Anda di halaman 1dari 21

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI.A2.

2 SMAN 3 Banda Aceh pada Materi


Pembelahan Sel dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning

Nurul Farija1, Marfidayanti2


Email: Nurulfarija8@gmail.com

1
Mahapeserta didik Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
2
Pendidikan, Guru SMAN 3 Banda Aceh

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI.A2.2 SMAN 3
Banda Aceh dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Tahun
Ajaran 2022-2023. Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTKK yang dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menggunakan model spiral oleh C. Kemmis dan MC. Taggart. Subjek
penelitian adalah peserta didik kelas XI.A2.2 SMAN 3 Banda Aceh yang berjumlah 31 orang.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriftif komparatif
dengan membandingkan hasil dari pra siklus sampai siklus II. Pada pra siklus 19% peserta
didik sudah memiliki hasil belajar yang mencapai KKM. Kemudian secara bertahap meningkat
menjadi 51% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II meningkat sebanyak 80%. Dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Project Based Learning mampu meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada materi pembelahan sel.

Kata Kunci:
Hasil Belajar, Problem Based Learning
Pendahuluan

Perkembangan dunia pendidikan Indonesia telah mengalami perjalanan yang


panjang demi mencapai pendidikan yang berkualitas. Berbagai upaya dapat dilakukan guna
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa upaya tersebut dimulai dengan
meningkatkan kualitas guru, meningkatkan sarana dan prasarana, meningkatkan penggunaan
metode, meningkatkan kualitas materi dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila dapat melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran serta terciptanya suasana belajar yang interaktif, inspiratif
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik. Pendapat ini sesuai dengan
permendikbud No 16 Tahun 2022 tentang pelaksanaan pembelajaran, menjelaskan bahwa
pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b
diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mengalami perubahan
tingkah laku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun pada
umumnya pembelajaran dikatakan berhasil jika materi yang diberikan dapat dikuasai oleh
peserta didik. Oleh karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
Namun, Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran mata belajaran biolog kelas
XI.A2.2 SMAN 3 Banda Aceh tahun ajaran 2022/2023 diketahui adanya 22 dari dari 37 peserta
didik yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal hasil belajar biologi. Banyaknya nilai
peserta didik yang masih dibawah KKM dikarenakan kurangnya perhatian peserta didik saat
guru menerangkan atau menjelaskan. Selain itu juga ditemukan peserta didik yang tidur dan
tidak mau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga diperlukan strategi
pembelajaran yang lebih efektif untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil refleksi diri pada pembelajaran sebelumnya, hasil belajar peserta
didik yang rendah dikarenakan model dan media pembelajaran yang digunakan guru tidak
mampu membuat peserta didik merasa nyaman dan bersemangat mengikuti proses
pembelajaran. Peran guru sangat penting dalam menentukan model dan media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Menurut Baron (1998, p.271) seperti dikutip Lindawati, Fatmariyanti, dan Maftukhin,
2013, h.43) berpendapat bahwa Project Based Learning adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang membenturkan peserta didik kepada masalah-masalah praktis melalui
stimulus dalam belajar. Peranan guru sangat penting dalam memberikan stimulus-stimulus
agar peserta didik dapat melakukan pembelajaran secara mandiri, menemukan pemahamannya
sendiri dan mengembangkan kreatifitasnya secara kolaboratif. Menurut Wajdi (2017) Project
Based Learning memberikan pengalaman belajar yang detail, rinci, menantang, dan dalam
jangka waktu yang lebih panjang dengan target terselesaikannya proyek yang menghasilkan
sebuah produk, karya peserta didik yang memuaskan. Menurut Waras (2008) Project Based
Learning merupakan proyek yang memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja
(Performance), peserta didik melakukan kegiatan mengorganisasikan kegiatan belajar
kelompok, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensistesis
informasi. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan
proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain (Nurohman, 2007). Model pembelajaran Project Based
Learning merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan, karena
PjBL bertujuan melatih peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif, dan rasional, aktif
berkolaborasi dan berkomunikasi, dan nyata terhadap peserta didik (Saputra, 2013). Project
Based Learning merupakan model yang menghasilkan sebuah proyek, dalam pembuatan
proyek peserta didik akan membuat sebuah produk, dimana dalam pembuatan produk dapat
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membuat produk yang akan
dipresentasikan kepada teman sekelas. Model pembelejan Project Based Learning (PjBL)
ini dapat membantu peserta didik untuk melatih berpikir kritis, dan kreatif untuk membuat
produk yang berkualitas. Harapannya ketika belajar mengajar terlaksana dengan baik maka
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI.A2.2 SMAN 3 Banda
Aceh pada Materi Pembelahan Sel dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based
Learning”.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif . Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis data
menggunakan statistik ( Sugiono, 2010: 26). Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas Kolaboratif.
Menurut DR. Endang Sri Andayani, MSi, Ak, CA prosedur PTKK dilakukan
dengan tahap berikut:
1. Mahapeserta didik memahami konteks pembelajarannya dan mengidentifikasi isu
utama yang mempengaruhi peserta didik berproses dalam konteks ini.
2. Mahapeserta didik mendiskusikan isu utama tersebut secara kritis dengan Guru
Pamong untuk mendapatkan perspektif lain.
3. Mahapeserta didik dan Guru Pamong menyepakati isu utama yang dihadapi oleh
peserta didik.
4. Mahapeserta didik dan Guru Pamong merumuskan isu utama tersebut secara jelas
sebagai identifikasi masalah.
5. Mahapeserta didik dan Guru Pamong merancang pembelajaran berbasis proyek
sebagai pendekatan pembelajaran inovatif di dalam siklus PTKK.
6. Mahapeserta didik dan Guru Pamong merancang siklus PTKK bersama.
7. mahapeserta didik dan Guru Pamong membahas hasil PTKK bersama.
8. mahapeserta didik dan Guru Pamong menganalisis dampak PTKK terhadap peserta
didik dan menentukan tindak lanjutnya.
9. mahapeserta didik dan Guru Pamong membuat laporan PTKK atas nama berdua.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Banda Aceh yang terletak di Jalan Tgk. Daud
Beureuh No. 454, Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 7 Maret dan 16 Maret 2023.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI.A2.2 SMAN 3 Banda Aceh tahun
ajaran 2022/2023 sebanyak 36 peserta didik, diantaranya 13 peserta didik laki-laki dan 23
peserta didik perempuan.

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini masalah yang ditemukan adalah bagaimana meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Peneliti menernaan masalah dengan tahapan siklus berkelanjutan,
diantara: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengempulan data (observasi) dan
refleksi. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 (dua) siklus dengan menggunakan model
Project Based Learning (PjBL).
Prosedur penelitian tiap siklus dijabarkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Menyiapkan materi pembelajaran dan Rencana Proses Pembelajaran (Modul
Ajar) yang akan di berikan kepada peserta didik dengan model Project Based
Learning (PjBL) dalam pembelajaran. Program pembelajaran ini disajikan
dalam 4 kali pertemuan.
b. Menyusun lembar masalah/lembar kerja peserta didik sesuai dengan indikator
pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan peserta didik.
d. Membentuk kelompok yang bersifat sesuai gaya belajar.
e. Memberikan penjelasan pada peserta didik mengenai teknik pelaksanaan model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
f. Menyiapkan format evaluasi pembelajaran

2. Tindakan (Action)
a. Guru melakukan apersepsi, dan motivasi untuk mengarahkan peserta didik
memasuki kompetensi dasar yang akan di bahas.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Guru mengelompokkan peserta didik ke dalam 4 kelompok yang terdiri terdiri
atas 9 orang.
d. Guru memberikan lembar kerja peserta didik
e. Guru mengaitkan materi dengan yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
f. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami teori yang diberikan.
g. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan projek yang paling tepat
dari berbagai alternatif tentang teori pembelahan sel yang ditemukan dan
mendiskusikannya dengan teman kelompoknya.
h. Membimbing peserta didik menyusun projek.
i. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan
tanggapan kepada projek kelompok.
j. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
k. Guru memberikan tugas rumah sebagai penguatan materi pada hari itu.
l. Guru mengadakan tes/ulangan harian akhir siklus.
3. Tahap Pengamatan (Observasi)
a. Observator mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan kegiatan
peserta didik dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru
dan peserta didik.
b. Guru mengevaluasi respon peserta didik selama pembelajaran dari angket yang
diisi peserta didik.
c. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.

4. Refleksi
a. Memperhatikan pembimbingan dalam kelompok untuk membantu anggota
kelompoknya memahami materi yang diberikan.
b. Memperhatikan partisipasi setiap peserta didik dalam proses diskusi kelompok.
c. Pengamatan yang telah dilakukan menjadi acuan bagi peneliti dalam
menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang peneliti lakukan dan
kalau masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka harus disusun kembali
rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya nantinya.

Gambar 2.1: Skenerio Pelaksanaan PTK

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data hasil belajar diambil dengan cara memberikan tes
kepada peserta didik setiap akhir siklus
Teknik Analisis Data

Untuk mendeskripsikan data ketuntasan belajar peserta didik dalam sub bahasan
digunakan rumus persentase berikut (Ngalim Purwanto: 2006) :

Np = x 100%

Keterangan :
Np : Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
Sm : Skor maximum ideal dari tes yang bersangkutan
100% : Bilangan tetap

Sedangkan persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara membandingkan jumlah


ketuntasan peserta didik dengan jumlah peserta didik secara keseluruhan (peserta didik
maksimal) kemudian dikalikan 100 (Nana Sudjana: 2007).


Persentase ketuntasan = 100

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase ketuntasan
belajar menggunakan rumus:

ℎ −
P= X 100%

Keterangan :
P : Persentase peningkatan
Takhir : Tes akhir siklus
Tawal : Tes awal siklus

Data mengenai peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dikategorikan berdasarkan


acuan nilai ketuntasan belajar peserta didik XI.A2.2 SMA Negeri 3 Banda Aceh.
Tabel 2.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Peserta didik XI.A2.2 SMA Negeri 3 Banda Aceh pada
tahun ajaran 2022/2023.
Nilai Kategori
0 – 74 Tidak Tuntas
75 – 100 Tuntas

Indikator Keberhasilan

Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dikatakan berhasil meningkatkan


hasil belajar Biologi pada peserta didik kelas XI A2.2 SMA Negeri 3 Banda Aceh apabila nilai
rata–rata kelas ≥ 75 atau sama dengan nilai KKM yang ditetapkan dengan ketuntasan kelas ≥
75%
Prosedur Penelitian
Rencana pelaksanaaan tindakan disusun untuk 2 (dua) siklus sesuai dengan
perkiraan penyelesaian masalah secara optimal, yaitu 2 (dua) siklus. Siklus ke-1
menggunakan pendekatan kelompok dengan pembagian peserta didik menjadi 8
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Siklus ke- 2 menggunakan
pendekatan dengan cara pemberian tugas individual yaitu masing-masing peserta didik
diberi tugas yang sama. Selanjutnya langkah-langkah setiap siklus terdiri dari: penetapan
fokus masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta analisis
dan refleksi. Analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar peserta
didik setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.
Kegiatan setiap siklus diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning dan menggunakan media Teka-teki silang dan menyusun gambar menjadi
media pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dari siklus I sampai siklus II yang lalui peneliti mengalami peningkatan
sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian ini pada tahap akhir pembelajaran dalam setiap
siklus, peserta didik diminta untuk mengerjakan soal post test, dimana soal post test ini dapat
mengukur hasil belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran biologi materi pembelahan
sel. Berikut ini adalah perbandingan hasil belajar peserta didik pada materi pembelahan sel
pelajaran biologi dari sebelum tindakan sampai dengan akhir siklus II.
Tabel 4.1. Hasil Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI.A2.2 Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II

No Jumlah Skor Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II


F % F % F %
1 0-74 Tidak Tuntas 25 69% 18 50% 7 19%
2 ≥75 Tuntas 11 31% 18 50% 29 81%
Jumlah Peserta didik 36 100% 36 100% 36 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus II
lebih baik dari pada siklus I maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar
peserta didik pada siklus II. Hal ini terbukti setelah dilaksanakan tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada siklus I dapat dilihat sebanyak
18 atau 50% peserta didik sudah memiliki nilai di atas KKM. Sedangkan pada siklus II
terdapat 29 orang atau 81% peserta didik memiliki nilai di atas KKM. Maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat keberhasilan yang dicapai sudah memenuhi standar indikator kinerja yang sudah
ditetapkan, dimana terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II ≥
75%..
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti pada peserta didik kelas XI.A2.2
SMAN 3 Banda Aceh dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) terjadi
peningkatan hasil belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran biologi. Berdasarkan hasil
analisis data diketahui bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik mencapai 81%.
Peningkatan ini telah melebihi dari target yang ingin dicapai. Penggunaan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) terutama pada mata pelajaran biologi kelas XI.A2.2 SMAN
Banda Aceh membuat peserta didik semakin aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) sangat membantu dalam proses pembelajaran karena dapat
membuat pengetahuan peserta didik lebih dalam, model ini dikemas untuk membuat sebuah
proyek dan membentuk sebuah kelompok dimana peserta didik disini langsung mempraktekkan
cara membuat produk yang akan dibuat. Model ini juga sangat membantu peserta didik dalam
bersosialisasi, karena dengan adanya kerja kelompok peserta didik bisa berdiskusi dan
mengeluarkan pendapat peserta didik untuk menghasilkan produk yang lebih baik. Selain
berdiskusi dan mempraktekkan secara langsung membuat produk, peserta didik juga dilatih
untuk berbicara di depan teman sekelasnya atau dilingkungan sekolah, sehingga pengalaman
yang peserta didik alami semakin bertambah, dalam model ini peserta didik tidak hanya
mencari informasi dari sumber buku paket saja, tetapi dapat mencari informasi dari teman
sekelas atau orang-orang yang berada diwilayah sekolah, peserta didik juga dapat belajar dan
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dengan media yang bervariatif, seperti produk yang
dibuat, video, PPT, dan kerja sama dalam sebuah kelompok.
Hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat bebagai penelitian terdahulu antara
lain: Elisabeth,dkk (2019), Umi Faizah (2015, Ari Septiasih, Ngurah Japa, Wayan Arini (2016),
Dyah kamayani, sumantri, sudana (2013), Purnomo, Mawarsari (2014), Rini Astuti (2015)
maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat hasil
belajar peserta didik. Namun terdapat beberapa perbedaan dari setiap penelitian sebelumnya
dengan penelitian ini, penelitian saat ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Kelas
XI.A2.2 SMAN 3 Banda Aceh pada Materi Pembelahan Sel Menggunakan Model
Pembelajaran Problem base Learning”. Penelitian ini hanya untuk melihat meningkatkan aspek
kognitif peserta didik saja.

Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning. Perencanaan tersebut disusun dan
dikembangkan oleh peneliti selaku guru kelas yaitu: a) membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP/ Modul Ajar), b) menyiapkan lembar kerja peserta didik, c) menyiapkan tes
akhir siklus. Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I adalah peserta didik
mampu menganalisis peran penting pembelahan mitosis dan meiosis bagi makhluk hidup,
mengidentifikasi dan membandingkan tahapan-tahapan pembelahan mitosis, mengidentifikasi
dan membandingkan tahapan-tahapan pembelahan meiosis, dan membandingkan pembelahan
mitosis dengan meiosis. Dalam mencapai tujuan tersebut, perencanaan pembelajaran
disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan
pendekatan Saintifik. Pada penelitian ini mahapeserta didik PPG Pra Jabatan dan Guru Pamong
berperan sebagai peneliti.
.
2. Pelaksanaan Siklus 1
Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu: kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang di dalamn y a memuat proses pembelajaran
yang disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan
pendekatan Saintifik diuraikan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan.
Kegiatan pendahuluan berlangsung selama ± 5 menit sebagai
berikut:
• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
• Mengkondisikan kelas agar peserta didik siap untuk belajar, misalnya meminta peserta
didik merapikan tempat duduk, pakain atau mengutip sampah yang ada di kelas.
• Berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
• Guru memberikan tes diagnostik agar mengetahui karakteristik peserta didik yang
meliputi pengetahuan awal dan gaya belajar peseta didik .
• Mengajukan pertanyaan pemantik sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis.
• Menyampaikan informasi kompetensi, garis besar cakupan materi, tujuan, manfaat dan
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan peserta didik.
• Membagi peserta didik menjadi 4 kelompok berdasarkan hasil analisis gaya belajar
peserta didik
b. Kegiatan Inti
Stimulation (Memberi Stimulus)
Gambar di samping merupakan kondisi luka
yang kemudian seecara perlahan-lahan
mengalami penyembuhan? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?

Lalu bagaimana dengan manusia? Mengapa


ukuran tubuh manusia bisa berubah menjadi
semakin besar?
Pernahkah kalian melihat sel makhluk hidup membelah? Jika tidak dari manakah bisa kita
ketahui makhluk hidup berlangsung pembelahan sel?
• Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin jawaban yang berkaitan dengan gambar yang ditampilkan dan akan
dibuktikan melalui kegiatan belajar pada materi proses pembelahan sel.

Data Collecting (Mengumpulkan Data)


• Peserta didik secara berkelompok mencari bahan referensi dari berbagai sumber
(buku,internet, dll) sehingga dapat menjawab LKPD tentang materi proses pembelahan
sel. Guru menampilkan sebuah PPT dan video pembelajaran untuk menambah
referensi bagi peserta didik
Data Processing (Mengolah Data)
• Peserta didik diinstruksikan oleh guru untuk berdiskusi di dalam kelompok untuk
menyatukan ide, pendapat, dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan
menuliskan hasil diskusi di LKPD
• Guru melakukan penilaian diskusi peserta didik menggunakan rubrik yang sudah
dibuat.
Verification (Menverifikasi)
• Peserta didik diinstruksikan oleh guru untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok yang mempresentasikan
• Guru melakukan penilaian presentasi
Generalization (Menyimpulkan)
Peserta didik diinstruksikan oleh guru untuk menarik kesimpulan bersama materi yang
sudah dipresentasikan di depan kelas.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup berlangsung selama 10 menit, aktivitas yang dilakukan sebagai berikut:
• Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
• Peserta didik dan guru mengadakan refleksi baik tentang kegiatan dan materi
pembelajaran
• Peserta didik menyimak guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan yang akan datang
• Guru melakukan assesmen formatif
• Guru mengucapkan salam penutup.
3. Penilaian Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil
3. Observasi Siklus 1
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada saat proses
pembelajaran berlangsung pada siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut: Pada kegiatan awal,
peserta didik menjawab salam dengan semangat, peserta didik berdoa, peserta didik diabsen
dan ditanyakan kesiapan belajar oleh guru, peserta menjawab pertanyan guru (apersepsi),
Peserta didik menjawab soal pre test yang diberikan oleh guru, Peserta didik mulai terpancing
dengan pertanyaan pemantik yang diberikan oleh guru, sebagian peserta didik mengungkapkan
beberapa hipotesis terkait kasus yang disampaikan guru, peserta didik mendengarkan
kompetensi, garis besar cakupan materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan peserta didik. Pada kegiatan inti, peserta didik terlihat antusias melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Peserta didik membagi tugas kerja kelompok yang sangat bagus,
peserta didik laki-laki mengerjakan soal teka-teki silang, sementara peserta didik perempuan
menyelesaikan tugas menyusun dan menempel gambar tahpan pembelahan sel. Setelah
melaksankan kegiatan kelompok, peserta didik melakukan presentasi tugas kelompok di depan
kelas secara bergantian. Setelah selesai proses presentasi peserta didik mengerjakan soal post
test yang diberikan guru. Setelah peserta didik menjawab soal post test yang diberikan guru,
guru dan peserta didik didik mengambil kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Dan
menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4. Refleksi Siklus I
Hari ini saya melakukan pembelajaran di kelas XI.A2.2 pada materi pembelahan sel.
Proses pembelajaran berlangsung pada jam pertama dan kedua. Pembelajaran hari ini saya
menggunakan model pembelajaran Projek Base Learning dan media yang saya gunakan adalah
teka-teki silang dan menempel gambar. Proses pembelajaran saya awali dengan mengucapkan
salam dan menyapa peserta didik. Peserta didik sangat antusias menjawab salam yang saya
ucapkan. Saya juga menanyakan kabar peserta didik sebagi salah satu bentuk dari penerapan
pembelajaran sosial emosional di dalam kelas. Dimana guru harus memfasilitasi peserta didik
untuk mengetahui, menyadari dan memahami emosi mereka sendiri. Pada tahapan ini kebanyak
peserta didik telah menyadari emosi mereka, dimana ada yang menjawab senang, mengantuk,
lapar, bersemangat dan lain sebagainya. Namun ada juga peserta didik yang hanya diam saat
ditanyakan perihal emosi yang ia rasakan. Saya memiliki prediksi apakah anak ini malu untuk
mengungkapkan emosinya. Untuk membuktikan pre diksi saya, saya berniat meminta peserta
didik yang hanya diam untuk menuliskan emosi mereka di kertas. Jika ia mampu menulisnya
dikertas maka bisa saya simpulkan bahwa dia mampu menyadarai emosinya sendiri, hanya
saya dia tidak berani mengungkapkannya. Tahapan selanjutnya saya meminta salah satu peserta
didik laki-laki untuk memimpin doa sebelum belajar guna meningkatkan ketaqwaan peserta
didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lupa pula saya mengabsen peserta didik sebagai
bentuk perwujudan sikap disiplin pada peserta didik.
Sebelum memulai pembelajaran saya menampilkan beberapa gambar dan memberikan
beberapa pesrtanyaan pemantik terkait gambar tersebut, guna menstimulus rasa ingin tahu dan
daya fikir peserta didik terkait materi yang bersangkutan. Saya meminta peserta didik untuk
memprediksi sebanyak mungkin jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Agar lebih
memahami materi dengan baik, saya membagi peerta didik ke dalam 4 kelompok. Di dalam
kelompok peserta didik di beri kebebasan untuk mengksplor informasi terkait dengan
pembelahan sel baik informasi yang telah disediakan guru dalam bentuk PPT maupun
mengeksplornya melalui gawai mereka masing-masing. Agar kegiatan kelompok lebih terarah
guru juga membagikan LKPD kepada peserta didik. Berdasarkan instruksi pada LKPD peserta
didik diminta untuk menyusun gambar tahapan pembelahan sel dengan baik dan benar lalu
menempelnya di kertas karton yang telah di sediakan oleh guru. Peserta didik juga diminta
untuk menjawab teka-teki siang guna menambah pengetahuan mereka tentang istilah yang
sering digunakan pada materi pembelahan sel. Peserta didik sangat antusias melakukan semua
kegiatan pembelajaran. Mereka juga sudah mampu membagi tugas kelompok dengan baik.
Bedasarkan pantauan saya, anak aki-laki cenderung lebih suka menjawab teka-teki silang
dibandingkan dengan menyusun dan menempel gambar. Sementara anak perempuan lebih
antusias menempel gambar. Namun ada juga beberapa anak peempuan yang tertarik menjawab
teka-teki silang.
Namun ada sedikit kendala berhubung pembagian tugas di dalam mengerjakan tugas
kelompok menyebabkan peserta didik yang bertugas menempel gambar tahapan pembelahan
sel hanya memilihi pemahaman terkait tahapan pembelahan sel, namun kurang memahami
tentang materi lainnya yang berkaitan dengan pembelahan sel. Berdasarkan hasil post test di
siklus I diperoleh bahwa 69% peserta didik telah mencapai nilai KKM, sementara 31% peserta
didik lainnya belum mencapai nilai KKM.
Berdasarkan refleksi diri setelah melakukan pembelajaran yang saya lakukan pada
siklus pertama ini, saya mengetahui bahwa pelaksanaan pembelajaran tidak mungkin berjalan
100% sama dengan perencanaan yang telah kita susun. Karena pasti ada saja kendala-kendala
yang kita alami saat proses pembelajaran. Berdasarkan kindosi tersebut saya memutuskan
untuk melanjutkan tindakan pada siklus ke II guna memperbaiki proses dan hasil belajar peserta
didik.
Tahapan refleksi dilakukan oleh guru berdasarkan saran yang diberikan observer.
Kegiatan penelitian siklus 1 membutuhkan perbaikan dalam pengelolaan kegiatan diskusi
kelompok. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki pemerataan pemahamn tentang materi
pembelahan sel, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan.

Siklus 2
1. Perencanaan Siklus 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini disusun berdasarkan hasil
refleksi pada pembelajaran di siklus I. Perencanaan pembelajaran pada siklus II
ini masih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, namun
terdapat sedikit perbedaan dengan perencanaan pembelajaran pada siklus I, dimana media yang
digunakan hanya teka-teki silang, mengingat pesera didik telah memahami tahapan pembelahan
sel. Selaian itu, juga terdapat perbedaan cara pengerjaan teka-teki silangnya, dimana peserta
didik diminta untuk mmbentuk barian dan mengerjakan teka-teki silang secara bergantian.
Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan oleh mahapeserta didik PPG Pra Jabatan
gelombang I bersama dengan guru pamong selaku peneliti. Perencanaan pembelajaran yang
disusun dan dikembangkan oleh peneliti meliputi: membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP/ Modul Ajar), b) menyiapkan lembar kerja peserta didik, c) menyiapkan tes akhir siklus.
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus II adalah peserta didik mampu
menganalisis peran penting pembelahan mitosis dan meiosis bagi makhluk hidup,
mengidentifikasi dan membandingkan tahapan-tahapan pembelahan mitosis, mengidentifikasi
dan membandingkan tahapan-tahapan pembelahan meiosis, dan membandingkan pembelahan
mitosis dengan meiosis. Dalam mencapai tujuan tersebut, perencanaan pembelajaran
disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan
pendekatan Saintifik.
2. Pelaksanaan Siklus 2
Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu: kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang di dalam memuat proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan
pendekatan Saintifik sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal berlangsung selama ± 5 menit
b. Kegiatan Inti yang secara utuh berlangsung selama ± 50 menit yang memuat model
pembelajaran PJBL
c. Kegiatan Penutup berlangsung selama 10 menit.
3. Observasi Siklus 2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada saat proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Pada kegiatan awal,
peserta didik menjawab salam dengan semangat, peserta didik berdoa, peserta didik diabsen
dan ditanyakan kesiapan belajar oleh guru, peserta menjawab pertanyan guru (apersepsi),
Peserta didik menjawab soal pre test yang diberikan oleh guru, Peserta didik mulai terpancing
dengan pertanyaan pemantik yang diberikan oleh guru, sebagian peserta didik mengungkapkan
beberapa hipotesis terkait kasus yang disampaikan guru, peserta didik mendengarkan
kompetensi, garis besar cakupan materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan peserta didik. Pada kegiatan inti, peserta didik terlihat antusias melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Peserta didik berdiri membentuk barisan dan secara bergantian
mengerjakan teka teki silang yang diberikan guru. Setelah kegiatan kerja kelompok selesai
guru memberikan penguatan di akhir pembelajaran dan selanjutnya guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran diakhiri dengan pemberian
soal post test dan ucapan salam penutup oleh guru.
4. Refleksi Siklus 2
Hari ini saya melakukan pembelajaran di kelas XI.A2.2 pada materi pembelahan sel.
Proses pembelajaran berlangsung pada jam pertama dan kedua. Pembelajaran hari ini saya
menggunakan model pembelajaran Projek Base Learning dan media yang saya gunakan adalah
teka-teki silang dan menempel gambar. Proses pembelajaran saya awali dengan mengucapkan
salam dan menyapa peserta didik. Peserta didik sangat antusias menjawab salam yang saya
ucapkan. Saya juga menanyakan kabar peserta didik sebagi salah satu bentuk dari penerapan
pembelajaran sosial emosional di dalam kelas. Dimana guru harus memfasilitasi peserta didik
untuk mengetahui, menyadari dan memahami emosi mereka sendiri. Pada tahapan ini kebanyak
peserta didik telah menyadari emosi mereka, dimana ada yang menjawab senang, mengantuk,
lapar, bersemangat dan lain sebagainya. Tahapan selanjutnya saya meminta salah satu peserta
didik laki-laki untuk memimpin doa sebelum belajar guna meningkatkan ketaqwaan peserta
didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lupa pula saya mengabsen peserta didik sebagai
bentuk perwujudan sikap disiplin pada peserta didik.
Sebelum memulai pembelajaran saya menampilkan beberapa gambar dan memberikan
beberapa pesrtanyaan guna menstimulus ingatan peserta didik terkait materi yang telah
dipelajari pada siklus I. Agar lebih memahami materi secara mendalam, saya membagi peserta
didik ke dalam 4 kelompok. Di dalam kelompok peserta didik di beri kebebasan untuk
mengksplor informasi terkait dengan pembelahan sel baik informasi yang telah disediakan guru
dalam bentuk PPT maupun mengeksplornya melalui gawai mereka masing-masing. Agar
kegiatan kelompok lebih terarah guru juga membagikan LKPD kepada peserta didik.
Berdasarkan instruksi pada LKPD peserta didik diminta untuk membentuk barisan dan
mengerjakan soal teka-teki silang secara bergantian. Peserta didik sangat antusias dan riang
melakukan mengerjakan teka-teki silang secara bergantian. Setelah kegiatan kelompok selesai,
guru memberikan penguatan di akhir pembelajaran dan megambil kesimpulan bersama peserta
didik. Setelah itu guru memberikan soal post test, guna melihat sejauh mana pemahmana
peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil post test di siklus I
diperoleh bahwa 81% peserta didik telah mencapai nilai KKM, sementara 19% peserta didik
lainnya belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan perolehan nilai KKM tersebut maka dapat
disimpulkan pembelajaran pada siklus II ini telah berhasil mencapai indikator keberhasilan
proses pembelajaran. Dimana indikator keberhasilan pembelajaran pada siklus II ini adalah
75% peserta didik mencapai KKM.
Berdasarkan refleksi diri setelah melakukan pembelajaran yang saya lakukan pada
siklus pertama ini, saya mengetahui bahwa pelaksanaan pembelajaran tidak mungkin berjalan
100% sama dengan perencanaan yang telah kita susun. Karena pasti ada saja kendala-kendala
yang kita alami saat proses pembelajaran. Berdasarkan kindosi tersebut saya memutuskan
untuk melanjutkan tindakan pada siklus ke II guna memperbaiki proses dan hasil belajar peserta
didik.
Tahapan refleksi dilakukan oleh guru berdasarkan saran yang diberikan observer.
Kegiatan penelitian siklus 1 membutuhkan perbaikan dalam pengelolaan kegiatan diskusi
kelompok. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki pemerataan pemahamn tentang materi
pembelahan sel, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan.

Kesimpulan

Berdasarkan paparan pada pendahuluan penelitian sampai pada hasil dari penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus 1 ke
siklus ke 2. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 adalah
68,8 dengan kategori baik dan siklus 2 adalah 80,4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan
rata-rata hasil belajar peserta didik maka terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan model pembelajaran project based learning. Dengan adanya peningkatan
hasil belajar dapat menjadi solusi bagi pendidik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dan mampu meningkatkan antusias peserta didik agar senantiasa semangat selama proses
pembelajaran.

Daftar Pustaka

Anni, Chatarina Tri. dan Achmad Rifa’i RC. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.

Daryanto, dan Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media.

DR. Endang Sri Andayani, MSi, Ak, CA, (2022), Mata Kuliah Inti Praktik Pengalaman Lapangan I, Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
E. Mulyasa. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fathurrohman, Muhammad. 2016. Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyayakarta: Ar-ruzz Media.

Kemmis and Taggart. (1990). The Action Research Planner. Victorio. Deakin. Univ Press.

Lembaga Pengembangan dan pemberdayaan Kepala Sekolah. (2003). Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[Online]Tersedia:http://lppks.kemdikbud.go.id/uploads/pengumuman/uu_no_20t
ahun_2003.pdf .

Nana Sujana dan Ibrahim, (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Ngalim Purwanto, (2006), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta : Kencana.
Lampiran I
Tabel: Analisis Data Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI.A2.2 Siklus I
No Responden Nilai Np
1 Responden 1 100 1
2 Responden 2 100 1
3 Responden 3 90 0,9
4 Responden 4 90 0,9
5 Responden 5 85 0,85
6 Responden 6 100 1
7 Responden 7 90 0,9
8 Responden 8 95 0,95
9 Responden 9 90 0,9
10 Responden 10 80 0,8
11 Responden 11 75 0,75
12 Responden 12 85 0,85
13 Responden 13 85 0,85
14 Responden 14 80 0,8
15 Responden 15 80 0,8
16 Responden 16 80 0,8
17 Responden 17 70 0,7
18 Responden 18 70 0,7
19 Responden 19 70 0,7
20 Responden 20 70 0,7
21 Responden 21 65 0,65
22 Responden 22 60 0,6
23 Responden 23 50 0,5
24 Responden 24 50 0,5
25 Responden 25 40 0,4
26 Responden 26 40 0,4
27 Responden 27 35 0,35
28 Responden 28 40 0,4
29 Responden 29 25 0,25
30 Responden 30 20 0,2
31 Responden 31 25 0,25
32 Responden 32 70 0,7
33 Responden 33 75 0,75
34 Responden 34 50 0,5
35 Responden 35 5 0,05
36 Responden 36 90 0,9

Ket:
Np :Mendeskripsikan data ketuntasan belajar peserta didik dalam sub bahasan.
Persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara membandingkan jumlah ketuntasan
peserta didik dengan jumlah peserta didik secara keseluruhan (peserta didik maksimal)
kemudian dikalikan 100 (Nana Sudjana : 2007).

Persentase ketuntasan = 100

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar peserta didik
pada siklus satu adalah sebagai berikut:

Persentase ketuntasan = 100

Persentase ketuntasan = 51%


Tabel. Analisis Data Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI.A2.2 Siklus II
No Responden Nilai Np
1 Responden 1 100 1
2 Responden 2 100 1
3 Responden 3 100 1
4 Responden 4 100 1
5 Responden 5 100 1
6 Responden 6 95 0,95
7 Responden 7 90 0,9
8 Responden 8 100 1
9 Responden 9 95 0,95
10 Responden 10 95 0,95
11 Responden 11 100 1
12 Responden 12 85 0,85
13 Responden 13 90 0,9
14 Responden 14 95 0,95
15 Responden 15 95 0,95
16 Responden 16 100 1
17 Responden 17 90 0,9
18 Responden 18 90 0,9
19 Responden 19 80 0,8
20 Responden 20 80 0,8
21 Responden 21 75 0,75
22 Responden 22 75 0,75
23 Responden 23 70 0,7
24 Responden 24 75 0,75
25 Responden 25 55 0,55
26 Responden 26 45 0,45
27 Responden 27 75 0,75
28 Responden 28 75 0,75
29 Responden 29 25 0,25
30 Responden 30 20 0,2
31 Responden 31 25 0,25
32 Responden 32 80 0,8
33 Responden 33 95 0,95
34 Responden 34 75 0,75
35 Responden 35 100 1
36 Responden 36 50 0,5

Persentase ketuntasan belajar Siklus II dihitung dengan cara membandingkan jumlah


ketuntasan peserta didik dengan jumlah peserta didik secara keseluruhan (peserta didik
maksimal) kemudian dikalikan 100 (Nana Sudjana : 2007).

Persentase ketuntasan = 100

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar peserta didik
pada siklus satu adalah sebagai berikut:

Persentase ketuntasan = 100

Persentase ketuntasan = 81%

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase ketuntasan
belajar menggunakan rumus:

ℎ −
P= X 100%

Keterangan :
P : Persentase peningkatan
Takhir : Tes akhir siklus
Tawal : Tes awal siklus


P= X 100%

81 − 51
P= X 100%
81
P = 37%

Anda mungkin juga menyukai