Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ADRIANI NURNASRAH ADNAN

LPTK : UNIVERSITAS HALU OLEO


Asal Sekolah : SMKN 6 Kendari

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Kurang Aktif
dalam Pembelajaran

Lokasi SMK Negeri 6 Kendari


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Peserta didik dapat menganalisis struktur, sifat senyawa
hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta
cara mengatasinya.
Penulis Adriani Nurnasrah Adnan
Tanggal 9 Desember 2022
Situasi: Hidrokarbon merupakan salah satu materi konsep
Kondisi yang menjadi latar kimia pada kelas X SMK yang memerlukan
belakang masalah, mengapa kemampuan siswa dalam mengintegrasikan beberapa
praktik ini penting untuk level yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik
dibagikan, apa yang menjadi agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Akan
peran dan tanggung jawab anda tetapi, guru masih belum mampu untuk membuat
dalam praktik ini. siswa memahami konsep dan mengintegrasikan semua
level yang dijelaskan tersebut dikarenakan guru masih
menggunakan model konvensional yaitu metode
ceramah. Serta belum memanfaatkan TPACK sehingga
pembelajaran terlihat abstrak dalam materi
hidrokarbon dan guru juga perlu membiasakan peserta
didik untuk berliterasi, juga aktif dalam diskusi
kelompok.

Praktik ini perlu dibagikan karena untuk berbagi


pengalaman kepada guru lain dalam menggunakan
model pembelajaran Project Based learning dan
memotivasi guru lain untuk berbuat yang terbaik
untuk kemajuan pendidikan kita.

Sebagai guru membuat rancangan perangkat RPP


bahan pembelajaran, media, LKPD, evaluasi serta
melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang
dibuat sesuai yang telah di buat dalam Rencana aksi.
Tantangan : Tantangan yang saya hadapi ;
Apa saja yang menjadi 1. Siswa tidak terbiasa dengan model pembelajaran yang
tantangan untuk mencapai mengharuskan mereka untuk berperan aktif dalam
tujuan tersebut? Siapa saja proses pembelajaran
yang terlibat, 2. Kurangnya motivasi dalam menerima pembelajaran
3. Siswa kurang aktif dalam Proses Pembelajaran

Yang terlibat yaitu


1. Guru
2. Siswa
Aksi : Berdasarkan hasil kajian literatur dari beberapa jurnal
Langkah-langkah apa yang yang relevan dengan situasi diatas tersebut dan
dilakukan untuk menghadapi wawancara beberapa pakar kimia, maka penerapan model
tantangan tersebut/ strategi pembelajaran inovatif abad 21 yaitu Problem Based
apa yang digunakan/ Learning (PBL) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan
bagaimana prosesnya, siapa kemampuan peserta didik dalam hal menganalisis
saja yang terlibat / Apa saja menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta
sumber daya atau materi yang dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
diperlukan untuk lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya. Hasil
melaksanakan strategi ini wawancara dengan pakar, teman sejawat dan beberapa
guru kimia menyatakan bahwa penerapan model Problem
Based Learning (PBL) akan membantu meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut dan
keaktifan peserta didik. Model ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerahkan seluruh
kreatifitas dan kemampuannya untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan. Penerapan model
pembelajaran inovatif PBL pada materi hidrokarbon
diberikan kepada peserta didik dengan mengajak atau
memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah
nyata yang telah disajikan dengan mengidentifikasi apa
yang telah mereka ketahui, apa yang perlu mereka
ketahui dan apa yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Guru juga membantu
dalam hal pembimbingan secara individu maupun
kelompok, serta secara bersama – sama melakukan
evaluasi serta penguatan setelah peserta didik
mengembangkan dan menyajikan hasil penyelesaian
masalah. Dalam rangka mengoptimalkan kelebihan model
pembelajaran inovatif PBL, penerapan model ini
diintegrasikan dengan penggunaan media pembelajaran
berupa video pembelajaran sehingga dapat memberikan
pemahaman yang utuh terhadap materi hidrokarbon.
Video tersebut dapat memvisualisasikan konsep kepada
siswa dengan lebih mudah dan interaktif. Serta guru juga
mulai membiasakan peserta didik untuk berliterasi baik
dari buku paket, modul pembelajaran, maupun internet,
juga mulai melatih peserta didik dengan soal – soal HOTS.
Maka daripada itu hal tersebut akan berdampak terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari penerapan model pembelajaran inovatif
Bagaimana dampak dari aksi PBL terbukti efektif karena dapat membuat peserta
dari Langkah-langkah yang didik memiliki kemampuan dalam menganalisis
dilakukan? Apakah hasilnya struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak
efektif? Atau tidak efektif? pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan
Mengapa? Bagaimana respon dan kesehatan serta cara mengatasinya, hal ini dapat
orang lain terkait dengan dilhat dari peningkatkan hasil pre-test dan posttest
strategi yang dilakukan, Apa pada kegiatan pembelajaran materi hidrokarbon. Pada
yang menjadi faktor pembelajaran ini peserta didik diminta untuk
keberhasilan atau melakukan sintak – sintak pembelajaran inovatif PBL
ketidakberhasilan dari strategi dengan bantuan petunjuk guru. Peserta didik dapat
yang dilakukan? Apa memberikan respon positif terlihat dari keaktifan
pembelajaran dari keseluruhan mereka pada saat pelaksanaan pembelajaran materi
proses tersebut hidrokarbon. Peserta didik juga menunjukkan minat
dan motivasi yang tinggi pada proses pembelajaran
materi hidrokarbon. Peserta didik juga dapat berpikir
kreatif dalam menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada penerapan
model pembelajaran inovatif PBL ini terbukti efektif
untuk dapat mengintegrasikan ketiga aspek
representasi kimia secara komprehensif. Hal inilah yang
menjadi faktor keberhasilan penerapan model
pembelajaran inovatif abad 21 yaitu PBL sehingga dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta
dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya,
terlihat dari hasil pretes dan post test peserta didik
pada materi hidrokarbon.
NAMA : ADRIANI NURNASRAH ADNAN
LPTK : UNIVERSITAS HALU OLEO
Asal Sekolah : SMKN 6 Kendari

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Model Pembelajaran
yang Kurang Inovatif

Lokasi SMK Negeri 6 Kendari


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Peserta didik dapat menganalisis proses teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya
Penulis Adriani Nurnasrah Adnan
Tanggal 10 Januari 2023
Situasi: Pembelajaran yang dilaksanakan pada saat ini
Kondisi yang menjadi latar menuntut untuk mengembangkan berbagai
belakang masalah, mengapa keterampilan siswa terutama untuk menyongsong
praktik ini penting untuk abad-21. Salah satu keterampilan yang harus
dibagikan, apa yang menjadi dikembangkan adalah keterampilan berkolaborasi.
peran dan tanggung jawab anda Keterampilan berkolaborasi siswa dalam kelas di
dalam praktik ini. SMKN 6 Kendari masih berada pada tingkat mulai
berkembang. Hal ini berdasarkan hasil penilaian
harian dan laporan hasil belajar siswa kelas X SMKN 6
Kendari. Analisis hasil belajar siswa terkait dengan
keterampilan berkolaborasi masih rendah, hal tersebut
terbukti dengan persentase siswa yang mendapatkan
nilai tinggi pada keterampilan berkolaborasi yang
masih berada di bawah 50%. Selain berdasarkan hasil
analisis nilai keterampilan berkolaborasi siswa, hasil
observasi guru di kelas juga mendapatkan data bahwa
ketika siswa diberikan tugas bekerja dalam kelompok,
siswa yang pandai lebih senang untuk bekerja sendiri,
sedangkan siswa lain terkesan enggan berpartisipasi.
Diskusi yang dilakukan dalam kelompok juga sering
kali tidak berjalan, tidak ada pembagian tugas dalam
kelompok, bahkan sering kali siswa yang dianggap
pandai mendapatkan tugas yang lebih banyak dari
kawan lainnya sehingga memicu konflik dalam
kelompok. Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa
siswa tidak terbiasa untuk berkolaborasi dan bekerja
sama dalam kelompok. Keterampilan kolaborasi
merupakan salah satu keterampilan abad-21 yang
disarankan oleh UNESCO. Keterampilan abadi 21 ini
telah dinyatakan untuk diterapkan dalam kurikulum
2013. Sehingga output peserta didik yang diharapkan
setelah menyelesaikan studi adalah memiliki
keterampilan berkolaborasi untuk menciptakan
produk unggul dalam berbagai aspek kehidupan.
Permasalahan terkait dengan keterampilan kolaborasi
dalam kelas ini tentunya tidak hanya dialami oleh
siswa di SMKN 6 Kendari, tetapi sangat mungkin
dialami oleh siswa-siswi di tempat yang lainnya.
Tuntutan kurikulum 2013 serta perubahan yang
sangat pesat di abad 21 ini membuat pembelajaran
yang meningkatkan keterampilan berkolaborasi siswa
sangat penting dan perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran. Sebagai guru yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan cita-cita pendidikan terkait dengan
keterampilan siswa untuk berkolaborasi adalah
dengan menyiapkan proses pembelajaran yang inovatif
dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran yang inovatif
merupakan suatu tanggung jawab keprofesionalan
guru pada era saat ini. Untuk itu pembelajaran inovatif
dengan model dan media yang sesuai dengan tuntutan
zaman merupakan suatu keniscayaan.
Tantangan : Tantangan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi
Apa saja yang menjadi siswa diantaranya terkait dengan pemilihan model dan
tantangan untuk mencapai metode pembelajaran inovatif yang akan dilaksanakan.
tujuan tersebut? Siapa saja Selain pemilihan pembelajaran inovatif yang harus
yang terlibat, dilaksanakan, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran juga sangat penting untuk dipenuhi.
Beragam stakeholder diantaranya guru, dan pihak
sekolah perlu bekerja sama untuk menghadapi tantangan
tersebut.
Aksi : Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan Best
Langkah-langkah apa yang Practice yang telah dilakukan penulis.
dilakukan untuk menghadapi 1. Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang
tantangan tersebut/ strategi akan diterapkan dalam pembelajaran Kimia di kelas X.
apa yang digunakan/ 2. Analisis Target Kompetensi Hasil
bagaimana prosesnya, siapa 3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi IPK
saja yang terlibat / Apa saja Pendukung
sumber daya atau materi yang 4. Pemilihan Model Pembelajaran Model pembelajaran
diperlukan untuk yang dipilih adalah pembelajaran PBL.
melaksanakan strategi ini 5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan
Model Pembelajaran Pengembangan desain
pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak
Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran meliputi RPP,
bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi,
penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.
Refleksi Hasil dan dampak Dari langkah-langkah pada aksi 2, dampaknya antara lain:
Bagaimana dampak dari aksi a. Pemilihan metode yang bervariasi sangat efektif untuk
dari Langkah-langkah yang meningkatkan literasi sains peserta didik terlihat
dilakukan? Apakah hasilnya kegiatan peserta didik selama pembelajaran.
efektif? Atau tidak efektif? b. Dengan mempergunakan model pembelajaran problem
Mengapa? Bagaimana respon based learning yang melibatkan peserta didik dalam
orang lain terkait dengan memecahkan masalah yang diberikan serta
strategi yang dilakukan, Apa mengungkapkan pendapat dan gagasan seperti yang
yang menjadi faktor terlihat dalam pembelajaran, dimana peserta didik
keberhasilan atau bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
ketidakberhasilan dari strategi c. LKPD dengan rumusan masalah yang dipergunakan
yang dilakukan? Apa sesuai untuk meningkatkan literasi sains peserta
pembelajaran dari keseluruhan didik.
proses tersebut d. Hasil pembelajaran yang telah dilakukan efektif karena
respon peserta didik sangat senang dan tertarik
terhadap pembelajaran dimana dapat dilihat dari
kegiatan refleksi dan tujuan pembelajaran tercapai.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh


kemampuan guru terhadap media, metode, model dan
langkah-langkah pembelajaran yang telah dituangkan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta
kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran
materi minyak bumi.

Anda mungkin juga menyukai