Anda di halaman 1dari 8

Pinisi: Journal of Teacher Professional

https://ojs.unm.ac.id/TPJ
Volume 2, Nomor 2 Agustus 2021
e-ISSN: 2723-1631
DOI.10.26858

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PENGAMALAN SILA-
SILA PANCASILA KEPADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

St. Sopia1, Nurhaedah,2, Muh. Hamka3


1
PGSD, SD Negeri 31 Salotellue
Email : st.sopia256@gmail.com
2
PGSD, Universitas Negeri Makassar
Email : nurhaedah7802@unm.ac.id
2
SD Negeri Tidung
Email : hamka1502@gmail.com

Artikel info Abstrak


Received;2-05-2021 Penelitian ini dilatari oleh masalah yang terjadi dalam pembelajaran di
Revised:10-06-2021 kelas IV SD, fokus masalah diuraikan sebagai berikut: bagaimana
Accepted;25-07-2021 gambaran penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
Published,16-08-2021 meningkatkan pemahaman terhadap materi penerapan nilai-nilai dalam sila
Pancasila pada siswa kelas IV SD. Langkah penelitian disesuaikan dengan
tahapan pelaksanaan penelitian PTK yang meliputi Perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi, Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, test dan kajian dokumen, Teknik analisis data
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pada siklus 1 diperoleh data 75%
Langkah model telah terlaksana dengan baik, dan pemahaman siswa
terhadap materi pengamalan sila-sila pancasila siswa mencapai 67% dari
jumlah siswa. Hasil penelitian siklus 2 diperoleh data 85% Langkah model
terlaksana dengan baik, dan 93% siswa telah memahami materi pengamalan
sila-sila pancasila. Temuan penelitian menunjukkan model pembelajaran
problem based learning secara bertahap dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pengamalan sila-sila pancasila siswa kelas IV SD.
Kesimpulan penelitian bahwa model pembelajaran problem based learning
yang dterapkan dengan baik dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pengamalan sila-sila pancasila pada siswa kelas IV SD.
Key words:
Problem Based learning,
model pembelajaran, artikel pinisi:journal of teacher proffesonal dengan akses terbuka dibawah
Pengamalan Sila-Sila lisensi CC BY-4.0
Pancasila

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang menghasilkan perubahan pada diri
siswa. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif siswa serta perubahan
terhadap sikap serta perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya
manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
128
Pinisi: Journal of Teacher Professional
semua jenjang pendidikan dari tingkatan dasar, tingkat menengah dan perguruan tinggi.
Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan atau memberikan keterampilan
Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar daritidak
mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari
itu pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan
dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan
karakter.

Pendidikan pancasila dalam kehidupan sehari hari dapat membrikan dampak yang baik
untuk masyarakat agar masyarakat mematuhi dan menganut nilai nilai dalam pancasila
karena nilai yang terkandung dalam pancasila mempunyai banyak makna untuk
kehidupan sehari hari dalam beragama, memberikan pendapat dan lain-lain Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sistem pendidikan nasional selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah
kurikulum, dengan adanya kebutuhan dan perkembangan zaman secara langsung akan
mempengaruhi konsep kurikulum pendidikan yang diberlakukan. Berdasarkan
kurikulum itulah proses pendidikan diharapkan dapat berjalan dengan arah dan tujuan
yang benar. Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, seorang guru harus bisa
menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga siswa mampu menguasai materi
yang dipelajari dengan baik, serta dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Seorang guru juga harus mampu menanamkan dan mengembangkan

Sesuai dengan yang di kemukakan oleh Susanto (2013:227) dalam skripsi Oriza
Oktarina, Juni 2014, pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dimaksudkan sebagai suatu
proses pembelajaran dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang
diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada
Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan menurut, Susanto (2013:225) pendidikan kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya indonesia. Dengan demikian
pembelajaran PKn sangatlah diperlukan untuk membentuk warganegara yang cerdas,
terampil dan berkarakter karena pembelajaran PKn sangat ditekankan untuk penanaman
nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

129
Pinisi: Journal of Teacher Professional

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Beberapa
alasan digunakannya pendekatan kualitatif, penelitian ini diarahkan pada pengkajian
suatu kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan
kata-kata tertulis, lisan, pola dan metode dalam meningkatkan kemampuan berpikir,
bersikap toleransi dan demokratis dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) serta hambatan-hambatan yang ditemukan dalam kemampuan
berpikir, bersikap toleransi dan demokratis.Jenis penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang berfokus pada mengembangkan karakter siswa melalui
penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk mengembangkan karakter
toleransi dan demokratis siswa pada pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri 31
Salotellue. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 31
Salotellue yang berjumlah 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Total
keseluruhan siswa kelas IV yaitu 30 siswa.

HASIL PENELITIAN
Selama proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan
meskipun belum semua terlihat baik dalam kegiatan pembelajaran. Perkembangan
karakter anak yang terjadi merupakan proses untuk membuat karakter siswa semakin
bagus dan berkembang dengan baik. Pada saat pembelajaran di kelas, masih banyak
siswa yang bermain sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini
dikarenakan cara mengajar yang digunakan oleh guru hanya ceramah, sehingga siswa
merasa bosan. Jadi untuk dapat mengembangkan karakter siswa guru harus
menggunakan model yang tepat salah satunya adalah model Problem Based Learning
(PBL). Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat memberikan
pemahaman dan penghayatan pada masalah masalah yang terjadi pada siswa.
Hasil refleski siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model Problem
Based Learning (PBL) mengalami peningkatan karakter toleransi dan karakter
demokratis siswa dari Model Problem Based Learning (PBL), siswa terlihat masih
binggung dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru yang berkaitan dengan
materi yang sudah dipelajari. Sedangkan Dalam siklus II ini penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) sudah mulai dapat dipahami oleh siswa, hal tersebut
dapat terlihat dari siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
Pada siklus II tindakan yang diberikan sama dengan apa yang direncankan pada siklus
I, membimbing siswa yang belum memenuhi syarat untuk meningkatnya karakter
toleransi dan demokratis siswa, menyelesaikan persoalan yang diberikan dengan model
Problem Based Learning (PBL) menggunakan tindakan ini sudah terlihat peningkatan
pada karakter toleransi dan karakter demokratis siswa yang meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa karakter toleransi dan karakter demokratis siswa pada siklus II
sudah sangat baik dan sudah tercapai dalam berkembangnya karakter toleransi dan
karakter demokratis siswa. kondisi awal. Pada siklus I ini siswa kurang memahami
materi yang di ajarkan, siswa bingung ketika menggunakan model Problem Based
130
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Learning (PBL)
1. Hasil Belajar Siklus 1
Pada siklus I diperoleh hasil analisis statistik deskriptif yang dapat dilihatpada
tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Statistik Skor Hasil Belajar pada Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek 30
Skor ideal 100
Skor tertinggi 100
Skor terendah 69
Rentang skor 31
Skor rata-rata 80
Berdasarkan tabel menunjukkan hasil belajar murid yaitu 5 orang pada kategori sangat
baik dengan persentase 17%, 12 orang pada kategori baik dengan persentase 40%, 3
orang pada kategori cukup dengan persentase 10% dan 10 orang pada kategori kurang
dengan persentase 33%. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 80 maka
dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh siswa berada pada kategori cukup.

Melihat presentase ketuntasan hasil belajar murid dengan penerapan model


pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Deskripsi Hasil Belajar Siklus I
Nilai Kategori Frekuensi Presentase
91-100 Tuntas 20 67%
0-73 Tidak Tuntas 10 33%
Jumlah 30 100%
Dari hasil nilai yang diperoleh siswa pada siklus I masih ada 33% yangtidak
tuntas. Maka peneliti kembali melanjutkan pada tahap siklus II

2. Hasil Belajar Siklus II

Penerapan siklus ke II sama hal nya dengan siklus I. Pada siklus II diperoleh
hasil analisis statistik deskriptif yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.3 Statistik Skor Hasil Belajar pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik


Subjek 30
Skor ideal 100
Skor tertinggi 100
Skor terendah 69
Rentang skor 31
Skor rata-rata 91

Tabel menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dengan penerapan model


131
Pinisi: Journal of Teacher Professional
pembelajaran Problem Based Learning setelah diberikan tindakan 91 dari skor ideal
100, skor tertinggi adalah 100, dan skor terendah 69 dengan rentang skor 31. Apabila
nilai hasil belajar murid pada siklus II dikelompokkan kedalam lima kategori, maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar padaSiklus II
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 91-100 Sangat Baik 19 63%
2 81-90 Baik 6 20%
3 74-80 Cukup 3 10%
4 0-73 Kurang 2 7%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil belajar yaitu 19 orang pada


kategori sangat baik dengan persentase 63%, 6 orang pada kategori baik
dengan persentase 20%, 3 orang pada kategori cukup dengan persentase 10%
dan 2 orang pada kategori kurang dengan persentase 7%. Berdasarkan skor rata-
rata yang diperoleh siswa yaitu 91 maka dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh siswa berada pada kategori sangat baik. Melihat presentase ketuntasan
hasil belajar murid dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.5 Deskripsi Hasil Belajar Siklus II

Nilai Kategori Frekuensi Prese


ntase
91-100 Tuntas 28 93%
0-73 Tidak Tuntas 2 7%
Jumlah 30 100%

Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh murid pada siklus II dengan
persentase 93% atau 28 siswa yang tuntas dari 30 siswa. Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD Negeri 31
Salotellue.

Pembahasan
Hasil belajar PKn murid kelas IV SD Negeri 31 Salotellue sebelum ada tindakan belum
berkembang dengan maksimal. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang diterapkan oleh
guru kurang melakukan pembelajaran yang melibatkan keaktifan murid, suasana
pembelajaran kurang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Hal ini
terbukti dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, namun setelah
diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning murid mengalami
peningkatan.

132
Pinisi: Journal of Teacher Professional
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada murid kelas V
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata murid
selama penelitian dilakukan yaitu 80 pada siklus I dan 91 pada siklus II.

Peningkatan yang terjadi pada siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa model


pembelajaran Problem Based learning yang diterapkan mampu meningkatkan hasil
belajar murid dan berkurangnya murid yang memperoleh angka yang rendah. Skor rata-
rata hasil belajar murid jika dikonversikan ke dalam kategorisasi skala empat berada
dalam kategori sangat baik yang pada mulanya berada pada kategori cukup. Siklus I
peneliti melakukan penerapan awal model pembelajaran Problem Based Learning. Pada
proses siklus I berlangsung yang menjadi kendala adalah kurangnya perhatian murid
terhadap materi dan kurangnyapemahaman murid dalam penerapan model pembelajaran
yang digunakan. Sehingga penjelasan harus diulang dan dipahamkan kembali. Hal
ini terjadi karena belum maksimalnya interaksi antara peneliti dan murid sebelum
proses pembelajaran dilaksanakan. Dari hasil nilai yang diperoleh murid pada siklus I
masih ada 33% yang tidak tuntas. Maka peneliti kembali melanjutkan pada tahap siklus
II.

Siklus II dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based


Learning dalam proses pembelajaran. Membentuk murid dalam beberapa kelompok,
memberikan bimbingan setiap kelompok serta pembagian lembar kerja kelompok
kepada murid. Murid bertukar informasi bersama dari proses pertukaran informasi
yang telah dilakukan murid kembali mengingat informasi yang didapatkan kemudian
mengerjakan lembar kerja murid. Pada siklus II murid menunjukkan peningkatan
perhatian terhadap penyampaian materi dan pemahaman murid dalam penerapan model
pembelajaran yang digunakan. Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh murid pada
siklus II 93% atau 28 murid yang tuntas dari 30 murid.

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang menghasilkan perubahan pada diri
siswa. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif siswa serta perubahan
terhadap sikap serta perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya
manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
semua jenjang pendidikan dari tingkatan dasar, tingkat menengah dan perguruan tinggi.
Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan atau memberikan keterampilan
Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar daritidak
mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari
itu pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan
dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan
karakter.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu dengan menggunakan penerapan


model pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan dari siklus I ke
133
Pinisi: Journal of Teacher Professional
siklus II dilihat dari skor rata-rata siklus I 80 dan siklus II 91. Adapun nilai ketuntasan
pada siklus I yaitu dengan nilai persentase 67% menjadi 93% pada siklus II.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn dalam
materi pengalaman sila-sila pancasila pada murid kelas IV SDN 31 salotellue.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dari hasil kegiatan hingga penyusunan laporan ini banyak hambatan dan
tantangan yang kami hadapi namun karena kemauan dan tekad serta bantuan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil segalanya dapat teratasi dengan baik, olehnya
tak ada kata yang penulis sampaikan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Unit Program Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Makassar (UNM).
2. Ibu Nurhaedah, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang bersedia memberikan
petunjuk-petunjuk, saran-saran serta ilmunya dalam melaksanakan PPL, sehingga
dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
3. Bapak Muh. Hamkah, S.Pd.,M.Pd. selaku guru pamong yang telah memberikan
bimbingan dan petujuk melaksanakan PPL disekolah sehingga dapat mencapai tujuan
yang direncanakan.
4. Bapak dan ibu guru serta staf tata usaha SDN 31 Salotellue yang senantiasa
memberikan bantuan demi lancarnya kegiatan ini.
5. Siswa-siswi SDN 31 Salotellue kelas III dan IV.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PPL di SDN 31
Salotellue.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M Taufiq. 2013. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Lickona, Thomas. 2013. Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Mulyadi, M., & Amalia, Y. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Media Autograph Materi Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD)
Pada Siswa Kelas VIII MTS Swasta Kuala Kecamatan Kuala. Genta Mulia:
Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(1).
Mulyadi. M, Fahreza. F, Julianda. R (2018). Penggunaan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN
Langung. Visipena Journal, 9(1)
Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor
: Penerbit Ghalia Indone Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional. Diakses pada
tanggal 05 Maret 2016. http://bsnpindonesia.org/id/wpcontent/upl
oads/isi/Permen_22_2006.pdf.
134
Pinisi: Journal of Teacher Professional

135

Anda mungkin juga menyukai