( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IPS 3 Semester Genap, Tahun
Pelajaran 2020/2021 SMA Negeri 1 Setu )
SKRIPSI
“ Sarjana Pendidikan “
Oleh
2020
BAB I
PENDAHULUAN
yang belum merata, keterbatasan akses pendidikan, serta kualitas guru itu
kurikulum.
manusia yang beriman dna bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini
menyebabkan hasil belajar PPKn siswa rendah yaitu faktor internal dan
eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi,
kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi
subjectmatter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang
akan di sampaikan, sehingga ketika di minta untuk bertanya oleh guru, banyak
pembelajaran mata pelajaran PPKn masih sangat kurang sehingga proses dan
hasil belajar juga sangat rendah. Hasil ulangan harian yang dilakukan diawal
semester menunjukkan sekitar 70% siswa tidak tuntas belajar dan Nilai rata-
refleksi dan diskusi dengan teman sejawat, hasil diskusi tersebut teman
secara aktif menemukan fakta, konsep, prinsip dengan melalui suatu proses
itu penggunaan media yang nyata, menarik dan dapat diobservasi secara
langsung oleh siswa juga harus dilakukan. Pembelajaran dapat dilaksanakan
tidak hanya di dalam kelas tanpa menghadirkan media yang menarik bagi
Problem Based Learning (PBL). Metode PBL merupakan salah satu metode
masalah yang ada pada dunia nyata secara terstruktur untuk mengkonstruksi
pengetahuan atau ide baru. Secara garis besar metode pembelajaran ini dapat
terutama dalam pemecahan suatu masalah yang terkait dengan kegiatan dan
pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan dihadapkan pada suatu masalah
dalam dunia nyata yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan siswa
tersebut dituntut untuk dapat mencari solusi atau pemecahan masalah tersebut.
1
Abdullah, Sani Ridwan, Pembelajaran saintifik untuk kurikulum, (Jakarta: Bumi Askara, 2014) h.66
Melalui laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis melakukan
Problem Based Learning (PBL) Di Kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Setu Kab.
Bekasi
B. Identifikasi masalah
Bekasi?
5. Bagaimana Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa PPKn pada Materi
based learning?
Belajar Siswa?
C. Pembatasan Masalah
dengan hanya “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada PPKn Materi
D. Perumusan masalah
Dalam penelitian ini perumusan masalahnya adalah sebegai berikut:
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a) Memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang dapat
2. Bagi Guru
pembelajaran.
penelitian dan kemungkinan akan meneliti hal yang sama pada saat yang
berbeda.
BAB II
TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (2005 : 38) hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam
diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdikarya,2005)
h.22
dari Bloom (Purwanto, 2008 : 50) yang secara garis besar membaginya
dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.3
a) Ranah kognitif
tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana
yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam
menggunakannya.
3
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:Rosdakarya,2008)
h.50
3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk
menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip-
prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi
suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil
bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola
menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.
b) Ranah Afektif
secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling
tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai
c) Ranah Psikomotorik
paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat dicapai
gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli). Ketiga ranah
setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
psikomotorik.
laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
dari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil
belajar pada penelitian ini menitikberatkan pada hasil belajar yang berupa
kognitif. Hasil belajar kognitif dapat diukur melalui tes dan dapat dilihat
dari nilai yang diperoleh. Dalam penelitian ini hasil belajar dikhususkan
pada tingkat pengetahuan (C1) sampai tingkat analisis (C4). Hasil belajar
guru selama proses pembelajaran yang diukur melalui tes hasil belajar
ini, hasil belajar PKn yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa
intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan
sekitar.
a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi:
1) Kesehatan
pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat
6
Dalyono,M,Psikologi Pendidikan, Jakarta: Reneka Cipta,2009) h.95
Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang
4) Cara belajar
memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang
orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik
yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan
b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi:
1) Keluarga
dengan anggota keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga
2) Sekolah
3) Masyarakat
berkurang.
4) Lingkungan sekitar
hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan
hiruk pikuk, suara mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu
dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah
dinamik, agar bangsa tersebut tetap eksis dan survife. Pengertian lain dari
sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan
lima aspek secara intern yaitu kesatuan wilayah, kesatuan bangsa, kesatuan
kekuatan.
dalam pengertian rakyat yang hidup dalam wilayah itu, 3) Negara sebagai
kesatuan wilayah dalam arti bahwa wadah bangsa yang sarwa nusantara
dengan segala isi dan kekayaanya merupakan satu kesatuan tumpah darah.
Kedua, satu kesatuan bangsa dalam arti bahwa bangsa Indonesia memiliki
untuk mencapai. Ketiga, Satu kesatuan sosial budaya dalam arti bahwa
memiliki satu tertib sosial dan tertib hukum yang mengabdikan diri kepada
seimbang dan serasi tanpa meninggalakan ciri khas yang di miliki oleh tiap
dan bahwa ancaman terhadap suatu pulau atau satu daerah hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa serta negara dan bahwa tiap-
dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
8
Suprihatinigrum,Jamil. Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi,(Yogyakarta:AR-RUZZ
MEDIA,2013) h.215
9
Harsono,Kapita Skeletal Neurologi,(Yogyakarta : Gajah Mada University Perss,2005) h.37
mengemukakan bahwa metode pembelajaran problem based learning
dan menganalisisnya.
sebagai berikut:
sebelumnya.
tersebut.
yang bekerja sama satu dengan yang lain. Bekerja sama memberikan
keterampilan berpikir.
MEDIA,2013) h.220-221
b) Kelebihan Dan Kelemahan Problem Based Learning
didik untuk belajar, dengan membangun cara berpikir kritis dan terampil
MEDIA,2013) h.222
dalam pemecahan masalah, serta mengkostruksi pengetahuan dan konsep
nusantara pada SMA Negeri 1 Setu di kelas X IPS 3, guru mendapatkan hasil
belajar siswa pada materi wawasan nusantara masih sangat rendah. Di mana
Hal ini disebabkan oleh metode guru dalam proses pembelajaran siswa
pada materi tersebut masih kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
pembelajaran pada kelas X IPS 3 di SMA Negeri 1 Setu masih sangat minim.
Oleh karena itu, metode yang mudah, serta dapat di gunakan hanyalah metode
ceramah. Untuk itu, di perlukan metode inovasi yang dapat di gunakan untuk
peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat pada
kembangkan di kelas, selain itu peserta didik bukan menjadi pendengar pasif
melainkan mereka akan aktif dalam belajar dan melalai pemecahan masalah
C. Hipotesis Tindakan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
belajar siswa pada siswa di kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Setu Kabupaten
Bekasi.
B. Setting Penelitian
a) Tempat Penelitian
b) Waktu Penelitian
November 2019.
C. Metode Penelitian
penelitian class room action research untuk mengetahui gambaran yang lebih
jelas mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Wawasan
PRASIKLUS
belajar mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Republik Indonesia.
3. Pemberian tugas
c. Tahap Pengamatan
d. Refleksi
perbaikan di siklus I.
SIKLUS I
sebagai berikut:
b. Pelaksanaan Tindakan
4x35 menit yang dibagi dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama
sebagai berikut:
post tes.
5. Guru melakukan bimbingan dan arahan bagi peserta didik yang kesulitan
memahami materi.
d. Refleksi
kekurangan yang ada pada siklus I untuk perbaikan pada siklus II.
SIKLUS II
Siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
kelompok.
post tes
7. Guru melakukan bimbingan dan arahan bagi kelompok peserta didik yang
8. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, guru dan peserta didik bersama-
1. Guru mengevaluasi semua kegiatan peserta didik pada siklus yang sudah
kekurangan yang ada pada siklus II untuk perbaikan pada siklus III.
SIKLUS III
Siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
permasalahan sehari-hari.
menjadi 8 kelompok.
sudah dipersiapkan oleh guru serta mengerjakan soal post tes dengan
sudah berjalan untuk mengetahui hasil dari kegiatan pada siklus III.
Refleksi dilakukan pada tiap akhir siklus, mulai siklus I sehingga tercapai
E. Sumber Data
1. Informan
2. Key Informan
Bekasi.
2. Observasi
akan mencatat seluruh proses kegiatan dari awal hingga akhir, hingga
3. Dokumenter
Dalam penelitian ini peneliti mencari data – data dokumentasi yang ada
belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap
berlangsung.
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
yang lebih baik dari pada sebelum tindakan, dapat dikatakan bahwa tindakan
bagian yaitu;
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
BAB IV
A. Temuan Penelitian
harus dilakukan pra tindakan yang mana gunanya untuk mengetahui situasi
Bekasi sebelum dan sesudah tindakan. Ini digunakan untuk sebagai bahan
monoton menjelaskan dengan metode ceramah yang berpusat pada satu arah
tidak adanya interaksi antara guru dan peserta didik sehingga hal ini
peserta didik yang mendengarkan, dan banyak peserta didik yang sibuk
sendiri seperti, bercanda dan bahkan tidur didalam kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
hasil belajar peserta didik yang rendah dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 75 yang telah ditentukan. salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
tepat sehingga tidak menarik minat belajar peserta didik akibatnya suasana
Tabel 4.1
DAFTAR NILAI TEST PPKn PESERTA DIDIK PRA SIKLUS
RATA – RATA 65
KKM = 75
Kategori penilaian:
Tinggi : 100 – 80
Sedang : 79 – 60
Rendah : 59 – 10
Berikut ini hasil belajar peserta didik yang peneliti rangkum dan di
jelaskan persiklus yang merupakan post tes peserta didik kelas X IPS 3
Dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X IPS 3
b. Hasil belajar KBM pra tindakan Dapat diketahui bahwa hasil rata-rata
nilai observasi KBM peserta didik adalah 65 dengan kategori Hal ini
kurang.
pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Salah satu
pemecahan masalah pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan metode
2. Deskripsi Tindakan
a. Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menetapkan seluruh rencana tindakan
rabu, jam 10.00, sesuai jadwal mata pelajaran PPKn di kelas X IPS 3
SMAN 1 Setu Kabupaten Bekasi. Dimulai dari hari rabu tanggal 15 juli
2020.
learning.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru menetapkan seluruh rencana tindakan
Tabel 4.2
DAFTAR NILAI TEST PPKn PESERTA DIDIK
SIKLUS I
KKM
NO NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
5 ALIFASAULATIYA 75 75 TUNTAS
RATA – RATA 67
KKM = 75
Kategori penilaian:
Tinggi : 100 – 80
Sedang : 79 – 60
Rendah : 59 – 10
rata-rata presentasi Nilai nilai jumlah peserta negara kesatuan republik Indonesia
nilai terteninggi terendah peserta didik yang
didik tidak tuntas
melalui problem based learning pada
nilai mecapai 67 dengan persentasi 40% dengan nilai tertinggi 75 dan nilai
terendah 50.
Jumlah peserta didik sebanyak 32 peserta didik dan yg tidak tuntas sebanyak
19 peserta didik
Hasil Obserpasi KBM dengan metode problem based learning pada siklus I
masih kurang respek kepada teman membutuhkan bantuan, ada juga yang
masing, bnaya peserta didik yang tidak fokus dlam mengikuti jalanya
pembelajaran.
4. Refleksi Siklus I
antara peserta didik yang bantuan dengan teman yang prestasinya bagus
d. Sebagai peserta didik masih pasif dan tidak mau bertanya ataupun
didalam kelas.
baik.
d. Memberikan penghargaan beberapa hadiah kepada peserta didik yang
b. Siklus II
1. Perencanaan
learning.
d) Memastikan guru memberi penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
2. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari yaitu tentang
kelompok.
post tes
7. Guru melakukan bimbingan dan arahan bagi kelompok peserta didik yang
8. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, guru dan peserta didik bersama-
Tabel 4.3
SIKLUS II
KKM
NO NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
KKM = 75
Kategori penilaian:
Tinggi : 100 – 80
Sedang : 79 – 60
Rendah : 59 – 10
Berbangsa dan Bernegara melalui metode problem based learning pada siklus II.
Dapat diketahui bahwa rata-rata nilai mencapai 72,6 dengan presentasi 65%
dengan nilai tetinggi 80 dan nilai terendah 40. Jumlah peserta didik yang tuntas
sebanyak 21 peserta didik dan yang tidak tuntas sebnyak 11 peserta didik.
80
60
40
20
0
rata-rata presentasi Nilai nilai jumlah peserta
nilai terteninggi terendah peserta didik yang
didik tidak
tuntas
Hasil Observasi KBM dengan metode problem based learning pada siklus II
dalam proses pembelajaran PPKn pada materi menunjukkan sikap positif terhadap
wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rata-rata nilai 72,6
metode problem based learning bahwa kegiatan belajar mengajar peserta didik
sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya, terlihat dari peserta didik sudah
lebih baik dari pertemuan sebelumnya, telihat dari peserta didik yang sudah cukup
kondusif dalam mengikuti pembelajaran dan peserta didik sudah terlihat berbaur
sudah mulai berabur dengan teman kelompoknya dan sudah terlihat aktifitas
learning
4. Refleksi siklus II
penerapan metode problem based learning untuk membantu peserta didik dalam
1. Kondisi kelas sudah kondusif, peserta didik sudah mulai biasa dengan
bantuan.
6. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II menunjukan adanya
harapkan.
ditetapkan oeleh peneliti sebanyak 65% peserta didik memiliki nilai diatas KKM.
c. siklus III
permasalahan sehari-hari.
4. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari yaitu konsep
menjadi 8 kelompok.
internet tentang .
7. Guru melakukan bimbingan dan arahan bagi kelompok peserta didik yang
8. Setelah waktu yang ditentukan berakhir, guru dan peserta didik bersama-
Tabel 4.4
DAFTAR TABEL TEST PPKn PESERTA DIDIK
SIKLUS III
KKM
NO NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
5 ALIFASAULATIYA 75 90 TUNTAS
19 HALIMATUS 75 75 TUNTAS
KKM = 75
Kategori penilaian:
Tinggi : 100 – 80
Sedang : 79 – 60
Rendah : 59 – 10
wawasan nusantara melalui metode problem based learning pada siklus III,
nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Jumlah peserta didik yang tuntas
sebanyak 26 peserta didik dan yang tidak tuntas sebanyak 6 peserta didik.
rata-rata presentasi Nilai nilai jumlah peserta
nilai terteninggi terendah peserta didik yang
didik tidak tuntas
Hasil observasi KBM dengan metode problem based learning pada siklus
III dalam proses pembelajaran PPKn pada materi Menunjukkan sikap Positif
penerapan problem based learning bahwa kegiatan belajar peserta didik sudah
bagus dan maksimal dari pertemuan sebelumnya, terlihat peserta didik sudah
didik sudah mulai berbaur dengan teman kelompoknya dan sudah terlihat
aktifitas peserta didik yang saling membutuhkan dan saling menguatkan satu
sama lain, peserta didik merasa senang dan merasa terbantu sekali sengan
peserta didik didalam kelompok saling melengkapi dan saling membantu satu
dengan lainya.
dengan penerapan metode problem based learning untuk membantu peserta didik
1. Kondisi kelas kondusif, peserta didik sudah terbiasa dengan metode yang di
terapkan.
6. Hal-hal yang perlu pada siklus III sudah terlihat bahwa terdapat
Berdasarkan hasil refleksi peneliti mengunci pada satu hasil bahwa pada
kegiatan yang dilakukan pada siklus III secara keseluruhan sudah baik dan
B. PEMBAHASAN
digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga dapat
wawancara, catatan lapangan dan refleksi dari variabel peneliti. Variabel peneliti
tersebut meliputi : hasil belajar peserta didik masing-masing siklus dan hasil
siklus dan hasil observasi KBM dengan metode problem based learning. Siklus
III di laksanakan sebagai perbaikan tindakan pada siklus I dan siklus II
dilaksanakan untuk perbaikan siklus III. Dari hasil penelitian yang dilakukan
peneliti pada siklus I,II,dan III, maka peneliti memberi pembahasan yang sangat
penting tentang penelitian ini. Pembahasan tersebut dapat secara mudah di baca
melalui penjabaran perolehan nilai tes peserta didik pada pra siklus, siklus I,II dan
III
Tabel 4.5
Rekapisulasi Hasil belajar peserta didik pra siklus, siklus I,II dan III
pemahaman yang pada ahkirnya mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada tahapan pertama, hasil belajar peserta didik belum tampak. Masih ada
peserta didik yang masih pasif, suasana dalam kelas tidak kondusif. Karena peserta
didik belum paham terhadap tugas yang harus dikerjakan akibatnya suasana kelas
menjadi ribut, sehingga mengganggu konsentrasi peserta didik (lihat tabel siklus I),
penjelasan wawasan nusantara untuk lebih menarik dan di berikan secara ringan agar
gambar 4.4
Pada tahapan
adanya tampak
peningkatan
pra siklus siklus I siklus II siklus III
pembelajarandengan
menggunakan
metode problem based learning. Penelitian melihat kegiatan peserta didik mulai
kondusif dan banyak peserta didik yang memperhatikan pembelajaran yang cukup
baik karena adanya antusian peserta didik dalam menerima pembelajaran. (lihat tabel
siklus II).
belum aktif saat terjadi diskusi. Untuk kegiatan selanjutanya, kolaboratif memberikan
masukan dan pengarahan agar perlaksanaan tercapai dan peserta didik dapat
dapat dibuktikan dalam penyelesaian tugas tugas yang diberikan kepada peserta didik
baik keseluruhan maupun individu terlihat adanya ke aktifan peserta didik dalam
bertanya, menanggapi pertanyaan dan kerja sama peserta didik yang meningkat. Dari
meningkatkan pada pemahaman materi yang berujung pada peningkatan hasil belajar
Mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik dan pemahaman peserta didik.
tahap demi tahap dari hasil siklus I hingga III, peneliti menemukan bahwa
sesuai yang diharapkan terhadap peningkatan hasil belajar pesrta didik kelas X IPS 3
Pada refleksi setiap siklus yang telah diuraikan, yaitu siklus I,II dan III, dapat
dijadikan analisis pembahasan PTK ini, secara keseluruhan siklus direkap kepada
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Pra Tindakan, Siklus I,II dan III
tercapai
Siklus I 32 2145 67 Meningkat Belum
40% Tercapai
Siklus II 32 2325 72.6 Meningkat Belum
65% Tercapai
Siklus III 32 2511 78 Meningkat Sudah
81% Tercapai
Tabel 4.8
sebelum tindakan. Hal ini, mulai dari skilus I, II dan III terus mengalami
keberhasilan peneliti ditetapkan yaitu 70%. Hal ini menunjukan bahwa upaya
guru dalam meningkatkan hasil belajar PPKn dikelas VII melalui metode
Chart Title
Gambar 4.5
materi wawasan nusantara melalui metode problem based learning lebih mudah
dipahami bagi peserta didik kelas X IPS 3 SMAN 1 Setu Kabupaten Bekasi.
BAB V
A. Kesimpulan
meningkatkan hasil belajar siswa PPKn pada materi wawasan nusantara, hasil
sebagai berikut:
pembelajaran PPKn
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (28,12%)
a. Kepala Sekolah
b. Guru
menggunakan metode yang tepat sasaran. Sehingga hasil belajar siswa terus
meningkat.
c. Peneliti Lain