TAMHID
يَ آ أَيُّ َه ا الَّ ِذيْ َن َآمنُ وا َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َواَل مَتُ ْوتُ َّن إِاَّل َوأَْنتُ ْم
.ُم ْسلِ ُم ْو َن
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah sekali-akali
kamu mati kecuali kamu berada dalam Islam”. (QS. Ali Imran
[3]:102)
Pemulasaraan Jenazah | 1
Namun, dalam makalah ini disampaikan terlebih dahulu
uraian singkat tentang hidup dan mati, sehat dan sakit, serta
beberapa hal yang berkaitan dengan kewajiban orang yang
masih hidup terhadap jenazah, berdasarkan ajaran Islam. Allah
swt memberi pelajaran kepada umat-Nya bagaimana seseorang
yang masih hidup bersikap terhadap orang yang telah
meninggal dunia, atau bagaimana seseorang yang sehat
menghadapi orang yang sedang sakit. Hal itu diajarkan Allah
swt melalui Rasul-Nya, karena pada umumnya orang yang
meninggal dunia itu biasanya didahului dengan peristiwa atau
musibah sakit.
2 | Pemulasaraan Jenazah
Dengan nama-Mu (atas nama-Mu aku hidup dan dengan
nama-Mu (atas nama-Mu) aku mati". Apabila bangun dari
tidur, maka beliau membaca doa: “Alhamdu lillaahil ladzii
ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuuru; Segala
puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali
setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya-lah tempat
kami kembali”. (Shahih Muslim, hadits nomor 4886).1
Kalau kita renungi dengan penuh ke-khusyu’-an ajaran
dan bimbingan Rasulullah saw tentang bagaimana kita berdo’a
menjelang dan setelah bangun tidur, maka akan terasa bahwa
betapapun tingginya cita-cita, obsesi dan ambisi seseorang
dalam hidupnya, sesungguhnya kontrak kehidupan kita dengan
Allah swt itu bersifat harian. Malam menjelang tidur kita
serahkan hidup dan mati kita kepada Allah Tuhan semesta
alam. Bersyukur kalau kita masih bisa bangun atau masih
diberi kesempatan kembali hidup untuk sehari itu.
Ini berarti kita masih diberi kesempatan untuk
beristighfar, menghapus dosa dan memperbanyak beramal
shaleh. Karena sebenarnya kita tidak tahu apakah setelah tidur
itu, kita masih bisa bangun lagi di sini di alam dunia ini
disertai dengan tegur sapa, gelak tawa, dan sambutan seluruh
anggota keluarga beserta karib kerabat, atau bahkan justru kita
dibangunkan langsung nanti di alam kubur dan disambut
dengan teguran malaikat Munkar dan Nakir.
1
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5837, 5839, 5849, 5850, 6845; Sunan Abu
Dawud, hadits nomor 4390; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor
3339; Musnad Ahmad, hadits nomor 20404, 22184, 22280,
22301, 22362.
Pemulasaraan Jenazah | 3
Melalui ucapan do’a menjelang dan setelah bangun
tidur, seorang muslim sebenarnya dibimbing untuk senantiasa
menyadari bahwa kematian dan kehidupan adalah laksana dua
sisi dari sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Hidup
dan mati itu sewaktu-waktu bisa datang dan pergi silih
berganti. Artinya, kalaupun sampai hari ini kita masih
dikaruniai hidup di dunia ini, tidak lain karena Allah masih
berkenan memperpanjang kontrak-Nya dengan kita.
Kontrak hidup ini mungkin atau bahkan pasti sewaktu-
waktu bisa dibatalkan secara sepihak dengan tanpa terlebih
dahulu memberi tahu kita. Apakah jiwa kita yang digenggam
Allah pada waktu kita tidur akan ditahan karena Dia
menghendaki kematian kita atau mungkin dikembalikan pada
jasad kita untuk kembali hidup sampai waktu yang telah
ditetapkan-Nya. Itu terserah kepada Allah, karena memang
Dia yang berkuasa.
ت ىِف َمنَ ِام َه ا هِت ِ اَهلل يَت وىَّف اأْل َْن ُف
ْ ُس حنْي َ َم ْو َ ا َوالَّىِت مَلْ مَت َ َ َُ
َج ٍل ِ ْ ت وير ِس ل اأْل َ َك الَّىِت قُ َفيُ ْم ِس
َ ُخ َرى إىَل أ ُ ُْ َ َ ض ى َعلَْي َه ا الْ َم ْو
.ات لَِق ْوٍم َيَت َف َّك ُر ْو َن
ٍ ك آَل يِ ِ
َ َ ُم َس ًّمى إ َّن ىِف َذال
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya,
maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir”. (QS. Al Zumar [39]:42).
4 | Pemulasaraan Jenazah
Mengapa jiwa kita setiap hari bolak balik digenggam
dan dilepas, digenggam dan dilepas serta begitulah
seterusnya? Tentu hal ini mengandung rahasia atau
mengandung pesan yang harus dijadikan pelajaran untuk kita.
Kalau hal itu merupakan pelajaran, maka sudah seharusnya
kita ambil sebagai hidayah (petunjuk dan bimbingan) bagi
kebaikan dan kebahagiaan hidup selanjutnya.
Dari ayat di atas (paling tidak), ada tiga hal penting
yang hendaknya kita perhatikan, antara lain sebagai berikut:
Pertama; agar hendaknya kita selalu ingat akan
kekuasaan Allah swt dan ketidakberdayaan manusia. Manusia
tidak boleh sombong karena merasa telah banyak melakukan
kebaikan. Etika yang diajarkan Allah kepada kita dalam
menyikapi hidup ini adalah, apabila ada sesuatu kebaikan yang
telah kita lakukan maka, sebenarnya kebaikan itu berasal dari
Allah swt. Sebaliknya, apabila ada kekurangan atau kejelekan
yang muncul dalam diri kita maka, sebenarnya kekurangan itu
muncul dari diri kita. Pernyataan seperti ini bukan sebagai
ungkapan basa-basi, akan tetapi semestinya muncul melalui
kesadaran yang mendalam melalui proses pertanyaan siapa
aku ini sebenarnya, dari mana dan kemana aku akan kembali,
dan selanjutnya.
Pemulasaraan Jenazah | 5
kalangan kita seringkali terdapat kekeliruan dalam
pelaksanaannya, bahwa syukuran atau yang perlu disyukuri itu
adalah ketika kita memperoleh kedudukan duniawi, atau
memperoleh keuntungan materi saja. Kita terkadang lupa
bahwa hidupan itu sendiri adalah anugrah Allah yang harus
disyukuri, apalagi kalau ditambah dengan anugrah kesehatan
dan kesempatan yang merupakan modal utama dan amat besar
artinya bagi seorang yang beriman.
Ketiga; kita perlu segera memanfaatkan peluang
(kesempatan) yang ada pada hari ini. Orang yang berfikir akan
segera sadar bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah hari
ini, karena ia tidak tahu apakah besok masih hidup atau tidak.
Orang yang berfikir akan segera sadar tentang pekerjaan baik
apa yang bisa dilakukan hari ini, karena boleh jadi hari ini
adalah hari yang terakhir hidup di dunia. Kita tidak tahu
apakah besok masih hidup dan bisa mengerjakan aneka
kebaikan atau tidak. Itulah sebabnya, Allah swt tidak suka bila
ada orang yang mengatakan bahwa aku akan melakukan atau
aku akan mengerjakan sesuatu besok hari, apabila tanpa diikuti
dengan ucapan jika Allah berkenan (wa laa taquulanna li
syai-in innii faa’ilun dzaalika ghadan illaa an yasyaa Allah).
Dalam beberapa hadits disebutkan sebagai berikut:
ب َع ْن نَافِ ٍع َع ِنَ َح َّد َثنَا أَمْح َ ُد بْ ُن َحْنبَ ٍل َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن أَيُّ ْو
فَ َ َم ْن َحل:ال َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق ِ
َ َّ ابْ ِن عُ َم َر َيْبلُ ُغ بِ ه النَّيِب
ِ َ َعلَى مَيِنْي ٍ َف َق
س نن أيب داوود. اس تَْثىَن ْ ال إِ ْن َش آءَ اهللُ َف َق د
٢٨٣٨
6 | Pemulasaraan Jenazah
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ayyub, dari Nafi', dari
Ibnu Umar, sampai kepada Nabi saw, beliau berkata:
"Barangsiapa bersumpah, lalu (diikuti) dengan mengucapkan
insyaa Allah (jika Allah menghendaki), maka ia telah
membuat pengecualian". (Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2838).2
Sesuai dengan kontrak kehidupan kita yang bersifat
harian, maka evaluasi kehidupan kita juga mestinya bersifat
harian juga. Itulah sebabnya kita diingatkan oleh Nabi saw
untuk mengadakan evaluasi harian. Nabi saw bersabda:
“Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin sajalah
yang tergolong orang yang beruntung dan rugilah orang-
orang yang stagnasi, yakni tidak ada kemajuan dan perbaikan
serta celakalah orang-orang yang ternyata hidupnya hari ini
lebih buruk dari hari kemarin”. Agar setiap hari kita bisa
menambah poin kebajikan, maka kita mesti bisa menata niat,
sikap, dan tindakan kita. Niat baik itu penting dan niat yang
jelek harus selalu ditekan dan dihilangkan sebisa mungkin.
Itulah sebabnya kita disuruh mengucapkan bismillah (dengan
nama Allah atau atas nama Allh) pada saat kita mau
melakukan pekerjaan yang baik. Perintah untuk mengawali
setiap pekerjaan dengan bismillah, artinya perintah agar kita
selalu berupaya melakukan pekerjaan atau kegiatan yang baik
itu diatasnamakan kepada Allah dan tidak mengatasnamakan
selain-Nya. Kita sering mendengar bahwa kejahatan itu
2
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 1451, 1452; Sunan An Nasai, hadits nomor 3768,
3769, 3770, 3795; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 2095;
Musnad Ahmad, hadits nomor 311, 4353, 5108, 5799, 5814,
5830, 7742; Sunan Ad Darimi, hadits nomor 2237, 2238.
Pemulasaraan Jenazah | 7
muncul karena ada niat dan kesempatan. Jadi kalau tidak
punya niat jahat meskipun ada kesempatan maka kejahatan itu
tidak akan terjadi. Ada dua sikap yang diharapkan muncul dari
kesadaran atas kontrak kehidupan antara manusia dengan
Allah yang bersifat harian itu, yakni:
Pertama; munculnya sikap hidup produktif dengan
berusaha keras, dan tidak menunda pekerjaan yang bisa
dikerjakan saat itu. Dan kedua; munculnya sikap pasrah yang
berkualitas tinggi sambil tetap berikhtiar sungguh-sungguh
disertai dengan bertawakkal kepada Allah swt.
Ikhtiar yang sungguh-sungguh disertai dengan tingkat
kepasrahan yang tinggi, agaknya bisa dijadikan sebagai suatu
cara untuk bisa berprestasi dan meraih hasil yang optimal,
tanpa harus mengalami stress yang berlebihan. Memang tidak
mudah untuk melaksanakan hal seperti itu, tapi bukankah
sebagaimana khatib dalam khutbahnya sering menyatakan
dengan wasiatnya uushikum wa iyyaaya bi taqwallaah (Aku
wasiatkan kepada kalian dan kepada diriku sendiri dengan
ketakwaan kepada Allah). Maka sesungguhnya bahwa pada
hakekatnya kitapun sama-sama sedang menasihati diri kita
masing-masing. Bukankah manusia itu suka atau terkadang
melakukan kesalahan dan lupa? Atau bahkan, mereka
senantiasa suka mengulangi kesalahan yang sama. Apabila
diantara kita tidak saling mengingatkan (saling berwasiat),
maka akan merugilah kita semua. Hidup dan mati itu pada
dasarnya diciptakan sebagai balaa (bencana, ujian, cobaan)
atau musibah, yakni sesuatu yang pasti menimpa terhadap
seseorang atau kepada siapapun untuk menguji setiap orang
yang hidup (li yabluwakum), sehingga dapat diketahui siapa di
antara mereka yang lebih baik amal perbuatannya.
8 | Pemulasaraan Jenazah
Firman Allah swt:
Pemulasaraan Jenazah | 9
(tanpa kecuali). Apakah dalam menerima dan menjalaninya itu
dia tabah, sabar, syukur, dan berterima kasih atau justru
sebaliknya, dia putus asa, menyesali, keluh kesah, berpaling,
dan memungkiri serta kufur?
Sayid Quthub mengomentari ayat itu (QS. Al Mulk
[67]:1-2) dengan menyatakan bahwa kematian dan kehidupan
adalah ciptaan Allah. Ayat ini bertujuan membentuk hakikat
itu dalam benak manusia dan mendorongnya untuk selalu
sadar akan tujuan di balik penciptaan itu, yaitu bahwa al maut
(kematian) dan al hayaat (kehidupan) bukan secara kebetulan
atau tanpa pengaturan. Tetapi ada tujuannya, yakni ujian untuk
menampakkan apa yang tersembunyi dari ilmu Allah
menyangkut tingkah laku manusia di pentas bumi ini, serta
bahwa mereka wajar mendapat balasan.
Kemantapan hakikat ini dalam benak manusia akan
menjadikannya selalu hati-hati dan waspada memperhatikan
dengan penuh kesadaran, yang kecil dan yang besar, baik
dalam niat yang terpendam dalam hati maupun dalam
pengamalan yang nampak di alam nyata. Itu semua
menjadikan manusia tidak lengah, atau tidak lalai, dan tidak
juga menjadikan ia merasa tenang, sehingga beristirahat tidak
melakukan upaya. Selanjutnya (komentar Sayyid Quthub),
ayat di atas ditutup dengan menyatakan bahwa Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun, maksudnya agar menuangkan
ketenangan di dalam hati siapa yang memperhatikan tuntunan
Allah dan takut kepada-Nya, karena Allah Maha Perkasa tetapi
juga Maha Pengampun.
Kata al maut (kematian) dan al hayaat (kehidupan) di
dalam al Quran disebut secara seimbang dengan jumlah yang
sama, yakni 145 kali. Pada ayat di atas, kata al hayaat
10 | Pemulasaraan Jenazah
(kehidupan) ditulis setelah kata al maut (kematian), itu
mengandung ma’na bahwa setiap manusia seharusnya dapat
memfungsikan hidupnya sebagai khalifah dan hamba Allah.
Karena bila manusia tidak dapat memfungsikan dirinya seperti
yang dikehendaki Allah itu, yakni sebagai khalifah dan
hamba-Nya, maka berarti dia telah mati sebelum mati. Artinya
ruh (jiwa) orang itu sudah tidak berfungsi lagi atau dengan
kata lain ia telah mati. Padahal secara jasadi ia masih hidup
(bergerak).
Kita ambil sebuah contoh, bahwa tanah yang hidup itu
pada hakikatnya berfungsi untuk menumbuhkan tetumbuhan,
jika ia (tanah itu) gersang dan tidak dapat menghidupkan
tetumbuhan, maka Al Quran menamainya tanah yang mati dan
hal itu berarti bahwa tanah tersebut tidak berfungsi.
Pemulasaraan Jenazah | 11
Al Quran sebagai sulaalah min tiin (dari sari pati tanah).
Sedangkan mati yang kedua, yaitu ketika mereka
menghembuskan nafas yang terakhir atau berpisahnya nyawa
(ruh) dari raga (jasad). Mati yang kedua ini merupakan suatu
keadaan yang menjadi pintu gerbang bagi setiap manusia
menuju alam kekal untuk menjalani kehidupan yang
keduakalinya. Allah swt menyatakan bahwa setiap manusia
mengalami mati dan hidup dua kali.
مُثَّ َج َع ْلنَ اهُ نُطْ َف ةً ىِف. ٍ ولََق ْد َخلَ ْقنَ ا اإْلِ نْس ا َن ِم ْن س اَل لٍَة ِم ْن ِطنْي
ُ َ َ
ًض غَة ْ مُثَّ َخلَ ْقنَ ا النُّطْ َف ةً َعلَ َق ةً فَ َخلَ ْقنَ ا الْ َعلَ َق ةَ ُم. ٍ َق َرا ٍر َم ِكنْي
ض غَةَ ِعظَامًا فَ َك َس ْونَا الْعِظَ َام حَلْمًا مُثَّ أَنْ َش أْنَاهُ َخ ْلقًا ْ فَ َخلَ ْقنَ ا الْ ُم
12 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ِِ
َ مُثَّ إِنَّ ُك ْم َب ْع َد ذَال. َ َح َس ُن اخْلَالقنْي
.ك لَ َميُِّت ْو َن ْ َخَر َفتَبَ َار َك اهللُ أ َأ
.مُثَّ إِنَّ ُك ْم َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة ُتْب َع ُث ْو َن
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati tanah itu mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Mahasuci-lah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu
sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat”. (QS. Al Mu’minuun [23]:12-16).
Pemulasaraan Jenazah | 13
ciptaan Allah (sunnatullaah) yang diberikan kepada semua
makhluk-Nya.
Pada dasarnya (khusus bagi manusia) hidup atau mati
dan sehat atau sakit itu adalah sebagai alat penguji, agar
diketahui siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya.
Namun, ketika musibah sakit ditimpakan Allah swt kepada
manusia, kebanyakan di antara mereka beranggapan bahwa
musibah sakit itu tidak mengandung ma’na atau hikmah
(pelajaran) sama sekali.
Mereka beranggapan bahwa musibah sakit itu hanya
merupakan beban dan penderitaan yang memberatkan.
Anggapan seperti itu tidak benar, yang bisa dikategorikan pada
sikap berprasangka buruk terhadap Allah swt. Bila anggapan
ini dibiarkan, cepat atau lambat, akan membuka peluang
menjadikan manusia memiliki sifat kufur ni’mat (ingkar atas
ni’mat Allah).
Bila seseorang diuji dengan suatu penyakit, lalu dia
berprasangka buruk kepada Allah, maka disamping akan
menumbuhkan sifat kufur ni’mat, juga sungguh penyakitnya
itu akan sulit diobati. Bahkan, sangat berpeluang akan
menimbulkan penyakit baru yang menyerang bagian-bagian
dalam anggota tubuh, yakni hati, jantung, paru-paru dan lain-
lain. Atau dengan kata lain komplikasi penyakit.
Penyakit seperti itu sungguh sulit diobati secara medis,
bahkan mungkin tidak dapat diobati secara medis, karena
sangat berkaitan erat dengan penyakit ruhani atau mental. Alat
penunjang medis sangat sulit untuk mendeteksi penyakit itu,
kecuali hanya untuk bagian pisiknya saja.
14 | Pemulasaraan Jenazah
Sedangkan untuk bagian penyakit ruhaninya, sangat
diperlukan bimbingan psikologis dan bimbingan (tuntunan)
keagamaan atau pembinaan kerohanian. Islam mengajarkan
kepada umatnya supaya selalu memohon pertolongan dan
perlindungan serta tidak meninggalkan berdo’a kepada Allah
swt disertai dengan berusaha keras untuk meraih kebahagiaan
masa depan. Apalagi ketika seseorang mendapat musibah
kemalangan seperti sakit atau mushibah lain.
Dalam hadits riwayat Muslim berikut ini diceritakan
sebagai berikut:
Pemulasaraan Jenazah | 15
أ ََّما ْابنَُت َه ا َفنَ ْدعُو اهللَ أَ ْن يُ ْغنَِي َه ا:ال
َ َف َق.إِ َّن ىِل بِْنتًا َوأَنَا َغُي ْوٌر
١٥٢٥ صحيح مسلم.ب بِالْغَْيَر ِة
َ َعْن َها َوأ َْدعُو اهللَ أَ ْن يَ ْذ َه
Dari Umar bin Katsir bin Aflah, dari Ibnu Safinah, dari Ummu
Salamah, bahwa ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: "Tidaklah seorang mu’min tertimpa musibah,
kemudian ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh
Allah, (yakni): innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun; (lalu)
Allaahumma’jurnii fii mushiibatii wakhluf lii khairum
minhaa; Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan kami
kembali (hanya) kepada Allah; Ya Allah, berilah kami pahala
karena musibah ini dan gantilah bagiku musibah ini dengan
(sesuatu) yang lebih baik dari padanya, melainkan Allah
menukar baginya dengan yang lebih baik". Ummu Salamah
berkata: “Ketika Abu Salamah telah meninggal, aku bertanya,
orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu
Salamah? Dia adalah orang yang pertama-tama hijrah
kepada Rasulullah saw. Kemudian akupun mengucapkan
do’a tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku
dengan Rasulullah saw". Ummu Salamah mengisahkan:
“Rasulullah saw mengutus Hatib bin Abu Balta'ah melamarku
untuk beliau sendiri. Maka aku pun menjawab, bagaimana
mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku
sendiri adalah seorang pencemburu" Selanjutnya beliau pun
menjawab: "Adapun anaknya, maka kita do'akan semoga
Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendo'akan pula
16 | Pemulasaraan Jenazah
semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu". (Shahih
Muslim, hadits nomor 1525).3
Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa ketika
seseorang ditimpa musibah (apapun musibah yang
menimpanya), maka kepada mereka dianjurkan untuk
mengucapkan, “innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun;
(Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan kami kembali
hanya kepada Allah)” yang merupakan pernyataan keyakinan
bahwa Allah-lah pemilik segala sesuatu.
Kemudian ikutilah pernyataan itu dengan ucapan do’a
“Allaahumma-jurnii fii mushiibatii wakhluf lii khairum
minhaa; (Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini
dan gantilah bagiku musibah ini dengan (sesuatu) yang lebih
baik dari padanya)” yang merupakan permohonan
penggantinya. Ini menunjukkan adanya keharusan berusaha
merubah keadaan dari buruk menjadi baik dan lebih baik lagi.
Lalu, yang berkaitan dengan pengalaman Ummu Salamah
(seorang janda Abu Salamah) yang kemudian dilamar oleh
Rasulullah saw adalah merupakan pembuktian dikabulnya
do’a yang dipanjatkan Ummu Salamah tersebut.
Permasalahan yang berkait dengan tata cara
mengunjungi orang sakit dan pemulasaraan jenazah, sering
muncul disetiap saat. Persoalan yang timbul sehubungan
dengan orang sakit diantaranya adalah bagaimana orang yang
sehat ketika berhadapan dengan orang yang sakit dan orang
sakit ketika berhadapan dengan penyakit yang dideritanya.
3
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1526; musnad Ahmad, hadits nomor 25417, 25498.
Pemulasaraan Jenazah | 17
Kemudian, berlanjut ke persoalan bagaimana perilaku
kita (orang yang sehat) ketika berhadapan dengan orang yang
sedang mengalami sakratulmaut dan setelahnya. Atau
selanjutnya, bagaimana ketika melaksanakan pemulasaraan
jenazah, atau juga hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
sikap dan perilaku kita pasca peristiwa kematian seseorang.
Berkaitan dengan anjuran menengok orang sakit, bahwa
sakit itu ada dua kategori, yakni sakit yang diperkirakan ada
harapan sembuh kembali dan sakit yang diperkirakan tidak ada
harapan sembuh lagi.
Ada beberapa hal penting yang mesti disampaikan oleh
orang yang menjenguk kepada orang-orang yang sedang
ditimpa musibah sakit terutama bagi mereka yang tidak ada
harapan sembuh lagi, di antaranya sebagai berikut:
18 | Pemulasaraan Jenazah
ِ قَ َال عب ُد ال َّرز.ض واتِّب اع اجْل نَ ائِِز ِ ِ ْ ال د
:َّاق َْ َ ُ َ َ ِ َّْع َوة َوعيَ َادةُ الْ َم ِري
ِ
َس نَ َدهُ َم َّر ًة َع ِن ِّ الز ْه ِر
ْ ي َوأ َ َْكا َن َم ْع َم ٌر يُْر ِس ُل َه َذا احْلَدي
ُّ ث َع ِن
٤٠٢٢ صحيح مسلم.ب َع ْن أَىِب ُهَر ْيَر َة ِ َّابْ ِن الْمسي
َُ
Bahwa Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw bersabda: "Hak
muslim atas muslim ada lima”. Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdu bin Humaid, telah mengabarkan kepada kami
‘Abdurrazak, telah mengabarkan kepada kami Ma’mar, dari
Az Zuhri, dari Ibnu Al Musayyab, dari Abu Hurairah, berkata;
Rasulullah saw bersabda: "Kewajiban seorang muslim
terhadap sesama saudara muslim ada lima: Menjawab salam;
Mendo’akan orang yang bersin; Memenuhi undangan;
Mengunjungi orang yang sakit; Ikut mengantar jenazah".
Berkata Abdur Razzaq, telah mengabarkan kepada kami
Ma'mar, memursalkan hadits ini dari Az Zuhri, dan pernah
menyandarkannya dari Ibnu Al Musayyab, dari Abu Hurairah.
(Shahih Muslim, hadits nomor 4022).4
Dalam hadits lainnya hak muslim atas muslim lainnya
itu ada enam.
َح َّدثَنَا: قَالُْوا.ب َو ُقَتْيبَةُ َوابْ ُن ُح ْج ٍر َ َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن أَيُّ ْو
َّ إِمْسَعِْي ُل َو ُه َو ابْ ُن َج ْع َف ٍر َع ِن الْ َعاَل ِء َع ْن أَبِْي ِه َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة أ
َن
َح ُّق الْ ُم ْس لِ ِم َعلَى:ال َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق ِ
َ َر ُس ْو َل اهلل
4
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 4375.
Pemulasaraan Jenazah | 19
ِ ِ م ا ه َّن ي ا رس و َل: قِي ل.ت ِ ِ
ُ إِذَا لَقْيتَ ه:ال
َ َاهلل؟ ق ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ ٌّ الْ ُم ْس ل ِم س
ص ْح لَهُ َوإِ َذا ِ َ فَسلِّم علَي ِه وإِ َذا دع
َ ْك فَان َ ص َح ْ اك فَأَجْبهُ َوإِ َذا
َ اسَتْن ََ َ َْ ْ َ
ِ
َ ض َفعُ ْدهُ َوإِ َذا َم
.ُات فَاتَّبِ ْع ه َ س فَ َحم َد اهللَ فَ َس ِّمْتهُ َوإِ َذا َم ِر
َ ََعط
٤٠٢٣ صحيح مسلم
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan
Qutaibah serta Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan
kepada kami Isma'il, yaitu Ibnu Ja'far, dari Al 'Alla, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam
perkara". Lalu ditanya: “Apa saja yang enam perkara itu, ya
Rasulullah?” Jawab beliau: “Bila engkau bertemu dengannya,
ucapkankanlah salam kepadanya. Bila dia mengundangmu,
penuhilah undangannya. Bila dia minta nasihat, berilah dia
nasihat. Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid (alhamdu
lillaah), do’akanlah semoga dia beroleh rahmat. Bila dia
sakit, kunjungilah (jenguklah) dia. Dan bila dia meninggal
dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kuburan”. (Shahih
Muslim, hadits nomor 4023).5
Melalui hadits-hadits tersebut, Islam mengajarkan
kepada kita untuk menggembirakan dan menghibur orang
yang sedang menderita sakit, melalui berkunjung kepadanya.
Kunjungan kekerabatan mengandung makna dan kekuatan
supranatural yang luar biasa. Apalagi ketika kita sedang dekat
5
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 8490, 8973.
20 | Pemulasaraan Jenazah
disisi yang sakit, dengan memperlihatkan muka yang manis
dan mengelu-elus badannya serta berkata-kata dengan
motivasi memberikan semangat untuk segera sembuh kembali.
Kemudian memanjatkan do’a kepada Allah swt yang dilandasi
dengan penuh keikhlasan. Maka do’a itu merupakan obat
mujarab secara non medis yang amat efektif bagi orang yang
sakit, bahkan juga bagi keluarganya.
Do’a yang dipanjatkan kepada Allah swt, berdasarkan
pada keterangan dokter atau dugaan sementara menurut
penglihatan kita. Bila dari perkiraan itu disimpulkan masih ada
harapan untuk sembuh kembali, maka do’a yang hendaknya
dipanjatkan adalah:
صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َ َّ َن النَّيِب َّ أ:َع ْن َعائِ َشةَ َر ِضي اهللُ َعْن َها
َ
ب َّ اللَّ ُه َّم َر: َو َي ُق ْو ُل، ض أ َْهلِ ِه مَيْ َس ُح بِيَ ِد ِه الْيُمْىَنَ َكا َن يُ َع ِّوذُ َب ْع
الش اىِف اَل ِش َفاءَ إِاَّل ِش َف ُاؤ َك ِ ِ ِ ب الْب ِ ِ ِ الن
َّ ت َ ْاس ا ْش فه َوأَن َ َ َّاس أَ ْذه
ِ ْال س ْفيا ُن ح َّدث ِ ِ
ص ْو ًرا ُ ت بِ ه َمْن ُ َ َ ُ َ َ ق.ش َفاءً اَل يُغَ اد ُر َس َق ًما
ص حيح.ُفَ َح َّدثَىِن َع ْن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن َم ْس ُر ْو ٍق َع ْن َعائِ َش ةَ حَنْ َوه
٥٣٠٢ البخاري
Dari 'Aisyah ra: “Bahwa Nabi saw selalu memintakan
perlindungan untuk sebagian keluarganya, beliau mengusap
dengan tangan kanannya sambil berdo'a; Allaahumma
rabban naasi adzhibil ba-sa isyfihii wa antasy syaafii laa
syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-al laa yughaadiru saqamaa;
Pemulasaraan Jenazah | 21
Ya Allah Tuhan manusia, Dzat yang menghilangkan rasa
sakit, sembuhkanlah dia, dan Engkau-lah Dzat yang Maha
menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan
kesembuhan dari Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak
menyisakan rasa sakit". Sufyan berkata; aku menceritakan hal
ini kepada Manshur, maka dia menceritakan kepadaku dari
Ibrahim, dari Masruq, dari ‘Aisyah, seperti hadits di atas.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5302).6
Apabila orang yang sakit itu diperkirakan sulit untuk
sembuh kembali (baik menurut perkiraan secara medis
maupun penglihatan kita), hendaklah kita berdo’a, sebagai
berikut:
22 | Pemulasaraan Jenazah
hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; Allaahumma
ahyinii maa kaanatil hayaatu khairal lii wa tawaffanii idzaa
kaanatil wafaatu khairal lii; Ya Allah, hidupkanlah
(sembuhkanlah) aku jika kehidupan (kesembuhan) itu baik
untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5239).7
Dan ketika mendo’akan orang lain yang sedang sakit,
redaksi do’a yang kita gunakan boleh sebagaimana redaksi
berikut ini:
7
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5874; Shahih Muslim, hadits nomor 4840, 4841;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1798; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 4255; Musnad Ahmad, hadits nomor 11541, 12203,
12550, 12689, 13090, 13212, 13483.
Pemulasaraan Jenazah | 23
Rasulullah saw menyatakan sebagai berikut:
ش َع ْن َش ِقْي ٍق َع ْن َعْب ِد ِ َح َّدثَنَا َعْب َدا ُن َع ْن أَىِب مَح َْزةَ َع ِن اأْل َْع َم
ِ ِ ِ
الَ َُخ َرى ق ْتأ ُ ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َكل َم ةً َو ُق ْلَ ُّ ال النَّيِب
َ َاهلل ق
ِ من م ات وه و ي ْدعو ِمن دو ِن:النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم
اهلل ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ُّ
ات َو ُه َو اَل يَ ْدعُو لِلَّ ِه نِ دًّا َ َم ْن َم:ت أَنَ ا ُ َو ُق ْل.َّار
َ ن دًّا َد َخ َل الن
ِ
٤١٣٧ صحيح البخاري.ََد َخ َل اجْلَنَّة
Telah menceritakan kepada kami Abdan, dari Abu Hamzah,
dari Al A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, Nabi saw bersabda
(dengan) beberapa kalimat yang aku tambahkan. Nabi saw
bersabda: "Barangsiapa yang mati, sedangkan dia menyeru
selain Allah sebagai tandingannya (syirik), maka dia masuk
neraka". Sedangkan aku berkata (menambahkan):
“Barangsiapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun (bertauhid), maka dia masuk surga”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 4137).8
Kemudian, selain yang telah disebut di atas, ada
beberapa aktifitas lain yang sebaiknya dilakukan oleh siapa
pun yang berkunjung (menengok) orang yang sakit.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menganjurkan bersabar.
8
_Haditsyang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6189; Shahih Muslim, hadits nomor 134; Musnad
Ahmad, hadits nomor 3838, 4011, 4174.
24 | Pemulasaraan Jenazah
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َّ َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ
َ َّ َن النَّيِب َ
اهلل َخ َر َج ِم ْن ِ من م ِرض لَيلَ ةً فَص بر ور ِض ي هِب ا ع ِن:قَ َال
َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ َ َْ
. رواه الرتمذى.ُذُنُ ْوبِِه َكَي ْوِم َولَ َدتْهُ أ ُُّمه
Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang ditimpa sakit semalam, kemudian ia
bersabar dan rela atas cobaan dari Allah, terlepaslah dia dari
dosanya sebagaimana pada hari dia dilahirkan oleh ibunya”.
(HR. At Tirmidzi).
Dalah hadits ini ada dua kata kunci yang harus kita
perhatikan dengan cermat, yakni:
Pertama, kata shabara yang berarti sabar. Kesabaran
atas taqdir Allah, tidak dimaksudkan harus tinggal diam dalam
menerima musibah sakit, tetapi sabar dalam arti menrima
musibah sakit itu sebagai takdir Allah sambil berusaha keras
dengan berobat atas penyakit yang dideritanya, sambil tetap
bertawakkal kepada-Nya. Karena segala sesuatu (termasuk
sakit) itu semua adalah ciptaan Allah swt yang dijadikan-Nya
sebagai alat untuk menguji umat-Nya.
Dalam hal ini Allah swt berfirman:
َجٌر
ْ َوأ ٌك هَلُ ْم َم ْغ ِفَرة ِ الصاحِل
َ ِات أُولَئ ِ ِ
َ الَّذيْ َن...
َ َّ صَب ُر ْوا َو َعملُ ْوا
.َكبِْيٌر
Pemulasaraan Jenazah | 25
“... orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS.
Huud [11]:11).
Kedua, kata radliya yang berarti ridla atau rela.
Lengkapnya radliya biha (rela karenanya), kata ganti ha (nya)
menunjuk pada maridla (sakit), sedangkan sakit itu adalah
ciptaan Allah yang ditimpakan kepada manusia sebagai ujian.
Dia (penyakit) itu merupakan salah satu takdir Allah dan
seorang muslim mesti beriman pada rukun iman yang ke
enam, yaitu beriman pada takdir yang baik dan yang buruk
dari Allah swt (wa tu’mina bil qadari khairihi wa sarrihi
minallah).
Jika seseorang tidak rela menerima musibah sakit
berarti ia telah kufur (mengingkari) takdir Allah swt. Sikap itu,
sangat merusak keimanannya sendiri. Oleh karena itu, ketika
seseorang ditimpa musibah sakit, mestinya dia rela
menerimanya sambil tetap bersabar dalam berusaha mencari
kesembuhan agar terlepas dari musibah sakit. Inilah yang
semestinya dibimbingkan kepada mereka yang sedang
mengalami (ditimpa) musibah sakit.
26 | Pemulasaraan Jenazah
ِ مس لِ ٍم ي
ص ْيبُهُ أَذًى َش ْو َكةٌ فَ َم ا َف ْو َق َه ا إِاَّل َكفََّر اهللُ هِبَ ا َس يِّئَاتِِه ُ ُْ
٥٢١٦ صحيح البخاري.َّجَرةُ َو َر َق َها َ ط الش ُّ َُك َما حَت
Dari Abdullah, dia berkata: “Aku pernah menjenguk
Rasulullah saw ketika beliau sedang menderita sakit”. Lalu
aku berkata: "Wahai Rasulullah, sepertinya anda sedang
merasakan sakit yang amat berat". Beliau bersabda: "Benar,
rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang
menimpa dua orang dari kalian (dua kali lipat)". Selanjutnya
aku berkata: "Karena itu, anda mendapatkan pahala dua kali
lipat". Beliau menjawab: "Benar, seperti itulah, dan tidaklah
seorang muslim pun yang tertimpa suatu musibah (penyakit)
atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan
dedaunannya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5216).9
2. Menganjurkan berbaik sangka.
9
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5228; Shahih Muslum, hadits nomor 4663; Sunan
Ad Darimi, hadits nomor 2652.
Pemulasaraan Jenazah | 27
.ُش هِبَ َذا اإْلِ ْسنَ ِاد ِم ْثلَ ه
ِ بْ ُن يُ ْونُس َوأَبُ ْو ُم َعا ِويَةَ ُكلُّ ُه ْم َع ِن اأْل َْع َم
َ
٥١٢٤ صحيح مسلم
Dari Jabir, berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda tiga
hari sebelum beliau wafat: "Jangalah salah seorang dari
kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada
Allah". Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir. Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah. Telah menceritakan kepada
kami Ishaq bin Ibrahim, telah mengkhabarkan kepada kami Isa
bin Yunus dan Abu Mu'awiyah, semuanya dari Al A'masy
dengan sanad ini dengan matan serupa. (Shahih Muslim,
hadits nomor 5124).10
Sebab wurud (diajarkan) hadits ini adalah ketika Nabi
Muhammad saw sedang sakit menjelang akhir hayaatnya.
Ketika itu keluarga dan sahabat beliau merasa cemas, karena
telah melihat tanda-tanda bahwa beliau akan meninggal.
Mereka mengkhawatirkannya, bagaimana keadaaan umatnya
nanti setelah beliau mangkat. Perasaan yang dialami keluarga
dan sahabatnya itu diketahui oleh Rasulullah. Maka beliau saw
bersabda sebagaimana hadits tersebut. Rasulullah saw
dipanggil untuk kembali ke Hadlirat Allah swt, karena
tugasnya telah selesai. Sedang persoalan yang menyangkut
umat Islam, semuanya berada dalam tanggung jawab Allah
10
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 5125; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2706; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 4157; Musnad Ahmad, hadits nomor
13611, 13867, 13957, 14005, 14053, 14664.
28 | Pemulasaraan Jenazah
swt. Dia (Allah) Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka tidak
ada yang mesti dikhawatirkan. Bagi seseorang yang sedang
mengalami sakit, bahkan syakratul maut pun tidak
diperkenankan berprasangka buruk terhadap Allah swt,
karena, Dia berbuat demikian, tidak bermaksud menganiaya si
sakit atau siapa pun juga.
يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َآمُن ْوا ًّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َواَل مَتُْوتُ َّن إِاَّل َوأَْنتُ ْم
.ُم ْسلِ ُم ْو َن
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah (dengan) sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
Pemulasaraan Jenazah | 29
berserah diri (kepada Allah) muslim”. (QS. Ali Imran
[3]:102).
3. Menganjurkan berwasiat.
30 | Pemulasaraan Jenazah
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya, Al Mishbah,
menuliskan bahwa tanda-tanda kematian itu adalah; rambut
yang memutih, gigi yang rontok, kesehatan yang menurun,
usia senja, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan
harta yang banyak itu sangat relatif. Dalam Al Quran dan As
Sunnah tidak ditemukan kepastian batasannya, sehingga para
ulama berpendapat bahwa menganjurkan berwasiat itu kepada
siapapun dan berapapun jumlah harta yang dimilikinya.
Tentang batas kepemilikan harta menjadi relatif sekali dan
amat situasional, apalagi bila diukur dengan situasi ekonomi
pada sa’at ini.
Dalam hal ini, ada dua hal yang mesti diperhatikan,
yakni: Pertama; Ketika seseorang berwasiat disyaratkan
ma’ruf, sebagaimana ayat di atas. Artinya, hendaknya
dipertimbangkan supaya berlaku adil sehingga tidak
menimbulkan keretakan dalam keluarga. Kedua; Hendaknya
memahami benar dan memperhatikan ajaran Islam tentang
aturan pembagian harta pusaka, terutama yang menetapkan
bahwa wasiat itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta
miliknya. Ada ulama yang berpendapat bahwa, ayat-ayat
tentang waris adalah merupakan masalah yang terpisah dari
ayat wasiat.
Oleh karenanya menurut ulama ini bahwa wasiat tidak
ada batasan yang pasti. Hemat penulis, persoalan wasiat sangat
berkaitan erat dengan infak, oleh karenanya maka
perhatikanlah firman Allah berikut ini:
Pemulasaraan Jenazah | 31
ٍ ِ
ات
ُ الس َم َاو َّ ض َها ُ َو َسا ِرعُ ْوا إِىَل َم ْغفَر ٍة ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو َجنَّة َع ْر
الض َّر ِاء
َّ الس َّر ِاء َو َّ الَّ ِذيْ َن يُْن ِف ُق ْو َن ىِف. َ َّت لِْل ُمت َِّقنْي ِ واأْل َر
ْ ض أُع د
ُ ْ َ
. َ ب الْ ُم ْح ِسنِنْي ِ اظ ِمنْي َ الْغَْي َظ َوالْ َعافِنْي َ َع ِن الن
ُّ َِّاس َواهللُ حُي ِ والْ َك
َ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-mu
dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa; yaitu orang-
orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema’afkan kesalahan orang lain. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imran
[3]:133-134).
Kemudian sebaiknya kita perhatikan pula hadits riwayat
Al Bukhari dan Muslim, bahwa Sa’ad berkata: “Hai Rasul,
sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan ahli warisku
hanyalah seorang anak perempuan, apakah boleh saya
wasiatkan dua per tiga dari harta saya?” Nabi menjawab:
“Tidak boleh”. Sa’ad berkata lagi: “Atau setengahnya?” Nabi
menjawab: “Tidak boleh”.
Kemudian Sa’ad berkata lagi: “Atau sepertiganya?”
Nabi saw besabda: “Sepertiganya itu juga sudah banyak.
Sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ahli waris dalam
keadaan kaya, itu lebih baik bagi kamu dari pada
meninggalkan mereka dalam keadaan berkekurangan dan
meminta-minta kepada orang lain”.11
11
_Lihat Tafsir Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat 180, surah Al
Baqarah (surah ke-2).
32 | Pemulasaraan Jenazah
4. Hadapkanlah ke kiblat.
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َ َّ َن النَّيِبَّ أ.َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا
َ
ب َّ اللَّ ُه َّم َر:ض أ َْهلِ ِه مَيْ َس ُح بِيَ ِد ِه الْيُمْىَن َو َي ُق ْو ُلَ َك ا َن يُ َع ِّوذُ َب ْع
الش اىِف اَل ِش َفاءَ إِاَّل ِش َف ُاؤ َك ِ ِ ْ َّاس أَ ْذ ِهب الْب اس ِ الن
َّ ت َ ْاش فه َوأَن َ َ ْ
ِ ْال س ْفيا ُن ح َّدث ِ ِ
ص ْو ًراُ ت بِ ه َمْن ُ َ َ ُ َ َ ق.ش َفاءً اَل يُغَ اد ُر َس َق ًما
ص حيح.ُفَ َح َّدثَىِن َع ْن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن َم ْس ُر ْو ٍق َع ْن َعائِ َش ةَ حَنْ َوه
٥٣٠٢ البخاري
Dari 'Aisyah ra; “Bahwasanya Nabi saw selalu meminta
perlindungan terhadap sebagian dari keluarganya. Beliau
mengusap dengan tangan kanannya sambil berdo'a;
Allaahumma rabban naasi adzhibil ba-sa isyfihii antasy
syaafii laa syifaa-a illa syifaa-uka syifaa-al laa yughaadiru
saqamaa; (Ya Allah, Tuhan manusia, Dzat yang
Pemulasaraan Jenazah | 33
menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah, sesungguhnya
Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada
kesembuhan melainkan kesembuhan Engkau, kesembuhan
yang tidak menyisakan rasa sakit)". Sufyan berkata; “Aku
menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia
menceritakan kepadaku dari Ibrahim, dari Masruq, dari
‘Aisyah seperti hadits di atas”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 5302).12
Kemudian apabila orang yang sakit itu diperkirakan
sulit untuk sembuh kembali, hendaklah kita berdo’a dengan
kalimat berikut:
34 | Pemulasaraan Jenazah
Kalau mendo’akan orang lain, redaksinya boleh seperti
redaksi berikut ini:
Pemulasaraan Jenazah | 35
ص حيح.خَمْلَ ٍد َح َّدثَنَا ُس لَْي َما ُن بْ ُن بِاَل ٍل مَجِ ْيعًا هِبَ َذا اإْلِ ْس نَ ِاد
١٥٢٣ مسلم
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Umarah, ia
berkata; Aku mendengar Abu Sa'id Al Khudri berkata;
Rasulullah saw bersabda: "Tuntunlah (bimbinglah) orang
yang sedang berada di penghujung ajalnya agar
mengucapkan (kalimat), laa ilaaha illallaah; tidak ada Tuhan
kecuali Allah". Dan telah menceritakannya kepada kami
Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Abdul
Aziz Ad Darawardi. (Dari jalur lain) dan telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Khalid bin Makhlad, telah menceritakan kepada
kami Sulaiman bin Bilal semuanya menggunakan isnad ini.
(Shahih Muslim, hadits nomor 1523).14
7. Do’a memejamkan matanya.
36 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ِ أِل
َ اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر َىِب َس لَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه ديِّنْي:ال َ َق
ِ
َ ب الْ َع الَمنْي َّ اخلُ ْف هُ ىِف َع ِقبِ ِه ىِف الْغَ ابِ ِريْ َن َوا ْغ ِف ْر لَنَ ا َولَ هُ يَ ا َر
ْ َو
َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ُم ْو َس ى.َوافْ َس ْح لَ هُ ىِف َقرْبِ ِه َو َن ِّو ْر لَ هُ فِْي ِه
الْ َقطَّا ُن الْ َو ِاس ِط ُّي َح َّدثَنَا الْ ُمَثىَّن بْ ُن ُم َع ِاذ بْ ِن ُم َع ٍاذ َح َّدثَنَا أَىِب
اهلل بْ ُن احْلَ َس ِن َح َّدثَنَا َخالِ ٌد احْلَ َّذاءُ هِبَ َذا اإْلِ ْس نَ ِاد ِ ح َّدثَنَا عبي ُد
ْ َُ َ
اللَّ ُه َّم أ َْو ِس ْع لَهُ ىِف:اخلُ ْفهُ ىِف تَ ِر َكتِ ِه وقَ َال
ْ َو:ال َ َحَنْ َوهُ َغْيَر أَنَّهُ ق
َ
ٌال َخالِ ٌد احْلَ َّذاءُ َو َد ْع َوة َ َ َو َز َاد ق،ُ َومَلْ َي ُق ْل افْ َس ْح لَ ه،َقرْبِ ِه
١٥٢٨ صحيح مسلم.ُخَرى َسابِ َعةٌ نَ ِسْيُت َها ْأ
Dari Ummu Salamah, ia berkata: “Ketika Abu Salamah
meninggal dunia, Rasulullah saw datang ke rumah kami untuk
menjenguk jenazahnya. Saat itu, mata Abu Salamah tengah
terbeliak, maka beliau pun menutupnya”. Kemudian beliau
bersabda: "Apabila ruh telah dicabut, maka penglihatan akan
mengikutinya dan keluarganya pun meratap hiteris. Dan
janganlah sekali-kali mendo'akan atas diri kalian kecuali
kebaikan, sebab ketika itu malaikat akan mengaminkan apa
yang kalian ucapkan". Setelah itu, beliau berdo'a:
“Allaahummaghfir li abii salamata warfa’ darajatahuu fil
mahdiyyiina wakhlufhu fii ‘aqibihii fil ghaabiriina waghfir
lanaa walahuu yaa rabbal ‘aalamiina wafsah lahuu fii
qabrihi wa nawwir lahuu fiihi; (Ya Allah, ampunilah Abu
Pemulasaraan Jenazah | 37
Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-orang yang
terpimpin dengan petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi
keluarganya yang ditinggalkannya. Ampunilah kami dan
ampunilah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah
kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya)". Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa Al Qaththan
Al Wasithi, telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna bin
Mu'adz, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Al Hasan, telah
menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza`, dengan isnad
ini dan serupa dengannya, hanya saja, ia berkata: "wakhlufhu
fii tarikatihii; dan gantikanlah ia bagi keluarganya". Ia juga
mengatakan: "Allaahumma ausi’ lahuu fii qabrihii; ya Allah,
lapangkanlah baginya kuburannya". Dan ia tidak mengatakan:
"ifsah lahuu; lapangkanlah baginya". Dan ia menambahkan
lagi; Khalid Al Hadzdza` berkata: "Dan do'a lain yang ketujuh
saya lupa". (Shahih Muslim, hadits nomor 1528).15
Do’a yang mengiringi ketika memejamkan mata
jenazah, perlu ada perubahan redaksinya, yakni:
ِ ِ أِل
ُاَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ِ َىِب َس لَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه د ِّينْي َ َوافْ َس ْح لَه
.اخلُ ْفهُ ىِف َع ِقبِ ِه ِِ ِ
ْ ىِف َقرْبِ ه َو َن ِّو ْر لَهُ فْيه َو
“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya
setinggi orang-orang yang yang mendapat bimbingan
petunjuk, dan lapangkanlah dalam kurnya,dan terangilah dia
15
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1444.
38 | Pemulasaraan Jenazah
di dalamnya, dan berilah ganti bagi keluarga yang
ditinggalkannya”.
Untuk kita sekarang kalimat li abii salamata yang
digarisbawahi dalam hadits di atas, harus disesuaikan dengan
nama orang yang meninggal dunia. Misalnya, yang meninggal
dunia itu Abdullah, maka redaksi do’anya dirubah menjadi:
Pemulasaraan Jenazah | 39
kembali syetan kembali ke rumah ini, padahal Allah telah
mengeluarkannya dari sini?” Sabda beliau itu diucapkannya
dua kali. Demi mendengar itu aku pun tidak jadi meratap.
9. Menangis yang bukan meratap
Usamah bin Zaid meriwayatkan, bahwa pada suatu hari
ketika kami sedang berada di dekat Nabi saw, tiba-tiba datang
seorang suruhan dari puteri Rasulullah saw (Zainab binti
Muhammad saw) meminta Nabi saw datang dan mengabarkan
kepada beliau bahwa anak puteri beliau itu (cucu Nabi saw)
telah meninggal. Rasulullah saw berpesan kepada suruhan itu,
sabdanya: “Pulanglah kamu, sampaikan kepadanya (Zainab)
bahwasannya kepunyaan Allah-lah yang telah diambil itu dan
kepunyan-Nya pula apa yang diberikan-Nya itu. Dan pada
sisi-Nya-lah tiap segala sesuatu ketetapan ajalnya. Karena itu
suruhlah agar dia bersabar dan menahan diri”.
Kemuadian, orang suruhan itu datang kembali di
hadapan Rasulullah saw, seraya berkata; “Dia (Zainab)
sangat mengharapkan kedatangan engkau ya Rasulullah
untuk menjenguknya”. Maka pergilah beliau beserta para
sahabatnya, antara lain: Sa’ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal,
dan aku sendiri ikut bersamanya.
Sesampainya di rumah Zainab, disodorkanlah jenazah
cucunya itu kepada beliau. Napas beliau mendadak tersendat-
sendat seperti orang kecapean dan air mata beliau meleleh
karena menangis. Sa’ad bertanya kepada beliau; Mengapa
begini hai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ini adalah rahmat
yang dijadikan Allah dalam hati setiap hamba-Nya yang
pengasih”.
10. Jenazah tersiksa karena diratapi
40 | Pemulasaraan Jenazah
َُح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر َح َّدثَنَا ُش ْعبَة
ب َع ِن ابْ ِن عُ َم َر ِ َِّّث َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن الْمس ي ُ ت َقتَ َاد َة حُيَ د ِ َ َق
ُ ال مَس ْع
َُ
بُ ت يُ َع َّذُ ِّ الْ َمي:الَ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
َ ِّ َع ْن عُ َم َر َع ِن النَّيِب
١٥٣٧ صحيح مسلم.ىِف َقرْبِ ِه مِب َا نِْي َح َعلَْي ِه
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar,
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata; aku mendengar
Qatadah menceritakan dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Ibnu
Umar, dari Umar, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Mayat itu
akan disiksa di dalam kuburnya, lantara ratapan yang
ditujukan atasnya". (Shahih Muslim, hadits nomor 1537).16
Diceritakan dalam suatu riwayat, ketika Umar bin Al
Khaththab ra ditikam seseorang, beliau jatuh pingsan, Hafshah
(anaknya) dan orang-orang meratapinya. Setelah beliau
(‘Umar bin Al Khaththab) siuman (sadar kembali), ia berkata:
“Tidak tahukan kamu sekalian bahwa Rasulullah saw
bersabda, sesungguhnya mayat itu merasa tersiksa karena
ratapan orang yang hidup”.
11. Komentar ‘Aisyah tentang meratapi jenazah.
16
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1210; Shahih Muslm, hadits nomor 1538, 1549;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1825, 1827, 1830; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1582; Musnad Ahmad, hadits nomor 175,
239, 240, 335, 245, 5011, 17527, 19251, 23496.
Pemulasaraan Jenazah | 41
ت ْابنَ ةٌ لِعُثْ َم ا َن بْ ِن الُ :ت و ِّفي ِ ِ
َخَب َرىِن َعْب ُد اهلل بْ ُن أَىِب ُملَْي َك ةَ قَ َ ُ َ أْ
ض َر َها ابْ ُن عُ َم َر ال فَ َح َ ال فَ ِجْئنَ ا لِنَ ْش َه َد َها .قَ َ َعفَّا َن مِب َ َّكةَ .قَ َ
ت إِىَل ِ اس قَ َ ِ َوابْ ُن َعبَّ ٍ
ال َجلَ ْس ُ س َبْيَن ُه َم ا .قَ َ الَ :وإىِّن جَلَ ال ٌ
ال عب ُد ِ أَح ِدمِه
اهلل بْ ُن س إِىَل َجْنىِب َ .ف َق َ َْ َ ل
َ ج
َ َف ر
ُ خَ آْل ا اء
َ جَ َّمُث اَ َ
عُ َم َر لِ َع ْم ِرو بْ ِن عُثْ َم ا َن َو ُه َو ُم َو ِاج ُه هُ :أَاَل َتْن َهى َع ِن الْبُ َك ِاء
ب ت لَُي َع َّذ ُال :إِ َّن الْ َميِّ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َ ِ
فَِإ َّن َر ُس ْو َل اهلل َ
ضاس :قَ ْد َك ا َن عُ َم ُر َي ُق ْو ُل َب ْع َ ال ابْ ُن َعبَّ ٍبِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِهَ .ف َق َ
ت َم َع عُ َم َر ِم ْن َم َّكةَ َحىَّت إِذَا ُكنَّا ِ
ص َد ْر ُ الَ : َّث َف َق َ ك مُثَّ َحد َ َذل َ
ب فَانْظُْر ال :ا ْذ َه ْ ت ِظ ِّل َش َجَر ٍةَ .ف َق َ ب حَتْ َ بِالَْبْي َد ِاء إِذَا ُهو بِر ْك ٍ
َ َ
ِ
َخَب ْرتُهُ.ال :فَأ ْ ب .قَ َ ت فَِإ َذا ُه َو ُ
ص َهْي ٌ ب َفنَظَ ْر ُ الر ْك ُ َم ْن َه ُؤاَل ء َّ
تْ :ارحَتِ ْل ب َف ُق ْل ُ ص َهْي ٍ ت إِىَل ُ الَ :ف َر َج ْع ُ الْ :ادعُ هُ ىِل .قَ َ َف َق َ
ِ ِِ ِ
ب ص َهْي ٌ ب عُ َم ُر َد َخ َل ُ فَ احْلَ ْق أَمْي َر الْ ُم ْؤمننْي َ َ .فلَ َّما أَ ْن أُص ْي َ
ب يب ِكى ي ُق و ُل :وا أَخ اه وا ص ِ
ص َهْي ُ ال عُ َم ُر :يَ ا ُ احبَاه َف َق َ َْ َ ْ َ َ َ َ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم :إِ َّن ِ
ال َر ُس ْو ُل اهلل َ أََتْب ِكى َعلَ َّي َوقَ ْد قَ َ
44 | Pemulasaraan Jenazah
berkata: “Cukuplah firman Allah ini sebagai dalil bagi kalian,
wa laa taziruu waziiratan wizra ukhraa; dan seseorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (QS. Al An’aam
[6]:164; Al Israa [17]:15; QS. Faathir [35]:18; QS. Az Zumar
[39]:7; QS. An Najm [53]:38). Ibnu Abbas berkata: "Kalau
demikian Allah membuat kamu tertawa dan menangis". Ibnu
Mulaikah berkata: "Demi Allah, Ibnu Umar tidak berkata apa-
apa (setelah mendengar penjelasan 'Aisyah tersebut)". Dan
Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepada kami
Sufyan, telah berkata Amru, dari Ibnu Abu Mulaikah, ia
berkata: “Kami berkumpul pada jenazah Ummu Aban binti
Utsman”. Ia pun menuturkan hadits, namun ia tidak
menyatakan marfu'nya hadits dari Ibnu Umar dari Nabi saw
sebagaimana yang dinyatakan Ayyub dan Ibnu Juraij. Dan
kedua hadits mereka adalah lebih lengkap dari pada haditsnya
Amru. (Shahih Muslim, hadits nomor 1544).17
12. Setiap orang memikul dosanya masing-masing.
Dalam beberapa hadits di atas, dikemukakan sebagai
berikut:
1. Rasulullah saw melarang umatnya meratapi mayat, karena
mayat akan disiksa di dalam kuburnya (yu’adzdzibu fii
qabrihii).
2. Rasulullah saw pernah menangisi mayat cucunya. Kata
beliau: “Ini adalah rahmat Allah swt”.
3. Komentar ‘Aisyah, bahwa sabda Rasulullah saw tentang
meratapi mayat itu, sebenarnya adalah Allah menambah
siksaan terhadap orang kafir.
17
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1834; Musnad Ahmad, hadits nomor 274, 278, 363.
Pemulasaraan Jenazah | 45
Beberapa firman Allah swt yang dikemukakan oleh
‘Aisyah ra sebagaimana dalam hadits di atas, menyatakan
bahwa setiap orang memikul dosanya masing-masing, secara
lengkap antara lain adalah sebagai berikut:
46 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ض َّل فَِإمَّنَ ا ي ِِ ِ ِ
ض ُّل َعلَْي َه ا َ َ َم ِن ْاهتَ َدى فَِإمَّنَ ا َي ْهتَ دى لَن ْفس ه َو َم ْن
َ ُخ َرى َو َم ا ُكنَّا ُم َع ِّذبِنْي َ َحىَّت َنْب َع
ث ْ َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ
. َر ُس ْواًل
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah,
maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan)
direinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka
sesungguhnya sia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri.
Dan seseorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang
lain, dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami
mengutus seorang Rasul”. (QS. Al Isra [17]:15).
Ayat ini memberi isyarat bahwa setiap manusia diberi
kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing
sesuai dengan kehendak dan kemampuannya. Selamat atau
celaka yang dialami seseorang itu atas dasar pilihannya, dan
mereka akan mempertanggungjawabkan perilakunya masing-
masing. Dan yang demikian itu merupakan salah satu prinsip
ajaran Islam dalam hal tanggung jawab.
ُخَرى َوإِ ْن تَ ْدعُ ُم ْث َقلَ ةٌ إِىَل مِح ْلِ َه ا اَل حُيْ َم ْل ْ َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ
ِمْن هُ َش ْيءٌ َولَ ْو َك ا َن ذَا ُق ْرىَب إِمَّنَ ا ُتْن ِذ ُر الَّ ِذيْ َن خَي ْ َش ْو َن َربَّ ُه ْم
الص لَ ْوةَ َو َم ْن َت َز َّكى فَِإمَّنَا َيَت َز َّكى لَِن ْف ِس ِه َوإِىَل
َّ ب َواَقَ ُام ْوا ِ بٍ الْغَْي
.صْي ُر ِ
ِ اهلل الْم
َ
Pemulasaraan Jenazah | 47
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil
orang lain untuk memikul dosanya itu tiadalah akan
dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (orang yang
dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat
kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada
adzab Tuhannya sekalipun mereka tidak melihat-Nya dan
mereka mendirikan salat. Dan barangsiapa yang mensucikan
dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan
dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembalimu”. (QS.
Faathir [35]:18).
Kalau pada ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang
ancaman Allah bagi orang yang berbuat dosa, maka dalam
ayat ini dikemukakan jatuhnya sanksi. Sehingga orang yang
dijatuhi sanksi itu merasa amat berat dan amat tersiksa karena
memikul dosa sebagai akibat dari kesalahan yang diperbuatnya
itu. Akhirnya mereka memanggil-manggil orang lain untuk
(semacam) curhat dan berbagi rasa karena penderitaannya.
Allah swt menegaskan dengan firman-Nya, tidak satu jiwapun
yang berdosa akan memikul dosa orang lain, walau sedikit
pun, walau yang dipanggil atau yang mamanggil, walau yang
meminta atau yang diminta itu adalah karib kerabatnya sendiri
atau bahkan pemimpinnya dan yang dahulu dianggapnya
sebagai tuhan.
13. Selubungi atau tutup-lah dengan kain.
48 | Pemulasaraan Jenazah
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِحنْي َ ُت ُويِّفَ ُس ِّج َي ِ َّ َخَبَرتْهُ أ
َ َن َر ُس ْو َل اهلل ْأ
٥٣٦٧ صحيح البخاري.بُِب ْر ٍد ِحَبَر ٍة
Dari Az Zuhri, dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu
Salamah bin Abdurrahman bin Auf, bahwa ‘Aisyah ra isteri
Nabi saw telah mengabarkan kepadanya, “bahwa ketika
Rasulullah saw meninggal dunia, beliau ditutupi dengan kain
hibarah (kain yang direnda atau bergaris)”. (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 5367).18
14. Segera lunasi hutangnya (jika ada)
ك أَبُ ْو ِ َِخبرنَ ا َعب ُد الْمل ُ ََّح َّدثَنَا َعفَّا ُن َح َّدثَنَا مَح
َ ْ َ َ ْ اد بْ ُن َس لَ َمةَ أ
ات
َ َخ اهُ َم َ َن أ َّ ض َرةَ َع ْن َس ْع ِد بْ ِن اأْل َطْ َو ِل أ ْ ََج ْع َف ٍر َع ْن أَىِب ن
ت أَ ْن أُنِْف َق َه ا َعلَى ِ ِ ِ ِ َ وَت ر َك ثَاَل
ُ ث مائَ ة د ْر َه ٍم َوَت َر َك عيَ ااًل فَ أ ََر ْد َ َ
سٌ اك حَمُْب ْو َ َخ ِ
َ إِ َّن أ:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َ َف َق.ِعيَالِ ِه
َ ُّ ال النَّيِب
ت َعْن هُ إِاَّل ِ ِ ْبِ َديْنِ ِه فَ اق
ُ ْ يَ ا َر ُس ْو َل اهلل َف َق ْد أ ََّدي:ال َ َف َق.ُض َعْن ه
فَأ َْع ِط َه ا فَِإن ََّه ا:الَ َ ق.ٌس هَلَا َبِّينَ ة ي
َْل و
َ ٌةَ
أ ر
َ ام
ْ ا مَ ه
ُ ت
ْ ع
َ اد
َّ ِ ِْد ْينَ َاري
ن
َ
ِّ اد بْ ُن َس لَ َمةَ َع ِن اجْلَُريْ ِر ِ
ي َع ْن ُ َّ َح َّد َثنَا َعفَّا ُن َح َّد َثنَا مَح.ٌحُم َّقة
18
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1566; Musnad Ahmad, hadits nomor 23440, 25114.
Pemulasaraan Jenazah | 49
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ْ ض رةَ َعن رج ٍل ِمن أ
َ ِّ َص َحاب النَّيِب ْ ُ َ ْ َ ْ َأَىِب ن
١٩٢١٩ مسند أمحد.مِبِثْلِ ِه
Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Salamah, telah mengabarkan
kepada kami Abdul Malik Abu Ja'far, dari Abu Nadlrah, dari
Sa'id bin Al Athwal; “Bahwa saudara laki-lakinya telah
meninggal dunia dengan meninggalkan tiga ratus dirham dan
keluarga (anak dan isterinya). Sedang aku berkeinginan untuk
menyedekahkannya kepada keluarganya”. Nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya saudara lelakimu tertahan karena hutangnya,
maka bayarlah hutangnya". Lalu aku berkata: "Wahai
Rasululah, aku telah melunasinya, kecuali dua dinar yang
diklaim oleh seorang wanita sementara ia tidak memiliki bukti
yang jelas". Beliau bersabda: "Bayarkanlah kepada wanita
itu, karena ia lebih berhak". Telah menceritakan kepada kami
'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah, dari Al Jurairi, dari Abu Nadlrah, dari seorang
sahabat Nabi saw seperti hadits di atas. (Musnad Ahmad,
hadits nomor 19219).
Dalam hadits lain diriwayatkan sebagai berikut:
50 | Pemulasaraan Jenazah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda: "Seorang mu’min
itu terhalang dengan hutangnya hingga dibayar hutang
tersebut". Abu Isa berkata: "Ini merupakan hadits hasan dan
lebih sahih daripada yang pertama". (Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 999).19
Muslim meriwayatkan sebagai berikut:
ال أَخبرنَ ا عب ُد ِ
اهلل بْ ُن َح َّدثَىِن َح ْر َملَ ةُ بْ ُن حَيْىَي َواللَّ ْف ُ
ظ لَ هُ قَ َ ْ َ َ َْ
اب َع ْن أَىِب َس لَ َمةَ بْ ِن َعْب ِد َخب رىِن ي ونُس َع ِن ابْ ِن ِش ه ٍ
َ َو ْهب أ ْ َ َ ُ ْ ُ
ٍ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ
َن َر ُس ْو َل اهلل َ ال رَّمْح َ ِن َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة أ َّ
ت َعلَْي ِه الدَّيْ ُن َفيَ ْسأ َُلَ :ه ْل َت َر َك لِ َديْنِ ِه الرج ِل الْميِّ ِ ِ
َكا َن يُ ْؤتَى ب َّ ُ َ
ص لَّى َعلَْي ِه َوإِاَّل قَ َال: ِمن قَ ٍ
ِّث أَنَّهُ َت َر َك َوفَ اءً َ ض اء فَ ِإ ْن ُح د َ ْ َ
ال :أَنَ ا احبِ ُك ْم َفلَ َّما َفتَ َح اهللُ َعلَْي ِه الْ ُفُت ْو َح .قَ َ ص لُّوا علَى ص ِ
َ ْ َ َ
أ َْوىَل بِ الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ ِم ْن أَْن ُف ِس ِه ْم فَ َم ْن ُت ُويِّفَ َو َعلَْي ِه َديْ ٌن َف َعلَ َّي
ك بْ ُن ض ُاؤه ومن َت ر َك م ااًل َفه و لِورثَتِ ِه .ح َّدثَنَا َعب ُد الْملِ ِ
ْ َ َ قَ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ
ب ب ِن اللَّي ِ
ث َح َّدثَىِن أَىِب َع ْن َج دِّىَ .ح َّدثَىِن عُ َقْي ٌل. ُش َعْي ِ ْ ْ
ب بْ ُن إِ ْب َر ِاهْي َم َح َّدثَنَا ابْ ُن ٍ
َح َّدثَىِن ُز َهْي ُر بْ ُن َح ْرب َح َّدثَنَا َي ْع ُق ْو ُ
19
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 2404; Musnad Ahmad, hadits nomor 10194.
52 | Pemulasaraan Jenazah
kepada kami Ibnu Abu Dzi'b, semuanya dari Az Zuhri dengan
isnad hadits ini. (Shahih Muslim, hadits nomor 3040).20
15. Segerakan pengurusannya
ِ ب عن س عِي ِد ب ِن عب ِد ِ
اهلل َْ ْ ْ َ ْ َ ٍ َح َّدثَنَا ُقَتْيبَ ةُ َح َّدثَنَا َعْب ُد اهلل بْ ُن َو ْه
ب َع ْن أَبِْي ِه َع ْنٍ ِاجْلُ َهيِن ِّ َع ْن حُمَ َّم ِد بْ ِن عُم ر بْ ِن َعلِ ِّي بْ ِن أَىِب طَ ال
ََ
َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
ال ِ
َ َن َر ُس ْو َل اهلل ٍ َِعلِ ِّي بْ ِن أَىِب طَ ال
َّ ب أ
َواجْلَنَ َازةُ إِذَا،ت ْ َالص اَل ةُ إِذَا أَت
َّ ث اَل ُت َؤ ِّخ ْر َه اٌ يَ ا َعلِ ُّي ثَاَل:ُلَ ه
ال أَبُ ْو ِعْي َس ى َه َذا َ َ ق.ت هَلَا ُك ْفئًا َ َواأْل َمِّيُ إِ َذا َو َج ْد،ت
ْ ض َرَ َح
٩٩٥ سنن الرتمذي.َّص ٍل ِ ث َغ ِريب وما أَرى إِسنَاده مِب ُت ِ
ُ َ ْ َ َ َ ٌ ْ ٌ َْحدي
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Wahab, dari Sa'id bin Abdullah Al
Juhani, dari Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib,
dari ayahnya, dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah saw
bersabda: "Wahai Ali, ada tiga hal, janganlah kamu menunda-
nunda pelaksanaannya; (laksanakan) shalat jika telah masuk
(waktunya), (mengurus) jenazah jika (ada yang meninggal),
dan (nikahkan) seorang gadis jika telah mendapatkan
pasangan yang sesuai". Abu Isa berkata: "Ini merupakan
20
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2133, 6234, 6248; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 2406; Musnad Ahmad, hadits nomor 7558, 9471,
14103.
Pemulasaraan Jenazah | 53
hadits gharib, aku melihat sanadnya tidak muttashil
(nyambung)". (Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 995).21
16. Segera beritahu keluarga dan kerabatnya
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ َّ أ.َُع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض ي اهللُ َعْن ه
َ َن َر ُس ْو َل اهلل َ
ات فِْي ِه َخ َر َج إِىَل ِ ِ ِ وس لَّم َنعى الن
َ َّجاش َّي ىِف الَْي ْوم الَّذى َم َ َ َ ََ
١١٦٨ صحيح البخاري.ف هِبِ ْم َو َكَّبَر أ َْر َب ًعا َّ صَ َصلَّى ف َ الْ ُم
Dari Abu Hurairah ra; “Bahwasanya Rasulullah saw
mengumumkan meninggalnya Raja An Najasyi pada hari
meninggalnya. Kemudian beliau keluar menuju tempat shalat,
lalu beliau membariskan shaf, kemudian takbir empat kali”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1168).22
Dalam hadits lain ada tambahan redaksi sebagai berikut,
21
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 156; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1475;
Musnad Ahmad, hadits nomor 787.
22
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1247, 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 1580;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2789; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1856, 1945, 2015; Musnad Ahmad, hadits nomor 9271,
9286; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 476.
54 | Pemulasaraan Jenazah
Dan bahwasanya Rasullullah saw mengumumkan kematian
Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin
Ruwaihah radliyallaahu ‘anhum”.
CARA MEMANDIKAN
1. Yang memandikan jenazah itu hendaknya orang
yang dipercaya
Pemulasaraan Jenazah | 55
memanggul dan menshalatkannya, lalu ia tidak menyebarkan
apa yang dilihatnya, maka semua dosanya akan keluar
sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya". (Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1451).
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan sebagai berikut:
56 | Pemulasaraan Jenazah
memandikan, handuk, masker, celemek, ember, tikar, selang,
dan lain-lain yang diperlukan.
3. Praktek memandikan
a. Bacalah “basmallah” dengan mengikhlaskan niat karena
Allah swt;
b. Cucilah telapak tangannya (yang kanan, lalu yang kiri);
c. Cucilah (bersihkanlah) kemaluan dan anusnya sampai
dipandang bersih. Jangan sekali-kali membuka lubang
anus jenazah untuk mengeluarkan kotoran dari dalam
perut jenazah;
d. Cucilah (bersihkanlah) mulutnya, lalu hidungnya;
e. Cucilah mukanya sampai rata dengan air;
f. Cucilah tangannya sampai sikutnya (yang kanan dahulu,
lalu yang kiri);
g. Cucilah kepalanya dan telinganya (usap dengan air);
h. Cucilah sekujur tubuhnya sampai rata dengan air;
i. Sabuni dan gosoklah, terutama bagian lipatan-lipatan tubuh
jenazah;
j. Cucilah dan sabuni serta gosoklah sampai rata dan
guyurlah dengan air;
k. Terakhir, cucilah kakinya sampai kedua mata kakinya lalu
guyurlah dengan air yang telah dicampur dengan kapur
barus yang telah dihaluskan;
l. Lalu keringkanlah tubuhnya dengan handuk;
m. Tutuplah kemaluannya (auratnya) dengan cangcut (popok);
Pemulasaraan Jenazah | 57
n. Bagi jenazah wanita yang rambutnya panjang, hendaklah
rambutnya itu digulung atau dipuntal (digelungkan);
o. Tutuplah cacat atau cela (keganjilan) jenazah (jika ada) dan
jagalah kerahasiaan jenazah itu oleh yang memandikan
atau yang menyaksikan.
Catatan:
1. Larangan membuka anus jenazah (Sunda; ngawerdonan)
adalah mengeluarkan kotoran dari dalam perut zenazah
dengan cara paksa (Sunda; dikodok). Perbuatan ini akan
menimbulkan kemadharatan, karena anusnya telah jebol,
sarafnya telah mati.
2. Yang dimaksud cacat pada huruf “o” adalah cacat pisik
atau keganjilan-keganjilan yang terjadi (terlihat) selama
memandikan;
3. Mandikan jenazah pria oleh pria dan jenazah wanita oleh
wanita;
4. Suami boleh memandikan jenazah istrinya dan sebaliknya;
5. Orang yang menyaksikan dan tidak memandikan hendaklah
diam, tidak lalu-lalang (mondar-mandir);
6. Mandikan jenazah ditempat tertutup.
CARA MENGKAFANI
1. Tahap Pertama (Persiapan)
a. Siapkan kain kafan warna putih tiga (3) helai;
58 | Pemulasaraan Jenazah
b. Siapkan talinya dari kain itu secukupnya (+ 9 buah tali);
c. Siapkan tikar yang mudah dilipat;
d. Siapkan cendana atau kapur barus yang telah
dihaluskan;
e. Siapkan kapas secukupnya;
f. Siapkan minyak wangi;
g. Siapkan cangcut (popok).
2. Khusus Bagi Jenazah Wanita (Tambahkan):
a. Untuk kerudung secukupnya;
b. Untuk baju kurung secukupnya;
c. Untuk kain (semacam rok) secukupnya;
d. Itu semua tidak boleh dijahit dan warnanya putih serta
bahannya diharapkan sama dengan kain kafan itu.
3. Tahap Kedua (Masih Persiapan)
a. Letakkan tali 3 (tiga buah);
b. Hamparkan tikar;
c. Letakkan tali 5 (lima buah);
d. Hamparkan kain kafan (tiga helai);
e. Hamparkan rok, baju kurung dan kerudung (khusus
untuk wanita);
8
f. Hamparkan kapas secukupnya;
g. Taburkan cendana atau kapur barus halus.
Pemulasaraan Jenazah | 59
4. Tahap Ketiga (Cara Membungkus)
a. Letakkanlah jenazah yang telah memakai cangcut dan
jenazah itu ditutupi dengan kain, ditengah kain kafan
yang telah tersedia (terhampar);
b. Tutuplah dengan kapas secukupnya termasuk mukanya;
c. Bagi jenazah wanita, lipatkan kain (rok), baju kurung
dan kerudungnya;
d. Lipatkan kain kafan helai pertama bagian kanan jenazah
lalu bagian kiri;
e. Lalu lipatkan lagi kain kafan helai kedua seperti helai
pertama;
f. Lalu ambil dan satukan kedua sisi kain kafan helai
ketiga dan gulungkan sampai ketat;
g. Ikatkan tali kain kafan satu-persatu dengan rapi;
h. Taburkan minyak kasturi (minyak wangi) ke sekujur
tubuh jenazah yang telah terbungkus rapi;
i. Lipatkan tikar (bungkuskan) dan ikatlah sampai rapi;
j. Setelah selesai membungkus (mengkafani) jenazah, lalu
ucapkanlah hamdallah;
k. Lalu bersucilah (berwudlulah) untuk mengikuti shalat
jenazah.
60 | Pemulasaraan Jenazah
1. Jangan berlebihan dalam mengkafani.
2. Jangan menyalatkan jenazah waktu terbit matahari kecuali
telah naik, waktu tengah. hari kecuali matahari telah
bergeser, waktu matahari hampir terbenam kecuali telah
terbenam. Dan jangan pula mengubur jenazah pada
waktu tersebut.
3. Dilarang meninggikan kuburan lebih dari sejengkal.
4. Dilarang pula menembok kuburan; ada kebolehan membuat
batu nisan sekedarnya saja.
5. Ketika memasuki wilayah pekuburan ucapkanlah salam
(do’a untuk penghuni kubur), seperti misalnya sebagai
berikut:
لس اَل ُم َعلَْي ُك ْم أ َْه َل ال دِّيَا ِر ِم َن الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ َوالْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َوإِنَّا
َّ َا
.ُ نَ ْسأ َُل اهللَ لَنَا َولَ ُك ُم الْ َعافِيَة،إِ ْن َشاءَ اهللُ بِ ُك ْم اَل ِح ُق ْو َن
“Semoga selamat sejahtera kepadamu wahai penghuni
perumahan (kubur) dari orang-orang mukmin dan orang-
12
orang muslim dan kamipun akan menyusul insya Allah,
kami memohon kepada Allah ‘afiyat (kebaikan) bagi kami
dan bagi kamu sekalian”.
6. Ketika masuk kuburan bukalah alas kaki.
7. Dilarang menginjak kuburan, duduk dibatu nisan dan
mondar-mandir.
8. Pemulasaraan jenazah yang berpenyakit menular seperti
AIDS, HIV dan HDV serta yang semacamnya, hendaklah
Pemulasaraan Jenazah | 61
waspada dan hati-hati supaya tidak menimbulkan mudarat
bagi yang memandikan atau yang lainnya.
CARA MENSHALATI JENAZAH
1. Berwudlulah terlebih dahulu sebagaimana biasanya
berwudlu ketika kita hendak melaksanakan shalat
maktubah;
2. Letakkan jenazah itu dihadapan jamaah di masjid, di
mushalla atau di rumah;
3. Hendaklah berjamaah dan dijadikan tiga shaf;
4. Imam berdiri di sisi lambung jenazah bila jenazahnya
perempuan dan imam berdiri di sisi kepala jenazah bila
jenazahnya laki-laki;
5. Ikhlaskan niat lillahi ta’ala (semata-mata hanya karena
mengharap ridla Allah swt);
6. Takbir yang pertama sambil mengangkat tangan, lalu
ucapkanlah (bacalah) surah fatihah dan shalawat atas
Nabi;
7. Takbir yang kedua, lalu ucapkanlah do’a untuk jenazah,
dan do’a khusus apabila jenazahnya masih bayi (anak-
anak);
8. Takbir yang ketiga dan ucapkanlah do’a-do’a lain untuk
jenazah;
9. Takbir yang keempat dan ucapkanlah do’a lain, misalnya
untuk yang masih hidup;
62 | Pemulasaraan Jenazah
10. Ucapkanlah salam satu kali sambil menengok ke kanan
atau salam itu dilakukan dua kali sambil menengok ke
kana dan ke kiri.
SHALAT JENAZAH
Pemulasaraan Jenazah | 63
ك َي ْوِمِ ِان ال َّر ِحي ِم* مال
َ ْ
ِ ب الْع الَ ِم * الرمْح
َ َ َ اَحْلَ ْم ُد للَّه َر ِّ َ نْي
ِِ
ٍ ِ ٍ
ت َعلَى َ ص لَّْيَ ص لِّى َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َم ا َ اَللَّ ُه َّم
إِ ْب َر ِاهْي َم َو ِآل إِ ْب َر ِاهْي َم َوبَ ا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد َو ِآل حُمَ َّم ٍد َك َم ا
.َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد ِ ِ
َ ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو ِآل إِ ْبَراهْي َم إِن َ بَ َار ْك
“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada
Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana telah
Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya.
64 | Pemulasaraan Jenazah
Berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
telah Engkau berkahi Ibrahim dan keluarganya.
Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha
Mulia”.
ِِ ِ
ُف َعْن هُ َوأَ ْك ِر ْم نُُزلَ ه ُ اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَ هُ َو ْارمَح ْ هُ َو َعاف ه َو ْاع
الث ْل ِج َوالَْب َر ِد َو َنق ِِّه ِم َن ِ وو ِّس ع م ْدخلَ ه وا ْغ ِس ْله بِالْم
َّ آء َو َ ُ َ ُ َ َ ْ ََ
س َوأَبْ ِدلْ هُ َد ًاراِ َالدنَّ ض ِم َن ُ َب اأْل َْبي
ُ اخْل طَايَا َك َم ا يَُنقَّى الث َّْو
10
َخْي ًرا ِم ْن َدا ِر ِه َوأ َْهاًل َخْي ًرا ِم ْن أ َْهلِ ِه َو َز ْوجًا َخْي ًرا ِم ْن
ابِ اب الْ َقرْبِ و ِمن َع َذ ِ َزو ِج ِه وأ َْد ِخ ْل هُ اجْل نَّةَ وأ َِع ْده ِمن َع َذ
ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ
.النَّا ِر
“Ya Allah, berikanlah ampunan baginya, dan rahmatilah
dia, dan hapuslah (dosa)-nya, dan ma’afkanlah
(kesalahan)-nya. Muliakanlah tempat turunnya, dan
luaskanlah tempat masuknya, dan mandikanlah dia
dengan air dan salju. Bersihkanlah dia dari segala dosa
(kesalahan)-nya sebagaimana bersihnya pakaian putih
dari kotoran. Dan gantilah baginya rumah yang lebih
baik dari rumahnya (yang sekarang). Keluarga yang lebih
baik dari keluarganya (yang sekarang). Dan jodoh yang
Pemulasaraan Jenazah | 65
lebih baik dari jodohnya (yang sekarang). Dan
jauhkanlah dia dari pada fitnah qubur dan adzab (siksa)-
nya”.
66 | Pemulasaraan Jenazah
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu
sekalian”.
Pemulasaraan Jenazah | 67
ِ ٍ ِ ِ
ُاَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ُفاَل ن َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه د ِّينْي َ َوافْ َس ْح لَ ه
.اخلُ ْفهُ ىِف َع ِقبِ ِه ِِ ِ
ْ ىِف َقرْبِ ه َو َن ِّو ْر لَهُ فْيه َو
“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya
setinggi orang-orang yang shaleh, lapangkanlah, dan
berilah gantinya sepeninggalnya”.
Atau do’a lainnya yang bermanfaat, misalnya do’a-do’a
untuk keluarga jenazah dan semua orang.
68 | Pemulasaraan Jenazah
لس اَل ُم َعلَْي ُك ْم أ َْه َل ال دِّيَا ِر ِم َن الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ َوالْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َوإِنَّا
َّ َا
.ُ نَ ْسأ َُل اهللَ لَنَا َولَ ُك ُم الْ َعافِيَة،إِ ْن َشاءَ اهللُ بِ ُك ْم اَل ِح ُق ْو َن
“Semoga selamat sejahtera kepadamu wahai penghuni
perumahan (kubur) dari orang-orang mukmin dan orang-
12
orang muslim dan kamipun akan menyusul insya Allah,
kami memohon kepada Allah ‘afiyat (kebaikan) bagi kami
dan bagi kamu sekalian”.
6. Ketika masuk kuburan bukalah alas kaki.
7. Dilarang menginjak kuburan, duduk dibatu nisan dan
mondar-mandir.
8. Pemulasaraan jenazah yang berpenyakit menular seperti
AIDS, HIV dan HDV serta yang semacamnya, hendaklah
waspada dan hati-hati supaya tidak menimbulkan mudarat
bagi yang memandikan atau yang lainnya.
Pemulasaraan Jenazah | 69
KEWASPADAAN UNIVERSAL PADA
PEMULASARAAN JENAZAH
A. PENDAHULUAN
Pemulasaraan jenazah pasien penyakit menular
dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan
universal tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut
keluarga. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus
dapat memberi nasehat dan mengambil tindakan yang tepat
agar penanganan jenazah tidak membawa resiko yang
penularan penyakit menular seperti hepatitis B, AIDS, kolera,
tuberculose (TBC), typhoid dan sebagainya. Pada prinsipnya
pemulasan jenazah AIDS, HIV & HDV tidak ada perbedaan
dengan jenazah lainnya namun dengan demikian setiap
jenazah mempunyai resiko untuk menularkan infeksi.
70 | Pemulasaraan Jenazah
B. PENGERTIAN
Kewaspadaan universal pada pemulasaraan jenazah
adalah suatu tindakan upaya pencegahan dari suatu penyakit
infeksi terhadap jenazah yang dianggap atau dicurigai pada
saat masih hidup terdiagnosis penyakit menular seperti AIDS,
HIV & HDV.
Kewaspadaan universal dikembangkan sebagai upaya
pencegahan infeksi di Rumah sakit yang mampu menerapkan
dua tingkatan kewaspadaan: Pertama; Kewaspadaan dasar
yang menekankan kewaspadaan bahan-bahan dan semua
cairan tubuh. Kedua; Kewaspadaan infeksi berdasarkan cara
penularan dirancang sebagai tambahan dari kewaspadaan
tersebut diatas dan untuk diterapkan pada jenazah yang diduga
terinfeksi kuman.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum kewaspadaan universal pemulasaraan
jenazah adalah mencegah penularan penyakit infeksi seperti
AIDS, HIV dan HDV terhadap petugas kesehatan terutama
perawatan pada sa’at melakukan pemulasaraan jenazah.
2. Tujuan khusus
Petugas kesehatan atau perawat dapat:
a. Memahami cara-cara pemulasaraan jenazah yang diduga
terinfeksi.
b. Melaksanakan pemulasaraan jenazah dengan benar
sehingga terhindar dari resiko penularan.
Pemulasaraan Jenazah | 71
c. Membuat perencanaan logistik dan sarana kesehatan
dengan mengacu pada kewaspadaan universal
pemulasaraan jenazah.
d. Memberikan penyuluhan pada keluarga pasien yang
meninggal dunia dan diduga terinfeksi.
D. SASARAN
1. Seluruh petugas kesehatan.
2. Petugas non kesehatan dan masyarakat yang beresiko
tertular penyakit infeksi.
E. PROSEDUR PEMULASARAAN JENAZAH
1. Di Luar Kamar Jenazah.
a. Persiapan alat.
1. Sarung tangan latek untuk semua yang akan
melaksanakan pemulasaraan jenazah.
2. Tempat mandi jenazah.
3. Waslap.
4. Handuk.
5. Waskom berisi air dan sabun.
6. Kain pembersih penutup jenazah.
7. Klem dan gunting.
8. Plester kedap air.
9. Kapas.
72 | Pemulasaraan Jenazah
10. Pebalut.
11. Sisir atau sikat.
12. Pewangi.
13. Tempat barang berharga.
14. Brankhard jenazah.
15. Kantong plastik, tempat sampah.
Pemulasaraan Jenazah | 73
6. Lepaskan pakaian kotor, pembalut luka dan taruh
didalam tempat sampah medis dan tempat linen
(pakain kotor).
7. Tempatkan sampah dan benda-benda telkontaminasi
lainnya dalam kantong plastik.
8. Taruhlah kasa pembalut absorption didaerah
parenium, ekatkan dengan plester kadap air.
9. Letakan jenazah dalam posisi terlentang dengan
tangan disisi atau terlipat didada.
10. Taruhlah handuk kecil dibawah kepala untuk
menampung rembesan darah atau cairan darah
lainnya.
11. Tutup kelopak mata perlahan-lahan atau tutupi
dengan kapas lembab dan mulut dengan kapas atau
kasa.
12. Bersihkan jenazah.
13. Tutupi jenazah dengan gaun (kain) bersih untuk
disaksikan keluarganya.
14. Setelah keluarga menyaksikan jenazah gaun dapat
dilepas kembali.
15. Pasang lebel pengenal pada pergelangan kaki atau
ibu jari kaki jenazah.
16. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa ini jenazah
pasien penyakit menular.
17. Tempatkan jenazah dalam brankhard dan antar
kekamar jenazah.
74 | Pemulasaraan Jenazah
18. Cuci tangan setelah lepaskan sarung tangan.
2. Di Kamar Jenazah.
a. Persiapan alat untuk petugas.
1. Sepatu lars sampai ke lutut (sepatu bot).
2. Masker penutup mulut dan hidung.
3. Sarung tangan karet yang panjang.
4. Kaca mata.
5. Gaun (apron / schort).
b. Persiapan alat untuk jenazah.
c. Tindakan pemulasaraan jenazah.
1. Cuci tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Mandikan jenazah oleh petugas kamar jenazah
dengan memperhatikan hal-hal seperti bertikut:
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah memakai sarung tangan.
b. Segera mencuci kulit dan permukaan lain
dengan air bila terkena darah atau cairan tubuh
lainnya.
c. Petugas menggunakan pelindung seperti pada
persiapan alat petugas.
3. Dilarang menutup jarum suntik, buanglah dalam
tempat khusus alat tajam.
4. Pembuangan sampah dan bahan terkonminasi
dilakukan sesuai dengan tujuan mencegah infeksi.
Pemulasaraan Jenazah | 75
5. Sampah dan bahan tekontaminasi ditempatkan di
kantong plastik.
6. Peralatan yang akan digunakan kembali harus
diproses dengan urutan: dekontaminasi,
pembersihan, desinfeksi dan sterrilisasi.
7. Bungkus jenazah dengan kain kapan atau dengan
kain pembungkus lainnya sesuai dengan agama,
kepercayaan.
8. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka-
buka lagi.
9. Jenazah tidak boleh dibalsem atau diawetkan,
disuntik untuk pengawetan dan diautopsi kecuali
oleh petugas khusus.
10. Dalam keadaan tertentu autopsi hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
pinpinan Rumah sakit.[]
ِ َب الْعال ِ
َ اَحْلَ ْم ُد َ ِّ َ نْي
م ر هلل
76 | Pemulasaraan Jenazah
KUMPULAN HADITS AL BUKHARI TENTANG
JENAZAH (KITAB JENAZAH)
Pemulasaraan Jenazah | 77
Rasulullah saw: "Baru saja datang kepadaku utusan dari
Tuhan-ku, kemudian mengabarkan kepadaku, atau beliau
bersabda, telah datang mengabarkan kepadaku bahwa
barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia tidak
menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti
masuk surga". Aku tanyakan: "Sekalipun dia berzina atau
mencuri?" Beliau menjawab: "Ya, sekalipun dia berzina atau
mencuri". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1161).23
ش َح َّد َثنَاُ ص َح َّد َثنَا أَىِب َح َّد َثنَا اأْل َْع َم ٍ َح َّد َثنَا عُ َم ُر بْ ُن َح ْف
ص لَّى ِ ِ َش ِقيق عن عب ِد
َ َاهلل َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق
َ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل،ال َْ ْ َ ٌ ْ
ِ ِ ِ
ت َ ات يُ ْش ِر ُك باهلل َشْيئًا َد َخ َل الن
ُ َو ُق ْل.َّار َ َم ْن َم:اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم
ص حيح.َاهلل َش ْيئًا َد َخ َل اجْلَنَّة ِ ِ من م ات اَل ي ْش ِر ُك ب:أَنَ ا
ُ َ َ َْ
١١٦٢ البخاري
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh, telah
menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan
kepada kami Al A'masy, telah menceritakan kepada kami
Syaqiq, dari 'Abdullah ra, berkata; telah bersabda Rasulullah
saw: "Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan
Allah dengan sesuatu, maka dia pasti masuk neraka". Dan aku
23
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1162, 2983, 4137, 5797, 6933; Shahih Muslim,
hadits nomor 134, 135, 136, 1654, 1655; Musnad Ahmad,
hadits nomor 3442, 3833, 3838, 4011, 11327, 13071, 13964,
14485, 14667, 17568, 20462, 20491, 21069, 21077, 21427,
22423, 22458, 22489, 26251, 26267.
78 | Pemulasaraan Jenazah
('Abdullah) berkata, dari aku sendiri: "Dan barangsiapa yang
mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu
apapun maka dia pasti masuk surga". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1162).24
Pemulasaraan Jenazah | 79
pembagian, menjawab salam dan mendo’akan orang yang
bersin. Dan beliau melarang kami dari menggunakan bejana
terbuat dari perak, memakai cincin emas, memakai kain
sutera kasar, sutera halus, baju berbordir sutera dan sutera
tebal". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1163).25
الَ َاع ِّي ق ِ ح َّد َثنَا حُم َّم ٌد ح َّد َثنَا عم رو بن أَىِب س لَمةَ ع ِن اأْل َوز
َْ َ َ َ ُْ ُ َْ َ َ َ
َن أَبَ اَّ ب أِ ََّخَب رىِن َس عِْي ُد بْن الْمس ي ٍ َخب رىِن ابْن ِش ه
َُ ُ َ ْ ال أ َ َاب ق َ ُ َ َْ أ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ
َ ت َر ُس ْو َل اهلل
ِ َ َهري رةَ ر ِض ي اهلل عْن ه ق
ُ مَس ْع:ال ُ َ ُ َ َ َ ْ َُ
الس اَل ِم
َّ َر ُّد.س ِِ ِِ َّ
ٌ ْ َح ُّق الْ ُم ْس لم َعلَى الْ ُم ْس لم مَخ:َو َس ل َم َي ُق ْو ُل
ِ ِ ض واتِّب اع اجْل نَ ائِِز وإِجاب ةُ ال د ِ
تُ َّع َوة َوتَ ْش مْي ْ َ َ َ َ ُ َ َ ِ َْوعيَ َادةُ الْ َم ِري
َُخَبَرنَا َم ْع َم ٌر َو َر َواهُ َس اَل َمة ِ الرز ِ الْع
ِ اط
ْ ال أ
َ َ ق.َّاق َّ تَ َاب َع هُ َعْب ُد.س َ
١١٦٤ صحيح البخاري.بْ ُن َر ْو ٍح َع ْن عُ َقْي ٍل
Telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah
menceritakan kepada kami 'Amru bin Abu Salamah, dari Al
Awza'iy, berkata; telah mengabarkan kepada saya Ibnu
Syihab, berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al
Musayyab bahwa Abu Hurairah ra berkata; Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya
25
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2265, 4777, 5204, 5218, 5754; Shahih Muslim,
hadits nomor 3848; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2733;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1913.
80 | Pemulasaraan Jenazah
ada lima (perkara), yaitu; menjawab salam, menjenguk orang
yang sakit, mengiringi jenazah (ke pekuburan), memenuhi
undangan dan mendo’akan orang yang bersin". Hadits ini
;diriwayatkan pula (dikuatkan) oleh 'Abdur Razaq, berkata
telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dan meriwayatkan
kepadanya Salamah bin Rauh, dari 'Uqail. (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1164).26
َن َعائِ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َخَبَرىِن أَبُ ْو َسلَ َمةَ أ َّ ال أ ْ
ي قَ َ الز ْه ِر ِّ
َع ِن ُّ
ت :أَْقبَ َل أَبُ ْو بَ ْك ٍر ِ
َخَبَرتْ هُ قَالَ ْ صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أ ْ َز ْو َج النَّيِب ِّ َ
الس ْن ِح َحىَّت َن َز َل َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َعلَى َفَر ِس ِه ِم ْن َم ْس َكنِ ِه بِ ُّ
َّاس َحىَّت َد َخ َل َعلَى َعائِ َش ةَ نال م ِّ
ل ك
َ ي م ل
َ ف
َ د فَ َدخل الْمس ِ
ج
َ ْ ُ ْ َ ََ َْ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو َرض َي اهللُ َعْن َه ا َفَتيَ َّم َم النَّيِب َّ َ
ِ
82 | Pemulasaraan Jenazah
kali kepadamu. Adapun kematian pertama yang telah
ditetapkan buatmu itu sudah terjadi". Abu Salamah berkata;
telah mengabarkan kepadaku Ibnu 'Abbas ra bahwa; kemudian
Abu Bakar ra keluar bertepatan 'Umar ra sedang berbicara
dengan orang banyak. Maka (Abu Bakar ra) berkata kepada
(‘Umar ra): "Duduklah!” Namun 'Umar tidak mengabaikan.
Lalu Abu Bakar berkata lagi: "Duduklah!” Namun 'Umar
tetap tidak mempedulikannya. Akhirnya Abu Bakar bersaksi
(tentang kewafatan Nabi saw) sehingga orang-orang
berkumpul kepadanya dan meninggalkan 'Umar. Lalu Abu
Bakar berkata: "Kemudian, barangsiapa dari kalian yang
menyembah Muhammad saw, sungguh Muhammad saw
sekarang sudah wafat dan barangsiapa dari kalian yang
menyembah Allah, sungguh Allah Maha Hidup yang tidak
akan pernah mati”. Allah swt telah berfirman: "Dan
Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang rasul
sebagaimana telah berlalu rasul-rasul sebelum dia ..., hingga
akhir ayat, … Allah akan memberi balasan pahala bagi
orang-orang yang bersyukur". (QS. Ali 'Imran [3]:165).
“Demi Allah, seakan-akan orang-orang belum pernah
mengetahui bahwa Allah sudah menurunkan ayat tersebut
sampai Abu Bakar ra membacakannya. Akhirnya orang-orang
pun memahaminya dan tidak ada satupun orang yang
mendengarnya kecuali pasti membacakannya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1165).27
27
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam, Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4097; Musnad Ahmad, hadits nomor 23718.
Pemulasaraan Jenazah | 83
ث َعن عُ َقْي ٍل َع ِن ابْ ِن ِش ه ٍ
اب َ َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن بُ َكرْيٍ َح َّدثَنَا اللَّْي ُ ْ
َن أ َُّم الْ َعاَل ِء ْام َرأًَة ِم َن
ت أ َّ قَ َال أَخب رىِن خا ِرج ةُ بن َزي ِد ب ِن ثَابِ ٍ
َْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ
َخَبَرتْ هُ أَنَّهُ ا ْقتُ ِس َم ِ
صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َس لَّ َم أ ْ صا ِر .بَ َاي َع ْ
ت النَّيِب َّ َ اأْل َنْ َ
اجر ْو َن ُقر َع ةً فَطَ ار لَنَ ا عُثْم ا ُن بْن َمظْعُ و ٍن فَأَْنَزلْنَ اهُ ىِف ِ
ْ َ ُ َ الْ ُم َه ُ ْ
ِِ َّ ِ ِ ِ
أ َْبيَاتنَ ا َف َوج َع َو َج َع هُ الذى تُ ُويِّفَ فْي ه َفلَ َّما تُ ُويِّفَ َوغُ ِّس َل َو ُكف َ
ِّن
ِ ِ ِ
ت: ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َمَ .ف ُق ْل ُ ىِف أَْث َوابِ ه َد َخ َل َر ُس ْو ُل اهلل َ
ك ك لََق ْد أَ ْكَر َم َ ب فَ َش َه َادتِى َعلَْي َ الس ائِ ِ
ك أَبَ ا َّ رمْح ةُ ِ
اهلل َعلَْي َ َ َ
َن اهللَ قَ ْد ك أ َّ ال النَّيِب ُّ ص لَّى اهلل َعلَي ِه وس لَّم :وم ا ي ْد ِري ِ اهللَُ .ف َق َ
ُ ْ َ َ َ ََ ُ ْ َ
اهلل فَ َم ْن يُ ْك ِر ُم هُ اهللُ. أَ ْكرم هَ .ف ُق ْلت :بِ أَىِب أَنْت ي ا رس و َل ِ
َ َ َُْ ُ ََ ُ
اهلل إِىِّن أَل َْر ُج ْو لَ هُ اخْلَْي َر ال :أ ََّما ه و َف َق ْد ج اءه الْي ِق .و ِ َف َق َ
َ َ ُ َ نْي ُ َ َُ
اهلل م ا ي ْفع ل ىِب .قَ الَتَ :فو ِ ِ ِ ِ
اهلل اَل ْ َ َواهلل َم ا أ َْدرى َوأَنَ ا َر ُس ْو ُل َ ُ َ ُ
َح ًدا َب ْع َدهُ أَبَ ًداَ .ح َّدثَنَا َس عِْي ُد بْ ُن عُ َفرْيٍ َح َّدثَنَا اللَّْي ُ
ث أَُز ِّكى أ َ
ِِ ِ ِ
م ْثلَهُ َوقَ َال نَاف ُع بْ ُن يَِزيْ َد َع ْن عُ َقْي ٍل َم ا يُ ْف َع ُل ب ه َوتَ َاب َع هُ ُش َعْي ٌ
ب
َو َع ْم ُرو بْ ُن ِد ْينَا ٍر َو َم ْع َمٌر .صحيح البخاري ١١٦٦
Pemulasaraan Jenazah | 85
dikuatkan oleh Syu'aib dan 'Amru bin Dinar dan Ma'mar.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1166).28
ت ِ َ َح َّد َثنَا حُم َّم ُد بن ب َّش ا ٍر ح َّد َثنَا غُْن َدر ح َّد َثنَا ُش عبةُ ق
ُ ال مَس ْع َْ َ ٌ َ َ ُْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ُ ال مَسِ ْع َ َحُمَ َّم َد بْ َن الْ ُمْن َك ِد ِر ق
ُت َج ابَر بْ َن َعْب د اهلل َرض َي اهلل
ب َع ْن َو ْج ِه ِه َ ف الث َّْو
ِ
ُ ت أَ ْكش
ِ
ُ لَ َّما قُت َل أَىِب َج َع ْل:الَ ََعْن ُه َم ا ق
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّم اَل َيْن َه اىِن ِ
َ ُّ أَبْكى َو َيْن َه ْوىِن َعْن هُ َوالنَّيِب
َ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َ اط َم ةُ َتْب ِكى َف َق
َ ُّ ال النَّيِب
ِ َفَجعلَت ع َّمىِت ف
َ ْ ََ
َجنِ َحتِ َه ا َحىَّت ِ ِ ِ ِ
ْ َتْبكنْي َ أ َْو اَل َتْبكنْي َ َم ا َزالَت الْ َماَل ئ َك ةُ تُظلُّهُ بِأ
ِ
َخَب َرىِن حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ ُمْن َك ِد ِر مَسِ َع
ْ تَ َاب َع هُ ابْ ُن ُج َريْ ٍج أ.َُر َف ْعتُ ُم ْوه
١١٦٧ صحيح البخاري.َُجابًِرا َر ِض َي اهللُ َعْنه
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, berkata; Aku mendengar Muhammad
bin Al Munkadir berkata; Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah
ra berkata: “Ketika ayahku meninggal dunia aku menyingkap
kain penutup wajahnya maka aku menangis, namun orang-
orang melarangku menangis sedangkan Nabi saw tidak
melarangku. Hal ini membuat bibiku, Fathimah ikut
menangis”. Maka Nabi saw bersabda: "Dia menangis atau
28
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3636.
86 | Pemulasaraan Jenazah
tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya
sampai kalian mengangkatnya". Hadits ini diperkuat pula oleh
Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Al
Munkadir, bahwa dia mendengar Jabir ra. (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1167).29
29
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1211, 2605; Shahih Muslim, hadits nomor 4517,
4518; Sunan An Nasai, hadits nomor 1819, 1822; Musnad
Ahmad, hadits nomor 13672, 13776.
30
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1247, 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 4517,
4518; Sunan An Nasai, hadits nomor 1819, 1822, 2015;
Musnad Ahmad, hadits nomor 9271, 9286; Al Muwaththa
Pemulasaraan Jenazah | 87
ب َع ْن مُحَْي ِد ِ
ُ َح َّدثَنَا أَبُو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َوا ِرث َح َّدثَنَا أَيُّ ْو
َ َك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق ٍ ِس ب ِن مال ٍ ِ
ُّ ال النَّيِبَ َ ق،ال َ ْ ِ َبْ ِن هاَل ل َع ْن أَن
ِ ِ
َخ َذ َها َ ب مُثَّ أَ الرايَ ةَ َزيْ ٌد فَأُص ْيَّ َخ َذ َ أ:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َ
ب َوإِ َّن ِ ِ ِ
َ اح ةَ فَأُص ْي َ َخ َذ َها َعْب ُد اهلل بْ ُن َر َو َ ب مُثَّ أ
َ َج ْع َف ٌر فَأُص ْي
ِ ِ ِ ِ
َخ َذ َها َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم لَتَ ْذ ِرفَان مُثَّ أ َ َعيْىَن َر ُس ْول اهلل
ص حيح البخ اري.َُخالِ ُد بْ ُن الْ َولِْي ِد ِم ْن َغرْيِ إِ ْم َر ٍة َف ُفتِ َح لَ ه
١١٦٩
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Warits, telah menceritakan
kepada kami Ayyub, dari Humaid bin Hilal, dari Anas bin
Malik ra, bersabda; telah bersabda Nabi saw: "Bendera
perang dipegang oleh Zaid, lalu dia terbunuh, kemudian
dipegang oleh Ja'far lalu dia terbunuh, kemudian dipegang
oleh 'Abdullah bin Rawahah, namun dia pun terbunuh, dan
nampak kedua mata Rasulullah saw berlinang. Akhirnya
bendera dipegang oleh Khalid bin Al Walid tanpa menunggu
perintah, dan akhirnya kemenangan diraihnya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1169).31
88 | Pemulasaraan Jenazah
ات إِنْ َس ا ٌن َك ا َن َ َم:ال َ َاس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق ٍ ََّع ْن ابْ ِن َعب
ِ ِ
ُات بِاللَّْي ِل فَ َد َفُن ْوه
َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َيعُ ْو ُدهُ فَ َم
َ َر ُس ْو ُل اهلل
َم ا َمَن َع ُك ْم أَ ْن ُت ْعلِ ُم ْوىِن ؟:ال َ َخَب ُر ْوهُ َف َق ْ َص بَ َح أ
ْ َفلَ َّما أ. لَْياًل
فَ أَتَى.ك ْ َ َكا َن اللَّْي ُل فَ َك ِر ْهنَا َو َكان:قَالُْوا
َ ت ظُْل َمةٌ أَ ْن نَ ُش َّق َعلَْي
١١٧٠ صحيح البخاري.صلَّى َعلَْي ِه َ ََقْبَرهُ ف
Dari Ibnu 'Abbas ra, berkata: "Bila ada orang yang meninggal
dunia biasanya Rasulullah saw melayatnya. Suatu hari ada
seorang yang meninggal dunia di malam hari dan dikuburkan
malam itu juga. Keesokan paginya orang-orang memberitahu
beliau”. Maka beliau bersabda: "Mengapa kalian tidak
memberi tahu aku?" Mereka menjawab: "Kejadiannya malam
hari, kami khawatir memberatkan anda". Kemudian beliau
mendatangi kuburan orang tersebut, lalu mengerjakan shalat
untuknya (di sana). (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1170).32
َح َّدثَنَا أَبُ ْو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َوا ِر ِث َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َع ِزيْ ِز َع ْن
َم ا:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َمَ ُّ ال النَّيِب
َ َ ق،ال َ َس َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق ٍ َأَن
Pemulasaraan Jenazah | 89
ِ ِ ْ أ َْد َخلَ هُ اهللُ اجْلَنَّةَ بَِف
ُ َّض ِل َرمْح َت ه إِي
ص حيح البخ اري.اه ْم
١١٧١
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Warits, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul 'Aziz, dari Anas ra, berkata; Nabi saw
telah bersabda: "Tidak seorang muslim pun yang ditinggal
wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali
akan Allah masukkan dia ke dalam surga karena limpahan
rahmat-Nya kepada mereka". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1171).33
33
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1292; Sunan An Nasai, hadits nomor 1850; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1593, 1594; Musnad Ahmad, hadits
nomor 9737, 12077, 16981, 16986, 20445.
90 | Pemulasaraan Jenazah
َ مَلْ َيْبلُغُ وا احْلِْن:َال أَبُ ْو ُهَر ْي َرة
.ث َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
َ ِّ النَّيِب
١١٧٢ صحيح البخاري
Dari Abu Sa'id ra, bahwa para wanita pernah berkata kepada
Nabi saw: "Sediakanlah satu hari untuk kami!" Maka beliau
memberikan pelajaran untuk mereka dan di antaranya
bersabda: "Siapa saja dari wanita yang ditinggal mati oleh
tiga orang anaknya melainkan mereka akan menjadi hijab
(pembatas) dari api neraka". Seorang wanita berkata:
"Bagaimana kalau ditinggal mati oleh dua orang anak?”
Beliau menjawab: "Dan juga oleh dua orang". Dan berkata
Syarik dari Al Ashbahaaniy, telah menceritakan kepadaku
Abu Shalih, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah ra, dari Nabi
saw. Berkata, Abu Hurairah ra: "Bila mereka belum baligh".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1172).34
Pemulasaraan Jenazah | 91
Berkata Abu 'Abdullah: “Maksudnya melakukan sumpah
Allah yang tersebut dalam Firman-Nya; ‘Tidaklah dari kalian
melainkan pasti akan melewatinya (neraka)’ QS. Maryam
[19]:71”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1173).35
ٍ ِس ب ِن مال
َ َك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق
ُص لَّى اهلل
َ ُّ َم َّر النَّيِب:ال َ ْ ِ ََع ْن أَن
ِ َ َف َق.علَي ِه وس لَّم بِ امرأ ٍَة ِعْن َد َق ٍ و ِهي َتب ِكى
َ اتَّقى اهلل:ال ْ َ َ رْب َْ َ َ َ ْ َ
١١٧٤ صحيح البخاري.اصرِب ِ ى
ْ َو
Dari Anas bin Malik ra berkata: "Rasulullah saw berjalan
melewati seorang wanita yang sedang berada di kuburan
dalam keadaan menangis, maka beliau berkata; ‘Bertakwalah
kamu kepada Allah dan bersabarlah’". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1174).36
92 | Pemulasaraan Jenazah
ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن:ال َ ت ْابنَتُهُ َف َق ْ َحنْي َ ُت ُو ِّفي
ِ
اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا ِ ٍ ك إِ ْن رأَي َّ َذلِ َ مِب ِ
ْ ك َاء َوس ْد ٍر َو َذل َ َ ْنُت
ِ ِ
ُ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاه. فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن.أ َْو َش ْيئًا م ْن َك ا ُف ْو ٍر
ص حيح.َُش عِْر َن َها إِيَّاهُ َت ْعىِن إَِز َاره ْ أ:ال َ َف َق.ُفَأ َْعطَانَ ا ِح ْق َوه
١١٧٥ البخاري
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah,
berkata; telah menceritakan kepadaku Malik, dari Ayyub As
Sakhtiyaniy, dari Muhammad bin Sirin, dari Ummu 'Athiyyah
seorang wanita Anshar ra, berkata: Rasulullah saw menemui
kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah
dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun
bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian
anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur
barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila kalian telah
selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi
tahu beliau. Maka kemudian beliau memberikan kainnya
kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya".
Maksudnya pakaian beliau. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1175).37
37
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1176, 1179, 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim,
hadits nomor 1557; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor
19860, 19871, 26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam
Pemulasaraan Jenazah | 93
ِ دخ ل علَينَ ا رس و ُل:عن أ ُِّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا قَ الَت
اهلل ُْ َ َْ َ ََ ْ َ َ ُ َ َ َ َْ
ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا:ال َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوحَنْ ُن َن ْغ ِس ُل ْابنَتَ هُ َف َق
َ
اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة ِ ٍ أَو مَخْس ا أَو أَ ْكَث ر ِمن َذلِ َ مِب
ْ ك َ اء َوس ْد ٍر َو ْ َ ْ ً ْ
ِ َ فَ ِإ َذا َف ر ْغ َّ ف.َك ا ُفورا
َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا. آذنَّىِن َ نُت ًْ
ُص ة َ ب َو َح َّدثَْتىِن َح ْف ُ ال أَيُّ ْوَ َف َق.َُش عِْرنَ َها إِيَّاهْ أ:ال َ َف َق.ُِح ْق َوه
. ا ْغ ِس ْلَن َها ِو ْت ًرا:َص ة ِ ِ ٍ ِ ِ ِمِب
َ ثْ ِل َح ديْث حُمَ َّمد َو َك ا َن ىِف َح ديْث َح ْف
ابْ َدءُ ْوا: َو َك ا َن فِْي ِه أَنَّهُ قَ َال.َو َكا َن فِْي ِه ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًسا أ َْو َس ْب ًعا
:ت ِ
ْ ََن أ َُّم َعطيَّةَ قَال َّ ض ْو ِء ِمْن َه ا َو َك ا َن فِْي ِه أ
ُ اض ِع الْ ُوِ مِب َي ِامنِه ا ومو
ََ َ َ َ
١١٧٦ صحيح البخاري.اها ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن َ ََو َم َشطْن
Dari Ummu 'Athiyyah ra, berkata: “Rasulullah saw menemui
kami ketika kami akan memandikan puterinya”. Lalu beliau
bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang
dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih
dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang
terakhirnya dengan kafur barus (wewangian). Dan bila kalian
telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami
memberi tahu beliau. Maka kemudian beliau memberikan kain
kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya".
Berkata Ayyub, telah menceritakan kepadaku Hafshah seperti
94 | Pemulasaraan Jenazah
hadits Muhammad ini dimana pada hadits Hafshah berbunyi:
"Mandikanlah dengan siraman air berjumlah ganjil". Pada
hadits itu juga ada disebutkan: "Tiga, lima atau tujuh kali
siraman". Dan juga di dalamnya ada berbunyi: "Mulailah
dengan anggota badan yang kanan dan badan anggota
wudlu'". Pada hadits itu juga ada disebutkan bahwa Ummu
'Athiyyah berkata: "Kami menyisir rambut puteri beliau
dengan tiga kepang". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1176).38
38
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1176, 1179, 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim,
hadits nomor 1557, 1559; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2734; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1858, 1862, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits
nomor 19860, 19865, 19871, 26034, 26036, 26043; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 465.
Pemulasaraan Jenazah | 95
dengan anggota badan yang kanan dan anggota wudlu' dari
badan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1177).39
ِ
ِّ ت النَّيِبَ لَ َّما َغ َّس ْلنَا بِْن:ت ْ ََع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال
ابْ َدءُ ْوا مِب َيَ ِامنِ َه ا:ال لَنَ ا َوحَنْ ُن َن ْغ ِس لُ َها
َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
َ
١١٧٨ صحيح البخاري.ض ْو ِء ِمْن َها ُ اض ِع الْ ُوِ ومو
ََ َ
Dari Ummu 'Athiyyah ra berkata; telah bersabda Rasulullah
saw berkenaan dengan pemandian puteri beliau yang
meninggal dunia: "Mulailah dengan anggota badan yang
kanan dan anggota wudlu' dari badan". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1178).40
96 | Pemulasaraan Jenazah
Dari Ummu 'Athiyyah ra berkata: Ketika puteri Nabi saw
wafat, beliau berkata kepada kami: "Mandikanlah ia (dengan
mengguyurkan air) tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika
kalian anggap perlu dan bila kalian telah selesai beritahu
aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu beliau.
Maka kemudian beliau memberikan kainnya kepada kami
seraya berkata: "Pakaikanlah kain ini kepadanya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1179).41
ٍ ِ
ب َع ْن َ اد بْ ُن َزيْ د َع ْن أَيُّ ْوُ ََّح َّد َثنَا َحام ُد بْ ُن عُ َم َر َح َّد َثنَا مَح
ِ ِ ٍ
ص لَّى َ ِّ ت إِ ْح َدى َبنَ ات النَّيِب ْ َ ُت ُو ِّفي:ت ْ َحُمَ َّمد َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ قَ ال
:ال َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق ِ
َ ُّ اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َخ َر َج النَّيِب
ك إِ ْن َرأ َْينُت َّ مِب َ ٍاء ِ
َ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل
فَ ِإ َذا.اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا أ َْو َش ْيئًا ِم ْن َك ا ُف ْو ٍر ِ
ْ َوس ْد ٍر َو
ِ ِ
ُ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آذَنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا ح ْق َوه:ت ْ ََف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن قَ ال
َص ةَ َع ْن أ ُِّم َع ِطيَّة ِ ْ أ:ال
َ ب َع ْن َح ْف َ َو َع ْن أَيُّ ْو.َُش ع ْرنَ َها إِيَّاه َ َف َق
41
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim, hadits nomor
1557; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor
1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor 19860,
19871, 26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 465.
Pemulasaraan Jenazah | 97
ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو:ال ِ
َ َ إِنَّهُ ق:تْ ََر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا بِنَ ْح ِوه َوقَ ال
ِ
ُص ة َ ت َح ْف ْ َك إِ ْن َرأ َْينُت َّ قَ ال َ مَخْ ًس ا أ َْو َس ْب ًعا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل
.ت أ ُُّم َع ِطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َو َج َع ْلنَ ا َرأْ َس َها ثَاَل ثَ ةَ ُق ُر ْو ٍنْ َقَ ال
١١٨٠ البخاري
Telah menceritakan kepada kami Hamid bin 'Umar, telah
menceritakan kepada saya Hammad bin Zaid, dari Ayyub, dari
Muhammad, dari Ummu 'Athiyyah ra, berkata; Ketika salah
seorang puteri Nabi saw wafat, Nabi saw keluar dan bersaba:
"Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur
dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika
kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kafur barus (wewangian) atau yang sejenis dari kapur barus.
Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ummu 'Athiyyah
ra berkata: "Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu
beliau, kemudian beliau memberikan kainnya kepada kami
seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Dan dari Ayyub,
dari Hafshah, dari Ummu 'Athiyyah ra, dan dia berkata, bahwa
beliau bersabda: "Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, tujuh
kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu". Hafshah
berkata; telah berkata Ummu 'Athiyyah ra: "Kami kepang
rambut kepala puteri beliau dengan tiga kepang". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1180).42
42
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1182, 1184; Shahih Muslim, hadits nomor 1557;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor 1858, 1862,
98 | Pemulasaraan Jenazah
ت ِ أَنَّه َّن جع ْلن رأْس بِْن.ح َّدثَْتنَا أ ُُّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا
َ َ َ ََ ُ ََُ َ َ َ َ
ْ صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن َن َق
ُض نَهُ مُثَّ َغ َس ْلنَه
ِ ِ
َ َر ُس ْول اهلل
١١٨١ صحيح البخاري.مُثَّ َج َع ْلنَهُ ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن
Telah menceritakan kepada kami Ummu 'Athiyyah ra;
“Bahwa mereka menjadikan (rambut) puteri Rasulullah saw
tiga ikatan, kemudian mereka melepaskannya dan aku
membasuhnya, kemudian mereka jadikan kembali menjadi
tiga ikatan (dikepang tiga)". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1181).43
1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor 19860, 19871,
26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam Malik, hadits
nomor 465.
43
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1860.
Pemulasaraan Jenazah | 99
اج َع ْلن ىِف ٍ ِ ٍ ك إِ ْن رأ َْينُت َّ َذلِ َ مِب ِ ِ
َ ْ ك َ اء َوس ْدر َو َ َ أ َْو أَ ْكَث َر م ْن َذل
ِ ِ
ْ َ قَ ال. اآْل خ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن
َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا أَلْ َقى:ت
ِ
صحيح.ك َ َش عِْر َن َها إِيَّاهُ َومَلْ يَ ِز ْد َعلَى َذل
ْ أ:ال َ َف َق.ُإِلَْينَا ِح ْق َوه
١١٨٢ البخاري
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, bahwa Ayyub
yang mengabarkan kepadanya berkata; Aku mendengar Ibnu
Sirin berkata; telah datang Ummu 'Athiyyah ra, seorang di
antara wanita Anshar yang pernah berbai'at kepada Nabi saw
sekembalinya dari Bashrah untuk menemui anaknya disana,
namun dia tidak menemukannya lantas dia menceritakan
kepada kami, katanya: "Nabi saw menemui kami saat kami
sedang memandikan putri Beliau yang wafat”. Kemudian
beliau berkata: "Mandikanlah ia dengan mengguyurkan air
yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau
lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang
terakhirnya dengan kafur barus dan jika kalian telah selesai
(memandikannya), beritahu aku". Ummu 'Athiyyah ra berkata:
"Ketika kami telah selesai, kemudian beliau memberikan
kainnya kepada kami seraya berkata; ‘Pakaikanlah kain ini
kepadanya’. Beliau tidak memerintahkan yang lebih dari itu".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1182).44
44
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1184; Shahih Muslim, hadits nomor 1557; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor 1858, 1863, 1864,
1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
اتعن أ ُِّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا قَ الَتُ :ت و ِّفيت إِح َدى بنَ ِ
َ ْ َُْ ْ َْ َ َ َ ُ َ َ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَأَتَانَ ا النَّيِب ُّ َالنَّيِب ِّ َ
ِ
ك الس ْد ِر ِو ْتًرا ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًسا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل َ
ال :ا ْغ ِس ْلَن َها بِ ِّ َف َق َ
اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخَر ِة َكا ُف ْو ًرا أ َْو َشْيئًا ِم ْن َكا ُف ْو ٍر ِ
ك َو ْ إِ ْن َرأ َْينُت َّ َذل َ
ِ ِ
فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن َ .فلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا ح ْق َوهُ
ِ ِ ِ
َخَبَرنَ ا ْ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ُم َقات ٍل أ
ْ َخَبَرنَ ا َعْب ُد اهلل بْ ُن الْ ُمبَ َارك أ
ِه َش ُام بْ ُن عُ ْر َوةَ َع ْن أَبِْي ِه َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َع ْن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ
َ َن َر ُس ْو َل اهللَّ َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا أ
َ
45
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1557, 1558, 1559; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2734; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits
nomor 19860, 19865, 19871, 26034, 26036, 26043; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 465.
47
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1187, 1188, 1189, 1717, 1718, 1719; Shahih
Muslim, hadits nomor 2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 874; Sunan An Nasai, hadits nomor
2665, 2666, 2804, 2085, 2806; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 3075; Musnad Ahmad, hadits nomor 1753, 2873, 2916;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 1779.
ٍ
ب َع ْن َ اد بْ ُن َزيْ د َع ْن َع ْم ٍرو َوأَيُّ ْو ُ ََّّد َح َّدثَنَا مَح ٌ َح َّدثَنَا ُم َس د
َك ا َن:ال َ َاس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم ق ٍ ََّس عِْي ِد بْ ِن ُجَبرْيٍ َع ْن ابْ ِن َعب
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم بِ َعَرفَ ةَ َف َوقَ َع َع ْن ِ
َ ِّ ف َم َع النَّيِب ٌ َر ُج ٌل َواق
ات
َ ص َعْتهُ فَ َم َ ْال َع ْم ٌرو فَأَق َ َص ْتهُ َوق َ َب َف َوق ُ ال أَيُّ ْوَ َاحلَتِ ِه ق
ِر
َ
ا ْغ ِسلُ ْوهُ مِب َ ٍاء َو ِس ْد ٍر َو َكفُِّن ْوهُ ىِف ثَ ْو َبنْي ِ َواَل حُتَنِّطُ ْوهُ َواَل:ال
َ َف َق
49
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1189, 1717, 1718, 1719; Shahih Muslim, hadits
nomor 2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 874; Sunan An Nasai, hadits nomor 2665, 2666, 2804,
2805, 2806; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3075; Musnad
Ahmad, hadits nomor 1753, 2469, 2873, 2916; Sunan Ad
Darimi, hadits nomor 1779.
50
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1717, 1718, 1719; Shahih Muslim, hadits nomor
2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor
874; Sunan An Nasai, hadits nomor 2665, 2666, 2804, 2805,
2806; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3075; Musnad Ahmad,
hadits nomor 1753, 2873, 2916; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 1779.
اسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة َفلَ ْن
ْ
اهلل َو َر ُس ْولِِه َواهللُ اَل َي ْه ِدى ِ ِك بِأَنَّهم َك َف روا ب ِ
ْ ُ ْ ُ َ َي ْغف َر اهللُ هَلُ ْم َذل
ِ
. َ اس ِقنْي
ِ الْ َقوم الْ َف
َْ
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).
Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh
51
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4302; Shahih Muslim, hadits nomor 4413, 4978;
Musnad Ahmad, hadits nomor 4451.
ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم ِ ٍ واَل تُص ِّل علَى أ
َ َح د مْن ُه ْم َم
َ َ َ َ
ِ َاهلل ورسولِِه وما ُتوا وهم ف
.اس ُق ْو َن ِ ِ
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َك َف ُر ْوا ب
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangi (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik”.
52
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4977.
53
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1193, 1194, 1298; Shahih Muslim, hadits nomor
1563; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2740; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan An Nasai, hadits nomor
1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1458;
Musnad Ahmad, hadits nomor 24159, 24423, 24612, 24759,
25074; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 467.
ٍ ِ ِ ح َّدثَنَا عم ر بن ح ْف
ش ُ ص بْ ِن غيَ اث َح َّدثَنَا أَىِب َح َّدثَنَا اأْل َْع َم َ ُْ ُ َُ َ
َ َاب َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق ِ
اج ْرنَ ا َم َع
َ َه:ال ٌ ََّح َّدثَنَا َش قْي ٌق َح َّدثَنَا َخب
َج ُرنَا َعلَى ِ ِ َّ ِ َّ َ ِّ النَّيِب
ْ س َو ْج هَ اهلل َف َوقَ َع أ ُ ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم َن ْلتَم
ِ ِ ِ ِ
ب بْ ُن ُ ص َعْ َج ِر ِه َش ْيئًا مْن ُه ْم ُم ْ ات مَلْ يَأْ ُك ْل م ْن أ َ اهلل فَمنَّا َم ْن َم
ُح ٍد َفلَ ْم ِ ِ
ُ ت لَهُ مَثََرتُهُ َف ُه َو َي ْهدبُ َها قُت َل َي ْو َم أ
ِ
ْ عُ َمرْيٍ َومنَّا َم ْن أ َْيَن َع
هِب ِ
ُت ِر ْجاَل ه ْ جَن ْد َم ا نُ َكفِّنُ هُ إِاَّل بُ ْر َدةً إِذَا َغطَّْينَ ا َ ا َرأْ َس هُ َخ َر َج
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ
َ ُّ َوإِ َذا َغطَّْينَ ا ِر ْجلَْي ه َخ َر َج َرأْ ُس هُ فَأ ََمَرنَ ا النَّيِب
.َو َس لَّ َم أَ ْن نُغَطِّ َي َرأْ َس هُ َوأَ ْن جَنْ َع َل َعلَى ِر ْجلَْي ِه ِم َن اإْلِ ْذ ِخ ِر
١١٩٧ صحيح البخاري
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh bin
Ghiyats, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah
menceritakan kepada kami Al A'masy, telah menceritakan
kepada kami Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Khabab
ra, berkata; “Kami berhijrah bersama Nabi saw dengan hanya
اهلل بْ ُن َم ْس لَ َمةَ َح َّدثَنَا ابْ ُن أَىِب َح ا ِزٍم َع ْن أَبِْي ِه َع ْن ِ ح َّدثَنَا عب ُد
َْ َ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ
َ َّ َن ْام َرأًَة َج اءَت النَّيِب َّ َس ْه ٍل َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ
َ
ِ وسلَّم بِبرد ٍة مْنسوج ٍة فِيها ح
:اش يَُت َها أَتَ ْد ُر ْو َن َم ا الُْب ْر َدةُ قَالُْوا َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُْ َ َ َ
ِ ِ
ت ُ نَ َس ْجُت َها بِيَ دى فَجْئ:ت ْ َ قَ ال. َن َع ْم:ال َ َالش ْملَةُ؟ ق َّ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم حُمْتَاجًا إِلَْي َه ا َ ُّ َخ َذ َها النَّيِب
َ َ ْك ُس َو َك َها فَأ
أِل
ا ْك ُس نِْي َها َم ا:ال َ َف َق.فَ َخ َر َج إِلَْينَ ا َوإِن ََّه ا إَِز ُارهُ فَ َح َّس َن َها فُاَل ٌن
56
_Hadits yang sama dapat dibaca dalamSunan An Nasai, hadits
nomor 1877; Musnad Ahmad, hadits nomor 20149.
ِ ِ أِل ِ ِ
ُ ُت ُويِّفَ ابْ ُن ُِّم َعطيَّةَ َرض َي اهلل:َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن س رْيِ يْ َن قَ َال
ت بِ ِه ِ
ُ ِت ب
ْ ص ْفَر ٍة َفتَ َم َّس َح ْ ث َد َع
ُ َفلَ َّما َك ا َن الَْي ْو ُم الثَّال.َعْن َه ا
ص حيح. هُنِْينَ ا أَ ْن حُنِ َّد أَ ْكَث َر ِم ْن ثَاَل ٍث إِاَّل بِ َز ْو ٍج:ت ْ ََوقَ ال
١٢٠٠ البخاري
Dari Muhammad bin Sirin, berkata: “Telah wafat anak Ummu
'Athiyyah ra. Pada hari ketiga (dari kematian anaknya) dia
meminta wewangian, lalu memakainya, kemudian berkata;
‘Kami dilarang berkabung melebihi tiga hari kecuali bila
57
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1555, 1556; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2754;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1566; Musnad Ahmad, hadits
nomor 28040.
ِ
لَ َّما َج اءَ َن ْع ُي أَىِب ُس ْفيَا َن:ت ْ َب بِْنت أَىِب َس لَ َمةَ قَ ال َ ََع ْن َز ْين
ص ْفَر ٍة ىِف الَْي ْوِم ِ
ُ ِت أ ُُّم َحبِْيبَ ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا ب َّ ِم َن
ْ الش أِْم َد َع
ِ ِِ
ت َع ْن ُ إِىِّن ُكْن:ت ْ َ َوقَ ال.اعْي َه ا َ ضْي َها َوذ َر َ ت َعا ِر ْ الثَّالث فَ َم َس َح
اَل:صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل َ َّ ت النَّيِب
ِ ِ
ُ َه َذا لَغَنيَّةً لَ ْواَل أَىِّن مَس ْع
ت َف ْو َق ٍ ِّاهلل والْي وِم اآْل ِخ ِر أَ ْن حُتِ َّد علَى مي ِ ِ ِ ٍ ِ اِل
َ َ ْ َ َ حَي ُّل ْم َرأَة ُت ْؤم ُن ب
.َش ُه ٍر َو َع ْش ًرا ْ ثَاَل ٍث إِاَّل َعلَى َز ْو ٍج فَِإن ََّه ا حُتِ ُّد َعلَْي ِه أ َْر َب َع ةَ أ
١٢٠١ صحيح البخاري
Dari Zainab binti Abu Salamah, berkata: “Ketika kabar
kematian Abu Sufyan sampai dari negeri Syam, Ummu
Habibah ra meminta wewangian pada hari ketiga, lalu
memakainya untuk bagian sisi badannya dan lengannya dan
berkata; Sungguh bagiku ini sudah cukup seandainya aku
tidak mendengar Nabi saw bersabda: ‘Tidak halal bagi
wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk
berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati
suaminya yang saat itu dia boleh berkabung sampai empat
58
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4922.
ِ
ت َعلَى أ ُِّم تَ :د َخ ْل ُ َخَبَرتْ هُ قَ الَ ْ ب بِْنت أَىِب َس لَ َمةَ أ ْ َع ْن َز ْينَ َ
ت َر ُس ْو َل حبِيبةَ زو ِج النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم َف َق الَ ِ
ت :مَس ْع ُ ْ ِّ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َْ َ ْ
اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم ي ُق و ُل :اَل حَيِ ُّل اِل م رأ ٍَة ُت ْؤ ِمن بِ ِ
اهلل ِ
ُ َْ ُ َْ َ َ َ َ ْ َ
ت َف ْو َق ثَاَل ٍث إِاَّل َعلَى َز ْو ٍج أ َْر َب َع ةَ والْيوِم اآْل ِخ ِر حُتِ ُّد علَى ميِّ ٍ
َ َ َ َْ
ت جح ٍ ِ ِ
ش حنْي َ ُت ُويِّفَ ب بِْن َ ْ ت َعلَى َز ْينَ َ َش ُه ٍر َو َع ْش ًرا .مُثَّ َد َخ ْل ُ
أْ
ب ِم ْن تَ :م ا ىِل بِالطِّْي ِ ب فَم َّس ِ
ت بِه مُثَّ قَالَ ْ ت بِطْي ٍ َ ْ
أَخوها فَ َدع ِ
ُْ َ َ ْ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َعلَى ِ
ت َر ُس ْو َل اهلل َ
ِ ح ٍ
اج ة َغْي َر أَىِّن مَس ْع ُ َ َ
اهلل َوالَْي ْوِم اآْل ِخ ِر حُتِ ُّد َعلَى
الْ ِمْن ِ ي ُقو ُل :اَل حَيِ ُّل اِل مرأ ٍَة تُ ْؤ ِمن بِ ِ
ُ َْ رَب َ ْ
59
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1202, 4918, 4919, 4924, 4926; Shahih Muslim,
hadits nomor 2730, 2731, 2733, 2736, 2737, 2738; Sunan Abu
Dawud, hadits nomor 1954, 1955; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor1116, 1117; Sunan An Nasai, hadits nomor 3443, 3446,
3447, 3468, 3469, 3475, 3476, 3480; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 2076, 2077; Musnad Ahmad, hadits nomor 22963,
24338, 24926, 25207, 25247, 25248, 25249, 25250, 25251,
25529, 25540, 25541, 26130; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 1096, 1097, 1099; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 2182, 2183.
60
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4918, 4919, 4924, 4926; Shahih Muslim, hadits
nomor 2730, 2731, 2733, 2736, 2737, 2738; Sunan Abu
Dawud, hadits nomor 1954, 1955; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 1116, 1117; Sunan An Nasai, hadits nomor 3443, 3446,
3447, 3467, 3468, 3469, 3475, 3476, 3480; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 2076, 2077; Musnad Ahmad, hadits nomor
22963, 24338, 24926, 25207, 25247, 25248, 25249, 25250,
25251, 25529, 25540, 25541, 26130; Al Muwaththa Imam
Malik, hadits nomor 1096, 1097, 1099; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 2182, 2183.
61
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1219; Shahih Muslim, hadits nomor 1534; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2717; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 908, 909; Sunan An Nasai, hadits nomor 1846; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1585, 1586; Musnad Ahmad, hadits
ِ ِ ِ
ٌت ْابنَ ة ْ َ ُت ُو ِّفي:َخَبَرىِن َعْب ُد اهلل بْ ُن عَُبْي د اهلل بْ ِن أَىِب ُملَْي َك ةَ قَ َال ْأ
ِ ِ ِ
ض َر َها ابْ ُن َ لعُثْ َم ا َن َر ِض َي اهللُ َعْن هُ مِب َ َّكةَ َوجْئنَ ا لنَ ْش َه َد َها َو َح
أ َْو.س َبْيَن ُه َم ا ِاس ر ِض ي اهلل عْنهم وإِىِّن جَل ال ٍ
ٌ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َّعُ َم َر َوابْ ُن َعب
. س إِىَل َجْنىِب جلَس ت إِىَل أ ِمِه:ق َال
َ َ مُثَّ َج اءَ اآْل َخ ُر فَ َجل.َح د َا َ ُ ْ َ َ
:اهلل بْ ُن عُ َم َر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا لِ َع ْم ِرو بْ ِن عُثْ َم ا َن ِ ال عب ُد
َْ َ َف َق
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ِ
َ أَاَل َتْن َهى َع ِن الْبُ َك اء فَ ِإ َّن َر ُس ْو َل اهلل
اسٍ َّال ابْ ُن َعب َ َف َق.ب بِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه ُ ت لَُي َع َّذَ ِّ إِ َّن الْ َمي:قَ َال
ض ِ ِ
َ َب ْع: قَ ْد َك ا َن عُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل:َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا
َت َم َع عُ َمَر َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ِم ْن َم َّكة ِ
ُ ص َد ْر َ :ال َ ََّث ق
َ ك مُثَّ َحد َ َذل
63
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1256; Musnad Ahmad, hadits nomor 11827,
12904.
64
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1208; Shahih Muslim, hadits nomor 1536, 1539,
1540, 1545; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2722; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 927; Sunan An Nasai, hadits nomor
1825, 1827, 1832, 1835; Musnad Ahmad, hadits nomor 240,
298, 316, 363, 4719, 5906.
:ال َ َالش ْيبَايِن ُّ َع ْن أَىِب بُ ْر َدةَ َع ْن أَبِْي ِه ق َ َح َّدثَنَا أَبُ ْو إِ ْس َح
َّ اق َو ْه َو
.َُخ اه ِ ِ
َ َوا أ:ب َي ُق ْو ُل ٌ ص َهْيُ ب عُ َمُر َرض َي اهللُ َعْنهُ َج َع َل َ لَ َّما أُصْي
َ َصلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق
إِ َّن:ال َّ ت أ ِ
َ َّ َن النَّيِب َ أ ََما َعل ْم:ال عُ َمُر َ َف َق
١٢٠٨ صحيح البخاري.ب بِبُ َك ِاء احْلَ ِّي ُ ت لَُي َع َّذ َ ِّالْ َمي
Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dia adalah dari
suku Asy Syaibaniy, dari Abu Burdah, dari ayahnya, berkata;
Ketika 'Umar ra terbunuh Shuhaib berkata, sambil menangis:
"Wahai saudaraku". Maka 'Umar ra berkata: “Bukankah kamu
mengetahui bahwa Nabi saw telah bersabda; ‘Sesungguhnya
65
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1548; Sunan An Nasai, hadits nomor 1833; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1584; Musnad Ahmad, hadits nomor
23614, 24984; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 494.
َح َّد َثنَا أَبُ ْو نُ َعْي ٍم َح َّد َثنَا َسعِْي ُد بْ ُن عَُبْي ٍد َع ْن َعلِ ِّي بْ ِن َربِْي َع ةَ َع ِن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
َ َّ ت النَّيِب
ِ َ َالْمغِير ِة ر ِضي اهلل عْنه ق
ُ مَس ْع:ال ُ َ ُ َ َ َْ ُ
ب ٍ إِ َّن َك ِذبا علَي لَيس َك َك ِذ ٍب علَى أ:ي ُق و ُل
َ َح د َم ْن َك َذ َ َ َ ْ َّ َ ً ْ َ
ِ ِ
ُص لَّى اهلل َ َّ ت النَّيِبُ مَس ْع.َعلَ َّي ُمَت َع ِّم ًدا َف ْليَتََب َّوأْ َم ْق َع َدهُ م َن النَّا ِر
صحيح.ب مِب َا نِْي َح َعلَْي ِه ِ ِ ِ
ُ َم ْن نْي َح َعلَْيه يُ َع َّذ:َعلَْيه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل
١٢٠٩ البخاري
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid, dari 'Ali bin
Rabi'ah, dari Al Mughirah ra, berkata; Aku mendengar Nabi
saw bersabda: "Sesungguhnya berdusta kepadaku tidak sama
dengan orang yang berdusta kepada orang lain. Barangsiapa
yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah
dia bersiap-siap (dapat) tempat duduknya di neraka”. Aku
juga mendengar Nabi saw bersabda: "Barangsiapa meratapi
66
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1536, 1539, 1540, 1545; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 2722; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 927; Sunan An
Nasai, hadits nomor 1826, 1832, 1835; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1583; Musnad Ahmad, hadits nomor 255, 298,
316, 363, 4119, 5906, 18884, 19071, 23167.
ِ ِ
ُص لَّى اهلل َ ِّ َع ِن ابْ ِن عُ َم َر َع ْن أَبِْي ه َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب
ِ ِ ِ مِب َ ََعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
ُ تَ َاب َع ه.ب ىِف َقرْبِ ه َ ا نْي َح َعلَْي ه ُ ت يُ َع َّذ ُ ِّال الْ َمي
َُعْب ُد اأْل َْعلَى َح َّدثَنَا يَِزيْ ُد بْ ُن ُز َريْ ٍع َح َّدثَنَا َس عِْي ٌد َح َّدثَنَا َقتَ َادة
صحيح.ب بِبُ َك ِاء احْلَ ِّي َعلَْي ِه ُ ت يُ َع َّذ
ُ ِّآد ُم َع ْن ُش ْعبَةَ الْ َمي َ ال َ ََوق
١٢١٠ البخاري
Dari Ibnu 'Umar, dari ayahnya ra, dari Nabi saw bersabda:
"Mayat akan disiksa di dalam kuburnya disebabkan ratapan
(niyahah) kepadanya". Hadits ini dikuatkan oleh 'Abdu Al
A'la, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai'i, telah
menceritakan kepada kami Sa'id, telah menceritakan kepada
kami Qatadah dan berkata Adam dari Syu'bah: "Sesungguhnya
mayat akan disiksa disebabkan tangisan (ratapan, niyahah)
orang yang masih hidup kepadanya". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1210).68
67
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4, 5; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 3166; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2583; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
30, 33, 36, 37; Musnad Ahmad, hadits nomor 551, 1022, 1339,
3623, 4110, 8982, 10310, 10976, 11504, 11667, 12241, 13450,
13459, 13469, 13737, 15909, 16309, 17438, 17492, 21463;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 233, 234, 236, 237, 238, 240.
68
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1537, 1538; Sunan An Nasai, hadits nomor 1825, 1827,
69
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2605; Shahih Muslim, hadits nomor 4517; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1819, 1822; Musnad Ahmad, hadits
nomor 13672, 13776.
70
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1214, 1215, 3258; Shahih Muslim, hadits nomor
148; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 920; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1857, 1839, 1841; Sunan Ibnu Majah, hadits
َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الرَّمْح َ ِن َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ِن
ِ اهلل ب ِن مَّرةَ عن مسرو ٍق عن عب ِد
اهلل َر ِض َي ِ ِ ِ اأْل َْع َم
َْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ ش َع ْن َعْبد
س ِمنَّا َم ْنَ ي
َْل : ال
َ ق
َ م
َ
َّص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس ل َ ِّ اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب
صحيح.اهلِيَّ ِة ِ ضرب اخْل ُدود وش َّق اجْل ي وب ودع ا بِ َدعوى اجْل
َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُُ َ َ َ ْ ُ َ َ َ
١٢١٤ البخاري
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al A'masy, dari
'Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari 'Abdullah ra, dari
Nabi saw bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang
memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan menyeru
dengan seruan jahiliyyah (meratap)". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1214).72
71
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2537, 2538, 4935, 5896; Shahuh Muslim, hadits
nomor 3076, 3080; Sunan An Nasai, hadits nomor 3574; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 2702; Musnad Ahmad, hadits nomor
1406, 1464, 1930, 1972; Al Muwaththa Imam Malik, hadits
nomor 1258; Sunan Ad Darimi, hadits nomor 3064, 3065.
72
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1215, 3258; Shahih Muslim, hadits nomor 148;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 920; Sunan An Nasai, hadits
74
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1222, 3930; Shahih Muslim, hadits nomor 1551.
اق بن عب ِد ِ
اهلل ب ِن أَىِب طَْلح ةَ أَنَّه مَسِ
س بْ َنَ َنَ
أ ع
َ ُ َ ْ َخَبَرنَ ا إِ ْس َح ُ ْ ُ َْ أْ
ال: اش تَ َكى ابْ ٌن أِل َىِب طَْل َح ةَ .قَ َ ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُلْ :مالِ ٍ
َ
ِ
ِجَ .فلَ َّما َرأَت ْامَرأَتُ هُ أَنَّهُ قَ ْد َم َ
ات ات َوأَبُ ْو طَْل َح ةَ َخ ار ٌ فَ َم َ
ب الْبي ِ ِ
ال: ت َفلَ َّما َج اءَ أَبُو طَْل َح ةَ قَ َ َت َشْيئًا َوحَنَّْتهُ ىِف َج ان ِ َ َْهيَّأ ْ
َت نَ ْف ُس هُ َوأ َْر ُج ْو أَ ْن يَ ُك ْو َن قَ ْد
ت :قَ ْد َه َدأ ْ ف الْغُاَل ُم؟ قَ الَ ْ َكْي َ
اتَ .فلَ َّما
الَ :فبَ َ ص ِادقَةٌ .قَ َ اح َوظَ َّن أَبُ ْو طَْل َح ةَ أَن ََّه ا َ اس َتَر َْ
ص لَّى َص بَ َح ا ْغتَ َس َل َفلَ َّما أ ََر َاد أَ ْن خَي ْ ُر َج أ َْعلَ َمْت هُ أَنَّهُ قَ ْد َم َ
ات فَ َ أْ
75
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 12803.
اد بْ ُن َزيْ ٍد َح َّدثَنَا ُ َّاب َح َّدثَنَا مَح ِ اهلل بْن َعْب ِد الْو َّه
َ ُ
ِ ح َّدثَنَا عب ُد
َْ َ
ِ ٍ
َخ َذ َ أ:ت ْ َب َع ْن حُمَ َّمد َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال ُ أَيُّ ْو
فَ َم ا.صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِعْن َد الَْبْي َع ِة أَ ْن اَل َنُن ْو َح َ ُّ َعلَْينَا النَّيِب
س نِ ْس َو ٍة أ ُِّم ُس لَْي ٍم َوأ ُِّم الْ َعاَل ِء َو ْابنَ ِة أَىِب
ِ ْت ِمنَّا ْامَرأَةٌ َغْي َر مَخ ْ ََوف
َس ْبَرةَ ْام َرأ َِة ُم َع ٍاذ َو ْام َرأََتنْي ِ أ َْو ْابنَ ِة أَىِب َس ْبَرةَ َو ْام َرأ َِة ُم َع ٍاذ
١٢٢٣ صحيح البخاري.ُخَرى ٍ
ْ َو ْامَرأَة أ
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul
Wahhab telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid
telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad dari
Ummu 'Athiyyah ra berkata: "Nabi saw mengambil sumpah
setia dari kami ketika kami berbai'at, yaitu kami dilarang
meratap (niyahah). Maka di antara kami tidak ada yang bisa
memenuhi itu selian lima orang wanita, (yaitu) Ummu Sulaim,
80
_Lihat catatan kaki nomor 51, hadits Al Bukhari nomor 1216
ب َع ْن َس عِْي ٍد ٍ َْح َّد َثنَا أَمْح َ ُد بْن يُ ْونُس َح َّد َثنَا ابْن أَىِب ِذئ
ُ َ ُ
َخ َذ أَبُ ْو ُهَر ْي َر َة َر ِض َي َ َي َع ْن أَبِْي ِه ق
َ ُكنَّا ىِف َجنَ َاز ٍة فَأ:ال ِّ ِالْ َم ْقرُب
ٌ َم َّر بِنَ ا َجنَ َازة:ال َ َاهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق ِ عن ج ابِ ِر ب ِن عب ِد
َْ ْ َ ْ َ
يَا َر ُس ْو َل: َف ُق ْلنَ ا.صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوقُ ْمنَا بِِه َ ُّ َف َق َام هَلَا النَّيِب
. إِ َذا َرأ َْيتُ ُم اجْلِنَ َاز َة َف ُق ْو ُم ْوا:ال
َ َ ق.ي ٍّ اهلل إِن ََّه ا ِجنَ َازةُ َي ُه ْو ِدِ
١٢٢٨ صحيح البخاري
Dari Jabir bin 'Abdullah ra, berkata: "Suatu hari jenazah
pernah lewat di hadapan kami, maka Nabi saw berdiri
menghormatinya dan kami pun ikut berdiri”. Lalu kami
tanyakan: "Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah seorang
Yahudi". Maka beliau berkata: "Jika kalian melihat jenazah
maka berdirilah". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1228).85
84
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor1228; Shahih Muslim, hadits nomor 1590, 1591,
1592; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2758; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 963, 964; Sunan An Nasai, hadits nomor
1888, 1890, 1891, 1971; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1531; Musnad Ahmad, hadits nomor 10766, 10900, 10939,
11025, 11050, 15132, 15143.
85
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1590, 1592, 1593; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2758; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 963, 964; Sunan An
Nasai, hadits nomor 1890, 1891, 1896, 1971; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1531; Musnad Ahmad, hadits nomor
10766, 10939, 11025, 11050, 13906, 14284, 15132, 15143.
ص لَّى ِ
َ َن َر ُس ْو َل اهلل َّ أ:ُي َر ِض ي اهللُ َعْن ه َّ رِ َع ْن أ ََب ْو َس عِْي ٍد اخْلُ ْد
َ
ِ ِ ِ َ َاهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
ال
ُ الر َج ْ إِ َذا ُوض َعت اجْل نَ َازةُ َو:ال
ِّ احتَ َملَ َه ا
علَى أَعن اقِ ِهم فَ ِإ ْن َك انَت حِل
تْ َِّم ْوىِن َوإِ ْن َك ان
ُ قَ د:ت ْ َص ا َةً قَ الَ ْ ْ َْ َ
ص ْوَت َها هِب ٍ َغي ر حِل
َ يَا َو ْيلَ َه ا أَيْ َن يَ ْذ َهُب ْو َن َا يَ ْس َم ُع:ت ْ َ قَ ال.ص ا َة َ َْ
ص حيح البخ اري.ص عِ َق ِ ٍ
َ ُُك ُّل َش ْيء إِاَّل اإْلِ نْ َس ا َن َولَ ْو مَس َعه
١٢٣٠
Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh orang di atas
pundaknya, maka jika jenazah itu termasuk orang shalih.
Maka dia (jenazah itu) berkata: ‘Bersegeralah kalian
(membawaku)’. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia
akan berkata: ‘Celaka, kemana mereka akan membawanya?’
Suara jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluq kecuali
manusia dan seandainya manusia mendengarnya, tentu dia
jatuh pingsan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1230).87
86
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1895; Musnad Ahmad, hadits nomor 1634, 8932,
16852, 18265, 22722.
89
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1291; Sunan An Nasai, hadits nomor 1883;
Musnad Ahmad, hadits nomor 10945, 11127.
90
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3589; Sunan An Nasai, hadits nomor 1948; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1257; Musnad Ahmad, hadits nomor
2178.
91
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1946.
ِ جابِر بن عب ِد
َ َ ق،اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما َي ُق ْو ُل
ُص لَّى اهلل َ ُّ ال النَّيِب َْ َ ْ َ َ
ش َف َهلُ َّمِ َص الِ ٌح ِم َن احْلَب ِ
َ قَ ْد تُ ُويِّفَ الَْي ْو َم َر ُج ٌل:َعلَْي ه َو َس لَّ َم
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
َ ُّ ص لَّى النَّيِب
َ َص َف ْفنَا ف َ َ ق.ص لُّ ْوا َعلَْي ِه
َ َ ف:ال َ َف
ِ
ت ىِف ُ الز َبرْيِ َع ْن َج ابِ ٍر ُكْن
ُّ ال أَبُ ْو َ َ ق.ف ٌ ص ُف ْو
ُ َُعلَْي ه َوحَنْ ُن َم َع ه
١٢٣٦ صحيح البخاري. ف الثَّاىِن
ِّ الص
َّ
Jabir bin 'Abdullah ra berkata, telah bersabda Nabi saw: "Hari
ini sungguh telah wafat seorang laki-laki shalih, untuk itu
marilah laksanakan shalat untuknya". Dia (Jabir) berkata:
“Maka kami dibariskan lalu Nabi saw melaksanakan shalat
92
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1587.
93
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 13635.
94
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1250.
96
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1570, 1572; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2755;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 961; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1967, 1968; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1528,
1529, 1530; Musnad Ahmad, hadits nomor 6891, 7049, 7445,
8841, 10063, 10132, 10340, 16196, 21342, 21417.
97
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1522.
98
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1581.
99
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6787.
ُ ص لَّْي
ِّ ت َو َراءَ النَّيِب َ :ال َ ََح َّد َثنَا مَسَُرةُ بْ ُن ُجْن َد ٍب َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق
اس َها َف َق َام َعلَْي َه ا ِ صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم علَى ام رأ ٍَة م اتَت ىِف نَِف
ْ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
١٢٤٦ صحيح البخاري.َو َسطَ َها
Telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundab ra
berkata: "Aku pernah di belakang Nabi saw ikut menshalati
jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau
berdiri di tengah jenazah tersebut". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1246).102
101
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1246; Shahih Muslim, hadits nomor 1603; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1950, 1953; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1482; Musnad Ahmad, hadits nomor 19303, 19350.
102
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1603; Sunan An Nasai, hadits nomor 1950, 1953; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1482; Musnad Ahmad, hadits nomor
19303, 19350.
103
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 1580; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2789; Sunan An Nasai, hadits nomor
1856, 1945, 2015; Musnad Ahmad, hadits nomor 9271, 9286;
Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 476.
َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر َح َّد َثنَا غُْن َدٌر َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َس ْع ٍد َع ْن
َح َّد َثنَا.اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ٍ َّف ابْ ِن َعب َ ت َخ ْل ُ صلَّْي
َ ال َ َطَْل َحةَ ق
ََخَبَرنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن َس ْع ِد بْ ِن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن طَْل َح ة ِ
ْ حُمَ َّم ُد بْ ُن َكث ٍري أ
ِ ٍ َّال صلَّيت خ ْل ف اب ِن عب ٍ ِ ِ
ُاس َرض َي اهلل َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َبْ ِن َعْبد اهلل بْ ِن َع ْوف ق
لَِي ْعلَ ُم ْوا أَن ََّه ا:ال
َ َ ق.ابِ ََعْنهم ا َعلَى جنَ َاز ٍة َف َق رأَ بَِفاحِت َ ِة الْ ِكت
َ َ َُ
١٢٤٩ صحيح البخاري.ٌُسنَّة
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, dari Sa'ad, dari Thalhah, berkata: “Aku
shalat dibelakang Ibnu 'Abbas ra”. Dan diriwayatkan pula
oleh Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami
Sufyan dari Saad bin Ibrahim, dari Thalhah bin 'Abdullah bin
'Auf, berkata: “Aku shalat di belakang Ibnu 'Abbas ra pada
suatu jenazah, lalu ia membaca surat Al Fatihah, ia berkata;
agar orang-orang tahu bahwa itu merupakan sunah". (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1249).
104
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3590; Shahih Muslim, hadits nomor 1582; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1948; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1527; Musnad Ahmad, hadits nomor 2178, 6850, 7546, 9819,
14360, 14381.
105
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2788; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1519;
Musnad Ahmad, hadits nomor 8280.
ك الْ َم ْو ِت إِىَل ُ َ أ ُْر ِس َل َمل:َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
ص َّكهُ َفَر َج َع إِىَل َربِِّه َ ُ َفلَ َّما َج اءَه.الس اَل م َّ ُم ْو َس ى َعلَْي ِه َم ا
.ُت َف َر َّد اهللُ َعلَْي ِه َعْينَ ه ٍ
َ أ َْر َس ْلتَىِن إِىَل َعْب د اَل يُِريْ ُد الْ َم ْو:ال
َ َف َق
ض ُع يَ َدهُ َعلَى َمنْت ِ ثَ ْو ٍر َفلَ هُ بِ ُك ِّل َم ا ِ َ َوق
َ َ ي:ُ ْارج ْع َف ُق ْل لَ ه:ال َ
:ال َ َب مُثَّ َم ا َذا؟ قِّ َي َر ْ أ:الَ َ ق.ٌت بِ ِه يَ ُدهُ بِ ُك ِّل َش ْعَر ٍة َس نَة ْ ََّغط
106
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1285; Shahih Muslim, hadits nomor 5115; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2812; Sunan An Nasai, hadits nomor
2022, 2023, 2024; Musnad Ahmad, hadits nomor 11823,
12964.
107
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3155.
108
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1998; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1520, 1521;
Musnad Ahmad, hadits nomor 8904.
109
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3584; Shahih Muslim, hadits nomor 822; Sunan
An Nasai, hadits nomor 697; Musnad Ahmad, hadits nomor
23118.
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ص غَى إِلَْي ه أَفْئ َدةُ الَّذيْ َن اَل يُ ْؤمُن ْو َن بِ اآْل خَر ِة َولَي ْر
ُض ْوه ْ ََولت
.َولَِي ْقرَتِ ُف ْوا َما ُه ْم ُم ْقرَتِ ُف ْو َن
“Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan”. (QS. Al
An'am [6]:113).
110
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 11827
١٢٥٨ البخاري
Dari 'Uqbah bin 'Amir; “Bahwa Nabi saw pada suatu hari
keluar untuk menyalatkan syuhada' perang Uhud
sebagaimana shalat untuk mayit”. Kemudian beliau pergi
menuju mimbar lalu bersabda: "Sungguh aku ini yang
terdepan dari kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Dan
aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (yang di
surga) dan aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi
atau kunci-kinci bumi (dunia). Demi Allah, sungguh aku tidak
khawatir kepada kalian bahwa kalian akan menyekutukan
(Allah) kembali sepeninggal aku. Namun yang aku
khawatirkan terhadap kalian adalah kalian akan
memperebutkan (kekayaan) duniawi ini". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1258).112
ٍ ث ح َّدثَنَا ابْن ِش ه ِ
اب َع ْن َ ُ َ ُ َح َّدثَنَا َسعْي ُد بْ ُن ُسلَْي َما َن َح َّدثَنَا اللَّْي
ِ َن ج ابِر بن عب ِد
اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ٍ َعْب ِد الرَّمْح َ ِن بْ ِن َك ْع
َْ َ ْ َ َ َّ ب أ
112
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3329, 3736, 3776, 5946, 6102; Shahih Muslim,
hadits nomor 4248; Sunan An Nasai, hadits nomor 1928;
Musnad Ahmad, hadits nomor 16705, 16756, 16761.
113
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2731; Sunan An Nasai, hadits nomor 1929.
ُح ٌد َد َع اىِن أَىِب ِم َن ُ ض َر أَ لَ َّما َح:ال َ ََع ْن َج ابِ ٍر َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق
َم ا أ َُراىِن إِاَّل َم ْقُت ْواًل ىِف أ ََّو ِل َم ْن يُ ْقتَ ُل ِم ْن:ال َ اللَّْي ِل َف َق
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوإِىِّن اَل أَْت ُر ُك َب ْع ِدى أ ََع َّز ِ ْأ
َ ِّ َص َحاب النَّيِب
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم فَ ِإ َّن ِ ِ
َ س َر ُس ْول اهلل ِ ك َغْي َر َن ْف َ َعلَ َّي ِمْن
َص بَ ْحنَا فَ َك ا َن ْ ك َخْي ًرا فَأ َ َِخ َوات َ ص بِأ ِ اس َت ْو
ْ ض َو ِ َْعلَ َّي َد ْينًا فَ اق
ِ ِ أ ََّو َل قَتِْي ٍل و ُدفِن َم َعهُ َ ىِف
ُب َن ْفس ى أَ ْن أَْتُر َك ه ْ آخ ُر َقرْبٍ مُثَّ مَلْ تَط َ َ
ِ ْ استَ ْخَر ْجتُهُ َب ْع َد ِس ت َِّة أ
ُض ْعتُه َ َش ُه ٍر فَِإ َذا ُه َو َكَي ْوم َو ْ ََم َع اآْل َخ ِر ف
١٢٦٤ صحيح البخاري.ُهَنيَّةً َغْيَر أُذُنِِه
Dari Jabir ra, berkata; Ketika terjadi perang Uhud, pada suatu
malamnya ayahku memanggilku seraya berkata: "Tidaklah
116
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1992; Musnad Ahmad, hadits nomor 14544,
ِ ِ ِ ِ
ْ ُدف َن َم َع أَىِب َر ُج ٌل َفلَ ْم تَط:َع ْن َج اب ٍر َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
ب
ص حيح.َخَر ْجتُ هُ فَ َج َع ْلتُ هُ ىِف َقرْبٍ َعلَى ِح َد ٍة ِ
ْ َن ْفس ى َحىَّت أ
١٢٦٥ البخاري
Dari Jabir ra, berkata: "Seorang laki-laki dikuburkan bersama
dengan ayahku, namun kemudian perasaanku tidak enak
hingga akhirnya aku keluarkan dan aku kuburkan dalam satu
liang kubur kembali". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1265).117
117
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasain hadits
nomor 1994.
ِّ الز ْه ِر
ُّ س َع ِن ِ
ال
َ َي ق ْ َح َّد َثنَا َعْب َدا ُن أ
َ َُخَبَرنَ ا َعْب ُد اهلل َع ْن يُ ْون
ِ ِ أَخبرىِن سامِل بن عب ِد
َّ اهلل أ
َُخَب َره
ْ َن ابْ َن عُ َمَر َرض َي اهللُ َعْن ُه َما أ َْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ
118
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3771; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 957;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1503.
ِ ٍ َت عن أَن ٍِ ٍ
ُس َرض َي اهللُ َعْن ه ْ َ اد َو ْه َو ابْ ُن َزيْ د َع ْن ثَاب ٌ ََّح َّدثَنَا مَح
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َ َّ ي خَي ْ ُد ُم النَّيِب ٌّ َك ا َن غُاَل ٌم َي ُه ْو ِد:ال َ َق
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َيعُ ْو ُدهُ َف َق َع َد ِعْن َد َ ُّ ض فَأَتَ اهُ النَّيِبَ فَ َم ِر
ِ أ:ال لَه ِ ِ ِ أ:ال لَه ِِ
َط ْع ُ َ َسل ْم َفنَظَ َر إِىَل أَبِْي ه َو ُه َو عْن َدهُ َف َق ْ ُ َ َرأْسه َف َق
ِ ِ
ُص لَّى اهلل ْ صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َس لَّ َم فَأ
َ ُّ َس لَ َم فَ َخ َر َج النَّيِب َ أَبَا الْ َقاس ِم
. احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذى أَْن َق َذهُ ِم َن النَّا ِر:َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو َي ُق ْو ُل
١٢٦٨ صحيح البخاري
Telah menceritakan kepada kami Hammad, dia adalah Ibnu
Zaid, dari Tsabit, dari Anas ra, berkata: "Ada seorang anak
119
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2827, 5707; Shahih Muslim, hadits nomor 5208,
5215; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 3768; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2173, 2175.
ص لَّى َعلَى ٍ ِ ِ
ْ َح َّدثَنَا أَبُو الْيَ َم ان أ
َ ُال ابْ ُن ش َهاب ي َ َب قٌ َخَبَرنَا ُش َعْي
َج ِل أَنَّهُ ُولِ َد َعلَى فِطْ َر ِة ٍِ ِ ٍ
ْ ُك ِّل َم ْولُ ْود ُمَت َوىًّف َوإِ ْن َك ا َن لغَيَّة م ْن أ
ِ اإْلِ س اَل ِم ي د
ْ َاص ةً َوإِ ْن َك ان
ُت أ ُُّمه َّ َّعى أ ََب َواهُ اإْلِ ْس اَل َم أ َْو أَبُ ْوهُ َخ َ ْ
120
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2691; Musnad Ahmad, hadits nomor 12896,
13466, 13467.
121
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4221.
َّ ِ ِ ِ ِ فَأَقِم وجه
َ ك للدِّيْ ِن َحنْيفًا فطْ َر َة اهلل اليِت فَطَ َر الن
َّاس َعلَْي َه ا اَل َ َْ َ ْ
ِ ك ال دِّيْ ُن الْ َقيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكَث َر الن
َّاس اَل ِ ِ َتب ِديل خِل ْل ِق
َ اهلل َذل َ َْ ْ
.َي ْعلَ ُم ْو َن
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah (Islam). Fithrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fithrahny (atasnya). Tidak ada peubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”.
Kata fithrah terambil dari kata fa - tha - ra, artinya
mencipta. “Mencipta sesuatu pertama kali (tanpa ada contoh
sebelumnya)”. Dapat dipahami dalam arti, asal kejadian atau
bawaan sejak lahir.
122
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1271, 1296, 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits
nomor 4803, 4804, 4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 4091; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad
Ahmad, hadits nomor 6884, 7133, 7387, 7463, 7832, 8206,
8739, 8949, 9851; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor
507.
123
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1271, 1296, 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits
nomor 4803, 4804, 4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 4091; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad
Ahmad, hadits nomor 6884, 7133, 7387, 7463, 7832, 8206,
8739, 8949, 9851; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor
125
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1298, 5592, 5595; Shahih Muslim, hadits nomor
439; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 19; Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 65; Sunan An Nasai, hadits nomor 31, 2041,
2042; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 341, 343; Musnad
Ahmad, hadits nomor 1877, 19479, 19516; Sunan Ad Darimi,
hadits nomor 732.
126
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4564, 4565, 4566, 4567, 4568, 6115, 6997;
Shahih Muslim, hsdits nomor 4786, 4787; Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 4074; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2062,
3267; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 75, 4332; Musnad
Ahmad, hadits nomor 587, 1015, 1055, 1120, 1278, 3591,
13763, 14526.
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َ َ ق،َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
َ ُّ ال النَّيِب
َو َس لَّ َم الَّ ِذى خَي ْنُ ُق َن ْف َس هُ خَي ُْن ُق َه ا ىِف النَّا ِر َوالَّ ِذى يَطْعُُن َه ا
١٢٧٦ صحيح البخاري.يَطْعُُن َها ىِف النَّا ِر
Dari Abu Hurairah ra, berkata; telah bersabda Nabi saw:
"Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia
akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam
127
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5587, 5640, 6161; Shahih Muslim, hadits nomor
159, 161; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2835; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 1463; Sunan An Nasai, hadits nomor
3710, 3711, 3712, 3753; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
2089, 2091; Musnad Ahmad, hadits nomor 15791, 15793,
15795, 15796, 15798.
128
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 9245.
129
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4303.
َمُّر ْوا جِب َنَ َاز ٍة فَأَْثَن ْوا َعلَْي َه ا:ك َر ِض َي اهللُ َعْنهُ َي ُق ْو ُل ٍ ِأَنَس بن مال
َ َْ ُ
ِ
مُثَّ َم ُّر ْوا.ت ْ َ َو َجب:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َ ُّ ال النَّيِب
َ َف َق.َخْي ًرا
ال عُ َم ُر بْ ُن َ َف َق.ت ْ َ َو َجب:ال َ َف َق.ُخَرى فَ أَْثَن ْوا َعلَْي َه ا َش ًّرا ْ بِ أ
َه َذا أَْثَنْيتُ ْم َعلَْي ِه:ت؟ قَ َال ْ َ َم ا َو َجب:ُاب َر ِض َي اهللُ َعْن ه ِ َّاخْلَط
ِ
َّار
ُ ت لَهُ الن ْ َت لَهُ اجْلَنَّةُ َو َه َذا أَْثَنْيتُ ْم َعلَْيه َشًّرا َف َو َجب ْ ََخْيًرا َف َو َجب
١٢٧٨ صحيح البخاري.ض ِ أَْنتُم ُشه َداء
ِ اهلل ىِف اأْل َْر ُ َ ْ
Anas bin Malik ra berkata: "Mereka (para sahabat) pernah
melewati satu jenazah lalu mereka menyanjungnya dengan
kebaikan”. Maka Nabi sawbersabda: "Pasti baginya". Lalu
mereka melewati jenazah yang lain dan mereka menyebutnya
dengan keburukan, maka beliaupun bersabda: "Pasti baginya".
Maka kemudian 'Umar bin Al Khaththab ra bertanya: "Apa
yang dimaksud pasti baginya?" Beliau menjawab: "Jenazah
pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya
ِ ٍ ِ
ُص لَّى اهلل َ ِّ َع ِن الَْب َراء بْ ِن َع ا ِزب َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب
إِ َذا أُقْعِ َد الْ ُم ْؤ ِم ُن يِف َقرْبِ ِه أُيِت َ مُثَّ َش ِه َد أَ ْن اَل:ال
َ ََعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
ت اهللُ الَّ ِذيْ َنُ ِّ يُثَب:ُك َق ْولُه
ِ ِ َن حُم َّم ًدا رسو ُل
َ اهلل فَ َذل ْ ُ َ َ َّ إلَهَ إاَّل اهللُ َوأ
ِ ِ
131
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2449; Sunan An Nasai, hadits nomor 1908;
Musnad Ahmad, hadits nomor 133, 199, 301.
ت ىِف احْلَيَ ِاة ال ُّد ْنيَا وىِف ِ ِيثَبِّت اهلل الَّ ِذين آمُن وا بِ الْ َقو ِل الثَّاب
َ ْ ْ َ َْ ُ ُ ُ
.ُض ُّل اهللُ الظَّالِ ِمنْي َ َو َي ْف َع ُل اهللُ َما يَ َشآء
ِ اآْل ِخر ِة وي
َُ َ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu (kalimah thayyibah; laa ilaaha
illallaah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
132
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 4632.
ِ ٍ َع ِن ابْ ِن ِش ه
تَ الز َبرْيِ أَنَّهُ مَس َع أَمْسَاءَ بِْن
ُّ َخَب َرىِن عُ ْر َوةُ بْ ُن
ْ اب أ َ
ِ ِ
ُص لَّى اهلل
َ قَ َام َر ُس ْو ُل اهلل:أَىِب بَ ْك ٍر َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َت ُق ْو ُل
ِ ِ
ُص لَّى اهلل
َ َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل:َع ْن أَىِب ُهَر ْيَرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
ِ ك ِمن َع َذ ِ ِ ِ
اب ْ َ اللَّ ُه َّم إىِّن أَعُ ْوذُ ب:َعلَْي ه َو َس لَّ َم يَ ْدعُ ْو َو َي ُق ْو ُل
136
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5899, 5900; Shahih Muslim, hadits nomor 925,
927, 4877; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 746, 834, 1318;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 3416, 3417; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1292, 2033, 5371, 5382, 5410, 5411, 5419, 5420,
5423, 5425; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3828, 3830;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1500, 1535, 2060, 2226, 2574,
2642, 2695, 6446, 9101, 9791, 10350, 21296, 23166, 23438,
23441, 24545, 25810, 25812; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 400, 450.
137
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5592; Shahih Muslim, hadits nomor 439; Sunan
An Nasai, hadits nomor 2041, 2042; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 341, 343; Musnad Ahmad, hadits nomor 1877, 19479;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 732,
ِ ٍِ ِِ
ُث َع ْن َسعْيد بْ ِن أَىِب َسعْيد َع ْن أَبِْيه أَنَّه ُ َح َّد َثنَا ُقَتْيبَةُ َح َّد َثنَا اللَّْي
ِ ال رس و ُل
اهلل ِ َّ مَسِ ع أَب ا س عِي ٍد اخْلُ ْد ِر
ْ ُ َ َ َ ق:ي َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل ْ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ
الُ الر َج ْ َ إِذَا ُوض َعت اجْل نَ َازةُ ف:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
ِّ احتَ َملَ َه ا َ
َوإِ ْن. ِّم ْوىِن علَى أَعناقِ ِهم فَِإ ْن َكانَت حِل
ُ ِّم ْوىِن قَد
ُ قَد:ت ْ َص ا َةً قَال َ ْ ْ َْ َ
يَ ا َو ْيلَ َه ا أَيْ َن يَ ْذ َهُب ْو َن هِبَ ا يَ ْس َم ُع:ت ٍ َك انَت َغي ر حِل
ْ َص ا َة قَ ال َ َْ ْ
138
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3001, 6034; Shahih Muslim, hadits nomor 5110,
5111; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 992; Sunan An Nasai,
hadits nomor 2043, 2044, 2045; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 4260; Musnad Ahmad, hadits nomor 4873, 5656, 5786;
Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 502.
ب بْ ُن إِ ْبَر ِاهْي َم َح َّد َثنَا ابْ ُن عُلَيَّةَ َح َّد َثنَا َعْب ُد الْ َع ِزيْ ِز
ُ َح َّد َثنَا َي ْع ُق ْو
َ َك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق ٍ ِس ب ِن مال ٍ ص َهْي
الَ َ ق،ال َ ْ ِ َب َع ْن أَن ُ بْ ُن
ِ ِ ما ِمن الن:اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم ِ رسو ُل
ُت لَه ُ َّاس ُم ْسل ٌم مَيُْو َ َ َ َ َ َْ ُ َ ُْ َ
ِ
ض ِل ْ ث إِاَّل أ َْد َخلَ هُ اهللُ اجْلَنَّةَ بَِف َ ثَاَل ثَ ةٌ ِم َن الْ َولَ د مَلْ َيْبلُغُ وا احْلِْن
ِِ
١٢٩٢ صحيح البخاري.اه ْم ُ ََّرمْح َته إِي
139
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1883; Musnad Ahmad, hadits nomor 10945, 11127.
140
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1850, 1851, 1853; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1593, 1594, 1595; Musnad Ahmad, hadits nomor 3373, 8629,
9737, 10213, 12077, 16981, 16986, 20378, 20396, 20445,
20480, 25864, 26161.
141
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3015, 5727; Shahih Muslim, hadits nomor 4280;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1500; Musnad Ahmad, hadits
َخَب َرىِن َعطَ اءُ بْ ُن يَِزيْ َد اللَّْيثِ ُّي أَنَّهُ مَسِ َع أَبَ ا ْ ال أ َ َي ق ِّ الز ْه ِر
ُّ َع ِن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ِ
َ ُّ ُس ئ َل النَّيِب:ُهَر ْي َرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل
. َ اهللُ أ َْعلَ ُم مِب َ ا َك انُ ْوا َع ِاملِنْي:ال َ َف َق. َ ي الْ ُم ْش ِركِنْي ِّ َع ْن َذ َرا ِر
١٢٩٥ صحيح البخاري
Dari Az Zuhriy, berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Atha'
bin Yazid Al Laitsiy, bahwa dia mendengar Abu Hurairah ra
berkata: Ketika Rasulullah saw ditanya tentang keturunan
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َ ُّ ال النَّيِب َ َ ق:َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد يُ ْولَ ُد َعلَى الْ ِفطْ َر ِة فَ أ ََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِ ِه أ َْو:َو َس لَّ َم
َه ْل َت َرى.َص َرانِِه أ َْو مُيَ ِّج َس انِِه َك َمثَ ِل الْبَ ِهْي َم ِة ُتْنتَ ُج الْبَ ِهْي َم ة
ِّ َيُن
١٢٩٦ صحيح البخاري.َفِْي َها َج ْد َعاء
Dari Abu Hurairah ra berkata; Nabi saw bersabda: "Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua
orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi
Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak
yang melahirkan binatang ternak (anaknya) dengan
sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1296).144
143
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6108, 6109; Shahih Muslim, hadits nomor 4808,
4809, 4810; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 4088, 4089,
4092; Sunan An Nasai, hadits nomor 1923, 1924, 1925, 1926;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1748, 2877, 2999, 3195, 7023,
7208, 7316, 8740, 9611, 9703, 10303, 19776.
144
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits nomor 4803,
4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 4091; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad Ahmad, hadits nomor
6884, 7387, 7463, 7832, 8739, 8949, 14277; Al Muwaththa
Imam Malik, hadits nomor 507.
ِ
ٍر ت َعلَى أَىِب بَ ْك تَ :د َخ ْل ُ َع ْن َعائ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ الَ ْ
ِه ص لَّى اهللُ َعلَْي ال :ىِف َك ْم َك َّفْنتُ ُم النَّيِب َّ َ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َف َق َ
س فِْي َه ا ٍِ ٍ ِ ٍ ِ وس لَّم .قَ الَ ْ ىِف
ت :ثَاَل ثَ ة أَْث َواب بْيض َس ُح ْوليَّة لَْي َ ََ َ
َي ي وٍم ُت ويِّف رس و ُل ِ
اهلل ىِف ص َواَل ِع َم َام ةٌَ .وقَ َ ِ
ال هَلَ ا :أ ِّ َ ْ ُ َ َ ُ ْ قَمْي ٌ
َي َي ْوٍم ال :فَ أ ُّ تَ :ي ْو َم ااِل ْثَننْي ِ .قَ َ ِ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم؟ قَ الَ ْ َ
ال :أ َْر ُج ْو فِْي َم ا َبْيىِن َو َبنْي َ اللَّْي ِل تَ :ي ْو ُم ااِل ْثَننْي ِ .قَ َ َه َذا؟ قَ الَ ْ
ض فِْي ِه بِ ِه َر ْدعٌ ِم ْن َز ْع َف َر ٍان. ِ
َفنَظَ َر إِىَل ثَ ْو ٍب َعلَْي ه َك ا َن مُيَ َّر ُ
ال :ا ْغ ِس لُ ْوا ثَ ْوىِب َه َذا َو ِزيْ ُد ْوا َعلَْي ِه ثَ ْو َبنْي ِ فَ َكفُِّن ْوىِن فِْي َه ا. َف َق َ
ت ال :إِ َّن احْل ي أَح ُّق بِاجْل ِدي ِد ِمن الْميِّ ِ ت :إِ َّن َه َذا َخلَ ٌق .قَ َ
َ ْ َ َ َ َّ َ ُق ْل ُ
ف َحىَّت أ َْم َس ى ِم ْن لَْيلَ ِة الثُّاَل ثَ ِاء َو ُدفِ َن إِمَّنَا ُه َو لِْل ُم ْهلَ ِة َفلَ ْم يَُت َو َّ
صبِ َح .صحيح البخاري ١٢٩٨
َقْب َل أَ ْن يُ ْ
Dari 'Aisyah ra, berkata; aku pernah masuk menemui Abu
Bakar ra, lalu dia berkata: "Berapa lembar kain kalian
mengafani Nabi saw?" Dia berkata: "Dalam tiga lembar kain
145
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1943; Musnad Ahmad, hadits nomor 19306.
َخَب رىِن
َ ْ ال أ َ ََح َّدثَنَا َس عِْي ُد بْ ُن أَىِب َم ْرمَيَ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر ق
َّ ِه َش ُام بْ ُن عُ ْر َوةَ َع ْن أَبِْي ِه َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا أ
َن َر ُجاًل َ
ِ ِ ِ
َ ت َن ْف ُس َها َوأَظُن
ُّه ا ْ َصلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن أ ُِّمى ا ْفتُلتَ ِّ قَ َال للنَّيِب
146
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1563; Sunan Abu Dawud, hadits nomor, 2740; Sunan
At Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan AN Nasai, hadits nomor
1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1458;
Musnad Ahmad, hadits nomor 23484, 24159, 24423, 24612,
24759; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 467, 468.
َح َّدثَىِن حُمَ َّم ُد بْ ُن.اعْي ُل َح َّدثَىِن ُس لَْي َما ُن َع ْن ِه َش ٍامِ ح َّدثَنَا إِمْس
َ َ
َح ْر ٍب َح َّدثَنَا أَبُ ْو َم ْر َوا َن حَيْىَي بْ ُن أَىِب َز َك ِريَّاءَ َع ْن ِه َش ٍام َع ْن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ
َ إِ ْن َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل:ت
ِ
ْ َعُ ْر َو َة َع ْن َعائ َش ةَ قَ ال
ِ وس لَّم لَيَتع َّذر ىِف مر ِض ِه أَين أَنَ ا الْي وم أَين أَنَ ا َغ ًدا
ًاس تْبطَاء ْ َْ َ ْ َ َْ ََ ُ َ َ َ َ َ
ض هُ اهللُ َبنْي َ َس ْح ِرى َوحَنْ ِرى ِ ِ ِ ِ
َ َ َفلَ َّما َك ا َن َي ْومى َقب.َلَي ْوم َعائ َش ة
١٣٠٠ صحيح البخاري. َو ُدفِ َن ىِف َبْيىِت
147
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1672, 3082; Musnad Ahmad, hadits nomor 23117; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 1255.
ِ ِ
ُص لَّى اهلل َ ال َر ُس ْو ُل اهلل َ َ ق:ت ْ ََع ْن َعائ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال
لَ َع َن اهللُ الَْي ُه ْو َد:َُعلَْي ِه َو َس لَّ َم ىِف َمَر ِض ِه الَّ ِذى مَلْ َي ُق ْم ِمْن ه
ِ ِ
َ لَ ْواَل َذل.َّص َارى اخَّتَ ُذ ْوا ُقُب ْو َر أَنْبِيَ ائِ ِه ْم َم َس اج َد
ك أُبْ ِر َز َ َوالن
َو َع ْن ِهاَل ٍل.َّخ َذ َم ْس ِج ًدا َ َن يُت َّ َقْب ُرهُ َغْي َر أَنَّهُ َخ ِش ي أ َْو ُخ ِش ي أ
َ َ
ص حيح البخ اري. الز َبرْيِ َومَلْ يُ ْولَ ْد ىِل ُّ َكنَّاىِن عُ ْر َوةُ بْ ُن:ال
َ َق
١٣٠١
148
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4473.
ِ ِ ِ ٍ ِ
ت
ْ ص َ َو َع ْن ه َش ام َع ْن أَبِْي ه َع ْن َعائ َش ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا أَن ََّه ا أ َْو
اَل تَ ْدفِىِّن َم َع ُه ْم َو ْادفِىِّن:الز َبرْيِ َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ِ عب َد
ُّ اهلل بْ َن َْ
ش َح َّدثَىِن َع ْمُرو بْ ُن ُمَّر َة َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن ُجَبرْيٍ َع ِنُ َح َّدثَنَا اأْل َْع َم
ِ ُب علَي ِه لَعنَ ة َ َاس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق
اهلل ْ ْ َ ٍ َ قَ َال أَبُ ْو هَل:ال ٍ َّابْ ِن َعب
ت؛ ِ ِ َ َ َتبًّا ل:لِلنَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم
ْ َ َفَن َزل.ك َس ائَر الَْي ْوم َ َ َ َْ ُ َ ِّ
١٣٠٧ صحيح البخاري.... ب َّ َب َوتٍ َت يَ َدا أَىِب هَلْ ََّتب
Telah menceritakan kepada kami Al A'masy, telah
menceritakan kepadaku 'Amru bin Murrah, dari Sa'id bin
Jubair, dari Ibnu 'Abbas ra, berkata; Abu Lahab, la’nat Allah
atasnya, berkata kepada Nabi saw: "Celaka kamu sepanjang
jari ini". Maka turunlah firman Allah swt: "Binasalah kedua
tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa ... (QS.
Al Lahab [111]:1-5)". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1307).151
Lengkapnya ayat dimaksud (QS. Al Lahab [111]:1-
5) adalah:
150
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6031; Sunan An Nasai, hadits nomor 1910;
Musnad Ahmad, hadits nomor 17499, 17500, 24296; Sunan Ad
Darimi, hadits nomor 2399.
151
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4591.
Tambahan:
MENYALATI JENAZAH ORANG MUNAFIQ
(ABDULLAH BIN UBAY)
ُس َامةَ َح َّدثَنَا َ َح َّدثَنَا أَبُ ْو بَ ْك ِر بْ ُن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا أَبُ ْو أ-5
لَ َّما ُت ُويِّفَ َعْب ُد:ال َ َاهلل بْ ُن عُ َم َر َع ْن نَافِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر ق ِ عبي ُد
ْ َُ
ِ اهلل بن عب ِد
اهلل إِىَل ِ ِ
َْ ُ ْ اهلل بْ ُن أُيَبٍّ ابْ ُن َس لُ ْو َل َج اءَ ْابنُ هُ َعْب ُد
ِ ِ ِ ِ ِ
ُص ه َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َس أَلَهُ أَ ْن يُ ْعطيَ هُ قَمْي َ َر ُس ْول اهلل
ِ ي َكفِّن فِي ِه أَباه فَأ َْعطَاه مُثَّ سأَلَه أَ ْن يصلِّي علَي ِه َف َق ام رس و ُل
اهلل ُْ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ ُ َُ ْ ُ ُ
َخ َذ بَِث ْو ِب ِ ِ ِ
َ ص لِّ َي َعلَْي ه َف َق َام عُ َم ُر فَأ َ ُص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم ليَ
ص لِّى ِ َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق ِ ِ
َ ُ يَا َر ُس ْو َل اهلل أَت:ال َ َر ُس ْول اهلل
ص لَّى ِ َ ص لِّ َي َعلَْي ِه؟ َف َق َ َعلَْي ِه َوقَ ْد َن َه
َ ال َر ُس ْو ُل اهلل َ ُاك اهللُ أَ ْن ت
اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل
ْ :ال َ إِمَّنَ ا َخَّيَرىِن اهللُ َف َق:اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
. َ اس ِقنْي
ِ الْ َقوم الْ َف
َْ
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).
Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh
puluh kali. Namun Allah sekali-kali tidak akan memberi
ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena
mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.
QS. At Taubah [9]:84.
ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم ِ ٍ واَل تُص ِّل علَى أ
َ َح د مْن ُه ْم َم
َ َ َ َ
ِ َاهلل ورسولِِه وما ُتوا وهم ف
.اس ُق ْو َن ِ ِ
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َك َف ُر ْوا ب
“Dan janganlah kamu sekali-kali menshalati (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik”.
B. HADITS PENDUKUNG
1. Shahih Al Bukhari
1162, 1176, 1178, 1179, 1180, 1182, 1184, 1188, 1189, 1192,
1193, 1194, 1202, 1208, 1211, 1214, 1215, 1219, 1222, 1227,
1228, 1232, 1246, 1247, 1250, 1251, 1256, 1261, 1266, 1271,
1285, 1288, 1291, 1292, 1295, 1296, 1298, 1301; (terdapat
pada hadita utama).
1702, 1717, 1718, 1719, 1943, 1948, 2265, 2449, 2537, 2538,
2589, 2605, 2827, 2835, 2983, 3001, 3015, 3195, 3258, 3329,
3474, 3584, 3589, 3590, 3591, 3595, 3636, 3736, 3771, 3776,
3929, 3930, 4087, 4089, 4097, 4137, 4221, 4402, 4279, 4302,
4303, 4307, 4399, 4402, 4564, 4565, 4566, 4567, 4568, 4591,
4777, 4918, 4919, 4922, 4924, 4926, 4935, 5204, 5218, 5368,
5592, 5587, 5592, 5595, 5640, 5707, 5727, 5754, 5797, 5887,