Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Kurang Aktif dalam Pembelajaran
Lokasi SMK Negeri 6 Kendari
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tujuan yang ingin dicapai Peserta didik dapat menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya. Penulis Adriani Nurnasrah Adnan Tanggal 9 Desember 2022 Situasi: Hidrokarbon merupakan salah satu materi konsep Kondisi yang menjadi latar kimia pada kelas X SMK yang memerlukan belakang masalah, mengapa kemampuan siswa dalam mengintegrasikan beberapa praktik ini penting untuk level yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik dibagikan, apa yang menjadi agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Akan peran dan tanggung jawab anda tetapi, guru masih belum mampu untuk membuat dalam praktik ini. siswa memahami konsep dan mengintegrasikan semua level yang dijelaskan tersebut dikarenakan guru masih menggunakan model konvensional yaitu metode ceramah. Serta belum memanfaatkan TPACK sehingga pembelajaran terlihat abstrak dalam materi hidrokarbon dan guru juga perlu membiasakan peserta didik untuk berliterasi, juga aktif dalam diskusi kelompok.
Praktik ini perlu dibagikan karena untuk berbagi
pengalaman kepada guru lain dalam menggunakan model pembelajaran Project Based learning dan memotivasi guru lain untuk berbuat yang terbaik untuk kemajuan pendidikan kita.
Sebagai guru membuat rancangan perangkat RPP
bahan pembelajaran, media, LKPD, evaluasi serta melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang dibuat sesuai yang telah di buat dalam Rencana aksi. Tantangan : Tantangan yang saya hadapi ; Apa saja yang menjadi 1. Siswa tidak terbiasa dengan model pembelajaran yang tantangan untuk mencapai mengharuskan mereka untuk berperan aktif dalam tujuan tersebut? Siapa saja proses pembelajaran yang terlibat, 2. Kurangnya motivasi dalam menerima pembelajaran 3. Siswa kurang aktif dalam Proses Pembelajaran
Yang terlibat yaitu
1. Guru 2. Siswa Aksi : Berdasarkan hasil kajian literatur dari beberapa jurnal Langkah-langkah apa yang yang relevan dengan situasi diatas tersebut dan dilakukan untuk menghadapi wawancara beberapa pakar kimia, maka penerapan model tantangan tersebut/ strategi pembelajaran inovatif abad 21 yaitu Problem Based apa yang digunakan/ Learning (PBL) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan bagaimana prosesnya, siapa kemampuan peserta didik dalam hal menganalisis saja yang terlibat / Apa saja menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta sumber daya atau materi yang dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap diperlukan untuk lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya. Hasil melaksanakan strategi ini wawancara dengan pakar, teman sejawat dan beberapa guru kimia menyatakan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) akan membantu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut dan keaktifan peserta didik. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerahkan seluruh kreatifitas dan kemampuannya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan. Penerapan model pembelajaran inovatif PBL pada materi hidrokarbon diberikan kepada peserta didik dengan mengajak atau memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan dengan mengidentifikasi apa yang telah mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru juga membantu dalam hal pembimbingan secara individu maupun kelompok, serta secara bersama – sama melakukan evaluasi serta penguatan setelah peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil penyelesaian masalah. Dalam rangka mengoptimalkan kelebihan model pembelajaran inovatif PBL, penerapan model ini diintegrasikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa video pembelajaran sehingga dapat memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi hidrokarbon. Video tersebut dapat memvisualisasikan konsep kepada siswa dengan lebih mudah dan interaktif. Serta guru juga mulai membiasakan peserta didik untuk berliterasi baik dari buku paket, modul pembelajaran, maupun internet, juga mulai melatih peserta didik dengan soal – soal HOTS. Maka daripada itu hal tersebut akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon. Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari penerapan model pembelajaran inovatif Bagaimana dampak dari aksi PBL terbukti efektif karena dapat membuat peserta dari Langkah-langkah yang didik memiliki kemampuan dalam menganalisis dilakukan? Apakah hasilnya struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak efektif? Atau tidak efektif? pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan Mengapa? Bagaimana respon dan kesehatan serta cara mengatasinya, hal ini dapat orang lain terkait dengan dilhat dari peningkatkan hasil pre-test dan posttest strategi yang dilakukan, Apa pada kegiatan pembelajaran materi hidrokarbon. Pada yang menjadi faktor pembelajaran ini peserta didik diminta untuk keberhasilan atau melakukan sintak – sintak pembelajaran inovatif PBL ketidakberhasilan dari strategi dengan bantuan petunjuk guru. Peserta didik dapat yang dilakukan? Apa memberikan respon positif terlihat dari keaktifan pembelajaran dari keseluruhan mereka pada saat pelaksanaan pembelajaran materi proses tersebut hidrokarbon. Peserta didik juga menunjukkan minat dan motivasi yang tinggi pada proses pembelajaran materi hidrokarbon. Peserta didik juga dapat berpikir kreatif dalam menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada penerapan model pembelajaran inovatif PBL ini terbukti efektif untuk dapat mengintegrasikan ketiga aspek representasi kimia secara komprehensif. Hal inilah yang menjadi faktor keberhasilan penerapan model pembelajaran inovatif abad 21 yaitu PBL sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya, terlihat dari hasil pretes dan post test peserta didik pada materi hidrokarbon. NAMA : ADRIANI NURNASRAH ADNAN LPTK : UNIVERSITAS HALU OLEO Asal Sekolah : SMKN 6 Kendari
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Model Pembelajaran yang Kurang Inovatif
Lokasi SMK Negeri 6 Kendari
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tujuan yang ingin dicapai Peserta didik dapat menganalisis proses teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya Penulis Adriani Nurnasrah Adnan Tanggal 10 Januari 2023 Situasi: Pembelajaran yang dilaksanakan pada saat ini Kondisi yang menjadi latar menuntut untuk mengembangkan berbagai belakang masalah, mengapa keterampilan siswa terutama untuk menyongsong praktik ini penting untuk abad-21. Salah satu keterampilan yang harus dibagikan, apa yang menjadi dikembangkan adalah keterampilan berkolaborasi. peran dan tanggung jawab anda Keterampilan berkolaborasi siswa dalam kelas di dalam praktik ini. SMKN 6 Kendari masih berada pada tingkat mulai berkembang. Hal ini berdasarkan hasil penilaian harian dan laporan hasil belajar siswa kelas X SMKN 6 Kendari. Analisis hasil belajar siswa terkait dengan keterampilan berkolaborasi masih rendah, hal tersebut terbukti dengan persentase siswa yang mendapatkan nilai tinggi pada keterampilan berkolaborasi yang masih berada di bawah 50%. Selain berdasarkan hasil analisis nilai keterampilan berkolaborasi siswa, hasil observasi guru di kelas juga mendapatkan data bahwa ketika siswa diberikan tugas bekerja dalam kelompok, siswa yang pandai lebih senang untuk bekerja sendiri, sedangkan siswa lain terkesan enggan berpartisipasi. Diskusi yang dilakukan dalam kelompok juga sering kali tidak berjalan, tidak ada pembagian tugas dalam kelompok, bahkan sering kali siswa yang dianggap pandai mendapatkan tugas yang lebih banyak dari kawan lainnya sehingga memicu konflik dalam kelompok. Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa siswa tidak terbiasa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam kelompok. Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan abad-21 yang disarankan oleh UNESCO. Keterampilan abadi 21 ini telah dinyatakan untuk diterapkan dalam kurikulum 2013. Sehingga output peserta didik yang diharapkan setelah menyelesaikan studi adalah memiliki keterampilan berkolaborasi untuk menciptakan produk unggul dalam berbagai aspek kehidupan. Permasalahan terkait dengan keterampilan kolaborasi dalam kelas ini tentunya tidak hanya dialami oleh siswa di SMKN 6 Kendari, tetapi sangat mungkin dialami oleh siswa-siswi di tempat yang lainnya. Tuntutan kurikulum 2013 serta perubahan yang sangat pesat di abad 21 ini membuat pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berkolaborasi siswa sangat penting dan perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Sebagai guru yang dapat dilakukan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan terkait dengan keterampilan siswa untuk berkolaborasi adalah dengan menyiapkan proses pembelajaran yang inovatif dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran yang inovatif merupakan suatu tanggung jawab keprofesionalan guru pada era saat ini. Untuk itu pembelajaran inovatif dengan model dan media yang sesuai dengan tuntutan zaman merupakan suatu keniscayaan. Tantangan : Tantangan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi Apa saja yang menjadi siswa diantaranya terkait dengan pemilihan model dan tantangan untuk mencapai metode pembelajaran inovatif yang akan dilaksanakan. tujuan tersebut? Siapa saja Selain pemilihan pembelajaran inovatif yang harus yang terlibat, dilaksanakan, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran juga sangat penting untuk dipenuhi. Beragam stakeholder diantaranya guru, dan pihak sekolah perlu bekerja sama untuk menghadapi tantangan tersebut. Aksi : Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan Best Langkah-langkah apa yang Practice yang telah dilakukan penulis. dilakukan untuk menghadapi 1. Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang tantangan tersebut/ strategi akan diterapkan dalam pembelajaran Kimia di kelas X. apa yang digunakan/ 2. Analisis Target Kompetensi Hasil bagaimana prosesnya, siapa 3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi IPK saja yang terlibat / Apa saja Pendukung sumber daya atau materi yang 4. Pemilihan Model Pembelajaran Model pembelajaran diperlukan untuk yang dipilih adalah pembelajaran PBL. melaksanakan strategi ini 5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi. 6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21. Refleksi Hasil dan dampak Dari langkah-langkah pada aksi 2, dampaknya antara lain: Bagaimana dampak dari aksi a. Pemilihan metode yang bervariasi sangat efektif untuk dari Langkah-langkah yang meningkatkan literasi sains peserta didik terlihat dilakukan? Apakah hasilnya kegiatan peserta didik selama pembelajaran. efektif? Atau tidak efektif? b. Dengan mempergunakan model pembelajaran problem Mengapa? Bagaimana respon based learning yang melibatkan peserta didik dalam orang lain terkait dengan memecahkan masalah yang diberikan serta strategi yang dilakukan, Apa mengungkapkan pendapat dan gagasan seperti yang yang menjadi faktor terlihat dalam pembelajaran, dimana peserta didik keberhasilan atau bertanya dan mengemukakan pendapatnya. ketidakberhasilan dari strategi c. LKPD dengan rumusan masalah yang dipergunakan yang dilakukan? Apa sesuai untuk meningkatkan literasi sains peserta pembelajaran dari keseluruhan didik. proses tersebut d. Hasil pembelajaran yang telah dilakukan efektif karena respon peserta didik sangat senang dan tertarik terhadap pembelajaran dimana dapat dilihat dari kegiatan refleksi dan tujuan pembelajaran tercapai.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh
kemampuan guru terhadap media, metode, model dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran materi minyak bumi.