LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Diverifikasi oleh :
3.
4.
5.
6.
………………………………
Catatan:
Dilarang Keras Memperbanyak/Menggandakan Dokumen ini, Tanpa Ijin Tertulis Dari Manajemen
PT …………………………..
DAFTAR ISI
1. TUJUAN
Prosedur Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja atau orang lain yang berada didekat sarana dan peralatan produksi pada saat proses
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini mencakup penjelasan mengenai
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja atau orang lain yang berada didekat sarana dan peralatan
produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan.
3. REFERENSI
3.1. Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
3.2. PP RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 Elemen 6
3.3. ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen K3 Klausul 8.1
4. DEFINISI
4.1. SMT adalah singkatan dari Sistem Manajemen Terintegrasi (SMK3 –
SML – SMM)
4.2. Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Prosedur
untuk menjamin Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan Pegawai dalam bekerja yang telah
ditetapkan dengan syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan yang
berlaku.
4.3. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah
merupakan badan fungsional ditempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antar pihak
Manajemen dan Pegawai untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi
aktif dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
4.4. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus (sertifikasi KEMENAKERTRANS) yang ditunjuk dan berfungsi untuk
membantu manajemen untuk melaksanakan dan meningkatkan pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Direktur bertanggung jawab atas terselenggaranya rapat bulanan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
5.2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) bertanggung
jawab atas penjadwalan pelaksanaan rapat bulanan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3).
5.3. Anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) bertanggung
jawab untuk mengikuti rapat bulanan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) dan menyampaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
5.4. Secara umum fungsi dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
Menyusun kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
rangka meningkatkan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan.
Memantau program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yang akan dilaksanakan serta memantau keefektifan pelaksanaannya.
Mengembangkan tindakan pengendalian risiko terhadap bahaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ada di lingkungan kerja.
Menyampaikan dan menentukan penyelesaian masalah-masalah yang
berimplikasi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Merumuskan, meninjau dan menerapkan standar, peraturan serta
prosedur-prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang akan dilaksanakan
ditempat kerja.
Sebagai wadah dalam proses interaksi (komunikasi, konsultasi dan
kerjasama) antara Manajemen dan Pegawai untuk menjamin Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berjalan dengan efektif.
Memberikan masukan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dalam pengadaan barang dan jasa
5.1.1. Keanggotaan Tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah:
Ketua
Memutuskan permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ada dalam
bidang terkait dan menginformasikan kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di bidang tersebut kepada Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3).
Memberikan masukan/merekomendasikan terhadap persoalan yang dibahas dalam
rapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
Melaksanakan tugas-tugas dan fungsi sesuai yang ditetapkan dalam rapat Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
Melaksanakan keputusan hasil rapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3).
6. URAIAN PROSEDUR
6.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMERIKSAAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
6.1.1. Pelaksana pekerjaan pemeliharaan diwajibkan membuat izin kerja sesuai dengan
Prosedur Izin Kerja,
6.1.2. Pelaksana pekerjaan pemeliharaan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri yang
sesuai dengan peruntukannya.
6.1.3. Pemasangan LOTO dan pelaksanaan Prosedur LOTO,
6.1.4. Pemasangan garis pembatas (rantai) untuk daerah tempat pelaksanaan pekerjaaan
6.1.5. Pemasangan bendera merah dan hijau untuk memberikan tanda bahaya
6.1.6. Melakukan pemeliharaan sesuai dengan SOP Pemeliharaan yang berlaku
pengguna dari hasil perancangan. Identifikasi bahaya dan risiko baru dilakukan terhadap
perubahan sarana dan prasarana dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
proses perubahan tersebut yang mengacu pada Prosedur Pengendalian Perancangan dan
Modifikasi,
6.2.4. Untuk perancangan-perancangan mengenai sarana kerja dan proses, apabila diidentifikasi
prosedur yang ada saat ini belum mengatur hal tersebut, maka Manager terkait membuat
prosedur dan instruksi kerja untuk pengoperasian sarana produksi dan proses yang aman
yang akan digunakan selama tahap perancangan (tahap project) tersebut, berdasarkan
management resiko yang dilakukan atas dasar proses yang- akan terjadi selanjutnya
proses pengesahan, penerbitan dan distribusi sesuai dengan Prosedur Pengendalian
Dokumen,
6.2.5. Apabila melibatkan pihak kedua selama project tersebut, maka Tim P2K3, Ahli K3
bersama dengan pihak kedua, akan membuat prosedur yang diperlukan.
6.2.6. Seturuh perancangan dan prosedur terkait harus mendapatkan persetujuan Manager yang
terkait.
6.4. PELAKSANAAN
6.4.1. Hasil perancangan perubahan sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan verifikasi
yang disetujui oleh Manajer Bagian UP3.
6.4.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan bantuan pihak kedua, prosesnya
dilakukan berdasarkan prosedur pembelian.
7. DOKUMEN TERKAIT
-
8. LAMPIRAN
-