Anda di halaman 1dari 256

PEMULASARAAN JENAZAH

‫الر ِحْي ِم‬ ِ ‫بِس ِم‬


َّ ‫اهلل الرَّمْح َ ِن‬ ْ

TAMHID

‫يَ آ أَيُّ َه ا الَّ ِذيْ َن َآمنُ وا َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َواَل مَتُ ْوتُ َّن إِاَّل َوأَْنتُ ْم‬
.‫ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah sekali-akali
kamu mati kecuali kamu berada dalam Islam”. (QS. Ali Imran
[3]:102)

ِ ‫اهلل أَو متُّم لَم ْغ ِف رةٌ ِمن‬


ِ ِ ‫ِ ِ ىِف‬
‫اهلل َو َرمْح َ ةٌ َخْي ٌر‬ َ َ َ ْ ُ ْ ‫َولَئ ْن قُت ْلتُ ْم َس بْي ِل‬
.‫مِّمَّا جَيْ َمعُ ْو َن‬
“Dan sungguh jika kamu gugur dijalan Allah tentulah
ampunan dan rahmat Allah lebih baik bagimu dari harta
rampasan yang mereka kumpulkan”. (QS. Ali Imran [3]:157).
Kewajiban orang yang masih hidup terhadap orang yang
telah mati (jenazah) ada empat macam, yaitu: 1. Memandikan;
2. Mengkafani; 3. Menshalatkan; 4. Menguburkan.

Pemulasaraan Jenazah | 1
Namun, dalam makalah ini disampaikan terlebih dahulu
uraian singkat tentang hidup dan mati, sehat dan sakit, serta
beberapa hal yang berkaitan dengan kewajiban orang yang
masih hidup terhadap jenazah, berdasarkan ajaran Islam. Allah
swt memberi pelajaran kepada umat-Nya bagaimana seseorang
yang masih hidup bersikap terhadap orang yang telah
meninggal dunia, atau bagaimana seseorang yang sehat
menghadapi orang yang sedang sakit. Hal itu diajarkan Allah
swt melalui Rasul-Nya, karena pada umumnya orang yang
meninggal dunia itu biasanya didahului dengan peristiwa atau
musibah sakit.

HIDUP DAN MATI


Islam mengajari umatnya bahwa setiap menjelang tidur
dianjurkan berdo’a, demikian pula setelah bangun dari
tidurnya.
Rasulullah saw bersabda:

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ َّ ‫َع ْن أَىَب بَ ْك ِر بْ ِن أَىِب ُم ْو َس ى َع ِن الَْب َر ِاء أ‬


َ َّ ‫َن النَّيِب‬
‫ك‬ َ ِ‫َحيَا َوبِامْس‬
ْ‫كأ‬ َ ِ‫ اللَّ ُه َّم بِامْس‬:‫ض َج َعهُ قَ َال‬ َ ‫َو َسلَّ َم َكا َن إِذَا أ‬
ْ ‫َخ َذ َم‬
ِ ِِ
ْ ‫ احْلَ ْم ُد للَّه الَّذى أ‬:‫ال‬
‫َحيَانَ ا َب ْع َد َم ا‬ َ َ‫اس َتْي َق َظ ق‬ْ ‫ت َوإِ َذا‬ ُ ‫أ َُم ْو‬
٤٨٨٦ ‫ صحيح مسلم‬.‫ُّش ْو ُر‬ ُ ‫أ ََماَتنَا َوإِلَْي ِه الن‬
Dari Abu Bakr bin Abu Musa, dari Al Barra', bahwasanya
Nabi saw apabila hendak tidur, maka beliau membaca do’a:
"Allaahumma bismika ahyaa wa bismika amuutu; Ya Allah!

2 | Pemulasaraan Jenazah
Dengan nama-Mu (atas nama-Mu aku hidup dan dengan
nama-Mu (atas nama-Mu) aku mati". Apabila bangun dari
tidur, maka beliau membaca doa: “Alhamdu lillaahil ladzii
ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuuru; Segala
puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali
setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya-lah tempat
kami kembali”. (Shahih Muslim, hadits nomor 4886).1
Kalau kita renungi dengan penuh ke-khusyu’-an ajaran
dan bimbingan Rasulullah saw tentang bagaimana kita berdo’a
menjelang dan setelah bangun tidur, maka akan terasa bahwa
betapapun tingginya cita-cita, obsesi dan ambisi seseorang
dalam hidupnya, sesungguhnya kontrak kehidupan kita dengan
Allah swt itu bersifat harian. Malam menjelang tidur kita
serahkan hidup dan mati kita kepada Allah Tuhan semesta
alam. Bersyukur kalau kita masih bisa bangun atau masih
diberi kesempatan kembali hidup untuk sehari itu.
Ini berarti kita masih diberi kesempatan untuk
beristighfar, menghapus dosa dan memperbanyak beramal
shaleh. Karena sebenarnya kita tidak tahu apakah setelah tidur
itu, kita masih bisa bangun lagi di sini di alam dunia ini
disertai dengan tegur sapa, gelak tawa, dan sambutan seluruh
anggota keluarga beserta karib kerabat, atau bahkan justru kita
dibangunkan langsung nanti di alam kubur dan disambut
dengan teguran malaikat Munkar dan Nakir.

1
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5837, 5839, 5849, 5850, 6845; Sunan Abu
Dawud, hadits nomor 4390; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor
3339; Musnad Ahmad, hadits nomor 20404, 22184, 22280,
22301, 22362.

Pemulasaraan Jenazah | 3
Melalui ucapan do’a menjelang dan setelah bangun
tidur, seorang muslim sebenarnya dibimbing untuk senantiasa
menyadari bahwa kematian dan kehidupan adalah laksana dua
sisi dari sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Hidup
dan mati itu sewaktu-waktu bisa datang dan pergi silih
berganti. Artinya, kalaupun sampai hari ini kita masih
dikaruniai hidup di dunia ini, tidak lain karena Allah masih
berkenan memperpanjang kontrak-Nya dengan kita.
Kontrak hidup ini mungkin atau bahkan pasti sewaktu-
waktu bisa dibatalkan secara sepihak dengan tanpa terlebih
dahulu memberi tahu kita. Apakah jiwa kita yang digenggam
Allah pada waktu kita tidur akan ditahan karena Dia
menghendaki kematian kita atau mungkin dikembalikan pada
jasad kita untuk kembali hidup sampai waktu yang telah
ditetapkan-Nya. Itu terserah kepada Allah, karena memang
Dia yang berkuasa.

‫ت ىِف َمنَ ِام َه ا‬ ‫هِت‬ ِ ‫اَهلل يَت وىَّف اأْل َْن ُف‬
ْ ُ‫س حنْي َ َم ْو َ ا َوالَّىِت مَلْ مَت‬ َ َ َُ
‫َج ٍل‬ ِ ْ ‫ت وير ِس ل اأْل‬ َ َ‫ك الَّىِت ق‬ُ ‫َفيُ ْم ِس‬
َ ‫ُخ َرى إىَل أ‬ ُ ُْ َ َ ‫ض ى َعلَْي َه ا الْ َم ْو‬
.‫ات لَِق ْوٍم َيَت َف َّك ُر ْو َن‬
ٍ ‫ك آَل ي‬ِ ِ
َ َ ‫ُم َس ًّمى إ َّن ىِف َذال‬
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya,
maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir”. (QS. Al Zumar [39]:42).

4 | Pemulasaraan Jenazah
Mengapa jiwa kita setiap hari bolak balik digenggam
dan dilepas, digenggam dan dilepas serta begitulah
seterusnya? Tentu hal ini mengandung rahasia atau
mengandung pesan yang harus dijadikan pelajaran untuk kita.
Kalau hal itu merupakan pelajaran, maka sudah seharusnya
kita ambil sebagai hidayah (petunjuk dan bimbingan) bagi
kebaikan dan kebahagiaan hidup selanjutnya.
Dari ayat di atas (paling tidak), ada tiga hal penting
yang hendaknya kita perhatikan, antara lain sebagai berikut:
Pertama; agar hendaknya kita selalu ingat akan
kekuasaan Allah swt dan ketidakberdayaan manusia. Manusia
tidak boleh sombong karena merasa telah banyak melakukan
kebaikan. Etika yang diajarkan Allah kepada kita dalam
menyikapi hidup ini adalah, apabila ada sesuatu kebaikan yang
telah kita lakukan maka, sebenarnya kebaikan itu berasal dari
Allah swt. Sebaliknya, apabila ada kekurangan atau kejelekan
yang muncul dalam diri kita maka, sebenarnya kekurangan itu
muncul dari diri kita. Pernyataan seperti ini bukan sebagai
ungkapan basa-basi, akan tetapi semestinya muncul melalui
kesadaran yang mendalam melalui proses pertanyaan siapa
aku ini sebenarnya, dari mana dan kemana aku akan kembali,
dan selanjutnya.

.‫إِنَّا لِلَّ ِه َوإِنَّا إِلَْي ِه َر ِاجعُ ْو َن‬


“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami akan kembali”.
Kedua; perlunya kita mensyukuri hidup. Orang yang
berfikir akan segera mensyukuri kehidupan ini yang
merupakan anugerah Allah swt. Namun, umumnya di

Pemulasaraan Jenazah | 5
kalangan kita seringkali terdapat kekeliruan dalam
pelaksanaannya, bahwa syukuran atau yang perlu disyukuri itu
adalah ketika kita memperoleh kedudukan duniawi, atau
memperoleh keuntungan materi saja. Kita terkadang lupa
bahwa hidupan itu sendiri adalah anugrah Allah yang harus
disyukuri, apalagi kalau ditambah dengan anugrah kesehatan
dan kesempatan yang merupakan modal utama dan amat besar
artinya bagi seorang yang beriman.
Ketiga; kita perlu segera memanfaatkan peluang
(kesempatan) yang ada pada hari ini. Orang yang berfikir akan
segera sadar bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah hari
ini, karena ia tidak tahu apakah besok masih hidup atau tidak.
Orang yang berfikir akan segera sadar tentang pekerjaan baik
apa yang bisa dilakukan hari ini, karena boleh jadi hari ini
adalah hari yang terakhir hidup di dunia. Kita tidak tahu
apakah besok masih hidup dan bisa mengerjakan aneka
kebaikan atau tidak. Itulah sebabnya, Allah swt tidak suka bila
ada orang yang mengatakan bahwa aku akan melakukan atau
aku akan mengerjakan sesuatu besok hari, apabila tanpa diikuti
dengan ucapan jika Allah berkenan (wa laa taquulanna li
syai-in innii faa’ilun dzaalika ghadan illaa an yasyaa Allah).
Dalam beberapa hadits disebutkan sebagai berikut:

‫ب َع ْن نَافِ ٍع َع ِن‬َ ‫َح َّد َثنَا أَمْح َ ُد بْ ُن َحْنبَ ٍل َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن أَيُّ ْو‬
‫ف‬َ َ‫ َم ْن َحل‬:‫ال‬ َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬ ِ
َ َّ ‫ابْ ِن عُ َم َر َيْبلُ ُغ بِ ه النَّيِب‬
ِ َ ‫َعلَى مَيِنْي ٍ َف َق‬
‫ س نن أيب داوود‬. ‫اس تَْثىَن‬ ْ ‫ال إِ ْن َش آءَ اهللُ َف َق د‬
٢٨٣٨

6 | Pemulasaraan Jenazah
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ayyub, dari Nafi', dari
Ibnu Umar, sampai kepada Nabi saw, beliau berkata:
"Barangsiapa bersumpah, lalu (diikuti) dengan mengucapkan
insyaa Allah (jika Allah menghendaki), maka ia telah
membuat pengecualian". (Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2838).2
Sesuai dengan kontrak kehidupan kita yang bersifat
harian, maka evaluasi kehidupan kita juga mestinya bersifat
harian juga. Itulah sebabnya kita diingatkan oleh Nabi saw
untuk mengadakan evaluasi harian. Nabi saw bersabda:
“Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin sajalah
yang tergolong orang yang beruntung dan rugilah orang-
orang yang stagnasi, yakni tidak ada kemajuan dan perbaikan
serta celakalah orang-orang yang ternyata hidupnya hari ini
lebih buruk dari hari kemarin”. Agar setiap hari kita bisa
menambah poin kebajikan, maka kita mesti bisa menata niat,
sikap, dan tindakan kita. Niat baik itu penting dan niat yang
jelek harus selalu ditekan dan dihilangkan sebisa mungkin.
Itulah sebabnya kita disuruh mengucapkan bismillah (dengan
nama Allah atau atas nama Allh) pada saat kita mau
melakukan pekerjaan yang baik. Perintah untuk mengawali
setiap pekerjaan dengan bismillah, artinya perintah agar kita
selalu berupaya melakukan pekerjaan atau kegiatan yang baik
itu diatasnamakan kepada Allah dan tidak mengatasnamakan
selain-Nya. Kita sering mendengar bahwa kejahatan itu
2
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 1451, 1452; Sunan An Nasai, hadits nomor 3768,
3769, 3770, 3795; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 2095;
Musnad Ahmad, hadits nomor 311, 4353, 5108, 5799, 5814,
5830, 7742; Sunan Ad Darimi, hadits nomor 2237, 2238.

Pemulasaraan Jenazah | 7
muncul karena ada niat dan kesempatan. Jadi kalau tidak
punya niat jahat meskipun ada kesempatan maka kejahatan itu
tidak akan terjadi. Ada dua sikap yang diharapkan muncul dari
kesadaran atas kontrak kehidupan antara manusia dengan
Allah yang bersifat harian itu, yakni:
Pertama; munculnya sikap hidup produktif dengan
berusaha keras, dan tidak menunda pekerjaan yang bisa
dikerjakan saat itu. Dan kedua; munculnya sikap pasrah yang
berkualitas tinggi sambil tetap berikhtiar sungguh-sungguh
disertai dengan bertawakkal kepada Allah swt.
Ikhtiar yang sungguh-sungguh disertai dengan tingkat
kepasrahan yang tinggi, agaknya bisa dijadikan sebagai suatu
cara untuk bisa berprestasi dan meraih hasil yang optimal,
tanpa harus mengalami stress yang berlebihan. Memang tidak
mudah untuk melaksanakan hal seperti itu, tapi bukankah
sebagaimana khatib dalam khutbahnya sering menyatakan
dengan wasiatnya uushikum wa iyyaaya bi taqwallaah (Aku
wasiatkan kepada kalian dan kepada diriku sendiri dengan
ketakwaan kepada Allah). Maka sesungguhnya bahwa pada
hakekatnya kitapun sama-sama sedang menasihati diri kita
masing-masing. Bukankah manusia itu suka atau terkadang
melakukan kesalahan dan lupa? Atau bahkan, mereka
senantiasa suka mengulangi kesalahan yang sama. Apabila
diantara kita tidak saling mengingatkan (saling berwasiat),
maka akan merugilah kita semua. Hidup dan mati itu pada
dasarnya diciptakan sebagai balaa (bencana, ujian, cobaan)
atau musibah, yakni sesuatu yang pasti menimpa terhadap
seseorang atau kepada siapapun untuk menguji setiap orang
yang hidup (li yabluwakum), sehingga dapat diketahui siapa di
antara mereka yang lebih baik amal perbuatannya.

8 | Pemulasaraan Jenazah
Firman Allah swt:

‫ الَّ ِذى‬.‫ك َو ُه َو َعلَى ُك ِّل َش ىْي ٍء قَ ِديْ ٍر‬ ِِ ِ


ُ ‫َتبَ َار َك الَّذى بِيَ ده الْ ُم ْل‬
‫َح َس ُن َع َماًل َو ُه َو الْ َع ِز ْي ُز‬ ِ
ْ ‫ت َواحْلََي ْوةَ ليَْبلَُو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أ‬
َ ‫َخلَ َق الْ َم ْو‬
.‫الْغَ ُف ْو ُر‬
“Maha Melimpah kebajikan Dia Yang di tangan-Nya segala
kerajaan, dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa, Yang
menciptakan mati dan hidup untuk menguji manusia, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al Mulk [67]:1-2).
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa al maut (mati) dan al
hayaat (hidup) itu sengaja diciptakan Allah swt, karena kedua-
duanya merupakan sebagian dari bukti yang paling jelas dari
sekian banyak bukti-bukti ke-Mahakuasa-an Allah swt. Atas
kehadiran salah satu atau kedua-duanya (al mautu dan al
hayaatu) atas makhluk (manusia), tidak akan ada yang dapat
menghindar dan tidak akan ada yang dapat menolaknya,
karena kedua-duanya merupakan sunnah Allah yang pasti
berlaku bagi setiap makhluk-Nya.
Berkaitan dengan al maut (mati) dan al hayaat (hidup)
yang sengaja diciptakan sebagai li yabluwakum (untuk
menguji kamu) atau manusia, adalah suatu mushibah yang
menimpa. Kematian yang menimpa seseorang, suatu keluarga
atau karib kerabat, demikian juga anugerah kehidupan (al
hayaat), termasuk dalam pengertian ini, yakni kelahiran
anggota keluarga yang baru hadir (lahir), kedua-duanya
merupakan bahan ujian yang diberikan kepada setiap manusia

Pemulasaraan Jenazah | 9
(tanpa kecuali). Apakah dalam menerima dan menjalaninya itu
dia tabah, sabar, syukur, dan berterima kasih atau justru
sebaliknya, dia putus asa, menyesali, keluh kesah, berpaling,
dan memungkiri serta kufur?
Sayid Quthub mengomentari ayat itu (QS. Al Mulk
[67]:1-2) dengan menyatakan bahwa kematian dan kehidupan
adalah ciptaan Allah. Ayat ini bertujuan membentuk hakikat
itu dalam benak manusia dan mendorongnya untuk selalu
sadar akan tujuan di balik penciptaan itu, yaitu bahwa al maut
(kematian) dan al hayaat (kehidupan) bukan secara kebetulan
atau tanpa pengaturan. Tetapi ada tujuannya, yakni ujian untuk
menampakkan apa yang tersembunyi dari ilmu Allah
menyangkut tingkah laku manusia di pentas bumi ini, serta
bahwa mereka wajar mendapat balasan.
Kemantapan hakikat ini dalam benak manusia akan
menjadikannya selalu hati-hati dan waspada memperhatikan
dengan penuh kesadaran, yang kecil dan yang besar, baik
dalam niat yang terpendam dalam hati maupun dalam
pengamalan yang nampak di alam nyata. Itu semua
menjadikan manusia tidak lengah, atau tidak lalai, dan tidak
juga menjadikan ia merasa tenang, sehingga beristirahat tidak
melakukan upaya. Selanjutnya (komentar Sayyid Quthub),
ayat di atas ditutup dengan menyatakan bahwa Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun, maksudnya agar menuangkan
ketenangan di dalam hati siapa yang memperhatikan tuntunan
Allah dan takut kepada-Nya, karena Allah Maha Perkasa tetapi
juga Maha Pengampun.
Kata al maut (kematian) dan al hayaat (kehidupan) di
dalam al Quran disebut secara seimbang dengan jumlah yang
sama, yakni 145 kali. Pada ayat di atas, kata al hayaat

10 | Pemulasaraan Jenazah
(kehidupan) ditulis setelah kata al maut (kematian), itu
mengandung ma’na bahwa setiap manusia seharusnya dapat
memfungsikan hidupnya sebagai khalifah dan hamba Allah.
Karena bila manusia tidak dapat memfungsikan dirinya seperti
yang dikehendaki Allah itu, yakni sebagai khalifah dan
hamba-Nya, maka berarti dia telah mati sebelum mati. Artinya
ruh (jiwa) orang itu sudah tidak berfungsi lagi atau dengan
kata lain ia telah mati. Padahal secara jasadi ia masih hidup
(bergerak).
Kita ambil sebuah contoh, bahwa tanah yang hidup itu
pada hakikatnya berfungsi untuk menumbuhkan tetumbuhan,
jika ia (tanah itu) gersang dan tidak dapat menghidupkan
tetumbuhan, maka Al Quran menamainya tanah yang mati dan
hal itu berarti bahwa tanah tersebut tidak berfungsi.

ٍ ِّ‫الري اح َفتُثِي ر س حابا فَس ْقنَاه إِىَل بلَ ٍد مي‬ ِ


‫ت‬ َ َ ُ ُ ً َ َ ُ ْ َ َ ِّ ‫َواهللُ الَّذى أ َْر َس َل‬
ِ ‫هِت‬ ِ
.‫ُّش ْو ُر‬
ُ ‫ك الن‬ َ ‫َحَيْينَا بِه اأْل َْر‬
َ ‫ض َب ْع َد َم ْو َا َك َذل‬ ْ ‫فَأ‬
“Dan Allah, Dia-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu
menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu
negeri yang mati, lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya
dengan air hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu”. (QS.
Faathir [35]:9).
Allah swt menciptakan manusia hidup dua kali, yakni
hidup di dunia yang bersifat sementara dan serba terbatas; dan
hidup yang kedua nanti yang besifat abadi (abadan abadaa)
dan tidak terbatas. Begitupun manusia mengalami dua kali
mati, yakni mati yang pertama ketika mereka masih berada
dalam keadaan sebelum berwujud manusia, atau dalam istilah

Pemulasaraan Jenazah | 11
Al Quran sebagai sulaalah min tiin (dari sari pati tanah).
Sedangkan mati yang kedua, yaitu ketika mereka
menghembuskan nafas yang terakhir atau berpisahnya nyawa
(ruh) dari raga (jasad). Mati yang kedua ini merupakan suatu
keadaan yang menjadi pintu gerbang bagi setiap manusia
menuju alam kekal untuk menjalani kehidupan yang
keduakalinya. Allah swt menyatakan bahwa setiap manusia
mengalami mati dan hidup dua kali.

َّ‫َحيَ ا ُك ْم مُثَّ مُيِْيتُ ُك ْم مُث‬ ِ


ْ ‫ف تَ ْك ُف ُر ْو َن بِاهلل َو ُكْنتُ ْم أ َْم َواتًا فَأ‬ َ ‫َكْي‬
.‫حُيْيِْي ُك ْم مُثَّ إِلَْي ِه ُت ْر َجعُ ْو َن‬
“Bagaimana kamu terus menerus kafir kepada Allah, padahal
kamu tadinya mati, kemudian Dia menghidupkan kamu,
kemudian Dia mematikan kamu, kemudian Dia menghidupkan
kamu (kembali), kemudian hanya kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan”. (QS. Al Baqarah [2]:28).
Ayat tersebut lebih ditegaskan melalui firman-Nya
sebagaimana ayat berikut:

‫ مُثَّ َج َع ْلنَ اهُ نُطْ َف ةً ىِف‬. ٍ ‫ولََق ْد َخلَ ْقنَ ا اإْلِ نْس ا َن ِم ْن س اَل لٍَة ِم ْن ِطنْي‬
ُ َ َ
ً‫ض غَة‬ ْ ‫ مُثَّ َخلَ ْقنَ ا النُّطْ َف ةً َعلَ َق ةً فَ َخلَ ْقنَ ا الْ َعلَ َق ةَ ُم‬. ٍ ‫َق َرا ٍر َم ِكنْي‬
‫ض غَةَ ِعظَامًا فَ َك َس ْونَا الْعِظَ َام حَلْمًا مُثَّ أَنْ َش أْنَاهُ َخ ْلقًا‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقنَ ا الْ ُم‬

12 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ِِ
َ ‫ مُثَّ إِنَّ ُك ْم َب ْع َد ذَال‬. َ ‫َح َس ُن اخْلَالقنْي‬
.‫ك لَ َميُِّت ْو َن‬ ْ ‫َخَر َفتَبَ َار َك اهللُ أ‬ َ‫أ‬
.‫مُثَّ إِنَّ ُك ْم َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة ُتْب َع ُث ْو َن‬
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati tanah itu mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Mahasuci-lah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu
sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat”. (QS. Al Mu’minuun [23]:12-16).

SEHAT DAN SAKIT


Selama seseorang dalam menempuh perjalanan
kehidupannya di dunia ini, pasti akan mengalami kebahagiaan
atau penderitaan. Ada yang kaya ada pula yang miskin. Ada
yang pemurah ada pula yang kikir. Dan banyak lagi corak
penomena hidup yang muncul dalam realitas kehidupan yang
senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sehat dan sakit
pun merupakan suatu keadaan individu atau komunitas
manusia yang selalu menghiasi kehidupan sehari-hari selama
mereka masih diijinkan hidup di dunia ini. Semua itu adalah

Pemulasaraan Jenazah | 13
ciptaan Allah (sunnatullaah) yang diberikan kepada semua
makhluk-Nya.
Pada dasarnya (khusus bagi manusia) hidup atau mati
dan sehat atau sakit itu adalah sebagai alat penguji, agar
diketahui siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya.
Namun, ketika musibah sakit ditimpakan Allah swt kepada
manusia, kebanyakan di antara mereka beranggapan bahwa
musibah sakit itu tidak mengandung ma’na atau hikmah
(pelajaran) sama sekali.
Mereka beranggapan bahwa musibah sakit itu hanya
merupakan beban dan penderitaan yang memberatkan.
Anggapan seperti itu tidak benar, yang bisa dikategorikan pada
sikap berprasangka buruk terhadap Allah swt. Bila anggapan
ini dibiarkan, cepat atau lambat, akan membuka peluang
menjadikan manusia memiliki sifat kufur ni’mat (ingkar atas
ni’mat Allah).
Bila seseorang diuji dengan suatu penyakit, lalu dia
berprasangka buruk kepada Allah, maka disamping akan
menumbuhkan sifat kufur ni’mat, juga sungguh penyakitnya
itu akan sulit diobati. Bahkan, sangat berpeluang akan
menimbulkan penyakit baru yang menyerang bagian-bagian
dalam anggota tubuh, yakni hati, jantung, paru-paru dan lain-
lain. Atau dengan kata lain komplikasi penyakit.
Penyakit seperti itu sungguh sulit diobati secara medis,
bahkan mungkin tidak dapat diobati secara medis, karena
sangat berkaitan erat dengan penyakit ruhani atau mental. Alat
penunjang medis sangat sulit untuk mendeteksi penyakit itu,
kecuali hanya untuk bagian pisiknya saja.

14 | Pemulasaraan Jenazah
Sedangkan untuk bagian penyakit ruhaninya, sangat
diperlukan bimbingan psikologis dan bimbingan (tuntunan)
keagamaan atau pembinaan kerohanian. Islam mengajarkan
kepada umatnya supaya selalu memohon pertolongan dan
perlindungan serta tidak meninggalkan berdo’a kepada Allah
swt disertai dengan berusaha keras untuk meraih kebahagiaan
masa depan. Apalagi ketika seseorang mendapat musibah
kemalangan seperti sakit atau mushibah lain.
Dalam hadits riwayat Muslim berikut ini diceritakan
sebagai berikut:

‫َع ْن عُ َم َر بْ ِن َكثِرْيِ بْ ِن أَْفلَ َح َع ِن ابْ ِن َس ِفْينَةَ َع ْن أ ُِّم َس لَ َمةَ أَن ََّه ا‬


‫ َم ا ِم ْن‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َي ُق ْو ُل‬ ِ
َ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل‬
ِ َ‫قَال‬
ُ ‫ مَس ْع‬،‫ت‬ْ
‫ إِنَّا لِلَّ ِه َوإِنَّا إِلَْي ِه‬،ُ‫ص ْيبَةٌ َفَي ُق ْو ُل َم ا أ ََم َرهُ اهلل‬ ِ ‫ص يبه م‬ ِ ِ
ُ ُ ُْ ُ‫ُم ْس ل ٍم ت‬
،‫ف ىِل َخْي ًرا ِمْن َه ا‬ ِ ‫ص يبىِت وأ‬ ِ ِ
ْ ‫َخل‬ ْ َ َْ ‫ اللَّ ُه َّم أْ ُج ْرىِن ىِف ُم‬...‫َراجعُ ْو َن‬
ِ
،َ‫ات أَبُ ْو َس لَ َمة‬ َ ‫ َفلَ َّما َم‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَ ال‬.‫ف اهللُ لَ هُ َخْي ًرا مْن َه ا‬ ْ ‫إِاَّل أ‬
َ َ‫َخل‬
‫اجَر إِىَل‬ ٍ ِ ِِ
َ ‫َي الْ ُم ْس لمنْي َ َخْي ٌر م ْن أَىِب َس لَ َمةَ أ ََّو ُل َبْيت َه‬ ُّ ‫ أ‬:‫ت‬ُ ‫ُق ْل‬
ِ ِ ِ
‫ف اهللُ ىِل‬ َ َ‫َخل‬ْ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم مُثَّ إِىِّن ُق ْلُت َه ا فَ أ‬
َ ‫َر ُس ْول اهلل‬
ِ ‫ أَرس ل إِيَلَّ رس و ُل‬:‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم قَالَت‬
‫اهلل‬ ِ ‫رسو َل‬
ُْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُْ َ
ِ ِ
:‫ت‬ ُ ‫ب بْ َن أَىِب َب ْلَت َع ةَ خَي ْطُبُىِن لَهُ َف ُق ْل‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َح اط‬
َ

Pemulasaraan Jenazah | 15
‫ أ ََّما ْابنَُت َه ا َفنَ ْدعُو اهللَ أَ ْن يُ ْغنَِي َه ا‬:‫ال‬
َ ‫ َف َق‬.‫إِ َّن ىِل بِْنتًا َوأَنَا َغُي ْوٌر‬
١٥٢٥ ‫ صحيح مسلم‬.‫ب بِالْغَْيَر ِة‬
َ ‫َعْن َها َوأ َْدعُو اهللَ أَ ْن يَ ْذ َه‬
Dari Umar bin Katsir bin Aflah, dari Ibnu Safinah, dari Ummu
Salamah, bahwa ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: "Tidaklah seorang mu’min tertimpa musibah,
kemudian ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh
Allah, (yakni): innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun; (lalu)
Allaahumma’jurnii fii mushiibatii wakhluf lii khairum
minhaa; Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan kami
kembali (hanya) kepada Allah; Ya Allah, berilah kami pahala
karena musibah ini dan gantilah bagiku musibah ini dengan
(sesuatu) yang lebih baik dari padanya, melainkan Allah
menukar baginya dengan yang lebih baik". Ummu Salamah
berkata: “Ketika Abu Salamah telah meninggal, aku bertanya,
orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu
Salamah? Dia adalah orang yang pertama-tama hijrah
kepada Rasulullah saw. Kemudian akupun mengucapkan
do’a tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku
dengan Rasulullah saw". Ummu Salamah mengisahkan:
“Rasulullah saw mengutus Hatib bin Abu Balta'ah melamarku
untuk beliau sendiri. Maka aku pun menjawab, bagaimana
mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku
sendiri adalah seorang pencemburu" Selanjutnya beliau pun
menjawab: "Adapun anaknya, maka kita do'akan semoga
Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendo'akan pula

16 | Pemulasaraan Jenazah
semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu". (Shahih
Muslim, hadits nomor 1525).3
Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa ketika
seseorang ditimpa musibah (apapun musibah yang
menimpanya), maka kepada mereka dianjurkan untuk
mengucapkan, “innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun;
(Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan kami kembali
hanya kepada Allah)” yang merupakan pernyataan keyakinan
bahwa Allah-lah pemilik segala sesuatu.
Kemudian ikutilah pernyataan itu dengan ucapan do’a
“Allaahumma-jurnii fii mushiibatii wakhluf lii khairum
minhaa; (Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini
dan gantilah bagiku musibah ini dengan (sesuatu) yang lebih
baik dari padanya)” yang merupakan permohonan
penggantinya. Ini menunjukkan adanya keharusan berusaha
merubah keadaan dari buruk menjadi baik dan lebih baik lagi.
Lalu, yang berkaitan dengan pengalaman Ummu Salamah
(seorang janda Abu Salamah) yang kemudian dilamar oleh
Rasulullah saw adalah merupakan pembuktian dikabulnya
do’a yang dipanjatkan Ummu Salamah tersebut.
Permasalahan yang berkait dengan tata cara
mengunjungi orang sakit dan pemulasaraan jenazah, sering
muncul disetiap saat. Persoalan yang timbul sehubungan
dengan orang sakit diantaranya adalah bagaimana orang yang
sehat ketika berhadapan dengan orang yang sakit dan orang
sakit ketika berhadapan dengan penyakit yang dideritanya.

3
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1526; musnad Ahmad, hadits nomor 25417, 25498.

Pemulasaraan Jenazah | 17
Kemudian, berlanjut ke persoalan bagaimana perilaku
kita (orang yang sehat) ketika berhadapan dengan orang yang
sedang mengalami sakratulmaut dan setelahnya. Atau
selanjutnya, bagaimana ketika melaksanakan pemulasaraan
jenazah, atau juga hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
sikap dan perilaku kita pasca peristiwa kematian seseorang.
Berkaitan dengan anjuran menengok orang sakit, bahwa
sakit itu ada dua kategori, yakni sakit yang diperkirakan ada
harapan sembuh kembali dan sakit yang diperkirakan tidak ada
harapan sembuh lagi.
Ada beberapa hal penting yang mesti disampaikan oleh
orang yang menjenguk kepada orang-orang yang sedang
ditimpa musibah sakit terutama bagi mereka yang tidak ada
harapan sembuh lagi, di antaranya sebagai berikut:

MENGHADAPI ORANG SAKIT


Ada beberapa hadits yang menerangkan tentang hak
muslim atas muslim lainnya, satu diantaranya adalah berikut:

‫ َح ُّق‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬،‫َن أَبَا ُهَر ْيَر َة قَ َال‬َّ ‫أ‬
ٍ ِ ِ‫الْ ُم ْسلِ ِم َعلَى الْ ُم ْسل‬
ْ ‫ َح َّدثَنَا َعْب ُد بْ ُن مُحَْي د أ‬.‫س‬
‫َخَبَرنَا َعْب ُد‬ ٌ ْ‫مَخ‬ ‫م‬
ِ َّ‫ي َع ِن ابْ ِن الْمس ي‬
‫ب َع ْن أَىِب‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫َخَبَرنَ ا َم ْع َم ٌر َع ِن‬ ِ
َُ ْ ‫ال َّرزَّاق أ‬
‫ب‬ ِ ْ‫ مَخ‬:‫اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬ ِ ‫ال رسو ُل‬
ُ ‫س جَت‬ ٌ َ َ َ َْ ُ َ ْ ُ َ َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َ َ‫ُهَر ْيَر َة ق‬
ُ‫س َوإِ َجابَ ة‬ ِ ‫الس اَل ِم وتَ ْش ِميت الْع‬ ِ ِ ِ ِ
ِ ‫اط‬ َ ُ ْ َ َّ ‫ل ْل ُم ْس ل ِم َعلَى أَخْي ه َر ُّد‬

18 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ‫ قَ َال عب ُد ال َّرز‬.‫ض واتِّب اع اجْل نَ ائِِز‬ ِ ِ ْ ‫ال د‬
:‫َّاق‬ َْ َ ُ َ َ ِ ْ‫َّع َوة َوعيَ َادةُ الْ َم ِري‬
ِ
‫َس نَ َدهُ َم َّر ًة َع ِن‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
ْ ‫ي َوأ‬ َ ْ‫َكا َن َم ْع َم ٌر يُْر ِس ُل َه َذا احْلَدي‬
ُّ ‫ث َع ِن‬
٤٠٢٢ ‫ صحيح مسلم‬.‫ب َع ْن أَىِب ُهَر ْيَر َة‬ ِ َّ‫ابْ ِن الْمسي‬
َُ
Bahwa Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw bersabda: "Hak
muslim atas muslim ada lima”. Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdu bin Humaid, telah mengabarkan kepada kami
‘Abdurrazak, telah mengabarkan kepada kami Ma’mar, dari
Az Zuhri, dari Ibnu Al Musayyab, dari Abu Hurairah, berkata;
Rasulullah saw bersabda: "Kewajiban seorang muslim
terhadap sesama saudara muslim ada lima: Menjawab salam;
Mendo’akan orang yang bersin; Memenuhi undangan;
Mengunjungi orang yang sakit; Ikut mengantar jenazah".
Berkata Abdur Razzaq, telah mengabarkan kepada kami
Ma'mar, memursalkan hadits ini dari Az Zuhri, dan pernah
menyandarkannya dari Ibnu Al Musayyab, dari Abu Hurairah.
(Shahih Muslim, hadits nomor 4022).4
Dalam hadits lainnya hak muslim atas muslim lainnya
itu ada enam.

‫ َح َّدثَنَا‬:‫ قَالُْوا‬.‫ب َو ُقَتْيبَةُ َوابْ ُن ُح ْج ٍر‬ َ ‫َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن أَيُّ ْو‬
َّ ‫إِمْسَعِْي ُل َو ُه َو ابْ ُن َج ْع َف ٍر َع ِن الْ َعاَل ِء َع ْن أَبِْي ِه َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة أ‬
‫َن‬
‫ َح ُّق الْ ُم ْس لِ ِم َعلَى‬:‫ال‬ َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬ ِ
َ ‫َر ُس ْو َل اهلل‬
4
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 4375.

Pemulasaraan Jenazah | 19
ِ ِ ‫ م ا ه َّن ي ا رس و َل‬:‫ قِي ل‬.‫ت‬ ِ ِ
ُ‫ إِذَا لَقْيتَ ه‬:‫ال‬
َ َ‫اهلل؟ ق‬ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ ٌّ ‫الْ ُم ْس ل ِم س‬
‫ص ْح لَهُ َوإِ َذا‬ ِ َ ‫فَسلِّم علَي ِه وإِ َذا دع‬
َ ْ‫ك فَان‬ َ ‫ص َح‬ ْ ‫اك فَأَجْبهُ َوإِ َذا‬
َ ‫اسَتْن‬ ََ َ َْ ْ َ
ِ
َ ‫ض َفعُ ْدهُ َوإِ َذا َم‬
.ُ‫ات فَاتَّبِ ْع ه‬ َ ‫س فَ َحم َد اهللَ فَ َس ِّمْتهُ َوإِ َذا َم ِر‬
َ َ‫َعط‬
٤٠٢٣ ‫صحيح مسلم‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan
Qutaibah serta Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan
kepada kami Isma'il, yaitu Ibnu Ja'far, dari Al 'Alla, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam
perkara". Lalu ditanya: “Apa saja yang enam perkara itu, ya
Rasulullah?” Jawab beliau: “Bila engkau bertemu dengannya,
ucapkankanlah salam kepadanya. Bila dia mengundangmu,
penuhilah undangannya. Bila dia minta nasihat, berilah dia
nasihat. Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid (alhamdu
lillaah), do’akanlah semoga dia beroleh rahmat. Bila dia
sakit, kunjungilah (jenguklah) dia. Dan bila dia meninggal
dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kuburan”. (Shahih
Muslim, hadits nomor 4023).5
Melalui hadits-hadits tersebut, Islam mengajarkan
kepada kita untuk menggembirakan dan menghibur orang
yang sedang menderita sakit, melalui berkunjung kepadanya.
Kunjungan kekerabatan mengandung makna dan kekuatan
supranatural yang luar biasa. Apalagi ketika kita sedang dekat

5
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 8490, 8973.

20 | Pemulasaraan Jenazah
disisi yang sakit, dengan memperlihatkan muka yang manis
dan mengelu-elus badannya serta berkata-kata dengan
motivasi memberikan semangat untuk segera sembuh kembali.
Kemudian memanjatkan do’a kepada Allah swt yang dilandasi
dengan penuh keikhlasan. Maka do’a itu merupakan obat
mujarab secara non medis yang amat efektif bagi orang yang
sakit, bahkan juga bagi keluarganya.
Do’a yang dipanjatkan kepada Allah swt, berdasarkan
pada keterangan dokter atau dugaan sementara menurut
penglihatan kita. Bila dari perkiraan itu disimpulkan masih ada
harapan untuk sembuh kembali, maka do’a yang hendaknya
dipanjatkan adalah:

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َّ ‫ أ‬:‫َع ْن َعائِ َشةَ َر ِضي اهللُ َعْن َها‬
َ
‫ب‬ َّ ‫ اللَّ ُه َّم َر‬:‫ َو َي ُق ْو ُل‬، ‫ض أ َْهلِ ِه مَيْ َس ُح بِيَ ِد ِه الْيُمْىَن‬َ ‫َكا َن يُ َع ِّوذُ َب ْع‬
‫الش اىِف اَل ِش َفاءَ إِاَّل ِش َف ُاؤ َك‬ ِ ِ ِ ‫ب الْب‬ ِ ِ ِ ‫الن‬
َّ ‫ت‬ َ ْ‫اس ا ْش فه َوأَن‬ َ َ ‫َّاس أَ ْذه‬
ِ ْ‫ال س ْفيا ُن ح َّدث‬ ِ ِ
‫ص ْو ًرا‬ ُ ‫ت بِ ه َمْن‬ ُ َ َ ُ َ َ‫ ق‬.‫ش َفاءً اَل يُغَ اد ُر َس َق ًما‬
‫ ص حيح‬.ُ‫فَ َح َّدثَىِن َع ْن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن َم ْس ُر ْو ٍق َع ْن َعائِ َش ةَ حَنْ َوه‬
٥٣٠٢ ‫البخاري‬
Dari 'Aisyah ra: “Bahwa Nabi saw selalu memintakan
perlindungan untuk sebagian keluarganya, beliau mengusap
dengan tangan kanannya sambil berdo'a; Allaahumma
rabban naasi adzhibil ba-sa isyfihii wa antasy syaafii laa
syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-al laa yughaadiru saqamaa;

Pemulasaraan Jenazah | 21
Ya Allah Tuhan manusia, Dzat yang menghilangkan rasa
sakit, sembuhkanlah dia, dan Engkau-lah Dzat yang Maha
menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan
kesembuhan dari Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak
menyisakan rasa sakit". Sufyan berkata; aku menceritakan hal
ini kepada Manshur, maka dia menceritakan kepadaku dari
Ibrahim, dari Masruq, dari ‘Aisyah, seperti hadits di atas.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5302).6
Apabila orang yang sakit itu diperkirakan sulit untuk
sembuh kembali (baik menurut perkiraan secara medis
maupun penglihatan kita), hendaklah kita berdo’a, sebagai
berikut:

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ٍِ ِ َ‫َع ْن أَن‬


َ ُّ ‫س بْ ِن َمالك َرض َي اهللُ َعْنهُ قَ َال النَّيِب‬
‫َصابَهُ فَِإ ْن َك ا َن اَل‬ ِ ‫ اَل يتَمَّن َّ أَح ُد ُكم الْمو‬:‫وسلَّم‬
َ ‫ضٍّر أ‬ُ ‫ت م ْن‬ َ ْ َ ْ َ ‫َ َ َ َ َ نَي‬
ِ
‫ت احْلَيَ اةُ َخْي را ىِل‬
ً ْ َ‫َحيِىِن َم ا َك ان‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم أ‬:‫بُ َّد فَ اعاًل َف ْلَي ُق ْل‬
٥٢٣٩ ‫ صحيح البخاري‬. ‫ت الْ َوفَاةُ َخْيًرا ىِل‬ ْ َ‫َوَت َوفَّىِن إِ َذا َكان‬
Dari Anas bin Malik ra, dia berkata; Nabi saw bersabda:
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan
kematian karena musibah yang menimpanya. Kalau memang
6
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5309; Shahih Muslim, hadits nomor 4061, 4062,
4063; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 3385; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 895, 3488; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1608, 3511; Musnad Ahmad, hadits nomor 533, 14905,
14906, 17560, 23046, 23052, 23630, 23632, 23694, 23798,
23811, 23852, 25165, 26194.

22 | Pemulasaraan Jenazah
hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; Allaahumma
ahyinii maa kaanatil hayaatu khairal lii wa tawaffanii idzaa
kaanatil wafaatu khairal lii; Ya Allah, hidupkanlah
(sembuhkanlah) aku jika kehidupan (kesembuhan) itu baik
untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5239).7
Dan ketika mendo’akan orang lain yang sedang sakit,
redaksi do’a yang kita gunakan boleh sebagaimana redaksi
berikut ini:

ِ َ‫ت احْل ياةُ خيرا لَه وَتوفَّه ما َكان‬


ِ ِ ‫اَللَّه َّم أ‬
ُ‫ت الْ َوفَاة‬ َ ُ َ َ ُ ً ْ َ ََ َ‫َحيِه َما َكان‬
ْ ُ
.ُ‫َخْيًرا لَه‬
“Ya Allah, hidupkanlah (sembuhkanlah) dia, bila hidupnya
(kesembuhannya) itu lebih baik baginya, atau wafatkanlah
(matikanlah) dia, bila kematiannya itu lebih baik baginya”.
Kemudian ikutilah do’a itu dengan lafadz talqin, yakni
memberikan tuntunan atau bimbingan untuk menyatakan
ketauhidannya dengan ucapan:

ُ‫اَل إِلَهَ إِاَّل اهلل‬


“Tidak ada Tuhan kecuali Allah”. (Lihat hadits tentang talqin,
yakni Shahih Muslim, hadits nomor 1523).

7
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5874; Shahih Muslim, hadits nomor 4840, 4841;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1798; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 4255; Musnad Ahmad, hadits nomor 11541, 12203,
12550, 12689, 13090, 13212, 13483.

Pemulasaraan Jenazah | 23
Rasulullah saw menyatakan sebagai berikut:

‫ش َع ْن َش ِقْي ٍق َع ْن َعْب ِد‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َعْب َدا ُن َع ْن أَىِب مَح َْزةَ َع ِن اأْل َْع َم‬
ِ ِ ِ
‫ال‬َ َ‫ُخ َرى ق‬ ْ‫تأ‬ ُ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َكل َم ةً َو ُق ْل‬َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫اهلل ق‬
ِ ‫ من م ات وه و ي ْدعو ِمن دو ِن‬:‫النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬
‫اهلل‬ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ُّ
‫ات َو ُه َو اَل يَ ْدعُو لِلَّ ِه نِ دًّا‬ َ ‫ َم ْن َم‬:‫ت أَنَ ا‬ ُ ‫ َو ُق ْل‬.‫َّار‬
َ ‫ن دًّا َد َخ َل الن‬
ِ
٤١٣٧ ‫ صحيح البخاري‬.َ‫َد َخ َل اجْلَنَّة‬
Telah menceritakan kepada kami Abdan, dari Abu Hamzah,
dari Al A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, Nabi saw bersabda
(dengan) beberapa kalimat yang aku tambahkan. Nabi saw
bersabda: "Barangsiapa yang mati, sedangkan dia menyeru
selain Allah sebagai tandingannya (syirik), maka dia masuk
neraka". Sedangkan aku berkata (menambahkan):
“Barangsiapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun (bertauhid), maka dia masuk surga”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 4137).8
Kemudian, selain yang telah disebut di atas, ada
beberapa aktifitas lain yang sebaiknya dilakukan oleh siapa
pun yang berkunjung (menengok) orang yang sakit.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menganjurkan bersabar.

8
_Haditsyang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6189; Shahih Muslim, hadits nomor 134; Musnad
Ahmad, hadits nomor 3838, 4011, 4174.

24 | Pemulasaraan Jenazah
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َّ ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ‬
َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َ
‫اهلل َخ َر َج ِم ْن‬ ِ ‫ من م ِرض لَيلَ ةً فَص بر ور ِض ي هِب ا ع ِن‬:‫قَ َال‬
َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ َ َْ
.‫ رواه الرتمذى‬.ُ‫ذُنُ ْوبِِه َكَي ْوِم َولَ َدتْهُ أ ُُّمه‬
Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang ditimpa sakit semalam, kemudian ia
bersabar dan rela atas cobaan dari Allah, terlepaslah dia dari
dosanya sebagaimana pada hari dia dilahirkan oleh ibunya”.
(HR. At Tirmidzi).
Dalah hadits ini ada dua kata kunci yang harus kita
perhatikan dengan cermat, yakni:
Pertama, kata shabara yang berarti sabar. Kesabaran
atas taqdir Allah, tidak dimaksudkan harus tinggal diam dalam
menerima musibah sakit, tetapi sabar dalam arti menrima
musibah sakit itu sebagai takdir Allah sambil berusaha keras
dengan berobat atas penyakit yang dideritanya, sambil tetap
bertawakkal kepada-Nya. Karena segala sesuatu (termasuk
sakit) itu semua adalah ciptaan Allah swt yang dijadikan-Nya
sebagai alat untuk menguji umat-Nya.
Dalam hal ini Allah swt berfirman:

‫َجٌر‬
ْ ‫َوأ‬ ٌ‫ك هَلُ ْم َم ْغ ِفَرة‬ ِ ‫الصاحِل‬
َ ِ‫ات أُولَئ‬ ِ ِ
َ ‫الَّذيْ َن‬...
َ َّ ‫صَب ُر ْوا َو َعملُ ْوا‬
.‫َكبِْيٌر‬

Pemulasaraan Jenazah | 25
“... orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS.
Huud [11]:11).
Kedua, kata radliya yang berarti ridla atau rela.
Lengkapnya radliya biha (rela karenanya), kata ganti ha (nya)
menunjuk pada maridla (sakit), sedangkan sakit itu adalah
ciptaan Allah yang ditimpakan kepada manusia sebagai ujian.
Dia (penyakit) itu merupakan salah satu takdir Allah dan
seorang muslim mesti beriman pada rukun iman yang ke
enam, yaitu beriman pada takdir yang baik dan yang buruk
dari Allah swt (wa tu’mina bil qadari khairihi wa sarrihi
minallah).
Jika seseorang tidak rela menerima musibah sakit
berarti ia telah kufur (mengingkari) takdir Allah swt. Sikap itu,
sangat merusak keimanannya sendiri. Oleh karena itu, ketika
seseorang ditimpa musibah sakit, mestinya dia rela
menerimanya sambil tetap bersabar dalam berusaha mencari
kesembuhan agar terlepas dari musibah sakit. Inilah yang
semestinya dibimbingkan kepada mereka yang sedang
mengalami (ditimpa) musibah sakit.

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِ ‫عن عب ِد‬


َ ‫ت َعلَى َر ُس ْول اهلل‬ ُ ‫ َد َخ ْل‬:‫ال‬ َ َ‫اهلل ق‬ َْ ْ َ
‫ك َو ْعكًا‬ ُ ‫َّك لَُت ْو َع‬ ِ ‫ ي ا رس و َل‬:‫ك َف ُق ْلت‬
َ ‫اهلل إِن‬ ُ ‫َو َس لَّ َم َو ُه َو يُ ْو َع‬
ُْ َ َ ُ
.‫ك َر ُجاَل ِن ِمْن ُك ْم‬ ُ ‫ك َك َم ا يُ ْو َع‬ُ ‫َج ْل إِىِّن أ ُْو َع‬
َ ‫ أ‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫َش ِديْ ًدا‬
‫ك َم ا ِم ْن‬ ِ ِ َ َ‫ ق‬.‫َج َريْ ِن‬ َّ ‫ك أ‬ ِ
َ ‫ك َك َذل‬ َ ‫َج ْل َذل‬َ ‫ أ‬:‫ال‬ ْ‫كأ‬ َ َ‫َن ل‬ َ ‫ َذل‬:‫ت‬ ُ ‫ُق ْل‬

26 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ‫مس لِ ٍم ي‬
‫ص ْيبُهُ أَذًى َش ْو َكةٌ فَ َم ا َف ْو َق َه ا إِاَّل َكفََّر اهللُ هِبَ ا َس يِّئَاتِِه‬ ُ ُْ
٥٢١٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫َّجَرةُ َو َر َق َها‬ َ ‫ط الش‬ ُّ ُ‫َك َما حَت‬
Dari Abdullah, dia berkata: “Aku pernah menjenguk
Rasulullah saw ketika beliau sedang menderita sakit”. Lalu
aku berkata: "Wahai Rasulullah, sepertinya anda sedang
merasakan sakit yang amat berat". Beliau bersabda: "Benar,
rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang
menimpa dua orang dari kalian (dua kali lipat)". Selanjutnya
aku berkata: "Karena itu, anda mendapatkan pahala dua kali
lipat". Beliau menjawab: "Benar, seperti itulah, dan tidaklah
seorang muslim pun yang tertimpa suatu musibah (penyakit)
atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan
dedaunannya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 5216).9
2. Menganjurkan berbaik sangka.

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َقْب َل َوفَاتِ ِه‬


َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ
ُ ‫ مَس ْع‬:‫َع ْن َج ابِ ٍر قَ َال‬
ِ ِ‫ اَل مَيُ وتَ َّن أَح ُد ُكم إِاَّل وه و حُي ِس ن ب‬:‫بِثَاَل ٍث ي ُق و ُل‬
.‫اهلل الظَّ َّن‬ ُ ْ ََُ ْ َ ْ َ
‫ب‬ ٍ ْ‫ َح َّد َثنَا أَبُ ْو ُك ري‬.‫َح َّد َثنَا عُثْم ا ُن بْن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّد َثنَا َج ِر ْي ر‬
َ ٌ ُ َ
‫َخَبَرنَا ِعْي َس ى‬ ِ
ْ ‫ َح َّدثَنَا إِ ْس َح ُق بْ ُن إِ ْب َراهْي َم أ‬.َ‫َح َّدثَنَا أَبُ ْو ُم َعا ِويَة‬

9
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5228; Shahih Muslum, hadits nomor 4663; Sunan
Ad Darimi, hadits nomor 2652.

Pemulasaraan Jenazah | 27
.ُ‫ش هِبَ َذا اإْلِ ْسنَ ِاد ِم ْثلَ ه‬
ِ ‫بْ ُن يُ ْونُس َوأَبُ ْو ُم َعا ِويَةَ ُكلُّ ُه ْم َع ِن اأْل َْع َم‬
َ
٥١٢٤ ‫صحيح مسلم‬
Dari Jabir, berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda tiga
hari sebelum beliau wafat: "Jangalah salah seorang dari
kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada
Allah". Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir. Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah. Telah menceritakan kepada
kami Ishaq bin Ibrahim, telah mengkhabarkan kepada kami Isa
bin Yunus dan Abu Mu'awiyah, semuanya dari Al A'masy
dengan sanad ini dengan matan serupa. (Shahih Muslim,
hadits nomor 5124).10
Sebab wurud (diajarkan) hadits ini adalah ketika Nabi
Muhammad saw sedang sakit menjelang akhir hayaatnya.
Ketika itu keluarga dan sahabat beliau merasa cemas, karena
telah melihat tanda-tanda bahwa beliau akan meninggal.
Mereka mengkhawatirkannya, bagaimana keadaaan umatnya
nanti setelah beliau mangkat. Perasaan yang dialami keluarga
dan sahabatnya itu diketahui oleh Rasulullah. Maka beliau saw
bersabda sebagaimana hadits tersebut. Rasulullah saw
dipanggil untuk kembali ke Hadlirat Allah swt, karena
tugasnya telah selesai. Sedang persoalan yang menyangkut
umat Islam, semuanya berada dalam tanggung jawab Allah
10
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 5125; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2706; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 4157; Musnad Ahmad, hadits nomor
13611, 13867, 13957, 14005, 14053, 14664.

28 | Pemulasaraan Jenazah
swt. Dia (Allah) Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka tidak
ada yang mesti dikhawatirkan. Bagi seseorang yang sedang
mengalami sakit, bahkan syakratul maut pun tidak
diperkenankan berprasangka buruk terhadap Allah swt,
karena, Dia berbuat demikian, tidak bermaksud menganiaya si
sakit atau siapa pun juga.

.‫َّاس أَْن ُف َس ُه ْم يَظْلِ ُم ْو َن‬ ِ ِ ِ


َ ‫إ َّن اهللَ اَل يَظْل ُم الن‬
َ ‫َّاس َشْيئًا َولَك َّن الن‬
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia
sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzalim
kepada diri mereka sendiri”. (QS. Yunus [10]:44).
Oleh karenanya, berbaik sangka adalah hal yang mesti
dimunculkan dan dibimbingkan terutama bagi orang yang
sedang manghadapi ajalnya tiba. Karena dengan perbuatan itu
akan membentuk jiwa taslim (pasrah) dan menghilangkan
sikap putus asa. Inilah yang dikehendaki oleh ucapan
Rasulullah “laa yamuutanna ahadukum illaa wa huwa
yuhsinu adz dzanna bi Allaah (janganlah mati salah seorang
dari kamu kecuali dia berbaik sangka kepada Allah)”. Dan ini
sesuai pula dengan kehendak Allah swt dengan firmannya:

‫يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َآمُن ْوا ًّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َواَل مَتُْوتُ َّن إِاَّل َوأَْنتُ ْم‬
.‫ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada
Allah (dengan) sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan

Pemulasaraan Jenazah | 29
berserah diri (kepada Allah) muslim”. (QS. Ali Imran
[3]:102).
3. Menganjurkan berwasiat.

ُ‫ت إِ ْن َتَر َك َخْيًرا الْ َو ِصيَّة‬ ِ


ُ ‫َح َد ُك ُم الْ َم ْو‬
َ ‫ضَر أ‬َ ‫ب َعلَْي ُك ْم إِذَا َح‬
َ ‫ُكت‬
. َ ‫ف َحقًّا َعلَى الْ ُمت َِّقنْي‬ ِ ‫لِْلوالِ َدي ِن واأْل َ ْقربِ بِالْمعرو‬
ْ ُ ْ َ َ ‫َ ْ َ َ نْي‬
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu
kedatangan (anda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta
yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib
kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) hak (yang harus
dilaksanakan, yakni kewajiban) atas irang-orang yang
bertakwa”. (QS. Al Baqarah [2]:180).
Ayat ini mewajibkan kepada kaum aghniya (orang-
orang yang memiliki harta yang banyak) untuk berpesan
(berwasiat), ketika menyadari akan kedatangan tanda-tanda
kematian. Apabila wasiat itu tidak diucapkannya, maka ada
kewajiban bagi keluarga (karib kerabatnya), bahkan siapapun
yang mengetahui dan memahami ayat tersebut untuk
mengingatkan dan menganjurkan kepada yang bersangkutan
agar dia berwasiat. Hal itu penting dilakukan supaya dapat
mengantisipasi tindakan yang buruk setelah si sakit meninggal
dunia.
Wasiat adalah pesan baik, yang disampaikan seseorang
kepada orang lain, untuk dilaksanakan oleh siapa yang
menerimanya, baik sebelum atau sesudah kematian orang itu.
Karena wasiat itu harus dilakukan ketika kedatangan tanda-
tanda kematian, maka kita harus mengetahui yang
bagaimanakan tanda-tanda kematian itu?

30 | Pemulasaraan Jenazah
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya, Al Mishbah,
menuliskan bahwa tanda-tanda kematian itu adalah; rambut
yang memutih, gigi yang rontok, kesehatan yang menurun,
usia senja, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan
harta yang banyak itu sangat relatif. Dalam Al Quran dan As
Sunnah tidak ditemukan kepastian batasannya, sehingga para
ulama berpendapat bahwa menganjurkan berwasiat itu kepada
siapapun dan berapapun jumlah harta yang dimilikinya.
Tentang batas kepemilikan harta menjadi relatif sekali dan
amat situasional, apalagi bila diukur dengan situasi ekonomi
pada sa’at ini.
Dalam hal ini, ada dua hal yang mesti diperhatikan,
yakni: Pertama; Ketika seseorang berwasiat disyaratkan
ma’ruf, sebagaimana ayat di atas. Artinya, hendaknya
dipertimbangkan supaya berlaku adil sehingga tidak
menimbulkan keretakan dalam keluarga. Kedua; Hendaknya
memahami benar dan memperhatikan ajaran Islam tentang
aturan pembagian harta pusaka, terutama yang menetapkan
bahwa wasiat itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta
miliknya. Ada ulama yang berpendapat bahwa, ayat-ayat
tentang waris adalah merupakan masalah yang terpisah dari
ayat wasiat.
Oleh karenanya menurut ulama ini bahwa wasiat tidak
ada batasan yang pasti. Hemat penulis, persoalan wasiat sangat
berkaitan erat dengan infak, oleh karenanya maka
perhatikanlah firman Allah berikut ini:

Pemulasaraan Jenazah | 31
ٍ ِ
‫ات‬
ُ ‫الس َم َاو‬ َّ ‫ض َها‬ ُ ‫َو َسا ِرعُ ْوا إِىَل َم ْغفَر ٍة ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو َجنَّة َع ْر‬
‫الض َّر ِاء‬
َّ ‫الس َّر ِاء َو‬ َّ ‫ الَّ ِذيْ َن يُْن ِف ُق ْو َن ىِف‬. َ ‫َّت لِْل ُمت َِّقنْي‬ ِ ‫واأْل َر‬
ْ ‫ض أُع د‬
ُ ْ َ
. َ ‫ب الْ ُم ْح ِسنِنْي‬ ِ ‫اظ ِمنْي َ الْغَْي َظ َوالْ َعافِنْي َ َع ِن الن‬
ُّ ِ‫َّاس َواهللُ حُي‬ ِ ‫والْ َك‬
َ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-mu
dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa; yaitu orang-
orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema’afkan kesalahan orang lain. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imran
[3]:133-134).
Kemudian sebaiknya kita perhatikan pula hadits riwayat
Al Bukhari dan Muslim, bahwa Sa’ad berkata: “Hai Rasul,
sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan ahli warisku
hanyalah seorang anak perempuan, apakah boleh saya
wasiatkan dua per tiga dari harta saya?” Nabi menjawab:
“Tidak boleh”. Sa’ad berkata lagi: “Atau setengahnya?” Nabi
menjawab: “Tidak boleh”.
Kemudian Sa’ad berkata lagi: “Atau sepertiganya?”
Nabi saw besabda: “Sepertiganya itu juga sudah banyak.
Sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ahli waris dalam
keadaan kaya, itu lebih baik bagi kamu dari pada
meninggalkan mereka dalam keadaan berkekurangan dan
meminta-minta kepada orang lain”.11

11
_Lihat Tafsir Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat 180, surah Al
Baqarah (surah ke-2).

32 | Pemulasaraan Jenazah
4. Hadapkanlah ke kiblat.

‫ص ى أَ ْن يُّ َو َّجهَ إِىَل الْ ِقْبلَ ِة‬


َ ‫َن الَْب َراءَ بْ َن َم ْع ُر ْو ٍر أ َْو‬
َّ ‫َع ْن أَىِب َقتَ َادةَ أ‬
.‫اب الْ ِفطَْر ِة‬ َ ‫َص‬
ِ
َ ‫ أ‬:‫لى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َّ ‫ص‬
ِ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫َف َق‬
Dari Abu Qatadah, bahwasanya Al Bara bin Ma’rur berwasiat
supaya dihadapkan ke kiblat, maka Rasulullah saw bersabda:
“Ia menepati (cocok) dengan fithrah”. (Al Hakim dan Al
Baihaqi).
5. Berdo’alah untuk dia

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ َّ ‫َن النَّيِب‬َّ ‫ أ‬.‫َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا‬
َ
‫ب‬ َّ ‫ اللَّ ُه َّم َر‬:‫ض أ َْهلِ ِه مَيْ َس ُح بِيَ ِد ِه الْيُمْىَن َو َي ُق ْو ُل‬َ ‫َك ا َن يُ َع ِّوذُ َب ْع‬
‫الش اىِف اَل ِش َفاءَ إِاَّل ِش َف ُاؤ َك‬ ِ ِ ْ ‫َّاس أَ ْذ ِهب الْب اس‬ ِ ‫الن‬
َّ ‫ت‬ َ ْ‫اش فه َوأَن‬ َ َ ْ
ِ ْ‫ال س ْفيا ُن ح َّدث‬ ِ ِ
‫ص ْو ًرا‬ُ ‫ت بِ ه َمْن‬ ُ َ َ ُ َ َ‫ ق‬.‫ش َفاءً اَل يُغَ اد ُر َس َق ًما‬
‫ ص حيح‬.ُ‫فَ َح َّدثَىِن َع ْن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن َم ْس ُر ْو ٍق َع ْن َعائِ َش ةَ حَنْ َوه‬
٥٣٠٢ ‫البخاري‬
Dari 'Aisyah ra; “Bahwasanya Nabi saw selalu meminta
perlindungan terhadap sebagian dari keluarganya. Beliau
mengusap dengan tangan kanannya sambil berdo'a;
Allaahumma rabban naasi adzhibil ba-sa isyfihii antasy
syaafii laa syifaa-a illa syifaa-uka syifaa-al laa yughaadiru
saqamaa; (Ya Allah, Tuhan manusia, Dzat yang

Pemulasaraan Jenazah | 33
menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah, sesungguhnya
Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada
kesembuhan melainkan kesembuhan Engkau, kesembuhan
yang tidak menyisakan rasa sakit)". Sufyan berkata; “Aku
menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia
menceritakan kepadaku dari Ibrahim, dari Masruq, dari
‘Aisyah seperti hadits di atas”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 5302).12
Kemudian apabila orang yang sakit itu diperkirakan
sulit untuk sembuh kembali, hendaklah kita berdo’a dengan
kalimat berikut:

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬


َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
َ ُّ ‫ال النَّيِب‬ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
‫ فَ ِإ ْن َك ا َن‬.ُ‫َص ابَه‬ ِ ‫ اَل يتَمَّن َّ أَح ُد ُكم الْم و‬:‫وس لَّم‬
َ ‫ض ٍّر أ‬ ُ ‫ت م ْن‬ َ ْ َ ُ َ ‫َ َ َ َ َ نَي‬
‫ت احْلَيَ اةُ َخْي را ىِل‬ ِ َ‫اَل ب َّد ف‬
ِ َ‫ اللَّه َّم أَحيِىِن م ا َك ان‬:‫اعاًل َف ْلي ُق ل‬
ً َ ْ ُ ْ َ ُ
٥٢٣٩ ‫ صحيح البخاري‬. ‫ت الْ َوفَاةُ َخْيًرا ىِل‬ ِ َ‫وَتوفَّىِن إِذَا َكان‬
ََ
Dari Anas bin Malik ra, dia berkata; Nabi saw bersabda:
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan
kematian karena musibah yang menimpanya, kalau memang
hal itu harus, hendaknya ia mengatakan (berdo’a); Ya Allah,
hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan
matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 5239).13
12
_Lihat catatan kaki nomor 6.
13
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4840, 4841; Sunan An Nasai, hadits nomor 1798; Sunan

34 | Pemulasaraan Jenazah
Kalau mendo’akan orang lain, redaksinya boleh seperti
redaksi berikut ini:

ِ َ‫ت احْل ياةُ خيرا لَه وَتوفَّه ما َكان‬


ِ ِ ‫اَللَّه َّم أ‬
ُ‫ت الْ َوفَاة‬ َ ُ َ َ ُ ً ْ َ ََ َ‫َحيِه َما َكان‬
ْ ُ
.ُ‫َخْيًرا لَه‬
“Ya Allah, hidupkanlah (sembuhkanlah) dia, apabila
hidupnya (kesembuhannya) itu lebih baik baginya, atau
wafatkanlah (matikanlah) dia, apabila kematiannya itu lebih
baik baginya”.
6. Talqinkanlah (Bimbinglah) dia.
Talqin adalah mendiktekan, membimbingkan,
memahamkan secara lisan dan membisikkan lafazh tauhid (laa
ilaaha illallaah) kepada orang yang sedang sakit dan dalam
keadaan syakratul maut (di penghujung ajalnya).
Dalam sejumlah hadits diriwayatkan sebagai berikut:

: ‫ي َي ُق ْواُل‬ َّ ‫ت أَبَا َسعِْي ٍد اخْلُ ْد ِر‬ ِ َ َ‫ح َّدثَنَا حَي بن عمارةَ ق‬


ُ ‫ال مَس ْع‬ َ َ ُ ُ ْ ‫ْىَي‬ َ
‫ لَقُِّن ْوا َم ْوتَا ُك ْم اَل إِلَهَ إِاَّل‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم‬ ِ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬َ َ‫ق‬
َ
‫ َح َّدثَنَاه ُقَتْيبَ ةُ بْ ُن َس عِْي ٍد َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َع ِزيْ ِز َي ْعىِن‬.ُ‫اهلل‬
‫ َح َّدثَنَا أَبُ ْو بَ ْك ِر بْ ُن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َخالِ ُد بْ ُن‬.‫ي‬ َّ ‫َّر َاو ْر ِد‬
َ ‫ال د‬

Ibnu Majah, hadits nomor 4255; Musnad Ahmad, hadits nomor


11541, 12203, 12550, 12689,13090, 13212, 13483.

Pemulasaraan Jenazah | 35
‫ ص حيح‬.‫خَمْلَ ٍد َح َّدثَنَا ُس لَْي َما ُن بْ ُن بِاَل ٍل مَجِ ْيعًا هِبَ َذا اإْلِ ْس نَ ِاد‬
١٥٢٣ ‫مسلم‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Umarah, ia
berkata; Aku mendengar Abu Sa'id Al Khudri berkata;
Rasulullah saw bersabda: "Tuntunlah (bimbinglah) orang
yang sedang berada di penghujung ajalnya agar
mengucapkan (kalimat), laa ilaaha illallaah; tidak ada Tuhan
kecuali Allah". Dan telah menceritakannya kepada kami
Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Abdul
Aziz Ad Darawardi. (Dari jalur lain) dan telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Khalid bin Makhlad, telah menceritakan kepada
kami Sulaiman bin Bilal semuanya menggunakan isnad ini.
(Shahih Muslim, hadits nomor 1523).14
7. Do’a memejamkan matanya.

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ َد َخ َل َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ت‬ ْ َ‫َع ْن أ ُِّم َس لَ َمةَ قَ ال‬
‫الر ْو َح إِذَا‬
ُّ ‫ إِ َّن‬:‫ضهُ مُثَّ قَ َال‬َ ‫ص ُرهُ فَأَ ْغ َم‬َ َ‫َعلَى أَىِب َسلَ َمةَ َوقَ ْد َش َّق ب‬
‫ اَل تَ ْدعُ ْوا َعلَى‬:‫ال‬ َ ‫اس ِم ْن أ َْهلِ ِه َف َق‬ ٌ َ‫ض َّج ن‬ َ َ‫ص ُر ف‬ َ َ‫ض تَبِ َع هُ الْب‬َ ِ‫قُب‬
َّ‫أَْن ُف ِس ُك ْم إِاَّل خِب َرْيٍ فَ ِإ َّن الْ َماَل ئِ َك ةَ يُ َؤ ِّمُن ْو َن َعلَى َم ا َت ُق ْولُ ْو َن مُث‬
14
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim 1524;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2710; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1803; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1434, 1435;
Musnad Ahmad, hadits nomor 10570.

36 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ‫ِ أِل‬
َ ‫ اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر َىِب َس لَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه ديِّنْي‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
ِ
َ ‫ب الْ َع الَمنْي‬ َّ ‫اخلُ ْف هُ ىِف َع ِقبِ ِه ىِف الْغَ ابِ ِريْ َن َوا ْغ ِف ْر لَنَ ا َولَ هُ يَ ا َر‬
ْ ‫َو‬
‫ َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ُم ْو َس ى‬.‫َوافْ َس ْح لَ هُ ىِف َقرْبِ ِه َو َن ِّو ْر لَ هُ فِْي ِه‬
‫الْ َقطَّا ُن الْ َو ِاس ِط ُّي َح َّدثَنَا الْ ُمَثىَّن بْ ُن ُم َع ِاذ بْ ِن ُم َع ٍاذ َح َّدثَنَا أَىِب‬
‫اهلل بْ ُن احْلَ َس ِن َح َّدثَنَا َخالِ ٌد احْلَ َّذاءُ هِبَ َذا اإْلِ ْس نَ ِاد‬ ِ ‫ح َّدثَنَا عبي ُد‬
ْ َُ َ
‫ اللَّ ُه َّم أ َْو ِس ْع لَهُ ىِف‬:‫اخلُ ْفهُ ىِف تَ ِر َكتِ ِه وقَ َال‬
ْ ‫ َو‬:‫ال‬ َ َ‫حَنْ َوهُ َغْيَر أَنَّهُ ق‬
َ
ٌ‫ال َخالِ ٌد احْلَ َّذاءُ َو َد ْع َوة‬ َ َ‫ َو َز َاد ق‬،ُ‫ َومَلْ َي ُق ْل افْ َس ْح لَ ه‬،‫َقرْبِ ِه‬
١٥٢٨ ‫ صحيح مسلم‬.‫ُخَرى َسابِ َعةٌ نَ ِسْيُت َها‬ ْ‫أ‬
Dari Ummu Salamah, ia berkata: “Ketika Abu Salamah
meninggal dunia, Rasulullah saw datang ke rumah kami untuk
menjenguk jenazahnya. Saat itu, mata Abu Salamah tengah
terbeliak, maka beliau pun menutupnya”. Kemudian beliau
bersabda: "Apabila ruh telah dicabut, maka penglihatan akan
mengikutinya dan keluarganya pun meratap hiteris. Dan
janganlah sekali-kali mendo'akan atas diri kalian kecuali
kebaikan, sebab ketika itu malaikat akan mengaminkan apa
yang kalian ucapkan". Setelah itu, beliau berdo'a:
“Allaahummaghfir li abii salamata warfa’ darajatahuu fil
mahdiyyiina wakhlufhu fii ‘aqibihii fil ghaabiriina waghfir
lanaa walahuu yaa rabbal ‘aalamiina wafsah lahuu fii
qabrihi wa nawwir lahuu fiihi; (Ya Allah, ampunilah Abu

Pemulasaraan Jenazah | 37
Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-orang yang
terpimpin dengan petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi
keluarganya yang ditinggalkannya. Ampunilah kami dan
ampunilah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah
kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya)". Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa Al Qaththan
Al Wasithi, telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna bin
Mu'adz, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Al Hasan, telah
menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza`, dengan isnad
ini dan serupa dengannya, hanya saja, ia berkata: "wakhlufhu
fii tarikatihii; dan gantikanlah ia bagi keluarganya". Ia juga
mengatakan: "Allaahumma ausi’ lahuu fii qabrihii; ya Allah,
lapangkanlah baginya kuburannya". Dan ia tidak mengatakan:
"ifsah lahuu; lapangkanlah baginya". Dan ia menambahkan
lagi; Khalid Al Hadzdza` berkata: "Dan do'a lain yang ketujuh
saya lupa". (Shahih Muslim, hadits nomor 1528).15
Do’a yang mengiringi ketika memejamkan mata
jenazah, perlu ada perubahan redaksinya, yakni:

ِ ‫ِ أِل‬
ُ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ِ َىِب َس لَ َمةَ َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه د ِّينْي َ َوافْ َس ْح لَه‬
.‫اخلُ ْفهُ ىِف َع ِقبِ ِه‬ ِِ ِ
ْ ‫ىِف َقرْبِ ه َو َن ِّو ْر لَهُ فْيه َو‬
“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya
setinggi orang-orang yang yang mendapat bimbingan
petunjuk, dan lapangkanlah dalam kurnya,dan terangilah dia

15
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1444.

38 | Pemulasaraan Jenazah
di dalamnya, dan berilah ganti bagi keluarga yang
ditinggalkannya”.
Untuk kita sekarang kalimat li abii salamata yang
digarisbawahi dalam hadits di atas, harus disesuaikan dengan
nama orang yang meninggal dunia. Misalnya, yang meninggal
dunia itu Abdullah, maka redaksi do’anya dirubah menjadi:

ِ ‫اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِعب ِد‬


... ‫اهلل‬ َْ ْ ُ
“Ya Allah, ampunilah hamba Allah ... (sebut namanya)“
8. Larangan meratapi jenazah.
Meratapi adalah menangisi jenazah dengan cara yang
berlebihan, meraung-raung dalam waktu yang lama,
memanggil-manggil, menceriterakan berbagai perilaku
jenazah ketika hidupnya, membentur-benturkan kepalanya
sendiri, berguling-guling, merobek-robek baju, menampar-
nampar pipi, menyesali, merasa cemas (khawatir) atas masa
depan, dan lain-lain.
Berkait dengan meratapi jenazah, diceritakan dalam
hadits riwayat Muslim yang lain; Bahwa Ummu Salamah
berkata; Ketika Abu Salamah (suamiku) meninggal, aku
berkata: “Kamu adalah orang asing, meninggal di negeri
asing pula, maka akan aku ratapi dia sepuas-puasnya, sampai
menjadi buah bibir orang lain”.
Ketika aku bersiap-siap hendak meratapinya, tiba-tiba
datang seorang perempuan dari dusun menawarkan diri
hendak menolong menggantikan aku meratapi jenazah
suamiku itu. Kemudian Rasulullah saw mendatanginya dan
bersabda: “Apakah kamu ingin mengundang (memasukkan)

Pemulasaraan Jenazah | 39
kembali syetan kembali ke rumah ini, padahal Allah telah
mengeluarkannya dari sini?” Sabda beliau itu diucapkannya
dua kali. Demi mendengar itu aku pun tidak jadi meratap.
9. Menangis yang bukan meratap
Usamah bin Zaid meriwayatkan, bahwa pada suatu hari
ketika kami sedang berada di dekat Nabi saw, tiba-tiba datang
seorang suruhan dari puteri Rasulullah saw (Zainab binti
Muhammad saw) meminta Nabi saw datang dan mengabarkan
kepada beliau bahwa anak puteri beliau itu (cucu Nabi saw)
telah meninggal. Rasulullah saw berpesan kepada suruhan itu,
sabdanya: “Pulanglah kamu, sampaikan kepadanya (Zainab)
bahwasannya kepunyaan Allah-lah yang telah diambil itu dan
kepunyan-Nya pula apa yang diberikan-Nya itu. Dan pada
sisi-Nya-lah tiap segala sesuatu ketetapan ajalnya. Karena itu
suruhlah agar dia bersabar dan menahan diri”.
Kemuadian, orang suruhan itu datang kembali di
hadapan Rasulullah saw, seraya berkata; “Dia (Zainab)
sangat mengharapkan kedatangan engkau ya Rasulullah
untuk menjenguknya”. Maka pergilah beliau beserta para
sahabatnya, antara lain: Sa’ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal,
dan aku sendiri ikut bersamanya.
Sesampainya di rumah Zainab, disodorkanlah jenazah
cucunya itu kepada beliau. Napas beliau mendadak tersendat-
sendat seperti orang kecapean dan air mata beliau meleleh
karena menangis. Sa’ad bertanya kepada beliau; Mengapa
begini hai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ini adalah rahmat
yang dijadikan Allah dalam hati setiap hamba-Nya yang
pengasih”.
10. Jenazah tersiksa karena diratapi

40 | Pemulasaraan Jenazah
ُ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر َح َّدثَنَا ُش ْعبَة‬
‫ب َع ِن ابْ ِن عُ َم َر‬ ِ َّ‫ِّث َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن الْمس ي‬ ُ ‫ت َقتَ َاد َة حُيَ د‬ ِ َ َ‫ق‬
ُ ‫ال مَس ْع‬
َُ
‫ب‬ُ ‫ت يُ َع َّذ‬ُ ِّ‫ الْ َمي‬:‫ال‬َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
َ ِّ ‫َع ْن عُ َم َر َع ِن النَّيِب‬
١٥٣٧ ‫ صحيح مسلم‬.‫ىِف َقرْبِ ِه مِب َا نِْي َح َعلَْي ِه‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar,
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata; aku mendengar
Qatadah menceritakan dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Ibnu
Umar, dari Umar, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Mayat itu
akan disiksa di dalam kuburnya, lantara ratapan yang
ditujukan atasnya". (Shahih Muslim, hadits nomor 1537).16
Diceritakan dalam suatu riwayat, ketika Umar bin Al
Khaththab ra ditikam seseorang, beliau jatuh pingsan, Hafshah
(anaknya) dan orang-orang meratapinya. Setelah beliau
(‘Umar bin Al Khaththab) siuman (sadar kembali), ia berkata:
“Tidak tahukan kamu sekalian bahwa Rasulullah saw
bersabda, sesungguhnya mayat itu merasa tersiksa karena
ratapan orang yang hidup”.
11. Komentar ‘Aisyah tentang meratapi jenazah.

16
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1210; Shahih Muslm, hadits nomor 1538, 1549;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1825, 1827, 1830; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1582; Musnad Ahmad, hadits nomor 175,
239, 240, 335, 245, 5011, 17527, 19251, 23496.

Pemulasaraan Jenazah | 41
‫ت ْابنَ ةٌ لِعُثْ َم ا َن بْ ِن‬ ‫ال‪ُ :‬ت و ِّفي ِ‬ ‫ِ‬
‫َخَب َرىِن َعْب ُد اهلل بْ ُن أَىِب ُملَْي َك ةَ قَ َ ُ َ‬ ‫أْ‬
‫ض َر َها ابْ ُن عُ َم َر‬ ‫ال فَ َح َ‬ ‫ال فَ ِجْئنَ ا لِنَ ْش َه َد َها‪ .‬قَ َ‬ ‫َعفَّا َن مِب َ َّكةَ‪ .‬قَ َ‬
‫ت إِىَل‬ ‫ِ‬ ‫اس قَ َ ِ‬ ‫َوابْ ُن َعبَّ ٍ‬
‫ال َجلَ ْس ُ‬ ‫س َبْيَن ُه َم ا‪ .‬قَ َ‬ ‫ال‪َ :‬وإىِّن جَلَ ال ٌ‬
‫ال عب ُد ِ‬ ‫أَح ِدمِه‬
‫اهلل بْ ُن‬ ‫س إِىَل َجْنىِب ‪َ .‬ف َق َ َْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ج‬
‫َ‬ ‫َ‬‫ف‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫خ‬‫َ‬ ‫آْل‬ ‫ا‬ ‫اء‬
‫َ‬ ‫ج‬‫َ‬ ‫َّ‬‫مُث‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫َ‬
‫عُ َم َر لِ َع ْم ِرو بْ ِن عُثْ َم ا َن َو ُه َو ُم َو ِاج ُه هُ‪ :‬أَاَل َتْن َهى َع ِن الْبُ َك ِاء‬
‫ب‬ ‫ت لَُي َع َّذ ُ‬‫ال‪ :‬إِ َّن الْ َميِّ َ‬‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َ‬ ‫ِ‬
‫فَِإ َّن َر ُس ْو َل اهلل َ‬
‫ض‬‫اس‪ :‬قَ ْد َك ا َن عُ َم ُر َي ُق ْو ُل َب ْع َ‬ ‫ال ابْ ُن َعبَّ ٍ‬‫بِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه‪َ .‬ف َق َ‬
‫ت َم َع عُ َم َر ِم ْن َم َّكةَ َحىَّت إِذَا ُكنَّا‬ ‫ِ‬
‫ص َد ْر ُ‬ ‫ال‪َ :‬‬ ‫َّث َف َق َ‬ ‫ك مُثَّ َحد َ‬ ‫َذل َ‬
‫ب فَانْظُْر‬ ‫ال‪ :‬ا ْذ َه ْ‬ ‫ت ِظ ِّل َش َجَر ٍة‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ب حَتْ َ‬ ‫بِالَْبْي َد ِاء إِذَا ُهو بِر ْك ٍ‬
‫َ َ‬
‫ِ‬
‫َخَب ْرتُهُ‪.‬‬‫ال‪ :‬فَأ ْ‬ ‫ب‪ .‬قَ َ‬ ‫ت فَِإ َذا ُه َو ُ‬
‫ص َهْي ٌ‬ ‫ب َفنَظَ ْر ُ‬ ‫الر ْك ُ‬ ‫َم ْن َه ُؤاَل ء َّ‬
‫ت‪ْ :‬ارحَتِ ْل‬ ‫ب َف ُق ْل ُ‬ ‫ص َهْي ٍ‬ ‫ت إِىَل ُ‬ ‫ال‪َ :‬ف َر َج ْع ُ‬ ‫ال‪ْ :‬ادعُ هُ ىِل ‪ .‬قَ َ‬ ‫َف َق َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ص َهْي ٌ‬ ‫ب عُ َم ُر َد َخ َل ُ‬ ‫فَ احْلَ ْق أَمْي َر الْ ُم ْؤمننْي َ ‪َ .‬فلَ َّما أَ ْن أُص ْي َ‬
‫ب‬ ‫يب ِكى ي ُق و ُل‪ :‬وا أَخ اه وا ص ِ‬
‫ص َهْي ُ‬ ‫ال عُ َم ُر‪ :‬يَ ا ُ‬ ‫احبَاه َف َق َ‬ ‫َْ َ ْ َ َ َ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‪ :‬إِ َّن‬ ‫ِ‬
‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫أََتْب ِكى َعلَ َّي َوقَ ْد قَ َ‬

‫‪42‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


‫اس‪َ :‬فلَ َّما‬ ‫ال ابْ ُن َعبَّ ٍ‬ ‫ض بُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه‪َ .‬ف َق َ‬‫ب بَِب ْع ِ‬ ‫ت يُ َع َّذ ُ‬‫الْ َميِّ َ‬
‫ت‪َ :‬ي ْر َح ُم اهللُ عُ َم َر اَل‬ ‫م ات عم ر ذَ َك رت َذلِ َ ِ ِ‬
‫ك ل َعائ َش ةَ َف َق الَ ْ‬ ‫َ َ َُ ُ ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ِ‬
‫ب‬‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن اهللَ يُ َع ِّذ ُ‬ ‫َّث َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫اهلل َما َحد َ‬ ‫َ‬
‫ال إِ َّن اهللَ يَِزيْ ُد الْ َك افَِر َع َذابًا‬ ‫َح ٍد َولَ ِك ْن قَ َ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫الْ ُم ْؤم َن ببُ َك اء أ َ‬
‫ت َعائِ َش ةُ‪َ :‬ح ْس بُ ُك ُم الْ ُق ْرآ ُن‪َ :‬واَل‬ ‫ال‪َ ،‬وقَالَ ْ‬ ‫بِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه‪ .‬قَ َ‬
‫ِ‬
‫ك‬‫اس‪ِ :‬عْن َد َذل َ‬ ‫ال‪َ ،‬وقَ َال ابْ ُن َعبَّ ٍ‬ ‫ُخ َرى‪ .‬قَ َ‬ ‫تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ ْ‬
‫ال ابْ ُن‬ ‫ال ابن أَىِب ملَي َك ةَ‪َ :‬فو ِ‬
‫اهلل َم ا قَ َ‬ ‫َ‬ ‫ك َوأَبْ َكى‪ .‬قَ َ ْ ُ ُ ْ‬ ‫َض َح َ‬ ‫َواهللُ‪ .‬أ ْ‬
‫عُ َم َر ِم ْن َش ْي ٍء‪َ .‬ح َّدثَنَا َعْب ُد ال رَّمْح َ ِن بْ ُن بِ ْش ٍر َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن‬
‫ت‬ ‫ال عم رو ع ِن اب ِن أَىِب ملَي َك ةَ ُكنَّا ىِف جنَ َاز ِة أ ُِّم أَب ا َن بِْن ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫قَ َ َ ْ ٌ َ ْ‬
‫ث َع ْن عُ َم َر َع ِن‬ ‫ص رفْ ع احْل ِدي ِ‬ ‫عثْم ا َن وس َ ِ‬
‫ث َومَلْ َينُ َّ َ َ َ ْ‬ ‫اق احْلَ ديْ َ‬ ‫َُ ََ‬
‫ب َوابْ ُن ُج َريْ ٍج‬ ‫ص هُ أَيُّ ْو ُ‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َك َم ا نَ َّ‬ ‫النَّيِب ِّ َ‬
‫ث َع ْم ٍرو‪ .‬صحيح مسلم ‪١٥٤٤‬‬ ‫وح ِدي ُثهما أَمَتُّ ِمن ح ِدي ِ‬
‫ْ َ ْ‬ ‫َ َ ْ َُ‬
‫‪Telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Abu Mulaikah, ia‬‬
‫‪berkata: “Ketika puteri Utsman bin 'Affan meninggal di‬‬
‫‪Makkah, kami datang menjenguknya. Hadir juga ketika itu‬‬
‫‪antara lain, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Dan aku duduk di‬‬
‫‪antara keduanya. Kemudian datanglah orang lain, lalu ia‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪43‬‬


duduk di sampingku”. Kemudian Abdullah bin Umar bertanya
kepada Amru bin Utsman yang duduk berhadapan dengan
Abdullah: "Kenapa Anda tidak melarang orang-orang yang
menangis? Sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda:
'Sesungguhnya mayit benar-benar akan disiksa lantara
tangisan keluarganya atasnya'". Maka Ibnu Abbas pun
menjawab: "Memang Umar pernah berkata demikian".
Kemudian Ibnu Abbas melanjutkan: “Aku pernah datang dari
Makkah bersama Umar, dan ketika kami sampai di Baida`,
tiba-tiba kami bertemu dengan suatu rombongan kendaraan
yang sedang berhenti di bawah naungan pohon”. Umar
berkata: "Coba periksa, siapakah pemimpin rombongan itu".
Setelah aku lihat, ternyata pemimpin rombongan itu adalah
Shuhaib. Kemudian aku beritahukan kepada Umar. Umar
memerintahkan: "Panggillah ia kemari" Aku kembali
menemui Shuhaib dan aku perintahkan kepadanya: "Turun
dan temuilah Amirul mu’minin sekarangan juga". Ketika
Umar mendapat musibah ditikam orang, Shuhaib datang
sambil menangis dan berkata: "Wahai saudaraku, wahai
saudaraku …" Maka Umar pun berkata: "Shuhaib, apakah
kamu menangisiku? Padahal Rasulullah saw telah bersabda
bahwa mayit itu akan disiksa karena ditangisi oleh
keluarganya". Ibnu Abbas berkata: "Ketika Umar telah
meninggal dunia, maka hadits yang diceritakan Umar itu aku
sampaikan kepada 'Aisyah”. Maka ‘Aisyah pun berkata:
"Semoga Allah merahmati Umar. Tidak, demi Allah,
Rasulullah saw tidak pernah mengatakan bahwa Allah
menyiksa orang mu’min karena tangisan seseorang. Yang
sebenarnya, beliau bersabda seperti ini; 'Sesungguhnya Allah
menambah siksaan terhadap orang kafir, karena tangisan
keluarganya atasnya'". Abdullah berkata, selanjutnya ‘Aisyah

44 | Pemulasaraan Jenazah
berkata: “Cukuplah firman Allah ini sebagai dalil bagi kalian,
wa laa taziruu waziiratan wizra ukhraa; dan seseorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (QS. Al An’aam
[6]:164; Al Israa [17]:15; QS. Faathir [35]:18; QS. Az Zumar
[39]:7; QS. An Najm [53]:38). Ibnu Abbas berkata: "Kalau
demikian Allah membuat kamu tertawa dan menangis". Ibnu
Mulaikah berkata: "Demi Allah, Ibnu Umar tidak berkata apa-
apa (setelah mendengar penjelasan 'Aisyah tersebut)". Dan
Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepada kami
Sufyan, telah berkata Amru, dari Ibnu Abu Mulaikah, ia
berkata: “Kami berkumpul pada jenazah Ummu Aban binti
Utsman”. Ia pun menuturkan hadits, namun ia tidak
menyatakan marfu'nya hadits dari Ibnu Umar dari Nabi saw
sebagaimana yang dinyatakan Ayyub dan Ibnu Juraij. Dan
kedua hadits mereka adalah lebih lengkap dari pada haditsnya
Amru. (Shahih Muslim, hadits nomor 1544).17
12. Setiap orang memikul dosanya masing-masing.
Dalam beberapa hadits di atas, dikemukakan sebagai
berikut:
1. Rasulullah saw melarang umatnya meratapi mayat, karena
mayat akan disiksa di dalam kuburnya (yu’adzdzibu fii
qabrihii).
2. Rasulullah saw pernah menangisi mayat cucunya. Kata
beliau: “Ini adalah rahmat Allah swt”.
3. Komentar ‘Aisyah, bahwa sabda Rasulullah saw tentang
meratapi mayat itu, sebenarnya adalah Allah menambah
siksaan terhadap orang kafir.
17
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1834; Musnad Ahmad, hadits nomor 274, 278, 363.

Pemulasaraan Jenazah | 45
Beberapa firman Allah swt yang dikemukakan oleh
‘Aisyah ra sebagaimana dalam hadits di atas, menyatakan
bahwa setiap orang memikul dosanya masing-masing, secara
lengkap antara lain adalah sebagai berikut:

‫ب ُك ُّل‬ ِ ٍ ُّ ‫اهلل أَبْغِى َربًّا َو ُه َو َر‬ ِ ‫قُ ل أَ َغي ر‬


ُ ‫ب ُك ِّل َش ىْي ء َواَل تَكْس‬ َْ ْ
‫ُخ َرى مُثَّ إِىَل َربِّ ُك ْم‬ْ ‫س إِاَّل َعلَْي َه ا َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ‬ ٍ ‫َن ْف‬
.‫َم ْر ِجعُ ُك ْم َفُينَبِّئُ ُك ْم مِب َا ُكْنتُ ْم فِْي ِه خَت ْتَلِ ُف ْو َن‬
“Katakanlah, apakah aku harus mencari tuhan selain Allah,
padahal Dia adalah tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah
seorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali
kepada dirinya sendiri; dan seoramg yang berdosa tidak akan
memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhan-mulah
kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang
kamu perselisihkan”. (QS. Al An’aam [6]:164).
Selain perintah memurnikan ketakwaan dan ibadah
hanya kepada Allah, ayat ini juga menjelaskan bahwa setiap
orang akan dibalas atas dasar amal yang mereka kerjakan
masing-masing. Perbuatan yang baik akan dibalas dengan
yang baik, dan perbuatan yang buruk akan dibalas dengan
yang buruk pula. Dan bahwasanya kesalahan atau dosa
seseorang tidak akan dibebankan kepada orang yang selain
dirinya sendiri. Inilah yang disebut dengan keadilan Allah
sebagaimana firman-Nya.

46 | Pemulasaraan Jenazah
ِ ‫ض َّل فَِإمَّنَ ا ي‬ ِِ ِ ِ
‫ض ُّل َعلَْي َه ا‬ َ َ ‫َم ِن ْاهتَ َدى فَِإمَّنَ ا َي ْهتَ دى لَن ْفس ه َو َم ْن‬
َ ‫ُخ َرى َو َم ا ُكنَّا ُم َع ِّذبِنْي َ َحىَّت َنْب َع‬
‫ث‬ ْ ‫َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ‬
. ‫َر ُس ْواًل‬
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah,
maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan)
direinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka
sesungguhnya sia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri.
Dan seseorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang
lain, dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami
mengutus seorang Rasul”. (QS. Al Isra [17]:15).
Ayat ini memberi isyarat bahwa setiap manusia diberi
kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing
sesuai dengan kehendak dan kemampuannya. Selamat atau
celaka yang dialami seseorang itu atas dasar pilihannya, dan
mereka akan mempertanggungjawabkan perilakunya masing-
masing. Dan yang demikian itu merupakan salah satu prinsip
ajaran Islam dalam hal tanggung jawab.

‫ُخَرى َوإِ ْن تَ ْدعُ ُم ْث َقلَ ةٌ إِىَل مِح ْلِ َه ا اَل حُيْ َم ْل‬ ْ ‫َواَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ‬
‫ِمْن هُ َش ْيءٌ َولَ ْو َك ا َن ذَا ُق ْرىَب إِمَّنَ ا ُتْن ِذ ُر الَّ ِذيْ َن خَي ْ َش ْو َن َربَّ ُه ْم‬
‫الص لَ ْوةَ َو َم ْن َت َز َّكى فَِإمَّنَا َيَت َز َّكى لَِن ْف ِس ِه َوإِىَل‬
َّ ‫ب َواَقَ ُام ْوا‬ ِ ‫بٍ الْغَْي‬
.‫صْي ُر‬ ِ
ِ ‫اهلل الْم‬
َ

Pemulasaraan Jenazah | 47
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil
orang lain untuk memikul dosanya itu tiadalah akan
dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (orang yang
dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat
kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada
adzab Tuhannya sekalipun mereka tidak melihat-Nya dan
mereka mendirikan salat. Dan barangsiapa yang mensucikan
dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan
dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembalimu”. (QS.
Faathir [35]:18).
Kalau pada ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang
ancaman Allah bagi orang yang berbuat dosa, maka dalam
ayat ini dikemukakan jatuhnya sanksi. Sehingga orang yang
dijatuhi sanksi itu merasa amat berat dan amat tersiksa karena
memikul dosa sebagai akibat dari kesalahan yang diperbuatnya
itu. Akhirnya mereka memanggil-manggil orang lain untuk
(semacam) curhat dan berbagi rasa karena penderitaannya.
Allah swt menegaskan dengan firman-Nya, tidak satu jiwapun
yang berdosa akan memikul dosa orang lain, walau sedikit
pun, walau yang dipanggil atau yang mamanggil, walau yang
meminta atau yang diminta itu adalah karib kerabatnya sendiri
atau bahkan pemimpinnya dan yang dahulu dianggapnya
sebagai tuhan.
13. Selubungi atau tutup-lah dengan kain.

‫ف‬ ٍ ‫ي قَ َال أَخبرىِن أَب و س لَمةَ بن عب ِد الرَّمْح ِن ب ِن ع و‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬


ُّ ‫َع ِن‬
َْ ْ َ َْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ َّ ‫أ‬
َ ِّ ‫َن َعائ َش ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا َز ْو َج النَّيِب‬

48 | Pemulasaraan Jenazah
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِحنْي َ ُت ُويِّفَ ُس ِّج َي‬ ِ َّ ‫َخَبَرتْهُ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ ْ‫أ‬
٥٣٦٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫بُِب ْر ٍد ِحَبَر ٍة‬
Dari Az Zuhri, dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu
Salamah bin Abdurrahman bin Auf, bahwa ‘Aisyah ra isteri
Nabi saw telah mengabarkan kepadanya, “bahwa ketika
Rasulullah saw meninggal dunia, beliau ditutupi dengan kain
hibarah (kain yang direnda atau bergaris)”. (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 5367).18
14. Segera lunasi hutangnya (jika ada)

‫ك أَبُ ْو‬ ِ ِ‫َخبرنَ ا َعب ُد الْمل‬ ُ َّ‫َح َّدثَنَا َعفَّا ُن َح َّدثَنَا مَح‬
َ ْ َ َ ْ ‫اد بْ ُن َس لَ َمةَ أ‬
‫ات‬
َ ‫َخ اهُ َم‬ َ ‫َن أ‬ َّ ‫ض َرةَ َع ْن َس ْع ِد بْ ِن اأْل َطْ َو ِل أ‬ ْ َ‫َج ْع َف ٍر َع ْن أَىِب ن‬
‫ت أَ ْن أُنِْف َق َه ا َعلَى‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫وَت ر َك ثَاَل‬
ُ ‫ث مائَ ة د ْر َه ٍم َوَت َر َك عيَ ااًل فَ أ ََر ْد‬ َ َ
‫س‬ٌ ‫اك حَمُْب ْو‬ َ ‫َخ‬ ِ
َ ‫ إِ َّن أ‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬ َ ‫ َف َق‬.‫ِعيَالِ ِه‬
َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
‫ت َعْن هُ إِاَّل‬ ِ ِ ْ‫بِ َديْنِ ِه فَ اق‬
ُ ْ‫ يَ ا َر ُس ْو َل اهلل َف َق ْد أ ََّدي‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.ُ‫ض َعْن ه‬
‫ فَأ َْع ِط َه ا فَِإن ََّه ا‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬.ٌ‫س هَلَا َبِّينَ ة‬ ‫ي‬
َْ‫ل‬ ‫و‬
َ ٌ‫ة‬َ
‫أ‬ ‫ر‬
َ ‫ام‬
ْ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫ه‬
ُ ‫ت‬
ْ ‫ع‬
َ ‫اد‬
َّ ِ ْ‫ِد ْينَ َاري‬
‫ن‬
َ
ِّ ‫اد بْ ُن َس لَ َمةَ َع ِن اجْلَُريْ ِر‬ ِ
‫ي َع ْن‬ ُ َّ‫ َح َّد َثنَا َعفَّا ُن َح َّد َثنَا مَح‬.ٌ‫حُم َّقة‬

18
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1566; Musnad Ahmad, hadits nomor 23440, 25114.

Pemulasaraan Jenazah | 49
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ْ ‫ض رةَ َعن رج ٍل ِمن أ‬
َ ِّ ‫َص َحاب النَّيِب‬ ْ ُ َ ْ َ ْ َ‫أَىِب ن‬
١٩٢١٩ ‫ مسند أمحد‬.‫مِبِثْلِ ِه‬
Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Salamah, telah mengabarkan
kepada kami Abdul Malik Abu Ja'far, dari Abu Nadlrah, dari
Sa'id bin Al Athwal; “Bahwa saudara laki-lakinya telah
meninggal dunia dengan meninggalkan tiga ratus dirham dan
keluarga (anak dan isterinya). Sedang aku berkeinginan untuk
menyedekahkannya kepada keluarganya”. Nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya saudara lelakimu tertahan karena hutangnya,
maka bayarlah hutangnya". Lalu aku berkata: "Wahai
Rasululah, aku telah melunasinya, kecuali dua dinar yang
diklaim oleh seorang wanita sementara ia tidak memiliki bukti
yang jelas". Beliau bersabda: "Bayarkanlah kepada wanita
itu, karena ia lebih berhak". Telah menceritakan kepada kami
'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah, dari Al Jurairi, dari Abu Nadlrah, dari seorang
sahabat Nabi saw seperti hadits di atas. (Musnad Ahmad,
hadits nomor 19219).
Dalam hadits lain diriwayatkan sebagai berikut:

‫س‬ َّ ِ َّ َ ِّ ‫َع ْن أَىِب ُهر ْي ر َة َع ِن النَّيِب‬


ُ ‫ َن ْف‬:‫ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم قَ َال‬ َ َ
‫ قَ َال أَبُ ْو ِعْي َس ى َه َذا‬.ُ‫ض ى َعْن ه‬ ِِ ِ
َ ‫الْ ُم ْؤم ِن ُم َعلَّ َق ةٌ بِ َديْن ه َحىَّت يُ ْق‬
٩٩٩ ‫ سنن الرتمذي‬.‫َص ُّح ِم َن اأْل ََّو ِل‬ َ ‫ث َح َس ٌن َو ُه َو أ‬ ٌ ْ‫َح ِدي‬

50 | Pemulasaraan Jenazah
‫‪Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda: "Seorang mu’min‬‬
‫‪itu terhalang dengan hutangnya hingga dibayar hutang‬‬
‫‪tersebut". Abu Isa berkata: "Ini merupakan hadits hasan dan‬‬
‫‪lebih sahih daripada yang pertama". (Sunan At Tirmidzi,‬‬
‫‪hadits nomor 999).19‬‬
‫‪Muslim meriwayatkan sebagai berikut:‬‬

‫ال أَخبرنَ ا عب ُد ِ‬
‫اهلل بْ ُن‬ ‫َح َّدثَىِن َح ْر َملَ ةُ بْ ُن حَيْىَي َواللَّ ْف ُ‬
‫ظ لَ هُ قَ َ ْ َ َ َْ‬
‫اب َع ْن أَىِب َس لَ َمةَ بْ ِن َعْب ِد‬ ‫َخب رىِن ي ونُس َع ِن ابْ ِن ِش ه ٍ‬
‫َ‬ ‫َو ْهب أ ْ َ َ ُ ْ ُ‬
‫ٍ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬
‫َن َر ُس ْو َل اهلل َ‬ ‫ال رَّمْح َ ِن َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة أ َّ‬
‫ت َعلَْي ِه الدَّيْ ُن َفيَ ْسأ َُل‪َ :‬ه ْل َت َر َك لِ َديْنِ ِه‬ ‫الرج ِل الْميِّ ِ‬ ‫ِ‬
‫َكا َن يُ ْؤتَى ب َّ ُ َ‬
‫ص لَّى َعلَْي ِه َوإِاَّل قَ َال‪:‬‬ ‫ِمن قَ ٍ‬
‫ِّث أَنَّهُ َت َر َك َوفَ اءً َ‬ ‫ض اء فَ ِإ ْن ُح د َ‬ ‫ْ َ‬
‫ال‪ :‬أَنَ ا‬ ‫احبِ ُك ْم َفلَ َّما َفتَ َح اهللُ َعلَْي ِه الْ ُفُت ْو َح‪ .‬قَ َ‬ ‫ص لُّوا علَى ص ِ‬
‫َ ْ َ َ‬
‫أ َْوىَل بِ الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ ِم ْن أَْن ُف ِس ِه ْم فَ َم ْن ُت ُويِّفَ َو َعلَْي ِه َديْ ٌن َف َعلَ َّي‬
‫ك بْ ُن‬ ‫ض ُاؤه ومن َت ر َك م ااًل َفه و لِورثَتِ ِه‪ .‬ح َّدثَنَا َعب ُد الْملِ ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫قَ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ‬
‫ب ب ِن اللَّي ِ‬
‫ث َح َّدثَىِن أَىِب َع ْن َج دِّى‪َ .‬ح َّدثَىِن عُ َقْي ٌل‪.‬‬ ‫ُش َعْي ِ ْ ْ‬
‫ب بْ ُن إِ ْب َر ِاهْي َم َح َّدثَنَا ابْ ُن‬ ‫ٍ‬
‫َح َّدثَىِن ُز َهْي ُر بْ ُن َح ْرب َح َّدثَنَا َي ْع ُق ْو ُ‬
‫‪19‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,‬‬
‫‪hadits nomor 2404; Musnad Ahmad, hadits nomor 10194.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪51‬‬


‫ َح َّدثَنَا ابْ ُن مُنَرْيٍ َح َّدثَنَا أَىِب َح َّدثَنَا ابْ ُن أَىِب‬.‫اب‬ ٍ ‫َخى ابْ ِن ِش ه‬ ِ‫أ‬
َ
ِ ِ ٍ ْ‫ِذئ‬
‫ صحيح‬.‫ث‬ َ ْ‫ي هِبَ َذا اإْلِ ْس نَاد َه َذا احْلَ دي‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫ب ُكلُّ ُه ْم َع ِن‬
٣٠٤٠ ‫مسلم‬
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya dan ini
adalah lafadznya, dia berkata, telah mengabarkan kepada kami
Abdullah bin Wahb, telah mengabarkan kepadaku Yunus, dari
Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu
Hurairah; “Bahwasanya jenazah seorang laki-laki yang
berhutang dibawa ke hadapan Rasulullah saw”. Beliau saw
bertanya: "Apakah dia meninggalkan sesuatu untuk melunasi
hutangnya?” Jika dijawab bahwa dia memiliki harta
peninggalan untuk melunasi hutangnya, maka beliau
menshalatkannya, namun jika dijawab tidak, maka beliau
bersabda: “Shalatkanlah saudara kalian ini". Tatkala Allah
menaklukkan berbagai negeri, beliau bersabda: "Aku lebih
berhak atas kaum Muslimin dari diri mereka sendiri.
Barangsiapa meninggal sedangkan dia masih memiliki
tanggungan hutang, maka akulah yang akan melunasinya.
Dan barangsiapa masih meninggalkan harta warisan, maka
harta tersebut untuk ahli warisnya". Telah menceritakan
kepada kami Abdul Malik bin Syu'aib bin Laits, telah
menceritakan kepadaku Ayahku, dari Kakekku, telah
menceritakan kepadaku 'Uqail. Telah menceritakan kepadaku
Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Akhi bin
Syihab. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, telah
menceritakan kepada kami Ayahku, telah menceritakan

52 | Pemulasaraan Jenazah
kepada kami Ibnu Abu Dzi'b, semuanya dari Az Zuhri dengan
isnad hadits ini. (Shahih Muslim, hadits nomor 3040).20
15. Segerakan pengurusannya

ِ ‫ب عن س عِي ِد ب ِن عب ِد‬ ِ
‫اهلل‬ َْ ْ ْ َ ْ َ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُقَتْيبَ ةُ َح َّدثَنَا َعْب ُد اهلل بْ ُن َو ْه‬
‫ب َع ْن أَبِْي ِه َع ْن‬ٍ ِ‫اجْلُ َهيِن ِّ َع ْن حُمَ َّم ِد بْ ِن عُم ر بْ ِن َعلِ ِّي بْ ِن أَىِب طَ ال‬
ََ
َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
‫ال‬ ِ
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ ٍ ِ‫َعلِ ِّي بْ ِن أَىِب طَ ال‬
َّ ‫ب أ‬
‫ َواجْلَنَ َازةُ إِذَا‬،‫ت‬ ْ َ‫الص اَل ةُ إِذَا أَت‬
َّ ‫ث اَل ُت َؤ ِّخ ْر َه ا‬ٌ ‫ يَ ا َعلِ ُّي ثَاَل‬:ُ‫لَ ه‬
‫ال أَبُ ْو ِعْي َس ى َه َذا‬ َ َ‫ ق‬.‫ت هَلَا ُك ْفئًا‬ َ ‫ َواأْل َمِّيُ إِ َذا َو َج ْد‬،‫ت‬
ْ ‫ض َر‬َ ‫َح‬
٩٩٥ ‫ سنن الرتمذي‬.‫َّص ٍل‬ ِ ‫ث َغ ِريب وما أَرى إِسنَاده مِب ُت‬ ِ
ُ َ ْ َ َ َ ٌ ْ ٌ ْ‫َحدي‬
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Wahab, dari Sa'id bin Abdullah Al
Juhani, dari Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib,
dari ayahnya, dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah saw
bersabda: "Wahai Ali, ada tiga hal, janganlah kamu menunda-
nunda pelaksanaannya; (laksanakan) shalat jika telah masuk
(waktunya), (mengurus) jenazah jika (ada yang meninggal),
dan (nikahkan) seorang gadis jika telah mendapatkan
pasangan yang sesuai". Abu Isa berkata: "Ini merupakan

20
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2133, 6234, 6248; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 2406; Musnad Ahmad, hadits nomor 7558, 9471,
14103.

Pemulasaraan Jenazah | 53
hadits gharib, aku melihat sanadnya tidak muttashil
(nyambung)". (Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 995).21
16. Segera beritahu keluarga dan kerabatnya

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ َّ ‫ أ‬.ُ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض ي اهللُ َعْن ه‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
‫ات فِْي ِه َخ َر َج إِىَل‬ ِ ِ ِ ‫وس لَّم َنعى الن‬
َ ‫َّجاش َّي ىِف الَْي ْوم الَّذى َم‬ َ َ َ ََ
١١٦٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫ف هِبِ ْم َو َكَّبَر أ َْر َب ًعا‬ َّ ‫ص‬َ َ‫صلَّى ف‬ َ ‫الْ ُم‬
Dari Abu Hurairah ra; “Bahwasanya Rasulullah saw
mengumumkan meninggalnya Raja An Najasyi pada hari
meninggalnya. Kemudian beliau keluar menuju tempat shalat,
lalu beliau membariskan shaf, kemudian takbir empat kali”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1168).22
Dalam hadits lain ada tambahan redaksi sebagai berikut,

ِ ‫ب وزي َد بن حا ِرثَ ةَ وعب َد‬ِ


‫اهلل بْ َن‬ َْ َ َ َ ْ ْ َ َ ٍ ‫َوأَنَّهُ َن َعى َج ْع َف َر بْ َن أَىِب طَ ال‬
.‫ُر َوحْيَةَ َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم‬

21
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 156; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1475;
Musnad Ahmad, hadits nomor 787.
22
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1247, 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 1580;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2789; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1856, 1945, 2015; Musnad Ahmad, hadits nomor 9271,
9286; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 476.

54 | Pemulasaraan Jenazah
Dan bahwasanya Rasullullah saw mengumumkan kematian
Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin
Ruwaihah radliyallaahu ‘anhum”.

CARA MEMANDIKAN
1. Yang memandikan jenazah itu hendaknya orang
yang dipercaya

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ‫عن عب ِد‬


َ َ‫اهلل بْ ِن عُ َم َر ق‬
َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬،‫ال‬ َْ ْ َ
١٤٥٠ ‫ سنن ابن ماجه‬.‫ لُِيغَ ِّس ْل َم ْوتَا ُك ُم الْ َمأْ ُم ْونُ ْو َن‬:‫َو َسلَّ َم‬
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata; Rasulullah saw bersabda:
"Yang memandikan jenazah hendaknya orang-orang yang
dapat dipercaya". (Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1450).
Kata al ma-muunuun artinya adalah orang yang dapat
menjaga kerahasiaan dari cacat (‘aib) jenazah. Selanjutnya
Ibnu Majah menjelaskan melalui hadits berikut ini:

‫ َم ْن‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬،‫َع ْن َعلِ ٍّي قَ َال‬
‫ش َعلَْي ِه‬
ِ ‫ص لَّى َعلَْي ِه َومَلْ يُ ْف‬
َ ‫َغ َّس َل َميِّتًا َو َكفَّنَ هُ َو َحنَّطَ هُ َومَحَلَ هُ َو‬
‫ س نن ابن‬.ُ‫َم ا َرأَى َخ َر َج ِم ْن َخ ِطْيئَتِ ِه ِمثْ َل َي ْوِم َولَ َدتْ هُ أ ُُّمه‬
١٤٥١ ‫ماجه‬
Dari Ali, ia berkata; Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa
memandikan jenazah, mengkafani, memberinya minyak,

Pemulasaraan Jenazah | 55
memanggul dan menshalatkannya, lalu ia tidak menyebarkan
apa yang dilihatnya, maka semua dosanya akan keluar
sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya". (Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1451).
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan sebagai berikut:

‫ َم ْن‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬،‫ت‬ ِ
ْ َ‫َع ْن َعائ َش ةَ قَال‬
‫ش َعلَْي ِه َم ا يَ ُك ْو ُن ِمْن هُ ِعْن َد‬ ِ ‫َغ َّسل َميِّتًا فَأ ََّدى فِْي ِه اأْل ََمانَةَ َومَلْ يُ ْف‬
َ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ قَ َال ليَل ه أَْق َربُ ُك ْم مْن ه‬.ُ‫ك َخَر َج م ْن ذُنُ ْوبِه َكَي ْوم َولَ َدتْ هُ أ ُُّمه‬ َ ‫َذل‬
‫َن ِعْن َدهُ َحظًّا ِم ْن‬ َّ ‫إِ ْن َكا َن َي ْعلَ ُم فَِإ ْن َكا َن اَل َي ْعلَ ُم فَ َم ْن َت َر ْو َن أ‬
٢٣٧٣٥ ‫ مسند أمحد‬.‫َو َر ٍع َوأ ََمانٍَة‬
Dari ‘Aisyah berkata; Rasulullah saw pernah bersabda:
"Barangsiapa yang memandikan jenazah, kemudian ia
menunaikan amanat, yaitu dengan tidak menyerbarkan ‘aib
jenazah (aurot yang ia lihat ketika memandikannya), maka ia
akan keluar dari dosa-dosanya seperti saat dia dilahirkan
ibunya. Hendaknya seorang jenazah dimandikan oleh orang
yang lebih dekat kekerabatanya dengannya jika dia tahu,
namun jika dia tidak tahu maka suruhlah orang yang menurut
kalian memiliki sifat wara (kehati-hatian) dan amanah".
(Musnad Ahmad, hadits nomor 23735).
2. Persiapan (peralatan, perlengkapan)
Sediakan air, sabun, kapur barus (cendana), minyak
wangi, kain kafan, kapas, gunting, gayung, tempat

56 | Pemulasaraan Jenazah
memandikan, handuk, masker, celemek, ember, tikar, selang,
dan lain-lain yang diperlukan.
3. Praktek memandikan
a. Bacalah “basmallah” dengan mengikhlaskan niat karena
Allah swt;
b. Cucilah telapak tangannya (yang kanan, lalu yang kiri);
c. Cucilah (bersihkanlah) kemaluan dan anusnya sampai
dipandang bersih. Jangan sekali-kali membuka lubang
anus jenazah untuk mengeluarkan kotoran dari dalam
perut jenazah;
d. Cucilah (bersihkanlah) mulutnya, lalu hidungnya;
e. Cucilah mukanya sampai rata dengan air;
f. Cucilah tangannya sampai sikutnya (yang kanan dahulu,
lalu yang kiri);
g. Cucilah kepalanya dan telinganya (usap dengan air);
h. Cucilah sekujur tubuhnya sampai rata dengan air;
i. Sabuni dan gosoklah, terutama bagian lipatan-lipatan tubuh
jenazah;
j. Cucilah dan sabuni serta gosoklah sampai rata dan
guyurlah dengan air;
k. Terakhir, cucilah kakinya sampai kedua mata kakinya lalu
guyurlah dengan air yang telah dicampur dengan kapur
barus yang telah dihaluskan;
l. Lalu keringkanlah tubuhnya dengan handuk;
m. Tutuplah kemaluannya (auratnya) dengan cangcut (popok);

Pemulasaraan Jenazah | 57
n. Bagi jenazah wanita yang rambutnya panjang, hendaklah
rambutnya itu digulung atau dipuntal (digelungkan);
o. Tutuplah cacat atau cela (keganjilan) jenazah (jika ada) dan
jagalah kerahasiaan jenazah itu oleh yang memandikan
atau yang menyaksikan.

Catatan:
1. Larangan membuka anus jenazah (Sunda; ngawerdonan)
adalah mengeluarkan kotoran dari dalam perut zenazah
dengan cara paksa (Sunda; dikodok). Perbuatan ini akan
menimbulkan kemadharatan, karena anusnya telah jebol,
sarafnya telah mati.
2. Yang dimaksud cacat pada huruf “o” adalah cacat pisik
atau keganjilan-keganjilan yang terjadi (terlihat) selama
memandikan;
3. Mandikan jenazah pria oleh pria dan jenazah wanita oleh
wanita;
4. Suami boleh memandikan jenazah istrinya dan sebaliknya;
5. Orang yang menyaksikan dan tidak memandikan hendaklah
diam, tidak lalu-lalang (mondar-mandir);
6. Mandikan jenazah ditempat tertutup.

CARA MENGKAFANI
1. Tahap Pertama (Persiapan)
a. Siapkan kain kafan warna putih tiga (3) helai;

58 | Pemulasaraan Jenazah
b. Siapkan talinya dari kain itu secukupnya (+ 9 buah tali);
c. Siapkan tikar yang mudah dilipat;
d. Siapkan cendana atau kapur barus yang telah
dihaluskan;
e. Siapkan kapas secukupnya;
f. Siapkan minyak wangi;
g. Siapkan cangcut (popok).
2. Khusus Bagi Jenazah Wanita (Tambahkan):
a. Untuk kerudung secukupnya;
b. Untuk baju kurung secukupnya;
c. Untuk kain (semacam rok) secukupnya;
d. Itu semua tidak boleh dijahit dan warnanya putih serta
bahannya diharapkan sama dengan kain kafan itu.
3. Tahap Kedua (Masih Persiapan)
a. Letakkan tali 3 (tiga buah);
b. Hamparkan tikar;
c. Letakkan tali 5 (lima buah);
d. Hamparkan kain kafan (tiga helai);
e. Hamparkan rok, baju kurung dan kerudung (khusus
untuk wanita);
8
f. Hamparkan kapas secukupnya;
g. Taburkan cendana atau kapur barus halus.

Pemulasaraan Jenazah | 59
4. Tahap Ketiga (Cara Membungkus)
a. Letakkanlah jenazah yang telah memakai cangcut dan
jenazah itu ditutupi dengan kain, ditengah kain kafan
yang telah tersedia (terhampar);
b. Tutuplah dengan kapas secukupnya termasuk mukanya;
c. Bagi jenazah wanita, lipatkan kain (rok), baju kurung
dan kerudungnya;
d. Lipatkan kain kafan helai pertama bagian kanan jenazah
lalu bagian kiri;
e. Lalu lipatkan lagi kain kafan helai kedua seperti helai
pertama;
f. Lalu ambil dan satukan kedua sisi kain kafan helai
ketiga dan gulungkan sampai ketat;
g. Ikatkan tali kain kafan satu-persatu dengan rapi;
h. Taburkan minyak kasturi (minyak wangi) ke sekujur
tubuh jenazah yang telah terbungkus rapi;
i. Lipatkan tikar (bungkuskan) dan ikatlah sampai rapi;
j. Setelah selesai membungkus (mengkafani) jenazah, lalu
ucapkanlah hamdallah;
k. Lalu bersucilah (berwudlulah) untuk mengikuti shalat
jenazah.

Hal-Hal Yang Mesti Diperhatikan

60 | Pemulasaraan Jenazah
1. Jangan berlebihan dalam mengkafani.
2. Jangan menyalatkan jenazah waktu terbit matahari kecuali
telah naik, waktu tengah. hari kecuali matahari telah
bergeser, waktu matahari hampir terbenam kecuali telah
terbenam. Dan jangan pula mengubur jenazah pada
waktu tersebut.
3. Dilarang meninggikan kuburan lebih dari sejengkal.
4. Dilarang pula menembok kuburan; ada kebolehan membuat
batu nisan sekedarnya saja.
5. Ketika memasuki wilayah pekuburan ucapkanlah salam
(do’a untuk penghuni kubur), seperti misalnya sebagai
berikut:

‫لس اَل ُم َعلَْي ُك ْم أ َْه َل ال دِّيَا ِر ِم َن الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ َوالْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َوإِنَّا‬
َّ َ‫ا‬
.ُ‫ نَ ْسأ َُل اهللَ لَنَا َولَ ُك ُم الْ َعافِيَة‬،‫إِ ْن َشاءَ اهللُ بِ ُك ْم اَل ِح ُق ْو َن‬
“Semoga selamat sejahtera kepadamu wahai penghuni
perumahan (kubur) dari orang-orang mukmin dan orang-
12
orang muslim dan kamipun akan menyusul insya Allah,
kami memohon kepada Allah ‘afiyat (kebaikan) bagi kami
dan bagi kamu sekalian”.
6. Ketika masuk kuburan bukalah alas kaki.
7. Dilarang menginjak kuburan, duduk dibatu nisan dan
mondar-mandir.
8. Pemulasaraan jenazah yang berpenyakit menular seperti
AIDS, HIV dan HDV serta yang semacamnya, hendaklah

Pemulasaraan Jenazah | 61
waspada dan hati-hati supaya tidak menimbulkan mudarat
bagi yang memandikan atau yang lainnya.
CARA MENSHALATI JENAZAH
1. Berwudlulah terlebih dahulu sebagaimana biasanya
berwudlu ketika kita hendak melaksanakan shalat
maktubah;
2. Letakkan jenazah itu dihadapan jamaah di masjid, di
mushalla atau di rumah;
3. Hendaklah berjamaah dan dijadikan tiga shaf;
4. Imam berdiri di sisi lambung jenazah bila jenazahnya
perempuan dan imam berdiri di sisi kepala jenazah bila
jenazahnya laki-laki;
5. Ikhlaskan niat lillahi ta’ala (semata-mata hanya karena
mengharap ridla Allah swt);
6. Takbir yang pertama sambil mengangkat tangan, lalu
ucapkanlah (bacalah) surah fatihah dan shalawat atas
Nabi;
7. Takbir yang kedua, lalu ucapkanlah do’a untuk jenazah,
dan do’a khusus apabila jenazahnya masih bayi (anak-
anak);
8. Takbir yang ketiga dan ucapkanlah do’a-do’a lain untuk
jenazah;
9. Takbir yang keempat dan ucapkanlah do’a lain, misalnya
untuk yang masih hidup;

62 | Pemulasaraan Jenazah
10. Ucapkanlah salam satu kali sambil menengok ke kanan
atau salam itu dilakukan dua kali sambil menengok ke
kana dan ke kiri.

SHALAT JENAZAH

‫ْجنَ َاز ِة‬ ِ َّ ‫ال‬


َ ‫الصاَل ة ال‬ ُ ‫أَق َْو‬
Ucapan-ucapan Shalat Jenazah

.‫ اَهللُ أَ ْكَب ُر‬-1


“Allah Maha Besar”.

.‫الر ِجْيم‬ ِ َ‫اهلل ِمن الشَّيط‬


َّ ‫ان‬ ِ
ْ َ ِ‫أَعُ ْوذُ ب‬
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang
terkutuk”.
Atau boleh juga berta’awwudz dengan redaksi
ta’awwudz lainnya sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw dalam hadits-haditsnya.

.‫الر ِحْي ِم‬


َّ ‫ان‬ َ
ِ ‫بِس ِم‬
ِ ‫اهلل الرَّمْح‬
ْ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang”.

Pemulasaraan Jenazah | 63
‫ك َي ْوِم‬ِ ِ‫ان ال َّر ِحي ِم* مال‬
َ ْ
ِ ‫ب الْع الَ ِم * الرمْح‬
َ َ َ ‫اَحْلَ ْم ُد للَّه َر ِّ َ نْي‬
ِِ

ِّ ‫اك نَ ْس تَعِنْي ُ * اِ ْه ِدنَا‬


‫الص َرا َط‬ َ َّ‫اك َن ْعبُ ُد َوإِي‬ َ َّ‫ال دِّيْ ِن* إِي‬
‫ض ْو ِب‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ت َعلَْي ِه ْم َغرْيِ الْ َم ْغ‬َ ‫الْ ُم ْس تَقْي ِم* ص َرا َط الَّذيْ َن أَْن َع ْم‬
. ُ ‫َعلَْي ِه ْم َواَل الضَّالِّنْي َ * ِّآمنْي‬
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari
pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat”.

.‫ اَهللُ أَ ْكَب ُر‬-2


“Allah Maha Besar”.

ٍ ِ ٍ
‫ت َعلَى‬ َ ‫ص لَّْي‬َ ‫ص لِّى َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َم ا‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫إِ ْب َر ِاهْي َم َو ِآل إِ ْب َر ِاهْي َم َوبَ ا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد َو ِآل حُمَ َّم ٍد َك َم ا‬
.‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‬ ِ ِ
َ ‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو ِآل إِ ْبَراهْي َم إِن‬ َ ‫بَ َار ْك‬
“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada
Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana telah
Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya.

64 | Pemulasaraan Jenazah
Berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
telah Engkau berkahi Ibrahim dan keluarganya.
Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha
Mulia”.

.‫ اَهللُ أَ ْكَب ُر‬-3


“Allah Maha Besar”.

ِِ ِ
ُ‫ف َعْن هُ َوأَ ْك ِر ْم نُُزلَ ه‬ ُ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَ هُ َو ْارمَح ْ هُ َو َعاف ه َو ْاع‬
‫الث ْل ِج َوالَْب َر ِد َو َنق ِِّه ِم َن‬ ِ ‫وو ِّس ع م ْدخلَ ه وا ْغ ِس ْله بِالْم‬
َّ ‫آء َو‬ َ ُ َ ُ َ َ ْ ََ
‫س َوأَبْ ِدلْ هُ َد ًارا‬ِ َ‫الدن‬َّ ‫ض ِم َن‬ ُ َ‫ب اأْل َْبي‬
ُ ‫اخْل طَايَا َك َم ا يَُنقَّى الث َّْو‬
10
‫َخْي ًرا ِم ْن َدا ِر ِه َوأ َْهاًل َخْي ًرا ِم ْن أ َْهلِ ِه َو َز ْوجًا َخْي ًرا ِم ْن‬
‫اب‬ِ ‫اب الْ َقرْبِ و ِمن َع َذ‬ ِ ‫َزو ِج ِه وأ َْد ِخ ْل هُ اجْل نَّةَ وأ َِع ْده ِمن َع َذ‬
ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ
.‫النَّا ِر‬
“Ya Allah, berikanlah ampunan baginya, dan rahmatilah
dia, dan hapuslah (dosa)-nya, dan ma’afkanlah
(kesalahan)-nya. Muliakanlah tempat turunnya, dan
luaskanlah tempat masuknya, dan mandikanlah dia
dengan air dan salju. Bersihkanlah dia dari segala dosa
(kesalahan)-nya sebagaimana bersihnya pakaian putih
dari kotoran. Dan gantilah baginya rumah yang lebih
baik dari rumahnya (yang sekarang). Keluarga yang lebih
baik dari keluarganya (yang sekarang). Dan jodoh yang

Pemulasaraan Jenazah | 65
lebih baik dari jodohnya (yang sekarang). Dan
jauhkanlah dia dari pada fitnah qubur dan adzab (siksa)-
nya”.

.‫ اَهللُ أَ ْكَب ُر‬-4


“Allah Maha Besar”.

‫ص غِرْيِ نَا َو َكبِرْيِ نَا َوذَ َك ِرنَا َوأُْنثَانَا‬ ِ ‫ِ حِل‬


َ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر َِّينَ ا َو َميِّتنَ ا َو‬
ِ َ‫ اللَّه َّم من أَحييتَه ِمنَّا فَأَحيِ ِه علَى اإْلِ مْي‬.‫اه ِدنَا و َغائِبِنَا‬
‫ان‬ ِ ‫وش‬
ََ
َ ْ ُ َْ ْ ْ َ ُ َ
‫ اللَّ ُه َّم اَل حَتْ ِر ْمنَ ا‬.‫َو َم ْن َت َو َّفْيتَ هُ ِمنَّا َفَت َوفَّهُ َعلَى اإْلِ ْس اَل ِم‬
.ُ‫ضلَّنَا َب ْع َده‬ ِ ُ‫أَجره واَل ت‬
َ ُ َْ
“Ya Allah, ampunilah orang-orang yang masih hidup
diantara kami dan yang telah mati; yang masih anak-anak
dan yang telah dewasa dari kami; yang laki-laki dan yang
wanita dari kami; orang-orang yang hadir di antara kami
dan yang tidak hadir. Ya Allah, siapapun di antara kami
yang Engkau hidupkan maka hidupkanlah di atas
keimanan dan siapapun di antara kami yang Engkau
wafatkan maka wafatkanlah dalam keadaan Islam
(berserah diri). Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami
dari mendapatkan pahalanya dan janganlah Engkau
sesatkan kami setelah kematiannya".
Atau boleh juga ditambah dengan do’a-do’a lainnya.

ِ ُ‫لساَل م علَي ُكم ورمْح ة‬


1x/2x .‫اهلل‬ َ َ َ ْ ْ َ ُ َّ َ‫ ا‬-5

66 | Pemulasaraan Jenazah
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah atas kamu
sekalian”.

‫ال ُد َعاءُ لِلطِّْف ِل‬


Do’a untuk jenazah bayi (anak-anak)

.‫َجًرا‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬


ْ ‫اج َع ْلهُ لَنَا َسلَ ًفا َو َفَرطًا َوأ‬
“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pendahulu, tabungan,
dan pahala yang menjemput”.
CARA MENGUBUR JENAZAH
1. Segeralah bawa ke pekuburan.
2. Iringi jenazah itu secara sopan (tidak ribut dan gurau).
3. Dilarang duduk (jongkok) sebelum jenazah dikubur.
4. Masukkan jenazah itu dari arah kaki kuburan sambil
membaca:

ِ ‫اهلل وعلَى ِملَّ ِة رسو ِل‬


ِ
‫اهلل‬ ُْ َ َ َ ‫بِ ْس ِم‬
“Dengan nama Allah (atas nama Allah) dan atas millah
(agama, ajaran) Rasulullah saw”.
5. Letakkan jenazah itu menghadap ka,bah (kiblat), ganjal
dengan tanah bila perlu.
6. Letakkan tutup lahad dengan rapi.
7. Setelah selesai mengubur, maka berdo’alah untuk jenazah,
misalnya:

Pemulasaraan Jenazah | 67
ِ ٍ ِ ِ
ُ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ُفاَل ن َو ْارفَ ْع َد َر َجتَ هُ ىِف الْ َم ْه د ِّينْي َ َوافْ َس ْح لَ ه‬
.‫اخلُ ْفهُ ىِف َع ِقبِ ِه‬ ِِ ِ
ْ ‫ىِف َقرْبِ ه َو َن ِّو ْر لَهُ فْيه َو‬
“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya
setinggi orang-orang yang shaleh, lapangkanlah, dan
berilah gantinya sepeninggalnya”.
Atau do’a lainnya yang bermanfaat, misalnya do’a-do’a
untuk keluarga jenazah dan semua orang.

Hal-Hal Yang Mesti Diperhatikan


1. Jangan berlebihan (israf) dalam mengkafani.
2. Jangan menyalati jenazah waktu terbit matahari, kecuali
telah naik (sekira waktu dluha); waktu tengah hari, kecuali
matahari telah bergeser; waktu matahari hampir terbenam,
kecuali telah benar-benar terbenam. Dan jangan pula
mengubur jenazah pada waktu tersebut.
3. Dilarang meninggikan kuburan lebih dari sejengkal.
4. Dilarang menembok kuburan, tapi ada kebolehan membuat
batu nisan sekedarnya saja. Kecuali, jika jenazah tersebut
adalah orang yang memiliki nilai kesejarahan, tapi bukan
untuk dupuja-puja.
5. Ketika memasuki wilayah pekuburan ucapkanlah salam:

68 | Pemulasaraan Jenazah
‫لس اَل ُم َعلَْي ُك ْم أ َْه َل ال دِّيَا ِر ِم َن الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ َوالْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َوإِنَّا‬
َّ َ‫ا‬
.ُ‫ نَ ْسأ َُل اهللَ لَنَا َولَ ُك ُم الْ َعافِيَة‬،‫إِ ْن َشاءَ اهللُ بِ ُك ْم اَل ِح ُق ْو َن‬
“Semoga selamat sejahtera kepadamu wahai penghuni
perumahan (kubur) dari orang-orang mukmin dan orang-
12
orang muslim dan kamipun akan menyusul insya Allah,
kami memohon kepada Allah ‘afiyat (kebaikan) bagi kami
dan bagi kamu sekalian”.
6. Ketika masuk kuburan bukalah alas kaki.
7. Dilarang menginjak kuburan, duduk dibatu nisan dan
mondar-mandir.
8. Pemulasaraan jenazah yang berpenyakit menular seperti
AIDS, HIV dan HDV serta yang semacamnya, hendaklah
waspada dan hati-hati supaya tidak menimbulkan mudarat
bagi yang memandikan atau yang lainnya.

Pemulasaraan Jenazah | 69
KEWASPADAAN UNIVERSAL PADA
PEMULASARAAN JENAZAH

A. PENDAHULUAN
Pemulasaraan jenazah pasien penyakit menular
dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan
universal tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut
keluarga. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus
dapat memberi nasehat dan mengambil tindakan yang tepat
agar penanganan jenazah tidak membawa resiko yang
penularan penyakit menular seperti hepatitis B, AIDS, kolera,
tuberculose (TBC), typhoid dan sebagainya. Pada prinsipnya
pemulasan jenazah AIDS, HIV & HDV tidak ada perbedaan
dengan jenazah lainnya namun dengan demikian setiap
jenazah mempunyai resiko untuk menularkan infeksi.

70 | Pemulasaraan Jenazah
B. PENGERTIAN
Kewaspadaan universal pada pemulasaraan jenazah
adalah suatu tindakan upaya pencegahan dari suatu penyakit
infeksi terhadap jenazah yang dianggap atau dicurigai pada
saat masih hidup terdiagnosis penyakit menular seperti AIDS,
HIV & HDV.
Kewaspadaan universal dikembangkan sebagai upaya
pencegahan infeksi di Rumah sakit yang mampu menerapkan
dua tingkatan kewaspadaan: Pertama; Kewaspadaan dasar
yang menekankan kewaspadaan bahan-bahan dan semua
cairan tubuh. Kedua; Kewaspadaan infeksi berdasarkan cara
penularan dirancang sebagai tambahan dari kewaspadaan
tersebut diatas dan untuk diterapkan pada jenazah yang diduga
terinfeksi kuman.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum kewaspadaan universal pemulasaraan
jenazah adalah mencegah penularan penyakit infeksi seperti
AIDS, HIV dan HDV terhadap petugas kesehatan terutama
perawatan pada sa’at melakukan pemulasaraan jenazah.
2. Tujuan khusus
Petugas kesehatan atau perawat dapat:
a. Memahami cara-cara pemulasaraan jenazah yang diduga
terinfeksi.
b. Melaksanakan pemulasaraan jenazah dengan benar
sehingga terhindar dari resiko penularan.

Pemulasaraan Jenazah | 71
c. Membuat perencanaan logistik dan sarana kesehatan
dengan mengacu pada kewaspadaan universal
pemulasaraan jenazah.
d. Memberikan penyuluhan pada keluarga pasien yang
meninggal dunia dan diduga terinfeksi.

D. SASARAN
1. Seluruh petugas kesehatan.
2. Petugas non kesehatan dan masyarakat yang beresiko
tertular penyakit infeksi.
E. PROSEDUR PEMULASARAAN JENAZAH
1. Di Luar Kamar Jenazah.
a. Persiapan alat.
1. Sarung tangan latek untuk semua yang akan
melaksanakan pemulasaraan jenazah.
2. Tempat mandi jenazah.
3. Waslap.
4. Handuk.
5. Waskom berisi air dan sabun.
6. Kain pembersih penutup jenazah.
7. Klem dan gunting.
8. Plester kedap air.
9. Kapas.

72 | Pemulasaraan Jenazah
10. Pebalut.
11. Sisir atau sikat.
12. Pewangi.
13. Tempat barang berharga.
14. Brankhard jenazah.
15. Kantong plastik, tempat sampah.

b. Tindakan dan persiapan pemulasaaraan jenazah.


1. Mencuci tangan.
2. Semua petugas dan keluarga yang menangani
jenazah harus mengenakan sarung tangan dan bila
perlu gaun pelindung.
3. Kenakan masker dan pelindung mata bila
diperkirakan akan terjadi percikan atau tumpahan
darah dan atau cairan tubuh.
4. Lepaskan selang infus dan selang lainnya dari
tubuh, bila perlu menggunakan klem dan gunting
buat ditempat khusus untuk sampah medis berilah
lebel bahan infeksius.
5. Luka bekas selang infus ditutup dengan plester
kedap air.

Pemulasaraan Jenazah | 73
6. Lepaskan pakaian kotor, pembalut luka dan taruh
didalam tempat sampah medis dan tempat linen
(pakain kotor).
7. Tempatkan sampah dan benda-benda telkontaminasi
lainnya dalam kantong plastik.
8. Taruhlah kasa pembalut absorption didaerah
parenium, ekatkan dengan plester kadap air.
9. Letakan jenazah dalam posisi terlentang dengan
tangan disisi atau terlipat didada.
10. Taruhlah handuk kecil dibawah kepala untuk
menampung rembesan darah atau cairan darah
lainnya.
11. Tutup kelopak mata perlahan-lahan atau tutupi
dengan kapas lembab dan mulut dengan kapas atau
kasa.
12. Bersihkan jenazah.
13. Tutupi jenazah dengan gaun (kain) bersih untuk
disaksikan keluarganya.
14. Setelah keluarga menyaksikan jenazah gaun dapat
dilepas kembali.
15. Pasang lebel pengenal pada pergelangan kaki atau
ibu jari kaki jenazah.
16. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa ini jenazah
pasien penyakit menular.
17. Tempatkan jenazah dalam brankhard dan antar
kekamar jenazah.

74 | Pemulasaraan Jenazah
18. Cuci tangan setelah lepaskan sarung tangan.
2. Di Kamar Jenazah.
a. Persiapan alat untuk petugas.
1. Sepatu lars sampai ke lutut (sepatu bot).
2. Masker penutup mulut dan hidung.
3. Sarung tangan karet yang panjang.
4. Kaca mata.
5. Gaun (apron / schort).
b. Persiapan alat untuk jenazah.
c. Tindakan pemulasaraan jenazah.
1. Cuci tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Mandikan jenazah oleh petugas kamar jenazah
dengan memperhatikan hal-hal seperti bertikut:
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah memakai sarung tangan.
b. Segera mencuci kulit dan permukaan lain
dengan air bila terkena darah atau cairan tubuh
lainnya.
c. Petugas menggunakan pelindung seperti pada
persiapan alat petugas.
3. Dilarang menutup jarum suntik, buanglah dalam
tempat khusus alat tajam.
4. Pembuangan sampah dan bahan terkonminasi
dilakukan sesuai dengan tujuan mencegah infeksi.

Pemulasaraan Jenazah | 75
5. Sampah dan bahan tekontaminasi ditempatkan di
kantong plastik.
6. Peralatan yang akan digunakan kembali harus
diproses dengan urutan: dekontaminasi,
pembersihan, desinfeksi dan sterrilisasi.
7. Bungkus jenazah dengan kain kapan atau dengan
kain pembungkus lainnya sesuai dengan agama,
kepercayaan.
8. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka-
buka lagi.
9. Jenazah tidak boleh dibalsem atau diawetkan,
disuntik untuk pengawetan dan diautopsi kecuali
oleh petugas khusus.
10. Dalam keadaan tertentu autopsi hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
pinpinan Rumah sakit.[]

ِ َ‫ب الْعال‬ ِ
َ ‫اَحْلَ ْم ُد َ ِّ َ نْي‬
‫م‬ ‫ر‬ ‫هلل‬

76 | Pemulasaraan Jenazah
KUMPULAN HADITS AL BUKHARI TENTANG
JENAZAH (KITAB JENAZAH)

ُّ ‫اعْي َل َح َّد َثنَا َم ْه ِد‬


‫ي بْ ُن َمْي ُم ْو ٍن َح َّد َثنَا‬ ِ ‫ح َّد َثنَا موس ى بن إِمْس‬
َ ُ ْ َ ُْ َ
ِ ٍ ِ
ُ‫ب َع ِن الْ َم ْع ُر ْو ِر بْ ِن ُس َويْد َع ْن أَىِب َذٍّر َرض َي اهلل‬ ُ ‫َح َد‬
ْ ‫َواص ٌل اأْل‬
‫آت ِم ْن‬ ٍ ‫ أَتَاىِن‬:‫اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬
َ َ َ َْ ُ َ
ِ ‫ال رسو ُل‬
ْ ُ َ َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َ َ‫َعْنهُ ق‬
‫ات ِم ْن أ َُّمىِت اَل يُ ْش ِر ُك‬
َ ‫ بَشََّرىِن أَنَّهُ َم ْن َم‬:‫ أ َْو قَ َال‬. ‫َخَبَرىِن‬ ْ ‫َرىِّب فَأ‬
ِ
‫ َوإِ ْن‬:‫ال‬ َ َ‫ َوإِ ْن زَىَن َوإِ ْن َس َر َق؟ ق‬:‫ت‬ ُ ‫ ُق ْل‬.َ‫بِاهلل َش ْيئًا َد َخ َل اجْلَنَّة‬
١١٦١ ‫ صحيح البخاري‬.‫زَىَن َوإِ ْن َسَر َق‬
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah
menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun, telah
menceritakan kepada kami Washil Al Ahdab, dari Al Ma'rur
bin Suaid, dari Abu Dzar ra, berkata; telah bersabda

Pemulasaraan Jenazah | 77
Rasulullah saw: "Baru saja datang kepadaku utusan dari
Tuhan-ku, kemudian mengabarkan kepadaku, atau beliau
bersabda, telah datang mengabarkan kepadaku bahwa
barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia tidak
menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti
masuk surga". Aku tanyakan: "Sekalipun dia berzina atau
mencuri?" Beliau menjawab: "Ya, sekalipun dia berzina atau
mencuri". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1161).23

‫ش َح َّد َثنَا‬ُ ‫ص َح َّد َثنَا أَىِب َح َّد َثنَا اأْل َْع َم‬ ٍ ‫َح َّد َثنَا عُ َم ُر بْ ُن َح ْف‬
‫ص لَّى‬ ِ ِ ‫َش ِقيق عن عب ِد‬
َ َ‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬،‫ال‬ َْ ْ َ ٌ ْ
ِ ِ ِ
‫ت‬ َ ‫ات يُ ْش ِر ُك باهلل َشْيئًا َد َخ َل الن‬
ُ ‫ َو ُق ْل‬.‫َّار‬ َ ‫ َم ْن َم‬:‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
‫ ص حيح‬.َ‫اهلل َش ْيئًا َد َخ َل اجْلَنَّة‬ ِ ِ‫ من م ات اَل ي ْش ِر ُك ب‬:‫أَنَ ا‬
ُ َ َ َْ
١١٦٢ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh, telah
menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan
kepada kami Al A'masy, telah menceritakan kepada kami
Syaqiq, dari 'Abdullah ra, berkata; telah bersabda Rasulullah
saw: "Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan
Allah dengan sesuatu, maka dia pasti masuk neraka". Dan aku
23
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1162, 2983, 4137, 5797, 6933; Shahih Muslim,
hadits nomor 134, 135, 136, 1654, 1655; Musnad Ahmad,
hadits nomor 3442, 3833, 3838, 4011, 11327, 13071, 13964,
14485, 14667, 17568, 20462, 20491, 21069, 21077, 21427,
22423, 22458, 22489, 26251, 26267.

78 | Pemulasaraan Jenazah
('Abdullah) berkata, dari aku sendiri: "Dan barangsiapa yang
mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu
apapun maka dia pasti masuk surga". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1162).24

‫ت ُم َعا ِويَ ةَ بْ َن ُس َويْ ِد بْ ِن ُم َق ِّر ٍن َع ِن‬ ِ


ُ ‫َش َعث قَ َال مَس ْع‬
ِ ْ ‫ع ِن اأْل‬
َ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ُّ ‫ أ ََمَرنَ ا النَّيِب‬:‫ال‬ َ َ‫الَْب َر ِاء بْ ِن َع ا ِز ٍب َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
‫اع اجْلَنَ ائِِز‬ِ َ‫ أ ََمَرنَ ا بِاتِّب‬.‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم بِ َس ْب ٍع َو َن َهانَ ا َع ْن َس ْب ٍع‬
‫ص ِر الْ َمظْلُ ْوِم َوإِ ْب َرا ِر الْ َق َس ِم‬ ِ ِ
ْ َ‫ض َوإِ َجابَة الدَّاعى َون‬ ِ ْ‫َو ِعيَ َاد ِة الْ َم ِري‬
ِ‫ َونَ َهانَا َع ْن آنِيَ ِة الْ ِفض َِّة َو َخ امَت‬.‫س‬ ِ ‫اط‬ِ ‫ت الْع‬ ِ ِ
َ ‫الساَل م َوتَ ْشمْي‬
ِ َّ ‫ور ِّد‬
ََ
‫ ص حيح‬.‫اج َوالْ َق ِّس ِّي َواإْلِ ْس تَْبَر ِق‬ ِ ‫ال َّذ َه‬
ِ َ‫ب َواحْلَ ِريْ ِر َوال د ِّْيب‬
١١٦٣ ‫البخاري‬
Dari Al Asy'ats, berkata; aku mendengar Mu'awiyyah bin
Suwaid bin Muqarrin, dari Al Bara' bin 'Azib ra, berkata:
"Nabi saw memerintahkan krpada kami tentang tujuh perkara
dan melarang kami dari (untuk meninggalkan) tujuh perkara
pula. Beliau memerintahkan kepada kami untuk; mengiringi
jenazah, menjenguk orang yang sakit, memenuhi undangan,
menolong orang yang dizhalimi, berbuat baik (adil) dalam
24
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2983, 4137, 5759, 6933; Shahih Muslim, hadits
nomor 134, 135, 1654, 1655; Musnad Ahmad, hadits nomor
3442, 3833, 3838, 4011, 11327, 13071, 13964, 14667, 20462,
20491, 21069, 21077, 22423, 22458, 22489, 26251, 26267.

Pemulasaraan Jenazah | 79
pembagian, menjawab salam dan mendo’akan orang yang
bersin. Dan beliau melarang kami dari menggunakan bejana
terbuat dari perak, memakai cincin emas, memakai kain
sutera kasar, sutera halus, baju berbordir sutera dan sutera
tebal". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1163).25

‫ال‬َ َ‫اع ِّي ق‬ ِ ‫ح َّد َثنَا حُم َّم ٌد ح َّد َثنَا عم رو بن أَىِب س لَمةَ ع ِن اأْل َوز‬
َْ َ َ َ ُْ ُ َْ َ َ َ
‫َن أَبَ ا‬َّ ‫ب أ‬ِ َّ‫َخَب رىِن َس عِْي ُد بْن الْمس ي‬ ٍ ‫َخب رىِن ابْن ِش ه‬
َُ ُ َ ْ ‫ال أ‬ َ َ‫اب ق‬ َ ُ َ َْ ‫أ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل‬
ِ َ َ‫هري رةَ ر ِض ي اهلل عْن ه ق‬
ُ ‫ مَس ْع‬:‫ال‬ ُ َ ُ َ َ َ ْ َُ
‫الس اَل ِم‬
َّ ‫ َر ُّد‬.‫س‬ ِِ ِِ َّ
ٌ ْ‫ َح ُّق الْ ُم ْس لم َعلَى الْ ُم ْس لم مَخ‬:‫َو َس ل َم َي ُق ْو ُل‬
ِ ِ ‫ض واتِّب اع اجْل نَ ائِِز وإِجاب ةُ ال د‬ ِ
‫ت‬ُ ‫َّع َوة َوتَ ْش مْي‬ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ِ ْ‫َوعيَ َادةُ الْ َم ِري‬
ُ‫َخَبَرنَا َم ْع َم ٌر َو َر َواهُ َس اَل َمة‬ ِ ‫الرز‬ ِ ‫الْع‬
ِ ‫اط‬
ْ ‫ال أ‬
َ َ‫ ق‬.‫َّاق‬ َّ ‫ تَ َاب َع هُ َعْب ُد‬.‫س‬ َ
١١٦٤ ‫ صحيح البخاري‬.‫بْ ُن َر ْو ٍح َع ْن عُ َقْي ٍل‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah
menceritakan kepada kami 'Amru bin Abu Salamah, dari Al
Awza'iy, berkata; telah mengabarkan kepada saya Ibnu
Syihab, berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al
Musayyab bahwa Abu Hurairah ra berkata; Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya

25
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2265, 4777, 5204, 5218, 5754; Shahih Muslim,
hadits nomor 3848; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2733;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1913.

80 | Pemulasaraan Jenazah
‫‪ada lima (perkara), yaitu; menjawab salam, menjenguk orang‬‬
‫‪yang sakit, mengiringi jenazah (ke pekuburan), memenuhi‬‬
‫‪undangan dan mendo’akan orang yang bersin". Hadits ini‬‬
‫;‪diriwayatkan pula (dikuatkan) oleh 'Abdur Razaq, berkata‬‬
‫‪telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dan meriwayatkan‬‬
‫‪kepadanya Salamah bin Rauh, dari 'Uqail. (Shahih Al Bukhari,‬‬
‫‪hadits nomor 1164).26‬‬

‫َن َعائِ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا‬ ‫َخَبَرىِن أَبُ ْو َسلَ َمةَ أ َّ‬ ‫ال أ ْ‬
‫ي قَ َ‬ ‫الز ْه ِر ِّ‬
‫َع ِن ُّ‬
‫ت‪ :‬أَْقبَ َل أَبُ ْو بَ ْك ٍر‬ ‫ِ‬
‫َخَبَرتْ هُ قَالَ ْ‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أ ْ‬ ‫َز ْو َج النَّيِب ِّ َ‬
‫الس ْن ِح َحىَّت َن َز َل‬ ‫َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َعلَى َفَر ِس ِه ِم ْن َم ْس َكنِ ِه بِ ُّ‬
‫َّاس َحىَّت َد َخ َل َعلَى َعائِ َش ةَ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫م‬ ‫ِّ‬
‫ل‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫د‬ ‫فَ َدخل الْمس ِ‬
‫ج‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو‬ ‫َرض َي اهللُ َعْن َه ا َفَتيَ َّم َم النَّيِب َّ َ‬
‫ِ‬

‫ب َعلَْي ِه َف َقَّبلَهُ مُثَّ‬


‫ف َع ْن َو ْج ِه ِه مُثَّ أَ َك َّ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُم َس ًّجى بُِب ْرد حَبَر ٍة فَ َك َش َ‬
‫ِ‬
‫ك َم وَتَتنْي ِ‬
‫ت يَ ا نَيِب َّ اهلل اَل جَيْ َم ُع اهللُ َعلَْي َ ْ‬ ‫بَ َكى َف َق َال‪ :‬بِ أَىِب أَنْ َ‬
‫ِ‬
‫ال أَبُ ْو َس لَ َمةَ‬ ‫َّه ا‪ .‬قَ َ‬ ‫ك َف َق ْد ُمت َ‬ ‫ت َعلَْي َ‬ ‫أ ََّما الْ َم ْوتَ ةُ الَّىِت ُكتبَ ْ‬
‫ِ‬ ‫اس َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ َّ‬ ‫َخَبَرىِن ابْ ُن َعبَّ ٍ‬
‫َن أَبَ ا بَ ْك ٍر َرض َي اهللُ‬ ‫َ‬ ‫فَ أ ْ‬
‫ال‪ِ :‬‬ ‫ِ‬
‫س!‬ ‫اجل ْ‬ ‫َّاس َف َق َ ْ‬ ‫َعْن هُ َخ َر َج َوعُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ يُ َكلِّ ُم الن َ‬
‫‪26‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,‬‬
‫‪hadits nomor 1425; Musnad Ahmad, hadits nomor 8047.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪81‬‬


ِ ِ‫ اجل‬:‫ال‬
ُ‫ َفتَ َش َّه َد أَبُ ْو بَ ْك ٍر َرض َي اهللُ َعْن ه‬. ‫س! فَ أَىَب‬ ْ ْ َ ‫ َف َق‬. ‫فَ أَىَب‬
‫ فَ َم ْن َك ا َن‬،‫ أ ََّما َب ْع ُد‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫َّاس َوَتَر ُك ْوا عُ َم َر‬ ِ ِ َ ‫فَم‬
ُ ‫ال إلَْي ه الن‬ َ
ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ ِإ َّن حُمَ َّم ًدا‬
َ ‫مْن ُك ْم َي ْعبُ ُد حُمَ َّم ًدا‬
‫ َو َم ْن َك ا َن َي ْعبُ ُد اهللَ فَ ِإ َّن اهللَ َح ٌّي اَل‬.‫ات‬ ِ
َ ‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ ْد َم‬
‫ت ِم ْن‬ ْ َ‫ َو َم ا حُمَ َّم ٌد إِاَّل َر ُس ْو ٌل قَ ْد َخل‬: ‫ال اهللُ َت َع اىَل‬ َ َ‫ ق‬.‫ت‬ ُ ‫مَيُ ْو‬
ْ‫َّاس مَل‬
َ ‫َن الن‬
ِ ‫ و‬.‫الش اكِ ِرين‬
َّ ‫اهلل لَ َك أ‬ َ َ ْ َّ ... ‫ إىَل‬،...‫الر ُس ُل‬
ِ ُّ ‫َقْبلِ ِه‬
ِ
ُ‫َن اهللَ أَْنَزهَلَا َحىَّت تَاَل َه ا أَبُ ْو بَ ْك ٍر َرض َي اهلل‬ َّ ‫يَ ُك ْونُ ْوا َي ْعلَ ُم ْو َن أ‬
‫ ص حيح‬.‫َّاس فَ َم ا يُ ْس َم ُع بَ َش ٌر إِاَّل َيْتلُ ْو َه ا‬ ِ ‫عْن ه َفَتلَق‬
ُ ‫َّاه ا مْن هُ الن‬ َ ُ َ
١١٦٥ ‫البخاري‬
Dari Az Zuhriy, berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu
Salamah bahwa 'Aisyah ra, isteri Nabi saw mengabarkan
kepadanya, katanya; Abu Bakar ra menunggang kudanya dari
suatu tempat bernama Sunih hingga sampai dan masuk ke
dalam masjid dan dia tidak berbicara dengan orang-orang, lalu
dia menemui 'Aisyah ra dan langsung mendatangi Nabi saw
yang sudah ditutupi (jasadnya) dengan kain terbuat dari katun.
Kemudian dia membuka tutup wajah beliau. Lalu Abu Bakar
bersimpuh didepan jasad Nabi, lalu menutupnya kembali, dan
Abu Bakar menangis, lalu berkata: "Demi bapak dan ibuku,
wahai Nabi Allah, Allah tidak akan menjadikan kematian dua

82 | Pemulasaraan Jenazah
kali kepadamu. Adapun kematian pertama yang telah
ditetapkan buatmu itu sudah terjadi". Abu Salamah berkata;
telah mengabarkan kepadaku Ibnu 'Abbas ra bahwa; kemudian
Abu Bakar ra keluar bertepatan 'Umar ra sedang berbicara
dengan orang banyak. Maka (Abu Bakar ra) berkata kepada
(‘Umar ra): "Duduklah!” Namun 'Umar tidak mengabaikan.
Lalu Abu Bakar berkata lagi: "Duduklah!” Namun 'Umar
tetap tidak mempedulikannya. Akhirnya Abu Bakar bersaksi
(tentang kewafatan Nabi saw) sehingga orang-orang
berkumpul kepadanya dan meninggalkan 'Umar. Lalu Abu
Bakar berkata: "Kemudian, barangsiapa dari kalian yang
menyembah Muhammad saw, sungguh Muhammad saw
sekarang sudah wafat dan barangsiapa dari kalian yang
menyembah Allah, sungguh Allah Maha Hidup yang tidak
akan pernah mati”. Allah swt telah berfirman: "Dan
Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang rasul
sebagaimana telah berlalu rasul-rasul sebelum dia ..., hingga
akhir ayat, … Allah akan memberi balasan pahala bagi
orang-orang yang bersyukur". (QS. Ali 'Imran [3]:165).
“Demi Allah, seakan-akan orang-orang belum pernah
mengetahui bahwa Allah sudah menurunkan ayat tersebut
sampai Abu Bakar ra membacakannya. Akhirnya orang-orang
pun memahaminya dan tidak ada satupun orang yang
mendengarnya kecuali pasti membacakannya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1165).27

27
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam, Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4097; Musnad Ahmad, hadits nomor 23718.

Pemulasaraan Jenazah | 83
‫ث َعن عُ َقْي ٍل َع ِن ابْ ِن ِش ه ٍ‬
‫اب‬ ‫َ‬ ‫َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن بُ َكرْيٍ َح َّدثَنَا اللَّْي ُ ْ‬
‫َن أ َُّم الْ َعاَل ِء ْام َرأًَة ِم َن‬
‫ت أ َّ‬ ‫قَ َال أَخب رىِن خا ِرج ةُ بن َزي ِد ب ِن ثَابِ ٍ‬
‫َْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ‬
‫َخَبَرتْ هُ أَنَّهُ ا ْقتُ ِس َم‬ ‫ِ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َس لَّ َم أ ْ‬ ‫صا ِر‪ .‬بَ َاي َع ْ‬
‫ت النَّيِب َّ َ‬ ‫اأْل َنْ َ‬
‫اجر ْو َن ُقر َع ةً فَطَ ار لَنَ ا عُثْم ا ُن بْن َمظْعُ و ٍن فَأَْنَزلْنَ اهُ ىِف‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫الْ ُم َه ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫أ َْبيَاتنَ ا َف َوج َع َو َج َع هُ الذى تُ ُويِّفَ فْي ه َفلَ َّما تُ ُويِّفَ َوغُ ِّس َل َو ُكف َ‬
‫ِّن‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت‪:‬‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬ ‫ىِف أَْث َوابِ ه َد َخ َل َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫ك‬ ‫ك لََق ْد أَ ْكَر َم َ‬ ‫ب فَ َش َه َادتِى َعلَْي َ‬ ‫الس ائِ ِ‬
‫ك أَبَ ا َّ‬ ‫رمْح ةُ ِ‬
‫اهلل َعلَْي َ‬ ‫َ َ‬
‫َن اهللَ قَ ْد‬ ‫ك أ َّ‬ ‫ال النَّيِب ُّ ص لَّى اهلل َعلَي ِه وس لَّم‪ :‬وم ا ي ْد ِري ِ‬ ‫اهللُ‪َ .‬ف َق َ‬
‫ُ ْ َ َ َ ََ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫اهلل فَ َم ْن يُ ْك ِر ُم هُ اهللُ‪.‬‬ ‫أَ ْكرم ه‪َ .‬ف ُق ْلت‪ :‬بِ أَىِب أَنْت ي ا رس و َل ِ‬
‫َ َ َُْ‬ ‫ُ‬ ‫ََ ُ‬
‫اهلل إِىِّن أَل َْر ُج ْو لَ هُ اخْلَْي َر‬ ‫ال‪ :‬أ ََّما ه و َف َق ْد ج اءه الْي ِق ‪ .‬و ِ‬ ‫َف َق َ‬
‫َ َ ُ َ نْي ُ َ‬ ‫َُ‬
‫اهلل م ا ي ْفع ل ىِب ‪ .‬قَ الَت‪َ :‬فو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل اَل‬ ‫ْ َ‬ ‫َواهلل َم ا أ َْدرى َوأَنَ ا َر ُس ْو ُل َ ُ َ ُ‬
‫َح ًدا َب ْع َدهُ أَبَ ًدا‪َ .‬ح َّدثَنَا َس عِْي ُد بْ ُن عُ َفرْيٍ َح َّدثَنَا اللَّْي ُ‬
‫ث‬ ‫أَُز ِّكى أ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫م ْثلَهُ َوقَ َال نَاف ُع بْ ُن يَِزيْ َد َع ْن عُ َقْي ٍل َم ا يُ ْف َع ُل ب ه َوتَ َاب َع هُ ُش َعْي ٌ‬
‫ب‬
‫َو َع ْم ُرو بْ ُن ِد ْينَا ٍر َو َم ْع َمٌر‪ .‬صحيح البخاري ‪١١٦٦‬‬

‫‪84‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, telah
menceritakan kepada kami Al Laits, dari 'Uqail, dari Ibnu
Syihab, berkata; telah mengabarkan kepadaku Kharijah bin
Zaid bin Tsabit, bahwa Ummu Al 'Ala' seorang wanita kaum
Anshar yang pernah berbai'at kepada Nabi saw mengabarkan
bahwa, ketika beliau sedang mengundi pembagian sahabat
Muhajirin (untuk tinggal di rumah-rumah sahabat Anshar
sesampainya di Madinah), 'Utsman bin Mazh'un mendapatkan
bagiannya untuk tinggal bersama kami. Akhirnya dia kami
bawa ke rumah-rumah kami. Namun kemudian dia menderita
sakit yang membawa kepada kematianya. Setelah dia wafat,
maka dia dimandikan dan dikafani dengan baju yang
dikenakannya. Tak lama kemudian Rasulullah saw datang, lalu
aku berkata kepada beliau: "Semoga rahmat Allah tercurah
atasmu wahai Abu As Sa'ib ('Utsman bin Mazh'un). Dan
persaksianku atasmu bahwa Allah telah memuliakanmu". Nabi
saw berkata: "Dari mana kamu tahu bahwa Allah telah
memuliakannya?" Aku menjawab: "Demi bapakku, wahai
Rasulullah, siapakah seharusnya orang yang dimuliakan
Allah itu?" Beliau menjawab: "Adapun dia, telah datang
kepadanya al yaqiin (kematian) dan aku berharap dia berada
diatas kebaikan. Demi Allah meskipun aku ini Rasulullah, aku
tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya terhadapku". Dia
(Ummu Al 'Ala') berkata: "Demi Allah, tidak seorangpun yang
aku anggap suci setelah peristiwa itu selamanya". Telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Uqair, telah menceritakan
kepada kami Al Laits seperti ini. Dan berkata, Nafi' bin Yazid,
dari 'Uqail: "Apa yang akan dilakukan-Nya terhadapnya". Dan

Pemulasaraan Jenazah | 85
dikuatkan oleh Syu'aib dan 'Amru bin Dinar dan Ma'mar.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1166).28

‫ت‬ ِ َ َ‫ح َّد َثنَا حُم َّم ُد بن ب َّش ا ٍر ح َّد َثنَا غُْن َدر ح َّد َثنَا ُش عبةُ ق‬
ُ ‫ال مَس ْع‬ َْ َ ٌ َ َ ُْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ُ ‫ال مَسِ ْع‬ َ َ‫حُمَ َّم َد بْ َن الْ ُمْن َك ِد ِر ق‬
ُ‫ت َج ابَر بْ َن َعْب د اهلل َرض َي اهلل‬
‫ب َع ْن َو ْج ِه ِه‬ َ ‫ف الث َّْو‬
ِ
ُ ‫ت أَ ْكش‬
ِ
ُ ‫ لَ َّما قُت َل أَىِب َج َع ْل‬:‫ال‬َ َ‫َعْن ُه َم ا ق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّم اَل َيْن َه اىِن‬ ِ
َ ُّ ‫أَبْكى َو َيْن َه ْوىِن َعْن هُ َوالنَّيِب‬
َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ‫اط َم ةُ َتْب ِكى َف َق‬
َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
ِ َ‫فَجعلَت ع َّمىِت ف‬
َ ْ ََ
‫َجنِ َحتِ َه ا َحىَّت‬ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫َتْبكنْي َ أ َْو اَل َتْبكنْي َ َم ا َزالَت الْ َماَل ئ َك ةُ تُظلُّهُ بِأ‬
ِ
‫َخَب َرىِن حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ ُمْن َك ِد ِر مَسِ َع‬
ْ ‫ تَ َاب َع هُ ابْ ُن ُج َريْ ٍج أ‬.ُ‫َر َف ْعتُ ُم ْوه‬
١١٦٧ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫َجابًِرا َر ِض َي اهللُ َعْنه‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, berkata; Aku mendengar Muhammad
bin Al Munkadir berkata; Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah
ra berkata: “Ketika ayahku meninggal dunia aku menyingkap
kain penutup wajahnya maka aku menangis, namun orang-
orang melarangku menangis sedangkan Nabi saw tidak
melarangku. Hal ini membuat bibiku, Fathimah ikut
menangis”. Maka Nabi saw bersabda: "Dia menangis atau
28
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3636.

86 | Pemulasaraan Jenazah
tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya
sampai kalian mengangkatnya". Hadits ini diperkuat pula oleh
Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Al
Munkadir, bahwa dia mendengar Jabir ra. (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1167).29

‫اب َع ْن َس عِْي ِد‬


ٍ ‫ك َع ِن ابْ ِن ِش ه‬
َ ٌ ِ‫ال َح َّدثَىِن َمال‬ ِ ‫ح َّد َثنَا إِمْس‬
َ َ‫اعْي ُل ق‬ َ َ
ِ ‫َن رس و َل‬ ِ ِ َّ‫بْ ِن الْمس ي‬
‫اهلل‬ ْ ُ َ َّ ‫ أ‬.ُ‫ب َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َرض َي اهللُ َعْن ه‬ َُ
‫ات فِْي ِه‬ ِ ِ ِ ‫ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم َنعى الن‬
َ ‫َّجاش َّي ىِف الَْي ْوم الَّذى َم‬
َ َ َ َ َ َْ ُ َ
‫ صحيح البخاري‬.‫ف هِبِ ْم َو َكَّبَر أ َْر َبعًا‬ َّ ‫ص‬ َ ‫َخَر َج إِىَل الْ ُم‬
َ َ‫ص لَّى ف‬
١١٦٨
Telah menceritakan kepada kami Isma'il, berkata; telah
menceritakan kepadaku Malik, dari Ibnu Syihab, dari Sa'id bin
Al Musayyab, dari Abu Hurairah ra: “Bahwa Rasulullah saw
mengumumkan kematian An Najasyi pada hari wafatnya, lalu
beliau keluar menuju tempat shalat dan beliau membariskan
shaf lalu takbir empat kali”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1168).30

29
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1211, 2605; Shahih Muslim, hadits nomor 4517,
4518; Sunan An Nasai, hadits nomor 1819, 1822; Musnad
Ahmad, hadits nomor 13672, 13776.
30
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1247, 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 4517,
4518; Sunan An Nasai, hadits nomor 1819, 1822, 2015;
Musnad Ahmad, hadits nomor 9271, 9286; Al Muwaththa

Pemulasaraan Jenazah | 87
‫ب َع ْن مُحَْي ِد‬ ِ
ُ ‫َح َّدثَنَا أَبُو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َوا ِرث َح َّدثَنَا أَيُّ ْو‬
َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬ ٍ ِ
ُّ ‫ال النَّيِب‬َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َ ْ ِ َ‫بْ ِن هاَل ل َع ْن أَن‬
ِ ِ
‫َخ َذ َها‬ َ ‫ب مُثَّ أ‬َ ‫الرايَ ةَ َزيْ ٌد فَأُص ْي‬َّ ‫َخ َذ‬ َ ‫ أ‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬ َ
‫ب َوإِ َّن‬ ِ ِ ِ
َ ‫اح ةَ فَأُص ْي‬ َ ‫َخ َذ َها َعْب ُد اهلل بْ ُن َر َو‬ َ ‫ب مُثَّ أ‬
َ ‫َج ْع َف ٌر فَأُص ْي‬
ِ ِ ِ ِ
‫َخ َذ َها‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم لَتَ ْذ ِرفَان مُثَّ أ‬ َ ‫َعيْىَن َر ُس ْول اهلل‬
‫ ص حيح البخ اري‬.ُ‫َخالِ ُد بْ ُن الْ َولِْي ِد ِم ْن َغرْيِ إِ ْم َر ٍة َف ُفتِ َح لَ ه‬
١١٦٩
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Warits, telah menceritakan
kepada kami Ayyub, dari Humaid bin Hilal, dari Anas bin
Malik ra, bersabda; telah bersabda Nabi saw: "Bendera
perang dipegang oleh Zaid, lalu dia terbunuh, kemudian
dipegang oleh Ja'far lalu dia terbunuh, kemudian dipegang
oleh 'Abdullah bin Rawahah, namun dia pun terbunuh, dan
nampak kedua mata Rasulullah saw berlinang. Akhirnya
bendera dipegang oleh Khalid bin Al Walid tanpa menunggu
perintah, dan akhirnya kemenangan diraihnya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1169).31

Imam Malik, hadits nomor 476.


31
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2589, 2835, 3474, 3929; Musnad Ahmad, hadits
nomor 11671, 11728.

88 | Pemulasaraan Jenazah
‫ات إِنْ َس ا ٌن َك ا َن‬ َ ‫ َم‬:‫ال‬ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬ ٍ َّ‫َع ْن ابْ ِن َعب‬
ِ ِ
ُ‫ات بِاللَّْي ِل فَ َد َفُن ْوه‬
َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َيعُ ْو ُدهُ فَ َم‬
َ ‫َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫ َم ا َمَن َع ُك ْم أَ ْن ُت ْعلِ ُم ْوىِن ؟‬:‫ال‬ َ ‫َخَب ُر ْوهُ َف َق‬ ْ ‫َص بَ َح أ‬
ْ ‫ َفلَ َّما أ‬. ‫لَْياًل‬
‫ فَ أَتَى‬.‫ك‬ ْ َ‫ َكا َن اللَّْي ُل فَ َك ِر ْهنَا َو َكان‬:‫قَالُْوا‬
َ ‫ت ظُْل َمةٌ أَ ْن نَ ُش َّق َعلَْي‬
١١٧٠ ‫ صحيح البخاري‬.‫صلَّى َعلَْي ِه‬ َ َ‫َقْبَرهُ ف‬
Dari Ibnu 'Abbas ra, berkata: "Bila ada orang yang meninggal
dunia biasanya Rasulullah saw melayatnya. Suatu hari ada
seorang yang meninggal dunia di malam hari dan dikuburkan
malam itu juga. Keesokan paginya orang-orang memberitahu
beliau”. Maka beliau bersabda: "Mengapa kalian tidak
memberi tahu aku?" Mereka menjawab: "Kejadiannya malam
hari, kami khawatir memberatkan anda". Kemudian beliau
mendatangi kuburan orang tersebut, lalu mengerjakan shalat
untuknya (di sana). (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1170).32

‫َح َّدثَنَا أَبُ ْو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َوا ِر ِث َح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َع ِزيْ ِز َع ْن‬
‫ َم ا‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َ َ‫س َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ٍ َ‫أَن‬

َ ‫ث مَلْ َيْبلُغُ وا احْلِْن‬


‫ث إِاَّل‬ ٌ ‫َّاس ِم ْن ُم ْس لِ ٍم يَُت َوىَّف لَ هُ ثَاَل‬ ِ ‫ِم َن الن‬
32
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1251; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2788;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1519; Musnad Ahmad, hadits
nomor 8280.

Pemulasaraan Jenazah | 89
ِ ِ ْ ‫أ َْد َخلَ هُ اهللُ اجْلَنَّةَ بَِف‬
ُ َّ‫ض ِل َرمْح َت ه إِي‬
‫ ص حيح البخ اري‬.‫اه ْم‬
١١٧١
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Warits, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul 'Aziz, dari Anas ra, berkata; Nabi saw
telah bersabda: "Tidak seorang muslim pun yang ditinggal
wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali
akan Allah masukkan dia ke dalam surga karena limpahan
rahmat-Nya kepada mereka". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1171).33

ِ َّ ‫ أ‬.ُ‫َع ْن أَىِب َس عِْي ٍد َر ِض ي اهللُ َعْن ه‬


ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ِّ ‫ِّس اءَ ُق ْل َن للنَّيِب‬
َ ‫َن الن‬ َ
ٍ ِ
َ ‫ال أَمُّيَا ْام َرأَة َم‬
‫ات‬ َ َ‫ َوق‬.‫اج َع ْل لَنَ ا َي ْومًا َف َو َعظَ ُه َّن‬ْ :‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
ِ ِ ِ ِ
ٌ‫ ْام َرأَة‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَ ال‬.‫هَلَ ا ثَاَل ثَ ةٌ م َن الْ َولَ د َك انُ ْوا ح َجابًا م َن النَّا ِر‬
‫َصَب َهايِن ِّ َح َّدثَىِن‬ ٌ ْ‫ال َش ِري‬ ِ َ‫ وا ْثن‬:‫ال‬ ِ
ْ ‫ك َع ِن ابْ ِن اأْل‬ َ َ‫ َوق‬.‫ان‬ َ َ َ‫َوا ْثنَان؟ ق‬
‫ص الِ ٍح َع ْن أَىِب َس عِْي ٍد َوأَىِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن‬ َ ‫أَبُ ْو‬

33
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1292; Sunan An Nasai, hadits nomor 1850; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1593, 1594; Musnad Ahmad, hadits
nomor 9737, 12077, 16981, 16986, 20445.

90 | Pemulasaraan Jenazah
َ ‫ مَلْ َيْبلُغُ وا احْلِْن‬:َ‫ال أَبُ ْو ُهَر ْي َرة‬
.‫ث‬ َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
َ ِّ ‫النَّيِب‬
١١٧٢ ‫صحيح البخاري‬
Dari Abu Sa'id ra, bahwa para wanita pernah berkata kepada
Nabi saw: "Sediakanlah satu hari untuk kami!" Maka beliau
memberikan pelajaran untuk mereka dan di antaranya
bersabda: "Siapa saja dari wanita yang ditinggal mati oleh
tiga orang anaknya melainkan mereka akan menjadi hijab
(pembatas) dari api neraka". Seorang wanita berkata:
"Bagaimana kalau ditinggal mati oleh dua orang anak?”
Beliau menjawab: "Dan juga oleh dua orang". Dan berkata
Syarik dari Al Ashbahaaniy, telah menceritakan kepadaku
Abu Shalih, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah ra, dari Nabi
saw. Berkata, Abu Hurairah ra: "Bila mereka belum baligh".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1172).34

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ِّ ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬
َ‫َّار إِاَّل حَتِ لَّة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ اَل مَي و‬:‫ال‬
َ ‫ت ل ُم ْس ل ٍم ثَاَل ثَ ةٌ م َن الْ َولَ د َفيَل َج الن‬ُ ُْ َ َ‫ق‬
‫ ص حيح‬.‫ َوإِ ْن ِمْن ُك ْم إِاَّل َوا ِر ُد َه ا‬:‫اهلل‬ ِ ‫ قَ َال أَب و عب د‬.‫الْ َقس ِم‬
َْ ْ ُ َ
١١٧٣ ‫البخاري‬
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, bersabda: "Seorang
muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya, tidak
akan masuk neraka selain sebatas melakukan sumpah Allah".
34
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 10869, 11261.

Pemulasaraan Jenazah | 91
Berkata Abu 'Abdullah: “Maksudnya melakukan sumpah
Allah yang tersebut dalam Firman-Nya; ‘Tidaklah dari kalian
melainkan pasti akan melewatinya (neraka)’ QS. Maryam
[19]:71”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1173).35

ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬
َ ُّ ‫ َم َّر النَّيِب‬:‫ال‬ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
ِ َ ‫ َف َق‬.‫علَي ِه وس لَّم بِ امرأ ٍَة ِعْن َد َق ٍ و ِهي َتب ِكى‬
َ‫ اتَّقى اهلل‬:‫ال‬ ْ َ َ ‫رْب‬ َْ َ َ َ ْ َ
١١٧٤ ‫ صحيح البخاري‬.‫اصرِب ِ ى‬
ْ ‫َو‬
Dari Anas bin Malik ra berkata: "Rasulullah saw berjalan
melewati seorang wanita yang sedang berada di kuburan
dalam keadaan menangis, maka beliau berkata; ‘Bertakwalah
kamu kepada Allah dan bersabarlah’". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1174).36

‫ب‬َ ‫ك َع ْن أَيُّ ْو‬ ٌ ِ‫ال َح َّدثَىِن َمال‬ ِ ‫اعيل بن عب ِد‬


َ َ‫اهلل ق‬ ِ
َْ ُ ْ ُ ْ َ‫َح َّدثَنَا إِمْس‬
‫ص ا ِريَِّة َر ِض َي‬ ِ ِ ِ ِ َّ
َ ْ‫الس ْختيَايِن ِّ َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن س رْيِ يْ َن َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ اأْل َن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫ َد َخ َل َعلَْينَ ا َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ت‬ ْ َ‫اهللُ َعْن َه ا قَال‬
35
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6164; Shahih Muslim, hadits nomor 4766, 4767;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 980; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1852; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1592; Musnad
Ahmad, hadits nomor 6967, 8561; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 495, 496.
36
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6621; Shahih Muslim, hadits nomor 1535.

92 | Pemulasaraan Jenazah
‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن‬:‫ال‬ َ ‫ت ْابنَتُهُ َف َق‬ ْ َ‫حنْي َ ُت ُو ِّفي‬
ِ
‫اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا‬ ِ ٍ ‫ك إِ ْن رأَي َّ َذلِ َ مِب‬ ِ
ْ ‫ك َاء َوس ْد ٍر َو‬ ‫َذل َ َ ْنُت‬
ِ ِ
ُ‫ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاه‬. ‫ فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن‬.‫أ َْو َش ْيئًا م ْن َك ا ُف ْو ٍر‬
‫ ص حيح‬.ُ‫َش عِْر َن َها إِيَّاهُ َت ْعىِن إَِز َاره‬ ْ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.ُ‫فَأ َْعطَانَ ا ِح ْق َوه‬
١١٧٥ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah,
berkata; telah menceritakan kepadaku Malik, dari Ayyub As
Sakhtiyaniy, dari Muhammad bin Sirin, dari Ummu 'Athiyyah
seorang wanita Anshar ra, berkata: Rasulullah saw menemui
kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah
dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun
bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian
anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur
barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila kalian telah
selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi
tahu beliau. Maka kemudian beliau memberikan kainnya
kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya".
Maksudnya pakaian beliau. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1175).37
37
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1176, 1179, 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim,
hadits nomor 1557; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor
19860, 19871, 26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam

Pemulasaraan Jenazah | 93
ِ ‫ دخ ل علَينَ ا رس و ُل‬:‫عن أ ُِّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا قَ الَت‬
‫اهلل‬ ُْ َ َْ َ ََ ْ َ َ ُ َ َ َ َْ
‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا‬:‫ال‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوحَنْ ُن َن ْغ ِس ُل ْابنَتَ هُ َف َق‬
َ
‫اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة‬ ِ ٍ ‫أَو مَخْس ا أَو أَ ْكَث ر ِمن َذلِ َ مِب‬
ْ ‫ك َ اء َوس ْد ٍر َو‬ ْ َ ْ ً ْ
ِ َ‫ فَ ِإ َذا َف ر ْغ َّ ف‬.‫َك ا ُفورا‬
‫ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا‬. ‫آذنَّىِن‬ ‫َ نُت‬ ًْ
ُ‫ص ة‬ َ ‫ب َو َح َّدثَْتىِن َح ْف‬ ُ ‫ال أَيُّ ْو‬َ ‫ َف َق‬.ُ‫َش عِْرنَ َها إِيَّاه‬ْ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.ُ‫ِح ْق َوه‬
.‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ِو ْت ًرا‬:َ‫ص ة‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ‫مِب‬
َ ‫ثْ ِل َح ديْث حُمَ َّمد َو َك ا َن ىِف َح ديْث َح ْف‬
‫ ابْ َدءُ ْوا‬:‫ َو َك ا َن فِْي ِه أَنَّهُ قَ َال‬.‫َو َكا َن فِْي ِه ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًسا أ َْو َس ْب ًعا‬
:‫ت‬ ِ
ْ َ‫َن أ َُّم َعطيَّةَ قَال‬ َّ ‫ض ْو ِء ِمْن َه ا َو َك ا َن فِْي ِه أ‬
ُ ‫اض ِع الْ ُو‬ِ ‫مِب َي ِامنِه ا ومو‬
ََ َ َ َ
١١٧٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫اها ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن‬ َ َ‫َو َم َشطْن‬
Dari Ummu 'Athiyyah ra, berkata: “Rasulullah saw menemui
kami ketika kami akan memandikan puterinya”. Lalu beliau
bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang
dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih
dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang
terakhirnya dengan kafur barus (wewangian). Dan bila kalian
telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami
memberi tahu beliau. Maka kemudian beliau memberikan kain
kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya".
Berkata Ayyub, telah menceritakan kepadaku Hafshah seperti

Malik, hadits nomor 465.

94 | Pemulasaraan Jenazah
hadits Muhammad ini dimana pada hadits Hafshah berbunyi:
"Mandikanlah dengan siraman air berjumlah ganjil". Pada
hadits itu juga ada disebutkan: "Tiga, lima atau tujuh kali
siraman". Dan juga di dalamnya ada berbunyi: "Mulailah
dengan anggota badan yang kanan dan badan anggota
wudlu'". Pada hadits itu juga ada disebutkan bahwa Ummu
'Athiyyah berkata: "Kami menyisir rambut puteri beliau
dengan tiga kepang". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1176).38

ِ ‫اعيل بن إِب ر ِاهيم ح َّدثَنَا خالِ ٌد عن ح ْفص ةَ بِْن‬ ِ ِ


‫ت‬ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ‫َح َّدثَنَا إمْس‬
ِ ‫ال رس و ُل‬ ِ ِ
‫اهلل‬ ْ ُ َ َ َ‫ ق‬،‫ت‬ ْ َ‫س رْيِ يْ َن َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
ِ ‫ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم ىِف َغس ِل ابنَتِ ِه اب َدأْ َن مِب َي ِامنِه ا ومو‬
‫اض ِع‬ ََ َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ َْ ُ َ
١١٧٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫ض ْو ِء ِمْن َها‬ ُ ‫الْ ُو‬
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah
menceritakan kepada kami Khalid dari Hafshah binti Sirin dari
Ummu 'Athiyyah ra berkata; telah bersabda Rasulullah saw
ketika pemandian puterinya yang meninggal dunia: "Mulailah

38
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1176, 1179, 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim,
hadits nomor 1557, 1559; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2734; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1858, 1862, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits
nomor 19860, 19865, 19871, 26034, 26036, 26043; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 465.

Pemulasaraan Jenazah | 95
dengan anggota badan yang kanan dan anggota wudlu' dari
badan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1177).39

ِ
ِّ ‫ت النَّيِب‬َ ‫ لَ َّما َغ َّس ْلنَا بِْن‬:‫ت‬ ْ َ‫َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
‫ ابْ َدءُ ْوا مِب َيَ ِامنِ َه ا‬:‫ال لَنَ ا َوحَنْ ُن َن ْغ ِس لُ َها‬
َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
َ
١١٧٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫ض ْو ِء ِمْن َها‬ ُ ‫اض ِع الْ ُو‬ِ ‫ومو‬
ََ َ
Dari Ummu 'Athiyyah ra berkata; telah bersabda Rasulullah
saw berkenaan dengan pemandian puteri beliau yang
meninggal dunia: "Mulailah dengan anggota badan yang
kanan dan anggota wudlu' dari badan". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1178).40

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ِّ ‫ت النَّيِب‬ ُ ‫ت بِْن‬ ْ َ‫ ُت ُو ِّفي‬:‫ت‬


ِ
ْ َ‫َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ قَ ال‬
ِ
‫ك إِ ْن‬ َ ‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل‬:‫ال لَنَ ا‬ َ ‫َف َق‬
‫ع ِم ْن ِح ْق ِو ِه‬ ِ
َ ‫ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاهُ َفَن َز‬. ‫ فَِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَآذنَّىِن‬. َّ ‫َرأ َْينُت‬
١١٧٩ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫ أَ ْشعِْر َن َها إِيَّاه‬:‫ال‬ َ َ‫إَِز َارهُ َوق‬
39
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1178; Shahih Muslim, hadits nomor 1560, 1561;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2735; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1861; Musnad Ahmad, hadits nomor 26039.
40
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1560, 1561; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2735;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1861; Musnad Ahmad, hadits
nomor 26039.

96 | Pemulasaraan Jenazah
Dari Ummu 'Athiyyah ra berkata: Ketika puteri Nabi saw
wafat, beliau berkata kepada kami: "Mandikanlah ia (dengan
mengguyurkan air) tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika
kalian anggap perlu dan bila kalian telah selesai beritahu
aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu beliau.
Maka kemudian beliau memberikan kainnya kepada kami
seraya berkata: "Pakaikanlah kain ini kepadanya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1179).41

ٍ ِ
‫ب َع ْن‬ َ ‫اد بْ ُن َزيْ د َع ْن أَيُّ ْو‬ُ َّ‫َح َّد َثنَا َحام ُد بْ ُن عُ َم َر َح َّد َثنَا مَح‬
ِ ِ ٍ
‫ص لَّى‬ َ ِّ ‫ت إِ ْح َدى َبنَ ات النَّيِب‬ ْ َ‫ ُت ُو ِّفي‬:‫ت‬ ْ َ‫حُمَ َّمد َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ قَ ال‬
:‫ال‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق‬ ِ
َ ُّ ‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َخ َر َج النَّيِب‬
‫ك إِ ْن َرأ َْينُت َّ مِب َ ٍاء‬ ِ
َ ‫ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل‬
‫ فَ ِإ َذا‬.‫اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا أ َْو َش ْيئًا ِم ْن َك ا ُف ْو ٍر‬ ِ
ْ ‫َوس ْد ٍر َو‬
ِ ِ
ُ‫ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا آذَنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا ح ْق َوه‬:‫ت‬ ْ َ‫َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن قَ ال‬
َ‫ص ةَ َع ْن أ ُِّم َع ِطيَّة‬ ِ ْ ‫ أ‬:‫ال‬
َ ‫ب َع ْن َح ْف‬ َ ‫ َو َع ْن أَيُّ ْو‬.ُ‫َش ع ْرنَ َها إِيَّاه‬ َ ‫َف َق‬
41
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1180, 1182, 1184; Shahih Muslim, hadits nomor
1557; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor
1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor 19860,
19871, 26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 465.

Pemulasaraan Jenazah | 97
‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو‬:‫ال‬ ِ
َ َ‫ إِنَّهُ ق‬:‫ت‬ْ َ‫َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا بِنَ ْح ِوه َوقَ ال‬
ِ
ُ‫ص ة‬ َ ‫ت َح ْف‬ ْ َ‫ك إِ ْن َرأ َْينُت َّ قَ ال‬ َ ‫مَخْ ًس ا أ َْو َس ْب ًعا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل‬
.‫ت أ ُُّم َع ِطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َو َج َع ْلنَ ا َرأْ َس َها ثَاَل ثَ ةَ ُق ُر ْو ٍن‬ْ َ‫قَ ال‬
١١٨٠ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Hamid bin 'Umar, telah
menceritakan kepada saya Hammad bin Zaid, dari Ayyub, dari
Muhammad, dari Ummu 'Athiyyah ra, berkata; Ketika salah
seorang puteri Nabi saw wafat, Nabi saw keluar dan bersaba:
"Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur
dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika
kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kafur barus (wewangian) atau yang sejenis dari kapur barus.
Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ummu 'Athiyyah
ra berkata: "Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu
beliau, kemudian beliau memberikan kainnya kepada kami
seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Dan dari Ayyub,
dari Hafshah, dari Ummu 'Athiyyah ra, dan dia berkata, bahwa
beliau bersabda: "Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, tujuh
kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu". Hafshah
berkata; telah berkata Ummu 'Athiyyah ra: "Kami kepang
rambut kepala puteri beliau dengan tiga kepang". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1180).42

42
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1182, 1184; Shahih Muslim, hadits nomor 1557;
Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor 1858, 1862,

98 | Pemulasaraan Jenazah
‫ت‬ ِ ‫ أَنَّه َّن جع ْلن رأْس بِْن‬.‫ح َّدثَْتنَا أ ُُّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا‬
َ َ َ ََ ُ ََُ َ َ َ َ
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن َن َق‬
ُ‫ض نَهُ مُثَّ َغ َس ْلنَه‬
ِ ِ
َ ‫َر ُس ْول اهلل‬
١١٨١ ‫ صحيح البخاري‬.‫مُثَّ َج َع ْلنَهُ ثَاَل ثَةَ ُق ُر ْو ٍن‬
Telah menceritakan kepada kami Ummu 'Athiyyah ra;
“Bahwa mereka menjadikan (rambut) puteri Rasulullah saw
tiga ikatan, kemudian mereka melepaskannya dan aku
membasuhnya, kemudian mereka jadikan kembali menjadi
tiga ikatan (dikepang tiga)". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1181).43

‫ت ابْ َن ِس رْيِ يْ َن‬ ِ َ َ‫َن أَيُّوب أَخب ره ق‬


ُ ‫ال مَس ْع‬ ُ َ َ ْ َ ْ َّ ‫َخَبَرنَ ا ابْ ُن ُج َريْ ٍج أ‬ ْ‫أ‬
‫ص ا ِر ِم َن‬ ِ ِ ِ
َ ْ‫ت أ ُُّم َعطيَّةَ َرض َي اهللُ َعْن َها ْام َرأَةٌ م َن اأْل َن‬ ْ َ‫ َجاء‬:‫َي ُق ْو ُل‬
‫ص َر َة ُتبَ ِاد ُر‬ ِ ِ ِ
ْ َ‫ت الْب‬ْ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَد َم‬ َ َّ ‫الاَّل تى بَ َاي ْع َن النَّيِب‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ُّ ‫ َد َخ َل َعلَْينَا النَّيِب‬:‫ت‬ ْ َ‫ْابنًا هَلَا َفلَ ْم تُ ْد ِر ْكهُ فَ َح َّدثَْتنَا قَال‬
‫ ا ْغ ِس ْلَن َها ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًس ا‬:‫ال‬ َ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوحَنْ ُن نَ ْغ ِس ُل ْابنَتَ هُ َف َق‬

1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits nomor 19860, 19871,
26034, 26036, 26043; Al Muwaththa Imam Malik, hadits
nomor 465.
43
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1860.

Pemulasaraan Jenazah | 99
‫اج َع ْلن ىِف‬ ٍ ِ ٍ ‫ك إِ ْن رأ َْينُت َّ َذلِ َ مِب‬ ِ ِ
َ ْ ‫ك َ اء َوس ْدر َو‬ َ َ ‫أ َْو أَ ْكَث َر م ْن َذل‬
ِ ِ
ْ َ‫ قَ ال‬. ‫اآْل خ َر ِة َك ا ُف ْو ًرا فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن‬
‫ َفلَ َّما َفَر ْغنَ ا أَلْ َقى‬:‫ت‬
ِ
‫ صحيح‬.‫ك‬ َ ‫َش عِْر َن َها إِيَّاهُ َومَلْ يَ ِز ْد َعلَى َذل‬
ْ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.ُ‫إِلَْينَا ِح ْق َوه‬
١١٨٢ ‫البخاري‬
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, bahwa Ayyub
yang mengabarkan kepadanya berkata; Aku mendengar Ibnu
Sirin berkata; telah datang Ummu 'Athiyyah ra, seorang di
antara wanita Anshar yang pernah berbai'at kepada Nabi saw
sekembalinya dari Bashrah untuk menemui anaknya disana,
namun dia tidak menemukannya lantas dia menceritakan
kepada kami, katanya: "Nabi saw menemui kami saat kami
sedang memandikan putri Beliau yang wafat”. Kemudian
beliau berkata: "Mandikanlah ia dengan mengguyurkan air
yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau
lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang
terakhirnya dengan kafur barus dan jika kalian telah selesai
(memandikannya), beritahu aku". Ummu 'Athiyyah ra berkata:
"Ketika kami telah selesai, kemudian beliau memberikan
kainnya kepada kami seraya berkata; ‘Pakaikanlah kain ini
kepadanya’. Beliau tidak memerintahkan yang lebih dari itu".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1182).44

44
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1184; Shahih Muslim, hadits nomor 1557; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2734; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 911; Sunan An Nasai, hadits nomor 1858, 1863, 1864,
1865, 1866, 1867, 1868; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor

100 | Pemulasaraan Jenazah


‫ِ ِ‬ ‫ِ ٍ‬
‫صةُ َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن ه َشام َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َرض َي اهللُ‬ ‫َح َّدثَنَا قَبِْي َ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َت ْعىِن‬ ‫ِ‬
‫ض َف ْرنَا َش َعَر بِْنت النَّيِب ِّ َ‬
‫ت‪َ :‬‬
‫َعْن َها قَالَ ْ‬
‫اص يََت َها َو َق ْر َنْي َه ا‪.‬‬ ‫ال س ْفيا ُن‪ :‬نَ ِ‬ ‫ثَاَل ثَ ةَ ُق رو ٍن‪ .‬وقَ َ ِ‬
‫ال َوكْي ٌع قَ َ ُ َ‬ ‫ُْ َ‬
‫صحيح البخاري ‪١١٨٣‬‬
‫‪Telah menceritakan kepada kami Qabishah, telah‬‬
‫‪menceritakan kepada kami Sufyan, dari Hisyam, dari Ummu‬‬
‫‪Al Hudzail, dari Ummu 'Athiyyah ra berkata: "Kami menjalin‬‬
‫‪(rambut) keala putri Nabi saw menjadi tiga ikatan (kepang)".‬‬
‫‪Dan Waki' berkata, Sufyan berkata: "Diikat kepang dan‬‬
‫‪diletakkan di belakangnya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor‬‬
‫‪1183).‬‬

‫ات‬‫عن أ ُِّم ع ِطيَّةَ ر ِض ي اهلل عْنه ا قَ الَت‪ُ :‬ت و ِّفيت إِح َدى بنَ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ َُْ ْ‬ ‫َْ َ َ َ ُ َ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَأَتَانَ ا النَّيِب ُّ َ‬‫النَّيِب ِّ َ‬
‫ِ‬
‫ك‬ ‫الس ْد ِر ِو ْتًرا ثَاَل ثًا أ َْو مَخْ ًسا أ َْو أَ ْكَث َر ِم ْن َذل َ‬
‫ال‪ :‬ا ْغ ِس ْلَن َها بِ ِّ‬ ‫َف َق َ‬
‫اج َع ْل َن ىِف اآْل ِخَر ِة َكا ُف ْو ًرا أ َْو َشْيئًا ِم ْن َكا ُف ْو ٍر‬ ‫ِ‬
‫ك َو ْ‬ ‫إِ ْن َرأ َْينُت َّ َذل َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫فَ ِإ َذا َف َر ْغنُت َّ فَ آذنَّىِن ‪َ .‬فلَ َّما َفَر ْغنَ ا آ َذنَّاهُ فَ أَلْ َقى إِلَْينَ ا ح ْق َوهُ‬

‫‪1448; Musnad Ahmad, hadits nomor 19860, 19871, 26034,‬‬


‫‪26036, 26043; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 465.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪101‬‬


ٍ
َ َ‫ض َف ْرنَا َش َعَر َها ثَاَل ثَ ةَ ُق ُر ْون َوأَلْ َقْين‬
‫ ص حيح‬.‫اه ا َخ ْل َف َه ا‬ َ َ‫ف‬
١١٨٤ ‫البخاري‬
Dari Ummu 'Athiyyah ra berkata; ketika salah satu puteri Nabi
saw wafat, Nabi saw mendatangi kami seraya berkata:
"Mandikanlah menggunakan daun bidara dengan ganjil, tiga
kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan
jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian)
atau yang sejenis dari kapur barus (kamper). Dan bila kalian
telah selesai beritahu aku. Ketika kami telah selesai, kami
memberi tahu beliau, Lalu beliau memberikan kainnya kepada
kami. Maka kami menyisir (menguraikan lalu mengepangnya)
rambut kepalanya menjadi tiga kepang dan kami letakkan di
belakangnya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1184).45

ِ ِ ِ
‫َخَبَرنَ ا‬ ْ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ُم َقات ٍل أ‬
ْ ‫َخَبَرنَ ا َعْب ُد اهلل بْ ُن الْ ُمبَ َارك أ‬
‫ِه َش ُام بْ ُن عُ ْر َوةَ َع ْن أَبِْي ِه َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َع ْن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬َّ ‫َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا أ‬
َ

45
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1557, 1558, 1559; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2734; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 911; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1858, 1863, 1864, 1865, 1866, 1867, 1868;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1448; Musnad Ahmad, hadits
nomor 19860, 19865, 19871, 26034, 26036, 26043; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 465.

102 | Pemulasaraan Jenazah


ٍ ‫ض س حولِيَّ ٍة ِمن ُكرس‬ ٍِِ ٍ ِ ‫ُكف ىِف‬
‫س‬
َ ‫ي‬
َْ‫ل‬ ‫ف‬ ُ ْ ْ ْ ُ َ ٍ ‫ِّن ثَاَل ثَ ة أَْث َواب مَيَانيَ ة بْي‬ َ
١١٨٥ ‫ صحيح البخاري‬.ٌ‫ص َواَل ِع َم َامة‬ ِ ِ
ٌ ‫فْي ِه َّن قَمْي‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil,
telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak,
telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin 'Urwah, dari
bapaknya, dari 'Aisyah ra, “Bahwa Rasulullah saw (ketika
wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat
putih terbuat dari katun dari negeri Yaman dan tidak
dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala)”. (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1185).46

َ‫ف بِ َعَرفَة‬ ِ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم ق‬ ٍ َّ‫َع ِن ابْ ِن َعب‬


ٌ ‫ َبْينَ َما َر ُج ٌل َواق‬:‫ال‬
ِِ ِ
‫صلَّى‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫ ق‬.ُ‫صْته‬
َ َ‫ فَأ َْوق‬:‫ال‬ َ َ‫صْتهُ أ َْو ق‬َ َ‫إِ ْذ َوقَ َع َع ْن َراحلَته َف َوق‬
‫ ا ْغ ِس لُ ْوهُ مِب َ ٍاء َو ِس ْد ٍر َو َكفُِّن ْوهُ ىِف ثَ ْو َبنْي ِ َواَل‬:‫اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬
.‫ث َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة ُملَِّبيًا‬ ُ ‫حُتَنِّطُ ْوهُ َواَل خُتَ ِّمُر ْوا َرأْ َس هُ فَِإنَّهُ يُْب َع‬
١١٨٦ ‫صحيح البخاري‬
46
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1192, 1193, 1194, 1298; Shahih Muslim, hadits
nomor 1563, 1565; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2740;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1458, 1459; Musnad Ahmad, hadits nomor 22992, 23484,
24159, 24423, 24499, 24612, 24759, 25074; Al Muwaththa
Imam Malik, hadits nomor 467, 468.

Pemulasaraan Jenazah | 103


Dari Ibnu 'Abbas ra, berkata: "Ada seseorang ketika sedang
wukuf di 'Arafah terjatuh dari hewan tunggangannya
sehingga ia terinjak”. Atau dia (Ibnu 'Abbas ra) berkata:
"Hingga orang itu meninggal seketika". Lalu Nabi saw
berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun
bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah
diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala
(serban), karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari
kiyamat dalam keadaan bertalbiyyah". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1186).47

‫ف َم َع‬ ِ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬ ٍ َّ‫َع ِن ابْ ِن َعب‬


ٌ ‫ َبْينَ َم ا َر ُج ٌل َواق‬:‫ال‬
‫احلَتِ ِه‬ ِ ‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم بِعرفَ ةَ إِ ْذ وقَ ع ِمن ر‬
َْ َ َ ََ َ َ َ ْ َ ُ َ
ِ ‫رس و ِل‬
َُْ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ‫ َف َق َال َر ُس ْو ُل اهلل‬.ُ‫ص ْته‬ َ ‫ فَأَ ْق َع‬:‫ال‬ َ َ‫ص َعْتهُ أ َْو ق‬َ ْ‫فَأَق‬
‫ ا ْغ ِسلُ ْوهُ مِب َ ٍاء َو ِس ْد ٍر َو َكفُِّن ْوهُ ىِف ثَ ْو َبنْي ِ َواَل حُتَنِّطُ ْوهُ َواَل‬:‫َو َسلَّ َم‬
‫ ص حيح‬.‫خُتَ ِّمُر ْوا َرأْ َس هُ فَ ِإ َّن اهللَ َيْب َعثُ هُ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة ُملَِّبيًا‬
١١٨٧ ‫البخاري‬

47
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1187, 1188, 1189, 1717, 1718, 1719; Shahih
Muslim, hadits nomor 2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 874; Sunan An Nasai, hadits nomor
2665, 2666, 2804, 2085, 2806; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 3075; Musnad Ahmad, hadits nomor 1753, 2873, 2916;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 1779.

104 | Pemulasaraan Jenazah


Dari Ibnu 'Abbas ra, berkata: "Ada seorang laki-laki yang
sedang wukuf di 'Arafah bersama Rasulullah saw lalu dia
terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga ia terinjak".
Atau dia (Ibnu 'Abbas ra) berkata: "Hingga orang tersebut
meninggal seketika". Maka Rasulullah saw berkata:
"Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan
kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi
wewangian dan jangan pula diberi tutup kepalanya (serban)
karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam
keadaan bertalbiyyah". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1187).48

‫َخَبَرنَا أَبُو َع َوانَةَ َع ْن أَىِب بِ ْش ٍر َع ْن َس عِْي ِد‬ ِ


ْ ‫َح َّدثَنَا أَبُو الن ُّْع َم ان أ‬
ُ‫ص ه‬ َ َ‫َن َر ُجاًل َوق‬ َّ ‫ أ‬:‫اس َر ِض ي اهللُ َعْن ُه ْم‬ ٍ َّ‫بْ ِن ُجَبرْيٍ َع ِن ابْ ِن َعب‬
َ
‫ال‬َ ‫ َف َق‬.‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو حُمْ ِر ٌم‬ ِ
َ ِّ ‫بَعْي ُرهُ َوحَنْ ُن َم َع النَّيِب‬
‫ ا ْغ ِس لُوهُ مِب َ ٍاء و ِس ْد ٍر و َكفُِّن وهُ ىِف‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه وس لَّم‬ َ ُّ ‫النَّيِب‬
ْ َ َ ْ َ ََ
‫ثَ ْو َبنْي ِ َواَل مُتِ ُّس ْوهُ ِطْيبًا َواَل خُتَ ِّمُر ْوا َرأْ َس هُ فَ ِإ َّن اهللَ َيْب َعثُ هُ َي ْو َم‬
١١٨٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫الْ ِقيَ َام ِة ُملَِّبيًا‬
48
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1188, 1189, 1717, 1718, 1719; Shahih Muslim,
hadits nomor 2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 874; Sunan An Nasai, hadits nomor 2665, 2666,
2804, 2805, 2806; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3075;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1753, 2873, 2916; Sunan Ad
Darimi, hadits nomor 1779.

Pemulasaraan Jenazah | 105


Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man, telah
mengabarkan kepada kami Abu 'Awanah, dari Abu Bisyir, dari
Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas ra: “Bahwa ada seseorang
yang sedang berihram dijatuhkan oleh untanya (dan
meninggal) yang saat itu kami sedang bersama Nabi saw”.
Maka Nabi saw berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang
dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain
dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup
kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari
kiyamat dalam keadaan bertalbiyyah". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1188).49

ٍ
‫ب َع ْن‬ َ ‫اد بْ ُن َزيْ د َع ْن َع ْم ٍرو َوأَيُّ ْو‬ ُ َّ‫َّد َح َّدثَنَا مَح‬ ٌ ‫َح َّدثَنَا ُم َس د‬
‫ َك ا َن‬:‫ال‬ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم ق‬ ٍ َّ‫َس عِْي ِد بْ ِن ُجَبرْيٍ َع ْن ابْ ِن َعب‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم بِ َعَرفَ ةَ َف َوقَ َع َع ْن‬ ِ
َ ِّ ‫ف َم َع النَّيِب‬ ٌ ‫َر ُج ٌل َواق‬
‫ات‬
َ ‫ص َعْتهُ فَ َم‬ َ ْ‫ال َع ْم ٌرو فَأَق‬ َ َ‫ص ْتهُ َوق‬ َ َ‫ب َف َوق‬ ُ ‫ال أَيُّ ْو‬َ َ‫احلَتِ ِه ق‬
ِ‫ر‬
َ
‫ ا ْغ ِسلُ ْوهُ مِب َ ٍاء َو ِس ْد ٍر َو َكفُِّن ْوهُ ىِف ثَ ْو َبنْي ِ َواَل حُتَنِّطُ ْوهُ َواَل‬:‫ال‬
َ ‫َف َق‬

49
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1189, 1717, 1718, 1719; Shahih Muslim, hadits
nomor 2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 874; Sunan An Nasai, hadits nomor 2665, 2666, 2804,
2805, 2806; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3075; Musnad
Ahmad, hadits nomor 1753, 2469, 2873, 2916; Sunan Ad
Darimi, hadits nomor 1779.

106 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ِ ُ ‫خُتَ ِّم ُر ْوا َرأْ َسهُ فَِإنَّهُ يُْب َع‬
ُ ‫ قَ َال أَيُّ ْو‬.‫ث َي ْو َم الْقيَ َام ة‬
‫ َوقَ َال‬. ‫ يُلَىِّب‬:‫ب‬
١١٨٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫ ُملَِّبيًا‬:‫َع ْمٌرو‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, dari 'Amru dan
Ayyub, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas ra, berkata:
"Ada seseorang ketika sedang wukuf bersama Nabi saw di
'Arafah terjatuh dari hewan tunggangannya. Ayyub berkata:
‘Maka hewannya itu mematahkan lehernya’. Dan 'Amru
berkata: ‘Maka hewannya itu menginjaknya’. Lalu orang itu
meninggal. Sehingga ia terinjak, atau dia (Ibnu 'Abbas ra)
berkata; ‘Hingga orang itu mmeninggal dunia seketika’".
Maka beliau saw bersabda: "Mandikanlah dia dengan air
yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai
kain; janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi
tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan
pada hari kiyamat …”. Menurut Ayyub berkata: "Sedang
membaca talbiyyah". Dan menurut 'Amru: "Sebagai orang
yang bertalbiyyah". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1189).50

50
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1717, 1718, 1719; Shahih Muslim, hadits nomor
2092, 2093, 2095, 2096, 2098; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor
874; Sunan An Nasai, hadits nomor 2665, 2666, 2804, 2805,
2806; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3075; Musnad Ahmad,
hadits nomor 1753, 2873, 2916; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 1779.

Pemulasaraan Jenazah | 107


‫َّد قَ َال ح َّدثَنَا حَي بن س عِي ٍد عن عبي ِد ِ‬
‫ال‬
‫اهلل قَ َ‬ ‫ْىَي ْ ُ َ ْ َ ْ َُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َح َّدثَنَا ُم َس د ٌ‬
‫َن عب َد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل بْ َن أُيَبٍّ‬ ‫َح َّدثَىِن نَاف ٌع َع ِن ابْ ِن عُ َمَر َرض َي اهللُ َعْن ُه َما أ َّ َْ‬
‫ال‪ :‬يَ ا‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق َ‬ ‫لَ َّما ُت ُويِّفَ َج اءَ ْابنُ هُ إِىَل النَّيِب ِّ َ‬
‫اسَت ْغ ِف ْر لَهُ‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َعلَْيه َو ْ‬
‫ِِ‬
‫ك أُ َك ِّفْنهُ فْيه َو َ‬ ‫صَ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َر ُس ْو َل اهلل أ َْعطىِن قَمْي َ‬
‫ُص لِّى‬ ‫فَأَعطَاه النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم قَ ِميص ه َف َق َ ِ‬
‫ال‪ :‬آذىِّن أ َ‬ ‫ُ َْ َ َ َ ْ َُ‬ ‫ْ ُ ُّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لِّ َي َعلَْي ه َج َذبَ هُ عُ َم ُر َرض َي اهللُ‬ ‫َعلَْي ه فَآ َذنَ هُ‪َ .‬فلَ َّما أ ََر َاد أَ ْن يُ َ‬
‫ال‪:‬‬ ‫ص لِّ َي َعلَى الْ ُمنَ افِ ِقنْي َ ؟ َف َق َ‬ ‫اك أَ ْن تُ َ‬ ‫س اهللُ َن َه َ‬ ‫ال‪ :‬أَلَْي َ‬ ‫َعْن هُ َف َق َ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن‬
‫ال‪ْ :‬‬ ‫أَنَ ا َبنْي َ ِخَي َرَتنْي ِ ‪ .‬قَ َ‬
‫ص لَّى َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫تَ ْس َت ْغف ْر هَلُ ْم َس ْبعنْي َ َم َّرةً َفلَ ْن َي ْغف َر اهللُ هَلُ ْم؛ فَ َ‬
‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى‬ ‫َفَن زلَت؛ واَل تُص ِّل علَى أ ٍ ِ‬
‫َح د مْن ُه ْم َم َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ‬
‫َقرْبِ ِه‪ .‬صحيح البخاري ‪١١٩٠‬‬
‫‪Telah menceritakan kepada kami Musaddad, berkata; telah‬‬
‫‪menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, dari 'Ubaidullah,‬‬
‫‪berkata; telah menceritakan kepada saya Nafi', dari Ibnu'Umar‬‬
‫‪ra: “Bahwa ketika 'Abdullah bin Ubay wafat, anaknya datang‬‬
‫‪menemui Nabi saw, lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah saw,‬‬
‫‪berikanlah kepadaku baju anda untuk aku gunakan mengafani‬‬
‫‪(ayahku) dan shalatlah untuknya serta mohonkanlah ampunan‬‬

‫‪108‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


baginya’". Maka Nabi saw memberikan bajunya kepadanya
lalu berkata: “Izinkanlah aku untuk menshalatkannya”. Ketika
beliau hendak menshalatinya tiba-tiba 'Umar bin Al Khaththab
ra datang menarik beliau seraya berkata: "Bukankah Allah
telah melarang anda untuk menshalati orang munafik?" Maka
beliau bersabda: "Aku berada pada dua pilihan dari firman
Allah Ta'ala (QS. At Taubah [9]:80); ‘Kamu mohonkan
ampun buat mereka atau pun kamu tidak mohonkan ampun
buat mereka (sama saja bagi mereka’. Sekalipun kamu
memohonkan ampun buat mereka sebanyak tujuh puluh kali,
Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka)". Maka
beliau saw menshalatinya. Lalu turunlah ayat (QS. At Taubah
[9]:84); "Janganlah kamu shalatkan seorangpun yang mati
dari mereka selamanya dan janganlah kamu berdiri di atas
kuburannya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1190).51
Lengkapnya dua ayat dimaksud (QS. At Taubah [9]:80
dan 84) adalah:

‫اسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة َفلَ ْن‬
ْ
‫اهلل َو َر ُس ْولِِه َواهللُ اَل َي ْه ِدى‬ ِ ِ‫ك بِأَنَّهم َك َف روا ب‬ ِ
ْ ُ ْ ُ َ ‫َي ْغف َر اهللُ هَلُ ْم َذل‬
ِ

. َ ‫اس ِقنْي‬
ِ ‫الْ َقوم الْ َف‬
َْ
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).
Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh

51
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4302; Shahih Muslim, hadits nomor 4413, 4978;
Musnad Ahmad, hadits nomor 4451.

Pemulasaraan Jenazah | 109


puluh kali, Namun Allah sekali-kali tidak akan memberi
ampunan kepada mereka. yang demikian itu adalah karena
mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.

‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم‬ ِ ٍ ‫واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬
َ َ َ َ
ِ َ‫اهلل ورسولِِه وما ُتوا وهم ف‬
.‫اس ُق ْو َن‬ ِ ِ
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ‫َك َف ُر ْوا ب‬
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangi (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik”.

‫اعْي َل َح َّد َثنَا ابْ ُن عَُيْينَ ةَ َع ْن َع ْم ٍرو مَسِ َع‬


ِ ‫ك بن إِمْس‬ ِ
َ ُ ْ ُ ‫َح َّد َثنَا َمال‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َعْب َد‬ َ َ‫َجابًِرا َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬
َ ُّ ‫ أَتَى النَّيِب‬:‫ال‬
ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫اهلل بن أُ ٍّ بع َد م ا دفِن فَأَخرج ه َفَن َف‬ ِ
ُ‫ث فْي ه م ْن ِريْق ه َوأَلْبَ َس ه‬ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ‫ْ َ يَب‬
١١٩١ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫صه‬ ِ
َ ‫قَمْي‬
Telah menceritakan kepada kami Malik bin Isma'il, telah
menceritakan kepada kami Ibnu 'Uyainah, dari 'Amru, bahwa
dia mendengar Jabir ra berkata: "Nabi saw mendatangi
(jenazah) 'Abdullah bin Ubay setelah dimasukkan dalam
kubur, lalu beliau mengeluarkannya, memberkahi dengan

110 | Pemulasaraan Jenazah


ludahnya dan memakaikan dengan baju beliau kepadanya".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1191).52

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬


َ ُّ ‫ِّن النَّيِب‬
ِ
ْ َ‫َع ْن َعائ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
َ ‫ ُكف‬:‫ت‬
ِ ِ ‫ف لَي‬ ٍ ٍ ِ ِ ‫َّ ىِف‬
‫ص َواَل‬ٌ ‫س فْي َه ا قَمْي‬ َ ْ ‫َو َسل َم ثَاَل ثَة أَْث َواب ُس ُح ْول ُك ْر ُس‬
١١٩٢ ‫ صحيح البخاري‬.ٌ‫ِع َم َامة‬
Dari 'Aisyah ra berkata: “Nabi saw (ketika wafat) dikafani
jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat
dari katun dari dan tidak dikenakan padanya baju dan serban
(tutup kepala)”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1192).53

َ‫َّد َح َّدثَنَا حَيْىَي َع ْن ِه َش ٍام َح َّدثَىِن أَىِب َع ْن َعائِ َش ة‬


ٌ ‫َح َّدثَنَا ُم َس د‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه وس لَّم ُكفِّن ىِف‬ ِ
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َّ ‫َر ِضي اهللُ َعْن َها؛ أ‬
َ َ ََ َ
‫ صحيح البخاري‬.ٌ‫ص َواَل ِع َم َام ة‬ ِ ِ ‫اب لَي‬ ٍ ‫ثَاَل ثَ ِة أَْث و‬
ٌ ‫س فْي َه ا قَمْي‬ َ ْ َ
١١٩٣

52
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4977.
53
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1193, 1194, 1298; Shahih Muslim, hadits nomor
1563; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2740; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan An Nasai, hadits nomor
1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1458;
Musnad Ahmad, hadits nomor 24159, 24423, 24612, 24759,
25074; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 467.

Pemulasaraan Jenazah | 111


Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Yahya, dari Hisyam, telah
menceritakan kepadaku bapaknya, dari 'Aisyah ra: “Bahwa
Rasulullah saw (ketika wafatnya) jasadnya dikafani dengan
tiga helai kain dan tidak dikenakan padanya baju dan serban
(tutup kepala)”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1193).54

‫ك َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُ ْر َو َة َع ْن‬ ٌ ِ‫ال َح َّدثَىِن َمال‬ ِ ‫ح َّدثَنَا إِمْس‬


َ َ‫اعْي ُل ق‬َ َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ َّ ‫َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا؛ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
ِ ِ ‫ض س حولِيَّ ٍة لَي‬ ٍ ِ ٍ ِ ‫ُكف ىِف‬
‫ص َواَل‬ ٌ ‫س فْي َه ا قَمْي‬ َ ْ ْ ُ َ ‫ِّن ثَاَل ثَ ة أَْث َواب بْي‬ َ
١١٩٤ ‫ صحيح البخاري‬.ٌ‫ِع َم َامة‬
Telah menceritakan kepada kami Isma'il, berkata; telah
menceritakan kepadaku Malik, dari Hisyam bin 'Urwah, dari
ayahnya, dari 'Aisyah ra: “Bahwasanya Rasulullah saw
(ketika wafat) jasadnya dikafani dengan tiga helai kain yang
sangat putih, terbuat dari katun dan tidak dikenakan padanya
baju dan serban (tutup kepala)”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1194).55
54
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1194, 1298; Sunan Abu Dawud , hadits nomor
2740; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1458; Musnad Ahmad, hadits nomor 24159, 24423,
24612, 24759, 25074; Al Muwaththa Imam Malik, hadits
nomor 467.
55
_Hadits yang sama dapat diibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1298; Shahih Muslim, hadits nomor 1563, 1565;
Sunan Abu Dawud, Hadits nomor 2740; Sunan At Tirmidzi,

112 | Pemulasaraan Jenazah


‫يم بْ ُن َس ْع ٍد َع ْن‬ ِ ِ ِّ ٍ
ُ ‫َح َّدثَنَا أَمْح َ ُد بْ ُن حُمَ َّمد الْ َمك ُّي َح َّدثَنَا إ ْب َراه‬
ِ ٍ ِ ٍ
ُ‫َس ْعد َع ْن أَبِْي ه قَ َال أُيِت َ َعْب ُد الرَّمْح َ ِن بْ ُن َع ْوف َرض َي اهللُ َعْن ه‬
‫ب بْ ُن عُ َمرْيٍ َو َك ا َن َخْي ًرا ِمىِّن‬ ُ ‫ص َع‬
ِ َ ‫يومًا بِطَع ِام ِه َف َق‬
ْ ‫ قُت َل ُم‬:‫ال‬ َ َْ
ِ ِ ِ ‫َفلَم يوج ْد لَه ما ي َكف‬
‫آخ ُر‬َ ‫َّن فْيه إِاَّل بُْر َدةٌ َوقُت َل مَح ْ َزةُ أ َْو َر ُج ٌل‬
ُ ُ َ ُ َ ُْ ْ
ِ ِ ِ ‫خير ِمىِّن َفلَم يوج ْد لَه ما ي َكف‬
‫ت أَ ْن‬ ُ ‫َّن فْيه إِاَّل بُ ْر َدةٌ لََق ْد َخش ْي‬
ُ ُ َ ُ َ ُْ ْ ٌَْ
.‫الد ْنيَا مُثَّ َج َع َل َيْب ِكى‬
ُّ ‫ت لَنَ ا طَيِّبَا ُتنَ ا ىِف َحيَاتِنَ ا‬
ْ َ‫يَ ُك ْو َن قَ ْد عُ ِّجل‬
١١٩٥ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al
Makkiy, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad,
dari Sa’ad, dari ayahnya, berkata; “Suatu hari 'Abdurrahman
bin 'Auf dihidangkan makanan kepadanya, lalu ia berkata;
Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang lebih
baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain
kafan yang bisa membungkusnya kecuali hanyalah burdah
(kain bergaris). Dan Hamzah terbunuh atau orang lain yang
lebih baik dariku lalu tidak ada kain yang bisa dijadikan
kafan untuknya kecuali burdah. Aku khawatir jika kebaikan-

hadits nomor 917; Sunan An Nasai, hadits nomor 1871, 1872,


1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1458, 1459; Musnad
Ahmad, hadits nomor 22992, 23484, 24159, 24423, 24612,
24758, 25074; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 467,
468.

Pemulasaraan Jenazah | 113


kebakan kita disegerakan didunia ini. Kemudian ia mulai
menangis”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1195).

‫َن َعْب َد ال رَّمْح َ ِن بْ َن‬ َّ ‫َع ْن َس ْع ِد بْ ِن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن أَبِْي ِه إِ ْب َر ِاهْي َم أ‬


‫ قُتِ َل‬:‫ال‬ َ ‫ص ائِ ًما َف َق‬ ٍ ِ ٍ
َ ‫َع ْوف َرض َي اهللُ َعْن هُ أُيِت َ بِطَ َع ام َو َك ا َن‬
ٍ ِ
ُ‫ِّن ىِف بُْر َدة إِ ْن غُطِّ َي َرأْ ُسه‬ ٍ
َ ‫ب بْ ُن عُ َمرْي َو ُه َو َخْيٌر مىِّن ُكف‬ ُ ‫ص َع‬ْ ‫ُم‬
‫ َوقُتِ َل‬:‫ال‬ َ َ‫ت ِر ْجاَل هُ َوإِ ْن غُطِّ َي ِر ْجاَل هُ بَ َدا َرأْ ُس هُ َوأ َُراهُ ق‬ ْ ‫بَ َد‬
:‫الد ْنيَا َم ا بُ ِس َط أ َْو قَ َال‬ ُّ ‫ مُثَّ بُ ِس َط لَنَ ا ِم َن‬. ‫مَح َْزةُ َو ُه َو َخْي ٌر ِمىِّن‬
‫الد ْنيَا َم ا أ ُْع ِطْينَ ا َوقَ ْد َخ ِش ْينَا أَ ْن تَ ُك ْو َن َح َس نَا ُتنَا‬ ُّ ‫أ ُْع ِطْينَ ا ِم َن‬
‫ ص حيح‬.‫ت لَنَ ا مُثَّ َج َع َل َيْب ِكى َحىَّت َت َر َك الطَّ َع َام‬ ْ َ‫عُ ِّجل‬
١١٩٦ ‫البخاري‬
Dari Sa'ad bin Ibrahim, dari ayahnya Ibrahim bahwa; "Pada
suatu hari 'Abdurrahman bin 'Auf dihidangkan makanan
kepadanya saat itu ia sedang berpuasa. Kemudian ia berkata;
Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang lebih
baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain
kafan yang bisa membungkusnya (menutup seluruh tubuhnya)
kecuali hanyalah burdah (kain yang bergaris) yang apabila
kepalanya yang ditutup, maka kakinya akan terbuka dan bila
kakinya yang hendak ditutup kepalanyalah yang terbuka
(karena kainnya yang pendek)”. Dan aku melihat dia berkata
pula; "Hamzah pun atau orang lain yang lebih baik dariku

114 | Pemulasaraan Jenazah


telah terbunuh. Kemudian setelah itu dunia telah dibukakan
buat kami atau katanya kami telah diberi kenikmatan dunia
dan sungguh kami khawatir bila kebaikan-kebaikan kami
disegerakan balasannya buat kami (berupa keni’matan
dunia). Kemudian ia pun mulai menangis”. (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1196).

ٍ ِ ِ ‫ح َّدثَنَا عم ر بن ح ْف‬
‫ش‬ ُ ‫ص بْ ِن غيَ اث َح َّدثَنَا أَىِب َح َّدثَنَا اأْل َْع َم‬ َ ُْ ُ َُ َ
َ َ‫اب َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ِ
‫اج ْرنَ ا َم َع‬
َ ‫ َه‬:‫ال‬ ٌ َّ‫َح َّدثَنَا َش قْي ٌق َح َّدثَنَا َخب‬
‫َج ُرنَا َعلَى‬ ِ ِ َّ ِ َّ َ ِّ ‫النَّيِب‬
ْ ‫س َو ْج هَ اهلل َف َوقَ َع أ‬ ُ ‫ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم َن ْلتَم‬
ِ ِ ِ ِ
‫ب بْ ُن‬ ُ ‫ص َع‬ْ ‫َج ِر ِه َش ْيئًا مْن ُه ْم ُم‬ ْ ‫ات مَلْ يَأْ ُك ْل م ْن أ‬ َ ‫اهلل فَمنَّا َم ْن َم‬
‫ُح ٍد َفلَ ْم‬ ِ ِ
ُ ‫ت لَهُ مَثََرتُهُ َف ُه َو َي ْهدبُ َها قُت َل َي ْو َم أ‬
ِ
ْ ‫عُ َمرْيٍ َومنَّا َم ْن أ َْيَن َع‬
‫هِب‬ ِ
ُ‫ت ِر ْجاَل ه‬ ْ ‫جَن ْد َم ا نُ َكفِّنُ هُ إِاَّل بُ ْر َدةً إِذَا َغطَّْينَ ا َ ا َرأْ َس هُ َخ َر َج‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ُّ ‫َوإِ َذا َغطَّْينَ ا ِر ْجلَْي ه َخ َر َج َرأْ ُس هُ فَأ ََمَرنَ ا النَّيِب‬
.‫َو َس لَّ َم أَ ْن نُغَطِّ َي َرأْ َس هُ َوأَ ْن جَنْ َع َل َعلَى ِر ْجلَْي ِه ِم َن اإْلِ ْذ ِخ ِر‬
١١٩٧ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh bin
Ghiyats, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah
menceritakan kepada kami Al A'masy, telah menceritakan
kepada kami Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Khabab
ra, berkata; “Kami berhijrah bersama Nabi saw dengan hanya

Pemulasaraan Jenazah | 115


mengharapkan ridla Allah dan kami telah mendapatkan
pahala di sisi Allah. Kemudian di antara kami ada yang
meninggal terlebih dahulu sebelum meni’mati pahalanya
sedikitpun (di dunia ini). Di antaranya adalah Mus'ab bin
Umair. Dan di antara kami ada yang buah (hasil dari
perjuangannya) sudah matang, kemudian dia memetiknya
dengan terbunuh sebagai syahid di medan Perang Uhud.
Namun kami tidak mendapatkan kain untuk mengkafaninya
kecuali burdah, yang kain tersebut bila kami gunakan untuk
menutup kepalanya, maka kakinya terbuka dan bila kakinya
yang kami tutup, maka kepalanyalah yang terbuka (karena
kain tersebut sangat pendek). Maka Nabi saw memerintahkan
kami untuk menutup kepalanya saja dengan kain tersebut,
sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1197).56

‫اهلل بْ ُن َم ْس لَ َمةَ َح َّدثَنَا ابْ ُن أَىِب َح ا ِزٍم َع ْن أَبِْي ِه َع ْن‬ ِ ‫ح َّدثَنَا عب ُد‬
َْ َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ َّ ‫َن ْام َرأًَة َج اءَت النَّيِب‬ َّ ‫َس ْه ٍل َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ‬
َ
ِ ‫وسلَّم بِبرد ٍة مْنسوج ٍة فِيها ح‬
:‫اش يَُت َها أَتَ ْد ُر ْو َن َم ا الُْب ْر َدةُ قَالُْوا‬ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُْ َ َ َ
ِ ِ
‫ت‬ ُ ‫ نَ َس ْجُت َها بِيَ دى فَجْئ‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَ ال‬.‫ َن َع ْم‬:‫ال‬ َ َ‫الش ْملَةُ؟ ق‬ َّ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم حُمْتَاجًا إِلَْي َه ا‬ َ ُّ ‫َخ َذ َها النَّيِب‬
َ ‫َ ْك ُس َو َك َها فَأ‬
‫أِل‬
‫ ا ْك ُس نِْي َها َم ا‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫فَ َخ َر َج إِلَْينَ ا َوإِن ََّه ا إَِز ُارهُ فَ َح َّس َن َها فُاَل ٌن‬

56
_Hadits yang sama dapat dibaca dalamSunan An Nasai, hadits
nomor 1877; Musnad Ahmad, hadits nomor 20149.

116 | Pemulasaraan Jenazah


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬
َ ُّ ‫ت لَبِ َس َها النَّيِب‬َ ‫َح َس ْن‬ْ ‫ َم ا أ‬:‫ال الْ َق ْو ُم‬ َ َ‫ ق‬.‫َح َس َن َها‬ْ‫أ‬
‫ إِىِّن‬:‫ال‬ ِ
َ ‫ مُثَّ َس أَلْتَهُ َو َعل ْم‬.‫َو َس لَّ َم حُمْتَاجًا إِلَْي َه ا‬
َ َ‫ ق‬.‫ت أَنَّهُ اَل َي ُر ُّد‬
:‫ال َس ْه ٌل‬ َ َ‫ ق‬. ‫اهلل َم ا َس أَلْتُهُ أِل َلْبَ َس هُ إِمَّنَ ا َس أَلْتُهُ لِتَ ُك ْو َن َك َفىِن‬
ِ ‫و‬
َ
١١٩٨ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫ت َك َفنَه‬
ْ َ‫فَ َكان‬
Dari Sahal ra; bahwa ada seorang wanita mendatangi Nabi saw
dengan membawa burdah yang pinggirnya berjahit. (Sahal)
berkata: "Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan burdah?"
Mereka menjawab: "Bukankah itu kain selimut?" Dia berkata:
"Ya benar". Wanita itu berkata: "Aku menjahitnya dengan
tanganku sendiri, dan aku datang untuk memakaikannya
kepada anda". Maka Nabi saw mengambilnya karena beliau
memerlukannya, lalu menemui kami dengan mengenakan kain
tersebut. Di antara kami ada seseorang yang tertarik dengan
kain itu, lalu berkata: "Alangkah bagusnya kain ini". Orang-
orang berkata kepadanya: "Mengapa kamu memuji apa yang
dipakai oleh Nabi saw, lalu kamu memintanya, padahal kamu
tahu bahwa beliau tidak akan menolak (permintaan)?” Orang
itu menjawab: "Demi Allah, sungguh aku tidak memintanya
untuk dipakai. Sesungguh aku memintanya untuk aku jadikan
sebagai kain kafanku". Sahal berkata: "Akhirnya kain itu yang
jadi kain kafannya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1198).

Pemulasaraan Jenazah | 117


َ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن َخالِ ٍد احْلَ َّذ ِاء َع ْن أ ُِّم اهْلُ َذيْ ِل َع ْن أ ُِّم َع ِطيَّة‬
.‫اع اجْلَنَائِِز َومَلْ يُ ْع َز ْم َعلَْينَ ا‬ ِ َ‫ هُنِْينَا َع ْن اتِّب‬:‫ت‬
ْ َ‫َر ِض َي اهللُ َعْن َها قَال‬
١١٩٩ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Khalid Al
Hadza', dari Ummu Al Hudzail, dari Ummu 'Athiyyah ra
berkata: "Kami dilarang mengantar jenazah, namun beliau
tidak menekankan hal tersebut kepada kami". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1199).57

ِ ِ ‫أِل‬ ِ ِ
ُ‫ ُت ُويِّفَ ابْ ُن ُِّم َعطيَّةَ َرض َي اهلل‬:‫َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن س رْيِ يْ َن قَ َال‬
‫ت بِ ِه‬ ِ
ُ ِ‫ت ب‬
ْ ‫ص ْفَر ٍة َفتَ َم َّس َح‬ ْ ‫ث َد َع‬
ُ ‫ َفلَ َّما َك ا َن الَْي ْو ُم الثَّال‬.‫َعْن َه ا‬
‫ ص حيح‬.‫ هُنِْينَ ا أَ ْن حُنِ َّد أَ ْكَث َر ِم ْن ثَاَل ٍث إِاَّل بِ َز ْو ٍج‬:‫ت‬ ْ َ‫َوقَ ال‬
١٢٠٠ ‫البخاري‬
Dari Muhammad bin Sirin, berkata: “Telah wafat anak Ummu
'Athiyyah ra. Pada hari ketiga (dari kematian anaknya) dia
meminta wewangian, lalu memakainya, kemudian berkata;
‘Kami dilarang berkabung melebihi tiga hari kecuali bila

57
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1555, 1556; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2754;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1566; Musnad Ahmad, hadits
nomor 28040.

118 | Pemulasaraan Jenazah


ditinggal mati suaminya’". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1200).58

ِ
‫ لَ َّما َج اءَ َن ْع ُي أَىِب ُس ْفيَا َن‬:‫ت‬ ْ َ‫ب بِْنت أَىِب َس لَ َمةَ قَ ال‬ َ َ‫َع ْن َز ْين‬
‫ص ْفَر ٍة ىِف الَْي ْوِم‬ ِ
ُ ِ‫ت أ ُُّم َحبِْيبَ ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا ب‬ َّ ‫ِم َن‬
ْ ‫الش أِْم َد َع‬
ِ ِِ
‫ت َع ْن‬ ُ ‫ إِىِّن ُكْن‬:‫ت‬ ْ َ‫ َوقَ ال‬.‫اعْي َه ا‬ َ ‫ضْي َها َوذ َر‬ َ ‫ت َعا ِر‬ ْ ‫الثَّالث فَ َم َس َح‬
‫ اَل‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل‬ َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ ِ
ُ ‫َه َذا لَغَنيَّةً لَ ْواَل أَىِّن مَس ْع‬
‫ت َف ْو َق‬ ٍ ِّ‫اهلل والْي وِم اآْل ِخ ِر أَ ْن حُتِ َّد علَى مي‬ ِ ِ ِ ٍ ‫ِ اِل‬
َ َ ْ َ َ ‫حَي ُّل ْم َرأَة ُت ْؤم ُن ب‬
.‫َش ُه ٍر َو َع ْش ًرا‬ ْ ‫ثَاَل ٍث إِاَّل َعلَى َز ْو ٍج فَِإن ََّه ا حُتِ ُّد َعلَْي ِه أ َْر َب َع ةَ أ‬
١٢٠١ ‫صحيح البخاري‬
Dari Zainab binti Abu Salamah, berkata: “Ketika kabar
kematian Abu Sufyan sampai dari negeri Syam, Ummu
Habibah ra meminta wewangian pada hari ketiga, lalu
memakainya untuk bagian sisi badannya dan lengannya dan
berkata; Sungguh bagiku ini sudah cukup seandainya aku
tidak mendengar Nabi saw bersabda: ‘Tidak halal bagi
wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk
berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati
suaminya yang saat itu dia boleh berkabung sampai empat

58
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4922.

Pemulasaraan Jenazah | 119


‫‪bulan sepuluh hari’". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor‬‬
‫‪1201).59‬‬

‫ِ‬
‫ت َعلَى أ ُِّم‬ ‫ت‪َ :‬د َخ ْل ُ‬ ‫َخَبَرتْ هُ قَ الَ ْ‬ ‫ب بِْنت أَىِب َس لَ َمةَ أ ْ‬ ‫َع ْن َز ْينَ َ‬
‫ت َر ُس ْو َل‬ ‫حبِيبةَ زو ِج النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وس لَّم َف َق الَ ِ‬
‫ت‪ :‬مَس ْع ُ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ َ ُ َ ْ َ َ َ‬ ‫َ َْ َ ْ‬
‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم ي ُق و ُل‪ :‬اَل حَيِ ُّل اِل م رأ ٍَة ُت ْؤ ِمن بِ ِ‬
‫اهلل‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫ُ َْ َ َ َ َ ْ‬ ‫َ‬
‫ت َف ْو َق ثَاَل ٍث إِاَّل َعلَى َز ْو ٍج أ َْر َب َع ةَ‬ ‫والْيوِم اآْل ِخ ِر حُتِ ُّد علَى ميِّ ٍ‬
‫َ َ‬ ‫َ َْ‬
‫ت جح ٍ ِ‬ ‫ِ‬
‫ش حنْي َ ُت ُويِّفَ‬ ‫ب بِْن َ ْ‬ ‫ت َعلَى َز ْينَ َ‬ ‫َش ُه ٍر َو َع ْش ًرا‪ .‬مُثَّ َد َخ ْل ُ‬
‫أْ‬
‫ب ِم ْن‬ ‫ت‪َ :‬م ا ىِل بِالطِّْي ِ‬ ‫ب فَم َّس ِ‬
‫ت بِه مُثَّ قَالَ ْ‬ ‫ت بِطْي ٍ َ ْ‬
‫أَخوها فَ َدع ِ‬
‫ُْ َ َ ْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َعلَى‬ ‫ِ‬
‫ت َر ُس ْو َل اهلل َ‬
‫ِ‬ ‫ح ٍ‬
‫اج ة َغْي َر أَىِّن مَس ْع ُ‬ ‫َ َ‬
‫اهلل َوالَْي ْوِم اآْل ِخ ِر حُتِ ُّد َعلَى‬
‫الْ ِمْن ِ ي ُقو ُل‪ :‬اَل حَيِ ُّل اِل مرأ ٍَة تُ ْؤ ِمن بِ ِ‬
‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫رَب َ ْ‬

‫‪59‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,‬‬
‫‪hadits nomor 1202, 4918, 4919, 4924, 4926; Shahih Muslim,‬‬
‫‪hadits nomor 2730, 2731, 2733, 2736, 2737, 2738; Sunan Abu‬‬
‫‪Dawud, hadits nomor 1954, 1955; Sunan At Tirmidzi, hadits‬‬
‫‪nomor1116, 1117; Sunan An Nasai, hadits nomor 3443, 3446,‬‬
‫‪3447, 3468, 3469, 3475, 3476, 3480; Sunan Ibnu Majah, hadits‬‬
‫‪nomor 2076, 2077; Musnad Ahmad, hadits nomor 22963,‬‬
‫‪24338, 24926, 25207, 25247, 25248, 25249, 25250, 25251,‬‬
‫‪25529, 25540, 25541, 26130; Al Muwaththa Imam Malik,‬‬
‫‪hadits nomor 1096, 1097, 1099; Sunan Ad Darimi, hadits‬‬
‫‪nomor 2182, 2183.‬‬

‫‪120‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


ْ ‫ت َف ْو َق ثَاَل ٍث إِاَّل َعلَى َز ْو ٍج أ َْر َب َع ةَ أ‬
‫ صحيح‬.‫َش ُه ٍر َو َع ْش ًرا‬ ٍ ِّ‫مي‬
َ
١٢٠٢ ‫البخاري‬
Dari Zainab binti Abu Salamah, bahwa dia mengabarkannya,
katanya; Aku pernah menemui Ummu Habibah ra, isteri Nabi
saw, lalu ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan
Hari Akhir berkabung melebihi tiga hari, kecuali bila
ditinggal mati suaminya yang saat itu dia boleh berkabung
sampai empat bulan sepuluh hari". Lalu aku menemui Zainab
binti Jahsy ketika saudara laki-lakinya meninggal dunia. Saat
itu dia meminta minyak wangi lalu memakainya, dan berkata:
"Aku sebenarnya tidak memerlukan minyak wangi seandainya
aku tidak mendengar Rasulullah saw bersabda dari atas
mimbar: ‘Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman
kepada Allah dan hari akhir berkabung atas mayit melebihi
tiga hari selain karena kematian suaminya, boleh hingga
empat bulan sepuluh hari’”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1202).60

60
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4918, 4919, 4924, 4926; Shahih Muslim, hadits
nomor 2730, 2731, 2733, 2736, 2737, 2738; Sunan Abu
Dawud, hadits nomor 1954, 1955; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 1116, 1117; Sunan An Nasai, hadits nomor 3443, 3446,
3447, 3467, 3468, 3469, 3475, 3476, 3480; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 2076, 2077; Musnad Ahmad, hadits nomor
22963, 24338, 24926, 25207, 25247, 25248, 25249, 25250,
25251, 25529, 25540, 25541, 26130; Al Muwaththa Imam
Malik, hadits nomor 1096, 1097, 1099; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 2182, 2183.

Pemulasaraan Jenazah | 121


َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬َ ُّ ‫ َم َّر النَّيِب‬:‫ال‬ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
!‫اص رِب ِ ى‬ ِ َ ‫ َف َق‬. ٍ ‫علَي ِه وس لَّم بِامرأ ٍَة َتب ِكى ِعْن َد َق‬
ْ ‫ اتَّقى اهللَ َو‬:‫ال‬ ‫رْب‬ ْ َْ َ َ َ ْ َ
‫ فَِقْي َل‬.ُ‫ص ْيبَىِت َومَلْ َت ْع ِرفْ ه‬
ِ ُ ‫َّك مَل تُص ب مِب‬
ْ َ ْ َ ‫ك َعىِّن فَإن‬
ِ َ ‫ إِلَْي‬:‫ت‬ ْ َ‫قَ ال‬
ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬َ ِّ ‫اب النَّيِب‬ َ َ‫ت ب‬ ْ َ‫ فَأَت‬.‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ُّ ‫ إِنَّهُ النَّيِب‬:‫هَلَا‬
ِ ِ ِ
:‫ َف َق َال‬.‫ك‬ َ ْ‫ مَلْ أ َْع ِرف‬:‫ت‬ ْ َ‫ َف َق ال‬. َ ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم َفلَ ْم جَت ْد عْن َدهُ َب َّوابِنْي‬
١٢٠٣ ‫ صحيح البخاري‬. ‫الص ْد َم ِة اأْل ُوىَل‬ َّ ‫الصْب ُر ِعْن َد‬ َّ ‫إِمَّنَا‬
Dari Anas bin Malik ra berkata: “Nabi saw pernah berjalan
melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi
kubur”. Maka beliau berkata: "Bertakwalah kepada Allah dan
bersabarlah". Wanita itu berkata: "Kamu tidak mengerti
keadaanku, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti
yang aku alami". Wanita itu tidak mengetahui jika yang
menasehatinya itu Nabi saw. Lalu diberi tahu: "Sesungguhnya
orang tadi adalah Nabi saw. Spontan wanita tersebut
mendatangi rumah Nabi saw, namun dia tidak menemukannya.
Setelah bertemu dia berkata: "Maaf, tadi aku tidak mengetahui
Anda". Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya sabar itu pada
kesempatan pertama (saat datang mushibah)". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1203).61

61
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1219; Shahih Muslim, hadits nomor 1534; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2717; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 908, 909; Sunan An Nasai, hadits nomor 1846; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1585, 1586; Musnad Ahmad, hadits

122 | Pemulasaraan Jenazah


‫ٍ‬
‫ت ْابنَ ةُ‬‫ُس َامةُ بْ ُن َزيْ د َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا قَ َال‪ :‬أ َْر َس لَ ْ‬ ‫َح َّدثَىِن أ َ‬
‫ض فَأْتِنَ ا فَأ َْر َس َل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم إِلَْي ه إِ َّن ْابنًا ىِل قُبِ َ‬
‫النَّيِب ِّ َ‬
‫ِِ‬
‫َخ َذ َولَ هُ َم ا أ َْعطَى َو ُك لٌّ‬ ‫الس اَل َم َو َي ُق ْو ُل‪ :‬إِ َّن للَّه َم ا أ َ‬
‫ئ َّ‬ ‫يُ ْق ِر ُ‬
‫ت إِلَْي ِه ُت ْق ِس ُم‬‫ب‪ .‬فَأ َْر َس لَ ْ‬
‫ِ‬
‫ص ْ َولْتَ ْحتَس ْ‬
‫ِعْن َدهُ بِأَج ٍل مس ًّمى َف ْلتَ ْ رِب‬
‫َ َُ‬
‫َّه ا َف َق َام َو َم َع هُ َس ْع ُد بْ ُن عُبَ َادةَ َو ُم َع اذُ بْ ُن َجبَ ٍل َوأُيَبُّ‬ ‫ِ ِ‬
‫َعلَْي ه لَيَأْتَين َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ت و ِرج ٌ ِ‬ ‫ٍِ‬
‫ص لَّى‬ ‫ال َفُرف َع إِىَل َر ُس ْول اهلل َ‬ ‫ب َو َزيْ ُد بْ ُن ثَاب َ َ‬ ‫بْن َك ْع ٍ‬
‫ُ‬
‫ال‪:‬‬ ‫ال‪َ :‬ح ِس ْبتُهُ أَنَّهُ قَ َ‬ ‫اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َّ‬
‫الص يِب ُّ َو َن ْف ُس هُ َتَت َق ْع َق ُع‪ .‬قَ َ‬
‫اهلل َم ا‬‫َكأَنَّه ا َش ٌّن َف َفاض ت عينَ اه‪َ .‬ف َق َال س ع ٌد‪ :‬ي ا رس و َل ِ‬
‫َْ َ َُْ‬ ‫َ ْ َْ ُ‬ ‫َ‬
‫ال‪َ :‬ه ِذ ِه َرمْح َ ةٌ َج َعلَ َه ا اهللُ ىِف ُقلُ ْو ِب ِعبَ ِاد ِه َوإِمَّنَ ا‬ ‫َه َذا؟ َف َق َ‬
‫َي ْر َح ُم اهللُ ِم ْن ِعبَ ِاد ِه الرُّمَحَاءَ‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٠٤‬‬
‫‪Telah menceritakan kepadaku Usamah bin Zaid ra, berkata:‬‬
‫‪“Putri Nabi saw datang untuk menemui beliau dan‬‬
‫‪mengabarkan bahwa anakku telah meninggal, maka‬‬
‫‪datanglah kepada kami. Maka Nabi saw memerintahkannya‬‬
‫‪untuk menyampaikan salam lalu bersabda: "Sesungguhnya‬‬
‫‪milik Allah apa yang diambil-Nya dan apa yang diberi-Nya.‬‬
‫‪Dan segala sesuatu disisi-Nya sesudah ditentukan ajalnya,‬‬
‫‪maka bersabarlah engkau karenanya dan mohonkanlah‬‬

‫‪nomor 12796, 21199.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪123‬‬


pahala darinya". Kemudian dia datang lagi kepada beliau dan
meminta dengan sangat agar beliau bisa datang. Maka beliau
berangkat; bersamanya ada Sa'ad bin 'Ubadah, Mu'adz bin
Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang
lain. Kemudian bayi tersebut diserahkan kepada Nabi saw dan
hati beliau nampak berguncang (karena bersedih). Aku
menduga dia berkata: “Seakan dia seperti geriba yang
kosong. Maka mengalirlah air mata beliau”. Sa'ad berkata:
"Wahai Rasulullah, mengapakah engkau menangis?” Beliau
berkata: "Inilah rahmat yang Allah berikan kepada hati
hamba-hamba-Nya dan sesungguhnya Allah akan merahmati
di antara hamba-hamba-Nya, mereka yang saling berkasih
sayang". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1204).62

ِ ‫ َش ِه ْدنَا بِْنتًا لِرسو ِل‬:‫ال‬ َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬


‫اهلل‬ ُْ َ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫ َو َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ال‬ َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬َ
:‫ال‬َ ‫ َف َق‬،‫ قَ َال‬.‫ان‬ ِ ‫ َف رأَيت عيَني ِه تَ ْدمع‬:‫ قَ َال‬. ِ ‫ج الِس علَى الْ َق‬
َ َ ْ َْ ُ ْ َ ‫رْب‬ َ ٌ َ
:‫ال‬َ َ‫ ق‬.‫ أَنَا‬:َ‫ال أَبُو طَْل َحة‬ ْ ‫َه ْل ِمْن ُك ْم َر ُج ٌل مَلْ يُ َقا ِر‬
َ ‫ف اللَّْيلَةَ؟ َف َق‬
١٢٠٥ ‫ صحيح البخاري‬.‫ َفَنَز َل ىِف َقرْبِ َها‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫فَانْ ِز ْل‬
Dari Anas bin Malik ra, berkata: "Kami menyaksikan
pemakaman puteri Nabi saw". Dia (Anas bin Malik ra)
berkata: "Dan saat itu Rasulullah saw duduk di sisi liang
62
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6112, 6163, 6829, 6894; Shahih Muslim, hadits
nomor 1531; Sunan An Nasai, hadits nomor 1845; Musnad
Ahmad, hadits nomor 20777, 20780, 20790.

124 | Pemulasaraan Jenazah


lahad”. Dia (Anas bin Malik ra) berkata: “Lalu aku melihat
kedua mata beliau mengucurkan air mata". Dia (Anas bin
Malik ra) berkata, maka beliau bertanya: "Siapakah di antara
kalian yang tadi malam tidak berhubungan (dengan
isterinya)?" Berkata Abu Thalhah: "Aku". Beliau berkata:
"Turunlah engkau ke dalam lahad!" Dia (Anas bin Malik ra)
berkata: "Maka beliau pun ikut turun ke dalam kuburnya".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1205).63

ِ ِ ِ
ٌ‫ت ْابنَ ة‬ ْ َ‫ ُت ُو ِّفي‬:‫َخَبَرىِن َعْب ُد اهلل بْ ُن عَُبْي د اهلل بْ ِن أَىِب ُملَْي َك ةَ قَ َال‬ ْ‫أ‬
ِ ِ ِ
‫ض َر َها ابْ ُن‬ َ ‫لعُثْ َم ا َن َر ِض َي اهللُ َعْن هُ مِب َ َّكةَ َوجْئنَ ا لنَ ْش َه َد َها َو َح‬
‫ أ َْو‬.‫س َبْيَن ُه َم ا‬ ِ‫اس ر ِض ي اهلل عْنهم وإِىِّن جَل ال‬ ٍ
ٌ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َّ‫عُ َم َر َوابْ ُن َعب‬
. ‫س إِىَل َجْنىِب‬ ‫ جلَس ت إِىَل أ ِمِه‬:‫ق َال‬
َ َ‫ مُثَّ َج اءَ اآْل َخ ُر فَ َجل‬.‫َح د َا‬ َ ُ ْ َ َ
:‫اهلل بْ ُن عُ َم َر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا لِ َع ْم ِرو بْ ِن عُثْ َم ا َن‬ ِ ‫ال عب ُد‬
َْ َ ‫َف َق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ
َ ‫أَاَل َتْن َهى َع ِن الْبُ َك اء فَ ِإ َّن َر ُس ْو َل اهلل‬
‫اس‬ٍ َّ‫ال ابْ ُن َعب‬ َ ‫ َف َق‬.‫ب بِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه‬ ُ ‫ت لَُي َع َّذ‬َ ِّ‫ إِ َّن الْ َمي‬:‫قَ َال‬
‫ض‬ ِ ِ
َ ‫ َب ْع‬:‫ قَ ْد َك ا َن عُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل‬:‫َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬
َ‫ت َم َع عُ َمَر َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ِم ْن َم َّكة‬ ِ
ُ ‫ص َد ْر‬ َ :‫ال‬ َ َ‫َّث ق‬
َ ‫ك مُثَّ َحد‬ َ ‫َذل‬
63
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1256; Musnad Ahmad, hadits nomor 11827,
12904.

Pemulasaraan Jenazah | 125


‫ال‪:‬‬ ‫ت ِظ ِّل مَسَُر ٍة َف َق َ‬ ‫ب حَتْ َ‬ ‫َحىَّت إِذَا ُكنَّا بِالَْبْي َد ِاء إِذَا ُه و بِ ر ْك ٍ‬
‫َ َ‬
‫ِ‬
‫ب‬ ‫ص َهْي ٌ‬ ‫ت فَِإ َذا ُ‬ ‫ال‪َ :‬فنَظَ ْر ُ‬ ‫ب؟ قَ َ‬ ‫الر ْك ُ‬
‫ب فَ انْظُْر َم ْن َه ُؤاَل ء َّ‬ ‫ا ْذ َه ْ‬
‫ت‪ْ :‬ارحَتِ ْل‬ ‫ب َف ُق ْل ُ‬ ‫ص َهْي ٍ‬‫ت إِىَل ُ‬ ‫ال‪ْ :‬ادعُ هُ ىِل َف َر َج ْع ُ‬ ‫َخَب ْرتُهُ‪َ .‬ف َق َ‬ ‫فَأ ْ‬
‫ب َيْب ِكى‪.‬‬ ‫ص َهْي ٌ‬ ‫ب عُ َم ُر َد َخ َل ُ‬
‫ِ‬
‫ني‪َ .‬فلَ َّما أُصْي َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫فَاحْلَ ْق أَمْيَر الْ ُم ْؤمن َ‬
‫ال عُ َم ُر َر ِض َي اهللُ َعْن هُ‪ :‬يَ ا‬ ‫احبَاهُ‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ي ُق و ُل‪ :‬وا أَخ اه وا ص ِ‬
‫َ ْ َ َ َُ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫ب أََتْب ِكى َعلَ َّي َوقَ ْد قَ َ‬ ‫ص َهْي ُ‬ ‫ُ‬
‫ال ابْ ُن‬ ‫ض بُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه؟ قَ َ‬ ‫ب بَِب ْع ِ‬ ‫ت يُ َع َّذ ُ‬ ‫َو َس لَّ َم‪ :‬إِ َّن الْ َميِّ َ‬
‫ِ‬ ‫عبَّ ٍ ِ‬
‫ات عُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ‬ ‫اس َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‪َ :‬فلَ َّما َم َ‬ ‫َ‬
‫ت‪َ :‬ر ِح َم اهللُ عُ َم َر‬ ‫ذَ َكرت َذلِ َ ِ ِ‬
‫ك ل َعائ َشةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا‪َ .‬ف َق الَ ْ‬ ‫ْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم إِ َّن اهللَ‬ ‫َّث َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫اهلل َم ا َح د َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫ب الْ ُم ْؤم َن بِبُ َك اء أ َْهل ه َعلَْي ه َولَك َّن َر ُس ْو َل اهلل َ‬ ‫لَُي َع ِّذ ُ‬
‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال‪ :‬إِ َّن اهللَ لَيَ ِزيْ ُد الْ َك افَِر َع َذابًا بِبُ َك ِاء أ َْهلِ ِه َعلَْي ِه‪.‬‬
‫ال‬
‫ُخ َرى‪ .‬قَ َ‬‫ت‪َ :‬ح ْس بُ ُك ُم الْ ُق ْرآ ُن‪َ :‬واَل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِو ْز َر أ ْ‬‫َوقَ الَ ْ‬
‫ِ‬
‫ك‬
‫َض َح َ‬
‫ك‪َ ،‬واهللُ‪ُ :‬ه َو أ ْ‬ ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ِعْن َد َذل َ‬ ‫ابْ ُن َعبَّ ٍ‬

‫‪126‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


ِ ِ ‫ و‬:َ‫ قَ َال ابن أَىِب ملَي َك ة‬.‫وأَب َكى‬
ُ‫ال ابْ ُن عُ َم َر َرض َي اهلل‬
َ َ‫اهلل َم ا ق‬ َ ْ ُ ُْ َْ
١٢٠٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫َعْن ُه َما َشْيئًا‬
Telah mengabarkan kepadaku 'Abdullah bin 'Ubaidullah bin
Abu Mulaikah, berkata: "Telah wafat isteri 'Utsman ra di
Makkah, lalu kami datang menyaksikan (pemakamannya).
Hadir pula Ibnu 'Umar dan Ibnu 'Abbas ra dan saat itu aku
duduk di antara keduanya". Atau katanya: "Aku duduk dekat
salah satu dari keduanya". Kemudian datang orang lain lalu
duduk di sampingku. Berkata Ibnu 'Umar ra kepada 'Amru bin
'Utsman: "Bukankan dilarang menangis dan sungguh
Rasulullah saw telah bersabda: ‘Sesungguhnya mayat pasti
akan disiksa disebabkan tangisan keluarganya kepadanya?’"
Maka Ibnu 'Abbas ra berkata: "Sungguh 'Umar ra pernah
mengatakan sebagiannya dari hal tadi". Kemudian dia
menceritakan, katanya: "Aku pernah bersama 'Umar ra dari
kota Makkah hingga kami sampai di Al Baida, di tempat
tersebut dia melihat ada orang yang menunggang hewan
tunggangannya di bawah pohon”. Lalu dia berkata: "Pergilah
dan lihatlah siapa mereka yang menunggang hewan
tunggangannya itu!" Maka aku datang melihatnya yang
ternyata dia adalah Shuhaib. Lalu aku kabarkan kepadanya.
Dia (‘Umar) berkata: "Panggillah dia kemari!" Aku kembali
menemui Shuhaib lalu aku berkata: "Pergilah dan temuilah
Amirul Mu'minin". Kemudian hari 'Umar mendapat musibah
dibunuh orang, Shuhaib mendatanginya sambil menangis
hingga terisak dan berkata: “Wahai saudaraku, wahai
sahabat". Maka 'Umar berkata: "Wahai Shuhaib, mengapa
kamu menangis untukku padahal Nabi saw telah bersabda:

Pemulasaraan Jenazah | 127


‘Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan sebagian
tangisan keluarganya’”. Ibnu 'Abbas ra berkata: "Ketika
'Umar sudah wafat aku tanyakan masalah ini kepada 'Aisyah
ra”. Maka dia berkata: "Semoga Allah merahmati 'Umar.
Demi Allah, tidaklah Rasulullah saw pernah berkata seperti
itu, bahwa Allah pasti akan menyiksa orang beriman
disebabkan tangisan keluarganya kepadanya, akan tetapi
yang benar Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya Allah
pasti akan menambah siksaan buat orang kafir disebabkan
tangisan keluarganya kepadanya’". Dan cukuplah buat kalian
firman Allah) dalam Al Quran (QS. An Najm [53]:38): "Dan
tidaklah seseorang memikul dosa orang lain". Ibnu 'Abbas ra
berkata seketika itu pula: “Dan Allah-lah yang menjadikan
seseorang tertawa dan menangis" (QS. An Najm [53]:43).
Berkata Ibnu Abu Mulaikah: "Demi Allah, setelah itu Ibnu
'Umar ra tidak mengucapkan sepatah kata pun". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1206).64

‫ت َعْب ِد الرَّمْح َ ِن‬ ِ ‫اهلل ب ِن أَىِب ب ْك ٍر عن أَبِي ِه عن عم رةَ بِْن‬


ََْ ْ َ ْ ْ َ َ
ِ ِ
ْ ‫َع ْن َعْب د‬
ِ ِ ِ
ِّ ‫ت َعائ َش ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا َز ْو َج النَّيِب‬ ْ ‫َخَبَرتْ هُ أَن ََّه ا مَس َع‬
ْ ‫أَن ََّه ا أ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ‫ إِمَّنَا َم َّر َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ت‬
ِ
ْ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَال‬
َ

64
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1208; Shahih Muslim, hadits nomor 1536, 1539,
1540, 1545; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2722; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 927; Sunan An Nasai, hadits nomor
1825, 1827, 1832, 1835; Musnad Ahmad, hadits nomor 240,
298, 316, 363, 4719, 5906.

128 | Pemulasaraan Jenazah


َ ‫ َف َق‬.‫َو َس لَّ َم َعلَى َي ُه ْو ِديٍَّة َيْب ِكى َعلَْي َه ا أ َْهلُ َه ا‬
‫ إِن َُّه ْم لَيَْب ُك ْو َن‬:‫ال‬
١٢٠٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫ب ىِف َقرْبِ َها‬ ُ ‫َعلَْي َها َوإِن ََّها لَُت َع َّذ‬
Dari 'Abdullah bin Abu Bakar, dari bapaknya, dari 'Amrah
binti 'Abdurrahman, ia mengabarkannya bahwasanya ia
mendengar 'Aisyah ra, isteri Nabi saw berkata, Rasulullah saw
pernah melewati (kubur) seorang wanita Yahudi yang
suaminya menangisinya, lalu beliau bersabda: "Mereka
sungguh menangisinya, padahal ia sedang diadzab (disiksa)
di kuburnya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1207).65

:‫ال‬ َ َ‫الش ْيبَايِن ُّ َع ْن أَىِب بُ ْر َدةَ َع ْن أَبِْي ِه ق‬ َ ‫َح َّدثَنَا أَبُ ْو إِ ْس َح‬
َّ ‫اق َو ْه َو‬
.ُ‫َخ اه‬ ِ ِ
َ ‫ َوا أ‬:‫ب َي ُق ْو ُل‬ ٌ ‫ص َهْي‬ُ ‫ب عُ َمُر َرض َي اهللُ َعْنهُ َج َع َل‬ َ ‫لَ َّما أُصْي‬
َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ إِ َّن‬:‫ال‬ َّ ‫ت أ‬ ِ
َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َ ‫ أ ََما َعل ْم‬:‫ال عُ َمُر‬ َ ‫َف َق‬
١٢٠٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫ب بِبُ َك ِاء احْلَ ِّي‬ ُ ‫ت لَُي َع َّذ‬ َ ِّ‫الْ َمي‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dia adalah dari
suku Asy Syaibaniy, dari Abu Burdah, dari ayahnya, berkata;
Ketika 'Umar ra terbunuh Shuhaib berkata, sambil menangis:
"Wahai saudaraku". Maka 'Umar ra berkata: “Bukankah kamu
mengetahui bahwa Nabi saw telah bersabda; ‘Sesungguhnya

65
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1548; Sunan An Nasai, hadits nomor 1833; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1584; Musnad Ahmad, hadits nomor
23614, 24984; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 494.

Pemulasaraan Jenazah | 129


mayat pasti akan disiksa disebabkan tangisan orang yang
masih hidup’". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1208).66

‫َح َّد َثنَا أَبُ ْو نُ َعْي ٍم َح َّد َثنَا َسعِْي ُد بْ ُن عَُبْي ٍد َع ْن َعلِ ِّي بْ ِن َربِْي َع ةَ َع ِن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬
َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ َ َ‫الْمغِير ِة ر ِضي اهلل عْنه ق‬
ُ ‫ مَس ْع‬:‫ال‬ ُ َ ُ َ َ َْ ُ
‫ب‬ ٍ ‫ إِ َّن َك ِذبا علَي لَيس َك َك ِذ ٍب علَى أ‬:‫ي ُق و ُل‬
َ ‫َح د َم ْن َك َذ‬ َ َ َ ْ َّ َ ً ْ َ
ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ َّ ‫ت النَّيِب‬ُ ‫ مَس ْع‬.‫َعلَ َّي ُمَت َع ِّم ًدا َف ْليَتََب َّوأْ َم ْق َع َدهُ م َن النَّا ِر‬
‫ صحيح‬.‫ب مِب َا نِْي َح َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ َم ْن نْي َح َعلَْيه يُ َع َّذ‬:‫َعلَْيه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل‬
١٢٠٩ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid, dari 'Ali bin
Rabi'ah, dari Al Mughirah ra, berkata; Aku mendengar Nabi
saw bersabda: "Sesungguhnya berdusta kepadaku tidak sama
dengan orang yang berdusta kepada orang lain. Barangsiapa
yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah
dia bersiap-siap (dapat) tempat duduknya di neraka”. Aku
juga mendengar Nabi saw bersabda: "Barangsiapa meratapi

66
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1536, 1539, 1540, 1545; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 2722; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 927; Sunan An
Nasai, hadits nomor 1826, 1832, 1835; Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1583; Musnad Ahmad, hadits nomor 255, 298,
316, 363, 4119, 5906, 18884, 19071, 23167.

130 | Pemulasaraan Jenazah


mayat maka mayat itu akan disiksa disebabkan ratapan
kepadanya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1209).67

ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ِّ ‫َع ِن ابْ ِن عُ َم َر َع ْن أَبِْي ه َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب‬
ِ ِ ‫ِ مِب‬ َ َ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
ُ‫ تَ َاب َع ه‬.‫ب ىِف َقرْبِ ه َ ا نْي َح َعلَْي ه‬ ُ ‫ت يُ َع َّذ‬ ُ ِّ‫ال الْ َمي‬
ُ‫َعْب ُد اأْل َْعلَى َح َّدثَنَا يَِزيْ ُد بْ ُن ُز َريْ ٍع َح َّدثَنَا َس عِْي ٌد َح َّدثَنَا َقتَ َادة‬
‫ صحيح‬.‫ب بِبُ َك ِاء احْلَ ِّي َعلَْي ِه‬ ُ ‫ت يُ َع َّذ‬
ُ ِّ‫آد ُم َع ْن ُش ْعبَةَ الْ َمي‬ َ ‫ال‬ َ َ‫َوق‬
١٢١٠ ‫البخاري‬
Dari Ibnu 'Umar, dari ayahnya ra, dari Nabi saw bersabda:
"Mayat akan disiksa di dalam kuburnya disebabkan ratapan
(niyahah) kepadanya". Hadits ini dikuatkan oleh 'Abdu Al
A'la, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai'i, telah
menceritakan kepada kami Sa'id, telah menceritakan kepada
kami Qatadah dan berkata Adam dari Syu'bah: "Sesungguhnya
mayat akan disiksa disebabkan tangisan (ratapan, niyahah)
orang yang masih hidup kepadanya". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1210).68

67
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4, 5; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 3166; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2583; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
30, 33, 36, 37; Musnad Ahmad, hadits nomor 551, 1022, 1339,
3623, 4110, 8982, 10310, 10976, 11504, 11667, 12241, 13450,
13459, 13469, 13737, 15909, 16309, 17438, 17492, 21463;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 233, 234, 236, 237, 238, 240.
68
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1537, 1538; Sunan An Nasai, hadits nomor 1825, 1827,

Pemulasaraan Jenazah | 131


ِ ِ ِ ِ ُ ‫ال مَسِ ْع‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ابْ ُن الْ ُمْن َك ِد ِر ق‬
ُ‫ت َج ابَر بْ َن َعْب د اهلل َرض َي اهلل‬
ِ ِ ‫ ِجىء بِ أَىِب ي وم أُح ٍد قَ ْد مث‬:‫ال‬
َ ‫ِّل بِ ه َحىَّت ُوض َع َبنْي‬َ ُ ُ ََْ َ َ َ‫َعْن ُه َم ا ق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوقَ ْد ُس ِّج َي َث ْوبًا‬ ِ ِ
َ ‫يَ َدى َر ُس ْول اهلل‬
ِ ِ
‫ت‬ ُ ‫ مُثَّ َذ َهْب‬.‫ف َعْن هُ َفَن َه اىِن َق ْومى‬ َ ‫ت أُِريْ ُد أَ ْن أَ ْكش‬ ُ ‫فَ َذ َهْب‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ
َ ‫ فَ أ ََمَر َر ُس ْو ُل اهلل‬.‫ف َعْن هُ َفَن َه اىِن َق ْومى‬
ِ
ُ ‫أَ ْكش‬
:‫ َم ْن َه ِذ ِه؟ َف َق الُْوا‬:‫ال‬
َ ‫ َف َق‬.‫ص ائِ َح ٍة‬
َ ‫ت‬ َ ‫ص ْو‬
ِ ِ
َ ‫َو َسلَّ َم َف ُرف َع فَ َس م َع‬
‫ فَلِ َم َتْب ِكى؟ أ َْو اَل َتْب ِكى فَ َم ا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ت َع ْم ٍرو‬ ُ ‫ُخ‬ ْ ‫ْابنَةُ َع ْم ٍرو أ َْو أ‬
‫ ص حيح البخ اري‬.‫َجنِ َحتِ َه ا َحىَّت ُرفِ َع‬ ِ ِ ِ
ْ ‫َزالَت الْ َماَل ئ َك ةُ تُظلُّهُ بِأ‬
١٢١١
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Munkadir, berkata;
Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah ra, berkata: "Pada hari
Perang Uhud, ayahku didatangkan dalam kondisi sudah
terbunuh dengan bagian anggota badannya ada yang
terpotong hingga diletakkan di hadapan Rasulullah saw,
sedangkan jasadnya sudah ditutup dengan kain. Maka aku
menghampiri untuk membukanya namun kaumku
mencegahku. Aku coba sekali lagi untuk membukanya namun
kaumku tetap mencegahku hingga akhirnya Rasulullah saw

1830; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1582; Musnad Ahmad,


hadits nomor 175, 239, 240, 335, 345, 19251.

132 | Pemulasaraan Jenazah


memerintahkan untuk diangkat (dibawa). Saat itu beliau
mendengar ada suara teriakan”. Maka beliau bertanya:
"(Suara) siapakah itu?" Orang-orang menjawab: "Putri dari
'Amru", atau "saudara perempuan 'Amru”. Kemudian beliau
berkata: "Mengapa kamu menangis?" atau "Janganlah kamu
menangis, karena malaikat senantiasa akan menaunginya
dengan sayap-sayapnya hingga (jenazah) ini diangkat".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1211).69

ِ ‫ح َّد َثنَا زبي ٌد الْي ِامي عن إِب ر ِاهيم عن مس رو ٍق عن عب ِد‬


‫اهلل‬ َْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ُّ َ َْ ُ َ
‫س ِمنَّا‬ َّ ِ َ َ‫ ق‬،‫َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
َّ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ ‫ لَْي‬:‫ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم‬
.‫اهلِيَّ ِة‬
ِ ‫من لَطَم اخْل ُدود وش َّق اجْل ي وب ودع ا بِ َدعوى اجْل‬
َ َْ َ َ َ َ ْ ُُ َ َ َْ ُ َ َْ
١٢١٢ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Zubaid Al Yamiy, dari
Ibrahim, dari Masruq, dari 'Abdullah ra, berkata; Nabi saw
telah bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang
menampar-nampar pipi, merobek-robek baju dan menyeru
dengan seruan jahiliyyah (meratap)". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1212).70

69
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2605; Shahih Muslim, hadits nomor 4517; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1819, 1822; Musnad Ahmad, hadits
nomor 13672, 13776.
70
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1214, 1215, 3258; Shahih Muslim, hadits nomor
148; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 920; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1857, 1839, 1841; Sunan Ibnu Majah, hadits

Pemulasaraan Jenazah | 133


‫ال‪:‬‬ ‫اص َع ْن أَبِْي ِه َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َ‬ ‫َع ْن َع ِام ِر بْ ِن َس ْع ِد بْ ِن أَىِب َوقَّ ٍ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َيعُ ْو ُدىِن َع َام َح َّج ِة‬ ‫ِ‬
‫َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫ت‪ :‬إِىِّن قَ ْد َبلَ َغ ىِب ِم َن الْ َو َج ِع‬ ‫اع ِم ْن َو َج ٍع ْ‬
‫اش تَ َّد ىِب ‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬ ‫الْ َو َد ِ‬
‫َّق بُِثلُثَى َم اىِل ؟ قَ َ‬ ‫ٍ‬
‫ال‪:‬‬ ‫صد ُ‬ ‫َوأَنَ ا ذُ ْو َم ال َواَل يَ ِرثُىِن إِاَّل ْابنَ ةٌ أَفَأَتَ َ‬
‫ث َكبِْي ٌر‬ ‫الثلُ ُ‬
‫ث َو ُّ‬ ‫الثلُ ُ‬
‫ال‪ُّ :‬‬ ‫ال‪ :‬اَل ‪ .‬مُثَّ قَ َ‬ ‫الش طْ ِر؟ َف َق َ‬ ‫ت‪ :‬بِ َّ‬ ‫اَل ‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬
‫ك أَ ْغنِيَ اءَ َخْي ٌر ِم ْن أَ ْن تَ َذ َر ُه ْم َعالَةً‬ ‫أ َْو َكثِْيٌر إِن َ‬
‫َّك أَ ْن تَ َذ َر َو َر َثتَ َ‬
‫َّك لَن ُتْن ِف ق َن َف َق ةً َتبتَغِى هِب ا وج ه ِ‬
‫اهلل إِاَّل‬ ‫ْ َ ََْ‬ ‫َّاس َوإِن َ ْ َ‬ ‫َيتَ َك َّف ُف ْو َن الن َ‬
‫ِ‬
‫ك‪َ .‬ف ُق ْلت‪ :‬ي ا رس و َل ِ‬
‫اهلل‬ ‫ُ َ َ ُْ‬ ‫ت هِبَ ا َحىَّت َم ا جَتْ َع ُل ىِف ْامَرأَتِ َ‬ ‫أُج ْر َ‬
‫ف َفَت ْع َم َل َع َماًل‬ ‫َّك لَ ْن خُتَلَّ َ‬ ‫ال‪ :‬إِن َ‬ ‫َص َحاىِب ؟ قَ َ‬ ‫ف َب ْع َد أ ْ‬ ‫ُخلَّ ُ‬
‫أَ‬
‫حِل‬
‫ف َحىَّت‬ ‫ك أَ ْن خُتَلَّ َ‬‫ت بِ ِه َد َر َج ةً َو ِر ْف َع ةً مُثَّ لَ َعلَّ َ‬ ‫ص ا ًا إِاَّل ْاز َد ْد َ‬ ‫َ‬
‫َص َحاىِب‬
‫ض ْ‬
‫ك آخ رو َن‪ .‬اللَّه َّم أَم ِ أِل‬ ‫ك أَْق و ٌام وي َ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ ْ‬ ‫ض َّر ب َ َ ُ ْ‬ ‫َيْنتَف َع ب َ َ َ ُ‬
‫س َس ْع ُد بْ ُن‬ ‫ِهج رَتهم واَل َت ر َّدهم علَى أ َْع َق اهِبِم لَ ِك ِن الْب ائِ‬
‫َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ُْ َ ُ ُْ َ‬

‫‪nomor 1573; Musnad Ahmad, hadits nomor 3476, 3902, 3997,‬‬


‫‪4198.‬‬

‫‪134‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


ِ ِ ِ
َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم أَ ْن َم‬
‫ات‬ َ ‫َخ ْولَ ةَ َي ْرثى لَ هُ َر ُس ْو ُل اهلل‬
١٢١٣ ‫ صحيح البخاري‬.َ‫مِب َ َّكة‬
Dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash, dari ayahnya ra,
berkata; Rasulullah saw pernah mengunjungiku pada hari Haji
Wada' (perpisahan) saat sakitku sudah sangat parah, lalu aku
berkata: "Sakitku sudah sangat parah (menjelang kematianku)
dan aku banyak memiliki harta, sedangkan tidak ada yang
akan mewarisinya kecuali anak perempuanku. Bolehkah aku
menyedekahkan sepertiga dari hartaku ini?” Beliau
menjawab: "Tidak". Aku berkata lagi: "Bagaimana kalau
setengahnya?" Beliau menjawab: "Tidak". Kemudian beliau
melanjutkan: "Sepertiga dan sepertiga itu sudah besar atau
banyak. Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu
dalam keadaan berkecukupan (kaya) itu lebih baik dari pada
kamu meninggalkan mereka serba kekurangan. Sehingga
nantinya mereka meminta-minta kepada manusia. Dan kamu
tidaklah menginfaqkan suatu nafaqah yang hanya kamu hanya
niatkan mencari ridla Allah kecuali kamu pasti diberi balasan
pahala atasnya, bahkan sekalipun nafkah yang kamu berikan
untuk mulut isterimu". Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah,
apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku?
Beliau berkata: "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur
panjang lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah
derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga kamu diberi umur
panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat
dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madlarat
bagi kaum yang lain. Ya Allah sempurnakanlah pahala hijrah
sahabat-sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka

Pemulasaraan Jenazah | 135


ke belakang". Namun Sa'ad bin Khaulah membuat Rasulullah
saw bersedih karena dia akhirnya meningal dunia di Makkah.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1213).71

‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر َح َّدثَنَا َعْب ُد الرَّمْح َ ِن َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ِن‬
ِ ‫اهلل ب ِن مَّرةَ عن مسرو ٍق عن عب ِد‬
‫اهلل َر ِض َي‬ ِ ِ ِ ‫اأْل َْع َم‬
َْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ ‫ش َع ْن َعْبد‬
‫س ِمنَّا َم ْن‬َ ‫ي‬
َْ‫ل‬ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫م‬
َ
َّ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس ل‬ َ ِّ ‫اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬
‫ صحيح‬.‫اهلِيَّ ِة‬ ِ ‫ضرب اخْل ُدود وش َّق اجْل ي وب ودع ا بِ َدعوى اجْل‬
َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُُ َ َ َ ْ ُ َ َ َ
١٢١٤ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al A'masy, dari
'Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari 'Abdullah ra, dari
Nabi saw bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang
memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan menyeru
dengan seruan jahiliyyah (meratap)". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1214).72

71
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2537, 2538, 4935, 5896; Shahuh Muslim, hadits
nomor 3076, 3080; Sunan An Nasai, hadits nomor 3574; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 2702; Musnad Ahmad, hadits nomor
1406, 1464, 1930, 1972; Al Muwaththa Imam Malik, hadits
nomor 1258; Sunan Ad Darimi, hadits nomor 3064, 3065.
72
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1215, 3258; Shahih Muslim, hadits nomor 148;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 920; Sunan An Nasai, hadits

136 | Pemulasaraan Jenazah


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ‫عن عب ِد‬
َ َ‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َْ ْ َ
‫ب َو َد َع ا‬ ِ ‫ لَي‬:‫وس لَّم‬
َ ‫ب اخْلُ ُد ْو َد َو َش َّق اجْلُُي ْو‬
َ ‫ض َر‬ َ ‫س منَّا َم ْن‬َ ْ َ ََ
١٢١٥ ‫ صحيح البخاري‬.‫اهلِيَّ ِة‬ ِ ‫بِ َدعوى اجْل‬
َ َْ
Dari 'Abdullah ra, dari Nabi saw, bersabda: "Bukan dari
golongan kami siapa yang memukul-mukul pipi, merobek-
robek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah (meratap)".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1215).73

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ


َ َّ ‫ لَ َّما َج اءَ النَّيِب‬:‫ت َعائ َش ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا‬
ِ
ْ َ‫قَ ال‬
‫ف فِْي ِه‬ ُ ‫س يُ ْع َر‬
َ َ‫اح ةَ َجل‬ َ ‫َو َس لَّ َم َقْت ُل ابْ ِن َحا ِرثَةَ َو َج ْع َف ٍر َوابْ ِن َر َو‬
:‫ال‬ َ ‫اب فَأَتَاهُ َر ُج ٌل َف َق‬ ِ ‫اب َش ِّق الْب‬ ِ ‫احْل ْز ُن وأَنَا أَنْظُر ِمن صائِِر الْب‬
َ َ َ ْ ُ َ ُ
ِ
َّ‫ب مُث‬ ُ ‫ َوذَ َك َر بُ َك اءَ ُه َّن فَأ ََمَرهُ أَ ْن َيْن َه‬.‫إِ َّن ن َس اءَ َج ْع َف ٍر‬
َ ‫اه َّن فَ َذ َه‬
ِ ‫ و‬:‫ال‬ ِ َ ‫أَتَاهُ الثَّانِيَةَ مَلْ يُ ِط ْعنَهُ َف َق‬
‫اهلل لََق ْد‬ َ َ َ‫ ق‬.َ‫ ا ْن َه ُه َّن فَأَتَاهُ الثَّالثَة‬:‫ال‬
‫ث ىِف أَْف َو ِاه ِه َّن‬ُ ‫اح‬ ْ َ‫ ف‬:‫ال‬ َ َ‫ت أَنَّهُ ق‬ ِ
ْ ‫َغلَْبَننَ ا يَ ا َر ُس ْو َل اهلل َف َز َع َم‬
nomor 1837, 1839, 1841; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1573; Musnad Ahmad, hadits nomor 3476, 3902, 3997, 4131,
4198.
73
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3258; Shahih Muslim, hadits nomor 148; Sunan
At Tirmidzi, hadits nomor 920; Sunan An Nasai, hadits nomor
1837, 1839, 1841; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1573;
Musnad Ahmad, hadits nomor 3476, 3902, 3997, 4131, 4198.

Pemulasaraan Jenazah | 137


ِ ‫ك مَل َت ْفعل م ا أَم ر َك رس و ُل‬
‫اهلل‬ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ‫ أ َْر َغ َم اهللُ أَْن َف‬:‫ت‬ ُ ‫ َف ُق ْل‬.‫اب‬
َ ‫التَُّر‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ
َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َومَلْ َتْت ُر ْك َر ُس ْو َل اهلل‬
َ
١٢١٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫َو َسلَّ َم ِم َن الْ َعنَ ِاء‬
'Aisyah ra berkata: "Ketika telah tiba di hadapan Nabi saw
jenazah Ibnu Haritsah, Ja'far dan Ibnu Rawahah, beliau duduk
dengan nampak kesedihannya, sedangkan aku melihat dari
lobang pintu. Lalu datang seseorang seraya berkata:
"Sesungguhnya isteri-isterinya Ja'far, lalu orang itu
menceritakan tentang tangisan mereka. Maka beliau
memerintahkan orang itu agar melarang mereka. Orang itu
pergi namun kemudian datang untuk kedua kalinya dan belum
berhasil melaksanakan perintah beliau”. Lalu beliau berkata:
"Laranglah mereka?" Orang itu datang untuk ketiga kalinya
seraya berkata: "Demi Allah, mereka mengalahkan kami
wahai Rasulullah!" 'Aisyah ra menduga beliau kemudian
berkata: "Sumpallah mulut-mulut mereka dengan tanah". Aku
berkata kepada orang itu: "Semoga Allah menyumpal
hidungmu karena belum melaksanakan apa yang Rasulullah
saw perintahkan, serta kamu (membiarkan) tidak
meninggalkan Rasulullah saw dari kondisinya yang lelah dan
kesusahan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1216).74

74
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1222, 3930; Shahih Muslim, hadits nomor 1551.

138 | Pemulasaraan Jenazah


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫ت َر ُس ْو ُل اهلل َ‬‫ال‪َ :‬قنَ َ‬ ‫س َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َ‬ ‫َع ْن أَنَ ٍ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل َ‬‫َو َس لَّ َم َش ْهًرا حنْي َ قُت َل الْ ُق َّراءُ فَ َم ا َرأَيْ ُ‬
‫َش َّد ِمْن هُ‪ .‬ص حيح البخ اري‬ ‫طأَ‬ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّم َح ِز َن ُح ْزنًا قَ ُّ‬
‫َ‬
‫‪١٢١٧‬‬
‫‪Dari Anas ra, berkata: “Rasulullah saw melaksanakan do'a‬‬
‫'‪qunut selama sebulan pada waktu terbunuhnya para Qurra‬‬
‫‪(penghafal Al Quran). Dan belum pernah aku melihat‬‬
‫‪Rasulullah saw sedemikian sedih yang melebihi kesedihannya‬‬
‫‪pada waktu itu". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1217).75‬‬

‫اق بن عب ِد ِ‬
‫اهلل ب ِن أَىِب طَْلح ةَ أَنَّه مَسِ‬
‫س بْ َن‬‫َ‬ ‫َ‬‫ن‬‫َ‬
‫أ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َخَبَرنَ ا إِ ْس َح ُ ْ ُ َْ‬ ‫أْ‬
‫ال‪:‬‬ ‫اش تَ َكى ابْ ٌن أِل َىِب طَْل َح ةَ‪ .‬قَ َ‬ ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل‪ْ :‬‬‫مالِ ٍ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِج‪َ .‬فلَ َّما َرأَت ْامَرأَتُ هُ أَنَّهُ قَ ْد َم َ‬
‫ات‬ ‫ات َوأَبُ ْو طَْل َح ةَ َخ ار ٌ‬ ‫فَ َم َ‬
‫ب الْبي ِ‬ ‫ِ‬
‫ال‪:‬‬ ‫ت َفلَ َّما َج اءَ أَبُو طَْل َح ةَ قَ َ‬ ‫َت َشْيئًا َوحَنَّْتهُ ىِف َج ان ِ َ ْ‬‫َهيَّأ ْ‬
‫َت نَ ْف ُس هُ َوأ َْر ُج ْو أَ ْن يَ ُك ْو َن قَ ْد‬
‫ت‪ :‬قَ ْد َه َدأ ْ‬ ‫ف الْغُاَل ُم؟ قَ الَ ْ‬ ‫َكْي َ‬
‫ات‪َ .‬فلَ َّما‬
‫ال‪َ :‬فبَ َ‬ ‫ص ِادقَةٌ‪ .‬قَ َ‬ ‫اح َوظَ َّن أَبُ ْو طَْل َح ةَ أَن ََّه ا َ‬ ‫اس َتَر َ‬‫ْ‬
‫ص لَّى‬ ‫َص بَ َح ا ْغتَ َس َل َفلَ َّما أ ََر َاد أَ ْن خَي ْ ُر َج أ َْعلَ َمْت هُ أَنَّهُ قَ ْد َم َ‬
‫ات فَ َ‬ ‫أْ‬
‫‪75‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits‬‬
‫‪nomor 12803.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪139‬‬


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
ْ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم مُثَّ أ‬
َ َّ ‫َخَب َر النَّيِب‬ َ ِّ ‫َم َع النَّيِب‬
:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫ َف َق‬.‫َو َسلَّ َم مِب َا َكا َن ِمْن ُه َما‬
‫ال َر ُج ٌل‬ َ ‫ َف َق‬،‫ال ُس ْفيَا ُن‬ َ َ‫ ق‬.‫لَ َع َّل اهللَ أَ ْن يُبَا ِر َك لَ ُك َما ىِف لَْيلَتِ ُك َما‬
.‫ت هَلَُم ا تِ ْس َعةَ أ َْواَل ٍد ُكلُّ ُه ْم قَ ْد َق َرأَ الْ ُق ْرآ َن‬ُ ْ‫ َف َرأَي‬:‫ص ا ِر‬
َ ْ‫م َن اأْل َن‬
ِ
١٢١٨ ‫صحيح البخاري‬
Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin 'Abdullah bin Abu
Thalhah, bahwasanya dia mendengar Anas bin Malik ra
berkata: “Anak dari Abu Thalhah dalam kondisi sakit yang
parah”. Katanya: "Dan akhirnya dia meninggal dunia". Saat
itu Abu Thalhah sedang bepergian. Ketika isterinya melihat
bahwa dia (anaknya) sudah meninggal, maka dia mengerjakan
sesuatu dan meletakkannya di samping rumah. Ketika Abu
Thalhah sudah datang, dia bertanya: "Bagaimana keadaan
anak (kita)?” Isterinya menjawab: "Dia sudah tenang dan aku
berharap dia sudah beristirahat". Abu Thalhah menganggap
bahwa isterinya berkata benar adanya. Anas bin Malik ra
berkata: “Maka dia tidur pada malam itu”. Pada keesokan
harinya, dia mandi. Ketika dia hendak pergi keluar, isterinya
memberitahu bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Lalu ia
shalat bersama Nabi saw, dan ia menceritakan apa yang sudah
terjadi antara dia berdua (dengan isterinya). Maka Rasulullah
saw berkata: "Semoga Allah memberkahi kalian berdua pada
malam kalian itu". Sufyan berkata; Ada seorang dari kalangan
Anshar berkata: "Kemudian setelah itu aku melihat keduanya

140 | Pemulasaraan Jenazah


memiliki sembilan anak yang semuanya telah hafal Al Quran".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1218).76

ِ ِ َ َ‫ت ق‬ ٍ ِ‫عن ثَاب‬


ُ‫ص لَّى اهلل‬
َ ِّ ‫ت أَنَ ًس ا َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬
ُ ‫ال مَس ْع‬ َْ
‫ ص حيح‬. ‫الص ْد َم ِة اأْل ُوىَل‬ َّ ‫الص ْب ُر ِعْن َد‬
َّ :‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َال‬
١٢١٩ ‫البخاري‬
Dari Tsabit, berkata; Aku mendengar Anas ra dari Nabi saw,
bersabda: "Sesungguhnya shabar itu pada kesempatan
pertama (saat datang mushibah)". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1219).77

ِ ‫ دخ ْلنَ ا م ع رس و ِل‬:‫ك ر ِض ي اهلل عْن ه قَ َال‬ ٍِ ِ َ‫َع ْن أَن‬


‫اهلل‬ ُْ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ‫س بْ ِن َمال‬
‫ف الْ َقنْي ِ َو َك ا َن ِظْئ ًرا‬ ٍ ‫ص لَّى اهلل َعلَْي ِه وس لَّم َعلَى أَىِب س ْي‬
َ َ ََ ُ َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫َخ َذ َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫الس اَل م فَأ‬َّ ‫إِلِ ْب َر ِاهْي َم َعلَْي ِه‬
‫ك َوإِ ْب َر ِاهْي ُم جَيُ ْو ُد‬ ِ ِ
َ ‫إِ ْب َراهْي َم َف َقَّبلَ هُ َومَشَّهُ مُثَّ َد َخ ْلنَ ا َعلَْي ِه َب ْع َد َذل‬
.‫ان‬ِ َ‫اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم تَ ْذ ِرف‬ ِ ‫بَِن ْف ِس ِه فَجعلَت عينَا رسو ِل‬
َ َ َ َْ ُ َ ْ ُ َ َْ ْ َ َ
76
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4496.
77
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1534; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2717; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 908, 909; Sunan An Nasai, hadits nomor
1846; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1585, 1586; Musnad
Ahmad, hadits nomor 12796, 21199.

Pemulasaraan Jenazah | 141


ِ ٍ
‫ت يَا َر ُس ْو َل‬ َ ْ‫ال لَهُ َعْب ُد الرَّمْح َ ِن بْ ُن َع ْوف َرض َي اهللُ َعْنهُ َوأَن‬ َ ‫َف َق‬
ٍ ِ
‫ال‬َ ‫ َف َق‬.‫ُخَرى‬ ْ ‫ يَا ابْ َن َع ْوف إِن ََّه ا َرمْح َ ةٌ مُثَّ أَْتَب َع َه ا بِأ‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫اهلل‬
ِ ِ
‫ب حَيَْز ُن َواَل َن ُق ْو ُل‬َ ‫ إ َّن الْ َعنْي َ تَ ْد َم ُع َوالْ َق ْل‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ
ِ ِ ِ
ُ‫ َر َواه‬.‫ك يَا إِ ْب َراهْي ُم لَ َم ْحُز ْونُ ْو َن‬ َ ‫ض ى َربُّنَ ا َوإِنَّا بِفَراق‬ َ ‫إِاَّل َم ا َي ْر‬
ِ ٍ َ‫ت عن أَن‬ ٍِ ِ
ُ‫س َرض َي اهلل‬ ْ َ ‫ُم ْو َس ى َع ْن ُس لَْي َما َن بْ ِن املُغْي َر ِة َع ْن ثَ اب‬
١٢٢٠ ‫ صحيح البخاري‬.‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِّ ‫َعْنهُ َع ِن النَّيِب‬
Dari Anas bin Malik ra, berkata; “Kami bersama Rasulullah
saw mendatangi Abu Saif Al Qaiyn yang (isterinya) telah
mengasuh dan menyusui Ibrahim (putra Nabi saw). Lalu
Rasulullah saw mengambil Ibrahim dan menciumnya.
Kemudian setelah itu pada kesempatan yang lain kami
mengunjunginya sedangkan Ibrahim telah meninggal. Hal ini
menyebabkan kedua mata Rasulullah saw berlinang air
mata”. Lalu berkatalah 'Abdurrahman bin 'Auf ra kepada
beliau: "Mengapa anda menangis, wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Wahai Ibnu 'Auf, sesungguhnya ini adalah
rahmat (tangisan kasih sayang)". Beliau lalu melanjutkan
dengan kalimat yang lain, sabdanya: "Kedua mata boleh
mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, hanya kita
tidaklah mengatakan kecuali apa yang diridlai oleh Tuhan
kita. Dan kami dengan perpisahan ini wahai Ibrahim pastilah
bersedih". Dan diriwayatkan oleh Musa, dari Sulaiman bin Al

142 | Pemulasaraan Jenazah


‫‪Mughirah, dari Tsabit, dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw.‬‬
‫‪(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1220).78‬‬

‫َخَب َرىِن َع ْم ٌرو َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن‬ ‫َص بَ ُغ َع ِن ابْ ِن و ْه ٍ‬


‫ب قَ َال أ ْ‬ ‫َ‬ ‫َح َّد َثنَا أ ْ‬
‫ي عن عب ِد ِ‬
‫اهلل بْ ِن عُ َم َر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ‫ِ‬
‫ص ا ِر ِّ َ ْ َْ‬ ‫احْلَ ا ِرث اأْل َنْ َ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫اش تَ َكى َس ْع ُد بْ ُن عُبَ َاد َة َش ك َْوى لَ هُ فَأَتَاهُ النَّيِب ُّ َ‬ ‫قَ َال‪ْ :‬‬
‫ف َو َس ْع ِد بْ ِن أَىِب‬ ‫علَي ِه وس لَّم يع وده م ع عب ِد ال رَّمْح ِن ب ِن ع و ٍ‬
‫َ ْ َْ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َْ‬
‫اهلل بْ ِن َم ْس عُ ْو ٍد َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم‪َ .‬فلَ َّما َد َخ َل‬ ‫اص وعب ِد ِ‬
‫َوقَّ ٍ َ َْ‬
‫ض ى‪ .‬قَ الُْوا‪ :‬اَل يَ ا‬ ‫ال‪ :‬قَ ْد قَ َ‬ ‫اش يَ ِة أ َْهلِ ِه َف َق َ‬
‫علَي ِه َفوج َده ىِف َغ ِ‬
‫َْ َ َ ُ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‪َ .‬فلَ َّما َرأَى الْ َق ْو ُم‬ ‫ِ‬
‫َر ُس ْو َل اهلل َفبَ َكى النَّيِب ُّ َ‬
‫ال‪ :‬أَاَل تَ ْس َمعُ ْو َن إِ َّن‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم بَ َك ْوا‪َ .‬ف َق َ‬ ‫بُ َكاءَ النَّيِب ِّ َ‬
‫اهلل اَل يع ِّذب بِ َدم ِع الْع ِ واَل حِب ز ِن الْ َق ْل ِ ِ‬
‫ب‬‫ب َولَك ْن يُ َع ِّذ ُ‬ ‫َ ُ َ ُ ْ َنْي َ ُ ْ‬
‫ب بِبُ َك ِاء‬ ‫ت يُ َع َّذ ُ‬
‫ِ ِِ‬
‫َش َار إِىَل ل َس انه أ َْو َي ْر َح ُم‪َ .‬وإِ َّن الْ َميِّ َ‬ ‫هِبَ َذا‪َ .‬وأ َ‬
‫ض ِر ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫صا‬ ‫ب فْي ه بِالْ َع َ‬ ‫أ َْهل ه َعلَْي ه‪َ .‬و َك ا َن عُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ يَ ْ ُ‬
‫اب‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٢١‬‬ ‫وير ِمى بِاحْلِجار ِة وحَيْثِى بِالتُّر ِ‬
‫َ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ َْ‬
‫‪78‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,‬‬
‫;‪hadits nomor 4279; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2719‬‬
‫‪Musnad Ahmad, hadits nomor 12544.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪143‬‬


Telah menceritakan kepada kami Ashbagh, dari Ibnu Wahb,
berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Amru, dari Sa'id bin Al
Harits Al Anshari, dari 'Abdullah bin Umar ra, berkata;
“Ketika Saad bin Ubadah sakit, Nabi saw menjenguknya
bersama 'Abdurrahman bin 'Auf, Saad bin Abi Waqqash dan
'Abdullah bin Mas'ud ra. Ketika beliau menemuinya, beliau
mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya”. Beliau
bertanya: "Apakah ia sudah meninggal?" Mereka menjawab:
"Belum, wahai Rasulullah". Lalu Nabi saw menangis. Ketika
orang-orang melihat Nabi saw menangis, mereka pun turut
menangis, maka beliau bersabda: "Tidakkah kalian
mendengar bahwa Allah tidak mengadzab dengan tangisan
air mata, tidak dengan hati yang bersedih, namun Dia (Allah
swt) mengadzab dengan ini. Lalu beliau menunjuk lidahnya,
atau dirahmati dan sesungguhnya mayat itu disiksa
disebabkan tangisan keluarganya niyahah". Dan adalah 'Umar
ra memukul tanah dengan tongkat, melempar batu dan
menumpahkan tanah. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1221).79

:‫ت َعائِ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا َت ُق ْو ُل‬ ِ َ‫أَخب رتْىِن عم رةُ قَ ال‬


ُ ‫ مَس ْع‬:‫ت‬ ْ َ ْ َ َ َْ
ِ ِ ِ
َ‫اح ة‬َ ‫لَ َّما َج اءَ َقْت ُل َزيْ د بْ ِن َحا ِرثَ ةَ َو َج ْع َف ٍر َو َعْب د اهلل بْ ِن َر َو‬
‫ف فِْي ِه احْلُ ْز ُن َوأَنَا أَطَّلِ ُع‬
ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يُ ْع َر‬
َ ُّ ‫س النَّيِب‬
َ َ‫َجل‬
ِ ِِ ِ ِ
َ‫ يَ ا َر ُس ْو َل اهلل إ َّن ن َس اء‬:‫م ْن َش ِّق الْبَ اب فَأَتَ اهُ َر ُج ٌل َف َق َال‬
79
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1532.

144 | Pemulasaraan Jenazah


َّ‫الر ُج ُل مُث‬ َّ ‫ب‬ َ ‫اه َّن فَ َذ َه‬ ُ ‫َج ْع َف ٍر َوذَ َك َر بُ َك اءَ ُه َّن فَ أ ََمَرهُ بِ أَ ْن َيْن َه‬
‫ قَ ْد َن َهْيُت ُه َّن َوذَ َك َر أَن َُّه َّن مَلْ يُ ِط ْعنَ هُ فَ أ ََمَرهُ الثَّانِيَ ةَ أَ ْن‬:‫ال‬
َ ‫أَتَى َف َق‬
‫اهلل لََق ْد َغلَْبنَىِن أ َْو َغلَْبَننَ ا‬ ِ ‫ و‬:‫ال‬
َ َ ‫ب مُثَّ أَتَى َف َق‬ َ ‫اه َّن فَ َذ َه‬
ُ ‫َيْن َه‬
َّ ‫ت أ‬ ٍ ‫اهلل بْ ِن َح ْو َش‬ ِ ‫ك ِمن حُم َّم ِد ب ِن عب ِد‬
َّ ‫َن النَّيِب‬ ْ ‫ب َف َز َع َم‬ َْ ْ َ ْ ُّ ‫الش‬ َّ
ِ ِ
.‫اب‬ َ ‫ث ىِف أَْف َواه ِه َّن التَُّر‬ ُ ‫اح‬ْ َ‫ ف‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ َال‬ َ
ِ ِ َ ‫ أَر َغم اهلل أَْن َف‬:‫َف ُق ْلت‬
‫ت‬َ ‫ت بَِفاع ٍل َو َم ا َت َر ْك‬ َ ْ‫ك َف َواهلل َم ا أَن‬ ُ َ ْ ُ
‫ صحيح البخاري‬.‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِم َن الْ َعنَ ِاء‬ ِ
َ ‫َر ُس ْو َل اهلل‬
١٢٢٢
Telah mengabarkan kepadaku 'Amrah, berkata; Aku
mendengar 'Aisyah ra berkata: "Ketika tiba di hadapan Nabi
saw jenazah Zaid bin Haritsah, Ja'far dan 'Abdullah bin
Rawahah. Beliau duduk dan nampak kesedihannya,
sedangkan aku memandang dari lobang pintu”. Lalu datang
seseorang seraya berkata: "Sesungguhnya isterinya Ja'far".
Lalu orang itu menceritakan tentang tangisan mereka. Maka
beliau memerintahkan orang itu agar melarang mereka. Maka
orang itu pergi lalu datang dan berkata: "Aku telah melarang
mereka". Dan orang itu menyebutkan bahwa mereka tidak
menaatinya. Maka beliau memerintahkan orang itu untuk
kedua kalinya agar melarang mereka. Maka orang itu pergi
lalu datang dan berkata: "Demi Allah, mereka mengalahkan

Pemulasaraan Jenazah | 145


aku" atau "mereka mengalahkan kami". Keraguan perkataan
ini datang dari Muhammad bin 'Abdullah bin Hausyab.
'Aisyah ra menduga, kemudian beliau berkata: "Bungkamlah
mulut-mulut mereka dengan tanah". Aku berkata kepada orang
itu: "Semoga Allah menghinakanmu karena kamu tidak
melaksanakan yang Rasulullah saw perintahkan, serta kamu
tidak meninggalkan Rasulullah saw dari kondisinya yang
lelah dan kesedihannya (membiarkan beliau dalam
kesedihan)". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1222).80

‫اد بْ ُن َزيْ ٍد َح َّدثَنَا‬ ُ َّ‫اب َح َّدثَنَا مَح‬ ِ ‫اهلل بْن َعْب ِد الْو َّه‬
َ ُ
ِ ‫ح َّدثَنَا عب ُد‬
َْ َ
ِ ٍ
‫َخ َذ‬ َ ‫ أ‬:‫ت‬ ْ َ‫ب َع ْن حُمَ َّمد َع ْن أ ُِّم َعطيَّةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬ ُ ‫أَيُّ ْو‬
‫ فَ َم ا‬.‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِعْن َد الَْبْي َع ِة أَ ْن اَل َنُن ْو َح‬ َ ُّ ‫َعلَْينَا النَّيِب‬
‫س نِ ْس َو ٍة أ ُِّم ُس لَْي ٍم َوأ ُِّم الْ َعاَل ِء َو ْابنَ ِة أَىِب‬
ِ ْ‫ت ِمنَّا ْامَرأَةٌ َغْي َر مَخ‬ ْ َ‫َوف‬
‫َس ْبَرةَ ْام َرأ َِة ُم َع ٍاذ َو ْام َرأََتنْي ِ أ َْو ْابنَ ِة أَىِب َس ْبَرةَ َو ْام َرأ َِة ُم َع ٍاذ‬
١٢٢٣ ‫ صحيح البخاري‬.‫ُخَرى‬ ٍ
ْ ‫َو ْامَرأَة أ‬
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul
Wahhab telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid
telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad dari
Ummu 'Athiyyah ra berkata: "Nabi saw mengambil sumpah
setia dari kami ketika kami berbai'at, yaitu kami dilarang
meratap (niyahah). Maka di antara kami tidak ada yang bisa
memenuhi itu selian lima orang wanita, (yaitu) Ummu Sulaim,
80
_Lihat catatan kaki nomor 51, hadits Al Bukhari nomor 1216

146 | Pemulasaraan Jenazah


Ummu Al ‘Alaa`, putri Abu Sabrah, isterinya Mu'adz, dua
perempuan atau puteri Abu Sabrah dan seorang wanita lain".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1223).81

‫ي َع ْن َس امِلٍ َع ْن أَبِْي ِه َع ْن َع ِام ِر بْ ِن‬ ُّ ‫الز ْه ِر‬


ُّ ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َح َّدثَنَا‬
َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
َ‫ إِذَا َرأ َْيتُ ُم اجْلَنَ َازة‬:‫ال‬ َ ِّ ‫َربِْي َع ةَ َع ِن النَّيِب‬
‫َخَب رىِن‬ ُّ ‫الز ْه ِر‬ َ َ‫ ق‬.‫َف ُق ْو ُم ْوا َحىَّت خُتَلِّ َف ُك ْم‬
َ ْ ‫ أ‬.‫ي‬ ُّ ‫ال‬َ َ‫ ق‬.‫ال ُس ْفيَا ُن‬
ِ
َ ِّ ‫َخَبَرنَا َع ام ُر بْ ُن َربِْي َع ةَ َع ِن النَّيِب‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ ْ ‫ال أ‬ َ َ‫َس امِلٌ َع ْن أَبِْي ِه ق‬
‫ ص حيح‬.‫ض َع‬ َ ‫ي َحىَّت خُتَلِّ َف ُك ْم أ َْو ُت ْو‬ُّ ‫ َز َاد احْلُ َمْي ِد‬،‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬
١٢٢٤ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan
kepada kami Az Zuhriy dari Salim dari bapaknya dari 'Amir
bin Rabi'ah, dari Nabi saw bersabda: "Jika kalian melihat
jenazah maka berdirilah hingga dia meninggalkan (berlalu
dari) kalian”. Sufyan berkata. Az Zuhriy berkata; telah
mengabarkan kepadaku Salim, dari ayahnya, berkata; telah
mengabarkan kepada kami 'Amir bin Rabi'ah, dari Nabi saw.
Al Humaidi menambahkan: "Hingga meninggalkan kalian
atau diletakkan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1224).82
81
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 19861, 26042.
82
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1227, 1228; Shahih Muslim, hadits nomor 1590,
1592; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2758; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 963; Sunan An Nasai, hadits nomor

Pemulasaraan Jenazah | 147


‫ث َع ْن نَ افِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر‬ ٍ
ُ ‫َح َّدثَنَا ُقَتْيبَ ةُ بْ ُن َس عِْيد َح َّدثَنَا اللَّْي‬
ِ ِ ِ
ِّ ‫َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ْن َع ام ِر بْ ِن َربِْي َع ةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬
ِ ِ َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه وس لَّم ق‬
ْ‫َح ُد ُك ْم جنَ َاز ًة فَ ِإ ْن مَل‬ َ ‫ إ َذا َرأَى أ‬:‫ال‬ َ ََ َ
‫ض َع ِم ْن‬ ِ
َ ‫يَ ُك ْن َماش يًا َم َع َه ا َف ْلَي ُق ْم َحىَّت خُيَلِّ َف َه ا أ َْو خُتَلِّ َف هُ أ َْو ُت ْو‬
١٢٢٥ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫َقْب ِل أَ ْن خُتَلِّ َفه‬
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Al Laits, dari Nafi', dari Ibnu'Umar
ra, dari 'Amir bin Rabi'ah ra, dari Nabi saw, bersabda: "Jika
seorang dari kalian melihat jenazah dan dia tidak sedang
berjalan bersamanya maka hendaklah dia berdiri hingga dia
meninggalkan jenazah tersebut, atau jenazah sudah berlalu
atau diletakkan sebelum dibawa pergi". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1225).83

‫ب َع ْن َس عِْي ٍد‬ ٍ ْ‫َح َّد َثنَا أَمْح َ ُد بْن يُ ْونُس َح َّد َثنَا ابْن أَىِب ِذئ‬
ُ َ ُ
‫َخ َذ أَبُ ْو ُهَر ْي َر َة َر ِض َي‬ َ َ‫ي َع ْن أَبِْي ِه ق‬
َ ‫ ُكنَّا ىِف َجنَ َاز ٍة فَأ‬:‫ال‬ ِّ ِ‫الْ َم ْقرُب‬

1890, 1891, 1971; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1531;


Musnad Ahmad, hadits nomor 10766, 10939, 11025, 11050,
15132, 15143.
83
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1889; Musnad Ahmad, hadits nomor 11018, 11491,
15121, 15123, 15130.

148 | Pemulasaraan Jenazah


‫ض َع فَ َج اءَ أَبُ ْو َس عِْي ٍد‬ ِ
َ ‫اهللُ َعْن هُ بِيَ د َم ْر َوا َن فَ َجلَ َس ا َقْب َل أَ ْن ُت ْو‬
‫اهلل لََق ْد َعلِ َم‬
ِ ‫ َفو‬،‫ قُم‬:‫ال‬
َ ْ َ ‫ َف َق‬.‫َخ َذ بيَ د َم ْر َوا َن‬
ِ ِ ‫ر ِض ي اهلل عْن ه فَأ‬
َ َُُ َ َ
ِ
‫ال أَبُ ْو‬َ ‫ َف َق‬.‫ك‬َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َن َهانَا َع ْن َذل‬ َّ ‫َه َذا أ‬
َ َّ ‫َن النَّيِب‬
١٢٢٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫ص َد َق‬
َ :‫ُهَر ْيَر َة‬
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi, dari Sa'id Al
Maqburiy, dari ayahnya, berkata: “Kami pernah berada dekat
jenazah, ketika itu Abu Hurairah ra memegang tangan
Marwan, Lalu keduanya duduk sebelum jenazah diletakkan”.
Kemudian datang Abu Sa'id ra, lalu memegang tangan
Marwan seraya berkata: "Berdirilah! Demi Allah, sungguh
kamu telah tahu bahwa Nabi saw melarang kita tentang hal
ini". Maka Abu Hurairah ra berkata: "Dia benar". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1226).

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِّ ‫عن أَىِب سعِي ٍد اخْلُ ْد ِر‬


َ ِّ ‫ي َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬ َْ َْ
‫ فَ َم ْن تَبِ َع َه ا فَاَل َي ْقعُ ْد‬.‫ إِذَا َرأ َْيتُ ُم اجْلَنَ َازةَ َف ُق ْو ُم ْوا‬:‫ال‬
َ َ‫َو َس لَّ َم ق‬
١٢٢٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫ض َع‬
َ ‫َحىَّت ُت ْو‬
Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra, dari Nabi saw, bersabda: "Jika
kalian melihat jenazah, maka berdirilah dan barangsiapa

Pemulasaraan Jenazah | 149


mengiringinya janganlah dia duduk hingga jenazah itu
diletakkan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1227).84

ٌ‫ َم َّر بِنَ ا َجنَ َازة‬:‫ال‬ َ َ‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬ ِ ‫عن ج ابِ ِر ب ِن عب ِد‬
َْ ْ َ ْ َ
‫ يَا َر ُس ْو َل‬:‫ َف ُق ْلنَ ا‬.‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوقُ ْمنَا بِِه‬ َ ُّ ‫َف َق َام هَلَا النَّيِب‬
.‫ إِ َذا َرأ َْيتُ ُم اجْلِنَ َاز َة َف ُق ْو ُم ْوا‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ي‬ ٍّ ‫اهلل إِن ََّه ا ِجنَ َازةُ َي ُه ْو ِد‬ِ
١٢٢٨ ‫صحيح البخاري‬
Dari Jabir bin 'Abdullah ra, berkata: "Suatu hari jenazah
pernah lewat di hadapan kami, maka Nabi saw berdiri
menghormatinya dan kami pun ikut berdiri”. Lalu kami
tanyakan: "Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah seorang
Yahudi". Maka beliau berkata: "Jika kalian melihat jenazah
maka berdirilah". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1228).85

84
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor1228; Shahih Muslim, hadits nomor 1590, 1591,
1592; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2758; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 963, 964; Sunan An Nasai, hadits nomor
1888, 1890, 1891, 1971; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1531; Musnad Ahmad, hadits nomor 10766, 10900, 10939,
11025, 11050, 15132, 15143.
85
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1590, 1592, 1593; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2758; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 963, 964; Sunan An
Nasai, hadits nomor 1890, 1891, 1896, 1971; Sunan Ibnu
Majah, hadits nomor 1531; Musnad Ahmad, hadits nomor
10766, 10939, 11025, 11050, 13906, 14284, 15132, 15143.

150 | Pemulasaraan Jenazah


‫س‬ ٍ َ َ‫َعْب َد ال رَّمْح َ ِن بْ َن أَىِب لَْيلَى ق‬
ُ ‫ َك ا َن َس ْه ُل بْ ُن ُحَنْي ف َو َقْي‬:‫ال‬
‫ فَِقْي َل‬.‫اع َديْ ِن بِالْ َق ِاد ِس يَّ ِة فَ َم ُّر ْوا َعلَْي ِه َم ا جِب َنَ َاز ٍة َف َق َام ا‬
ِ َ‫بن سع ٍد ق‬
َْ ُْ
‫ إِ َّن‬: ‫ َف َق ااَل‬.‫الذ َّم ِة‬
ِّ ‫َي ِم ْن أ َْه ِل‬ ْ‫ضأ‬ ِ ‫ إِن ََّه ا ِم ْن أ َْه ِل اأْل َْر‬:‫هَلَُم ا‬
‫ت بِ ِه ِجنَ َازةٌ َف َق َام فَِقْي َل لَهُ إِن ََّه ا‬ ِ
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َم َّر‬ َ َّ ‫النَّيِب‬
‫ال أَبُ ْو مَح ْ َزةَ َع ِن‬ َ َ‫ت نَ ْف ًس ا؟ َوق‬ ْ ‫ أَلَْي َس‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫ي‬ ٍّ ‫ِجنَ َازةُ َي ُه ْو ِد‬
‫س‬ ٍ ‫ت َم َع َقْي‬ ُ ‫ ُكْن‬:‫ال‬ َ َ‫ش َع ْن َع ْم ٍرو َع ِن ابْ ِن أَىِب لَْيلَى ق‬ ِ ‫اأْل َْع َم‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ِّ ‫ ُكنَّا َم َع النَّيِب‬: ‫ َف َق ااَل‬.‫َو َس ْه ٍل َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬
َّ ‫ال َز َك ِريَّاءُ َع ِن‬
‫الش ْعيِب ِّ َع ِن ابْ ِن أَىِب لَْيلَى َك ا َن أَبُ ْو‬ َ َ‫َو َس لَّ َم َوق‬
١٢٢٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫ان لِْل َجنَ َاز ِة‬ ِ ‫ ي ُقوم‬.‫مسعو ٍد و َقيس‬
َ ْ َ ٌ ْ َ ُْ ْ َ
'Abdurrahman bin Abu Laila berkata: "Suatu hari Sahl bin
Hunaif dan Qais bin Sa'ad sedang duduk di Qadisiyah, lalu
lewatlah jenazah di hadapan keduanya, maka keduanya
berdiri. Kemudian dikatakan kepada keduanya bahwa jenazah
itu adalah dari penduduk asli, atau dari Ahlu dzimmah”.
Maka keduanya berkata: "Nabi saw pernah jenazah lewat di
hadapan beliau lalu beliau berdiri. Kemudian dikatakan
kepada beliau bahwa itu adalah jenazah orang Yahudi. Maka
beliau bersabda: ‘Bukankah ia juga memiliki nyawa?’" Dan
berkata Abu Hamzah, dari Al A'masy, dari 'Amru, dari Ibnu
Abu Laila, berkata: "Aku pernah bersama Qais dan Sahl ra,

Pemulasaraan Jenazah | 151


lalu keduanya berkata; ‘Kami pernah bersama Nabi saw’. Dan
Zakariya berkata, dari Sya'biy, dari Ibnu Abi Laila: “Dulu Abu
Mas'ud dan Qais berdiri untuk jenazah”. (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1229).86

‫ص لَّى‬ ِ
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َّ ‫ أ‬:ُ‫ي َر ِض ي اهللُ َعْن ه‬ َّ ‫ر‬ِ ‫َع ْن أ ََب ْو َس عِْي ٍد اخْلُ ْد‬
َ
ِ ِ ِ َ َ‫اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
‫ال‬
ُ ‫الر َج‬ ْ ‫ إِ َذا ُوض َعت اجْل نَ َازةُ َو‬:‫ال‬
ِّ ‫احتَ َملَ َه ا‬
‫علَى أَعن اقِ ِهم فَ ِإ ْن َك انَت حِل‬
‫ت‬ْ َ‫ِّم ْوىِن َوإِ ْن َك ان‬
ُ ‫ قَ د‬:‫ت‬ ْ َ‫ص ا َةً قَ ال‬َ ْ ْ َْ َ
‫ص ْوَت َها‬ ‫هِب‬ ٍ ‫َغي ر حِل‬
َ ‫ يَا َو ْيلَ َه ا أَيْ َن يَ ْذ َهُب ْو َن َا يَ ْس َم ُع‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَ ال‬.‫ص ا َة‬ َ َْ
‫ ص حيح البخ اري‬.‫ص عِ َق‬ ِ ٍ
َ ُ‫ُك ُّل َش ْيء إِاَّل اإْلِ نْ َس ا َن َولَ ْو مَس َعه‬
١٢٣٠
Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh orang di atas
pundaknya, maka jika jenazah itu termasuk orang shalih.
Maka dia (jenazah itu) berkata: ‘Bersegeralah kalian
(membawaku)’. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia
akan berkata: ‘Celaka, kemana mereka akan membawanya?’
Suara jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluq kecuali
manusia dan seandainya manusia mendengarnya, tentu dia
jatuh pingsan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1230).87

86
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1895; Musnad Ahmad, hadits nomor 1634, 8932,
16852, 18265, 22722.

152 | Pemulasaraan Jenazah


‫ي َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن‬ ُّ ‫ال َح ِفظْنَ اهُ ِم َن‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن ق‬
ِ ِ َّ‫الْمس ي‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ِّ ‫ب َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬ َُ
‫ص احِلَةً فَ َخْي ٌر‬َ ‫ك‬ ُ َ‫َس ِرعُ ْوا بِاجْلِنَ َاز ِة فَ ِإ ْن ت‬ َ َ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
ْ ‫ أ‬:‫ال‬
ِ
.‫ض عُ ْونَهُ َع ْن ِرقَ ابِ ُك ْم‬َ َ‫ك فَ َش ٌّر ت‬ َ ‫ك ِس َوى َذل‬ ُ َ‫ِّم ْو َن َها َوإِ ْن ي‬
ُ ‫ُت َق د‬
١٢٣١ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Sufyan, berkata; kami
menghafalnya dari Az Zuhriy, dari Sa'id bin Al Musayyab dari
Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, bersabda: "Bercepat-cepatlah
membawa jenazah, karena bila jenazah itu dari orang shalih
berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya dan jika
tidak, berarti kalian telah menyingkirkan kejelekan dari
pundak kalian". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1231).88

ِ َّ ‫ح َّدثَنَا س عِي ٌد عن أَبِي ِه أَنَّه مَسِ ع أَب ا س عِي ٍد اخْلُ ْد ِر‬


ُ‫ي َرض َي اهلل‬ ْ َ َ َ ُ ْ َْ ْ َ َ
‫ت‬ ِ ‫ إِ َذا و ِض ع‬:‫ َك ا َن النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم ي ُق و ُل‬:‫ال‬ َ َ‫َعْنهُ ق‬
َ ُ ْ َ َ َ َ َْ ُ َ ُّ
ً‫ص احِلَة‬
َ ‫ت‬
ِ
ْ َ‫ال َعلَى أ َْعنَ اق ِه ْم فَ ِإ ْن َك ان‬
ُ ‫الر َج‬
ِّ ‫احتَ َملَ َه ا‬ ِ
ْ َ‫اجْل نَ َازةُ ف‬
87
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1232, 1291; Sunan An Nasai, hadits nomor 1883;
Musnad Ahmad, hadits nomor 10945, 11127.
88
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1568; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2767; Sunan An
Nasai, hadits nomor 1884; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1466.

Pemulasaraan Jenazah | 153


‫ يَ ا‬:‫ت أِل َْهلِ َه ا‬ ٍ ‫ وإِ ْن َك انَت َغي ر حِل‬. ‫ قَ دِّموىِن‬:‫قَ الَت‬
ْ َ‫ص ا َة قَ ال‬َ َْ ْ َ ُْ ْ
‫ص ْوَت َها ُك ُّل َش ْي ٍء إِاَّل اإْلِ نْ َس ا َن‬ ‫هِب‬
َ ‫َو ْيلَ َه ا أَيْ َن يَ ْذ َهُب ْو َن َا يَ ْس َم ُع‬
١٢٣٢ ‫ صحيح البخاري‬.‫صعِ َق‬ ِ
َ َ‫َولَ ْو مَس َع اإْلِ نْ َسا ُن ل‬
Dari Sa'id, dari ayahnya, bahwa dia mendengar dari Abu Sa'id
Al Khudriy ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
"Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh orang-orang di atas
pundak mereka, jika jenazah tersebut termasuk orang shalih,
maka (jenazah itu) berkata; ‘Bersegeralah kalian (membawa
aku)’. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia berkata
kepada keluarganya; ‘Duhai celaka, kemana mereka akan
membawanya?’ Suara jenazah itu akan didengar oleh setiap
makhluq kecuali manusia dan seandainya ada manusia yang
mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1232).89

‫ص لَّى‬ ِ ِ ‫عن ج ابِ ِر ب ِن عب ِد‬


َّ ‫اهلل َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ َْ ْ َ ْ َ
‫ف الثَّاىِن‬ َّ ‫ت ىِف‬
ِّ ‫الص‬ ِ ‫اهلل علَي ِه وس لَّم ص لَّى علَى الن‬
ُ ‫َّجاش ِّي فَ ُكْن‬ َ َ َ َ َ َ َْ ُ
١٢٣٣ ‫ صحيح البخاري‬.‫ث‬ ِ ِ‫أَو الثَّال‬
ْ
Dari Jabir bin 'Abdullah ra; “Bahwasanya Rasulullah saw
melaksanakan shalat jenazah, sedang aku ikut shalat berdiri

89
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1291; Sunan An Nasai, hadits nomor 1883;
Musnad Ahmad, hadits nomor 10945, 11127.

154 | Pemulasaraan Jenazah


pada shaf kedua atau ketiga”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1233).90

‫ي‬ِّ ‫الز ْه ِر‬ ُ ‫َّد َح َّد َثنَا يَِز‬


ُّ ‫يد بْ ُن ُز َريْ ٍع َح َّد َثنَا َم ْع َم ٌر َع ْن‬ ٌ ‫َح َّد َثنَا ُم َسد‬
‫ص لَّى‬ َ َ‫يد َع ْن أَىِب ُهَر ْيَر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ٍ ِ‫عن سع‬
َ ُّ ‫ َن َعى النَّيِب‬:‫ال‬ َ َْ
ِ ‫اهلل علَي ِه وس لَّم إِىَل أَص حابِِه الن‬
ُ‫ص ف ُّْوا َخ ْل َف ه‬
َ َ‫َّم ف‬
َ ‫َّجاش َّي مُثَّ َت َق د‬
َ َ ْ َ َ َ َْ ُ
١٢٣٤ ‫ صحيح البخاري‬.‫فَ َكَّبَر أ َْر َب ًعا‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az Zuhriy, dari Sa'id,
dari Abu Hurairah ra, berkata: “Nabi saw mengumumkan
kematian An Najasyi, kemudian beliau maju dan membuat
barisan shaf di belakang. Beliau lalu bertakbir empat kali”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1234).91

َّ ‫َح َّدثَنَا ُم ْس لِ ٌم َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا‬


َّ ‫الش ْيبَايِن ُّ َع ِن‬
‫الش ْعيِب ِّ قَ َال‬
ٍ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه و َس لَّم أَتَى َعلَى َقرْب‬ َ َّ ‫َخَب َرىِن َم ْن َش ِه َد النَّيِب‬ ْ‫أ‬
َ َ

90
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3589; Sunan An Nasai, hadits nomor 1948; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1257; Musnad Ahmad, hadits nomor
2178.
91
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1946.

Pemulasaraan Jenazah | 155


ٍ
َ َ‫ َم ْن َح َّدث‬:‫ت‬
‫ ابْ ُن‬:‫ك؟ قَ َال‬ ُ ‫ ُق ْل‬.‫َّه ْم َو َكَّبَر أ َْر َبعًا‬
ُ‫ص ف‬َ َ‫َمْنُب ْوذ ف‬
١٢٣٥ ‫ صحيح البخاري‬.‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما‬ ٍ َّ‫َعب‬
Telah menceritakan kepada kami Muslim, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami Asy
Syaibaniy, dari Asy Sya’biy, berkata: “Telah mengabarkan
kepadaku seorang yang menyaksikan bahwasanya Nabi saw
pernah mendatangi kuburan yang terpisah (dari kuburan
lain). Maka beliau membariskan mereka, lalu bertakbir empat
kali”. Aku bertanya kepadanya: "Siapakah yang menceritakan
hal ini kepadamu?" Dia menjawab: "Ibnu 'Abbas ra". (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1235).92

ِ ‫جابِر بن عب ِد‬
َ َ‫ ق‬،‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما َي ُق ْو ُل‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬ َْ َ ْ َ َ
‫ش َف َهلُ َّم‬ِ َ‫ص الِ ٌح ِم َن احْلَب‬ ِ
َ ‫ قَ ْد تُ ُويِّفَ الَْي ْو َم َر ُج ٌل‬:‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬
َ ُّ ‫ص لَّى النَّيِب‬
َ َ‫ص َف ْفنَا ف‬ َ َ‫ ق‬.‫ص لُّ ْوا َعلَْي ِه‬
َ َ‫ ف‬:‫ال‬ َ َ‫ف‬
ِ
‫ت ىِف‬ ُ ‫الز َبرْيِ َع ْن َج ابِ ٍر ُكْن‬
ُّ ‫ال أَبُ ْو‬ َ َ‫ ق‬.‫ف‬ ٌ ‫ص ُف ْو‬
ُ ُ‫َعلَْي ه َوحَنْ ُن َم َع ه‬
١٢٣٦ ‫ صحيح البخاري‬. ‫ف الثَّاىِن‬
ِّ ‫الص‬
َّ
Jabir bin 'Abdullah ra berkata, telah bersabda Nabi saw: "Hari
ini sungguh telah wafat seorang laki-laki shalih, untuk itu
marilah laksanakan shalat untuknya". Dia (Jabir) berkata:
“Maka kami dibariskan lalu Nabi saw melaksanakan shalat
92
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1587.

156 | Pemulasaraan Jenazah


dan kami bersama beliau shalat dalam barisan (shaf-shaf di
belakang)”. Berkata Abu Az Zubair dari Jabir: "Dan aku
berada pada shaf kedua". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1236).93

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ


َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َّ ‫اس َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬
َ
ٍ َّ‫َع ِن ابْ ِن َعب‬
:‫ َمىَت ُدفِ َن َه َذا؟ قَ الُْوا‬:‫ال‬ َ ‫َو َس لَّ َم َم َّر بَِقرْبٍ قَ ْد ُدفِ َن لَْياًل َف َق‬
‫ َد َفنَّاهُ ىِف ظُْل َم ِة اللَّْي ِل‬:‫ أَفَاَل آ َذ ْنتُ ُم ْوىِن قَ الُْوا‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.َ‫الْبَا ِر َح ة‬
ِ
:‫اس‬ ٍ َّ‫ قَ َال ابْ ُن َعب‬.ُ‫ص َف ْفنَا َخ ْل َف ه‬
َ َ‫ َف َق َام ف‬.‫ك‬ َ َ‫فَ َك ِر ْهنَ ا أَ ْن نُ ْوقظ‬
١٢٣٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫صلَّى َعلَْي ِه‬ ِ
َ َ‫َوأَنَا فْي ِه ْم ف‬
Dari Ibnu 'Abbas ra berkata: "Bahwa Rasulullah saw melewati
kubur yang telah dimakamkan malam hari”. Maka beliau
bertanya: "Kapan jenazah ini dimakamkan?” Mereka
menjawab: "Tadi malam". Beliau bertanya lagi: "Mengapa
kalian tidak memberi tahu aku?" Mereka menjawab: "Kami
memakamkannya pada malam yang gelap gulita dan kami
sungkan untuk membangunkan anda". Maka beliau berdiri dan
membariskan kami di belakangnya. Ibnu 'Abbas ra berkata:
"Dan aku hadir bersama mereka, maka kemudian beliau
melaksanakan shalat untuknya (jenazah)". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1237).

93
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 13635.

Pemulasaraan Jenazah | 157


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬
َ ‫َخَب َرىِن َم ْن َم َّر َم َع نَبِيِّ ُك ْم‬ ْ ‫ال أ‬ َّ ‫َع ِن‬
َ َ‫الش ْعيِب ِّ ق‬
ٍ
َ َ‫َو َسلَّ َم َعلَى َقرْبٍ َمْنُب ْوذ فَأ ََّمنَا ف‬
‫ يَا أَبَا َع ْم ٍرو‬:‫ َف ُق ْلنَا‬.ُ‫ص َف ْفنَا َخ ْل َفه‬
‫ ص حيح‬.‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ٍ َّ‫ ابْ ُن َعب‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ك‬ َ َ‫َم ْن َح َّدث‬
١٢٣٨ ‫البخاري‬
Dari Asy Sya'biy, berkata; telah mengabarkan kepadaku
seorang yang bersama Nabi kalian saw, ia berjalan melewati
kuburan yang terpisah. Lalu beliau membariskan kami di
belakang beliau. Kami bertanya: "Wahai Abu ‘Amru, siapakah
yang menceritakan ini kepadamu?" Dia menjawab: "Ibnu
'Abbas ra". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1238).94

‫ت نَافِعًا‬ ِ َ َ‫ان ح َّد َثنَا ج ِري ر بن ح ا ِزٍم ق‬ ِ


ُ ‫ال مَس ْع‬ َ ُْ ُْ َ َ ‫َح َّد َثنَا أَبُ و الن ُّْع َم‬
:‫َن أَبَا ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم َي ُق ْو ُل‬
َّ ‫ِّث ابْ ُن عُ َم َر أ‬ َ ‫ ُح د‬:‫َي ُق ْو ُل‬
‫ أَ ْكَث َر أَبُ ْو ُهَر ْي َرةَ َعلَْينَ ا‬:‫ال‬َ ‫ َف َق‬.‫َم ْن تَبِ َع َجنَ َازةً َفلَ هُ قِْي َرا ٌط‬
ِ ‫ مَسِ عت رس و َل‬:‫فَص َّدقَت يعىِن عائِ َش ةَ أَب ا هري رةَ وقَ الَت‬
‫اهلل‬ ْ ُ َ ُ ْ ْ َ َ ْ َُ َ َ َْ ْ َ
:‫ال ابْ ُن عُ َمَر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما‬ َ ‫ َف َق‬.ُ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْولُه‬
َ

94
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1250.

158 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ‫لََق ْد َفَّرطْنَ ا ىِف َقرا ِري َط َكثِي ر ٍة َف َّرطْت ض َّيعت ِمن أَم ِر‬
.‫اهلل‬ ْ ْ ُ ْ َ ُ َْ ْ َ
١٢٣٩ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man, telah
menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim, berkata; Aku
mendengar Nafi' berkata, telah disampaikan kepada Ibnu
'Umar bahwa Abu Hurairah ra berkata: "Barangsiapa yang
mengantar jenazah baginya pahala satu qirath”. Maka dia
(Ibnu 'Umar ra) berkata: “Abu Hurairah berlebihan terhadap
kita". Namun pernyataan Abu Hurairah ra dibenarkan oleh
'Aisyah ra, dan Abu Hurairah berkata; “Aku mendengar
Rasulullah saw mengatakannya”. Maka Ibnu 'Umar ra
berkata: "Kami telah banyak meremehkan masalah dan aku
telah meremehkan serta melalaikan urusan (agama) Allah".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1239).95

ِ َ َ‫ ق‬،‫َن أَبَ ا ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬


ُ‫ص لَّى اهلل‬َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َّ ‫أ‬
‫ص لِّ َي َفلَ هُ قِْي َرا ٌط َو َم ْن‬ ِ
َ ُ‫ َم ْن َش ِه َد اجْلَنَ َاز َة َحىَّت ي‬:‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
:‫ال‬َ َ‫ان؟ ق‬ ِ َ‫ قِي ل وم ا الْ ِقيراط‬.‫ان‬ ِ ِ ِ
َ ْ َ َ َ ْ َ‫َشه َد َحىَّت تُ ْدفَ َن َك ا َن لَهُ قْيَراط‬
١٢٤٠ ‫ صحيح البخاري‬. ِ ‫ِمثْ ُل اجْلََبلَنْي ِ الْ َع ِظْي َمنْي‬
Bahwasanya Abu Hurairah ra berkata; telah bersabda
Rasulullah saw: "Barangsiapa yang menyaksikan jenazah
hingga ikut menyalatinya maka baginya pahala satu qirath,
95
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1573; Musnad Ahmad, hadits nomor 21342.

Pemulasaraan Jenazah | 159


dan barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut
menguburkannya maka baginya pahala dua qirath".
Ditanyakan kepada beliau: "Apa yang dimaksud dengan dua
qirath itu?" Beliau menjawab: "Seperti dua gunung yang
besar". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1240).96

‫ب بْ ُن إِ ْب َر ِاهْي َم َح َّد َثنَا حَيْىَي بْ ُن أَىِب بُ َكرْيٍ َح َّد َثنَا‬


ُ ‫َح َّد َثنَا َي ْع ُق ْو‬
ٍ َّ‫الش ْيبَايِن ُّ َع ْن َع ِام ٍر َع ِن ابْ ِن َعب‬
‫اس‬ َّ ‫اق‬ َ ‫َزائِ َدةُ َح َّدثَنَا أَبُ ْو إِ ْس َح‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ
َ ‫ أَتَى َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا قَ َال‬
‫اس‬ٍ َّ‫ال ابْ ُن َعب‬ ِ َ‫ ه َذا دفِن أَو دفِن‬:‫َقب را َف َق الُوا‬
َ َ‫ ق‬.َ‫ت الْبَا ِر َح ة‬ ُ ْ َ ُ َ ْ ً ْ
‫ ص حيح‬.‫ص لَّى َعلَْي َه ا‬ ِ
َ َّ‫ص فَّنَا َخ ْل َف هُ مُث‬
َ َ‫ ف‬:‫َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬
١٢٤١ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Bukair, telah
menceritakan kepada kami Za'idah, telah menceritakan kepada
kami Abu Ishaq Asy Syaibaniy, dari 'Amir, dari Ibnu 'Abbas
ra, berkata; Nabi saw mendatangi kuburan. Mereka berkata:
"Ini telah dikebumikan kemarin". Ibnu 'Abbas ra berkata:

96
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1570, 1572; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2755;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 961; Sunan An Nasai, hadits
nomor 1967, 1968; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1528,
1529, 1530; Musnad Ahmad, hadits nomor 6891, 7049, 7445,
8841, 10063, 10132, 10340, 16196, 21342, 21417.

160 | Pemulasaraan Jenazah


“Maka beliau membariskan kami di belakangnya, kemudian
shalat baginya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1241).97

‫ص لَّى‬ ِ َ َ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬


َ ‫ َن َعى لَنَ ا َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ال‬
‫ات فِْي ِه‬ ِ ِ
َ ‫ب احْلَبَ َش ة َي ْو َم الَّذى َم‬
ِ ‫اشي‬
َ ‫ص اح‬ َ َّ ‫َّج‬
ِ ‫اهلل علَي ِه وسلَّم الن‬
َ َ َ َ َْ ُ
‫ال َح َّدثَىِن‬ َ َ‫اب ق‬ ٍ ‫ و َع ِن ابْ ِن ِش ه‬.‫َخْي ُكم‬ ِ ‫ اس َت ْغ ِفروا أِل‬:‫ال‬
َ َ ْ ْ ُ ْ َ ‫َف َق‬
َ َ‫َن أَبَا ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
َّ ‫ إِ َّن النَّيِب‬:‫ال‬ ِ َّ‫َسعِْي ُد بْن الْمس ي‬
َّ ‫ب أ‬ َُ ُ
.‫ص لَّى فَ َكَّبَر َعلَْي ِه أ َْر َبعًا‬ ِ‫ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم ص َّ هِب‬
َ ‫ف ْم بِالْ ُم‬ َ َ َ َ َْ ُ َ
١٢٤٢ ‫صحيح البخاري‬
Dari Abu Hurairah ra berkata: Nabi saw mengumumkan
kepada kami kematian An Najasyi, Penguasa Negeri Habasyah
pada hari kematiannya lalu berkata: "Mohonkanlah ampun
buat saudara kalian". Dan dari Ibnu Syihab berkata, telah
menceritakan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab bahwa Abu
Hurairah ra berkata: “Bahwa Nabi saw membariskan mereka
di tanah lapang kemudian beliau bertakbir empat kali".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1242).98

97
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Ibnu Majah,
hadits nomor 1522.
98
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1581.

Pemulasaraan Jenazah | 161


ِ ِ
‫ض ْمَرةَ َح َّدثَنَا ُم ْو َس ى بْ ُن‬َ ‫َح َّدثَنَا إِ ْبَراهْي ُم بْ ُن الْ ُمْنذ ِر َح َّدثَنَا أَبُ ْو‬
َّ ‫اهلل بْ ِن عُ َم َر َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬
‫َن‬ ِ ‫ع ْقب ةَ عن نَ افِ ٍع عن عب ِد‬
َ َْ ْ َ َْ َ ُ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم بَِر ُج ٍل ِمْن ُه ْم‬ َ ِّ ‫الَْي ُه ْو َد َج اءُ ْوا إِىَل النَّيِب‬
‫َو ْام َرأ ٍَة َز َنيَ ا فَ أ ََمَر هِبِ َم ا َفُرمِج َ ا قَ ِر ْيبًا ِم ْن َم ْو ِض ِع اجْلَنَ ائِِز ِعْن َد‬
١٢٤٣ ‫ صحيح البخاري‬.‫الْ َم ْس ِج ِد‬
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir,
telah menceritakan kepada kami Abu Dlamrah, telah
menceritakan kepada kami Musa bin 'Uqbah, dari Nafi', dari
'Abdullah bin 'Umar ra; “Orang-orang Yahudi datang kepada
Nabi saw membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang keduanya berzina. Kemudian beliau memerintahkan
untuk merajam keduanya di tempat biasa untuk menyalatkan
jenazah, di samping Masjid Nabawi". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1243).99

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ


َ ِّ ‫َع ْن عُ ْر َو َة َع ْن َعائ َشةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا َع ِن النَّيِب‬
‫ات فِْي ِه لَ َع َن اهللُ الَْي ُه ْو َد‬ ِ ِ ِ
َ ‫ ىِف َمَرض ه الَّذى َم‬:‫ال‬ َ َ‫َو َس لَّ َم ق‬
ِ ِ ِ
‫ك‬ َ ‫ َولَ ْواَل َذل‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَال‬.‫َّص َارى اخَّتَ ُذ ْوا ُقُب ْو َر أَنْبِيَ ائ ِه ْم َم ْس ج ًدا‬
َ ‫َوالن‬

99
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6787.

162 | Pemulasaraan Jenazah


‫ ص حيح‬.‫َّخ َذ َم ْس ِج ًدا‬
َ ‫َخ َش ى أَ ْن يُت‬
ْ ‫أَل َْب َر ُز ْوا َقْب َرهُ َغْي َر أَىِّن أ‬
١٢٤٤ ‫البخاري‬
Dari 'Urwah, dari 'Aisyah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda
ketika beliau sakit yang membawa kepada kematiannya,
(sabdanya): "Allah mela’nat orang-orang Yahudi dan
Nashrani disebabkan mereka menjadikan kuburan para
nabinya sebagai masjid (tempat ibadah)". 'Aisyah ra berkata:
"Kalau bukan karena sabda beliau tersebut tentu sudah
mereka pindahkan kubur beliau (dari dalam rumahnya),
namun aku tetap khawatir nantinya akan dijadikan masjid".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1244).100

‫َّد َح َّدثَنَا يَِزيْ ُد بْ ُن ُز َريْ ٍع َح َّدثَنَا ُح َس نْيٌ َح َّدثَنَا َعْب ُد‬


ٌ ‫َح َّدثَنَا ُم َسد‬
َ َ‫اهلل بْ ُن بَُريْ َدةَ َع ْن مَسَُرةَ بْ ِن ُجْن َد ٍب َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬ِ
‫ت‬ُ ‫صلَّْي‬
َ :‫ال‬
‫اس َها‬ ِ ‫وراء النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم علَى ام رأ ٍَة م اتَت ىِف نَِف‬
ْ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ َ َ َ
١٢٤٥ ‫ صحيح البخاري‬.‫َف َق َام َعلَْي َها َو َسطَ َها‬
100
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1301, 3195, 4087, 4089, 5368; Shahih Muslim,
hadits nomor 823, 824, 825, 826; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 2808; Sunan An Nasai, hadits nomor 969, 2019, 2020;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1786, 7492, 7497, 7501, 8433,
8781, 9473, 10297, 10298, 20620, 20638, 20776, 22931,
23372, 23748, 24727, 24953, 24982, 25149; Al Muwaththa
Imam Malik, hadits nomor 1387; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 1367.

Pemulasaraan Jenazah | 163


Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah
menceritakan kepada kami Husain, telah menceritakan kepada
kami 'Abdullah bin Buraidah, dari Samurah bin Jundub ra
berkata: "Aku pernah di belakang Nabi saw ikut menshalati
jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau
berdiri di tengah jenazah tersebut". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1245).101

ُ ‫ص لَّْي‬
ِّ ‫ت َو َراءَ النَّيِب‬ َ :‫ال‬ َ َ‫َح َّد َثنَا مَسَُرةُ بْ ُن ُجْن َد ٍب َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬
‫اس َها َف َق َام َعلَْي َه ا‬ ِ ‫صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم علَى ام رأ ٍَة م اتَت ىِف نَِف‬
ْ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
١٢٤٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫َو َسطَ َها‬
Telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundab ra
berkata: "Aku pernah di belakang Nabi saw ikut menshalati
jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau
berdiri di tengah jenazah tersebut". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1246).102

101
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1246; Shahih Muslim, hadits nomor 1603; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1950, 1953; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 1482; Musnad Ahmad, hadits nomor 19303, 19350.
102
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1603; Sunan An Nasai, hadits nomor 1950, 1953; Sunan
Ibnu Majah, hadits nomor 1482; Musnad Ahmad, hadits nomor
19303, 19350.

164 | Pemulasaraan Jenazah


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ َّ ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
‫ات فِْي ِه َو َخ َر َج هِبِ ْم إِىَل‬ ِ ِ ِ ‫وسلَّم َنعى الن‬
َ ‫َّجاش َّي ىِف الَْي ْوم الَّذى َم‬
َ َ َ ََ
ٍ ‫ف هِبِم و َكَّبر علَي ِه أَرب ع تَ ْكبِي ر‬
‫ ص حيح‬.‫ات‬ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َّ ‫ص‬ َ َ‫ص لَّى ف‬ َ ‫الْ ُم‬
١٢٤٧ ‫البخاري‬
Dari Abu Hurairah ra; “Bahwa Rasulullah saw mengumumkan
kematian An Najasyi, pada hari kematiannya, lalu beliau
keluar bersama mereka menuju tanah lapang kemudian beliau
membariskan mereka dalam shaf lalu beliau bertakbir empat
kali". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1247).103

‫ص لَّى‬ ِ َّ ‫َع ْن َج ابِ ٍر َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ‬


َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َ
‫ال يَِزيْ ُد بْ ُن َه ُار ْو َن‬
َ َ‫ َوق‬.‫اش ِّي فَ َكَّبَر أ َْر َبعًا‬ِ ‫علَى أَص حمةَ النَّج‬
َ ََ ْ َ
‫ ص حيح البخ اري‬.‫الص َم ِد‬ َّ ‫َص َح َمةَ َوتَ َاب َع هُ َعْب ُد‬ ِ
ْ ‫َع ْن َس لْي ٍم أ‬
١٢٤٨
Dari Jabir ra; “Bahwasanya Nabi saw shalat untuk An
Najasyi, maka beliau takbir empat kali”. Dan berkata Yazid

103
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3591; Shahih Muslim, hadits nomor 1580; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2789; Sunan An Nasai, hadits nomor
1856, 1945, 2015; Musnad Ahmad, hadits nomor 9271, 9286;
Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 476.

Pemulasaraan Jenazah | 165


bin Harun dari Salim: “Ashhamah". Dan dikautkan pula oleh
'Abdush Shamad. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1248).104

‫َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر َح َّد َثنَا غُْن َدٌر َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َس ْع ٍد َع ْن‬
‫ َح َّد َثنَا‬.‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ٍ َّ‫ف ابْ ِن َعب‬ َ ‫ت َخ ْل‬ ُ ‫صلَّْي‬
َ ‫ال‬ َ َ‫طَْل َحةَ ق‬
َ‫َخَبَرنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن َس ْع ِد بْ ِن إِ ْب َر ِاهْي َم َع ْن طَْل َح ة‬ ِ
ْ ‫حُمَ َّم ُد بْ ُن َكث ٍري أ‬
ِ ٍ َّ‫ال صلَّيت خ ْل ف اب ِن عب‬ ٍ ِ ِ
ُ‫اس َرض َي اهلل‬ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ‫بْ ِن َعْبد اهلل بْ ِن َع ْوف ق‬
‫ لَِي ْعلَ ُم ْوا أَن ََّه ا‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫اب‬ِ َ‫َعْنهم ا َعلَى جنَ َاز ٍة َف َق رأَ بَِفاحِت َ ِة الْ ِكت‬
َ َ َُ
١٢٤٩ ‫ صحيح البخاري‬.ٌ‫ُسنَّة‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar,
telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, dari Sa'ad, dari Thalhah, berkata: “Aku
shalat dibelakang Ibnu 'Abbas ra”. Dan diriwayatkan pula
oleh Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami
Sufyan dari Saad bin Ibrahim, dari Thalhah bin 'Abdullah bin
'Auf, berkata: “Aku shalat di belakang Ibnu 'Abbas ra pada
suatu jenazah, lalu ia membaca surat Al Fatihah, ia berkata;
agar orang-orang tahu bahwa itu merupakan sunah". (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1249).

104
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3590; Shahih Muslim, hadits nomor 1582; Sunan
An Nasai, hadits nomor 1948; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1527; Musnad Ahmad, hadits nomor 2178, 6850, 7546, 9819,
14360, 14381.

166 | Pemulasaraan Jenazah


‫َخَب َرىِن َم ْن‬ ‫الش يبايِن ُّ قَ َ ِ‬
‫ال‪ :‬أ ْ‬ ‫الش ْعيِب َّ قَ َ‬
‫ت َّ‬ ‫ال مَس ْع ُ‬ ‫َح َّدثَىِن ُس لَْي َما ُن َّ َْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َعلَى َقرْبٍ َمْنُب ْو ٍذ فَ أ ََّم ُه ْم‬‫َم َّر َم َع النَّيِب ِّ َ‬
‫ك َه َذا يَا أَبَا َع ْم ٍرو‪ .‬قَ َال‪ :‬ابْ ُن‬ ‫ت‪َ :‬م ْن َح َّدثَ َ‬ ‫صلَّ ْوا َخ ْل َف هُ‪ُ .‬ق ْل ُ‬
‫َو َ‬
‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٥٠‬‬
‫َعبَّ ٍ‬
‫‪Telah menceritakan kepadaku Sulaiman Asy Syaibaniy,‬‬
‫‪berkata; “Aku mendengar Asy Sya'biy berkata; telah‬‬
‫‪mengabarkan kepadaku seseorang yang bersama Nabi saw‬‬
‫‪pernah melewati kuburan yang terpisah (dari kuburan lain).‬‬
‫‪Maka beliau memimpin mereka shalat dan mereka shalat di‬‬
‫‪belakang beliau”. Aku bertanya: "Wahai 'Amru, siapakah‬‬
‫‪yang menceritakan ini kepadamu?" Dia menjawab: "Ibnu‬‬
‫‪'Abbas ra". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1250).‬‬

‫ض ِل ح َّدثَنَا مَحَّاد بن َزي ٍد عن ثَ ابِ ٍ‬


‫ت َع ْن‬ ‫ُ ُْ ْ َْ‬ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ َف ْ َ‬
‫َس َو َد َر ُجاًل أَ ِو‬ ‫أَىِب َرافِ ٍع َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َر ِض ي اهللُ َعْن هُ أ َّ‬
‫َن أ ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ْام َرأًَة َك ا َن يَ ُك ْو ُن ىِف الْ َم ْس جد َي ُق ُّم الْ َم ْس ج َد فَ َم َ‬
‫ات َومَلْ َي ْعلَ ْم‬
‫ال‪َ :‬م ا‬ ‫ات َي ْوٍم‪َ .‬ف َق َ‬ ‫مِب ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َْوت ه فَ َذ َكَرهُ ذَ َ‬ ‫النَّيِب ُّ َ‬
‫ال‪ :‬أَفَاَل‬ ‫ك اإْلِ نْس ا ُن؟ قَ الُوا‪ :‬م ات ي ا رس و َل ِ‬
‫اهلل قَ َ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ َ َُْ‬ ‫َف َع َل َذل َ َ‬
‫ال‪ :‬فَ َح َق ُر ْوا‬ ‫آ َذ ْنتُ ُم ْوىِن ؟ َف َق الُْوا‪ :‬إِنَّهُ َك ا َن َك َذا َو َك َذا قِ َّ‬
‫ص تُهُ‪ .‬قَ َ‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪167‬‬


‫ صحيح‬.‫صلَّى َعلَْي ِه‬ ِ
َ َ‫ فَ ُدلُّْوىِن َعلَى َقرْبِ ه فَأَتَى َقْبَرهُ ف‬:‫ قَ َال‬.ُ‫َشأْنَه‬
١٢٥١ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fadlal,
telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, dari
Tsabit, dari Abu Rafi', dari Abu Hurairah ra: "Ada seorang
laki-laki berkulit hitam atau wanita berkulit hitam yang
menjadi tukang sapu masjid meninggal dunia yang tidak
diketahui Nabi saw tentang kamatiannya”. Suatu hari beliau
diberi kabar, maka beliau berkata: "Apa yang telah terjadi
dengan orang itu?” Mereka menjawab: "Dia telah meninggal,
wahai Rasulullah". Kemudian Nabi saw berkata: "Kenapa
kalian tidak memberitahukan kepadaku?” Mereka berkata:
“Kejadiannya begini dan benitu, Kemudian mereka
menjelaskan". Selanjutnya beliau bersabda: "Tunjukkan
kuburannya padaku!” Maka beliau saw mendatangi kuburan
orang itu kemudian shalat untuknya. (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1251).105

َ َ‫ َوق‬،‫اش َح َّدثَنَا َعْب ُد اأْل َْعلَى َح َّدثَنَا َس عِْي ٌد قَ َال‬


‫ال ىِل‬ ٌ َّ‫َح َّدثَنَا َعي‬
‫س‬ ٍ َ‫َخلِْي َفةُ َح َّد َثنَا يَِزيْ ُد بْ ُن ُز َريْ ٍع َح َّد َثنَا َس عِْي ٌد َع ْن َقتَ َاد َة َع ْن أَن‬
َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
‫ الْ َعْب ُد إِ َذا‬:‫ال‬ َ ِّ ‫َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬
ِ

105
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2788; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1519;
Musnad Ahmad, hadits nomor 8280.

168 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ِ ‫ِ ىِف‬
‫ع‬َ ‫َص َحابُهُ َحىَّت إِنَّهُ لَيَ ْس َم ُع َق ْر‬ ْ ‫بأ‬ َ ‫ُوض َع َقرْب ه َو ُت ُويِّلَ َوذَ َه‬
‫ت َت ُق ْو ُل ىِف َه َذا‬ ِ ِ ِ‫ِ هِل‬
َ ‫ن َعا ْم أَتَاهُ َملَ َكان فَأَ ْق َع َداهُ َفَي ُق ْواَل ن لَهُ َم ا ُكْن‬
ِ ‫َش ه ُد أَنَّه عب ُد‬ ِ ٍ
‫اهلل‬ َْ ُ َ ْ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َفَي ُق ْو ُل أ‬ َ ‫الر ُج ِل حُمَ َّمد‬َّ
‫ك اهللُ بِ ِه‬ ِ
َ َ‫ انْظُ ْر إِىَل َم ْق َع د َك ِم َن النَّا ِر أَبْ َدل‬:‫ال‬ ُ ‫َو َر ُس ْولُهُ َفُي َق‬
‫ َفَيَرامُهَ ا‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ
َ ُّ ‫ قَ َال النَّيِب‬.‫َم ْق َع ًدا م َن اجْلَنَّة‬
ِ ِ ِ
‫ت أَُق ْو ُل‬ ُ ‫ اَل أ َْد ِرى ُكْن‬:‫ َوأ ََّما الْ َك اف ُر أَ ِو الْ ُمنَ اف ُق َفَي ُق ْو ُل‬.‫مَج ْيعًا‬
‫ب مِبِطَْرقَ ٍة‬ ُ ‫ض َر‬ ْ ُ‫ت مُثَّ ي‬ َ ‫ت َواَل َتلَْي‬ َ ْ‫ال اَل َد َري‬
ُ ‫َّاس َفُي َق‬ ُ ‫َم ا َي ُق ْو ُل الن‬
‫ص ْي َحةً يَ ْس َمعُ َها َم ْن يَلِْي ِه‬ ِ ِ
َ ‫ض ْربَةً َبنْي َ أُذَُنْي ه َفيَص ْي ُح‬
ٍ ِ ِ
َ ‫م ْن َحديْ د‬
َّ ‫إِاَّل‬
١٢٥٢ ‫ صحيح البخاري‬. ِ ‫الث َقلَنْي‬
Telah menceritakan kepada kami 'Ayyasy, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul A'laa, telah menceritakan kepada kami
Sa'id, berkata; dan telah berkata kepadaku Khalifah, telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah
menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah, dari Anas ra,
dari Nabi saw bersabda: "Jika suatu jenazah sudah diletakkan
di dalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling dan
pergi meninggalkannya, dia mendengar gerak langkah sandal
sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat
yang keduanya akan mendudukkannya seraya keduanya
berkata kepadanya: ‘Apa yang kamu komentari tentang laki-

Pemulasaraan Jenazah | 169


laki ini, Muhammad saw?’ Maka jenazah itu menjawab: ‘Aku
bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya’”.
Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di
neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk
di surga". Lantas Nabi saw berkata: "Maka dia dapat melihat
keduanya". Adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan
menjawab: "Aku tidak tahu, aku hanya berkata mengikuti apa
yang dikatakan kebanyakan orang". Maka dikatakan
kepadanya: "Kamu tidak mengetahuinya dan tidak mengikuti
orang yang mengerti". “Maka kemudian dia dipukul dengan
palu godam besar terbuat dari besi di antara kedua
telinganya sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat
didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua
makhluq (jin dan manusia)". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1252).106

‫ك الْ َم ْو ِت إِىَل‬ ُ َ‫ أ ُْر ِس َل َمل‬:‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
‫ص َّكهُ َفَر َج َع إِىَل َربِِّه‬ َ ُ‫ َفلَ َّما َج اءَه‬.‫الس اَل م‬ َّ ‫ُم ْو َس ى َعلَْي ِه َم ا‬
.ُ‫ت َف َر َّد اهللُ َعلَْي ِه َعْينَ ه‬ ٍ
َ ‫ أ َْر َس ْلتَىِن إِىَل َعْب د اَل يُِريْ ُد الْ َم ْو‬:‫ال‬
َ ‫َف َق‬
‫ض ُع يَ َدهُ َعلَى َمنْت ِ ثَ ْو ٍر َفلَ هُ بِ ُك ِّل َم ا‬ ِ َ َ‫وق‬
َ َ‫ ي‬:ُ‫ ْارج ْع َف ُق ْل لَ ه‬:‫ال‬ َ
:‫ال‬ َ َ‫ب مُثَّ َم ا َذا؟ ق‬ِّ ‫َي َر‬ ْ ‫ أ‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬.ٌ‫ت بِ ِه يَ ُدهُ بِ ُك ِّل َش ْعَر ٍة َس نَة‬ ْ َّ‫َغط‬
106
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1285; Shahih Muslim, hadits nomor 5115; Sunan
Abu Dawud, hadits nomor 2812; Sunan An Nasai, hadits nomor
2022, 2023, 2024; Musnad Ahmad, hadits nomor 11823,
12964.

170 | Pemulasaraan Jenazah


‫ض‬ِ ‫ فَ اآْل َن فَ َس أ ََل اهللَ أَ ْن يُ ْدنِيَ هُ ِم َن اأْل َْر‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ت‬ ُ ‫مُثَّ الْ َم ْو‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬.‫َّس ِة َر ْميَ ةً حِب َ َج ٍر‬
َ ‫الْ ُم َقد‬
‫ب الطَِّريْ ِق ِعْن َد‬ِ ِ‫ت مَثَّ أَل َر ْيتُ ُكم َقْب رهُ إِىَل َج ان‬
َ ْ َ ُ ‫َو َس لَّ َم َفلَ ْو ُكْن‬
١٢٥٣ ‫ صحيح البخاري‬.‫ب اأْل َمْح َ ِر‬ ِ ‫الْ َكثِْي‬
Dari Abu Hurairah ra berkata: "Suatu hari malaikat maut
diutus kepada Musa 'as. Ketika menemuinya, (Nabi Musa 'as)
memukul matanya”. Maka malaikat maut kembali kepada
Tuhan-nya dan berkata: "Engkau mengutusku kepada hamba
yang tidak menginginkan mati". Maka Allah membalikkan
matanya kepadanya seraya berfirman: "Kembalilah dan
katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas
punggung seekor lembu jantan, yang pengertiannya setiap
bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya
satu tahun". Nabi Musa 'as bertanya: "Wahai Tuhan, setelah
itu apa?” Allah berfirman: "Kematian". Maka Nabi Musa 'as
berkata: "Sekaranglah waktunya". Kemudian Nabi Musa 'as
memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah
yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu.
Abu Hurairah ra berkata; Kemudian Rasulullah saw bersabda:
"Seandainya aku ke sana, pasti akan aku tunjukkan kepada
kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan
dibawah tumpukan pasir merah". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1253).107

107
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3155.

Pemulasaraan Jenazah | 171


‫الش ْيبَايِن ِّ َع ِن‬
َّ ‫َح َّدثَنَا عُثْ َم ا ُن بْ ُن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َج ِر ْي ٌر َع ِن‬
‫صلَّى‬َ ُّ ‫صلَّى النَّيِب‬َ :‫ال‬ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما ق‬
ٍ َّ‫َّعيِب ِّ َع ِن ابْ ِن َعب‬
ْ ‫الش‬
ٍ ِ ِ
ْ ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َعلَى َر ُج ٍل َب ْع َد َما ُدف َن بِلَْيلَة قَ َام ُه َو َوأ‬
ُ‫َص َحابُه‬
.َ‫ فُاَل ٌن ُدفِ َن الْبَا ِر َح ة‬:‫ َم ْن َه َذا؟ َف َق الُْوا‬:‫ال‬َ ‫َو َك ا َن َس أ ََل َعْن هُ َف َق‬
١٢٥٤ ‫ صحيح البخاري‬.‫صلَّ ْوا َعلَْي ِه‬ َ َ‫ف‬
Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Abu Syaibah,
telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Asy Syaibaniy, dari
Asy Sya'biy, dari Ibnu 'Abbas ra berkata: “Nabi saw pernah
mengerjakan shalat jenazah untuk seseorang yang telah
dikebumikan pada malam hari. Beliau mengerjakannya
bersama dengan para sahabatnya”. Saat itu beliau bertanya
tentang jenazah itu: "Siapakah orang ini?" Mereka menjawab:
"Si anu, yang telah dikebumikan kemarin. Maka mereka
menyalatkannya". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1254).108

‫ك َع ْن ِه َش ٍام َع ْن َعائِ َشةَ َر ِض َي‬ ٌ ِ‫ال َح َّدثَىِن َمال‬ ِ ‫ح َّدثَنَا إِمْس‬


َ َ‫اعْي ُل ق‬َ َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬َ ُّ ‫اش تَ َكى النَّيِب‬ ْ ‫ لَ َّما‬:‫ت‬ ْ َ‫اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
‫ال هَلَا‬ُ ‫ض احْلَبَ َش ِة يُ َق‬
ِ ‫ض نِ َس ائِِه َكنِْي َس ةً َرأ َْيَن َه ا بِ أ َْر‬
ُ ‫ت َب ْع‬ ْ ‫ذَ َك َر‬

108
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1998; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1520, 1521;
Musnad Ahmad, hadits nomor 8904.

172 | Pemulasaraan Jenazah


‫ت أ ُُّم َس لَ َمةَ َوأ ُُّم َحبِْيبَ ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا أََتتَ ا‬ ْ َ‫ َو َك ان‬.ُ‫َما ِريَ ة‬
ِ ِ ِ ِ
ُ‫ص ا ِو ْيَر فْي َه ا َفَرفَ َع َرأْ َس ه‬
َ َ‫ض احْلَبَ َش ة فَ َذ َكَرتَا م ْن ُح ْس ن َها َوت‬ َ ‫أ َْر‬
‫الص الِ ُح َبَن ْوا َعلَى َقرْبِ ِه‬
َّ ‫الر ُج ُل‬ َّ ‫ات ِمْن ُه ُم‬ َ ‫ك إِ َذا َم‬ ِ ِ‫ أُولَئ‬:‫ال‬
َ ‫َف َق‬
‫ك ِش َر ُار اخْلَْل ِق ِعْن َد‬ِ ِ‫الص ور َة أُولَئ‬ ِ ِ
َ ْ ُّ ‫ك‬ َ ‫ص َّو ُر ْوا فْي ِه تِْل‬
َ َّ‫َم ْس ج ًدا مُث‬
١٢٥٥ ‫ صحيح البخاري‬.‫اهلل‬ ِ
Telah menceritakan kepada kami Isma'il, berkata; telah
mengabarkan kepadaku Malik, dari Hisyam, dari ayahknya,
dari 'Aisyah ra berkata: “Ketika Nabi saw sedang berbaring
sakit sebagian isteri-isteri beliau menceritakan tentang suatu
gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah (Ethiapia) yang
disebut dengan Mariyah. Sebelumnya Ummu Salamah dan
Ummu Habibah ra pernah berhijrah ke negeri Habasyah,
sehingga keduanya dapat menceritakan tentang keindahan
gereja tersebut dan adanya gambar (patung-patung) di
dalamnya”. Maka beliau saw mengangkat kepalanya lalu
bersabda: "Mereka itulah, yang apabila ada hamba shalih
atau laki-laki shalih diantara mereka yang meninggal dunia,
mereka bangun masjid di atas kuburannya itu dan
membuatkan patung dari orang yang meninggal itu di
dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluq disisi
Allah". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1255).109

109
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3584; Shahih Muslim, hadits nomor 822; Sunan
An Nasai, hadits nomor 697; Musnad Ahmad, hadits nomor
23118.

Pemulasaraan Jenazah | 173


‫ان َح َّدثَنَا ُفلَْي ُح بْ ُن ُس لَْي َما َن َح َّدثَنَا ِهاَل ُل‬ ٍ َ‫ح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بن ِس ن‬
ُْ َ
ِ ‫ َش ِه ْدنَا بِْنت رس و ِل‬:‫س ر ِضي اهلل عْنه قَ َال‬ ِ
‫اهلل‬ ُْ َ َ ُ َ ُ َ َ ٍ َ‫بْ ُن َعل ٍّي َع ْن أَن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ
َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َو َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ
‫ َه ْل فِْي ُك ْم ِم ْن‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫ان‬ ِ ‫جالِس علَى الْ َق ِ َفرأَيت عيَني ِه تَ ْدمع‬
َ َ ْ َْ ُ ْ َ ‫رْب‬ َ ٌ َ
‫ فَانْ ِز ْل ىِف‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬.‫ أَنَا‬:َ‫ال أَبُو طَْل َح ة‬ َ ‫ف اللَّْيلَ ةَ؟ َف َق‬ ْ ‫َح ٍد مَلْ يُ َق ا ِر‬
َ‫أ‬
ُ‫ أ َُراه‬:‫ال ُفلَْي ٌح‬َ َ‫ال ابْ ُن ُمبَ َار ٍك ق‬
َ َ‫ ق‬.‫َقرْبِ َها َفَنَز َل ىِف َقرْبِ َها َف َقَبَر َه ا‬
.‫َي لِيَكْتَ ِس ُب ْوا‬ ِ ِ
ْ ‫ أ‬.‫ لَي ْقرَتِ ُف ْوا‬:‫ال أَبُ ْو َعْب د اهلل‬ َ َ‫ ق‬.‫ب‬ َّ
َ ْ‫َي ْعىِن ال ذن‬
١٢٥٦ ‫صحيح البخاري‬
Telah kepada kami Fulaih bin Sulaiman, telah menceritakan
kepada kami Hilal bin 'Ali, dari Anas ra, berkata: "Kami
menyaksikan pemakaman puteri Rasulullah saw dan saat itu
beliau saw duduk di atas kuburnya. Lalu aku melihat kedua
matanya mengucurkan air mata". Kemudian beliau bertanya:
"Siapakah di antara kalian yang malam tadi tidak
berhubungan (dengan isterinya)?" Abu Thalhah berkata:
"Aku". Beliau berkata: "Turunlah ke dalam kuburnya!" Maka
beliau turun ke dalam kuburnya lalu menguburkannya. Ibnu
Mubarak berkata. Fulaih berkata: "Aku memahami ma’na
yuqarif maksudnya adalah berbuat dosa". Abu 'Abdullah Al
Bukhari berkata: “liyaqtarifuu (QS. Al An'am [6]:113),
maksudnya adalah agar mereka mengerjakan (seperti syetan

174 | Pemulasaraan Jenazah


mengerjakannya)”. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1256).110
Lengkapnya ayat dimaksud adalah:

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ص غَى إِلَْي ه أَفْئ َدةُ الَّذيْ َن اَل يُ ْؤمُن ْو َن بِ اآْل خَر ِة َولَي ْر‬
ُ‫ض ْوه‬ ْ َ‫َولت‬
.‫َولَِي ْقرَتِ ُف ْوا َما ُه ْم ُم ْقرَتِ ُف ْو َن‬
“Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan”. (QS. Al
An'am [6]:113).

‫ال َح َّدثَىِن ابْ ُن‬ ُ ‫ف َح َّد َثنَا اللَّْي‬ ِ


َ َ‫ث ق‬ َ ‫َح َّد َثنَا َعْب ُد اهلل بْ ُن يُ ْو ُس‬
‫ك َع ْن َج ابِ ِر بْ ِن‬ ٍ ِ‫ب ب ِن مال‬ ِ ٍ ِ
َ ْ ِ ‫ش َهاب َع ْن َعْب د ال رَّمْح َ ِن بْ ِن َك ْع‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ‫عب ِد‬
َ َ‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬
َ ُّ ‫ َك ا َن النَّيِب‬:‫ال‬ َْ
َّ‫ مُث‬.‫اح ٍد‬ ِ ‫وس لَّم جَي م ع ب ال َّرجلَ ِ ِمن َقْتلَى أُح ٍد ىِف َث و ٍب و‬
َ ْ ُ ْ ‫َ َ َ ْ َ ُ َنْي َ ُ نْي‬
‫َح ِدمِه َا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ أَيُّهم أَ ْكَث ر أ‬:‫ي ُق و ُل‬
َ ‫ فَ إ َذا أُش ْيَر لَ هُ إىَل أ‬.‫َخ ًذا ل ْل ُق ْرآن‬ ْ ُ ُْ ْ َ
‫ أَنَ ا َش ِهْي ٌد َعلَى َه ُؤاَل ِء َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬:‫ال‬ َ َ‫ َوق‬.‫َّم هُ ىِف اللَّ ْح ِد‬ َ ‫قَد‬

110
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 11827

Pemulasaraan Jenazah | 175


ِ ِ ِ
َ ُ‫َوأ ََم َر بِ َدفْن ِه ْم ىِف د َم ائ ِه ْم َومَلْ يُغَ َّس لُ ْوا َومَلْ ي‬
.‫ص َّل َعلَْي ِه ْم‬
١٢٥٧ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah
menceritakan kepada kami Al Laits, berkata; telah
menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, dari 'Abdurrahman bin
Ka'ab bin Malik, dari Jabir bin 'Abdullah ra, berkata: "Nabi
saw pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang
laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu
kain”. Kemudian bersabda: "Siapakah diantara mereka yang
lebih banyak mempunyai hafalan Al Quran?" Apabila beliau
telah diberi tahu kepada salah satu di antara keduanya, maka
beliau mendahulukannya di dalam lahad lalu bersabda: "Aku
akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". “Maka
beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan
darah-darah mereka, tidak dimandikan dan juga tidak
dishalatkan". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1257).111

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َخ َر َج َي ْومًا‬ َّ ‫َع ْن عُ ْقبَةَ بْ ِن َع ِام ٍر؛ أ‬


َ َّ ‫َن النَّيِب‬
‫ف إِىَل‬
َ ‫ص َر‬ ِ ٍ ‫فَص لَّى علَى أَه ِل أ‬
َ ْ‫ص اَل تَهُ َعلَى الْ َميِّت مُثَّ ان‬ َ ‫ُح د‬ ُ ْ َ َ
ِ ‫ إِىِّن َف ر ٌط لَ ُكم وأَنَ ا َش ِهي ٌد علَي ُكم وإِيِّن و‬:‫الْ ِمْن ِ َف َق َال‬
‫اهلل‬ َ َ ْ َْ ْ َْ َ ‫رَب‬
‫ض‬ِ ‫ت َم َف اتِْي َح َخ َزائِ ِن اأْل َْر‬ ِ ِ
ُ ‫أَل َنْظُ ُر إِىَل َح ْوض ى اآْل َن َوإِىِّن أ ُْعطْي‬
111
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1261, 1266, 3771; Sunan At Tirmidzi, hadits
nomor 957; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1503.

176 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ِ ‫أ َْو َم َف اتِْي َح اأْل َْر‬
‫اف َعلَْي ُك ْم أَ ْن تُ ْش ِر ُك ْوا‬ َ ‫ض َوإِىِّن َواهلل َم ا أ‬
ُ ‫َخ‬
‫ ص حيح‬.‫اف َعلَْي ُك ْم أَ ْن َتنَافَ ُس ْوا فِْي َه ا‬ ُ ‫َخ‬ ِ
َ ‫َب ْع دى َولَك ْن أ‬
ِ

١٢٥٨ ‫البخاري‬
Dari 'Uqbah bin 'Amir; “Bahwa Nabi saw pada suatu hari
keluar untuk menyalatkan syuhada' perang Uhud
sebagaimana shalat untuk mayit”. Kemudian beliau pergi
menuju mimbar lalu bersabda: "Sungguh aku ini yang
terdepan dari kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Dan
aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (yang di
surga) dan aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi
atau kunci-kinci bumi (dunia). Demi Allah, sungguh aku tidak
khawatir kepada kalian bahwa kalian akan menyekutukan
(Allah) kembali sepeninggal aku. Namun yang aku
khawatirkan terhadap kalian adalah kalian akan
memperebutkan (kekayaan) duniawi ini". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1258).112

ٍ ‫ث ح َّدثَنَا ابْن ِش ه‬ ِ
‫اب َع ْن‬ َ ُ َ ُ ‫َح َّدثَنَا َسعْي ُد بْ ُن ُسلَْي َما َن َح َّدثَنَا اللَّْي‬
ِ ‫َن ج ابِر بن عب ِد‬
‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ٍ ‫َعْب ِد الرَّمْح َ ِن بْ ِن َك ْع‬
َْ َ ْ َ َ َّ ‫ب أ‬

112
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3329, 3736, 3776, 5946, 6102; Shahih Muslim,
hadits nomor 4248; Sunan An Nasai, hadits nomor 1928;
Musnad Ahmad, hadits nomor 16705, 16756, 16761.

Pemulasaraan Jenazah | 177


َّ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َك ا َن جَيْ َم ُع َبنْي‬
ِ ‫الر ُجلَنْي‬ َّ ‫َخَب َرهُ أ‬
َ َّ ‫َن النَّيِب‬ ْ‫أ‬
١٢٥٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫ُح ٍد‬ ُ ‫م ْن َقْتلَى أ‬
ِ
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Sulaiman, telah
menceritakan kepada kami Al Laits, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Syihab, dari 'Abdurrahman bin Ka'ab,
bahwa Jabir bin 'Abdullah ra mengabarkan kepadanya;
“Bahwasanya Nabi saw pernah menggabungkan (dalam satu
kubur) dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud”.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1259).113

‫اب َع ْن َعْب ِد ال رَّمْح َ ِن‬


ٍ ‫ث َع ِن ابْ ِن ِشه‬
َ ٌ ‫َح َّدثَنَا أَبُو الْ َولِْي ِد َح َّدثَنَا لَْي‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ َ َ‫ك َع ْن َج ابِ ٍر ق‬ ٍ ِ‫ب ب ِن مال‬
َ ُّ ‫ قَ َال النَّيِب‬:‫ال‬ َ ْ ِ ‫بْ ِن َك ْع‬
.‫ُح ٍد َومَلْ يُغَ ِّس ْل ُه ْم‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ ْادفُن ْو ُه ْم ىِف د َم ائ ِه ْم َي ْعىِن َي ْو َم أ‬:‫َو َس لَّ َم‬
١٢٦٠ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid, telah
menceritakan kepada kami Laits, dari Ibnu Syihab, dari
'Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik, dari Jabir, berkata; Nabi
saw bersabda: "Kuburkanlah mereka bersama dengan darah-
darah mereka". Yaitu mereka yang telah gugur pada perang
Uhud: "Dan janganlah mereka dimandikan". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1260).

113
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2731; Sunan An Nasai, hadits nomor 1929.

178 | Pemulasaraan Jenazah


‫ص لَّى‬ ‫ِ‬ ‫اهلل َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ َّ‬‫عن ج ابِ ِر ب ِن عب ِد ِ‬
‫َن َر ُس ْو َل اهلل َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ ْ َْ‬
‫ُح ٍد ىِف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َك ا َن جَيْ َم ُع َبنْي َ ال َّر ُجلَنْي ِ م ْن َقْتلَى أ ُ‬
‫ِ‬ ‫اح ٍد‪ .‬مُثَّ ي ُقو ُل‪ :‬أَيُّهم أَ ْكَث ر أ ِ ِ‬ ‫َثو ٍب و ِ‬
‫َخ ًذا ل ْل ُق ْرآن فَِإ َذا أُش ْيَر لَهُ‬ ‫ُْ ُ ْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ َ‬
‫ال‪ :‬أَنَ ا َش ِهْي ٌد َعلَى َه ُؤاَل ِء‬ ‫َّم هُ ىِف اللَّ ْح ِد‪َ .‬وقَ َ‬ ‫إِىَل أ ِمِه‬
‫َح د َا قَد َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِ ِ‬
‫َخَبَرنَا‬ ‫َوأ ََمَر بِ َدفْن ِه ْم بِد َمائ ِه ْم َومَلْ يُ َ‬
‫ص ِّل َعلَْي ِه ْم َومَلْ يُغَ ِّس ْل ُه ْم‪َ .‬وأ ْ‬
‫ي َع ْن َج ابِ ِر بْ ِن َعْب ِد‬ ‫الز ْه ِر ِّ‬
‫اع ُّي َع ِن ُّ‬‫ابن الْمب ار ِك أَخبرنَا اأْل َوز ِ‬
‫ْ ُ َُ َ ْ ََ ْ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬
‫اهلل َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫ِ ِ‬
‫ِ‬ ‫َي هؤاَل ِء أَ ْكَثر أ ِ ِ‬ ‫ي ُقو ُل لَِقْتلَى أ ٍ‬
‫َخ ًذا ل ْل ُق ْرآن فَِإذَا أُش ْيَر لَهُ‬ ‫ُ ْ‬ ‫ُحد‪ :‬أ ُّ َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬
‫ِّن أَىِب‬ ‫احبِ ِه‪ .‬وقَ َ ِ‬ ‫إِىَل رج ٍل قَدَّمه ىِف اللَّح ِد َقبل ص ِ‬
‫ال َج ابٌر‪ :‬فَ ُكف َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ َ‬ ‫َ ُ َُ‬
‫ال ُس لَْي َما ُن بْ ُن َكثِرْيٍ ‪َ .‬ح َّدثَىِن‬ ‫اح َد ٍة‪َ .‬وقَ َ‬ ‫وع ِّمى ىِف مَنِ ر ٍة و ِ‬
‫َ َ‬ ‫ََ‬
‫ي َح َّدثَىِن َم ْن مَسِ َع َج ابًِرا َر ِض َي اهللُ َعْن هُ‪ .‬ص حيح‬ ‫الز ْه ِر ُّ‬ ‫ُّ‬
‫البخاري ‪١٢٦١‬‬
‫‪Dari Jabir bin 'Abdullah ra; “Bahwasanya Nabi saw pernah‬‬
‫‪menghimpun dua orang laki-laki yang gugur dalam perang‬‬
‫‪Uhud dalam satu kubur dan dalam satu kain”. Lalu bersabda:‬‬
‫‪"Siapakah di anrara mereka yang lebih banyak mengambil‬‬
‫‪hafalan Al Quran?" Bila beliau telah diberi tahu kepada salah‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪179‬‬


satu di antara keduanya, maka beliau mendahulukannya di
dalam lahad, lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas
mereka”. Kemudian beliau memerintahkan agar
menguburkan mereka dengan darah-darah mereka dan tidak
dishalatkan dan juga tidak dimandikan". Dan telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak, telah
mengabarkan kepada kami Al Awza'iy, dari Az Zuhriy, dari
Jabir bin 'Abdullah ra, bahwa Nabi saw berkata tentang
mereka yang gugur dalam perang Uhud: "Siapakah di antara
mereka yang lebih banyak hafalan Al Quran? Bila beliau
telah diberi tahu kepada salah satunya, maka beliau
mendahulukannya sebelum temannya yang lain". Jabir
berkata: "Maka ayahku dan pamanku dikafankan dalam satu
kain namirah (selimut wol yang bergaris)”. Dan berkata
Sulaiman bin Katsir, telah menceritakan kepadaku Az Zuhri,
telah menceritakan kepadaku orang yang telah mendengar dari
Jabir ra. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1261).114

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ٍ َّ‫ع ِن اب ِن عب‬


َ ِّ ‫اس َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب‬ َ ْ َ
‫َح ٍد‬ ‫أِل‬
َ ‫َح د َقْبلى َواَل‬
ِ ٍ ‫ ح َّرم اهلل م َّكةَ َفلَم حَتِ َّل أِل‬:‫ال‬
َ ْ َ ُ َ َ َ َ‫َو َس لَّ َم ق‬
ِ ‫بع ِدى أ ُِحلَّت ىِل س‬
َ ‫اعةً م ْن َن َه ا ٍر اَل خُيَْتلَى َخاَل َه ا َواَل يُ ْع‬
‫ض ُد‬ َ َ ْ َْ
.‫ف‬ ٍ ‫ط لَُقطَته ا إِاَّل لِمع ِّر‬
َُ َ ُ ُ ‫ص ْي ُد َها َواَل ُت ْلَت َق‬ َ ‫َش َجُر َها َواَل يَُنفَُّر‬
.‫ص ا َغتِنَا َو ُقُب ْو ِرنَ ا‬ ِ ِ ِ
َ ‫ إِاَّل اإْلِ ْذخ َر ل‬:ُ‫اس َرض َي اهللُ َعْن ه‬ ُ َّ‫ال الْ َعب‬
َ ‫َف َق‬
114
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1266, 3771; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor
957; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1503.

180 | Pemulasaraan Jenazah


ِ
ِّ ‫ال أَبُ ْو ُهَر ْي َرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب‬ َ َ‫ َوق‬.‫ إِاَّل اإْلِ ْذ ِخ َر‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
‫ص الِ ٍح‬ َ ‫ال أَبَ ا ُن بْ ُن‬َ َ‫ َوق‬.‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم لُِقُب ْو ِرنَ ا َوبُُي ْوتِنَ ا‬
َ
ِ ِ ِ ‫ع ِن احْل س ِن ب ِن مس لِ ٍم عن‬
‫ص لَّى‬ َ َّ ‫ت النَّيِب‬ُ ‫ص فيَّةَ بِْنت َش ْيبَةَ مَس ْع‬ َ َْ ْ ُ ْ ََ َ
ِ ‫ال جُم‬ ِ ِ
ٍ َّ‫اه ٌد َع ْن طَ ُاو ٍس َع ِن ابْ ِن َعب‬
‫اس‬ َ َ َ‫ َوق‬.ُ‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم م ْثلَ ه‬
١٢٦٢ ‫ صحيح البخاري‬.‫َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما لَِقْينِ ِه ْم َوبُُي ْوهِتِ ْم‬
Dari Ibnu 'Abbas ra, dari Nabi saw bersabda: "Allah telah
mengharamkan kota Makkah, maka tidak dihalalkan buat
seorangpun sebelum dan sesudahku melakukan pelanggaran
di sana, yang sebelumnya pernah dihalalkan buatku beberapa
saat dalam suatu hari. Di Makkah tidak boleh diambil
rumputnya dan tidak boleh ditebang pohonnya dan tidak
boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun
barang temuan kecuali untuk diserahkan kepada juru
pengumuman (agar dikembalikan kepada pemiliknya)". (Al
'Abbas ra) berkata: “Kecuali pohon idzkhir (pohon yang
harum baunya) yang berguna untuk pengerjaan celup
(pewarna pakaian) dan kubur-kubur kami”. Maka beliau
bersabda: "Ya, kecuali pohon idzkhir". Dan Abu Hurairah ra
berkata, dari Nabi saw: "Untuk kubur-kubur mereka dan
rumah-rumah mereka". Dan Aban bin Shalih berkata, dari Al
Hasan bin Muslim, dari Shafiyah binti Syaibah, bahwa dia
mendengar Nabi saw bersabda seperti ini. Dan Mujahid
berkata, dari Thawus, dari Ibnu 'Abbas ra: "Dan untuk alat

Pemulasaraan Jenazah | 181


berhias mereka (parfum) dan (pewangi) rumah-rumah
mereka". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1262).115

:‫ال‬ َ َ‫اهلل َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬ ِ ‫قَ َال عم رو مَسِ عت ج ابِر بن عب ِد‬


َْ َ ْ َ َ ُ ْ ٌ ْ َ
ِ ‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم عب َد‬
‫اهلل بْ َن أُيَبٍّ َب ْع َد َم ا‬ ِ ‫أَتَى رس و ُل‬
َْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُْ َ
‫ث‬ َ ‫ض َعهُ َعلَى ُر ْكبََتْي ِه َو َن َف‬ َ ‫ِج َف َو‬َ ‫ُخر‬
ِ ِ
ْ ‫أ ُْدخ َل ُح ْفَرتَ هُ فَ أ ََمَر بِ ه فَ أ‬
ِ ِِ ِ ِ
‫اس ا‬ً َّ‫ص هُ فَاهللُ أ َْعلَ ُم َو َك ا َن َك َس ا َعب‬ َ ‫َعلَْي ه م ْن ِريْق ه َوأَلْبَ َس هُ قَمْي‬
‫ال أَبُ ْو َه ُار ْو َن حَيْىَي َو َك ا َن َعلَى َر ُس ْو ِل‬ َ َ‫ال ُس ْفيَا ُن َوق‬ َ َ‫ ق‬.‫صا‬ ِ
ً ‫قَمْي‬
ِ ‫ال لَ ه ابن عب ِد‬
‫ يَا‬:‫اهلل‬ ِ ‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم قَ ِمي‬ ِ
َْ ُ ْ ُ َ ‫ َف َق‬.‫ص ان‬ َ ْ َ َ َ َْ ُ َ
:‫ال ُس ْفيَا ُن‬ َ َ‫ ق‬.‫ك الَّ ِذى يَلِى ِج ْل َد َك‬ َ ‫ص‬ ِ
َ ‫س أَىِب قَمْي‬ ِ ِ
ْ ‫َر ُس ْو َل اهلل أَلْب‬
ِ ِ َّ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس ل‬ َّ ‫َفُي َر ْو َن أ‬
ُ‫ص ه‬َ ‫س َعْب َد اهلل قَمْي‬ َ ‫ب‬
َْ‫ل‬َ‫أ‬ ‫م‬
َ َ َّ ‫َن النَّيِب‬
ِ
١٢٦٣ ‫ صحيح البخاري‬.‫صنَ َع‬ َ ‫ُم َكافَأًَة ل َما‬
'Amru berkata: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah ra berkata:
“Rasulullah saw mendatangi 'Abdullah bin Ubay setelah
dimasukkan ke dalam kuburnya, lalu beliau memerintahkan
untuk mengeluarkannya. Maka jenazahnya dikeluarkan dan
diletakkan di kedua pahanya, kemudian beliau menyipratkan
dengan air ludahnya dan memakaikan baju qamis (gamis)
beliau. Dan Allah yang lebih mengetahui. Sebelumnya beliau
115
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1702, 1948; Musnad Ahmad, hadits nomor 2166.

182 | Pemulasaraan Jenazah


pernah memakaikan (memberi) baju kepada 'Abbas”. Sufyan
berkata, dan Abu Harun Yahya berkata: "Bahwa Rasulullah
saw memiliki dua gamis". Maka putra 'Abdullah bertanya
kepada beliau: "Wahai Rasulullah, pakaikanlah ayahku
dengan gamis anda yang telah mengenai kulit anda". Sufyan
berkata: "Mereka memandang Nabi saw memakaikan bajunya
kepada 'Abdullah sebagai hadiah yang sama seperti yang
beliau lakukan (terhadap 'Abbas)". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1263).116

‫ُح ٌد َد َع اىِن أَىِب ِم َن‬ ُ ‫ض َر أ‬َ ‫ لَ َّما َح‬:‫ال‬ َ َ‫َع ْن َج ابِ ٍر َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
‫ َم ا أ َُراىِن إِاَّل َم ْقُت ْواًل ىِف أ ََّو ِل َم ْن يُ ْقتَ ُل ِم ْن‬:‫ال‬ َ ‫اللَّْي ِل َف َق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوإِىِّن اَل أَْت ُر ُك َب ْع ِدى أ ََع َّز‬ ِ ْ‫أ‬
َ ِّ ‫َص َحاب النَّيِب‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم فَ ِإ َّن‬ ِ ِ
َ ‫س َر ُس ْول اهلل‬ ِ ‫ك َغْي َر َن ْف‬ َ ‫َعلَ َّي ِمْن‬
‫َص بَ ْحنَا فَ َك ا َن‬ ْ ‫ك َخْي ًرا فَأ‬ َ ِ‫َخ َوات‬ َ ‫ص بِأ‬ ِ ‫اس َت ْو‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫َعلَ َّي َد ْينًا فَ اق‬
ِ ِ ‫أ ََّو َل قَتِْي ٍل و ُدفِن َم َعهُ َ ىِف‬
ُ‫ب َن ْفس ى أَ ْن أَْتُر َك ه‬ ْ ‫آخ ُر َقرْبٍ مُثَّ مَلْ تَط‬ َ َ
ِ ْ ‫استَ ْخَر ْجتُهُ َب ْع َد ِس ت َِّة أ‬
ُ‫ض ْعتُه‬ َ ‫َش ُه ٍر فَِإ َذا ُه َو َكَي ْوم َو‬ ْ َ‫َم َع اآْل َخ ِر ف‬
١٢٦٤ ‫ صحيح البخاري‬.‫ُهَنيَّةً َغْيَر أُذُنِِه‬
Dari Jabir ra, berkata; Ketika terjadi perang Uhud, pada suatu
malamnya ayahku memanggilku seraya berkata: "Tidaklah
116
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1992; Musnad Ahmad, hadits nomor 14544,

Pemulasaraan Jenazah | 183


aku melihat diriku (menduga) melainkan aku akan menjadi
orang yang pertama-tama gugur di antara para sahabat Nabi
saw (dalam peperangan ini) dan aku tidak meninggalkan
sesuatu yang berharga bagi kamu sepeninggalku melainkan
diri Rasulullah saw. Dan aku mempunyai hutang, maka
lunasilah dan berilah nasehat yang baik kepada saudara-
saudaramu yang perempuan". (Jabir berkata): “Pada pagi
harinya kami dapati ayahku adalah orang yang pertama
gugur dan dikuburkan bersama dengan yang lain dalam satu
kubur. Setelah itu perasaanku tidak enak dengan membiarkan
dia bersama yang lain, maka kemudian aku keluarkan setelah
enam bulan lamanya dari hari pemakamannya dan aku dapati
jenazah ayahku masih utuh sebagaimana hari dia
dikebumikan dan tidak ada yang berubah padanya kecuali
sedikit pada ujung bawah telinganya". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1264).

ِ ِ ِ ِ
ْ ‫ ُدف َن َم َع أَىِب َر ُج ٌل َفلَ ْم تَط‬:‫َع ْن َج اب ٍر َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
‫ب‬
‫ ص حيح‬.‫َخَر ْجتُ هُ فَ َج َع ْلتُ هُ ىِف َقرْبٍ َعلَى ِح َد ٍة‬ ِ
ْ ‫َن ْفس ى َحىَّت أ‬
١٢٦٥ ‫البخاري‬
Dari Jabir ra, berkata: "Seorang laki-laki dikuburkan bersama
dengan ayahku, namun kemudian perasaanku tidak enak
hingga akhirnya aku keluarkan dan aku kuburkan dalam satu
liang kubur kembali". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1265).117

117
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasain hadits
nomor 1994.

184 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ِ ِ
‫ص لَّى‬ َ ُّ ‫ َك ا َن النَّيِب‬:‫َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب د اهلل َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا قَ َال‬
:‫ُح ٍد مُثَّ َي ُق ْو ُل‬ ِ ِ
ُ ‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم جَيْ َم ُع َبنْي َ َر ُجلَنْي ِ م ْن َقْتلَى أ‬
‫َّم هُ ىِف‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫آن؟ ف ِإذا أ ُِش ير لَ ه إِىَل أَح ِدمِه‬ ِ ِ ‫أَيُّهم أَ ْكَث ر أ‬
َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ‫َخ ًذا ل ْل ُق ْر‬ ْ ُ ُْ
‫ أَنَا َش ِهْي ٌد َعلَى َه ُؤاَل ِء َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة فَأ ََمَر بِ َدفْنِ ِه ْم‬:‫ال‬
َ ‫ َف َق‬.‫اللَّ ْح ِد‬
١٢٦٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫بِ ِد َمائِ ِه ْم َومَلْ يُغَ ِّس ْل ُه ْم‬
Dari Jabir bin 'Abdullah ra berkata: "Nabi saw pernah
menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang
gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain”. Lalu
bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak
mempunyai hafalan Al Quran?". Bila beliau telah diberitahu
kepada salah satu di antara keduanya, maka beliau
mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan
menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". Maka
kemudian beliau memerintahkan agar menguburkan mereka
dengan darah-darah mereka dan tidak pula dimandikan.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1266).118

ِّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫س َع ِن‬ ِ
‫ال‬
َ َ‫ي ق‬ ْ ‫َح َّد َثنَا َعْب َدا ُن أ‬
َ ُ‫َخَبَرنَ ا َعْب ُد اهلل َع ْن يُ ْون‬
ِ ِ ‫أَخبرىِن سامِل بن عب ِد‬
َّ ‫اهلل أ‬
ُ‫َخَب َره‬
ْ ‫َن ابْ َن عُ َمَر َرض َي اهللُ َعْن ُه َما أ‬ َْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ

118
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3771; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 957;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1503.

Pemulasaraan Jenazah | 185


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ىِف َر ْه ٍط قِبَ َل‬ ‫َن عُ َم َر انْطَلَ َق َم َع النَّيِب ِّ َ‬ ‫أ َّ‬
‫ان ِعْن َد أُطُ ِم بَىِن َمغَالَ ةَ‬ ‫الصبي ِ‬ ‫اب ِن ٍ‬
‫ب َم َع ِّ ْ َ‬ ‫صيَّاد َحىَّت َو َج ُد ْوهُ َي ْل َع ُ‬ ‫ْ َ‬
‫ص لَّى‬ ‫وقَ ْد قَارب ابن ٍ‬
‫ب النَّيِب ُّ َ‬ ‫ض َر َ‬ ‫ص يَّاد احْلُلُ َم َفلَ ْم يَ ْش عُ ْر َحىَّت َ‬ ‫َ َ َ ُْ َ‬
‫ال اِل ب ِن ص يَّ ٍاد‪ :‬تَ ْش ه ُد أَىِّن رس و ُل ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ‬ ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم بِيَده مُثَّ قَ َ ْ َ‬
‫ال‬ ‫َّك َر ُس ْو ُل اأْل ُِّمِّينْي َ ‪َ .‬ف َق َ‬‫َش َه ُد أَن َ‬‫ال‪ :‬أ ْ‬ ‫ص يَّ ٍاد َف َق َ‬ ‫ِ‬
‫َفنَظَ َر إِلَْي ه ابْ ُن َ‬
‫ابن ص يَّ ٍاد لِلنَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‪ :‬أَتَ ْش ه ُد أَىِّن رس و ُل ِ‬
‫اهلل‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ‬ ‫ُ َْ َ َ َ‬ ‫ِّ َ‬ ‫ُْ َ‬
‫ال لَهُ‪َ :‬م ا َذا َت َرى؟ قَ َال‬ ‫اهلل َوبُِر ُس لِ ِه‪َ .‬ف َق َ‬
‫ال‪ :‬آمْنت بِ ِ‬
‫ض هُ َوقَ َ َ ُ‬ ‫َفَرفَ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬ ‫ابن ص يَّ ٍاد‪ :‬ي أْتِيىِن ِ‬
‫ال النَّيِب ُّ َ‬‫ب‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ص اد ٌق َو َك اذ ٌ‬ ‫ُْ َ َ ْ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ال لَ هُ النَّيِب ُّ َ‬‫ك اأْل َْم ُر‪ .‬مُثَّ قَ َ‬ ‫َو َس لَّ َم‪ُ :‬خلِّ َط َعلَْي َ‬
‫ُّخ‪.‬‬‫ص يَّ ٍاد‪ُ :‬ه َو الد ُّ‬ ‫ال ابْ ُن َ‬ ‫ك َخبِْيئًا‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ت لَ َ‬ ‫َو َسلَّ َم‪ :‬إِىِّن قَ ْد َخبَأْ ُ‬
‫ال عُ َم ُر َر ِض َي اهللُ َعْن هُ‪:‬‬ ‫اخ َس أْ َفلَ ْن َت ْع ُد َو قَ ْد َر َك‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ال‪ْ :‬‬ ‫َف َق َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ال النَّيِب ُّ َ‬‫ب عُُن َق هُ‪َ .‬ف َق َ‬ ‫َض ِر ْ‬
‫د ْعىِن ي ا رس و َل ِ‬
‫اهلل أ ْ‬ ‫َ َ َ ُْ‬
‫ك‬ ‫َو َس لَّ َم‪ :‬إِ ْن يَ ُكْن هُ َفلَ ْن تُ َس لَّ َط َعلَْي ِه َوإِ ْن مَلْ يَ ُكْن هُ فَاَل َخْي َر لَ َ‬
‫ت ابْ َن عُ َمَر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما َي ُق ْو ُل‪:‬‬ ‫يِف َقْتلِ ِه‪ .‬وقَ َ مِل ِ‬
‫ال َسا ٌ‪ :‬مَس ْع ُ‬ ‫َ‬

‫‪186‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوأُيَبُّ بْ ُن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫انْطَلَ َق َب ْع َد َذل َ‬
‫ص يَّ ٍاد َو ُه َو خَي ْتِ ُل أَ ْن يَ ْس َم َع ِم ِن‬ ‫ِ‬
‫َّخ ِل الَّىِت فْي َها ابْ ُن َ‬ ‫ب إِىَل الن ْ‬ ‫َك ْع ٍ‬
‫اب ِن ص يَّ ٍاد َش يئا َقب ل أَ ْن ي راه ابن ٍ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫ص يَّاد َف َرآهُ النَّيِب ُّ َ‬ ‫ًْ ْ َ َ َ ُ ْ ُ َ‬ ‫ْ َ‬
‫ض طَ ِج ٌع َي ْعىِن ىِف قَ ِطْي َف ٍة لَ هُ فِْي َه ا َر ْم َزةٌ أ َْو‬ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو ُم ْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬ ‫زم رةٌ َف رأَت ُّأم اب ِن ٍ‬
‫ص يّاد َر ُس ْو َل اهلل َ‬ ‫َْ َ َ ْ ْ َ‬
‫اف َو ُه َو‬ ‫وهو يت َِّقى جِب ُذو ِع النَّخ ِل‪َ .‬ف َقالَت اِل ب ِن ص يَّ ٍاد‪ :‬ي ا ص ِ‬
‫ْ ْ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َُ َ ُ ْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‪َ .‬فثَ َار ابْ ُن‬ ‫اس م اب ِن ٍ‬
‫ص يَّاد‪َ ،‬ه َذا حُمَ َّم ٌد َ‬ ‫ُْ ْ َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم لَ ْو َتَر َكْت هُ َبنَّي َ َوقَ َ‬ ‫ٍ‬
‫ال‬ ‫ص يَّاد‪َ .‬ف َق َال النَّيِب ُّ َ‬‫َ‬
‫ال إِ ْس َح ُ‬ ‫ِِِ‬
‫اق‬ ‫ص هُ َر ْمَر َم ةٌ أ َْو َز ْمَز َم ةٌ‪َ .‬وقَ َ‬ ‫ب ىِف َحديْث ه َفَرفَ َ‬ ‫ُش َعْي ٌ‬
‫الْ َك ْليِب ُّ َوعُ َقْي ٌل‪َ :‬ر ْمَر َمةٌ‪َ .‬وقَ َ‬
‫ال َم ْع َم ٌر‪َ :‬ر ْم َزةٌ‪ .‬صحيح البخاري‬
‫‪١٢٦٧‬‬
‫‪Telah menceritakan kepada kami 'Abdan, telah mengabarkan‬‬
‫;‪kepada kami 'Abdullah, dari Yunus, dari Az Zuhri, berkata‬‬
‫‪telah mengabarkan kepadaku Salim bin 'Abdullah, bahwa Ibnu‬‬
‫‪'Umar ra mengabarkan; “Bahwa 'Umar dan Nabi saw pergi‬‬
‫‪bersama rambongan untuk mememui Ibnu Shayyad hingga‬‬
‫‪akhirnya mereka mendapatinya sedang bermain bersama‬‬
‫‪anak-anak yang lain di bangunan yang tinggi milik Bani‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪187‬‬


Maghalah. Ibnu Shayyad sudah mendekati baligh dan dia
tidak menyadari (kedatangan Nabi saw) hingga akhirnya Nabi
saw menepuknya dengan tangan beliau”. Lalu berkata kepada
Ibnu Shayyad: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan
Allah?" Maka Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata:
"Aku bersaksi bahwa kamu utusan kaum ummiyyin (kaum
yang tidak kenal baca tulis)". Lalu Ibnu Shayyad berkata
kepada Nabi saw: "Apakah kamu juga bersaksi bahwa aku ini
utusan Allah?" Maka beliau menolaknya dan berkata: "Aku
beriman kepada Allah dan kepada Rasul-rasul-Nya". Lantas
beliau berkata: "Apa yang kamu pandang sebagai alasan
(hingga mengaku sebagai Rasul)”. Ibnu Shayyad berkata:
"Karena telah datang kepadaku orang yang jujur dan
pendusta". Maka Nabi saw bersabda: "Urusanmu jadi kacau".
Kemudian Nabi saw berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku
menyembunyikan (sesuatu dalam hatiku) coba kamu tebak!"
Ibnu Shayyad berkata: "Itu adalah asap". Beliau berkata:
"Hinalah kamu, dan kamu tidak akan melebihi kemampuanmu
sebagai seorang dukun”. Lalu 'Umar bin Al Khaththab ra
berkata: "Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal leher
orang ini!" Maka beliau berkata: "Jika dia benar, kamu tidak
akan berkuasa atasnya dan bila dia benar maka tidak ada
kebaikan buat kamu dengan membunuhnya". Salim berkata;
Aku mendengar Ibnu 'Umar ra berkata: "Setelah itu Nabi saw
dan Ubay bin Ka'ab pergi menuju satu pohon kurma tempat
Ibnu Shayyad sebelumnya berada di situ dengan harapan
beliau dapat mendengar sesuatu dari Ibnu Shayyad sebelum
dia melihat beliau. Maka Nabi saw melihat Ibnu Shayyad
sedang tertidur di balik baju tebalnya dengan mendengkur
ringan. Dalam keadaan itu ibu dari Ibnu Shayyad melihat
Rasulullah saw sedang duduk di bawah pohon kurma”. Maka

188 | Pemulasaraan Jenazah


ibunya berkata kepada Ibnu Shayyad: "Wahai Shaf (nama
Ibnu Shayyad), ini Muhammad saw". Maka Ibnu Shayyad
kembali pada keadaannya semula. Lalu Nabi saw berkata:
"Seandainya ibunya membiarkan, pasti jelaslah persoalannya
(Dajjal atau bukan)". Dan Syu'aib berkata: “Maka
menekannya dengan ramramah (suara halus) atau
zamzamah”. Sedangkan Ishaq Al Kalbi dan 'Uqail berkata:
"Ramramah". Ma'mar berkata: “Ramzamah”. (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1267).119

ِ ٍ َ‫ت عن أَن‬ ٍِ ٍ
ُ‫س َرض َي اهللُ َعْن ه‬ ْ َ ‫اد َو ْه َو ابْ ُن َزيْ د َع ْن ثَاب‬ ٌ َّ‫َح َّدثَنَا مَح‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ َّ ‫ي خَي ْ ُد ُم النَّيِب‬ ٌّ ‫ َك ا َن غُاَل ٌم َي ُه ْو ِد‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َيعُ ْو ُدهُ َف َق َع َد ِعْن َد‬ َ ُّ ‫ض فَأَتَ اهُ النَّيِب‬َ ‫فَ َم ِر‬
ِ ‫ أ‬:‫ال لَه‬ ِ ِ ِ ‫ أ‬:‫ال لَه‬ ِِ
‫َط ْع‬ ُ َ ‫َسل ْم َفنَظَ َر إِىَل أَبِْي ه َو ُه َو عْن َدهُ َف َق‬ ْ ُ َ ‫َرأْسه َف َق‬
ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َس لَّ َم فَأ‬
َ ُّ ‫َس لَ َم فَ َخ َر َج النَّيِب‬ َ ‫أَبَا الْ َقاس ِم‬
.‫ احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذى أَْن َق َذهُ ِم َن النَّا ِر‬:‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو َي ُق ْو ُل‬
١٢٦٨ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Hammad, dia adalah Ibnu
Zaid, dari Tsabit, dari Anas ra, berkata: "Ada seorang anak

119
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2827, 5707; Shahih Muslim, hadits nomor 5208,
5215; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 3768; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2173, 2175.

Pemulasaraan Jenazah | 189


kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi saw menderita
sakit. Maka Nabi saw menjenguknya dan beliau duduk di sisi
kepalanya, lalu bersabda: ‘Masuk Islamlah’. Anak kecil itu
memandang kepada ayahnya yang berada di dekatnya, lalu
ayahnya berkata: ‘Ta'atilah Abu Al Qasim saw’. Maka anak
kecil itu masuk Islam”. Lalu Nabi saw keluar sambil bersabda:
"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu
dari neraka". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1268).120

‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ِ ِ


ٍ َّ‫ت ابْ َن َعب‬ ُ ‫قَ َال عَُبْي ُد اهلل بْ ُن أَىِب يَِزيْ َد مَس ْع‬
‫ أَنَ ا ِم َن الْ ِولْ َد ِان‬. َ ‫ض َع ِفنْي‬
ْ َ‫ت أَنَ ا َوأ ُِّمى ِم َن الْ ُم ْست‬ُ ‫ ُكْن‬:‫َي ُق ْو ُل‬
١٢٦٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫ِّس ِاء‬ ِ
َ ‫َوأ ُِّمى م َن الن‬
‘Ubaidullah bin Abu Yazid berkata; Aku mendengar Ibnu
'Abbas ra berkata: "Aku dan ibuku adalah termasuk orang-
orang lemah. Aku dari golongan anak-anak dan ibuku dari
golongan wanita". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1269).121

‫ص لَّى َعلَى‬ ٍ ِ ِ
ْ ‫َح َّدثَنَا أَبُو الْيَ َم ان أ‬
َ ُ‫ال ابْ ُن ش َهاب ي‬ َ َ‫ب ق‬ٌ ‫َخَبَرنَا ُش َعْي‬
‫َج ِل أَنَّهُ ُولِ َد َعلَى فِطْ َر ِة‬ ٍِ ِ ٍ
ْ ‫ُك ِّل َم ْولُ ْود ُمَت َوىًّف َوإِ ْن َك ا َن لغَيَّة م ْن أ‬
ِ ‫اإْلِ س اَل ِم ي د‬
ْ َ‫اص ةً َوإِ ْن َك ان‬
ُ‫ت أ ُُّمه‬ َّ ‫َّعى أ ََب َواهُ اإْلِ ْس اَل َم أ َْو أَبُ ْوهُ َخ‬ َ ْ
120
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 2691; Musnad Ahmad, hadits nomor 12896,
13466, 13467.
121
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4221.

190 | Pemulasaraan Jenazah


ِ
‫ص لَّى‬ َ ُ‫ص لِّ َي َعلَْي ه َواَل ي‬ ُ ‫ص ا ِر ًخا‬ َ ‫اس َت َه َّل‬ْ ‫َعلَى َغرْيِ اإْلِ ْس اَل ِم إِذَا‬
‫ط فَ ِإ َّن أَبَ ا ُهَر ْي َر َة َر ِض َي‬ ٌ ‫َج ِل أَنَّهُ ِس ْق‬ ِ
ْ ‫َعلَى َم ْن اَل يَ ْس تَ ِه ُّل م ْن أ‬
‫ َم ا ِم ْن‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬ َ َ‫ِّث ق‬ُ ‫اهللُ َعْن هُ َك ا َن حُيَ د‬
ِّ َ‫َم ْولُ ْو ٍد إِاَّل يُ ْولَ ُد َعلَى الْ ِفطْ َر ِة فَ أ ََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِ ِه أ َْو يُن‬
‫ص َرانِِه أ َْو‬
‫مُيَ ِّج َسانِِه َك َم ا تُْنتَ ُج الْبَ ِهْي َم ةُ هَبِْي َم ةً مَج ْ َع اءَ َه ْل حُتِ ُّس ْو َن فِْي َه ا ِم ْن‬
ِ ‫ فِطْر َة‬:‫ج ْدعاء مُثَّ ي ُقو ُل أَبو هرير َة ر ِضي اهلل عْنه‬
‫اهلل الَّىِت فَطَ َر‬ َ ُ َ ُ َ َ َْ َ ُ ُْ ْ َ َ َ َ
١٢٧٠ ‫ صحيح البخاري‬.َ‫ اآْل يَة‬...‫َّاس َعلَْي َها‬ َ ‫الن‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman, telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib, berkata Ibnu Syihab:
"Setiap anak yang wafat wajib dishalatkan sekalipun anak
hasil zina karena dia dilahirkan dalam keadaan fithrah Islam.
Jika kedua orang tuanya mengaku beragama Islam atau
hanya ayahnya yang mengaku beragama Islam meskipun
ibunya tidak beragama Islam selama anak itu ketika
dilahirkan mengeluarkan suara (menangis) dan tidak
dishalatkan bila ketika dilahirkan anak itu tidak sempat
mengeluarkan suara (menangis) karena dianggap keguguran
sebelum sempurna”. Berdasarkan perkataan Abu Hurairah ra
yang menceritakan bahwa Nabi saw bersabda: "Tidak ada
seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam
keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau
Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan

Pemulasaraan Jenazah | 191


binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada
cacat padanya?" Lalu Abu Hurairah ra berkata (mengutip
firman Allah QS Ar Ruum [30[:30: “Sebagai fithrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu". (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1270).122
Lengkapnya ayat dimaksud (QS Ar Ruum [30[:30),
adalah:

َّ ِ ِ ِ ِ ‫فَأَقِم وجه‬
َ ‫ك للدِّيْ ِن َحنْيفًا فطْ َر َة اهلل اليِت فَطَ َر الن‬
‫َّاس َعلَْي َه ا اَل‬ َ َْ َ ْ
ِ ‫ك ال دِّيْ ُن الْ َقيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكَث َر الن‬
‫َّاس اَل‬ ِ ِ ‫َتب ِديل خِل ْل ِق‬
َ ‫اهلل َذل‬ َ َْ ْ
.‫َي ْعلَ ُم ْو َن‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah (Islam). Fithrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fithrahny (atasnya). Tidak ada peubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”.
Kata fithrah terambil dari kata fa - tha - ra, artinya
mencipta. “Mencipta sesuatu pertama kali (tanpa ada contoh
sebelumnya)”. Dapat dipahami dalam arti, asal kejadian atau
bawaan sejak lahir.

122
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1271, 1296, 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits
nomor 4803, 4804, 4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 4091; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad
Ahmad, hadits nomor 6884, 7133, 7387, 7463, 7832, 8206,
8739, 8949, 9851; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor
507.

192 | Pemulasaraan Jenazah


ِ َ َ‫ ق‬،‫َن أَبَ ا ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َّ ‫أ‬
ِ ٍ ِ ِ
ُ‫ َم ا م ْن َم ْولُ ْود إِاَّل يُ ْولَ ُد َعلَى الْفطْ َر ِة فَ أ ََب َواه‬:‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
ِ ِ ِِ ِِ ِّ َ‫يه ِّودانِِه وين‬
َ‫صَرانه أ َْو مُيَ ِّج َس انه َك َم ا ُتْنتَ ُج الْبَهْي َم ةُ هَب ْي َم ةً مَج ْ َع اء‬ ُ َ َ َُ
ِ ِ ِ ِ
ُ‫ مُثَّ َي ُق ْو ُل أَبُ ْو ُهَر ْي َر َة َرض َي اهلل‬.َ‫َه ْل حُت ُّس ْو َن فْي َه ا م ْن َج ْد َعاء‬
‫ك‬ ِ ِ ‫اهلل الَّىِت فَطَر النَّاس علَيه ا اَل َتب ِديل خِل ْل ِق‬ ِ َ‫ فِطْ رة‬:‫عْنه‬
َ ‫اهلل ذَل‬ َ َْ ْ َْ َ َ َ َ َُ
١٢٧١ ‫ صحيح البخاري‬.‫الدِّيْ ُن الْ َقيِّ ُم‬
Bahwasanya Abu Hurairah ra berkata; telah bersabda
Rasulullah saw: "Tidak ada seorang anak pun yang terlahir
kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian
kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang
ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna.
Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" Kemudian Abu
Hurairah ra berkata (mengutip firman Allah swt QS Ar Ruum
[30]:30: “Sebagai fithrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada
fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1271).123

123
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1271, 1296, 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits
nomor 4803, 4804, 4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits
nomor 4091; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad
Ahmad, hadits nomor 6884, 7133, 7387, 7463, 7832, 8206,
8739, 8949, 9851; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor

Pemulasaraan Jenazah | 193


‫ِ‬ ‫َخَب رىِن َس عِْي ُد بْن الْمس يَّ ِ‬ ‫َع ِن ابْ ِن ِش ه ٍ‬
‫ب َع ْن أَبِْي ه أَنَّهُ‬ ‫ُ َُ‬ ‫ال أ ْ َ‬ ‫اب قَ َ‬ ‫َ‬
‫ب الْوفَ اةُ ج اءه رس و ُل ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫ت أَبَ ا طَ ال ٍ َ َ َ ُ َ ُ ْ‬ ‫ض َر ْ‬ ‫َخَب َرهُ أَنَّهُ لَ َّما َح َ‬‫أْ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َو َج َد ِعْن َدهُ أَبَا َج ْه ِل بْ َن ِه َش ٍام َو َعْب َد‬ ‫َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫اهلل بْ َن أَىِب أ َُميَّةَ بْ ِن الْ ُمغِْي َر ِة‪ .‬قَ َ‬
‫ِ‬
‫ك‬ ‫َش َه ُد لَ َ‬ ‫ب‪ :‬يَا َع ِّم قُ ْل اَل إِلَ هَ إِاَّل اهللُ َكلِ َم ةً أ ْ‬ ‫و َس لَّم أِل َىِب طَالِ ٍ‬
‫َ َ‬
‫اهلل‪َ .‬ف َق َال أَب و جه ٍل وعب ُد ِ‬
‫اهلل بْ ُن أَىِب أ َُميَّةَ‪ :‬يَ ا أَبَ ا‬ ‫هِب ا ِعْن َد ِ‬
‫ُ ْ َ ْ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ب؟ َفلَم ي ز ْل رس و ُل ِ‬ ‫ِِ ِ ِ‬ ‫ٍِ‬
‫اهلل‬ ‫ب َع ْن ملَّة َعْب د الْ ُمطَّل ِ ْ َ َ َ ُ ْ‬ ‫طَ الب أََت ْر َغ ُ‬
‫ك الْ َم َقالَ ِة‬ ‫ض َها َعلَْي ِه َو َيعُ ْو َد ِان بِتِْل َ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ْع ِر ُ‬ ‫َ‬
‫آخ َر َم ا َكلَّ َم ُه ْم ُه َو َعلَى ِملَّ ِة َعْب ِد‬ ‫ب ِ‬ ‫ال أَبُ ْو طَ الِ ٍ‬ ‫َحىَّت قَ َ‬
‫ص لَّى‬ ‫ِ‬
‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫ب َوأَىَب أَ ْن َي ُق ْو َل اَل إِلَهَ إِاَّل اهللُ‪َ .‬ف َق َ‬ ‫الْمطَّلِ ِ‬
‫ُ‬
‫اهلل أَل ِ‬ ‫اهلل علَي ِه وسلَّم‪ :‬أَما و ِ‬
‫ك فَأَْنَز َل‬ ‫ك َما مَلْ أُنْهَ َعْن َ‬ ‫َسَت ْغفَر َّن لَ َ‬
‫ْ‬ ‫ُ َْ َ َ َ َ َ‬
‫اهللُ َت َع اىَل فِْي ِه؛ َم ا َك ا َن لِلنَّيِب ِّ ‪ ...‬اآْل يَ ةَ‪ .‬ص حيح البخ اري‬
‫‪١٢٧٢‬‬
‫‪Dari Ibnu Syihab, berkata; telah mengabarkan kepadaku, telah‬‬
‫‪mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab, dari ayahnya,‬‬
‫‪507.‬‬

‫‪194‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


bahwasanya dia mengabarkan kepadanya: "Ketika menjelang
wafatnya Abu Thalib, Rasulullah saw mendatanginya dan
ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan 'Abdullah bin
Abu Umayyah bin Al Mughirah”. Maka Rasulullah saw
berkata kepada Abu Thalib: "Wahai pamanku katakanlah laa
ilaaha illallah, suatu kalimat yang dengannya aku akan
menjadi saksi atasmu di sisi Allah". Maka Abu Jahal dan
'Abdullah bin Abu Umayyah berkata: "Wahai Abu Thalib,
apakah kamu akan meninggalkan agama 'Abdul Muthalib?"
Rasulullah saw terus menawarkan kalimat syahadat kepada
Abu Thalib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang
pertanyaannya yang berujung Abu Thalib di akhir ucapannya
tetap mengikuti agama 'Abdul Muthalib dan enggan untuk
mengucapkan laa ilaaha illallah. Maka berkatalah Rasulullah
saw: "Adapun aku akan tetap memintakan ampun buatmu
selama aku tidak dilarang". Maka turunlah firman Allah swt
tentang peristiwa ini: "Tidak patut bagi Nabi …" QS. At
Taubah [9]:113. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1272).124

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ َ ِّ ‫اس َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب‬


ِ ٍ َّ‫ع ِن اب ِن عب‬
َ ْ َ
ِ ‫ إِنَّهم ا لَيع َّذب‬:‫ال‬ ِ ِ
‫ َو َم ا‬،‫ان‬ َ َ ُ َ ُ َ ‫ َف َق‬.‫َو َس لَّ َم أَنَّهُ َم َّر ب َقْب َريْ ِن يُ َع َّذبَان‬
‫ َوأ ََّما‬.‫َح ُدمُهَا فَ َك ا َن اَل يَ ْس تَرِت ُ ِم َن الَْب ْو ِل‬ ِ
َ ‫ أ ََّما أ‬. ٍ‫يُ َع َّذبَان ىِف َكبِرْي‬
ِ ِ ِ
َ ‫َخ َذ َج ِريْ َدةً َرطْبَ ةً فَ َش ق‬
‫َّها‬ َ ‫ مُثَّ أ‬.‫اآْل َخ ُر فَ َك ا َن مَيْش ى بِالنَّمْي َم ة‬
124
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3595, 4307, 4399, 6187; Shahih Muslim, hadits
nomor 35, 36, 37; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 3112;
Musnad Ahmad, hadits nomor 9237, 9310, 22562.

Pemulasaraan Jenazah | 195


‫ِ مِل‬ ِ ‫ىِف‬ ِ ْ ِ‫بِن‬
َ ‫ يَا َر ُس ْو َل اهلل‬:‫ َف َق الُْوا‬.ً‫ص َفنْي مُثَّ َغ َر َز ُك ِّل َقرْبٍ َواح َدة‬
َ ‫ لَ َعلَّهُ أَ ْن خُيَف‬:‫ال‬
.‫َّف َعْن ُه َم ا َم ا مَلْ َيْيبَ َس ا‬ َ ‫ت َه َذا؟ َف َق‬
َ ‫ص َن ْع‬
َ
١٢٧٣ ‫صحيح البخاري‬
Dari Ibnu 'Abbas ra, berkata; dari Nabi saw; “Bahwasanya
beliau berjalan melewati dua kuburan yang penghuninya
sedang disiksa”. Lalu beliau bersabda: "Keduanya sungguh
sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan
karena berbuat dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak
bersuci setelah kencing sedang yang satunya lagi karena
selalu mengadu domba. Kemudian beliau mengambil
sebatang dahan kurma yang masih basah daunnya lalu
membelahnya menjadi dua bagian, kemudian
menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut”.
Mereka bertanya: "Kenapa anda melakukan hal ini?" Nabi
saw menjawab: "Semoga diringankan (siksanya) dari
keduanya selama batang pohon ini basah". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1273).125

125
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1298, 5592, 5595; Shahih Muslim, hadits nomor
439; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 19; Sunan At Tirmidzi,
hadits nomor 65; Sunan An Nasai, hadits nomor 31, 2041,
2042; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 341, 343; Musnad
Ahmad, hadits nomor 1877, 19479, 19516; Sunan Ad Darimi,
hadits nomor 732.

196 | Pemulasaraan Jenazah


‫ال‪ُ :‬كنَّا ىِف َجنَ َاز ٍة ىِف بَِقْي ِع الْغَْرقَ ِد‬ ‫َع ْن َعلِ ٍّي َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َ‬
‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َف َق َع َد َو َق َع ْدنَا َح ْولَ هُ َو َم َع هُ‬ ‫فَأَتَانَ ا النَّيِب ُّ َ‬
‫ال‪َ :‬م ا ِمْن ُك ْم ِم ْن‬ ‫ص َرتِِه مُثَّ قَ َ‬ ‫خِم ْص رةٌ َفنَ َّكس فَجع ل يْن ُك مِبِ‬
‫ت ْخ َ‬ ‫َ ََ َ َ ُ‬ ‫ََ‬
‫ب َم َكانُ َه ا ِم َن اجْلَن َِّة َوالنَّا ِر‬ ‫ٍِ ِ‬
‫س َمْن ُف ْو َس ة إاَّل ُكت َ‬ ‫َح ٍد َم ا ِم ْن َن ْف ٍ‬ ‫أَ‬
‫ال رج ل‪ :‬ي ا رس و َل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫ب َش قيَّةً أ َْو َس عْي َدةً‪َ .‬ف َق َ َ ُ ٌ َ َ ُ ْ‬ ‫َوإاَّل قَ ْد ُكت َ‬
‫َّك ُل َعلَى كِتَابِنَ ا َونَ َدعُ الْ َع َم َل فَ َم ْن َك ا َن ِمنَّا ِم ْن أ َْه ِل‬ ‫أَفَاَل َنت ِ‬
‫الس َع َاد ِة َوأ ََّما َم ْن َك ا َن ِمنَّا‬ ‫ص ْي ُر إِىَل َع َم ِل أ َْه ِل َّ‬ ‫الس عاد ِة فَسي ِ‬
‫َّ َ َ َ َ‬
‫ال‪ :‬أ ََّما‬‫الش َق َاو ِة؟ قَ َ‬ ‫ص ْي ُر إِىَل َع َم ِل أ َْه ِل َّ‬ ‫الش َقاو ِة فَسي ِ‬
‫م ْن أ َْه ِل َّ َ َ َ‬
‫ِ‬
‫الش َق َاو ِة‬
‫الس َع َاد ِة َوأ ََّما أ َْه ُل َّ‬ ‫الس َع َاد ِة َفُييَ َّس ُر ْو َن لِ َع َم ِل َّ‬
‫أ َْه ُل َّ‬
‫الش َق َاو ِة‪ ،‬مُثَّ َق َرأَ؛ فَأ ََّما َم ْن أ َْعطَى َو َّات َقى‬ ‫َفُييَ َّس ُر ْو َن لِ َع َم ِل َّ‬
‫َّق بِاحْلُ ْسىَن ‪ ...‬اآْل يَةَ‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٧٤‬‬
‫صد َ‬‫َو َ‬
‫‪Dari 'Ali ra, berkata: ”Kami pernah berada di dekat kuburan‬‬
‫‪Baqi' Al Ghorqad, kemudian Nabi saw mendatangi kami, lalu‬‬
‫‪beliau duduk maka kami pun ikut duduk di dekatnya. Beliau‬‬
‫‪membawa sebuah tongkat kecil yang dan tongkat itu beliau‬‬
‫‪memukul-mukul permukaan tanah dan mengorek-ngoreknya‬‬
‫‪seraya berkata: ‘Tidak ada seorangpun dari kalian dan juga‬‬
‫‪tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪197‬‬


tempatnya di surga atau di neraka dan melainkan sudah
ditentukan jalan sengsaranya atau bahagianya’". Kemudian
ada seorang yang berkata: "Wahai Rasulullah, dengan begitu
apakah kita tidak pasrah saja menunggu apa yang sudah
ditentukan buat kita dan kita tidak perlu beramal? Karena
barangsiapa di antara kita yang telah ditentukan sebagai
orang yang berbahagia, maka pasti dia sampai kepada
amalan orang yang berbahagia, sebaliknya siapa di antara
kita yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara maka
pasti dia akan sampai kepada amalan orang yang sengsara".
Maka beliau bersabda: "(Tidak begitu). Akan tetapi siapa yang
telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, dia akan
dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang
berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan
sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan
dimudahkan beramal dengan amalan orang yang sengsara".
Kemudian beliau membaca firman Allah swt: "Adapun orang
yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa
serta membenarkan adanya pahala terbaik ...". QS. Al Lail
[92]:5-10. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1274).126
Lengkapnya ayat dimaksud (QS. Al Lail [92]:5-10)
adalah;

126
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4564, 4565, 4566, 4567, 4568, 6115, 6997;
Shahih Muslim, hsdits nomor 4786, 4787; Sunan Abu Dawud,
hadits nomor 4074; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2062,
3267; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 75, 4332; Musnad
Ahmad, hadits nomor 587, 1015, 1055, 1120, 1278, 3591,
13763, 14526.

198 | Pemulasaraan Jenazah


‫َّق بِاحْلُ ْس ىَن ‪ .‬فَ َسُنيَ ِّس ُرهُ لِْليُ ْس َرى‪.‬‬
‫صد َ‬ ‫فَأ ََّما َم ْن أ َْعطَى َو َّات َقى‪َ .‬و َ‬
‫ب بِاحْلُ ْسىَن ‪ .‬فَ َسُنيَ ِّسُرهُ لِْلعُ ْسَرى‪.‬‬ ‫اسَت ْغىَن ‪َ .‬و َك َّذ َ‬
‫ِ‬
‫َوأ ََّما َم ْن خَب َل َو ْ‬
‫)‪“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah‬‬
‫‪dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik‬‬
‫‪(syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan‬‬
‫‪yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil (pelit) dan‬‬
‫‪merasa dirinya cukup (merasa paling kaya dan tidak butuh‬‬
‫‪sesuatu apapun), serta mendustakan pahala terbaik, maka‬‬
‫‪kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”.‬‬

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ت ب ِن الض َّ ِ ِ‬


‫َّحاك َرض َي اهللُ َعْن هُ َع ِن النَّيِب ِّ َ‬
‫ِ‬
‫َع ْن ثَابِ ْ‬
‫ف مِبِلَّ ٍة َغرْيِ اإْلِ ْس اَل ِم َك ِاذبًا ُمَت َع ِّم ًدا َف ُه َو‬
‫ال‪َ :‬م ْن َحلَ َ‬ ‫َو َس لَّ َم قَ َ‬
‫َّم‪.‬‬ ‫ال‪ :‬و َم ْن َقتَ ل َن ْفس هُ حِب َ ِديْ َد ٍة عُ ِّذ َ ِ ِ ىِف ِ‬
‫ب ب ه نَ ار َج َهن َ‬ ‫َ َ‬ ‫َك َم ا قَ َ َ‬
‫اج بْ ُن ِمْن َه ٍال َح َّدثَنَا َج ِر ْي ُر بْ ُن َح ا ِزٍم َع ِن احْلَ َس ِن‬ ‫ال َح َّج ُ‬ ‫َوقَ َ‬
‫ب َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ىِف َه َذا الْ َم ْس ِج ِد فَ َم ا نَ ِس ْينَا َو َم ا‬ ‫َح َّد َثنَا ُجْن َد ٌ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬
‫ب َعلَى النَّيِب ِّ َ‬ ‫ب ُجْن َد ٌ‬‫اف أَ ْن يَ ْك ذ َ‬
‫خَنَ ُ‬
‫ال اهللُ بَ َد َرىِن َعْب ِدى‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫قَ َال‪َ :‬ك ا َن بَر ُج ٍل ج َر ٌ‬
‫اح َف َقتَ َل َن ْف َس هُ َف َق َ‬
‫ت َعلَْي ِه اجْلَنَّةَ‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٧٥‬‬ ‫ِِ‬
‫بَِن ْفسه َحَّر ْم ُ‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪199‬‬


Dari Tsabit bin Adl Dlahhak ra, dari Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah setia dengan agama selain
Islam secara dusta dan sengaja, maka dia seperti apa yang
dikatakannya. Dan barangsiapa membunuh dirinya sendiri
dengan besi, maka dia akan disiksa di dalam nereka
Jahanam". Dan Hajjaj bin Minhal berkata, telah menceritakan
kepada kami Jarir bin Hazim, dari Al Hasan, telah
menceritakan kepada kami Jundab ra: "Didalam masjid ini
tidak akan kami lupakan dan kami tidak takut bahwa Jundab
akan berdusta atas nama Nabi saw, dia berkata; ‘Pernah ada
seorang yang terluka lalu dia bunuh diri maka Allah swt
berfirman: "Hamba-Ku mendahului Aku dalam hal nyawanya
sehingga aku haramkan baginya surga". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1275).127

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ َ َ‫ ق‬،‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
‫َو َس لَّ َم الَّ ِذى خَي ْنُ ُق َن ْف َس هُ خَي ُْن ُق َه ا ىِف النَّا ِر َوالَّ ِذى يَطْعُُن َه ا‬
١٢٧٦ ‫ صحيح البخاري‬.‫يَطْعُُن َها ىِف النَّا ِر‬
Dari Abu Hurairah ra, berkata; telah bersabda Nabi saw:
"Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia
akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam

127
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5587, 5640, 6161; Shahih Muslim, hadits nomor
159, 161; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2835; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 1463; Sunan An Nasai, hadits nomor
3710, 3711, 3712, 3753; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
2089, 2091; Musnad Ahmad, hadits nomor 15791, 15793,
15795, 15796, 15798.

200 | Pemulasaraan Jenazah


‫‪dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".‬‬
‫‪(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1276).128‬‬

‫ال‪:‬‬ ‫اب َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم أَنَّهُ قَ َ‬ ‫اس َعن عُمر بْ ِن اخْلَطَّ ِ‬


‫َع ِن ابْ ِن َعبَّ ٍ ْ َ َ‬
‫ص لَّى‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ات َعْب ُد اهلل بْ ُن أُيَبٍّ ابْ ُن َس لُ ْو َل ُدع َي لَهُ َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫لَ َّما َم َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫ص لِّ َي َعلَْي ه‪َ .‬فلَ َّما قَ َام َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم ليُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لِّى َعلَى ابْ ِن‬ ‫ت‪ :‬يَا َر ُس ْو َل اهلل أَتُ َ‬ ‫ت إِلَْيه‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬ ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم َوثَْب ُ‬
‫ِّد َعلَْي ِه َق ْولَ هُ‪.‬‬ ‫أُيَبٍّ َوقَ ْد قَ َال َي ْو َم َك َذا َو َك َذا‪َ ،‬ك َذا َو َك َذا أ َُع د ُ‬
‫َخ ْر َعىِّن يَ ا‬ ‫ال‪ :‬أ ِّ‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َوقَ َ‬ ‫ِ‬
‫َفتَبَ َّس َم َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫ِ‬
‫ت لَ ْو أ َْعلَ ُم أَىِّن‬‫اخَت ْر ُ‬
‫ت فَ ْ‬ ‫ت َعلَْيه قَ َال إِىِّن ُخِّي ْر ُ‬ ‫عُ َم ُر َفلَ َّما أَ ْكَث ْر ُ‬
‫ص لَّى‬ ‫إِ ْن ِز ْدت علَى َّ ِ‬
‫ال‪ :‬فَ َ‬ ‫ت َعلَْي َه ا‪ .‬قَ َ‬ ‫الس ْبعنْي َ يُ ْغ َف ُر لَ هُ لَ ِز ْد ُ‬ ‫ُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ث‬ ‫ف َفلَ ْم مَيْ ُك ْ‬ ‫ص َر َ‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم مُثَّ انْ َ‬ ‫َعلَْي ه َر ُس ْو ُل اهلل َ‬
‫َح ٍد‬ ‫ص ِّل َعلَى أ َ‬
‫ِِ‬
‫ت اآْل َيتَ ان م ْن َب َراءَةٌ؛ َواَل تُ َ‬
‫ِ‬
‫إِاَّل يَس ْيًرا َحىَّت َن َزلَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ت َب ْع ُد‬ ‫ات أَبَ ًدا‪ ...‬إِىَل َق ْوله َو ُه ْم فَاس ُق ْو َن‪ .‬قَ َال َف َعجْب ُ‬ ‫مْن ُه ْم َم َ‬

‫‪128‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits‬‬
‫‪nomor 9245.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪201‬‬


ٍِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ْو َمئ ذ َواهلل‬
َ ‫م ْن ُج ْرأَتى َعلَى َر ُس ْول اهلل‬
١٢٧٧ ‫ صحيح البخاري‬.‫َو َر ُس ْولُهُ أ َْعلَ ُم‬
Dari Ibnu 'Abbas, dari 'Umar bin Al Khaththab ra, bahwasanya
dia berkata: "Ketika 'Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal
dunia, Rasulullah saw diminta untuk menyalatinya”. Ketika
beliau sudah berdiri hendak shalat aku hampiri beliau lalu aku
berkata: "Wahai Rasulullah, apakah anda akan menyalati
anak Ubay padahal dia suatu hari pernah mengatakan begini
dan begini, begini dan begini (aku mengulang-ulang ucapan
anak Ubay yang dahulu pernah dilontarkan kepada Nabi".
Ternyata Rasulullah saw malah tersenyum seraya berkata:
"Cukupkanlah ucapanmu dariku wahai 'Umar”. Ketika aku
terus berbicara kepada beliau, beliau berkata: "Sungguh aku
diberi pilihan dan aku memilih seandainya aku mengetahui
bila aku menambah lebih dari tujuh puluh kali permohonan
ampun baginya dia akan diampuni, pasti aku akan tambah
(permohonan ampun baginya)". 'Umar berkata: "Maka
kemudian Rasulullah saw menyalatkannya hingga selesai.
Tidak lama setelah beliau terdiam, turunlah firman Allah swt
QS. At Taubah [9]:84; ‘Dan janganlah kamu menyalatkan
siapa yang mati dari mereka selamanya ... hingga ayat ...
mereka mati dalam keadaan fasiq’". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1277).129
Lengkapnya dua ayat dimaksud (QS. At Taubah [9]:84):

129
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4303.

202 | Pemulasaraan Jenazah


‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم‬ ِ ٍ ‫واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬
َ َ َ َ
ِ َ‫اهلل ورسولِِه وما ُتوا وهم ف‬
.‫اس ُق ْو َن‬ ِ ِ
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ‫َك َف ُر ْوا ب‬
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangi (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik”.

‫ َمُّر ْوا جِب َنَ َاز ٍة فَأَْثَن ْوا َعلَْي َه ا‬:‫ك َر ِض َي اهللُ َعْنهُ َي ُق ْو ُل‬ ٍ ِ‫أَنَس بن مال‬
َ َْ ُ
ِ
‫ مُثَّ َم ُّر ْوا‬.‫ت‬ ْ َ‫ َو َجب‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ ‫ َف َق‬.‫َخْي ًرا‬
‫ال عُ َم ُر بْ ُن‬ َ ‫ َف َق‬.‫ت‬ ْ َ‫ َو َجب‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫ُخَرى فَ أَْثَن ْوا َعلَْي َه ا َش ًّرا‬ ْ ‫بِ أ‬
‫ َه َذا أَْثَنْيتُ ْم َعلَْي ِه‬:‫ت؟ قَ َال‬ ْ َ‫ َم ا َو َجب‬:ُ‫اب َر ِض َي اهللُ َعْن ه‬ ِ َّ‫اخْلَط‬
ِ
‫َّار‬
ُ ‫ت لَهُ الن‬ ْ َ‫ت لَهُ اجْلَنَّةُ َو َه َذا أَْثَنْيتُ ْم َعلَْيه َشًّرا َف َو َجب‬ ْ َ‫َخْيًرا َف َو َجب‬
١٢٧٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫ض‬ ِ ‫أَْنتُم ُشه َداء‬
ِ ‫اهلل ىِف اأْل َْر‬ ُ َ ْ
Anas bin Malik ra berkata: "Mereka (para sahabat) pernah
melewati satu jenazah lalu mereka menyanjungnya dengan
kebaikan”. Maka Nabi sawbersabda: "Pasti baginya". Lalu
mereka melewati jenazah yang lain dan mereka menyebutnya
dengan keburukan, maka beliaupun bersabda: "Pasti baginya".
Maka kemudian 'Umar bin Al Khaththab ra bertanya: "Apa
yang dimaksud pasti baginya?" Beliau menjawab: "Jenazah
pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya

Pemulasaraan Jenazah | 203


‫‪masuk surga, sedang jenazah kedua kalian menyebutnya‬‬
‫‪dengan keburukan, berarti dia masuk neraka karena kalian‬‬
‫‪adalah saksi-saksi Allah di muka bumi". (Shahih Al Bukhari,‬‬
‫‪hadits nomor 1278).130‬‬

‫ض‬ ‫هِب‬ ‫ِ‬ ‫عن أَىِب اأْل َس و ِد قَ َ ِ‬


‫ت الْ َمد ْينَ ةَ َوقَ ْد َوقَ َع َ ا َم َر ٌ‬ ‫ال‪ :‬قَ د ْم ُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬
‫ت هِبِ ْم‬ ‫اب َر ِض َي اهللُ َعْن هُ فَ َم َّر ْ‬ ‫ت إِىَل عُم ر بْ ِن اخْلَطَّ ِ‬
‫ََ‬ ‫فَ َجلَ ْس ُ‬
‫ال عُ َم ُر َر ِض َي اهللُ َعْن هُ‪:‬‬ ‫احبِ َها َخْي ًرا‪َ .‬ف َق َ‬ ‫جنَ ازةٌ فَ أُثْيِن علَى ص ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ال عُ َم ُر‬ ‫احبِ َها َخْي ًرا‪َ .‬ف َق َ‬ ‫وجبت مُثَّ م َّر بِ أُخرى فَ أُثْيِن علَى ص ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫َ ََ ْ ُ ْ َ‬
‫احبِ َها‬‫ر ِض ي اهلل عْن ه‪ :‬وجبت‪ .‬مُثَّ م َّر بِالثَّالِثَ ِة فَ أُثْيِن علَى ص ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫َ َ ُ َ ُ َ ََ ْ ُ‬
‫ت يَا‬ ‫ال أَبو اأْل ِ‬
‫ت‪َ :‬و َما َو َجبَ ْ‬ ‫َس َود َف ُق ْل ُ‬ ‫ت‪َ .‬ف َق َ ُ ْ ْ‬ ‫ال‪َ :‬و َجبَ ْ‬ ‫َشًّرا‪َ .‬ف َق َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ‫ال النَّيِب ُّ َ‬ ‫ت‪َ :‬ك َم ا قَ َ‬ ‫ني؟ قَ َال‪ُ ،‬ق ْل ُ‬
‫ِِ‬
‫أَمْي َر الْ ُم ْؤمن َ‬
‫ِ‬
‫َو َسلَّ َم‪ :‬أَمُّيَا ُم ْس لِ ٍم َش ِه َد لَهُ أ َْر َب َع ةٌ خِب َرْيٍ أ َْد َخلَ هُ اهللُ اجْلَنَّةَ‪َ .‬ف ُق ْلنَ ا‪:‬‬
‫ِ‬ ‫ال‪ :‬وثَاَل ثَةٌ‪َ .‬ف ُق ْلنَا‪ :‬وا ْثنَ ِ‬
‫ال‪َ :‬وا ْثنَان‪ .‬مُثَّ مَلْ نَ ْسأَلْهُ‬ ‫ان‪ .‬قَ َ‬ ‫َ‬ ‫َوثَاَل ثَةٌ‪ .‬قَ َ َ‬
‫اح ِد‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٧٩‬‬ ‫ع ِن الْو ِ‬
‫َ َ‬
‫‪Dari Abu Al Aswad, berkata: "Aku pernah berkunjung ke kota‬‬
‫‪Madinah saat sedang berjangkitnya penyakit. Saat aku sedang‬‬
‫‪130‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits‬‬
‫‪nomor 1578; Sunan An Nasai, hadits nomor 1906; Musnad‬‬
‫‪Ahmad, hadits nomor 12470.‬‬

‫‪204‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


duduk dekat 'Umar bin Al Khaththab ra tiba-tiba ada jenazah
yang lewat di hadapan mereka, lalu mereka menyanjungnya
dengan kebaikan”. Maka 'Umar ra berkata: "Pasti baginya".
Tak lama kemudian lewat jenazah yang lain, lalu jenazah itu
pun disanjung dengan kebaikan. Maka 'Umar ra berkata lagi:
"Pasti baginya". Kemudian lewat jenazah yang ketiga, lalu
jenazah itu disebut dengan keburukan, maka 'Umar ra pun
berkata: "Pasti baginya". Abu Al Aswad berkata; maka aku
bertanya: "Apa yang dimaksud pasti baginya, wahai Amirul
mu'minin?" Maka dia berkata: "Aku mengatakannya seperti
yang dikatakan oleh Nabi saw: "Bilamana seorang muslim
(meninggal dunia) lalu disaksikan (disanjung) oleh empat
orang muslim lainnya dengan kebaikan maka pasti Allah akan
memasukakannya ke dalam surga". Maka kami bertanya
kepadanya: "Bagaimana kalau tiga orang muslim?" Dia
menjawab: "Juga oleh tiga orang". Kami berkata lagi:
"Bagaimana kalau dua orang muslim?" Dia menjawab: "Juga
oleh dua orang". Dan kami tidak menanyakannya lagi
bagaimana kalau satu orang. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1279).131

ِ ٍ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ِّ ‫َع ِن الَْب َراء بْ ِن َع ا ِزب َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب‬
‫ إِ َذا أُقْعِ َد الْ ُم ْؤ ِم ُن يِف َقرْبِ ِه أُيِت َ مُثَّ َش ِه َد أَ ْن اَل‬:‫ال‬
َ َ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬
‫ت اهللُ الَّ ِذيْ َن‬ُ ِّ‫ يُثَب‬:ُ‫ك َق ْولُه‬
ِ ِ ‫َن حُم َّم ًدا رسو ُل‬
َ ‫اهلل فَ َذل‬ ْ ُ َ َ َّ ‫إلَهَ إاَّل اهللُ َوأ‬
ِ ِ

131
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 2449; Sunan An Nasai, hadits nomor 1908;
Musnad Ahmad, hadits nomor 133, 199, 301.

Pemulasaraan Jenazah | 205


‫ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر َح َّدثَنَا غُْن َدٌر‬... ‫ت‬ ِ ِ‫آمُن وا بِ الْ َقو ِل الثَّاب‬
ْ ْ َ
ِ ‫هِب‬
‫ت‬ْ َ‫ َن َزل‬... ‫ت اهللُ الَّذيْ َن َآمُن ْوا‬ ُ ِّ‫ يُثَب‬... ‫ َو َز َاد‬.‫َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َ َذا‬
١٢٨٠ ‫ صحيح البخاري‬. ِ‫اب الْ َقرْب‬ ِ ‫ىِف َع َذ‬
Dari Al Bara' bin 'Azib ra, dari Nabi saw bersabda: "Apabila
(jenazah) seorang muslim sudah didudukkan dalam kuburnya
maka dia akan dihadapkan (pertanyaan malaikat), kemudian
ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Itulah perkataan
seorang muslim sebagaimana firman Allah swt (QS. Ibrahim
[14]:27): "Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh ...". Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan
kepada kami Ghundar, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah, seperti riwayat ini, lalu menambahkannya (firman
Allah swt): "Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman …". Ayat ini turun berkenaan dengan masalah
siksa kubur. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1280).
Lengkapnya ayat dimaksud (QS. Ibrahim [14]:27):

‫ت ىِف احْلَيَ ِاة ال ُّد ْنيَا وىِف‬ ِ ِ‫يثَبِّت اهلل الَّ ِذين آمُن وا بِ الْ َقو ِل الثَّاب‬
َ ْ ْ َ َْ ُ ُ ُ
.ُ‫ض ُّل اهللُ الظَّالِ ِمنْي َ َو َي ْف َع ُل اهللُ َما يَ َشآء‬
ِ ‫اآْل ِخر ِة وي‬
َُ َ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu (kalimah thayyibah; laa ilaaha
illallaah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah

206 | Pemulasaraan Jenazah


menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki”.

‫وب بْ ُن إِ ْبَر ِاهْي َم َح َّدثَىِن أَىِب‬ ِ ِ ِ


ُ ‫َح َّد َثنَا َعل ُّي بْ ُن َعْبد اهلل َح َّد َثنَا َي ْع ُق‬
ُ‫َخَب َره‬
ِ
ْ ‫َن ابْ َن عُ َم َر َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬ َّ ‫ص الِ ٍح َح َّدثَىِن نَافِ ٌع أ‬ َ ‫َع ْن‬
:‫ال‬ َ ‫ب َف َق‬ ِ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه و َسلَّم َعلَى أ َْه ِل الْ َقلِْي‬ َ ُّ ‫ اطَّلَ َع النَّيِب‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
َ َ
‫ َم ا‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫َو َج دْمُتْ َم ا َو َع َد َربُّ ُك ْم َحقًّا فَِقْي َل لَ هُ تَ ْدعُ ْو أ َْم َواتًا‬
١٢٨١ ‫ صحيح البخاري‬.‫أَْنتُ ْم بِأَمْسَ َع ِمْن ُه ْم َولَ ِك ْن اَل جُيِ ْيُب ْو َن‬
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah, telah
menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim, telah
menceritakan kepadaku ayahku, dari Shalih, telah
menceritakan kepadaku Nafi', bahwa Ibnu 'Umar ra
mengabarkannya, berkata; Nabi saw mendatangi para
penghuni sumur (kaum musyrikin) yang terbunuh dalam
perang Badar, lalu bersabda: "Kalian telah mendapatkan apa
yang dijanjikan Tuhan kalian adalah benar". Lalu beliau
ditanya: "Anda memanggil mereka (yang sudah mati)?" Maka
beliau menjawab: "Tidaklah kalian lebih bisa mendengar
daripada mereka, hanya saja mereka tidak dapat menjawab".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1281).

َ‫اهلل بْ ُن حُمَ َّم ٍد َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُ ْر َوة‬


ِ ‫ح َّدثَنَا عب ُد‬
َْ َ
ِ ِ
‫ص لَّى‬َ ُّ ‫ال النَّيِب‬ ْ َ‫َع ْن أَبِْيه َع ْن َعائ َشةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َها قَال‬
َ َ‫ إِمَّنَا ق‬:‫ت‬

Pemulasaraan Jenazah | 207


‫ت أَُق ْو ُل هَلُ ْم َح ٌّق‬ َّ ‫اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم إِن َُّه ْم لََي ْعلَ ُم ْو َن اآْل َن أ‬
ُ ‫َن َما ُكْن‬
‫ ص حيح‬....‫َّك اَل تُ ْس ِم ُع الْ َم ْوتَى‬ َ ‫ال اهللُ َت َع اىَل ؛ إِن‬ َ َ‫َوقَ ْد ق‬
١٢٨٢ ‫البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Hisyam bin
'Urwah, dari bapaknyab dari 'Aisyah ra, berkata; Nabi saw
bersabda: "Mereka (kaum musyrikin yang terbunuh dalam
perang Badar) telah mengetahui sekarang bahwa apa yang
aku katakan (terbukti) benar dan Allah telah berfirman:
‘Sungguh kamu tidak akan dapat menjadikan orang yang
sudah mati bisa mendengar ...’ (QS. An Naml [27]:80)".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1282).132
Lengkapnya ayat dimaksud (QS. An Naml [27]:80):

‫ُّعآءَ إِذَا َولَّْوا‬ ُّ ‫َّك اَل تُ ْس ِم ُع الْ َم ْوتَى َواَل تُ ْس ِم ُع‬


َ ‫الص َّم ال د‬ َ ‫إِن‬
.‫ُم ْدبِ ِريْ َن‬
“Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang
yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-
orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah
berpaling membelakang”.

132
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Musnad Ahmad, hadits
nomor 4632.

208 | Pemulasaraan Jenazah


‫ت‬ ِ َّ ‫عن عائِشةَ ر ِضي اهلل عْنه ا أ‬
ْ ‫ت َعلَْي َه ا فَ َذ َكَر‬ ْ َ‫َن َي ُه ْوديَّةً َد َخل‬ َ َ ُ َ َ َ َ َْ
‫ت‬ ِ ‫ أ ََعا َذ ِك اهلل ِمن َع َذ‬:‫ت هَلَا‬
ْ َ‫ فَ َس أَل‬. ِ‫اب الْ َقرْب‬ ْ َ‫ َف َقال‬. ِ‫اب الْ َقرْب‬
ْ ُ َ ‫َع َذ‬
. ِ‫اب الْ َقرْب‬ ِ ‫اهلل ص لَّى اهلل َعلَْي ِه وس لَّم َعن َع َذ‬ ِ ‫عائِ َش ةُ رس و َل‬
َ
ْ َ ََ ُ َ َُْ
‫ فَ َم ا‬:‫ت َعائِ َش ةُ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا‬ ْ َ‫ قَال‬. ِ‫اب الْ َقرْب‬
ُ ‫ َع َذ‬،‫ َن َع ْم‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
‫ص اَل ةً إِاَّل‬ ِ ِ
َ ‫ص لَّى‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َب ْع ُد‬ َ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل‬ ُ ْ‫َرأَي‬
‫ ص حيح‬.‫اب الْ َقرْبِ َح ٌّق‬ ِ ِ
ُ ‫ َز َاد غُْن َدٌر َع َذ‬. ِ‫َت َع َّو َذ م ْن َع َذاب الْ َقرْب‬
١٢٨٣ ‫البخاري‬
Dari 'Aisyah ra (berkata): “Ada seorang wanita Yahudi
menemuinya lalu menceritakan perihal siksa kubur”.
Kemudian berkata (kepada ‘Aisyah ra); “Semoga Allah
melindungimu dari siksa kubur". Kemudian setelah itu 'Aisyah
ra bertanya kepada Rasulullah saw perihal siksa kubur, maka
beliau menjawab: “Ya benar, siksa kubur itu ada”. Kemudian
'Aisyah ra berkata: "Maka sejak itu aku tidak melihat
Rasulullah saw setelah melaksanakan shalat kecuali beliau
memohon perlindungan dari siksa kubur". Ghundar
menambhakan: "Siksa kubur itu benar adanya". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1283).

ِ ٍ ‫َع ِن ابْ ِن ِش ه‬
‫ت‬َ ‫الز َبرْيِ أَنَّهُ مَس َع أَمْسَاءَ بِْن‬
ُّ ‫َخَب َرىِن عُ ْر َوةُ بْ ُن‬
ْ ‫اب أ‬ َ
ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬
َ ‫ قَ َام َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫أَىِب بَ ْك ٍر َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َت ُق ْو ُل‬

Pemulasaraan Jenazah | 209


‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َخ ِطْيبًا فَ َذ َكَر فِْتنَ ةَ الْ َقرْبِ الَّىِت َي ْفتَنِت ُ فِْي َه ا الْ َم ْرءُ‪.‬‬
‫ض َّجةً‪ .‬ص حيح البخ اري‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض َّج الْ ُم ْس ل ُم ْو َن َ‬ ‫ك َ‬ ‫َفلَ َّما ذَ َك َر َذل َ‬
‫‪١٢٨٤‬‬
‫‪Dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az‬‬
‫‪Zubair, bahwasanya dia mendengar Asma' binti Abu Bakar ra‬‬
‫‪berkata: "Suatu hari Rasulullah saw berdiri menyampaikan‬‬
‫‪khuthbah lalu menyebut perihal fitnah kubur yang setiap‬‬
‫‪orang akan diuji karennaya. Ketika beliau menyebutkan hal‬‬
‫‪tersebut kaum muslimin menjadi gaduh dan berteriak".‬‬
‫‪(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1284).‬‬

‫َن رس و َل ِ‬ ‫ِ ٍ ِ‬ ‫َع ْن أَنَ ِ‬


‫اهلل‬ ‫س بْ ِن َمال ك َرض َي اهللُ َعْن هُ أَنَّهُ َح َّد َث ُه ْم أ َّ َ ُ ْ‬
‫ال‪ :‬إِ َّن الْ َعْب َد إِ َذا ُو ِض َع ىِف َقرْبِ ِه َوَت وىَّل‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َ‬ ‫َ‬
‫َ‬
‫ان َفُي ْقعِ َدانِ ِه‬‫عْن ه أَص حابه وإِنَّه لَيس مع َق رع نِع اهِلِم أَتَ اه ملَ َك ِ‬
‫َ ُ ْ َ ُُ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ‬
‫َفي ُقواَل ِن‪ :‬م ا ُكْنت؟ َت ُق و ُل‪ :‬ىِف ه َذا َّ ِ ٍ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫الر ُج ِل ل ُم َح َّمد َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم فَأ ََّما الْ ُم ْؤ ِم ُن َفَي ُق ْو ُل‪ :‬أ ْ‬
‫َش َه ُد أَنَّهُ َعْب ُد اهلل َو َر ُس ْولُهُ‬
‫ك اهللُ بِ ِه َم ْق َع ًدا‬ ‫ِ‬
‫ال لَهُ‪ :‬انْظُ ْر إِىَل َم ْق َع د َك ِم َن النَّا ِر قَ ْد أَبْ َدلَ َ‬ ‫َفُي َق ُ‬
‫ال َقتَ َادةُ‪ :‬وذُكِر لَنَا أَنَّهُ يُ ْفس ح لَهُ ىِف‬ ‫ِم َن اجْلَن َِّة َفَيَرامُهَا مَجِ ْي ًعا‪ .‬قَ َ‬
‫َُ‬ ‫َ َ‬
‫س قَ َال‪َ :‬وأ ََّما الْ ُمنَ افِ ُق َوالْ َك افُِر‬ ‫ث أَنَ ٍ‬‫َق ِ ِه مُثَّ رج ع إِىَل ح ِدي ِ‬
‫رْب َ َ َ َ ْ‬

‫‪210‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


َّ ‫ ىِف َه َذا‬:‫ت؟ َت ُق ْو ُل‬
‫ اَل أ َْد ِرى‬:‫ َفَي ُق ْو ُل‬.‫الر ُج ِل‬ َ ‫ َما ُكْن‬:ُ‫ال لَه‬ ُ ‫َفُي َق‬
‫ت‬َ ‫ت َواَل َتلَْي‬ َ ْ‫ اَل َد َري‬:‫ال‬ ُ ‫ت أَُق ْو ُل َم ا َي ُق ْو ُل الن‬
ُ ‫ َفُي َق‬.‫َّاس‬ ُ ‫ُكْن‬
ِ ٍ ِ ِ
‫ص ْي َحةً يَ ْس َمعُ َها‬
َ ‫ض ْربَةً َفيَص ْي ُح‬َ ‫ب مِب َطَ ا ِر َق م ْن َحديْ د‬ ُ ‫ض َر‬ ْ ُ‫َوي‬
١٢٨٥ ‫ صحيح البخاري‬. ِ ‫الث َقلَنْي‬ َّ ‫َم ْن يَلِْي ِه َغْيَر‬
Dari Anas bin Malik ra, bahwasanya dia menceritakan kepada
mereka bahwa Rasulullah saw bersabda: "Jika seorang hamba
(jenazahnya) sudah diletakkan didalam kuburnya dan teman-
temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya dan
dia dapat mendengar gerak langkah sandal sandal mereka,
maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya
akan mendudukkannya seraya keduanya berkata kepadanya:
‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini, Muhammad
saw?’" Bila seorang mu'min, dia akan menjawab: "Aku
bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya".
Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di
neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk
di surga. Maka dia dapat melihat keduanya". Qatadah berkata:
"Dan diceritakan kepada kami bahwa dia (hamba mu'min itu)
akan dilapangkan dalam kuburnya". Kemudian dia kembali
melanjutkan hadits Anas ra: "Dan adapun (jenazah) orang
kafir atau munafiq akan dikatakan kepadanya apa yang kamu
ketahui tentang laki-laki ini?" Maka dia akan menjawab: "Aku
tidak tahu, aku hanya berkata, mengikuti apa yang dikatakan
kebanyakan orang". Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak
mengetahuinya dan tidak mengikuti orang yang mengerti".
“Kemudian dia dipukul dengan palu godam besar terbuat

Pemulasaraan Jenazah | 211


dari besi sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat
didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua
makhluq (jin dan manusia)”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1285).133

َ َ‫ب َر ِض َي اهللُ َعْن ُه ْم ق‬ ٍ ِ


:‫ال‬ َ ‫َع ِن الَْب َراء بْ ِن َع ا ِزب َع ْن أَىِب أَيُّ ْو‬
‫س فَ َس ِم َع‬ ِ
ُ ‫الش ْم‬َّ ‫ت‬ ْ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َوقَ ْد َو َجب‬ َ ُّ ‫َخَر َج النَّيِب‬
‫َخَبَرنَا‬ْ ‫َّض ُر أ‬
ْ ‫ال الن‬ َ َ‫ َوق‬.‫ب ىِف ُقُب ْو ِر َه ا‬ ُ ‫ َي ُه ْو ُد ُت َع َّذ‬:‫ال‬
َ ‫ َف َق‬.‫ص ْوتًا‬ َ
ِ ِ
‫ب‬َ ‫ت الَْب َراءَ َع ْن أَىِب أَيُّ ْو‬ُ ‫ت أَىِب مَس ْع‬ ُ ‫ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا َع ْو ٌن مَس ْع‬
‫ ص حيح‬.‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ِّ ‫َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا َع ِن النَّيِب‬
ِ
١٢٨٦ ‫البخاري‬
Dari Al Bara' bin 'Azib, dari Abu Ayyub ra, berkata; Suatu
hari Nabi saw keluar saat matahri sudah meninggi lalu beliau
mendengar suara, maka beliau bersabda: "Orang Yahudi
sedang disiksa didalam kuburnya". Dan berkata An Nadhar,
telah mengabarkan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan
kepada kami 'Aun, aku mendengar ayahku (berkata); Aku
mendengar Al Bara' dari Abu Ayyub ra, dari Nabi saw.
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1286).134
133
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 5115; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 2812; Sunan An
Nasai, hadits nomor 2022, 2023, 2024; Musnad Ahmad, hadits
nomor 11823, 12964.
134
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 5114; Sunan An Nasai, hadits nomor 2032; Musnad

212 | Pemulasaraan Jenazah


‫ال َح َّدثَْتىِن ْابنَ ةُ َخالِ ِد بْ ِن َس عِْي ِد بْ ِن‬ َ َ‫َع ْن ُم ْو َس ى بْ ِن عُ ْقبَ ةَ ق‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو َيَت َع َّوذُ ِم ْن‬
َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ ِ ‫الْ َع‬
ْ ‫اص أَن ََّها مَس َع‬
١٢٨٧ ‫ صحيح البخاري‬. ِ‫اب الْ َقرْب‬ ِ ‫َع َذ‬
Dari Musa bin 'Uqbah, berkata; telah menceritakan kepadaku
dari Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash; “Bahwa dia mendengar
Nabi saw ketika beliau berlindung dari siksa kubur”. (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1287).135 Redaksi do’a dimaksud,
banyak terdapat dalam sejumlah kitab hadits standar, di
antaranya sebagaimana dalam hadits berikut:

ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬
َ ‫ َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫َع ْن أَىِب ُهَر ْيَرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
ِ ‫ك ِمن َع َذ‬ ِ ِ ِ
‫اب‬ ْ َ ‫ اللَّ ُه َّم إىِّن أَعُ ْوذُ ب‬:‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم يَ ْدعُ ْو َو َي ُق ْو ُل‬

Ahmad, hadits nomor 22438, 22453.


135
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1288, 5887; Shahih Muslim, hadits nomor 921,
922, 925, 927, 928, 929; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
4127; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 2815, 3416, 3496;
Sunan An Nasai, hadits nomor 1292, 2033, 2034, 2038, 5348,
5382, 5387, 5409, 5410, 5411, 5413, 5414, 5416, 5421, 5422,
5423; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3834; Musnad Ahmad,
hadits nomor 365, 7531, 7623, 9018, 9101, 9478, 9658, 9690,
10350, 13636, 20221, 21296, 23438, 23441, 25799, 25810,
25812; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 400, 480.

Pemulasaraan Jenazah | 213


‫ات َو ِم ْن فِْتنَ ِة‬
ِ ‫اب النَّا ِر و ِمن فِْتنَ ِة الْمحي ا والْمم‬
َ َ َ َْ َ ْ َ
ِ ‫الْ َقرْبِ و ِمن َع َذ‬
ْ َ
١٢٨٨ ‫ صحيح البخاري‬.‫َّج ِال‬ َّ ‫الْ َم ِسْي ِح الد‬
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw berdo'a:
"Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qabri wa min
'adzaabin naari wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min
fitmatil masiihid dajjaal; "Ya Allah aku berlindung kepada-
Mu dari siksa kubur dan dari siksa api neraka dan dari fitnah
kehidupan dan kematian dan dari fitnah al masihid dajjaal".
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1288).136

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ٍ َّ‫ع ِن اب ِن عب‬


َ ُّ ‫اس َرض َي اهللُ َعْن ُه َما َمَّر النَّيِب‬ َ ْ َ
َّ‫ مُث‬. ٍ‫ان ِم ْن َكبِرْي‬ِ ‫ان وم ا يع َّذب‬ ِ
َ َ ُ َ َ َ‫ إن َُّه َم ا لَُي َع َّذب‬:‫ال‬
ِ َ ‫َعلَى َقْب ريْ ِن َف َق‬
َ
‫َح ُدمُهَا‬ ِ ِ ِ
َ ‫َح ُدمُهَا فَ َك ا َن يَ ْس َعى بالنَّمْي َم ة َوأ ََّما أ‬ َ ‫ َبلَى أ ََّما أ‬:‫قَ َال‬
ُ‫َخ َذ عُ ْو ًدا َرطْبًا فَ َك َس َره‬ َ ‫ مُثَّ أ‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬.‫فَ َك ا َن اَل يَ ْس تَرِت ُ ِم ْن َب ْولِ ِه‬

136
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5899, 5900; Shahih Muslim, hadits nomor 925,
927, 4877; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 746, 834, 1318;
Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 3416, 3417; Sunan An Nasai,
hadits nomor 1292, 2033, 5371, 5382, 5410, 5411, 5419, 5420,
5423, 5425; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 3828, 3830;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1500, 1535, 2060, 2226, 2574,
2642, 2695, 6446, 9101, 9791, 10350, 21296, 23166, 23438,
23441, 24545, 25810, 25812; Al Muwaththa Imam Malik,
hadits nomor 400, 450.

214 | Pemulasaraan Jenazah


َ َ‫ مُثَّ ق‬. ٍ‫اح ٍد ِمْن ُه َم ا َعلَى َقرْب‬
ُ‫ لَ َعلَّه‬:‫ال‬
ِ ‫بِ ا ْثنََت ِ مُثَّ َغ رز ُك َّل و‬
َ ََ ‫نْي‬
١٢٨٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫َّف َعْن ُه َما َما مَلْ َيْيبَ َسا‬ ُ ‫خُيَف‬
Dari Ibnu 'Abbas ra, bahwa Nabi saw berjalan melewati dua
kuburan, lalu beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang
disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena
berbuat dosa besar”. Lalu beliau bersabda: "Demikianlah.
Adapun yang satu disiksa karena selalu mengadu domba,
sedang yang satunya lagi tidak bersuci setelah kencing". Ibnu
'Abbas ra berkata: "Kemudian beliau mengambil sebatang
dahan kurma, lalu membelahnya menjadi dua bagian,
kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan
tersebut seraya berkata; ‘semoga diringankan (siksanya) bagi
keduanya selama batang pohon ini masih basah". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1289).137

‫ص لَّى‬ ِ َّ ‫اهلل بْ ِن عُ َم َر َر ِض ي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬ ِ ‫عن عب ِد‬


َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ َْ ْ َ
ِ ِ َ َ‫اهللُ َعلَْي ِه وسلَّم ق‬
َ ‫ات عُ ِر‬
ُ‫ض َعلَْي ه َم ْق َع ُده‬ َ ‫َح َد ُك ْم إِ َذا َم‬ َ ‫ إ َّن أ‬:‫ال‬ َ ََ
‫بِالْغَ َد ِاة َوالْ َع ِش ِّي إِ ْن َك ا َن ِم ْن أ َْه ِل اجْلَن َِّة فَ ِم ْن أ َْه ِل اجْلَن َِّة َوإِ ْن‬

137
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 5592; Shahih Muslim, hadits nomor 439; Sunan
An Nasai, hadits nomor 2041, 2042; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 341, 343; Musnad Ahmad, hadits nomor 1877, 19479;
Sunan Ad Darimi, hadits nomor 732,

Pemulasaraan Jenazah | 215


ُ ‫ َفُي َق‬.‫َك ا َن ِم ْن أ َْه ِل النَّا ِر فَ ِم ْن أ َْه ِل النَّا ِر‬
‫ َه َذا َم ْق َع ُد َك َحىَّت‬:‫ال‬
١٢٩٠ ‫ صحيح البخاري‬.‫ك اهللُ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬ َ َ‫َيْب َعث‬
Dari 'Abdullah bin 'Umar ra; bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan
ditampakkan kepadanya tempat duduk (tinggal)-nya setiap
pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga,
maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk surga
dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat
kedudukannya) sebagai penduduk neraka, lalu dikatakan
kepadanya inilah tempat duduk (tinggalmu) hingga nanti
Allah membangkitkan kamu pada hari kiyamat". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1290).138

ِ ٍِ ِِ
ُ‫ث َع ْن َسعْيد بْ ِن أَىِب َسعْيد َع ْن أَبِْيه أَنَّه‬ ُ ‫َح َّد َثنَا ُقَتْيبَةُ َح َّد َثنَا اللَّْي‬
ِ ‫ال رس و ُل‬
‫اهلل‬ ِ َّ ‫مَسِ ع أَب ا س عِي ٍد اخْلُ ْد ِر‬
ْ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ي َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل‬ ْ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ
‫ال‬ُ ‫الر َج‬ ْ َ‫ إِذَا ُوض َعت اجْل نَ َازةُ ف‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
ِّ ‫احتَ َملَ َه ا‬ َ
‫ َوإِ ْن‬. ‫ِّم ْوىِن‬ ‫علَى أَعناقِ ِهم فَِإ ْن َكانَت حِل‬
ُ ‫ِّم ْوىِن قَد‬
ُ ‫ قَد‬:‫ت‬ ْ َ‫ص ا َةً قَال‬ َ ْ ْ َْ َ
‫ يَ ا َو ْيلَ َه ا أَيْ َن يَ ْذ َهُب ْو َن هِبَ ا يَ ْس َم ُع‬:‫ت‬ ٍ ‫َك انَت َغي ر حِل‬
ْ َ‫ص ا َة قَ ال‬ َ َْ ْ
138
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3001, 6034; Shahih Muslim, hadits nomor 5110,
5111; Sunan At Tirmidzi, hadits nomor 992; Sunan An Nasai,
hadits nomor 2043, 2044, 2045; Sunan Ibnu Majah, hadits
nomor 4260; Musnad Ahmad, hadits nomor 4873, 5656, 5786;
Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 502.

216 | Pemulasaraan Jenazah


.‫ص عِ َق‬ ِ ٍ
َ َ‫ص ْوَت َها ُك ُّل َش ْيء إِاَّل اإْلِ نْ َس ا َن َولَ ْو مَس َع َها اإْلِ نْ َس ا ُن ل‬
َ
١٢٩١ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan
kepada kami Al Laits, dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari ayahnya
bahwa dia mendengar Abu Sa'id Al Khudriy ra berkata;
Rasulullah saw bersabda: "Jika jenazah diletakkan lalu
dibawa oleh para pemandu di atas pundak mereka, maka jika
jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya)
maka dia akan berkata; ‘Bersegeralah kalian, bersegeralah
kalian (membawa aku)’. Dan jika ia bukan dari orang shalih,
maka dia akan berkata; ‘Celakalah, kemana mereka akan
membawanya?’ Suara jenazah itu didengar oleh setiap
makhluq kecuali manusia dan seandainya ada manusia yang
mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1291).139

‫ب بْ ُن إِ ْبَر ِاهْي َم َح َّد َثنَا ابْ ُن عُلَيَّةَ َح َّد َثنَا َعْب ُد الْ َع ِزيْ ِز‬
ُ ‫َح َّد َثنَا َي ْع ُق ْو‬
َ َ‫ك َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬ ٍ ‫ص َهْي‬
‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫ال‬ َ ْ ِ َ‫ب َع ْن أَن‬ ُ ‫بْ ُن‬
ِ ِ ‫ ما ِمن الن‬:‫اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم‬ ِ ‫رسو ُل‬
ُ‫ت لَه‬ ُ ‫َّاس ُم ْسل ٌم مَيُْو‬ َ َ َ َ َ َْ ُ َ ُْ َ
ِ
‫ض ِل‬ ْ ‫ث إِاَّل أ َْد َخلَ هُ اهللُ اجْلَنَّةَ بَِف‬ َ ‫ثَاَل ثَ ةٌ ِم َن الْ َولَ د مَلْ َيْبلُغُ وا احْلِْن‬
ِِ
١٢٩٢ ‫ صحيح البخاري‬.‫اه ْم‬ ُ َّ‫َرمْح َته إِي‬
139
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1883; Musnad Ahmad, hadits nomor 10945, 11127.

Pemulasaraan Jenazah | 217


Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim, telah
menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Shuhaib, dari Anas bin Malik ra,
berkata; Nabi saw telah bersabda: "Tidak seorang manusia
muslim pun yang ditinggalkan wafat oleh tiga orang anaknya
yang belum baligh kecuali Allah memasukkannya ke dalam
surga karena limpahan rahmat-Nya kepada mereka". (Shahih
Al Bukhari, hadits nomor 1292).140

‫ت أَنَّهُ مَسِ َع‬ٍ ِ‫ي ب ِن ثَ اب‬ ِ ِ ِ


ْ ِّ ‫َح َّد َثنَا أَبُ و الْ َولْي د َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َع د‬
‫ال‬َ َ‫الس اَل م ق‬َّ ‫ لَ َّما ُت ُويِّفَ إِ ْب َر ِاهْي ُم َعلَْي ِه‬:‫ال‬
َ َ‫الَْبَراءَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
.‫ إِ َّن لَ هُ ُم ْر ِض ًعا ىِف اجْلَن َِّة‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫َر ُس ْو ُل اهلل‬
١٢٩٣ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, dari 'Adiy bin Tsabit,
bahwa dia mendengar Al Bara' ra berkata; Ketika Ibrahim
(putra Nabi saw) meninggal dunia, Rasulullah saw bersabda:
"Baginya akan ada yang menyusuinya di surga". (Shahih Al
Bukhari, hadits nomor 1293).141

140
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Sunan An Nasai, hadits
nomor 1850, 1851, 1853; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor
1593, 1594, 1595; Musnad Ahmad, hadits nomor 3373, 8629,
9737, 10213, 12077, 16981, 16986, 20378, 20396, 20445,
20480, 25864, 26161.
141
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3015, 5727; Shahih Muslim, hadits nomor 4280;
Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1500; Musnad Ahmad, hadits

218 | Pemulasaraan Jenazah


ِ ِ َ َ‫اس ر ِض ي اهلل عْن ه ق‬
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ‫ ُس ئ َل َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ال‬ ُ َ ُ َ َ ٍ َّ‫َع ِن ابْ ِن َعب‬
َ ‫ َف َق‬. َ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َع ْن أ َْواَل ِد الْ ُم ْش ِركِنْي‬
‫ اهللُ إِ ْذ َخلَ َق ُه ْم أ َْعلَ ُم‬:‫ال‬
١٢٩٤ ‫ صحيح البخاري‬. َ ‫مِب َا َكانُ ْوا َع ِاملِنْي‬
Dari Ibnu 'Abbas ra berkata; Ketika Rasulullah saw ditanya
tentang anak-anak orang musyrikin (yang meninggal dunia),
beliau bersabda: "Allah swt ketika menciptakan mereka, lebih
mengetahui apa yang mereka kerjakan". (Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1294).142

‫َخَب َرىِن َعطَ اءُ بْ ُن يَِزيْ َد اللَّْيثِ ُّي أَنَّهُ مَسِ َع أَبَ ا‬ ْ ‫ال أ‬ َ َ‫ي ق‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫َع ِن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ
َ ُّ ‫ ُس ئ َل النَّيِب‬:‫ُهَر ْي َرةَ َرض َي اهللُ َعْن هُ َي ُق ْو ُل‬
. َ ‫ اهللُ أ َْعلَ ُم مِب َ ا َك انُ ْوا َع ِاملِنْي‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬. َ ‫ي الْ ُم ْش ِركِنْي‬ ِّ ‫َع ْن َذ َرا ِر‬
١٢٩٥ ‫صحيح البخاري‬
Dari Az Zuhriy, berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Atha'
bin Yazid Al Laitsiy, bahwa dia mendengar Abu Hurairah ra
berkata: Ketika Rasulullah saw ditanya tentang keturunan

nomor 11565, 17816, 17817, 17881, 17916, 17939, 17956.


142
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 1295, 6108, 6109; Shahih Muslim, hadits nomor
4808, 4809, 4810; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 4088,
4089, 4092; Sunan An Nasai, hadits nomor 1923, 1924, 1925,
1926; Musnad Ahmad, hadits nomor 1748, 2877, 2999, 3195,
7208, 8740, 9611, 9703, 10303, 19776.

Pemulasaraan Jenazah | 219


orang musyrikin (yang meninggal dunia), beliau bersabda:
"Allah swt ketika menciptakan mereka lebih mengetahui apa
yang telah mereka kerjakan". (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1295).143

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬ َ َ‫ ق‬:‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َرةَ َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
‫ ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد يُ ْولَ ُد َعلَى الْ ِفطْ َر ِة فَ أ ََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِ ِه أ َْو‬:‫َو َس لَّ َم‬
‫ َه ْل َت َرى‬.َ‫ص َرانِِه أ َْو مُيَ ِّج َس انِِه َك َمثَ ِل الْبَ ِهْي َم ِة ُتْنتَ ُج الْبَ ِهْي َم ة‬
ِّ َ‫يُن‬
١٢٩٦ ‫ صحيح البخاري‬.َ‫فِْي َها َج ْد َعاء‬
Dari Abu Hurairah ra berkata; Nabi saw bersabda: "Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua
orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi
Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak
yang melahirkan binatang ternak (anaknya) dengan
sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"
(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1296).144
143
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6108, 6109; Shahih Muslim, hadits nomor 4808,
4809, 4810; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 4088, 4089,
4092; Sunan An Nasai, hadits nomor 1923, 1924, 1925, 1926;
Musnad Ahmad, hadits nomor 1748, 2877, 2999, 3195, 7023,
7208, 7316, 8740, 9611, 9703, 10303, 19776.
144
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4402, 6110; Shahih Muslim, hadits nomor 4803,
4805, 4806; Sunan Abu Dawud, hadits nomor 4091; Sunan At
Tirmidzi, hadits nomor 2064; Musnad Ahmad, hadits nomor
6884, 7387, 7463, 7832, 8739, 8949, 14277; Al Muwaththa
Imam Malik, hadits nomor 507.

220 | Pemulasaraan Jenazah


‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم إِ َذا‬ ‫ال‪َ :‬كا َن النَّيِب ُّ َ‬ ‫َع ْن مَسَُرةَ بْ ِن ُجْن َد ٍب قَ َ‬
‫ال‪َ :‬م ْن َرأَى ِمْن ُك ُم اللَّْيلَ ةَ‬ ‫ص اَل ًة أَْقبَ َل َعلَْينَ ا بَِو ْج ِه ِه َف َق َ‬ ‫ص لَّى َ‬ ‫َ‬
‫ص َها َفَي ُق ْو ُل‪َ :‬م ا َش اءَ اهللُ فَ َس أَلَنَا‬ ‫َح ٌد قَ َّ‬ ‫ر ْؤي ا؟ قَ َ ِ‬
‫ال‪ :‬فَإ ْن َرأَى أ َ‬ ‫ُ َ‬
‫ال‪ :‬لَ ِكىِّن‬‫َح ٌد ِمْن ُك ْم ُر ْؤيَا؟ ُق ْلنَ ا‪ :‬اَل ‪ .‬قَ َ‬ ‫ال‪َ :‬ه ْل َرأَى أ َ‬ ‫َي ْومًا َف َق َ‬
‫ِ‬
‫ض‬ ‫َخَر َج اىِن إِىَل اأْل َْر ِ‬ ‫َخ َذا بِيَ دى فَأ ْ‬ ‫ت اللَّْيلَةَ َر ُجلَنْي ِ أََتيَاىِن فَأ َ‬‫َرأَيْ ُ‬
‫ب ِم ْن‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫الْم َقد ِ ِ‬
‫س َو َر ُج ٌل قَ ائ ٌم بِيَ ده َكلُّ ْو ٌ‬ ‫َّس ة‪ .‬فَ إ َذا َر ُج ٌل َج ال ٌ‬ ‫ُ َ‬
‫ِ‬ ‫َح ِديْ ٍد‪ .‬قَ َ‬
‫ك‬ ‫َص َحابِنَا َع ْن ُم ْو َس ى‪ :‬إِنَّهُ يُ ْد ِخ ُل َذل َ‬ ‫ضأ ْ‬ ‫ال َب ْع ُ‬
‫ب ىِف ِش ْدقِ ِه َحىَّت َيْبلُ َغ َق َف اهُ مُثَّ َي ْف َع ُل بِ ِش ْدقِ ِه اآْل َخ ِر ِمثْ َل‬ ‫الْ َكلُّ ْو َ‬
‫ت‪َ :‬م ا َه َذا؟‬ ‫ِ‬ ‫ذَلِ َ ِ ِ‬
‫ص نَ ُع م ْثلَ هُ‪ُ .‬ق ْل ُ‬‫ك َو َي ْلتَئ ُم ش ْدقُهُ َه َذا َفَيعُ ْو ُد َفيَ ْ‬
‫ض طَ ِج ٍع َعلَى‬ ‫قَ ااَل ‪ :‬انْطَلِ ْق فَانْطَلَ ْقنَ ا َحىَّت أََتْينَ ا َعلَى َر ُج ٍل ُم ْ‬
‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ْخَر ٍة َفيَ ْش َد ُخ بِه َرأْ َسهُ‬ ‫َق َفاهُ َو َر ُج ٌل قَائ ٌم َعلَى َرأْسه بِف ْه ٍر أ َْو َ‬
‫ض َربَهُ تَ َد ْه َد َه احْلَ َج ُر فَ انْطَلَ َق إِلَْي ِه لِيَأْ ُخ َذهُ فَاَل َي ْر ِج ُع إِىَل‬
‫فَ ِإذَا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض َربَهُ‪.‬‬ ‫َه َذا َحىَّت َي ْلتَئ َم َرأْ ُس هُ َو َع َاد َرأْ ُس هُ َك َم ا ُه َو َف َع َاد إِلَْي ه فَ َ‬
‫ب ِمثْ ِل التَّن ُّْو ِر‬ ‫ت‪َ :‬م ْن َه َذا؟ قَ ااَل ‪ :‬انْطَلِ ْق فَانْطَلَ ْقنَ ا إِىَل ثَ ْق ٍ‬ ‫ُق ْل ُ‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪221‬‬


‫ِ‬
‫ب‬‫َس َفلُهُ َواس ٌع َيَت َوقَّ ُد حَتْتَ هُ نَ ًارا‪ .‬فَ ِإذَا ا ْقَت َر َ‬ ‫ض يِّ ٌق َوأ ْ‬‫أ َْعاَل هُ َ‬
‫ت َر َجعُ ْوا فِْي َه ا َوفِْي َه ا‬ ‫ْارَت َفعُ ْوا َحىَّت َك َاد أَ ْن خَي ُْر ُج ْوا فَِإ َذا مَخَ َد ْ‬
‫ت‪َ :‬م ْن َه َذا؟ قَ ااَل ‪ :‬انْطَلِ ْق! فَانْطَلَ ْقنَ ا‬ ‫ِرج ٌ ِ‬
‫ال َون َس اءٌ عُ َراةٌ‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬ ‫َ‬
‫َّه ِر‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ ِِ‬
‫َحىَّت أََتْينَا َعلَى َن َه ٍر م ْن َدم‪ .‬فْيه َر ُج ٌل قَ ائ ٌم َعلَى َو َس ط الن َ‬
‫ط‬‫ب بْ ُن َج ِريْ ٍر َع ْن َج ِريْ ِر بْ ِن َح ا ِزٍم َو َعلَى َش ِّ‬ ‫ال‪ :‬يَِزيْ ُد َو َو ْه ُ‬‫قَ َ‬
‫ِ‬ ‫َّه ِر َر ُج ٌل َبنْي َ يَ َديْ ِه ِح َج َارةٌ فَأَ ْقبَ َل َّ‬
‫َّه ِر‪.‬‬ ‫الر ُج ُل الَّذى ىِف الن َ‬ ‫الن َ‬
‫ِ‬
‫ث َك ا َن‬ ‫الر ُج ُل حِب َ َج ٍر ىِف فْي ِه َف َر َّدهُ َحْي ُ‬ ‫فَِإ َذا أ ََر َاد أَ ْن خَي ُْر َج َر َمى َّ‬
‫فَ َج َع َل‪ُ .‬كلَّ َم ا َج اءَ لِيَ ْخ ُر َج َر َمى ىِف فِْي ِه حِب َ َج ٍر َفَي ْر ِج ُع َك َم ا‬
‫ت‪َ :‬ما َه َذا؟ قَااَل ‪ :‬انْطَلِ ْق! فَانْطَلَ ْقنَ ا َحىَّت ا ْنَت َهْينَ ا إِىَل‬ ‫َكا َن‪َ .‬ف ُق ْل ُ‬
‫َص لِ َها َش ْي ٌخ َو ِص ْبيَا ٌن‬ ‫ِ‬
‫ضَراءَ فْي َها َش َجَرةٌ َعظْي َم ةٌ َوىِف أ ْ‬
‫روض ٍة خ ْ ِ‬
‫َْ َ َ‬
‫ص عِ َدا ىِب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وإِ َذا رجل قَ ِري ِ‬
‫َّجَر ِة َبنْي َ يَ َديْه نَ ٌار يُ ْوق ُد َها فَ َ‬
‫ب م َن الش َ‬ ‫َ ٌَُ ٌْ‬
‫ال‬‫َح َس َن ِمْن َه ا فِْي َه ا ِر َج ٌ‬ ‫طأْ‬ ‫َّجر ِة َوأ َْد َخاَل ىِن َد ًارا مَلْ أ ََر قَ ُّ‬
‫الش َ َ‬
‫ىِف‬
‫ص عِ َدا ىِب‬ ‫ِ‬
‫َخَر َج اىِن مْن َه ا فَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اب َون َساءٌ َوص ْبيَا ٌن‪ .‬مُثَّ أ ْ‬ ‫ُشُي ْو ٌخ َو َشبَ ٌ‬
‫ض ُل فِْي َه ا ُش ُي ْو ٌخ‬ ‫َح َس ُن َوأَفْ َ‬
‫ِ‬
‫الش َجَر َة فَ أ َْد َخاَل ىِن َد ًارا ه َي أ ْ‬ ‫َّ‬

‫‪222‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


‫ت‪ .‬قَ ااَل ‪:‬‬ ‫َخرِب َاىِن َع َّما َرأَيْ ُ‬
‫ت‪ :‬طََّو ْفتُ َم اىِن اللَّْيلَ ةَ فَ أ ْ‬‫اب‪ُ .‬ق ْل ُ‬ ‫َو َش بَ ٌ‬
‫ِّث بِالْ َك ْذبَ ِة‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اب حُيَ د ُ‬ ‫َن َع ْم‪ ،‬أ ََّما الَّذى َرأ َْيتَ هُ يُ َش ُّق ش ْدقُهُ فَ َك َّذ ٌ‬
‫ص نَ ُع بِ ِه إِىَل َي ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‪.‬‬ ‫اق َفيُ ْ‬
‫َفتُ ْح َم ُل َعْن هُ َحىَّت َتْبلُ َغ اآْل فَ َ‬
‫ِ‬
‫َوالَّذى َرأ َْيتَ هُ يُ ْش َد ُخ َرأْ ُس هُ َفَر ُج ٌل َعلَّ َم هُ اهللُ الْ ُق ْرآ َن َفنَ َام َعْن هُ‬
‫َّه ا ِر يُ ْف َع ُل بِ ِه إِىَل َي ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‪َ .‬والَّ ِذى‬ ‫ِِ‬
‫بِاللَّْي ِل َومَلْ َي ْع َم ْل فْيه بِالن َ‬
‫َّه ِر آكِلُ ْوا‬ ‫ِ‬
‫الزنَ اةُ‪َ .‬والَّذى َرأ َْيتَ هُ ىِف الن َ‬ ‫ب َف ُه ُم ُّ‬ ‫َرأ َْيتَ هُ ىِف َّ‬
‫الث ْق ِ‬
‫الس اَل م‪.‬‬ ‫الش َجَر ِة إِ ْب َر ِاهْي ُم َعلَْي ِه َّ‬ ‫َص ِل َّ‬ ‫الش ْي ُخ ىِف أ ْ‬ ‫الربَ ا‪َ .‬و َّ‬ ‫ِّ‬
‫ك َخا ِز ُن‬ ‫َّار َمالِ ٌ‬ ‫الصبيا ُن حولَه فَأَواَل د الن ِ َّ ِ ِ‬
‫َّاس‪َ .‬والذى يُ ْوق ُد الن َ‬ ‫َو ِّ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ‬
‫ت َد ُار َع َّام ِة الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ ‪َ .‬وأ ََّما‬ ‫َّار اأْل ُوىَل الَّىِت َد َخ ْل َ‬
‫النَّار‪َ .‬وال د ُ‬
‫ِ‬
‫الش َه َد ِاء‪َ .‬وأَنَ ا ِجرْبِ يْ ُل َو َه َذا ِمْي َكائِْي ُل فَ ْارفَ ْع‬ ‫َّار فَ َد ُار ُّ‬ ‫ِِ‬
‫َه ذه الد ُ‬
‫الس ح ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫اب‪ .‬قَااَل ‪َ :‬ذ َاك‬ ‫ت َرأْس ى فَِإ َذا َف ْوقى مثْ ُل َّ َ‬ ‫ك! َف َر َف ْع ُ‬ ‫َرأْ َس َ‬
‫ِ‬
‫ك عُ ُمٌر مَلْ‬ ‫ت‪َ :‬د َعاىِن أ َْد ُخ ْل َمْنزِىِل ‪ .‬قَااَل ‪ :‬إِنَّهُ بَق َي لَ َ‬ ‫ك‪ُ .‬ق ْل ُ‬ ‫َمْن ِزلُ َ‬
‫ت َمْن ِزلَ َ‬ ‫ِ‬
‫ك‪ .‬ص حيح البخ اري‬ ‫ت أََتْي َ‬‫ْم ْل َ‬‫اس تَك َ‬ ‫تَ ْس تَكْم ْلهُ‪َ .‬فلَ ْو ْ‬
‫‪١٢٩٧‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪223‬‬


Dari Samrah bin Jundab, berkata; “Sudah menjadi kebiasaan
Nabi saw bila selesai melaksanakan suatu shalat, beliau
menghadapkan wajahnya kepada kami lalu berkata: ‘Siapa di
antara kalian yang tadi malam bermimpi?’" Dia (Samrah bin
Jundab) berkata: "Jika ada seorang yang bermimpi maka
orang itu akan menceritakan, saat itulah beliau berkata; Maa
syaa-allah, (atas kehendak Allah)". Pada suatu hari yang lain
beliau bertanya kepada kami: "Apakah ada di antara kalian
yang bermimpi?" Kami menjawab: "Tidak ada". Beliau
berkata: "Tetapi tadi malam aku bermimpi, yakni ada dua
orang laki-laki yang mendatangiku, lalu keduanya memegang
tanganku dan membawaku ke negeri yang disucikan (Al
Muqaddasah), ternyata di sana ada seseorang yang sedang
duduk dan seseorang yang berdiri dan di tangannya
memegang sebatang besi yang ujungnya bengkok (besi itu
biasanya digunakan untuk menggantung sesuatu)”. Sebagian
dari sahabat kami berkata, dari Musa: “Bahwa batang besi
tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi mulut (dari geraham)
orang itu hingga menembus tengkuknya). Kemudian dilakukan
hal yang sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas
dari mulutnya dan dimasukkan kembali, dan begitu seterusnya
diperlakukan”. Aku bertanya: "Apa ini maksudnya?" Kedua
orang yang membawaku berkata: "Berangkatlah!" Maka kami
berangkat ke tempat lain dan sampai kepada seseorang yang
sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada
seseorang lainnya yang berdiri, di atas kepalanya memegang
batu atau batu besar untuk menghancurkan kepalanya. Ketika
dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala orang itu. Maka
orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak
berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu kembali utuh
seperti semula. Kemudian dipukul lagi dengan batu hingga

224 | Pemulasaraan Jenazah


hancur. Aku bertanya: "Siapakah orang ini?" Keduanya
menjawab: "Berangkatlah!" Maka kamipun berangkat hingga
sampai pada suatu lubang seperti dapur api dimana bagian
atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar dan di bawahnya
dinyalakan api yang apabila api itu didekatkan, mereka
(penghuninya) akan terangkat dan apabila api itu dipadamkan
penghuninya akan kembali kepadanya, penghuninya itu terdiri
dari laki-laki dan perempuan. Aku bertanya: "Siapakah
mereka itu?" Keduanya menjawab: "Berangkatlah!" Maka
kami pun berangkat hingga sampai di sebuah sungai yang
airnya adalah darah. Di sana ada seseorang yang berdiri di
tengah-tengah sungai. Berkata Yazid dan Wahb bin Jarir dari
Jarir bin Hazim: “Dan di tepi sungai ada seseorang yang
memegang batu. Ketika orang yang berada di tengah sungai
menghadapnya dan bermaksud hendak keluar dari sungai,
maka orang yang memegang batu melemparnya dengan batu
ke arah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di
tengah sungai, dan terjadilah seterusnya begitu, setiap dia
hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu hingga
kembali ke tempatnya semula”. Aku bertanya: "Apakah
maksudnya ini?" Keduanya menjawab: "Berangkatlah!" Maka
kamipun berangkat hingga sampai ke suatu taman yang hijau,
di dalamnya penuh dengan pepohonan yang besar-besar
sementara di bawahnya ada seorang orang tua dan anak-anak,
dan ada seorang yang berada dekat dengan pohon yang
memegang api. Manakala dia menyalakan api maka kedua
orang yang membawaku naik membawaku memanjat pohon
lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah (kampung)
yang belum pernah aku melihat seindah itu sebelumnya dan di
dalamnya ada banyak laki-laki, orang-orang tua, pemuda,
wanita dan anak-anak. Lalu keduanya membawa aku keluar

Pemulasaraan Jenazah | 225


dari situ dan membawaku naik lagi ke atas pohon, lalu
memasukkan aku ke dalam suatu rumah yang lebih baik dan
lebih indah, di dalamnya ada orang-orang tua dan para
pemuda. Aku berkata: "Ajaklah aku keliling malam ini dan
terangkanlah tentang apa yang aku sudah lihat tadi". Maka
keduanya berkata: "Baiklah. Adapun orang yang kamu lihat
mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka
berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa
hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu
hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya
dipecahkan adalah seseorang yang telah diajarkan Al Quran
oleh Allah, lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak
melaksanakan Al Quran pada siang harinya, kemudian dia
diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Dan orang-orang
yang kamu lihat berada di dalam dapur api, mereka adalah
para pezina, sedangkan orang yang kamu lihat berada di
tengah sungai adalah mereka yang memakan riba' (rentenir),
sementara orang tua yang berada di bawah pohon adalah
Nabi Ibrahim as. Sedangkan anak-anak yang ada di
sekitarnnya adalah anak-anak kecil manusia. Adapun orang
yang menyalakan api adalah malaikat penunggu neraka,
sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah
bagi seluruh kaum mu'minin, sedangkan rumah yang ini
adalah perkampungan para syuhada' dan aku adalah Jibril
dan ini adalah Mikail, maka angkatlah kepalamu. Maka aku
mengangkat kepalaku ternyata di atas kepalaku ada sesuatu
seperti awan”. Keduanya berkata: "Itulah tempatmu". Aku
berkata: "Biarkanlah aku memasuki rumahku". Keduanya
berkata: "Umurmu masih tersisa dan belum selesai. Andaikan

226 | Pemulasaraan Jenazah


‫‪sudah selesai waktunya kamu pasti akan memasuki rumahmu".‬‬
‫‪(Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1297).145‬‬

‫ِ‬
‫ٍر‬ ‫ت َعلَى أَىِب بَ ْك‬ ‫ت‪َ :‬د َخ ْل ُ‬ ‫َع ْن َعائ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ الَ ْ‬
‫ِه‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي‬ ‫ال‪ :‬ىِف َك ْم َك َّفْنتُ ُم النَّيِب َّ َ‬ ‫َر ِض َي اهللُ َعْن هُ َف َق َ‬
‫س فِْي َه ا‬ ‫ٍِ‬ ‫ٍ ِ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫وس لَّم‪ .‬قَ الَ ْ ىِف‬
‫ت‪ :‬ثَاَل ثَ ة أَْث َواب بْيض َس ُح ْوليَّة لَْي َ‬ ‫ََ َ‬
‫َي ي وٍم ُت ويِّف رس و ُل ِ‬
‫اهلل‬ ‫ىِف‬ ‫ص َواَل ِع َم َام ةٌ‪َ .‬وقَ َ‬ ‫ِ‬
‫ال هَلَ ا‪ :‬أ ِّ َ ْ ُ َ َ ُ ْ‬ ‫قَمْي ٌ‬
‫َي َي ْوٍم‬ ‫ال‪ :‬فَ أ ُّ‬ ‫ت‪َ :‬ي ْو َم ااِل ْثَننْي ِ ‪ .‬قَ َ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم؟ قَ الَ ْ‬ ‫َ‬
‫ال‪ :‬أ َْر ُج ْو فِْي َم ا َبْيىِن َو َبنْي َ اللَّْي ِل‬ ‫ت‪َ :‬ي ْو ُم ااِل ْثَننْي ِ ‪ .‬قَ َ‬ ‫َه َذا؟ قَ الَ ْ‬
‫ض فِْي ِه بِ ِه َر ْدعٌ ِم ْن َز ْع َف َر ٍان‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َفنَظَ َر إِىَل ثَ ْو ٍب َعلَْي ه َك ا َن مُيَ َّر ُ‬
‫ال‪ :‬ا ْغ ِس لُ ْوا ثَ ْوىِب َه َذا َو ِزيْ ُد ْوا َعلَْي ِه ثَ ْو َبنْي ِ فَ َكفُِّن ْوىِن فِْي َه ا‪.‬‬ ‫َف َق َ‬
‫ت‬ ‫ال‪ :‬إِ َّن احْل ي أَح ُّق بِاجْل ِدي ِد ِمن الْميِّ ِ‬ ‫ت‪ :‬إِ َّن َه َذا َخلَ ٌق‪ .‬قَ َ‬
‫َ ْ َ َ‬ ‫َ َّ َ‬ ‫ُق ْل ُ‬
‫ف َحىَّت أ َْم َس ى ِم ْن لَْيلَ ِة الثُّاَل ثَ ِاء َو ُدفِ َن‬ ‫إِمَّنَا ُه َو لِْل ُم ْهلَ ِة َفلَ ْم يَُت َو َّ‬
‫صبِ َح‪ .‬صحيح البخاري ‪١٢٩٨‬‬
‫َقْب َل أَ ْن يُ ْ‬
‫‪Dari 'Aisyah ra, berkata; aku pernah masuk menemui Abu‬‬
‫‪Bakar ra, lalu dia berkata: "Berapa lembar kain kalian‬‬
‫‪mengafani Nabi saw?" Dia berkata: "Dalam tiga lembar kain‬‬
‫‪145‬‬
‫‪_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,‬‬
‫‪hadits nomor 1943; Musnad Ahmad, hadits nomor 19306.‬‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪227‬‬


putih buatan negeri Yaman dan tidak dipakaikan baju dan
juga tidak serban". Kemudian Abu Bakar ra berkata
kepadanya: "Hari apakah Rasulullah saw wafat?" 'Aisyah ra
menjawab: “Hari Senin". Lalu dia berkata lagi: "Sekarang ini
hari apa?" 'Aisyah ra menjawab: "Sekarang hari Senin". Abu
Bakar berkata: "Aku berharap umurku sampai malam ini
saja". Lalu dia memandang baju yang dipakainya sejak dia
menderita sakit yang ketika itu bajunya sudah kotor terkena
minyak za'faran (kunyit) pada sebagiannya, kemudian berkata:
"Cucilah bajuku ini dan tambahkanlah dengan dua baju lain
untuk mengkafaniku dengannya". Aku berkata: "Baju ini
sudah usang". Maka dia menjawab: "Orang yang hidup lebih
pantas untuk mengenakan baju yang baru dari pada orang
yang sudah mati. Kain itu hanya untuk mewadahi nanah
mayat". “Kemudian dia tidak wafat hingga menjelang malam
Selasa (dimana akhirnya wafat) lalu ia dikuburkan sebelum
pagi". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1298).146

‫َخَب رىِن‬
َ ْ ‫ال أ‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َس عِْي ُد بْ ُن أَىِب َم ْرمَيَ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر ق‬
َّ ‫ِه َش ُام بْ ُن عُ ْر َوةَ َع ْن أَبِْي ِه َع ْن َعائِ َش ةَ َر ِض ي اهللُ َعْن َه ا أ‬
‫َن َر ُجاًل‬ َ
ِ ِ ِ
َ ‫ت َن ْف ُس َها َوأَظُن‬
‫ُّه ا‬ ْ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن أ ُِّمى ا ْفتُلت‬َ ِّ ‫قَ َال للنَّيِب‬

146
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1563; Sunan Abu Dawud, hadits nomor, 2740; Sunan
At Tirmidzi, hadits nomor 917; Sunan AN Nasai, hadits nomor
1871, 1872, 1873; Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 1458;
Musnad Ahmad, hadits nomor 23484, 24159, 24423, 24612,
24759; Al Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 467, 468.

228 | Pemulasaraan Jenazah


:‫ال‬
َ َ‫ت َعْن َه ا؟ ق‬ َ َ‫َج ٌر إِ ْن ت‬
ُ ْ‫ص َّدق‬ ْ َ‫ص َّدق‬
ْ ‫ َف َه ْل هَلَا أ‬.‫ت‬ ْ ‫لَ ْو تَ َكلَّ َم‬
َ َ‫ت ت‬
١٢٩٩ ‫ صحيح البخاري‬.‫َن َع ْم‬
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, berkata;
telah mengabarkan kepadaku Hisyam bin 'Urwah, dari
ayahnya, dari 'Aisyah ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata
kepada Nabi saw: "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak,
dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan
bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku
bershadaqah untuknya (atas namanya)?" Beliau menjawab:
"Ya, benar". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1299).147

‫ َح َّدثَىِن حُمَ َّم ُد بْ ُن‬.‫اعْي ُل َح َّدثَىِن ُس لَْي َما ُن َع ْن ِه َش ٍام‬ِ ‫ح َّدثَنَا إِمْس‬
َ َ
‫َح ْر ٍب َح َّدثَنَا أَبُ ْو َم ْر َوا َن حَيْىَي بْ ُن أَىِب َز َك ِريَّاءَ َع ْن ِه َش ٍام َع ْن‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ
َ ‫ إِ ْن َك ا َن َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫ت‬
ِ
ْ َ‫عُ ْر َو َة َع ْن َعائ َش ةَ قَ ال‬
ِ ‫وس لَّم لَيَتع َّذر ىِف مر ِض ِه أَين أَنَ ا الْي وم أَين أَنَ ا َغ ًدا‬
ً‫اس تْبطَاء‬ ْ َْ َ ْ َ َْ ََ ُ َ َ َ َ َ
‫ض هُ اهللُ َبنْي َ َس ْح ِرى َوحَنْ ِرى‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ َفلَ َّما َك ا َن َي ْومى َقب‬.َ‫لَي ْوم َعائ َش ة‬
١٣٠٠ ‫ صحيح البخاري‬. ‫َو ُدفِ َن ىِف َبْيىِت‬

147
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 1672, 3082; Musnad Ahmad, hadits nomor 23117; Al
Muwaththa Imam Malik, hadits nomor 1255.

Pemulasaraan Jenazah | 229


Telah menceritakan kepada kami Isma'il, telah menceritakan
kepadaku Sulaiman, dari Hisyam, (dan diriwayatkan pula dari
jalan lain), telah menceritakan kepadaku Muhammad bin
Harb, telah menceritakan kepada kami Abu Marwan Yahya
bin Abu Zakariya', dari Hisyam, dari 'Urwah, dari 'Aisyah ra,
berkata: “Ketika Rasulullah saw dalam keadaan sakit dan
meminta udzur untuk giliran tinggal dengan isteri-isterinya
(beliau bertanya): ‘Dimana giliran aku hari ini dan dimana
kesokannya?’. Saat itu rupanya beliau menginginkan
berlama-lama berada dalam giliran 'Aisyah ra. Saat beliau
giliran di rumahku, Allah mencabut nyawanya yang berada
dalam dekapan dadaku dan pangkuanku, lalu beliau
dikebumikan di rumahku". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1300).148

ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ت‬ ْ َ‫َع ْن َعائ َش ةَ َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
‫ لَ َع َن اهللُ الَْي ُه ْو َد‬:ُ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ىِف َمَر ِض ِه الَّ ِذى مَلْ َي ُق ْم ِمْن ه‬
ِ ِ
َ ‫ لَ ْواَل َذل‬.‫َّص َارى اخَّتَ ُذ ْوا ُقُب ْو َر أَنْبِيَ ائِ ِه ْم َم َس اج َد‬
‫ك أُبْ ِر َز‬ َ ‫َوالن‬
‫ َو َع ْن ِهاَل ٍل‬.‫َّخ َذ َم ْس ِج ًدا‬ َ ‫َن يُت‬ َّ ‫َقْب ُرهُ َغْي َر أَنَّهُ َخ ِش ي أ َْو ُخ ِش ي أ‬
َ َ
‫ ص حيح البخ اري‬. ‫الز َبرْيِ َومَلْ يُ ْولَ ْد ىِل‬ ُّ ‫ َكنَّاىِن عُ ْر َوةُ بْ ُن‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
١٣٠١

148
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Muslim, hadits
nomor 4473.

230 | Pemulasaraan Jenazah


Dari 'Aisyah ra berkata; Nabi saw bersabda ketika beliau sakit
yang setelah itu beliau tidak bangun lagi (wafat): "Allah
melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani disebabkan
mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid
(tempat ibadah)". 'Aisyah ra berkata: "Kalau bukan karena
ada sabda beliau tersebut tentu aku pindahkan kuburan beliau
(dari dalam rumahnya), namun aku tetap khawatir nantinya
akan dijadikan masjid". Dan dari Hilal berkata: "'Urwah bin
Az Zubair pernah memberikan kuniyah (nama panggilan yang
dinisbatkan kepada anak) kepadaku namun aku tidak punya
anak". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1301).149

‫َخَبَرنَ ا أَبُ ْو بَ ْك ِر بْ ُن‬ ِ ِ


ْ ‫َخَبَرنَ ا َعْب ُد اهلل أ‬ ْ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن ُم َقات ٍل أ‬
‫ص لَّى‬َ ِّ ‫ أَنَّهُ َرأَى َقْب َر النَّيِب‬:ُ‫َّما ِر أَنَّهُ َح َّدثَ ه‬
َّ ‫اش َع ْن ُس ْفيَا َن الت‬ ٍ َّ‫َعي‬
ِ
١٣٠٢ ‫ صحيح البخاري‬.‫َّما‬ ً ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ُم َسن‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil,
telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah, telah mengabarkan
kepada kami Abu Bakar bin 'Iyyasy, dari Sufyan At Tamar;
“Bahwa dia melihat kuburan Nabi saw sudah ditinggikan
tanahnya sedikit". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1302).
149
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 3195, 4087, 4089, 5368; Shahih Muslim, hadits
nomor 823, 824, 825, 826; Sunan Abu Dawud, hadits nomor
2808; Sunan An Nasai, hadits nomor 696, 2019, 2020; Musnad
Ahmad, hadits nomor 1786, 7492, 7497, 7501, 8433, 8781,
9473, 10297, 10298, 20620, 20638, 20776, 22931, 23372,
23748, 23976, 24727, 24953, 24982, 25149; Al Muwaththa
Imam Malik, hadits nomor 1387; Sunan Ad Darimi, hadits
nomor 1367.

Pemulasaraan Jenazah | 231


‫َح َّدثَنَا َف ْر َوةُ َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن ُم ْس ِه ٍر َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُ ْر َوةَ َع ْن‬
‫ك‬ِ ِ‫ان الْولِي ِد ب ِن َعب ِد الْمل‬ ِ ‫ لَ َّما س َق َط َعلَْي ِهم احْلَائِ ُ ىِف‬:‫أَبِْي ِه‬
َ ْ ْ ْ َ ‫ط َز َم‬ ُ َ
ِِ
ْ ‫َخ ُذ ْوا ىِف بِنَائ ه َفبَ َد‬
ِّ ‫ت هَلُ ْم قَ َد ٌم َف َف ِزعُ ْوا َوظَن ُّْوا أَن ََّه ا قَ َد ُم النَّيِب‬ َ‫أ‬
ِ ِ
‫ك َحىَّت قَ َال‬ َ ‫َح ًدا َي ْعلَ ُم َذل‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َم ا َو َج ُدوا أ‬ َ
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َم ا‬ ِ ِ
َ ُّ ‫ اَل َواهلل َم ا ه َي قَ َد ُم النَّيِب‬:ُ‫هَلُ ْم عُ ْر َوة‬
١٣٠٣ ‫ صحيح البخاري‬.ُ‫ِه َي إِاَّل قَ َد ُم عُ َمَر َر ِض َي اهللُ َعْنه‬
Telah menceritakan kepada kami Farwah, telah menceritakan
kepada kami 'Ali bin Mushir, dari Hisyam bin 'Urwah, dari
ayahnya; “Ketika tembok runtuh menimpa kuburan Nabi saw
pada masa kekhilafahan Al Walid bin 'Abdul Malik, orang-
orang mulai membangun kembali. Saat itu mereka
menemukan sebuah kaki yang terputus. Mereka mengira
bahwa itu adalah kaki Nabi saw”. Mereka tidak menemui
seseorang yang mengetahui hal itu, hingga akhirnya 'Urwah
berkata kepada mereka: "Demi Allah, itu bukanlah kaki Nabi
saw, itu adalah kaki Umar ra”. (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 1303).

ِ ِ ِ ٍ ِ
‫ت‬
ْ ‫ص‬ َ ‫َو َع ْن ه َش ام َع ْن أَبِْي ه َع ْن َعائ َش ةَ َرض َي اهللُ َعْن َه ا أَن ََّه ا أ َْو‬
‫ اَل تَ ْدفِىِّن َم َع ُه ْم َو ْادفِىِّن‬:‫الز َبرْيِ َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‬ ِ ‫عب َد‬
ُّ ‫اهلل بْ َن‬ َْ

232 | Pemulasaraan Jenazah


‫احىِب بِ الْبَ ِقْي ِع اَل أَُز َّكى بِ ِه أَبَ ًدا‪ .‬ص حيح البخ اري‬
‫معصو ِ‬
‫َ َ ََ‬
‫‪١٣٠٤‬‬
‫‪Dari 'Aisyah ra, bahwa ia berwasiat kepada 'Abdullah bin Az‬‬
‫‪Zubair ra: "Janganlah kamu mengubur aku bersama mereka,‬‬
‫‪namun kuburkanlah aku bersama para sahabatku (istri-‬‬
‫‪istriku) di Al Baqi' agar aku tidak dikeramatkan oleh‬‬
‫‪seorangpun selama-lamanya". (Shahih Al Bukhari, hadits‬‬
‫‪nomor 1304).‬‬

‫اب‬ ‫ت عُم ر بْن اخْلَطَّ ِ‬


‫ال‪َ :‬رأَيْ ُ َ َ َ‬ ‫ي قَ َ‬ ‫َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن َمْي ُم ْو ٍن اأْل َْو ِد ِّ‬
‫ب إِىَل أ ُِّم‬ ‫ِ‬ ‫َر ِض َي اهللُ َعْن هُ قَ َ‬
‫ال‪ :‬يَ ا َعْب َد اهلل بْ َن عُ َم َر ا ْذ َه ْ‬
‫اب‬ ‫الْم ْؤ ِمنِنْي َ َعائِ َش ةَ ر ِض ي اهلل َعْنه ا َف ُق ل ي ْق رأُ عُم ر بْن اخْلَطَّ ِ‬
‫َ َ ُ َ ْ َ َ َُ ُ‬ ‫ُ‬
‫ت‬ ‫الس اَل م‪ .‬مُثَّ س ْلها أَ ْن أ ُْدفَن م ع ِ‬ ‫ِ‬
‫ت‪ُ :‬كْن ُ‬ ‫ص احيَبَّ‪ .‬قَ الَ ْ‬ ‫َََ َ‬ ‫َعلَْي ك َّ َ َ َ‬
‫ال لَهُ‪:‬‬ ‫أُِريْ ُدهُ لَِن ْف ِس ى فَأَل ُْوثَِرنَّهُ الَْي ْو َم َعلَى َن ْف ِس ى‪َ .‬فلَ َّما أَْقبَ َل قَ َ‬
‫ال‪َ :‬م ا َك ا َن‬ ‫ك يَا أ َِمْي َر الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ ‪ .‬قَ َ‬ ‫م ا لَ َديك؟ قَ َ ِ‬
‫ت لَ َ‬ ‫ال‪ :‬أَذنَ ْ‬ ‫َ َْ‬
‫ِ‬
‫ت فَ امْحِ لُ ْوىِن مُثَّ‬ ‫ض ُ‬ ‫ض َج ِع فَ ِإ َذا قُبِ ْ‬ ‫ك الْ َم ْ‬ ‫َش ْيءٌ أ ََه َّم إِيَلَّ ِم ْن َذل َ‬
‫ِ‬ ‫س لِّموا مُثَّ قُ ل يس تَأْ ِذ ُن عُم ر بْن اخْلَطَّ ِ‬
‫ت ىِل‬‫اب‪ .‬فَ ِإ ْن أَذنَ ْ‬ ‫َ ُ ُ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ ُْ‬
‫ِِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َح ًدا‬ ‫فَ ْادفُن ْوىِن َوإاَّل َف ُر ُّد ْوىِن إىَل َم َق اب ِر الْ ُم ْس لمنْي َ إىِّن اَل أ َْعلَ ُم أ َ‬

‫| ‪Pemulasaraan Jenazah‬‬ ‫‪233‬‬


‫ِ‬ ‫أَح َّق هِب َذا اأْل َم ِر ِمن ه ؤاَل ِء َّ ِ‬
‫ص لَّى‬ ‫الن َف ِر الَّذيْ َن ُت ُويِّفَ َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫َ َ ْ ْ َُ‬
‫اس تَ ْخلَ ُف ْوا َب ْع ِدى َف ُه َو‬ ‫اض فَ َم ِن ْ‬‫اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو ُه َو َعْن ُه ْم َر ٍ‬
‫َطْيعُ ْوا فَ َس َّمى عُثْ َم ا َن َو َعلِيًّا َوطَْل َح ةَ‬ ‫اخْلَلِي َف ةُ فَامْس عوا لَ ه وأ ِ‬
‫َُْ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ف َو َس ْع َد بْ َن أَىِب َوقَّ ٍ‬ ‫الزبي ر وعب َد ال رَّمْح ِن بن ع و ٍ‬
‫اص َو َوجَلَ‬ ‫َ َْ َ ْ‬ ‫َو ُّ َْ َ َ َْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫علَي ِه َش ٌّ ِ‬
‫ص ا ِر‪َ .‬ف َق َال‪ :‬أَبْش ْر يَ ا أَمْي َر الْ ُم ْؤمننْي َ‬ ‫اب م َن اأْل َنْ َ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫اهلل َك ا َن لَ َ ِ‬ ‫بِب ْش رى ِ‬
‫ت مُثَّ‬ ‫ك م َن الْ َق َدِم ىِف اإْلِ ْس اَل ِم َم ا قَ ْد َعل ْم َ‬ ‫ُ َ‬
‫ال‪ :‬لَْيتَىِن يَا‬ ‫الش َه َادةُ َب ْع َد َه َذا ُكلِّ ِه‪َ .‬ف َق َ‬
‫ت مُثَّ َّ‬ ‫ِ‬
‫ت َف َع َدلْ َ‬‫اس تُ ْخل ْف َ‬
‫ْ‬
‫ك َك َفافًا اَل َعلَ َّي َواَل ىِل أ ُْو ِص ى اخْلَلِْي َف ةَ ِم ْن‬ ‫ِ‬
‫َخى َوذَل َ‬ ‫ابن أ ِ‬
‫َْ‬
‫َّه ْم َوأَ ْن‬‫ف هَلُ ْم َحق ُ‬ ‫اج ِريْ َن اأْل ََّولِنْي َ َخْي ًرا أَ ْن َي ْع ِر َ‬
‫بع ِدى بِالْمه ِ‬
‫َُ‬ ‫َْ‬
‫ص ا ِر َخْي ًرا؛ الَّ ِذيْ َن َتَب َّوءُ ْوا‬ ‫ِ ِ‬
‫حَيْ َف َظ هَلُ ْم ُح ْر َمَت ُه ْم َوأ ُْوص ْيه بِاأْل َنْ َ‬
‫َّار َواإْلِ مْيَ ا َن‪ .‬أَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْن حُمْ ِس نِ ِه ْم َويُ ْع َفى َع ْن ُم ِس ْيئِ ِه ْم‬‫ال د َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَ ْن يُ ْوىَف‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ ِِ ِ ِِ‬
‫َوأ ُْوصْيه بِذ َّمة اهلل َوذ َّمة َر ُس ْوله َ‬
‫هَلُ ْم بِ َع ْه ِد ِه ْم َوأَ ْن يُ َقاتَ َل ِم ْن َو َرائِ ِه ْم َوأَ ْن اَل يُ َكلَّ ُف ْوا َف ْو َق‬
‫طَاقَتِ ِه ْم‪ .‬صحيح البخاري ‪١٣٠٥‬‬

‫‪234‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


Dari 'Amru bin Maimun Al Audiy, berkata; aku melihat 'Umar
bin Al Khaththab ra berkata: "Wahai 'Abdullah bin Umar
temuilah Ummul Mu'minin 'Aisyah ra, lalu sampaikan bahwa
'Umar bin Al Khaththab menyampaikan salam kepadamu,
kemudian mintalah agar aku dikubur bersama kedua
temanku”. 'Aisyah berkata: "Aku dulu menginginkan tempat
itu untukku, namun sekarang aku lebih mengutamakannya
daripada diriku”. Ketika ia pulang, Umar berkata kepadanya:
"Jawaban apa yang kamu bawa?" Ia menjawab: "Engkau
telah mendapat izin wahai Amirul Mu'minin”. Lalu ia berkata:
"Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai daripada tempat
berbaring itu, dan jika aku sudah meninggal, bawalah aku
kepadanya lalu sampaikan salam dan katakan bahwa 'Umar
bin Al Khaththab telah meminta izin, dan jika diizinkan maka
kuburkanlah aku disana, dan jika tidak, maka kuburlah aku
dipekuburan kaum muslimin. Sebab aku tidak mengetahui
seseorang yang lebih berhak pada perkara ini daripada
mereka, orang-orang yang ketika beliau meninggal maka
Rasulullah saw telah meridlai mereka, maka barangsiapa
yang menggantikan aku setelahku dialah khalifah, wajib
didengarkan dan taatlah padanya. Lalu ia menyebut nama
'Utsman, 'Ali, Thalhah, Az Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf,
Saad bin Abi Waqqas”. Kemudian seorang pemuda Anshar
datang kepadanya, ia berkata: "Wahai Amirul Mu'minin,
berilah kabar gembira yang diberikan Allah kepadamu karena
masuk Islam pertama kali seperti yang telah engkau ketahui,
lalu engkau diangkat menjadi khalifah dan setelah ini semua,
engkau akan mati syahid?" Da menjawab: "Barangkali
cukuplah yang engkau katakan itu wahai anak saudaraku, aku
berwasiat kebaikan kepada khalifah setelahku terhadap
orang-orang yang pertama-tama berhijrah, agar ia mengerti

Pemulasaraan Jenazah | 235


hak-hak mereka dan menjaga kehormatan mereka, dan aku
berwasiat kebaikan kepadanya terhadap orang-orang Anshar,
yang mereka telah menempati Madinah dan beriman kepada
Allah swt, agar ia terima orang-orang yang baik di antara
mereka dan memaafkan orang-orang yang berbuat buruk di
antara mereka, dan aku berwasiat kepadanya akan
tanggungan Allah dan Rasul-Nya saw agar ia menepati
perjanjian dengannya, dan ia berperang dibelakangnya, serta
tidak membebani mereka dengan apa yang mereka tidak
mampu". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1305).

َ‫اه ٍد َع ْن َعائِ َش ة‬ ِ ‫ش عن جُم‬


َ ْ َ ِ ‫آد ُم َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ِن اأْل َْع َم‬ َ ‫َح َّد َثنَا‬
‫ اَل‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫ ق‬:‫ت‬ ْ َ‫َر ِض َي اهللُ َعْن َه ا قَ ال‬
ِ ‫ ورواه عب ُد‬.‫تَسبُّوا اأْل َموات فَِإنَّهم قَ ْد أَفْضوا إِىَل ما قَدَّموا‬
‫اهلل‬ َْ ُ َ َ َ ْ ُ َ َْ ْ ُ َ َْ ُ
‫ش‬ِ ‫س َع ِن اأْل َْع َم‬ ٍ َ‫ش َوحُمَ َّم ُد بْ ُن أَن‬ِ ‫بْ ُن َعْب ِد الْ ُق د ُّْو ِس َع ِن اأْل َْع َم‬
ٍّ ‫تَ َاب َع هُ َعلِ ُّي بْ ُن اجْلَ ْع ِد َوابْ ُن َع ْر َع َر َة َوابْ ُن أَىِب َع ِد‬
.َ‫ي َع ْن ُش ْعبَة‬
١٣٠٦ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, dari Al A'masy, dari Mujahid, dari
'Aisyah ra, berkata; Nabi saw telah bersabda: "Janganlah
kalian mencela mayat, karena mereka telah sampai
(mendapatkan) apa yang telah mereka kerjakan". Dan
diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Abdul Quddus, dari Al
A'masy dan Muhammad bin Anas, dari Al A'masy, yang

236 | Pemulasaraan Jenazah


dikuatkan oleh 'Ali bin Al Ja'di, dari Ibnu 'Ar'arah, dari Ibnu
'Adiy, dari Syu'bah. (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1306).150

‫ش َح َّدثَىِن َع ْمُرو بْ ُن ُمَّر َة َع ْن َس عِْي ِد بْ ِن ُجَبرْيٍ َع ِن‬ُ ‫َح َّدثَنَا اأْل َْع َم‬
ِ ُ‫ب علَي ِه لَعنَ ة‬ َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا ق‬
‫اهلل‬ ْ ْ َ ٍ َ‫ قَ َال أَبُ ْو هَل‬:‫ال‬ ٍ َّ‫ابْ ِن َعب‬
‫ت؛‬ ِ ِ َ َ‫ َتبًّا ل‬:‫لِلنَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬
ْ َ‫ َفَن َزل‬.‫ك َس ائَر الَْي ْوم‬ َ َ َ َْ ُ َ ِّ
١٣٠٧ ‫ صحيح البخاري‬.... ‫ب‬ َّ َ‫ب َوت‬ٍ َ‫ت يَ َدا أَىِب هَل‬ْ َّ‫َتب‬
Telah menceritakan kepada kami Al A'masy, telah
menceritakan kepadaku 'Amru bin Murrah, dari Sa'id bin
Jubair, dari Ibnu 'Abbas ra, berkata; Abu Lahab, la’nat Allah
atasnya, berkata kepada Nabi saw: "Celaka kamu sepanjang
jari ini". Maka turunlah firman Allah swt: "Binasalah kedua
tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa ... (QS.
Al Lahab [111]:1-5)". (Shahih Al Bukhari, hadits nomor
1307).151
Lengkapnya ayat dimaksud (QS. Al Lahab [111]:1-
5) adalah:

150
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 6031; Sunan An Nasai, hadits nomor 1910;
Musnad Ahmad, hadits nomor 17499, 17500, 24296; Sunan Ad
Darimi, hadits nomor 2399.
151
_Hadits yang sama dapat dibaca dalam Shahih Al Bukhari,
hadits nomor 4591.

Pemulasaraan Jenazah | 237


ٍ َ‫ت يَ َدا أَىِب هَل‬
.‫ب‬ َ ‫ َم ا أَ ْغىَن َعْن هُ َمالُ هُ َو َم ا َك َس‬.‫ب‬ َّ َ‫ب َوت‬ ْ َّ‫َتب‬
‫ ىِف ِجْي ِد َها‬.‫ب‬
ِ َ‫ و ْامرأَتُ هُ مَحَّالَ ةَ احْلَط‬.‫ب‬
ٍ َ ‫ص لَى نَ ارا َذ‬
َ َ َ‫ات هَل‬ ً ْ َ‫َسي‬
.‫َحْب ٌل ِم ْن َم َس ٍد‬
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia
akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya
dan apa yang ia usahakan. Kelak Dia akan masuk ke dalam
api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa
kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut”.
---o0o---

Tambahan:
MENYALATI JENAZAH ORANG MUNAFIQ
(ABDULLAH BIN UBAY)

ِ ‫ال ح َّدثَنَا حَي بن س عِي ٍد عن عبي ِد‬


‫اهلل‬ ْ َُ ْ َ ْ َ ُ ْ ‫ْىَي‬ َ َ َ‫َّد ق‬ ٌ ‫ َح َّدثَنَا ُم َس د‬-1
ِ ‫َن عب َد‬ ِ ِ
‫اهلل‬ َْ َّ ‫قَ َال َح َّدثَىِن نَ اف ٌع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر َرض َي اهللُ َعْن ُه َم ا أ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ِّ ‫بْ َن أُيَبٍّ لَ َّما ُت ُويِّفَ َج اءَ ْابنُ هُ إِىَل النَّيِب‬
‫ص ِّل َعلَْي ِه‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ك أُ َك ِّفْن هُ فْي ه َو‬
َ ‫ص‬ َ ‫ يَ ا َر ُس ْو َل اهلل أ َْعطىِن قَمْي‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
ِ ِ ِ ‫و‬
.ُ‫ص ه‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَمْي‬ َ ُّ ‫ فَأ َْعطَ اهُ النَّيِب‬.ُ‫اس َت ْغف ْر لَ ه‬ْ َ
238 | Pemulasaraan Jenazah
‫ص لِّ َي َعلَْي ِه‬ ِ ِ َ ‫َف َق‬
َ ُ‫ َفلَ َّما أ ََر َاد أَ ْن ي‬.ُ‫ فَآذَنَ ه‬.‫ُص لِّى َعلَْي ه‬ َ ‫ آذىِّن أ‬:‫ال‬
‫ص لِّ َي‬ ِ
َ ُ‫اك أَ ْن ت‬ َ ‫س اهللُ َن َه‬ َ ‫ أَلَْي‬:‫َج َذبَ هُ عُ َم ُر َرض َي اهللُ َعْن هُ َف َق َال‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو‬
ْ :‫ال‬ َ َ‫ ق‬. ِ ‫ أَنَا َبنْي َ ِخَي َرَتنْي‬:‫ال‬ َ ‫َعلَى الْ ُمنَ افِ ِقنْي َ ؟ َف َق‬
.‫اَل تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة َفلَ ْن َي ْغ ِف َر اهللُ هَلُ ْم‬
‫ات أَبَ ًدا َواَل‬ ِ ٍ ‫فَصلَّى علَي ِه َفَنزلَت؛ واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬ َ َ َ َ ْ َ َْ َ
١١٩٠ ‫ صحيح البخاري‬.‫َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, berkata; telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, dari 'Ubaidullah,
berkata; telah menceritakan kepada saya Nafi', dari Ibnu'Umar
ra, bahwa ketika 'Abdullah bin Ubay wafat, anaknya datang
menemui Nabi saw, lalu berkata: "Wahai Rasulullah saw,
berikanlah kepadaku bajumu untuk aku gunakan mengafani
(ayahku) dan shalatlah untuknya serta mohonkanlah ampunan
baginya". Maka Nabi saw memberikan bajunya kepadanya
lalu berkata: "Izinkanlah aku untuk menshalatinya". Ketika
beliau hendak menshalatinya tiba-tiba 'Umar bin Al Khaththab
ra datang menarik beliau seraya berkata: "Bukankah Allah
telah melarang anda untuk menshalati orang munafiq?" Maka
beliau bersabda: "Aku berada pada dua pilihan dari firman
Allah Ta'ala; ‘Kamu mohonkan ampun buat mereka atau
kamu tidak mohonkan ampun buat mereka (sama saja bagi
mereka)’ (QS. At Taubah [9]:80). Sekalipun kamu
memohonkan ampun buat mereka sebanyak tujuh puluh kali,
Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka". Maka

Pemulasaraan Jenazah | 239


‫;‪beliau saw menshalatkannya. Kemudian turunlah ayat‬‬
‫‪"Janganlah kamu shalatkan seorangpun yang mati dari‬‬
‫‪mereka selamanya dan janganlah kamu berdiri di atas‬‬
‫‪kuburannya" (QS. At Taubah [9]:84). (Shahih Al Bukhari,‬‬
‫‪hadits nomor 1190).‬‬

‫اعيل عن أَىِب أُسامةَ عن عبي ِد ِ‬ ‫ِ ِ‬


‫اهلل َع ْن‬ ‫َ َ َ ْ َُ ْ‬ ‫‪َ -2‬ح َّدثَىِن عَُبْي ُد بْ ُن إمْسَ ْ َ َ ْ‬
‫ال‪ :‬لَ َّما ُت ويِّف عب ُد ِ‬
‫اهلل‬ ‫ُ َ َْ‬ ‫نَ افِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا قَ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫بْ ُن أُيَبٍّ َجاءَ ْابنُهُ َعْب ُد اهلل بْ ُن َعْب د اهلل إِىَل َر ُس ْول اهلل َ‬
‫ِّن فِْي ِه أَبَاهُ‪ .‬فَأ َْعطَاهُ‪.‬‬ ‫ص هُ يُ َكف ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َس أَلَهُ أَ ْن يُ ْعطيَ هُ قَمْي َ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلِّ َي َعلَْيه‪َ .‬ف َق َام َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫مُثَّ َسأَلَهُ أَ ْن يُ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫َخ َذ بَِث ْوب َر ُس ْول اهلل َ‬ ‫ص لِّ َي َعلَْي ه‪َ .‬ف َق َام عُ َم ُر فَأ َ‬ ‫ليُ َ‬
‫ك‬ ‫اك َربُّ َ‬ ‫صلِّى َعلَْي ِه َوقَ ْد َن َه َ‬ ‫ِ‬
‫ال‪ :‬يَا َر ُس ْو َل اهلل تُ َ‬ ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‪َ .‬ف َق َ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‪ :‬إِمَّنَا‬ ‫ِ‬
‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫ص لِّ َي َعلَْي ِه؟ َف َق َ‬
‫أَ ْن تُ َ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْس َت ْغ ِف ْر‬
‫ال‪ْ :‬‬ ‫َخَّيَرىِن اهللُ‪َ .‬ف َق َ‬
‫الس ْبعِنْي َ ‪ .‬قَ َال‪ :‬إِنَّهُ ُمنَ افِ ٌق‪.‬‬ ‫هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة‪َ ...‬و َس أَ ِزيْ ُدهُ َعلَى َّ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم فَأَْنَز َل اهللُ؛‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلَّى َعلَْيه َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫قَ َال‪ :‬فَ َ‬

‫‪240‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


.‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه‬ ِ ٍ ‫واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬
َ َ َ َ
٤٣٠٢ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepadaku 'Ubaid bin Isma'il, dari Abu
Usamah, dari 'Ubaidullah, dari Nafi', dari Ibnu 'Umar ra, dia
berkata: "Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anak
laki-lakinya, yaitu Abdulah bin Abdullah, datang kepada
Rasulullah saw seraya memohon kepada beliau agar sudi
memberikan bajunya kepada Abdullah untuk dijadikan
sebagai kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul.
Lalu Rasulullah saw memberikan bajunya kepada Abdullah.
Setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah agar beliau
berkenan menshalati jenazah ayahnya. Kemudian Rasulullah
pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah Abdullah bin
Ubay, hingga akhirnya Umar berdiri dan menarik baju
Rasulullah seraya berkata; ‘Ya Rasulullah, apakah engkau
akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, sedangkan Allah
telah melarang untuk menshalatinya?’ Rasulullah saw
menjawab: ‘Sesungguhnya Allah swt telah memberikan
pilihan kepadaku’. Lalu beliau membacakan ayat; ‘Kamu
memohonkan ampun bagi orang-orang munafik atau tidak
kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah
sama saja. Sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka
tujuh puluh kali’ (QS. At Taubah [9]:80). Oleh karena itu, aku
akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali
untuknya". Umar bin Khaththab berkata: "Ya Rasulullah,
sesungguhnya ia adalah orang munafik?" Tapi, rupanya
Rasulullah saw tetap saja menshalatinya, hingga Allah
menurunkan ayat; "Janganlah kamu sekali-kali menshalati

Pemulasaraan Jenazah | 241


‫‪jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan‬‬
‫‪janganlah kamu berdiri di atas kuburnya". (QS. At Taubah‬‬
‫‪[9]:84). (Shahih Al Bukhari, hadits nomor 4302).‬‬

‫اض َع ْن‬ ‫يم بْ ُن الْ ُمْن ِذ ِر َح َّدثَنَا أَنَس بْ ُن ِعيَ ٍ‬ ‫ِ ِ‬


‫‪َ -3‬ح َّدثَىِن إ ْب َراه ُ‬
‫ُ‬
‫ال‪:‬‬ ‫اهلل َع ْن نَ افِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا‪ ،‬أَنَّهُ قَ َ‬ ‫عبي ِد ِ‬
‫َُ ْ‬
‫اهلل بن عب ِد ِ‬
‫اهلل إِىَل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫لَ َّما تُ ُويِّفَ َعْب ُد اهلل بْ ُن أُيَبٍّ َج اءَ ْابنُ هُ َعْب ُد ْ ُ َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ص هُ َوأ ََم َرهُ أَ ْن‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَأ َْعطَ اهُ قَمْي َ‬ ‫َر ُس ْول اهلل َ‬
‫اب بَِث ْوبِ ِه‬‫َخ َذ عُم ر بْن اخْلَطَّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ص لِّى َعلَْي ه‪ .‬فَأ َ َ ُ ُ‬ ‫يُ َكفِّنَ هُ فْي ه‪ .‬مُثَّ قَ َام يُ َ‬
‫اك اهللُ أَ ْن تَ ْس َت ْغ ِفَر هَلُ ْم؟‬‫صلِّى َعلَْي ِه َو ُه َو ُمنَافِ ٌق َوقَ ْد َن َه َ‬ ‫ال‪ :‬تُ َ‬ ‫َف َق َ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل‬
‫ال‪ْ :‬‬‫َخَب َرىِن اهللُ َف َق َ‬ ‫قَ َال‪ :‬إِمَّنَ ا َخَّيَرىِن اهللُ أ َْو أ ْ‬
‫تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة َفلَ ْن َي ْغ ِف َر اهللُ هَلُ ْم‪....‬‬
‫ال‪ :‬س أَ ِزي ُده علَى س بعِ ‪ .‬قَ َال‪ :‬فَص لَّى علَي ِه رس و ُل ِ‬
‫اهلل‬ ‫َ َْ َ ُْ‬ ‫َف َق َ َ ْ ُ َ َ ْ نْي َ‬
‫ص لَّْينَا َم َع هُ‪ .‬مُثَّ أَْن َز َل اهللُ َعلَْي ِه؛ َواَل‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َو َ‬ ‫َ‬
‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم‬ ‫تُص ِّل علَى أ ٍ ِ‬
‫َح د مْن ُه ْم َم َ‬ ‫َ َ َ‬
‫اس ُق ْو َن‪ .‬صحيح البخاري‬ ‫اهلل ورس ولِِه وم ا ُتوا وهم فَ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َك َف ُروا ب َ َ ُ َ َ ْ َ ُ ْ‬
‫‪٤٣٠٤‬‬

‫‪242‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Mundzir, telah
menceritakan kepada kami Anas bin 'Iyadl, dari 'Ubaidillah,
dari Nafi', dari Ibnu 'Umar ra, dia berkata; "Ketika Abdullah
bin Ubay meninggal dunia, anak laki-lakinya (yaitu) Abdulah
bin Abdullah datang kepada Rasulullah saw dan beliau
berikan bajunya dan beliau menyuruh dia untuk mengafani
ayahnya dengan baju tersebut”. Lalu Rasulullah saw
menshalati jenazah ayah Abdullah bin Abdullah bin Ubbay,
hingga akhirnya Umar menarik baju Rasulullah saw seraya
berkata: "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati
jenazah Abdullah bin Ubay, sedangkan dia itu orang
munafik? Padahal Allah telah melarang engkau memintakan
ampun untuknya". Rasulullah saw menjawab: "Sesungguhnya
Allah swt telah memberikan pilihan kepadaku atau
mengabariku". Kemudian beliau membacakan ayat: "Kamu
memohonkan ampun bagi orang-orang munafik atau tidak
kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah
sama saja. Sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka
tujuh puluh kali. Sekali-kali Allah tidak akan mengampuni
mereka (QS. At Taubah [9]:80)”. Rasulullah saw bersabda:
“Aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali
untuknya". Maka Rasulullah saw tetap saja menshalatinya dan
kami pun shalat bersamanya hingga Allah menurunkan ayat Al
Quran: "Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah
seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu
berdiri di atas kuburnya, sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan
munafiq" (QS. At Taubah [9]:84). (Shahih Al Bukhari, hadits
nomor 4304).

Pemulasaraan Jenazah | 243


‫ُس َامةَ َح َّدثَنَا‬ ‫‪َ -4‬ح َّدثَنَا أَبُ ْو بَ ْك ِر بْ ُن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا أَبُ ْو أ َ‬
‫اهلل بْ ُن‬‫ال‪ :‬لَ َّما ُت ويِّف عب ُد ِ‬
‫ُ َ َْ‬ ‫اهلل َع ْن نَ افِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر قَ َ‬ ‫عبي ُد ِ‬
‫َُ ْ‬
‫اهلل إِىَل رس و ِل ِ‬ ‫اهلل بن عب ِد ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫َ ُْ‬ ‫أُيَبٍّ ابْ ُن َس لُ ْو َل َج اءَ ْابنُ هُ َعْب ُد ْ ُ َْ‬
‫ِّن فِْي ِه‬‫ص هُ أَ ْن يُ َكف َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َس أَلَهُ أَ ْن يُ ْعطيَ هُ قَمْي َ‬ ‫َ‬
‫ص لَّى‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لِّ َي َعلَْي ه‪َ .‬ف َق َام َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫أَبَاهُ فَأ َْعطَ اهُ‪ ،‬مُثَّ َس أَلَهُ أَ ْن يُ َ‬
‫َخ َذ بَِث ْو ِب َر ُس ْو ِل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لِّ َي َعلَْي ه‪َ .‬ف َق َام عُ َم ُر فَأ َ‬ ‫اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم ليُ َ‬
‫ص لِّى َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫ال‪ :‬يَ ا َر ُس ْو َل اهلل أَتُ َ‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق َ‬ ‫ِ‬
‫اهلل َ‬
‫ِ‬ ‫ص لِّ َي َعلَْي ِه؟ َف َق َ‬
‫ص لَّى اهللُ‬ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫اك اهللُ أَ ْن تُ َ‬ ‫َوقَ ْد َن َه َ‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْس َت ْغ ِف ْر‬
‫ال‪ْ :‬‬ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‪ :‬إِمَّنَا َخَّيَرىِن اهللُ َف َق َ‬
‫هَلُ ْم إِ ْن تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّر ًة‪...‬؛ َو َس أَ ِزيْ ُد َعلَى َس ْبعِنْي َ ‪.‬‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لَّى َعلَْي ه َر ُس ْو ُل اهلل َ‬ ‫قَ َال‪ :‬إِنَّهُ ُمنَ اف ٌق فَ َ‬
‫ات أَبَ ًدا‬ ‫وأَْن ز َل اهلل ع َّز وج َّل؛ واَل تُص ِّل علَى أ ٍ ِ‬
‫َح د مْن ُه ْم َم َ‬ ‫َ َ َُ ََ َ َ َ َ‬
‫اهلل بْ ُن‬‫واَل َت ُقم علَى َق ِ ِه‪ .‬ح َّد َثنَاه حُم َّم ُد بن الْمَثىَّن وعبي ُد ِ‬
‫َ ْ ُ ُ َ َُ ْ‬ ‫ْ َ رْب َ‬ ‫َ‬
‫سعِي ٍد قَااَل ح َّدثَنَا حَي وهو الْ َقطَّا ُن عن عبي ِد ِ‬
‫اهلل هِبَ َذا اإْلِ ْس نَ ِاد‬ ‫َ ْ َُ ْ‬ ‫ْىَي َ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬

‫‪244‬‬ ‫‪| Pemulasaraan Jenazah‬‬


.‫الص اَل ةَ َعلَْي ِه ْم‬ ِ ِ ‫ىِف‬
َ ‫َم ْعىَن َح ديْث أَىِب أ‬
َّ ‫ َفَت َر َك‬:‫ُس َامةَ َو َز َاد قَ َال‬
٤٤١٣ ‫صحيح مسلم‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah,
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah, dari Nafi', dari Ibnu
'Umar, dia berkata: "Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul
meninggal dunia, anak laki-lakinya (yaitu) Abdulah bin
Abdullah datang kepada Rasulullah saw seraya memohon
kepada beliau agar sudi memberikan bajunya kepada
Abdullah untuk kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin
Salul. Lalu Rasulullah saw memberikan bajunya kepada
Abdullah. Setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah
agar beliau berkenan menshalati jenazah ayahnya”. Dan
Rasulullah pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah
Abdullah bin Ubay, hingga akhirnya Umar berdiri dan
menarik baju beliau seraya berkata: "Ya Rasulullah, apakah
engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay
sedangkan Allah telah melarang untuk menshalatinya?"
Rasulullah saw menjawab: "Sesungguhnya Allah swt telah
memberikan pilihan kepadaku". Lalu beliau membacakan ayat
yang berbunyi: "Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang
munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka,
maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan
ampun bagi mereka tujuh puluh kali (QS. At Taubah [9]:80).
Oleh karena itu, aku akan menambah istighfar lebih dari
tujuh puluh kali untuknya". Umar bin Khaththab berkata: "Ya
Rasulullah, sesungguhnya dia adalah orang munafik?" Tetapi,
rupanya Rasulullah saw tetap saja menshalatinya, hingga

Pemulasaraan Jenazah | 245


Allah menurunkan ayat Al Quran: "Janganlah sekali-kali
kamu menshalati jenazah seorang di antara orang-orang
munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburannya" (QS.
At Taubah [9]:84). Dan telah menceritakannya kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan 'Ubaidullah bin Sa'id,
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya
yaitu Al Qaththan, dari 'Ubaidillah melalui jalur ini mengenai
hadits yang semakna dengan Abu Usamah, namun ada
tambahan: “Kemudian beliau meninggalkan shalat untuk
mereka (orang-orang munafik)”. (Shahih Muslim, hadits
nomor 4413).

‫ُس َامةَ َح َّدثَنَا‬ َ ‫ َح َّدثَنَا أَبُ ْو بَ ْك ِر بْ ُن أَىِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا أَبُ ْو أ‬-5
‫ لَ َّما ُت ُويِّفَ َعْب ُد‬:‫ال‬ َ َ‫اهلل بْ ُن عُ َم َر َع ْن نَافِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر ق‬ ِ ‫عبي ُد‬
ْ َُ
ِ ‫اهلل بن عب ِد‬
‫اهلل إِىَل‬ ِ ِ
َْ ُ ْ ‫اهلل بْ ُن أُيَبٍّ ابْ ُن َس لُ ْو َل َج اءَ ْابنُ هُ َعْب ُد‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ص ه‬ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َس أَلَهُ أَ ْن يُ ْعطيَ هُ قَمْي‬ َ ‫َر ُس ْول اهلل‬
ِ ‫ي َكفِّن فِي ِه أَباه فَأ َْعطَاه مُثَّ سأَلَه أَ ْن يصلِّي علَي ِه َف َق ام رس و ُل‬
‫اهلل‬ ُْ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ ُ َُ ْ ُ ُ
‫َخ َذ بَِث ْو ِب‬ ِ ِ ِ
َ ‫ص لِّ َي َعلَْي ه َف َق َام عُ َم ُر فَأ‬ َ ُ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم لي‬َ
‫ص لِّى‬ ِ َ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق‬ ِ ِ
َ ُ‫ يَا َر ُس ْو َل اهلل أَت‬:‫ال‬ َ ‫َر ُس ْول اهلل‬
‫ص لَّى‬ ِ َ ‫ص لِّ َي َعلَْي ِه؟ َف َق‬ َ ‫َعلَْي ِه َوقَ ْد َن َه‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ُ‫اك اهللُ أَ ْن ت‬
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل‬
ْ :‫ال‬ َ ‫ إِمَّنَ ا َخَّيَرىِن اهللُ َف َق‬:‫اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬

246 | Pemulasaraan Jenazah


‫ َو َس أَ ِزيْ ُدهُ َعلَى‬...ً‫تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّرة‬
‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ص لَّى َعلَْي ه َر ُس ْو ُل اهلل‬َ َ‫ قَ َال إِنَّهُ ُمنَ اف ٌق ف‬. َ ‫َس ْبعنْي‬
‫ات‬ ِ ٍ ‫وس لَّم فَ أَْنز َل اهلل ع َّز وج َّل؛ واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬ َ َ َ َ ََ َُ َ َ ََ
ِ ‫ ح َّدثَنَا حُم َّم ُد بن الْمَثىَّن وعبي ُد‬...‫أَب ًدا واَل َت ُقم علَى َق ِ ِه‬
‫اهلل‬ ْ َُ َ ُ ُ ْ َ َ ‫ْ َ رْب‬ َ َ
ِ ‫بن س عِي ٍد قَ ااَل ح َّدثَنَا حَي وه و الْ َقطَّا ُن عن عبي ِد‬
‫اهلل هِبَ َذا‬ ْ َُ ْ َ َ ُ َ ‫ْىَي‬ َ ْ َ ُْ
‫ صحيح مسلم‬.‫ َفَتَر َك الصَّاَل َة َعلَْي ِه ْم‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫اإْلِ ْسنَ ِاد حَنْ َوهُ َو َز َاد‬
٤٩٧٨
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah,
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin 'Umar, dari Nafi',
dari Ibnu 'Umar, dia berkata: "Ketika Abdullah bin 'Ubay bin
Salul wafat, anaknya, Abdullah bin Abdullah (bin Ubay)
datang kepada Rasulullah saw meminta jubah beliau untuk
mengkafani ayahnya. Rasulullah memenuhi permintaan
anaknya itu. Kemudian dimintakan pula agar Rasulullah saw
menshalati jenazah ayahnya. Ketika beliau berdiri hendak
shalat jenazah, maka beliau tiba-tiba ditarik bajunya oleh
Umar (ibnu Al Khaththab) seraya berkata; 'Ya Rasulullah!
Akan Anda shalatkankah dia? Bukankah Allah telah melarang
Anda menshalatinya?' Jawab beliau: 'Aku hanya diberi
pilihan oleh Allah swt antara menshalati atau tidak'. Lalu
dibacanya ayat, ‘Kamu mohonkan ampun bagi mereka atau
tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama

Pemulasaraan Jenazah | 247


saja); sekalipun kamu mohonkan ampun bagi mereka tujuh
puluh kali …' (QS. At Taubah [9]:80). Dan aku akan melebihi
dari tujuh puluh kali”. Umar berkata: “Tapi dia kan orang
munafik! Tetapi Rasulullah saw tetap menshalatinya juga”.
Kemudian Allah swt menurunkan ayat, “Dan sekali-kali
janganlah kamu shalatkan jenazah salah seorang mereka
yang mati, dan jangan pula kamu berdiri di kuburannya …”.
(QS. At Taubah [9]:84). Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan 'Ubaidullah bin Sa'id,
mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami
Yahya Al Qaththan, dari 'Ubaidullah, dengan sanad ini dengan
hadits yang serupa dengan tambahan: “Lalu beliau
meninggalkan shalat untuk orang-orang munafik”. (Shahih
Muslim, hadits nomor 4978).

:‫اهلل َح َّدثَىِن نَافِ ٌع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر قَ َال‬ ِ ‫ ح َّدثَنَا حَي عن عبي ِد‬-6


ْ َُ ْ َ ‫ْىَي‬ َ
ِ ِ ِ
ُ‫ص لَّى اهلل‬ َ ‫ات َعْب ُد اهلل بْ ُن أُيَبٍّ َج اءَ ْابنُ هُ إِىَل َر ُس ْول اهلل‬ َ ‫لَ َّما َم‬
ِ ِ ِ َ ‫َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق‬
ُ‫ك َحىَّت أُ َكفِّنَ ه‬ َ ‫ص‬ َ ‫ يَا َر ُس ْو َل اهلل أ َْعطىِن قَمْي‬:‫ال‬
.‫آذىِّن بِ ِه‬ِ :‫ال‬ َ َ‫ َوق‬.ُ‫ص ه‬ ِ ِ ‫فِي ِه وص ل علَي ِه و‬
َ ‫اس َت ْغف ْر لَهُ فَأ َْعطَاهُ قَمْي‬
ْ َ ْ َ ِّ َ َ ْ
‫اك اهللُ أَ ْن‬ َ ‫ قَ ْد َن َه‬:‫ال َي ْعىِن عُ َم َر‬ َ َ‫ص لِّ َي َعلَْي ِه ق‬ ِ ‫َفلَ َّما َذه‬
َ ُ‫ب لي‬ َ َ
‫اس َت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو‬ ِ ِِ
ْ ، ِ ‫ أَنَا َبنْي َ خْي َرَتنْي‬:‫ َف َق َال‬. َ ‫صلِّ َي َعلَى الْ ُمنَافقنْي‬ َ ُ‫ت‬
ِ ِ
‫ص ِّل‬ َ ُ‫ص لَّى َعلَْي ه فَ أَْنَز َل اهللُ َت َع اىَل ؛ َواَل ت‬ َ َ‫ ف‬...‫اَل تَ ْس َت ْغف ْر هَلُ ْم‬

248 | Pemulasaraan Jenazah


.‫الص اَل ةُ َعلَْي ِه ْم‬ ِ ٍ ‫علَى أ‬
َّ ‫ت‬ْ ‫ َفرُتِ َك‬:‫ قَ َال‬...‫ات أَبَ ًدا‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬
َ َ
٤٤٥١ ‫مسند أمحد‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Ubaidullah,
telah menceritakan kepadaku Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata:
“Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anaknya datang
menemui Rasulullah saw seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah,
berikanlah gamismu hingga aku bisa mengkafaninya dengan
gamis itu, shalatilah, dan mintakanlah ampun untuknya’".
Lalu beliau memberikan gamisnya dan bersabda:
"Beritahukanlah kepadaku". Tatkala beliau hendak pergi
untuk menshalatinya, Umar berkata: "Bukankah Allah telah
melarangmu menshalati jenazah orang-orang munafik?"
Maka beliau menjawab: "Aku berada di antara dua pilihan;
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun bagi mereka ... (QS. At Taubah [9]:80).
Beliau pun menshalatinya, lalu Allah swt menurunkan ayat,
Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan jenazah
seorang yang mati di antara mereka ...” (QS. At Taubah
[9]:84). Ibnu Umar berkata: "Setelah itu mereka (orang-orang
munafik) tidak lagi dishalati”. (Musnad Ahmad, hadits nomor
4451).
Shahih Al Bukhari, hadits nomor 1190, 4302, 4304;
Shahih Muslim, hadits nomor 4413, 4978; Musnad Ahmad,
hadits nomor 4451
Lengkapnya ayat yang dimaksud dalam hadits-
hadits di atas adalah:
QS. At Taubah [9]:80.

Pemulasaraan Jenazah | 249


‫اسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم أ َْو اَل تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم إِ ْن تَ ْسَت ْغ ِف ْر هَلُ ْم َس ْبعِنْي َ َم َّرةً َفلَ ْن‬
ْ
‫اهلل َو َر ُس ْولِِه َواهللُ اَل َي ْه ِدى‬ ِ ِ‫ك بِأَنَّهم َك َف روا ب‬ ِ
ْ ُ ْ ُ َ ‫َي ْغف َر اهللُ هَلُ ْم َذل‬
ِ

. َ ‫اس ِقنْي‬
ِ ‫الْ َقوم الْ َف‬
َْ
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).
Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh
puluh kali. Namun Allah sekali-kali tidak akan memberi
ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena
mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.
QS. At Taubah [9]:84.

‫ات أَبَ ًدا َواَل َت ُق ْم َعلَى َقرْبِ ِه إِن َُّه ْم‬ ِ ٍ ‫واَل تُص ِّل علَى أ‬
َ ‫َح د مْن ُه ْم َم‬
َ َ َ َ
ِ َ‫اهلل ورسولِِه وما ُتوا وهم ف‬
.‫اس ُق ْو َن‬ ِ ِ
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ‫َك َف ُر ْوا ب‬
“Dan janganlah kamu sekali-kali menshalati (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik”.

250 | Pemulasaraan Jenazah


KUMPULAN HADITS-HADITS SHAHIH AL BUKHARI
( KITAB JENAZAH )

A. HADITS UTAMA (Shahih Al Bukhari)


1161, 1162, 1163, 1164, 1165, 1166, 1167, 1168, 1169, 1170,
1171, 1172, 1173, 1174, 1175, 1176, 1178, 1179, 1180, 1182,
1183, 1184, 1185, 1186, 1187, 1188, 1189, 1190, 1191, 1192,

Pemulasaraan Jenazah | 251


1193, 1194, 1195, 1196, 1197, 1198, 1199, 1200, 1201, 1202,
1203, 1204, 1205, 1206, 1207, 1208, 1209, 1210, 1211, 1212,
1213, 1214, 1215, 1216, 1217, 1218, 1219, 1220, 1221, 1222,
1223, 1224, 1225, 1226, 1227, 1228, 1229, 1230, 1231, 1232,
1233, 1234, 1235, 1236, 1237, 1238, 1239, 1240, 1241, 1242,
1243, 1244, 1245, 1246, 1247, 1248, 1249, 1250, 1251, 1252,
1253, 1254, 1255, 1256, 1257, 1258, 1259, 1260, 1261, 1262,
1263, 1264, 1265, 1266, 1267, 1268, 1269, 1270, 1271, 1272,
1273, 1274, 1275, 1276, 1277, 1278, 1279, 1280, 1281, 1282,
1283, 1284, 1285, 1286, 1287, 1288, 1289, 1290, 1291, 1292,
1293, 1294, 1295, 1296, 1297, 1298, 1299, 1300, 1301, 1302,
1303, 1304, 1305, 1306, 1307.
Jumlah Hadits Utama = 145 hadits.

B. HADITS PENDUKUNG
1. Shahih Al Bukhari
1162, 1176, 1178, 1179, 1180, 1182, 1184, 1188, 1189, 1192,
1193, 1194, 1202, 1208, 1211, 1214, 1215, 1219, 1222, 1227,
1228, 1232, 1246, 1247, 1250, 1251, 1256, 1261, 1266, 1271,
1285, 1288, 1291, 1292, 1295, 1296, 1298, 1301; (terdapat
pada hadita utama).
1702, 1717, 1718, 1719, 1943, 1948, 2265, 2449, 2537, 2538,
2589, 2605, 2827, 2835, 2983, 3001, 3015, 3195, 3258, 3329,
3474, 3584, 3589, 3590, 3591, 3595, 3636, 3736, 3771, 3776,
3929, 3930, 4087, 4089, 4097, 4137, 4221, 4402, 4279, 4302,
4303, 4307, 4399, 4402, 4564, 4565, 4566, 4567, 4568, 4591,
4777, 4918, 4919, 4922, 4924, 4926, 4935, 5204, 5218, 5368,
5592, 5587, 5592, 5595, 5640, 5707, 5727, 5754, 5797, 5887,

252 | Pemulasaraan Jenazah


5896, 5899, 5900, 5946, 6031, 6034, 6102, 6108, 6109, 6110,
6112, 6115, 6161, 6163, 6164, 6187, 6621, 6787, 6829, 6894,
6933, 6997.
2. Shahih Muslim
4, 5, 35, 36, 37, 134, 135, 136, 148, 159, 161, 439, 822, 823,
824, 825, 826, 921, 922, 925, 927, 928, 929, 1531, 1532, 1534,
1535, 1536, 1537, 1538, 1539, 1540, 1545, 1548, 1551, 1555,
1556, 1557, 1558, 1559, 1560, 1561, 1563, 1565, 1568, 1570,
1572, 1573, 1578; 1580, 1582, 1587, 1581, 1590, 1591, 1592,
1593, 1603, 1654, 1655, 1672, 2092, 2093, 2095, 2096, 2098,
2730, 2731, 2733, 2736, 2737, 2738, 3076, 3080, 3082, 3848,
4248, 4280, 4413, 4473, 4496, 4517, 4518, 4766, 4767, 4786,
4787, 4803, 4804, 4805, 4806, 4808, 4809, 4810, 4877, 4977,
4978, 5110, 5111, 5114, 5115, 5208, 5215.
3. Sunan Abu Dawud
19, 746, 834, 1318, 1954, 1955, 2691, 2717, 2719, 2722, 2731,
2734, 2735, 2740, 2754, 2755, 2758, 2758, 2758, 2767, 2789,
2788, 2808, 2812, 2835, 3166, 3768, 4074, 4088, 4089, 4091,
4092, 4127.
4. Sunan At Tirmidzi
65, 874, 908, 909, 911, 917, 920, 927, 980, 957, 961, 963, 964,
992, 1116, 1117, 1463, 2062, 2064, 2173, 2175, 2583, 2733,
2815, 3112, 3267, 3416, 3417, 3496.
5. Sunan An Nasai
31, 697, 969, 1292, 1819, 1822, 1825, 1826, 1827, 1830, 1832,
1833, 1835, 1837, 1839, 1841, 1845, 1846, 1850, 1851, 1852,
1853, 1856, 1857, 1858, 1860, 1861, 1862, 1863, 1864, 1865,
1866, 1867, 1868, 1871, 1872, 1873, 1877, 1883, 1884, 1888,

Pemulasaraan Jenazah | 253


1889, 1890, 1891, 1895, 1896, 1906, 1908, 1910, 1913, 1923,
1924, 1925, 1926, 1928, 1929, 1945, 1946, 1948, 1950, 1953,
1967, 1968, 1971, 1992, 1994, 1998, 2015, 2019, 2020; 2022,
2023, 2024, 2032, 2033, 2034, 2038, 2041, 2042, 2043, 2044,
2045, 2665, 2666, 2804, 2805, 2806, 2015, 3443, 3446, 3447,
3467, 3468, 3469, 3475, 3476, 3480, 3574, 3710, 3711, 3712,
3753, 5348, 5371, 5382, 5387, 5409, 5410, 5411, 5413, 5414,
5416, 5419, 5420, 5421, 5422, 5423, 5425.
6. Sunan Ibnu Majah
30, 33, 36, 37, 75, 341, 343, 1257, 1425, 1448, 1458, 1459,
1466, 1482, 1500, 1503, 1519, 1520, 1521, 1522, 1527, 1528,
1529, 1530, 1531, 1566, 1573, 1582, 1583, 1584, 1585, 1586,
1592, 1593, 1594, 1595, 2076, 2077, 2089, 2091, 2702, 3075,
3828, 3830, 3834, 4260, 4332.
7. Musnad Ahmad
133, 175, 199, 239, 240, 255, 298, 301, 316, 335, 345, 363,
365, 551, 587, 1015, 1022, 1055, 1120, 1278, 1339, 1406,
1464, 1500, 1535, 1634, 1748, 1753, 1786, 1877, 1930, 1972,
2060, 2166, 2178, 2226, 2469, 2574, 2642, 2695, 2873, 2877,
2916, 2999, 3195, 3373, 3442, 3476, 3591, 3623, 3833, 3838,
3902, 3997, 4011, 4110, 4119, 4131, 4198, 4451, 4719, 4873,
5656, 5786, 5906, 6446, 6850, 6884, 6891, 6967, 7023, 7049,
7133, 7208, 7316, 7387, 7445, 7463, 7492, 7497, 7501, 7531,
7546, 7623, 7832, 8047, 8206, 8280, 8433, 8561, 8629, 8739,
8740, 8781, 8841, 8904, 8932, 8949, 8982, 9018, 9101, 9237,
9245, 9271, 9286, 9310, 9473, 9478, 9611, 9658, 9690, 9703,
9737, 9791, 9819, 9851, 10063, 10132, 10213, 10297, 10298,
10303, 10310, 10340, 10350, 10766, 10869, 10900, 10939,
10945, 10976, 11018, 11025, 11050, 11127, 11261, 11327,

254 | Pemulasaraan Jenazah


11491, 11504, 11565, 11667, 11671, 11728, 11823, 11827,
12077, 12241, 12470, 12544, 12796, 12803, 12896, 12904,
12964, 13071, 13450, 13459, 13466, 13467, 13469, 13635,
13636, 13672, 13737, 13763, 13776, 13906, 13964, 14277,
14284, 14360, 14381, 14485, 14526, 14544, 14667, 15121,
15123, 15130, 15132, 15143, 15791, 15793, 15795, 15796,
15798, 15909, 16196, 16309, 16705, 16756, 16761, 16852,
16981, 16986, 17438, 17492, 17499, 17500, 17568, 17816,
17817, 17881, 17916, 17939, 17956, 18265, 18884, 19071,
19251, 19303, 19306, 19350, 19479, 19516, 19776, 19860,
19861, 19865, 19871, 20149, 20221, 20378, 20396, 20445,
20462, 20480, 20491, 20620, 20638, 20776, 20777, 20780,
20790, 21069, 21077, 21199, 21296, 21342, 21417, 21427,
21463, 22423, 22438, 22453, 22458, 22489, 22562, 22722,
22931, 22963, 22992, 23117, 23118, 23166, 23167, 23372,
23438, 23441, 23484, 23614, 23718, 23748, 23976, 24159,
24296, 24338, 24423, 24499, 24545, 24612, 24727, 24758,
24759, 24926, 24953, 24982, 24984, 25074, 25149, 25207,
25247, 25248, 25249, 25250, 25251, 25529, 25540, 25541,
25799, 25810, 25812, 25864, 26034, 26036, 26039, 26042,
26043, 26130, 26161, 26251, 26267, 28040.
8. Al Muwaththa Imam Malik
400, 450, 465, 467, 468, 476, 480, 494, 495, 496, 502, 507,
1096, 1097, 1099, 1255, 1258, 1387.
9. Sunan Ad Darimi
233, 234, 236, 237, 238, 240, 732, 1367, 1779, 2182, 2183,
2399, 3064, 3065.
Jumlah Hadits Pendukung = 799 hadits

Pemulasaraan Jenazah | 255


- - - o0o - - -

256 | Pemulasaraan Jenazah

Anda mungkin juga menyukai