Anda di halaman 1dari 15

Pemisahan Campuran

Campuran adalah suatu bentuk yang terdiri atas dua jenis zat atau lebih
dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya masing-masing dan yang sudah
tidak dapat terlihat lagi batas antara zat-zat yang dicampurkannya. Campuran
dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa. Adapun Komponen-
komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan
berdasarkan sifat fisik zat penyusunnya. Kebanyakan zat atau bentuk rupa
yang berada di alam dunia ini tidak lagi murni, yaitu berupa campuran.
Contohnya seperti halnya udara untuk kita bernapas setiap hari sampai air
laut. Udara itu sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti
oksigen, karbondioksida, nitrogen, uap air dan lain sebagainya. Sedangkan
pada air sendiri terdiri dari air, garam, dan zat lainnya.

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang
lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia
ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya suatu senyawa
kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku
senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa
kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.

Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh
pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi.
Minyak bumi merupakan campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan
hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila
memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen- komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas,
dan aspal.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses


perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau
kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara
mekanis memungkinkan dapat dilakukan kapanpun karena biaya
operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan
mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan
kimiawi harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan


berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung
pada fase komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat
berupa campuran homogen (satu fase) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat
mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-
gas, cair-cair, cair-gas, gas- gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses
pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.

Prinsip pemisahan suatu campuran homogen pada dasarnya


merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru
sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang
mudah dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya
perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen.
Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkan dari
campurannya. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, diataranya seperti
wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik,
kelarutan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa
metode dalam memisahkan campuran.
1). Penyaringan (Filtrasi)
Proses penyaringan dilakukannya berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Penyaringan (Filtrasi) adalah cara pemisahan
zat padat dari cairan melalui saringan/filter yang berpori.
Contohnya pemisahan pasir dari air dengan menggunakan
corong yang dilengkapi kertas saring. Pasir tertinggal dikertas
saring, sedangkan air turun ke bawah menembus kertas
saring. Cairan hasil penyaringan disebut dengan filtrat,
sedangkan zat yang tertahan pada kertas saring disebut
dengan residu.
Alat yang biasa digunakan untuk penyaringan antara lain
kertas saring, corong saring, pengaduk dan wadah
penampung filtrat

Gambar 11. Proses


penyaringan
Sumber :
bisakimia.com

Ada beberapa jenis kertas saring yang biasa dipakai pada


proses filtrasi berdasarkan jenis endapan yang akan
dipisahkannya. Tabel berikut menyajikan dua merk kertas
saring yang dikenal di Indonesia.
Tabel 3. Jenis kertas saring yang digunakan untuk penyaringan

No kertas saring Porositas Kecepatan Jenis Penggunaan


W S &S RA Qualitative grade papers
4 604 202 Kasar Sangat cepat Endapan putih yang
bersifat seperti
gelatin

1 595 271 Sedang Sedang Endapan kristal


3 602 201 Sedang Lambat Endapan kristal
halus

Quantitative grade papers


41 589 - Kasar Sangat cepat Endapan putih yang
pita bersifat seperti
biru gelatin

40 589 - Sedang Cepat Endapan kristal


pita
putih

42 589 - Halus Lambat Endapan kristal


pita halus
hitam

Tabel 4. Kertas saring tak berabu

Produsen dan
Penyaringan
Kode Pori-

What pori
S+S Kecepatan Macam endapan Contoh
man

41 589 Kasar Cepat Kristal kasar Fe(OH)3


Black R. Kasar Cepat jonjot
40,44 589 Medium Sedang Kristal kasar MgNH4PO4
42 Green R. Halus Lambat Kristal sedang BaSO4
Halus Lambat Kristal halus FeOH(HCOO)2
Produsen dan
Penyaringan
Kode Pori-

What pori
S+S Kecepatan Macam endapan Contoh
man

589 Halus lambat Kristal halus SiO2


Medium Kristal halus BaSO4
507, 590
589 Blue
R.
589 Red
R.

Keterangan :
S+S = Schleicher & Schuell
R = Ribbon

2. Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan campuran yang penyusunnya
terdiri dari padatan dan cairan dengan cara menuangkan
cairan ke wadah lain secara hati-hati agar padatan terpisah
dari cairan. Biasanya proses ini dibantu dengan pengaduk.
Dengan demikian cairan tidak mengalir ke luar wadah dan
dapat terpisah dari padatan dengan baik, sayangnya metode
ini tidak dapat memisahkan cairan dan padatan dengan
sempurna, hal ini disebabkan kadang-kadang masih ada cairan
yang tersisa dalam wadah semula, atau sebaliknya, sebagian
padatan ikut masuk ke dalam wadah baru. Contoh dekantasi
yaitu pemisahan endapan dari filtratnya.
Metode jenis memang terbilang lebih cepat daripada filtrasi,
namun hasilnya masih kurang efektif. Hasil akan menjadi
lebih efektif bila ukuran zat padat jauh lebih besar, misalnya
campuran air dengan kerikil.

Gambar 12. Proses


dekantasi
Sumber :
bisakimia.com

3. Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah pemisahan campuran zat padat dengan
zat cair yang ukurannya berbeda dengan cara meletakkan
campuran di atas piringan lalu diputar dengan cepat.
Dengan kata lain sentrifugasi adalah suatu teknik pemisahan
zat-zat yang memiliki perbedaan berat jenis dengan cara
memutar campuran tersebut pada suatu piringan.

Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi


bila partikel padatan sangat halus dan jumlah campurannya
lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara luas
untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari
plasma darah. Dalam hal ini padatan adalah sel-sel darah
dan akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan
plasma darah berupa cairan berada di bagian atas.
Gambar 13. Proses
Sentrifugasi
Sumber: duniahermanto.wordpress.com

4. Penyulingan (Destilasi)
Penyulingan ialah suatu teknik dalam suatu pemisahan
campuran yang terjadi berdasarkan pada perbedaan otitik
didih dari masing-masing komponen yang ada dalam suatu
campuran. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Dalam kehidupan sehari-hari proses penyulingan digunakan


sebagai pemisahan air tawar dan air laut, pembuatan etanol
atau alkohol, dan proses pemisahan minyak bumi.
Berikut adalah susunan rangkaian alat destiasi
sederhana:

Gambar 14. Bagan peralatan


destilasi
Sumber : https://materibelajar.co.id
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani
sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya
dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk destilasi dan Zosimus dari Alexandria-
lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat
tentang proses destilasi pada sekitar abad ke-4.

Bentuk modern destilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-


ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama
oleh Al- Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang
relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan destilasi
skala mikro The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan
oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan
Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat
terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan
proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai
saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan
jelas oleh Al-Kindi (801-873).

Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah


pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit
listrik, pemanas, dll. Udara didestilasi menjadi komponen-
komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan
helium untuk pengisi balon. Destilasi juga telah digunakan
sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan
panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan
minuman suling.
5. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organik.

Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi hanya boleh


melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-
komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktik, terutama
pada ekstraksi bahan- bahan alami, sering juga bahan lain ikut
dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan,
misalnya lemak dan resin. Maka larutan ekstrak yang
tercemar tersebut harus dibersihkan dengan ekstraksi kembali
menggunakan pelarut kedua. Pelarut sedapat mungkin
memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar sehingga
kebutuhan pelarut lebih sedikit. Pada ekstraksi cair-cair,
pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam
bahan ekstraksi, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal
ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah
dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan
gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali
pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya
sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan


secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi
kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan
selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai
dengan reaksi kimia.
Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus
berada
dalam bentuk
larutan.

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan


cara penguapan atau destilasi, maka titik didih kedua bahan
itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk
azeotrop. Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika
pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi
(seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap


berikut ini:
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan
membiarkannya saling berkontak. Dalam hal ini terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Tahapan proses
ini akan menghasilkan larutan ekstrak yang merupakan
kumpulan ekstrak dalam pelarut.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan
dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan
kembali pelarut, umumnya dilakukan dengan menguapkan
pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat
langsung diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan
4. Seringkali juga diperlukan tahap-tahap lainnya. Pada
ekstraksi padat-cair misaInya, dapat dilakukan pra-
pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan
lanjut dari rafinat (dengan tujuan mendapatkan kembali
sisa-sisa pelarut). Alat yang digunakan untuk proses
ekstrasi diantaranya adalah corong pisah atau soxhlet.
Berikut contoh alat yang dipakai untuk ekstraksi:

Gambar 15. Alat


Ekstraksi
Sumber : mutiara-
mulhidin.blogspot.com

6. Evaporasi
(penguapan)

Gambar 16. Proses Pembuatan Garam


Sumber :
bisakimia.com

Jika garam dicampur dengan air akan terbentuk larutan, larutan


tersebut tidak dapat dipisahkan dengan metode filtrasi maupun
sentrifugasi. Metode yang digunakan untuk memisahkan zat
padat yang terlarut dari larutannya dengan cara diuapkan
disebut evaporasi. Sebagai contoh adalah pembuatan garam dari
air laut, air laut dipanaskan secara perlahan dengan panas
matahari. Selama
pemanasan, air dibiarkan menguap perlahan-perlahan hingga habis
dan meninggalkan kristal garam sebagai residu.

7. Sublimasi

Gambar 17. Proses


sublimasi
Sumber :
bisakimia.com

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran zat padat


berdasarkan perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim
(berubah wujud menjadi gas atau sebaliknya) dapat dipisahkan
dengan campurannya dengan zat padat yang tidak dapat
menyublim menggunakan metode sublimasi. Contohnya seperti
campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara
pemanasan.

Campuran dipanaskan di dalam wadah cawan yang ditutup


dengan corong terbalik. Iodin akan menyublim dan menjadi
uap, tapi pada saat menyentuh permukaan corong, uap iodin
menyublim kembali menjadi padatan yang menempel pada
permukaan corong sehingga dapat dipisahkan dengan padatan
garam.

8. Kromatografi
Para ilmuwan memisahkan campuran cair
menggunakan kromatografi. Campuran dilarutkan kedalam
cairan atau bisa juga berupa gas untuk membuat suatu
larutan. Pada benda padat dicampurkan pada larutan, zat
yang akan terlarut
paling mudah akan bergerak ke atas zat padat, membentuk
suatu
pita – pita warna yang disebut kromatogram. Para peneliti
makanan mempelajari kromatogram untuk menemukan
kandungan pewarna makanan.

Pemisahana campuran dengan cara kromatografi didasarkan


pada perbedaan kecepatan merambat antara pertikel-partikel
zat yang bercampur pada medium tertentu. Contoh dari
pemisahan campuran kromatografi adalah rembesan air pada
dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu.
Penerapannya antara lain supaya memisahkan dan
mengidentifikasikan zat yang komplek dari warna, minuman
alkohol, dan lainnya.

Jenis – jenis
Kromatografi
1. Kromatografi
Kertas
Peneliti melakukan cara memisahkan pewarna makanan
untuk dianalisis dengan metode kromatografi kertas. Setitik
pewarna diletakkan di atas kertas saring. Tepi bawah
kertas dicelupkan ke dalam suatu larutan. Kemudian
larutan tersebut akan naik membawa warna dimana
terdapat beberapa warna yang bergerak lebih cepat dan
terbentuklah pita – pita warna.

Gambar 18. Kromatografi


kertas
Sumber : generasibiologi.com
2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Para ahli genetika menggunakan kromatografi lapis tipis


(KLT) untuk mempelajari zat-zat yang menyusun gen kita.
Materi padatnya merupakan suatu plat kaca/plastik yang
dilapisi oleh bahan kimia, biasanya aluminium oksida atau
silikon oksida. Pada saat campuran cairan naik pada plat,
beberapa materi menuju lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lain. Pada plat akan terlihat seperti bintik – bintik.

Gambar 19. Kromatografi lapis


tipis
Sumber :
labsmk.com

Anda mungkin juga menyukai