BESSE RAHMA
1914040004
1
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..................................................................................7
D. Manfaat Penelitian................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka......................................................................................9
B. Kerangka Pikir......................................................................................27
C. Hipotesis...............................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................................30
B. Desain Penelitian..................................................................................30
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel.........................................31
D. Populasi dan Sampel.............................................................................32
E. Prosedur Penelitian...............................................................................32
F. Instrumen Penelitian.............................................................................34
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................35
H. Teknik Analisis Data.............................................................................35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah usaha yang sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar
menempuh pendidikan itu baik secara formal maupun non formal pastinya
pendidikan akan berdampak bagi diri sendiri dan orang lain. Melaui
pendidikan orang akan mampu untuk menyusun masa depannya dengan baik,
kualitas pendidikan.
penting yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan yaitu peranan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri. Peranan guru dalam proses
organisator dan informator. Tetapi di era sekarang ini masih banyak sekolah
yang pada proses pembelajarannya masih melibatkan guru sebagai pusat dari
proses pembelajaran tersebut padahal seharusnya siswa dan guru harus terlibat
dalam suatu interaksi dalam lingkungan merdeka belajar. Salah satu upaya
Learning).
mengerti dengan materi yang diberikan. Salah satunya pada mata pelajaran
biologi peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran dan kelas
menjadi pasif. Hasil observasi diperoleh bahwa masih banyak peserta didik
yang kurang tertarik dalam mempelajari biologi pada materi tertentu karena
mereka beranggapan bahwa materi tersebut susah. Sehingga hasil belajar yang
di kelas. Guru juga harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
materi tersebut dan pada saat proses pembelajaran biasanya guru langsung
masuk ke materi inti tanpa melakukan pemberian materi dasar terlebih dahulu,
Mungkin guru memberi materi pendahuluan secara tetapi hanya siswa yang
yang lain masih perlu bimbingan lebih lanjut atau lebih lama untuk
memahami materi masih belum paham. Sehingga ketika langsung masuk pada
materi inti siswa akan kurang mengerti. Oleh karena itu perlunya memberi
pemahaman konsep materi yang lebih kepada siswa sehingga ketika pada
yang diberikan.
didik untuk lebih memahami konsep materi. Materi sistem koordinasi cocok
peserta didik untuk berpikir dan berpartisipasi secara aktif dalam proses
Classroom pembelajaran di kelas lebih aktif dan kreatif siswa lebih leluasa
pembelajaran yang dapat di akses secara online maupun offline yang mampu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri
13 Wajo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Keefektifan Pembelajaran
(kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai, atau makin besar target yang
perubahan sikap yang positif, dan peserta didik menjadi lebih termotivasi
untuk belajar.
9
10
“Pengukuran keefekifan dapat dipastikan dari nilai ujian, nilai proyek dan
kinerja, dan catatan dari pengamatan mengenai tingkah laku peserta didik”.
Pembelajaran yang efektif tidak hanya dilihat dari hasilnya saja tetapi juga
melalui proses pembelajaran hal ini sama dengan yang diungkapkan Hamruni
(2012: 23) bahwa prinsip pembelajaran yang efektif meliputi orientasi pada
pada sumber belajar melainkan sebuah aktivitas bagi siswa agar mereka
aspek psikomotor.
11
Classroom atau "kelas terbalik" telah menerima banyak perhatian. Ide dari
terbatasi oleh ruang dan waktu, guru dapat mengajar siswa melalui video,
efektif (Milman,2012).
banyak kelas misalnya ada siswa yang tertarik dalam bidang olahraga
tetapi juga ingin berpartisipasi dalam bidang yang lain maka Flipped
Classroom dapat menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan. Artinya
di dalam kelas dengan memaksimalkan interaksi satu sama lain yaitu antara
dalam kelas akan dilakukan hanya untuk membahas tugas yang telah
ilmu yang telah dipelajari dari rumah melalui tugas ataupun kegiatan lainnya.
lembar kegiatan siswa (LKS). Tugas yang berkaitan juga diberikan dalam
sebuah proses pembelajaran serta memberikan hasil belajar yang lebih baik
pula. Model pembelajaran ini bermanfaat untuk guru dan siswa, karena siswa
lanjut ke materi berikutnya, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah
Dikarenakan materi yang diberikan akan dipelajari sendiri oleh siswa pada
secara mandiri. Interaksi di kelas dapat terjadi secara intensif, setiap kesulitan
guru yang berperan pada tahap ini yaitu (1) provide active learning
yang membuat siswa berperan aktif dan menjadi pusatnya. Peran guru
bahan ajar, baik yang bisa ditonton maupun dibaca, yang dapat diakses
secara online maupun offline misalnya modul pembelajaran atau LKS, dan
15
buku-buku referensi atau jurnal ilmiah. Terakhir, guru berperan sebagai plan
yang nantinya akan digunakan dan diberikan pada siswa saat pembelajaran
di kelas berlangsung.
berarti membuat siswa yang lebih banyak aktif pada saat proses
W. 2000). Pada tahap in claas siswa akan diberi tugas agar siswa dapat
Adapun, tugas guru pada tahap ini yaitu sebagai pendamping, observer,
penilai dan instruktur saja. Kegiatan in class dalam flip classroom dibagi
menjadi tiga bagian yaitu : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Tahap Kegiatan
Siklus
Belajar
Out Guru Siswa
Class
a. Guru mengindentifikasi a. Siswa memahami
materi yang akan dengan baik bahan
diberikan sesuai dengan ajar yang diberikan
kebutuhan siswa. oleh guru.
16
flipped classroom adalah dapat mendukung kerjasama tim dan diskusi dalam
kelas, peserta didik dapat menonton video dimanapun dan kapanpun ia mau,
peserta didik untuk berfikir, baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini
berarti flipped classroom fleksibel baik dalam segi ruang dan waktu. Selain itu
dengan peserta didik dan dapat memahami kebutuhan emosional peserta didik.
18
itu dalam bentuk video, visual ataupun tertulis memerlukan waktu yang
kelas tetapi jika materi dapat dipersiapkan dengan baik maka flipped
sebelumnya dapat dicapai secara efektif. Selain itu pada sisi peserta didik
flipped classroom memiliki tantangan lain jika guru memberi materi yang
hanya bisa diakses secara dan siswa tidak memiliki seperti akses internet
sehingga peserta didik tidak akan bisa mengakses materi yang telah
diberikan. Selain itu peserta didik yang belum bisa meneriman flipped
3. Hasil Belajar
Metode Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk menhasilkan suatu perubahan yakni berupa tingkah laku yang baru
disimpulkan bahwa makna dari belajar secara umum merupakan suatu proses
Belajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk aktivitas psikis yang
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan ini,
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa
2009).
untuk melihat sejauh mana murid, guru, proses pembelajaran, dan lembaga
pada Taksonomi Bloom hasil belajar dicapai melalui tiga ranah, yaitu
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas 6 aspek yaitu pengetahuan,
berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
Secara umum dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu (Slameto,
2010):
berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern
kelelahan.
2) Faktor ekstern atau faktor dari luar merupakan faktor yang berasal
kehidupan masyarakat).
yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri atau sering disebut
diri peserta didik maka peserta didik tidak akan mengeluh ketika
akan mencoba kembali dan berusaha lebih keras agar memperoleh hasil
yang lebih dari sebelumnya. Namun, jika hasil belajar yang diperoleh
sebelumnya.
didik tersebut sadar bahwa potensi yang dimilikinya tidak kalah dari
22
didik tersebut juga yakin bahwa tidak ada yang tidak bisa diraihnya
3) Hasil belajar yang telah diperoleh akan bermakna bagi dirinya dan
a. Kompetensi Dasar
4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada
literature.
b. Indikator Pencapaian
diharapkan ialah:
pada manusia.
pada manusia
1. Sistem Saraf
cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf, sistem saraf
efektor.
dilakukan tubuh.
2. Sistem Hormon
terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon. sistem hormon bekerja jauh
lebih lambat, tetapi lebih teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang
lebih jauh mengenai sistem hormone mari kita pelajari pahami materi
berikut.
26
kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh. Sistem
3. Sistem Indra
bagian tubuh kita tidak bekerja dengan harmonis dan sinergis seperti
mencium aroma yang harum, kita bisa mendengar suara yang yang kecil
sampai suara yang keras, kita bisa merasakan berbagai jenis makanan
dengan variasi rasa yang berbeda, tanpa kita sadari semua diatur oleh
sistem indra pada tubuh kita. Sistem indera merupakan salah satu bagian
B. Kerangka Berpikir
Materi sistem koordinasi adalah salah satu materi yang dianggap sulit oleh
memahami materi.
belajar di kelas. Salah satu agar meningkatnya hasil belajar yaitu siswa harus
senantiasa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
materi yang diterimanya akan mudah dipahami dan akan tersimpan lebih lama
dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif. Selain itu penyajian materi yang
pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dan
pada guru. Selain itu penerapan flipped classroom memudahkan siswa untuk
peserta didik dapat selalu mengakses materi yang diberikan dimanapun dan
kapan pun.
C. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
suatu kelas sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One group
pre test-post test design. Pada desain penelitian ini hanya terdapat satu kelas yang
dipilih secara random Desain penelitian ini mengukur hasil pembelajaran melalui
pre test yang diberi sebelum adanya perlakuan dan pre test yang diberikan setelah
adanya perlakuan. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
O1 X O2
Keterangan :
X : Perlakuan kepada siswa dengan menggunakan metode flipped classroom
O1 : Hasil nilai Pretest
O2 : Hasil nilai Posttest
29
30
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 13
Wajo.
yaitu:
pendalaman materi dapat dilakukan di luar sekolah melalui tugas, diskusi, dan
lain sebagainya.
2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengerjakan tes
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas XI MIA
SMA Negeri 13 Wajo pada tahun pelajaran 2022/2023 yang terdiri atas dua kelas
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelompok . Populasi dalam
sampling yang mengambil satu kelas dari dua kelas secara acak.
E. Prosedur Penelitian
SMA Negeri 13 Wajo. Waktu peleksanaan penelitian ini dimulai pada semester
1. Tahap Persiapan
b. Meminta izin kepada instansi yang terkait sehubungan dengan penelitian yang
akan dilakukan.
32
2. Tahap Pelaksanaan
awal akan dilaksanakan pretest sebagai tes awal untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum dilakukan eksperimen, serta 1 kali pertemuan posttest untuk
pemberian tes akhir pada pertemuan akhir. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam
Pelaksanaan
1. Guru memberikan artikel dan video mengenai materi sistem koordinasi
untuk dipahami oleh siswa pada pertemuan sebelumnya
Kegiatan Awal : 10 Menit
1. Guru mengucapkan salam pembuka dan meminta kelas untuk
memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru memberi apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik.
4. Guru menyeampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti : 70 Menit
1. Guru terlebih dahulu mengecek hasil belajara siswa di rumah yaitu berupa
catatan atau rangkuman dari video dan materi yang diberikan.
2. Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi
3. Guru membentuk kelompok
4. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
33
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan pemberian tes akhir (posttest). Hasil tes
dari pretest dan postest inilah yang kemudian dibandingkan untuk mengetahui
F. Instrumen Penelitian
1. Tes awal
Tes hasil belajar (posttest) merupakan butir tes yang digunakan untuk
ini terdiri atas 20 butir soal pilihan ganda yang telah divalidasi (validasi isi
dan validasi item) oleh ahli, untuk setiap soal memiliki lima alternatif jawaban
tetapi hanya satu jawaban yang benar. Setiap soal memiliki skor satu untuk
jawaban benar dan skor nol untuk jawaban salah dan tidak menjawab.
berupa pretest dan posttest yaitu tes awal dan tes hasil belajar. Setiap soal
memiliki 5 opsi jawaban skor 1 (satu) untuk jawaban benar dan skor (0) nol
untuk jawaban salah dan tidak menjawab. Data dari pretest dan posttest
koordinasi.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor diubah kenilai
gambaran umum data yang diperoleh. Data hasil belajar diperoleh dari hasil
diubah ke nilai. Statistik deskriptif meliputi skor tertinggi, skor terendah, skor
rata-rata (mean), standar devisiasi dan varians. Selain itu data yang diperoleh
dikelompokkan verdasarkan kriteria nilai hasil belajar dan kriteria nilai ketuntasan
belajar peserta didik yang digunakan di SMA Negeri 13 Wajo yang terlihat pada
tabel 3.6.
a. Ketuntasan Perorangan
JB
Tp = Js x 100
Keterangan:
Tp = Tuntasan Perorangan
Js = Skor maksimal
b. Ketuntasan Kelas
∑Tp
Tk = n x 100 %
Keterangan :
Tk = Tuntas kelas
36
2. N- Gain
penelitian. Melalui proses ini kita dapat mengetahui keefektifan model yang
kita gunakan dalam pembelajaran yang kita teliti. Rumus N-gain yaitu sebagai
berikut :
Untuk klasifikasi gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut :
g<0,3 Rendah
0,3≤g≤0,7 Sedang
g≥0,7 Tinggi
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39