Anda di halaman 1dari 7

KATA-KATA NASEHAT / TAKZIAH

TENTANG KEMATIAN
By abishawqy on November 5, 2014

Yang kami muliakan ahli musibah keluarga di rumah ini…

Yang kami hormati seluruh ahli Takziah yang berhadir di rumah duka ini..

Segala puji dan syukur senantiasa tercurah kepada Allah atas nikmat dan karunianya
kepada kita. Sampai saat ini kita masih diberi nafas kehidupan gratis tanpa harus
membayar oksigen untuk bernafas, kita masih diberi waktu, kesempatan, kesehatan,
tempat tinggal, pekerjaan, dan jutaan bahkan milyaran nikmat lagi yang tak dapat kita
hitung, wa in tauddu nikmatallah la tuhsuha.

Sholawat dan salam juga terus kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,
mudah-mudahan kita dapat bertemu beliau dan mendapat syafaatnya di hari akhir
kelak.

Kematian adalah sesuatu hal yang sangat sering terjadi di sekeliling kita, ntah itu
keluarga, tetangga, saudara, sahabat dsb. Bahkan dalam bulan ini semakin sering kita
mendengar kabar duka, hampir setiap subuh ada kabar duka cita. Kematian bukanlah
hal yang baru, tapi tetap saja ketika kita mendengar kematian hati kita merasa takut
dan sedih. Terutama orang-orang yang ditimpa musibah kematian. Untuk itulah Rasul
pernah berpesan

‫ت – يَ ْعنِي ْال َم ْوت‬


ِ ‫أ َ ْكثِ ُر ْوا ِذ ْك َر هَاذ ِِم اللَّذَّا‬

“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yakni kematian).” [Riwayat at-


Tirmidzi IV/553/2307, Ibn Mājah II/1422/4258, dan lain-lain.]

Mengingat kematian sangat baik untuk melembutkan hati yang keras, menjadi rem
untuk roda kehidupan kita yang berputar cepat sehingga kita kadang tak sadar bahwa
kita akan mati. Dan menjadi penasehat yang baik buat kita. Nabi berpesan :
Kutinggalkan kepada kalian 2 penasehat; 1 penasehat yang bisa berbicara yaitu Al
Quran, al-Quranlah yang menuntun kita untuk tetap berada pada rel yang
mengantarkan kita selamat sampai tujuan hidup kita. Tapi apakah kita sudah selalu
menjadi pedoman kita, atau kita biarkan berdebu dalam lemari, hanya kita baca ketika
malam jumat atau ketika orang meninggal. Padahal Al-quran itu diturunkan untuk
memberi peringatan bagi orang yang hidup (yasin).

Kalau nasehat pertama ini tak mampu menyadarkan kita maka ada penasehat kedua
yang diam saja yaitu kematian. Ketika kita mendengar berita kematian atau mendapat
musibah kematian itu seharusnya menyadarkan kita bahwa kita juga akan mati. Tak
perduli mau yang tua, muda, miskin kaya, pejabat atau bawahan, tinggal nunggu
giliran saja. Kullu nafsin dzaiqatul maut Setiap Nafs pasti akan mati, walaupun kita
bersembunyi dalam benteng yang kokoh (ainama takunu yudrikkumul maut walau
kuntum fi buruj musyayyadah). Mau kemanapun kita lari Malaikat Izrail tetap setia
menguntit kita, qul innal mautal ladzi tafirruna minhu fainnahu mulaqikum.

Kematian adalah salah satu ujian yang Allah berikan kepada manusia.

Dan kami uji kalian dengan sesuatu berupa ketakukan, kelaparan, kemiskinan,
kematian dan krisis makanan pokok. Maka berilah kabar gembira orang-orang yang
lulus dengan predikat shobirin. Yaitu orang-orang yang ketika mereka ditimpa
musibah mereka berkata inna lillah wa inna ilaihi rajiun semua ini punya Allah
(harta, hidup, kekayaan, dsb) maka semua akan kembali pada pemilikNya. Mereka
itulah yang mendapatkan piala kemenangan dari Allah, dicintai oleh Allah dan diberi
petunjuk. (Albaqarah 155)

Jadi solusi atau kunci jawaban dari soal ujian yang diberikan oleh Allah ini
sebenarnya sudah ada. Tinggal mengerjakannya saja lagi. Tinggal copy paste. Tapi
meskipun begitu tetap saja berat dalam menjalankannya.

Dan solusi dari masalah yang kamu hadapi adalah Shabar dan Sholat. 2:45

Kuncinya 2, yang pertama sabar.


Apakah kamu mengira kamu bisa masuk surga, padahal Allah belum memberi
penilaian mana orang-orang yang sungguh di antara kamu, dan mana pula orang yang
sabar. 3:142

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa suatu hari Nabi SAW
menemukan seorang wanita yang sedang menangis di hadapan sebuah kuburan.
Beliau bersabda kepadanya, ”Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.” Wanita
tersebut menjawab, ”Pergilah! Jangan ikut campur dalam urusanku, engkau tidak
tertimpa seperti apa yang menimpaku.”

Setelah wanita tersebut sadar dan menyesal, ia pergi ke rumah Nabi SAW. Ia
menyampaikan penyesalannya dengan berkata, ”Aku tidak mengenalmu.” Beliau
bersabda, ”Hakikat sabar itu akan terlihat pada saat-saat pertama terjadinya
malapetaka.” (Asshobru inda shodamatil ula)

Solusi kedua adalah sholat. Sholat adalah faktor yang sangat penting dalam
menghadapi problem, kesulitan, kegalauan. Karena dalam sholatlah seseorang
berkoneksi langsung dengan Penciptanya, curhat langsung dengan Tuhan. Karena
Allah sangat senang kalau kita mengadu dan berkeluh kesah kepadaNya, tidak ada
orang yang tahan terus-terusan mendengar keluhan orang lain. Maka jangan
tinggalkan sholat, dan amal pertama yang akan dihisab di hari kiamat adalah sholat.

Khususnya keluarga ahli musibah jangan lupa mendoakan ayah kita ketika sholat.
Karena Cuma tinggal itulah harapan bagi ayah untuk tetap menerima kebaikan dari
Allah. Tiga amalan yang tak terputus sampai mati shadaqah jariyah ketika masih
hidup, ilmu yang bermanfaat juga terus mengalir. Tapi itu tidak bisa lagi dilakukan,
tinggal memetik hasil saja. Hanya tinggal doa anak yang soleh yang masih bisa
diharapkan beliau.
KATA-KATA TAKZIAH ATAS KEMATIAN
SEORANG ANAK
By abishawqy on November 5, 2014

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah 155 :

(١٥٥) َ‫صابِ ِرين‬ ِ ‫األم َوا ِل َواأل ْنفُ ِس َوالث َّ َم َرا‬


َّ ‫ت َوبَ ِش ِر ال‬ ٍ ‫ف َو ْال ُجوعِ َونَ ْق‬
ْ َ‫ص ِمن‬ ِ ‫ش ْيءٍ ِمنَ ْالخ َْو‬
َ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ِب‬

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqoroh : 155)

Sesungguhnya kematian adalah salah satu dari cobaan yang Allah berikan kepada
manusia. Setiap manusia pasti akan mengalami kehilangan orang-orang yang mereka
cintai. Ntah itu orang tua, istri, suami atau juga anak yang sangat kita sayangi. Target
dari hasil ujian yang Allah berikan ini adalah membentuk manusia menjadi orang
yang sabar, yaitu orang-orang yang dengan segenap hati menyadari bahwa semua ini
adalah Milik Allah dan pasti akan dijemput Allah kembali.

SUATU hari, anak Abu Thalhah meninggal dunia. Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah,
berkata kepada orang-orang yang menjenguk anaknya, “Janganlah ada yang memberi
kabar kepada Abu Thalhah hingga akulah sendiri yang memberi kabar duka ini.”

Berkata begitu, Ummu Sulaim segera merapikan jenazah putranya.

Malam harinya, Abu Thalhah pulang. Ia segera menanyakan keadaan anaknya.

“Ia tenang seperti sedia kala,” jawab Ummu Sulaim.

Istri taat ini bergegas menyuguhkan makan malam bagi suaminya. Tak lupa mematut
diri di depan cermin agar tampak lebih indah dari biasanya.

Melihat istrinya yang berhias cantik, Abu Thalhah pun bergairah. Malam itu pun
Ummu Sulaim melayani suaminya di atas tempat tidur.
Setelah Ummu Sulaim melihat suaminya tampak puas dan tenang jiwanya, ia pun
berkata lembut, “Wahai Abu Thalhah, bila ada keluarga yang meminjam sesuatu
kepada keluarga yang lain, lalu mereka meminta kembali barang pinjaman itu, tetapi
keluarga itu menolak mengembalikan pinjaman itu, bagaimana menurut
pendapatmu?”

“Sungguh, sekali-kali mereka tidak berhak untuk menolaknya karena barang pinjaman
harus dikembalikan kepada pemiliknya,” jawab Abu Thalhah dengan segera.

Mendengar jawaban itu, Ummu Sulaim tersenyum, kemudian berkata lagi,


“Sesungguhnya anakmu adalah barang pinjaman dari Allah, dan Allah telah
mengambilnya.”

Seketika Abu Thalhah mengucapkan kalimat istirja’, Inna lillahi wa inna ilaihi
raaji’un.

Kehilangan seorang anak merupakan perkara yang sangat menyedihkan, dan tidak
semua orang mengalami hal ini. Mungkin kita semua disini hanya bisa mengucapkan
sabar kepada orang tuanya. Walaupun kita tidak sanggup memahami seberapa besar
kesedihan hati mereka.

Yang paling baik menjadi teladan kita adalah Rasulullah. Beliau adalah orang yang
paling sering mengalami kehilangan orang yang dicintai. Mulai dari kehilangan ayah
ketika masih dalam kandungan, kehilangan ibu ketika masih berusia kanak-kanak,
kehilangan kakek dan paman yang mengasuhnya, kehilangan istri yang setia
membantu perjuangannya, sampai kehilangan 6 orang anaknya. Semua anaknya
meninggal sebelum beliau kecuali Fathimah yang meninggal beberapa bulan setelah
kematian beliau.

Jika kehilangan seorang anak saja sudah begitu berat, maka bagaimana pula
kehilangan 6 orang anak sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah. Karenanya Allah
menyediakan ganjaran yang sangat besar bagi orang-orang yang ditinggalkan oleh
anaknya. Sebagaimana yang disabdakan Rasul.
ْ َ‫ قَب‬: ‫ فيقو ُل‬. ‫ نَعَ ْم‬: َ‫ضت ُ ْم َولَدَ َع ْبدِي ؟ فيقولون‬
‫ضت ُ ْم ث َ َم َرة فُ َؤا ِد ِه ؟‬ ْ َ‫ قَب‬: ‫ قَا َل هللاُ تَعَالَى ِل َمالئِ َكتِ ِه‬، ‫ِإذَا َماتَ َولَدُ العَ ْب ِد‬
‫ ا ْبنُوا ِلعَ ْبدِي بَيْتا ً في‬: ‫ فيقول هللاُ تَعَالَى‬. ‫ َحمدَكَ َوا ْست َْر َج َع‬: َ‫ َماذَا قَا َل َع ْبدِي ؟ فيقولون‬: ‫ فيقو ُل‬. ‫ نَعَ ْم‬: َ‫فيقولون‬
‫س ُّموهُ بَيْتَ ال َح ْم ِد‬ َ ‫ َو‬، ‫ال َجنَّ ِة‬

“Jika anak seseorang meninggal maka Allah berkata kepada para malaikatnya,
“Apakah kalian telah mengambil nyawa putra hambaku?”, mereka menjawab, “Iya”.
Allah berkata, “Apakah kalian telah mengambil buah hatinya?”, mereka menjawab,
‘Iya”. Allah berkata, “Apakah yang diucapkan oleh hambaKu?”, mereka berkata,
“HambaMu memujimu dan beristrjaa’ (mengucapkan innaa lillahi wa innaa ilaihi
rooji’uun)”. Allah berkata, “Bangunkan bagi hambaKu sebuah rumah di surga dan
namakan rumah tersebut dengan “Rumah pujian” (HR At-Thirmidzi no 1021 dan
dishahihkan oleh Al-Albani di As-Shahihah no 1408)

Tapi sebagai manusia biasa, ketika ditinggalkan oleh orang yang dicintainya
beliaupun juga bersedih dan menangis.

Anas bin Malik berkata:


‫ت‬ ْ َ‫ فَ َجعَل‬، ‫ َوه َُو يَ ُجودُ بِنَف ِس ِه‬، – ‫اهيم – رضي هللا عنه‬
َ ‫أن رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم – دَ َخ َل َعلَى ا ْبنِ ِه إب َْر‬ َّ
‫ وأنت يَا رسو َل هللا ؟! فَقَا َل‬: ‫الرحمان بن َعوف‬ ِ ُ‫ فَقَا َل لَهُ عبد‬. ‫َع ْينَا رسو ِل هللا – صلى هللا عليه وسلم – ت َ ْذ ِرفَان‬
: (( ‫)) يَا ابْنَ َع ْوفٍ إنَّ َها َرحْ َمة‬

َ ‫ َوإنَّا ِل ِف َراقِكَ يَا‬، ‫ضي َربَّنَا‬


‫إبراهِي ُم‬ َّ )) : ‫ فَقَا َل‬، ‫ث ُ َّم أتْبَعَ َها بأ ُ ْخ َرى‬
ِ ‫ َوالَ نَقُو ُل إِالَّ َما ي ُْر‬، ُ‫إن العَيْنَ ت َ ْد َم ُع والقَلب يَحْ زن‬
ُ ‫)) لَ َم‬
َ‫حزونُون‬

“Ketika Rasulullah disisi anaknya Ibrahim yang dalam keadaan sakaratul maut
bergerak-gerak untuk keluar ruhnya. Maka kedua mata Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallampun mengalirkan air mata.

Abdurrahman bin ‘Auf berkata, “Engkau juga menangis wahai Rasulullah?”. Maka
Nabi berkata, “Wahai Abdurrahman bin ‘Auf, ini adalah rahmah (kasih sayang)”.
Kemudian Nabi kembali mengalirkan air mata dan berkata, “Sungguh mata
menangis dan hati bersedih, akan tetapi tidak kita ucapkan kecuali yang diridhoi
oleh Allah, dan sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai
Ibrahim”(HR Al-Bukhari no 1303)
Tangisan adalah wujud dari kasih sayang, namun Rasul melarang kita untuk meratapi
mayit dengan berlebihan. Kami yang hadir disini hanya bisa berpesan kepada keluarga
ahli musibah untuk senantiasa bersabar atas kehilangan buah hati yang sangat dicintai,
kelak kata Rasul anak itu akan menjadi penghalang orang tuanya dari api neraka.

Dan kematian ini juga merupakan nasehat buat kita yang hadir disini bahwa kematian
akan segera menjemput kita cepat atau lambat.

Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, dia akan datang
menjemputmu…

Rasulullah bersabda

Aku tinggalkan kepada kalian 2 penasehat, penasehat yang bisa berbicara yaitu Al-
Quran, dan penasehat yang diam saja, yaitu kematian.

Penasehat pertama hanya kita biarkan berdebu di lemari kita tanpa pernah kita baca,
apakah penasehat kedua yaitu kematian tidak mampu juga menjadi peringatan bagi
kita. Beruntung sekali Anak kita yang meninggal ini langsung masuk surga karena
tidak memiliki dosa, lantas bagaimana dengan kita, apakah kita akan mati dalam
husnul khatimah, atau justru mati dalam suul khatimah.

Banyak-banyaklah kita mengumpulkan bekal menuju kematian. Fatazawwadu fainna


khairazzadittaqwa.

Anda mungkin juga menyukai