Anda di halaman 1dari 63

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MATERI POKOK : Sistem Pencernaan Manusia


SUB MATERI POKOK : Organ-organ Pada Sistem Pencernaan Manusia

MATA PELAJARAN : BIOLOGI


KELAS / SEMESTER : XI MBIOLOGI / GENAP
NIK : 0118147
PENYUSUN : Selly Susan, M.Pd.

Judul :
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENGGUNAAN ALAT
PERAGA TORSO UNTUK SISWA KELAS XI MBIOLOGI DI SMA BPK PENABUR
BOGOR”

SMA BPK PENABUR Bogor Jl. Paledang No. 39


Kota Bogor

2021
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

A. JUDUL
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Alat Peraga Torso untuk
Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA BPK PENABUR Bogor

BAB I
PENDAHULUAN

B. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan dari negara Indonesia adalah mencerdaskan anak bangsa.
Bentuk upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui jalur
pendidikan. “Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan dan
kemajuan bangsa, sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak
itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan pengembangan
kebudayaan melalui pendidikan”. (Abdullah, dkk., 2011: 1). Masalah yang dihadapi
dunia pendidikan salah satunya adalah lemahnya inovasi dalam proses pembelajaran
Biologi dimana seorang guru di tuntut mampu menciptakan perubahan pembelajaran
yang out of the box dalam mendukung hasil belajar Biologi siswa. Standar
kompetensi yang harus dicapai dalam materi tersebut adalah siswa mampu
memahami materi biologi yang bersifat abstrak seperti sistem rangka manusia, sistem
pencernaan dan sebagainya. Materi yang berkaitan dengan sistem pada manusia
bersifat abstrak dan berhubungan dengan fungsi dan proses yang kompleks.
Kompetensi dasar pada materi tersebut adalah siswa dapat meningkatkan hasil
belajar biologi. Dalam mata perlajaran biologi banyak materi yang memerlukan
variasi media pembelajaran agar siswa lebih bisa memahami konsep yang diajarkan.
Materi yang berhubungan dengan sistem organ tubuh manusia yang ada dalam
pelajaran biologi adalah materi yang cukup sukar apabila dalam pembelajarannya
hanya menggunakan buku, belum adanya inovasi yang dilakukan dalam
pembelajaran, serta kurangnya variasi media pembelajaran yang digunakan sehingga,
siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan materi yang bersifat
abstrak sehingga untuk mengkonkretkannya diperlukan suatu media. Proses
pembelajaran tidak mungkin terwujud dengan baik jika guru dan siswa tidak
didukung oleh media yang sesuai, dimana media pembelajaran adalah alat peraga.
“Alat peraga pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan
untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan
minat siswa dalam mendalami suatu materi” (Faizal, 2010).
Alat peraga atau praktik biologi dapat menggunakan media alat peraga torso
manusia, dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam penggunaan alat dan
bahan, dapat menjelaskan dan menunjukkan dan membuktikan konsep-konsep dan
organ-organ yang sedang dipelajari. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan
dalam pembelajaran biologi yaitu tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang
laboratorium atau alat peraga yang sesuai. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga adalah wujud perpaduan konsep abstrak dengan dunia
nyata sehingga nampak korelasi antara apa yang dipelajari siswa dari teori dan
prakteknya agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan hasil
belajar biologi siswa.
Pada hakikatnya guru dapat mencari alternatif lain sebagai pendukung proses
belajar mengajar agar dapat terlaksana dengan baik, karena pembelajaran biologi
menuntut guru untuk aktif dan kreatif dalam berbagai penggunaan media pembejaran
walau hanya media sederhana apabila media tersebut belum tersedia. Kurikulum
2013 menekankan bahawa guru merupakan fasilitator, maka guru dapat mendampingi
serta memantau dari hasil belajar biologi. Penggunaan alat peraga torso manusia
dapat menjadi solusi alternatif dalam mendukung proses pembelajaran materi biologi
yang berhubungan dengan sistem organ manusia
Dalam pelaksanaannya, materi ini sangat membutuhkan suatu penggunaan
alat peraga atau media. Dengan penggunaan alat peraga sebagai media belajar, maka
dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan
penulisan penelitian tindakan kelas ini berdasarkan pada suatu keadaan dimana
keadaan siswa dikelas tidak mempunyai gambaran real tentang alat-alat organ tubuh
manusia, maka guru berinovasi serta menilai pemahaman atas nilai siswa dalam
penggunaan alat peraga torso manusia, siswa ingin melihat sesuatu yang baru dalam
proses pembelajaran dan pengajaran yang disampaikan oleh guru mereka.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penggunaan Alat Peraga Torso untuk Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA BPK
PENABUR Bogor”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yaitu Apakah proses
penelitian tindakan kelas dalam dapat Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penggunaan Alat Peraga Torso untuk Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA BPK
PENABUR Bogor.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Apakah salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini yang banyak
terjadi di sekolah?
2. Apa yang dilakukan seorang guru agar membuat siswa dapat tertarik di dalam
proses pembelajaran?
3. Mengapa sarana dan prasarana itu berperan penting di dalam proses pembelajaran
saat dilaboratorium?
4. Apa yang menjadi salah satu solusi alternatif dalam mendukung proses
pembelajaran materi sistem pencernaan di sekolah?
5. Mengapa dalam pelaksanaan materi sistem pencernaan sangat membutuhkan
suatu penggunaan alat peraga atau media?
6. Bagaimana hubungannya antara penggunaan alat peraga torso dengan
kemampuan siswa dalam hasil belajar Biologi?

E. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, maka

masalah hanya dibatasi Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan

Alat Peraga Torso untuk Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA BPK PENABUR

Bogor.

F. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui data empiris tentang:
1. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Alat Peraga Torso
untuk Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA BPK PENABUR Bogor
2. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
a. Kegunaan Teoritik
Adapun keguanaan teoritik adalah sebagai salah satu bahan acuan keilmuan
untuk kepentingan penelitian dalam masalah yang sama atau terkait dimasa
yang akan datang dan akan memperoleh pengetahuan. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam memotivasi siswa dalam
belajar. Bermanfaat bagi pengembangan teori penelitian lebih lanjut untuk
memverifikasi teori atau hasil penelitian sebelumnya guna dapat menemui
fakta terbaru tentang Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penggunaan Alat Peraga Torso untuk Siswa Kelas XI MBIOLOGI di SMA
BPK PENABUR Bogor.

b. Kegunaan Praktik
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan hasil belajar
biologi.
b. Bagi Guru
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian
tindakan kelas dalam menumbuhkan rasa motivasi terhadap siswa.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memberikan motivasi serta
menambahkan kelengkapan sarana dan prasarana di laboratorium untuk
dBiologikai dalam pelajaran praktikum.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khusus
bagi calon guru mata pelajaran biologi sebagai bahan pemikiran untuk
menghadapi masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Bagi
peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat terutama dalam meningkatkan
kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai guru di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI
a. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Menurut hasil skripsi yang dilakukan oleh Saputra Agusrio Riska dkk., 2013,
Penerapan Metode STAD Disertai Media Torso untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi menyatakan bahwa : Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menggunakan metode Student
Team Achievement Division (STAD) disertai Media Torso dan hasil analisis data
hasil penelitian serta pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan Metode STAD disertai Media Torso dapat
meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa kelas XI BIOLOGI semester
genap SMA PGRI Bukitkemuning tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari siklus
I adalah 63% ke siklus II adalah 72%. Kemudian didapatkan rata-rata aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 9%.
2. Pembelajaran dengan menggunakan Metode STAD disertai Media Torso dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI BIOLOGI semester genap
SMA PGRI Bukit kemuning tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari skor awal siklus I adalah
53,.2, dan pada akhir siklus I adalah 65,14, kemudian ke siklus II sebesar
72,28%. Kemudian didapatkan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II sebesar 7,14%.
B. RENCANA PENELITIAN
a. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
SMA BPK PENABUR Bogor adalah sekolah menengah yang berada dibawah

naungan BPK PENABUR Jakarta dan BPK PENABUR Bogor. Dan merupakan

sekolah baru yang didirikan di Kota Bogor. Dan diprediksikan akan menjadi sekolah

yang terfavorit yang dimiliki oleh BPK PENABUR Jakarta dan BPK PENABUR

Bogor, yaitu sebuah lembaga pendidikan Kristen yang berada dibawah naungan

sinode Gereja Kristen Indonesia. Tahun 2013, tepatnya 22 Juli 2013 adalah tonggak

sejarah bagi SMA BPK PENABUR Bogor. NPSN 20220324, SMA BPK PENABUR

Bogor dipimpin oleh Bapak Sigit Waskito Adi, S.T.,M.M. sebagai Kepala Sekolah.

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Revisi 2013 dengan sisBiologin

PKBN2K.

Visi dan Misi BPK PENABUR Jakarta :


VISI :
Menjadi lembaga pendidikan kristen unggul dalam Iman, Ilmu dan Pelayanan.
MISI :
Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan
pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai Kristiani
Berlandaskan visi dan misi tersebut, maka SMA BPK PENABUR Bogor yang
berlokasi di Jl. Paledang Nomor 39 Bogor Tengah RT 01/RW 02 Jawa Barat 16122,
mencoba melangkahkan kaki, menentukan tujuannnya dengan berlandaskan Visi dan
Misi sekolah sendiri.
Visi dan Misi SMA BPK PENABUR Bogor
Visi
Menghasilkan lulusan yang berkarakter Kristiani, berprestasi, mandiri dan berjiwa
kewirausahaan.
Misi
1. Mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran berdasarkan nilai-
nilai Kristiani (N2K).
2. Mengembangkan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku nasional.
3. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik.
4. Mengembangkan sikap mandiri dan jiwa kewirausahaan melalui kegiatan
pengembangan kewirausahaan.
SMA BPK PENABUR Bogor memiliki visi kedepan untuk menghasilkan pemimpin-
pemimpin yang mau dan mampu melayani. Untuk menjalankan visi dan misi
tersebut, kami bersama-sama mendidik siswa bukan hanya berfokus pada pendidikan
akademis saja, melainkan bagaimana mengembangkan pendidikan karakter baik
dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam kehidupan keseharian para siswa.
Untuk hal tersebut diatas maka motto yang kami miliki adalah : “ Learn, Grow,
Lead”
Dimana seluruh warga SMA BPK PENABUR Bogor untuk mau dan mampu serta
mencintai BELAJAR, untuk boleh terus BERTUMBUH yang kelak akan
menghasilkan PEMIMPIN yang MELAYANI.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian yang dilakukan peneliti digambarkan dalam bentuk tebel yaitu
sebagai berikut:

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


SMA BPK PENABUR BOGOR TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni July Agustus


Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √ √ √ √
Penelitian :
a. Pengajuan
Permohonan
Izin
b. Identifikasi
Masalah
c. Diskusi
Penentuan
Masalah
d. Pembuatan
Proposal
Kegiatan
2 Pelaksanaan √ √
Penilaian Pra
Tindakan
3 Pelaksanaan √ √ √ √ √
Penelitian
Siklus 1
a. Penentuan
Rencana
Tindakan
(Pra Siklus)
b. Pelaksanaan
Rencana
Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
4 Pelaksanaan √ √ √ √
Penelitian
Siklus II
a. Penentuan
Rencana
Tindakan
b. Pelaksanaan
Rencana
Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
5 Pengolahan √ √ √
Data
6 Penyusunan √ √ √
Laporan
a. Penyusunan
Draf
Penelitian
b. Penyempurn
aan Draf
c. Finishing

c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI SMA BPK PENABUR
Bogor Unit Pendidikan Kecamatan Bogor Tengah pada semester II Tahun Pelajaran
2021/2022. Siswa kelas XI MBIOLOGI berjumlah 31 siswa, Usia siswa kelas XI
MBIOLOGI SMA BPK PENABUR Bogor Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sekitar
16 – 17 tahun.

d. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui

observasi dan test tertulis yang diberikan kepada setiap sampel yang telah ditentukan

1. Sumber Data

Sumber data yang dalam penelitian ini adalah:

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua sumber data, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data yang bersumber dari

subjek penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai sumber data primer

adalah siswa kelas XI MBIOLOGI SMA BPK PENABUR Bogor pada semester II

tahun pelajaran 2021/2022. Sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari
selain sumber data primer, yaitu guru kelas lain dalam sekolah tersebut yang diajak

bekerja sama atau berkolaborasi sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas.

Sumber data primer yang berupa nilai hasil belajar. Ada tiga macam nilai yang diambil

dari subjek penelitian ini, yaitu nilai kondisi awal, nilai akhir siklus I, dan nilai akhir

siklus II. Dari tiga macam nilai tersebut yang dijadikan sebagai dasar penentuan ada

tidaknya peningkatan hasil belajar adalah nilai kondisi awal dan nilai akhir siklus.

Karena dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua siklus, maka terdapat dua

nilai akhir siklus, yaitu nilai akhir siklus I dan nilai akhir siklus II. Nilai pertama

diperoleh melalui tes di akhir siklus I, dan nilai kedua diperoleh melalui tes di akhir

siklus II.

Sumber data sekunder diperoleh melalui kegiatan observasi yang dilakukan bersama

kolaborator atau teman sejawat. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati minat

belajar, aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran siklus I dan

siklus II.

2. Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan)

Berisi berupa indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap

tindakan, berupa gradasi seperti :

1. 81 – 100 : sangat berhasil


2. 75 – 80 : berhasil
3. 69 – 74 : cukup berhasil
4. 63 – 68 : kurang berhasil
5. 57 – 62 : tidak berhasil
BAB III
METODE PENELITIAN

A. PROSEDUR PENELITIAN
1. Desain Penelitian

Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

Siklus I : Tanpa perlakuan yaitu tanpa menggunakan media pembelajaran

(siswa belajar tidak menggunakan torso manusia sebagai media

pembelajaran)

Siklus II : Dengan perlakuan yaitu dengan menggunakan media pembelajaran

(siswa belajar menggunakan torso manusia dengan dibimbing oleh

guru)

2. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan metode penelitian.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang ditandai
adanya siklus. Ada tindakan yang dilakukan peneliti pada tiap-tiap siklusnya. Banyaknya
siklus pada penelitian tindakan kelas ini ada dua, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap-tiap
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu planning, acting, observing, dan reflecting.
2. Siklus I
1. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan
mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam tindakan
atau perbaikan pembelajaran. Sehubungan dengan RPP, peneliti menyiapkan berbagai
bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih yaitu : lembar evaluasi, alat
dan bahan. Bersama teman sejawat yang ditugasi sebagai observer, menyepakati hal-hal
yang berkaitan dengan kelancaran observasi dan pengumpulan data, seperti fokus
observasi, kriteria observasi, jenis-jenis kegiatan yang harus diobservasi dan yang
lainnya. Setelah ada kesepakatan, peneliti bersama observer melakukan simulasi
perbaikan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan belajar berlangsung, peneliti sudah menyiapkan materi di power point
dan lembar kerja siswa/lembar pengamatan berupa tabel. Siswa dibagi menjadi 6
kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Setiap kelompok diberi
lembar kerja atau lembar pengamatan untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama dengan
temannya. Sebelum lembar kerja siswa atau lembar pengamatan dikerjakan, peneliti
menjelaskan secara singkat cara mengisi tabel tersebut.
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan secara singkat materi tentang pembelajaran hari ini. Siswa
dibimbing untuk mengamati gambar torso yang ada di slide power point. Berdasarkan
pengamatan dan pengetahuan mereka. Siswa mengidentifikasi kemudian mengamati
gambar salah satu torso manusia. Mengajar adalah membina bagaimana siswa belajar,
bagaimana berfikir dan bagaimana mencari informasi sehingga PBM yang memanfaatkan
alat dan bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran dapat menciptakan suasana
belajar siswa aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan berpikir.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Kegiatan diakhiri dengan memberikan saran dan tindak lanjut berupa pemberian
pekerjaan rumah (PR).
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan belajar berlangsung, peneliti sudah menyiapkan materi di power point dan
lembar kerja siswa/lembar pengamatan berupa tabel. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Setiap kelompok diberi lembar
kerja/lembar pengamatan untuk dikerjakan/didiskusikan bersama dengan temannya. Sebelum
lembar kerja siswa/lembar pengamatan dikerjakan, peneliti menjelaskan secara singkat cara
mengisi tabel tersebut.
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan kembali secara singkat materi tentang Sistem Pencernaan berserta
bagian-bagiannya. Siswa dibimbing untuk mengamati gambar tokoh pejuang. Berdasarkan
pengamatan dan pengetahuan mereka. Siswa mengidentifikasi bagian-bagian organ
pencernaan kemudian menuliskannya di dalam pembuatan torso tersebut. Mengajar adalah
membina bagaimana siswa belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana mencari informasi
sehingga PBM yang memanfaatkan alat dan bahan yang digunakan sebagai media
pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif serta
mengembangkan kemampuan berfikir. Perwakilan masing-masing kelompok untuk
melaporkan hasilnya, dan setelah itu siswa diperintahkan untuk kembali ketempat duduknya
masing-masing. Setelah selesai siswa diperintahkan untuk kembali ketempat duduk masing-
masing untuk mempersiapkan presentasi dari hasil pembuatan torso tersebut
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan ini peneliti memberikan tes formatif, menganalisis hasil tes serta memberikan
saran tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.

3. Observasi
Pengamat melakukan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Kegiatan ini
berlangsung selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah
dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus I. Hambatan atau
keberhasilan dalam siklus I dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kelas pada siklus II.
Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir
siklus I.

3. Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat dari hasil refleksi siklus kedua peneliti
merevisi Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan yang akan
dilaksanakan. Selain itu peneliti juga menyiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan,
meliputi dipilih yaitu: pembuatan torso, lembar evaluasi, media atau alat dan bahan. Bersama
teman sejawat yang ditugasi sebagai observer, menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan
kelancaran observasi dan pengumpulan data, seperti fokus observasi, kriteria observasi,
jenis-jenis kegiatan yang harus diobservasi dan yang lainnya. Setelah semua komponen yang
diperlukan lengkap, peneliti dengan teman sejawat mensimulasikan langkah-langkah
perbaikan pembelajaran.

2. Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
Peneliti mengawali pelajaran dengan memberikan apersepsi dengan maksud untuk menarik
perhatian dan minat siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan materi pelajaran dengna memksimalkan penggunaan media visual yang
meliputi alat peraga torso manusia. Setelah peneliti selesai menjelaskan materi dengan
menggunakan torso tersebut, kemudian secara bergilir siswa ditunjuk untuk menyebutkan
fungsi tersebut dan peranannya didalam tubuh mausia. Pembelajaran pada siklus ketiga
kelihatan lebih semangat, karena siswa berlomba-lomba untuk dapat menyebutkan bagian-
bagian tubuh manusia tersebut dan menjelaskan peranannya organ tubuh manusia
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Kegiatan diakhiri dengan memberikan tes formatif, menganalisis hasil tes serta memberikan
saran dan melanjutkan pembuatan torso yang belum selesai.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
Peneliti mengawali pelajaran dengan memberikan apersepsi dengan maksud untuk menarik
perhatian dan minat siswa. Kemudian bersama dengan siswa, peneliti membahas pembuatan
torso pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan memksimalkan penggunaan alat peraga torso
yang Setelah peneliti selesai menjelasan bagian-bagian dari torso tersebut, kemudian secara
bergilir siswa ditunjuk untuk menyebutkan bagian organ tubuh manusia tersebut dan
peranannya dalam mempelajarai materi sistem organ tubuh manusia. Pembelajaran pada
siklus ketiga kelihatan lebih semangat, karena siswa berlomba-lomba untuk dapat
menyebutkan bagian organ sistem pencernaan tersebut dan menjelaskan peranannya bagi
kesehatan tubuh. Setelah selesai siswa diharapkan akan dapat mampu menjadi leader dalam
pembahasan materi sistem organ tubuh manusia untuk kelas XI BIOLOGI lainnya.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan ini peneliti memberikan saran tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.

3. Observasi
Observer melakukan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Kegiatan observasi
ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah
dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus II. Hasil yang
diperoleh dalam siklus II dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan
kelas.
Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, akhir siklus I,
dan kondisi akhir siklus II.

3. Data dan Cara Pengumpulan Data


1. Sumber Data
a. Guru
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan penggunaan media torso
dalam meningkatkan kemampuan memahami macam- macam organ tubuh
sistem pencernaan dan cara merawat organ sistem pencernaan tubuh dengan
baik pada mata pelajaran Biologi siswa kelas XI.
b. Siswa
Mendapatkan data tentang perkembangan memahami macam- macam organ
tubuh sistem pencernaan dan cara merawat organ sistem pencernaan tubuh
dengan baik serta hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1. Cara Pengumpulan Data

a. Data kualitatif
Data yang berbentuk penjelasan dan tidak berbentuk angka
Adapun yang termasuk data kualitatif pada penelitian ini adalah:
1) Materi yang disampaikan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2) Media pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka
Data ini menjadi data primer dalam penelitian yang meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas XI SMA BPK PENABUR Bogor

2) Data presentase ketuntasan minimal

3) Data nilai siswa

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah salah satu proses pengambilan data dalam

penelitian dimana peneliti melihat situasi penelitian. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap proses, metode serta suasana kelas pada saat

proses pembelajaran. Data hasil observasi digunakan peneliti sebagai

penunjang untuk mengukur hasil belajar yang telah dilakukan. Dari

hasil observasi yang diperoleh mealalui kegiatan pengamatan, peneliti

mendapatkan suatu refleksi untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan


pembelajaran selanjutnya. Cara pengumpulan data dengan

menggunakan observasi yakni dengan mengumpulkan data sebagai

berikut:

a. Aktivitas siswa siklus I dan siklus II

GAMBAR 4.
1INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

NO KEGIATAN 1 2 3 4
1 Respon siswa ketika pembukaan
2 Responsiswa ketika guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
3 Respon siswa ketika guru menyampaikan
pelajaran
4 Siswa memperhatikan petunjuk guru untuk
mengerjakan soal
5 Respon siswa ketika guru memberi tugas
6 Siswa mempresentasikasn hasil karyanya
7 Respon siswa ketika mengerjakan tugas
8 Ketepatan waktu dalam menyelesaikan
tugas
9 Respon kegiatan penutup yang diberikan
oleh guru
b. Aktivitas guru siklus I dan siklus II

GAMBAR 4.2
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Nama Guru :
Mata Pelajaran` :
Materi Pelajaran :
Kelas :

No. Kegiatan Skor Keterangan

1 2 3 4

Membuka

a. Menarik perhatian

b. Menimbulkan
1
motivasi

c. Memberi acuan

d. Menunjukkan
kaitan

Penguasaan Materi Ajar

a.Orientasi,
motivasi,
dan bahasa
2
(sederhana
dan jelas)

b. Sistematika dan
variasi penjelasan

c. Kecakupan materi
terhadap
Kompetensi

d. Keluasan Materi
Ajar

Strategi yang Digunakan

a. Kesesuaian
strategi dengan
Indikator
Pembelajaran

b. Kesesuaian
3 strategi dengan
karakter materi
ajar

c. Kesesuaian
strategi dengan
karakter peserta
didik

d. Variasi Strategi

Performance

a. Suara: Intonasi,
nada, dan irama

4 b. Pola interaksi:
perhatian pada
siswa & kontak
mata

c. Ekspresi roman
muka

d. Posisi & gerakan


guru

Media/Bahan/Sumber Pembelajaran (MBSP)

a. Kesesuaian
MBSP dengan
Indikator
Pembelajaran

b. Kesesuaian
5 MBSP dengan
karakter materi
ajar

c. Kesesuaian
MBSP dengan
karakter peserta
didik

d. Variasi MBSP

Bertanya

a. Pertanyaan jelas
dan konkrit

6
b. Pertanyaan
memberikan
waktu berpikir
c. Pemerataan
pertanyaan pada
siswa

d. Pertanyaan sesuai
indikator
kompetensi

Reinforcement (Memberi penguatan)

a. Penguatan verbal

7 b. Penguatan non
verbal

c. Variasi penguatan

d. Feed back

Menutup pembelajaran

a. Meninjau kembali

b. Menarik simpulan
8
c. Memberi
dorongan
psikologis

d. Mengevaluasi

Pengamatan ini dilakukan di kelas pada saat proses pembelajaran

yang sedang berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat dijadikan

sebagai bahan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Selain

itu dapat dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan kegiatan selanjutnya.


c. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan beberapa

pernyataan secara lisan kepada subjek penelitian. Wawancara memiliki

sifat yang luwes sehingga pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan

dengan subjek penelitian. Wawancara digunakan untuk menggali

beberapa hal yang berkaitan dengan masalah pembelajaran. Dari proses

wawancara peneliti mendapatkan hasil tentang karakteristik siswa,

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran yang akan

diteliti, dan persiapan guru sebelum pembelajaran dilaksanakan.

d. Tes

Tes ini berupa tes tulis uraian. Tes tulis uraian diberikan guru setelah

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Media torso .

Pengumpulan data menggunakan tes tulis uraian yang digunakan untuk

mengumpulkan data kemampuan memahami macam-macam organ

sistem pencernaan h dan cara merawat organ sistem pencernaan dengan

baik pada siklus I dan siklus II.

e. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa yang

terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut.

Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi dan foto. Pada

penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah sebagai penunjang data.


B. Teknik Analisis Data

Teknik penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu analisi

yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif dimana analisis

tersebut menggunakan model matematika, model statiska, dan ekomotorik.

Peneliti menyajikan hasil analisis dalam bentuk angka kemudian disajikan

dan diinterprestasikan dalam bentuk deskriptif atau uraian yang bersifat

kualitatif.

a. Analisis secara kuantitatif

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis

pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana

yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,

yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X
X
N

Dengan : X = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah nilai semua siswa

ΣN = Jumlah semua siswa


Selanjutnya skor rata-rata yang diperoleh tersebut

diklasifikasikan ke dalam bentuk sebuah predikat yang memiliki

skala sebagai berikut:

90-100 : Sangat Baik

70-89 : Baik

50-69 : Cukup

0-49 : Kurang

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

dan secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar

mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa

telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 85 dan kelas disebut

tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap. Untuk menghitung persentase ketuntasan

belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Siswa yang tunta belajar


P x100%

Siswa

Untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar siswa pada

siklus I dan siklus II digunakan rumus presentase. Seorang siswa

dikatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai sebesar 75 karena

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditentukan sekolah dan tuntas secara klasikal jika kelas tersebut

mencapai 85% yang telah mencapai keberhasilan sebagai refleksi


untuk melakukan perencanaan pada siklus selanjutnya. Adapun

rumus ketuntasan belajar, yakni:

P : F X 100
N
Keterangan :

P : Ketuntasan Belajar
F : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N :Jumlah semua siswa

Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Klasikal

Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria


91% - 100% Sangat Baik
81% - 90% Baik
71% - 80% Cukup
61% - 70% Kurang
0% - 60% Sangat kurang

b. Analisis secara kualitatif

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.
C. Indikator Kerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan proses

pembelajaran di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur.

Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran dalam

melakukan penelitian:

a. Penilaian Keberhasilan

Penggunaan Media torso dikatakan berhasil apabila jumlah siswa

mampu memahami macam-macam organ sistem pencernaan h dan

cara merawat organ sistem pencernaan dengan baik dengan nilai ≥

85%.

b. Penilaian Rata-rata

Penggunaan Media torso dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata

siswa lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75

c. Aktifitas Guru

Pembelajaran dikatakan berhasil jika observasi aktifitas guru

mendapatkan nilai akhir 85.

d. Aktifitas Siswa

Pembelajaran dikatakan berhasil jika observasi aktifitas guru

mendapatkan nilai akhir 85.


D. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian ini merupakan serangkaian alat yang digunakan

dalam suatu penelitian untuk melaporkan data yang diinginkan. Sesuai

dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, instrumen-instrumen

yang digunakan yakni:

a. Soal tes individu, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

diakhir pembelajaran pada setiap siklus.

b. Instrumen observasi aktifitas guru dan siswa.

c. Instrumen wawancara.

E. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru mata pelajaran

Biologi yang berkolaborasi dengan guru sejawat dalam proses

pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami

macam-macam organ sistem pencernaan h dan cara merawat organ sistem

pencernaan dengan baik pada mata pelajaran biologi siswa kelas XI

menggunakan media torso .

Guru dan peneliti merupakan satu kesatuan tim yang bertugas untuk

mengarah proses pembelajaran agar berjalan efektif serta dapat

meningkatkan kemampuan memahami macam-macam organ sistem

pencernaan h dan cara merawat organ sistem pencernaan dengan baik pada

mata pelajaran biologi.

Peneliti bertugas untuk melakukan penelitian terhadap kinerja guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan siswa. Selain itu peneliti

mempunyai tugas untuk menyediakan Rencana Perangkat Pembelajaran


(RPP). Namun dalam pelaksanaan (RPP) guru yang mempunyai

wewenang seutuhnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Langkah

selanjutnya adalah guru melakukan evaluasi terhadap kemampuan

memahami macam-macam organ sistem pencernaan dan cara merawat

organ sistem pencernaan dengan baik. Sehingga mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam memahami macam-macam organ sistem

pencernaan dan cara merawat organ sistem pencernaan dengan baik,

apakah sudah meningkat atau belum. Dalam proses pembelajaran peneliti

mempunyai tanggung jawab membantu proses pembelajaran sebagaimana

melaksanakan kerja sama dengan baik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang penggunaan

media pembelajaran torso untuk meningkatkan kemampuan meningkatkan

hasil belajar materi sistem pencernaan pada mata pelajaran biologi siswa

kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor. Adapun hasil penelitiannya

yakni:

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui observasi, wawancara,

dan penilaian tes tulis. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas

guru dan aktivitas siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas

untuk meningkatkan kemampuan memahami materi sistem pencernaan

dengan menggunakan media pembelajaran torso.

Selain observasi, data diperoleh melalui wawancara yang

dilakukan kepada beberapa informan di SMA BPK PENABUR Bogor

yaitu guru yang mengajar di kelas XI dan seorang siswa. Wawancara

dilakukan di saat jam istirahat pembelajaran atau ketika sesudah

memberikan pembelajaran di kelas dan para siswa sudah pulang dari

sekolah.

Di samping observasi dan wawancara, data juga diperoleh dari

dokumentasi dan melalui penilaian tes tulis. Penilaian tes digunakan untuk

mengetahui bagaimana kemampuan memahami materi sistem pencernaan

menggunakan media pembelajaran torso pada tahap siklus I, kemudian

pada tahap siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

memahami materi sistem pencernaan.


Hasil penilaian tes tulis diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran

dengan media pembelajaran torso. Adapun sebab dari digunakannya media

pembelajaran torso yakni terlihat pada pelaksanaan proses pembelajaran

sebelum diterapkannya media pembelajaran torso yakni minat siswa yang

kurang dalam proses pembelajaran terlihat dari kurangnya keaktifan siswa

kelas XI. Hal ini disebabkan pada kegiatan inti pada saat penyampaian

materi guru hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa

mendapatkan pemahaman yang masih abstrak.

Realita tesebut dapat dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa.

Nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas XI masih di bawah KKM

yang ditentukan yakni 75. Tingkat ketuntasan mata pelajaran biologi kelas

XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor adalah sebesar 55,2%. Dari 31

siswa kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor, 18 siswa mendapat

nilai diatas KKM dan 13 siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Media pembelajaran torso merupakan media pembelajaran

yang digunakan pada siklus I dan siklus II sebagai solusi dari

pembelajaran sebelumnya. Penyajian data pada penelitian ini, peneliti

mengelompokan tahapan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Hasil Tahap Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahapan yakni tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi. Siklus I


dilaksanakan dalam satu kali pembelajaran dengan alokasi waktu 3x35

menit. Berikut empat tahapan tersebut:

a. Tahap Perencanaa

Berdasarkan masalah yang ada, peneliti dan guru mata

pelajaran biologi melakukan diskusi untuk memperbaiki

pembelajaran sebelumnya dan akan digunakan pada siklus I. hasil

diskusi tersebut diantaranya:

1) Mementukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi,

yakni dengan menggunkan media pembelajaran torso. Media

pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dengan memberikan argumen yang berkaitan

dengan materi. Pada penerapan media pembelajaran torso ini

menggunakan media rangka yang dibentuk menyerupai rangka

manusia seperti aslinya.

2) Pembuatan RPP, dimana segala bentuk aktivitas yang akan

dilakukan dalam proses pembelajaran. Terdapat tiga aktivitas

dalam RPP yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Kegiatan yang ada dalam RPP menggunakan

media pembelajaran torso secara berurutan. RPP yang dibuat

telah divalidasi oleh Ester Antika, S.Pd., sebagai himbauan

bahwasannya RPP yang dibuat layak dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung. Media yang

digunakan adalah media torso yang akan diletakkan di depan

kelas, agar seluruh siswa dapat melihat dengan jelas.

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa merupakan

lembar untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dan

keberhasilan guru dalam proses pembelajaran biologi dengan

menggunakan media pembelajaran torso yang sedang

berlangsung.

5) Membuat lembar evaluasi, yakni menyusun soal tes hasil belajar

individu dengan indikator kompetensi yang telah ditetapkan

dalam RPP sebagai penilaian tingkat kemampuan memahami

materi sistem pencernaan di rumah dan di sekolah. Adapun

bentuk tes berupa 10 butir soal uraian yang harus dijawab oleh

siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 10 November 2021. Dengan alokasi 3 jam pelajaran (3x35

menit). Proses pembelajaran dimulai pada jam 07:00 WIB. Saat

siswa kelas XI MIPA memasuki kelas terlihat banyak siswa yang

telat ketika memasuki kelas dan guru menyuruh siswa untuk duduk

ditempat duduknya masing-masing.

Pada kegiatan pendahuluan guru memulai dengan

mengucapkan salam, mengajak berdoa, menanyakan kabar siswa

dengan suara yang lantang. Terlihat dari respon yang diberikan


siswa yakni kurang bersemangat dan banyak dari siswa yang

bercanda dan bermain dengan teman sebangkunya.

Untuk membangkitkan suasana, guru mengajak siswa untuk

melakukan ice breaking dengan cara bernyanyi dan senam otak

menggunakan jari. Ketika guru memberikan apersepsi sebagian

siswa memberikan respon dengan baik. Guru melaksanakan

apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran hari kemaren dengan

materi yang akan dipelajari. Adapun apersepsi yang dilakukan

yakni dengan memberikan pertanyaan dengan sebagian siswa

menanggapi pertanyaan tersebut dengan baik. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran biologi dengan kalimat yang

jelas namun beberapa kalimat yang disampaikan masih belum

dBiologihami oleh siswa. Banyak dari siswa yang melamun ketika

guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan

berlangsung selama 15 menit.

Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa kelas XI MIPA

yang berjumlah 31 siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-

masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Tahap selanjutnya adalah

guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan contoh

dan mengaitkan contoh berdasarkan materi dengan kehidupan

sehari- hari, yakni apakah fungsi dari sistem pencernaan? Setelah

siswa menjawab, guru menjelaskan materi sistem pencernaan. Guru

melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan materi

sistem pencernaan, yakni


pengertian sistem pencernaan, macam-macam sistem pencernaan.

Pada saat guru menjelaskan materi sebagian besar siswa

memperhatikan dan merespon dari penjelasan yang diberikan guru.

Terlihat ketika guru ketika memberikan penjelasan guru belum

menguasai materi dan langkah pembelajaran yang terdapat di

dalam RPP dengan baik. Guru masih melihat RPP sehingga kurang

menguasai siswa pada pembelajaran. Guru menjelaskan materi

sistem pencernaan dengan menggunakan media torso di depan

kelas. Dalam menggunaan media torso masih ada beberapa siswa

yang belum memahami, hal ini dikarenakan guru menggunakan

suara yang kurang lantang dan guru hanya menjelaskan di depan

saja.

Sebelum melaksanakan diskusi setiap kelompok membaca

materi dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru kemudian

melakukan diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi sebagian

besar siswa masih belum memahami terlihat dari pelaksanaan

diskusi siswa masih kurang aktif selain itu kurangnya semangat

siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut diakibatkan karena

pada saat menjelaskan menggunakan media torso, guru

menggunakan suara yang kurang lantang dan guru hanya

menjelaskan di depan saja.

Setiap kelompok mempunyai satu perwakilan untuk

mempresentasikan hasil diskusi, namun banyak dari mereka yang

kurang percaya diri ketika didepan kelas untuk membacakan hasil


diskusinya. Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama memberikan

tepuk tangan kepada perwakilan kelompok yang telah

mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian siswa dan guru

melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan yang telah

dipresentasikan. Selanjutnya masing-masing siswa diberikan tes

formatif (tes tulis uraian) yang dikerjakan secara individu, hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

terkait dengan materi dalam memahami materi sistem pencernaan.

Dalam pelaksanaan mengerjakan soal siswa belum dapat

menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit pada pembelajaran

berlangsung.

Kegiatan penutup dilakukan guru dan siswa dengan membuat

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan

menyimpulkan guru hanya memberikan pertanyaan salah satu sub

materi saja sehingga sebagian besar siswa saja yang menjawabnya.

Selanjutnya guru melakukan refleksi. Selanjutnya guru

memberikan pekerjaan rumah (PR). Siswa dan guru melakukan

berdo‟a bersama sebelum menutup pembelajaran. Selanjutnya guru

mengucapkan salam dengan artian pembelajaran sudah selesai.

Kegiatan penutup berlangsung selama 20 menit pada pembelajaran

berlangsung.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menggunakan

media pembelajaran torso pada mata pelajaran biologi materi

sistem pencernaan kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor,

diperoleh data hasil penilaian tes hasil belajar. Data hasil penilaian

tes tulis terdiri dari nilai rata- rata hasil belajar siswa yakni 77,59

dan ketuntasan belajar yakni 62,5% dengan keterangan 20 siswa

dari 31 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama siswa belum tuntas

belajar, karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari 75

persentasenya hanya sebesar 62,5% lebih kecil dari persentase

ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

c. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tahap observasi dilakukan oleh peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati setiap proses yang terjadi

pada aktivitas siswa dan guru. Adapun hasil observasi aktivitas

guru pada siklus I yakni:

1) Guru mengucapkan salam, berdoa, menanyakan kabar

(pembukaan) dengan suara lantang dan memberikan apesepsi

tapi tidak dapat mengondisikan siswa untuk siap menerima

pelajaran. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 9 yakni

cukup.

2) Guru menampilkan penguasaan materi ketika saat pembelajaran.

Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 16 yakni baik.


3) Guru menggunakan strategi yang sesuai dengan materi

pembelajaran. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 12

yakni baik.

4) Guru mempunyai performance yang menarik perhatian siswa.

Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 14 yakni baik.

5) Guru menerapkan sebagian besar langkah-langkah pada media

pembelajaran namun ada beberapa pembelajaran yang tidak

sesuai. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 13 yakni baik.

6) Performance guru (suara yang jelas dalam menyampaikan

materi, interaksi yang baik kepada beberapa siswa). Pada

kegiatan ini guru mendapatkan skor 15 yakni baik.

7) Guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi tanya

jawab selama proses pembelajaran. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 12 yakni sangat baik.

8) Guru memberikan kesimpulan namun siswa pasif dalam

menanggapinya. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 14

yakni sangat baik.

Dari hasil analisis data terhadap pengamatan aktivitas guru di

atas memeperoleh nilai akhir sebesar 82% dengan kategori cukup.

Skor yang diperoleh sebanyak 105 dari skor maksimal sebanyak

128. Hal ini menunjukkan perlu adanya perbaikan pada siklus

selanjutnya agar tecapai target yang diharapkan yakni sebesar 85%.


Adapun kegiatan yang dirasa kurang baik yakni pada kegiatan

pendahuluan pengondisian kelas dan apersepsi. Apersepsi yang

dilakukan dinilai kurang menarik respon siswa secara keseluruhan

selain itu pengondisian kelas yang kurang menyeluruh yang

mengakibatkan tidak secara keseluruhan siswa merespon dengan

baik.

Dalam kegiatan inti yakni kegiatan menyampaikan instruksi

langkah-langkah penerapan media pembelajaran torso dinilai

kurang baik, karena dalam menyampaikannya guru menggunakan

suara yang kurang lantang dan guru hanya di depan kelas saja yang

mengakibatkan ada beberapa siswa yang tidak memahami materi

tentang sistem pencernaan.

Tahap selanjutnya adalah kegitan penutup. Dalam kegiatan

penutup pada kegiatan kesimpulan guru hanya memberikan

beberapa pertanyaan kepada siswa, sehingga siswa mudah lupa

dalam menerima materi. Seharusnya, guru memberikan beberapa

pertanyaan kepada siswa dengan setiap pemberian sub materi.

Dengan begitu siswa lebih mudah mengingat materi yang sudah

disampaikan oleh dalam proses pembelajaran.

Selain data hasil obervasi aktivitas guru, diperoleh juga hasil

aktivitas siswa yang dilakukan observer dengan mengisi lembar

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil

observasi aktivitas siswa siklus I, yakni:


1) Banyak siswa yang tidak serius dalam menjawab salam,

berdoa, menjawab kabar dan merespon apersepsi. Pada

kegiatan ini guru mendapatkan Sebagian kecil sudah kompak

tetapi beberapa siswa masih banyak skor 2 yakni cukup.

2) Sebagian besar siswa memperhatikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3 yakni baik.

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tetapi masih ada yang

belum siap menerima pelajaran. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 3 yakni baik.

4) Siswa memperhatikan petunjuk yang diberikan guru tetapi

masih ada siswa yang belum jelas mengenai petunjuk sebelum

melakukan diskusi kelompok. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 3 yakni baik.

5) Siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru tetapi

mash ada yang tidak bertanggung jawab dengan tugasnya.

Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3 yakni baik.

6) Siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

tetapi tidak dengan rasa percaya diri. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 2 yakni cukup

7) Siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru tetapi

masih ada yang kurang bersemangat. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 3 yakni baik.


8) Siswa bisa menuntaskan sebagian kecil tugasnya dengan waktu

yang kurang tepat. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 2

yakni cukup

9) Sebagian besar siswa memberikan respon terhadap ajakan guru

untuk menyimpulkan materi tetapi tidak kompak/ bersemangat

namun ada siswa yang tidak merespon ajakan guru. Pada

kegiatan ini guru mendapatkan skor 3 yakni baik.

Dari hasil analisis data terhadap pengamatan aktivitas siswa di

atas memeperoleh nilai akhir sebesar 66,6 dengan kategori kurang.

Skor yang diperoleh sebanyak 24 dari skor maksimal sebanyak 36.

Hal ini menunjukkan perlu adanya perbaikan pada siklus

selanjutnya agar tecapai target yang diharapkan yakni sebesar 85.

Adapun hasil nilai akhir dalam menerapkan media

pembelajaran torso tergolong kategori cukup dikarenakan ada

beberapa aspek yang tidak dilaksanakan oleh siswa dengan baik,

hal ini terlihat dari respon siswa yang kurang antusias dan kurang

bersemangat dalam proses awal pembelajaran. Sehingga kondisi

kelas menjadi tidak kondusif.

Pada kegiatan inti yakni kurang aktifnya siswa dalam bertanya

hal ini disebabkan rasa ingin tahu siswa masih sangat rendah,

semangat dalam proses pembelajaran yang masih kurang, dan

kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menerima materi yang


diajarkan. Selain itu masih banyak siswa yang melamun dan

bermain dengan temannya yang mengakibatkan siswa tidak

memahami materi sistem pencernaan yang di terapkan dalam

kegiatan diskusi siswa.

Pada tahap selanjutnya yakni kegiatan penutup. Pada kegiatan

kesimpulan hanya beberapa siswa saja yang berantusias dalam

menyimpulkan materi dan sebagiannya hanya mendengarkan saja.

Hal ini menunjukkan kurangnya kekompakan dalam menunjukkan

semangatnya.

Dengan demikian hasil observasi siswa pada siklus I terdapat

aspek yang harus diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga nantinya

dapat ditindak lanjuti pada siklus II untuk memperoleh target yang

diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh akan dianalisis dan direfleksikan sebagai

alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya. Temuan yang

diperoleh kemudian dijadikan rumusan pembelajaran untuk

dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya. Dari data yang diperoleh

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengondisian siswa di kelas belum maksimal, performance

guru masih kurang jelas.


2) Penjelasan bagian torso kurang jelas dan suara yang kurang

lantang. Sehingga banyak anggota kelompok yang belum bisa

aktif dalam mengikuti diskusi.

3) Pengondisian kelas yang tidak kondusif dalam penerapan

media pembelajaran torso yang mengakibatkan siswa tidak

kondusif dikarenakan setiap kelompok berantusias menjadi

kelompok pertama yang dapat mempresentasikan

Setelah peneliti dan guru berdiskusi, langkah yang akan

dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I adalah

sebagai berikut:

1) Guru lebih semangat dan memotivasi siswa, sehingga

pengondisian siswa di kelas dapat maksimal. Dalam

memberikan apersepsi guru harus mengaitkan materi dengan

kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah memahami.

Dalam penyampaian materi guru harus bisa mengeraskan suara

dan menguasai RPP sehingga guru tidak melihat berulang kali

dan dapat lebih fokus kepada siswa.

2) Setiap penyampaian sub materi, guru harus memberikan

pertanyaan-pertanyaan agar siswa dapat mengingat apa yang

sudah disampaikan..

3) Guru harus maksimal dalam memberikan penjelasan

menggunakan media torso. Dengan demikian, akan dilakukan

penelitian pada siklus berikutnya (siklus II).


2. Hasil Tahap Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan kekurangan-

kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus I, adapun

siklus II ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana empat tahap tersebut akan

dijelaskan dibawah ini:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini direncanakan semua kegiatan yang akan

menunjang kelancaran perbaikan dan pengambilan data.

Perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi dari pelaksanaan

pada siklus I yang telah didiskusikan oleh peneliti dengan guru

kolaborator. Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II,

diantaranya adalah:

1) Mengembangkan media pembelajaran torso agar siswa lebih

tertarik dan lebih mudah memahami materi sistem

pencernaan manusia.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

terhadap perbaikan setelah diadakannya penelitian siklus

pertama dengan memadukan hasil refleksi dari siklus

pertama. Dalam kegiatan awal, ice breaking diubah menjadi

yang lebih menarik, yakni menyanyikan lagu “lutut kaki”

dengan gerakan. Untuk apersepsi, guru memberikan beberapa

gerakan yang ada kaitannya dengan keseharian


siswa mengenai materi sistem pencernaan. Untuk kegiatan

inti menerapkan media pembelajaran torso secara runtut.

3) Menyiapkan bahan ajar dan menyiapkan papan tempel nama

tiap sistem pencernaan yang jelas sehingga siswa secara

kesuluruhan dapat melihatnya.

4) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan lembar

aktivitas guru merupakan lembar untuk mengetahui tingkat

keaktifan siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran biologi yang sedang berlangsung.

5) Membuat lembar evaluasi siswa, yakni menyusun soal tes

hasil belajar individu dengan indikator kompetensi yang telah

ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai

penilaian dari hasil belajar, dengan indikator kompetensi

yang sama pada siklus I sebagai penilaian dari hasil belajar.

Adapun bentuk tes berupa 10 butir soal uraian yang harus

dijawab oleh siswa.

6) Menentukan persentase keberhasilan belajar siswa. Dalam

penelitian ini, perbaikan dikatakan berhasil jika nilai rata-rata

yang diperoleh siswa minimal 75 dengan persentase

keberhasilan belajar minimal 85%. Dengan demikian,

pembelajaran dapat dikatakan berhasil, apabila hasil

observasi aktivitas siswa dan guru telah mencapai persentase

minimal 85.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II kegiatan pembelajaran

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 November 2021 Dengan

alokasi waktu 3 jam (3x35 menit). Proses pembelajaran dimulai

pada jam 07.00 WIB. Sebagian besar siswa sudah duduk di

tempat duduknya masing-masing dan ada siswa yang asyik

berlari-larian di dalam kelas dan ramai sendiri. Dengan demikian,

guru memberikan intruksi agar semua siswa dapat duduk ditempat

duduknya masing-masing dan siap mengikuti proses

pembelajaran.

Pada kegiatan pendahuluan guru memulai dengan

mengucapkan salam, mengajak berdoa, menanyakan kabar siswa

dengan suara yang cukup lantang. Tertlihat dari respon yang

diberikan siswa yakni kurang bersemangat dan kurang serius.

Untuk membangkitkan suasana, guru mengajak siswa untuk

melakukan ice breaking dengan cara bernyanyi lutut kaki dengan

gerakan. Ketika guru memberikan apersepsi sebagian siswa

memberikan respon dengan baik. Guru melaksanakan apersepsi

dengan mengaitkan pembelajaran materi dnegan kehidupan

sehari-hari. Adapun apersepsi yang dilakukan yakni dengan

memberikan pertanyaan dengan sebagian siswa menanggapi

pertanyaan tersebut dengan baik.


Guru menyampaikan tujuan pembelajaran biologi dengan

kalimat yang jelas namun beberapa kalimat yang disampaikan

masih belum dBiologihami oleh siswa. Banyak dari siswa yang

melamun ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 15 menit.

Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa kelas XI yang

berjumlah 31 siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Tahap selanjutnya adalah guru

menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan contoh

dan mengaitkan contoh berdasarkan materi dengan kehidupan

sehari-hari. Setelah siswa menjawab, guru menjelaskan materi

sistem pencernaan. Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran

dengan menjelaskan materi sistem pencernaan, yakni pengertian

sistem pencernaan, macam-macam sistem pencernaan. Pada saat

guru menjelaskan materi seluruh siswa memperhatikan dan

merespon dari penjelasan yang diberikan guru. Terlihat guru

ketika memberikan penjelasan,guru menguasai materi dan

langkah pembelajaran yang terdapat di dalam RPP dengan baik.

Dalam menjelaskan menggunakan media torso, seluruh siswa

sudah dapat memahami, hal ini dikarenakan guru menggunakan

suara yang lantang dan ketika menjelaskan guru berkeliling

keseluruh kelas.

Sebelum melaksanakan diskusi setiap kelompok membaca

materi dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru kemudian


melakukan diskusi. Pada saat diskusi sudah dikatakan aktif karena

seluruh siswa aktif dalam pelaksanaan diskusi. Hal tersebut

diakibatkan karena pada saat menjelaskan menggunakan media

pembelajaran torso guru menggunakan suara yang lantang dan

guru berkeliling ke seluruh kelas. Setiap kelompok mempunyai

satu perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi, namun

banyak dari mereka yang kurang percaya diri ketika didepan kelas

untuk membacakan hasil diskusinya. Selanjutnya guru dan siswa

bersama-sama memberikan tepuk tangan kepada perwakilan

kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian

siswa dan guru melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan yang

telah dipresentasikan. Selanjutnya masing-masing siswa diberikan

tes formatif (tes tulis uraian) yang dikerjakan secara individu, hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

terkait dengan materi dalam memahami materi sistem pencernaan

di rumah dan di sekolah. Dalam pelaksanaan mengerjakan soal

siswa belum dapat menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit pada

pembelajaran berlangsung.

Kegiatan penutup dilakukan guru dan siswa dengan membuat

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan

menyimpulkan guru memberikan pertanyaan pada setiap sub

materi sehingga seluruh siswa mampu menjawabnya. Selanjutnya


guru melakukan refleksi. Selanjutnya guru memberikan pekerjaan

rumah (PR). Siswa dan guru melakukan berdoa bersama sebelum

menutup pembelajaran. Selanjutnya guru mengucapkan salam

dengan artian pembelajaran sudah selesai. Kegiatan ini

berlangsung selama 20 menit pada pembelajaran berlangsung.

Dari hasil pelaksanaan siklus II penggunaan media

pembelajaran torso pada pembelajaran biologi materi sistem

pencernaan kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor di

peroleh hasil penilaian tes hasil belajar yang telah dilakukan.

Adapun hasil penilaia tes tulis yakni dilihat dari peningkatan nilai

rata-rata semula 77,59 meningkat menjadi 87,0625. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II

dapat dikatakan tuntas.\

Persentase ketuntasan belajar siswa yang diperoleh adalah

87,5% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh pada siklus II

ini tidak perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya, karena

sudah mencapai target yang diharapkan. Dengan demikian, media

pembelajaran torso pada siklus II dapat meningkatkan

kemampuan memahami materi sistem pencernaan di rumah dan di

sekolah siswa kelas XI MIPA pada materi sistem pencernaan di

lingkungan masyarakat.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas


siswa selama proses pembelajaran setelah melakukan perbaikan-

perbaikan dari siklus I maka dilaksanakan pada siklus II. Adapun

hasil observasi aktivitas guru siklus II, yakni:

1) Guru mengucapkan salam, berdoa, menanyakan kabar dengan

suara lantang dan memberikan apersepsi tapi masih kurang

memberikan motivasi dan mengondsikan siswa untuk siap

menerima pelajaran. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor

3 yakni baik.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang

cukup jelas namun beberapa kalimat masih sulit untuk

dBiologihami. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3

yakni baik.

3) Guru menjelaskan materi secara lisan maupun tulisan kepada

siswa tanpa melihat buku atau RPP. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

4) Guru memberi panduan yang jelas kepada seluruh siswa

tentang materi sistem pencernaan. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

5) Guru menerapkan seluruh langkah-langkah pada media

pembelajaran dengan sesuai. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.


6) Performance guru (suara yang jelas dalam menyampaikan

materi, interaksi yang baik kepada beberapa siswa). Pada

kegiatan ini guru mendapatkan skor 3 yakni baik.

7) Guru hanya menggunakan tiga metode selama proses

pembelajaran. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3

yakni baik.

8) Guru memberi apersiasi secara menyeluruh kepada siswa. Pada

kegiatan ini guru mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

9) Guru dan siswa saling aktif membuat kesimpulan dengan

bertanya. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 4 yakni

sangat baik.

Dari hasil analisis data terhadap pengamatan aktivitas guru di

atas memperoleh nilai akhir sebesar 88,8 dan termasuk kategori

baik dengan memperoleh skor sebanyak 31 dari skor maksimal

sebanyak 36. Namun ada beberapa aspek yang masih kurang,

seperti memberikan motivasi dan menjelaskan materi.

Selain data hasil observasi aktivitas guru, diperoleh juga hasil

aktivitas siswa yang dilakukan obsever dengan mengisi lembar

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil

observasi aktivitas siswa siklus II, yakni:

1) Sebagian besar sudah kompak tetapi beberapa siswa masih

ada yang belum serius dalam menjawab salam, berdoa, dan


menjawab kabar. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3

yakni baik.

2) Sebagian besar siswa memperhatikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 3 yakni baik.

3) Semua siswa memperhatikan penjelsan guru dan sudah siap

menerima pelajaran. Pada kegiatan ini guru mendapatkan

skor 4 yakni sangat baik.

4) Petunjuk yang diberikan guru dan sudah jelas mengenai

petunjuk sebelum melakukan diskusi berkelompok. Pada

kegiatan ini guru mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

5) Siswa kompak dalam mengerjakan tugas dengan penuh

bertanggung jawab dengan tugasnya. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

6) mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas tetapi tidak

dengan rasa percaya diri. Pada kegiatan ini guru mendapatkan

skor 2 yakni cukup.

7) Siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru dan

bersemangat. Pada kegiatan ini guru mendapatkan skor 4

yakni sangat baik.

8) Siswa bisa menuntaskan sebagian besar tugasnya dengan

waktu yang kurang tepat. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 3 yakni baik.


9) respon terhadap ajakan guru untukmenyimpulkan materi

dengan kompak/ bersemangat. Pada kegiatan ini guru

mendapatkan skor 4 yakni sangat baik.

Dari hasil analisis data terhadap pengamatan aktivitas siswa

di atas memeperoleh nilai akhir sebesar 86,1 dengan kategori

baik. Skor yang diperoleh sebanyak 31 dari skor maksimal

sebanyak 36. Kekurangan pada aktivitas siswa terdapat pada

kegiatan apersepsi, beberapa siswa yang kurang merespon

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, hasil

yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yang

diharapkan sehingga tidak perlu adanya pengulangan atau

perbaikan pada siklus selanjutnya.

d. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses mengajar.

Data yang diperoleh dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut:

1) Dalam kegiatan apersepsi, ada beberapa siswa yang tidak

merespon pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Hal ini

disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh

guru kepada siswa.

2) Dengan media torso dengan papan nama tiap rangka

membuat siswa dapat melihat materi yang tertera di papan


nama dan dengan media torso siswa lebih tertarik dan

antusias dalam menerima materi sistem pencernaan manusia.

3) Dalam diskusi kelompok, semua anggota mampu aktif dan

antusias dalam menjawab. Hal ini dikarenakan seluruh siswa

memperhatikan pembelajaran media torso yang dijelaskan

oleh guru.

4) Hasil aktivitas guru pada siklus II mengalami peningkatan

dari siklus yang sebelumnya, yakni siklus I 77,7 meningkat

menjadi 88,8 pada siklus II. Sedangkan hasil aktivitas siswa

pada siklus I yakni 66,6 meningkat menjadi 86,1 pada siklus

II.

5) Perolehan nilai siswa pada siklus II mengalami peningkatan

jika dibandingkan pada siklus I. Dari nilai rata-rata semula

77,59 meningkat menjadi 87,0625. Dan ketuntasan belajar

pada siklus I yakni 62,5% meningkat menjadi 87,5% pada

siklus II. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil perbaikan

pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan tuntas, karena

siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebagai batas ketuntasan

belajar yang telah ditetapkan mencapai lebih dari 85%.

Dengan demikian, media pembelajaran torso pada siklus II

ini mengalami keberhasilan dan tidak perlu dilakukan ke

siklus berikutnya.
B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa kemampuan memahami materi

sistem pencernaan siswa kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor

mengalami peningkatan dari sebelum dilaksanakannya penelitian yang

menggunakan media torso. Sebelum diterapkannaya media pembelajaran

torso diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,4375 dari 31 siswa di kelas

tersebut hanya 18 siswa yang tuntas sedangkan 13 siswa lainnya belum

tuntas.

Sedangkan pada siklus I setelah diterapkannya media pembelajaran

torso diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 77,59 atau 20 siswa yang tuntas

dan 11 siswa yang masih belum tuntas. Hasil pada siklus I ini belum

mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan, maka dilakukan

perbaikan untuk melaksanakan siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan

pada nilai rata-rata siswa yakni 87,0625 atau 28 siswa tuntas dan 3 siswa

yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat dari diagram berikut:

Diagram 4.1 Nilai Rata-Rata Siswa


Peningkatan yang terjadi pada nilai rata-rata kemampuan

memahami materi sistem pencernaan diikuti pula dengan peningkatan

hasil ketuntasan belajar siswa. Sebelum dilaksanakannya penelitian

dengan menggunakan media pembelajaran torso diperoleh persentase

ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 56,25%.

Hal ini karena kemampuan memahami materi sistem pencernaan

manusia masih rendah, yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

adalah: siswa kurang menguasai materi sistem pencernaan manusia, siswa

merasa kesulitan memahami materi sistem pencernaan, proses

pembelajaran yang kurang bervariasi atau monoton sehingga siswa dalam

kegiatanpembelajaran bersifat pasif dan media yang kurang bervariasi.

Setelah diterapkannya media pembelajaran torso pada siklus I,

terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari sebelumnya 56,25%

pada pra siklus menjadi 62,5% pada siklus I. Peningkatan yang terjadi

masih belum mencapai persentase yang diharapkan yakni minimal 85%,

sehingga dilakukanlah siklus II dengan perbaikan dari siklus I. Pada

siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa sebesar 87,5%, di mana

ketuntasan belajar siswa telah tercapai. Hal ini dapat dilihat dari diagram

berikut:
100

80

60

40

20

0
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa

Selain hasil ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata siswa, data

diperoleh melalui aktivitas guru maupun siswa. Berdasarkan hasil dari

pengamatan guru pada siklus I diperoleh hasil nilai akhir sebesar 77,7 dan

hasil pengamatan siswa pada siklus I mencapai 66,6.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat diketahui

kekurangan dalam menerapkan media pembelajaran torso diantaranya

adalah guru kurang bisa mengkondisikan siswa, sehingga siswa kurang

siap dalam menerima pelajaran, belum maksimalnya pemberian arahan

penggunaan media pembelajaran torso, dan kurang memberikan

pertanyaan pada siswa mengenai materi.

Agar suasana lebih bersemangat dalam satu kelompok, setiap

kelompok yang dapat menjawab dengan urutan pertama akan

mendapatkan reward bintang dengan jumlah anggota setiap kelompok.

Dengan demikian, siswa lebih bertanggung jawab pada tugasnya serta

siswa lebih bersemangat dalam berdiskusi. Selain itu menyiapkan media

yang lebih menarik dan membuat papan nama tiap rangka yang lebih
berwarna dan berkarakter, agar siswa dapat memahami materi dan dapat

memahami materi sistem pencernaan manusia dngan baik.

Setelah dilakukan refleksi pada siklus I maka dilakukan perbaikan

pada siklus II. Pada siklus I hasil pengamatan aktivitas guru sebesar 77,7

kemudian meningkat menjadi 88,8. Hal ini dapat dilihat diagram dibawah

ini:

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru

Peningkatan pada keaktifan guru disertai pula peningkatan pada

aktivitas siswa. Pada siklus I keaktifan siswa hanya mencapai 66,6,

sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 86,1. Persentase keaktifan

siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Diagram 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pada siklus I siswa lebih sulit untuk dikondisikan karena guru

kurang bisa mengkondisikan siswa. Dalam menggunakan media

pembelajaran torso masih belum bisa pahami oleh siswa, sehingga siswa

masih kebingungan saat melaksanakan diskusi dalam mengerjakan soal

yang diberikan.

Setelah dilakukannya perbaikan pada siklus I maka diterapkannya


siklus II. Dengan menerapkan penggunaan media pembelajaran torso,

membuat siswa lebih aktif dan lebihmemahami struktur sistem

pencernaan mansia secara baik. Media pembelajaran torso memberi

wawasan baru bagi siswa dalam proses pembelajaran, dapat

meningkatkan kemampuan memahami materi sistem pencernaan

manusia.
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus dengan

menggunakan media pembelajaran torso dapat disimpulkan sebagai berikut

A. Simpulan

1. Penerapan media pembelajaran torso pada mata pelajaran biologi kelas

XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor terlaksana dengan baik dengan

dua siklus. Hal ini dapat dibuktikan meningkatnya hasil pengamatan

aktivitas guru dan hasil pengamatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan

guru pada siklus I adalah 77,7 dan hasil pengamatan pada siklus II adalah

88,8. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah

66,6 dan hasilpengamatan pada siklus II adalah 86,1.

2. Setelah diterapkannya pembelajaran torso, menunjukkan terjadinya

peningkatan kemampuan memahami materi sistem pencernaan mata

pelajaran biologi kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor. Hal ini

dapat dilihat dari adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa pada

setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata yang didapat adalah 77,59

dengan persentase ketuntasan 62,5%, karena pada siklus I belum

mencapai indikator ketuntasan, maka dilaksanakannya siklus II. Pada

siklus II nilai rata-rata siswa adalah 87,0625 dengan persentase

ketuntasan belajar adalah 87,5%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

pada setiap siklusnya telah mengalami peningkatan hingga memenuhi

indikator ketuntasan pada siklus II.


B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas

dengan menerakan media pembelajaran torso dalam meningkatkan

kemampuan memahami materi sistem pencernaan pada mata pelajaran biologi

siswa kelas XI MIPA SMA BPK PENABUR Bogor, dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam menerapkan media pembelajaran torso, hendaknya guru

menggunakan volume suara yang lantang dan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami. Sehingga siswa tidak kesulitan mengikuti proses

pembelajaran. Dengan menggunakan volume yang keras dan bahasa yang

mudah dipahami.

2. Media pembelajaran torso dapat digunakan sebagai alternatif guru dalam

meningkatkan kemampuan memahami materi sistem pencernaan di

rumah dandi sekolah pada pembelajaran biologi materi sistem pencernaan

di lingkungan masyarakat. Dengan media pembelajaran torso dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan mempermudah siswa dalam

mengungkapkan pikirannya. Selain itu mempermudah siswa dalam

mengingat materi sistem pencernaan


DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron. 2020. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Pustaka Jaya


Azhar Arsyad. 2021. Media Pembelajaran. Jakarta. Grafindo
Kunandar. 2020. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sardiman. 2020. Interaksi dan motifasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada
Surtini. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Pembelajaran Kooperative Tipe STAD Pada Siswa Kelas X A1
Semester Ganjil SMK Negeri 1 Metro T.P 2008/2009. Skriprsi.Universitas
Muhamadiyah Metro.
Umar Hamalik. 2020. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Wardani I GAK. 2021. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka
Wijaya Agung. 2020. BIOLOGI TERPADU Kelas IX A. Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada.

Jurnal
Lukitaningsih Tri. 2015. Peningkatan Pencapaian Kompetensi Siswa Kelas VIII G
SMP Negeri 2 Paron Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Dengan
Pendekatan Saintifik Melalui Media Puzzel. Jurnal Florea. Vol 2 No. 1, April
2015 (2-12)
Khairunnisah, K., Karmana, I. W., Dharmawibawa, I. D., Haikal, M., & Abidin, S. M.
(2021). Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay berbantuan
Media Torso Biologi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa. Empiricism Journal, 2(1), 29-39.
Rahayu, S. (2021). Penggunaan Media Tiga Dimensi Berbentuk Torso Separuh Badan
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan
Manusia Tema Makanan Sehat di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 130
Pekanbaru (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU).
Fitria, L., Alfian, A., & Novallyan, D. (2022). PENGGUNAAN MEDIA TORSO
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN BIOLOGI TERPADU DI MTs. LABORATORIUM UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI (Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi).

Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Model_bagian_tubuh_manusia. diakses pada tanggal 04
April
2020 pukul 12.45
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-torso-definisi-sebagai-media.html.
diakses
pada tanggal 04 April 2021 pukul 17.03
LEMBAR PERSETUJUAN PTK

Nama : Selly Susan Silalahi


NIK : 0118147
Guru Mata Pelajaran : Biologi
Judul PTK : Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Alat Peraga
Torso untuk Siswa Kelas XI MIPA di SMA BPK PENABUR Bogor

Telah diperiksa dan disetujui untuk dilakukan PTK


Pada tanggal 10 Mei 2021

Kepala SMA BPK PENABUR BOGOR Penulis,

Sigit Waskito Adi, S.T., M.M. Selly Susan, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai