
0
Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan data pada tabel 4.1 untuk kelas eksperimen diperoleh nilai
rata-rata pretest siswa adalah 41,97 dan nilai rata-rata posttest siswa adalah 81,17
dengan standar deviasi masing-masing 9, 92 dan 9,73. Sedangkan untuk kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest adalah 40,43 dan nilai rata-rata posttest
siswa adalah 68,68 dengan standar deviasi masing-masing 12,6 dan 9,84. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas kontrol.
Jumlah
Lhitung
Ltabel
Keterangan
36
0,1411
0,1480
Normal
36
0,1463
0,1480
Normal
36
0,1189
0,1480
Normal
36
0,1128
0,1480
Normal
Sampel
Posttest
S12 (eksperimen)
54,48
S12 (eksperimen)
37,12
S12 (kontrol)
73,19
S12 (kontrol)
37,17
Fhitung
1,34
Fhitung
Ftabel
1,2
Ftabel
1,2
kelompok homogen
Penguasaan
Jumlah Sampel
thitung
ttabel
Kesimpulan
Pretest
NE dan NK = 36
0,82
1,7
Ha ditolak
Posttest
NE dan NK = 36
8,55
1,99
Ha diterima
konsep
siswa
Berdasarkan data tabel 4.4, diperoleh hasil uji-t data pretest kedua kelas
sampel, diperoleh thitung sebesar 0,82 dan ttabel sebesar 1,7 (0,82 < 1,7), maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Dan hasil uji-t data posttest kedua kelas sampel
diperoleh, thitung sebesar 8,55 dan ttabel sebesar 1,99 (8,55 > 1,99), maka Ho ditolak
dan Ha diterima Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Indikator
Metode pembelajaran
yang digunakan guru
Aktivitas siswa
Kemampuan kognitif
siswa
Kemampuan afektif
siswa
Kemampuan
psikomotor siswa
Kemampuan
psikomotor siswa
SS
TS
STS
Persentase
SS
Persentase
S
15
10
22,22 %
41,67%
15
14
41,67%
40,28
14
14
38,89%
38,89%
12
13
33,33%
36,11%
10
14
12
27,78%
38,89%
20
32
20
27,78%
44,45%
Pernyataan
Butir 1
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat Setuju
22,22%
Setuju
15
41,67%
Ragu-ragu
10
27,78%
Tidak Setuju
8,33%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.5 terlihat bahwa siswa yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 15 siswa (41,67%),
ragu-ragu sebanyak 10 siswa (27,78%), dan tidak setuju sebanyak 3 siswa
(8,33%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
menyukai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pernyataan
Frekuensi
Butir 3
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat Setuju
12
33,33
18
50
Setuju
17
47,22
12
33,33
Ragu-ragu
19,44
16,67
Tidak Setuju
36
100%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.6, angket butir 2 terlihat bahwa siswa yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 12 siswa (33,33%), setuju sebanyak 17 siswa
(47,22%), dan ragu-ragu sebanyak 7 siswa (19,44%). Selanjutnya, untuk angket
butir 3 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18
siswa (50%), setuju sebanyak 12 siswa (33,33%), dan ragu-ragu sebanyak 6 siswa
(16,67%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pada kegiatan dikusi siswa
menyetujui adanya sikap saling menghargai pendapat masing-masing kelompok.
c. Indikator Kemampuan Kognitif Siswa
Penilaian pada indikator kemampuan kognitif siswa, bertujuan untuk
melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada peningkatan
penguasaan konsep siswa terhadap aspek kognitif siswa. Adapun data angket yang
diperoleh dari indikator kemampuan kognitif siswa adalah sebagai berikut.
Pernyataan
Frekuensi
Butir 5
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat Setuju
15
41,67
13
36,11
Setuju
10
27,78
18
50
Ragu-ragu
11
30,56
13,89
Tidak Setuju
36
100%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.7, angket butir 4 terlihat bahwa siswa yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 15 siswa (41,67%), setuju sebanyak 10 siswa
(27,78%), dan ragu-ragu sebanyak 11 siswa (30,56%). Selanjutnya, untuk angket
butir 3 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13
siswa (36,11%), setuju sebanyak 18 siswa (50%), dan ragu-ragu sebanyak 5 siswa
(13,89%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
menyetujui bahwa pemecahkan masalah melalui diskusi kelompok dan kegiatan
demonstrasi dan percobaan sangat membantu siswa dalam menguasai konsep
fisika, khususnya konsep pada pokok bahasan bunyi.
3) Untuk mengetahui latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku
anak didik. (Depdikbud)74
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran
penilaian kemampuan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.
Adapun data angket yang diperoleh dari indikator kemampuan afektif siswa
adalah sebagai berikut.
Pernyataan
Frekuensi
Butir 7
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat Setuju
22,22
16
44,44
Setuju
14
38,89
12
33,33
Ragu-ragu
25
22,22
Tidak Setuju
13,89
36
100%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.8, angket butir 6 terlihat bahwa siswa yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 14 siswa
(38,89%), ragu-ragu sebanyak 9 siswa (25%), dan tidak setuju sebanyak 5 siswa
(13,89%). Selanjutnya, untuk angket butir 7 terlihat terlihat bahwa siswa yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 16 siswa (44,44%), setuju sebanyak 12 siswa
(33,33%), dan ragu-ragu sebanyak 8 siswa (22,22%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dengan cara belajar
dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dapat menambah
percaya diri siswa dan siswa semakin senang dan bersemangat untuk belajar
bersama teman-temannya.
74
Pernyataan
Butir 8
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat Setuju
10
27,78
Setuju
14
38,89
Ragu-ragu
12
33,33
Tidak Setuju
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat bahwa siswa yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 10 siswa (27,78%), setuju sebanyak 14 siswa (38,89%),
dan ragu-ragu sebanyak 12 siswa (33,33%). Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa mampu memahami petunjuk percobaan pada LKS,
tugas-tugas dan soal-soal yang diberikan.
Pernyataan
Frekuensi
Butir 10
Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat Setuju
22,22
12
33,33
Setuju
15
41,67
17
47,22
Ragu-ragu
13
36,11
19,44
Tidak Setuju
36
100%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.10, angket butir 9 terlihat bahwa siswa
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 15
siswa (41,67%), dan ragu-ragu sebanyak 13 siswa (36,11%). Selanjutnya, untuk
angket butir 7 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 12 siswa (33,33%), setuju sebanyak 17 siswa (47,22%), dan ragu-ragu
sebanyak 7 siswa (9,44%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa menyetujui guru memiliki peranan positif dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat dan guru selalu memberikan tanggapan yang
meyenangkan terhadap pertanyaan dan jawaban yang diberikan siswa.
hasil
penelitian
yang
telah
dilaksanakan,
STAD
mampu
materi yang disampaikan kepada siswa bukan hanya sekedar konsep yang harus
dihafal siswa, tetapi siswa dapat menyaksikan atau mengenal langsung materi
yang disajikan melalui masalah yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Siswa lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat dibandingkan kalau mereka
harus menghafal. Dengan demikian STAD mampu memberikan pengaruh positif
terhadap penguasaan konsep siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata pretest kelas eksperimen
sebesar 41,97 dan posttest sebesar 81,48. Sedangkan rata-rata pretest kelas kontrol
sebesar 40,43 dan rata-rata posttest sebesar 68,68. Dari hasil tersebut diketahui
bahwa siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memiliki tingkat penguasaan konsep lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 8,55 dan ttabel sebesar 1,99.
Karena thitung > ttabel (8,55 > 1,99), maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis
nol (Ho) dari hasil pengujian hipotesis uji-t pada taraf signifikansi 0,05 dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
proses pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap penguasaan konsep
siswa pada pokok bahasan bunyi.
Adanya
pengaruh
positif
terhadap
penguasaan
konsep
siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
dalam
B. Saran
Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement division) sebagai alternatif penggunaan metode dalam proses
pembelajaran di kelas. Penerapan model pembelajaran ini harus disesuaikan
dengan konsep fisika yang cocok dalam penggunaan model pembelajaran
tersebut.
2. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep
siswa dengan pokok bahasan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa dalam Jurnal MIPA, Vol. 17, No. 1,
Januari 2007
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta, 2007)
Jumrah, Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada
Pembelajaran Asam-basa dalam Jurnal Media Eksakta 2 (2): 111-115,
Juli 2006
Marjoko, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Cooperative
Learning Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) di SMP
Negeri 3 Cilacap dalam Jurnal Widyatama, Vol. 5 No.1, Maret 2008
Marthen Kanginan, IPA Fisika 2 untuk SMP kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006)
Mikrajuddin Abdullah, IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII.
(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: Bumi Aksara: 2005), cet. ke-4
Robert E. Slavin, Cooperative Learning-Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung:
Nusa Media, 2005)
Ruhadi, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Salah Satu Alternatif
dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi dalam Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Sept 2008, Volume 6
Nomor I
Rusmansyah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1,
April 2006
Saeful Karim dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: CV.
Pustaka Indah, 2008)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2008), Cet. Ke-5
JPMIPA
FKIP
Universitas
Sarjana
Wiyata
Tamansiswa
LAMPIRAN 1
UJI VALIDITAS
Lampiran 1.1
Lampiran 1.2
Daya Pembeda
Lampiran 1.3
Tingkat Kesukaran
Lampiran 1.4
Reliabilitas Tes
Lampiran 1.1
Btr Asli
D. Pembeda(%)
T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
60.00
Sedang
0.439
Signifikan
80.00
Sedang
0.560
Sangat Signifikan
-10.00
Sedang
-0.067
40.00
Sedang
0.441
Signifikan
-10.00
Mudah
-0.048
40.00
Sedang
0.538
Sangat Signifikan
50.00
Sedang
0.365
Signifikan
10.00
Sedang
0.004
20.00
Sedang
0.227
10
10
-40.00
Sedang
-0.205
11
11
40.00
Sedang
0.453
Sangat Signifikan
12
12
90.00
Sedang
0.678
Sangat Signifikan
13
13
40.00
Mudah
0.276
14
14
60.00
Sedang
0.390
Signifikan
15
15
10.00
Mudah
0.139
16
16
0.00
Sedang
-0.047
17
17
50.00
Sedang
0.383
Signifikan
18
18
70.00
Sedang
0.565
Sangat Signifikan
19
19
50.00
Sedang
0.511
Sangat Signifikan
20
20
30.00
Sangat Mudah
0.404
Signifikan
21
21
60.00
Sukar
0.528
Sangat Signifikan
22
22
50.00
Sangat Mudah
0.594
Sangat Signifikan
23
23
50.00
Sangat Mudah
0.555
Sangat Signifikan
24
24
20.00
Sedang
0.202
25
25
40.00
Sangat Mudah
0.595
Sangat Signifikan
26
26
50.00
Sedang
0.349
Signifikan
27
27
40.00
Mudah
0.366
Signifikan
28
28
30.00
Sangat Mudah
0.199
29
29
0.00
Sedang
0.052
30
30
0.00
Sangat Sukar
-0.006
Lampiran 1.2
Daya Pembeda
Jml Subyek= 36
Klp atas/bawah (n)= 10
Butir Soal= 30
No Butir
No Butir
Baru
Asli
Kel. Atas
Kel. Bawah
Beda
Indeks DP (%)
60.00
80.00
-1
-10.00
40.00
-1
-10.00
40.00
50.00
10
10.00
20.0
10
10
-4
-40.00
11
11
40.00
12
12
10
90.00
13
13
40.00
14
14
60.00
15
15
10.00
16
16
0.00
17
17
50.00
18
18
70.00
19
19
10
50.00
20
20
10
30.00
21
21
60.00
22
22
10
50.00
23
23
10
50.00
24
24
20.00
25
25
10
40.00
26
26
10
50.00
27
27
40.00
28
28
30.00
29
29
0.00
30
30
0.00
Lampiran 1.3
Tingkat Kesukaran
Jml Subyek = 36
Butir Soal = 30
No Butir Baru
No Butir Asli
Jumlah Betul
Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
24
66.67
Sedang
13
36.11
Sedang
16
44.44
Sedang
23
63.89
Sedang
28
77.78
Mudah
24
66.67
Sedang
17
47.22
Sedang
25
69.44
Sedang
15
41.67
Sedang
10
10
13
36.11
Sedang
11
11
24
66.67
Sedang
12
12
23
63.89
Sedang
13
13
26
72.22
Mudah
14
14
20
55.56
Sedang
15
15
29
80.56
Mudah
16
16
18
50.00
Sedang
17
17
24
66.67
Sedang
18
18
17
47.22
Sedang
19
19
25
69.44
Sedang
20
20
32
88.89
Sangat Mudah
21
21
25.00
Sukar
22
22
31
86.11
Sangat Mudah
23
23
31
86.11
Sangat Mudah
24
24
16
44.44
Sedang
25
25
32
88.89
Sangat Mudah
26
26
20
55.56
Sedang
27
27
27
75.00
Mudah
28
28
11
30.56
Sangat Mudah
29
29
23
63.89
Sedang
30
30
8.33
Sangat Sukar
Lampiran 1.4
Reliabilitas Tes
Rata2= 17.75
Simpang Baku= 4.22
Korelasi XY= 0.53
Reliabilitas Tes = 0.69
Kode/Nama
Skor
Subyek
Ganjil
No. Urut
No. Subyek
Skor Genap
Skor Total
11
20
16
10
15
11
10
21
10
11
21
10
16
10
10
20
12
11
23
12
10
22
10
10
14
11
11
16
12
12
13
13
13
12
19
14
14
10
17
15
15
17
16
16
14
17
17
13
10
23
18
18
12
20
19
19
12
20
20
20
14
21
21
11
19
22
22
12
10
22
23
23
13
24
24
10
17
25
25
15
26
26
12
13
25
27
27
AA
10
18
28
28
AB
15
29
29
AC
13
11
24
30
30
AD
10
31
31
AE
11
20
32
32
AF
11
11
22
33
33
AG
10
34
34
AH
12
35
35
AI
11
36
35
AJ
13
12
25
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Kisi-kisi Angket
Lampiran 2.6
Lembar Kuisioner
Lampiran 2.1
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Jumlah Soal
Bentuk Soal
Standar Kompetensi
Memaparkan
20%
20%
20%
20%
20%
30
100%
karakteristik gelombang
bunyi
2.
Membuktikan terjadinya
gelombang bunyi
3.
Membedakan bunyi
12*
13, 14*, 15, 16, 17*,
infrasonik, ultrasonik,
18*
dan audiosonik
4.
Menunjukkan gejala
resonansi dalam
kehidupan sehari-hari
5.
Memberikan contoh
pemanfaatan dan
dampak pemantulan
bunyi dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah soal
Keterangan: *Nomor soal yang digunakan
Lampiran 2.2
:
:
:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
atau d!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jika kita menyetel lagu pada MP3, telinga kita akan menangkap gelombang
bunyi. Pernyataan-pernyataan berikut ini tentang gelombang bunyi yang tidak
tepat adalah .
a. gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal
b. gelombang bunyi tidak dapat melalui ruang vakum
c. gelombang bunyi merambat lebih pelan dalam air daripada di udara
d. panjang gelombang bunyi berkurang ketika frekuensinya bertambah
8.
Pernyataan berikut ini yang tidak menghasilkan gelombang bunyi tetapi dapat
terdengar oleh manusia adalah .
a. sebuah bel yang berbunyi di dalam air
b. sebuah senjata yang meletus dalam ruangan tanpa gema
c. sebuah palu yang menghantam sebatang logam
d. suatu ledakan dalam ruang hampa
9.
10. Ketika kamu memegang tenggorokan pada saat berbicara, kamu merasakan
adanya getaran. Hal ini membuktikan bahwa .
a. otot tenggorokan selalu bergetar
b. sumber bunyi adalah tenggorokan
c. berbicara memerlukan energi
d. sumber bunyi adalah getaran
Suara anak tersebut lebih jelas jika di antara kaleng diberi kawat atau benang.
Hal ini membuktikan bahwa .
a. bunyi merambat memerlukan zat antara
b. bunyi merambat lebih baik dalam zat padat daripada dalam gas
c. bunyi merambat lebih baik dalam gas daripada dalam zat padat
d. suara anak tersebut terpusat dalam kaleng
12. Seorang peneliti melakukan sebuah percobaan dengan memetik dua utas
senar yang diletakkan di atas sonometer (lihat gambar).
Senar A dan B memiliki luas penampang yang sama. Setelah kedua senar
tersebut dipetik, frekuensi yang tercatat pada sonometer sama yaitu 300 Hz.
Jika peneliti tersebut mengganti senar B dengan senar yang memiliki luas
penampang lebih kecil dari senar sebelumnya agar menghasilkan kuat bunyi
yang berbeda, maka frekuensi yang dihasilkan senar B adalah .
a. < 300 Hz
b. 300 Hz
c. > 300 Hz
d. tidak menghasilkan frekuensi
13. Frekuensi bunyi berikut yang dapat dideteksi oleh telinga manusia adalah .
a. 10 Hz
b. 1000 Hz
c. 100000 Hz
d. 1000000 Hz
14. Seekor serangga mampu mendengar suara mangsanya pada kisaran frekuensi
17 Hz. Bunyi pada kisaran tersebut termasuk .
a. infrasonik
b. ultrasonik
c. audiosonik
d. supersonik
15. Dua syarat agar bunyi dapat terdengar manusia adalah .
a. ada zat antara dan frekuensi bunyi 20 Hz 20 kHz
b. ada zat antara dan frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz
c. ada sumber bunyi dan frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz
d. ada sumber bunyi dan frekuensi bunyi kurang dari 20 kHz
16. Kelelawar bisa terbang pada malam hari dan tidak menabrak, padahal
kelelawar tidak dapat melihat. Hal ini, karena kelelawar dapat .
a. mendengar dan menimbulkan infrasonik
b. mendengar dan menimbulkan ultrasonik
c. mendengar dan menimbulkan audiosonik
d. mendengar dan menimbulkan supersonik
17. Hewan yang mempunyai kemampuan menangkap gelombang infrasonik
adalah .
a. jangkrik dan lumba-lumba
b. kelelawar dan lumba-lumba
c. lumba-lumba dan anjing
d. kelelawar dan jangkrik
18. Penggunaan ultrasonik di bidang kedokteran antara lain untuk
a. USG dan kacamata tunanetra
b. menggoncang kotoran pada gigi
c. mengetahui cacat retak pada gigi
d. memonitor detak jantung pasien
19. Perhatikan pernyataan berikut.
(1) benda mempunyai selaput tipis
(2) frekuensi benda sama dengan frekuensi sumber bunyi
(3) panjang gelombang sama dengan panjang gelombang sumber bunyi
(4) panjang kedua ayunan sama
Syarat terjadinya resonansi ditunjukkan oleh pernyataan nomor .
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (2), dan (4)
c. (1), (3), dan (4)
d. (2), (3), dan (4)
20. Kaca jendelamu kadang bergetar ketika ada pesawat terbang melintas.
Peristiwa ini disebabkan .
a. kaca jendela beresonansi dengan getaran udara yang diakibatkan oleh
pesawat terbang
b. getaran yang ditimbulkan pesawat tersebut sangat besar sehingga mampu
menggetarkan kaca jendela yang letaknya jauh
c. pesawat tersebut pasti terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi
d. pesawat terbang tersebut mengeluarkan gelombang ultrasonik yang
frekuensi getarannya di atas 20.000 Hz
21. Perhatikan gambar keempat garpu tala berikut ini.
f = 300 Hz
f = 325 Hz
f = 300 Hz
f = 325 Hz
Apabila garpu tala A digetarkan, maka garpu tala yang ikut bergetar adalah
.
a. B
b. C
c. B dan C
d. B dan D
22. Perhatikan gambar berikut.
B
A
23. Resonansi udara kedua akan terjadi jika panjang kolom udara .
a. kali panjang gelombang sumber getar
b. kali panjang gelombang sumber getar
c. 2 kali panjang gelombang sumber getar
d. sama dengan panjang gelombang sumber getar
24. Berikut ini adalah masalah-masalah yang ditimbulkan oleh resonansi, kecuali
.
a. pemasangan shock beker pada mobil
b. pecahnya gelas karena suara dari seorang penyanyi
c. resonansi udara dalam kotak gitar
d. ayunan besar dari jembatan gantung karena hentakan-hentakan kaki yang
seirama
25. Berikut ini merupakan bahan peredam bunyi yang ditimbulkan gaung adalah
.
a. karpet
d. wol
b. aluminium
e. plastik
c. busa
a.
b.
c.
d.
26. Suara gurumu lebih jelas didengar dalam ruangan kelas daripada di luar
kelas, karena .
a. jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi lebih dekat
b. adanya dinding pemantul sedangkan di lapangan tidak ada
c. jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi sangat mempengaruhi
amplitudo bunyi
d. jarak dinding pemantul sangat mempengaruhi frekuensi bunyi
27. Pada gedung-gedung pertunjukan misalnya gedung bioskop dan gedung
teater, dilengkapi peredam bunyi. Hal ini bertujuan untuk .
a. mendekatkan jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi
b. membantu fungsi dinding pemantul, sehingga suara terdengar lebih keras
c. membantu fungsi dinding pemantul, sehingga frekuensi yang dihasilkan
bunyi menjadi lebih banyak
d. menghilangkan gaung maupun gema
s1
s2
A
s
B
Amir berteriak di antara dua batu. Apabila bunyi pantul pertama terdengar
setelah x sekon dan cepat rambat bunyi di udara y, maka persamaan rumus
untuk menentukan jarak antara Amir dengan batu A adalah . (B)
a. s = v . t
b. 2s = v . t
c. s = 2(v . t)
d. 2s = v . t
29. Berikut ini adalah manfaat pemantulan bunyi, kecuali .
a. pemeriksaan janin dengan USG
b. mengukur cepat rambat bunyi di udara
c. mendeteksi retak pada logam
d. menentukan jarak pesawat dari radar
30. Perhatikan gambar berikut ini!
dinding
08:40
Lampiran 2.3
Kunci Jawaban
Instrumen Uji Coba
1. A
11. B
21. C
2. B
12. D
22. B
3. B
13. B
23. B
4. D
14. A
24. B
5. B
15. A
25. A
6. A
16. A
26. B
7. B
17. D
27. D
8. C
18. B
28. C
9. B
19. A
29. B
10. D
20. A
30. A
Lampiran 2.5
KISI-KISI ANGKET
No
Indikator
Butir
Aktivitas siswa
2,3
4,5
6,7
8
9,10
Lampiran 2.6
LEMBAR KUISIONER
Nama
Kelas
Hari/tanggal
:
:
:
Berilah tanda checklist () pada pilihan jawaban yang anda anggap benar sesuai dengan
pilihan anda.
No
1
Pernyataan
Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat
menarik dan meyenangkan, sehingga membuat
saya senang belajar fisika daripada
sebelumnya
SS
TS
STS
10
LAMPIRAN 3
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Lampiran 3.1.a
Sekolah
: SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Pertemuan
: Pertama
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikator
1. Menjelaskan proses terjadinya bunyi
2. Mendeskripsikan karakteristik gelombang bunyi
3. Membuktikan terjadinya gelombang bunyi
4. Menjelaskan perambatan bunyi dalam medium
5. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bunyi.
2. Menyelidiki penyebab timbulnya bunyi.
3. Menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi.
4. Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi.
5. Mengukur cepat rambat bunyi.
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi.
7. Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium.
8. Membedakan pengertian infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
9. Menyebutkan contoh infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
10. Menyebutkan pemanfaatan bunyi ultrasonik dalam kehidupan sehari-hari.
11. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi, kuat
lemahnya bunyi, dan kualitas bunyi.
Materi Pembelajaran
Bunyi
Strategi Pembelajaran
1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD
2. Metode belajar: Demonstrasi, praktikum, diskusi, tanya jawab, dan informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
-
Pendahuluan
(10 menit)
Tahap 1
Penyajian Materi
-
Guru
Guru membuka pelajaran dan
mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran siswa
dan memfokuskan perhatian
siswa dengan mengajak berdoa
dan memberi motivasi untuk
belajar.
Apersepsi dilakukan oleh guru
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar
materi sebelumnya yaitu
getaran dan gelombang.
Pertanyaannya sebagai berikut:
Coba kalian ingat kembali
materi getaran dan
gelombang! Apa itu getaran?
Apa juga yang dinamakan
gelombang?
Guru menggali konsep awal
siswa dengan demonstrasi
berikut:
Guru meminta salah seorang
siswa untuk menarik sehelai
karet yang telah direntangkan
lalu kemudian guru bertanya:
Apakah kalian mendengar
karet gelang tersebut
berbunyi? Apa yang
menyebabkan karet tersebut
berbunyi?
Guru menjelaskan konsepkonsep penting tentang
karakteristik gelombang bunyi,
cepat rambat bunyi, dan
macam-macam bunyi
berdasarkan frekuensinya.
Guru menulis persamaan
rumus yang ada kaitannya
dengan materi di papan tulis.
Siswa
- Siswa menjawab salam
dan selanjutnya berdoa
sebelum belajar.
- Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
- Siswa memperhatikan
demonstrasi dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
- Siswa menyimak
penjelasan dari guru.
- Siswa mencatat
persamaan rumus yang
ditulis oleh guru.
Inti
(65 menit)
Penutup
(5 menit)
bunyi.
- Guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
Sumber Belajar
a. Buku Fisika SMP Kelas VIII
b. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Hasil Belajar:
a. Teknik Penilaian:
- Tugas (LKS)
- Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Rohman, S.Pd
Asmawati R.
Lampiran 3.1.b
Lampiran 3.2.a
Sekolah
: SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Pertemuan
: Kedua
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikator
1. Menjelaskan pengertian resonansi
2. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari
3. Membedakan nada, desah, dan dentum
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian resonansi.
2. Mengamati terjadinya resonansi pada garpu tala.
3. Mengamati terjadinya resonansi pada bandul sederhana.
4. Menjelaskan aplikasi konsep resonansi pada alat musik.
5. Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi.
Materi Pembelajaran
Bunyi
Strategi Pembelajaran
1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD
2. Metode belajar: - Demonstrasi
- Praktikum
- Diskusi
- Tanya jawab
- Informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
-
Pendahuluan
(10 menit)
-
Tahap 1
Penyajian Materi
Tahap 2
Kegiatan Kelompok
Guru
Guru membuka pelajaran
dan mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran siswa
dan memfokuskan perhatian
siswa dengan mengajak
berdoa dan memberi
motivasi untuk belajar.
Apersepsi dilakukan oleh
guru dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
Masih ingat materi pada
pertemuan sebelumnya
tentang bunyi? Apa yang
menyebabkan timbulnya
bunyi?Apa saja yang
menjadi karakteristik
gelombang bunyi?
Guru menggali konsep awal
siswa dengan demonstrasi
yang dilakukan oleh siswa.
Guru menyuruh seorang
siswa memainkan alat musik
yang dia bisa. Kemudian
guru bertanya:
Apa kalian suka memainkan
alat musik? Alat musik apa
yang kalian bias mainkan?
Kalian pernah mendengar
istilah nada? Kira-kira apa
itu nada?
Guru menjelaskan konsepkonsep penting tentang
resonansi dan nada.
Guru menulis persamaan
rumus yang ada kaitannya
dengan materi di papan
tulis.
Guru membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok
kecil (masing-masing
kelompok terdiri dari 4
orang).
Siswa
- Siswa menjawab salam
dan selanjutnya berdoa
sebelum belajar.
- Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
- Siswa memperhatikan
demonstrasi dan
menjawab pertanyaan dari
guru.
- Siswa menyimak
penjelasan guru.
- Siswa mencatat persamaan
rumus yang ditulis oleh
guru.
Inti
(65 menit)
Tahap 3
Kuis
Tahap 4
Perhitungan Skor
Perkembangan
Individu
Tahap 5
Penghargaan
Kelompok
Penutup
(5 menit)
Sumber Belajar
a. Buku Fisika SMP Kelas VIII
b. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Hasil Belajar:
a. Teknik Penilaian:
- Tugas (LKS)
- Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Rohman, S.Pd
Asmawati R.
Lampiran 3.2.b
4) Ulangi langkah ketiga tersebut sampai tiga kali, lalu catatlah hasilnya kedalam
tabel.
Bunyi yang dihasilkan
Panjang sedotan (cm)
(lemah, sedang, atau kuat)
Diskusikanlah!
1) Apakah kamu mendengar bunyi?
...
2) Dari manakah bunyi tersebut berasal?
...
3) Apakah panjang-pendek sedotan mempengaruhi bunyi yang dihasilkan?
...
4) Apakah bunyi yang dihasilkannya membentuk nada?
...
5) Apa yang terjadi dengan frekuensi (tinggi) nadanya ketika sedotan diperpendek?
...
...
2. Resonansi pada alat musik selaput tipis
Alat dan bahan:
1) Potongan balon
2) 2 buah karet
3) Gelas aqua bekas
4) Gunting
5) Sumpit atau pensil
Langkah percobaan:
1) Lubangi bagian bawah gelas aqua bekas
2) Gunakan potongan balon untuk menutup bagian atas gelas aqua bekas
3) Ikatkan karet gelang agar lebih kencang dan kuat
4) Buatlah pemukul drum dengan menggunakan sumpit atau pensil yang diikatkan
karet diujungnya
5) Pukullah drum dengan pemukul drum
Diskusikanlah!
1) Apakah kamu mendengar bunyi?
...
2) Darimanakah bunyi tersebut berasal?
...
...
Lampiran 3.2.c
KUIS I
POKOK BAHASAN BUNYI
Nama
Kelas
Hari/tanggal
:
:
:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
atau d!
1.
2.
3.
4.
5.
Zat perantara di bawah ini, yang dapat merambatkan bunyi paling cepat
adalah .
a. helium
b. kayu
c. aluminium
d. besi
Jika kita memukul gong, maka terjadilah perapatan dan peregangan udara di
sekelilingnya. Akhirnya, bunyi sampai ke telinga kita. Gelombang yang
terjadi di atas dinamakan .
a. transversal
b. longitudinal
c. elektromagnetik
d. radiasi
Ketika kita melihat orang yang sedang menebang kayu dengan jarak yang
jauh, bunyi beradunya kapak terdengar beberapa saat setelah kapak mengenai
pohon. Hal ini terjadi karena .
a. perambatan bunyi memerlukan waktu
b. kecepatan bunyi lebih kecil dari kecepatan cahaya
c. perambatan bunyi memerlukan waktu, sedangkan perambatan cahaya
tidak
d. pengaruh gema yang terjadi
Sebuah gelombang bunyi merambat di udara dengan kecepatan 360 m/s. Jika
panjang gelombang bunyi 25 cm, maka frekuensinya adalah .
a. 14,4 Hz
b. 90 Hz
c. 1440 Hz
d. 9000 Hz
Periode suatu bunyi 0,025 sekon, maka frekuensi bunyi tersebut termasuk .
a. audiosonik
b. ultrasonik
c. infrasonik
d. supersonik
Lampiran 3.3.a
Sekolah
: SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Pertemuan
: Ketiga
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikator
1. Menjelaskan hukum pemantulan bunyi
2. Menjelaskan perbedaan gaung dan gema
3. Memberikan contoh pemanfaatan pemantulan bunyi dalam kehidupan seharihari dan teknologi
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
2. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi.
3. Menemukan hukum pemantulan bunyi.
4. Menyebutkan jenis-jenis bunyi pantul.
5. Membedakan antara gaung, gema dan bunyi pantul yang memperkuat bunyi
asli.
6. Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran
Bunyi
Strategi Pembelajaran
1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD
2. Metode belajar: - Demonstrasi
- Praktikum
- Diskusi
- Tanya jawab
- Informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
-
Pendahuluan
(10 menit)
Tahap 1
Penyajian Materi
Tahap 2
Kegiatan Kelompok
Guru
Guru membuka pelajaran
dan mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran siswa
dan memfokuskan perhatian
siswa dengan mengajak
berdoa dan memberi
motivasi untuk belajar.
Apersepsi dilakukan oleh
guru dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
Masih ingat materi pada
pertemuan sebelumnya?
Apa itu resonansi? Apa
yang menyebabkan suatu
benda beresonansi?
Guru menggali konsep awal
siswa dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
Pernahkah kalian
mengalami ketika sedang
berteriak terdengar kembali
teriakan kalian setelahnya?
Pernahkan juga kalian
mendengarkan suara dari
pengeras suara terdengar
tidak jelas seakan-akan ada
yang mengikuti? Suara
apakah itu? Apa yang
menyebabkannya?
Guru menjelaskan konsepkonsep penting tentang
pemantulan bunyi.
Guru menulis persamaan
rumus yang ada kaitannya
dengan materi di papan
tulis.
Guru membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok
kecil (masing-masing
kelompok terdiri dari 4
orang).
Siswa
- Siswa menjawab salam
dan selanjutnya berdoa
sebelum belajar.
- Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
- Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
- Siswa menyimak
penjelasan guru.
- Siswa mencatat persamaan
rumus yang ditulis oleh
guru.
Inti
(65 menit)
Tahap 3
Kuis
Tahap 4
Perhitungan Skor
Perkembangan
Individu
Tahap 5
Penghargaan
Kelompok
Penutup
(5 menit)
- Guru mengumumkankan
- Siswa memperhatikan
perolehan skor kelompok
pengumuman dari guru.
dan memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang memenuhi
kriteria good team, great
team, dan super team.
- Guru menginformasikan
- Siswa mendengarkan
bahwa materi yang akan
informasi yang diberikan
dipelajari pada pertemuan
guru.
berikutnya adalah tentang
pemantulan bunyi.
- Guru menutup pelajaran
- Siswa menjawab salam.
dengan mengucapkan salam.
Sumber Belajar
a. Buku Fisika SMP Kelas VIII
b. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Hasil Belajar:
a. Teknik Penilaian:
- Tugas (LKS)
- Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Rohman, S.Pd
Asmawati R.
Lampiran 3.3.b
Lampiran 3.3.c
KUIS II
POKOK BAHASAN BUNYI
Nama
Kelas
Hari/tanggal
:
:
:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
atau d!
1.
2.
3.
4.
Suatu pulsa bunyi dari sebuah kapal pengirim bunyi gema merambat ke
bawah melalui air laut pada kelajuan 1500 m/s. Dasar laut di bawal adalah
padatan dan kedalaman laut yaitu 600 m. waktu yang diperlukan pulsa untuk
kembali ke kapal adalah .
a. 0,4 s
b. 0,6 s
c. 1,2 s
d. 2,4 s
5.
Seorang anak berada di antara dua bukit yang saling berhadapan. Anak itu
berjarak 70 m dari bukuit pertama dan 30 m dari bukit lainnya. Ia kemudian
membunyikan pistol dan mengamati bahwa beda waktu bunyi pantul pertama
dan kedua yang didengar olehnya adalah 0,25 s. Cepat rambat bunyi di udara
pada saat anak itu melakukan percobaan adalah .
a. 320 m/s
b. 330m/s
c. 340 m/s
d. 350 m/s
Lampiran 4
Kelompok Eksperimen
Pretest
Posttest
44,44
88,89
33,33
77,78
50,00
88,89
44,44
83,33
33,33
72,22
55,56
94,44
50,00
88,89
33,33
72,22
38,89
77,78
50,00
88,89
33,33
77,78
44,44
83,33
27,78
66,67
38,89
83,33
22,22
61,11
27,78
66,67
44,44
88,89
50,00
88,89
44,44
88,89
33,33
72,22
50,00
88,89
33,33
72,22
61,11
100
55,56
94,44
38,89
77,78
66,67
94,44
55,56
88,89
44,44
88,89
44,44
83,33
27,78
61,11
44,44
83,33
38,89
77,78
33,33
72,22
33,33
66,67
38,89
77,78
44,44
83,33
1511,07
2922,21
41,97
81,17
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Kelompok Kontrol
Pretest
Posttest
38,89
66,67
66,67
88,89
38,89
72,22
38,89
66,67
55,56
83,33
16,67
55,56
27,78
61,11
38,89
72,22
27,78
61,11
22,22
55,56
44,44
72,22
38,89
66,67
50,00
77,78
38,89
66,67
55,56
77,78
55,56
83,33
44,44
72,22
38,89
66,67
27,78
61,11
44,44
72,22
61,11
83,33
44,44
72,22
22,22
55,56
16,67
50,00
44,44
72,22
55,56
77,78
44,44
72,22
38,89
66,67
22,22
50,00
50,00
72,22
27,78
55,56
33,33
61,11
61,11
83,33
33,33
61,11
50,00
77,78
38,89
61,11
1455,56
2472,23
40,43
68,68
Lampiran 5
27,78
33,33
44,44
44,44
55,56
27,78
33,33
44,44
50,00
61,11
27,78
33,33
44,44
50,00
66,67
33,33
38,89
44,44
50,00
33,33
38,89
44,44
50,00
33,33
38,89
44,44
50,00
33,33
38,89
44,44
55,56
xi
22 28
29 35
36 42
43 49
50 56
57 63
64 70
Jumlah
25
32
39
46
53
60
67
Batas
Nyata
21,5 28,5
28,5 35,5
35,5 42,5
42,5 49,5
49,5 56,5
56,5 63,5
63,5 70 5
fi
xi 2
fixi
4
8
5
9
8
1
1
36
625
1024
1521
2116
2809
3600
4489
100
256
195
414
424
60
67
1516
fixi2
2500
8192
7605
19044
22472
3600
4489
67902
Frekuensi
relatif (%)
11,11
22,22
13,89
25
22,22
2,78
2,78
100%
f. Perhitungan Mean
X=
fx
f
Keterangan:
X
= nilai mean
= jumlah siswa
Maka,
fx
f
1511,07
X=
36
X=
X = 41,97
= jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
Maka,
1
. 36 17
Me = 42,5 + 7 2
9
Me = 42,5 + 7
18 17
9
Me = 42,5 +
7
9
Me = 43,28
h. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = b + p
b1
b1 + b2
Keterangan:
Mo = modus
b
b1
sebelumnya
b2
sesudahnya
p
Maka,
Mo = b + p
b1
b1 + b2
Mo = 42,5 + 7
Mo = 42,5 +
Mo = 48,1
28
5
4
4+1
Lampiran 6
Fi
FiX
Xi
Xi2
FiXi2
22,22
27,78
33,33
38,89
44,44
50,00
55,56
61,11
66,67
1
3
8
5
9
5
3
1
1
36
22,22
83,34
266,64
194,45
399,96
250
166,68
61,11
66,67
1511,07
41,97
9,92
-19,75
-14,19
-8,64
-3,08
2,47
8,03
13,59
19,14
24,69
390,0625
201,3561
74,6496
9,4864
6,1009
64,4809
184,6881
366,3396
609,5961
1906,7602
390,0625
604,0683
597,1968
47,432
54, 9081
322,4045
554,0643
366,3396
609,5961
3546,0722
SD
Xi X 2
n1
1906,7602
S2 =
35
S2 =
S 2 = 54,48
Lampiran 7
Zi
Zt
F(Z)
22,22
-1,99
0,4767
0,0233
27,78
-1,43
0,4236
0,0764
27,78
-1,43
0,4236
0,0764
27,78
-1,43
0,4236
0,0764
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
33,33
-0,87
0,3078
0,1922
38,89
-0,31
0,1217
0,3783
38,89
-0,31
0,1217
0,3783
38,89
-0,31
0,1217
0,3783
38,89
-0,31
0,1217
0,3783
38,89
-0,31
0,1217
0,3783
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
44,44
0,29
0,1141
0,6141
50,00
0,81
0,2910
0,7910
50,00
0,81
0,2910
0,7910
50,00
0,81
0,2910
0,7910
50,00
0,81
0,2910
0,7910
50,00
0,81
0,2910
0,7910
55,56
1,37
0,4147
0,9417
55,56
1,37
0,4147
0,9417
55,56
1,37
0,4147
0,9417
61,11
1,93
0,4732
0,9732
66,67
2,49
0,4936
0,9936
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1411
S(Z)
F(Z) S(Z)
0,0278
0,0556
0,0833
0,1111
0,1389
0,1667
0,1944
0,2222
0,2500
0,2778
0,3056
0,3333
0,3611
0,3889
0,4167
0,4444
0,4722
0,5000
0,5278
0,5556
0,5833
0,6111
0,6389
0,6667
0,6944
0,7222
0,7500
0,7778
0,8056
0,8333
0,8611
0,8889
0,9167
0,9444
0,9722
1,0000
0,0045
0,0208
0,0069
0,0347
0,0533
0,0255
0,0022
0,0300
0,0578
0,0856
0,1134
0,1411
0,0172
0,1060
0,0384
0,0661
0,0939
0,1141
0,0863
0,0585
0,0308
0,0030
0,0248
0,0526
0,0803
0,1081
0,0410
0,0132
0,0146
0,0423
0,0701
0,0258
0,0020
0,0297
0,0010
0,0064
Karena Lhitung < Ltabel (0,1411 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal
Lampiran 8
61,11
72,22
83,33
88,89
94,44
66,67
77,78
83,33
88,89
94,44
66,67
77,78
83,33
88,89
100
66,67
77,78
83,33
88,89
72,22
77,78
88,89
88,89
72,22
77,78
88,89
88,89
72,22
77,78
88,89
94,44
xi
Batas
Nyata
59 64
65 70
71 76
77 82
83 88
89 94
95 100
Jumlah
61,5
67,5
73,5
79,5
85,5
91,5
97,5
58,5 64,5
64,5 70,5
70,5 76,5
76,5 82,5
82,5 88,5
88,5 94,5
94,5 100
fi
xi
2
3
5
6
6
13
1
36
3782,25
4556,25
5402,25
6320,25
7310,25
8372,25
9506,25
fixi
fixi
123
202,5
367,5
477
427,5
1281
97,5
7564,5
13668,75
27011,25
37921,5
36551,25
117211,5
9506,25
Frekuensi
relatif
(%)
5,56
8,33
13,89
16,67
13,89
38,89
2,78
100%
f. Perhitungan Mean
X=
fx
f
Keterangan:
X
= nilai mean
= jumlah siswa
Maka,
fx
f
2922,21
X=
36
X=
X = 81,17
= jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
Maka,
1
. 36 22
Me = 88,5 + 6 2
13
Me = 88,5 + 6
4
13
Me = 88,5 +
24
13
Me = 90,35
h. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = b + p
b1
b1 + b2
Keterangan:
Mo = modus
b
b1
sebelumnya
b2
sesudahnya
p
Maka,
Mo = b + p
b1
b1 + b2
Mo = 88,5 + 7
Mo = 88,5 +
Mo = 91,08
49
19
7
7 + 12
Lampiran 9
Fi
FiX
Xi
Xi2
FiXi2
61,11
66,67
72,22
77,78
83,33
88,89
94,44
100
2
3
5
6
6
10
3
1
36
122,22
200,01
361,1
466,68
499,98
888,9
283,32
100
2922,21
81,17
9,73
-20,06
-14,5
-8,95
-3,39
2,16
7,72
13,27
18,83
402,4036
210,2500
80,1025
11,4921
4,6656
59,5984
176,0929
354,5689
1299,174
804,8072
630,7500
400,5125
68,9526
27,9936
595,9840
528,2787
354,5689
3411,8475
SD
Xi X 2
S =
n1
1299,174
S2 =
35
2
S 2 = 37,12
Lampiran 10
Zi
Zt
F(Z)
61,11
-2,06
0,4803
0,0197
61,11
-2,06
0,4803
0,0197
66,67
-1,49
0,4319
0,0681
66,67
-1,49
0,4319
0,0681
66,67
-1,49
0,4319
0,0681
72,22
-0,92
0,3212
0,1788
72,22
-0,92
0,3212
0,1788
72,22
-0,92
0,3212
0,1788
72,22
-0,92
0,3212
0,1788
72,22
-0,92
0,3212
0,1788
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
77,78
-0,35
0,1368
0,3632
83,33
0,22
0,0871
0,5871
83,33
0,22
0,0871
0,5871
83,33
0,22
0,0871
0,5871
83,33
0,22
0,0871
0,5871
83,33
0,22
0,0871
0,5871
83,33
0,22
0,0871
0,5871
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
88,89
0,79
0,2852
0,7852
94,44
1,36
0,4131
0,9131
94,44
1,36
0,4131
0,9131
94,44
1,36
0,4131
0,9131
100
1,94
0,4738
0,9738
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1463
S(Z)
F(Z) S(Z)
0,0278
0,0556
0,0833
0,1111
0,1389
0,1667
0,1944
0,2222
0,2500
0,2778
0,3056
0,3333
0,3611
0,3889
0,4167
0,4444
0,4722
0,5000
0,5278
0,5556
0,5833
0,6711
0,6389
0,6667
0,6944
0,7222
0,7500
0,7778
0,8056
0,8333
0,8611
0,8889
0,9167
0,9444
0,9722
1,0000
0,0081
0,0359
0,0152
0,0430
0,0708
0,0121
0,0156
0,0434
0,0712
0,0990
0,0576
0,0299
0,0021
0,0257
0,0535
0,0812
0,1149
0,0871
0,0593
0,0315
0,0038
0,0240
0,1463
0,1185
0,0908
0,0630
0,0352
0,0074
0,0203
0,0481
0,0759
0,1037
0,0036
0,0313
0,0591
0,0262
Karena Lhitung < Ltabel (0,1463 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal
Lampiran 11
16,67
33,33
38,89
44,44
61,11
22,22
33,33
38,89
50,00
61,11
22,22
38,89
38,89
50,00
66,67
22,22
38,89
44,44
50,00
27,78
38,89
44,44
55,56
27,78
38,89
44,44
55,56
27,78
38,89
44,44
55,56
Batas
Nyata
16 23
24 31
32 39
40 47
48 55
56 63
64 71
Jumlah
19,5
27,5
35,5
43,5
51,5
59,5
67,5
15,5 23,5
23,5 31,5
31,5 39,5
39,5 47,5
47,5 55,5
55,5 63,5
63,5 71,5
5
4
11
6
7
2
1
36
380,25
756,25
1260,25
1892,25
2652,25
3540,25
4556,25
fx
fx
97,5
110
390,5
261
360,5
119
67,5
1901,25
3025
13862,75
11353,5
18565,75
7080,5
4556,25
Frekuensi
relatif
(%)
13,89
11,11
30,56
16,67
19,44
5,56
2,78
100%
f. Perhitungan Mean
X=
fx
f
Keterangan:
X
= nilai mean
= jumlah siswa
Maka,
fx
f
1455,56
X=
36
X=
X = 40,43
= jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
Maka,
1
. 36 9
Me = 31,5 + 8 2
11
Me = 31,5 + 8
Me = 38,05
18 9
11
b1
b1 + b2
Keterangan:
Mo = modus
b
b1
sebelumnya
b2
sesudahnya
p
Maka,
7
7+5
7
Mo = 31,5 + 8
12
56
Mo = 31,5 +
12
Mo = 31,5 + 8
Mo = 36,17
Lampiran 12
Fi
FiX
Xi
Xi2
FiXi2
16,67
22,22
27,78
33,33
38,89
44,44
50,00
55,56
61,11
66,67
2
3
4
2
9
6
3
4
2
1
36
33,34
66,66
111,12
66,66
350,01
266,64
150
222,24
122,22
66,67
1455,56
40,43
12,6
-23,76
-18,21
-12,65
-7,1
-1,54
4,01
9,57
15,13
20,68
26,24
564,5376
331,6041
160,0225
50,4100
2,3716
16,0801
91,5849
228,9169
427,6624
688,5376
2561,7277
1129,0752
994,8123
640,0900
100,8200
21,3444
96,4806
274,7547
915,6676
855,3248
688,5376
5716,9072
SD
Xi X 2
n1
2561,7277
S2 =
35
S2 =
S 2 = 73,19
Lampiran 13
Zi
Zt
F(Z)
16,67
-1,89
0,4706
0,0294
16,67
-1,89
0,4706
0,0294
22,22
-1,45
0,4265
0,0735
22,22
-1,45
0,4265
0,0735
22,22
-1,45
0,4265
0,0735
27,78
-1,00
0,3413
0,1587
27,78
-1,00
0,3413
0,1587
27,78
-1,00
0,3413
0,1587
27,78
-1,00
0,3413
0,1587
33,33
-0,56
0,2123
0,2877
33,33
-0,56
0,2123
0,2877
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
38,89
-0,12
0,0478
0,4522
44,44
0,32
0,1255
0,6255
44,44
0,32
0,1255
0,6255
44,44
0,32
0,1255
0,6255
44,44
0,32
0,1255
0,6255
44,44
0,32
0,1255
0,6255
44,44
0,32
0,1255
0,6255
50,00
0,76
0,2764
0,7764
50,00
0,76
0,2764
0,7764
50,00
0,76
0,2764
0,7764
55,56
1,20
0,3849
0,8849
55,56
1,20
0,3849
0,8849
55,56
1,20
0,3849
0,8849
55,56
1,20
0,3849
0,8849
61,11
1,64
0,4495
0,9495
61,11
1,64
0,4495
0,9495
66,67
2,08
0,4812
0,9812
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1189
S(Z)
F(Z) S(Z)
0,0278
0,0556
0,0833
0,1111
0,1389
0,1667
0,1944
0,2222
0,2500
0,2778
0,3056
0,3333
0,3611
0,3889
0,4167
0,4444
0,4722
0,5000
0,5278
0,5556
0,5833
0,6111
0,6389
0,6667
0,6944
0,7222
0,7500
0,7778
0,8056
0,8333
0,8611
0,8889
0,9167
0,9444
0,9722
1,0000
0,0016
0,0262
0,0098
0,0376
0,0654
0,0080
0,0357
0,0635
0,0913
0,0099
0,0179
0,1189
0,0911
0,0633
0,0355
0,0078
0,0200
0,0478
0,0756
0,1034
0,0422
0,0144
0,0134
0,0412
0,0689
0,0967
0,0264
0,0014
0,0291
0,0516
0,0238
0,0040
0,0318
0,0051
0,0227
0,0188
Karena Lhitung < Ltabel (0,1189 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal
Lampiran 14
50,00
61,11
66,67
72,22
83,33
55,56
61,11
72,22
72,22
83,33
55,56
61,11
72,22
77,78
88,89
55,56
66,67
72,22
77,78
55,56
66,67
72,22
77,78
61,11
66,67
72,22
77,78
61,11
66,67
72,22
83,33
Batas
Nyata
50 55
56 61
62 67
68 73
74 79
80 85
86 91
Jumlah
52,5
58,5
64,5
70,5
76,5
82,5
88,5
49,5 55,5
55,5 61,5
61,5 67,5
67,5 73,5
73,5 79,5
79,5 85,5
85,5 91,5
F
2
10
6
9
4
4
1
36
fx
fx
Frekuensi
relatif
(%)
16,67
16,67
16,67
25
11,11
11,11
2,78
100%
f. Perhitungan Mean
X=
fx
f
Keterangan:
X
= nilai mean
= jumlah siswa
Maka,
fx
f
2472,23
X=
36
X=
X = 68,68
= jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
Maka,
1
. 36 2
Me = 55,5 + 6 2
10
Me = 55,5 + 6
Me = 65,1
18 2
10
b1
b1 + b2
Keterangan:
Mo = modus
b
b1
sebelumnya
b2
sesudahnya
p
Maka,
Mo = b + p
b1
b1 + b2
Mo = 55,5 + 6
Mo = 55,5 +
Mo = 59,5
48
12
8
8+4
Lampiran 15
Fi
FiX
Xi
Xi2
FiXi2
50,00
55,56
61,11
66,67
72,22
77,78
83,33
88,89
2
4
6
6
9
4
4
1
36
100
222,24
366,66
400,02
649,98
311,12
333,32
88,89
2472,23
68,68
9,84
-18,68
-13,12
-7,57
-2,01
3,54
9,1
14,65
20,21
348,9425
172,1344
57,3049
4,0401
12,5316
82,81
214,6225
408,4411
1300,8271
697,8848
708,5376
343,8294
24,2406
112,7844
331,24
858,49
408,4411
3485,4479
SD
Xi X 2
S =
n1
1300,8271
S2 =
35
2
S 2 = 37,17
Lampiran 16
Zi
Zt
F(Z)
50,00
-1,89
0,4706
0,0294
50,00
-1,89
0,4706
0,0294
55,56
-1,33
0,4082
0,0918
55,56
-1,33
0,4082
0,0918
55,56
-1,33
0,4082
0,0918
55,56
-1,33
0,4082
0,0918
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
61,11
-0,77
0,2794
0,2206
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
66,67
-0,20
0,0793
0,4207
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
72,22
0,36
0,1406
0,6406
77,78
0,92
0,3212
0,8212
77,78
0,92
0,3212
0,8212
77,78
0,92
0,3212
0,8212
77,78
0,92
0,3212
0,8212
83,33
1,49
0,4319
0,9319
83,33
1,49
0,4319
0,9319
83,33
1,49
0,4319
0,9319
83,33
1,49
0,4319
0,9319
88,89
2,05
0,4798
0,9798
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1128
S(Z)
F(Z) S(Z)
0,0278
0,0556
0,0833
0,1111
0,1389
0,1667
0,1944
0,2222
0,2500
0,2778
0,3056
0,3333
0,3611
0,3889
0,4167
0,4444
0,4722
0,5000
0,5278
0,5556
0,5833
0,6111
0,6389
0,6667
0,6944
0,7222
0,7500
0,7778
0,8056
0,8333
0,8611
0,8889
0,9167
0,9444
0,9722
1,0000
0,0016
0,0262
0,0085
0,0193
0,0471
0,0749
0,0262
0,0016
0,0294
0,0572
0,0850
0,1127
0,0596
0,0318
0,0040
0,0237
0,0515
0,0793
0,1128
0,0850
0,0573
0,0295
0,0017
0,0261
0,0538
0,0816
0,1094
0,0434
0,0156
0,0121
0,0399
0,0430
0,0152
0,0125
0,0403
0,0202
Karena Lhitung < Ltabel (0,1128 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal
Lampiran 17
Ho : sampel homogen
Ha : sampel tidak homogen
Kriteria: Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima
Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak
Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas
1) Menentukan nilai rata-rata
2) Menentukan selisih X1 X , X2 X , , Xn X
3) Menentukan kuadrat selisih, yakni X1 X 2 , X2 X 2 , , Xn X
4) Menentukan jumlah kuadrat selisih, yakni X1 X
5) Kemudian jumlah kuadrat selisih dibagi (n 1)
S2 =
Xi X
n1
a. Varians
Xi X
SE2 =
n1
SE2
Xi X
=
n1
SE2 =
1906,7602
35
SE2 = 54,48
SK2 =
Xi X
n1
SK2 =
2561,7277
35
SK2 = 73,19
b. Uji hipotesis
Varians terbesar
Fhitung =
Varians terkecil
73,19
Fhitung =
54,48
Fhitung = 1,34
c. Perhitungan Ftabel
Df pembilang = 36 1 = 35
Df penyebut = 36 1 = 35
Ftabel = F () (df pembilang, df penyebut)
= F (0,05) (35, 35)
= 1,2
d. Interpretasi data
Karena Fhitung > Ftabel (1,34 > 1,2), maka kedua kelompok tidak homogen
Lampiran 18
a. Varians
Xi X
SE2 =
n1
SE2 =
1302,9932
35
SE2 = 37,23
SK2 =
Xi X
n1
SK2 =
1299,174
35
SK2 = 37,12
b. Uji hipotesis
Varians terbesar
Fhitung =
Varians terkecil
37,23
Fhitung =
37,12
Fhitung = 1
c. Perhitungan Ftabel
Df pembilang = 36 1 = 35
Df penyebut = 36 1 = 35
Ftabel = F () (df pembilang, df penyebut)
= F (0,05) (35, 35)
= 1,2
d. Interpretasi data
Karena Fhitung < Ftabel (1 > 1,2), maka kedua kelompok homogen
Lampiran 19
Kriteria pengujian:
Jika
w1 t2 +w2 t2
w1 +w2
< t <
w1 t2 +w2 t2
,
w1 +w2
Karena data pretest berdistribusi normal dan varians kedua kelompok tidak
homogen maka uji-t yang digunakan yaitu:
t =
xE xK
SE2 SK2
nE + nK
t =
t =
t =
41,97 40,43
54,48 73,19
+ 36
36
41,97 40,43
127,67
36
1,54
3,55
t = 0,82
Kemudian menghitung:
w1 t1 + w2 t 2
w1 t1 + w2 t 2
< t <
w1 + w2
w1 + w2
Diketahui:
t = 0,82
w1 = 54,48/36 = 1,51
w2 = 73,19/36 = 2,03
t1 = t2 = t (0,95) 35 = 1,7
w1 t1 + w2 t 2
w1 t1 + w2 t 2
< t <
w1 + w2
w1 + w2
2,567 + 3,451
2,567 + 3,451
< 0,82 <
3,54
3,54
w1 t2 +w2 t2
w1 +w2
dan Ha ditolak
< t <
w1 t2 +w2 t2
w1 +w2
Lampiran 20
t hitung =
Sg
Sg =
1
1
nE + nK
, dimana Sg =
nE 1 SE2 + nK 1 SK2
nE + nK 2
Sg =
Sg =
1299,2 + 1300,95
70
Sg =
37,145
Sg = 6,09
n 1 SE2 + n 1 SK2
nE + nK 2
Sehingga,
t hi tung =
t hitung =
xE xK
1
1
Sg n + n
K
E
81,17 68,68
6,09
1
1
+
36 36
t hitung =
12,49
6,09 x 0,24
t hitung =
12,49
1,46
t hitung = 8,55
Lampiran 21
Nama Siswa
Silvia
Bongo
Septi
Fissilmy
Iis
Bondan
Aldi
Rico
Riana
Eko
Shela
Syifa
Nurdin
Kelvin
Dyah
Devani
Syahrul
Nabela
Nabila
Amelia
Selvi
Herdiani
Ihya
Yunita
Dhede
Widya
Nita
Dody
Razi
Agam
Sintia
Rofiq
Linda
Maulana
Zaeni
Lia
Ranking
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
9
8
7
6
5
1
2
3
4
9
8
7
6
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kemampuan
Tinggi
Sedang
Rendah
Lampiran 22
Kelompok I
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Silvia
Eko
Nabila
Dody
II
80
100
80
80
60
40
60
80
Total
Rata-rata
Ratarata
90
80
50
70
Nilai
Peningkatan
30
20
5
30
85
21,25
Nilai
Penghargaan
Kelompok
21,25
(Great Team)
Kelompok II
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Bongo
Shela
Amelia
Razi
II
100
100
80
100
60
80
60
60
Total
Rata-rata
Ratarata
100
70
70
60
Nilai
Peningkatan
20
30
30
20
100
25
Nilai
Penghargaan
Kelompok
25
(Super Team)
Kelompok III
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Septi
Syifa
Selvi
Agam
II
80
80
80
60
60
60
80
60
Total
Rata-rata
Ratarata
80
70
60
70
Nilai
Peningkatan
20
5
20
5
50
12,5
Nilai
Penghargaan
Kelompok
12,5
(Good Team)
Kelompok IV
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Fissilmy
Nurdin
Herdiani
Sintia
II
100
100
80
60
60
60
80
40
Total
Rata-rata
Ratarata
100
70
60
60
Nilai
Peningkatan
20
5
20
5
50
12,5
Nilai
Penghargaan
Kelompok
12,5
(Good Team)
Kelompok V
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Iis
Nabela
Nita
Rofiq
II
80
80
80
80
60
40
60
60
Total
Rata-rata
Ratarata
80
80
50
60
Nilai
Peningkatan
20
20
5
20
65
16,25
Nilai
Penghargaan
Kelompok
16,25
(Good Team)
Kelompok VI
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Bondan
Syahrul
Widya
Linda
II
100
80
80
80
60
80
60
60
Total
Rata-rata
Ratarata
90
80
70
60
Nilai
Peningkatan
5
20
30
20
75
18,75
Nilai
Penghargaan
Kelompok
18,75
(Good Team)
Kelompok VII
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Aldi
Devani
Dhede
Maulana
II
80
80
80
80
80
60
60
80
Total
Rata-rata
Ratarata
80
80
70
70
Nilai
Peningkatan
20
20
5
30
75
18,75
Nilai
Penghargaan
Kelompok
18,75
(Good Team)
Kelompok VIII
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Rico
Dyah
Yunita
Zaeni
II
60
80
80
100
80
60
60
60
Total
Rata-rata
Ratarata
70
90
70
60
Nilai
Peningkatan
30
30
5
20
85
21,25
Nilai
Penghargaan
Kelompok
21,25
(Great Team)
Kelompok IX
Nilai Kuis
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Riana
Kelvin
Ihya
Lia
II
80
80
80
80
60
40
80
60
Total
Rata-rata
Ratarata
80
80
50
70
Nilai
Peningkatan
20
20
5
5
50
12,5
Nilai
Penghargaan
Kelompok
12,5
(Good Team)
Lampiran 23
Terlaksana
Pembelajaran
Indikator
Ya
STAD
- Menyampaikan tujuan
Tahap 1
pembelajaran
Ket.
Tidak
Kelompok
Tahap 3
Kuis
Tahap 4
Perhitungan Skor
Perkembangan
Individu
Tahap 5
Penghargaan
Kelompok
Keterangan:
1 cheklist Ya berniali 1
1 ckeklist Tidak bernilai 0
Berdasarkan
hasil
observasi
keterlaksanaan
model
pembelajaran
Lampiran 24
Terlaksana
Pembelajaran
Indikator
Ya
STAD
- Menyampaikan tujuan
Tahap 1
pembelajaran
Ket.
Kelompok
Tahap 3
Kuis
Tahap 4
Perhitungan Skor
Perkembangan
Individu
Tahap 5
Penghargaan
Kelompok
Keterangan:
1 cheklist Ya berniali 1
1 ckeklist Tidak bernilai 0
Tidak
Berdasarkan
hasil
observasi
keterlaksanaan
model
pembelajaran
Lampiran 25
Terlaksana
Pembelajaran
Indikator
Ya
STAD
- Menyampaikan tujuan
Tahap 1
pembelajaran
Ket.
Kelompok
Tahap 3
Kuis
Tahap 4
Perhitungan Skor
Perkembangan
Individu
Tahap 5
Penghargaan
Kelompok
Keterangan:
1 cheklist Ya berniali 1
1 ckeklist Tidak bernilai 0
Tidak
Berdasarkan
hasil
observasi
keterlaksanaan
model
pembelajaran