Anda di halaman 1dari 28

KOAGULASI dan FLOKULASI

TUJUAN
Tujuan utama peoses koagulasi dan flokulasi adalah
penghilangan padatan yang berada dalam air terutama
yang berbentuk padatan tidak mengendap (non
setleable solid), padatan tersuspensi (suspended solid),
dan koloid.
Koagulasi : penambahan bahan kimia disertai dengan
pengadukan cepat (rapid mixing) sehingga membentuk
suspensi halus
Flokulasi : pengadukan lambat untuk membentuk flok
yang mengendap dengan cepat.
KOAGULASI
FLOKULASI
Destabilisasi
Agar partikel koloid maupun tersuspensi bisa menggumpal
atau mengendap, maka gaya menolak elektrostatik harus
diperkecil atau ditekan. Prosedur ini dinamakan destabilisasi.
Mekanisme destabilisasi ini terdiri dari beberapa langkah yaitu:
1. Pengurangan muatan permukaan partikel dengan menekan
lapisan muatan ganda (double-change layer)
2. Netralisasi muatan dengan adsorpsi ion yang berlawanan
muatan
3. Penggabungan antar partikel dengan polimer
4. Penjebakan oleh flok
Jenis Koagulan dan Flokulan

Koagulan adalah bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk proses


pengendapan partikel-partikel koloid yang terdapat dalam air buangan.
Koagulan yang biasanya dipakai adalah:
a. Aluminium Sulfat atau alum
Merupakan koagulan yang paling banyak digunakan dalam pengolahan air dan
mempunyai rumus kimia Al2(SO4)3.18H2O. Alum dapat diperoleh dalam bentuk
cairan maupun padatan
b. Ferro sulfat atau Cooperas
Kombinasi ferro sulfat dengan kapur merupakan koagulan yang efektif untuk
penjernihan air buangan yang keruh. Berbentuk kristal berwarna putih kehijauan .
c. Ferri khlorida (FeCl3.6H2O)
Merupakan zat yang pertama kali digunakan dalam proses koagulasi untuk air
buangan industri maupun buangan air selokan pemukiman penduduk.
d. Ferri sulfat Fe2(SO4)3
Dosis Penambahan Koagulan
Baik untuk alum maupun garam besi dosisnya
bervariasi antara 0,03 hingga 0,15 gram/lt. Semakin
besar kekeruhannya semakin besar jumlah
pembubuhan koagulan. pH optimum untuk alum 6 – 8
sedangkan untuk garam-garam besi antara 8 – 10. Jika
pH kurang pH optimum, untuk alum maka flok Al(OH)3
akan larut dalam air, sedangkan bila lebih besar maka
flok yang terbentuk akan mengion menjadi ion
aluminat (AlO3)-3 yang mudah larut dalam air
Coagulant Aid
Digunakan untuk membantu percepatan pembentukan flok,
membentuk flok yang berat dan mengendap dengan cepat sehinga
lebih menjamin koagulasi secara optimum:
1. Penambahan alkalinitas. Bila alkalinitas yang terkandung dalam
air tidak mencukupi, maka biasanya bisa ditambahkan alkalinias
dalam bentuk Ca(OH)2 dan Na2CO3.
2. Penambahan polielektrolit. Polielektrolit yang ditambahkan bisa
alami (pati, polisakarida) bisa sintetis. Dosis yang ditambahkan
biasanya sekitar 0,3 mg/L
3. Penambahana kekeruhan (turbidity). Biasanya ditambahkan
sedikit lumpur hasil koagulasi dan flokulasi
4. Pengaturan pH
Air yang telah menjalani proses koagulasi dan
flokulasi masuk ke tahap sedimentasi yang lebih
sering dikenal sebagai tahap klarifikasi. Air yang
bersih dapat dipisahkan setelah flok
mengendap.
Filtrasi
Bertujuan untuk menahan zat-zat tersuspensi
dalam suatu fluida atau gas. Zat-zat tersuspensi
dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku
atau kenyal, berbentuk bulat atau sangat tidak
beraturan. Filtrasi juga digunakan setelah proses
sedimentasi.
Pasir
Pasir untuk filter harus mempunyai syarat bebas
dari kotoran, keras, bentuknya kwarsa, tidak
boleh kehilangan berat lebih dari 5% sesudah
direndam dalam HCl pekat selama 24 jam.
PASIR YANG BAIK DIGUNAKAN
Pasir Halus Pasir Kasar

Pengolahan pendahuluan seperti Pengolahan pendahuluannya


sedimentasi kurang baik bagus

Diinginkan efisiensi penghilangan Air yang diolah tidak terlalu kotor


bakteri dan kekeruhan yang tinggi

Penghematan air pencuci bukan Bila diinginkan jumlah air pencuci


merupakan faktor yang dianggap yang sedikit
penting
Kerikil
Digunakan untuk menopang pasir sehingga air
yang telah disaring dapat mengalir bebas, di
samping itu juga untuk memungkinkan air
pencuci mengalir secara seragam ke atas. Kerikil
yang dapat digunakan mempunyai syarat: keras,
tahan lama, berbentuk bulat, bebas dari pasir
dan lumpur, bentuk pipih panjang.
Mekanisme penyaringan
Mekanisme penyaringan dengan media pasir/kerikil dapat dibedakan menjadi
4 kemungkinan yaitu:
1. Proses penyaringan mekanis, partikel-partikel halus di dalam air ditahan
oleh butiran-butiran pasir selama air mengalir melalui sela-sela pasir
2. Proses flokulasi dan sedimentasi, partikel-partikel dalam air ditahan
dalam ruang-ruang kosong di antara pasir-pasir dalam bentuk zat gelatin.
Zat gelatin ini akan menarik partikel-partikel lainnya dan akan
mengendap lebih efektif
3. Proses elektrolit, sejumlah tertentu bahan-bahan terlarut dalam air
merupakan zat-zat elektrolit. Di dalam air akan ter-ionkan, akibatnya
beberapa partikel pasir akan mengalami ionisasi sehingga bermuatan
listrik yang memiliki kutub yang berlawanan. Maka bahan-bahan yang
melayang dan yang terlarut akan menempel dan tertahan oleh saringan
pasir.
4. Proses penyaringan oleh kegiatan bakteri. Di sini butir-butir pasir akan
dilapisi oleh lapisan tumbuh-tumbuhan renik yang berisi organisme-
organisme hidup yang memakan impuritas organik kemudian akan
terbawa air
Penggolongan filter
1. Gravity Filter (filter gravitasi)
a. Saringan pasir lambat (slow sand filter)
b. Saringan pasir cepat (rapid sand filter)
2. Saringan bertekanan (Pressure Filter)
Saringan pasir lambat
Kecepatan filtrasi sekitar 55 juta liter/hari, terdiri dari lapisan kerikil dan berjenis
ukuran dari pasir serta dilengkapi dengan under draining (sistem pengambilan air
dari bawah dan telah disaring). Karakteristik dari saringan pasir lambat:
1. adaptability, bila tidak digunakan dapat digantikan dengan saringan pasir
cepat. Bisa digunakan baik untuk musim kering maupun musim beku
2. Mempunyai bentuk yang lebih sederhana. Operasinya juga sederhana,
efisiensi penghilangan bakterinya tinggi
3. Kecepatan filtrasi sekitar 55 juta/lt/hari.ha
4. Efisiensi penghilangan bakterinya sekitar 99%
5. Kekeruhan air yangdisaring terbatas, tidak bisa lebih dari 50 ppm
6. Tidak baik untuk mengolah air yang warnanya lebih dari 30 standar warna
7. Flexilitynya kecil, artinya tidak dapat mengolah air yang kecepatnnya
berubah-ubah
8. Susunan lapisan pasir dan kerikilnya biasanya berbentuk segiempat dengan
luas 0,1 – 0,4 Ha
Saringan pasir cepat
Digunakan untuk menyaring air yang telah mengalami pre-treatment
(pengolahan pendahuluan seperti koagulasi dan sedimentasi). Jadi hanya
digunakan untuk menyaring floc-floc yang tersisa. Dibedakan menjadi dua jenis
yaitu jenis gravitasi dan jenis bertekanan. Karakteristik saringan pasir cepat:
1. Adaptability tinggi, bisa digunakan untuk menghilangkan warna dan
kekeruhan
2. Kecepatan filtrasinya 1400-1500 juta lt/hari.Ha
3. Efisiensi penghilangan bakteri 90 – 99%
4. Sangat efisien untuk menghilangkan kekeruhan, jadi lebih baik
dibandingkan dengan saringan lambat
5. Dapat digunakan untuk menyaring air dengan warna lebih dari 30 ppm
6. Susunan lapisan pasir-kerikilnya, air – pasir - kerikil
7. Flexibility kurang dibandingkan dengan saringan lambat
Adsorpsi
Fungsi:
- Pada pengolahan air → menghilangkan rasa,
bau, dan warna yang tidak menyenangkan
- Pada pengolahan lanjut air limbah → digunakan
untuk menyerap bahan-bahan organik
- Pengolahan air limbah industri → digunakan
untuk menyerap senyawa-senyawa organik
beracun
Osmosis Bolak-balik
Proses dimana air dipisahkan dari garam yang
larut di dalam cairan melalui penyaringan
lapisan tipis/selaput yang lentur, pada tekanan
yang lebih bila dibandingkan dengan tekanan
osmosis yang disebabkan oleh larutan garam di
dalam air limbah.
DESINFEKSI
Usaha untuk mmatikan mikroorganisme tertentu
di dalam air yang bersifat menyebabkan
penyakit (patogenik).
Metode yang dapat digunakan:
1. Agensi kimia
2. Agensi fisika
3. Cara mekanis
4. Cara radiasi
Agensi kimia
Dengan menggunakan agensi kimia yang bisa
mematikan mikroorganisme di dalam air.
Beberapa agensi kimia yang bisa digunakan
untuk desinfeksi antara lain: fenol, alkohol,
iodin, khlorin, bromin, ozon, logan-logam berat,
sabun dan berbagai asam dan basa
Syarat ideal agensi kimia
Parameter Keterangan
1. Toksisitas Harus mempunyai spektrum yang
luas
2. Kelarutan Harus larut dalam air dan dinding
sel
3. Non toksik terhadap Tidak beracun terhadap organisme
organisme yang lebih tinggi lain
4. Interaksi dengan material lain Tidak terabsorbsi oleh senyawa
organik
5. Tidak korosif
6. Tetap tahan terhadap air Mudah didapat dalam jumlah
7. Mudah didapat besar dan harga yang layak
Faktor-faktor yang mempengaruhi desinfeksi

1. Waktu kontak
2. Konsentrasi dan tipe agensi kimia
3. Intensitas dan sifat agensi fisika
4. Temperatur
5. Jumlah organisme
6. Tipe organisme
7. Sifat padatan tersuspensi yang ada

Anda mungkin juga menyukai