Anda di halaman 1dari 40

Teknik Pemisahan

Kelompok: 4
Nama : Asmaul Husna
Irma Diana
Mujibaturrahmi
Raudhatul Jannah
TEKNIK PEMISAHAN
TITIK PERUBAHAN
DIDIH WUJUD ZAT

PERUBAHAN
UKURAN TITIK KELARUTAN SIFAT KIMIA
PARTIKEL BEKU ZAT

PERBEDAAN
BERAT MUATAN
JENIS LISTRIK
UKURAN PARTIKEL
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk
memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut dengan menggunakan
penyaring (filter) berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Campuran
dituang melalui saringan. Partikel – partikel berukuran kecil akan masuk
ke dalam lubang, sedangkan partikel – partikel yang besar tidak. Filtrasi
merupakan tahap pertama dalam daur ulang air. Ahli kimia
menggunakan penyaring yang disebut zeolit, yang memiliki lubang
kecil sehingga dapat mengeluarkan partikel mikroskopik dari air.
Gambar Proses Penyaringan
Contoh dari pemisahan ini
adalah misalnya, campuran
antara garam dengan pasir,
setelah di beri air lalu di saring,
garam akan larut dalam air dan
melewati lubang kertas saring,
sedangkan pasirnya akan
terhalang oleh kertas saring.
2. Dialisis
Dialisis adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan
yang terjadi akibat difusi pada membran semi-permeabel. Molekul terlarut yang berukuran
lebih kecil dari pori-pori membran tersebut dapat keluar, sedangkan molekul lainnya yang
lebih besar akan tertahan di dalam kantung membran. Selulosa adalah salah satu jenis materi
penyusun membran dialisis yang cukup umum dipakai karena bersifat inert untuk berbagai
jenis senyawa atau molelkul yang akan dipisahkan.
Metode dialisis ini dapat digunakan dalam pembuatan koloid. Koloid dapat
dipisahkan dari interferennya dengan menggunakan membran semi permiabel. Prinsip dialisis
atau pemisahan koloid dari ionion penganggu ini didasarkan pada perbedaan laju transport
partikel. Proses Dialisis Koloid sangatlah sederhana. Koloid yang akan di dialisis dimasukan
kedalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel. Jika kantong berisi koloid
tersebut kemudian dimasukan kedalam sebuah tempat berisi air yang mengalir, maka ion-ion
penganggu akan menembus selaput semipermeabel bersama air dan yang tinggal selaput
semipermeabel hanyalah koloid yang telah dimurnikan.
Proses dialisis secara sederhana

Contoh Prinsip dialisis digunakan pada


proses cuci darah bagi penderita gagal
ginjal. Kegunaan & Manfaat Prinsip
dialisis diterapkan dalam proses cuci
darah bagi penderita gagal ginjal. Proses
ini dikenal dengan nama hemodialisis. Proses kerja dialisis pada cuci darah
Dimana darah disini adalah sebagai
koloidnya, sedangkan ion-ion
pengganggunya seperti urea, air, molekul
sederhana (glukosa, protein).
3. Size Reduction
Size Reduction adalah cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat
dan dipecahkan menjadi kepingan – kepingan yang lebih kecil.

Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahahan ini adalah:
- Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu
- Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut
pada padatan tertentu.

Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukandengan menggunakan
berbagai cara, yaitu:
# Kompresi (tekanan)
# Impak (pukulan)
# Atrisi (gesekan)
# Pemotong
Gambar alat penghalus Ball Mil
Berdasarkan ukuran zat padat yang akan
dikecilkan (umpan) maka peralatan
pemecah atau pengecil ukuran zat padat
dibedakan atas:
 Pemecahan kasar, yaitu menghasilkan
padatan dengan ukuran umpan antara
2 sampai 96 inchi.
 Pemecahan antara (intermediate), yaitu Gambar alat penghalus Attrition Mil
menghasilkan padatan dengan ukuran
antara 2 sampai 3 inchi.
 Pemecah halus, yaitu menghasilkan
padatan dengan ukuran 0.25 sampai
0.5 inchi.
TITIK DIDIH
1. Destilasi tertinggal di dalam wadah botol. Distilasi
Distilasi biasa disebut juga dengan bertingkat memisahkan cairan satu demi
penyulingan. Distilasi merupakan metode satu selama mendidih. Industri minyak
yang banyak digunakan untuk memisahkan memisahkan minyak mentah menggunakan
campuran berdasarkan perbedaan kondisi teknik ini.
yang diperlukan untuk mengubah fase Gambar rangkaian destilasi
komponen campuran. Dalam distilasi,
campuran cairan dipanaskan di dalam wadah
botol. Cairan dengan titik didih yang lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu dan
akan terkondensasi (berubah kembali
menjadi air) kemudian terkumpul. Cairan
dengan titik didih yang lebih tinggi akan
2. Evaporasi
Evaporasi merupakan pemisahan padatan dari suatu larutan dengan cara
menguapkan pelarutnya. Sebagai contoh adalah larutan garam, larutan dipanaskan secara
perlahan dengan uap air. Selama pemanasan, air dibiarkan menguap perlahan-perlahan
hingga habis dan meninggalkan kristal garam sebagai residu.

• Prinsip kerja teknik pemisahan evaporasi


Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap
yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika
uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan
komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang
dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak
perbedaan antara evaporasi dan distilasi.
TITIK BEKU
1. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan
intuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan.
Kristalisasi ada dua cara yaitu:
1. Kristalisasi penguapan
2. Kristalisasi pendinginan

Contohnya yaitu:
Proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari
adalah pembuatan garam dapur dari air laut.
Pembuatan gula putih dari tebu.
BERAT JENIS
Gambar alat sentrifugasi
1. Sentrifugasi
Teknik ini memisahkan zat padat dengan zat
yang lebih ringan dengan menggunakan alat
sentrifugasi, yaitu alat yang dapat memutar
campuran dalam wadah dengan sangat cepat. Zat
yang lebih berat lama kelamaan akan turun dan
terpisah dari campurannya setelah diputar.
Contoh:
Proses pembuatan minyak kelapa. Tektik sentrifugasi
dipakai pada proses pemisahan minyak dari
pelarutnya yang berupa air.
2. Corong Pemisah
Corong pemisah digunakan untuk memisahkan dua
jenis zat cair yang tidak saling melarutkan karena perbedaan
berat jenis. Caranya adalah dengan menuangkan campuran ke
dalam corong, kemudian didiamkan sejenak agar kedua
cairan terpisah karena berat jenisnya yang berbeda. Setelah
keduanya terpisah, cairan yang mempinyai berat jenis besar
(terletak di dasar corong) di keluarkan dengan cara membuka
kran pada mulut corong
Contohnya :
Pemisahan minyak dengan air.
KELARUTAN ZAT
1. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik. Dasar metode pemisahan ini adalah perbedaan kelarutan suatu
solute dalam pelarut. Teknik ekstraksi ini sering dilakukan di laboratorium kimia
organik.
Dalam praktek, ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa organic dari larutan
air atau suspensi. Solute (zat terlarut) atau bahan yang akan dipisahkan terdistribusi di
antara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan airnya.
Jenis-jenis ekstraksi
1. Ekstraksi padat cair
Ekstraksi padat cair merupakan metoda penyarian senyawa dari tumbuhan dimana
sampelnya berupa material padat. Ekstraksi padat cair secara umum terdiri dari maserasi,
refluktasi, sokhletasi, dan perkolasi.
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simlpasia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena
adanya berbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif dalam sel dengan di luar sel, larutan
yang lebih pekat akan didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
2. Ekstraksi cair-cair
Pemisahan suatu zat dalam larutan oleh pelarut lain yang tidak dapat bercampur adalah
suatu proses kesetimbangan dan pada proses ini berlaku hukum distribusi. Tipe pemisahan ini
memindahkan zat terlarut dari satu pelarut ke pelarut lain. Cara ini dapat digunakan untuk
memisahkan produk reaksi atau suatu larutan. Dalam hal ini pelarut yang digunakan harus
tidak saling bercampur, jika kedua pelarut saling bercampur maka tidak dapat digunakan.
Ekstraksi daun menjadi minyak kayu putih

Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang


memanfaatkan proses pemisahan campuran
dengan cara ekstraksi adalah proses
pembuatan minyak kayu putih dan minyak
atsiri dari daun cengkeh.
 Emulsi Membran Cair/ELM (Emulsi Liquid Membran)
 Membran cair adalah fasa yang terletak antara fasa yang terbungkus dalam
emulsi.
 Fasa kontinu adalah tempat dimana zat-zat yang akan dipisahkan
(Ekstraktan).
 Fasa internal adalah tempay dimana zat-zat terekstraksi.
 Pada proses ekstraksi, ekstraktan berdifusi melewati mwmbran cair dari fasa
kontinu ke fasa internal.
 Pada penggunaan membran cair diperlukan adanya larutan yang bertindak
sebagai emulsi. Untuk mengukur kestabilan emulsi kedalam fasa membran
dilarutkan suatu zat aktif permukaan (surfaktan).
 SLM (Supported Liquid Membran)
SLM merupakan metode yang dikembangkan dari metode ekstraksi
pelarut, yaitu dengan cara mengamobilkan zat pengekstraksi pada suatu
membran polimer berpori.

 SIR (Solvent Impregnated Resin)


2. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan
pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam.
para ilmuwan memisahkan campuran cair menggunakan kromatografi.
Campuran dilarutkan di dalam zat cair atau gas untuk membuat larutan. Benda padat
ditempatkan pada larutan (sebagian terbenam dalam larutan) zat yang terlarut paling
mudah akan bergerak jauh ke atas materi padat, membentuk pita – pita warna yang
disebut kromatogram.
Jenis-Jenis Kromatografi
a. Kromatografi kertas
Para peneliti makanan memisahkan pewarna makanan untuk dianalisis
menggunakan kromatografi kertas. Setitik pewarna diletakkan di atas kertas saring.
Tepi bawah kertas dicelupkan ke dalam suatu larutan. Kemudian larutan tersebut
akan naik membawa warna dimana terdapat beberapa warna yang bergerak lebih
cepat dan terbentuklah pita – pita warna.
Gambar Kromatografi Kertas
b. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Para ahli genetika menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
mempelajari zat -z at yang menyusun gen kita. Pada KLT materi padatnya
merupakan suatu pelat kaca atau plastik yang dilapisi bahan kimia, biasanya
aluminium oksida atau silikon oksida. Ketika campuran cairan naik ke pelat,
beberapa zat bergerak lebih tinggi dibandingkan yang lain. Zat – zat ini akan terlihat
sebagai bintik -bintik pada pelat.
Gambar kromatografi lapis tipis
c. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom adalah metode yang digunakan untuk memurnikan bahan
kimia tunggal dari campurannya. Metode ini sering digunakan untuk aplikasi preparasi pada
skala mikrogram hingga kilogram. Keuntungan utama kromatografi kolom adalah biaya yang
rendah dan kemudahan membuang fasa diam yang telah digunakan. Kemudahan pembuangan
fasa diam ini mencegah kontaminasi silang dan degradasi fasa diam akibat pemakaian ulang
atau daur ulang.

Prinsip kromatografi kolom


Kromatografi kolom bertujuan untuk purifikasi dan isolasi komponen dari suatu campurannya.
Metode pembuatan kolom terbagi menjadi 2 yaitu untuk metode kering dan metode basah.
pada metode kering, kolom pertama diisi dengan kering fase diam bubuk, diikuti dengan
penambahan fase gerak. Sedangkan pada metode basah, sebuah bubur disiapkan dari eluen
dengan fase diam bubuk dan kemudian dengan hati-hatidituangkan ke dalam kolom. Lapisan
ini biasanya ditutupi dengan lapisan pasir kecil ataudengan kapas atau wol kaca untuk
melindungi bentuk lapisan organik dari kecepatan baruditambahkan eluen. eluen perlahan-
lahan melewati kolom untuk memajukan bahan organic.
Gambar proses kerja kromatografi kolom
d. Kromatografi Gas Cair
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan
serapan (sorben) yang diam. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase
gerak.
 Prinsip kerja kromatografi gas
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta
yang lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa
perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan
antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom
yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase cair. (Jadi, nama
lengkap prosedur adalah "kromatografi gas-cair", merujuk ke ponsel dan stationary
tahapan, masing-masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah
oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom
(biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi yang majemuk
dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas.
e. High Performance Liquid Chromatography
Kromatografi cair berperforma tinggi ((Inggris): high performance liquid
chromatography, HPLC) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair
yang biasanya disertai dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada
umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan
afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fase
cair dan zat padatnya merupakan fase diam (stasioner). Teknik ini sangat berguna
untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karana setiap senyawa mempunyai
afinitas selektif antara fase diam tertentu dan fase gerak tertentu. Dengan bantuan
detektor serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram.

Gambar instrumen HPLC


PERUBAHAN WUJUD ZAT
1. Sublimasi
Sublimasi adalah salah satu cara memisahkan
campuran dengan memanfaatkan sifat zat yang
mampu menyublim (berubah wujud zat dari padat
menjadi gas atau sebaliknya). Metode sublimasi
digunakan untuk memisahkan zat yang dapat
menyublim dari campurannya.
Contoh :
Pemisahan kapur barus dari zat pengotornya yang
berupa air.
2. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuran/pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang
cocok. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan
dengan kelarutan zat pencampur/pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama
lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.
Zat campuran dari hasil reaksi pembuatan preparat yang akan dimurnikan
dilarutkan dalam pelarut yang cocok yang telah dipilih, biasanya dengan cara coba-coba
atau dapat dilihat dalam handbook kimia. Sebaiknya dilarutkan pada temperatur dekat titik
didihnya, saring untuk memisahkan dari zat pencampurnya yang tidak larut dalam pelarut
yang digunakan itu, kemudian larutan (zat cair hasil saringan) diuapkan sampai jenuh, dan
diamkan zat tersebut mengkristal. Apabila zat tersebut larut dalam keadaan panas maka
larutan akan mengkristal bila larutan tersebut didinginkan. Selanjutnya saring kristal yang
terbentuk, keringkan dan uji sifat fisiknya.
Cara memilih pelarut yang cocok:
- Dipilih zat pelarut yang hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dalam keadaan panas,
sedangkan zat pencampurnya tidak larut dalam pelarut tersebut.
- Dipilih pelarut yang titik didihnya rendah untuk dapat mempermudah proses pengeringan kristal
yang terbentuk.
- Titik didih pelarut hendaknya lebih rendah dari pada titik leleh zat padat yang dilarutkan supaya
zat yang akan dilarutkan tidak terurai.
- Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.

Cara melakukan rekristalisasi:


Lihat pada handbook atau textbook pelarut zat sampel yang anda peroleh. Panaskan pelarut
tersebut kemudian masukan pelarut yang sudah panas pada labu erlenmeyer yang berisi zat sampel
sambil diaduk sampai tepat semua zat melarut. Untuk menjaga agar larutan tetap panas pada waktu
melarutkan dapat menggunakan bantuan penangas listrik. Saring cepat dalam keadaan panas, bisa
menggunakan corong tembaga, corong buchner, atau corong biasa, dan tampung filtratnya. Bilas
zat yang menempel pada corong dengan pelarutnya dalam keadaan panas. Dinginkan sampai
terbentuk kristal kembali. Caranya bisa di udara, dalam air dingin, atau dalam es. Jika kristal tidak
terbentuk jenuhkan larutan dengan menggunakan bantuan penangas sampai terbentuk lapisan tipis
di atas permukaan larutan, kemudian dinginkan kembali. Saring kristal yang terbentuk. Untuk
memeriksa apakah masih terdapat zat terlarut lakukan penjenuhan kembali dan seterusnya seperti
langkah di atas. Cuci kristal yang terbentuk dengan sedikit pelarut dalam keadaan dingin.
Keringkan dan periksa titik leleh dan bentuk kristalnya, selanjutnya bandingkan dengan data dari
handbook.
Misalnya kita mendapatkan Kristal, namun Kristal tersebut belum murni.
Untuk mendapatkan Kristal yang lebih murni dilakukan rekristalisasi.
Rekristalisasi dilakukan dengan cara melarutkan Kristal dalam pelarut
kemudian mengkristalkannya kembali.
PERUBAHAN SIFAT KIMIA
1.Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung dalam
cairan, misalnya air. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi
tersebut menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam
cairan tersebut. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan
yaitu senyawa-senyawa ionik.
 Sebagai contoh reaksi antara larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] yang ditambahkan
ke dalam larutan natrium iodida (NaI) dan terbentuk endapan timbal iodida (PbI2)
yang berwarna kuning.
 Contohnya:
Pb(NO3)2(aq) + 2NaI (aq) → PbI2(s) + 2NaNO3 (aq)
Reaksi pengendapan yang terjadi menghasilkan endapan timbal iodida.
2. Pertukaran Ion tanah. Penukar ion dapat menjadi penukar
Pertukaran ion dapat kation yang melakukan pertukaran ion positif
berlangsung antara dua elektrolit atau atau penukar anion yang melakukan
antara suatu larutan elektrolit dengan pertukaran ion negatif. Terdapat pula penukar
sebuah kompleks. Biasanya istilah ini amfoter yang dapat menukar kation dan
mengacu kepada proses pemurnian, anion secara bersamaan.
pemisahan, dan dekontaminasi larutan Operasi sistem pertukaran ion ada 4 tahap,
dengan "penukar ion" padat yang yaitu:
bersifat polimerik atau mineralik. 1. Tahap layanan (service)
Benda yang biasanya 2. Tahap pencucian balik
digunakan untuk melakukan pertukaran 3. Tahap regenerasi
ion adalah resin penukar ion, zeolit, 4. Tahap pembilasan
montmorilonit, tanah liat, dan humus
Contoh aplikasi Ion Echanges Anion atau resin penukar ion

1. Desalinasi, desalination atau desalinization adalah proses yang menghilangkan kadar


garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang,
tanaman dan manusia. Proses desalinasi ini juga dilakukan menggunakan penukar-anion.
Secara aplikatif dari proses ini biasanya dilakukan oleh industri yang berlokasi di sekitar
laut atau di pesisir pantai, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan air industri baik untuk
air proses, maupun air untuk semua keperluan di industri dapat dipenuhi dengan
melakukan pemurnian air laut secara desalinasi.
Salah satu jenis alat ion exchange yang bernama resin penukar-anion Relite MG 1/P
mampu memisahkan sulfat dalam air laut guna mencegah pembentukan kerak kalsium
sulfat pada heat exchanger. Resin tersebut menunjukkan selektivitas sulfat yang tinggi
dalam air laut sintetis.
2. Demineralisasi atau deionisasi adalah suatu sistem pengolahan air dengan pertukaran
ion (ion exchange) melalui media ion exhange resin. Sistem ini mampu menghasilkan
air dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi (Ultra Pure Water) dengan jumlah
kandungan zat-ionic dan an-ionic mendekati nol sehingga mencapai batas yang hampir
tidak dapat dideteksi lagi.

Salah satu aplikatifnya adalah resin penukar ion pada sistem air bebas mineral (GCA
01) RSG-GAS. Resin penukar ion pada proses pembuatan air bebas mineral berfungsi
untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama.
Kation yang ada dalam air akan dipertukarkan/diambil dengan kation resin sedangkan
anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin.
3. Dekolorisasi atau deodoriasi adalah suatu proses untuk menghilangkan warna pada
suatu senyawa. Contoh aplikatifnya adalah dekolorisasi gula cair dengan resin penukar
ion basa kuat dan karbon aktif.

Penukar ion basa kuat dan karbon aktif dilakukan proses dekolorisasi terhadap gula cair
hasil fraksinasi dengan perlakuan 2 jenis resin masing-masing dengan kapasitas 1,4 meq
per mL (IRA 400) dan 1,0 meq per mL (IRA 900). Kedua jenis resin tersebut memiliki ion
aktif dalam bentuk Cl-. Proses dekolorisasi dilakukan dengan memasukkan resin kedalam
kolom gelas stinggi 60 cm dengan diameter 1,128 cm. Volume resin sebanyak 50 ml. Laju
alir yang digunakan sebesar 6 BV (Bed Volume) per jam dan jumlah umpan sebesar 6 BV.
Proses dekolorisasi dilakukkan pada suhu 65o C. Larutan gula cair hasil dekolorisasi resin
ini selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perlakuan karbon aktif.
3. Elektrodeposition
Elektroplation sering juga disebut "elektrodeposisi", dan kedua istilah ini
digunakan secara bergantian. Sebagai soal fakta, "electroplating" dapat dianggap
terjadi oleh proses elektrodeposisi . Elektrodeposisi adalah proses memproduksi
lapisan, biasanya logam, pada permukaan oleh aksiarus listrik . Pengendapan lapisan
logam ke sebuah objek dicapai dengan menempatkan negatif muatan pada objek yang
akan dilapisi dan merendam ke dalam larutan yang mengandung garam dari logam
yang akan disimpan (dengan kata lain, obyek yang akan dibuat berlapis pada katoda
dari sel elektrolit ). Metalik ion garam membawa muatan positif dan dengan demikian
tertarik pada objek. Ketika mereka mencapai obyek bermuatan negatif (yang akan
dilapisi), ia menyediakan elektron untuk mengurangi ion bermuatan positif untuk
bentuk logam.
4. Volatilisasi
volatilitas adalah kecenderungan suatu zat untuk menguap. Volatilitas berhubungan
langsung dengan tekanan uap zat tersebut. Pada suatu ruangan dengan suhu tertentu, sebuah zat
dengan tekanan uap yang tinggi akan lebih mudah menguap daripada zat yang tekanan uapnya
rendah Ukuran volatilitas ini biasanya diaplikasikan untuk zat cair, meski begitu, dapat juga
dipakai untuk menjelaskan proses sublimasi yang diasosiasikan dengan zat padat, misalnya es
kering dan amonium klorida, zat-zat padat yang langsung dapat berubah menjadi uap tanpa
melalui proses cair terlebih dahulu..
Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi
peningkatan suhu (umumnya 100o). Jika senyawa-senyawa volatil ini menguap, aroma dan
citarasa komponen akan mengalami penurunan mutu. Berat molekul senyawa volatil dapat
diukur berdasarkan pengukuran massa jenis gas yang menguap. Hal ini perlu dilakukan agar
dalam tiap proses yang membutuhkan panas dapat diantisipasi jumlah senyawa volatil yang
menguap, sehingga aroma dan cita rasa komponen dapat dipertahankan.
Contoh senyawa volatil:
• Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik,
parfum,antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau
minuman dan sebagai pencampur rokok kretek. Minyak atsiri merupakan salah
satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena
reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri
disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk
dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.
• Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies
tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap
bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau
rhizome.
PERBEDAAN MUATAN LISTRIK
1. Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik
dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini
digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya
DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu
medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya
maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.
Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap
massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan
dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan
kondisi elektris lingkungan:
Fe = qE
F= gaya Lorentz,
q= muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik.
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
memurnikan fragmen DNA.
Jenis-jenis elektroforesis, yaitu:
1.Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase
diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-
ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau
valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi
elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.
2.Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam
untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan
medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih
besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan
menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
THANK YOU !!

Anda mungkin juga menyukai