Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cindy Novia Arianty Nazib

Nim : 302019104
Sarjana Keperawatan 2B

Cari instrument untuk pengkajian luka : PUSH, MUNG, DFU, dan Betes Jensen
Jawaban :
PUSH
Instrument penelitian PUSH merupakan format pengkajian luka yang
bertujuan untuk mengetahui skala proses penyembuhan atau tingkat keparahan pada
luka tekan. Format pengkajian PUSH memiliki 3 item antara lain luas luka memiliki
skor 0 – 10, jumlah eksudat memiliki skor 0 – 3, dan tipe jaringan memiliki skor 0 –
4. Skor total dalam PUSH yaitu berkisar antara 0 (sembuh) – 17 (kondisi buruk).
Instrument PUSH sudah dinyatakan valid.
Validitas PUSH dilakukan oleh Stotts et al (2001) dengan menggunakan studi
retrospektif (N = 103 dan N = 269). Analisis komponen pertama menyatakan bahwa
PUSH 58% hingga 74% dari varian penyembuhan luka selama periode 10 minggu
dalam studi 1 dan 40% hingga 57% dari varian penyembuhan luka selama periode 12
minggu dalam studi 2. Selain itu, analisis regresi berganda yang digunakan untuk
mengukur sensitivitas terhadap penyembuhan luka menunjukkan 39% dari varian
dalam 6 minggu dan 31% dari varian 12 minggu (p < 0,001). Berdasarkan data
tersebut makan PUSH merupakan alat ukur yang valid dan sensitive dalam
pengukuran penyembuhan luka tekan.

MUNG
Pengkajian luka dengan skor MUNGS adalah sebuah instrument pengkajian
luka untuk pasien diabetes. Pengkajian luka dengan skor MUNGS akan membantu
untuk memonitor perkembangan luka kronik pada pasien diabetes mellitus dan
mengetahui adanya keterlambatan dalam penyembuhan luka serta membantu agar
mempermudah dalam manajemen perawatan luka.
Studi pendahuluan yang dilakukan mendapatkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada 5 pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetik di Poliklinik kaki
diabetik didapatkan 2 responden memiliki nilai ABI dengan kategori oklusi ringan
yaitu 0,7 dengan skor MUNGS 7 dan 12 sedangkan sebanyak 3 responden memiliki
nilai ABI dengan kategori oklusi sedang yaitu 0,40 – 0,69 dengan skor MUNGS 6,
10, dan 13.

DFU
Instrumen yang dapat digunakan untuk skrining dan mengetahui risiko
terjadinya DFU adalah dengan menggunakan instrumen New Zealand Society for
Study of Diabetes (NZSSD) yang terdiri dari 19 item yang telah dimodifikasi oleh
NZSSD (Kusumaningrum & Asriningati, 2016).
Penelitian ini menggunakan instrument skrining dan tingkatan risiko diabetic
foot ulcer (DFU) yang dimodifikasi dari Diabetes Foot Screening and Risk
Stratification Form oleh New Zealand Society for Study of Diabetes (NZSSD) untuk
mengukur derajat DFU pada kaki sehat. NZSSD terdiri dari 4 komponen penting,
yakni pemeriksaan neurologis, pemeriksaan vaskularisasi, faktor risiko dan kondisi
active care. Skor maksimal penilaian adalah 16, dan dikelompokkan menjadi 3
kategori risiko DFU serta DFU aktif jika terjadi ulserasi aktif dan diduga mengalami
‘charcot foot’ pada kaki yang berlawanan dengan kaki dengan ulkus (NZSSD, 2014).
Sedangkan untuk kaki sebaliknya (kaki dengan ulkus), pengukuran keparahan derajat
ulkus didasarkan pada derajat ulkus menurut Wagner. Derajat ulkus dikategorikan
menjadi 6, yakni dari derajat 0 hingga 5 (Jain, 2012)

BATES-JENSEN

ITEMS PENGKAJIAN

1= P X L < 4 cm
1. UKURAN LUKA 2= P X L 4 < 16cm
3= P X L 16 < 36cm
4= P X L 36 < 80cm
5= P X L > 80cm

1= stage 1
2. KEDALAMAN 2= stage 2
3= stage 3
4= stage 4
5= necrosis wound

1= samar, tidak jelas terlihat


3. TEPI LUKA 2= batas tepi terlihat, menyatudengan dasar
luka
3= jelas, tidak menyatu dgn dasar luka
4= jelas, tidak menyatu dgn dasar luka, tebal
5= jelas, fibrotic, parut tebal/ hyperkeratonic

1= tidak ada
4. GOA (lubang pada luka yang ada dibawah 2= goa < 2 cm di di area manapun
jaringan sehat) 3= goa 2-4 cm < 50 % pinggir luka
4= goa 2-4 cm > 50% pinggir luka
5= goa > 4 cm di area manapun

1 = Tidak ada
5. TIPE JARINGAN NEKROSIS 2 = Putih atau abu-abu jaringan mati dan
atau slough yang tidak lengket (mudah
dihilangkan)
3 = slough mudah dihilangkan
4 = Lengket, lembut dan ada jaringan parut
palsu berwarna hitam (black eschar)
5 = lengket berbatas tegas, keras dan ada
black eschar

1 = Tidak tampak
6. JUMLAH JARINGAN NEKROSIS 2 = < 25% dari dasar luka
3 = 25% hingga 50% dari dasar luka
4 = > 50% hingga < 75% dari dasar luka
5 = 75% hingga 100% dari dasar luka

1= tidak ada
7. TIPE EKSUDATE 2= bloody
3= serosanguineous
4= serous
5= purulent
8. JUMLAH 1= kering
2= moist
3= sedikit
4=sedang
5= banyak
EKSUDATE

1= pink atau normal


9. WARNA KULIT SEKITAR LUKA 2= merah terang jika di tekan
3=putih atau pucat atau hipopigmentasi
4=merah gelap / abu2
5=hitam atau hyperpigmentasi
1=no swelling atau edema
10. JARINGAN YANG EDEMA 2=non pitting edema kurang dari < 4 mm
disekitar luka
3=non pitting edema > 4 mm disekitar luka
4=pitting edema kurang dari < 4 mm disekitar
luka
5=krepitasi atau pitting edema > 4 mm
1 = Tidak ada
11. Pengerasan jaringan tepi 2=Pengerasan < 2 cm di sebagian kecil sekitar
luka
3=Pengerasan 2-4 cm menyebar < 50% di tepi
luka
4=Pengerasan 2-4 cm menyebar > 50% di tepi
luka
5=pengerasan > 4 cm di seluruh tepi luka
1= kulit utuh atau stage 1
12. JARINGAN GRANULASI 2= terang 100 % jaringan granulasi
3= terang 50 % jaringan granulasi
4= granulasi 25 %
5= tidak ada jaringan granulasi
1=100 % epitelisasi
13. EPITELISASI 2= 75 % - 100 % epitelisasi
3= 50 % - 75% epitelisasi
4= 25 % - 50 % epitelisasi
5= < 25 % epitelisasi
SKOR TOTAL

Sumber :
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/downloa
d/920/551/
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/download/6426/pdf
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/jitek/article/download/9
1/76
http://fikes.ummgl.ac.id/downlot.php?file=BatesJensen%20Wound
%20Assessment%20Tool.pdf

Anda mungkin juga menyukai