Anda di halaman 1dari 7

LK-11a: Penyusunan Proposal PTK

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ASMAUL HUSNA
KELAS IV SDN 62 BENGKULU SELATAN
Hindar Tristina Astuti
astutihindar24@gmail.com
SD Negeri 62 Bengkulu Selatan

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya siswa yang masih kesulitan dalam memahami materi asmaul
husna, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, dan masih rendahnya nilai hasil belajar
siswa dalam mengusai materi ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa setelah penerapan model Project Based Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada materi asmaul husna kelas IV SDN 62Bengkulu Selatan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas
IVB SDN 62Bengkulu Selatan Tahun Ajaran 2023/2024 dengan jumlah 27 siswa. Pelaksanaan
penelitian ini menerapkan 2 siklus. Hasil belajar diukur dengan tes pada akhir pertemuan. Hasil
penelitian menunjukkan penerapan model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Terdapat peningkatan hasil belajar antara siklus 1 dan siklus 2, hal ini dapat dilihat pada
siklus I rata-rata 78,27 dan siklus 2 rata-rata 91,30. Sehingga dengan demikian rata-rata hasil
belajar persiklus terlihat kecenderungan meningkat, dimana pada siklus I ke siklus 2 meningkat.

Kata Kunci: asmaul husna, hasil belajar, model project based learning

PENDAHULUAN
Zuhairini menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
membimbing ke arah pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis
supaya hidup sesuai dengan ajaran islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.
Pendidikan Agama Islam yang optimal, maka perlu optimalisasi keterlibatan dan
partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan ini menjadi faktor penting
dalam keberhasilan pembelajaran. Untuk itu tugas-tugas guru dalam pembelajaran adalah
mendesain pembelajaran yang bisa mengoptimalkan partisipasi aktif siswa. Pembelajara bisa
mengoptimalkan peran aktif siswa dan menyelesaikan persoalan dan permasalahan dalam
pembelajaran dengan baik (Kurniawan,2015) .
Proses pembelajaran dikelas guru masih menggunakan model pembelajaran langsung yang
dilanjutkan dengan penugasan. Sehingga siswa hanya cenderung menerima apa yang disampaikan
oleh guru dan tidak mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang didapatnya. Selanjutnya, jika
guru mengadakan diskusi, hanya beberapa siswa tertentu yang aktif bertanya dan terkadang
jawaban dari pertanyaan masih sebatas mengingat dan memahami saja ketika dihadapkan pada
pemecahan masalah. Partisipasi siswa didalam pembelajaran masih tergolong kurang. Siswa hanya
muncul ketika guru melontarkan pertanyaan, itu pun hanya beberapa siswa yang aktif dalam
menjawab pertanyaan.
Guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan
juga memberika tugas-tugas yang dapat memupuk tanggung jawab. Melihat kondisi dari materi
yang ada, pelajaran Pendidikan Agama Islam bersifat komplek, sehingga guru dapat menerapkan
berbagai metode sesuai kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
Model project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek.
Sedangkan menurut Clegg dan Berch melalui “pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan
motivasi siswa akan meningkat. Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended
contextual activity-based learning dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
memberikan penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang
dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu(Wena, 2014)..
Pendekatan model project based learning ini menciptakan lingkungan belajar dimana siswa
”membangun” pengetahuan mereka sendiri. Guru di model PJBL (project based learning) benar-
benar berfungsi sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran ini benar-benar diutamakan keterlibatan
siswa dalam proses belajarmengajar.
Belajar merupakan pengetahuan yang dibentuk oleh individu sebab individu yang
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan
dengan adanya iteraksidengan lingkungan, maka fungsi intelek semakin berkembang (piaget).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang
dicapai pada diri melalui aktifitas serangkaian kegiatan dengan lingkungan yang dilakukan secara
terus menerus yang membawa perubahan pada individu.
Proses pembelajaran PAI metode yang digunakan adalah lebih banyak menggunakan
metode ceramah. Peserta didik hanya menelan dan mendengarkan hal-hal yang disampaikan oleh
guru. Peserta didik dalam menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam menghubungkan
materi pelajaran dengan dunia nyata, kemampuan peserta didik dalam belajar bersama, kemampuan
peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan dalam mengajukan argumentasi,
keberanian peserta didik dalam menjelaskan materi, dirasa masih rendah belum sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh PAI itu sendiri
yaitu peserta didik mampu memahami dan mengamalkan ilmu agama yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini lebih khusus dalam memahami materi asmaul husna pada siswa
kelas IV semester ganjil di SDN 62Bengkulu Selatan siswa mengalami banyak kesulitan dalam
memahami materi asmaul husna. Kegiatan pembelajaran di kelasdan kegiatan peserta didik secara
individu, masih sangat rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil belajar siswa pada tahun-tahun
sebelumnya, nilai rata-ratapeserta didik masih banyak yang di bawah KKM .
Rendahnya hasil belajar siswa, salah satu penyebabnya adalah guru selalu menggunakan
metode yang sama pada setiap proses pembelajaran di kelas, yaitu metode konvensional. Padahal
tidak setiap materi pembelajaran dapat dipelajari dengan metode ceramah.
Karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model project based learning pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam khususnya materi asmaul husna. Karena model Project Based Learning,
menurut Purwanto, dkk (2015) mempunyaikelebihan diantaranya:
1. Mendorong peserta didik menjadi tertantang untuk menyelesaikan
2. Permasalahan nyata melalui kegiatan proyek.
3. Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
4. Melatih peserta didik untuk melakukan proses berfikir secara kritis.
5. Peserta didik lebih memiliki kebebasan dalam menyelesaikan proyek.
6. Peserta didik menjadi lebih mandiri dan memiliki tanggung jawab
terhadap proyek dikerjakan.
Dan juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti diantaranya
Susanto(2020) menyatakan bahwa terdapat pengaruh model project based learning hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI kelas X di SMK PGRI 4 Bandar Lampung untuk kelas eksperimen
dan penelitian Wawan (2019) Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata- rata
sebesar 13,50 (20,22%). Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan
Model Pembelajaran Project Based Learning. dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan
model Project Based Learning.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Pada prinsipnya
diterapkan PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Model yang dikemukakan Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan lebih lanjut dari
model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini
banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat
mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan),
pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi. Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.
Jenis Data yang dipakai adalah data kualitatif yaitu data yang akan digunakan untuk
mengukur variabel-variabel penelitian, seperti motivasi belajar, keaktifan dan pemahaman peserta
didik. Data ini berupa angka dan dapat dianalisis secara statistik. Berupa observasi terhadap
aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok dan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran dan data kuantitatif yaitu berupa nilai hasil
belajar yang diperoleh siswa yang terdiri dari nilai tes sumatif. Teknik pengumpulan data yaitu
observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan tugas yang dilakukan dengan
model project based learning dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama
mengajar dan tes dilakukan terhadap siswa pada setiap siklus. Soal tes dibuat sesuai materi yang
diajarkan pada setiap pertemuan. Sampel yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan,
khusus siswa kelas IV B SDN 62bengkulu Selatan Tahun Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 27
orang.
1) Teknik Pengumpulan Data yaitu

Ketuntasan belajar siswa

x100 %
DAFTAR PUSTAKA

Chomaidi Dan Salamah. 2018. Pendidikan dan Pengajaran:


StrategiPembelajaran.Jakarta: Grasindo.

Ghalia Indonesia. Purwanto, Muchlas Samani, Nanik Estidarsan. 2015. Pembelajaran


Pengelasan Las Busur Listrik Berbasis Project Based Learning untuk Meningkatkan
Keterampilan Berfikir Kritis dan Hasi.

Zuhairini. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang:UINPers

Wawan. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Mengenal Asmaul Husna
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Pears She

Anda mungkin juga menyukai