Penerapan Model Project Based learning (PjBL) berbantuan LKPD untuk meningkatakn
keaktifan Peserta didik dalam pembelajaran Kimia (P-IPAS) pada materi Pemisahan
Campuran di Kelas X.ATP 1
DISUSUN OLEH :
LENNI OKTAVIANI, S.Pd.
NO.UKG : 201502782396
DISUSUN OLEH
LENNI OKTAVIANI, S.Pd
NO.UKG : 201502782396
BEST PRACTICE
Penulis Lenni Oktaviani, S.Pd
Lokasi SMKN Pertanian 2 Tugumulyo Musi Rawas
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tanggal Selasa, 23 Januari 2024
Tujuan yang ingin di capai Meningktkan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan menggunkan model pembelajaran
Project Based Learning ( PjBL) pada materi pemisahan
Campuran.
PENDAHULUAN
Situasi
a. Kondisi Pembelajaran, kendala, hambatan dan pendukung
Saya adalah seorang guru kimia yang mengajar Mata Pelajaran P-IPAS di SMKN
Pertanian 2 Tugumulyo Kabupaten Musi rawas. Selama ini saya merasa sudah melakukan
proses belajar mengajar dikelas dengan model pembelajaran yang terbaik. Tetapi pada
kenyataannya yang terjadi peserta didik skurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, tidak
bersemangat, terlihat lemas, mengantuk bahkan cenderung menghindar ketika saya bertanya
kepada peserta didik, dan pernah ada salah satu peserta didik menyeletuk “ gak praktek ya
Bu?” dan yang paling menyakitkan hati saya adalah teriakan girang tanda bahagia muncul
pada wajah peserta didik ketika bel pelajaran selesai. Hal ini sangat berpengaruh pada hasil
capaian kompetensi peserta didik hampir 50% siswa yang memiliki nilai dibawah KKM.
Setelah saya melakukan praktik baik dengan menerapkan model pembelajaran Project
Besed Learning (PjBL) berbantuan LKPD yakni model pembelajaran yang lebih banyak
mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik secara individu maupun
kelompok. Melalui model pembelajaran ini peserta didik mendapatkan pembelajaran
bermakna sehingga mampu berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah, melakukan
inisiatif untuk mengemukakan pendapatnya, menyelesaikan tugas, mengajukan pertanyaan,
berdiskusi, menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman belajar peserta didik dengan
melakukan presentasi di depan kelas. Terlihat Ketika siswa diberikan suatu permasalah di
praktik baik saya kenapa air yang kotor /keruh bisa menjadi bersih dan jernih. Peserta didik
bisa mencari Solusi masalah tersebut dengan melakukan desain awal pembuatan proyek
sederhana penjernihan air menggunakan metode dekantasi.
Penerapan model pembelajaran yang tidak sesuai merupakan salah satu faktor kendala
dalam penerapan strategi pembelajaran, sehingga membuat peserta didik mengalami
kejenuhan saat mengikuti pembelajaran di kelas. Adapun hambatan dalam proses
pembelajaran berlangsung adalah rendahnya pemahaman konsep peserta didik sehingga
menyebabkan hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik juga ikut rendah. Setelah saya
melakukan praktik baik saya berharap dapat mengubah suasana proses pembelajaran dikelas
menjadi lebih interaktif
PEMBAHASAN
1. Tantangan
Tantangan yang dihadapi setelah melakukan praktik baik adalah:
a. Membutuhkan persiapan yang matang untuk menyiapkan alat dan bahan dalam
pembuatan alat penjernihan air dengan cara dekantasi
b. Manajemen waktu presetasi masih kurang maksimal.
c. Siswa masih kurang percaya diri saat menguji coba hasil produk karena mereka
belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tersebut
d. Project tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan, ada 1 kelompok yang tidak
berhasil dalam pembuatan projek yaitu Ketika di uji hasil yang di dapat airnya tetap
keruh dan tidak jernih
2. Aksi
Langkah yang dilakukan
a. Pemilihan model pembelajaran inovatif
Proses pemilihan model ini yaitu: mempelajari model-model pembelajaran inovatif
melalui kajian literatur, menganalisis kemampuan awal dan gaya belajar siswa serta
mempelajari karakteristik materi statistika
b. Meningkatkan keaktifan peserta didik. Proses pengembangan pembelajaran
atau desain pembelajaran yang berpusat pada siswa ini dengan menentukan kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang mampu membuat siswa berpartisipasi aktif dalam
seluruh rangkaian proses pembelajaran. Diantaranya dengan memberikan apersepsi
dan motivasi yang mampu menarik perhatian siswa serta mendesain pembelajaran
secara berkelompok berbantukan lembar kerja Peserta didik (LKPD) yang disusun
secara terstruktur. Selain itu yang perlu dilakukan guru agar siswa tetap aktif hingga
akhir pembelajaran yaitu dengan memberikan apresiasi dan reward terhadap sekecil
apapun prestasi yang dapat diraih siswa.
Prosesnya
1. Guru memperlihatkan air yang kotor
2. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari metode pemisahan campuran
3. Peserta didik menentukan masalah yaitu cara penjernihan air kotor
4. Guru membagi menjadi 5 kelompok heterogeny dan memeberikan LKPD
5. Diskusi kelompok untuk membuat perencanaan dimulai dari pembutan job diskription,
mencari sumber belajar dari buku dan internet, pembuatan desain/sketsa, perencanaan
alat dan bahan yang akan di gunakan, dan membuat komitmen dalam kerja kelompok
6. Penyusunan jadwal yaitu jadwal pengadaan alat dan bahan, dan jadwal pelaksanaan
kerja kelompok untuk pembuatan alat penjernih air sederhana
7. Mengkonsultasikan hasil kerja kelompok
8. Alat yang dihasilkan diuji coba untuk menjernihkan air
9. Peserta didik membuat laporan dari proyek pembuatan alat penjernihan air sederhana
10. Peserta dididk mempresentasikan hasil kerja kelompok
3. Refleksi
a. Dampak dari aksi
1. peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran seperti
perasaan senang, perhatian, ketertarikan dan keterlibatan dalam belajar nampak
pada proses pembelajaran.
2. peserta didik memiliki komitmen untuk menunjukkan hasil proses pembelajaran
dengan menggunakan media presentasi.
3. pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, aktif dan bermakna karena peserta
didik melakukan aktivitas langsung
4. peserta didik semakin tertantang, bersemangat dan kreatif
5. peserta didik berani mempresentasikan hasil karya di depan kelas secara
bergantian dengan anggota kelompok lainnya, sehingga kemampuan komunikasi
peserta didik dapat terlihat.
6. pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat terlaksana.
7. proses pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari
Dari keseluruhan hasil evaluasi baik penilain sikap, keterampilan, maupun kognitif peserta
didik serta hasil observasi selama proses pembelajaran, penerapan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik.
Respon
Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa dilihat
saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran, peserta didik memberikan refleksi bahwa
pembelajaran sangat menyenangkan dan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik serta
media pembelajaran sangat menarik dan mudah di pahami.
Faktor ketidakberhasilan :
a. proyek yang dibuat ada 1 kelompok yang belum berhasil
b. susunan dari alat dan bahan yang digunakan tidak padat
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA