Skripsi
Oleh
Henny Ernawati
NIM. 1111016100027
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning
(PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan tumbuhan. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 34 Jakarta. Penelitian ini berlangsung pada bulan
September sampai Oktober 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design dan teknik
pengambilan sampel dengan cluster sampling. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol
dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa
instrumen tes bentuk soal-soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar
observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa
terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada konsep jaringan tumbuhan. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji t. Hasilnya adalah nilai thitung = 3,14 sedangkan ttabel = 1,99.
Terlihat bahwa nilai thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih
tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (diskusi dan tanya
jawab).
Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Lembar Observasi
Aktivitas Siswa.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of model Problem Based Learning (PBL) on
learning outcomes of students on the concept of plant tissue. This research was done
in SMA Negeri 34 Jakarta. This study took place in September and October 2016.
The research method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest
control group design and sampling techniques with cluster sampling. Class XI IPA 3
as the control class and class XI IPA 4 as an experimental class. Instruments used in
the form of test instruments form of multiple choice questions and instruments nontes
form of student activity observation sheet. Based on test data analysis, the result that
there are significant model of Problem Based Learning (PBL) on learning outcomes
of students on the concept of plant tissue. It is based on the results of hypothesis
testing using t test. The result is the value of t = 3.14, while table = 1.99. Seen that
tcount> ttable, so H0 is rejected. This shows that results for students with learning
model Problem Based Learning (PBL) is higher compared to conventional learning
models (discussion and question and answer).
Segala puji milik Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa.” Skripsi ini menggambarkan
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model PBL.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
3. Dr. Yanti Herlanti, M,Pd sebagai Ketua Prodi Biologi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan saran dan pengarahan selama proses pembuatan
skripsi.
5. Yuke Mardiati, M.Si sebagai Pembimbing II yang penuh kesabaran serta
keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Dr. Zulfiani, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik jurusan Pendidikan
IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
7. Seluruh civitas akademik jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Teruntuk orang tua tercinta, ayahanda Sarjono dan Ibunda Sugiyatni yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga selalu termotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Hj. Patra Patiah, M. Biomed sebagai Kepala SMA N 34 Jakarta yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
10. Dra. Pantiyani sebagai guru Biologi kelas XI dan seluruh siswa kelas SMAN 34
Jakarta yang membuat penulis termotivasi agar memberikan pembelajaran yang
terbaik, dan membantu peneliti dalam penelitian ini.
11. Kawan-kawan angkatan 2010 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terutama: Tiara, Hari, Dwi, Intan, Nurul, Arum, Fitri dan Resha serta
kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu.
Ungkapan rasa syukur dan ikhlas rasanya tepat untuk penulis ucapkan atas
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat membalas atas segala
kebaikannya yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah
diberikan. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
yang membaca skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan,
khususnya bidang studi biologi.
Henny Ernawati
vi
DAFTAR ISI
vii
a. Pengertian Belajar ............................................................................. 20
b. Ciri-Ciri Belajar ................................................................................ 21
c. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 22
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 24
e. Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered ........................ 25
B. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan .......................................... 27
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 29
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 32
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 33
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest ............................................................................................ 47
2. Hasil Posttest ........................................................................................... 48
3. Data Analisis Sub-Konsep Siswa............................................................ 49
4. Hasil Analisis Data Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 50
5. Hasil Analisis Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ......... 50
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 51
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 52
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 52
C. Pembahasan .................................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................................ 59
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, ( Surabaya: Usaha Nasional,
1988), Cet. 3, h.2.
1
2
tidak berbasis pada masalah dunia nyata, refleksi pengalaman dan generalisasi
konsep. Proses pembelajaran cenderung mengabaikan pengalaman belajar yang
dapat berdampak buruk terhadap pemahaman konsep siswa sehingga, siswa
menganggap biologi sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa merupakan indikasi bahwa proses
pembelajaran belum berjalan secara optimal. Ketercapaian kompetensi dan tujuan
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh
guru. Beberapa siswa menganggap mata pelajaran biologi sebagai pelajaran
hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran
berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas. Selama ini pembelajaran
yang sering dilakukan adalah metode ceramah. Metode ini dianggap guru
merupakan metode yang cukup efisien dalam penyampaian materi kepada siswa.
Guru seringkali hanya menyampaikan materi pembelajaran berupa informasi
kemudian siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Aktivitas
siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kurang
mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Kemampuan berpikir sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena untuk membekali siswa dalam mengatasi masalah di tengah persaingan era
globalisasi seperti sekarang ini. Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
membuat siswa cenderung pasif dan malas belajar sehingga tidak mendengarkan
penjelasan guru yang di sampaikan di kelas.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Guru diharapkan memiliki metode mengajar yang baik, dan mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat. Sehingga peserta didik mampu menguasai
kompetensi-kompetensi yang ditentukan dalam pembelajaran yang dilakukan.2
Guru harus memiliki kemampuan dalam menentukan dan menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa sehingga mempermudah siswa
2
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif,
Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.34.
3
siswa untuk dapat berperan aktif dan menemukan pemecahan masalah dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran ini menghadapkan siswa pada
permasalahan sebagai acuan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar
melalui permasalahan. Model ini dirasakan tepat untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered),
sehingga siswa bebas mengemukakan ide yang timbul dari dalam dirinya serta
lingkungan belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran
tersebut.
Metode pembelajaran yang didasarkan prinsip bahwa masalah dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sehingga
belajar tidak hanya menerima pengetahuan baru saja tetapi terdapat proses
menemukan informasi baru. Siswa membangun pengetahuannya melalui interaksi
dengan lingkungan belajar yang telah dirancang oleh guru. Dengan adanya
interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar maka diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini tidak hanya melihat hasil
namun juga memperhatikan proses belajar yang telah siswa lakukan.
Pembelajaran dengan metode PBL mampu melibatkan siswa untuk belajar
menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan belajar
mengenai pengetahuan yang diperlukan. Pembelajaran PBL melatih siswa dalam
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan serta
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.3 Kemampuan mengevaluasi
siswa akan muncul pada tahap analisis dan evaluasi pemecahan masalah, dengan
bantuan guru. Siswa memberikan pertimbangan terhadap penyelesaian suatu
masalah yang telah dikemukakan berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Selain
itu, Problem Based Learning melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan
masalah dan mengutarakan alternatif-alternatif penyelesaian masalah.4 Siswa
mengembangkan pengetahuan, mengkonstruksi suatu prosedur, dan
3
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi aksara, 2014), Cet.1, h. 134
4
Arifah Purmaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probosari dan Noviawati, “Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas X SMAN 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol.
4, 2012, h. 41.
5
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam peneitian ini meliputi:
1. Proses pembelajaran konvensional kurang melibatkan siswa karena kegiatan
pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa.
2. Belum banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan analisis siswa dan membuat materi terlihat
menarik.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Problem based learning (PBL) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menurut Ridwan Abdullah Sani.
2. Pembelajaran dilihat dari selisih antara pre test dan post test.
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep jaringan
tumbuhan.
4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif mengingat (C1) sampai
menganalisis (C4) berdasarkan taksonomi Anderson dan Krathwohl.
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh
model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada konsep jaringan tumbuhan?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan
tumbuhan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat peneitian ini, antara lain:
1. Bagi siswa, model problem based learning (PBL) diharapkan memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi khususnya
pada konsep jaringan tumbuhan.
2. Bagi peneliti, menambah pengalaman tentang cara mengajar di sekolah
dengan menggunakan model pembelajaran PBL
3. Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan mampu dijadikan referensi
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog.
Permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan
beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup
dalam kurikulum mata pelajaran.1Penelitian lain menyebutkan bahwa
pembelajaran dengan model Problem-Based Learning (PBL) adalah
pendekatan pengajaran yang memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata (terbuka) secara individu maupun
kelompok. Problem-Based Learning (PBL) dikembangkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah dan keterampilan intelektual dan memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanggung jawab pada proses pembelajaran
mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan dalam memecahkan
masalah.2
Problem-based learning is “Problem”+”based” +”learning”. Let
us look at each of these words. A problem is something that is
problematic to the student; something that cannot be resolved with the
current level of knowledge and/or way of thinking about the issues.
The nature of effective problems in problem-based learning is that they
are ill-structured as opposed to well structured. The characteristics of
PBL ill-structured problems are that they are real-life and authentic
not teacher’s exercises, messy not tidy, incomplete in the sense of
lacking information needed for their resolution and iterative in the way
1
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h. 127.
2
Siswanto.dkk, Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4 No.2, 2012,
h.54
7
8
3
Priyanka Mahendru dan D.V. Mehindru, “Problem based Learning: Influence on Students
Learning in an Electronics & Communication Engineering Course”, Global Journal of Research in
Engineering Electronic and Electronics Engineering, Vol. 11, 2011, h. 2.
4
Kusuma Wardhani, Widha Sunarno dan Suparmi, “Pembelajaran Fisika dengan Model Problem
Based Learning (PBL) Menggunakan Multimedia dan Modul ditinjau dari Kemampuan Berpikir
Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa”, Jurnal Inkuiri,Vol. 1, 2012, h. 164.
5
Muhammad Hosnan, Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet 1, h.298.
6
Ali Muhson, “Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa melalui Penerapan
Problem Based Learning”, Jurnal Kependidikan, Vol.39, 2009, h.175.
9
7
Hosnan. loc. cit
8
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), Cet 2, h. 141.
10
9
John R. Savery, “Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions”,
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning”, Volume 1, 2006, h. 12-14.
11
baik maka beberapa hal yang harus dimiliki adalah memiliki pemahaman
tentang gaya dan kebiasaan belajar tentang potensi dan bakat yang dimiliki
anak. Guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun
merencanakan proses pembelajaran.12 Guru dalam pembelajaran PBL terlibat
dalam presentasi dan penjelasan yang lebih menekankan sebagai pembimbing
dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berpikir, mencari, menemukan,
memecahkan dan mengemukakan pendapatnya tentang pemecahan masalah
tersebut.
12
Wina Sanjaya, Ibid., h. 27-28
13
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta, PT.
Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h. 123.
13
14
Zufiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta, Lembaga
Pendidikan UIN Jakarta, 2009), Cet.1. h.119
14
15
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana,
2009), Cet. 1, h. 24-25.
15
Kelima tahapan pembelajaran PBL dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:16
Tabel 2.1 Langkah-Langkah PBL
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan
pembelajaran,menjelaskan
logistikyang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada
aktifitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa untuk Membantu siswa mendefinisikan dan
belajar. mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk
individual/kelompok. mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan ekoerimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan
menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, dan membantu untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap
pemecahan masalah penyelidikan dan proses yang
digunakan.
16
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014) Cet 1, h. 157.
17
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir, (Jakarta, Indeks, 2012), Cet. 1, h. 311.
16
.
17
1) Siswa menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar.
Ketika pengetahuan didapatkan lebih dekat dengan konteks praktiknya, maka
akan lebih mudah diingat. Dengan konteks yang dekat dan sekaligus
melakukan deep learning (banyak mengajukan pertanyaan menyelidik) bukan
surface learning (sekedar hafalan saja) maka materi akan lebih mudah diserap.
2) Meningkatkan fokus siswa pada pengetahuan yang relevan. Kritikan bagi
dunia pendidikan adalah apa yang diajarkan di kelas sama sekali jauh dari
apa yang terjadi di dunia praktik. PBL yang baik mencoba untuk mengatasi
kritikan itu. Dengan kemampuan pendidik membangun masalah yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari, siswa bisa merasakan lebih baik konteks
operasinya di lapangan.
3) Mendorong siswa untuk berpikir. Pembelajaran ini melatih siswa untuk
bertanya, berpikir kritis dan reflektif. Siswa tidak dianjurkan untuk terburu-
buru menyimpulkan, mencoba menemukan landasan atas argumennya, dan
fakta-fakta yang mendukung alasan. Daya nalar siswa dilatih dan kemampuan
berpikir ditingkatkan sehingga ia tidak hanya sekedar tahu.
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Karena
kegiatan pemecahan masalah dilakukan secara berkelompok, maka PBL yang
baik dapat meningkatkan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa
diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima pandangan orang
lain, dan bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang yang
mungkin tidak disenangi.
5) Membangun kecakapan belajar siswa (life-long learning skills). Ilmu dan
keterampilan yang siswa butuhkan nantinya akan terus berkembang. Struktur
masalah di dunia kerja bersifat mengambang bahkan open-ended sehingga
siswa harus terbiasa belajar untuk mengembangkan bagaimana kemampuan
untuk belajar.
6) Memotivasi pembelajar. Tantangan yang sesungguhnya bagi seorang guru
adalah bagaiana memotivasi siswa, terlepas dari apapun metode yang
digunakan. PBL memberikan peluang kepada guru untuk membangkitkan
minat belajar siswa guru dan siswa saling menciptakan masalah dengan
18
18
Amir, Op. Cit., h.27.
19
Indah Puji Rahayu, Utari Yulianingsih, Dwi Septiani, Angga Adistia Wijaya, Sri Haryani,
“Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Transvisi Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains”, Jurnal Jurusan Kimia FMIPA UNESA, 2012, h. 8.
20
Sanjaya, op. cit., h.221
19
21
Trianto, loc.cit., h.141
22
Asih Widi Wisudawati, op. cit., h. 120.
23
Paidi, “Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA”, Artikel Semnas
FMIPA UNY, Yogyakarta, h. 4.
24
Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati, op.cit. h. 31.
20
25
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013), h.245.
26
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 13, h. 36.
21
27
Oemar Hamalik, Ibid., h. 38.
28
Pupuh Fathurrohman dan Sorby Sutikno, Strategi Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2009), Cet 3, h.6.
29
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), Cet 1, h. 18-19.
22
30
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Ibid., h. 23
23
33
Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwohl, Pembelajaran Pengajaran, dan Asesmen,
(Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet 1, h. 43.
25
Tabel 2.3 menunjukkan perbedaan peran dan serta guru dalam pembelajaran.
Pada TC guru yang selalu aktif memberikan informasi kepada siswa sedangkan
siswa hanya mendengarkan informasi saja. Hal ini dapat berpengaruh pada
rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran karena bosan dan
kurang menarik minat siswa. Sedangkan pada LC siswa terlibat secara aktif dalam
memecahkan suatu masalah dengan bimbingan yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran berpusat pada siswa bersifat strategis dan inovatif. Strategis
karena memfasilitasi siswa aktif dalam proses pembelajaran yang
mengembangkan potensi dirinya, dan menempatkan siswa atau peserta didik
sebagai subyek bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Inovatif, karena
siswa tidak terikat oleh kelas belajar, guru sebagai sumber penentu tujuan tapi
37
M. Taufik Amir, Op. Cit.,, h. 5.
27
40
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell, Ibid., h. 303
29
42
Didik Juliawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa”, Jurnal Program Studi IPA, 2012, h.1.
43
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif,
Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.33.
31
signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis
asesmen kinerja dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2)
terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan gaya kognitif
terhadap hasil belajar IPA, (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis penilaian kinerja dan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent, dan (4) terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis penilaian kinerja
dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent.44
Penelitian yang berjudul “Validity and Problem-Based Learning Research:
A Review of Instruments Used to Assess Intended Learning Outcomes”. PBL
menyebar dari sekolah kedokteran ke universitas lain dan K-12 konteks karena,
sebagian, untuk janji menyatakan bahwa PBL menghasilkan hasil target
pembelajaran konten dalam, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan
meningkatkan pembelajaran diri diarahkan. Tetapi, hasil penelitian telah jelas.
Makalah ini membahas bagaimana tiga hasil target PBL diukur dalam 33 studi
empiris. Hasil menunjukkan bahwa beberapa studi termasuk 1) kerangka teoritis
untuk variabel yang dinilai dan membangun 2) alasan-alasan untuk bagaimana
pemilihan penilaian sesuai dengan konstruksi diukur atau 3) informasi lain yang
diperlukan bagi pembaca untuk menilai keabsahan interpretasi penulis.45
Penelitian-penelitian tersebut di atas sangat mendukung penelitian ini.
tetapi, materi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model PBL terhadap
hasil belajar siswa adalah jaringan tumbuhan.
44
Laras Oktaviani, Nyoman Dantes dan Wayan Sadia, “Pengaruh Model Problem Based Learning
Berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Gaya Kognitif”, Jurnal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,Vol 4, 2014.
45
Brian R. Belland, Brian F. French, dan Peggy A. Ertmer, “Validity and Problem-Based Learning
Research: A Review of Instruments Used to Assess Intended Learning Outcomes”,
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Vol 3, 2009, h.59.
32
D. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran di sekolah saat ini umumnya masih berpusat pada
guru. Sehingga pencapaian proses belajar kurang optimal. Cara belajar yang
digunakan masih berupa hafalan saja sehingga konsepnya akan mudah dilupakan.
Penyampaian materi dikelas seringkali diajarkan dengan metode ceramah dan
tugas. Sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran serta
minimnya stimulus yang diberikan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran IPA khususnya biologi memerlukan
pemahaman yang tinggi, karena siswa dituntut untuk memiliki pemahaman
konsep yang baik.
Pembelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang berbasis pada proses
penemuan bukan teori saja. Pemberian pengalaman langsung dengan cara
pemecahan masalah diharapkan mampu mengembangkan potensi dan
keterampilan peserta didik. Siswa mengalami kejadian atau fakta nyata mengenai
suatu masalah, kemudian menganalisis permasalahan yang dihadapi.
Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang menekankan pada peran
aktif siswa dalam memecahkan masalah, menganalisis dan mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan melalui serangkaian proses belajar dalam rangka
menemukan solusi dari permasalahan maka siswa akan lebih paham mengenai
konsep pembelajaran, sehingga tidak hanya menghafal teori yang sudah ada.
Sehingga melatih kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran
Pembelajaran ini mampu mengembangkan sikap dan keterampilan siswa
dalam memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan
mandiri, membina dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan
penalaran. Sehingga diduga terdapat pengaruh model PBL terhadap hasil belajar
siswa.
33
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh penggunaan model
problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan
tumbuhan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.
34
35
Keterangan:
O1 : Pretest yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai, diberikan
kepada kelas
X : Pemberian proses belajar mengajar menggunakan model PBL
O2 : Posttest yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan kepada kedua kelas
2
Ibid, h. 112
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 250.
36
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes hasil belajar dan lembar
observasi proses belajar.
1. Tes Tertulis
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 soal
dengan lima pilihan jawaban. Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa setelah penerapan model PBL dalam proses pembelajaran jaringan
tumbuhan. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda
sebanyak 20 soal dengan lima pilihan jawaban. Tes ini disusun berdasarkan
indikator yang hendak dicapai. Tes yang digunakan berupa tes objektif,
pertanyaan yang diajukan mulai dari C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
(menerapkan) hingga C4 (menganalisis). Sedangkan untuk mengukur aspek
4
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 285.
5
Ibid., h. 292
37
Jumlah 20
Keterangan: * = butir soal yang valid
F. Kalibrasi Instrumen
Instrumen harus melalui pengujian dan perhitungan untuk mengetahui
kelayakan penggunaan instrumen. Kriteria kelayakan yang harus terpenuhi yaitu,
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Pengujian dan
perhitungan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah derajat ketepatan antara data pada objek penelitian dengan
daya yang dilaporkan peneliti6. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil
6
Sugiyono, Op. Cit., h. 363
40
M p Mt p
bis St q
Keterangan:
t = koefisien korelasi biseral
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skol total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan software anates versi 4. 0. 5. Hasil uji validitas instrumen tes
dengan menggunakan software anates dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 2, h.
93.
41
8
instrumen tersebut sudah baik . Reliabilitas tes pada penelitian ini
menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:
k St pq
2
r11
k 1 St 2
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes
N = jumlah butir
piqi = varian skor butir
pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
St2 = varian skor total
Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan sebagai berikut :
0,00 r 0,20 = reliabilitas kecil
0,20 r 0,40 = reliabilitas rendah
0,40 r 0,70 = reliabilitas sedang
0,70 r 0,90 = reliabilitas tinggi
0,90 r 1,00 = reliabilitas sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan anates dapat dilihat
pada Tabel 3.6 di bawah ini.
Statistik Keterangan
r11 0.77
Kategori Reabilitas Tinggi
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), Cet. 14, h. 230-231.
42
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada tabel 3.8
sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kategori Derajat Kesukaran
Rentang nilai DK Kategori
0.00 ≤ DK ≤ 0.30 Sukar
0.30 ≤ DK ≤ 0.70 Sedang
0.70 ≤ DK ≤ 1.00 Mudah
9
Arikunto, Op. Cit., h. 222-223.
43
4. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda adalah:10
Keterangan:
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
Ja : Banyaknya peserta kelompok atas
Jb : Banyaknya peserta kelompok bawah
D : daya beda soal
Tahap selanjutnya setelah indeks daya pembeda diketahui maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda yang terdapat pada Tabel 3.10
sebagai berikut
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Beda
Rentangan Keterangan
0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek
0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup
0.40 < DP ≤ 0.70 Baik
0.70 < DP ≤ 1.00 Baik Sekali
- (negatif) Semuanya Tidak Baik
10
Arikunto, Loc. Cit., h. 228
44
N-Gain =
Rentang Kriteria
n-g ≥ 0.7 Tinggi
0.3 ≤ n-g < 0.7 Sedang
n-g < 0.3 Rendah
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji Liliefors. Langkah-langkah perhitungan uji liliefors sebagai berikut:
a) Data diurutkan dari skor yang terendah sampai skor tertinggi
b) Menentukan Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:
11
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual learning
gains in physics: a possible „hidden variable‟ in diagnostic pretest scores,” American Journal of
Physics, Vol.70, No. 12, 2002, h.166.
45
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus :
Kriteria pengujian :
a) jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen
b) jika Fhitung> Ftabel maka Ha diterima, kedua kelompok tidak berasal dari
populasi yang homogen
4. Uji Hipotesis
Data yang telah dilakukan pengujian sampel data dengan menggunakan uji
normalitas dan homogenitas, dan diketahui bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, maka untuk menguji data yang diperoleh menggunakan rumus uji-t
dengan taraf signifikan α = 0,05.
46
X1 - X 2 (n 1 - 1)V1 (n 2 - 1)V2
t= , dimana dsg =
1 1 n1 n 2 - 2
dsg
n1 n 2
Keterangan:
X1 : Rata-rata data kelompok 1
X 2 : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
n1 : Banyaknya data kelompok 1
n2 : Banyaknya data kelompok 2
Data yang nilai t-hitung telah didapat harus ditarik kesimpulan dengan
membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Untuk mencari t-tabel, sebelumnya
tentukan dulu nilai derajat bebas (db), dengan rumus derajat bebas (db) = (n1+n2)-
2, barulah setelah itu lihat nilai t-tabel di tabel t pada taraf signifikan α = 0.05.
Kriteria hipotesis uji-t untuk menganalisis data dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan tidak ada perbedaan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model PBL
2) Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan ada perbedaan kemampuan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model PBL
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah13:
Ho: µa = µb
Ha: µa ≠ µb
12
Sugiyono, Op.Cit., h. 273.
13
Ibid., h. 228.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan data-data yang telah diperoleh. Data-data yang
dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest, dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Gambaran mengenai data-data ini meliputi nilai rata-rata, median,
modus dan simpangan baku.
Hasil perhitungan data pretest sebelum pemberian perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas
eksperimen (XI-MIA 4) dan kontrol (XI-MIA 3) di SMA Negeri 34 Jakarta diperoleh
data sebagai berikut.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh oleh siswa kelas XI-IPA 3 sebagai kelas kontrol dan
siswa kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini disajikan dalam
Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Data hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan Kelas
Penyebaran Kontrol Eksperimen
Data
Nilai Terendah 15 10
Nilai Tertinggi 77 75
Mean 42,22 43,89
Median 40 50
Modus 20 50
Standar Deviasi 18,33 16,65
Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 40, sementara
kelas eksperimen sebesar 50. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol
47
48
20 sedangkan pada kelas eksperimen 50. Kelas kontrol memperoleh standar deviasi
sebesar 18,33 sedangkan kelas eksperimen sebesar 16,65.
2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diperoleh oleh siswa kelas XI-IPA 3 sebagai kelas kontrol dan
siswa kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini disajikan dalam
Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan Kelas
Penyebaran Kontrol Eksperimen
Data
Nilai Terendah 30 50
Nilai Tertinggi 90 95
Mean 61,94 75,97
Median 65 80
Modus 70 95
Standar Deviasi 19,75 15,93
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh
kelas kontrol adalah 30, sedangkan kelas eksperimen sama dengan 50. Kelas kontrol
memperoleh nilai tertinggi sebesar 90, sementara kelas eksperimen 95. Mean yang
diperoleh pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut
sebesar 61,94 dan 75,97.
Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 65, sementara
kelas eksperimen sebesar 80. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol
sebesar 70, sementara kelas eksperimen sebesar 95. Kelas kontrol memperoleh
standar deviasi sebesar 19,75, sedangkan kelas eksperimen memperoleh 15,93.
49
Tabel 4.4 di atas menunjukkan terjadi peningkatan nilai penggunaan LKS siswa
pada konsep jaringan tumbuhan. Hal ini terlihat dari rata-rata yang diperoleh masing-
masing kelompok yang mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.
terdapat kesulitan karena banyaknya siswa yang bertanya, tetapi tidak terlalu
mempengaruhi tahapan PBL lainnya.
Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan siswa mampu melaksanakan
semua tahapan PBL. Pada tahapan pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah,
siswa disajikan masalah kemudian mencari pemecahan masalah. Pada tahap
mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa duduk sesuai kelompok dan
mengorganisasikan tugas belajar terkait dengan permasalahan yang disajikan. Pada
tahap penyelidikan kelompok siswa melakukan diskusi dan penyelidikan terhadap
permasalahan dengan bimbingan dari guru. Pada tahap mengembangkan dan
menyajikan laporan, perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada tahap mengevaluasi, siswa dituntut untuk
mempersiapkan proses pemecahan masalah yang akan dievaluasi oleh guru. Dari
hasil observasi, siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan setiap kegiatan
pembelajaran pembelajaran dalam kelompok.
Ketercapaian hasil penilaian aktivitas siswa pada kelas eksperimen di
pertemuan I adalah 85%, sedangkan pada pertemuan II 90%. Ketercapaian penilaian
aktivitas siswa pada kelas kontrol adalah 71% pada pertemuan I, sedangkan pada
pertemuan II 85%. Hal ini menunjukkan siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran
dan berantusias mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui
bahwa siswa dan guru melakukan setiap tahapan yang terdapat dalam rancangan
pembelajaran.
Tabel 4.6 menunjukkan kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf
0.05. Data berdistribusi normal apabila Lo < Ltabel. Hasil Uji Normalitas Pretest
kelompok eksperimen diperoleh 0,085 < 0,15 dan kelompok kontrol diperoleh 0,136
< 0,15 dimana Lo < Ltabel, yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya, hasil
Uji Normalitas Posttest kelompok eksperimen diperoleh 0,116 < 0,15 dan kelompok
kontrol diperoleh 0,109 < 0,15, dimana Lo < L tabel, yang berarti data berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest kelas kontrol
maupun eksperimen. Tabel 4.6 berikut adalah perolehan hasil dari Uji Homogenitas:
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas
Statistik Pretest Posttes
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Varians 277,302 336,349 254,027 390,398
Nilai F hitung 1,2 1,53
Nilai F tabel 1,75 1,75
data homogen data homogen
Keputusan
Nilai Ftabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan
diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis homogenitas, yaitu jika Fhitung ≤
Ftabel maka dapat dinyatakan kedua data tersebut homogen. Data pada Tabel 4.7
menunjukan bahwa nilai Fhitung kedua data baik pretest maupun posttest lebih kecil
53
dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest dan posttest
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan siswa yang sama pada
saat pretest maupun posttest.
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan uji hipotesis, yaitu jika thitung >
ttabel, maka data dinyatakan H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran PBL terhadap hasil belajar
siswa pada konsep jaringan tumbuhan.
perlakuan kedua kelompok belajar terdapat perbedaan hasil belajar maka hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan proses belajar. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa thitung < ttabel , yaitu 0.46 < 1.99 sehingga hasil prestest siswa tidak berbeda.
Hasil analisa data posttest diketahui thitung=3.14 dan ttabel 1.99. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel), sehingga hasil
posttest berbeda signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar siswa ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol..
Perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model PBL berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keadaan ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang
menerapkan pembelajaran model PBL pada konsep jaringan tumbuhan lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul “Implementasi PBL
terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ)” yang
mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional,
maka model PBL tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar,
sehingga siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk
pembuatan keputusan.1 Peningkatan kemampuan kognitif peserta didik yang belajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sangat sedikit jika
dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
menggunakan PBL disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1) pembelajaran
konvensional bersifat teacher center cenderung satu arah; 2) pembelajaran
1
Ida Bgs Nym Semara Putera, “Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar
Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien ( IQ)”, Tesis Program Studi Pendidikan Sains,
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2012, h.8.
55
konvensional membuat peserta didik pasif, individual dan mengurangi kreativitas dan
3) pembelajaran konvensional cenderung membuat siswa tidak fokus pada materi.2
Materi pada konsep jaringan tumbuhan dibagi menjadi 7 sub-konsep yaitu
jaringan dewasa, jaringan meristem, jaringan epidermis, jaringan penyokong, jaringan
parenkim, jaringan pengangkut, dan monokotil dan dikotil. Persentase tertinggi yang
diperoleh siswa adalah pada sub-konsep jaringan penyokong, jaringan epidermis dan
parenkim dengan persentase 95.83%, 86.11%, dan 81.94%. Sedangkan pada sub-
konsep lain persentase yang diperoleh cenderung lebih rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran PBL sesuai digunakan dalam sub-konsep jaringan
penyokong, jaringan epidermis dan parenkim.
Proses pembelajaran juga menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang disesuaikan dengan model pembelajaran
yang digunakan. LKS digunakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
pembelajaran. LKS dikerjakan bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing
yang telah guru tentukan. Terjadi peningkatan nilai penggunaan LKS siswa baik pada
kelas eksperimen maupun kontrol, tetapi peningkatan tertinggi ada pada kelas
eksperimen. Mean kelas eksperimen juga lebih unggul jika dibandingkan dengan
mean pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada
kelas kontrol memperoleh skor yang rendah. Model pembelajaran PBL membuat
siswa lebih memahami materi karena siswa menemukan pemecahan permasalahan
sendiri dengan bimbingan guru dan diskusi kelompok. Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang berjudul “Pengaruh PBL berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil
Belajar IPA ditinjau dari Gaya Kognitif” yang menyatakan pengkondisian siswa
belajar berkelompok yang saling berinteraksi dengan guru dan temannya dapat
2
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based Learning
Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan
Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.43.
56
3
Didik Juliawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep
dan Keterampilan Proses Sains Siswa”, Skripsi pada IKIP Negeri Singaraja, Bali, 2012, h.13.
58
belajar siswa pada mata pelajaran biologi dikonsep jaringan tumbuhan. Pembelajaran
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa mampu mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan pelajaran
yang siswa pelajari di kelas. Proses belajar akan lebih bermakna karena siswa pernah
mengetahui masalah tersebut. Pembelajaran PBL student center sehingga mampu
meningkatkan kecakapan pemecahan masalah, lebih mudah mengingat dan
memahami, meningkatkan pengetahuan yang relevan, mendorong siswa berpikir,
membangun kepemimpinan dan kerjasama, kecakapan belajar dan memotivasi
siswa.4 Student center adalah ciri-ciri pembelajaran PBL dimana siswa berperan
menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, membuat
pertanyaan alternatif dan menyelesaikan masalah.5
Hasil observasi penilaian aktivitas siswa menunjukkan bahwa ketercapaian hasil
penilaian aktivitas siswa pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata yang sangat
baik. Hal ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung, siswa secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada
konsep jaringan tumbuhan. Meningkatnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.
4
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana, 2009),
Cet. 1, h.27.
5
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.247
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan tumbuhan. Hal
tersebut didasarkan pada hasil hipotesis posttest melalaui uji-t dengan nilai thitung =
3.14 dan ttabel = 1.99, sehingga H1 dapat diterima karena nilai thitung > ttabel. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
(diskusi dan tanya jawab).
B. Saran
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain:
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan dalam
pembelajaran biologi, tetapi harus disesuaikan dengan konsep-konsep biologi
yang dianggap sesuai dengan model pembelajaran ini.
2. Dalam penerapan model PBL selanjutnya diharapkan peneliti mampu
mengkombinasikan dengan metode lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir
siswa.
59
DAFTAR PUSTAKA
Belland, Brian R., Brian F. French., dan Peggy A. Ertmer, “Validity and Problem-
Based Learning Research: A Review of Instruments Used to Assess
Intended Learning Outcomes”. Interdisciplinary Journal of Problem-
based Learning. Vol. 3, 2009.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell. Biologi. Jakarta:
Erlangga, 2003.
Dananjaya, Utomo. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa, 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : PT Indeks, 2012.
Gerung, Nixon J. Conceptual Learning And Learning Style. Journal Uniera. Vol
1, 2012.
60
61
Oktaviani, Laras Nyoman Dantes dan Wayan Sadia. “Pengaruh Model Problem
Based Learning Berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPA
ditinjau dari Gaya Kognitif”. Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 4, 2014.
Putera, Ida Bgs Nym Semara. “Implementasi Problem Based Learning (Pbl)
terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (Iq)”.
Tesis Program Studi Pendidikan Sains, 2012.
Pratiwi, D. A., Sri Maryati, Srikini, Suharno dan Bambang S. Biologi SMA Jilid 2
untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
Rahayu, Indah Puji, Utari Yulianingsih, Dwi Septiani, Angga Adistia Wijaya dan
Sri Haryani. “Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media
Transvisi Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains”. Jurnal
Jurusan Kimia FMIPA UNESA, 2012.
LAMPIRAN 1
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4.3. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.
Indikator :
1. Menganalisis hubungan antara struktur dengan funginya pada jaringan tumbuhan
2. Mengkomunikasikan hasil analisis mengenai jaringan tumbuhan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi
D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan
Membentuk
Jaringa pelindung (epidermis)
Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
Jaringan sekretori
63
Materi Ajar
Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam
fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan
adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat,
lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya
mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel
pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Berdasarkan letaknya,
meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan meristem samping (lateral).
Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial
yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem ini,
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang. Meristem lateral merupakan jaringan
muda yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan
(antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
Jaringan dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan
sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang besar
sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel.
Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan di antara
sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Struktur jaringan pada tumbuhan antara lain:
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang,
berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
64
b. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim
disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat
parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringan jaringan lain. Selain itu,
jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim.
c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada
tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan
kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini,
sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon
yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap
kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat
tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini
merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai
jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau
zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian
lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
E. Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Diskusi, tanya jawab, kerja kelompok
65
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Guru Siswa waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Guru mengucapkan Siswa menjawab salam 5 menit
salam pembuka Mengamati:
Guru menarik siswa memperhatikan
perhatian siswa gambar atau video yang
dengan menampilkan diberikan
gambar atau video Menanya:
mengenai jaringan siswa bertanya mengenai
meristem dan jaringan gambar atau video
dasar. tersebut
Guru memberikan Mengeksplorasi:
kesempatan siswa siswa memperhatikan dan
untuk menanyakan menjawab pertanyaan
seputar gambar atau guru sesuai dengan
video. pengetahuan awal mereka.
H. Penilaian
Teknik Instrumen/Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Soal Evaluasi
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Mengidentifikasi Sebutkan beberapa Meristem apikal : ujung pucuk utama dan 3
ciri umum jenis jaringan pucuk lateral serta akar
jaringan meristem Meristem interkalar: terdapat di jaringan
tumbuhan berdasarkan dewasa
posisinya dan Meristem lateral: sejajar dengan organ tempat
berikan contohnya! ditemukannya.
Apakah ciri-ciri sel-selnya sudah mengalami diferensiasi, 5
yang dimiliki kadang sel-selnya sudah mati, di antara sel-
jaringan dewasa? selnya dijumpai ruang antar sel dan memiliki
vakuola besar
68
Mengetahui,
Jumlah Nilai
Indikator Penilaian Akhir
Nilai
No. Nama Siswa Keterampil Kerjasama Ketepatan Partisipasi
an waktu
bertanya
1.
2.
3.
4.
Indikator 60
No. 88 s.d. 100 74 s.d. 87 61 s.d. 73
penilaian
1. Keterampilan Bertanya kepada teman Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
bertanya sekelompok atau guru aspek tidak satu aspek aspek yang
mengenai permasalahan terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
yang kurang dipahami,
pertanyaan relevan
dengan permasalahan
2. Kerjasama Bekerjasama dengan Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
sesama anggota aspek tidak satu aspek aspek yang
kelompok, mau terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
menerima pendapat
teman sekelompok dan
menyelesaikan
permasalahan dengan
terorganisir
70
Indikator 60
No. 88 s.d. 100 74 s.d. 87 61 s.d. 73
penilaian
3. Ketepatan Bekerjasama dengan Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
waktu teliti dan terorganisir, aspek tidak satu aspek aspek yang
Selesai pada waktu yang terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
telah ditentukan,
menggunakan waktu
sebaik-baiknya
4. Partisipasi Berpartisipasi dalam Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
diskusi dengan mencari aspek tidak satu aspek aspek yang
data dari sumber terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
referensi, berpartisipasi
dalam menyampaikan
pendapat, aktif dalam
diskusi kelompok
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur organ pada jaringan tanaman
2. Siswa dapat mengetahui perbedaan tanaman monokotil dan dikotil
3. Siswa dapat melakukan pengamatan mengenai jaringan pada tumbuhan
monokotil dan dikotil dengan menggunakan preparat awetan
4. Siswa dapat menyajikan data mengenai struktur tanaman dikotil dan
monokotil
D. Materi Ajar
1. Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki tujuan
atau peranan tertentu dalam tubuh. Organ pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif yaitu akar,
batang dan daun. Organ generatif yaitu bunga, buah dan biji.
73
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Praktikum, diskusi
Alat : LCD
Laptop
White board dan alat tulis
Bahan presentasi Microsfot Power Point
G. Kegiatan Pembelajaran
H. Penilaian
Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Hasil Kerja LKS yang disertai
Pengetahuan Tes tulis Terlampir
rubrik
Daftar cek atau skala penilaian
Penilaian
Sikap (rating scale) yang disertai Terlampir
diskusi
rubrik
77
Soal Evaluasi
No. Indikator Soal Jawaban Skor
1 Mengidentifikasi Sebutkan tiga jaringan Akar : epidermis – 5
berbagai struktur, penyusun pada akar korteks-endodermis- stele
fungsi organ, dan batang tanaman Batang : epidermis-
pada jaringan dikotil ! korteks-stele
tumbuhan Apakah fungsi batang Fungsi batang adalah 5
dan sebutkan jaringan untuk menegakkan tubuh
yang bertanggung serta menghubungkan
jawab terhadap fungsi bagian akar dan daun.
tersebut? Jaringan yang
bertanggung jawab
terhadap fungsi tersebut
ialah jaringan epidermis
dan jaringan penyokong
2 Membandingkan Jelaskan perbedaan Akar monokotil : 5
struktur organ struktur anatomi akar, epidermis, korteks,
tumbuhan dikotil pada tanaman dikotil endodermis, xilem,
dan monokoti dan monokotil! paremkim, floem
Akar dikotil : epidermis,
korteks, endodermis,
perisikel, xilem,
parenkim, xilem primer,
xilem sekunder,
kambium, floem sekunder
floem primer
3 Menganalisis Mengapa akar Akar tanaman dikotil 5
hubungan antara tanaman dikotil lebih lebih kuat karena struktur
struktur dengan kuat jika dibandingkan anatominya yang lebih
funginya pada akar tanaman kompleks dibandingkan
jaringan monokotil? monokotil serta sistem
tumbuhan perakaran tunggang
sehinggamemiki akar
akar yang memanjang
dan mampu mengikat
tanah dengan baik
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
78
Mengetahui,
NO ASPEK PENILAIAN
PENILAIAN K C B SB
1. Melakukan Tidak melakukan Tidak melakukan Kurang Melakukan
Praktikum praktikum namun eksperimen dan berkontribusi praktikum dan
melakukan hanya berdiam dalam praktikum berkontribusi penuh
kegiatan lain ketika diri saja. selama kegiatan
praktikum pengamatan.
berlangsung
2. Prosedur Tidak melakukan Melakukan melakukan Melakukan
praktikum praktikum praktikum tetapi praktikum sesuai praktikum sesuai
tidak sesuai dengan prosedur dengan prosedur
dengan prosedur pelaksanaan tetapi pelaksanaan
pelaksanaan terjadi kesalahan
3. Pengolahan Tidak mampu Kurang mampu Mampu mengolah Mampu mengolah
Data mengolah data dalam mengolah data hasil data hasil
tanaman jenis data hasil pengamatan tetapi pengamatan dengan
dikotil dan pengamatan dengan bantuan baik dan benar secara
monokotil hasil teman individual
pengamatan.
4. Kerjasama Tidak bekerjasama Kurang dapat Mampu Dapat bekerjasama
dengan anggota bekerjasama bekerjasama dengan baik antar
kelompok dengan anggota dengan anggota anggota sekelompok
kelompok kelompok dan saling
membantu
5. Presentasi Tidak dapat Kurang dapat Dapat Dapat
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi di hasil diskusi di hasil diskusi di hasil diskusi di depan
depan kelas depan kelas tetapi depan kelas tetapi kelas dengan baik.
masih ragu-ragu
Keterangan : Pedoman Penskoran
1 : Kurang 4. Sangat Baik Nilai : Jumlah Skor X 5
2 : Cukup
3 : Baik
80
LAMPIRAN 2
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
81
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi
82
D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan
Membentuk
Jaringa pelindung (epidermis)
Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
Jaringan sekretori
Materi Ajar
Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel
muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem,
biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel
meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan
dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak
sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel
meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Berdasarkan letaknya,
meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan meristem
samping (lateral). Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang
terbentuk oleh sel-sel initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat
tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi
83
c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat
tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi,
pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi
dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga tumbuhan tetap tegak
tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang berbatang kecil
pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap kokoh berdiri
dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai
penguat tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem.
Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi
tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat
mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang
telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya
yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
E. Metode Pembelajaran
Model : Diskusi kelompok
Metode : Tanya jawab
85
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
1 Kegiatan Orientasi Siswa menjawab 15 menit
Awal Guru membuka salam.
pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Guru meminta siswa Siswa
mempersiapkan diri mempersiapkan diri
dan membaca dan membaca
basmalah. basmalah.
Motivasi
Guru memotivasi siswa Siswa termotivasi
dengan untuk
memperlihatkan memperhatikan
gambar/video gambar/video
mengenai jaringan mengenai jaringan
akar, daun dan batang akar, daun dan
tumbuhan batang tumbuhan
Apersepsi
Guru menanyakan Siswa menjawab
kembali mengenai jenis pertanyaan mengenai
jaringan apa saja yang jenis jaringan yang
siswa ketahui mereka ketahui
2 Kegiatan Inti Eksplorasi 5 menit
Menjelaskan secara Memperhatikan
umum materi penjelasan guru
pembelajaran dengan
menggunakan peta
konsep
Elaborasi 40 menit
Guru membagi siswa Bergabung dengan
menjadi 5 kelompok kelompoknya
masing-masing
Guru membagikan Siswa mendengarkan
86
Guru mengucapkan
salam.
Teknik Instrumen/Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Pengetahuan Tes tulis Tes uraian Terlampir
Soal Evaluasi
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Mengidentifikasi Apakah yang Jaringan dewasa adalah jaringan yang 5
ciri umum dimaksud dengan terbentuk dari diferensiasi del-sel meristem.
jaringan jaringan dewasa? Contohnya ialah jaringan epidermis,
tumbuhan Sebutkanlah parenkim, pengangkut, penyokong dan sel
contoh dari gabus
jaringan dewasa
Apakah ciri-ciri Merupakan jaringan yang bersifat embrional, 5
yang dimiliki sel-selnya selalu aktif membelah yang
jaringan meristem? memiliki banyak protoplasma, dan vakuola
88
yang besar.
2. Mengidentifikasi Sebutkan jenis parenkim -kolenkim- sklerenkim 2
berbagai jenis jaringan
jaringan pada penyokong?
tumbuhan Urutkan dari
jaringan yang
terlemah!
Apakah yang Jaringan penyokong berfungsi untuk 5
dimaksud dengan kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi yang
jaringan memiliki dinding sel yang tebal, mengandung
penyokong? lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat
Sebutkanlah keras pada dinding sel.
contoh dari Jaringan kolenkim yaitu jaringan penyokong
jaringan atau penguat pada organ tubuh muda.
penyokong! Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan
penyokong yang terdapat pada organ tubuh
tumbuhan yang telah dewasa
3. Menganalisis Apakah yang Lingkaran tahun disebabkan karena adanya 5
hubungan antara menimbulkan aktivitas dari kambium dan musim.
struktur dengan terbentuknya Perkembangan cambium pada saat musim
fungsinya pada lingkaran tahun hujan berbeda dengan musim
jaringan pada pohon jati? kemarau.Ketika musim hujan, kambium
tumbuhan semakin cepat berkembang membelah sel ke
dalam dan ke luar. Membelah ke luar akan
membentuk floem (berfungsi mengangkut
hasil fotosisntesis) dan membelah ke dalam
akan membentuk xylem (berfungsi
mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah).
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
Mengetahui,
Keterangan :
Skor 0 = tidak lengkap/tidak rapih/ tidak ada kerjasama/ kurang tepat waktu/ kurang
berpartisipasi
Skor 1 = kurang lengkap/ kurang rapih/ kurang ada kerjasama/ kurang tepat waktu/
kurang berpartisipasi
Kriteria nilai :
9 – 10 =A
7–8 =B
5–6 =C
Kurang dari 5 = D
90
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
91
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi
92
D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan
Membentuk
Jaringa pelindung (epidermis)
Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
Jaringan sekretori
Materi Ajar
Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam
fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak
ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem
berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-
masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti
sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan
meristem samping (lateral). Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda
yang terbentuk oleh sel-sel initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat
tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
panjang. Meristem lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh selsel
93
c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada
tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan
kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini,
sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon
yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap
kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat
tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan
ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai
jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau
zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian
lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
E. Metode Pembelajaran
Model : Eksperimen
Metode : Tanya jawab
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
1 Kegiatan Orientasi Siswa menjawab 15 menit
Awal Guru membuka salam.
pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Guru meminta siswa
95
Motivasi
Apersepsi
Guru menanyakan
Siswa menjawab
apakah yang dimaksud
pertanyaan mengenai
monokotil dan dikotil?
pengertian monokotil
dan dikotil
Elaborasi 40 menit
Siswa melakukan
pengamatan preparat
Guru meminta tiap
awetan tanaman
anggota kelompok
monokotil dan
untuk melakukan
dikotil
pengamatan preparat
awetan tanaman
monokotil dan dikotil
Evaluasi
Guru mengucapkan
salam.
Soal Evaluasi
No. Indikator Soal Jawaban Skor
1 Mengidentifikasi Sebutkan tiga jaringan Batang : epidermis-korteks-stele 5
berbagai struktur, penyusun pada batang
fungsi organ, pada tanaman dikotil !
jaringan tumbuhan Apakah fungsi akar dan Fungsi batang adalah untuk 5
sebutkan jaringan yang menegakkan tumbuha, menyerap
bertanggung jawab terhadap air dan mineral, dan menyimpan
fungsi tersebut? cadangan makanan. Jaringan
yang bertanggung jawab
terhadap fungsi tersebut ialah
epidermis, korteks, endodermis,
dan stele
2 Membandingkan Jelaskan perbedaan struktur Batang monokotil : Batas antara 5
struktur organ anatomi batang pada tanaman korteks dan stele kurang jelas.
tumbuhan dikotil dan dikotil dan monokotil! Antara xilem dan floem tidak
monokoti ada kambium (kolateral tertutup)
Batang dikotil : Batas antara
korteks dan stele jelas. Antara
xilem dan floem ada kambium
(kolateral terbuka)
Mengetahui,
LAMPIRAN 3
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
A. Tujuan
Mampu memecahkan masalah pada kasus lingkaran tahun
B. Permasalahan
Bani memotong pohon dengan menggunakan gergaji mesin beberapa
waktu lalu. Pohon yang dipotong antara lain adalah pohon melinjo dan pohon
jati yang telah ditanam bersamaan 20 tahun silam. Pohon jati merupakan
sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar berbatang lurus,
dapat tumbuh mencapai 30-40 m. Berdaun besar dan gugur di musim kemarau.
Pada saat pemotongan melintang pohon jati terlihat ada garis-garis pada batang
91
pohon jati. Beberapa orang mulai menduga-duga usia pohon ini. Ada yang
mengatakan bahwa pohon ini sudah lama, bahkan sejak 10 tahun yang lalu sudah
ada.Namun angka tahun pastinya masih belum tahu. Terhitung ada 20 lingkaran
tahun yang ada di bekas tebangan itu, dengan pembagian 10 lingkaran gelap dan
10 lingkaran terang yang lebih besar dari lingkaran hitam. Susunannya pun silih
berganti antara lingkaran putih dan lingkaran hitam. Sedangkan pada
pemotongan melintang tanaman melinjo tidak terdapat adanya garis garis yang
disebut lingkaran tahun padahal kedua tanaman ditanam secara bersamaan.
1. Tulislah masalah yang kalian temui pada wacana tersebut! Kemudian tuliskan
rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada
artikel yang telah kalian kaji!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. Tulislah jawaban sementara dari sumber data yang relevan yang didapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
5. Buatlah kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah kalian diskusikan
dengan anggota kelompokmu!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
93
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester :
Kelompok :
Anggota :
Permasalahan
“Di kebun terdapat pohon kelapa dan pohon jagung yang sama sama memiliki sistem
perakaran serabut dan daun sejajar. Selain itu juga terdapat pohon kacang tanah
dengan sistem perakaran tunggang. Pohon kelapa mampu tumbuh besar dan tinggi
namun mengapa hal ini tidak dapat terjadi pada pohon jagung? Padahal kedua
tanaman ini memiliki karakteristik yang sama. Adakah hubungan antara tanaman
dikotil dan tanaman monokotil diantara tanaman tersebut?
99
Prediksi
Prediksikan apakah yang menyebabkan tanaman kelapa mampu tumbuh besar
sedangkan tanaman jagung tidak?
Eksplorasi/Eksperimen
Rancanglah langkah-langkah percobaanmu dan nyatakan sebagai prosedur
percobaan!
Data Pengamatan
Gambarkanlah hasil pengamatan yang telah kalian dapatkan!
Analisis
100
Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan samakah dengan prediksi yang
kamu buat? Apa perbedaan dan persamaannya? Berikan analisamu!
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!
Prediksi
Pohon kelapa dapat tumbuh menjadi besar itu disebabkan oleh aktivitas sel-sel
meristemnya bukan merupakan aktivitas kambium karena pohon kelapa tergolong
monokotil.
Eksplorasi/Eksperimen
1. Bekerjalah dalam kelompok dengan anggota tiap kelompok 4 orang.
2. Ambil/pilihlah mikroskop yang baik.
3. Tentukan fokus cahaya pada mikroskop
4. Letakkan preparat awetan yang telah disiapkan pada meja benda kemudian amati
dengan mikroskop
5. Gambarlah hail pengamatan, perhatikan jaringan yang teramati dan tentukan
bagian-bagiannya .
6. Lakukan pengamatan untuk preparat yang lain
7. Bandingkan susunan anatomi akar monokotil dan dikotil
Analisis Data
No Organ Monokotil Dikotil
1 Akar Memiliki parenkim sentral Tidak memiliki parenkim sentral,
Tidak memiliki cambium memiliki cambium di antara xylem dan
Xilem primer dan floem primer terletak floem, xylem primer terletak di pusat
berselang-seling (radial) akar dan floem primer terletak di uar
xilem primer
2 Batang Batas antara korteks dan stele kurang Batas antara korteks dan stele jelas.
jelas. Antara xilem dan floem tidak ada Antara xilem dan floem ada kambium
kambium (kolateral tertutup) (kolateral terbuka)
3 Daun Tidak memiliki jaringan parenkim Memiliki jaringan parenkim palisade
palisade, tetapi tersusun dari sel-sel pada sisi atas dari bagian atas daun
parenkim yang struktur dan ukurannya
seragam
Kesimpulan
Tanaman merupakan monokotil yang mampu tumbuh besar, namun pertambahan
volume pada batang ini bukan merupakan akibat dari aktivitas kambium seperti pada
tanaman dikotil. Pertambahan besar batang tanaman kelapa ini disebabkan oleh
adanya aktivitas jaringan meristem yang selalu aktif membelah.
102
LAMPIRAN 4
LEMBAR KERJA SISWA I
Jaringan dan Organ pada Tumbuhan
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
A. Tujuan
1. Mampu menyebutkan berbagai jaringan tumbuhan beserta struktur dan fungsinya
2. Mampu mengidentifikasi berbagai jaringan yang organ tumbuhan (akar, batang,
daun dan bunga)
C. Cara Kerja
1. Perhatikan penjelasan guru dan slide powerpoint yang ditampilkan (gambar dan
teks)!
2. Jawablah pertanyaan sesuai hasil pengamatan dan diskusi dalam kelompok!
3. Jika perlu, gunakan sumber belajar lain untuk menjawab pertanyaan!
104
D. Soal Diskusi
1. Berdasarkan pengamatan, apa saja ciri-ciri jaringan meristem?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
2. Sebutkan 5 jenis jaringan dewasa beserta fungsinya?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
3. Kaitan struktur jaringan epidermis dengan fungsinya sebagai jaringan pelindung!
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
105
5. Sebutkan perbedaan yang terdapat pada jaringan xilem dan jaringan floem!
No. Xilem Floem
106
Jawaban
1. Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda
dalam fase pembelahan dan pertumbuhan, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding
sel yang tipis, mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih
inti sel, vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak
ada.
2. - jaringan epidermis :melindungi bagian dalam tumbuhan
-jaringan parenkim : menyimpan cadangan makanan
-jaringan penyokong :menguatkan tumbuhan
-jaringan pembuluh: mengangkut nutrisi yang diperlukan tumbuhan
-jaringan gabus : melindungi jaringan dari kekurangan air
3. Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja dan tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan ruangan antarsel.
Karena strukturnya yang sangat rapat dan hanya mengandung sedikit protoplasma
maka jaringan epidermis mampu melindungi bagian dalam sel tumbuhan.
4. Perbedaan jaringan kolenim dan sklerenkim
No. Jaringan Kolenkim Jaringan Sklerenkin
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator :
1. Siswa mampu membedakan berbagai jaringan penyusun organ tumbuhan
(epidermis, kolenkim, skelerenkim, parenkim., xilem, floem, dan kambium).
2. Siswa mampu mendeskripsikan cara penggunaan mikroskop dengan benar
3. Siswa mampu melakukan diskusi dengan baik.
A. Landasan Teori
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer
seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan
sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang,
berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan
parenkim disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan
terdapat parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringanjaringan lain. Selain itu,
jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim. Jaringan parenkim memiliki membran
sel yang tipis dan jarang mengandung lignin. Sel ini masih melakukan aktivitas hidup
dan mempunyai vakuola yang berisi zat makanan. Jaringan parenkim memiliki
kloroplas dan berbentuk poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran
udara. Selain membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen
dari dua jaringan kompleks, yaitu xilem dan floem.
Jaringan kolenkim terdapat pada organ tumbuhan, terutama pada golongan
dikotil yaitu pada bagian daun, batang, dan bunga. Jarang terdapat pada bagian akar
yang berada dalam tanah. Hanya kadang-kadang tumbuhan yang akarnya menjulang
109
C. Langkah Kerja
1. Bekerjalah dalam kelompok dengan anggota tiap kelompok 4 orang.
2. Ambil/pilihlah mikroskop yang baik.
3. Tentukan fokus cahaya pada mikroskop
4. Gunakan perbesaran lemah terlebih dahulu
5. Letakkan preparat awetan yang telah disiapkan pada meja benda kemudian
amati dengan mikroskop
6. Gunakan sekrup kasar terlebih dahulu dengan perbesaran lemah untuk
mencari fokus benda
110
D. Hasil Pengamatan
Organ Monokotil Dikotil
Akar
Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :
Batang
111
Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :
Daun
Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :
112
Pertanyaan :
Jawaban:
1. Jaringan pada batang : epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, berkas
pengangkut
2. Daun : epidermis, dan modifikasinya, jaringan dasar, pengangkut,
penguat, jaringan sekretori
3.
114
Menidentifikasi jaringan Tumbuhan yang masih muda walaupun C2 D
kolenkim belum berkayu tetapi dapat tumbuh tegak. faktual
Jaringan yang memberikan kekuatan pada
tumbuhan yang masih muda adalah ….
a. Parenkim
b. Sklerenkim
c. Kolenkim
d. Epidermis
e. Xilem dan floem
Menyebutkan istilah Bagian yang berasal dari epidermis, biasanya C1 B 1
pada bagian jaringan berbentuk rambut.. faktual
yang berbentuk duri a. Stroma
b. Trikoma
c. Stomata
d. Sel kipas
e. sklereid
Menjelaskan fungsi dari Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah… C1 A 3
trikoma a. Mengurangi penguapan faktual
b. Mengatur gerakan sel penutup
c. Tempat pertukaran gas
d. Mengokohkan tumbuhan
e. Jaringan pengangkut
Mengetahui istilah-istilah Epidermis ganda yang terdapat pada tanaman C1 C 5
pada jaringan anggrek disebut,… faktual
a. Sistolit
b. Litokis
c. Velamen
115
d. Noktah
e. Sklereid
2. Kutikula daun dapat menahan masuknya air C1 E
hujan atau embun karena mengandung …. faktual
a. Kitin
b. Damar
c. Rambut kelenjar
d. Anilin sulfat
e. Lapisan lilin
116
serta berfungsi sebagai penguat adalah….
a. Kolenkim
b. Meristem
c. Sklerenkim
d. Parenkim
e. Epidermis
117
e. Duri berperan sebagai tempat keluarnya
cairan pada saat gutasi
Mengidentifikasi fungsi Fungsi dari ruang antarsel pada kebanyakan C1 C
dari ruang antar sel jaringan pada tumbuhan adalah …. faktual
a. Memungkinkan pergerakan senyawa-
senyawa organik
b. Menyediakan ruang untuk penambahan
materi dinding sekunder pada sel
c. Sebagai tempat pertukaran gas
d. Mempertahankan tekanan turgor
e. Sebagai tempat sekresi ekstraseluler
2. Membedakan berbagai Membedakan jaringan Apakah yang membedakan meristem primer C2 A 13
jaringan meristem primer dan dengan meristem sekunder? konseptual
sekunder a. Asal perkembangan selnya
b. Letak floem
c. Letak xylem
d. Letak floem dan xylem
e. derivatnya
Mengurutkan Pada penampang melintang batang suatu C3 E 16
penampang melintang jenis tumbuhan terdapat jaringan sebagai konseptual
jaringan berikut:
1) Epidermis
2) Korteks
3) Floem
4) Xylem
5) Kambium
Bila dilihat dengan menggunakan mikroskop
118
dari dalam keluar berutut-turut akan tampak
bagian…
a. 1-2-3-4-5
b. 1-2-3-5-4
c. 1-2-4-5-3
d. 3-5-4-2-1
e. 4-5-3-2-1
Membedakan Seperti halnya jaringan sklerenkim, jaringan C3 C
jaringan kolenkim kolenkim juga digolongkan sebagai jaringan konseptual
dan sklerenkim penyokong pada tumbuhan. Namun,
kolenkim dibedakan dari sklerenkim sebab
memiliki ciri berupa….
a. Berfungsi sebagai jaringan penyokong
b. Mengalami penebalan pada dinding
selnya
c. Penebalan dinding sel hanya terjadi pada
sudutnya
d. Penebalan dinding sel dari zat lignin
e. Umumnya bersama jaringan lain
membentuk batang
Menafsirkan Berikut ini merupakan perbedaan tanaman C2 E 14
perbedaan tanaman dikotil dengan monokotil… konseptual
dikotil dan monokotil a. Akar tunggang
b. Daun menyirip dan menjari
c. Kelipatan 2
d. Memiliki kambium
e. Daun sejajar
119
3. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Jaringan dewasa berikut yang sel-sel C1 D 6
berbagai jaringan karakteristik jaringan penyusunnya masih hidup dan memiliki faktual
pada tumbuhan parenkim organel sel lengkap adalah ….
a. floem
b. xilem
c. meristem
d. parenkim
e. kolenkim
Mengidentifikasi Jaringan yang berfungsi keluar membentuk C1 A 7
karakteristik kulit, keluar membentuk kayu adalah ... faktual
kambium a. kambium
b. epidermis
c. kayu
d. Endodermis
e. epidermis
Mengidentifikasi Jaringan pembuluh yang berfungsi sebagai C1 A 8
fungsi jaringan alat angkut air dan mineral dari akar ke daun faktual
tumbuhan adalah....
a. Xylem
b. Floem
c. Palisade
d. Spons
e. Sklereid
Mengkategorikan Berikut ini yang merupakan komponen xilem C2 B 15
komponen xilem adalah …. faktual
a. trakea, serabut xilem, dan sel pengiring
b. trakea, trakeid, serabut xilem, dan
120
parenkim xilem
c. trakea, trakeid, sel tapis, dan sel
pengiring
d. serabut xilem, parenkim xilem, dan sel
tapis
e. serabut xilem, sel pengiring, sel tapis,
dan parenkim xilem
Membedakan Sklerenkim berbeda dengan kolenkim sebab C4 E 21
jaringan sklerenkim kolenkim… konseptual
dan kolenkim a. Tersusun atas sel yang mati
b. Dinding sel mengalami penebalan
selulosa
c. Memiliki ruang antar sel
d. Dinding selnya tebal dan keras
e. Penebalan sel terdapat pada sudut sel
121
B
122
e. 1, 3, 4
Menganalisis jenis Seorang siswa sedang mengamati sebuah C4 B
jaringan jaringan tumbuhan yang terdiri atas sel-sel konseptual
dengan bentuk menyerupai kubus, kecil,
berdinding tipis, dan banyak mengandung
sitoplasma dengan vakuola kecil.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jaringan yang
sedang diamati adalah jaringan….
a. Parenkim
b. Meristem
c. Pengangkut
d. Penyokong
e. penguat
Menganalisis sel Pada sebatang pohon Angsana terbentuk C4 A
pembentuk jaringan beberapa komponen pembuluh tapis. Sel Konseptual
tapis apakah yang melakukan pembelahan untuk
menghasilkan komponen pembuluh tapis
tersebut? Dari manakah sel pembentuk
komponen pembuluh tapis berasalal?
a. kambium pembuluh, prokambium
b. Prokambium, felogen
c. kambium pembuluh, protoderm
d. Prokambium, protoderm
e. Prokambium, tunika-korpus
Menganalisis Pada tumbuhan, kambium interfasikuler C2 D
pembentukan dibentuk oleh …. konseptual
kambium a. Aktivitas kambium fasikuler
123
interfasikuler b. Empulur
c. Hanya pada tumbuhan monokotil
d. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel
parenkim
e. 8 sel-sel floem primer yang aktif
membelah
Mengetahui fungsi Adanya lingkaran tahun dapat digunakan C1 C
lingkaran tahun untuk menentukan…. faktual
a. Besar pohon
b. Tinggi pohon
c. Umur pohon
d. Banyaknya hujan di tempat tumbuh
e. Lamanya musim hujan dan kemarau
4. Mengidentifikasi Mengidentifikasi tipe Berkas pengangkut dimana xilem berada C1 A 9
struktur dan fungsi berkas pengangkut ditengah dan floem mengelilingi dan konseptual
berbagai jaringan biasanya terdapat pada tumbuhan paku
tumbuhan adalah tipe…
a. Konsentris amfikibral
b. Konsentris amfivasal
c. Kolateral terbuka
d. Kolateral tertutup
e. radial
Menganalisis sifat Sifat jaringan yang menunjang bersatunya C4 A 19
jaringan batang-batang pada waktu menyambung konseptual
adalah…
a. Sel-sel parenkim berubah menjadi
meristem
124
b. Sel-sel parenkim berubah menjadi tempat
cadangan makanan
c. Sel-sel kolenkim mengandung serat untuk
menyatukan batang
d. Sel-sel kolenkim melakukan penebalan
e. Sel sel sklerenkim sebagai penguat batang
125
memiliki daya totipotensi paling tinggi
adalah….
a. Mesofil
b. Parenkim
c. Meristem
d. Empulur
e. Korteks
126
dasar
d. Karena memiliki akar serabut
Membedakan Penampang melintang akar monokotil C2 B 23
penampang melintang berbeda dengan penampang melintang konseptual
dikotil dan monokotil batangnya, perbedaan itu terletak pada,
kecuali…
a. Adanya perisikel
b. Bentuk kambium
c. Adanya endodermis
d. Letak jaringan pembuluh
e. Letak xilem dan floem
127
b. Meristem sekunder
c. kambium vaskuler
d. kambium intervaskuler
e. kambium intravaskuler
Membedakan struktur Perbedaan struktur anatomi akar dan batang C4 D 24
anatomi pada akar yang benar adalah .... konseptual
dikotil dan monokotil a. pada akar tidak terdapat epidermis
sedangkan pada batang terdapat
epidermis
b. pada akar tidak terdapat stele sedangkan
pada batang terdapat stele
c. pada akar terdapat epidermis sedangkan
pada batang tidak terdapat epidermis
d. pada akar terdapat endodermis
sedangkan pada batang tidak terdapat
endodermis
e. pada akar tidak terdapat endodermis
sedangkan pada batang terdapat
endodermis
Berikut ini merupakan perbedaan jaringan C4 A 25
pada tanaman monokotil dan dikotil konseptual
adalah….
a. Pada monokotil susunan berkas
pengangkut yaitu bertipe kolateral tertutup
b. Pada monokotil sel-sel pada lapisan
perikambium aktif membelah dan
menghasilkan sel-sel yang baru
128
c. Pada monokotil terdapat kambium
intravaskuler.
d. Pada dikotil susunan berkas pengangkut
yaitu bertipe kolateral tertutup
e. Pada tumbuhan dikotil, batas korteks
dan stele biasanya tidak terlalu terlihat
129
130
Lampiran 6
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 31
Butir soal = 40
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 Anisa ... 14 26 0 14 14
2 2 Andi R... 14 26 0 14 14
3 3 Anisah... 21 19 0 21 21
4 4 Anisah M 20 20 0 20 20
5 5 cantik... 19 21 0 19 19
6 6 Dialdi... 22 18 0 22 22
7 7 Dzahnia 15 25 0 15 15
8 8 Fernaldy 22 17 1 22 22
9 9 Fidhela 26 14 0 26 26
10 10 Felita 26 14 0 26 26
11 11 Fransiska 17 23 0 17 17
12 12 Hilya ... 17 23 0 17 17
13 13 hana S... 24 16 0 24 24
14 14 Ida Ayu 23 16 1 23 23
15 15 Putri 21 19 0 21 21
16 16 Rizki ... 11 29 0 11 11
17 17 Srigit... 17 23 0 17 17
18 18 Talitha 23 17 0 23 23
19 19 Vania ... 25 15 0 25 25
20 20 Willia... 20 20 0 20 20
21 21 Luthfi... 22 17 1 22 22
22 22 Maulida 25 15 0 25 25
23 23 Mualim... 24 15 1 24 24
24 24 Muhamm... 28 12 0 28 28
25 25 Muhamm... 29 11 0 29 29
26 26 Nathania 24 16 0 24 24
27 27 Nisrin... 28 12 0 28 28
28 28 Nanda ayu 28 12 0 28 28
29 29 surya ... 26 14 0 26 26
30 30 Shinta 21 19 0 21 21
31 31 Tina 18 22 0 18 18
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 21.61
Simpang Baku= 4.62
KorelasiXY= 0.63
Reliabilitas Tes= 0.77
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
131
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor
Total
1 1 Anisa nur ang... 8 6
14
2 2 Andi Rahmadi 8 6
14
3 3 Anisah Rahma 10 11
21
4 4 Anisah M 11 9
20
5 5 cantika Rahmalia 11 8
19
6 6 Dialdi Firas 11 11
22
7 7 Dzahnia 7 8
15
8 8 Fernaldy 11 11
22
9 9 Fidhela 13 13
26
10 10 Felita 13 13
26
11 11 Fransiska 8 9
17
12 12 Hilya Syifa 8 9
17
13 13 hana Safanah 10 14
24
14 14 Ida Ayu 10 13
23
15 15 Putri 9 12
21
16 16 Rizki Ramanda 6 5
11
17 17 Srigita varsha 8 9
17
18 18 Talitha 13 10
23
19 19 Vania Salim 13 12
25
20 20 William Wanda... 13 7
20
21 21 Luthfi Gazian 13 9
22
22 22 Maulida 14 11
25
23 23 Mualimatus 11 13
24
24 24 Muhammad fachri 15 13
28
25 25 Muhammad Naufal 14 15
29
26 26 Nathania 13 11
24
132
27 27 Nisrina Nabilah 14 14
28
28 28 Nanda ayu 14 14
28
29 29 surya gumilar 13 13
26
30 30 Shinta 12 9
21
31 31 Tina 9 9
18
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
1 25 Muhammad Naufal 29 - - 1 1 - -
1
2 24 Muhammad fachri 28 - - 1 1 1 -
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 - - 1 - - -
1
4 28 Nanda ayu 28 - - 1 - - -
1
5 9 Fidhela 26 1 - 1 1 - -
1
6 10 Felita 26 1 - 1 1 - -
1
7 29 surya gumilar 26 - 1 1 1 - 1
1
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 - - 1
1
Jml Jwb Benar 3 2 8 5 1 2
8
8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 1 1 1 1
1
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 - 1 1 1
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 1 1 1 1
1
133
4 28 Nanda ayu 28 1 1 1 1 1 1
1
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 1 1
1
6 10 Felita 26 - 1 1 1 1 1
1
7 29 surya gumilar 26 1 1 1 1 1 1
-
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 1 - -
1
Jml Jwb Benar 6 8 7 8 7 7
7
15 16 17 18 19 20
21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
21
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 1 1 1 1
-
2 24 Muhammad fachri 28 - 1 1 1 1 1
-
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 1 1 1 1
-
4 28 Nanda ayu 28 1 1 1 1 1 1
-
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 1 1
-
6 10 Felita 26 - 1 1 1 1 1
-
7 29 surya gumilar 26 - - 1 1 1 1
-
8 19 Vania Salim 25 - - 1 1 1 -
-
Jml Jwb Benar 3 6 8 8 8 7
0
22 23 24 25 26 27
28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27
28
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 - 1 1 1
-
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 - 1 - 1
-
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 - 1 1 1
-
4 28 Nanda ayu 28 1 1 - 1 1 1
-
5 9 Fidhela 26 1 1 - 1 - -
-
6 10 Felita 26 1 1 - 1 - -
-
134
7 29 surya gumilar 26 1 1 1 1 - 1
-
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 1 - 1
-
Jml Jwb Benar 8 8 2 8 3 6
0
29 30 31 32 33 34
35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34
35
1 25 Muhammad Naufal 29 - 1 1 1 1 -
1
2 24 Muhammad fachri 28 - 1 1 1 1 -
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 - 1 1 1 1 -
1
4 28 Nanda ayu 28 - 1 1 1 1 -
1
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 - -
1
6 10 Felita 26 - 1 1 1 - -
1
7 29 surya gumilar 26 - - 1 1 1 -
1
8 19 Vania Salim 25 - 1 1 1 1 -
1
Jml Jwb Benar 0 7 8 8 6 0
8
36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 25 Muhammad Naufal 29 1 - 1 - 1
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 1 - 1
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 - 1 - 1
4 28 Nanda ayu 28 1 - 1 - 1
5 9 Fidhela 26 1 1 1 - 1
6 10 Felita 26 1 1 1 - 1
7 29 surya gumilar 26 1 - 1 - -
8 19 Vania Salim 25 1 - 1 - -
Jml Jwb Benar 8 3 8 0 6
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
135
1 31 Tina 18 1 - - 1 - -
-
2 11 Fransiska 17 - 1 - 1 - 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 - 1 - 1
-
4 17 Srigita varsha 17 - 1 - - - 1
-
5 7 Dzahnia 15 - - - 1 - -
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - 1 - - - 1
-
7 2 Andi Rahmadi 14 - 1 - - - 1
-
8 16 Rizki Ramanda 11 - 1 - - 1 1
-
Jml Jwb Benar 1 6 0 4 1 6
0
8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 31 Tina 18 1 1 1 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - - - - 1 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - - - - 1 1
-
4 17 Srigita varsha 17 - - - - - -
-
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1 1
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - - - - - -
1
7 2 Andi Rahmadi 14 - - - - - -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - 1 - - -
-
Jml Jwb Benar 1 1 3 1 4 3
2
15 16 17 18 19 20
21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
21
1 31 Tina 18 - - - 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - - 1 - 1 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - - 1 - 1 1
-
136
4 17 Srigita varsha 17 - - - - 1 1
-
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1 -
-
6 1 Anisa nur ang... 14 1 1 - - 1 -
1
7 2 Andi Rahmadi 14 1 1 - - 1 -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - - 1 -
-
Jml Jwb Benar 2 2 3 1 8 3
2
22 23 24 25 26 27
28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27
28
1 31 Tina 18 1 - - 1 - 1
-
2 11 Fransiska 17 - 1 - - - 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 - - - 1
-
4 17 Srigita varsha 17 1 1 1 1 - 1
-
5 7 Dzahnia 15 - 1 - - 1 1
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - - - - - 1
1
7 2 Andi Rahmadi 14 - - - - - 1
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 - 1
1
Jml Jwb Benar 2 4 1 3 1 8
3
29 30 31 32 33 34
35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34
35
1 31 Tina 18 - 1 1 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - 1 1 - - -
1
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 1 - - -
1
4 17 Srigita varsha 17 - 1 1 - 1 -
1
5 7 Dzahnia 15 - 1 1 1 - -
1
6 1 Anisa nur ang... 14 1 - 1 1 - -
1
137
7 2 Andi Rahmadi 14 1 - 1 1 - -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 - -
1
Jml Jwb Benar 2 5 7 5 2 0
7
36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 31 Tina 18 - 1 1 - -
2 11 Fransiska 17 1 - 1 1 1
3 12 Hilya Syifa 17 1 - 1 1 1
4 17 Srigita varsha 17 1 1 1 - 1
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1
6 1 Anisa nur ang... 14 - 1 - - -
7 2 Andi Rahmadi 14 - 1 - - -
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 -
Jml Jwb Benar 3 4 5 3 4
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 31
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP
(%)
1 1 3 1 2
25.00
2 2 2 6 -4 -
50.00
3 3 8 0 8
100.00
4 4 5 4 1
12.50
5 5 1 1 0
0.00
6 6 2 6 -4 -
50.00
7 7 8 0 8
100.00
8 8 6 1 5
62.50
9 9 8 1 7
87.50
10 10 7 3 4
50.00
11 11 8 1 7
87.50
138
12 12 7 4 3
37.50
13 13 7 3 4
50.00
14 14 7 2 5
62.50
15 15 3 2 1
12.50
16 16 6 2 4
50.00
17 17 8 3 5
62.50
18 18 8 1 7
87.50
19 19 8 8 0
0.00
20 20 7 3 4
50.00
21 21 0 2 -2 -
25.00
22 22 8 2 6
75.00
23 23 8 4 4
50.00
24 24 2 1 1
12.50
25 25 8 3 5
62.50
26 26 3 1 2
25.00
27 27 6 8 -2 -
25.00
28 28 0 3 -3 -
37.50
29 29 0 2 -2 -
25.00
30 30 7 5 2
25.00
31 31 8 7 1
12.50
32 32 8 5 3
37.50
33 33 6 2 4
50.00
34 34 0 0 0
0.00
35 35 8 7 1
12.50
36 36 8 3 5
62.50
37 37 3 4 -1 -
12.50
38 38 8 5 3
37.50
139
39 39 0 3 -3 -
37.50
40 40 6 4 2
25.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
40 40 20 64.52 Sedang
Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
Rata2= 21.61
Simpang Baku= 4.62
KorelasiXY= 0.63
Reliabilitas Tes= 0.77
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 31
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
Hari/Tanggal :
LAMPIRAN 9
25 M. Jodi Pratama 70 95
26 M. Rizki Nursanto 60 80
27 M. Viandy Perdasa 50 95
28 Mirna Leviana 50 50
29 Nabila Daneta Puteri 30 60
30 Nadia Syafitri 20 65
31 Nindya Tiara 30 80
32 Puteri Abiyyah 35 85
33 Rayne Salsabila 55 85
34 Rheno herlambang 50 65
35 Salsabila M. G 35 65
36 Sekar Adharina 30 75
149
26 Pramudita S. Sotama 20 70
27 Putri Alya Krisnamurti 75 90
28 Reihana Zahra 30 45
29 Ridho Sanka 20 55
30 Ringgi Cahyo Dwiputra 45 90
31 Riski Julianti 45 55
32 Rivka Slamet Kurnia 50 70
33 Ryan Aziz 55 55
34 Shaina Islamey 30 70
35 Shidiq Juliansyah 50 75
36 Visista Mahisi Adriari 40 40
151
Lampiran 10
rata-rata 43.88889
stdv 16.65237
max 75
min 10
L hitung 0.085643
L tabel 0.147667
L hitung < L tabel = 0.085643 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
153
L hitung 0.136321
L tabel 0.147667
rata-rata 42.22222
stdv 18.33983
max 75
min 15
L hitung < L tabel = 0.136321 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
155
Lampiran 11
DAFTAR NILAI POSTES KELAS EKSPERIMEN
SMA NEGERI 34 JAKARTA
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 A 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
2 F 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
3 R 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
4 GG 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
5 B 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
6 C 55 -1.31584 0.094113 0.194444 0.100330957
7 D 55 -1.31584 0.094113 0.194444 0.100330957
8 S 60 -1.00213 0.15814 0.222222 0.064082194
9 T 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
10 X 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
11 Y 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
12 I 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
13 J 70 -0.37471 0.353938 0.388889 0.034950835
14 Z 70 -0.37471 0.353938 0.388889 0.034950835
15 AA 75 -0.061 0.47568 0.444444 0.031235434
16 FF 75 -0.061 0.47568 0.444444 0.031235434
17 M 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
18 N 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
19 P 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
20 U 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
21 V 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
22 W 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
23 BB 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
24 EE 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
156
L hitung 0.11627
L tabel 0.141851
rata-rata 75.97222
stdv 15.93825
max 95
min 50
L hitung < L tabel = 0.11627 < 0.141851, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
157
L Hitung 0.109603
L Tabel 0.147667
rata-rata 61.94444
stdv 19.75846
max 90
min 30
L hitung < L tabel = 0.109603 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
159
Lampiran 12
F hitung = =
= 1.21
dk pembilang = n – 1
= 36-1
= 35
dk penyebut = 36 – 1
= 36-1
= 35
Ftabel untuk dk pembilang 35 dan dk penyebut 385pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel
distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,35,35)), didapatkan
nilai Ftabel sebesar 1.75714.
Fhitung < Ftabel = 1.21 < 1.75, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas
memiliki varians yang homogen.
160
Lampiran 13
F hitung = =
= 1.53
dk pembilang = n – 1
= 36-1
= 35
dk penyebut = 36 – 1
= 36-1
= 35
Ftabel untuk dk pembilang 35 dan dk penyebut 35 pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel
distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,35,35)), didapatkan
nilai Ftabel sebesar 1.75,
Fhitung < Ftabel = 1.53 < 1.75, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas
memiliki varians yang homogen.
161
LAMPIRAN 14
Uji Hipotesis
Rumus uji t
̅ ̅ ( ) ( )
thitung = Dengan √
√
Data Pretest
1. Menentukan S
( ) ( )
√
( ) ( )
√
( ) ( )
√
√
162
2. Menentukan thitung
̅ ̅
thitung =
√
thitung =
√
thitung =
√
thitung =
√
thitung = ( )
thitung = 0.4
3. Menentukan ttabel
dk = n1+n2-2
dk = 36+36-2
dk = 70
ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 70 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus excel (=TINV(0,05,70)), didapatkan nilai ttabel sebesar
1.99.
thitung < ttabel = 0,4 < 1.99, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat
pengaruh hasil belajar siswa
163
LAMPIRAN 15
Rumus uji t
̅ ̅ ( ) ( )
thitung = Dengan √
√
Data Posttest
1. Menentukan S
( ) ( )
√
( ) ( )
√
( ) ( )
√
√
164
2. Menentukan thitung
̅ ̅
thitung =
√
thitung =
√
thitung =
√
thitung =
√
thitung = 3.14
3. Menentukan t
dk = n1+n2-2
dk = 36+36-2
dk = 70
ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 70 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus excel (=TINV(0,05,77)), didapatkan nilai ttabel sebesar
1.99.
thitung < ttabel = 3.14 < 1.99, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa.