Anda di halaman 1dari 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI WUJUD DAN SIFAT BENDA MODEL MAKE A MATCH

Dosen Karil
Rini Nurjanah
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
E-mail : nurjanahrini944@gmail.com
E-mail : dosen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada materi wujud dan sifat benda melalui
model pembelajaran make a match siswa Kelas III SDN Karihkil 02. Jenis
penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek
penelitian yakni siswa Kelas III SDN Karihkil 02. Desain penelitian ini
menggunakan model siklus. Pada penelitian tindakan kelas model siklus ini,
terdapat empat komponen penelitian, yaitu; perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan
nontes. Metode analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prestasi belajar
siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi wujud dan sifat benda
melalui model pembelajaran make a match siswa Kelas III SDN Karihkil 02.
Hasil belajar ini dapat dilihat dari presentase siswa yang mencapai nilai
diatas KKM pra tindakan yaitu 40%. Setelah dilakukan tindakan Siklus I
presentase meningkat menjadi 67% dan pada Siklus II presentase siswa
meningkat menjadi 100%.

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Bahasa Indonesia, Wujud dan Sifat Benda,
Make a Match.
PENDAHULUAN

Guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang ada


untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Metode dan model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sangat banyak. Tiap
metode dan model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan
oleh guru, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami pokok
bahasan yang disampaikan oleh guru. Tujuan yang ingin dicapai oleh guru
diantaranya menciptakan suasana aktif di dalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung. Terciptanya suasana yang aktif di dalam kelas
akan berdampak baik bagi siswa, sehingga siswa akan mudah menyerap
materi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pengamatan, maka disimpulkan bahwa proses


pembelajaran siswa kelas III SDN Karihkil 02 dalam pelaksanaannya masih
terdapat kekurangan yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar Bahasa
Indonesia dalam mengelompokkan benda berdasarkan wujudnya, hal ini
terbukti dari jumlah presentase dari 30 siswa, yakni 20 siswa (67%) sudah
memperoleh nilai di atas KKM, 10 siswa (33%) belum mencapai KKM. Hal
ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
metode diskusi dan media kartu pasangan, siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran media kartu. Dikarenakan masih ada beberapa siswa yang
belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan
model make a match.
Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan Loma Curran. Ciri utama model make a match adalah siswa
diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan
materi tertentu dalam pembelajaran. (Shoimin, 2018: 98)
Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pembelajaran dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran make a match pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III
SDN Karihkil 02”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yaitu:

a. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah dan bersifat


pasif yaitu cenderung hanya sebagai penerima saja.
b. Siswa kurang bersemangat dan terdapat diantaranya siswa yang
mengantuk serta siswa kurang memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru.
c. Kurangnya partisipasi dan interaksi secara optimal dengan guru maupun
teman sendiri yang akan berakibat kurangnya motivasi belajar siswa.
d. Pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru
masih rendah Hasil belajar siswa kelas III SDN Karihkil 02 pelajaran
Bahasa Indonesia belum optimal.
Setelah di diskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor
penyebab siswa kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan
adalah:
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
c. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya
Berdasarkan analisis masalah diatas, langakah selanjutnya guru
merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses
pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan
masalah diantaranya :
a. Penggunaan metode make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Memberikan motivasi kepada siswa
c. Pengelolaan kelas yang berfokus pada cara belajar siswa aktif.
d. Memberikan penghargaan atau reward kepada siswa yang aktif
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, apakah model make a match dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Karihkil 02 Tentang Wujud dan Sifat
Benda.
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah Meningkatan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Karihkil 02 Tentang Wujud
dan Sifat Benda.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajar.
2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang
kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar siswa
baik.
b. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
c. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai
upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa
3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk usaha-usaha peningkatan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya di SDN
Karihkil 02.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat dengan melibatkan dalam situasi yang diteliti yaitu guru,
peserta didik dan kepala sekolah.

Adapun langkah – langkah dalam PTK merupakan siklus yang terdiri dari
1) merencanakan perbaikan 2) melaksanakan tindakan 3) mengamati (observasi)
4) melakukan refleksi. Akan tetapi untuk merencanakan perbaikan langkah
awalnya perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan perumusan
masalah. Dalam metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan ini
dapat dilakukan melalui pengumpulan data dengan melakukan berbagai teknik
seperti observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara, serta analisis
dokumen hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus, Pada refleksi


siklus I Dari hasil didapatkan catatan penting yang ada, kemudian guru melakukan
refleksi diri dan berdiskusi dengan teman sejawat mengenai kegiatan perbaikan
yang sudah dilaksanakan dan hasil tes formatif siswa. Dalam siklus I ditemukan
beberapa perbaikan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa cukup baik, tetapi
masih perlu ditingkatkan pada beberapa kegiatan yang belum maksimal pada
kegiatan-kegiatan antara lain Penyiapan alat peraga bagi semua kelompok siswa
dan guru, Pemberian motivasi kepada siswa, Pemberian informasi kegiatan yang
lebih jelas, Penggunaan media secara maksimal, Pengelolaan diskusi kelompok
yang efektif, Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat, Ketertiban siswa saat penjelasan dari guru dan saat
berdiskusi, Antusiasme siswa untuk bertanya jawab dan berdiskusi, Penampilan
siswa dalam demonstrasi dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembelajaran yang dilakukan sudah baik, hal ini dilihat dari
kegiatan pembelajaran yang cukup bervariasi. Namun, kegiatan yang berkaitan
dengan materi secara mudah diterapkan atau penggunaan metode ajar masih
kurang bervariasi dan masih terkesan monoton. Sehingga, rangsangan atau
stimulus yang diberikan kepada anak kurang maksimal.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa antusiasme yang
ditunjukkan anak kurang bersemangat dan terkesan kurang menarik hal tersebut
berdampak kepada tujuan pembelajaran yang dihasilkan tidak naiknya prestasi
pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa
penggunaan atau metode yang digunakan ketika mengajar haruslah menekankan
kepada saraf motorik dan saraf berpikir anak penting dilakukan.
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran
prasiklus adalah metode penugasan, kendala ketika proses pembelajaran
berlangsung yaitu, siswa tidak termotivasi utuk megikuti kegiatan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran hanya berfokus pada guru, masih banyak siswa yang tidak
bisa meyelesaikan tugas yang diberikan dengan benar yang mengakibatkan
rendahya hasil belajar siswa.
Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

20

18 18 siswa

16

14

12
Kurang
10
Cukup
7 siswa Baik
8
5 siswa
6

0
Baik Cukup Kurang
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai Baik lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh nilai kurang. Dari 30 siswa, hanya 5 siswa (17%) yang memperoleh
nilai Baik di atas KKM, 7 siswa (%) memperoleh nilai Cukup dan 18 siswa (60%)
memperoleh nilai Kurang atau belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil
belajar pada kegiatan prasiklus tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesua kelas III pada materi wujud dan
sifat benda sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut :


1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan pada penelitian berpedoman
dengan kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) 2006, memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan. Selanjutnya menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I.
Dengan mellihat kondisi tersebut maka peneliti memutuskan akan
melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan tindakan siklus I, menggunakan
model pembelajaran make a match pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
III.

2. Siklus 1
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus, rencana tindakan pada siklus
pertama yaitu:
a. peneliti merencanakan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai wujud
dan sifat benda.
b. Menyusun perangkat pembelajaran, berupa skenario pembelajaran dan
rencana pelaksaaan pembelajaran (RPP). RPP disusun oleh peneliti dengan
pertimbangan dari dosen dan rekan sejawat. RPP ini berguna sebagai
pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
c. Menyusun angket belajar siswa.
d. Menyusun soal untuk game.
e. Menyiapkan kartu soal yang akan digunakan untuk mencari pasangan
siswa.
f. Menyusun soal tes untuk siswa. Soal tes dibuat untuk mengetahui
bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerima pelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati teman sejawat menggunakan lembar observasi yag
telah dibuat sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I
adalah:
1. Kegiatan Awal
 Salam
 Berdoa
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Apersepsi dan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
 Menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media kartu
 Guru membagi ke dalam 6 kelompok belajar
 Siswa menjawab soal dan mencari pasangan pada kartu yang tersedia
 Menilai masing-masing anak dalam kegiatan menjawab soal saat bertukar
pasangan
 Tanya jawab
 Guru memberikan penguatan
 Evaluasi
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

Diagram 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I


20

18

16
14

12 11 siswa
9 siswa 10 siswa Kurang
10
Cukup
8 Baik

0
Baik Cukup Kurang

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai Baik meningkat dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari
32 siswa, 11 siswa (37%) memperoleh nilai Baik di atas KKM, 9 siswa (30%)
memperoleh nilai Cukup dan 10 siswa (33%) memperoleh nilai Kurang atau
belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa belum termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan metode make a match dan media kartu pasangan,
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran media kartu. Dikarenakan masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan pada
siklus berikutnya.

c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat, hasil
belajar pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I meningkat dibandingkan
pada pemelajaran prasiklus, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu
diperbaiki, yaitu:
1. Pengelolaan waktu belum efisien.
2. Metode make a match sebaiknnya dibuat semenarik mungkin agar menarik
minat siswa untuk belajar dan mudah diingat.
3. Masih ada siswa yang tidak fokus pada materi pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas, guru melakukan refleksi diri dan
memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut:
1. Mengelola waktu secara efisien.
2. Membagi kelompok diskusi secara homogen dan menggunakan media
pendukung.
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif sehingga semua siswa dapat fokus
dengan materi pembelajaran.
4. Dari pembelajaran pada siklus pertama, peneliti melihat keefektifan yang
dilakukan oleh siswa cukup antusias, tetapi masih ada saja siswa yang
kurang begitu tanggap terhadap pembelajaran dikarenakan ketidakmampuan
dalam menguasai materi ajar matematika.

3. Siklus II
a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan pembelajaran
siklus I, maka kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan dengan membuat
RPP perbaikan Siklus II. Tujuan perbaikan siklus II berfokus pada :
1. Pengelolaan waktu secara efisien
2. Pengorganisasian kelompok diskusi dan Penggunaan media pembelajaran
yang menarik dan sudah dikenal anak
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif agar siswa terfokus pada materi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati oleh teman sejawat menggunakan lembar observasi
yag telah dibuat sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus
II adalah:
1. Kegiatan Awal
 Salam
 Berdoa
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Apersepsi dan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
 Guru meminta siswa mengambil kartu yang berbeda-beda di meja depan
kelas
 Guru meminta siswa mengisi jawaban yang ada pada kartu tersebut
 Guru meminta siswa mencari pasangan dari kartu jawaban temannya
setelah menemukan jawabannya
 Guru memberikan penguatan
 Guru menjelaskan materi pembelajaran
 Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok tentang cara
mengelompokkan benda berdasarkan wujudnya
 Tanya jawab
 Evaluasi
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

Diagram 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II


20
21 siswa
18

16
14

12
Kurang
10 9 siswa Cukup
8 Baik

2
0 siswa
0
Baik Cukup Kurang

Dari hasil data di atas, semua siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 76,5. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan perbaikan
pada siklus II menggunakan metode make a match dan pengefektifan kelompok
menjadi lebih kecil pada siswa Kelas III materi mengelompokkan benda
berdasarkan wujudnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan
hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dihentikan pada siklus
ini.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat, hasil belajar
pada kegiatan perbaikan pemebelajaran siklus II meningkat secara signifikan, hal
ini dikarenakan tujuan perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus ini
dapat tercapai dengan baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Supervisor I, peneliti
melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran
yang dilakukan peneliti sudah berhasil.

Pembahasan dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :


1. Siklus 1
Berdasarkan pengamatan pada siklus I di atas, maka disimpulkan bahwa
proses pembelajaran siswa kelas III SDN Karihkil 02 sudah berjalan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah ditentukan.
Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan yang mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia dalam mengelompokkan benda
berdasarkan wujudnya, hal ini terbukti dari jumlah presentase dari 30 siswa, yakni
20 siswa (67%) sudah memperoleh nilai di atas KKM, 10 siswa (33%) belum
mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan metode diskusi dan media kartu pasangan, siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran media kartu. Dikarenakan masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
2. Siklus II
Dari pengamatan siklus I kelemahan ini terjadi akibat tingkat keaktifan
anak masih kurang antusias, yang disebabkan oleh kebingungan dan kesulitan
dalam menjawab soal Bahasa Indonesia. Maka dari itu, peneliti dapat mengambil
kesimpulan untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik peneliti
merencanakan tindakan pada siklus II.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar anak sudah mengalami perubahan yang
lebih baik dan artinya sudah meningkat. Hal ini terbukti dari kriteria yang ada dan
presentase kemajuan siswa. Hal tersebut dilihat dari grafik di siklus II, sebanyak
100% siswa meningkat karena adanya sebuah tindakan yang lebih baik dan
perbaikan pembelajaran yang mengarah kepada aktivitas siswa lebih baik.
Dengan berakhirnya siklus II penulis dapat menyimpulkan bahwa proses
pembelajaran berlangsung sesuai RPP yang sudah ditetapkan dan apa yang
menjadi kekurangan pada siklus I mendapat perbaikan pada siklus II, dan hasilnya
pun terbukti mengalami peningkatan atau perubahan.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 30 siswa pada kegiatan
pembelajaran prasiklus terdapat 12 siswa yang mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 62,0. Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil
belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa yang mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 68,5. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II,
hasil belajar siswa meningkat menjadi 30 siswa mencapai nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 76,5. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar
siswa dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan perbaikan siklus II dapat dilihat
pada grafik berikut:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa


No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Baik 5 11 21

2 Cukup 7 9 9

3 Kurang 18 10 0

Jumlah 30 30 30

Diagram 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

21
25
18
20
15 11 10 9
7 9
10 5
5 0
0
Prasiklus Siklus I Siklus II

Baik Cukup Kurang

Keterangan warna :
1. Biru : Baik
2. Kuning : Cukup
3. Merah : Kurang

Demikian hasil dari perbaikan persiklus yang dilakukan oleh peneliti


dalam melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match
atau mencari pasangan yang dilakukan selama tiga hari penelitian. Berdasarkan
hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya penggunaan model dan
metode dalam pembelajaran sangat berperan besar dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan.

SIMPULAN DAN SARAN


Penggunaan model pembelajaran make a match dan media kartu pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi mengelompokkan benda berdasarkan wujudnya
di Kelas III dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada kegiatan prasiklus
dari 30 siswa terdapat 12 siswa (40%) yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata
kelas 62,0, siklus I meningkat menjadi 20 siswa (67%) dengan nilai rata-rata kelas
68,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa (100%) yang mendapat nilai
di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 76,5.
Saran untuk perbaikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Media sebaiknya disesuaikan dengan materi pembelajaran dan gunakan
model pembelajaran yang dapat menarik logika siswa agar lebih mudah
diingat.
2. Guru hanya sebagai pembimbing pada saat diskusi kelompok.
3. Lakukan tanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami materi yang
sudah di ajarkan.
4. Penataan kelas yang variatif membuat kegiatan pembelajaran menjadi
komunikatif.
5. Guru hanya sebagai fasilitator.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A.Gede. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP.
Singaraja.
Ahmadi, Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Jamarah, Bahri, S. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka. Cipta.
 Muhibbin, S. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Pasaribu dan S. Simanjuntak. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.
Sunarto, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.
Wasty, Soemanto, 1990, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin.
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
https://www.suara.com/tekno/2021/11/29/193022/6-sifat-benda-padat-
lengkap-dengan-ciri-dan-contohnya
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-benda-cair/
https://mediaindonesia.com/humaniora/432753/ini-sifat-benda-padat-cair-dan-
gas

Anda mungkin juga menyukai