Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. (Depdiknas, 2003: 1)
Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang diungkapkan oleh
Abu Hamid(sulistyono,1998:12), adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-
hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami
dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
2. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi
mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya
untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar Fisika yang kondusif, agar murid
secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan
konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh
konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta
kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Filosofis dasar yang terkait dengan pendidikan (pembelajaran) yang berbasis alam
adalah pandangan bahwa kegiatan pendidikan (sekolah atau kurikulum) harus dapat
membantu anak mengembangkan berbagai potensi perkembangan yang dipergunakan untuk
beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam.
Filosofis pendidikan berikutnya adalah bahwa kegiatan pembelajaran yang berbasis
pada lingkungan alam akan membantu menumbuhkan otoaktivitas atau Autoactivity
(aktivitas yang tumbuh dari dalam diri) anak sehingga dimungkinkan terjadi proses active
learning (belajar secara aktif).
Filosofis ketiga dalam pembelajaran berbasis alam adalah pandangan bahwa
lingkungan alam akan memberikan sejumlah pengalaman belajar langsung (real learning)
dan/atau pembelajaran secara nyata (real instructions)
Filosofis keempat, konsep pembelajaran berbasis alam akan memberikan suasana atau
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepekaan, kepedulian atau sensitivitas
terhadap berbagai kondisi lingkungan alam. Kegiatan ini sekaligus tidak hanya membangun
kecerdasan naturalis anak saja tetapi juga kecerdasan intra dan interpersonal, kecerdasan
spiritual dan berbagai kecerdasan lainnya.
Filosofis kelima, konsep pembelajaran berbasis alam akan membantu anak
memperoleh proses dan hasil belajar yang bermakna (meaningfull learning) serta
pembelajaran yang fungsional praktis (practical and functional intruction)