Anda di halaman 1dari 199

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh
Henny Ernawati
NIM. 1111016100027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

Henny Ernawati (1111016100027). Pengaruh Model Problem Based Learning


(PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Jaringan Tumbuhan. Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning
(PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan tumbuhan. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 34 Jakarta. Penelitian ini berlangsung pada bulan
September sampai Oktober 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design dan teknik
pengambilan sampel dengan cluster sampling. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol
dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa
instrumen tes bentuk soal-soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar
observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa
terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada konsep jaringan tumbuhan. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji t. Hasilnya adalah nilai thitung = 3,14 sedangkan ttabel = 1,99.
Terlihat bahwa nilai thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih
tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (diskusi dan tanya
jawab).

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Lembar Observasi
Aktivitas Siswa.
ABSTRACT

Henny Ernawati (1111016100027). Model Problem Based Learning (PBL) Effect on


Students Learning Result on The Concept Of The Tissues of Plants. Skripsi of Biology
Education Program Science Education Department Faculty Tarbiyah and Teacher
Training State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

This study aims to determine the effect of model Problem Based Learning (PBL) on
learning outcomes of students on the concept of plant tissue. This research was done
in SMA Negeri 34 Jakarta. This study took place in September and October 2016.
The research method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest
control group design and sampling techniques with cluster sampling. Class XI IPA 3
as the control class and class XI IPA 4 as an experimental class. Instruments used in
the form of test instruments form of multiple choice questions and instruments nontes
form of student activity observation sheet. Based on test data analysis, the result that
there are significant model of Problem Based Learning (PBL) on learning outcomes
of students on the concept of plant tissue. It is based on the results of hypothesis
testing using t test. The result is the value of t = 3.14, while table = 1.99. Seen that
tcount> ttable, so H0 is rejected. This shows that results for students with learning
model Problem Based Learning (PBL) is higher compared to conventional learning
models (discussion and question and answer).

Keywords: Problem Based Learning (PBL), Learning Outcomes, Observation Sheet


Student Activities.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji milik Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa.” Skripsi ini menggambarkan
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model PBL.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
3. Dr. Yanti Herlanti, M,Pd sebagai Ketua Prodi Biologi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan saran dan pengarahan selama proses pembuatan
skripsi.
5. Yuke Mardiati, M.Si sebagai Pembimbing II yang penuh kesabaran serta
keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Dr. Zulfiani, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik jurusan Pendidikan
IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

v
7. Seluruh civitas akademik jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Teruntuk orang tua tercinta, ayahanda Sarjono dan Ibunda Sugiyatni yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga selalu termotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Hj. Patra Patiah, M. Biomed sebagai Kepala SMA N 34 Jakarta yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
10. Dra. Pantiyani sebagai guru Biologi kelas XI dan seluruh siswa kelas SMAN 34
Jakarta yang membuat penulis termotivasi agar memberikan pembelajaran yang
terbaik, dan membantu peneliti dalam penelitian ini.
11. Kawan-kawan angkatan 2010 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terutama: Tiara, Hari, Dwi, Intan, Nurul, Arum, Fitri dan Resha serta
kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu.

Ungkapan rasa syukur dan ikhlas rasanya tepat untuk penulis ucapkan atas
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat membalas atas segala
kebaikannya yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah
diberikan. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
yang membaca skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan,
khususnya bidang studi biologi.

Jakarta, Oktober 2016


Penulis

Henny Ernawati

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori .............................................................................................. 7


1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)....................................... 7
a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .............. 7
b. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ........... 10
c. Teori yang melandasi Problem Based Learning (PBL) .................... 12
d. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .................. 13
e. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning (PBL) ............ 17
f. Pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) ........... 19
2. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ...................................................... 20

vii
a. Pengertian Belajar ............................................................................. 20
b. Ciri-Ciri Belajar ................................................................................ 21
c. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 22
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 24
e. Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered ........................ 25
B. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan .......................................... 27
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 29
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 32
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 35
D. Teknik Pengumpuan data .............................................................................. 36
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 36
F. Lembar Observasi Proses Belajar ................................................................. 37
G. Kalibrasi Instrumen ....................................................................................... 39
1. Pengujian Validitas Instrumen ............................................................... 39
2. Pengujian Realibilitas Instrumen ............................................................ 40
3. Pengujian Tingkat Kesukaran ................................................................. 41
4. Pengujian Daya Pembeda........................................................................ 43
H. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 44
1. Uji N-Gain .............................................................................................. 44
2. Uji Normalitas ......................................................................................... 44
3. Uji Homogenitas ..................................................................................... 45
4. Uji Hipotesis Statistik ............................................................................. 46

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest ............................................................................................ 47
2. Hasil Posttest ........................................................................................... 48
3. Data Analisis Sub-Konsep Siswa............................................................ 49
4. Hasil Analisis Data Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 50
5. Hasil Analisis Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ......... 50
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 51
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 52
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 52
C. Pembahasan .................................................................................................. 53

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60


LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah – Langkah Problem Based Learning (PBL)................................ 15


2.2 Langkah – Langkah Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) ........... 16
2.3 Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered ................................. 26
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 35
3.2 Kisi - Kisi Instrumen .................................................................................. 37
3.3 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ............................................................ 38
3.4 Lembar Observasi Kegiatan Guru .............................................................. 38
3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .............................................................. 40
3.6 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ................................................................... 41
3.7 Kategori Derajat Kesukaran ...................................................................... 42
3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes ............................................. 42
3.9 Klasifikasi Daya Beda ............................................................................... 43
3.10 Kriteria N-Gain ......................................................................................... 44
4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 47
4.2 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................ 48
4.3 Data Analisis Sub-Konsep Siswa .............................................................. 49
4.4 Penilaian LKS ........................................................................................... 50
4.5 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 52
4.6 Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 52
4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ................................ 53

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Kelompok Eksperimen .................................................................... 61


2. RPP Kelompok Kontrol ............................................................................ 80
3. LKS Kelompok Eksperimen ..................................................................... 90
4. LKS Kelompok Kontrol .......................................................................... 103
5. Kisi-Kisi Instrumen ................................................................................. 114
6. Analisis Validasi Instrumen Tes ............................................................. 130
7. Lembar Observasi Guru .......................................................................... 144
8. Lembar Observasi Siswa ......................................................................... 145
9. Data Nilai Pretest dan Posttest ............................................................... 147
10. Uji Normalitas Data Pretest .................................................................... 151
11. Uji Normalitas Data Posttest .................................................................. 155
12. Uji Homogenitas data Pretest ................................................................. 159
13. Uji Homogenitas data Posttest ................................................................ 160
14. Uji Hipotesis data Pretest-Posttest ......................................................... 111
15. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 115
16. Lembar Uji Referensi .............................................................................. 116

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan
globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan sumber daya
manusia. Suatu negara tanpa pendidikan akan sulit berkembang. Pendidikan
adalah investasi dalam menghadapi persaingan global. Mutu pendidikan yang
dihasilkan harus selaras dengan perkembangan iptek. Pendidikan harus
menghasilkan out put yang kompetitif dan komparatif sesuai dengan standar mutu
nasional dan internasional untuk menghadapi tantangan global. Selain itu, sumber
daya manusia yang dihasilkan juga harus memiliki moral dan budi pekerti yang
luhur tidak hanya menguasai pengetahuan kognitif saja. Proses pendidikan
diharapkan mampu menyiapkan generasi muda yang mampu bersaing di masa
mendatang.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam suatu bangsa yang menentukan
kualitas bangsa. Makna pendidikan secara sederhana adalah usaha manusia dalam
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat dan kebudayaan.
Sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung
suatu proses pendidikan. Karena itu, pendidikan sering dinyatakan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan
usaha manusia melestarikan hidupnya.1
Pendidikan harus mampu menghasilkan output yang mampu
memberdayakan siswa menjadi manusia aktif, cerdas dan mampu menjawab
tantangan zaman. Biologi penting untuk dipelajari di sekolah, mengingat bahwa
biologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa
siswa merasa kesulitan karena banyaknya istilah-istilah asing yang digunakan
dalam biologi. Rendahnya konsep diri merupakan dampak dari pembelajaran yang

1
Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, ( Surabaya: Usaha Nasional,
1988), Cet. 3, h.2.

1
2

tidak berbasis pada masalah dunia nyata, refleksi pengalaman dan generalisasi
konsep. Proses pembelajaran cenderung mengabaikan pengalaman belajar yang
dapat berdampak buruk terhadap pemahaman konsep siswa sehingga, siswa
menganggap biologi sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa merupakan indikasi bahwa proses
pembelajaran belum berjalan secara optimal. Ketercapaian kompetensi dan tujuan
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh
guru. Beberapa siswa menganggap mata pelajaran biologi sebagai pelajaran
hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran
berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas. Selama ini pembelajaran
yang sering dilakukan adalah metode ceramah. Metode ini dianggap guru
merupakan metode yang cukup efisien dalam penyampaian materi kepada siswa.
Guru seringkali hanya menyampaikan materi pembelajaran berupa informasi
kemudian siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Aktivitas
siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kurang
mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Kemampuan berpikir sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena untuk membekali siswa dalam mengatasi masalah di tengah persaingan era
globalisasi seperti sekarang ini. Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
membuat siswa cenderung pasif dan malas belajar sehingga tidak mendengarkan
penjelasan guru yang di sampaikan di kelas.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Guru diharapkan memiliki metode mengajar yang baik, dan mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat. Sehingga peserta didik mampu menguasai
kompetensi-kompetensi yang ditentukan dalam pembelajaran yang dilakukan.2
Guru harus memiliki kemampuan dalam menentukan dan menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa sehingga mempermudah siswa

2
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif,
Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.34.
3

belajar. Guru sebaiknya tidak menggunakan metode ceramah yang cenderung


monoton, tidak melibatkan peran aktif siswa, dan tidak menarik. Metode
pembelajaran diubah untuk meningkatkan kemampuan dan penguasaan kondisi
siswa di dalam kelas. Perubahan tersebut adalah dengan melakukan beberapa
metode dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. Salah satu pembelajaran
yang mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep biologi adalah
pembelajaran berdasarkan masalah dengan menggunakan model PBL.
Kurikulum 2013 menuntut sikap dan kompetensi siswa dalam pembelajaran
serta keterkaitan antara teori yang dipelajari siswa dengan kondisi lingkungan
yang dihadapi. Kurikulum menuntut peran aktif siswa dalam aspek kognitif
psikomotorik dan afektif. Tetapi kemampuan siswa masih terbatas pada hafalan
dan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal yang membutuhkan analisis
dan pemahaman. Karena itu, perlu diterapkan sebuah model pembelajaran yang
mampu mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan
pembelajaran berdasarkan masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah mampu mengarahkan siswa untuk
berpikir secara sistematis dalam memecahkan masalah. Siswa diarahkan untuk
merefleksikan masalah dalam pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga belajar tidak hanya proses menghafal suatu konsep tetapi juga adanya
interaksi dengan lingkungan serta pengalaman yang telah dimilikinya.
Pemilihan pembelajaran yang tepat dan sesuai konsep yang diajarkan sangat
mempengaruhi proses pembelajaran. Pembelajaran perlu mengembangkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Jika terdapat perubahan sikap dan
perilaku siswa maka dapat dikatakan siswa telah belajar. Konsep biologi yang
menarik untuk digunakan dalam pendekatan induktif tipe PBL adalah jaringan
tumbuhan.
Model Pembelajaran PBL mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah.
Siswa harus mampu memecahkan masalah berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki. Siswa yang membangun pengetahuannya sendiri, mengembangkan
keterampilan yang dimiliki dan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Dengan
menggunakan model PBL maka peran guru hanya memberikan arahan kepada
4

siswa untuk dapat berperan aktif dan menemukan pemecahan masalah dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran ini menghadapkan siswa pada
permasalahan sebagai acuan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar
melalui permasalahan. Model ini dirasakan tepat untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered),
sehingga siswa bebas mengemukakan ide yang timbul dari dalam dirinya serta
lingkungan belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran
tersebut.
Metode pembelajaran yang didasarkan prinsip bahwa masalah dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sehingga
belajar tidak hanya menerima pengetahuan baru saja tetapi terdapat proses
menemukan informasi baru. Siswa membangun pengetahuannya melalui interaksi
dengan lingkungan belajar yang telah dirancang oleh guru. Dengan adanya
interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar maka diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini tidak hanya melihat hasil
namun juga memperhatikan proses belajar yang telah siswa lakukan.
Pembelajaran dengan metode PBL mampu melibatkan siswa untuk belajar
menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan belajar
mengenai pengetahuan yang diperlukan. Pembelajaran PBL melatih siswa dalam
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan serta
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.3 Kemampuan mengevaluasi
siswa akan muncul pada tahap analisis dan evaluasi pemecahan masalah, dengan
bantuan guru. Siswa memberikan pertimbangan terhadap penyelesaian suatu
masalah yang telah dikemukakan berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Selain
itu, Problem Based Learning melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan
masalah dan mengutarakan alternatif-alternatif penyelesaian masalah.4 Siswa
mengembangkan pengetahuan, mengkonstruksi suatu prosedur, dan

3
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi aksara, 2014), Cet.1, h. 134
4
Arifah Purmaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probosari dan Noviawati, “Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas X SMAN 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol.
4, 2012, h. 41.
5

mengintegrasikan pengetahuan konsep dengan keterampilan yang dimilikinya.


Kegiatan ini menjadikan siswa terampil menyeleksi informasi yang relevan,
kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti hasilnya. Dengan demikian
akan meningkatkan pemahaman siswa.
Pembelajaran PBL berawal dari permasalahan yang mampu melatih siswa
untuk terbiasa mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan. Penelitian yang
dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan diatas diberi judul: “Pengaruh
Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam
Konsep Jaringan Tumbuhan”

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam peneitian ini meliputi:
1. Proses pembelajaran konvensional kurang melibatkan siswa karena kegiatan
pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa.
2. Belum banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan analisis siswa dan membuat materi terlihat
menarik.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Problem based learning (PBL) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menurut Ridwan Abdullah Sani.
2. Pembelajaran dilihat dari selisih antara pre test dan post test.
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep jaringan
tumbuhan.
4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif mengingat (C1) sampai
menganalisis (C4) berdasarkan taksonomi Anderson dan Krathwohl.
6

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh
model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
pada konsep jaringan tumbuhan?”.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan
tumbuhan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat peneitian ini, antara lain:
1. Bagi siswa, model problem based learning (PBL) diharapkan memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi khususnya
pada konsep jaringan tumbuhan.
2. Bagi peneliti, menambah pengalaman tentang cara mengajar di sekolah
dengan menggunakan model pembelajaran PBL
3. Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan mampu dijadikan referensi
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog.
Permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan
beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup
dalam kurikulum mata pelajaran.1Penelitian lain menyebutkan bahwa
pembelajaran dengan model Problem-Based Learning (PBL) adalah
pendekatan pengajaran yang memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata (terbuka) secara individu maupun
kelompok. Problem-Based Learning (PBL) dikembangkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah dan keterampilan intelektual dan memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanggung jawab pada proses pembelajaran
mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan dalam memecahkan
masalah.2
Problem-based learning is “Problem”+”based” +”learning”. Let
us look at each of these words. A problem is something that is
problematic to the student; something that cannot be resolved with the
current level of knowledge and/or way of thinking about the issues.
The nature of effective problems in problem-based learning is that they
are ill-structured as opposed to well structured. The characteristics of
PBL ill-structured problems are that they are real-life and authentic
not teacher’s exercises, messy not tidy, incomplete in the sense of
lacking information needed for their resolution and iterative in the way

1
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h. 127.
2
Siswanto.dkk, Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4 No.2, 2012,
h.54

7
8

that they produce further ideas,/hypotheses and learning issues. It is


vital that the problems are engaging, that they “smell real”, are
interesting and challenging to students. This engagement stimulates
further learning and requires research, elaboration, further analysis
and synthesis together with decisions and action plans3.

Pendapat lain mengatakan bahwa model pembelajaran PBL adalah model


yang merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan
jawabannya, mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan jawaban
terhadap masalah. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Dengan belajar
seseorang memperoleh suatu pengetahuan yang berguna untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga akan memiliki suatu pemahaman
dan pemikiran yang mempengaruhi kehidupan seseorag.4 Pembelajaran PBL
merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sehingga mampu
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis
serta membangun pengetahuan baru siswa. Masalah nyata (autentik)
merupakan pemicu bagi siswa sebelum mengetahui konsep formal.5
Selain, itu PBL juga mengembangkan pemikiran pada tingkat yang lebih
tinggi, artinya tidak hanya terbatas pada meningkatkan pengetahuan saja
melainkan juga mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik dalam
mengatasi permasalahan.6
Pembelajaran dilaksanakan dengan menyajikan kesempatan kepada siswa
untuk mengenal prosedur dan keterampilan memecahkan masalah dengan
mencari sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan masalah

3
Priyanka Mahendru dan D.V. Mehindru, “Problem based Learning: Influence on Students
Learning in an Electronics & Communication Engineering Course”, Global Journal of Research in
Engineering Electronic and Electronics Engineering, Vol. 11, 2011, h. 2.
4
Kusuma Wardhani, Widha Sunarno dan Suparmi, “Pembelajaran Fisika dengan Model Problem
Based Learning (PBL) Menggunakan Multimedia dan Modul ditinjau dari Kemampuan Berpikir
Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa”, Jurnal Inkuiri,Vol. 1, 2012, h. 164.
5
Muhammad Hosnan, Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet 1, h.298.
6
Ali Muhson, “Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa melalui Penerapan
Problem Based Learning”, Jurnal Kependidikan, Vol.39, 2009, h.175.
9

tersebut. Pembelajaran PBL memberikan bekal kepada siswa untuk belajar


memahami permasalahan dan memecahkannya sehingga peserta didik benar-
benar mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman sendiri.
Tujuan pembelajaran PBL adalah membantu siswa memperoleh pengalaman
dan mengubah tingkah laku siswa, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud ialah pengetahuan, keterampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku yang
dimiliki siswa.7
Siswa diharapkan mampu menemukan, membahas, memecahkan
permasalahan serta menyajikan pemecahan masalah tersebut melalui kegiatan
presentasi. Melalui serangkaian kegiatan belajar yaitu membahas dan
memecahkan masalah, siswa dilatih untuk memberikan pendapat dan
keputusan sesuai dengan wawasan yang dimilikinya serta mengembangkan
kemampuan penalarannya. Kegiatan belajar seperti ini diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berdiskusi
serta memberikan penilaian pada permasalahan yang sedang dibahas.
Permasalahan yang digunakan dalam pembelajaran PBL adalah
permasalahan dalam kehidupan siswa sehingga mampu menstimulus siswa
dalam pembelajaran. Kemudian siswa harus menanggapi stimulus tersebut
dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran PBL sejalan
dengan hakikat pembelajaran IPA yang mempelajari gejala-gejala melalui
proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
menjadi produk ilmiah dengan tiga komponen yaitu konsep, prinsip dan teori.8
Siswa akan memahami konsep pembelajaran yang lebih mendalam dengan
melalui serangkaian proses belajar. Model pembelajaran PBL tidak hanya
belajar dengan konsep-konsep yang abstrak tetapi juga dibekali kemampuan
untuk mengaplikasikan konsep yang diterimanya dalam lingkungan nyata
yang ada di sekitarnya. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki
kemampuan yang memadai dalam memahami secara utuh.

7
Hosnan. loc. cit
8
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), Cet 2, h. 141.
10

b. Karakteristik Pembelajaran PBL


Model pembelajaran PBL melibatkan siswa dalam proses pemecahan
masalah, mengidentifikasi permasalahan dan menemukan solusi yang
dibutukan dalam permasalahan. Siswa bekerja dalam kelompok untuk
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar untuk
memecahkan masalah dan merefleksikan yang dipelajari.

Karakteristik pembelajaran PBL adalah siswa harus memiliki


tanggung jawab dalam pembelajaran, simulasi permasalahan yang
digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah harus permasalahan-
terstruktur dan memungkinkan untuk free inquiry. belajar harus
diintegrasikan dari berbagai disiplin ilmu, apa yang siswa pelajari
selama belajar mandiri harus diterapkan kembali ke masalah dengan
analisis ulang dan resolusi, analisis akhir mengenai apa yang telah
dipelajari dari permasalahan dan diskusi tentang apa konsep dan
prinsip-prinsip yang telah dipelajari sangat penting, penilaian diri dan
sejawat harus dilakukan pada penyelesaian setiap masalah dan pada
akhir setiap unit, kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran
berbasis masalah harus berguna di dunia nyata, ujian siswa harus
mengukur kemajuan siswa terhadap tujuan pembelajaran berbasis
masalah.9

Pendapat lain mengenai karakteristik pembelajaran PBL Terdapat 3 ciri


utama yaitu:
1) Merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran yang artinya dalam
implementasi model ini ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
siswa. PBL menuntut siswa untuk aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan, bukan hanya sekedar
mendengar, mencatat, dan menghafal materi.
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalah
ditempatkan sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Jadi tanpa
masalah, tidak akan ada proses pembelajaran.

9
John R. Savery, “Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions”,
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning”, Volume 1, 2006, h. 12-14.
11

3) Pendekatan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah.


Berpikir dengan metode ilmiah yaitu dengan proses berpikir deduktif dan
induktif. Proses berpikir dilakukan secara sistematis dan empiris.
Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.10

Pendapat lain mengatakan ciri-ciri pembelajaran PBL yaitu11:


1) Pengajuan masalah atau pertanyaan. Pengaturan pembelajaran bedasarkan
masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa atau masyarakat.
2) Keterkaitan dengan berbagai masalah disiplin ilmu. Masalah yang
disajikan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya mengaitkan
berbagai disiplin ilmu
3) Penyelidikan yang autentik. Penyelidikan dilakukan untuk mencari
penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan
merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen,
menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
4) Menghasilkan dan mempresentasikan hasil karya. Siswa menyusun hasil
penyelidikan dan mempresentasikannya
5) Kolaborasi. Tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan
bersama anggota kelompoknya. Baik dalam kelompok kecil, besar dan
bersama-sama guru.
Karakteristik pada pembelajaran PBL yaitu fokus pelajaran terletak pada
pemecahan masalah, kemampuan siswa dalam menganalisis masalah sehingga
siswa mampu memecahkan masalah yang disediakan oleh guru yang berperan
sebagai fasilitator dan pengawasan dalam kegiatan pembelajaran.
Guru memiliki peran dalam membimbing siswa agar dapat menemukan
berbagai potensi yang dimiiki. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 7, h. 214.
11
Hosnan. op. cit. h.300.
12

baik maka beberapa hal yang harus dimiliki adalah memiliki pemahaman
tentang gaya dan kebiasaan belajar tentang potensi dan bakat yang dimiliki
anak. Guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun
merencanakan proses pembelajaran.12 Guru dalam pembelajaran PBL terlibat
dalam presentasi dan penjelasan yang lebih menekankan sebagai pembimbing
dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berpikir, mencari, menemukan,
memecahkan dan mengemukakan pendapatnya tentang pemecahan masalah
tersebut.

c. Beberapa Teori yang Melandasi Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran PBL dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme dan teori
perkembangan kognitif.
1) Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu proses membangun dan menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan
pengalamannya. Proses ini meliputi proses asimilasi dan akomodasi dalam
membangun konsep. Dalam membangun konsep, hal ini menjadi pengetahuan
baru dilaksanakan secara bertahap dan tidak tiba-tiba.13
Prinsip terpenting dalam suatu pembelajaran menurut teori konstruktivisme
adalah guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi siswa yang
membangun pengetahuannya. Guru berperan sebagai fasilitator dalama
kegiatan pembelajaran. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang dimiliki sehingga mampu
menyerap materi dengan baik. Sebagai fasilitator guru harus memiliki
kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik dengan siswa sehingga
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
2) Teori Perkembangan Kognitif

12
Wina Sanjaya, Ibid., h. 27-28
13
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta, PT.
Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h. 123.
13

Proses pembelajaran siswa membentuk struktur kognitif dalam ingatannya.


Siswa akan menyusun pengalaman yang dipelajari dan menyimpannya dalam
ingatan. Setiap manusia memiliki kemampuan mental untuk mengelola,
menyusun dan menyimpan pengetahuan. Seluruh pengalaman dan
pengetahuan yang tersimpan kemudian dikaitkan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi.14

d. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Proses PBL akan dapat dijalankan jika pengajar siap dengan segala
perangkat yang telah diperlukan (masalah, formulir pelengkap, dll).
Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk
kelompok-kelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menajalankan
prosesnya sebagai berikut :
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap
anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah.
Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep
yang ada dalam masalah
2) Merumuskan masalah. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut
penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu.
Hubungan antar fenomena harus jelas sehingga sub-sub masalah harus
diperjelas terlebih dahulu
3) Menganalisis masalah. Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa
yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang
membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah) dan juga
informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan)
dilakukan dalam tahap ini. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan
melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau hipotesis yang
terkait dengan masalah.

14
Zufiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta, Lembaga
Pendidikan UIN Jakarta, 2009), Cet.1. h.119
14

4) Menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya. Bagian yang


sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan,
mana yang saling menunjang dan mana yang bertentangan dan sebagainya.
Analisis adalah upaya memilah-milah sesuatu menjadi bagian-bagian yang
membentuknya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok dapat merumuskan
tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang
masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran
akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. Inilah yang akan
menjadi dasar gagasan yang akan dibuat di laporan.
6) Mencari informasi tambahan dari sumber lain di luar diskusi kelompok).
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang telah dimiliki, dan sudah
punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya siswa mencari informasi
tambahan itu, dan menentukan di mana hendak dicarinya. Siswa harus
mengatur jadwal, menentukan sumber informasi. Setiap anggota harus
mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan ini, agar mendapatkan
informasi yang relevan, seperti misalnya menentukan kata kunci dalam
pemilihan, memperkirakan topik, penulis, publikasi dari sumber
pembelajaran.
7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat
laporan untuk dosen atau kelas. Dari laporan-laporan individu atau
subkelompok, yang dipresentasikan di hadapan anggota kelompok lain,
kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang
mendengar laporan haruslah kritis tentang laporan yang disajikan (laporan
diketik, dan diserahkan ke setiap kelompok).15
Pembelajaran PBL yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan peserta
didik pada suatu masalah dan diakhiri dengan analisis dan evaluasi permasalahan.

15
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana,
2009), Cet. 1, h. 24-25.
15

Kelima tahapan pembelajaran PBL dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:16
Tabel 2.1 Langkah-Langkah PBL
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan
pembelajaran,menjelaskan
logistikyang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada
aktifitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa untuk Membantu siswa mendefinisikan dan
belajar. mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk
individual/kelompok. mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan ekoerimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan
menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, dan membantu untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap
pemecahan masalah penyelidikan dan proses yang
digunakan.

Pendapat lain mengenai langkah-langkah pelaksanaan Problem Based Learning


(PBL) dapat diihat pada Tabel 2.2.17

16
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014) Cet 1, h. 157.
17
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir, (Jakarta, Indeks, 2012), Cet. 1, h. 311.
16

Tabel 2.2. Langkah-langkah pelaksanaan Problem Based Learning (PBL)


Fase Deskripsi
Fase 1 : Mereview dan Menyajikan  Menarik perhatian siswa dan
Masalah menarik mereka ke dalam pelajaran
Guru mereview pengetahuan yang  Secara informal menilai
dibutuhkan untuk memecahkan pengetahuan awal
masalah dan member siswa masalah  Memberikan fokus konkret untuk
spesifik dan konkret untuk dipecahkan. pelajaran
Fase 2 : Menyusun Strategi  Memastikan sebisa mungkin bahwa
Siswa menyusun strategi untuk siswa menggunakan pendekatan
memecahkan masalah dan guru berguna untuk memecahkan
memberi siswa umpan balik soal masalah
strategi.
Fase 3 : Menerapkan Strategi  Memberikan siswa pengalaman
Siswa menerapkan strategi-strategi saat untuk memecahkan masalah
guru secara cermat memonitor upaya
siswa dan memberikan umpan balik.
Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi  Memberi siswa umpan balik
Hasil
Guru membimbing diskusi tentang
upaya siswa dan hasil yang diperoleh

Langkah-langkah pembelajaran model PBL diharapkan mampu


memahami dan memecahkan permasalahan yang diajukan dalam proses
pembelajaran. Dengan cara tersebut siswa mampu memperoleh pengetahuan dan
pengalaman nyata sehingga akan menggugah motivasi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
e. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Beberapa kelebihan dari pembelajaran berbasis masalah antara lain:

.
17

1) Siswa menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar.
Ketika pengetahuan didapatkan lebih dekat dengan konteks praktiknya, maka
akan lebih mudah diingat. Dengan konteks yang dekat dan sekaligus
melakukan deep learning (banyak mengajukan pertanyaan menyelidik) bukan
surface learning (sekedar hafalan saja) maka materi akan lebih mudah diserap.
2) Meningkatkan fokus siswa pada pengetahuan yang relevan. Kritikan bagi
dunia pendidikan adalah apa yang diajarkan di kelas sama sekali jauh dari
apa yang terjadi di dunia praktik. PBL yang baik mencoba untuk mengatasi
kritikan itu. Dengan kemampuan pendidik membangun masalah yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari, siswa bisa merasakan lebih baik konteks
operasinya di lapangan.
3) Mendorong siswa untuk berpikir. Pembelajaran ini melatih siswa untuk
bertanya, berpikir kritis dan reflektif. Siswa tidak dianjurkan untuk terburu-
buru menyimpulkan, mencoba menemukan landasan atas argumennya, dan
fakta-fakta yang mendukung alasan. Daya nalar siswa dilatih dan kemampuan
berpikir ditingkatkan sehingga ia tidak hanya sekedar tahu.
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Karena
kegiatan pemecahan masalah dilakukan secara berkelompok, maka PBL yang
baik dapat meningkatkan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa
diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima pandangan orang
lain, dan bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang yang
mungkin tidak disenangi.
5) Membangun kecakapan belajar siswa (life-long learning skills). Ilmu dan
keterampilan yang siswa butuhkan nantinya akan terus berkembang. Struktur
masalah di dunia kerja bersifat mengambang bahkan open-ended sehingga
siswa harus terbiasa belajar untuk mengembangkan bagaimana kemampuan
untuk belajar.
6) Memotivasi pembelajar. Tantangan yang sesungguhnya bagi seorang guru
adalah bagaiana memotivasi siswa, terlepas dari apapun metode yang
digunakan. PBL memberikan peluang kepada guru untuk membangkitkan
minat belajar siswa guru dan siswa saling menciptakan masalah dengan
18

konteks pekerjaan. Memang tidak semua siswa semangat ketika melakukan


pemecahan masalah yang menantang. Mungkin beberapa diantara siswa ada
yang justru merasa kebingungan. Disini peran pendidik menjadi sangat
menentukan.18
Kelebihan penerapan model PBL diantaranya yaitu:19
1) Pembelajaran berpusat pada siswa bukan pada guru;
2) Model pembelajaran ini dapat mengembangkan pengendalian diri siswa,
mengajarkan membuat rencana yang prospektif dalam menghadapi realitas dan
mengekspresikan emosi;
3) Mengembangkan pemecahan masalah, kerjasama, dan keterampilan
berkomunikasi siswa yang memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja
dalam tim; dan
4) Menyatukan teori dan praktek. Siswa dapat menggabungkan pengetahuan
lama dengan yang baru dan mengembangkan keterampilan menilai lingkungan
yang disiplin.
Pembelajaran PBL memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu:20
1) Apabila siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa akan merasa
enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
3) Pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah-masalah yang dipecahkan
maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.
f. Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based Learning (PBL)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
makhluk hidup beserta lingkungannya. IPA merupakan ilmu yang
berkembang melalui serangkaian kegiatan observasi, perumusan masalah,

18
Amir, Op. Cit., h.27.
19
Indah Puji Rahayu, Utari Yulianingsih, Dwi Septiani, Angga Adistia Wijaya, Sri Haryani,
“Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Transvisi Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains”, Jurnal Jurusan Kimia FMIPA UNESA, 2012, h. 8.
20
Sanjaya, op. cit., h.221
19

penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan


kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.21 Pembelajaran IPA sangat erat
kaitannya dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Model
pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran IPA salah satunya adalah
model Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL dinilai
sesuai dengan pembelajaran IPA karena siswa harus memecahkan suatu
permasalahan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Objek pada proses
pembelajaran IPA mampu dicapai dengan model pembelajaran PBL.
Hubungan pendekatan ini dengan objek pembelajaran IPA adalah proses
pemahaman peserta didik terhadap produk IPA (fakta, konsep, prinsip, hukum
dan teori) dapat diperoleh dengan proses penemuan yang dilaksanakan oleh
peserta didik sendiri. Proses penemuan tersebut berawal dari sesuatu yang
menarik siswa untuk dipelajari atau permasalahan yang siswa temui.22
Masalah yang dipecahkan dalam kegiatan pemecahan masalah, adalah
permasalahan yang tidak hanya mempunyai satu macam solusi, persoalan
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau kajian, dan juga yang berupa
persoalan, yang memancing pemikiran untuk menemukan alternatif-alternatif
rumusan dan juga solusinya.23 Permasalahan dalam mata pelajaran Biologi
dapat melibatkan banyak disiplin ilmu contohnya bioteknologi, pangan,
lingkungan dan ekosistem. Materi tersebut merupakan materi yang
kontekkstual dengan khidupan sehari-hari siswa.
Proses belajar IPA ditandai dengan adanya perubahan pada individu yang
beajar, baik berupa sikap dan perilaku, pengetahuan, pola pikir, dan konsep
nilai yang dianut.24 Belajar IPA khususnya Biologi tidak hanya dituntut untuk
bisa teori dan konsep saja, melainkan siswa diharapkan dapat
mengapikasikannya, maka dari itu perlu model PBL yang membantu siswa
menemukan masaah dan mencari solusinya dengan strategi belajar sendiri

21
Trianto, loc.cit., h.141
22
Asih Widi Wisudawati, op. cit., h. 120.
23
Paidi, “Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA”, Artikel Semnas
FMIPA UNY, Yogyakarta, h. 4.
24
Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati, op.cit. h. 31.
20

dengan bimbingan guru. Pembelajaran berbasis masalah diharapkan mampu


memberdayakan siswa untuk menjadi individu yang mandiri dan mampu
menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya. Siswa dituntut untuk
terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi
kelompok.25

2. Belajar dan Hasil Belajar


a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan dalam diri seseorang yang bersifat kemajuan
atau penyempurnaan kepribadian. Kemajuan dan penyempurnaan tersebut
dimaksudkan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri
anak didik yang sedang menuju kedewasaan. Perubahan yang terjadi pada diri
anak didik tersebut banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu,
sudah tentu tidak semua perubahan dalam diri anak didik merupakan
perubahan dalam arti belajar. Contohnya: perubahan tingkah laku seseorang
dalam keadaan tidak sadarkan diri, perubahan yang terjadi ini merupakan
perubahan dalam pengertian belajar. Tujuan kegiatan belajar adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun
sikap.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan
tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.26
Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau
tingkah lakunya orang tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku
memiliki unsur objektif dan subjektif. Unsur objektif adalah unsur motorik

25
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013), h.245.
26
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 13, h. 36.
21

atau unsur jasmaniah, sedangkan unsur subjektif adalah unsur rohaniah.27


Jenis belajar dapat dibedakan antara belajar konsep dan belajar proses. Belajar
konsep menekankan pada hasil belajar merupakan pengetahuan faktual dan
prinsipil mengenai suatu materi sedangkan pengetahuan proses menekankan
pada masalah bagaimana materi dipelajari dan diorganisir lebih cepat.28
Siswa dikatakan telah belajar jika terdapat perubahan dalam sikap dan
perilakunya. Belajar tidak hanya untuk transfer ilmu pengetahuan yang
bersifat pengetahuan umum saja tetapi juga harus menghasilkan keterampilan
yang baik pula. Keterampilan harus dikuasai siswa karena hal ini sangat
berkaitan erat dengan profesi dan potensi seseorang.

b. Ciri - Ciri Belajar


Belajar sesungguhnya memiliki beberapa ciri –ciri (karakteristik) tertentu :
1) Belajar adalah menguasai atau memperoleh pengetahuan
2) Mengingat-ingat informasi atau keterampilan.
3) Proses mengingat melibatkan sistem penyimpanan, memori, dan organisasi
kognitif.
4) Melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak menurut peristiwa-peristiwa
diluar serta di dalam organisme.
5) Bersifat permanen, melibatkan berbagai bentuk latihan.
6) Merupakan suatu perubahan perilaku29.
Seseorang dapat dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan
tingkah laku dan pemahaman karena serangkaian latihan. Tingkah laku yang
dihasilkan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Belajar tidak dipengaruhi oleh kematangan jadi proses penguasaan keterampilan
yang diperoleh siswa berasal dari pengetahuan dan latihan-latihan yang dilakukan
siswa. Perubahan sikap ini bersifat permanen. Belajar tidak hanya bagaimana

27
Oemar Hamalik, Ibid., h. 38.
28
Pupuh Fathurrohman dan Sorby Sutikno, Strategi Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2009), Cet 3, h.6.
29
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), Cet 1, h. 18-19.
22

siswa menguasai kemampuan analisis dan sintesis tetapi juga keterampilan


khusus.. Hasil belajar dapat dilihat dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar
berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman.

c. Pengertian Hasil Belajar


Hakikatnya hasil belajar digunakan untuk menilai sejauh mana penguasaan
siswa terhadap tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran siswa
harus melakukan serangkaian kegiatan yang dinamakan dengan proses belajar-
mengajar. Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Terdapat tiga macam hasil belajar,
yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Hasil belajar berupa hal-hal berikut ini:30
1) Informasi verbal, yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik tidak
memerlukan memanipulasi symbol, pemecahan masalah dan penerapan
aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep yang
terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, analisis-sintesis fakta-konsep, dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
4) Keterampilan Motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi

30
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Ibid., h. 23
23

dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-


nilai sebagai standar perilaku.
Hasil belajar merupakan perilaku dan pribadi siswa yang tercermin dalam
ciri-ciri kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan khusus pembelajaran. Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional mengguanakan klasifikasi hasil belajar yang secara
garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu:31
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari liama aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotoris, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan objek
penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu ranah kognitflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
32
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Proses kognitif terbagi
menjadi beberapa kategori, yaitu mengingat pengetahuan dari jangka panjang,
mengkonstruk makna materi pelajaran (memahami), menerapkan suatu
prosedur (mengaplikasikan), memecah bagian penyusun materi dan
menentukan hubungannya (menganalisis), mengambil keputusan berdasarkan
criteria (mengevaluasi), memadukan bagian-bagian untuk sesuatu yang baru
31
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), Cet. 12, h. 22
32
Nana Sudjana, Ibid., h. 22-23
24

(mencipta).33 Teori-teori di atas menunjukkan bahwa seseorang akan


memperoleh hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajar. hasil belajar
tersebut dapat berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya
melalui tes.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas sebagai
hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha
sebagai perubahan tingkah laku, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
tercapai secara optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam
proses belajar. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran direncanakan untuk menentukan arah dan target
akhir prosedur yang dilakukan.Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
bersikap normatif karena terdapat sejumla nilai yang harus ditanamkan
pada peserta didik.
2. Bahan ajar merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis
seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan
ajar siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi
perkembangan yang akan terjadi di masa depan.
3. Kegiatan belajar mengajar harus melibatkan peserta didik serta guru
dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Siswa harus lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran, bukan guru. Interaksi dikatakan optimal
jika terjadi antara guru dengan semua siswa, siswa dengan guru, siswa
dengan siswa serta siswa dengan bahan dan media pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang

33
Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwohl, Pembelajaran Pengajaran, dan Asesmen,
(Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet 1, h. 43.
25

telah ditentukan. Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan


kualitas hasil belajar mengajar.
5. Alat merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Alat dapat dibagi menjadi dua yaitu, alat
verbal dan alat bantu non verbal. Alat verbal berupa perintah dan
larangan, sedangkan alat non verbal berupa papan tulis, gambar, diagram,
slide, diagram, dambar dan video.
6. Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipegunakan sebagai
tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan.
7. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala
sesuatu dalam dunia pendidikan. Pelaksanaan evaluasi memiliki manfaat
yang besar bagi proses belajar mengajar.34
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru terhadap kegiatan pembelajaran
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.35 Penilaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan tes atau nontes, fungsinya adalah untuk mengukur ketercapaian
kompetensi siswa setelah proses pembelajaran dan melakukan perbaikan kegiatan
pembelajaran jika nilai siswa rendah.
4. Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok karena
menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, bagaimana
proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Kegiatan
belajar dan mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif yaitu siswa dan guru.
Guru harus menciptakan kondisi belajar yang sistematis dan
berkesinambungan, sedangkan siswa menikmati kondisi belajar yang guru
ciptakan.36
Pembelajaran induktif berbasis PBL merupakan pembelajaran yang
mengutamakan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Peran
34
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. Cit., h . 13-17.
35
Rusman, loc. cit. h. 13.
36
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. Cit., h. 8.
26

guru dalam proses pembelajaran adalah untuk mentoring belajar, mendorong


proses belajar, dan bertanya tentang pemikiran siswa. Perbedaan Teacher
Centered (TC) dan Learner Centered (LC) adalah sebagai berikut :37
Tabel 2.3 Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered
Berpusat pada Pengajar Berpusat pada Pembelajar
(Teacher Centered - TC) (Learner Centered – LC)
Pengetahuan dipindahkan dari pengajar Pembelajar membangun pengetahuan
ke pembelajar
Pembelajar menerima informasi secara Pembelajar terlibat secara aktif
pasif
Belajar dan Penilaian adalah hal yang
Belajar dan penilaian adalah hal yang
terpisah sangat terkait
Penekanan pada pengetahuan di luarPenekanan pada penguasaan dan
konteks aplikasinya penggunaan pengetahuan yang
merefleksikan isu baru dan lam aserta
menyelesaikan masalah konteks
kehidupan nyata
Pengajar perannya sebagai pemberi Pengajar sebagai pendorong dan
informasi dan penilai pemberi fasilitas pembeajaran
Fokus pada satu bidang disiplin Pengajar dan pembelajar mengevaluasi
pembelajaran bersama-sama.
Pendekatan pada integrasi antardisiplin

Tabel 2.3 menunjukkan perbedaan peran dan serta guru dalam pembelajaran.
Pada TC guru yang selalu aktif memberikan informasi kepada siswa sedangkan
siswa hanya mendengarkan informasi saja. Hal ini dapat berpengaruh pada
rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran karena bosan dan
kurang menarik minat siswa. Sedangkan pada LC siswa terlibat secara aktif dalam
memecahkan suatu masalah dengan bimbingan yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran berpusat pada siswa bersifat strategis dan inovatif. Strategis
karena memfasilitasi siswa aktif dalam proses pembelajaran yang
mengembangkan potensi dirinya, dan menempatkan siswa atau peserta didik
sebagai subyek bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Inovatif, karena
siswa tidak terikat oleh kelas belajar, guru sebagai sumber penentu tujuan tapi

37
M. Taufik Amir, Op. Cit.,, h. 5.
27

mewujudkan prinsip “manusia memproduksi dirinya sendiri dalam pengalaman


realitas sosial” sehingga siswa mempunyai proses pengalaman untuk belajar
bagaimana cara belajar yang akan menjadi pedoman belajar sepanjang hayat. 38
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang menghubungkan peserta didik
dengan pengetahuan dan berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan nyata. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui
masalah yang disajikan oleh guru sehingga pemahaman siswa akan lebih luas dan
mendalam.

B. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan diajarkan kepada siswa pada
kelas XI SMA kelas MIA, disemester pertama kurikulum 2013. Kompetensi
Dasar (KD) materi ini ialah KD 3.3 dan KD 4.3. KD 3.3 berisi menerapkan
konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan. Isi KD 4.3
yaitu menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan
berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara
struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung
pada tumbuhan.
Tumbuhan darat menempati dua lingkungan yang sangat berbeda, yaitu tanah
dan udara, pada waktu bersamaan harus mengambil sumberdaya dari keduanya.
Tanah menyediakan air dan mineral, udara merupakan sumber CO2 namun cahaya
tidak mampu menembus tanah sehingga harus melalui beberapa proses kimia
terlebih dahulu.39 Jaringan pada tumbuhan berdasarkan aktivitas pembelahan sel
yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan dibedakan menjadi
dua, yaitu jaringan meristem atau embrional dan jaringan dewasa atau permanen.
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya masih aktif melakukan
pembelahan mitosis. Jaringan ini disusun oleh sel-sel muda yang terus aktif
membelah sehingga tumbuhan mampu mengalami pertambahan tinggi dan
38
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: Nuansa, 2010), Cet. 1, h. 26
39
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2003),
Cet 3, h. 293
28

volume. Jaringan meristem sering dimanfaatkan dalam proses kultur jaringan


karena mampu memperoleh sel anakan dalam jumlah besar secara cepat.
Berdasarkan asal terbentuknya jaringan meristem dibagi menjadi dua macam,
yaitu jaringan meristem primer dan meristem sekunder. Jaringan meristem primer
adalah jaringan yang terdapat pada jaringan dewasa yang sel-selnya aktif
membelah. Jaringan meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah
sifatnya menjadi sel-sel meristematik, contohnya kambium.
Jaringan permanen adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel
primer atau sekunder, yang telah mengalami diferensiasi. Sifat jaringan permanen
ialah terdiri dari sel-sel yang sudah mati sehingga tidak melakukan aktivitas
perbanyakan diri. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi
empat macam, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim),
jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).
Jaringan pelindung (epidermis) adalah lapisan tunggal sel-sel yang menutupi
dan melindungi semua bagian kulit tumbuhan. Fungsinya adalah untuk
perlindungan, epidermis mampu membentuk derivat epidermis yang
terspesialisasi dengan fungsi organ tertentu. Derivat epidermis contohnya ialah,
kutikula, rambut akar, stoma, trikoma dan sel kipas.40 Jaringan parenkim
merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi
yang bervariasi. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah terdiri dari sel hidup dengan
ukuran besar, memiliki inti sel dan banyak vakuola, memiliki ruang antar sel.
Jaringan penyokong adalah jaringan yang berfungsi untuk menunjang bentuk
tubuh tumbuhan. Ciri-ciri jaringan penyokong, yaitu mempunyai dinding sel yang
tebal dan kuat, serta telah mengalami spesialisasi pada sel-selnya. Jaringan
pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi
mengangkut air dan garam-garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis.
Jaringan pengangkut pada tumuhan ialah xilem dan floem.

40
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell, Ibid., h. 303
29

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang berjudul “Implementasi Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien ( IQ)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi
problem based learning terhadap hasil belajar biologi SMA ditinjau dari IQ.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IP SMA Negeri 1 Ubud dengan
menggunakan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel
penelitian berjumlah 84 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik Random
Sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis varians
(ANAVA) dua jalur melalui Uji F dan dilanjutkan dengan Uji Tukey. Dari hasil
temuan penelitian, disimpulkan bahwa implementasi problem based learning
berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi ditinjau dari IQ pada siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Ubud.41
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa”.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis perbedaan pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains antara siswa yang mengikuti model pembelajaran
berbasis masalah dengan konvensional, (2) menganalisis perbedaan pemahaman
konsep antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah
dengan konvensional, dan (3) menganalisis perbedaan keterampilan proses sains
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan
konvensional. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan
desain penelitian posttest only control group design. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kuta tahun pelajaran
2011/2012 yang berjumlah 86 orang siswa. Pengambilan kelas penelitian
berdasarkan teknik random sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan
statistik deskriptif dan MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap variabel-variabel
pemahaman konsep dan keterampilan proses sains (F=8,843; p<0,05). Artinya,
41
Ida Bgs Nym Semara Putera, “Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil
Belajar Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien ( IQ)”, Tesis Program Studi Pendidikan
Sains, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2012.
30

pemahaman konsep dan keterampilan proses sains secara bersama-sama


menunjukkan perbedaan signifikan antar model pembelajaran.42
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Problem Based Learning Dipadu
Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir
Kritis, dan Kognitif Biologi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Problem Based Learning (PBL) yang dipadu dengan strategi Numbered Heads
Together (NHT) terhadap kemampuan metakognitif, kognitif, dan berpikir kritis.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental design)
dengan menggunakan rancangan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest.
Penelitian ini melibatkan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang semester I
tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1) ada perbedaan rata rata skor
kemampuan metakognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan PBL dipadu
strategi NHT dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, 2) ada
perbedaan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan yang menggunakan pembelajaran
konvensional, dan 3) ada perbedaan rata-rata skor kemampuan kognitif siswa
yang dibelajarkan menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan yang
menggunakan pembelajaran konvensional.43
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning
berbasis Assesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Gaya
Kognitif”. Studi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
problem based learning berbasis asesmen kinerja dan gaya kognitif terhadap hasil
belajar IPA. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 siswa kelas V SD. Data
hasil belajar dikumpulkan dengan tes uraian dan gaya kognitif dikumpulkan
dengan test GEFT. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA AB dan uji
Tukey. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang

42
Didik Juliawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa”, Jurnal Program Studi IPA, 2012, h.1.
43
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif,
Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.33.
31

signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis
asesmen kinerja dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2)
terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan gaya kognitif
terhadap hasil belajar IPA, (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis penilaian kinerja dan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent, dan (4) terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar IPA antara siswa yang mengikuti model PBL berbasis penilaian kinerja
dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent.44
Penelitian yang berjudul “Validity and Problem-Based Learning Research:
A Review of Instruments Used to Assess Intended Learning Outcomes”. PBL
menyebar dari sekolah kedokteran ke universitas lain dan K-12 konteks karena,
sebagian, untuk janji menyatakan bahwa PBL menghasilkan hasil target
pembelajaran konten dalam, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan
meningkatkan pembelajaran diri diarahkan. Tetapi, hasil penelitian telah jelas.
Makalah ini membahas bagaimana tiga hasil target PBL diukur dalam 33 studi
empiris. Hasil menunjukkan bahwa beberapa studi termasuk 1) kerangka teoritis
untuk variabel yang dinilai dan membangun 2) alasan-alasan untuk bagaimana
pemilihan penilaian sesuai dengan konstruksi diukur atau 3) informasi lain yang
diperlukan bagi pembaca untuk menilai keabsahan interpretasi penulis.45
Penelitian-penelitian tersebut di atas sangat mendukung penelitian ini.
tetapi, materi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model PBL terhadap
hasil belajar siswa adalah jaringan tumbuhan.

44
Laras Oktaviani, Nyoman Dantes dan Wayan Sadia, “Pengaruh Model Problem Based Learning
Berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Gaya Kognitif”, Jurnal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,Vol 4, 2014.
45
Brian R. Belland, Brian F. French, dan Peggy A. Ertmer, “Validity and Problem-Based Learning
Research: A Review of Instruments Used to Assess Intended Learning Outcomes”,
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Vol 3, 2009, h.59.
32

D. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran di sekolah saat ini umumnya masih berpusat pada
guru. Sehingga pencapaian proses belajar kurang optimal. Cara belajar yang
digunakan masih berupa hafalan saja sehingga konsepnya akan mudah dilupakan.
Penyampaian materi dikelas seringkali diajarkan dengan metode ceramah dan
tugas. Sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran serta
minimnya stimulus yang diberikan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran IPA khususnya biologi memerlukan
pemahaman yang tinggi, karena siswa dituntut untuk memiliki pemahaman
konsep yang baik.
Pembelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang berbasis pada proses
penemuan bukan teori saja. Pemberian pengalaman langsung dengan cara
pemecahan masalah diharapkan mampu mengembangkan potensi dan
keterampilan peserta didik. Siswa mengalami kejadian atau fakta nyata mengenai
suatu masalah, kemudian menganalisis permasalahan yang dihadapi.
Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang menekankan pada peran
aktif siswa dalam memecahkan masalah, menganalisis dan mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan melalui serangkaian proses belajar dalam rangka
menemukan solusi dari permasalahan maka siswa akan lebih paham mengenai
konsep pembelajaran, sehingga tidak hanya menghafal teori yang sudah ada.
Sehingga melatih kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran
Pembelajaran ini mampu mengembangkan sikap dan keterampilan siswa
dalam memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan
mandiri, membina dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan
penalaran. Sehingga diduga terdapat pengaruh model PBL terhadap hasil belajar
siswa.
33

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh penggunaan model
problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan
tumbuhan”.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 34 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 bulan Juli sampai dengan Oktober
2015.

B. Metode dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitaif dengan metode
eksperimen semu atau quasi eksperimen. Desain ini memiliki kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi eksperimen.1 Penelitian ini membandingkan dua kelompok
yang diberi perlakuan dengan penggunaan model PBL dan metode konvensional,
kemudian membandingkan hasil dari kedua perlakuan yang berbeda. Hal ini
bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diadakannya
perlakuan.
Desain penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group design,
yaitu kelompok pertama diberi perlakuan (kelompok eksperimen) model PBL
sedangkan kelas kedua dengan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah
dan tanya jawab. Sebelum penelitian dimulai kedua kelas tersebut diberikan
pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal
mengenai materi yang akan diajarkan. Posttest untuk mengetahui pengetahuan
yang dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.

34
35

Desain penelitian seperti pada tabel 3.1 :2

Tabel 3.1. Desain Penelitian


Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
(X)
R1 O1 X O2
R2 O1 - O2

Keterangan:
O1 : Pretest yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai, diberikan
kepada kelas
X : Pemberian proses belajar mengajar menggunakan model PBL
O2 : Posttest yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan kepada kedua kelas

C. Populasi dan Sampel


Populasi diartikan sebagai wilayah atau kelompok yang menjadi lingkup
peneliti dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah
Kelompok kecil yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.3 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 34 Jakarta. Sedangkan populasi
terjangkau adalah siswa kelas XI SMAN 34 Jakarta tahun ajaran 2015/2016.
Sampel yang digunakan adalah sampel kelompok atau cluster sampling. Pada
Cluster Sampling siswa telah terkumpul dalam sebuah kelas. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel
penelitian. Pemilihan dua kelas yang dijadikan sampel diambil dari populasi
terjangkau sebanyak 2 kelas, Kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen sebanyak
36 orang dan Kelas XI-IPA 4 sebagai kelas kontrol sebanyak 36 orang.

2
Ibid, h. 112
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 250.
36

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
tes dan non-tes. Teknik tes diberikan sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan
(posttests). Pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan
bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap
bahan pengajaran yang akan diajarkan.4 Pretest bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa mengenai materi jaringan tumbuhan. Posttests, yaitu tes
yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan bertujuan untuk
mengetahui sampai mana pencapaian peserta didik terhadap bahan pengajaran
setelah mengalami suatu kegiatan belajar.5 Sedangkan posttests, diberikan untuk
mengetahui pengaruh pemberian perlakuan. Teknik non tes berupa pengamatan
(observasi) yang digunakan untuk menilai aspek afektif ketika proses
pembelajaran di kelas dan ranah psikomotorik pada saat proses praktikum dan
diskusi dalam pemecahan masalah.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes hasil belajar dan lembar
observasi proses belajar.
1. Tes Tertulis
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 soal
dengan lima pilihan jawaban. Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa setelah penerapan model PBL dalam proses pembelajaran jaringan
tumbuhan. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda
sebanyak 20 soal dengan lima pilihan jawaban. Tes ini disusun berdasarkan
indikator yang hendak dicapai. Tes yang digunakan berupa tes objektif,
pertanyaan yang diajukan mulai dari C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
(menerapkan) hingga C4 (menganalisis). Sedangkan untuk mengukur aspek

4
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 285.
5
Ibid., h. 292
37

psikomotorik dan berjalannya PBL digunakan lembar observasi. Kisi-kisi


instrumen dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen

Indikator Aspek Kognitif Jumlah


C1 C2 C3 C4 soal yang
digunakan
Mengidentifikasi ciri-ciri 1,2,3*, 1
umum jaringan tumbuhan 4,5

Membedakan berbagai 26* 13*, 16* 4


jaringan (epidermis, 14*
kolenkim, sklerenkim,
parenkim, xylem floem dan
kambium)

Mengidentifikasi berbagai 6*,7*,8 15, 17* 21 4


jaringan pada tumbuhan 18*

Mengidentifikasi struktur dan 9*,10, 1 27, 29, 32*, 19,20* 5


fungsi berbagai jaringan 1*, 31 30* 33,
tumbuhan

Membandingkan struktur 12*, 28, 23*, 35, 22*, 6


akar dan batang tumbuhan 34, 36*, 24,25*,
dikotil dan monokotil 39,40 38* 37,

Jumlah 20
Keterangan: * = butir soal yang valid

2. Lembar Observasi Proses Belajar


Lembar observasi merupakan instrumen non tes yang digunakan untuk
mengetahui aktivitas guru dan siswa ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan model
pembelajaran PBL berlangsung. Pada penelitian ini lembar observasi siswa berisi
butir-butir kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Lembar observasi siswa dan guru dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4.
38

Tabel 3.3. Lembar Observasi Kegiatan Siswa


Aktivitas Siswa
Orientasi siswa kepada masalah
Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Menjawab pertanyaan guru
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Terlibat dalam pemecahan masalah
a. Menjelaskan materi kepada teman sekelas atau sekelompok
b. Fokus pada permasalahan yang diberikan guru
Membimbing pengalaman individual/kelompok
Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
a. Membaca buku, modul, atau sumber belajar lain
b. Bertanya pada teman
Mengembangkan dan menyajikan hasil
Menyajikan hasil diskusi kelompok
a. Secara menarik
b. Hasil sesuai dengan data yang diperoleh
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
a. Semua anggota kelompok berpartisipasi dalam menyampaikan gagasannya
b. Mendiskusikan soal-soal tugas dengan kelompoknya

Tabel 3.4. Lembar Observasi Kegiatan Guru

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru

Orientasi siswa kepada masalah Guru menyampaikan kompetensi dasar


dan tujuan pembelajaran
Guru menampilkan gambar yang
berhubungan dengan jaringan pada
tumbuhan
Guru mengorientasi siswa pada masalah
dengan memberikan pertanyaan
Mengorganisasikan siswa untuk Guru meminta siswa untuk berkelompok
belajar
sesuai dengan ketentuan
39

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru

Guru menyampaikan urutan kegiatan


pembelajaran yang akan dilaksanakan
Membimbing pengalaman Guru membimbing siswa berdiskusi
individual/kelompok
sesuai dengan kelompok masing-masing
untuk mengerjakan LKS problem based
learning yang ditugaskan
Guru membantu siswa jika terjadi
kesulitan dalam proses pengerjaan LKS
Guru membimbing siswa untuk mencari
dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber berupa buku ataupun
internet terkait dengan permasalahan
Mengembangkan dan menyajikan Guru meminta perwakilan masing-masing
hasil
kelompok mempresentasikan hasil diskusi

Menganalisis dan mengevaluasi Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja


proses pemecahan masalah
kelompok dalam pemecahan masalah

F. Kalibrasi Instrumen
Instrumen harus melalui pengujian dan perhitungan untuk mengetahui
kelayakan penggunaan instrumen. Kriteria kelayakan yang harus terpenuhi yaitu,
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Pengujian dan
perhitungan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah derajat ketepatan antara data pada objek penelitian dengan
daya yang dilaporkan peneliti6. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil

6
Sugiyono, Op. Cit., h. 363
40

pemikiran dan dari hasil pengalaman. Perhitungan pada penelitian ini


menggunakan rumus point biserial sebagai berikut: 7

M p  Mt p
 
bis St q
Keterangan:
t = koefisien korelasi biseral
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skol total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan software anates versi 4. 0. 5. Hasil uji validitas instrumen tes
dengan menggunakan software anates dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes


Statistik Keterangan
Jumlah soal 40
Jumlah siswa 36
Nomor soal valid 3, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,
20, 22, 23, 25, 30, 32, 33, 36, 38
Jumlah soal 20
valid
Persentase 50%

2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 2, h.
93.
41

8
instrumen tersebut sudah baik . Reliabilitas tes pada penelitian ini
menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:

k  St   pq 
2

r11 
k  1  St 2 

Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes
N = jumlah butir
piqi = varian skor butir
pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
St2 = varian skor total
Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan sebagai berikut :
0,00  r  0,20 = reliabilitas kecil
0,20  r  0,40 = reliabilitas rendah
0,40  r  0,70 = reliabilitas sedang
0,70  r  0,90 = reliabilitas tinggi
0,90  r  1,00 = reliabilitas sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan anates dapat dilihat
pada Tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Statistik Keterangan
r11 0.77
Kategori Reabilitas Tinggi

3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), Cet. 14, h. 230-231.
42

usaha memecahkannya. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat


kesukaran soal adalah sebagai berikut:9

Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada tabel 3.8
sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kategori Derajat Kesukaran
Rentang nilai DK Kategori
0.00 ≤ DK ≤ 0.30 Sukar
0.30 ≤ DK ≤ 0.70 Sedang
0.70 ≤ DK ≤ 1.00 Mudah

Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dengan menggunakan


anates dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9. Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Sangat Sukar 3 7.5 %
Sukar 7 17.5 %
Sedang 18 45 %
Mudah 7 17.5 %
Sangat Mudah 5 12.5 %
Jumlah 40 100%

9
Arikunto, Op. Cit., h. 222-223.
43

4. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda adalah:10

Keterangan:
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
Ja : Banyaknya peserta kelompok atas
Jb : Banyaknya peserta kelompok bawah
D : daya beda soal

Tahap selanjutnya setelah indeks daya pembeda diketahui maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda yang terdapat pada Tabel 3.10
sebagai berikut
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Beda
Rentangan Keterangan
0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek
0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup
0.40 < DP ≤ 0.70 Baik
0.70 < DP ≤ 1.00 Baik Sekali
- (negatif) Semuanya Tidak Baik

Hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes dilakukan dengan menggunakan


anates. Hasil daya pembeda terendah yaitu -0.125 dengan kategori jelek, sedangkan
tertinggi yaitu 1.00 dengan kategori baik sekali.

10
Arikunto, Loc. Cit., h. 228
44

G. Teknik Analisis Data


Instrumen yang telah dilakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh selama penelitian harus diolah dan dianalisis
untuk menguji hipotesis. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan statistik. Pengolahan data tersebut diolah dengan menggunakan uji-
uji sebagi berikut :
1. N- gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Penghitungan N-Gain
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang didapatkan
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kriteria dapat dilihat pada
Tabel 3.11. Normalized gain dianalisis berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:11

N-Gain =

Tabel 3.11. Kriteria N-Gain

Rentang Kriteria
n-g ≥ 0.7 Tinggi
0.3 ≤ n-g < 0.7 Sedang
n-g < 0.3 Rendah

2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji Liliefors. Langkah-langkah perhitungan uji liliefors sebagai berikut:
a) Data diurutkan dari skor yang terendah sampai skor tertinggi
b) Menentukan Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:

11
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual learning
gains in physics: a possible „hidden variable‟ in diagnostic pretest scores,” American Journal of
Physics, Vol.70, No. 12, 2002, h.166.
45

c) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkantabel Zi


 Jika Zi> 0 maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel
 Jika Zi< 0 maka F (Zi) = 1 - (0,5 + nilai tabel)
d) Selanjutnya menghitung proporsi Z1, Z 2 , Z3 ,...,Z n yang lebih kecil sama
dengan Zi
e) Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
f) Mengambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini
kita namakan Lhitung atau L0
g) Mengambil interpretasi Lhitung dengan membandingkannya dengan Ltabel
h) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lhitung dan Ltabel yang diperoleh.
Apabila Lhitung< Ltabel sampel berasal dari distribusi normal.

3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus :

Kriteria pengujian :
a) jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen
b) jika Fhitung> Ftabel maka Ha diterima, kedua kelompok tidak berasal dari
populasi yang homogen
4. Uji Hipotesis
Data yang telah dilakukan pengujian sampel data dengan menggunakan uji
normalitas dan homogenitas, dan diketahui bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, maka untuk menguji data yang diperoleh menggunakan rumus uji-t
dengan taraf signifikan α = 0,05.
46

Rumus uji-t dapat diperlihatkan sebagai berikut:12

X1 - X 2 (n 1 - 1)V1  (n 2 - 1)V2
t= , dimana dsg =
1 1 n1  n 2 - 2
dsg 
n1 n 2
Keterangan:
X1 : Rata-rata data kelompok 1
X 2 : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
n1 : Banyaknya data kelompok 1
n2 : Banyaknya data kelompok 2

Data yang nilai t-hitung telah didapat harus ditarik kesimpulan dengan
membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Untuk mencari t-tabel, sebelumnya
tentukan dulu nilai derajat bebas (db), dengan rumus derajat bebas (db) = (n1+n2)-
2, barulah setelah itu lihat nilai t-tabel di tabel t pada taraf signifikan α = 0.05.
Kriteria hipotesis uji-t untuk menganalisis data dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan tidak ada perbedaan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model PBL
2) Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan ada perbedaan kemampuan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model PBL

H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah13:
Ho: µa = µb

Ha: µa ≠ µb

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kedua


kelompok

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kedua kelompok

12
Sugiyono, Op.Cit., h. 273.
13
Ibid., h. 228.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan data-data yang telah diperoleh. Data-data yang
dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest, dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Gambaran mengenai data-data ini meliputi nilai rata-rata, median,
modus dan simpangan baku.
Hasil perhitungan data pretest sebelum pemberian perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas
eksperimen (XI-MIA 4) dan kontrol (XI-MIA 3) di SMA Negeri 34 Jakarta diperoleh
data sebagai berikut.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh oleh siswa kelas XI-IPA 3 sebagai kelas kontrol dan
siswa kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini disajikan dalam
Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Data hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan Kelas
Penyebaran Kontrol Eksperimen
Data
Nilai Terendah 15 10
Nilai Tertinggi 77 75
Mean 42,22 43,89
Median 40 50
Modus 20 50
Standar Deviasi 18,33 16,65

Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 40, sementara
kelas eksperimen sebesar 50. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol

47
48

20 sedangkan pada kelas eksperimen 50. Kelas kontrol memperoleh standar deviasi
sebesar 18,33 sedangkan kelas eksperimen sebesar 16,65.

2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diperoleh oleh siswa kelas XI-IPA 3 sebagai kelas kontrol dan
siswa kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini disajikan dalam
Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan Kelas
Penyebaran Kontrol Eksperimen
Data
Nilai Terendah 30 50
Nilai Tertinggi 90 95
Mean 61,94 75,97
Median 65 80
Modus 70 95
Standar Deviasi 19,75 15,93

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh
kelas kontrol adalah 30, sedangkan kelas eksperimen sama dengan 50. Kelas kontrol
memperoleh nilai tertinggi sebesar 90, sementara kelas eksperimen 95. Mean yang
diperoleh pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut
sebesar 61,94 dan 75,97.
Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 65, sementara
kelas eksperimen sebesar 80. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol
sebesar 70, sementara kelas eksperimen sebesar 95. Kelas kontrol memperoleh
standar deviasi sebesar 19,75, sedangkan kelas eksperimen memperoleh 15,93.
49

3. Data Analisis Sub-Konsep Siswa


Materi jaringan tumbuhan dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 sub konsep yaitu
jaringan dewasa, jaringan meristem, jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong, jaringan pengangkut dan monokotil dikotil. Hasil analisis data sub-
konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data Sub-Konsep Siswa
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Sub-Konsep
(%) (%) (%) (%)
Jaringan dewasa 44.44 79.17 27.47 58.33
Jaringan meristem 51.39 79.63 42.13 59.26
Jaringan epidermis 57.41 86.11 79.63 85.19
Jaringan parenkim 52.78 81.94 50 66.67
Jaringan penyokong 47.22 95.83 52.78 87.50
Jaringan pengangkut 22.22 68.06 16.67 56.94
Monokotil dan Dikotil 19.44 45.37 12.96 33.33

Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen persentase


tertinggi ialah pada sub-konsep jaringan penyokong, jaringan epidermis dan
parenkim dengan persentase 95.83%, 86.11%, dan 81.94%. Tiga sub-konsep
tersebut mendapatkan persentase yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sub-
konsep lainnya. Pada kelas eksperimen persentase ketiga sub-konsep lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kelas kontrol.
50

4. Hasil Analisis Data Lembar Kerja Siswa (LKS)


Hasil penilaian LKS yang diperoleh oleh siswa kelas XI-IPA 3 sebagai kelas
kontrol dan siswa kelas XI-IPA 4 sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini
disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4. Penilaian LKS
Kontrol Eksperimen
Data LKS I LKS II LKS I LKS II
Max 75 80 80 90
Min 60 65 70 75
Mean 67.14 72.85 75 82.14

Tabel 4.4 di atas menunjukkan terjadi peningkatan nilai penggunaan LKS siswa
pada konsep jaringan tumbuhan. Hal ini terlihat dari rata-rata yang diperoleh masing-
masing kelompok yang mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.

5. Hasil Analisis Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru


Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar
selama pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Guru bidang studi IPA/Biologi berperan sebagai observer/pengamat selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan di kelas eksperimen yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran PBL. Hasil observasi ini berdasarkan pada
pengamatan observer dengan memberikan tanda ceklist (v) pada kolom “ya” atau
“tidak”.
Hasil observasi guru menunjukkan bahwa setiap tahapan yang terdapat dalam
rancangan pembelajaran dan tahapan PBL telah 100% dilaksanakan oleh peneliti
baik pada pertemuan I maupun pertemuan II. Pada kelas kontrol semua tahapan
dalam pembelajaran juga telah dilaksanakan, dengan ketercapaian 100%. Pada saat
menyampaikan urutan kegiatan ada beberapa siswa yang masih bertanya pada guru
karena suara kurang jelas. Pada saat membimbing penyelidikan di kelas eksperimen
51

terdapat kesulitan karena banyaknya siswa yang bertanya, tetapi tidak terlalu
mempengaruhi tahapan PBL lainnya.
Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan siswa mampu melaksanakan
semua tahapan PBL. Pada tahapan pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah,
siswa disajikan masalah kemudian mencari pemecahan masalah. Pada tahap
mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa duduk sesuai kelompok dan
mengorganisasikan tugas belajar terkait dengan permasalahan yang disajikan. Pada
tahap penyelidikan kelompok siswa melakukan diskusi dan penyelidikan terhadap
permasalahan dengan bimbingan dari guru. Pada tahap mengembangkan dan
menyajikan laporan, perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada tahap mengevaluasi, siswa dituntut untuk
mempersiapkan proses pemecahan masalah yang akan dievaluasi oleh guru. Dari
hasil observasi, siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan setiap kegiatan
pembelajaran pembelajaran dalam kelompok.
Ketercapaian hasil penilaian aktivitas siswa pada kelas eksperimen di
pertemuan I adalah 85%, sedangkan pada pertemuan II 90%. Ketercapaian penilaian
aktivitas siswa pada kelas kontrol adalah 71% pada pertemuan I, sedangkan pada
pertemuan II 85%. Hal ini menunjukkan siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran
dan berantusias mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui
bahwa siswa dan guru melakukan setiap tahapan yang terdapat dalam rancangan
pembelajaran.

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis


1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest
dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.5 berikut ini merupakan
hasil yang diperoleh dari perhitungan :
52

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas

Statistik Pretest Posttes


Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (n) 36
Lo 0,085 0,136 0,116 0,109
Ltabel 0.15
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Tabel 4.6 menunjukkan kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf
0.05. Data berdistribusi normal apabila Lo < Ltabel. Hasil Uji Normalitas Pretest
kelompok eksperimen diperoleh 0,085 < 0,15 dan kelompok kontrol diperoleh 0,136
< 0,15 dimana Lo < Ltabel, yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya, hasil
Uji Normalitas Posttest kelompok eksperimen diperoleh 0,116 < 0,15 dan kelompok
kontrol diperoleh 0,109 < 0,15, dimana Lo < L tabel, yang berarti data berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest kelas kontrol
maupun eksperimen. Tabel 4.6 berikut adalah perolehan hasil dari Uji Homogenitas:
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas
Statistik Pretest Posttes
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Varians 277,302 336,349 254,027 390,398
Nilai F hitung 1,2 1,53
Nilai F tabel 1,75 1,75
data homogen data homogen
Keputusan

Nilai Ftabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan
diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis homogenitas, yaitu jika Fhitung ≤
Ftabel maka dapat dinyatakan kedua data tersebut homogen. Data pada Tabel 4.7
menunjukan bahwa nilai Fhitung kedua data baik pretest maupun posttest lebih kecil
53

dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest dan posttest
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan siswa yang sama pada
saat pretest maupun posttest.

3. Hasil Uji Hipotesis


Uji prasyarat analisis statistik, menunjukkan bahwa data terdistribusi normal
dan homogen para pretest dan posttest. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Karena kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka uji
statistik yang digunakan adalah uji t pada taraf signifikan α = 0.05. sampel dinyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan apabila thitung> ttabel. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4.7. berikut ini.
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Statistik Pretest Posttest
thitung 0,46 3,14
ttabel 1.99
Keputusan H0 diterima H0 ditolak
Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan uji hipotesis, yaitu jika thitung >
ttabel, maka data dinyatakan H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran PBL terhadap hasil belajar
siswa pada konsep jaringan tumbuhan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil Uji-t data pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil
kedua kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan pengetahuan awal. Kedua
kelompok belajar memiliki pengetahuan awal yang sama sehingga, jika setelah
54

perlakuan kedua kelompok belajar terdapat perbedaan hasil belajar maka hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan proses belajar. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa thitung < ttabel , yaitu 0.46 < 1.99 sehingga hasil prestest siswa tidak berbeda.
Hasil analisa data posttest diketahui thitung=3.14 dan ttabel 1.99. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel), sehingga hasil
posttest berbeda signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar siswa ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol..
Perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model PBL berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keadaan ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang
menerapkan pembelajaran model PBL pada konsep jaringan tumbuhan lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul “Implementasi PBL
terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ)” yang
mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional,
maka model PBL tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar,
sehingga siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk
pembuatan keputusan.1 Peningkatan kemampuan kognitif peserta didik yang belajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sangat sedikit jika
dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
menggunakan PBL disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1) pembelajaran
konvensional bersifat teacher center cenderung satu arah; 2) pembelajaran

1
Ida Bgs Nym Semara Putera, “Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar
Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien ( IQ)”, Tesis Program Studi Pendidikan Sains,
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2012, h.8.
55

konvensional membuat peserta didik pasif, individual dan mengurangi kreativitas dan
3) pembelajaran konvensional cenderung membuat siswa tidak fokus pada materi.2
Materi pada konsep jaringan tumbuhan dibagi menjadi 7 sub-konsep yaitu
jaringan dewasa, jaringan meristem, jaringan epidermis, jaringan penyokong, jaringan
parenkim, jaringan pengangkut, dan monokotil dan dikotil. Persentase tertinggi yang
diperoleh siswa adalah pada sub-konsep jaringan penyokong, jaringan epidermis dan
parenkim dengan persentase 95.83%, 86.11%, dan 81.94%. Sedangkan pada sub-
konsep lain persentase yang diperoleh cenderung lebih rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran PBL sesuai digunakan dalam sub-konsep jaringan
penyokong, jaringan epidermis dan parenkim.
Proses pembelajaran juga menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang disesuaikan dengan model pembelajaran
yang digunakan. LKS digunakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
pembelajaran. LKS dikerjakan bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing
yang telah guru tentukan. Terjadi peningkatan nilai penggunaan LKS siswa baik pada
kelas eksperimen maupun kontrol, tetapi peningkatan tertinggi ada pada kelas
eksperimen. Mean kelas eksperimen juga lebih unggul jika dibandingkan dengan
mean pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada
kelas kontrol memperoleh skor yang rendah. Model pembelajaran PBL membuat
siswa lebih memahami materi karena siswa menemukan pemecahan permasalahan
sendiri dengan bimbingan guru dan diskusi kelompok. Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang berjudul “Pengaruh PBL berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil
Belajar IPA ditinjau dari Gaya Kognitif” yang menyatakan pengkondisian siswa
belajar berkelompok yang saling berinteraksi dengan guru dan temannya dapat

2
Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati, “Pengaruh Problem Based Learning
Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan
Kognitif Biologi”, Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol 23, 2013, h.43.
56

meningkatkan pencapaian ketuntasan belajar dapat diharapkan. Sedangkan


pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru.
Data hasil belajar tersebut didukung dengan data hasil observasi yang
menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model PBL pada konsep jaringan
tumbuhan memperoleh persentase sebesar 85% pada pertemuan pertama dan 90%
pada pertemuan kedua. Sedangkan pada kelas kontrol pada pertemuan pertama 71%
dan pertemuan kedua 85%. Artinya, secara keseluruhan penerapan model
pembelajaran PBL pada konsep jaringan tumbuhan dapat dilaksanakan dengan baik
oleh para siswa. Jadi dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran PBL
pada konsep jaringan tumbuhan dapat diterima oleh siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan kelas
kontrol. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, kelompok siswa yang belajar
dengan menggunakan model PBL memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan model konvensional.
Siswa pada kelas kontrol belajar secara konvensional yang ditandai dengan
diskusi, tanya jawab dan mengerjakan LKS. Proses pembelajaran yang seperti ini
menyebabkan siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
cenderung menghafalkan konsep yang diberikan tanpa memahami konsep-konsep
yang telah dierikan. Proses pembelajaran seperti ini tidak memberikan kesempatan
pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kurangnya pemahaman
siswa dapat berpengaruh pada kemampuan konsep siswa. Hal ini menyebabkan
penguasaan konsep jaringan tumbuhan siswa menjadi tidak optimal.
Siswa kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Tahapan pembelajaran PBL menuntut siswa untuk berperan aktif pada proses
pembelajaran. Hal ini karena setting pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya untuk
menyelesaikan permasalahan yang disediakan guru. Model pembelajaran PBL
57

mampu mengembangkan kreativitas serta kemampuan berpikir siswa dalam proses


pembelajaran.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan
Proses Sains Siswa”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah memberikan bekal kepada peserta didik tentang bagaimana cara
belajar memahami permasalahan dan memecahkannya sehingga peserta didik benar-
benar mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang otentik.3 Peningkatan
hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh guru, siswa dan model pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran sangat
mempengaruhi minat dan motivasi siswa untuk belajar sehingga mampu menentukan
tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa. Perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran PBL dan kelompok siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain,
model pembelajaran PBL lebih menitikberatkan pada permasalahan yang sering
terjadi di lingkungan siswa.
Pembelajaran PBL menghadapkan siswa pada permasalahan kemudian siswa
mengidentifikasi masalah lalu merumuskan masalah dan menentukan hipotesis.
Tahap berikutnya mencari penyelesaian permasalahan dengan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber dan data yang diperoleh dan dievaluasi. Tahapan
pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk lebih aktif pada proses pembelajaran dan
mampu mengembangkan kemampuan berpikir serta kompetensi yang siswa miliki
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.
Model pembelajaran PBL mampu menjadikan siswa untuk dapat belajar aktif dan
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu meningkatkan hasil

3
Didik Juliawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep
dan Keterampilan Proses Sains Siswa”, Skripsi pada IKIP Negeri Singaraja, Bali, 2012, h.13.
58

belajar siswa pada mata pelajaran biologi dikonsep jaringan tumbuhan. Pembelajaran
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa mampu mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan pelajaran
yang siswa pelajari di kelas. Proses belajar akan lebih bermakna karena siswa pernah
mengetahui masalah tersebut. Pembelajaran PBL student center sehingga mampu
meningkatkan kecakapan pemecahan masalah, lebih mudah mengingat dan
memahami, meningkatkan pengetahuan yang relevan, mendorong siswa berpikir,
membangun kepemimpinan dan kerjasama, kecakapan belajar dan memotivasi
siswa.4 Student center adalah ciri-ciri pembelajaran PBL dimana siswa berperan
menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, membuat
pertanyaan alternatif dan menyelesaikan masalah.5
Hasil observasi penilaian aktivitas siswa menunjukkan bahwa ketercapaian hasil
penilaian aktivitas siswa pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata yang sangat
baik. Hal ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung, siswa secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada
konsep jaringan tumbuhan. Meningkatnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.

4
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. (Jakarta: Kencana, 2009),
Cet. 1, h.27.
5
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.247
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep jaringan tumbuhan. Hal
tersebut didasarkan pada hasil hipotesis posttest melalaui uji-t dengan nilai thitung =
3.14 dan ttabel = 1.99, sehingga H1 dapat diterima karena nilai thitung > ttabel. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
(diskusi dan tanya jawab).

B. Saran
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain:
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan dalam
pembelajaran biologi, tetapi harus disesuaikan dengan konsep-konsep biologi
yang dianggap sesuai dengan model pembelajaran ini.
2. Dalam penerapan model PBL selanjutnya diharapkan peneliti mampu
mengkombinasikan dengan metode lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir
siswa.

59
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:


Kencana, 2009.

Anderson, Lorin W., dan Krathwohl, David R. Pembelajaran Pengajaran, dan


Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2010.

Belland, Brian R., Brian F. French., dan Peggy A. Ertmer, “Validity and Problem-
Based Learning Research: A Review of Instruments Used to Assess
Intended Learning Outcomes”. Interdisciplinary Journal of Problem-
based Learning. Vol. 3, 2009.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell. Biologi. Jakarta:
Erlangga, 2003.
Dananjaya, Utomo. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa, 2010.

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : PT Indeks, 2012.

Fathurrohman, Pupuh dan Sorby Sutikno. Strategi Belajar dan Mengajar.


Bandung: PT Refika Aditama, 2009.

Gerung, Nixon J. Conceptual Learning And Learning Style. Journal Uniera. Vol
1, 2012.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hosnan, Muhammad. Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran


abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Juliawan, Didik. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap


Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA

60
61

SMA Negeri 2 Kuta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Program Studi


Pendidikan IPA, 2012.

Kusumaningtias, Anyta, Siti Zubaidah dan Sri Endah Indriwati. “Pengaruh


Problem Based Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together
Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Kognitif
Biologi”. Jurnal Penelitian Kependidikan. Vol 23, 2013.

Mahendru, Priyanka., dan D.V. Mehindru. “Problem based Learning: Influence on


Students Learning in an Electronics & Communication Engineering
Course”. Global Journal of Research in Engineering Electronic and
Electronics Engineering. Vol. 11, 2011.

Meltzer, David E.. The relationship between mathematics preparation and


conceptual learning gains in physics: a possible „hidden variable‟ in
diagnostic pretest scores. American Journal of Physics. Vol. 70, 2002.

Muhson, Ali. “Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa melalui


Penerapan Problem Based Learning”. Jurnal Kependidikan. Vol.39.
2009, h.175.

Oktaviani, Laras Nyoman Dantes dan Wayan Sadia. “Pengaruh Model Problem
Based Learning Berbasis Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPA
ditinjau dari Gaya Kognitif”. Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 4, 2014.

Paidi. “Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA”, Artikel


Semnas FMIPA UNY. Yogyakarta.

Pusdiklat. Bahan Pembelajaran Problem-based Learning (Beajar Berbasis


Masalah), (2004), Diambil dari http://www.lrckesehatan.net/
cdroms_htm/pbl/pbl.htm pada tanggal 25 Desember 2014

Putera, Ida Bgs Nym Semara. “Implementasi Problem Based Learning (Pbl)
terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (Iq)”.
Tesis Program Studi Pendidikan Sains, 2012.

Pratiwi, D. A., Sri Maryati, Srikini, Suharno dan Bambang S. Biologi SMA Jilid 2
untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.

Rahayu, Indah Puji, Utari Yulianingsih, Dwi Septiani, Angga Adistia Wijaya dan
Sri Haryani. “Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media
Transvisi Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains”. Jurnal
Jurusan Kimia FMIPA UNESA, 2012.

Rusman. Model-Model pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.


62

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi kurikulum


2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Savery, John R., “Overview of Problem-based Learning: Definitions and


Distinctions”, Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning”. Vol.
1, 2006.
Siswanto, Maridi., dan Marjono. Pengaruh Problem-Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Hasil Belajar Kognitif
Biologi Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 4 No.2, 2012.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta, 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Remaja


Rosdakarya, 2010.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media, 2011.

Tim Dosen IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya:


Usaha Nasional, 1988.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Wardhani, Kusuma, Widha Sunarno dan Suparmi. Pembelajaran Fisika dengan


Model Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Multimedia dan
Modul ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan
Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri, 2012.

Wisudawati, Asih Widi., dan Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.


Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Zahroh, Afifatul, “Pengaruh Model pembelajaran Problem Based Learning


terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Jamur”, Skripsi
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta: 2012.
tidak dipublikasikan.

Zulfiani, Tonih Feronika., dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Tim Kreatif Faza Media, 2009.
61

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Jaringan tumbuhan
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.3. Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi ciri umum jaringan tumbuhan
2. Mengidentifikasi berbagai jenis jaringan pada tumbuhan
62

4.3. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.
Indikator :
1. Menganalisis hubungan antara struktur dengan funginya pada jaringan tumbuhan
2. Mengkomunikasikan hasil analisis mengenai jaringan tumbuhan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi

D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan kemampuan membelah


Jaringan meristem Jaringan dewasa
Bersifat
Totipotensi

Membentuk
 Jaringa pelindung (epidermis)
 Jaringan dasar (parenkim)
 Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
 Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
 Jaringan sekretori
63

Materi Ajar
 Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam
fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan
adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat,
lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya
mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel
pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Berdasarkan letaknya,
meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan meristem samping (lateral).
Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial
yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem ini,
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang. Meristem lateral merupakan jaringan
muda yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan
(antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
 Jaringan dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan
sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang besar
sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel.
Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan di antara
sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
 Struktur jaringan pada tumbuhan antara lain:
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang,
berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
64

b. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim
disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat
parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringan jaringan lain. Selain itu,
jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim.
c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada
tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan
kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini,
sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon
yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap
kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat
tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini
merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai
jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau
zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian
lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.

E. Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Diskusi, tanya jawab, kerja kelompok
65

F. Sumber / Bahan / Alat


Sumber :
 Sri Maryati. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006
 Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta: CV. Cipta Nugraha. 2006
 Irmaningtyas. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013
 Internet
Bahan : LKS yang dipersiapkan oleh guru
Alat : LCD
Laptop
White board dan alat tulis
Bahan presentasi Microsfot Power Point

G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Guru Siswa waktu
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru mengucapkan  Siswa menjawab salam 5 menit
salam pembuka  Mengamati:
 Guru menarik siswa memperhatikan
perhatian siswa gambar atau video yang
dengan menampilkan diberikan
gambar atau video  Menanya:
mengenai jaringan siswa bertanya mengenai
meristem dan jaringan gambar atau video
dasar. tersebut
 Guru memberikan  Mengeksplorasi:
kesempatan siswa siswa memperhatikan dan
untuk menanyakan menjawab pertanyaan
seputar gambar atau guru sesuai dengan
video. pengetahuan awal mereka.

Orientasi siswa  Guru menyampaikan  Siswa menyimak 5 menit


tujuan pembelajaran
kepada masalah
 Guru memberikan  Siswa menyimak dan
informasi mengenai mencatat hal-hal yang
model pembelajaran penting
yang akan
dilaksanakan yaitu
66

Tahapan Kegiatan Alokasi


Guru Siswa waktu
Pembelajaran
model Problem Based
Learning (PBL)
 Guru meminta siswa  Siswa menyimak
mengungkapkan pertanyaan guru dan
pendapatnya tentang menjawab sesuai dengan
jaringan tumbuhan pengetahuannya
melalui beberapa
pertanyaan, seperti:
a) Pernahkah kalian
mendengar kata
jaringan
tumbuhan?
b) Sebutkan contoh
jaringan
tumbuhan!
c) Apakah yang
dimaksud dengan
jaringan
tumbuhan?
Mengorganisasikan  Guru membagi kelas  Siswa menyimak dan 10 menit
dalam beberapa mulai berkumpul dengan
siswa untuk belajar
kelompok beranggota kelompoknya
5-6 siswa  Siswa bersama anggota
 Guru membagikan kelompoknya
setiap siswa LKS yang memecahkan
berisi masalah dan permasalahan bersama
harus dipecahkan oleh
siswa

Membimbing  Guru membimbing  Mengeksplorasi: 40 menit


siswa dalam Setiap anggota kelompok
pengalaman
menyelesaikan menyelesaikan
individual/kelompok permasalahan pada permasalahan dengan
LKS membaca sumber
 Guru memastikan referensi lain
setiap anggota  Mengasosiasi:
berpartisipasi dalam Siswa menganilisis hasil
menyelesaikan LKS pemecahan masalah
berdasarkan data yang
telah diperoleh
Mengembangkan dan  Guru meminta salah  Mengkomunikasi 15 menit
satu kelompok siswa Perwakilan kelompok
menyajikan hasil
untuk mempresentasikan hasil
67

Tahapan Kegiatan Alokasi


Guru Siswa waktu
Pembelajaran
karya mempresentasikan diskusinya
hasil kelompoknya
Menganalisis dan  Guru mengarahkan  Siswa menyimak dan 5 menit
siswa untuk mencatat
mengevaluasi proses
menyimpulkan
pemecahan masalah pembelajaran hari ini

Penutup  Guru mengevaluasi  Siswa mengerjakan tes 10 menit


siswa memberikan tes dengan seksama
tertulis mengenai
materi yang telah
dipelajari
 Guru mengarahkan  Siswa menyimak dan
siswa untuk mencatat
menyimpulkan  Siswa menjawab salam
pembelajaran hari ini
 Guru mengucapkan
salam penutup

H. Penilaian
Teknik Instrumen/Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran

Hasil Kerja LKS yang disertai


Pengetahuan Tes tulis Terlampir
rubrik

Penilaian Daftar cek atau skala penilaian


Sikap Terlampir
diskusi (rating scale) yang disertai rubrik

Soal Evaluasi
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Mengidentifikasi Sebutkan beberapa Meristem apikal : ujung pucuk utama dan 3
ciri umum jenis jaringan pucuk lateral serta akar
jaringan meristem Meristem interkalar: terdapat di jaringan
tumbuhan berdasarkan dewasa
posisinya dan Meristem lateral: sejajar dengan organ tempat
berikan contohnya! ditemukannya.
Apakah ciri-ciri sel-selnya sudah mengalami diferensiasi, 5
yang dimiliki kadang sel-selnya sudah mati, di antara sel-
jaringan dewasa? selnya dijumpai ruang antar sel dan memiliki
vakuola besar
68

2. Mengidentifikasi Sebutkan jenis Sklerenkim-kolenkim-parenkim 2


berbagai jenis jaringan
jaringan pada penyokong?
tumbuhan Urutkan dari
jaringan yang
terkuat!
Sebutkan beberapa Stomata : celah yang terdapat pada epidermis 5
jenis derivat yang dibatasi oleh sel penutuk, berfungsi
epidermis beserta untuk pertukaran gas
fungsinya! Trikoma : berbentuk rambut berfungsi
mengurangi penguapan dan melindungi
tumbuhan dari gangguan hewan
Sel kipas : mengurangi penguapan dengan
menggulung daun
3. Menganalisis Apakah yang Lingkaran tahun disebabkan karena adanya 5
hubungan antara menimbulkan aktivitas dari kambium dan musim.
struktur dengan terbentuknya Perkembangan cambium pada saat musim
fungsinya pada lingkaran tahun hujan berbeda dengan musim
jaringan pada pohon jati? kemarau.Ketika musim hujan, kambium
tumbuhan semakin cepat berkembang membelah sel ke
dalam dan ke luar. Membelah ke luar akan
membentuk floem (berfungsi mengangkut
hasil fotosisntesis) dan membelah ke dalam
akan membentuk xylem (berfungsi
mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah).
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum

Jakarta, 14 September 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dra. Pantiyani Henny Ernawati

NIP. 195710281983032000 NIM. 1111016100027


69

Instrumen Penilaian Sikap

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Biologi


Menggunakan Model Pembelajaran PBL

Nama Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta


Hari/Tanggal :

Jumlah Nilai
Indikator Penilaian Akhir
Nilai
No. Nama Siswa Keterampil Kerjasama Ketepatan Partisipasi
an waktu
bertanya

1.

2.

3.

4.

Rubrik Penilaian Sikap

Indikator 60
No. 88 s.d. 100 74 s.d. 87 61 s.d. 73
penilaian
1. Keterampilan Bertanya kepada teman Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
bertanya sekelompok atau guru aspek tidak satu aspek aspek yang
mengenai permasalahan terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
yang kurang dipahami,
pertanyaan relevan
dengan permasalahan

2. Kerjasama Bekerjasama dengan Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
sesama anggota aspek tidak satu aspek aspek yang
kelompok, mau terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
menerima pendapat
teman sekelompok dan
menyelesaikan
permasalahan dengan
terorganisir
70

Indikator 60
No. 88 s.d. 100 74 s.d. 87 61 s.d. 73
penilaian
3. Ketepatan Bekerjasama dengan Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
waktu teliti dan terorganisir, aspek tidak satu aspek aspek yang
Selesai pada waktu yang terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
telah ditentukan,
menggunakan waktu
sebaik-baiknya
4. Partisipasi Berpartisipasi dalam Jika salah satu Jika hanya Jika tidak ada
diskusi dengan mencari aspek tidak satu aspek aspek yang
data dari sumber terpenuhi yang terpenuhi terpenuhi
referensi, berpartisipasi
dalam menyampaikan
pendapat, aktif dalam
diskusi kelompok

Nilai Akhir : Jumlah Skor x 100


4
Skor Penilaian:
Kurang : 60 s.d. 69
Cukup : 70 s.d. 79
Baik : 80 s.d. 89
Sangat baik : 90 s.d. 100
71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Jaringan tumbuhan
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.3. Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan.
Indikator :
72

1. Mengidentifikasi berbagai struktur, fungsi organ, pada jaringan tumbuhan


2. Membandingkan struktur organ tumbuhan dikotil dan monokotil

4.3. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan


berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan
antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang
berlangsung pada tumbuhan.
Indikator :
1. Menganalisis hubungan antara struktur dengan funginya pada jaringan
tumbuhan
2. Menyajikan data hasil analisis mengenai struktur tanaman dikotil dan
monokotil

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur organ pada jaringan tanaman
2. Siswa dapat mengetahui perbedaan tanaman monokotil dan dikotil
3. Siswa dapat melakukan pengamatan mengenai jaringan pada tumbuhan
monokotil dan dikotil dengan menggunakan preparat awetan
4. Siswa dapat menyajikan data mengenai struktur tanaman dikotil dan
monokotil

D. Materi Ajar
1. Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki tujuan
atau peranan tertentu dalam tubuh. Organ pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif yaitu akar,
batang dan daun. Organ generatif yaitu bunga, buah dan biji.
73

2. Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah,


walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di
atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit.
3. Batang merupakan organ tumbuhan yang umumnya terletak di atas tanah,
walaupun ada beberapa tumbuhan yang batangnya berada di dalam tanah.
Namun, di sini batang mempunyai ciri-ciri khusus yaitu bagian yang
berdaun dan mempunyai buku dan ruas.
4. Daun merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memproses
fotosintesis. Daun berasal dari suatu jaringan pada meristem ujung suatu
kuncup pada batang. Daun memiliki struktur jaringan yang bermacam-
macam. Untuk memahami struktur jaringan pada daun.
5. Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan. Bunga
sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benangsari (alat
reproduksi). Bunga lengkap adaah bunga yang memiliki alat reproduksi
dan perhiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota.

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Praktikum, diskusi

F. Sumber / Bahan / Alat


Sumber :
 Sri Maryati. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006
 Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta: CV. Cipta Nugraha. 2006
 Irmaningtyas. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013
 Internet
Bahan : LKS yang dipersiapkan oleh guru
74

Alat : LCD
Laptop
White board dan alat tulis
Bahan presentasi Microsfot Power Point

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Alokasi


Guru Siswa waktu
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru mengucapkan  Siswa menjawab 5 menit
salam pembuka salam
 Guru mereview  Siswa memperhatikan
kembali pelajaran penjelasan guru
yang lalu  Mengamati:
 Guru menarik siswa memperhatikan
perhatian siswa gambar atau video
dengan yang diberikan
menampilkan  Menanya:
gambar atau video siswa bertanya
mengenai organ mengenai gambar
pada tumbuhan. atau video tersebut
 Guru memberikan  Mengeksplorasi:
kesempatan siswa siswa memperhatikan
untuk menanyakan dan menjawab
seputar gambar atau pertanyaan guru sesuai
video. dengan pengetahuan
awal mereka.

Orientasi siswa  Guru menyampaikan  Siswa menyimak 5 menit


tujuan pembelajaran
kepada masalah
 Guru memberikan  Siswa menyimak dan
informasi mengenai mencatat hal-hal yang
model pembelajaran penting
yang akan
dilaksanakan yaitu
model Problem
Based Learning
(PBL)  Siswa menyimak
75

Tahapan Kegiatan Alokasi


Guru Siswa waktu
Pembelajaran
 Guru meminta siswa pertanyaan guru dan
mengungkapkan menjawab sesuai
pendapatnya tentang dengan
organ tumbuhan pengetahuannya
dikotil dan
monokotil melalui
beberapa pertanyaan,
seperti:
a) Apakah yang
dimaksud
monokotil dan
dikotil?
b) Apakah sajakah
ciri-ciri tanaman
dikotil dan
monokotil?

Mengorganisasi  Guru membagi kelas  Siswa menyimak dan 10


dalam beberapa mulai berkumpul menit
kan siswa untuk
kelompok dengan kelompoknya
belajar beranggota 5-6 siswa  Siswa bersama
 Guru membagikan anggota kelompoknya
setiap siswa LKS memecahkan
yang berisi masalah permasalahan
dan harus bersama
dipecahkan oleh
melalui praktikum

Membimbing  Guru membimbing  Mengeksplorasi: 40 menit


siswa dalam Setiap anggota
pengalaman
kegiatan praktikum kelompok
individual/kelo dan menyelesaikan berpartisipasi dalam
permasalahan pada praktikum dan
mpok
LKS menyelesaikan LKS
 Guru memastikan  Mengasosiasi:
setiap anggota Siswa menganilisis
berpartisipasi dalam hasil pemecahan
menyelesaikan LKS masalah berdasarkan
data pengamatan
76

Tahapan Kegiatan Alokasi


Guru Siswa waktu
Pembelajaran
yang telah diperoleh
Mengembangka  Guru meminta salah  Mengkomunikasi 15 menit
satu kelompok siswa Perwakilan kelompok
n dan
untuk mempresentasikan
menyajikan mempresentasikan hasil diskusinya
hasil kelompoknya
hasil karya
Menganalisis  Guru mengarahkan  Siswa menyimak dan 5 menit
dan siswa untuk mencatat
mengevaluasi menyimpulkan
proses pembelajaran hari ini
pemecahan
masalah
Penutup  Guru mengevaluasi  Siswa menjawab 10 menit
siswa dengan pertanyaan
memberikan berdasarkan
pertanyaan pengetahuan yang
 Guru mengarahkan dimiliki
siswa untuk  Siswa menyimak dan
menyimpulkan mencatat
pembelajaran hari ini  Siswa menjawab
 Guru mengucapkan salam
salam penutup

H. Penilaian

Teknik Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Hasil Kerja LKS yang disertai
Pengetahuan Tes tulis Terlampir
rubrik
Daftar cek atau skala penilaian
Penilaian
Sikap (rating scale) yang disertai Terlampir
diskusi
rubrik
77

Soal Evaluasi
No. Indikator Soal Jawaban Skor
1 Mengidentifikasi Sebutkan tiga jaringan Akar : epidermis – 5
berbagai struktur, penyusun pada akar korteks-endodermis- stele
fungsi organ, dan batang tanaman Batang : epidermis-
pada jaringan dikotil ! korteks-stele
tumbuhan Apakah fungsi batang Fungsi batang adalah 5
dan sebutkan jaringan untuk menegakkan tubuh
yang bertanggung serta menghubungkan
jawab terhadap fungsi bagian akar dan daun.
tersebut? Jaringan yang
bertanggung jawab
terhadap fungsi tersebut
ialah jaringan epidermis
dan jaringan penyokong
2 Membandingkan Jelaskan perbedaan Akar monokotil : 5
struktur organ struktur anatomi akar, epidermis, korteks,
tumbuhan dikotil pada tanaman dikotil endodermis, xilem,
dan monokoti dan monokotil! paremkim, floem
Akar dikotil : epidermis,
korteks, endodermis,
perisikel, xilem,
parenkim, xilem primer,
xilem sekunder,
kambium, floem sekunder
floem primer
3 Menganalisis Mengapa akar Akar tanaman dikotil 5
hubungan antara tanaman dikotil lebih lebih kuat karena struktur
struktur dengan kuat jika dibandingkan anatominya yang lebih
funginya pada akar tanaman kompleks dibandingkan
jaringan monokotil? monokotil serta sistem
tumbuhan perakaran tunggang
sehinggamemiki akar
akar yang memanjang
dan mampu mengikat
tanah dengan baik
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
78

Jakarta, 16 September 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dra. Pantiyani Henny Ernawati

NIP. 195710281983032000 NIM. 1111016100027


79

Instrumen Penilaian Sikap

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Biologi


Menggunakan Model Pembelajaran PBL

NO ASPEK PENILAIAN
PENILAIAN K C B SB
1. Melakukan Tidak melakukan Tidak melakukan Kurang Melakukan
Praktikum praktikum namun eksperimen dan berkontribusi praktikum dan
melakukan hanya berdiam dalam praktikum berkontribusi penuh
kegiatan lain ketika diri saja. selama kegiatan
praktikum pengamatan.
berlangsung
2. Prosedur Tidak melakukan Melakukan melakukan Melakukan
praktikum praktikum praktikum tetapi praktikum sesuai praktikum sesuai
tidak sesuai dengan prosedur dengan prosedur
dengan prosedur pelaksanaan tetapi pelaksanaan
pelaksanaan terjadi kesalahan
3. Pengolahan Tidak mampu Kurang mampu Mampu mengolah Mampu mengolah
Data mengolah data dalam mengolah data hasil data hasil
tanaman jenis data hasil pengamatan tetapi pengamatan dengan
dikotil dan pengamatan dengan bantuan baik dan benar secara
monokotil hasil teman individual
pengamatan.
4. Kerjasama Tidak bekerjasama Kurang dapat Mampu Dapat bekerjasama
dengan anggota bekerjasama bekerjasama dengan baik antar
kelompok dengan anggota dengan anggota anggota sekelompok
kelompok kelompok dan saling
membantu
5. Presentasi Tidak dapat Kurang dapat Dapat Dapat
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi di hasil diskusi di hasil diskusi di hasil diskusi di depan
depan kelas depan kelas tetapi depan kelas tetapi kelas dengan baik.
masih ragu-ragu
Keterangan : Pedoman Penskoran
1 : Kurang 4. Sangat Baik Nilai : Jumlah Skor X 5
2 : Cukup
3 : Baik
80

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Jaringan tumbuhan
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
81

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.3. Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi ciri umum jaringan tumbuhan
2. Mengidentifikasi berbagai jenis jaringan pada tumbuhan
4.3. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan
berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan
antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses
yang berlangsung pada tumbuhan.
Indikator :
1. Menganalisis hubungan antara struktur dengan funginya pada jaringan
tumbuhan
2. Mengkomunikasikan hasil analisis mengenai jaringan tumbuhan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi
82

D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan kemampuan membelah


Jaringan meristem Jaringan dewasa
Bersifat
Totipotensi

Membentuk
 Jaringa pelindung (epidermis)
 Jaringan dasar (parenkim)
 Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
 Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
 Jaringan sekretori

Materi Ajar
 Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel
muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem,
biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel
meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan
dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak
sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel
meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Berdasarkan letaknya,
meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan meristem
samping (lateral). Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang
terbentuk oleh sel-sel initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat
tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi
83

dan panjang. Meristem lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk


oleh selsel initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan (antara
jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
 Jaringan dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah
lagi dan sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran
yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen
memiliki vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan
selaput yang menempel pada dinding sel. Sel-selnya telah mengalami
penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan di antara sel-selnya
dijumpai ruang antarsel.
 Struktur jaringan pada tumbuhan antara lain:
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer
seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas
satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya
isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan
bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat
ruang antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih
mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
b. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan
parenkim disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap
tumbuhan akan terdapat parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada
jaringan jaringan lain. Selain itu, jaringan parenkim disebut juga
84

jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif tubuhnya hanya terdiri


atas sel-sel parenkim.

c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat
tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi,
pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi
dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga tumbuhan tetap tegak
tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang berbatang kecil
pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap kokoh berdiri
dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai
penguat tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem.
Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi
tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat
mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang
telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya
yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.

E. Metode Pembelajaran
Model : Diskusi kelompok
Metode : Tanya jawab
85

F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
1 Kegiatan Orientasi Siswa menjawab 15 menit
Awal Guru membuka salam.
pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Guru meminta siswa Siswa
mempersiapkan diri mempersiapkan diri
dan membaca dan membaca
basmalah. basmalah.

Motivasi
Guru memotivasi siswa Siswa termotivasi
dengan untuk
memperlihatkan memperhatikan
gambar/video gambar/video
mengenai jaringan mengenai jaringan
akar, daun dan batang akar, daun dan
tumbuhan batang tumbuhan
Apersepsi
Guru menanyakan Siswa menjawab
kembali mengenai jenis pertanyaan mengenai
jaringan apa saja yang jenis jaringan yang
siswa ketahui mereka ketahui
2 Kegiatan Inti Eksplorasi 5 menit
Menjelaskan secara Memperhatikan
umum materi penjelasan guru
pembelajaran dengan
menggunakan peta
konsep

Elaborasi 40 menit
Guru membagi siswa Bergabung dengan
menjadi 5 kelompok kelompoknya
masing-masing
Guru membagikan Siswa mendengarkan
86

lembar kerja siswa dan perintah yang guru


menjelaskan berikan dan memulai
prosedurnya jalannya diskusi

Memberi kesempatan Bertanya jika ada


pada siswa untuk penjelasan materi
bertanya mengenai yang kurang
materi yang telah dipahami
didiskusikan
Konfirmasi Konfirmasi 15 menit
Meminta perwakilan Perwakilan
kelompok untuk kelompok
memaparkan hasil memaparkan hasil
diskusinya diskusi kelompoknya
masing-masing
Menjelaskan materi
yang kurang dipahami Mendengarkan
oleh siswa penjelasan guru
mengenai materi
yang kurang
dipahami

Guru memberikan Siswa menjawab


beberapa pertanyaan pertanyaan yang
mengenai materi yang guru berikan
telah dipresentasikan
3 Kegiatan Penarikan Kesimpulan Siswa memberikan 15 menit
Penutup Membantu siswa dalam kesimpulan terkait
menyimpulkan hasil dengan topik yang
pembelajaran dipelajari.
Evaluasi
Memberikan tes tertulis Mengerjakan tes
mengenai materi yang tertulis secara
dipelajari individu

Guru meminta siswa Siswa berdo’a dan


untuk berdo’a. menjawab salam.
87

Guru mengucapkan
salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber :
 Sri Maryati. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006
 Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta: CV. Cipta Nugraha. 2006
 Irmaningtyas. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013
 Internet
Alat : LCD
Laptop
White board dan alat tulis
Bahan presentasi Microsfot Power Point

H. Penilaian Hasil Belajar

Teknik Instrumen/Pedoman
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Penskoran
Pengetahuan Tes tulis Tes uraian Terlampir

Penilaian Daftar cek atau skala penilaian


Sikap Terlampir
diskusi (rating scale) yang disertai rubrik

Soal Evaluasi
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Mengidentifikasi Apakah yang Jaringan dewasa adalah jaringan yang 5
ciri umum dimaksud dengan terbentuk dari diferensiasi del-sel meristem.
jaringan jaringan dewasa? Contohnya ialah jaringan epidermis,
tumbuhan Sebutkanlah parenkim, pengangkut, penyokong dan sel
contoh dari gabus
jaringan dewasa
Apakah ciri-ciri Merupakan jaringan yang bersifat embrional, 5
yang dimiliki sel-selnya selalu aktif membelah yang
jaringan meristem? memiliki banyak protoplasma, dan vakuola
88

yang besar.
2. Mengidentifikasi Sebutkan jenis parenkim -kolenkim- sklerenkim 2
berbagai jenis jaringan
jaringan pada penyokong?
tumbuhan Urutkan dari
jaringan yang
terlemah!
Apakah yang Jaringan penyokong berfungsi untuk 5
dimaksud dengan kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi yang
jaringan memiliki dinding sel yang tebal, mengandung
penyokong? lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat
Sebutkanlah keras pada dinding sel.
contoh dari Jaringan kolenkim yaitu jaringan penyokong
jaringan atau penguat pada organ tubuh muda.
penyokong! Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan
penyokong yang terdapat pada organ tubuh
tumbuhan yang telah dewasa
3. Menganalisis Apakah yang Lingkaran tahun disebabkan karena adanya 5
hubungan antara menimbulkan aktivitas dari kambium dan musim.
struktur dengan terbentuknya Perkembangan cambium pada saat musim
fungsinya pada lingkaran tahun hujan berbeda dengan musim
jaringan pada pohon jati? kemarau.Ketika musim hujan, kambium
tumbuhan semakin cepat berkembang membelah sel ke
dalam dan ke luar. Membelah ke luar akan
membentuk floem (berfungsi mengangkut
hasil fotosisntesis) dan membelah ke dalam
akan membentuk xylem (berfungsi
mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah).
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum

Jakarta, 17 September 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dra. Pantiyani Henny Ernawati

NIP. 195710281983032000 NIM. 1111016100027


89

Penilaian Afektif Siswa


N Kelom Aspek yang dinilai Sk Nil
o pok Keterampil Keterampil Kerjasa Ketepat Partisipa or ai
an an ma an si
bertanya berkomunik waktu
asi
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2

Keterangan :

Skor 0 = tidak lengkap/tidak rapih/ tidak ada kerjasama/ kurang tepat waktu/ kurang
berpartisipasi

Skor 1 = kurang lengkap/ kurang rapih/ kurang ada kerjasama/ kurang tepat waktu/
kurang berpartisipasi

Skor 2 = lengkap/ rapih/ kerjasama baik/ tepat waktu/ partisipasi baik.

Jumlah skor maksimum = 10

Nilai yang dicapai =

Kriteria nilai :

9 – 10 =A

7–8 =B

5–6 =C

Kurang dari 5 = D
90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Jaringan tumbuhan
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
91

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.3. Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi berbagai struktur, fungsi organ, pada jaringan tumbuhan
2. Membandingkan struktur organ tumbuhan dikotil dan monokotil

4.3. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan


berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan
antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang
berlangsung pada tumbuhan.
Indikator :
1. Menganalisis hubungan antara struktur dengan funginya pada jaringan
tumbuhan
2. Menyajikan data hasil analisis mengenai struktur tanaman dikotil dan
monokotil

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi, diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi dari tiap jaringan
3. Mengidentifikasi letak tiap jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan proses terbentuknya suatu jaringan
5. Menjelaskan tipe berkas pengangkut pada jaringan
6. Menganalisis kaitannya antara struktur dengan fungsi
92

D. Materi Ajar
Peta Konsep
Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan kemampuan membelah


Jaringan meristem Jaringan dewasa
Bersifat
Totipotensi

Membentuk
 Jaringa pelindung (epidermis)
 Jaringan dasar (parenkim)
 Jaringan pengangkut (xylem dan floem)
 Jaringan penyokong (sklerenkim dan
kolenkim)
 Jaringan sekretori

Materi Ajar
 Jaringan meristem
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam
fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak
ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem
berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-
masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti
sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi meristem ujung (apikal), dan
meristem samping (lateral). Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda
yang terbentuk oleh sel-sel initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat
tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
panjang. Meristem lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh selsel
93

initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan (antara jaringanjaringan


dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan
besar ke samping.
 Jaringan dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi
dan sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif
besar dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang
besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada
dinding sel. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan
fungsinya, dan di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
 Struktur jaringan pada tumbuhan antara lain:
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang,
berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
b. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim
disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat
parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringan jaringan lain. Selain itu,
jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim.
94

c. Jaringan penunjang
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada
tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan
kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini,
sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon
yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap
kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan
tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat
tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan
ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai
jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau
zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian
lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.

E. Metode Pembelajaran
Model : Eksperimen
Metode : Tanya jawab

F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
1 Kegiatan Orientasi Siswa menjawab 15 menit
Awal Guru membuka salam.
pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Guru meminta siswa
95

mempersiapkan diri Siswa


dan membaca mempersiapkan diri
basmalah. dan membaca
basmalah.

Motivasi

Guru memotivasi Siswa


siswa dengan memperhatikan
memperlihatkan gambar/video
gambar/video tumbuhan monokotil
tumbuhan monokotil dan dikotil
dan dikotil

Apersepsi
Guru menanyakan
Siswa menjawab
apakah yang dimaksud
pertanyaan mengenai
monokotil dan dikotil?
pengertian monokotil
dan dikotil

2 Kegiatan Inti Eksplorasi 5 menit

Guru menjelaskan Siswa


mengenai ciri-ciri memperhatikan
tanaman monokotil penjelasan guru
dan dikotil

Elaborasi 40 menit

Guru membagi siswa Bergabung dengan


kelompoknya
96

menjadi 5 kelompok masing-masing

Siswa melakukan
pengamatan preparat
Guru meminta tiap
awetan tanaman
anggota kelompok
monokotil dan
untuk melakukan
dikotil
pengamatan preparat
awetan tanaman
monokotil dan dikotil

Guru meminta siswa


Siswa mencatat dan
mencatat dan
mendiskusikan hasil
mendiskusikan hasil
yang mereka amati
yang mereka amati

Konfirmasi Konfirmasi 15 menit

Meminta perwakilan Perwakilan


kelompok untuk kelompok
memaparkan hasil memaparkan hasil
pengamatannya pengamatan
kelompoknya
masing-masing

3 Kegiatan Penarikan Kesimpulan 15 menit


Penutup
Membantu siswa Siswa memberikan
dalam menyimpulkan kesimpulan terkait
hasil pembelajaran dengan topik yang
dipelajari.
97

Evaluasi

Memberikan tes Mengerjakan tes


tertulis mengenai tertulis secara
materi yang dipelajari individu

Guru meminta siswa Siswa berdo’a dan


untuk berdo’a. menjawab salam.

Guru mengucapkan
salam.

G. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber :
 Sri Maryati. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006
 Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta: CV. Cipta Nugraha. 2006
 Irmaningtyas. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013
 Internet
Alat : LCD
Laptop
White board dan alat tulis
Bahan presentasi Microsfot Power Point
98

H. Penilaian Hasil Belajar


Teknik
Jenis Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Penilaian
Hasil Kerja LKS yang disertai
Pengetahuan Tes tulis Terlampir
rubrik
Daftar cek atau skala penilaian
Penilaian
Sikap (rating scale) yang disertai Terlampir
diskusi
rubrik

Soal Evaluasi
No. Indikator Soal Jawaban Skor
1 Mengidentifikasi Sebutkan tiga jaringan Batang : epidermis-korteks-stele 5
berbagai struktur, penyusun pada batang
fungsi organ, pada tanaman dikotil !
jaringan tumbuhan Apakah fungsi akar dan Fungsi batang adalah untuk 5
sebutkan jaringan yang menegakkan tumbuha, menyerap
bertanggung jawab terhadap air dan mineral, dan menyimpan
fungsi tersebut? cadangan makanan. Jaringan
yang bertanggung jawab
terhadap fungsi tersebut ialah
epidermis, korteks, endodermis,
dan stele
2 Membandingkan Jelaskan perbedaan struktur Batang monokotil : Batas antara 5
struktur organ anatomi batang pada tanaman korteks dan stele kurang jelas.
tumbuhan dikotil dan dikotil dan monokotil! Antara xilem dan floem tidak
monokoti ada kambium (kolateral tertutup)
Batang dikotil : Batas antara
korteks dan stele jelas. Antara
xilem dan floem ada kambium
(kolateral terbuka)

3 Menganalisis Mengapa akar tanaman Akar tanaman dikotil lebih kuat 5


hubungan antara dikotil lebih kuat jika karena struktur anatominya yang
struktur dengan dibandingkan akar tanaman lebih kompleks dibandingkan
funginya pada monokotil? monokotil serta sistem perakaran
jaringan tumbuhan tunggang sehinggamemiki akar
akar yang memanjang dan
mampu mengikat tanah dengan
baik
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
99

Jakarta, 18 September 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dra. Pantiyani Henny Ernawati

NIP. 195710281983032000 NIM. 1111016100027


90

LAMPIRAN 3

LEMBAR KERJA SISWA I


Kasus Lingkaran Tahun pada Pohon Jati

Prosedur Penggunaan LKS Diskusi


1. Pada LKS ini, Anda akan melakukan kegiatan diskusi bab jaringan
tumbuhan
2. Tuliskan identitas anggota kelompok pada kolom yang disediakan
3. Lakukan perintah yang terdapat pada LKS
4. Tulisah sumber informasi yang anda gunakan dalam menyelesaikan
permasalahan
5. Waktu dalam menyelesaikan LKS adalah 40 menit
6. Seluruh anggota kelompok harus berpartisipasi dalam menyelesaikan
permasalahan

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

A. Tujuan
Mampu memecahkan masalah pada kasus lingkaran tahun
B. Permasalahan
Bani memotong pohon dengan menggunakan gergaji mesin beberapa
waktu lalu. Pohon yang dipotong antara lain adalah pohon melinjo dan pohon
jati yang telah ditanam bersamaan 20 tahun silam. Pohon jati merupakan
sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar berbatang lurus,
dapat tumbuh mencapai 30-40 m. Berdaun besar dan gugur di musim kemarau.
Pada saat pemotongan melintang pohon jati terlihat ada garis-garis pada batang
91

pohon jati. Beberapa orang mulai menduga-duga usia pohon ini. Ada yang
mengatakan bahwa pohon ini sudah lama, bahkan sejak 10 tahun yang lalu sudah
ada.Namun angka tahun pastinya masih belum tahu. Terhitung ada 20 lingkaran
tahun yang ada di bekas tebangan itu, dengan pembagian 10 lingkaran gelap dan
10 lingkaran terang yang lebih besar dari lingkaran hitam. Susunannya pun silih
berganti antara lingkaran putih dan lingkaran hitam. Sedangkan pada
pemotongan melintang tanaman melinjo tidak terdapat adanya garis garis yang
disebut lingkaran tahun padahal kedua tanaman ditanam secara bersamaan.

1. Tulislah masalah yang kalian temui pada wacana tersebut! Kemudian tuliskan
rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada
artikel yang telah kalian kaji!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

2. Buatlah hipotesis mengenai rumusan masalah tersebut!


…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Carilah data dengan membaca dari buku-buku sumber yang kalian miliki atau
literasi lain, dengan bertanya dan diskusi kelompok mengenai keterangan-
keterangan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut!
92

…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

4. Tulislah jawaban sementara dari sumber data yang relevan yang didapatkan.
Apakah hipotesis kalian sesuai?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
5. Buatlah kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah kalian diskusikan
dengan anggota kelompokmu!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
93

Kunci Jawaban LKS Problem Based Learning (PBL) 1

Indikator Indikator Soal Kunci Jawaban


Pembelajar PBL
an
1. Mengide Merumuskan Tulislah Lingkaran tahun terdapat pada tanaman jati
ntifikasi masalah masalah yang sedangkan pada tanaman mlinjo tidak
ciri kalian temui ditemukan
umum pada wacana
jaringan tersebut!
tumbuhan Kemudian  Apakah yang disebut lingkaran tahun?
2. Membeda tuliskan  Apakah yang menimbulkan terbentuknya
kan rumusan lingkaran tahun pada tanaman jati?
berbagai masalah dalam  Mengapa pada pohon jati dapat terbentuk
jaringan bentuk lingkaran tahun sedangkan pada tanaman
3. Mengide pertanyaan! melinjo tidak?
ntifikasi  Apakah yang menyebabkan lingkaran
jenis tahun ada yang berwarna gelap dan
jaringan terang?
pada Membuat Buatlah  Lingkaran pada batang tanaman karena
tumbuhan hipotesis dari hipotesis adanya aktivitas kambium
4. Menganal permasalahan mengenai  Karena tanaman jati termasuk tanaman
isis yang dikaji rumusan gymnospermae yang memiliki kambium
hubungan masalah  Karena pohon mlinjo tidak memiliki
antara tersebut kambium
struktur
dengan  Karena adanya pengaruh musim
fungsi Mencari data Carilah data  Jenis-jenis jaringan beserta struktur dan
jaringan yang relevan dengan fungsinya
tumbuhan untuk membaca dari  Sel penyusun jaringan
5. Mengko mendukung buku-buku  Aktivitas yang terjadi pada jenis-jenis
munikasi hipotesis sumber yang jaringan
kan hasil kalian miliki
analisis atau literasi
mengenai lain, dengan
jaringan bertanya dan
tumbuhan diskusi
kelompok
mengenai
keterangan-
keterangan yang
94

Indikator Indikator Soal Kunci Jawaban


Pembelajar PBL
an
berkaitan
dengan
permasalahan
tersebut!

Menguji Tulislah  Lingkaran tahun adalah aktivitas dari


kebenaran jawaban pembelahan sel-sel yang ada di kambium.
jawaban sementara dari Maka dari itu, yang dapat membentuk
sesuai literasi sumber data lingkaran tahun hanya batang tumbuhan
yang relevan yang relevan yang memiliki jaringan kambium.
yang  Lingkaran tahun disebabkan karena
didapatkan. adanya aktivitas dari kambium dan
Apakah musim. Perkembangan cambium pada
hipotesis kalian saat musim hujan berbeda dengan musim
sesuai? kemarau.Ketika musim hujan, kambium
semakin cepat berkembang membelah sel
ke dalam dan ke luar. Membelah ke luar
akan membentuk floem (berfungsi
mengangkut hasil fotosisntesis) dan
membelah ke dalam akan membentuk
xylem (berfungsi mengangkut air dan
mineral dari dalam tanah).
 Pohon jati memiliki lingkaran tahun
karena tergolong tanaman angiospermae
yang memiliki kambium sehingga dapat
membentuk lingkar tahun sedangkan
melinjo tergolong gymnospermae yang
tidak memiliki cambium
 ketika pohon memiliki ketersediaan air
yang banyak maka lingkaran putih lebih
besar, sementara lingkaran hitam lebih
sempit dan lebih tebal, karena jaringannya
mengering ketika musim kemarau yang
menyebabkan lingkaran menghitam. Untuk
mengetahui usia tanaman dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah garis hitam dan
putih, jika terdapat 30 garis hitam dan putih
berarti usia pohhon sudah 15 tahun
Menyimpulka Buatlah Lingkar tahun terbentuk karena adanya
95

Indikator Indikator Soal Kunci Jawaban


Pembelajar PBL
an
n kesimpulan dari aktivitas kambium yang terdapat pada
penyelesaian pemecahan tanaman gymnospermae, timbulnya garis
masalah masalah yang gelap terang dipengaruhi oleh musim yang
telah kalian terjadi
diskusikan
dengan anggota
kelompokmu!

Pedoman Penskoran LKS

N Kel Aspek yang dinilai S N


o om Rumusan Membuat Mencari Menguji Menyimpu k il
pok masalah hipotesis data yang kebenaran lkan o ai
relevan jawaban r
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

No. Aspek Kriteria Skor


1. Rumusan Rumusan masalah dibuat dengan kalimat 4
masalah tanya yang relevan dengan artikel dan mudah
dipahami
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kaimat 3
tanya namun kurang relevan sehingga sulit
dipahami
Rumusan masalah tidak dalam bentuk kalimat 2
tanya sehingga sulit dipahami
Tidak ada jawaban 1
96

No. Aspek Kriteria Skor


2. Membuat Hipotesis tepat, relevan dengan permasalahan 4
hipotesis dengan penulisan mudah dimengerti
Hipotesis tepat, relevan dengan permasalahan 3
namun penulisannya sulit dimengerti
Hipotesis tidak tepat dengan permasalahan 2
dan penulisannya sulit dimengerti
Tidak ada jawaban 1
3. Mencari data Data yang diperoleh relevan dengan topik 4
yang relevan permasalahan dengan penulisan mudah
dipahami
Data yang diperoleh relevan dengan topik 3
permasalahan namun penulisan sulit dipahami
Data yang diperoleh tidak relevan dengan 2
topik permasalahan
Tidak ada jawaban 1
4. Menguji Hasil uji kebenaran jawaban tepat dan 4
kebenaran penulisan mudah dimengerti
jawaban Hasil uji kebenaran tepat namun penulisan 3
sulit dimengerti
Hasil uji kebenaran tidak tepat dan penulisan 2
sulit dimengerti
Tidak ada jawaban 1
5. Menyimpulkan Menyimpulkan hasil pemecahan permasalahan 4
penyelesaian yang relevan dengan permasalahan dan sesuai
masalah dengan data
Menyimpulkan hasil pemecahan permasalahan 3
yang tepat dengan permasalahan namun tidak
97

No. Aspek Kriteria Skor


sesuai dengan data
Menyimpulkan hasil pemecahan masalah 2
dengan tidak tepat namun data sesuai
Tidak ada jawaban 1

Skor LKS = skor yang diperoleh x 100


Skor maksimum
98

LEMBAR KERJA SISWA II

JARINGAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Prosedur Penggunaan LKS Diskusi


1. Pada LKS ini, Anda akan melakukan kegiatan praktikum bab jaringan tumbuhan
2. Tuliskan identitas anggota kelompok pada kolom yang disediakan
3. Lakukan perintah yang terdapat pada LKS
4. Lakukan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah yang telah didiskusikan dengan
anggota kelompok
5. Tulisah sumber informasi yang anda gunakan dalam menyelesaikan permasalahan
6. Selesaikan kegiatan praktikum sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
7. Seluruh anggota kelompok harus berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan

Hari/Tanggal :
Kelas/Semester :
Kelompok :
Anggota :

Permasalahan

“Di kebun terdapat pohon kelapa dan pohon jagung yang sama sama memiliki sistem
perakaran serabut dan daun sejajar. Selain itu juga terdapat pohon kacang tanah
dengan sistem perakaran tunggang. Pohon kelapa mampu tumbuh besar dan tinggi
namun mengapa hal ini tidak dapat terjadi pada pohon jagung? Padahal kedua
tanaman ini memiliki karakteristik yang sama. Adakah hubungan antara tanaman
dikotil dan tanaman monokotil diantara tanaman tersebut?
99

Alat dan bahan

1. Mikroskop dan perlengkapannya


2. Preparat awetan penampang melintang akar, batang dan daun monokotil (jagung)
dan dikotil (kacang tanah)

Prediksi
Prediksikan apakah yang menyebabkan tanaman kelapa mampu tumbuh besar
sedangkan tanaman jagung tidak?

Eksplorasi/Eksperimen
Rancanglah langkah-langkah percobaanmu dan nyatakan sebagai prosedur
percobaan!

Data Pengamatan
Gambarkanlah hasil pengamatan yang telah kalian dapatkan!

Analisis
100

Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan samakah dengan prediksi yang
kamu buat? Apa perbedaan dan persamaannya? Berikan analisamu!

Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II


101

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II

Prediksi
Pohon kelapa dapat tumbuh menjadi besar itu disebabkan oleh aktivitas sel-sel
meristemnya bukan merupakan aktivitas kambium karena pohon kelapa tergolong
monokotil.

Eksplorasi/Eksperimen
1. Bekerjalah dalam kelompok dengan anggota tiap kelompok 4 orang.
2. Ambil/pilihlah mikroskop yang baik.
3. Tentukan fokus cahaya pada mikroskop
4. Letakkan preparat awetan yang telah disiapkan pada meja benda kemudian amati
dengan mikroskop
5. Gambarlah hail pengamatan, perhatikan jaringan yang teramati dan tentukan
bagian-bagiannya .
6. Lakukan pengamatan untuk preparat yang lain
7. Bandingkan susunan anatomi akar monokotil dan dikotil

Analisis Data
No Organ Monokotil Dikotil
1 Akar Memiliki parenkim sentral Tidak memiliki parenkim sentral,
Tidak memiliki cambium memiliki cambium di antara xylem dan
Xilem primer dan floem primer terletak floem, xylem primer terletak di pusat
berselang-seling (radial) akar dan floem primer terletak di uar
xilem primer
2 Batang Batas antara korteks dan stele kurang Batas antara korteks dan stele jelas.
jelas. Antara xilem dan floem tidak ada Antara xilem dan floem ada kambium
kambium (kolateral tertutup) (kolateral terbuka)
3 Daun Tidak memiliki jaringan parenkim Memiliki jaringan parenkim palisade
palisade, tetapi tersusun dari sel-sel pada sisi atas dari bagian atas daun
parenkim yang struktur dan ukurannya
seragam

Kesimpulan
Tanaman merupakan monokotil yang mampu tumbuh besar, namun pertambahan
volume pada batang ini bukan merupakan akibat dari aktivitas kambium seperti pada
tanaman dikotil. Pertambahan besar batang tanaman kelapa ini disebabkan oleh
adanya aktivitas jaringan meristem yang selalu aktif membelah.
102

Pedoman Penskoran Lembar Kerja Siswa II

No. Aspek Skor


yang 0 1 2 3
dinilai
1 Prediksi Tidak ada Hipotesis tidak Hipotesis tepat, Hipotesis tepat, relevan
jawaban tepat dengan relevan dengan dengan permasalahan
permasalahan permasalahan dengan penulisan
dan namun mudah dimengerti
penulisannya penulisannya
sulit dimengerti sulit
dimengerti
2 Eksplora Tidak ada Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan tahapan
si jawaban tahapan tahapan percobaan dengan
percobaan percobaan bahasa yang mudah
dengan bahasa dengan bahasa dipahami secara urut
yang mudah yang sulit dan tepat
dipahami dipahami
namun tidak namun tepat
tepat
3 Analisis Tidak ada Data yang Data yang Data yang diperoleh
data jawaban diperoleh tidak diperoleh relevan dengan topik
relevan dan relevan dengan permasalahan dengan
sulit dipahami topik penulisan mudah
permasalahan dipahami
dengan tulisan
yang sulit
dipahami
4 Kesimpu Tidak ada Menyimpulkan Menyimpulkan Menyimpulkan hasil
lan jawaban hasil hasil pemecahan
pemecahan pemecahan permasalahan yang
permasalahan permasalahan relevan dengan
yang tidak yang relevan permasalahan dan
relevan dengan dengan sesuai dengan data
permasalahan permasalahan
dan tidak namun tidak
sesuai data sesuai data

Skor LKS = skor yang diperoleh + 4 = 100


Skor maksimum
103

LAMPIRAN 4
LEMBAR KERJA SISWA I
Jaringan dan Organ pada Tumbuhan

Prosedur Penggunaan LKS Diskusi


1. Pada LKS ini, Anda akan melakukan kegiatan diskusi bab jaringan
tumbuhan
2. Tuliskan identitas anggota kelompok pada kolom yang disediakan
3. Lakukan perintah yang terdapat pada LKS
4. Waktu dalam menyelesaikan LKS adalah 40 menit
5. Seluruh anggota kelompok harus berpartisipasi dalam menyelesaikan
permasalahan

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

A. Tujuan
1. Mampu menyebutkan berbagai jaringan tumbuhan beserta struktur dan fungsinya
2. Mampu mengidentifikasi berbagai jaringan yang organ tumbuhan (akar, batang,
daun dan bunga)

C. Cara Kerja
1. Perhatikan penjelasan guru dan slide powerpoint yang ditampilkan (gambar dan
teks)!
2. Jawablah pertanyaan sesuai hasil pengamatan dan diskusi dalam kelompok!
3. Jika perlu, gunakan sumber belajar lain untuk menjawab pertanyaan!
104

D. Soal Diskusi
1. Berdasarkan pengamatan, apa saja ciri-ciri jaringan meristem?

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
2. Sebutkan 5 jenis jaringan dewasa beserta fungsinya?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
3. Kaitan struktur jaringan epidermis dengan fungsinya sebagai jaringan pelindung!
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
105

4. Sebutkan perbedaan yang terdapat pada jaringan kolenkim dan jaringan


sklerenkim?
No. Jaringan Kolenkim Jaringan Sklerenkin

5. Sebutkan perbedaan yang terdapat pada jaringan xilem dan jaringan floem!
No. Xilem Floem
106

Jawaban
1. Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda
dalam fase pembelahan dan pertumbuhan, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding
sel yang tipis, mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih
inti sel, vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak
ada.
2. - jaringan epidermis :melindungi bagian dalam tumbuhan
-jaringan parenkim : menyimpan cadangan makanan
-jaringan penyokong :menguatkan tumbuhan
-jaringan pembuluh: mengangkut nutrisi yang diperlukan tumbuhan
-jaringan gabus : melindungi jaringan dari kekurangan air
3. Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja dan tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan ruangan antarsel.
Karena strukturnya yang sangat rapat dan hanya mengandung sedikit protoplasma
maka jaringan epidermis mampu melindungi bagian dalam sel tumbuhan.
4. Perbedaan jaringan kolenim dan sklerenkim
No. Jaringan Kolenkim Jaringan Sklerenkin

1. Berfungsi menunjang organ Menunjang organ yang telah dewasa pada


muda tanaman tanaman
2. Letak kolenkim di tepi Letak sklerenkim dibawah epidermis
3. Sel kolenkim memanjang ke
arah poros panjang organ Memiliki dinding sel yang tebal, berlignin
tempat berada dan ditandai dan protoplasmanya mati
dengan sel primer berdinding
tebal
4. Sifat jaringan kolenkim adalah Sifat jaringan sklerenkim primer, dewasa
primer dan hidup dan mati
107

5. Penyusun xilem dan floem


No. Xilem Floem
1. Xilem berfungsi mengangkut air Floem berfungsi mengangkut dan
dan zat-zat mineral (hara) dari akar mengedarkan zat-zat makanan hasil
ke daun serta sebagai jaringan fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
penguat tumbuhan
2.
Xilem terdiri atas beberapa unsur Floem tersusun atas sel-sel yang masih aktif
atau sel-sel yaitu unsur atau hidup dan yang telah mati.
trakeal (trakea dan trakeida), serat Jaringan floem merupakann dewasa yang
xilem, dan parenkim xilem kompleks.
3. Pada umumnya, sel-sel penyusun Floem terdiri dari beberapa sel atau unsur
xilem telah mati dengan dinding sel yaitu unsur-unsur kibral, sel pengantar,
yang tebal dan mengandung lignin. sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat
floem.
108

LEMBAR KERJA SISWA


STRUKTUR DAN FUNGSI PADA JARINGAN TUMBUHAN

Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

Indikator :
1. Siswa mampu membedakan berbagai jaringan penyusun organ tumbuhan
(epidermis, kolenkim, skelerenkim, parenkim., xilem, floem, dan kambium).
2. Siswa mampu mendeskripsikan cara penggunaan mikroskop dengan benar
3. Siswa mampu melakukan diskusi dengan baik.

A. Landasan Teori
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer
seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan
sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang,
berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan
parenkim disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan
terdapat parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringanjaringan lain. Selain itu,
jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim. Jaringan parenkim memiliki membran
sel yang tipis dan jarang mengandung lignin. Sel ini masih melakukan aktivitas hidup
dan mempunyai vakuola yang berisi zat makanan. Jaringan parenkim memiliki
kloroplas dan berbentuk poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran
udara. Selain membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen
dari dua jaringan kompleks, yaitu xilem dan floem.
Jaringan kolenkim terdapat pada organ tumbuhan, terutama pada golongan
dikotil yaitu pada bagian daun, batang, dan bunga. Jarang terdapat pada bagian akar
yang berada dalam tanah. Hanya kadang-kadang tumbuhan yang akarnya menjulang
109

di atas tanah didapati jaringan kolenkim. Pada beberapa golongan tumbuhan


monokotil, jaringan kolenkim tidak terdapat pada
jaringan batang maupun daunnya, hal ini disebabkan karena yang berkembang lebih
dahulu adalah jaringan mekanik yang berupa jaringan sklerenkim. Letak jaringan
yaitu pada jaringan perifer, tepat di bawah epidermis daun dan batang.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau
organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala
tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah.
xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke
bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang
kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang
telah mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun
xilem telah mati dengan membrane selnya yang tebal dan mengandung lignin
sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem
mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa
macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif
dan sel-sel yang telah mati.

B. Alat dan Bahan


 Mikroskop dan perlengkapannya
 Preparat awetan jaringan tumbuhan monokotil dan dikotil
 Lembar Kerja Siswa

C. Langkah Kerja
1. Bekerjalah dalam kelompok dengan anggota tiap kelompok 4 orang.
2. Ambil/pilihlah mikroskop yang baik.
3. Tentukan fokus cahaya pada mikroskop
4. Gunakan perbesaran lemah terlebih dahulu
5. Letakkan preparat awetan yang telah disiapkan pada meja benda kemudian
amati dengan mikroskop
6. Gunakan sekrup kasar terlebih dahulu dengan perbesaran lemah untuk
mencari fokus benda
110

7. Gantilah dengan perbesaran kuat dengan memutar revolver pada mikroskop


anda
8. Gunakan sekrup halus untuk mencari fokus bayangan
9. Gambarlah jaringan yang teramati dan tentukan bagian-baginannya .
10. Lakukan pengamatan untuk preparat yang lain (tukarkan preparat dengan
kelompok yang lain).
11. Diskusikan hasil pengamatan anda dengan temanmu
12. Jawablah pertanyaan yang ada
13. Presentasikan hasil pengamatan anda di depan kelas

D. Hasil Pengamatan
Organ Monokotil Dikotil
Akar

Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :

Batang
111

Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :

Daun

Perbesaran : Perbesaran :
Keterangan : Keterangan :
112

Pertanyaan :

1. Jaringan apa saja yang terdapat pada batang ?


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Jaringan apa saja yang terdapat pada daun?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Apakah perbedaan anatomi daun monokotil dengan dikotil? Jelaskan jika terdapat
perbedaan.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
4. Apakah semua sel mempunyai kloroplas mengapa demikian?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

5. Di bagian manakah terdapat banyak stomata? Apa fungsi stomata?


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
113

Jawaban:
1. Jaringan pada batang : epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, berkas
pengangkut
2. Daun : epidermis, dan modifikasinya, jaringan dasar, pengangkut,
penguat, jaringan sekretori
3.

No Organ Monokotil Dikotil


1 Akar Memiliki parenkim sentral Tidak memiliki parenkim sentral,
Tidak memiliki cambium memiliki cambium di antara xylem dan
Xilem primer dan floem primer terletak floem, xylem primer terletak di pusat
berselang-seling (radial) akar dan floem primer terletak di uar
xilem primer
2 Batang Batas antara korteks dan stele kurang Batas antara korteks dan stele jelas.
jelas. Antara xilem dan floem tidak ada Antara xilem dan floem ada kambium
kambium (kolateral tertutup) (kolateral terbuka)
3 Daun Tidak memiliki jaringan parenkim Memiliki jaringan parenkim palisade
palisade, tetapi tersusun dari sel-sel pada sisi atas dari bagian atas daun
parenkim yang struktur dan ukurannya
seragam
4. Setiap sel tumbuhan memiliki kloroplas namun banyak sedikitnya berbeda beda.
Kloroplas paling banyak ditemukan pada jaringan palisade atau jaringan tiang di
bagian daun
5. stomata paling banyak ditemui pada bagian daun. Pada permukaan lapisan
epidermis ditemukan pula stomata, yang berfungsi untuk pertukaran udara dan
mengatur transpirasi. Stomata dapat berada di kedua permukaan daun (amfistomatik)
atau salah satu permukaan, antara lain di bagian bawah (hipostomatik). Pada daun
terapung di air, stomata hanya terdapat di bagian atas (epistomatik). Letak stomata
dapat sejajar dengan epidermis lainnya (stomata paneropor), tenggelam
dibandingkan deretan epidermis (stomata kriptopor) atau kadang-kadang berada di
atas permukaan sel-sel epidermis seperti pada daun terapung.
LAMPIRAN 5
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : IPA/BIOLOGI
Alokasi Waktu : 1x 45 menit
Jumlah Soal : 25 Soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar :
3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan
berdasarkan hasil pengamatan.
4.3 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman
hubungan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan
Ranah Kunci No. Soal
Indikator Indikator Soal Naskah soal
Kognitif Jawaban
1. Mengidentifikasi ciri-  Menyebutkan ciri-ciri 1. Manakah dibawah ini yang merupakan ciri- C1 E 2
ciri umum jaringan jaringan tumbuhan ciri pada jaringan dewasa .… faktual
tumbuhan a. Mempunyai aktivitas memperbanyak diri
b. Mempunyai ukuran yang relatif kecil
dibanding sel-sel meristem
c. Terdiri dari sel-sel yang masih hidup
d. Terdapat di ujung pucuk pertama dan
pucuk lateral serta ujung akar
e. Diantara sel-selnya dijumpai ruang antar
sel

114
 Menidentifikasi jaringan Tumbuhan yang masih muda walaupun C2 D
kolenkim belum berkayu tetapi dapat tumbuh tegak. faktual
Jaringan yang memberikan kekuatan pada
tumbuhan yang masih muda adalah ….
a. Parenkim
b. Sklerenkim
c. Kolenkim
d. Epidermis
e. Xilem dan floem
 Menyebutkan istilah Bagian yang berasal dari epidermis, biasanya C1 B 1
pada bagian jaringan berbentuk rambut.. faktual
yang berbentuk duri a. Stroma
b. Trikoma
c. Stomata
d. Sel kipas
e. sklereid
 Menjelaskan fungsi dari Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah… C1 A 3
trikoma a. Mengurangi penguapan faktual
b. Mengatur gerakan sel penutup
c. Tempat pertukaran gas
d. Mengokohkan tumbuhan
e. Jaringan pengangkut
 Mengetahui istilah-istilah Epidermis ganda yang terdapat pada tanaman C1 C 5
pada jaringan anggrek disebut,… faktual
a. Sistolit
b. Litokis
c. Velamen

115
d. Noktah
e. Sklereid
2. Kutikula daun dapat menahan masuknya air C1 E
hujan atau embun karena mengandung …. faktual
a. Kitin
b. Damar
c. Rambut kelenjar
d. Anilin sulfat
e. Lapisan lilin

 Mengidentifikasi jenis Jaringan yang sel-selnya selalu aktif C1 C 4


jaringan membelah adalah …. faktual
a. jaringan dewasa
b. jaringan pelindung
c. jaringan meristem
d. jaringan dasar
e. jaringan penguat

 Mengidentifikasi fungsi Manakah di bawah ini yang akan berfungsi C1 B


trakeid dalam keadaan sel mati? konseptual
a. Sel pengantar
b. Trakeid
c. kambium
d. Kolemkim
e. Parenkim korteks
 Mengidentifikasi jaringan Suatu jaringan yang terdapat pada batang C2 A
kolenkim muda dan tangkai daun yang sedang tumbuh konseptual

116
serta berfungsi sebagai penguat adalah….
a. Kolenkim
b. Meristem
c. Sklerenkim
d. Parenkim
e. Epidermis

 Mengidentifikasi jaringan Di antara jaringan berikut yang di C2 C


pengangkut dalamnya terdapat berkas pengangkut konseptual
adalah….
a. Epidermis
b. Korteks
c. Stele
d. Endodermis
e. Eksodermis

 Mengidentifikasi fungsi Pernyataan yang benar tentang derivat C2 A


derivat epidermis epidermis pada tumbuhan dan fungsinya konseptual
adalah….
a. Stomata sebagai tempat pertukaran gas
pada saat fotosintesis
b. Lentisel sebagai tempat berlangsungnya
reproduksi
c. Trikoma mencegah kerusakan lapisan
batang bagian dalam
d. Kutikula berperan penting dalam proses
respirasi

117
e. Duri berperan sebagai tempat keluarnya
cairan pada saat gutasi
 Mengidentifikasi fungsi Fungsi dari ruang antarsel pada kebanyakan C1 C
dari ruang antar sel jaringan pada tumbuhan adalah …. faktual
a. Memungkinkan pergerakan senyawa-
senyawa organik
b. Menyediakan ruang untuk penambahan
materi dinding sekunder pada sel
c. Sebagai tempat pertukaran gas
d. Mempertahankan tekanan turgor
e. Sebagai tempat sekresi ekstraseluler
2. Membedakan berbagai  Membedakan jaringan Apakah yang membedakan meristem primer C2 A 13
jaringan meristem primer dan dengan meristem sekunder? konseptual
sekunder a. Asal perkembangan selnya
b. Letak floem
c. Letak xylem
d. Letak floem dan xylem
e. derivatnya
 Mengurutkan Pada penampang melintang batang suatu C3 E 16
penampang melintang jenis tumbuhan terdapat jaringan sebagai konseptual
jaringan berikut:
1) Epidermis
2) Korteks
3) Floem
4) Xylem
5) Kambium
Bila dilihat dengan menggunakan mikroskop

118
dari dalam keluar berutut-turut akan tampak
bagian…
a. 1-2-3-4-5
b. 1-2-3-5-4
c. 1-2-4-5-3
d. 3-5-4-2-1
e. 4-5-3-2-1
 Membedakan Seperti halnya jaringan sklerenkim, jaringan C3 C
jaringan kolenkim kolenkim juga digolongkan sebagai jaringan konseptual
dan sklerenkim penyokong pada tumbuhan. Namun,
kolenkim dibedakan dari sklerenkim sebab
memiliki ciri berupa….
a. Berfungsi sebagai jaringan penyokong
b. Mengalami penebalan pada dinding
selnya
c. Penebalan dinding sel hanya terjadi pada
sudutnya
d. Penebalan dinding sel dari zat lignin
e. Umumnya bersama jaringan lain
membentuk batang
 Menafsirkan Berikut ini merupakan perbedaan tanaman C2 E 14
perbedaan tanaman dikotil dengan monokotil… konseptual
dikotil dan monokotil a. Akar tunggang
b. Daun menyirip dan menjari
c. Kelipatan 2
d. Memiliki kambium
e. Daun sejajar

119
3. Mengidentifikasi  Mengidentifikasi Jaringan dewasa berikut yang sel-sel C1 D 6
berbagai jaringan karakteristik jaringan penyusunnya masih hidup dan memiliki faktual
pada tumbuhan parenkim organel sel lengkap adalah ….
a. floem
b. xilem
c. meristem
d. parenkim
e. kolenkim
 Mengidentifikasi Jaringan yang berfungsi keluar membentuk C1 A 7
karakteristik kulit, keluar membentuk kayu adalah ... faktual
kambium a. kambium
b. epidermis
c. kayu
d. Endodermis
e. epidermis
 Mengidentifikasi Jaringan pembuluh yang berfungsi sebagai C1 A 8
fungsi jaringan alat angkut air dan mineral dari akar ke daun faktual
tumbuhan adalah....
a. Xylem
b. Floem
c. Palisade
d. Spons
e. Sklereid
 Mengkategorikan Berikut ini yang merupakan komponen xilem C2 B 15
komponen xilem adalah …. faktual
a. trakea, serabut xilem, dan sel pengiring
b. trakea, trakeid, serabut xilem, dan

120
parenkim xilem
c. trakea, trakeid, sel tapis, dan sel
pengiring
d. serabut xilem, parenkim xilem, dan sel
tapis
e. serabut xilem, sel pengiring, sel tapis,
dan parenkim xilem
 Membedakan Sklerenkim berbeda dengan kolenkim sebab C4 E 21
jaringan sklerenkim kolenkim… konseptual
dan kolenkim a. Tersusun atas sel yang mati
b. Dinding sel mengalami penebalan
selulosa
c. Memiliki ruang antar sel
d. Dinding selnya tebal dan keras
e. Penebalan sel terdapat pada sudut sel

 Mengurutkan susunan Berdasarkan gambar di bawah ini C3 A 17


jaringan bagaimanakah urutan yang benar? faktual
A

121
B

a. A apikal, B interkalar, C lateral


b. A apikal, B lateral, C interkalar
c. A lateral, B interkalar, C apikal
d. A lateral, B apikal, C interkalar
e. A interkalar, B apikal, C lateral
 Mengkategorikan Berikut ini merupakan jaringan yang C2 B 18
pilihan ke dalam menyusun organ tanaman. konseptual
jaringan dewasa (1) Meristem sekunder (4) Floem
(2) Epidermis (5) Parenkim
(3) Xilem (6) Meristem
Interkalar
Yang termasuk jaringan dewasa pada
tanaman adalah ....
a. 1, 2, 3
b. 3, 4, 5
c. 1, 2, 4
d. 4, 5, 6

122
e. 1, 3, 4
 Menganalisis jenis Seorang siswa sedang mengamati sebuah C4 B
jaringan jaringan tumbuhan yang terdiri atas sel-sel konseptual
dengan bentuk menyerupai kubus, kecil,
berdinding tipis, dan banyak mengandung
sitoplasma dengan vakuola kecil.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jaringan yang
sedang diamati adalah jaringan….
a. Parenkim
b. Meristem
c. Pengangkut
d. Penyokong
e. penguat
 Menganalisis sel Pada sebatang pohon Angsana terbentuk C4 A
pembentuk jaringan beberapa komponen pembuluh tapis. Sel Konseptual
tapis apakah yang melakukan pembelahan untuk
menghasilkan komponen pembuluh tapis
tersebut? Dari manakah sel pembentuk
komponen pembuluh tapis berasalal?
a. kambium pembuluh, prokambium
b. Prokambium, felogen
c. kambium pembuluh, protoderm
d. Prokambium, protoderm
e. Prokambium, tunika-korpus
 Menganalisis Pada tumbuhan, kambium interfasikuler C2 D
pembentukan dibentuk oleh …. konseptual
kambium a. Aktivitas kambium fasikuler

123
interfasikuler b. Empulur
c. Hanya pada tumbuhan monokotil
d. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel
parenkim
e. 8 sel-sel floem primer yang aktif
membelah
 Mengetahui fungsi Adanya lingkaran tahun dapat digunakan C1 C
lingkaran tahun untuk menentukan…. faktual
a. Besar pohon
b. Tinggi pohon
c. Umur pohon
d. Banyaknya hujan di tempat tumbuh
e. Lamanya musim hujan dan kemarau
4. Mengidentifikasi  Mengidentifikasi tipe Berkas pengangkut dimana xilem berada C1 A 9
struktur dan fungsi berkas pengangkut ditengah dan floem mengelilingi dan konseptual
berbagai jaringan biasanya terdapat pada tumbuhan paku
tumbuhan adalah tipe…
a. Konsentris amfikibral
b. Konsentris amfivasal
c. Kolateral terbuka
d. Kolateral tertutup
e. radial
 Menganalisis sifat Sifat jaringan yang menunjang bersatunya C4 A 19
jaringan batang-batang pada waktu menyambung konseptual
adalah…
a. Sel-sel parenkim berubah menjadi
meristem

124
b. Sel-sel parenkim berubah menjadi tempat
cadangan makanan
c. Sel-sel kolenkim mengandung serat untuk
menyatukan batang
d. Sel-sel kolenkim melakukan penebalan
e. Sel sel sklerenkim sebagai penguat batang

 Membedakan berkas Floem dan xilem pada batang dikotil berbeda C4 B 20


pengangkut xilem dan dengan batang monokotil, pada batang faktual
floem pada monokotil dikotil…
dan dikotil a. Hanya terdapat floem dan xylem saja
b. Floem dan xylem tersusun beraturan
c. Floem dan xylem tersebar
d. Floem di dalam xylem diluar
e. Tersusun berseling
 Mengidentifikasi Sifat totipotensi dari sel tumbuhan yang C1 E 10
manfaat sifat sangat baik, dapat digunakan dalam teknik faktual
totipotensi pada ….
tanaman a. fotosintesis
b. transplantasi
c. kultur air
d. kloning
e. kultur jaringan
 Mengidentifikasi Teknik kultur jaringan sering digunakan C2 C
jenis jaringan untuk untuk memperoleh tanaman dalam jumlah konseptual
kutur jaringan banyak dengan sifat-sifat yang sama.
Jaringan berikut yang sel-sel penyusunnya

125
memiliki daya totipotensi paling tinggi
adalah….
a. Mesofil
b. Parenkim
c. Meristem
d. Empulur
e. Korteks

 Mengidentifikasi Pembentukan cabang akar pada tumbuhan C1 D 11


fungsi perisikel dikotil terjadi karena aktivitas …. faktual
a. floem
b. endodermis
c. parenkim
d. perisikel
e. Korteks
5. Membandingkan  Mengidentifikasi Jaringan penyusun akar dikotil yang bersifat C1 A 12
struktur akar dan jaringan korteks meristematik adalah… faktual
batang tumbuhan a. Korteks
dikotil dan monokotil b. Kambium
c. Perisikel
d. Endodermis
e. Epidermis
 Menganalisis Mengapa pada tumbuhan monokotil mampu C4 B 22
perbesaran batang tumbuh besar sedangkan mnokotil tidak? konseptual
pada tanaman a. Karena nutrisi kurang mencukupi
b. Karena tidak terdapat aktivitas kambium
c. Karena jaringan nya merupakan jaringan

126
dasar
d. Karena memiliki akar serabut
 Membedakan Penampang melintang akar monokotil C2 B 23
penampang melintang berbeda dengan penampang melintang konseptual
dikotil dan monokotil batangnya, perbedaan itu terletak pada,
kecuali…
a. Adanya perisikel
b. Bentuk kambium
c. Adanya endodermis
d. Letak jaringan pembuluh
e. Letak xilem dan floem

Pada pengamatan preparat irisan penampang


melintang organ tumbuhan, ditemukan sel-
sel perisikel dari daerah empulur yang sangat
jelas. Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, organ yang dimaksud adalah ….
a. Batang tumbuhan dikotil
b. Akar tumbuhan monokotil
c. Akar tumbuhan dikotil
d. Akar tumbuhan monokotil
e. Akar dan batang tumbuhan dikotil
 Menganalisis struktur Pada tanaman dikotil herba, misalnya bayam, C4 B
monokotil dan dikotil batangnya tidak dapat sebesar tanaman konseptual
dikotil lainnya. Hal itu disebabkan tanaman
bayam tidak memiliki….
a. Meristem primer

127
b. Meristem sekunder
c. kambium vaskuler
d. kambium intervaskuler
e. kambium intravaskuler
 Membedakan struktur Perbedaan struktur anatomi akar dan batang C4 D 24
anatomi pada akar yang benar adalah .... konseptual
dikotil dan monokotil a. pada akar tidak terdapat epidermis
sedangkan pada batang terdapat
epidermis
b. pada akar tidak terdapat stele sedangkan
pada batang terdapat stele
c. pada akar terdapat epidermis sedangkan
pada batang tidak terdapat epidermis
d. pada akar terdapat endodermis
sedangkan pada batang tidak terdapat
endodermis
e. pada akar tidak terdapat endodermis
sedangkan pada batang terdapat
endodermis
Berikut ini merupakan perbedaan jaringan C4 A 25
pada tanaman monokotil dan dikotil konseptual
adalah….
a. Pada monokotil susunan berkas
pengangkut yaitu bertipe kolateral tertutup
b. Pada monokotil sel-sel pada lapisan
perikambium aktif membelah dan
menghasilkan sel-sel yang baru

128
c. Pada monokotil terdapat kambium
intravaskuler.
d. Pada dikotil susunan berkas pengangkut
yaitu bertipe kolateral tertutup
e. Pada tumbuhan dikotil, batas korteks
dan stele biasanya tidak terlalu terlihat

129
130

Lampiran 6
SKOR DATA DIBOBOT
=================

Jumlah Subyek = 31
Butir soal = 40
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 Anisa ... 14 26 0 14 14
2 2 Andi R... 14 26 0 14 14
3 3 Anisah... 21 19 0 21 21
4 4 Anisah M 20 20 0 20 20
5 5 cantik... 19 21 0 19 19
6 6 Dialdi... 22 18 0 22 22
7 7 Dzahnia 15 25 0 15 15
8 8 Fernaldy 22 17 1 22 22
9 9 Fidhela 26 14 0 26 26
10 10 Felita 26 14 0 26 26
11 11 Fransiska 17 23 0 17 17
12 12 Hilya ... 17 23 0 17 17
13 13 hana S... 24 16 0 24 24
14 14 Ida Ayu 23 16 1 23 23
15 15 Putri 21 19 0 21 21
16 16 Rizki ... 11 29 0 11 11
17 17 Srigit... 17 23 0 17 17
18 18 Talitha 23 17 0 23 23
19 19 Vania ... 25 15 0 25 25
20 20 Willia... 20 20 0 20 20
21 21 Luthfi... 22 17 1 22 22
22 22 Maulida 25 15 0 25 25
23 23 Mualim... 24 15 1 24 24
24 24 Muhamm... 28 12 0 28 28
25 25 Muhamm... 29 11 0 29 29
26 26 Nathania 24 16 0 24 24
27 27 Nisrin... 28 12 0 28 28
28 28 Nanda ayu 28 12 0 28 28
29 29 surya ... 26 14 0 26 26
30 30 Shinta 21 19 0 21 21
31 31 Tina 18 22 0 18 18

RELIABILITAS TES
================

Rata2= 21.61
Simpang Baku= 4.62
KorelasiXY= 0.63
Reliabilitas Tes= 0.77
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA
131

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor
Total
1 1 Anisa nur ang... 8 6
14
2 2 Andi Rahmadi 8 6
14
3 3 Anisah Rahma 10 11
21
4 4 Anisah M 11 9
20
5 5 cantika Rahmalia 11 8
19
6 6 Dialdi Firas 11 11
22
7 7 Dzahnia 7 8
15
8 8 Fernaldy 11 11
22
9 9 Fidhela 13 13
26
10 10 Felita 13 13
26
11 11 Fransiska 8 9
17
12 12 Hilya Syifa 8 9
17
13 13 hana Safanah 10 14
24
14 14 Ida Ayu 10 13
23
15 15 Putri 9 12
21
16 16 Rizki Ramanda 6 5
11
17 17 Srigita varsha 8 9
17
18 18 Talitha 13 10
23
19 19 Vania Salim 13 12
25
20 20 William Wanda... 13 7
20
21 21 Luthfi Gazian 13 9
22
22 22 Maulida 14 11
25
23 23 Mualimatus 11 13
24
24 24 Muhammad fachri 15 13
28
25 25 Muhammad Naufal 14 15
29
26 26 Nathania 13 11
24
132

27 27 Nisrina Nabilah 14 14
28
28 28 Nanda ayu 14 14
28
29 29 surya gumilar 13 13
26
30 30 Shinta 12 9
21
31 31 Tina 9 9
18

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================

Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
1 25 Muhammad Naufal 29 - - 1 1 - -
1
2 24 Muhammad fachri 28 - - 1 1 1 -
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 - - 1 - - -
1
4 28 Nanda ayu 28 - - 1 - - -
1
5 9 Fidhela 26 1 - 1 1 - -
1
6 10 Felita 26 1 - 1 1 - -
1
7 29 surya gumilar 26 - 1 1 1 - 1
1
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 - - 1
1
Jml Jwb Benar 3 2 8 5 1 2
8

8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 1 1 1 1
1
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 - 1 1 1
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 1 1 1 1
1
133

4 28 Nanda ayu 28 1 1 1 1 1 1
1
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 1 1
1
6 10 Felita 26 - 1 1 1 1 1
1
7 29 surya gumilar 26 1 1 1 1 1 1
-
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 1 - -
1
Jml Jwb Benar 6 8 7 8 7 7
7

15 16 17 18 19 20
21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
21
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 1 1 1 1
-
2 24 Muhammad fachri 28 - 1 1 1 1 1
-
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 1 1 1 1
-
4 28 Nanda ayu 28 1 1 1 1 1 1
-
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 1 1
-
6 10 Felita 26 - 1 1 1 1 1
-
7 29 surya gumilar 26 - - 1 1 1 1
-
8 19 Vania Salim 25 - - 1 1 1 -
-
Jml Jwb Benar 3 6 8 8 8 7
0

22 23 24 25 26 27
28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27
28
1 25 Muhammad Naufal 29 1 1 - 1 1 1
-
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 - 1 - 1
-
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 1 - 1 1 1
-
4 28 Nanda ayu 28 1 1 - 1 1 1
-
5 9 Fidhela 26 1 1 - 1 - -
-
6 10 Felita 26 1 1 - 1 - -
-
134

7 29 surya gumilar 26 1 1 1 1 - 1
-
8 19 Vania Salim 25 1 1 1 1 - 1
-
Jml Jwb Benar 8 8 2 8 3 6
0

29 30 31 32 33 34
35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34
35
1 25 Muhammad Naufal 29 - 1 1 1 1 -
1
2 24 Muhammad fachri 28 - 1 1 1 1 -
1
3 27 Nisrina Nabilah 28 - 1 1 1 1 -
1
4 28 Nanda ayu 28 - 1 1 1 1 -
1
5 9 Fidhela 26 - 1 1 1 - -
1
6 10 Felita 26 - 1 1 1 - -
1
7 29 surya gumilar 26 - - 1 1 1 -
1
8 19 Vania Salim 25 - 1 1 1 1 -
1
Jml Jwb Benar 0 7 8 8 6 0
8

36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 25 Muhammad Naufal 29 1 - 1 - 1
2 24 Muhammad fachri 28 1 1 1 - 1
3 27 Nisrina Nabilah 28 1 - 1 - 1
4 28 Nanda ayu 28 1 - 1 - 1
5 9 Fidhela 26 1 1 1 - 1
6 10 Felita 26 1 1 1 - 1
7 29 surya gumilar 26 1 - 1 - -
8 19 Vania Salim 25 1 - 1 - -
Jml Jwb Benar 8 3 8 0 6

Kelompok Asor
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

1 2 3 4 5 6
7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6
7
135

1 31 Tina 18 1 - - 1 - -
-
2 11 Fransiska 17 - 1 - 1 - 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 - 1 - 1
-
4 17 Srigita varsha 17 - 1 - - - 1
-
5 7 Dzahnia 15 - - - 1 - -
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - 1 - - - 1
-
7 2 Andi Rahmadi 14 - 1 - - - 1
-
8 16 Rizki Ramanda 11 - 1 - - 1 1
-
Jml Jwb Benar 1 6 0 4 1 6
0

8 9 10 11 12 13
14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13
14
1 31 Tina 18 1 1 1 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - - - - 1 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - - - - 1 1
-
4 17 Srigita varsha 17 - - - - - -
-
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1 1
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - - - - - -
1
7 2 Andi Rahmadi 14 - - - - - -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - 1 - - -
-
Jml Jwb Benar 1 1 3 1 4 3
2

15 16 17 18 19 20
21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
21
1 31 Tina 18 - - - 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - - 1 - 1 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - - 1 - 1 1
-
136

4 17 Srigita varsha 17 - - - - 1 1
-
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1 -
-
6 1 Anisa nur ang... 14 1 1 - - 1 -
1
7 2 Andi Rahmadi 14 1 1 - - 1 -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - - 1 -
-
Jml Jwb Benar 2 2 3 1 8 3
2

22 23 24 25 26 27
28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27
28
1 31 Tina 18 1 - - 1 - 1
-
2 11 Fransiska 17 - 1 - - - 1
-
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 - - - 1
-
4 17 Srigita varsha 17 1 1 1 1 - 1
-
5 7 Dzahnia 15 - 1 - - 1 1
-
6 1 Anisa nur ang... 14 - - - - - 1
1
7 2 Andi Rahmadi 14 - - - - - 1
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 - 1
1
Jml Jwb Benar 2 4 1 3 1 8
3

29 30 31 32 33 34
35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34
35
1 31 Tina 18 - 1 1 1 1 -
-
2 11 Fransiska 17 - 1 1 - - -
1
3 12 Hilya Syifa 17 - 1 1 - - -
1
4 17 Srigita varsha 17 - 1 1 - 1 -
1
5 7 Dzahnia 15 - 1 1 1 - -
1
6 1 Anisa nur ang... 14 1 - 1 1 - -
1
137

7 2 Andi Rahmadi 14 1 - 1 1 - -
1
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 - -
1
Jml Jwb Benar 2 5 7 5 2 0
7

36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 31 Tina 18 - 1 1 - -
2 11 Fransiska 17 1 - 1 1 1
3 12 Hilya Syifa 17 1 - 1 1 1
4 17 Srigita varsha 17 1 1 1 - 1
5 7 Dzahnia 15 - - 1 - 1
6 1 Anisa nur ang... 14 - 1 - - -
7 2 Andi Rahmadi 14 - 1 - - -
8 16 Rizki Ramanda 11 - - - 1 -
Jml Jwb Benar 3 4 5 3 4

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 31
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP
(%)
1 1 3 1 2
25.00
2 2 2 6 -4 -
50.00
3 3 8 0 8
100.00
4 4 5 4 1
12.50
5 5 1 1 0
0.00
6 6 2 6 -4 -
50.00
7 7 8 0 8
100.00
8 8 6 1 5
62.50
9 9 8 1 7
87.50
10 10 7 3 4
50.00
11 11 8 1 7
87.50
138

12 12 7 4 3
37.50
13 13 7 3 4
50.00
14 14 7 2 5
62.50
15 15 3 2 1
12.50
16 16 6 2 4
50.00
17 17 8 3 5
62.50
18 18 8 1 7
87.50
19 19 8 8 0
0.00
20 20 7 3 4
50.00
21 21 0 2 -2 -
25.00
22 22 8 2 6
75.00
23 23 8 4 4
50.00
24 24 2 1 1
12.50
25 25 8 3 5
62.50
26 26 3 1 2
25.00
27 27 6 8 -2 -
25.00
28 28 0 3 -3 -
37.50
29 29 0 2 -2 -
25.00
30 30 7 5 2
25.00
31 31 8 7 1
12.50
32 32 8 5 3
37.50
33 33 6 2 4
50.00
34 34 0 0 0
0.00
35 35 8 7 1
12.50
36 36 8 3 5
62.50
37 37 3 4 -1 -
12.50
38 38 8 5 3
37.50
139

39 39 0 3 -3 -
37.50
40 40 6 4 2
25.00

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 1 6 19.35 Sukar
2 2 16 51.61 Sedang
3 3 21 67.74 Sedang
4 4 21 67.74 Sedang
5 5 6 19.35 Sukar
6 6 16 51.61 Sedang
7 7 16 51.61 Sedang
8 8 13 41.94 Sedang
9 9 22 70.97 Sangat Mudah
10 10 15 48.39 Sedang
11 11 23 74.19 Mudah
12 12 24 77.42 Mudah
13 13 21 67.74 Sedang
14 14 14 45.16 Sedang
15 15 7 22.58 Sukar
16 16 13 41.94 Sedang
17 17 23 74.19 Mudah
18 18 19 61.29 Sedang
19 19 29 93.55 Sangat Mudah
20 20 17 54.84 Sedang
21 21 2 6.45 Sangat Sukar
22 22 20 64.52 Sedang
23 23 23 74.19 Mudah
24 24 6 19.35 Sukar
25 25 19 61.29 Sedang
26 26 7 22.58 Sukar
27 27 29 93.55 Sangat Mudah
28 28 7 22.58 Sukar
29 29 4 12.90 Sangat Sukar
30 30 25 80.65 Mudah
31 31 29 93.55 Sangat Mudah
32 32 26 83.87 Mudah
33 33 13 41.94 Sedang
34 34 1 3.23 Sangat Sukar
35 35 28 90.32 Sangat Mudah
36 36 21 67.74 Sedang
37 37 17 54.84 Sedang
38 38 26 83.87 Mudah
39 39 5 16.13 Sukar
140

40 40 20 64.52 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi


1 1 0.167 -
2 2 -0.409 -
3 3 0.685 Sangat Signifikan
4 4 0.260 -
5 5 0.006 -
6 6 -0.409 -
7 7 0.741 Sangat Signifikan
8 8 0.532 Sangat Signifikan
9 9 0.696 Sangat Signifikan
10 10 0.267 -
11 11 0.712 Sangat Signifikan
12 12 0.497 Sangat Signifikan
13 13 0.518 Sangat Signifikan
14 14 0.434 Sangat Signifikan
15 15 0.046 -
16 16 0.389 Signifikan
17 17 0.598 Sangat Signifikan
18 18 0.777 Sangat Signifikan
19 19 0.064 -
20 20 0.393 Sangat Signifikan
21 21 -0.440 -
22 22 0.678 Sangat Signifikan
23 23 0.371 Signifikan
24 24 0.113 -
25 25 0.529 Sangat Signifikan
26 26 0.300 -
27 27 -0.253 -
28 28 -0.446 -
29 29 -0.369 -
30 30 0.317 Signifikan
31 31 0.266 -
32 32 0.348 Signifikan
33 33 0.417 Sangat Signifikan
34 34 -0.065 -
35 35 0.044 -
36 36 0.533 Sangat Signifikan
37 37 -0.049 -
38 38 0.425 Sangat Signifikan
39 39 -0.387 -
40 40 0.263 -
141

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH
=================

Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

No Butir Baru No Butir Asli a b c d e *


1 1 8+ 6++ 7++ 4+ 6** 0
2 2 2+ 8--- 16** 2+ 3++ 0
3 3 1- 21** 4- 2++ 3++ 0
4 4 21** 1- 1- 2++ 6--- 0
5 5 13--- 3- 6** 6++ 3- 0
6 6 2+ 8--- 16** 2+ 3++ 0
7 7 1- 2+ 16** 8--- 4++ 0
8 8 7- 13** 2- 8-- 1-- 0
9 9 22** 3+ 2++ 2++ 2++ 0
10 10 0-- 6+ 15** 10--- 0-- 0
11 11 23** 2++ 2++ 2++ 2++ 0
12 12 0-- 5--- 24** 1+ 1+ 0
13 13 21** 1- 3++ 0-- 6--- 0
14 14 3+ 3+ 14** 2- 9--- 0
15 15 4+ 7++ 7** 8+ 5++ 0
16 16 3+ 8-- 0-- 4++ 13** 0
17 17 3+ 0-- 4-- 23** 1- 0
18 18 19** 11--- 0-- 1- 0-- 0
19 19 29** 2--- 0-- 0-- 0-- 0
20 20 8--- 17** 2+ 1- 3++ 0
21 21 7++ 11- 2** 3- 8++ 0
22 22 20** 10--- 0-- 1- 0-- 0
23 23 4-- 23** 0-- 2++ 2++ 0
24 24 3- 6** 9+ 13--- 0-- 0
25 25 19** 9--- 1- 2+ 0-- 0
26 26 10- 9+ 1-- 7** 4+ 0
27 27 0-- 0-- 29** 0-- 2--- 0
28 28 7** 4+ 10- 10- 0-- 0
29 29 4** 0-- 23--- 0-- 4+ 0
30 30 0-- 25** 3-- 3-- 0-- 0
31 31 1-- 0-- 0-- 1-- 29** 0
142

32 32 4--- 0-- 26** 1++ 0-- 0


33 33 0-- 4++ 12--- 13** 2- 0
34 34 1** 7++ 17--- 6++ 0-- 0
35 35 0-- 28** 2--- 0-- 0-- 0
36 36 4- 21** 3++ 0-- 3++ 0
37 37 4++ 1- 17** 4++ 5+ 0
38 38 0-- 26** 2- 3--- 0-- 0
39 39 0-- 24--- 2- 5** 0-- 0
40 40 20** 1- 5-- 5-- 0-- 0

Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk

REKAP ANALISIS BUTIR


=====================

Rata2= 21.61
Simpang Baku= 4.62
KorelasiXY= 0.63
Reliabilitas Tes= 0.77
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 31
Nama berkas: D:\SKRIPSI HENNY\INSTRUMEN\DATA VALIDASI - HENNYERNAWATI.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 25.00 Sukar 0.167 -
2 2 -50.00 Sedang -0.409 -
3 3 100.00 Sedang 0.685 Sangat
Signifikan
4 4 12.50 Sedang 0.260 -
5 5 0.00 Sukar 0.006 -
6 6 -50.00 Sedang -0.409 -
7 7 100.00 Sedang 0.741 Sangat
Signifikan
8 8 62.50 Sedang 0.532 Sangat
Signifikan
9 9 87.50 Sangat Mudah 0.696 Sangat
Signifikan
10 10 50.00 Sedang 0.267 -
11 11 87.50 Mudah 0.712 Sangat
Signifikan
12 12 37.50 Mudah 0.497 Sangat
Signifikan
13 13 50.00 Sedang 0.518 Sangat
Signifikan
14 14 62.50 Sedang 0.434 Sangat
Signifikan
143

15 15 12.50 Sukar 0.046 -


16 16 50.00 Sedang 0.389 Signifikan
17 17 62.50 Mudah 0.598 Sangat
Signifikan
18 18 87.50 Sedang 0.777 Sangat
Signifikan
19 19 0.00 Sangat Mudah 0.064 -
20 20 50.00 Sedang 0.393 Sangat
Signifikan
21 21 -25.00 Sangat Sukar -0.440 -
22 22 75.00 Sedang 0.678 Sangat
Signifikan
23 23 50.00 Mudah 0.371 Signifikan
24 24 12.50 Sukar 0.113 -
25 25 62.50 Sedang 0.529 Sangat
Signifikan
26 26 25.00 Sukar 0.300 -
27 27 -25.00 Sangat Mudah -0.253 -
28 28 -37.50 Sukar -0.446 -
29 29 -25.00 Sangat Sukar -0.369 -
30 30 25.00 Mudah 0.317 Signifikan
31 31 12.50 Sangat Mudah 0.266 -
32 32 37.50 Mudah 0.348 Signifikan
33 33 50.00 Sedang 0.417 Sangat
Signifikan
34 34 0.00 Sangat Sukar -0.065 -
35 35 12.50 Sangat Mudah 0.044 -
36 36 62.50 Sedang 0.533 Sangat
Signifikan
37 37 -12.50 Sedang -0.049 -
38 38 37.50 Mudah 0.425 Sangat
Signifikan
39 39 -37.50 Sukar -0.387 -
40 40 25.00 Sedang 0.263 -
144

LAMPIRAN 7

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Problem Based Learning
Pelaksanaan
No Kegiatan Guru (√)
Ya Tidak
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
1
pembelajaran
Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan jaringan
2
pada tumbuhan
Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan memberikan
3
pertanyaan
Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
4
ketentuan
Guru menyampaikan urutan kegiatan pembelajaran yang akan
5
dilaksanakan
Guru membimbing siswa berdiskusi sesuai dengan kelompok
6 masing-masing untuk mengerjakan LKS problem based
learning yang ditugaskan
Guru membantu siswa jika terjadi kesulitan dalam proses
7
pengerjaan LKS
Guru membimbing siswa untuk mencari dan mengumpulkan
8 informasi dari berbagai sumber berupa buku ataupun internet
terkait dengan permasalahan
Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
9
mempresentasikan hasil diskusi
Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok dalam
10
pemecahan masalah
145

LAMPIRAN 8

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Biologi


Menggunakan Model Pembelajaran PBL

Nama Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta

Hari/Tanggal :

No Aktivitas Siswa Semua Tidak Tidak


Semua Ada
1. Orientasi siswa kepada masalah
Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar

a. Memperhatikan penjelasan guru


b. Menjawab pertanyaan guru
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Terlibat dalam pemecahan masalah
a. Menjelaskan materi kepada teman sekelas
atau sekelompok
b. Fokus pada permasalahan yang diberikan
guru
3. Membimbing pengalaman
individual/kelompok
Berusaha mencari informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah
a. Membaca buku, modul, atau sumber
belajar lain
b. Bertanya pada teman
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
Menyajikan hasil diskusi kelompok
a. Secara menarik
b. Hasil sesuai dengan data yang diperoleh
146

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
petunjuk guru
a. Semua anggota kelompok berpartisipasi
dalam menyampaikan gagasannya
b. Mendiskusikan soal-soal tugas dengan
kelompoknya
147

LAMPIRAN 9

Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

No. Nama Pretest Postest


1 Abdurrazaq 45 50
2 Adinda Fazrina 45 75
3 Ahmad Syati Alhafidz 50 50
4 Alyaa Nadira 50 85
5 Andini Ayu R 60 55
6 Arsha Vilia 50 95
7 Bayu Satrio Persada 35 55
8 Bregas Pambudy 50 95
9 Charissa 10 95
10 Dinda Jasmine 50 85
11 Erna Kristiana 20 50
12 Fatih Rezqa 35 75
13 Fitriyani 65 95
14 Ghea Aldilla A 10 50
15 Harviatama L. Sophian 35 95
16 Herpri Banthdo A. R 40 85
17 Jihan Yasmin 50 65
18 Kanisha Rahmani 70 85
19 Khasogi 45 70
20 M. Adil 75 95
21 M. Azmi Zain 10 95
22 M. Fahril 55 95
23 M. Hanif 55 80
24 M. Ilyas 55 80
148

25 M. Jodi Pratama 70 95
26 M. Rizki Nursanto 60 80
27 M. Viandy Perdasa 50 95
28 Mirna Leviana 50 50
29 Nabila Daneta Puteri 30 60
30 Nadia Syafitri 20 65
31 Nindya Tiara 30 80
32 Puteri Abiyyah 35 85
33 Rayne Salsabila 55 85
34 Rheno herlambang 50 65
35 Salsabila M. G 35 65
36 Sekar Adharina 30 75
149

Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

No. Nama Pretest Postest


1 Adinda Gusti Ariani 40 70
2 Afifah Rahma T 30 75
3 Alisa Narendraputri 60 70
4 Anindya 35 55
5 Annisa Oinike Salsabila 75 30
6 Ayu Lestari Juwita 75 40
7 Darell Hendry 40 35
8 Dinda Maharani 55 50
9 Dwi Ayu Lestrari 15 85
10 Elmira Zanjabila 20 90
11 Fadhil Wintan H. M 40 90
12 Fajri Dayuprasta H. 15 75
13 Hanna Maulani F 45 30
14 Hatfan Aufar Kharis 40 90
15 Imam Adli 75 50
16 Ivana Puspita Oktavian 55 75
17 Laksmita 30 45
18 M. Adam Baskoro 20 85
19 M. Haikal R.V 50 70
20 M. Indra R 50 60
21 M. Raihan 50 30
22 M. Rizky. H 20 35
23 M. Rofif R 20 40
24 Nadya Damayanti 30 85
25 Nadya Fahira 75 55
150

26 Pramudita S. Sotama 20 70
27 Putri Alya Krisnamurti 75 90
28 Reihana Zahra 30 45
29 Ridho Sanka 20 55
30 Ringgi Cahyo Dwiputra 45 90
31 Riski Julianti 45 55
32 Rivka Slamet Kurnia 50 70
33 Ryan Aziz 55 55
34 Shaina Islamey 30 70
35 Shidiq Juliansyah 50 75
36 Visista Mahisi Adriari 40 40
151

Lampiran 10

DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN


SMA NEGERI 34 JAKARTA
[F(Zi)-
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)]
1 K 10 -2.03508 0.020921 0.08 0.06241184
2 GG 10 -2.03508 0.020921 0.08 0.06241184
3 E 10 -2.03508 0.020921 0.08 0.06241184
4 T 20 -1.43456 0.075706 0.14 0.06318313
5 F 20 -1.43456 0.075706 0.14 0.06318313
6 S 30 -0.83405 0.202127 0.22 0.02009541
7 U 30 -0.83405 0.202127 0.22 0.02009541
8 Z 30 -0.83405 0.202127 0.22 0.02009541
9 D 35 -0.53379 0.296743 0.36 0.06436806
10 V 35 -0.53379 0.296743 0.36 0.06436806
11 FF 35 -0.53379 0.296743 0.36 0.06436806
12 H 35 -0.53379 0.296743 0.36 0.06436806
13 Y 35 -0.53379 0.296743 0.36 0.06436806
14 HH 40 -0.23353 0.407674 0.39 0.01878466
15 A 45 0.066724 0.526599 0.47 0.05437702
16 J 45 0.066724 0.526599 0.47 0.05437702
17 AA 45 0.066724 0.526599 0.47 0.05437702
18 B 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
19 I 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
20 Q 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
21 R 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
22 X 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
23 BB 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
24 CC 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
25 DD 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868
152

26 EE 50 0.366981 0.643184 0.72 0.07903868


27 L 55 0.667239 0.74769 0.83 0.08564313
28 M 55 0.667239 0.74769 0.83 0.08564313
29 N 55 0.667239 0.74769 0.83 0.08564313
30 W 55 0.667239 0.74769 0.83 0.08564313
31 C 60 0.967496 0.833352 0.89 0.05553688
32 P 60 0.967496 0.833352 0.89 0.05553688
33 G 65 1.267754 0.897557 0.92 0.01910961
34 O 70 1.568011 0.941561 0.97 0.03066148
35 II 70 1.568011 0.941561 0.97 0.03066148
36 JJ 75 1.868269 0.969138 1.00 0.03086231

rata-rata 43.88889
stdv 16.65237
max 75
min 10
L hitung 0.085643

L tabel 0.147667

L hitung < L tabel = 0.085643 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
153

DAFTAR NILAI PRETEST KELAS KONTROL


SMA NEGERI 34 JAKARTA
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 FF 15 -1.48432 0.068862 0.055556 0.013306091
2 E 15 -1.48432 0.068862 0.055556 0.013306091
3 M 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
4 S 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
5 EE 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
6 II 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
7 L 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
8 P 20 -1.21169 0.112815 0.222222 0.109407093
9 X 30 -0.66643 0.252568 0.388889 0.136320955
10 I 30 -0.66643 0.252568 0.388889 0.136320955
11 N 30 -0.66643 0.252568 0.388889 0.136320955
12 R 30 -0.66643 0.252568 0.388889 0.136320955
13 AA 30 -0.66643 0.252568 0.361111 0.108543177
14 BB 35 -0.3938 0.346864 0.388889 0.042024514
15 GG 40 -0.12117 0.451779 0.527778 0.075999273
16 F 40 -0.12117 0.451779 0.527778 0.075999273
17 Z 40 -0.12117 0.451779 0.527778 0.075999273
18 A 40 -0.12117 0.451779 0.527778 0.075999273
19 D 40 -0.12117 0.451779 0.527778 0.075999273
20 G 45 0.151462 0.560194 0.611111 0.050916945
21 T 45 0.151462 0.560194 0.611111 0.050916945
22 U 45 0.151462 0.560194 0.611111 0.050916945
23 V 50 0.424092 0.664251 0.75 0.085749272
24 Y 50 0.424092 0.664251 0.75 0.085749272
25 JJ 50 0.424092 0.664251 0.75 0.085749272
154

26 J 50 0.424092 0.664251 0.75 0.085749272


27 K 50 0.424092 0.664251 0.75 0.085749272
28 W 55 0.696723 0.757012 0.833333 0.076321425
29 DD 55 0.696723 0.757012 0.833333 0.076321425
30 HH 55 0.696723 0.757012 0.833333 0.076321425
31 B 60 0.969354 0.833816 0.861111 0.027295485
32 C 75 1.787246 0.963051 1 0.036948879
33 Q 75 1.787246 0.963051 1 0.036948879
34 CC 75 1.787246 0.963051 1 0.036948879
35 H 75 1.787246 0.963051 1 0.036948879
36 O 75 1.787246 0.963051 1 0.036948879

L hitung 0.136321

L tabel 0.147667

rata-rata 42.22222
stdv 18.33983
max 75
min 15

L hitung < L tabel = 0.136321 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
155

Lampiran 11
DAFTAR NILAI POSTES KELAS EKSPERIMEN
SMA NEGERI 34 JAKARTA
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 A 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
2 F 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
3 R 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
4 GG 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
5 B 50 -1.62955 0.051598 0.138889 0.087290893
6 C 55 -1.31584 0.094113 0.194444 0.100330957
7 D 55 -1.31584 0.094113 0.194444 0.100330957
8 S 60 -1.00213 0.15814 0.222222 0.064082194
9 T 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
10 X 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
11 Y 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
12 I 65 -0.68842 0.245594 0.333333 0.087739422
13 J 70 -0.37471 0.353938 0.388889 0.034950835
14 Z 70 -0.37471 0.353938 0.388889 0.034950835
15 AA 75 -0.061 0.47568 0.444444 0.031235434
16 FF 75 -0.061 0.47568 0.444444 0.031235434
17 M 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
18 N 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
19 P 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
20 U 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
21 V 80 0.252711 0.599754 0.583333 0.016421062
22 W 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
23 BB 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
24 EE 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
156

25 HH 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408


26 II 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
27 JJ 85 0.566422 0.714447 0.75 0.035553408
28 E 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
29 G 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
30 H 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
31 L 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
32 DD 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
33 K 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
34 Q 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
35 CC 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956
36 O 95 1.193844 0.88373 1 0.11626956

L hitung 0.11627

L tabel 0.141851

rata-rata 75.97222
stdv 15.93825
max 95
min 50

L hitung < L tabel = 0.11627 < 0.141851, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
157

DAFTAR NILAI POSTES KELAS EKSPERIMEN


SMA NEGERI 34 JAKARTA
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 C 30 -1.61675 0.052966 0.083333 0.030366936
2 G 30 -1.61675 0.052966 0.083333 0.030366936
3 K 30 -1.61675 0.052966 0.083333 0.030366936
4 D 35 -1.36369 0.086332 0.138889 0.05255653
5 L 35 -1.36369 0.086332 0.138889 0.05255653
6 M 40 -1.11064 0.133363 0.222222 0.08885953
7 Z 40 -1.11064 0.133363 0.222222 0.08885953
8 CC 40 -1.11064 0.133363 0.222222 0.08885953
9 I 45 -0.85758 0.195562 0.277778 0.082215322
10 R 45 -0.85758 0.195562 0.277778 0.082215322
11 DD 50 -0.60452 0.272748 0.333333 0.060585336
12 H 50 -0.60452 0.272748 0.333333 0.060585336
13 O 55 -0.35147 0.362619 0.472222 0.109603153
14 SD 55 -0.35147 0.362619 0.472222 0.109603153
15 U 55 -0.35147 0.362619 0.472222 0.109603153
16 W 55 -0.35147 0.362619 0.472222 0.109603153
17 BB 55 -0.35147 0.362619 0.472222 0.109603153
18 JJ 60 -0.09841 0.460803 0.5 0.039196918
19 A 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
20 B 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
21 J 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
22 P 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
23 V 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
24 X 70 0.407702 0.658254 0.666667 0.008413068
25 Y 75 0.660758 0.745616 0.777778 0.032161642
158

26 AA 75 0.660758 0.745616 0.777778 0.032161642


27 FF 75 0.660758 0.745616 0.777778 0.032161642
28 HH 75 0.660758 0.745616 0.777778 0.032161642
29 II 85 1.16687 0.878369 0.861111 0.017257441
30 E 85 1.16687 0.878369 0.861111 0.017257441
31 N 85 1.16687 0.878369 0.861111 0.017257441
32 Q 90 1.419926 0.922185 1 0.077814602
33 T 90 1.419926 0.922185 1 0.077814602
34 EE 90 1.419926 0.922185 1 0.077814602
35 GG 90 1.419926 0.922185 1 0.077814602
36 F 90 1.419926 0.922185 1 0.077814602

L Hitung 0.109603

L Tabel 0.147667

rata-rata 61.94444
stdv 19.75846
max 90
min 30
L hitung < L tabel = 0.109603 < 0.147667, sehingga data pretest kelompok kontrol
berdistribusi normal.
159

Lampiran 12

Uji Homogenitas Data Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


N 36 36
Rata-Rata 42.22 43.89
SD 18.33 16.65
Varians 336.349 277.302

F hitung = =

= 1.21

Menentukan Ftabel dari dk (derajatkebebasan)

dk pembilang = n – 1

= 36-1

= 35

dk penyebut = 36 – 1

= 36-1

= 35

Ftabel untuk dk pembilang 35 dan dk penyebut 385pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel
distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,35,35)), didapatkan
nilai Ftabel sebesar 1.75714.

Fhitung < Ftabel = 1.21 < 1.75, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas
memiliki varians yang homogen.
160

Lampiran 13

Uji Homogenitas Data Posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


N 36 36
Rata-Rata 61.94 75.97
SD 19.75 15.93
Varians 390.398 254.027

F hitung = =

= 1.53

Menentukan Ftabel dari dk (derajat kebebasan)

dk pembilang = n – 1

= 36-1

= 35

dk penyebut = 36 – 1

= 36-1

= 35

Ftabel untuk dk pembilang 35 dan dk penyebut 35 pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel
distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,35,35)), didapatkan
nilai Ftabel sebesar 1.75,

Fhitung < Ftabel = 1.53 < 1.75, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas
memiliki varians yang homogen.
161

LAMPIRAN 14

Uji Hipotesis

Rumus uji t

̅ ̅ ( ) ( )
thitung = Dengan √

Data Pretest

1. Menentukan S

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )


162

2. Menentukan thitung
̅ ̅
thitung =

thitung =

thitung =

thitung =

thitung = ( )

thitung = 0.4
3. Menentukan ttabel
dk = n1+n2-2
dk = 36+36-2
dk = 70

ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 70 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus excel (=TINV(0,05,70)), didapatkan nilai ttabel sebesar
1.99.

thitung < ttabel = 0,4 < 1.99, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat
pengaruh hasil belajar siswa
163

LAMPIRAN 15

UJI HIPOTESIS POSTTEST

Rumus uji t

̅ ̅ ( ) ( )
thitung = Dengan √

Data Posttest

1. Menentukan S

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )


164

2. Menentukan thitung
̅ ̅
thitung =

thitung =

thitung =

thitung =

thitung = 3.14
3. Menentukan t
dk = n1+n2-2
dk = 36+36-2
dk = 70

ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 70 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus excel (=TINV(0,05,77)), didapatkan nilai ttabel sebesar
1.99.

thitung < ttabel = 3.14 < 1.99, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai