Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH MODEL PBL (Problem Based Learning)

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 6 BOLANO LAMBUNU

NUR WAGINAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
PENGARUH MODEL PBL (Problem Based Learning)
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 6 BOLANO LAMBUNU

Oleh
Nur Waginah
A22118055

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PBL (Problem Based Learning) DALAM


PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 BOLANO LAMBUNU

Oleh

Nur Waginah

A 221 18 055

Telah diperiksa dan disetujui Oleh Pembimbing

(Dr. Amran Rede, M. Pd ) (Dr. Hj. Masrianih, MP)


NIP. 19571113 198403 1 001 NIP. 19670703 199303 2 001
Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

(Dr. Hj. Masrianih, MP )


NIP. 19670703 199303 2 001
Koordinator Program Studi
Pendidikan Biologi

ii
ABSTRAK

Nur Waginah, 2022. “Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) dalam
Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6
Bolano Lambunu”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing (1) Amran Rede (2)
Masrianih.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh model PBL dalam
pembelajaran biologi terhadap hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotor siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian semu (Quasi Eksperimental), dengan
menggunakan desain posttest control grup design. Sampel penelitian ini adalah
kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL
(Problem Based Learning) dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar yang diperoleh
siswa pada aspek kognitif dibuktikan dengan memberikan posttest di akhir
pembelajaran dengan perolehan kelas eksperimen sebesar 79,30 dan kelas kontrol
74,53. Pada aspek afektif dan psikomotor dilakukan dengan menghitung
persentase dari lembar observasi siswa. Pada aspek afektif kelas eksperimen
sebesar 84,51 dan kelas kontrol sebesar 78,80. Pada aspek psikomotor kelas
eksperimen sebesar 84,24 dan kelas kontrol sebesar 79,35. Berdasarkan analisis
data diperoleh persentase nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen
yaitu sebesar 82 dan kelas kontrol yaitu sebesar 77. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano
Lambunu.

Kata kunci: Model Problem Based Learning, Hasil Belajar.

iii
ABSTRACT

Nur Waginah, 2022. "The Influence of the PBL (Problem Based Learning) Model
in Biology Learning on the Learning Outcomes of Class VIII Students of SMP
Negeri 6 Bolano Lambunu". Skripsi. Biology Education Study Program,
Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher
Training and Education, Tadulako University, Advisor (1) Amran Rede (2)
Masrianih.
This study aims to measure how much influence the PBL model in biology
learning has on cognitive, affective, and psychomotor learning outcomes of class
VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu. The type of research used is quasi-
experimental research, using a posttest control group design. The sample of this
study was class VIII A as the experimental class using the PBL (Problem Based
Learning) model and class VIII B as the control class using the conventional
learning model. The learning outcomes obtained by students in the cognitive
aspect were proven by giving a posttest at the end of the lesson with the
acquisition of the experimental class of 79,30 while the control class of 74,53. The
affective and psychomotor aspects are done by calculating the student's
observation sheet percentage. The affective aspect of the experimental class is
84,51, and the control class is 78,80. In the psychomotor aspect, the experimental
class is 84,24, and the control class is 79,35. Based on the data analysis, the
percentage of the average value of student learning outcomes for the experimental
class is 82, and for the control, class is 77. So it can be concluded that the PBL
(Problem Based Learning) learning model significantly influences the learning
outcomes of class VIII students of SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.

Keywords: Problem Based Learning Model, Learning Outcomes.

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan

kehendak-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini sebagai

karya tulis utama dalam menyelesaikan studi S-1 pada Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako dengan Judul “Pengaruh Model PBL (Problem Based

Learning) dalam Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 6 Bolano Lambunu”. Dan juga rasa hormat, haru dan senang penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua terkasih Ayah saya

Wagimin dan Ibu saya Fatimah serta kaka saya Nafsiah yang selalu mendidik dan

mendoakan penulis serta selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada

penulis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan kasih sayang yang

selalu mereka berikan.

Penyelesaian skripsi ini penulis menemukan berbagai kendala, namun

berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak terutama dari pembimbing, sehingga

kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan

tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Bapak Dr. Amran Rede, M. Pd., selaku pembimbing 1 dan

terima kasih kepada ibu Dr. Hj. Masrianih, M.P., selaku pembimbing 2 sekaligus

sebagai dosen wali yang selalu membimbing dan memberi motivasi kepada

penulis. Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis kepada Bapak Prof. Dr. H.

v
Andi Tanra Tellu, M.S., Bapak Drs. Astija, M.Si., Ph.D., dan Ibu Dra. Hj.

Musdalifah Nurdin, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah banyak meluangkan

waktu memberikan bimbingan dan memberi masukan yang sifatnya membangun

bagi penulis. Semoga Allah swt selalu menjaga, melindungi dan membalas

kebaikan mereka serta menyertainya dalam berbagai keadaan. Tidak lupa pula

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P., Rektor Universitas Tadulako Palu.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Umum

dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Tadulako yang

senantiasa membantu dalam penyelesaian administrasi dari awal hingga akhir

penelitian dan penyelesaian studi.

7. Ibu Dr. Hj. Masrianih, M.P., Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Tadulako yang telah banyak memberikan nasehat, dukungan

serta masukan selama menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan

Biologi.

vi
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang telah tulus

mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama

duduk di bangku kuliah.

9. Bapak dan Ibu Staf Pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako.

10. Bapak dan Ibu guru serta seluruh staf tata usaha SMP Negeri 6 Bolano

Lambunu yang telah banyak membantu dalam pengurusan berkas serta proses

penelitian terlebih secara khusus kepada Ibu Hartati, S.Pd., selaku guru

Biologi yang memberikan motivasi dan saran dalam penelitian penulis.

11. Kepada sahabat-sahabat saya Rendi Freskaprilian, S.Pd., Dianti S.Pd., Siti

Aminah S.IP., Andriany, Dewi, Lili dan Gita yang selalu membantu penulis

dalam kesusahan dan memberikan motivasi kepada penulis.

12. Kepada teman-teman saya mahasiswa prodi Biologi Angkatan 2018 terutama

kelas B, “Bio-Education’18” Ayu, Ica, Aisyah, Reny, Indah, Youla, Meylina,

Ririn, Masita, Adi, Alif, Eksel, Dudun, Rifal, Fadil, Isti, Rahma, Aya, Karina,

Fein, dan Anjel yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hasil penelitian ini jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis sangat harapkan. Akhir

kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi

perkembangan dunia pendidikan, penulis berharap semoga apa yang telah penulis

persembahkan dalam karya ini dapat berguna bagi pembaca.


Palu, 1 Juli 2022

Penulis
vii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Batasan Istilah 5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1 Penelitian Terdahulu 7
2.1 Kajian Pustaka 9
2.3 Kerangka Pemikiran 17
2.4 Hipotesis Penelitian 18

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian 19

viii
3.2 Desain Penelitian 19
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 20
3.4 Populasi dan Sampel 20
3.5 Teknik Pengumpulan Sampel 21
3.6 Definisi Operasional Variabel 21
3.7 Jenis dan Sumber Data 22
3.8 Teknik Pengumpulan Data 22
3.9 Pelaksanaan Penelitian 22
3.10 Instrumen Pengumpulan Data 23
3.11 Teknik Analisa Data 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian 32
4.2 Pembahasan 40

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 54

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Sintak Pembelajaran Berdasarkan Masalah 12
3.1 Desain Penelitian 19
3.2 Kriteria Validitas Item Soal 25
3.3 Kriteria Analisis Kesukaran Soal 26
3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal 27
4.1 Data Validitas Item Soal 33
4.2 Data Tingkat Kesukaran Soal 33
4.3 Data Daya Pembeda Soal 34
4.4 Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif 35
4.5 Data Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif 36
4.6 Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor 37
4.7 Uji Normalitas 38
4.8 Uji Homogenitas 39
4.9 Uji Beda Rata-rata 40

DAFTAR GAMBAR

x
Gambar Halaman
2.3 Kerangka Pemikiran 18

DAFTAR LAMPIRAN

xi
Lampiran Halaman

1. Validasi Instrumen Penelitian 50


2. Analisis Butir Soal 68
3. Perhitungan Korelasi Validitas Item Soal 69
4. Perhitungan Tingkat Kesukaran Item Soal 70
5. Penentuan Kelas Atas dan Bawah 71
6. Perhitungan Daya Pembeda 73
7. Reliabilitas Tes Hasil Belajar 74
8. Penentuan Kriteria Penerimaan Butir Soal 76
9. Soal Posttest 77
10. Jawaban Soal Posttest 82
11. Rpp Kelas Eksperimen 83
12. Rpp Kelas Kontrol 92
13. Lembar Kerja Peserta Didik 101
14. Lembar Observasi Siswa 112
15. Lembar Observasi Guru 114
16. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif 118
17. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif 120
18. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor 122
19. Persentasi Hasil Belajar 124
20. Uji Normalitas Kelompok 126
21. Tabel Z 134
22. Tabel Chi-Kuadrat 136
23. Uji Homogenitas 137
24. Tabel Uji F 139
25. Uji Hipotesis 140
26. Tabel T 142
27. Dokumentasi Penelitian 143
28. Surat Izin Penelitian 146
29. Surat Balasan Penelitian 147

xii
30. SK Pembimbing 148

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat

bangsa dan negara (UUD RI, 2003).

Kegiatan belajar mengajar adalah proses penyampaian atau transformasi

ilmu yang dilakukan oleh guru dan siswa. Seorang guru tidak sekedar dituntut

memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuannya dan pengalamannya,

tetapi diharapkan juga mampu menginspirasi siswanya agar mereka dapat

mengembangkan potensi diri mereka. Prakteknya dalam mengajar guru dituntut

untuk dapat mendesain pembelajaran guna secara langsung untuk dapat

mengembangkan potensi siswa. Tujuan pembelajaran adalah wujudnya efisiensi

dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa (Isjoni, 2009).

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan siswa antara

lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi,

sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik. Faktor eksternalnya yaitu guru.

Guru dalam proses pembelajaran harus mampu mengorganisasi dalam menggali

potensi-potensi yang ada pada diri siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa (Apriyanto, 2014). Siswa terlibat aktif secara mental maupun fisik untuk

1
2

memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Siswa akan terbiasa bersikap

seperti ilmuan, yaitu teliti, objektif, kreatif dan menghormati pendapat orang lain

(Dewi, dkk., 2013).

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mendorong

siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk

mencari penyelesaian masalah-masalah pembelajaran. PBL menggunakan

masalah sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar cara berpikir dan

keterampilan dalam pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan

konsep yang esensial dan materi pembelajaran. Model ini menghadapkan siswa

pada permasalahan sebagai dasar dalam pembelajaran yaitu dengan kata lain

siswa belajar melalui permasalahan atau berdasarkan masalah (Nur, dkk., 2016).

Pembelajaran berbasis masalah diartikan pula sebagai rangkaian kegiatan

yang menekankan pada proses penyelesaian masalah secara ilmiah. Pembelajaran

yang menitik beratkan dengan kegiatan eksperimen yang harus dilakukan siswa.

Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan mencatat dan menghafal materi yang

disampaikan oleh guru, tetapi siswa diharapkan mampu berfikir, mencari,

mengolah data, dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Sehingga konsep

atau materi yang didapat siswa terarah dan siswa terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran. PBL adalah model pembelajaran yang lebih mendorong siswa

untuk belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian

masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran biologi

bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Bolano Lambunu menuturkan bahwa
3

proses pembelajaran di kelas masih menggunakan model konvensional yang

berpusat pada guru. Dalam sistem penilaian hanya menekankan pada aspek

kognitif, seharusnya menerapkan ranah afektif, maupun psikomotor, guru kurang

menerapkan pembelajaran yang bervariasi, siswa cenderung mencatat kembali

materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga proses pembelajaran tidak adanya

umpan balik pada siswa menyebabkan siswa malas dalam belajar.

Hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan siswa yang masih banyak berada

di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sementara KKM yang harus

dicapai adalah 75. Beberapa kasus seperti ulangan harian, nilai siswa yang tidak

mencapai KKM yaitu: Pada tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah keseluruhan

siswa kelas VIII adalah 99 siswa, yang belum mencapai nilai KKM kurang lebih

64%. Sedangkan pada tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah keseluruhan siswa

kelas VIII adalah 101 siswa, yang belum mencapai nilai KKM kurang lebih 63%.

Oleh karena itu dalam rangka memahami pelajaran biologi diperlukan adanya

penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,

karena dengan model pembelajaran yang sesuai siswa akan merasa tertarik dan

dapat membangkitkan kreatifitas belajar sehingga siswa akan lebih mudah

memahami materi dan mampu merubah pola belajar, pola pikir dan tingkat

berfikir kritis siswa kearah yang lebih baik sehingga indikator pembelajaran juga

dapat tercapai sesuai yang diharapkan .

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model PBL dalam pembelajaran biologi terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu”.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan model PBL

dalam pembelajaran biologi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6

Bolano Lambunu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di

atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh model

PBL dalam pembelajaran biologi terhadap hasil belajar pada aspek kognitif,

afektif dan psikomotor siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di

sekolah menengah pertama dengan menggunakan model pembelajaran PBL dalam

pembelajaran biologi.

1.4.2 Manfaat praktis

1) Siswa

a) Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penggunaan

model pembelajaran PBL untuk menyelesaikan permasalahan yang

ditemui dalam pembelajaran.


5

b) Mengaktifkan siswa agar memiliki keberanian mengemukakan pendapat

dalam berdiskusi serta memberikan suasana baru dalam pembelajaran

sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan

mengajar.

2) Guru

Sebagai acuan yang mendasar untuk menggunakan model-model

pembelajaran yang baik dan membantu siswa mencapai hasil belajar secara

maksimal.

3) Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran

biologi.

4) Peneliti

Hasil penelitianya dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan

mengenai model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar agar pembelajaran lebih berkualitas serta dapat

menerapkan model pembelajaran PBL secara langsung dalam proses

pembelajaran di kelas.

1.5 Batasan Istilah

Beberapa batasan istilah dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir.

Adapun batasan istilah dari penelitian ini adalah:

1) Model pembelajaran PBL atau dikenal dengan model pembelajaran berbasis

masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan permasalahan


6

nyata yang ditemui di lingkungan sebagai dasar untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep melalui kemampuan berfikir kritis dan

memecahkan masalah (Fakhriyah, 2014).

2) Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti

pelajaran, yang telah dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari

proses evaluasi (Dahar, 2006).


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan, berikut beberapa

penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Herlina, dkk., (2016) meneliti tentang pengaruh model PBL dan motivasi

berprestasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di kelas XI

IPA MAN 2 Model Palu. Peneliti ini menyimpulkan bahwa model PBL dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan model pembelajaran tidak ada pengaruh

motivasi berprestasi tinggi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

biologi kelas XI MAN 2 Model Palu.

Zulkarnaeni, dkk., (2016) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual terhadap aktivitas dan hasil

belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sibulue. Peneliti ini

menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penerapan model

pembelajaran berbasis masalah pendekatan kontekstual berada pada kategori

tinggi.

Ramlawati, dkk., (2017) meneliti tentang pengaruh model PBL terhadap

motivasi dan hasil belajar IPA peserta didik. Peneliti ini menyimpulkan bahwa

PBL dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA peserta didik kelas VII

SMP Negeri 5 Palangga Kabupaten Gowa pada materi Pencemaran Lingkungan.

7
8

Saputri dan Febriani (2017) meneliti tentang pengaruh model PBL

terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi pencemaran

lingkungan kelas X MIA semester ganjil di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

Peneliti ini menyimpulkan bahwa terhitung > tabel (2,42>1,98) hal tersebut

menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa

model PBL berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik pada mata pelajaran biologi materi pencemaran lingkungan kelas X

MIA SMAN 6 Bandar Lampung.

Janah, dkk., (2018) meneliti tentang pengaruh model PBL terhadap hasil

belajar dan keterampilan proses sains. Peneliti ini menyimpulkan bahwa

penerapan model PBL berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas membahas mengenai pengaruh

serta penerapan model pembelajaran PBL yang berkaitan dengan hasil belajar

siswa di dalam suatu pembelajaran. Namun, dari kelima penelitian di atas masing-

masing hanya melihat hasil belajar dari satu aspek saja yaitu aspek kognitif.

Sedangkan pada penelitian ini yaitu pengaruh model PBL dalam pembelajaran

biologi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu

akan fokus pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
9

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah

lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan ini

berjalan dengan baik atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses

menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi

belajar mengajar antara guru, siswa dan komponen pembelajaran lainya

untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, dkk. 2015).

Pembelajaran menurut Irham dan Wiyani (2016) bahwa istilah

pembelajaran dikaitkan dengan proses dan usaha yang dilakukan oleh guru

atau pendidik untuk melakukan proses penyampaian materi kepada siswa

melalui proses pengorganisasian materi, siswa dan lingkungan yang terjadi

di dalam kelas.

2.2.2 Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2016), kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan

pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan

dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan rencana guru mengajar sehingga membantu

siswa mudah menerima pengetahuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.


10

2.2.3 Model pembelajaran PBL

Wisudawati dan Sulistyowati (2014) mengemukakan bahwa PBL

(Problem Based Learning) dikembangkan oleh Johns Hopkins University

untuk membantu peserta didik mempelajari konsep pengetahuan dan

kemampuan memecahkan masalah dengan menghubungkan situasi

masalah yang ada dalam dunia nyata. Menurut Rusman (2011)

pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran

karena pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa benar-

benar dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang

sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Ibrahim dan Nur (2000) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis

masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk

merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi

pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana

belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL

adalah suatu model yang menekankan siswa untuk dapat belajar secara

mandiri dengan memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menantang

serta membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa. Arends (2008)

mengemukakan bahwa PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:
11

1) Dimulai dengan suatu masalah

2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata

siswa

3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar masalah, bukan di seputar disiplin

ilmu

4) Memberikan tanggung jawab pada pelajar dalam membentuk dan menjalankan

secara langsung proses pembelajaran mereka sendiri.

5) Menggunakan kelompok kecil.

6) Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari

dalam bentuk suatu produk atau kinerja.

Berdasarkan uraian tersebut tampak jelas bahwa pembelajaran

dengan model PBL dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh

siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuan tentang apa

yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk

memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang

dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan

aktif dalam belajar. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran

dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi

pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti

kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar

yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis.

Sintak suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang

harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan pada pengajaran
12

berdasarkan masalah, dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan

suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa.

Model pembelajaran PBL dijalankan dengan sintak seperti

disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan
Orientasi siswa pada masalah pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena, demonstrasi, atau cerita
untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2 Guru membantu siswa untuk
Mengorganisasikan siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasi-
belajar kan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan individual mengumpulkan informasi yang sesuai,
maupun kelompok melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap-4 Guru membantu siswa dalam
Mengembangkan dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan karya
hasil karya sesuai, seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya.
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk
13

Menganalisis dan mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi


pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
(Sumber: Ibrami, dkk., 2003)

John Dewey, seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika

memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah (Trianto,

2009). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah. Guru membimbing siswa untuk menentukan masalah

yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran. Walaupun sebenarnya

guru telah menentukan masalah tersebut.

2) Menganalisis masalah. Langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari

berbagai sudut pandang.

3) Merumuskan hipotesis. Langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan

pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

4) Mengumpulkan data. Langkah siswa mencari dan menggambarkan berbagai

informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

5) Pengujian hipotesis. Langkah siswa dalam merumuskan dan mengambil

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang

diajarkan.

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah siswa

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Trianto (2009), mengemukakan secara umum langkah-langkah

model pembelajaran PBL ini adalah:


14

1) Menyadari masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus

dipecahkan kemampuan yang harus dicapai siswa adalah siswa dapat

menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan

lingkungan sosial

2) Merumuskan masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan

kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus

dikumpulkan. Diharapkan siswa dapat menentukan prioritas masalah.

3) Merumuskan hipotesis. Siswa diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari

masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan

penyelesaian masalah.

4) Mengumpulkan data. Siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.

Kemampuan yang diharapkan adalah siswa dapat mengumpulkan data dan

memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah

dipahami.

5) Menguji hipotesis. Siswa diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan

membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PBL. Model

pembelajaran PBL ini memiliki kelebihan sebagai berikut (Rosidah, dkk.,

2014):

1) Pemecahan masalah yang diberikan dapat menantang dan membangkitkan

kemampuan berpikir kritis siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan suatu pengetahuan baru,


15

2) Pembelajaran dengan model pembelajaran PBL diangap lebih menyenangkan

dan lebih disukai siswa.

3) Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran, dan

4) Model pembelajaran PBL dapat memberikan kesempatan siswa untuk

menerapkan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam dunia nyata.

Kelebihan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran ini juga

didukung dengan beberapa hasil penelitian antara lain adalah:

1) Suardana (2006) berpendapat bahwa kualitas kemampuan siswa dalam

menemukan konsep dan melakukan pemecahan masalah dapat ditingkatkan

melalui model pembelajaran PBL.

2) Lightner dan Willi (2007) berpendapat bahwa model pembelajaran PBL dapat

mengembangkan dan meningkatkan tingkat kerjasama dan komunikasi antar

siswa dalam proses pembelajaran, sehingga akan membentuk aktivitas siswa

sehingga siswa akan lebih senang dalam belajar.

3) Sahala dan Samad (2010) berpendapat bahwa pada kegiatan pembelajaran

dengan pola pembelajaran berbasis masalah (PBL), siswa dibiasakan untuk

menemukan serta mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga belajar

akan menjadi lebih bermakna.

4) Mergendoller, dkk., (2006) berpendapat bahwa model pembelajaran PBL

dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana siswa yang mempunyai rata-rata

keterampilan dan pengetahuan rendah akan belajar lebih giat dan aktif.
16

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran PBL adalah suatu model yang dapat mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan intelektual dan

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanggung jawab pada proses

pembelajaran mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan dalam

memecahkan masalah.

Saleh (2013) mengemukakan bahwa selain mempunyai kelebihan,

model pembelajaran PBL ini juga memiliki kekurangan antara lain

sebagai berikut:

1) Sulitnya membangun minat siswa.

2) Kurangnya motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pemecahan

masalah.

3) Memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaannya.

2.2.4 Hasil belajar

Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar

setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang

digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu

materi pelajaran. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang

dalam mengikuti pelajaran, yang telah dinyatakan dalam bentuk angka

yang diperoleh dari proses evaluasi. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan prestasi dari kegiatan belajar

sedangkan belajar lebih menekankan pada proses kegiatan bukan pada

hasil belajar (Dahar, 2006).


17

Sunardi (2009), berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh,

terdapat tiga tipe hasil belajar yaitu:

1) Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis sintesis dan evaluasi.

2) Tipe hasil belajar bidang afektif meliputi penerimaan, jawaban, penilaian,

organisasi dan karakteristik nilai.

3) Tipe hasil belajar bidang psikomotor meliputi tingkatan keterampilan.

Ukuran hasil belajar siswa adalah ranah kognitif, afektif, dan ranah

psikomotor. Semakin tinggi taraf tingkat yang dicapai maka akan menjadi

baik pula kualitas hasil belajar yang didapatkan. Pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu faktor penentu penguasaan

siswa terhadap apa-apa yang disampaikan kepadanya dalam kegiatan

belajar, dimana penguasaan itu dapat berupa pengetahuan, sikap maupun

keterampilan (Sunardi, 2009).

2.2.5 Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur pencapaian tujuan

pembelajaran di kelas, hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Sugihartono (2007) menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:

a) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar. Faktor internal meliputi: faktor fisiologis, faktor psikologis.

b) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat.


18

2.2.6 Efek PBL terhadap hasil belajar

Pembelajaran dengan metode PBL mampu melibatkan siswa untuk

belajar menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

dan belajar mengenai pengetahuan yang diperlukan. Pembelajaran PBL

melatih siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan

secara bersama serta mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

(Sani, 2014). Kemampuan mengevaluasi siswa akan muncul pada tahap

analisis dan evaluasi pemecahan masalah, dengan bantuan guru. Siswa

mempertimbangkan solusi untuk masalah yang diajukan berdasarkan

perspektif mereka sendiri. Selain itu, PBL melibatkan siswa secara aktif

dalam menemukan masalah dan mengutarakan alternatif-alternatif

penyelesaian masalah. Siswa mengembangkan pengetahuan,

mengkonstruksi suatu prosedur, dan mengintegrasikan pengetahuan

konsep dengan keterampilan yang dimilikinya. Kegiatan ini menjadikan

siswa terampil memilih informasi yang relevan, kemudian

menganalisisnya dan akhirnya meneliti hasilnya. Dengan demikian akan

meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa

(Purnamaningrum, dkk., 2012).

2.3 Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berdasarkan pada

permasalahan-permasalahan aktual pada pembelajaran. Pemecahan-

pemecahan yang dimaksud salah satunya adalah kecenderungan

pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Dalam pembelajaran belum


19

dilakukan pemberdayaan keterampilan berpikir siswa seperti

pemberdayaan keterampilan berpikir kritis. Penyebabnya adalah

kecenderungan pembelajaran yang monoton yaitu secara konvensional.

sehingga potensi siswa kurang diberdayakan. Hal ini yang mengakibatkan

siswa pasif dalam proses pembelajaran. Akibatnya, siswa hanya menerima

apa yang diberikan oleh guru mata pelajaran dan kurang dalam

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemandiriannya. Hal ini

secara tidak langsung akan berdampak pada hasil belajar siswa yang masih

di bawah rata-rata nilai KKM.

Maka perlu dilakukan penelitian sebagai upaya untuk melatih siswa

dalam berpikir kritis melalui pengaruh model PBL dalam pembelajaran

biologi terhadap hasil belajar siswa. Pemilihan model PBL berkaitan

dengan keunggulan-keunggulan dari model tersebut. Berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya, salah satu keunggulan model PBL yaitu

berpotensi meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan uraian

di atas, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Model Pembelajaran yang


Siswa Pasif
berpusat pada guru

Hasil Belajar Siswa Rendah

Model pembelajaran PBL


(Problem Based Learning)
20

Siswa aktif dalam proses pembelajaran

Berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


2.4 Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh model PBL dalam pembelajaran Biologi terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.

H1 : Ada pengaruh model PBL dalam pembelajaran Biologi terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi

eksperimen), dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas pembanding. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model

PBL, sedangkan kelas perbandingan diberikan perlakuan dengan model

pembelajaran konvensional.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

posttest control group design, yaitu menggunakan kelas yang diperkirakan

sama keadaanya/kondisinya. Dalam hal ini sama berdasarkan nilai maupun

karakteristik siswa. Dimana satu kelompok berfungsi sebagai kelompok

eksperimen dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol. Perlakuan

diberikan pada kelompok eksperimen kemudian hasil posttest keduanya

dibandingkan untuk melihat perbedaannya (Sugiyono, 2010). Bentuk

desainnya disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Variabel bebas Post-tes

A (Eksperimen) X O

B (Kontrol) - O

20
21
21

Keterangan:

A : Kelompok eksperimen

B : Kelompok kontrol

O : Tes akhir (Post-tes) setelah diberikan perlakuan

X : Model PBL (Problem Based Learning)

- : Pembelajaran Konvensional

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Bolano Lambunu, Kecamatan

Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 11 April 2022 sampai 23 April 2022, tahun ajaran 2021/2022 semester

genap.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6

Bolano Lambunu yang terdaftar pada tahun ajaran 2021/2022 sebanyak tiga kelas

yaitu kelas A, B, dan C. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu

kelas VIII A yang berjumlah 23 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B yang berjumlah 23 siswa

terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan sebagai kelas kontrol.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling

(pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan) yaitu dengan melihat kelas yang

dianggap homogen secara akademik maupun karakteristik siswa di dalamnya.


22

3.5 Definisi Operasional Variabel

1) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

model PBL.

2) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber

langsung dari sasaran sampel penelitian yaitu siswa di SMP Negeri 6 Bolano

Lambunu yang berupa hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor .

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data hasil belajar

yang diperoleh dengan cara memberikan tes kepada siswa dan data aktivitas

pembelajaran yang diperoleh dengan cara melakukan observasi terhadap aspek

kognitif, afektif dan psikomotor.


23

3.8 Instrumen Pengumpulan Data

3.8.1 Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar siswa disusun dengan maksud memperoleh data hasil

belajar siswa setelah proses belajar mengajar, sehingga diketahui ada tidaknya

pengaruh model pembelajaran PBL. Instrumen yang yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (a, b, c dan

d) sebanyak 35 item soal. Pemberian skor untuk setiap item akan didasarkan pada

benar atau salahnya jawaban siswa. Jawaban benar mendapat nilai 1 (satu) dan

jawaban yang salah akan memperoleh nilai 0 (nol).

3.8.2 Lembar Observasi

Lembar observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan

siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL. Serta lembar

observasi aktivitas pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa serta data

keterlaksanaan pembelajaran.

3.9 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian, memiliki beberapa tahapan yaitu tahapan

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir dalam pengumpulan data. Dalam

penelitian ini dilaksanakan secara berturut-turut sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

a) Melakukan observasi penelitian.

b) Menentukan populasi dan sampel penelitian.

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan

dalam penelitian sesuai dengan kurikulum sekolah.


24

d) Menyusun instrument penelitian berupa tes hasil belajar dan lembar

observasi afektif dan psikomotor siswa, lembar observasi serta data

keterlaksanaan pembelajaran.

e) Melakukan validasi instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan

a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar berupa penyajian materi sesuai

dengan RPP yang telah disusun.

b) Melakukan observasi untuk penilaian aspek afektif dan psikomotor siswa

dengan mengisi lembar observasi oleh guru mata pelajaran selama

pembelajaran berlangsung.

c) Memberikan tes akhir (Posttest) pada akhir pembelajaran pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol untuk memperoleh data hasil akhir

belajar siswa.

3) Tahap akhir

a) Mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data sampel dan

menarik kesimpulan pada laporan hasil penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis instrumen

1) Validitas instrumen

Analisis instrumen dilakukan melalui validasi ahli, karena suatu

instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini digunakan pengujian validitas

konstruk dan validitas isi dari pendapat ahli. Tes pilihan ganda dan lembar
25

observsi yang akan digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yang telah

dibuat dikonsultasikan kepada ahli kemudian divalidasi dan direvisi.

2) Uji coba

Instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda, sebelum digunakan

dalam penelitian guna mengukur hasil belajar siswa dalam aspek kognitif

dilakukan terlebih dahulu uji coba soal yang dilakukan pada kelas yang telah

melalui materi pelajaran yang akan diajarkan. Uji coba soal untuk tes pilihan

ganda pada kelas VIII akan diuji cobakan pada kelas IX. Dalam melakukan uji

coba, ada beberapa tahap dalam pengujian tes pilihan ganda yaitu analisis

validitas tes, analisis tingkat kesukaran tes, analisis daya pembeda dan analisis

reliabilitas tes.

a) Analisis validitas tes

Sebuah tes dikatakan dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur jika memenuhi syarat validitas item tes dengan menggunakan

rumus korelasi biserial sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudjana (2005),

berikut:

rpbi =
Mp−Mt
SDt √ p
q

Keterangan:

rpbi : Indeks point biserial

Mp : Mean (rata-rata) skor dijawab betul oleh teste (peserta tes)

Mt : Mean (rata-rata) skor total soal

P : Proporsi teste yang menjawab benar


26

Banyak siswa yang menjawab benar


P=
Jumlah seluruh siswa

q : Proporsi teste yang menjawab salah (q = 1-p)

SDt : Deviasi standar skor total

Nilai validitas yang ditemukan dalam perhitungan dikonsultasikan

dengan Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Karakteristik Validitas Item Soal

Koefisien Korelasi Krikteria


0.80 ≤ rpbi < 1.00 Sangat tinggi
0.60 ≤ rpbi < 0.79 Tinggi
0.40 ≤ rpbi < 0.59 Sedang
0.20 ≤ rpbi < 0.39 Rendah
0.00 ≤ rpbi < 0.19 Sangat rendah
(Sumber: Sudjana, 2005)

Kategori soal yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah yang

termasuk dalam kriteria sedang sampai sangat tinggi (0.40 – 1.00). soal-soal

yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut dibuang sehingga tes yang

digunakan pada post-test sudah teruji validitasnya.

b) Analisis tingkat kesukaran soal

Analisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk melihat kriteria dari

soal yang diujikan kepada siswa. Soal yang baik digunakan sebagai instrument

penelitian adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran tertentu atau memiliki

indeks kesukaran sedang menurut rumus indeks kesukaran soal sebagaimana

yang dijelaskan oleh Sudjana (2005), berikut:

B
P=
Js
27

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa kelas yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah siswa peserta soal

Hasil perhitungan indeks kesukaran soal tersebut akan diuji kriterianya,

adapun kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran (P) Kriteria


0.00 ≤ P ≤ 0.30 Sukar (Sumber: Sudjana,
0.31 ≤ P ≤ 0.70 Sedang
2005)
0.71 ≤ P ≤ 1.00 Mudah
Tes yang ditoleransi

sebagai soal standar adalah yang memilki indeks kesukaran (P) = 0.31 ≤ P ≤ 0.70

atau memiliki kriteria sedang.

c) Analisis daya pembeda

Analisis daya pembeda tes bertujuan untuk membedakan tingkat atau

kriteria dari butir soal atau tes yang diujikan kepada siswa. Untuk menentukan

daya pembeda (D) tes, digunakan rumus sebagaimana yang dijelaskan oleh

Sudjana (2005), berikut:

BA BB
P= − = PA − PB
J A JB

Keterangan:

D : Daya pembeda

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah


28

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA : Populasi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Populasi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Hasil perhitungan daya pembeda tersebut akan diuji kriterianya,

adapun kriteria pembeda tes dapat dilihat dalam Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda Kriteria


D ≤ 0.20 Jelek
0.21 ≤ D ≤ 0.40 Cukup
0.41 ≤ D ≤ 0.70 Baik
0.71 ≤ D ≤ 1.00 Baik sekali
(Sumber: Sudjana, 2005)

Tes standar dianjurkan menggunakan tes yang memiliki daya pembeda

0.21 ≤ D ≤ 1.00 atau memiliki kriteria cukup, baik dan baik sekali.

d) Analisis reliabilitas tes

Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes

dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tepat. Pada penelitian ini, reliabilitas ditentukan

dengan rumus sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudjana (2005), berikut:

s t−∑ pq
2
k
KR – 20 = r 11 =( )( )
k−1 2
s t

Keterangan:

K : Jumlah tes

p : Proporsi jumlah tes yang dijawab benar


29

q : Proporsi jumlah tes yang dijawab salah

SD : Nilai Standar Deviasi

3.10.2 Teknik analisis data hasil penelitian

1) Uji normalitas data

Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang

diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi nomal atau tidak. Data yang

dimaksud adalah skor hasil belajar biologi pada siswa yang diperoleh dari

siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk pengujian

normalitas data, digunakan persamaan Chi-kuadrat sebagaimana yang

dijelaskan oleh Sudjana (2005), berikut:


k
x hit =∑ ¿ ¿ ¿
2

t =1

Keterangan:

X2 hitung : Uji normalittas Chi-kuadrat

K : Interval kelompok menurut aturan Sturges

Oi : Frekuensi pengamatan

Ei : Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian yang digunakan pada dk = (k-2) dan peluang (1-α) dengan

taraf nyata α = 0.05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

X2 hitung < X2 tabel dikatakan berdistribusi normal

X2 hitung > X2 tabel dikatakan tidak berdistribusi normal


30

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varian

antara kedua kelompok sama atau berbeda. Dalam hal ini kelompok yang

dimaksud adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika

Fhitung<Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas

untuk dua sampel bebas menggunakan rumus sebagaimana yang dijelaskan

oleh Sudjana (2005), berikut:


2
S1
F= 2
S2

Keterangan:

F : Nilai F hitung
2
S1 : Varian terbesar

2
S2 : Varian terkecil

Jika Fhitung > Ftabel maka data berasal dari populasi yang tidak homogen

Jika Fhitung < Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen

3) Uji hipotesis

Hipotesis harus diuji untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis yang

telah dirumuskan didukung oleh data yang dikumpulkan. Untuk melakukan uji

hipotesis, sebaran data harus berdistribusi normal dan homogen. Maka data

yang diperoleh dapat dianalisis dengan menggunakan uji statistika (uji-t)

dengan hipotesis yaitu:


31

H0 : Tidak ada perbedaan pada uji-t sehingga tidak terdapat pengaruh pada

hasil belajar di kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran PBL.

H1 : Terdapat perbedaan pada uji-t sehingga terdapat pengaruh pada hasil

belajar di kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran PBL.

Persamaan yang digunakan untuk uji-t dua pihak adalah rumus

sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudjana (2005), berikut:

X 1− X 2
t hit =
S
√ 1 1
+
n1 n2

Dimana besar S dihitung dengan rumus:


2 2
S=
( n1−1 ) S + ( n2−1 ) S
1 2
n1 +n2 −2

Keterangan:

X 1 : Skor rata-rata kelompok eksperimen

X 2 : Skor rata-rata kelompok kontrol

n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol

S : Simpangan baku kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

S21 : Varian kelompok eksperimen

S22 : Varian kelompok kontrol


32

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = (n 1 + n2 - 2). Kriteria pengujian

1 1
adalah H0 jika –t (1- α) < t < t (1- α) dan dalam hal lain H0 ditolak.
2 2
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Validitas

Analisis validitas terbagi menjadi dua antara lain sebagai berikut:

1) Analisis validitas instrumen

Jumlah soal yang dijadikan untuk divalidasi oleh ahli yaitu sebanyak 35

butir soal untuk kelas IX dalam bentuk pilihan ganda. Jumah soal yang valid

yaitu 35 butir soal untuk kelas IX.

2) Analisis validitas tes

Instrumen yang sudah disetujui oleh validator ahli, selanjutnya diujikan

dengan menggunakan analisis validitas item tes. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui kevaliditasan tiap butir soal. Validitas item tes ini dilakukan di

SMP Negeri 6 Bolano Lambunu pada siswa kelas IX untuk tes kelas VIII A

dan VIII B, dengan jumlah siswa keseluruhan yang diujikan item tes yaitu 32

orang untuk mengukur validitas butir soal digunakan rumus Korelasi Biserial

Point. Adapun analisis instrument yang digunakan adalah:

a) Uji validitas item

Berdasarkan hasil uji validitas item, diperoleh data validitas item soal

pada kelas IX. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

32
33

Tabel 4.1 Validitas Item Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Jumlah


0.80 ≤ rpbi < 1.00 Sangat tinggi -
0.60 ≤ rpbi < 0.79 Tinggi 1
0.40 ≤ rpbi < 0.59 Sedang 9
0.20 ≤ rpbi < 0.39 Rendah 16
0.00 ≤ rpbi < 0.19 Sangat rendah 9

Kategori soal yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah yang

termasuk dalam kriteria sedang, tinggi, sampai sangat tinggi (0.40 – 1.00).

Oleh karena itu jumlah soal yang memenuhi kriteria valid berdasarkan nilai

koefisien korelasi untuk soal kelas IX berjumlah 10 soal yaitu soal nomor 2,

5, 6, 7, 9, 15, 16, 18, 22, 23 dan 29. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 3.

b) Tingkat kesukaran soal

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal, diperoleh data

tingkat kesukaran soal pada kelas IX. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Jumlah


0.00 ≤ P ≤ 0.30 Sukar 2
0.31 ≤ P ≤ 0.70 Sedang 31
0.71 ≤ P ≤ 1.00 Mudah 2

Soal yang ditoleransi sebagai soal standar adalah yang memiliki indeks

kesukaran (P) = 0.31 ≤ P ≤ 0.70 atau memiliki kriteria sedang. Jadi jumlah soal

yang diterima berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal untuk kelas IX

berjumlah 31 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
34

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, dan 35. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

c) Daya pembeda

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda, diperoleh data daya pembeda

soal pada kelas IX. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda Kriteria Jumlah


D ≤ 0.20 Jelek 14
0.21 ≤ D ≤ 0.40 Cukup 14
0.41 ≤ D ≤ 0.70 Baik 7
0.71 ≤ D ≤ 1.00 Baik sekali -

Tes standar dianjurkan menggunakan tes yang memiliki daya pembeda

0.21 ≤ D ≤ 1.00, atau memiliki kriteria cukup, baik dan baik sekali. Oleh

karena itu, jumlah soal yang diterima berdasarkan analisis daya pembeda pada

kelas IX yaitu 21 soal yaitu soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 27, 29, 30, 32, dan 35. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 6.

d) Reliabilitas tes

Berdasarkan data yang diperoleh hasil analisis reliabilitas tes masuk

dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa tes pada kelas IX dapat

dipercaya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

Dari hasil perhitungan analisis validitas item, tingkat kesukaran, daya

pembeda dan reliabilitas tes, diperoleh soal yang memenuhi syarat untuk

untuk digunakan sebagai tes hasil belajar untuk kelas VIII A dan kelas VIII B
35

sebanyak 21 soal yaitu soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 27, 29, 30, 32, dan 35 sedangkan soal yang tidak memenuhi syarat

atau ditolak yaitu sebanyak 14 soal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 8.

4.1.2 Analisis data hasil belajar siswa

Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran yang dinilai dalam penelitian

ini terdapat dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor.

Pengambilan data hasil belajar aspek kognitif dilakukan melalui tes hasil belajar

berupa pilihan ganda sebanyak 21 nomor soal. Sedangkan hasil belajar aspek

afektif, psikomotor diperoleh melalui lembar observasi.

1) Analisis nilai aspek kognitif

Keberhasilan suatu penelitian dapat diukur dengan melihat tes

kemampuan siswa dilakukan di akhir pembelajaran (Posttest). Posttest

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model

pembeajaran yang diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol

terhadap hasil belajar pada materi tentang sistem pernapasan pada manusia

dalam ranah kognitif. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari hasil

belajar siswa pada aspek kognitif diperoleh data hasil belajar siswa pada

aspek kognitif di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
36

Pada Aspek Kognitif

Nilai Rata-Rata
Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kognitif 79,30 74,53

Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa

pada aspek kognitif diperoleh kelompok eksperimen sebesar 79,30 dan kelas

kontrol 74,53. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen

jauh lebih tinggi dari kelas kontrol atau terdapat perbedaan yang sangat

signifikan antara kedua kelas. Hasil selengkapnya dapat dillihat pada

Lampiran 16.

2) Analisis nilai aspek afektif

Penilaian afektif dalam penelitian ini ada dua belas point yang dinilai.

Penilaian dalam aspek afektif dilakukan dengan menghitung persentase dari

lembar observasi siswa. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari hasil

belajar siswa pada aspek afektif diperoleh data hasil belajar siswa pada aspek

afektif di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
37

Pada Aspek Afektif

Nilai Rata-Rata
Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Afektif 84,51 78,80

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 bahwa terdapat perbedaan nilai rata-

rata afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata afektif kelas

eksperimen mencapai 84,51 sedangkan afektif kelas kontrol mencapai 78,80.

Perbedaan pencapaian nilai aspek afektif pada kedua kelas menunjukan

adanya pengaruh model pembelajaran PBL. Hasil selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 17.

3) Analisis Nilai Aspek Psikomotor

Penelitian psikomotor dalam penelitian ini meliputi empat aspek.

Penilaian dalam aspek psikomotor dilakukan dengan menghitung persentase

dari lembar observasi siswa. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari

hasil belajar siswa pada aspek psikomotor diperoleh data hasil belajar siswa

pada aspek psikomotor di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol Pada Aspek Psikomotor

Nilai Rata-Rata
Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Psikomotor 84,24 79,35


38

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 bahwa terdapat perbedaan nilai rata-

rata psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata psikomotor

kelas eksperimen mencapai 84,24 sedangkan psikomotor kelas kontrol

mencapai 79,35. Perbedaan pencapaian nilai aspek psikomotor pada kedua

kelas menunjukan adanya pengaruh model pembelajaran PBL. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.

4.1.3 Uji normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Data yang diujikan adalah data rata-

rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

pengujian normalitas hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Uji Normalitas Distribusi Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol

2 Nilai x 2tabel (α
No Kelas Nilai x hitung Keputusan
= 0,05)
Eksperimen
1 6,04 Terdistribusi normal
(VIII A)
7,81
Kontrol
2 4,20 Terdistribusi normal
(VIII B)

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai x 2hitung kelas eksperimen

maupun kelas kontrol lebih kecil dari pada nilai x 2tabel . Hasil ini

menunjukan bahwa data hasil belajar siswa kelas eksperimen maupun

kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 20.
39

4.1.4 Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data berasal dari

varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan uji statistika Fiser (Uji F) dengan taraf signifikan α = 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh data hasil uji homogenitas pada

hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Ftabel
No Kelas N S2 Fhitung Keputusan
(α = 0,05)
Eksperimen
1. 23 3,37 Homogen
(VIII A)
1,21 2,60
Konrol
2. 23 4,10 Homogen
(VIII B)

Berdasarkan uji homogenitas pada Tabel 4.8 dengan taraf

signifikan (α = 0,05), terlihat bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka

berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

atau dengan kata lain varians antar kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sama atau homogen. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 23.

4.1.5 Uji hipotesis (Uji-t)

Setelah terpenuhi uji normalitas dan homogenitas, maka dilakukan

uji beda rata-rata (dua pihak) atau uji t. Uji t tersebut diperoleh
40

berdasarkan nilai rata-rata data hasil belajar siswa pada aspek kognitif,

aspek afektif dan aspek psikomotor. Berdasarkan persentase nilai rata-rata

kelas eksperimen sebesar 82 dan kelas kontrol sebesar 77, dilakukan uji

hipotesis (Uji-t) beda rata-rata (dua pihak) dan diketahui nilai thitung = 8,78

selanjutnya untuk nilai ttabel = t (1 1 α ) pada taraf nyata α = 0,05 dan derajat
2

kebebasan (dk) = 44, diperoleh t (44 ) = 1,68. Hasil dapat dilihat pada Tabel

4.9.

Tabel 4.9 Uji Beda Rata-Rata (Dua Pihak) Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Ttabel
No Kelas Nilai rata-rata thitung Keputusan
(α = 0,05)
Eksperimen
1 82
(VIII A)
8,78 1,68 H0 ditolak
Kontrol
2 77
(VIII B)

Berdasarkan data Tabel 4.9 dan kriteria pengujian dimana H0

diterima jika −t 1 1 α <t< t 1 1 α , hal ini menunjukan bahwa nilai thitung berada
2 2

di luar daerah penerimaan H0, dengan demikian maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

PBL (Problem Based Learning) dalam pembelajaran biologi terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25.

4.2 Pembahasan
41

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Bolano Lambunu dan

melibatkan dua kelas yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan

model PBL dan kelas kontrol akan diterapkan model pembelajaran

konvensional. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, pada akhir pertemuan setelah materi selesai

diajarkan, siswa diberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa

pada ranah kognitif. Sedangkan untuk hasil belajar siswa dalam ranah

afektif dan psikomotor dilakukan perhitungan persentase melalui lembar

observasi siswa. Ketiga ranah penelitian ini kemudian dirata-ratakan untuk

memperoleh data penelitian yang akan digunakan untuk melihat apakah

terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut.

Berdasarkan pengujian data pengaruh penerapan model pembelajaran PBL

diketahui data bersifat normal. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data pada

kelompok data dan variabel yang digunakan berdistribusi normal. Data pada

penelitian ini juga bersifat homogen yang berarti bahwa kelompok-kelompok

sampel yang digunakan berasal dari populasi yang bervariasi sama. Berdasarkan

hasil pengujian, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PBL ini

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, artinya setiap menggunakan

model pembelajaran PBL akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

diperkuat dan didukung oleh hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.
42

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada aspek

kognitif kelas eksperimen jauh lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Supiandi, dkk., (2016) menyatakan

bahwa terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar

kognitif siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model PBL dan

konvensional. Siswa yang belajar dengan model PBL memiliki kemampuan

memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif yang lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai rata-rata afektif kelas

eksperimen jauh lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Israfiddin (2016) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah

peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran PBL lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan model konvensiaonal.

Perbedaan sikap ilmiah kelas kontrol dan kelas eksperimen, karena pada kelas

kontrol hanya berpusat pada guru. Sedangkan pada kelas eksperimen peserta

didik belajar untuk aktif, dan dituntut untuk memahami konsep baru terhadap

sesuatu permaslahan yang kebenarannya perlu dibuktikan, hal inilah yang dapat

membantu peserta didik belajar secara ilmiah, terstruktur, dan mandiri

(Nursaifah, dkk., 2015).

Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai rata-rata psikomotor kelas eksperimen jauh

lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kono, dkk., (2016) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran

PBL mampu memberikan pemahaman konsep biologi dan meningkatkan


43

keterampilan berfikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran PBL dalam pembelajaran biologi terhadap hasil belajar siswa di

kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.

Berbeda halnya dalam pembelajaran dengan model pembelajaran yang

kurang bervariasi bercirikan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).

model pembelajaran yang memandang siswa sebagai objek belajar sedangkan

yang menjadi subjek belajar adalah guru. Siswa kebanyakan hanya

mendengarkan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru,

sehingga suasana belajar menjadi membosankan. Suasana demikian membuat

siswa menjadi jenuh dan banyak siswa yang tidak memberikan respon ketika

diminta untuk mengemukakan kembali informasi yang didapatkan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan Sanjaya (2012) proses

pembelajaran biologi yang selama ini terjadi di sekolah belum mengembangkan

keterampilan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi, siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai

informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Selain itu keberhasilan dalam proses pembelajaran setelah

menggunakan model pembelajaran PBL dikarenakan model pembelajaran

PBL memiliki kelebihan diantaranya yaitu: membuat mereka terampil

sehingga dapat membuat gagasan-gagasan baru. Selain itu, dengan model


44

pembelajaran PBL membuat mereka mengemukakan pendapat sehingga

suasana belajar lebih aktif, materi mudah dipelajari dan dapat

mengeksplorasi diri mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan Zulkarnaeni,

dkk., (2016) pada pembelajaran PBL memberikan ruang bagi siswa untuk

mengasah kemampuan siswa dalam memahami konsep, menggunakan

penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan

mampu bekerja sama. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif, baik secara individu maupun kelompok, lebih bermakna karena

selama proses pembelajaran siswa memiliki lebih banyak pengalaman.

Selain kelebihan, peneliti juga mendapat kendala atau kelemahan dalam

penelitian yaitu siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran PBL

sehingga selama proses pembelajaran di kelas siswa hanya menunggu perintah

dan hal ini tentu berbeda setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, penggunaan model pembelajaran

PBL dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar dan

mendapatkan respon yang baik dari siswa, artinya secara keseluruhan

penggunaan model pembelajaran PBL memberikan pengaruh yang positif

terhadap hasil belajar siswa.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran PBL memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor

kelas VIII SMP Negeri 6 Bolano Lambunu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh selama melakukan proses

pembelajaran, maka peneliti menyarankan:

1) Bagi sekolah, sekolah disarankan menyediakan sarana dan prasarana yang

mendukung dalam proses pembelajaran.

2) Bagi Guru, guru diharapkan dapat mempertimbangkan model PBL sebagai

salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran biologi

3) Bagi siswa, siswa diharapkan semangat belajar dan berperan aktif dalam

kegiatan belajar agar diperoleh hasil belajar yang maksimal.

45
46

4) Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model PBL

pada penelitian mereka dengan materi yang berbeda untuk mengukur

pengeruh model pembelajran ini dalam pembelajaran biologi lebih lanjut.


47

DAFTAR PUSTAKA

Arends. (2008). Learning to Teach. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Apriyanto, D. (2014). Pengaruh metodenpembelajaran mind mapping dan


kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada pokok
bahasan hokum-hukum dasar kimia. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3(3):
1-10.

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dewi, H., Dantes, N. & Sadia. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar Ipa. Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Gamesha. 3(1): 1-1.

Fakhriyah, F. (2014). Penerapan problem based learning dalam upaya


mengembangkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. 3(1): 95-101.

Herlina., Kasim, A. & Mamu, D. H. (2016). Pengaruh Model Problem Based


Learning dan motivasi berpretasi terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran biologi di kelas XI IPA MAN 2 model Palu. Jurnal Sains dan
Teknologi Tadulako. 5 (1): 11-18.

Isjoni. (2009). Pembelajaran kooperatif. Bandung: Rineka Cipta.

Irham, M. & Wiyani, N. V. (2016). Psikologi pendidikan: teori dan aplikasi


dalam proses pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ibramin, R. & Syaodih S, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Ibrahim, M. & Nur, M. (2000). Pengajaran berdasarkan masalah. Surabaya:


University Press.

Janah, M. C., Widodo, A. T. & Kasmui. (2018). Pengaruh Model Problem Based
Learning terhadap hasil. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 12(1): 2097
2107.

Kono, R., Mamu, H. D & Tangge, L. N. (2016). Pengaruh model problem based
learning (PBL) terhadap pemahaman konsep biologi dan keterampilan
berfikir kritis siswa tentang ekosistem dan lingkungan di kelas X SMA
Negeri 1 Sigi. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako. 5(1): 28-38.
48

Lightner, B. & Willi, K. (2007). Team based activities to promote engaged


learning. Journal College Teaching, 55(1): 5-15.

Mergendoller, J. R., Maxwell, N. L. & Bellisimo, Y. (2006). The Effectiveness of


Problem-Based Instruction: A Comparative Study of Instructional
Methods and Student Characteristics. The Interdisciplinary Journal of
Problem-Based Learing. 1(2): 11-17.

Nur, S., Pujiastuti, I. P. & Rahman, S. R. (2016) Evektivias model problem based
learning (PBL) terhadap hasil belajar mahasiswa prodi pendidikan
Biologi. Jurnal Saintifik. 2(2): 113-141.

Ramlawati., Yunus, S. T. & Insani, A. (2017). Pengaruh Model PBL (Problem


Based Learning) terhadap motivasi dan hasil belajar Ipa peserta didik.
Jurnal Sainsmat. 6(1): 1-14.

Rosidah, R., Wasonowati, T., Redjeki, T. & Dwi, R. (2014). Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar
Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia.
3(3): 66-75.

Rusman., Kurniawan D. & Riyana, C. (2015). Pembelajaran berbasis teknologi


informasi dan komunikasi: mengembangkan profesional guru. Jakarta:
Rajawali Pers.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan professionalisme


guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sahala, S. & Samad, A. (2010) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah


dalam pembiasan cahaya pada lensa terhadap hasil belajar siswa dikekelas
VII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA. 1(2): 12-25.

Sanjaya, W. (2012). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputri, D. A. & Febriani, S. (2017). Pengaruh model problem based learning


(PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata
pelajaran biologi materi pencemaran lingkungan kelas X MIA SMAN 6
Bandar Lampung BIOSFER. Jurnal Tadris Pendidikan Biologi. 8(1): 40-
52.

Saleh, M. (2013). Strategi pembelajaran fiqh dengan problem based learning.


Jurnal Ilmiah Didaktika. 14(1): 190-220.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: CV. Tarsito.


49

Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Suardana, I. N. (2006). Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan


pendekatan kooperatif berbantuan modul untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Kimia Fisika I.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 4: 751-764.

Sunardi. (2009) Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar kimia melalui
pendekatan pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw bagi kelas X-1
semester genap tahun 2008/2009 SMA N 1 Banjar Negara. Jurnal
Didaktika. 1(2): 72-89

Supiandi, M. I. & Julung, H. (2016) Pengaruh model problem based learning


(PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif
siswa biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains. 4(2): 60-64.

Suprihatiningrum, J. (2016). Strategi pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sumiantari, N. L. E., Suardana, I. N. & Selamet, K. (2019). Pengaruh model


problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah Ipa
siswa kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Indonesia. 2(1): 12-20.

Trianto. (2009). Model-strategi Berorientasi Konstruktivisme. Bandung:


Algensidon.

UUD RI (2003). Sistem pendidikan nasional. [Online] Diakses dari:


http//kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.

Wisudawati & Sulistyowati. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Yulianingtias, H. P., Tiwow, V. M. A. & Diah, A. W. M. (2016). Pengaruh model


problem based learning (PBL) terhadap keterampilan berfikir kreatifdan
hasil belajar siswa pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 3 Palu. Jurnal
Mitra Sains. 4(2): 62-70.

Zulkarnaeni., Hala, Y. & Taiyeb, M. (2016). Pengaruh model pembelajaran


berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual terhadap aktivitas dan
hasil belajar Ipa biologi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sibulue. Jurnal
Nalar Pendidikan. 4(2): 116-123.
L

Anda mungkin juga menyukai