b. Konsep teori
Pengertian, Traksi adalah suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. ialah
tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk mengatasi kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot yang mengalami fraktur, dislokasi atau spasme otot
dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan,
traksi diantaranya memiliki dua jenis yaitu skeletas traksi dan skin traksi
c. Indikasi
2) Traksi buck, indikasi yang paling sering untuk traksi jenis ini adalah untuk
mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa
dan diperbaiki lebih lanjut
4) Traksi horizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi
vertical diberikan pada lengan bawah dalm posisi flexsi
5) Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang
mengalami patah tulang paha
6) Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang
pada korpus pemoralis orang dewasa
7) Traksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 tahun
sampai dewasa muda
d. Kontraindikasi
1) Hipermobilitas
2) Efusi sendi
3) Inflamasi
e. Jenis traksi
1) Skin Traksi
Traksi kulit (skin traksi) adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan
menempelkan plaster langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk,
membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang cedera dan biasanya
digunakan untuk jangka pendek (48 -72 jam). Traksi kulit menunjukkan
dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang terkena
melalui jaringan lunak.(Suddarth, 2002)
2) Skeletal Traksi
Traksi skeletal adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang
cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins
(kawat) ke dalam. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang di
aplikasikan langsung ke skeleton melalui pins, wire atau buat yang telah
dimasukkan kedalam tulang. Untuk melakukan ini berat yang besar dapat
digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur
membutuhkan traksi jangka panjang.
c. Alat dan bahan
alat dan bahan pada traksi kulit:
Pisau cukur
Balsam perekat
Beban
Bantal kasur
Gunting
Bedak
Handuk
Kapas lidi
Povidone iodine
Kasa steril
Nierbekken
D. Prosedur tindakan
PROSEDUR TINDAKAN
PRA-INTERAKSI
1) Pra interaksi
ORIENTASI
- Menjaga privacy
TAHAP KERJA
Pelaksanaan prosedur
Mencuci tangan
Gunakan handscoon
Ambil skin traksi kit lalu rekatkan plester gips pada bagian
medial dan lateral kaki secara simetris dengan tetap menjaga
immobilisasi fraktur
Pasang katrol lurus dengan kaki bagian fraktur
- Traksi skeletal
Cuci tangan
Cuci tangan
TERMINASI
- Lepaskan handscoon
F. Daftar pustaka
3. Perawatan Gips
b) Konsep teori
1) Fraktur
2) Dislokasi tulang
4) Short arm cast, dipasang pada bawah siku sampai palmar / telapak tangan
7) Long leg cast, diapasang di atas dan 1/3 bagian paha sampai kaki
8) Walking cast, a short atau long leg cast untuk memberikan kekuatan
10) Spica cast dipasang pada sebagian badan dan satu ekstremitas
11) Shoulder spica cast dipasang pada sebagian kecil badan dan shoulder
hingga siku
12) Hip spica cast dipasang pada sebagian kecil badan dan ekstremitas bawah
Gips
Sarung tangan
D. Prosedur tindakan
PROSEDUR TINDAKAN
PRA-INTERAKSI
Persiapan alat
Persiapan pasien
ORIENTASI
Menjaga privacy
TAHAP KERJA
Pelaksanaan prosedur
Cuci tangan
TERMINASI
- Lepaskan handscoon
A. Tujuan praktikum
1. Untuk membersihkan luka
2. Mencegah masuknya atau meminimalkan resiko infeksi dan komplikasi situs pin.
3. Memberikan pengobatan pada luka
B. Konsep teori
a) Pengertian
ORIF adalah tindakan invasif bedah fiksasi internal dengan dengan tujuan untuk
mempertemukan serta memfiksasi kedua ujung fregmen tulang yang patah
dengan menggunakan pin, sekrup, kawat, batang atau lempeng untuk
mempertahankan reduksi (Mutaqin, 2013).
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi eksternal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan diatas dan dibawah fraktur, sekrup/pen atau kawat ditransfiksi
dibagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu
batang lain.
4) Malunion, suatu keaadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam
posisi yang tidak padai seharusnya, membentuk sudut atau miring
5) Infeksi, sistem pertahan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit dan masuk kedalam. Ini
biasanya terjadi pada fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat (Rosyidi k, 2013).
6) Avaskuler Nekrosis (AVN), AVN terjadi karena aliran darah ketulang rusak
atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang (Rosyidi k, 2013)
Komplikasi OREF
3) Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed union atau non
union
4) Emboli lemak.
5) Overdistraksi fragmen.
b) Indikasi OREF
1) Fraktur terbuka grade II dan III, fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan
lunak
2) Fraktur terbuka yang disertai dengan hilangnya jaringan atau patah tulang
yang parah
3) Fraktur yang sangat kominutif ( hancur dan remuk) dan tidak stabil
c) Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Klien dengan Pemasangan ORIF dan
OREF
1) Persiapan psikologis
Setelah pemasangan fiksator eksternal , bagian tajam dari fiksator atau pin
harus ditutupi untuk mencegah adanya cedera akibat alat ini. Tiap tempat
pemasangan pin dikaji mengenai adanya kemerahan , keluarnya cairan, nyeri
tekan, nyeri dan longgarnya pin.Perawat harus waspada terhadap potensial
masalah karena tekanan terhadap alat ini terhadap kulit, saraf, atau pembuluh
darah.
3) Pencegahan infeksi
Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara
rutin. Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus
dijaga kebersihannya. Bila pin atau klem mengalami pelonggaran, dokter
harus diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi dan
ukurannya.
4) Latihan isometric
Latihan isometrik dan aktif dianjurkan dalam batas kerusakan jaringan bisa
menahan. Bila bengkak sudah hilang, pasien dapat dimobilisasi sampai batas
cedera di tempat lain. Pembatasan pembebanan berat badan diberikan untuk
meminimalkan pelonggaran pin ketika terjadi tekanan antara interface pin
dan tulang.
Khasa steril
Com 1 buah
Nacl 0,9 %
Sabun cair
Gunting plester
Perlak/under pad
Bengkok
Masker
Apron
Prosedur Tindakan
PROSEDUR TINDAKAN
PRA-INTERAKSI
Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
Mencuci tangan
ORIENTASI
Menjaga privacy
TAHAP KERJA
Jaga privacy pasien, dengan tutup tirai yang ada di sekkitar pasien,
juga pintu dan jendela
TERMINASI
- Bereskan alat dan pasien
- Lepaskan handscoon